Upload
rochman-hadi
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/7/2019 detergen, pupuk, pestisida
1/20
BAB II
PEMBAHASAN
A. Obat-obatana. Pengertian
Obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan,mineral
maupun zat kimia tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit,
memperlambat proses penyakit dan atau menyembuhkan penyakit. Obat ada yang
bersifat tradisional seperti jamu, obat herbal dan ada yang telah melalui proses
kimiawi atau fisika tertentu serta telah di uji khasiatnya. Yang terakhir inilah yang
lazim dikenal sebagai obat.Obat harus sesuai dosis agar efek terapi atau
khasiatnya bisa kita dapatkan.
b. Macam-macam obat1. Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Pada
kemasan ditandai dengan lingkaran hitam, mengelilingi bulatan berwarna
hijau. Dalam obat disertai brosur yang berisi nama obat, nama dan isi zat
berkhasiat, indikasi , dosis dan aturan pakai, nomor batch, nomor
registrasi, nama dan alamat pabrik serta cara penyimpanannya.
2. Obat bebas terbatas yaitu obat yang digunakan untuk mengobati
penyakit ringan yang dapat dikenali oleh penderita sendiri. Obat bebas
terbatas termasuk obat keras dimana pada setiap takaran yang digunakan
diberi batas dan pada kemasan ditandai dengan lingkaran hitam
mengelilingi bulatan berwarna biru serta sesuai dengan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan No. 6355/Dirjen/SK/69 tanggal 5 November 1975 ada
tanda peringatan P. No.1 sampai P.No.6 dan harus ditandai dengan etiket
atau brosur yang menyebutkan nama obat yang bersangkutan, daftar bahan
berkhasiat serta jumlah yang digunakan, nomor batch, tanggal kadaluarsa,
nomor registrasi, nama dan alamat produsen, petunjuk penggunaan,
indikasi, cara pemakaian, peringatan serta kontraindikasi.
3. Obat keras adalah obat yang hanya boleh diserahkan dengan resep
dokter, dimana pada bungkus luarnya diberi tanda bulatan dengan
lingkaran hitam dengan dasar merah yang didalamnya terdapat huruf "K"
yang menyentuh lingkaran hitam tersebut. Termasuk juga semua obat yang
8/7/2019 detergen, pupuk, pestisida
2/20
dibungkus sedemikian rupa yang digunakan secara parenteral baik dengan
cara suntikan maupun dengan cara pemakaian lain dengan jalan merobek
jaringan.
4. Obat Narkotika dan Psikotropika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan, yang dibedakan kedalam golongan-golongan.
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis
bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitasmental dan perilaku.
Industri farmasi merupakan salah satu elemen yang berperan
penting dalam mewujudkan kesehatan nasional melalui aktivitasnya dalam
bidang pembuatan obat. Tingginya kebutuhan akan obat dalam dunia
kesehatan dan vitalnya aktivitas obat mempengaruhi fungsi fisiologi tubuh
manusia melahirkan sebuah tuntutan terhadap industri farmasi agar
mampu memproduksi obat yang berkualitas. Oleh karena itu, semua
industri farmasi harus benar-benar berupaya agar dapat menghasilkan
produk obat yang memenuhi standar kualitas yang dipersyaratkan.
CPOB adalah pedoman pembuatan obat bagi industri farmasi di
Indonesia yang bertujuan untuk memastikan agar sifat dan mutu obat yang
dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan
dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Salah satu upaya yang
dilakukan industri farmasi dalam rangka meningkatkan kualitas obat yang
diproduksinya yaitu dengan menerapkan GMP (Good Manufacturing
Practise). Di Indonesia, istilah GMP lebih dikenal dengan CPOB (Cara
Pembuatan Obat yang Baik) yang dinamis. Melalui pedoman CPOB
semua aspek yang berhubungan dengan produksi dan pengendalian mutu
obat diperhatikan dan ditentukan sedemikian rupa dengan tujuan untuk
8/7/2019 detergen, pupuk, pestisida
3/20
menjamin bahwa produk obat dibuat senantiasa memenuhi persyaratan
mutu yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
c. Industri
Produk Obat yang Dihasilkan PT.Mutiara Mukti Farma (MUTIFA)
Produksi obat yang baik adalah produksi yang telah memenuhi ketentuan-
ketentuan CPOB. Menurut CPOB tidaklah cukup bila obat jadi hanya sekedar
lulus dari serangkaian pengujian, tetapi yang sangat penting adalah bahwa mutu
harus dibentuk ke dalam produk tersebut. Mutu obat dipengaruhi dari beberapa
aspek, yaitu bahan awal, personalia, bangunan dan fasilitas, peralatan, sanitasi dan
higenis, inspeksi diri, pengawasan mutu, penanganan keluhan terhadap obat,
penarikan kembali obat, dan dokumentasi. Dengan kata lain melalui CPOB
kualitas dari obat tidak hanya ditentukan dari hasil akhir, tetapi juga dipengaruhiaspek-aspek lain yang mempengaruhi produksi.
