29
CASE REPORT SESSION Disusun Oleh : Raden Ganang Ibnusantosa 12010011017 Risma Amalia Rahman 12010011013 Nadila Ayu Karisa 12010011032 Ismail Tresnawan 12010011016 Partisipan : Nurul Romadhona 12010011034 Abdullah 12010011042 Siti Rif’ati 12010011062 Yanti Hiriyanti 12010011024

cover

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kiki

Citation preview

Page 1: cover

CASE REPORT SESSION

Disusun Oleh :

Raden Ganang Ibnusantosa 12010011017

Risma Amalia Rahman 12010011013

Nadila Ayu Karisa 12010011032

Ismail Tresnawan 12010011016

Partisipan :

Nurul Romadhona 12010011034

Abdullah 12010011042

Siti Rif’ati 12010011062

Yanti Hiriyanti 12010011024

BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA

RS AL ISLAM BANDUNG

Page 2: cover

2012

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. I

Usia : 40 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Konsultan Teknik

Alamat : Margahayu

Tanggal Pemeriksaan : 28 Februari 2012

ANAMNESIS

Keluhan utama : Gigi goyang pada gigi bagian depan sebelah kiri bawah

Sejak 2 bulan yang lalu, pasien mengeluh goyang pada gigi bagian depan sebelah kiri

bawah. Keluhan ini dirasakan terus-menerus. Pasien juga mengeluh sebelumnya mengalami

karang gigi pada gigi tersebut namun tidak diobati. Tiga bulan yang lalu pasien pun mengaku

pernah terjeduk pada gigi tersebut.

Sejak 2 bulan yang lalu, Pasien juga mengeluhkan nyeri pada gigi bagian kanan

bawah. Nyeri dirasakan hilang timbul pada saat minum minuman yang dingin. Nyeri

diarasakan seperti linu dan terkadang berdenyut.

Pasien menyangkal adanya keluhan sakit kepala, panas badan, bengkak pada mulut.

Pasien menggosok gigi 2 kali sehari saat pagi hari dan sore hari ketika mandi. Pasien

menggunakan sikat gigi yang lembut dan bergagang lurus. Pasien mengaku sering mengalami

gusi berdarah pada saat sikat gigi. Pasien memiliki riwayat kebiasaan meminum kopi bisa 4

gelas per hari, menggeretakkan gigi, dan memakai tusuk gigi setelah makan.

Page 3: cover

Pasien menyangkal memiliki riwayat merokok, meminum minuman beralkohol,

maupun menggigit-gigit jari atau kuku. Pasien mengaku jarang melakukan kontrol rutin

setiap 6 bulan ke dokter gigi.

Pasien menyangkal memiliki riwayat penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis,

alergi terhadap obat tertentu, penyakit kuning, serta batuk lama yang diobati selama 6 bulan.

Namun pasien memiliki riwayat penyakit maag.

GENERAL SURVEY

Keadaan umum : Tampak sakit ringan.

Kesadaran : Komposmentis.

Tanda vital :

o Tekanan darah : 120/80 mmHg.

o Nadi : 72 kali/menit.

o Respirasi : 20 kali/menit.

o Suhu : Afebris.

EXTRA ORAL

• Wajah :simetris,

pembengkakan (-)

hiperemis (-)

nyeri tekan (-)

• Sendi temporomandibular:

– Clicking -/-

– Tidak nyeri

• Kelenjar submandibula dan submental : tidak terdapat pembesaran.

Page 4: cover

INTRA ORAL

Oral higiene : buruk

Bibir : Normotonus.

Mukosa bukal : Hiperemis (-), bengkak (-), dan lesi (-).

Gingiva : Hiperemis (+), abrasi pada gigi 3.1, 3.2, 4.1, 4.2, bengkak (-),

dan nyeri (-).

Lidah : Permukaan licin, tidak atrofi, warna merah muda, dan papil

normal.

Dasar mulut : Hiperemis (-), bengkak (-), lesi (-), dan ulkus (-).

Palatum : Hiperemis (-), lesi (-), dan kedalaman sedang.

Tonsil : T1 / T1, tenang.

