39
1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, Menimbang : a. bahwa retribusi daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah untuk memantapkan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab; b. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka ketentuan di bidang Retribusi daerah dan di Kabupaten Banyuwangi perlu diganti. c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Perizinan Tertentu. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1950, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 19) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1965, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274); 1

BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

1

BUPATI BANYUWANGI

SALINAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI

NOMOR 14 TAHUN 2011

TENTANG

RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUWANGI,

Menimbang : a. bahwa retribusi daerah merupakan salah satu sumber pendapatan

daerah yang penting guna membiayai penyelenggaraan

pemerintahan daerah dan pembangunan daerah untuk

memantapkan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung

jawab;

b. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka ketentuan di

bidang Retribusi daerah dan di Kabupaten Banyuwangi perlu

diganti.

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a

dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi

Perizinan Tertentu.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur

(Berita Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1950,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 19)

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun

1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1965,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);

1

Page 2: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

2

4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan

Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 115,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3501);

5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);

7. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Tahun

2005 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor

4389);

8. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 188,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433),

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45

Tahun 2009 (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 5073);

9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dua kali

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

10. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

11. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444);

12. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

13. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5025);

14. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

Page 3: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

3

15. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah Dan

Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 130,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 5049);

16. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5059);

17. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 42,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2469);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1962 tentang Perdagangan

Barang-Barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1962 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 2473) sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2004 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 68, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3638);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan

Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3527);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana Lalu

Lintas Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993

Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3529);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2002 tentang Usaha

Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor

100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4230);

23. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang

Bangunan Gedung (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 83,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4532);

24. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);

Page 4: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

4

25. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4593);

26. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran

Negara Tahun 2005 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4737);

27. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara

Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 119,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 5161);

28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah

terakhir kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21

Tahun 2011.

29. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor:

PER.12/MEN/2007 tentang Perizinan Usaha Pembudidayaan Ikan.

30. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2007 tentang

Pedoman Teknis Izin Mendirikan Bangunan;

31. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor:

PER.05/MEN/2008 tentang Usaha Perikanan Tangkap, sebagaimana

telah diubah dengan Permen Kelautan dan Perikanan Nomor:

PER.12/MEN/2009.

32. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 20/M-DAG/PER/5/2009

tentang Ketentuan dan Tata Cara Pengawasan Barang dan/atau

Jasa;

33. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2009 tentang

Pedoman Penetapan Izin Gangguan Di Daerah;

34. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 43/M-DAG/PER/9/2009

tentang Pengadaan, Pengedaran, Penjualan, Pengawasan dan

Pengendalian Minuman Beralkohol;

35. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor:

PER.02/MEN/2011 tentang Jalur Penangkapan Ikan dan

Penempatan Alat Penangkapan Ikan dan Alat Bantu Penangkapan

Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.

36. Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengawasan dan

Pengendalian Minuman Beralkohol;

37. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2003 tentang

Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan Dengan Angkutan

Umum.

Page 5: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

5

38. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Banyuwangi Nomor

4 Tahun 1988 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan

Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Banyuwangi (Lembaran

Daerah Tahun 1988 Nomor 3/C).

39. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 4 Tahun 2007

tentang Pengawasan, Pengendalian dan Penjualan Minuman

Beralkhohol (Lembaran Daerah Kabupataen Banyuwangi Tahun

2007 Nomor 7/E).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI

dan

BUPATI BANYUWANGI

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Banyuwangi;

2. Kepala Daerah adalah Bupati Kabupaten Banyuwangi.

3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah DPRD

Kabupaten Banyuwangi

5. Kas Umum Daerah adalah Kas Pemerintah Kabupaten Banyuwangi;

6. Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Kabupaten Banyuwangi;

7. Pejabat yang ditunjuk adalah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten

Banyuwangi yang membidangi;

8. Bendaharawan Khusus Penerima adalah Bendaharawan Khusus Penerima pada

Dinas Pendapatan;

9. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik

yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi

perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan usaha milik

negara (BUMN), atau Badan usaha milik daerah (BUMD) dengan nama dan dalam

bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan,

yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya,

lembaga dan bentuk Badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk

usaha tetap.

10. Retribusi IMB adalah pungutan daerah atas pemberian Izin Mendirikan Bangunan

dari Pemerintah Kabupaten kepada orang pribadi dan atau Badan.

Page 6: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

6

11. Minuman beralkohol adalah minuman yang diproses dari bahan hasil pertanian yang

mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi atau fermentasi yang dilanjutkan

dengan penyulingan sesuai keperluan, baik dengan cara memberikan perlakuan

terlebih dahulu atau tidak, menambahkan bahan lain atau tidak, maupun yang

diproses dengan cara mencampur konsentrat dengan alkohol atau dengan cara

pengenceran minuman beralkohol, sehingga produk akhirnya berbentuk cairan yang

mengandung etanol;

12. Izin Undang-Undang Gangguan adalah izin yang diberikan bagi semua usaha/

perusahaan yang karena sifatnya dapat mendatangkan kerugian atau gangguan

bagi masyarakat sekitarnya serta kelestarian lingkungan hidup.

13. Kawasan Industri adalah Kawasan tempat pemusatan kegiatan industri pengelolaan

yang dilengkapi dengan sarana, prasarana dan fasilitas penunjang lainnya yang

disediakan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri.

14. Perusahaan Kawasan Industri adalah Perusahaan Badan Hukum yang didirikan

menurut hukum Indonesia yang berkedudukan di Indonesia yang mengelola

kawasan industri.

15. Perusahaan Industri adalah Perusahaan yang bergerak dalam bidang industri yang

berada dalam kawasan industri atau diluar kawasan industri tetapi di dalam

Rencana Umum Tata Ruang yang Penanaman Modal Dalam Negeri/Penanaman

Modal Asing maupun yang Non Penanaman Modal Dalam Negeri/Penanaman Modal

Asing.

16. Angkutan adalah pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat

lain dengan menggunakan kendaraan.

17. Jaringan Transportasi Jalan adalah serangkaian simpul dan/atau ruang kegiatan

yang dihubungkan oleh ruang lalu lintas sehingga membentuk satu kesatuan sistem

jaringan untuk keperluan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan.

18. Jalan adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.

19. Kendaraan adalah suatu alat yang dapat bergerak di jalan, terdiri dari kendaraan bermotor atau kendaraan tidak bermotor.

20. Kendaraan Bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang

berada pada kendaraan itu.

21. Kendaraan Umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk

dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran baik langsung maupun tidak

langsung.

22. Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang

dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan

tetap dan jadwal tetap maupun tidak berjadwal.

23. Trayek Tetap dan teratur adalah pelayanan angkutan yang dilakukan dalam

jaringan trayek secara tetap dan teratur, dengan jadwal tetap atau tidak berjadwal.

24. Jaringan Trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi satu kesatuan

jaringan pelayanan angkutan orang.

25. Angkutan Kota adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam satu daerah

Kota atau wilayah ibukota Kabupaten dengan menggunakan mobil bus umum atau

mobil penumpang umum yang terikat dalam trayek.

Page 7: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

7

26. Angkutan Perdesaan adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam satu

daerah kabupaten yang tidak termasuk dalam trayek kota yang berada pada

wilayah ibukota kabupaten dengan mempergunakan mobil bus umum atau mobil

penumpang umum yang terikat dalam trayek.

27. Bus Besar adalah kendaraan bermotor dengan kapasitas lebih dari 28 dengan

ukuran dan jarak antar tempat duduk normal tidak termasuk tempat duduk

pengemudi dengan panjang kendaraan lebih dari 9 meter.

28. Bus Sedang adalah kendaraan bermotor dengan kapasitas 16 s/d 28 dengan ukuran

dan jarak antar tempat duduk normal tidak termasuk tempat duduk pengemudi

dengan panjang kendaraan lebih dari 6,5 sampai dengan 9 meter.

29. Bus Kecil adalah kendaraan bermotor dengan kapasitas 9 s/d 16 dengan ukuran

dan jarak antar tempat duduk normal tidak termasuk tempat duduk pengemudi

dengan panjang kendaraan 4 – 6,5 meter.

