Upload
rudini-mulya
View
100
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN I
TUGAS PERANCANGAN & PENGEMBANGAN PRODUK
MEJA LAPTOP BAMBOO PORTABLE
Diajukan untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah
Perancangan dan Aplikasi Sistem Teknik Industri II
Pada Program Studi Teknik Industri
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Rudini Mulya (41610010035)
Paulus Fortunatus P. (41610010004)
Andy Irawan (41610010029)
Herman Santoso P. (41610010001)
Ikhya Maulana (41610010011)
Aditya Anugrah S. (41610010031)
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2013
Diperiksa dan disetujui oleh :
Ir. Silvi Ariyanti, M.Sc.
BAB III
PENGOLAHAN DATA
3.1. Perhitungan Break Even Point
Data-data yang diperlukan untuk perhitungan Break Even Point adalah
yang terdapat pada Tabel 3.1, Tabel 3.2. dan Tabel 3.3.
Tabel 3.1. Perincian Investasi
Keterangan Perkiraan Biaya (Rp) Jumlah yang
Dibutuhkan Total Harga (Rp.)
Harta Berwujud
1. Bangunan Rp 2,000,000 1 Rp 2,000,000
2. Mesin dan
Peralatan
Mesin Gerinda Rp 450,000 4 Rp 1,800,000
Mesin Bor/Drill Rp 280,000 3 Rp 840,000
Mesin Serut/Plener Rp 900,000 2 Rp 1,800,000
Mesin Spay/Cat Rp 215,000 3 Rp 645,000
Mesin Compressor Rp 1,000,000 2 Rp 2,000,000
Amplas Kayu Rp 5,000 4 Rp 20,000
Palu Rp 10,000 2 Rp 20,000
Pahat Rp 12,000 2 Rp 24,000
Obeng Rp 7,000 3 Rp 21,000
Siku Rp 15,000 2 Rp 30,000
Jidar/Mistar Rp 10,000 2 Rp 20,000
Gergaji Kayu Rp 25,000 3 Rp 75,000
Kuas Rp 5,000 2 Rp 10,000
Baut/Bur Rp 2,000 8 Rp 16,000
Pulpen/Pensil Rp 1,000 5 Rp 5,000
Meteran Rp 10,000 2 Rp 20,000
Cat Minyak Rp 10,000 2 Rp 20,000
Vernis Rp 7,000 1 RP 7,000
Kikir Rp 10,000 2 Rp 20,000
Total Rp 9,393,000
Tabel 3.2. Perhitungan TFC (Total Fix Cost) per Tahun
Perincian Perkiraan Biaya (Rp)
1. Upah tenaga kerja langsung 7 orang @ Rp.
1.200.000/bulan Rp 8,400,000
2. Biaya Listrik Mesin
Mesin Gerinda (247,68 KWh/bulan) Rp 198,144
Mesin Bor/Drill (97,2 KWh/bulan) Rp 77,760
Mesin Serut/Plener (164,16 KWh/bulan) Rp 131,328
Mesin Spray/Cat (48 KWh/bulan) Rp 38,400
Biaya Penerangan Rp 60,000
3. Biaya Air Rp 100,000
4. Biaya Perawatan Rp 100,000
5. Biaya Administrasi Rp 100,000
6. Pajak Bumi dan Bangunan Rp 10,000
Total Rp 9,215,632
Total TFC per tahun = Rp.9,215,632 x 12 bulan = Rp.110,587,584
Tabel 3.3. Perhitungan TVC (Total Varible Cost) per Unit
Nama Perkiraan Biaya (Rp)
Engsel 4.000.
