32
BAB I PENDAHULUAN Abortus merupakan suatu masalah kontroversi yang sudah ada sejak sejarah di tulis orang. Kontroversi karena di satu pihak abortus ada di masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya jamu dan obat-obat peluntur serta dukun pijat untuk mereka yang terlambat bulan. Di pihak lain abortus tidak dibenarkan oleh agama. Bahkan dicaci, dimaki dan dikutuk sebagai perbuatan tidak bermoral. Pembicaraan tentang abortus dianggap tabu. Sulit ditemukan seorang wanita yang secara sukarela mengaku bahwa ia pernah diabortus, karena malu. Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Abortus ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gr, atau kurang dari 20 minggu. Abortus berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan. Abortus buatan adalah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu akibat tindakan. Abortus terapeutik ialah abortus buatan atas dasar indikasi medic. Frekuensi abortus sukar ditentukan karena abortus buatan banyak tidak dilaporkan, kecuali apabila terjadi komplikasi, juga karena sebagian abortus spontan hanya disertai gejala dan tanda ringan, sehingga pertolongan medik tidak diperlukan dan kejadian ini dianggap sebagai haid terlambat. 1,2,5 Frekuensi abortus sukar ditentukan karena abortus buatan banyak tidak dilaporkan, kecuali apabila terjadi komplikasi.

Bortus Pipit (Repaired)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan kasus

Citation preview

Page 1: Bortus Pipit (Repaired)

BAB I

PENDAHULUAN

Abortus merupakan suatu masalah kontroversi yang sudah ada sejak sejarah di tulis

orang. Kontroversi karena di satu pihak abortus ada di masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan

dengan adanya jamu dan obat-obat peluntur serta dukun pijat untuk mereka yang terlambat

bulan. Di pihak lain abortus tidak dibenarkan oleh agama. Bahkan dicaci, dimaki dan dikutuk

sebagai perbuatan tidak bermoral. Pembicaraan tentang abortus dianggap tabu. Sulit

ditemukan seorang wanita yang secara sukarela mengaku bahwa ia pernah diabortus, karena

malu.

Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin

dapat hidup diluar kandungan. Abortus ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum

janin mencapai berat 500 gr, atau kurang dari 20 minggu. Abortus berlangsung tanpa

tindakan disebut abortus spontan. Abortus buatan adalah pengakhiran kehamilan sebelum 20

minggu akibat tindakan. Abortus terapeutik ialah abortus buatan atas dasar indikasi medic.

Frekuensi abortus sukar ditentukan karena abortus buatan banyak tidak dilaporkan, kecuali

apabila terjadi komplikasi, juga karena sebagian abortus spontan hanya disertai gejala dan

tanda ringan, sehingga pertolongan medik tidak diperlukan dan kejadian ini dianggap sebagai

haid terlambat. 1,2,5

Frekuensi abortus sukar ditentukan karena abortus buatan banyak tidak dilaporkan,

kecuali apabila terjadi komplikasi. Abortus spontan kadang-kadang hanya disertai gejala dan

tanda ringan, sehingga pertolongan medik tidak diperlukan dan kejadian ini dianggap sebagai

terlambat haid. Diperkirakan frekuensi abortus spontan berkisar 10 – 15 %. Frekuensi ini

dapat mencapai angka 50% bila diperhitungkan mereka yang hamil sangat dini, terlambat

haid beberapa hari, sehingga wanita itu sendiri tidak mengetahui bahwa ia sudah hamil. Di

Indonesia, diperkirakan ada 5 juta kehamilan per-tahun. Dengan demikian setiap tahun

500.000 - 750.000 abortus spontan.

Usaha-usaha menurunkan angka kematian maternal dan angka kematian perinatal

masih menjadi prioritas utama program Departemen Kesehatan RI; penyebab utama kematian

maternal masih disebabkan oleh tiga hal pokok yaitu perdarahan,pereklamsi/ekiamsi, dan

Page 2: Bortus Pipit (Repaired)

infeksi. Walaupun angka kematian maternal telah menurun dengan meningkatnya pelayanan

kesehatan obstetri namun kematian ibu akibat perdarahan masih tetap merupakan faktor

utama dalam kematian maternal.

Perdarahan dapat terjadi baik selama kehamilan, persalinan maupun masa nifas.

Prognosis dan penatalaksanaan kasus perdarahan selama kehamilan dipengaruhi oleh umur

kehamilan,banyaknya perdarahan, keadaan fetus dan sebab dan perdarahan.Dalam tulisan ini

hanya dibahas perdarahan selama kehamilan; setiap perdarahan selama kehamilan harus

dianggap sebagai keadaan akut dan senus serta berisiko tinggi karena dapat membahayakan

ibu dan janin. 1,4,6

BAB II

Page 3: Bortus Pipit (Repaired)

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Abortus ialah ancaman/pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar

kandungan; sebagai batasan umur kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat badan janin

kurang dari 500 gram. 1

Sedang menurut WHO /FIGO (1998) adalah jika kehamilan kurang dari 22 minggu,

bila berat janin tidak diketahui. Di Indonesia umumnya batasan untuk abortus adalah sesuai

dengan definisi Greenhill yaitu jika umur kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat janin

kurang dari 500 gram. Abortus spontan dibagi menjadi abortus awal dan abortus yang

terlambat. Abortus awal terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu. Abortus yang

terlambat terjadi pada usia kehamilan 12 sampai 20 minggu (Gilbert dan Harmon, 2003).

