Upload
siti-ncit
View
280
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
1/56
1
:: CATATAN KECIL ::
:: KOAS EMERGENSI ::
Jiwa-jiwa yang ulet adalah jiwa-jiwa yang selalu mampu menembusketidak mungkinan, jiwa yang selalu sanggup melawan kebosanan,
jiwa yang selalu bisa memecah kebekuan dan kemalasan,
yang selalu bisa mengalahkan kelelahan dan kelemahannya sendiri
KELOMPOK I
RUMAH SAKIT KARTIKA HUSADA
2013
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
2/56
2
Disusun Oleh:
Trifonia Steffi O (I11108042)
Peni (I11108046)Asa Rairisti (I11108052)
Abang Anton (I11108061)
Ernywaty (I11108063)Agus Darmanto (I11108067)
Siti Fatimah (I11108072)
Dibimbing oleh:
dr. Eldy Jimmy Saragih (NIP. 197706152008121001)
dr. Erwin Wijatmiko (NIP. 11100003690883)
Pontianak, Februari 2013
Tim Penyusun
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
3/56
3
:: DAFTAR ISI ::
Hipertensi pada kehamilan 4
Luka bakar 5
Diagnosis banding demam 8Perbedaan Demam dengue dan Demam berdarah dengue 9
Derajat Demam berdarah dengue 10
Komplikasi Demam berdarah dengue 11Indikasi transfusi pada DBD 12
Derajat dehidrasi pada dewasa (Skor Daldiyono) 13
Rehidrasi 14Dehidrasi anak dan tatalaksana 15
Foto serial pada trauma 18
Indikasi CT Scan pada cedera kepala 19
FAST 21
Burr Hole 26Floating Prostat 28
Beda epistaksis karena perdarahan lokal dan intrakranial 29Prosedur washout 30
Prosedur Rectal Toucher 33
Perbedaan Ileus obstruktif dan Paralitik 35
Terapi cairan pada ileus tanpa dehidrasi 36Traube space 37
PPOK 38
CKD (Chronic Kidney Diseases) 44Terapi Antibiotik pada ISK 45
Hipoglikemia dan tatalaksana 46Appendisitis 49
Asma 51
Terapi Oksigen 54
Perbedaan gagal jantung kanan dan gagal jantung kiri 56
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
4/56
4
:: HIPERTENSI PADA KEHAMILAN ::
1. Hipertensi kronis adalah hipertensi yang didapatkan sebelum timbulnya kehamilan.Apabla tidak diketahui adanya hipertensi sebelum kehamilan, maka ia didefinisikan biladidapatkan TD sistolik 140 mmHg atau diastolic > 90 mmHg sebelum usia kehamilan 20
minggu.2. Pre-eklamsia adalah hipertensi yang terjadi setelah usia gestasi 20 minggu, disertai
proteinuria.
3. Eklamsia adalah pre-eklamsia yang disertai kejang dan/ koma.4. Hiperteni kronik dengan superimposed pre-eklamsia adalah merupakan hipertensi kronik
ditandai dengan tanda-tanda pre-eklamsia atau hipertensi kronik disertai proteinuria.
5. Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertaidengan proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pasca persalinan.
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
5/56
5
:: LUKA BAKAR ::
- mengenai bagian
epidermis dan lapisanatas daricorium/dermis.
- folikel rambut,
- kelenjar sebecea
masih banyak.- sembuhspontan 10-
14hr
LUAS LUKA BAKAR
(Rule Of Nine)
Sedang- Luka bakar derajat II 15-25 %
- Luka bakar derajat II 10-20 % padaanakanak
- Luka bakar derajat III < %10 %
Ringan
- Luka bakar derajat II 25 %
- Luka bakar derajat II >20 % pada
anakanak- Luka bakar derajat III > %10
- Luka bakar mengenai tangan, wajah,
telinga, mata, kaki dan
genitalia/perineum.
- - Luka bakar dengan cedera inhalasi,
listrik, disertai trauma lain.
- Terbatas pada lapisanepidermis (surperficial),
- kulit hipermik- bulla(-), vesikel (-)
- nyeri(-)
- penyembuhan spontan- mengenai hampir
seluruh bagian dermisdan sisa-sisajaringanepitel tinggalsedikit.
- folikel rambut,
kelenjar keringat,kelenjar sebaceatinggal sedikit.
- sembuh > satu bulan.
- meliputi epidermis dan sebagiandermis,
- inflamasi(+), eksudasi(+), bula(+)
- nyeri(+)
- meliputi seluruh tebalkulit dan lapisan yanglebih dalam mencapaisubkutan, otot dan tulang.
- bua(-), nyeri (-)
- penyembuhan lama
KRITERIA BERAT LUKA BAKAR
Kepala dan leher=9 %
Lengan=18 %Badan Depan=18 %
Badan Belakang=18 %Tungkai=36 %
Genitalia/perineum=1%Total=100 %
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
6/56
6
Penatalaksanaan:
1. Diwajibkan memakai sarung tagan steril bila melakukan pemeriksaan penderita.2. Bebaskan pakaian yang terbakar.3. Dilakukan pemeriksaan yang teliti dan menyeluruh untuk memastikan adanya trauma lain
yang menyertai.4. Bebaskan jalan napas. Pada luka bakar dengan distress jalan napas dapat dipasang
endotracheal tube. Traheostomy hanya bila ada indikasi.
5. Pemasangan intraveneous kateter yang cukup besar dan tidak dianjurkan pemasanga scalpvein. Diberikan cairan ringer Laktat dengan jumlah 30-50 cc/jam untuk dewasa dan 20-30
cc/jam untuk anakanak di atas 2 tahun dan 1 cc/kg/jam untuk anak dibawah 2 tahun.
6. Dilakukan pemasangan Foley kateter untuk monitor jumlah urine produksi. Dicatat jumlahurine/jam.
7. Di lakukan pemasangan nosogastrik tube untuk gastric dekompresi dengan intermittenpengisapan.
8. Untuk menghilangkan nyeri hebat dapat diberikan morfin intravena dan jangan secaraintramuskuler.
9. Diberikan tetanus toksoid bila diperlukan. Pemberian tetanus toksoid booster bila penderitatidak mendapatkannya dalam 5 tahun terakhir.
10.Pencucian Luka di kamar operasi dalam keadaan pembiusan umum. Luka dicuci debridementdan di disinfektsi dengan salvon 1 : 30. Setelah bersih tutup dengan tulle kemudian olesi
dengan Silver Sulfa Diazine (SSD) sampai tebal. Rawat tertutup dengan kasa steril yang
tebal. Pada hari ke 5 kasa di buka dan penderita dimandikan dengan air dicampur Salvon 1 :
3011.Eskarotomi adalah suatu prosedur atau membuang jaringan yang mati (eskar)dengan teknik
eksisi tangensial berupa eksisi lapis demi lapis jaringan nekrotik sampai di dapatkan
permukaan yang berdarah.12.Fasiotomi dilakukan pada luka bakar yang mengenai kaki dan tangan melingkar, agar bagian
distal tidak nekrose karena stewing.
13.Penutupan luka dapat terjadi atau dapat dilakukan bila preparasi bed luka telah dilakukandimana didapatkan kondisi luka yang relative lebih bersih dan tidak infeksi. Luka dapat
menutup tanpa prosedur operasi. Secara persekundam terjadi proses epitelisasi pada luka
bakar yang relative superficial.
14.Untuk luka bakar yang dalam pilihan yang tersering yaitu split tickness skin grafting. Splittickness skin grafting merupakan tindakan definitive penutup luka yang luas. Tandur alih
kulit dilakukan bila luka tersebut tidak sembuh - sembuh dalam waktu 2 minggu dengan
diameter > 3 cm.
