13
Pengaruh Kadar Air Terhadap Penurunan Mutu Fisiologis Benih Kedelai (Glycine max (L) Merill) Varietas Gepak Kuning Selama Dalam Penyimpanan. 1 The Effect Of Moisture Content To Physiological Quality Deterioration Of Soybean Seed (Glycine max (L.)Merill) Gepak Kuning Variety During The Storage Oleh : Samuel 2 , Sri Lestari Purnamaningsih 3 , Niken Kendarini 3 ABSTRACT The purpose of this experiment was to know the physiological quality deterioration of soybean seed (glycine max (L)Merril) Gepak Kuning variety during the storage on the different initial moisture content. The experiment was carried at the laboratory of ”Balai Pengawasan Dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Dan Hortikultura“ in Mangli village, Kaliwates district, Jember East Java. The experiment was conducted using combined nested design with 3 replication. The first factor was initial moisture content of seeds consist of 4 levels: Ka 1=11%, Ka2= 12%, Ka3=13%, and Ka4=14%. The Second factor was storage time during P0=0 day, P1=15day, P2=30 day, P3=45day, P4=60day, P5=75day, P6=90day, P7=105day, and P8=120day. The result of the experiment showed that moisture content and storage time give interaction on the physiological quality deterioration of soybean seed and germination capacity. The best moisture content of seeds is 11% on the during the storage 3 months Key words : Soybean seeds, moisture content, storage time ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui kemunduran mutu fisiologis benih pada varietas kedelai Gepak Kuning (glycine max L.) selama masa simpan pada kadar air berbeda. Penelitian dilakukan di sub- laboratorium Balai Pengawasan Dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Dan Hortikultura (UPT PSBTPH) di Desa Mangli Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember provinsi Jawa Timur. Penelitian yang dilakukan menggunakan rancangan nested gabugan dengan 3 ulangan. Faktor pertama 4 kadar air awal benih : Ka 1=11%, Ka2 =12%, Ka3= 13% dan Ka4=14%. Faktor kedua lama penyimpanan P0= 0 hari, P1= 15 hari, P2 = 30 hari, P3= 45 hari, P4= 60hari, P5=75hari, P6= 90hari, P7=105hari, and P8=120 hari. Hasil peneltian menunjukkan bahwa kadar air dan lama penyimpanan terdapat interaksi pada penurunan mutu fisiologis benih kedelai dan Daya berkecambah. Kadar air paling baik adalah kadar air 11% selama dalam penyimpanan 3 bulan. Kata kunci : Benih kedelai, Kadar air, lama penyimpanan PENDAHULUAN Kedelai merupakan salah satu palawija yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena nilai gizinya yang tinggi. Produksi perlu ditingkatkan untuk memenuhi konsumsi dalam negeri antara lain dengan menggunakan benih bermutu. Mutu benih yang mencakup mutu fisik, fisiologis dan genetik dipengaruhi oleh proses penanganannya dari produksi sampai akhir periode simpan (Sadjad, 1980). Benih merupakan sarana produksi yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan budidaya tanaman pangan. Penggunaan bahan tanam bermutu merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan pertanaman. Petani sering mengalami kerugian yang sangat besar baik dari segi

Dalam Penyimpanan.1 The Effect Of Moisture Content To ...wartabepe.staff.ub.ac.id/files/2012/11/JURNAL.pdfPenyimpanan benih kacang-kacangan di daerah tropis lembab seperti di Indonesia

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dalam Penyimpanan.1 The Effect Of Moisture Content To ...wartabepe.staff.ub.ac.id/files/2012/11/JURNAL.pdfPenyimpanan benih kacang-kacangan di daerah tropis lembab seperti di Indonesia

Pengaruh Kadar Air Terhadap Penurunan Mutu Fisiologis Benih

Kedelai (Glycine max (L) Merill) Varietas Gepak Kuning Selama

Dalam Penyimpanan.1

The Effect Of Moisture Content To Physiological Quality

Deterioration Of Soybean Seed (Glycine max (L.)Merill) Gepak

Kuning Variety During The Storage Oleh :

Samuel2, Sri Lestari Purnamaningsih

3, Niken Kendarini

3

ABSTRACT

The purpose of this experiment was to know the physiological quality deterioration of soybean

seed (glycine max (L)Merril) Gepak Kuning variety during the storage on the different initial moisture

content. The experiment was carried at the laboratory of ”Balai Pengawasan Dan Sertifikasi Benih

Tanaman Pangan Dan Hortikultura“ in Mangli village, Kaliwates district, Jember East Java. The

experiment was conducted using combined nested design with 3 replication. The first factor was initial

moisture content of seeds consist of 4 levels: Ka 1=11%, Ka2= 12%, Ka3=13%, and Ka4=14%. The

Second factor was storage time during P0=0 day, P1=15day, P2=30 day, P3=45day, P4=60day,

P5=75day, P6=90day, P7=105day, and P8=120day.

The result of the experiment showed that moisture content and storage time give interaction on

the physiological quality deterioration of soybean seed and germination capacity. The best moisture

content of seeds is 11% on the during the storage 3 months

Key words : Soybean seeds, moisture content, storage time

ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui kemunduran mutu fisiologis benih pada varietas kedelai

Gepak Kuning (glycine max L.) selama masa simpan pada kadar air berbeda. Penelitian dilakukan di sub-

laboratorium Balai Pengawasan Dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Dan Hortikultura (UPT

PSBTPH) di Desa Mangli Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember provinsi Jawa Timur. Penelitian yang

dilakukan menggunakan rancangan nested gabugan dengan 3 ulangan. Faktor pertama 4 kadar air awal

benih : Ka 1=11%, Ka2 =12%, Ka3= 13% dan Ka4=14%. Faktor kedua lama penyimpanan P0= 0 hari,

P1= 15 hari, P2 = 30 hari, P3= 45 hari, P4= 60hari, P5=75hari, P6= 90hari, P7=105hari, and P8=120 hari.

Hasil peneltian menunjukkan bahwa kadar air dan lama penyimpanan terdapat interaksi pada

penurunan mutu fisiologis benih kedelai dan Daya berkecambah. Kadar air paling baik adalah kadar air

11% selama dalam penyimpanan 3 bulan.

Kata kunci : Benih kedelai, Kadar air, lama penyimpanan

PENDAHULUAN

Kedelai merupakan salah satu

palawija yang banyak dikonsumsi oleh

masyarakat karena nilai gizinya yang

tinggi. Produksi perlu ditingkatkan untuk

memenuhi konsumsi dalam negeri antara

lain dengan menggunakan benih bermutu.

