12
Banyak orang bilang, kehidupan manusia bagai roda. Ada kalanya posisinya berada di atas, tapi suatu waktu berada di bawah. Oleh karena itu, banyak hal yang dapat dipelajari dari kehidupan, baik itu yang menyenangkan maupun sebaliknya, yang pahit. Akrab dengan Daerah Bencana REPUBLIKA engembangan ekonomi berbasis masjid bukan lagi sekadar wacana. Beberapa lembaga turun tangan, memberdayakan takmir dan pemuda masjid untuk berkegiatan ekonomi. Mereka memper- oleh pelatihan dan kucuran dana untuk memulai usaha. Bahkan, Ketua Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK), Aksa Mahmud, mengatakan banyak peluang di masjid. Dengan demikian, takmir dan pemuda masjid dapat membangun kemandirian ekonomi yang berimbas pada masyarakat luas melalui masjid. Sekjen Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (JPRMI), Juni Supriyanto, menyatakan kemandirian ini merupakan impian besar yang mesti dicapai dengan kerja sama semua pihak, agar kegiatan ekonomi ber- jalan di masjid di seluruh Tanah Air. Ashabiyah merujuk pada ikatan sosial budaya yang dapat digunakan untuk mengukur kekuatan kelompok sosial. Ini telah berkembang sejak pra-Islam. Selanjutnya, muncul istilah ashabiyah al-Islamiyah atau semangat keislaman dan ashabiyah al-Jinsiyyah atau semangat kesukuan. Ashabiyah bisa baik juga buruk. Dalam pandangan sufistik, al-masyriq (timur) dan al-maghrib (barat) tak melulu menunjuk- kan tempat atau wilayah geografis. Menurut mereka, kedua istilah ini menggambarkan pula banyak pesan dan makna, termasuk pesan kosmologi, teologi, antropologi, ataupun sosiologi. laporan utama 2 AGUNG SUPRIYANTO JUMAT, 9 SEPTEMBER 2011 / 10 SYAWAL 1432 H n 1 Ekonomi Berbasis Masjid P AGUNG SUPRIYANTO AP Berkecimpung dalam aktivitas kemanusiaan tak lagi asing bagi Ita Muswita Muslim. Dengan ilmu keperawatan yang dipu- nyainya, ia membantu para kor- ban di daerah bencana atau konflik. Tak heran ia jamak menyambangi dua tipe daerah itu. Ia merasa ingin selalu berbagi dan memberikan yang terbaik bagi mereka yang diban- tunya, lewat kecakapannya sebagai perawat. Apa Makna Al-Masyriq dan Al-Maghrib? Ashabiyah 8 ITA MUSWITA MUSLIM 8 4 Pelajaran Berharga dari Kehidupan 12 MUSLIMHERITAGE.COM

Dialog Jumat

  • Upload
    asmat

  • View
    254

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Republika, 9 September 2011

Citation preview

Page 1: Dialog Jumat

Banyak orang bilang,kehidup an manusia bagairoda. Ada kalanya posisinyaberada di atas, tapi suatuwaktu berada di bawah. Olehkarena itu, banyak hal yangdapat dipelajari dari kehidupan,baik itu yang menyenangkanmaupun sebaliknya, yang pahit.

Akrab denganDaerah Bencana

REPUBLIKA

engembangan ekonomiberbasis masjid bukan lagisekadar wacana. Beberapalembaga turun tangan,memberdayakan takmirdan pemuda masjid untuk

berkegiatan ekonomi. Mereka memper-oleh pelatihan dan kucuran dana untukmemulai usaha. Bahkan, Ketua DewanPengurus Masjid Agung Sunda Kelapa(MASK), Aksa Mahmud, mengatakanbanyak peluang di masjid.

Dengan demikian, takmir dan pemudamasjid dapat membangun kemandirianekonomi yang berimbas pada masyarakatluas melalui masjid. Sekjen JaringanPemuda dan Remaja Masjid Indonesia(JPRMI), Juni Supriyanto, menyatakankemandirian ini merupakan impian besaryang mesti dicapai dengan kerja samasemua pihak, agar kegiatan ekonomi ber-jalan di masjid di seluruh Tanah Air.

Ashabiyah merujuk pada ikatan sosial budaya yang dapat digunakan untuk mengukurkekuat an kelompok sosial. Ini telah berkembang sejak pra-Islam. Selanjutnya, muncul istilahashabiyah al-Islamiyah atau semangat keislaman dan ashabiyah al-Jinsiyyah atau semangatkesukuan. Ashabiyah bisa baik juga buruk.

Dalam pandangan sufistik, al-masyriq (timur) dan al-maghrib (barat) tak melulu menunjuk -kan tempat atau wilayah geografis. Menurut mereka, kedua istilah ini menggambarkan pulabanyak pesan dan makna, termasuk pesan kosmologi, teologi, antropologi, ataupun sosiologi.

laporan utama

2AGUNG SUPRIYANTO

JUMAT, 9 SEPTEMBER 2011 / 10 SYAWAL 1432 H n 1

Ekonomi Berbasis Masjid

P

AGUNG SUPRIYANTO

AP

Berkecimpung dalam aktivitaskemanusiaan tak lagi asing bagiIta Muswita Muslim. Denganilmu keperawatan yang dipu -nyainya, ia membantu para kor-ban di daerah bencana ataukonflik. Tak heran ia jamakmenyambangi dua tipe daerahitu. Ia merasa ingin selaluberbagi dan memberikan yangterbaik bagi mereka yang diban-tunya, lewat kecakapannyasebagai perawat.

Apa Makna Al-Masyriq dan Al-Maghrib?

Ashabiyah

8

I TA M U S W I TA M U S L I M

8

4

PelajaranBerharga dari Kehidupan

12

MUSLIMHERITAGE.COM

Page 2: Dialog Jumat

Oleh Indah Wulandari

Ali Mustofa(25 tahun)se hari-haridikenal se -ba gai takmirMasjid al-

Hur riyah, Kam pus IPB, Bogor. Iajuga pedagang mainan anak-anakdi Pasar Cibinong, Bogor. Hasilber dagang ia gunakan untuk me -menuhi hidup serta kebutuh ankuliahnya. Kemandirian me rasukke dalam dirinya dengan tekadagar ia tak terlalu ber gan tung pa -da orang lain, khususnya orang tua.

Ramadhan lalu, ia berkesem-patan menambah pengetahuanda lam kewirausahaan. Ia meng -ikuti pelatihan kewirausahaan.“Ber syu kur sekali saya menda patke sem patan pelatihan pem ber da -yaan ekonomi untuk takmir mas -jid,” terang Ali, Senin (5/9). Selainmeng asah kemam pu annya ber wi -ra usaha, pelatih an ini mem per -luas ca kra wala ber pikir nya.

Usai berdiskusi dengan parapraktisi wirausaha selama tigahari, mahasiswa Jurusan Akun tasiSTIE Pandu Madania, Bo gor, inimakin mantap berjalan di rel peng -usaha. “Saya ingin men jadi peng -usaha yang membuka pe luang-peluang kerja ba ru. Me mang minatsaya disini,” ujarnya. Ali, denganmenyambi se bagai pedagang main -

an, cu kup lama merasakan pahitgetir menjadi pedagang.

Berawal dari modal ratusanribu rupiah, nyatanya dia mam -pu menuai omzet sekitar Rp 2,5juta dalam waktu sebulan. Jikadibandingkan dengan kegiatan-nya menjadi guru honorer, lan-jutnya, kondisi ekonomi pedagangseperti dirinya jauh lebih mapan.

Ia mengaku, di awal usaha nyabanyak menuai cibiran dari oranglain. Namun, ia meng acuh kannyadan bersiteguh me neruskan usahadagangnya lantaran dia merasa -kan banyak man faat yang dida -pat kan jika menekuni sebuah usa -ha. Salah satu nya, dia merasa bisalebih fleksibel mengatur waktuantara kegiatan ibadah, kuliah,dan berdagang.

Setelah menempuh pelatihan,yaitu melalui program ProactiveYouth Dompet Dhuafa, Ali bakalmemanfaatkan modal yang dida-patnya dari mereka dengan usahabaru.

Rencananya, modal sekitar Rp2,5 juta menjadi awal usaha mar -tabaknya. Perputaran modal mi -liknya nanti dimanfaatkan pulabagi takmir serta jamaah masjidlainnya. “Kelak, usaha ini bisameningkatkan taraf hidup takmirmasjid dan menciptakan keman -dirian di bawah pertolonganAllah,” papar Ali. Kelak, dia ber -cita-cita membuka outlet produkciptaannya sendiri.

Harapan yang sama dilontar -kan Eman (29 tahun). JamaahMasjid Alumni IPB, Bogor, inimerasakan pula berkah keaktif -annya di masjid. Sebulan lalu, diaditunjuk menjadi salah satu wakilpelatihan yang sama. Al hasil,krea tivitas yang ada pada diriEman terbangkitkan. Seb e lum -nya, ia hanya menawarkan jasapijat refleksi di lingkungan masjidsejak empat tahun lalu.

Sekarang, dengan menggu-nakan modal yang dimilikinya, iamembeli beragam obat herbal un -tuk melengkapi jasa pijak reflek -si nya. “Saya ingin menjadi peng -usaha yang berkah,” cetusnya.

Usaha obat herbalnya pun taksebatas di lingkungan masjid.Eman mencoba menawarkannyaberkeliling Kota Bogor.

Strategi promosinya pun kianmeluas. Tak sekadar promosi mu -lut ke mulut, Eman kini meleng -kapinya dengan selebaran di be -berapa titik kota. “Yang terpen -ting, saya menjaga kedekatan hatidengan pelanggan dan niatnyaiba dah,” jelasnya.

Selain itu, motivasi yang diper-oleh dari pelatihan juga meng -ubah Rahmat Munif (29) untukmencoba mengembangkan usaha.Takmir Masjid al-Mujahiddin,Kemang, Kota Bogor, ini beranimembuka usaha sendiri untukmemberdayakan masjid tempat-nya bernaung. “Trainer memban-tu mendorong motivasi pengurusmasjid agar tak selalu berada dizona nyaman,” terang Rahmat.Pada akhirnya, ia dan seorang te -mannya memantapkan hati untukmemulai usaha sendiri. Merekamemilih membuka usa ha marta -bak mini jika kucur an mo dal telahturun. n ed: ferry kisihandi

REPUBLIKA

JUMAT, 9 SEPTEMBER 2011

laporan utama 2

MenggarapPotensi Takmir

Berbekal pengetahuan danmodal, mereka memulai usaha.

Oleh Indah Wulandari

Ragam program disuguhkan.Tujuannya, denyut perekonomi-an berlangsung di tengah mas -jid yang umumnya sekadar buat

shalat dan mengaji. Di antara sejumlahlembaga yang sudah bergerak menawar -kan suguhan program pemberdayaan ituadalah Dompet Dhuafa, Yayasan BaitulMaal (YBM) BRI, serta Baitul MaalMuamalat (BMM).

Dompet Dhuafa mengusung “ProactiveYouth”, yang telah berjalan dalam kurunwaktu setahun ini. Berbagai bentuk pelati-han keterampilan dan seminar kewirausa-haan digelar untuk para takmir masjid diseputar Jakarta, Bogor, Depok, Tange -rang, dan Bekasi. Gayung pun bersambut,para takmir rata-rata menyambutnya de -ngan antusias.

“Kita menginginkan agar takmir masjidpunya aset perekonomian dan kegiatanjamaahnya di masjid tersebut lebih jauhberkembang dibandingkan sebelumnya,”terang Direktur Program Dompet Dhuafa,

Yuli Pujihardi, Rabu (7/9). Strategi utama -nya, pendekatan dengan konsepkemandirian. Setiap masjid yang disasarbisa mengirimkan dua wakilnya untukmengikuti pelatihan dan seminar.

Mereka bebas memilih jenis keteram -pilan yang ingin dikembangkan. DompetDhuafa mengundang para praktisi wira -usaha yang mumpuni, mulai dari pengusa-ha seluler, makanan, hingga jasa serviselektronik. Dompet Dhuafa, imbuh Yuli,intens mendampingi perwakilan darimasjid-masjid ini selama setahun. Taklupa, mereka dibekali ilmu penge lolaankeuangan dan tata usaha.

Lantaran, setelah pelatihan merekadiberi uang hibah dengan besaran Rp 2,5juta–Rp 3 juta. Dompet Dhuafa pun punyatarget dalam program ini. “Kita menar-getkan ada 2.000 orang takmir masjidyang dikasih keterampilan hingga akhirtahun ini,” ungkap Yuli. Dompet Dhuafabakal memantau serta mengeva luasi seti-ap guliran modal yang digunakan melaluilaporan dari dewan kemakmuran masjid.

Seandainya terus mengalami kega-

galan, praktisi akan memotivasi dan me -nyarankan untuk mencoba jenis usahabaru hingga setahun. Yuli menegaskan,prinsipnya setiap modal tadi dipertang-gungjawabkan bersama untuk kepenting -an kemakmuran masjid. Lain lagi denganYBM BRI yang mengandalkan programbertajuk “Bangkitnya Surau Kami”.

General Manager YBM BRI, NasirTajang, mengatakan YBM mengikuti jejaksejarah bank milik pemerintah ini yangbermula dari pengumpulan kas sebuahmasjid di Purwokerto, Jawa Tengah. Adatekad memajukan masjid sebagai sentraperekonomian rakyat. “Kegagalan masjidmemakmurkan takmir dan jamaahnyajuga menginspirasi program ini,” jelasnya.

YBM BRI merambah program lainnya,yaitu pendidikan, pembenahan kelemba-gaan masjid, serta pendataan jamaahmasjid. Khusus bidang ekonomi, merekamengembangkan unit-unit usaha jamaahmasjid dengan gelontoran modal dansarana usaha. Bentuk bantuan lainnyadiinisiasi dari kebutuhan masjid-masjidarea pedesaan. Bantuannya berupa bibit

ternak seperti sapi dan kambing. Seluruh pengelolaannya diserahkan ke

pihak masjid. Biasanya, mereka menerap-kan bagi hasil antara jamaah yang meme -lihara ternak. Hasil usaha setelah bagihasil murni dimanfaatkan untuk per-putaran modal ekonomi jamaah lainnya.“Pihak masjid tetap melaporkan neracakeuangan, tapi modal dan hasilsemuanya diperuntukkan bagi mereka,”jelas Nasir.

Hingga kini, YBM menggulirkan sekitarRp 3 miliar agar ekonomi di lingkunganmasjid menggeliat. Ia menuturkan, padaperiode setahun awal ini YBM masihfokus menggarap potensi masjid di PulauJawa. Selanjutnya, mereka akan meram-bah ke seluruh masjid pedesaan se-Indonesia. Semuanya, imbuh Nasir,bergantung pada inisiatif masyarakatmenggunakan modalnya.

Secara jangka panjang, YBM BRI mem-berikan beasiswa kepada 50 orang rema-ja masjid. Mereka dibiayai kuliah untukmempelajari ekonomi Islam serta dididikmenjadi pendakwah. Harapannya, setelahlulus mereka menempati pos-pos yangdibutuhkan untuk mengembalikan fungsimasjid sebagai pusat kegiatan ibadahdan ekonomi masyarakat.

