Daftar Pustaka n Lap Kuanti

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/28/2018 Daftar Pustaka n Lap Kuanti

    1/16

    DAFTAR PUSTAKA

    Ewing w Galen, 1960 , Instumental method of chemical analysis, Tokyo: Kogakusha company LTD

    Underwood AL and Day RA,1994, Analisa Kimia Kuantitatif, Jakarta : Penerbit Erlangga

    Tahid, 2002. Spektrofotometri UV-VIS : Prinsip Dasar Peralatan Dan Penelitian, Pusat Penilitian Kimia.

    LIPI : Bandung

    Vogel, 1994. Buku Teks Kimia Analisis Kuantitatif. Edisi ke-4. PT.Kalman Media Pusaka, Jakarta

    Laporan Parktikum Titrasi Iodometri

    Posted: Mei 14, 2013 inChem-is-Try

    0

    3 Votes

    TUJUAN PRAKTIKUMMempelajari prinsip oksidasi dan reduksi

    Memahami konsep reaksi oksidasi-reduksi melalui titrasi

    Menentukan konsentrasi atau kadar logam dalam sampel

    DASAR TEORI

    Iodometri adalah titrasi terhadap iodium (I2) yang terdapat dalam larutan, sedangkan iodimetriadalah titrasi dengan larutan I2 standar. Potensi reduksi bormalnya dapat ditunjukkan dengan

    sistem reaksi reversibel sebagai berikut :

    I2 (p) + 2 e- 2 I-Dan besarnya = 0,535 volt. Persamaan tersebut menunjukan bahwa larutan jenuh iodium padat

    dan reaksi setengah sel, akan terjadi ion iodida dengan zat pengoksidasi seperti KMnO4 jika

    konsentrasi ion I- relatif lebih rendah. Pada sebagian besar titrasi iodometri, apabila dalam

    larutan terdapat kelebihan ion iodida (I-), maka terjadi ion tri-iodida dengan persamaan reaksi :I2(aq) + I- I3-

    Hal ini disebabkan karena iodium larut secara cepat dalam larutan iodida. Dengan demikian,

    reaksi setengah sel tersebut diatas lebih baik dituliskan :

    I3- + 2e- 3I-Reaksi ini dapat dianggap sebagai reaksi reduksi I2 tapi dalam larutan I-. Jadi pada titrasi

    iodometri, secara teoritis, ion-ion yang dapat ditentukan kadarnya adalah ion tereduksi yang

    mempunyai potensial elektroda lebih kecil dari 0,535 volt, misalnya ion Fe(CN)64-, Cu2+, Sn2+,Ti3+.

    Untuk iodometri, dasar penentuan kadar ionnya adalah I2 yang terbentuk jika ion iodida I-

    teroksidasi menjadi I2. Titrasi yang dilakukan pada iodometri, ion-ion yang dapat ditentukan

    http://tonimpa.wordpress.com/category/chem-is-try/http://tonimpa.wordpress.com/category/chem-is-try/http://tonimpa.wordpress.com/category/chem-is-try/http://tonimpa.wordpress.com/2013/05/14/laporan-parktikum-titrasi-iodometri/#respondhttp://tonimpa.wordpress.com/2013/05/14/laporan-parktikum-titrasi-iodometri/#respondhttp://tonimpa.wordpress.com/2013/05/14/laporan-parktikum-titrasi-iodometri/#respondhttp://tonimpa.wordpress.com/category/chem-is-try/
  • 5/28/2018 Daftar Pustaka n Lap Kuanti

    2/16

    kadarnya adalah ion-ion yang mempunyai potensial elektroda lebih tinggi dari 0,535 volt, dan

    larutan baku/standar yang digunakan adalah larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3).

    ALAT DAN BAHANAlat :

    Botol timbangLabu takar

    Batang pengaduk

    Gelas ukurCorong

    Pipet seukuran

    Botol semprot

    HotplateGelas kimia

    Bahan :

    Larutan Na2S2O3KI

    AquadesLarutan KIO3

    H2SO4

    Sampel

    CARA KERJA

    Standarisasi larutan Na2S2O3 dengan larutan KIO3

    DATA PENGAMATAN

    Pembuatan Larutan KIO3 0,1 NBerat KiO3 = 0,3567 gramBE KIO3 = 213/6 = 35,67

    Volume labu = 100 ml

    N = (berat )/BE X 1000/mLN = (0,3567 )/35,67 X 1000/100

    = 0,1 N

    Standarisasi Larutan Tiosulfat dengan Larutan KIO3No Volume (ml)

    KIO3 Na2S2O3 Awal Na2S2O3 Akhir Na2S2O3 Yang diperlukan

    1 25 0,00 25,50 25,50

    2 25 0,00 25,60 25,603 25 0,00 25,45 25,45

    Rata-rata 25,52

    V Na2S2O3 x N Na2S2O3 = V KIO3 x N KIO3

    N Na2S2O3 = (V KIO3 X N KIO3)/(V Na2S2O3 )= (25 ml x 0,1N )/(25,52 ml)

    = 0,0980 N

    Penentuan Kadar Khlor

  • 5/28/2018 Daftar Pustaka n Lap Kuanti

    3/16

    No Volume (ml)

    sampel Na2S2O3 Awal Na2S2O3 Akhir Na2S2O3 Yang diperlukan

    1 5 0,00 3,40 3,402 5 0,00 3,45 3,45

    3 5 0,00 3,40 3,40

    Rata-rata 3,42

    NO Berat Erlenmeyer kosong (gr) Berat Erlenmeyer + sampel (gr) Berat sampel (gr)

    1 133,25 139,17 5,922 112,48 118,36 5,88

    3 133,25 139,23 5,98

    Rata-rata 5,92

    Berat sampel = 5,92 gram = 5920 mgMr Cl = 35,5 gram/mol

    Reaksi yang terjadi:

