Upload
adityahrc
View
140
Download
23
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Ceramah Imunisasi
Citation preview
PENTINGNYA IMUNISASI
APA ITU IMUNISASI?
Imunisasi adalah proses untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap serangan
mikroorganisme (bakteri dan virus) yang dapat menyebabkan infeksi sebelum mikroorganisme
tersebut memiliki kesempatan untuk menyerang tubuh kita. Imunisasi akan melindungi tubuh
dari infeksi begitu pula orang lain karena tidak tertular dari kita.
IMUNISASI DAN MANFAATNYA BAGI TUBUH
Imunisasi bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang
dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat bahkan dari
dunia. Imunisasi diberikan untuk meningkatkan kekebalan aktif, yaitu kekebalan
yang dibentuk oleh tubuh kita sendiri dengan memasukkan mikroorganisme yang sudah
dilemahkan atau dimatikan. Mikroorganisme itu kemudian dimasukan kedalah tubuh yang
biasanya melalui suntikan. Sistem pertahanan tubuh kemudian akan bereaksi terhadap
mikroorganisme tersebut sama seperti apabila mikroorganisme menyerang tubuh dengan cara
membentuk antibodi. Antibodi kemudian akan membunuh mikroorganisme itu layaknya
membunuh mikroorganisme yang menyerang tubuh. Kemudian antibodi akan terus berada di
peredaran darah membentuk kekebalan tubuh. Ketika suatu saat tubuh diserang oleh
mikrorganisme yang sama dengan yang terdapat di dalam vaksin, maka antibodi akan
melindungi tubuh dan mencegah terjadinya infeksi.
1
PENYAKIT APAKAH YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI?
Hingga saat ini terdapat 10 jenis vaksinasi yang dapat mencegah terjadinya
infeksi pada anak, yaitu: polio, campak, gondongan, rubella (campak Jerman), difteria,
tetanus, batuk rejan (Pertusis), meningitis, cacar air, dan hepatitis B. Sedangkan terdapat 3
jenis vaksinasi yang dapat diberikan pada kelompok anak-anak ataupun dewasa dengan risiko
tinggi menderita infeksi, yaitu: hepatitis A, flu (Influenza), dan pneumonia
APAKAH YANG TERJADI JIKA ANAK TIDAK DIIMUNISASI?
Secara garis besar, ada 2 kemungkinan;
Pertama, jika anak tidak pernah terpapar dengan mikroorganisme penyebab infeksi, maka
tidak akan terjadi apa-apa, anak akan tumbuh sehat.
Kedua, jika anak terpapar dengan mikroorganisme penyebab infeksi, kemungkinan anak akan
menderita penyakit atau tidak tergantung bagaimana kekebalan tubuhnya apakah dapat
melawan mikroorganisme tersebut atau tidak. Anak dapat sakit ringan saja dan hanya perlu
beristirahat dirumah, ataupun gejalanya cukup berat hingga harus dirawat di rumah sakit,
ataupun dapat berakibat fatal hingga menyebabkan kematian. Selain itu, dengan “membawa”
mikroorganisme dalam tubuhnya, ia dapat menularkan penyakit ke orang lain di sekitarnya
yang juga tidak memiliki perlindungan terhadap mikroorganisme tersebut dan pada akhirnya
dapat menimbulkan wabah dengan begitu banyak penderita yang sakit hingga meninggal.
KAPAN IMUNISASI SEBAIKNYA DILAKUKAN?
Seorang anak harus mendapatkan suntikan pertama sebelum berumur 2 bulan dan kemudian
mendapatkan 4 atau lebih suntikan berikutnya sebelum berusia 2 tahun. Beberapa vaksinasi
harus dilakukan suntikan booster (suntikan penguat) pada tahun- tahun berikutnya hingga
anak belajar di sekolah dasar.
2
MENGAPA ANAK HARUS SEGERA DIVAKSINASI?
Vaksin diberikan pada usia sangat dini karena penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan
pemberian vaksinasi biasanya menyerang anak pada awal kehidupannya ataupun memberikan
gejala yang berat, menimbulkan berbagai komplikasi, hingga mengancam jiwa jika diderita
anak-anak tersebut.
