Upload
buicong
View
232
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
iv
BUDAYA ORGANISASI DI SMK NURUL FALAH AUR KUNING
KABUPATEN PASAMAN BARAT
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)
Oleh:
DITA SALFITRI
03808
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
i
i
i
i
Dengan ketulusan dan kerendahan hati skripsi ini penulis persembahkan untuk Keluarga tercinta Salwin (ayah), Asmaniar (amak) terima kasih atas ketabahan,
harapan, kasih saayang dan pengorbanan yang tak bisa anak mu nilai dengan barang satu apa pun hanya ridho allah lah yang bisa menjadi penguat.
Kakak-kakakQ yang begitu membagakan (it, af ef dan yel) harapan mu paripurna
sudah hari ini semoga menjadi motivasi untuk anak-anak kalian besar nantik. Buat bg MK makasi buat semangat dan motivasi yang abg berikan,, Abg yang selalu menginspirasi Ta untuk bisa jadi yang lebih baik…banyak perubahan positif yang ta alami sejak mengenal abg,,abg yang mewarnai hari2 ta selama ini… Semoga ta juga
bisa sukses, pintar dan bisa lebih bersabar seperti abg. makasi banyak bg MK…
Kawan2Q tercinta, ceria, genit dan usil perjuangan kita sudah membuahkan hasil dan teruslah berusaha mencapai cita-cita kita.
Moto Orang biasa mengangap target sebagai beban melelahkan Orang luar biasa menjadikan beban sebagai target yang mengairahkan “sesungguhnya Allah tidak merubah nasib suatu kaum, kcuali kaum itu sendi yang merubah nasibnya” (QS. ArRa’ab, 11)” Nasib saya, masa depan saya, mau jadi apa saya, sayalah yang menentukan, sukses dan gagalnya saya, saya lah yang menciptakan, saya sendirilah yang mengarsiteki apa yang saya raih dalam hidup ini. “kalau gitu dimanakah takdir tuhan?” “takdir tuhan itu ada diujung usaha manusia tuhan maha adil, Dia akan memberikan sesuatu kepada umatnya sesuai dengan kadar usaha dan ikhtiarnya”. “pendidikan amanat kemanusiaan (fajar biru).
Dita Salfitri
i
ABSTRAK
Judul : Budaya Organisasi pada Sekolah Menengah Kejuruan
Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat
Penulis : DITA SALFITRI
Pembimbing : 1. Drs. Syahril, M.Pd
2. Dra. Nelfia Adi, M.Pd
Permasalahan yang timbul dalam penelitian ini adalah masih kurang
efektifnya penerapan budaya organisasi di Sekolah Menengah Kejuruan Nurul
Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat. Adapun tujuan dari penelitian ini
untuk memperoleh informasi mengenai Budaya Organisasi dilingkunagan Sekolah
dimaksud.
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif, adapun Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh personil guru yang ada di Sekolah Menegah Kejuruan Nurul
Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat yang berjumlah 35 orang. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket model Skala Likert yang telah
diuji validitas dan reliabilitasnya, uji validitas terhadap angket ini didapatkan
angka 0,684. Angka ini lebih besar dari rtabel dengan taraf kepercayaan 95% dan N
= 15 sebesar 0,514. Sehingga dinyatakan bahwa angket yang akan digunakan
sebagai instrument penelitian adalah valid. Uji reliabilitas didapatkan angka
0,985. Angka ini lebih besar dari rtabel dengan taraf kepercayaan 95% dan N = 15
adalah 0,514. Hal Ini menandakan instrument penelitian reliabel. Data yang
diperoleh dianalisis dengan mencari skor rata-rata (mean).
Hasil analisis data penelitian budaya organisasi di Sekolah Menengah
Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat menunjukkan
bahwa: 1) Inisiatif individual personil pada Sekolah Menengah Kejuruan Nurul
Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat berada pada kategori sangat baik
dengan skor rata-rata (4,34), 2) pengarahan dalam Budaya Organisasi berada
pada kategori baik dengan skor rata-rata (4,08), 3) integrasi personil dalam
Budaya Organisasi berada pada kategori baik dengan skor rata-rata (3,93), 4)
dukungan dari manajemen dalam Budaya Organisasi berada pada kategori baik
dengan skor rata (3,94), dan sedangkan pola komunikasi dalam Budaya
Organisasi berada pada katagori baik dengan skor rata-rata (3,69).
Secara umum Budaya Organisasi pada Sekolah Menengah kejuruan Nurul
Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat berada pada kategori cukup baik
dengan skor rata-rata 3,99.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr. Wb.
Puji syukur tak terhingga Penulis hantarkan dengan kata-kata rabbal
a‟lamin yang telah memberikan kekuatan dan petunjuk kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Salawat dan sallam semoga senang tiasa terlimpahkan kepada rasulullah
SAW sebagai tumpuan harapan serta rahmatan lil‟alamin.
Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu
dalam kesempatan ini Penulis menyampaikan ucapan terimakasih serta do‟a
semaga allah SWT memberikan limpahan anugrah kepada:
1. Bapak Frof. Dr. Phil Yanuar Kiram selaku rector Universitas Negeri Padang
2. Bapak Frof. Dr. Firman MS, Konsling selaku dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang
3. Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan Dr. Ahmad Sabandi, M.Pd
4. Bapak Drs. Syahril, M.Pd dan Ibu Dra. Nelfia Adi, M.Pd selaku pembimbing
Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada
Penulis
5. Bapak Dr. Jasrial, M.Pd, Dra. Ermita, M.Pd dan Lusi Susanti, S. Pd, M.Pd
selaku penguji dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan terimakasih
6. Bapak dan ibu kariawan TU UNP yang telah memberikan berbagai
kemudahan kepada penulis
7. Bapak Kusdi S.Ag selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah
Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat berserta Staf Guru terima kasih atas
kerjasamanya
iii
Meskipun Penulis berusaha mencurakan segenap kemampuan untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini namun Penulis menyadari tak ada gading tak retak tak
ada manusia sempurna, dalam karya ilmiah ini masih ada kekurang-kekurangan
yang memotivasi Penulis untuk terus berkarya.
Akhirnya, hanya kepada Allah lah kita mengadu dan memohon semoga
dengan ridhoNya penulis mampu meraih dan memperoleh ilmu yang bermanfaat
dan dengan lindunganNya penulis dalam keselamatan. Amiiiinnnnn……
Hormat saya,
DITA SALFITRI
03808/ 2008
iii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 6
D. Rumusan Masalah .......................................................................... 7
E. Pertanyaan Penelitian .................................................................... 8
F. Tujuan Penelitian ........................................................................... 8
G. Kegunaan Penelitian ....................................................................... 9
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Tinjaun Pustaka .............................................................................. 10
1. Pengertian Budaya Organisasi .................................................. 10
2. Fungsi Budaya Organisasi ........................................................ 13
3. Tipe Budaya Organisasi ........................................................... 16
4. Karakteristik Budaya Organisasi .............................................. 18
5. Pentingnya Budaya Organisasi ................................................. 32
B. Kerangka Konseptual ..................................................................... 35
iv
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................... 37
B. Definisi Operasional ....................................................................... 37
C. Populasi dan Sampel ...................................................................... 38
D. Instrumen Penelitian ....................................................................... 39
E. Teknik Analisa Data ....................................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ................................................................................ 43
1. Aspek Inisiatif Individual personil pada Sekolah Menengah
Kejuruan Nurul falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat 43
2. Aspek Pengarahan dalam Budaya Organisasi pada Sekolah
Menengah kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten
Pasaman Barat .......................................................................... 45
3. Aspek Integrasi personil dalam Budaya Organisasi pada
Sekolah Menengah Kejuruan Nurul falah Aur Kuning
Kabupaten Pasaman Barat........................................................ 46
4. Aspek Dukungan dari Manajemen dalam Budaya Organisasi
pada Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning
Kabupaten Pasaman Barat........................................................ 47
5. Aspek Pola Komunikasi dalam Budaya Organisasi pada
Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning
Kabupaten Pasaman Barat........................................................ 48
6. Rekapitulasi Data Budaya Organisasi pada Sekolah
Menengah kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten
Pasaman Barat .......................................................................... 49
B. Pembahasan .................................................................................... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 59
B. Saran ............................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 62
LAMPIRAN .................................................................................................... 63
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Populasi Guru di Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning
Kabupaten Pasaman Barat.......................................................................... 38
2. Keadaan Sampel guru di Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur
Kuning Kabupaten Pasaman Barat............................................................. 39
3. Skor Rata-Rata Aspek Inisiatif Individual Personil dalam Budaya
Organisasi pada Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning
Kabupaten Pasaman Barat.......................................................................... 44
4. Skor Rata-Rata Aspek Pengarahan dalam Budaya Organisasi pada
Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten
Pasaman ..................................................................................................... 45
5. Aspek Integrasi Personil dalam Budaya Organisasi pada Sekolah
Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat 46
6. Aspek Dukungan dari Manajemen dalam Budaya Organisasi pada
Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten
Pasaman Barat ............................................................................................ 47
7. Aspek Pola Komunikasi dalam Budaya Organisasi pada Sekolah
Menenga Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat . 48
8. Rekapitulasi Data Budaya Organisasi pada Sekolah Menengah Kejuruan
Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat ................................. 49
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka konseptual tentang Budaya Organisasi di SMK Nurul Falah
Aur Kuning Kabuaptens Pasaman Barat .................................................... 35
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ................................................................... 63
2. Angket Penelitian ....................................................................................... 65
3. Rekapitulasi Data ....................................................................................... 68
4. Tabulasi Data ............................................................................................. 69
5. Uji Validitas dan Reabilitas ....................................................................... 70
6. Tabel Krejchi .............................................................................................. 72
7. Tabel Nilai-Nilai Rho................................................................................. 72
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah
dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis,
terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan
sumber daya, sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan
secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Sebuah organisasi
dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi
dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok
orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah
organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya,
karena memberikan kontribusi, hal ini dilatar belakangi oleh karakteristik
suatu organisasi. Keunikan suatu organisasi dapat dipengaruhi berbagai hal
antara lain, nilai, norma, cara, kebiasaan dan berprilaku-prilaku yang ada pada
diri anggota organisasi tersebut. Nilai, norma, cara, kebiasaan dan perilaku
yang ada pada setiap diri anggota organisasi inilah yang disebut dengan
budaya.
Setiap organisasi memiliki budaya yang dijadikan pembatas untuk
membedakan satu organisasi dengan organisasi lain dan mempunyai
karateristik jati diri sendiri yang khas dari organisasi itu sendiri. Budaya
organisasi sangat penting dalam sebuah organisasi, sebab budaya organisasi
akan menjadi pondasi dasar dalam menjalankan aktifitas, semakin baik nilai-
2
nilai budaya organisasi yang ada, maka semakin baik pula budaya itu
mempengaruhi perkembangan suatu organisasi. Jika suatu organisasi tersebut
didirikan dengan dasar budaya yang baik, maka organisasi tersebut senantiasa
tetap bertahan ditengah zaman yang selalu yang mengalami perubahan.
Budaya organisasi dipersepsikan sebagai cara berprilaku dalam
organisasi yang bersangkutan. Budaya organisasi dapat dipelajari dari bentuk-
bentuk prilaku beserta simbol-simbol karateristik organisasi. Bentuk
manifestasi budaya dapat diidentifikasi dari cara-cara para anggota organisasi
berkomunikasi, bergaul, dan menempatkan diri dalam perananya agar dapat
ditangapi dari cara-cara bersikap, kebiasaan anggota organisasi dalam
melakukan keseharian. Budaya menjadi kebiasaan, tradisi yang ditampilkan
dalam pelaksanaan tugas seseorang, kebiasaan dan tradisi terlihat dari cara
pemahaman tugas yang terlihat dari sikap dan prilaku dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawab. Zamroni, (dalam Ramadani 2006:8), menjelaskan
budaya organisasi sebagai suatu pandangan hidup yang diakui bersama oleh
suatu organisasi, yang mencakup cara berfikir, perilaku, sikap, nilai-nilai yang
tercemin baik dalam wujud fisik maupun abstrak.
Salah satu bentuk dari organisasi yaitu sekolah, sekolah merupakan
suatu sistem unik dan komplek yang dibentuk atas dasar kepentingan bersama,
sekolah dijadikan suatu sarana. Sebagai suatu organisasi sekolah tidak terlepas
dari unsur budaya organisasinya, dimana budaya menjadi kebiasaan dan
tradisi yang ditampilkan dalam melaksanakan tugasnya.
3
Budaya organisasi memiliki karakteristik salah satunya menurut Robin
(1995:480), yaitu: “bagaimana inisiatif individual dalam organisasi, toleransi
terhadap tindakan berisiko, arah dari organisasi, integrasi, dukungan dari
manajemen, pola komunikasi, identitas, control,toleransi terhadap konflik bagi
tiap personil, sistim imbalan yang diterapkan dalam organisasi”. Baiknya
budaya organisasi akan membantu setiap personil sekolah meningkatkan
kemampuan dan usaha secara optimal dalam melakukan pekerjaan bagi
kemajuan bersama disuatu sekolah. Namun, tindakan mengabaikan budaya
organisasi akan berdampak pada buruknya hasil pencapaian tujuan akhir dari
sekolah.
Budaya organisasi tumbuh melalui proses evolusi dari gagasan yang
diciptakan oleh pendiri organisasi dan kemudian ditanamkan kepada para
pengikutnya. Budaya organisasi tumbuh dan berkembang apabila dilakukan
dengan menanamkan nilai-nilai tertentu melalui proses pembelajaran.
