15
Orasi Bisnis Edisi ke-2 CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED LEARNING PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TINGGI 1 CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED LEARNING PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TINGGI A. Jalaluddin Sayuti Administrasi Niaga - Politeknik Negeri Sriwijaya Abstract In fact, that Indonesian education is 10 ranked of 14 developing countries in Pacific Asia, and according to the World Competitiveness Year Book, at the moment; Indonesian education is ranked 16 among Asian countries and ranked 160 in the world. Based on this data, that all Indonesian education institutions should make a plan to self-evaluate, and answer why our education system is became low level standard than other countries in the world, especially in Pacific Asia region. This evaluation intended in encouraging our education institution to compete with foreign education institution in global context. To make it happen the Indonesian education institution suggested changing its paradigm from teacher centre learning to become student centre learning. This paradigm is teaching learning processes not only using competency based curriculum in focusing to the student needs, but also more focusing to the outcome based education. This concept is used applicable teaching materials that designed to collaborate with stakeholders. To make sure that a new paradigm using optimally, all higher education institution suggested making a new corporate planning. The corporate planning to be planned must be discussed clearly for three aspects: human resources; organizational climate; and study material used in teaching learning processes. Key words: corporate planning, outcome based education, and higher education PENDAHULUAN Kita saat ini berada pada perubahan di berbagai sektor terutama sektor ekonomi yang dipengaruhi oleh bisnis global, yang berakibat pada sulitnya pembiayaan ekonomi. Perubahan situasi ini telah mempengaruhi dunia pendidikan tinggi, baik pendidikan jalur akademik maupun jalur vokasi seperti Politeknik. Pengaruh yang tampak terhadap lembaga Pendidikan Tinggi (PT) kita akibat dari berbagai perubahan itu diantaranya menurunnya minat masyarakat untuk memilih jenjang pendidikan jalur akademik pada beberapa program studi. Di sisi lain seacara nasional mutu lembaga Pendidikan Tinggi kita masih dalam katagori rendah (World Competitiveness Year Book, April 2009).

CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED · PDF filethe student needs, but also more focusing to the outcome based education. ... mengubah tradisi sistem pembelajaran dari orientasi pada

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED · PDF filethe student needs, but also more focusing to the outcome based education. ... mengubah tradisi sistem pembelajaran dari orientasi pada

Orasi Bisnis Edisi ke-2

CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED LEARNING PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TINGGI 1

CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED LEARNING

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TINGGI

A. Jalaluddin Sayuti

Administrasi Niaga - Politeknik Negeri Sriwijaya

Abstract

In fact, that Indonesian education is 10 ranked of 14 developing countries in Pacific Asia,

and according to the World Competitiveness Year Book, at the moment; Indonesian education is ranked 16 among Asian countries and ranked 160 in the world. Based on

this data, that all Indonesian education institutions should make a plan to self-evaluate,

and answer why our education system is became low level standard than other countries in the world, especially in Pacific Asia region. This evaluation intended in encouraging

our education institution to compete with foreign education institution in global context.

To make it happen the Indonesian education institution suggested changing its paradigm from teacher centre learning to become student centre learning. This paradigm is

teaching learning processes not only using competency based curriculum in focusing to

the student needs, but also more focusing to the outcome based education. This concept is

used applicable teaching materials that designed to collaborate with stakeholders. To make sure that a new paradigm using optimally, all higher education institution

suggested making a new corporate planning. The corporate planning to be planned must

be discussed clearly for three aspects: human resources; organizational climate; and study material used in teaching learning processes.

Key words: corporate planning, outcome based education, and higher education

PENDAHULUAN

Kita saat ini berada pada perubahan di berbagai sektor

terutama sektor ekonomi yang

dipengaruhi oleh bisnis global,

yang berakibat pada sulitnya pembiayaan ekonomi. Perubahan

situasi ini telah mempengaruhi

dunia pendidikan tinggi, baik pendidikan jalur akademik maupun

jalur vokasi seperti Politeknik.

Pengaruh yang tampak terhadap lembaga Pendidikan Tinggi (PT)

kita akibat dari berbagai perubahan

itu diantaranya menurunnya minat

masyarakat untuk memilih jenjang pendidikan jalur akademik pada

beberapa program studi. Di sisi lain seacara nasional mutu lembaga Pendidikan Tinggi

kita masih dalam katagori rendah (World Competitiveness Year Book, April 2009).

Page 2: CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED · PDF filethe student needs, but also more focusing to the outcome based education. ... mengubah tradisi sistem pembelajaran dari orientasi pada

Orasi Bisnis Edisi ke-2

CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED LEARNING PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TINGGI 2

Secara umum setiap program studi pada lembaga pendidikan tinggi saat ini

menghadapi dampak dari berbagai perubahan. Untuk menghadapinya, diperlukan suatu

konsep penataan melalui evaluasi diri agar dapat mengetahui pada posisi mana dan

memiliki apa saja yang dapat diandalkan dalam pendistribusian semua sumber kekuatan program studi yang ada, Selain menghadapi dampak dari berbagai perubahan ini, lembaga

pendidikan tinggi juga mengahadapi pesaing asing tingkat nasional dan global, karena

lembaga pendidikan tinggi asing saat ini bukan hanya mudah di jangkau oleh masyarakat, tapi karen antar negara saat ini seakan tanpa batas, lebih jauh lagi semakin banyaknya

lembaga pendidikan tinggi asing yang membuka cabang atau perwakilan di Indonesia.

