22
Berdasarkan klasifikasi bahan yang sering digunakan pada industri kimia pada umumnya mempunyai sifat : 1. Mudah meledak 2. Teroksidasi 3. Mudah menyala 4. Beracun 5. Korosif 6. Iritatif 7. Berbahaya bagi lingkungan 8. Karsinogenik 9. Teratogenik 10. Mutagenik Bencana kimia dapat berupa : 1. Kebakaran Penyebab : kebocoran material yang mudah terbakar bercampur dengan udara dan mengenai sumber api yang mengakibatkan kebakaran. Dampak pada manusia, tingkat keparahan luka bakar bergantung kepada intensitas panasnya api dan lamanya paparan. Penyebabnya adalah : a. Gas yang mudah terbakar b. Cairan yang sangat mudah terbakar c. Cairan mudah terbakar 2. Kebakaran tangki yang diikuti dengan ledakan (Bleve) 3. Ledakan 4. Kebocoran gas kimia 5. Tumpahan bahan kimia cair

dampak kimia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: dampak kimia

Berdasarkan klasifikasi bahan yang sering digunakan pada industri kimia pada umumnya

mempunyai sifat :

1. Mudah meledak

2. Teroksidasi

3. Mudah menyala

4. Beracun

5. Korosif

6. Iritatif

7. Berbahaya bagi lingkungan

8. Karsinogenik

9. Teratogenik

10. Mutagenik

Bencana kimia dapat berupa :

1. Kebakaran

Penyebab : kebocoran material yang mudah terbakar bercampur dengan udara dan

mengenai sumber api yang mengakibatkan kebakaran. Dampak pada manusia, tingkat

keparahan luka bakar bergantung kepada intensitas panasnya api dan lamanya paparan.

Penyebabnya adalah :

a. Gas yang mudah terbakar

b. Cairan yang sangat mudah terbakar

c. Cairan mudah terbakar

2. Kebakaran tangki yang diikuti dengan ledakan (Bleve)

3. Ledakan

4. Kebocoran gas kimia

5. Tumpahan bahan kimia cair

6. Semburan partikel kimia

Page 2: dampak kimia

Bencana kimia dapat terjadi akibat :

1. Kecelakaan meliputi kelalaian manusia dan kerusakan teknologi

2. Bencana alam : banjir, tsunami, gempa bumi yang mengenai industri kimia dan menimbulkan

bencana kimia

3. Sabotase pada industri kimia

Kejadian bencana industri kimia juga dapat muncul perlahan-lahan karena

kebocoranyang tidak terdeteksi pada lokasi industri, tempat penyimpanan bahan kimia atau

dari tempat pembuangan limbah beracun. Gejala/ keluhan penyakit yang massal dapat menjadi

tanda pertama dari kejadian tersebut.

Bencana kimia dapat mengakibatkan antara lain:

1. Tersebarnya gas buang berbahaya dan beracun ke ruang udara bebas;

2. Tercemarnya limbah cair dan padat ke media tanah/ lahan, perairan sungai, perairan

pesisir laut dan pantai, perairan danau maupun rawa;

3. Rembesan limbah pada air permukaan tanah dan air tanah dalam disamping kondisi

fisiohidrografi, hidrografi, biologi dan kimia disekitar wilayah bencana.

Dampak bencana kimia

Bencana kimia dapat diukur dari intensitas dampak, jumlah manusia yang terkena dampak dan

luasnya dampak. Selain itu yang perlu diperhatikan adalah pemakaian jumlah bahan, sifat dan

karakter bahan yang digunakan. Kecelakaan industri kimia dapat terjadi pada kegiatan

penyimpanan, pendistribusian/pengangkutan, pengolahan, pemakaian, dan pembuangan.