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
7/56
7
Baxter Formula:
Hari Dewasa Anak
I RL 4cc x BB x Luas luka bakar/
24 jam
Ringer Laktat: Dextran = 17 : 3
2 cc x berat badan x % luas luka ditambahkebutuhan faal.
II i/2 hari I Beri sesuai kebutuhan faal
(Sumber: Buku Ajar Ilmu Bedah edisi 2, FKUI)
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
8/56
8
:: DIAGNOSIS BANDING DEMAM ::
Definisi:demam adalah keadaan suhu tubuh di atas normal sebagai akibat peningkatan pusat
pengatur suhu di hipotalamus yang dipengaruhi oleh IL-1.Zat yang dapat menyebabkan demampirogen
No Pirogen mikrobial Pirogen non-mikrobial
12
3
4
Bakteri gram (-)endotoksinBakteri gram (+)peptidoglikan
dinding sel
Viruspembentukan antibody,induksi oleh interferon, nekrosis sel
akibat virus
Jamurbaik hidup/ mati
FagositosisKompleks antigen-antibodi
Steroid
Sistem monosit-makrofagInterleukin-1 (IL-1)
Tumor necrosis factor (TNF)
Limfosit yang teraktivasi
Interferon(INF)Interleukin-2(IL-2)
GM-CSF
Menurut protocol Kaiser Permanente Appoinment and Advice Call Center 2000:
Demam pada anak jika:
1. Suhu rektal > 38 C2. Suhu aksila > 37,5 C3. Suhu membrane timpani 38,2 C
Disebut demam tinggi bila suhu >39,5 C dan disebut hiperpireksia bila suhu > 41,1 C
demam
- Sistemik TB
- Keganasan: limfoma,
leukemia, myeloma
- Autoimun: RA, SLE
- Drug induce
- Metabolik
- HIV- Psikologis
- Pneumonia
- Pielonefritis
- Cholecystitis
- Liver abses
- UTI
- Infeksi pelvis
- dll
infeksi sistemik
kronik (> 2 mggu)
akut (< 2 mggu)
- 1 minggu: infeksi
virus, malaria,
demam dengue,
leptospirosis
- 2 minggu: demamtifoid
infeksi organ focal
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
9/56
9
:: PERBEDAAN DEMAM DENGUE DAN DEMAM BERDARAH DENGUE ::
Demam dengue Demam berdarah dengue
1. demam akut selama 2-7 hari,2. ditandai dengan 2 atau lebih manifestasiklinis (nyeri kepala, nyeri retroorbital,
mialgia/ atralgia, ruam kulit, manifestasi
perdarahan [petekie atau uji bendungpositif, leukopenia) dan pemeriksaan
serologi dengue positif atau ditemukanpasien yang sudah dikonfirmasi menderita
demam dengue/ DBD pada lokasi dan
waktu yang sama.3. Dapat terjadi trombositopenia, namun
tidak ditemukan bukti kebocoran plasma.
1. Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7hari biasanya bifasik.2. Terdapat minimal 1 manifestasi perdarahan
berikut: uji bending positif; petekie, ekimosis,
atau purpura; perdarahan mukosa; hematemesisdan melena.
3. Trombositopenia (jumlah trombosit 20% dibandingkan
standar sesuai umur dan jenis kelamin. Penurunan hematokrit >20% setelah
mendapat terapi cairan, dibandingkan
dengan nilai hematokrit sebelumnya.
Tanda kebocoran plasma seperti: efusipleura, asites, hipoproteinemia,
hiponatremia.
( Sumber: Ilmu Penyakit Dalam, FKUI)
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
10/56
10
:: DERAJAT PENYAKIT DBD ::
Derajat penyakit DBD diklasifikasikan dalam 4 derajat, yaitu :
1. Derajat I Demam disertai dengan gejala umum nonspesifik, satu-satunya manifestasiperdarahan ditunjukkan melalui uji tourniquet yang positif.2. Derajat II Selain manifestasi yang dialami pasien derajat I, perdarahan spontan juga terjadi,biasanya dalam bentuk perdarahan kulit dan atau perdarahan lainnya.
3. Derajat III Demam, perdarahan spontan, disertai atau tidak disertai hepatomegali danditemukan gejala-gejala kegagalan sirkulasi meliputi nadi yang cepat dan lemah, tekanan nadimenurun (< 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit lembab dan dingin serta gelisah.
4. Derajat IV Demam, perdarahan spontan, disertai atau tidak disertai hepatomegali danditemukan gejala syok (renjatan) yang sangat berat dengan tekanan darah dan denyut nadi
yang tidak terdeteksi.
(Sumber: Ilmu Penyakit dalam FKUI)
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
11/56
11
:: KOMPLIKASI DEMAM DENGUE ::
1. Syok (dengue Shock Syndrome)Peningkatan permeabilitas diding pembulug darah yang mendadak sehingga terjadi
perembesan plasma dan elektrolit melalui endotel vaskuler dan masuk ke dalam ruanginterstitial. Menyebabkan hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia dan efusi cairanke rongga serosa.
2. Perdarahan- Trombositopenia hebatyang disebabkan oleh infeksi.- Gangguan fungsi trombosit- Kelainan sistem koagulasi, masa tromboplastin parsial, masa protrombin memanjang,
sedangkan sebagian besar penderita didapatkan masa thrombin normal. Beberapa
factor pembekuan menurun, termasuk factor II, V, VII, IX, X dan fibrinogen.- Pembekuan intravascular yang meluas(Disseminated Intravascular Coagulation,
DIC)
3. Komplikasi DIC (Disseminated Intravascular Coagulation)Terjadi aktivasi koagulasi intravascular yang tidak terlokalisir (menyebar). Manifestasi
berupa:- Perdarahan- Disfungi ginjal- Disfungsi hati- Disfungsi pernapasan- syok- Disfungsi SSPensefalopati- Trombosis pada pembuluh darah besar
4. Gagal jantung & edema paruPemberian cairan yang berlebihan(Sumber: Guideline DBD, Emergency medicine)
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
12/56
12
:: INDIKASI TRANSFUSI DARAH PADA DBD ::
1. Bila terdapat perdarahan massif (perdarahan dengan jumlah darah 4-5 ml/ kgB/ jam)misalnya perdarahan hidung, perdarahan saluran cerna (hematemesis, melena,
hematosekia), perdarahan saluran kencing, perdarahan otak dengan jumlah trombosit
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
13/56
13
:: DERAJAT DEHIDRASI PADA DEWASA ::
MINIMAL RINGAN-SEDANG BERAT
Status mental CM CM, lemas, gelisah Apatis, tidak sadar,letargi
Rasa haus Normal Sangat haus Tidak dapat minum
Nadi Normal
(teraba penuh)
Normal-meningkat
(penuh-lemah)
Takikardi
(lemah/tdk teraba)
Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Turgor kulit Baik < 2 detik >2 detik
Urine output Normal-menurun Menurun Minimal
TATALAKSANA DEHIDRASI1. Dehidrasi minimal (10%) : 112% dari kebutuhan cairan normal
(Sumber : Konsensus penatalaksanaan diare
akut pada dewasa di Indonesia.Jakarta: Perkumpulan
Gastroenterologi Indonesia;2009)
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
14/56
14
:: REHIDRASI ::
Kebutuhan cairan yang akan diberikan dalam 2 jam(ml):
Skor/15 x 10% x KgBB x 1 literKecepatan tetesan:
Tetesan/ menit (puruhito)
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
15/56
15
:: KLASIFIKASI TINGKAT DEHIDRASI ANAK ::
Klasifikasi Tanda-Tanda/Gejala Tatalaksana
Dehidrasi Berat Terdapat dua atau lebih dari tanda dibawah ini:
Letargis/tidak Mata cekung Tidak bisa minum atau malas
minum
Cubitan kulit perut kembali sangatlambat ( 2 detik)
Rencana Terapi C
Dehidrasi Ringan/Sedang Terdapat dua atau lebih tanda dibawah ini:
Rewel, gelisah Mata cekung Minum dengan lahap, haus untuk Cubitan kulit kembali lambat
Rencana Terapi B
Catatan: larutan intravena terbaik adalah larutan Ringer Laktat (disebut pula larutan Hartman
untuk penyuntikan). Tersedia juga larutan Ringer Asetat. Jika larutan Ringer Laktat tidaktersedia, larutan garam normal (NaCl 0.9%) dapat digunakan. Larutan glukosa 5% (dextrosa)
tunggal tidak efektif dan jangan digunakan.
