Upload
moel-ryadhie
View
90
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
Difinisi GangguanDifinisi Gangguan
Gangguan ( Interference) adalah efek/akibat dari energi yang tidak diinginkan yang disebabkan oleh satu atau gabungan dari emisi, radiasi, atau induksi terhadap penerimaan dalam sistim komunikasi radio, diwujudkan dengan adanya penurunan dayaguna, kesalahan tafsir atau kehilangan informasi yang bisa disadap akibat energi yang tidak diinginkan tersebut.
Gangguan dapat dibagi Gangguan dapat dibagi dalam beberapa dalam beberapa pandangan :pandangan :
Gangguan Yang Diperbolehkan (Permissible Interference) adalah gangguan yang diamati atau diramalkan yang memenuhi kriteria kuantitatif gangguan atau sharing yang terdapat dalam RR atau Rekomendasi ITU-R (jo CCIR) atau perjajnian khusus yang terdapat dalam RR.
• Gangguan yang dapat diterima (Acepted Interference) adalah gangguan pada tingkat (level) yang lebih tinggi dari permissible Interference dan yang telah disetujui oleh dua atau lebih administrasi, tanpa prasangka satu sama lain.
Gangguan yang merugikan (Harmful Interference) adalah gangguan yang membahayakan fungsi dinas navigasi radio atau dinas keselamatan lain atau benar-benar menurunkan, menghalangi, atau mengganggu secara berulang-ulang terhadap suatu dinas komunikasi radio yang beroperasi sesuai dengan RR
Macam-macam gangguan Macam-macam gangguan frekuensi radio dalam frekuensi radio dalam komunikasikomunikasi
“In-channel radio interference” adalah gejala gangguan yang terjadi jika gangguan frekuensi-frekuensi penerimaan radio disebabkan oleh pengoperasian perangkat listrik yang membangkitkan gelombang elektromagnetik dan jatuh pada kanal transmisi RF
“Out-channel radio interference” adalah gejala gangguan yang terjadi jika kemunculan frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan disebabkan oleh perangkat listrik, terutama sistem yang memancarkan RF mempengaruhi penerimaan radio meskipun frekuensi-frekuensinya tidak jatuh pada kanal transmisi RF.
“Desentization” adalah menurunnya kualitas penerimaan radio pada sisi penerima yang disebabkan oleh level sinyal (signal) yang kuat pada frekuensi yang berdekatan (adjacent channel) yang masuk melalui gerbang RF penerima.
“Capture effect” disebabkan oleh pemancar kanal bersama. Dari penyebab gangguan radio yang ada, hanya capture effect yang disebabkan oleh pemancar kanal bersama. Capture effect biasanya berguna mencegah gangguan dari pengganggu kanal bersama yang lemah pada waktu kita menerima sinyal yang diinginkan.
“Shadow effect” adalah gangguan yang dialami jika alur bebas pandang (line of sight) antara antena pemancar dan penerima terhalang dan rasio pelindung (protection ratio) RF terlalu rendah
“Intermodulasi” disebabkan oleh dua atau lebih frekuensi (sinyal-sinyal dua atau lebih pemancar) tercampur dalam elemen non-linier dan hasil dari proses tersebut akan menghasilkan sinyal-sinyal tambahan yang frekuensinya berbeda sama sekali
Sumber-sumber gangguanSumber-sumber gangguan Peralatan komunikasi yang sudah tua
masih dioperasikan
Peralatan listrik, mekanis-listrik, ataupun elektronik adalah merupakan sumber gangguan elelektro-magnetik (EMI) yang potensial yang sering disebut noise buatan manusia Pemancar mungkin membangkitkan energi elektromagnetik tidak hanya frekuensi fundamentalnya saja melainkan juga dengan harmonisa dari frekuensi fundamental, dan emisi-emisi yang tersebar (spurious) yang tidak diinginkan.
