122

cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,
Page 2: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,
Page 3: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,
Page 4: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

Analisis Pembentukan Harga PasarOleh : Saludin Muis

Edisi Pertama

Cetakan Pertama, 2008

Hak Cipta © 2008 pada penulis,Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagianatau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis,termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin

tertulis dari penerbit.

Candi Gebang Permai Blok R/6Yogyakarta 55511Telp. : 0274-4462135; 0274-882262Fax. : 0274-4462136

E-mail : [email protected]

Muis, Saludin

Analisis Pembentukan Harga Pasar/Saludin Muis

- Edisi Pertama – Yogyakarta; Graha Ilmu, 2008

xii + 106 hlm, Jil. : 23 cm.

ISBN : 978-979-756-422-3

1. Ekonomi I. Judul

Page 5: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

Buku ini menyajikan penjelasan pembentukan dan perubahanharga dari sudut pandang teori mikro dan makro ekonomi.Penjelasan bersifat ringkas dan hanya berisikan materi-

materi pokok. Aspek manajemen dan operasional yang lebihmenekankan kepada SDM hanya ditampilkan sebagai salah satuvariabel dalam analisis mikro ekonomi, agar penjelasan pokok tetapfokus pada pandangan teori mikro dan makro ekonomi.

Penulis menyadari bahwa penjelasan yang bersifat garisbesar yang disajikan dalam buku ini, tentu tidak terlepas darikekurangan. Karena itu saran dan kritik dari pembaca sangatdiharapkan. Dengan segala kerendahan hati, penulis sangatmenghargai setiap saran atau kritik untuk perbaikan.

Akhirnya tidak lupa penulis mengucapkan terima kasihkepada PT. Shirasuna Asia Permai Electronics (produser TV danMonitor, Tangerang) yang banyak membantu dari segi fasilitas,dan Ibu Cicih (ko pengarang) dari Universitas Borobudur yangmengedit dan melakukan berbagai koreksi yang sangat berarti.

KAKAKAKAKATTTTTA PENGANTA PENGANTA PENGANTA PENGANTA PENGANTARARARARAR

Page 6: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

vi ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

Kepada Albert Ray J, Alexander Rex J, Ibu Rajani Tjandra danIbu Salmah yang mendorong terwujudnya penulis buku ini. Danbuku ini secara khusus dipersembahkan kepada Prof. Dr. H.Sudarsono, Msc yang telah meluangkan waktu dan tenagamembimbing penulis ketika mengikuti pendidikan tingkat doktoralpada Fakultas Ekonomi Pascasarjana Universitas Borobudur.Jakarta.

Dr. Saludin, M.Kom.Jakarta, Jan 2008

Page 7: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

viiDaftar Isi

KATA PENGANTAR vDAFTAR ISI viiPENDAHULUAN 1BAB 1 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1)

dari Sudut Pandang Mikro Ekonomi 31.1. Analisis Mikro Ekonomi 3

1.1.1. Pengantar 31.1.2. Analisis Permintaan dan Penawaran 41.1.3. Teori Produksi 181.1.4. Biaya Produksi 241.1.5. Bentuk Pasar 29

BAB 2 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (2)

Dari Sudut Pandang Makro Ekonomi 592.1. Analisis Makro Ekonomi 59

2.1.1. Pengantar 592.1.2. Analisis Model Perubahan Harga

dan Suku Bunga 602.1.3. Permintaan Agregat (Kurva AD) 612.1.4. Penawaran Agregat (Kurva AS) 67

DDDDDAFTAFTAFTAFTAFTAR ISIAR ISIAR ISIAR ISIAR ISI

Page 8: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

viii ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

2.1.5. Keseimbangan Kurva AS ñ AD 702.1.6. Kurva Philips dan Penawaran Agregat 782.1.7. Kebijakan Moneter dan Fiskal 84

2.2. Pendekatan Inflasi 922.2.1. Sumber Inflasi dan Dampaknya 922.2.2. Solusi Inflasi 99

DAFTAR PUSTAKA 105

Page 9: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

ixDaftar Gambar

Gambar 1.1. Kurva Permintaan 6Gambar 1.2. Perubahan Sepanjang Kurva Permintaan 7Gambar 1.3. Pergeseran Kurva Permintaan 7Gambar 1.4. Kurva Penawaran 8Gambar 1.5. Perubahan Sepanjang Kurva Penawaran 9Gambar 1.6. Pergeseran Kurva Penawaran 10Gambar 1.7. Kurva Permintaan dan Penawaran 11Gambar 1.8. Perubahan Titik Keseimbangan 11Gambar 1.9a. Perubahan Keseimbangan. P Lebih Tinggi

Q Lebih Rendah 12Gambar 1.9b. Perubahan Keseimbangan. P Lebih Tinggi

Q Lebih Rendah 12Gambar 1.10a. Perubahan Keseimbangan. P dan Q

Lebih Tinggi 13Gambar 1.10b. Perubahan Keseimbangan. P dan Q

Lebih Tinggi 13Gambar 1.11a. Perubahan Keseimbangan. P dan Q

Lebih Rendah 14Gambar 1.11b. Perubahan Keseimbangan. P dan Q

Lebih Rendah 14Gambar 1.12a. Perubahan Keseimbangan.

P Lebih Rendah dan Q Lebih Tinggi 15

DDDDDAFTAFTAFTAFTAFTAR GAMBAR GAMBAR GAMBAR GAMBAR GAMBARARARARAR

Page 10: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

x ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

Gambar 1.12b. Perubahan Keseimbangan. P LebihRendah dan Q Lebih Rendah 15

Gambar 1.13. Surplus Konsumen dan SurplusProdusen 16

Gambar 1.14. Kebijakan Harga Terendah 17Gambar 1.15. Kebijakan Harga Tertinggi 17Gambar 1.16. Kurva Isoquant 19Gambar 1.17. The Law of Diminishing Marginal Return 20Gambar 1.18. Kurva Isocost 23Gambar 1.19. Kurva Jalur Ekspansi 24Gambar 1.20. Kurva Produksi dan Kurva Biaya 26Gambar 1.21. Kurva Biaya Jangka Panjang 28Gambar 1.22. LAC dan Skala Ekonomi 29Gambar 1.23. Kurva Permintaan Pasar Persaingan

Sempurna 31Gambar 1.24. Kurva AR, MR, dan TR Untuk Pasar

Persaingan Sempurna 32Gambar 1.25. Pemaksilan Keuntungan Untuk

Jangka Pendek 33Gambar 1.26. Kurva MR, MC, ATC dan AVC 33Gambar 1.27. Kurva Keuntungan Diatas Normal 34Gambar 1.28. Kurva Keuntungan Normal 35Gambar 1.29. Perusahan Rugi Dan Masih

Bisa Tutup AVC 36Gambar 1.30. Perusahan Rugi Dan Membubarkan Diri 36Gambar 1.31. Kurva Keseimangan Perusahaan 37Gambar 1.32a. Dampak Kenaikan Permintaan 38Gambar 1.32b. Dampak Penurunan Permintaan 39Gambar 1.33. Kurva AC Industri Dengan Biaya Tetap 40Gambar 1.34. Kurva AC Industri Dengan

Biaya Meningkat 40Gambar 1.35. Pengaruh Beban Pajak Pada Titik

Keseimbangan 42

Page 11: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

xiDaftar Gambar

Gambar 1.36. Kurva Permintaan PerusahaanMonopolis 43

Gambar 1.37. Kurva Keuntungan MaksimumMonopolis 44

Gambar 1.38. Monopolis Dengan KeuntunganDiatas Normal 45

Gambar 1.39. Monopolis Mengalami Kerugian 46Gambar 1.40. Monopolis Tidak Memperoleh

Keuntungan Kerugian 46Gambar 1.41. Kurva Penawaran Perusahaan

Monopolis 47Gambar 1.42. Efisiensi Perusahaan Monopolis 49Gambar 1.43. Keseimbangan Perusahaan Monopolis

Jangka Panjang 50Gambar 1.44. Pengaruh Campur Tangan Pemerintah

Terhadap Monopolis 52Gambar 1.45. Pengaruh Pajak Lumpsum Terhadap

Monopolis 54Gambar 1.46. Pengaruh Pajak Khusus Terhadap

Monpolis 55Gambar 1.47. Keseimbangan Jangka Pendek

Perusahaan Monopolistik 57Gambar 1.48. Keseimbangan Jangka Panjang

Perusahaan Monopolistik 48Gambar 2.1. Keseimbangan Kurva IS-LM dan AD 62Gambar 2.2. Pengaruh Kurva LM Terhadap

Kemiringan Kurva AD 63Gambar 2.3. Pengaruh Kurva IS Terhadap

Kemiringan Kurva AD 65Gambar 2.4. Perubahan Kurva AD Akibat Kenaikan

Pembelanjaan Agregat, IS Berubah 66Gambar 2.5. Perubahan Kurva AD Akibat Kenaikan

Pembelanjaan Agregar, LM Berubah 67

Page 12: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

xii ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

Gambar 2.6. Kurva Penawaran Agreget Versi Klasik 68Gambar 2.7. Kurva Penawaran Agregat

Versi Keynesian 68Gambar 2.8. Kurva Penawaran Agregat Versi

Keynesian Baru 69Gambar 2.9. Kurva Penawaran Agregat

Versi Klasik Baru 70Gambar 2.10. Kurva AD Klasik 71Gambar 2.11. Penentuan Kurva AS Klasik 72Gambar 2.12. Keseimbangan Kurva AS-AD:

Golongan Klasik 73Gambar 2.13. Akibat Perubahan Kurva AD 76Gambar 2.14. Akibat Perubahan Kurva AS 76Gambar 2.15. Keseimbangan Kurva AS-AD: Keynes 77Gambar 2.16. Kurva Philips 78Gambar 2.17. Pembentukan Kurva AS

Berdasarkan Kurva Philips 79Gambar 2.18. Upah dan Permintaan Tenaga Kerja:

Kaum Monetaris 80Gambar 2.19. Kurva Penawaran Agregat: Kaum

Ekspektasi Rasional 82Gambar 2.20. Kurva Penawaran Agregat:

Golongan Keynes Baru 84Gambar 2.21. Kurva IS-LM: Pandangan

Kerynesian dan Golongan Monetaris 85Gambar 2.22. Pembentukan Kurva AD Akibat

Penawaran Uang Riil 86Gambar 2.23. Pembentukan Kurva AS Akibat

Peningkatan Penawaran Uang 87Gambar 2.24. Efektivitas Kebijakan Moneter 88Gambar 2.25. Keseimbangan Jangka Pendek dan

Panjang Untuk Kebijakan Moneter 89Gambar 2.26. Efektivtas Kebijakan Fiskal 91

Page 13: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

xiiiDaftar Gambar

Gambar 2.27. Keseimbangan Umum Kurva AD-AS 93Gambar 2.28. Cost Push Inflation 94Gambar 2.29. Demand Pull Inflation 94Gambar 2.30. Penawaran Uang Primer 100Gambar 2.31. Jumlah Uang Beredar dan Inflasi 101Gambar 2.32. Kebijakan Anggaran Defisit

Dengan Jual Obligasi 102Gambar 2.33. Kebijakan Anggaran Defisit Dengan

Cetak Uang Baru 103

Page 14: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

xiv ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

Page 15: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

xvDaftar Gambar

PENDPENDPENDPENDPENDAHULAHULAHULAHULAHULUUUUUANANANANAN

Buku ini menyajikan uraian singkat berupa pokok-pokokpembahasan yang berkaitan dengan pembentukan hargapasar untuk barang dan jasa. Tinjauan didasari pada

pandangan umum teori ekonomi mikro dan makro.Baik teori ekonomi mikro maupun makro, titik pijaknya masih

pada analisis kurva penawaran dan permintaan sebagai dasarpembentukan harga barang dan jasa. Sedangkan unsur lain yangbersifat aspek internal perusahaan maupun aspek kebijakanpemerintah ataupun kondisi pasar, dipandang sebagai kekuatanyang berpengaruh pada sisi penawaran dan permintaan.

Pada bagian pertama dibahas analisis dari sudut pandangmikro ekonomi, yang menekankan peran kurva penawaran danpermintaan di mana titik keseimbangan menggambaran harga danjumlah barang atau jasa yang diperjual-belikan antara konsumendan produsen, kemudian aspek lain yang berpengaruh padapergeseran kurva penawaran dan permintaan maupun titikkeseimbangan, misalnya fungsi produksi dan aspek kebijakanpemerintah yang berkaitan dengan harga dan perpajakan. Disamping bentuk bentuk pasar yang secara langsung berpengaruhbesar pada penentuan harga.

Pada bagian kedua dibahas analisis dari sudut pandangmakro ekonomi, yang menekankan aspek peran pemerintah dalammempengaruhi kurva penawaran dan permintaan melaluikebijakan makro ekonomi, yaitu kebijakan moneter dan fiskal

Page 16: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

xvi ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

(pada dasarnya pemerintah juga dapat menggunakan instrumenperangkat peraturan untuk mempengaruhi kegiatanperekonomian). Dengan kebijakan tersebut pemerintah mampumempengaruhi tingkat uang yang beredar, tingkat inflasi danpengangguran, tingkat suku bunga, tingkat investasi, dan aspekmakro ekonomi lainnya sehingga secara langsung akanmempengaruhi kurva penawaran agregat dan permintaan agregat,di mana titik keseimbangan kedua kurva tersebut mencerminkantingkat harga secara agregat dan keseluruhan produk nasionalatau pendapatan nasional.

Secara garis besar, isi buku ini terdiri dari 2 bab utama, yaitu:ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1) merupakan pembahasandari sudut pandang mikro ekonomi, yang terdiri dari sub-bab:Analisis mikro ekonomi, Analisis permintaan dan penawaran, Teoriproduksi, Biaya produksi, Bentuk pasar; dan ANALISISPEMBENTUKAN HARGA (2) merupakan pembahasan dari sudutpandang makro ekonomi, yang terdiri dari sub-bab: Analisis modelperubahan harga dan suku bunga, Permintaan agregat (KurvaAD), Penawaran agregat (Kurva AS), Keseimbangan kurva AS ñAD, Kurva Philips dan penawaran agregat, Kebijakan moneterdan fiskal, dan Pendekatan inflasi.

Page 17: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

---Semua masalah menjadi kecilbila terabaikan

I. Dari Sudut Pandang Mikro Ekonomi

1.1. Analisis Mikro Ekonomi

1.1.1. Pengantar

Teori mikro ekonomi secara umum membahas masalah pokokaktivitas ekonomi yang berkaitan dengan kelangkahan, yangtimbul sebagai akibat dari ketidak-seimbangan antara kebutuhandan faktor produksi yang tersedia dalam masyarakat. Kebutuhanmasyarakat secara kuantitas tidak terbatas jumlahnya, sebaliknyafaktor-faktor produksi yang tersedia untuk dipergunakanmemproduksi barang dan jasa terbatas baik secara jumlah maupundari segi kualitas. Masalah pokok tersebut menyangkut:

ANALISISANALISISANALISISANALISISANALISISPEMBENTUKANPEMBENTUKANPEMBENTUKANPEMBENTUKANPEMBENTUKANHARGA (1)HARGA (1)HARGA (1)HARGA (1)HARGA (1)

11111

Page 18: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

1. Barang dan jasa apa yang akan diproduksi (berkaitandengan keterbatasan faktor-faktor produksi)

2. Dengan cara apa barang dan jasa diproduksi (berkaitandengan pelaku/produsen, faktor-faktor produksi danteknologi)

3. Kepada siapa barang dan jasa (berkaitan dengandistribusi).

Barang diartikan sebagai benda yang dapat dilihat dandiraba, dan sesuatu yang yang tidak dapat dilihat dan diraba,sedangkan jasa diartikan sebagai bentuk pelayanan untukmemenuhi kebutuhan masyarakat. Jadi pada dasarnya analisisekonomi hendak menjawab permasalahan pokok ìbagaimanacaranya menggunakan sumber daya agar dicapai kemakmurandan kepuasan optimalî, dan ini berarti berkaitan pula denganmasalah harga barang atau jasa yang dihasilkan. Karena ituaktivitas ekonomi memerlukan unsur:

1. Kebutuhan manusia: secara umum kebutuhan manusiaterdiri dari kebutuhan pokok dan kebutuhan tambahan,dengan ciri-ciri tidak terbatas dan beraneka ragam.

2. Sumber daya: yang dimaksud adalah sumber-sumberyang dapat menghasilkan barang dan jasa yang mampuuntuk memenuhi kebutuhan. Sumber daya secara garisbesar, antara lain: Tanah dan sumber alam, Tenaga kerja(tenaga kerja kasar, tenaga kerja trampil, tenaga kerjaterdidik), Modal dan keahlian kewirausahaan.

3. Cara produksi: menyangkut kuantitas, cara-cara produksidan biaya minimal.

1.1.2. Analisis Permintaan dan Penawaran

Teori permintaan dan penawaran menyajikan konseppembentukan harga dan kuantitas barang atau jasa yang berlakudi pasar sebagai akibat interaksi antara pembeli dan penjual yangmenentukan harga keseimbangan atau disebut harga pasar dankuantitas yang diperjual-belikan. Pada sisi analisis permintaan,menggunakan asumsi bahwa permintaan suatu komoditas

2

Page 19: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1)

ditentukan oleh harga, sedangkan fakor lain dianggap tidakberubah atau ceteris paribus. Dengan asumsi tersebut, hipotesisyang diajukan adalah semakin rendah harga semakin banyakjumlah komoditas yang diminta, dan sebaliknya. Dengandemikian analisis permintaan dan penawaran merupakan alatuntuk memahami:

1. Pengaruh variabel-variabel ekonomi terhadap harga dankuantitas suatu komoditas.

2. Interaksi antara pembeli dan penjual dalam pembentukanharga dan kuantitas suatu komoditas di pasar.

3. Perilaku produsen dan konsumen dalam proses transaksi4. Pengaruh intervensi pemerintah terhadap aktivitas pasar

(misal: pajak dan kebijakan harga).Pasar yang dimaksud adalah pasar komoditas, yaitu

interaksi antara pembeli dan penjual terhadap suatu komoditasbaik dari segi harga maupun kuantitas yang akan diperjual-belikan. Faktor pasar diartikan sebagai interaksi antara pengusahadengan pemilik faktor-faktor produksi dalam menentukan hargadan kuantitas faktor-faktor produksi yang akan diperjual-belikan.Luas pasar merupakan gambaran batas-batas geografis di manasuatu komoditas dapat dimasukkan ke dalamnya, sedangkanindustri dalam hal ini diartikan terdiri dari perusahaan perusahaanyang menghasilkan komoditas untuk memenuhi kebutuhanmasyarakat.

Konsumen dalam hal ini sebagai pelaku permintaan atassuatu komoditas sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antaralain:

1. Harga komoditas yang hendak dibeli dan komoditas lainyang terkait (P).

2. Pendapatan rata-rata rumah tangga yang dapatdibelanjakan (Y)

3. Keragaman distribusi pendapatan masyarakat.4. Cita rasa dari masyarakat (Ts)5. Jumlah penduduk6. Persepsi terhadap keadaan mendatang.

3

Page 20: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

Secara matematis fungsi permintaan ditulis sebagai:

QD = f (P,Y, Ts, dan lain-lain)

Kurva permintaan D menggambarkan hubungan antarakuantitas (QD) dan berbagai tingkat harga (P) tertentu darikomoditas yang bersedia dibayar oleh konsumen. Dalam hal inikurva permintaan merupakan penjumlahan dari permintaanindividu-individu terhadap komoditas tersebut untuk berbagaitingkat harga.

Gambar 1.1. Kurva Permintaan

P

P1

P2

QQ1 Q2

D

Pada kurva permintaan dapat dianalisa berbagai kemung-kinan perubahan yang menyebabnkan perubahan terhadapkuantitas permintaan maupun tingkat harga sebagai berikut:

1. Perubahan sepanjang kurva permintaan:Perubahan ini disebabkan oleh salah satu variabel, yaituperubahan harga komoditas yang menyebakanpergeseran kuantitas yang diminta atau perubahanpermintaan konsumen (kuantitas) yang menyebabkanpergeseran harga komoditas. Pada dasarnya pengaruhvariabel harga lebih dominan dari pada perubahankuantitas permintaan (sesuai asumsi di atas bahwavariabel lain dianggap ceteris paribus QD = f (P). Mengikutikurva permintaan yang memiliki kemiringan negatif makahubungan antara tingkat harga dan kuantitas berlawanan.Dengan kata lain bila pembeli dapat memperoleh

4

Page 21: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1)

komoditas dengan harga yang lebih rendah makakecenderungan kuantitas permintaan pembeli akanmeningkat dan sebaliknya.

P

P1

P2

QQ1 Q2

D

Gambar 1.2. Perubahan Sepanjang Kurva Permintaan

2. Pergeseran kurva permintaan:Perubahan ini disebabkan oleh pengaruh faktor faktorselain harga komoditas tersebut. Pergeseran kurvapermintaan menyebabkan perubahan satu variabel tidakdiikuti oleh variabel lain karena hubungan terjadi antarfaktor. Misalnya, pergeseran kurva ke kanan akanmenaikan kuantitas permintaan (Qî

D) atas komoditastanpa harus diikuti penurunan tingkat harga, sebaliknyapergeseran kurva permintaan ke kiri akan menurunkankuantitas permintaan (Qí

D) atas komoditas tanpa harusdiikuti kenaikan tingkat harga.