30. Mobil Penumpang adalah Kendaraan Bermotor angkutan orang yang memiliki

tempat duduk maksimal 8 (delapan) orang, termasuk untuk Pengemudi atau yang

beratnya tidak lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram.

31. Mobil Bus adalah Kendaraan Bermotor angkutan orang yang memiliki tempat

duduk lebih dari 8 (delapan) orang, termasuk untuk Pengemudi atau yang beratnya

lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram.

32. Izin Trayek adalah izin untuk mengangkut orang dengan kendaraan umum yang

melakukan kegiatan angkutan dalam trayek tertentu.

33. Izin Operasi adalah izin untuk mengangkut orang dengan kendaraan umum yang

melakukan kegiatan angkutan tidak dalam trayek tertentu.

34. Izin Insidental adalah izin yang dapat diberikan kepada perusahaan angkutan yang telah memiliki izin trayek untuk menggunakan kendaraan bermotor cadangannya

menyimpang dari izin trayek yang dimiliki, berlaku untuk satu kali perjalanan pulang

pergi dan paling lama 14 hari dan tidak dapat diperpanjang.

35. Retribusi Izin Trayek adalah retribusi yang dipungut atas pemberian izin trayek

kepada orang pribadi atau Badan untuk menyediakan pelayanan angkutan

penumpang umum.

36. Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan

pemanfaatan sumber daya ikan.

37. Ikan adalah semua biota yang hidup di air termasuk jenis ikan itu sendiri (pisces

sp), udang (crustacea sp), labi-labi, Kepiting, Rajungan, Rumput Laut (sea weed)

dan biota lainnya.

38. Usaha Perikanan adalah semua usaha perorangan atau Badan hukum untuk

menangkap, mengolah, mendinginkan atau mengawet dan mengangut ikan untuk

tujuan komersil.

39. Usaha Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan dan

atau membiakkan ikan dan memanen hasilnya dengan alat atau cara apapun,

termasuk kegiatan menyimpan, mendinginkan atau mengawetkannya untuk tujuan

komersial.

40. Usaha Penangkapan Ikan adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh ikan

diperairan dalam keadaan tidak dibudidayakan dengan alat atau cara apapun,

termasuk antara lain kegiatan menyimpan, mengolah, mendinginkan,

mengawetkan, dan mengangkutnya untuk tujuan komersil.

Page 8: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

8

41. Kapal Perikanan adalah kapal atau perahu atau alat apung lainnya yangdigunakan untuk melakukan penangkapan ikan atau pengangkutan ikan termasuk mealkukan

survei atau eksplorasi perikanan.

42. Alat Penangkapan Ikan adalah sarana dan perlengkapan atau benda-benda lainy yang dipergunakan untuk menangkap ikan.

43. Perizinan tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka

pemberian izin keapda orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk

pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan,

pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana

atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian

lingkungan.

44. Izin Usaha Perikanan adalah izin tertulis yang harus dimiliki setiap orang atau

Badan hukum yang melakukan usaha pembudidayaan ikan atau saha penangkapan

ikan dan jumlah kapal perikanan yang akan digunakan atau usaha pengangkutan

ikan.

45. Surat Penangkapan Ikan (SPI) yaitu surat yang harus dimiliki setiap usaha

perikanan untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan dan merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari Izin Usaha Perikanan (IUP) yang memuat daerah

penangkapan, alat penangkapan ikan yang dipergunakan, pelabuhan pangkalan,

jalur penangkapan ikan, identitas kapal dan jumlah ABK.

46. Perairan Umum adalah sungai atau saluran irigasi atau waduk atau danau atau

rawa di Kabupaten Banyuwangi.

47. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut peraturan

perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi,

termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu.

48. Angkutan Dalam Trayek adalah angkutan yang pelayanannya memiliki jaringan

trayek tetap.

49. Angkutan Tidak Dalam Trayek adalah angkutan yang pelayanannya tidak memiliki

jaringan trayek tetap.

50. Angkutan yang menyimpan dari Trayeknya (Izin Insidentil) adalah angkutan yang

pelayanannya memiliki izin tetapi melakukan pelayanan angkutan menyimpan dari

izin trayeknya.

BAB II

JENIS RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU

Pasal 2

Jenis Retribusi Perizinan Tertentu adalah:

a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;

c. Retribusi Izin Penjualan Minuman Beralkohol

d. Retribusi Izin Gangguan;

e. Retribusi Izin Trayek; dan

f. Retribusi Izin Usaha Perikanan.

Page 9: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

9

BAB III

GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 3

Retribusi Perizinan Tertentu Termasuk Golongan Retribusi Perizinan Tertentu

BAB IV

RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

Bagian Kesatu

Nama, Objek dan Subjek Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

Pasal 4

Dengan nama Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan pemberian izin untuk mendirikan bangunan.

Pasal 5

(1) Objek Retribusi Izin Mendirikan Bangunan adalah pemberian izin pendirian suatu

bangunan meliputi :

a. Peninjauan desain dan pemantauan pelaksanaan pembangunan (Advice

planning);

b. Mendirikan Bangunan/pembangunan baru;

c. Rehabilitasi/renovasi meliputi perbaikan/perawatan, perubahan,

perluasan/pengurangan; dan

d. Balik Nama Izin Penggunaan Bangunan (BNIPB).

e. Pelestarian/pemugaran.

(2) Tidak termasuk objek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah

pemberian izin untuk bangunan milik Pemerintah Provinsi, bangunan sarana

ibadah, bangunan asrama yatim piatu, dan bangunan Pemerintah yang dibiayai

oleh anggaran Pemerintah.

Pasal 6

Subjek Retribusi Izin Mendirikan Bangunan adalah orang pribadi atau Badan yang memperoleh Izin Mendirikan Bangunan dari Pemerintah Daerah.

Bagian Kedua

Tata Cara Memperoleh Surat Izin Mendirikan Bangunan

Pasal 7

(1) Setiap bangunan yang didirikan oleh orang pribadi atau Badan wajib memiliki Surat

Izin Mendirikan Bangunan (SIMB) dari Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.

(2) Bangunan yang didirikan sebagaimana ayat (1) Pasal ini harus sesuai dengan

ketentuan yang tertuang dalam Surat Izin Mendirikan Bangunan.

Page 10: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

10

(3) Jenis bangunan terdiri dari gedung dan prasarana gedung.

(4) Prasarana bangunan gedung antara lain :

a. Pagar ;

b. Menara;

c. Bangunan reklame;

d. SPBU (Stasiun Perbekalan Bahan Bakar Umum);

e. Kolam renang;

f. Lapangan olahraga terbuka;

g. IPA (Instalasi Pengolah Air);

h. IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah);

i. Pengerasan halaman / rabat;

j. Turap (tembok penahan tanah.);

k. Jembatan;

l. Reservoar;

m. Pengurugan lahan bangunan;

n. Galian penanaman instalasi;

o. Septictank;

p. Saluran;

q. Gorong – gorong;

r. Jalan;

s. Kabel udara;

t. Gardu gantung;

u. Bangunan Reklame;

v. Penyangga mesin; dan

w. Mezanine.

(5) Tata Cara memperoleh Surat IMB diatur lebih lanjut dengan Peraturan Daerah.

Bagian Ketiga

Permohonan

Pasal 8

(1) Setiap pelaksanaan pembanguan di wilayah kabupaten Banyuwangi wajib

memperoleh IMB.

(2) Permohonan untuk memperoleh IMB diajukan oleh secara tertulis kepada bupati

atau Pejabat yang ditunjuk.

(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan dengan mengisi

formulir yang disediakan dan ditandatangani di atas materai cukup.

Bagian Keempat

Pemberian IMB

Pasal 9

Bupati atau pejabat yang ditunjuk berdasarkan penelitian persyaratan dapat menerima

atau menolak atas permohonan IMB yang diajukan.

Page 11: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

11

Pasal 10

Ketentuan lebih lanjut tentang syarat dan tatacara permohonan, serta kriteria

penolakannya diatur dalam Peraturan Kepala Daerah.