Mutu benih yang mencakup mutu fisik,

fisiologis dan genetik dipengaruhi oleh

proses penanganannya dari produksi

sampai akhir periode simpan (Sadjad,

1980). Benih merupakan sarana produksi

yang sangat penting dalam menentukan

keberhasilan budidaya tanaman pangan.

Penggunaan bahan tanam bermutu

merupakan salah satu faktor yang sangat

menentukan dalam keberhasilan

pertanaman. Petani sering mengalami

kerugian yang sangat besar baik dari segi

Page 2: Dalam Penyimpanan.1 The Effect Of Moisture Content To ...wartabepe.staff.ub.ac.id/files/2012/11/JURNAL.pdfPenyimpanan benih kacang-kacangan di daerah tropis lembab seperti di Indonesia

biaya maupun waktu yang berharga

akibat dari penggunaan benih yang tidak

bermutu atau tidak jelas asal-usulnya.

Kesalahan dalam penggunaan bahan

tanam akan mengakibatkan kerugian

jangka panjang. Penggunaan bibit

bermutu merupakan salah satu kunci

untuk mendapatkan pertanaman yang

mampu memberikan hasil yang

memuaskan

(Situmorang, 2010)

Jabalsim (Jaringan Arus Benih Antar

Lapang dan Antar Musim) adalah proses

mengalirnya benih antar daerah secara

dinamis berdasarkan asas keterkaitan dan

ketergantungan, sehingga menjadi suatu

sistem pemenuhan kebutuhan benih di

suatu daerah. Oleh karena itu jabalsim

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

benih kedelai yang tepat varietas, tepat

mutu, tepat tempat,dan tepat waktu.

Sistem jabalsim berperan penting dalam

penyediaan benih kedelai mengingat benih

yang diproduksi tidak dapat disimpan

lama, sehingga resiko menurunnya daya

kecambah benih dapat dihindari dan

sumber benih dekat dengan lokasi

pengembangan kedelai. Namun pada

situasi dan kondisi terntentu, benih kedelai

tidak dapat langsung ditanam, sehingga

harus disimpan.

Salah satu masalah yang dihadapi

dalam penyediaan benih bermutu adalah

penyimpanan. Penyimpanan benih

kacang-kacangan di daerah tropis lembab

seperti di Indonesia dihadapkan kepada

masalah daya simpan yang rendah. Sadjad

(1980) menyatakan bahwa dalam waktu 3

bulan pada suhu kamar 30OC, benih

kacang-kacangan tidak dapat

mempertahankan viabilitasnya pada kadar

air 14%. Benih kedelai yang baru dipanen

dan akan disimpan dalam jangka waktu

agak lama hendaknya mempunyai daya

tumbuh di atas 85 % (Rahayu, dkk. 2009).

Benih tanaman dengan ukuran yang

lebih besar akan memiliki cadangan

makanan yang lebih banyak dari pada

benih dengan ukuran yang lebih kecil

sehingga kemampuan berkecambah juga

akan lebih tinggi karena cadangan

makanan yang dirubah menjadi energi

juga semakin banyak. Benih yang

berukuran lebih besar mempunyai tingkat

kemunduran benih yang relatif cepat pula

dibanding ukuran benih yang lebih kecil,

karena kandungan cadangan makanan

pada biji ukuran yang lebih besar terdapat

protein dan lemak yang banyak sehingga

jika terjadi penguapan terhadap benih

akan mempengaruhi terhadap

meningkatnya kadar air didalam benih

yang membuat benih yang berukuran

besar akan cepat dalam tingkat

kemunduran benih dibanding biji yang

berukuran kecil (Anonymous,2010)

Penyimpanan benih bertujuan agar

benih dapat ditanam pada musim yang

sama di lain tahun atau musim yang

berlainan dalam tahun yang sama, atau

untuk tujuan pelestarian benih dari sesuatu

jenis tanaman. Semuanya diperlukan suatu

periode simpan dari hanya beberapa hari,

semusim, setahun bahkan sampai

beberapa puluh tahun bila ditujukan pada

pelestarian benih.

Kadar air merupakan faktor yang

paling mempengaruhi kemunduran benih.

Kemunduran benih meningkat sejalan

dengan meningkatnya kadar air benih.

Beberapa faktor yang mempengaruhi daya

kecambah benih kedelai selama

penyimpanan adalah mutu dan daya

kecambah sebelum disimpan, kadar air

benih, kelembapan ruangan penyimpanan,

suhu tempat penyimpanan, hama dan

penyakit di tempat penyimpanan dan

lama penyimpanan. Penelitian bertujuan

untuk mengetahui kemunduran mutu

fisiologis benih pada varietas kedelai Gepak

Kuning (glycine max L.) selama masa simpan

pada kadar air berbeda

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilakukan di sub-

laboratorium Balai Pengawasan Dan

Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Dan

Hortikultura (UPT PSBTPH) di Desa

Page 3: Dalam Penyimpanan.1 The Effect Of Moisture Content To ...wartabepe.staff.ub.ac.id/files/2012/11/JURNAL.pdfPenyimpanan benih kacang-kacangan di daerah tropis lembab seperti di Indonesia

Mangli Kecamatan Kaliwates Kabupaten

Jember provinsi Jawa Timur. Waktu

penelitian dimulai akhir November 2010 –

Maret 2011. Penelitian ini menggunakan

Rancangan Tersarang (Nested Design)

Gabungan yang terdiri dari dua faktor. Faktor

pertama Kadar air dengan 4 taraf kadar air

tiap varietas yaitu (Ka1, Ka2, Ka3 dan Ka4)

sebagai sebagai petak utama (mainplot), dan

faktor kedua waktu simpan (P) dengan

sembilan taraf (P0, P1, P2, P3, P4, P5, P6,

P7,dan P8 ) sehingga diperoleh kombinasi

perlakuan 1 varietas x 4 kadar air x 9 waktu

simpan yaitu 36 kombinasi perlakuan.

Masing-masing perlakuan diulang 3 kali.

Pengamatan yang dilakukan terdiri dari daya

kecambah, laju perkecambahan vigor dan

field emergence.

Pengamatan untuk daya kecambah

meliputi: Kecambah Normal, Kecambah

Abnormal dan Benih Mati. Pengamatan

daya kecambah dilakukan pada hari ketujuh,

dengan cara membongkar media pasir dan

memilah dari kecambah normal dengan

kecambah abnormal dan benih mati.