    Ca(OCl)2 + 4H+ Cl2 + 2H2O + Ca2+

    Cl2 + 2I- I2 + 2Cl-I2 + 2S2O32- 2I- + S4O62-Jumlah Cl2 setara dengan I2 yang dibebaskan, sedangkan mol ek I2 setara dengan jumlah molek

    Na2S2O3, maka berlaku

    Mol ek Cl2 = mol ek Na2S2O3Mol ek Cl2 = N Na2S2O3 x V Na2S2O3

    Mol ek Cl2 = 0,098 x 3,42

    Mol ek Cl2 = 0,3350 mmol

    Massa Cl2 = Mol ek Cl2 x BE

    Massa Cl2 = 0,3350 mmol x 35,5

    = 11,90 mg% Sampel = (massa Cl2 )/(massa sampel)

    = (11,90 mg)/(5920 mg) x 100 %

    = 0,21 %

    Penentuan kadar Cu2+

    No Volume (ml)Sampel Cu Na2S2O3 Awal Na2S2O3 Akhir Na2S2O3 Yang diperlukan

    1 10 0,00 2,60 2,60

    2 10 0,00 2,60 2,60

    3 10 0,00 2,50 2,50

    Rata-rata 2,57

    Penentuan Kadar Cu2+ dalam CuSO4.5H2O

    4KI + 2CuSO4 2CuI + I2 + 2K2SO4

    2Na2S2O3 + I2 Na2S4O6 + 2NaI

    Amilim + I2 amilum I2 (biru)

    amilumI2 + 2S2O32- amilum + 2I- + S4O62-

  • 5/28/2018 Daftar Pustaka n Lap Kuanti

    4/16

    V Na2S2O3 = 2,57 ml

    N Na2S2O3 = 0,0980 N

    Mol ek Cu2+ = mol ek Na2S2O3

    Mol ek Cu2+ = N Na2S2O3 x V Na2S2O3

    Mol ek Cu2+ = 0,098 x 2,57Mol ek Cu2+ = 0,251 mmol

    Massa Cu2+ = Mol Cu2+ x ArMassa Cu2+ = 0,251 mmol x 63,4

    = 15,91 mg

    Karena sampel dalam bentuk cair dan yang diketahui volume (10 ml) makaPpm Cu2+ = 15,91/0,01

    = 1591 ppm

    Titrasi Iodo-Iodimetri merupakan suatu metode analisis kuantitatif dalam analisis kimia yang

    termasuk kedalam titrasi redoks. Pada titrasi ini Jenis ini, setiap perubahan kimia terjadikenaikan bilangan oksidasi untuk Oksidasi, sedangkan reduksi digunakan untuk setiap

    penurunan bilangan oksidasi. Berarti proses oksidasi disertai hilangnya elektron sedangkanreduksi menangkap elektron. Dalam proses oksidasi-reduksi ,zat reduktor akan teroksidasi

    sedangakn zat oksidator akan tereduksi ,sehingga terjadilah suatu reaksi yang sempurna atau

    proses oksidasi-reduksi (redoks) akan terjadi perpindahan electron dari zat oksidator ke zatreduktor ,sehingga terjadi reaksi.Titrasi Iodometri adalah titrasi terhadap I2 yang terdapat dalam

    larutan ,sedangakn iodimetri adalah titrasi dengan larutan standar I2 .Pada praktikum kali ini

    telah dilakukan titrasi iodometri.Sampel yang akan ditentukkan kadarnya adalah kadar khlor

    dalam sampel kaporit dan Cu2+ dalam CuSO4.5H2O.Prinsip kerja pada titrasi Iodometri adalah :

    Larutan Na2S2O3 sebagai larutan standar pada penentuan kadar sampel ( khlor dan Cu2+)distandarisasi terlebih dahulu dengan larutan KIO3 sebagai larutan baku primer denganpenambahan KI dan Asam sulfat,pada titrasi ini digunakan amilum sebagai indikikator untuk

    mengetahui titik akhir titrasi .Kemudian sejumlah sampel (kaporit dan CuSO4.5H2O) yang akan

    diketahui kadar (khlor dan Cu2+) di titrasi dengan Larutan Na2S2O3 sebagai larutan standar dansebelumnya sampel ditambahkan padatan KI dan asam sulfat 4N .Indikator yang digunakan pada

    titrasi ini adalah indikator amilum.Titik akhir titrasi ditandai dengan hilangnya warna kuning

    muda sesaat setelah penambahan indikator amilum.

    A. Standarisasi Larutan Na2S2O3 dengan KIO3

    Pada standarisasi larutan tiosulfat ,larutan KIO3 direaksikan dengan larutan asam sulfat dan

    padatan KI. Larutan KIO3 bertindak sebagai oksidator yang mengoksidasi KI membentuk I2dalam suasana asam. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :

    KIO3 + 5 KI + 3 H2SO4 3 I2 (warna coklat) + 3 H2O + 3 K2SO4

    Pada reaksi di atas electron valensinya adalah 6 karena 1 mol KIOsetara dengan 3 mol

    I, sedangkan 1 mol Isetara dengan 2e. Sehingga 1 mol KIOsetara dengan 6e akibatnya BE

    KIOsama dengan BM/6.Kemudian Iodium yang terbentuk dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat hingga terbentuk

    warna kuning pucat yang menandakan Iodium tersebut hampir habis bereaksi dan mendekati titik

  • 5/28/2018 Daftar Pustaka n Lap Kuanti

    5/16

    ekivalen.Untuk mempermudah mengetahui titik akhir titrasi maka diguankan indikator amilum

    pada kondisi tersebut sehingga terbentuk larutan berwarna biru .Warna biru terbentuk dari I2 dan

    amilum dengan reaksi sbb :I2 + amilum I2-amilum

    Titrasi dilanjutkan hingga tercapai titik akhir titrasi dimana terjadi perubahan warna dari biru

    menjadi tidak berwarna .Pada saat titrasi, I2 tereduksi oleh natrium tiosulfat membentuk I-kembali,sedangkan S2O32- teroksidai membentuk S4O62-. Dengan reaksi sebagai berikut :I2 + 2 Na2S2O3 2 NaI (tidak berwarna) + Na2S4O6

    Reaksi lengkap :

    I2-amilum (warna biru) + 2 Na2S2O3 2 NaI (tidak berwarna) + Na2S4O6 + amilum Pada titrasi ini volume larutan tiosulfat yang diperlukan adalah 25,52 ml sehingga diketahui

    konsentrasi larutan tiosulfat adalah sebesar 0,098 N.

    B. Penentuan kadar khlor dalam sampel (kaporit)

    Prinsip kerja dalam penentuan kadar khlor dalam sampel (kaporit) pada dasarnya hampir sama

    seperti standarisasi diatas.Untuk mengetahui kadar khlor dalam persen maka terlebih dahulu

    sampel di timbang untuk mengetahui masa awalnya.Sampel ditambahkan KI dan Asam Sulfatsehingga dapat membentuk khlor seperti pada reaksi di bawah :

    Ca(OCl)2 + 4H+ Cl2 + 2H2O + Ca2+

    Cl2 + 2I- I2 + 2Cl-

    Jumlah Cl2 setara dengan I2 yang dibebaskan, sedangkan mol ek I2 setara dengan jumlah molek

    Na2S2O3

    Ketika sampel kaporit di tambahkan KI dan asam sulfat maka akan menghasilkan warna coklatyang berarti warna dari iodium kemudian larutan dititrasi hingga warna coklat yang dihasilkan

    agak memudar sampai kuning muda .Untuk mengetahui titik akhir titrasi digunakan indikator

    amilum yang akan bereaksi dengan I2 membentuk I2-amilum yang akan menghasilkan warna

    biru kemudian titrasi dialjutkan kembali dengan larutan tiosulfat hingga tercapai titik akhir titrasiyang ditandai dengan perubahan warna dari biru menjadi tidak berwarna.rekasi yang terjadi

    adalah sbb:

    I2 + amilum I2-amilum (biru)I2-amilum (warna biru) + 2 Na2S2O3 2 NaI (tidak berwarna) + Na2S4O6 + am ilum

    Titik akhir titrasi tercapai ketika volume larutan tiosulfat yang diperlukan adalah 3,42 ml

    sehingga setelah dilakukan perhitungan terhadap berat sampel sebesar 5,92 gram kadar khlorindalam sampel tersebut adalah sebesar 0,21 %.

    C. Penentuan kadar Cu2+ dalam sampel (CuSO4.5H2O)

    Pada penentuan kadar Cu2+ dengan larutan baku Na2S2O3 akan terjadi beberapa perubahan

    warna larutan sebelum titik akhir titrasi.Sampel yang akan diketahui kadarnya ditambahkan

    dengan KI dan asam Sulfat dan dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat hingga larutanyang semula berwarna coklat tua menjadi larutan yang berwarna kuning muda. Kemudian

    larutan tersebut ditambahkan dengan larutan amilum 1 % sebagai indikator menghasilkan larutanyang semula berwarna kuning muda menjadi biru tua, Penambahan indikator amilum 1% ini

    dimaksudkan agar memperjelas perubahan warna yang terjadi pada larutan tersebut. kemudian

    larutan tersebut dititrasi kembali dengan larutan natrium tiosulfat hingga warna biru pada larutantepat hilang sehingga menghasilkan warna putih keruh yang menandakan sudah tercapainya titik

  • 5/28/2018 Daftar Pustaka n Lap Kuanti

    6/16

    akhir titrasi .

    Reaksi-reaksi yang terjadi adalah sbb :

    4KI + 2CuSO4 + (asam) 2CUI + I2 + 2K2SO4

    2Na2S2O3 + I2 Na2S4O6 + 2NaI

    Amilim + I2 amilum I2 (biru)amilumI2 + 2S2O32- amilum + 2I- + S4O62-

    Pada penentuan kadar Cu2+ dalam CuSO4 titrasi tercapai ketika volume tiosulfat yangdiperlukan adalah 2,57 ml sehingga kadar nya adalah 1591 ppm.

    KESIMPULAN- Konsentrasi Na2S2O3 sebesar 0,0980 N

    - Kadar khlor dalam sampel kaporit sebesar 0,21 %

    - Kadar Cu2+ dalam sampel CuSO4 sebesar 1591 ppm

    DAFTAR PUSTAKA

    Widiawati,lilis. 2013. Laporan praktikum kimia analitik I iodometri(http://liliswidiawati.blogspot.com/2013/02/iodometri.html)[diunduh 13 Mei 2013]

    Syabatini,annisa.2009.iodometri dan iodimetri

    (http://annisanfushie.wordpress.com/2009/07/17/iodometri-dan-iodimetri/)[diunduh 12 Mei2013]

    Afidz.2010.Laporan Praktek Iodo-Iodimetri (http://fidz91.blogspot.com/2010/08/laporan-

    praktek-iodo-iodimetri.html)[diunduh 12 Mei 2013]

    Anonim.2009.Iodometri dan iodimetri (http://fredi-36-a1.blogspot.com/2009/11/iodometri-dan-iodimetri.html)[diunduh 13 Mei 2013]

    TITRASI IODOMETRI

    PENENTUAN KADAR IODA PADA GARAM DAPUR

    III. Prinsip

    Titrasi iodometri (redoksimetri) termasuk dalam titrasi dengan cara tidak langsung, dalam hal ini ion

    iodide sebagai pereduksi diubah menjadi iodium yang nantinya dititrasi dengan larutan baku Na2S2O3.

    Cara ini digunakan untuk penentuan oksidator H2O2. Pada oksidator ditambahkan larutan KI dan asam

    sehingga akan terbentuk iodium yang akan dititrasi dengan Na2S2O3. Sebagai indicator, digunakan

    larutan kanji. Titik akhir titrasi pada iodometri apabila warna biru telah hilang.

    IV. Dasar Teori

    Titrasi reduksi oksidasi (redoks) adalah suatu penetapan kadar reduktor atau oksidator

    berdasarkan atas reaksi oksidasi dan reduksi dimana reduktor akan teroksidasi dan oksidator akan

    tereduksi.

    Dasar dari cara iodometri adalah reaksi kesetimbangan dari iodium dan iodide

    http://liliswidiawati.blogspot.com/2013/02/iodometri.htmlhttp://liliswidiawati.blogspot.com/2013/02/iodometri.htmlhttp://liliswidiawati.blogspot.com/2013/02/iodometri.htmlhttp://annisanfushie.wordpress.com/2009/07/17/iodometri-dan-iodimetri/http://annisanfushie.wordpress.com/2009/07/17/iodometri-dan-iodimetri/http://annisanfushie.wordpress.com/2009/07/17/iodometri-dan-iodimetri/http://fidz91.blogspot.com/2010/08/laporan-praktek-iodo-iodimetri.htmlhttp://fidz91.blogspot.com/2010/08/laporan-praktek-iodo-iodimetri.htmlhttp://fidz91.blogspot.com/2010/08/laporan-praktek-iodo-iodimetri.htmlhttp://fidz91.blogspot.com/2010/08/laporan-praktek-iodo-iodimetri.htmlhttp://fredi-36-a1.blogspot.com/2009/11/iodometri-dan-iodimetri.htmlhttp://fredi-36-a1.blogspot.com/2009/11/iodometri-dan-iodimetri.htmlhttp://fredi-36-a1.blogspot.com/2009/11/iodometri-dan-iodimetri.htmlhttp://fredi-36-a1.blogspot.com/2009/11/iodometri-dan-iodimetri.htmlhttp://lathiefmahmudy.blogspot.com/2013/01/titrasi-iodometri.htmlhttp://lathiefmahmudy.blogspot.com/2013/01/titrasi-iodometri.htmlhttp://lathiefmahmudy.blogspot.com/2013/01/titrasi-iodometri.htmlhttp://fredi-36-a1.blogspot.com/2009/11/iodometri-dan-iodimetri.htmlhttp://fredi-36-a1.blogspot.com/2009/11/iodometri-dan-iodimetri.htmlhttp://fidz91.blogspot.com/2010/08/laporan-praktek-iodo-iodimetri.htmlhttp://fidz91.blogspot.com/2010/08/laporan-praktek-iodo-iodimetri.htmlhttp://annisanfushie.wordpress.com/2009/07/17/iodometri-dan-iodimetri/http://liliswidiawati.blogspot.com/2013/02/iodometri.html
  • 5/28/2018 Daftar Pustaka n Lap Kuanti

    7/16

    I2+ 2e 2I-dengan demikian 1 grol I2= 2 grek.

    Titrasi dengan iodometri dapat dibagi menjadi 2 cara :

    1. Cara langsung

    Iodimetri merupakan analisis titrimetri yang secara langsung digunakan untuk zat reduktor atau

    natrium tiosulfat dengan menggunakan larutan iodin atau dengan penambahan larutan baku

    berlebihan. Kelebihan iodin dititrasi kembali dengan menggunakan larutan tiosulfat. (Saragih,-)

    Reduktor + I2 2I-

    Na2S2O3 + I2 NaI + Na2S4O6

    2. Cara tidak langsung

    Iodometri adalah analisa titrimetrik yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat oksidator

    seperti besi III, tembaga II. Zatzat ini akan mengoksidasi iodida yang ditambahkan membentuk iodin.

    Iodin yang terbentuk ditentukan dengan menggunakan larutan baku natrium tiosulfat. (Saragih,-)

    Oksidator + KI I2+ 2e

    I2+ Na2S2O3 NaI + Na2S4O6

    Dalam hal ini iodide sebagai perediksi diubah menjadi iodium. Iodium yang terbentuk dititrasi

    dengan larutan natrium tiosulfat. Cara iodometri digunakan untuk untuk menentukan zat pengoksidasi,

    misalnya penentuan zat oksidator H2O2. Pada oksidator ini ditambahkan larutan KI dan asam sehingga

    akan terbentuk iodium yang kemudian dititrasi dengan Na2S2O3.

    Reaksi :

    H2O2+ KI + HCl I2+ KCl + 2H2O

    Pembakuan Larutan Na2S2O3

    Pembakuan Larutan Na2S2O3 dengan Larutan Baku KIO3, Percobaan ini menggunakan metode

    titrasi iodometri yaitu titrasi tidak langsung dimana mula-mula iodium direaksikan dengan iodida

    berlebih, kemudian iodium yang terjadi dititrasi dengan natrium thiosulfat. Larutan baku yang digunakan

    untuk standarisasi thiosulfat sendiri adalah KIO3dan terjadi reaksi:

  • 5/28/2018 Daftar Pustaka n Lap Kuanti

    8/16

    Oksidator + KI I2

    I2+ 2Na2S2O32NaI + Na2S4O6

    Natrium tiosulfat dapat dengan mudah diperoleh dalam keadaan kemurnian yang tinggi, namun

    selalu ada saja sedikit ketidakpastian dari kandungan air yang tepat, karena sifat flouresen atau

    melapuk-lekang dari garam itu dan karena alasan-alasan lainnya. Karena itu, zat ini tidak memenuhi

    syarat untuk dijadikan sebagai larutan baku standar primer.

    Pembakuan larutan natrium tiosulfat dapat dapat dilakukan dengan menggunakan kalium iodat,

    kalium kromat, tembaga dan iod sebagai larutan standar primer, atau dengan kalium permanganat atau

    serium (IV) sulfat sebagai larutan standar sekundernya. Larutan thiosulfat sebelum digunakan sebagailarutan standar dalam proses iodometri ini harus distandarkan terlebih dahulu oleh kalium iodat yang

    merupakan standar primer. Larutan kalium iodat ini ditambahkan dengan asam sulfat pekat, warna

    larutan menjadi bening. Dan setelah ditambahkan dengan kalium iodida, larutan berubah menjadi coklat

    kehitaman. Fungsi penambahan asam sulfat pekat dalam larutan tersebut adalah memberikan suasana

    asam, sebab larutan yang terdiri dari kalium iodat dan klium iodida berada dalam kondisi netral atau

    memiliki keasaman rendah. Reaksinya adalah sebagai berikut :

    IO3

    -+ 5I-+ 6H+ 3I2+ 3H

    2O

    Indikator yang digunakan dalam proses standarisasi ini adalah indikator amilum 0,5%.

    Penambahan amilum yang dilakukan saat mendekati titik akhir titrasi dimaksudkan agar amilum tidak

    membungkus iod karena akan menyebabkan amilum sukar dititrasi untuk kembali ke senyawa semula.

    Proses titrasi harus dilakukan sesegera mungkin, hal ini disebabkan sifat I2 yang mudah menuap. Pada

    titik akhir titrasi iod yang terikat juga hilang bereaksi dengan titran sehingga warna biru mendadak

    hilang dan perubahannya sangat jelas. Penggunaan indikator ini untuk memperjelas perubahan warna

    larutan yang terjadi pada saat titik akhir titrasi. Sensitivitas warnanya tergantung pada pelarut yang

    digunakan. Kompleks iodium-amilum memiliki kelarutan yang kecil dalam air, sehingga umumnya

    ditambahkan pada titik akhir titrasi.

  • 5/28/2018 Daftar Pustaka n Lap Kuanti

    9/16

    V. Alat dan Bahan

    Alat Bahan

    Buret 50 mL

    Beaker glass

    Neraca analitik

    Spatel

    Gelas ukur

    Labu takar 500 mL

    labu takar 250 mL

    pipet volume 25 mL

    gelas arlogi

    batang pengaduk

    Erlenmeyer

    Pipet ukur 5 mL

    Botol tertutup

    Na2S2O3

    Na2O3

    Air suling

    I2

    KI

    H2SO42N

    Amilum

    As2O3

    NaOH 1N

    Garam dapur

    Label

    VI. Cara Kerja

    Pembuatan Larutan NaS2O30,005 N

    1. 0,6205 gram NaS2O3ditimbang dalam gelas arloji pada neraca analitik

    2. Dimasukkan ke dalam gelas beaker kemudian dilarutkan dengan 50 ml aquades dan ditambahkan 10, g

    Na2CO3.

    3. Larutan diaduk hingga homogen dan dipindahkan ke dalam labu ukur 500 mL.

    4. Larutan lalu diencerkan dengan air suling bebas CO2sampai volume larutan 500 mL

    5. Simpan dalam botol yang tertutup dan diberi label.

    Pembuatan Larutan KIO30,005 N

    1. 0,0891 gram kristal KIO3 ditimbang dengan gelas arloji pada neraca analitik.

    2. Dilarutkan dengan aquades kemudian dipindahkan ke dalam labu takar 500 mL.

    3. Ditambahkan aquades sampai tepat pada tanda 500 mL.

    Pembuatan Larutan H2SO4 2N 100 mL

    1. Disiapkan labu ukur 100 mL yang telah diisi aquades + volumenya.

    2. H2SO4pekat (36N) dipipet dan dimasukkan ke dalam labu ukur yang telah disiapkan lewat dinding.

  • 5/28/2018 Daftar Pustaka n Lap Kuanti

    10/16

    3. Ditambahkan aquades sampai tanda 100 mL kemudian dikocok.

    Standarisai NaS2O30,005 N dengan KIO30,005 N

    1. Dipipet 25 mL KIO30,005 N dan dimasukkan dalam Erlenmeyer.

    2. Ditambahkan 2 gram KI yang bebas iodat dan 5 mL H2SO42N.

    3. Larutan ditirasi dengan Natrium Thiosulfat yang akan ditentukan normalitasnya.

    4. Saat warna kuning hampir menghilang, titrasi dihentikan dan ditambahkan indicator amilum.

    5. Titrasi dilanjutkan sampai warna biru larutan tepat hilang.

    6. Dihitung normalitas NaS2O3.

    Penentuan Kadar Iodat pada Garam Dapur

    1. Ditimbang 25 gram garam.

    2. Ditambahkan aquades dengan volume 125 mL.

    3. Ditambahkan 2 gram KI yang bebas iodat.

    4. Ditambahkan 5 mL asam sulfat 2N.

    5. Dititrasi dengan larutan Natrium Thiosulfat yang telah diketahui normalitasnya.

    6. Saat warna kuning iodium hampir hilang, titrasi dihentikan dan ditambahkan indicator amilum.

    7. Titrasi dilanjutkan sampai warna biru larutan tepat hilang

    8. Dihitung kadar iodum dalam garam dapur.

    VII. Hasil Pengamatan

    Sebelum ditambahkan indicator, larutan KIO3 berwarna bening. Setelah ditambahkan H2SO4, larutan

    menjadi berwarna kuning. Saat warna kuning hilang, ditambahkan indicator kanji, dan pemberian

    indicator kanji, larutan menjadi berwarna biru. Setelah warna biru larutan titrat hilang, titrasi

    dihentikan. Volume titran dicatat sebagai vol. titrasi.

    Perhitungan.

    Hasil titrasi Na2S2O30,005 N dengan KIO30,005 N:

    Vol. titrasi 1 : 25 ml

    Vol. titrasi 2 : 25,8 ml

    Vol. titrasi 3 : 24,6 ml

    Vol. titrasi ratarata : 25,133 ml

  • 5/28/2018 Daftar Pustaka n Lap Kuanti

    11/16

    KIO3 = Na2S2O3

    V1. N1 = V2. N2

    25 ml . 0,005 N = 25,133 ml . N2

    0,125 = 25,133 . N2

    N2 = 0,0049 N

    Jadi normalitas dari Na2S2O3pada titrasi iodometri ini adalah 0,0049 N

    sampelVolume Titrasi (ml) Kadar Iodium

    I II II Rata-rata

    I 6,3 6 6 6,1 42,64 ppm

    II 0,2 0,4 - 0,3 2,097 ppm

    III 1,7 2 1,9 1,87 13,073 ppm

    VIII. Pembahasan

    Iodometri adalah analisa titrimetrik yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat oksidator

    seperti besi III, tembaga II. Zatzat ini akan mengoksidasi iodida yang ditambahkan membentuk iodium.

    Iodium yang terbentuk ditentukan dengan menggunakan larutan baku natrium tiosulfat. Cara iodometri

    dapat digunakan untuk menentukan kadar iodium dalam garam. Pada oksidator/ garam ini ditambahkan

    larutan KI dan H2SO4 sebagai asam sehingga akan terbentuk iodium yang kemudian dititrasi dengan

    Na2S2O3dan dapat ditentukan kadarnya. Namun, sebelumnya, larutan Na2S2O3 ini harus dibakukan ataudistandarisasi terlebih dahulu. Pembakuan larutan natrium tiosulfat dapat dapat dilakukan dengan

    menggunakan kalium iodat, kalium kromat, tembaga dan iod sebagai larutan standar primer, atau

    dengan kalium permanganate. Namun pada percobaan ini senyawa yang digunakan dalam proses

    pembakuan natrium tiosulfat adalah kalium iodat standar. Larutan thiosulfat sebelum digunakan sebagai

    larutan standar dalam proses iodometri ini harus distandarkan terlebih dahulu oleh kalium iodat yang

    merupakan standar primer. Larutan kalium iodat ini ditambahkan dengan asam sulfat pekat, warna

    larutan menjadi bening. Dan setelah ditambahkan dengan kalium iodida, larutan berubah menjadi

    kuning kecoklatan. Fungsi penambahan asam sulfat pekat dalam larutan tersebut adalah memberikan

    suasana asam, sebab larutan yang terdiri dari kalium iodat dan klium iodida berada dalam kondisi netral

    atau memiliki keasaman rendah. Reaksinya adalah sebagai berikut :

    IO3-+ 5I

    -+ 6H

    + 3I2+ 3H2O

  • 5/28/2018 Daftar Pustaka n Lap Kuanti

    12/16

    Untuk senyawa yang memiliki potensial reduksi yang rendah dapat direaksikan secara sempurna

    dalam suasana asam. Indikator yang digunakan dalam metode ini adalah indikator kanji (amilum) yang

    dapat membentuk senyawa absorpsi dengan iodium yang dititrasi dengan larutan Natrium Tiosulfat.

    Penambahan amilum yang dilakukan saat mendekati titik akhir titrasi dimaksudkan agar amilum tidak

    membungkus iod karena akan menyebabkan amilum sukar dititrasi untuk kembali ke senyawa semula.

    Proses titrasi harus dilakukan sesegera mungkin, hal ini disebabkan sifat I2yang mudah menguap. Pada

    titik akhir titrasi iod yang terikat juga hilang bereaksi dengan titran sehingga warna biru mendadak

    hilang dan perubahannya sangat jelas. Titik akhir titrasi iodometri ialah apabila warna biru telah hilang.

    IX. Simpulan

    1. Untuk standarisasi Na2S2O3dengan larutan KIO3digunakan titrasi dengan metode iodometrikarena Na2S2O3 dapat dioksidasi oleh KIO3dengan penambahan KI dan asam sulfat.

    2.

    Larutan Na2S2O3digunakan sebanyak 25,133 ml untuk titrasi 25 ml CaCO3. Titik akhir titrasiterjadi saat larutan titrat kehilangan warna biru.

    3. Penentuan kadar iodium dalam garam dilakukan dengan metode iodometri karena iodium akandihasilkan dari reaksi redoks oleh Na2S2O3. Kadar Iodium garam I adalah 42,64 ppm, garam II

    adalah 2,097 ppm dan garam III memiliki kadar iodium 13,073 ppm. Sehingga, garam I adalah

    garam yang memiliki kadar iodium paling banyak.

    4. Home5. kimia dasar 6. kimia analisis 7. Instrumen 8. senyawa obat 9. Kontak

    Subscribe

    search...