Bagian Kelima

Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 11

Tingkat penggunaan jasa atas pemberian layanan perizinan IMB menggunakan indeks berdasarkan fungsi, klasifikasi, dan waktu penggunaan bangunan gedung serta indeks untuk prasarana bangunan gedung sebagai tingkat intensitas penggunaan jasa dalam proses perizinan.

Bagian Keenam

Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Tarif

Pasal 12

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi didasarkan pada tujuan untuk

menutup sebagian atau sama dengan biaya penyelenggaraan izin.

(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya pengecekan dan

pengukuran lokasi, biaya pemetaan dan biaya transportasi dalam rangka

pengawasan dan pengendalian.

Bagian Ketujuh

Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 13

Struktur dan besarnya tarif Retribusi Izin Mendirikan Bangunan sebagaimana tercantum

dalam lampiran I dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Peraturan Daerah

ini.

Pasal 14

Besarnya Retribusi yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif Retribusi

sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 dengan tingkat penggunaan jasa sebagaimana

dalam pasal 7 ayat (5) atau koefisien bangunan.

Pasal 15

(1) Besarnya tarif retribusi untuk memperbaiki dan mengubah struktur bangunan 50 %

dari Nilai Retribusi Bangunan.

(2) Besarnya tarif retribusi untuk pengganti IMB yang hilan 10 % dari Nilai Retribusi

Bangunan.

(3) Besarnya tarif retribusi untuk Izin Perubahan Tampak 10 % dari Nilai Retribusi

Bangunan.

(4) Besarnya retribusi Perpanjangan IMB 20 % dari Nilai Retribusi Bangunan.

(5) Besarnya Tarif Retribusi Balik Nama IMB 20 % dari Nilai Retribusi Bangunan.

(6) Besarnya tarif retribusi Pemutihan IMB meliputi juga pemutihan IMB bersyarat

sebesar 50 % dari Nilai Retribusi Bangunan.

Page 12: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

12

(7) Besarnya tarif Retribusi Perpanjangan Izin Mendirikan Bangunan Berjangka (IMBB)

50 % dari Nilai retribusi Bangunan.

Bagian Kedelapan

Masa Restribusi dan Saat Restribusi Terutang

Pasal 16

Masa retribusi adalah jangka waktu lamanya sama dengan jangka waktu berlakunya Izin

Mendirikan Bangunan.

Pasal 17

Saat Retribusi terutang terjadi pada saat diterbitkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

Bagian Kesembilan

Izin Merobohkan Bangunan

Pasal 18

(1) Setiap bangunan yang didirikan tidak berdasarkan IMB, Kepala Daerah dapat memerintahkan kepada pemilik untuk merobohkan.

(2) Bila selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sesudah perintah merobohkan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan pemilik bangunan tidak

mematuhi perintah tersebut, Kepala Daerah atas biaya dan resiko pemilik bangunan

dapat merobohkan bangunan tersebut seluruhnya atau sebagian.

(3) Bagi setiap orang pemilik bangunan atau yang diberi kuasanya akan merobohkan

bangunan yang dinilai berdampak pada lingkungan di sekitarnya harus

mendapatkan izin dari Kepala Daerah.

(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) akan diatur lebih lanjut dalam

Peraturan Kepala Daerah.

BAB V

RETRIBUSI IZIN TEMPAT PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

Bagian Kesatu

Nama, Objek dan Subjek Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol

Pasal 19

Dengan nama Retribusi Izin tempat penjualan minuman beralkohol dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pemberian izin untuk melakukan penjualan minuman beralkohol di suatu tempat tertentu.

Pasal 20

(1) Objek Retribusi adalah pelayanan pemberian Izin Tempat Penjualan Minuman

Beralkohol.

Page 13: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

13

(2) Tempat tertentu lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang berdekatan dengan tempat peribadatan, sekolah, rumah sakit atau lokasi lainnya yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.

Pasal 21

Subjek Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol adalah orang pribadi atau

badan yang memperolah izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol dari Pemerintah

Daerah.

Bagian Kedua

Cara Pengukuran Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 22

Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan tempat dan jumlah izin tempat penjualan

minuman beralkohol yang diberikan.

Bagian Ketiga

Prinsip dan Sasaran Dalam Penetapan Tarif

Pasal 23

Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi didasarkan

pada tujuan untuk menutupi biaya penyelenggaraan izin yang terdiri dari biaya

administrasi, biaya survei lapangan, pengawasan dan pengendalian.

Bagian Keempat

Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 24

Struktur dan Besarnya Retribusi minuman beralkhohol ditetapkan sebagaimana

tercantum dalam Lampiran II dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

Peraturan Daerah ini.

Bagian Kelima

Cara Penghitungan Retribusi

Pasal 25

Besarnya retribusi terutang dihitung berdasarkan perkalian antara jenis minuman

beralkohol, dan volume dengan tariff retribusi

Bagian Keenam

Masa Restribusi dan Saat Restribusi Terutang

Pasal 26

Masa retribusi adalah jangka waktu untuk memanfaatkan izin minuman beralkhohol

yang lamanya 3 (tiga) tahun kalender.

Page 14: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

14

Pasal 27

Saat retribusi terutang terjadi dalam masa retribusi sejak diterbitkan SKRD atau

Dokumen lain yang dipersamakan.

BAB VI

RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

Bagian Kesatu

Nama, Objek dan Subjek Retribusi Izin Gangguan

Pasal 28

Dengan nama retribusi izin gangguan dipungut retribusi sebagai pembayaran atas

pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada orang pribadi atau Badan yang dapat

menimbulkan ancaman bahaya, kerugian dan/atau gangguan.

Pasal 29

(1) Objek retribusi Izin Gangguan adalah pemberian izin tempat usaha/kegiatan

kepada orang pribadi atau Badan yang dapat menimbulkan ancaman bahaya,

kerugian dan/atau gangguan, termasuk pengawasan dan pengendalian kegiatan

usaha secara terus menerus untuk mencegah terjadinya gangguan ketertiban,

keselamatan, atau kesehatan umum, memelihara ketertiban lingkungan, dan

memenuhi norma keselamatan dan kesehatan kerja;

(2) Tidak termasuk objek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah

- tempat usaha/kegiatan keagamaan dan kegiatan penanganan bencana alam.

- kegiatan yang berlokasi di dalam Kawasan Industri, Kawasan Berikat, dan

Kawasan Ekonomi Khusus;

- kegiatan yang berada di dalam bangunan atau lingkungan yang telah memiliki

izin gangguan; dan

- usaha mikro dan kecil yang kegiatan usahanya di dalam bangunan atau persil

yang dampak kegiatan usahanya tidak keluar dari bangunan atau persil

Pasal 30

Subjek retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan kegiatan usaha yang

dapat menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan.

Pasal 31

Wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memohon izin gangguan.

Pasal 32

(1) Setiap tempat usaha di daerah yang kegiatan usahanya berdasarkan Pasal 1

Undang-Undang Gangguan (Hinder Ordonantie) Staatsblad Tahun 1926 Nomor 226

Juncto Staatsblad Tahun 1940 Nomor 14 dan 450 wajib memiliki Izin Gangguan.

(2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah

perusahaan industri yang berlokasi di dalam kawasan khusus industri.

Page 15: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

15

(3) Untuk memperoleh Izin Gangguan atau perubahannya, orang atau badan hukum

wajib mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Daerah.

(4) Perubahan izin gangguan sebagaimana dimaksud ayat (4) dapat berupa:

a. perubahan kepemilikan

b. perubahan jenis usaha

c. perluasan tempat usaha

(5) Persyaratan dan tata cara permohonan izin gangguan diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Kepala Daerah.

Bagian Kedua

Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 33

1. Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan perkalian antara luas ruang tempat

usaha dan indeks lokasi/indeks gangguan.

2. Luas ruang tempat usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah luas

bangunan yang dihitung sebagai jumlah luas setiap lantai.

Bagian Ketiga

Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Tarif

Pasal 34

Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi didasarkan

pada tujuan untuk menutupi biaya penyelenggaraan izin yang terdiri dari biaya

administrasi,biaya survei lapangan, pengawasan dan pengendalian.

