Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH BRAND AWARENESS, PERCEIVED QUALITY SERTA
BRAND ASSOCIATION TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
Studi Kasus Pada konsumen produk T-shirt merek Triggers Syndicate
di Distro Triggers Syndicate Jl.Seturan Raya No.c11 Yogyakarta
SKRIPSI
Disusun oleh :
Nama : Candra Setyawan
No. Mahasiswa : 052214143
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
ii
iii
iv
MOTTO & PERSEMBAHAN
Semua impian kita dapat menjadi nyata, jika kita
memiliki keberanian untuK mengejarnya.
~ Walt Disney ~
Hidup ini terlalu Besar
untuk suatu pekerjaan yang kecil
“ Mario Teguh”
Orang yang beriman adalah orang yang
tidak pernah putus asa
Skripsi ini ku persembahkan untuk
Yesus Kristus Juru Selamatku
Bunda Maria yang Selalu menuntunku
Bapak dan Mamaku yang tercinta
Adik-adikku tersayang
Semua keluargaku
Para Sahabatku
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan da daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya tulis.
Yogyakarta, 30 Juni 2010
Candra Setyawan
vi
ABSTRAK
PENGARUH BRAND AWARENESS, PERCEIVED QUALITY SERTA
BRAND ASSOCIATION TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
Studi Kasus Pada konsumen produk T-shirt merek Triggers Syndicate
Di Distro Triggers Syndicate Yogyakarta
Candra Setyawan
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2010
Tujuan penelitian ini yaitu: 1) Untuk mengetahui seberapa tingkat Brand
Awareness, Perceived Quality serta Brand Association T-Shirt merek Triggers
Syndicate pada konsumen pria dan konsumen wanita. 2) Untuk mengetahui
pengaruh Brand Awareness, Perceived Quality serta Brand Association secara
parsial dan simultan terhadap keputusan pembelian pada produk T-Shirt merek
Triggers Syndicate.
Penelitian ini dilakukan di Distro Triggers Syndicate Yogyakarta pada bulan
Januari 2010. Populasi penelitian ini adalah konsumen baik pria maupun wanita
yang pernah melakukan pembelian T-Shirt merek Triggers Syndicate di Distro
Triggers Syndicate, sampel penelitian berjumlah 100 orang yang terdiri 58 pria
dan 42 wanita. Teknik pengambilan data menggunakan teknik kuesioner. Teknik
analisis data yang digunakan adalah Arithmetic Mean, Analisis Regresi Linear
Berganda, Uji t dengan taraf signifikansi α = 0,05, Uji F dengan taraf signifikansi
α = 0,05.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Nilai total rata- rata baik
konsumen pria dan wanita mengenai tingkat Brand Awareness, Perceived Quality
serta Brand Association adalah tinggi. 2) Brand Awareness, Perceived Quality
serta Brand Association secara simultan berpengaruh terhadap keputusan
pembelian Fhitung > Ftabel ( 75,015 > 2,699 ). Sedangkan secara parsial
menunjukkan bahwa Brand Awareness tidak berpengaruh terhadap keputusan
pembelian thitung < ttabel (1,643 < 1,985), Perceived Quality berpengaruh terhadap
keputusan pembelian thitung > ttabel (2,047 > 1,985) dan Brand Association
berpengaruh terhadap keputusan pembelian thitung > ttabel (8,163 >1,985).
vii
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF BRAND AWARENESS, PERCEIVED QUALITY
AND BRAND ASSOCIATION TOWARDS PURCHASE DECISION
Case Study on Consumers of Triggers Syndicate branded T-shirt
in Triggers Syndicate Distribution Outlet of Yogyakarta
Candra Setyawan
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2010
The purpose of the research were to find out 1) The level of Brand
Awareness, Perceived Quality and Brand Association of Triggers Syndicate
branded T-shirt in male and female consumers; 2) The influence of Brand
Awareness, Perceived Quality as well as Brand Association partially
simultaneously towards the purchase decision of Triggers Syndicate branded T-
shirt products.
The research was conducted in Triggers Syndicate Distribution Outlet of
Yogyakarta in January 2010. The population of the research was consumers,
either male or female who had purchased Triggers Syndicate branded T-shirt, the
sample of the research was as many as 100 respondents consisting of 58 males
and 42 females. The technique of data collection was questionnaire technique. The
technique of data analysis used was Arithmetic Mean, Analysis of Multiple Linear
Regression, t-Test by significance level of = 0,05.
The result of the research showed that 1) the average total value of both
male and female consumers concerning on the level of Brand Awareness,
Perceived Quality, and Brand Association was high. 2) Brand awareness,
Perceived Quality and Brand Association simultaneously influenced the purchase
decision shown by Fcount (75,015) > Ftable ( 2,699). Meanwhile in partial Brand
Awareness did not influence the purchase decision, shown by tcount (1,643 ) < ttable
(1,985), Perceived Quality influenced the purchase decision, shown by tcount
(2,047) > ttable (1,985) and Brand Association influenced purchase decision, shown
by tcount (8,163 ) > ttable (1,985).
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Candra Setyawan
NIM : 052214143
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : Pengaruh Brand
Awereness, Perceived Quality serta Brand Asosicition terhadap Keputusan
Pembelian. Studi Kasus pada Konsumen Produk T-Shirt Merek Triggers
Syndcate. Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya
memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya
diinternet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin
dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis.
Demikian Pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 30 Juni 2010
Yang Menyatakan,
Candra Setyawan
ix
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena hanya
dengan rahmat dan berkat-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjan
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam menyusun skripsi yang berjudul “ Pengaruh Brand Awarness, Brand
Association, serta Perceived Quality Terhadap Keputusan Pembelian”, penulis
menemui banyak kesulitan, namun penulis akhirnya menyadari bahwa tanpa
bantuan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak, skripsi
ini tidak akan pernah selesai. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si.,Akt. QIA., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Bapak V. Mardi Widaymono, SE., M.B.A., selaku Ketua Program Studi
Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
3. Bapak Drs. A. Triwanggono, MS., selaku Dosen Pembimbing I, yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan,
nasihat dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Drs. V. Supriyanto, S.U selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, nasihat dan
dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
x
5. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang telah memberikan bekal pengetahuan dan
bantuannya kepada penulis selama ini.
6. Kedua orang tua, Bapak dan Mama yang tercinta serta adik-adikku
tersayang Delli dan Rendra yang telah memberikan dukungan, semangat
serta doa yang tak ternilai harganya.
7. Keluargaku yang di Wonosari, Bulek Dwi, Om Trimo, Mbak Santi, Om
dan bulek- bulekku yang lain, Sepupuku yang lucu - lucu serta Nenek
dan Alm.Kakekku.
8. Keluargaku yang di Condong Catur Padhe, Budhe, Kakak-kakakku dan
keluargaku di Mangkuyudan Bibik Wati, Bibik Dewi, Mbak Titik, Mas
Yus serta sepupuku yang lucu-lucu.
9. Semua Responden dan Segenap pihak Distro Triggers Syndcate Mas
Arif, Mas Agus dan Angga
10. Semua Sahabatku Wiwid dan Keluarga Texas, Joni, Bowo, Ade, Risma,
Ria, Ari, Ipank, Epha, Evi, Gokdi, Sopian, Destak, Ajie, Anton, Mbak
Indah Terima kasih untuk kebersamaan kita selama ini. Semoga tak
terlupakan.
11. Teman-teman KKPku Etha, Ririn, Poepoet, Jan and Mia, Terima kasih
untuk kebersamaan kita selama ini. Semoga tak terlupakan.
12. Sahabatku dari Genk Noto.com seperti Noto, Gembuk, Ipunk, Yefta,
Kocek, Rempon, Joe, Windy and Menjenk, Terima kasih atas
xi
13. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, yang tidak dapat
disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk
itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca
untuk menyempurnakan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaaat dan menjadi
bahan masukan bagi rekan-rekan yang sedang menyusun skripsi.
.
Yogyakarta, 30Juni 2010
Penulis
Candra Setyawan
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI N JUDUL ...........iv
HALAMAN ABSTRAK .......................................................................... v
HALAMAN KATA PENGANTAR...........................................................vi
HALAMAN DAFTAR ISI ...................................................................... xii
HALAMAN DAFTAR TABEL ............................................................. xiii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR .......................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 5
C. Batasan Masalah ..................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian .................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian .................................................................. 7
F. Sistematika Penulisan ............................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 10
A. Pengertian Manajemen........................................................... 10
B. Konsep Manajemen Pemasaran .............................................. 12
C. Perilaku Konsumen ................................................................ 13
xiii
D. Merek .................................................................................... 19
E. Brand Equity ......................................................................... 21
F. Tipe-tipe Perilaku Pembelian ................................................. 30
G. Keputusan Pembelian ............................................................ 32
H. Perbedaan Keputusan Pembelian Pakaian Bermerek Terkenal
antara Pria dan Wanita..............................................................37
I. Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................. 40
J. Hipotesis................................................................................ 41
K. Review Penelitian Sebelumnya ............................................. 41
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 43
A. Jenis Penelitian ....................................................................... 43
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 43
C. Subyek dan Obyek Penelitian ................................................. 43
D. Variabel Penelitian dan Alat pengukuran ............................... 44
E. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 48
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 49
G. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling .................................. 50
H. Teknik Pengujian Instrumen ................................................... 53
I. Teknik Analisis Data .............................................................. 55
xiv
BAB IV GAMBARAN PERUSAHAAN ................................................. 66
A. Gambaran Umum Distro Triggers Syndcate ............................ 66
B. Pemasaran .............................................................................. 68
1. Produk ................................................................................ 68
2. Promosi .............................................................................. 69
3. Harga .................................................................................. 70
4. Saluran Distribusi ............................................................... 70
C. Struktur Organisasi Distro Triggers Syndcate ......................... 71
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................. 72
A. Identitas Responden ................................................................ 73
B. Pengujian Validitas dan Realibilitas ........................................ 79
C. Analisis Data ......................................................................... 84
1. Analisis Aritmatic Mean ..................................................... 84
2. Uji Asumsi Klasik............................................................... 92
3. Analisis Regresi Linear berganda ........................................ 97
4. Uji Signifikansi ................................................................... 98
5. Koefisien Determinasi ....................................................... 102
D. Pembahasan Analisis Kuantitatif ............................................ 103
xv
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN KETEBATASAN ................... 106
A. Kesimpulan ........................................................................... 106
B. Saran ..................................................................................... 107
C. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 109
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 110
LAMPIRAN 1 ............................................................................................. 112
LAMPIRAN 1I ............................................................................................116
LAMPIRAN 1II .......................................................................................... 127
LAMPIRAN IV ...........................................................................................132
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Judul
IV.1. Jenis Produk Distro Triggers Syndcate ......................................... 69
V.1. Distribusi Skor Jenis Kelamin....................................................... 74
V.2. Distribusi Skor Jenis Usia ............................................................. 75
V.3. Distribusi Skor PendidikanYang Dijalani ..................................... 76
V.4. Distribusi Skor Uang Saku Rata-rata per Bulan ............................ 77
V.5. Distribusi Skor Pembelian Yang Pernah Dilakukan ...................... 78
V.6. Uji Validitas Brand Awareness ..................................................... 79
V.7. Uji Validitas Perceived Quality .................................................... 80
V.8. Uji Validitas Brand Association.................................................... 81
V.9. Uji Validitas Keputusan Pembelian .............................................. 82
V.10. Uji Reabilitas................................................................................ 83
V.11. Jawaban Responden Pria Tentang Brand Awareness ..................... 86
V.12. Penilaian Responden Pria Tentang Brand Awareness ................... 86
V.12. Jawaban Responden Pria Tentang Perceived Quality .................... 87
V.14. Penilaian Responden Pria Tentang Perceived Quality ................... 87
V.15. Jawaban Responden Pria Tentang Brand Association ................... 88
V.16. Penilaian Responden Pria Tentang Brand Association .................. 88
V.17. Jawaban Responden WanitaTentang Brand Awareness ................. 89
V.18. Penilaian Responden WanitaTentang Brand Awareness................ 89
V.19. Jawaban Responden Wanita Tentang Perceived Quality ............... 90
xvii
V.20. Penilaian Responden Wanita Tentang Perceived Quality .............. 90
V.21. Jawaban Responden Wanita Tentang Brand Association .............. 91
V.22. Penilaian Responden Wanita Tentang Brand Association ............. 91
V.23. Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolineritas ..................................... 92
V.24. Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi .......................................... 96
V.25. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ........................................ 97
V.26. Hasil Uji F Dengan Regresi Linear berganda ................................ 98
V.27. Hasil Perhitungan R2 ................................................................... 102
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul
2.1 Piramida Brand Awareness ........................................................ 23
2.2 Kerangka Penelitian ................................................................... 40
4.1 Struktur Organisasi Distro Triggers Syndicate ........................... 71
5.1 Hasil Uji Asumsi Klasik Heroskedastisitas ................................ 93
5.2 Histogram Keputusan Pembelian ............................................... 94
5.3 Grafik P-P Plots ......................................................................... 95
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemasaran beroperasi dalam lingkungan yang dinamis, yang setiap waktu
menuntut pemikiran untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk dapat
terus bertahan dan memenangkan persaingan. Dewasa ini, hampir setiap perusahaan
pasti tidak luput dari persaingan terutama antar perusahaan yang menghasilkan
produk yang sama, masing-masing berusaha untuk meraup pangsa pasar yang seluas-
luasnya bagi produk yang dihasilkannya. Salah satu aset yang digunakan perusahaan
agar tetap dapat bersaing dan meraup pangsa pasar adalah merek (brand).
Seiring dengan perkembangan zaman yang begitu cepat, maka yang terjadi bukan
lagi masalah perang kuailtas produk melainkan perang merek antara produk
perusahaan dengan produk pesaing. Kualitas produk saat ini sudah menjadi standar
yang dapat dengan mudah dan cepat ditiru oleh pesaing, sehingga satu-satunya atribut
yang sulit ditiru adalah merek yang kuat yang dapat memberikan jaminan, keyakinan
dan harapan kepada konsumen.
Merek bukanlah sekedar brand name, logo, atau simbol. Merek adalah sebuah
nama, simbol, tanda, istilah atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut.
Dengan tujuan untuk mengidentifikasikan produk atau jasa yang dihasilkan sehingga
menjadi berbeda dengan produk atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing.
2
David Aaker (1997) menjelaskan bahwa merek yang kuat adalah merek yang
memiliki ekuitas merek yang tinggi. Tingginya ekuitas tersebut dapat dipengaruhi
oleh kesadaran pelanggan atas suatu merek, kesetiaan pelanggan, mutu yang diyakini,
serta persepsi-persepsi yang kuat dan positif dari pelanggan terhadap suatu merek.
Membangun kekuatan suatu merek dapat dilakukan melalui konsep ekuitas merek
(brand equity) dengan memahami perilaku merek. Merek suatu produk yang
prestisius memiliki ekuitas merek, semakin kuat daya tariknya untuk menggiring
konsumen mengkonsumsi produk tersebut yang selanjutnya akan menghantar
perusahaan meraup keuntungan financial dari waktu ke waktu. Oleh sebab itu,
pemahaman akan elemen-elemen ekuitas merek serta pengukurannya sangat
diperlukan untuk menyusun langkah-langkah strategis dalam meningkatkan eksistensi
merek dan kemudian menaklukkan pasar (Darmadi Durianto et.al.: 2001).
Ekuitas merek dapat diartikan sebagai seperangkat aset dan liabilitas merek
yang terkait dengan suatu merek, nama, simbol, yang mampu menambah atau
mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk maupun jasa baik pada
pelanggan maupun pada perusahaan.
Menurut David. A. Aaker (Managing Brand Equity, 1991), Brand Equity
dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu:
1. Brand Awareness (kesadaran merek) menunjukan kesanggupan seorang calon
pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan
bagian dari kategori produk tertentu.
3
2. Perceived Quality (persepsi kualitas) mencerminkan persepsi pelanggan terhadap
keseluruhan kualitas/keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan
dengan maksud yang diharapkan.
3. Brand Association (asosiasi merek) adalah segala kesan yang muncul dibenak
seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merk.
4. Brand Loyalty (loyalitas merek) mencerminkan tingkat keterikatan konsumen
dengan suatu merek produk.
Penampilan fisik erat hubungannya dengan individu dalam meningkatkan
kepercayaan diri sehingga mudah untuk bergaul. Seperti dijelaskan oleh Mathes dan
Khan dalam Hurlock (1994) bahwa dalam interaksi sosial, penampilan fisik yang
menarik merupakan potensi yang menguntungkan dan dapat dimanfaatkan untuk
memperoleh berbagai hasil yang menyenangkan bagi pemiliknya. Adapun sebabnya
adalah mereka sadar bahwa dukungan sosial sangat besar dipengaruhi oleh
penampilan diri dan mengetahui bahwa kelompok sosial menilai dirinya berdasarkan
benda-benda yang dimiliki, kemandirian, sekolah, keanggotaan sosial dan banyaknya
uang yang dibelanjakan.
Dari berbagai macam produk yang bervariasi tersebut, T-Shirt merupakan
salah satu produk yang digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan penampilan
fisik. T-Shirt sangat mudah mengalami perubahan bentuk dan model sesuai dengan
jamannya, Salah satunya adalah T-Shirt merek Triggers Syndicate.
4
Pada dasarnya, pria dan wanita berbeda dalam hal fisik dan psikisnya. Pria
dianggap memiliki kepercayaan diri yang tinggi, ambisius, suka bersaing, tidak
emosional sedangkan wanita memiliki sifat lembut, rapi senang diperhatikan.
Perbedaan-perbedaan tersebut mempengaruhi individu dalam berpenampilan.
Pemilihan pakaian yang sesuai dapat membantu mereka menutupi kekurangannya,
karena kekurangan dalam hal penampilan, dapat mengurangi kepercayaan diri.
Kebanyakan orang saat ini, baik pria maupun wanita memerlukan pakaian-
pakaian yang cocok untuk dirinya dan tak jarang orang lebih mementingkan merek
yang sudah terkenal, ketimbang kualitas produk tersebut. Tak jarang pula baik pria
maupun wanita membelanjakan uangnya secara berlebihan untuk penampilan
sehingga mereka menjadi konsumtif.
Dalam hal ini, pemilihan T-Shirt baik pria maupun wanita sering disesuaikan
dengan lingkungan sosial mereka. Usaha yang dilakukan salah satunya agar terlihat
modis dan up to date yaitu dengan memakai T-Shirt bermerek terkenal. T-Shirt
bermerek terkenal sering diasosiasikan dengan gaya dan prestise serta memliki
kualitas tinggi yang dapat meningkatkan penampilan diri serta dapat menutupi segala
kekurangan fisik. Oleh sebab itu, T-Shirt berpengaruh pada keinginan mereka untuk
mengikuti tren serta menjadikan diri mereka lebih menarik dalam penampilan serta
mempermudah pergaulan.
Dari hal diatas dapat dikatakan semakin kuat ekuitas merek semakin kuat pula
daya tarik produk. Baik Pria maupun wanita sama-sama lebih mementingkan merek
yang sudah terkenal karena berbagai dorongan. Berdasarkan uraian diatas maka
5
penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Brand Awarness,
Brand Association, serta Perceived Quality Terhadap Keputusan Pembelian“
Studi kasus pada konsumen produk T-Shirt merek Triggers Syndicate di Distro
Triggers Syndicate Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Dengan melihat latar belakang diatas, masalah-masalah yang ingin diungkap
melalui penelitian ini, dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Seberapa tingkat Brand Awareness, Perceived Quality serta Brand
Association T-Shirt merek Triggers Syndicate pada konsumen pria dan
wanita?
2. Apakah Brand Awareness, Perceived Quality serta Brand Association
berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap Keputusan Pembelian pada
produk T-Shirt merek Triggers Syndicate?
6
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah-masalah tersebut diatas pada
beberapa hal sebagai berikut:
1. Konsumen yang menjadi responden adalah konsumen baik pria maupun
wanita yang pernah atau sedang melakukan pembelian T-Shirt merek Triggers
Syndicate di Distro Triggers Syndicate.
2. Variabel brand equity dalam penelitian dibatasi pada :
a. Brand Awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk
mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian
dari kategori produk tertentu.
b. Perceived Quality adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas suatu
merek produk.
c. Brand Association adalah segala kesan yang muncul dibenak seseorang
yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merk.
Ketiga variabel Brand Equity yang meliputi Brand Awareness, Perceived
Quality serta Brand Association dipilih dalam penelitian ini karena
mempunyai pengaruh dalam keputusan pembelian dan terjadi sebelum
keputusan pembelian.
4. Keputusan Pembelian yaitu suatu perilaku yang timbul karena adanya
rangsangan dari variabel Brand Awareness, Perceived Quality serta Brand
Association yang mengarahkan konsumen untuk melakukan pembelian merek
produk.