Beri tablet zinc bila disertai diare:
Ajari ibu berapa banyak zinc yang harus diberikan kepada anaknya:o Di bawah umur 6 bulan : tablet (10 mg) per hario Umur 6 bulan ke atas : 1 tablet (20 mg) per hari
Selama 10 hari
Ajari ibu cara memberi tablet zinc:o Pada bayi: larutkan tablet zinc pada sendok dengan sedikit air matang, ASI perah
atau larutan oralit.
o Pada anak-anak yang lebih besar: tablet dapat dikunyah atau dilarutkan.Ingatkan ibu untuk memberi tablet zinc kepada anaknya selama 10 hari penuh.
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
16/56
16
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
17/56
17
Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak Di Rumah Sakit. DEPKES RI
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
18/56
18
:: FOTO SERIAL PADA MULTIPLE TRAUMA ::
Pada trauma multiple foto serial yang dilakukan adalah:
1. Lateral servicalspine
Cek kelengkapan: C1-C7, junction C7-T1, junction C1-
oksipital
Cek alignment: anterior vertebra bodies, posterior vertebrabodies, facet line, spinolaminar line
Menilai pseudosubluksasiPeriksa vertebral bodies
Periksa joint spaces
Periksa jaringan lunak: edema, hematom
Nilai disc spaces
2. Chest radiograph(posisi supine AP)
Cek kelengkapan
AlignmentApparatus
Tulang
SendiMediastinum
Diafragma
Paru
jantung
3. Pelvis radiograph AlignmentGambarannyaTulang
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
19/56
19
:: INDIKASI EMERGENCY CT-SCAN SETELAH CEDERA KEPALA ::
1. GCS < 13 tanpa adanya intoksikasi alkohol atau fraktur tulang tengkorak.2. GCS < 14 dengan adanya fraktur tulang tengkorak.3. Pupil yang berdilatasi unilateral pada keadaan AMS4. Depressed Skull Fraktur5. Defisit neurologik fokal6. Pasien cedera kepala yang membutuhkan ventilasi
:: KRITERIA MASUK RUMAH SAKIT PADA CEDERA KEPALA RINGAN ::
1. Hilang kesadaran > 10 menit2. Amnesia3. Kejang post trauma4. Tanda klinis fraktur basis kranii5. Sakit kepala moderat atau severe atau vomiting6. Intoksikasi alcohol7. Penetrating injury8. Fraktur tulang tengkorak9. Assosiated injurie yang signifikan10.Tidak adanya pengawas yang dapat diandalkan di rumah
:: INDIKASI RAWAT INAP PADA CEDERA KEPALA::
1. Amnesia post traumatik yang jelas (lebih dari 1 jam)2. Riwayat kehilangan kesadaran3. Nyeri kepala sedang hingga berat4. Intoksikasi alkohol atau obat5. Fraktur tengkorak6. Kebocoran CSS, otorrhea atau Rhinorrhea7. Cedera penyerta yang jelas8. Tidak punya orang serumah yang dapat dipertanggung jawabkan9. Terdapat CT Scan yang abnormal
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
20/56
20
:: INDIKASI CT SCAN::
Resiko tinggi untuk intervensi bedah Resiko sedang untuk intervensi bedah
1. GCS < 15 setelah 2 jam cedera2. Curiga adanya fraktur terbuka atau
fraktur depresi tengkorak3. Usia > 65 tahun4. Muntah lebih dari 2 episode5. terdapat tanda fraktur basis cranii
(hemotimpanum, raccoon eyes,otorrhea, rhinorrhea)
1. Amnesia > 30 menit2. Mekanisme cedera yang berbahaya
(pejalan kaki yang tertabrak truk,jatuh dari ketinggian > 3 kaki)
(sumber: Head trauma pada ATLS)
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
21/56
21
:: FAST (FOCUSED ABDOMINAL SONOGRAPHY IN TRAUMA)::
Penggunaan USG pada trauma tumpul abdomen terutama untuk mendeteksi adanyahemoperitoneum dan ini dilakukan berkairan dengan didapatkannya hasil sensitifitas yang tinggi
pada berbagai penelitian. FAST telah dikembangan sebagai protocol di berbagai senter trauma,
pemeriksaan USG bergerak (driven ultrasound) bertujuan untuk mendeteksi dini adanyahemoperitoneum dan hemopericardium dan manfaatnya telah banyak dilaporkan.1,2
Di ruang gawat darurat, USG selalu diperlukan untuk penilaian yang cepat kemungkinan
adanya hemoperitoneum. Tujuan utama USG Emergency pada trauma abdomen adalah
menilai adanya cairan abnormal (cairan bebas) serta menetapkan indikasi untuk dilakukanoperasi.
3,4
Saat ini penggunaan Ultrasonografi sebagai sarana diagnostic pada trauma lebih diperluas
dengan mengarah kepada penegakan diagnosis dengan cepat dan akurat dengan istilah FAST
(Focused Abdominal Sonography for Trauma).Pemeriksaan Ultrasonografi (FAST) diindikasikan pada pasien dengan trauma tumpul
abdomen baik dengan hemodinamik stabil maupun tidak stabil. Ultrasonografi kurang peka
untuk identifikasi dan menentukan gradasi cedera organ solid, cedera usus, cederaretroperitoneal. Pemeriksaan USG (FAST) dapat langsung dengan jelas mendeteksi adanya
cairan bebas intraperitoneal atau adanya Cardiac Tamponade5
Alogaritma pemeriksaan USG (FAST) pada trauma tumpul abdomen sebagai berikut.5
Alogaritma Ultrasonografi (FAST) pada trauma tumpul abdomen dengan hemodinamiktidak stabil (Sistolik < 90 mmHg)
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
22/56
22
Alogaritma Ultrasonografi (FAST) pada trauma tumpul abdomen dengan hemodinamik stabil.
(Sistolik 90 mmHg)
Keunggulan dan Kekurangan Pemeriksaan USG (FAST)
Keunggulan :- Pemeriksaan USG bisa dikerjakan oleh dokter emergency maupun residen bedah.- Tidak mahal, tidak invasive dan portable- Menghindari resiko akibat penggunaan media kontras- Dapat menilai toraks dan rongga retroperitoneal disamping rongga peritoneum.- Pemeriksaan serial dapat mendeteksi perdarahan yang terus berlangsung dan
meningkatkan ketepatan diagnostic.- Menurunkan tindakan DPL (Diagnostic Peritoneal Lavage) dan CT-Scan- Pada wanita hamil yang mengalami trauma dapat menentukan umur kehamilan dan
kondisi janin.
Kekurangan :
- Untuk mendapatkan hasil positif diperlukan cairan intraperitoneal minimal 70 ccdibandingkan DPL hanya 20 cc.- Akurasinya tergantung pada kemampuan operator atau pembaca hasil dan turun
akurasinya bila pernah operasi abdomen.
- Secara teknik sulit untuk pasien gemuk dan ileus atau adanya emfisema subkutis.- Sensitifitasnya rendah untuk usus halus dan cedera pancreas.- Tidak dapat menentukan dengan tepat penyebab hemoperitoneum.
