Upload
jeffrisofian
View
12
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kiki
Citation preview
CASE REPORT SESSION
Disusun Oleh :
Raden Ganang Ibnusantosa 12010011017
Risma Amalia Rahman 12010011013
Nadila Ayu Karisa 12010011032
Ismail Tresnawan 12010011016
Partisipan :
Nurul Romadhona 12010011034
Abdullah 12010011042
Siti Rif’ati 12010011062
Yanti Hiriyanti 12010011024
BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA
RS AL ISLAM BANDUNG
2012
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. I
Usia : 40 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Konsultan Teknik
Alamat : Margahayu
Tanggal Pemeriksaan : 28 Februari 2012
ANAMNESIS
Keluhan utama : Gigi goyang pada gigi bagian depan sebelah kiri bawah
Sejak 2 bulan yang lalu, pasien mengeluh goyang pada gigi bagian depan sebelah kiri
bawah. Keluhan ini dirasakan terus-menerus. Pasien juga mengeluh sebelumnya mengalami
karang gigi pada gigi tersebut namun tidak diobati. Tiga bulan yang lalu pasien pun mengaku
pernah terjeduk pada gigi tersebut.
Sejak 2 bulan yang lalu, Pasien juga mengeluhkan nyeri pada gigi bagian kanan
bawah. Nyeri dirasakan hilang timbul pada saat minum minuman yang dingin. Nyeri
diarasakan seperti linu dan terkadang berdenyut.
Pasien menyangkal adanya keluhan sakit kepala, panas badan, bengkak pada mulut.
Pasien menggosok gigi 2 kali sehari saat pagi hari dan sore hari ketika mandi. Pasien
menggunakan sikat gigi yang lembut dan bergagang lurus. Pasien mengaku sering mengalami
gusi berdarah pada saat sikat gigi. Pasien memiliki riwayat kebiasaan meminum kopi bisa 4
gelas per hari, menggeretakkan gigi, dan memakai tusuk gigi setelah makan.
Pasien menyangkal memiliki riwayat merokok, meminum minuman beralkohol,
maupun menggigit-gigit jari atau kuku. Pasien mengaku jarang melakukan kontrol rutin
setiap 6 bulan ke dokter gigi.
Pasien menyangkal memiliki riwayat penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis,
alergi terhadap obat tertentu, penyakit kuning, serta batuk lama yang diobati selama 6 bulan.
Namun pasien memiliki riwayat penyakit maag.
GENERAL SURVEY
Keadaan umum : Tampak sakit ringan.
Kesadaran : Komposmentis.
Tanda vital :
o Tekanan darah : 120/80 mmHg.
o Nadi : 72 kali/menit.
o Respirasi : 20 kali/menit.
o Suhu : Afebris.
EXTRA ORAL
• Wajah :simetris,
pembengkakan (-)
hiperemis (-)
nyeri tekan (-)
• Sendi temporomandibular:
– Clicking -/-
– Tidak nyeri
• Kelenjar submandibula dan submental : tidak terdapat pembesaran.
INTRA ORAL
Oral higiene : buruk
Bibir : Normotonus.
Mukosa bukal : Hiperemis (-), bengkak (-), dan lesi (-).
Gingiva : Hiperemis (+), abrasi pada gigi 3.1, 3.2, 4.1, 4.2, bengkak (-),
dan nyeri (-).
Lidah : Permukaan licin, tidak atrofi, warna merah muda, dan papil
normal.
Dasar mulut : Hiperemis (-), bengkak (-), lesi (-), dan ulkus (-).
Palatum : Hiperemis (-), lesi (-), dan kedalaman sedang.
Tonsil : T1 / T1, tenang.
