195
ANALISIS PROSES PEMBELAJARANBERBASIS MASALAH(PROBLEMBASED LEARNING) MATEMATIKADENGANPENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH ) DIKELAS X SMA NEGERI 1 JOGOROGO KABUPATEN NGAWITAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 TESIS DisusununtukMemenuhiSebagianPersyaratanMencapaiDerajat Magister Program StudiPendidikanMatematika Oleh Arum Dwi Rahmawati S851 302 017 PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

ANALISIS PROSES PEMBELAJARANBERBASIS MASALAH(PROBLEMBASED LEARNING)

MATEMATIKADENGANPENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFICAPPROACH ) DIKELAS X SMA NEGERI 1 JOGOROGO KABUPATEN NGAWITAHUN PELAJARAN 2013 / 2014

TESIS

DisusununtukMemenuhiSebagianPersyaratanMencapaiDerajat MagisterProgram StudiPendidikanMatematika

Oleh

Arum Dwi RahmawatiS851 302 017

PROGRAM PASCASARJANA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

iii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS

Sayamenyatakandengansebenarnyabahwa:

1. Tesis yang berjudul: “ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN BERBASIS

MASALAH (PROBLEMBASED LEARNING) MATEMATIKADENGAN

PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH ) DI KELAS X

SMA NEGERI 1 JOGOROGO KABUPATEN NGAWITAHUN

PELAJARAN 2013 / 2014” ini adalah karya peneliti sendiri dan bebas plagiat,

serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk

memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis digunakan

sebagian acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan serta

daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya

ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan (Permendiknas No. 17, tahun 2010)

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah

lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs

UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu

semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi

dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Pendidikan Matematika

PPs-UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh

Prodi Pendidikan Matematika PPs-UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran

dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik

yang berlaku.

Surakarta,Mahasiswa,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

v

ARUM DWI RAHAMAWATIS851302017

MOTTO

“....., Hanya orang-orang yang bersabarlah yang balasannya akan diberikan (oleh

Allah) tanpa batas”

(Terjemahan Q.S Az Zumar: 10)

“Only life for other is a life worthwhile – Hidup hanya akan berharga jika

bermanfaat untuk orang lain”

(Albert Einstein)

“Harapan adalah sebuah hal yang dimiliki setiap manusia, dari harapan akan

muncul keyakinan, dari keyakinan akan ada sebuah usaha dan dari usaha akan ada

kesabaran yang diuji. Kesabaranlah yang membuat kita menjadi lebih baik”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

vi

PERSEMBAHAN

TesisiniPenulispersembahkankepada:

1. Ibunda Suci Lestari dan ayahku Bapak Subagyo

yang saya cintai.

2. Teman-temanPascaSarjanPendidikanMatematika

yang sayasayangi.

3. Almamaterkutercinta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

vii

KATA PENGANTAR

Puji sukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan

yang maha Esa, karena dengan nikamat dan ridhonya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan tesis dengan judul “ANALISIS PROSES

PEMBELAJARANBERBASIS MASALAH (PROBLEMBASED LEARNING)

MATEMATIKADENGAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC

APPROACH ) DI KELAS X SMA NEGERI 1 JOGOROGO KABUPATEN

NGAWI TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014” ini dengan baik. Tesis ini disusun

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Magister Program

pascasarjana Pendidikan Matematika.

Dalam penulisan tesis ini, penulis banyak memperoleh bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar besarnya, kepada :

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan penyusunan tesis ini.

2. Prof. Dr. Budiyono, M.Sc., Ketua Program Studi Magister Pendidikan

Matematika Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan penyusunan tesis ini.

3. Dr. Riyadi,M.Si., Dosen Pembimbing I dengan penuh kesabaran memberikan

motivasi, bimbingan dan masukan kepada penulis demi kesempurnaan

penyusunan tesis ini.

4. Dr. Sri Subanti, M.Si, Dosen pembimbing II dengan penuh kesabaran

memberikan motivasi, bimbingan dan masukan kepada penulis demi

kesempurnaan penyusunan tesis ini.

5. Seluruh Dosen Program Studi Magister Pendidikan Matematika Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan

yang sangat berguna bagi penulis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

viii

6. Dra. Yayuk Sri Rahayu, M.Pd, Kepala SMA Negeri 1 Jogorogo yang telah

membantu pelaksanaan penelitian.

7. R. HobroPranasmoroHadi, S.Pd, Guru Matematika kelas X SMA Negeri 1

Jogorogo yang telah membantu pelaksanaan penelitian.

8. Tatik Sriyati, S.Pd, Guru Matematika kelas X SMA Negeri 1 jogorogo yang

telah membantu pelaksanaan penelitian.

9. Kepada para Validator Dr. Budi Usodo, M.Pd,Dosen Program Studi

Pendidikan Matematika UNS Surakarta, Bambang Dwi Kurniawan, M.Pd,

Dosen bahasa Indonesia STAIFA Pacitan, danPuguh Susilo,M.Pd, guru

matematika SMP N 3Ngrambe,yang telah membantu pelaksanaan penelitian.

10. Keluarga (BapakSubagyotercinta, ibunda tercinta Suci Lestari) yang selalu

memberikan doa dan semangat dan motivasi sehingga penulis dapat mengikuti

perkuliahan dan menyelesaikan penyusunan tesis ini.

11. dr. Muhammad Yusuf Arrozhiyang selalu memberikan doa, semangat, dan

motivasisehingga penulis dapat mengikuti perkuliahan dan menyelesaikan

penyusunan tesis ini.

12. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Matematika

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, khususnya angkatan Februari 2013

tambahan dua (Nunung dan Ariska) yang telah memberikan bantuan dan

semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Surakarta, Juni2014

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

ix

ABSTRAK

Arum Dwi Rahmawati. S851302017. 2014. Analisis Proses Pembelajaran BerbasisMasalah (Problem Based Learning) Matematika Dengan Pendekatan Ilmiah(Scientific Approach ) Di Kelas X SMAN 1 Jogorogo Kabupaten Ngawi TahunPelajaran 2013 / 2014. TESIS. Pembimbing I: Dr. Riyadi, M.Si, Pembimbing II: Dr. Sri Subanti, M.Si. Program Studi Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika dankendala yang dialami selama proses pembelajaran berbasis masalah matematikadengan pendekatan ilmiah di kelas X SMAN 1 Jogorogo. Penelitian ini merupakanpenelitian kualitatif. Subjek penelitian ini diambil menggunakan purposive sampling. Subyek penelitian ini adalah guru matematika kelas X.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, wawancara dan observasi. Teknik-teknik untuk memvalidasi data yaitu triangulasisumber dan triangulasi waktu. Teknik analisis data yang digunakan adalah konsep Miles dan Huberman terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikankesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan proses pembelajaranmatematika berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah masih belum maksimal, terlihat pada dalam penyusunan RPP dimana guru hanya melihat contoh darisekolah lain serta melihat acuan pada silabus. Pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan guru matematika di kelas X SMA Negeri 1 Jogorogo masih belummaksimal. Terlihat dalam indikator 5M pada kegiatan inti yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan belumterlaksana semua. Pada kegiatan mengamati siswa tidak mengalami kesulitan, namun masuk keindikator dan tahap selanjutnya siswa masih kesulitan dalammelakukannya. Pada kegiatan menanya siswa kesulitan membuat pertanyaan, kurangnya motivasi dan daya imajinasi. Pada kegiatan mengumpulkan informasisiswa juga mengalami kesulitan pada sumber belajar karena yang digunakan hanyabuku matematika kelas X. Pada tahap mengasosiasi siswa juga terlihat masihkesulitan dalam mengolah informasi, walaupun terkadang guru sudah memberikanarahan supaya siswa mencoba mengolah informasi yang telah diperoleh. Padatahap yang terkhir cukup baik dalam mengkomunikasikan hasil, respon siswacukup baik mengungkapkan hasil meskipun guru harus memanggil salah satu siswatelebih dahulu. Mengatasi permasalahan yang ditemukan dalam proses pembelajaran matematika berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah guru selalumemberikan motivasi pada setiap tahap pembelajaran dan mencobamengembangkan pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiahterutama pada kegiatan menanya guru mencoba menggunakan metode lain.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