7
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui berapa tingkat Brand Awareness, Perceived Quality serta
Brand Association T-Shirt merek Triggers Syndicate pada konsumen pria dan
konsumen wanita.
2. Untuk mengetahui Brand Awareness, Perceived Quality serta Brand
Association berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap keputusan
pembelian pada produk T-Shirt merek Triggers Syndicate.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan sebagai
tinjauan dari penerapan teori yang diperoleh dibangku kuliah khususnya
menyangkut bidang pemasaran.
2. Bagi Perusahaan
Dari penelitian ini manfaat yang diperoleh perusahaan yaitu :
a. Mengetahui seberapa tingkat keputusan pembelian konsumen pria dan
wanita terhadap T-Shirt merek Triggers Syndicate.
b. Sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam menyusun strategi
pemasaran.
8
3. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan bacaan ilmiah
dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan serta referensi dalam
penulisan karya ilmiah.
F. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitain dan
sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
Bab ini berisi uraian mengenai teori yang mendukung penelitian yang
terdiri dari : pengertian pemasaran, konsep manajemen pemasaran,
perilaku konsumen, merek, brand equity, tipe-tipe perilaku pembelian,
keputusan pembelian, perbedaan keputusan pembelian pakaian
bermerek terkenal antara pria dan wanita, kerangka pemikiran teoritis,
hipotesis, review penelitian sebelumnya.
BAB III Metode Penelitian
Pada bab ini membahas tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, subyek dan obyek penelitian, variabel penelitian dan alat
pengukuran, jenis dan sumber data, teknik pengimpulan data, populasi,
9
sampel dan teknik sampling, teknik pengujian instrumen, teknik
analisis data.
BAB IV Gambaran Umum Perusahaan
Pada bab ini akan diutarakan mengenai gambaran umum perusahaan,
pemasaran dan struktur organisasi.
BAB V Analisis Data dan Pembahasan
Pada bab ini diuraikan tentang analisis data-data yang telah
dikumpulkan berdasarkan teknik analisis data yang sudah ditentukan
serta pembahasannya.
BAB VI Kesimpulan dan Saran
Bab ini merupakan bab penutup yang didalamnya berisikan
kesimpulan, saran serta kertebatasan yang ada dalam penelitian.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pemasaran
Untuk mengetahui tentang konsep inti Manajemen pemasaran perlu juga
untuk mengetahui tentang konsep pasar dan pemasaran terlebih dahulu secara
jelas. Pengertian pasar secara umum yaitu suatu tempat antara penjual dan
pembeli, barang dan jasa yang dijual dan terjadinya perpindahan kepemilikan.
Pasar menurut Philip Kotler (1997 : 12) yaitu pasar terdiri dari semua pelanggan
potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang sama, yang
mungkin bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginannya.
Pemasaran merupakan kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran atau suatu sistem total dari
kegiatan bisnis yang dipromosikan dan mendistribusikan barang – barang yang
dapat memuaskan keinginan dan jasa, baik kepada para konsumen saat ini
maupun konsumen potensial.
Arti kegiatan pemasaran merupakan suatu kegiatan manusia yang
berhubungan dengan pasar untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan
maksud memberikan kepada keinginan dan kebutuhan manusia. Kegiatan
pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen jika
11
menginginkan usahanya lancar terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang
lebih baik terhadap perusahaan.
Kebutuhan dan keinginan manusia dari waktu ke waktu selalu meningkat
dan berkembang. Kegiatan pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan manusia. Sejak awal orang mengenal kegiatan
pemasaran hanya menitikberatkan pada barang kemudian pada lembaga-lembaga
yang diperlukan untuk melaksanakan proses jual beli, dan terakhir pada fungsi-
fungsi untuk memungkinkan adanya transaksi pemasaran.
Pemasaran merupakan faktor yang sangat penting dalam siklus yang
berawal dan berakhir dengan pemuasan kebutuhan konsumen. Definisi yang
dikemukakan oleh Philip Kotler, seorang ahli pemasaran yang dikemukakan
sebagai berikut:
“ Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu
– individu dan kelompok – kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran produk – produk
yang bernilai dengan pihak lain”. (Philip Kotler, 1993 : 5)
Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa pemasaran merupakan
kegiatan yang dilakukan individu-individu dan kelompok untuk memperoleh apa
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan dan
mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lain. Tujuan
akhir pemasaran adalah untuk membuat penjualan menjadi sesuatu yang
sebenarnya tidak dibutuhkan, mengetahui dan memahami pembeli sebaik-baiknya
12
bahwa produk atau jasa itu cocok dengan mereka dan terjual dengan sendirinya.
Secara ideal pemasaran harus berhasil di dalam diri pelanggan itu yang siap untuk
membeli. Karena konsep pemasaran berpendapat bahwa kunci untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar
sasaran dan penyerahan produk yang memuaskan secara lebih efektif dan lebih
efisien dibandingkan pesaing.
B. Konsep Manajemen Pemasaran
Manajemen Pemasaran terjadi ketika paling tidak satu pihak yang
mempunyai potensi pertukaran memikirkan tujuan-tujuan dan cara-cara mencapai
respons yang diiginkan dari pihak lain. Definisi pemasaran yang disetujui pada
tahun 1985 oleh American Marketing Association yaitu :
“Manajemen Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan
konsepsi, penentuan harga, promosi dan distribusi ide-ide, barang-barang, dan
jasa-jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu
dan tujuan-tujuan organisasi “. (Philip Kotler, 1993 : 16).
Definisi ini mengakui bahwa manajemen pemasaran adalah suatu proses
yang menyangkut analisa, perencanaan, pelaksanaan, dan control; bahwa
manajemen pemasaran ini mancakup ide-ide, barang-barang, dan jasa; bahwa
manajemen pemasaran ini berdasarkan pada pemahaman pertukaran; dan bahwa
tujuannya adalah untuk menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang telibat.
13
C. Perilaku Konsumen
1. Pengertian Perilaku Konsumen
Dalam mempelajari perilaku konsumen tidak hanya mempelajari apa (What)
yang akan dibeli atau dikonsumsi, tetapi juga dimana (Where), bagaimana
kebiasaannya (How often), dan didalam kondisi macam apa (Under what
condition) barang dan jasa yang dibeli. Dalam melakukan pembelian terhadap
suatu jasa atau produk tertentu, konsumen sering dihadapkan pada berbagai
macam pilihan produk atau jasa yang sejenis. Hal ini menyebabkan konsumen
akan melakukan pertimbangan–pertimbangan yang masak sebelum memutuskan
untuk membeli atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Maka dalam
hubungannya dengan pembelian yang akan dilakukan konsumen, perlu dipahami
dan dipelajari masalah perilaku konsumen.
Adapun perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai tindakan yang langsung
terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa,
termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan ini (Engel,
Blackwell, Miniard, 1994 : 3). Selain itu perilaku konsumen juga dapat
didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik yang
dilakukan oleh individu dalam mengevaluasi, menggunakan atau tidak
menggunakan barang dan jasa (Loudon dan De Labitta, 1994 : 4). Perilaku
konsumen (consumer behavior) didefinisikan sebagai studi tentang unit
pembelian (buying units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan,
konsumsi dan pembuangan barang dan jasa, pengalaman serta ide–ide (John C.
14
Mowen dan Minor, 2001: 6). Definisi yang sederhana mengandung konsep
penting yaitu pertukaran, seorang konsumen tidak dapat mengelak dari proses
pertukaran, dimana segala sumber daya ditransfer diantara kedua belah pihak.
Dari definisi perilaku konsumen diatas terlihat bahwa terdapat 2 elemen
penting yaitu proses keputusan membeli dan kegiatan fisiknya, yang itu semua
melibatkan individu dalam menilai, dalam menilai mendapatkan dan
mempergunakan barang dan jasa. Jasa dapat dikatakan perilaku konsumen
tidaklah menyangkut kegiatan–kegiatan yang tampak jelas dan mudah diamati
saja, tetapi juga proses–proses yang sulit diamati, yang selalu menyertai setiap
pembelian.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi konsumen untuk bersedia
membeli barang dan jasa perusahaan pada saat mereka membutuhkan.
Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusan menimbulkan keputusan
pembelian tertentu.
Menurut Philiph Kotler (2002: 183), faktor-faktor yang mampengaruhi
perilaku konsumen yaitu:
a. Faktor Kebudayaan
1) Kebudayaan
Kebudayaan adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang
paling mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya sebagian
15
besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah
dipelajari.
2) Sub-budaya
Setiap budaya mempunyai kelompok–kelompok sub budaya yang lebih
kecil, yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk
perilaku anggotanya. Dapat dibedakan adanya empat macam sub budaya,
yaitu : kelompok bangsawan, kelompok keagamaan, kelompok ras, dan
wilayah–wilayah geografis.
3) Kelas sosial
Lapisan–lapisan sosial ini kadang–kadang berupa sebuah sistem kasta
dimana para anggota kasta yang berbeda memikul peranan tertentu mereka
tak dapat mengubah keanggotaan kastanya. Kelas sosial adalah sebuah
kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah
masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan para anggota
dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, niat, dan tingkah laku yang sama.
b. Faktor sosial
1) Kelompok referensi
Sebuah kelompok referensi bagi seseorang adalah kelompok–kelompok
yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap
dan perilaku seseorang.
16
2) Keluarga
Para anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap
perilaku pembeli. Kita dapat membedakan dua macam keluarga dalam
kehidupan pembeli. Keluarga sebagai sumber orientasi, yang terdiri dari
orang tua dan keluarga sebagai sumber keturunan, yakni pasangan suami
istri beserta anak–anaknya.
3) Peranan dan status
Sebuah peranan terdiri dari aktivitas yang diperkirakan dilakukan oleh
seseorang sesuai dengan orang lain yang ada disekelilingnya. Setiap
peranan akan mempengaruhi pembelinya.
c. Faktor Pribadi
1) Usia dan tahap daur hidup
Orang membeli suatu barang dan jasa yang berubah-ubah selama
hidupnya. Para pemasar sering menetapkan pasar sasaran mereka berupa
kelompok-kelompok dari tahap kehidupan tertentu dan mengembangkan
produk dan rencana pemasar yang tepat bagi kelompok tersebut. Para
pemasar perlu memperhatikan perubahan niat konsumsi yang mungkin
berkaitan dengan tahap-tahap kehidupan dewasa itu.
2) Pekerjaan
Pola konsumsi seseorang juga dipengaruhi oleh pekerjaannya. Para
pemasar mencoba mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerjaan atau
17
jabatan yang memiliki kecenderungan minat diatas rata-rata dalam produk
dan jasa mereka.
3) Keadaan ekonomi
Jika indikator-indikator ekonomi menunjukan resesi, maka para pemasar
dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang kembali, menentukan
kembali ciri-ciri yang menonjol dan menetapkan kembali harga produk
mereka sehingga mereka tetap mampu menarik para pelanggan sasaran.
4) Gaya hidup
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang dalam dunia
kehidupan sehari–hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan
pendapat yang bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan sesuatu yang
lebih dari kelas sosial di satu pihak dan kepribadian dipihak lain.
5) Kepribadian dan konsep diri
Yang dimaksudkan dengan kepribadian adalah ciri–ciri psikologis yang
membedakan seseorang, yang menyebabkan terjadinya jawaban yang
secara relatif tetap dan bertahan lama terhadap lingkungannya.
Kepribadian dapat dijadikan sebagai variabel yang bermanfaat untuk
menganalisis perilaku pembeli dan berdasarkan hal itu kepribadian dapat
diklasifikasikan, dianalisis kuat lemahnya korelasi antara tipe kepribadian
tertentu dengan pilihan produk atau merek tertentu.
18
d Faktor Psikologi
1) Motivasi
Suatu kebutuhan menjadi suatu dorongan bila kebutuhan itu muncul
hingga mencapai taraf intensitas yang cukup. Motif adalah suatu
kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk mengarahkan seseorang agar
mencari pemuasan terhadap kebutuhan ini.
2) Persepsi
Sesorang yang termotivasi siap untuk suatu perubahan. Bagaimana
seseorang yang termotivasi berbuat sesuatu adalah dipengaruhi oleh
persepsinya terhadap situasi yang dihadapi.
3) Belajar
Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu
yang bersumber dari pengalaman. Kebanyakkan perilaku manusia
diperoleh dengan belajar.
4) Kepercayaan dan sikap
Suatu kepercayaan adalah suatu gagasan diskriptif yang dianut oleh
seseorang tentang sesuatu. Sedangkan sikap menggambarkan penilaian
kognitif yang baik maupun yang tidak baik, perasaan– perasaan
emosional, dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu
tertentu terhadap beberapa objek atau gagasan (Kotler, 1994 : 144).
19
D. Merek
1. Pengertian Merek
Dibawah ini, akan dijelaskan beberapa definisi dari merek menurut berbagai
sumber, yaitu :
a. American Marketing Association (AMA)
Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau gabungan dari
keseluruhannya, yang ditujukan untuk mengidentifikasi produk atau jasa yang
dihasilkan sehingga berbeda dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh
pesaing.
b. Knapp
Merek didefinisikan sebagai internalisasi sejumlah kesan yang diterima oleh
pelanggan dan konsumen yang mengakibatkan adanya suatu posisi khusus
dalam ingatan mereka terhadap manfaat-manfaat emosional dan fungsional
yang dirasakan.
c. David Aaker
Merek merupakan nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (seperti
logo, cap dan kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari
seorang penjual atau sebuah kelompok tertentu.
d. Stanton
Merek adalah nama, istilah, simbol atau desain khusus atau beberapa
kombinasi unsur-unsur tersebut yang dirancang untuk mengidentifikasi
produk atau jasa yang ditawarkan oleh penjual.
20
e. Philip Kotler
Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten
memberikan tampilan, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli.
Dari kelima definisi merek yang dikemukakan oleh berbagai sumber di atas,
terdapat benang merah yang menunjukkan kesamaan arti terkait dengan pertanyaan
apa sesungguhnya merek itu? Benang merah tersebut adalah merek sebagai
identifikasi produk yang dihasilkan, merek sebagai diferensiasi/pembeda dengan
produk yang dihasilkan pesaing, dan merek sebagai sarana komunikasi dengan
pelanggan atau konsumennya.
2. Manfaat Merek
Merek bermanfaat bagi produsen dan konsumen. Bagi produsen, merek
berperan penting sebagai (Koller : 2003) :
1. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan
produk bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian sediaan dan
pencatatan akuntansi.
2. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik. Merek
bisa mendapatkan perlindungan property intelektual. Nama merek bisa
diproteksi melalui merek dengan terdaftar (registered trademarks), proses
pemanufakturan bisa dilindungi melalui hak paten, dan kemasan bisa
diproteksi melalui hak cipta (copyright) dan desain. Hak-hak property
intelektual ini memberikan jaminan bahwa perusahaan dapat berinvestasi
21
dengan aman dalam merek yang dikembangkannya dan meraup manfaat dari
asset bernilai tersebut.
3. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa
dengan mudah memilih dan membelinya lagi dilain waktu. Loyalitas merek
seperti ini menghasilkan predictability dan security permintaan bagi
perusahaan dan menciptakan hambatan masuk yang menyulitkan perusahaan
lain untuk memasuki pasar.
4. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari
para pesaing.
5. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hokum,
loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen.
6. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa datang.
E. Brand Equity (Ekuitas Merk)
1. Beberapa pengertian mengenai Brand Equity
a. Aaker, Kumar and Day (2001) mendefinisikan dalam beberapa pengertian :
1) Ekuitas merek adalah sekumpulan asset yang diciptakan melalui proses
yang panjang dari suatu investasi jangka panjang.
2) Ekuitas merek menghasilkan suatu nilai dalam segala jenis cara yang
berbeda-beda, baik itu bagi produk, penjualan maupun perusahaan.
3) Ekuitas merek memberikan nilai bagi konsumen seperti layaknya pada
perusahaan.
22
4) Segala sesuatu yang berhubungan dengan ekuitas merek seperti asset
maupun liabilities akan berkaitan dengan simbol dan nama merek.
b. Schiffman dan Kanuk (1997:224)
Ekuitas merek adalah suatu nilai yang terkandung dalam suatu merek
produk yang sudah terkenal.
Sedangkan menurut perspektif konsumen, kotler mendefinisikan sebagai nilai
lebih yang terdapat pada produk yang dibentuk oleh merek produk tersebut.
2. Elemen-elemen Brand Equity
a. Kesadaran Merek (Brand Awareness)
David A. Aaker (1997) mendefinisikan brand awareness adalah kesanggupan
seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu
merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.
Kesadaran merek berada pada rentang antara perasaan yang tak pasti terhadap
pengenalan suatu merek (Brand recognition) sampai dengan perasaan yakin
bahwa produk tersebut merupakan satu-satunya dalam kelas produk yang
bersangkutan. Rentang ini dapat dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu tidak
menyadari merek (brand unware), pengenalan merek (brand recognition),
pengingatan kembali merek (brand recall), dan puncak pikiran (top of mind), dan
sering disebut dengan piramida brand awareness. Tingkatan-tingkatan tersebut
merupakan gambaran pencapaian kesadaran suatu merek di benak konsumen.
23
Gambar 2.1
Piramida “Brand Awareness”.
Sumber : Darmadi. D, Sugiarto, Tony Sitinjak, Strategi Menaklukan Pasar melalui Riset
Ekuitas dan Perilaku Merek, 2001:55
Gambar di atas menunjukkan tingkatan pencapaian kesadaran konsumen
terhadap suatu merek produk, dimulai dari yang paling rendah (brand unware)
hingga yang paling tinggi atau puncak pikiran (top of mind). Keterangan lebih
lanjut adalah sebagai berikut :
1. Brand unware (Tidak menyadari merek)
Untuk pengukuran brand unware ini dilakukan observasi terhadap pengenalan
brand awareness sebelumnya dengan pertanyaan seperti pada pertanyaan brand
recognition dengan melihat responden yang memberikan jawaban “tidak
24
mengenal sama sekali / tidak tahu” walaupun telah diberikan bantuan-bantuan
untuk mengingatnya.
2. Brand Recognition (Pengenalan merek).
Kategori ini meliputi merek produk yang dikenal konsumen setelah dilakukan
pengingatan kembali lewat bantuan (aided recall). Terkait dengan riset, dapat
dilakukan dengan pengajuan pertanyaan yang dibantu dengan menyebutkan ciri-
ciri dari produk merek tersebut (aided question). Pertanyaan diajukan untuk
mengetahui seberapa banyak responden yang perlu diingatkan akan keberadaan
merek tersebut. Untuk mengukur pengenalan brand awareness selain mengajukan
pertanyaan dapat dilakukan dengan menunjukan photo yang menggambarkan ciri-
ciri merek produk tersebut (cara ini lebih efektif dilakukan).
3. Brand Recall (Pengingatan kembali merek).
Kategori ini meliputi merek dalam kategori suatu produk yang disebutkan
atau diingat konsumen tanpa harus dilakukan pengingatan kembali, diistilahkan
dengan pengingatan kembali tanpa bantuan (unaided recall).
Terkait dengan riset, brand Recall mencerminkan kumpulan merek-merek
yang diingat responden, setelah menyebutkan merek yang pertama kali disebut.
Brand Recall ini merupakan multi response question yang menghasilkan jawaban
tanpa adanya bantuan-bantuan (aided question).
4. Top of mind (Puncak pikiran).
Kategori ini meliputi merek produk yang pertama kali muncul di benak
konsumen pada umumnya. Terkait dengan riset, top of mind menggambarkan
25
merek yang pertama kali dingat responden atau pertama kali disebut ketika yang
bersangkutan (responden) ditanya mengenai suatu kategori produk. Top of mind
juga merupakan single respon question, dimana satu responden hanya boleh
memberikan satu jawaban untuk pertanyaan yang diajukan.
Peran brand awareness terhadap brand equity dapat dipahami dengan
membahas bagaimana brand awareness menciptakan suatu nilai. Penciptaan nilai
ini dapat dilakukan paling sedikit dengan 4 cara yaitu (Durianto,2001; 56):
a. Anchor to which other association can be attached
Suatu merek dapat digambarkan seperi suatu jangkar dengan beberapa rantai.