Industri farmasi sebagai produsen obat, mempunyai kewajiban moral dan
tanggung jawab sosial untuk senantiasa menghasilkan obat yang bermutu serta
aman saat digunakan maupun disimpan. Mutu suatu obat tidak dapat ditentukan
hanya berdasarkan pemeriksaan produk akhir saja, melainkan harus dibentuk ke
dalam produk selama keseluruhan proses pembuatan. Pengawasan dan
pengendalian mutu dilakukan mulai dari pengadaan bahan awal, proses
pembuatan, berbagai faktor yang dapat mempengaruhi mutu, seperti bangunan,
peralatan, personalia sampai suatu produk siap untuk dipasarkan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan telah
mendorong penemuan obat-obatan baru yang lebih poten untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Untuk mendukung pelayanan kesehatan yang
optimal, suatu obat harus ditangani secara ketat dalam pembuatan sampai
distribusi ke konsumen.
Adapun produk-produk yang dihasilkan oleh PT.Mutiara Mukti Farma, yaitu :
Parasetamol
Ampicilin
Antasida
CTM
Vitamin B kompleks
8/7/2019 detergen, pupuk, pestisida
4/20
Sanitasi dan hygiene di PT.Mutiara Mukti Farma (MUTIFA)
Tingkat sanitasi dan hygiene yang tinggi hendaklah diterapkan pada setiap
aspek pembuatan obat. Ruang lingkup meliputi personalia, bangunan, peralatan,
dan perlengkapan, bahan produksi serta wadahnya, dan setiap hal yang dapat
merupakan sumber pencemaran produk. Sumber pencemaran hendaklah
dihilangkan melalui suatu program sanitasi dan hygiene yang menyeluruh serta
terpadu. Sanitasi dan hygiene yang diatur dalam pedoman CPOB 2006 adalah
terhadap personalia, bangunan, dan peralatan. Prosedur sanitasi dan hygiene
hendaklah divalidasi serta dievaluasi secara berkala untuk memastikan efektivitas
prosedur dan selalu memenuhi persyaratan
Limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan obat di PT.Mutiara MuktiFarma (MUTIFA)
Adapun limbah yan dihasilkan, yaitu :
a. Limbah Cair
Limbah cair ini berasal dari limbah produksi, limbah laboratorium, limbah
domestik, dan limbah bengkel.
Tolak ukur yang dipakai untuk pemantauan limbah cair adalah berdasarkan baku
mutu air limbah yang diisyaratkan dalam Surat Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No.51/MENLH/10/1995
b. Limbah Padat
Limbah padat ini berasal dari:
- Bekas kemasan bahan awal (bahan baku/bahan kemasan) seperti kertas, kotak
karton, wadah kayu/plastik/kaca, drum, kaleng.
- Buangan proses produksi seperti tepung sisa proses, produk antara/ruahan yang
rusak atau kotor, kemasan (aluminium foil, botol, dus).
- Buangan bahan hasil pengujian laboratorium seperti tablet bekas pengujian
kekerasan, waktu hancur, dan lain-lain.
- Bahan awal dan produk jadi yang rusak.
- Wadah bekas bahan produksi (plastik dan tong rusak).
- Limbah padat domestik.
8/7/2019 detergen, pupuk, pestisida
5/20
Tolak ukur yang dipakai untuk pemantauan limbah padat adalah kualitas
lingkungan atau kebersihan di dalam area industri, dimana tidak terdapat lagi
limbah padat yang berserakan di pabrik.
c. Limbah Udara
Limbah udara ini berasal dari:
Gas, uap dan asap
- Bahan kimia / reagensia.
- Bahan baku seperti ammonia liquid, alkohol, dan lain-lain.
- Proses produksi seperti metilen klorida dari proses coating.
- Pembakaran zat padat.
- Asap pembakaran sampah
Tolak ukur yang dipakai untuk pamantauan limbah udara adalah kualitasudara di dalam dan di luar lingkungan pabrik, meliputi kadar H2S, NH2, SO2,
CO, NO2, TSP
d. Limbah Suara
Limbah suara ini berasal dari mesin produksi, genset, mesin sistem
penunjang (AHU, mesin boiler). Cara pengendalian limbah suara ini dapat diatasi
dengan menggunakan ear insert oleh pekerja.
Tolak ukur yang digunakan untuk pemantauan limbah suara adalah angka
kebisingan dan getaran di dalam dan di luar area pabrik yang diukur sesuai
dengan angka kebisingan maksimum 65 dB dan getaran maksimum 7,5 Hz.