x

Kata kunci:PBL, Scientific Approach

ABSTRACT

Arum DwiRahmawati. S851302017. 2014. Analysis of mathematics learning process-based issues (Problem Based Learning) with scientific approach (Scientific Approach) in class X SMAN 1 JogorogoNgawi 2013/2014 School Year. THESIS. Supervisor I: Dr. Riyadi, M.Si, Supervisor II: Dr. Sri Subanti, M.Si.The Graduate Program. Faculty of Training Teacher and Education. Sebelas Maret University, Surakarta.

The aims of this research was to describe the planning and implementation of the learning process performed by a mathematics teacher and constraints experienced during the process of mathematical problem-based learning with a scientific approach in class XSMAN 1 Jogorogo. It was a qualitative research. The subjects were taken by purposive sampling. The subjects of this research were mathematics teachers of class X. Data collection techniques in this study were documentation, interviews, and observations. The techniques for validating data were source triangulation and time triangulation. Data analysis techniques were Miles and Huberman concept, namely data reduction, data display, and conclusion.

The research findings suggested that the planning process of mathematical problem-based learning with a scientific approach was still not maximal. It were seen in the preparation of teachers lesson plans. They only saw examples of the other schools and just saw a reference from the syllabus. Implementation of the learning process was done by the mathematics teacher in class X SMAN 1 Jogorogo still not maximal. It were seen in five indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result was not yet done all. In the observing the students didn’t find difficulty, observing students still difficult in making question. On the activity of collecting information, students also have difficulty in a source of learn because that is used only mathematical book of a class X. On the associate bits on information, students also still difficult in processes information, although sometimes he was giving directives to students trying to process information that has been obtained. In communicating result, response students good enough expressing the result even though the teacher should call one of the students beforehand. Overcome the problems found in the process-based learning of mathematics problem with a scientific approach the teacher always provide motivation at every stage of learning and trying to develop a problem-based learning with a scientific approach mainly on the activities of inquiring into the teacher tried using other methods

Keywords:PBL, Scientific Approach

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN REVIEWER ARTIKEL PENELITIAN......... ii

PENGESAHAN PENGUJI .......................................................................... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS ................ iv

MOTTO ...................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ....................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................ vii

ABSTRAK .................................................................................................. ix

ABSTRACT .................................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah ........................................................................ 1

B. RumusanMasalah ................................................................................ 6

C. TujuanPenelitian ................................................................................. 7

D. ManfaatPenelitian ............................................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. KajianTeori ......................................................................................... 8

1. Proses Pembelajaran Matematika.................................................... 8

a. Pengertian Proses ...................................................................... 8

b. Pengertian Belajar ..................................................................... 8

c. Pengertian Pembelajan .............................................................. 9

d. Pengertian Proses Pembelajaran ................................................. 10

e. Proses Pembelajaran Matematika .............................................. 10

2. Kurikulum ...................................................................................... 11

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

xii

a. Pengertian kurikulum ................................................................. 11

b. Kurikulum 2013 ......................................................................... 13

3. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based learning)............. 26

a. Pengertian model pembelajaran Berbasis masalah ...................... 26

b. Ciri-ciri pembelajaran berbasis masalah ..................................... 28

c. Langkah-langkah pembelajaran berbsis masalah......................... 30

4. Penedekatan Ilmiah (ScientificApproach) ....................................... 33

5. Indikator Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

dengan Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) ............................ 35

6. Kendala Dalam Pembelajaran Matematika ..................................... 36

B. Penelitianyang relevan ........................................................................ 44

C. KerangkaBerpikir................................................................................ 46

BAB III METODE PENELITIAN

A. TempatdanWaktuPenelitian................................................................. 48

B. JenisPenelitian..................................................................................... 48

C. SubjekPenelitian.................................................................................. 48

D. Data danSumber Data ......................................................................... 49

E. MetodePengumpulan Data .................................................................. 49

F. InstrumenPengumpulan Data .............................................................. 50

G. TeknikAnalisis Data ........................................................................... 51

H. Validitas Data ..................................................................................... 53

I. Tahap-TahapPenelitian........................................................................ 54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................. 56

B. HasilPenelitian .................................................................................... 56

1. Pengembangan Instrumen Penelitian............................................... 56

2. Penentuan Subjek penelitian ........................................................... 58

3. Hasil Analisis Data ......................................................................... 58

1) Analisis data perencanaan proses pembelajaran matematika

berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X .............. 58

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

xiii

2) Analisis data pelaksanaan proses pembelajaran matematika

berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X.............. 68

3) Analisis data faktor kendala proses pembelajaran matematika

berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X .............. 83

C. Pembahasan Proses Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah

Dengan Pendekatan Ilmiah ................................................................. 85

1. Perencanaan proses pembelajaran matematika berbasis masalah

dengan pendekatan ilmiah di kelas X ............................................ 85

2. Pelaksanaan pembelajaran matematika berbasis masalah dengan

pendekatan ilmiah di kelas X .......................................................... 86

3. Faktor kendala dalam pembelajaran matematika berbasis masalah

dengan pendekatan ilmiah di kelas X ............................................. 90

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 92

B. Implikasi ............................................................................................. 93

1. ImplikasiTeoritis............................................................................. 93

2. ImplikasiPraktis.............................................................................. 93

C. Saran .................................................................................................. 94

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 96

LAMPIRAN-LAMPIRAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan

Belajar dan Maknanya ............................................................ 17

Tabel 2.2 : PerbandinganIndikator Pembelajaran Berbasis Masalah dengan

Pendekatan Ilmiah.................................................................... 36

Tabel 4.1 : Nama Validator Instrumen Bantu Kedua.................................. 57

Tabel 4.2 : Hasil Analisis Data Perumusan Tujuan Pembelajaran dan Hasil

Triangulasi Sumber.................................................................. 61

Tabel 4.3 : Hasil Analisis Data Pengembangan Kegiatan Pembelajaran dan

Hasil Triangulasi Sumber ........................................................ 63

Tabel 4.4 : Hasil Analisis Data Penentuan Penilaian dan Hasil Triangulasi

Sumber .................................................................................... 65

Tabel 4.5 : Hasil Analisis Data Penentuan Alokasi Waktu dan Hasil

Triangulasi Sumber.................................................................. 66

Tabel 4.6 : Hasil Analisis Data Penentuan Sumber Belajar dan Hasil

Triangulasi Sumber.................................................................. 67