Semoga, kata Nasir, mereka jugadiharapkan piawai mengelola koperasisyariah ataupun baitul maal wa tamwil.“Ini untuk mengatasi kendala kekurangansumber daya manusia yang meneruskankegiatan di masjid,” ujar Nasir. Lembagalainnya adalah BMM. Mereka mengem-bangkan Komunitas Usaha MikroMuamalat Berbasis Masjid (KUM3) yangdibentuk sejak pertengahan 2006.

Cakupannya yang mencapai 24 provin-si, 28 kabupaten, dan 185 masjid menja-di modal bagi BMM meraih IndonesiaMagnificence Zakat Award 2011. “KUM3menjadi di ferensiasi program layananmasjid kami yang ingin menjadikan jiwaumat mandiri dengan skala ekonomi yanglayak,” papar Manager PerencanaanKomunikasi dan Standar OrganisasiBMM, Hasis Purwanto.

Sistem bantuan kredit tanpa bungayang ditawarkan, ujar dia, nyatanyamampu menjaring hampir 5.000 orangmustahik. Total dana yang dikucurkan

hingga kini sebesar Rp 10,69 miliar.Hasis menjelaskan, sistem cicilan kredittanpa bunga tadi membuat para mustahikloyal serta berkomitmen tinggi untukmelunasi.

“Cara ini membina mental merekaagar sungkan dan memacu produktivitasmereka karena tak terbebani bunga,”terangnya. Modal bukan satu-satunya halyang diberikan BMM, mereka juga mem-beri dasar keagamaan dalam setiappertemuan kelompok mustahik yang di -pinjami modal. Pembinaan tarbiyah inidimaksudkan agar ada sinergi dengankonsep mandiri secara keislaman.

Secara langsung, peran BMM taksekadar pihak pemberi modal usaha.Sistem pendampingan dengan memberinilai-nilai keislaman mampu meningkat -kan rasa saling percaya. Tengok saja ditiap evaluasi kredit mustahik. Merekayang tidak bisa mengembalikan kreditdengan lancar masih mau berusaha melu-nasi dengan mencari peluang bisnis baru.

“Harapannya, mereka tak selalubergantung pada modal kita seterusnya,tapi layak tumbuh sebagai wirausahawanMuslim,” kata Hasis. Kondisi tersebutmembawa dampak positif bagi lingkungansekitarnya. Para jamaah dan mustahiklainnya berkeinginan membuka peluangusaha. Mereka ingin mandiri secaraekonomi.

Sedangkan, dampak langsung kemasjid sebagai pusat pembinaannya,yakni mulai terlihat kegiatan ekonomi darijamaah dan para takmirnya. Secara berta-hap, imbuh Hasis, koperasi yang dikelolapara takmir menjadi pusat kegiatannya.Namun, dia tak memungkiri jika adakendala yang dihadapi. Salah satunya,daya serap bantuan modal yang tak bisadiaplikasikan ke semua masjid.

Biasanya, ini terjadi karena kemampu -an sumber daya manusianya yang belumandal untuk mengelola keuangan. Bentuksinergi memakmurkan masjid sebagaisentra kegiatan Muslim juga dilakukandalam Aksi Tanggap Muamalat. Berbagaiperbaikan sarana masjid di seluruh wila -yah Indonesia menjadi bentuk pelayananpublik bank syariah pertama ini.

n ed: ferry kisihandi

Yang Bergerak di Ranah Masjid FOTO-FOTO: AGUNG SUPRIYANTO

Page 3: Dialog Jumat

REPUBLIKA

JUMAT, 9 SEPTEMBER 2011

laporan utama 3

Oleh Damanhuri Zuhri

Peluang bertebaran dimas jid, khususnya untukmembangun kegiatandan kemandirian eko no -mi yang bermanfaat bagimasjid dan masyarakat

sekitarnya. Ketua Dewan Pengurus Mas -jid Agung Sunda Kelapa (MASK), AksaMahmud, mengatakan pihaknya palingtidak telah memanfaatkan apa yangmungkin bisa dilakukan di masjid dalamsisi ekonomi.

Anak-anak usia muda yang berakti -vi tas di MASK, sejak semula diajaribahwa masjid bukan saja untuk ber -ibadah. S e baliknya, di masjid banyakkegiatan positif yang memungkinkan di -kerjakan, termasuk pengembangan ke -kuat an ekonomi. Setiap pekan keempat,jelas dia, mereka diajak mendengar

tausiah, termasuk mengenai ekonomi. Tidak berhenti pada tataran konsep,

masjid ini kini telah melangkah pada halyang bersifat praktik. Aksa menuturkan,salah satu masalah besar yang dihadapimasjid di Indonesia adalah keuangan.“Kita melakukan sesuatu guna memper-oleh uang, tentu yang masih dalam tatar-an dakwah dan halal,” katanya kepadaRepublika, Senin (5/9).

Ia mencontohkan, pengurus masjidmengumpulkan khotbah Jumat sepan-jang 2010 yang memang khatibnya ada -lah orang-orang mumpuni ilmunya,seperti Quraish Shihab, NasaruddinUmar, dan Ali Mustafa Yaqub. Kumpulankhotbah itu kemudian dicetak menjadibuku. Masjid menggandeng sponsor, yaituBank Rakyat Indonesia. “Kita jual Rp 50ribu per eksemplar.”

Ternyata, itu menghasilkan cukupbanyak uang karena peminatnya tinggi.Pengurus mencetak 2.000 eksemplar dan

peminatnya membeludak sehingga dice -tak ulang. Dana yang dibutuhkan gunamencetak buku kumpulan khutbahsebesar Rp 84 juta. Hasil penjualan bukuitu mencapai Rp 500 juta. “Ini artinya,banyak peluang menghasilkan uang dimasjid,” kata Aksa.

Ia menunjuk kegiatan lainnya, tempatpenitipan sandal, dalam sebulan sajamemperoleh pendapatan sebesar Rp 2juta. Setiap bulan, aktivitas ceramah,shalat Dhuha, iktikaf, dan beragam acaralainnya menelurkan uang yang mengan-tarkan masjid pada kondisi keuangansurplus. Dalam sebulan, MASK berpen-dapatan sekitar Rp 400 juta dan pe nge -luaran Rp 250 juta.

Dari perhitungan ini, ada kelebihansebanyak Rp 100 sampai Rp 150 juta perbulan. Jadi, dalam setahun bisa terhim-pun Rp 10 miliar dari kelebihan itu. Aksamemaparkan, merunut pada pemasukandan pengeluaran itu, berarti ada pelatih -an kegiatan ekonomi di masjid. Ia me -nambahkan, pada Ramadhan yang barusaja berlalu, ada 1.000 hingga 1.500 orangberbuka puasa di MASK.

Demi memenuhi kebutuhan berbuka,pengurus masjid menggandeng sebanyak30 katering. Merekalah yang menyedi-akan takjil buat berbuka, tetapi kriteriamakanan ditentukan pengurus agarpihak katering tak sembarangan menye-diakan makanan berbuka. Cara inimembina mereka berpartisipasi dalamkegiatan di masjid.

Bahkan, pada 27 Ramadhan jumlah-nya membengkak, yaitu 6.000 orang.Pihak masjid mengeluarkan uang Rp 600juta selama bulan puasa kepada 30 kate -ring. Aksa mengatakan, kenyataan terse-but menggambarkan bagaimana per-putaran yang terjadi. Masjid mampu se -bagai generator atau penggerak ekonomi.

Ia mengisahkan, kerja sama dengan 30katering itu tak begitu saja terjadi. Awal -nya, pengurus mengumpulkan kateringyang berminat menyediakan makananuntuk berbuka dan sahur jamaah. Adapula pelatihan. Bila ada yang merusakmenu, pengurus memberikan pendidikandengan tidak boleh ikut selama 10 harikarena tak mengikuti kesepakatan yangtelah dibuat.

Setelah Lebaran ini, ungkap Aksa,pihaknya berencana mendirikan tempatparkir. Mereka yang datang dididik untukmembayar parkir mobilnya. Uang parkirmereka masuk kas masjid sebagai amal

mereka dan kegiatan dakwah masjid.Kalau di mal atau hotel, uang parkir yangdi bayarkan tentu bukan amal yang di -manfaatkan demi syiar.

Pemanfaatan dana di MASK diberda -ya kan pula melalui remaja dan pemudamasjid. Ada PASKA yang berisi anak-anak SD hingga SMP dan RISKA yangterdiri atas anak-anak usia SMA danmahasiswa. PASKA mengemban tugasmembina anak-anak dhuafa, sedangkanRISKA fokus pada kerja sama memban-tu masjid-masjid kampung di JakartaPusat.

Mereka mendatangi masjid yang me -mang butuh bantuan. Misalnya, tempatuntuk beribadah atau tempat buang air -nya kurang bagus, maka dibantu diper-baiki. Anak-anak RISKA datang ke sanamelakukan kerja bakti. “Jadi, uang yangada dan dihasilkan bukan semata-matauntuk kepentingan Sunda Kelapa, me -lain kan pula untuk masjid lain,” ungkapAksa.

Sekjen Dewan Masjid Indonesia (DMI),Natsir Zubaidi, mengatakan untuk me -raih keberhasilan dalam merintis ke giat -an ekonomi atau kewirausahaan berba-sis masjid, terlebih dahulu harus adaperubahan pola pikir. Selama ini umatIslam, termasuk kalangan pemudanya,terlalu berorientasi pada politik. Tekadmereka hanya ingin menjadi ketua partaiatau anggota DPR dan gubernur ataubupati.

“Pemuda kita jarang sekali yang ber -pikir menjadi kader umat atau pengusa-ha,” kata Natsir. Fenomena ini, papar Nat -sir, membuat DMI dalam rapat kerjanasionalnya belum lama ini fokus padaekonomi. Bidikan utama adalah pemudadan remaja masjid. Ke depan, masjid harusjadi lembaga dakwah komprehensif.

Maknanya, masjid berfungsi memper-siapkan kader ulama, intelektual, sertakader-kader pengusaha sekaligus kalaumemungkinkan membina kader politik.Kemandirian berpeluang berkembang dimasjid.

Ia mengatakan, DMI bekerja sama de -ngan Dompet Dhuafa menjalankan pro -gram kemandirian ekonomi berbasis mas -jid. Ia pun yakin program-program eko -nomi di masjid akan berhasil. Apalagi,masjid adalah satu-satunya institusi ke -agamaan yang akuntabel. Sebab, urai dia,setiap Jumat pengurus masjid menyam-paikan laporan keuangannya kepadapublik. n ed: ferry kisihandi

M ewujudkan kemandirian ekonomi pe -muda dan remaja masjid serta memba -ngun ekonomi berbasis masjid diyakinisebuah rencana besar yang diharapkan

berjalan mulus. Sekjen Jaringan Pemu da dan Rema -ja Masjid Indonesia (JPRMI), Juni Supriyanto, me -ngatakan JPRMI dengan “Gerakan Nasional Ayo keMasjid” mengarah ke sana. Merintis kewirausahaandan kemandirian ekonomi menjadi satu pilarnya.

Belum lama ini, JPRMI memberikan pelatihankewirausahaan kepada remaja dan pemuda masjiddari perwakilannya di puluhan provinsi di Indonesia.Ia mengatakan, ternyata pelatihan saja tak cukup.Butuh hal pembinaan lain untuk mewujudkanimpian besar itu. Misalnya, modal dan pembinaanmanajemen keuangan.

“Secara teknis juga, tantangan lainnya adalahmasih minimnya remaja dan pemuda yang tertarikuntuk berkeringat. Kewirausahaan ini mencakupsektor riil yang butuh kerja keras,” katanya kepadawartawan Republika, Damanhuri Zuhri, Selasa(6/9). Juni mengungkapkan, banyak rumusan bagai -mana membina pemuda masjid. Berikut petikannya.

Apa pentingnya membina para pemuda masjid,pengurus masjid, dan masyarakat sekitar masjiduntuk mengembangkan ekonomi mandiri ataukewirausahaan?

Dalam membahas urgensi membina para pemu-da masjid dan masyarakat sekitar masjid, sayamengambil tiga kata kunci, yaitu remaja atau pemu-da, masjid, dan ekonomi. Remaja atau pemudadalam struktur demografi penduduk Indonesia men-duduki porsi yang besar atau kurang lebih 37,2persen dari total penduduk Indonesia.

Selain kuantitas, mereka mempunyai ciritersendiri, yaitu pemikirannya semangat dan penuhkreativitas. Ini pula yang membedakan mereka den-gan kelompok usia tua yang cenderung status quo.Dari kondisi seperti itu, mereka cocok dibina seba-gai agen perubahan. Kata kunci kedua adalahmasjid yang belum dapat digunakan meningkatkansyiar Islam dalam membangun peradaban.

Fakta penting yang terjadi adalah masjid diba -ngun sedemikian banyak. Sayangnya belum mampumengantarkan masyarakat Indonesia seperti parasahabat Rasulullah. Menurut rekapitulasi masjiddan mushala di DKI Jakarta, jumlah masjid yangberada di wilayah DKI sebanyak 2.831 unit dan5.661 mushala.

Sedangkan di Indonesia, diperkirakan ada 700

ribu masjid. Kendala terbesarnya, masjid baru men-jadi bangunan megah, tetapi sepi dari roh umat,kosong, dan hanya untuk kegiatan-kegiatan ibadahmahdah. Kata kunci ketiga adalah ekonomi. Per -soalan mendasar dari remaja atau pemuda bangsaIndonesia adalah pengang-guran. Maka, diperlukankonsep pembangunanpemuda yang teren-cana.

Apa saja ben-tuknya?

Pembangunanpemuda harusdititikberatkanpada persiapanmereka menghadapiketidakpastian masadepan, yang men-cakup sisi fisiktetapi jugamemba -

ngun karakter dan kapasitas mereka berupa kompe-tensi, pendidikan, pelatihan, dan keterampilan.Dengan melihat itu semua, kita sepakat membinaremaja atau pemuda masjid dengan kemandirianekonomi melalui kewirausahaan adalah penting.

Apa yang ingin dicapai dari upaya ini?Sebenarnya, tujuan kita sederhana, yaitu ingin

memakmurkan masjid. Hal ini sudah kita canang -kan melalui “Gerakan Nasional Ayo ke Masjid”.Salah satu pilar yang kita usung adalah fokus padaekonomi. Seperti kita ketahui, jumlah pendudukkita yang lebih dari 220 juta jiwa merupakan pasaryang sangat besar. Indonesia saat ini masuk dalamkelompok G-20. Itu berarti secara ekonomi sangatmenjanjikan.

Perlukah pembinaan dilakukan di seluruhmasjid di Indonesia dan mitra paling pentingsiapa?

Jika ditanya perlu atau tidak, semua pasti men-jawab perlu. Hanya saja, kita masuk ke tahap ber -ikut nya, bagaimana mengimplementasikan impian

tersebut. Tahap awal, kita terus melakukan kon-solidasi internal dan eksternal. Konsolidasiinternal adalah untuk menghimpun organi -sasi pemuda remajamasjid yangsiap untuk

menjadi bagian dari rencana besar ini karena JPRMItidak akan bisa bergerak sendiri.

Kemudian, konsolidasi eksternal kita kuatkanyang tujuannya mencari mitra serta pendukung pro -yek besar ini. Kegiatan yang kita lakukan, ada pela -tihan ke wira usahaan yang mengundang perwakilandari pro vinsi di seluruh Indonesia. Dalam pelatihantersebut juga terjadi kesepakatan-kesepakatan pro-gram anta ra perwakilan wilayah dan perwakilan dariYayasan Baitul Maal (YBM) BRI, yaitu melalui pro-gram sapi untuk masjid.

