Upload
edi-jhool
View
57
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan pendamping prakrin
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Pendampingan SMK merupakan salah satu model program yang ditawarkan oleh
pihak Direktorat Pembinaan SMK bekerja sama dengan Perguruan Tinggi sebagai upaya
untuk menguatkan SMK yang ada di Indonesia. Model Pendampingan SMK yang dilakukan
oleh mahasiswa tersebut, apabila dilihat dari sisi tingkat kemanfaatan sangat dirasakan baik
oleh mahasiswa pelaksana program.
Apabila melihat dari hasil pelaksanaan program pendampingan yang telah dilakukan oleh
mahasiswa UPI, ternyata melalui program ini mampu memecahkan permasalahan di SMK
yang masih mengalami berbagai hambatan diantaranya dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar untuk kelompok mata jaar produktif sesuai dengan program keahlian yang
dikembangkan oleh SMK, penyediaan bahan ajar, media pembelajaran, buku sumber bagi
siswa dan guru serta penguatan program-program ekstrakulikuler. Dampak dari hasil tersebut,
banyak pihak SMK yang dijadikan lokasi pendampingan mahasiswa, melalui perguruan
tinggi mengusulkan kembali untuk mendapatkan bantuan program yang sama. Selain itu ada
juga SMK-SMK baru yang menginginkan untuk mendapatkan program pendampingan yang
dilakukan oleh pihak SMK mitra. Berkenaan dengan itu tampaknya program Pendampingan
SMK yang dilakukan oleh mahasiswa, perlu adanya perluasan wilayah SMK dan
penambahan jumlah mahasiswa yang terlibat.
Selain itu upaya untuk menguatkan SMK sejak tahun 2006 Direktorat Pembinaan SMK telah
melaksanakan berbagai program antara lain pemberian bantuan sarana dan prasarana dan
peralatan praktik siswa. Adanya penambahan sarana dan prasarana yang diberikan ke SMK,
perlu didukung dengan SDM guru yang memadai. Data riil yang ada unutk guru mata
pelajaran produktif (program keahlian) ternyata masih terbatas. Kekurangan guru produktif
terjadi di SMK-SMK, apalagi untuk SMKN yang baru.
Berkenaan dengan hal tersebut upaya konkrit untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di
SMK-SMK tersebut, pada tahun 2008 ini Direktorat Pembinaan SMK telah mengalokasikan
dana Program Bantuan Pendampingan SMK oleh mahasiswa melalui kerja sama dengan
Perguruan Tinggi yang relevan. Program ini akan dititikberatkan pada program
pemberdayaan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi yang menyelenggarakan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) Kependidikan dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik.
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai sebuah universitas yang memiliki komitmen
terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia, merasa perlu untuk membantu program ini
secara maksimal. Hal ini sesuai dengan visi, misi dan Renstra UPI tahun 2006-2010 yang
memfokuskan pada pengembangan berbagai ilmu kependidikan dan non kependidikan.
Apabila dilihat untuk kebijakan dalam bidang pendidikan UPI menjabarkan 10 program
diantaranya adalah mengembangkan kerja sama kelembagaan untuk meningkatkan mutu
sumber daya manusia pada tingkat lokal, nasional, dan internasional. Penjabaran dari
program tersebut didukung oleh fakultas yang ada di UPI.
Program Pendampingan SMK sangat relevan dengan program yang menjadi program untuk
bidang pendidikan mengacu pada Renstra tahun 2006-2010. Sejumlah kepakaran mahasiswa
yang dibutuhkan untuk program Pendampingan SMK terdapat Fakultas Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan (FPTK), Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam (FPMIPA), Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS), Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) yang memang secara langsung berkaitan dengan
pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan di SMK.
Universitas Pendidikan Indonesia melalui LPPM, telah melakukan kerja sama dengan
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Dirjen Mandikdasmen Depdiknas untuk
program Pendampingan SMK di Provinsi Jawa Barat, Bengkulu dan Bangka Belitung.
Jumlah mahasiswa yang terlibat 90 mahasiswa. Program ini merupakan program yang apabila
dilihat dari sisi pembelajaran bagi mahasiswa merupakan pengalaman yang sangat berharga
di dalam mendewasakan mahasiswa dan membuka kerja sama serta peluang kerja untuk
sebagai guru produktif di SMK. Selain itu bahwa manfaat dari pelaksanaan program
pendampingan SMK, khususnya yang dilakukan oleh mahasiswa UPI sangat dirasakan oleh
pihak sekolah/Dinas Kab, Kota dan Provinsi. Dimana secara konkrit pihak sekolah
mendapatkan bantuan guru produktif selama satu semester, sehingga proses belajar mengajar
dapat diperkuat dan mutu pembelajaran dapat ditingkatkan. Manfaat yang dirasakan oleh
sekolah yaitu peningkatan manajemen sekolah yang dirasakan ada perbaikan dengan adanya
mahasiswa UPI yang mendapatkan tugas dari Direktorat Pembinaan SMK untuk
melaksanakan program pendampingan SMK.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Secara umum tujuan yang ingin dicapai dari Pendampingan SMK Tahun 2010/2011 adalah:
1. Membantu meningkatkan proses kegiatan belajar-mengajar (KBM) pada SMKN
yang masih kekurangan tenaga pengajar khususnya tenaga pengajar untuk mata
diklat kelompok produktif di provinsi yang ada di Indonesia.