P

P1

P2

QQ1 Q2

DD D

Gambar 1.3. Pergeseran Kurva Permintaan

5

Page 22: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

Kurva permintaan menggambarkan keinginan konsumenatas suatu komoditas pada berbagai tingkat harga. Transaksi jualbeli terjadi bila produsen (penjual) memproduksi komoditas yangdimaksud. Sama halnya konsumen dengan kurva permintaan,produsen menawarkan komoditas juga berdasarkan kurvapenawaran yang menggambarkan jumlah komoditas yang akanditawarkan kepada pasar untuk berbagai tingkat harga.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran komoditaspada berbagai tingkat harga, antara lain:

1. Harga komoditas (P)2. Harga komoditas lain yang berkaitan.3. Biaya-biaya produksi termasuk tingkat teknologi4. Tujuan perusahaan5. Musim6. dan lain lain

Secara matematis bila penawaran diasumsikan hanyatergantung kepada variabel harga, variabel lain dianggap ceterisparibus, maka:

QS = f (P)

Kurva penawaran bertolak belakang dari kurva permintaan.Bila kurva permintaan memiliki kemiringan negatif maka kurvapenawaran justru memiliki kemiringan positif, artinya semakin

Gambar 1.4. Kurva Penawaran

P

P2

P1

QQ1 Q2

S

6

Page 23: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1)

tinggi harga komoditas yang dapat diperoleh, semakin banyakkuantitas yang hendak ditawarkan penjual.

Sama halnya kurva permintaan, pada kurva penawaran jugadapat dianalisa berbagai kemungkinan perubahan yangmenyebabkan perubahan terhadap kuantitas penawaran maupuntingkat harga sebagai berikut:

1. Perubahan sepanjang kurva penawaran:

Perubahan ini disebabkan oleh salah satu variabel, yaituperubahan harga komoditas di pasar yang menyebakanpergeseran kuantitas yang ditawarkan penjual (pro-dusen). Walaupun fungsi penawaran diasumsikan hanyamengandung variabel harga dan variabel lain dianggapceteris paribus (QS = f (P). Namun kuantitas yangditawarkan penjual dalam hal ini lebih fleksibel diban-dingkan dengan kurva permintaan, karena dari segipenjual selama harga P masih memberikan keuntunganmaka kuantitas yang ditawarkan akan cenderung me-ningkat Mengikuti kurva penawaran yang memilikikemiringan positif maka hubungan antara tingkat hargadan kuantitas yang ditawarkan searah. Dengan kata lainbila pembeli bersedia menaikan harga komoditas makakecenderungan penjual akan meningkat kuantitaspenawaran.

P

P1

P2

QQ1 Q2

S

Gambar 1.5. Perubahan Sepanjang Kurva Penawaran

7

Page 24: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

2. Pergeseran kurva penawaran:

Perubahan ini disebabkan oleh pengaruh faktor faktorselain harga komoditas tersebut. Pergeseran kurvapenawaran menyebabkan perubahan satu variabel tidakdiikuti oleh variabel lain karena hubungan terjadi antarfaktor. Misalnya, pergeseran kurva ke kanan akanmenaikan kuantitas penawaran (Qî

S) atas komoditastanpa harus diikuti kenaikan tingkat harga yangdiharapkan, sebaliknya pergeseran kurva penawaran kekiri akan menurunkan kuantitas permintaan (Qí

S) ataskomoditas tanpa harus diikuti penurunan tingkat harga.

Pertemuan kurva permintaan yang mewakili keinginanmembeli konsumen atas suatu komoditas dan kurva penawaranyang mewakili keinginan menjual produsen atas suatu komoditasakan menentukan harga pasar dan kuantitas komoditas terkaitan.Dengan kata lain harga pasar merupakan titik keseimbangandimana penjual dan pembeli sepakat untuk melakukan transaksiatas komoditas tersebut pada kuantitas tertentu. Adapun asumsiyang dipergunakan adalah pasar berbentuk persaingan sempurnadan informasi bersifat simetris, yang ditandai sifat-sifat sebagaiberikut:

1. Komoditas yang dimaksud haruslah homogen2. Baik penjual dan pembeli, secara perorangan tidak dapat

menentukan atau mempengaruhi harga

P

P1

P2

QQs Qs

S

S

S

Gambar 1.6. Pergeseran Kurva Penawaran

8

Page 25: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1)

3. Tidak ada unsur luar yang dapat memaksa mekanismepasar (komoditas, harga, penawaran dan permintaan).Dengan kata lain prinsip ekonomi diterapkan secarabenar.

Berdasarkan pergeseran kurva permintaan gambar 1.2 dan1.3, serta pergeseran kurva penawaran pada gambar 1.5 dan 1.6.Titik keseimbangan baru dapat menempati salah satu dari empatkemungkinan sebagai berikut:

P

Q

P0

Q0

SD

1 2

3 4

KelebihanPenawaran

KelebihanPermintaan

Gambar 1.8. Perubahan Titik Keseimbangan

1. Titik P baru lebih tinggi dan titik Q baru lebih rendahBila penawaran turun dan permintaan naik, di manapenurunan penawaran lebih besar dari pada kenaikampermintaan.

P

Q

P0

Q0

SD

Gambar 1.7. Kurva Permintaan dan Penawaran

9

Page 26: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

P

P2

P1

ES

S

DD

Q2 Q1 Q

E

Gambar 1.9.a. Perubahan KeseimbanganP Lebih Tinggi Q Lebih Rendah

Bila penawaran dan permintaan turun, di mana penurun-an penawaran lebih besar dari pada penurunan per-mintaan.

P

P2

P1

E

S

S

D

D

Q2 Q1 Q

E

Gambar 1.9.b. Perubahan KeseimbanganP Lebih Tinggi Q Lebih Rendah

2. Titik P dan Q baru berada pada posisi lebih tinggi

Bila penawaran turun dan permintaan naik, di manapenurunan penawaran lebih kecil dari kenaikanpermintaan.

10

Page 27: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1)

Bila penawaran dan permintaan naik, di mana kenaikanpenawaan lebih kecil dari kenaikan permintaan.

P

P2

P1

ES

SD

D

Q2Q1 Q

E

Gambar 1.10.b. Perubahan KeseimbanganP dan Q Lebih Tinggi

3. Titik P dan Q baru berada pada posisi lebih rendah

Bila penawaran naik dan permintaan turun, di manakenaikan penawaran lebih kecil dari penurunanpermintaan.

P

P2

P1

ES

S

D

D

Q2Q1 Q

E

Gambar 1.10.a. Perubahan KeseimbanganP dan Q Lebih Tinggi

11

Page 28: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

P

P2

P1S

SD

D

Q2 Q1 Q

E

E

Gambar 1.11.a. Perubahan KeseimbanganP dan Q Lebih Rendah

Bila penawaran dan permintaan turun, di manapenurunan penawaran lebih kecil dari penurunanpermintaan.

P

P2

P1

SSD

D

Q2 Q1 Q

EE

Gambar 1.11.b. Perubahan KeseimbanganP dan Q Lebih Rendah

4. Titik P baru lebih rendah dan titik Q baru lebih tinggi

Bila penawaran dan permintaan naik, di mana kenaikanpenawaran lebih besar dari kenaikan permintaan

12

Page 29: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1)

P

P2

P1S

SD

D

Q2Q1 Q

E E

Gambar 1.12.a. Perubahan Keseimbangan, P LebihRendah dan Q Lebih Tinggi

Bila penawaran dan permintaan turun, di manapenurunan penawaran lebih besar dari penurunanpermintaan.

P

P2

P1S

SD

D

Q2Q1 Q

E

E

Gambar 1.12.b. Perubahan Keseimbangan, P LebihRendah dan Q Lebih Tinggi

Titik keseimbangan di mana antara produsen dan konsumensepakat melakukan jual-beli sejumlah barang (jasa) pada berbagaitingkat harga. Namun terkadang harga yang berlaku lebih rendahatau lebih tinggi dari titik keseimbangan yang seharusnya sehinggaterjadi apa yang disebut sebagai surplus konsumen dan surplusprodusen.

13

Page 30: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

P

SD

Q

SurplusKonsumen

SurplusProdusen

Gambar 1.13. Surplus Konsumen danSurplus Produsen

Yang dimaksud surplus konsumen adalah harga yangberlaku pada titik keseimbangan (harga pasar) justru lebih rendahdari harga yang bersedia dibayar konsumen. Sehingga surpluskonsumen merupakan keuntungan bagi konsumen karenakonsumen membeli komoditas dengan harga yang lebih rendahdari yang diharapkan. Sebaliknya surplus produsen adalah hargayang berlaku pada titik keseimbangan (harga pasar) justru lebihtinggi dari harga yang diharapkan. Sehingga surplus produsenmerupakan keuntungan bagi produsen karena produsen menjualkomoditas dengan harga yang lebih tinggi dari yang diharapkan.

Keseimbangan antara kurva permintaan dan kurvapenawaran yang menentukan harga pasar suatu komoditas,karena mekanisme pasar bekerja dengan baik dengan adanyamobilitas semua faktor ekonomi dan adanya informasi yangsimetri, namun keseimbangan dapat terganggu oleh campurtangan pemerintah, misalnya dengan cara menetapkan harga(harga terendah atau harga tertinggi), pajak, dan subsidi.

Kebijakan pemerintah menetapkan harga terendah (floorprice) bertujuan menaikkan jumlah penawaran atau mengurangipermintaan dan untuk menciptakan surplus di pasar. Kebijakanharga terendah mirip dengan surplus produsen karena hargapasar lebih tinggi dari titik keseimbangan atau yang diharapanprodusen, dengan demikian produsen akan menaikkan kuantitaspenawaran untuk mengambil keuntungan lebih bila memungkin-

14

Page 31: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1)

kan atau sebaliknya konsumen yang mengurangi permintaankarena harga terendah lebih tinggi dari seharusnya. Dengan demi-kian apapun langkahnya akan menciptakan surplus di pasar.

P

P1

SD

Q2Q1 Q

Harga Batas Bawah

Surplus

Gambar 1.14. Kebijakan Harga Terendah

Kebalikannya adalah kebijakan pemerintah menetapkanharga tertinggi (ceiling price). Kebijakan ini mirip dengan surpluskonsumen karena harga pasar lebih rendah dari titik keseim-bangan atau yang seharusnya dibayar konsumen untuk membelikomoditas tersebut. Tujuan dari kebijakan ceiling price jelas untukmelindungi konsumen dan akibatnya adalah permintaan naik(karena harga lebih murah), penawaran turun (produsendirugikan) dan terjadi kekurangan komoditas di pasar.

P

P1

SD

Q2Q1 Q

Surplus

Shortage

Harga Batas Atas

Gambar 1.15. Kebijakan Harga Tertinggi

15

Page 32: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

Sedangkan kebijakan pajak dan subsidi memberikan dampakpada kenaikan harga jual dan penurunan harga jual, sehinggamempengaruhi kuantitas permintaan. Bila harga jual akibat bebanpajak menjadi lebih tinggi maka konsumen akan mengurangikuantitas permintaan (menggeser kurva permintaan ke kiri)sebaliknya bila pemerintah melakukan subsidi dimana harga jugaakan lebih rendah, akan berpengaruh pada peningkatanpermintaan komoditas oleh konsumen (menggeser kurvapermintaan ke kanan).

1.1.3. Teori Produksi

Masyarakat memerlukan komoditas tertentu, dan fungsiproduksi dalam arti keseharian dimaksudkan sebagai prosesperubahan faktor-faktor produksi (masukan) menjadi barang ataujasa (komoditas tertentu; keluaran, Q). Faktor faktor produksiantara lain berupa modal (K) , tenaga kerja (L), tanah, sumberalam (X), teknologi dan kewirausahaan. Secara matematis dapatditulis dalam bentuk fungsi sebagai berikut:

Q = f (K, L, X,ÖÖÖ)

Pada umumnya, untuk tujuan kesederhanaan analisis, fungsiproduksi hanya menggunakan variabel modal (K) dan tenaga kerja(L) sebagai masukan.

Q = f (K, L)

Contoh fungsi produksi dengan menggunakan dua variabelmasukan yang sangat dikenal dalam analisis adalah persamaanCobb Douglas Q = aKâLá.

Dalam analisis proses produksi, jangka waktu kegiatanproduksi dibedakan: jangka pendek bila faktor faktor produksijumlahnya bersifat tetap misalnya mesin-mesin dan bangunan(gedung); jangka panjang bila faktor faktor produksi (variabelmasukan) dapat mengalami perubahan, dalam arti jumlah dapat

16

Page 33: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

17

produsen akan menaikkan kuantitas penawaran untuk mengambilkeuntungan lebih bila memungkinkan atau sebaliknya konsumen yangmengurangi permintaan karena harga terendah lebih tinggi dariseharusnya. Dengan demikian apapun langkahnya akan menciptakansurplus di pasar.

P

P1

SD

Q2Q1 Q

Harga Batas Bawah

Surplus

Gambar 1.14. Kebijakan Harga Terendah

Kebalikannya adalah kebijakan pemerintah menetapkan hargatertinggi (ceiling price). Kebijakan ini mirip dengan surplus konsumenkarena harga pasar lebih rendah dari titik keseimbangan atau yangseharusnya dibayar konsumen untuk membeli komoditas tersebut.Tujuan dari kebijakan ceiling price jelas untuk melindungi konsumendan akibatnya adalah permintaan naik (karena harga lebih murah),penawaran turun (produsen dirugikan) dan terjadi kekurangankomoditas di pasar.

P

P1

SD

Q2Q1 Q

Surplus

Shortage

Harga Batas Atas

Gambar 1.15. Kebijakan Harga Tertinggi

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1)

Page 34: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

18 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

Sedangkan kebijakan pajak dan subsidi memberikan dampak padakenaikan harga jual dan penurunan harga jual, sehingga mempengaruhikuantitas permintaan. Bila harga jual akibat beban pajak menjadi lebihtinggi maka konsumen akan mengurangi kuantitas permintaan(menggeser kurva permintaan ke kiri) sebaliknya bila pemerintahmelakukan subsidi dimana harga juga akan lebih rendah, akanberpengaruh pada peningkatan permintaan komoditas oleh konsumen(menggeser kurva permintaan ke kanan).

1.1.3. Teori Produksi

Masyarakat memerlukan komoditas tertentu, dan fungsi produksidalam arti keseharian dimaksudkan sebagai proses perubahan faktor-faktor produksi (masukan) menjadi barang atau jasa (komoditas tertentu;keluaran, Q). Faktor faktor produksi antara lain berupa modal (K) ,tenaga kerja (L), tanah, sumber alam (X), teknologi dan kewirausahaan.Secara matematis dapat ditulis dalam bentuk fungsi sebagai berikut:

Q = f (K, L, X,ÖÖÖ)

Pada umumnya, untuk tujuan kesederhanaan analisis, fungsiproduksi hanya menggunakan variabel modal (K) dan tenaga kerja (L)sebagai masukan.

Q = f (K, L)

Contoh fungsi produksi dengan menggunakan dua variabel masukanyang sangat dikenal dalam analisis adalah persamaan Cobb DouglasQ = aKâLá.

Dalam analisis proses produksi, jangka waktu kegiatan produksidibedakan: jangka pendek bila faktor faktor produksi jumlahnya bersifattetap misalnya mesin-mesin dan bangunan (gedung); jangka panjangbila faktor faktor produksi (variabel masukan) dapat mengalamiperubahan, dalam arti jumlah dapat dikurangi maupun ditambahkansesuai tujuan perubahan, misalnya kapasitas produksi dapat

Page 35: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

19

ditingkatkan dengan menambah jumlah mesin atau merombak, danmenambah keragaman komoditas produksi. Kombinasi berbagai variabelmasukan dengan hasil keluaran yang sama disebut isoquant.

K

∆K1

∆K2

A

B

∆L1 ∆L2 L

Isoquant

Gambar 1.16. Kurva Isoquant

Kemiringan kurva isoquant menunjukkan berapa variabel K danvariabel L dapat diubah-ubah bersamaan untuk menghasilkan tingkatkeluaran (output) yang sama, atau dikenal sebagai marginal rate oftechnical substitution (MRTS) yang didefinisikan sebagai:

Dengan ∆K1 >∆K2 >∆K3 maka MRTS mengecil dari A ke B. MP(marginal product) menunjukkan perubahan kuantitas produksi akibatperubahan penggunaan satu satuan variabel faktor produksi. MPK

(marginal product of capital) menunjukkan perubahan Q terhadapsetiap perubahan modal K yang dipergunakan untuk menghasilkan Q.MPL (marginal product of labor) menunjukkan perubahan Q terhadapsetiap perubahan tenaga kerja L yang dipergunakan untuk menghasilkanQ, ini berbeda dengan APL (average product of labor = Q/L) yangmenunjukkan rata-rata produk yang dihasilkan tenaga kerja L. Berkaitandengan APL perlu dipahami hukum pertambahan hasil yang semakinberkurang (the law of dimisnishing marginal return) yang diartikan bila

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1)

Page 36: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

20 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

variabel fakor produksi L terus menerus ditambah, tidak selalu diikutipertambahan produksi total, karena pada tingkat tertentu pertambahanproduksi akan menurun dan pada akhirnya mencapai nilai negatif.

L1

Q2

Q3

Q1

Q

0

0 L2 L3 MP L

APL

L

I II III

TP

Gambar 1.17. The Law of Diminishing Marginal Return

Secara matematis, kondisi ini dapat dijelaskan sebagai berikut :suatu fungsi y = f(x) akan mencapai titik maksimum bila turunanpertama sama dengan nol atau yí = 0, sehingga Q, APL, MPL mencapainilai maksimum bila Qí = 0, APLí= 0, APLí= 0. Pada gambar di atastampak bahwa MPL memotong APL pada saat APL maksimum karenaberlaku hukum diminishing, dimana MPL naik APL juga naik dan selamaMPL > APL maka ketika MPL turun APL masih naik, sebaliknya bilaMPL < APL maka MPL turun akan diikuti APL. AP mencapai nilaimaksimum dikatakan produksi mencapai efisiensi teknis karenapemakaian faktor produksi pada kondisi tersebut memberikan hasilpaling tinggi. Pemahaman ini berbeda dengan konsep efisiensi ekonomisyang menekankan keuntungan maksimum. Secara umum perusahaanyang beroperasi pada efisiensi teknis akan lebih mungkin mencapaiefisiensi ekonomi walaupun tidak selalu demikian karena ada kaitan

Page 37: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

21

dengan ragam produk dan pola distribusi maupun persaingan di pasardisamping biaya internal.

Konsep efisiensi teknis perlu dikaitan dengan konsep elastisitasproduksi, yang mendefinisikan perbandingan perubahan relatif keluaranQ terhadap perubahan relatif fakor produksi masukan yangdipergunakan misalnya L.

Dari rumus dan gambar terakhir dapat dirangkum sebagai berikut:

Berkaitan dengan efisiensi teknis, perlu dipahami pula konsep skalapengembalian yang menunjukkan keterkaitan antara perubahan faktorproduksi masukan secara bersama-sama terhadap perubahan keluaranQ. Konsep ini berbeda dengan economic of scale yang menekankan skalaproduksi besar untuk mencapai hasil ekonomis, namun bila kapasitasproduksi optimal sudah dilampaui maka penambahan produksi justruakan meningkatkan biaya produksi yang memberikan hasil tidak optial.Misalnya persaman fungsi produksi Cobb Douglas yang ditulis:

Penjumlahan pangkat menunjukkan signifikansi ekonomiyaitu skala pengembalian, bila:

1. > 1 berarti skala pengembalian membesar, kenaikan x%faktor produksi masukan akan diikuti kenaikan keluaran Q lebihdari x%.

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1)

Page 38: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

22 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

2. = 1 berarti skala pengembalian konstan, kenaikan x%faktor produksi masukan akan diikuti kenaikan keluaran Qsecara proposional.

3. < 1 berarti skala pengembalian mengecil, kenaikan x%faktor produksi masukan akan diikuti penurunan keluaran Qlebih dari x%.

Economic of scale yang berhubungan dengan kapasitas produksioptimal secara langsung berkaitan dengan biaya produksi yang tidaklain menunjukkan penggunaan dana minimal untuk mencapai hasilkeluaran Q tertentu. Dalam hal ini perusahaan dapat memilih kombinasifaktor faktor produksi masukan agar tercapai kemiringan kurva isoquantsama dengan kemiringan kurva isocost.

Konsep isocost menggambarkan penggunaan sejumlah dana (C)yang tersedia oleh sebuah perusahaan untuk membelanjakan berbagaifaktor produksi masukan Misalnya K dan L. Dengan kata lain pengadaanfaktor faktor produksi berhubungan dengan kendala biaya yang ada.