Waktu pemberian vaksinasi juga disesuaikan dengan pola penyakit yang biasanya
menyerang anak pada usia tertentu, sehingga imunisasi akan melindungi anak lebih awal
sebelum penyakit tersebut memiliki kesempatan menyerang tubuh anak.
BUKTI KEBERHASILAN IMUNISASI
Pada tahun 1977, setelah berkampanye selama 1 dekade, melibatkan 33 negara, cacar berhasil
dieradikasi di seluruh dunia. Polio yang disebabkan oleh virus liar telah berhasil dieradikasi di
belahan dunia Barat; tingkat vaksinasi anak-anak di Amerika Serikat selalu tinggi; dan
penyakit serta kematian akibat difteri, pertusis, tetanus, campak, gondongan (mumps), rubela,
dan HiB rendah.
BAGAIMANA JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI?
Jadwal imunisasi untuk tiap-tiap negara berbeda disesuaikan dengan pola penyakit yang ada
serta ketersediaan vaksin. Selain itu, karena faktor biaya, di Indonesia imunisasi dibagi
menajdi 2 kelompok. Kelompok pertama adalah imunisasi yang diwajibkan sehingga tersedia
hingga di Puskesmas dan Posyandu dengan harga yang cukup terjangkau, sedangkan kelompok
kedua adalah imunisasi yang dianjurkan.
BAGAIMANA JIKA IMUNISASI TERLAMBAT DILAKUKAN?
Jika anak belum mendapatkan imunisasi sama sekali, segeralah rencanakan
untuk memulai pemberian imunisasi. Tenaga medis akan memberikan vaksinasi sesuai umur
anak saat ini, yang jadwalnya biasanya berbeda dengan jadwal anak yang mendapat imunisasi
sesuai dengan ketentuan umur. Pemberian yang terlambat tidak akan mengurangi
3
efektivitas vaksinansi untuk membentuk imunitas tubuh, hanya saja anak tidak
mendapatkan perlindungan terhadap penyakit infeksi sedini mungkin.
Begitu pula apabila anak tidak lengkap mendapatkan vaksinasi, segeralah lengkapi sesuai
jadwal tanpa harus memulainya dari awal lagi.
APAKAH SUNTIKAN VAKSINASI TIDAK BERBAHAYA?
Suntikan vaksinasi sangat aman, tapi tidak selalu 100%. Seperti obat-obat
lainnya vaksinasi dapat menyebabkan beberapa reaksi yang biasanya ringan seperti nyeri pada
lengan tempat suntikan dan demam dengan suhu tidak terlalu tinggi. Namun, reaksi yang berat
dapat terjadi, tapi sangat jarang sekali (1 diantara 1 juta suntikan), misalnya reaksi alergi
yang begitu hebat terhadap komponen zat-zat yang terdapat dalam vaksin.
Meskipun begitu, yang harus selalu diingat adalah menderita penyakit-penyakit
yang dapat dicegah jauh lebih berbahaya daripada kemungkinan komplikasi yang dapat
terjadi akibat suntikan vaksinasi atau dengan kata lain untungnya jauh lebih banyak
daripada kerugiannya.
APAKAH SEMUA ANAK BOLEH DISUNTIK?
Seperti dikatakan di atas, vaksinasi pada umumnya adalah aman dan manfaat imunisasi jauh
lebih banyak bila dibandingkan dengan komplikasi yang mungkin terjadi, namun ada beberapa
keadaan khusus yang membuat anak-anak atau dewasa tidak boleh diimunisasi. Keadaan ini
kita sebut indikasi kontra.