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
23/56
23
- Meskipun bekuan darah memberikan gambaran yang khas, ia tidak dapat dengan tepatmenentukan jenis dari cairan bebas intraperitoneal.
Teknik Pemeriksaan5
Untuk mencari cairan abdominal tranducer ditempatkan pada empat posisi dasar yaitu :
Perihepatik dan pada celah hepatorenal
Perisplenic
Pervis
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
24/56
24
Pericardium
Perbandingan berbagai Metode Diagnostik untuk mengevaluasi Trauma tumpul dan Tajam
Abdomen
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
25/56
25
Sumber:
1. Mackersie RC. Abdominal Trauma, in : Norton AJ, Boliinger B, Chang, Lowry,Mulvihil, Pass, dll (editor). Surgery Basic Science and Clinical Evidence Vol. 1. New
York : Springer-Verlag inc; 2001. Hal. 825-45.
2.
Rozycki GS, Ochner GM, Feliciano, Thomas B, Boulanger BR, Davis FE, dll. EarlyDetection of Hemoperitoneum by Ultrasound Examination of the Right Upper Quadrant.J of Trauma. 1998; 45:878-83.
3. Fabian TC, Croce MA. Abdominal Trauma, Including Indications for Celiotomy inTrauma. Feliciano DV. Editors. Ed. 3. London : Appleton S Lange Co; 1991. Hal 441-459.
4. Fukuda M, Cogrove DO. Abdominal Ultrasound A Basic TextBook. Tokyo : IgakuShoinLtd; 1997. Hal. 1-45.
5. Alexander Ng. Trauma Ultrasonography The FAST and Beyond. Trauma.org. 2001; 6:12URL http//trauma.org./us/html.2001.
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
26/56
26
:: BURR HOLE ::
Pada pasien trauma, adanya trias klinis yaitu penurunan kesadaran, pupil anisokor dengan
reflek cahaya menurun dan kontralateral hemiparesis merupakan tanda adanya penekanan
brainstem oleh herniasi uncal dimana sebagian besar disebabkan oleh adanya massa ektra aksial.
Burr hole merupakan suatu alat diagnostik untuk mengetahui ada tidaknya perdarahan ektraaksial tersebut, yang bila hasilnya positif dapat dilakukan dengan kompresi awal sebelum
tindakan Craniotomy defenitif dilakukan. Dengan makin berkembang dan meluasnya
penggunaan CT scan kepala, tindakan Burr hole diagnostik jadi jarang dilakukan. Namun untukRS daerah dimana fasilitas CT Scan tidak ada, dapat merupakan tindakan live saving yang
dilakukan oleh dokter bedah.
Indikasi :
Penurunan kesadaran tiba-tiba Adanya tanda herniasi Adanya cedera sistemik yang memerlukan operasi emergensi, dimana CT scan kepala
tidak bisa dilakukan
Teknik Operasi :
Pasien diposisikan supine dengan kepala dimiringkan sehingga lkasi yang akan dibukaterletak diatas, dan dibawah bahu diletakan gulungan kain untuk membantu perutaran
kepala.
Kepala dicukur kemudian dilakukan tindakan desinfeksi dengan larutan antiseptik Burr hole pertama dilakukan dedaerah temporal 2 cm diatas arkus zigoma, 2 cm didepan
tragus. Insisi kulit dilakukan secara tajam sehingga tulang, setelahnya infiltrasi dengan
Pehacain.
Perdarahan dari arteri superfisial temporalis derawat dengan kauter atau ligasi, kemudiandipasang retraktor secara otomatis.
Dilakukan burr hole menggunakan bor atau drill hingga menembus tulang temporal dantampak duramater.
Pemilihan lokasi :o Ipsilateral dengan pupil yang pertama kali midriasis, atau kontralateral dengan
hemiparesis
o Bila tidak adatanda lateralisasi dilakukan pada daerah dibawah fraktur tulang ataupada jejas SCALP yang bermakna
o Bila penderita koma tanpa tanda yang jelas, dilakukan pertama pada sisi kirisebagai hemisfer dominan.
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
27/56
27
o Gambar lokasi Burr Hole
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
28/56
28
:: FLOATING PROSTAT ::
Adalah terdorongnya prostat kea rah cranial atau caudal yang diakibatkan oleh trauma
maupun suatu penyakit.
Floating prostat dapat ditemukan dengan melakukan pemeriksaan colok dubur (rectal
toucher). Biasanya akan didapatkan perabaan prostat mobile. Floating prostat biasa ditemukanpada trauma uretra.
Jika terdapat floating prostat pada pemeriksaan colok dubur, maka ini merupakankontraindikasi tindakan pemasangan kateter urin karena hal terebut dapat menyebabkan
kerusakan uretra lebih parah / perdarahan massif.
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
29/56
29
:: CARA SEDERHANA MEMBEDAKAN RHINOREA/ORTORHEA PERDARAHAN
LOKAL ATAU PERDARAHAN DARI INTRAKRANIAL ::
Pada perdarahan rhinorea/ortorhea perdarahan lokal, normalnya tidak bercampur dengan CSS,
namun pada keadaan fraktur tulang tengkorak, darah yang keluar bisa bercampur dengan cairan
CSS.
Cara pemeriksaan :
Dengan menggunakan kasa treril atau tisu kering, darah yang keluar ditempelkan/ didep dengan
kasa/tisu.
Hasil positif jika resapan darah pada kasa bercampur dengan CSS, memberikan gambarandarah yang dikelilingi resapan bening (basah yang menyebar). Kemungkinan darah
bercampur dengan CSS.
Hasil negatif jika resapan pada kain murni hanya darah, tidak dikelilingi cairan resapanbening.
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
30/56
30
:: PROSEDUR RECTAL WASHOUT::
Pengertian:Wash out adalah pemberian cairan ke dalam rectum dan kolon sampai ke lambung dengan
menggunakan selang melalui anus. Wash out diberikan untuk merangsang peristaltic dan segera
mengeluarkan feces. Wash Out pembersih digunakan untuk mengeluarkan sisa-sisa pencernaanyang terutama dilakukan untuk pemeriksaan dengan sinar-x (rontgen) atau bila perut mengeras/tegang karena tidak dapat platus.
Tujuan:Prosedur ini bertujuan untuk mengosongkan isi rectum/colon dari gas, peces atau mucus danmembilas saluran pencernaan bagian bawah untuk radiologi, persiapan operasi atau pemeriksaan
lain.
Indikasi:
irigasi usus pada bayi dan anak-anak pada beberapa keadaan/ penyakit (Hirschsprung disease,ileus mekonium, kloaka atau stoma distal yang membutuhkan irigasi usus.
Kontra Indikasi:
1. Irigasi kolon regular.2. Hemoroid yang mudah berdarah
3. Keganasan kolon atau rectum
Peralatan:
1. Natrium klorida hangat 0,9%. Jumlah cairan yang dianjurkan:a. Dewasa: 700-1000 ml
b. Bayi : 150-250ml
c. Usia bermain (Toddler) : 250-350mld. Usia sekolah : 300-500 ml
e. Remaja : 500-700 ml
2. Gel pelumas (bebas alcohol)3. Mangkuk4. Kendi ukur5. kateter/ selang (ukuran min 12)
a. Dewasa : No.22-30 G Frenceh (fr)
b. Anak-anak : No.12-18 fr
6. Spuit 50ml7. Celemek8. Sarung tangan9. Handuk besar10.Alas karet11.Kertas toilet12.PispotProsedur:
1. Siapkan peralatan dan memastikan lingkungan yang hangat.2. Cuci tangan, pasang apron dan sarung tangan.3. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemberian wash out4. Mengatur posisi klien; miring kiri dan kaki kanan fleksi5. Memasang alas karet di bawah bokong pasien.
