Upload
budi-sumarsono
View
213
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Namaku Vania, sebelumnya aku bersekolah di
SDN 031 Tanah Grogot. Setelah lulus dari SD aku
melanjutkan ke SMP 1 Tanah Grogot. Aku memilih masuk
ke SMP 1 karena SMP 1 termasuk sekolah favorit di
wilayahku. Di pagi yang dingin ini, aku harus siap-siap untuk packing. Sebenarnya aku
packing bukan untuk berlibur keluar kota, tetapi untuk mempersiapkan barang-barang yang
harus dibawa untuk mos 2 hari lagi.
H-1.Seperti biasanya, aku selalu saja’rempong’ untuk menyiapkan barang-barang
untuk MOS. Memang tidak terlalu banyak barang yang harus di siapkan. Tapi tetap saja di
dalam pikiranku itu itu semua membuatku sangat sibuk. Pertama, aku mulai membuat
papan nama. Mulai dari menyiapka kardus sebagai alasnya,menulis namaku dikertas yang
berbeda,menyiapkan lem, mengelem namaku diatas kardus, membolongi sedikit ujung
kardusku, memasang tali agar dapan di pasang di badanku. Huftt semuanya begitu
melelahkan, untung saja aku tidak disuruh mengikat rambutku dengan pita warna-warni.
Karena aku berhijab hehe. Setelah menyiapkan papan nama, aku langsung menyiapkan baju
yang hendak kupakai besok. Tentunya tidak lupa membawa alat sholat juga hehe.
Hari MOS pun datang. Ini MOS pertama buatku, karena di SD memang tidak ada
mos seperti ini. Dag dig dug rasanya, saat menginjakan kaki di halaman sekolahku yang
baru. Ada banyak ketakutanku saat pertama kali MOS. Mulai dari takut di kerjain kakak
kelas, malu, takut diolok banyak orang baru, pokoknya rasanya campur aduk. Tapi, siap
tidak siap aku harus tetap mengikuti MOS. Sesampainya di sekolah, aku langsung mencari
ruang gugusku karena sebelumnya gugus telah di bagi, dan aku mendapat “Gugus D’’.
Mencari gugusnya pun aku harus bolak-balik memutari halaman sekolah, ya seperti pencari
jejak hehe. “Dimana sih kelasnya” kata ku dalam hati. Akhirnya akupun menemukan kelas
yang aku cari, maklum baru pertama kali menginjakan kaki di SMP 1 sebelumnya hanya
melihat dari jalan raya saja. Dikelas itu ternyata sudah banyak anak-anak dari sekolah lain,
serta kakak-kakak OSIS yang bertugas menjaga gugus kami. Dengan wajah tertunduk
akupun masuk kedalam kelas sambil mencari teman-temanku dan bangku yang kosong.
Ternyata di sana terdapat temanku Syifa, dan Annisa .Alhamdulillah… dapat kursi juga,
MOS Pertamaku
kalau kagak gimana nasib aku, duduk lesehan atau nungguin bapak guru ngambil kursi di
gudang sampai kakiku sakit.. gak deh, jangan sampai.
Senior pun datang, rasanya seperti artis. Baru bilang “selamat pagi adek-adek” udah
pada bersorak sorai dan dikasih applause. Apa yang spesial, heran aku sama mereka. Coba
aja aku yang ngomong di depan sana, pasti nothing expression, atau nggak malah hening
sehening kuburan. Ketimbang aku kebawa suasana yang ngebosenin ini, mending aku
kenalan sama sampingku. Hemt hemt test suara dulu, menghela nafas untuk nambah tingkat
PD. Andai aku bawa permen relaxa atau dapros atau permen mint pasti nafasku wangi.
Sayang sekali dari kelima permen yang ada di kantongan, gak ada permen yang rasanya
mint. Ya sudahlah, nasib. yang penting nafasku gak bau kuda nil, jengkol ataupun pete
hehe. Ku lihat para senior memperkenalkan dirinya dan sesudah itu sepertinya senior senior
itu nyuruh kami untuk memperkenalkan diri di depan kelas satu persatu urut dari bangku
pojok kiri depan, ah biarkan. Aku dan temanku malah asyik ngobrol tentang rasanya masuk
SMP dan hari pertama MOS. Karena saking keasyikkan ngobrol tiba tiba terdengar suara
yang menghentakkan telingaku. Untung gendang telingaku gak pecah. “Hey Kamu.. yang
ngobrol melulu!, cepat perkenalkan diri kamu ke teman temanmu!.” bentaknya. Ugh…
galak bener ya, aku cuma bisa bengong dan melangkahkan kaki ke depan temanku.
Pantesan dia marah, habis dari tadi aku gak maju ke depan, padahal urutannya sudah sampe
ke aku, ini nih efek dari ngobrol keasyikan, baik-buruk harus aku tanggung. Itung-itung uji
nyali. Sesampainya didepan kelas aku sangat gugup karena menatap mata teman-temanku
yang banyak belum aku kenal. Rasanya itu seperti mau pentas di suatu acara besar, seakan-
akan aku artisnya hehe. Dan semua mata hanya menuju padaku. Yang tadinya ngobrol
bersama temannya malah jadi melihatku semua huftt. Dengan menarik nafas dalam-dalam
lalu dihembuskan akupun ‘Bismillah’ mulai memperkenalkan diri. Sebelumnya senior
memberitahu kalau aku harus menyebutkan nama,tempat tanggal lahir, alamat,asal sekolah,
hobby, dan alasan kenapa ingin masuk SMP ini.
“Bismillah” kataku dalam hati sambil menerik dan menghembuskan nafas.