Sifat non-linearitas pada pemancar, sinyal-sinyal dari dua pemancar atau lebih dapat bercampur melalui proses dalam tahapan keluaran dari salah satunya yang menghasilkan sinyal-sinyal tambahan yang frekuensinya berbeda sama sekali (Intermodulasi)
Kondisi propagasi yang tidak normal (noise alam)
Transmisi-transmisi tanpa izin
Pengoperasian diluar toleransi frekuensi yang diizinkan
Lebar pita (band width) berlebihan
Kesalahan operasi yang diakibatkan oleh kesalahan penggunaan frekuensi, kesalahan kelas emisi, kesalahan penetapan necessary band width, dsb Kuat medan minimum yang tidak tercukupi Pemancar yang co-channel dan adjacent channel Rasio sinyal terhadap noise tidak cukup
11
Intermodulation Intermodulation NoiseNoise Intermodulation noise muncul akibat gejala
intermodulasi
Bila kita melewatkan dua sinyal masing-masing dengan frekuensi F1 dan F2 melalui suatu medium atau perangkat non-linier, maka akan dihasilkan frekuensi-frekuensi spurious yang berasal dari frekuensi harmonisa sinyal
Frekuensi-frekuensi spurious ini bisa terletak di dalam atau di luar pita frekuensi kerja yang diinginkan
Medium/perangkat non-linier
F1
F2
Second-order products: 2F1,2F2,F1F2
Third-order products: 2F1F2 2F2F1
Fourth-order products: 2F12F2 3F1F2
Orde Kedua A ± B
Orde Ketiga A ± 2B, 2A ± B
Orde Keempat A ± 3B, 2A ± 2B, 3A ± B
Orde kelima A ± 4B, 2A ± 3B, 3A ± 2B, 4A ± B
dst
RUMUS UNTUK MENGHITUNGINTERMODULASI YANG MUNGKIN TERJADI
Intermodulasi terjadi jika dua atau lebih frekuensi tercampur dalam elemen non-linear. Kerja non-linear ini biasanya terdapat dalam amplifier daya pemancar.
Intermodulasi Pemancar
Macam – Macam Intermodulasi
Intermodulasi Penerima
Intermodulasi penerima terjadi jika dua atau lebih sinyal-sinyal diluar kanal (off channel) memasuki suatu penerima dan berinteraksi, sesuai dengan sifat ke non linear-an penerima dan biasanya dalam perubah pertama penerima.
• Penyebab intermodulation noise a.l.:– Level input terlalu tinggi sehingga
perangkat berkerja daerah non-linier– Kesalahan penalaan perangkat
sehingga perangkat bekerja secara non-linier
F=156.20 MHz
156.25 MHz
Pemancar A
Pemancar B
Karena perangkat non-linier pemancar B
kurang bagus, maka frek harmonisa pemancar A 2x156.20 MHz
(312.4 MHz) masuk keperangkat non-linier di B
156.15 MHz
Pemancar C
156.15 MHz
Selain memancarkan frek 156.25 MHz, juga ada pemancar bayangan di frek 156.15 MHz
Frek. Intermodulasi orde ketiga = 2FA - FB
2FA - FB
INTERMODULASI
Band width
106.7 MHz 107.1 MHz
372 kHz 372 kHz
400 kHz
500 kHz
Band width max
Spektrum frek. pemancar yg menyebabkan gangguan
Contoh : Radio siaran FM
Band width melebar
Jangkauan pancaran radio Jangkauan pancaran radio siaran siaran Kelas A
66 dBuV/m 21 dBuV/m (steady)
0 30 175
29 dBuV/m (tropo)
275 km
Kelas B
66 dBuV/m 21 dBuV/m (steady)
0 20 140
29 dBuV/m (tropo)
190 km
Kelas C
66 dBuV/m 21 dBuV/m (steady)
0 12 95
29 dBuV/m (tropo)
150 km
Kelas D
66 dBuV/m 29 dBuV/m (tropo)
0 2,5 28
21 dBuV/m (steady)
30 km
21 dBuV/m (steady)29 dBuV/m (tropo)
Steady / tropo dipilih dengan jarak yang paling jauhCochannel protection ratio :
•Steady : 45 dB•Tropo : 37 dB
Jarak minimum
66 dBuV/m
66 dBuV/m
Propose ch. 5
Victim ch.5
CO - CHANNEL
66 dBuV/m 33 dBuV/m (steady)41 dBuV/m (tropo)
66 dBuV/m
Steady / tropo dipilih dengan jarak yang paling jauhCochannel protection ratio :
•Steady : 33 dB•Tropo : 25 dB
Propose ch. 6
Victim ch.5
Jarak minimum
ADJACENT - 1
66 dBuV/m
59 dBuV/m (steady)59 dBuV/m (tropo)
66 dBuV/m
Steady / tropo dipilih dengan jarak yang paling jauhCochannel protection ratio :
•Steady : 7 dB•Tropo : 7 dB
Propose ch. 7
Victim ch.5
Jarak minimum
ADJACENT - 2
73 dBuV/m 66 dBuV/m
66 dBuV/m
Steady / tropo dipilih dengan jarak yang paling jauhCochannel protection ratio :
•Steady : -7 dB•Tropo : -7 dB
Propose ch. 8
Victim ch.5
Jarak minimum
Overlapping area
ADJACENT - 3
Pola pengulangan Pola pengulangan frekuensifrekuensi
KANAL 5
KANAL 4KANAL 3
KANAL 5Cochannel ± 295 kmA
dj-2
± 7
1 km
Adj-1 ± 100 km
Adj
-1 ±
100
km
Kelas A >< Kelas B
A B
BB
Adj-1 ± 170 km
Pengulangan Pengulangan FrekuensiFrekuensi
Kelas Radio
PROPOSE
JARAK MINIMUM (km)
Co-Channel
ADJ-1 ADJ-2 ADJ-3
A
A 305 180 81 55
B 295 170 71 45
C 287 162 63 37
D 277.5 152.5 53.5 27.5
B
B 210 100 48 34
C 202 92 40 26
D 192.5 82.5 30.5 16.5
CC 162 70 34 20
D 152.5 60.5 24.5 10.5
D D 32.5 20.5 7 4.2
Radio Siaran FM
Jarak aman minimum untuk penggunaan frek. co-channel harus memenuhi co-channel protection ratio sebesar 52 dB. Jarak tersebut sama dengan jarak R2 pemancar A yang dapat menerima 65 dBuv/m (R2A) ditambah jarak R3 dari pemancar B yang dapat menerima 13 dBuv/m (R3B) = R2A + R3B.