Bagian Keempat

Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 35

(1) Struktur dan besarnya tarif retribusi Izin Gangguan didasarkan pada perhitungan sebagai berikut :

RIG : TR X IL/IG X LTU

RIG : Retribusi Izin Gangguan

TR : Tarif Retribusi adalah besarnya pungutan per m² dari luas tempat usaha

yang ditetapkan sebagai berikut :

a. Luas kurang dari 1.000 m² sebesar Rp1.000,00/m²

b. Luas 1.000 m² s/d 2.000 m² sebesar Rp800,00/m²

c. Luas 2.001 m² s/d 4.000 m² sebesar Rp650,00/m²

d. Luas diatas 4.000 sebesar Rp500,00/ m²

IL/IG : Indeks Lokasi/Indeks Gangguan

LTU : Luas Tempat Usaha

(2) Hasil pemungutan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetorkan ke

Kas Umum Daerah.

Page 16: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

16

Bagian Kelima

Masa Restribusi dan Saat Restribusi Terutang

Pasal 36

Masa retribusi adalah selama perusahaan melakukan usahanya.

Pasal 37

Saat Retribusi terutang terjadi pada saat diterbitkan SKRD atau dokumen lain yang

dipersamakan.

BAB VII

RETRIBUSI IZIN TRAYEK

Bagian Kesatu

Nama, Objek dan Subjek Retribusi Izin Trayek

Pasal 38

Dengan nama Retribusi Izin Trayek dipungut Retribusi sebagai pembayaran atas

pemberian Izin Trayek untuk menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum

dan angkutan insidentil pada suatu atau beberapa trayek tertentu dalam wilayah

Daerah.

Pasal 39

(1) Objek Retribusi Izin Trayek adalah pemberian izin kepada orang pribadi atau

Badan untuk menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum dan angkutan

insidentil pada suatu atau beberapa trayek tertentu dalam wilayah Daerah.

(2) Rincian obyek Retribusi sebagaimana di maksud pada ayat (1) yaitu

a. Mobil penumpang umum dengan kapasitas sampai dengan 8 (delapan) tempat

duduk.

b. Mobil bus dengan kapasitas 15 (lima belas) sampai dengan 28 (dua puluh

delapan) tempat duduk.

Pasal 40

Subjek retribusi izin trayek adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh izin dari

Pemerintah Daerah.

Pasal 41

Wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh Izin Trayek

Bagian Kedua

Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 42

(1) Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jumlah izin yang diberikan, jumlah

kendaraan dan jenis angkutan penumpang umum.

Page 17: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

17

(2) Jumlah izin yang diberikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan

berdasarkan kebutuhan pada pola jaringan trayek yang ditetapkan oleh Kepala

Daerah.

Bagian Ketiga

Perizinan Trayek

Pasal 43

(1) Setiap orang pribadi atau badan yang menyediakan pelayanan angkutan

penumpang umum dalam wilayah kabupaten wajib memperoleh izin dari Bupati

atau pejabat lain yang ditunjuk.

(2) Izin Trayek berlaku selama 5 (lima) tahun dan setiap 2 (Dua ) tahun wajib didaftar

ulang.

(3) Tata cara permohonan dan persyaratan izin ditetapkan dengan Peraturan Kepala

Daerah.

Pasal 44

(1) Setiap perubahan dalam izin harus mendapat persetujuan dari Kepala Daerah.

(2) Perubahan Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini dilakukan dalam hal :

a. pembaharuan masa berlaku izin;

b. penambahan jumlah kendaraan bermotor;

c. pengalihan pemilik pengusahaan;

d. penambahan frekwensi pelayanan;

e. perubahan trayek;

f. penggantian kendaraan;

g. eremajaan kendaraan.

(3) Izin tidak berlaku dan dilarang beroperasi karena :

a. telah berakhir usaha angkutan yang bersangkutan;

b. dikembalikan oleh pemegang izin;

c. pencabutan izin;

d. habis masa berlakunya;

e. memindahkan/mengalihkan izin kepada pihak lain tanpa persetujuan Bupati.

(4) Kegiatan usaha angkutan yang tidak memiliki izin trayek dikenakan sanksi untuk

tidak/ dilarang beroperasi.

Bagian Keempat

Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Tarif

Pasal 45

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi Izin

Trayek didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruh biaya

penyelenggaraan pemberian izin trayek.

(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi komponen biaya survei di

lapangan dan biaya transportasi dalam rangka pengendalian dan pengawasan serta

biaya pembinaan.

Page 18: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

18

Bagian Kelima Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 46

Struktur dan besarnya tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana

tercantum dalam Lampiran IV dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

Peraturan Daerah ini.

Bagian Keenam

Cara Penghitungan Retribusi

Pasal 47

Besarnya retribusi terutang dihitung berdasarkan perkalian antara jenis kendaraan dan

rute trayek dengan tariff retribusi

Bagian Ketujuh

Masa Restribusi dan Saat Restribusi Terutang

Pasal 48

Masa retribusi terutang adalah jangka waktu yang lamanya 5 (lima) tahun sebagaimana

tertera dalam izin .

Pasal 49

Retribusi izin trayek terutang terjadi sejak diterbitkan SKRD atau dokumen lain yang

dipersamakan.

BAB VIII

RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN

Bagian Kesatu

Nama, Objek dan Subjek Retribusi Izin Usaha Perikanan

Pasal 50

Dengan nama retribusi izin usaha perikanan dipungut retribusi atas pelayanan

pemberian izin kepada orang pribadi atau badan untuk melakukan kegiatan usaha

penangkapan dan pembudidayaan ikan.

Pasal 51

(1) Objek Retribusi Uzin Usaha Perikanan adalah :

a. Pemberian izin kepada orang pribadi atau badan untuk melakukan kegiatan :

1. Usaha penangkapan ikan dengan menggunakan kapal penangkap ikan

berukuran 5 GT s.d 10 GT.

2. Pembudidayaan ikan.

3. Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP) di bidang pembudidayaan ikan yang

berdomisili di wilayah Kabupaten serta tidak menggunakan modal asing

dan/atau tenaga kerja asing dengan lokasi pembudidayaan ikan sampai

dengan 4 (empat) mil laut.

Page 19: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

19

4. Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI) di bidang pembudidayaan ikan

kepada setiap orang yang melakukan usaha dibidang pembudidayaan ikan

yang berdomisili di wilayah Kabupaten serta tidak menggunakan modal asing

dan/atau tenaga kerja asing dengan dengan menggunakan kapal penangkap

ikan berukuran 5 GT s.d 10 GT.

b. Pungutan hasil Perikanan.

(2) Dikecualikan dari objek retribusi adalah : a. Nelayan kecil, dan. b. Pembudidaya kecil.

Pasal 52

Subjek retribusi izin usaha perikanan adalah orang pribadi atau badan yang

memperolehizin usaha perikanan dari Pemerintah Daerah.

Pasal 53

Wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut Peraturan Daerah ini

diwajiban pembayaran retribusi.

Bagian Kedua

Ketentuan Perizinan

Pasal 54

(1) Setiap orang, kelompok atau badan yang melakukan kegiatan usaha perikanan di

wilayah perairan Kabupaten Banyuwangi wajib memiliki Izin Usaha Perikanan.

(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Bupati melalui Kepala

Dinas teknis terkait.

Pasal 55

Untuk pemberian izin sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, Bupati dapat menetapkan

persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemegang izin.

Pasal 56

(1) Untuk memperoleh izin sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, setiap orang,

kelompok atau badan wajib mengajukan permohonan secara tertulis kepada Bupati

melalui Dinas teknis terkait.

(2) Permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilengkapi

Rekomendasi dari Kepala Dinas teknis yang terkait.

(3) Tatacara pengajuan permohonan, persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemohon

serta bentuk izin, ditetapkan lebih lanjut oleh Bupati.

Bagi usaha perorangan dan atau perusahaan yang berdomisili di luar wilayah

Perairan Kabupaten Banyuwangi diwajibkan membuka cabang usahanya di

Kabupaten Banyuwangi dan selambat-lambatnya setelah 2 (dua) tahun sudah

berdomisili di Kabupaten Banyuwangi.

(4) Bagi perusahaan yang menggunakan modal di atas Rp. 200.000.000,00 (dua ratus

juta rupiah) diwajibkan menggunakan Konsultan dan tenaga ahli perikanan.