GIGI GELIGI

STATUS LOKALIS

Page 5: cover

Gigi 3 1 4 7

Karies - Media

Sondasi - +

Dingin - +

Perkusi - -

Tekanan - -

Palpasi - Normal

Mobility Grade 3 Normal

Jaringan Sekitar

• Ulkus (-)

• Stomatitis (-)

• Pembengkakan (-)

• Gingiva merah

USULAN PEMERIKSAAN

Rongent Panoramic

DIAGNOSA BANDING

1. 3 1 Periodontitis marginalis kronis + 4 7 pulpitis reversible + Gingivitis

2. 3 1 Periodontitis marginalis kronis + 4 7 pulpitis irreversible + Gingivitis

DIAGNOSA KERJA

3 1 Periodontitis marginalis kronis + 4 7 pulpitis reversible + Gingivitis

RENCANA PERAWATAN & TERAPI

• Gigi 3 1:

Page 6: cover

– Pro rujuk ke dokter gigi.

– Pro ekstraksi.

• Gigi 4 7:

– Pro scaling

– Pro tambal

KONSELING

Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit, cara penanganannya,

serta rencana konsultasi ke dokter gigi.

Cara menyikat gigi yang baik dan benar.

Menggunakan sikat gigi yang bulu sikatnya halus.

Flossing untuk membersihkan sisa makanan.

Dental check up 6 bulan sekali, ada atau tidak ada keluhan. Apabila

ada keluhan harus secepatnya datang ke dokter gigi.

PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : ad bonam

Page 7: cover

PERIODONTITIS KRONIS

Periodontitis kronis merupaka inflamasi kronis pada jaringan periodontal yang

disebabkan oleh akumulasi plak sehingga dapat menyebabkan kehilangan jaringan ikat secara

progresif dan kehilangan tulang. Definisi ini menggarisbawahi tpenderita-tpenderita klinis

dan etiologis dari penyakit, yaitu (1) susunan microbial plak, (2) inflamasi periodontal, (3)

hilangnya jaringan ikat dan hilangnya tulang alveolar.

Periodontitis kronis merupakan penyakit dengan tipe progresif yang lambat. Dengan

adanya faktor sistemik, seperti diabetes, perokok, atau stress, progres penyakit akan lebih

cepat karena faktor tersebut dapat merubah respon host terhadap akumulasi plak.

Karakteristik Umum

Karakteristik yang ditemukan pada pasien periodontitis kronis yang belum ditangani

meliputi akumulasi plak pada supragingival dan subgingival, inflamasi gingiva, pembentukan

poket, kehilangan periodontal attachment, kehilangan tulang alveolar, dan kadang-kadang

muncul supurasi.

Page 8: cover

Pada banyak pasien karakteristik umum seringkali tidak terdeteksi, dan inflamasi

hanya terdeteksi dengan adanya pendarahan pada gingiva sebagai respon dari pemeriksaan

poket periodontal.

Kedalaman poket bervariasi, dan kehilangan tulang secara vertikal maupun horizontal

dapat ditemukan. Kegoyangan gigi terkadang muncul pada kasus yang lanjut dengan adanya

perluasan hilangnya attachment dan hilangnya tulang.

Periodontitis kronis dapat didiagnosis dengan terdeteksinya perubahan inflamasi

kronis pada marginal gingiva, adanya poket periodontal dan hilangnya attachment secara

klinis.

Keganasan Penyakit

Keganasan pada kerusakan periodontal terjadi akibat lama tidaknya waktu terkena

penyakit. Dengan bertambahnya usia, hilangnya attachment dan tulang akan menjadi lebih

prevalensi dan berbahaya karena adanya akumulasi dari kerusakan.

Keganasan penyakit dibagi menjadi :

1. Slight (early) periodontitis

Page 9: cover

Kerusakan periodontal yang ringan dan hilangnya attachment tidak lebih dari 1-2 mm.

2. Moderate periodontitis

Kerusakan periodontal yang sedang dan hilangnya attachment 3-4 mm.

3. Severe (advanced) periodontitis

Kerusakan periodontal yang berbahaya dan hilangnya attachment lebih dari 5mm.