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
31/56
31
6. Memasang selimut mandi dengan hanya memperlihatkan daerah anal.7. Melepaskan penyumbat spuit/ pompa suit kemudian hubungkan dengan kateter.8. Meleskan gel pelumas pada kateter dan anus sepanjang 7,5-10 cm.9. Membuka bokong klien dengna cermat sampai anus terlihat ; menganjuurkan klien untuk
bernafas dalam dan menghmbuskan nafas melalui mulut.
10.Memasukkan kateter ke dalam rectum.11.Memasukkan cairan nacl hangat ke dalam mangkuk, pegang kateter dengan satu tangankemudian isi corong spuit hingga 20ml.
12.Corong spuit ditinggikan perlahan sampai setinggi 30-45cm diatas anus. Lama waktupemasangan infuse terganatung dari jumlah cairan yang dialirkan (1 liter=10 menit).
13.Klem selang kateter bila cairan telah selesai dialirkan.14.Meletakan kertas toilet sekitar anus dan mencabut selang dengan cermat.15.Memberi tau klien bahwa perasaan kembung yang timbul,merupakan hal yang
biasa.menganjurkan klien untuk menahan cairan selama mungkin sambil berbaring dengantenang di tempa tidur.(untuk anak/bayi,memegang bokong anak selama beberapa menit.
16.Merapikan wadah,mencuci,mengeringkan,dan menyimpan kembali.17.
Membuka sarung tang secara terbalik,dan mambuang kepada tempatnya.18.Mambawa klien ke toilet atau medudukannya pada pispot ; mengingatkan klien untuk tidakmenyiram toilet sebelum dilihat perawat.
19.Mengamati sifat feces dan cairan yang keluar20.Membantu klien untuk membersihan daerah anus dengan air dan sabun.21.Mancuci tangan
(Sumber:Leeds neonatal and paediatric services Guideline for the management of bowel
irrigation (rectal washout) for under one year old infants and children. Published August 2011)
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
32/56
32
:: INDIKASI INTUBASI TRAKEA ::
1. Indikasi bedah dan anestesi- Keperluan bedah untuk obat-obatan blocking neuromuscular, cth: bedah abdomen- Akses jalan napas yang berhubungan dengan bedah, termasuk bedah THT-
Posisi pasien yang mana akses jalan napasnya menyulitkan intubasi trakea sepertilateral, pronasi.- Curiga sulitnya jalan napas- Resiko aspirasi asam lambung atau darah seperti obstruksi gastrointestinal bagian
atas atau sepsis, trauma fasial, perdarahan yang masuk ke traktus respiratorius danberbagai penyebab lainnya.
- Bedah yang mengganggu pertukaran gas- Teknik pembebasan jalan napas lainnya tidak efektif
2. Indikasi illness- Tidak mampu memproteksi jalan napas. cthnya koma karena berbagai penyebab.- Gangguan fungsi respirasi (hipoksemia atau hiperkapnea), tidak berespon pada
tatalaksana.- Mencegah hiperkapnea. cth: peningkatan tekanan intracranial(Sumber: Miller, Ronald D. 2010. Millers Anesthesia Seventh Edition. US:
Elsevier)
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
33/56
33
:: PEMERIKSAAN COLOK DUBUR (RECTAL TOUCHER) ::
Pemeriksaan ini sangat penting untuk dapat kita peroleh informasi penting untukmenegakan diagnosa. Tetapi pemeriksaan ini sering terabaikan. Begitu pentingnya hingga pernah
dicetuskan bahwa tidak ada telunjuk untuk colok dubur, boleh digunakan jari kaki untuk colok
dubur.Ada beberapa posisi untuk colok dubur :1. Left lateral (Sims ) position: Rutin digunakan untuk wanita atau prosedue standar laki-laki.
Pasien miring kekiri, dengan tungkai atas kanan fleksi, sedangkan tungkai bawah kiri semi
ekstensi. Panggul harus menungging dan sejajar dengan pinggir tempat tidur.2. Knee-elbow position :Baik untuk perabaan prostat dan vesikula seminalis.3. Dorsal position :Pasien tidur dengan posisi setengah duduk posisi lutut ditekukkan(fleksi).
Telunjuk tangan kanan pasien masuk kedubur dengan melintasi dibawah paha kanan pasien.
Untuk bimanual palpasi tangan kiri diatas supra pubis.4. Lithotomy position :Dilakukan pada meja operasi. Bimanual dengan telunjuk kanan pada
rektum sedang tangan kiri pada supra pubis.
Struktur anatomi yang dapat dinilai dengan colok dubur:
1. Lekukan anus. Juga dapat diraba antara spinkter otot interna dan eksterna. Biasanya dalamkeadaan neurogenik bladder spincter akan teraba melemah.
2. Anorektal ring, pertemuan antara anus dan rectum (dewasa panjangnya 2-3cm). Daerah inisangat penting karena lokasi abses anorektal atau fistula ani.
3. Katup Houston terbawah. Makin naik telunjuk nantinya akan teraba lipatan mukousmembran.
4. Promotorium5. Prostat atau cervix uteri.Prosedur Kerja Melakukan Colok Dubur:Waktu melakukan colok dubur ini kurang menyenangkan bagi pasien, tidak jarang terasa nyeri.
Gunakan sarung tangan yang telah diberi pelicin. Untuk itu sebelum melakukan pemeriksaan
harus diberikan pesan bahwa :
1. Pemeriksaan AnusKeadaan yang akan ditemukan:
Bila ada feses yang keras akan menyusahkan kita untuk merotasikan telunjuk kita. Bila teraba massa tumor ,apakah lesi tersebut lunak atau keras, dimana posisi tumor
tersebut dan apakah telah memenuhi seluruh permukaan mukosa usus. Coba terus telusuri
apakah telunjuk masih bisa melalui celah tumor dan masih dapat meraba pool atas tumor.
Ukur jarak pool bawah tumor dari anus. Coba gerakan ke sekitarnya apakah tumornya
telah terfiksir pada tulang sakrum atau masih mobil (bisa digerakkan). Kemudian bila kita keluarkan sarung tangan tersebut lihat apakah ada darahnya atau lendir. Untuk kasus haemorhoid interna kita tidak bisa nilai dengan colok dubur karena lunak
sekali.
Pada protusio rekti biasanya teraba ujung dari protusio tersebut. Dalam keadaan obstruksi teraba kita merasakan ampula rekti menyempit sedangkan dalam
keadaan paralisis dilatasi (balooning).
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
34/56
34
2. Palpasi Prostat: Waktu melakukan palpasi prostat, buli-buli harus kosong. Dilakukan pada posisi knee-elbow posisi atau left lateral posisi. Gunakan telunjuk yang telah diberi pelicin dan masukan perlahan ke anus. Perabaan prostat normalnya kenyal dan elastis. Teraba lobus medial yang dibatasi oleh
sulkus medial. Telusuri sulkus kebawah maka akan teraba bagian yang lunak berartikita telah sampai pada pool bawah prostat sampai pada uretra membranous, yang pada
masing-masing sisinya kadang teraba kelenjer bulbouretra (Cowper), sedangkan bila
kita telusuri keatas teraba pool atas prostat dan vesikula seminalis. Keadaan yang akanditemukan:
Dalam keadaaan normal vesikula seminalis ini tidak teraba. Dalam keadaan prostatitis kronis, prostat teraba membesar, agak panas dan nyeri
tekan.
Pada keganasan prostat yang asimptomatik yang lokasinya pada lobus lateral yangdalam dan lobus medius tidak dapat diraba melalui rectal. Bila terletak padapermukaan kapsul teraba nodul, konsistensi keras, dalam keadaan lanjut prostat
irreguler, sulkus medianus obliterasi dan kadang ukuran prostat membesar.
