13
Indonesia Internet Governance Forum (Id IGF) Hotel Borobudur, 1 November 2012 Oleh Firdaus Cahyadi Yayasan SatuDunia

Di balik gemerlap bisnis ict di indonesia igf firdaus cahyadi2

  • View
    581

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah presentasi ini dipaparkan pada acara Indonesia Internet Governance Forum (Id IGF), Hotel Borobudur, Jakarta, 1 Nov 2012

Citation preview

Bisnis ICT, Siapa yang Menikmati?

Indonesia Internet Governance Forum (Id IGF)

Hotel Borobudur, 1 November 2012

Oleh Firdaus Cahyadi

Yayasan SatuDunia

Presiden SBY Bangga dengan pengguna media sosial di

Indonesia

"Pemuda kami ini bisa dibilang paling 'connected'. Saat ini

kita adalah pengguna Facebook tertinggi kedua di dunia,

dan tertinggi ketiga pengguna Twitter," ungkap Presiden

Yudhoyono (detik.com, 4 Mei 2011)

Bisnis ICT 2012

Menteri Telekomunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring

memperkirakan, bisnis Information Communication

Technology (ICT) pada 2012 ini dapat mencapai Rp500

triliun. (Vivanews.com, 21 Desember 2011)

Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia

Pada tahun 2007, menurut Buku Putih Komunikasi dan Informatika Indonesia yang diterbitkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika pada tahun 2010,

prosentase keluarga Indonesia yang memiliki akses internet sebesar 5,58 persen.

Dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 8,56 persen. Sementara menurut Plt Dirjen

Postel Muhammad Budi Setiawan, seperti ditulis oleh detik.com Juni 2010,

mengungkapkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai angka

45 juta

Internet usage and population statistics in Indonesia

Year User Population Percentage GDP p.c Note

2000 2,000,000 206,264,595 1 % $ 570

2007 20,000,000 224,481,720 8.9 % $1,916

2008 25,000,000 237,512,355 10.5 % $ 2,238

2009 30,000,000 240,271,522 12.50 % $ 2,329

2010 30,000,000 242,968,342 12.30 % $ 2,858

[1] Indonesia Internet Usage and Population Statistics, Internet World Stats quoting United Nations Department of Economic and Social Affairs, http://www.internetworldstats.com (last accessed April 6, 2012).

Dalam UU 36/1999 Telekomunikasi (dalam bab Penjelasan atas UU

36/1999) disebutkan bahwa tujuan dari telekomunikasi adalah

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks

telekomunikasi tentu saja kesejahteraan masyarakat ini dicapai

melalui perluasaan akses telekomunikasi di seluruh Indonesia.

Idealnya, liberalisasi yang didorong oleh UU 36/1999 akan

semakin mendorong perluasan akses telekomunikasi itu. Namun

benarkah demikian?

Data dari kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo)menyebutkan, bahwa

hingga tahun 2008, desa di wilayah Jawa merupakan kawasan yang paling banyak

memiliki infrastruktur telepon kabel. Kemudian menyusul wilayah Sumatera,

Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Papua dan Maluku. Kepemilikan

telepon kabel (84,79%) pun paling banyak berada di wilayah Jawa dan Sumatera.

Dari data ini mulai muncul indikasi ketimpangan akses telekomunikasi di Indonesia.

Akses telekomunikasi masih didominasi Jawa dan Indonesia Bagian Barat (Sumatera).

Wilayah Jawa juga merupakan wilayah desa penerima sinyal selular terbanyak

dibandingkan daerah lain di Indonesia. Tak heran pula pada tahun 2008 kepemilikan

handphone (81,57%) berada di wilayah Jawa dan Sumatera.

Sementara di sisi lain, data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun

2010, menyebutkan sebanyak 65,2% infrastruktur backbone serat optik

terkonsentrasi di Jawa, kemudian diikuti oleh Sumatera (20,31%) dan Kalimantan

(6,13%), sementara pada wilayah Indonesia timur (Nusa Tenggara, Maluku dan

Papua) belum terjangkau infrastruktur ini.

(Sumber: Buku Putih, Komunikasi dan Informatika tahun 2010)

Note: Pengertian backbone serat optik adalah saluran atau koneksi berkecepatan tinggi

yang menjadi lintasan utama dalam sebuah jaringan telematika.

