Upload
nafis-syauqi-adnan
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/24/2019 Case Ga Anesthesia tonsil
1/26
BAB I
PENDAHULUAN
Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatine yang merupakan bagian dari cincin Waldeyer. Faktor
predisposisi timbulnya tonsillitis kronik ialah rangsangan yang menahun dari rokok, beberapa
jenis makan, hygiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca, kelelahan fisik dan pengobatan
tonsillitis akut yang tidak adekuat. Gejalanya adalah tampak tonsil membesar dengan permukaan
tidak rata, kriptus melebar dan beberapa terisi detritus. Pasien rmengeluh ada rasa mengganjal di
tenggorokan, kering, napas berbau, dan demam.
Indikasi dari dilakukannya tonsilektomi adalah diantara lain; ! serangan "#$ per tahun %!
menimbulkan maloklusi gigi dan menyebabkan gangguan pertumbuhan orofasial #! sumbatan
jalan napas &! rhinitis dan sinusitis kronis, dan lain sebagainya.
Teknik anestesia yang digunakan pada pembedahan jenis ini adalah general anestesi. Teknik
anestesi ini biasa digunakan pada pembedahan T'T dan pembedahan lainnya seperti bedah pada
ekstremitas atas, bedah pada pasien anak atau pasien yang menolak dilakukan pembedahan
spinal. Teknik anestesi ini melumpuhkan seluruh tubuh manusia dan menyebabkan hilangnya
kesadaran.
(erdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, kami penulis merasa tatalaksana
anestesi pada section caesaria penting untuk dibahas dalam suatu kajian ilmiah dalam bentuk
laporan kasus.
1
7/24/2019 Case Ga Anesthesia tonsil
2/26
BAB II
LAPORAN KASUS
). I*+TIT)- P)-I+
ama n. )tika /e0a
1mur 2 tahun
3enis 4elamin Perempuan
)lamat 5ink -ambirata 67#, 4ec. 8ibeber, 8ilegon
Pekerjaan (51
)gama Islam
-tatus 4a9in
Tanggal :asuk 2 o
7/24/2019 Case Ga Anesthesia tonsil
3/26
*ilakukan pemeriksaan Fisik pada tanggal 2 o
7/24/2019 Case Ga Anesthesia tonsil
4/26
. Inspeksi *atar, simetris, kelainan kulit @!
%. Perkusi Timpani pada lapang abdomen#. )uskultasi (ising usus ! normal pada lapang abdomen
&. Palpasi 'epar,lien tidak teraba massa, ballotement ginjal @!, A1 teraba
lunak
E. Eksrem!as
I. superior sianosis@!, edem @!, ikterik @!, tidak ada deformitas, akral teraba hangat
ii. inferior sianosis @!, edem @!, ikterik@!, tidak ada deformitas, akral teraba hangat
*. P+:+/I4-)) P+13)G
5ab darah
"en!s Pemer!ksaan N!la! Pas!enN!la!
normalKeeran#an
Gula darah se9aktu ? H% mg7dl ormal
'emoglobin 6, g7dl %@B g7dl ormal
5eukosit B,%?7u5 6@
.
ormal
'ematokrit &B,# #?@ :eningkat
Trombosit #%?.7u5 6@&6rb
u5
ormal
5+* 6 mm7jam H 6 ormal
:asa pembekuan menit 6@6 menit ormal
:asa perdarahan % menit @B menit ormal
Golongan darah7rhesus ( rh
'bs)g on reaktif )nti 'IA on reaktif
+. 4+-) )+-T+-I
Pasien seorang perempuan berusia 2 tahun dengan diagnosis kerja tonsillitis kronis.
*engan )-) I pasien penyakit bedah tanpa disertai dengan penyakit sistemik.
F. 4+-I:P15)
(erdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang maka
diagnosis preoperatif tonsilitis kronis. *iagnosis anastesi )-) I. 3enis operasi tonsilektomi.
3enis anaestesia general anesthesia.
4
7/24/2019 Case Ga Anesthesia tonsil
5/26
BAB III
LAPORAN ANESTESI
5
7/24/2019 Case Ga Anesthesia tonsil
6/26
). Preoperatif
. Informed consent mengenai rencana tindakan section caesaria dengan regional anesthesia
%. :elakukan /ontgen#. Pemasangan infus /inger 5aktat 6cc, mengalir lancar
&. -kin test 8efota$ime dan injeksi 8efota$ime gr6. Pengambilan sampel darahB. 4onsultasi dokter spesialis T'T
?. 4eadaan umum tampak lemah
C. 4esadaran 8ompos :entis
2. Tanda Aitala. T* %7?
b. adi 2$7menit
c. // %&$7menitd. -uhu #B,6J8
(. Premedikasi )nestesi
-ebelum dilakukan tindakan anestesi diberikan anti@emetik berupa =ndansetron &mg
secara bolus IA.