(Sumber: Hamilton Bailey : Demonstration of Phisical Signs in Clinical
Surgery Ed 17: 1992 rev.2008 : ELBS: Great Britain)
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
35/56
35
:: PERBEDAAN ILEUS PARALITIK DAN ILEUS OBSTRUKTIF ::
Ileus Obstruktif Ileus Paralitik
Definisi Keadaan dimana usus
gagal/tidak mampu melakukan
kontraksi peristaltik
Penyumbatan mekanis pada usus
sehungga menutup dan mengganggu
jalanya isi usus.
Etiologi Adhesi (perlekatan usushalus)
Hernia inkarserata eksternal(inguinal, femoral, umbilikal,
insisional, atau
parastomal) Neoplasma Intususepsi usus halus Penyakit Crohn Volvulus Batu empedu yang masuk keileus Benda asing, seperti bezoar. Divertikulum Meckel Fibrosis kistik
Neurologik:-Pasca operasi-Kerusakan medula spinalis-Keracunan timbal kolik ureter-Iritasi persarafan splanknikus-Pankreatitis
Metabolik:-Gangguan keseimbangan
elektrolit (terutama hipokalemia)
-Uremia-Komplikasi DM-Penyakit sistemik seperti SLE,
sklerosis multipel
Obat-obatan-Narkotik-Antikolinergik-Katekolamin-Fenotiasin-Antihistamin
Infeksi- Pneumonia-
Empiema- Urosepsis- Peritonitis- Infeksi sistemik berat lainnya
Iskemia ususDiagnosis
Anamnesis
Inspeksi
Perkusi Palpasi
Nyeri abdomen, muntah,
distensi, kegagalan BAB
(konstipasi) & buang gas
Tanda dehidrasi, distensi
abdomen, tampak gelisah &mengeliat saat nyeri kolik
Hipertimpani
Nyeri tekan, defance muskular,masa abdominal
Kembung, anoreksia, konstipasi,
kadang-kadang muntah
Distensi abdomen
Timpani
Perasaan tidak enak di perut, nyeritekan (-), nyeri lepas (-)
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
36/56
36
Auskultasi
Radiologi
Bunyi rush diantara masa
tenang (metalic sound)
Gambaran dilatasi usus + air
fluid level step ladder (polaanak tangga)
Bising usus lemah atau jarang,
bahkan tidak terdengar sama sekali
Air fluid level berupa suatu gambaran
line up (segaris)
Diagnosis Baik bila diagnosis dan tindakan
dilakukan dengan cepat
Bail bila penyakit primer dapat diatasi
Sumber : IPD jilid 1 dan ileus obtruktif FK Riau
:: TERAPI CAIRAN PADA ILEUS TANPA DEHIDRASI ::
kebutuhan normal cairan dan elektrolit harian orang dewasa rata-rata membutuhkan cairan 30-
35 ml/kgBB/hari dan elektrolit utama Na+=1-2 mmol/kgBB/hari dan K
+=1 mmol/kgBB/hari
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
37/56
37
:: RUANG TRAUBE (TRAUBE SPACE) ::
Ruang Traube adalah ruang dengan bentuk bulan sabit di dalam perut. Penanda ruang Traubepada permukaan perut adalah costae keenam, garis mid-aksilaris kiri dan margin
costae kiri.Perkusi harus dilakukan pada satu atau lebih tingkat Traube ruang dari medial
kelateral. batas anatominya adalah:1. Kanan: tepi bawah lobus kiri hati.2. Kiri: bagian anteriordari limpa.3. Superior: tepi bawah paru kiri (paru Resonansi).
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
38/56
38
:: PPOK ::
KLASIFIKASI PPOK(dikutip dari GOLD 2010)
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
39/56
39
Penatalaksanaan menurut derajat PPOK(dikutip dari GOLD 2010)
Derajat dan rekomen-dasi pengobat-an PPOK
DERAJAT KARAKTERISTIK REKOMENDASI PENGOBATAN
Semua derajat Hindari faktor pencetus Vaksinasi influenza
Derajat I (PPOK
Ringan)
VEP1 / KVP < 70
%VEP1 80%
Prediksi
a. Bronkodilator kerja singkat (SABA, antikolinergikkerja pendek) bila perlu
b. Pemberian antikolinergik kerja lama sebagai terapipemeliharaan
Derajat II(PPOK
sedang)
VEP1 / KVP < 70
%50% VEP1
80% Prediksi
dengan atau tanpagejala
1. Pengobatan reguler denganbronkodilator:
a. Antikolinergik kerja lamasebagai terapipemeliharaan
b. LABAc. Simptomatik
2. Rehabilitasi
Kortikosteroid
inhalasi bila
uji steroid
positif
Derajat III(PPOK
Berat)
VEP1/ KVP < 70%;
30% VEP1 50%prediksiDengan atau
tanpa gejala
1. Pengobatan reguler dengan 1 ataulebih bronkodilator:
a. Antikolinergik kerja lamasebagai terapi
pemeliharaan
Kortikosteroid
inhalasi bilauji steroid
positif atau
eksaserbasi
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
40/56
40
b. LABAc. Simptomatik
2. Rehabilitasiberulang
Derajat IV(PPOKsangat berat)
VEP1/ KVP < 70%;VEP1 < 30%
prediksi atau gagalnafas atau gagaljantung kanan
1. Pengobatan reguler dengan 1 atau lebihbronkodilator:
a.
Antikolinergik kerja lama sebagai terapipemeliharaanb. LABAc. Pengobatan komplikasid. Kortikosteroid inhalasi bila memberikan
respons klinis atau eksaserbasi berulang
2. Rehabilitasi
3. Terapi oksigen jangka panjang bila gagal nafas
4. Pertimbangkan terapi bedah
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
41/56
41
Keterangan:
Kortikosteroid hanya diberikan pada penderita dengan uji steroid positif. Uji steroidpositif apabila dengan pemberian steroid oral selama 10-14 hari menunjukan perbaikan
gejala klinis dan fungsi paru
SABA: short acting beta 2 angonist; LABA: long acting beta 2 angonist
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
42/56
42
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
43/56
43
Terapi medikamentosa PPOK
Obat IDT/ISKNebulizer
(mg)Oral (mg) Vial Injeksi
Lama Kerja(Jam)
Antikolinergik
Ipratropium Tiotropium 40-8018 0,25-0,50 -- 6-824Agonis 2 kerjasingkat
Fenoterol Salbutamol Terbutalin Prokaterol
100-200
100-200
250-500
10
0,5-2,0
2,5-5,0
5-10
0,03-0,05
-
2-4
2,5-5
0,25-0,5
4-6
4-6
4-6
6-8
Agonis 2 kerja lama
Formoterol Indacaterol Salmeterol
4,5-12
150-30050-100
-
--
-
--
12
2412
Terapi kombinasi
Fenoterol +Ipratropium
Salbutamol +Ipratropium
Flutikason +Salmeterol
Budesonid +Formoterol
200 + 20
75 + 15
50/125 + 25
80/160 +4,5
2,5 + 0,5
-
-
4-8
4-8
12
12
Metilxantin
Aminofilin Teofilin LL -- -- 200100-400 240 4-6Bervariasi,
bisa sampai
24 jam
(Sumber: PPOK di Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003)
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
44/56
44
:: RIWAYAT ALAMIAH GAGAL GINJAL KRONIK ::
Riwayat alamiah gagal ginjal kronik dapat dibagi menjadi 3 stadium yaitu:1. Stadium IStadium pertama ini dinamakan penurunan cadangan ginjal. Pada stadium ini kreatinin serum
dan kadar BUN normal (10-20 mg per 1000 ml), dan penderita asimtomatik. Gangguan fungsiginjal hanya dapat diketahui dengan memberi beban kerja yang berat pada ginjal tersebut, sepertites pemekatan urine yang lama atau dengan mengadakan tes LFG yang teliti.