Budaya organisasi perlu dikembangkan sesuai dengan keadaan
lingkungan dan kebutuhan organisasi. Perkembangan organissi harus
diarahkan pada terciptanya achievement culture, yaitu tipe budaya yang
mendorong dan menghargai kinerja orang. Achievement culture menekankan
pada pekerjaan yang dilakukan daripada sekedar peran Victor S.L. Tan,
(Wibowo, 2010;03)
Budaya organisasi dianggap penting karena akan berpengaruh pada
hasil pekerjaan yang dilakukan oleh personil sekolah serta menjadi pondasi
dalam pelaksanaan kegiatan organisasi sekolah. Di Sekolah Menengah
4
Kejuruan (SMK) Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat juga
memiliki budaya organisasi yang mempunyai karateristik tersendiri, sebagai
sebuah organisasi sekolah yang mempunyai identitas sebagaimana organisasi
lainnya. Budaya organisasi yang ada harus dijalankan dengan baik dan benar
sesuai dengan kaidah-kaidah sehingga akan tercapai tujuan organisasi yang
sebenarnya dilingkungan sekolah tersebut.
Dalam pengamatan yang penulis lakukan di Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat selama 6
hari terhitung dari Tanggal 05 s./d 10 November 2012, ada beberapa faktor
yang menjadi penghambat sehingga belum terealisasinya budaya organisasi
dengan baik dan utuh, adapaun faktor tersebut dimaksud yaitu: (a) Masih
adannya perilaku-prilaku personil di SMK Nurul Falah Aur Kuning
Kabupaten Pasaman Barat yang merupakan anggota organisasi sekolah dalam
melaksanakan tugasnya cenderung bersifat statis sehingga belum ada
menunjukan perubahan karena adanya anggapan bahwa pekerjaan yang
mereka lakukan hanya sebatas rutinitas atau memperoleh gaji, padahal setiap
personil organisasi sekolah haruslah bertanggung jawab terhadap apa yang
diamanahkan,sehingga bisa melahirkan ide-ide cemerlang untuk sebuah tujuan
organisasi, (b) Masih terlihat kurangnya bimbingan pimpinan untuk
menyampaikan dan memberikan pengarahan untuk perbaikan serta
pengembangan kemampuan diri personil yang ada, sehingga personil SMK
Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat kurang menyadari
kekurangannya dalam mengembangkan diri.dalam hal ini seorang pimpinan
5
harus mampu memberikan bimbingan dan arahan yang berfungsi seabagai alat
kontrol bagi bawahan dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan
potensi diri yang ada, (c) Masih kurangnya disiplin yang menimbulkan prilaku
tidak baik sebagian personil Sekolah dalam menjalankan aturan yang telah
ada, hal ini tercermin dari,adanya personil di sekolah tersebut yang datang
terlambat dan pulang lebih awal dari waktu yang ditentukan serta sering
ditemukan personil yang mengajar meninggalkan ruangan belajar dalam
waktu lama yang menimbulkan efek kurang baik untuk kelangsungan budaya
organisasi disekolah dimaksud, (d) adanya perilaku-prilaku sebagian personil
sekolah yang kurang mendidik seperti kurangnya komunikasi antara guru yang
mengakibatkan timbulnya anggapan mementingkan diri sendiri, hal ini lah
menjadi penghambat untuk kelangsungan sebuah organisasi, (e) Kurangnya
kerjasama antara para personil sekolah antara atasan dengan bawahan,baik itu
persoalan sekolah maupun persoalan lainya yang bersifat memajukan sekolah,
padahal kerjasama yang baik dan terarahlah yang akan melahirkan sebuah
budaya organisasi yang baik sehingga terealisasinya program-program
organisasi yang ada.
Fenomena diatas mengambarkan bahwa budaya organisasi di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman
Barat masih belum optimal terlaksana. Berdasarkan fenomena-fenomena yang
ada di atas, maka penulis mencoba untuk melakukan penelitian tentang
“Budaya Organisasi Pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nurul Falah
Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat”
6
B. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Perilaku-prilaku personil organisasi sekolah dalam melaksanakan tugasnya
masih bersifat statis, dan belum ada menunjukan perubahan karena
anggapan bahwa pekerjaan dilakukan hanya sebatas rutinitas
2. Kesiapan dan kesediaan pimpinan masih kurang dalam menyampaikan dan
memberikan pengarahan untuk perbaikan serta pengembangan
kemampuan personil organisasi, hal ini mengakibatkan timbulnya sifat
kurang menyadari dalam diri personil sekolah.
3. Penegakan disiplin yang belum optimal menimbulkan prilaku tidak baik
bagi sebagian personil sekolah dalam menjalankan aturan yang telah
dibuat.
4. Adanya perilaku sebagian personil di Sekolah Menengah Kejuruan Nurul
Falah Aur Kuning Kabuapaten Pasaman Barat yang kurang mendidik,
sehingga mengakibatkan timbulnya sebuah anggapan mementingkan diri
sendiri
5. Belum maksimalnya kerjasama antara personil Sekolah Menengah
Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat antara
atasan dengan bawahan, yang mengakibatkan terhambatnya pelaksanaan
program kerja yang ada.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, terlihat banyak permasalahan
yang terjadi dalam budaya organisasi di Sekolah Menengah Kejuruan Nurul
Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat. Namun dengan segala
7
keterbatasan penulis membatasi penulisan ini berdasarkan aspek 5 (Lima) dari
10 (Sepuluh) aspek Karakteristik Budaya Organisasi berdasarkan pendapat
Stephen P.Robbins antara lain:
1. Aspek inisiatif individual
2. Aspek pengarahan
3. Aspek integrasi
4. Aspek dukungan dari manajemen dan
5. Aspek pola komunikasi
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah 5 (Lima) Aspek Karakteristik Budaya Organisasi
Menurut Stepen P Robbins antara lain:
1. Budaya Organisasi di Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur
Kuning Kabupaten Pasaman Barat ditinjau dari Aspek inisiatif individual
2. Budaya Organisasi di Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur
Kuning Kabupaten Pasaman Barat ditinjau dari aspek pengarahan
3. Bagaimana budaya organisasi di SMK Nurul Falah Aur KuningKabupaten
Pasaman Barat ditinjau dari aspek integrasi
4. Bagaimana budaya organisasi di Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah
Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat ditinjau dari aspek dukungan dari
manajemen
5. Bagaimana budaya organisasi di Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah
Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat ditinjau dari aspek pola
komunikasi
8
E. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimanakah budaya organisasi di Sekolah Menengah Kejuruan Nurul
Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat ditinjau dari aspek inisiatif
individual?
2. Bagaimanakah budaya organisasi di Sekolah Menengah Kejuruan Nurul
Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat ditinjau dari aspek
pengarahan?
3. Bagaimanakah budaya organisasi di Sekolah Menegah Kejuruan Nurul
Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat ditinjau dari aspek intekrasi?
4. Bagaimanakah budaya organisasi di Sekolah Menegah Kejuruan Nurul
Falah Aur Kuning Kabupaten pasaman Barat ditinjau dari aspek dukungan
manajemen?
5. Bagaimanakah budaya organisasi di Sekolah Menengah Kejuruan Nurul
Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat ditinjau dari aspek pola
komunikasi?
F. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi
tentang:
1. Budaya organisasi di Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur
Kuning ditinjau dari aspek inisiatif individual
2. Budaya organisasi diSekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur
Kuning ditinjau dari aspek pengarahan
3. Budaya organisasi pada Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur
Kuning ditinjau dari aspek intekrai personil dalam berorganisasi
9
4. Budaya organisasi pada Sekolah Menegah Kejuruan Nurul Falah Aur
Kuning ditinjau dari aspek dukungan manajemen terhadap personil
sekolah yang ada di organisasi sekolah
5. Budaya organisasi pada Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur
Kuning ditinjau dari aspek pola komunikasi yang dibentuk diorganisasi
sekolah.
G. Kegunaan Penelitian
Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan,
maka hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:
1. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan serta informasi untuk guru Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat
untuk mengetahui budaya organisasi yang ada di sekolah tempat ia
bekerja, sehingga ada upaya untuk peningkatan budaya organisasi kearah
yang lebih baik.
2. Bagi Kepala Sekolah
Dengan adanya hasil penelitian ini nantinya, diharapkan kepada Kepala
Sekolah SMK Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat untuk
dapat melihat alternatif dalam menmgambil kebijakan dalam melakukan
pembinaan terhadap personil dalam menjalankan budaya organisasi di
sekolah bersangkutan.
10
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Budaya Organisasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003), budaya berasal
dari bahasa Sansekerta, yaitu “Budhayah” bentuk jamak dari budhi yang
artinya akal atau segala sesuatu yang berkaitan dengan akal, pikiran, nilai-
nilai dan sikap mental. Dalam bahasa inggris, budaya dikenal dengan
istilah culture yang artinya mengelola atau mengerjakan sesuatu, cara
manusia mengaktualisasikan rasa (value), karsa (creativity) dan karya-
karya budaya. Budaya menganbarkan cara kita melakukan segala sesuatu.
Budaya dalam hal ini merupakan tingkah laku dan gejala sosial yang
mengambarkan identitas dan citra suatu masyarakat.
Menurut Robbin (1995;482), budaya organisasi adalah suatu
persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu sendiri.
Budaya organisasi adalah suatu pola asumsi dasar yang ditemukan dan
dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu karena mempelajari dan
menguasai masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal, yang telah
bekerja dengan cukup baik untuk dipertimbangkan secara layak dan karena
itu diajarkan pada anggota baru sebagai cara yang dipersepsikan, befikir
dan dirasakan dengan benar dalam hubungan dengan masalah tersebut
Edgar Schein(Wibowo, 2010: 15).
11
Mintzberg (Nurhizrah Gistituati, 2009;3) mengatakan bahwa
budaya organisasi adalah ideologi organisasi atau tradisi dan keyakinan
suatu organisasi yang membedakannya dari organisasi lain, dan yang
memberikan suatu kehidupan tertentu kedalam kerangka dari struktur
organisasinya.
Dalam pandangan Jeff Cartwright (Wibowo,2010:15), budaya
organisasi adalah penentu yang kuat dari keyakinan, sikap dan perilaku
orang, dan pengaruhnya dapat diukur melalui bagaimana orang termotifasi
untuk merespon pada lingkungan budaya mereka. Atas dasar itu,
Cartwright mendefinisikan budaya sebagai sebuah kumpulan orang yang
terorganisasi yang berbagai tujuan, keyakinan dan nilai-nilai yang sama,
dan dapat diukur dalam bentuk pengaruhnya pada motivasi.
Sementara itu, Robert P. Vecchio (Wibowo, 2010: 17) memberikan
definisi budaya organisasi sebagai nilai-nilai dan norma-norma bersama
yang terdapat dalam suatu organisasi dan mengajarkan pada pekerja yang
datang. Definisi ini menganjurkan bahwa budaya organisasi menyangkut
keyakinan dan perasaan bersama, keteraturan dalam berprilaku dan proses
historis untuk meneruskan nilai-nilai dan norma-norma.
Adapun Jerald Greenberg dan Robert A. Baron (Wibowo, 2010:
17) menyatakan budaya organisasi sebgai kerangka kerja konigtif yang
terdiri dari sikap, nilai-nilai, norma prilaku dan harapan yang diterima
bersama oleh anggota organisasi, Akar setiap budaya organisasi adalah
serangkaian karateristik inti yang dihargai secara kolektif oleh anggota
organisasi.
12
Tasmara (dalam Komariah 2008: 97) menyatakan tentang isi utama
budaya yaitu:
a. Budaya berkaitan erat dengan persepsi terhadap nilai dan lingkungan
yang melahirkan makna dan pandangan hidup yang akan
mempengaruhi tingkah laku
b. Adanya pola nilai, Sikap, Tingkah Laku dan Sistem kerja
c. Budaya merupakan hasil pengalamanan hidup, kebiasaan-kebiasaan
serta proses seleksi (menerima atau menolak) norma-norma yang ada
dalam cara hidup berinteraksi atau menempatkan diri ditengah-tengah
masyarakat
d. Dalam proses budaya terdapat saling mempengaruhi dan saling
ketergantungan (interdependensi) baik sosial maupun lingkungan non
sosial.
Dari berbagai defenisi yang dikemungkakan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa:
a. Budaya organisasi dapat diartikan sebagai suatu system nilai,
norma,keyakinan atau ideology, cara berfikir dan harapn yang dimilik
bersama dan dipegang teguh oleh para anggota organisasi,
b. Budaya organsiasi menjadi penuntun tingkah laku anggota-anggota
organisasi tersebut, dan menjadi cirri khas atau karakteristik suatu
organisasi, serta yang membedakan organisasi tersebut dengan
organisasi lainnya dan
c. Budaya organsiasi harus tumbuh-kembang dan dipelihara jika ingin
terus berhasil dalam memajukan suatu organisasi/ sekolah.
13
2. Fungsi Budaya Organisasi
Budaya organisasi yang kuat akan bernilai baik bagi anggota
organisasi disekolah, dibandingkan dengan budaya organisasi yang lemah.