Rumus Daya Tumbuh Kecambah :

DB=∑KN

∑ Benih yang dikecambahkanx 100%

Keterangan :DB = Daya berkecambah; KN = (Kecambah normal) (Sutopo,2004)

Pengamatan laju perkecambahan dilakukan

pada hari ke satu, dua, dan ke tiga setelah

benih di tabur yaitu dengan cara menghitung

jumlah tanaman yang tumbuh. Tanaman

dikatakan tumbuh apabila saat pengamatan

radikel sudah muncul pada media kertas

dengan tinggi minimal 0,5 cm.

Laju perkecambahan dapat diukur

dengan menghitung jumlah hari yang

diperlukan untuk munculnya radikel

Rumus Laju Perkecambahan :

Rata − rata hari =N1T1 + N2T2+. … . NXTX

Jumlah benih yang berkecambah

(Sutopo,2004)

Pengamatan vigor benih dilakukan pada hari

ke 7 atau bersamaan dengan pengamatan daya

kecambah, pada pengamatan vigor benih yang

diamati adalah kecambah yang normal vigor

dengan kecambah normal less vigor.

Rumus Vigor Benih

%Vg=∑Vigor

∑ Benih yang dikecambahkanx 100%

Keterangan ; Vg = Persentase vigor

Page 4: Dalam Penyimpanan.1 The Effect Of Moisture Content To ...wartabepe.staff.ub.ac.id/files/2012/11/JURNAL.pdfPenyimpanan benih kacang-kacangan di daerah tropis lembab seperti di Indonesia

Tabel 1. Anova Gabungan

Semua data yang diperoleh dianalisa

dengan sidik ragam taraf nyata 5%. Untuk

perlakuan yang berbeda nyata dilakukan uji

lanjutan Duncan multiple Range Test

(DMRT).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis varian (Tabel 3) Hasil

yang diperoleh dari penelitian kedelai dengan

varietas Gepak Kuning selama 120 hari yaitu

ada penambahan dan penyusutan kadar air

benih varietas Gepak kuning dari 4 taraf

kadar air (Ka). Di dalam ruang penyimpangan

suhu yang ada adalah sekitar 29o-30

oC. Hal ini

juga karena perlakuan penyimpanan benih

dengan menggunakan plastik yang kedap

udara dan dilakukan pelapisan dengan plastik

pembungkus yang kedap udara pula sehingga

tidak terjadi pertukaran udara pada kemasan.

Gambar 1. Grafik kadar air selama dalam penyimpanan 0 hari – 120 hari

10

10,5

11

11,5

12

12,5

13

13,5

14

14,5

15

P0 (0) P1(15) P2(30) P3(45) P4(60) P5(75) P6(90) P7(105)P8(120)

Kad

ar A

ir (

%)

Lama Penyimpanan (hari)

Ka1Ka2Ka3

Sumber

keragaman

Db Jumlah

Kuadrat

(JK)

Kuadrat

Tengah

(KT)

F hitung

P (lama simpan)

P– 1 JKP KTP

Ulangan/ Ka Ka (U– 1) JKUXKa KTUXKa KT P/ KT Ka

Ka (kadar air) Ka-1 JKKa KTKa KT Ka/KT P

Ka x P (Ka-1)(P-1) JKKaXP KTKaXP KT P/KT KaP

Galat P(U-1)(Ka-1) JK galat KTgalat KT KaP/KTG

Total KaPU– 1 JKT

1% 5%

Page 5: Dalam Penyimpanan.1 The Effect Of Moisture Content To ...wartabepe.staff.ub.ac.id/files/2012/11/JURNAL.pdfPenyimpanan benih kacang-kacangan di daerah tropis lembab seperti di Indonesia

Daya Kecambah

Hasil analisis sidik ragam

menunjukan bahwa perlakuan pada berbagai

kadar air dan lama simpan terhadap daya

berkecambahnya sangat beda nyata dan

terdapat interaksi yang sangat nyata antara

kadar air dengan lama simpan terhadap daya

kecambah benih kedelai (Tabel 2). Rata-rata

persentase kecambah normal benih kedelai

dengan lama simpan pada kadar air benih

yang berbeda disajikan pada tabel 2 dan

persentase tingkat kemunduran benih untuk

berkecambah di sajikan pada tabel 3.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui adanya

penurunan rata-rata persentase kecambah

normal pada semua kadar air selama periode

simpan. Penurunan rata-rata persentase

kecambah normal benih kedelai selama

penyimpanan terjadi karena dimungkinkan

benih yang disimpan telah mengalami

kemunduran (deteriorasi). Benih kedelai yang

paling cepat mengalami kemunduran rata-rata

persentase kecambah normal adalah benih

dengan kadar air yang tinggi yaitu pada kadar

air 13% (Ka3) dan kadar air 14% (Ka4)

dimulai tingkat kemunduran pada lama

simpan P0 – P8. Taraf kadar air 13% tingkat

kemunduran benih dimulai periode simpan 15

hari (P1) setelah penyimpanan, sedangkan

kadar air 14% tingkat kemunduran benih

dimulai periode simpan 0 hari (P0). Dari tabel

persentase kemunduran daya berkecambah

periode simpan P0-P8 (0 – 120 hari) tingkat

persentase kemunduran benih pada kadar air

13% (Ka3) dan kadar air 14% (Ka4) sebesar

39,5% dan 59,5%. Sedangkan pada taraf

kadar air 11% (Ka1) puncak tingkat

kemunduran pada persentase kecambah

normal dimulai dari periode lama simpan 75

hari (P5) sampai 120 hari (P8) dengan nilai

rata-ratanya sebesar 78,66% menurun hingga

65% dan pada tabel persentase kemunduran

benih yang berkecambah dari P0-P8 tingkat

kemundurabn benih sebesar 14,5%, dan pada

kadar 12% (Ka2) benih mengalami

kemunduran pada lama simpan 15 hari (P1)

sampai 120 hari (P8) dengan nilai rata-rata

persentase kecambah sebesar 82,16% sampai

menurun hingga 62,33%, pada kadar air 12%

tingkat kemunduran benih dari lama simpan

P0-P8 sebesar 15,67. Ini menandakan bahwa

terjadi interaksi antara kadar air dan lama

simpan, apabila benih kedelai kadar air tinggi

disimpan dalam kurun waktu yang lama, akan

mempengaruhi nilai tingkat kemunduran rata-

rata daya kecambah.

Tabel 2. Rata-rata persentase kecambah normal benih kedelai varietas Gepak kuning pada 4

taraf kadar air (Ka).