FREKUENSI & REKURENSI

Frekuensi abortus sukar ditentukan karena abortus buatan banyak tidak dilaporkan,

kecuali apabila terjadi komplikasi, juga karena sebagian abortus hanya disertai gejala dan

tanda ringan, sehingga pertolongan medik tidak diperlukan dan kejadian ini dianggap haid

yang terlambat. Diperkirakan frekuensi abortus spontan berkisar antara 10 dan 15 %

(Prawirohardjo dan Wiknjosastro, 2000)

Rekurensi terjadinya abortus sebanyak 20 % jika terdapat riwayat 1 kali abortus

spontan sebelumnya, 35 % jika terdapat riwayat 2 kali abortus spontan sebelumnya, 50 % jika

terdapat riwayat 3 abortus spontan sebelumnya, dan 30 % jika terdapat riwayat 3 kali abortus

spontan sebelumnya dan telah 1 kali mengalami partus spontan ( Naylor, 2005)

Page 4: Bortus Pipit (Repaired)

ETIOLOGI

Lebih dari 80 % abortus terjadi dalam 12 minggu pertama kehamilan dan angka

tersebut kemudian menurun secara cepat (Cunningham dkk., 2000). Penelitian menunjukkan

bahwa hampir 60 % abortus awal (sebelum 12 minggu pertama kehamilan) memiliki

abnormalitas kromosom (Gilbert dan Harmon, 2003).

Menurut Siegler dan Eastman, abortus dapat terjadi pada 10 % kehamilan. Rumah

Sakit Pirngadi Medan juga mendapati angka 10 % dari seluruh kehamilan. Menurut

Eastman, 80 % abortus terjadi pada bulan ke 2 - 3 kehamilan, sementara Simens

mendapatkan angka 76 % ( Mochtar, 1998)

Anomali kromosom menyebabkan sekurang-kurangnya separuh dari abortus dini ini,

dan kemudian secara pasti dan cepat angka ini akan menurun. Resiko abortus spontan

kelihatannya semakin meningkat dengan bertambahnya paritas disamping dengan semakin

lanjutnya usia ibu serta ayah (Cunningham dkk, 2000). Frekuensi abortus yang dikenali

secara klinis bertambah dari 12 % pada wanita yang berusia kurang dari 20 tahun, menjadi 26

% pada wanita berumur diatas 40 tahun. Insiden abortus bertambah jika kandungan wanita

tersebut melebihi umur 3 bulan (Cunningham dkk, 2000).

Pada kehamilan muda, abortus tidak jarang oleh kematian mudigah. Sebaliknya, pada

kehamilan lebih lanjut biasanya janin dikeluarkan dalam keadaan masih hidup (Wibowo dan

Wiknjosastro,1999). Mekanisme pasti yang bertanggung jawab atas peristiwa abortus tidak

tampak jelas, tetapi dalam beberapa bulan kehamilan, ekspulsi ovum yang terjadi secara

spontan hampir selalu didahului kematian embrio atau janin. Dengan alasan tersebut,

pertimbangan untuk menentukan etiologi abortus dini harus melibatkan kepastian mengenai

penyebab kematian janin. Dalam beberapa bulan kehamilan berikutnya, sering ditemukan

sebelum ekspulsi masih hidup dalam uterus (Cunningham dkk, 2000).

Hal-hal yang dapat menyebabkan abortus, dikelompokkan menjadi 3 faktor yaitu :

1) Faktor fetal

Penemuan morfologis yang paling sering terjadi dalam abortus dini spontan adalah

abnormalitas dalam perkembangan zigot, embrio fase awal janin, atau kadang-kadang

plasenta. Perkembangan janin yang abnormal, khususnya dalam trimester pertama

kehamilan, dapat diklasifikasikan menjadi perkembangan janin dengan kromosom yang

Page 5: Bortus Pipit (Repaired)

jumlahnya abnormal (aneuploidi) atau perkembangan janin dengan komponen kromosom

yang normal (euploidi).

Abnormalitas kromosom sering terjadi di antara embrio dan janin fase awal yang

mengalami abortus spontan serta menjadi sejumlah besar atau sebagian besar kehamilan

awal yang sia-sia. Penelitian menyebutkan bahwa 50 – 60 % dari abortus dini spontan

berhubungan dengan anomali kromosom pada saat konsepsi.

Menurut Hertig, dkk pertumbuhan abnormal dari fetus sering menyebabkan abortus

spontan. Menurut penyelidikan mereka, dari 1000 abortus spontan, maka 48,9 %

disebabkan oleh ovum yang patologis (Mochtar,1998).