Apakah hanya sebatas pelatihan kewirausahaanatau bantuan keuangan saja yang dibutuhkan?

Sebenarnya, pertanyaan ini persis yang selamaini kita tanyakan ke beberapa jaringan kita di bebe -rapa kesempatan yang lalu. Apakah kita hanyamem berikan pelatihan? Ternyata berdasarkan ob -ser vasi, kalau cuma itu pengembangan kemandirianekonomi yang kita tuju tidak akan maksimal. Per -soalan di lapangan, setelah mereka mendapatpelatihan, bagaimana memulainya?

Niat ada, waktu banyak, tenaga siap, tapi modaltidak ada, ya nggak jalan juga. Dari situ kita meran-cang tidak hanya pelatihan kewirausahaan, lebihjauh kami meminta peserta pelatihan membawapro posal wirausaha berbasis masjid.

Selain pelatihan kewira-usahaan dan bantuankeuangan adalah pembinaan baik secara manaje-men keuangan maupun pembinaan agamanya.Selanjutnya, dibantu untuk pemasaran dan infor-masi peluang.

Apa yg dilakukan JPRMI?Ada beberapa komunitas masyarakat yang sudah

digarap oleh temen-temen JPRMI, seperti pedagangkecil, produksi kerajinan tangan, budi daya ikan,dan ternak sapi, melalui pembinaan manajemen,agama, serta pelatihan kewirausahaan dan dukung -an pendanaan.

Apakah program ini dilakukan di semua masjiddi Indonesia?

Saat ini kita baru fokus pada jaringan kita yangada di 16 provinsi. Jadi, belum di seluruh Indo -nesia. Insya Allah, pada 2011 ini, kita targetkan 80persen pengurus wilayah terbentuk, atau kuranglebih 25 provinsi dari 33 provinsi di Indonesia.

n ed: ferry kisihandi

wawancara

Berhasilnyakegiatan

perekonomianmasjid berdam -

pak bagimasyarakat

sekitar.

Juni Supriyanto

Tak Sebatas Pelatihan

Banyak Peluang dari Masjid

FOTO-FOTO: AGUNG SUPRIYANTO

Page 4: Dialog Jumat

REPUBLIKA

JUMAT, 9 SEPTEMBER 2011

tuntunan 4

Oleh Ferry Kisihandi

Pada suatu masa, seseo-rang menyampaikanper tanyaan kepada Mu -ham mad SAW. “Amal apa kah yang palingAllah SWT cintai?” Se -

ketika, orang itu memperoleh jawabandari Muham mad, “Shalat tepat padawaktunya.” Me nurut Amr Khaled, cen-dekiawan Muslim asal Mesir, pernyataanRasul mengingat kan pada Muslim me -ngenai berharganya waktu yang merekamiliki.

Banyak keterangan dalam hadis danAlquran yang mengaitkan segala ke -giatan dengan waktu. Bagi dia, ini me -nandakan betapa pentingnya waktu.Rasulullah mengingatkan perihal masa.Pada hari kiamat kelak, kaki manusiatak akan bergeser dari hadapan Tuhansebelum ditanya mengenai empat halpenting, yaitu bagaimana umurnya se -lama hidup dipergunakan. Masa mu -danya dihabiskan untuk apa saja.

Harta kekayaan yang dinikmati didunia diperoleh dan dibelanjakan kemana saja serta apa yang diperbuat sese-orang dengan ilmunya. Dalam pandang -

an Khaled, seorang Muslim akan dimin -ta pertanggungjawaban atas menit demimenit yang dibelanjakannya selama didunia. Tak ada secuil pun yang berlaludalam kesia-siaan.

“Sangat menggembirakan kalausetiap waktu terisi oleh ibadah dankegiatan bermanfaat,” kata Khaleddalam buku nya, Buku Pintar Akhlak.Ulama besar Ibnu Qayyim mengatakan,sangat penting bagi seseorang memak-nai hidup dan menyadari berlalunyasetiap menit dari kehidupannya. Setiapembusan napas yang berlalu tanpaketaatan kepada Allah akan melahirkankerugian bagi orang tersebut.

Seharusnya, masa yang berlalu mem -bawa Muslim melahirkan manfaat bagidirinya, keluarganya, agama, masya -rakat, dan bangsanya. Lebih jauh, ulamalainnya, Hasan al-Bashri, melontarkannasihat berguna. Menurut dia, setiap kalimentari terbit, hari menyampaikan seru-annya, “Hai manusia, aku hari baru. Akumenyaksikan amalmu. Manfaatkan akudan berbekal dariku.”

Jika hari telah pergi, tak mungkinditarik kembali. Ia menyatakan, itu ber -arti sebagian kehidupan yang ada padadiri manusia juga telah pergi. Betapapentingnya waktu membuat ulama ter -

nama al-Muhasibi menyampaikan per -nyataan, “Demi Allah, seandainya waktudapat dibeli dengan uang tentu aku akanbelanjakan semua hartaku.”

Ia bertekad menggunakan waktunyademi kejayaan Islam. Ada sekelompokorang yang penasaran dengan sikapnyadan bertanya dari mana al-Muhasibimembeli waktu. “Dari orang-orang yangmenganggur,” kata al-Muhasibi tegas.Pada sebuah kesempatan, kata AmrKha led, ia melihat orang tua di sebuahmasjid. Di sana ada sekelompok pemuda.

Si orang tua memandang mereka ke -mudian menangis. Dia bertanya kepadaorang itu, menangis dan meluncurlahrahasia dari bibirnya. “Aku terbiasamendatangi masjid dan shalat tatkalasudah tua. Aku melihat para pemuda itudan menangis karena telah menyiakanusiaku dengan tidak mengenal shalatsebelumnya. Alangkah beruntungnyapara pemuda itu.”

Ia mengatakan, berbagai krisis yangterjadi pada umat Islam sekarang iniakibat alamiah dari umat yang me -ngang gur dan membuang-buang waktu.Tak adanya kemauan tinggi dari umatuntuk melakukan perubahan akan mem -buat keadaan lebih buruk. Pantas, ujardia, orang asing yang giat dan datang ke

negeri Muslim mampu mengambil ke -kayaan negeri-negeri yang dida tanginya.

Padahal sebelumnya, banyak Muslimmengukir prestasi dengan meman-faatkan waktu sebaik mungkin. Merekasarat tekad dan kuat mengelola waktu.Se seorang meminta Ibnu Qayyim al-Jawzi untuk berhenti sejenak untukbercakap-cakap. Ia dengan tegas me -nyatakan, “Hentikanlah matahari kalaubisa.” Ia tak ingin membuang waktupercuma.

Ibnu Aqil menulis sebuah kitab besarberjudul Al-Funun yang terdiri atas 800jilid. Di usianya yang ke-80 tahun, iamengatakan, dengan umurnya itu iaberkeinginan menggunakannya sepertiwaktu berusia 20 tahun. Ia memilih caramakan tak seperti orang kebanyakanguna menghemat waktu sehingga lebihbanyak kesempatan menulis buku.

Ia menuangkan air pada makanannyasehingga menjadi bubur dan ia makandengan cepat-cepat sehingga dapatmeng hemat waktu. Sosok lainnya,Usamah bin Zaid. Ia telah memimpin pa -sukan sejak usianya 16 tahun. Ia tidak-lah memimpin orang-orang sembarang,tetapi para sahabat utama Nabi Muham -mad. Me nurut Nabi, Usamah memangpantas me mimpin pasukan. n

Ashabiyah berasal dari kata ashaba yangberarti mengikat dan ashabah denganmakna ikatan. Ashabiyah merujuk padaikatan sosial budaya yang dapat digu-

nakan untuk mengukur kekuatan kelompok sosial.Istilah ini sudah dikenal sejak zaman pra-Islam.

Ibnu Khaldun, cendekiawan Muslim, menjadikan-nya sebagai konsep sosial dalam bukunyaMuqadimmah. Menurut Ensiklopedi Islam, padaperkembangan selanjutnya, muncul istilah alashabiyah al Islamiyah (semangat keislaman) dan alashabiyah al jinsiyyah (fanatisme kesukuan).

Bangsa Arab, terutama sebelum Islam, menganutsistem dan hidup dalam kelompok kekerabatanyang besar. Struktur masyarakat didasarkan atasklan yang anggotanya berdasarkan hubungan darah.Sistem hubungan demikian menumbuhkan solidari-tas kesukuan yang kuat.

Lebih jauh, ashabiyah ini dapat melahirkan chau-vanisme atau sifat patriotisme berlebihan. Suku laindianggap musuh yang harus dibinasakan. Satu sukuyang ashabiyahnya kuat menaklukkan suku yangashabiyahnya lemah. Ashabiyah juga dipahami seba-gai solidaritas sosial.

Penekanannya pada kesadaran, kepaduan, danpersatuan kelompok. Ashabiyah merupakan fenome-na sosial, psikologis, fisik, dan politik. Ashabiyahtak mesti bersifat nomadis dan tak mestiberdasarkan hubungan darah.

Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern menye-but maknanya dekat dengan gagasan EmileDurkheim tentang kesadaran kolektif. Ashabiyahberperan menyatukan sekelompok orang dalam

berhadapan dengan orang asing sekaligus me -ngukuhkan nilai dan norma kelompok itu.

Semangat dan moral saling berkelindan, teruta-ma dalam masyarakat nomadis. Ashabiyah nomadispra-Islam sangat dilaknat oleh Nabi Muhammadkarena sering digunakan sebagai penggerak perangsuku. Seperti sifat manusia lainnya, ashabiyah bisabaik atau buruk tergantung tujuan penggunaannya.

Sejarah Islam memberikan banyak contoh me -

ngenai hal ini terutama pada masa kekhalifahan.Dalam pandangan Ibnu Khaldun, pemberontakanMuawiyah terhadap khalifah yang sah, Ali bin AbuThalib, dan pengambilalihan kekhalifahan dengankekerasan terjadi akibat ashabiyah Muawiyah yangkuat.

Gagalnya perlawanan yang dilakukan Husain,putra Ali, menurut Ibnu Khaldun, diakibatkan kuat-nya ashabiyah Yazid. Dalam konteks ini, kelompok

pemikir Ikhwan al-Shafa dan Ibnu Khaldun menyak-sikan kebangkitan dan kejatuhan banyak negaraselama kekuasaan Islam.

Sejarah Islam memperlihatkan, ashabiyah jugadapat meningkatkan atau menurunkan kekuasaan,mengikuti perubahan situasi. Banyak pemimpin yangkehilangan ashabiyah setelah menderita kekalahan.Lainnya, memperoleh ashabiyah kuat usai mengala-mi kemenangan.

Ibnu Khaldun, Ikhwan al-Shafa, dan pemikirMuslim lainnya meyakini pula bahwa sepanjangsejarah Islam terdapat hubungan kuat antaraashabiyah dan agama. Menurut mereka, agamamemperkukuh kepaduan kelompok. Fungsi sosialagama dalam menyatukan orang terlihat setelahbangsa Arab menjadi Muslim.

Tatkala ashabiyah kesukuan orang Arab berpadudengan beberapa aspek agama, mereka menjadisangat religius. Mereka memperlihatkan semangatdan kesetiaan yang mengagumkan kepada Islam.Setelah Rasulullah wafat, ashabiyah mereka ditu-jukan kepada kaum tak beriman di luar Arab.

Pada abad ke-19 dan ke-20, bangsa Arab yangberada di bawah pemerintahan asing merasakankebutuhan akan persatuan, solidaritas, dan penen-tuan nasib sendiri yang merupakan unsur utamaashabiyah. Sesudah itu, lahir kesadaran bersamamelakukan perlawanan.

Secara spesifik, hal itu berhubungan pula denganpenyerbuan Napoleon ke Mesir, pendudukan yangdilakukan oleh Italia terhadap Tripoli, DeklarasiBalfour pada 1917, dan kemudian berdirinya Israel.

n ferry kisihandi

Banyak keun tung - an bagi orang

yang mengguna -kan waktu untuk

beribadah dan halyang bermanfaat.

ensiklopedi

Memanfaatkan Waktu

Ashabiyah

ADITYA PRADANA PUTRA

WIKIPEDIA.COM

Page 5: Dialog Jumat

Oleh Ferry Kisihandi

Kemajuan di bidang kese-hatan menuntun padaterjadinya eksperimenyang dilakukan terha -dap hewan. Di dalam-nya, termasuk trans-

plantasi organ hewan pada tubuh manusia.Menurut Dr Abul Fadl Mohsin Ebrahim,guru besar studi Islam pada UniversitasDurban, Afrika Selatan, syariat memangtak secara langsung membahas isu ini.

Meski demikian, ada sejumlah hal yangterkait kepentingan manusia sebagai per-timbangan bagi para ahli fikih membahaspersoalan ini, yaitu agama, jiwa, keluarga,akal pikiran, dan harta benda. Bila eksperi -men pada hewan dilangsungkan pada kon -disi tertentu mengacu pada pertimbang anitu, jelas Ebrahim dalam bukunya FikihKesehatan, dapat dibenarkan.

Dengan kata lain, eksperimen itu me -mung kinkan dengan syarat bertujuanmem peroleh pengetahuan yang berman-faat bagi kelestarian kehidupan manusiadan hewan. Maka itu, menjadikan hewansebagai objek eksperimen yang bersifat

menyakiti dan tindakan lain yang men-gakibatkan kebutaan dan kecacatan padahewan, hukumnya haram.

Perlakuan sembarangan terhadap he -wan untuk eksperimen atau tak adanyatujuan jelas dari eksperimen itu, tidakboleh. Di sisi lain, dibolehkan pengujianobat-obatan terkait dengan penyelamatannyawa pada hewan sebelum dinyatakanaman untuk digunakan pada manusia.Ebrahim menambahkan, perlu juga upayamencari alternatif menggantikan hewandalam eksperimen.

Catatan sejarah, khususnya dalam per -kem bangan ilmu kesehatan di dunia Islam,pemanfaatan hewan sudah lama berlang-sung. Misalnya, oleh Abu Bakr Muhammadbin Zakariya al Razi, di Barat dikenal de -ngan nama Rhazes. Ia mengenalkan cam -pur an merkuri sebagai obat pencuci perut,yang terlebih dahulu diujicobakan padamonyet kemudian diberikan kepada pa -siennya.

Abu al-Rayhan Muhammad bin Ahmadal-Biruni al-Khawarizmi, bapak farmasidan biologi kelautan, menulis sebuah bukudalam bidang farmasi yang berjudul Shay -danah. Buku ini terbagi menjadi dua. Da -lam bagian kedua, dibahas gambaran asal-

usul hewan. Misalnya, disebutkan merpatikarang untuk membantu menambah darahbagi penderita anemia.

Al-Zahrawi ialah orang pertama yangmenggunakan usus bersih hewan yangtelah digosok dan dihaluskan dalam bedahluka. Dalam bidang kedokteran gigi, iaberbicara soal pembuatan gigi palsu daritulang he wan. Menurut Ebrahim, jelassekali para ahli pengobatan Muslim klasikterlibat dalam berbagai bentuk eksperi-men pada hewan.

Transplantasi organ hewan pada manu -sia juga memperoleh perhatian. AkademiFikih Islam Liga Dunia Muslim, Makkah,menetapkan bahwa syariat membenarkanpengambilan organ hewan halal yang dis-embelih dengan cara Islam untuk ditrans-plantasikan ke tubuh manusia. Pandanganserupa disampaikan oleh Akademi FikihIslam India.