Penerapan dan perubahan ekonomi, politik, dan pasar global akan semakin

menyulitkan lembaga pendidikan tinggi kita dalam membendung pengaruh (negatif) persaingan. Untuk mengantisipasinya diperlukan suatu pegangan sebagai petunjuk

pengelolaan semua kekuatan PT, yang di sebut corporate planning yang memuat seluruh

rancangan tentang mau di bawa ke mana suatu program studi di masa yang akan datang dalam rangka menghadapi saingan di era pasar yang semakin global agar tujuan

jurusan/program studi tetap dapat di capai.

Untuk mengarahkan program studi pada sebuah lembaga PT dalam menjalankan kegiatan untuk mencapai tujuannya perlu di buat suatu rencana menyeluruh untuk

mengubah tradisi sistem pembelajaran dari orientasi pada pengajar (teacher oriented

learning) menjadi pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik (student oriented

learning) Artikel ilmiah ini akan menjabarkan secara deskriptif analisis bagaimana menyusun corporate Planning sebagai dasar pijakan menyusun perencanaan strategis dan

perencanaan operasional suatu program studi pada lembaga PT yang berorientasi pada

Outcome Based Learning.

TINJAUAN PUSTAKA

Organisasi dan manajemen tidak dapat dipisahkan, karena organisasi merupakan

wadah untuk mencapai tujuan, sedangkan manajemen adalah cara untuk bagai mana tujuan itu dapat di capai, cara untuk mancapai tujaun itu dilandaskan pada sebuah

rencana. Rencana-rencana dalam organisasi harus di susun secara berurutan dan secara

hirarkis yang teratur untuk saling mendasari antara satu dengan yang lainnya atau rencana harus dijabarkan dan diterjemahkan menjadi rencana yang dapat dioperasionalkan.

Dari berbagai rencana yang ada dalam sebuah organisasi, rencana harus di susun

berdasarkan suatu gambaran yang menyeluruh tentang semua aspek potensi bagi organisasi itu yang disebut dengan corporate planning. Oleh karena itu coporate

planning diartikan suatu perencanaan jangka panjang yang bersifat menyeluruh dan

strategis untuk merumuskan beberapa strategi dan program pokok alokasi sumber daya

yang dimanfaatkan untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu jangka waktu tertentu (Bambang Resmianto:1977, hal: 17). corporate planning juga dijabarkan sebagai proses

menyusun rencana untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui perhitungan semua

sumber daya organisasi dan lingkungan yang berkaitan dengan kegiatan yang akan dilakuka. corporate planning merupakan pendekatan formal secara terstruktur untuk

mencapai tujuan dan untuk mengimplementasikan strategi organisasi.

Jadi corporate planning adalah suatu perencanaan jangka panjang yang mengandung unsur-unsur strategik yaitu hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan

organisasi secara keseluruhan, oleh karena itu dalam pengertian tersebut mengandung

unsur-unsur perumusan dari suatu pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:

- Kemana organisasi (suatu program studi) diarahkan? - Bagaimana situasi yang dihadapi (suatu program studi) sekarang?

Page 3: CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED · PDF filethe student needs, but also more focusing to the outcome based education. ... mengubah tradisi sistem pembelajaran dari orientasi pada

Orasi Bisnis Edisi ke-2

CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED LEARNING PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TINGGI 3

- Bagaimana organisasi (sebuah program studi) dapat sampai ke tujuan atau

mencapai tujuannya?

Secara terpisah perencanaan diartikan suatu proses untuk menentukan sesuatu yang akan dilakukan dan bagai mana sesuatu itu dilakukan. Sedangkan rencana adalah

suatu statemen atau pedoman bagai mana suatu tujuan dapat di capai ( R. Wayne Mondy:

1988, hal:86). Agar tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah format/statement rencana dapat di capai perlu di buat suatu strategi. Dalam kegiatan manajemen, startegi diartikan

penentuan terhadap tujuan utama jangka panjang dan sasaran-sasaran dari suatu

organisasi dan pemilihan cara-cara bertindak dan pengalokasian sumber-sumber daya

yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan tersebut (Kadarman: 1992, hal:48). Jadi strategi ini menyangkut soal pengaturan sumber-sumber yang dimiliki oleh organisasi

agar dalan jangka panjang atau di masa yang akan datang tidak kalah bersaing.

Pengaturan strategi di maksud harus berdasarkan visi dan misi lembaga, adapun yang dimaksud dengan visi adalah suatu pernyataan tentang gambaran keadaan dan

karakteristik yang ingin di capai oleh suatu lembaga pada masa yang akan datang,

sedangkan misi yaitu tugas pokok yang harus dilaksanakan untuk merealisasikan visi (Ma’mun Sutisna: 2001, hal: 1 – 3). Secara jelas bahwa yang akan dicapai atau tujuan

dari sebuah program studi adalah memiliki alumni yang dapat di terima oleh masyarakat

penguna alumni, karena para alumninya dapat melakukan atau berbuat sesuai dengan

bidnagnya masing-masing. Berkaitan dengan hal ini, maka diperlukan penerapan konsep Outcome Based Learning (OBE) yaitu, suatu metode desain kurikulum pembelajaran

yang berfokus pada apa yang harus dilakukan oleh peserta didik atau mahasiswa setelah

mereka menyelesaikan studinya (Acharya:2003).

PEMBAHASAN

Setiap organisasi, baik organisasi

bisnis, organisasi sosial maupun organsiasasi pendidikan harus mempunyai

panduan, panduan ini memuat petunjuk-

petunjuk pelaksanaan (skala prioritas) dalam bentuk rencana jangka pendek dan

rencana jangka panjang organisasi atau

panduan ini bisa di sebut Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) yang disusun

untuk suatu kurun waktu tertentu. Konsep

ini di sebut Corporate Planning (CP).