Solusi untuk mengendalikan limbah dari hasil produksi obat di PT.Mutiara
Mukti Farma (MUTIFA)
Dalam industri farmasi PT Mutiara Mukti Farma (MUTIFA) telah
memiliki sistem pengolahan limbah untuk mengatasi limbah-limbah yang
dihasilkan.
a. Pengolahan limbah cair
b. Pengolahan limbah padat
Tolak ukur yang dipakai untuk pemantauan limbah padat adalah kualitas
lingkungan atau kebersihan di dalam area industri, dimana tidak terdapat lagi
limbah padat yang berserakan di pabrik
8/7/2019 detergen, pupuk, pestisida
6/20
Sistem Penanggulangan Limbah Udara di PT. MUTIFA
Jenis Cara Pengendalian
1. Bahan kimia/reagensia laboratorium Lemari asam
2. Asap pembakaran sampah Incenerator cerobong tinggi
3. Uap solven Exhaust fan
4. Debu Produksi Pemasangan dust collector
d. Pengolahan limbah suara.
Cara pengendalian limbah suara ini dapat diatasi dengan menggunakan ear
insert oleh pekerja.
Tolak ukur yang digunakan untuk pemantauan limbah suara adalah angka
kebisingan dan getaran di dalam dan di luar area pabrik yang diukur sesuai
dengan angka kebisingan maksimum 65 dB dan getaran maksimum 7,5 Hz.
d. Kontribusi Pabrik Farmasi di Indonesia Terhadap APBN
Pada tahun 1969 jumlah produsen farmasi di Indonesia tercatat 149 pabrik
yang terdiri dari 6 perusahaan PMDN, 1 perusahaan PMA dan 142 perusahaan
swasta nasional. Pada awal-awal tahun Orde Baru ini sebagian besar kebutuhan
obat Indonesia masih diimpor dari luar negeri. Pada tahun 1983, telah terjadi
kemajuan yang cukup signifikan karena 90% kebutuhan obat telah dapat dipenuhi
oleh industri farmasi di dalam negeri, meski sebagian besar bahan baku masih
harus diimpor. Jumlah produsen farmasi pada tahun 1983 tercatat 286 pabrik
yang terdiri dari 37 perusahaan PMDN, 40 perusahaan PMA dan 209 perusahaan
swasta nasional. Jumlah perusahaan manufaktur farmasi Indonesia yang ada pada
dewasa ini relatif tidak banyak mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun
1983. Pada saat ini jumlah podusen farmasi tercatat sebanyak 202 pabrik yang
terdiri dari 4 BUMN, 30 PMA dan 168 perusahaan sasta nasional (Sirait, 2001).
Namun demikian, dalam nilai penjualan telah mengalami kenaikan yang
signifikan. Pada tahun 1980 obat yang beredar di Indonesia bernilai sebesar US $
483 juta (Sirait, 2001) dan pada tahun 2004 tercatat sekitar US$ 2 milyar
(Sampurno, 2005).
Ekspor obat Indonesia dari tahun ketahun menunjukkan peningkatan
meskipun nilainya relatif belum besar yaitu sekitar 5% dari total penjualan
8/7/2019 detergen, pupuk, pestisida
7/20
industri farmasi Indonesia. Dengan diberlakukannya harmonisasi regulasi farmasi
ASEAN selambat-lambatnya tahun 2010 maka akan tercipta pasar tunggal
ASEAN di bidang farmasi, dalam arti tidak ada lagi hambatan tarif maupun non
tarif dalam perdagangan farmasi di region ASEAN. Ini berarti terbuka peluang
bagi industri farmasi untuk mengembangkan ekspor di pasar ASEAN, tetapi pada
saat yang sama pasar domestik Indonesia akan terancam masuknya produk-
produk farmasi ASEAN dengan lebih leluasa ke Indonesia.
B. PESTISIDAa. Pengertian Pestisida
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus
yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama disini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit
tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian
nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus,
burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.
Sedangkan menurut The United States Federal Environmental Pesticide
Control Act, pestisida adalah semua zat atau campuran zat yang khusus untuk
memberantas atau mencegah gangguan serangga, binatang pengerat, nematoda,
cendawan, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap hama kecuali virus,
bakteria atau jasad renik yang terdapat pada manusia dan binatang lainnya. Atau
semua zat atau campuran zat yang digunakan sebagai pengatur pertumbuhan
tanaman atau pengering tanaman.
Bagi kehidupan rumah tangga, yang dimaksud hama adalah meliputi
semua hewan yang mengganggu kesejahteraan hidupnya, seperti lalat, nyamuk,
kecoak, ngengat, kumbang, siput, kutu, tungau, ulat, rayap, ganggang serta
kehidupan lainnya yang terbukti mengganggu kesejahteraannya. Pestisida juga
diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau
menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagiantanaman.
Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida
ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih
8/7/2019 detergen, pupuk, pestisida
8/20
dititiberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah
batas ambang ekonomi atau ambang kendali.
Di Indonesia untuk keperluan perlindungan tanaman, khususnya untuk
pertanian dan kehutanan pada tahun 2008 hingga kwartal I tercatat 1702 formulasi
yang telah terdaftar dan diizinkan penggunaannya. Sedangkan bahan aktif yang
terdaftar telah mencapai 353 jenis.