Page 20: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

20

Pasal 57

(1) Izin sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 (dua) huruf f terdiri atas :

a. Izin Usaha Perikanan Penangkapan lkan;

b. Izin Usaha Perikanan Pembudidayaan;

c. Izin Usaha perikanan Pengumpulan, Pengangkutan, Pengolahan, dan Pemasaran;

(2) Izin Usaha Perikanan diberikan untuk setiap jenis kegiatan usaha perikanan.

(3) Kapal Perikanan Penangkapan Ikan yang berfungsi sebagai Kapal Penangkapan

Ikan wajib dilengkapi dengan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI).

(4) Kapal Perikanan berfungsi sebagai kapal pengangkutan ikan wajib dilengkapi

dengan Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI).

(5) Kapal Perikanan berfungsi sebagai kapal penangkap ikan dan pengangkutan ikan

wajib dilengkapi Surat Izin Kapal Penangkapan dan Pengangkutan (SIKPPI).

Pasal 58

(1) Izin Usaha Penangkapan dan usaha Pengumpulan, Pengolahan, Pengangkutan dan

Pemasaran berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dengan kewajiban

memberikan laporan secara periodik setiap 1 (satu) tahun sekali.

(2) Izin Usaha Budidaya berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dengan kewajiban

memberikan laporan secara periodik setiap 1 (satu) tahun sekali.

(3) Izin yang sudah habis masa berlakunya dapat diperpanjang untuk jangka waktu

yang sama, atau ditentukan sesuai dengan kondisi serta keberadaan perusahaan

sesuai hasil evaluasi yang dilakukan secara periodik.

(4) Perpanjangan izin dapat dilakukan dengan mengajukan permohonan kepada

pemberi izin 3 (tiga) bulan sebelum berakhir izin yang berlaku.

(5) Izin yang habis masa berlakunya tidak dilakukan perpanjangan secara otomatis dan

tidak berlaku lagi, serta tidak dibenarkan melakukan kegiatan usaha.

Pasal 59

(1) Izin tidak dapat dipindahtangankan kepada pihak lain, kecuali bagi pemegang izin

perorangan yang telah meninggal dunia.

(2) Izin perorangan yang pemegang izinnya telah meninggal dunia, izinnya masih

berlaku sampai habis masa berlakunya sepanjang pelaksanaannya dilanjutkan oleh

ahli waris yang sah dengan melaporkan kepada pemberi izin.

Pasal 60

(1) Permohonan Izin dapat ditolak karena tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan

yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini.

(2) Penolakan atas permohonan izin disampaikan secara tertulis kepada pemohon

disertai dengan alasannya. Izin tidak berlaku lagi karena :

a. habis masa berlakunya;

b. dikembalikan oleh pemegang izin karena pemegang izin tidak melakukan/

melanjutkan kegiatan usahanya;

c. pemegang izin perorangan meninggal dunia dan ahli warisnya yang sah tidak

bersedia melanjutkan usahanya;

Page 21: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

21

d. dibatalkan atau dicabut, karena pemegang izin tidak memenuhi dan atau

mematuhi ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan dalam izin;

e. melakukan perluasan usaha tanpa persetujuan tertulis dari pemberi izin;

f. tidak menyampaikan laporan kegiatan usaha tiga kali berturut-turut dan atau

informasi tersebut tidak mencakup kebenaran;

g. memindahtangankan hak dan atau pemindahanan lokasi usaha tanpa

pemberitahuan dan atau persetujuan tertulis ciri-ciri pihak pemberian izin;

h. tidak dipenuhinya ketentuan-ketentuan dalam perizinan yang telah di keluarkan

oleh Bupati.

Bagian Ketiga

Cara Pengukuran Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 61

Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis usaha, jenis komoditas, jenis alat

tangkap dan Gross Tonage kapal perikanan.

Bagian Keempat

Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Tarif Restribusi

Pasal 62

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi Perizinan Tertentu didasarkan

pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan

pemberian izin yang bersangkutan.

(2) Biaya penyelenggaraan pemberian izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi penerbitan dokumen izin, pengawasan di lapangan, penegakan hukum,

penatausahaan, dan biaya dampak negatif dari pemberian izin tersebut.

Bagian Kelima

Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 63

Besarnya tarif retribusi izin usaha perikanan ditetapkan sebagaimana dalam lampiran V

yang menjadi kesatuan tak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Keenam

Cara Penghitungan Retribusi

Pasal 64

Besarnya retribusi yang terhutang dihitung berdasarkan perkalian antara luas lahan,

kapasitas produksi, ukuran kapal dan jenis alat dengan tarif retribusi.

Page 22: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

22

Bagian Ketujuh

Masa Restribusi dan Saat Restribusi Terutang

Pasal 65

Masa retribusi izin Usaha Perikanan adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan

berlakunya Izin Usaha Perikanan.

Pasal 66

Retribusi izin Usaha Perikanan terutang terjadi sejak diterbitkan SKRD atau dokumen

lain yang dipersamakan.

BAB IX

WILAYAH PEMUNGUTAN

Pasal 67

Retribusi terutang dipungut di Wilayah Daerah.

BAB X

PEMUNGUTAN RETRIBUSI

Pasal 68

(1) Pemungutan retribusi dilarang diborongkan. (2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang

dipersamakan. (3) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat

berupa karcis, kupon, dan kartu langganan. (4) Tata cara pelaksanaan pemungutan Retribusi ditetapkan dengan Peraturan Kepala

Daerah

BAB XI

TATA CARA PENAGIHAN

Pasal 69

(1) Setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran, pejabat dapat mengeluarkan

surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan

penagihan retribusi;

(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran/peringatan/ surat

lain yang sejenis sebagaimana dimaksud ayat (1) wajib retribusi harus melunasi

retribusinya yang terutang.

BAB XII

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN RETRIBUSI

Pasal 70

(1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, wajib retribusi dapat mengajukan

permohonan pengembalian kepada Bupati;

Page 23: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

23

(2) Dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak diterimanya permohonan

pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), Bupati harus memberikan keputusan;

(3) Apabila jangka sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah terlampaui,

permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dianggap dikabulkan

dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan;

(4) Apabila wajib retribusi mempunyai hutang retribusi lainnya, kelebihan pembayaran

retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), langsung diperhitungkan untuk

melunasi hutang retribusi tersebut;

(5) Jika pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat 2 (dua)

bulan, Bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas

keterlambatan pembayarannya;

(6) Ketentuan lebih lanjut tentang mekanisme pengembalian kelebihan pembayaran

retribusi, diatur dengan Peraturan Kepala Daerah.

BAB XIII

SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 71

(1) Pemilik dan/atau pengguna yang melanggar ketentuan Peraturan Pemerintah ini

dikenakan sanksi administratif, berupa:

a. peringatan tertulis; b. pembatasan kegiatan pembangunan; c. penghentian sementara atau tetap pada pekerjaan pelaksanaan pembangunan; d. penghentian sementara atau tetap pada pemanfaatan bangunan gedung; e. pembekuan izin mendirikan bangunan gedung; f. pencabutan izin mendirikan bangunan gedung; g. pembekuan sertifikat laik fungsi bangunan gedung; h. pencabutan sertifikat laik fungsi bangunan gedung; atau i. perintah pembongkaran bangunan gedung.

(2) Selain pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikenai sanksi denda paling banyak 10% (sepuluh per seratus) dari nilai bangunan yang sedang atau telah dibangun.

(3) Penyedia jasa konstruksi yang melanggar ketentuan Peraturan Pemerintah ini dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan di bidang jasa konstruksi.

BAB XIV

PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI

Pasal 72

(1) Bupati dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi;

(2) Pemberian pengurangan dan/atau keringanan retribusi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diberikan kepada wajib retribusi sesuai kemampuan wajib retribusi;

(3) Pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada wajib

retribusi yang ditimpa bencana alam, pailit dan/atau kerusuhan;

(4) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi diatur lebih lanjut

oleh Kepala Daerah.