2. Memberikan layanan pendampingan oleh mahasiswa UPI peserta Program
Pendampingan SMK tahun 2010/2011, dalam hal :
– Peningkatan manajemen SMK lokasi pendampingan
– Peningkatan kualitas penyelenggaraan KBM
– Peningkatan program-program ekstrakulikuler SMK
1. Membantu peningkatan angka partisipasi pendidikan menengah kejuruan di
Kabupaten/Kota di dalam memenuhi kebutuhan tenaga tingkat menengah yang
profesional dan memiliki keahlian yang bermutu.
2. Tujuan khusus
sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai pada Program Pendampingan SMK Tahap I
Tahun 2010/2011 ini adalah:
1. Membantu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) di SMK yang
dijadikan lokasi sasaran pendampingan Tahun 2010/2011 oleh mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) untuk program keahlian yang
dibutuhkan oleh SMK mitra.
2. Melanjutkan program untuk meningkatkan manajemen sekolah dalam hal:
– Penataan sistem administrasi sekolah
– Penataan sarana dan prasarana yang ada di laboratorium di SMK lokasi pendampingan
– Pembenahan media pembelajaran
– Penataan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat
– Pengembangan kegiatan ekstrakulikuler
– Mengidentifikasi permasalahan dan kendala sebagai faktor penyebab terhambatnya
peningkatan mutu pembelajaran di SMK sasaran
– Membantu untuk meningkatkan hasil Ujian Nasional SMK
C. Manfaat Kegiatan
Adapun manfaat kegiatan dari pelaksanaan pendampingan SMK ini adalah sebagai berikut:
1. Tersedianya mahasiswa/alumni yang memiliki kompetensi sebagai tenaga
pendidik kelompok mata pelajaran produktif di SMK-SMK yang masih
mengalami kekurangan tenaga pendidik
2. Terselenggaranya kegiatan belajar mengajar (KBM) yang lebih baik
3. Meningkatnya manajemen SMK dalam hal administrasi sekolah, penataan
perpustakaan, penataan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat, pembenahan
media belajar dan pengembangan kegiatan ekstrakulikuler
4. Meningkatnya citra SMK yang menjadi binaan mahasiswa UPI
D. Sasaran Kegiatan
1. Siswa-siswi
Siswa – siswi SMK Negeri 3 Bengkulu dengan jurusan Usaha Perjalanan Wisata (UPW) dan
Teknik Komputer Jaringan (TKJ).
2. Lokasi Kegiatan
Di SMK Negeri 3 Bengkulu, Jalan Jati No.42 Sawah Lebar, Kota Bengkulu, Provinsi
Bengkulu.
BAB II
PROFIL SEKOLAH
A. Gambaran Lokasi
1. Profil SMK Negeri 3 Bengkulu
Nama
Sekolah
: SMK Negeri 3 Bengkulu
NSS : 331266001001
NPSN : 10702431
Status
Sekolah
: Negeri
PBM : Pagi dan Siang
Alamat
Sekolah
: Jalan Jati No.42, Kelurahan Sawah
Lebar, Kecamatan Ratu Samban
Telp./Fax : (0736)
Kota : Bengkulu
Provinsi : Bengkulu
SK Pendirian
Sekolah
Nomor : No.0208/O/1980
Tanggal : 30 Agustus 1980
2. Visi
Terwujudnya lulusan yang berkualitas, mampu bersaing secara global dan berwawasan
lingkungan.
3. Misi
1. Meningkatkan IMTAQ dan etos kerja yang kompetitif dan intensif pada warga
sekolah.
2. Mengoptimalkan KBM yang berorientasi pada pencapaian kompetensi
berstandar internasional.
3. Mengembangkan belajar kreatif, berbasis ICT, berjiwaenterphrenuer dan
berwawasan lingkungan.
4. Meningkatkan sinergi dengan stakeholder.
4. Tujuan
1. Memperluas dan memberikan pelayanan yang memuaskan bidang pendidikan
dan pelatihan.
2. Memperkuat daya saing lulusan sebagai antisipasi memasuki pasar global.
3. Meningkatkan kualitas SDM sekolah yaitu kualitas zikir dan kualitas fikir serta
berakhlak mulia.