Dalam pengendalian hama tanaman secara terpadu, pestisida adalah
sebagai alternatif terakhir. Dan belajar dari pengalaman, Pemerintah saat ini tidak
lagi memberi subsidi terhadap pestisida . Namun kenyataannya di lapangan petani
masih banyak menggunakannya. Menyikapi hal ini, yang terpenting adalah baik
pemerintah maupun swasta terus menerus memberi penyuluhan tentang
bagaimana penggunaan pestisida secara aman dan benar. Aman terhadap diri danlingkungannya, benar dalam arti 5 tepat (tepat jenis pestisida, tepat cara aplikasi,
tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat takaran).
b. Macam dan Contoh Nama PestisidaPestisida dapat digolongkan menjadi bermacam-macam dengan
berdasarkan fungsi dan asal katanya. Penggolongan tersebut disajikan sbb.:
a. Akarisida, berasal dari kata akari yang dalam bahasa Yunani berartitungau atau kutu. Akarisida sering juga disebut sebagai mitesida.
Fungsinya untuk membunuh tungau atau kutu.
b. Algisida, berasal dari kata alga yang dalam bahasa latinnya berartiganggang laut. Berfungsi untuk melawan alge.
c. Avisida, berasal dari kata avis yang dalam bahasa latinnya berarti burung.Berfungsi sebagai pembunuh atau zat penolak burung serta pengontrol
populasi burung.
d. Bakterisida, berasal dari kata latin bacterium atau kata Yunani bacron.Berfungsi untuk melawan bakteri.
e. Fungisida, berasal dari kata latin fungus atau kata Yunani spongos yangberarti jamur. Berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan.
f. Herbisida, berasal dari kata latin herba yang berarti tanaman setahun.Berfungsi membunuh gulma (tumbuhan pengganggu).
8/7/2019 detergen, pupuk, pestisida
9/20
g. Insektisida, berasal dari kata latin insectum yang berarti potongan, keratanatau segmen tubuh. Berfungsi untuk membunuh serangga.
h. Larvisida, berasal dari kata Yunani lar. Berfungsi untuk membunuh ulatatau larva.
i. Molluksisida, berasal dari kata Yunani molluscus yang berartiberselubung tipis lembek. Berfungsi untuk membunuh siput.
j. Nematisida, berasal dari kata latin nematoda atau bahasa Yunani nemayang berarti benang. Berfungsi untuk membunuh nematoda (semacam
cacing yang hidup di akar).
k. Ovisida, berasal dari kata latin ovum yang berarti telur. Berfungsi untukmembunuh telur.
l.
Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis berarti kutu, tuma. Berfungsiuntuk membunuh kutu atau tuma.
m. Piscisida, berasal dari kata Yunani piscis yang berarti ikan. Berfungsiuntuk membunuh ikan.
n. Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodera yang berarti pengerat.Berfungsi untuk membunuh binatang pengerat, seperti tikus.
o. Predisida, berasal dari kata Yunani praeda yang berarti pemangsa.Berfungsi untuk membunuh pemangsa (predator).
p. Silvisida, berasal dari kata latin silva yang berarti hutan. Berfungsi untukmembunuh pohon.
q. Termisida, berasal dari kata Yunani termes yang berarti seranggapelubang daun. Berfungsi untuk membunuh rayap.
c. Undang-Undang Tentang PestisidaPERATURAN PEMERINTAH NO. 7 TAHUN 1973
Untuk melindungi keselamatan manusia dan sumber-sumber kekayaan
alam khususnya kekayaan alam hayati, dan supaya pestisida dapat digunakan
efektif, maka peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida diatur dengan
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973. Dalam peraturan tersebut antara lain
ditentukan bahwa:
8/7/2019 detergen, pupuk, pestisida
10/20
a. Tiap pestisida harus didaftarkan kepada Menteri Pertanian melalui KomisiPestisida untuk dimintakan izin penggunaannya.
b. Hanya pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan olehMenteri Pertanian boleh disimpan, diedarkan dan digunakan.
c. Pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan oleh MenteriPertanian hanya boleh disimpan, diedarkan dan digunakan menurut
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam izin pestisida itu.
d. Tiap pestisida harus diberi label dalam bahasa Indonesia yang berisiketerangan-keterangan yang dimaksud dalam surat Keputusan Menteri
Pertanian No. 429/ Kpts/Mm/1/1973 dan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang ditetapkan dalam pendaftaran dan izin masing-masing
pestisida.Dalam peraturan pemerintah tersebut yang disebut sebagai pestisida adalah
semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan
untuk:
a. Memberantas atau mencegah hama atau penyakit yang merusak tanaman,bagian tanaman atau hasil pertanian.
b. Memberantas gulmac. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak
diinginkan.
d. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian tanaman,kecuali yang tergolong pupuk.