C = w.L + r.K

w dan r adalah gaji persatuan tenaga kerja dan biaya sewa persatuanunit mesin. L dan K adalah jumlah tenaga kerja dan jumlah capitalatau modal. Persamaan C dapat dibawa kepada fungsi L sebagai variabeldinamis yang mudah diubah-ubah untuk substitusi variabel K sebagaiberikut:

K = C/r – (w/r).L

Kemiringan kurva isocost adalah:

Page 39: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

23

K

L

c/r

c/w

Isocost

K= - Lc wr r

Gambar 1.18. Kurva Isocost

Dengan demikian persamaan di mana keadaan kapasitas produksioptimal tercapai adalah:

M RTS = ∆K / ∆L= (∆Q/∆L) /(∆Q/∆K)= MP

L/ MP

K

dan ;

sehingga:

Kemiringan kurva Isoquant = Kemiringan kurva Isocost

M RTS = äK / äLM P

L/ MP

K= w / r

M PL/ w = MP

K/ r

Hasil terakhir ini dikenal sebagai golden rule of cost minimization.Manfaat dan penafsiran pemakaian persamaan diatas adalahperusahaan dapat menghemat biaya produksi bila:

1. MPL/ w > MPK / rL diperbanyak atau K dikurangi

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1)

Page 40: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

24 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

2. MPL/ w < MPK / rK diperbanyak atau L dikurangi

Persamaan dapat diperluas untuk faktor produksi lebih dari duadengan menyamakan perbandingan dari semua marginal produkterhadap harga masing masing.

MP1 /P1 = MP2 /P2 = ÖÖÖÖÖÖ.= MPn /Pn

Sedangkan jalur ekspansi adalah garis yang menghubungkan titik-titikkombinasi faktor faktor produksi yang memberikan hasil keluaranoptimal.

K

L

TC3/r

TC2/r

TC1/r

K1

TC1/wL1 TC2/w TC3/w

IQ1

IQ2

IQ3

Jalur Ekspansi

Gambar 1.19. Kurva Jalur Ekspansi.

1.1.4. Biaya Produksi

Dalam analisis ekonomi, biaya produksi dipahami sebagai biayaperolehan untuk menghasilkan sejumlah hasil keluaran (output) yangberasal dari sejumlah faktor produksi masukan (biaya input). Biaya inidisebut biaya korbanan (opportunity cost) yang terdiri dari biaya eksplisityang dikeluarkan perusahaan untuk membayar faktor-faktor produksiyang tercatat secara akuntansi dan biaya implisit yang diartikan bahwainput tersebut dapat dipakai untuk memproduksi output lain atau dipakai

Page 41: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

25

di tempat lain. Biaya produksi dibedakan biaya jangka pendek danbiaya jangka panjang. Biaya jangka pendek meliputi input tetap (faktor-faktor produksi tetap) yang dicirikan adanya biaya tetap. Yang termasukbiaya pendek adalah:

1. Biaya tetap total ( TFC = total fixed cost) : biaya ini bersifat tetaptidak terpengaruh pada jumlah output (hasil keluaran).

2. Biaya variabel total (TVC = total variabel cost) : biaya ini berkaitandengan penggunaan faktor masukan (input) dan perubahanjumlah hasil keluaran (output).

3. Biaya total (TC = total cost): merupakan jumlah TFC dan TVC4. Biaya marjinal (MC = marginal cost). Didefinisikan sebagai

perubahan biaya total akibat perubahan jumlah outputsebanyak satu satuan.

MC = ∆TC / ∆Q

5. Biaya tetap rata-rata (AFC = average fixed cost): Biaya rata-ratatetap yang dikeluarkan untuk memproduksi satu satuanoutput.

AFC = TFC / Q

6. Biaya variabel rata-rata (AVC = average variabel cost): Biayarata-rata variabel yang dikeluarkan untuk memproduksi satusatuan output.

AVC = TVC / Q

7. Biaya total rata-rata (AC =average cost): Biaya rata-rata yangdikeluarkan untuk memproduksi satu satuan output.

AV = TC / Q= (TFC + TVC ) / Q= AFC + AV C

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1)

Page 42: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

26 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

Untuk analisis biaya jangka pendek. Fungsi produksi hanyamenghubungkan keluaran Q dengan sejumlah faktor produksi masukanyang bersifat variabel karena biaya tetap tidak berubah. Misalnya faktorproduksi masukan hanya terdiri dari dua variabel saja yaitu K (dianggapsebagai biaya tetap) dan L (sebagai variabel).

Q = f (K, L)

Biaya total:

TC = K. r + L. w = TFC + TVC

Q2

Q1

TVC Tp

Input (Q)

Biaya (VC) VC2 VC1 VI1 VI2 Input (VI)

Gambar 1.20. Kurva Produksi vs Kurva Biaya

Dari persamaan biaya total, suku TVC = L. w, bila dibagi Q danmenggantikan L/Q dengan 1/APL, maka diperoleh:

TVC = L. wTVC/Q = w. L/QAV C = w / AP

L

Page 43: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

27

Mengikuti hukum diminishing maka pada daerah dimana APL

menurun, kurva AVC naik karena w dibagi faktor APL yang semakinmengecil. Sebaliknya pada daerah di mana APL naik, AVC menurun.Dengan demikian APL maksimum pada titik AVC minimum. Jadi kurvaAVC berbentuk U (kurva AC dan MC juga berbentuk U sesuai hukumdiminishing).

Walaupun kurva AC juga berbentuk U, namun titik minimumnyalebih tinggi dari AVC, karena komponen AC terdiri dari komponen AVCdan AFC, dimana pada saat AVC berada pada titik minimum, komponenAFC masih turun. AC naik setelah tercapai kenaikan AVC lebih besardari penurunan AFC.

Kurva MC (juga kurva MP) berbentuk U karena pada saat tingkatoutput masih rendah, penambahan faktor produksi masukan atau inputakan menambah kenaikan keluaran atau output yang besar ( MP naik),akan tetapi penambahan input lebih lanjut akan menyebabkan kenaikanoutput semakin menurun. Dengan kata lain biaya tambahan yangdiperlukan untuk menghasilkan tambahan satu satu output masih kecilbila tingkat output rendah, namun semakin tinggi tingkat output, biayatambahan untuk menghasilkan satu satuan tambahan output akansemakin besar. Ini sesuai hukum diminishing. Keterkaitannya dapatdiringkas sebagai berikut:

1. Bila marginal product naik, marginal cost turun2. Bila marginal product maksimum, marginal cost minimum3. Bila marginal product turun, marginal cost naik.

Karena TFC konstan maka MC dapat didefinisikan sebagaiperubahan biaya variabel terhadap perubahan satu satuan pada output.

MC = ∆TVC / ∆Q

Sesuai contoh di atas bahwa biaya variabel muncul dari pemakaiantenaga kerja L, sehingga ∆TVC = w. ∆L, sedangkan MPL = ∆Q/ ∆Lsehingga persamaan MC dapat ditulis sebagai:

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1)

Page 44: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

28 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

M C = w. ∆L/ ∆Q= w / (∆Q/ ∆L)= w / MP

L

Untuk biaya jangka panjang, semua variabel faktor produksimasukan atau input bersifat variabel sehingga hanya ada satu kurvabiaya total yang disebut biaya total jangka panjang (LTC= long run totalcost). Dalam analisis jangka pendek, kurva AC berbentuk U karenahukum diminishing sedangkan untuk jangka panjang LAC berbentukU karena efek return of scale, yaitu perubahan keluaran yang disebabkanoleh perubahan semua faktor produksi masukan pada proporsi yangsama. Return of scale meningkat untuk tingkat produk rendah atau padaawalnya, yang berarti biaya rata-rata menurun, sedangkan return ofscale menurun untuk tingkat produksi tinggi atau setelahnya, yangberarti biaya rata-rata naik. Daerah dimana biaya rata-rata LAC turundan keluaran Q meningkat disebut skala ekonomis (economics of scale)sedangkan daerah dimana biaya rata-rata LAC naik dan keluaran Qmenurun disebut skala tidak ekonomis (dis-economics of scale).

TC

MCAC

LTc

Output Q

Output Q

LMC

L

Gambar 1.21. Kurva Biaya Jangka Panjang

Page 45: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

29ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1)

LAC

Output Q

Biaya

Skala TidakEkonomis

SkalaEkonomis

Gambar 1.22. LAC dan Skala Ekonomi

Baik jangka pendek maupun jangka panjang, laba operasionalperusahaan ditentukan oleh dua item, yaitu penerimaan (TR= totalrevenue) dan biaya (TC = total cost), dimana selisihnya dikatakan sebagailaba bagi perusahaan. Jadi berdasarkan pemikiran ini laba maksimumperusahaan ditentukan oleh perubahan penerimaan dan perubahanbiaya dengan syarat perubahan laba sama dengan nol atau turunpertama dari persamaan laba sama dengan nol.

∆ /∆Y = ∆TR/∆Y – ∆TC/∆Y = 0

M R = ∆TR/∆YM C = ∆TC/∆Y0 = MR - MCM R = MC

1.1.5. Bentuk Pasar

1.1.5.1. Bentuk Pasar Persaingan Sempurna.

Untuk memahami perusahaan yang beroperasi pada pasarpersaingan sempurna, secara umum dapat melihat sifat-sifat bentukpasar dengan persaingan sempurna sebagai berikut:

Page 46: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

30 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

1. Ada kesamaan komoditas yang diperdagangkan atau bersifathomogen sehingga tidak tergantung siapa yang menjualmelainkan sepenuhnya tergantung pada harga.

2. Pelaku baik penjual maupun pembeli sedemikian banyaksehingga tidak ada pelaku perorangan yang bisa mempengaruhiharga secara sendiri.

3. Perusahaan bertindak sebagai price taker yaitu menerima hargapasar yang ada.

4. Tidak ada paksaan dari pihak luar dalam bentuk apapun.5. Ada informasi tentang harga yang simetris.6. Mobilitas semua faktor ekonomi berjalan sesuai dengan prinsip-

prinsip ekonomi.7. Tidak terdapat kendala bagi perusahan untuk masuk dan

keluar dari industri terkait.

Pada kenyataan, tidak ada pasar bentuk persaingan sempurna,namun model persaingan sempurna menjadi bahan analisis pentingkarena secara struktur merupakan bentuk yang paling ideal denganefisiensi yang tinggi.

Kurva permintaan untuk pasar persaingan sempurna berupa gariselastis sempurna, yaitu garis horizontal pada titik harga tertentubeapapun kuantitas yang diminta (bersifat price taker), karena begituprodusen menaikkan harga, pembeli akan membeli dari produsen lainkarena produk yang ditawarkan bersifat homogen dan terdapat banyakpelaku di pasar sehingga memungkinkan pembeli membeli dari produsenlain.

Page 47: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

31

TC

MCAC

LTc

Output Q

Output Q

LMC

L

Gambar 1.23. Kurva Permintaan PasarPersaingan Sempurna

Akibat dari kurva permintaan yang berupa garis elastis sempurnauntuk pasar persaingan sempurna karena bersifat price taker, makaberlaku kondisi D=AR=MR=P. Garis TR yang berasal dari perkalian P.Qakan berupa garus lurus bermula dari titik nol, MR yang merupakantambahan hasil penjualan yang didapat perusahaan bila menjual satuunit tambahan komoditas. Karena garis permintaan berupa garis elasticmaka berapa kuantitas yang dijual, tambahan yang diperoleh akansebanding dengan harga P:

M R = ∆TR / ∆Q= ∆(P.Q)/ ∆Q= P(∆Q)/ ∆Q= P

Demikian pula AR yang berupa rata-rata pendapatan dari hasilpenjualan akan sebesar P karena total penjualan adalah P.Q, sedangkanrata-rata penjualan didapat dar hasil bagi P.Q dengan Q sehinggadiperoleh P.

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1)

Page 48: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

32 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

TR = P.QA R = TR/Q

= P.Q/Q= P

PTR

Q

AR=MR

Gambar 1.24. Kurva AR,MR dan TR Untuk Pasar Persaingan Sempurna

Untuk perusahaan pada pasar persaingan sempurna dimanaperusahaan bisa masuk dan keluar tanpa kendala, maka bila terdapatkeuntungan diatas normal akan mengundang perusahaan lain masuk,sebaliknya bila harga penjualan komoditas menunjukkan kerugian akanmenyebabkan perusahaan tertentu meninggalkan lapangan persaingan.Analisis pemaksimalan keuntungan untuk jangka pendek adalah : laba

perusahaan ditentukan oleh selisih dua item, yaitu penerimaan (TR=total revenue) dan biaya (TC = total cost), ila selisihnya positif dikatakanperusahaan memperoleh laba. Jadi berdasarkan pemikiran ini labamaksimum perusahaan ditentukan oleh perubahan penerimaan danperubahan biaya dengan syarat perubahan laba sama dengan nol atauturun pertama dari persamaan laba sama dengan nol.

= TR – TC∆ /∆Y = ∆TR/∆Y – ∆TC/∆Y = 0M R = ∆TR/∆YM C = ∆TC/∆Y0 = MR - MCM R = MC

Page 49: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

33

Output Q

TFC

Satuan Uang

-TFC

TC

TR

Q1 Q2 Q3

T1

MR=AI

Gambar 1.25. Pemaksimalan KeuntunganUntuk Jangka Pendek

(Output)

Satuan Uang

MC

Q1 Q2 Q3

ACAVC

C

A

B

P=MR=AR

Q

Gambar 1.26. Kurva MR,MC,ATC dan AVC

Bila MC < MR menunjukkan keuntungan bagi perusahaan belummaksimum sehingga perusahaan akan menaikkan produksi untukmeningkatkan keuntungan. Sebalilknya bila MC > MR perusahaanberada pada kondisi mengalami kerugian atau keuntungan berkurangsehingga perusahaan akan mengurangi produksi. Dari dua kondisi diatas jelas bahwa perusahaan akan memperoleh keuntungan maksimumbila MC=MR sebagaimana penjabaran di atas.

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1)

Page 50: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

34 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

Pada jangka pendek terdapat tiga kemungkinan operasionalperusahaan pada pasar persaingan sempurna sebagai berikut :

1. TC < TR : Perusahaan mengalami keuntungan2. TC = TR : Perusahaan berada pada kondisi kembali modal atau

break Even Point3. TC > TR : Perusahaan mengalami kerugian

Untuk kasus TC > TR, dapat terjadi keuntungan perusahaanbersifat normal atau diatas normal. Secara jangka pendek keuntungandiatas normal dapat terjadi namun secara jangka panjang hal ini tidakmungkin terjadi karena pada pasar persaingan sempurna, perusahaandapat keluar masuk secara bebas. Ketika harga pasar (permintaan)memungkinkan perusahaan mengambil keuntungan, akan mengundangperusahaan diluar masuk menambah penawaran yang pada akhirnyamenyebabkan harga turun sampai pada tingkat tertentu dimana akanmengurangi keuntungan perusahaan sampai tercapai kondisi TC=TR.

(Komoditas)

P, C

Q0 Q

P0

B A

MCAC

AVCED=MR=AR

Gambar 1.27. Kurva Keuntungan Diatas Normal

Pada kasus perusahaan mendapat keuntungan diatas normal,dalam arti keuntungan maksimum, maka MC=MR. pada gambar diatastampak jelas perpotongan terjadi pada titik E. pada titik E harga pasaruntuk komoditas tersebut adalah P0 dan kuantitas yang diperlukan untukmencapai keuntungan maksimm adalah Q0. TR dari penjualan adalahQ0.P0. pada titik keseimbangan tersebut (titik E) tarik garis vertical ke

Page 51: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

35

bawah memotong kurva AC pada titik A. Kemudian dari titik A tarikgaris horizontal memotong sumbu harga pada titik B. Titik B merupakanbiaya rata-rata untuk memproduksi komoditas tersebut sehingga TC =Q0.B. Selisih antara TR ñ TC adalah keuntungan diatas normal bagiperusahaan karena berada di atas kurva AC.

(Komoditas)

P, C

Q1 Q

P11

MCAC

AVCE

D=MR=AR

Gambar 1.28. Kurva Keuntungan Normal

Sebagaimana disinggung di atas bahwa secara jangka panjang,masuknya perusahaan akan menambah penawaran dan menurunkanharga komoditas sampai tercapai kondisi TC=TR atau keuntungannormal. Keuntungan normal terjadi bila perpotongan kurva hargakomoditas (sama kurva MR) dengan kurva MR terletak pada titikminimum kurva AC. Pada titik keseimbangan E1(P1, Q1), terjadi TC =TR dan keuntungan bagi perusahaan berupa biaya tersembuyi (implicitcost).

Pada kasus terakhir adalah perusahaan mengalami kerugian atauTC > TR. Dalam hal ini ada dua kemungkinan yaitu merugi tetapi masihmampu menutup biaya variabel dan perusahaan membubarkan diri.

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1)

Page 52: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

36 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

(Komoditas)

P, C

Q2 Q

P2

MCAC

AVC

E

D=MR=ARB

E2

Gambar 1.29. Perusahaan Rugi Dan Masih Bisa Tutup AVC

(Komoditas)

P, C

Q3 Q

P3

MC AC

AVC

D=MR=ARE3

Gambar 1.30. Perusahaan Rugi DanMembubarkan Diri

Bila TC > TR tetapi perpotongan kurva P (MR) dan MC masihterletak diatas kurva AVC, misalnya pada titik keseimbangan E2 (P2,Q2). TR = P2. Q2 dan TC = B, Q2 akibatnya perusahaan mengalamikerugian sebesar (B-P2).Q2. Walaupun terjadi kerugian tetapi TR masihbisa menutup biaya variabel sehingga perusahaan masih bisa beroperasi.Sebaliknya bila harga P terus menurun, misalnya titik perpotongan kurvaP (MC) dan MR terletak dibawah kurva AVR. Misalnya pada titikkeseimbangan E3 (P3, Q3). Pada titik E3 harga permintaan komoditas P2

Page 53: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

37

berada di bawah biaya produksi sehingga bila perusahaan bersikerasbertahan akan terus mengalami kerugi sebesar P3.Q3 ñ TC.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa berdasarkankurva permintaan yang menempatkan kurva P elastis sempurna padaberbagai tingkat harga Px dan kuantitas Qx akan memberikan berbagaikemungkinan keuntungan sebagai berikut:

(Komoditas)

P, C

Q2 Q

P2

MCAC

AVCD = MR = AR4 4 4

E1

P4

P3

P1

Q1 Q3 Q4

E2

E3

E4

D = MR = AR3 3 3

D = MR = AR2 2 2

D = MR = AR1 1 1

Gambar 1.31. Kurva Keseimbangan Perusahaan

1. P4 > AC akan memberikan keuntungan diatas normal2. P3 = AC akan memberikan keuntungan normal3. AVC P2 < AC akan mengalami kerugian tetapi masih dapat

beroperasi4. P < AVC akan menyebabkan perusahaan membubarkan diri.

Pada pasar persaingan sempurna, bila terjadi perubahanpermintaan, misalnya kurva permintaan bergeser ke kanan dari D keDí. walaupun kurva harga bersifat elastis sempurna, namun pada jangkapendek. Titik keseimbangan semula terletak pada perpotongan antarakurva permintaan D dan S pada titik E(P1,Q1). Pada sisi lain, setelahpergeseran D ke Dí, harga yang terbentuk P2 berpotongan dengan kurvaMC pada titik E2(P2,Q2) yang terletak di atas kurva AC. Dengan katalain memberikan keuntungan kepada perusahaan di atas normal, hal

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1)

Page 54: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

38 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

ini mengundang minat perusahaan baru masuk pasar sehinggamenaikkan kuantitas penawaran atau menggeser kurva S ke Sí. KurvaSí memberikan titik keseimbangan pada titik E1(P1, Q1) yang artinyaharga keseimbangan baru kembali ke semula P1, atau secara jangkapanjang perusahaan hanya memperoleh keuntungan normal saja.

P

Q2 Q

P2

MCAC

E1

P1

Q1

E2

P

E

DSDI

SIEI

EII

Gambar 1.32a. Dampak Kenaikan Permintaan

Sebaliknya dampak perubahan penurunan permintaan akanmenggeser kurva D ke Dí. Pada jangka pendek, titik keseimbangan yangberbentuk setelah pergeseran D ke Dí adalah E2(P2,Q2). Harga komoditasP2 memotong kurva MC berada di bawah kurva AC yang berartiperusahaan mengalami kerugian. Kerugian ini menyebabkan sebagianperusahaan meninggalkan pasar persaingan sehingga secara kuantitas,jumlah penawaran akan berkurang sehingga menggeser kurva S ke Sídimana titik keseimbangan kembali ke semula pada E1(P1,Q1), ataudengan kata lain harga keseimbangan baru kembali ke semula yangmemberikan keuntungan normal kepada perusahaan secara jangkapanjang.

Page 55: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

39

P

Q2 Q

P2

MCAC

E1P1

Q1

E2E

D

SDI

SI

EI

EII

P

Gambar 1.32b. Dampak Penurunan Permintaan

Tingkat keuntungan sangat tergantung pada posisi kurva AC tiapperusahaan atau industri terkait. Dalam hal ini dapat dikelompokan:industri dengan biaya tetap, industri dengan biaya meningkat danindustri dengan biaya menurun.

Pada industri dengan biaya tetap memiliki karakteristik yangdicirikan oleh kurva penawaran jangka panjang yang elastis sempurnaatau garis horizontal. Dengan kata lain perusahaan dapat melakukanmenyesuaikan terhadap waktu dengan mengembangkan industri terkaittanpa meningkatkan harga di sepanjang kurva penawaran jangkapanjang.

