Cegah Kecacingan Pada Anak

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/30/2019 Cegah Kecacingan Pada Anak

    1/6

    Cegah Kecacingan pada Anak

    Penyakit kecacingan atau biasa disebut cacingan masih dianggap sebagai hal sepele oleh

    sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal jika dilihat dampak jangka panjangnya,

    kecacingan menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi penderita dan keluarganya.

    Menurut berita Kompas, 9 juli 2010, Setidaknya 20-30 persen anak di Indonesia

    mengalami cacingan. Di beberapa kawasan seperti di kepulauan, persentase cacingan pada anak

    bisa lebih dari 50 persen. Padahal, cacingan mempunyai dampak negatif terhadap proses tumbuh

    kembang anak.

    Hal tersebut dikatakan oleh Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

    Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan, Prof. Tjandra Yoga Aditama, Sp. P (K), MARS,DTM & H saat menghadiri acara sosialisasi penyakit Kecacingan yang diselenggarakan oleh

    Johnson & Johnson, Kamis (8/7/2010) di Jakarta.

    Prof. Tjandra mengatakan kerugian akibat kecacingan tidak terlihat secara langsung,

    karena itu penyakit ini sering dianggap sepele oleh masyarakat. Kecacingan dapat menyebabkan

    anemia (kurang darah), berat bayi lahir rendah, gangguan ibu bersalin, lemas, mengantuk, malas

    belajar, IQ menurun, prestasi dan produktivitas menurun.

    Menurut Prof. Tjandra, jenis cacing yang banyak menyerang adalah cacing gelang

    (Ascaris Lumbricoides), cacing tambang (Ankylostoma Duodenale dan Necator Americanus),

    dan cacing cambuk (Trichuris Trichuria). Penyakit ini pada umumnya menyerang pada anak-

    anak karena daya tahan tubuhnya masih rendah. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya

    adalah iklim tropis, kesadaran akan kebersihan yang masih rendah, sanitasi yang buruk, kondisi

    sosial ekonomi yang rendah, serta kepadatan penduduk.

    Dikatakan lebih lanjut, satu ekor cacing dapat menghisap darah, karbohidrat dan protein

    dari tubuh manusia. Cacing gelang menghisap 0,14 gram karbohidrat & 0,035 gram protein,

    cacing cambuk menghisap 0,005 mL darah, dan cacing tambang menghisap 0,2 mL darah.

    Sekilas memang angka ini terlihat kecil, tetapi jika sudah dikalkulasikan dengan jumlah

    penduduk, prevalensi, rata-rata jumlah cacing yang mencapai 6 ekor/orang, dan potensi kerugian

    akibat kehilangan karbohidrat, protein dan darah akan menjadi sangat besar.

  • 7/30/2019 Cegah Kecacingan Pada Anak

    2/6

    Kerugian akibat cacing gelang bagi seluruh penduduk Indonesia dalam kehilangan

    karbohidrat diperkirakan senilai Rp 15,4 milyar/tahun serta kehilangan protein senilai Rp 162,1

    milyar/tahun. Kerugian akibat cacing tambang dalam hal kehilangan darah senilai 3.878.490

    liter/tahun, serta kerugian akibat cacing cambuk dalam hal kehilangan darah senilai 1.728.640

    liter/tahun, ujar Prof. Tjandra.

    Cacing dapat menyerang mukosa usus dan mengisap makanan (karbohidrat dan protein)

    serta darah dalam tubuh manusia. Anak dapat mengalami kekurangan gizi sehingga terganggu

    pertumbuhan fisik dan otaknya.Anakkemudian menjadi lemas, mudah sakit, seperti sakit perut

    dan mencret. Anak yang sakit itu lalu sering kali tidak masuk sekolah sehingga proses belajarnya

    terganggu, ujarnya. Biaya yang harus dikeluarkan akibat dari cacingan kemudian menjadi besar.

    Untuk mengatasi permasalahan ini, Kementerian Kesehatan melakukan kebijakan operasional

    berupa kerjasama lintas program seperti kemitraan dengan pihak swasta dan organisasi profesi.

    Tujuannya untuk memutuskan rantai penularan, menurunkan prevalensi kecacingan

    menjadi kurang dari 20% pada tahun 2015, serta meningkatkan derajat kesehatan dan

    produktivitas kerja.

    Kegiatan yang dilakukan antara lain sosialisasi dan advokasi,, intervensi melalui

    pengobatan dan promosi kesehatan, meningkatkan kemitraan, integrasi program, pencatatan dan

    pelaporan serta monitoring-evaluasi.