Secara khusus yang tertuang dalam panduan itu harus ada statement visi dan

misi organisasi yang di ikuti dengan

rencana strategis dan rencana oprasional yang akan dijalankan oleh semua unit yang

ada dalam organisasi.

Corporate planning suatu program studi harus disusun berdasarkan pada corporate planning tingkat lembaga, artinya visi

dan misi, perencanaan strategis dan perencanaan operasional program studi harus

merupakan penjabaran atau berdasarkan pada visi dan misi lembaga. Berdasarkan konsep

ini, pertanyaan yang muncul adalah apakah semua program studi suatu lembaga pendidikan tinggi telah memiliki corporate planning, meskipin telah ada visi dan misi

program studi, barang kali statemen visi dan misi yang ada itu perlu di telaah ulang,

Page 4: CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED · PDF filethe student needs, but also more focusing to the outcome based education. ... mengubah tradisi sistem pembelajaran dari orientasi pada

Orasi Bisnis Edisi ke-2

CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED LEARNING PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TINGGI 4

karena bukan hanya keharusan memiliki statement visi dan misi sebagai landasan

adminsitratif ketika akreditasi saja, melainkan saat ini semua program studi yang sedang

menghadapi perubaan global perlu menata atau mereposisi diri yang di mulai dari

menyusun kembali visi dan misinya.

Menyusun Visi dan Misi sebagai Inti Corporate Planning

Visi dan Misi yang akan disepakati oleh suatu program studi pada lembaga pendidikan tinggi harus disusun dan melibatkan semua komponen yang ada pada lembaga

itu, dasar penyusunannya adalah semua kenyataan yang ada di luar organisasi, dan tentu

saja tidak melupakan kenyataan yang ada di dalam organisasi, penyusunannya harus

berpedoman pada tujuan jurusan atau tujuan program studi. Penjabaran visi, harus tergambar dengan jelas sebagai kerangka kegiatan organisasi yang tertuang pada misi,

misi diartikan suatu tugas pokok yang harus dilaksanakan untuk merealisasikan visi

(Ma’mun Sutisna: 2001).

Menyusun Visi

Sebagai bahan kajian, visi yang akan disusun harus memenuhi beberapa persyaratan berikut ini:

Berorientasi pada masa depan

Tidak dibuat berdasarkan trend saat ini

Mengekspresikan kreativitas Berdasarkan pada nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat

Memperhatikan sejarah, budaya dan nilai organisasi

Mempunyai standar yang tinggi, ideal serta harapan bagi anggota lembaga Menggambarkan keunikan lembaga dalam kompetisi dan citranya

Bersifat ambisius serta menantang segenap anggota lembaga (Lewis dan Smith, 1994

dari Sukisno, disarikan Ma’mun Sutisna, 2001)

Pada sisi lain komponen organisasi yang akan menyusun visi diperlukan mempunyai

kemampuan:

- Memahami secara benar segala sesuatu tertang organisasi - Memperkirakan masa depan organisasi dengan setepat-tepatnya

- Memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas dan mantap

Untuk organisasi lembaga

pendidikan tinggi, dalam hal ini program

studi, langkah-langkah pemikiran,

perumusan dan penetapan visi sebaiknya di mulai dari:

1. Unsur pimpinan lembaga/jurusan dan

program studi mengadakan perkiraan tentang masa depan dengan tepat atau

setepat-tepatnya.

2. Berdasarkan kenyataan atau statement diatas pimpinan lembaga dimaksud

merumuskan visi.

3. Konsep visi ini di sampaikan kepada

civitas akademika untuk mendapatkan tanggapan 4. Berdasarkan hasil tanggapan pada langkah ke 3 diatas, visi dimantapkan.

Page 5: CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED · PDF filethe student needs, but also more focusing to the outcome based education. ... mengubah tradisi sistem pembelajaran dari orientasi pada

Orasi Bisnis Edisi ke-2

CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED LEARNING PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TINGGI 5

5. Konsep visi yang telah mantap ini di bawa kedalam rapat khusus Majelis Jurusan

untuk disempurnakan dan bila telah dianggap tepat lalu disyahkan.

6. Visi ditetapkan oleh pimpinan lembaga dan pimpinan jurusan dengan surat

keputusan dan dijadikan bagian dari rencana strategis 7. Visi disosialisasikan kepada seluruh unsur civitas akademika, dan juga kepada

masyarakat luar kampus.

Menyusun Misi

Menurut Peter Drucker (dalam Barry C dan Derek L:1993, hal:47) Suatu bisnis

tidak ditentukan oleh nama, dasar hukum, atau undang-undang pembentukannya. Bisnis

ditentukan oleh misi bisnisnya. Hanya rumusan misi dan tujuan organisasi yang jelas yang akan memungkinkan adanya tujuan-tujuan bisnis yang jelas dan wajar. Oleh karena

itu, berkaitan dengan penjelasan sebelumnya bahwa misi merupakan tugas pokok yang

harus dilaksanakan untuk merealisasikan visi, maka statemen misi harus disusun melalui mekanisme yang sama dengan penyusunan visi, hanya saja sebagai pedoman

penyusunannya perlu diperhatikan bahwa misi harus dapat menjawab pertanyaan-

pertanyaan berikut ini: Keberadaan lembaga (program studi) untuk berbuat apa?

Apa produk atau jasa yang utama dari lembaga?

Siapa konsumen utama dari lembaga?