Lama Simpan(P) hari

Perlakuan (0) (15) (30) (45) (60) (75) (90) (105) (120)

P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8

Ka 11 % 79.50 bc 82.00 c 80.50 bc 79.50 bc 79.33 bc 78.66 bc 74.83 b 74.66 b 65.00 a

A B B B B B C C C

Ka 12% 77.00 cd 82.16 d 74.16 bc 73.83 bc 74.33bc 74.16 bc 70.66 bc 67.5 ab 62.33 a

A B AB AB AB B C B C

Ka 13% 77.00 c 78.00 c 71.83 c 75.33 c 73.50 c 73.00 c 62.83 b 62.16 b 37.50 a

A B A AB AB B B B B

Ka 14% 79.83 f 70.16 e 70.16 e 72.50 e 70.33 e 59.5 d 51.66 c 42.66 b 20.33 a

A A A A A A A A A

Ket: Angka-angka yang diikuti dengan huruf kecil yang sama pada baris yang sama dan angka-angka

yang diikuti dengan huruf besar yang sama pada kolom yang sama,tidak berbeda nyata pada taraf uji

Duncan 5 % .

Tabel 3. Persentase Kemunduran Daya Kecambah benih kedelai varietas gepak

kuning normal pada periode simpan P0-P8

Page 6: Dalam Penyimpanan.1 The Effect Of Moisture Content To ...wartabepe.staff.ub.ac.id/files/2012/11/JURNAL.pdfPenyimpanan benih kacang-kacangan di daerah tropis lembab seperti di Indonesia

Kemunduran Benih pada Daya Tumbuh Benih (%) P0 - P1 P0 - P2 P0 - P3 P0 - P4 P0 - P5 P0 - P6 P0 - P7 P0 - P8

Ka1 -2.50 -1.00 0.00 0.17 0.83 4.67 4.83 14.5

Ka2 -5.17 2.83 3.17 2.67 2.83 6.33 9.50 15.67

Ka3 -1.00 5.17 3.33 3.50 4.00 14.17 14.83 39.5

Ka4 9.67 9.67 7.33 9.50 20.33 28.17 37.17 59.5

Rerata 0.25 4.17 3.46 3.96 7.00 13.34 16.58 32.29

Gambar 2. Grafik penurunan benih pada daya kecambah selama dalam penyimpanan

Laju Perkecambahan

Hasil pengamatan pada rata-rata hari

percepatan laju perkecambahan dengan

menggunakan metode UKDdp ( Uji Kertas

Digulung Didirikan dalam Plastik) pada

benih kedelai disajikan pada tabel 3. Dari

tabel diketahui rata-rata hari percepatan laju

perkecambahan benih kedelai dari benih

awal tabur pada kadar air 11% sampai pada

perlakuan penyimpanan ke 120 hari (P8)

rata-rata hari percepatan laju

perkecambahan yang diperoleh sebesar 1,14

hari dan pada benih dengan kadar air 12%

sampai disimpan selama 120 hari sebesar

1,36 hari . Sedangkan pada kadar air 13%

dan kadar air 14% berturut-turut sebesar

2,15 hari dan 2.74 hari. Dilihat dari hasil

rata-rata percepatan laju perkecambahan

tiap-tiap taraf kadar air 11%, 12%, 13 %

dan 14%, pada percepatan laju

perkecembahan taraf kadar air 11% mampu

memiliki percepatan perlakuan

penyimpanan benih kedelai selama 120 hari

(P8) kurang dari 2 hari, kemudian pada

taraf kadar air 12% mampu memiliki

percepatan laju perkecambahan kurang dari

2 hari meskipun terlihat kemunduran lama

perkecambahan, sedangkan pada taraf 13%

dan 14% memiliki percepatan laju

perkecambahan lebih dari 2 hari. Ini

menandakan terdapat interaksi sangat nyata

antara lama simpan (P) dan kadar air (Ka).

Apabila benih kedelai disimpan dengan

kadar air yang tinggi dengan kurun waktu

simpan yang lama akan mempengaruhi nilai

kemunduran rata-rata hari percepatan laju

perkecambahan.

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

P0 (0 ) P1 (15) P2 (30) P3 (45) P4 (60) P5 (75) P6 (90)P7 (105)P8 (120)

(%)

Per

keca

mb

ahan

No

rmal

Lama Penyimpanan (hari)

Ka 1(11%)

Ka 2(12%)

Ka 3(13%)

Ka 4(14%)

Page 7: Dalam Penyimpanan.1 The Effect Of Moisture Content To ...wartabepe.staff.ub.ac.id/files/2012/11/JURNAL.pdfPenyimpanan benih kacang-kacangan di daerah tropis lembab seperti di Indonesia

Tabel 4. Rata-rata hari percepatan Laju Perkecambahan benih kedelai varietas Gepak

kuning pada 4 taraf kadar air (Ka).

Lama Simpan(P)hari

Perlakuan (0) (15) (30) (45) (60) (75) (90) (105) (120)

P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8

Ka 11 % 1.22 a 1.17 a 1.25 a 1.21 a 1.18 a 1.17 a 1.25 a 1.17 a 1.14 a

A A A A A A A A A

Ka 12% 1.3 b 1.14 a 1.40 b 1.31 b 1.28 b 1.36 b 1.67 c 1.28 b 1.36 b

A A B A A B B A B

Ka 13% 1.54 b 1.19 a 1.64 bc 1.81 de 1.68 cd 1.86 e 2.04 f 1.88 e 2.15 f

B AB C B B C C B C

Ka 14% 1.64 b 1.31 a 1.84 c 1.97 d 2.00 de 2.07 de 2.21 f 2.12 ef 2.74 g

B B D C C D D C D

Ket: Angka-angka yang diikuti dengan huruf kecil yang sama pada baris yang sama dan angka-angka

yang diikuti dengan huruf besar yang sama pada kolom yang sama,tidak berbeda nyata pada taraf uji

Duncan 5 % .

Vigor Benih Hasil pengamatan pada rata-rata

persentase kecambah normal yang vigor pada

benih kedelai disajikan pada tabel 5. Dari

tabel diketahui persentase vigor benih kedelai

dari kecambah yang normal pada kadar air

11% sampai pada penyimpanan ke 120 hari

(P8) persentase vigor sebesar 41,58% dan

pada benih dengan kadar air 12% setelah

disimpan selama 120 hari persentase vigor

benih sebesar 30,75%. Sedangkan pada kadar

air 13% dan kadar air 14% berturut-turut

sebesar 25,50% dan 16,33 %. Dilihat dari

persentase vigor di atas 40% dari kecambah

yang normal benih dengan kadar air 11%

mampu sampai pada penyimpanan ke 120 hari

(P8), pada kadar air 12% mampu sampai pada

penyimpanan ke 90 hari (P6) dan kadar air

13% dan 14% mampu sampai pada

penyimpanan ke 75 hari (P5). Pada peubah

vigor benih terdapat interaksi yang sangat

nyata antara lama simpan dengan kadar air.