Vernis 7.000
Cat 20.000
Fan 30.000
Kayu 37.500
Triplek/papan 12.000
Total Rp 113.500
Jika kapasitas produksi per bulan adalah 100 unit maka biaya variabel per
tahun menjadi = Rp.113.500 x 100 x 12 = Rp. 136.200.000
Titik pulang pokok (Break Even Point) merupakan suatu titik atau keadaan
dimana perusahaan dalam operasionalnya tidak memperoleh laba dan juga tidak
mengalami kerugian. Ada beberapa kesimpulan dalam Break Even Point :
1. Apabila TR > TC maka memperoleh laba
2. Apabila TR = TC maka terjadi break even point
3. Apabila TR<TC maka perusahaan mengalami kerugian
Adapun Rumus untuk menentukan BEP secara umum sebagai berikut:
TR = TC
[Total Penerimaan] = [Total Biaya]
(P)(NBEP) = (TFC)+(VC)(NBEP)
NBEP = VCP
TFC
Dimana: NBEP = Jumlah output titik pulang pokok
TFC = Total biaya tetap
P = Harga jual per unit produk
VC = Biaya variabel per unit produk
Adapun langkah-langkah untuk menentukan Break Even 18 % sebagai berikut :
Laba = TR-TC
20%.TC = TR – TC
TC( 20% + 1 ) = TR
( TFC + TVC )(20%+1 ) = TR
(9.215.632 +9.393.000)( 1,18 ) = Q.P
(18.608.632)(1,18) = (100 x 1) . P
P = 100
186.958.21
= Rp. 219.581,86
≈ Rp. 220.000
Diperoleh harga jual produk adalah sebesar Rp. 220.000
Keterangan:
TR = Total Revenue (total penerimaan) per tahun
TC = Total Cost (total biaya) per tahun
TFC = Total Fix Cost (total biaya tetap) per tahun
TVC = Total Variabel Cost (total biaya berubah) per tahun
Q = Quantity (total unit produksi) per tahun
P = Price (harga jual) per unit
Perhitungan untuk titik BEP adalah sebagai berikut:
NBEP = VP
TFC
NBEP = 113.500 -220.000
9.215.632
NBEP = 86,531
NBEP ≈ 86,53 unit/Bulan
NBEP =87 unit/Bulan
Untuk grafik BEP dapat dilihat pada Gambar 3.1.
62.875.200 TFC
TVC = Rp.6.023,8
(x)
TR = Rp 10.000 (x)TC = TFC +
TVC
BEP
15.849x (unit)
Y
(Rp).
Rugi
Laba
158.490.000
Gambar 3.1. Titik Impas (Break Even Point)
3.2. Perhitungan Internal Rate of Return
Tingkat pengembalian internal merupakan suatu nilai yang menunjukkan
tingkat pertumbuhan rata-rata dari uang yang diinvestasikan ke dalam usaha
produksi meja laptop portable dalam setiap tahunnya. Dan selanjutnya nilai ini
digunakan untuk menentukan kelayakan dari usaha tersebut jika dibandingkan
dengan nilai MARR (Minimum Attractive Rate of Return). Dalam hal ini, nilai
220.000
110.587.584
.000
220.000.000
220.000.00
0
Rp. 1304,6
MARR yang digunakan adalah tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI rate) yaitu
sebesar 6,50%.
Dalam menentukan IRR, ada beberapa langkah perhitungan yang harus
dilakukan untuk dapat menghitung nilai IRR yaitu sebagai berikut:
3.2.1. Depresiasi
Depresiasi dikenakan pada barang-barang yang kelihatan secara fisik
seperti bangunan dan mesin peralatan.
a. Depresiasi untuk mesin dan peralatan
Menurut Undang-undang RI No.17 tahun 2000, Pasal 11, besar tarif
penyusutan untuk kelompok bukan bangunan yang masa manfaatnya
mencapai 10 tahun adalah sebesar 12.5%.
b. Depresiasi untuk Bangunan
Menurut Undang-undang RI No.17 tahun 2000, Pasal 11, besar tarif
penyusutan untuk kelompok bangunan permanen adalah sebesar 5%.
Perhitungan besar depresiasi dengan metode persentase tetap ditunjukkan
pada Tabel 3.4.
Perhitungan Depresiasi Non Bangunan:
Tahun 1: 0,125 x 7.393.000 = 924.125
Tahun 2: 0,125 x (7.393.000 – 924.125) = 0.125 x 6.468.875 = 808.609,375
Tahun 3: 0,125x(6.468.875–808.609,375)= 0.125 x 5.660.265,625 = 707.533,203
Perhitungan Depresiasi Bangunan:
Tahun 1: 0,05 x 2.000.000 = 100.000
Tahun 2: 0,05 x (2.000.000-100.000) = 0,05 x 1.900.000 = 95.000
Tahun 3: 0,05 x (1.900.000-95.000) = 0,05 x 1.805.000 = 90.250
Total Depresiasi = Depresiasi Non Bangunan + Depresiasi Bangunan
Tabel 3.4. Hasil Perhitungan Depresiasi
Tahun Depresiasi Non
Bangunan (Rp)
Depresiasi
Bangunan (Rp)
Total Depresiasi
(Rp)
1 924.125 100.000 1.024.125
2 808.609 95.000
903.609
3 707.533 90.250 797.783
4 619.091 85.500 704.591
5 6.116.705 81.225 6.197.930
6 5.352.117 77.164 5.429.281
7 4.683.102 81.022 4.764.124
8 4.097.714 76.971 4.174.685
9 3.585.500 73.122 3.658.622
10 4.033.688 69.466 4.103.154
3.2.2. Amortisasi
Amortitasi dikenakan pada aset-aset yang tidak tampak (intangible assets),
misalnya nama merk perusahaan. Perhitungan besar amortisasi dengan metode
garis lurus ditunjukkan pada Tabel 3.5.