Indikasi kontra imunisasi adalah:
Secara umum (berlaku untuk semua vaksin): alergi terhadap vaksin (setelah vaksinasi
pertama timbul reaksi alergi, bahkan sampai syok), alergi terhadap zat lain yang terdapat di
dalam vaksin (antibiotika yang terdapat di dalam vaksin, pengawet , dll), sakit sedang atau
berat, dengan atau tanpa demam (sakit akut ringan dengan atau tanpa demam bukan indikasi
kontra imunisasi)
4
Secara khusus (untuk beberapa vaksin)
1. Imunodefisiensi (keganasan darah atau tumor padat, imunodefisiensi kongenital,
terapi dengan obat-obatan yang menurunkan daya tahan tubuh seperti
kortikosteroid (prednisone, metil prednisolon) jangka panjang →imunisasi polio
oral, MMR, varisela
2. Infeksi HIV (polio oral dan varisela) atau kontak HIV serumah (polio oral)
3. Imunodefisiensi (gangguan kekebalan tubuh) penghuni rumah → polio oral
4. Kehamilan → MMR, Varisela (tapi bila ibunya yang hamil, tidak apa-apa bila
anaknya diimunisasi)
MITOS-MITOS TENTANG IMUNISASI: BENAR ATAU SALAH?
Saat ini banyak orangtua yang enggan melakukankan imunisasi karena berbagai
informasi yang beredar di masyarakat mengenai efek samping vaksinasi yang dapat terjadi,
misalnya vaksinasi MMR menyebabkan autisme, beberapa vaksinasi menyebabkan sindroma
kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome), kadar thimerosal (zat pengawet)
yang terdapat dalam vaksin begitu tinggi sehingga bisa menyebabkan keracunan merkuri, dan
lain sebagainya. Informasi-informasi tersebut menyebabkan penurunan drastis jumlah bayi-
bayi yang mendapatkan imunisasi dan secara langsung menyebabkan jumlah penderita infeksi
kembali meningkat. Ternyata pendapat-pendapat tersebut tidak berdasarkan bukti-bukti
ilmiah, hanya berupa dugaan belaka. Berbagai penelitian yang telah dilakukan tidak
menemukan hubungan secara langsung kejadian-kejadian tersebut dengan pemberian
vaksinasi. Selain itu, berbagai teknologi terus dikembangkan untuk membuat vaksin yang
lebih aman dan tidak menimbulkan efek samping.
Sekali lagi harus diingat bahwa setiap tindakan yang dilakukan manusia selalu ada
risikonya namun janganlah hanya mengkhawatirkan risiko yang mungkin terjadi dari suatu
tindakan yang akan dilakukan tanpa mempertimbangkan manfaat yang akan didapat. Jelas-
5
jelas manfaat pemberian imunisasi jauh lebih besar dari kemungkinan komplikasi yang dapat
terjadi.
6
IMUNISASI PPI
DEFINISI
Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen,
sehingga bila kelak ia terpajan antigen serupa, tidak terjadi penyakit. Dilihat dari cara
timbulnya maka terdapat dua jenis kekebalan, yaitu kekebalan pasif dan kekebalan aktif.
- Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat oleh
individu sendiri, contohnya: kekebalan pada janin diperoleh dari ibu, pemberian
suntikan imunoglobulin.
- Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan
antigen seperti pada imunisasi, atau terpajan secara alamiah.
TUJUAN
Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan menghilangkan penyakit
tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu
dari dunia, seperti cacar.
Keberhasilan Imunisasi tergantung
- Genetik pejamu: Faktor MHC I dan MHC II
- Status imun pejamu
- Kualitas dan kuantitas vaksin (cara pemberian, dosis, frekuensi pemberian, bahan-bahan
tambahan yang digunakan, dan jenis vaksin
JENIS VAKSIN
1. LIVE ATTENUATED
- Bakteri/virus yang sudah dilemahkan
- Bersifat labil dan cepat rusak bila terkena panas atau sinar sehingga penyimpanan &
transport harus baik
- Virus : campak, mumps, rubella, polio, rotavirus, dan demam kuning
7
2. INACTIVATED
- Bakteri/virus atau komponen yang dibuat tidak aktif
- Selalu membutuhkan dosis ganda
- Seluruh sel virus inaktif: influenza, polio, rabies, hepatitis A
- Seluruh sel bakteri inaktif: pertusis, tifoid, kolera.