Pada industri dengan biaya tetap, yang terjadi bukan peningkatanbiaya faktor produksi per unitnya melainkan akibat peningkatan outputQ yang disertai kebutuhan akan penambahan penggunaan faktor-faktorproduksi terkait. Jadi jelas harga komoditas akan kembali ke normalmendahului tingkat keuntungan perusahaan yang juga kembali ke posisinormal.

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1)

Page 56: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

40 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

Satuan Uang

Q2 Q

P2

SMC

E1P1

Q1

E2MR = AR2 2

MR = AR1 1

LMC

LAC

Gambar 1.33. Kurva AC Industri Dengan Biaya Tetap.

Untuk industri dengan biaya meningkat, sepintas mudahdisimpulkan bahwa untuk mencegah kerugian, kenaikan biaya perludisertai peningkatan harga komoditas, karena kenaikan biaya jelas akanmenggeser kurva AC keatas dari LAC menjadi LAC*. Jadi pada pasarpersaingan sempurna, industri dengan biaya meningkat memiliki kurvapenawaran dengan kemiringan positif dimana harga pasar P** padatitik keseimbangan jangka panjang C (cost) lebih tinggi dari harga pasarkomoditas semula P. Kenaikan biaya disebabkan oleh berkembangnyaindustri yang disertai peningkatan output Q yang mendorong kenaikanharga faktor-faktor produksi.

Satuan Uang

Q

MR = AR1 1

MR = AR2 2

MR = ARP

P*

P**LAC*

EI

EII

LAC

SMCSMC*

Gambar 1.34. Kurva AC Industri DenganBiaya Meningkat.

Page 57: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

41

Sebaliknya industri dengan biaya menurun merupakan ciri-ciriindustri yang bergerak secara global, yang boleh dikatakan memilikisifat konsep pasar persaingan sempurna yang mencerminkan tingkatefisiensi ekonomis dan teknis yang tinggi karena dukungan manajemendan teknologi yang baik. Dengan demikian industri dengan biayamenurun memiliki kurva penawaran jangka panjang dengankemiringan negatif. Hal ini dimungkinkan karena industri tersebutmelakukan penyesuaian terhadap peningkatan permintaan denganmenaikkan output disertai penurunan kurva biaya, sehingga titikkeseimbangan jangka panjang menghasilkan harga pasar yang lebihrendah dan kuantitas yang lebih tinggi.

Kurva AC yang berpengaruh terhadap keuntungan perusahaan(untuk pasar persaingan sempurna, bersifat price taker, perusahaan tidakdapat menaikkan TR dengan menaikkan harga P) tidak semata-mataberasal dari internal perusahaan tetapi dapat bersumber dari luar,misalnya kebijakan pemerintah dalam hal pajak. Pada dasarnya pajakakan menaikkan harga penawaran (jual) sehingga akan menurunkannpermintaan. Bila perusahaan ingin mempertahankan kuantitaspenawaran maka perusahaan harus menanggung sebagian ataukeseluruhan pajak, akibatnya kurva AC akan bergeser keatas danmengurangi keuntungan perusahaan. Sebaliknya bila beban pajakditanggung pihak konsumen, maka akibatnya akan terjadi penurunanpermintaan, yang pada akhirnya akan juga berpengaruh pada TR danmengurangi keuntungan perusahaan.

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1)

Page 58: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

42 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

P1

P

P

Q1 Q2

P

Q Q

}SI

S

Pajak

P=PI

S=SI

EI

E

Pajak

Gambar 1.35. Pengaruh Beban Pajak PadaTitik Keseimbangan

1.1.5.2. Bentuk Pasar Monopoli

Bentuk pasar monopoli merupakan bentuk pasar extrim padakutub lainnya yang berseberangan dengan bentuk pasar persaingansempurna. Dimana pada pasar persaingan sempurna diasumsikanterdiri dari banyak produsen sehingga bersifat price taker, sedangkanpada bentuk pasar monopoli, produsen hanya satu dan diasumsikantidak mungkin terjadi substitusi sempurna terhadap komoditas yangditawarkan. Dengan demikian pada bentuk pasar monopoli, hargakomoditas ditentukan atas kebijakan produsen monopolis, misalnyadengan diskriminasi harga.

Munculnya bentuk pasar monopoli dapat disebabkan oleh faktor:skala ekonomis yang menyangkut efisiensi dan kuantitas produksi,kepemilikan atas sumber daya tertentu dan adanya pelindungan olehundang-undang maupun hak cipta. Ciri bentuk pasar monopoli antaralain:

1. Karena tidak ada substitusi sempurna dan hanya ada satuprodusen, syarat syarat penjualan komoditas sepenuhnyaditentukan oleh monopolis.

Page 59: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

43

2. Sulitnya perusahaan lain masuk industri karena ada hambatanantara lain: modal yang besar, teknologi yang canggih danundang-undang yang resmi.

3. Bersifat price setter sehingga tidak memerlukan promosi produk

Karena monopolis merupakan satu-satunya produsen yangmemproduksi komoditas yang dibutuhkan maka kurva permintaanmenurun dari kiri ke kanan dan juga bersifat inelastis akibat tidak adabarang substitusi sempurna. Dengan demikian semakin sedikit barangyang diproduksi atau jual semakin tinggi harga, dan menurun ketikajumlah barang yang diproduksi bertambah banyak, namun untukperusahaan monopolis, harga selalu berada diatas marginal revenue.

KuantitasQ

D=AR

P

P

MR

Gambar 1.36. Kurva Permintaan PerusahaanMonopolis

Akibat dari menurunnya harga seiring dengan bertambahnyakuantitas produksi, maka pertambahan total revenue juga akanmenurun ketika kuantitas produksi meningkat. Pada perusahaanmonopolis marginal revenue selalu lebih rendah dari harga, kecualitingkat produksi mencapai 1 unit dimana marginal revenue akan samadengan harga. Dengan demikian untuk mengoptimalkan keuntungan,perusahaan monopolis dapat menggunakan golden rule yaitu marginalrevevue sama dengan marginal cost MR = MC. Secara grafik dapat

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1)

Page 60: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

44 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

dilihat bahwa pada saat kuantitas produksi mencapai Q1, kurva MRmemotong kurva MR. Mengacu kepada titik perpotongan MR=MC dapatditarik garis vertikal yang memotong kurva permintaan D pada titikC*. Dari titik C* ditarik garis horisontal memotong sumbu harga padatitik P*. Pada kondisi produksi berada pada titik (Q1 , P*) perusahaanmonopolis mencapai keuntungan maksimal, yaitu TR ñ TC = maksimum

Harga/Satuan Uang

P*

Q1

C*

D=AR

MR

Q

Gambar 1.37. Kurva Keuntungan Maksimum Monopolis

Karakteristik monopolis pada umumnya diukur berdasarkan indeksLerner, yang didefunisikan:

Lerner Indeks = (P-MC)/P = 1/

Berdasarkan persamaan diatas, jelas untuk perusahaan persaingansempurna dengan MC = P akan menghasilkan indeks Lerner = 0,sedangkan pada sisi ekstrim lain indeks akan bernilai 1. Jadi nilai indeksLerner berkisar antara 0 ñ 1, semakin besar indeks Lerner semakin besarkekuatan monopoli perusahaan. Kekuatan monopoli perusahaanditentukan oleh:

1. Faktor elastisitas yang berkaitan dengan kurva permintaanpasar. Untuk pasar diluar monopolis, faktor ini tergantung pada

Page 61: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

45

ragam komoditas, jumlah perusahaan yang bersaing danpeluang masuknya perusahaan baru dalam persaingan.

2. Barang substitusi yang ditawarkan perusahaan lain yang secaralangsung akan menentukan tingkat pengurang pada keluaranatau output komoditas yang sama. Untuk kasus monopolisdiasumsikan tidak ada barang substitusi sempurna sehinggabesifat inelastis atau = 1 dan Lerner Indeks = 1.

Sangat sulit dibayangkan, pada jaman globalisasi sekarang inidapat ditemukan produk yang dapat bersifat monopoli tanpa adabarang substitusi sempurna. Setidaknya akan ada barang yang mampumemsubstitusi sebagai fungsi komoditas dari monopolis, disampingperusahaan monopolis juga tidak dapat memaksa konsumen membelikomoditas yang ditawarkan dengan harga yang ditetapkan oleh pihakmonopolis secara sepihak. Sehingga walaupun secara teoritis,perusahaan monopolis dengan mudah akan memperoleh keuntungandiatas normal akibat penetapan harga sepihak, namun dapat terjadipula perusahaan monopolis mengalami kerugian. Hal ini dapatditunjukkan sebagai berikut:

Satuan Uang

P*

Q1

MR

Q

Pac D

AC

MC

CI

Gambar 1.38. Monopolis Dengan Keuntungan Diatas Normal

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1)

Page 62: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

46 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

P*

Q1

D=MR

Q

Pac

P, C

MCAC

MR

a b

c

Gambar 1.39. Monopolis Mengalami Kerugian

P*

Q1

D=MR

Q

P, CMC

AC

MR

N

Gambar 1.40. Monopolis Tidak MemperolehKeuntungan/kerugian

Pada kasus perusahaan monopolis memperoleh keuntungan diatasnormal, tampak jelas bahwa harga P* berada diatas kurva AC. Samahalnya penjelasan sebelumnya bahwa selama TR ñTC > 0 dan bila kurvaMR = MC maka perusahaan monopolis akan memperoleh keuntunganmaksimum. Sebaliknya pada kasus dimana perusahaan monopolismengalami kerugian. Kerugian perusahaan monopolis dapatdiminimumkan bila perusahaan memproduksi sebanyak Q1 yang tidaklain merupakan hasil perpotongan kurva MR=MC. Karena kurva ACberada diatas harga P* (titik Pac) maka tingkat kerugian yang dialamiadalah P*.Q1 - Pac . Q1 atau luasan P*Pacbc. Dengan demikian,

Page 63: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

47

perusahaan monopolis akan mengalami kerugian lebih besar bilamemproduksi komoditas di atas atau di bawah Q1.

Dari uraian diatas jelas bahwa untuk perusahaan monopolis,kondisi perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan juga tidakmengalami kerugian, terjadi bila P*= Pac atau titik potong terusan dariMR=MC merupakan persinggungan antara kurva D dan AC (misalnyatitik N). Pada titik N tersebut, baik kuantitas dan harga komoditas yangterbentuk akan memberikan total revenue sama dengan total cost,sehingga perusahaan monopolis beroperasi pada kondisi break even pointatau total pendapatan tepat sama untuk mencukupi total pembiayaan.

Pada sisi penawaran, perusahaan monopolis berbeda denganperusahaan persaingan sempurna, karena pada perusahaan monopolis,kurva marginal cost tidak menunjukkan sifat kurva penawaransebagaimana pada pasar persaingan sempurna. Pada perusahaanpersaingan sempurna, kurva MC yang berada diatas kurva AVC jugamenunjukkan penawaran perusahaan pada berbagai tingkat harga.Sedangkan pada perusahaan monopolis, tidak dapat ditunjukkan secarapasti kurva penawaran. Hal ini disebabkan tidak ada sifat keterkaitanyang tetap antara jumlah komoditas dan harga yang ditawarkan olehperusahaan monopolis. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Q

P, C

MC

MR

DDI

PI

P

MRI

Kuantitas

Gambar 3.41. Kurva Penawaran PerusahaanMonopolis

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1)

Page 64: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

48 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

Misalnya kurva permintan semula adalah D dan kurva marginalcost maupun marginal revenue masing masing adalah MC dan MR.untuk memaksimalkan keuntungan, syaratnya adalah MR=MC,perpotongan ini menghasilkan kuantitas komoditas Q dan harga P. Bilapermintaan berubah menjadi Dí dan marginal revenue menjadi MRí.Perusahaan monopolis dapat mempertahankan tingkat produksikomoditas tetap pada Q dengan tidak ada tambahan biaya atau dengankata lain kurva marginal cost sama dengan kurva MC semula. Dengandemikian untuk kurva permintaan baru Dí akan membentuk harga Pí.Jadi untuk perusahaan monopolis, karena sifat kekuatan monopoli dansebagai penetap harga, tidak ada hubungan tetap antara harga dankuantitas komoditas yang ditawarkan.

Sebagaimana disinggung diatas, walaupun perusahaan monopolismemiliki kemampuan menetapkan harga namun tidak dapat memaksakonsumen membeli sebanyak kuantitas komoditas yang diproduksi,sehinga dalam kasus tertentu dapat terjadi dimana perusahaan monopolijustru menanggung kerugian atau setidaknya tingkat keuntunganmenjadi tidak optimal. Karena itu efisiensi merupakan hal penting bagiperusahaan monopolis sama halnya perusahaan persaingan sempurna.Dalam kasus perusahaan persaingan sempurna memang dipandangakan mampu mengalokasikan sumber daya sedemikian efisien sehinggaterjadi penambahan tingkat produksi sampai tercapai kondisi MR=MC.Sebaliknya untuk perusahaan monopolis, karena sifat kekuatanmonopoli yang dimiliki, beroperasi pada tingkat yang kurang efisiendan berhenti produksi sebelum kondisi tersebut tercapai dengankuantitas lebih rendah dan tentu dengan harga komoditas yang lebihtinggi. Untuk memahami hal ini dapat membandingkan perusahaanpersaingan sempurna dengan perusahaan monopolis sebagai berikut

Page 65: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

49

P

LS=AC=MC

Pm

PO

PS

Qm QO QS Q

A

BC

D

E

MR m

Welfare Cost

Gambar 1.42. Efisiensi Perusahaan Monopolis

Bila untuk jangka panjang baik perusahaan persaingan sempurna(indeks s) maupun perusahaan monopolis (indeks m) memiliki kurvaLRS (supply) =LRAC =LRMC. Selanjutnya bila kurva permintaan pasaradalah D dimana untuk pasar persaingan sempurna D= MRs.Perpotongan kurva MR dan MC untuk perusahaan persaingansempurna terjadi pada titik C dengan harga Ps. dan kuantitas Qs.sedangkan untuk perusahan monopolis dengan kurva marginal revenueMRm perpotongan terjadi pada titik A dengan harga Pm dan kuantitasQm. Disini tampak jelas bahwa Pm > Ps dan juga Qm < Qs . Letak ketidak-efisienannya terletak pada luas segitiga ABC yang disebut welfare cost(luas empat persegi PmPsAB adalah keuntungan bagi monopolis). Karenaitu perusahaan monopolis dengan keuntungan di atas normal selaludianggap sebagai sumber ketidak-adilan dalam distribusi pendapatanyang tidak merata karena pada dasarnya pemilik perusahaan monopolisadalah golongan menengah ke atas, sedangkan kaum pekerja darigolongan bawah tidak mendapat apa-apa dari keuntungan di atasnormal dan bahkan harus membeli komoditas yang dibutuhka denganharga lebih tinggi.

Untuk perusahaan monopolis sendiri secara jangka panjang,sebenarnya kurva LRAC ëì LRMC, jadi pada panjang jangka panjangperusahaan monopolis masih memperoleh keuntungan di atas normal.Hal ini dapat ditunjukkan sebagai berikut:

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1)

Page 66: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

50 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

P, C

PS

QLQSQ

AB*

MR

CS

PL

CL

B D

E

F

A*SM

SAC

LRMC

LRAC

Gambar 1.43. Keseimbangan PerusahaanMonopolis Jangka Panjang

Dimisalkan kurva permintaan dan kurva marginal revenue jangkapendek dan jangka panjang adalah D dan MR, sedangkan kurva averagecost AC dan marginal cost MR dibedakan dengan huruf S dan LR untukshort run dan long run. Pada gambar tampak bahwa untuk short run.Perpotongan kurva MR dengan SMC pada titik A, terusan garis vertikalmelewati titik A akan memotong kurva D pada titik A*, memotong kurvaSAC pada titik E dan memotong sumbu kuantitas pada titik Qs,. Darititik A* ditarik garis horisontal memotong sumbu harga pada Ps dandari titik E ditarik garis horisontal memotong sumbu harga pada Cs.Untuk long run, perpotongan kurva MR dengan LRMC pada titik B,terusan garis vertikal melewati titik B akan memotong kurva D padatitik B*, memotong kurva LRAC pada titik F dan memotong sumbukuantitas pada titik Ql,. Dari titik B* ditarik garis horisontal memotongsumbu harga pada Pl dan dan dari titik F ditarik garis horisontalmemotong sumbu harga pada CL. Baik keseimbangan pada jangkapendek maupun pada jangka panjang, harga P selalu diatas cost C,sedangkan cost C selalu diatas titik cost minimum, jadi dapat disimpulkanbahwa perusahaan monopolis pada umumnya selalu memperolehkeuntungan diatas normal dan tidak efisien dengan cost diatas costminimum.

Page 67: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

51ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1)

Sebagaimana diuraikan diatas bahwa perusahaan monopolismenetapkan harga komoditas tetapi tidak dapat memaksa konsumenmembeli sebanyak yang mau ditawarkan. Karena itu perusahaanmonopolis dapat menerapkan kebijakan diskriminasi harga untukmencakup segmen pasar secara luas agar mampu menyerap keseluruhankuantitas komoditas yang ditawarkan.

Diskriminasi harga berarti untuk komoditas yang sama diterapkanharga yang berbeda. Sejauh ini dikenal 3 macam diskriminasi harga,yaitu diskrimianasi harga derajat pertama, diskrimianasi harga derajatkedua dan diskrimianasi harga derajat ketiga. Diskriminasi harga hanyadapat diterapkan secara baik bila:

1. Komoditas tidak dapat dipindahkan dari satu pasar ke pasarlain (misalnya letaknya saling berjauhan), disamping adaperbedaan elastisitas pada masing-masing pasar.

2. Jenis komoditas yang ditawarkan memang memungkinkanditerapkan diskriminasi harga dan biaya kebijakan tersebuttidak melebihi keuntungan.

3. Monopolis berada pada kondisi ideal dalam arti mempunyaikekuatan penetapan harga tanpa kehilangan konsumen (karenatidak ada komoditas substitusi sempurna dan tidak ada pesainglain) disamping ada kemungkinan memanfaatkan sikap tidakrasional konsumen.

Yang dimaksud diskriminasi harga derajat pertama adalahperusahaan monopolis menerapkan kebijakan perbedaan harga untukjumlah komoditas yang berbeda, dengan menjual pada harga tertinggitiap unitnya yang mau dibayar konsumen dan ditujukan untukmencakup seluruh surplus konsumen. Kesulitan diskriminasi hargaderajat pertama adalah tidak mudah bagi monopolis mengetahui hargatertinggi yang mau dibayar oleh konsumen untuk komoditas yangditawarkan.

Page 68: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

52 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

Kebijakan diskriminasi harga derajat kedua berkaitan dengankurva permintaan yang memang memiliki kemiringan negatif danpertimbangan economies of scale sehingga perusahaan monopolismenerapkan kebijakan penurunan harga persatuan komoditasberdasarkan fungsi jumlah komoditas yang dibeli konsumen. Kebijakanini juga akan mampu mencakup seluruh surplus konsumen danmemberikan keuntungan bagi perusahaan monopolis.

Sedangkan diskriminasi harga derajat ketiga lebih rumit dimanaperusahaan monopoli harus mempertimbangkan biaya produksi tiappasar dan sifat tiap pasar (elastisitas) yang dijadikan target kebijakanpenerapan harga yang berbeda agar diperoleh keuntungan maksimum.

Walaupun penguasa monopolis memiliki kemampuanmenetapkan harga dari komoditas yang ditawarkan, tetapi pemerintahjuga dapat menggunakan wewenangnya untuk melindungi konsumendengan menetapkan harga tertinggi dari komoditas yang ditawarkanperusahaan monopolis.

P, C

P0

Q1 Q

A

E*

MR

B

DE

A*

AC

MCP1

C0

C1

Q0

Gambar 1.44. Pengaruh Campur TanganPemerintah Terhadap Monopolis

Page 69: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

53

Pada dasarnya perusahaan monopolis akan menekankanperolehan keuntungan maksimum dengan tingkat produksi pada Q0

dimana MR = MC berpotongan pada titik A, harga komoditas yangberlaku untuk tingkat permintaan kurva D sebesar Q0 adalah P0 danbiaya produksi rata-rata adalah sebesar C0 (perpotongan dengan kurvaAC di titik B). Keuntungan bagi perusahaan monopolis adalah luasanC0P0 A*B. Tingkat produksi ini masih jauh dibawah tingkat bila ACminimum, jadi perusahaan monopolis masih belum beroperasi padatingkat efisien yang optimal (marginal cost = harga). Seandainyapemerimtah menghendaki perusahaan monopolis bekerja efisien denganmenempatkan kuantitas produksi pada Q1. Pada tingkat produksi inibiaya rata-rata produksi adalah C1 (perpotongan dengan kurva AC dititik E) dan harga komoditas adalah P1 (perpotongan dnegan kurva D).Pada kondisi ini perusahaan monopolis masih memperoleh keuntunganwalaupun lebih kecil yaitu sebesar luasan C1P1 E*E.