Sedangkan, almarhum Syekh Jad al-Haqq Ali Jad al-Haqq, yang pernah menja -bat sebagai rektor Universitas Al Azhar,Mesir, mengatakan gigi manusia yang tang -gal boleh diganti dengan gigi hewan yanghalal. Sikap yang sama muncul dari Dr Fay -shal Ibrahim Zahir dari Departemen Ke -dokteran Islam Universitas King Fayshal.

Menurut dia, tak ada larangan men-transplantasikan organ tubuh hewan halalpada tubuh manusia dengan maksud me -nyelamatkan nyawa atau meningkatkankua litas hidup si penerima organ. Per be -da an pendapat mengemuka pada trans-plantasi organ babi. Beberapa di antaramereka mempermasalahkannya denganalasan babi dan seluruh bagiannya haram.

Kelompok lainnya membolehkan karenaadanya kebutuhan mendesak, seperti hal -nya dalam kondisi tertentu boleh mengon-sumsinya. Dalam buku Solusi Pro blema -tika Aktual Hukum Islam, yang merupakankumpulan keputusan muktamar, musya -warah nasional, dan konbes NahdlatulUlama (NU), dinyatakan transplantasi gigidengan organ babi dan sejenisnya, hukum-nya tidak boleh.

Sebab, masih banyak benda lain yangbisa digunakan sebagai pengganti dan ka -rena belum pada tingkat kebutuhan yangmendesak. Transplantasi organ babi meng-gantikan organ sejenisnya pada manusiahukumnya juga tidak boleh. Kecuali jikasangat dibutuhkan serta tak ada organ lainyang sama efektif seperti organ babi terse-but, menurut pendapat Imam Romli, As -nawi, dan Subki, boleh. n

REPUBLIKA

5JUMAT, 9 SEPTEMBER 2011

fatwa

Dibolehkanasalkan me -

miliki tujuanjelas dan

kemaslahat anbagi manusia.

halalan thayyiban

Oleh Ferry Kisihandi

Tapai tak asing lagi bagi seba-gian besar masyarakat. Adadua jenis tapai yang bisa dite-mui dan dikonsumsi, yaitu yang

terbuat dari ketan atau singkong. PadaLebaran, kata pakar pangan AntonApriyantono, di beberapa daerah, tapaimenjadi suguhan favorit.

Ia menuturkan, masih ada perta -nyaan mengenai makanan ini, terutamasoal kandungan alkoholnya. Apakah ter-masuk dalam kategori khamar yang ten-tunya tak boleh dikonsumsi atau bukan.Rasul menyatakan bahwa setiap yangmemabukkan adalah khamar dan setiapkhamar hukumnya haram.

Dalam kesempatan lain, Umar dalampidatonya yang diriwayatkan Bukhari danMuslim menegaskan, khamar itu se -suatu yang mengacaukan akal. “Keduadalil ini berlaku bagi segala sesuatuyang biasa dikonsumsi,” katanya.Misalnya, minuman beralkohol dannarkoba.

Untuk sesuatu yang tak bisa dikon-sumsi, seperti alkohol dalam bentukmurninya atau pelarut organik mestinya

tak terkena hukum ini. Anton mengata -kan, ada dasar hukum lain mengenaikhamar ini, yaitu jika banyaknyamemabukkan, sedikitnya pun haram.

Islam pun mencegah segala sesuatuke arah haram. Ini berhubungan de nganadanya sesuatu yang berpotensiberubah menjadi minuman haram mes kitidak bersifat memabukkan. Islam mene-tapkan hukum untuk mencegah Muslimke arah yang haram. Dalam hal ini, iamencontohkan jus buah.

Jus buah atau yang sejenisnya, ke tikadisimpan pada suhu kamar dalam kon-disi terbuka selama lebih dari dua hari,termasuk ke dalam khamar. Fermentasialkohol pada jus selama lebih dua harimembuatnya tak boleh dikonsumsi kare-na telah tergolong sebagai khamar.

Saat berbuka, Rasulullah pernah di -sodori jus yang telah mengeluarkangelembung. Beliau menolaknya danmenyatakan jus itu berubah menjadikhamar. Jadi, salah ciri lain khamar yangdibuat dari jus adalah adanya gas darijus itu.

Tapi, ini bukan gas karbondioksidayang sengaja ditambahkan seperti padaminuman berkarbonasi. Bagai mana de -

ngan tapai? Apakah tapai yang baru jadiatau yang masih segar bersifat mema -bukkan? Anton mengatakan, belum adalaporan tapai yang masih segarmemabukkan.

Anton menambahkan, tapai memangtak terbuat dari jus, tetapi begitu tapaikhususnya dari ketan, disimpan di su huruang maka terbentuk jus yang bisadianalogikan dengan jus buah-buahan,

tak boleh diperam lebih dari dua hari.Jadi, tapai ketan tak boleh disimpanpada suhu ruang lebih dari dua hari.

Itu dihitung dari mulai jadi tapai.Pada hari ketiga, tapai ini dapat digo-longkan ke dalam khamar. Sebab, tapaiketan yang disimpan lebih dari dua haribiasanya melahirkan cairan bergelem-bung dan berbusa. Kondisi ini bisadikaitkan dengan penolakan Rasul atas

jus berbusa yang dinyatakan se bagaikhamar.

Mengenai kadar etanol atau alkoholpada tapai ketan, Anton mengungkapkansetelah fermentasi satu hari kadar alko-holnya mencapai 1,76 persen. Setelahdua hari kadarnya menjadi 3,3 persen.Bila fermentasi hingga tiga hari tentukadarnya lebih tinggi lagi.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) me -netapkan minuman masuk dalam ke -lompok minuman keras saat mengan-dung alkohol satu persen atau lebih. Iniberlaku pula pada kandungan alkoholpada tapai. Meski pada akhirnya, ujarAnton, pilihan terletak pada tangan ma -sing-masing.

Kalau tapai atau peuyeum bandungtak masalah karena selalu keras danbiasanya digantung. Cara ini membantutapai tak mengandung alkohol tinggi.Berbeda dengan tapai singkong yangcara pembuatannya ditumpuk, niscayamemicu produksi alkohol lebih tinggi.

“Kita harus memperhatikan tapai sing -kong yang ditumpuk, terutama kalau su -dah berair sebab kemungkinan kan dung -an alkoholnya relatif tinggi. Lebih baikdihindari,” kata Anton menegaskan. n

Kandungan Alkohol pada Tapai

Menggunakan Hewanuntuk Eksperimen

ANTARA

UMEKDIDAPUR.COM

Page 6: Dialog Jumat

Oleh Damanhuri Zuhri

Ratusan jamaahMasjid RayaMa kassar, Sab -tu (27/8) lalu,ber decak ka -gum menyaksi -

kan kemampuan dua bocah yangdengan fasih melafalkan ayat-ayat suci Alquran. Yang menarik,dua bocah itu, Kaisa Irsanila dankakaknya, Muhammad Habib AlKamali tak hanya melafalkan Al -quran, tapi menghafalnya. Me -reka menghafal Surah An-Nabaameski dengan terbata-bata.

Seusai menyelesaikan SurahAn-Nabaa, putra pasangan UstazKamaluddin dan Laili Tri Lestariitu melanjutkan melantunkanSurah An-Naziat yang cukuppanjang, 46 ayat. Keduanya un -juk kemampuan dalam acara‘Sehari Bersama Alquran’ yangdiselenggarakan Ar RahmanQuranic Learning (AQL) Sula -

wesi Selatan dan membuat ra -tusan jamaah terkesima.

Tidak sedikit jamaah yangmerangsek ke barisan depandemi melihat lebih dekat kakakberadik itu, lalu mengambil gam-barnya. Menurut sang bunda,Ustazah Laili Tri Lestari, sejakdi dalam kandungan, Kaisa danHabib diperdengarkan lantunanayat-ayat Alquran. Apalagi, Lailiyang sehari-hari mengajar di TPAdan TK Pusdikari ini selalu mem -bawa anaknya ke tempatnyamengajar.

“Alhamdulillah, tanpa terasakebiasaan saya mengaji ketikatengah mengandung keduanyaataupun mengajar anak-anak diTK dan TPA Pusdikari, ternyatasangat berdampak pada kemam-puan mereka dalam membacaayat-ayat suci Alquran,” ungkapUstazah Laili penuh rasa syukurkepada Republika di Makassar.

Ustaz Kamaluddin menam-bahkan, peran orang tua sangattinggi dalam menumbuhkan se -

mangat anak-anak untuk men -cin tai Alquran. Ketua AQL Sula -wesi Selatan ini mengungkapkankiat-kiat yang dilakukan untukmelahirkan anak-anak penghafalAlquran. “Alhamdulillah, kamiusahakan di rumah senantiasamemperdengarkan Alquran. Itusangat memotivasi anak-anakkami mempelajari Alquran.”

Selain menampilkan Kaisadan Habib, acara ‘Sehari Bersa -ma Alquran’ di Masjid Raya Ma -kassar itu juga menampilkan ke -terampilan trio bocah yang masihduduk di bangku sekolah dasar,yakni Putri yang tampil berpi -dato bahasa Indonesia, Aini yangberpidato bahasa Inggris, danHamsia yang berpidato dalambahasa Arab. Ketiganya mela -kukannya dengan fasih.

Majdah M Zain, istri wakilgubernur Sulawesi Selatan yangjuga dewan pembina Forum Ka -ji an Cinta Alquran (FKCA) Ma -kassar, mengaku bahagia me -nyaksikan kemampuan anak-

anak itu dalam melantunkanayat-ayat Alquran ataupun berp-idato dalam tiga bahasa, yaituIndonesia, Arab, dan Inggris. Iamengajak umat Islam Makassarmenjadikan Alquran sebagaipedoman hidup.

“Marilah kita jadikan Alquransebagai jalan hidup dan bisa kitaamalkan dalam kehidupan se -hari-hari,” kata Majdah yangjuga merupakan rektor Uni -versitas Islam Makassar (UIM).

Elfirah Salviah, mahasiswiManajemen dan Keuangan Uni -versitas Hasanuddin (UNHAS)yang juga pengurus AQL cabangMakassar, Sulawesi Selatan, men-gatakan semangat pengurus AQLMakassar mengadakan acara‘Sehari Bersama Alquran’ men-jadikan kegiatan tersebut disam-but hangat masyarakat Makassar.

Oma, panggilan akrab ElfirahSalviah, mengatakan kegiatan itusemakin membuat pihaknyaingin melakukan hal yang samadengan konsep berbeda. Tujuan -nya agar masyarakat semakinmenyadari arti penting Alqurandan mempraktikannya dalamkehidupan sehari-hari. Ada ke -inginan besar untuk terus mem-berikan penyadaran kepada ma -syarakat mengenai Alquran.

Lebih lanjut Ustaz Kamal -uddin, ketua AQL Sulawesi Se -latan, mengungkapkan latar be -lakang kegiatan ‘Sehari BersamaAlquran’ tersebut diselenggara -kan. Menurut dia, acara ini ter-wujud, tak lepas dari semangatwarga Makassar dalam upayamemberantas buta aksara Al -quran. Mereka bisa berbanggaatas keberhasilan dalam mem-berantas buta aksara Alquran.

Di antaranya dengan bermun -culannya taman kanak-kanak(TK) dan taman pendidikan Al -quran (TPA) hampir di setiapmas jid di Sulawesi Selatan. Na -mun, jelas dia, kegemaran mem -baca Alquran yang tidak diba -rengi dengan pemahaman, tidakterlalu banyak bisa diharapkanuntuk kemajuan dan kejayaanIslam.

Oleh karena itu, imbuh dia,AQL Sulawesi Selatan bekerjasama dengan FKCA merasa perlumengadakan acara ‘Sehari Ber -sama Alquran’. Acara yang ber -langsung di Masjid Raya Makas -sar itu ditutup dengan diskusi pa -nel mengenai mukjizat Alquran,yang menghadirkan Ustaz Bach -tiar Nasir, pimpinan AQL Jakartadan Noor Bahri Noor, dosen Uni -versitas Hasanuddin.

Ustaz Bachtiar mengingatkan,selama 15 tahun Ramadhan di -jadi kan bulan Alquran, yakni 13tahun ketika Rasulullah danumat Islam masih di Makkahplus dua tahun setelah hijrah keMadinah. Setelah itu, Ramadhandijadikan sebagai bulan puasa.Maknanya apa? Menurut dia,puasa di siang hari dan shalat dimalam hari sesungguhnya untukmemudahkan proses persenya -waan Alquran sebagai roh de -ngan kalbu seorang Mukmin dibulan Ramadhan.

“Ibarat sebatang besi yangdibakar hingga membara untukditempa menjadi sebilah pedang,tetapi dibiarkan dingin kembalitanpa tempaan, demikianlahorang yang tidak menghayati danmentadaburi Alquran setelahpuasa dan shalat,” ujarnya ber -tamsil. n ed: ferry kisihandi

REPUBLIKA

JUMAT, 9 SEPTEMBER 2011 muhibah 6

rohis

Oleh Ferry Kisihandi

Pusat Komunikasi Daerah(Puskomda) Purwokerto, JawaTengah, membentuk desa binaan.Ini merupakan program unggulan

Puskomda yang merupakan kepanjangantangan Forum Silaturahim LembagaDakwah Kampus se-Indonesia (FSLDK).Unit Kegiatan Kerohanian IslamUniversitas Jenderal Soedirman (Unsoed)

kini diamanati sebagai Puskomda. Koordinator Puskomda Purwokerto

Muhammad Doni R mengatakan,kegiatan desa binaan dengan tema‘Berkarya untuk Bangsa’ adalah aplikasisabda Rasulullah, yaitu sebaik-baikmanusia adalah yang bermanfaat untukyang lain. Dengan ini, mereka mencobamengubah stigma bahwa mahasiswakurang dekat dengan masyarakat.

Tapi, terlepas dari stigma itu, jelas

dia, hal terpenting adalah menerapkanilmu yang diperoleh di bangku perguruantinggi serta menimba pengalaman darimasyarakat. “Desa binaan sudah berlang-sung sejak Mei tahun ini,” kata Donikepada Republika, Selasa (6/9). DesaPageralang, Kecamatan Kemranjen,Kabupaten Banyumas terpilih sebagaidesa binaan.

Sebagai awalan, Puskomda meran-cang tiga jenis program, yaitu jangka pen-

dek, menengah, dan jangka panjang.Program jangka pendek berjalan melaluipengobatan gratis dan bakti sosial.Sedangkan jangka menengah, pemberianpelatihan keterampilan bagi para ibu,penyuluhan pertanian, dan pelatihankewirausahaan.

Pada program jangka panjang, adapembinaan taman baca Alquran, sosial-isasi hidup bersih dan sehat ke sekolahdasar yang ada di sekitar desa, sertasosialisasi keuangan syariah. PosKeadilan Peduli Umat (PKPU) Banyumasmengulurkan tangan untuk bekerja samadengan Puskomda dalam mengembang -kan desa binaan tersebut.

Doni mengatakan, pihaknya juga mem-fasilitasi warga desa yang mengem-bangkan kewirausahaan dengan lembagakeuangan syariah, yaitu baitul maal watamwil.” Kami hanya menghubungkan

mereka dengan sumber dana, selanjut-nya warga yang menjalin komunikasi de -ngan lembaga keuangan syariah itu,”ujarnya.