Hasil konsepsi dengan kromosom normal yang mengalami abortus biasanya akan

menghilang belakangan dalam kehamilan. Laporan menyatakan bahwa ¾ abortus an

euploidi terjadi pada atau sebelum kehamilan 8 minggu, sedangkan abortus euploidi

mencapai puncaknya sekitar 13 minggu (Cunningham,2000). Insiden abortus euploidi

akan meningkat secara dramatis setelah usia maternal 35 tahun. Namun sebab-sebab

terjadinya peristiwa tersebut belum diketahui secara pasti. Dua keadaan yang mungkin

menjadi penyebab terjadinya abortus diatas :

(1) Abnormalitas genetik

(2) Sejumlah kasus maternal (Cunningham dkk.,2000).

2) Faktor maternal

Penyakit maternal berkaitan dengan abortus euploidi. Peristiwa abortus tersebut mencapai

puncaknya pada kehamilan 13 minggu (Cunningham dkk.,2000).

Keadaan yang menjadi faktor penyebab adalah :

1. Infeksi

Beberapa infeksi kronis pernah terlibat atau sangat dicurigai sebagai penyebab

abortus, diantaranya Listeria monocytogenes dan Toxoplasma.

2. Pengaruh endokrin

Kenaikan insiden abortus bisa disebabkan oleh hipertiroidisme, diabetes mellitus, dan

defisiensi progesteron. Defisiensi progesteron karena kurangnya sekresi hormon

tersebut dari korpus luteum atau plasenta, mempunyai kaitan dengan insiden abortus.

Page 6: Bortus Pipit (Repaired)

Karena progesteron berfungsi mempertahankan desidua, defisiensi hormon tersebut

secara teoritis akan mengganggu nutrisi pada hasil konsepsi dan berperan dalam

peristiwa kematian janin.

3. Faktor imunologis

Ada dua mekanisme utama pada abnormalitas imunologis yang berhubungan dengan

abortus, yaitu : mekanisme alloimun dan mekanisme autoimun. Mekanisme autoimun

adalah mekanisme timbulnya reaksi seluler atau humoral yang ditujukan kepada suatu

lokasi spesifik dalam tubuh hospes. Alogenitas digunakan untuk menjelaskan

ketidaksamaan genetik antar binatang dari spesies yang sama. Janin manusia

merupakan cangkokan alogenik yang diterima dengan baik oleh tubuh ibu

berdasarkan alasan yang tidak diketahui secara lengkap. Beberapa mekanisme

imunologi dilaporkan bekerja untuk mencegah penolakan janin. Mekanisme tersebut

mencakup faktor histokompatibilitas, faktor penghambat sirkulasi, faktor supressor

lokal dan antibodi antileukositotoksik maternal atau anti paternal. Tidak adanya atau

tidak disintesisnya salah satu faktor diatas oleh tubuh ibu menyebabkan terjadinya

reaksi imun maternal abnormal yang berbalik melawan antigen dalam plasenta atau

dalam jaringan janin lainnya dan mengakibatkan abortus.

4. Gamet yang menua

Baik umur sperma atau ovum dapat mempengaruhi angka insiden abortus spontan.

Gamet yang bertambah tua dalam traktus genitalis wanita sebelum fertilisasi, dapat

meningkatkan kemungkinan terjadinya abortus.

5. Kelainan traktus genitalis

Retroversio uteri, myoma uteri, atau kelainan-kelainan bawaan uterus dapat

menyebabkan abortus, tetapi hanya retroversio uteri gravidi incarserata atau myoma

submukosa yang memegang peranan penting (Prawirohardjo dan Wiknjosastro,

2000).

3. Faktor paternal

Hanya sedikit yang diketahui tentang peranan faktor paternal dalam proses timbulnya

abortus spontan. Translokasi kromosom dalam sperma dapat menimbulkan zigot yang

mendapat bahan kromosom terlalu sedikit atau terlalu banyak, sehingga terjadi abortus

(Cunningham,2000).

PATOLOGI

Page 7: Bortus Pipit (Repaired)

Abortus biasanya disertai dengan pendarahan didalam desidua basalis dan perubahan nekrotik

di dalam jaringan-jaringan yang berdekatan dengan tempat perdarahan. Hal tersebut

menyebabkan ovum dapat terlepas seluruhnya atau sebagian dan mungkin menjadi benda

asing dalam uterus, sehingga merangsang kontraksi uterus dan mengakibatkan pengeluaran

janin.

Sebelum minggu kesepuluh, hasil konsepsi biasanya akan dikeluarkan lengkap. Hal ini

disebabkan karena villi koriales belum menanamkan diri dengan erat kedalam desidua,

hingga hasil konsepsi mudah lepas. Pada kehamilan antara 8 sampai 14 minggu villi koriales

menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan secara

sempurna yang dapat menyebabkan banyak pedarahan. Pada kehamilan 14 minggu keatas,

umumnya mula-mula dikeluarkan setelah ketuban pecah adalah janin, disusul beberapa waktu

kemudian oleh plasenta yang lengkap terbentuk. Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera

terlepas dengan lengkap (Wibowo dan Wiknjosastro,1999).

Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Adakalanya kantong

amnion kosong atau tampak didalamnya benda kecil tanpa bentuk yang jelas (blighted

ovum), mungkin pula janin lahir mati atau dilahirkan hidup.