Di samping campur tangan pemerintah dalam hal penerapanharga komoditas yang ditawarkan perusahaan monopolis, pemerintahjuga dapat menggunakan kebijakan pajak untuk mengontrol tingkatkeuntungan perusahaan monopolis. Secara garis besar pengaruh pajakterhadap biaya perusahaan ada dua macam, yaitu hanya berpengaruhpada biaya tetap seperti pajak lumpsum dan berpengaruh terhadapmarginal cost seperti pajak khusus yang berkaitan dengan jumlahkomoditas.

Pajak lumpsum mengenakan besar pajak tetap terhadapperusahaan monopolis, tidak tergantung pada jumlah komoditas yangdihasilkan atau ditawarkan kepada konsumen. Dengan demikian jenispajak ini hanya bersifat sebagai biaya tetap yang berpengaruh padabesaran biaya rata-rata AC tetapi tidak berpengaruh terhadap marginalcost.

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1)

Page 70: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

54 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

P, C

P0

Q

A

AR

B

C

MC=MRC0

C1

Q0

MR

MC

AC1

AC0

Gambar 1.45. Pengaruh Pajak LumpsumTerhadap Monopolis

Jumlah yang diproduksi monopolis masih sebesar Q0 yangdiperoleh dari titik perpotongan kurva MR dan MC pada titik B danmemotong sumbu kuantitas Q pada Q0. Harga komoditas didapat dariperpanjangan garis horisontal melalui titik A memotong sumbu hargapada titik P0 dan biaya rata-rata produksi pada kuantitas Q0 merupakanperpotongan terhadap kurva AC0 melalui titik B. Pada kondisi inimonopolis memperoleh keuntungan sebesar luasan C0P0AB. Setelahdikenai pajak lumpsum, akan berpengaruh terhadap kenaikan kurvaAC menjadi AC1 sehingga biaya rata-rata naik menjadi C1. Kenaikanbiaya ini mengurangi keuntungan monopolis menjadi C1P0AC.

Pajak khusus yang dikenakan berdasarkan jumlah komoditas yangdiproduksi akan berpengaruh terhadap baik average cost maupunmarginal cost karena bersifat biaya variabel.

Page 71: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

55

P, C

P0

QQ0

MR

AC1

P1

Q1

AR

AC0

MC0

MC1

Gambar 1.46. Pengaruh Pajak Khusus Terhadap Monopolis

Karena pajak khusus berpengaruh terhadap AC dan MC makakurva AC akan bergeser ke AC1 dan kurva MC akan bergeser ke MC1.selanjutnya pergeseran kurva MC akan menyebabkan perbedaan hargakomoditas karena perpotongan kurva MR=MC bergeser keatas, sehinggaharga komoditas setelah dikenai pajak khusus menjadi lebih tinggi,disamping kuantitas produksi menjadi lebih sedikit dari Q0 menjadi Q1.pada umumnya monopolis akan membebenkan pajak khusus kepadakonsumen dan pemasok faktor produksi. Akibat dari pajak khususterhadap monopolis tampak bahwa monopolis akan menurunkanjumlah produksi dan menaikkan harga komoditas. Jelas penurunankuantitas produksi dapat menyebabkan semakin tidak efisien monopoliskarena semakin menjauhi titik minimum kurva AC, di samping kenaikanharga komoditas semakin membebani konsumen dan menjadikankomoditas semakin tidak menarik.

1.1.5.3. Bentuk Pasar Persaingan Monopolistik

Bentuk pasar persaingan sempurna dan monopoli yang dibahassebelumnya merupakan bentuk yang ekstrim, di mana dalam kenyataansangat sulit ditemukan bentuk pasar yang benar-benar berlaku

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1)

Page 72: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

56 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

karakteristik seperti itu. Di antara kedua bentuk pasar yang ekstrimterdapat bentuk pasar yang lebih realistik yaitu monopolistik danoligopoli.

Pendekatan bentuk pasar monopolistik lebih mendekati bentukpasar persaingan sempurna dimana diasumsikan terdapat banyakperusahaan pada pasar yang sama dengan berbagai komoditas yangdihasilkan. Sebaliknya pendekatan bentuk pasar oligopoli lebihmendekati bentuk pasar monopoli dimana diasumsikan terdapatbeberapa perusahaan besar dengan komoditas homogen. Dengan katalain pendekatan bentuk pasar monopolistik memungkinkan perusahaantidak harus bersaing secara langsung tetapi karena berada di pasar yangsama dengan komoditas yang berbeda karakteristik memungkinkanterjadi substitusi yang mengurangi jumlah yang ditawarkan. Sedangkanpendekatan oligopoli, memungkinkan perusahaan lain menawarkankomoditas yang sama sehingga tidak memungkinkan penetapan hargasecara sepihak kecuali perusahaan-perusahaan oligopoli membentukkartel yang berakhir mirip dengan cara kerja monopolis.

Bentuk pasar monopolistik dicirikan, antara lain: (1) Terdapatcukup banyak perusahaan, sehingga secara keseluruhan tidakmemungkinkan dominasi oleh perusahaan tertentu, terutama dalam halpenentuan harga, (2) Komoditas yang dihasilkan berbeda karakteristikwalaupun secara garis besar sama fungsinya sehingga promosi berjalansangat aktif, dan (3) Tidak ada hambatan yang berarti untuk memasukiindustri terkait.

Kurva permintaan yang bersifat elastik sempurna dimiliki olehbentuk pasar persaingan sempurna, sebaliknya kurva permintaan yangbersifat tidak elastik sempurna dimiliki bentuk pasar monopoli,sedangkan kurva permintaan perusahaan monopolistik lebih bersifatelastik dari pada perusahaan monopoli. Dengan demikian kurvapermintaan perusahaan monopolistik bersifat landai, menurun secaraperlahan. Sifat kurva permintaan yang landai berarti perubahan hargaakan sangat berpengaruh terhadap kuantitas komoditas yang

Page 73: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

57

ditawarkan atau jual. Sifat landai ini juga menyebabkan kurva MR tidakberhimpit dengan kurva permintaan.

Pemaksimuman keuntungan jangka pendek untuk perusahaanmonopolistik terjadi bila perusahaan terus menghasilkan komoditassampai tercapai keadaan MC = MR

P

Q

A

E

MR

BD

ACMC

Q0

P

C

Gambar 1.47. Keseimbangan Jangka PendekPerusahaan Monopolistik

Perpotongan kurva MR dan kurva MC pada titik E, terusan garisvertikal melalui titik E akan memotong kurva D pada titik A dan kurvaAC pada titik B. Penarikan garis horisonal masing masing melalui titikA dan B memotong sumbu harga pada titik P (harga) dan C (biaya rata-rata produksi). Pada kondisi keseimbangan jangka pendek inikeuntungan bagi perusahaan monopolistik adalah luas CPAB.

Sama halnya pasar persaingan sempurna yang tidak adahambatan berarti bagi perusahaan lain untuk memasuki industri selamamasih memungkinkan diperoleh keuntungan diatas normal. Masuknyaperusahaan baru akan memperkecil porsi penjualan tiap perusahaanmonopolistik sehingga akan menggeser kurva D ke kiri sekaligus jugakurva MR. Berangkat dari kesamaan yang dihadapi perusahaanpersaingan sempurna, secara jangka panjang hanya akan memperoleh

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1)

Page 74: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

58 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

keuntungan normal, maka pada perusahaan monopolistik jugamenghadapi hal yang sama bahwa secara jangka panjang keuntunganakan mendekati normal di mana P ACmin.

P, C

Q

A

E

MR

B D

ACMC

Q0

P

P*

Q1

MR*

D*

Gambar 1.48. Keseimbangan Jangka PanjangPerusahaan Monopolistik

Tampak dari gambar, bahwa akibat pergeseran kurva D ke D*dan kurva MR ke MR*, Pergeseran titik perpotongan baru antara kurvaMR=MC dari titik A ke B menyebabkan harga komoditas turun dari Pke P*. Titik harga P* lebih rendah dari P semula dan semakin mendekatiAC minimum yang berarti mendekati keuntungan normal.

*****

Page 75: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

59

ANALISISANALISISANALISISANALISISANALISISPEMBENTUKANPEMBENTUKANPEMBENTUKANPEMBENTUKANPEMBENTUKANHARHARHARHARHARGA (2)GA (2)GA (2)GA (2)GA (2)

22222

2. Dari Sudut Pandang Makro Ekonomi

---- Semua masalah menjadi besar bila saling

keterkaitan

2.1. Analisis Makro Ekonomi

2.1.1. Pengantar

Makro ekonomi menganalisis masalah ekonomi secarakeseluruhan, berbeda dengan pemahaman analisis mikro ekonomi, dimana dalam analisis mikro ekonomi, pengertian produsen maupunkonsumen dapat diartikan sebagai pelaku individu atau kelompok,sedangkan dalam analisis makro ekonomi, yang dipahami adalahprodusen secara keseluruhan, demikian pula konsumen keseluruhan,sebagai pelaku yang menggunakan pendapatannya untuk membelibarang atau jasa yang dihasilkan oleh perekonomian. Karena itu kurvaAS maupun kurva AD dalam analisis makro ekonomi diartikan sebagaipenawaran/permintaan barang atau jasa secara agregat, yang pada

Page 76: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

60 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

akhirnya memberikan gambaran umum terbentuknya harga barang ataujasa berdasarkan titik keseimbangan.

Sama halnya mikro ekonomi, dalam analisis makro ekonomi jugadianalisis peran pemerintah yang berdampak pada kegiatan ekonomi,misalnya kebijakan moneter dan fiskal. Dengan cara mempengaruhikegiatan ekonomi, pemerintah dapat mengarahkan kecenderungan ASdan AD disamping tingkat suku bunga dan pendapatan, yang padadasarnya berkaitan dengan terbentuknya harga barang dan jasa secaraagregat.

Salah satu isu pokok yang langsung berkaitan denganpembentukan harga barang dan jasa dalam analisis makro ekonomiadalah masalah inflasi. Terjadinya inflasi berkaitan dengan banyak haldan kompleks, sehingga topik ini dianalisis tersendiri secara garis besarpada bagian 2.2.

2.1.2. Analisis Model Perubahan Harga dan Suku Bunga

Model analisa yang mengasumsikan harga dan bunga merupakanvariabel yang berubah, lebih realistik dibandingkan model yangmengasumsikan hanya terjadi perubahan pada suku bunga atau baiksuku bunga maupun harga tetap. Model yang mengasumsikanperubahan harga dan suku bunga menunjukkan pengaruh perubahanharga terhadap pertumbuhan, karena perubahan harga secara langsungakan mempengaruhi tingkat pengeluaran dalam suatu perekonomian,disamping tingkat penawaran agregat (terhadap komoditas, baik berupabarang maupun jasa) itu sendiri, yang dalam analisa makraekonomidikenal sebagai model permintaan-penawaran agregat atau disingkatanalisis AD-AS. Model ini lebih cocok menggambarkan kegiatan suatuperekonomian terbuka.

Page 77: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

61

2.1.3. Permintaan Agregat (Kurva AD)

Konsep permintaan agregat menunjukkan hubungan antara nilairiil pembelanjaan pada berbagai tingkat harga dalam suatuperekonomian. Analisis ini berkaitan dengan kuantitas penawaran uangnominal yang dalam hal ini dilakukan oleh bank sentral dan perubahantingkat harga itu sendiri. Secara konseptual, bila tingkat hargameningkat, akan menyebabkan permintaan atas uang semakin besaruntuk membeli barang dan jasa, dibandingkan dengan tingkat hargasebelumnya yang lebih rendah. Efek dari kebutuhan uang yang lebihbanyak untuk kebutuhan pembelanjaan barang dan jasa akanmengurangi uang yang tersedia di masyarakat untuk tujuan spekulasi,bila penawaran uang nominal tetap jumlahnya. Akibatnya akanmendorong kenaikan suku bunga yang pada dasarnya akan memberikanefek negatif pada permintaan agregat maupun pendapatan nasional.

Lebih jauh, peningkatan harga sama dengan menempatkan tingkatinflasi ke atas karena dengan jumlah uang yang sama, barang dan jasayang diperoleh lebih sedikit. Dan bila tingkat nilai tukar (kurs) antaramata uang negara dianggap tidak berubah, maka harga barang danjasa dalam negeri yang meningkat akan menyebabkan harga ekspor kepasar internasiona menjadi lebih mahal, sebaliknya barang dan jasa yangsama dari luar negeri atau import dari pasar internasional akan menjadilebih murah dibandingkan barang dan jasa sejenis dalam negeri. Dengankata lain bahwa kenaikan tingkat harga yang berefek kepada inflasiakan menyebabkan pendapatan nasional menurun seiring denganturunnya permintaan agregat dan ekspor, dan diperparah dengankecenderungan naiknya import yang mengurangi cadangan devisa.

Secara grafik pada gambar 2.1, tampak jelas dampak inflasi padatitik titik keseimbangan kurva IS-LM. Titik keseimbangan awal padatitik E yang merupakan perpotongan antara kurva IS (I = investment, S= saving) dan LM (L = liquidity, M = money; pada tingkat harga awal P).Dengan terjadinya inflasi (akibat peningkatan harga; inflasi dapatdisebabkan oleh dua faktor yaitu faktor kenaikan biaya produksi ataufaktor peningkatan permintaan) yang diikuti kenaikan tingkat

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (2)

Page 78: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

62 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

permintaan akan kebutuhan uang (penawaran uang nominal dari banksentral tetap jumlahnya), suku bunga yang semula berada pada titik rakan bergerak ke titik rí bersesuaian dengan pergeseran kurva LM yangmencapai titik keseimbangan pada Eí. Pada kondisi keseimbangan baruEí, tingkat pendapatan nasional menurun sebesar ∆Y pada titik Yí.

AD

IS

HargaPendapatan nasional riil

Pendapatan nasional riil

Suku Bunga

LM(p)LM(p )I

E

EIr I

r

y I y

p I

p

y I y

Gambar 2.1. Keseimbangan Kurva IS-LM dan AD

Setelah kurva keseimbangan IS-LM tercapai dengan tingkatpendapatan nasional pada titik Y dan Yí, dan dengan bantuan kurvatipikal permintaan agregat AD yang menurun dari kiri ke kanan. Dapatdiperoleh perubahan tingkat harga yang terjadi, yaitu dari P ke Pí danpendapatan nasional riil menurun dari Y ke Yí (dikatakan tingkatpendapatan nasional riil karena dalam hal ini perubahan harga sebagaivariabel, ini berbeda dengan analisis IS-LM di mana pendapatan nasionalnominal sama dengan riil tanpa menghadirkan perubahan harga sebagaivariabel).

Page 79: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

63ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (2)

Hubungan kedua grafik di atas dapat dikatakan bahwa kurva ADmenggambarkan sekaligus keseimbangan di pasar barang dan pasaruang pada berbagai tingkat harga. Dengan demikian akan lebih logisbila perubahan harga dianggap sebagai variabel (sebab) maka grafikkeseimbangan IS-LM merupakan ikutan yang menyesuaikan diri dengantitik titik keseimbangan kurva AD pada berbagai tingkat harga.

Mengacu pada gambar 2.1. di atas tampak jelas bahwa gradienatau kemiringan kurva AD berkaitan dengan kurva IS dan LM. Semakinlandai kurva IS atau semakin curam kurva LM akan memberikan efeksemakin landai kurva AD. Secara grafik pengaruh kecuraman kurvaLM terhadap kelandaian kurva AD dapat digambarkan sebagai berikut:

AD2

y1I y1 =y2

p1 =p2

p2I

p1I

p

y

AD1

E 1 = 2E

E2I

E1I

y

r

y2I

IS1

E 1 = 2E

LM2

LM1

LM2

I

E2I

E1I

LM1

I

r1I

r2I

r r1= 2

Gambar 2.2. Pengaruh Kurva LM TerhadapKemiringan Kurva AD.

Page 80: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

64 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

Bila diasumsikan terjadi kenaikan harga dari P1 menjadi P1í, sesuaidengan uraian sebelumnya bahwa kenaikan harga akan menyebabkankebutuhan akan permintaan uang untuk transaksi bertambah, dan bilajumlah uang nominal di pasar tetap, maka akan terjadi kenaikan tingkatsuku bunga dari r1 menjadi r1í melalui titik potong E1 dan E1í disertaipenurunan tingkat pendapatan nasional sebesar Y1 - Y1í. Kemiringankurva AD yang terbentuk dapat dibandingkan dengan bila kurva LM (dalam hal ini LM2 ) lebih landai, hasil yang diperoleh melalui titik potongE2 dan E2í kenaikan tingkat suku bunga lebih kecil, yaitu sebesar r2 - r2ídan penurunan tingkat pendapatan juga lebih kecil, yaitu sebesar Y2 -Y2í, dan kemiringan kurva AD yang terbentuk lebih curam.

Pengaruh kurva IS terhadap kemiringan kurva AD adalah searah,dimana bila kurva IS semakin curam maka kemiringan kurva AD jugasemakin curam. Untuk melihat pengaruh kurva IS terhadap kemiringankurva AD, digambarkan secara bersamaan dua kurva IS dengankelandaian yang berbeda, yaitu IS1 dan IS2. Misalkan titik keseimbanganawal terletak pada titik E0 dimana merupakan perpotongan antarakurva IS1 dan IS2 serta garis LM0 (kurva LM untuk kondisi harga P0)yang melalui titip terpotongan tersebut. Jika terjadi perubahan hargadari P0 menjadi P1, yang menyebabkan kurva LM juga ikut bergeserdari LM0 ke posisi LM1, sehingga titik perpotongan keseimbangan baruuntuk kedua kurva IS terletak pada titik E1 untuk kurva IS1 dan E2

untuk kurva IS2. Titik E0 ñ E1 membentuk kurva AD1 atau kurvapermintaan agregat pertama yang berasal dari kurva IS1 dan Titik E0 ñE2 membentuk kurva AD2 atau kurva permintaan agregat kedua yangberasal dari kurva IS2. Pada gambar 2.3. tampak bahwa kurva IS yangsemakin curam akan membentuk kurva AD yang semakin curam puladan bersamaan dengan itu penurunan suku bunga r juga semakin besar(r0r1 > r0r2). Sebaliknya kecuraman kurva IS menyebabkan pendapatannasional menjadi lebih kecil (Y0Y1 < Y0Y2).

Page 81: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

65

AD2

y1

AD1

E1

E2

IS1

r1

r2

r0

E1

E0

y2y

0 Pendapatan nasional riil

p0

p1

Pendapatan nasional riilTingkat harga

y1

y2

y0

Suku bunga

IS2

E2

LM1

LM0

E0

Gambar 2.3. Pengaruh Kurva IS TerhadapKemiringan Kurva AD.

Dari pembahasan diatas menggambarkan bahwa perubahanpasar uang akan menggeser kurva AD. Demikian pula perubahanpembelanjaan agregat yang berkaitan dengan permintaan juga akanmempengaruhi kurva AD. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pembelanjaan agregat dalam bentuk komponen apapun selaluberhubungan dengan permintaan, yang tidak lain adalah kurva AD.Misalnya pasar uang LM dianggap tidak mengalami perubahan atautidak ada penambahan penawaran uang dan harga P0 tetap makaperubahan permintaan agregat dalam bentuk investasi yang ditunjukkankurva IS0 dengan titik keseimbangan pada titik E0 dan suku bunga padar0, akan menggeser kurva IS0 ke atas pada posisi IS1. Pada titik

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (2)

Page 82: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

66 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

keseimbangan baru E1, suku bunga yang berlaku adalah r1 danpendapatan nasional adalah Y1. Model pada gambar 2.4. dengan asumsiharga tetap adalah logis mengingat penawaran uang tidak mengalamiperubahan atau terdapat kebijakan uang ketat sehingga memungkinkanharga tetap. Dengan harga tidak mengalami perubahan, kurva ADbergeser dari posisi semula AD0 ke titik keseimbangan baru menjadiAD1.

AD1

IS1

r1

r0

E1E0p

0

Harga

y1

y0

Suku Bunga

y1

y0

IS0

y

y

AD 0

Gambar 2.4. Perubahan Kurva AD Akibat KenaikanPembelanjaan Agregat, IS berubah.

Sebaliknya bila yang terjadi adalah perubahan pasar uang, ataukurva LM bergeser kebawah, sedangkan kurva IS dan harga P0 dianggaptetap. Apabila bank sentral menambah penawaran uang ke pasarsehingga menyebabkan kurva LM bergeser ke titik keseimbangan baruE1. Perubahan ini mengakibatkan suku bunga turun dari titik semula r0

menjadi r1 dan terjadi kenaikan pendapatan nasional daridari Y0

menjadi Y1. Dengan harga yang tidak berubah, perubahan

Page 83: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

67

keseimbangan kurva LM akan menyebabkan pergeseran kurva AD dariposisi AD0 ke titik keseimbangan baru berupa AD1.

AD1

IS

r1

r0

E1E0p0

y1

y0

Suku Bunga

y1

y0

Lm 1

y

yAD 0

Harga

Lm 0

E0

E1

Gambar 2.5. Perubahan Kurva AD Akibat KenaikanPembelanjaan Agregat. LM berubah.