Budaya organisasi akan mampu membuat citra organisasi berbeda dengan
yang lainnya dan tentunya akan membantu untuk meningkatkan kinerja
anggota organisasi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Fungsi budaya organisasi menunjukan peranan atau kegunaan dari
budaya organisasi. Ada lima fungsi budaya organisasi menurut. Sondang
P. Siagian, M.P.A. 2009;199 yaitu:
a. Penentu batas-batas berprilaku. Budaya organisasi berperan dalam
menentukan perilaku yang seyogianya ditampilkan, dan perilaku yang
harus dielakan. Dengan kata lain, menentukan apa yang boleh dan
tidak boleh dilakukan, kriteria yang pantas dan yang tidak pantas,
pengertian apa yang benar dan apa yang salah, norma-norma moral dan
etika mana yang dominan, dan mana yang bersifat sekunder, kriteria
loyalitas, etos kerja yang harus ditaati, serta disiplin organisasi yang
dipegang teguh. Dan menegaskan cara-cara berprilaku yang sesuai
dengan tuntutan budaya organisasi.
b. Membuka kesadaran tentang identitas sebagai anggota organisasi.
Budaya organisasi menuntut agar para anggotanya merasa bangga
mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi. Hal itu hanya akan
timbul apa bila semua anggota organisasi merasa memiliki yang
mendalam akan mencegah para anggota organisasi melakukan hal-hal
yang dapat merusak citra organisasi yang bersangkutan.
14
c. Penumbuhan komitmen. Sebagai konsekuensi logis dari rasa memiliki
organisasi, para anggota organisasi akan bersedia membuat komitmen
termasuk memberikan pengorbanan sedemikian rupa, sehingga mereka
akan iklas bekerja demi keberhasilan organisasi. Kesediaan tersebut
hanya akan tumbuh dan berkembang apabila para anggota organisasi
yakin, bahwa keberhasilan organisasi akan melicinkan jalan bagi
mereka untuk mencapai cita-cita, harapan, keinginan, dan kepentingan
pribadinya.
d. Pemeliharaan stabilitas organisasianal. Kiranya mudah untuk
memahami, bahwa keberhasilan akan lebih mudah diraih, masalah
lebih mudah terpecahkan, dan iklim kerja sama dapat dipelihara
apabila terdapat suasana stabil dalam organisasi.
e. Mekanisme pengawasan. Pengawasan merupakan salah satu fungsi
organik manajemen. Berarti ketat atau longgarnya, pengawasan harus
dilaksanakan. Asumsi mendasar dalam hal ini ialah, bahwa jika budaya
organisasi dihayati dan dilaksanakan oleh para onggota organisasi,
budaya tersebut juga berfungsi sebagai instrumen pengawasan
sehingga pengawasan sebagai fungsi manajemen tidak memainkan
peranan yang dominan lagi. Alasannya ialah, karena para anggota
organisasi menampilkan perilaku yang positif, bekerja secara kreatif,
dalam arti mampu menghasilkan ide-ide baru.
Selanjutnya, Robbins (Nurhizrah Gistituati, 2009;14) mengatakan
ada beberapa fungsi budaya organsiasi yaitu:
15
a. Membedakan organsiasi satu dengan yang lainnya
b. Memunculkan rasa identitas bersama
c. Memfasilitasi berkembangkan komitmen terhadap kelompok
organisasi
d. Sebagai perekat, pemersatu orang-orang yang ada dalam organisasi,
dan memunculkan standar tingkah laku yang sesuai.
Rivai (2003: 432), menyatakan 5 buah fungsi budaya organisasi
yaitu:
a. Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tanpa batas, artinya
budaya menciptakan perbedaan yang jelas dan dijadikan cirri khas
antara satu organisasi degan organisasi yang lain, walaupun organisasi
itu bergerak dalam bidang yang sama sekalipun.
b. Budaya memberikan identitas bagi anggota organisasi
c. Budaya mempermudah tibulnya komitmen yang lebih luas dalam
menjalankan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab seseorang
secara baik dalam menghasilkan kerja optimal
d. Budaya itu meningkatkan kemantapan sistem sosial yang akan dilihat
oleh lingkungan sekitar.
e. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang
memandu serta membentuk sikap dan prilaku karyawan.
Pendapat para pakar tentang fungsi budaya organisasi di atas
menunjukan beberapa kesamaan, sedangkan beberapa perbedaan yang ada
bersifat saling melengkapi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
16
fungsi budaya organisasi adalah: (1) menunjukan identitas, (2) menun
jukan batasan peran yang jelas, (3) menunjukan komitmen kolektif, (4)
membangun stabilitas system sosial, (5) membangun pikiran sehat dan
masuk akal, dan (6) memperjelas standar perilaku.
3. Tipe Budaya Organisasi
Sesuai dengan pemahaman sebelumnya, budaya organsiasi tersebut
adalah filosofi dasar yang memuat keyakinan, dan norma-norma, serta
nilai-nilai bersama yang menjadi karakteristik inti tentang bagaimana cara
melakukan sesuatu dalam organisasi. Keyakinan, dan norma-norma, serta
nilai-nilai tersebut bisa menjadi pegangan semua unsur yang ada dalam
satu organisasi dalam melaksanakan kinerjanya.
Luasnya pengertian budaya organsiasi tersebut membuka peluang
timbulnya berbagai pandangan tentang adanya tipe-tipe budaya organisasi
yaitu:
Stephen P.Robbins (Wibowo, 2010:28) mengelompokan ada
beberapa tipe budaya organisasi yaitu: 1) networked culture, 2) mercenary
culture, 3) fragmented culture dan 4) communal culture. Penetapan tipe
budaya organisasi tersebut dilakukan dengan menarik hubungan antara
tingkat sosiabilitas dan solidaritas.
a. Networket culture
Organisasi memandang anggota sebagai suatu keluarga dan
teman. Budaya ini ditandai oleh tingkat sosiabilitas atau kesenagan
bergaul tinggi dan tinggkat solidaritas atau kesetiakawanan rendah.
Network culture sangat bersahabat dan bersuka ria dalam gaya.
17
b. Mercenary culture
Organisasi memfokus pada tujuan. Budaya organisasi ini
ditandai oleh tingkatan sosiabilitas rendah dan tingkat silidaritas tinggi.
Melibatkan orang yang sangat fokus dalam menarik bersama untuk
membuat pekerjaan dilakukan, komunikasi cenderung cepat, langsung
dikendalikan dengan cara tidak ada yang tidak mungkin.
c. Fragmented culture
Organisasi yang dibuat dari para individualis. Budaya ini
ditandai oleh solidaritas dan sosiabilitas rendah. Orang yang bekerja
dalam sedikit melakukan kontak dan dalam banyak hal mereka bahkan
tidak saling mengenal.
d. Communal culture
Organisasi menilai baik persahabatan dan kinerja. Budaya ini
ditandai oleh sosabilitas dan solidaritas tinggi.
Keyakinan normatif merupakan pemikiran dan keyakinan individu
tentang bagaimana anggota kelompok tertentu atau organisasi diharapkan
mendekati pekerjaannya dan berintekrasi dengan orang lain. Robert
Kreitner dan Anggelo Kinicki (Wibowo, 2010:30) mengemungkakan
adanya tiga tipe budaya organisasi yaitu:
a. Constructive culture adalah dimana pekerja didorong untuk
berintekrasi dengan orang lain dan bekerja pada tugas dan proyek
dengan cara yang akan membantu mereka dalam memuaskan
kebutuhannya untuk tumbuh dan berkembang.
18
b. Passive-defensive culture, mempunyai karakteristik menolak
keyakinan bahwa pekerja harus berinterasi dengan orang lain dengan
cara yang tidak menantang keamanan kerja mereka sendiri
c. Aggressive-defensive culture, mendorong pekerja mendekati tugas
dengan cara memaksa dengan maksud melindungi status dan
keamanan kerja mereka
4. Karakteristik Budaya Organisasi
Budaya organisasi menunjukan suatu karakteristik tetentu yang
menjadikan budaya sebagai budaya organisasi yang cocok dengan
organisasi tersebut.
Menurut Robbins (1995:480) ada 10 karakteristik budaya
organisasi yaitu: 1) inisiatif individual, 2) pengarahan, 3) integrasi, 4)
dukungan dari manajemen, 5) pola komunikasi, 6) kontrol, 7) identitas, 8)
sistem imbalan, 9) toleransi terhadap resiko dan, 10) toleransi terhadap
konflik.
Lebih lanjut masing-masing karakteristik budaya organisasi
tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Inisiatif individu.
Menunjukan tingkat tanggung jawab, kebebasan dan ketidak
tergantungan (indepedensi) yang dimiliki individual.
1) Tanggung jawab, tanggung jawab merupakan sikap kesadaran
yang tinggi untuk mengerjakan apa yang menjadi tugasnya,
menurut Terry (1993:107), menyatakan bahwa tanggung jawab
19
adalah “kewajiban seseorang untuk melakukan kegiatan yang
ditugaskan kepadanya dengan baik menurut kemampuan
pribadinya. Sedang kan menurut Salpen (2004: 178) menyatakan
“Tanggung jawab adalah kesanggupan seseorang dalam
melaksanakan aktivitas yang ditugaskan kepadanya dengan sebaik
mungkin sesuai dengan kemampuannya
Guru yang bertanggung jawab dapat dilihat dari caranya
menyelesaikan program pengajaran tepat pada waktunya,
melaksanakan pengajaran di kelas sesuai dengan target waktu yang
telah ditentukan, berkeinginan membantu guru lain jika guru lain
tersebut tidak hadir, bertanggung jawab atas nilai siswa dan selalu
merasa kegagalan siswa merupakan kegagalan dalam mengajar.
2) Kebebasan, Kebebasan dapat diartikan keluwesan dalam
mengerjakan sesuatu dengan masih berpengangan pada norma,
dan nilai-nilai yang berlaku. Dalam Abdulyani (1987:279) juga
mengatakan, jika para bawahan tidak merasa cukup mempunyai
kebebasan untuk menentukan sikap dan cara kerjanya sendiri
dalam pelaksanaan tugas-tugasnya, maka hal ini dapat membuat
bawahan tersebut terhambat tugasnya. Hal ini merupakan
hambatan dalam usaha mewujudkan tujuan-tujuann untuk
mencapai keberhasilan sebagaimana yang dikehendaki.
3) Indepedensi, indepedensi dapat diartikan kemampuan seseorang
untuk melakukan sesuatu hal tanpa bergantung pada orang lain,
20
begitu juga dalam Kamus Besar Bahasa indonesia (2003), juga
menyebutkan bahwa independensi merupakan keadaan tidak
bergantung kepada orang lain.
Inisiatif individu tersebut perlu dihargai oleh kelompok
atau pimpinan suatu organisasi sepanjang menyangkut ide untuk
memajukan dan mengembangkan organisasi. Sastrohadiwiryo
(2002:23), menyatakan bahwa “inisiatif adalah kemampuan
seseorang pegawai untuk mengambil keputusan”, langkah-langkah
yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa
menunggu perintah dari pimpinan. Hal senada juga diungkapkan
Nitisemito (1982:78), menyatakanbahwa “inisiatif adalah sesuatu
yang tumbuh dari dalam diri pegawai tanpa diperintah dari
pimpinan, rekan kerja ataupun orang lain seperti halnya ide-ide
maupun kreasi-kreasi yang memberikan manfaat terhadap
pekerjaan yang dilakukan”. Abdulyani (1987:255), juga
menyatakan bahwa inisiatif individu adalah “kemampuan untuk
bertindak tidak bergantung pada orang lain, mengembangkan
serangkaian aktifitas dan melakukan cara-cara baru atas dasar
pemikiran sendiri pada waktu tidak ada perintah tentang bagaimana
mengatasi kesukaran dari pimpinan”. Berdasarkan pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa inisiatif merupakan suatu kemampuan
dari pegawai yang melakukan tugas dengan kesadaran sendiri dan
tidak bergantung pada orang lain.
21
b. Pengarahan
Merupakan kemampuan organisasi menciptakan sasaran yang
jelas dan menetapkan harapan kinerja organisasi.
1) Sasaran organisasi, sasaran organisasi ini dapat diartikan sebagai
target yang harus dicapai oleh suatu organisasi dalam rangka
mencapai tujuan, (Kadarman 1997:61), menyebutkan bahwa
“sasaran organisasi merupakan titik akhir dari semua tindakan,
dimana penekanan-penekanan”.
2) Harapan organisasi, harapan organisasi yang memiliki pengertian
(Dharma 1982:151), persepsi atas kemungkinan pemenuhan atas
kebutuhan tertentu dari seseorang berdasarkan pengalamanan masa
lalu. Dengan kata lain harapan menetapkan hal-hal yang harus
mereka lakukan diberbagai keadaan dalam pekerjaan tertentu dan
bagaiman orang lain (atasan, sejawat dan bawahan) menurut
mereka seharusnya berprilaku dalam hubungannya dengan posisi
mereka. Hasibun (2001) juga menyebutkan bahwa “harapan
berkenaan dengan pendapat bahwa perilaku tertentu akan diikuti
oleh hasil (akibat) tertentu pula”. Sasaran dan harapan tersebut
jelas tercantum dalam visi organisasi. Kondisi ini dapat
berpengaruh terhadap hasil kerja dalam organisasi.
Pihak pimpinan haruslah mampu merumuskan tujuan
organisasi secara jelas meskipun hal itu tidak mudah dilakukan
terutama menyangkut tujuan akhir. Tanpa adanya arahan tujuan,
22
masin-masing anggota akan bergerak kearah yang berbeda-beda, dan
masalh ini akan terus berlangsung.