KLASIFIKASI

Page 8: Bortus Pipit (Repaired)

Berdasarkan kejadiannya :

a. Abortus spontan terjadi tanpa ada unsur tindakan dari luar dan dengan

kekuatan sendiri

b. Abortus buatan sengaja dilakukan sehingga kehamilan diakhiri. Upaya

menghilangkan konsepsi dapat dilakukan berdasarkan :

Indikasi medis

Yaitu menghilangkan kehamilan atas indikasi untuk menyelamatkan jiwa ibu.

Indikasi tersebut diantaranya adalah penyakit jantung, ginjal, atau penyakit hati

berat dengan pemeriksaan ultrasonografi, gangguan pertumbuhan dan

perkembangan dalam rahim.

Indikasi social

Pengguguran kandungan dilakukan atas dasar aspek social, menginginkan jenis

kelamin tertentu, tidak ingin punya anak, jarak kehamilan terlalu pendek, belum

siap untuk hamil dan kehamilan yang tidak diinginkan.

Berdasarkan pelaksanaanya

Abortus buatan teraupetik. Dilakukan oleh tenaga medis secara legalitas berdasarkan

indikasi medis

Abortus buatan illegal yang dilakukan tanpa dasar hokum atau melawan hokum

(Abortus Kriminalis).

Berdasarkan gambaran klinis

Keguguran mengancam (abortus imminen), abortus ini baru dan masih ada harapan

untuk dipertahankan, Abortus mengancam, ditandai oleh perdarahan bercak dari jalan

lahir, dapat disertai nyeri perut bawah yang ringan, buah kehamilan masih mungkin

berlanjut atau dipertahankan.

Keguguran lengkap (abortus kompletus), semua hasil konsepsi dikeluarkan

seluruhnya. Seluruh buah kehamilan telah keluar dari rongga rahim melalui kanalis

servikalis secara lengkap.

Keguguran tidak lengkap (abortus inkompletus), sebagian hasil konsepsi masih tersisa

dalam rahim yang dapat menimbulkan penyulit. Sebagian buah kehamilan telah

keluar melalui kanalis servikalis dan masih terdapat sisa konsepsi dalam rongga

rahim.

Keguguran tak terhalangi (abortus insipien), abortus ini sudah berlangsung dan tidak

dapat dicegah atau dihalangi lagi. Abortus sedang berlangsung, ditandai oleh

Page 9: Bortus Pipit (Repaired)

perdarahan ringan atau sedang disertai kontraksi rahim dan berakhir sebagai abortus

komplit atau inkomplit

Keguguran habitualis, abortus yang telah berulang dan berturut-turut terjadi sekurang-

kurangnya 3 kali.

Keguguran dengan infeksi (abortus infeksiousus), keguguran yang disertai infeksi

sebagian besar dalam bentuk tidak lengkap dan dilakukan dengan cara kurang

legeartis.

Missed abortion, keadaan dimana janin telah mati sebelum minggu ke 22, tetapi

tertahan dalam rahim selama 2 bulan atau lebih setelah janin mati.

DIAGNOSIS

Jenis dan derajat abortus 5

D E R A J A T

Diagnosis Perdarahan Serviks Besar uterus Gejala lain

Abortus imminens Sedikit – sedang Tertutup Sesuai umur

kehamilan

Plano test (+),

Kram,

Uterus lunak

Abotus insipiens Sedang – banyak Terbuka Sesuai atau

lebih kecil

Kram,

Uterus lunak

Abortus inkomplit Sedikit – banyak Terbuka Lebih kecil dari

umur kehamilan

Kram,

Keluar jaringan,

Uterus lunak

Abortus komplit Sedikit atau

tidak ada

Lunak

(terbuka atau

tertututp)

Lebih kecil dari

umur kehamilan

Sedikit/kram (-),

Uterus kenyal

Missed abortion Sedikit & warna

kehitaman

Agak kenyal

dan tertutup

Lebih kecil dari

umur kehamilan

Gejala kehamilan

menghilang,

Uterus tak

membesar

Abortus Imminens 1,2,4,7,10

Page 10: Bortus Pipit (Repaired)

Adalah abortus yang ditandai oleh perdarahan bercak dari jalan lahir, dapat disertai

nyeri perut bawah yang ringan, buah kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan.

Diagnosis abortus imminens dipikirkan apabila terjadi perdarahan pervaginam pada paruh

pertama kehamilan. Poin klinis yang penting adalah gangguan perdarahan yang pertama kali

muncul biasanya adalah perdarahan,dan beberapa jam sampai beberapa hari keram perut.

nyeri abortus mungkin terasa dianterior dan jelas bersifat ritmis,nyeri dapat berupa nyeri

punggung bawah yang menetap disertai dengan peraasaan tertekan dipanggul atau rasa tidak

nyaman atau nyeri tumpul digaris supra pubis apapun bentuk nyerinya prognosis berlanjutnya

kehamilan apabila terjadi perdarahan disertai nyeri adalah buruk. 1,3,8

Jika seorang wanita yang hamil muda mengeluarkan darah sedikit pervaginam maka

ia diduga menderita abortus imminens.perdarahan yang sedikit pada hamil muda mungkin

juga disebabkan oleh hal lain dari abortus misalkan : plasental sign (ialah perdarahan dari

pembuluh darah disekitar plasenta.) gejala ini selalu terdapat pada kera macacus rhesus yang

hamil, erosion portionis juga mudah berdarah pada kehamilan, polip.