4. Meningkatkan kompetensi untuk mencapai akuntabilitas kinerja sekolah.
5. Memperluas jaringan kerja dengan dunia usaha dan industri.
5. Sasaran
1. Menghasilkan lulusan yang berkualitas.
2. Meningkatnya permintaan dan daya terima lulusan oleh dunia usaha dan
industri.
3. Memberikan kepuasan kepada pemakai atau pemanfaatan lulusan.
4. Terwujudnya tenaga lulusan yang professional.
5. Mendapatkan kesempatan yang luas untuk diterima oleh dunia usaha dan
industri.
B. Program Keahlian yang dikembangkan
SMK Negeri 3 Bengkulu kelompok Pariwisata yang terdiri dari 6 Program Keahlian, yaitu:
1. Tata Busana,
2. Tata Kecantikan,
3. Tata Boga,
4. Akomodasi Perhotelan,
5. Usaha Perjalanan Wisata, dan
6. Teknik Komputer Jaringan.
C. SDM yang Ada di Sekolah
1. Struktur Organisasi SMK Negeri 3 Bengkulu
Kepala Sekolah : Dra. Rosmayetti,MM
Wakil-Wakil Kepala Sekolah
Waka Kurikulum : Dra. Nurleli
Waka Kesiswaan : M. Teguh Saputra, SE
Waka Sarana Prasarana : Hermiyati, S.Pd
Waka Humas : Rismaiti, S.Pd
Waka Manajemen Mutu : Eva Yuliarzi, M.Pd
Ketua Program Satuan Kompetensi
Akomodasi Perhotelan : Epriadi
Tata Boga : Dra. Armiyati
Tata Kecantikan : Murti Asmara Dewi, S.Pd
Tata Busana : Zalrita, S.Pd
Teknik Komputer Jaringan : Supin, S.Pd
Usaha Perjalanan Wisata : Dra. Dewi Susilawati
Kepala Tata Usaha : Irwan Armedi, S.Pd
2. Data Guru dan Karyawan
Terlampir.
D. Data Siswa
Terlampir.
E. Program Pengembangan Sekolah
1. Ekstrakulikuler
Kegiatan ekstrakulikuler yang dikembangkan di SMK Negeri 3 Bengkulu antara lain :
1. Paskibra
2. PIKRR
3. Teater
4. Voli
5. ROHIS
6. Basket
7. Futsal
8. PMR
2. Spesifikasi Keunggulan :
1. Keunggulan Dibidang Akademik
1. Unggul dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar / Pendidikan dan Latihan
2. Unggul dalam kualitas lulusan
3. Unggul dalam penyerapan lulusan di dunia kerja dan dunia industri
2. Keunggulan Dibidang Non Akademik
1. Unggul dalam penampilan gedung sekolah dan kebersihan serta keindahan
lingkungan sekolah
2. Unggul dalam pembinaan kesiswaan
3. Unggul dalam penerapan tata tertib sekolah
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM PENDAMPINGAN SMK
A. Manajemen Sekolah
1. Penataan Sistem Administrasi Sekolah
Administrasi adalah upaya menjadikan kegiatan dan kerja sama anggota organisasi serta
unsur-unsur lainnya menjadi efektif dan efesien. Secara sadar atau tidak, setiap orang selalu
terpaut dengan suatu jenis administrasi, sebab pada dasarnya administrasi itu selalu berurusan
dengan tujuan bersama, cara – cara orang bekerja, pemanfaatan sumber- sumber yang ada
secara efektif dan efesien.
Tujuan
Tujuan Manajemen Sekolah yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Negeri 3 Bengkulu diantaranya untuk :
Penataan administrasi berupa pembuatan daftar inventarisasi peralatan dan
perlengkapan dan penyusunan daftar keluar masuk/peminjaman barang
Pembenahan media pembelajaran
Penataan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat
Strategi dan Pendekatan
Strategi dan pendekatan manajemen sekolah di SMKN 3 Bengkulu dilakukan dengan cara
ikut aktif dalam pelaksanaan administrasi kegiatan harian dan program kerja sekolah,
pendataan perlengkapan dan peralatan, serta penyusunan daftar keluar masuk atau
peminjaman barang di kantor TKJ.
Sasaran Program
Sasaran Program manajemen Sekolah di SMKN 3 Bengkulu adalah pelaksanaan kegiatan
harian berupa pelaksanaan piket di kantor dan absensi siswa.
Materi Kegiatan
Materi kegiatan manajemen sekolah yang dilaksanakan di SMKN 3 Bengkulu ini meliputi
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Piket Harian
Pelaksanaan dan pencatatan absen/kehadiran siswa
Pendataan/inventarisasi perlengkapan dan peralatan laboratorium
Pembuatan daftar keluar masuk dan peminjaman barang di laboratorium
Langkah-langkah Kegiatan
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Melihat keadaan sekolah dan lingkungan sekitar terutama pelaksanaan
manajemen sekolah
Beradaptasi dan bersosialisasi dengan orang-orang di sekolah termasuk Kepala
Sekolah, Dewan Guru, dan staff Tata Usaha
Mengidentifikasi program yang sekiranya dapat berjalan dengan melihat kodisi
sekolah.