Bencana industri dapat terjadi sebagai dampak kebakaran, ledakan atau kecelakaan lain ketika

sedang bekerja dengan bahan kimia pada industry atau tempat penyimpanan, dampak bencana

alam atau serangan teroris pada suatu tempat, atau selama transportasi bahan kimia

berbahaya. Paparan dapat terbatas pada orang-orang yang berada dalam suatu tempat atau

kepada masyarakat diluar daerah populasi udara atau air, melalui kontaminasi tanah dan

makanan. Krisis kesehatan muncul ketika manajemen kesehatan dan keselamatan kerja tidak

Page 3: dampak kimia

dilaksanakan dengan baik dan pelayanan gawat darurat di rumah sakit setempat kurang

memadai.

a. Dampak langsung

Kematian

Luka akibat ledakan, bangunan yang runtuh, kecelakaan transportasi bahan kimia,

kebakaran dan lain-lain

Penyakit akibat paparan bahan kimia :

o saat kejadian : contoh inhalasi menyebabkan iritasi saluran nafas, absorpsi melalui kulit

yang terpapar, luka bakar.

o setelah kejadian : dari kulit yang terpapar melalui kontak dengan makanan, air dan

benda lain yang terkontaminasi

b. Dampak tidak langsung

Dampak psikologi dan psikososial berupa ketakutan dan kegelisahan, yang dapat

meningkatkan gejala penyakit dan gejala medis non spesifik.

Dampak sosial jika orang-orang kehilangan rumah, tempat usaha dan sumber ekonomi

lainnya.

Resiko yang terkait dengan zat-zat berbahaya :

Pertama

Produksi, penyimpanan, trasportasi, dan penggunaan zat yang mudah terbakar, zat kimia

toksik atau yang eksplosif telah berkembang pesat di negara-negara maju maupun

negara sedang berkembang.

Kedua

Produksi yang lebih tersentralisasi dan lebih besar telah meningkatkan jumlah pabrik-

pabrik bahan kimia dan jarak pengangkutannya.

Ketiga

Pertumbuhan penduduk disekitar pabrik bahan kimia dan disepanjang jalur transportasi

berarti bahwa terdapat lebih banyak kelompok penduduk dalam jumlah besar yang

beresiko tinggi akibat kecelakaan kimiawi.

Page 4: dampak kimia

1. Langkah-langkah Penanggulangan

a. Kesiapsiagaan

Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan penanggulangan bencana jajaran kesehatan perlu

mendorong partisipasi kalangan industri danperan masyarakat agar memiliki upaya

kewaspadaan dalam penanggulangan bencana dan bekerja sama satu dengan lainnya serta

mengikuti dan memantau kemungkinan dampak kesehatan yang terjadi di daerahnya. Upaya

kesiapsiagaan dilakukan oleh seluruh komponen sesuai dengan peran masing-masing, yaitu

peran pemerintah, peran kalangan industry dan peran masyarakat.

1). Peran Jajaran Kesehatan

Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota, pada periode kesiapsiagaan perlu

melakukan pemetaan daerah-daerah yang beresiko bilamana terjadi situasi kedaruratan,

menyusun rencana kontinjensi yang dapat dioperasionalkan dengan melibatkan sektor lain.

Unit pelayanan kesehatan setempat harus mengetahui potensi resiko, termasuk data bahan

kimia berbahaya yang digunakan di wilayahnya serta memiliki jejaring rujukan dan sistim

informasi 24 jam yang memadai. Ketika muncul gejala-gejala yang mengarah pada keadaan

darurat bahan kimia maka jajaran kesehatan segera melakukan identifikasi dan penyiapan

sebagai berikut:

Sumberdaya dan jenis kontaminan, cara pelepasan, macam penyebaran, resiko kesehatan

masyarakat pekerja dan masyarakat yang beresiko lainnya.

Paparan individu – orang-orang yang ada di daerah yang bersangkutan, respons pertama,

masyarakat di sekitar (melalui lingkungan dan monitoring personal/biologis berdasarkan

sampling, kuesioner dan perwakilan).

Dampak kesehatan – pada awalnya dampak akut, kemudian akan berlanjut pada dampak

jangka panjang (data dari rekam medik).

Kapasitas pelayanan setempat yang memadai – kualifikasi personil, peralatan

perlindungan, antidotum, kapasitas diagnosis, fasilitas ruang isolasi dan lain-lain.

Upaya kesiapsiagaan jajaran kesehatan :

Page 5: dampak kimia

Analisis dan pemilihan upaya pengendalian situasi serta rencana penempatan masyarakat

pada lokasi yang aman, jalur evakuasi dengan memperhitungkan ramalan cuaca (arah

angin dan hujan) serta perkiraan perubahan lingkungan yang dapat menyebarkan

sumber polusi bahan kimia yang ada.