Mengapa mereka menjadi konsumen utama? Pihak lain mana yang berkepentingan terhadap lembaga?

Apa nilai dasar (core-value) dari lembaga dan harus dipedomani?

Apa yang berbeda pada lembaga saat sekarang dan 5 (lima) tahun ke depan? Mengapa hal itu berbeda?

Apa jenis jasa yang akan diberikan lembaga di masa depan?

Apa yang harus dipersiapkan lembaga untuk mempersiapkan produk baru tersebut?

(Lewis & Smith, 1994, dari Sukisno Liw, disarikan Ma’mun Sutisna, 2001).

Misi yang telah disepakati pada sebuah organisasi, dalam hal ini jurusan atau program

studi sangat bermanfaat untuk: 1. Menentukan bentuk organisasi dengan strukturnya sebagai potret lembaga

2. Menentukan cara kerja organisasi utuk mencapai tujuannya

3. Sifat dan kualitas organisasi untuk memenangkan persaingan 4. Pedoman pencapaian visi sebagai cita-cita yang harus dapat diwujudkan pada

masa yang akan datang.

Menyusun Corporate Planning dan OBE Program Studi Menyadari betapa pentingnya

corporate planning (CP) dan tujuan yang

hendak di capai oleh suatu program studi pada PT, dan telah kita fahami pula bagai

mana rancangan menyusun visi dan misi, dan

bila kita telah anggap selesai (telah ada) visi dan misi, maka selanjutnya kita akan

menyampaikan bagaimana menyusun

corporate planning melalui langkah-langkah

berikut ini:

Page 6: CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED · PDF filethe student needs, but also more focusing to the outcome based education. ... mengubah tradisi sistem pembelajaran dari orientasi pada

Orasi Bisnis Edisi ke-2

CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED LEARNING PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TINGGI 6

1. Pihak manajemen lembaga pendidikan dan manajemen jurusan atau program studi

menyepakati ulang statement visi dan misi program studi serta memasyarakatkannya

kepada civitas akademika.

2. Manajemen jurusan/program studi melakukan analisis terhadap semua aspek yang ada di dalam organisasi program studi, dan dikelompokkan menjadi dua, yaitu yang

berupa kekuatan-kekuatan (strength) dan kelemahan-kelemahan (weaknesses)

program studi, hal ini di sebut faktor-faktor internal lembaga. Kemudian menganalisis semua aspek yang ada di luar organisasi yang juga dikelompokkan

menjadi dua yaitu yang berupa peluang-peluang (opportunities) pengembangan dan

yang berupa ancaman/tangtangan (threats) dalam melakukan berbagai kegiatan, hal

ini di sebut faktor-faktor eksternal. Kegiataan tahap ini biasa di sebut dengan analisa SWOT. Kegiatan yang paling mendasar pada tahap ini adalah program studi harus

meneliti dan mengkaji ulang pengertian dan asumsi yang digunakan selama ini

dalam membuat berbagai rencana dan kebijakan untuk menjalankan seluruh kegiatan program studi dalam mencapai tujuannya.

Mengkaji ulang seluruh kegiatan atau kenyataan kita secara objektif adalah suatu hal

yang sangat penting, karena: a. Dengan rencana ini keadaan kita bisa terungkap dan kedudukan serta keberadaan

program studi bisa di sadari posisinya di antara lembaga sejenis.

b. Kadang-kadang kita temukan asumsi yang kita gunakan untuk menentukan

perencanaan atau kegiatan sudah menjadi mitos, tidak realistis, karena kondisi dan kenyataan yang sebenarnya sudah berubah.

c. Pengkajian terhadap kondisi sangat subjektif dan ditentukan oleh kita masing-

masing maupun kedudukan kita. Dengan analisa yang tajam dan objektif serta terencana maka akan membantu

mempertajam persepsi kita sehingga penilaian berat sebelah akan dapat dikurangi.

Hasil akhir dari analisis ini adalah sebagai dasar menyusun strategi pengembangan

program studi.

Konsep OBE

Sesungguhnya OBE merupakan tindak lanjut dari penerapan konsep

learning outcome (T. Adesta:2009).

Secara tegas bahwa learning outcome ini merupakan penekanan konsep Kurikulum

Berbasis Kompetensi (Competency

Based Curriculum) atau KBK yang

berarti pembelajaran yang berbasis kompetensi tertentu untuk suatu program

studi. Namun dalam kenyataanya

penerapan konsep KBK tidak dapat di pakai untuk semua profil pendidikan,

terutama sulit diterapkan untuk profil

pendidikan jenjang akademik (Setiaji & Suranto: 2006, dalam T. Adesta: 2009).

Kesulitan pada konsep KBK ini di atasi

dengan konsep OBE. Pemakaian konsep OBE adalah sebagai salah satu jawaban bahwa

konsep-konsep sebelumnya yang cendrung tidak dapat menjawab tantangan lembaga pendidikan dalam menyiapkan peserat didiknya yang aplikatif terhadap lingkungannya.

Tidak aplikatifnya konsep pendidikan terdahulu terlihat bahwa proses pembelajarannya

Page 7: CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED · PDF filethe student needs, but also more focusing to the outcome based education. ... mengubah tradisi sistem pembelajaran dari orientasi pada

Orasi Bisnis Edisi ke-2

CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED LEARNING PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TINGGI 7

menganut orientasi pada pengajar atau menyajikan kurikulum sesuai dengan apa yang di

kuasai pengajar (teacher centred learning), dengan kata lain proses pembelajaran yang

mengabaikan penyiapan peserta didik yang akan dapat melakukan sesuatu sesuai dengan

bidangnya di dalam masyarakat. Oleh karena itu maka konsep OBE lebih ditekankan pada orientasi kebutuhan peserta didik (student centred learning) atau proses pebelajaran

yang berdasarkan pada penguna alumni untuk menjaga kesesuaian antara kompetensi

alumni dengan pengguna alumni. Hal ini akan dapat dicapai bila menggunakan kurikulum yang menekankan pada aspek psikomorik (learn to do).