“ Asalamualaikum wr.wb. Namaku Vania Athaya Budianti, aku lahir di Tanah Grogot, 22
November tahun 2000. Asal sekolahku dari SDN 031. Alamat rumahku JL.DI.Panjaitan.
Hobbyku dengarin musik. Alasanku masuk SMP ini karena teman-temanku banyak yang
masuk disini dan ini adalah SMP favorit di Tanah Grogot. Terima kasih” . Akhirnya
perkenalanku berjalan lancar, tetapi ada saja yang nyeletuk “nomor hpnya berapa”. Aku
hanya diam tanpa ekspresi saat ditanya soal itu.
“Gimana adek-adek ada pertanyaan?” ucap kakak senior yang akupun lupa siapa namanya,
karna memang sangat banyak. Satu kelas hening dan ada anak yang nyeletuk “ tidak ada
kak, tidak penting hahaha”. Aku langsung badmood mendengar celetukan anak itu. Tak
tahu siapa namanya tetapi aku selalu saja ‘bt’ melihat wajahnya segeralah aku kembali ke
tempat dudukku semula. Setelah aku memperkenalkan diri, ternyata masih banyak teman-
teman yang belum memperkenalkan diri.” Dari tadi acara perkenalannya nggak kelar-kelar
sih, perkenalan itu intinya kan tahu siapa nama temen kita, itu kalau menurutku. Gak usah
pakai alamat, apalagi no telepon, kalau itu sih bukannya mau perkenalan tapi modus”.
Ucapku dengan Syifa. “tenang tenang paling sebentar lagi selesai” jawab Syifa.
Tanpa tidak sadar akupun tertidur lelap. “Hey… kamu yang lagi molor, bangun!.”
Bentaknya. Aku pun kaget dan sontak terbangun. “Uh.. ganggu orang tidur saja”,
gumamku. Kucoba membelakkan mataku yang masih terhalang hawa kantuk ini. Aku pun
menoleh ke sampingku dan bertanya, “Syif, ada apa gerangan?” tanyaku dengan terkantuk-
kantuk. “Kamu dipanggil senior tuh suruh bangun” jawabnya. “Hey! Sini kamu! Ngapain
kamu tidur dikelas?! bangun!!, sebagai hukumannya kamu harus menyanyi di depan
kelas!.” Ujar senior dengan nada tinggi. Dengan mukaku yang kucel majulah aku kedepan
kelas untuk kedua kalinya dan mulai menyanyi “ bintang kecill” sontak semua senior dan
peserta MOS pun tertawa. Entah dimana ku sembunyikan rasa maluku saat itu. Andai
kepala ku bisa berputar kebelakang, pasti segera kulakukan. Aku langsung melanjutkkan
bernyanyi tanpa menghiraukan orang yang menertawakanku. Selesai aku bernyanyi, ada
yang bertepuk tangan, ada juga yang masih menertawakanku. “huhhhhh” gerutuku didalam
hati. Langsung aku kembali ke tempat dudukku dengan wajah ‘bt’ lagi. Melihat wajahku
yang tertekuk tadi,kakak senior pun langsung menyuruh adik-adik kelasnya diam. Dan
mengajak untuk bermain game baru.
“oke adik-adik sekarang kita akan bermain game” ujar senior yang bernama Devi. Kak
Devi pun mengeluarkan sesuatu berupa mainan bunga kertas yang diduga akan menjadi
obyek untuk gamenya nanti. ku lirik, seorang senior sedang memandangiku. Duh mau
ngapain sih sebenernya? aku masih penasaran, ada apa sih?
“cara bermainnya gampang,kita menjalankan bola sambil bernyanyi. Ketika lagu itu habis,
maka yang terakhir akan menjadi pemerannya” ujar kak Devi. “Balonku ada lima rupa-rupa
warnanya hijau kuning kelabu merah muda dan biru meletus balon hijau DOR!! Hatiku
sangat kacau. Balonku sisa empat kupegang erat-erat” itulah nyanyian anak-anak MOS
lainnya. Dann ternyataa….. “huftt untung bukan aku yang kena,ya aku bebas, serasa bebas
dari jeruji penjara yang menahan *menghela nafas*. untung bukan aku yang jadi tokohnya,
kalau tadi aku jadi meranin, mungkin aku bisa kena serangan jantung mendadak,
mengerikan!!” kataku kepada Annisa. ”kataku kepada Syifa dan Annisa. “huhh iya aku
juga” sahut mereka bersamaann. Ternyata yang akan memerankan adalah anak bernama
Lidya dari SD Muhamadiyah, temanku Mitha, dan Nisa dari SD 016, ya aku memang tidak
mengenal Lidya dan Nisa karena berasal dari SD yang berbeda.
Dengan perasaan senang aku menonton mereka memerankan peran di game itu.
“haha mereka lucu sekali” ujarku sambil tertawa. Tidak lama setelah itu, terdengar suara
azan zuhur. Semua anak-anak MOS segera mempersiapkan alat sholat mereka dan
mengambil air wudhu sambil dipandu oleh kakak senior. Kami sholat di musholla SMP 1
yang memang tidak terlalu besar, jadi kamu harus bergantian. Selepas sholat zuhur kami
pun pulang kerumah masing-masing. “Hari ini memang sangat melelahkan, tetapi
sangat seru sekali. Dari mulai memperkenalkan diri, bemain game bersama,sampai kejadian
memalukan pun takkan kulupakan. Ini adalah MOS pertama yang paling berkesan untukku”
NAMA: VANIA ATHAYA BUDIANTI
KELAS: IXB