Tabel 4.7 : Kesimpulan Analisis Kegiatan Pendahuluan dalam Pelaksanaan

Pembelajaran di Kelas X pada Observasi Pertama dan Ketiga

serta Hasil Triangulasi Waktu .................................................. 70

Tabel 4.8 : Kesimpulan Analisis Kegiatan Mengamati dalam Pelaksanaan

Pembelajaran di Kelas X pada Observasi Pertama dan Ketiga

serta Hasil Triangulasi Waktu ................................................. 73

Tabel 4.9 : Kesimpulan Analisis Kegiatan Menanya dalam Pelaksanaan

Pembelajaran di Kelas X pada Observasi Pertama dan Ketiga

serta Hasil Triangulasi Waktu .................................................. 75

Tabel 4.10 : Kesimpulan Analisis Kegiatan Mengumpulkan Informasi dalam

Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas X pada Observasi Pertama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

xv

dan Ketiga serta Hasil Triangulasi Waktu................................... 77

Tabel 4.11 : Kesimpulan Analisis Kegiatan Mengasosiasi dalam Pelaksanaan

Pembelajaran di Kelas X pada Observasi Pertama dan Ketiga

serta Hasil Triangulasi Waktu .................................................. 79

Tabel 4.12 : Kesimpulan Analisis Kegiatan Mengkomunikasikan dalam

Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas X pada Observasi Pertama

dan Ketiga serta Hasil Triangulasi Waktu ................................ 81

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : LembarValidasiInstrumenObservasi .................................... 99

Lampiran 2 : Lembar Observasi .............................................................. 102

Lampiran 3 : Lembar Validasi Pedoman Wawancara ............................... 106

Lampiran 4 : Lembar Pedoman Wawancara ............................................. 109

Lampiran 5 : Silabus SMA/MA................................................................ 111

Lampiran 6 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .......................... 122

Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .......................... 135

Lampiran 8 : Catatan Lapangan Wawancara Perencanaan Proses

Pembelajaran Matematika Terhadap Guru Matematika

Kelas X ............................................................................... 146

Lampiran 9 : CatatanLapanganWawancaraPerencanaan Proses

PembelajaranMatematikaTerhadap Guru Matematika

Kelas X ............................................................................... 150

Lampiran 10 : CatatanLapanganKegiatan Pembelajaran Berbasis Masalah

Matematika dengan Pendekatan ilmiah Hasil Observasi

Pertama ............................................................................... 154

Lampiran 11 : CatatanLapanganKegiatan Pembelajaran Berbasis Masalah

Matematika dengan Pendekatan ilmiah Hasil Observasi

Ketiga ................................................................................ 159

Lampiran 12 : HasilKegiatanPelaksanaan Proses Pembelajaran

MatematikaBerbasisMasalahMatematikadengan

pendekatanIlmiah di Kelas X SMA Negeri 1

JogorogoPadaObservasiPertama.......................................... 162

Lampiran 13 : HasilKegiatanPelaksanaan Proses Pembelajaran

MatematikaBerbasisMasalahMatematikadengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

xvii

pendekatanIlmiah di Kelas X SMA Negeri 1

JogorogoPadaObservasiKetiga ........................................... 165

Lampiran 14 : TranskripWawancaraPelaksanaan Proses Pembelajaran

BerbasisMasalahMatematikadenganpendekatanIlmiah

PadaObservasiPertama ........................................................ 167

Lampiran 15 : TranskripWawancaraPelaksanaan Proses Pembelajaran

BerbasisMasalahMatematikadenganpendekatanIlmiah

PadaObservasiKetiga........................................................... 172

Lampiran 16 :Proses Pembelajaran Observasi Pertama ............................... 177

Lampiran 17 :Proses Pembelajaran Observasi Ketiga ................................. 178

Lampiran 18 :Dokumentasi Wawancara ..................................................... 179

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam

menciptakan manusia yang berkualitas. Pendidikan juga dipandang sebagai

sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil,

bertanggung jawab, produktif dan berbudi luhur. Salah satu unsur terpenting

dalam pendidikan utamanya di sekolah adalah kurikulum.

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari

perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai

disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat bidang

teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan

matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan

matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi masa depan

diperlukan penguasaan konsep-konsep matematika yang baik sejak dini

(Depdikbud, 2006: 476).Tujuan tersebut dapat terwujud diperlukan para

pendidik yang profesional di bidangnya termasuk pendidik matematika,

karena matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

setiap jenjang, baik jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, maupun

pendidikan tinggi.

Seorang pendidik dalam melaksanakan pembelajaran matematika

kepada peserta didik diharapkan menerapkan pembelajaran aktif, dimana

peserta didik mendominasi aktivitas pembelajaran. Siswa secara aktif

mengikuti pembelajaran, baik untuk menemukan konsep, memecahkan

persoalan, serta mengaplikasikan apa yang telah dipelajari untuk

menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui

pembelajaran aktif, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses

pembelajaran, baik mental maupun fisik. Peserta didik akan memperoleh

pembelajaran yang bermakna, sehingga prestasi belajar dapat dimaksimalkan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

2

Pada kenyataanya pembelajaran matematika masih menggunakan

metode pembelajaran langsung, guru terlibat aktif dalam menyampaikan isi

pembelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara langsung

kepada seluruh kelas. Dengan demikian pembelajaran cenderung monoton

sehingga mengakibatkan peserta didik merasa jenuh. Oleh karena itu, dalam

pembelajaran matematika guru diharapkan lebih memilih berbagai variasi

pendekatan, strategi, metode, dan media pembelajaran yang sesuai dengan

situasi sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Untuk

itu, penyempurnaannya terdapat dalam Kurikulum 2013 dimana dalam

Kurikulum 2013 tersebut menekankan penyempurnaan pola pikir, penguatan

tata kelola kurikulum, pendalaman materi dan perluasan materi, penguatan

proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin

kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.

Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1

Ayat (19) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi

dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.

Pengembangan kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan kontinuitas

kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya serta perubahan

masyarakat pada tataran lokal, nasional, regional dan global di masa depan.

Aneka kemajuan dan perubahan itu melahirkan tantangan internal dan

eksternal di bidang pendidikan dalam hal ini mata pelajaran matematika

khususnya.

Dalam rangka melaksanakan isi Kurikulum 2013 serta upaya

meningkatkan mutu proses pembelajaran, selama ini pengetahuan hanya

disampaikan untuk selanjutnya diharapkan penyampaian pengetahuan menuju

pertukaran pengetahuan. Supaya pembelajaran di dalam kelas menarik dan

penuh makna, guru perlu mendesain rencana pembelajaran yang

memungkinkan siswa berinteraksi aktif dalam pembelajaran. Begitu pula

dalam pembelajaran matematika yang selama ini dianggap sebagai

pembelajaran yang sulit dan membosankan. Motivasi serta minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

3

siswa kurang. Padahal pembelajaran matematika mempunyai peranan penting

dalam mengembangkan keterampilan dan berpikir logis, sistematis, dan

kreatif. Hal ini, karena matematika mempunyai fungsi untuk mengembangkan

kemampuan menghitung, mengukur dan menggunakan rumus matematika

yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu kreativitas guru

dalam proses pembelajaran matematika agar dapat menarik dan tidak

membosankan sangat diperlukan. Namun, banyak siswa menganggap

matematika sebagai materi yang sulit untuk dipelajari. Selain itu, banyak

siswa mempunyai sikap pesimis serta motivasi yang kurang dalam belajar

matematika. Akibatnya, prestasi belajar matematika siswa rendah. Indikator

yang digunakan sebagai acuan untuk menyatakan keberhasilan dalam

pembelajaran adalah daya serap siswa terhadap suatu materi yang diberikan.