GIGI GELIGI
STATUS LOKALIS
Gigi 3 1 4 7
Karies - Media
Sondasi - +
Dingin - +
Perkusi - -
Tekanan - -
Palpasi - Normal
Mobility Grade 3 Normal
Jaringan Sekitar
• Ulkus (-)
• Stomatitis (-)
• Pembengkakan (-)
• Gingiva merah
USULAN PEMERIKSAAN
Rongent Panoramic
DIAGNOSA BANDING
1. 3 1 Periodontitis marginalis kronis + 4 7 pulpitis reversible + Gingivitis
2. 3 1 Periodontitis marginalis kronis + 4 7 pulpitis irreversible + Gingivitis
DIAGNOSA KERJA
3 1 Periodontitis marginalis kronis + 4 7 pulpitis reversible + Gingivitis
RENCANA PERAWATAN & TERAPI
• Gigi 3 1:
– Pro rujuk ke dokter gigi.
– Pro ekstraksi.
• Gigi 4 7:
– Pro scaling
– Pro tambal
KONSELING
Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit, cara penanganannya,
serta rencana konsultasi ke dokter gigi.
Cara menyikat gigi yang baik dan benar.
Menggunakan sikat gigi yang bulu sikatnya halus.
Flossing untuk membersihkan sisa makanan.
Dental check up 6 bulan sekali, ada atau tidak ada keluhan. Apabila
ada keluhan harus secepatnya datang ke dokter gigi.
PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
PERIODONTITIS KRONIS
Periodontitis kronis merupaka inflamasi kronis pada jaringan periodontal yang
disebabkan oleh akumulasi plak sehingga dapat menyebabkan kehilangan jaringan ikat secara
progresif dan kehilangan tulang. Definisi ini menggarisbawahi tpenderita-tpenderita klinis
dan etiologis dari penyakit, yaitu (1) susunan microbial plak, (2) inflamasi periodontal, (3)
hilangnya jaringan ikat dan hilangnya tulang alveolar.
Periodontitis kronis merupakan penyakit dengan tipe progresif yang lambat. Dengan
adanya faktor sistemik, seperti diabetes, perokok, atau stress, progres penyakit akan lebih
cepat karena faktor tersebut dapat merubah respon host terhadap akumulasi plak.
Karakteristik Umum
Karakteristik yang ditemukan pada pasien periodontitis kronis yang belum ditangani
meliputi akumulasi plak pada supragingival dan subgingival, inflamasi gingiva, pembentukan
poket, kehilangan periodontal attachment, kehilangan tulang alveolar, dan kadang-kadang
muncul supurasi.
Pada banyak pasien karakteristik umum seringkali tidak terdeteksi, dan inflamasi
hanya terdeteksi dengan adanya pendarahan pada gingiva sebagai respon dari pemeriksaan
poket periodontal.
Kedalaman poket bervariasi, dan kehilangan tulang secara vertikal maupun horizontal
dapat ditemukan. Kegoyangan gigi terkadang muncul pada kasus yang lanjut dengan adanya
perluasan hilangnya attachment dan hilangnya tulang.
Periodontitis kronis dapat didiagnosis dengan terdeteksinya perubahan inflamasi
kronis pada marginal gingiva, adanya poket periodontal dan hilangnya attachment secara
klinis.
Keganasan Penyakit
Keganasan pada kerusakan periodontal terjadi akibat lama tidaknya waktu terkena
penyakit. Dengan bertambahnya usia, hilangnya attachment dan tulang akan menjadi lebih
prevalensi dan berbahaya karena adanya akumulasi dari kerusakan.
Keganasan penyakit dibagi menjadi :
1. Slight (early) periodontitis
Kerusakan periodontal yang ringan dan hilangnya attachment tidak lebih dari 1-2 mm.
2. Moderate periodontitis
Kerusakan periodontal yang sedang dan hilangnya attachment 3-4 mm.
3. Severe (advanced) periodontitis
Kerusakan periodontal yang berbahaya dan hilangnya attachment lebih dari 5mm.
Gejala
Gusi yang membengkak berwarna merah atau ungu
Gusi terasa lebih lembek jika ditekan
Gusi yang melepaskan diri dari gigi, membuat gigi terlihat lebih panjang dari normal
Adnya pus diantara gigi dan gusi
Ada celah yang dalam antara gigi dan gusi
Gusi mudah berdarah saat menyikat gigi
Halitosis yang menetap disertai rasa metallic pada mulut
Progres Penyakit
Pasien memiliki kemungkinan terkena periodontitis kronis yang sama sepanjang
hidup. Kecepatan progresi biasanya lambat tetapi dapat dimodifikasi oleh sistemik,
lingkungan, dan perilaku. Awal pembentukan periodontitis dapat terjadi kapanpun, tetapi
tpenderita awal biasanya dapat terdeteksi selama masa remaja pada akumulasi plak dan
kalkulus. Periodontitis kronis secara klinis menjadi signifikan pada umur pertengahan-tiga
puluhan atau lebih.