Persiapan Rumah Sakit

Rumah sakit harus memiliki area / ruangan dekontaminasi (dekat dengan UGD)

termasuk penanganan limbahnya, tenaga, sarana dan prasarana.

Identifikasi daerah ’berbahaya’ (ring 1), ’kurang berbahaya’ (ring 2) dan ’aman’ (ring 3)

disekitar daerah bencana.

Promosi kesehatan yang berisi informasi tentang resiko dan upaya kewaspadaan kepada

masyarakat, contohnya tempat perlindungan dari polusi udara (tinggal didalam dan

menutup semua jendela), mengurangi resiko pencemaran terhadap air tanah dan

persediaan makanan.

Evakuasi medis, jika dibutuhkan, dan penyediaan pelayanan penting di daerah evakuasi

(jika ada resiko kesehatan akut).

Tersedia Standard Operational Procedure (SOP)

Melakukan Geladi Bencana Kimia

Pelatihan Awam Khusus (First Responder)

Sumber Daya Manusia Kesehatan

1). Jumlah tergantung besar kecilnya bencana dan perkiraan jumlah korban

2). Kemampuan

a) Dapat bekerjasama dalam tim

b) Memiliki pengetahuan tentang penanggulangan bencana kimia

c) Memiliki pengetahuan tentang peran unit kerja lain

d) Memiliki kemampuan analisis kejadian, termasuk memperkirakan jumlah

dan jenis tenaga , sarana dan prasarana yang dibutuhkan

e) Memperhatikan keamanan individu dan mengerti proteksi diri

3). Petugas di area merah (red zone), area hijau (green zone) dan area pemisah

(extrication)

Page 6: dampak kimia

Sarana dan Prasarana

1). Alat pelindung diri dalam kondisi siap pakai.

2). Peralatan medik dan obat yang diperlukan dalam penanganan pertama.

3). Peralatan dekontaminasi di lapangan (gross decontamination)

4). Peralatan transportasi pasien

5). Peralatan komunikasi

6). Penetapan lokasi penanganan termasuk lokasi tempat pembuangan limbah.

7). Sarana transportasi, termasuk :

a). Menentukan jenis alat transportasi yang akan digunakan.

b). Menyiapkan korban yang akan dirujuk sesuai dengan alat transportasi yang akan

digunakan.

c). Menyiapkan jenis peralatan yang lebih spesifik untuk penanganan pasien terkait.

Selama transportasi dilakukan

d). Menjamin kelancaran transportasi pasien dengan selalu berkoordinasi dengan

pihak yang terkait.

e). Diperlukan peran ketua tim dalam pengaturan proses transportasi korban.

2). Peran Industri

Industri mempunyai tanggung jawab dan berkewajiban memberikan informasi tentang

potensi bahaya bahan kimia yang dimiliki, antidotum dan cara penanganannya. Bilamana

terjadi bencana wajib mendukung sumber daya kesehatan yang dimiliki kepada Dinas

Kesehatan setempat.

3). Peran Masyarakat

Untuk perlindungan kesehatan terhadap kemungkinan terjadinya bencana industri

kimia, masyarakat yang diwakili oleh tokoh masyarakat, tokoh agama dan organisasi

kemasyarakatan memiliki peran:

a). Melakukan komunikasi dengan pejabat setempat dan pimpinan industry dalam hal isu

yang penting dalam masyarakat.

Page 7: dampak kimia

b). Melakukan komunikasi dengan masyarakatnya dalam hal rencana dan program yang

disusun untuk melindungi kesehatan dan lingkungan

c). Berperan dalam forum keagamaan, organisasi masyarakat, sekolah dan program lain

untuk memberikan penyuluhan tentang program penanggulangan bencana.

d). Membantu menggerakkan masyarakat dan dukungannya dalam menyusun program

penanggulangan bencana. Masyarakat berperan aktif sebagai tenaga awam khusus

terlatih (first responder) untuk melindungi dan menyelamatkan diri terhadap paparan

bahan kimia, sesuai pengetahuan yang telah diberikan. Jika terjadi kebakaran atau

gangguan pada proses industri kimia yang dapat beresiko terjadi ledakan atau keluarnya

bahan yang mengandung racun ke dalam atmosfir atau aliran air, peringatan dapat

disampaikan oleh staf teknis kepada masyarakat untuk melakukan evakuasi atau tinggal

di dalam rumah/ bangunan.