Analisis hasil Trend In International Mathematic and Science Study

(TIMSS) tahun 2007 dan 2011 di bidang matematika dan IPA untuk peserta

didik kelas 2 SMP Untuk bidang matematika menunjukkan hasil, lebih dari

95% peserta didik Indonesia hanya mampu mencapai level menengah,

sementara misalnya di Taiwan hampir 50% peserta didiknya mampu

mencapai level tinggi dan advance. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa

yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan apa yang diujikan atau yang

distandarkan di tingkat internasional dan masih rendahnya perstasi.

Prestasi belajar siswa yang rendah tersebut dapat disebabkan oleh

beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain: faktor internal yaitu

tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, tingkat

kecerdasan/intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi, faktor eksternal

yaitu guru, para staf administrasi, teman sekelas, masyarakat, tetangga, orang

tua, gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal, alat-alat belajar,

keadaan cuaca, dan waktu belajar dan faktor pendekatan belajar yaitu jenis

upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa

untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran (Syah, 2013:

145-157).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

4

Hal di atas hendaknya menjadi latar belakang tercipta pengembangan

dalam pembelajaran matematika. Salah satu solusi yang mungkin akan

membantu yakni dengan melakukan analisis terhadap sebuah metode

pembelajaran yang digunakan pada sebuah kurikulum. Diharapkan dengan

adanya analisis tersebut dapat membantu pencapaian tujuan dari sebuah

pembelajaran, serta tidak menutup kemungkinan analisis tersebut dapat

digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengembangan dari sebuah strategi

pembelajaran.

Pembelajaran berbasis masalah (Problem based Learning) merupakan

salah satu model pembelajaran untuk menciptakan pembelajaran yang aktif.

Pembelajaran ini dimulai (1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk

menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; (2)

berpusat pada siswa; (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru

dan pengetahuan yang sudah ada.

Pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah akan lebih baik ketika ada

sebuah pendekatan pembelajaran yang mendukung, dalam konteks ini

pendekatan yang dimaksud yakni pendekatan ilmiah. Dengan pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan ilmiah diperlukan seorang guru yang dapat

mengutamakan aspek pengamatan, penalaran, penemuan, yaitu menggunakan

pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam

pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya,

menalar, mencoba, membentuk jejaring. Proses pembelajaran menyentuh tiga

ranah, yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. Proses hasil belajar

menggunakan penilaian autentik (Authentic Assessment) yaitu pengukuran

yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah

sikap, keterampilan dan pengetahuan. Selama ini praktek pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah sudah sering

disarankan oleh pemerintah. Misalnya dengan dianjurkan penggunaan

pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran. Komponen dalam

pendekatan kontekstual sangat ‘dekat’ dengan langkah-langkah pada

pendekatan ilmiah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

5

Selama ini pendekatan ilmiah populer digunakan dalam proses

pembelajaran sains. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam

pembelajaran matematika sama seperti pada mata pelajaran lain yaitu

meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan,

kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi,

dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan

mencipta. pelaksanaan pembelajaran tersebut membutuhkan kelengkapan

pembelajaran yang sesuai dengan bahan ajar dan pelaksanaan pembelajaran.

Akan tetapi, hal tersebut menimbulkan masalah bagi guru yang belum

memahami pembelajaran ini untuk dapat melaksanakan sebagai salah satu

metode pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan analisis terhadap

pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah sehingga analisis

tersebut akan memberikan informasi apakah guru dapat melakukan metode

tersebut dan bagaimana dapat dipergunakan guru pada proses pembelajaran

sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Penelitian-penelitian yang sudah dilakukan antara lain: Graff dan

Kolmos (2003) mengungkapkan bahwa Problem Based Learning (PBL)

secara luas dianggap sebagai metode yang sukses dan inovatif untuk

pendidikan teknik karena dalam kurikulum Problem Based Learning (PBL)

menjadi pembelajar seumur hidup untuk mengambil tanggung jawab untuk

proses belajar mereka sendiri. Sejalan dengan Kusmini (2005) menyatakan

bahwa Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat mengembangkan

kecakapan matematika siswa SD Kelas V secara optimal. Sejalan dengan

penelitian yang telah dilakukan oleh Muslimatun (2006) menyatakan bahwa

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Penekanan

Representasi dapat meningkatkan hasil belajar, aktivitas siswa dan

kemampuan kerjasama siswa dalam kelompok. Dari hasil penelitian yang

dilaksanakan diperoleh bahwa pada pertemuan pertama siklus I, rata-rata

kelasnya 7.54 dan ketuntasan belajarnya 76,01%. Sejalan pula dengan

Harvey, et al (2013) menyatakan bahwa proses PBL yang lebih luas dapat

menciptakan peluang untuk mengembangkan pengetahuan yang bermakna,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

6

sikap dan keterampilan yang berkaitan dengan pembelajaran kolaboratif,

sehingga dapat membangun pengetahuan bekerjasama yang berlangsung

efektif, membantu siswa untuk membuat eksplisit hubungan antara sikap

terhadap kerjasama dan mencapai hasil pembelajaran, dan mengidentifikasi

keterampilan kolaboratif khusus yang diperlukan oleh siswa, dan diperoleh

melalui hasil kerjasama kelompok. Dan Frank (2011) hasil menyatakan

pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran matematika

untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan karena itu merupakan

kendala kuat pada pendidikan dasar.

Berdasarkan uraian sebelumnya, peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian berupa analisis proses pembelajaran berbasis masalah matematika

(Problem Based Learning) dengan pendekatan ilmiah (scientific) karena

sebagian guru dianggap belum mampu menerapakan atau menggunakan

metode pembelajaran berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah

pada kurikulum 2013.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran berbasis masalah matematika

dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo Kabupaten Ngawi

yang sesuai dengan kurikulum 2013?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah matematika

dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo Kabupaten Ngawi

yang sesuai dengan kurikulum 2013?

3. Kendala-kendala apakah yang dialami dalam proses pembelajaran

berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri

1 Jogorogo Kabupaten Ngawi?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

7

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang diutarakan di atas, penelitian ini

bertujuan untuk:

1. Menjabarkan perencanaan pembelajaran berbasis masalah matematika

dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo Kabupaten Ngawi

sesuai dengan kurikulum 2013.

2. Menjabarkan proses pembelajaran berbasis masalah matematika dengan

pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo Kabupaten Ngawi sesuai

dengan kurikulum 2013.