T. Adesta (2009) mengatakan bahwa untuk melaksanakan konsep OBE diperlukan

beberapa komponen utama yaitu: Programme Educational Objectives (PEO), adalah tujuan spesifik yang konsisten

dengan visi dan misi program studi dalam merspon kebutuhan pemangku

kepentingan (termasuk pengguna alumni), yang menggambarkan harapan keberhasilan lulusan dalam karir dan kehidupan profesional mereka beberapa tahun

setelah menyelesaikan pendidikannya.

Programme Learning Outcome (PLO), yaitu pernyataan yang menggambarkan apa yang diharapkan untuk dapat diketahui, di pahami, dan di capai setelah

mahasiswa/peserta didik menyelesaikan pendidikan. PLO ini berhubungan dengan

skill, knowledge, dan behaviour (attidute) yang diperoleh ketika menempuh program

pendidikan. Couese Learning Outcomes (CLO) adalah pernyataan yang menggambarkan apa

yang diharapkan untuk dapat di ketahui, di pahami, dan dicapai setelah mahasiswa

menyelesaikan suatu mata kuliah

Menyusun Strategi dan Pengembangan Program Studi

Kegiatan pada tahap ini adalah kita harus mengintegrasikan dan menghubungkan

beberapa aspek dasar untuk kemudian diformulasikan ke dalam objektif lalu dirumuskan kedalam strategi untuk mencapai objektif tujuan tersebut. Dalam kaitan dengan

penyusunan strategi ini, tentu saja semua fakta yang ada, baik yang menyangkut kondisi

internal, maupun kondisi eksternal perlu di akomodir. Fakta internal yang pokok adalah menyangkut: penyelenggaraan proses belajar mengajar dalam kaitan dengan efektifitas

dan relevansi bahan ajar yang berhubungan dengan pencapaian konsep OBE; kesiapan,

keterampilan, dan kecukupan staf pengajar, juga staf administrasi dan teknisi; kecukupan dan kesiapan sarana dan prasarana pengajaran, seperti kelas, laboratorium, dan bengkel.

Sementara itu fakta eksternal yang harus di perhatikan adalah: dukungan pemerintah, baik

pusat maupun daerah dalam rangka memberikan dukungan dan sumbangan terhadap

kemajuan daerah; daya serap dan penerimaan alumni oleh masyarakat pengguna alumni; kegiatan lembaga pendidikan sejenis baik lokal, nasional maupun global; dan

kecenderungan minat calon mahasiswa masuk program studi. Secara skematis

penyusunan strategi dapat gambarkan sebagai berikut:

Page 8: CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED · PDF filethe student needs, but also more focusing to the outcome based education. ... mengubah tradisi sistem pembelajaran dari orientasi pada

Orasi Bisnis Edisi ke-2

CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED LEARNING PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TINGGI 8

Strategi (pengaturan/pemanfaatan) semua sumber daya yang dimiliki program studi dalam rangka mencapai tujuannya dapat diarahkan kepada aspek-aspek sebagai

berikut:

Aspek Sumber Daya Manusia Aspek ini terdiri dari tiga kelompok, yaitu; kelompok dosen, kelompok teknisi,

dan kelompok staf administrasi. Ketiga kelompok ini harus di buat rancangan

pengembangannya secara terarah, maksudnya pengembangan staf/dosen harus diarahkan untuk mengikuti pendidikan lanjut atau pengembangan profesi untuk memiliki sertifikat

keahlian tertentu yang berkaitan dengan peningkatan kualitas program studi, Program

pengembangan yang layak di ikuti adalah seperti pendidkan lanjutan jenjang S2, S3, dan pelatihan atau seminar-seminar, namun bagi staf/dosen yang baru atau yang belum

mengikuti pelatihan metodologi mengajar harus diberikan kepada mereka sebelum

menjalankan tugasnya di dalam kelas. Untuk meperkuat daya saing kelompok staf

pengajar ini, perlu dibentuk kelompok bidang keahlian sebagai dasar pengembangan dan pemberian tugas dan tanggung masing-masing staf pengajar untuk menjalankan tugas-

tugasnya sehari-hari. Dalam rangka pelaksanaan pengembangan staf, atau apabila staf

akan mengikuti suatu program pengembangan/pelatihan (pendidikan lanjut baik yang dibiayai oleh lembaga maupun tidak), sebelum mengikuti kegiatan tersebut harus

mendapat rekomendasi dari ketua program studi atau ketua jurusan terlebih dahulu,

rekomendasi ini didasarkan pada apakah program atau paket pengembangan staf itu sesuai atau dibutuhkan terhadap rencana pengembangan program studi, dalam arti kata

seleksi awal dilaksanakan oleh pimpinan jurusan atau ketua program studi lalu kemudian

izin mengikuti kegiatan dari direktur/pimpinan lembaga, dengan demikian dimungkinkan

bahwa kegiatan pelatihan/ pendidikan atau seminar yang akan di ikuti betul-betul bermanfaat untuk kemajuan program studi. Agar hasil skill and knowledge yang di dapat

oleh staf pengajar dari program pengembangan bermanfaat ganda bagi staf pengajar yang