    Pemberian obat cacing albendazole dilakukan secara massal, terutama di daerah yang prevalensi

    cacingannya di atas 10 persen. Selain itu, prevalensi cacingan juga harus diputus mata rantainya

    dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, terutama cuci tangan pakai sabun, ujarnya

  • 7/30/2019 Cegah Kecacingan Pada Anak

    3/6

    LANGKAH PENCEGAHAN

    Tak sulit mencegah kecacingan pada anak. Inilah langkah-langkah untuk diterapkan pada anak-

    anak:

    1. Mandikan anak setiap hari. Gunakan air bersih yang bebas dari larva cacing. Kalau perlu,

    gunakan sabun yang bisa membasmi larva cacing.

    2. Jangan biarkan kuku anak memanjang. Guntinglah kuku anak secara teratur. Kuku bisa

    menjadi tempat mengendap kotoran yang mengandung telur atau larva cacing.

    3. Biasakan anak untuk cuci tangan dengan sabun. Lakukan setiap kali setelah anak memegang

    benda-benda kotor atau sebelum makan.

    http://3.bp.blogspot.com/_9SaLM0ANdbw/TDyWT0JZogI/AAAAAAAAA7M/YPn02xWfl6Y/s1600/cacingan.jpg
  • 7/30/2019 Cegah Kecacingan Pada Anak

    4/6

    4. Biasakan anak untuk selalu menggunakan sandal atau sepatu bila keluar rumah, terutama bila

    berjalan di tanah. Tanah, terutama yang lembab, merupakan tempat favorit cacing untuk

    berkembang biak.

    5. Bila ingin makan sayuran mentah (lalapan) atau buah-buahan, cucilah dengan air bersih yang

    mengalir. Bila perlu gunakan sabun yang bisa digunakan untuk mencuci sayuran dan buah-

    buahan agar bersih dari hama.

    6. Beri anak pengertian agar tidak memasukkan jarinya ke dalam mulut. Terangkan kepadanya

    akibat yang bisa terjadi.

    7. Lakukan toilet training pada waktunya dan ajarkan cara menjaga kebersihan saat BAB danBAK.

    8. Pelihara kebersihan lingkungan, baik di dalam maupun halaman rumah.

    RAGAM JENIS CACING DAN OBATNYA

    Berdasarkan jenis cacing yang biasa menggerogoti tubuh manusia dapat dibagi menjadi 5

    jenis:

    1.CacingGelang

    Cacing jenis ini banyak ditemukan di daerah tropis dengan kelembapan tinggi, termasuk

    Indonesia. Jika sudah dewasa panjangnya bisa mencapai 10-30 cm.. Bila dilihat secara langsung,

    warnanya kuning kecokelatan dan bergaris-garis halus. Cacing ini hidup hanya dalam tubuh

    manusia. Biasanya hidup di usus halus. Penularannya diawali dari feses yang keluar dari anak

    penderita. Setelah 2 bulan menginfeksi, cacing betina akan bertelur sekitar 20.000 butir per hari.

    Obat yang digunakan adalah mebendazol 2x/hari 100 mg, pirantel 10 mg/kg BB dosis tunggal,

    albendazol 400 mg dosis tunggal pada waktu makan, piperazin 50 mg/kg BB. Masing-masing

    selama 3 hari.

    2.CacingCambuk

    Cacing cambuk banyak ditemukan di daerah tropis, seperti di Indonesia. Cacing ini betah tinggal

    di usus besar dan terkadang di usus buntu. Gejala yang timbul bisa berupa penyakit usus buntu

    bila ada cacing di bagian itu, nyeri perut, diare dengan mukus (lendir kental dan (licin), kotoran

  • 7/30/2019 Cegah Kecacingan Pada Anak

    5/6

    disertai sedikit darah, penurunan berat badan, terjadi prolaps rektum (penonjolan di daerah anus),

    dan lainnya. Obat yang digunakan untuk memberantas cacing ini adalah mebendazol 2x/hari 100

    mg, albendazol 400 mg dosis tunggal pada waktu makan dan pirantel 10 mg/kg BB, masing-

    masing selama 3 hari.