Secara ikhtisar abortus imminens kita diagnosa kalau pada kehamilan muda terdapat :

Perdarahan sedikit,nyeri memilin karena kontraksi tidak ada /sedikit sekali

Pada pemeriksaan dalam belum ada pembukaan

Tidak ditemukan kelainan pada serviks

Pada abortus imminens masih ada harapan bahwa kehamilan masih berlangsung terus. Jadi

dapat disimpulkan untuk menegakkan diagnose abortus imminens dari :

Anamnesa :

Perdarahan sedikit dari jalan lahir

Nyeri perut tidak ada/ ringan

Pemeriksaan dalam :

Fluksus sedikit

Ostium uteri tertutup

Pemeriksan penunjang :

USG dapat memberikan hasil gambaran berupa,buah kehamilan masih utuh,pulsasi

jantung janin belum jelas,buah kehamilan tidak baik/ janin mati.

Page 11: Bortus Pipit (Repaired)

Terapi :

Bila kehamilan masih utuh

Dirawat jalan

Tidak diperlukan tirah baring total

Anjurkan untuk tidak melakukan aktivitas berlebihan/aktivitas seksual

Bila perdarahan berhenti dilakukan jadwal pemeriksaan selanjutnya.bila perdarahan

terus berlangsung,nilai ulang kondisi janin ( USG ) 1 minggu kemudian

Bila hasil usg meragukan,ulangi pemeriksaan USG 1-2 minggu kemudian,

Bila hasil USG tidak baik:evakuasi tergantung umur kehamilan.

Abortus Insipiens

Abortus sedang berlangsung, ditandai oleh perdarahan ringan atau sedang disertai

kontraksi rahim dan berakhir sebagai abortus komplit atau inkomplit. Dalam hal ini rasa

mules menjadi sering dan kuat, perdarahan bertambah. Pengeluaran hasil konsepsi dapat

dilaksanakan dengan kuret vakum atau dengan cunam ovum. Pada kehamilan lebih dari 12

minggu biasanya perdarahan tidak banyak dan bahaya perforeasi pada kerokan lebih besar.

Maka sebaiknya proses abortus dipercepat dengan pemberian infuse oksitosin. 2,4,5,8

Anamnesis : 2,6

Perdarahan dari jalan lahir

Nyeri atau kontraksi rahim

Pemeriksaan Dalam :

Ostium terbuka

Buah kehamilan masih dalam rahim

Ketuban utuh, dapat menonjol

Terapi :

Evakuasi

Uterotonik pasca evakuasi

Antibiotic selama 3 hari

Page 12: Bortus Pipit (Repaired)

Abortus Inkomplit 2,4,7,9

Sebagian buah kehamilan telah keluar melalui kanalis servikalis dan masih terdapat

sisa konsepsi dalam rongga rahim. Perdarahan pada abortus inkomplet dapat banyak sekali,

sehingga menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi

dikeluarkan.

Anamnesis :

Perdarahan dari jalan lahir

Perdarahan banyak

Nyeri atau kontraksi rahim ada

Bila perdarahan banyak dapat terjadi syok

Pemeriksaan dalam :

Ostium uteri terbuka

Teraba sisa jaringan buah kehamilan

Terapi :

Bila ada syok atasi dahulu syok

Tranfusi bila Hb ,8 g%

Evakuasi

Uterotonika (metal ergometrin tablet 3 dd 0,125 mg)

Beri antibiotika berspektrum luas selama 3 hari

Tindakan pengobatan abortus inkomplit

Tindakan pengobatan abortus inkomplit meliputi : 10

Membuat diagnosis abortus inkomplit

Melakukan konseling tentang keadaan abortus dan rencana pengobatan.

Menilai keadaan pasien termasuk perlu atau tidak dirujuk.

Mengobati keadaan darurat serta komplikasi sebelum dan setelah tindakan.

Melakukan evakuasi sisa jaringan dari rongga rahim.

Page 13: Bortus Pipit (Repaired)

Abortus Komplit 1,2,5

Seluruh buah kehamilan telah keluar dari rongga rahim melalui kanalis servikalis

secara lengkap. Pada penderita ditemukan perdarahan yang sedikit. Diagnosis dapat

dipermudah apabila hasil konsepsi dapat diperiksa dan dinyatakan bahwa semua hasil

konsepsi sudah keluar dan lengkap.

Anamnesa :

Perdarahan dari jalan lahir sedikit

Pernah keluar buah kehamilan

Pemeriksaan Dalam :

Ostium biasanya tertutup

Bila ostium terbuka teraba rongga uterus kosong

Terapi :

Antibiotika 3 hari

Bila anemia diberi sulfas ferosus atau transfusi

Uterotonika

Abortus Tertunda (missed abortion) 3,5,8

Tertahannya hasil konsepsi yang telah mati dalam rahim selama 8 minggu atau lebih.