Begitu juga menurut (Newstrom 1990:155), paling sedikit ada
4 langkah dalam proses penyusunan tujuan, yaitu: a. penjelasan tujuan:
pimpinan perlu menjelaskan maksut dibalik tujuan dan perlunya tujuan
itu. Dalam situasi apapun orang-orang membutuhkan tujuan yang
berarti bagi untuk termotivasi sepenuhnya, b. tujuan spesifik: tujuan
perlu disusun sekusus mungkin agar para pegawai dapat mengetahui
saat tercapainya tujuan, c. kesukaran tujuan: tujuan yang sukar akan
menimbulkan tantangan yang menyentak motif berprestasi dalam diri
pegawai. Akan tetapi, untuk mendapatkan keikatan terhadap tujuan
yang sulit, para pimpinan umumnya menghimbau keikutsertaan
pegawai dalam proses penyusunan tujuan, d. balikan tentang pencapian
tujuan: apabila orang-orang memiliki tujuan yang dijelaskan dengan
baik, maka mereka membutuhkan balikan tentang seberapa baik yang
telah mereka lakukan dalam upaya mencapai tujuan. Balikan pekerjaan
dapat mendorong timbulnya prestasi kerja yang lebih baik, dan balikan
yang berasal dari dalam diri sendiri merupakan alat motivasi yang
sangat berpengaruh.
c. Integrasi
Suatu tingkatan dimana anggota organisasi didorong untuk
bekerja sama dengan cara terkoordinasi.
23
1) Kerjasama, koordinasi yaitu proses mempersatukan sumbangan-
sumbangan orang, bahan dan sumber lain kearah tercapainya
maksud-maksud yang telah ditetapkan (Sustina dalam kartono
2008:408), Kartono (2008:408) juga mendefinisikan koordinasi
sebagai pendekatan sistem, dengan pendekatan system memandang
koordinasi sebagai pengsinkronisasian dan penyerderhanaan
pelaksanaan tugas yang terpisah-pisah secara terus-menerus oleh
sejumlah individu sehingga semua bersatu dalam jumlah yang
tepat, mutu tepat dan waktu tepat dalam mencapai tujuan-tujuan.
2) Kerja sama, kerjasama mempunyai makna mengadakan hubungan
satu sama lain dan berprestasi, memberikan sumbangan untuk
mencapai tujuan. Proses kerjasama mengandung segi-segi relasi,
intekrasi, partisipasi, kontribusi, dinamika masing-masing
memberikan sumbangan pikiran.
Menurut Hamalik (1993:98) bahwa “kerjasama berlangsung
dalam suatu proses kelompok, dimana para anggota kelompok
mengadakan hubungan satu sama lain dan berpartisipasi
memberikan sumbangan untuk mencapai tujuan bersama.
Kerjasama yang efektif memiliki sejumlah unsure penting
(Hamalik 1993:98), seperti: 1) melayani kebutuhan-kebutuhan para
anggota yang berpusat pada masalah, 2) masalah-masalah itu harus
dimengerti dan terbagi antara para anggota, 3) dalam proses
kelompok terdapat pertukaran pendapat. Koordinasi disini dapat
24
diartikan seperti yang dikemukakan Handayaningrat (2000: 88)
yaitu “usaha penyesuian bagian-bagian yang berbeda-beda agar
kegiatan dari pada bagian-bagian itu selesai pada waktunya,
sehingga masing-masing dapat memberikan sumbagang usahanya
secara maksimal agar diperoleh hasil secara oktimal.
Kartono (2008:45) menyatakan bahwa intkrasi ialah sikap
terbuka, merasa utuh, bersatu, sejiwa dan seperasaan dengan dengan
anggota lain bahkan merasa senasib dan sepenanggungan dalam
perjuangan yang sama. Kekompakan untuk mau menyesuaikan unit-
unit organisasi dalam bekerja dapat mendorong kualitas dan kuantitas
pekerja yang dihasilkan.
d. Dukungan dari Manajemen
Dalam suatu organisasi komunikasi yang jelas dan efektif
haruslah terus terjaga dan memberikan bantuan kepada anggota sesuai
makanisme kerja.
1) Informasi yang jelas, yaitu data yang telah diproses menjadi bentuk
yang memiliki arti bagi penenrima dan dapat berupa fakta, suatu
nilai yang bermanfaat (KBBI 2003), serta menurut Kardiman
(1997:149) menyatakan bahwa “informasi akan menjadi dasar
untuk mengambil keputusan mengenai strategi, keefisienan, dan
lain-lainnya”. Untuk menjadi dasar terjadinya pelaksanaan kerja
dalam organisasi.
25
2) Bantuan, bantuan yang dapat diartikan sebagai “segala sesuatu
yang berkenan dengan menolong individu agar dapat
menyesuaikan diri dengan situasi sehingga mempermudah
pekerjaan tugas, menyelesaikan masalah yang ditemui baik
masalah pribadi maupun masalah pekerjaan” (Hamalik 2000:51)
terhadap bawahannya.
Menurut Newstran (1990:157) layak pimpinan memberikan
dukungan tugas dan psikologis bagi personil organisasi. Pimpinan
menyediakan dukungan tugas pada saat mereka menyelesaikan
pekerjaan, sehingga mereka dapat menyingkirkan hambatan yang ada
kalanya menghalangi bawahan untuk berprestasi menanamkan
pengaruh keatas, dan memberikan pengakuan yang bergantung pada
prestasi yang efektif. Dukungan dari pimpinan akan memeberikan
makna positif bagi seseorang karena dengan memberikan dukungan
berarti turut bersimpati.
Rahmat mengutip pendapat Gibb (2007:134) menyatakan 6
perilaku yang menimbulkan sikap suportif (mendukung) adalah: 1).
Deskripsi yaitu, menyampaikan perasaan dan persepsi tanpa nilai, 2)
orientasi masalah yaitu mengkomunikasikan keinginan untuk bekerja
sama mencapai pemecahan masalah, 3) spontanitas yaitu sikap jujur
dan diangap tidak menyelimuti motif terpendam, 4) empati yang
merasakan apa yang dirasakan orang lain, 5) persamaan yaitu
kesediaan untuk meninjau kembali pendapat. Terry (2003:225), juga
26
menyebutkan bahwa “dukungan manajemen dibuktikan dengan kuat
dengan mengadakan kepemimpinan yang teguh, pengandaan sumber,
fasilitas-fasilitas dan menetapkan tujuan yang realitas.
e. Pola Komunikasi
Pola-pola komunikasi dibutuhkan dalam organisasi, Hovland,
Janis dan Kelley seperti yang dikemungkakan oleh Forsdale (1981)
adalah ahli sosoiologi Amerika, mengatakan bahwa, “communication
is the proses by whict individual transmit stimulus (usually verbal) to
modify the behavior of orthe individuals”. Dengan kata lain komuikasi
adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk
verbal untuk mengubah tingkah laku orang. Pada defenisi ini mereka
mengangap komunikasi sebagai suatu proses, bukan sebagai suatu hal.
Menurut Louis Porsdale (1981), ahli komunikasi dan
pendidikan bahwa komunikasi adalah “suatu proses memberikan signal
menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu system dapat
didirikan, dipelihara, dan diubah. Ada juga menurut Seiler (1988)
mengatakan bahwa komunikasi adalah “proses dengan mana symbol
verbal dan nonverbal dikirmkan, diterima, dan diberi arti.
Jadi kesimpulan dari pendapat para ahli di atas maka
komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara
si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubahtingkah laku. Si
pengirim pesan dapat berupa seorang individu, kelompok, atau
organisasi. Begitu juga halnya dengan si penerima pesan dapat berupa
27
seorang anggota organisas, seorang kepala bagian, pimpinan,
kelompok orang dala organisasi, atau organisasi secara keseluruhan.
Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau
meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia atau kelompok.
Jenis komunikasi ada dua yaitu:
1) Komunikasi verbal/ lisan, sarana utama untuk menyampaikan
pesan adalah komunikasi lisan. Pidato, berbagai diskusi formal satu
lawan satu dan kelompok, serta desas-desus informal atau desas-
desus merupakan beberapa bentuk popular dari komunikasi.
Kekuatan komunikasi lisan terletak pada kecepatan dan
umpan baliknya. Suatu pesan verbal dapat disampaikan dan
jawabannya bisa diterima dalam waktu yang singkat. Kelemahan
terbesar dari komunikasi verbal atau lisan terdapat dalam
organisasinya atau ketika pesan tersebut harus disampaikan melalui
sejumlah orang. Semakin banyak orang yang harus dilalui oleh
sebuah pesan, semakin besar kemungkinan penyimpangannya. Jika
pernah bermain dalam permainan”telepon” disuatu pesta, Anda
pasti tahu masalahnya. Setiap orang menerjemahkan pesan tersebut
dengan caranya sendiri. Isi pesan, ketika sampai ditujuannya,
sering kali berbeda dari aslinya. Dalam sebuah organisasi, di mana
keputusan dan komunike lain disampaikan secara verbal ke atas
dan kebawah hierarki otoriter, ada banyak peluang bagi pesan
tersebut untuk mengalami penyimpangan.
28
Komunikasi verbal ini mencakup beberapa aspek yaitu: a)
vocabulary (perbendaharaan kata-kata), b) rancing (kecepatan), c)
intonasi suara, d) humor, e) singkat dan jelas, f) timing (waktu
yang tepat),
2) Komunikasi nonverbal. Setiap kali memberikan sebuah pesan
secara verbal kepada seseorang, kita juga menyampaikan pesan
nonverbal. Komunikasi non verbal mencakup beberapa aspek
yaitu: a) espresi wajah, b) kontak mata, c) sentuhan, d) postur
tubuh dan gaya berjalan, e) sound (suara), antara pengirim dan
penerima pesan.
Dapat dikatakan bahwa setiap gerakan tubuh memiliki arti
dan tidak ada gerakan yang sama sekali kebetulan. Misalnya,
melalui bahasa tubuh kita mengatakan, „tolonglah saya yang
kesepian ini”, „bawalah aku, aku sedang sendiri”. Dan jarang sekali
kita mengirim pesan-pesan kita itu dengan sadar. Kita memerankan
keadaan kita dengan bahasa tubuh non verbal.
Dua hal terpenting yang disampaikan bahasa tubuh adalah (1)
sejauh mana seorang individu menyukai orang lain dan tertarik pada
pandangannya dan, (2) status relative yang dirasakan antara pengirim
dan penerima. Misalnya kita cenderung memosisikan diri kita lebih
dekat kepada orang-orang kita sukai dan lebih sering menyentuh
mereka. Dengan cara serupa, jika merasa bahwa anda memiliki status
yang lebih tinggi daripada orang lain, anda kemungkinan akan
29
menunjukan gerakan-gerakan tubuh seperti kaki yang disilangkan atau
posisi duduk yang melorot yang mencerminkan sikap yang kasual dan
santai, Stephen P. Robbins-Timothy A. Judge (2011; 09-12).
f. Kontrol
Kontrol yang lebih sering disebut pengawasan merupakan suatu
proses yang yang dijalankan pimpinan untuk mengetahui hasil
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan sesuai dengan
rencana, perintah, tujuan yang telah ditetapkan.
Alat kontrol yang dapat dipakai adalah peratur atau norma yang
berlaku dalam suatu organisasi. Untuk itu diperlukan sejumlah
peraturan dan pengawasan yang dapat digunakan untuk mengawasi
dan mengendalikan perilaku karyawan dalam suatu organisasi.
Pengawasan yang dilakukan bermaksut untuk menccegah atau untuk
memperbaiki kesalahan, penyimpangan, ketidak sesuaian
penyelewengan yang telah ditemukan, dan bertujuan agar hasil
pelaksanaan pekerjaan diperoleh secara berdaya guna (efisien), dan
berhasil guna (efektif), sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya.
g. Identitas
Identitas yaitu sejumlah mana para anggota mengidentifikasi
dirinya secara keseluruhan dengan organisasinya ketimbang dengan
kelompok kerja tertentu atau bidang keahlian professional. Hal itu
akan hanya akan tibul apabila semua anggota organisasi merasa
30
memiliki organisasi tersebut. Rasa yang memiliki yang mendalam akan
mencegah para anggota organisasi melakukan hal-hal yang dapat
merusak citra organisasi.
h. Sistem Imbalan
Sistem imbalan dapat diterapkan pada hampir semua pekerjaan
apapun. Gagasan pokok adalah meragamkan bayaran pegawai sesuai
kreteria prestasi individu, kelompok atau organisasi. Alokasi imbalan
seperti kenaikan dan promosi didasarkan atau kreteria prestasi kerja
pegawai sebagai kebaikan dari senioritas, sikap pilih kasih dan
sebagainya.
Manfaat utama dari sistem imbalan didasarkan atas prestasi
kerja pegawai yaitu imbalan dapat mendorong dan meningkatkan
karyawan suatu organisasi untuk bertindak inovatif dan mencari
perstasi kerja yang maksimal sesuia kemampuan dan keahlian yang
dimiliki.
i. Toleransi Terhadap Resiko
Suatu keadaan dimana pekerja didorong mengambil resiko,
menjadi agresif dan inovatif
j. Toleransi terhadap konflik
Konflik dalam suatu organisasi tidaklah pernah bisa dihindari.
Menurut Rivai (2004:121) “pada dasrnya konflik merupakan proses
batin yang meliputi kegelisahan, pertentangan atau dapat dikatakan
31
sebagai intekrasi pertentangan antara 2 pihak atau lebih”. Toleransi
terhadap konflik lebih mengacu pada sejauh mana pegawai didorong
untuk mengemungkakan konflik dan kritik secara terbuka. Perbedaan
pendapat merupakan fenomena yang sering terjadi dalam suatu
organisasi.
