Upload
mimi-fitriani
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/16/2019 Diagnosis Laboratorium (Pemeriksaan Urine) 2
1/18
2.3 Pemeriksaan Urin
2.3.1 Prosedur urinalisis
Untuk urinalisis rutin, sampel urine yang dapat diterima adalah sampel yang segar (kurang
dari 1 jam) dan diambil dengan bersih. Jika analisis tidak dapat dilakukan, sampel dapat
disimpan di dalam lemari pendingin. Jika urin dibiarkan dalam suhu ruangan dalam waktu lama,
silinder dan eritrosit akan mengalami lisis, dan urine menjadi teralkalinisasi akibat pengendapan
garam.
1. Tuangkan 5-1 m!. urine yang ter"ampur dengan baik ke dalam tabung sentri#u#ugasi.
$. %eriksa tampilan urine (warna, kekeruhan, bau). Jika sampel urine tampak berkabut,
kadang-kadang disarankan untuk memeriksa sampel yang tidak disentri#ugasi. Jika
menggunakan sampel yang tidak disentri#ugasi, buatlah "atatan bahwa anda
menggunakan sampel tersebut. %ada umumnya, sampel yang disentri#ugasi lebih
diingankan untuk urinalisis rutin.
&. %utar sampel bertutup dengan ke"epatan & rpm ('5g) selama &-5 menit.4. ementara sampel berada dalam alat sentri#usi, gunakan dipstick (mis,hemstrip) yang
disediakan di laboratorium anda untuk melakukan e*aluasi dipstick pada sampel yang
tersisa. +a"alah hasilnya berdasarkan gra#ik warna pada botol. +erikan waktu yang "ukup
sebelum memba"a hasil uji (biasanya kan 1-$ menit) untuk menghindari kesalahan hasil.
Chempstrip 10 memberikan 1 pemeriksaan (berat jenis, p, leukosit, nitrit, protein,
glukosa, keton, urobilinogen, bilirubin, dan darah). strip lain mungkin memberikan
pemeriksaan yang lebih sedikit. +ahan yang mewarnai urine (enaopiridin /%iridium0)
dapat mengganggu pemba"aan hasil.pengukuran berat jenis (+J) dapat dilakukan
menggunakan dipstick, tetapi re#raktometer juga dapat digunakan untuk menentukan +J.5. Tuang dan buang supernatant. ampur sedimen yang tersisa dengan menjentikkannya
menggunakan jari dan tuangkan atau teteskan menggunakan pipet sebanyak satu atau dua
tets ke slide mikroskop. Tutup dengan ka"a penutup.
6. %eriksa pada lapang pandang besar (objekti# 1) untuk men"ari sel epitel, silinder,
2ristal, dan mu"us. ilinder biasanya dilaporkan sebagai angka perlapang pandang besar
dan "enderung berkumpul di bagian peri#er ka"a penutup.
7. %eriksa beberapa lapang pandang ke"il (objekti# ') untuk sel epitel, 2ristal, eritrosit,
leukosit, dan bakteri dan parasite (trikomonas). 3ritrosit, leukosit, dan bakteri biasanya
8/16/2019 Diagnosis Laboratorium (Pemeriksaan Urine) 2
2/18
dilporkan sebagai angka per lapang pandang ke"il. 4ua system pelaporan berikut paling
sering digunakan
ystem %ertama istem 2edua
Jarang 6 7$8lapang pandang Tra"e 6 718' lapang pandang
2adang 6 &-58lapang pandang 19618' lapang pandangering 6 5-:8lapang pandang $9618' lapang pandang
+anyak 6 ;jumlah banyak-1,$$)3. pH
a. =eonatus 5-@
$. ?nak dan orang dewasa ',>-A,
&. Negatif untuk: +ilirubin, darah, aseton, glukosa, protein, nitrit, leukosit, esterase,
substansi pereduksi
'. Trace: Urobilinogen
(. )ritrosit* !aki-laki -&8lpk, perempuan -58lpk
+. Leukosit* -'8lpk
. Sel epitel* kadang-. Silinder hialin* kadang
10. "akteri* tidak ada
11. ristal* beberapa 2ristal tertentu berdasarkan p urine
2.3.3. /IANSIS "AN/IN UNU URINALISIS RUIN
ampilan
idak $erarna* diabetes insipidius, diureti", asupan "airan berlebihan
elap* por#iria intermiten akut, melanoma maligna stadium lanjut
"erka$ut* B2 (piuria), garam #os#at amor# (normal pada urine alkali atau urine yang dibiarkan
pada suhu kamar. %enambahan sedikit asam pada sampel akan semakin menegaskan), darah,
mukus, bilirubin.