Page 9: CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED · PDF filethe student needs, but also more focusing to the outcome based education. ... mengubah tradisi sistem pembelajaran dari orientasi pada

Orasi Bisnis Edisi ke-2

CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED LEARNING PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TINGGI 9

lainnya, maka kewajiban membuat laporan dan diseminasi adalah patut dilakukan. Semua

data kegiatan pengembangan staf ini harus tersusun rapi dan mudah diakses apabila akan

di mamfaatkan untuk tujuan penataan kelembagaan. Pengembangan kelompok teknisi

harus diarahkan agar terampil bagaimana cara mengoperasikan dan merawat semua alat yang ada di kelas dan laboratorium. Sementara pengembangan staf administrasi diarahkan

agar performance dan ketrampilan mengolah data lebih mahir dan juga bisa bersikap

sebagai seorang pelayan yang baik terhadap semua civitas akademika, maupun terhadap orang lain yang datang ke program studi, tentunya hal ini dituntut agar dapat memberikan

pelayanan yang memuaskan bagi semua pihak.

Aspek Bahan Ajar Bahan ajar yang di pakai oleh program studi idealnya mempunyai kompetensi

yang terukur dan berdasarkan konsep OBE, untuk itu semua bahan ajar yang digunakan

harus berdasarkan kurikulum yang dirangkai berdasarkan kenyataan yang ada dalam masyarakat pemakai (industri). Penyusunan kurikulum dapat didasarkan pada alur

analisis sebagai berikut:

Keterangan:

MPK Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian

MKB Mata Kuliah Berkarya

MPB Mata Kuliah Prilaku Berkarya

MBB Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat

MKK Mata Keilmuan dan Ketrampilan

Sumber: Kepmen Nomor 232/U/2000 (Diknas)

Page 10: CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED · PDF filethe student needs, but also more focusing to the outcome based education. ... mengubah tradisi sistem pembelajaran dari orientasi pada

Orasi Bisnis Edisi ke-2

CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED LEARNING PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TINGGI 10

Penyusunan bahan ajar yang berdasarkan sumber kompetensi itu diarahkan pada lima

domain pembelajaran dengan porsi persentase yang berbeda, yaitu:

Kelompok Bahan

Kajian dan

Pelajaran

Content Capacity

Building

Domain

Pembelajaran

%

MPK

Learn to Know Kognitif 15 %

MKK

Learn to learn Afectif 10 %

MKB

Learn to do Psikomotorik 40 %

MPB

Learn to behave Afektif 20 %

MBB

Learn to live

together

Kognitif dan

Afektif

15 %

Sumber : Diolah dari bahan pelatihan Manajemen Pendidikan, Politeknik P5D Bandung, Oktober 2001

Untuk menyusun bahan ajar yang standar dalam rangka mencapai konsep OBE, maka kegiatan berawal dari kurikulum. Kurikulum yang akan disusun harus

mengakomodasi porsi domain sebagai mana tersebut diatas. Untuk itu maka setiap

program studi harus memiliki satu tim permanen, yang bertugas untuk memutuskan setiap kebijakan atau perubahan bahan ajar, mereka harus difasilitasi dan diberikan

kewewenangan untuk menata dan menganilisis pemakaian dan perubahan kurikulum dan

bahan ajar dari waktu kewaktu. Sebagai standar untuk merancang pemakai konsep OBE,

maka setiap konsep yang bekaitan dengan proses pembelajaran terutama penyiapan bahan ajarnya, konsep itu harus menjawab beberapa pertanyaan berikut (Acharya (2003):

Apa yang ingin di pelajari oleh peserta didik?

Mengapa mereka ingin mempelajarinya?

Bagaimana kita (lembaga) bisa memfasilitasi atau membantu mereka belajar?

Seberapa jauh kita (lembaga) mengetahui bahwa mereka telah mempelajari

dan memahaminya?

T. Adesta (2009) mengatakan bahwa agar penerapan

konsep OBE dapat berjalan dengan baik diperlukan

instrument sebagai berikut: Department Board Meeting (DBM) yang

beranggotakan semua staf pengajar di

tambah dengan invited person bila

diperlukan. Faculty Board Meeting (FBM) yang

beranggotakan ketua jurusan/ketua

program studi, sekretaris jurusan/sekretaris program studi dan perwakilan staf

pengajar dan merupakan unit tertinggi

dibawah senat untuk memberikan usulan

yang tidak bertentangan dengan fungsi senat.

Page 11: CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED · PDF filethe student needs, but also more focusing to the outcome based education. ... mengubah tradisi sistem pembelajaran dari orientasi pada

Orasi Bisnis Edisi ke-2

CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED LEARNING PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TINGGI 11

Board of Studies (BOS) yang beranggotakan ketua jurusan/ketua program

studi, sekretaris jurusan/sekretaris program studi dan perwakilan staf pengajar

sebagai anggota internal dan anggota eksternal yang diundang dari lembaga

pendidikan lain. External Examiners (EE) beranggota seorang staf pengajar senior dari dalam

negeri dan staf pengajar senior dari yang diangkat dan disetujui oleh senat.

Industrial Advisor (IA), beranggotakan antara 3 (tiga) atau 5 (lima) orang perwakilan dari industry yang telah memiliki cukup pengalaman untuk

memberikan masukan dan umpan balik terhadap suatu program studi.

Dalam melaksanakan konsep OBE, tentu saja perlu di lihat perkembangan dan relevansinya

baik dari aspek bahan ajar yang sesaui dengan

masyarakat pengguna alumni, maupun dari aspek proses pembelajaran yang di ikuti oleh peserta

didik atau mahasiswa dengan penggunaan semua

alat peraga dan media pembelajaran berserta instuksional materialnya yang lengkap.