3. Menjabarkan kendala dalam proses pembelajaran berbasis masalah

matematika dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo

Kabupaten Ngawi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan suatu kontribusi teori

tentang pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)

dengan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk guru

Memberikan informasi mengenai strategi pembelajaran berbasis

masalah matematika dengan pendekatan ilmiah sehingga dapat

digunakan dalam pembelajaran matematika SMA kelas X.

b. Untuk sekolah

Sebagai kajian yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran di

sekolah.

c. Untuk Siswa

Memberikan pengetahuan serta informasi terkait proses

pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

8

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Proses Pembelajaran matematika

a. Pengertian Proses

Dalam psikologi belajar, proses berarti cara atau langkah-

langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan

hingga tercapainya hasil-hasil tertentu (Reber dalam Joesafira,

2010). Menurut Fitria (2009) proses adalah urutan langkah atau

kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan. Proses

adalah satu aktivitas yang memberikan nilai tambah untuk mengubah

input menjadi output (barang atau jasa). Sedangkan Tim (2005: 899),

proses adalah rangkaian tindakan, perbuatan, atau pengolahan yang

menghasilkan produk. Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa proses adalah urutan langkah-langkah baik

berupa tindakan, perbuatan maupun pengolahan untuk menghasilkan

suatu produk.

b. Pengertian Belajar

Menurut Winkel (Yatim Riyanto, 2009:5) belajar adalah suatu

aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dengan interaksi aktif

dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Pandangan

konstruktivisme (Bambang Warsita, 2008:63) belajar adalah

menyusun pengetahuan dan pengalaman konkret, aktivitas

kolaborasi dan refleksi serta interpretasi. Proses belajar pada

hakikatnya terjadi dalam diri seseorang, walaupun prosesnya

berlangsung dalam kelompok, bersama orang lain

Menurut kaum kontruktivisme, belajar merupakan proses aktif

pelajar mengkonstruksi arti baik teks, dialog, pengalaman fisi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

9

lain-lain, belajar juga merupakan proses mengasimilasi dan

menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan

pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertiannya

dikembangkan (Paul Suprapto, 1997:61).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

belajar merupakan suatu aktivitas mental atau psikis dengan

memberikan rangsangan pada siswa yang bersifat permanen yang

meliputi pengetahuan dan pengalaman konkret, aktivitas kolaborasi

dan refleksi serta interpretasi dalam berinteraksi aktif dengan

lingkungan.

c. Pengertian Pembelajaran

Tim (2005:17), pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan

menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran

merupakan proses komunikatif-interaktif antara sumber belajar, guru

dan siswa yaitu saling bertukar informasi.

Menurut Tina Afiatin (2008), pembelajaran adalah suatu

proses alamiah untuk mencapai tujuan yang bermakna secara

pribadi, bersifat aktif dan melalui mediasi secara internal, merupakan

proses pencarian dan pembentukan makna terhadap informasi dan

pengalaman yang dicari melalui persepsi unik, pemikiran dan

perasaan siswa.

Gagne, et al (1978) menyatakan bahwa pembelajaran adalah

serangkaian kegiatan yang memungkinkan terjadinya proses belajar

pada siswa (instruction is a set of events that affect in such a way

that learning is facilitied). Menurut pengertian tersebut,

pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang berpengaruh

langsung terhadap proses belajar siswa.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

mempunyai pengertian sebagai suatu proses atau usaha sadar dan

aktif dari guru terhadap siswa agar siswa memiliki keinginan untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

10

belajar serta saling bertukar informasi antara siswa dengan guru dan

siswa dengan siswa.

d. Pengertian Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan tahapan-tahapan yang dilalui

dalam mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan

psikomotorik seseorang. Salah satu peran yang dimiliki seorang guru

untuk melalui tahap-tahap ini adalah sebagai fasilitator. Proses

pembelajaran adalah proses yang didalamnya terdapat kegiatan

interaksi anatar guru dan siswa, komunikasi timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar

(Rustaman dalam Dalila sadida, 2011).

Prayudi (2007), proses pembelajaran adalah sebuah upaya

bersama antara guru dan siswa untuk berbagi dan mengolah

informasi dengan tujuan agar pengetahuan yang terbentuk

terinternalisasi dalam diri peserta pembelajaran dan menjadi

landasan belajar secara mandiri dan berkelanjutan.

Sejalan dengan Achmad Zaini (2007) yang menyatakan bahwa

proses pembelajaran adalah interaksi atau hubungan timbal balik

antara siswa dengan guru dan antara sesama siswa. Pengertian

interaksi mengandung unsur saling memberi dan menerima. Dalam

interaksi belajar mengajar ditandai sejumlah unsur, yaitu tujuan yang

hendak dicapai; siswa, guru dan sumber lainnya; bahan pelajaran dan

metode yang digunakan untuk mencapai situasi belajar mengajar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian proses

pembelajaran adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

guru dan siswa untuk berinteraksi serta mengolah berbagai informasi

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

e. Proses Pembelajaran Matematika

Berdasarkan uraian sebelumnya pengertian proses

pembelajaran adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

11

guru dan siswa untuk berinteraksi serta mengolah berbagai informasi

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Sedangkan matematika sendiri merupakan salah satu ilmu

dasar yang mempunyai ide-ide dasar atau konsep yang tersusun

secara hierarki yang dapat membantu meningkatkan kemajuan

penalaran siswa dan membantu dalam pemecahan atau penyelesaian

permasalahan.

Menurut Hamzah B. Uno (2007: 129-130) matematika adalah

suatu cabang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi untuk

memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsur logika

dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalisasi dan invidualitas

serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar,

geometri dan analisis.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

proses pembelajaran matematika suatu tahapan kegiatan, interaksi

antara guru dengan siswa untuk menyampaikan ide-ide dasar atau

konsep yang tersusun dengan menggunakan metode tertentu yang

dapat membantu siswa dalam pemecahan atau penyelesaian masalah

sehari-hari. Proses pembelajaran terdiri atas tiga tahapan, tahapan

yang dimaksud meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi pembelajaran.

2. Kurikulum

a. Pengertian Kurikulum

Malewski (2010), kurikulum bidang studi merupakan sebuah

usaha yang kompleks dan kontroversial, yang telah didekati secara

berbeda di seluruh dekade baru-baru ini. Seperti setiap bidang

disiplin, kurikulum secara mendalam tertanam dengan pertanyaan-

pertanyaan tentang alam epistemologisnya yang selalu sedang

dianalisis sesuai dengan hubungan antara teori dan praktek atau,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

12

menurut Alex (1992), antara wacana kurikulum akademik dan

praktek kurikulum.

Di lain pihak Ozmantar (2010) mengatakan bahwa “also the

new curriculum expects us to teach and creative thinking skills in

mathematics” (kurikulum baru mengharapkan kita untuk

mengajarkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif dalam

matematika). Dalam kurikulum matematika, terdapat dimensi yang

harus diwujudkan agar kurikulum matematika dapat berjalan dengan

baik.

Bulut (2007) menyatakan “the analysis of the curriculum was realized in there dimensions; (classroom management-classroom physical and emotional environments, teacher and student roles, and interactions, (2) instruction-objectives, planning, implementation, method and techniques, instructional media, and measurement and evaluation, and (3) strength (and/or benefits) and weaknesses (and/or limitation)”. (analisis kurikulum diwujudkan dalam tiga dimensi ; (manajemen kelas lingkungan fisik dan emosional, peran guru dan siswa, dan interaksi, (2) tujuan, perencanaan, implementasi, metode.