8/16/2019 Diagnosis Laboratorium (Pemeriksaan Urine) 2
3/18
!erah muda!erah*
Home (+). 4arah, b, sepsis, dialysis, mioglobin
Heme (-). %ewarna makanan, bit, obat-obatan golongan sul#a, nitro#urantoin, salisilat
ran4eunin5* 4ehidrasi, #enaopiridin (pyridium), ri#ampin, pigmen empedu
Coklat6itam* Cioglobin, pigmen empedu, melanin, kaskara, besi, nitro#urantoin, alkaptonuria
6i7au"iru* %igmen empedu urine, nila merah tua, biru metilen
"er$usa* %roteinuria, garam empedu
"iliru$in
%enggunaan terbatas pada dipstick
Positif: (anya bilirubin terkonjungasi yang mun"ul di dalam urine) Bkterus obstrukti#
(intrahepati" dan ekstra hepati"), hepatitis, positi# palsu bila terkontaminasi tinja
/arah 86ematuria9
Jika dipstick positi# untuk darah, tetapi
Positif: batu, trauma, tumor (jinak dan ganas, dimanapun di traktus urinarius), +%, struktur
uretra, koagulopati, in#eksi, haid (kontaminasi), ginjal polikistik, ne#ritis intersisial, anemia
hemolitik, reaksi trans#use, instrumentasi (mis, kateter oley)
lukosa
Teknik oksidasi glukosa pada sebagian besar alat spesi#ik untuk glukosa dan tidak bereaksi
dengan laktosa, #ruktosa, atau galaktosaD oleh karena itu lakukan penapisan terhadap urinw bayi
dengan pemeriksaan lain seperti linitest.
Positif: 4C, pankreatitis, karsinoma pan"reas, #eokromositoma, penyakit "ushing, syok, luka
bakar, nyeri, steroid, hipertiroidisme, penyakit tubulus ginjal, sebab-sebab iatrogenikD positi#
palsu botol wadah dipstick yang tidak ditutup selama beberapa hari, kontaminasi spe"imen
dengan "airan pemutih.
8/16/2019 Diagnosis Laboratorium (Pemeriksaan Urine) 2
4/18
eton
4igunakan terutama untuk mendeteksi aseton dan asam asetoasetat dan bukan asam E-
hidroksibutirat.
Positif: kelaparan, diet tinggi lemak, 2?4, muntah, diare, hipertiroidisme, kehamilan, keadaan
demam, o*erosis aspirin, sistinuria, laksati# stimulant.
Leukosit )sterase
4igunakan untuk mendeteksi 5 leukosit8lpk, atau leukosit yang lisis. 4ikombinasikan dengan uji
nitrit, leukosit esterase memiliki nilai prediksi positi# @'F untuk B2 jika kedua uji positi# dan
nilai prediksi negati*e G:5F jika kedua uji negati*# mungkin tidak dapat diandalkan pada anak
dengan B2.
Nitrit
+anyak bakteri yang mengubah nitrat menjadi nitrit.
Positif: tidak menghasilkan nitri, dan urine harus berada dalam kandung kemih selama beberapa
jam untuk memungkinkan terjadinya reaksi nitrit.