    3.CacingTambang

    Perkembangbiakannya menyebar ke seluruh dunia. Meskipun ukurannya hanya sekitar 1 cm, tapi

    dia bisa menghabiskan 0,03 cc darah per hari. Larva cacing ini masuk ke dalam tubuh melalui

    kulit yang utuh, terutama di sela jari kaki. Umumnya cacing ini akan tinggal di usus halus dan

    menjadi dewasa. Karena sering mengisap darah, gejala yang timbul bisa berupa anemia dan

    kekurangan zat besi. Namun, gejala ini biasanya baru timbul bila sudah terjadi infeksi berat dan

    berlangsung cukup lama Obat yang digunakan untuk memusnahkan cacing ini adalah

    mebendazol 2x/hari 100 mg dan albendazol 400 mg dosis tunggal pada waktu makan, selama 3

    hari.

    4.CacingKremi

    Cacing kremi identik dengan kremian atau gatal di daerah anus. Gatal-gatal sebetulnya timbul

    karena saat itu cacing kremi betina yang sudah dewasa bermigrasi ke daerah sekitar anus untuk

    bertelur. Telur-telur inilah yang menimbulkan rasa gatal. Bila digaruk, telur akan pecah dan larva

    masuk ke anus. Selain itu, infeksi bisa terjadi melalui makanan atau debu yang mengandung

    larva. Meskipun tidak terlalu berbahaya dibandingkan cacing jenis lain, terkadang kremian bisa

    membuat anak rewel, sukar tidur, malas makan, dan akhirnya kurus. Obat yang biasa digunakan

    terhadap cacing kremi adalah mebendazol dosis tunggal 100 mg, pirantel 10 mg/kg BB,

    albendazol 400 mg dosis tunggal pada waktu makan, piperazin 50mg/kg BB, selama 3 hari.

    5.CacingPita

    Penularan cacing pita agak berbeda dari yang lain karena biasanya dia hidup di tubuh sapi atau

    babi. Orang yang sering mengonsumsi daging sapi atau babi yang masih mentah atau dimasak

    kurang matang sangat mungkin terinfeksi cacing pita. Bila terinfeksi cacing ini, umumnya gejala

    yang terlihat ringan saja, bahkan tanpa gejala. Biasanya berupa gangguan pencernaan. Namun,

    bisa juga terjadi gejala agak berat, seperti ayan (epilepsi) atau munculnya benjolan kecil sebesar

    kacang hijau yang jumlahnya lebih dari satu di kulit. Obat yang digunakan terhadap cacing pita

    adalah praziquantel 600 mg setelah makan dan niklisamid, anak >8 th, 1 g dikunyal halus saat

  • 7/30/2019 Cegah Kecacingan Pada Anak

    6/6

    perut kosong, disusul dengan 1 g lagi 1 jam kemudian, setelah 2 jam baru boleh makan. Anak 2-

    8 th dosis setengahnya. Untuk anak

    Menjaga Kebersihan Lingkungan1. Membuang tinja di jamban agar tidak mengotori lingkungan. 2. Jangan membuang tinja, sampah atau kotoran di sungai.3. tidak menyiram jalanan dengan air got4. Mengusahakan pengaturan pembuangan air kotor.5. Membuang sampah pada tempatnya untuk menghindari lalat dan lipas.6. Menjaga kebersihan rumah dan lingkungannya.

    Sumber :

    http://www.depkes.go.id/index.php/component/content/article/43-newsslider/1135-penyakit-

    kecacaingan-masih-dianggap-sepele.html

    http://kesehatan.kompas.com/read/2010/07/09/04141339/20.Persen.Anak.Indonesia.Menderita.C

    acinga

    http://www.depkes.go.id/index.php/component/content/article/43-newsslider/1135-penyakit-kecacaingan-masih-dianggap-sepele.htmlhttp://www.depkes.go.id/index.php/component/content/article/43-newsslider/1135-penyakit-kecacaingan-masih-dianggap-sepele.htmlhttp://kesehatan.kompas.com/read/2010/07/09/04141339/20.Persen.Anak.Indonesia.Menderita.Cacinganhttp://kesehatan.kompas.com/read/2010/07/09/04141339/20.Persen.Anak.Indonesia.Menderita.Cacinganhttp://kesehatan.kompas.com/read/2010/07/09/04141339/20.Persen.Anak.Indonesia.Menderita.Cacinganhttp://kesehatan.kompas.com/read/2010/07/09/04141339/20.Persen.Anak.Indonesia.Menderita.Cacinganhttp://www.depkes.go.id/index.php/component/content/article/43-newsslider/1135-penyakit-kecacaingan-masih-dianggap-sepele.htmlhttp://www.depkes.go.id/index.php/component/content/article/43-newsslider/1135-penyakit-kecacaingan-masih-dianggap-sepele.html