Rantai menggambarkan asosiasi dari merek tersebut.
b. Familiarity-Liking
Mengenal merek akan menimbulkan rasa terbiasa terutama untuk produk-
produk yang bersifat low involvement ( keterlibatan rendah) seperti pasta gigi,
tisue dan lain-lain. Suatu kebiasaan dapat menimbulkan keterkaitan kesukaan
yang kadang-kadang dapat menjadi suatu pendorong dalam membuat
keputusan.
c. Subtance / Commitment
kesadaran akan nama dapat menandakan keberadaan, komitmen, dan inti yang
sangat penting bagi perusahaan. Secara logika, suatu nama dikenal karena
beberapa alasan mungkin program iklan perusahaan yang ekstentif, jaringan
distribusi luas, eksistensi yang sudah lama dalam industri, dan lain-lain. Jika
26
kualitas dua merek sama brand awareness akan menjadi faktor yang
menetukan dalam keputusan pembelian konsumen.
d. Brand to Consider
langkah pertama dalam proses pembelian adalah menyeleksi dari suatun
kelempok merek-merek yang dikenal untuk dipertimbangkan merek mana
yang akan diputuskan dibeli. Merek yang memiliki Top of Mind yang tinggi
mempunyai nilai yang tinggi. Jika suatu merek tidak tersimpan dalam ingatan,
merek tersebut tidak dipertimbangkan dibenak konsumen
b. Kesan Kualitas (Perceived Quality)
Perceived Quality dapat didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap
keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan
dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Kesan kualitas memberikan lima nilai
atau lima keuntungan, yaitu sebagai berikut :
1. Alasan untuk membeli
Kesan kualitas sebuah merek memberikan alasan yang penting untuk membeli.
Hal ini mempengaruhi merek-merek mana yang harus dipertimbangkan dan
selanjutnya mempengaruhi merek apa yang dipilih.
2. Diferensiasi/posisi
Suatu karakteristik penting dari merek adalah posisinya dalam dimensi kualitas.
27
3. Harga optimum
Keuntungan ketiga ini memberikan pilihan-pilihan di dalam menetapkan harga
optimum (premium price).
4. Minat saluran distibusi
Keuntungan ini memiliki arti penting bagi para distributor, pengecer serta
berbagai saluran distribusi lainnya, karena hal itu sangat membantu perluasan
distribusi.
5. Perluasan merek
Kesan kualitas dapat diekploitasi dengan menggunakan merek tertentu untuk
masuk ke dalam kategori produk baru.
c. Asosiasi Merek (Brand Association)
Asosiasi Merek (Brand Association) adalah segala kesan yang muncul dibenak
seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merk. Kesan – kesan yang
terkait merk akan semakin meningkat dengan semakin banyaknya pengalaman
konsumen dalam mengkonsumsi suatu merk atau dengan semakin seringnya
penampakan merk tersebut dalam strategi komunikasinya, ditambah lagi jika kaitan
tersebut didukung oleh suatu jaringan dari kaitan –kaitan lain.
Berbagai asosiasi merek yang saling berhubungan akan menimbulkan suatu
rangkaian yang disebut brand image. Semakin banyak asosiasi yang saling
berhubungan, semakin kuat brand image yang dimiliki tersebut (Durianto, 2001 : 69).
28
Ada bermacam-macam asosiasi yang memberikan nilai bagi suatu merk, dipandang
dari sisi perusahaan maupun dari sisi pelanggan, yaitu ( Aaker, 1997 : 162 – 164) :
1. Membantu proses penyusunan informasi
Asosiasi-asosiasi dapat membantu mengikhtisarkan sekumpulan fakta dan
spesifikasi yang mungkin sulit diproses dan diakses para pelanggan. Sebuah
asosiasi bisa menciptakan informasi padat bagi pelanggan dan bisa mempengaruhi
pengingatan kembali atas informasi tersebut, terutama pada saat membuat
keputusan. Asosiasi juga bisa mempengaruhi interpretasi mengenai fakta-fakta.
2. Membedakan dengan merek yang lain.
Suatu asosiasi merek dapat menjadi dan dijadikan sebagai landasan penting bagi
perusahaan bagi usahanya untuk membedakan, memisahakan hingga
memposisikan suatu merek dengan merek yang lain.
3. Membangkitkan alasan untuk membeli.
Brand association ini meliputi atribut produk dan memberikan manfaatnya bagi
konsumen (customer benefits) yang dapat menjadi alasan bagi konsumen untuk
membeli dan menggunakan suatu merek tertentu. Beberapa asosiasi juga dapat
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dengan cara memberikan
kredibilitas dan rasa percaya diri atas merek tersebut.
4. Menciptakan sikap atau perasaan positif.
Suatu asosiasi merek dapat menciptakan perasaan dan sikap positif atas dasar
pengalaman mereka sebelumnya dari menggunakan suatu merek, serta apabila
29
pengalaman yang diperoleh tersebut merupakan pengalaman yang lain dari pada
yang lain.
5. Landasan untuk perluasan.
Suatu asosiasi bisa menghasilkan landasan bagi suatu perluasan dengan
menciptakan rasa kesesuaian antara merek dengan sebuah produk baru atau
dengan upaya pemberian dan penciptaan alasan khusus tertentu agar konsumen
bersedia dan tertarik untuk membeli produk perluasan tersebut.
d. Loyalitas Merek ( Brand Loyality)
Brand Loyality merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah
merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya
seorang pelanggan beralih merek produk yang lain, terutama jika pada merek
tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lain.
Loyalitas merek memiliki tingkatan yang dapat diilustrasikan sebagai piramida
dan secara berurutan dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi adalah :
1. Switcher (berpindah-pindah)
Pembeli tidak loyal atau sama sekali tidak tertarik pada merek-merek apapun
yang ditawarkan.
2. Habitual buyer (pembelian yang bersifat kebiasaan)
Pembeli merasa puas dengan produk yang ia gunakan, atau minimal ia tidak
mengalami kekecewaan.
30
3. Satisfied buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan)
Pembeli yang puas, namun mereka memikul biaya peralihan (switching cost),
baik dalam waktu, uang atau resiko sehubungan dengan upaya untuk
melakukan pergantian ke merek yang lain.
4. Likes the brand (menyukai merek)
Pembeli yang benar-benar menyukai merek tersebut. Pilihan mereka terhadap
suatu merek dilandasi pada suatu asosiasi, seperti simbol, rangkaian
pengalaman dalam menggunakannya, atau kesan kualitas yang tinggi.
5. Commited buyer (pembeli yang komit)
Pembeli merupakan pelanggan yang setia. Mereka mempunyai kebanggan
dalam menemukan atau menjadi pengguna suatu merek.
F. Tipe-tipe Perilaku pembelian
Pembuatan keputusan yang dilakukan konsumen berbeda-beda dengan tipe
keputusan pembeli. Assael membedakan perilaku membeli konsumen
berdasarkan derajat perbedaan diantara beberapa merek (Kotler, 1997 : 160)
1. Perilaku pembeli yang kompleks
Hal ini terjadi jika mereka semakin terlibat dalam kegiatan membeli dan
menyadari perbedaan penting diantara beberapa merek produk yang ada dan
biasanya produk yang akan dibeli itu mahal dan amat berkesan.
31
2. Perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan
Ketika konsumen terlibat dalam pembelian produk yang mahal, juga dibeli
dan berisiko tetapi melihat sedikit perbedaan diantara merek setelah
pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidakcocokan ketika mengetahui
kelemahan tertentu dari merek produk yang mereka beli atau mendengar hal-
hal yang bagus mengenai merek yang tidak mereka beli. Untuk itu pemasar
harus memberikan bukti dan dukungan untuk membantu konsumen merasa
senang mengenai pilihan mereknya.
3. Perilaku membeli berdasarkan kebiasaan
Perilaku membeli berdasarkan kebiasaan terjadi dibawah kondisi keterlibatan
konsumen yang rendah dan perbedaan yang besar. Bila konsumen membeli
merek yang sama, biasanya lebih merupakan kebiasaan ketimbang loyalitas
yang tinggi terhadap merek. Para konsumen tidak membentuk sikap terhadap
sebuah merek tetapi memilihnya karena merek tersebut sudah biasa
dikenalnya.
4. Perilaku pembeli yang mencari keragaman
Keterlibatkan konsumen rendah tetapi perbedaan merek dianggap berarti
konsumen seringkali mengganti merek dalam mengkonsumsi produk.
Pergantian merek terjadi semata-mata untuk memperoleh keragaman bukan
karena ketidakpastian.
32
G. Keputusan Pembelian
Ada beberapa tahapan yang harus dilalui sebelum konsumen sampai pada
keputusan pembelian suatu produk.
1. Motif dalam Pembelian
Ada 4 macam motif pembelian (Swastha dan Handoko, 1997: 77-79):
a. Motif pembelian primer
Yaitu motif yang menimbulkan perilaku pembelian terhadap kategori-
kategori umum pada suatu produk.
b. Motif pembelian selektif
Yaitu motif yang mempengaruhi kepuasan tentang model dan merek dari
kelas-kelas produk atau macam penjualan yang dipilih untuk suatu
pembelian.
c. Motif pembelian rasional
yaitu motif yang didasarkan atas kenyataan-kenyataan seperti yang
ditujukkan oleh suatu produk kepada konsumen.
d. Motif pembelian emosianal
yaitu motif yang berkaitan dengan perasaan atau emosi individu, seperti
pengungkapan rasa cinta, kebanggan, kenyamanan, kesehatan, keamanan
dan kepraktisan.
2. Proses Pembelian
Pembelian merupakan suatu proses. Proses pembelian terdiri dari
tahap-tahap yang dimulai dengan pengenalan terhadap kebutuhan dan
33
keinginan serta tidak berhenti setelah pembelian dilakukan. Proses
pengambilan keputusan tersebut merupakan pendekatan pennyelesaian
masalah yang terdiri dari atas 5 tahap ( Swastha dan Handoko, 2000:94).
a. Pengenalan Kebutuhan
proses membeli dimulai dengan pengenalan kebutuhan, dimana untuk
mengetahui adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan
adanya perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.
Kebutuhan dapat dipacu oleh rangsangan internal maupn rangsangan
ekternal.
b. Pencarian Informasi
Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang dirasakan, pencarian
informasi dapat bersifat aktif atau pasif, internal atau eksternal.
Pencarian informasi bersifat aktif dapat berupa kunjungan terhadap
beberapa toko untuk membuat perbandingan harga dan kualitas
produk, sedangkan pencarian informasi pasif mungkin hanya
membaca suatu periklanan di majalah maupun surat kabar, tanpa
mempunyai tujuan khusus dalam pikirannya tentang gambaran produk
yang diinginkan
Pencarian informasi internal tentang sumber-sumber pembelian dapat
berasal dari komunikasi perorangan dan pengaruh perorangan yang
terutama berasal dari pelopor opini. Sedangkan informasi eksternal
dapat berasal dari media massa seperti majalah, surat kabar, radio dan
34
sumber-sumber informasi dari kegiatan pemasaran seperti publikasi,
iklan dan lain sebagainya.
Penilaian sumber-sumber informasi yang diperolah dari beberapa
informasi berkaitan dengan lamanya waktu dan jumlah uang yang
tersedia. Dari penilaian sumber-sumber pembelian ini akan diperoleh
beberapa alternatif pembelian yang dapat dilakukan konsumen.
c. Evaluasi Alternatif
Tahap ini meliputi dua tahap, yaitu pertama, menetapkan tujuan
pembelian. Karena tujuan pembelian bagi masing-masing konsumen
tidak sama, tergantung dari jenis produk dan kebutuhannya. Kedua,
menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian
berdasarkan tujuan pembelian. Atas dasar tujuan pembelian, alternatif-
alternatif pembelian yang telah diidentifikasikan, dinilai dan diseleksi
menjadi alternatif pembelian yang dapat memenuhi dan memuaskan
kebutuhan dan keinginannya.
d. Keputusan Membeli.
Tahap penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk
pilihan mereka diantara beberapa merek yang tergabung dalam
perangkat pilihan. Konsumen, mungkin juga membentuk suatu maksud
membeli. Ada dua faktor yang mempengaruhi maksud membeli
dengan keputusan pembelian yaitu yang pertama sikap orang lain
yang dapat dinilai dari dua hal yaitu intensitas sikap negatif pihak lain
35
terhadap pilihan alternatif dan motivasi konsumen tunduk pada
keinginan orang lain. Makin kuat intensitas sikap negatif orang lain,
dan makin dekat orang lain itu dengan konsumen, maka makin banyak
kemungkinan konsumen untuk mengurungkan maksudnya untuk
membeli. Yang kedua faktor-faktor situasional yang tak terduga sepeti
pendapatan, keluarga, harga dan keuntungan yang diharapkan dari
produk itu. Bila konsumen hampir tiba pada keputusan untuk membeli,
maka faktor-faktor situasional yang tak terduga itu mungkin muncul
untuk mengubah maksud membeli.
e. Perilaku sesudah membeli
Semua tahap yang ada di dalam proses pembelian sampai dengan
tahap kelima adalah bersifat operatif. Bagi perusahaan perasaan dan
perilaku sesudah pembelian sangat penting. Perilaku mereka dapat
mempengaruhi penjualan ulang dan juga mempengaruhi ucapan-
ucapan pembeli kepada pihak lain tentang produk perusahaan. Ada
kemungkinan bahwa pembeli memiliki ketidaksesuaian sesudah ia
melakukan pembelian karena mungkin harganya dan gambaran
sebelumnya. Untuk mencapai keharmonisan dan meminimumkan
ketidaksesuaian, pembeli harus mengurangi keinginan-keinginan lain
sesudah pembelian. Untuk mengurangi ketidaksesuaian tersebut,
perusahaan dapat bertindak dengan menekankan segi-segi tertentu atau
servis tertentu dari produknya.
36
3. Struktur Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian yang diambil oleh pembeli merupakan kumpulan dari
sejumlah keputusan. Setiap keputusan dalam pembelian mempunyai struktur
sebanyak tujuh komponen, antara lain (Swastha dan Handoko,1997:102-103):
a. Keputusan tentang jenis produk/jasa
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli jenis
produk/jasa sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini perusahaan harus
memusatkan perhatianya kepada orang-orang yang berminat membeli
serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.
b. Keputusan tentang bentuk produk/jasa
Keputusan tersebut menyangkut pula ukuran, corak dan lainnya, dalam
hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui
kesukaan konsumen tentang produk/jasa yang bersangkutan.
c. Keputusan tentang merek
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang
akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri.
Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen
memiliki sebuah merek.
d. Keputusan tentang penjualnya
Konsumen harus mengambilan keputusan dimana barang/jasa tersebut
akan dibeli. Produsen, pedagang besar dan pengecer harus mengetahui
bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.
37
e. Keputusan tentang jumlah produk/jasa
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak
produk/jasa yang akan dibelinya pada suatu saat.
f. Keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus
melakukan pembelian.
g. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara
pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan
cicilan. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui keinginan pembeli
terhadap cara pembayarannya.
H. Perbedaan keputusan pembelian pakaian bermerek terkenal antara pria dan
wanita
Pada jaman sekarang, baik pria dan wanita mempunyai keinginan yang kuat
terhadap penampilan dan pakaian selain untuk tampil menarik dan mengikuti tren
yang ada, jenis pakaian yang ditawarkan sungguh bervariasi dengan promosi yang
melalui iklan pada berbagai media. Ketertarikan terhadap penampilan yang
menarik dalam berpakaian sama-sama dimiliki pria dan wanita tetapi mereka
memiliki perbedaan dilihat dari sisi psikologisnya. Richmond dan Abbott (1992)
menyebutkan bahwa peran jenis kelamin adalah harapan sosial terhadap perilaku
individu yang bersifat maskulin (pria) maupun feminin (wanita). Dalam hal
38
bernampilan wanita mendapat tuntutan lebih tinggi dari lingkungan sosialnya
dibandingkan dengan pria. Pria lebih menganggap pakaian sebagai sarana untuk
menunjukan otonomi dan indidualitas, sedangkan wanita cenderung menganggap
pakaian sebagai sarana untuk mencerminkan simbol status sosial (Kusrini,1997).
Kimmel (dalam Mastini, 1994) menambahkan bahwa wanita cenderung
mempunyai harga diri dan kepercayaan diri yang lebih rendah dibanding laki-laki.
Untuk dapat meningkatkan harga diri dan kepercayaan diri, wanita melakukan
perubahan-perubahan pada dirinya dan biasanya mereka mengkonsumsi barang-
barang atau jasa yang dapat meningkatkan penampilan dirinya. Wanita cenderung
melakukan berbagai usaha untuk mengatasi menutupi kekurangannya tersebut,
misalnya dengan cara memakai pakaian-pakaian bermerek terkenal (Pikunas,
1976 dalam Wilujeng). Keinginan untuk tampil lebih menarik dengan memakai
pakaian bermerek terkenal juga dialami oleh pria. Kekurangan dalam penampilan
fisik juga sering dirasakan juga oleh pria. Pria mengunakan pakaian bermerek
terkenal selain sebagai sarana untuk menutupi kekurngan fisiknya juga untuk
bersaing bersama dengan individu lain untuk mendapatkan pengakuan kelompok
atau perhatian dari lawan jenis.
Pakaian apa yang dipandang indah oleh seorang remaja adalah apa sedang
gaya atau trend saat ini (Hollingworth dalam Hurlock, 1973). Tak jarang mereka
menganggap bahwa kecantikan dan keindahan tersebut berkaitan dengan merek
pakaian yang dipakainya. Bila menggunakan pakaian dengan merek terkenal atau
yang sedang trend saat ini, mereka merasa itu dapat meningkatkan perstise
39
mereka sehingga dapat meningkatkan harga diri mereka. Prestise merupakan
keadaan dimana suatu ciri yang berupa benda, keadaan, atau perilaku mendapat
penghargaan tinggi dari masyarakat pada umumnya.
Sekarang ini banyak sekali bermunculan berbagai produk pakaian dengan
merek terkenal yang ditujukan baik untuk pria maupun wanita. Hal ini menujukan
adanya perhatian dan maksud beli yang kuat terhadap pakaian bermerek terkenal.
Minat terhadap penampilan dan pakaian bermerek terkenal didukung dengan
keinginan untuk tampil menarik baik pria maupun wanita menyababkan adanya
perbedaan keputusan pembelian pakaian bermerek terkenal.
40
Keputusan Pembelian
(Y)
I. Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka Pemikiran Teoritis adalah model konseptual yang disesuaikan atau
dibentuk sesuai dengan kebutuhan penelitian (Bilson Simamora, 2004:36).
Kerangka Pemikiran Teoritis yang baik adalah yang menjelaskan secara terperinci
pemikiran tentang hubungan antar konsep yang diduga ada dalam penelitian. Jadi
kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.2
Kerangka Penelitian
Brand Awareness
(X1)
Perceived Quality
(X2)
Brand Association
(X3)
41
I. Hipotesis
Berdasarkan pokok permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka penulis
mengajukan hipotesis yang merupakan anggapan sementara yang berfungsi
sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya penelitian. Untuk rumusan
masalah pertama tanpa hipotesis. Adapun hipotesis untuk rumusan masalah kedua
adalah:
Brand Awareness, Brand Association, serta Perceived Quality berpengaruh secara
parsial dan simultan terhadap keputusan pembelian pada produk T-Shirt merek
Triggers baik pada konsumen pria maupun konsumen wanita.
I. Review Penelitian Sebelumnya
Judul : Pengaruh Brand Awareness, Perceived Quality, Brand Association serta
Brand Loyalty terhadap keyakinan merek
Disusun oleh : YB Janu Setyawan (032214127)
Adapun Variabel dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel independent : Brand Awareness, Brand Association, Preceived
Quality serta ,Brand Loyalty.
b. Variabel dependent : Keyakinan Merek
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan parsial dan
untuk mengetahui seberapa tingkat Brand Awareness, Brand Association, Perceived
Quality serta Brand Loyalty terhadap keyakinan merek.
Hipotesis
42
1. Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality serta Brand Loyalty
secara parsial berpengaruh terhadap keyakinan merek.
2. Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality serta Brand Loyalty
secara simultan berpengaruh terhadap keyakinan merek.
Teknik Sampling
Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive
Sampling dan Accidental Sampling.
Kesimpulan
1. Berdasarkan pengujian secara simultan terhadap variabel-variabel Indiependen
diperoleh Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality serta Brand
Loyalty berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
2. Berdasarkan pengujian secara parsial terhadap variabel-variabel Indiependen
diperoleh Brand Awareness berpengaruh terhadap keputusan pembelian,
Perceived Quality berpengaruh terhadap keputusan pembelian, Brand
Association berpengaruh terhadap keputusan pembelian dan Brand Loyalty
berpengaruh terhadap keputusan pembelian
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis mengunakan jenis penelitian studi kasus.
Penelitian studi kasus berarti bahwa kesimpulan yang akan diperoleh dari
penelitian ini hanya berlaku pada hal-hal yang berkaitan dengan objek yang
diteliti.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Waktu dan tempat dalam penelitian ini adalah:
1. Tempat penelitian
Penulis akan melakukan penelitian di Distro Triggers Syndicate Jl.Seturan
Raya No.c11 Yogyakarta
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan januari 2010
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian adalah orang yang menjadi sasaran dalam penelitian dan
yang akan memberikan informasi kepada penulis. Subyek dalam penelitian ini
adalah konsumen baik pria maupun wanita yang pernah atau sedang
melakukan pembelian T-Shirt merek Triggers Syndicate di Distro Triggers
Syndicate.