"au
%enggunaan terbatas bau ammonia kuat menunjukkan B2D konsumsi asparagus
p6
asam: 4iet tinggi protein (daging), ammonium klorida, asam mandelat dan obat-obatan lain,
asidosis.
Basa: B2, HT?, diet, terapi natrium bikarbonat, muntah, alkalosis metabolik.
Protein
%roteinuria pada dipstick harus diukur dengan pemeriksaan urine $' jam. 3kskresi protein
normal adalah 7 15 mg8$' jam atau 1 mg81 m! pada spe"imen sewaktu (perkiraan dipsti"k
=egati#, -5D mikro, 5-15D 91, 15-&D 9$, &-1D 9&, 1-&D 9', G& mg8!). Ilobulin
8/16/2019 Diagnosis Laboratorium (Pemeriksaan Urine) 2
5/18
+an"e Jones (myeloma sel plasma, makroglobulinemiaD lim#oma mungkin terlewat pada dipstick
dan ditentukan pada elektro#oresis protein).
Positif: pielone#ritis, glomerulonephritis, s"lerosis glomerulus (diabetes), sindrom ne#rotik,
mieloma, penyebab postural, pree"lampsia, penyakit in#lamasi dan keganasan saluran kemih
bagian bawah, penyebab #ungsional (demam, stress, olahraga bert), hipertensi maligna, .
Su$stansi Pereduksi
%ositi# Ilukosa, #ruktosa, galaktosa, positi# palsu (mis, *itamin , salisilat, antibioti")
"erat #enis
4apat disamakan dengan osmolaritas ke"uali pada diuresis osmoti" (glukosa tinggi). =ilai a"ak
1.&-1,&. =ilai G 1,$$ setelah puasa makan8minum 1$ jam menunjukan kemampuan ginjal
yang normal untuk memekatkan. Isosthenuria (+J menetap pada 1,1 tanpa memperhatikan
asupan) menunjukan dis#ungsi tubulus ginjal.
Ceningkat kehilangan *olume, , insu#isiensi adrenal, 4C, B?4, peningkatan protein
(ne#rosis), bayi baru lahirD jika sangat meningkat (1,'-1,5), dapat disebabkan oleh arti#ak
atau baru saja diberi media kontras radiogra#ik.
Cenurun diabetes insipidius, pielone#ritis, glomerulonephritis, pembebanan air pada #ungsi
ginjal normal (perhatikan penatalaksanaan e#ekti# pada pasien dengan batu ginjal, hidrasi untuk
menjaga +J sangat rendah.)
Uro$ilino5en
%enggunaan terbatas pada dipsti"k (atatan Uroblinogen tidak berwarna).
%ositi# hemolysis, sirosis, disertai kongesti hepati", hepatitis, hipertiroidisme, supresi #lora
usus dengan antibiotika.
2.3.&. S)/I!)N URIN)
+anyak laboratorium tidak lagi melakukan pemeriksaan mikroskopik ke"uali diminta atau jika
ditemukan hasil uji abnormal pada dipsti"k.
8/16/2019 Diagnosis Laboratorium (Pemeriksaan Urine) 2
6/18
am$ar 1+. edimen Urine
)ritrosit* trauma, pielone#ritis, T+ genitourinaria, sistitis, prostatitis, batu, tumor (ganas dan
jinak), koagulopati, dan setiap penyebab adanya darah pada uji dipsti"k.
Leukosit* setiap in#eksi pada traktus urinarius, T+, tumor ginjal, glomerulonephritis akut,
radiasi, ne#ritis interstisial (penyalahgunaan antibiotik).
Sel epitel* ?T=, papilitis nekrotikans, (sebagian besar sel epitel berasal dari uretra yang tidak
bermaksa.)