Melakukan kegiatan manajemen sekolah.
Melakukan Evaluasi Pelaksanaan Manajemen Sekolah.
Menyusun laporan pengembangan pendampingan SMK sebagai informasi awal
pada panitia pusat
Menyusun laporan akhir pendampingan SMK sebagai hasil dari kegiatan yang
telah dilakukan
2. Pembenahan Media Pembelajaran
Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini berkembang dengan
kecepatan yang sangat tinggi, sehingga dengan perkembangan ini telah mengubah paradigm
masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi, yang tidak lagi terbatas pada
informasi surat kabar, audio visual dan elektronik, tetapi juga sumber-sumber
informasilainnya yang salah satu diantaranya melalui jaringan Internet. Salah satu bidang
yang mendapatkan dampak yang cukup berarti dengan perkembangan teknologi ini adalah
bidang pendidikan, dimana pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses komunikasi
dan informasi dari pendidik kepada peserta didik yang berisi informasi-informasi pendidikan,
yang memiliki unsur-unsur pendidik sebagai sumber informasi, media sebagai sarana
penyajian ide, gagasan dan materi pendidikan serta peserta didik itu sendiri.
Dalam pelaksanaannya, teknik penggunaan dan pemanfaatan media turut memberikan andil
yang besar dalam menarik perhatian mahasiswa dalam PBM, karena pada dasarnya media
mempunyai dua fungsi utama, yaitu media sebagai alat bantu dan media sebagai sumber
belajar bagi mahasiswa (Djamarah, 2002; 137). Umar Hamalik (1986), Djamarah (2002) dan
Sadiman, dkk (1986), mengelompokkan media ini berdasarkan jenisnya ke dalam beberapa
jenis :
1. Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,
seperti tape recorder.
2. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan dalam
wujud visual.
3. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.
Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, dan media ini dibagi ke
dalam dua jenis
1) audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti film sound slide.
2) Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang
bergerak, seperti film, video cassete dan VCD.
3. Penataan Lingkungan Sekolah yang Bersih dan Sehat
Selain kesiapan fisik dan mental, suasana belajar mengajar juga harus didukung dengan
kondisi lingkungan yang bersih. Pasalnya, dalam suasana demikian, kita dapat lebih
konsentrasi melakukan pembelajaran. Siswa dapat lebih mudah memahami materi yang
diberikan, gurupun dapat lebih rileks memberikan materi belajar kepada siswa.
Menjaga lingkungan sekolah dari sampah atau polusi udara, memberikan banyak efek positif.
Tak hanya dalam kegiatan dan belajar mengajar, tetapi dalam pengelolaan lingkungan sudah
mendukung program pemerintah untuk mengantisipasi global warming.
Karena SMKN 3 Bengkulu merupakan sekolah yang dalam masa renovasi, jadi penataan
lingkungan sekolah yang bersih dan sehat masih belum optimal. Ini dikarenakan belum
selesainya proses pembangunan gedung baru yang rencananya masih banyak dibangun.
Walaupun demikian ada usaha dari sekolah dalam mengupayakan dan menciptakan penataan
lingkungan sekolah yang bersih dan sehat, diantara yaitu mengadakan kegiatan jumat bersih
dan piket harian untuk tiap kelas
Bukan hanya itu, dengan adanya kesadaran untuk melestarikan lingkungan dan menjaga
kebersihan sekolah juga memberi pembinaan edukatif kepada siswa, betapa besarnya peran
lingkungan dalam kehidupan, serta apa yang harus dilakukan untuk menjaga lingkungan agar
tetap bersih dan sehat.
B. Kegiatan Belajar Mengajar
Penyusunan RPP
Tujuan
Tujuan penyusunan RPP adalah untuk :
1) Memberi kesempatan kepada pendidik untuk merencanakan pembelajaran yang interaktif
dan dapat digunakan untuk mengeksplorasi semua potensi kecakapan majemuk (multiple
intellegencis) yang dimiliki setiap peserta didik.
2) Memberi kesempatan bagi pendidik untuk merancang pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan peserta didik, kemampuan pendidik, dan fasilitas yang dimiliki sekolah.
3) Mempermudah pelaksanaan proses pembelajaran.
4) Mempermudah pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran, sebagai input guna perbaikan
pada penyusunan RPP selanjutnya (improvement proses).
Manfaat
1) Meningkatkan kemampuan guru dalam merancang pembelajaran sebagai bagian dari
kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru.