Prevalensi
Periodontitis kronis meningkat prevalensi dan keganasannya berhubungan dengan
umur, dan secara umum efeknya pada jenis kelamin adalah sama. Bukan umur dari individu
yang menyebabkan meningkatnya prevalensi, tetapi lamanya waktu jaringan periodontal
berubah oleh akumulasi plak.
Faktor Resiko Terjadinya Penyakit
Periodontitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor
utama terjadinya periodontitis adalah terdapatnya akumulasi plak pada gigi dan gingival. Ada
beberapa faktor yang ikut berkontribusi dalam peningkatan resiko terjadinya penyakit, antara
lain:
1) Faktor lokal.
Akumulasi plak pada gigi dan gingival pada dentogingival junction merupakan awal
inisiasi agen pada etiologi periodontitis kronis. Bakteri biasanya memberikan efek lokal
pada sel dan jaringan berupa inflamasi.
2) Faktor sistemik
Kebanyakan periodontitis kronis terjadi pada pasien yang memiliki penyakit sistemik
yang mempengaruhi keefektivan respon host. Diabetes merupakan contoh penyakit yang
dapat meningkatkan keganasan penyakit ini.
3) Lingkungan dan perilaku
Merokok dapat meningkatkan keganasan penyakit ini. Pada perokok, terdapat lebih
banyak kehilangan attachment dan tulang, lebih banyak furkasi dan pendalaman poket.
Obat-obatan juga dapat mempengaruhi penyakit ini. Antidepresan, parasetamol dan
antihistamin mengandung bahan-bahan yang menurunkan produksi air liur. Karena air
liur memiliki efek pembersihan pada gigi dan membantu menghambat pertumbuhan
bakteri, jika produksinya berkurang maka plak dan karang gigi dapat terbentuk lebih
mudah. Obat lain, terutama obat anti-kejang, calcium channel blockers dan obat-obatan
yang menekan sistem kekebalan tubuh, kadang-kadang menyebabkan pertumbuhan
berlebih dari jaringan gusi (gingiva hiperplasia), membuat plak lebih sulit untuk
dihilangkan.
4) Genetik
Biasanya kerusakan periodontal sering terjadi di dalam satu keluarga, ini kemungkinan
menunjukkan adanya faktor genetik yang mempengaruhi periodontitis kronis ini.
PULPITIS
Definisi
Pulpitis adalah peradangan pada pulpa gigi yang menimbulkan rasa nyeri. Pulpa
adalah bagian gigi paling dalam, yang mengandung saraf dan pembuluh darah. Pulpitis atau
inflamasi pulpa dapat akut atau kronis, sebagian atau seluruhnya, dan pulpa dapat terinfeksi
atau steril.
Peradangan pulpa dapat terjadi karena adanya jejas yang dapat menimbulkan iritasi
pada jaringan pulpa.
Etiologi
Jejas dapat berupa mikroorganisme beserta produknya yaitu toksin, dan dapat juga
karena faktor fisik dan kimia (tanpa adanya mikroorganisme). Namun kebanyakan inflamasi
pulpa disebabkan oleh mikroorganisme dan merupakan kelanjutan proses karies, dimana
karies ini proses kerusakannya terhadap gigi dapat bersifat lokal dan agresif.
Apabila enamel tertutup oleh sisa makanan, dalam waktu yang lama, hal ini
merupakan media mikroorganisme. Sehingga terjadi kerusakan di daerah enamel yang
selanjutnya akan terus berjalan mengenai dentin hingga ke pulpa.