b. Tanggap Darurat

Tanda-tanda pertama tentang kedaruratan kimiawi dapat berasal dari sumber yang

beraneka ragam. Untuk membuktikan informasi ini, penting sekali adanya kunjungan cepat

ke lokasi oleh seorang yang mempunyai keahlian menangani bahan-bahan berbahaya atau

seorang ahlli kimia, untuk mengambil tindakan pencegahan yang sesuai. Hampir semua

kecelakaan kimiawi terjadi di tempat kerja, dan mungkin tidak menimbulkan akibat langsung

dengan efek yang luas atau berjangka panjang. Bilamana telah diperoleh informasi adanya

bencana kimia yang perlu segera dilakukan adalah mengaktivasi sistem kedaruratan yang

ada, yang meliputi :

Penyelamatan korban

Penilaian cepat

1). Penyelamatan korban

a) Penanganan Teknis Medis

Penanganan medik korban bencana kimia dilakukan sejak dilokasi kejadian/

lokasi bencana, selama transportasi dan penanganan di rumah sakit. Pada

Page 8: dampak kimia

bencana kimia prinsip penanganan medis sesuai standar penanganan pasien

gawat darurat, hal khusus yang harus dilakukan adalah melakukan dekontaminasi.

Tenaga medis dan non medis yang melakukan pertolongan dalam tim reaksi cepat

harus selalu menjaga dirinya agar tidak terpapar bahan kimia berbahaya dari

tubuh korban. Selain itu proteksi juga harus dilakukan pada peralatan medik yang

akan digunakan, memperhatikan limbah yang berada dilokasi atau ruang

penanganan. Penanganan medik harus dilakukan dengan cepat dengan

membentuk tim khusus yang akan melakukan dekontaminasi. Tim ini bisa disebut

sebagai ”Tim HAZMAT” (Hazard material team) dengan menggunakan alat

proteksi diri terutama terdiri dari masker pelindung yang juga melindungi mata

dan pakaian khusus yang dapat melindungi penolong (tahan uap, tahan air)

termasuk sepatu. Harus serlalu diingat bahwa bahan kimia atau kontaminan

dapat terbawa melalui pakaian, kulit, pernafasan atau sekresi korban. Bahan

kimia dapat mencemari lingkungan rumah sakit dan membahayakan orang lain.

Sehingga petugas kesehatan harus mampu memakai alat proteksi diri.

Petugas fase darurat

• Level 1: First Responder (Awareness) menemukan dan melaporkan

• Level 2: First Responder (Operation) respon secara defensif dan tak ada paparan

bahan kimia, fisika dan bahaya operasional lain

• Level 3: Hazmat Technician respon secara ofensive dan terpapar bahan kimia,

fisika dan bahaya operasional lain

• Level 4: Hazmat Specialist mendukung hazmat technician, sangat berkompeten

dan berpengetahuan, dan terpapar bahan kimia, fisika dan bahaya operasional

lain

• Level 5: On-scene Commander mempunyai tanggung jawab sebagai supervisor

dan secara terbatas tak terpapar atau sedikit terpapar bahan kimia, fisika dan

bahaya operasional lain.

Triage untuk dekontaminasi

Page 9: dampak kimia

Dilakukan pada korban masal terutama pd korban yg terkontaminasi bahan

kimia.

Prinsipnya sama dengan triage utk korban masal lainnya dgn memberikan

prioritas layanan ;

1. Prioritas utama , layanan cepat bagi pasien dgn ancaman kematian &

perlu tindakan segera. (label merah-kuning)

2. Prioritas berikut : Pasien yg dapat berjalan dan tidak ada gejala. (label

hijau)

3. Prioritas terakhir : Pasien yg meninggal.

Prioritas kasus untuk dekontaminasi, yaitu:

Pasien yang terkontaminasi uap / gas /asap berbahaya (Gangguan

respirasi)

Pasien yang kulit dan pakaiannya tercemar bahan kimia (Cegah absorbsi)

Pasien dengan keluhan dan gejala klinis yg serius (frekuensi nafas cepat,

pergerakan thorax tdk normal)