Etiologi tidak diketahui secara pasti. Tetapi diduga pengaruh hormone progesterone. Missed

abortion biasanya didahului oleh tanda-tanda abortus imminens yang kemudian menghilang

secara spontan atau setelah pengobatan.

Anamnesa :

Perdarahan bisa ada atau tidak

Pemeriksaan fisik :

Fundus uteri lebih kecil dari kehamilan

Bunyi jantung janin tidak ada

Pemeriksaan Penunjang :

USG : terdapat tanda janin mati

Page 14: Bortus Pipit (Repaired)

Laboratorium : Hb, trombosit, fibrinogen, waktu perdarahan, waktu pembekuan, waktu

protombin

Terapi :

Evakuasi. Pada umumnya kanalis servikalis tertutup, sehingga perlu tindakan dilatasi.

Tindakan kuretase hendaknya dilakukan dengan hati-hati karena pada keadaan ini

biasanya plasenta bisa melekat sangat erat sehingga prosedur kuretase lebih sulit dan

dapat beresiko tidak bersih atau perdarahan pasca kuretase.

Uterotonika pasca evakuasi

Antibiotika selama 3 hari

Abortus habitualis 1,3,7,9

Abortus spontan yang berlangsung berurutan sebanyak 3 kali atau lebih. Karena

abortus berulang-ulang dan berturut-turut, etiologinya bersifat tetap dan terapinya ditujukan

terhadap sebab ini.

Sebab-sebab abortus habitualis dapat dibagi dalam 2 golongan :

a. Sel benih yang kurang baik : pada saat ini kita belum tahu bagaimana mengobatinya

b. Lingkungan yang tidak baik

Hal-hal yang dapat mempengaruhi lingkungan adalah :

Dysfungsi glandula thyreoidea : hypofungsi kelenjar ini dapat diobati dengan

pemberian thyroid hormone

Kekurangan hormone-hormon korpus luteum atau placenta.

Defisiensi makanan seperti asam folat

Kelainan anatomis dari uterus

Cervik yang inkompeten

Hipotensi esensialis

Golongan darah suami istri yang tidak cocok

Toxoplasma

Abortus dengan risiko (unsafe abortion) 1,3,7

Page 15: Bortus Pipit (Repaired)

Terminasi kehamilan yang tidak dikehendaki oleh wanita atau pasangannya melalui

cara yang mempunyai risiko tinggi terhadap keselamatan jiwa wanita tersebut karena

dilakukan oleh individu yang tidak mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang sangat

diperlukan, serta menggunakan peralatan yang tidak memenuhi persyaratan minimal bagi

suatu tindakan medis.

Bahan dan tindakan yang digunakan, misalnya :

Batang kayu, akar pohon kayu, tangkai daun yang bergetah, batang plastik dimasukan

kavum uteri.

Pemijatan langsung ke korpus uteri hingga terjadi memar di dinding perut, kandung

kemih, adneksa ataupun usus.

PENATALAKSANAAN

Jenis abortus Penatalaksanaan

Abortus imminens Istirahat baring

Pertimbangkan infeksi → antibiotika

AKDR → ekstraksi AKDR

Defisiensi hormonal ( didrogesteron, alilestenol )

Abortus insipiens,

Abortus inkomplit &

Missed abortion

Kelanjutan abortus imminens yang diupayakan terapi jika gagal

maka dilakukan evakuasi massa kehamilan/sisa konsepsi dg kuretase

Abortus habitualis

(3 kali atau lebih)

Umumnya disebabkan anomali kromosom → investigasi genetis

Defisiensi hormonal

Inkopetensi serviks → Shirodkar/Mc Donald sebelum usia 12 –

14 minggu

Abortus terapeutik Terminasi suatu kehamilan atas indikasi ibu. Jika pengakhiran

kehamilan tidak segera maka mengancam keselamatan ibu atau

kecacatan yg berat janin.

.

Diagnosis Banding 1

Mola hidatidosa

Kelainan lokal pada vagina/servik (varises dan perlukaan), karsinoma (erosi dan polip)

Kehamilan ektopik terganggu

Page 16: Bortus Pipit (Repaired)

Menstruasi & hamil normal

Komplikasi 1,3,6,7,9

Syok :

Tanda-tanda syok:

Nadi cepat dan lemah

Turunnya tekanan darah (sistolik < 90 mmHg dan diastolik < 60 mmHg)

Pucat ( terutama palpebra, telapak tangan dan bibir)

Berkeringat banyak, gelisah, apatis atau kehilangan kesadaran

Pernafasan cepat (> 30X/mt)

Perdarahan hebat :

Perdarahan banyak berwarna merah segar dengan/tanpa bekuan

Darah membasahi pakaian, kain, selimut dll.