Gejala

Gusi yang membengkak berwarna merah atau ungu

Gusi terasa lebih lembek jika ditekan

Gusi yang melepaskan diri dari gigi, membuat gigi terlihat lebih panjang dari normal

Adnya pus diantara gigi dan gusi

Ada celah yang dalam antara gigi dan gusi

Gusi mudah berdarah saat menyikat gigi

Halitosis yang menetap disertai rasa metallic pada mulut

Progres Penyakit

Pasien memiliki kemungkinan terkena periodontitis kronis yang sama sepanjang

hidup. Kecepatan progresi biasanya lambat tetapi dapat dimodifikasi oleh sistemik,

lingkungan, dan perilaku. Awal pembentukan periodontitis dapat terjadi kapanpun, tetapi

Page 10: cover

tpenderita awal biasanya dapat terdeteksi selama masa remaja pada akumulasi plak dan

kalkulus. Periodontitis kronis secara klinis menjadi signifikan pada umur pertengahan-tiga

puluhan atau lebih.

Prevalensi

Periodontitis kronis meningkat prevalensi dan keganasannya berhubungan dengan

umur, dan secara umum efeknya pada jenis kelamin adalah sama. Bukan umur dari individu

yang menyebabkan meningkatnya prevalensi, tetapi lamanya waktu jaringan periodontal

berubah oleh akumulasi plak.

Faktor Resiko Terjadinya Penyakit

Periodontitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor

utama terjadinya periodontitis adalah terdapatnya akumulasi plak pada gigi dan gingival. Ada

beberapa faktor yang ikut berkontribusi dalam peningkatan resiko terjadinya penyakit, antara

lain:

1) Faktor lokal.

Akumulasi plak pada gigi dan gingival pada dentogingival junction merupakan awal

inisiasi agen pada etiologi periodontitis kronis. Bakteri biasanya memberikan efek lokal

pada sel dan jaringan berupa inflamasi.

2) Faktor sistemik

Kebanyakan periodontitis kronis terjadi pada pasien yang memiliki penyakit sistemik

yang mempengaruhi keefektivan respon host. Diabetes merupakan contoh penyakit yang

dapat meningkatkan keganasan penyakit ini.

3) Lingkungan dan perilaku

Page 11: cover

Merokok dapat meningkatkan keganasan penyakit ini. Pada perokok, terdapat lebih

banyak kehilangan attachment dan tulang, lebih banyak furkasi dan pendalaman poket.

Obat-obatan juga dapat mempengaruhi penyakit ini. Antidepresan, parasetamol dan

antihistamin mengandung bahan-bahan yang menurunkan produksi air liur. Karena air

liur memiliki efek pembersihan pada gigi dan membantu menghambat pertumbuhan

bakteri, jika produksinya berkurang maka plak dan karang gigi dapat terbentuk lebih

mudah. Obat lain, terutama obat anti-kejang, calcium channel blockers dan obat-obatan

yang menekan sistem kekebalan tubuh, kadang-kadang menyebabkan pertumbuhan

berlebih dari jaringan gusi (gingiva hiperplasia), membuat plak lebih sulit untuk

dihilangkan.

4) Genetik

Biasanya kerusakan periodontal sering terjadi di dalam satu keluarga, ini kemungkinan

menunjukkan adanya faktor genetik yang mempengaruhi periodontitis kronis ini.

Page 12: cover

PULPITIS

Definisi

Pulpitis adalah peradangan pada pulpa gigi yang menimbulkan rasa nyeri. Pulpa

adalah bagian gigi paling dalam, yang mengandung saraf dan pembuluh darah. Pulpitis atau

inflamasi pulpa dapat akut atau kronis, sebagian atau seluruhnya, dan pulpa dapat terinfeksi

atau steril.

Peradangan pulpa dapat terjadi karena adanya jejas yang dapat menimbulkan iritasi

pada jaringan pulpa.

Etiologi

Jejas dapat berupa mikroorganisme beserta produknya yaitu toksin, dan dapat juga

karena faktor fisik dan kimia (tanpa adanya mikroorganisme). Namun kebanyakan inflamasi

pulpa disebabkan oleh mikroorganisme dan merupakan kelanjutan proses karies, dimana

karies ini proses kerusakannya terhadap gigi dapat bersifat lokal dan agresif.

Apabila enamel tertutup oleh sisa makanan, dalam waktu yang lama, hal ini

merupakan media mikroorganisme. Sehingga terjadi kerusakan di daerah enamel yang

selanjutnya akan terus berjalan mengenai dentin hingga ke pulpa.