Pasien dengan trauma

b) Dekontaminasi

Setelah memakai alat proteksi diri petugas medik melakukan

dekontaminasi, pastikan korban dalam keadaan stabil atau telah dilakukan

stabilisasi fungsi vitalnya. Dekontaminasi seharusnya telah dilakukan sebelum

dibawa ke rumah sakit terdekat (Gross decontamination). Gross dekontaminasi

secara tradisional dapat dilakukan melalui semprotan air mobil pemadam

kebakaran. Prinsip dekontaminasi di rumah sakit adalah bahwa setiap pasien yang

datang dan terpapar bahan kimia harus di dekontaminasi sebelum masuk

keruangan yang ada di rumah sakit. Dekontaminasi dilakukan di tempat yang

telah dipersiapkan, terpisah dan tertutup, tersedia air mengalir dan sebaiknya

dekat dengan UGD/IRD . Dengan dialiri/ disemprot air (shower) semua pakaian

Page 10: dampak kimia

korban, dilepaskan dan tubuh korban dibersihkan dengan sabun dan dikeringkan.

Berikan pakaian rumah sakit/ selimut untuk penanganan medis lanjutan Korban di

masukkan ke ruang UGD/ IRD sesuai kriteria triage (dapat dilakukan triage ulang

walaupun sudah dilakukan triage di lapangan. Penanganan dilakukan berdasarkan

skala prioritas kegawat daruratan korban bencana. Pelayanan medik yang

diberikan sesuai standar kemampuan rumah sakit tersebut.

Tipe Dekontaminasi

• Parsial

– Dilakukan didaerah Warm/ Contamination Reduction Zone

– Untuk pekerja yang istirahat dari hot zone

– Cuci tangan dan muka sebelum makan dan minum

• Penuh

– Dilakukan didaerah Warm/ Contamination Reduction Zone

– Dilakukan di akhir tugas

– Pembersihan maksimum dari peralatan, pakaian dan orangnya.

Metode

• Dilusi : Menggunakan air

• Absorpsi : Menggunakan absorbent

• Degradasi kimiawi : Dengan zat kimia untuk mengubah struktur kimianya

• Removal, isolasi dan disposal.

Prosedur Dekontaminasi :

Buka seluruh pakaian korban (mengurangi 70-80% kontaminant)

Cuci dari ujung kepala sampai ujung kaki dalam 1 menit dgn 6 galon air ( 25 ltr

air/ 4-5 ember air) dan diperlukan area 22 inches² (66 cm²) per-orang.

Lakukan dgn cepat pencucian / penyiraman seluruh tubuh korban

Page 11: dampak kimia

Gunakan cairan pembersih untuk seluruh tubuh. Cairan baru 0,5 % Sodium

hypochlorite (HTH chlorine) efektif untuk kontaminant biologi atau kimia. Utk

kontaminant biologi perlu waktu 10 menit (hal ini sulit utk korban masal)

Bersihkan kembali dengan air dari ujung kepala sampai ujung kaki (head to toe)

Yakinkan korban sudah dicuci dengan bersih, bila perlu periksa dan bersihkan

kembali dengan air dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Keringkan tubuh pasien dan ganti/ berikan pakaian kering dan bersih.

Panduan umum dalam dekontaminasi

Pasien bisa yang bisa berjalan sendiri dan gejala jelas segera lakukan

dekontaminasi.

Pasien masih bisa berjalan, tetapi tanpa gejala jelas pindahkan dari area tindakan,

pakaian dibuka dan observasi (medical evaluation)

Pasien tidak bisa bergerak, lakukan evaluasi klinis , berikan prioritas

dekontaminasi.

Bila semua fasilitas dapat tersedia dalam 1 jam diharapkan dapat dilakukan

dekontaminasi pada 200 korban yg bisa berjalan sendiri dan 30-35 korban yg tdk bisa

bergerak/ perlu

tandu.

c) Penanganan Teknis Medis Khusus

Penanganan yang tepat dapat dilakukan setelah ada hasil laboratorium tentang

jenis bahan kimia yang terpapar untuk menentukan antidotumnya.