2. Stadium IIStadium kedua perkembangan ini disebut insufisiensi ginjal, dimana lebih dari 75% jaringanyang berfungsi telah rusak (LFG besarnya 25% dari normal). Pada tahap ini kadar BUN baru
mulai meningkat di atas batas normal dan kadar kreatinin serum juga mulai meningkat melebihi
kadar normal. Pada stadium ini pula gejala-gejala nokturia dan poliuria mulai timbul. Gejala-
gejala ini timbul sebagai respon terhadap stress dan perubahan makanan atau minuman yangtiba-tiba.
3. Stadium III
Stadium ketiga atau stadium akhir gagal ginjal kronik disebut gagal ginjal stadium akhir atauuremia. Gagal ginjal stadium akhir timbul apabila sekitar 90% dari massa nefron telah hancur,
atau hanya sekitar 200.000 nefron saja yang masih utuh. Nilai LFG hanya 10% dari keadaan
normal, dan bersihan kreatinin mungkin sebesar 5-10 ml per menit atau kurang. Pada keadaan ini
kreatinin serum dan kadar BUN akan meningkat. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderitamulai merasakan gejala-gejala yang cukup parah, penderita biasanya menjadi oligurik
(pengeluaran kemih kurang dari 500 ml/hari) karena kegagalan glomerulus meskipun proses
penyakit mula-mula menyerang tubulus ginjal. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita pastiakan meninggal kecuali kalau ia mendapat pengobatan dalam bentuk transplantasi ginjal atau
dialisis.
Rumus perhitungan laju filtrasi glomerulus :
LFG (ml/menit/1,73 m2)
= (140-usia) x BB
72 x kreatinin serum
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
45/56
45
:: TERAPI ANTIBIOTIC UNTUK PENGOBATAN ISK ::
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
46/56
46
:: HIPOGLIKEMIA DAN CARA MENGATASINYA ::
Defisini
Hipoglikemia ditandai dengan menurunnya kadar glukosa darah < 60 mg/dL. atau kadar glukosa
darah ,
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
47/56
47
- Bila GDs < 50 mg /dL-- + bolus dekstrosa 40% 50 ml IV- Bila GDs < 100 mg /dL --+ bolus dekstrosa 40 % 25 mL IV
- periksa GDs setiap satu jam setelah pemberian dekstrosa 40%- bila GDs < 50 mg/dL -- + bolus dekstrosa 40 % 50 mL IV- bila GDs 200 mg/dLpertimbangan menurunkan kecepatam drip dekstrosa 10 %- Bila GDs > 100 mg/dL sebanyak 3 berturutturut ,pemantauan GDs setiap 2 jam ,dengan
protocol sesuai diatas ,bila GDs >200 mg/dLpertimbangkan mengganti infuse dengan
dekstrosa 5 % atau NaCI 0,9 %.- Bila GDs >100 mg/dL sebanyak 3 kali berturut- turut ,pemantauan GDs setiap 4 jam , dengan
protocol sesuai diatas .bila GDs > 200 mg/dLpertimbangkan mengganti infuse dengan
dekstrosa 5 % atau NaCI 0.9 %
- Bila GDs > 100 mg/dL sebanyak 3 kali berturut-turut ,slinding scale setiap 6 jam :Gula darah (mg/ dL) Insulin(unit, subkutan)
350 20
- bila hipoglikemia belum teratasi ,dipertimbangkan pemberian antagonis insulin seperti ;adrenalin ,kortison dosis tinggi ,atau glikagon 0,5-1 mg IV / IM ( bila penyebabnya insulin ).
- bila pasien belum sadar ,GDs sekitar 200 mg / dL .hidrokortison 100 mgper 4 jam selama 12jam atau deksametason 10 mg IV bolus dilanjutkan 2 mg tiap 6 jam dan manitol 1,5 - 2
g/kgBB IV setiap 6-8 jam ,cari penyebab lain penurunan kesadaran.
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
48/56
48
(Sumber: PERKENI, 2006)
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
49/56
49
:: APPENDISITIS ::
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Gejala Klinis
5. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Penunjang
Apendisitis merupakan peradangan pada appendix vermiformis.
Obstruksi lumen (disbbn oleh fekalit), hipertrofi
jaringan limfoid, sisa barium dari pemeriksaan roentgen, dietrendah serat, dan cacing usus termasuk ascaris. Trauma tumpul
atau trauma karena colonoscopy. erosi mukosa apendiks karenaparasit seperti E. Histolytica. kebiasaan makan makanan rendah
serat dan pengaruh konstipasi
Tekanan yang meningkat tersebut akan menyebabkan apendiksmengalami hipoksia, menghambat aliran limfe, terjadi ulserasi
mukosa dan invasi bakteri.
1. Nyeri abdominal kanan bawah (titik Mc Burney)
2. Mual-muntah biasanya pada fase awal.3. Nafsu makan menurun.
4. Obstipasi dan diare pada anak-anak.5. Demam, terjadi bila sudah ada komplikasi, bila belum ada
komplikasi biasanya tubuh belum panas. Suhu biasanya berkisar
37,5-38,5 C, Bila suhu lebih tinggi, mungkin sudah terjadiperforasi
Inspeksi : penderita berjalan sambil bungkuk danmemegang perut. Kembung sering terlihat pada
penderita dengan komplikasi perforasiPalpasi : Dengan palpasi di daerah titik Mc. Burney didapatkan
tanda-tandaperitonitis lokal yaitu:
adanya
rangsangan peritoneum parietal.Auskultasi : Peristaltik usus sering normal. Peristaltik dapat
hilang karena ileus paralitik pada peritonitis generalisata akibat
appendisitis perforata.Psoas sign. Tes Obturator.
Pemeriksaan Laboratorium:
a. Pemeriksaan darah : akan didapatkan leukositosis, Creaktif
protein meningkat. LED akanmeningkat.
b. Pemeriksaan urin : untuk melihat adanya eritrosit, leukosit dan
bakteri di dalam urin
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
50/56
50
Skor Alvarado untuk diagnosis Appendisitis akut:
Gejala dan tanda Skor Keterangan
Nyeri berpindah 1Total skor: 10
Keterangan Alavarado score :
-Dinyatakan appendicitis akut bila > 7point
Modified Alvarado score (Kalan et al) tanpa
observasi of Hematogram:
- 14 dipertimbangkan appendicitis akut- 56 possible appendicitis tidak perlu
operasi
- 79 appendicitis akut perlupembedahan
Penanganan berdasarkan skor Alvarado :
- 14 : observasi- 56 : antibiotic- 710 : operasi dini
Anoreksia 1
Mual-muntah 1
Nyeri fossa iliaka kanan 2
Nyeri lepas 1
Peningkatan suhu > 37,3 oC 1
Jumlah leukosit > 10 x 103/ L 1
Jumlah neutrophil > 75% 1
7. Diagnosis Banding
8. Penatalaksanaan
9. komplikasi
10.prognosis
Abdominal X-Ray : Digunakan untuk melihat adanya fecalith
sebagai penyebab appendisitis.USG : USG dapat
dipakai untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti
kehamilan ektopik,
adnecitis dan sebagainya.