Apabila benih kedelai disimpan dengan kadar

air yang tinggi dengan kurun waktu simpan

yang lama akan mempengaruhi terhadap

jumlah kecambah normal yang vigor.

Tabel 5. Rata-rata persentase vigor benih

kedelai varietas gepak kuning pada

Tabel 5. Rata-rata persentase vigor benih kedelai varietas gepak kuning pada 4 taraf kadar air.

Lama Simpan(P)hari

Perlakuan (60) (75) (90) (105) (120)

P4 P5 P6 P7 P8

Ka 11 % 45.67 c 45.17 c 44.50 bc 43.58 ab 41.58 a

B C D D D

Ka 12% 45.33 d 44.75 d 42.92 c 39.42 b 30.75 a

B C C C C

Ka 13% 44.75 e 42.33 d 39.08 c 35.67 b 25.50 a

B B B B B

Ka 14% 43.42 e 41.00 d 36.92 c 23.42 b 16.33 a

A A A A A

Ket: Angka-angka yang diikuti dengan huruf kecil yang sama pada baris yang sama dan angka-angka

yang diikuti dengan huruf besar yang sama pada kolom yang sama,tidak berbeda nyata pada taraf uji

Duncan 5 % .

Page 8: Dalam Penyimpanan.1 The Effect Of Moisture Content To ...wartabepe.staff.ub.ac.id/files/2012/11/JURNAL.pdfPenyimpanan benih kacang-kacangan di daerah tropis lembab seperti di Indonesia

Field Emergence

Pengamatan percepatan kemunculan

benih pada permukaan media tanam dilakukan

pada hari ke 4 setelah benih ditanam. Pada

tabel 5 diketahui bahwa benih kedelai dengan

kadar air 11% dapat mempertahankan

persentase kemunculan kecambah diatas 50%

sampai pada penyimpanan ke 60 hari (P4)

yaitu sekitar 70,33%. Pada benih kedelai yang

disimpan dengan kadar air 12% juga dapat

mempertahankan persentase kemunculan

kecambah diatas 50% sampai pada

penyimpanan ke 60 hari (P4), akan tetapi nilai

persentase benih kedelai yang disimpan

dengan kadar air 11% jauh lebih besar dari

kadar air 12 % yaitu 77,16% dan di ikuti

kadar air 13% dan 14% sebesar 76,5 % dan

77,66% . Sedangkan pada nilai persentase

benih kedelai yang disimpan di atas perlakuan

penyimpanan di atas 60 hari kemunculan

kecambah pada permukaan media tanam

sampai perlakuan penyimpaan 120 hari (P8)

terdapat kemunduran munculnya benih di atas

permukaan pada taraf kadar air 11% sebesar

14,83 % , pada kadar air 12 % sebesar 10,48%

dan pada kadar air 13% dan 14% memiliki

nilai persentase sebesar 11,16 % dan 9,33%.

Ini membuktikan adanya interaksi sangat

nyata antara kadar air dan lama simpan.

Apabila benih kedelai disimpan dengan kadar

air yang tinggi dengan kurun waktu simpan

yang lama akan mempengaruhi terhadap

jumlah munculnya kecambah di atas

permukaan media tanam.

Tabel 6. Rata-rata persentase kemunculan kecambah pada field emergence benih kedelai varietas

Gepak kuning pada 4 taraf kadar air (Ka).

Ket: Angka-angka yang diikuti dengan huruf kecil yang sama pada baris yang sama dan angka-angka

yang diikuti dengan huruf besar yang sama pada kolom yang sama,tidak berbeda nyata pada taraf uji

Duncan 5 % .

Pembahasan

Hasil penelitian lama simpan dan

interaksinya pada peubah kadar air

menunjukkan adanya perubahan kadar air

yang terdapat pada benih. Penurunan maupun

kenaikan kadar air pada benih yang disimpan

dikarenakan cara pengemasan yang

menggunakan plastik kedap udara sehingga

pada benih tidak terjadi pertukaran udara.

Selain kedap udara, pengemasan dilakukan

dengan mengusahakan tidak ada rongga pada

kemasan. Akan tetapi perubahan kadar air

pada benih kedelai yang disimpan masih

berada pada batas toleransi dari perlakuan.

Menurut Kartono (2004) penyimpanan kedap

udara selain menghambat kegiatan biologis

benih, juga berfungsi menekan pengaruh

kondisi lingkungan seperti suhu dan

kelembaban, serta mengurangi tersedianya

oksigen, kontaminasi hama, kutu, jamur,

bakteri dan kotoran. Kadar air awal dan bahan

kemasan (pembungkus) sangat berpengaruh

dalam mempertahankan kadar air benih

selama penyimpanan. Selain itu faktor yang

perlu diperhatikan dalam penyimpanan kedap

udara adalah ukuran kantong plastik yang

Perlakuan

(Hari/%)

Ka 11% Ka 12% Ka 13% Ka 14%

P3(45) 78.33 e 84.00 e 84.50 e 83.50 e

P4(60) 70.33 ed 77.16 e 76.50 e 77.66 e

P5 (75) 40.00 d 43.00 d 46.33 d 38.50 d

P6 (90) 31.16 c 31.33 c 31.33 c 30.50 c

P7 (107) 22.50 b 21.66 b 21.66 b 22.00 b

P8 (120) 14.83 a 11.16 a 11.16 a 9.33 a

Page 9: Dalam Penyimpanan.1 The Effect Of Moisture Content To ...wartabepe.staff.ub.ac.id/files/2012/11/JURNAL.pdfPenyimpanan benih kacang-kacangan di daerah tropis lembab seperti di Indonesia

digunakan harus sesuai dengan jumlah benih

dan lamanya benih akan disimpan.

Varietas Gepak kuning merupakan

varietas kedelai berbiji kecil. Pada Penelitian

ini terdapat adanya perubahan kadar air dari

masing-masing taraf yang terdiri dar kadar air

11%, 12%, 13%, 14%. Dari tiap – tiap taraf

kadar air terdapat perubahan kadar air dari

perlakuan awal simpan benih sampai dengan

penyimpanan akhir benih, akan tetapi

perubahan tiap – tiap taraf kadar air awal

tidak jauh beda dan masih dibatas toleransi

yaitu pada kadar air 11% berkisar antara

10,5% - 11,4%. Untuk kadar air 12 % berkisar

antara 11,6% - 12,2% dan kadar air 13%

berkisar antara 12,6% - 13,2%, untuk kadar

air 14% juga tidak jauh beda tingkat

perubahan peningkatan atau penurunan kadar

air yaitu berkisar antara 13,8% - 14,4%. Hasil

pengamatan penelitian ini pada peubah kadar

air kemungkinan pengaruhnya menggunakan

jenis kemasan plastik yang kedap udara . Hal

sama juga diungkapkan oleh Suryati (2010)

Penyimpanan benih dengan menggunakan

kemasan plastik poliethylen dengan kadar air

awal M1 (8,8 % ) selama 1 bulan

penyimpanan belum mengalami perubahan,

sedangkan pada penyimpanan bulan ke-2

sampai dengan bulan ke-8 terjadi peningkatan

kadar air namun peningkatannya tidak

berbeda nyata.