e. Memberantas atau mencegah hama luar pada ternak dan hewan piaraan.f. Memberantas atau mencegah hama air.g. Memberantas atau mencegah binatang dan jasad renik dalam rumah
tangga.
h. Memberantas atau mencegah binatang yang dapat menyebabkan penyakitpada manusia atau binatang yang dilindungi, dengan penggunaan pada
tanaman, tanah dan air.
d. Pabrik/IndustriPT DuPont Agricultural Products Indonesia (PT DAPI):
8/7/2019 detergen, pupuk, pestisida
11/20
DuPont adalah sebuah perusahaan pestisida berbasis ilmu pengetahuan
yang berumur lebih dari 200 tahun, yang menawarkan berbagai produk; teknologi
dan layanan yang inovatif guna meningkatkan kualitas kehidupan manusia dimana
saja. Berkantor pusat di Wilmington, Del., USA, DuPont memberikan solusi-
solusi berbasis ilmu pengetahuan ke pasar, termasuk dalam bidang pertanian; gizi;
elektronik; komunikasi; keselamatan dan perlindungan; rumah dan konstruksi;
transportasi; dan rumah.
DuPont memulai kegiatan bisnisnya di Indonesia pada tahun 1975.
Bertahun-tahun kemudian, DuPont Indonesia telah menjadi suatu perusahaan
yang melayani ribuan pelanggan langsung dan ratusan juta pelanggan tak
langsung di Indonesia yang menggunakan produk-produk DuPont setiap harinya.
DuPont Indonesia juga telah memainkan peran yang signifikan di dalampertumbuhan Perusahaan di Asia Pasifik melalui berbagai kegiatan penjualan dan
pemasaran dan produk-produk perlindungan tanaman DuPont dan fasilitas-
fasilitas pabrik Benih Jagung Hibrida.
DuPont memiliki beberapa sub unit usaha di Indonesia seperti DuPont
Crop Protection Indonesia, yang memproduksi herbisida Ally 20 WDG Allyplus
77 WP, fungisida Curzate 8/64 WP, Delsene 50 WP, dan insektisida Lannate 25
WP dan Lannate 40 SP serta yang terbaru adalah Prevathon 50 SC yang mampu
mengendalikan hama penggerek batang dan pelipat daun pada padi.
Dampak Pestisida Terhadap Lingkungan
1. Dampak PositifPestisida tidak hanya berperan dalam mengendalikan jasad-jasad
pengganggu dalam bidang pertanian saja, namun juga diperlukan dalam
bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang
lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan
vektor (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan
lingkungan, dalam bidang perumahan terutama untuk pengendalian rayap
atau gangguan serangga yang lain.
8/7/2019 detergen, pupuk, pestisida
12/20
Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh
hama-hama tanaman. Dalam konsep Pengendalian Terpadu Hama, pestisida
berperan sebagai salah satu komponen pengendalian.
Idealnya teknologi pertanian maju tidak memakai pestisida. Tetapi sampai
saat ini belum ada teknologi yang demikian. Pestisida masih diperlukan,
bahkan penggunaannya semakin meningkat. Pengalaman di Indonesia dalam
menggunakan pestisida untuk program intensifikasi, ternyata pestisida dapat
membantu mengatasi masalah hama padi. Pestisida dengan cepat menurunkan
populasi hama, hingga meluasnya serangan dapat dicegah, dan kehilangan
hasil karena hama dapat ditekan.
Pengalaman di Amerika Latin menunjukkan bahwa dengan menggunakan
pestisida dapat meningkatkan hasil 40 persen pada tanaman coklat. DiPakistan dengan menggunakan pestisida dapat menaikkan hasil 33 persen
pada tanaman tebu, dan berdasarkan catatan dari FAO penggunaan pestisida
dapat menyelamatkan hasil 50 persen pada tanaman kapas.
Dengan melihat besarnya kehilangan hasil yang dapat diselamatkan berkat
penggunaan pestisida, maka dapat dikatakan bahwa peranan pestisida sangat
besar dan merupakan sarana penting yang sangat diperlukan dalam bidang
pertanian. Usaha intensifikasi pertanian yang dilakukan dengan menerapkan
berbagai teknologi maju seperti penggunaan pupuk, varietas unggul,
perbaikan pengairan dan pola tanam akan menyebabkan perubahan ekosistem
yang sering diikuti oleh meningkatnya problema serangan jasad pengganggu.
Demikian pula usaha ekstensifikasi pertanian dengan membuka lahan
pertanian baru, yang berarti melakukan perombakan ekosistem, sering kali
diikuti dengan timbulnya masalah serangan jasad pengganggu. Dan
tampaknya saat ini yang dapat diandalkan untuk melawan jasad pengganggu
tersebut yang paling manjur hanya pestisida. Memang tersedia cara lainnya,
namun tidak mudah untuk dilakukan, kadang-kadang memerlukan tenaga
yang banyak, waktu dan biaya yang besar, hanya dapat dilakukan dalam
kondisi tertentu yang tidak dapat diharapkan efektifitasnya. Pestisida saat ini
masih berperan besar dalam menyelamatkan kehilangan hasil yang
disebabkan oleh jasad pengganggu.