Gangguan pada sistem persarafan

Antidotum untuk bahan yang menyebabkan gangguan pada saraf adalah

Atropin dan Pralidoxime chloride (2-PAM). Bila terjadi distress pernafasan

lakukan intubasi dan berikan benzodiazepin atau lorazepam atau midazolam

Gangguan pernafasan

Page 12: dampak kimia

Pertahankan jalan nafas tetap terbuka walaupun dilakukan dekontaminasi,

pertimbangkan keperluan inubasi dan penggunaan ventilator. Permasalahan

banyaknya secret dan mudah terjadi bronchospasm. Siapkan dan berikan

bronchodilator dan steroid. Bila hipotensi maka pikirkanperlu penambahan

cairan i. v atau vasopressor.

Gangguan darah

Keracunan sianida ditangani dengan meningkatkan kemampuan tubuh

melakukan detoxifikasi. Dengan merangsang pembentukan thiocyanate yang

dapat dibuang melalui ginjal.

Gangguan kulit (vesicant, blister)

Buka pakaian pasien, mata cuci dengan air sekitar min 5 menit, cuci kulit dalam

2 menit. Bahan kimia yang terpapar di nonaktifkan dengan khlorinasi..

kehilangan cairan sesuai dengan luas kerusakan kulit., ganti cairan bila

diperlukan. , cegah infeksi. Bersihkan kulit, buang yang nekrosis , lakukan irigasi

dengan air 3-4 kali sehari. Sakit pada mata dan kulit yang rusk dapatb berikan

obat topikal, Untuk gangguan pernafasan yang dapat terjadi pertimbangan

intubasi dan penggunaan ventilator.

d) Penanganan korban akibat bahan pengendali massa

Tidak ada antidotum khusus, penanganan dilakukan bersifat simtomatik. Data

statistik bahwa korban yang memerlukan penanganan medis < 1 %. Karena gejala

akan menghilang sendiri (self limiting) dalam 15-30 menit.

e) Penanganan Pengungsi.

Dilakukan sesuai dengan standar minimal pelayanan kesehatan bagi

pengungsi yang meliputi standar air bersih, sanitasi lingkungan, tempat tinggal,

pangan & gizi dan pelayanan kesehatan.

f) Penanganan Lingkungan Pemukiman

Penanganan berdasarkan tingkat keparahan lingkungan, luas area yang

terkontaminasi.

Page 13: dampak kimia

2). Penilaian cepat

Pada skala yang terbatas, penilaian cepat merupakan tindakan yang relatif

sederhana, akan tetapi, bilamana sejumlah besar penduduk dan daerah yang lebih

luas terpapar pada bahaya zat kimia, penilaian tersebut merupakan kegiatan yang

penting. Pada bencana industri kimia harus segera dilakukan penilaian dalam waktu

selambat-lambatnya 24 jam setelah terjadinya bencana. Suatu penilaian yang

menyeluruh harus dilakukan kemudian.

a). Memastikan adanya suatu kedaruratan kimiawi

Pemeriksaan klinis dari suatu sample dari kasus-kasus akan membantu

memastikan kedaruratan. Pengumpulan sample dari lingkungan (udara, air,

makanan, tanah, daun-daunan) adalah penting karena banyak produk ikutan

yang tidak diketahui dapat diproduksi dalam kebakaran dan ledakan. Informasi

ini penting untuk menentukan penduduk yang beresiko, kisaran potensi dari

keterpaparan yang diakibatkan oleh kecelakaan dan tindakan yang akan diambil.

b). Menetapkan sumber, lokasi, jenis, besarnya dan distribusi dari pelepasan

Lokasi yang tepat dan jenis kejadian harus ditentukan, terutama karena

suatu kedaruratan kimiawi dapat melibatkan satu jenis pelepasan atau lebih.

Ciri-ciri kunci lainnya meliputi besarnya pelepasan (perkiraan berat atau volume

dari zat kimia yangtersebar) dan pola distribusinya (yang dipengaruhi oleh

kondisi cuaca).

c). Mengidentifikasi jenis zat kimia yang spesifik dan reaksi produk ikutannya sumber

dari industri kimia:

(1). Identifikasi jenis zat kimia yang dipakai, bertujuan untuk:

- Mengantisipasi kemungkinan efeknya yang berbahaya

- Mengembangkan definisi kerja kasus dari orang-orang yang terpapar dan

cedera dan menetapkan criteria untuk ‘triage’

Page 14: dampak kimia

- Menentukan pertolongan medis untuk orang-orang yang cedera dan

kebutuhan untuk pengobatan khusus, dekontaminasi dan regimen tindak

lanjut untuk mereka yang terpapar

- Memberikan alat-alat pelindung untuk regu penyelamat

- Memulai tindakan penanggulangan untuk pembersihan lingkungan

- Melakukan sampling lingkungan

d). Menetapkan penduduk yang beresiko dan dampak kesehatannya

Tentukan penduduk yang beresiko. Kumpulkan informasi tentang dekatnya

dan besarnya daerah perumahan, lokasi, jumlah penduduk terutama yang

beresiko tinggi (contoh : orang-orang dengan penyakit menahun, wanita hamil

dan bayi). Lakukan evaluasi resiko toksikologi dan jalur keterpaparan manusia.

Kajian tentang keterpaparan lingkungan dan beban tubuh biasanya tidak layak

dilaksanakan selama tahap akut dari kecelakaan. Hal ini membutuhkan sampling

yang kompleks dan prosedur analitis yang membutuhkan banyak tenaga. Uraikan

morbiditas dan mortalitas secara sistematis, hal ini penting untuk

mengembangkan suatu definisi proses terjadinya kasus, dan digunakan secara

konsisten. Selama kedaruratan yang sebenarnya, tidak layak untuk melakukan

suatu survei. Akan tetapi, adalah penting untuk mengumpulkan informasi apakah

telah terjadi peningkatan morbiditas dan mortalitas yang disebabkan oleh

pelepasan kimia.

e). Penilaian rekam medik di fasilitas kesehatan di lingkungan industri bila terjadi

kenaikan kasus yang berarti :

iritasi mata, kulit, selaput mukosa

batuk, asma, gangguan pernafasan

penyakit-penyakit syaraf

f). Penyebaran dan resiko kesehatan

Sebagian besar kecelakaan terjadi diantara kegiatan transportasi,

penyimpanan, pengolahan, pemakaian dan pembuangan. Hal ini terjadi akibat

sangat kurangnya pengawasan dan kemungkinan perilaku yang buruk. Resiko

Page 15: dampak kimia

kecelakaan pelepasan zat kimia akan menjadi lebih besar sesuai dengan jumlah

zat-zat berbahaya baru yang dihasilkannya.

g). Analisis Dampak kesehatan

Dampak kesehatan dari suatu keterpaparan terhadap zat kimia ditentukan

oleh zat kimia itu sendiri, dan besarnya keterpaparan. Jalur keterpaparan

berbeda bergantung dari tahap pelepasan. Selama pelepasan, dapat

diperkirakan adanya efek kesehatan dari keterpaparan kulit dan pernafasan.

Pada tahap pasca bencana, resiko yang lebih besar adalah keterpaparan kulit,

melalui kontak dengan objek-objek terkontaminasi dan masuknya makanan dan

air yang terkontaminasi melalui pencernaan.

Dampak kesehatan yang berat dari kedaruratan kimiawi yang besar

memerlukan keterlibatan aktif dari sektor kesehatan dalam proses

tanggapdarurat dan dalam pengkajian. Sektor kesehatan harus bekerja sama

dengan lintas sektor yang bertanggung jawab untuk kebakaran dan

penyelamatan, keamanan, lingkungan, trasportasi dan barang-barang

berbahaya. Kontaminasi makanan oleh bahan kimia atau racun dapat juga

mengakibatkan terjadinya kedaruratan akut atau kronis yang kedua-duanya

mempunyai dampak jangka panjang.

h). Evaluasi kapasitas respon setempat.

Upaya tanggapdarurat dari pelayanan kesehatan harus dipersiapkan dengan

memperhatikan hal-hal berikut:

- Adanya pelayanan kedaruratan medis terdepan dan rujukan (termasuk petugas

dan fasilitas kesehatan)

- Tersedianya alat-alat pelindung bagi petugas

- Penggunaan kriteria diagnostik yang jelas, standar pengobatan dan kepatuhan

penggunaannya

- Tersedianya anti dotum

- Tersedianya fasilitas untuk melakukan dekontaminasi orang-orang yang terpapar

(termasuk petugas kesehatan)

Page 16: dampak kimia

- Kepekaan fasilitas kesehatan terhadap zat kimia

i). Monitoring dan evaluasi kegiatan tanggap darurat kesehatan.