Konflik selalu timbul dalam intekrasi antar manusia sebagai
individu dan individu lain dan antara satu kelompok dengan kelompok
lain. Karena timbulnya konflik merupakan hal yang tidak mungkin
dicegah, sikap terbaik ialah menerima sebagai kenyataan. Akan tetapi
menerima kenyataan kehidupan organisasi tidak berarti bahwa konflik
itu dibiarkan terus berlanjut tanpa tindakan apa-apa untuk
mengatasinya, sebaliknya harus dicari dan ditemukan cara-cara untuk
mengatasinya, paling tidak jangan sampai berdampak negatif bagi
organisasi. Seperti yang dikemungkakan Robbin (2002:453)
“bahwasannya konflik meningkatkan keefektifan organisasi dengan
merangsang perubahan dengan memperbaiki proses pengambilan
keputusan”. apabila konflik tersebut diselesaikan dengan baik dan
secara positif, penyelesaian itu dapat berakibat pada peningkatannya
dinamika individu dan dinamika kelompok dalam organisasi. Dalam
konflik pegawai didorong untuk mengemungkakan kritik secara
terbuka.
Sedangkan David c. Thomas dan Kerr Inkson (Wibowo,
2011;48), mengidentifikasi klarakteristik budaya berdasarkan sifatnya
sebagai berikut:
32
1) Culture is shared. Budaya adalah suatu yang dipunyai kelompok
dan secara bersamaan umumnya tidak tersedia bagi orang diluar
kelompok.
2) Culture is learned and is enduring. Budaya tidak timbul dengan
mendadak, tetapi dibangun secara sistematis sepanjang waktu.
3) Culture is a powerfull influence on behavior. Terkadang sangat
sulit bagi kita untuk meninggalkan budaya, walaupun ada
keinginan untuk itu.
4) Culture is systematic and organized. Budaya merupakan system
yang terorganisasi dari nilai-nilai, sikap, keyakinan, dan
keberartianyang saling berhubungan dan dengan konteks
lingkungan.
5) Culture is largely invisible. Apa yang mkita lihat tentang budaya
dinyatakan dalam bentuk living artifacts. Tetapi juga termasuk
aktivitas manusia seperti bahasa, adat, dan pakaian.
5. Pentingnya Budaya Organisasi
Budaya organisasi mempunyai peran penting yang sangat besar
dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Jika budaya suatu organisasi
sudah cenderung tidak baik maka akan berdampak buruk bagi
perkembangan organisasi itu sendiri kedepannya. Berikut ini
dikemungkakan peranan budaya organisasi terhadap organisasi, anggota
organisasi, dan mereka yang berhubungan dengan organisasi (Wirawan
2007:147).
33
a. Indentifikasi organisasi
Budaya organisasi berisi satu set karakteristik yang melukiskan
organisasi dan membedakannya dengan organisasi lain. Budaya
organisasi menunjukan identitas organisasi kepada orang luar
organisasi.
b. Menyatukan organisasi
Budaya organisasi merupakan lem normative yang merekatkan
unsur-unsur organisasi menjadi satu. Norma, nilai-nilai, dan kode etik
budaya organisasi menyatukan dan mengkoordinasikan anggota
organisasi. Ketika akan masuk anggota organisasi, para calon anggota
organisasi mempunyai latar belakang yang berbeda-beda. Agar dapat
diterima sebagai anggota organisasi, mereka wajib menerima dan
menerapkan budaya organisasi.
c. Reduksi konflik
Budaya organisasi sering dilukiskan sebagai semen atau lem
yang menyatukan organisasi. Anggota organisasi yang mempunyai
latar belakang yang berbeda, pola pikir, asumsi, dan filsafat organisasi
yang sama memperkecil perbedaannya dan terjadinya konflik diantara
anggota organisasi.
d. Komitmen kepada anggota orgnisasidan kelompok
Budaya organisasi bukan saja menyatukan, tetapi juga
memfasilitasi komitmen anggota organisasi dan kelompok kerjanya.
34
e. Reduksi ketidak pastian
Budaya organisasi mengurangi ketidak pastian dan
meningkatkan kepastian. Dalam mencapai tujuannya, organisasi
menghadapi ketidak pastian dan kompleksitas lingkungan, demikian
juga aktifitas anggota organisasi dalam mencapai tujuan tersebut.
f. Menciptakan konsistensi
Budaya organisasi menciptakan konsistensi berfikir, berprilaku,
dan merespon lingkungan organisasi. Budaya organisasi memberikan
peraturan, panduan, prosedur, serta pola memproduksi dan melayani
konsumen, dan klien organisasi.
g. Motivasi
Budaya organisasi merupakan kekuatan tidak terlihat
dibelakang faktor-faktor organisasi yang kelihatan dan dapat
diobservasi. Budaya merupakan energy sosial yang memuat anggota
organisasi untuk bertindak. Budaya organisasi memotivasi anggota
organisasi untuk mencapai tujuan oerganisasi.
h. Kinerja organisasi
Budaya organisasi yang kondusif menciptakan,
meninggkatkan, dan mempertahankan kinerja tinggi. Budaya
organisasi yang kondusif menciptakan kepuasan kerja, etos kerja, dan
motifasi kerja anggota organisasi. Semua faktor tersebut merupakan
indikator terciptanya kinerja tinggi dari anggota organisasi yang akan
menghasilkan kinerja kerja yang tinggi.
35
B. Kerangka Konseptual
Budaya organisasi merupakan penuntun tingkah laku anggota-anggota
organisasi tersebut, dan menjadi ciri khas atau karakteristik suatu organisasi
serta yang membedakan organisasi lainnya, dan juga budaya organisasi harus
tumbuh kembang dan dipelihara jika ingin terus berhasil dalam memajukan
suatu organisasi atau sekolah.
Budaya organisasi sangat penting dalam sebuah organisasi, sebab
budaya organisasi akan menjadi pondasi dasar dalam menjalankan aktifitas,
semakin baik nilai-nilai budaya organisasi yang ada, maka semakin baik pula
budaya itu mempengaruhi perkembangan suatu organisasi. Jika suatu
organisasi tersebut didirikan dengan dasar budaya yang baik, maka organisasi
tersebut senantiasa tetap bertahan ditengah zaman yang selalu yang
mengalami perubahan.
Pada penelitian budaya organisasi ini yang menjadi indiator adalah: (1)
Inisiatif Individual, (2) Pengarahan, (3) Integrasi, (4) Dukungan dari
Manajemen dan (5) Pola komunikasi.
Berdasarkan kajian teoritis dan hasil penelitian yang relevan yang telah
diuraikan di atas, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah:
Gambar 1
Kerangka Konseptual Penelitian tentang Budaya Organisasi di SMK
Nurul Falah Aur Kuning Kabuaptens Pasaman Barat
1. Inisiatif individual
2. Pengarahan
3. Interaksi
4. Dukungan manajemen
5. Pola komunikasi
Karakteristik budaya
organisasi Tujuan Sekolah yang
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini mengunakan metode deskriptif, karena penelitian ini
bertujuan kepada pengungkapan suatu keadaan sebagaimana adanya sesuai
dengan apa yang dikemungkakan Sudjana (1989: 64) bahwa penelitian
deskritif adalah “penelitian yang mengambil masalah atau memusatkan
perhatian kepada masalah-masalah actual sebagaimana adanya pada saat
penelitian. Menurut Zuriah (2007;47) penelitian deskriptif merupkan
penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau
kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi
atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu
mencari atau menerangkan saling hubungan dan menguji hipotesis.
Selanjutnya penelitian ini akan mendiskripsikan tentang budaya organisasi di
SMK Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat dilihat dari inisiatif
individu, pengarahan, integrasi, dukungan dari manajemen dan pola
komunikasi di Sekolah SMK Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman
Barat.
B. Definisi Operasioanal
Operasiaonal budaya organisasi adalah filosofi dasar yang memuat
keyakinan, norma-norma, dan nilai-nilai bersama yang menjadi karakteristik
inti tentang bagaimana cara melakukan sesuatu dalam organisasi. Keyakinan,
dan norma-norma, serta nilai-nilai tersebut bisa menjadi pegangan semua
unsur yang ada dalam satu organisasi dalam melaksanakan kinerjanya.
37
1. Inisiatif indiavidual sebagai indikator dengan sub-indikator yaitu tanggung
jawab, kebebasan, indepedensi
2. Pengarahan sebagai indikator dengan sub-indikator yaitu sasaran
organisasi, harapan organisasi
3. Integrasi sebagai indikator dengan sub-indikator yaitu koordinasi dan kerja
sama
4. Dukungan dari manajemen sebagai indikator dengan sub-indikator yaitu
informasi yang jelas, dan bantuan
5. Pola komunikasi sebagai indikator dengan sub-indikator yaitu komunikasi
verbal, dan komunikasi non verbal.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan subjek penelitian yaitu semua individu yang
dijadikan subjek penelitian untuk memperoleh informasi. Sejalan dengan
itu Sugiyono (1999:57) mengemukakan bahwa “populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas, obyek/subyek yang mempunyai kuantitas
dan karakteristik tetentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh Guru di Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning
Kabupaten Pasaman Barat yang berjumlah sebanyak 35 orang.
38
Tabel 1. Populasi Guru di Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah
Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat
No Nama Sekolah < S1 ≥ S1 Jumlah
1 SMK Nurul Falah Aur Kuning
Kabupaten Pasaman Barat
L P L P
2 2 18 13 35
Jumlah 2 2 18 13 35
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi. Sugiyono (1999:57)
mengemukakan bahwa “sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Mengingat jumlah
populasi Guru di Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning
Kabupaten Pasaman Barat yang berjumlah 35 orang, maka penulis akan
mengambil sampel berdasarkan Tabel Krejcie.
Berdasarkan Tabel Krejcie populasi berjumlah 35 orang, maka
sampel berjumlah 32 orang. Karena Krejcie dalam melakukan perhitungan
ukuran sampel didasarkan atasa kesalahan 5%. Jadi sampel yang diperoleh
itu mempunyai kepercayaan 95% terhadap populasi. Penarikan sampel
dilakukan dengan teknik proportionate stratified Random Sampling.
Jadi jumlah sampel untuk:
< S1 = 4/35X32 = 3,65 = 4
≥ S1 =31/35X32 = 28,3 = 28
Jumlah Sampel = 32
39
Tabel 2. Keadaan Sampel guru di Sekolah Menengah Kejuruan
Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat
No Nama Sekolah < S1 ≥ S1 Jumlah
1 SMK Nurul Falah Aur Kuning
Kabupaten Pasaman Barat L P L P
2 2 16 12 32
Jumlah 4 28 32
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah angket kuesioner model skala likert. Alternatif jawaban yang
digunakan adalah Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Jarang
(JR), dan Tidak Pernah (TP). Untuk mendapatkan data yang bersifat
kuantitatif jawaban angket dipergunakan dalam bentuk skor, yakni: Jika
pernyataan positif maka (SL) diberi skor 5, untuk Sering (SR) diberi skor 4,
untuk Kadang-kadang (KD) diberi skor 3, untuk Jarang (JR) diberi skor 2, dan
untuk Tidak Pernah (TP) diberi skor 1. Sebaliknya jika pernyataan negatif
maka (SL) skor 1, (SR) skor 2, (KD) skor 3, (JR) skor 4, (TP) skor 5.
Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:
1. Membuat kisi-kisi angket dengan cara menentukan variabel penelitian dan
menentukan indikator dari masing-masing sub variabel
2. Menyusun pernyataan (item) dari setiap indikator
3. Mengkonsultasikan item-item yang telah disusun tersebut dengan
pembimbing
4. Uji coba dilakukan pada 15 Orang personil Guru di Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri Pasaman Barat.
40
5. Menganalisis data hasil uji coba angket untuk mengetahui validitas dan
reabilitas angket.
a. Uji Validitas
Untuk melihat validitas angket yang telah diisi oleh pegawai
diluar sampel penelitian maka akan dilakukan analisis menggunakan
rumus korelasi tata jenjang yang dikemukakan oleh Spearman dalam
Suharsimi (2002:278) sebagai berikut:
rho xy = 1- )1(
62
2
NN
D
Keterangan:
Rho xy = validasi yang dicari 2D = jumlah beda (rank total-rank maksimal)
N = jumlah sampel
Hasil perhitungan validitas dengan menggunakan rumus product
moment melalui SPSS dapat diperoleh r hitung = 0,68 sedangkan r
tabel dengan N=15 pada taraf kepercayaan 95% adalah 0,514 jadi r
hitung >r tabel (0,684>0,514). Ini menandakan angket penelitian ini
valid
b. Uji Reliabilitas
Pengukuran reabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat
keandalan instrumen setelah diuji coba. Pengujian reliabilitas intrumen
dihitung dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach yang
dikemukakan oleh Suharsimi (2002: 196) sebagai berikut:
41
t
i
k
kr
2
2
11
11
Keterangan:
r 11 = reliabilitas yang dicari
i2 = jumlah varian butir
t2
= varian total
k = banyak butir
Jadi dari hasil perhitungan realibilitas yang mengunakan rumus
Alpha melalui SPSS di peroleh r hitung = 0,985 dan r tabel dengan taraf
kepercayaan 95%, dengan N = 15 adalah 0,505 jadi r hitung > r tabel
(0,985 > 0,505), dengan demikian instrumen tersebut adalah reliabel.