Hasil Pengujian daya berkecambah

bertujuan untuk mengetahui kemampuan

benih tumbuh normal dalam kondisi yang

optimum. Menurut Soetopo (2004) daya

berkecambah benih memberikan informasi

kepada pemakai benih akan kemampuan

benih tumbuh normal menjadi tanaman yang

berproduksi wajar dalam keadaan kondisi

biofisik lapangan yang serba optimum.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap daya

kecambah benih kedelai varietas Gepak

Kuning dengan kadar air awal yang berbeda

yakni dengan kadar air 11%, 12%, 13% dan

14% dengan periode simpan P0 (0 hari) – P8

(120 hari) diperoleh rata-rata persentase

kecambah normal benih kedelai yang semakin

turun seiring dengan lamanya periode simpan,

selain itu rata-rata persentase kecambah

normal benih kedelai yang semakin turun

seiring dengan meningkatnya kadar air. Hal

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Purwanti (2004) mengatakan bahwa pada

kadar air di atas 11% selama enam bulan

penyimpanan benih kedelai kuning dan

kedelai hitam mengalami penurunan daya

berkecambah dan vigor benih kedelai dan

daya tumbuh yang rendah. Benih kedelai yang

mempunyai daya kecambah dan vigor yang

sudah menurun pertumbuhan bibitnya juga

rendah, hal ini menyebabkan tanaman kurang

mampu beradaptasi dengan lingkungan.

Dari hasil penelitian diketahui

persentase kecambah normal (Tabel 2)

menunjukan pada kadar air 11% lebih baik

dari pada kadar air 12%, 13% dan 14%.

Semakin tinggi kadar air yang terdapat pada

benih dan semakin lama penyimpanan benih

akan mempercepat kemunduran daya

kecambah benih kedelai. Kemunduran daya

kecambah benih kedelai dapat diketahui dari

persentase kecambah normal. Benih kedelai

yang paling cepat mengalami kemunduran

yaitu benih kedelai dengan taraf kadar air 14

%. Menurut Tatipata dkk (2002),

perkecambahan benih kedelai akan menurun

dari perkecambahan awal yaitu diatas 90%

menjadi 0% tergantung varietas kedelai dan

kadar air selama penyimpanan. Penurunan

daya kecambah benih kedelai disebabkan oleh

meningkatnya kecambah abnormal dan benih

yang mati. Berdasarkan hasil penelitian ini

pengaruh yang nyata terhadap penurunan daya

kecambah benih kedelai adalah meningkatnya

kecambah benih kedelai yang abnormal dan

benih yang mati. Peningkatan persentase

kecambah yang abnormal dan persentase

benih mati mungkin dikarenakan oleh adanya

kebocoran sel yang berimbas pada hilangnya

unsur-unsur dalam benih yang dirombak

untuk menghasilkan energi untuk mensintesis

protein yang mana hasil perombakan tersebut

digunakan untuk menghasilkan sel-sel yang

berguna pada saat berkecambah.

Menurut Pranoto dkk (1990), benih

yang mengandung protein yang tinggi lebih

cepat menyerap air. Dengan cepatnya benih

kedelai menyerap air maka cepat pula terjadi

kebocoran-kebocoran pada sel-sel dalam

benih kedelai. Menurut Pitojo (2003), benih

kedelai yang keras, berukuran kecil, atau

berkulit hitam lebih tahan disimpan daripada

benih kedelai yang tidak keras, berukuran

besar, atau berwarna kuning. Persentase

kecambah abnormal meningkat seiring dengan

lama penyimpanan benih dan tingginya kadar

Page 10: Dalam Penyimpanan.1 The Effect Of Moisture Content To ...wartabepe.staff.ub.ac.id/files/2012/11/JURNAL.pdfPenyimpanan benih kacang-kacangan di daerah tropis lembab seperti di Indonesia

air benih yang disimpan. Pada kadar air 11%

(Ka1) sampai pada panyimpanan ke 120 hari

persentase kacambah abnormal adalah

22,33%, kadar air 12% (Ka2) sebesar 18%

dan pada kadar air 13% (Ka3) dan 14% (Ka4)

sebesar 22,33% dan 25% (Lampiran, Tabel ).

Sedangkan hasil persentase benih mati yaitu

pada penyimpanan ke 120 dengan kadar air

11% (Ka1) sebesar 47,67%, kadar air 12%

(Ka2) sebesar 57%, dan kadar air 13% (Ka3)

dengan kadar air 14% (Ka4) sebesar 101 %. Hasil penelitian pada laju

perkecambahan benih kedelai gepak kuning

bertujuan untuk mengetahui kecepatan benih

untuk berkecambah pada kurun waktu yang

telah ditentukan. Menurut Harjadi,1986

perkecambahan adalah serangkaian peristiwa-

peristiwa penting yang terjadi sejak benih

dorman sampai ke bibit yang sedang tumbuh.

Dari persentase tabel laju perkecambahan dari

4 taraf kadar air yaitu 11%, 12%, 13, 14%

terlihat perbedaan dari laju perkecambahan

dari lama simpan mulai 0 hari (P0) sampai

120 hari (P8). Berdasarkan hasil pengamatan

kecepatan berkecambah benih kedelai gepak

kuning semakin melambat perkecambahan

benih seiring lamanya periode simpan. Dari

data penelitian pada Tabel 3 diketahui bahwa

persentase laju perkecambahan pada kadar air

11% lebih baik dari pada kadar air 12%; 13%

dan 14%. Semakin tinggi kadar air yang

terdapat pada benih dan semakin lama

penyimpanan benih akan memperlambat

kecepatan berkecambah benih kedelai. Pada

kadar air 11 % (Ka1) mampu berkecambah

dengan rata-rata hari dari periode simpan 0

hari (P0) sampai 120 hari (P8) kurang dari 2

hari dengan hasil lama pekecambahan 1,25

hari, pada laju perkecambahan benih kedelai

kadar air 12% (Ka2) mampu cepat

berkecambah kurang dari 2 hari sebesar 1,40

hari, sedangkan benih dengan kadar air 13 %

(Ka3) dan benih kadar air 14% (Ka4) dilihat

dari tabel 3 hasil rata-rata hari mampu cepat

berkecambah selama periode simpan 120 hari

(P8) lebih dari 2 hari dengan rata-rata hari

sebesar 2,15 dan 2,74 hari. Pada pengujian

laju perkecambahan kedelai gepak kuning

menggunakan metode UKDdp (Uji Kertas

Digulung Didirikan dalam Plastik), menurut

Soetopo (2004) dengan menggunakan lapisan

plastik bertujuan agar mencegah tembusnya

substrat kertas oleh akar. Menurut Baskin

(1973) dalam proses perkecambahan ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari

dalam benih itu sendiri maupun dari luar

benih. Faktor dari benih meliputi, tingkat

kemasakan benih, ukuran benih, dormansi dan

penghambat perkecambahan. Sedangkan

faktor dari luar meliputi, kelembaban udara,

temperatur, oksigen, cahaya matahari yang

tersedia dan medium perkecambahan.

Hasil Penelitian yang diperoleh dari pengujian

vigor benih kedelai gepak kuning dengan

perlakuan lama penyimpanan dan kadar air

terhadap vigor benih sangat berbeda nyata.

Selain itu terdapat interaksi yang sangat nyata

antara kadar air dengan lama penyimpanan

terhadap vigor benih. Penelitan tentang vigor

benih dilakukan dengan melihat rata-rata

keseragaman perkecambahan benih dan

pertumbuhan kecambah dari total kecambah

normal. Hasil penelitian pada rata-rata

persentase vigor benih kedelai ditunjukan

pada Tabel 5. Dari tabel diketahui persentase

vigor benih kedelai dari kecambah yang

normal pada kadar air 11% (Ka 1) sampai

pada penyimpanan ke 120 hari (P8) persentase

vigor sebesar 41,58% dan pada benih dengan

kadar air 12% setelah disimpan selama 120

hari persentase vigor benih sebesar 30,75%,

sedangkan pada kadar air 13% dan kadar air

14% sebesar 25.50% dan 16,33%. Dilihat dari

persentase vigor diatas 40% dari kecambah

yang normal benih dengan kadar air 11%

mampu sampai pada penyimpanan ke 120 hari

(P8), kadar air 12% sampai pada

penyimpanan ke 90 hari (P6) dan pada kadar

air 13% dan 14% pada penyimpanan ke 75

hari (P5). Rendahnya vigor pada benih dapat

disebabkan oleh beberapa hal antara lain

faktor genetis, fisiologis, morfologis,

sitologis, mekanis dan mikrobia (Sutopo,

2004). Menurut Copeland dan McDonald

(1995), proses penuaan atau mundurnya vigor

secara fisiologis ditandai dengan penurunan

daya berkecambah, peningkatan jumlah

kecambah abnormal, penurunan pemunculan

kecambah di lapangan “field emergence”

terhambatnya pertumbuhan dan

perkembangan tanaman, meningkatnya

kepekaan terhadap lingkungan yang ekstrim

yang akhirnya dapat menurunkan produksi

tanaman.

Field emergence adalah munculnya

kecambah di lapangan (Copeland dan

Page 11: Dalam Penyimpanan.1 The Effect Of Moisture Content To ...wartabepe.staff.ub.ac.id/files/2012/11/JURNAL.pdfPenyimpanan benih kacang-kacangan di daerah tropis lembab seperti di Indonesia

McDonald, 1995). Pada kenyataannya kondisi

penanaman di lapang lebih sering tidak se-

optimum kondisi di laboratorium, sehingga lot

benih yang mempunyai persentase daya

berkecambah tinggi dapat memiliki nilai

pemunculan kecambah (field emergency)

yang rendah di lapang (Taliroso, 2008). Hasil

analisis sidik ragam menunjukan bahwa

perlakuan lama penyimpanan benih kedelai

pada kadar air berbeda tarhadap kemunculan

kecambah di permukaan media tanam sangat

berbeda nyata akan tetapi antara kadar air

dengan lama simpan tidak ada interaksi yang

nyata (Tabel 5). Berdasarkan data rata-rata

pemunculan kecambah terhadap lama simpan,

semakin lama benih disimpan mengakibatkan

penurunan persentase kecambah yang muncul.

Penyimpanan benih selama 2 bulan atau 45

hari (P3) rata-rata pemunculan kecambah pada

ka 11% adalah 78,33%, kadar air 12 %

sebesar 84%, kadar air 13 % sebesar 84,5 %

dan kadar air 14 % sebesar 83,5%. Setelah

penyimpanan benih selama 4 bulan (P8) benih

yang digunakan mengalami kemunduran

(detiorasi) dan pemunculan kecambah turun

60 % yaitu pada kadar air 11% (Ka1) menjadi

14,83%, kadar air 12 % (Ka2) menjadi

10,83%, kadar air 13% (Ka 3) menjadi

11,16%, dan kadar air 14 % (Ka4) menjadi

9,33%. Menurut Baskin (1973 ) , benih

yang telah mengalami deteriorasi setelah

terjadinya imbibisi mempunyai laju

respirasi yang lebih rendah dibanding

benih yang belum mengalami deteriorasi.

Laju respirasi benih yang rendah maka

kemunculan kecambah dilapang akan

semakin menurun.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan :

1. Benih kedelai varietas Gepak Kuning

dengan kadar air 11% mulai terjadi

kemunduran benih setelah periode

simpan 75 hari (P5), sedangkan kadar

air 14% mulai terjadi kemunduran

benih setelah benih mulai disimpan

selama 15 hari (P1).

2. Benih kedelai dengan kadar air yang

tinggi lebih cepat mengalami

kemunduran dan tidak dapat disimpan

dengan masa simpan yang lama.

Saran

1. Untuk benih kedelai sebaiknya

disimpan dengan kadar air tidak lebih dari

11% dan benih kedelai kadar air 11%

,12%, dan 13% sebaiknya disimpan paling

lama 3 bulan.