- Fraksional: hepatitis B, pertusis aseluler, tifoid Vi, influenza
- Toksoid: difteri, tetanus, botulinum
- Polisakarida murni: pneumokokus, meningokokus
- Gab Polisakarida: HiB, Pneumokokus
PROSEDUR IMUNISASI
Prosedur imunisasi terdiri atas:
- Tata cara Pemberian imunisasi
- Penjelasan kepada orang tua mengenai imunisasi dan efek samping
- Pencatatan imunisasi
- Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
- Pelaporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
- Imunisasi pada kelompok beresiko
Hal-Hal Yang harus diperhatikan
- Penyimpanan
- Pengenceran
- Pembersihan kulit
- Pemberian suntikan
- Teknik dasar dan ukuran jarum
- Arah sudut jarum pada suntikan im
- Tempat suntikan yg dianjurkan
- Posisi anak dan lokasi suntikan
- Pengambilan vaksin dari botol (vial)
- Pemberian dua atau lebih vaksin pada hari yang sama
8
BCG
Tidak mencegah infeksi tapi mengurangi resiko Tb Berat
Dibuat dari Mycobacterium bovis.
Efek Proteksi 8-12 minggu setelah penyuntikan.
Penyimpanan pada suhu 5oC dan terhindar dari sinar matahari langsung maupun tidak
langsung. Selalu perhatikan rantai dingin pada saat pengangkutan.
Vaksin setelah dilarutkan harus segera dipakai dalam waktu 3 jam dan sisanya
dibuang.
Pemberian; anak: 0,1 ml, Bayi: 0,05 ml diberikan secara intradermal dilengan atas
(otot deltoid).
Diberikan pada anak umur 0-2 bulan, biasanya dilakukan di rumah sakit bersamaan
dengan pemberian vaksin hepatitis B dan polio segera setelah lahir.
Kontra Indikasi:
- Uji Tuberkulin >5 mm, Sedang menderita HIV, Gizi buruk, Kehamilan,
- Demam tinggi, Infeksi kulit luas, Pernah Tbc
Hal-hal yang diperhatikan pada pemberian BCG :
- Reaksi Lokal
Terjadi 1-2 minggu setelah penyuntikan: indurasi & eritema
pustulaulkussembuh spontan dalam 8-12 minggu dengan jaringan parut.
- Reaksi Regional
Pembesaran kelenjar axila/cervikal, tidak demam
Komplikasi
- Abses (cold abses), tidak memerlukan terapi, sembuh spontan, bila matang
lakukan insisi
- Limfadenitis supurativa: sembuh 2-6 bulan, bila matang lakukan insisi
9
HEPATITIS B
Ada dua macam imunisasi Hepatitis B: imunisasi pasif (dengan Imunoglobulin) dan Imunisasi
aktif (dengan partikel HBsAg yang tidak infeksius).
Imunisasi Pasif
Indikasi utama
- Paparan dengan darah yg HBsAg (+)
- Paparan Seksual dengan HBsAg (+)
- Paparan Perinatal, Ibu HBsAg (+)
- Harus segera sebelum 48 jam
Dosis
- Paparan kecelakaan jarum suntik: 0,06 ml/kgBB maksimal 5 ml secra
intramuskuler, diulang 1 bulan kemudian
- Paparan seksual: dosis tunggal: 0,06 ml/kgBB maksimal 5ml
- paparan perinatal: 0,5 ml (im)
Imunisasi Aktif
- Pemberian im di daerah deltoid/ paha anterolateral.
- Pemberian dengan subkutan dapat menghambat penyerapan vaksin.
- Penyimpanan vaksin pada suhu 2-8oC, jangan sampai beku.
- Jadwal: awal 3x Suntikan I usia 0 bulan, suntikan II usia 1-2 bulan, dan suntikan ke
III pada waktu 6 bulan.
- Kontra indikasi : Tidak ada absolut, kecuali ibu hamil
POLIO
Isi: virus Polio Sabin tipe 1,2 dan 3 yg dilemahkan
Oral Polio Vaksin (OPV)
Jadwal dan dosis
10
- Imunisasi dasar (II,III,IV) diberikan 3x dengan interval 4 minggu. Pada daerah
endemis diberikan dosis tambahan segera setelah lahir (Polio I)
- Polio Ulangan: 1 tahun setelah Polio IV kemudian saat masuk SD
- Dosis 2 tetes (0,1 ml) per oral.