Ada tiga bentuk pertahanan dalam menanggulangi proses karies yaitu:

1. Penurunan permebilitas dentin.

2. Pembentukan dentin reparatif.

Page 13: cover

3. Reaksi inflamasi secara respons immunologik.

Apabila pertahanan tersebut tidak dapat diatasi, maka terjadilah inflamasi pulpa yang

disebut pulpitis. Radang atau inflamasi merupakan reaksi pertahanan tubuh dari pembuluh

darah, syaraf dan cairan sel di jaringan yang mengalami trauma.

Gejala

Pulpitis menyebabkan sakit gigi yang tajam luar biasa, terutama bila terkena oleh air dingin,

asam, manis, kadang hanya dengan menghisap angina pun sakit. Rasa sakit dapat menyebar

ke kepala, telinga dan kadang sampai ke punggung.

- Sondasi (+)

- Perkusi (-)

- Reaksi dingin, manis dan asam (+)

- Pembesaran kelenjar (-)

- Rasa sakit tidak terus menerus, terutama pada malam hari

- Rasa sakit tersebar dan tidak bias dilokalisasi.

- Rasa sakit berdenyut khas, yaitu rasa sakit yang tajam dan dapat menjalar ke kepala dan

telinga kadang ke punggung

Klasifikasi pulpitis

Menurut waktunya :

- Pulpitis akut

- Pulpitis kronis

Menurut kantorowics :

- Pulpitis (radang pulpa)

- Pulpitis Clausa (pulpa tertutup)

Page 14: cover

- Hyperemia Pulpa

- Pulpitis Simplex

- Pulpitis Purulent

- Pulpitis Aperta (pulpa terbuka)

- Pulpitis Ulserosa

- Pulpitis Granulomatosa

Menurut Prof. Knap (pembagian baru)

- Pulpitis akut

- Pulpitis akut totalis

- Pulpitis akut partialis

Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Untuk menentukan

apakah pulpa masih bisa diselamatkan, bisa dilakukan beberapa pengujian:

Diberikan rangsangan dingin.

Jika setelah rangsangan dihentikan nyerinya hilang, berarti pulpa masih sehat. Pulpa bisa

dipertahankan dengan cara mencabut bagian gigi yang membusuk dan menambalnya. Jika

nyeri tetap ada meskipun rangsangan dingin telah dihilangkan atau jika nyeri timbul secara

spontan, maka pulpa tidak dapat dipertahankan.

Penguji pulpa elektrik.

Alat ini digunakan untuk menunjukkan apakah pulpa masih hidup, bukan untuk

menentukan apakah pulpa masih sehat. Jika penderita merasakan aliran listrik pada

giginya, berari pulpa masih hidup.

Menepuk gigi dengan sebuah alat.

Page 15: cover

Jika dengan pengetukan gigi timbul nyeri, berarti peradangan telah menyebar ke jaringan

dan tulang di sekitarnya.

Rontgen gigi.

Dilakukan untuk memperkuat adanya pembusukan gigi dan menunjukkan apakah

penyebaran peradangan telah menyebabkan pengeroposan tulang di sekitar akar gigi.

Diferential Diagnosa

- Pulpitis kronis

- Periodontitis sebelah akar

- Pulpitis dengan permulaan periodontitis

Rencana Therapy

- Endodontics (perawatan saraf gigi)

- Ekstraksi gigi penyebab

PULPITIS REVERSIBLE

Definisi

Pulpitis reversible merupakan proses inflamasi ringan yang apabila penyebabnya

dihilangkan aka inflamasi menghilang dan pulpa akan kembali normal.

Faktor yang Mempengaruhi

Faktor-faktor yang menyebabkan pulpitis reversible, antara lain stimulus ringan atau

sebentar seperti karies insipient, erosi servikal, atau atrisi oklusal, sebagian besar prosedur

operatif, kuretase periodontium yang dalam dan fraktur mail yang menyebabkan tubulus

dentin terbuka.

Page 16: cover

Gejala

Pulpitis reversible bersifat asimtomatik dapat disebabkan karena karies yang baru

muncul dan akan kembali normal bila karies dihilangkan dan gigi direstorasi dengan baik,

apabila ada gejala (bersifat simtomatik) biasanya berbentuk pola khusus.