2.1.4. Penawaran Agregat (Kurva AS)

Lawannya kurva permintaan agregat adalah kurva penawaranagregat. Bentuk kurva penawaran agregat tergantung kepadapandangan atau asumsi-asumsi yang mendasarinya. Misalnyapandangan kaun Klasik dengan semboyan Supply Create Its OwnDemand, yang mengasumsikan perekonomian tidak akan pernahkekurangan permintaan agregat sehingga pendapatan nasional YF selalupada kondisi optimal dengan kesempatan kerja penuh. Perubahan hargatidak mengakibatkan kekurangan permintaan, dan barang atau jasayang dihasilkan tetap sebesar YF. Dengan demikian kurva penawaranberupa garis tegak vertika pada titik YF. Perubahan kedudukan YF hanya

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (2)

Page 84: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

68 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

disebabkan oleh faktor produksi saja. Bila faktor-faktor produksi semakinbanyak tersedia maka YF bergeser ke kanan dan sebaliknya.

Kondisi ekstrim kurva penawaran agregat yang berupa garis lurusvertikal, menurut pandangan golongan kelompok Keynesian agakberbeda dengan mempertimbangkan faktor tenaga kerja. Menurutgolongan ini, tingkat harga P0 tidak mengalami perubahan sampaitercapainya tingkat kesempatan kerja penuh. Perluasan pembelanjaanagregat hanya akan menambahkan tingkat pendapatan nasional. Akantetapi bila tingkat kesempatan kerja penuh telah tercapai makaperluasan pembelanjaan agregat tidak akan menambah pendapatannasional melainkan akan menyebabkan harga meningkat.

ASHarga p

yfy

Gambar 2.6. Kurva Penawaran Agregat Versi Klasik

ASHarga p

yfy

p0

Gambar 2.7. Kurva Penawaran Agregat Versi Keynesian

Page 85: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

69

Kurva penawaran agregat diatas tentu tidak sesuai dengan kondisiperekonomian yang realistik. Perubahan yang dilakukan menurutpandangan golongan Kaynesian baru lebih realistik denganmempertimbangkan hubungan antara tenaga kerja dengan upah,dimana peningkatan upah akan menarik peningkatan penggunaantenaga kerja, sehingga semakin meningkatnya penggunaan tenaga kerjaakan menyebabkan peningkatan pendapatan nasional. Dengan kata lainpeningkatan harga akan meningkatkan pendapatan nasional riil.

AS

Harga p

y

Gambar 2.8. Kurva Penawaran Agregat VersiKeynesian Baru

Gabungan kurva penawaran agregat versi Klasik dan KeynesianBaru menghasilkan Kurva penawaran agregat versi Klasik Baru.Golongan Klasik baru membedakan antara kurva penawaran agregatjangka pendek (SRAS) berupa kurva penawaran agregat versi KeynesianBaru dan kurva penawaran agregat jangka panjang (LRAS) berupakurva penawaran versi Klasik. Berdasarkan sifat kedua kurva yangtelah dijelaskan diatas, maka untuk jangka pendek. Dengan kenaikanharga (barang) akan mendorong perusahaan menaikan produksi,sehingga mendorong peningkatan pendapatan nasional riil. Sebaliknyakenaikan harga (barang) tanpa diikuti kenaikan upah pekerja akanmengakibatkan daya beli menurun karena pendapatan riil pekerjamenjadi lebih kecil. Dengan demikian para pekerja akan menuntutkenaikan upah agar secara riil pendapatannya sama dengan sebelumnyaatau sebanding dengan tingkat kenaikan harga barang. Dengan tingkatupah riil kembali sama dengan kondisi sebelumnya maka tingkat

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (2)

Page 86: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

70 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

kesempatan kerja juga kembali ke tingkat asal dan pendapat nasionalberada pada tingkat guna kesempatan kerja penuh sebesar YF. Jadiuntuk jangka panjang, yang terjadi pada tingkat pendapatan nasionaladalah kenaikan harga dan kenaikan tingkat pendapatan nasionalnominal bukan peningkatan produksi riil secara nasional.

LRASHarga p

yyf

SRAS

Gambar 2.9. Kurva Penawaran Agregat VersiKlasik Baru

2.1.5. Keseimbangan Kurva AS-AD

Menurut pandangan golongan Klasik, permintaan agregatditentukan oleh faktor MV dalam persamaan MV = PT. Ini berartipermintaan agregat berkaitan dengan jumlah penawaran uang M dankelajuan peredaran V. Pada sisi kanan persamaan, faktor T menyatakanjumlah fisik jumlah barang dan jasa yang diproduksi suatuperekonomian atau menunjukkan pendapatan nasional riil. Jadimenurut pandangan Klasik, permintaan agregat sebesar MV ditentukanoleh hubungan antara harga P dan pendapatan nasional riil padapersamaan di atas yang memiliki sifat berkebalikan, yaitu bila hargasemakin rendah permintaan agregat semakin banyak dan sebaliknya.Dengan demikian kurva permintaan agregat akan berbentuk T =konstanta/P, dimana bila terjadi kenaikan pertumbuhan penawaranuang MV akan menyebabkan kurva AD bergeser ke atas atau ke kanan,sebaliknya bila terjadi penurunan pertumbuhan penawaran uang MVakan menyebabkan kurva AD bergeser ke bawah atau ke kiri.

Page 87: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

71

MV=AD

p

T

Gambar 2.10. Kurva AD Klasik

Pandangan Klasik mengenai penawaran agregat berkaitan denganfaktor keseimbangan pasar tenaga kerja dan fungsi produksi yangmenghubungkan tenaga kerja dengan faktor faktor produksi yangselanjutnya menentukan jumlah produksi nasional yang tidak lain akanmenentukan penawaran agregat.

Bagi golongan Klasik, Upah bersifat fleksibel sedangkan pengaruhfaktor lain dianggap ceteris paribus sehingga selalu memungkinkanterjadi keseimbangan di pasar tenaga kerja antara penawaran tenagakerja NS dan permintaan tenaga kerja ND. Perpotongan kurva NS dankurva ND menentukan upah dan kesempatan kerja. Denganmenggambarkan fungsi produksi Y=f(N) yang menghubungkan produksinasional atau pendapatan nasional riil Y dan jumlah tenaga kerja Nyang dibutuhkan, dari hubungan antara keseimbangan (titik E) di pasartenaga kerja melalui berbagai tingkat upah W/P, dapat diperoleh kurvapenawaran agregat Klasik AS yang sesuai dengan pembahasan di atas,yaitu berupa garis lurus vertikal.

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (2)

Page 88: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

72 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

Pendapatannasional y

y1N0 N1 N y0y

p

W0 / p 0

W1 / p 1

N0 N1 N

NS

E1

E0 ND1

ND0

p

y45 0

y0

y1

AS1AS0

y

y=f(N )1

y=f(N )0

Gambar 2.11. Penentuan Kurva AS Klasik.

Pada gambar sebelah kiri bawah, menggambarkan keseimbangandi pasar tenaga kerja antara kurva penawaran tenaga kerja NS dan kurvapermintaan tenaga kerja ND. Titik keseimbangan tercapai pada titik E0

dengan tingkat upah sebesar W0 /P0 dan kesempatan kerja N0. Gambarsebelah kiri atas menggambarkan fungsi produksi yangmenghubungkan antara pendapatan nasional riil dengan tenaga kerja.Sedangkan gambar kanan atas hanya sebagai alat bantu agar diperolehkurva AS Klasik pada gambar sebelah kanan bawah.

Seandainya faktor produksi lain seperti teknologi tidak dianggapceteris paribus. Pengaruh faktor produksi teknologi dapat meningkatkanproduktivias tenaga kerja. Akibatnya dari peningkatan produktivitasakan menggeser kurva produksi marginal fisik yang tidak lain adalahkurva permintaan tenaga kerja ke atas, atau pada gambar 2.11 titikkeseimbangan bergeser dari titik E0 ke titik E1. Artinya kesempatan kerjameningkat dari N0 menjadi N1 disamping upah riil meningkat dari W0 /P0 menjadi W1 /Po, dan fungsi produksi yang semakin tinggi. Denganmeningkatnya fungsi produksi maka pendapatan nasional riil juga

Page 89: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

73

meningkat dari Y0 menjadi Y1. Pendapatan nasional riil baru ini akanmembentuk kurva penawaran yang baru yaitu AS1.

Menurut golongan Klasik, keseimbangan kurva permintaanagregat AD0 dan kurva penawaran agregat AS0 tercapai pada titik E0

dalam kondisi dimana permintaan agregat sama dengan penawaranagregat. Pada titik E0 pendapatan nasional riil adalah sebesar Y0.Pendapatan nasional riil ini dicapai dalam kondisi kesempatan kerjapenuh karena pasar tenaga kerja berada pada keseimbangan antarapenawaran tenaga kerja sama dengan permintaan tenaga kerja padatingkat harga P0.

Harga

y1 y0

y

E1

E0

AD 0

Pendapatannasional riil

y2

p0

p1

p2

Denah kelebihan AI Denah kelebihan AD

E2

Gambar 2.12. Keseimbangan Kurva AS-AD: Golongan Klasik

Pada gambar diatas. Daerah di sebelah kiri dikatakan kelebihanpenawaran agregat dan daerah di sebelah kanan dikatakan kelebihanpermintaan agregat. Bila titik keseimbangan bergeser dari E0 ke E1 berartiperekonomian berada pada kondisi tingkat pendapatan nasional riilsebesar Y1 dengan tingkat harga keseimbangan pada P1. Y1 lebih kecildari Y0 menggambarkan kondisi perekonomian mengalamipengangguran, yang secara teknis sama dengan penawaran agregatmelebihi permintaan agregat (di pasar barang) dan penawaran tenagakerja melebihi permintaan tenaga kerja (di pasar tenaga kerja). Menurutgolongan Klasik, upah bersifat fleksibel sehingga kelebihan penawaran

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (2)

Page 90: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

74 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

tenaga kerja akan menyebabkan penyesuaian upah, yang berartipenurunan upah riil. Penurunan upah riil ini akan meningkatkanpermintaan tenaga kerja dan pada saat bersamaan terjadi penurunanpenawaran tenaga kerja. Penyesuaian ini akan membawa kepada titikkeseimbangan kembali dimana akan tercapai kondisi kesempatan kerjapenuh untuk penawaran tenaga kerja dan permintaan tenaga kerja.Hal yang sama terjadi di pasar barang. Bila terjadi pergeseran titikkeseimbangan, dimana penawaran agregat melebihi permintaan agregat,tingkat harga akan menurun. Dengan harga yang menurun akanmengakibatkan peningkatan permintaan agregat di pasar barang, yangpada akhirnya akan membawa kembali pada titik keseimbangankesempatan kerja penuh, yaitu E0.

Bila pergeseran titik keseimbangan menuju ke daerah kelebihanpermintaan pada kondisi titik E2. Pada titik ini pendapatan riil nasionalsebesar Y2 pada tingkat harga P2. Pendapatan riil nasional sebesar Y2 inimelebihi pendapatan riil nasional pada kondisi tenaga kerja penuh Y0

yang berarti secara teknis sama dengan kelebihan permintaan. Padasisi lain kekurangan penawaran agregat di pasar barang akanmengakibatkan peningkatan harga. Peningkatan harga akan diimbangioleh penurunan tingkat permintaan agregat yang pada akhirnya akanmencapai titik keseimbangan dengan penawaran agregat. Sedangkandi pasar tenaga kerja, akibat kelebihan permintaan agregat di pasarbarang, produsen akan memenuhi dengan meningkatkan permintaantenaga kerja. Peningkatan tenaga kerja akan mengakibatkan upah naik,yang secara teknis akan mengurangi permintaan akan tenaga kerja,sehingga pada akhirnya akan tercapai keseimbangan pada kondisikesempatan kerja penuh kembali dimana permintaan tenaga kerja samadengan penawaran tenaga kerja.

Antara kurva permintaan agregat dan kurva penawaran agregatdapat terjadi penyesuaian satu terhadap lainnya, sehingga terjadiperubahan keseimbangan pada kurva permintaan agregat dan kurvapenawaran agregat. Misal, perubahan permintaan agregat yang tidakdiikuti oleh kenaikan pendapatan riil nasional atau kegiatan ekonomi

Page 91: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

75

nasional tidak mengalami perubahan (kurva AS tetap), yangmenyebabkan terjadi inflasi. Mula-mula titik keseimbangan berada padaE0. Akibat dari perubahan permintaan agregat yang menggeser kurvaAD0 ke AD1. Harga keseimbangan yang semula berada pada titik P0

bergeser ke titik P1 dengan titik keseimbangan baru kurva permintaanagregat dan kurva penawaran agregat pada titik baru E1. Akibat dariperubahan permintaan agregat yang meningkat tanpa diikutipeningkatan pendapatan nasional riil Y, yang terjadi adalah inflasi. Halini sesuai dengan pandangan golongan Klasik yang bersandar pada teorikuantitas uang MV=PT bahwa bila laju peredaran uang tetap danpendapatan nasional riil tidak mengalami perubahan, peningkatanjumlah uang yang beredar baik itu melalui kebijakan anggaran defisitdengan mencetak uang lebih banyak untuk pembiayaan maupunkebijakan moneter yang ekspansif dengan mendorong pemberianpinjam lebih banyak, maka yang terjadi adalah kenaikan harga atauinflasi.

Efek yang ditimbulkan dari perubahan kurva penawaran agregatagak berbeda dengan perubahan kurva permintaan agregat.Peningkatan penawaran agregat dapat ditanggapi oleh kurvapermintaan agregat tetap artinya tidak terjadi peningkatan permintaanagregat AD0 walaupun pada sisi lain terjadi peningkatan penawaranagregat dari AS0 ke AS1. Bila hal ini terjadi maka harga akan turun dariP0 ke P1 dan titik keseimbangan bergeser dari E0 ke titik E1. Dalam halini pendapatan nasional riil meningkat dari Y0 menjadi Y1. Gejala diatasdapat terjadi bila jumlah uang yang beredar tidak bertambah sehinggamemaksa kurva AD0 tidak berubah. Seandainya jumlah uang beredarberubah atau meningkat sebanding dengan kenaikan pendapatannasional riil, maka kenaikan kurva penawaran akan ditanggapi denganpeningkatan permintaan agregat pula. Ini berarti kurva AS bergeserdari posisi semula AS0 menjadi AS1 dan pada saat bersamaan kurvaAD bergeser dari AD0 menjadi AD1. Titik keseimbangan baru adalahpada E2 dimana harga keseimbangan tidak berubah karena diasumsikankenaikan uang yang beredar sama dengan pendapatan nasional riil.

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (2)

Page 92: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

76 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

Harga

y0y

E1

E0

AD 0

Pendapatannasional riil

p0

p1

AD 1

AS

Gambar 2.13. Akibat Perubahan Kurva AD

Harga

y0

y

E1

E0

AS 0

Pendapatannasional riil

p0

p1

AS 1

y1

AD

Gambar 2.14. Akibat Perubahan Kurva AS

Pandangan golongan Keynes terhadap perubahan kuva AD-ASdidasari pada keyakinan bahwa peningkatan permintaan agregat hanyaakan menyebabkan kenaikan pendapatan nasional. Keyakinan ini tidakterlepas dari anggapan golongan Keynes tentang perekonomian yangselalu dihadapkan kepada pengangguran sehingga pertambahan uangtidak akan menimbulkan kenaikan harga selama belum tercapai

Page 93: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

77ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (2)

kesempatan kerja penuh. Akibatnya dalam analisis faktor harga tidakikut dipertimbangkan, sampai tercapai kondisi kesempatan kerja penuh.Dengan demikian grafik harga akan tetap berupa garis horisontal samadengan kurva penawaran agregat AS untuk tiap peningkatan kurvapermintaan agregat AD (kurva AD bergeser ke kanan). Perubahan kurvaAD hanya akan berpengaruh kepada kenaikan pendapatan nasionalY.

Harga

y0

y

E1E0

AS

Pendapatannasional riil

p0

AD 0

y1

E2

E3

AD 1

AD 2AD 3

AD 4

E4

Gambar 2.15. Keseimbangan Kurva AS-AD : Keynes

Pandangan Keynes bersifat kaku, dimana selama titikkeseimbangan E antara kurva AD-AS masih berada dibawahpendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh YF, tidak akanterjadi perubahan harga dan perbedaan pendapatan nasional padatitik keseimbangan terhadap YF hanya berakibat pada munculnyapengangguran. Jadi tidak terdapat penyesuaian, misalnya merosotnyaupah yang memungkinkan terjadi keseimbangan kurva AD-AS sehinggatanpa perubahan kurva AD keseimbangan akan terus berada pada titikE0.

Dengan demikian, pandangan Keynes menekankan campurtangan pemerintah melalui kebijakan perekonomian berupa kebijakan

Page 94: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

78 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

fiskal atau menaikkan pembelanjaan dan moneter atau meningkatkanpenwaran uang, untuk menggeser kurva AD ke kanan atau disebutdemand management policy. Idealnya peningkatan permintaan agregatdiharapkan dapat mencapai kesempatan kerja penuh, dengan kata laintenaga kerja terserap penuh dan pendapatan nasional pada titik optimalYF.

2.1.6. Kurva Philips Dan Penawaran Agregat

Kurva Philips menggambarkan hubungan antara tingkat upah dantingkat pengangguran. Temuan hasil penelitian Philips sangat berbedadengan anggapan golongan Keynes yang menekankan selalu terdapatpengangguran dalam perekonomian. Hubungan negatif pada kurvaPhilips menyatakan bahwa tingkat persentasi kenaikan upah rendahbila tingkat pengangguran tinggi dan sebaliknya. Hubungan iniditunjukkan pada grafik sebagai berikut:

% Tingkat Upah

t1

∆w2

U 1 % tingkatpengangguran

Kurva Philips

U 2

∆w1

U

t2

Gambar 2.16. Kurva Philips

Walaupun kurva Philips memberikan gambaran yang lebih realistiknamun kedudukan antara persentasi pengangguran dan kenaikan upahtidak selalu mengikuti kurva Philips. Kurva Philips akan berubah darisatu periode waktu ke periode waktu lainnya. Meskipun demikian kurva

Page 95: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

79

Philips memberikan pijakan untuk lebih dapat memahami bentukhubungan yang lebih realistik dari kurva penawaran agregat.

Pembentukan kurva penawaran agregat AS berdasarkanpemahaman kurva Philips perlu mencari terlebih dahulu hubunganantara tingkat upah dan tingkat kesempatan kerja (kurvaWN). Mengacukepada kaitan tersebut ditentukan hubungan antara tingkat harga danpendapatan nasional riil (kurva AS). Hal ini dimungkinkan karenatingkat upah menentukan biaya produksi yang berkaitan langsungdengan harga barang. Harga barang ditentukan oleh perusahaan ataskebijakan perolehan laba pada saat penjualan. Dengan demikianhubungan antara tingkat harga dan pendapatan nasional riil adalah,bila kesempatan kerja meningkat, produksi nasional riil juga meningkatdan peningkatan ini akan membawa konsekuensi kenaikan upah. Padasisi penawaran, peningkatan produksi nasioanal riil akan diikutikenaikan harga karena terjadi kenaikan upah yang mendorong kenaikanharga barang.

Tingkat upah

Nf

AS

Tingkat harga

Tingkatkesempatan kerja

Pendapatannasional riil

Q

Gambar 2.17. Pembentukan Kurva AS BerdasarkanKurva Philips

Pada gambar diatas, tampak bahwa kurva WN menunjukkan :semakin besar kesempatan kerja atau tingkat pengangguran kecilsemakin besar kenaikan upah atau semakin tinggi tingkat upah. KurvaAS menunjukkan bahwa semakin besar tingkat produksi nasional riilatau pendapatan nasional riil semakin tinggi tingkat harga. Dengan katalain pada kurva Philips memungkinkan terjadi inflasi dibawahkesempatan kerja penuh (NF).

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (2)

Page 96: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

80 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

Kurva penawaran agregat pada gambar diatas yang berupa garislurus berdasarkan penalaran kurva Philips agak berbeda denganpandangan kaum monetaris dan ekspektasi rasional (Milton Friedmendan Roberst Lucas), yang menggambarkan keseimbangan kurvapenawaran agregat berdasarkan interaksi antara sisi perusahaan yangmengacu kepada upah nominal dan harga barang yang dijual dan sisitenaga kerja yang mengacu kepada upah riil sebagai upah nominaldibagi dengan indeks harga barang yang dikonsumsi.

N0

Jumlahtenaga kerja

N1

N2

E1I

N2I

E0=E =E1 2

Jumlahtenaga kerja

Upah riil

w2I /p2

w1I /p1

wr

E2

E2I

E1I

SI

E0

E1

w2I

w1I

w1

w0

w2

Upah nominalND(P )1

ND(P )0

ND(P )2

S

Gambar 2.18. Upah Dan Permintaan Tenaga Kerja :Kaum Monetaris

Misalkan titik keseimbangan mula-mula pada E0, dimana padasisi penawaran tenaga kerja (NS) dan permintaan tenaga kerja (ND)sama sama memiliki ekspektasi tingkat harga yang berlaku dalamperekonomian adalah (P0). Pada kondisi demikian perekonomian berada

Page 97: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

81

dalam kondisi kesempatan kerja penuh karena harga yang diramalkan(ekspektasi) sama dengan harga yang berlaku sebenarnya. Pada titikkeseimbangan E0 ini, jumlah kesempatan kerja adalah sebanyak N0 danupah nominal yang berlaku adalah W0, sedangkan upah riil adalah W0/P0 = WR.