Perhitungan amortisasi per tahun = Rp. 1.000.000/10 = Rp. 100.000/tahun
Tabel 3.5. Hasil Perhitungan Amortisasi
Tahun Amortisasi (Rp)
1 100.000
2 100.000
3 100.000
4 100.000
5 100.000
6 100.000
7 100.000
8 100.000
9 100.000
10 100.000
Untuk total penyusutan setiap tahun didapat dengan cara menjumlahkan
depresiasi tiap tahun dengan amortisasi tiap tahun. Hasil perhitungannya dapat
dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Hasil Perhitungan Total Penyusutan
Tahun Total Depresiasi
(Rp) Amortisasi (Rp) Total (Rp)
1 1.024.125 100.000 1.124.125
2 903.609 100.000 1.003.609
3 797.783 100.000 897.783
4 704.591 100.000 804.591
5 6.197.930 100.000 6.297.930
6 5.429.281 100.000 5.529.281
7 4.764.124 100.000 4.864.124
8 4.174.685 100.000 4.274.685
9 3.658.622 100.000 3.758.622
10 4.103.154 100.000 4.203.154
3.2.3. Aliran Tunai Bersih
Aliran tunai bersih merupakan in cash flow setiap tahun. Besar aliran tunai
bersih adalah penerimaan dikurangi biaya dan pajak. Hasil perhitungan aliran
tunai bersih ditunjukkan pada Tabel 3.6.
TR = Rp. 220.000 x 2200 = Rp. 484.000.000
TC = TFC +TVC
= Rp. 62.875.200 + Rp. 159.265.920 = Rp. Perhitungan aliran
tunai bersih adalah sebagai berikut:
Untuk tahun 1 : Total depresiasi = Rp. 10.891.250
Laba kotor = TR - TC - Total depresiasi
= 264.000.000 – 222.141.120 – 10.891.250
= Rp. 30.967.630
Pajak = 5% x Rp. 30.967.630 = Rp. 1.548.382
Laba Bersih = Laba kotor – Pajak
= 30.967.630 – 1.548.382
= Rp. 29.419.248
Untuk tahun 2 : Total depresiasi = Rp. 10.294.219
Laba kotor = TR - TC - Total depresiasi
= 264.000.000 – 222.141.120 – 10.294.219
= Rp. 31.564.661
Pajak = 5% x Rp. 31.564.661 = Rp. 1.578.233
Laba Bersih = Laba kotor – Pajak
= 31.564.661 – 1.578.233
= Rp. 29.986.428
Dengan melakukan perhitungan yang sama untuk tahun-tahun berikutnya
maka diperoleh hasil seperti terlihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Perhitungan Laba Bersih per Tahun
Tahun Total penyusutan Laba kotor Pajak Laba bersih
1 10.891.250 30.967.630 1.548.382 29.419.248
2 10.294.219 31.564.661 1.578.233 29.986.428
3 9.734.316 32.124.564 1.606.228 30.518.336
4 9.208.777 32.650.103 1.632.505 31.017.598
5 8.715.086 33.143.794 1.657.190 31.486.604
6 8.250.955 33.607.925 1.680.396 31.927.529
Tabel 3.7. Perhitungan Laba Bersih per Tahun (Lanjutan)
Tahun Total penyusutan Laba kotor Pajak Laba bersih
7 7.814.296 34.044.584 1.702.229 32.342.355
8 7.403.203 34.455.677 1.722.784 32.732.893
9 7.015.930 34.842.950 1.742.148 33.100.802
10 6.650.880 35.208.000 1.760.400 33.447.600
Total 315.979.393
Dari data tersebut diatas maka besar IRR dapat ditentukan. Untuk
memperkirakan letak IRR, maka dicari harga Annualnya.
A = 10
bersihTunaiAliran
A = 10
3315.979.39
A = Rp. 31.597.939,3
A/P = 31.597.939,3 / 206.210.000 = 0,1532
Dari tabel bunga uang diperoleh bahwa faktor A/P berada pada i antara 7%
dan 9%. Dengan metode ”Trial dan Error” dicari nilai IRR yang diperoleh jika :
0 NCFPV
PVNCF (Present Value Net Cash Flow) merupakan nilai sekarang dari aliran tunai
bersih Jika digambarkan dengan Cash Flow dapat dilihat pada Gambar
3.2.
Gambar 3.2. Cash Flow Diagram
Keterangan:
Untuk i = 7%
NPV = -206.210.000 + 29.419.248 (P/F, 7%, 1) + 29.986.428 (P/F, 7%, 2) +
30.518.336 (P/F, 7%, 3) + 31.017.598 (P/F, 7%, 4) + 31.486.604
(P/F, 7%, 5) + 31.927.529 (P/F, 7%, 6) + 32.342.355 (P/F, 7%, 7) +
32.732.893 (P/F, 7%, 8) + 33.100.802 (P/F, 7%, 9) + 33.447.600
(P/F, 7%, 10)
= -206.210.000 + 29.419.248 (0,9346) + 29.986.428 (0,8734) +
30.518.336 (0,8163) + 31.017.598 (0,7629) + 31.486.604 (0,7130) +
31.927.529 (0,6663) + 32.342.355 (0,6227) + 32.732.893 (0,5820) +
33.100.802 (0,5439) + 33.447.600 (0,5083)
= 5.817.061
Untuk i = 9%
NPV = -206.210.000 + 29.419.248 (P/F, 9%, 1) + 29.986.428 (P/F, 9%, 2) +
30.518.336 (P/F, 9%, 3) + 31.017.598 (P/F, 9%, 4) + 31.486.604
(P/F, 9%, 5) + 31.927.529 (P/F, 9%, 6) + 32.342.355 (P/F, 9%, 7) +
32.732.893 (P/F, 9%, 8) + 33.100.802 (P/F, 9%, 9) + 33.447.600
(P/F, 9%, 10)
Investasi
(Out Cash Flow) Laba Bersih
(In Cash Flow)
= -206.210.000 + 29.419.248 (0,9174) + 29.986.428 (0,8417) +
30.518.336 (0,7722) + 31.017.598 (0,7084) + 31.486.604 (0,6499) +
31.927.529 (0,5963) + 32.342.355 (0,5470) + 32.732.893 (0,5019) +
33.100.802 (0,4604) + 33.447.600 (0,4224)
= -5.452.769
Tabel 3.8. Hasil Perhitungan IRR
Persen (P/F) Out Cash Flow (Rp) NPV (Rp)
7% 206.210.000 5.817.061
9% 206.210.000 -5.452.769
IRR adalah nilai discount rate i yang membuat NPV dari proyek sama
dengan nol. Dari Tabel 3.8. dapat dilihat IRR berada diantara 7 % dan 9 %, maka
dengan interpolasi didapatkan:
IRR=
%95.452.769
)5.452.769(5.817.061
%9%7x 8,03%
Dari perhitungan diketahui bahwa IRR = 8,03% lebih besar daripada
suku bank yang sebesar 6,50%. Hal ini berarti bahwa usaha ini layak dilakukan
ditinjau dari perhitungan IRR tersebut.
3.2.4. Perhitungan Pay Back Period
Pada tahun nol nilai cash outflow adalah sebesar nilai dari investasi.
Perhitungan pay back period dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9. Perhitungan Pay Back Period
Tahun Laba
Bersih Depresiasi Amortisasi
Cash
Proceeds
Cash
Outflow
Saldo
Cash
0 - - - - 206.210.000 (206.210.000)
1 29.419.248 10.776.250 115.000 40.310.498 0 -165.899.502
2 29.986.428 10.179.219 115.000 40.280.647 0 -125.618.855
3 30.518.336 9.619.316 115.000 40.252.652 0 -85.366.203
4 31.017.598 9.093.777 115.000 40.226.375 0 -45.139.828
5 31.486.604 8.600.086 115.000 40.201.690 0 -4.938.138
6 31.927.529 8.135.955 115.000 40.178.484 0 35.240.346
7 32.342.355 7.699.296 115.000 40.156.651 0 75.396.997
8 32.732.893 7.288.203 115.000 40.136.096 0 115.533.093
9 33.100.802 6.900.930 115.000 40.116.732 0 155.649.825
10 33.447.600 6.535.880 115.000 40.098.480 0 195.748.305
12,5
5)346.240.35138.938.4(
138.938.4
PeriodBackPay
Pay Back Period = 5 tahun 1 bulan
4.1 Kesimpulan
Dengan menggunakan metode Level Strategic dan Chase Strategic dapat
dirangkum data sebagai berikut :
Variables Dalam 1 Periode
Level S. Chase L.
Demand 168275 168275
Hari Kerja 261 261
Jam Efektif 1892.25 1892.25
Beg. Inventory 23500 23500
Net Requirement 147470.61 144775
Requrements Workers per
Month
50 55
Fired - 115
Hired - 17
Production 132140.36 144775.00
Ending Inventory - 10375.00
Ending Inventory ($) - Rp 6,484,375
Surplus 1270 -
Storage 16788 -
Biaya tenaga kerja Rp 261,000,000 Rp 287,300,000.00
Biaya Pemecatan - Rp 17,250,000
Biaya Rekrut - Rp 1,700,000
Biaya Lembur Rp 58,759,427 -
Biaya Inventory Rp 793,471 -
Total Biaya Rp 320,552,898 Rp 312,734,375