Aplikasi stimulus dingin atau panas, dapat menyebabkan rasa sakit yang tajam. Jika

stimulus ini dihilangkan, nyeri akan segera reda. Stimulus panas dan dingin menimbulkan

nyeri yang berbeda pada pulpa normal. Ketika panas diaplikasikan pada gigi dengan pulpa

yang tidak terinflamasi, respon awal yang langsung terjadi (tertunda), namun jika stimulus

panas ditingkatkan maka intensitas nyeri akan meningkat. Sebaliknya, jika stimulus dingin

diberikan, pulpa normal akan segera terasa nyeri dan menurun jika stimulus dingin

dipertahankan.

Berdasarkan observasi hal ini, respon dari pulpa sehat maupun terinflamasi

tampaknya sebagian besar disebabkan oleh perubahan dalam tekanan intrapulpa.

Pulpitis reversible tidak menimbulkan gejala (asimptomatik) , tetapi jika ada gejala biasanya

timbul dari pola tertentu, seperti :

a. Aplikasi cairan / udara dingin atau panas à menyebabkan nyeri tajam sementara

b. Jika panas diaplikasikan pada gigi yang pulpanya normal , akan timbul respo awal yang

lambat dan intensitas nyeri akan semakin naik à jika suhunya dinaikkan

c. Sebaliknya , jika dingin diaplikasikan pada gigi yang pulpanya normal , akan timbul reaksi

nyerri dan intensitas nyerinya cenderung menurun jika stimulus dinginnya dipertahankan

Berdasarkan observasi-observasi ini , respon pulpa pada kedua keadaannbaik sehat ataupun

sakit , tampaknya timbul akibat perubahan tekanan intrapulpa

Terapi / perawatan :

Page 17: cover

Iritasi dihilangkan dan dentin vital yang terbuka itu tertutup à gejala akan hilang Jika

iritasi pulpa terus berlanjut / intensitasnya meningkat , maka akan timbul inflamasi moderat

sampai parah dan menjadi pulpitis irreversibleyang berakhir dengan nekrosis

PULPITIS IRREVERSIBLE

Definisi

Pulpitis irreversible merupakan inflamasi parah yang tidak akan bisa pulih walaupun

penyebabnya dihilangkan dan lambat atau cepat pulpa akan menjadi nekrosis.

Etiologi

Pulpa irreversible ini seringkali merupakan akibat atau perkembangan dari pulpa

reversible. Dapat pula disebabkan oleh kerusakan pulpa yang parah  akibat pengambilan

dentin yang luas selama prosedur operatif, trauma atau pergerakan gigi dalam perawatan

ortodontic yang menyebabkan terganggunya aliran darah pulpa.

Gambar Pulpitis IrreversibleGejala

Pada awal pemeriksaan klinik pulpitis irreversibel ditandai dengan suatu paroksisme

(serangan hebat), rasa sakit dapat disebabkan oleh hal berikut: perubahan temperatur yang

tiba-tiba, terutama dingin; bahan makanan manis ke dalam kavitas atau pengisapan yang

Page 18: cover

dilakukan oleh lidah atau pipi; dan sikap berbaring yang menyebabkan bendungan pada

pembuluh darah pulpa.

Rasa sakit biasanya berlanjut jika penyebab telah dihilangkan, dan dapat datang dan

pergi secara spontan, tanpa penyebab yang jelas. Rasa sakit seringkali dilukiskan oleh pasien

sebagai menusuk, tajam atau menyentak-nyentak, dan umumnya adalah parah. Rasa sakit bisa

sebentar-sebentar atau terus-menerus tergantung pada tingkat keterlibatan  pulpa dan

tergantung pada hubungannya dengan ada tidaknya suatu stimulus eksternal. Terkadang

pasien juga merasakan rasa sakit yang menyebar ke gigi di dekatnya, ke pelipis atau ke

telinga bila bawah belakang yang terkena. Menentukan lokasi nyeri pulpa lebih sulit

dibandingkan nyeri pada periapikal/periradikuler dan menjadi lebih sulit jika nyerinya

semakin intens.Stimulus eksternal, seperti dingin atau panas dapat menyebabkan nyeri

berkepanjangan.