6. Menyebarkan angket sesuai dengan sampel pada tanggal 01 s/d 25 April
2014, kepada guru Sekolah SMK Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat
dengan membagikan angket yang telah disediakan kepada para guru untuk
diisi dan
7. Mengumpulkan data setelah angket tersebut diisi oleh para guru untuk
diolah menjadi data sebuah penelitian.
E. Teknik Analisa Data
Adapun prosedur analisis data adalah sebagai berikut:
1. Verifikasi data yaitu memeriksa semua angket yang telah diisi responden
di cek kembali kelengkapannya.
2. Klasifikasi dan tabulasi data, yaitu mengelompokkan data yang telah
diverifikasi ke dalam tabel.
42
3. Pengolahan data dan analisa data yang dilakukan dengan menggunakan
menggunakan rumus skor rata rata (Mean) dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut;
Keterangan:
M = Skor rata rata yang dicari
∑fx = Jumlah Perkalian frekuensi jawaban dengan skor
N = Sampel/populasi penelitian
4. Mendeskripsikan data yang telah diolah dalam tabel
5. Menentukan kualitas dari pelaksanaan budaya organisasi dari klasifikasi
Nana (1982:56)
Mean Kategori
4,6- 50 = Sangat Baik
3,6 -4,5 = Baik
2,6 -3,5 = Cukup Baik
1,6 -2,5 = Kurang Baik
1,0 -1,5 = Tidak Baik
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam BAB ini diuraikan Deskripsi data hasil penelitian dan pembahasan
tentang Budaya Organisasi di Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur
Kuning Kabupaten Pasaman Barat dilihat dari Indikator Inisiatif Individual
dengan Sub Indikatornya yaitu Tanggung Jawab, Kebebasan dan Indepedensi.
Sedangkan dilihat dari Indikator pengarahan dengan Sub Indikatornya yaitu
sasaran organisasi dan harapan organisasi. Selanjutnya dilihat dari indikator
Integrasi dengan Sub Indikatornya Koordinasi dan kerjasama. Dan dilihat dari
indikator dukungan dari manajemen dengan sub indikatornya yaitu informasi yang
jelas dan bantuan. Dan selanjutnya dilihat dari indikator pola komunikasi dengan
sub indikator yaitu komunikasi verbal dan komunikasi Non Verbal.
Deskripsi data untuk masing-masing indikator tersebut dapat dilihat pada
bagian berikut dan dilanjutkan dengan pembahasan.
A. Deskripsi Data
1. Aspek Inisiatif Individual Guru di Sekolah Menengah Kejuruan
Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat
Hasil pengolahan data tentang inisiatif individual yang meliputi
tanggung jawab, kebebasan dan indepedensi di Sekolah Menengah
kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat
pada tabel 1.
44
Tabel 3.
Skor Rata-Rata Aspek Inisiatif Individual Guru dalam Budaya Organisasi di
Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman
Barat
No Aspek yang diteliti
Selalu Sering Kadang2 Jarang T. Pernah Jumlah
F F
(X) F
F
(X) F
F
(X) F
F
(X) F
F
(X) N ∑fX Mean
1 Dengan kesadaran yang tinggi
mengerjakan tugasnya 22 110 13 52 0 0 0 0 0 0 35 162 4,63
2 Meningkatkan kemajuan
sekolah tanpa diperintah 14 70 21 84 0 0 0 0 0 0 35 154 4,4
3 Melakukan kegiatan dengan
baik 20 100 14 56 0 0 1 2 0 0 35 158 4,51
4 Memberi kebebasan
mengembangakan inovasi 23 115 10 40 2 6 0 0 0 0 35 161 4,6
5 Memberi Pengarahan pada
siswa dalam Kelas 14 70 19 76 0 0 2 4 0 0 35 150 4,28
6 Memberi kebebasan dalam
belajar mengajar di Kelas 19 95 12 48 2 6 1 2 0 0 35 151 4,31
7 Melakukan tugas dengan
kemampuan yang dimiliki
tanpa bergantung pada yang
lain
20 100 8 32 6 18 1 2 0 0 35 152 4,34
8 Menyelesaikan Pekerjaan
yang telah diberikan 8 40 20 80 4 12 3 6 0 0 35 138 3,94
Rata-Rata 4,34
Pada Tabel 1 dapat dilihat budaya organiasi dari indikatornya
inisiatif individual diperoleh skor rata-rata 4,34. skor rata-rata ini berada
pada kategori baik.
Pada tabel diatas, skor tertinggi adalah 4,63 (sangat baik) pada
pernyataan “Dengan kesadaran yang tinggi mengerjakan tugasnya”. Hal ini
berarti setiap personil sudah menerapkan tanggung jawab. Sedangkan skor
terendah adalah 3,94 (baik) pada pernyataan “menyelesaikan pekerjaan
yang telah diberikan”.
45
2. Aspek Pengarahan dalam Budaya Organisasi di Sekolah Menengah
kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat
Hasil pengolahan data tentang aspek pengarahan dalam budaya
organisasi di Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning
Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut:
Tabel 4.
Skor Rata-Rata Aspek Pengarahan dalam Budaya Organisasi pada Sekolah
Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat
No Aspek yang diteliti
Selalu Sering Kadang2 Jarang T. Pernah Jumlah
F F
(X) F
F
(X) F
F
(X) F
F
(X) F
F
(X) N
∑f
X Mean
1 Mencantumkan visi misi
sekolah untuk dijalani 21 105 10 40 2 6 2 4 0 0 35 155 4,42
2 Menyusun rencana
pengembangan sekolah 15 75 12 48 6 18 2 4 0 0 35 145 4,14
3 Misi organisasi sering
dijadikan pedoman kerja 15 75 15 60 5 15 0 0 0 0 35 150 4,28
4 Mensosialisasikan tujuan-
tujuan sekolah 7 35 15 60 12 36 1 2 0 0 35 133 3,8
5 Sering berdiskusi serta bekerja
sama untuk tujuan sekolah 8 40 18 72 6 18 3 6 0 0 35 136 3,88
6 Diberi peran yang jelas untuk
memenuhi harapan sekolah 10 50 15 60 9 27 1 2 0 0 35 139 3,97
Rata-Rata 4,08
Pada Tabel 2 dapat dilihat budaya organisasi dari indikatornya
aspek pengarahan skor rata-rata 4,08. Skor rata-rata ini berada pada
katagori baik.
Pada tabel diatas, skor tertingginya adalah 4,42 (baik) terdapat
pada pernyataan “mencantumkan visi misi sekolah untuk dijalani ”.
Berarti sasaran organisasi yang dilakukan personil sudah baik, namun
perlu peningkatan lagi agar mendapat hasil yang sangat baik. Sedangkan
skor terendah adalah 3,8 (baik) pada pernyataan “Mensosialisasikan
tujuan-tujuan sekolah”.
46
3. Aspek Integrasi personil dalam Budaya Organisasi di Sekolah
Menengah Kejuruan Nurul falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman
Barat
Hasil pengolahan data tentang integrasi personil dalam budaya
organisasi di Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning
Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut:
Tabel 5.
Aspek Integrasi personil dalam Budaya Organisasi di Sekolah Menengah
Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning kabupaten Pasaman Barat
No Aspek yang diteliti
Selalu Sering Kadang2 Jarang T. Pernah Jumlah
F F
(X) F
F
(X) F
F
(X) F
F
(X) F
F
(X) N ∑fX Mean
1 Pekerjaan di sekolah disatukan
sehingga sesuai dengan
rencana
9 45 18 72 5 15 3 6 0 0 35 138 3,94
2 Menyampaikan program
sekolah dengan segera 12 60 16 64 7 21 0 0 0 0 35 145 4,14
3 Pemeliharaan sarana prasarana
sekolah diatur dengan baik 14 70 14 56 4 12 3 6 0 0 35 144 4,11
4 Saling memberikan masukan
dalam program pengajaran 9 45 15 60 10 30 0 0 1 1 35 136 3,88
5 Mengadakan hubungan satu
sama lain berpartisipasi untuk
tujuan bersama
7 35 18 72 7 21 3 6 0 0 35 134 3,82
6 Berpartisipasi dalam
memecahkan suatu masalah 4 40 13 52 10 30 4 8 0 0 35 130 3,71
Rata-Rata 3,93
Pada Tabel 3 dapat dilihat budaya organiasi dari indikatornya
aspek integrasi diperoleh skor rata-rata 3,93. Skor rata-rata ini berada
pada katagori baik
Pada tabel diatas, skor tertingginya adalah 4,14 (baik) terdapat
pada pernyataan “menyampaikan program sekolah dengan segera”.
Berarti sikap yang dilakukan personil sudah baik, namun perlu
peningkaan lagi agar mendapat hasil yang sangat baik. Skor terendah
adalah 3,71 (baik) pada pernyataan “berpartisipasi dalam memecahkan
suatu masalah”.
47
4. Aspek Dukungan dari Manajemen dalam Budaya Organisasi di
Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten
Pasaman Barat
Hasil pengolahan data tentang aspek dukungan dari manajemen
dalam budaya organisasi di Sekolah Menengah Kejuruan Nurul falah Aur
Kuning Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai
berikut:
Tabel 6.
Aspek Dukungan dari manajemen dalam Budaya Organisasi di Sekolah
Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten pasaman Barat
No Aspek yang diteliti
Selalu Sering Kadang2 Jarang T. pernah Jumlah
F F
(X) F
F
(X) F
F
(X) F
F
(X) F
F
(X) N ∑fX Mean
1 Menginformasikan peluang-
peluang yang diperlukan 6 30 19 76 7 21 3 6 0 0 35 133 3,8
2 Memberitahukan secara jelas
tanggung jawab serta
wewenag masing-masing
17 85 13 52 5 15 0 0 0 0 35 152 4,34
3 Memberikan pengarahan
pengembangan diri 11 55 17 68 4 12 3 6 0 0 35 141 4,02
4 Membantu permasalahan-
permasalahn yang terjadi 8 40 15 60 8 24 4 8 0 0 35 132 3,77
5 Memberikan fasilitas guna
untuk menunjang
keberhasilan
7 35 20 80 4 12 4 8 0 0 35 135 3,85
6 Dapat menyesuiakan diri
dengan situasi sehingga
memudahkan pekerjaan
7 35 22 88 2 6 4 8 0 0 35 137 3,91
Rata-Rata 3,94
Pada Tabel 4 dapat dilihat budaya organiasi dari indikatornya
aspek dukungan dari manajemen diperoleh skor rata-rata 3,94. Skor rata-
rata ini berada pada katagori baik
Pada tabel diatas, skor tertingginya adalah 4,34 (baik) terdapat
pada pernyataan “memberitahukan secara jelas tanggung jawab serta
wewenang masing-masing”. Berarti informasi yang jelas yang diberikan
kepada personil sudah baik, namun perlu peningkatan lagi agar mendapat
48
hasil yang sangat baik. Sedangkan skor terendah adalah 3,77 (baik) pada
pernyataan “Membantu memecahkan permasalahan-permasalahn yang
terjadi”.
5. Aspek Pola Komunikasi dalam Budaya Organisasi di Sekolah
Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman
Barat
Hasil pengolahan data tentang pola komunikasi dalam budaya
organisasi di Sekolah Menengah Kejuruan Nurul falah Aur Kuning
Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut:
Tabel 7.
Aspek Pola Komunikasi dalam Budaya Organisasi di Sekolah Menenga
Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten pasaman Barat
No Aspek yang diteliti
Selalu Sering Kadang2 Jarang T. pernah Jumlah
F F
(X) F
F
(X) F
F
(X) F
F
(X) F
F
(X) N ∑fX Mean
1 Menyampaikan informasi-
informasi dengan cara
berpidato
12 60 13 52 6 18 4 8 0 0 35 138 3,94
2 Menyampaikan dengan singkat
serta jelas bekerja dengan baik 11 55 19 76 2 6 3 6 0 0 35 134 4,08
3 Memberikan isyarat dengan
menepuk bahu agar
memperhatikan pidato sedang
berlangsung
2 10 15 60 13 39 2 4 2 2 35 115 3,28
4 Pada jam istirahat membagi
cerita membahas masalah
pembelajaran bidang studi yang
dibina
3 15 14 56 14 42 4 8 0 0 35 121 3,45
Rata-Rata 3,68
Pada Tabel 5 dapat dilihat budaya organisasi dari indikatornya
aspek pola komunikasi diperoleh skor rata-rata 3,68. Skor rata-rata ini
berada pada katagori baik.
Pada tabel diatas, skor tertingginya adalah 4,08 (baik) terdapat
pada pernyataan “Menyampaikan dengan singkat serta jelas bekerja
dengan baik”. Berarti komunikasi verbal yang diberikan kepada personil
49
sudah baik, namun perlu peningkatan lagi agar mendapat hasil yang
sangat baik. Sedangkan skor terendah adalah 3,28 (cukup baik) pada
pernyataan “Memberikan isyarat dengan menepuk bahu agar
memperhatikan pidato sedang berlangsung”.
6. Rekapitulasi Data Budaya Organisasi di Sekolah Menengah kejuruan
Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat
Rekapitulasi hasil pengolahan data tentang budaya organisasi di
Sekolah Menengah Kejuruan Nurul falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman
Barat dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8.