Penyimpanan
- Suhu -20oC, dalam suhu 2-8oC stabil 6 minggu.
Kontra Indikasi dan hal yang perlu diperhatikan.
- Pasien mendapat imunosupresan dan kehamilan.
- Angka kejadian paralisis paska imunisasi polio 1 diantara 1 juta, dapat terjadi dalam
waktu 30 hari setelah imunisasi atau dalam waktu 60 hari pada orang lain yang tidak
divaksinasi.
DPT
Tidak diberikan sebelum 2 bulan karena bersifat reaktogenitas dosis Pertusis pd bayi kecil.
Disimpan pada suhu 2-8oC.
Reaksi pasca imunisasi demam dan nyeri pada tempat suntikan dapat diberikan analgetik
anti piretik, bila reaksi berlebihan pada tempat suntikan berikutnya diberikan DT.
Komponen: Toxin Difteri, Whole cel Pertusis, Toxoid Tetanus
Kontra indikasi mutlak terhadap komponen pertusis
- Riwayat anafilaksis.
- Encephalopati setelah pemberian vaksin sebelumnya.
Precaution: Bila pada pemberian sebelumnya ada riwayat hiperpireksia, hipotonik-
hiporeponsif dalam 48 jam, anak menangis terus selama 3 jam, kejang 3 hari sesudahnya.
Jadwal dan dosis :
- Imunisasi DPT diberikan 5 kali, terdiri dari imunisasi dasar 3 kali ( DPT I, II, III ),
dan DPT ulangan IV dan V.
- DPT I : usia 2-4 bulan di RS pada usia 2 bulan.
- DPT II : usia 3-5 bulan di RS pada usia 4 bulan.
- DPT III : usia 4-6 bulan di RS pada usia 6 bulan.
11
- DPT IV : usia 18 bulan
- DPT V : anak usia 6 tahun.
- Dosis DPT 0,5 ml intramuskular didaerah paha anterolateral.
CAMPAK
Virus campak mengandung virus campak starin CAM70 hidup yang telah sangat
dilemahkan, dibiakan dalam jaringan janin ayam, kemudian dibeku keringkan.
Setiap dosis yang telah dilarutkan mengandung virus campak tidak kurang dari 5000
CCID50 atau PFU dan kanamisin sulfat tidak lebih dari 100 mcg dan eritromicin tidak lebih
dari 30 mcg.
Vaksin diberikan subkutan tidak boleh intravena.
Vaksin dilarutkan dengan pelarut yang telah dikemas, jangan memakai pelarut lain. Vaksin
yang telah dilarutkan hanya tahan 8 jam dalam suhu 2-8oC.
Jadwal dan Dosis : Dianjurkan 1 x (0,5 ml sc) umur 9 bl, pd KLB dpt diberikan umur 6
bulan dan diulang 6 bulan kemudian.
Penyimpanan : Suhu 2-8oC, terhindar dari sinar Matahari.
Efek samping
- Demam, diare, ruam kulit, konjungtivitis dan gejala kataral jarang : timbul 7-12 hari
setelah disuntik
- Ensephalitis 1/1 juta : timbul 30 hari pasca imunisasi
Kontra indikasi
- Infeksi akut disertai demam, imunodefisiensi, terapi imunosupresif, alergi protein telur,
kanamisin, eritromisin dan ibu hamil
- Anak yang diberi tranfusi darah atau Ig, imunisasi ditangguhkan minimal 3 bulan
12
Tabel Jadwal Pemberian Vaksin.
VaksinBulan Tahun
Lhr 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 2 3 5 6 10 12
PPI (Program Pengembangan Imunisasi) = diwajibkan
BCG
Hepatitis B 1 2 3
Polio 0 1 2 3 4 5
DPT 1 2 3 4 5 6
Campak 1 2
13