8/7/2019 detergen, pupuk, pestisida
13/20
2. Dampak NegatifPeningkatan kegiatan agroindustri selain meningkatkan produksi pertanian
juga menghasilkan limbah dari kegiatan tersebut. Penggunaan pestisida,
disamping bermanfaat untuk meningkatkan produksi pertanian tapi juga
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan pertanian dan juga
terhadap kesehatan manusia.
Dalam penerapan di bidang pertanian, ternyata tidak semua pestisida
mengenai sasaran. Kurang lebih hanya 20 persen pestisida mengenai sasaran
sedangkan 80 persen lainnya jatuh ke tanah. Akumulasi residu pestisida
tersebut mengakibatkan pencemaran lahan pertanian. Apabila masuk ke
dalam rantai makanan, sifat beracun bahan pestisida dapat menimbulkan
berbagai penyakit seperti kanker, mutasi, bayi lahir cacat,CAIDS (ChemicallyAcquired Deficiency Syndrom) dan sebagainya (Said,1994).
Berdasarkan data yang diperoleh Theresia (1993)dalam Said (1994),
di Indonesia kasus pencemaran oleh pestisida menimbulkan berbagai
kerugian. Di Lembang dan Pengalengan tanah disekitar kebun wortel, tomat,
kubis dan buncis telah tercemar oleh residu organoklorin yang cukup tinggi.
Juga telah tercemar beberapa sungai di Indonesia seperti air sungai Cimanuk
dan juga tercemarnya produk-produk hasil pertanian.
Upaya Penanggulangan Pencemaran Pestisida
Pencemaran dari residu pestisida sangat membahayakan bagi lingkungan
dan kesehatan, sehingga pelu adanya pengendalian dan pembatasan dari
penggunaan pestisida tersebut serta mengurangi pencemaran yang diakibatkan
oleh residu pestisida.
Kebijakan global pembatasan penggunaan pestisida sintetik yang
mengarah pada pemasyarakatan teknologi bersih (clean technology) yaitu
pembatasan penggunaan pestisida sintetik untuk penanganan produk-produk
pertanian terutama komoditi andalan untuk eksport (Suwahyono, 1996). Dalam
hal ini berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi dampak negatif pestissida dan
mencegah pencemaran lebih berlanjut lagi.
8/7/2019 detergen, pupuk, pestisida
14/20
e. Kontribusi Terhadap APBNPada perusahaan atau industri terkumpul juga populasi yang mempunyai
tujuan yang sama. Mereka biasanya terkelompok dewasa muda, dan cukup sehat
untuk bekerja. Populasi ini di pekerjaannya akan berhadapan dengan bahan baku,
ataupun proses dan bahan jadi yang dapat memepengaruhi kesehatannya. Di alam
industri secara garis besar didapatkan berbagai bahan berbahaya yang
dikelompokkan menjadi: factor kimia, fisika, biologis, dan ergonomis.
Industri pestisida dunia didominasi oleh sejumlah kecil produsen (sekitar
15) memasok sejumlah besar bahan aktif. Diperkirakan bahwa 10 dari
perusahaan-perusahaan ini memproduksi 90% dari bahan aktif di dunia.
Perusahaan-perusahaan umumnya terintegrasi secara vertikal karena mereka
memproduksi formulasi serta membuat bahan dasar, bagaimanapun, semakin,proses perumusan sedang ditenderkan untuk khusus, skala besar, formulator biaya
rendah. Bagi banyak produsen, produksi bahan kimia pertanian hanya sebagian
kecil (10 sampai 15%) dari total output ekonomi dari perusahaan tersebut.
Sebagian besar terlibat dengan obat-obatan, kesehatan hewan, gizi, kesehatan
konsumen, dan bahan kimia industri.
C. PUPUKa. Pengertian
Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara
bagi tanaman. Bahan tersebut berupa mineral atau organik, dihasilkan oleh
kegiatan alam atau diolah oleh manusia di pabrik. Unsur hara yang diperlukan
oleh tanaman adalah: C, H, O (ketersediaan di alam masih melimpah), N, P, K,
Ca, Mg, S (hara makro, kadar dalam tanaman > 100 ppm), Fe, Mn, Cu, Zn, Cl,
Mo, B (hara mikro, kadar dalam tanaman < 100 ppm).
Pupuk diberikan agar tanaman (tumbuhan yang diusahakan manusia)
dapat tumbuh, berkembang dan menghasilkan sesuai yang diharapkan. Manusia
selalu menuntut lebih terhadap kemampuan tanaman. Rekayasa genetik dan
lingkungan di lakukan agar tanaman memberikan kinerja yang lebih baik.
Dengan bantuan hasil tanaman tersebut, unsur yang semula berada dalam tanah
masuk ke dalam tubuh manusia.