Rekapitulasi Data Budaya Organisasi di Sekolah Menengah Kejuruan
Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat
No Indikator Skor
1 Inisiatif individual 4,34
2 Pengarahan 4,08
3 Intgrasi 3,93
4 Dukungan dari manajmen 3,94
5 Pola komunikasi 3,68
Rata-Sata Seluruhnya 3,99
Hasil pengolahan data tersebut menyatakan bahwa inisiatif
individual dalam budaya organisasi yang meliputi tanggung jawab,
kebebasan dan indepedensi personil baik (4,34). Aspek pengarahan dalam
budaya organisasi yang meliputi sasaran organisasi dan harapan
oarganisasi juga baik (4,08). Dan aspek integrasi dalam budaya organisasi
yang meliputi koordinasi dan kerjasama personil baik (3,93), serta aspek
dukungan dari manajemen dalam budaya organisasi yang meliputi
informasi yang jelas dan bantuan baik (3,94). Dan selanjutnya aspek pola
komunikasi dalam budaya organisasi yang meliputi komunikasi Verbal
dan komunikasi Non Verbal setiap personil dalam budaya organisasi baik
(3,68).
50
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian pada uraian sebelumnya dilakukan
pembahasan hasil pnelitian dari aspek inisiatif individual, aspek pengarahan,
aspek integrasi, aspek dukungan dari manajemen dan aspek pola komunikasi..
Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi di
Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman
Barat sudah baik dengan skor rata-rata keseluruhan yang diperoleh 3,99. Hal
ini dapat menunjukkan bahwa sekolah memiliki budaya organisasi yang baik
dalam menjalankan aktifitas di dalam organisasi, namun masih ada pada
bagian tertentu yang membutuhkan peningkatan atau perbaikan. Pembahasan
secara rinci adalah sebagai berikut:
1. Aspek Inisiatif Individual Personil Guru di Sekolah Menengah
Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat
Inisiatif individual pada dasarnya adalah bagian dari kebudayaan,
karena inisiatif individual Menunjukan tingkat tanggung jawab,
kebebasan dan ketidak tergantung, indepedensi yang dimiliki individual
dari sebuah budaya itu sendiri. Sehingga kita akan menemukan definisi
dari budaya itu, budaya adalah penentu yang kuat dari keyakinan, sikap
dan perilaku orang, dan pengaruhnya dapat diukur melalui bagaimana
orang termotifasi untuk merespon pada lingkungan budaya mereka.
Dengan adanya inisiatif individual, anggota organisasi mengetahui
apa saja yang sudah dikerjakan pada masa lalu yang dilakukan dan dapat
dijadikan pedoman bertingkah laku di masa yang akan datang.
51
Hasil penelitian, inisiatif individual personil dalam budaya
organisasi di Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning
Kabupaten Pasaman Barat dengan perolehan skor 4,34 dengan kategori
baik, yaitu dalam tanggung jawab, kebebasan dan indepedensi personil.
Skor tertinggi pada inisiatif individual terdapat pada sub indikator
tanggung jawab dengan perolehan skor 4,63 yang berkategori baik. Ini
menandakan bahwa tanggung jawab personil dalam organisasi tersebut
sudah baik, namun perlu peningkatan lagi. Karena budaya organisasi yang
baik akan menghasilkan tujuan yang baik sesuai dengan harapan setiap
anggota organisasi tersebut.
Dengan demikian, dapat disimpulkan personil yang berada dalam
organisasi Sekolah Menegah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning
Kabupaten Pasaman Barat sudah memiliki jiwa tanggung jawab dalam
melaksanakan tugasnya masing-masing.
Sedangkan skor terendah adalah 3,94 yang berkategori baik
terdapat pada pernyataan “menyelesaikan pekerjaan yang telah diberikan”
dalam pernyataan tersebut personil sekolah disiplin karna sudah
mengunakan waktu sesuai dengan peruntukannya.
2. Aspek Pengarahan dalam Budaya Organisasi di Sekolah Menengah
Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat
Pengarahan berperan sebagai pedoman menentukan kemajuan
organisasi. Pengarahan berada dalam setiap tindakan dan pikiran anggota
organisasi, tidakan dan pikiran sebagai suatu keyakinan dan kepercayaan
yang bersumber pada aspek pengarahan. Jadi, pengarahan ini mencakup
52
sasaran organisasi dan harapan organisasi yang akan dilakukan oleh
anggota-anggota organisasi
Pada indikator aspek pengarahan ini terdapat beberapa sub
indikator, yaitu sasaran organisasi dan harapan organisasi. Sasaran
organisasi ini dapat diartikan sebagai target yang harus dicapai oleh suatu
organisasi dalam rangka mencapai tujuan. Sasaran organisasi menjadi
salah satu budaya organisasi yang harus tetap dilaksanakan dan
dikembangkan oleh personil organisasi. Setiap anggota organisasi harus.
Cara ini memiliki tujuan untuk memperoleh kemajuan organisasi.
Harapan adalah berkenaan dengan pendapat bahwa perilaku
tertentu akan diikuti oleh hasil (akibat) tertentu pula”. Sasaran dan harapan
tersebut jelas tercantum dalam visi organisasi. Kondisi ini dapat
berpengaruh terhadap hasil kerja dalam organisasi.
Hasil penelitian aspek pengarahan dalam budaya organisasi di
Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten
Pasaman Barat telah dilaksanakan dengan perolehan skor 4,08 dengan
kategori baik. Tetapi tidak semua personil yang ikut dalam melaksanakan
sasaran organisasi maupun harapan organisasi di sekolah yang dimaksut.
Pada aspek pengarahan, skor tertinggi terdapat pada sub indikator
sasaran organisasi yaitu 4,42 berkata gori baik. Ini menandakan bahwa
personil Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten
Pasaman Barat pada umumnya sudah mengikuti sasaran oarganisasi yang
dilaksanakan oleh sekolah. Namun, hal ini masih perlu ditingkatkan lagi
supaya menjadi lebih baik dengan cara setiap personil sekolah yang ada di
53
organisasi mempunyai sasaran organisasi. Sedangkan skor terendah
terdapat pada sub indikator harapan oragnisasi dengan skor rata-rata 3,8
berkata gori kurang baik. Hal ini menandakan harapan oragnisasi sudah
terlaksana dengan baik sehingga harus lebih ditingkatkan lagi. Harapan
organisasi dalam sebuah organisasi sangat diperlukan karena tujuan yang
ada dalam organisasi yang bersangkutan adalah tanggung jawab setiap
personil sekolah. Oleh karena itu, setiap personil sekolah harus
mempunyai harapan yang baik untuk kemajuan sekolah atau organisasi.
Skor terendah pada penelitian yang dilihat dari aspek pengarahan
adalah 3,8 berkata gori baik terdapat pada pernyataan “Mensosialisasikan
tujuan-tujuan sekolah”. Setiap orang yang berada dalam sebuah organisasi
harus berpartisipasi dalam melakukan kegiatan-kegiatan dalam sebuah
organisasi.
3. Aspek integrasi dalam Budaya Organisasi di Sekolah Menengah
Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat
Dalam sebuah organisasi, integrasi sangat menentukan berhasil
tidaknya organisasi itu mencapai tujuannya. Pada indikator integrasi ini
terdapat beberapa sub indikator, yaitu koordinasi dan kerjasama.
Koordinasi itu adalah mempersatukan pendapat-pendapat anggota
oragnisasi dan sumber lain kearah tercapainya maksut-maksud yang telah
ditetapkan. Sedangkan kerjasama adalah berlangsung dalam suatu proses
kelompok, dimana para anggota organisasi mengadakan hubungan satu
sama lain dan berpartisipasi memberikan sumbangan untuk mencapai
tujuan bersama
54
Hasil penelitian, budaya organisasi di Sekolah Menengah Kejuruan
Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat dilihat dari perilaku
personil sekolah diperoleh skor 3,93 dengan kategori baik. personil
Sekolah Menengah Kejuruan Nurl Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman
Barat bisa dikatakan berperilaku baik dilihat dari koordinasi dan kerjasama
para personil sekolah dalam menyelesaikan dan menjalankan pekerjaanya
masing-masing untuk mendapatkan hasil dan tujuan yang diharapkan.
Skor terendah dalam penelitian ini adalah 3,71 berkate gori baik
dengan pernyataan “ semua berpartisipasi dalam memecahkan suatu
masalah”. Sedangkan skor yang tertinggi adalah 4,14 dengan berkate gori
baik terdapat pada pernyataan “menyampaikan program sekolah dengan
segera”. Ini menandakan bahwa pada umumnya personil di Sekolah
Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat
sudah bekerja dengan baik.
4. Aspek Dukungan dari Manajemen dalam Budaya Organisasi di
Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten
Pasaman Barat
Dukungan dari manajemen adalah sejauh mana pimpinan
organisasi pemperhatikan anggota-anggotanya dan memberikan informasi
yang baik dan dibutuhkan oleh anggota-anggota organisasi, dan meliputi
tentang informasi yang jelas dan bantuan. Pada indikator dukungan dari
manajemen ini terdapat sub indikator informasi yang jelas dan bantuan.
Informasi yang jelas adalah suatu data yang telah diproses menjadi bentuk
yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang
55
bermanfaat. Sedangkan bantuan adalah segala sesuatu yang berkenan
dengan menolong individu agar dapat menyesuiakan diri dengan situasi
sehingga mempermudah pekerjaan.
Hasil penelitian, dalam budaya organisasi pada Sekolah Menengah
Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat dilihat dari
aspek dukungan dari manajemen diperoleh data 3,94 dengan kategori baik.
Kepercayaan yang didapat oleh para personil di Sekolah Menengah
Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabuapten Pasaman Barat bisa
dikatakan baik dilihat dari informasi yang jelas dan bantuan yang
diberikan kepada personil sekolah dalam menyelesaikan pekerjaannya
masing-masing untuk mendapatkan hasil dan tujuan yang diharapkan.
Skor terendah pada aspek ini adalah 3,77 dengan kate gori baik
terdapat pada pernyataan”membantu memecahkan permasalahan-
permasalahan yang terjadi”. Ini menandakan bahwa pimpinan pada
Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten
Pasaman Barat aktif ikutserta dalam organisasi.
5. Aspek Pola Komunikasi dalam Budaya Organisasi di Sekolah
Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman
Barat
Pola-pola komunikasi dibutuhkan dalam organisasi, Hovland, Janis
dan Kelley seperti yang dikemukakan oleh Forsdale (1981) adalah ahli
sosiologi Amerika, mengatakan bahwa, “communication is the proses by
whict individual transmit stimulus (usually verbal) to modify the behavior
of orthe individuals”. Dengan kata lain komuikasi adalah proses individu
56
mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah
tingkah laku orang. Pada defenisi ini mereka mengangap komunikasi
sebagai suatu proses, bukan sebagai suatu hal.
Menurut Louis Porsdale (1981), ahli komunikasi dan pendidikan
bahwa komunikasi adalah “suatu proses memberikan signal menurut
aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu system dapat didirikan,
dipelihara, dan diubah. Ada juga menurut Seiler (1988) mengatakan bahwa
komunikasi adalah “proses dengan mana simbol verbal dan nonverbal
dikirmkan, diterima, dan diberi arti.
Hasil penelitian, dalam budaya organisasi di Sekolah Menengah
kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat dilihat dari
aspek pola komunikasi diperoleh data 3,68 dengan kategori baik.
Kepercayaan yang didapat oleh para personil di Sekolah Menengah
kejuruan Nurul falah Aur Kuning Kabuapten Pasaman Barat bisa
dikatakan baik dilihat dari komunikasi verbal dan komunikasi non verbal
yang dilakukan oleh personil sekolah dalam menyelesaikan pekerjaannya
masing-masing untuk mendapatkan hasil dan tujuan yang diharapkan.
Skor tertinggi aspek ini adalah “menyampaikan dengan singkat
serta jelas bekerja dengan baik (4,08)”, sedangkan skor terendah pada
aspek ini terdapat pada pernyataan”memberikan isyarat dengan cara
menepuk bahu agar memperhatikan pidato (3,28)”. Dengan kata gori
cukup baik.
57
6. Hasil Keseluruhan dari Budaya Organisasi di Sekolah Menengah
Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat
Budaya organisasi sangatlah penting bagi setiap orang dalam
memahami kebudayaan organisasi. Budaya organisasi dapat
mempengaruhi cara orang dalam berperilaku dan harus menjadi patokan
dalam setiap pengembangan dan kebijakan yang diambil dalam organisasi.
Hal ini terkait dengan bagaimana budaya itu mempengaruhi organisasi dan
bagaimana suatu budaya itu dapat dikelola oleh organisasi. Budaya
organisasi mengacu pada hubungan yang unik dari norma-norma, nilai-
nilai, kepercayaan dan cara berperilaku yang menjadi ciri bagaimana
kelompok dan individu dalam menyelesaikan sesuatu.
Dari hasil pengolahan data menyatakan bahwa Budaya Organisasi
pada Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten
Pasaman Barat baik. Perolehan skor dari hasil penelitian adalah inisiatif
individual dalam budaya organisasi berkategori baik (4,34), dan aspek
pengarahan dalam budaya organisasi berkatagori baik (4,08), serta
integrasi dalam budaya organisasi berkatagori baik (3,93), dan dukungan
dari manajemen berkategori baik (3,94). Dan selanjutnya aspek pola
komunikasi dalam budaya organisasi berkatagori baik (3,68) Maka dari
keseluruhan data yang diperoleh dari penelitian, mendapat skor 3,99 yang
berkategori baik. Dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi personil di
Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah aur Kuning Kabupaten Pasaman
Barat sudah baik. Ini dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa aspek
inisiatif individual dan aspek pengarahan nilai dalam budaya organisasi
58
pada Sekolah Menengah kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten
Pasaman Barat sudah baik. Dilihat dari aspek integrasi, dukungan dari
manajemen dan aspek pola komunikasi dalam budaya organisasi pada
Sekolah Menengah kejuruan Nurul falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman
Barat sudah baik. Namun perlu peningkatan supaya menjadi lebih baik dan
tujuan sekolah tercapai dengan cara personil sekolah menyadari
pentingnya budaya organisasi dalam mencapai tujuan sekolah.