43
44
2. Objek Penelitian
Objek Penelitian ini adalah sumber-sumber data yang akan diteliti oleh
penulis. Objek penelitian ini adalah Brand Awareness, Brand Association
serta Perceived Quality dan Keputusan Pembelian.
D. Variabel Penelitian dan Alat Pengukuran
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan objek
penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang
diteliti sesuai dengan rumusan masalah. Variabel penelitian dalam penelitian ini
antara lain:
1. Variabel Independen
a. Variabel Brand Awareness
Variabel ini memberikan informasi tingkat kemampuan responden dalam
mengenali dan mengingat nama merek. Variabel ini dibagi menjadi sub
variabel yang urutannya sebagai berikut :
1) Brand unware (Tidak menyadari merek).
Untuk pengukuran Brand unware ini dilakukan observasi terhadap
pengenalan Brand Awareness sebelumnya dengan pertanyaan seperti pada
pertanyaan Brand Recognition dengan melihat responden yang
memberikan jawaban tidak mengenal sama sekali / tidak tahu walaupun
telah dibeikan bantuan-bantuan untuk mengingatnya.
45
2) Brand Recognition (Pengenalan merek).
Kategori ini meliputi merek produk yang dikenal konsumen setelah
dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan (aided recall).
Terkait dengan riset, dapat dilakukan dengan pengajuan pertanyaan yang
dibantu dengan menyebutkan ciri-ciri dari produk merek tersebut (aided
question). Pertanyaan diajukan untuk mengetahui seberapa banyak
responden yang perlu diingatkan akan keberadaan merek tersebut. Untuk
mengukur pengenalan brand awareness selain mengajukan pertanyaan
dapat dilakukan dengan menunjukan photo yang menggambarkan ciri-ciri
merek produk tersebut (cara ini lebih efektif dilakukan).
3) Brand Recall (Pengingatan kembali merek).
Kategori ini meliputi merek dalam kategori suatu produk yang disebutkan
atau diingat konsumen tanpa harus dilakukan pengingatan kembali,
diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan (unaided recall).
Terkait dengan riset, brand Recall mencerminkan kumpulan merek-merek
yang diingat responden, setelah menyebutkan merek yang pertama kali
disebut. Brand Recall ini merupakan multi response question yang
menghasilkan jawaban tanpa adanya bantuan-bantuan (aided question)
46
4) Top of mind (Puncak pikiran).
Kategori ini meliputi merek produk yang pertama kali muncul di benak
konsumen pada umumnya.
Terkait dengan riset, top of mind menggambarkan merek yang pertama
kali dingat responden atau pertama kali disebut ketika yang bersangkutan
(responden) ditanya mengenai suatu kategori produk. Top of mind juga
merupakan single respon question, dimana satu responden hanya boleh
memberikan satu jawaban untuk pertanyaan yang diajukan.
Untuk menganalisis variabel-variabel diatas dapat dilakukan dengan
penyebaran kuisoner berdasar skala Likert.
b. Variabel Perceived Quality
Variabel ini untuk mengetahui persepsi pelanggan terhadap kualitas
suatu merek produk. Perceived Quality dapat didefinisikan sebagai persepsi
pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau
jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Adapun
atribut yang diteliti sebagai berikut :
1) Berkualitas tinggi
2) Desain yang menarik
3) Kenyaman dalam berpakaian
4) Harga sebanding dengan mutu
47
Untuk menganalisis variabel-variabel diatas dapat dilakukan dengan
penyebaran kuisoner berdasar skala Likert.
c. Variabel Brand Association
Variabel ini berkaitan dengan segala kesan yang muncul dibenak
seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Adapun
atribut yang diteliti sebagai berikut :
1) Berkesan buat kalangan anak muda.
2) Berkesan bersifat limited edition atau terbatas.
3) Berkesan modis dan trendy.
4) Berkesan lebih bergengsi.
Untuk menganalisis variabel-variabel diatas dapat dilakukan dengan
penyebaran kuisoner berdasar skala Likert.
2. Variabel Dependen
Keputusan pembelian adalah suatu perilaku yang timbul karena adanya
rangsangan dari variabel Brand Awareness, Perceived Quality serta Brand
Association yang mengarahkan konsumen untuk melakukan pembelian merek
produk. Aspek dalam Komponen-komponen keputusan pembelian yang akan
diteliti adalah sebagai berikut:
a. Keputusan tentang jenis produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli jenis produk/jasa
sesuai dengan tujuannya. Misalnya membeli T-Shirt untuk tampil modis,
pergi ke pesta, santai.
48
b. Keputusan tentang bentuk produk/jasa
keputusan tersebut menyangkut ukuran, warna dan corak.
c. Keputusan tentang merek
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan
dibeli. Dalam hal ini konsumen lebih memilih melakukan pembelian T-
Shirt Triggers Syndicate atau T-Shirt merek lain.
d. Keputusan tentang waktu pembelian.
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan
pembelian. Apakah pada saat menjelang waktu ada diskon atau hari-hari
biasa.
Untuk menganalisis variabel-variabel diatas dapat dilakukan dengan penyebaran
kuisoner berdasar skala Likert.
E. Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari
individu atau perusahaan, seperti hasil wawancara atau hasil pengisian
kuesioner yang dilakukan oeh peneliti (Husein Umar, 2003 : 99).
Data primer tersebut meliputi:
49
a. Karakteristik responden, meliputi nama, jenis kelamin, usia, pendidikan
yang sedang dijalani, uang saku rata-rata per bulan, pembelian yang pernah
dilakukan.
b. Data mengenai Brand Awareness, Perceived Quality serta Brand
Association T-Shirt merek Triggers Syndicate.
c. Data mengenai keputusan pembelian T-Shirt merek Triggers Syndicate.
2. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan baik oleh pihak pengumpul data perimer atau oleh pihak lainnya
(Husein Umar,2003:100). Data sekunder dalamm penelitian ini bersumber dar
internet.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh berasal dari:
1. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
memberikan daftar pertanyaan secara sistematis kepada para responden yang
menjadi sasaran kuesioner. Dalam penelitian ini, bentuk pertanyaan yang
diberikan kepada responden sebagian bersifat tertutup, dimana jawaban sudah
disediakan dan responden tinggal memilih jawaban yang sudah dirumuskan..
Kuesioner diberikan kepada konsumen untuk mendapatkan data tentang
penilaian terhadap Brand Awareness, Perceived Quality, Brand Association
dan Keputusan Pembelian dengan pertanyaan-pertanyaan.
50
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert,
maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan (Sugiyono
2006;86).
2. Wawancara
Wawancara yaitu salah satu cara mengumpulkan informasi dengan bertanya
jawab secara bertatap muka dengan responden.
Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-
pertanyaan lisan tentang Brand Awareness, Perceived Quality serta Brand
Association kepada responden baik wanita maupun pria yang membeli produk
T-Shirt merek Triggers Syndicate di Distro Triggers Syndicate.
F. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari kumpulan elemen yang memiliki
sejumlah karakteristik umum, yang terdiri bidang-bidang untuk diteliti
(Widayat dan Amirullah, 2002:52). Dengan demikian populasi merupakan
seluruh kumpulan elemen yang dapat digunakan untuk membuat beberapa
kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen baik pria maupun
51
wanita yang pernah melakukan pembelian T-Shirt merek Triggers Syndicate
di Distro Triggers Syndicate.
Populasi dalam penelitian ini adalah populasi yang bersifat Infinate, yaitu
populasi yang tidak diketahui berapa jumlah pastinya.
2. Sampel
Sampel adalah suatu bagian yang akan diteliti dari populasi yang dipilih
dalam peneltian (Widayat dan Amirullah, 2002:52). Dalam penelitian ini
digunakan 100 orang responden sebagai sampel yang dipilih.
Dalam penelitian ini digunakan responden sebagai sampel yang dipilih. Dari
populasi tersebut peneliti menetapkan besarnya sampel sebanyak 100
responden. Penentuan jumlah sampel didasarkan pada rumus
(Umar,2003:150):
2
:2
14
1 EZn
Di mana:
n : Jumlah sampel
21Z : Batas luar daerah. Nilai
21Z adalah sebesar 1,96. Angka
ini didapat dari tabel t student, karena pada kondisi di mana
nilai deviasi standar rata-rata tidak diketahui. Maka tabel-
tabel tidak berdistribusi normal langsung sehingga untuk
52
jumlah populasi yang tidak terbatas atau yang berjumlah
besar akan mengikuti nilai tabel Z.
E : Kasalahan maksimum yang mungkin dialami.
Dengan taraf signifikan ( ) sebesar 5% dan kesalahan maksimum
yang mungkin dialami (E) adalah sebesar 10% sedangkan deviasi standar rata-
ratanya tidak diketahui, maka besarnya sampel dalam penelitian ini adalah
sebanyak:
2
1,0:96,14
1n
= 96,04
Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampelnya adalah 96 responden,
namun peneliti membulatkan menjadi 100 responden.
3. Teknik Sampling
Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yang
merupakan salah satu metode dari non probability sampling. Purposive
sampling dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih menurut
ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh sampel itu.
Dalam teknik ini sampel dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan
rancangan penelitian. Sampel dipilih menurut pertimbangan-pertimbangan
tertentu dari peneliti. Sampel dalam penelitian ini adalah para pelajar dan
mahasiswa baik pria maupun wanita 18-25 tahun yang pernah melakukan
pembelian T-Shirt merek Triggers Syndicate di Distro Triggers Syndicate.
53
H. Teknik Pengujian Instrumen
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat validitas /
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai
validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid mempunyai validitas
rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang
diinginkannya.
Untuk itu dilakukan analisis item dengan metode korelasi Product Moment
Pearson. Uji validitas dengan metode ini dilakukan dengan cara
mengkorelasikan skor jawaban yang diperoleh pada masing – masing item
dengan skor total dari keseluruhan item. Hasil korelasi tersebut harus
signifikan berdasar ukuran statistik tertentu. Dengan menetapkan taraf
signifikansi ( sebesar 5%. Setiap item pertanyaan dinyatakan valid jika
memiliki nilai koefisien korelasi lebih besar dari r tabel dengan n = 96 dan =
5% ( rhitung > rtabel).
Koefisien korelasi yang tinggi menunjukkan kesesuaian antara fungsi item
dengan fungsi ukur secara keseluruhan atau dengan kata lain instrumen
tersebut valid.
54
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Tes ini digunakan untuk mengukur konsistensi
jawaban atau tanggapan responden terhadap keseluruhan item pertanyaan
yang diajukan.
Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius dengan mengarahkan
responden untuk memilih jawaban tertentu. Reliabilitas menunjuk pada
tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat
diandalkan. Reliabilitas menyangkut ketepatan alat ukur. Jika data tersebut
reliabel, maka berapa kalipun data tersebut diambil, hasilnya akan sama.
Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengujian reliabilitas dengan
menggunakan koefisien Cronbach Alpha (α).
Koefisien ini beragam antara 0 hingga 1, dan sebuah nilai kurang dari 0,6
secara umum mengindikasikan keandalan konsistensi internal yang tidak
memuaskan (Malhotra, 2005). Semakin besar nilai alfa, mendekati angka 1,
maka semakin tinggi pula tingkat reliabilitasnya. Oleh karena itu, suatu butir
pertanyaan dapat dikatakan reliabel manakala nilai koefisien alfa lebih besar
atau sama dengan 0,6.
55
I. Teknik Analisis Data
1. Analisis Arithmetic Mean
Teknik arithmetic mean untuk menjawab masalah pertama. Alat análisis
ini digunakan untuk mengetahui penilaian konsumen terhadap T-shirt merek
Triggers Syndicate. Rumus yang digunakan (Dayan:1996):
Keterangan:
Di mana :
= Nilai rata-rata variabel independent
= jumlah nilai kuantitatif.
N = Jumlah Responden.
n = Jumlah ítem pertanyaan
Alat análisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya penilian konsumen
T-shirt merek Triggers Syndicate. setelah mengetahui besarnya penilaian
konsumen T-shirt merek Triggers Syndicate terhadap Brand Awareness,
Perceived Quality serta Brand Association, maka hasil perhiungan itu
dimasukan ke dalam kategori yang telah ditentukan.
Langkah pertama untuk menentukan suatu kategori adalah dengan
menentukan jumlah kategori yang akan dibuat. Penentuan jumlah kategori
56
umumnya tergantung pada pertimbangan-pertimbangan praktis yang
masuk akal dari peneliti ( Dayan: 1996).
Dalam penelitian ini ditentukan penilaian terhadap Brand Awareness
dibagi dalam empat kategori, yaitu: Sangat Rendah (SR),) Rendah (R),
Tinggi (T), Sangat Tinggi
Langkah selanjutnya adalah menetukan interval, yang dicari dengan
cara skor tinggi dikurangi skor terendah dibagi jumlah kategori yang telah
ditentukan.
Interval =
Interval =
=
= 0,75
Dari interval 0,75 maka kategori penilaian Brand Awareness adalah sebagai
berikut ini :
Sangat Rendah (SR) = 1,00 – 1,75
Rendah (R) = 1,76 – 2,50
Tinggi (T) = 2,51 – 3,25
Sangat Tinggi (ST) = 3,26 – 4,00
57
Selanjutnya dalam menentukan penilaian terhadap Perceived Quality
dan Brand Association dibagi dalam lima kategori, yaitu: Sangat Rendah
(SR), Rendah (R), Cukup (C),Tinggi (T) dan Sangat Tinggi (ST)
Langkah selanjutnya adalah menetukan interval, yang dicari dengan
cara skor tinggi dikurangi skor terendah dibagi jumlah kategori yang telah
ditentukan.
Interval =
Interval =
=
= 0,8
Dari interval 0,8 maka kategori penilaian Perceived Quality dan Brand
Association adalah sebagai berikut ini :
Sangat Rendah (SR) = 1,00 – 1,80
Rendah (R) = 1,81 – 2,60
Cukup (C) = 2,61 – 3,40
Tinggi (T) = 3,41 – 4,20
Sangat Tinggi (ST) = 4,21 – 5,00
58
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas (Sunyoto, 2007 : 89 - 90)
Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi berganda
yang terdiri dari atas dua atau lebih variabel bebas (independent
variabel) (X1, X2, X3, X4,…Xn), dimana akan di ukur tingkat asosiasi
(keeratan) hubungan atau pengaruh antar variabel bebas tersebut
melalui besaran koefisien korelasi ( r ). Dikatakan terjadi
multikolinieritas, jika koefisien korelasi antar variabel bebas (X1 dan
X2, X2 dan X3, X3 dan X4, dan seterusnya) lebih besar dari 0,60
(pendapat lain : 0,50 dan 0,90). Dikatakan tidak terjadi
multikolinieritas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil
atau sama dengan 0,60 (r ≤ 0,60).
Atau dalam menentukan ada tidaknya multikolinieritas dapat
digunakan cara lain yaitu dengan :
1) Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan
secara statistik (α).
2) Nilai variance inflation faktor (VIF) adalah faktor inflasi
penyimpangan baku kuadrat.
Nilai tolerance dan nilai variance inflation faktor (VIF) dapat
dicari dengan menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai berikut :
a) Besar nilai tolerance (α) :
α = 1 / VIF
59
b) Besar nilai variance inflation faktor (VIF) :
VIF = 1 / α
Variabel bebas mengalami multikolinieritas jika : α hitung < α dan
VIF hitung > VIF.
Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas jika : α hitung > α
dan VIF hitung < VIF.
b. Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas (Sunyoto, 2007 : 93 - 94)
Dalam persamaan regresi linier berganda perlu juga diuji mengenai
sama atau tidak varians dari residual observasi yang satu dengan
observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varians sama disebut
terjadi homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama atau berbeda
disebut terjadi heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang baik jika
tidak terjadi heteroskedastisitas. Misalkan :
1) Nilai statistik dari 5 mahasiswa kelas A yaitu 70, 69, 71, 73, 70
cenderung lebih seragam atau tidak bervariasi karena selisihnya
kecil, kejadian ini disebut homoskedastisitas.
2) Nilai statistik dari 5 mahasiswa kelas B yaitu 30, 90, 60, 80, 40
cenderung tidak seragam atau sangat bervariasi karena selisihnya
besar, kejadian ini disebut heteroskedastisitas.
Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output SPSS melaui
grafik scatterplot antara Z prediction (ZPRED) yang mempunyai
variabel bebas (sumbu X = Y hasil prediksi) dan nilai residualnya
(SRESID) merupakan variabel terikat (sumbu Y = Y prediksi – Y riil).
60
Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil
pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar dibawah
maupun di atas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak
mempunyai pola teratur. Heteroskedastisitas terjadi jika pada
scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur baik menyempit,
melebar maupun bergelombang-gelombang.
c. Uji Asumsi Klasik Normalitas (Sunyoto, 2007 : 95 - 102)
Selain uji asumsi klasik multikolinieritas dan heteroskedastisitas,
uji asumsi klasik yang lain adalah uji normalitas, dimana akan menguji
data variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan
regresi yang dihasilkan. Berdistribusi normal atau berdistribusi tidak
normal.
Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel
bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau
normal sama sekali. Uji asumsi klasik normalitas dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu
1) Cara Statistik
Dalam menguji data variabel bebas dan data variabel terikat
berdistribusi normal atau tidak pada cara statistik ini melalui nilai
kemiringan kurva (skewness = α3) atau nilai keruncingan kurva
(kurtosis = α4) diperbandingkan dengan nilai Z tabel.
61
a) Rumus nilai Z untuk kemiringan kurva (skewness) :
Z skewness = Skewness / √ 6 / N atau Zα3 = α3 / √ 6 / N
b) Rumus nilai Z untuk keruncingan kurva (kurtosis) :
Z kurtosis = Kurtosis / √ 24 / N atau Zα4 = α4 / √ 24 / N
Dimana N = banyak data.
Ketentuan analisis :
1. Variabel (bebas atau terikat) berdistribusi normal jika Z hitung
(Zα3 atau Z α4) < Z tabel. Misal diketahui Z 5% = 1,96 (Z tabel)
lebih besar dari Z hitung atau dengan kata lain Z hitung lebih kecil
dari Z tabel (1,96), dapat dituliskan Z hitung < 1,96.
2. Variabel berdistribusi tidak normal jika Z hitung (Zα3 atau Z α4) >
Z tabel. Misal nomor (a), dapat ditulis Z hitung > 1,96.
2) Cara Grafik Histogram dan Normal Probality Plots
Cara grafik histogram dalam menentukan suatu data
berdistribusi normal atau tidak, cukup membandingkan antara data
riil atau nyata dengan garis kurva yang terbentuk, apakah
mendekati normal atau memang normal sama sekali. Jika data riil
membentuk garis kurva cenderung tidak simetri terhadap mean
(U), maka dapat dikatakan data berdistribusi tidak normal dan
sebaliknya. Cara grafik histogram lebih sesuai untuk data yang
relatif banyak, dan tidak cocok untuk banyak data yang sedikit,
karena interpretasinya dapat menyesatkan.
62
Cara normal probality plots lebih handal daripada cara grafik
histogram, karena cara ini membandingkan data riil dengan data
distribusi normal (otomatis oleh komputer) secara kumulatif. Suatu
data dikatakan berdistribusi normal jika garis data riil mengikuti
garis diagonal.
d. Uji Asumsi Klasik Autokorelasi (Sunyoto, 2007 : 104 - 105)
Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah
autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut
menjadi tidak baik atau tidak layak dipakai prediksi. Masalah
autokorelasi baru timbul jika ada korelasi secara linier antara kesalahan
pengganggu periode t-1 (sebelumnya).
Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah
autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan
sebagai berikut :
1) Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW di bawah -2 (DW < -2)
2) Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan +2
atau -2 ≤ DW ≤ +2
3) Terjadi autokorelasi negatif, jika nilai DW di atas +2 atau DW > +2
63
3. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis ini digunakan untuk menetapkan pengaruh Brand Awareness,
Preceived Quality serta Brand Association terhadap keputusan pembelian
konsumen. Pengaruh tersebut ditujukan melalui koefisien regresi. Bentuk
persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
'Y = a + b1.X1 + b2.X2+ b3.X3
Di mana :
Y : Keputusan Pembelian Konsumen
a : Konstanta
b1 ; b2 ; b3 : Koefisien Regresi
X1 : Brand Awareness
X2 : Perceived Quality
X3 : Brand Association
4. Uji F- test
F-test digunakan untuk menjawab rumusan masalah kedua yaitu menguji
pengaruh secara Brand Awareness, Perceived Quality serta Brand
Association Sehingga dapat dirumuskan dengan:
)1/()1(
/2
2
knR
kRFh
64
Keterangan:
R = Koefisien Regresi
k = banyaknya peubah bebas
n = ukuran sampel
Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel bebas (X1, X2, X3) dengan variabel terikat (Y ) dapat dilakukan
dengan langkah sebagai berikut :
a. Menentukan hipotesis :
Ho = Tidak ada pengaruh antara Brand Awareness, Perceived Quality
serta Brand Association dengan keputusan pembelian
konsumen secara simultan.