8/7/2019 detergen, pupuk, pestisida
15/20
Tumbuhan tidak memerlukan pupuk. Karena tumbuhan mampu
mengambil unsur hara yang tersedia di lingkungan hidupnya. Pada lahan yang
tidak terusik manusia, kesuburan tanah selalu meningkat, karena terjadi
pelonggokan materi dan energi di tempat tersebut. Mineral dari jeluk yang lebih
dalam diangkut ke daun dan digugurkan ke permukaan tanah. Gas-gas di udara
terutama CO2 dijerat dan digunakan sebagai penyusun tubuh tumbuhan.
Tumbuhan selalu hidup bersama dengan lelembut (mikrobia). Serasah tumbuhan
menjadi makanan dan sumber energi bagi lelembut tersebut untuk terus bekerja.
Hasil perombakan digunakan kembali oleh tumbuhan. Interaksi mineral dan bahan
organik yang terus menerus itu, akan diikuti ketersedian hara dan lengas yang
makin besar, sehingga memberikan lingkungan yang terbaik bagi tumbuhan.
b. Macam-macamPupuk organikadalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup,
seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat
berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia,
dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada
kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk
kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut
kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan
limbah kota (sampah).
Pupuk anorganikatau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh
pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki prosentase
kandungan hara yang tinggi. Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya, pupuk
anorganik dapat dibagi menjadi dua yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk.
Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam.
Biasanya berupa unsur hara makro primer, misalnya urea hanya mengandung
unsur nitrogen.
Pupuk majemukadalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis
unsur hara. Penggunaan pupuk ini lebih praktis karena hanya dengan satu kali
penebaran, beberapa jenis unsur hara dapat diberikan. Namun, dari sisi harga
8/7/2019 detergen, pupuk, pestisida
16/20
pupuk ini lebih mahal. Contoh pupuk majemuk antara lain diamonium phospat
yang mengandung unsur nitrogen dan fosfor.
c. Undang-UndangPeraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2001 tentang Pupuk Budidaya Tanaman
a) Bahwa pupuk merupakan salah satu sarana produksi yang mempunyaiperanan penting dalam peningkatan produksi dan mutu hasil budidaya
tanaman;
b) Bahwa untuk memenuhi standar mutu dan menjamin efektifitas pupuk,maka pupuk yang diproduksi harus berasal dan formula hasil rekayasa
yang telah diuji mutu dan efektifitasnya;
c)
Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas dan sebagaipelaksanaan dan Pasal 37 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992
tentang Sistem Budidaya Tanaman, perlu mengatur Pupuk Budidaya
tanaman dengan Peraturan Pemerintah;
d. Pabrik/IndustriSalah satu pabrik pupuk di Indonesia adalah PT. Petrokimia Gresik, yang
berlokasi di Gresik, Jawa Timur. Pabrik ini didirikan pada tanggal 10 Juli 1972
dengan jumlah 1 pabrik dan memiliki kapasitas produksi total 460.000 ton.
e. Dampak Terhadap Lingkungandampak negatif dari program tersebut saat ini sudah kita rasakan, yaitu
dengan semakin kurusnya lahan pertanian, hama dan penyakit tanaman menjadi
resisten, ketergantungan terhadap sarana produksi kimia yang begitu besar serta
semakin tingginya residu yang berbahaya dalam pangan yang kita konsumsi.
penggunaan pupuk kimia sintetik akan mengakibatkan penurunan kesehatan dan
kesuburan lahan pertanian.
f. Kontribusi terhadap APBNIndonesia kemungkinan akan mengekspor pupuk sebanyak 3 juta ton
menyusul adanya kelebihan produksi pupuk dari 5 pabrik milik Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) dalam tahun ini. Menurut Menteri BUMN Mustafa
8/7/2019 detergen, pupuk, pestisida
17/20
Abubakar, ada lima pabrik pupuk BUMN yang memproduksi hampir 10 juta ton
kebutuhan nasional untuk pupuk. "Bahkan ada kelebihan 3 juta ton. Pemerintahan
juga akan melakukan program sertifikasi lahan agar dapat menunjang produksi
beras secara konkret. Dan varietas - varietas padi yang masih mungkin
ditanamkan dalam kondisi lapangan yang rawan ini lebih diintesifkan lagi agar
bisa meningkatkan pendapatan negara.
D. DETERGEN (sabun cuci, shampoo, sabun mandi)a. Pengertian
Deterjen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk
membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi.