Ada tiga bentuk pertahanan dalam menanggulangi proses karies yaitu:
1. Penurunan permebilitas dentin.
2. Pembentukan dentin reparatif.
3. Reaksi inflamasi secara respons immunologik.
Apabila pertahanan tersebut tidak dapat diatasi, maka terjadilah inflamasi pulpa yang
disebut pulpitis. Radang atau inflamasi merupakan reaksi pertahanan tubuh dari pembuluh
darah, syaraf dan cairan sel di jaringan yang mengalami trauma.
Gejala
Pulpitis menyebabkan sakit gigi yang tajam luar biasa, terutama bila terkena oleh air dingin,
asam, manis, kadang hanya dengan menghisap angina pun sakit. Rasa sakit dapat menyebar
ke kepala, telinga dan kadang sampai ke punggung.
- Sondasi (+)
- Perkusi (-)
- Reaksi dingin, manis dan asam (+)
- Pembesaran kelenjar (-)
- Rasa sakit tidak terus menerus, terutama pada malam hari
- Rasa sakit tersebar dan tidak bias dilokalisasi.
- Rasa sakit berdenyut khas, yaitu rasa sakit yang tajam dan dapat menjalar ke kepala dan
telinga kadang ke punggung
Klasifikasi pulpitis
Menurut waktunya :
- Pulpitis akut
- Pulpitis kronis
Menurut kantorowics :
- Pulpitis (radang pulpa)
- Pulpitis Clausa (pulpa tertutup)
- Hyperemia Pulpa
- Pulpitis Simplex
- Pulpitis Purulent
- Pulpitis Aperta (pulpa terbuka)
- Pulpitis Ulserosa
- Pulpitis Granulomatosa
Menurut Prof. Knap (pembagian baru)
- Pulpitis akut
- Pulpitis akut totalis
- Pulpitis akut partialis
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Untuk menentukan
apakah pulpa masih bisa diselamatkan, bisa dilakukan beberapa pengujian:
Diberikan rangsangan dingin.
Jika setelah rangsangan dihentikan nyerinya hilang, berarti pulpa masih sehat. Pulpa bisa
dipertahankan dengan cara mencabut bagian gigi yang membusuk dan menambalnya. Jika
nyeri tetap ada meskipun rangsangan dingin telah dihilangkan atau jika nyeri timbul secara
spontan, maka pulpa tidak dapat dipertahankan.
Penguji pulpa elektrik.
Alat ini digunakan untuk menunjukkan apakah pulpa masih hidup, bukan untuk
menentukan apakah pulpa masih sehat. Jika penderita merasakan aliran listrik pada
giginya, berari pulpa masih hidup.
Menepuk gigi dengan sebuah alat.
Jika dengan pengetukan gigi timbul nyeri, berarti peradangan telah menyebar ke jaringan
dan tulang di sekitarnya.
Rontgen gigi.
Dilakukan untuk memperkuat adanya pembusukan gigi dan menunjukkan apakah
penyebaran peradangan telah menyebabkan pengeroposan tulang di sekitar akar gigi.
Diferential Diagnosa
- Pulpitis kronis
- Periodontitis sebelah akar
- Pulpitis dengan permulaan periodontitis
Rencana Therapy
- Endodontics (perawatan saraf gigi)
- Ekstraksi gigi penyebab
PULPITIS REVERSIBLE
Definisi
Pulpitis reversible merupakan proses inflamasi ringan yang apabila penyebabnya
dihilangkan aka inflamasi menghilang dan pulpa akan kembali normal.
Faktor yang Mempengaruhi
Faktor-faktor yang menyebabkan pulpitis reversible, antara lain stimulus ringan atau
sebentar seperti karies insipient, erosi servikal, atau atrisi oklusal, sebagian besar prosedur
operatif, kuretase periodontium yang dalam dan fraktur mail yang menyebabkan tubulus
dentin terbuka.
Gejala
Pulpitis reversible bersifat asimtomatik dapat disebabkan karena karies yang baru
muncul dan akan kembali normal bila karies dihilangkan dan gigi direstorasi dengan baik,
apabila ada gejala (bersifat simtomatik) biasanya berbentuk pola khusus.
Aplikasi stimulus dingin atau panas, dapat menyebabkan rasa sakit yang tajam. Jika
stimulus ini dihilangkan, nyeri akan segera reda. Stimulus panas dan dingin menimbulkan
nyeri yang berbeda pada pulpa normal. Ketika panas diaplikasikan pada gigi dengan pulpa
yang tidak terinflamasi, respon awal yang langsung terjadi (tertunda), namun jika stimulus
panas ditingkatkan maka intensitas nyeri akan meningkat. Sebaliknya, jika stimulus dingin
diberikan, pulpa normal akan segera terasa nyeri dan menurun jika stimulus dingin
dipertahankan.
Berdasarkan observasi hal ini, respon dari pulpa sehat maupun terinflamasi
tampaknya sebagian besar disebabkan oleh perubahan dalam tekanan intrapulpa.
Pulpitis reversible tidak menimbulkan gejala (asimptomatik) , tetapi jika ada gejala biasanya
timbul dari pola tertentu, seperti :
a. Aplikasi cairan / udara dingin atau panas à menyebabkan nyeri tajam sementara
b. Jika panas diaplikasikan pada gigi yang pulpanya normal , akan timbul respo awal yang
lambat dan intensitas nyeri akan semakin naik à jika suhunya dinaikkan
c. Sebaliknya , jika dingin diaplikasikan pada gigi yang pulpanya normal , akan timbul reaksi
nyerri dan intensitas nyerinya cenderung menurun jika stimulus dinginnya dipertahankan
Berdasarkan observasi-observasi ini , respon pulpa pada kedua keadaannbaik sehat ataupun
sakit , tampaknya timbul akibat perubahan tekanan intrapulpa
Terapi / perawatan :
Iritasi dihilangkan dan dentin vital yang terbuka itu tertutup à gejala akan hilang Jika
iritasi pulpa terus berlanjut / intensitasnya meningkat , maka akan timbul inflamasi moderat
sampai parah dan menjadi pulpitis irreversibleyang berakhir dengan nekrosis
PULPITIS IRREVERSIBLE
Definisi
Pulpitis irreversible merupakan inflamasi parah yang tidak akan bisa pulih walaupun
penyebabnya dihilangkan dan lambat atau cepat pulpa akan menjadi nekrosis.
Etiologi
Pulpa irreversible ini seringkali merupakan akibat atau perkembangan dari pulpa
reversible. Dapat pula disebabkan oleh kerusakan pulpa yang parah akibat pengambilan
dentin yang luas selama prosedur operatif, trauma atau pergerakan gigi dalam perawatan
ortodontic yang menyebabkan terganggunya aliran darah pulpa.
Gambar Pulpitis IrreversibleGejala
Pada awal pemeriksaan klinik pulpitis irreversibel ditandai dengan suatu paroksisme
(serangan hebat), rasa sakit dapat disebabkan oleh hal berikut: perubahan temperatur yang
tiba-tiba, terutama dingin; bahan makanan manis ke dalam kavitas atau pengisapan yang
dilakukan oleh lidah atau pipi; dan sikap berbaring yang menyebabkan bendungan pada
pembuluh darah pulpa.
Rasa sakit biasanya berlanjut jika penyebab telah dihilangkan, dan dapat datang dan
pergi secara spontan, tanpa penyebab yang jelas. Rasa sakit seringkali dilukiskan oleh pasien
sebagai menusuk, tajam atau menyentak-nyentak, dan umumnya adalah parah. Rasa sakit bisa
sebentar-sebentar atau terus-menerus tergantung pada tingkat keterlibatan pulpa dan
tergantung pada hubungannya dengan ada tidaknya suatu stimulus eksternal. Terkadang
pasien juga merasakan rasa sakit yang menyebar ke gigi di dekatnya, ke pelipis atau ke
telinga bila bawah belakang yang terkena. Menentukan lokasi nyeri pulpa lebih sulit
dibandingkan nyeri pada periapikal/periradikuler dan menjadi lebih sulit jika nyerinya
semakin intens.Stimulus eksternal, seperti dingin atau panas dapat menyebabkan nyeri
berkepanjangan.
Nyeri pada pulpitis irreversible berbeda dengan pulpa yang normal atau sehat.
Sebagai contoh, aplikasi panas pada inflamasi ini dapat menghasilkan respon yang cepat dan
aplikasi dingin, responnya tidak hilang dan berkepanjangan. Walaupun telah diklaim bahwa
gigi dengan pulpitis irreversible mempunyai ambang rangsang yang rendah terhadap
stimulasi elektrik, menurut Mumford ambang rangsang persepsi nyeri pada pulpa yang
terinflamasi dan tidak terinflamasi adalah sama.
Pulpitis Irreversible sering merupakan akibat atau perkembangan lebih lanjut dari
pulpitis reversible . Kerusakan pulpa yang parah akibat pengambilan dentin yang banyak
selama prosedur operatif atau gangguan dalam aliran darah dalama pulpa akibat trauma atau
gerakkan gigi pada perawatan orthodonti dapat juga menjadi penyebabnya.
Pulpitis irreversible biasanya tidak menimbulkan gejala , atau pasien hanya mengeluh
gejala yang ringan saja , akan tetapi pulpitis irreversible dapat juga menyebabkan episode
nyeri spontan yang intermiten atau teru menerus tanpa ada stimulus eksternal. Nyerinya bisa
tajam, tumpul, berbatas jelas, menyebar, bisa hanya beberapa menit atau berjam-jam.
Mengetahui letak pulpanya lebih sukar dibandingkan dengan menentukan letak nyeri
periradikuler dan akan makin sukar jika nyeri makin parah. Aplikasi Stimuli eksternal seperti
dingin atau panas dapat mengakibatkankan nyeri yang berkebjangan.
Jadi, pada pulpa dengan nyeri parah responsnya berbeda pada pulpa pada gigi dengan
pulpitis Ireversibel bisa menimbulkan respons dengan segera, kadang-kadang dengan aplikasi
dingin responsnya tidak hilang dan berkepanjangan. Adakalanya akan menimbulkan
Vasokonstruiksi, turunnya tekanan pulpa dan hilangnya nyeri setelah beberapa saat.
Walaupun telah dinyatakan bahwa gigi-gigi dengan pulpitis ireversiel memiliki ambang
rangsang lebih rendah terhadap simulasi elektrik, Mumford menemukan ambang presepsi
nyeri yang serupa, baik dalam pulpa yang terimflamasi maupun tidak.
GINGIVITIS KARENA PLAK GIGI
Etiologi
Radang gusi atau gingivitis adalah akibat infeksi bakteri. Pada awalnya organisme
streptokokus gram positif mendominasi, tetapi setelah periode 3 minggu, spesies batang gram
positif khususnya Actinomyces, organismegram negatif seperti Fusobacterium, Veillonella dan
organisme-organisme Spirochaetal termasuk Treponema berkoloni menempati sulkus
gingiva. Menetapnya plak mikrobial supragingival yang dapat mengarah ke periodontitis
Prevalensi
Gingivitis dapat terjadi pada usia berapapun, tetapi paling sering timbul pada usia
remaja. Tidak mempunyai predileksi jenis kelamin atau ras
Gambaran Klinis
Gingivitis paling sering kronis dan tanpa rasa sakit, tetapi episode akut dansakit dapat
menutupi keadaan kronis tersebut. Keparahannya seringkalidinilai berdasarkan perubahan-
perubahan dalam warna, kontur, konsistensidan adanya perdarahan. Gingivitis kronis
menunjukkan tepi gusimembengkak merah dengan papila interdental mengalami inflamasi
danmempunyai warna merah keungu-unguan. Stippling hilang ketika jaringan-jaringan tepi
membesar. Keadaan tersebut mempersulit pasienuntuk mengontrolnya, karena perdarahan
dan rasa sakit akan timbul olehtindakan paling ringan sekalipun, misalnya menggosok gigi
Perawatan
Perawatan untuk gingivitis akut dan kronis terdiri atas menghilangkan plak gigi
diikuti oleh kebersihan mulut sehari-hari.
Gingivitis Marginalis Gingivitis Kronis