Co ChannelTV SIARAN
R3R2R2
R1 R2A+R3B
Tx ATx B
65 dBuV/m13 dBuV/m
Jarak aman minimum untuk penggunaan frekuensi adjacent channel harus memenuhi adjacent channel protection ratio sebesar -9 dB, jarak tersebut sama dengan jarak R2 dari pemancar A yang dapat menerima 65 dBuv/m (R2A) ditambah jarak R1 dari pemancar B yang dapat menerima 74 dBuv/m (R1B) = R2A + R1B
Adjacent Channel
R3R2
R1
Tx ATx B
65 dBuV/m74 dBuV/m
R2
R2A+R1B
Noise dari yang jatuh pada kanal transmisi RF
Kanal transmisi RF yang terinterferensi
In-channel radio interference
Kanal transmisi RF sebelum terinterferensi
Noise dari yang jatuh diluar kanal transmisi RF
Noise akan mengganggu
Kanal transmisi RF
Out-Channal Radio Interference
Noise dari yang jatuh pada kanal transmisi RF
Kanal transmisi RF yang digunakan dg modulasi FM
Pengaruh dari capture effect :
Untuk Pemancar dengan modulasi FM, noise akan tertimpa dan hilang, sedangkan untuk modulasi AM, noise akan mempengaruhi penerimaan.
Capture Effect
Kerugian sensitifitas akan sinyal yang diinginkan ini disebut : Desentisasi (desentization).
Kesensitifan suatu penerima, menyatakan seberapa lemah sinyal yang diterima oleh penerima yang masih dapat dipakai untuk komunikasi. Jika kita tinjau dalam situasi pengontrolan aboratorium, suatu peredaman 20 dB dapat memberikan indikasi kesensitifan yang cukup. Dalam prakteknya, biar bagaimanapun, kita menemukan bahwa jika sinyal yang tidak diinginkan masuk ke penerima melalui “pintu depan”, dapat mengakibatkan kerugian sensitifitas penerima.
Desentization
Ada tiga teknik yang bisa digunakan untuk mengurangi desentisasi :
Meredam penerima dari pemancar pengganggu, dengan cara merubah polarisasi antena ke vertikal atau horizontal.
Meningkatkan selektifitas RF penerima dengan menambah filter-filter rongga (notch filters) dalam saluran antena.
Menambah suatu filter kristal dalam jaringan RF penerima, hal ini hanya memberikan sedikit peningkatan sesitifitas.
NOISE BUATAN MANUSIA
Pemancar yang berdekatan Kendaraan bermotor Generator
Pengatur tegangan Motor – motor elektrik Lampu neon
NOISE ALAM Hujan statis
Efek dari hujan dan muatan partikel dari debu dan salju
Noise Atmosfir
Noise KosmisEfek dari lapisan atmosfir
Efek dari gangguan luar angkasa (bintang2) Noise Matahari (Solar)Efek dari matahari
RATIO SINYAL TERHADAP NOISRASIO S/N
Pada umumnya dinyatakan sebagai suatu perbandingan sinyal terhadap noise yang dinyatakan dalam decibel (dB) antara sinyal nominal dengan level noise.-75 dBm
-15 dBmS/N = 60 dB
Noise
Sinyal nominal
SHADOW EFFECTPenurunan daya sebagai akibat dari terhalangnya pancaran radio dari pemancar ke penerima sebagai akibat dari banyaknya gedung, gunung dan terowongan
Pemancar Penerima
Sebagai contoh :
Penerima dalam mobil bergerak dari jalan ke dalam gedung, kuat sinyal akan turun sekitar 19 dB akibat dari pemudaran daya bayangan (shadow effect), jika mobil masuk kedalam gedung maka kuat sinyal akan turun sekitar 0,6 dB per meter.
Salah satu cara untuk mengatasi shadow effect dapat dilakukan dengan meninggikan antena pemancar atau penerima