Detergen sudah sangat akrab di kehidupan, terutama bagi ibu rumah tangga.Detergen digunakan untuk mencuci pakaian. Untuk menyempurnakan
kegunaannya, biasanya pabrik menambahkan Natrium Perborat, pewangi,
pelembut, Naturium Silikat, penstabil, Enzim, dan zat lainnya agar fungsinya
semakin beragam. Tapi diantara zat-zat tersebut ada yang tak bisa
dihancurkan/dilarutkan oleh mikroorganisme sehingga otomatis menyebabkan
pencemaran lingkungan. Apabila air yang mengandung detergen dibuang ke
dalam air, tercemarlah air dan pertumbuhan Alga yang sangat cepat. Hal ini akan
menyebabkan kandungan oksigen dalam air berkurangan dan otomatis ikan,
tumbuhan laut, dan kehidupan air lainnya mati. Selain itu limbah Detergen juga
menyebabkan pencemaran tanah yang menurunkan kualitas kesuburan tanah yang
mengakibatkan tanaman serta hidupan tanah termasuk cacing mati. Padahal
cacing bisa menguraikan limbah organik, non organik & menyuburkan tanah.
Pada umumnya, deterjen mengandung bahan-bahan berikut:
1. Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang
mempunyai ujung berbeda yaitu hydrophile (suka air) dan hydrophobe (suka
lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air
sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan.
Secara garis besar, terdapat empat kategori surfaktan yaitu:
a. Anionik : -Alkyl Benzene Sulfonate
- Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LAS)
8/7/2019 detergen, pupuk, pestisida
18/20
- Alpha Olein Sulfonate (AOS)
b. Kationik : Garam Ammonium
c. Non ionik : Nonyl phenol polyethoxyle
d. Amphoterik : Acyl Ethylenediamines
2. Builder (Permbentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari
surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air.
a. Phosphates : Sodium Tri Poly Phosphate (STPP)
b. Acetates : Nitril Tri Acetate (NTA)
- Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA)
c. Silicates : Zeolith
d. Citrates : Citrate acid
3. Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyaikemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas.
Contoh : Sodium sulfate
4. Additives adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk
lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak
berhubungan langsung dengan daya cuci deterjen. Additives ditambahkan
lebih untuk maksud komersialisasi produk.
Contoh : Enzyme, Borax, Sodium chloride, Carboxy Methyl Cellulose (CMC).
Sampo merupakan sebuah sabun cair yang digunakan untuk perawatan
rambut, mencuci rambut dan kulit kepala agar dapat memembersihkan minyak,
debu, serpihan kulit, dan kotoran lain dari rambut. Sampo biasanya yang terbuat
dari campuran bahan bahan alami (tumbuhan) atau zat-zat kimia. Pengertian lain
dari sampo yaitu sediaan yang mengandung surfaktan dalam bentuk yang cocok
berguna untuk menghilangkan kotoran dan lemak yang melekat pada rambut dan
kulit kepala tidak membahayakan rambut, kulit kepala, dan kesehatan si pemakai.
Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan
membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut batang
karena sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan sabun cair juga telah telah
meluas, terutama pada sarana-sarana publik. Jika diterapkan pada suatu
permukaan, air bersabun secara efektif mengikat partikel dalam suspensi mudah
8/7/2019 detergen, pupuk, pestisida
19/20
8/7/2019 detergen, pupuk, pestisida
20/20
y PTKnorr Indonesia - diakuisisi pada 21 Januari 2004Produk dari Unilever antara lain adalah Surf, Rinso, Buavita, Sunsilk, Taro,
Pepsodent, Molto, Lifeboy, Clear, Close Up, Citra, Axe, Royco, Kecap Bango,
Sariwangi, Blue Band, Walls, Sunlight, Ponds, Lux, Rexona, dan Pure It.
Penanggulangan Limbah Deterjen
Pada produksi surfaktan anionik digunakan H2SO4 encer dengan
reaktor film tipis. Terdapat dua macam limbah atau buangan utama yang harus
diperhatikan yaitu limbah air cucian dari pembersih bejana yang dinetralkan dan
sisa SO3 yang tidak bereaksi. Air cucian biasanya sedikit mengandung bahan
aktif permukaan anionik yang biasanya diolah dengan proses biologi yang
serupa dengan pengolahan limbah utama. Degradasi bakterial pada kondisi
aerob mengubah surfaktan anionik menjadi karbon dioksida dan air. Limbahasam dari reactor dicuci dan dinetralisasi dengan air kapur membentuk
kalsium sulfat yang tidak larut.
Gas sulfonat yang dihasilkan dialirkan ke dalam siklon untuk memisahkan
kabut asam dari gas-gas. Asam hasil pemisahan di masukkan kembali ke
aliran produknya dan bila gas itu masih mengandung SO3 akan dilewatkan
kembali ke zona reaksi. Gas cerobong yang mengandung SO2 dan SO3
mula-mula akan dilewatkan ke dalam pengendap elektrostatik untuk mengusir
asam sulfat dan asam sulfit yang mungkin terbentuk karena adanya uap dalam
instalasinya. Gas dari pengendapan akan dimasukkan ke dalam suatu
penggosok arus, yang akan bercampur dengan suatu larutan soda kaustik di
dalam air. Proses ini digunakan untuk mengusir semua residu SO2 dan SO3,
sehingga dihasilkan udara bersih.