Page 24: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

24

BAB XV

KADALUWARSA PENAGIHAN

Pasal 73

(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi, kadaluwarsa setelah melampaui jangka

waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi, kecuali apabila

Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang Retribusi;

(2) Kadaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh

apabila:

a. diterbitkan surat teguran;

b. ada pengakuan hutang retribusi dari wajib retribusi baik langsung maupun tidak

langsung.

BAB XVI

INSENTIF PEMUNGUTAN

Pasal 74

(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan pajak dan retribusi dapat diberi insentif

atas dasar pencapaian kinerja tertentu.

(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

(3) Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) diatur dengan Peraturan Kepala Daerah.

BAB XVII

KETENTUAN PIDANA

Pasal 75

(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan

keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana

denda paling banyak 3 (tiga) kali jumlah Retribusi terutang yang tidak atau kurang

dibayar.

(2) Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB XVIII

P E N Y I D I K A N

Pasal 76

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi

wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di

bidang retribusi daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana;

(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:

a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;

Page 25: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

25

b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang-orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi daerah tersebut;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau Badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah;

d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah;

g. menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud huruf e;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah ;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagaimana tersangka atau saksi ;

j. menghentikan penyidikan ;

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan penyampaian hasil penyidikan kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

BAB XIX

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 77

Paling lambat dalam jangka waktu 2 (dua) bulan setelah diberlakukannya Peraturan Daerah ini, semua tarif perizinan yang mengacu kepada Peraturan Daerah sebelumnya agar disesuaikan dengan Peraturan Daerah ini.

BAB XX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 78

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, ketentuan yang mengatur jenis tarif Retribusi Golongan Perizinan Tertentu sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah berikut ini:

1. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 1998 tentang Restribusi Izin Trayek;

2. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2002 tentang Restribusi Izin Mendirikan Bangunan;

3. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2002 tentang Retribusi Izin Usaha Perikanan;

4. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Retribusi Izin Gangguan.

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 79

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Page 26: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

26

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini

dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Banyuwangi.

Ditetapkan di Banyuwangi Pada tanggal 12 September 2011 BUPATI BANYUWANGI,

ttd.

H. ABDULAH AZWAR ANAS Diundangkan di Banyuwangi Pada tanggal 12 September 2011 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI

ttd.

H. Ec. SUKANDI, M.M. Pembina Utama Madya NIP. 19560225 198212 1 002 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2011 NOMOR 3/C

Sesuai dengan aslinya a.n. Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi

Asisten Administrasi Pemerintahan u.b.

Kepala Bagian Hukum,

Drs. WIYONO, M.H. Pembina Tingkat I

NIP 19590920 198603 1 011

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI

Page 27: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

27

NOMOR 14 TAHUN 2011

TENTANG

RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU

A. PENJELASAN UMUM

Dalam rangka lebih memantapkan pendapatan asli daerah khususnya yang

bersumber dari retribusi daerah, maka dipandang perlu Pemerintah Daerah untuk

mencari atau menciptakan pendapatan yang bersumber dari daerah sendiri.

Kemandirian daerah dalam hal pembiayaan penyelenggaraan Pemerintahan di

daerah dapat terlaksana apabila upaya untuk mewujudkan otonomi daerah yang

luas, nyata dan bertanggung jawab dapat dilaksanakan sesuai dengan cita-cita

otonomi daerah.

Disamping itu dengan semakin meningkatnya pelaksanaan pembangunan,

kegiatan jasa pelayanan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan dan

kemanfaatan umum diarahkan agar tidak menghambat bahkan sebaliknya dapat

menunjang usaha peningkatan pertumbuhan perekonomian daerah. Langkah-

langkah ini diharapkan akan meningkatkan efektifitas dan efesiensi pemungutan

retribusi daerah serta meningkatkan mutu dan jenis pelayanan kepada masyarakat,

sehingga warga masyarakat Banyuwangi dapat dengan mudah memahami dan

memenuhi kewajiban retribusinya.

Untuk lebih meningkatkan operasional dalam rangka menutupi pembiayaan

belanja daerah maka perlu ditingkatkan pemungutan retribusi terhadap jasa

pelabuhan, karena hal tersebut sangat membantu dalam proses pembangunan

dareah khususnya berkaitan dengan pendapatan asli derah. Peraturan Daerah ini

ditetapkan untuk mengatur lebih lanjut beberapa hal yang diperlukan, dalam rangka

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah.

Dalam peraturan daerah ini, retibusi yang diatur adalah retribusi dalam

golongan Retribusi Izin tertentu yang meliputi:

a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;

Page 28: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

28

b. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol;

c. Retribusi Izin Gangguan;

d. Retribusi Izin Trayek; dan

e. Retribusi Izin Usaha Perikanan.

Hal-hal pokok yang diatur sebagai peraturan pelaksanaan dari Undang-undang

Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah meliputi Nama,

obyek, besar dan cara pengukuran tarif serta cara pemungutannya.

A. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 s/d Pasal 79

Cukup jelas.

=========================

Page 29: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

1

LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI

NOMOR : 14 TAHUN 2011 TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2011

TARIF RETRIBUSI IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN

TARIP RETRIBUSI (Rp) NO JENIS DAN FUNGSI BANGUNAN UKURAN BANGUNAN

SEDERHANA BANGUNAN

MEWAH

KET .

1 2 3 4 5 6 I BANGUNAN TIDAK BERTINGKAT

(Lantai dasar atau lantai/ dibawah/ diatas permukaan tanah)

1 Bangunan Umum/ Sosial a. Dikomersilkan b. Sosial

M2 M2

Rp. 1.000,00 Rp. 500,00

Rp. 3.000,00 Rp. 1.000,00

2 Bangunan Perdagangan & Jasa M2 Rp. 1.500,00 Rp. 3.000,00 3 Bangunan Pendidikan M2 Rp. 750,00 Rp. 1.500,00 4 Bangunan Kelembagaan M2 Rp. 1.500,00 Rp. 2.500,00 5 Bangunan Industri M2 Rp. 2.000,00 Rp. 4.000,00 6 Bangunan Rumah Tinggal M2 Rp. 1.000,00 Rp. 2.000,00 7 Bangunan Khusus M2 Rp. 1.000,00 Rp. 2.000,00 8 Bangunan teras, lantai jemur dan

sejenisnya yang merupakan bangunan penunjang pelengkap

M2 60 % x bangunan induk

II BANGUNAN BERTINGKAT (Pada Tingkat Pertama/ Lantai II)

1 Bangunan Umum/ Sosial a. Dikomersilkan b. Sosial

M2 M2

Rp. 3.500,00 Rp. 1.500,00

Rp. 7.000,00 Rp. 3.000,00

2 Bangunan Perdagangan & Jasa M2 Rp. 3.500,00 Rp. 7.000,00 3 Bangunan Pendidikan M2 Rp. 2.250,00 Rp. 4.500,00 4 Bangunan Kelembagaan M2 Rp. 3.500,00 Rp. 7.000,00 5 Bangunan Industri M2 Rp. 4.250,00 Rp. 8.500,00 6 Bangunan Rumah Tinggal M2 Rp. 4.000,00 Rp. 6.000,00 7 Bangunan Khusus M2 Rp. 3.000,00 Rp. 5.500,00 8 Bangunan teras, lantai jemur dan

sejenisnya yang merupakan bangunan penunjang pelengkap

M2 60 % x bangunan induk Lt .II

60 % x bangunan induk Lt.II

9 Bangunan pada tingkat kedua (lantai III) dan seterusnya

M2 125 % x bangunan lantai sebelumnya

III BANGUNAN YANG TIDAK DIKLASIFIKASIKAN

A Bangunan Jalan

1 Rabat Beton dan sejenisnya M2 Rp. 500,00 2 Makadam M2 Rp. 500,00 3 Beraspal M2 Rp. 1000,00

B Saluran Pembuangan

1 Untuk luas penampang < 0,25 m M Rp. 1000,00 2 Untuk luas penampang > 0,25 m M Rp. 1500,00

Page 30: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

2

C Lantai Jemur 1 Dikomersilkan/ kegiatan usaha M2 Rp. 1.000,00 2 Sosial/ pribadi M2 Rp. 500,00

