20
Kekar adalah suatu fracture (retakan pada batuan) yang relatif tidak mengalami pergeseran pada bidang rekahnya, yang disebabkan oleh gejala tektonik maupun non tektonik (Ragan, 1973). Kekar merupakan salah satu struktur yang paling umum dijumpai pada batuan. Kekar atau joint adalah rekahan-rekahan pada batuan yang berbentuk lurus, planar dan tidak terjadi pergeseran. Joint set adalah kumpulan kekar pada satu tempat atau pada suatu batuan yang memiliki ciri khas yang dapat dibedakan dengan joint set lainnya. Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya yang bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara umum dicirikan oleh: a). Pemotongan bidang perlapisan batuan; b). Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dsb; c). Kenampakan breksiasi. Struktur kekar dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan karakter retakan/rekahan serta arah gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Perbedaan kekar dengan struktur retakan biasa adalah, kekar terjadi dalam pola-pola yang teratur. Biasanya berupa garis lurus yang arahnya tegak lurus vektor tegasan (stress). Terkadang beberapa kekar saling berpotongan, membagi sebuah batuan besar menjadi balok-balok yang saling terpisah. Kekar terjadi pada lingkungan geologi yang bertekanan rendah. Kekar memegang peranan penting di geofisika, misalnya sebagai jalur migrasi minyak bumi atau air tanah. Apabila kekar dilewati larutan hidrotermal, maka mineral dapat mengendap di sana, membentuk urat mineral. Selain itu, pemetaan kekar sangat penting dilakukan sebelum membuat desain waduk. Kekar umumnya terdapat sebagai rekahan tensional dan tidak ada gerak sejajar bidangnya. Kekar membagi-bagi batuan yang tersingkap menjadi blok-blok yang besarnya bergantung pada kerapatan kekarnya. Dan merupakan bentuk rekahan paling sederhana yang dijumpai pada hampir semua batuan. Biasanya terdapat sebagai dua set rekahan, yang perpotongannya membentuk sudut berkisar antara 45 sampai 90 derajat. Kekar mungkin berhubungan dengan sesar besar atau oleh pengangkatan kerak yang luas, dapat tersebar sampai ribuan meter persegi luasnya. Umumnya pada batuan yang getas. Kebanyakan kekar merupakan hasil pembubungan kerak atau dari kompresi atau tarikan (tension) berkaitan dengan sesar atau lipatan. Ada kekar tensional yang diakibatkan oleh pelepasan beban atau pemuaian batuan. Kekar kolom pada batuan volkanik terbentuk oleh tegasan yang terjadi ketika lava mendingin dan mengkerut.

Diagram Kipas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Diagram Kipas

Citation preview

Kekar adalah suatu fracture (retakan pada batuan) yang relatif tidak mengalami pergeseran pada

bidang rekahnya, yang disebabkan oleh gejala tektonik maupun non tektonik (Ragan, 1973).

Kekar merupakan salah satu struktur yang paling umum dijumpai pada batuan. Kekar atau joint

adalah rekahan-rekahan pada batuan yang berbentuk lurus, planar dan tidak terjadi pergeseran.

Joint set adalah kumpulan kekar pada satu tempat atau pada suatu batuan yang memiliki ciri khas

yang dapat dibedakan dengan joint set lainnya.

Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya yang bekerja

pada

batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara umum dicirikan oleh:

 a). Pemotongan bidang perlapisan batuan; 

 b). Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dsb;

 c). Kenampakan breksiasi. Struktur kekar dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan karakter

retakan/rekahan serta arah gaya yang bekerja pada batuan tersebut. 

Perbedaan kekar dengan struktur retakan biasa adalah, kekar terjadi dalam pola-pola yang teratur.

Biasanya berupa garis lurus yang arahnya tegak lurus vektor tegasan (stress). Terkadang

beberapa kekar saling berpotongan, membagi sebuah batuan besar menjadi balok-balok yang

saling terpisah. Kekar terjadi pada lingkungan geologi yang bertekanan rendah.

Kekar memegang peranan penting di geofisika, misalnya sebagai jalur migrasi minyak bumi atau

air tanah. Apabila kekar dilewati larutan hidrotermal, maka mineral dapat mengendap di sana,

membentuk urat mineral. Selain itu, pemetaan kekar sangat penting dilakukan sebelum membuat

desain waduk.