CT-scan: Dapat menunjukkan tanda-tanda dari appendisitisGastroenteritis, Limfadenitis mesenterica, Ileitis akut, DHF,
Peradangan pelvis, Kehamilan ektopik, Diverticulitis
Batu ureter atau batu ginjal
Appendiktomi
Cito : akut, abses & perforasi
Elektif : kronik
Antibiotika, Analgesik,
Perforasi ,Peritonitis, Appendicular infiltrat
Dengan diagnosis yang akurat serta pembedahan tingkat
mortalitas dan morbiditas
penyakit ini sangat kecil
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
51/56
51
:: ASMA::
Klasifikasi derajat asma berdasarkan gambaran klinis secara umum pada orang dewasa:
Klasifikasi derajat asma pada anak:
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
52/56
52
Obat-obat asma:
Tahapan pengobatan asma dibagi menjadi lima tahapan yaitu:
Tahap 1 - Gejala asma sangat jarang- Faal paru normal- Bila tidak ada riwayat pengobatan dengan pengontrol
kortikosteroid inhalasi, maka pasien diberikan obat pelega.
- Obat rekomendasi: agonis beta-2 kerja singkat (SABA) inhalasi.- Alternatif lainnya adalah SABA oral, kombinasi oral SABA dan
teofilin/aminofilin atau antikolinergik kerja singkat inhalasi.
- Tahap 2 sampai dengan 5, pengobatan pengontrol teratur jikaperlu
Tahap 2 - Ditemukan gejala asma dan eksaserbasi atau perburukan yangperiodik, dengan atau tanpa riwayat pengobatan kortikosteroid
inhalasi sebelumnya, maka diberikan pengontrol kortikosteroid
inhalasi dosis rendah dan pelega jika perlu.
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
53/56
53
- Alternatif pengontrol lainnya adalah anti-leukotrien bagi pasienyang tidak tepat menggunakan kortikosteroid inhalasi dan
pasien dengan rhinitis alergika.
- Selain itu, dapat pula diberikan teofilin lepas lambat kepadapasien dengan gangguan asma malam hari.
- Kortikosteroid bekerja dengan menghambat metabolisme asamarakidonat, mencegah migrasi sel inflamasi, dan meningkatkan
sensitivitas reseptor beta. Kortikosteroid yang diberikan secara
inhalasi merupakan antiinflamasi paling poten, tetapi dapat
menimbulkan efek samping berupa kandidiasis oral dan
disfonia. Uniknya, kombinasi tetap kortikosteroid inhalasi dan
beta agonis dapat meningkatkan sintesis reseptor, menurunkan
desentisasi reseptor, dan efek sinergi
Tahap 3 - Tahap ini untuk pasien yang tidak kunjung membaik di tahap 2selama kurang-lebih 12 minggu dan diyakini tidak ada masalah
lain seperti kepatuhan, pencetus, dan lain-lain.
- Pasien diberikan pengontrol kombinasi inhalasi dosis rendahdan agonis beta-2 kerja lama (LABA) yang disebut LABACS.
Alternatif lainnya sama dengan tahap 2.- Jika tidak kunjung membaik, maka pasien dirujuk ke spesialis
asma
Tahap 4 - Tahapan setelah tahap 3 dimana harus dinilai apakah gejalapasien sudah terkontrol sebagian atau belum terkontrol,
kepatuhan pasien, komorbiditas, dan pencetus.
- Pengobatan yang diberikan adalah LABACS dimanakortikosteroid inhalasi diberikan dalam dosis sedang-tinggi.
- Pemberian kortikosteroid dosis sedang dianjurkan melalui IDT(inhalasi dosis terukur) dan spacer untuk meningkatkan
penghantaran obat ke saluran napas
(Sumber: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Asma Pedoman & Penatalaksanaan di Indonesia,
2004 dan DAI (Dewan Asma Indonesia Tahun 2011)
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
54/56
54
:: TERAPI OKSIGEN ::
1. Tujuan :a. meningkatkan konsentrasi oksigen pada darah arteri sehingga masuk ke jaringan untuk
memfasilitasi metabolisme aerob
b.
Mempertahankan PaO2 > 60 mmHg atau SaO2 > 90 % untuk : Mencegah dan mengatasi hipoksemia/hipoksia serta mempertahankan oksigenasi
jaringan yang adekuat
Menurunkan kerja napas dan miokard Menilai fungsi pertukaran gas
Oksigen aliran rendah cocok untuk pasien stabil dengan pola napas, frekuensi dan volume ventilasi
normal, misalnya klien dengan volume tidal 500 ml dengan kecepatan pernapasan 16-20 kali per menit.
Contoh sistem aliran rendah :
a. Low flow consentration Kateter nasal Kateter nasal/kanul binasal/nasal prong
b. Low flow high consentration Sungkup muka sederhana Sungkup muka dengan kantong re-breathing Sungkup muka dengan kantong non-rebreathing
Tabel 1. Alat suplementasi oksigen, kecepatan aliran dan persentase oksigen yang dihantarkan
ALat Kecepatan aliran % oksigen
Kanul nasal 1 L/menit2 L/menit
3 L/menit
4 L/menit
5 L/menit
Max :6 L/menit
21-2425-28
29-32
33-36
37-40
41-44
Sungkup muka sederhana 6-10 L/menit 35-60
Sungkup muka dengan
reservoir oksigen
6 L/menit
7 L/menit
8 L/menit
9 L/menit
10-15 L/menit
60
70
80
90
95-100
Sungkup muka venturi 4-8 L/menit
10-12 L/menit
24-35
40-50
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
55/56
55
Tabel 2.
Nilai oksimetri denyut
(%)
Arti klinis Pilihan alat
suplementasi O2
Indikasi
95 - 100 Dalam batas normal O2 4 L/menit Pasien yang dicurigai
SKA
90 - < 95 Hipoksia ringan-sedang Sungkup mukasederhana
85 - < 90 Hipoksia sedang-berat Sungkup mukadengan reservoir
O2
Ventilasi dibantu
Sakit kritis,kesadaran masih
baik, ventilasi
adekuat tetapi
membutuhkan O2
konsentrasi tinggi
Sebelum adaindikasi intubasi
endotrakea;
edema paru akut,
asma akut, PPOK
atau pasien tidak
sadar tetapi
ventilasi adekuat
dengan refleks
batuk masih ada
< 85 Hipoksemia berat yang
mengancam nyawa
Ventilasi dibantu
Sumber : Karo, Santoso, dkk. 2012. Buku Panduan Kursus Bantuan Hidup Lanjut ACLS Indonesia. Jakarta :
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI)
8/12/2019 Buku Cakil Emergency
56/56
:: PERBEDAAN GAGAL JANTUNG KANAN DAN GAGAL JANTUNG KIRI ::
DETERMINAN GAGAL JANTUNG
KANAN
GAGAL JANTUNG KIRI
Definsi Sisi jantung kanan tidak
mampu mengosongkanvolume darah dengan
adekuat sehingga tidak dapat
mengakomodasi darah secaranormal kembali dari sirkulasi
vena
Ventrikel kiri tidak mampu
memompa darah dari parusehingga terjadi peningkatan
tekanan sirkulasi paru
mengakibatkan cairanterdorong ke jaringan paru
Gejala klinis Pitting edema Hepatomegali Distensi vena jugularis Asites Anoreksia dan mual Lemah nokturia
dispnea d effort (DEO) orthopnea paroxsismal nokturnal
dipsnea
batuk takikardia ronkhi halus di basal paru bunyi jantung S3 (gallop) pernapasan cheyne-stokes
Foto rontgen Kardiomegali (pembesaranatrium kanan)
Kardiomegali (pembesaranventrikel kiri
Kongesti vaskuler paru
Laboratorium Spesifikgangguan fungsi
hepar : AST/SGOT
meningkat, ALT/SGPT, PTmemanjang
Spesifikanalisis gas darah
: alkalosis respiratori ringan
(dini), hipoksemia denganpeningkatan pCO2(akhir)
EKG Tidak spesifik tergantung penyebab awal : Normal pada 10 % kasus Gelombang Q patologis Abnormalitas STT Hipertrofi ventrikel kiri Bundle branch block Fibrilasi atrium
Sumber : Buku Ajar Kardiologi FKUI