Parasite* Bn#eksi Tri"homonas *aginalis, s"histosoma haematobium
Ra5i* in#eksi "andida albi"ans (terutama pada pasien diabetes atau mengalami imunosupresi atau
jika terdapat in#eksi ragi *agina).
permatooa =ormal pada laki-laki sesaat sesudah hubungan seksual atau emisi no"turnal.
2ristal
• =ormal
8/16/2019 Diagnosis Laboratorium (Pemeriksaan Urine) 2
7/18
Urine asam kalsium oksalat (ke"il, 2ristal segiempat dengan tanda silang di tengahD
o"tahedron), asam urat (rhomboid, heksagon, segiempat)
Urine biasa kalsium karbonat8#os#at, triple #os#at (stru*it, magnesium ammonium #os#at yang
berasal dari peme"ahan urine pada B2 dan kemungkinan pembentukan batu ("o##in lids).
• ?bnormal
edikit sistin (heksagon tidak berwarna), sul#onamide, leusin (roda sepeda), tirosin,
kolesterol.
+anyak kalsium oksalat (terlalu banyak *itamin atau bayam, ileitis, kera"unan etilen
gliko, urolitiasis), asam urat (gout, leukemia, lisis tumor selama kemoterapi), triple #os#at
(peme"ahan urea pada B2 dengan pembentukan batu ;in#eksi
8/16/2019 Diagnosis Laboratorium (Pemeriksaan Urine) 2
8/18
Silinder ranular. %eme"ahan silinder selular, menyebabkan timbulnya silinder berlilinD ;silinder
granular "oklat yang kotor< khas untuk ?T= silinder berlilin. emua silinder selular dapat
menjadi silinder berlilin.
%enyakit ginjal kronik berat, amilodiosis
ilinder berlemak. indrom ne#rotik, 4C, kerusakan sel epitel tubulus ginjal.
ilinder besar. %enyakit ginjal kronik.
2.3.' P)!)RISAAN URIN) S):AU AAU ACA
Urine sewaktu, yang sering diminta untuk membantu diagnosis berbagai keadaan dilakukan
hanya dengan sedikit sampel (1-$ m!) urine.
Urine sewaktu untuk E$-Cikroglobulin
• 7 1 mg8$' jam atau -1> g8! (simpan sampel di dalam lemari pendingin)
• uatu penanda "edera tubulus ginjal
Ceningkat penyakit tubulus proksimal (?T=, ne#ritis intersisial, pielone#ritis), penyakit *irus,
ne#ropati akibat obat (aminoglikosida), diabetes, trauma, sepsis, B, penyakit lim#oproli#erarati#
dan lim#odestrukti# (myeloma multiple, plasmasitoma).
Urine sewaktu untuk itologi
4igunakan sebagai pembantu diagnosis kanker urotelial (terutama karsinoma sel transisional
kandung kemih, ginjal dan ureter)D terbatas atau tidak berperan pada karsinoma sel renal.
Iunakan sampel yang berumur & jam setelah berkemih, bukan yang diambil pada pagi hari.
Urine ewaktu untuk 3lektrolit
%enggunaannya terbatas karena terdapat *ariasi dalam asupan garam dan "airan harianD tidak
berguna jika telah mengonsumsi diureti".
1. =atrium 71 m3K8! kehilangan *olume, keadaan hiponatremik, aotemia prerenal (mis,
, syok), sindrom hepatorenal, terlalu banyak glukokortikoid.
8/16/2019 Diagnosis Laboratorium (Pemeriksaan Urine) 2
9/18
$. =atrium G $ m3K8! B?4, ?T= (biasanya G' m3K8!), diuresis pas"a obstrukti#,
asupan garam tinggi, penyakit ?ddison, hipotiroidisme, ne#ritis intertisial&. 2lorida 7 1 m3K8! alkalosis metaboli" sensiti*e klorida (muntah, penggunaan diureti"
berlebihan), kehilangan *olume
'. 2alium 7 1 m3K8! hypokalemia, kehilangan kalium, kehilangan ekstrarenal.
Urine ewaktu untuk Cor#ologi 3ritrosit
Cor#ologi eritrosit di dalam sampel urine yang mengandung darah mungkin menunjukkan
penyebab hematuria. )ritrosit eumor;ik ditemukan pada perdarahan postrenal, non-glomerulus.
)ritrosit dismor;ik berhubungan dengan perdarahan yang berasal dari glomerulus. !ab
ber*ariasi, tetapi G :F eritrosit dismor#ik dengan hematuria asimtomatik menunjukkan
perdarahan yang berasal dari glomerulus ginjal, terutama jika disertai dengan proteinuria atau
silinder (mis, ne#ropati Bg?, penyakit glomerulus pas"astreptokokus, penyakitatau si#at (trait) sel
sabit). Jika terdapat :F eritrosit eumor#ik atau bahkan hasil ;"ampuran< (1-:F eritrosit
eumor#ik), hematuria yang berasal dari postrenal memerlukan e*aluasi urologi" (mis,
hiperkalsiuria, urolitiasis, sistitis, trauma, tumor, hemangioma, akibat olahraga, +%).
Urine ewaktu untuk Cikroalbumin
=ormal 7 & m"g albumin8mg kreatinin (pengumpulan berwaktu 7$ m"g8 menit)
4igunakan untuk menentukan apakah pasien diabeti" berisiko mengalami penyakit
ne#ropati atau kardio*askular. !akukkan dua sampai tiga pemeriksaan terpisah dengan jarak >
bulan untuk mengon#irmasiD lebih baik menggunakan urine sewaktu. %asien diabetes dengan
kadar &-& m"g seringkali membutuhkan inhibitor ?3 atau penyekat reseptor angiotensin.
3nam persen dari populasi yang sehat menderita mikroalbuminuria. +erikut adalah nilai rentang
mikroalbuminuria yang direkomendasikan oleh ?meri"an 4iabetes ?sso"iation
8/16/2019 Diagnosis Laboratorium (Pemeriksaan Urine) 2
10/18
Urine sewaktu untuk Ciglobin
•
2ualitati# negati*e
%ositi# kondisi otot rangka ("edera remuk, luka bakar listrik, kera"unan karbon monoksida,
delirium tremens, tindakan bedah, hipertermia maligna), poliomiositis.
Urine sewaktu untuk Lsmolalitas
• @5-& mLsm8kg, ber*ariasi tergantung asupan air
%asien dengan #ungsi ginjal normal seharusnya memekatkan GA mLsm8kg sesudah
pembatasan "airan selama 1' jamD 7' mLsm8kg merupakan tanda terdapat gangguan ginjal.
Ceningkat dehidrasi, B?4, insu#isiensi adrenal, glikosuria, diet tinggi protein
Cenurun asupan "airan berlebihan, diabetes insipidius, gagal ginjal akut, obat-obatan
(asetoheksamid, gliburid, litium).
Urine sewaktu untuk %rotein
• =ormal 71 mg8d! (,1 g8!) atau 7 $ mg8d! (,$ g8!) untuk sampel yang diambil pada
dini hari
2.3.( LIR)NS R)AININ
=ormal
8/16/2019 Diagnosis Laboratorium (Pemeriksaan Urine) 2
11/18
• !aki-laki. 2reatinin total 1-$ g8$' jamD 2lirens A5-1$5 m!8menit81,@& m$
• %erempuan. 2reatinin total ,A-1,A g8$' jamD klirens @5-115 m!8menit81,@& m$
• anak-anak. kreatinin total (G& thn) 1$-& mg8kg8$' jamD klirens @-1' ml8menit81,@& m $
(1,1@-$,&& m!8dtk81,@& m$)
menurun penurunan klirens kreatinin yang mengakibatkan peningkatan kreatinin serum
biasanya disebabkan oleh insu#isiensi ginjal.
Ceningkat 4C awal, kehamilan.
!etode penentuan lirens reatinin 8CrCI9
rB adalah indi"ator sensiti*e insu#isiensi ginjal awal. %emeriksaan klirens dilakukan untuk
e*aluasi pasien yang diduga menderita penyakit ginjal atau untuk pemantauan pasien
pengguna obat-obatan ne#rotoksik (mis, gentamisin). rB menurun seiring usiaD rB 1-$
m!8menit menunjukkan gagal ginjal berat dan biasanya membutuhkan dialysis.
1. %engambilan urine $' jam ormal untuk 2lirens 2reatinin. Cintalah r dan kreatinin
urine $' jam bersamaan. Bnter*al waktu yang lebih singkat dapat digunakan (mis, 1$
jam), tetapi rumusnya harus dikoreksi untuk perubahan ini, sampel $' jam lebih kurang
rentan terhdapat kesalahan pengambilan.
"ontoh berikut adalah penghitungan dari (a) rB dari sampel sampai urine $' jam
dengan *olume 1 m!, (b) kreatinin urine 1A mg81 m!, dan (") r 1mg81 m!
(1mg8d!).
Untuk menentukan apakah pengambilan sampel benar-benar $' jam penuh, sampel harus
mengandung 1A-$5 mg8kg8$' jam kreatinin untuk laki-laki atau 1$-$ mg8kg8$' jam untuk
perempuan. Jika pasien adalah orang dewasa (15 Bb 6 area permukaan tubuh seluas 1,@& m$),
klirens tidak perlu disesuaikan menurut ukuran tubuh se"ara rutin. %enyesuaian harus dilakukan
pada pasien anak.
8/16/2019 Diagnosis Laboratorium (Pemeriksaan Urine) 2
12/18
Jika nilai pada "ontoh sebelumnya adalah untuk anak laki-laki berusia 1 tahun dengan
berat badan @ Bb (1,1m$), klirensnya adalah
$. %erkiraan 2lirens 2reatinin.
Lrang dewasa
• %ersamaan Codi#i"ation o# 4iet in Henal 4isease (C4H4) persamaan ini tidak
membutuhkan berat badanD hasil dinormalisasikan menjadi 1,@&$ +?, nilai +?
rata-rata orang dewasa yang disepakati.
%ersamaan o"k"ro#t-Iault
?nak gunakan persamaan "hwart
8/16/2019 Diagnosis Laboratorium (Pemeriksaan Urine) 2
13/18
4engan k adalah konstanta (,&&, nayi prematureD ,'5, bayi "ukup bulan hingga 1 tahunD ,55,
anak-anak hingga usia 1& tahunD ,>5, remaja laki-lakiD ,55, remaja perempuan), tinggi badan
dalam sentimeter, dan r dalam mg8d!.
2.3.+ P)!)RISAAN URIN) 2& #A!
+erbagai penyakit, sebagian besar penyakit endokrin, dapat didiagnosa dengan pemeriksaan
sampel urine $' jam.
8/16/2019 Diagnosis Laboratorium (Pemeriksaan Urine) 2
14/18
alsium, Urine
=ormal pada diet bebas kalsium 715 mg8$' jam, diet kalsium rata-rata (>-A mg8$' jam)
1-$5 mg8$' jam.
Ceningkat hiperparatiroidisme, hipertiroidisme, hiper*itaminosis 4, HT? distal (tipe 1),
sarkoidosis, imobilisasi, lesi osteolitik (metastasis tulang, myeloma multiple), penyakit paget,
kelebihan glukokortikoid, imobilisasi, #urosemide
Cenurun obat-obatan (diureti" tiaid, estrogen, kontrasepsi oral), hipotiroidisme, gagal ginjal,
steatore, riketsia, osteomalasia.
etokolamin, er;aksinasi
4igunakan untuk menge*aluasi tumor neuroendokrin, termasuk#eokromasitoma dan
neuroblastoma. indari ka#ein dan metildopa (?ldomet) sebelum pengujian.