2) Proses pembelajaran yang dilakukan akan lebih terarah karena tujuan pembelajaran,
materi yang akan diajarkan, metode dan penilaian yang akan digunakan telah direncanakan
dengan berbagai pertimbangan.
3) Meningkatkan rasa percaya diri pendidik pada saat pembelajaran, karena seluruh proses
sudah direncanakan dengan baik.
Prinsip Pengembangan RPP
RPP disusun berdasarkan rancangan yang terdapat pada silabus atau dengan kata lain RPP
merupakan uraian lebih lanjut dari silabus. Oleh karena itu prinsip pengembangan silabus
juga merupakan prinsip pengembangan RPP yaitu:
1) Ilmiah
2) Relevan
3) Sistematis
4) Konsisten
5) Memadai
6) Aktual dan kontekstual
7) Fleksibel
8) Menyeluruh
Penyusunan RPP
RPP disusun melalui langkah-langkah berikut:
1. Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tertuang pada silabus,
dengan memperhatikan:
a. Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat pada silabus.
b. Ruang lingkup SK.
1. Menyusun SK ,KD dan indikator sesuai dengan RPP yang akan disusun. SK,KD
dan indikator sebagai mana yang terdapat pada silabus.
2. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK, KD, dan Indikator yang telah
ditentukan. Rumusan tujuan pembelajaran lebih rinci dari KD dan Indikator,
tetapi adakalanya rumusan tujuan pembelajaran sama dengan indikator, karena
indikator sudah sangat rinci sehingga tidak dapat dijabarkan lagi.
3. Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok/ pembelajaran yang
terdapat dalam silabus. Materi ajar merupakan uraian dari materi
pokok/pembelajaran yang terdapat pada silabus.
4. Menentukan metode pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran
yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
5. Menentukan alat/bahan/ sumber belajar yang digunakan.
6. Menyusun perangkat penilaian meliputi lembar pengamatan, contoh soal, teknik
penskoran, dll.
Komponen RPP
Identitas
Identitas RPP meliputi: satuan
pendidikan, kelas, semester, Kompetensi Keahlian, mata pelajaran, jumlah pertemuan, dan
alokasi waktu. Satuan pendidikan diisi dengan nama SMK; kelas diisi dengan tingkatan
kelas dimana kompetensi akan diajarkan; semester diisi dengan nama semester dimana
kompetensi akan diajarkan; mata pelajaran diisi dengan nama mata pelajaran yang
merupakan standar kompetensi; jumlah pertemuan diisi dengan frekuensi pertemuan untuk
RPP yang disusun; alokasi waktu diisi dengan jumlah total waktu yang dibutuhkan untuk
RPP bersangkutan @ 45 menit.
Standar kompetensi
Standar kompetensi (SK) diisi dengan rumusan SK pada silabus.
Kompetensi dasar
Kompetensi dasar (KD) diisi dengan rumusan KD silabus.
Indikator pencapaian kompetensi
Indikator diisi dengan rumusan indikator silabus untuk setiap KD.
Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk kata kerja operasional yang terukur. Tujuan
pembelajaran diturunkan dari indikator atau merupakan jabaran lebih rinci dari indikator.
Perumusan tujuan pembelajaran memperhatikan hal-hal berikut:
1) Audience adalah peserta didik;
2) Behaviour merupakan perubahan perilaku peserta didik yang diharapkan setelah
mengikuti pembelajaran;
3) Condition adalah prasyarat dan kondisi yang harus disediakan agar tujuan pembelajaran
tercapai;
4) Degree adalah ukuran tingkat atau level kemampuan yang harus dicapai peserta didik.
Materi ajar
Materi ajar RPP merupakan uraian lebih rinci dari materi pokok pembelajaran silabus.
Materi ajar dapat dirumuskan berdasarkan tujuan pembelajaran, karena materi ajar harus
dapat mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran.
Metode pembelajaran
Metode pembelajaran dirumuskan berdasarkan metode pembelajaran yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran
1) Kegiatan awal
Kegiatan awal diisi antara lain dengan penjelasan tentang materi yang akan dipelajari, tujuan
dan manfaat yang akan diperoleh; pre-test atau hal lain guna mengkondisikan dan
menyiapkan peserta didik untuk kegiatan pembelajaran.
2) Kegiatan inti
Kegiatan inti diisi dengan uraian kegiatan yang lebih rinci dari kegiatan pembelajaran pada
silabus.
3) Kegiatan akhir
Kegiatan akhir dapat dirumuskan dalam bentuk kegiatan rangkuman atau kesimpulan,
penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
Alat, Bahan dan Sumber belajar
Alat, bahan dan sumber belajar diisi dengan seluruh fasilitas belajar yang digunakan dapat
berupa antara lain bahan praktik, alat simulasi, bahan ajar dan sebagainya.