Bila terjadi kenaikan harga barang dari P0 menjadi P1. Titikkeseimbangan baru tidak langsung menuju pada titik E1, karena reaksitenaga kerja atas efek kenaikan harga tidak secepat itu. Titikkeseimbangan baru akan bergeser ke titik E1í. Titik E1í menunjukkanbahwa ketika harga barang naik, terjadi peningkatan permintaan tenagakerja dari titik N0 menjadi N1 dan upah hanya naik sedikit dari W0

menjadi W1í karena dari sisi penawaran tenaga kerja belum berubah.Walaupun terdapat kenaikan upah nominal namun secara riil merosotdimana W1í/ P1 lebih rendah dari WR sehingga tenaga kerja yangmenyadari kemerosotan akan menuntut tingkat upah riil kembali kesemula. Tuntutan ini menyebabkan penawaran tenaga kerja berubahdari NS(P0) menjadi NS(P1) dan mencapai keseimbangan di pasarantenaga kerja, yaitu bergeser dari titik E1í ke titik E1. penyesuaian inimengakibatkan tingkat harga yang lebih tinggi dan upah nominalmeningkat menjadi W2 serta upah riil kembali sebesar WR (W0/P0 =W1/P1). Pasaran tenaga kerja juga kembali pada titik keseimbangan sebanyakN0 kesempatan kerja penuh.

Bila perekonomian merosot dengan daya beli yang menurunmenyebabkan harga barang turun ke tingkat harga P2. Penurunan inimengabikatkan kurva permintaan akan tenaga kerja bergeser dari ND(P0)menjadi ND(P1) dengan titik keseimbangan pada titik E2í. Walaupunupah nominal menurun namun upah secara riil W2í/ P2 masih lebihtinggi dari WR. Pada kondisi ini jumlah kesempatan kerja hanyasebanyak N2. Selisih N0 -N2 merupakan angka pengangguran padapasaran tenaga kerja sehingga dari sisi tenaga kerja bersedia menerimapenurunan upah nomial lebih lanjut dengan menggeser kurvapenawaran tenaga kerja dari NS(P0) menjadi NS(P2) dimana dicapai upahnomial sebesar W2. Upah nominal ini secara riil sama dengan WR (W0/

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (2)

Page 98: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

82 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

P0 =W2/P2) dan pasaran tenaga kerja kembali pada titik keseimbangansebanyak N0 kesempatan kerja penuh.

Dengan memperhatikan penyesaian jangka pendek yangdisebabkan oleh pengaruh perubahan harga dan upah yang berkaitandengan perubahan atas permintaan tenaga kerja. Kurva penawaranagregat kaum monetaris dan ekspetasi rasional hanya terdapatperbedaan dengan kurva penawaran golongan klasik, sejauhmenyangkut penyesuaian diatas.

p0

N1

N

w1 / p 1

BI

y=f(N)

Kurva tenaga kerja

w0 / p 0

w2 / p 2

WR

D

AI

E=A=B

p1

p2

Kurva penawaran agregat

Yy0 y1y2

BI BB

E

AIAHarga

y2 y0 y1y

SRAS1

SRAS2

SRAS0LRAS

y2

y0

y1

N0N2 N

y0

y1

y2

Y Fungsi produksi

Gambar 2.19. Kurva Penawaran Agregat :Kaum Ekspetasi Rasional

Misalkan titik keseimbangan mula-mula berada pada titik E.Mengacu pada kurva LRAS, titik E berhimpit dengan titik keseimbanganlain yaitu titik A dan B. Titik keseimbangan A menggambarkanhubungan antara tingkat upah W1í dan tingkat harga P1. karena sifatnyayang berhimpit dengan titik keseimbangan mula-mula maka W1í/ P1=W0/ P0. Sama halnya titik keseimbangan A, titik B menggambarkanhubungan antara tingkat upah W2í dan tingkat harga P2 dimana W2í/P2= W0/ P0. Penyesuaian yang terjadi pada titik keseimbangan sementaraAí adalah bahwa ketika harga barang naik dari P0 ke P1, permintaan

Page 99: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

83

terhadap pasar tenaga kerja N juga meningkat dari N0 menjadi N1.Pada jangka pendek peningkatan atas permintaan tenaga kerja diikutikenaikan upah yang lebih rendah W1 sehingga W1/ P1 < W0/ P0.Sedangkan titik keseimbangan Bí menggambarkan kondisi sebaliknya,ketika harga barang mengalami penurunan lebih besar dari padakenaikan upah sehingga W2/ P2 > W0/ P0.

Dengan menghubungkan grafik fungsi produksi yangmenggambaran hubungan antara tingkat produksi dari kombinasiteknologi tertentu dan tenaga kerja, dengan kurva penawaran agregatjangka pendek SRAS0, dapat diperoleh tingkat pendapatan riil nasionaluntuk berbagai tingkat harga P dan tenaga kerja N. Misalnya tingkatpendapatan nasional riil Y1 diwujudkan oleh tingkat penggunaan tenagakerja sebanyak N1 dan harga barang pada tingkat P1. Demikian pulauntuk tingkat pendapatan nasional riil Y2 diwujudkan oleh tingkatpenggunaan tenaga kerja sebanyak N2 dan harga barang pada tingkatP2.

Kurva penawaran agregat jangka panjang LRAS dibentuk olehtitik A-E-B. Pada saat harga barang naik dari P0 menjadi P1. Perusahaanmenaikkan produksi atau menawarkan barang sebanyak dari Y0

menjadi Y1. yaitu pada kurva SRAS0 titik Aí. Akan tetapi bila tenagakerja menuntut upah riil sama dengan semula sesuai dengan tingkatkenaikkan harga ke P1, maka perusahaan hanya akan menawarkanbarang sebanyak Y0 pada harga P1. Dengan demikian pendapatannasional riil setelah penyesuaian upah riil adalah sebesar Y0. Bila terjadisebaliknya dimana harga barang turun menjadi P2, perusahaan hanyamenawarkan barang sejumlah Y2. Dengan kata lain pendapatan nasionalriil adalah sebesar Y2. Tingkat pendapatan nasional ini lebih rendahdari Y0 dan upah pasar tenaga kerja lebih tinggi dari harga pasar barangP2. Kondisi ini menyebabkan pasar tenaga kerja dapat menerimapenyesuaian dengan menerima upah riil yang lebih rendah, akibatnyakeseimbangan bergeser dari titik Bí ke B karena perusahaanmemperkerjakan lebih banyak tenaga kerja dan meningkatkanpenawaran barang sebesar Y0 atau dengan kata lain pendapatan

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (2)

Page 100: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

84 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

nasional riil kembali sebesar Y0. Jadi untuk jangka panjang bila upahdan harga saling menyesuaikan diri maka pendapatan nasional riil selaluberada pada kondisi tenaga kerja penuh sebesar Y0.

Penyesuaian upah tenaga kerja diatas berbeda dengan pandangangolongan Keynes baru yang menganggap bahwa upah cenderungbertahan tetap sesuai kesepakatan antara majikan dan tenaga kerja.Sehingga pertambahan permintaan tenaga kerja tidak akan secara cepatmenaikkan upah nominal, sebaliknya pengurangan permintaan tenagakerja tidak secara langsung menurunkan upah nominal. Berdasarkanpandangan ini maka perbedaan dengan kaum ekspektasi rasional danmonetaris adalah terletak pada kurva upah yang berupa garis konstan.

p0

N1 NPasaran tenaga kerja

w0

W

p1

p2

Kurva penawaran agregat

Yy0 y1y2

B

A

Harga

y2 y0 y1y

AS

N0N2

N

y0

y1

y2

Y Fungsi produksi

N (P )D 2 N (P )D 0 N (P )D 1

N (P )D 0

N1N0N2

E2 E0

E1

B

A

C

C

Gambar 2.20. Kurva Penawaran Agregat:Golongan Keynes Baru

2.1.7. Kebijakan Moneter dan Fiskal

Pandangan Keynes dan Friedman mengenai kurva IS terdapatperbedaan nyata pada elastisitas terhadap suku bunga. Hal inidisebabkan pandangan tersebut berada pada kondisi perekonomianyang berbeda. Pada periode Keynes, kondisi perekonomian Amerikasedang dalam kondisi lesu dimana barang modal yang dipergunakanberada jauh dibawah kapasitas maksimal, sehingga suku bunga tidak

Page 101: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

85

pengaruh signifikan terhadap investasi. Sebaliknya pada periodeFriedman, perekonomian Amerika sedang dalam kondisi kesempatankerja penuh dimana barang modal dipergunakan secara maksimal,sehingga perubahan suku bunga (misalnya turun) akan mendoronginvestasi (meningkat). Dengan demikian kecuraman kurva IS antarapandangan Keynes dan Friedman berbeda. Kurva IS menurut Keynes(indeks K) akan lebih curam atau sejajar dengan sumbu suku bunga,dan kurva IS menurut Friedman (indeks M) akan lebih landai atau tegakpada sumbu suku bunga. Sebaliknya dalam hal kurva LM, menurutpandangan Friedman (Monetaris) perubahan pendapatan nasionalsebanding dengan perubahan penawaran uang sehingga kurvanya lebihtidak elastik atau tidak sensitif terhadap suku bunga dibandingkandengan pandangan Keynes yang memasukan uang untuk spekulasidalam jumlah permintaan uang agregat. Perbedaan elastisitas tersebutmembawa konsekuensi terhadap pembentukan kurva AD, yaitu kurvaAD menurut pandangan Keynes akan menjadi lebih curam terhadapsumbu harga dari pada kurva AD menurut pandangan Moneteris.

Tingkat bunga

ISM

Tingkat bunga

Pendapatan nasional

ISK

LMM

LMK

Y

Gambar 2.21. Kurva IS-LM : Pandangan GolonganKeynesian dan Golongan Moneteris

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (2)

Page 102: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

86 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

E1

Y

Tingkat harga

AI

ADM

y0y1

Tingkat harga

Tingkat bunga Tingkat bunga

Pendapatannasional riil

Pendapatannasional riil

y0y1

p0

p1

ADK

A A

A;I

r0

r1 E0

ISM

LM (P )M 1

LM (P )M 0

r0

r1

LM (P )K 1

LM (P )K 0

E1

E0

ISK

Y

Gambar 2.22. Pembentukan Kurva AD Akibat Penawaran Uang Riil

Kurva IS dan LM pada gambar 2.22 pada dasarnya sama denganpada gambar 2.21. dimana menurut Monetaris sifat kurva IS elastis dankurva LM tidak elastis, sebaliknya menurut Keynes sifat kurva IS tidakelastis dan kurva LM elastis.Untuk membentuk kurva AD, dimisalkantitik keseimbangan mula-mula pada E0. dengan tingkat suku bunga r0,dan pendapatan nasional Y0. Pada gambar dibawahnya titikkeseimbangan berada pada titik A dengan tingkat harga P0. Bila karenasatu hal, tingkat harga berubah menjadi P1 sehingga mendorong kurvaLM(P0) ke arah LM(P1) dengan titik keseimbangan pada E1 dan tingkatsuku bunga serta pendapatan nasional masing masing sebesar r1 danY1. dalam hal ini tingkat bunga menjadi lebih tinggi, tetapi pendapatannasional riil menjadi berkurang. Pada tingkat harga sebesar P1 ini, titikkeseimbangan ditunjukkan pada titik Aí. Kurva AD dibentuk denganmenarik garis antara titik A dan Aí. Hasil kurva AD memiliki kemiripandengan kurva IS dimana menurut Monetaris bersifat elastis sedangkanuntuk Keynes bersifat tidak elastis. Karena perbedaan sifat elastis diatas,menyebabkan perubahan pendapatan nasional riil akibat perubahanpenawaran uang riil (pergeseran kurva LM ke kiri berkaitan denganperubahan harga P1) menjadi lebih besar menurut Monetarisdibandingkan menurut Keynes. Andaikan penawaran uang berupanominal dengan perubahan kurva LM yang menunjukkan jumlah uang

Page 103: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

87

yang ditawarkan meningkat, misalnya dari jumlah M0 menjadi M1 padakondisi harga tetap. Pergeseran kurva LM ke kanan (jumlah penawaranuang meningkat) menyebabkan pendapatan nasional meningkat dantingkat suku bunga turun dari semula r0 menjadi r1. Karena kondisiharga tetap maka titik keseimbangan pada gambar dibawahnya (gambar2.23) bergeser dari A ke Aí yang berarti kurva AD ikut bergeser dari ADmenjadi ADí. Pada gambar 2.23 tampak jelas bahwa efek penawaranuang nominal terhadap pendapatan nasional Y menurut Monetaris lebihbesar (dari Y0 menjadi Y1) dari pada Keynes, ini disebabkan penambahanpenawaran uang mengakibatkan pergeseran kurva AD yang menurutMonetaris lebih lebar dari pada Keynes.

E1

Y

Tingkat harga

AI

ADM

y0 y1

Tingkat harga

Tingkat bunga Tingkat bunga

Pendapatannasional nominal

p0

ADK

A A A;I

r0

r1

E0

ISM

LM (M )M 1

LM (M )M 0

r0

r1

LM (M )K 1

LM (M )K 0

E1

E0

ISK

Y

y0 y1

ADMI ADK

I

Pendapatannasional nominal

Gambar 2.23. Pembentukan Kurva AD AkibatPeningkatan Penawaran Uang.

Berdasarkan kurva IS dan LM serta pengaruhnya terhadap kurvaAD, dapat dianalisis tingkat efektivitas kebijakan fiskal (Keynes) danMoneter (Friedman) dengan melihat perubahan pendapatan nasionalY yang ditimbulkan.

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (2)

Page 104: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

88 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

2.1.7.1. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter berarti kebijakan yang berpengaruh padakurva LM dengan kurva IS tetap. Kecuraman kurva IS dan LM menururpandangan Keynes dan Monetaris mengacu pada gambar 2.21 diatas.Suatu kebijakan dikatakan lebih efektif bila memberikan efek perubahanpendapatan nasional lebih besar.

E1

Y

Tingkat harga

AI

ADM

y0 y1

Tingkat harga

Tingkat bunga Tingkat bunga

p0

ADK

A AA;I

r0

r1

E0

ISM

LM (M )M 1

LM (M )M 0

r0

r1

LM (M )K 1

LM (M )K 0

E1

E0

ISK

Y

ADMI ADK

I

Pendapatannasional riil

y2 y0 y1y2

p1

ASM

p0

p1AII

AII

Pendapatannasional riil

Gambar 2.24. Efektivitas Kebijakan Moneter

Bagi golongan Keynes, kebijakan moneter tidak efektif untukmeningkatkan kegiatan ekonomi dan pendapatan nasional. Sebaliknyapandangan yang berlawanan justru diberikan oleh golongan Monetarisyang berpendapat, kebijakan moneter sangat efektif untukmeningkatkan kegiatan ekonomi dan pendapat nasional.

Kebijakan moneter akan meningkatkan jumlah penawaran uangdari M0 menjadi M1 yang ditunjukkan oleh kurva LM(M0) menjadiLM(M1) dan titik keseimbangan bergeser dari E0 menjadi E1. Peningkatanpenawaran uang menyebabkan tingkat suku bunga turun dari r0 menjadir1 dan menaikkan pendapatan nasional dari Y0 menjadi Y1. Perubahanini akan menggeser kurva AD dari titik keseimbangan semula A ke titikkeseimbangan baru Aí (kurva ADí), dan keseimbangan kurva ADí

Page 105: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

89

dengan kurva AS pada titik Aî menunjukkan tingkat harga telah naikdari P0 menjadi P1.

Berdasarkan gambar 2.24 diatas tampak jelas bahwa perubahanpendapatan nasional akibat kebijakan moneter lebih besar menurutpandangan Monetaris dibandingkan pandangan Keynes. Hal iniditunjukkan oleh perubahan pendapatan nasional Y2 lebih besar untukpandangan Monetaris dari pada pandangan Keynes. Disamping itupenurunan tingkat suku bunga juga lebih besar walaupun dari sisitingkat harga meningkat lebih besar. Jadi menurut golongan Monetaris,kebijakan moneter merupakan alat yang efektif untuk mendorongkegiatan ekonomi dan pendapatan nasional, walaupun tidak idealkarena menyebabkan inflasi meningkat (harga P naik).

Keseimbangan secara jangka pendek menurut pandanganMonetaris lebih efetif dengan kebijakan moneter, karena dapatmeningkatakan kesempatan kerja dan pendapatan nasional riil, namunsecara jangka panjang justru akan menimbulkan inflasi dan kenaikanpendapatan nasional nominal tanpa memberikan peningkatankesempatann kerja. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (2)

ADI

yI

p1

Pendapatannasional riil

ARAS1

yF

p0

p0I

Tingkat harga

AD

LRAS

ARAS

Gambar 2.25. Keseimbangan Jangka Pendek danPanjang Untuk Kebijakan Moneter.

Page 106: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

90 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

Pandangan Monetaris menganggap kegiatan ekonomi sudahmencapai atau hampir mencapai tingkat kesempatan kerja penuh.Karena itu titik keseimbangan kurva AS-AD selalu terletak padakurva LRAS (kurva AS jangka panjang) dimana pendapatannasional berada pada kondisi kesempatan ker ja penuh Y F.Misalnya mula-mula titik keseimbangan berada pada titik E0.kemudian akibat kebijakan moneter menggeser kurva AD menjadiADí. Pada jangka pendek titik keseimbangan baru berada padaE0í dan pada kondisi ini pendapatan nasional meningkat menjadiYí dan harga juga meningkat menjadi Pí. Kenaikan harga inimenyebabkan upah riil menurun dan menimbulkan ketidak-puasan pekerja. Logisnya pekerja akan menuntut kenaikan upahyang menyebabkan kurva SRAS bergeser ke SRASí (kurva ASjangka pendek) sama dengan upah r i i l sebelum kebi jakanmoneter, atau pada titik keseimbangan E1 dimana tingkat hargaadalah P1 dan pendapatan nasional riil tetap pada kurva LRASsebesar YF.

2.1.7.2. Kebijakan Fiskal

Kebi jakan f i ska l berar t i kebi jakan yang berpengaruhpada kurva IS dengan kurva LM tetap. Kecuraman kurva ISdan LM menurut pandangan Keynes dan Monetaris mengacupada gambar 2 .21 diatas . Suatu kebi jakan dikatakan lebihefektif bila memberikan efek perubahan pendapatan nasionallebih besar.

Pada kondisi awal, keseimbangan kurva IS dan LM pada titik E0

dengan tingkat bunga r0, tingkat harga P0, dan pendapatan nasionalY0. Serelah kebijakan fiskal, kurva IS bergeser menjadi ISí (belanja negarameningkat) dengan titik keseimbangan baru E1. Kebijakan fiskal inimenyebabkan tingkat bunga dan pendapatan nasional naik menjadi r1

dan Y1. Namun pada sisi kurva keseimbangan AD dan AS, titikkeseimbangan akhir Aî menunjukkan pendapatan nasional sebesar Y2

yang lebih kecil dari pada Y1. Dengan adanya perubahan tingkat harga

Page 107: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

91ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (2)

E1

Y

Tingkat harga

AI

ASM

y0 y1

Tingkat harga

Tingkat bunga Tingkat bunga

p0

ADK

A A

r0

r1

E0

ISM

LM (P )M 0

r0

r1

LM (M )K 1

LM (P )K 0

E1

E0

ISK

Y

ADMI

ADKI

Pendapatannasional riil

Pendapatannasional riil

p1AII

ADM

y2

p0

p1AII

AI

y0 y1y2

ISMI

Gambar 2.26. Efektivitas Kebijakan Fiskal

dari P0 menjadi P1, tentu akan mempengaruhi kurva LM. Kurva LMbergeser ke kiri bersesuaian dengan pendapatan nasional sebesar Y2.

Dampak terhadap pendapatan nasional yang ditimbulkankebijakan fiskal (pengeluaran negara bertambah atau pajak dikurangisehingga terjadi peningkatan investasi) menurut Keynes lebih besar atauefektif dari pada menurut pandangan Monetaris. Menurut pandanganMonetaris, kebijakan fiskal tidak efektif untuk meningkatan kegiatanekonomi dan pendapatan nasinal, karena menurut pandanganMonetaris, kebijakan fiskal tanpa diimbangi penawaran uang (kurvaKM) akan menyebabkan efek crowding out pada nvestasi, dengannaiknya tingkat suku bunga akan menurunkan investasi yang seimbangdengan penurunan pengeluaran belanja negara. Itulah sebabnyakebijakan fiskal hanya berpengaruh kecil terhadap pendapatan nasional.