Ha = Ada pengaruh antara Brand Awareness, Perceived Quality serta
Brand Association dengan keputusan pembelian konsumen
merek secara simultan.
b. Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis:
Dengan taraf signifikansi (α) sebesar 5 %, maka :
Ho diterima jika nilai probabilitas ≥ α
Ho ditolak jika nilai probabilitas ≤ α\
4. Uji t (t - test)
Uji T- test berfungsi untuk mengetahui keterandalan serta
kemaknaan dari nilai koefisien regresi ( 321 ,, bbb ), sehingga dapat
diketahui apakah pengaruh variabel kesadaran merek, persepsi kualitas dan
65
asosiasi merek (X) berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen
(Y) signifikan atau tidak.
Langkah – langkah pengujian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menentukan hipotesis :
Ho1 = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel Brand
Awareness Terhadap keputusan pembelian konsumen.
Ho2 = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel Perceived
Quality Terhadap keputusan pembelian konsumen.
Ho3 = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel Brand
Association Terhadap keputusan pembelian konsumen.
Ha1 = Ada pengaruh yang signifikan antara variabel dengan
variabel Brand Awareness terikat keputusan pembelian
konsumen.
Ha2 = Ada pengaruh yang signifikan antara variabel Perceived
Quality dengan variabel terikat keputusan pembelian
konsumen.
Ha3 = Ada pengaruh yang signifikan antara variabel Brand
Association dengan variabel terikat keputusan pembelian
konsumen.
2. Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis:
Dengan taraf signifikansi (α) sebesar 5 %, maka :
Ho diterima jika nilai probabilitas ≥ α
Ho ditolak jika nilai probabilitas ≤ α
66
BAB IV
GAMBARAN PERUSAHAAN
A. Gambaran Umum Distro Triggers Syndicate
Distro singkatan dari distribution outlet, yaitu sebuah tempat yang
menyediakan tempat untuk untuk menjual barang-barang lokal buatan anak negeri.
Dulu sebelum menjamurnya distro di Indonesia, para pionir clothing independent
hanya menjual T-Shirt kelompok band lokal dan kaset-kaset indie label. Namun
dewasa ini seiring perubahan waktu, di mana kebutuhan konsumen distro menjadi
bertambah, barang-barang yang ditawarkan di distro pun beragam. Tidak hanya
T-Shirt saja yang dijual tetapi banyak jenis barang yang ditawarkan seperti jaket,
sepatu, topi, tas, aksesoris dan lain-lain.
Berawal dari sedikit pengetahuan tentang industri clothing dan dunia fashion,
Arif Hidayat bersama dengan desainer berbakat Emil Arwinata Hamid Hardian dan
Ricky mulai memberanikan diri untuk mengkonsep nama, tempat, produk, dan desain
yang kemudian mereka beri nama produk dan tempatnya Triggers Syndicate.
Triggers Syndicate berdiri tepatnya pada bulan September 2004. Memasuki tahun
pertamanya, Arif Hidayat dan kawan-kawan hanya menjual produk-produk Triggers
Syndicate di Garasi rumah Arif Hidayat sendiri. Seiirng dengan berjalannya waktu
produk-produk Triggers Syndicate mulai banyak diminati oleh kalangan anak muda.
Dengan pengalaman dan kondisi finansial yang dirasa cukup memasuki tahun kedua
67
Arif Hidayat dan kawan-kawan mulai menyewa tempat untuk mendirikan sebuah
distro tepatnya di Jl.Seturan Raya No.c11 Yogyakarta.
Dalam pembangunan distro Triggers Syndicate sendiri, Arif Hidayat dan
kawan-kawan mendesain bangunan distro dengan interior bergaya minimalis serta
penataan produk yang sesuai dengan jenis barangnya. Hal ini dimaksudkan agar
distro terkesan menarik dan membuat konsumen merasa nyaman dalam memilih
produk yang dijual di distro Triggers Syndicate.
Dalam hal pasokan barang yang dipajang dalam show room, Triggers
Syndicate memiliki sekitar 50% produk sendiri dan 50% produk dari distro lain
seperti dari Distro Chiseel, Mailbox, Slackers, Whatever, Sipirilli dan Nimco. Dalam
hal produk, Triggers Syndicate mampu meng-Update produknya setiap hari, dimana
dalam satu desain produk, hanya memajang 2 item (limited) di dalam show room, hal
ini dimaksudkan agar para konsumen dapat memilih produk dengan desain yang
mereka suka tanpa harus ada yang menyamai desain produk yang mereka pilih.
Selain mendirikan distro sebagai tempat penjualan, Triggers Syndicate juga
mempunyai tempat produksi sendiri yang beralamat di Jl.Garuda No.120 Condong
Catur Sleman Yogyakarta. Tempat Produksi didirikan dengan maksud agar lebih
mudah untuk membuat, mengkonsep serta meminimalisasi kendala-kendala yang
dulu pernah dihadapi.
68
Dengan konsep yang kuat serta kualitas yang baik, Triggers Syndicate mulai
memasarkan produk di luar Yogyakarta seperti Jakarta, Bandung, Semarang,
Balikpapan, Makasar dan masih banyak titik lainnya hingga mencapai 25 titik
di Indonesia. Untuk kawasan Yogyakarta sendiri Triggers Syndicate mempunyai 5
titik dalam memasarkan produknya yaitu di Distro Mailbox, Slackers, Whatever,
Sipirilli dan Nimco. Hingga kini dengan desain serta konsep yang cukup kuat
membuat produk Triggers Syndicate cukup mendapatkan tempat di industri clothing
baik di Yogyakarta maupun di luar Yogyakarta.
B. Pemasaran
Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan,
memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen. Untuk dapat
mencapai tujuan pemasaran Triggers Syndicate mengembangkan alat-alat bauran
pemasaran, bauran pemasaran yang dikembangkan Triggers Syndicate antara lain
sebagai berikut :
1. Produk
Dalam memproduksi produk, Triggers Syndicate sangat memperhatikan
kualitas produknya. Mulai dari kualitas bahan, warna, jahitan ataupun kualitas sablon
yang digunakan dalam produknya sangat diperhatikan. Mengenai model produk
Triggers Syndicate mengikuti mode perkembangan zaman dan produk-produk
69
Triggers Syndicate bersifat limited. Adapun jenis-jenis produk yang ditawarkan
Triggers Syndicate dapat dilihat pada tebel berikut :
Tabel IV.1
Jenis Produk Triggers Syndicate
No. Jenis Produk Model Bahan
1. T-Shirt Lengan pendek, lengan panjang,
polo T-shirt
Katun 100%
2. Kemeja Lengan pendek, lengan panjang,
lengan 3/4
Katun 100%
3. Celana Pendek, panjang dan celana
boxer
Katun, polyster,
kanvas, denim
4. Jaket dan Sweater Standar, pakai topi, pakai zipper Katun, polyster,
kanvas, denim
5. Sandal dan Sepatu Standar Kain dan kulit.
6. Tas Tas punggung dan tas samping Kain.
7. Aksesoris (topi,
dompet, ikat
pinggang, pin,gelang)
Standar Katun,polyster,
kanvas, denim,
pelastik.
8. CD dan Kaset Band Indie Yogyakarta Sumber: Triggers Syndicate, 2010
2. Promosi
Salah satu cara untuk memperkenalkan berbagai produk yang ada adalah
dengan cara promosi. Usaha peningkatan penjualan yang dilakukan oleh Distro
Triggers Syndicate melalui promosi adalah sebagai berikut :
a. Potongan harga yang diberikan konsumen pada saat pameran.
b. Sebagai sponsor acara-acara live musik.
c. Sebagai sponsor artis-artis dalam acara FTV dan Reality Show.
d. Sebagai sponsor band-band
70
3. Harga
Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap
perusahaan harus menerapkan harga secara tepat. Dalam menetapkan harga Produk,
Triggers Syndicate menetapkan harga mulai dari Rp.45.000,00 – Rp.200.000,00
sesuai dengan jenis barang. Pada saat event-event tertentu seperti pameran ataupun
pada saat bazar Distro Triggers Syndicate memberikan potongan harga.
4. Saluran Distribusi
Untuk menyalurkan, menyebarkan dan menyampaikan barang-barang tersebut
secara tepat haruslah diketahui dimana konsumen berada. Tempat di mana konsumen
itu berada akan tergantung dari jenis barang yang dipasarkan. Untuk mempermudah
dalam menyalurkan produk-produk, Distro Triggers Syndicate menjalin kerjasama
dengan distro-distro di Indonesia. Untuk kawasan Yogyakarta sendiri Distro Triggers
Syndicate bekerjasama dengan distro Mailbox, Slackers, Whatever, Sipirilli dan
Nimco. Selain di Yogyakarta Distro Triggers Syndicate juga memasarkan produk-
produknya di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Balikpapan,
Makasar dan masih banyak titik lainnya hingga mencapai 25 tittik di Indonesia.
71
C. Struktur Organisasi Triggers Syndicate
Struktur organisasi perusahaan adalah gambaran hubungan antar fungsi-
fungsi, bagian-bagian maupun orang-orang yang memiliki tugas, wewenang dan
tanggung jawab yang berbeda dalam organisasi. Dengan adanya struktur organisasi
dapat menghindarkan timbulnya ketidakjelasannya hubungan yang mengakibatkan
banyak kerugian seperti lepasnya tanggung jawab, pekerjaan yang tidak efisien,
ketidakjelasan dalam pengambilan keputusan, dan kesimpangsiuran deskripsi
pekerjaan yang harus di jalankan. Adapun Struktur organisasi adalah sebagai berikut
Gambar 4.1
Strukktur Organisasi Distro Triggers Syndicate’
Ibenk
Production
Arif Hidayat
Owner
Agus
Marketing
4 orang
Front Land
4 orang
Free Land
444444
72
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab V ini menyajikan hasil pengumpulan dan pengolahan data beserta
pembahasannya. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, dilakukan dengan
menyebar kuesioner yang dibagikan kepada konsumen yang pernah melakukan
pembelian atau yang sedang melakukan pembelian T-Shirt merek Triggers Syndicate
di Distro Triggers Syndicate. Tujuan penelitian yang pertama adalah untuk
mengetahui seberapa tingkat Brand Awareness, Perceived Quality serta Brand
Association T-Shirt merek Triggers Syndicate pada konsumen pria dan wanita, yang
kedua untuk mengetahui Brand Awareness, Perceived Quality serta Brand
Association berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap keputusan pembelian
pada produk T-Shirt merek Triggers Syndicate. Skala pengukuran yang digunakan
pada penelitian ini adalah Skala Likert.
Peneliti akan menjelaskan bagaimana proses penyebaran kuesioner sebagai
alat mengumpulkan data-data, guna menyusun penelitian ini. Kuesioner mulai
diedarkan pada bulan Januari setelah memperoleh izin dari pemilik perusahaan.
Kuesioner dibagikan kepada konsumen yang pernah melakukan pembelian atau
sedang melakukan pembelian di Distro Triggers Syndicate yang kebetulan ditemui
oleh peneliti. Tidak semua konsumen T-Shirt merek Triggers Syndicate yang
melakukan pembelian di Distro Triggers Syndicate dapat dimintai untuk mengisi
73
kuesioner karena bergantung pada kesediaan mereka untuk meluangkan waktu
mengisi kuesioner ini.
A. Identitas Responden
Penelitian dilakukan di Distro Triggers Syndicate Jl.Seturan Raya No.c11
Yogyakarta, di mana peneliti menyebar kuesioner kepada konsumen yang pernah
melakukan pembelian T-Shirt merek Triggers Syndicate di Distro Triggers
Syndicate. Sampel diambil dengan cara non probability sampling dengan teknik
purposive sampling sebanyak 100 orang.
Pada penelitian ini, karakteristik yang akan diteliti meliputi jenis kelamin,
usia, uang saku per bulan, pendidikan yang sedang di jalani, pembelian yang
pernah dilakukan oleh konsumen. penulis akan menyajikan data dalam bentuk
distribusi skor/frekuensi sebagai berikut
:
74
1. Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari 100 responden yang diteliti, jika ditinjau dari jenis kelamin diperoleh
distribusi: 58 responden (58%) berjenis kelamin pria, dan 42 responden (42%)
berjenis kelamin perempuan. Hasil ini mengindikasikan bahwa sebagian besar
pelanggan Distro Triggers Syndicate adalah pria. Hal ini bisa disebabkan karena
T-Shirt merek Triggers Syndicate memang ditujukan untuk pria. Namun tidak
menutup kemungkinan bahwa kaum perempuan pun dapat menggunakannya.
Distribusi responden dapat dilihat dalam tabel V.1.
Tabel V.1
Distribusi Skor Jenis Kelamin
Jenis kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
Pria
Wanita
58
42
58
42
Jumlah 100 100
Sumber: Data primer yang diolah
75
2. Berdasarkan Usia
Dari 100 responden yang diteliti, jika ditinjau dari usia diperoleh distribusi:
16 responden (16%) berusia < 18 tahun, 43 responden (43%) berusia 18 – 21
tahun, 34 responden(34%) berusia 22 - 26 tahun, 7 responden (7%) berusia > 26
tahun. Hasil ini mengindikasikan bahwa sebagian besar pelanggan Distro
Triggers Syndicate berusia sekitar 18 – 21. Hal ini bisa disebabkan karena sesuai
dengan kebijakan perusahaan bahwa T-Shirt merek Triggers Syndicate memang
ditujukan untuk kalangan anak muda. Distribusi responden dapat dilihat dalam
tabel V.2.
Tabel V.2
Distribusi Skor Usia
Usia Jumlah (orang) Presentase(%)
< 18 tahun
18 – 21 tahun
22 – 26 tahun
> 26 tahun
16
43
34
7
16
43
34
7
Jumlah 100 100
Sumber: Data primer yang diolah
76
3. Berdasarkan Pendidikan yang Sedang Dijalani
Dari 100 responden yang diteliti, jika ditinjau dari pendidikan yang sedang
dijalani diperoleh distribusi: 5 responden (5%) berpendidikan SMP atau SLTP,
11 responden (11%) berpendidikan SMU atau SLTA, 4 responden (4%)
berpendidikan Diploma, 73 responden (73%) berpendidikan S1 serta 7 responden
(7%) memilih lain - lain. Hasil ini mengindikasikan bahwa sebagian besar
pelanggan Distro Triggers Syndicate adalah mahasisiwa S1. Hal ini bisa
disebabkan karena T-Shirt merek Triggers Syndicate memang ditujukkan untuk
kalangan anak muda terutama mahasiswa. Distribusi responden dapat dilihat
dalam tabel V.3.
Tabel V.3
Distribusi Pendidikan Yang Sedang Dijalani
Pendidikan yang
sedang dijalani
Jumlah (orang) Persentase (%)
SMP / SLTP
SMU / SLTA
Diploma
S1
Lain-lain
5
11
4
73
7
5
11
4
73
7
Jumlah 100 100
Sumber: Data primer yang diolah
77
4. Berdasarkan Uang Saku Rata – rata per Bulan
Dari 100 responden yang diteliti, jika ditinjau dari uang saku rata-rata
per Bulan : 22 responden (22%) mempunyai uang saku rata-rata perbulan
< Rp.500.000,00; 59 responden (59%) mempunyai uang saku rata-rata perbulan
Rp.500.000,00 - Rp.999.000,00; 11 responden (11%) mempunyai uang saku
rata-rata perbulan Rp.1.000.000,00 - Rp.1.500.000,00; 5 responden (5%)
mempunyai uang saku rata-rata perbulan > Rp. 1.500.000,00;. Hasil ini
mengindikasikan bahwa sebagian besar pelanggan Distro Triggers Syndicate
mempunyai uang saku rata-rata Rp.500.000,00 - Rp.999.000,00. Hal ini bisa
disebabkan karena T-Shirt merek Triggers Syndicate memang ditujukan untuk
kalangan anak muda terutama para pelajar dan mahasiswa yang rata-rata masih
menerima uang saku. Distribusi responden dapat dilihat dalam tabel V.4.
Tabel V.4
Distribusi Skor Uang Saku Rata-rata per Bulan
Uang Saku Rata-rata per
Bulan (Rp)
Jumlah (orang) Presentase(%)
< 500.000
500.000 – 999.000
1.000.000 – 1.500.000
> 1.500.000
22
59
14
5
22
59
14
5
Jumlah 100 100
Sumber: Data primer yang diolah
78
5. Berdasarkan Pembelian yang Pernah Dilakukan
Dari 100 responden yang diteliti, jika ditinjau dari Pembelian yang pernah
dilakukan diperoleh distribusi: 31 responden (31%) pernah membeli T-Shirt
merek Triggers Syndicate sebanyak satu kali, 37 responden (37%) pernah
membeli T-Shirt merek Triggers Syndicate sebanyak dua sampai tiga kali, 18
responden (18%) pernah membeli T-Shirt merek Triggers Syndicate sebanyak
empat sampai lima kali, 14 responden pernah membeli T-Shirt merek Triggers
Syndicate (14%) lebih dari lima kali. Hasil ini mengindikasikan bahwa sebagian
besar pelanggan Distro Triggers Syndicate pernah membeli T-Shirt merek
Triggers Syndicate sebanyak dua sampai tiga kali Distribusi responden dapat
dilihat dalam tabel V.5.
Tabel V.5
Distrbusi skor frekuensi pembelian
Pembelian yang Pernah
Dilakukan
Jumlah (orang) Presentase(%)
1 kali
2 – 3 kali
4 – 5 kali
> 5 kali
31
37
18
14
31
37
18
14
Jumlah 100 100
Sumber: Data primer yang diolah
79
B. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
1. Hasil Pengujian Validitas
Validitas merupakan tingkat dimana suatu alat pengukur mengukur apa
yang seharusnya diukur. Dari hasil uji validitas terhadap item-item pernyataan
dengan taraf signifikan 5% menunjukkan semua item pernyataan mengenai
variabel Brand Awareness, Perceived Quality, Brand Association dan keputusan
pembelian dinyatakan valid atau sahih, hal ini dapat dillihat dari beberapa tabel di
bawah.
a. Variabel Brand Awareness
Berikut ini tabel analisis uji validitas untuk variabel Brand Awareness,
sebagai berikut :
Tabel V.6
Uji Validitas Brand Awereness
Butir No. Korelasi
Product Moment
R tabel Status
1 0,586 0,135 VALID
2 0,667 0,135 VALID
3 0,786 0,135 VALID
4 0,825 0,135 VALID Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 5.7 bisa dilihat bahwa dari semua butir pernyataan yang
digunakan untuk mencari data mengenai variabel Brand Awareness memilliki nilai
Nilai r hitung lebih besar dari Nilai r tabel (r hitung > r tabel ).
80
Maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pernyataan untuk variabel Brand
Awareness dinyatakan valid/sahih
b. Variabel Perceived Quality
Berikut ini tabel analisis uji validitas untuk variabel Perceived Quality,
sebagai berikut :
Tabel V.7
Uji Validitas Perceived Quality
Butir No. Korelasi
Product Moment
R tabel Status
1 0,669 0,135 VALID
2 0,687 0,135 VALID
3 0,749 0,135 VALID
4 0,766 0,135 VALID Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 5.7 bisa dilihat bahwa dari semua butir pernyataan yang
digunakan untuk mencari data mengenai variabel Perceived Quality memilliki nilai
Nilai r hitung lebih besar dari Nilai r tabel (r hitung > r tabel ).
Maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pernyataan untuk variabel Brand
Awareness dinyatakan valid/sahih
81
c. Variabel Brand Association
Berikut ini tabel analisis uji validitas untuk variabel Brand Association,
sebagai berikut :
Tabel V.8
Uji Validitas Brand Association
Butir No. Korelasi
Product Moment
R tabel Status
1 0,717 0,135 VALID
2 0,708 0,135 VALID
3 0,769 0,135 VALID
4 0,722 0,135 VALID
Sumber : data hasil pengolahan diolah
Berdasarkan tabel 5.7 bisa dilihat bahwa dari semua butir pernyataan yang
digunakan untuk mencari data mengenai variabel Brand Association memilliki nilai
Nilai r hitung lebih besar dari Nilai r tabel (r hitung > r tabel ).
Maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pernyataan untuk variabel Brand
Association dinyatakan valid/sahih.