Penilaian hasil belajar
Penilaian hasil belajar dapat dirumuskan berdasarkan teknik penilaian hasil belajar yang
digunakan, dapat berupa tes, observasi, penugasan, dan portofolio.
Format RPP
Format RPP dapat dikembangkan oleh satuan pendidikan dalam bentuk narasi atau tabel yang
berisi komponen: identitas, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, alat, bahan, sumber
belajar, dan penilaian. Contoh format dan isi RPP dapat dilihat pada Lampiran.
2. Praktik Mengajar Terbimbing
Ketrampilan dasar mengajar
Sebelum melakukan praktek mengajar terbimbing dan mandiri, terlebih dahulu mempelajari
ketrampilan dasar mengajar yang diantaranya adalah :
1. Keterampilan bertanya dasar dan lanjut
2. Keterampilan memberi penguatan
3. Keterampilan mengadakan variasi
4. Keterampilan menjelaskan
5. Keterampilan memimpin diskusi kecil
6. Keterampilan mengelola
7. Keterampilan membuka dan menutup pembelajaran
8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Semua pokok-pokok keterampilan dasar mengajar tersebut dapat diterapkan guru dengan
mengelola kelas. Penerapan keterampilan dasar mengajar ini menuntut guru agar dapat
mengimplementasikan materi agar siswa dapat memahami apa yang disampaikan guru dalam
KBM. Dalam pelatihan mengajar, penerapan keterampilan dasar mengajar secara
terintegrasi dalam latar ilmiah dan variasinya, pengelolaan proses belajar mengajar dan
dampaknya terhadap siswa.
Pelatihan Keterampilan Mengajar Terbimbing
Setelah keterampilan dasar mengajar diketahui, penulis mulai melakukan kegiatan
keterampilan yaitu terjun langsung mengelola kelas dengan dibimbing guru pamong bidang
studi yang bersangkutan. Oleh karena itu, semua perangkat pengajaran harus sudah siap.,
seperti silabus yang dijabarkan dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) secara
sistematis demi lancarnya kegiatan belajar mengajar.
Pelatihan Keterampilan Mengajar Mandiri
Pelatihan keterampilan mengajar secara mandiri adalah pelatihan dengan penugasan
terstruktur dalam konsep system kredit semester yang diberlakukan selama ini, yaitu tugas
ditetapkan oleh pembimbing sedangkan cara pelaksanaannya, supervise yang diberlakukan
oleh dosen pembimbing dan guru pamong relatif masih ketat. Selanjutnya pelatihan yang
dilakkukan sendiri, mahasiswa sebagian besar dilepas sehingga mahasiswa harus
menetapkan tugas, pelaksanaan dan penilaian hasilnya sendiri. Namun demikian diminta
atau tidak pembimbing dan guru pamong bertanggung jawab atas terjadinya proses
pelatihan sebagaimana mestinya. Materi pokok pelatihan mengajar secara mandiri terletak
pada segi keketatan pembimbing dan supervise dari dosen pembimbing dan guru pamong.
Dalam pelatihan mengajar secara mandiri mahasiswa calon guru diberi kesempatan berlatih
secara mandiri untuk menerapkan secara utuh segala kemampuan keguruan dalam situasi
nyata sekolah menengah, pengayaan koneks dan dan mengasah kemampuan refleksi.
Pelatihan secara mandiri fokus perhatian ditujukan kepada pengembangan kemampuan
profesional guru, yaitu kemampuan membuat persiapan mengajar, penguasaan
keterampilan mengajar, pengelolaan proses belajar mengajar, penampilan diri sendiri dan
dampaknya terhadap siswa. Dalam pelaksanaan kegiatan mengajar mandiri, mahasiswa
diberi kesempatan secara materi, merencanakan, melaksanakan dan menilai hasilnya.
Guru pamong dan dosen pembimbing sudah makin mengurangi peranan supervisinya.
Tetapi dalam waktu-waktu tertentu dapat melaksanakan pertemuan balikan antara
mahasiswa calon guru dengan dosen pembimbing dan guru pamong atau teman sejawat
(mahasiswa praktek) untuk mendiskusikan hal-hal yang perlu mendapat perhatian
menurut hasil pengamatan masing-masing.
Dalam diskusi ini mahasiswa dibimbing oleh dosen pembimbing dan guru pamong agar
dapat melakukan refleksi secara lebih dalam, atas pengalaman-pengalaman mereka
selama dalam pelatihan. Seperti halnya pada tahap-tahap pelatihan sebelumnya. Pada tahap
pelatihan ini masih diperlukan pelatihan perbaikan jika mahasiswa masih belum menguasai
salah satu keterampilan dasar mengajar, metode mengajar bidang studi atau aspek-aspek
tugas kependidikan keguruan lainnya. Hal ini dapat dilakukan melalui pengajaran mikro
atau melalui pelatihan pengajaran terbimbing.