Page 108: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

92 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

2.2. Pendekatan Inflasi

Inflasi adalah suatu kondisi yang menunjukkan semakinmelemahnya daya beli yang disertai semakin merosotnya nilai riil matauang suatu negara. Inflasi pada umumnya terjadi pada negara yangmana komponen import. yang tinggi untuk menunjang industri dalamnegeri, sifat konsumtif dari masyarakat dan tingkat kestabilan politikyang masih sensitive terhadap rumor

Pentingnya mewaspadai laju inflasi karena inflasi yang tinggidapat berdampak secara luas pada berbagai sendi kehidupan, antaralain pengangguran, daya beli turun, daya saing industri melemah,pelarian modal dan menuburkan korupsi, dan lainnya. Inflasi yangberlangsung lama akan menyebabkan resesi, yaitu penurunan ProdujBasional Bruto (PNB) secara terus menerus dan disusul kondisi stagnasi,yaitu suatu keadaan perekonomian yang tumbuh lambat bahkan tanpapertumbuhan, dan bila diikuti pengangguran yang parah akanmenyebabkan stagflasi.

2.2.1. Sumber Inflasi dan Dampaknya

2.2.1.1. Sumber Inflasi

Menurut teori kuantitas (Fisher), sumber inflasi berasal dari costpush inflation dan demand pull inflation, yang merupakan akbat dariadanya kelebihan permintaan sehingga menyebabkan uang yang beredarmeningkat melebihi jumlah semestinya.

Disamping penjelasan menurut teori kuantitas, dari sudut teorimoneter. Inflasi dipandang sebagai suatu fenomena moneter, dimanaketidakseimbangan antara jumlah uang yang beredar dengan barangdan jasa dapat menyebabkan inflasi atau sebaliknya deflasi. Bila yangterjadi adalah suatu keadaan dimana terlalu banyak uang yang beredardibandingkan dengan kesediaan atau kebutuhan masyarakat untukmemiliki uang, maka yang terjadi adalah penurunan harga uang akibatakses permintaan terhadap barang dan jasa karena masyarakat memiliki

Page 109: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

93ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (2)

kemudahan membelanjakan kelebihan uang yang beredar. Seiringdengan akses permintaan dalam barang dan jasa, akan mendorongkenaikan harga yang pada akhirnya menyebabkan inflasi, dansebaliknya. Pendekatan teori moneter ini merupakan salah satu solusiterhadap pengendalian inflasi dengan mengontrol jumlah uang yangberedar dimasyakarat atau dikenal kebijakan uang ketat.

Pada dasarnya kenaikan harga P dapat terjadi oleh baik pergeserankurva permintaan agregat AD maupun kurva penawaran agregat AS.Bila kurva permintaan agregat AD yang bergeser sedangkan kurvapenawaran agregat tetap maka inflasi yang berjadi dikatakan bersifatdemand pull inflation atau inflasi akibat tarikan permintaan, sebaliknyabila kurva penawaran agregat yan bergeser sedangkan kurvapermintaan agregat tetap, maka inflasi yang terjadi dikataka bersifatcost push inflation atau inflasi akibat dorongan biaya.

p1

p2

p

Harga

AD0yy1 y2yFE

E

Gambar 2.27. Keseimbangan Umum Kurva AD - AS

Cost push inflation disebabkan oleh kenaikan biaya faktorproduksi sehingga produksen mengurangi produksinya sampai padajumlah tertentu yang mana secara keseluruhan total penawaran agregatberada dibawah permintaan agregat. Kondisi ini pada akhirnya akanmendorong terjadi inflasi dan bila berkepanjangan akan menyebabkanperekonomian mengalami resesi. Penyebab cost push inflation dapat

Page 110: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

94 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

dikarenakan oleh kenaikan harga bahan baku, sifat monopolis yangtidak efisien, kenaikan upah buruh, bias ekonomi akibat peranpemerintah yang berlebihan, dan dapat pula terjadi akibat reaksipsikologis masyarakat yang berlebihan dengan membeli barangberlebihan secara dadakan, maupun pengaruh negatif faktor alamterhadap produksi. Secara grafik cost push inflation dapat digambarkansebagai pergeseran kurva AS ke kiri di mana kurva AD tetap.

p1

p2

Q

Harga p AS2

AS1

Q1Q2 QFE

Gambar 2.28. Cost Push Inflation

Demand pull inflation disebabkan oleh kenaikan permintaanagregat dimana perekonomian sudah berada pada kondisi kesempatankerja penuh (full employment) sehingga mendorong kenaikan harga.Misalnya kurva permintaan agregat mula-mula AD0 pada knndisiproduksi sudah berada pada kesempatan kerja penuh, kemudianterjadin kenaikan permintaan agregat menjadi AD1 ÖÖ.AD2 danseterusnya, output tetap sebesar QFE, akan tetapi harga terdorong naikmenjadi P1 Ö..P2 dan seterusnya.

p1

p2

Q

Harga p

AD1

QFE

p0

AS

AD2

AD0

Gambar 2.29. Demand Pull Inflation

Page 111: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

95

Ditinjau dari macamnya, inflasi dapat terjadi baik secara domistikmaupun akibat pengaruh luar. Inflasi yang terjadi secara domistik disebutdomestic inflation, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri akibatkebijakan pemerintah maupun perilaku masyarakat yang secarapsikologis berdampak inflasi, sedangkan inflasi akibat pengaruhkenaikan harga dari luar negeri disebut imported inflation. Hal ini terjadikarena kenaikan harga di luar negeri mempengaruhi harga di dalamnegeri, terutama pada barang-barang import atau bahan baku yangbelum dapat diproduksi di dalam negeri

Adapun pengukuran tingkat inflasi dapat menggunakan carasebagai berikut:

1. Angka deflator PNB

D(PNB)

= Yr / Y

k

D(PNB)

= angka deflator PNB

Yr

= PNB menurut harga yang berlaku

Yk

= PNB mengacu pada harga konstan atau sebagai tahun

dasar perhitungan

Sedangkan laju pertumbuhan inflasi tahun ke t sendiri (LIt )dihitung dengan:

LIt = ( D

(PNB)t - D

(PNB)t-1) / D

(PNB)t-1

2. Angka harga umum

LIt = ( H

t - H

t-1). 100% / H

t-1

Ht

= harga umum tahun ke t

Ht-1

= harga umum tahun ke t-1

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (2)

Page 112: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

96 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

3. Indeks harga konsumen

LIt = ( IH

t - IH

t-1). 100% / IH

t-1

IHt= indeks harga konsumen tahun ke t

IHt-1= indeks harga konsumen tahun ke t-1

4. Indeks harga umum (bila pengaruh luar negeri diperhitungkan)

IHU = 2 IHDN + (1- β) IHLN

IHU = indeks harga umum

IHDN = indeks harga dalam negeri

IHLN = indeks harga luar negeri

1- = besarnya pengaruh komponen IHLN terhadap IHU

2.2.1.2. Dampak Inflasi

Dampak yang ditimbulkan oleh inflasi antara lain: (1) Efficiencyeffect, (2) Output effect, dan (3) Equity effect.

Efficiency effect disebabkan oleh perubahan pola alokasi faktor-faktor produksi, sebagai reaksi terhadap perubahan peningkatanpermintaan yang dikarenakan peningkatan harga-harga faktor produksiyang mendorong biaya produksi secara umum sehingga permintaanterhadap barang barang tertentu meningkat sebagai respon masyarakatterhadap inflasi yang terjadi. Perubahan pola alokasi ini menyebabkanproduksi barang-barang tersebut menjadi lebih efisien Sebaliknya bilainflasi tidak diikuti peningkatan efisien, akan mengakibatkanpeningkatan harga produk yang disebabkan oleh biaya produksi, yangpada akhirnya mmebuat produk semakin tidak kompetitif dan dapatmembangkrutkan perusahaan karena pada saat bersamaan daya belimasyarakat juga melemah.

Page 113: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

97

Output effect disebabkan peningkatan keuntungan yang diterimaproduksen karena peningkatan harga sehingga produksen menaikkanproduksi. Hal ini terjadi karena pada umumnya peningkatan hargaproduk mendahului kenaikan upah bagi pekerja. Namun pada sisi lain,laju inflasi yang mendorong peningkatan biaya produksi disampingdaya beli masyarakat yang menurun akan memotong keuntungan yangdiperoleh produksen, dan pada akhirnya akan mengurangi tingkatproduksi sampai pada batas yang secara ekonomis masihmemungkinkan. Tindakan ini akan menyebabkan pengangguranmeningkat. Pengangguran atau pendapatan yang rendah, dengan katalain daya beli rendah merupakan bagian dari penyebab terjadinya matarantai lingkaran kemiskinan.

Equity effect disebabkan dampak inflasi terhadap pendapatankarena penurunan nilai riil dari penghasilan yang diterima dalam bentukuang. Akibatnya adalah penurunan daya beli. Sebaliknya bagi yangmemiliki kekayaan dalam bentuk barang, nilai kekayaan akan naik seiringdengan tingkat inflasi karena harganya semakin mahal. Pada akhirnyainflasi akan memperlebar jurang antara yang kaya dengan yang miskindisamping sifat inflasi yang secara tidak langsung merupakan pajakbagi seseorang (nilai penghasilanberkurang) dan subsidi bagi yangberpenghasilan lebih rendah.

Disamping dampak diatas, inflasi juga berdampak pada investasidan suku bunga. Investasi merupakan suatu tindakan penggunaan uangpada saat sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan padamasa mendatang. Karena itu inflasi yang secara umum berdampak padapenurunan nilai uang sebagai akibat harga barang-barang naik. Naiknyabarang-barang tentu menyebabkan biaya modal menjadi semakin mahaldisamping kenaikan suku bunga yang ikut membebani. Keadaan inflasiberkepanjangan juga mengakibatkan peningkatan angka penganggurandan semakin melemahnya daya beli. Dengan demikian pendapatan bagiusaha (investasi) akan menurun dan pada akhirnya dapat menurunkannilai kapitalisasi bila perusahaan dalam bentuk terbuka (publik) karenaharga saham akan turun akibat laba per saham mengecil, terlebih-lebihbila terjadi kelesuan parah pada sektor riil dan kurangnya daya saing,

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (2)

Page 114: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

98 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

akan menyebabkan investor mengalokasikan investasi ke negara lainyang secara ekonomis lebih menguntungkan. Tingkat inflasi yang parahsecara langsung akan menyebabkan nilai nominal aktiva tetap padapembukuan menjadi jauh lebih rendah dan nilai nominal investasimenjadi jauh lebih besar dari pada nilai riilnya.

Dampak terhadap suku bunga adalah tingkat inflasi yang tinggiakan diikuti dengan tingkat suku bunga yang tinggi pula, karena sukubunga merupakan salah satu alat kebijakan untuk mengendalikan lajuinflasi. Kebijakan suku bunga tinggi akan menyebabkan masyarakat lebihsenang menabung uangnya pada lembaga keuangan dari padaditanamkan dalam bentuk sektor riil yang lebih berisiko. Kebijakan sukubunga tinggi juga akan mengurangi perilaku konsumtif masyarakatkarena secara langsung akan menyerap secara signifikan jumlah yangyang beredar di masyarakat. Pada sisi lain dengan kebijakan suku bungatinggi menyebabkan besarnya opportunity cost pada sektor riil (danatersedot dalam bentuk tabungan di lembaga keuangan dari padadiinvestasikan dalam sektor riil), dan menyebabkan hutang luar negerimeningkat karena para pelaku usaha akan meminjam uang ke luar negeriyang dianggap lebih murah. Bahkan dapat terjadi pelarian modal keluar negeri bila pelaku usaha merasa tidak aman akibat dampak darikebijakan suku bunga tinggi dan ketidak-pastian usaha pada sektor riilakibat daya beli masyarakat yang melemah.

Kebijakan suku bunga akan berpengaruh langsung terhadapjumlah uang yang beredar. Sesuai dengan hukum permintaan danpenawaran. Bila jumlah uang yang beredar (penawaran uang) melebihikebutuhan uang, maka nilai uang akan jatuh, dengan kata lain terjadiinflasi. Sebaliknya bila jumlah yang yang beredar lebih sedikit dari yangdibutuhkan (permintaan agregat), nilai uang akan naik, atau dikatakanterjadi depresiasi.

Page 115: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

99

2.2.2. Solusi Inflasi.

Solusi inflasi dapat berupa kebijakan moneter maupun kebijakanfiskal. Kebijakan moneter merupakan wewenang bank sentralsedangkan kebijakan fiskal adalah wewenang pemerintah.

2.2.2.1. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter berusaha menyeimbangkan permintaanagregat dan penawaran agregat uang agar tidak menimbulkan inflatoaryang memicu laju inflasi. Bila penawaran agregat uang terlalu banyakakan menyebabkan inflasi meningkat sebaliknya bila penawaran agregatuang terlalu sedikit akan menyebabkan terjadi deflasi. Jumlah uang yangberedar dan dampaknya terhadap nilai uang dapat dilihat daripersamaan kuantitas Fisher.

MV = PT

M = jumlah uang yang beredar (uang kartal dan giral)V = kecepatan peredaran uangP = harga dari outputT = total output (volume) yang diperdagangkan

Berdasarkan persamaan kuantitas diatas, agar variabel P tidakmembesar (inflasi) maka variabel M dan V harus dikendalikan danvariabel T diusahakan besar (bila T besar, hasil bagi MV/T akan mengecil).

Untuk mengendalikan peredaran jumlah uang giral, bank sentralmelakukan langkah-langkah: (1) Menentukan giro wajib minimum(simpanan wajib minimum) bagi perbankan, (2) Kebijakan uang ketat,dan (3) Tingkat diskonto.

Bila bank sentral menaikkan giro wajib minimum, maka efeknyaadalah jumlah uang yang beredar akan menurun.

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (2)

Page 116: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

100 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

M = m. R

M = jumlah uang yang beredarm = faktor multifierR = simpanan wajib

M

Simpan wajib R

S

S I

M 1 M1I M 2 M2

I

M 0

M0I

E 2

E2I

E1I

E 1

dR

Gambar 2.30. Penawaran Uang Primer

Sumbu R menyatakan penawaran uang, sumbu M menyatakanjumlah uang primer yang beredar, garis S menyatakan kondisi cadanganawal, Sí menyatakan kondisi cadangan setelah mengalami kenaikansebesar dR, garis M0 menyatakan permintaan uang primer, garis M0ímenyatakan permintaan uang primer setelah pengurangan simpananwajib. Titik-titik keseimbangan antara permintaan agregat danpenawaran agregat uang primer tergantung pula pada elastisitas garisM0. Pada titik keseimbangan E1 jumlah uang primer yang beredar adalahM1, bila cadangan atau simpanan wajib naik sebesar dR maka titikkeseimbangan E1 bergeser menjadi E1í jumlah uang primer yang beredaradalah M1í. Faktor multiplier uang m akan menyebabkan perubahanjumlah uang primer yang beredar dM atau (M1í- M1) lebih besar daripenambahan penawaran uang sebesar dR, atau dM > dR. Bila garispermintaan uang primer berubah dari garis M0 menjadi M0í makajumlah uang primer yang beredar akan bertambah secara eksplosif ataujauh lenih besar. Ini tampak dari perbedaan antara M1í- M1 dengan M2í-M2 dan letak titik M1, M1í, M2 dan M2.

Page 117: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

101

Dengan melihat pengaruh simpanan wajib diatas terhadap jumlahuang primer, dimana bila jumlah simpanan wajib dinaikkan makajumlah yang primer yang beredar akan menurun. Efek yang sama bilatingkat diskonto (tingkat bunga) dari bank sentral dinaikkan, akanmenyebab jumlah uang primer yang beredar berkurang karena bankumum menjadi kurang ekspansif untuk meminjam uang dari banksentral. Dengan demikian dampaknya terhadap inflasi akan positif,artinya inflasi semakin dapat ditekan. Pengaruh jumlah uang primeryang beredar dan permintaan agregat uang terhadap harga adalahsebagai berikut:

yyFE

p0

Harga

AD 0

AS

pn

ADn

Gambar 2.31. Jumlah Uang Beredar dan Inflasi

Pada gambar diatas, tampak bahwa kenaikan permintaan agregat(kurva AD) tidak lain disebabkan oleh kenaikan jumlah uang yangberedar. Alasan kenaikan jumlah uang yang beredar adalah kebijakanmoneter dari bank sentral yang ekspansif. Dengan demikian bila banksentral bermaksud mengendalikan laju inflasi maka bank sentral akanmengetatkan uang yang beredar, dengan kata lain dapat menggunakancara menaikkan simpanan minimum atau jumlah cadangan minimumyang diwajibkan pada perbankan.

Adapun cara diskonto (tingkat suku bunga) tidak lain adalahkebijakan bank sentral menentukan tingkat suku bunga yang sesuaiuntuk tujuan mengendalikan likuiditas pada perbankan, karena dengankebijakan tingkat suku bunga tinggi dan tingkat suku bunga yang

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (2)

Page 118: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

102 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

rendah, bank sentral dapat mengendalikan jumlah uang yang beredardan tingkat suku bunga perekonomian secara makro (perbankan), yangpada akhirnya dapat mempengaruhi laju pertumbuhan tingkat inflasi.

2.2.2.2. Kebijakan Fiskal

Menurut golongan Keynesian, kenaikan permintaan dapatdisebabkan oleh kenaikan komponen investasi dan komponen konsumsipemerintah yang melebihi penerimaan dalam kondisi perekonomiankesempatan kerja penuh (full employment) yang dikenal kebijakananggaran defisit. Pada dasarnya pemerintah menjalankan sistemanggaran berimbang, yaitu pengeluaran disesuaikan denganpenerimaan. Bila pemerintah melakukan kebijakan fiskal berupaanggaran defisit, dimana pemerintah menaikkan pengeluaran belanjanegara dengan cara menjual surat-surat hutang (antara lain obligasi)kepada masyarakat, menaikkan penerimaan sektor pajak, mencetakuang baru dan pinjaman luar negeri. Akibat dari kebijakan anggarandefisit akan berpengaruh terhadap permintaan agregat dan harga,karena bila pemerintah menjual surat hutang (obligasi) berarti menggeserkurva IS ke kanan dari IS menjadi ISí sedangkan kurva LM tetap,akibatnya suku bunga berubah dari i menjadi ií dan output berubahdari Y menjadi Yí. Kenaikan output yang terjadi merupakan akibat darikenaikan pengeluaran pemerintah dan bersifat inflatoar ataumempengaruhi tingkat inflasi.

Suku Bunga

r I

r

y Iyy

ISI

IS

LM

Gambar 2.32. Kebijakan Anggaran DefisitDengan Jual Obligasi

Page 119: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

103

Sebaliknya bila pemerintah menutup kebijakan anggaran defisitdengan mencetak uang baru, maka akan menimbulkan peningkatanjumlah uang yang beredar di masyarakat yang berdampak padapeningkatan permintaan agregat. Jadi mencetak uang baru untukmenutup kebijakan defisit anggaran akan menggeser kurva LM dan ISsecara bersamaan dan titik keseimbangan baru menunjukkan kenaikanoutput dari Y menjadi Yí. Kenaikan output ini berkaitan dengankenaikan anggaran belanja negara bersifat inflatoar.

Suku Bunga

i

y Iy

ISI

IS

LM

EI

LMIE

y

Gambar 2.33. Kebijakan Anggaran DefisitDengan Cetak Uang Baru

2.2.2.3. Kebijakan Output dan Harga

Kebijakan output merupakan langkah pemerintah untukmendorong kenaikan output dengan cara, antara lain berupapemotongan tarif pajak dan efisiensi birokrasi yang dapat menyebabkanbiaya tinggi. Meningkatnya output yang disertai efisiensi produksi akanmembuat harga menjadi lebih murah, sehingga dapat menekan lajuinflasi. Sedangkan kebijakan harga berupa pematokan harga (ceilingprice) untuk barang-barang tertentu (pada umumnya menyangkutbarang kebutuhan pokok) oleh pemerintah. Tentu langkah semacamini sangat ampuh untuk mencegah kenaikan harga yang menyebabkaninflasi, namun cara pematokan harga dapat membuat fungsi pasarmenjadi bias.

*****

ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (2)

Page 120: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

104 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

Page 121: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

105

DDDDDAFTAFTAFTAFTAFTAR PUSTAR PUSTAR PUSTAR PUSTAR PUSTAKAAKAAKAAKAAKA

Stanley Fisher dkk., 2004. Makro Ekonomi, Edisi 8. Jakarta: PT MediaGlobal Edukasi.

Samuelson dkk., 2004. Makro Ekonomi, Edisi 17. Jakarta: PT MediaGlobal Edukasi.

Case dan Fair., 2005. Prinsip ñ Prinsip Ekonomi Mikro, Edisi 7. Jakarta:PT INDEKS

Case dan Fair., 2004. Prinsip - Prinsip Ekonomi Makro, Edisi 5. Jakarta:PT INDEKS

N. Gregory., 2003. Teori Makro Ekonomi, Edisi 5. Jakarta: PenerbitErlangga.

Walter Nicholson., 2001. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: PT Raja GrafindoPerkasa.

Francisco. L. Rivera Batiz.., 1994. International Finance and Open.

Economy, Macro Economics, 2nd Edition. USA: Macmillon PublishingCompany.

Damiano Brigo.,2004. Interest Rate Models, Theory And Practice. NewYork: Springer.

Rogatianus Maryatmo., 2005. Dampak Moneter. Yogyakarta: UniversitasAtmajaya.

Iswardono., 2004. Ekonomika Mikro. Yogykarta: UPP AMP YKPN

Page 122: cat-1 - grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-321-9-364.pdf · atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,

106 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR