12
DICO FATEJARUM 04121401018 PENGUMPULAN PALING LAMBAT 25 DESEMBER 2013 PUKUL 20.00 WIB DIKIRIM KE EMAIL [email protected] Menjawab soalnya yang rapi ya, soalnya disalin dulu dalam lembar yg kosong makasi 1. Dwi Andari Maharani (04121401014) 2. Tia Okidita (04121401015) 3. Wahyudo Imami Muhammad (04121401016) 4. Kms. M. Temidtya Kurnia Romadhan (04121401017) 5. Dico Fajaterum (04121401018) 6. Muhammad Ramzie (04121401019) 7. Novalia Arisandy (04121401042) 8. Audy Andana Rosidi (04121401045) 9. KM Syarif Azhar (04121401048) 10. Rina Novitriani (04121401092) 11. Aji Muhammad Iqbal (04121401094) 12. Asyriva Yossadania (04121401001) 13. M. Shulaksana Manikam (04111401095) SKENARIO

Dico

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dico

DICO FATEJARUM

04121401018

PENGUMPULAN PALING LAMBAT 25 DESEMBER 2013 PUKUL 20.00 WIB

DIKIRIM KE EMAIL [email protected]

Menjawab soalnya yang rapi ya, soalnya disalin dulu dalam lembar yg kosong makasi

1. Dwi Andari Maharani (04121401014)2. Tia Okidita (04121401015)3. Wahyudo Imami Muhammad (04121401016)4. Kms. M. Temidtya Kurnia Romadhan (04121401017)5. Dico Fajaterum (04121401018)6. Muhammad Ramzie (04121401019)7. Novalia Arisandy (04121401042)8. Audy Andana Rosidi (04121401045)9. KM Syarif Azhar (04121401048)10. Rina Novitriani (04121401092)11. Aji Muhammad Iqbal (04121401094)12. Asyriva Yossadania (04121401001)13. M. Shulaksana Manikam (04111401095)

SKENARIO

Tn. D, 65 tahun, dibawa ke ruang gawat darurat RSMH oleh keluarganya karena tidak sadar sejak

3 jam yang lalu. Menurut keluarganya, pasien mengidap DM tipe 2 sejak 5 tahun yang lalu dan setiap

hari mengonsumsi obat glibenklamid 5mg. Menurut keluarganya, sebelum tidak sadar, TN. D merasa

dingin berkeringat, jantung berdebar-debar, badan lemas dan merasa cemas, setelah minum obat

sebelum makan pagi.

Page 2: Dico

Pemeriksaan Fisik :

Kesadaran : koma, TD 90/40 mmHg, nadi 124x/menit, suhu 36o C

Tidak ditemukan kelainan lain pada pemeriksaan fisik.

Kadar glukosa darah sewaktu (GDS) dengan alat glukometer: 40 mg/dL.

KLARIFIKASI ISTILAH

1. DM tipe 2 : Sindrom kronik gangguan metabolisme karbohidrat, lemak,

protein akibat adanya resistensi insulin di jaringan target.

2. Glibenklamid : Hipoglikemik oral derivate sulfonil urea yang bekerja aktif

menurunkan kadar gula darah.

3. Koma : Suatu keadaan tidak sadarkan diri yang dalam hingga

penderita tidak dapat dibangunkan, bahkan dengan rangsangan yang kuat.

4. Glukosa darah sewaktu (GDS) :Hasil penguraian gula darah yang dilakukan seketika pada

waktu yang acak tanpa adanya puasa.

5. Glukometer : Suatu perangkat untuk memonitor kadar gula darah seseorang

terutama pada penderita DM.

IDENTIFIKASI MASALAH

1. Tn. D, 65 tahun, dibawa ke ruang gawat darurat RSMH oleh keluarganya karena tidak sadar sejak

3 jam yang lalu. Menurut keluarganya, sebelum tidak sadar, TN. D merasa dingin berkeringat,

jantung berdebar-debar, badan lemas dan merasa cemas, setelah minum obat sebelum makan

pagi.