8. Tindakan )nestesi
Pasien diposisikan dalam posisi berbaring, setelah itu dilakukan penyuntikan obat
anestesi pada infus, penyuntikan dilakukan menggunakan jarum 6cc berupa fentanyl sebanyak
6 Kg, propofol 6 mg, dan no
7/24/2019 Case Ga Anesthesia tonsil
7/26
-egera setelah itu TT dihubungkan dengan
7/24/2019 Case Ga Anesthesia tonsil
8/26
Infus /5 6 cc
&. Penatalaksanaan )nestesi
a. 3enis pembedahan Tonsilectomyb. 3enis anestesi )nestesi /egional
c. Teknik anestesi G)
d. :ulai )nestesi pukul %.6 WI(e. :ulai =perasi pukul %.6 WI(
f. Premedikasi =ndansetron & mg
g. :edikasi Fentanyl 6 Kg, Propofol 6 mg, o
7/24/2019 Case Ga Anesthesia tonsil
9/26
#ernapas $erat atau dispnu 1
pnu atau napas di$antu
0
TEKANAN DARA SKOR
Sama dengan nilai a!al " 2#$ 2
#er$eda %e$ih dari 20-50& dari ni%ai a'a% 1
#er$eda %e$ih dari 50& dari ni%ai a'a% 0
KESADARAN SKOR
!adar penuh 2
Tidak sadar% ada reaksi terhadap rangsangan &
Tidak sadar( tidak ada reaksi terhadap rangsangan 0
'ARNA K()*T SKOR
+erah 2
Pu)at ( ikterus( dan %ain-%ain 1
!ian*sis 0
Pasien sudah memenuhi criteria )ldrette sehingga pasien dipindahkan ke bangsal.
BAB I$
ANALISIS KASUS
n. ) 2 tahun datang ke kamar operasi pada pukul %.% WI( untuk menjalani operasi
tonsilektomi yang direncanakan pada tanggal 2 o
7/24/2019 Case Ga Anesthesia tonsil
10/26
operasi yang berada di daerah 9ajah dan rongga mulut yang akan memudahkan operator dalam
menjalankan operasi dan merupakan indikasi dari TT, sedangkan teknik air9ay yang dipilih
adalah dengan menggunakan naso tracheal tube dikarenakan operasi dilakukan di bagian
tenggorokan sehingga tidak dimungkinkan untuk menggunakan teknik lainnya yang melalui
mulut . Pasien datang dengan kondisi sakit ringan, kesadaran compos mentis, -tatus fisik )-) I.
Pasien tersebut digolongkan kedalam status fisik )-) I karena dari hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang tidak ditemukan hasil yang abnormal.
Pasien dimasukan ke ruang operasi pada pukul %.% WI(. Pasien diposisikan dimeja
operasi dalam posisi terlentang, dengan leher diekstensikan di atas meja operasi. 4emudian
pasien dilakukan pemasangan alat@alat anestesi seperti tensimeter, pulse oksimetri, oksigen
#57menit! dan pada pasien ini telah dilakukan pemasangan IA line dengan infus cairan /inger
5aktat. 4eadaan umum pasien sebelum operasi, kesadaran compos mentis, dengan tekanan darah
%7? mm'g, nadi 2 $7menit, saturasi 22 dan mempunyai berat badan M ? kg.
-ebelum )nestesi dimulai dilakukan pemeriksaan mesin anestesi, alat intubasi dan obat@
obat anestesi. Pasien diberikan premedikasi pada pukul .%# WI( dengan menggunakan
ondansetron & mg, kemudian pasien mulai dilakukan induksi intra
7/24/2019 Case Ga Anesthesia tonsil
11/26
menyampaikan rengsangan ke 8TN 8hemoreseptor Trigger None! dan pusat muntah dan
kemudian terjadi mual muntah.
Fentanyl bekerja sebagai analgesi. *osis induksinya % Kg7kgbb. *osis induksinya
menyebabkan pasien hipotensi dan depresi pernapasan dengan durasi # menit.