D Bangunan Pagar Halaman (bahan dari batu/ batu merah/ besi alumunium)

1 Tinggi pagar sama atau < 2 m M Rp. 1.000,00 2 Tinggi pagar > 2 m M Rp. 1.500,00

E Bangunan Jembatan

1 Konstruksi batu, baja, besi beton dengan bidang mendatar

M2 Rp. 6.000,00

2 Konstruksi sejenis Bock duiker, plat duiker dan sejenisnya

M2 Rp. 2.250,00

3 Tempolong/gorong-gorong dan sejenisnya

M2 Rp. 1.500,00

4 Konstruksi gelagar kayu M2 Rp. 1.000,00 F Bangunan Dinding Pengaman atau

Plengsengan M2 Rp. 500,00

G Tandon air atau sejenisnya 1 Konstruksi beton, besi alumunium,

plastic dan sejenisnya M3 Rp. 7.000,00

2 Konstruksi batu, batu merah untuk septicktank dan peresapan atau sejenisnya

M3 Rp. 2.500,00

3 Galian tanah untuk pertambakan tanpa pasangan dihitung berdasarkan volume zat cair

M3 Rp. 500,00

4 Sumur air minum atau sumur yang dimanfaatkan untuk konsumsi lainnya

M3 Rp. 3.500,00

5 Bangunan menara dan sejenisnya (dari bahan beton, batu, batu merah, besi)

M Rp. 6.000,00

H Tangki Pendam (SPBU) buah Rp. 1.000.000,00

BUPATI BANYUWANGI,

ttd

H. ABDULLAH AZWAR ANAS

Sesuai dengan aslinya a.n. Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi

Asisten Administrasi Pemerintahan

u.b. Kepala Bagian Hukum,

Drs. W I Y O N O, M.H.

Pembina Tingkat I

NIP 19590920 198603 1 011

Page 31: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

3

LAMPIRAN II PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR : 14 TAHUN 2011 TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2011

TARIF RETRIBUSI TEMPAT PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

NO LOKASI TARIF MASA BERLAKU

1.

2.

TOKO JAMU

(PENJUAL MINUMAN ALKOHOL YANG MENGANDUNG JAMU, REMPAH-REMPAH

DAN SEJENISNYA)

- BARU - PERPANJANGAN

PUB/KARAOKE/KLUB MALAM/RESTORAN TANDA TALAM/ SELOKA/ HOTEL

BERBINTANG

(PENJUAL MINUMAN ALKOHOL YANG TIDAK MENGANDUNG JAMU, REMPAH-

REMPAH DAN SEJENISNYA)

- BARU

- PERPANJANGAN

Rp1.000.000,00 Rp500.000,00

Rp50.000.000,00

Rp30.000.000,00

3 Tahun

3 Tahun

BUPATI BANYUWANGI,

ttd

H. ABDULLAH AZWAR ANAS

Sesuai dengan aslinya

a.n. Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi

Asisten Administrasi Pemerintahan u.b.

Kepala Bagian Hukum,

Drs. W I Y O N O, M.H. Pembina Tingkat I

NIP 19590920 198603 1 011

Page 32: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

4

LAMPIRAN III PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI

NOMOR : 14 TAHUN 2011 TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2011

INDEK GANGGUAN DAN PENGGOLONGAN FUNGSI BANGUNAN

No Jenis Usaha Industri

Perda-gangan

Pari-wisata

Perumahan/ Permukiman

Pendidikan/ Perkantoran

Pertanian

1 2 3 4 5 6 7 8 9

I INDUSTRI

A Industri Berat

1 Minyak Bumi 0 3 5 5 4 5

2 Industri Karoseri 0 2 3 5 5 4

3 Penyalur BBM/Pompa 0 2 3 3 2 2

4 Pabrik Perakitan Kendaraan

0 2 2 3 4 3

5 Pabrik Perakitan Elektronik

0 2 2 5 3 3

6 Pabrik Keramik/Marmer/ Kapur

0 2 2 5 4 3

7 Pabrik Farmasi 0 2 2 5 4 3

8 Pabrik Penyamaan Kulit 0 2 2 5 4 3

9 Pabrik Tepung 0 2 2 5 4 4

10 Pabrik Pupuk 0 2 2 5 4 4

11 Pabrik Minyak Goreng 0 2 2 4 4 3

12 Pabrik Minyak Biji-Bijian

0 3 3 4 4 4

13 Pabrik Penggilingan Batu 0 3 3 5 4 4

14 Pabrik Pakaian Jadi/ Garmen

0 3 2 3 3 3

15 Pabrik Penggilingan Makanan Ternak

0 3 3 5 4 4

16 Penggergajian/Pengolahan Kayu

0 3 3 4 4 4

17 Pabrik Pengolahan Bahan Makanan

0 3 2 5 3 3

Page 33: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

5

B Industri Ringan

1 Pabrik Peralatan Rumah Tangga

0 2 2 3 3 3

2 Pabrik Sepatu 0 2 2 3 3 3

3 Pabrik Bihun, Soun dan Mie

0 3 3 3 3 3

4 Pabrik Bahan Bangunan 0 2 3 4 3 3

5 Pabrik Makanan & Minuman

0 3 3 5 3 3

6 Percetakan 0 2 1 3 2 3

7 Perbengkelan 0 3 2 4 4 3

8 Gudang 0 2 2 4 4 3

C Industri Rumah Tangga

1 Pemasangan Pipa

- Pipa Minyak Bumi 0 2 3 4 3 2

- Pipa Gas Alam 0 2 3 4 3 2

- Pipa Air 0 2 3 4 3 2

II PERDAGANGAN

1 Toko Bahan Bangunan 2 0 2 3 2 3

2 Toko Bahan Kimia 2 0 2 3 2 3

3 Toko Bahan Ternak 2 0 2 3 2 3

4 Toko Obat/Apotek 2 0 2 3 2 3

5 Minimarket, Supermarket dan Mall

3 0 3 3 3 3

III PARIWISATA

1 Kolam Renang & Rekreasi

3 2 0 3 2 3

2 Tempat Pertunjukan & Mainan Anak-anak

3 2 0 3 2 3

3 Diskotik 3 2 0 3 4 3

4 Karaoke/ Live Music 3 2 0 3 4 3

5 Hotel, Home Stay & Losmen

3 2 0 4 3 3

6 Restoran/Rumah Makan/Cafe

3 2 0 3 2 3

7 Bilyard 3 2 0 3 4 3

8 Fitness Centre 2 2 0 3 2 3

Page 34: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

6

IV JASA

1 Praktek Dokter, BKIA,RS, Klinik Kecantikan

2 2 2 3 2 3

2 Perbengkelan 2 2 2 4 2 3

3 Gudang 2 2 2 3 3 3

4 Biro Perjalanan 2 2 2 3 2 3

5 Penggilingan Padi 2 2 2 4 4 3

6 Pembuatan Bata 2 2 2 3 2 3

7 Penggergajian Kayu 2 2 2 3 3 3

IV PERTANIAN

1 Ternak 3 4 3 5 4 4

BUPATI BANYUWANGI,

ttd

H. ABDULLAH AZWAR ANAS

Sesuai dengan aslinya a.n. Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi

Asisten Administrasi Pemerintahan

u.b.

Kepala Bagian Hukum,

Drs. W I Y O N O, M.H.

Pembina Tingkat I

NIP 19590920 198603 1 011

Page 35: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

7

LAMPIRAN IV PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI

NOMOR : 14 TAHUN 2011 TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2011

TARIP RETRIBUSI IZIN TRAYEK

No Jenis Kegiatan Besarnya Retribusi

1 2 3 1 Mobil penumpang umum dengan kapasitas

sampai dengan 8 (delapan) tempat duduk. Rp. 2.000,00/kendaraan/bulan

2 Mobil bus dengan kapasitas 15 (lima belas) sampai dengan 28 (dua puluh delapan) tempat duduk

Rp. 6.000,00/kendaraan/bulan

BUPATI BANYUWANGI,

ttd

H. ABDULLAH AZWAR ANAS

Sesuai dengan aslinya

a.n. Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi Asisten Administrasi Pemerintahan

u.b.