Di dalam belajar mengajar di dalam ruang kelas perlu adanya interaksi atau hubungan timbal
balik dan kerjasama antara guru dan murid. Hal tersebut dimaksudnkan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan oleh guru maupun siswa.
3. Menyusun dan mengembangkan Alat Evaluasi
Jenis Alat Penilaian
Secara garis besar alat penilaian digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu non-tes dan tes.
Seringkali kedua jenis alat penilaian tersebut dinamakan teknik penilaian.
Teknik Non-Tes
Teknik non-tes biasanya digunakan untuk mengevaluasi bidang afektif atau psikomotorik.
Hal ini bisa dilakukan dengan cara seperti berikut ini.
a) Angket (questionaire)
Angket adalah sebuah daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh responden.
Angket berfungsi sebagai alat pengumpul data. Data tersebut berupa keadaan atau data diri,
pengalaman, pengetahuan, sikap, pendapat mengenai suatu hal.
b) Wawancara (interview)
Wawancara merupakan teknik non-tes secara lisan. Pertanyaan yang diungkapkan umumnya
menyangkut segi-segi sikap dan kepribadian siswa dalam proses belajarnya. Teknik ini
dilakukan secara langsung dan dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan penilaian bagi
siswa.
c) Observasi (pengamatan)
Observasi adalah suatu teknik penilaian non-tes yang menginventarisasikan data tentang
sikap dan kepribadian siswa dalam kegiatan belajarnya. Observasi dilakukan dengan
mengamati kegiatan dan perilaku siswa secara langsung. Data yang diperoleh dijadikan bahan
penilaian.
d) Inventori (inventory)
Inventori pada hakekatnya tidak banyak berbeda dengan angket. Inventori mengandung
sejumlah pertanyaan yang tersusun dalam rangka mengetahui tentang sikap, pendapat dan
perasaan siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Data sebagai informasi umumnya telah
disediakan dalam bentuk pilihan ganda, yang harus dipilih oleh siswa.
e) Daftar cek (Checklist) dan Daftar Bertingkat (Rating Scale)
Bila kita melakukan tes secara tertulis dan secara lisan, maka kita hanya mengukur
kemampuan siswa dalam daerah kognitif saja. Sistem tes tertulis (pencil and paper test)
seperti itu tidaklah mungkin dapat mengungkapkan kemampuan siswa dalam hal
keterampilan. Perubahan tingkah laku dalam hal sikap, minat, kebiasaan, dan penyesuaian
diri perlu mendapat perhatian yang tak dapat diungkapkan hanya dengan tes lisan dan tulisan.
Oleh karena itu perlu tes lain, yaitu tes perbuatan. Yang dimaksud dengan daftar cek adalah
sederetan pertanyaan atau pernyataan yang dijawab oleh responden dengan membubuhkan
tanda cek () pada tempat yang telah disediakan. Sedangkan skala bertingkat adalah sejenis
daftar cek dengan kemungkinan jawaban terurut menurut tingkatan atau hierarki.
Teknik Tes
Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematik dan obyektif untuk memperoleh data atau
keterangan tentang seseorang, dengan cara tepat dan cepat. Tes matematika adalah alat
pengumpul informasi tentang hasil belajar matematika. Teknik tes atau cara melaksanakan tes
dapat digolongkan ke dalam 3 cara, yaitu
i) Tes Tertulis,
ii) Tes Lisan, dan
iii) Tes Perbuatan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
N
o.
Jenis Program /
Komponen
Sebelu
m
Sesudah K
et
Kegiatan Belajar Mengajar
1. Merakit
komputer
Kurang
nya PC
untuk
praktik
um
meraki
t
kompu
ter
Sudah
tersedia
PC yang
diusahaka
n oleh
pihak
sekolah
dan siswa
2. KKPI Hanya
teori di
dalam
kelas
Mengusah
akan ada
kegiatan
praktikum
di dalam
laboratori
um
3. Bimbingan
Belajar
Tidak
ada
Team
Terbentuk
Team
Teaching
Teachi
ng
untuk
kegiata
n
Praktik
um
dalam
setiap
kegiatan
Praktikum
Ujian Online Siswa
TKJ
belum
pernah
menco
ba
ujian
online
Siswa
kelas X
dan XI
telah
diujicobak
an ujian
online di
blog
untuk
mata
pelajaran
produktif
dan
Fisika.