Daniel & Laurel (1975) menyatakan kurikulum merupakan

pengalaman pembelajaran yang terarah dan juga terencana secara

terstruktur dan tersusun melalui sebuah proses rekonstruksi

pengetahuan dan juga pengalaman yang secara sistematis berada

dibawah pengawasan lembaga pendidikan sehingga para pembelajar

dapat terus memiliki motivasi dan minat untuk belajar. Selanjtnya

menurut Hilda (1962) kurikulum adalah sebuah rancangan atau

sebuah sistem yang tersusun secara beralur dari sebuah

pembelajaran, dengan mempertimbangkan segala hal baik dari

proses pembelajaran serta mengenai perkembangan individu

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

kurikulum adalah suatu program yang merupakan bagian dari sebuah

pendidikan yang sudah disediakan dari pihak sekolah untuk para

siswa atau peserta didik guna mendukung sistem pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

13

Dengan adanya kurikulum, maka para siswa akan melakukan

berbagai kegiatan pembelajaran sehingga akan berdampak pada

perubahan dan juga perkembangan dari segi tingkah laku siswa

tersebut.

b. Kurikulum 2013

Kurikulum disusun mengacu pada suatu atau beberapa teori

kurikulum, dan suatu teori diturunkan atau dijabarkan dari satu atau

beberapa teori pendidikan. Landasan pengembangan kurikulum

meliputi tiga aspek yaitu aspek filosofis, aspek yuridis dan aspek

konseptual. Aspek filosofi meliputi filosofi pendidikan yang berbasis

pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik dan

masyarakat serta kurikulum berorientasi pada perkembangan

kompetensi. Aspek yuridis meliputi Pancasila dan Undang-undang

Dasar 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005,

dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006

tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi,

Inpres Nomor 1 tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas

Pembangunan Nasional: Penyempurnaan kurikulum dan metode

pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai Budaya bangsa untuk

membentuk daya saing dan karakter bangsa. Sedangkan aspek

konseptual meliputi relevansi, Model Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Kurikulum lebih dari sekedar dokumen, proses belajar,

aktivitas belajar, output belajar, outcome belajar, penilaian.

Mengacu dalam Permendikbud (Peraturan menteri

pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia) Nomor 70 Tahun

2013. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

14

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua

dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua

adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014

memenuhi kedua dimensi tersebut. Kurikulum 2013 bertujuan untuk

mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup

sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,

inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

Penyusunan Kurikulum 2013 yang menitik beratkan pada

penyederhanaan, tematik-integratif mengacu pada kurikulum 2006

dimana masih terdapat beberapa permasalahan di antaranya:

1) Konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini ditunjukkan

dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang

keluasan ditambah tingkat kesukarannya melampaui tingkat

perkembangan usia anak. Kompetensi belum menggambarkan

secara holistik domain sikap, keterampilan dan pengetahuan.

Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan

perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter,

metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan

hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam

Kurikulum.

2) Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan

pembelajaran yang rinci, sehingga membuka peluang penafsiran

yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang

berpusat pada guru.

3) Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis

kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut

adanya remediasi secara berkala.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

15

Dengan adanya perubahan kurikulum ke Kurikulum 2013

diharapkan dunia pendidikan mampu melahirkan insan Indonesia

yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif melalui penguatan sikap

(tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana) dan pengetahuan

(tahu apa) yang terintegrasi.

1) Standar Proses Pembelajaran pada kurikulum 2013

Berdasarkan lampiran permendikbud no 81A Lampiran

IV, Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa

pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke

peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki

kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah,

mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu

pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang

diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi

pengetahuan dalam proses kognitifnya. Proses pembelajaran

terjadi secara internal pada diri peserta didik. Proses tersebut

mungkin saja terjadi akibat dari stimulus luar yang diberikan

guru, teman, lingkungan. Proses tersebut mungkin pula terjadi

akibat dari stimulus dalam diri peserta didik yang terutama

disebabkan oleh rasa ingin tahu. Proses pembelajaran dapat pula

terjadi sebagai gabungan dari stimulus luar dan dalam. Dalam

proses pembelajaran, guru perlu mengembangkan kedua

stimulus pada diri setiap peserta didik.

Dalam pembelajaran, peserta didik difasilitasi untuk

terlibat secara aktif mengembangkan potensi dirinya menjadi

kompetensi. Guru menyediakan pengalaman belajar bagi peserta

didik untuk melakukan berbagai kegiatan yang memungkinkan

mereka mengembangkan potensi yang dimiliki mereka menjadi

kompetensi yang ditetapkan dalam dokumen kurikulum atau

lebih. Pengalaman belajar tersebut semakin lama semakin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

16

meningkat menjadi kebiasaan belajar mandiri dan ajeg sebagai

salah satu dasar untuk belajar sepanjang hayat.

Dalam suatu kegiatan belajar dapat terjadi

pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam

kombinasi dan penekanan yang bervariasi. Setiap kegiatan

belajar memiliki kombinasi dan penekanan yang berbeda dari

kegiatan belajar lain tergantung dari sifat muatan yang

dipelajari. Meskipun demikian, pengetahuan selalu menjadi

unsur penggerak untuk pengembangan kemampuan lain.

Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses

pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses

pembelajaran tidak langsung. Baik pembelajaran langsung

maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi

dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan

pembelajaran yang menyangkut Kompetensi Dasar (KD) yang

dikembangkan dari Kompetensi Inti 3 (KI-3) yakni pengetahuan

dan Kompetensi Inti 4 (KI-4) yakni keterampilan. Keduanya,

dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses

pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan

Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti 1 (KI-1) yakni religius

dan Kompetensi Inti 2 (KI-2). Pembelajaran tidak langsung

berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut Kompetensi

Dasar yang dikembangkan dari Kompetensi Inti 1 dan

Kompetensi Inti 2 Proses pembelajaran yang sesuai dengan

penjabaran di atas terdiri dari lima pengalaman belajar pokok

yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,

mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Kelima pembelajaran

pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar

sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

17

8

Tabel 2.1: Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya.

Langkah Pembelajaran

Mengamati MenanyaMengumpulkan

InformasiMengasosiasi Mengkomunikasi

Kegiatan Belajar Membaca, mendengar, dan menyimak

Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati

- Melakukan eksperimen

- Membaca sumber lain selain buku teks

- Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/ eksperimen

- Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi.

Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya

Kompetensi yang dikembangkan

Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi

Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan

Mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi

Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan

menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.

Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

18

8

Menurut standar proses pembelajaran, pembelajaran terdiri

dari tiga Tahap. Yaitu tahap perencanaan, tahap proses dan

tahap penutup. Adapun rincian ketiga tahapan tersebut adalah

sebagai berikut:

a) Rencanaan Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana

pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi

pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP

mencakup: (1) data sekolah, matapelajaran, dan kelas/semester;

(2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran,

KD dan indikator pencapaian kompetensi; (5) materi

pembelajaran; metode pembelajaran; (6) media, alat dan sumber

belajar; (6) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan (7)

penilaian.

Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban

menyusun RPP untuk kelas di mana guru tersebut mengajar

(guru kelas) di SD dan untuk guru matapelajaran yang

diampunya untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK.

Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester

atau awal tahun pelajaran, dengan maksud agar RPP telah

tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan

pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan secara

mandiri atau secara berkelompok.

Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara

mandiri dan/atau secara bersama-sama melalui Musyawarah

Guru Mata Pelajaran (MGMP) di dalam suatu sekolah tertentu

difasilitasi dan disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang

ditunjuk oleh kepala sekolah. Pengembangan RPP yang

dilakukan oleh guru secara berkelompok melalui MGMP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

19

antarsekolah atau antarwilayah dikoordinasikan dan disupervisi

oleh pengawas atau dinas pendidikan.

b) Komponen dan Sistematika RPP.

RPP paling sedikit memuat: (i) tujuan pembelajaran, (ii)

materi pembelajaran, (iii) metode pembelajaran, (iv) sumber

belajar, dan (v) penilaian.

Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang

pencapaian KD dengan mempertimbangkan: potensi peserta

didik, relevansi dengan karakteristik daerah, tingkat

perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual

peserta didik, kebermanfaatan bagi peserta didik, struktur

keilmuan, aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi

pembelajaran, relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan

tuntutan lingkungan, dan alokasi waktu. Langkah-langkah

penyusunan RPP sebagai berikut.

1. Menentukan Tujuan

Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau

diorganisasikan untuk setiap pertemuan. Tujuan mengacu pada

indikator, paling tidak mengandung dua aspek: Audience

(peserta didik) dan Behavior (aspek kemampuan).

2. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan

pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik

melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru,

lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka

pencapaian KD. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat

terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang

bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar

memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan

kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut. kegiatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

20

pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para

pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses

pembelajaran secara professional, kegiatan pembelajaran

memuat rangkaian kegiatan manajerial yang dilakukan guru,

agar peserta didik dapat melakukan kegiatan seperti di silabus,

kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan merupakan

skenario langkah-langkah guru dalam membuat peserta didik

aktif belajar. Kegiatan ini diorganisasikan menjadi kegiatan:

Pendahuluan, Inti, dan Penutup. Kegiatan inti dijabarkan lebih

lanjut menjadi rincian dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan

konfirmasi, yakni: mengamati, menanya, mengumpulkan

informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Untuk

pembelajaran yang bertujuan menguasai prosedur untuk

melakukan sesuatu, kegiatan pembelajaran dapat berupa

pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peniruan oleh

peserta didik, pengecekan dan pemberian umpan balik oleh

guru, dan pelatihan lanjutan.

3. Penjabaran Jenis Penilaian

Dalam silabus telah ditentukan jnis penilaiannya. Penilaian

pencapaian KD peserta didik dilakukan berdasarkan indikator.

Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes dalam

bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran

sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau

produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Oleh karena

pada setiap pembelajaran peserta didik didorong untuk

menghasilkan karya, maka penyajian portofolio merupakan cara

penilaian yang harus dilakukan untuk jenjang pendidikan dasar

dan menengah.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk

memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses

dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

21

dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang

bermakna dalam pengambilan keputusan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian

yaitu sebagai berikut: Penilaian diarahkan untuk mengukur

pencapaian kompetensi yaitu KD-KD pada KI-3 dan KI-4,

penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa

yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses

pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang

terhadap kelompoknya, sistem yang direncanakan adalah sistem

penilaian yang berkelanjutan.

Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian

hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah dimiliki

dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik,

hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut.

Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya,

program remedi bagi peserta didik yang pencapaian

kompetensinya di bawah ketuntasan, dan program pengayaan

bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan, sistem

penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang

ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika

pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi

lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses

misalnya teknik wawancara, maupun produk berupa hasil

melakukan observasi lapangan.

4. Menentukan Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada

jumlah minggu efektif dan alokasi waktu matapelajaran per

minggu dengan mempertimbangkan jumlah KD, keluasan,

kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan KD.

Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan

perkiraan waktu rerata untuk menguasai KD yang dibutuhkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

22

oleh peserta didik yang beragam. Oleh karena itu, alokasi

tersebut dirinci dan disesuaikan lagi di RPP.

5. Menentukan Sumber Belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang

digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media

cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam,

sosial, dan budaya.

c) Proses Pembelajaran

Tahap kedua dalam pembelajaran menurut standar proses

yaitu pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

1. Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru diantaranya menyiapkan

peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran, mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang

materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang

akan dipelajari, mengantarkan peserta didik kepada suatu

permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk

mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran

atau KD yang akan dicapai; dan menyampaikan garis besar

cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan

dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau

tugas.

2. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk

mencapai tujuan, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang

yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis

peserta didik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

23

Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan

dengan karakteristik peserta didik dan matapelajaran, yang

meliputi proses observasi, menanya, mengumpulkan informasi,

asosiasi, dan komunikasi. Untuk pembelajaran yang berkenaan

dengan KD yang bersifat prosedur untuk melakukan sesuatu,

guru memfasilitasi agar peserta didik dapat melakukan

pengamatan terhadap pemodelan/demonstrasi oleh guru atau

ahli, peserta didik menirukan, selanjutnya guru melakukan

pengecekan dan pemberian umpan balik, dan latihan lanjutan

kepada peserta didik.

Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan

kompetensi yang terkait dengan sikap seperti jujur, teliti, kerja

sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang

lain yang tercantum dalam silabus dan RPP. Cara pengumpulan

data sedapat mungkin relevan dengan jenis data yang

dieksplorasi, misalnya di laboratorium, studio, lapangan,

perpustakaan, museum, dan sebagainya. Sebelum

menggunakannya peserta didik harus tahu dan terlatih

dilanjutkan dengan menerapkannya.

Berikutnya adalah contoh aplikasi dari kelima kegiatan

belajar (learning event) yang diuraikan dalam Tabel 1.

Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan

Belajar dan Maknanya.

a) Mengamati

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan

bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan

pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar,

dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk

melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan

(melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu

benda atau objek.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

24

b) Menanya

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan

secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa

yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu

membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan:

pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit

sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep,

prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang

bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat

hipotetik.

Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan

pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk

mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik

mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri.

Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan.

Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta

didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu

semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar

untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari

sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta

didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.

c) Mengumpulkan informasi

Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan

mengumpulkan informasi dari bernagai sumber melalui berbagai

cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih

banyak, memperhatikan fenomen atau ojek yang lebih teliti, atau

bahkan melakukan eksperimen.

d) Mengasosiasikan

Dari kegiatan mengumpulkan informasi terkumpul sejumlah

informasi. Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan

berikutnya yaitu mengolah informasi untuk menemukan pola

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

25

dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai

kesimpulan dari pola yang telah ditemukan.

e) Mengkomunikasikan hasil

Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan

apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi

mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut

disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar

peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.

3. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan

peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan

pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap

kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan

terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam

bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan

konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual

maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan

menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya.

Perlu diingat, bahwa KD-KD diorganisasikan ke dalam

empat KI. KI-1 berkaitan dengan sikap diri terhadap Tuhan

Yang Maha Esa. KI-2 berkaitan dengan karakter diri dan sikap

sosial. KI-3 berisi KD tentang pengetahuan terhadap materi ajar,

sedangkan KI-4 berisi KD tentang penyajian pengetahuan. KI-1,

KI-2, dan KI-4 harus dikembangkan dan ditumbuhkan melalui

proses pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam

KI-3, untuk semua matapelajaran. KI-1 dan KI-2 tidak diajarkan

langsung, tetapi indirect teaching pada setiap kegiatan

pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

26

3. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model Pembelajaran Berbasis Masalah dikembangkan

untuk pertama kali oleh Howard Barrows pada awal tahun 70-

an dalam pembelajaran Ilmu Pendidikan Medis di Southern

Illionis University School Barrows (1980). Para siswa

mempelajari berbagai kasus yang terjadi pada pasien yang

mengidap penyakit kemudian mencari cara atau teknik

penyembuhan yang harus dilakukan. Namun pada perkembangan

selanjutnya model ini meluas pada pembelajaran ilmu

Pengetahuan Alam di perguruan tinggi dan akhirnya

dikembangkan di sekolah-sekolah menengah. Model pembelajaran

berbasis Masalah ini telah dikenal sejak zaman John Dewwey.