2. Menurut keluarganya, pasien mengidap DM tipe 2 sejak 5 tahun yang lalu dan setiap hari

mengonsumsi obat glibenklamid 5mg.

3. Pemeriksaan Fisik :

Kesadaran : koma, TD 90/40 mmHg, nadi 124x/menit, suhu 36o C

Tidak ditemukan kelainan lain pada pemeriksaan fisik.

Kadar glukosa darah sewaktu (GDS) dengan alat glukometer: 40 mg/dL.

ANALISIS MASALAH

1. Tn. D, 65 tahun, dibawa ke ruang gawat darurat RSMH oleh keluarganya karena tidak sadar sejak

3 jam yang lalu. Menurut keluarganya, sebelum tidak sadar, TN. D merasa dingin berkeringat,

Page 3: Dico

jantung berdebar-debar, badan lemas dan merasa cemas, setelah minum obat sebelum makan

pagi.

a. Bagaimana mekanisme terjadinya keluhan setelah minum obat sebelum makan:

i. Dingin berkeringat (1,5,6)

Kadar gula darah yang rendah (Hipoglikemi) menyebabkan berbagai sistem organ

tubuh mengalami kelainan fungsi. Otak sebagai organ yang sangat peka terhadap

kadar gula darah yang rendah, akan memberikan respon melalui sistem saraf,

merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan epinefrin (adrenalin). Mekanisme

respon hipoglikemia, pada awalnya, tubuh secara otomatis memberikan respon

terhadap rendahnya kadar gula darah dengan melepaskan epinefrin (adrenalin) dari

kelenjar adrenal dan beberapa ujung saraf. Epinefrin akan merangsang pelepasan gula

dari cadangan tubuh tetapi juga menyebabkan gejala yang menyerupai serangan

berkeringat.

ii. Jantung berdebar-debar (2,3,7)

iii. Badan lemas (3,4,8)

iv. Merasa cemas (4,2,9)

b. Apa hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan yang dalami Tn. D? (5,1,10)

c. Apa penyebab Tn. D tidak sadarkan diri? (6,13,11)

d. Apa dampak bila koma terjadi dalam jangka panjang pada penderita DM? (7,12,13)

2. Menurut keluarganya, pasien mengidap DM tipe 2 sejak 5 tahun yang lalu dan setiap hari

mengonsumsi obat glibenklamid 5mg.

a. Bagaimana patofisiologi DM tipe 2? (8,11,12)

b. Bagaimana manifestasi klinis dari DM tipe 2? (9,10,1)

c. Bagaimana farmakodinamik glibenklamid? (10,9,2)

d. Bagaimana farmakokinetik glibenklamid? (11,8,3)

e. Berapa dosis dan cara penggunaan glibenklamid? (12,7,4)

f. Apa indikasi, kontraindikasi, dan efek samping dari glibenklamid? (13,6,5)

Indikasi

Diabetes melitus pada orang dewasa, tanpa komplikasi yang tidak responsif dengan diet saja.

Page 4: Dico

Kontraindikasi

Glibenklamida tidak boleh diberikan pada diabetes melitus juvenil, prekoma dan koma diabetes, gangguan fungsi ginjal berat dan wanita hamil.

Gangguan fungsi hati, gangguan berat fungsi tiroid atau adrenal.

Ibu menyusui :

Diabetes melitus dan komplikasi (demam, trauma, gangren).

Pasien yang mengalami oprasi.

Efek samping

Kadang – kadang terjadi gangguan saluran cerna seperti ; mual, muntah dan nyeri epigastrik.

Sakit kepala, demam, reaksi alergi pada kulit.

Read more: http://ahli-farmasi.blogspot.com/2012/03/glibenclamide.html#ixzz2oOmeBKmt

g. Apa hubungan pengunaan glibenklamid dengan gejala yang timbul? (1,5,6)

Glibenklamid mempunyai pengaruh hipoglikemi cukup kuat karena bekerja

menstimulasi sekresi insulin sehingga penderita yang menggunakan obat ini perlu

mengatur jadwal makan secara ketat. Dosis glibenklamid yang biasanya diberikan

pada permulaan hanya 2,5 sampai 5 mg. Obat ini bekerja di tubuh selama 12 sampai

24 jam. Jadi pemberian obat memang biasanya dimulai sekali sehari namun dapat

dinaikkan menjadi 2 kali sehari bila diperlukan. Pada kasus ini, mengonsumsi obat

glibenklamid sebelum makan membuat kadar gula rendah sehingga otak kehilangan

suplai glukosa . Jika keadaan gula rendah ini terjadi lebih dari 6 jam akan terjadi

kerusakan yang menetap dan dapat berakibat koma hipoglikemik.

h. Apa efek penggunaan obat (khususnya glibenklamid) dalam jangka panjang? (2,4,7)

i. Apa alternatif selain glibenklamid yang dapat diberikan kepada penderita DM? (3,5,8)

Page 5: Dico

3. Pemeriksaan Fisik :

Kesadaran : koma, TD 90/40 mmHg, nadi 124x/menit, suhu 36o C

Tidak ditemukan kelainan lain pada pemeriksaan fisik.

Kadar glukosa darah sewaktu (GDS) dengan alat glukometer: 40 mg/dL.

a. Apa interpretasi dan mekanisme abnormal dari :

i. Koma (4,2,9)

ii. Tekanan darah 90/40 mmHg (5,1,10)

TD : 90/40 mmHg

Penggunaan Glibenklamid à Sekresi Insulin meningkat à Insulin lebih tinggi dari

glukosa à hipoglikemia à Penurunan sensitivitas cardiac vagal baroreflex à

Respon simpatis menurun à Penurunan kerja jantung à Hipotensi

iii. Nadi 124x/menit (6,13,11)

iv. GDS 40 mg/dL (7,12,13)

b. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan gula darah sewaktu (GDS) dengan alat glukometer?

(8,11,12)

c. Mengapa Tn. D mengalami hipoglikemi padahal ia menderita DM tipe 2? (9,10,1)

4. Templates

a. Etiologi (2,13)

b. Epidemiologi (3,12)

c. Cara Menegakkan Diagnosis (4,11)

d. Working Diagnosis (6,10)

e. Diagnosis Banding (7,8)

f. Preventif (8,9)

g. Penatalaksanaan (9,7)

h. Edukasi Pasien (10,6)

i. Komplikasi (11,5)

F. KOMPLIKASI

Page 6: Dico

Diabetes Mellitus bila tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan komplikasi

pada berbagai organ tubuh seperti mata, ginjal, jantung, pembuluh darah kaki, saraf, dan lain-lain

(corwin, 2000)

Komplikasi jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular (risiko ganda), kegagalan kronis

ginjal (penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang dapat menyebabkan kebutaan, serta

kerusakan saraf yang dapat menyebabkan impotensi dan gangren dengan risiko amputasi.

Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol kadar gula darah buruk.

Diabetes Mellitus (DM) dengan karakteristik hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dapat

mengakibatkan berbagai macam komplikasi berupa komplikasi akut (yang terjadi secara

mendadak) dan komplikasi kronis (yang terjadi secara menahun).

Komplikasi akut dapat berupa :

1. Hipoglikemia yaitu menurunnya kadar gula darah < 60 mg/dalam

2. Keto Asidosis Diabetika (KAD) yaitu DM dengan asidosis metabolic dan

hiperketogenesis

3. Koma Lakto Asidosis yaitu penurunan kesadaran hipoksia yang ditimbulkan oleh

hiperlaktatemia.

4. Koma Hiperosmolar Non Ketotik, gejala sama dengan no 2 dan 3 hanya saja tidak ada

hiperketogenesis dan hiperlaktatemia.

Komplikasi kronis :

Biasanya terjadi pada penderita DM yang tidak terkontrol dalam jangka waktu kurang

lebih 5 tahun. Dapat dibagi berdasarkan pembuluh darah serta persarafan yang kena atau

berdasakan organ. Pembagian secara sederhana sebagai berikut :

1. Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar (pembuluh darah yang dapat dilihat

secara mikroskopis) antara lain pembuluh darah jantung / Penyakit Jantung Koroner,

pembuluh darah otak /stroke, dan pembuluh darah tepi / Peripheral Artery Disease.

2. Mikroangiopati, mengenai pembuluh darah mikroskopis antara lain retinopati diabetika

(mengenai retina mata) dan nefropati diabetika (mengenai ginjal).

3. Neuropati, mengenai saraf tepi. Penderita bisa mengeluh rasa pada kaki/tangan berkurang

atau tebal pada kaki atau kaki terasa terbakar/bergetar sendiri.

Page 7: Dico

Selain di atas, komplikasi kronis DM dapat dibagi berdasarkan organ yang terkena

yaitu:

1. Kulit : Furunkel, karbunkel, gatal, shinspot (dermopati diabetik: bercak hitam di kulit

daerah tulang kering), necrobiosis lipoidica diabeticorum (luka oval, kronik, tepi

keputihan), selulitis ganggren,

2. Kepala/otak : stroke, dengan segala deficit neurologinya

3. Mata :Lensa cembung sewaktu hiperglikemia (myopia-reversibel,katarax irreversible),

Glaukoma, perdarahan corpus vitreus, Retinopati DM (non proliperative, makulopati,

proliferatif), N 2,3,6 (neuritis optika) & nerve centralis lain

4. Hidung : penciuman menurun

5. Mulut :mulut kering, ludah kental = verostamia diabetic, Lidah (tebal, rugae, gangguan

rasa), ginggiva (edematus, merah tua, gingivitis, atropi), periodontium (makroangiopati

periodontitis), gigi (caries dentis)

6. Jantung : Penyakit Jantung Koroner, Silent infarction 40% kr neuropati otonomik,

kardiomiopati diabetika (Penyakit Jantung Diabetika)

7. Paru : mudah terjangkit Tuberculosis (TB) paru dengan berbagai komplikasinya.

8. Saluran Cerna : gastrointestinal (neuropati esofagus, gastroparese diabetikum

(gastroparese diabeticum), gastroatropi, diare diabetic)

9. Ginjal dan saluran kencing : neuropati diabetik, sindroma kiemmelstiel Wilson,

pielonefritis, necrotizing pappilitis, Diabetic Neurogenic Vesical Disfunction, infeksi

saluran kencing, disfungsi ereksi/ impotensi, vulvitis.

10. Saraf : Perifer: parestesia, anestesia, gloves neuropati, stocking, neuropati, kramp

11. Sendi : poliarthritis

12. Kaki diabetika (diabetic foot), merupakan kombinasi makroangiopati, mikroangopati,

neuropati dan infeksi pada kaki.

j. Faktor Resiko (12,4)

k. Prognosis (13,3)

l. KDU (1,2)

LEARNI NG ISSUES

Page 8: Dico

A. Diabetes Mellitus Tipe 2 (1,8,9)

B. Obat- obat Anti-diabetic (2,7,10)

C. Hipoglikemi (3,6,11)

D. Pemeriksaan GDS (4,5,12)

Pemeriksaan gula darah sewaktu (GDS)

Tidak memerlukan persiapan. Namanya juga sewaktu-waktu..hehehe..tujuannya untuk

deteksi awal pasien yang diduga menderita DM sebelum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Di tempat praktek dokter biasanya sudah tersedia alat yang ringkas untuk mendeteksi yang

biasa disebut GD stick. Tinggal diambil sedikit darah dari ujung jari menggunakan jarum,

stick dimasukkan alat, darah ditotolkan ke stick, dan hasilnya keluar. Nilai normal = < 140

mg/dl

HIPOTESIS

Tn. D, 65 tahun, dalam keadaan koma mengidap DM tipe 2 dengan komplikasi hipoglikemi.