Ada sekitar 40 warga yang memang ter-tarik mengembangkan usaha dan mem -butuhkan modal untuk mengembang kanusahanya. Melalui desa binaan ini,terungkap banyak potensi yang dimilikime reka, namun belum tergali dan ber kem -bang dengan baik. Pembinaan membantumereka mengoptimalkan potensi itu.

Pemantauan berkala dilakukan ter-hadap desa binaan dengan harapan ter-dapatnya komunikasi yang berlanjut, ber -bagi pengalaman, serta bersama meng -atasi masalah. Doni berharap, setiaplembaga dakwah kampus (LDK) mengem-bangkan desa binaannya sendiri. Sebab,program ini telah membuahkan hasil yangmemuaskan. n

PUSKOMDA PURWOKERTO

Membentuk Desa Binaan

Ada ke ingin -an untuk me -

nya dar kanmasya rakatmemahami

dan mem-praktikkan

Alquran.

AQL Sulawesi Selatan

Giatkan Tadabur Alquran

FOTO-FOTO: AQL

FOTO-FOTO: PUSKOMDA

Page 7: Dialog Jumat

REPUBLIKA

JUMAT, 9 SEPTEMBER 2011 komunitas 7

W arga Lamakera, Nusa TenggaraTimur (NTT), melakukan reuniyang berlangsung dari 25Agustus hingga 5 September

2011. Ini reuni keempat. Ketua PersatuanKeluarga Lamakera Solor (PKLS) dan penang-gung jawab reuni HM Syarifien Maloko me -ngatakan, acara tersebut bukan sekadarajang mudik dan silaturahim.

“Ini juga momentum bagi kebangkit anIslam jilid dua di NTT,” katanya. Ter lebih,kini, berdiri menara masjid setinggi 38meter di dalam kompleks Masjid Al-Ijti -had, Lamakera, yang merupakan menaramasjid tertinggi di NTT untuk ber bagaikepentingan syiar Islam. Me na ra ituakan diresmikan awal tahun depan.

Menara dan Madrasah Aliyah Plusyang juga baru berjalan merupakancikal bakal lahirnya Lamakera IslamicCentre (LIC) yang dicita-citakan sebagaipusat kegiatan pembangunan peradab -an Islam di NTT. Dengan pertimbanganini, tak heran jika reuni diisi kegiatansyiar Islam.

Putra terbaik Lamakera mengisi syiaritu, sebut saja misalnya Ali ThaherParasong, yang sekarang menjabat stafkhusus Menteri Kehutanan. Beberapakegiatan syiar, di antaranya pelatihan dakwah,pelatihan manajemen masjid, dan pelatihanmemandikan jenazah.

Ekspedisi dakwah oleh putra-putraLamakera dilakukan ke desa-desa sekitar,kirab obor malam takbir, serta halal bihalal.Ada pula pelatihan teknologi informasi, pe -latihan jurnalistik, pengobatan massal, bersihlingkungan dan penghijauan, serta munaspertama PKLS se-Indonesia.

Tidak kalah pentingnya, kata RakhmadZailani Kiki, konsultan yang diundang terkaitpendirian LIC, sebelum reuni dilakukan,diadakan penelitian titik-titik sumber airminum bagi masyarakat di sana. Ditemukan10 titik sumber air minum yang secara berta-

hap akan dijadikan sumur. Menurut Kiki, ini patut disyukuri karena

jika air minum tersedia secara melimpah, LICberdiri dan didukung kaum mudanya yangberpendidikan sarjana dan masyarakatLamakera tetap kompak, dan tetap taat ber -ibadah, impian kebangkitan Islam jilid dua diNTT dari Lamakera menjadi kenyataan.

Lamakera yang terdiri atas dua desa, yaitu

Desa Watobuku dan Desa Moton Wutun, ter-letak di ujung Pulau Solor, NTT. Belakangan,melalui SK Gubernur NTT, Lamakera dino-batkan bersama Lamarera sebagai kampungnelayan. Di Lamakera, semua warganyaberagama Islam.

Mereka sudah memeluk Islam hampirsama lamanya dengan kaum Muslimin yangada di Jawa, jauh sebelum penyebar Katolikdatang ke NTT. Kiki yang juga anggota PKLSmengatakan, sejarah mencatat tentangkepahlawanan ekspedisi kaum MusliminLamakera.

Mereka mampu memorakporandakan keku-atan Portugis di Benteng Ford Hendrikus, Lewo -hayong, dan memburu kekuatan Portugis sam-pai di tanah Timor. n kiriman pkls ed: ferry kisihandi

P esantren Darut Tafsir me -ngelola usaha agribisnisbidang peternakan dan

perikanan untuk membekali santridengan pengetahuan praktis usahatersebut. “Kita berharap setelahmenyelesaikan pendidikannya,santri bisa mandiri dengan bekalketerampilan di bidang agribisnis,”kata pengasuh Pesantren DarutTafsir KH Numan Istichory diBogor, Selasa (6/9).

Dengan bekal ilmu itu, jelas dia,mereka dapat menjadi teladan ditengah umat. Kemampuan dalambeternak dan perikanan membuatsebagian santri mandiri dan mem-berikan kontribusi bagi warga ma -

syarakat di sekitarnya. Sebab, me -reka membuka lapangan kerja. Dibidang pendidikan, pesantren inimengelola lembaga pendidikan,yaitu madrasah tsanawiyah danaliyah.

Kegiatan usai Idul Fitri 1432Hijriah, santri pesantren yangberlokasi di Kecamatan Ciampea,Bogor, itu menyelenggarakan halalbihalal dengan mendatangi pe -ngasuh dan dewan guru pesantrensetempat. Mulai Kamis lalu,berbondong-bondong merekamenggelar acara itu, meski seba-gian masih ada yang libur karenapulang ke kampung halaman.

Menurut Numan, alumni

Pergerakan Mahasiswa Islam Indo -nesia (PMII), setiap hari puluhanhingga ratusan santri berdatanganke kediamannya ataupun asramaguru untuk halal bihalal. Bahkan,ada yang dari Serang danTangerang. Sebenarnya, pesantrenmenetapkan jadwal halal bihalalakbar yang melibatkan santri,alumni, dan dewan guru padaSabtu (10/9).

Pesantren Darut Tafsir merupa -kan salah satu lembaga pendidik -an Islam tertua di Bogor, yang ter-letak sekitar tiga kilometer arahbarat kampus IPB Darmaga, tepat-nya di Desa Cibanteng, KecamatanCiampea. n antara, ed: ferry kisihandi

Warga Lamakera Bereuni

Pesantren Darut Tafsir Kelola Agribisnis

Posko Mudik PGN Cirebon

Head office: Jl. Turangga No. 25C, BandungCall centre 0804 100 1000 | SMS centre 0815 7300 1555

[email protected] | www.rumahzakat.org

Dalam rangka menyambut Idul Fitri 1432 H, untuk kedua kalinya PT PGN (Persero) Tbk. bersama Rumah Zakat mendirikan Posko Mudik PGN yang memiliki tujuan memberikan fasilitas kepada para pemudik yang ingin beristirahat

sejenak sebelum meneruskan perjalanan ke kampung halaman. Dengan hadirnya Posko PGN ini diharapkan para pemudik dapat melakukan perjalanan dengan lancar.

Tahun ini ada 2 Posko PGN yang didirikan, yakni di Rumah Makan Bareh Solok Jl. Soekarno Hatta 171, Kel. Labuhan Ratu Kec. Kedaton, Bandar Lampung, dan di SPBU Bendungan Desa Pangenan Kabupaten Cirebon. Kedua Posko tersebut akan terus melayani sebelum dan sesudah Ramadhan 1432 H yaitu pada 26 Agustus - 5 September 2011.

Adapun pelayanan yang didapatkan oleh para pemudik di Posko tersebut antara lain cek kesehatan, pijat gratis, makanan ringan, internet gratis, ruang istirahat, ruang laktasi, serta pemberian suplemen vitamin.

Setiap harinya pengunjung posko layanan mencapai angka lebih dari 200 orang dengan mayoritas pengguna sepeda motor. Santoso (53) salah seorang pemudik tujuan Yogyakarta merasakan manfaat dari kehadiran posko ini. “Alhamdulillah masih ada perusahaan BUMN yang peduli dengan kondisi masyarakat yang melakukan mudik lebaran tahun 2011 sekarang ini, saya sekeluarga menuju Yogyakarta sekalian mengisi bahan bakar mampir ke Posko Perusahaan Gas Negara (PGN), periksa dokter, pijat alhamdulillah jadi segar lagi untuk melanjutkan perjalanan dari Cengkareng Jakarta,” ujar Santoso yang mampir di Posko Mudik PGN di Cirebon, Minggu (28/8).

Posko Mudik PGN,Melayani Sepenuh Hati

Operated by:

Posko Mudik PGN Cirebon Posko Mudik PGN Bandar Lampung

P engalaman dakwah yangdituturkan dai di pedalamanmenggugah jamaah Masjid

As-Sajadah Serpong, Tangerang,untuk memberikan bantuan bagidakwah mereka. “Para dai di ped-alaman berjuang dengan segenapketerbatasannya,” kata Ketua DKMMasjid As-Sajadah, Hery Kustanto.

Para jamaah, terutama ibu-ibu,terharu dengan penuturan dai yangbertugas di pedalaman itu.Keputusan memberikan dukunganbagi mereka disepakati. Akhirnya,belum lama ini mereka menyam-paikan donasi sebesar Rp 25 jutaplus empat unit sepeda gunung

yang digunakan untuk berdakwah. Donasi diserahkan kepada lem-

baga para dai itu bernaung, yaituDewan Dakwah Islamiyah Indo -nesia (DDII). “Di sini, kita mengajidi tempat yang nyaman,” kataHery. Mereka harus mampu meng -atasi banyak tantangan demikeberhasilan dakwahnya.

Hery mengungkapkan, MasjidAs-Sajadah ini bermula darisebuah mushala dengan namasama. Pembangunan mushaladirintis sejak Juli 2002 dan mulaidigunakan pada November 2002.Masjid ini kelak dikembangkansebagai pusat peningkatan kuali-

tas dan kuantitas umat Islam.Yusman, dai asal Pulau Nias,

menuturkan kisahnya. Ia bersamaistrinya tidur di atas lantai tanpabantal. Lengannya dipakai istrinyauntuk bantal. Saat dakwahberkembang, kata dia, dia kena fit-nah sehingga nyaris diusir daritempatnya berdakwah, DesaSolang, Kecamatan Bula.

Tapi, Yusman bersyukur. Dak -wah di desa berpenghuni sebanyak3.000-an mualaf itu cukup berjalanmulus. Warga tak hanya semakinreligius, tetapi juga mandiri denganhasil pertanian olahan. n kiriman as

sajadah dan ddii ed: ferry kisihandi

Jamaah As-Sajadah Bantu Dai PedalamanDOK PKLS

Page 8: Dialog Jumat

REPUBLIKA

JUMAT, 9 SEPTEMBER 2011

8tasawuf

R asulullah menegaskandalam salah satu hadissahih yang diriwayatkanBukhari-Muslim, “Yang

halal sudah jelas dan yang haramjuga sudah jelas. Dan, di antara ke -duanya ada perkara-perkara syubhatyang tidak diketahui oleh kebanyakanmanusia….”

Sesungguhnya permasalahan halal-haram dalam Islam merupakan perka -ra yang vital. Ia merupakan perkarayang menentukan sempurna atau tidak -nya iman-Islam seseorang. Sebab,halal-haram tidak hanya menyangkutmasalah ibadah dan muamalah, tetapijuga masalah akidah.

Halal-haram juga bisa menjadi indikasiselamat atau tidaknya seseorang darisiksa di akhirat, bahkan mungkin siksa di dunia. Dan,sudah barang tentu siksa di akhirat jauh lebih besar dari-pada siksa di dunia.

Buku ini berisi fatwa-fatwa Syekh Muhammad binShalih Al-Utsaimin—seorang ulama kontemporer terkemu-ka—tentang kehalalan dan keharaman yang mencakupmasalah akidah, ibadah, dan muamalah. Banyak halmengenai masalah itu yang tidak diketahui mayoritasumat Islam.

Penulis membagi bukunya menjadi 17 bab. Bab perta-ma tentang iman, memuat berbagai persoalan sehari-harikaum Muslimin dewasa ini. Banyak di antaranya yangseringkali dikerjakan oleh kaum Muslimin disebabkankebodohan mereka.

Misalnya, memakai gelang, benang, dan sejenisnya un -tuk mengusir atau menangkal setan; mencari berkah kepa-da pohon, batu, dan sejenisnya; sikap berlebihan kepadaorang-orang saleh dan kubur-kubur mereka; mempercayaidukun; menganggap sial terhadap sesuatu; la rang an

meng ucapkan “seandainya”; dan laranganmembangun masjid di atas kuburan.

Bab berikutnya tentang ilmu, yang mem-bahas soal berfatwa tanpa ilmu danlarangan mencela ulama. Bab ketigabicara thaharah. Banyak sekali hal yangmungkin dianggap biasa oleh sebagianbesar kaum Muslimin ternyata meru-

pakan persoalan serius di mata Allah dan Rasul-Nya.Contohnya, larangan buang air besar di air tergenang,

hukuman bagi orang yang tidak menjaga diri dari airkencing, haram berdiam di toilet lebih dari keperluan,larangan buang air kecil di jalan, dan tempat berteduhyang bermanfaat.

Selanjutnya, ia menguraikan azan disusul bab shalat.Beberapa hal yang sangat perlu dibaca dan diketahuiumat Islam dalam bab ini adalah hukum mengakhirkanshalat Subuh sampai habis waktunya, hukum mening-galkan shalat berjamaah dan makmun yang mengangkatkepala sebelum imam.

Pada bab puasa, yang sangat perlu diperhatikanadalah perempuan yang mengonsumsi pil pencegah haiddi bulan Ramadhan, berbuka bagi perempuan hamil danmenyusui, serta hukum menggunakan infus bagi orangyang berpuasa.

Masih banyak pembahasan lain yang dimuat dalambuku ini, seperti haji, kurban, nikah, jual beli, makanandan minuman, adab, pakaian dan perhiasan, serta kitabpidana dan kafarat. n irwan kelana

rehal

A da yang me -ngatakan ke -hidupan manu-sia layaknya

sebuah roda. Ada kala -nya di atas, namun dilain waktu berada dibawah. Banyak hal yangbisa kita pelajari darikehidupan, baik itu yangmenyenangkan maupunyang pahit.

Semua kejadian yangmenimpa kita terkan-dung hikmah yang besardi baliknya. Kisah-kisah ke -hidupan itulah yang dirang -kum penulis dalam buku ini.Semuanya merupakan kisahnyata di mana penulis terli-bat di dalamnya.

Berbagai kisah tersebutdituturkan dengan bahasayang enak dan tidak kakusehingga mudah dimengerti. Makna yangterkandung di dalamnya pun sering kalimenyentuh sisi kemanusiaan yang palingmendalam.

Membacanya kita seakan menemukanpelajaran kehidupan yang sungguh sangatberharga. Antara lain tentang kejujuran,kepercayaan, keikhlasan, kesederhanaan,cinta kasih, persaudaraan, ketabahan,semangat hidup, dan kepasrahan.

Soal kesederhaan, misalnya, penulismengisahkan tentang seorang dosen sebuahperguruan tinggi bergengsi di Jawa Timurbernama Pak Arif. Dia punya usaha lain yang

total pendapatan perbulan mencapai ratusanjuta rupiah.

Namun, dia tinggal disebuah gang sempityang jika ada motor hen-dak lewat harus memati -kan mesinnya. Di rumahtersebut semua peker-jaan domestik dilaku -kan nya sendiri bersamasang istri. Tidak adapembantu rumah tanggadi dalamnya.Dari Senin sampai

Jumat, Pak Arif dijemputoleh sopir dari kampus kerumahnya. Sebab, dia me -mang tidak punya kendara -an. Dan mobil dinas kampusitu hanya digunakan untukkeperluan yang ada hubung -annya dengan urusan kam-pus.

Dia tidak menyalahgunakan fasilitastersebut untuk kepentingan pribadi.Sungguh, ini merupakan kisah yang jarangditemui saat ini. Kekayaan yang dimiliki takmembuatnya silau dan berfoya-foya.

Pada bagian lain, penulis juga mengisah -kan seorang kaya bernama Pak Abdurrah -man, yang hidupnya layaknya seorang sufi.

Dia memilih hidup di rumah yang sangatsederhana. Karena sikap inilah, istri dananak-anaknya memilih hidup terpisah karenamenganggapnya aneh. Selain dua kisah ter -sebut, masih banyak cerita inspiratif lainnyayang ditampilkan penulis. n anjar fahmiarto

Fatwa Penting Sehari-hariJudul : Belajar pada KehidupanPenulis : Dwi Bagus MBPenerbit : MizaniaCetakan : Juni 2011Halaman : 237

Pelajaran Berhargadari Kehidupan

Judul : Halal Haram dalam IslamPenulis : Syekh Muhammad Shalih Al-UtsaiminPenerbit : Pustaka As-SunnahCetakan : I, Mei 2011Halaman : 720

Dalam pandangan su -fistik, al-masyriq (ti -mur) dan al-maghrib(barat) ternyata bu -kan hanya menun-jukkan tempat atau

wilayah geografis, melainkan jugabanyak makna dan pesan. Termasuk didalamnya adalah pesan kosmologi,teologi, mitologi, antropologi, sosiolo-gi, dan metodologi. Tidak kurang dari13 kali kata al-masyriq dan al-maghribterulang di dalam Alquran.

Ada dalam bentuk mufrad (al-ma -syriq/al-maghrib) seperti dalam QS al-Baqarah [2]:115, bentuk mutsanna (al-masyriqain/al-maghribain) seperti dalamQS al-Rahman [55]:17, dan ada dalambentuk jama’ (al-masyariq/al-magarib),misalnya, pada QS al-Ma’arij [70]:40.

Al-masyriq berasal dari akar katasyaraqa-yasyruq berarti terbit, bersinar,kemudian membentuk kata al-masyriq(timur, sinar yang masuk di celah-celahlubang), al-musytasyriq (orientalis). La -lu, kata gharaba-yaghrubu berarti pergimenjauh, terbenam, asing, beracun, lalumembentuk kata al-maghrib (barat,tempat/waktu terbenam matahari), al-musytagrib (oksidentalis).

Dalam kitab-kitab tafsir klasik, kataal-masyriq dan al-maghrib lebih banyakdiartikan dengan kata timur dan baratdalam arti geografis, yakni timur danbarat tempat, waktu terbit, serta teng-gelamnya matahari, seperti dijelaskandalam QS al-Baqarah [2]:115, “Dankepunyaan Allah-lah timur dan barat,maka ke mana pun kamu menghadapdi situlah wajah Allah. SesungguhnyaAllah Maha Luas (rahmat-Nya), lagiMaha Mengetahui.’’

Kata al-masyriq dan al-maghribdihubungkan dengan tempat yangmenjadi kiblat shalat umat Islam diMadinah, yang tadinya menghadap kebarat, yaitu ke Baitul Maqdis, dan ketimur, yaitu ke Ka’bah, kota suciMakkah. Demikian pula ulama-ulamatafsir mu’tabarah lainnya di kalanganSunni. Dalam pandangan ulamatasawuf, timur dan barat lebih banyakmenekankan makna kosmologis danhermeneutiknya.

Kata al-masyriq (timur) dihubung-kan dengan sebuah dunia yang lebihmenekankan arti penting nilai-nilai spi-ritual-psikologis, sedangkan kata al-maghrib (barat) dikaitkan dengansebuah dunia yang lebih menekankanaspek filsafat dan logika (lihat bagiankedua dari artikel ini).

Perdebatan dunia Timur dan Baratbukan hanya terjadi pada abad modern,melainkan juga sudah muncul sejakdahulu kala. LWH Hull, seorang profe-sor yang amat disegani di AS, dalamkarya monumentalnya, History andPhilosophy of science: An Introduction,mengungkapkan, siklus pergumulanantara agama, filsafat, dan ilmu terjadisetiap enam abad.

Pergumulan itu dikaitkan denganhubungan dialektis antara Timur danBarat. Ia memulai penelitiannya denganmengkaji enam abad sebelum Masehi.Periode ini ditandai dengan lahirnyatokoh-tokoh filsafat Yunani di Baratyang amat tersohor sampai saat ini,seperti Tales (ahli filsafat, astronomi,dan geometrika), Pythagoras (geome -trika dan aritmatika), Aristoteles (ahlifilsafat, ahli ilmu empiris, lebih dikenalsebagai pendiri Mazhab Alexandria,yang lebih menekankan pendekataninduktif), Plato (ahli filsafat, ahli ilmu-ilmu rasional, lebih dikenal dengan pen -diri Mazhab Atena, yang lebih mene -kan kan pendekatan deduktif). Padaperiode ini, para filosof menenggelam-kan peran dan popularitas pemimpinpolitik dan pemimpin agama, yangumum nya lahir dan berkembang diTimur.

Perlu diingat bahwa semua agamabesar, seperti Hindu, Buddha, Kong -hucu, Tao, Yahudi, Nasrani, dan Islamlahir di Timur. Tidak ada agama besar

yang lahir di Barat. Katolik dan Pro -testan yang besar di Barat itu baru bela-kangan. Kristen berkembang di Baratsetelah 600 tahun Nabi Isa (Yesus Kris-tus) wafat.

Periode kedua, ditandai dengan lahir-nya Nabi Isa (1 M) sampai lahirnya NabiMuhammad (VI M) di Palestina (Timur).Periode ini ditandai dengan merosot-nya pengaruh dan popularitas parafilosof (di Barat) dan menguatnya peranraja yang sekaligus penguasa gereja.Mereka mengatasnamakan diri sebagaiwakil Tuhan di bumi. Otoritas dan pe -nentu kebenaran berada di tangan raja(Romawi). Dalam periode ini, hampirtidak ditemukan tokoh pemikir dan fil-safat.

Sebaliknya, tercatat sejumlah rajayang sangat full power. Pada masa ini,orang-orang tidak berani berpikir danmengkaji ilmu pengetahuan karena bisasaja berarti malapetaka baginya. Ter -utama, jika teori dan hasil pemikiran-nya berbeda, apalagi bertentangan de -ngan pendapat gereja. Tidak sedikitjumlah pemikir dan ilmuwan yang men -jadi korban karena mereka mencobamemperkenalkan kebenaran di luargereja.

Akibatnya, muncullah zaman kege-lapan yang tidak ada lagi keberanianuntuk melakukan pengkajian dan aktiv-itas ilmu pengetahuan. Inilah yangkemudian disebut dengan zaman jahil-iah dan sekaligus menjadi backgroundlahirnya agama Islam.

Periode ketiga, ditandai denganlahirnya Nabi Muhammad (abad VI M)di Makkah (Timur) sampai abad ke -bang kitan Eropa (abad XIII M). Periodeini diawali dengan abad kegelapanKristen Eropa sebagai akibat domi-nannya raja yang mengambil alih otori-tas gereja. Periode ini juga ditandaidengan kelahiran seorang tokoh feno -me nal, yaitu Nabi Muhammad SAW.

Ia lahir dalam peta geografi yang sa -ma sekali tidak diperhitungkan oleh duanegara adidaya ketika itu, yaitu Kera -jaan Romawi-Bizantium di Barat danKerajaan Sasania-Persia di Timur. FigurNabi Muhammad menjadi central factorpada periode ini. Tentu yang amat pen -ting dalam periode ini adalah kehadir -an wahyu Alquran sebagai pedoman

hidup. Periode ini dilukiskan sebagai perio -

de ideal untuk sejarah kemanusiaan, dimana ilmu dan agama menyatu dalamkehidupan umat manusia. Inilah yangmenempatkan Nabi Muhammad sebagaithe Best Leader dan the Best Managersepanjang sejarah kemanusiaan, seba-gaimana diungkapkan Michael Hart danThomas Carlyle.

Pada periode ini, banyak sekali pres -tasi kemanusiaan yang dapat dicatat,antara lain, lahirnya tokoh-tokoh aga -ma, seperti lahirnya empat imam Maz -hab (Abu Hanifah, Malik, Syafi’i, danAhmad Ibnu Hambal) dan tokoh-tokohsains dan filsafat, bangkitnya kembalipemikiran dan filsafat ala Yunani,sehingga periode ini disebut periode fil-safat Yunani II.

Masa kejayaan Islam terjadi ketikadunia Islam tidak mempertentangkanTimur dan Barat, tetapi melakukan sin-tesis positif antara keduanya, sesuaidengan hadis, “Al-hikmah dhalat al-mu’min fa haitsu wajadaha fa huwaahaqq biha” (hikmah/kebaikan adalahmilik orang yang beriman, di mana punengkau jumpai, ambillah). Ini jugasejalan dengan ayat berikut:

“Bukanlah menghadapkan wajahmuke arah timur dan barat itu suatu keba-jikan, akan tetapi sesungguhnya keba-jikan itu ialah beriman kepada Allah,hari kemudian, malaikat-malaikat,kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikanharta yang dicintainya kepada kerabat -nya, anak-anak yatim, orang-orang mis -kin, musafir (yang memerlukan perto-longan), dan orang-orang yang me min -ta-minta; (memerdekakan) hamba sa -haya, mendirikan shalat, dan menu -naikan zakat; orang-orang yang mene-pati janjinya apabila ia berjanji, danorang-orang yang sabar dalam kesem-pitan, penderitaan, dan dalam pepe -rangan. Mereka itulah orang-orang yangbenar (imannya); mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS al-Baqarah2:177).

Nabi pernah mengirim ekspedisi keil-muan ke Timur, khususnya Cina, yangterkenal dengan hadisnya, “Uthlub al-‘ilm walau bi al-shin” (tuntutlah ilmu

walau sampai ke tanah Cina). Padakesempatan lain, Nabi mengutus diplo-mat dan ekspedisi keilmuan ke Barat,yang hasilnya dalam sejarah Nabi men-dapatkan penghargaan dan apresiasidari raja-raja Barat (Eropa). Ini semuamenjadi penting untuk dunia Islam. Jikaingin kembali menguasai masa depan,polarisasi Timur-Barat harus dihi-langkan, sebagaimana terjadi padamasa the golden age.

Sayang sekali masa kejayaan Islamselama enam abad tidak bisa berlang-sung lebih lama karena pusat-pusat ker-ajaan Islam terlalu jauh meninggalkanroh al-Islam. Perpecahan dan bahkanperang saudara terjadi antara dinasti-dinasti Islam. Selain itu, mulai terjadidekadensi moral di dalam masyarakat.

Perintah dan larangan ajaran Islambanyak dilanggar sehingga tidak adakekuatan dan otoritas untuk menegak-kan kembali ajaran luhur itu karenafigur kalangan atas tidak membericontoh yang baik. Apa yang terjadi padamasa jahiliah kembali diadopsi anggotakeluarga raja dan kalangan elite bangsaArab, misalnya, tradisi harem (gundit-gundit keluarga raja) yang sudah pernahtidak kedengaran pada masa awalIslam, kembali marak lagi.

Menurut Fatimah Mernissi, seorangpakar woman studies, di antara seluruhraja yang pernah berdaulat di DinastiBani Abbasiyah, hanya dua orang yanglahir dari permaisuri sah, selebihnyaberasal dari istri selir. Hal lain yangperlu dicatat ialah merosotnya aktivi-tas ilmu pengetahuan.

Pemikiran mu’tazilah yang menjun-jung tinggi pikiran dan logika seolah-olah dipandang sebagai aliran sesat.Akibatnya, aktivitas pemikiran danilmu pengetahuan mandek. Kebetulan,setelah pemikiran mu’tazilah menurun,digantikan aktivitas tasawuf, yang lebihmenekankan aspek rasa dan spiritual-itas. Khurafat, bid’ah, pemikiran mistik,serta spekulatif berkembang cepat didunia Islam.

Pandangan dunia (Islamic worldview) berbalik dari periode-periodesebelumnya. Periode ini betul-betulmemalukan bagi dunia Islam. Menurutteori politik Ibnu Khaldun, periodesejarah kerajaan dibagi ke dalam empatperiode, yakni periode perintis, pem-bangun, penikmat, dan periode peng -hancur.

Periode penghancur ini terjadi padaabad XIII. Cepat atau lambatnya siklusIbnu Khaldun ini bergantung pada kon-sisten atau tidaknya para pelaku politikdi dalam memerankan peran politiknya.Mungkinkah masa kejayaan ini bisakembali? Semua bergantung padasejauh mana umat Islam bisa mengin-dahkan rumus-rumus sejarah yangdigambarkan di dalam Alquran. n

Apa Makna Al-Masyriq dan Al-Maghrib?

Prof Dr Nasaruddin Umar

Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah

(Bagian Pertama)

AP

Page 9: Dialog Jumat

REPUBLIKA

JUMAT, 9 SEPTEMBER 2011 zakat & wakaf 9

Oleh Damanhuri Zuhri

Le m b a g aAmil Za katN a s i o n a lBank Sya -riah Man diri( L a z n a s

BSM) be lum lama ini meng-gulirkan program Wakaf Se -juta Alquran. Direktur Laz -nas BSM Ki Agus Tohir me -nga ta kan, melalui pro gramini pihaknya mengusung te -ma “Satu Umat, Satu Al -quran”. Menurut dia, belumse mua Muslim di Indonesiamempu nyai Alquran.

“Di tengah umat masihada ke langkaan Alquran,”imbuhnya. Padahal, Alquranadalah kitab suci yang harusmenjadi panduan hidup umatIslam. Saat ini masih sekitar60 juta penduduk Muslim diIndo nesia belum memiliki Al -quran. Ia mengatakan, wakafsatu juta Al quran ini ditu-jukan ke se luruh umat Islamdi Indonesia. Na mun, untuksementara prioritas utamawilayah Indonesia Timur.

Alasannya, wilayah itusecara geografis jauh daripusat Ibu Kota. Sebenarnya,program seperti ini pernahdiperkenalkan pada 2007.Alquran berhasil dibagikankepa da sebanyak 15 ribuorang. “Kami me lihat responsmasya rakat di Indo nesia Ti -mur cukup tinggi. Mereka su -dah tahu ada Alquran, tapibe lum memiliki karena ke -

sulitan akses,” kata Ki Agus.Mushaf Alquran yang

didistri busikan kepada ma -syarakat ada lah mushaf yangdilengkapi terjemah dan taj -wid. Dengan begitu, LaznasBSM berharap masyarakattidak hanya bisa membacaayat Alquran, tetapi juga bisamembaca terjemah nya. Da -lam pengadaan mushaf, kataKi Agus, pihaknya bekerjasama dengan penerbit Al -quran.

Dana untuk satu buahmus haf Alquran, ungkap dia,sebesar Rp 70 ribu. Semakinbanyak masyara kat ikut ser -ta, semakin cepat target wa -kaf satu juta Alquran da patdipe nuhi. Di sisi lain, lem -baga ini me nempuh perce -patan dengan me ngumpulkandana dari keluarga be sarBSM, seperti direksi dan kar -ya wan, termasuk dana darinasabah BSM di seluruhIndonesia.

Ki Agus mengatakan, lem -baga yang dipimpinnya be -kerja sama dengan kantorcabang BSM men cari merekayang benar-benar berhakmemperoleh mushaf Al quran.Selain program wakaf satujuta Alquran, program lainyang menjadi garapan utamaLaznas BSM adalah DidikUmat. Program ini adalahpemberian bantuan danapendidikan untuk pelajar danmahasiswa dari keluargadhuafa.

Bantuan diberikan mulaiting kat sekolah dasar hingga

perguruan tinggi. Sebesar 50persen ang garan zakat, infak,dan sedekah yang ma suk lem -baga ini dialokasi kan untukbeasiswa dan renovasi ba -ngunan sekolah. Dengan ban -tu an pendi dikan, Ki AgusTohir ber keyakinan masa de -

pan anak-anak akan lebihterbuka.

Ia mengatakan, pendidikanbaik akan membuat kesejah -teraan bang sa lebih baik be -gitu seterusnya hing ga kondisiperekonomian bang sa me -ning kat. n ed: ferry kisihandi

Laznas BSM GulirkanWakaf Satu Juta Alquran

Oleh Rakhmad Zailani KikiKoordinator Pengkajian JIC

Jakarta dengan kelebihan-kelebihannya, seba-gai pusat pemerintahan, pusat bisnis, sertahiburan di Tanah Air, secara otomatis mengu-bahnya menjadi magnet raksasa yang menarik

ribuan orang untuk datang dan bermukim. Orang-orang ini berasal dari berbagai daerah, latar

belakang etnis, dan agama. Sehingga dapat dipasti-kan, pertambahan jumlah penduduk di Jakarta bukankarena tingginya tingkat kelahiran, melainkan tinggi-nya kedatangan kaum urban.

Bukti banyaknya kaum pendatang yang memadatiJakarta tecermin dari hasil sensus penduduk, seper-ti sensus 2000, yaitu Jawa 35,16 persen, Betawi27, 65 persen, Sunda 15,27 persen, Tionghoa 5,53persen, Batak 3,61 persen, Minangkabau 3,18 per-sen, Melayu 1,62 persen, Bugis 0,59 persen,Madura 0,57 persen, Banten 0,25 persen, danBanjar 0,10 persen.

Hasil sensus 2010, dengan jumlah pendudukJakarta menjadi 9,5 juta jiwa, komposisi etnis darisensus pada 2000 tidak banyak berubah pada sen-sus 2010. Dengan realitas ini, Jakarta juga merupa-kan sebagai titik temu etnis dan agama.

Dikaitkannya etnis dengan agama karena ada dibeberapa etnis tersebut yang anggota etnisnya

memiliki kepercayaan yang hampir sama namun ber-beda dengan etnis lainnya, misalnya etnis Batak.Mereka menganut agama Kristen Protestan.

Begitu pula etnis Tionghoa yang anggota etnis inisebagian beragama Buddha dan juga etnis Madurayang anggota-anggotanya beragama Islam.

Pengalaman Jakarta sebagai titik temu agamadan etnis ini bukan hanya terjadi kali ini saja.Jakarta memiliki sejarah panjang tentang hal ini,bahkan sebelum kemerdekaan. Ini bisa dilihat darihasil penelitian Prof Dr Yasmine Zaki Shahab tentangkomposisi etnis yang ada di Jakarta pada 1673,1815, dan 1893.

Dengan sejarah panjang ini, multikulturalisme—pandangan dunia yang menekankan penerimaan ter-hadap realitas keagamaan, pluralitas, dan multikultu-ral yang terdapat dalam kehidupan masyarakat—telah menjadi milik setiap penduduknya.

Terlebih didukung oleh keberadaan etnis Betawisebagai etnis asli atau tuan rumah yang dikenalmemiliki watak ramah, periang, humoris, dan terbukakepada siapa saja.

Namun, paham multikulturalisme saja tidaklah cu -kup untuk mencegah konflik antaretnik yang sering ter-jadi di Jakarta. Dibutuhkan pemahaman inkulturalismedi mana tiap-tiap budaya dan etnik bertumbuh kem -

bang sambil sengaja giat bergaul dengan yang lain. Salah satu wahana yang efektif untuk melakukan

kegiatan dalam kerangka interkulturalisme ini adalahmelalui kegiatan halal bihalal yang dilakukan lintasetnik. Selama ini kegiatan halal bihalal hanyadilakukan oleh dan untuk anggota etnik sendiri.

Padahal, dosa yang dibuat juga sering berhubung -an dengan etnik lain yang perkaranya lebih rumit danpenyelesaiannya lebih sulit daripada dosa yang di -buat dengan sesama anggota satu etnik.

Menghadirkan halal bihalal dalam kerangkainterkulturalisme ini, sebaiknya etnik lain perlumeniru etnik Betawi lewat kegiatan yang dinamakandengan Lebaran Betawi. Sudah tiga kali atau tigatahun Lebaran Betawi diadakan.

Menurut Beny Mardhani selaku ketua penyeleng-gara tahun lalu, Lebaran Betawi merupakan sebuahfragmentasi dari peristiwa tradisi masyarakat Betawiyang digambarkan dengan salah satu gaya bersilatu-rahim saat Lebaran dengan menggunakan anteranatau antaran.

Anteran atau gegawan berupa makanan khasseperti dodol, geplak, wajik, semur daging, dan lain-lain. Seiring berkembangnya peradaban, ditambah -kan pula parsel yang merupakan pemberian dari seo-rang anak atau yang muda kepada orang tua atau

orang yang dituakan. Tradisi antaran ini masih dapat ditemui pada

masyarakat Betawi di beberapa tempat, misalnya didaerah Setu Babakan. Namun, pada Lebaran Betawitahun lalu, ada yang berbeda dengan Lebaran Betawisebelumnya.

Sebab, tema yang diangkat adalah “MembangunPersaudaraan Universalitas” yang merupakan bagiandari upaya membangun kebersamaan antara semuaanak bangsa dalam membangun Jakarta yang pluralis.

Atas dasar tema ini, Lebaran Betawi pada tahunlalu bukan hanya milik orang Betawi, tetapi juga miliketnik lainnya. Inilah halal bihalal lintas etnik yangpatut ditiru.

Karena jika semua etnik melakukan halal bihalalseperti Lebaran Betawi tahun lalu secara terus-menerus, diperluas kepesertaannya dan diadakansecara merata di seluruh tempat di Jakarta, halalbihalal lintas entik dapat menjadi wahana yang sa -ngat efektif baik untuk meredam terjadinya konflikantaretnik maupun mengobati luka lama yang palingsulit disembuhkan sekalipun.

Karena bagaimanapun Jakarta adalah rumahbesar milik semua etnik, di mana kekokohan rumahini sangat bergantung pada kualitas interaksi parapemiliknya. n

Halal Bihalal, Lebaran Betawi, dan Interkulturalisme

Oleh Damanhuri Zuhri

D ana yang berhasildihimpun oleh Ba -dan Amil Zakat(BAZ) Kota Bogor,

Jawa Barat, mengalami pen-ingkatan hingga Idul Fitri 1432Hijriah. Ketua BAZ Kota Bogor,Endang Oman, menga takan da -na zakat, infak, dan sedekahpersentasenya me ning kat hing -ga 117,22 persen dibandingkan2010.

Dari Januari hingga Agustus2011, dana yang terkumpul Rp6.607.658.270. Tahun lalu, pe -riode Januari sampai September2010, hanya terkumpul Rp3.041.907.227, 71. “Jadi, pening -katannya sangat besar,” kata

Endang, Selasa (6/9).Ia menambahkan, informasi

mengenai capaian ZIS tersebutsudah dilaporkan kepada umatIslam di Kota Bogor menjelangshalat Idul Fitri 1432 Hijriah diPlaza Balaikota Bogor, Rabu(31/8). Dari jumlah tersebut, se-banyak Rp 2.585.090.428 ber -asal dari zakat mal atau harta.

Sedangkan dari zakat fitrahterkumpul sebesar Rp1.362.343.840, dan dari infak/se -dekah besarnya mencapai Rp5.498.282.009. Endang men-gungkapkan, ZIS dikum-pul kanmelalui unit pengumpul zakat diling kungan Pemkot Bogor danunit pengumpul di masjid binaanBAZ Kota Bogor.

Belum lama ini, BAZ KotaBogor yang bermitra dengan

Dinas Pendidikan Kota Bogormenggagas Gerakan SeribuCinta untuk Senyum Sesama(Gebu Cinta). Gerakan yangsudah dicanangkan sejak bebe -rapa bulan lalu ini mampumem bentuk sikap kepedulianpara pelajar.

Sejumlah sekolah berperanoptimal mengembangkan GebuCinta. Para pelajar di sekolahitu diajak langsung meringan -kan beban pelajar tak mampudi sekolahnya, sekolah lain, ataumembantu warga umum yangmengalami keterbatasan ke -mampuan ekonomi.

Mereka membantu memba-yar iuran bulanan sekolah sam -pai membelikan sepatu baru.Penguatan Gebu Cinta dilaku -kan melalui pesantren kilat

pada awal Agustus 2011 laluyang bertepatan dengan bulanRa madhan, dan bertempat diGOR Pajajaran, Bogor.

Tema yang diangkat dalamkegiatan itu adalah ‘Berbagisebagai Gaya Hidup PelajarBogor’. Kepala Dinas Pen di dik -an (Disdik), Aim Halim Her -mana, mengatakan mendukungpeningkatan kepedulian pelajar.Di beberapa sekolah, setiappengumpulan dana bisa men-capai Rp 1 juta.

Aksi kepedulian, jelas dia,merambah ke wilayah lebihluas. Pada Juni lalu, merekamenyampaikan bantuan sem -bako kepada 40 fakir miskindan bedah rumah seorang war -ga di Sukamulya, KelurahanSukasari. n antara, ed: ferry kisihandi

Dana yang Dihimpun BAZ Kota Bogor Meningkat

FOTOI-FOTO: LAZNAS BSM

DOKREP

Page 10: Dialog Jumat

mujahidahREPUBLIKA

JUMAT, 9 SEPTEMBER 2011

10

Oleh Ferry Kisihandi

Setiap penyakit ada obatnya. Menurut NabiMuhammad, jika sakit telah diobati,penyakit tersebut akan sembuh denganizin Allah SWT. Dalam pernyataan lainnya,

ia menegaskan, Allah tidak menurunkan penyakitmelainkan juga menurunkan obatnya. Oleh karenaitu, setiap orang termasuk Muslimah yang menderi-ta penyakit mesti berobat.

Menurut Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah danSyaikh Kamil Muhammad Uwaidah melalui bukunya,Fiqih Wanita, laki-laki boleh mengobati perempuandan sebaliknya perempuan pun boleh mengobatilaki-laki jika dalam keadaan darurat. Bahkan kalakeadaan terpaksa, dokter laki-laki tak mengapamelihat aurat perempuan yang menjadi pasiennya.

Rubayyi binti Muawwidz bin Afra meriwayatkanapa yang pernah dialaminya. “Kami ikut berperangbersama Rasulullah dan bertugas melayani danmemberi minum tentara serta mengantarkanjenazah ke Kota Madinah.” Keterangan ini dijadikandasar praktik pengobatan yang melibatkan dokterdan pasien yang berlawanan jenis.

Al Hafiz dalam Al-Fatah memandang boleh meng -obati orang-orang berbeda jenis kelamin dalamkeadaan darurat. Ibnu Muflih, yang dikutip Sabiq,menyampaikan pendapat senada. Menurut dia, bilasuatu saat ada seorang perempuan jatuh sakit dantak ada dokter yang mengobatinya kecuali laki-laki,tak ada masalah dokter itu melihat anggota tubuhperempuan, termasuk bagian kemaluan.

Di sisi lain, seorang Muslimah dapat berobatkepada dokter perempuan yang non-Muslim. Tentu

saja, dokter itu memang ahli dan dipercaya sertatak ada dokter Muslimah yang menguasai spesial-isasi ilmu yang dikuasai dokter non-Muslim itu.Syekh Taqiyyuddin menyatakan, seorang Nasraniatau Yahudi yang ahli dalam ilmu kedokteran danbisa dipercaya boleh diangkat menjadi dokter.

Sebagaimana mereka memperoleh kepercayaanuntuk dititipi harta atau menjalin hubungan perda-gangan. Ada sejumlah peristiwa yang dijadikan lan-dasan. Sewaktu hijrah, Muhammad mengupah se -orang penunjuk jalan bukan Muslim yang sarat pe -ngalaman. Orang-orang dari suku Khuza’ah, baik

yang telah memeluk Islam maupun belum, diguna -kan sebagai mata-mata.

Sayyid Sabiq menuturkan, Rasulullah pernahmenyuruh berobat ke Harits bin Kaldah sedangkandia adalah orang kafir. Hanya saja, sepanjangmasih ada dokter Muslim baik perempuan maupunlaki-laki berobatlah kepadanya. Sama halnya de -ngan menitipkan harta dan menjalin hubungan eratdalam perniagaan.

Ada ketentuan yang sebaiknya diketahui olehMuslimah saat sakit. Sabiq mengungkapkan, ba rangyang dipakai sebagai obat bukanlah yang ber status

haram. Ulama bersepakat, pengobatan de ngankhamar dan barang terlarang lainnya, tak bo leh.Thariq bin Suwaid pernah bertanya kepada Na bi soalkhamar yang digunakan sebagai obat. Lan tas Nabimenjawab, “Itu bukan obat, tetapi penyakit.”

Lebih lanjut, Sabiq mengatakan, beberapa tetesyang tidak banyak, tidak kelihatan, serta takmemabukkan kalau dicampurkan dengan adonanobat hukumnya tidak haram. Sama kasusnya de -ngan sedikit sutra yang tercampur dengan kain.Bukan itu saja, Rasulullah melarang jampi dan jimatdalam pengobatan.

Siapa saja yang menggantungkan tamimah, Allahtak akan menyelamatkannya dan siapa yang meng-gantungkan wadiah, Allah tidak akan memelihara -nya. Tamimah merupakan secarik kain yang biasadigantungkan pada bagian tubuh anak-anak dengantujuan menurut yang memercayainya, akan mampumengusir setan.

Praktik semacam ini dibatalkan oleh Islam. Rasulmendoakan agar orang yang meyakininya tidak akandiselamatkan dan dilindungi Allah. Beliau pernahmelihat di pergelangan seorang laki-laki terdapatrantai dari tembaga. Nabi bertanya, “Apa ini?” Laki-laki itu menjelaskan, rantai itu adalah penangkalwahinah atau lemah syaraf yang biasanya menye -rang di bahu dan seluruh tangan.

Sebagian orang menyatakan, wahinah ini penya -kit yang menyerang pergelangan tangan. Maka itu,ada dari mereka mengikatkan rantai di pergelangantangan karena percaya rantai tersebut menjaganyadari rasa sakit. Dengan kenyataan itu, Rasulullahmelarang perilaku itu dan menganggapnya sebagaisalah satu bentuk jimat. n

fikih muslimah

Berobat

Malika Tindu Ratu dari Baghdad

Oleh Ferry Kisihandi

Julukan Mongol Queen ofBagh dad melekat pada diriMalika Tindu. Asal-usul mem-buatnya menyandang namaitu. Tindu, salah satu ratu Mo -ngol yang memperoleh peng-

hargaan tinggi di Baghdad. Ia mendudukiposisi tertinggi dalam pemerintahan DinastiJallariah, cabang Dinasti Ilkhan yangdibentuk oleh Jengis Khan.

Dinasti ini memerintah di Baghdad, Irak,pada abad ke-14 hingga 15. Tepatnya pada1336 sampai 1411 Masehi. Ia adalah anakperempuan Raja Awis dari Mongol yang ter -kenal dengan paras cantiknya. Raja Awister masuk salah satu penguasa terbesar. Na -mun, kekuatannya kian tergerus dan posisimereka tak lagi kuat seperti sebelumnya.

Ini disebabkan oleh serangan intens olehpasukan Tamerlane. Mereka harus mampumempertahankan kekuasaan dengan mem-bentuk sekutu dengan pihak lain. Awisakhir nya memilih Mamluk yang berasaldari Mesir. Meski sebelumnya mereka ter-libat pertikaian dengan Mongol. Dari Mam -luk lah mereka menuai bantuan dalammeng hadang serangan pasukan militerTamerlane.

Tindu memperkuat posisi ayahnya dalampersekutuan itu. Ia menikah dengan al-Zahir Barquq, raja kedua terakhir Mamlukyang memegang takhta dari 1382 hingga1389 Masehi. Tapi, bukan itu saja alasan-nya. Barquq benar-benar jatuh hati padaTindu. Ia merasakannya saat melihatnyadalam sebuah perjalanan bersama paman-nya. Barquq memutuskan untuk meminangTindu.

Pinangan ini diterima dengan baik olehkeluarga Tindu. Pada akhirnya, Tindu mestimeninggalkan Baghdad mengikuti suami -nya ke Kairo, Mesir. Melalui pernikahan ini,pasukan dari Mesir menambah kekuatanJallariah dalam menghadang serangan mi -liter. Tapi, Tindu tak lama tinggal di sanakarena gagal mengatasi kerinduan yangamat dalam pada tanah kelahirannya,Baghdad.

Ditambah, Tindu tak menyukai kehidup -an di Kairo. Dengan dasar cinta pula, Bar -quq akhirnya mengizinkan Tindu dan me-lepasnya untuk kembali ke Baghdad. Ikatan

pernikahan itu terurai. Setelah itu, ia me -nikah lagi dengan sepupunya bernama SyahWalad, yang kala itu menduduki takhtakekuasaan di Baghdad.

Fatima Mernissi dalam bukunya, Ratu-Ratu Islam yang Terlupakan, mengatakanbeberapa waktu kemudian Tindu ditinggalmati suami keduanya itu. Seusai kematianSyah Walad, pada 817 Hijriah atau 1411Masehi, perempuan ini menggantikankedudukan suaminya, memerintah negeri.“Tindu memegang kendali kekuasaanselama delapan tahun sampai kematianmenjemputnya,” kata Mernissi.

Hanbali melalui karyanya Syazarat jilidtujuh halaman 155 yang dikutip Mernissi,mengungkapkan khotbah diucapkan atasnamanya dari mimbar ke mimbar. Matauang dicetak atas namanya, berakhir saatkematiannya. Tampuk kekuasaan diambiloleh putranya yang meneruskan pemerin-tahan yang diwarisi oleh ayah dan ibu sianak tersebut.

Menurut Mernissi, Tindu menjadi satudari beberapa ratu Mongol yang menerima

penghormatan tertinggi dan memerintah diBaghdad. Sejumlah ratu lainnya takmemerintah di Irak, tapi di wilayah Persia.Misalnya, Kutlug Turkan dan putrinya yangbernama Padisyah Khatun. Dawlat Khatundan Sati Bek termasuk di dalamnya.

Bukan Tindu saja ratu Mongol yangkemudian berislam memiliki kedudukan dipemerintahan di luar Persia. SejarawanBadriye Ucok Un menyebut Sultanah Fathi -mah Begum. Ia menganggapnya sebagairatu Mongol terakhir. Fathimah Begumdikenal oleh orang-orang Rusia dengannama lain, yaitu Sultanah Sayyidovna. Iamemerintah Dinasti Ilkhan di Qasim, AsiaTengah, antara 1679 dan 1681 Masehi.

Mernissi mengatakan, selain disebutkanoleh Badriye Ucok Un, tak tertulis namaFa thimah Begum dalam karya-karya ba -hasa Arab. Mestinya, Fathimah Begummem peroleh hak untuk disebutkan nama -nya dalam khotbah seperti ratu-ratu Islamlainnya dan dicetak namanya pada matauang, layaknya yang dialami oleh MalikaTindu tatkala berkuasa di Baghdad. n

Selama delapan tahun Tinduberada di atas takhta.

AGUNG SUPRIYANTO

WIKIMEDIA.COM

MIKEWEFNER.ORG

Page 11: Dialog Jumat

REPUBLIKA

JUMAT, 9 SEPTEMBER 2011

11silaturahim

Oleh Indah Wulandari

Majelis taklim ini merupakan wadah paraperempuan muda. Mereka bergabung danmemantapkan keinginan untuk selaluberada di jalan yang diridhai Allah SWT.

Dengan cara yang lebih gaul, mereka rajin mengkajiilmu keislaman. Tak mau ketinggalan dari orang-oranglain dalam mendalami keyakinan agamanya.

Cara gaul sengaja ditempuh dan bukannya tanpatujuan. “Kita ingin membahasakan konteks agamayang terkesan saklek menjadi hal yang asyik,” kataKoordinator Majelis Taklim Cihuyerrs, IndadariMindrayanti, di Jakarta, belum lama ini. Ia mengisti-lahkan hal itu dengan sebutan lebih cihuy. Namamajelis taklim ia anggap lebih fleksibel itu disepakatisejak Juli 2008 silam.

Dengan nama dan format ini, kata dia, anggotamajelis taklim menghindari acara pengajian yang terke-san formal dan kaku. Menghindari formalitas merekaterapkan pula dalam kepengurusan organisasi. Takada tatanan baku dalam strukturnya. Sekitar 25jamaah majelis taklim ini secara bergantian menjadipenanggung jawab acara atau kajian.

Semua jamaah, imbuh Inda, harus turun tangan

menyemarakkan acara sesuai kemampuan masing-masing. “Cara ini kami yakini sangat ampuh untukmempererat kerja sama serta kebersamaan di antarajamaah,” ungkapnya. Berbagai acara diadakan olehjamaah setiap bulan dan mereka berusaha semaksi-mal mungkin menyukseskannya.

Di setiap acara, selain diawali dengan pembacaanayat-ayat Alquran, kelompok nasyid The Mumtaz atau -pun kelompok shalawat Talbina bentukan mereka sen -diri, selalu tampil dan unjuk kemampuan di hadapanjamaah. “Ini cara kami syiar ilmu dengan cara yangmenyenangkan,” papar salah satu personelnya, Syifa.

Langkah lain majelis taklim ini adalah mendekatkandiri dengan publik. Salah satu caranya dengan memilihtem pat kajian yang dengan mudah diakses publik,seperti di mushala outlet jilbab Rabbani, Rawa ma -ngun, Jakarta Timur. Mereka berharap kegiatan sema -cam itu merekatkan hubungan dan sila turahim denganorang lain di luar majelis taklim. Terkadang secara ber -gantian mereka mengaji di rumah salah satu jamaahmajelis taklim. Setidaknya, kata Inda, sebulan sekalimereka bertemu. Keragaman profesi jamaah membu-tuhkan penyesuaian waktu. Mereka memperoleh ilmudari sejumlah ustaz yaitu Ustaz Qodrat SQ, Bang Jack,dan Ustaz Yahya Abu Fikar. n ed: ferry kisihandi

RATIH, SYIFA, DELLA

FOTO-FOTO: INDAH WULANDARI/REPUBLIKA

DINI, ALFI, INDA, KATHRINSITI, SARI, ULI ARIE, DIAN, INDA

MAJELIS TAKLIM CIHUYERRSBelajar Agama

dengan Cara Asyik

Page 12: Dialog Jumat

REPUBLIKA

JUMAT, 9 SEPTEMBER 2011 / 10 SYAWAL 1432 H n 12

Oleh Indah Wulandari

Kejutan-kejutan diyakinimembuat hidupnya kian

berkualitas.

Mimpi itu telah dirajutnya sejakbelia. Impian itu adalah mewujudmenjadi sesosok perawat dan ItaMuswita Muslim berhasil meng-gapainya. Dengan kecakapannya,ia berbagi kebaikan terhadap

sesama. Keikhlasan selalu merembes ke dasar hatinyahingga ia seakan ketagihan untuk selalu berbuat yangterbaik bagi orang yang membutuhkan pertolongan-nya, terutama dalam aktivitas kemanusiaan.

Ilmu keperawatan yang ditekuninya selama bebe -rapa masa akhirnya menggiringnya sebagai relawankemanusiaan. “Selalu ada kejutan-kejutan menge-sankan yang membuat hidup saya lebih berkualitas,”ujar Ita di Jakarta, belum lama ini. Pengalaman Itadiawali pada pertengahan 1998. Saat itu, perang diBosnis tengah berkecamuk.

Ita yang baru lulus sekolah perawat hendak mendaf-tar menjadi sukarelawan medis. Dia bergabung dengansebuah organisasi nonprofit asing. Namun, itu takberlangsung lama. Perawat di Rumah Sakit Medistra,Jakarta, ini di kemudian hari bergabung dengan lem -baga kemanusiaan Medical Rescue Emergency RescueCommittee (MER-C).

Bencana tsunami Aceh, menjadi pembuka jalanbaginya untuk mengenal lembaga ini. Ia terjun ke lokasibencana dengan bekal uang transportasi yang tak begitubanyak. Ini membuat dia dan relawan lain harusmemutar otak demi bertahan hidup. Serangkaian ke -jutan ia rasakan kala itu dan mendidiknya selalubersyukur atas segala kondisi yang dihadapinya.

Menurut dia, ada saja bantuan yang berasal dariwarga yang dinilainya sebagai berkah. Keikhlasandalam membantu yang terus berkembang di dadanyaterbalaskan. Para korban bencana mengulurkankehangatan kepada diri dan relawan lainnya. Bahkan,di sela kesusahan mereka, warga berbagi dan bahu-membahu mengatasi kondisi darurat.

Pengalaman serupa dirasakan tatkala ia bersamalima relawan di tempat ia aktif bertolak ke Pakistanpada Agustus 2010. Mereka dikirim untuk memberikanbantuan media bagi korban banjir bandang yang meng-hantam sebagian besar wilayah tersebut sejak akhirJuli. Tim membawa bantuan obat-obatan dan peralat -an medis untuk standar pengobatan umum dan operasibedah umum.

Obat-obatan yang dibawa tim dari Indonesia hanyadalam jumlah terbatas. Obat-obatan yang diperlukanlainnya dibeli di Pakistan. Sebelumnya, mereka berko-ordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia(KBRI) di Islamabad dan organisasi setempat, Fede-ration of Islamic Medical Association (FIMA), dan danPakistan Islamic Medical Association (PIMA).

Tim menginjakkan kaki di negara Pakistan sebanyaktiga kali. Ita mengatakan, pengalaman pertama adalahketika menunaikan misi kemanusiaan buat korbanperang Afghanistan pada2001 dan 2002. Dari Is -lama bad, tim me nem -puh jalur darat un -tuk mencapai Af -ghanistan. Saat wi-la yah Kashmir, Pa -kistan, diguncanggempa dah syat pa -da 2005, lembagakemanusiaan iniju ga mengirimkanenam orang rela -wan medis ke wila -yah tersebut.

Di tengah keter-batasan, ke-

jut an menanti mereka. Kelima sukarelawan ternyataditempatkan di sebuah rumah penduduk dengan fasili -tas hotel bintang lima. Bahkan, istri tuan rumah yangberprofesi sebagai dokter justru memaksa mencuci bajupara relawan. “Subhanallaah, di tengah bencana,mereka masih memikirkan kebutuhan orang lain,”kenang Ita.

Relawan biasanya juga bekerja sama dengan lem -baga dan elemen-elemen yang ada untuk melakukanmapping lokasi bencana guna mencari wilayah-wilayahatau pengungsian yang belum atau masih minimbantuan medis. Di wilayah-wilayah seperti inilah timbekerja. Di satu sisi, Ita paling merasakan pengalamanmendebarkan saat gempa melanda Yogyakarta danPadang pada 2010 lalu.

Saat diterjunkan di kedua tempat itu, Ita dan timmedis bekerja mati-matian hampir 24 jam di rumahsakit sentral bencana lantaran banyak korban yangmemerlukan tindakan bedah. Ritme kerja yang tinggiselama sepekan membuat ia melupakan kesehatandirinya. Ternyata, perhatian justru datang dari pen-duduk sekitar. Mereka membawakan makanan dansuplemen.

“Kejutan seperti ini sebagai penyemangat kerja,”ungkap Ita. Dukungan penuh dari keluarga dan tempatkerja Ita juga menjadi pelecut untuk terus mengabdidi bidang sosial. Apalagi, menurut pengakuannya, diabesar di tengah keluarga yang mendukung kegiatansosial kemanusiaan. Kegiatan sebagai relawan pundirasakan Ita sebagai muara akhir ibadahnya sebagaiseorang Muslimah.

Dukungan juga mengalir dari tempat kerja Ita. Situasidarurat serta panggilan mendadak acap kali menuntutia meninggalkan pekerjaannya. Malahan, Ita inginmenunjukkan dedikasi profesi sebagai perawat tak ter-batas hanya di lingkungan rumah sakit. “Di lingkunganrelawan, saya dididik untuk menyebarkan hal positiftanpa mengotak-kotakan status seseorang,” tegasnya.

Ita pun tak patah arang untuk mengelaborasi keil-muannya di bidang lain. Menempuh pendidikan ilmukomunikasi menjadi caranya untuk menyambung relasiyang baik dengan masyarakat. Bergabung denganorganisasi profesi Ikatan Perawat Ortopedi membukawawasan tentang keahliannya. Berbagi pengalaman dilapangan pun memperkaya batinnya.

Deraan kesibukan tak membuat Ita melupakankodratnya sebagai perempuan. Meski masih melajang,dia berharap suatu saat menemukan seorang pria yang

menjadi imam sekaligus yang bisa mengerti kegiat -annya sebagai seorang pekerja sosial.

n ed: ferry kisihandi

Biodata

Ita Muswita Muslim

Akrab dengan Daerah Bencana

Nama : Ita Muswita MuslimLahir : Jakarta, 16 Juli 1971Ayah : Muslim Bachri Ibu : Syahniar Saen

Pendidikan:l D1 SPK Pelni Petamburan

l Program Pendidikan Bidan,Bandung

l S1 IlmuKomunikasi FISIPUniversitas Terbuka

FOTO-FOTO: AGUNG SUPRIYANTO