Profopol bekerja sebagai sedasi atau hipnotik. *osis induksi menyebabkan pasien tidak
sadar, dimana dalam dosis yang kecil dapat menimbulkan efek sedasi, tanpa disertai efek
analgesik. Pada pemberian dosis induksi % mg7kg((! pemulihan berlangsung cepat.
-elama anestesi berlangsung pasien diberikan Plasmine$ 6 mg yang berisi asam
trane$amat untuk menghentikan perdarahan selama oprasi. Tramadol mg juga diberikan
secara drip IA. Tramadol adalah analgesik kuat yang bekerja pada reseptor opiat. Tramadol
mengikat secara stereospesifik pada reseptor di sistem saraf pusat sehingga menghentikan
sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri. *i samping itu juga menghambat pelepasan
neurotransmiter dari saraf aferen yang bersifat sensitif terhadap rangsang, akibat impuls nyeri
terhambat.
Pronalges sup merupakan salah satu dari kelas asam propionate non steroid@ anti
inflamasi drugs -)I*! dengan efek analgesic dan antipiretik. (ertindak dengan menghambat
produksi prostaglandin tubuh. +fek samping berupa gangguan saluran pencernaan, sakit kepala,
mengantuk, pusing,
7/24/2019 Case Ga Anesthesia tonsil
12/26
De&!n!s!
)nestesi umum adalah suatu keadaan meniadakan nyeri secara sentral yang dihasilkan ketika
pasien diberikan obat@obatan untuk amnesia, analgesia, kelumpuhan otot, dan sedasi. Pada pasien
yang dilakukan anestesi dapat dianggap berada dalam keadaan ketidaksadaran yang terkontrol
dan re
7/24/2019 Case Ga Anesthesia tonsil
13/26
5arutan %,6 dimasukkan IA pelan@pelan &@C 88 sampai penderita tidur,
pernapasan lambat dan dalam. )pabila penderita dicubit tidak bereaksi, operasi dapat
dimulai. -elanjutnya suntikan dapat ditambah secukupnya apabila perlu sampai gram.
4ontra Indikasi
.)nak@anak di ba9ah & tahun
%.-hock , anemia, uremia dan penderita@penderita yang lemah
#.Gangguan pernafasan asthma, sesak nafas, infeksi mulut dan saluran nafas
&.Penyakit jantung
6.Penyakit hati
B.Penderita yang terlalu gemuk sehingga sukar untuk menemukan
7/24/2019 Case Ga Anesthesia tonsil
14/26
=bat anestesi diserap le9at mukosa rectum kedalam darah dan selanjutnya sampai
ke otak. *ipergunakan untuk tindakan diagnostic katerisasi jantung, roentgen foto,
pemeriksaanmata, telinga, oesophagoscopi, penyinaran dsb! terutama pada bayi@bayi dan
anak kecil. 3uga dipakai sebagai induksi narkose dengan inhalasi pada bayi dan anak@
anak. -yaratnya adalah
./ectum betul@betul kosong
%.Tak ada infeksi di dalam rectum. 5ama narkose %@# menit.
=bat@obat yang digunakan
@ Pentothal dosis & mg7kg((
@ Tribromentothal a
7/24/2019 Case Ga Anesthesia tonsil
15/26
#. Induksi dengan enfluran ethran!, isofluran foran, aeran ! atau desfluran jarang
dilakukan karena pasien sering batuk dan 9aktu induksi menjadi lama.
)pabila obat anestesi inhalasi, dihirup bersama@sama udara inspirasi masuk ke dalam
saluran pernafasan, di dalam al
7/24/2019 Case Ga Anesthesia tonsil
16/26
dan fibrosis paru. Pada keadaan
7/24/2019 Case Ga Anesthesia tonsil
17/26
Persyaratan minimum untuk anestesi umum
4ebutuhan infrastruktur minimum untuk anestesi umum termasuk ruang yang cukup
terang dengan ukuran yang memadai, sebuah sumber oksigen bertekanan paling sering di
pipa!; perangkat hisap yang efektif; monitor yang sesuai dengan standar )-) American
Society of Anesthesiologist! , termasuk denyut jantung, tekanan darah, +4G, denyut nadi
oksimetri, kapnografi, suhu, dan konsentrasi oksigen terinspirasi dan dihembuskan dan 0at
anestesi yang diaplikasikan.
