Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DITINJAU DARI
ADVERSITY QUOTIENT PADA SISWA KELAS X IPA SMA
ISLAM TERPADU WAHDAH ISLAMIYAH
KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Meraih Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh:
Arfan B.
10536502215
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2021
ii
iii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
iv
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : ARFAN B
Nim : 10536 5022 16
Jurusan : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Ditinjau dari
Adversity Quotient pada Siswa Kelas X IPA SMA Islam
Terpadu Wahdah Islamiyah Kota Makassar
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah asli hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau
dibuat oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyatan ini tidak benar.
Makassar, Februari 2021
Yang membuat pernyataan,
Arfan B
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
v
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : ARFAN B
Nim : 10536 5022 15
Jurusan : Pendidikan Matematika
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini, saya akan
menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 saya bersedia
menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Februari 2021
Yang Membuat Perjanjian
Arfan B
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.
Dan sesungguhnya yang demikian itu amat berat,
Kecuali bagi orang-orang yang khusyu’."
(Q.S Al-Baqarah: 45)
Kupersembahkan karya ini untuk
Kedua orangtuaku tercinta Ayahanda Baharuddin dan Ibunda St. Aisyah
Serta Saudara(i)ku yang senang tiasa mendukung serta mendoakan
Keberhasilanku
vii
ABSTRAK
Arfan B. 2021, Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Ditinjau dari Adversity
Quotient pada Siswa Kelas X IPA SMA Islam Terpadu Wahdah Islamiyah Kota
Makassar. Skripsi, Prodi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Alimuddin dan
Pembimbing II Ma’rup.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis
siswa ditinjau dari adversity quotient yaitu tipe climbers, campers, quitters. Jenis
penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah
3 peserta didik kelas X IPA SMA Islam Terpadu Wahdah Islamiyah Makassar.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara dan tes, teknik
keabsahan data yang digunakan dipenelitian ini triangulasi waktu, teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (i) Peserta didik dengan AQ tipe
climbers mampu memenuhi 5 indikator bepikir kritis dan pada saat pengerjaan soal
peserta didik sangat semangat sekali dalam mengerjakan soal, berusaha mencari
jawaban soal tersebut dan sering kali bertanya pada peneliti mengenai penyelesaian
yang ia kerjakan. (ii) Peserta didik dengan AQ tipe campers mampu memenuhi 4
indikator kemampuan berpikir kritis dan peserta didik cukup semangat dan
memiliki sejumlah inisiatif dalam mengerjakan soal, dan masih mau berusaha
mengerjakan soal untuk mendapatkan jawabannya. (iii) Peserta didik dengan AQ
tipe quitters hanya mampu memenuhi 1 indikator kemampuan berpikir kritis dan
peserta didik tidak semangat dalam mengerjakan soal karena tidak suka dengan
matematika, tidak mau mengambil resiko sehingga tidak mengerjakan dengan baik
dan benar, memiliki sedikit sekali ambisi dalam mengerjakan soal.
Kata Kunci: Kemampuan Berpikir Kritis, Adversity Quotient, Climber, Campers,
Quitters.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini
dengan baik, sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Sholawat serta salam tetap tercurah kepada keharibaan pemimpin sang Ilahi
Rabbi Nabi Besar Muhammad SAW, Sang revolusioner sejati, sosok pemimpin
yang terpercaya, jujur, dan berakhlak karimah yang telah bersusah payah
mengeluarkan manusia dari kungkungan kebiadaban, sehingga sampai saat ini
manusia mampu memposisikan diri sebagai insan yang senantiasa beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT.
Dengan segala keterbatasan dan kekurangan penulis, skripsi ini lahir dan
tampil sebagai manifestasi dari suatu usaha yang tak mengenal lelah dan pantang
menyerah, mulai dari tahap observasi, sampai selesai skripsi ini ditulis. Penulis
menyadari sepenuhnya, bahwa mulai dari penyusunan hingga selesainya skripsi ini
ditulis, tidak sedikit hambatan dan tantangan yang dialami penulis. Namun,
hambatan dan tantangan tersebut dapat diatasi berkat adanya bantuan dari berbagai
pihak.
Teristimewa penulis sampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada
Ayah dan Ibu tercinta dan saudaraku sekalian yang telah memberi doa restu dan
segala pengorbanan yang begitu besar untuk keberhasilan penulis dalam menuntut
ix
ilmu sejak kecil sampai sekarang ini. Serta seluruh keluarga besar saya yang telah
memberikan doa restu, dorongan dan semangat untuk mendambakan keberhasilan
saya. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi kebaikan dan
cahaya penerang di kehidupan dunia dan akhirat. Banyak hambatan yang dilalui
penulis dalam penyusunan skripsi ini, namun karena berkat kehendak Nyalah
sehingga penulis berhasi menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1) Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2) Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
3) Mukhlis, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
4) Dr. Alimuddin, M.Si. sebagai Pembimbing I dan Ma’rup, S.Pd., M.Pd. sebagai
Pembimbing II atas segala kesediaan dan kesabarannya meluangkan waktu,
tenaga, dan pikirannya dalam membimbing dan mengarahkan penulis mulai
dari awal penyusunan skripsi ini sampai pada tahap penyelesaian.
5) Dr. Ilham Minggi, M.Si. Sebagai Validator I dan Prof. Dr. Usman Mulbar,
M.Pd. Sebagai Validator II atas segala bimbingan, motivasi dan dorongan yang
diberikan dalam penyusunan instrumen penelitian.
x
6) Andi Adam, S. Pd., M.Pd. selaku Penasihat Akademik atas bimbingan dan
nasihat yang sangat berharga selama penulis menempuh pendidikan di
Universitas Muhammadiyah Makassar.
7) Bapak dan Ibu Dosen serta staf pegawai dalam lingkup Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman selama
menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar.
8) Bapak Guru serta Staf Tata Usaha SMA Islam Terpadu Wahdah Islamiyah
Kota Makassar atas perhatian dan kerja samanya serta dengan senang hati
menerima dan membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian ini.
9) Saudara-saudariku Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
khususnya Geometri 2015 A atas dukungan dan kerjasamanaya.
10) Siswa SMA Islam Terpadu Wahdah Islamiyah Kota Makassar Khususnya
Kelas X IPA, atas partisipasi dan kesediaanya membantu selama proses
penelitian.
11) Sahabat yang senantiasa mendukung dan mensupport segala kegiatan dalam
penyusunan skripsi ini
12) Serta semua pihak yang tidak sempat dituliskan satu persatu yang telah
memberikan bantuannya kepada penulis secara langsung maupun tidak
langsung, semoga menjadi amal ibadah di sisi-Nya.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas amal ibadah dan bantuan
yang diberikan dengan tulus ikhlas serta limpahan rahmat dan karunia-Nya
senantiasa tercurah kepada kita semua. Aamiin.
xi
Sebagai seorang yang masih dalam tahap belajar, tentu saja skripsi ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk itu penulis dengan hati terbuka menerima
segala kritik dan saran yang bersifat konstruktif, guna perbaikan dan peningkatan
kualitas penulis dimasa yang akan datang. Mudah-mudahan skripsi ini dapat
memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis.
Makassar, Februari 2021
Penulis
xii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN................................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN .................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Penelitian .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
E. Batasan Masalah................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 9
A. Kajian teori ........................................................................................... 9
1. Kemampuan Berpikir Kritis ........................................................... 10
2. Adversity Quotient .......................................................................... 15
xiii
a. Bentuk Dan Tipe Adversity Quotient ....................................... 15
b. Aspek Atau Dimensi Adversity Quotient ................................. 16
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 19
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 19
B. Tempat Penelitian................................................................................. 19
C. Fokus Penelitian ................................................................................... 19
D. Subyek Penelitian ................................................................................. 19
E. Prosedur Penelitian............................................................................... 20
F. Instrument Penelitian ........................................................................... 20
G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 20
H. Uji Keabsahan Data.............................................................................. 21
I. Teknik Analisis Data ............................................................................ 21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 24
A. Hasil penelitian..................................................................................... 24
B. Deskripsi Hasil Adversity Response Profile ARP ................................ 25
C. Deskripsi Pemilihan Subyek Penelitian ............................................... 26
D. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Berbasis Wawancara 27
E. Triangulasi Data ................................................................................... 60
F. Pembahasan .......................................................................................... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 72
A. Kesimpulan .......................................................................................... 72
B. Saran ..................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 75
xiv
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Indikator Kemampuan Berpikir kritis ............................................. 8
Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Berpikir kritis Menurut Ennis .................... 10
Tabel 2.2 Indikator Kemampuan Berpikir kritis Yang Dipakai Peneliti ........ 13
Tabel 4.1. Pengelompokan Tipe Adversity Quotient (AQ) ............................ 23
Tabel 4.2 Daftar Nama Subyek Penelitian ...................................................... 25
Tabel 4.3 Triangulasi Data Subyek I (MF) pada Tes Berbasis Wawancara I
dan II ............................................................................................... 60
Tabel 4.4 Triangulasi Data Subyek 2 (AJ) pada Tes Berbasis Wawancara I
dan II ............................................................................................... 62
Tabel 4.5 Triangulasi Data Subyek 3 (AK) pada Tes Berbasis Wawancara I
dan II ............................................................................................... 64
Tabel 4.6 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Adversity Quoatient Tipe
Climbers, Campers, Quitters .......................................................... 68
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Lembar Jawaban Tes I Kemampuan Berpikir Kritis Subjek MF
Tipe Climbers ............................................................................ 27
Gambar 4.2 Lembar Jawaban Tes I Kemampuan Berpikir Kritis Subjek MF
Tipe Climbers ............................................................................ 29
Gambar 4.3 Lembar Jawaban Tes I Kemampuan Berpikir Kritis Subjek MF
Tipe Climbers ............................................................................ 30
Gambar 4.4 Lembar Jawaban Tes I Kemampuan Berpikir Kritis Subjek MF
Tipe Climbers ............................................................................ 31
Gambar 4.5 Lembar Jawaban Tes I Kemampuan Berpikir Kritis Subjek MF
Tipe Climbers ............................................................................ 32
Gambar 4.6 Lembar Jawaban Tes II Kemampuan Berpikir Kritis Subjek MF
Tipe Climbers ............................................................................ 33
Gambar 4.7 Lembar Jawaban Tes II Kemampuan Berpikir Kritis Subjek MF
Tipe Climbers ............................................................................ 34
Gambar 4.8 Lembar Jawaban Tes II Kemampuan Berpikir Kritis Subjek MF
Tipe Climbers ............................................................................ 35
Gambar 4.9 Lembar Jawaban Tes II Kemampuan Berpikir Kritis Subjek MF
Tipe Climbers ............................................................................ 36
Gambar 4.10 Lembar Jawaban Tes II Kemampuan Berpikir Kritis Subjek MF
Tipe Climbers ............................................................................ 37
Gambar 4.11 Lembar Jawaban Tes I Kemampuan Berpikir Kritis Subjek AJ
Tipe Campers ............................................................................. 39
Gambar 4.12 Lembar Jawaban Tes I Kemampuan Berpikir Kritis Subjek AJ
Tipe Campers ............................................................................. 40
Gambar 4.13 Lembar Jawaban Tes I Kemampuan Berpikir Kritis Subjek AJ
Tipe Campers ............................................................................. 41
Gambar 4.14 Lembar Jawaban Tes I Kemampuan Berpikir Kritis Subjek AJ
Tipe Campers ............................................................................. 42
Gambar 4.15 Lembar Jawaban Tes I Kemampuan Berpikir Kritis Subjek AJ
Tipe Campers ............................................................................. 43
xvii
Gambar 4.16 Lembar Jawaban Tes II Kemampuan Berpikir Kritis Subjek AJ
Tipe Campers ............................................................................. 44
Gambar 4.17 Lembar Jawaban Tes II Kemampuan Berpikir Kritis Subjek AJ
Tipe Campers ............................................................................. 46
Gambar 4.18 Lembar Jawaban Tes II Kemampuan Berpikir Kritis Subjek AJ
Tipe Campers ............................................................................. 47
Gambar 4.19 Lembar Jawaban Tes II Kemampuan Berpikir Kritis Subjek AJ
Tipe Campers ............................................................................. 48
Gambar 4.20 Lembar Jawaban Tes II Kemampuan Berpikir Kritis Subjek AJ
Tipe Campers ............................................................................. 49
Gambar 4.21 Lembar Jawaban Tes I Kemampuan Berpikir Kritis Subjek AK
Tipe Quitters .............................................................................. 50
Gambar 4.22 Lembar Jawaban Tes I Kemampuan Berpikir Kritis Subjek AK
Tipe Quitters .............................................................................. 51
Gambar 4.23 Lembar Jawaban Tes I Kemampuan Berpikir Kritis Subjek AK
Tipe Quitters .............................................................................. 52
Gambar 4.24 Lembar Jawaban Tes I Kemampuan Berpikir Kritis Subjek AK
Tipe Quitters .............................................................................. 53
Gambar 4.25 Lembar Jawaban Tes I Kemampuan Berpikir Kritis Subjek AK
Tipe Quitters .............................................................................. 54
Gambar 4.26 Lembar Jawaban Tes II Kemampuan Berpikir Kritis Subjek AK
Tipe Quitters .............................................................................. 55
Gambar 4.27 Lembar Jawaban Tes II Kemampuan Berpikir Kritis Subjek AK
Tipe Quitters .............................................................................. 56
Gambar 4.28 Lembar Jawaban Tes II Kemampuan Berpikir Kritis Subjek AK
Tipe Quitters .............................................................................. 57
Gambar 4.29 Lembar Jawaban Tes II Kemampuan Berpikir Kritis Subjek AK
Tipe Quitters .............................................................................. 58
Gambar 4.30 Lembar Jawaban Tes II Kemampuan Berpikir Kritis Subjek AK
Tipe Quitters .............................................................................. 59
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Siswa atau yang biasa disebut pembelajar merupakan salah satu muatan
pendidikan yang tidak boleh dilepaskan, karena tanpa siswa maka proses
pembelajaran tidak akan berjalan. Siswa merupakan bagian integral dari
manusia dan menempati posisi sentral dalam proses pengajaran. Dalam proses
pengajaran, siswa sebagai pihak yang ingin menggapai kesuksesan dimasa
yang akan datang.
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 peserta didik merupakan anggota
masyarakat yang berupaya mengembangkan potensinya melalui jalur,
tingkatan, dan jenis proses belajar mengajar tertentu.
Pendidikan merupakan studi tentang pengetahuan, keterampilan dan
kebiasaan sekelompok orang, melalui pengajaran, pelatihan atau penelitian,
sehingga dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Pendidikan biasanya dilakukan di bawah bimbingan orang lain, tetapi dapat
juga dilakukan atas dasar pembelajaran mandiri.
Sejalan dengan tujuan nasional pendidikan Indonesia yaitu
mengembangkan potensi peserta didik menjadi orang yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat dan sadar,
kompeten, kreatif, mandiri dan warga negara yang kompeten, kreatif, mandiri,
demokratis dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, pendidikan harus
diselenggarakan dalam sistem pendidikan yang menitikberatkan pada
2
bagaimana mendidik peserta didik yang mampu berpikir kritis dan kreatif serta
menemukan ilmu baru.
Matematika memegang peranan penting dalam segala aspek kehidupan.
dalam arti memiliki logika berpikir yang baik dan pemahaman dasar
matematika yang memadai, seseorang dapat dengan lebih baik menghadapi
berbagai fenomena dan permasalahan yang dihadapinya. Bagaimana seseorang
dapat dengan cepat dan baik menangani masalah yang dihadapi setiap hari,
membuat keputusan yang wajar dan menentukan prioritas dari berbagai pilihan
yang tersedia, hampir semua pilihan melibatkan analisis matematika dan
keterampilan logika. Pengambilan keputusan yang salah, merasa diprioritaskan
daripada logika (di bagian tertentu) atau kesalahan penentuan prioritas dapat
menyebabkan hasil yang sama sekali berbeda dari yang kita harapkan.
Berpikir kritis merupakan aktivitas mental yang penting, yang
melibatkan kerja otak, seperti memecahkan masalah, membuat keputusan,
menganalisis hipotesis, dan melakukan penelitian ilmiah. Ketika seorang anak
bertanya kepada orang lain dalam kata "apa warna pelangi", tidak ada bentuk
pemikiran kritis. Akan tetapi, jika anak bertanya dengan kata-kata: “Mengapa
pelangi berwarna-warni?” Ini menunjukkan bahwa anak telah memikirkannya
dengan serius.
Berdasarkan hasil penelitian Hidayanti (2016) pada skripsi “Analisis
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Kelas IX Pada Materi Kesebangunan”
Berdasarkan hasil yang temukan disimpulkan bahwa kemampuan berpikir
kritis siswa kelas IX SMP masih sangat rendah. Hal ini dikarenakan kurang
3
dari 50% siswa yang memenuhi indikator kemampuan berpikir kritis. Apalagi
dari segi analisis, evaluasi dan analisis indikator inferensi masih sangat rendah.
Hal ini disebabkan oleh belum optimalnya konsep kese-bangunan siswa, dan
siswa sangat ingin mengambil kesimpulan tanpa melakukan analisis terlebih
dahulu. Menurut Ketut Samsur Rohman (2018) dalam skripsinya berjudul
“Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Garis Dan Sudut Di
Kelas Vii-D SMP Negeri 7 Kendari” dari hasil analisis data dan pembahasan
yang telah diuraikan di BAB sebelumnya, dapat disimpulkan hasil tes
kemampuan berpikir kritis materi garis dan sudut SMP Negeri 7 Kendari oleh
siswa kelas VII d menunjukkan bahwa 3 siswa (12%) termasuk pada kriteria
sangat kritis, 8 siswa (32%) dalam kriteria kritis, 10 siswa (40%) dalam kriteria
tidak kritis, dan 3 siswa (12%) dalam kriteria sangat kurang kritis. Menurut
Retno Wulan Dari (2020) pada skripsi yang berjudul “Deskripsi Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa SMAN 8 Muaro Jambi” Berdasarkan hasil analisis data
dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa siswa SMAN 8 Muaro Jambi kelas
XI MIPA memiliki kemampuan berpikir kritis rendah. Hal tersebut dibuktikan
dari persentasi yang ditunjukkan oleh data. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kemampuan berpikir kritis. Salah satu penyebanya adalah
kurang memahami konsep dan terjadinya miskonsepsi pada materi suhu dan
kalor. Ini merupakan faktor yang menyebabkan siswa kesulitan dalam
mengerjakan soal tes. Penyebab-penyebab kesulitan siswa tersebut
mempengaruhi hasil belajarnya. Dari 3 penelitian terdahulu diatas dapat dilihat
4
bahwa kemampuan berpikir kritis siswa masih sangat kurang dan butuh
beberapa perhatian oleh guru.
Dan Kemampuan seseorang dalam mengubah dan menghadapi masalah
dalam hidup, mengubahnya menjadi tantangan yang harus diselesaikan
semaksimal mungkin disebut Adversity Quotient (AQ).
Kecerdasan manusia yang diperkenalkan oleh Paul G. Stoltz pada tahun
1997 yaitu Adversity Quotient (AQ). Pada bukunya, The Adversity Quotient of
Converting Obstacles into Opportunities. Adversity dari bahasa Inggris yang
berarti kegagalan atau kemalangan. Menurut Stoltz Adversity Quotient (AQ),
adalah kecerdasan seseorang untuk secara teratur mengatasi rintangan atau
kesulitan. Kecerdasan ini membantu seseorang memperkuat kemampuan dan
ketekunan mereka untuk mengatasi tantangan sehari-hari.
Dalam AQ, sekelompok atau tipe orang dibedakan jadi tiga jenis, yaitu
quitters, campers, dan climbers. Quitters adalah kelompok orang yang berhenti
di tengah-tengah pendakian. Mereka mudah menyerah, mudah patah semangat,
cenderung pasif, dan tidak berkeinginan untuk mencapai puncak kesuksesan.
Campers setidaknya sudah merespon tantangan. Para Campers tidak mencapai
puncak dan mudah berpuas diri dengan apa yang telah dicapai. Mereka masih
berusaha memenuhi kebutuhannya akan keamanan, kenyamanan,
kebersamaan, masih bisa melihat dan merasakan tantangan. Climbers adalah
sekumpulan orang yang selalu berusaha untuk menggapai puncak kesuksesan,
mampu menghadapi segala rintangan, dan selalu mengangkat diri menuju
keberhasilan. Climbers melakukan perubahan tantangan dan akan terus
5
berjuang agar sukses tidak memandang latar belakang, untung, rugi, kesialan
serta keberuntungan.
Selain itu, berdasarkan obsevasi pendahuluan yang telah dilakukan di
SMA Islam Terpadu Wahda Islamiyah Kelas X IPA terlihat pada saat
pembelajaran berlangsung, ada beberapa siswa yang aktif bertanya dan
menyampaikan argumennya, ada yang hanya duduk memperhatikan dan ada
pula yang hanya bermain dengan teman sebangku. Pada saat guru memberikan
soal untuk dikerjakan, siswa yang aktif sering kali memberikan pertanyaan
kepada guru terkait soal yang dikerjakan dan mempertimbangkan metode-
metode penyelesaian sehingga ia dapat menjawab soal tersebut dengan benar,
siswa yang tadinya hanya memperhatikan ia hanya mengerjakan soal seadanya
dan sekedar coba-coba tanpa memperdulikan apakah ada metode penyelesaian
yang lain, sedangkan siswa yang bermain di kelas kesulitan dalam
menyelesaikan soal tersebut dan hanya menulis kembali soal yang diberikan.
Beberapa siswa menyelesaikan masalah yang ada dengan metode yang benar
tapi tidak dapat menemukan penyelesaiannya. Adapula siswa lainnya tidak
dapat menyelesaikan masalah dengan benar pada materi tersebut dikarenakan
Siswa tidak dapat mengambil langkah yang tepat untuk menyelesaikan
masalah yang ada. Siswa menyelesaikan masalah tersebut dengan cara coba-
coba, bukan menggunakan metode yang sesuai. Siswa mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan masalah matematika meskipun mereka sudah
mempelajari materi tersebut.
6
Di sini terlihat bahwa ada beberapa siswa yang berpikir secara kritis
dalam mengerjakan soal yang diberikan dengan memperhatikan metode-
metode yang akan digunakan dan ada pula yang mengerjakan seadanya.
Untuk mengetahui lebih lanjut maka perlu diteliti bagaimana
kemampuan berpikir kritis siswa SMA Islam Terpadu Wahda Islamiyah
ditinjau dari Adversity Quotient. Tujuan penelitian ini adalah untuk bagaimana
kemampuan berpikir kritis siswa SMA Islam Terpadu Wahda Islamiyah dari
masing-masing tipe AQ.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka adapun rumusan masalah yang
diperoleh yaitu,
1. Bagaimana deskripsi kemampuan berpikir kritis siswa SMA tipe climber?
2. Bagaimana deskripsi kemampuan berpikir kritis siswa SMA tipe camper?
3. Bagaimana deskripsi kemampuan berpikir kritis siswa SMA tipe quitter?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini yaitu:
1. Mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa SMA tipe climber
2. Mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa SMA tipe camper
3. Mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa SMA tipe quitter
7
D. Manfaat Penelitian
Adapun yang diharapkan dari hasil penelitian ini agar dapat bermanfaat
sebagai berikut;
1. Secara teori
Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan
pemahaman tentang kemampuan berpikir kritis, serta menambah dan
mengembangkan pengetahuan tentang Adversity Quotient yang ada pada
masing-masing siswa.
2. Secara praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan agar guru dapat
memilih metode pembelajaran yang sesuai nantinya, dilihat dari masing-
masing Adversity Quotient siswa.
E. Batasan Masalah
Untuk memastikan bahwa penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan
semula yang direncanakan, sehingga memudahkan dalam memperoleh data
dan informasi yang diperlukan, maka penulis menetapkan batasan masalah
dalam penelitian ini antara lain:
1. Kemampuan berpikir kritis salah satu keterampilan tingkat tinggi yang
sangat penting diajarkan kepada siswa selain keterampilan berpikir kreatif
8
2. Indikator kemampuan berpikir kritis
Tabel 1.1. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
No. Keterampilan
Berpikir
Kritis
Indikator
1. Memberikan
penjelasan
sederhana
- Siswa Mampu menentukan dan
menjelaskan mengenai masalah apa
yang ditemukan dari soal yang
diberikan.
2. Membangun
ketrampilan dasar
- Siswa dapat menuliskan keterangan
simbol atau model matematika dari
soal yang telah ditentukan
- Siswa mampu mempertimbangkan
metode atau cara yang tepat untuk
menyelesaikan soal, serta kemampuan
memberikan alasan.
3. Membuat
kesimpulan
- Siswa mampu menyimpulkan hasil
akhir dari soal yang telah diberikan
4. Memberikan
penjelasan lebih
lanjut
- Siswa memberikan penjelasan lebih
lanjut mengenai hasil yang didapatkan
sesuai dengan permasalahan yang
disediakan.
5. Mengatur strategi
dan taktik
- Siswa dapat menentukan suatu
tindakan untuk menyelesaikan soal dan
merumuskan solusi alternatif.
3. Adversity Quotient merupakan kecerdasan seseorang dalam menghadapi
rintangan dan kesulitan secara teratur.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kemampuan Berpikir Kritis
Santrock (2014) menyatakan dalam bukunya Berpikir merupakan
manipulasi dan mengubah informasi dalam memori. Berpikir bertujuan
membangun konsep, alasan, berpikir kritis, pengambilan keputusan, berpikir
kreatif dan pemecahan masalah. Dalam berpikir siswa akan melakukan proses
berpikir, sehingga siswa dapat mengemukakan gagasannya dalam
memecahkan masalah. Beberapa perkembangan berpikir kritis diakibatkan
adanya perubahan kognitif pada remaja, seperti peningkatan kecepatan,
otomatisasi, dan kemampuan pemrosesan informasi membebaskan sumber
daya kognitif untuk tujuan lain. Kemampuan untuk membentuk kombinasi
pengetahuan baru di berbagai bidang atau pengetahuan lain ditingkatkan,
dengan cakupan lebih luas, menggunakan strategi atau prosedur yang lebih
spontan, seperti merencanakan, mempertimbangkan alternatif, serta
pemantauan kognitif. Ennis (1993) Mengungkapkan berpikir kritis berarti
berpikir secara wajar dengan menekankan pengambilan keputusan tentang apa
yang harus dipercaya atau apa yang harus dilakukan. Ada tiga tingkatan
berpikir kritis, yaitu analisis, sintesis, dan evaluasi. Berpikir kritis yang
dikemukakan Ennis lebih menitikberatkan pada pengambilan keputusan siswa
10
sehingga siswa memiliki kesempatan untuk menganalisis, menyintesis dan
mengevaluasi.
Ennis mengatakan ada dua belas keterampilan berpikir kritis yang
memungkinkan siswa untuk fokus pada pertanyaan, termasuk ide merumuskan
pertanyaan, menentukan atau merumuskan kemungkinan jawaban, dan
mempertanggujawabkan argumen mereka. Keterampilan yang ditunjukkan
Ennis yakni:
Tabel 2.1. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis
NO. Kelompok Indikator Sub Indikator
1. Memberikan
penjelasan
sederhana
Memfokuskan
pertanyaan
Mengidentifikasi atau
merumuskan
pertanyaan
Mengidentifikasi atau
merumuskan kriteria
untuk
mempertimbangkan
kemungkinan
jawaban
Menjaga kondisi
berpikir
Menganalisis argumen
Mengidentifikasi
kesimpulan
Mengidentifikasi
kalimat-kalimat
pertanyaan
Mengidentifikasi
kalimat-kalimat
bukan pertanyaan
Mengidentifikasi dan
menangani suatu
ketidaktepatan
Melihat struktur dari
suatu argumen
Membuat ringkasan
11
NO. Kelompok Indikator Sub Indikator
Bertanya dan
menjawab pertanyaan
Memberikan
penjelasan sederhana
Menyebutkan contoh
2. Membangun
keterampilan
dasar
Mempertimbangkan
apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak
Mempertimbangkan
keahlian
Mempertimbangkan
kemenarikan konflik
Mempertimbangkan
kesesuaian sumber
Mempertimbangkan
reputasi
Mempertimbangkan
penggunaan prosedur
yang tepat
Mempertimbangkan
risiko untuk reputasi
Kemampuan untuk
memberikan alasan
Kebiasaan berhati-
hati
Mengobservasi dan
mempertimbangkan
laporan observasi
Melibatkan sedikit
dugaan
Menggunakan waktu
yang singkat antara
observasi dan laporan
Melaporkan hasil
observasi
Merekam hasil
observasi
Menggunakan bukti-
bukti yang benar
Menggunakan akses
yang baik
Menggunakan teknologi
Mempertanggungjaw
abkan hasil observasi
3. Menyimpulkan Mendeduksi dan
mempertimbangkan
hasil deduksi
Siklus logika Euler
Mengkondisikan
logika
Menyatakan tafsiran
12
NO. Kelompok Indikator Sub Indikator
Menginduksi dan
mempertimbangkan
hasil induksi
Mengemukakan hal
yang umum
Mengemukakan
kesimpulan dan
hipotesis
mengemukakan
hipotesis
merancang
eksperimen
menarik kesimpulan
sesuai fakta
menarik kesimpulan
dari hasil menyelidiki
Membuat dan
menentukan hasil
pertimbangan
Membuat dan
menentukan hasil
pertimbangan
berdasarkan latar
belakang fakta-fakta
Membuat dan
menentukan hasil
pertimbangan
berdasarkan akibat
Membuat dan
menentukan hasil
pertimbangan
berdasarkan
penerapan fakta
Membuat dan
menentukan hasil
pertimbangan
keseimbangan dan
masalah
4. Memberikan
penjelasan
lanjut
Mendefinisikan istilah
danmempertimbangkan
suatu definisi
Membuat bentuk
definisi
Strategi membuat
definisi
bertindak dengan
memberikan
penjelasan lanjut
mengidentifikasi dan
menangani
ketidakbenaran yg
disengaja
Membuat isi definisi
13
NO. Kelompok Indikator Sub Indikator
Mengidentifikasi
asumsi-asumsi
Penjelasan bukan
pernyataan
Mengonstruksi
argumen
5. Mengatur
strategi dan
taktik
Menentukan suatu
tindakan
Mengungkap masalah
Memilih kriteria
untuk
mempertimbangkan
solusi yang mungkin
Merumuskan solusi
alternatif
Menentukan tindakan
sementara
Mengulang kembali
Mengamati
penerapannya
Berinteraksi dengan
orang lain
Menggunakan
argumen
Menggunakan
strategi logika
Menggunakan
strategi retorika
Menunjukkan posisi,
orasi, atau tulisan
Berdasarkan penjelasan indikator keterampilan berpikir kritis di atas,
maka keterampilan berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.2. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Yang Dipakai Peneliti
No. Keterampilan
Berpikir
Kritis
Indikator
1. Memberikan
penjelasan
sederhana
- Siswa Mampu menentukan dan
menjelaskan mengenai masalah apa yang
ditemukan dari soal yang diberikan.
14
No. Keterampilan
Berpikir
Kritis
Indikator
2. Membangun
ketrampilan dasar
- Siswa dapat menuliskan keterangan simbol
atau model matematika dari soal yang telah
ditentukan
- Siswa mampu mempertimbangkan metode
atau cara yang tepat untuk menyelesaikan
soal, serta kemampuan memberikan alasan
3. Membuat
kesimpulan
- Siswa mampu menyimpulkan hasil akhir
dari soal yang telah diberikan
4. Memberikan
penjelasan lebih
lanjut
- Siswa menjelaskan lebih lanjut mengenai
hasil yang didapatkan sesuai dengan
permasalahan yang disediakan.
5. Mengatur strategi
dan taktik
- Siswa dapat menentukan tindakan untuk
menyelesaikan soal dan menemukan solusi
alternatif.
Bobbi De Porter. dkk (2013:298) mengungkapkan bahwa berpikir kritis
bukan hanya keterampilan berpikir kreatif, tetapi juga salah satu keterampilan
lanjutan terpenting yang diajarkan kepada siswa. Dalam berpikir kritis, kita
mempraktikkan atau membuat penilaian atau evaluasi yang cermat, seperti
mengevaluasi kelayakan ide atau produk.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas tentang berpikir kritis, dapat
dijelaskan bahwa berpikir kritis adalah suatu pemikiran yang teratur dan
sistematis, pemahaman yang mendalam tentang proses aktif dan cara berpikir
suatu informasi, kemudian membentuk suatu keyakinan akan ketepatan
informasi yang diperoleh dan pendapat yang dikomunikasikan. Proses yang
positif memperlihatkan keinginan dan motivasi untuk mendapatkan jawaban
sehingga mencapai pemahaman (Hendra Surya, 2013:159).
15
2. Adversity Quotient
AQ atau Adversity quotient, merupakan istilah baru untuk kecerdasan
seseorang yang dikenalkan dalam buku Paul G. Stoltz tahun 1997 dengan
berjudul Adversity Quotient: Transforming Obstacles into Opportunities.
Adversity dari bahasa Inggris berarti kegagalan atau kemalangan. Menurut
Stolz, AQ merupakan kecerdasan seseorang yang mampu melawan kendala
atau kesulitan dengan teratur. AQ dapat membantu seseorang meningkatkan
kemampuan dan ketekunannya untuk menghadapi tantangan sehari-hari dalam
hidup.
Intelligence (IQ) dan Emotional Intelligence (EQ) yang dulunya
dianggap sebagai faktor utama keberhasilan seseorang, tidak lagi dijadikan
pijakan. Pasalnya, ternyata banyak orang telah menemukan kenyataan yang
memperlihatkan bahwa seseorang dengan IQ dan EQ tinggi pun bisa gagal.
Namun, ia tak memungkiri bahwa kedua jenis kecerdasan itu bermanfaat.
Tetapi dia bertanya kenapa beberapa orang bisa bertahan dan terus maju, disaat
banyak orang pingsan dalam pukulan yang sulit, bahkan jika mereka berdua
pintar dan mudah bergaul. Menurut Stolz, adversity quotient menjadi pembeda
di antara keduanya.
a. Bentuk dan Tipe Adversity Quotient
Stoltz mengkategorikan 3 tipe orang dimisalkan melakukan
perjalanan menaiki gunung, yaitu quitters, campers, serta climbers.
Berikut penjelasan bentuk dan jenis adversity quotient;
16
1) Quitters (mereka yang berhenti). Inilah orang-orang yang berhenti
mendaki (analogi mendaki gunung seperti yang disebutkan di atas).
Orang yang berhenti, bertindak lurus, menunjukkan ambisi rendah,
kurang antusias dan kualitas rendah. Tipe orang seperti ini berhenti di
tengah proses pendakian, mereka mudah menyerah.
2) Campers (berkemah) adalah orang-orang yang cukup termotivasi dan
berusaha, tetapi tidak cukup serius untuk mencapai tujuan mereka,
sehingga mereka sering memilih untuk berhenti sebentar saat merasa
lelah atau jenuh dengan tantangan.
3) Climbers (pendaki) adalah orang-orang yang diharapkan berhasil.
Mereka tidak mau menyerah pada kesulitan. Tetap berjuang untuk
suatu tujuan, kreatif, bersemangat dan percaya diri. mereka
merupakan pemikir yang terus memikirkan kemungkinan serta tidak
akan membiarkan usia, jenis kelamin, ras, kecacatan fisik atau mental
atau halangan lainnya menghalangi pendakian mereka.
b. Aspek atau Dimensi Adversity Quotient
Stoltz membagi aspek atau dimensi dasar menjadi empat, yang
mampu menghasilkan kapabilitas adversity quotient yang tinggi yang
disingkat menjadi CO2RE (Control, Origin, Ownership, Reach and
Endurance) diuraikan sebagai berikut (Stoltz: 140-162):
1) Control (kendali)
Pengendalian atau kontrol merupakan kemampuan seseorang untuk
mengontrol serta mengatur kejadian yang akan memunculkan
17
kesulitan di kemudian hari. Pengendalian diri semacam ini akan
mempengaruhi tindakan balasan dari individu tersebut sepanjang
tujuan dan cita-cita individu tersebut, bahkan jika situasi saat ini sulit,
kita harus terus bekerja keras untuk mewujudkan keinginan kita.
2) Origin (asal-usul) dan ownership (pengakuan)
Dimana mana seseorang berdebat dengan dirinya sendiri ketika dia
mengetahui bahwa kesalahan itu bermula dari dirinya, atau sejauh
mana berdebat dengan seseorang atau dengan lingkungan sekitar yang
menjadi faktor kesulitan atau kegagalannya. Jenis rasa bersalah yang
tepat akan menginspirasi seseorang untuk melakukan sesuatu,
sedangkan rasa bersalah yang terlalu besar akan menyebabkan
kelumpuhan. Poin ini adalah pembukaan poin Ownership
mengungkapkan tingkat penerimaan seseorang atas konsekuensi
kesulitan dan kesediaan untuk bertanggung jawab atas kesalahan atau
kegagalan.
3) Reach (jangkauan)
Sejauh mana kesulitan mampu menembus kehidupan seseorang
menunjukkan bagaimana masalah tersebut mengganggu kegiatan lain,
meskipun tidak terkait masalah langsung. Jika adversity quotient
seseorang rendah, sehingga sulit untuk menembus aspek kehidupan
lainnya.
18
4) Endurance (daya tahan)
Daya tahan merupakan aspek ketahanan individu. Kecepatan dan
ketepatan dalam menyelesaikan masalah. Jadi dalam dimensi ini anda
bisa melihat kesulitan akan bertahan berapa lama dan penyebab
kesulitan akan bertahan berapa lama. Hal ini mengacu pada
pandangan sesorang tentang keabadian dari kerumitan yang sedang
berlangsung. Aspek ini mempengaruhi ekspektasi kondisi masa depan
yang baik atau buruk. Semakin tinggi ketahanan seseorang, semakin
ia dapat melawan berbagai kesulitan yang temuinya.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif.
B. Lokasi Penelitian
SMA Islam Terpadu Wahda Islamiyah yang bertempat di Jl. Antang
Raya No. 48 Kec. Manggala, Kota Makassar. Alasan peneliti memilihan lokasi
penelitian ini yaitu;
1. Sekolah tersebut memiliki data dan informasi yang dibutuhkan untuk
keperluan penelitian.
2. Pada sekolah tersebut penelitian serupa belum pernah dilakukan.
C. Fokus Penelitian
Difokuskan pada deskripsi kemampuan berpikir kritis siswa yang
ditinjau dari adversity quotient yaitu quitter, camper dan climber.
D. Subjek Penelitian
Subjek merupakan 3 siswa kelas X IPA SMA Islam Terpadu Wahda
Islamiyah Kota Makassar yang peneliti pilih berdasarkan AQ (Climber,
Camper, Quitter). Pada penelitian ini subjek ditentukan tidak secara acak,
tetapi dengan meminta pertimbangan dari guru dan beberapa pertimbangan
lainnya seperti hasil ulangan semester, keaktifan siswa saat belajar,
20
kemampuan siswa saat belajar. Mengungkapkan argumen atau cara berpikir
mereka baik secara lisan maupun tulisan, serta siswa kelas X IPA sudah
mempelajari materi tentang sistem persamaan linear.
E. Prosedur Penelitian
1. Tahapan Persiapan
a. Meminta persetujuan dipihak sekolah untuk melakukan observasi dan
akan ditindak lanjuti dengan penelitian
b. Bertemu dengan guru mata pelajaran matematika (guru Pamong)
c. Melakukan observasi dikelas dan menelaah kuriulum
d. Menyusun dan membuat instrumen penelitian
2. Tahap Pelaksanaan
a. Membagikan angket untuk mengetahui tipe AQ siswa.
b. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok sesuai tipe AQ.
c. Memberikan lembar tes kepada siswa (dilakukan 2 kali dalam waktu
yang berbeda).
d. Melakukan wawancara kepada siswa setelah mengerjakan tes.
3. Tahap Analisis
Ditahap ini data yang dikumpulkan akan dianalisis
F. Instrumen Penelitian
Penggolongan tipe AQ (Quitters, Campers dan Climbers), lembar soal
kemampuan berpikir kritis serta pedoman wawancara dan peneliti itu sendiri.
21
1) Adversity Respon Profil (ARP)
KISI –KISI ARP (ADVERSITY RESPONSE PROFILE) PADA
ADVERSITY QUOTIENT
Keterangan : soal terdiri dari 20 kasus pertanyaan.
Indikator (Dimensi Adversity Quotient :
Pengukuran Indikator
Butir Soal
Jumlah
CO2RE)
1. Control (Kendali) tingkat kendali yang dirasakan terhadap peristiwa yang menimbulkan kesulitan
Kontrol dari peserta didik saat merasakan adanya
kesulitan
1, 7, 13, 15, 17 5
2. Origin (asal usul dan Ownership (pengakuan)
Or : Pengakuan terhadap asal usul adanya kesulitan
2, 6, 11, 16, 18 5
Ow : Pengakuan terhadap terjadinya kesulitan
3. Reach (Jangkauan) sejauh mana kesulitan dianggap dapat menjangkau kebagian bagian lain dari kehidupan
Pengakuan peserta didik akan sejauh mana kesulitan
dianggap dapat menjangkau
kebagian-bagian lain dari
kehidupan
3, 5, 9, 12, 20 5
4. Endurance (Daya Tahan) Anggapan peserta didik akan berapa lama kesulitan itu akan
berlangsung dan berapa
lamakah penyebab kesulitan itu
akan berlangsung
4, 8, 10, 14, 19 5
Jumlah 20
22
Angket Adversity Quotient (AQ)
Nama :
No/Kelas :
Petunjuk Pengisian
1. Bacalah dengan seksama setiap pernyataan dibawah ini dengan baik.
2. Ini bukan tes. Setiap butir pernyataan bertujuan memberi pemahaman-
pemahaman baru mengenai aspek penting tentang cara anda berfikir, belajar
dan bekerja.
3. Ada 20 peristiwa yang mengandung hambatan/kesulitan. Selesaikan
pernyataan-pernyataan untuk setiap peristiea dengan cara sebagai berikut:
a. Bayangkan setiap pernyataan sebagai suatu peristiwa yang hidup, seolah-olah
sedang terjadi meskipun tampaknya tidak realistis.
b. Untuk kedua pertanyaan yang mengikuti setiap peristiwa, lingkarilah salah
satu angka 1, 2, 3, 4, 5 yang merupakan jawaban anda.
Contoh:
Saya merasa takut apabila ditunjuk guru untuk menjawab pertanyaan di kelas
a. Penyebab saya merasa takut karena:
Kemampuan saya
(semua aspek kehidupan)
1 2 3 4 5 Hanya suatu kebetulan saja
b. Peristiwa tersebut:
Akan selalu saya raakan 1 2 3 4 5 Tidak pernah saya rasakan
23
1. Nilai saya yang paling rendah diantara semua teman kelas saya
Penyebab nilai saya paling rendah diantara semua teman kelas saya :
Tidak dapat saya atasi 1 2 3 4 5 Dapat saya atasi
2. Teman-teman satu kelas saya tidak mau menerima ide dan pendapat
saya saat diskusi dan tanya jawab dalam kelompok
Penyebab teman-teman tidak menerima ide dan pendapat saya karena:
Saya sendiri 1 2 3 4 5 Orang lain atau faktor lain
3. Saya dikritik tema-teman saat presentasi didepan kelas
Konsekuensi dari situasi ini akan:
Mempengaruhi semua
aspek
1 2 3 4 5 Hanya terjadi pada situasi ini
4. Pada saat presentasi di depan kelas, teman-teman saya tidak
memperhatikan
Hal tersebut :
Akan terus terjadi 1 2 3 4 5 Tidak akan terjadi lagi
5. Saran saya tidak didengarkan oleh teman-teman saya
Konsekuensi dari situasi ini akan:
Mempengaruhi semua
aspek
1 2 3 4 5 Hanya terjadi pada situasi ini
6. Hubungan saya dengan guru tidak baik (harmonis)
Sejauh mana anda merasa bertanggung jawab untuk memperbaiki situasi ini?
24
Bukan tanggung jawab
saya
1 2 3 4 5 Tanggung jawab saya
sepenuhnya
7. Saya mengikuti ekstrakulikuler yang pembinanya jarang masuk
Penyebab pembina ekstrakulikuler jarang masuk:
Tidak dapat saya atasi 1 2 3 4 5 Dapat saya atasi
8. Nilai UTS saya di bawah KKM, sehingga saya harus melakukan
remidi semua mata pelajaran
Hal tersebut :
Akan terus terjadi 1 2 3 4 5 Tidak akan terjadi lagi
9. Saya mendapat nilai baik saat ulangan pada mata pelajaran yang
paling saya anggap sulit
Saya mendapat nilai baik karena :
Kemampuan saya 1 2 3 4 5 Hanya suatu kebetulan
10. Saya tidak dipercaya oleh sahabat dekat saya
Hal tersebut :
Akan terus terjadi 1 2 3 4 5 Tidak akan terjadi lagi
11. Saya ditunjuk guru untuk mewakili sekolah
Saya ditunjuk guru karena :
Kemampuan saya 1 2 3 4 5 Orang lain atau faktor lain
25
12. Nilai raport saya ada angka merah
Penyebab raport saya ada angka merahnya karena:
Saya 1 2 3 4 5 Hanya suatu kebetulan
13. Saya terlambat tiba di sekolah
Penyebab saya terlambat :
Tidak dapat saya atasi 1 2 3 4 5 Dapat saya atasi
14. Saya tidak lulus UTS
Peristiwa tersebut :
Akan terus terjadi 1 2 3 4 5 Tidak akan terjadi lagi
15. Pagi ini ada ulangan tapi saya bangun kesiangan
Penyebab bangun kesiangan :
Tidak dapat saya atasi 1 2 3 4 5 Dapat saya atasi
16. Saya terpilih menjadi ketua kelas
Penyebab saya terpilih :
Kemampuan saya 1 2 3 4 5 Orang lain atau faktor lain
17. Saya terpilih untuk memimpin teman satu kelas
Penyebab saya terpilih :
Tidak dapat saya atasi 1 2 3 4 5 Dapat saya atasi
18. Saat nilai saya turun, guru memperingatkan saya
Peristiwa tersebut :
26
Bukan tanggung jawab
saya
1 2 3 4 5 Tanggung jawab saya
sepenuhnya
19. Saya tidak naik kelas
Peristiwa tersebut :
Akan terus terjadi 1 2 3 4 5 Tidak akan terjadi lagi
20. Saya tidak dipilih teman menjadi kapten tim sepak bola
Peristiwa tersebut
Mempengaruhi segala
aspek
1 2 3 4 5 Hanya terjadi pada situasi ini
saja
PENILAIAN THE ARP QUICKTAKE
LANGKAH SATU: Masukkan nomor yang Anda lingkari untuk masing-masing
pertanyaan di atas ke dalam kotak yang sesuai di bawah ini. Misalnya, jika Anda
melingkari 4 untuk pertanyaan nomor 2, Anda akan memasukkan angka "4" di
sebelah pertanyaan nomor 2 di bawah ini.
C O R E
1. 2. 3. 4.
7. 6. 5. 8.
13. 11. 9. 10.
15. 16. 12. 14.
17. 18. 20. 19.
LANGKAH DUA : Masukkan total untuk setiap kolom di tabel di bawah ini.
Total C + Total O
+
Total R + Total E
=
Total from
CORE
27
LANGKAH KETIGA: Tambahkan keempat total dari Langkah Dua, lalu kalikan
angka itu dengan 2.
X 2 =
Total from
CORE
Tabel Kategori AQ berdasarkan skor ARP
No. Skor Kategori Siswa
1. 0 - 177 Quitter (QT)
2. 118 - 134 Peralihan quitter menuju
camper (QT-CP)
3. 135 - 160 Camper (CP)
4. 161 - 177 Peralihan camper
menuju climber (CP-CB)
5. 178 - 200 Climber (CB)
The Adversity Response Profile (ARP) was developed by Paul G.
Stoltz, the originator of the Adversity Quotient (AQ) and Peak
Learning (www.peaklearning.com).
2) Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Kelas/Semester : X/II
Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linear Dua variabel
Waktu : 2 x 40 menit
Nama : ...........................................
AQ YOUR AQ QUICKTAKE™ SCORE
28
Nis : ...........................................
Kelas : ...........................................
PETUNJUK PENGERJAAN SOAL :
Selesaikan soal berikut untuk menjawab pertanyaan di bawah!
Patin ingin melakukan lompat tali. Misalnya, tali yang dipakai oleh Patin
mempunyai panjang 70 cm lebih pendek dari tinggi Patin. Supaya tali tidak
tersangkut di tubuh Patin, maka setidaknya tali yang digunakan harus mempunya
panjang dua kali lebih panjang dari ukuran sebelumnya. Sehingga, jika diukur
kembali, maka ukuran dua kali panjang tali akan 30 cm lebih panjang dari tinggi
Patin. Tentukan berapa ukuran panjang tali yang digunakan serta tinggi badan
Patin! Dan berapakah panjang tali yang di butuhkan agar tidak tersangkut di badan
patin?
1. Apa yang kamu ketahui dari soal diatas?
2. Metode apakah yang kamu gunakan untuk menyelesaikan soal diatas?
3. Jelaskan jawabanmu diatas menggunakan kata-katamu sendiri!
4. Apakah ada metode atau cara lain untuk menyelesaikan soal diatas? Jika
ada coba tunjukkan!
NO. JAWABAN
INDIKATOR
KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS
1. Diketahui :
Langkah pertama yang bisa kita lakukan
yaitu dengan cara mengganti seluruh
besaran yang terdapat di dalam soal
dengan variabel. Disini kita misalkan
seperti:
x = panjang tali (dalam cm) dan y =
tinggi badan (dalam cm)
Siswa Mampu
menentukan dan
menjelaskan mengenai
masalah apa yang
ditemukan dari soal yang
diberikan
1. Tulis Nama, NIS dan Kelas pada lembar jawaban anda!
2. Baca dan pahami soal sebelum menjawab!
3. Kerjakan soal dengan menuliskan langkah-langkah secara jelas!
29
NO. JAWABAN
INDIKATOR
KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS
Ditanyakan :
- Panjang tali yang
digunakan..............?
- Tinggi badan patin .......?
- Panjang tali yang di butuhkan agar
tidak tersangkut .....?
Membuat model Matematika dari
permasalahan soal.
Panjang tali 70 cm lebih pendek dari
tinggi Patin → x = y – 70 atau -x + y = 70
Dua kali panjang tali 30 cm lebih panjang
dari tinggi Patin → 2x = 30 + y atau 2x –
y = 30
Sehingga, model Matematika dari soal di
atas yaitu:
1) Persamaan I : -x + y = 70
2) Persamaan II : 2x – y = 30
Siswa dapat menuliskan
keterangan simbol atau
model matematika dari
soal yang telah
ditentukan
a. Menggunakan metode Eliminasi
Diketahui:
1) Persamaan I : -x + y = 70
2) Persamaan II : 2x – y = 30
Untuk mencari nila x, samakan
koefisien y
-x + y = 70
2x – y = 30
Sebab koefisien y dari kedua
persamaan tersebut sudah sama,
maka bisa langsung kita selesaikan
dengan menggunakan operasi
penjumlahan untuk menghilangkan
nilai y.
-x + y = 70
2x – y = 30
+
Siswa mampu
mempertimbangkan
metode atau cara yang
tepat untuk
menyelesaikan soal,
serta kemampuan
memberikan alasan
Siswa mampu
menyimpulkan hasil akhir
dari soal yang telah
diberikan
30
NO. JAWABAN
INDIKATOR
KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS
x =100
Untuk mencari nilai y, samakan
koefisien x
-x + y = 70 |x2|
2x – y = 30 |x1|
Agar koefisien x dari kedua
persamaan sama, maka kalikan
persamaan I dengan II dan kalikan
persamaan II dengan I.
Kemudian, selesaikan dengan
menggunakan operasi penjumlahan
untuk menghilangkan nilai x.
-2x + 2y = 140
2x – y = 30
+
y = 170
Berdasarkan metode Eliminasi, kita
peroleh nilai x = 100 dan y = 170.
Sehingga, bisa kita ketahu jika tinggi
badan Putra adalah sebesar 170 cm
serta tali yang digunakan oleh Putra
untuk bermain lompat tali sepanjang
100 cm.
b. Metode Subtitusi
Diketahui:
1) Persamaan I : -x + y = 70
2) Persamaan II : 2x – y = 30
Untuk mencari nilai x, maka cari nila
y terlebih dahulu.
Dari persamaan I: -x + y = 70 → y =
70 + x
Kemudian, subsitusi nilai y ke dalam
persamaan II:
2x – y = 30
→ 2x-(70+x) = 30
→ 2x-70-x = 30
Siswa memberikan
penjelasan lebih lanjut
mengenai hasil yang
didapatkan sesuai dengan
permasalahan yang
disediakan.
Siswa dapat menentukan
suatu tindakan untuk
menyelesaikan soal dan
merumuskan solusi
alternatif.
31
NO. JAWABAN
INDIKATOR
KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS
→ x-70 = 30
→ x= 100
Setelah itu, subsitusikan nilai x ke
persamaan y = 70 + x
y = 70 + x
→ y = 70 + 100
→ y= 170
Berdasarkan metode substitusi, kita
peroleh nilai x = 100 dan y = 170.
Sehingga, bisa kita ketahu jika tinggi
badan Putra adalah sebesar 170 cm
serta tali yang digunakan oleh Putra
untuk bermain lompat tali sepanjang
100 cm.
c. Metode Gabungan
Diketahui:
1) Persamaan I : -x + y = 70
2) Persamaan II : 2x – y = 30
Misalkan, kita akan mencari nilai x
terlebih dahulu dengan
menggunakan metode eliminasi.
Maka untuk menentukan nilai x
samakan koefisien y.
-x + y = 70
2x – y = 30
Karena koesifisien y dari kedua
persamaan sudah ada, maka dapat
langsung diselesaikan dengan
menggunakan operasi penjumlahan
untuk menghilangkan nilai y.
x + y = 70
2x – y = 30
+
x =100
Setelah diperoleh nilai x,
subsitusikan nilai x ke salah satu
32
NO. JAWABAN
INDIKATOR
KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS
persamaan untuk memperoleh nilai
y.
Misalnya, dilakukan subtitusi nilai x
ke dalam persamaan I, maka:
-x + y = 70
→ 100 + y = 70
→ y = 70 + 100
→ y = 170
Berdasarkan metode Gabungan, kita
peroleh nilai x = 100 dan y = 170.
Sehingga, bisa kita ketahu jika tinggi
badan Putra adalah sebesar 170 cm
serta tali yang digunakan oleh Putra
untuk bermain lompat tali sepanjang
100 cm.
Jadi panjang tali yang di butuhkan
agar tidak tersangkut yaitu 2 x 100
cm = 200 cm karena agar tali tidak
tersangkut dibutuhkan setidaknya
dua kali dari panjan sebelumnya.
33
KISI-KISI SOAL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas/Semester : X IPA / Ganjil
Bentuk Soal : Uraian
Alokasi Waktu : 80 Menit
NO. Keterampilan Berpikir Indikator
1. Memberikan Penjelasan
Dasar
- Siswa Mampu menentukan dan
menjelaskan mengenai masalah apa
yang ditemukan dari soal yang
diberikan
2. Membangun
Keterampilan Dasar
- Siswa dapat menuliskan keterangan
simbol atau model matematika dari
soal yang telah ditentukan
- Siswa mampu mempertimbangkan
metode atau cara yang tepat untuk
menyelesaikan soal, serta
kemampuan memberikan alasan
3. Membuat Kesimpulan - Siswa mampu menyimpulkan hasil
akhir dari soal yang telah diberikan
4. Memberikan Penjelasan
Lebih Lanjut
- Siswa memberikan penjelasan lebih
lanjut mengenai hasil yang
didapatkan sesuai dengan
permasalahan yang disediakan.
5. Mengatur Strategi Dan
Taktik
- Siswa dapat menentukan suatu
tindakan untuk menyelesaikan soal
dan merumuskan solusi alternatif.
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian digunakan teknik angket Advesty Respon Profil (ARP)
merupakan angket yang dikembangkan oleh Paul G. Stoltz yang kemudian
telah dimodifikasi disesuaikan dengan kebutuhan penelitian, tes berbasis soal
serta wawancara untuk mengumpulkan data.
34
H. Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data atau kredibilitas data hasil penelitian menggunakan
triangulasi waktu dan menggunakan tes berbasis soal yang dilaksanakan 2 kali
dalam waktu yang beda untuk tiap subjek penelitian.
I. Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisis Data Adversity Response Profile
Teknik analisis data yang digunakan untuk Adversity Response Profile
(ARP) adalah analisis statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan
untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adaya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2016:207).
Data yang diperoleh pada angket disajikan dalam bentuk tabel sehingga mudah
dipahami dan dapat disimpulkan.
2. Teknik Analisis Data Tes Berbasis Wawancara
Dari data yang di dapatkan dari hasil tes siswa berdasarkan tipe AQ,
yang dilakukan 2 kali pada waktu yang beda sesuai uji kredibilitas yang
diterapkan yaitu triangulasi waktu. Kemudian data tersebut akan di analisis.
Konsep Miles dan Huberman adalah teknik analisis data yang
digunakan (Sugiyono, 2016:337), Kegiatan analisis data dilakukan melalui
tahap di bawah ini;
35
a) Mereduksi Data (Data Reduction )
Mereduksi data yakni meringkas, memilih konten utama, fokus pada
konten penting, menemukan tema serta pola, dan menghilangkan konten
yang tidak diperlukan. Pertama dilakukan wawancara terhadap siswa saat
mengerjakan soal. Dari hasil wawancara kemudian diketahui bagaimana
karakteristik berpikir siswa dalam memcahkan masalah matematika dan
data tidak penting dalam penelitian akan ditiadakan. Setelah data direduksi
akan memudahkan melakukan pengumpulan dan pencarian informasi lebih
lanjut bila dibutuhkan.
2. Menyajikan Data (Data Display)
Data yang telah diperoleh dapat disajikan dalam bentuk uraian,
diagram, diagram alir, dll. Penyajian data tersebut akan lebih mudah untuk
dipahami dan mengatur pekerjaan selanjutnya sesuai dengan yang diketahui
dan disajikan dalam bentuk teks naratif.
3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/ Verification)
Membuat kesimpulan atau verifikasi adalah langkah ketiga dalam
menganalisis data ini. Menurut Sugiyono, jika simpulan yang diambil
ditahap awal disertai oleh bukti yang andal dan konsisten, oleh karena itu,
ketika peneliti kembali untuk mengumpulkan data, kesimpulannya adalah
kesimpulan yang akurat. Dalam studi ini, menarik kesimpulan dengan
melihat atau mengikuti transkrip hasil wawancara untuk menemukan proses
berpikir subjek penelitian berdasarkan tipe AQ.
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pelaksanaan penelitian di SMA Islam Terpadu Wahdah Islmaiyah Kota
Makassar pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020. Subjek penelitian ini
merupakan siswa kelas X IPA dengan jumlah siswa 21 orang. Demi
mendapatkan data penelitian diawali dengan konsultasi dengan guru mata
pelajaran, memperhatikan nilai semester serta hasil tes Adversity Response
Profile (ARP) untuk menetukan AQ tiap siswa. Hasil dari mengelompokkan
sesuai tipe AQ siswa kelas X IPA dapat dilihat di bawah ini;
Tabel 4.1. Pengelompokan Tipe Adversity Quotient (AQ)
No. Tipe Adversity Quotient (AQ) Jumlah Peserta
Didik
1 Quitters 1
2 Peralihan antara Quitters dan Campers 2
3 Campers 15
4 Peralihan antara Campers dan Climbers 1
5 Climbers 2
Dapat dilihat bahwa 1 siswa dengan AQ tipe quitters, 2 siswa dengan
AQ tipe peralihan quitters dan campers, 15 siswa dengan AQ tipe Campers, 1
siswa dengan AQ tipe Peralihan campers dan climbers, dan 2 siswa dengan AQ
tipe climbers. Kemudian tiap siswa pada masing-masing tipe dipilih 1 siswa
secara purposive sampling dari hasil tes ARP, saran guru dan saran lainnya,
37
antara lain nilai semester, motivasi belajar siswa, kemampuan siswa
mengutarakan pendapat atau pemikiran secara lisan dan tulisan, serta siswa X
IPA telah mempelajari materi persamaan linear.
Setelah pengambilan secara purposive sampling dipilih 3 orang siswa
yang kemudian diberikan tes kemampuan berpikir kritis dan wawancara.
Ketiga siswa tersebut adalah 1 orang tipe climbers, 1 orang tipe campers dan 1
orang tipe quitters. Penentuan waktu penelitian dilakukan sesuai dengan
kesepakatan peneliti, guru dengan siswa. Hasil wawancara yang dilakukan
dengan siswa direkam menggunakan handphone.
B. Deskripsi Hasil Adversity Response Profile (ARP)
Adversity Response Profile merupakan tes yang dipakai
mengelompokkan siswa sesuai dengan tipe Adversity Quotient (AQ). ARP
dibagikan pada semua siswa kelas X IPA. Pengerjaan ARP ini dilakukan pada
tanggal 06 Januari 2020 yang di ikuti 21 siswa. Pada hasil ARP terlihat
beberapa siswa termasuk tipe quitters, campers, dan climbers. Berikut
penjelasan jumlah siswa dari tiap tipe AQ:
Terlihat di tabel 4.1 siswa yang masuk dalam tipe quitters 1 orang yaitu
siswa yang memperoleh skor AQ antara 0 – 117. Yang termasuk tipe peralihan
quitters dan campers 2 orang siswa yang memperoleh skor AQ antara 118 -
134. Termasuk ke dalam tipe campers 15 orang siswa yang memperoleh skor
AQ antara 135 – 160, termasuk tipe peralihan antara campers dan climbers 1
orang siswa yang memperoleh skor AQ antara 161 – 177, dan termasuk tipe
climbers 2 orang yang memperoleh skor AQ antara 178 – 200.
38
Hasil ARP tiap siswa kelas X IPA terlampir. Penjelasan hasil ARP oleh
siswa menunjukkan bahwa kelas tersebut sebagian besar adalah siswa AQ
campers.
C. Deskripsi Pemilihan Subjek Penelitian
Pada penelitian ini subjek ditentukan tidak secara acak, tetapi dengan
meminta pertimbangan dari guru dan beberapa pertimbangan lainnya seperti
hasil ulangan semester, keaktifan siswa saat belajar, kemampuan siswa saat
belajar. Mengungkapkan argumen atau cara berpikir mereka baik secara lisan
maupun tulisan, serta siswa kelas X IPA sudah mempelajari materi tentang
sistem persamaan linear.
Subjek ini dirancang untuk fokus pada informan terpilih. Subjek
diambil dengan sengaja berdasarkan tujuan peneliti dan persyaratan
pengambilan subjek yang diperlukan. Artinya, peneliti memilih bahwa subjek
yang mereka ambil berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu subjek yang
dipilih oleh peneliti dapat mewakili tipe AQ, baik itu tipe quitters, campers,
dan climbers. Dari 21 calon siswa tersebut, terdapat 3 siswa X IPA yang di
pilih. Rincian informasi tiap kelompok meliputi 1 siswa quitters, 1 siswa
campers dan 1 siswa climbers. Tabel berikut mencantumkan tiga siswa dalam
penelitian ini:
Tabel 4.2 Daftar Nama Subyek Penelitian
No. Inisial Kelompok Kode Subyek
1 MF Climbers Subyek 1 MF
39
No. Inisial Kelompok Kode Subyek
2 AJ Campers Subyek 2 AJ
3 AK Quitters Subyek 3 AK
Subjek 1 (MF) adalah subjek tipe climbers mendapatkan skor AQ 178
(dapat dilihat dilampiran), subjek 2 (AJ) adalah subjek tipe campers
mendapatkan skor AQ 158 (dapat dilihat dilampiran), subjek 3 (AK) subjek tipe
quitters mendapatkan skor AQ 114 (dapat dilihat dilampiran).
Ketiga subjek yang terpilih, selanjutnya diberikan soal tes kemampuan
berpikir kritis. Mereka diberi waktu 40 menit untuk mengerakan soal. Agar
mendapatkan data yang terkait kemampuan berpikir kritis siswa maka
dilakukan wawancara pada ketiga subjek yang selanjutnya akan dianalisis
D. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Berbasis Wawancara
Pengambilan data pengujian instrumen tes soal berpikir kritis I pada
hari Senin tanggal 13 Januari 2020 di ruangan kelas X IPA pukul 07.50 sampai
dengan 08.30 WITA. Pengumpulan data wawancara I dilakukan setelah tes
pukul 08.30 sampai dengan 09.00 WITA. Pengambilan data dan pengujian
instrumen tes soal berpikir kritis II dilakukan hari Senin, 14 Januari 2020 di
kelas X IPA pukul 09.45 sampai 10.30 WITA. Pengambilan data wawancara II
dilakukan setelah tes pukul 10.30 sampai 11.00 WITA.
Agar memudahkan peneliti untuk menganalisis data penelitian, maka
peneliti memberi kode dicatatan wawancara. Berikut penjelasan tentang
pengkodean yang dilakukan;
40
1. “P” Peneliti.
2. “MF” subjek 1 climbers.
3. “AJ” subjek 2 campers.
4. “AK” subjek 3 quitters.
Berikut deskripsi data 3 siswa dalam menyelesaikan soal;
1. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Berbasis Wawancara Subjek 1
(MF) Tipe Climbers
a. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Berbasis Wawancara I
Berikut ini adalah uraian hasil tes serta uraian percakapan peneliti
dengan subjek 1 (MF) pada tes kemampuan berpikir kritis berbasis
wawancara I
1) Memberikan Penjelasan Dasar
Tujuan pada tahap ini untuk menggali proses berpikir siswa
dalam menentukan dan menjelaskan mengenai masalah apa yang
ditemukan dari soal yang diberikan.
Gambar 4.1 Lembar Jawaban Tes I Kemampuan Berpikir Kritis
Subjek MF Tipe Climbers
41
Dari lembar penyelesaian diatas terlihat bahwa subjek 1 (MF)
mampu mengidentifikasi masalah yang terdapat pada soal. Berikut
petikan dialog antara peneliti dan Subjek 1 (MF) saat Wawancara
Keterampilan Berpikir Kritis sebagai berikut:
P : “Apa yang diketahui dari soal ini?”
MF : “Eee.. Talinya lebih pendek 70 cm lebih pendek dari tinggi
patin. Berarti ini tingginya patin terus ini talinya, lebih pendek
70 cm, berarti sama dengan jika patin dilambangkan x ini
dilambangkan x, tingginya x-y karena tinggi ini seperti tali
maka 70 cm. terus ada lagi pernyataan 2x panjang tali lebih
panjang dari tingginya patin. Jadi anggap ini tingginya patin
ini talinya terus lebih panjang ki 30 cm, berarti x - 2y = -30.
Karnakan begini toh?”. (Menunjukkan lembar jawaban sambil
mempraktekkan menggunakan pulpen dan spidol).
Dari cuplikan wawancara di atas dapat dilihat subjek 1 (MF)
dapat menjelaskan masalah apa yang ia temukan ssesuai dengan
lembar jawaban dengan lancar. Jadi, pada tahap indikator memberikan
penjelasan dasar bahwa siswa MF mampu menentukan dan
menjelaskan masalah yang terdapat pada soal tersebut.
2) Membangun keterampilan dasar
Tujuan pada tahap ini untuk mengetahui apakah siswa dapat
menuliskan dan menjelaskan keterangan simbol atau model
matematika dari soal yang telah ditentukan, dan siswa mampu
mempertimbangkan metode atau cara yang tepat untuk menyelesaikan
soal.
42
Gambar 4.2 Lembar Jawaban Tes I Kemampuan Berpikir Kritis
Subjek MF Tipe Climbers
Dari hasil pekerjaan subjek di atas dapat dilihat subjek 1 (MF)
dapat menuliskan simbol dan model matematika dari soal yang
diberikan serta mempertimbangkan metode yang digunakan. Berikut
dialog dengan subjek 1 (MF) tes kemampuan berpikir kritis berbasis
wawancara I:
MF : “Jadi…. Kasi masukmi dalam persamaan terus diselesaikan
pake eliminasi, x nya di eliminasi jadi sisa y, y = 100. x nya
kan.. eeh… tabbale i”. (sambil memperbaiki jawabannya).
P : “emm…. Yakin ji sama data yang diketahui semua itu?”
MF : “yakin”.
P : “yakin mi!. Apa kesulitannya mengerjakan soal ini?”
MF : “kata-katanya terlalu di sulitkan, tapi kalau ditau mi polanya
nda susah mi”.
Dari wawancara tersebut terlihat bahwa subjek 1 (MF) dapat
menjelaskan cara mengubah soal kedalam bentuk simbol dan model
matematika serta mampu mempertimbangkan metode yang
digunakan. Jadi, pada tahap indikator membangun keterampilan
dasar, bahwa siswa MF mampu menuliskan dan menjelaskan
43
keterangan simbol atau model matematika dari soal yang telah
ditentukan, dan siswa mampu mempertimbangkan metode atau cara
yang tepat untuk menyelesaikan soal.
3) Membuat Kesimpulan
Tujuan pada tahap ini untuk mengetahui kemampuan siswa
menyimpulkan hasil akhir dari soal yang telah diberikan.
Gambar 4.3 Lembar Jawaban Tes I Kemampuan Berpikir Kritis
Subjek MF Tipe Climbers
Dari hasil pekerjaan subjek di atas terlihat bahwa subjek 1 (MF)
dapat menyimpulkan hasil dari penyelesaian soal yang diberikan. Jadi
pada tahap indikator mebuat kesimpulan Siswa (MF) dapat
menyimpulkan hasil dari penyelesaian soal yang diberikan.
4) Memberikan Penjelasan Lebih Lanjut
Melihat hasil tes dan wawancara ditahap ini merupakan tujuan
untuk mengetahui kemampuan siswa memberikan penjelasan lebih
lanjut mengenai hasil yang didapatkan sesuai dengan permasalahan
yang disediakan.
44
Gambar 4.4 Lembar Jawaban Tes I Kemampuan Berpikir Kritis
Subjek MF Tipe Climbers
Dari hasil pekerjaan subjek di atas terlihat bahwa subjek 1 (MF)
dapat menjelaskan hasil penyelesaiannya menggunakan kata-katanya
sendiri dengan baik.
P : “eee. Jadi hasil akhirnya apa?”
MF : “tingginya patin 170 cm, panjang tali 100 cm. kalo panjang
talinya supaya tidak tersangkut dibadan minimal panjang
talinya harus diatas 170 cm.
Dari dialog tersebut dapat dilihat subjek 1 (MF) dapat
menjelaskan hasil yang didapatkan. Jadi, ditahap indikator
memberikan penjelasan lebih lanjut, bahwa siswa MF mampu
menjelaskan hasil yang didapatkan dari penyelesaian soal dengan
baik.
5) Mengatur Strategi Dan Taktik
Tujuan pada tahap ini untuk mengetahui kemampuan siswa
dapat menentukan suatu tindakan untuk menyelesaikan soal dan
merumuskan solusi alternatif.
45
Gambar 4.5 Lembar Jawaban Tes I Kemampuan Berpikir Kritis
Subjek MF Tipe Climbers
Dari hasil penyelesaian di atas terlihat bahwa subjek 1 (MF)
mengetahui solusi alternatif atau metode lain. Tapi subjek MF tidak
mampu menjelaskan metode itu. Berikut ini uraian percakapan dengan
subjek 1 (MF) pada tes kemampuan berpikir kritis berbasis
wawancara I;
P : “ini cara yang digunakan sudah sesuai? Emm… ada cara
lainkah?”
MF : “emm… pake grafik, cuman kulupa mi bagaimana caranya”.
P : “tapi ada cara lain dih?”
MF : “iye ada”.
Pada wawancara tersebut dapat dilihat bahwa subjek 1 (MF)
menemukan metode alternatif tapi tidak mampu menjelaskan ataupun
menggunakan metode tersebut untuk menyelesaikan soal. Jadi, pada
tahap indikator mengatur strategi dan taktik, bahwa siswa MF mampu
menemukan alternatif penyelesaian soal tetapi tidak dapat
menggunakan metode tersebut untuk menyelesaikan soal yang ada.
46
b. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Berbasis Wawancara II
Berikut adalah uraian hasil tes dan percakapan peneliti dengan
Subjek 1 (MF) wawancara tes keterampilan berpikir kritis berbasis
wawancara II.
1) Memberikan Penjelasan Dasar
Tujuan pada tahap ini untuk menggali proses berpikir siswa
dalam menentukan dan menjelaskan mengenai masalah apa yang
ditemukan dari soal yang diberikan.
Gambar 4.6 Lembar Jawaban Tes II Kemampuan Berpikir
Kritis Subjek MF Tipe Climbers
Dari hasil pekerjaan subjek di atas dapat dilihat subjek 1 (MF)
dapat menentukan masalah yang terdapat pada soal tersebut. Berikut
ini uraian percakapan antara peneliti dengan subjek 1 (MF) pada tes
kemampuan berpikir kritis berbasis wawancara II:
P : “Apa yang diketahui ini? x nya …”
MF : “x nya … sama dengan panjang tali, y nya sama dengan tinggi
patin, kan tadi disoalnya panjang talinya lebih pendek 70 cm.
terus katanya kalua 2 kali panjangnya tali lebih 30 cm dari
pada tinggi patin berarti sama ji tinggi patin dikurang 2 kali
sama dengan -30, karena lebih ki toh.”
P : “iya iya”
Dari uraian wawancara diatas terlihat bahwa subjek 1 (MF)
dapat menjelaskan masalah apa yang ia temukan seperti yang tertulis
pada lembar kerja dengan lancar. Jadi, pada tahap indikator
47
memberikan penjelasan dasar bahwa siswa MF mampu menentukan
dan menjelaskan masalah yang terdapat pada soal tersebut.
2) Membangun keterampilan dasar
Tujuan pada tahap ini untuk mengetahui apakah siswa dapat
menuliskan dan menjelaskan keterangan simbol atau model
matematika dari soal yang telah ditentukan, dan siswa mampu
mempertimbangkan metode atau cara yang tepat untuk menyelesaikan
soal.
Gambar 4.7 Lembar Jawaban Tes II Kemampuan Berpikir
Kritis Subjek MF Tipe Climbers
Dari hasil pekerjaan subjek di atas dapat dilihat subjek 1 (MF)
dapat menuliskan simbol dan model matematika dari soal yang
diberikan serta mempertimbangkan metode yang digunakan. Berikut
ini uraian percakapan dengan subjek 1 (MF) pada tes kemampuan
berpikir kritis berbasis wawancara II;
MF : “jadi minus, jadi masukmi diumpamakan tinggi patin sama
panjang tali x sama y. Jadi x, ini x – y = 70, x – 2y = -30. Jadi
masuk meki cara elliminasi. x - y = 70, x – 2y = -30 kan mau
di eliminasi toh jadi x nya dieliminasi jadi dikurang -1y - (-2y)
48
karena minus ketemu minus sama dengan positif. Jadi sama
dengan 1, – 1 + 2 hasilnya 1. Jadi y = 70 – (-30) dapat 100 cm
, y sama dengan 100 cm
P : Ini yang dipake metode apa?
MF : eliminasi, eee campuran
P : Gabungan ?
MF : iyya
Dari wawancara tersebut terlihat bahwa subjek 1 (MF) dapat
menjelaskan cara mengubah soal kedalam bentuk simbol dan model
matematika serta mampu mempertimbangkan metode yang
digunakan. Jadi, pada tahap indikator membangun keterampilan
dasar, bahwa siswa MF mampu menuliskan dan menjelaskan
keterangan simbol atau model matematika dari soal yang telah
ditentukan, dan siswa mampu mempertimbangkan metode atau cara
yang tepat untuk menyelesaikan soal.
3) Membuat Kesimpulan
Tujuan pada tahap ini untuk mengetahui kemampuan siswa
menyimpulkan hasil akhir dari soal yang telah diberikan.
Gambar 4.8 Lembar Jawaban Tes II Kemampuan Berpikir
Kritis Subjek MF Tipe Climbers
49
Dari hasil pekerjaan subjek di atas terlihat bahwa subjek 1 (MF)
dapat menyimpulkan hasil dari penyelesaian soal yang diberikan. Jadi,
pada tahap membuat kesimpulan siswa MF mampu menyimpulkan
hasil penyelesaian soal dengan baik.
4) Memberikan Penjelasan Lebih Lanjut
Tujuan pada tahap ini untuk mengetahui kemampuan siswa
memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai hasil yang didapatkan
sesuai dengan permasalahan yang disediakan.
Gambar 4.9 Lembar Jawaban Tes II Kemampuan Berpikir
Kritis Subjek MF Tipe Climbers
Dari hasil pekerjaan subjek di atas dapat dilihat subjek 1 (MF)
dapat menjelaskan hasil penyelesaiannya menggunakan kata-kata
sendiri dengan baik.
50
P : “yakin mi juga hasil akhirnya dih?
MF : “Yakin mi”
P : “Hasil akhirnya juga sudah yakin mi, oke apa hasil akhirnya
dia?”
MF : “tingginya patin 170 cm panjang tali 100 cm minimal panjang
tali supaya tidak tersangkut talinya di badan diatas 170 cm.”
Dari uraian tersebut dapat dilihat subjek 1 (MF) dapat
menjelaskan hasil yang didapatkan. Jadi, ditahap indikator
memberikan penjelasan lebih lanjut, bahwa siswa MF mampu
menjelaskan hasil yang didapatkan dari penyelesaian soal dengan
baik.
5) Mengatur Strategi Dan Taktik
Tujuan pada tahap ini untuk mengetahui kemampuan siswa
dapat menentukan suatu tindakan untuk menyelesaikan soal dan
merumuskan solusi alternatif.
Gambar 4.10 Lembar Jawaban Tes II Kemampuan Berpikir
Kritis Subjek MF Tipe Climbers
Dari hasil pekerjaan subjek di atas dapat dilihat subjek 1 (MF)
mengetahui solusi alternatif atau metode lain. Tapi subjek MF tidak
mampu menjelaskan metode tersebut. Berikut ini uaraian percakapan
dengan subjek 1 (MF) pada tes kemampuan berpikir kritis berbasis
wawancara II;
51
P : “Jadi ada metode lain yang bisa digunakan ini atau tidak?”
MF : “pakai grafik”.
P : “grafik?”
MF : “iya”.
P : “selain grafik ada ……”
MF : “nda tau mi”
P : “nda tau mi, tapi yang ditau itu ji?”
MF : “iya”
Dari cuplikan wawancara tersebut terlihat bahwa subjek 1 (MF)
menemukan metode alternatif tapi tidak mampu menjelaskan ataupun
menggunakan metode tersebut untuk menyelesaikan soal. Jadi, pada
tahap indikator mengatur strategi dan taktik, bahwa siswa MF mampu
menemukan alternatif penyelesaian soal tetapi tidak dapat
menggunakan metode tersebut untuk menyelesaikan soal yang ada.
2. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Berbasis Wawancara Subjek 2
(AJ) Dengan AQ Tipe Campers
a. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Berbasis Wawancara I
Berikut ini adalah uraian hasil tes serta uraian percakapan peneliti
dengan subjek 2 (AJ) pada tes kemampuan berpikir kritis berbasis
wawancara I
1) Memberikan Penjelasan Dasar
Tujuan pada tahap ini untuk menggali proses berpikir siswa
dalam menentukan dan menjelaskan mengenai masalah apa yang
ditemukan dari soal yang diberikan.
52
Gambar 4.11 Lembar Jawaban Tes I Kemampuan Berpikir
Kritis Subjek AJ Tipe Campers
Dari hasil pekerjaan subjek di atas dapat dilihat subjek 2 (AJ)
dapat menentukan masalah yang terdapat pada soal. Berikut ini uraian
percakapan dengan subjek 2 (AJ) pada tes kemampuan berpikir kritis
berbasis wawancara I;
P : “Apa yang diketahui dari soal?”
AJ : “Panjang tali lebih pendek 70 cm dari tinggi patin toh?”.
P : “iya”
AJ : “baru ditanyakan agar tidak tersangkut di tubuh patin maka
panjang tali 2 kali panjang”
P : “iya”
AJ : “itu yang harus dicari agar tali tidak tersangkut ditubuh patin,
tali yang dibutuhkan itu berapa, mempunyai 2 kali ukuran
yang lebih panjang.”
Dari wawancara tersebut dapat dilihat bahwa subjek 2 (AJ)
mampu menjelaskan masalah apa yang ia temukan seperti yang ditulis
pada lembar pekerjaan dengan lancar. Jadi, pada tahap indikator
memberikan penjelasan dasar bahwa siswa AJ mampu menentukan
dan menjelaskan masalah yang terdapat pada soal tersebut.
53
2) Membangun keterampilan dasar
Tujuan pada tahap ini untuk mengetahui apakah siswa dapat
menuliskan dan menjelaskan keterangan simbol atau model
matematika dari soal yang telah ditentukan, dan siswa mampu
mempertimbangkan metode atau cara yang tepat untuk menyelesaikan
soal.
Gambar 4.12 Lembar Jawaban Tes I Kemampuan Berpikir
Kritis Subjek AJ Tipe Campers
Dari hasil pekerjaan subjek di atas dapat dilihat subjek 2 (AJ)
dapat mengubah soal ke model matematika dari soal yang diberikan
serta mempertimbangkan metode yang digunakan meskipun terdapat
beberapa kekeliruan penyimbolan dalam pengerjaan. Berikut ini
uraian percakapan dengan subjek 2 (AJ) pada tes kemampuan berpikir
kritis berbasis wawancara I;
P : “Kendalanya mengerjakan soal ini apa?”
AJ : “Metode”
P : Metodenya?”.
AJ : “Bingung tadi”
P : “bingung sama metodenya dih, tapi didapat ji”
AJ : “iye”
54
Dari wawancara tersebut dapat dilihat bahwa subjek 2 (AJ)
sempat bingung dalam memilih metode apa yang digunakan untuk
menyelesaikan soal tapi kemudian dapan menemukan metode yang
sesuai. Jadi, pada tahap indikator memberikan penjelasan dasar bahwa
siswa AJ mampu menentukan metode untuk menyelesaikan soal
meskipun sempat kesulitan.
3) Membuat Kesimpulan
Tujuan pada tahap ini untuk mengetahui kemampuan siswa
menyimpulkan hasil akhir dari soal yang telah diberikan.
Gambar 4.13 Lembar Jawaban Tes I Kemampuan Berpikir
Kritis Subjek AJ Tipe Campers
Dari hasil pekerjaan subjek di atas dapat dilihat subjek 2 (AJ)
tidak menuliskan kesimpulan hasil dari penyelesaian soal yang
diberikan dengan jelas. Jadi pada tahap indikator membuat
kesimpulan siswa AJ kurang mampu menyimpulkan hasil dari
penyelesaian soal yang di berikan.
55
4) Memberikan Penjelasan Lebih Lanjut
Tujuan pada tahap ini untuk mengetahui kemampuan siswa
memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai hasil yang didapatkan
sesuai dengan permasalahan yang disediakan.
Gambar 4.14 Lembar Jawaban Tes I Kemampuan Berpikir
Kritis Subjek AJ Tipe Campers
Dari hasil pekerjaan subjek di atas dapat dilihat subjek 2 (AJ)
mampu menjelaskan hasil akhir dari penyelesaian soal meskipun
dengan penjelasan yang kurang jelas.
P : “Dan hasil akhirnya, apa itu, apa hasil akhirnya jelaskan
coba?”
AJ : “Tinggi patin 170 panjang tali 200. Karena sudahnya dikali.
P : “iya”
AJ : “Tali yang dibutuhkan 2 kali lebih panjang dari anu dari tinggi
patin. Tinggi patin 170 ditambah 30 karena tadi 30 lebih
panjang tinggi patin jadi 200”
P : “Berarti panjang tali sebelum dikali 2 itu 100. Panjang tali
sebelum pertama dih 100.”
AJ : “Begitumo”
56
Dari wawancara tersebut terlihat bahwa subjek 2 (AJ) dapat
menjelaskan hasil penyelesaian soal meskipun dengan jawaban yang
seadanya. Jadi, pada tahap indikator memberikan penjelasan lebih
lanjut, bahwa siswa AJ kurang mampu menjelaskan hasil yang
didapatkan dari penyelesaian soal.
5) Mengatur Strategi Dan Taktik
Tujuan pada tahap ini untuk mengetahui kemampuan siswa
dapat menentukan suatu tindakan untuk menyelesaikan soal dan
merumuskan solusi alternatif.
Gambar 4.15 Lembar Jawaban Tes I Kemampuan Berpikir
Kritis Subjek AJ Tipe Campers
Dari pekerjaan di atas dapat dilihat subjek 2 (AJ) tidak
mengetahui solusi alternatif atau metode lain. Berikut ini uraian
percakapan dengan subjek 2 (AJ) pada tes kemampuan berpikir kritis
berbasis wawancara I;
57
P : “Menurutta apa ada metode lain kah yang cocok untuk
mengerjakan soal ini??”
MF : “Kalo misalnya masalah menurutku adaji cuman tidak kutau”.
P : “Ada, tidak tau.”
Dari wawancara tersebut dapat dilihat bahwa subjek 2 (AJ)
tidak mengetahui metode alternatif dalam menyelesaikan soal
tersebut. Jadi, pada tahap indikator mengatur strategi dan taktik,
bahwa siswa AJ tidak mampu menemukan alternatif penyelesaian soal
yang ada.
b. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Berbasis Wawancara II
Berikut adalah uraian hasil tes dan dan uraian percakapan dengan
subjek 2 (AJ) pada tes kemampuan berpikir kritis berbasis wawancara II.
1) Memberikan Penjelasan Dasar
Tujuan pada tahap ini untuk menggali proses berpikir siswa
dalam menentukan dan menjelaskan mengenai masalah apa yang
ditemukan dari soal yang diberikan.
Gambar 4.16 Lembar Jawaban Tes II Kemampuan Berpikir
Kritis Subjek AJ Tipe Campers
58
Dari pekerjaan subjek di atas dapat dilihat subjek 2 (AJ) dapat
menentukan masalah yang terdapat pada soal. Berikut uraian
percakapan dengan subjek 2 (AJ) pada tes kemampuan berpikir kritis
berbasis wawancara II;
P : “Apa yang diketahui dari soal?”
AJ : “Yang diketahui yang pertama kita misalkan tinggi patin sama
dengan x tinggi tali sama dengan y. Yang diketahui adalah
panjang tali atau Y lebih pendek 70 cm dari patin atau x. Yang
kedua adalah ukuran 2y atau panjang tali agar mendapatkan
agar tidak tersangkut di tubuh patin harus lebih panjang 30 cm
yang ditanya adalah panjang tali agar tidak tersangkut ditubuh
x.”
Dari wawancara tersebut dapat dilihat bahwa subjek 1 (AJ)
dapat menjelaskan masalah apa yang ia temukan seperti yang ditulis
di lembar jawaban dengan lancar. Jadi, pada tahap indikator
memberikan penjelasan dasar bahwa siswa AJ mampu menentukan
dan menjelaskan masalah yang terdapat pada soal tersebut.
2) Membangun keterampilan dasar
Tujuan pada tahap ini untuk mengetahui apakah siswa dapat
menuliskan dan menjelaskan keterangan simbol atau model
matematika dari soal yang telah ditentukan, dan siswa mampu
mempertimbangkan metode atau cara yang tepat untuk menyelesaikan
soal.
59
Gambar 4.17 Lembar Jawaban Tes II Kemampuan Berpikir
Kritis Subjek AJ Tipe Campers
Dari hasil pekerjaan subjek di atas terlihat bahwa subjek 2 (AJ)
dapat menuliskan simbol dan model matematika dari soal yang
diberikan serta mempertimbangkan metode yang digunakan. Berikut
ini uraian percakapan dengan subjek 2 (AJ) pada tes kemampuan
berpikir kritis berbasis wawancara II;
AJ : “Yang diketahui yang pertama kita misalkan tinggi patin sama
dengan x tinggi tali sama dengan y.”
AJ : “Kita melakukan penyelesaian menggunakan metode
campuran.”
Dari wawancara tersebut dapat dilihat bahwa subjek 2 (AJ)
dapat mengubah soal kedalam bentuk simbol dan model matematika
60
serta mampu mempertimbangkan metode yang digunakan. Jadi, pada
tahap indikator membangun keterampilan dasar, bahwa siswa AJ
mampu menentukan metode untuk menyelesaikan soal.
3) Membuat Kesimpulan
Tujuan pada tahap ini untuk mengetahui kemampuan siswa
menyimpulkan hasil akhir dari soal yang telah diberikan.
Gambar 4.18 Lembar Jawaban Tes II Kemampuan Berpikir
Kritis Subjek AJ Tipe Campers
Dari pekerjaan subjek di atas dapat dilihat subjek 2 (AJ)
mampu menyimpulkan hasil dari penyelesaian soal yang diberikan
meskipun kurang jelas. Berikut cuplikan dialog wawancara dengan
subjek AJ.
P : “Jadi kesimpulannya panjang talinya berapa?.”
AJ : “Panjang tali sebenarnya 100 tapi agar tidak tersangkut
dibutuhkan 200”
P : “jadi tinggi patin berapa?”
AJ : “170”
Dari cuplikan wawancara diatas, dapat dilihat bahwa subjek 2
(AJ) mampu menyimpulkan hasil dari penyelesaian meskipun dengan
penjelasaan yang seadanya. Jadi pada indikator membuat kesimpulan,
siswa AJ kurang mampu dalam menyimpulkan hasil dari penyelesaian
soal yang di berikan.
61
4) Memberikan Penjelasan Lebih Lanjut
Tujuan pada tahap ini untuk mengetahui kemampuan siswa
memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai hasil yang didapatkan
sesuai dengan permasalahan yang disediakan.
Gambar 4.19 Lembar Jawaban Tes II Kemampuan Berpikir
Kritis Subjek AJ Tipe Campers
Dari pekerjaan subjek di atas dapat dilihat subjek 1 (MF) dapat
menjelaskan hasil penyelesaiannya menggunakan kata-kata sendiri
dengan baik.
P : “apa yang diketahui dari soal?
MF : “Yang diketahui yang pertama kita misalkan tinggi patin sama
dengan x tinggi tali sama dengan y. Yang diketahui adalah
panjang tali atau y lebih pendek 70 cm dari patin atau x. Yang
kedua adalah ukuran 2y atau panjang tali agar mendapatkan
agar tidak tersangkut di tubuh patin harus lebih panjang 30 cm
yang ditanya adalah panjang tali agar tidak tersangkut ditubuh
x. Kita melakukan penyelesaian menggunakan metode
campuran. Yang pertama lewat metode eliminasi dulu tapi
sebelum itu kita buat dulu variabelnya . x – y = 70 dengan x –
62
2y= -30. Masuk ke metode eliminasi x – y = 70 di eliminasi
dengan x – 2y = -30. Di eliminasi x nya langsung dicoret dan
dapatkan hasil y = 100 lalu selanjutnya masuk ke metode
subtitusi x – y = 70. y nya bisa dinganti sama dengan 100 yang
sudah di dapat tadi . Jadi x – 100 = 70 baru di ubah ruas jadi
100 + 70 = x jadi hasilnya x sama dengan 170 tinggi patin.
Baru yang kedua tadi ditanya adalah panjang tali yang
dibutuhkan agar tidak tersangkut. Menurut saya karena tadi
panjang tali harus 30 cm lebih agar tidak tersangkut. Menurut
saya membutuhkan tali sekitar 200 lebih”
Dari wawancara tersebut dapat dilihat bahwa subjek 2 (AJ)
dapat menjelaskan hasil yang didapatkan. Jadi, ditahap indikator
memberikan penjelasan lebih lanjut, bahwa siswa AJ mampu
menjelaskan hasil yang didapatkan dari penyelesaian soal dengan
baik. Jadi pada indikator memberikan penjelasan lebih lanjut, siswa
AJ mampu menjelaskan hasil yang didapatkan dari penyelesaian soal.
5) Mengatur Strategi Dan Taktik
Tujuan pada tahap ini untuk mengetahui kemampuan siswa
dapat menentukan suatu tindakan untuk menyelesaikan soal dan
merumuskan solusi alternatif.
Gambar 4.20 Lembar Jawaban Tes II Kemampuan Berpikir
Kritis Subjek AJ Tipe Campers
Dari pekerjaan subjek di atas dapat dilihat subjek 2 (AJ) tidak
mengetahui solusi alternatif atau metode lain. Jadi indikator mengatur
63
strategi dan taktik, siswa AJ tidak mampu menentukan alternatif
penyelesaian soal yang ada.
3. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Berbasis
Wawancara Subjek 2 (AK) Dengan AQ Tipe Quitters
a. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Berbasis Wawancara I
Berikut uraian hasil tes dan uraian percakapan dengan subjek 3 (AK)
pada tes kemampuan berpikir kritis berbasis wawancara I
1) Memberikan Penjelasan Dasar
Tujuan pada tahap ini untuk menggali proses berpikir siswa
dalam menentukan dan menjelaskan mengenai masalah apa yang
ditemukan dari soal yang diberikan.
Gambar 4.21 Lembar Jawaban Tes I Kemampuan Berpikir
Kritis Subjek AK Tipe Quitters
Dari hasil pekerjaan subjek di atas terlihat subjek 3 (AK) tidak
mampu menentukan masalah yang terdapat pada soal tersebut. Berikut
ini uraian percakapam peneliti dengan subjek 3 (AK) pada tes
kemampuan berpikir kritis berbasis wawancara I;
P : “Apa yang diketahui?”
AK : “itu yang tadi 70” sambil menunjuk soal.
P : “mencari panjang tali dan tinggi badan patin”
64
Dari wawancara tersebut dapat dilihat subjek 2 (AK) tidak
mampu menentukan masalah yang terdapat dari soal. Jadi, pada tahap
indikator memberikan penjelasan dasar bahwa siswa AK kurang
mampu menentukan dan menjelaskan masalah yang terdapat pada
soal tersebut.
2) Membangun keterampilan dasar
Tujuan pada tahap ini untuk mengetahui apakah siswa dapat
menuliskan dan menjelaskan keterangan simbol atau model
matematika dari soal yang telah ditentukan, dan siswa mampu
mempertimbangkan metode atau cara yang tepat untuk menyelesaikan
soal.
Gambar 4.22 Lembar Jawaban Tes I Kemampuan Berpikir
Kritis Subjek AK Tipe Quitters
Dari pekerjaan subjek di atas dapat dilihat subjek 3 (AK) tidak
dapat menentukan atau tidak mengetahui metode penyelesaian dari
soal. Berikut ini uraian percakapan dengan subjek 2 (AK) pada tes
kemampuan berpikir kritis berbasis wawancara I;
P : “kemudian metode yang digunakan?”
AK : “nda ada ji”
P : “oh hehehe”.
AK : “nda ku tau rumusna”
P : “oh nda ditau”
65
Dari wawancara tersebut dapat dilihat bahwa subjek 2 (AK)
tidak mengetahui metode ataupun rumus yang akan digunakan untuk
menyelesaikan soal. Jadi, pada tahap indikator memberikan
penjelasan dasar bahwa siswa AK tidak mampu menentukan metode
untuk menyelesaikan soal.
3) Membuat Kesimpulan
Tujuan pada tahap ini untuk mengetahui kemampuan siswa
menyimpulkan hasil akhir dari soal yang telah diberikan.
Gambar 4.23 Lembar Jawaban Tes I Kemampuan Berpikir
Kritis Subjek AK Tipe Quitters
Dari hasil pekerjaan subjek di atas dapat dilihat subjek 3 (AK)
tidak dapar membuat kesimpulan. Jadi pada indikator memberikan
kesimpulan siswa (AK) tidak mampu memberikan kesimpulan.
66
4) Memberikan Penjelasan Lebih Lanjut
Tujuan pada tahap ini untuk mengetahui kemampuan siswa
memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai hasil yang didapatkan
sesuai dengan permasalahan yang disediakan.
Gambar 4.24 Lembar Jawaban Tes I Kemampuan Berpikir
Kritis Subjek AK Tipe Quitters
Dari pekerjaan subjek di atas dapat dilihat subjek 3 (AJ) dapat
menjelaskan hasil akhir dari penyelesaian soal meskipun dengan
penjelasan yang kurang jelas.
P : “Jawabannya yakin atau tidak ini? yakin sama jawabannya
sendiri?”
AK : “Kurang”.
P : “Kurang yakin?”
AK : “iyye”
P : “tapi itu ji memang yang di tau?”
AK : “iyye itu ji”
P : “sesuai yang di tau ji paeng yang dikerja dih, oiyya okk
makasih.”
Dari wawancara tersebut dapat dilihat bahwa subjek 3 (AK)
kurang mampu menyelesaikan soal maupun menjelaskannya. Jadi,
pada tahap indikator memberikan penjelasan lebih lanjut, bahwa siswa
AK mampu menjelaskan hasil yang didapatkan dari penyelesaian soal
meskipun hasil yang diperoleh tidak tepat.
67
5) Mengatur Strategi Dan Taktik
Tujuan pada tahap ini untuk mengetahui kemampuan siswa
dapat menentukan suatu tindakan untuk menyelesaikan soal dan
merumuskan solusi alternatif.
Gambar 4.25 Lembar Jawaban Tes I Kemampuan Berpikir
Kritis Subjek AK Tipe Quitters
Dari hasil pekerjaan subjek di atas terlihat subjek 2 (AJ) tidak
mengetahui cara penyelesaian soal tersebut.
Jadi, pada tahap indikator mengatur strategi dan taktik, bahwa
siswa AJ tidak mampu menemukan alternatif penyelesaian soal yang
ada.
b. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Berbasis Wawancara II
Berikut uraian hasil tes dan uraian percakapan dengan subjek 3
(AK) pada tes kemampuan berpikir kritis berbasis wawancara II.
68
1) Memberikan Penjelasan Dasar
Tujuan pada tahap ini untuk menggali proses berpikir siswa
dalam menentukan dan menjelaskan mengenai masalah apa yang
ditemukan dari soal yang diberikan.
Gambar 4.26 Lembar Jawaban Tes II Kemampuan Berpikir
Kritis Subjek AK Tipe Quitters
Dari pekerjaan subjek di atas dapat dilihat subjek 3 (AK) tidak
mampu menentukan masalah yang terdapat pada soal tersebut. Berikut
uraian percakapan dengan subjek 3 (AK) pada tes kemampuan
berpikir kritis berbasis wawancara II;
P : “Apa kendalanya kerja ini soal?”
AJ : “nda ada ji”.
Dari wawancara tersebut dapat dilihat bahwa subjek 3 (AK)
tidak dapat menentukan masalah yang ada pada soal. Jadi, pada tahap
indikator memberikan penjelasan dasar bahwa siswa AK tidak mampu
menentukan dan menjelaskan masalah yang terdapat pada soal
tersebut.
69
2) Membangun keterampilan dasar
Tujuan pada tahap ini untuk mengetahui apakah siswa dapat
menuliskan dan menjelaskan keterangan simbol atau model
matematika dari soal yang telah ditentukan, dan siswa mampu
mempertimbangkan metode atau cara yang tepat untuk menyelesaikan
soal.
Gambar 4.27 Lembar Jawaban Tes II Kemampuan Berpikir
Kritis Subjek AK Tipe Quitters
Dari hasil pekerjaan subjek di atas dapat dilihat subjek 3 (AK)
tidak dapat menuliskan simbol dan model matematika dari soal yang
diberikan serta mempertimbangkan metode yang digunakan. Berikut
ini uraian percakapan subjek 3 (AK) pada tes kemampuan berpikir
kritis berbasis wawancara II;
P : “begituji memang yakin dengan cara yang di pake toh. Kalau
hasil akhirnya sudah yakin?” sambil menunjuk lembar kerja
subjek
AK : “iye.”
Dari wawancara tersebut dapat dilihat subjek 3 (AK) tidak
dapat mengubah soal kedalam bentuk simbol dan model matematika
serta mampu mempertimbangkan metode yang digunakan. Jadi, pada
tahap indikator membangun keterampilan dasar, bahwa siswa AK
70
tidak dapat menuliskan keterangan simbol atau model matematika
dari soal yang telah ditentukan, dan siswa tidak mampu
mempertimbangkan metode atau cara yang tepat untuk menyelesaikan
soal.
3) Membuat Kesimpulan
Melihat hasil tes dan wawancara pada tahap ini merupakan
tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa menyimpulkan hasil
akhir dari soal yang telah diberikan.
Gambar 4.28 Lembar Jawaban Tes II Kemampuan Berpikir
Kritis Subjek AK Tipe Quitters
Dari hasil pekerjaan subjek di atas terlihat bahwa subjek 3
(AK) tidak dapat menyimpulkan hasil dari penyelesaian soal yang
diberikan. Jadi pada tahap indicator membuat kesimpulan siswa (AK)
tidak mampu memberikan kesimpulan.
71
4) Memberikan Penjelasan Lebih Lanjut
Tujuan pada tahap ini untuk mengetahui kemampuan siswa
memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai hasil yang didapatkan
sesuai dengan permasalahan yang disediakan.
Gambar 4.29 Lembar Jawaban Tes II Kemampuan Berpikir
Kritis Subjek AK Tipe Quitters
Dari pekerjaan subjek di atas dapat dilihat subjek 3 (AK) dapat
menjelaskan hasil penyelesaiannya dengan menggunakan kata-
katanya sendiri dengan baik meskipun hasil penyelesaian kurang
tepat. Berikut cuplikan dialog wawancara dengan subjek 3 (AK).
P : “ini kali 2 nya dari mana?
AK : “anu toh yang ini tadi supaya tidak tersangkut jadi dikali 2. Jadi
140+30, dikurang ini” memperbaiki lembar jawaban.
P : “dikurang 30nya itu”
AK : “supaya tidak tersangkut tingginya patin”
P : “dikurang 30 jadi ditau tingginya patin”
AK : “iye”
Dari wawancara tersebut terlihat bahwa subjek 3 (AK) dapat
menjelaskan hasil yang didapatkan meskipun hasil yang didapatkan
kurang tepat. Jadi, pada tahap indikator memberikan penjelasan lebih
lanjut, bahwa siswa AK mampu menjelaskan hasil yang didapatkan
dari penyelesaian soal meskipun hasil yang diperoleh tidak tepat.
72
5) Mengatur Strategi Dan Taktik
Tujuan pada tahap ini untuk mengetahui kemampuan siswa
dapat menentukan suatu tindakan untuk menyelesaikan soal dan
merumuskan solusi alternatif.
Gambar 4.30 Lembar Jawaban Tes II Kemampuan Berpikir
Kritis Subjek AK Tipe Quitters
Dari pekerjaan subjek di atas dapat dilihat subjek 3 (AK) tidak
mengetahui solusi alternatif atau metode lain. Jadi pada indikator
mengatur strategi dan taktik, Siswa (AK) tidak mampu menemukan
metode pemecaahan masalah yang lain.
E. Triangulasi Data
1. Triangulasi Data Subjek 1 (MF) Tipe Climbers Pada Tes Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Berbasis Wawancara I dan II
Selanjutnya hasil tes kemampuan berpikir kritis matematika siswa
akan dibandingkan antara wawancara I dan II yang dilakukan pada tanggal
yang berbeda. Ini untuk menentukan apakah data yang diperoleh valid.
73
Tabel berikut berisi hasil kerja tes keterampilan berpikir kritis matematika
siswa berdasarkan Wawancara I dan II.
Tabel 4.3 Triangulasi Data Subjek I (MF) pada Tes Berbasis
Wawancara I dan II
Subjek 1 (MF)
Tes Berbasis Wawancara I Tes Berbasis Wawancara I
1. Memberikan Penjelasan
Dasar
Siswa MF dapat menentukan
dan menjelaskan masalah
yang terdapat pada soal.
2. Membangun Keterampilan
Dasar
Siswa MF dapat menuliskan
dan menjelaskan keterangan
simbol atau model
matematika dari soal yang
telah ditentukan, dan siswa
dapat mempertimbangkan
metode atau cara yang tepat
untuk menyelesaikan soal.
3. Membuat Kesimpulan
Siswa (MF) dapat
menyimpulkan hasil dari
penyelesaian soal yang
diberikan.
4. Memberikan Penjelasan
Lebih Lanjut
siswa MF dapat menjelaskan
hasil yang didapatkan dari
penyelesaian soal dengan
baik.
5. Mengatur Strategi Dan
Taktik
siswa MF dapat menemukan
alternatif penyelesaian soal
tetapi tidak dapat
menggunakan metode
1. Memberikan Penjelasan
Dasar
Siswa MF dapat menentukan
dan menjelaskan masalah yang
ada pada soal.
2. Membangun Keterampilan
Dasar
Siswa MF dapat menuliskan
dan menjelaskan keterangan
simbol atau model matematika
dari soal yang telah ditentukan,
dan siswa dapat
mempertimbangkan metode
atau cara yang tepat untuk
menyelesaikan soal.
3. Membuat Kesimpulan
Siswa (MF) dapat
menyimpulkan hasil dari
penyelesaian soal yang
diberikan.
4. Memberikan Penjelasan
Lebih Lanjut
siswa MF dapat menjelaskan
hasil yang didapatkan dari
penyelesaian soal dengan baik.
5. Mengatur Strategi Dan
Taktik
siswa MF dapat menemukan
alternatif penyelesaian soal
tetapi tidak dapat menggunakan
74
Subjek 1 (MF)
Tes Berbasis Wawancara I Tes Berbasis Wawancara I
tersebut untuk menyelesaikan
soal yang ada
metode tersebut untuk
menyelesaikan soal yang ada
Pada tes kemampuan berpikir kritis berbasis wawancara I dan II,
pada indikator memberikan penjelasan dasar, subjek 1 (MF) mampu
memntukan dan menjelaskan masalah yang terdapat pada soal yang
diberikan. Pada indikator membangun keterampilan dasar, subjek 1 (MF)
mampu menuliskan dan menjelaskan keterangan simbol atau model
matematika dari soal yang telah ditentukan, dan siswa mampu
mempertimbangkan metode atau cara yang tepat untuk menyelesaikan soal.
Pada indikator membuat kesimpulan, subjek 1 (MF) mampu
menyimpulkan hasil dari penyelesaian soal yang diberikan. Pada indikator
memberikan penjelasan lebih lanjut, subjek 1 (MF) mampu menjelaskan
hasil yang didapatkan dari penyelesaian soal dengan baik. Pada indikator
mengatur strategii dan taktik, subjek 1 (MF) mampu menemukan alternatif
penyelesaian soal tetapi tidak dapat menggunakan metode tersebut untuk
menyelesaikan soal yang ada.
Sesuai dengan uraian di atas dapat disimpulkan hasil tes
kemampuan berpikir kritis matematis wawancara I dan II (tes 1 dan 2 untuk
subjek 1 (MF)) diperoleh penyelesaian yang sama, sehingga data bisa
dikatakan valid.
75
2. Triangulasi Data Subjek 2 (AJ) Tipe Campers pada Tes Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Berbasis Wawancara I dan II
Selanjutnya, hasil tes keterampilan berpikir kritis matematika siswa
akan dibandingkan berdasarkan wawancara I dan II yang dilakukan pada
tanggal yang berbeda. Ini untuk menentukan apakah data yang diperoleh
valid. Tabel berikut berisi hasil kerja tes keterampilan berpikir kritis
matematika siswa berdasarkan Wawancara I dan II.
Tabel 4.4 Triangulasi Data Subjek 2 (AJ) pada Tes Berbasis
Wawancara I dan II
Subjek 2 (AJ)
Tes Berbasis Wawancara I Tes Berbasis Wawancara I
1. Memberikan Penjelasan
Dasar
Siswa AJ dapat menentukan
dan menjelaskan masalah
yang terdapat pada soal
tersebut.
2. Membangun Keterampilan
Dasar
Siswa AJ dapat menentukan
metode untuk menyelesaikan
soal meskipun sempat
kesulitan.
3. Membuat Kesimpulan
Siswa AJ kurang mampu
menyimpulkan hasil dari
penyelesaian soal yang di
berikan.
4. Memberikan Penjelasan
Lebih Lanjut
Siswa AJ dapat menjelaskan
hasil yang didapatkan dari
penyelesaian soal.
1. Memberikan Penjelasan
Dasar
Siswa AJ dapat menentukan
dan menjelaskan masalah yang
terdapat pada soal tersebut.
2. Membangun Keterampilan
Dasar
Siswa AJ dapat menentukan
metode untuk menyelesaikan
soal.
3. Membuat Kesimpulan
Siswa AJ kurang mampu
dalam menyimpulkan hasil
dari penyelesaian soal yang di
berikan.
4. Memberikan Penjelasan
Lebih Lanjut
Siswa AJ dapat menjelaskan
hasil yang didapatkan dari
penyelesaian soal.
5. Mengatur Strategi dan
Taktik
76
Subjek 2 (AJ)
Tes Berbasis Wawancara I Tes Berbasis Wawancara I
5. Mengatur Strategi Dan
Taktik
Siswa AJ tidak dapat
menemukan alternatif
penyelesaian soal yang ada.
Siswa AJ tidak dapat
menentukan alternatif
penyelesaian soal yang ada.
Pada tes kemampuan berpikir kritis berbasis wawancara I dan II,
pada indikator memberikan penjelasan dasar, subjek 2 (AJ) mampu
menentukan dan menjelaskan masalah yang terdapat pada soal tersebut.
Pada indikator membangun keterampilan dasar, subjek 2 (AJ) mampu
menentukan metode untuk menyelesaikan soal. Pada indikator membuat
kesimpulan, subjek 2 (AJ) kurang mampu dalam menyimpulkan hasil dari
penyelesaian soal yang di berikan. Pada indikator memberikan penjelasan
lebih lanjut, subjek 2 (AJ) dapat menjelaskan hasil yang didapatkan dari
penyelesaian soal. Pada indikator mengatur strategii dan taktik, subjek 2
(AJ) tidak mampu menentukan alternatif penyelesaian soal yang ada.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan berdasarkan
wawancara I dan II (tes 1 dan 2 untuk subjek 2 (AJ)) semuanya diperoleh
hasil yang sama, oleh karena itu data bisa dikatakan valid.
3. Triangulasi Data Subjek 3 (AK) Tipe Quitters Pada Tes Kemampuan
Berpikir Kritis Berbasis Wawancara I dan II
Selanjutnya hasil tes keterampilan berpikir kritis matematika siswa
akan dibandingkan berdasarkan wawancara I dan II yang dilakukan pada
77
tanggal yang berbeda. Ini untuk menentukan apakah data yang diperoleh
valid. Tabel berikut berisi hasil kerja tes keterampilan berpikir kritis
matematika siswa berdasarkan Wawancara I dan II.
Tabel 4.5 Triangulasi Data Subjek 3 (AK) pada Tes Berbasis
Wawancara I dan II
Subjek 3 (AK)
Tes Berbasis Wawancara I Tes Berbasis Wawancara II
1. Memberikan Penjelasan
Dasar
Siswa AK tidak dapat
menentukan dan menjelaskan
masalah yang ada pada soal.
2. Membangun Keterampilan
Dasar
Siswa AK tidak dapat
menentukan metode untuk
menyelesaikan soal.
3. Membuat Kesimpulan
Siswa (AK) tidak dapat
memberikan kesimpulan.
4. Memberikan Penjelasan
Lebih Lanjut
Siswa AK dapat menjelaskan
hasil yang didapatkan dari
penyelesaian soal meskipun
hasil yang diperoleh tidak
tepat.
5. Mengatur Strategi Dan
Taktik
Siswa AK tidak dapat
menemukan alternatif
penyelesaian soal yang ada.
1. Memberikan Penjelasan
Dasar
Siswa AK tidak dapat
menentukan dan menjelaskan
masalah yang ada pada soal.
2. Membangun Keterampilan
Dasar
Siswa AK tidak dapat
menuliskan keterangan
simbol atau model
matematika dari soal yang
telah ditentukan, dan siswa
tidak dapat
mempertimbangkan metode
atau cara yang tepat untuk
menyelesaikan soal.
3. Membuat Kesimpulan
Siswa AK tidak dapat
memberikan kesimpulan.
4. Memberikan Penjelasan
Lebih Lanjut
Siswa AK dapat menjelaskan
hasil yang didapatkan dari
penyelesaian soal meskipun
hasil yang diperoleh tidak
tepat.
5. Mengatur Strategi dan
Taktik
Siswa AK tidak dapat
menemukan metode
78
Subjek 3 (AK)
Tes Berbasis Wawancara I Tes Berbasis Wawancara II
pemecaahan masalah yang
lain.
Pada tes kemampuan berpikir kritis berbasis wawancara I dan II,
pada indikator memberikan penjelasan dasar, subjek 3 (AK) tidak mampu
menentukan dan menjelaskan masalah yang terdapat pada soal tersebut.
Pada indikator membangun keterampilan dasar, subjek 3 (AK) tidak
mampu menentukan metode untuk menyelesaikan soal. Pada indikator
membuat kesimpulan, subjek 3 (AK) tidak mampu dalam menyimpulkan
hasil dari penyelesaian soal yang di berikan. Pada indikator memberikan
penjelasan lebih lanjut, subjek 3 (AK) mampu menjelaskan hasil yang
didapatkan dari penyelesaian soal meskipun hasil yang diperoleh tidak
tepat. Pada indikator mengatur strategi dan taktik, subjek 3 (AK) tidak
mampu menentukan alternatif penyelesaian soal yang ada.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan berdasarkan
wawancara I dan II, baik pada tes I maupun tes 2 pada subjek 3 (AK)
diperoleh hasil yang sama sehingga datanya bisa dikatakan valid.
F. Pembahasan
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis
matematis ditinjau dari Adversity Quotient siswa, maka dalam penelitian ini
menggunakan lima indikator yaitu, (1) memberikan penjelasan dasar, (2)
79
membangun keterampilan dasar, (3) membuat kesimpulan, (4) memberikan
penjelasan lebih lanjut, (5) mengatur strategi dan taktik.
Berdasarkan hasil analisis dari tes kemampuan berpikir kritis pertama dan
kedua pada subjek Climbers, Campers dan Quitters yaitu sebagai berikut:
1. Kemampuan berpikir kritis ditinjau dari Adversity Quotient tipe Climbers pada
siswa kelas X IPA SMA Islam Terpadu Wahdah Islamiyah Kota Makassar,
diperoleh hasil sebagai berikut ;
Dari data yang diperoleh pada tes tertulis dan hasil wawancara diketahui
bahwa di kedua tes tersebut siswa AQ tipe climbers dapat memenuhi 5
indikator kemampuan berpikir kritis. Siswa dengan AQ tipe climbers mampu
menentukan masalah yang terdapat pada soal yang berikan dengan baik dan
benar, siswa juga mampu mengubah soal menjadi model matematika,
kemudian siswa dapat menyimpulkan serta menjelaskan pekerjaannya
menggunakan kata-kata sendiri dengan lancar dan siswa mampu menemukan
alternatif penyelesaian soal tetapi tidak mampu menggunakan alternatif
tersebut.
Stoltz mengungkapkan bahwa orang dengan AQ tipe climbers
pemikir yang selalu memikirkan peluang, siap menghadapi tantangan, percaya
diri dan selalu memikirkan beragam alternatif penyelesaian permasalahan.
Begitu pun yang terjadi pada siswa AQ tipe climbers sangat antusias dalam
menangani masalah, berupaya mencari jawaban atas pertanyaan, dan sering
bertanya kepada peneliti tentang solusi yang diambilnya.
80
Pada penelitian ini siswa AQ tipe climbers, Dibutuhkan waktu yang
cukup singkat untuk menentukan dan memikirkan metode dan metode untuk
menyelesaikan masalah tersebut, dan siswa dapat menggunakan bahasa sendiri
serta terdapat peningkatan dari tes 1 tes ke 2.
2. Kemampuan berpikir kritis ditinjau dari Adversity Quotient tipe Campers pada
siswa kelas X IPA SMA Islam Terpadu Wahdah Islamiyah Kota Makassar
subjek 2 (AJ), diperoleh hasil sebagai berikut ;
Dari data yang didapatkan pada tes tertulis dan wawancara diperoleh
bahwa pada kedua tes, siswa AQ tipe campers mampu memenuhi 4 indikator
kemampuan berpikir kritis. Siswa dengan AQ tipe campers mampu
menentukan masalah yang terdapat pada soal yang diberikan, siswa juga dapat
mengubah soal tersebut menjadi model matematika, kemudian siswa dapat
menarik kesimpulan dan menjelaskan hasilnya.
Stoltz mengungkapkan bahwa orang dengan AQ tipe campers sangat
menyukai zona nyaman, mudah berpuas diri cukup senang dengan usaha yang
telah dicapai, tidak ingin berusaha lebih meskipun sadar kalau ia mampu.
Begitupun yang terjadi pada siswa AQ campers memiliki inisiatif dalam
memecahkan masalah, mengerjakan soal sesuai dengan kemampuannya, puas
atas hasil penyelesaiannya.
Pada penelitian ini siswa dengan AQ tipe campers, membutuhkan
waktu yang relatif singkat untuk mengidentifikasi dan merefleksikan metode
pemecahan masalah dan dapat menggunakan bahasanya sendiri. Siswa juga
belum memiliki ide baru, dan mereka cukup piawai dalam menghitung dan
81
menentukan unsur-unsur yang diketahui dalam soal siswa serta terdapar sedikit
peningkatan dari tes 1 ke tes 2.
3. Kemampuan berpikir kritis ditinjau dari Adversity Quotient tipe Quitters pada
siswa kelas X IPA SMA Islam Terpadu Wahdah Islamiyah Kota Makassar
subjek 3 (AK), diperoleh hasil sebagai berikut;
Dari data yang didapatkan dari tes tertulis dan hasil wawancara
ditemukan bahwa dalam dua tes tersebut, siswa dengan AQ tipe quitters hanya
mampu memenuhi maksimal 1 indikator kemampuan berpikir kritis. Siswa
dengan AQ tipe quitters hanya dapat menjelaskan hasil penyelesaiannya
mesikipun hasil yang diperoleh tidak tepat.
Stoltz mengungkapkan bahwa orang dengan AQ tipe quitters cenderung
pasif, merasa tidak mampu, memilih menyerah sebelum berusaha, mudah putus
asa. Begitupun yang terjadi pada siswa AQ quitters, siswa tidak antusias dalam
pemecahan masalah karena mereka tidak menyukai matematika, langsung
mengatakan tidak bisa saat membaca soal, tidak mau mengambil risiko,
sehingga mereka tidak mengerjakan dengan baik dan benar.
Dalam penelitian ini siswa tipe quitters, membutuhkan banyak waktu
saat menentukan dan memikirkan cara atau metode untuk memecahkan
masalah hanya menulis ulang masalah tersebut. Siswa juga tidak memiliki ide
baru, dan kurang pandai menghitung dan menentukan unsur-unsur yang
diketahui dalam soal serta tidak terdapat peningkatan dalam tes 1 dan 2.
82
Tabel 4.6 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Adversity Quoatient Tipe
Climbers, Campers, Quitters
No.
Indikator
Kedapatan
Berpikir
Kritis
Climbers Campers Quitters
1 Memberikan
Penjelasan
Dasar
Siswa MF dapat
menemukan dan
menjelaskan
masalah yang
terdapat pada soal.
Siswa AJ dapat
menemukan dan
menjelaskan
masalah yang
terdapat pada soal.
Siswa AK
tidak dapat
menemukan
dan
menjelaskan
masalah yang
terdapat pada
soal.
2 Membangun
Keterampilan
Dasar
Siswa MF dapat
menuliskan dan
menjelaskan
keterangan simbol
atau model
matematika dari
soal yang telah
ditentukan, dan
siswa dapat
mempertimbangkan
metode atau cara
yang tepat untuk
menyelesaikan soal
dan mengerjakan
soal langkah demi
langkah yang jelas.
Siswa AJ dapat
menuliskan dan
menjelaskan
keterangan simbol
atau model
matematika dari
soal yang telah
ditentukan, dan
siswa dapat
mempertimbangkan
metode atau cara
yang tepat untuk
menyelesaikan soal.
Siswa AK
tidak dapat
mengubah
soal kedalam
bentuk model
matematika
dan tidak
dapat
menentukan
model
penyelesaian
3 Membuat
Kesimpulan
Siswa MF dapat
menyimpulkan
hasil dari
penyelesaian soal
yang diberikan.
Siswa AJ dapat
menyimpulkan
hasil dari
penyelesaian soal
yang diberikan.
Siswa AK
tidak dapat
memberikan
kesimpulan.
83
No.
Indikator
Kedapatan
Berpikir
Kritis
Climbers Campers Quitters
4 Memberikan
Penjelasan
Lebih Lanjut
Siswa MF dapat
menjelaskan hasil
yang didapatkan
dari penyelesaian
soal dengan baik
menggunakan kata-
kata sendiri dengan
teliti.
Siswa AJ dapat
menjelaskan hasil
yang didapatkan
dari penyelesaian
soal dengan baik
menggunakan kata-
kata sendiri
meskipun masih
ragu-ragu dalam
menyampaikannya.
Siswa AK
dapat
menjelaskan
hasil yang
didapatkan
dari
penyelesaian
soal dengan
baik
menggunakan
kata-kata
sendiri
meskipun
hasil
penyelesaian
kurang tepat.
5 Mengatur
Strategi dan
Taktik
Siswa MF dapat
menemukan
alternatif
penyelesaiaan tetapi
tidak dapat
menggunakannya
Siswa AJ tidak
dapat menemukan
alternatif
penyelesaian soal
Siswa AK
tidak dapat
menemukan
alternatif
penyelesaian
soal
84
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan sesuai dengan rumusan masalah dan
hasil penelitian di Bab IV sebagai berikut;
1. Siswa yang memiliki AQ tipe climbers dapat memenuhi 5 indikator
kemampuan berpikir kritis. Siswa dapat mengidentifikasi masalah pada
soal yang diberikan, dan ditanyakan dengan jawaban yang tepat, siswa juga
mengubah soal tersebut menjadi model matematika dengan baik,
kemudian siswa dapat dengan lancar merangkum dan menjelaskan
pekerjaannya dengan kata-kata sendiri dan mencari alternatif pemecahan
masalah, tetapi tidak dapat menggunakan alternatif tersebut.
Pada saat pengerjaan soal siswa AQ tipe climbers sangat antusias
dalam menangani masalah, berupaya mencari jawaban atas pertanyaan,
dan sering bertanya kepada peneliti tentang solusi yang diambilnya.
2. Siswa yang memiliki AQ tipe campers mampu memenuhi 4 indikator
kemampuan berpikir kritis. Siswa dengan AQ tipe campers dapat
mengidentifikasi masalah yang terdapat dalam soal yang diajukan dengan
baik, dapat juga mengubah suatu masalah menjadi model matematika,
kemudian meringkas dan menjelaskan karyanya tetapi tidak mampu
menemukan metode alternatif penyelesaian soal.
85
Pada saat pengerjaan soal siswa AQ campers memiliki inisiatif
dalam memecahkan masalah, mengerjakan soal sesuai dengan
kemampuannya, puas atas hasil penyelesaiannya.
3. Siswa yang memiliki AQ tipe quitters mampu memenuhi 1 indikator
kemampuan berpikir kritis. Siswa mampu menjelaskan hasil
penyelesaiannya meskipun hasil penyelesaian tidak benar.
Pada saat pengerjaan soal siswa AQ quitters, siswa tidak antusias
dalam pemecahan masalah karena mereka tidak menyukai matematika,
langsung mengatakan tidak bisa saat membaca soal, tidak mau mengambil
risiko, sehingga mereka tidak mengerjakan dengan baik dan benar.
B. Saran
1. Melihat dari hasil yang ditemukan pada Bab IV, maka peneliti
memberikan saran kepada guru demi meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa saat proses belajar mengajar sebagai berikut;
a. Dalam pembelajaran, guru harus membiasakan siswa agar dapat
mengubah sebuah masalah menjadi bentuk model matematika dan
menyimpulkan penyelesaian soal.
b. Guru sebaiknya memberikan perhatian lebih kepada siswa tipe
Quitters dalam pembelajaran agar siswa terbiasa mengerjakan soal-
soal.
2. Perlu dilakukan penelitian tentang topik-topik yang serupa tetapi
menggunakan indikator yang berbeda.
86
3. Diharapkan adanya penelitian lain yang membahas lebih dalam mengenai
perbandingan kemampuan berpikir kritis siswa antara 3 tipe Advesity
Quotient.
87
DAFTAR PUSTAKA
De Porter, Bobbi dan Hernacki, Mike. 2013. Quantum Learning: Membiasakan
Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa Learning
Depdiknas, 2003. Undang-undang RI No. 20 tahun 2003. Tentang tujuan
pendidikan nasional.
H. Raharjdo, Mudjia. 2010. Jenis dan Metode Penelitian Kualitatif, (Online),
https://www.uin-malang.ac.id.html, diakses 28 Juni 2019)
Hidayanti, Dwi. 2016. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Smp Kelas IX
Pada Materi Kesebangunan. Prosiding Konferensi Nasional Penelitian
Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP 1), Diselenggarakan oleh
Program Studi Pendidikan Matematika, UMS, 12 Maret 2016
Irianti, Putri (2017). Proses Pemecahan Masalah Matematika Siswa Berdasarkan
Adversity Quotient (AQ). Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 2
No.6 Tahun 2017. Surabaya: Program Studi Pendidikan Matematika,
Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya.
Kemendiknas, 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta: Kemendiknas-Depdiknas.
Maftukhin, M. 2013. Skripsi: Keefektifan model pembelajaran CPS berbantuan
CD pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis materi pokok
geometri kelas X. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Riadi, Muchlisin. 2018. Pengertian, Karakteristik dan Indikator Berpikir Kritis,
(Online), (https://www.kajianpustaka.com.html, diakses 28 Juni 2019).
Samsur, Rohman Ketut. 2018. Skripsi: Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Pada Materi Garis Dansudut Di Kelas Vii-D Smp Negeri 7 Kendari.
Kendari : Universitas Halu oleo.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta, CV.
Surya, Hendra. 2013. Cara Belajar Orang Genius. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo
Widanarni, Deni., Irwansyah dan Setio Utomo. 2015. Pengaruh Karakteristik
Individu, Karakteristik Pekerjaan dan Karakteristik Organisasi terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Kuala
88
Kapuas. Jurnal Bisnis dan Pembangunan, Vol 3, No. 1, Januari – Juni
2015:35 – 41
Wulandari, Retno. 2020. Skripsi: Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Sman 8 Muaro Jambi. Jambi: Universitas Jambi
L
A
M
P
I
R
A
N
TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
Kelas/Semester : X/II
Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linear Dua variabel
Waktu : 2 x 40 menit
Nama : ...........................................
Nis : ...........................................
Kelas : ...........................................
PETUNJUK PENGERJAAN SOAL:
Selesaikan soal berikut untuk menjawab pertanyaan di bawah!
Patin ingin melakukan lompat tali. Misalnya, tali yang dipakai oleh Patin
mempunyai panjang 70 cm lebih pendek dari tinggi Patin. Supaya tali tidak
tersangkut di tubuh Patin, maka setidaknya tali yang digunakan harus mempunya
panjang dua kali lebih panjang dari ukuran sebelumnya. Sehingga, jika diukur
kembali, maka ukuran dua kali panjang tali akan 30 cm lebih panjang dari tinggi
Patin. Tentukan berapa ukuran panjang tali yang digunakan serta tinggi badan
Patin! Dan berapakah panjang tali yang di butuhkan agar tidak tersangkut di badan
patin?
5. Apa yang kamu ketahui dari soal diatas?
6. Metode apakah yang kamu gunakan untuk menyelesaikan soal diatas?
7. Jelaskan jawabanmu diatas menggunakan kata-katamu sendiri!
8. Apakah ada metode atau cara lain untuk menyelesaikan soal diatas? Jika
ada coba tunjukkan!
1. Tulis Nama, NIS dan Kelas pada lembar jawaban anda!
2. Baca dan pahami soal sebelum menjawab!
3. Kerjakan soal dengan menuliskan langkah-langkah secara jelas!
HASIL TES ARP
No. Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Tot. Tot. x 2
Tipe Adversity Quotient
1 Abdul Muhaimin 0 0 Quitters
2 Abrarshadiq Yusmaputra Salim 5 4 4 3 3 4 1 2 2 3 2 3 5 4 4 3 3 5 5 3 68 136 Campers
3 Ahmad Jilan Shadiq 3 3 5 5 5 5 1 4 2 5 1 5 5 4 5 1 5 5 5 5 79 158 Campers
4 Akbar Bintang Saputra 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 3 5 5 94 188 Climbers
5 Amjad Farros Mahdi 5 3 5 5 5 5 1 5 1 5 1 1 5 5 5 1 5 5 5 5 78 156 Campers
6 Andi Khalid Dzaki 3 3 2 2 4 3 2 1 3 3 2 3 3 4 2 5 4 3 3 2 57 114 Quitters
7 Andi Riskullah Annang Nirwan 4 3 4 2 3 3 2 5 3 3 3 1 3 5 3 5 3 5 5 5 70 140 Campers
8 Azkal Adzikia Yasin 5 3 4 3 3 5 2 4 3 5 2 1 5 4 4 5 3 5 5 3 74 148 Campers
9 Dio Radiyallahu'anhu Muttakin 1 1 1 1 1 5 5 5 1 5 1 1 1 5 2 3 5 3 5 3 55 110 Quitters
10 Dwi Fayi Arya Sakhi 5 4 3 4 3 5 2 5 2 5 4 1 5 5 5 4 4 5 5 3 79 158 Campers
11 Fatur Indra Kusmanto 0 0 Quitters
12 Kaffi Elka Zahid 3 2 4 4 3 4 1 4 4 4 2 1 5 5 3 5 3 5 5 4 71 142 Campers
13 M. Fathan Atillah Mukminin 4 2 1 3 3 2 2 5 4 2 3 1 4 5 4 5 1 5 5 5 66 132
Peralihan Quitters ke Campers
14 Muh. Dzaki Zulfahmi Mansur 4 2 5 2 5 3 1 4 3 3 5 3 5 5 5 5 1 5 5 5 76 152 Campers
15 Muh. Fahri 4 4 3 4 3 3 3 4 2 4 3 3 5 5 3 3 4 4 5 3 72 144 Campers
16 Muh. Fikri 0 0 Quitters
17 Muh. Fikri Dzaky 5 5 3 5 5 3 5 4 5 3 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 89 178 Climbers
18 Muh. Fiqri Fauzan Rizal 5 1 1 2 4 5 2 5 2 5 3 1 5 4 2 1 5 5 5 5 68 136 Campers
19 Muh. Ikhsan Nur Khalish 0 0 Quitters
No. Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Tot. Tot. x 2
Tipe Adversity Quotient
20 Muh. Raihan Alamsyah 3 4 4 3 4 4 2 5 4 2 2 1 5 5 3 2 4 5 5 2 69 138 Campers
21 Muh. Sa'ad Haris 4 5 4 3 4 4 5 4 5 4 2 2 5 4 2 4 3 5 5 3 77 154 Campers
22 Muh.Harits Al Qoyyim 5 1 5 3 3 5 3 3 1 3 1 1 5 5 3 5 3 5 5 1 66 132
Peralihan Quitters ke Campers
23 Muhammad Hafizh Al Dzikri 4 3 3 4 3 2 3 4 2 4 3 4 5 4 5 3 3 5 5 3 72 144 Campers
24 Mujaddid Baharuddin 4 5 5 5 5 4 5 5 1 5 1 1 5 5 5 5 5 5 5 1 82 164
Peralihan Campers ke Climbers
25 Sa'ad Bin Isman 3 5 3 4 1 3 5 5 3 5 5 2 5 3 5 5 2 5 5 3 77 154 Campers
DOKUMENTASI
PPT
RIWAYAT HIDUP
Arfan B, lahir pada tanggal 13 Mei 1998 di Jauh Pandang, anak
keempat dari tujuh bersaudara dari pasangan Baharuddin dan St.
Aisyah. Jenjang pendidikan yang ditempuh penulis, mulai dari
duduk dibangku Sekolah Dasar di SDN 330 Marannu pada tahun
2003 dan tamat pada tahun 2009, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di
SMPN 3 Pitumpanua pada tahun 2009 dan tamat pada tahun 2012, selanjutnya
penulis melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi yakni di SMA Negeri 1
Pitumpanua pada tahun 2012 dan selesai pada tahun 2015.
Pada tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan di Universitas
Muhammadiyah Makassar dan terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi
Pendidikan Matematika Program Strata Satu (S1) Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Berkat karunia Allah SWT, dalam Menyelesaikan Program Studi di
Universitas Muhammadiyah Makassar, saya mengangkat judul skripsi yaitu;
“Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Ditinjau Dari Adversity
Quotient Pada Siswa Kelas X IPA SMA Islam Terpadu Wahdah Islamiyah
Kota Makassar”.