Kepala Bagian Hukum,

Drs. W I Y O N O, M.H.

Pembina Tingkat I

NIP 19590920 198603 1 011

Page 36: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

8

LAMPIRAN V PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR : 14 TAHUN 2011 TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2011

TARIF RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN KELAUTAN

NO. SEKTOR KLARIFIKASI JENIS USAHA UKURAN/KAPASITAS BESARNYA(RP)

1 2 4 5 6 8

1 Penangkapan

ikan

Pancing Rawe s/d 10 GT/30 PK/1 Unit Rp. 15,000,00

Perahu Motor Tempel/

Perahu Tanpa Motor

Gillnet Monofilamen s/d 10 GT/30 PK/1 Unit Rp. 15,000,00

Gillnet Nylon s/d 10 GT/30 PK/1 Unit Rp. 30,000,00

Gillnet Ikan Hias s/d 10 GT/30 PK/1 Unit Rp. 30,000,00

Payang Kecil s/d 10 GT/30 PK/1 Unit Rp. 30,000,00

Payang Besar s/d 10 GT/30 PK/1 Unit Rp. 40,000,00

Purse Seine s/d 10 GT/30 PK/1 Unit Rp. 60,000,00

Kapal Motor Dalam Pancing s/d 10 GT/30 PK/1 Unit Rp. 50,000,00

Gillnet s/d 10 GT/30 PK/1 Unit Rp. 50,000,00

Payang s/d 10 GT/30 PK/1 Unit Rp. 75,000,00

Purse Seine s/d 10 GT/30 PK/1 Unit Rp. 100,000,00

s/d 10 GT/30 PK/1 Unit Rp. 40,000,00

Penangkapan dan

Pengangkutan Ikan

Penangkapan dan

Pengangkutan Ikan

Pengangkutan Ikan Pengangkutan Ikan s/d 10 GT/30 PK/1 Unit Rp. 40,000,00

2 Pembudidaya- Budidaya Air Tawar Kolam s/d 500 M2 Rp. 25,000,00

an Ikan Intensif 500-1.000 M2 Rp. 50,000,00

>1.000 M2 Rp. 75,000,00

Semi Intensif s/d 500 M2 Rp. 20,000,00

500-1.000 M2 Rp. 40,000,00

>1.000 M2 Rp. 60,000,00

Tradisional s/d 500 M2 Rp. 20,000,00

500-1.000 M2 Rp. 30,000,00

>1.000 M2 Rp. 50,000,00

Keramba Sungai s/d 5 unit Rp. 20,000,00

5-10 unit Rp. 30,000,00

> 10 unit Rp. 40,000,00

1 unit :1 M X2 M=2 M2

Page 37: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

9

1 2 4 5 6 8

s/d 4 unit Rp. 20,000,00

4-8 unit Rp. 35,000,00

Karamba Jaring Apung

Air tawar

> 8 unit Rp. 50,000,00

1 unit :2 M X3 M= 6M2

Pemancing Ikan s/d 500 M2 Rp. 50,000,00

500 M2 s/d1.000 M2 Rp. 75,000,00

>1.000 M2 Rp. 150,000,00

s/d 100 M2 Rp. 25,000,00

100 M2 s/500 M2 Rp. 50,000,00

Penampungan ikan,

udang dan biota air

tawar hidup >500 M2 Rp. 75,000,00

Budidaya Air Payau s/d 5 Ha Rp. 75,000,00

Tambak Udang

Intensif 5-10 Ha Rp. 125,000,00

10-20 Ha Rp. 175,000,00

> 20 Ha Rp. 250,000,00

Semi Intensif s/d 5 Ha Rp. 50,000,00

5-10 Ha Rp. 100,000,00

10-20 Ha Rp. 150,000,00

> 20 Ha Rp. 200,000,00

Tradisional s/d 5 Ha Rp. 35,000,00

5-10 Ha Rp. 65,000,00

10-20 Ha Rp. 100,000,00

> 20 Ha Rp. 150,000,00

s/d 5 Ha Rp. 65,000,00

5-10 Ha Rp. 100,000,00

Tambak ikan/

kepiting/ kekerangan

intensif 10-20 Ha Rp. 145,000,00

> 20 Ha Rp. 175,000,00

Semi Intensif s/d 5 Ha Rp. 35,000,00

5-10 Ha Rp. 75,000,00

10-20 Ha Rp. 125,000,00

> 20 Ha Rp. 150,000,00

Tradisional s/d 5 Ha Rp. 25,000,00

5-10 Ha Rp. 50,000,00

10-20 Ha Rp. 75,000,00

> 20 Ha Rp. 125,000,00

S/d 100 M2 Rp. 35,000,00

100-500 M2 Rp. 75,000,00

Penampung ikan,

udang dan biota air

payau hidup > 500 M2 Rp. 125,000,00

Page 38: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

10

1 2 4 5 6 8

Budidaya Air Laut s/d 5 Ha Rp. 50,000,00

Budidaya Rumput

Laut 5-10 Ha Rp. 100,000,00

> 10 Ha Rp. 150,000,00

s/d 6 Unit Rp. 50,000,00

Karamba/ jaring

apung 6-12 Unit Rp. 75,000,00

> 12 Rp. 100,000,00

1 unit: 3M X 3M = 9M2

Kerang Mutiara s/d 25 Ha Rp. 200,000,00

25-50 Ha Rp. 300,000,00

> 50 Ha Rp. 400,000,00

s/d 100 M2 Rp. 35,000,00

100-500 M2 Rp. 75,000,00

Penampungan ikan,

udang dan biota air

laut hidup > 500 M2 Rp. 125,000,00

Panti Pembenihan Hatchery s/d 20 juta ekor/th Rp. 100,000,00

>s/d 20 juta ekor/th Rp. 200,000,00

s/d 1 juta ekor/th Rp. 50,000,00

Unit Pembenihan

Rakyat (UPR) >s/d 1 juta ekor/th Rp. 100,000,00

3 Pengolahan Tradisional Pemindangan s/d 5 ton/hari Rp. 30,000,00

Ikan > 5 ton/hari Rp. 40,000,00

Pengasinan s/d 5 ton/hari Rp. 30,000,00

> 5 ton/hari Rp. 40,000,00

Penepungan Ikan s/d 5 ton/hari Rp. 30,000,00

> 5 ton/hari Rp. 40,000,00

Pengeringan s/d 5 ton/hari Rp. 30,000,00

> 5 ton/hari Rp. 40,000,00

Pembuatan trasi s/d 5 ton/hari Rp. 30,000,00

> 5 ton/hari Rp. 40,000,00

Pembuatan petis s/d 5 ton/hari Rp. 30,000,00

> 5 ton/hari Rp. 40,000,00

Peng es ikan s/d 5 ton/hari Rp. 30,000,00

> 5 ton/hari Rp. 40,000,00

pembuatan minyak s/d 1.000 liter/hari Rp. 30,000,00

ikan > 1.000 liter/hari Rp. 40,000,00

Page 39: BUPATI BANYUWANGI SALINAN NOMOR 14 TAHUN 2011 …jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perda/14.pdf · 1962 tentang Perdagangan Barang-barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik

11

1 2 4 5 6 8

Modern/mekanik Pengalengan ikan s/d 10 ton/hari Rp. 200,000,00

> 10 ton/hari Rp. 350,000,00

penepungan ikan s/d 10 ton/hari Rp. 200,000,00

> 10 ton/hari Rp. 350,000,00

pakan udang/ikan s/d 10 ton/hari Rp. 200,000,00

> 10 ton/hari Rp. 350,000,00

Minyak ikan s/d 1.000 kg/hari Rp. 200,000,00

> 1.000 kg/hari Rp. 250,000,00

cold storage s/d 10 ton/hari Rp. 200,000,00

> 10 ton/hari Rp. 350,000,00

BUPATI BANYUWANGI,

ttd

H. ABDULLAH AZWAR ANAS

Sesuai dengan aslinya

a.n. Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi Asisten Administrasi Pemerintahan

u.b.

Kepala Bagian Hukum,

Drs. W I Y O N O, M.H.

Pembina Tingkat I

NIP 19590920 198603 1 011