PembuatanBlog Belum
ada
blog
untuk
jurusan
TKJ
dan
UPW
Sudah
dibuat
blog
untuk
jurusan
TKJ dan
UPW
Pemanfaaata
nFacebook
Belum
ada
Pembuata
n akun
akun
facebo
ok
(tidak
resmi)
untuk
SMKN
3
Bengk
ulu,
Jurusa
n
UPW,
dan
TKJ
untuk
SMKN 3
Bengkulu,
Jurusan
UPW,
Jurusan
TKJ
sebagai
media
publikasi
ke
masyarak
at
Bengkulu
Manajemen Sekolah
Piket Harian
Kantor
Belum
ada
jadwal
piket
harian
kantor
TKJ
Siswa
kelas X
dibagi
untuk
jadwal
piket
kantor
TKJ
Database Siswa
TKJ
Databa
se
siswa
untuk
email,
blog
belum
Melakuka
n update
no.kontak
dan
membuat
database
email dan
ada,
dan no.
Kontak
ada
tapi
belum
ter-
update
blog siswa
kelas X-
TKJ
Unit Bisnis Belum
ada
unit
bisnis
Bersama
Ketua
Jurusan
dan guru
produktif
membuat
proposal
dan
persiapan
lainnya
untuk
membuat
Unit
Bisnis
UPW
(Rafflesia
Tour and
Travel)
dan TKJ
(Warnet
TKJ 3)
Ekstrakurikuler
Futsal Sudah Melanjutk
berjala
n dan
terbent
uk
ekskul
futsal
an dan
menjadi
pembimbi
ng dengan
mengatur
ulang
struktur
organisasi
ekskul
B. Pembahasan
Manajemen Sekolah
Penataan lingkungan sekolah yang masih tidak teratur. Ini dikarenakan masih banyak
pembangunan gedung baru sehingga untuk melakukan penataan lingkungan sekolah yang
teratur belum optimal sepenuhnnya dilaksanakan.
Karena adanya proses pembangunan sekolah, ruang perpustakaan dijadikan ruang belajar,
sehingga anak-anak yang ingin berkunjung ke perpustakaan menjadi terganggu. Buku-buku
dan inventaris di dalam perpustakaan pun masih sedikit.
Kegiatan Belajar Mengajar
SMK Negeri 3 Bengkulu memiliki cukup tenaga pendidik normatif dan adaptif, namun
tenaga pendidik kejuruan/produktif masih sangat kurang, itu pun tidak sesuai dengan
pendidikan yang dimiliki. Hal ini terutama pada jurusan yang baru berdiri yaitu Usaha
Perjalanan Wisata (UPW) dan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ).
Prasarana berupa laboratorium komputer pun masih kurang dalam jumlah komputer yang
tersedia. Dalam kegiatan belajar mengajar, khususnya mata pelajaran KPPI, siswa hanya di
kelas dan diberikan teori tanpa praktik langsung di depan komputer.
Pengembangan Ekstrakurikuler
Dalam pengembangan ekstrakurikuler berjalan dengan lancar, setiap minggunya diadakan
latihan – latihan untuk menambah kemampuan siswa. Setiap ada kejuaraan atau pertandingan
SMK Negeri 3 Bengkulu ikut berpartisipasi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penulis melaksanakan program pendampingan SMK sekitar 4 bulan, mulai dari bulan
November sampai dengan bulan Februari. Penulis melakukan kegiatan di SMK Negeri 3
Bengkulu. Selama melaksanakan kegiatan Program pendampingan SMK, penulis banyak
belajar dari pengalaman pada saat mengajar di lingkungan sekolah. Kesuliatn-kesulitan yang
dihadapi dan solusinya menjadi bekal yang berharga ketika penulis terjun ke dunia
pendidikan kelak.
Penulis menghadapi banyak kesulitan dalam penggunaan, penyediaan media pembelajaran,
serta penyesuaian diri terhadap lingkungan baru,seperti,terbatasnya waktu pembuatan media
pembelajaran, terbatasnya bahan-bahan media pembelajaran serta sosialisasi dengan
lingkungan. Upaya-upaya yang dilakukan penulis dalam mengatasi kesulitan tersebut antara
lain; mengatur waktu kegiatan-kegiatan dengan sebaik-baiknya meminimalisir bahan-bahan
media pembelajaran serta melakukan penyesuain dan sosialisasi terhadap lingkungan sekolah.
B. Saran
Saran yang penulis bisa sampaikan kepada para calon tenaga pendidik adalah jadilah seorang
tenaga pendidik yang professional, janganlah takut membuat kesalahan karena sebagai
manusia biasa, kita tidak luput dari kesalahan. Selain itu, pilihlah media pembelajaran yang
sesuai dengan materi ajar dan jadikan pengalaman sebagai guru besar dalam hidup.
Rekomendasi untuk Sekolah:
Perlu adanya perekrutan/mencari tenaga pengajar/pendidik yang benar-benar
sesuai dengan bidang keahliannya
Perlu adanya pembenahan pada sistem sarana prasana dan fasilitas sekolah yang
menyokong kegiatan belajar mengajar.
Perlu adanya pembenahan manajemen sekolah yang lebih baik khususnya di
jurusan yang masih baru