Nyeri pada pulpitis irreversible berbeda dengan pulpa yang normal atau sehat.

Sebagai contoh, aplikasi panas pada inflamasi ini dapat menghasilkan respon yang cepat dan

aplikasi dingin, responnya tidak hilang dan berkepanjangan. Walaupun telah diklaim bahwa

gigi dengan pulpitis irreversible mempunyai ambang rangsang yang rendah terhadap

stimulasi elektrik, menurut Mumford ambang rangsang persepsi nyeri pada pulpa yang

terinflamasi dan tidak terinflamasi adalah sama.

Pulpitis Irreversible sering merupakan akibat atau perkembangan lebih lanjut dari

pulpitis reversible . Kerusakan pulpa yang parah akibat pengambilan dentin yang banyak

selama prosedur operatif atau gangguan dalam aliran darah dalama pulpa akibat trauma atau

gerakkan gigi pada perawatan orthodonti dapat juga menjadi penyebabnya.

Pulpitis irreversible biasanya tidak menimbulkan gejala , atau pasien hanya mengeluh

gejala yang ringan saja , akan tetapi pulpitis irreversible dapat juga menyebabkan episode

Page 19: cover

nyeri spontan yang intermiten atau teru menerus tanpa ada stimulus eksternal. Nyerinya bisa

tajam, tumpul, berbatas jelas, menyebar, bisa hanya beberapa menit atau berjam-jam.

Mengetahui letak pulpanya lebih sukar dibandingkan dengan menentukan letak nyeri

periradikuler dan akan makin sukar jika nyeri makin parah. Aplikasi Stimuli eksternal seperti

dingin atau panas dapat mengakibatkankan nyeri yang berkebjangan.

Jadi, pada pulpa dengan nyeri parah responsnya berbeda pada pulpa pada gigi dengan

pulpitis Ireversibel bisa menimbulkan respons dengan segera, kadang-kadang dengan aplikasi

dingin responsnya tidak hilang dan berkepanjangan. Adakalanya akan menimbulkan

Vasokonstruiksi, turunnya tekanan pulpa dan hilangnya nyeri setelah beberapa saat.

Walaupun telah dinyatakan bahwa gigi-gigi dengan pulpitis ireversiel memiliki ambang

rangsang lebih rendah terhadap simulasi elektrik, Mumford menemukan ambang presepsi

nyeri yang serupa, baik dalam pulpa yang terimflamasi maupun tidak.

Page 20: cover

GINGIVITIS KARENA PLAK GIGI

Etiologi

Radang gusi atau gingivitis adalah akibat infeksi bakteri. Pada awalnya organisme

streptokokus gram positif mendominasi, tetapi setelah periode 3 minggu, spesies batang gram

positif khususnya Actinomyces, organismegram negatif seperti Fusobacterium, Veillonella dan

organisme-organisme Spirochaetal termasuk Treponema berkoloni menempati sulkus

gingiva. Menetapnya plak mikrobial supragingival yang dapat mengarah ke periodontitis

Prevalensi

Gingivitis dapat terjadi pada usia berapapun, tetapi paling sering timbul pada usia

remaja. Tidak mempunyai predileksi jenis kelamin atau ras

Gambaran Klinis

Gingivitis paling sering kronis dan tanpa rasa sakit, tetapi episode akut dansakit dapat

menutupi keadaan kronis tersebut. Keparahannya seringkalidinilai berdasarkan perubahan-

perubahan dalam warna, kontur, konsistensidan adanya perdarahan. Gingivitis kronis

menunjukkan tepi gusimembengkak merah dengan papila interdental mengalami inflamasi

danmempunyai warna merah keungu-unguan. Stippling hilang ketika jaringan-jaringan tepi

membesar. Keadaan tersebut mempersulit pasienuntuk mengontrolnya, karena perdarahan

dan rasa sakit akan timbul olehtindakan paling ringan sekalipun, misalnya menggosok gigi

Page 21: cover

Perawatan

Perawatan untuk gingivitis akut dan kronis terdiri atas menghilangkan plak gigi

diikuti oleh kebersihan mulut sehari-hari.

Gingivitis Marginalis Gingivitis Kronis