Menurut Towers (1996), dalam Acharya,

(2003) untuk mengetahui bahwa hal ini sesuai

dengan kondisi pembelajaran yang sedang di ikuti para mahasiswa maka hal-hal berikut ini perlu

diperhatikan:

Apa yang akan di pelajari oleh peserta didik atau mahasiswa harus telah di

identifikasi dengan jelas

Kemajuan belajar mahasiswa dapat di

lihat dari kemampuan mereka menunjukkan kemampuan yang di

dapat

Berbagai bentuk evaluasi yang strategis dalam melihat kemampuan masing-masing mahasiswa perlu di rancang

Waktu yang cukup untuk membantu masing-masing mahasiswa (termsuk

remedial) sangat diperlukan untuk mencapai dan mengembangkan potensi mereka.

Dengan demikian konsep OBE ini adalah konsep yang diterapkan untuk

meninggalkan pola pembelajaran yang bersifat trasional yang bertumpu pada pengajar (teacher centre learning) atau dengan kata lain Konsep OBE adalah konsep pembelajaran

yang harus lebih banyak melibatkan peserta didik atau mahasiswa

(http://personal.kent.edu/-apoliche/obl/htm.). Oleh karena itu konsep OBE ini harus dapat di ukur dalam semua aspeknya, terutama aspek psikomotiknya. Selain itu yang perlu di

perhatikan dalam menjalankan konsep OBE adalah cukupnya waktu untuk melaksnakan

proses pembelajaran pada setiap mata kuliah yang tergambar pada angka kredit poin pada masing-masing mata kuliah itu perlu penyesuaian (http://ww.ncrel.org/

sdrs/areas/issues/envrnmt/go/go4outcm.htm).

Aspek Organisasi dan Manajemen Sebagai wadah mengkoordinasikan semua kegiatan dalam rangka mencapai

tujuan, maka organisasi dan manajemen program studi harus bisa menaungi semua

Page 12: CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED · PDF filethe student needs, but also more focusing to the outcome based education. ... mengubah tradisi sistem pembelajaran dari orientasi pada

Orasi Bisnis Edisi ke-2

CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED LEARNING PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TINGGI 12

aktivitas/kegiatan program studi yang bersangkutan. Penataan organisasi program studi

ini berdasarkan pengelompokan penanganan berbagai sentra kegiatan proses belajar

mengajar dan juga kegiatan lain serta aspek pengembangan staf pengajar yang berkaitan

dengan penerapan Tridharma Perguruan Tinggi yang di kelola oleh program studi dengan berbagai kelompok kegiatan.

Dalam sudut pandang strategi pengembangan organisasi, maka antar setiap

kelompok kerja harus selalu terikat dan berkesinambungan untuk menjaga kesinambungan efektifitas dan relevansi kegiatan dengan pencapaian tujuan kembaga.

Berkaitan dengan menjaga kesinambungan penjacapaian tujuan ini, maka manajemen

harus punya kesadaran untuk membuat formulasi yang tepat pada setiap tugas serta

mengimplementasikannya secara terkoordinasi, dan selanjutnya memonitor semua unit dan kegiatan organisasi secara terus menerus, menurut Thomson (1995) keterkaitan

kegiatan itu dapat digambarkan seperti berikut ini:

Agar implementasi semua kegiatan yang berkesinambungan itu dapat di capai secara

efektif dan efisien, maka perlu berpegang pada prinsip slogan ”KIISS ME”, yaitu: K = Koordinasi

I = Integrasi

I = Implementasi S = Simplikasi

S = Sinkronisasi

ME = Mekanisasi

Adanya pengelompokan aktivitas

kedalam berbagai unit kegiatan yang

berorientasi pada spesialisasi staf pengajar dan semua bentuk kegiatan di bawah

koordinasi serta tanggung jawab ketua

jurusan/ketua program studi, untuk hal-

hal yang sifatnya strategis (seperti memutuskan pengelolaan kelas kerja

sama dan proyek yang ditangani jurusan)

ketua jurusan seharusnya dapat mengambil keputusan bersama-sama

Page 13: CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED · PDF filethe student needs, but also more focusing to the outcome based education. ... mengubah tradisi sistem pembelajaran dari orientasi pada

Orasi Bisnis Edisi ke-2

CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED LEARNING PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TINGGI 13

dengan staf pengajar yang terhimpun dalam Majelis Jurusan. Majelis jurusan adalah

sekelompok staf pengajar yang terdiri dari anggota senat jurusan (ex-officio) dan beberapa

staf senior yang punya kompetensi serta komitmen tinggi untuk kemajuan jurusan. Untuk

menjalankan fungsi ini, tentunya pihak pimpinan lembaga memberikan kewenangan kepada Ketua Jurusan untuk membuat keputusan yang dapat ditindak lanjuti melalui

pintu jurusan untuk berhubungan dengan pihak luar kampus. Dengan demikian struktur

organisasi jurusan yang ada saat ini memerlukan perubahan agar dapat menggambarkan kelompok-kelompok kerja atau pusat kegiatan yang merupakan tempat berhimpunnya staf

pengajar sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing yang akan mengelola

berbagai kegiatan jurusan untuk mencapai tujuan jurusan atau tujuan program studi

sebagai mana disebutkan di atas. Dengan kata lain organisasi program studi harus mengarah pada Flat Organisation Structure sebagai cirri dari organisasi yang modern

atau memperbanyak kelompok kerja operasional yang otonomi. Oleh karena itu struktur

organisasi jurusan yang akan datang dapat berupa:

Keterangan:

Ka Jur : Ketua Jurusan

Sekjur : Sekretaris Jurusan KPS : Ketua Program Studi

Sek PS : Sekretaris Program Studi

KBK : Kelompok Bidang Keahlian

Lab : Laboratorium C1, C2, C3 : Centra Kegiatan atau Badan otonomi Jurusan

Kls Smt : Kelas Semester Ganjil/Genap

PA : Pembimbing Akademik

Page 14: CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED · PDF filethe student needs, but also more focusing to the outcome based education. ... mengubah tradisi sistem pembelajaran dari orientasi pada

Orasi Bisnis Edisi ke-2

CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED LEARNING PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TINGGI 14

KESIMPULAN

Secara nasional lembaga pendidikan tinggi Indonesia saat ini masih memiliki

daya saing yang rendah, hal ini terlihat dari posisi ranking mutu lembaga pendidikan kita berada di bawah Vietnam atau urutan ke 10 dari 14 negara Asia Pasifik. Bila

dibandingkan dengan negara kawasan Asia maka Indonesia hanya berada pada urutan ke

16, bahkan secara global Indonesia berada pada urutan ke 160 diantara negara dunia. Dari kenyataan yang ada kelemahan lembaga pendidikan kita banyak disebabkan oleh sistem

pengelolaan atau dari sisi manajemen, karena pengaturan organisasi dan sistem

pembelajaran yang belum fokus pada out put pendidikan. Dengan kata lain lembaga

pendidikan kita masih banyak yang menganut paradigm lama yaitu pola proses belajar mengajar yang hanya berorientasi pada pengajar (teacher centre). Dalam proses

pembelajaran secara umum perguruan tinggi kita masih menggunakan bahan ajar yang

belum sepenuhnya melibatkan stakeholders atau pihak yang berkepentingan dan pengguna alumni. Demikian juga dengan proses pembelajaran yang di pakai masih

banyak yang belum berorientasi outcome learning. Kelemahan lain dapat di lihat pada

rencana kelembagaan yang belum terkoordinasi antara perencanaan jangka panjang yang memuat visi dan misi dengan kegiatan operasional dalam berbagai aspek, seperti aspek

dari sumber daya manusia; aspek manajemen, dan aspek bahan ajar atau proses

pembelajarannya.

REKOMENDASI

Agar dapat meningkatkan daya saing lembaga pendidikan kita, maka hendaknya

lembaga pendidikan mereposisi diri melalui evaluasi diri untuk menganalisis dan memahami semua kondisi objektif lembaga. Analisis ini seharusnya melibatkan (data)

stakeholders dalam menata organisasi untuk penyusunan corporate planning sebagai

landasan operasional kegiatan lembaga. Pengembangan kelembagaan seharusnya

diarahkan pada student centre melalui penerapan konsep outcome based education. Untuk menjaga berjalannya konsep ini, lembaga pendidikan harus memiliki tim tangguh secara

proporsional dan professional yang diberikan kewenangan untuk melakukan kegiatan

yang bersifat jemput bola.

DAFTAR PUSTAKA

Acharya C., 2003, Outcome-based Education, http://www.edtl.nus.edu.sg/link/nov2005/ obe.htm, diakses 20 Nopember 2009

Bambang Resmianto Apt, 1987, Coorporate Planning Keterkaitannya dengan Strategic

Paln, Gema Karya, PT. Kimia Farma, Jakarta

Cushway B. dan Lodge D., 1993, Organisational Behaviour and Design, Edisi Indonesia oleh Sularno Tjiptowardoyo, 1995, PT, Alex Media Komputindo, Jakarta

Conny K, Wachyoe, 2001, Strategi Pengembangan Politeknik, P5D Bandung

http://dictionary.bnet.com/definition/coorporate-planning.html, diakses Maret 2009 http://personal.kent.edu/-apoliche/obl/htm., di akses 20 Nopember 2009

http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=180388, di akses tanggal 22

Nopember 2009 Ian Hidayat Tjakraatmadja, 2000, Indikasi Permasalahan manajemen Publik Masa lalu,

Studio Manajemen TI – ITB Bandung

Kadarman AM., 1992, Pengantar Manajemen, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Makmun Sutisna, 2001, Visi, Misi dan Tujuan Program Studi Perguruan Tinggi, P5D Bandung

Page 15: CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED · PDF filethe student needs, but also more focusing to the outcome based education. ... mengubah tradisi sistem pembelajaran dari orientasi pada

Orasi Bisnis Edisi ke-2

CORPORATE PLANNING dan OUTCOME BASED LEARNING PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TINGGI 15

Mondy Wayne R. dkk, 1998, Management Concept and Practice, A Division of Simon

and Schuter, Fourth Edition, USA

Mendiknas, Kepmen No 232/u/2000, Tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi, Jakarta

PT. Kimia Farma, 1987, Majalah Berkala Khusus GK, Tahun SVIII, Jakarta Thompson, J.L., 1995, Strategy in Action, Chapman & Hall, London

T. Adesta, E.Y., 2009, Lulusan Politeknik: Sudahkah sesuai dengan Kebutuhan Tenaga

Kerja di Era Global?, Orasi Ilmiah pada Dies natalis Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang

World Competitiveness Year Book, http://t4belajar.wordpress.com/2009/04/24/kualitas-

pendidikan-indonesia-urutan-ke-160-dunia, di akses tanggal 22 Nopember 2009.