Upload
others
View
25
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
83
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582
DAYA TARIK REMAJA PUTRI PADA PRODUK
KERAJINAN MAKRAME
Maryana1, Fikriah Noer2, Fadhilah2
Program Studi Pendidikan Kesejahteraan keluarga
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Indonesia
Email Correspondence: [email protected]
ABSTRAK
Kerajinan pada sebuah busana akan menunjukkan sebuah keindahan yang terkandung di
dalamnya Desain busana remaja dapat menggunakan bahan tekstil untuk membuat teknik
makrame. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi remaja putri
terhadap busana dari produk kerajinan makrame, faktor-faktor yang mempengaruhi daya
tarik remaja putri pada produk kerajinan macrame pada busana dan penerapan produk
kerajinan makrame pada busana remaja putri. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri
wawancara, dokumentasi dan kepustakaan. Teknik analisis data dalam penelitian ini terdiri
dari pengumpulan data, reduksi data, display data, verifikasi, dan penegasan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Persepsi remaja putri terhadap busana produk
kerajinan makrame sangat positif. Remaja putri sangat teratrik dengan kerajinan makrame
karena kerajinan ini dapat dengan mudah dibuat tanpa menggunakan mesin. Remaja putri
juga beranggapan bahwa kerajinan makrame merupakan suatu kerajinan yang
memanfaatkan tali dan benang sebagai bahan utama, sehingga memudahkan dalam
membuatnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya tarik remaja putri terhadap produk
kerajinan makrame pada busana dikarenakan kerajinan ini dapat dimodifikasi dalam
bentuk apapun. Remaja putri beranggapan bahwa keindahan dan kualitasnya mampu
meyaingi persaingan-persaingan kerajinan lainnya. Penerapan produk kerajinan makrame
pada remaja putri tidak hanya pada busana saja, namun juga pada asesoris-asesoris lainnya.
Adapun jenis-jenis kerajinan makrame yang digunakan atau dipakai oleh remaja putri
tersebut diantaranya; baju sweater, tas, jilbab atau kerudung.
Kata kunci: Daya Tarik Remaja Putri, dan Kerajinan Makrame
ABSTRACT
Craft in a dress will show a beauty that is contained in it. Teenage fashion design can use
textile materials to make macramé techniques. The purpose of this study was to determine
the perceptions of adolescent girls towards clothing from macrame handicraft products,
the factors that influence the attractiveness of adolescent girls to macrame handicraft
1 Alumni Program Studi PKK FKIP Unsyiah 2 Dosen Program Studi PKK FKIP Unsyiah
84
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582
products on clothing and the application of macrame handicraft products to women's
clothing. The research method used in this research is descriptive qualitative. Data
collection techniques in this study consisted of interviews, documentation and literature.
Data analysis techniques in this study consisted of data collection, data reduction, data
display, verification, and confirmation of conclusions. The results showed that the
perception of young women towards the fashion of makrame handicraft products was very
positive. Young women are very interested in macramé crafts because they can be easily
made without using machines. Young women also think that macramé is a craft that uses
rope and thread as the main material, making it easier to make. The factors that affect the
attractiveness of young women to makrame handicraft products in clothing are because
this craft can be modified in any form. Young women think that their beauty and quality
can compete with other craft competitions. The application of makrame handicraft
products to young women is not only in clothes, but also in other accessories. The types of
makrame crafts used or used by these young women include; sweater, bag, headscarf or
veil.
Keywords: Young Women Attraction, and Macrame Craft
PENDAHULUAN
Kerajinan pada sebuah busana akan
menunjukkan sebuah keindahan yang
terkandung di dalamnya. Banyak manfaat
dan ragam kreasi yang bisa digunakan
dalam membuatnya. Menurut Ismadi
(2011:2), tekstil ini terdiri dari berbagai
macam ragam yang dapat dimanfaatkan
untuk membuat suatu kerajinan. Jadi
salah satu bahan tekstil dapat digunakan
untuk membuat sebuah produk kerajinan
makrame. Pada teknik makrame yang
dapat digunakan.
Teknik makrame adalah seni
menghias simpul terdiri atas satu, dua,
tiga, empat, atau lebih tali kerajinan
makrame ini, terdapat beberapa
dalam satu kelompok bentuk pola
(Murtono dkk, 2007:84). Produk
makrame yang lebih dikenal masyarakat
berupa produk interior seperti wall
hanging dan gantungan pot, serta dari
produk fashion, makrame lebih dikenal
sebagai teknik membuat aksesoris seperti
tas dan gelang. Pengenalan masyarakat
akan istilah makrame dalam kehidupan
sehari-hari masih minim, begitu juga
dengan teknik makrame yang dapat
dijadikan busana masih jarang adanya
(Harka, 2014:2).
Hasil pengamatan yang dilakukan
selama ini dan sesuai dengan
perkembangan teknik kerajinan yang
menggunakan berbagai macam tekstil,
maka dapat dilihat bahwa manfaat dan
kekreatifan seseorang pengrajian atau
sebagai ahli desain busana dapat
memanfaatkan keragaman tekstil ini
85
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582
untuk memperindah suatu busana, salah
satunya adalah pada busana remaja.
Desain busana remaja dapat
menggunakan bahan tekstil untuk
membuat teknik makrame. Jadi dengan
kerajinan makrame ini, banyak remaja-
remaja putri yang tertarik dengan produk
tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini
akan melihat mengenai daya tarik remaja
putri terhadap produk kerajinan
makrame.
Berdasarkan penjelasan dan latar
belakang masalah yang telah dijelaskan
sebelumnya, tentang berrbagai fenomena
dan ragam manfaat yang terdapat pada
bahan tekstil dalam membuat busana
dengan menggunakan produk kerajinan
makrame, maka sebagai peneliti tertarik
untuk melakukan sebuah penelitian
dengan judul “Daya Tarik Remaja Putri
pada Produk Kerajinan Makrame”.
LANDASAN TEORETIS
Kerajinan Makrame
Seni Makrame berasal dari Arab,
yang pertama kali dikenal awal Abad
Pertengahan. Para penenun pada abad ini
merajut benang dan rami dengan simpul
dan ikat menjadi dekorasi yang menarik.
Makrame berasal dari kata mikramah
yang berarti hiasan tangan atau anyaman.
Di Turki dikenal dengan nama magrama.
Pada awal Abad pertengahan ketika
bangsa Moor menundukkan Spayol, seni
makrame ikot berkembang di sana dan
menyebar secara merata ke Italia dan
Eropa serta mulai dikenal di Inggris pada
akhir Abad ke-17 (Murtono dkk,
2007:85).
Makrame sebenarnya tergolong
pada teknik kerajinan tangan klasik,
tetapi pada tahun-tahun terakhir ini orang
tidak lagi tahu cara memanfaatkannya.
Selain membuat kantung jala untuk
berbelanja yang menjemukan, orang tidak
tahu lagi harus membuat apa dengan
makramé itu. Penggunaan makramé
sebagai hiasan yang bersifat mode
merupakan barang baru. Makramé adalah
hasil kerajinan griya tekstil dengan teknik
simpul yang menggunakan tali atau
benang (Sartini, 2011: 27).
Menurut Rusmawati (2014:60)
makrame adalah hasil kerajinan dengan
teknik simpul yang menggunakan tali.
Teknik makrame menggunakan berbagai
macam simpul dalam pembuatannya,
mulai dari simpul dasar sampai simpul
variasi. Biasanya makrame diwujudkan
menjadi ikat pinggang, kalung gelang,
hiasan dinding, hiasan botol, sarung
bantal bahkan media bervolum misal:tas.
Menurut Asriyani (2013:8) makrame
adalah suatu teknik tertua yang dibuat
86
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582
dengan cara menyimpul beberapa tali
maupun benang menjadi suatu bentuk
berpola dekoratif-geometrik. Tiga macam
simpul makrame yaitu simpul pembuka,
simpul inti dan simpul penutup.
Berdasarkan penjelasan di atas
dapat disimpulkan bahwa makrame
merupakan sebuah teknik yang dilakukan
berdasarkan kerasi yang digunakan.
Teknik makarame ini dapat dibuat sebuah
kerajinan berdasarkan simpul-simpul
yang kita gunakan.
Penggunaan produk makrame dapat
sebagai benda fungsional berupa
assesories (assesories rumah maupun
assesories busana). Sebagai contoh benda
fungsional berupa alat penangkap ikan,
seperti jala, jaring, sair (sunda), bahkan
sampai perlengkapan pakaian, seperti
topi, sarung tangan, kaos kaki, keranjang
atau tas, dan masih banyak lagi contoh
lainnya, yang semuanya dikerjakan
dengan teknik simpul, dengan
mengandalkan ketrampilan tangan, tanpa
menggunakan alat bantu mesin.
Seni kerajinan yang berbasis
macramé telah menyebar ke penjuru
dunia, dan saat ini telah mulai
berkembang dan dikenal di Indonesia.
Saat ini, telah banyak ditemui hasil karya
yang merupakan hasil dari jenis-jenis
kerajinan simpul seperti ikat pinggang,
penghias gerabah atau keramik, tas,
hiasan dinding, keranjang untuk
menggantung tanaman, gorden, gelang,
topi, rompi, taplak meja dan sebagainya
(Hartati dan Kurniasari, 2017).
Alat yang biasa digunakan yaitu
gunting atau cutter, penggaris atau
meteran, hak pen, stick kayu, dan papan
landasan. Sedangkan bahan yang
digunakan dalam pembelajaran makrame
yaitu benang atau tali, manik-manik,
gesper, handel, karet gelang, dan lem.
Makrame terdiri dari beberapa
simpul. Menurut Trisnawati (2017:31)
Simpul dari teknik makrame ini terdiri
dari simpul pipih, pipih berganda,
kordon, kordon berganda, dan simpul
rantai. Simpul dapat dibuat secara
horizontal dan pertikal.
Dari berbagai teknik simpul yang
dapat digunakan, maka dapat dibentuk
suatu kerajinan, baik pada busana
seseorang, asesoris, sandal dan lain
sebagainya. Simpul ini merupakan
sebuah kerasi yang dapat pengrajin
mempermudah dalam menentukan
sebuah kerasi yang akan dipakai. Secara
lebih jelasnya adalah sebagai berikut:
1. Simpul Mati
Simpul mati (overhandknot), sesuai
dengan namanya adalah simpul yang
susah dibuka setelah jadi. Bentuk simpul
87
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582
ini dipakai sebagai variasi dari susunan
beberapa simpul yang lain ataupun untuk
pembuatan jala, (Ginting, 2002:96).
Simpul mati merupakan simpul ini susah
untuk melepaskan kembali, karena
simpul ini sudah dibuat sekuat mungkin.
Gambar 1 Simpul Mati
(Sumber: www.google.com)
2. Simpul Tunggal
Hasil dari simpul ini akan terlihat seperti
tangga. Desain bentuk dapat diputar ke
kanan atau ke kiri. Lakukan percobaan
terus menerus agar dapat menghasilkan
sesuai keinginanmu. Contoh simpul
tunggal dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2.9 Simpul Tunggal
(Sumber: www.google.com)
3. Simpul kepala
Simpul ini dipakai untuk
menggantukan tali pada suatu benda. oleh
karena itu simpul kepala ini merupakan
pusat pegangan tali bawah dari makrame
atau dapat dikatakan sebagai pekerjaan
awal dari pembuatan makrame
selanjutnya. (Ginting, 2002:97). Simpul
kepala diperlukan tali yang bisa
direntangkan sebagai tempat
menyimpulkan simpul kepala. Kamu
dapat membuat simpul-simpul ini
berulang sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan. Contoh simpul kepala dapat
dilihat pada gambar 3.
Gambar 2.10 Simpul Kepala
(Sumber: www.google.com)
4. Simpul Rantai
Simpul rantai ini merupakan simpul
berbentuk rantai, dimana tali atau benang
yang digunakan membuat teknik
makrame, yang dibuat semacam rantai.
Sehingga simpul-simpulnya dapat
dibentuk sesuai denga rantai. Teknik
simpul ini menggunakan kreasi seperti
88
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582
rantai, sehingga simpul ini dinamakan
simpul rantai. Contoh simpul rantai dapat
dilihat pada gambar 4.
Gambar 4 Simpul Rantai
(Sumber: www.google.com)
5. Simpul Ganda
Cara membuat simpul ganda ini cukup
mudah, yaitu cukup menyediakan dua
utas tali yang warnanya berbeda, supaya
jalinan kedua utas tali itu terlihat jelas. Di
bawah ini dapat melihat variasi simpul
ganda. Simpul ganda ini merupakan
simpul yang digabungkan atau
digandakan. Contoh simpul ganda dapat
dilihat pada gambar 5.
Gambar 5 Simpul Ganda
(Sumber: www.google.com)
6. Simpul Gordin
Simpul ini merupakan rangkaian
simpul yang nyaris menyerupai garis
bergandengan dan terputus-putus. Di buat
untuk membuat variasi ikatan. Simpul ini
dapat di bentuk dalam berbagai macam
variasi, contohnya: diagonal, horizontal
dan vertikal. Manfaat simpul
diperuntukkan untuk bisa membentuk
suatu variasi ikatan dalam membuat tirai,
partisi ruang atau gordin. Contoh simpul
gordin dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6 Simpul Gordin
(Sumber: www.google.com)
Berdasarkan berbagai macam jenis
simpul yang digunakan untuk membuat
kerajinan dengan menggunakan teknik
makrame dapat dilihat berbagai
keindahannya. Teknik makrame ini dapat
dibuat dengan berbahan utama yaitu
benang. Salah satu benang yang dapat
digunakan adalah benang rajut. Benang
rajut ini memiliki tektur bahan yang
lembu, sehingga banyak digunakan untuk
89
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582
membuat teknik makrame pada busana.
Kreasi teknik makrame ini hanya
memerlukan bahan-bahan yang
sederhana, akan tetapi keindaha dari hasil
teknik makrame ini akan terlihat secara
langsung. Teknik makrame ini dapat
diterapkan untuk membuat berbagai
macam bentuk kerajinan.
Masalah Daya Tarik dari Remaja
Daya tarik merupakan kemampuan
menarik atau memikat perhatian,
sehingga akan muncul sebuah keinginan
terhadap sesuatu produk maupun lain
sebagainya. Remaja merupakan masa
yang penuh dengan “badai dan tekanan
jiwa”, yaitu masa di mana terjadi
perubahan besar secara fisik, intelektual
dan emosional pada seseorang yang
menyebabkan kesedihan dan
kebimbangan (konflik) pada yang
bersangkutan, serta menimbulkan konflik
dengan lingkungannya (Jannah, 2016).
Oleh karena itu, permasalahan daya tarik
dari seorang remaja terhadap suatu hal
merupakan sebuah dampak dari tingkat
emosional dan intelektual anak yang
merespon suatu bentuk baik itu produk
tertentu maupun kerajinan yang
membawa remaja untuk memikat sesuatu
yang diinginkan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Daya Tarik
Daya tarik merupakan sebuah
keinginan seseorang terhadap sesuatu
benda ataupun produk tertentu. Faktor-
faktor yang mendukung daya tarik
interpersonal secara garis besar
dibedakan menjadi dua, yaitu faktor
personal dan situasional faktor personal
yaitu faktor-faktor yang berasal dari
karakteristik peribadi individu sedangkan
faktor situasional berasal dari sifat-sifat
obyektif (Dewi, 2013). Adapunn kedua
faktor tersebut dapat dibedakan sebagai
berikut:
1) Faktor personal
Faktor ini merupakan sebuah faktor
yang mmepengaruhi kepribadian
seseorang, sehingga faktor ini terdiri dari
motivasi, pengaruh keturunan dan
kehalian dasar secara individu. Dalam hal
ini motivasi dapat dibedakan menjadi tiga
hal; pertama motivasi disebabkan oleh
rasa takut jika tidak dilakukannya maka
akan terjadnya sesuatu yang buruk.
Kedua, motivasi karena ingin mencapai
sesuatu yaitu seseorang mau melakukan
sesuatu karena dia ingin mencapai suatu
sasaran atau prestasi tertentu. Ketiga,
90
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582
motivasi didorong oleh kekuatan dari
dalam diri yaitu didasarkan oleh misi dan
tujuan hidupnya (Sari dan Bodroastuti,
2012). Dalam hal ini faktor personal
terdiri dari kesamaan karakteristik
personal, tekanan emosional, harga diri
yang rendah dan isolasi sosial.
2) Faktor situsional
Faktor situasional menunjuk pada
semua faktor yang terkait dengan waktu
dan tempat tertentu yang terlepas dari
karakteristik individu dan produk, yang
mencakup variabel-variabel lingkungan
fisik, lingkungan sosial, perspektif waktu,
definisi tugas, dan keadaan terdahulu
(Mamuaya, 2016). Faktor situsional
merupakan suatu faktor yang terdiri dari
daya tarik fisik, ganjaran, kedekatan dan
kemampuan.
Timbulnya Daya Tarik
Daya tarik merupakan suatu dorongan
keinginan seseorang untuk mendapatkan
suatu produk tertentu baik dalam bentuk
kerajinan maupun produk lainnya. Daya
tarik seseorang timbul dari keinginan
untuk memiliki maupun untuk mencoba
mengembangkan sebuah kerajinan
tertentu agar dikenal oleh kalangan
masayarakat pada umumnya. Timbulnya
daya tarik seseorang terhadap apa yang
dilihatnya akan menjadi sebuah dorongan
tertentu bagi orang tersebut untuk
memotivasi dirinya dalam mencapai
tujuan yang akan diinginkannya.
Daya Tarik Remaja Putri pada Produk
Kerajinan Makrame
Daya tarik produk dibentuk oleh
delapan pernyataan seperti harga produk,
kelebihan produk, reputasi perusahaan,
ketersediaan produk pendukung, aksesori
dan jasa, baik buruknya review mengenai
produk, kompleksitas produk,
keuntungan relative dan level standarisasi
(Afandi, 2008).
Makrame adalah suatu teknik tekstil
tertua yang dibuat dengan cara
menyimpul beberapa tali maupun benang
menjadi suatu bentuk berpola dekoratif-
geometrik. Makrame ditemukan pada
Abad ke-13 oleh penenun Arab yang
menyebutnya dengan miqrama yang
berarti hiasan pinggiran. Karena memang
pada zaman itu macrame dibuat sebagai
hiasan pada pinggiran permadani
(Asriyani, 2013).
Kerajinan dari produk makrame ini
banyak diminati oleh remaja-remaja
putri. Hal ini dikarenakan makrame
merupkan sebuah pola dekoratif yang
dapat dibuat dengan beberapa teknik
disesuaikan dengan keinginannya. Jadi
91
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582
ketertarikan para remaja putri ini
membuat kerajinan makrame dapat
dikenal oleh kalangan masyarakat
lainnya.
METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian yang
dilakukan pada penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Pendekatan
penelitian kualitatif lebih banyak
menggunakan logika hipotetiko
verifikatif. Pendekatan tersebut dimulai
dengan berpikir deduktif untuk
menurunkan hipotesis, kemudian
melakukan pengujian di lapangan
(Margono, 2000:35). Menurut Sugiyono
mengatakan bahwa penelitian kualitatif
pada umumnya disusun berdasarkan
masalah yang ditetapkan (Sugiyono,
2013:11).
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif.
Penelitian ini dilakukan di kawasan
Banda Aceh terhadap remaja-remaja
putri. Penelitian ini dilakukan selama
kurun waktu satu bulan pada bulan
Maret-April 2020. Hal ini dilihat dari
proses analisa langsung dilapangan yang
memerlukan waktu yang lebih efektif dan
konkret.
Penentuan subjek dalam penelitian
ini secara purposive sampling yaitu
pertimbangan tertentu, minimal memiliki
kerajinan makrame. Oleh karena itu,
subjek dalam penelitian adalah 10 remaja
putri yang tinggal di Asrama Putri IPPAT
Aceh Timur yang beralamat di Jl. Al
Huda No 61, Laksana Kuta Alam.
Laksana, Kec. Kuta Alam, Kota Banda
Aceh. Hal ini dapat dianalisa secara
langsung tentang daya tarik remaja putri
tersebut terhadap produk kerajinan
makrame.
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan pedoman wawancara,
observasi dan kepustakaan. Analisis data
dalam penelitian ini adalah dengan
melakukan penelitian secara kualitatif.
Penelitian ini adalah dengan menganalisa
secara langsung di lapangan tentang daya
tarik remaja putri terhadap produk
kerajinan makrame. Hal ini dapat
dilakukan sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data (Data Collection)
Pengumpulan data merupakan bagian
integral dari kegiatan analisis data.
Kegiatan pengumpulan data pada
penelitian ini adalah dengan
menggunakan wawancara dan studi
dokumentasi. Wawancara dilakukan
terhadap 10 remaja putri kemudian
92
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582
dokumentasi dengan merekam dan
mengambil foto-foto kerajinan makrame.
2. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data, diartikan sebagai
proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan dan transformasi
data kasar yang muncul dari catatan-
catatan tertulis di lapangan. Reduksi
dilakukan sejak pengumpulan data
dimulai dengan membuat ringkasan,
mengkode, menelusur tema, membuat
gugus-gugus, menulis memo dan
sebagainya dengan maksud menyisihkan
data/informasi yang tidak relevan.
Reduksi data dalam penelitian ini adalam
menganalisis hasil pengumpulan data dari
wawancara dan dokumentasi.
3. Display Data
Display data adalah pendeskripsian
sekumpulan informasi tersusun yang
memberikan kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Penyajian data kualitatif
disajikan dalam bentuk teks naratif.
Penyajiannya juga dapat berbentuk
matrik, diagram, tabel dan bagan. Display
data dalam penelitian adalah menuliskan
hasil penelitian yang sudah dilakukan.
4. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan
(Conclution Drawing and
Verification)
Merupakan kegiatan akhir dari
analisis data. Penarikan kesimpulan
berupa kegiatan interpretasi, yaitu
menemukan makna data yang telah
disajikan. Verivikasi dan penegasan
kesimpulan yaitu menyimpulkan hasil
penelitian dari hasil wawancara.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan di Kota
Banda Aceh dengan melakukan kegiatan
observasi dan wawancara. Subjek dalam
penelitian ini terdiri dari sepuluh
responden remaja putri. Berdasarkan
hasil wawancara dan observasi
sebelumnya pada kesepuluh responden
remaja putri tersebut, maka dapat ditarik
kesimpulannya sebagai berikut:
1. Persepsi remaja putri terhadap busana
dari produk kerajinan macramé
Hasil observasi dan wawancara
kesepuluh responden remaja putri
tersebut mengemukakan bahwa persepsi
tentang kerajinan makrame ini sangat
positif. Remaja putri sangat tertarik
dengan produk makrame. Kerajinan
makrame merupakan salah satu kerajinan
yang memanfaatkan tali dan benang
sebagai bahan utama. Kerajinan ini
sangat mudah dilakukan, karena tidak
menggunakan mesin, tetapi hanya
93
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582
menggunakan tangan melalui proses
simpul menyimpul. Remaja putri juga
beranggapan bahwa kerajinan makrame
ini memiliki kenyamanan, disebabkan
oleh bahannya yang lembut, halus, dan
dingin. Adapun berbagai kerajinan
makrame yang dipakai oleh remaja putri
dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 1 Modifikasi Busana Produk
Kerajinan Makarame
Sumber: Dokumen Penelitian (2020)
Gambar 2 Tas Produk Kerajinan
Makrame
Sumber: Dokumen Penelitian (2020)
Gambar 3 Busana Produk Kerajinan
Makrame
Sumber: Dokumen Penelitian (2020)
Gambar 4 Tas Produk Kerajinan
Makrame
Sumber: Dokumen Penelitian (2020)
94
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582
Gambar 5 Tas Produk Kerajinan
Makrame
Sumber: Dokumen Penelitian (2020)
Gambar 6 Kerudung Produk Kerajinan
Makrame
Sumber: Dokumen Penelitian (2020)
Gambar 7 Busana Produk Kerajinan
Makrame
Sumber: Dokumen Penelitian (2020)
Gambar 8 Tas Produk Kerajinan
Makrame
Sumber: Dokumen Penelitian (2020)
Gambar 9 Busana Sweater Produk
Kerajinan Makrame
Sumber: Dokumen Penelitian (2020)
Gambar 9 Busana Produk Kerajinan
Makrame
Sumber: Dokumen Penelitian (2020)
Remaja putri juga beranggapan
bahwa kerajinan makrame ini memiliki
keindahan, kualitasnya menarik, dan
meiliki kemewahan tersendiri. Selain itu,
koleksi-koleksi ataupun variansi model-
model, corak, ukiran sudah banyak,
sehingga remaja putri tertarik terhadap
95
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582
kerajinan ini. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sartini
(2011) mengatakan bahwa Kerajinan
makrame sudah lama dikenal di
Indonesia. Makrame sebenarnya
tergolong pada teknik kerajinan tangan
klasik. Penggunaan Kerajinan makrame
dapat sebagai benda fungsional berupa
assesories (assesories rumah /assesories
busana). Sobandi (2006) mengatakan
bahwa jenis-jenis kerajinan simpul atau
makrame yang sering kita lihat adalah
hasil karya berupa: ikat pinggang,
penghias gerabah atau keramik, tas,
hiasan dinding, keranjang untuk
menggantung tanaman, gorden, gelang,
topi, rompi, taplak meja dan sebagainya.
Pokoknya demikian banyak benda yang
dapat dibuat dengan teknik makrame atau
menyimpul.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
daya tarik remaja putri pada produk
kerajinan makrame pada busana
Hasil observasi dan wawancara
melalui kesepuluh responden
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi daya tarik tehadap produk
kerajinan makrame dikarenakan kerajinan
ini dapat dimodifikasi dalam bentuk
apapun. Remaja putri beranggapan bahwa
keindahan dan kualitasnya mampu
meyaingi persaingan-persaingan
kerajinan lainnya.
3. Penerapan produk kerajinan makrame
pada busana remaja putri
Hasil observasi dan wawancara
sebelumnya menunjukkan bahwa
penerapan produk kerajinan makrame
pada remaja putri tidak hanya pada
busana saja, namun juga pada asesoris-
asesoris lainnya. Adapun jenis-jenis
kerajinan makrame yang digunakan atau
dipakai oleh remaja putri tersebut
diantaranya; baju sweater, tas, jilbab atau
kerudung.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari penelitian
yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Persepsi remaja putri terhadap busana
produk kerajinan makrame sangat
positif. Remaja putri sangat teratrik
dengan kerajinan makrame karena
kerajinan ini dapat dengan mudah
dibuat tanpa menggunakan mesin.
Remaja putri juga beranggapan
bahwa kerajinan makrame merupakan
suatu kerajinan yang memanfaatkan
tali dan benang sebagai bahan utama,
sehingga memudahkan dalam
membuatnya.
96
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
daya tarik remaja putri terhadap
produk kerajinan makramen pada
busana dikarenakan kerajinan ini
dapat dimodifikasi dalam bentuk
apapun. Remaja putri beranggapan
bahwa keindahan dan kualitasnya
mampu meyaingi persaingan-
persaingan kerajinan lainnya.
3. Penerapan produk kerajinan makrame
pada remaja putri tidak hanya pada
busana saja, namun juga pada
asesoris-asesoris lainnya. Adapun
jenis-jenis kerajinan makrame yang
digunakan atau dipakai oleh remaja
putri tersebut diantaranya; baju
sweater, tas, jilbab atau kerudung.
SARAN
1. Penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai pedoman untuk
lebih memperkenalkan produk
kerajinan makrame bukan hanya pada
remaja tetapi dewasa lainnya.
2. Penelitian ini juga diharapkan sebagai
pedoman bagi remaja putri atau
masyarakat lainnya, untuk
meningkatkan potensi dalam proses
pembuatan kerajinan makrame.
3. Penelitian ini diharapkan kepada
pembaca setelah melakukan
penelitian tentang daya tarik remaja
putri terhadap produk kerajinan
makrame, maka dapat memberikan
motivasi bagi mahasiswi lainnya
untuk mencoba membuat kerajinan
makrame ini dengan berbagai
modifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Pandi. 2008. Analisis Faktor
Penantu Daya Traik Produk pada
Pasar UKM Lopait Kecamatan
tentang Kabuapaten Semarang.
Jurnal Among Makarti. 1(1): 67-81.
Asriyani, Indah. 2013. Inspirasi
Macrame. Surabaya: Tiara Aksa.
Dewi, Rusuma Ayu Dian Anike. 2013.
Studi Komprasi Daya Tarik
Intrepersonal pada Mahasiswa
Unnes. Journal of Social and
Industial Psychology. 2(2): 32-44.
Ginting, Masta. 2002. Pengembangan
Kewirausahaan. Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat. 8(28):91-102.
Harka, Zaskia Ayu. 2014. Teknik
Makrame Menggunakan Benang
Katun untuk Busana Pesta. Jurnal
Tingkat Sarjana Bidang Senirupa dan
Desain, 1: 2-3.
Hartati, Indah dan Kurniasari, Laeli.
2017. Penumbuhkembangan Jiwa
Kewirausahaan Mahasiswa Melalui
Pelatihan Teknik Dasar Makrame
dalam Pembuatan Tas dari Taliukur.
Jurnal Abdimas Unwahas, (Online),
Jilid 2 No.1,
(http://file:///C:/Users/User/AppData/
Local/Temp/1789-3653-1-PB.pdf.,
diakses 07 Januari 2018).
Ismadi, 2011. Bahan Ajar Kriya Tekstil
UN Yogya. Tidak diterbitkan.
Jannah, Miftahul. 2016. “Remaja dan
Tugas-Tugas dalam Islam”. Jurnal
97
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97
Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582
Psikoislamedia , (Online), Volume 1
Nomor 1, Diakses 9 Oktober 2018.
Margono. 2000. Metodelogi Penelitian
Pendidikan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Mamuaya, Christiana Nova. 2016. The
Effect of Situsional Faktors
Production Consumer Buying
Decision in Hypermart at Manado
City. Jurnal Manajemen. 11(1):132-
170.
Murtono Sri. Dkk. 2007. Seni Budaya
dan Keterampilan. Bogor:
Yudhistira.
Rusmawati, Yesy dan Nahari, Inty. 2014.
“Pengaruh Ukuran Lebar Cotton
Combed dengan Teknik Makrame
Terhadap Hasil Jadi Kalung”. Jurnal
Edisi Yudisium, (Online), Jilid 3
Nomor 1, Diakses 12 Februari 2018.
Sari, Kurnia Fitri Fransisca dan
Bodroastuti, Tri. 2012. Pengaruh
Faktor Organisasional dan Faktor
Non Organisasi terhadap Komitmen
Organisasional (Studi pada Pegawai
Bagian Produksi PT Kubota
Indonesia. Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Widya Manggala. Email:
Sartini, 2011. “Pengembangan Modul
Kerajinan Makrame untuk
Pembelajaran Keterampilan PKK di
SMP Negeri 1 Yogyakarta”. Skripsi
tidak diterbitkan. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Sobandi, Bandi. 2006. Makrame
(Kerajinan Irhas F.L, Edi. 2010:
Belajar Membuat Makrame”.
Jakarta: PT. Multazam Mulia Utama.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Trisnawati, Desi dkk. 2017. Pelatihan
Membuat Tas Makrame Bagi
Remaja Putus Sekolah di UPTD Bina
Harapan Remaja Padangpanjang
untuk Menumbuhkan Minat
Berwirausaha. Jurnal Batoboh,
(Online), Jilid 2 No 1,
(http://file:///C:/Users/User/AppData/
Local/Temp/322-885-1-PB.pdf.,
diakses 12 Februari 2018)