Upload
raisa-ariestha
View
215
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pembahasan status ekonomi
Citation preview
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Status Ekonomi
A. Analisis Univariat
Tabel 4.1 Gambaran Status Ekonomi
Status Ekonomi Frekuensi (n) Persentase (%)
Rendah 35 50,7
Cukup 34 49,3
Total 69 100
Sumber: Data Primer, 2015
Tabel 4.1 menunjukan gambaran status ekonomi responden. Responden dengan
status ekonomi rendah berjumlah 35 responden (50,7%) lebih banyak
dibandingkan dengan responden dengan status ekonomi cukup yaitu 34 responden
(49,3%).
B. Analisis Bivariat
Tabel 4.1 Hubungan antara Status Ekonomi dan Status Gizi Balita
Status Ekonomi
Status Gizi Balita
Total Uji Chi-SquareKurang Normal
Rendah
Cukup
9
9
26
25
35
34
p = 0,943
Total 18 51 69
Sumber : Data Primer, 2015
Tabel 4.1 menunjukan hubungan antara status ekonomi dan status gizi balita. Dari
35 responden dengan status ekonomi rendah, 9 responden diantaranya memiliki
status gizi kurang, dan 26 responden lainnya memiliki status gizi normal,
sedangkan dari 34 responden dengan status ekonomi cukup, 9 responden memiliki
status gizi kurang dan 25 responden memiliki status gizi normal.
Dilihat dari hasil uji statistik, tidak didapatkan adanya hubungan yang bermakna
antara status ekonomi dan status gizi balita (p>0,05).
4.1.2 Tingkat Pengetahuan Ibu
A. Analisis Univariat
Tabel 4.1 Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu
Tingkat Pengetahuan Ibu Frekuensi (n) Persentase (%)
Kurang 54 78,3
Baik 15 21,7
Total 69 100
Sumber : Data Primer, 2015
Tabel 4.1 menunjukan gambaran tingkat pengetahuan ibu. Ibu dengan tingkat
pengetahuan kurang berjumlah 54 responden (78,3%) lebih banyak dibandingkan
dengan ibu dengan tingkat pengetahuan baik yaitu 15 responden (21,7%).
B. Analisis Bivariat
Tabel 4.1 Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu dan Status Gizi Balita
Tingkat Pengetahuan
Ibu
Status Gizi Balita
Total Uji Chi-SquareKurang Normal
Kurang
Baik
17
1
37
14
54
15
p = 0,047
Total 18 51 69
Sumber : Data Primer, 2015
Tabel 4.1 menunjukan hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dan status gizi
balita. Dari 54 ibu dengan tingkat pengetahuan kurang, 17 diantaranya memiliki
balita dengan status gizi kurang, dan 37 ibu lainnya memiliki balita dengan status
gizi normal, sedangkan dari 15 ibu dengan tingkat pengetahuan baik, 1 ibu
memiliki balita dengan status gizi kurang dan 14 ibu memiliki balita dengan status
gizi normal.
Dilihat dari hasil uji statistik, didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara
tingkat pengetahuan ibu dan status gizi balita (p<0,05).
C. Pembahasan Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu dan Status Gizi Balita
Berdasarkan hasil uji statistic melalui uji Fisher’s Exact Test diperoleh nilai
p<0,05. Dapat disimpulkan secara statistik, terdapat hubungan bermakna antara
tingkat pengetahuan ibu dan status gizi balita. Hal ini sejalan dengan penelitian
oleh Ihsan, et al tahun 2012, yang menyatakan ada hubungan asosiasi yang
signifikan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi anak balita
dengan nilai p=0,027.
Berdasarkan penelitian Rahmawati (2010) tentang pengetahuan ibu tentang gizi
seimbang dan status gizi balita, yang menyatakan ada hubungan antara
pengetahuan ibu tentang gizi seimbang dengan status gizi balita, dengan nilai
koefisien korelasi spearman (rs) = 0,355 dan nilai (p) =0,000.
Perilaku yang didasari pengetahuan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
didasari pengetahuan. Pengetahuan akan memudahkan seseorang untuk menyerap
informasi dan mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-
hari. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu umur, pendidikan dan
pengalaman. Semakin cukup umur, tingkat pematangan dan kekuatan seseorang
akan lebih matang dalam berpikir, belajar dan bekerja sehingga pengetahuanpun
akan bertambah. Semakin tinggi tingkat pedidikan seseorang, semakin mudah
menerima informasi, sehingga banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman merupakan suatu
cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. (Rahmawati, 2010)
Kurangnya pengetahuan ibu akan gizi seimbang balita dapat dikarenakan kurang
aktifnya responden dalam mencari informasi gizi dan kesehatan, kurangnya
pemberian informasi-informasi baru dari kader, bidan, dan sumber-sumber lain
tentang kesehatan dan gizi balita, sehingga pengetahuan dan wawasan yang
diperoleh lebih sempit terutama tentang gizi seimbang yang di butuhkan
balitanya. (Rahmawati, 2010)
Kesungguhan ibu balita dalam meningkatkan pengetahuan baik yang dilakukan
dengan keaktifan di posyandu maupun dari frekuensi kontak dengan media masa
dapat dijadikan landasan untuk menambah pengetahuan tentang gizi dan
kesehatan. (Ihsan, et al., 2012)
Semakin banyak pengetahuan gizinya semakin diperhitungkan jenis dan jumlah
makanan yang dipilih untuk dikonsumsinya. Sedangkan untuk yang tidak
mempunyai cukup pengetahuan gizi, akan memilih makanan yang paling menarik
panca indera dan tidak mengadakan pilihan berdasarkan nilai gizi makanan.
Sebaliknya mereka yang semakin banyak pengetahuan gizinya, lebih banyak
mempergunakan pertimbangan rasional dan pengetahuan tentang nilai gizi
makanan tersebut. (Rahmawati, 2010)
DAFTAR PUSTAKA
Ihsan, M., Hiswani., Jemadi. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Anak Balita di Desa Teluk Rumbia Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2012. FKM USU
Rahmawati, E.S., 2010. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita di Desa Sumurgeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu-Tuban. STIKES NU TUBAN