82
d. Variabel Keputusan Pembelian
Berikut ini tabel analisis uji validitas untuk variabel Keputusan Pembelian,
sebagai berikut :
Tabel V.9
Uji Validitas Keputusan Pembelian
Butir No. Korelasi
Product Moment
R tabel Status
1 0,707 0,135 VALID
2 0,698 0,135 VALID
3 0,560 0,135 VALID
4 0,734 0,135 VALID
5 0,758 0,135 VALID
6 0,793 0,135 VALID Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 5.7 bisa dilihat bahwa dari semua butir pernyataan yang
digunakan untuk mencari data mengenai variabel keputusan pembelian memilliki
nilai Nilai r hitung lebih besar dari Nilai r tabel (r hitung > r tabel ).
Maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pernyataan untuk variabel
keputusan pembelian dinyatakan valid/sahih
83
2. Hasil Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas (keandalan) adalah instrumen yang dipakai untuk menunjukan
apakah hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau
lebih.. Suatu kuesioner dikatakan bila r hitung lebih besar dari Nilai r tabel (r hitung >
r tabel ).. Hasil pengujian reliabilitas untuk semua item variabel penelitian dapat dlihat
dibawah :
Tabel V.10
Uji Reliabilitas
Variabel R hitung R tabel Status
Brand Awareness 0,687 0,135 VALID
Perceived Quality 0,686 0,135 VALID
Brand Association 0,701 0,135 VALID
Keputusan Pembelian 0,804 0,135 VALID
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 5.10 diperoleh r hitung untuk variabel Brand Awareness
sebesar 0,687, untuk variabel sebesar Perceived Quality 0,686, untuk variabel
Brand Association sebesar 0,701 dan untuk variabel Keputusan Pembelian. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa r hitung lebih besar dari r tabel sebesar 0,135..
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan dalam
kuesioner ini dapat digunakan karena reliabel.
84
C. Analisis Data
1. Analisis Arithmetic Mean
Untuk mengetahui tingkat Brand Awareness, Perceived Quality serta
Brand Association T-Shirt merek Triggers Syndicate pada konsumen pria dan
konsumen wanita dalam penelitian ini digunakan analisis Arithmetic Mean.
Dalam penelitian ini penulis menentukan 4 kategori untuk penilian Brand
Awareness yaitu) Sangat Rendah (SR),) Rendah (R), Tinggi (T), Sangat Tinggi
(ST) dan 5 kategori untuk penilian Perceived Quality dan Brand Association yaitu
Sangat Rendah (SR), Rendah (R), Cukup (C),Tinggi (T) dan Sangat Tinggi (ST).
Untuk Penentuan interval pada variabel Brand Awareness, dicari dengan
cara skor tinggi dikurangi skor terendah dbagi jumlah kategori yang telah
ditentukan.
= 0,75
Dari interval 0,75 maka kategori penilaian Brand Awareness adalah sebagai
berikut ini :
Tidak Mengenal (TM) = 1,00 – 1,75
Cukup Mengenal (CM) = 1,76 – 2,50
Mengenal (M) = 2,51 – 3,25
Sangat Mengenal (ST) = 3,26 – 4,00
85
Sedangkan Untuk menentukan interval pada variabel Perceived Quality dan
Brand Association, dicari dengan cara skor tinggi dikurangi skor terendah dbagi
jumlah kategori yang telah ditentukan.
= 0,8
Dari interval 0,80 maka kategori penilaian Perceived Quality dan Brand
Association adalah sebagai berikut ini :
Sangat Rendah (SR) = 1,00 – 1,80
Rendah (R) = 1,81 – 2,60
Cukup (C) = 2,61 – 3,40
Tinggi (T) = 3,41 – 4,20
Sangat Tinggi (ST) = 4,21 – 5,00
Hasil dari perhitungan mean dan kategorinya akan dikelompokan sebagai berikut :
1. Tingkat Brand Awareness, Perceived Quality serta Brand Association T-Shirt
merek Triggers Syndicate pada konsumen Pria :
a. Tingkat Brand Awareness T-Shirt merek Triggers Syndicate pada konsumen
Pria.
86
Tabel V.11
Jawaban Responden Pria tentang Brand Awareness
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel V.12
Penilaian Responden Pria tentang Brand Awareness
ITEM
TM
(1)
CM
(2)
M
(3)
SM
(4)
Total
Skor
1 6 117 64 187
2 3 8 111 56 178
3 12 22 69 48 151
4 15 8 69 64 156
Total 672
Sumber: Data primer yang diolah
Tingkat nilai rata-rata Brand Awareness T-Shirt merek Triggers Syndicate
pada konsumen Pria adalah:
= 2,90
Dari hasil perhitungan rata-rata tingkat nilai Brand Awareness T-Shirt
merek Triggers Syndicate pada konsumen Pria dikategorikan “Tinggi”
ITEM TM CM M SM
1 3 39 16
2 3 4 37 14
3 12 11 23 12
4 15 4 23 16
87
b. Tingkat Perceived Quality T-Shirt merek Triggers Syndicate pada konsumen
Pria
Tabel V.13
Jawaban Responden Pria tentang Perceived Quality
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel V.14
Penilaian Responden Pria tentang Perceived Quality
ITEM
STS
(1)
TS
(2)
N
(3)
S
(4)
SS
(5)
Total
Skor
1 4 45 80 105 235
2 4 39 124 60 227
3 1 2 57 60 110 230
4 6 39 88 100 233
Total 925
Sumber: Data primer yang diolah
Tingkat nilai rata-rata Perceived Quality T-Shirt merek Triggers Syndicate
pada konsumen Pria adalah:
= 3,98
Dari hasil perhitungan rata-rata tingkat nilai Perceived Quality T-Shirt merek
Triggers Syndicate pada konsumen Pria dikategorikan “Tinggi”.
ITEM STS TS N S SS
1 2 15 20 21
2 2 13 31 12
3 1 1 19 15 22
4 3 13 22 20
88
c. Tingkat Brand Association T-Shirt merek Triggers Syndicate pada
konsumen Pria
Tabel V.15
Jawaban Responden Pria tentang Brand Association
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel V.16
Penilaian Responden Pria tentang Brand Association
ITEM
STS
(1)
TS
(2)
N
(3)
S
(4)
SS
(5)
Total
Skor
1 3 6 30 96 90 225
2 2 51 96 80 229
3 2 48 88 95 233
4 6 48 112 55 221
Total 908
Sumber: Data primer yang diolah
Tingkat nilai rata-rata Brand Association T-Shirt merek Triggers Syndicate
pada konsumen Pria adalah:
= 3,91
Dari hasil perhitungan rata-rata tingkat nilai Brand Association T-Shirt merek
Triggers Syndicate pada konsumen Pria dikategorikan “Tinggi”.
ITEM STS TS N S SS
1 3 3 10 24 18
2 1 17 24 16
3 1 16 22 19
4 3 16 28 11
89
2. Tingkat Brand Awareness, Perceived Quality serta Brand Association T-Shirt
merek Triggers Syndicate pada konsumen Wanita :
a. Tingkat Brand Awareness T-Shirt merek Triggers Syndicate pada konsumen
Wanita
Tabel V.17
Jawaban Responden Wanita tentang Brand Awareness
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel V.18
Penilaian Responden Wanita tentang Brand Awareness
ITEM
TM
(1)
CM
(2)
M
(3)
SM
(4)
Total
Skor
1 6 90 36 132
2 3 12 78 28 121
3 8 14 63 24 109
4 5 6 78 32 121
Total 483
Sumber: Data primer yang diolah
Tingkat nilai rata-rata Brand Awareness T-Shirt merek Triggers Syndicate
pada konsumen Wanita adalah:
= 2,87
ITEM TM CM M SM
1 3 30 9
2 3 6 26 7
3 8 7 21 6
4 5 3 26 8
90
Dari hasil perhitungan rata-rata tingkat nilai Brand Awareness T-Shirt merek
Triggers Syndicate pada konsumen Wanita dikategorikan “Tinggi”.
b. Tingkat Perceived Quality T-Shirt merek Triggers Syndicate pada konsumen
Wanita
Tabel V.19
Jawaban Responden Wanita tentang Perceived Quality
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel V.20
Penilaian Responden Wanita tentang Perceived Quality
ITEM
STS
(1)
TS
(2)
N
(3)
S
(4)
SS
(5)
Total
Skor
1 30 76 65 171
2 2 30 100 30 162
3 2 42 88 25 157
4 2 51 72 30 155
Total 645
Sumber: Data primer yang diolah
Tingkat nilai rata-rata Perceived Quality T-Shirt merek Triggers Syndicate
pada konsumen Wanita adalah:
= 3,84
ITEM STS TS N S SS
1 10 19 13
2 1 10 25 6
3 1 14 22 5
4 1 17 18 6
91
Dari hasil perhitungan rata-rata tingkat nilai Perceived Quality T-Shirt merek
Triggers Syndicate pada konsumen Wanita dikategorikan “Tinggi”.
c. Tingkat Brand Association T-Shirt merek Triggers Syndicate pada
konsumen Wanita
Tabel V.21
Jawaban Responden Wanita tentang Brand Association
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel V.22
Penilaian Responden Wanita tentang Brand Association
ITEM
STS
(1)
TS
(2)
N
(3)
S
(4)
SS
(5)
Total
Skor
1 2 12 116 40 170
2 27 108 30 165
3 6 42 72 35 155
4 45 80 35 160
Total 650
Sumber: Data primer yang diolah
Tingkat nilai rata-rata Brand Association T-Shirt merek Triggers Syndicate
pada konsumen Pria adalah:
= 3,87
ITEM STS TS N S SS
1 1 4 29 8
2 9 27 6
3 3 14 18 7
4 15 20 7
92
Dari hasil perhitungan rata-rata tingkat nilai Brand Association T-Shirt merek
Triggers Syndicate pada konsumen Pria dikategorikan “Tinggi”.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Multikolineritas
Uji Multikolineritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel
independen yang memiliki dengan variabel independen lain dalam suatu
model. Kemiripan antar variabel independen dalam suatu model akan
menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu variabel
independen dengan variabel independen yang lain.
Dengan menggunakan data yang sama dengan data dan variabel yang
digunakan pada uji regresi, maka asumsi klasik statistik multikolineritas dapat
dideteksi dari SPSS 13 for windows pada tabel Coefficients sebagai berikut :
Tabel V.23
Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolineritas
Sumber: data hasil penelitian diolah
Variabel
Collinearity Statistic
Tolerance VIF
Brand Awareness (X1)
Perceived Quality (X2)
Brand Association (X3)
0,717
0,514
0,527
1,394
1,944
1,896
93
Jika mengunakan alpha / tolerance = 5% atau 0,05%, maka VIF = 5.
Dari output diperoleh hasil VIF hitung < VIF (VIF Brand Awareness = 1,394,
VIF Perceived Quality = 1,944 dan VIF Brand Association = 1,896) maka
dapat disimpulkan bahwa antar variabel bebas tidak terjadi Multikolineritas.
b. Heteroskedastisitas
Uji heteroskesdastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas
atau tidak terjadi. Heteroskesdastisitas Berikut adalah diagram pencar untuk
mengecek adanya heteroskesdastisitas:
Gambar 5.1
Hasil Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas
420-2-4
Regression Standardized Predicted Value
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
Reg
ress
ion
Stu
dent
ized
Res
idua
l
Dependent Variable: Y
Scatterplot
Sumber: data hasil penelitian diolah
94
Suatu regresi dikatakan terdekteksi heteroskesdastisitas apabila diagram
pencar residual membentuk pola tertentu. Tampak pada output diatas diagram
pencar residual tidak membentuk suatu pola tertentu.
Kesimpulannya, regresi terbebas dari kasus heteroskesdastisitas dan
memenuhi persyaratan asumsi klasik tentang heteroskesdastisitas
c. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel penganggu atau residul memiliki distribusi normal. Seperti diketahui
bahwa Uji-t dan Uji-F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak
valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk mendekteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu digunakan analisis grafik.
Gambar 5.2
Histogram Keputusan Pembelian
43210-1-2-3
Regression Standardized Residual
25
20
15
10
5
0
Fre
qu
ency
Mean = -4.59E-16Std. Dev. = 0.985N = 100
Dependent Variable: Y
Histogram
95
Data hasil pengolhan data dapat diketahui dengan melihat grafik output
bahwa grafik keputusan pembelian mengikuti bentuk distribusi normal dengan
bentuk histogram yang hampir sama dengan bentuk distribusi normal,
sehingga bisa diartikan bahwa distribusi data keputusan pembelian adalah
normal.
Gambar 5.3
Grafik P-P Plots
1.00.80.60.40.20.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Exp
ecte
d C
um
Pro
b
Dependent Variable: Y
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Sumber: data hasil penelitian diolah
Dari grafik terlihat bahwa nilai plot PP terletak di sekitar garis diagonal.
Nilai PP Plots tidak menyimpang jauh dari garis diagonal, sehingga bisa
diartikan bahwa distribusi data keputusan pembelian adalah normal.
96
d. Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan
kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi,
maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
Masalah ini timbul karena reidual (kesalahan penganggu) tidak bebas dari
suatu observasi ke observasi lainnya. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
autokerelasi didalam model regresi penelitian ini maka harus dilakukan uji
autokerelasi, dengan menggunakan uji Durbin Watson dan dengan bantuan
program SPSS.13 for Windows maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel V.25
Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi
Sumber: data hasil penelitian diolah
Berdasarkan hasil pengolhan data menggunakan SPSS 13 for windows
diperoleh nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 1,871. karena nilai DW berada
di antara -2 dan +2 atau -2 ≤ DW ≤ +2, maka dapat disimpilkan tidak terjadi
Autokorelasi.
Model Durbin-Watson
1 1.895
97
3. Analisis Regresi Linear Berganda
Adapun hasil dari Regresi Linear berganda dengan menggunakan SPSS 13
adalah sebagai berikut :
Tabel V.25
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
-,233 1,608 -,145 ,885
,167 ,102 ,108 1,643 ,104
,265 ,129 ,159 2,047 ,043
1,094 ,127 ,662 8,613 ,000
(Constant)
X1
X2
X3
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig.
Dependent Variable: Ya.
Sumber: data hasil penelitian diolah
Dari tabel diatas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi sebagai
berikut :
'Y = a + b1.X1 + b2.X2+ b3.X3
'Y = - 0,233 + 0,167 X1+ 0,265 X2+ 1,094 X3
Persamaan Regresi dapat dijelaskan sebagai berikut :
'Y : Keputusan Pembelian Konsumen
X1, X2, X3 : Brand Awareness, Perceived Quality serta Brand Association
98
a : Konstanta ( - 0,233 )
b : Koefisien Regresi ( b1, b2, b3 )
b1 : Koefisien Regresi Brand Awareness ( 0,167 )
b2 : Koefisien Regresi Perceived Quality ( 0,265 )
b3 : Koefisien Regresi Brand Association ( 1,094 )
4. Uji Signifikansi
a. Pengujian Signifikansi Pengaruh Simultan dengan Uji F
Dari hasil output analisis regresi dapat diketahui nilai F seperti pada tabel
berikut ini :
Tabel V.26
Hasil Uji F Dengan Regresi Linear berganda
ANOVAb
1057,990 3 352,663 75,015 ,000a
451,320 96 4,701
1509,310 99
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X3, X1, X2a.
Dependent Variable: Yb.
Sumber: data hasil penelitian diolah
Hasil analisis regresi secara simultan dari variabel Brand Awareness (X1),
Perceived Quality(X2), Brand Association(X3) dengan ujin F menghasilkan
99
nilai Fhitung sebesar 75,015. Dengan mengunakan tingkat keyakinan 95%,
signifikansi 0,05, df 1(4 -1 ) = 3, dan df 2 (100 – 3 – 1) = 96 maka diperoleh
Ftabel sebesar 2,699.
Karena Fhitung > Ftabel ( 75,015 > 2,699 ) maka Ho ditolak, artinya variabel
Brand Awareness, Perceived Quality serta Brand Association secara simultan
berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
b. Pengujian Signifikansi Pengaruh Parsial dengan Uji t
1. Pengaruh Brand Awareness terhadap keputusan pembelian
Hasil penghitungan koefisien regresi memperlihatkan nilai koefisien
Brand Awareness (X1) sebesar 0,167 dengan thitung sebesar 1,643 pada α
(sig) sebesar 0,104.
Tabel distribusi t dicari pada signifikansi 5%: 2 = 2,5% dengan uji 2
sisi, dimana derajat kebebasan (df = n-k-1) 100 – 3 – 1 = 96. Dengan
pengujian 2 sisi, taraf signifikansi 2,5% (0,025) maka dapat diperoleh
hasil untuk ttabel sebesar 1,985.
Oleh karena nilai thitung < ttabel (1,643 < 1,985) maka Ho diterima, Ha
ditolak yang berarti data mendukung hipotesis bahwa tidak ada
pengaruh Brand Awareness yang signifikan melalui top of mind, Brand
Recall, Brand Recognition, Brand unware terhadap keputusan
pembelian. Artinya semakin rendah kesadaran merek tidak semakin
tinggi atau tidak semakin rendah tingkat keyakinan atas merek yang
mendorong konsumen untuk tidak melakukan keputusan pembelian dan
100
semakin tinggi kesadaran merek tidak semakin rendah atau tidak
semakin tinggi tingkat keyakinan atas merek yang mendorong
konsumen untuk tidak melakukan keputusan pembelian
2. Pengaruh Perceived Quality terhadap keputusan pembelian
Hasil penghitungan koefisien regresi memperlihatkan nilai koefisien
Perceived Quality (X2), sebesar 0,265 dengan thitung sebesar 2,047 pada
α (sig) sebesar 0,043.
Tabel distribusi t dicari pada signifikansi 5%: 2 = 2,5% dengan uji 2
sisi, dimana derajat kebebasan (df = n-k-1) 100 – 3 – 1 = 96. Dengan
pengujian 2 sisi, taraf signifikansi 2,5% (0,025) maka dapat diperoleh
hasil untuk ttabel sebesar 1,985.
Oleh karena nilai thitung > ttabel (2,047 > 1,985) maka Ho ditolak dan
Ha diterima yang berarti data mendukung hipotesis bahwa ada pengaruh
positif Perceived Quality menurut kualitas, desain, kenyamanan dalam
berpakaian, harga sebanding dengan mutu terhadap keputusan
pembelian. Artinya semakin tinggi kesan kualitas merek semakin tinggi
tinggi rasa suka atas merek yang mendorong konsumen dalam
melakukan keputusan pembelian, dan sebaliknya jika ada pengaruh
negatif Perceived Quality terhadap keputusan pembelian maka semakin
rendah kesan kualitas merek semakin rendah rasa suka atas merek yang
mendorong konsumen untuk tidak melakukan keputusan pembelian.
101
3. Pengaruh Brand Association terhadap keputusan pembelian.
Hasil penghitungan koefisien regresi memperlihatkan nilai koefisien
Brand Association (X3), sebesar 1,094 dengan thitung sebesar 8,163 pada
α (sig) sebesar 0,000.
Tabel distribusi t dicari pada signifikansi 5%: 2 = 2,5% dengan uji 2
sisi, dimana derajat kebebasan (df = n-k-1) 100 – 3 – 1 = 96. Dengan
pengujian 2 sisi, taraf signifikansi 2,5% (0,025) maka dapat diperoleh
hasil untuk ttabel sebesar 1,985.
Oleh karena nilai thitung > ttabel (8,163 > 1,985) maka Ho ditolak dan
Ha diterima yang berarti data mendukung hipotesis bahwa ada pengaruh
positif Brand Association menurut T-Shirt buat kalangan anak muda,
bersifat limited Edition, tampil modis dan trendy, bergengsi terhadap
keputusan pembelian. Artinya semakin tinggi asosiasi merek semakin
tinggi rasa percaya diri atas merek yang mendorong konsumen dalam
melakukan keputusan pembelian dan sebaliknya jika ada pengaruh
negatif Brand Association terhadap keputusan pembelian maka semakin
rendah asosiasi merek semakin rendah rasa percaya diri atas merek yang
mendorong konsumen untuk tidak melakukan keputusan pembelian.
102
5. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi atau derajat ketepatan yaitu mengetahui besarnya
pengaruh variabel Brand Awareness, Perceived Quality serta Brand Association
terhadap keputusan pembelian. Berikut akan disajikan table R :
Tabel V.27
Hasil Perhitungan R2
Model Summ aryb
,837a ,701 ,692 2,168
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), X3, X1, X2a.
Dependent Variable: Yb.