    Titrasi Iodometri

    inJenis Titrasi,kimia analisis,titrasi/ byS Hamdani/

    http://catatankimia.com/http://catatankimia.com/http://catatankimia.com/catatan/category/kimia-dasarhttp://catatankimia.com/catatan/category/kimia-dasarhttp://catatankimia.com/catatan/category/kimia-analisishttp://catatankimia.com/catatan/category/kimia-analisishttp://catatankimia.com/catatan/category/instrumenhttp://catatankimia.com/catatan/category/instrumenhttp://catatankimia.com/catatan/category/senyawa-obathttp://catatankimia.com/catatan/category/senyawa-obathttp://catatankimia.com/contacthttp://catatankimia.com/contacthttp://catatankimia.com/feedhttp://catatankimia.com/feedhttp://catatankimia.com/catatan/titrasi-iodometri.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/titrasi-iodometri.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/category/kimia-analisis/titrasi/jenis-titrasihttp://catatankimia.com/catatan/category/kimia-analisis/titrasi/jenis-titrasihttp://catatankimia.com/catatan/category/kimia-analisis/titrasi/jenis-titrasihttp://catatankimia.com/catatan/category/kimia-analisishttp://catatankimia.com/catatan/category/kimia-analisishttp://catatankimia.com/catatan/category/kimia-analisishttp://catatankimia.com/catatan/category/kimia-analisis/titrasihttp://catatankimia.com/catatan/category/kimia-analisis/titrasihttp://catatankimia.com/catatan/category/kimia-analisis/titrasihttp://catatankimia.com/catatan/author/danhttp://catatankimia.com/catatan/author/danhttp://catatankimia.com/catatan/author/danhttp://catatankimia.com/catatan/author/danhttp://catatankimia.com/catatan/category/kimia-analisis/titrasihttp://catatankimia.com/catatan/category/kimia-analisishttp://catatankimia.com/catatan/category/kimia-analisis/titrasi/jenis-titrasihttp://catatankimia.com/catatan/titrasi-iodometri.htmlhttp://catatankimia.com/feedhttp://catatankimia.com/contacthttp://catatankimia.com/catatan/category/senyawa-obathttp://catatankimia.com/catatan/category/instrumenhttp://catatankimia.com/catatan/category/kimia-analisishttp://catatankimia.com/catatan/category/kimia-dasarhttp://catatankimia.com/
  • 5/28/2018 Daftar Pustaka n Lap Kuanti

    13/16

    Titrasi iodometriadalah salah satutitrasi redoksyang melibatkaniodium. Titrasi iodometri termasuk jenis titrasi tidak langsung yang dapat digunakan untuk

    menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi yang lebih besar daripada

    sistem iodium-iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator sepertiCuSO4.5H2O

    Berbeda dengantitrasi iodimetriyang mereaksikan sample dengan iodium (langsung), makapada iodometri, sampel yang bersifat oksidator direduksi dengan kalium iodida (KI) berlebihan

    dan akan menghasilkan iodium (I2) yang selanjutnya dititrasi dengan larutan baku natrium

    thiosulfat (Na2S2O3). Banyaknya volume Natrium Thiosulfat yang digunakan sebagai titransetara dengan banyaknya sampel.

    Contoh reaksi dengan Cu2+

    :

    2 Cu2+

    + 4I- 2CuI + I2

    I2 + 2S

    2O

    3

    2- 2I

    - + S

    4O

    6

    2-

    Perhatian

    Pada titrasi iodometri perlu diawasi pHnya. Larutan harus dijaga supaya pHnya lebih kecil dari 8karena dalam lingkungan yang alkalis iodium bereaksi dengan hidroksida membentuk iodida danhipoiodit dan selanjutnya terurai menjadi iodida dan iodat yang akan mengoksidasi tiosulfat

    menjadi sulfat, sehingga reaksi berjalan tidak kuantitatif. Adanya konsentrasi asam yang kuat

    dapat menaikkan oksidasi potensial anion yang mempunyai oksidasi potensial yang lemah

    sehingga direduksi sempurna oleh iodida. Dengan pengaturan pH yang tepat dari larutan makadapat diatur jalannya reaksi dalam oksidasi atau reduksi dari senyawa.

    Indikator

    Indikator yang digunakan dalam titrasi ini adalah amylum. Amylum tidak mudah larut dalam airserta tidak stabil dalam suspensi dengan air, membentuk kompleks yang sukar larut dalam air

    bila bereaksi dengan iodium, sehingga tidak boleh ditambahkan pada awal titrasi. Penambahan

    http://catatankimia.com/catatan/titrasi-redoks.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/titrasi-redoks.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/titrasi-redoks.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/titrasi-iodimetri.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/titrasi-iodimetri.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/titrasi-iodimetri.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/titrasi-iodonetri.html/titrasi-2http://catatankimia.com/catatan/titrasi-iodonetri.html/titrasi-2http://catatankimia.com/catatan/titrasi-iodonetri.html/titrasi-2http://catatankimia.com/catatan/titrasi-iodimetri.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/titrasi-redoks.html
  • 5/28/2018 Daftar Pustaka n Lap Kuanti

    14/16

    amylum ditambahkan pada saat larutan berwarna kuning pucat dan dapat menimbulkan titik

    akhir titrasi yang tiba-tiba. Titik akhir titrasi ditandai dengan terjadinya hilangnya warna biru

    dari larutan menjadi bening.