Kekar umumnya terdapat sebagai rekahan tensional dan tidak ada gerak sejajar bidangnya. Kekar

membagi-bagi batuan yang tersingkap menjadi blok-blok yang besarnya bergantung pada

kerapatan kekarnya. Dan merupakan bentuk rekahan paling sederhana yang dijumpai pada hampir

semua batuan. Biasanya terdapat sebagai dua set rekahan, yang perpotongannya membentuk

sudut berkisar antara 45 sampai 90 derajat.

Kekar mungkin berhubungan dengan sesar besar atau oleh pengangkatan kerak yang luas, dapat

tersebar sampai ribuan meter persegi luasnya. Umumnya pada batuan yang getas. Kebanyakan

kekar merupakan hasil pembubungan kerak atau dari kompresi atau tarikan (tension) berkaitan

dengan sesar atau lipatan. Ada kekar tensional yang diakibatkan oleh pelepasan beban atau

pemuaian batuan. Kekar kolom pada batuan volkanik terbentuk oleh tegasan yang terjadi ketika

lava mendingin dan mengkerut.

Kekar juga mempunyai nilai ekonomis. Dapat memperbesar permeabilitas yang penting bagi

migrasi dan menampung air tanah dan minyak bumi.

Analisa kekar sangat diperlukan dalam eksplorasi dan pengembangan sumber daya alam.

Rekahan-rekahan mengontrol endapan mineral, tembaga, timbal, seng, merkuri,perak,emas dan

tungsten.

Larutan hidrotermal yang berasosiasi dengan intrusi batuan beku mengalir sepanjang kekar-kekar

dan mengendapkan mineral-mineral sepanjang dinding kekar, membentuk urat-urat mineral

(mineral veins).

Kekar dapat terjadi pada semua jenis batuan, dengan ukuran yang bervariasi dari beberapa millimeter (kekar mikro) hingga ratusan kilometer (kekar mayor). Sedangkan yang berukuran beberapa meter disebut dengan kekar minor.Kekar dapat terjadi akibat adanya proses tektonik, proses perlapukan dan perubahan temperature yang signifikan.

Kekar merupakan jenis struktur batuan yang berbentuk bidang pecah. Sifat dari bidang ini

memisahkan batuan menjadi bagian-bagian yang terpisah. Tetapi tidak mengalami perubahan

posisinya. Sehingga menjadi jalan atau rongga atau kesarangan batuan yang dapat dilalui cairan

dari luar beserta materi lain seperti air, gas dan unsur-unsur lain yang menyertainya.

Klasifikasi kekar atau joint terdiri dari beberapa klasifikasi yaitu :

1. Berdasrkan Cara Terbentuknya:

Srinkage Joint (Kekar Pengkerutan)

Srinkage Joint adalah kekar yang disebabkan karena gaya pengerutan yang timbul akibat

pendinginan (kalau pada batuan beku terlihat dalam bentuk kekar tiang/kolom) atau akibat

pengeringan (seperti pada batuan sedimen). Kekar ini biasanya berbentuk polygonal yang

memanjang.

Kekar Lembar (Sheet Joint)

Yaitu sekumpulan kekar yang kira-kira sejajar dengan permukaan tanah. Kekar seperti ini terjadi

terutama pada batuan beku. Sheet joint terbentuk akibat penghilangan beban batuan yang

tererosi.

Penghilangan beban pada sheet joint terjadi akibat :

1.Batuan beku belum benar-benar membeku secara menyeluruh

2.Proses erosi yang dipecepat pada bagian atas batuan beku

3.Adanya peristiwa intrusi konkordan (sill) dangkal

2.  Berdasarkan Bentuknya

Kekar Sistematik: yaitu keakar dalam bentuk berpasangan arahnya sejajar satu dengan yang

lainnya .

Kekar Non Sistematik: yaitu kekar yang tidak teratur biasanya melengkung dapat saling

bertemu atau bersilangan di antara kekar lainnya atau tidak memotong kekar lainnya dan

berakhir pada bidang perlapisan

3. Kekar Berdasarkan Ganesanya

Kekar Kolom

Kekar Kolom umumnya terdapat pada batuan basalt, tetapi kadang juga terdapat pada batuan

beku jenis lainnya. Kolom-kolom ini berkembang tegak lurus pada permukaan pendinginan,

sehingga pada sill atau aliran tersebut akan berdiri vertikal sedangkan pada dike kurang lebih akan

horizontal, dengan mengukur sumbu kekar kolom kita dapat merekonstruksi bentuk dari bidang

pendinginan dan struktur batuan beku.

Kekar Gerus

Kekar Gerus (Shear Joint), yaitu kekar yang terjadi akibat stress yang cenderung mengelincirkan

bidang satu sama lainnya yang berdekatan.

Ciri-ciri di lapangan :

1)Biasanya bidangnya licin.

2)Memotong seluruh batuan.

3)Memotong komponen batuan.

4)Biasanya ada gores garis.

5)Adanya joint set berpola belah ketupat.

Kekar Lembar

Kekar lembar (sheet joint ) adalah sekumpulan kekar yang kira-kira sejajar dengan permukaan

tanah, terutama pada batuan beku. Terbentuknya kekar ini akibat penghilangan beban batuan

yang tererosi. Penghilangan beban pada kekar ini terjadi akibat:

1.Batuan beku belum benar-benar membeku secara menyeluruh

2.Tiba-tiba diatasnya terjadi erosi yang dipercepat

3.Sering terjadi pada sebuah intrusi konkordan (sill) dangkal

Kekar Tarik (Esktension Joint dan Release Joint)

Kekar Tarikan (Tensional Joint), yaitu kekar yang terbentuk dengan arah tegak lurus dari gaya yang

cenderung untuk memindahkan batuan (gaya tension). Hal ini terjadi akibat dari stress yang

cenderung untuk membelah dengan cara menekannya pada arah yang berlawanan, dan akhirnya

kedua dindingnya akan saling menjauhi.

Ciri-ciri dilapangan :

1)Bidang kekar tidak rata.

2)Selalu terbuka.

3)Polanya sering tidak teratur, kalaupun teratur biasanya akan berpola kotak-kotak.

4)Karena terbuka, maka dapat terisi mineral yangkemudian disebut vein.

Kekar tarikan dapat dibedakan atas:

1)Tension Fracture, yaitu kekar tarik yang bidang rekahannya searah dengan tegasan.

2)Release Fracture, yaitu kekar tarik yang terbentuk akibat hilangnya atau pengurangan tekanan,

orientasinya tegak lurus terhadap gaya utama. Struktur ini biasanya disebut STYLOLITE.

Kekar Hybrid

Kekar Hibrid (Hybrid Joint) merupakan campuran dari kekar gerus dan kekar tarikan dan pada

umumnya rekahannya terisi oleh mineral sekunder.

4.Berdasarkan Genesa & Keaktifan Gaya yang membentuknya

Kekar Orde Pertama

Kekar orde pertama adalah kekar yang dihasilkan langsung dari gaya pembentuk kekar .Umumnya

mempunyai bentuk dan pola yang teratur dan ukurannya relative besar .

Kekar Orde Kedua

Kekar orde kedua adalah kekar sebagai hasil pengaturan kembali atau pengaruh gaya balik atau

lanjutan untuk mencapai kesetimbangan massa batuan .

BAB VIIIKEKAR

8.1.     Dasar Teori           Dari hasil pengambilan data lapangan didapat beberapa lokasi pengukuran kekar, dimana penentuan lokasi sendiri berdasarkan keberadaan interpertasi keluarusan lansat yang telah dilakukan pada tahapan awal. Dari pengamatan lapangan kekar yang berkembang didaerah penelitian secara genetik termasuk kedalam kekar gerus (shear Joint), yang terbentuk akibat adanya gaya kompresi. Dari data kekar ini juga dilakukan proses analisi dengan memproyeksikan  kedalamstereogram dan rosset diagram, dari analisis dapat

disimpulkan bahwa kekar di daerah penelitian berkembang secara abstrak atau memiliki pola yang berbeda – beda setiap lokasi pengamatan.

 

Gambar 8.1. struktur kekar

            Lipatan merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang mekanismenya disebabkan dua proses, yaitu bending ( melengkung ) dan bucking ( melipat ). Pada gejala bucking gaya yang bekerja sejajar dengan bidang perlapisan, sedangkan pada bending, gaya yang bekerja tegak lurus terhadap bidang permukaan lapisan (Hill 1953).

 

           Beberapa unsur lipatan Plunge, sudut yang terbentuk oleh poros dengan horizontal pada bidang vertikal. Core, bagian dari suatu lipatan yang letaknya disekitar sumbu lipatan. Crest, daerah tertinggi dari suatu lipatan biasanya selalu dijumpai pada antiklin Pitch atau Rake, sudut antara garis poros dan horizontal diukur pada bidang poros. Depresion, daerah terendah dari puncak lipatan. Culmination, daerah tertinggi dari puncak lipatan. Enveloping Surface, gambaran permukaan (bidang imajiner) yang melalui semua Hinge

Line dari suatu lipatan. Limb (sayap), bagian dari lipatan yang terletak Downdip (sayap yang dimulai dari lengkungan

maksimum antiklin sampaihinge sinklin) atau updip (sayap yang dimulai dari lengkungan maksimum sinklin sampai hinge antiklin). Sayap lipatan dapat berupa bidang datar (planar), melengkung (curve), atau bergelombang (wave).

 Fore Limb, sayap yang curam pada lipatan yang simetri. Back Limb, sayap yang landai. Hinge Point, titik yang merupakan kelengkungan maksimum pada suatu perlipatan. Hinge Line, garis yang menghubungkan Hinge Point pada suatu perlapisan yang sama.

 Hinge Zone, daerah sekitar Hinge Point. Crestal Line, disebut juga garis poros, yaitu garis khayal yang menghubungkan titik-titik

tertinggi pada setiap permukaan lapisan pada sebuah antiklin. Crestal Surface, disebut juga Crestal Plane, yaitu suatu permukaan khayal dimana terletak

didalamnya semua garis puncak dari suatu lipatan. Trough, daerah terendah pada suatu lipatan, selalu dijumpai pada sinklin. Trough Line, garis khayal yang menghubungkan titik-titik terendah pada setiap permukaan

lapisan pada sebuah sinklin. Trough Surface, bidang yang melewati Trough Line. Axial Line, garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari lengkungan maksimum pada tiap

permukaan lapisan dari suatu struktur lapisan. Axial Plane, bidang sumbu lipatan yang membagi sudut sama besar antara sayap-sayap

lipatannya.

8.2      Hubungan Gaya dan Pola Kekar           Berdasarkan definisi dari struktur geologi kekar, sesar, dan lipatan telah menunjukkan bahwa adanya keterkaitan satu dengan yang lain. Misalnya sesar, sesar ialah kekar yang mengalami pergeseran pada bidangnya, dan biasanya sesar terbentuk pada daerah lipatan (sinklin maupun antiklin).           Hubungan dari ketiga struktur geologi ini dapat dijelaskan melalui three stages of deformation yang merupakan sifat deformasi suatu benda terhadap gaya berdasarkan tingkat elastisitas benda tersebut. Ketiga tingkatan tersebut adalah :

1. Elastic           Benda dikatakan elastic jika suatu benda dikenai gaya, maka akan mengalami deformasi, tetapi jika gaya dilepas (hilang), maka benda tersebut akan kembali lagi pada bentuk dan ukuran semula. batas dimana suatu benda masih dapat kembali seperti semula jika gaya dilepas, disebut elastic limit. Maka jika besar gaya yang bekerja melebihi elastic limit, benda tersebut tidak akan kembali pada bentuk semula, jika gaya hilang.

2. Plastic           Benda dikatakan plastic jika gaya yang bekerja mencapai elastic limit. Benda yang terkena gaya hanya sebagian yang dapat kembali pada bentuk semula, jika gaya dihilangkan.

3. Brittle and Ductile           Benda dikatakan brittle, jika benda sudah pecah sebelum gaya yang bekerja mencapai titik plastis. Benda dikatakanductile, jika benda pecah/hancur setelah gaya melewati titik elastic.           Berdasarkan penjelasan mengenai tingkat deformasi tersebut dapat diketahui bahwa kekar merupakan awal atau pemicu adanya sesar dan lipatan. Hal ini dikarenakan kekar menjadi zona lemah suatu batuan yang apabila mendapat gaya yang lebih besar akan memicu terjadinya struktur geologi sesar dan lipatan. Sedangkan sesar naik umumnya terbentuk pada daerah lipatan berupa sinklin dan sesar turun terbentuk pada daerah lipatan yang berupa antiklin. Hal ini dikarenakan ketika gaya tekan pada daerah lipatan hilang, maka batuan yang terlipat akan kembali berusaha kebentuk semula, tetapi karena adanya kekar maka terbentuklah sesar karena pergerakan yang terjadi pada bidang kekar.           Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis terhadap kekar pada suatu tubuh batuan, selain bertujuan untuk menentukan arah gaya yang mempengaruhinya, juga untuk mengetahui ada tidaknya kekar dan lipatan, bahkan dari analisis kekar kita dapat

mengetahui apakah suatu lipatan itu berupa sinklin atau antiklin. Selain itu kita juga dapat mengetahui suatu sesar merupakan sesar naik, turun atau geser dari hasil analisi kekar.

 

Gambar 2.2. Jenis-jenis Kekar

               

                Untuk menentukan suatu sesar, kita dapat melakukannya dengan analisis kekar untuk mendapatkan nilai Ө1, Ө2,Ө3. Jika kedudukan Ө1, Ө2 relatif horizontal, sedangkan Ө3 relatif vertikal sehingga menghasilkan hanging wall bergerak naik terhadap foot wall maka sesar tersebut merupakan sesar naik. Jika kedudukan Ө2, Ө3 relatif horisontal, sedangkanӨ1 vertikal sehingga menyebabkan hanging wall bergerak turun terhadap foot wall maka sesar tersebut merupakan sesar turun. Jika kedudukan Ө1, Ө3 relatif horisontal, sedangkan Ө2 vertikal, sehingga menyebabkan blok bergeser ke kanan atau kiri maka sesar tersebut merupakan sesar geser.8.3.      Analisis Kekar            Penganalisisan data kekar sangat penting dilakukan dalam hubungannya dengan menentukan sumbu lipatan dan gaya gaya yang bekerja pada batuan daerah tersebut. Hubungan antara kekar, sesar ,lipatan dikemukakan oleh Moody dan Hill (1956).            Dalam menganalisis kekar dapat dikerjakan dengan menggunakan tiga metode,yaitu:a. Histogramb. Diagram kipasc. Stereografis           Dalam analisis kekar dengan histogram dan diagram kipas yang dianalisis hanyalah jurus dan kekar dengan mengabaikan besar dan analisis arah kemiringan, sehingga analsis ini akan mendekati kebenaran apabila kekar-kekar yang dianalisis mempunyai dip yang cukup besar atau mendekati 90º .Gaya yang bekerja dianggap lateral, karena arah kemiringan kekar diabaikan, maka dalam perhitungan kekar yang mempunyai arah N180 ºE dihitung sama dengan N65 ºW . Jadi semua pengukuran dihitung ke dalam interval N 0 ºE- N 90 ºE Dan N 0 ºW – N 90 ºW.            Untuk analisis statistik, data yang diperkenankan umumnya 50 data , tetapi 30 data masih diperkenankan. Dalam analisis ini kekar gerus dan kekar tarik dipisahkan, karena gaya yang bekerja untuk kedua jenis kekar tersebut berbeda.

8.4      Alat dan Bahan

           Adapun alat dan bahan yang digunakan dalm praktikum ini adalah sebagi berikut : 8.4.1. Alat           Alat-alat yang digunakan adalah :

     Pensil.     Penghapus.     Penggaris.     Pensil Warna.     Busur.

   8.4.2. Bahan             Bahan-bahan yang di gunakan adalah :

       Kertas form yang telah ditentukan dan berukuran A4.

8.5.     Posedur Kerja           Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

 Buat tabulasi fata dari hasil pengukuran kekar berdasarkan jurus kekar ke dalam tabel , kemudian buat interval misalnya 5 derajat . Hitung frekuensi dan prosentase masing-masing interval. Persentase dihitung masing-masing interval terhadap pengukuran.

 Membuat histograma.    Buat sumbu datar untuk jurus kekar dan sumbu tegak lurus sebagai prosentaseb.    Sumbu datar terdiri dari interval N 0 ºE- N 90 ºE Dan N 0 ºw – N 90 ºW. Buat skala sesuai

interval.c.    Buat balok masing-masing interval sesuai dengan besar prosentase msing-masing interval. Membuat diagram kipasa)    Buat setengah lingkaran bagian atas dengan jari-jari menunjukan besar prosentase terbesar

dari interval yang ada, misal 24%. b)    Busur dibagi menurut interval (jika interval 5 derajat maka dibagi menjadi 18 segmen). Plot

jurus kekar sesuai interval. c)     Buat busur lingkaran dengan jari-jari sama dengan prosentase masing-masing interval mulai

dari batas bawah interval , hingga atas interval . Misal N 0°E – N 5° W persentase 20%, maka buat busur lingkaran dari sumbu dekat (N 0°E) hingga sama N 5°W dengan jari-jari skala 20%.

 Interpretasia.    Pada diagram kipas arah gaya pembentuk kekar adalah besarnya sudut (jenis kekar) yang

terbaca pada busur lingkungan, yang diperoleh dengan membeagi dua dari dua maksima (interval dengan presentase terbesar) yang berjarak kurang dari 90 derajat.

b.    Pada Hsitogram, arah gaya sama dengan sudut yang terbaca pada sumbu datar yang merupakan titik tengah antara dua maksima yang berjarak kurang dari 90 derajat.

c.    Bila ingin mencari arah sumbu lipatan , tambahkan 90 derajat dari arah gaya, searah atau berlawanan jarum jam.

8.6.      Kesimpulan            setelah melakukan pratikum ini Kesimpulan yang dapat di dapat adalah praktikan dapat mengetahui gambar kekar, bentuk kekar, mengetahui hubungan gaya dan pola kekar dan praktikan juga dapat mengetahui bagaimana analisa kekar dan aplikasinya di lapangan. Dari data kekar ini juga dilakukan proses analisi dengan memproyeksikan  kedalam stereogram danrosset diagram, dari analisis dapat disimpulkan bahwa kekar di daerah penelitian berkembang secara abstrak atau memiliki pola yang berbeda – beda setiap lokasi pengamatan.

            Dapat disimpulkan bahwa analisis terhadap kekar  pada suatu tubuh batuan, selain bertujuan untuk menentukan arah gaya yang mempengaruhinya, juga untuk mengetahui ada tidaknya kekar dan lipatan, bahkan dari analisis kekar kita dapat mengetahui apakah suatu lipatan itu berupa sinklin atau antiklin. Selain itu kita juga dapat mengetahui suatu sesar merupakan sesar naik, turun atau geser dari hasil analisi kekar.

BAB VIIIKEKAR

8.1.     Dasar Teori           Dari hasil pengambilan data lapangan didapat beberapa lokasi pengukuran kekar, dimana penentuan lokasi sendiri berdasarkan keberadaan interpertasi keluarusan lansat yang telah dilakukan pada tahapan awal. Dari pengamatan lapangan kekar yang berkembang didaerah penelitian secara genetik termasuk kedalam kekar gerus (shear Joint), yang terbentuk akibat adanya gaya kompresi. Dari data kekar ini juga dilakukan proses analisi dengan memproyeksikan  kedalamstereogram dan rosset diagram, dari analisis dapat disimpulkan bahwa kekar di daerah penelitian berkembang secara abstrak atau memiliki pola yang berbeda – beda setiap lokasi pengamatan.

 

Gambar 8.1. struktur kekar

            Lipatan merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang mekanismenya disebabkan dua proses, yaitu bending ( melengkung ) dan bucking ( melipat ). Pada gejala bucking gaya yang bekerja sejajar dengan bidang perlapisan, sedangkan pada bending, gaya yang bekerja tegak lurus terhadap bidang permukaan lapisan (Hill 1953).

 

           Beberapa unsur lipatan Plunge, sudut yang terbentuk oleh poros dengan horizontal pada bidang vertikal. Core, bagian dari suatu lipatan yang letaknya disekitar sumbu lipatan. Crest, daerah tertinggi dari suatu lipatan biasanya selalu dijumpai pada antiklin Pitch atau Rake, sudut antara garis poros dan horizontal diukur pada bidang poros. Depresion, daerah terendah dari puncak lipatan. Culmination, daerah tertinggi dari puncak lipatan. Enveloping Surface, gambaran permukaan (bidang imajiner) yang melalui semua Hinge

Line dari suatu lipatan. Limb (sayap), bagian dari lipatan yang terletak Downdip (sayap yang dimulai dari lengkungan

maksimum antiklin sampaihinge sinklin) atau updip (sayap yang dimulai dari lengkungan maksimum sinklin sampai hinge antiklin). Sayap lipatan dapat berupa bidang datar (planar), melengkung (curve), atau bergelombang (wave).

 Fore Limb, sayap yang curam pada lipatan yang simetri. Back Limb, sayap yang landai. Hinge Point, titik yang merupakan kelengkungan maksimum pada suatu perlipatan. Hinge Line, garis yang menghubungkan Hinge Point pada suatu perlapisan yang sama. Hinge Zone, daerah sekitar Hinge Point. Crestal Line, disebut juga garis poros, yaitu garis khayal yang menghubungkan titik-titik

tertinggi pada setiap permukaan lapisan pada sebuah antiklin. Crestal Surface, disebut juga Crestal Plane, yaitu suatu permukaan khayal dimana terletak

didalamnya semua garis puncak dari suatu lipatan. Trough, daerah terendah pada suatu lipatan, selalu dijumpai pada sinklin. Trough Line, garis khayal yang menghubungkan titik-titik terendah pada setiap permukaan

lapisan pada sebuah sinklin. Trough Surface, bidang yang melewati Trough Line. Axial Line, garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari lengkungan maksimum pada tiap

permukaan lapisan dari suatu struktur lapisan. Axial Plane, bidang sumbu lipatan yang membagi sudut sama besar antara sayap-sayap

lipatannya.

8.2      Hubungan Gaya dan Pola Kekar           Berdasarkan definisi dari struktur geologi kekar, sesar, dan lipatan telah menunjukkan bahwa adanya keterkaitan satu dengan yang lain. Misalnya sesar, sesar ialah kekar yang mengalami pergeseran pada bidangnya, dan biasanya sesar terbentuk pada daerah lipatan (sinklin maupun antiklin).           Hubungan dari ketiga struktur geologi ini dapat dijelaskan melalui three stages of deformation yang merupakan sifat deformasi suatu benda terhadap gaya berdasarkan tingkat elastisitas benda tersebut. Ketiga tingkatan tersebut adalah :

1. Elastic           Benda dikatakan elastic jika suatu benda dikenai gaya, maka akan mengalami deformasi, tetapi jika gaya dilepas (hilang), maka benda tersebut akan kembali lagi pada bentuk dan ukuran semula. batas dimana suatu benda masih dapat kembali seperti semula jika gaya dilepas, disebut elastic limit. Maka jika besar gaya yang bekerja melebihi elastic limit, benda tersebut tidak akan kembali pada bentuk semula, jika gaya hilang.

2. Plastic

           Benda dikatakan plastic jika gaya yang bekerja mencapai elastic limit. Benda yang terkena gaya hanya sebagian yang dapat kembali pada bentuk semula, jika gaya dihilangkan.

3. Brittle and Ductile           Benda dikatakan brittle, jika benda sudah pecah sebelum gaya yang bekerja mencapai titik plastis. Benda dikatakanductile, jika benda pecah/hancur setelah gaya melewati titik elastic.           Berdasarkan penjelasan mengenai tingkat deformasi tersebut dapat diketahui bahwa kekar merupakan awal atau pemicu adanya sesar dan lipatan. Hal ini dikarenakan kekar menjadi zona lemah suatu batuan yang apabila mendapat gaya yang lebih besar akan memicu terjadinya struktur geologi sesar dan lipatan. Sedangkan sesar naik umumnya terbentuk pada daerah lipatan berupa sinklin dan sesar turun terbentuk pada daerah lipatan yang berupa antiklin. Hal ini dikarenakan ketika gaya tekan pada daerah lipatan hilang, maka batuan yang terlipat akan kembali berusaha kebentuk semula, tetapi karena adanya kekar maka terbentuklah sesar karena pergerakan yang terjadi pada bidang kekar.           Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis terhadap kekar pada suatu tubuh batuan, selain bertujuan untuk menentukan arah gaya yang mempengaruhinya, juga untuk mengetahui ada tidaknya kekar dan lipatan, bahkan dari analisis kekar kita dapat mengetahui apakah suatu lipatan itu berupa sinklin atau antiklin. Selain itu kita juga dapat mengetahui suatu sesar merupakan sesar naik, turun atau geser dari hasil analisi kekar.

 

Gambar 2.2. Jenis-jenis Kekar

               

                Untuk menentukan suatu sesar, kita dapat melakukannya dengan analisis kekar untuk mendapatkan nilai Ө1, Ө2,Ө3. Jika kedudukan Ө1, Ө2 relatif horizontal, sedangkan Ө3 relatif vertikal sehingga menghasilkan hanging wall bergerak naik terhadap foot wall maka sesar tersebut merupakan sesar naik. Jika kedudukan Ө2, Ө3 relatif horisontal, sedangkanӨ1 vertikal sehingga menyebabkan hanging wall bergerak turun terhadap foot wall maka sesar tersebut merupakan sesar turun. Jika kedudukan Ө1, Ө3 relatif horisontal, sedangkan Ө2 vertikal, sehingga menyebabkan blok bergeser ke kanan atau kiri maka sesar tersebut merupakan sesar geser.8.3.      Analisis Kekar

            Penganalisisan data kekar sangat penting dilakukan dalam hubungannya dengan menentukan sumbu lipatan dan gaya gaya yang bekerja pada batuan daerah tersebut. Hubungan antara kekar, sesar ,lipatan dikemukakan oleh Moody dan Hill (1956).            Dalam menganalisis kekar dapat dikerjakan dengan menggunakan tiga metode,yaitu:a. Histogramb. Diagram kipasc. Stereografis           Dalam analisis kekar dengan histogram dan diagram kipas yang dianalisis hanyalah jurus dan kekar dengan mengabaikan besar dan analisis arah kemiringan, sehingga analsis ini akan mendekati kebenaran apabila kekar-kekar yang dianalisis mempunyai dip yang cukup besar atau mendekati 90º .Gaya yang bekerja dianggap lateral, karena arah kemiringan kekar diabaikan, maka dalam perhitungan kekar yang mempunyai arah N180 ºE dihitung sama dengan N65 ºW . Jadi semua pengukuran dihitung ke dalam interval N 0 ºE- N 90 ºE Dan N 0 ºW – N 90 ºW.            Untuk analisis statistik, data yang diperkenankan umumnya 50 data , tetapi 30 data masih diperkenankan. Dalam analisis ini kekar gerus dan kekar tarik dipisahkan, karena gaya yang bekerja untuk kedua jenis kekar tersebut berbeda.

8.4      Alat dan Bahan           Adapun alat dan bahan yang digunakan dalm praktikum ini adalah sebagi berikut : 8.4.1. Alat           Alat-alat yang digunakan adalah :

     Pensil.     Penghapus.     Penggaris.     Pensil Warna.     Busur.

   8.4.2. Bahan             Bahan-bahan yang di gunakan adalah :

       Kertas form yang telah ditentukan dan berukuran A4.

8.5.     Posedur Kerja           Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

 Buat tabulasi fata dari hasil pengukuran kekar berdasarkan jurus kekar ke dalam tabel , kemudian buat interval misalnya 5 derajat . Hitung frekuensi dan prosentase masing-masing interval. Persentase dihitung masing-masing interval terhadap pengukuran.

 Membuat histograma.    Buat sumbu datar untuk jurus kekar dan sumbu tegak lurus sebagai prosentaseb.    Sumbu datar terdiri dari interval N 0 ºE- N 90 ºE Dan N 0 ºw – N 90 ºW. Buat skala sesuai

interval.c.    Buat balok masing-masing interval sesuai dengan besar prosentase msing-masing interval. Membuat diagram kipasa)    Buat setengah lingkaran bagian atas dengan jari-jari menunjukan besar prosentase terbesar

dari interval yang ada, misal 24%. b)    Busur dibagi menurut interval (jika interval 5 derajat maka dibagi menjadi 18 segmen). Plot

jurus kekar sesuai interval. c)     Buat busur lingkaran dengan jari-jari sama dengan prosentase masing-masing interval mulai

dari batas bawah interval , hingga atas interval . Misal N 0°E – N 5° W persentase 20%, maka

buat busur lingkaran dari sumbu dekat (N 0°E) hingga sama N 5°W dengan jari-jari skala 20%.

 Interpretasia.    Pada diagram kipas arah gaya pembentuk kekar adalah besarnya sudut (jenis kekar) yang

terbaca pada busur lingkungan, yang diperoleh dengan membeagi dua dari dua maksima (interval dengan presentase terbesar) yang berjarak kurang dari 90 derajat.

b.    Pada Hsitogram, arah gaya sama dengan sudut yang terbaca pada sumbu datar yang merupakan titik tengah antara dua maksima yang berjarak kurang dari 90 derajat.

c.    Bila ingin mencari arah sumbu lipatan , tambahkan 90 derajat dari arah gaya, searah atau berlawanan jarum jam.

8.6.      Kesimpulan            setelah melakukan pratikum ini Kesimpulan yang dapat di dapat adalah praktikan dapat mengetahui gambar kekar, bentuk kekar, mengetahui hubungan gaya dan pola kekar dan praktikan juga dapat mengetahui bagaimana analisa kekar dan aplikasinya di lapangan. Dari data kekar ini juga dilakukan proses analisi dengan memproyeksikan  kedalam stereogram danrosset diagram, dari analisis dapat disimpulkan bahwa kekar di daerah penelitian berkembang secara abstrak atau memiliki pola yang berbeda – beda setiap lokasi pengamatan.            Dapat disimpulkan bahwa analisis terhadap kekar  pada suatu tubuh batuan, selain bertujuan untuk menentukan arah gaya yang mempengaruhinya, juga untuk mengetahui ada tidaknya kekar dan lipatan, bahkan dari analisis kekar kita dapat mengetahui apakah suatu lipatan itu berupa sinklin atau antiklin. Selain itu kita juga dapat mengetahui suatu sesar merupakan sesar naik, turun atau geser dari hasil analisi kekar.