Peta Penyebaran infrastruktur fiber optic (Sumber: Muhammad Salahuddien, ID-Sirti)

50.33%

5.02% 3.23% 3.09% 3.04% 2.23% 2.18% 1.90% 1.04% 0.49% 0.28% 0.12% 0.10% 0.07% 0.03% 0.01% 0.01%

26.83%

Facebook: Indonesian User by Cities

Report Indonesia Social Media Landscape a snapshot of Indonesian user behavior by SalingSilang.com (Feb

2011)

http://www.slideshare.net/salingsilang/snapshot-of-indonesia-social-media-users-saling-silang-report-feb-2011

15.37%

10.01% 10.01% 9.44% 9.26% 8.96%

7.99% 7.22%

5.43% 5.12%

3.14% 3.09%

1.06% 0.99% 0.65% 0.52% 0.31% 0.30% 0.17% 0.16% 0.15%

Source: SalingSilang.com Engine, Indonesian Twitter Users 2011

Top cities in Indonesia that tweets

"Saya bayangkan, sulit ya anak-anakku, kita harus mencari informasi melalui

internet di Saumlaki ini," ujar Wapres Boediono di hadapan perwakilan

siswa SMA/SMK se-Saumlaki di halaman SMA Unggulan Saumlaki. Wapres

Boediono, Sabtu (6/11/2010) pagi, mengaku sulit mengakses internet saat

mencoba berkali-kali membuka situs untuk mengetahui perkembangan

berita. Pasalnya, jaringan internet di Saumlaki, Kabupaten Maluku

Tenggara Barat, Provinsi Maluku, belum seluas di Jakarta.

(Kompas.com 6 November 2010)

Pendaftaran SNMPTN Online di seluruh

Indonesia??

Uji Kompetensi Guru secara online??

Pendaftaran masuk PNS secara Online??

Impor Handphone

Data Kementerian Perdagangan, impor telepon seluler angkanya naik selama bulan

Januari hingga Mei 2012 sebesar 22,2% (http://finance.detik.com, 3 Juli 2012)

Impor Laptop

Sampai November 2009, nilai impor komputer jinjing telah menembus 461 juta dollar

AS. Angka ini melonjak 30,4 persen dibandingkan impor laptop seluruh tahun 2008

yang hanya 353,4 juta dollar AS.

Dari nilai impor itu, laptop China menguasai 90,4 persen atau 416,7 juta dollar AS.

Sumber dari Kementrian Perdagangan, per November 2009, setelah China menyusul

laptop dari Sinagapura sebesar 3,75 persen, Malaysia 2,62 persen, Jepang 2,32

persen, dan Hong Kong 0,24 persen. Sisanya 0,67 persen dari berbagai negara

lainnya. (Sumber; Kompas.com, 10 Maret 2010)

Jumlah domain non-id

Menurut data dari PANDI (Pengelola Nama Domain Indonesia), website yang

menggunakan domain indonesia (id) hanya 58.793. Sementara yang menggunakan

domain internasional sebanyak 198.295. Apa ini artinya? Jika harga domain

internasional itu katakanlah Rp 8.000, maka sudah miliaran uang keluar dari negeri

ini. (Terungkap dalam FGD etika berinternet, ICT Watch 2011)

Saham Industri Telekomunikasi

Sebanyak 35 persen saham Telkomsel dimiliki SingTel Mobile, perusahaan

telekomunikasi Singapura. Sisanya, 65 persen, dimiliki PT Telkom.

Porsi saham terbesar PT Indosat Tbk dikuasai perusahaan Qatar, Qtel Asia (65 persen),

sementara publik sebesar 15,33 persen, Pemerintah Indonesia (14,29 persen), dan

perusahaan investasi Norwegia, Skagen AS (5,38 persen).

Mayoritas saham XL dikuasai Axiata Group Berhad, Malaysia, melalui Indocel Holding Sdn

Bhd (66,7 persen), Emirates Telecommunications Corporation (Etisalat) melalui

Etisalat International Indonesia Ltd (13,3 persen), dan publik (20 persen).

Sumber:

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/05/26/03434833/Perlu.Ketahanan.T

elekomunikasi

Baca pula:

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/05/23/07263157/Ekonomi.Indonesia

.Didominasi.Asing.

Negara harus berperan lebih besar dan aktif

dalam menggelar infrastruktur telematika di

Indonesia.

Pembangunan infrastruktur Telematika tidak

sepenuhnya diserahkan pada mekanisme

pasar (hak gugat warga negara bila

pemerintah gagal menggelar infrastruktur

telematika)

Pemerintah harus lebih memperkuat industri

telematika dalam negeri