Pucat (konjuctiva, palpebra, tangan dan bibir)

Pusing, kesadaran menurun

Infeksi/ sepsis :

Demam tinggi (>38 C), menggigil, berkeringat

Sekret vaginan berbau

Kaku dan tegang pada dinding perut bawah

Cairan mukopurulen melalui ostium serviks

Nyeri goyang serviks

Trauma intra abdomen

Penanganan syok hipovolemik 2,5,7,8,9

Bebaskan jalan nafas

Berikan oksigen 6 – 8 liter/menit

Infus NaCl isotonis atau RL 100 ml dalam 20 menit pertama, 500 ml pada 20 menit

kedua, kemudian 40 – 60 tetes/menit, pantau cairan masuk keluar, perhatikan kelebihan

cairan. Umumnya syok hipovolemik membutuhkan 3 liter.

Jangan berikan sesuatu melalui mulut

Konsentrasi Hb < 8 gr % atau Hematokrit < 20 % perlu transfusi

Page 17: Bortus Pipit (Repaired)

Setelah stabilisasi pasien, infus sementara dilanjutkan, pantau tanda vital, produksi urin,

segera lakukan evakuasi kavum uteri.

Penanganan syok septik

Riwayat perdarahan yang lama (lebih 7 hari)

Upaya abortus provokatus atau trauma organ genital

Demam

Nyeri perut bawah, spasme

Terapi inisial

Bebaskan jalan nafas

Berikan oksigen 6 – 8 liter/menit

Berikan cairan NaCl isotosis atau RL perinfus 1000/20menit pertama, kemudian

500/20menit kedua. Pemberian lanjutan 40 tetes/menit (tergantung derajat syok dan hasil

restorasi awal). Umumnya diperlukan 1500 – 3000 ml

Jangan berikan sesuatu peroral

Hb < 8 gr % atau Hematokrit < 20 % transfusi darah

Bila setelah restorasi belum ada perbaikan berikan dopamin awal 2,5 mikrogram/kgbb

dalam larutan isotosis naikan perlahan hingga ada respon tanda vital dan produksi urin

Antibiotika (kombinasi 3 golongan)

Ampicillin 1 gr, Gentamicin 80 mg, Klindamisin 600 mg setiap 8 jam

Sefalosporin 1 gr, Gentamisin 80 mg dan Mettronidazol 1 gr/8 jam

PPC 4,8 juta unit, Kloramfenikol 500 mg/6 jam.

Terapi definitive evakuasi sisa kehamilan

ASUHAN PASCA KEGUGURAN/ABORTUS

Semua wanita yang mengalami abortus, baik spontan maupun buatan, memerlukan

asuhan pasca keguguran. Asuhan pasca keguguran terdiri dari:

1. Tindakan pengobatan abortus inkomplit dengan segala kemungkinan komplikasinya.

2. Konseling dan pelayanan kontrasepsi pasca keguguran.

3. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu

Page 18: Bortus Pipit (Repaired)

UPAYA MENCEGAH ABORTUS

Sebenarnya suatu kehamilan yang tidak dikehendaki dapat dicegah seandainya pasangan

menggunakan kontrasepsi darurat. Yang dimaksud kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi

yang dapat mencegah kehamilan bila digunakan setelah hubungan seksual. Hal ini sering

disebut “Kontrasepsi pasca senggama” atau “morning after pill” atau “morning after

treatment”.

lstilah “kontrasepsi sekunder” atáu “kontrasepsi darurat” asalnya untuk menepis

anggapan obat tersebut harus segera dipakai/ digunakan setelah hubungan seksual atau harus

menunggu hingga keesokan harinya dan bila tidak, berarti sudah terlambat sehingga tidak

dapat berbuat apa-apa lagi. Sebutan kontrasepsi darurat juga menekankan bahwa dalam cara

KB ini lebih baik dari pada tidak ada sama sekali. Namun tetap kurang efektif dibandingkan

dengan cara KB yang sudah ada.

ABORTUS BUATAN

Tindakan pengosongan rahim pada kehamilan kurang dan 20 minggu dapat dilakukan

dengan berbagai cara. Cara yang tepat untuk menangani suatu kasus pada suatu keadaan

tertentu sangat bergantung pada keadaan penderita; tuanya kehamilan; fasilitas yang tersedia;

dan keterampilan operator.

Alasan atau indikasi abortus buatan :

I. Hamil di luar kandungan.

Bila kehamilan tidak dikeluarkan, maka akan terjadi robekan pada tempat dimana hasil

pembuahan “menempel” diikuti, perdarahan dalam rongga perut yang dapat

menyebabkan kematian.

2. Hamil anggur (mola hidatidosa).

Pada hamil anggur janin biasanya meninggal dan tumbuh jaringan seperti segugus buah

anggur. Jaringan ini harus dikeluarkan dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan ulang

untuk mendeteksi kemungkinan timbulnya kanker trofoblas.

3. Cacat bawaan pada janin.

Page 19: Bortus Pipit (Repaired)

Cacat bawaan yang berat seperti anencephalus (tidak ada otak) dapat dideteksi secara

dini.

4. Penyakit Ibu yang berat/ menahun.

Misalnya kelainan jantung.

5. Hamil akibat perkosaan atau incest.

6. Penyakit kelainan jiwa yang berat.

Misalnya percobaan bunuh diri.