=ormal nilainaya ber*ariasi dan bergantung pada metode pemeriksaan yang digunakan.
=orepine#rin 15-A mg8$' jam, epine#rin -$ mg8$' jam, dopamine >5-' mg8$' jam.
Ceningkat #eokromasitoma, neuroblastoma, pemberian epine#rin, adanya obat-obatan (mis,
metildopa, tetrasiklin menyebabkan peningkatan palsu).
ortisol, "e$as
4igunakan untuk menge*aluasi hiper#ungsi korteks adrenal, uji penapisan pilihan untuk sindrom
ushing
=ormal 1-11 mg8$' jam
Ceningkat sindrom "ushing (hiper#ungsi adrenal), stress pada saat pengambilan sampel,
kontrasepsi oral, kehamilan.
reatinin
menurun penurunan klirens kreatinin yang mengakibatkan peningkatan kreatinin serum
biasanya disebabkan oleh insu#isiensi ginjal.
8/16/2019 Diagnosis Laboratorium (Pemeriksaan Urine) 2
15/18
Ceningkat 4C awal, kehamilan.
Sistein
4igunakan untuk mendeteksi sistinuria, homosintesistinuria, memantau respon terhadap terapi.
=ormal '-> mg8g kreatinin
Ceningkat heteroigot 7& mg8g kreatininD homoigot G$5 mg8g kreatinin.
'
8/16/2019 Diagnosis Laboratorium (Pemeriksaan Urine) 2
16/18
Uji #ungsi adrenal se"ara keseluruhan, sudah banyak digantikan oleh kadar kortisol serum atau
urine.
Normal* laki-laki 5-$' mg8$' jamD perempuan '-15 mg8$' jam
!enin5kat* hyperplasia adrenal (sindrom "ushing), sindrom adrenogenital
!enurun* panhipopituitarisme, penyakit ?ddison, penghentian steroid akut
1+
8/16/2019 Diagnosis Laboratorium (Pemeriksaan Urine) 2
17/18
Uji untuk beberapa obat yang biasa disalahgunakan, sering digunakan untuk penapisan tenaga
kerja untuk pekerjaan yang sangat penting. %emeriksaan ber*ariasi tergantung #aslitas dan dapat
meliputi uji am#etamin, barbiturate, benodiaepine, ganja, metabolit kokain, opiat, #ensiklidin.
Uji toleransi Milosa (Uji ?bsorbsi 4-Milosa)
• 5g ilosa dalam spe"imen urine 5-jam sesudah pemberian dosis oral ilosa $5g
atau 1,$ g sesudah dosis oral 5-g
• %engambilan sampel pasien dalam status =%L sesudah tengah malam ke"uali
untuk air
• esudah berkemih pukul A pagi, $5 g ilosa (atau 5 g jika dikhawatirkan trjadi
alergi IB) dilarutkan dalam $5 m! air
• %asien minum tambahan air sebanyak @5 m!, dan urine dikumpulkan selama 5
jam berikutnya
4igunakan untuk menilai #ungsi usus proksimalD membedakan antara malarbsorbsi akibat
insu#isiensi pan"reas dan malarbsorbsi akibat gangguan usus.
%enurunan penyakit seliak, penurunan palsu pada penyakit ginjal.
2.3.-.IN/)S URIN) PA/A AAL IN#AL
Bndeks urine yang berguna dalam 4iagnosis +anding
8/16/2019 Diagnosis Laboratorium (Pemeriksaan Urine) 2
18/18
2.3.10. )LUARAN URIN)
Ceskipun situasi klinis sangat ber*ariasi, keluaran urine minimal yang biasanya dapat diterima
untuk orang dewasa adalah ,5-1, Cl8kg8jam (*olume harian normal @5-$ m!8hari).