Sumber: data hasil penelitian diolah
Dari Tabel di atas menunjukkan besarnya nilai R adalah 0,837. korelasi yang
kuat adalah korelasi yang memiliki nilai R minimal 0,5. Nilai R sebesar 0,837
berarti ada hubungan ada hubungan korelasi berganda yang kuat antara ketiga
variabel bebas yaitu X1, X2 dan X3. berdasarkan analisis yang dilakukan
menggunakan program SPSS 13 for Windows, diperoleh nilai R2 (R Square)
sebesar 0,701. Berarti 70,1 % keputusan pembelian (Y) dipengaruhi oleh Brand
Awareness (X1), Perceived Quality (X2) serta Brand Association (X3) sedangkan
sisanya 29,9 % disebabkan oleh faktor lain.
103
D. Pembahasan Analisis Kuantiatif
Berdasarkan karakteristik responden yang diteliti menunjukkan bahwa
sebagian besar responden adalah pria sebanyak 58 orang (58%). Untuk kelompok
usia yang paling banyak melakukan pembelian T-Shirt merek Triggers Syndcate
adalah usai 18 sampai 21 sebanyak 43 orang (43%). Sebagian besar responden
berpendidikan S1 yaitu sebanyak 73 orang (73%). Ada sekitar 59 (59%) responden
yang mendominasi pengeluaran rata-rata per bulan berkisar antara Rp.500.000,-
sampai Rp.990.000,- . Sedangkan pada frekuensi pembelian T-Shirt merek Triggers
Syndcate yang paling banyak melakukan pembelian adalah 37 orang (37%) yaitu
pernah membeli 2- 3kali.
Berdasarkan analisis Arithmetic Mean diperoleh nilai total rata-rata konsumen
Pria tentang Brand Awareness pada T-shirt merek Triggers Syndicate adalah tinggi
(2,90). Dilihat dari variabel Perceived Quality nilai rata-rata konsumen Pria pada
T-shirt merek Triggers Syndicate adalah tinggi (3,98). Dilihat dari variabel Brand
Association nilai rata-rata konsumen Pria pada T-shirt merek Triggers Syndicate
adalah tinggi (3,91). Sedangkan nilai total rata-rata konsumen wanita tentang Brand
Awareness pada T-shirt merek Triggers Syndicate adalah tinggi (2,87). Dilihat dari
variabel Perceived Quality nilai rata-rata konsumen wanita pada T-shirt merek
Triggers Syndicate adalah tinggi (3,84). Dilihat dari variabel Brand Association nilai
rata-rata konsumen wanita pada T-shirt merek Triggers Syndicate adalah tinggi (3,87)
Berdasarkan analisis regresi linear berganda secara parsial didapat nilai thitung
< ttabel (1,643 < 1,985) maka H0 diterima yang berarti data mendukung hipotesis
104
bahwa tidak ada pengaruh Brand Awareness terhadap keputusan pembelian artinya
semakin rendah kesadaran merek tidak semakin tinggi atau tidak semakin rendah
tingkat keyakinan atas merek dan semakin tinggi kesadaran merek tidak semakin
rendah atau semakin tinggi tingkat keyakinan atas merek yang mendorong konsumen
untuk tidak melakukan keputusan pembelian. Kesadaran konsumen menjadi kecil
karena rendahnya respon konsumen terhadap suatu merek. Hal ini bisa disebabkan
karena hasil penelitian menunjukan rata-rata responden dapat mengingat merek
Triggers Syndicate tidak untuk yang pertama kalinya atau responden tidak
memberikan jawaban yang sebenarnya ataupun responden tidak jujur dalam
menjawab pertanyaan dalam kuesioner.
Berdasarkan analisis regresi linear berganda secara parsial didapat nilai thitung
> ttabel (2,047 > 1,985) maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti data mendukung
hipotesis bahwa ada pengaruh positif Perceived Quality menurut kualitas, desain,
kenyamanan dalam berpakaian, harga sebanding dengan mutu terhadap keputusan
pembelian artinya semakin tinggi kesan kualitas merek semakin tinggi tinggi rasa
suka atas merek yang mendorong konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.
Hal ini berarti bahwa secara keseluruhan persepsi pelanggan mengenai kualitas dan
keunggulan T-Shirt merek Triggers Syndicate menjadi suatu alasan yang penting
konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.
Berdasarkan analisis regresi linear berganda secara parsial didapat thitung > ttabel
(8,163 > 1,985) maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti data mendukung
hipotesis bahwa ada pengaruh positif Brand Association menurut T-Shirt buat
105
kalangan anak muda, bersifat limited edition, tampil modis dan trendy, bergengsi
terhadap keputusan pembelian artinya semakin tinggi asosiasi merek, semakin tinggi
rasa percaya diri atas merek, yang mendorong dalam melakukan keputusan
pembelian. Asosiasi-asosiasi memberi pijakan bagi para pengambil keputusan, karena
akan menuntun konsumen dalam memberi penilaian. Hal ini berarti bahwa berbagai
asosiasi yang terdapat pada T-Shirt merek Triggers Syndicate dapat mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen dengan cara memberikan kredibilitas dan rasa
percaya diri atas merek tersebut.
Berdasarkan analisis regresi linear berganda secara simultan dari variabel
Brand Awareness (X1), Perceived Quality (X2) serta Brand Association (X3)
diperoleh Fhitung sebesar 75,015 dan Ftabel sebesar 2,699. Karena Fhitung > Ftabel ( 75,015
> 2,699 ) maka H0 ditolak, artinya variabel Brand Awareness, Perceived Quality serta
Brand Association secara simultan berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian.
106
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengaruh brand Awareness, perceived quality serta
brand association terhadap keputusan pembelian konsumen pada T-Shirt merek
Triggers Syndicate, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan Analisis Aritmatik Mean
Tingkat Brand Awareness T-Shirt merek Triggers Syndicate pada konsumen
Pria adalah tinggi, Tingkat Perceived Quality T-Shirt merek Triggers
Syndicate pada konsumen Pria adalah tinggi, Tingkat Brand Association
T-Shirt merek Triggers Syndicate pada konsumen Pria adalah tinggi dan untuk
Tingkat Brand Awareness T-Shirt merek Triggers Syndicate pada konsumen
Wanita adalah tinggi, Tingkat Perceived Quality T-Shirt merek Triggers
Syndicate pada konsumen Wanita adalah tinggi, Tingkat Brand Association
T-Shirt merek Triggers Syndicate pada konsumen Wanita adalah tinggi.
2. Berdasarkan pengujian secara parsial terhadap variabel-variabel Indiependen
diperoleh Brand Awareness tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian,
Perceived Quality berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, Brand
Association berpengaruh posititif terhadap keputusan pembelian.
Berdasarkan pengujian secara simultan terhadap variabel-variabel Indiependen
diperoleh Brand Awareness, Perceived Quality, Brand Association
berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
107
B. Saran
Berdasarkan penelitian mengenai pengaruh Brand Awareness, Perceived
Quality serta Brand Association terhadap Keputusan Pembelian konsumen pada
T-Shirt merek Triggers Syndicate maka saran yang di ajukan penulis sebagai
bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan agar dapat meningkatkan dan
mempertahankan kekuatan dari ketiga variabel Brand Awareness, Perceived
Quality serta Brand Association dalam mendorong konsumen untuk melakukan
keputusan pembelian sebagai berikut
Berdasarkan hasil riset terhadap Brand Awareness pada produk T-Shirt
merek Triggers Syndicate dapat dilihat bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan
terhadap keputusan pembelian. Tetapi menurut teori dan penelitian yang terdahulu
menunjukan bahwa Brand Awareness mempunyai pengaruh terhadap keputusan
pembelian. Hal ini bisa disebabkan karena hasil penelitian menunjukan rata-rata
responden dapat mengingat merek Triggers Syndicate tidak untuk yang pertama
kalinya atau responden tidak memberikan jawaban yang sebenarnya ataupun
responden tidak jujur dalam menjawab pertanyaan dalam kuesioner. Maka
sebaiknya peneliti menyarankan bahwa perlu dilakukan penelitian dengan atribut
yang sama pada waktu yang berbeda dan sebaiknya responden didampingi pada
saat mengisi kuesioner agar responden dapat menanyakan hal-hal yang kurang di
mengerti.
Berdasarkan hasil riset terhadap Perceived Quality pada produk T-Shirt
merek Triggers Syndicate dapat dilihat secara keseluruhan persepsi pelanggan
mengenai kualitas dan keunggulan T-Shirt merek Triggers Syndicate sudah bisa
108
memenuhi harapan pelanggan. Hendaknya perusahaan tetap memelihara dan
mempertahankan kualitas dari produk T-Shirt merek Triggers Syndicate karena
kesan kualitas sebuah merek dapat memberikan alasan yang penting untuk
membeli.
Berdasarkan hasil riset terhadap Brand Association pada produk T-Shirt
merek Triggers Syndicate dapat dilihat berbagai asosiasi yang dimiliki T-Shirt
merek Triggers Syndicate seperti T-Shirt buat kalangan anak muda, bersifat
limited edition, bergengsi, tampil modis dan trendi, asosiasi-asosiasi tersebut
dapat dengan mudah diingat oleh konsumen. Berbagai asosiasi tersebut dapat
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dengan cara memberikan
kredibilitas dan rasa percaya diri atas merek tersebut. Oleh karena itu sebaiknya
perusahaan tetap konsisten dalam mempertahankan identitas yang melekat pada
T-Shirt merek Triggers Syndicate untuk mempertahankan dan meningkatkan
image dari produk itu sendiri.
109
C. Keterbatasan Penelitian
Meskipun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin namun penulis
menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan
dan kelemahnanya, yaitu :
1. Tidak semua konsumen T-Shirt merek Triggers Syndicate mau menjadi
responden untuk mengisi kuesioner penelitian ini.
2. Apabila responden tidak memberikan jawaban yang sebenarnya ataupun
responden tidak jujur dalam menjawab pertanyaan dalam kuesioner, maka
jawaban dari responden tidak dapat dilacak kebenarannya, sehingga
berpengaruh terhadap hasil penelitian.
110
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, D. A, (1997), Manajemen Ekuitas Merek : Memanfaatkan Nilai dari Suatu
Merek, Cetakan Pertama, Jakarta : Penerbit Mitra Utama.
Aaeker, D. A, Kumar, V.and Day,GS, 2001. Marketing research, sevebth edition,
New York, John Willey & Sons Inc.
Durianto Darmadi, Sugiarto, Tony Sitinjak, (2000), Strategi Menaklukan Pasar
Melalui Riset Ekuitas Merek dan Perilaku Merek, Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Humdiana, (2005) Analisis Ekuitas Merek Produk Rokok Merek Djarum Black,
Jurnal Ekonomi Perusahaan, No. 1, Vol. 12 (Maret), 42-59.
Kartajasa, Hermawan, (2004), Hermawan Kertajasa on Brand, Bandung : Mizan
Pustaka.
Kotler, Philip, (1997), Manajemen Pemasaran : Analisis Perencanaan dan
Pengendalian, Edisi Keempat, Jakarta : Erlangga.
Kotler, Philip, (2000), Manajemen Pemasaran Edisi Millenium. Jakarta: PT
Prinhalindo
Majalah Marketing, (2007), Top Brand 2000-2007, Edisi Khusus I , Jakarta : Info
Cahaya Hero
Rangkuti, Freddy, (2002), The Power of Brand : Teknik Mengelola Brand Equity dan
Strategi Pengembangan Merek, Jakarta : Gramedia.
111
Susanto, A. B, Himawan Wijarnako, (2004), Power Branding : Membangun Merek
Unggul dan Organisasi Pendukungnya, Jakarta : Quantum Bisnis &
Manajemen.
Suyonto, Danang. 2007. Analisis Regresi dan Korelasi Bivariat. Yogyakarta: Amara
Books.
Tjiptono, Fandy, (2005), Brand Management and Strategy, Edisi I, Yogyakarta :
Andi
Uswatun Chasanah (2003) Membangun Ekuitas Merek Melalui Brand Personality,
Jurnal STIE Widya Wiwaha, No. 29 (Mei-Agustus) 99-109.
Umar, Husein. 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Cetakan Pertama.
Jakarta : Ghalia Indonesia
Widayat , Amirullah. 2002. Riset Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
112
LAMPIRAN I
KUESIONER
113
Hal : Permohonan pengisian kueisoner Yogyakarta, November 2009
Lampiran : 1 berkas
Kepada:
Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i
Konsumen Distro Triggers Syndicate
Yogyakarta
Dengan hormat,
Bersama ini saya, Nama : Candra Setyawan, NIM : 052214143, Mahasiswa
Tingkat akhir program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta, sedang menyusun skripsi dengan judul Pengaruh Brand
Awareness, Preceived Quality serta Brand Association Terhadap Keputusan
Pembelian (Studi Kasus pada Konsumen Produk T-shirt Merek Triggers
Syndicate di Distro Triggers Syndicate Yogyakarta)
Sehubungan dengan penyusunan skripsi ini, saya mohon Bapak/Ibu/Saudara/i
agar meluangkan waktu sejenak untuk mengisi kuesioner penelitian yang telah
disediakan, guna memperoleh data yang dibutuhkan. Semua jawaban yang
Bapak/Ibu/Saudara/i berikan akan saya pergunakan untuk kepentingan menulis skripsi
dan akan saya jaga kerahasiaannya. Saya mohon agar semua pertanyaan dapat
dijawab dengan jujur sesuai dengan keadaaan yang sesungguhnya.
Demikianlah permohonan kami atas perhatian, bantuan dan kerjasama
Bapak/Ibu/Saudara/i, saya ucapakan terima kasih.
Mengetahui Hormat saya
Arif Hidayat Candra Setyawan
Pimpinan Perusahaan
114
PENGARUH BRAND AWARNESS, PERCEIVED QUALITY SERTA BRAND ASSOCIATION TERHHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ( Study kasus pada konsumen T-shirt merek Triggers syndicate)
Bagian I. Karakteistik Responden Petunjuk pengisian : Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Anda pilih 1. Nama :................................................
( jika tidak keberatan )
2. Jenis Kelamin :
a. Laki – laki
b. Perempuan
3. Usia:
a. < 17 th c. 26-30 th
b. 18-25 th d. > 30 th
4. Pendidikan yang sedang dijalani :
a. SMP/SLTP d. S1
b. SMA/SLTA e. Lain-lain
c. Diploma
5. Uang Saku Anda tiap bulan :
a. < Rp.500.000,-
b. Rp.500.000 – Rp.990.000,-
c. Rp.1000.000 – Rp.1.500.000,-
d. > Rp.1.500.000,-
6. Berapa kali Anda membeli T-shirt merek Trigers
a. 1 kali c. 3 – 4 kali
b. 2 – 3 kali d. Lebih dari 5 kali
Bagian II. Pertanyaan Berdasarkan Variabel Penelitian Petunjuk Pengisian : Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Anda pilih A. BRAND AWARENESS
Brand Awerness ( Kesadaran Merek) adalah kesanggupan Anda untuk mengenali atau mengingat bahwa T-shirt Triggers merupakan bagian dari produk T-shirt.
1. Apakah Anda mengenal T-shirt merek Triggers?
( Berhenti sampai disini bila Anda tidak mengetahui
T-shirt ini, lanjutkan bila anda mengetahuinya )
a. Sangat mengenal c. Cukup Mengenal
b. Mengenal d. Tidak Mengenal
2. Apakah anda mengingat atau mengenali simbol ini?
a. Sangat Mengingat c. Cukup Mengingat
b. Mengingat d. Tidak Mengingat
3. Di dalam ingatan Anda mengenai T-shirt, merek
Triggers syndicate berada dalam ururtan keberapa?
a. Pertama c. Ketiga
b. Kedua d. Keempat
4. Apakah ketika Anda membeli T-shirt Triggers
syndicate menjadi pilihan pertama Anda?
a. Ya, pilihan pertama c. Ya,pilihan Ketiga
b. Ya, pilihan Kedua d. Bukan menjadi pilihan
.
Petunjuk Pengisian : Berilah jawaban pada pernyataan-pernyataan berikut
sesuai dengan pendapat Anda dengan memberi tanda check list ( √ ) pada jawaban yang Anda anggap sesuai! Setiap pertanyaan mempunyai 5 alternatif jawaban:
- Sangat Setuju (SS) - Tidak Setuju (TS)
- Setuju (S) - Sangat Tidak Setuju
- Netral (N) (STS)
B. PERCEIVED QUALITY
Perceived Quality ( Persepsi Kualitas) adalah
persepsi Anda terhadap keseluruhan kualitas
atau keunggulan T-shirt merek Triggers
syndicate ang berkaitan dengan anda
1. T-shirt merek Triggers syndicate memiliki
kualitas yang tinggi.
SS S N TS STS
2. T-shirt merek Triggers syndicate memilik
desain yang menarik.
SS S N TS STS
3. T-shirt merek Triggers syndicate nyaman
dipakai
SS S N TS STS
4. Harga T-shirt merek Triggers syndicate
sebanding dengan mutunya
SS S N TS STS
115
C. BRAND ASSOCIATION
Brand Association adalah segala kesan yang muncul
di benak Anda yang terkait dengan ingatan Anda
mengenai T-shirt merek Triggers syndicate.
1. Ketika Anda dengar T-shirt merek Triggers
syndicate terlintas dibenak Anda T-shirt buat
kalangan anak muda
SS S N TS STS
2. Ketika Anda dengar T-shirt merek Triggers
syndicate terlintas dibenak Anda T-shirt
bersifat terbatas atau limited edition
SS S N TS STS
3. Ketika Anda dengar T-shirt merek Triggers
syndicate terlintas dibenak Anda T-shirt untuk
tampil modis dan trendy.
SS S N TS STS
4.. Ketika Anda dengar T-shirt merek Triggers
syndicate terlintas dibenak Anda T-shirt yang
bergengsi
SS S N TS STS
D. KEPUTUSAN PEMBELIAN
Keputusan Pembelian adalah suatu perilaku yang
timbul karena adanya rangsangan dari variable
Brand Awerness, Perceived Quality serta Brand
Association yang mengarahkan konsumen untuk
melakukan pembelian merek produk.
1. Anda memutuskan untuk membeli T-shirt
merek Triggers syndicate karena Anda yakin
mampu menggambarkan diri sendiri.
SS S N TS STS
2. Anda memutuskan untuk membeli T-shirt
merek Triggers syndicate karena Anda yakin
akan kualitasnya.
SS S N TS STS
3. Anda memutuskan untuk membeli T-shirt
merek Triggers syndicate karena Anda suka
dengan berbagai desainnya.
SS S N TS STS
4. Anda akan merekomendasikan T-shirt merek
Triggers syndicate kepada orang lain
SS S N TS STS
5. Anda memutuskan untuk membeli T-shirt
merek Triggers syndicate untuk digunakan
pada event-event tertentu misalnya pergi ke
pestac atau jalan-jalan.
SS S N TS STS
6. Anda memutuskan untuk membeli T-shirt
merek Triggers syndicate arena Anda bangga
menggunakan merek tersebut.