7. Kegagalan kontrasepsi.

Seperti diketahui sampai saat ini tidak ada satu pun kontrasepsi yang bebas dari

kegagalan. Kehamilan akibat kegagalan kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen

dapat menyebabkan cacat bawaan.

Beberapa cara abortus buatan

Pada dasarnya ada tiga cara melakukan abortus buatan.

Medikamentosa :

1. Antiprogestin

Dikenal dengan nama pil RU 486. Pil ini menimbulkan abortus dengan mencairkan

corpus luteum yang berfungsi mempertahankan kehamilan muda. Biasanya digabung

dengan prostaglandin.

2. Methotrexate.

Biasanya digabung dengan prostaglandin.

3. Prostaglandin.

Khasiatnya membuat rahim berkontraksi dan mengeluarkan isinya.

4. Larutan garam hipertonik.

Menyebabkan tekanan dalam rahim meningkat yang pada gilirannya menye-babkan

rahim berkontraksi dan mengeluarkan janin.

5. Oksitosin.

Khasiatnya menyebabkan rahim berkontraksi. Saat ini banyak dipakai obat-obat yang

mengandung hormon estrogen dan progestin untuk mereka yang terlambat haid.

Sebenarnya obat-obat tersebut tidak berkhasiat menggugurkan kandungan (abortus),

tetapi hanya menimbulkan haid bila tidak ada kehamilan. Jadi sifatnya hanya sebagam

“tester”.

Page 20: Bortus Pipit (Repaired)

Tindakan Medik :

a. Kuret.

Ada dua macam kuret yaitu kuret tajam dan kuret isap.

b. Untuk membuka leher rahim dapat dipakai laminaria atau kateter.

c. Operasi laparotomi.

Cara tradisional :

Melakukan kegiatan fisik yang berat/berlebihan seperti meloncat, mengangkat barang

berat.

Memasukkan daun atau batang tanaman tertentu ke dalam rahim.

Minum obat-obat tradisional seperti jamu.

Tindakan abortus buatan tidak terlepas dari kemungkinan timbulnya komplikasi, antara lain :

Dapat terjadi refleks vagal yang menimbulkan muntah-muntah, bradikardia (penurunan

detak jantung), dan cardiac arrest (henti jantung).

Rahim robek.

Serviks (leher rahim) robek yang biasanya disebabkan oleh alat (instrumen)

Perdarahan yang biasanya disebabkan sisa jaringan hasil pembuahan.

Infeksi dapat terjadi sebagai salah satu komplikasi.

Kelainan pembekuan darah.

BAB III

Page 21: Bortus Pipit (Repaired)

KESIMPULAN

Frekuensi abortus sukar ditrenntukan karena abortus buatan banyak tidak dilaporkan,

kecuali apabila terjadi komplikasi, juga karena sebagian abortus spontan hanya disertai gejala

dan tanda ringan, sehingga pertolongan medic tidak diperlukan dan kejadian ini dianggap

sebagai haid terlambat. Diperkirakan frekuensi abortus spontan sekitar berkisar 10-15%

Semua wanita dengan perdarahan pervagina selama kehamilan sebaiknya ditangani

oleh spesialis. Peranan USG dalam menunjang diagnosis sangat diperlukan. Pemeriksaan Hb

(hemoglobin) harus dilakukan untuk mengetahui beratnya anemi dan perdarahan yang terjadi.

Pemeriksaan fibrinogen perlu dilakukan bagi kasus missed abortion. Pemeriksaan spekulum

berguna untuk mendeteksi adanya kelainan lokal pada saluran genital bagian bawah.

Jika dalam anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang tidak dapat ditentukan diagnosisnya,

dan perdarahan minimal maka pasien dapat dikelola sebagai pasien rawat jalan dengan

pemeriksaan antenatal biasa.

DAFTAR PUSTAKA

Page 22: Bortus Pipit (Repaired)

1. Winkjosastro H.Prof, dr, SpOG; Kelainan Dalam Lamanya Kehamilan; Dalam : Ilmu

Kebidanan; Edisi III; Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo; Jakarta; 1999; Hal.302 - 312

2. Nardho Gunawan; Kebijaksanaan Departemen Kesehatan RI dalam upaya menurunkan

kematian maternal; Simposium Kemajuan Pelayanan Obstetri Semarang; l3a dan

Penerbit UNDIP; 1993; 1 - 2.

3. PB. POGl; Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi; Bagian 1; Jakarta; Balai

Penerbit FK UI; 1991; 9 – 13

4. Muchtar. Rustam; Abortus; Dalam : Sinopsis Obstetri; Edisi II; Jilid 1; EGC; Jakarta;

1998; Hal. 209 - 217

5. Bagian Obstetri & Ginekologi FK UNPAD; Abortus; Dalam : Obstetri Patologi: FK

UNPAD; Bandung; 1983; Hal 7 - 17

6. Martohusodo S; Kompedium Patologi Kebidanan; Edisi Ill; Bandung; Daya Praza Press;

1997; 29 - 43.

7. http://www.medicastore.com

8. http://www.wartamedika.com/2008

9. http://www.cerminduniakedokteran.com