2. Untuk benih kedelai dengan kadar air

diatas 11% sebaiknya di simpan selama

1,5 bulan

3. Kemunduran benih selama masa simpan

sebaiknya tidak lebih dari 10%

Page 12: Dalam Penyimpanan.1 The Effect Of Moisture Content To ...wartabepe.staff.ub.ac.id/files/2012/11/JURNAL.pdfPenyimpanan benih kacang-kacangan di daerah tropis lembab seperti di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Ananta, W. D. 2010. Laporan Tekben.

http://www.scribd.com/doc/37132682

/laporan-tekben

(diakses 24 September 2010)

Anonymous a. 2010. Produksi kedelai turun

7%, Indonesia tambah impor.

http://www.sucofindo.co.id/?men

uid=1 (diakses 24 September

2010)

_________ b. 2010. Sistem Perbenihan dan

Teknologi Produksi Benih

Kedelai. Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian. Jakarta

Selatan

http://www.litbang.deptan.go.id/

press/one/13/pdf/Sistem%20Perb

enihan%20dan%20Teknologi%2

0Produksi%20Benih%20Kedelai.

pdf (diakses 24 September 2010)

_________ c. 2010. Kemunduran Benih

Kedelai. Pertanian GP

http://pertaniangp.blogspot.com/

2009/08/kemunduran-benih-

kedelai.html (diakses 24

September 2010)

Copeland, L.O., and M. B. McDonald. 1995.

Principle Of Seed Science and

Technology. Fourth Edition. New

York: Chapman & Hall.

Delouche J.C. and Baskin C.C. 1973.

Accelerated ageing test for

predicting the relative storability

of seed lost. Seed Sci Technol

1:427-52.

Gomez. K. A and A. A. Gomez.

1995. Prosedur statistik untuk

pernelitian pertanian. UI-press.

Jakarta.

Hasanah, M., 2003, Teori dan Karakteristik

Benih Rekalsitran, Makalah,

Pada Latihan Metodologi

Penelitian Teknologi Benih I.

BALITAN Sukamandi, Agustus

– September 1988.

ISTA. 2008. Seed Science and Technology.

International Rules for Seed

Testing. Zurich: International

Seed Testing Association.

Justice, O.L. dan Louis, N. Bess. 1994.

Principles and Practices of Seed

Storage. Diterjemahkan Rennie

Roesli. Raja Grafindo Persada.

Jakarta

Kartasaputra A.G. 1986. Teknologi Benih

Pengolahan Benih dan Tuntunan

Praktikum. Bina Aksara. Jakarta.

Kartono. 2004. Teknik Penyimpanan Benih

Kedelai Varietas Wilis Pada

Kadar Air dan Suhu

Penyimpanan Yang Berbeda.

Buletin Teknik Pertanian vol. 9.

Nomor 2.

Mugnisjah,W.Q., Suwarto dan Memem S.

1991. Mengatasi deraan cuaca

lapang dalam rangka

produksi benih kedelai

bermutu tinggi: Pengaruh waktu

tanam dan waktu panen

terhadap viabilitas benih

tiga varietas kedelai. Makalah

dalam Seminar LP-IPB.

Bogor.

Mugnisjah,W.Q. 2007. Studi

Daya Simpan Benih Beberapa

Varietas Kedelai Dengan Sistem

Penyimpanan

Kedap dan Tingkat Kadar Air

Berbeda.

Pranoto. H.S., Mugnisjah,W.Q., dan M.,

Endang. 1990. Biologi Benih.

Institut Pertanian Bogor. 138 P.

Pitojo, S. 2003. Benih Kedelai. Kanisius.

Yogyakarta.

Purwantoro. 2009. Percepatan penyebaran

varietas unggul melalui system

penangkaran benih kedelai di

Indonesia.

http://www.index.phpbalitkabima

lang.html

Rahayu, M., K. Sudarto, Puspadi, dan M.,

Irma. 2009. Paket Teknologi

Produksi Benih Kedelai. Balai

Pengkajian Teknologi pertanian.

NTB.

Page 13: Dalam Penyimpanan.1 The Effect Of Moisture Content To ...wartabepe.staff.ub.ac.id/files/2012/11/JURNAL.pdfPenyimpanan benih kacang-kacangan di daerah tropis lembab seperti di Indonesia

Rahayu, M. 2009. Paket Teknologi Produksi

Benih Kedelai. Balai Pengkajian

Teknologi pertanian. NTB.

Sadjad, S. 1980. Panduan pembinaan mutu

benih tanaman kehutanan di

Indonesia. Proyek Pusat

Pembinaan Kehutanan

Direktorat Reboisasi dan

Rehabilitasi. Ditjen Kehutanan-

IPB.

________. 1994. Kuantitatif Metabolisme

Benih. Grasindo. Jakarta

Schmidt. L., 2000. Pedoman Penanganan

Benih Hutan Tropis dan Sub

Tropis. Direktorat Jendral

Rehabilitasi Lahan dan

Perhutanan Sosial. Departemen

Kehutanan. Jakarta.

Situmorang, T.S. 2010. Pengujian Mutu

Benih. Balai Besar Benih dan

Proteksi Tanaman Direktorat

Jendral Perkebunan-Departemen

Pertanian Medan.

http://

[email protected]

Sukarman dan M. Hasanah., 2003. Perbaikan

Mutu Benih Aneka Tanaman

Perkebunan Melalui Cara Panen

dan Penanganan Benih

http://www.pustaka

deptan.go.id/publikasi/p3213022.

pdf [23 September 2010]

Sumarno dan Widiati. 1985. Produksi dan

Teknologi Kedelai. Badan

Litbang Pertanian. Pus-litbang.

Bogor.

Sutopo, L. 2004. Teknologi Benih (edisi

revisi). Raja Grapindo Persada.

Jakarta.

Tatipata, A., P. Yudono., A. Purwantoro., dan

W. Mangoendidjojo. 2004.

Kajian Aspek Fisiologi

Dan Biokimia Deteriorasi Benih

Kedelai Dalam Penyimpanan.

Ilmu Pertanian

Vol. 11 No. 2.

Tatipata, A. 2004. Kajian Aspek Fisiologi

Dan Biokimia Deteriorasi Benih

Kedelai Dalam Penyimpanan.

Ilmu Pertanian Vol. 11 No. 2.

Tim Penyusun. 2004. Pengujian Mutu Benih

Tanaman Pangan dan

Hortikultura (Laboratorium dan

Metode Standar). Balai

Pengembangan Mutu Benih

Tanaman Pangan dan

Hortikultura. Depok.

Weikanda dan N. Fitri. 2001. Pengaruh

Keragaman Famili Terhadap

Mutu Benih dan Pertumbuhan

Semai pada Kebun Benih Klonal

Acacia Mangium di

Parungpanjang Bogor. IPB.

Bandung.

http://iirc.ipb.ac.id/jspui/handle/1

23456789/14669

Wirawan, B dan Sriwahyuni. 2002.

Memproduksi benih bersertifikat

:padi,jagung,kedelai,kacang

tanah, kacang hijau. PT Penebar

Swadaya. Jakarta..