SS S N TS STS
116
LAMPIRAN II
TABULASI JAWABAN
100 RESPONDEN
117
Case Summaries
Jenis Kelamin Umur Pendidikan Terakhir
Pengeluaran Per Bulan
Frekuensi Pembelian
1 1 2 5 2 3 2 1 2 5 2 3 3 2 1 5 3 4 4 2 2 5 2 1 5 1 2 5 2 3 6 2 2 5 2 4 7 1 2 5 2 4 8 1 2 3 1 4 9 2 2 5 2 4 10 1 1 3 1 2 11 1 1 3 1 4 12 1 4 6 4 1 13 2 2 5 1 2 14 2 3 6 3 2 15 1 2 5 2 4 16 2 3 5 2 4 17 1 2 5 1 1 18 1 2 5 2 2 19 1 1 3 1 1 20 1 2 4 2 1 21 1 1 3 1 1 22 1 2 3 1 1 23 1 1 2 1 1 24 1 2 5 3 2 25 1 2 6 4 3 26 1 4 6 3 2 27 2 5 6 3 2 28 1 1 2 2 4 29 1 2 5 2 1 30 1 2 5 1 3 31 2 1 3 2 2 32 2 2 5 2 3 33 2 2 5 2 1 34 1 2 5 2 1 35 1 2 5 2 1 36 1 2 2 1 4 37 1 2 5 1 1 38 1 2 5 1 1 39 2 2 5 2 2 40 1 2 5 3 3 41 1 2 5 3 2 42 1 2 5 2 1 43 1 2 5 2 1 44 1 2 5 3 1 45 2 1 5 3 4 46 2 3 5 2 2 47 2 2 5 2 2
118
48 2 3 5 1 2 49 2 2 5 3 1 50 2 4 6 4 4 51 1 3 5 2 3 52 2 2 5 2 3 53 1 2 5 2 1 54 1 2 5 2 2 55 2 1 3 1 3 56 1 1 3 1 3 57 1 2 5 1 2 58 2 4 6 2 4 59 1 2 5 2 2 60 1 2 2 3 1 61 2 2 5 2 2 62 2 2 5 2 2 63 2 2 5 2 3 64 1 2 5 2 1 65 2 2 5 1 2 66 1 2 5 1 2 67 1 2 5 2 2 68 2 2 5 2 1 69 2 2 5 2 2 70 2 2 5 2 1 71 1 2 5 2 3 72 1 2 5 2 1 73 1 2 5 1 1 74 2 3 5 4 2 75 1 1 2 1 1 76 1 2 5 2 2 77 1 2 5 2 2 78 2 3 3 2 1 79 1 2 5 2 2 80 1 3 5 2 2 81 1 2 5 2 2 82 1 2 4 1 1 83 1 2 5 2 2 84 1 2 3 2 2 85 1 2 5 2 3 86 2 3 5 2 2 87 2 3 4 2 2 88 1 2 5 2 2 89 2 2 4 2 1 90 2 2 5 2 3 91 1 2 5 2 3 92 2 2 5 3 2 93 2 2 5 3 3 94 2 3 5 4 4 95 2 2 5 3 1 96 2 2 5 2 3 97 2 2 5 2 2 98 1 2 5 2 1 99 1 1 5 2 2 100 1 2 5 2 2
119
Case Summaries
Ba (X1),1 Ba (X1),2 Ba (X1),3 Ba(X1),4 Total Ba (X1)
1 3 3 1 2 9 2 3 1 1 1 6 3 3 3 2 2 10 4 3 1 1 3 8 5 4 1 4 4 13 6 4 3 3 3 13 7 4 3 4 4 15 8 3 3 2 2 10 9 3 3 2 3 11 10 3 4 4 4 15 11 4 4 4 4 16 12 2 2 1 1 6 13 2 3 2 1 8 14 3 2 1 1 7 15 3 3 2 1 9 16 3 2 3 3 11 17 3 3 3 3 12 18 3 3 2 3 11 19 4 4 1 3 12 20 3 3 4 1 11 21 2 2 1 1 6 22 4 4 2 4 14 23 4 4 4 4 16 24 3 3 1 1 8 25 2 1 1 1 5 26 3 3 2 2 10 27 4 3 3 3 13 28 5 5 1 1 12 29 3 3 3 3 12 30 3 3 3 3 12 31 3 3 1 3 10 32 3 2 2 3 10 33 3 2 1 1 7 34 3 2 2 1 8 35 3 1 1 1 6 36 3 3 2 3 11 37 3 2 1 1 7 38 4 3 4 1 12 39 4 4 4 3 15 40 4 3 2 3 12 41 2 2 2 2 8 42 3 3 3 4 13 43 4 3 4 3 14 44 3 3 3 3 12 45 3 3 3 3 12 46 4 3 2 3 12 47 3 4 3 3 13 48 3 3 3 3 12 49 4 3 4 4 15
120
50 4 4 4 4 16 51 3 3 3 3 12 52 3 4 3 4 14 53 3 3 3 3 12 54 4 4 1 4 13 55 3 4 1 4 12 56 3 3 4 4 14 57 3 3 1 3 10 58 3 3 1 3 10 59 3 3 3 3 12 60 3 3 3 3 12 61 3 3 3 3 12 62 3 3 3 3 12 63 3 3 3 3 12 64 3 3 4 4 14 65 3 3 3 3 12 66 4 4 3 3 14 67 3 3 3 3 12 68 3 3 3 1 10 69 3 4 4 4 15 70 3 3 1 1 8 71 3 3 3 4 13 72 4 4 4 3 15 73 4 4 3 3 14 74 3 3 3 4 13 75 4 3 4 4 15 76 3 3 3 1 10 77 3 3 1 1 8 78 3 1 3 1 8 79 3 3 3 3 12 80 3 3 3 4 13 81 3 3 3 3 12 82 3 3 1 1 8 83 3 3 3 1 10 84 3 3 1 1 8 85 3 3 3 3 12 86 3 3 3 3 12 87 3 4 3 4 14 88 4 3 4 4 15 89 3 2 4 3 12 90 4 3 3 3 13 91 4 1 2 3 10 92 3 3 3 3 12 93 3 3 3 3 12 94 2 3 3 3 11 95 3 3 3 3 12 96 3 3 3 4 13 97 4 4 3 2 13 98 3 3 3 4 13 99 3 4 3 3 13 100 3 3 3 3 12
121
Case Summaries
Pc (X2),1 Pc (X2),2 Pc (X2),3 Pc (X2),4 Total Pc (X2)
1 3 3 3 3 12
2 3 3 3 3 12
3 3 3 4 3 13
4 3 3 3 3 12
5 3 4 5 4 16
6 4 4 4 5 17
7 3 5 5 5 18
8 3 3 3 3 12
9 3 3 4 4 14
10 4 4 4 4 16
11 5 4 5 4 18
12 4 5 4 3 16
13 5 4 4 5 18
14 4 4 5 3 16
15 5 4 3 5 17
16 5 4 4 4 17
17 3 4 5 3 15
18 5 4 5 5 19
19 5 4 3 2 14
20 5 4 2 2 13
21 4 3 4 3 14
22 5 5 5 5 20
23 5 5 5 5 20
24 3 4 4 3 14
25 3 3 1 2 9
26 5 4 3 3 15
27 5 4 3 3 15
28 5 5 5 5 20
29 4 4 4 4 16
30 3 4 3 4 14
31 3 4 5 4 16
32 4 4 4 4 16
33 3 4 3 4 14
34 3 4 4 4 15
35 4 3 3 4 14
36 4 4 4 4 16
37 4 2 4 5 15
38 5 4 5 5 19
39 4 3 5 5 17
40 5 4 3 4 16
41 4 3 3 4 14
42 5 4 4 4 17
43 3 4 5 4 16
44 4 4 3 3 14
45 4 5 5 4 18
46 4 3 2 4 13
47 4 4 3 3 14
48 4 5 4 3 16
49 5 4 3 4 16
122
50 5 4 5 5 19
51 3 4 5 3 15
52 4 3 5 4 16
53 3 4 3 3 13
54 5 5 5 5 20
55 4 3 4 5 16
56 4 5 3 5 17
57 5 4 3 5 17
58 5 4 3 5 17
59 4 3 4 4 15
60 4 4 4 4 16
61 4 5 4 3 16
62 4 4 5 5 18
63 4 4 3 2 13
64 5 5 5 5 20
65 3 4 3 4 14
66 4 4 5 5 18
67 4 4 4 4 16
68 3 3 4 3 13
69 4 2 3 3 12
70 3 4 3 3 13
71 5 4 4 4 17
72 5 5 5 5 20
73 2 2 4 5 13
74 4 3 3 3 13
75 4 4 5 4 17
76 3 3 3 3 12
77 4 4 3 4 15
78 4 4 3 4 15
79 4 4 4 4 16
80 5 5 5 5 20
81 4 4 4 4 16
82 3 3 3 3 12
83 3 4 3 3 13
84 2 3 3 3 11
85 3 3 5 5 16
86 5 4 4 4 17
87 5 3 3 3 14
88 5 4 4 4 17
89 4 3 4 4 15
90 5 4 4 4 17
91 5 5 4 4 18
92 4 4 3 3 14
93 4 5 3 4 16
94 5 4 4 4 17
95 5 4 3 3 15
96 4 4 4 4 16
97 4 4 4 4 16
98 5 4 5 4 18
99 5 5 5 5 20
100 5 5 5 5 20
123
Case Summaries
As (X3),1 As (X3),2 As (X3),3 As (X3),4 Total As (X3)
1 4 3 3 3 13
2 4 3 3 3 13
3 4 3 3 3 13
4 3 3 3 3 12
5 4 5 5 3 17
6 5 5 5 4 19
7 5 5 5 3 18
8 3 3 3 3 12
9 5 3 4 5 17
10 4 4 4 4 16
11 5 4 5 4 18
12 4 3 4 3 14
13 4 4 3 4 15
14 4 3 4 3 14
15 3 3 3 4 13
16 4 4 4 4 16
17 3 3 3 3 12
18 5 5 4 4 18
19 1 5 4 3 13
20 1 5 4 3 13
21 4 3 4 3 14
22 5 5 5 5 20
23 5 5 5 5 20
24 4 3 3 4 14
25 2 3 3 4 12
26 3 4 4 4 15
27 4 4 4 4 16
28 5 5 5 5 20
29 4 4 4 4 16
30 5 5 5 5 20
31 5 4 4 5 18
32 4 5 4 5 18
33 4 4 4 4 16
34 4 3 3 4 14
35 5 3 3 3 14
36 4 3 4 4 15
37 4 2 3 4 13
38 2 5 5 5 17
39 4 3 4 4 15
40 3 4 4 3 14
41 3 4 4 2 13
42 4 4 5 3 16
43 4 5 3 4 16
44 3 4 4 3 14
45 4 4 5 3 16
46 3 4 3 4 14
47 4 4 3 4 15
48 4 4 3 5 16
49 4 4 4 3 15
124
50 4 5 4 5 18
51 4 3 3 4 14
52 5 4 5 3 17
53 3 4 3 3 13
54 3 4 4 3 14
55 5 5 5 5 20
56 4 3 4 4 15
57 5 5 4 4 18
58 5 4 4 4 17
59 4 3 3 3 13
60 4 4 4 4 16
61 3 4 4 3 14
62 4 4 2 3 13
63 4 4 5 5 18
64 5 5 5 5 20
65 4 3 2 3 12
66 4 4 5 4 17
67 4 4 4 2 14
68 4 4 4 3 15
69 2 4 2 4 12
70 4 3 3 3 13
71 5 4 5 4 18
72 5 4 5 4 18
73 4 4 4 4 16
74 4 4 3 3 14
75 5 4 3 4 16
76 4 3 4 3 14
77 5 4 4 4 17
78 3 3 4 4 14
79 4 4 4 4 16
80 5 5 5 5 20
81 4 4 4 4 16
82 1 3 3 3 10
83 4 4 3 3 14
84 2 4 4 2 12
85 4 5 5 5 19
86 4 4 3 4 15
87 4 4 3 4 15
88 4 4 5 4 17
89 5 4 3 4 16
90 4 4 4 3 15
91 4 4 3 3 14
92 3 4 4 3 14
93 4 3 4 5 16
94 4 4 4 3 15
95 5 5 5 4 19
96 4 4 4 4 16
97 5 5 4 4 18
98 5 4 5 4 18
99 5 5 5 5 20
100 5 5 5 5 20
125
Case Summaries
Kp (Y),1 Kp (Y),2 Kp (Y),3 Kp (Y),4 Kp (Y),5 Kp (Y),6 Total Kp (Y)
1 3 3 3 3 3 3 18
2 3 2 3 3 3 3 17
3 3 3 3 4 4 2 19
4 3 3 3 3 3 3 18
5 3 3 5 3 5 3 22
6 5 5 5 4 5 5 29
7 3 5 5 5 5 5 28
8 3 3 3 3 3 3 18
9 2 4 5 3 5 5 24
10 4 4 4 4 3 4 23
11 4 5 4 5 4 4 26
12 3 3 3 3 4 4 20
13 5 4 3 4 5 4 25
14 4 4 3 4 5 4 24
15 3 3 4 3 4 3 20
16 4 4 5 4 5 4 26
17 3 4 3 3 4 3 20
18 4 3 4 5 4 5 25
19 1 1 5 4 3 3 17
20 1 5 4 3 2 1 16
21 3 4 4 4 3 4 22
22 5 5 5 5 5 5 30
23 5 5 5 5 5 5 30
24 3 2 3 3 3 2 16
25 4 5 3 2 3 4 21
26 3 4 4 4 4 3 22
27 4 4 5 3 3 4 23
28 5 5 5 5 5 5 30
29 4 4 4 4 3 4 23
30 5 5 5 5 5 5 30
31 4 4 5 5 4 4 26
32 5 4 4 4 4 4 25
33 4 4 3 4 4 4 23
34 3 3 4 3 3 3 19
35 4 4 3 3 3 3 20
36 4 4 4 4 3 3 22
37 2 4 4 1 1 2 14
38 5 5 5 4 2 1 22
39 5 4 3 4 4 5 25
40 5 4 4 3 4 3 23
41 4 4 2 3 4 3 20
42 5 4 3 4 5 3 24
43 4 4 3 4 5 5 25
44 3 4 4 5 4 5 25
45 5 4 4 4 4 4 25
46 4 3 4 3 4 3 21
47 5 4 3 3 4 4 23
48 5 4 4 3 4 3 23
49 4 4 5 4 4 5 26
126
50 5 4 4 4 5 5 27
51 4 3 4 3 3 3 20
52 3 4 3 4 3 3 20
53 4 4 4 3 3 3 21
54 4 3 4 3 3 5 22
55 5 5 5 5 5 5 30
56 5 4 2 1 5 4 21
57 4 5 4 4 4 4 25
58 4 4 5 4 5 4 26
59 3 3 4 4 3 3 20
60 4 4 4 4 4 4 24
61 3 4 4 3 4 3 21
62 2 1 5 2 4 3 17
63 4 4 5 4 4 4 25
64 5 5 5 5 5 5 30
65 3 3 3 3 2 3 17
66 4 4 4 4 5 4 25
67 4 4 4 5 2 4 23
68 3 3 4 4 3 3 20
69 4 4 4 3 2 2 19
70 3 3 3 3 2 2 16
71 4 5 4 4 4 4 25
72 5 5 5 4 5 4 28
73 4 5 4 4 4 4 25
74 3 3 4 4 3 3 20
75 4 4 4 4 2 2 20
76 3 3 3 3 3 4 19
77 3 4 4 4 2 3 20
78 4 3 4 2 3 4 20
79 4 4 5 3 4 3 23
80 5 5 5 5 5 5 30
81 3 4 4 4 4 3 22
82 5 3 5 3 3 3 22
83 3 2 3 3 3 2 16
84 2 2 3 2 2 2 13
85 5 3 5 5 3 5 26
86 5 4 4 3 4 3 23
87 4 4 5 4 4 4 25
88 4 4 4 4 5 5 26
89 4 5 5 4 4 3 25
90 5 4 3 3 4 4 23
91 4 4 3 4 5 5 25
92 5 5 4 3 4 3 24
93 5 4 4 3 4 5 25
94 3 4 4 3 3 4 21
95 5 5 3 3 2 4 22
96 4 4 4 4 4 4 24
97 4 4 5 4 4 5 26
98 4 4 5 5 5 4 27
99 5 5 5 5 5 5 30
100 5 5 5 5 5 5 30
127
LAMPIRAN III
VALIDITAS
DAN
RELIABILITAS
100 RESPONDEN
128
Uji Validitas dan Reliabilitas
Brand Awareness
Cor relationsa
1 .397** .290** .306** .586**
.000 .002 .001 .000
.397** 1 .283** .376** .667**
.000 .002 .000 .000
.290** .283** 1 .546** .786**
.002 .002 .000 .000
.306** .376** .546** 1 .825**
.001 .000 .000 .000
.586** .667** .786** .825** 1
.000 .000 .000 .000
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
Ba1
Ba2
Ba3
Ba4
BA
Ba1 Ba2 Ba3 Ba4 BA
Correlation is signif icant at the 0.01 level (1-tailed).**.
Listw ise N=100a.
Reliability Statis tics
.687 4
Cronbach's
Alpha N of Items
129
Uji Validitas dan Reliabilitas
Perceived Quality
Cor relationsa
1 .441** .176* .330** .669**
.000 .040 .000 .000
.441** 1 .355** .264** .687**
.000 .000 .004 .000
.176* .355** 1 .562** .749**
.040 .000 .000 .000
.330** .264** .562** 1 .766**
.000 .004 .000 .000
.669** .687** .749** .766** 1
.000 .000 .000 .000
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
Pc1
Pc2
Pc3
Pc4
PC
Pc1 Pc2 Pc3 Pc4 PC
Correlation is signif icant at the 0.01 level (1-tailed).**.
Correlation is signif icant at the 0.05 level (1-tailed).*.
Listw ise N=100a.
Reliability Statis tics
.686 4
Cronbach's
Alpha N of Items
130
Uji Validitas dan Reliabilitas
Brand Association
Cor relationsa
1 .223* .360** .409** .717**
.013 .000 .000 .000
.223* 1 .555** .369** .708**
.013 .000 .000 .000
.360** .555** 1 .345** .769**
.000 .000 .000 .000
.409** .369** .345** 1 .722**
.000 .000 .000 .000
.717** .708** .769** .722** 1
.000 .000 .000 .000
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
As1
As2
As3
As4
AS
As1 As2 As3 As4 AS
Correlation is signif icant at the 0.05 level (1-tailed).*.
Correlation is signif icant at the 0.01 level (1-tailed).**.
Listw ise N=100a.
Reliability Statis tics
.701 4
Cronbach's
Alpha N of Items
131
Uji Validitas dan Reliabilitas
Keputusan Pembelian
Cor relationsa
1 .556** .159 .329** .445** .477** .707**
.000 .057 .000 .000 .000 .000
.556** 1 .274** .419** .363** .385** .698**
.000 .003 .000 .000 .000 .000
.159 .274** 1 .473** .280** .304** .560**
.057 .003 .000 .002 .001 .000
.329** .419** .473** 1 .433** .508** .734**
.000 .000 .000 .000 .000 .000
.445** .363** .280** .433** 1 .636** .758**
.000 .000 .002 .000 .000 .000
.477** .385** .304** .508** .636** 1 .793**
.000 .000 .001 .000 .000 .000
.707** .698** .560** .734** .758** .793** 1
.000 .000 .000 .000 .000 .000
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
Kp1
Kp2
Kp3
Kp4
Kp5
Kp6
KP
Kp1 Kp2 Kp3 Kp4 Kp5 Kp6 KP
Correlation is signif icant at the 0.01 level (1-tailed).**.
Listw ise N=100a.
Reliability Statis tics
.804 6
Cronbach's
Alpha N of Items
132
LAMPIRAN IV
ANALISIS
ARITHMETIC
MEAN
133
Brand Awareness
Data tentang Brand Awareness pria
ITEM
TM
(1)
CM
(2)
M
(3)
SM
(4)
Total
Skor
1 6 117 64 187
2 3 8 111 56 178
3 12 22 69 48 151
4 15 8 69 64 156
Total 672
Data tentang Brand Awareness perempuan
ITEM
TM
(1)
CM
(2)
M
(3)
SM
(4)
Total
Skor
1 6 90 36 132
2 3 12 78 28 121
3 8 14 63 24 109
4 5 6 78 32 121
Total 483
ITEM Skor Jawaban Pertanyaan Jumlah
TM (4) CM (3) M (2) SM (1)
1 3 39 16 58
2 3 4 37 14 58
3 12 11 23 12 58
4 15 4 23 16 58
ITEM Skor Jawaban Pertanyaan Jumlah
TM (4) CM (3) M (2) SM (1)
1 3 30 9 42
2 3 6 26 7 42
3 8 7 21 6 42
4 5 3 26 8 42
134
Perceived Quality
Data tentang Perceived Quality Pria
ITEM
STS
(1)
TS
(2)
N
(3)
S
(4)
SS
(5)
Total
Skor
1 4 45 80 105 235
2 4 39 124 60 227
3 1 2 57 60 110 230
4 6 39 88 100 233
Total 925
Data tentang Perceived Quality Perempuan
ITEM
STS
(1)
TS
(2)
N
(3)
S
(4)
SS
(5)
Total
Skor
1 30 76 65 171
2 2 30 100 30 162
3 2 42 88 25 157
4 2 51 72 30 155
Total 645
ITEM Skor Jawaban Pertanyaan Jumlah
STS TS N (3) S (2) SS (5)
1 2 15 20 21 58
2 2 13 31 12 58
3 1 1 19 15 22 58
4 3 13 22 20 58
ITEM Skor Jawaban Pertanyaan Jumlah
STS TS N (3) S (2) SS (5)
1 10 19 13 42
2 1 10 25 6 42
3 1 14 22 5 42
4 1 17 18 6 42
135
Brand Association Data tentang Brand Association Pria
ITEM
STS
(1)
TS
(2)
N
(3)
S
(4)
SS
(5)
Total
Skor
1 3 6 30 96 90 225
2 2 51 96 80 229
3 2 48 88 95 233
4 6 48 112 55 221
Total 908
Data tentang Brand Association
ITEM
STS
(1)
TS
(2)
N
(3)
S
(4)
SS
(5)
Total
Skor
1 2 12 116 40 170
2 27 108 30 165
3 6 42 72 35 155
4 45 80 35 160
Total 650
ITEM Skor Jawaban Pertanyaan Jumlah
STS TS N (3) S (2) SS (5)
1 3 3 10 24 18 58
2 1 17 24 16 58
3 1 16 22 19 58
4 3 16 28 11 58
ITEM Skor Jawaban Pertanyaan Jumlah
STS TS N (3) S (2) SS (5)
1 3 1 4 29 8 42
2 9 27 6 42
3 3 14 18 7 42
4 15 20 7 42