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dikemukakan pada BAB sebelumnya
tentang budaya organisasi di Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur
Kuning Kabupaten Pasaman Barat dapat ditarik beberapa kesimpulan antara
lain:
1. Secara umum skor rata-rata dalam budaya organisasi di Sekolah
Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat
ditinjau dari aspek inisiatif individual berada pada kategori cukup baik
(4,34). Ini berarti budaya organisasi pada Sekolah Menengah Kejuruan
Nurul falah Aur Kunimg Kabupaten Pasaman Barat ditinjau dari aspek
inisiatif individual sudah dilaksanakan dengan Baik .
2. Secara umum skor rata-rata dalam budaya organisasi di Sekolah
Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat
ditinjau dari aspek pengarahan berada pada kategori baik (4,08). Ini berarti
budaya organisasi pada Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur
Kuning Kabupaten Pasaman Barat ditinjau dari aspek pengarahan sudah
dilaksanakan dengan Baik.
3. Secara umum skor rata-rata dalam budaya organisasi di Sekolah
Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat
ditinjau dari aspek integrasi berada pada kategori baik (3,93). Ini berarti
budaya organisasi pada Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur
60
Kuning Kabupaten Pasaman Barat ditinjau dari aspek integrasi sudah
dilaksanakan dengan Baik.
4. Secara umum skor rata-rata dalam budaya organisasi di Sekolah
Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat
ditinjau dari aspek dukungan dari manajemen berada pada kategori baik
(3,94). Ini berarti budaya organisasi pada Sekolah Menengah Kejuruan
Nurul Falah Aur Kunimg Kabupaten Pasaman Barat ditinjau dari aspek
dukungan dari manajemen sudah dilaksanakan dengan Baik.
5. Secara umum skor rata-rata dalam budaya organisasi di Sekolah
Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat
ditinjau dari aspek pola komunikasi berada pada kategori baik (3,68). Ini
berarti budaya organisasi pada Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah
Aur Kunimg Kabupaten Pasaman Barat ditinjau dari aspek pola
komunikasi sudah dilaksanakan dengan Baik.
6. Hasil keseluruhan dari budaya organisasi pada Sekolah Menengah
Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten Pasaman Barat sudah baik.
Hal ini dilihat dari skor rata-rata 3,99.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, dapat
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning Kabupaten
Pasaman Barat diharapkan untuk dapat mempertahankan dan
meningkatkan budaya organisasi supaya pelaksanaan budaya organsiasi
berjalan baik secara efektif dan efisien.
61
2. personil pada Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Falah Aur Kuning
Kabupaten Pasaman Barat diharapkan dapat mempertahankan dan
meningkatkan pelaksanaan budaya organisasi dengan lebih baik.
3. Peneliti, untuk penambah wawasan mengenai bahasan budaya organisasi
khususnya di Sekolah Mennegah kejuruan Nurul Falah Aur Kuning
Kabupaten Pasaman Barat.
62
DAFTAR PUSTAKA
Abdulyani, 1987. Manajemen Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta
Depdiknas, 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Hasibuan, Malayu. 2001. Organisasi Dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara
Komariah, Aan dan Triatna, Cepi. 2008. Visionary Leadership menuju sekolah
efektif. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Nurhizrah Gistituati. 2009. Manajemen Pendidikan Budaya dan Kepemimpinan
Organisasi, Padang: UNP PRESS
Ramadani, 2006 Kostribusi Disiplin Kerja Dan Budaya Organisasi Terhadap
Prestasi Kerja Karyawan di Universitas Negeri Padang (Tesis). Padang
Rivai, Veithzal, 2003. Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT,
Rajafindo Persada
Robbins, Stephen P. 1995. Teori organisasi, struktur, Desain, dan Aplikasi.
Jakarta: Arcan.
Robbin,Stephen P. 2001. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontravensi, Aplikasi.
Jakarta: Prehallindo
Robbbin,Stephen P and Tmothy A. Judge. 2011. Perilaku Organisasi. Jakarta:
Salemba Empat
Schein, Edgar. 1992. Organizational Culture and Leadership. San Francisco,
Jossey - Bass
Siagian, Sondang P. 2011. Kiat Meningkatkan Produktivitas kerja. Jakarta:
Salemba Empat
Terry, George, 1993. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Wibowo. 2010. Budaya Organisasi (Sebuah Kebutuhan untuk Meningkatkan
Kinerja Jangka Panjang). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
63
Lampiran 1
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
BUDAYA ORGANISASI PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
NURUL FALAH AUR KUNING KABUPATEN PASAMAN BARAT
Variabel Indikator Sub. Indikator Item
Budaya
Organisasi
1. Inisiatif Individual 1.1 Tanggung jawab 1 – 3
1.2 Kebebasan 4 – 6
1.3 independesi 7 – 8
2. Pengarahan 2.1 Sasaran organisasi 9 – 11
2.2 Harapan organisasi 12 – 14
3. Integrasi 3.1 Koordinasi 15 – 17
3.2 Kerjasama 18– 20
4. Dukungan dari
manajemen
4.1 Informasi yang jelas 21 – 23
4.2 Bantuan 24 – 26
5. Pola komunikasi 5.1 komunikasi verbal 27-28
5.2 komunikasi non verbal 29-30
64
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
Angket yang dibuat dalam bentuk pernyataan, masing-masing pernyataan
disediakan pilihan jawaban. Pilihan jawaban tersebut dalam bentuk:
Sangat Sering (SS) : Bila pernyataan diantara 90-100%
Sering (SR) : Bila pernyataan diantara 80-89%
Kadang-Kadang (KD) : Bila pernyataan diantara 70-79%
Jarang (JR) : Bila pernyataan diantara 60-69%
Tidak Pernah (TP) : Bila pernyataan < dari 60%
Kepada Bapak/Ibu diminta untuk memilih salah satu jawaban yang
dianggap cocok, dengan memberi tanda check list (√) pada kolom yang
disediakan.
Contoh:
No Pernyataan
Jawaban
SS SR KD JR TP
1 Bapak/ibu dengan kesadaran yang
tinggi mengerjakan tugasnya dalam
bidang masing-masing disekolah
√
65
Lampiran 2
ANGKET PENELITIAN
BUDAYA ORGANISASI PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
NURUL FALAH AUR KUNING KABUPATEN PASAMAN BARAT
NO Pernyataan SL SR KD JR TP
5 4 3 2 1
1 Bapak/ibu dengan kesadaran yang tinggi
mengerjakan tugasnya dalam bidang
masing-masing disekolah
2 Bapak/ ibuk meningkatkan kemajuan
sekolah tanpa diperintah kepala sekolah
3 Bapak/ ibu melakukan kegiatan-kegiatan
yang ditugaskan kepala sekolah dengan
sebaik-bainya
4 Kepala sekolah memberikan kebebasan
kepada Bapak/ ibu mengembangkan
inovasi dalam pelaksanaan tugasnya
5 Bapak/ ibu memberikan pengarahan-
pengarahan kepada siswa dalam kelas
menyangkut norma serta nilai-nilai yang
berlaku
6 Kepala sekolah memberikan kebebasan
kepada Bapak/ ibu dalam belajar mengajar
di kelas dengan berpegangan pada norma
serta nilai-nilai yang berlaku
7 Bapak/ ibu melakukan tugasnya dengan
kemampuan yang dimiliki tanpa
bergantung kepada orang lain
8 Bapak/ ibu menyelesaikan pekerjaan yang
telah diberikan kepadanya tanpa
bergantung pada orang lain
9 Kepala sekolah mencantumkan visi misi
sekolah untuk dijalani semua warga
sekolah agar tercapai tujuan yang
diharapkan
10 Kepala sekolah mengikutsertakan Bapak/
ibu menyusun rencana pengembangan
sekolah dengan baik
11
Misi organisasi sering dijadikan pedoman
kerja setiap warga sekolah dalam
pencapaian tujuan sekolah
66
12 Kepala sekolah sering mensosialisasikan
tujuan-tujuan sekolah kepada Bapak/ ibu
agar tujuan tercapai dengan baik
13 Kepala sekolah serta Bapak/ ibu sering
berdiskusi serta bekerja sama untuk
mencapai tujuan sekolah
14 Bapak/ ibu serta warga sekolah sering
diberi peran yang jelas oleh kepala
sekolah untuk memenuhi harapan sekolah
15 Setiap pekerjaan di sekolah ditetapkan
disatukan sehingga terlaksana sesuai
dengan rencana
16 Kepala sekolah menyampaikan program
sekolah dengan segera agar tujuan sekolah
tercapai dengan baik
17 Pemeliharaan sarana prasarana sekolah
diatur dengan baik memudahkan warga
sekolah bekerja sehingga tujuan tercapai
dengan baik.
18 Bapak/ ibu saling memberikan masukan
dalam menyusun program pengajaran
yang dilakukan
19 Semua warga sekolah mengadakan
hubungan satu sama lain berpartisipasi
memberikan sumbangan untuk tujuan
bersama
20 Semua warga sekolah berpartisipasi dalam
memecahkan suatu masalah
21 Kepala sekolah bersedia
menginformasikan peluang-peluang yang
diperlukan oleh warga sekolah
22 Kepala sekolah memberitahukan kepada
warga sekolah secara jelas tanggung
jawab serta wewenang masing-masing
23 Kepala sekolah memberikan pengarahan/
penjelasan kepada warga sekolah untuk
perbaikan pengembangan diri
24 Bapak/ ibu membantu kepala sekolah
memecahkan permasalahan-permasalahan
yang terjadi di sekolah
25 Kepala sekolah memberikan fasilitas
kepada warga sekolah guna untuk
menunjang keberhasilan
26 Kepala sekolah membantu Bapak/ ibu
dapat menyesuiakan diri dengan situasi
sehingga mempermudah pekerjaan
67
27 Kepala sekolah menyampaikan informasi-
informasi kepada warga sekolah dengan
cara berpidato
28 Kepala sekolah menyampaikan kepada
warga sekolah dengan singat serta jelas
bekerja dengan baik
29 Guru memberikan isyarat kepada murit
dengan cara menepuk bahu agar
memperhatikan pidato sedang
berlangsung
30 Pada jam istirahat Bapak/ ibu berbagi
cerita mambahas masalah pembelajaran
bidang studi yang dibina
68
Lampiran 3
REKAPITULASI UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN Analisa Hasil Uji Coba Angket Penelitian
BUDAYA ORGANISASI PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 SIMPANG EMPAT KABUPATEN PASAMAN BARAT
68
69
69
Lampiran 4
70
Lampiran 5
UJI VALIDITAS DAN REABILITAS
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 15 100.0
Excludeda 0 .0
Total 15 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items N of Items
.985 .985 30
Jadi dari hasil perhitungan realibilitas diperoleh r hitung 0, 985 dengan
rumus Cronbach‟s Alpha dengan hasil sangat baik
71
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 114.4000 573.971 .877 . .984
VAR00002 114.0667 569.210 .849 . .984
VAR00003 113.6667 590.524 .692 . .985
VAR00004 113.5333 594.267 .782 . .984
VAR00005 114.0000 600.429 .629 . .985
VAR00006 113.6000 579.257 .975 . .984
VAR00007 113.8000 584.171 .799 . .984
VAR00008 114.3333 580.810 .880 . .984
VAR00009 113.6667 579.952 .873 . .984
VAR00010 114.2667 573.495 .857 . .984
VAR00011 114.0667 569.638 .889 . .984
VAR00012 113.6000 587.114 .872 . .984
VAR00013 114.2667 573.495 .857 . .984
VAR00014 114.2667 590.352 .668 . .985
VAR00015 114.0667 569.638 .889 . .984
VAR00016 113.9333 585.210 .745 . .984
VAR00017 114.0667 569.210 .849 . .984
VAR00018 114.0000 591.143 .702 . .985
VAR00019 114.4000 573.971 .877 . .984
VAR00020 114.7333 583.924 .725 . .984
VAR00021 114.5333 576.124 .883 . .984
VAR00022 113.6667 579.952 .873 . .984
VAR00023 114.2667 572.210 .830 . .984
VAR00024 114.7333 587.781 .773 . .984
VAR00025 114.3333 577.095 .824 . .984
VAR00026 114.4000 578.257 .849 . .984
VAR00027 114.2000 568.171 .831 . .984
VAR00028 114.0000 567.714 .902 . .984
VAR00029 115.0667 568.924 .812 . .984
VAR00030 114.0000 567.714 .902 . .984
Kolom yang diarsir adalah hasil dari r hitung perbutir item, untuk melihat
apakah instrument valit atau tidaknya maka:
a. Jika r hitung ≤ r tabel maka butiran atau variable Tidak Valit, N=15 dengan
tingkat signifikan 5% r tabel=0,514
b. Jadi, jumlah butir instrument yang Valid sebanyak 30 butir dan yang Tidak
Valit/ Gugur sebanyak 0 butir.
72
Lampiran 6
TABEL KREJCHI
73
Lampiran 7
75
76