-elain ini, beberapa peralatan dibutuhkan untuk memasukkan 0at anestesi. )lat yang
sederhana seperti jarum dan jarum suntik, jika obat harus diberikan sepenuhnya intra
7/24/2019 Case Ga Anesthesia tonsil
18/26
+kstensi leher terbatas
Pertumbuhan gigi yang buruk
Tumor di 9ajah, mulut, leher, atau tenggorokan Trauma pada 9ajah
Fiksasi antar@gigi
Penggunaan cervical collaryang keras(erbagai sistem penilaian telah dibuat menggunakan pengukuran orofacial untuk
memprediksi intubasi sulit. ang paling banyak digunakan adalah skor :allampati, yang
mengidentifikasi pasien dengan faring yang kurang jelas di
7/24/2019 Case Ga Anesthesia tonsil
19/26
@ :emungkinkan relaksasi otot yang tepat untuk jangka 9aktu yang lama
@ :emfasilitasi kontrol penuh terhadap jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi
@ *apat digunakan dalam kasus@kasus yang sensitif terhadap 0at anestesi local
@ *apat diberikan tanpa memindahkan pasien dari posisi terlentang
@ *apat disesuaikan dengan mudah untuk prosedur operasi dengan durasi 9aktu yang
tak dapat diprediksi atau pada keadaan penambahan 9aktu operasi
@ *apat diberikan dengan cepat dan re
7/24/2019 Case Ga Anesthesia tonsil
20/26
4edaaan ini dapat diatasi dengan cara mendalamkan anestesi. Pada operasi@
operasi yang memerlukan relaksasi otot, bila relaksasinya kurang maka ahli bedah akan
mengeluh karena tidak bisa bekerja dengan baik, untuk operasi yang membuka abdomen
maka usus akan bergerak dan menyembul keluar, operasi yang memerlukan penarikan
otot juga sukar dilakukan. 4eadaan relaksasi bisa terjadi pada anestesi yang dalam,
sehingga bila kurang relaksasi salah satu usaha untuk membuat lebih relaksasi adalah
dengan mendalamkan anestesi, yaitu dengan cara menambah dosis obat.
Pada umumnya keadaan relaksasi dapat tercapai setelah dosis obat anestesi yang
diberikan sedemikian tinggi, sehingga menimbulkan gangguan pada organ
7/24/2019 Case Ga Anesthesia tonsil
21/26
@ *engan dapat diaturnya pernafasan maka dengan mudah kita bisa melakukan
hiper
7/24/2019 Case Ga Anesthesia tonsil
22/26
sistem ini tingkat keborosan dan polusi kamar operasi lebih rendah dibanding
system open.
#. *alam sistem semi closed, udara ekspirasi yang mengandung gas anestesi dan
oksigen lebih sedikit dibanding udara inspirasi, tetapi mengandung 8=% yang
lebih tinggi, dialirkan menuju tabung yang berisi sodalime, disini 8= %akan diikat
oleh sodalime. -elanjutnya udara ini digabungkan dengan campuran gas anestesi
dan oksigen dari sumber gas FGF 7resh !as lo"! untuk diinspirasi kembali.
4elebihan aliran gas dikeluarkan melalui klep overflo". 4arena udara ekspirasi
diinspirasi lagi, maka pemakaian obat anestesi dan oksigen dapat dihemat dan
kurang menimbulkan polusi kamar operasi.
&. *alam system closed prinsip sama dengan semi closed, tetapi disini tidak ada
udara yang keluar dari sistem anestesi menuju udara bebas. Penambahan oksigen
dan gas anestesi harus diperhitungkan, agar tidak kurang sehingga menimbulkan
hipoksia dan anestesi kurang adekuat, tetapi juga tidak berlebihan, karena
pemberian yang berlebihan bisa berakibat tekanan makin meninggi sehingga.
menimbulkan pecahnya al
7/24/2019 Case Ga Anesthesia tonsil
23/26
8losed @
(ila obat anestesi seluruhnya menggunakan obat intra
7/24/2019 Case Ga Anesthesia tonsil
24/26
terjadi spasme jalan napas, batuk, muntah, gangguan kardio
7/24/2019 Case Ga Anesthesia tonsil
25/26
ormal
Pucat, gelap, kuning atau berbintik@bintik8yanotic
%
BAB $I
KESI%PULAN
Pasien adalah seorang perempuan berusia 2 tahun dengan ri9ayat tonsillitis kronik.
Pasien datang pada hari -enin 2 o
7/24/2019 Case Ga Anesthesia tonsil
26/26
DA(TAR PUSTAKA
. -oenarto /F, 8handra -. (uku )jar )nestesiologi. 3akarta %& Fakultas 4edokteran
1ni