    Catatan Kecil

    Senin, 18 Juni 2012

    iodometri - iodimetri

    Iodimetri adalah analisa titrimetri untuk zat-zat reduktor seperti natrium tiosulfat, arsenat dengan

    menggunakan larutan iodin baku secara langsung. Iodometri adalah analisa titrimetri untuk zat-zat

    reduktor dengan penambahan dengan penambahan larutan iodin baku berlebihan dan kelebihannya

    dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat baku. Pada titrasi iodimetri titrasi oksidasi reduksinya

    menggunakan larutan iodum. Artinya titrasi iodometri suatu larutan oksidator ditambahkan dengan

    kalium iodida berlebih dan iodium yang dilepaskan (setara dengan jumlah oksidator) ditirasi denganlarutan baku natrium tiosulfat. (1)

    Bagan reaksi :

    Ox + 2 I- I2 + red

    I2 + 2 S2O3= 2 I- + S4O6=

    Titrasi dapat dilakukan tanpa indikator dari luar karena larutan iodium yang berwarna khas dapat hilang

    pada titik akhir titrasi hingga titik akhir tercapai. Tetapi pengamatan titik akhir titrasi akan lebih mudah

    dengan penambahan larutan kanji sebagai indikator, karena amilum akan membentuk kompleks dengan

    I2 yang berwarna biru sangat jelas. Penambahan amilum harus pada saat mendekati titik akhir titrasi.

    Hal ini dilakukan agar amilum tidak membungkus I2 yang menyebabkan sukar lepas kembali, dan ini

    akan menyebabkan warna biru sukar hilang, sehingga titik akhir titrasi tidak terlihat tajam. (2)

    Indikator kanji merupakan indikator yang sangat lazim digunakan, namun indikator kanji yang digunakan

    harus selalu dalam keadaan segar dan baru karena larutan kanji mudah terurai oleh bakteri sehingga

    untuk membuat larutan indikator yang tahan lama hendaknya dilakukan sterilisasi atau penambahan

    suatu pengawet. Pengawet yang biasa digunakan adalah merkurium (II) iodida, asam borat atau asam

    formiat. Kepekatan indikator juga berkurang dengan naiknya temperatur dan oleh beberapa bahan

    organik seperti metil dan etil alkohol. (3)

    Iodium hanya sedikit sekali larut dalam air (0,00134 mol/liter pada 25oC), namun sangat mudah larut

    dalam larutan yang mengandung ion iodida. Iodium membentuk kompleks triiodida dengan iodida,

    dengan tetapan keseimbangan 710 pada 25oC. Penambahan KI untuk menurunkan keatsirian dari iod,

    dan biasanya ditambahkan KI 3-4 % dalam larutan 0,1 N dan kemudian wadahnya disumbat baik-baik

    http://ginanjarcgumilang.blogspot.com/http://ginanjarcgumilang.blogspot.com/http://ginanjarcgumilang.blogspot.com/
  • 5/28/2018 Daftar Pustaka n Lap Kuanti

    15/16

    dan menggunakan botol yang berwarna gelap untuk menghindari penguraian HIO oleh cahaya matahari.

    (3)

    Pada proses iodometri atau titrasi tidak langsung banyak zat pengoksid kuat yang dapat dianalisis

    dengan menambahkan KI berlebihan dan mentitrasi iodium yang dibebaskan. Karena banyak zat

    pengoksid yang menuntut larutan asam untuk bereaksi dengan iodida, natrium tiosulfat lazim digunakan

    sebagai titran. Beberapa tindakan pencegahan perlu diambil untuk menangani KI untuk menghindari

    galat. Misalnya ion iodida dioksidai oleh oksigen di udara :

    4 H+ + 4 I- + O2 2 I2 + 2 H2O

    Reaksi ini lambat dalam larutan netral namun lebih cepat dalam larutan asam dan dipercepat dengan

    cahaya matahari. Setelah penambahan KI ke dalam suatu larutan (asam) dari suatu zat pengoksid

    larutan tak boleh dibiarkan terlalu lama bersentuhan dengan udara, karena akan terbentuk tambahan

    iodium oleh reaksi tersebut di atas. (4)

    Pada titrasi iodometri titrasi harus dalam keadaan asam lemah atau nertal karena dalam keadaan alkali

    akan terbentuk iodat yang terbentuk dari ion hipoiodit yang merupakan reaksi mula-mula antara iodin

    dan ion hidroksida, sesuai dengan reaksi :

    I2 + O2 HI + IO-

    3 IO- IO3- + 2 I-

    dalam keadaan alkali ion-ion ini akan mengoksidasi sebagian tiosulfat menjadi ion sulfat sehingga titik

    kesetarannya tidak tepat lagi. Namun pada proses iodometri juga perlu dihindari konsentrasi asam yang

    tinggi karena asam tiosulfat yang dibebaskan akan mengendap dengan pemisahan belerang, sesuai

    dengan reaksi berikut :

    S2O3= + 2 H+ H2S2O3

    8 H2S2O3 8 H2O + 8 SO2 + 8 S

    Larutan tiosulfat tidak stabil dalam waktu lama. Bakteri yang memakan belerang akan masuk ke dalam

    larutan ini dan proses metaboliknya akan mengakibatkan pembentukan SO3=, SO4= dan belerang

    koloidal. (3)

    Tiosulfat diuraikan dalam bentuk belerang dalam suasana asam sehingga endapan mirip susu. Tetapi

    reaksi tersebut lambat dan tak terjadi jika larutan dititrasikan ke dalam larutan iodium yang asam dan

    dilakukan pengadukan yang baik. Iodium mengoksidasi tiosulfat menjadi ion tetraionat

    I2 + 2 S2O3= 2 I- + S4O6=

  • 5/28/2018 Daftar Pustaka n Lap Kuanti

    16/16

    Reaksi ini sangat cepat dan berlangsung sampai lengkap benar tanpa reaksi samping. Dalam larutan

    netral atau sedikit sekali basa oksidasi ke sulfat tidak terjadi terutama jika digunakan iodium sebagai

    titran. (4)

    Iodometri menurut penggunaan dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu :

    Titrasi iod bebas.

    Titrasi oksidator melalui pembentukan iodium yang terbentuk dari iodida.

    Titrasi reduktor dengan penemtuan iodium yang digunakan.

    Titrasi reaksi, titrasi senyawa dengan iodium melalui adisi atau subsitusi.