Pembelajaran berbasis masalah adalah strategi pembelajaran

yang merangsang siswa aktif untuk memecahkan permasalahan

dalam situasi nyata Evan (2001). Dari beberapa uraian mengenai

pengertian pembelajaran berbasis masalah, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran berbasis masalah (PBM) merupakan pembelajaran

yang menghadapkan siswa pada masalah dunia nyata real world

untuk memulai pembelajaran. Pembelajaran berbasis masalah

merupakan suatu pengembangan kurikulum dan model

pembelajaran. Barbara (1995) dalam Karim et al. (2007)

mengemukakan bahwa in problem based learning (PBL), students

are presented with an interesting, relevant problem “up front”. So

that they can experience for them selves the process of doing

science.

Menurut Ibrahim dalam Nurhasanah (2007) menyatakan

bahwa model PBM merupakan pembelajaran yang menyajikan

masalah, yang kemudian digunakan untuk merangsang berpikir

tingkat tinggi yang berorientasi pada masalah. Masalah diberikan

kepada siswa, sebelum siswa mempelajari konsep atau materi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

27

yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan. Dengan

demikian untuk memecahkan masalah tersebut siswa akan

mengetahui bahwa mereka membutuhkan pengetaahuan baru

yang harus dipelajari untuk memecahkan masalah yang diberikan

Wood dalam Sugalayudhana

Shelagh and James (2013) menyatakan Salah satu tujuan dari

Departemen Pendidikan Amerika Serikat yang didanai Wawasan

Proyek adalah untuk melihat apakah penggunaan Problem Based

Learning (PBL) akan mendorong siswa untuk mengungkapkan

potensi akademik sebelumnya tak terlihat. Dua PBL diajarkan untuk

271 siswa kelas enam di 13 ruang kelas. Setelah itu, guru

mengidentifikasi siswa yang menunjukkan potensi akademik

sebelumnya tidak terlihat selama PBL. Kelompok potensi akademik

ini maju dibandingkan dengan siswa yang diidentifikasi sebagai

berbakat menggunakan kriteria kabupaten dan siswa kelas enam

yang tersisa. Tindakan termasuk standar nilai tes prestasi, peringkat

guru siswa keterlibatan dalam PBL, dan peringkat independen siswa

kinerja pada tugas PBL tertentu. Hasil perbandingan mendukung

identifikasi guru dari siswa yang potensial maju akademik sebagai

sebuah kelompok yang berbeda dari baik dari siswa tradisional

diidentifikasi dan siswa pendidikan umum. Temuan menunjukkan

bahwa welldesigned, melibatkan kurikulum seperti sebagai PBL

dapat menciptakan konteks belajar yang mendorong lebih banyak

siswa untuk mengungkapkan potensi akademik.

Hal di atas tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Ahmed (2013) Pembelajaran berbasis masalah (PBL) metode

telah merevolusi bidang pendidikan kedokteran, sejak diperkenalkan

hampir 40 tahun yang lalu. Namun, ada banyak pertanyaan un-jawab

tentang manfaat dan efektivitas PBL. Para pendukung dan kritikus

PBL terus membantah manfaat pondasi kognitif pendekatan berbasis

PBL. Makalah ini melakukan tinjauan literatur dari berbagai tinjauan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

28

sistemik dan meta-analisis yang telah membahas efektivitas PBL.

Bukti yang disajikan dalam tinjauan ini menunjukkan bahwa PBL

tidak mempengaruhi perolehan pengetahuan, tetapi dampak

penerapan pengetahuan. Tidak ada bukti tegas mendukung PBL yang

meningkatkan pembelajaran. Banyak pekerjaan yang diperlukan

untuk mengidentifikasi ukuran hasil yang tepat dalam rangka untuk

menganalisis efektivitas PBL

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran berbasis masalah merupakan kerangka konseptual

yang menggambarkan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar yang ingin

dicapai dan berfungsi sebagai pedoman guru dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran mengelola lingkungan pembelajaran dan

mengelola kelas.

b. Ciri-ciri khusus pembelajaran berbasis masalah

Menurut Arends (2001:349), berbagai pengembangan

pengajaran berdasarkan masalah telah memberikan model

pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Pengajuan pertanyaan atau masalah. Bukannya

mengorganisasikan di sekitar prinsip-prinsip atau ketrampilan

akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan masalah

mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan yang dua-

duanya secara sosial penting bagi siswa dan secara pribadi

bermakna untuk siswa. Mereka mengajukan situasi kehidupan

nyata yang autentik,menghindari jawaban sederhana, dan

memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu.

2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin. Meskipun

pembelajaran masalah berpusat pada mata pelajaran tertentu

(IPA, Matematika, ilmu-ilmu sosial), masalah yang akan

diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

29

pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banyak mata

pelajaran. Sebagai contoh, masalah polusi yang dimunculkan

dalam pelajaran di teluk Chesapeake mencakup berbagai subyek

akademik dan terapan mata pelajaran seperti biologi, ekonomi,

sosiologi, pariwisata dan pemerintahan.

3) Penyelidikan autentik. Pembelajaran berdasarkan masalah

mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk

mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka

harus menganalisis dan mendefinisikan masalah,

mengembangkan hipotesis, dan membuat ramalan, mengumpul

dan menganalisa informasi, melakukan eksperimen jika

diperlukan, membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan.

Sudah barang tentu, metode penyelidikan yang digunakan,

bergantung kepada masalah yang sedang dipelajari.

4) Menghasilkan produk dan memamerkannya. Pembelajaran

berdasarkan masalah menuntut siswa untuk menghasilkan

produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan

peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian

masalah yang mereka temukan. Produk tersebut dapat berupa

transkrip debat seperti pada pelajaran ”Roots and wings”.

Produk itu dapat juga berupa laporan, model fisik, video

maupun program komputer. Karya nyata dan peragaan seperti

yang akan dijelaskan kemudian, direncanakan oleh siswa untuk

mendemonstrasikan kepada teman-temannya yang lain tentang

apa yang mereka pelajari dan menyediakan suatu alternatif segar

terhadap laporan tradisional atau makalah.

5) Kolaborasi. Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh

siswa yang bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling

sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerja

sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat

dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

30

berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan

keterampilan sosial dan ketrampilan berfikir.

Perlu untuk dicatat bahwa hakikatnya, model pembelajaran

berbasis masalah berangkat dari model pembelajaran

konstruktivisme. Dalam model pembelajaran konstruktivisme, yang

paling penting dalam desain pembelajaran adalah bahwa

pembelajaran perlu di dukung oleh pemodelan (modelling),

coaching, dan scaffolding. Modeling berbentuk pemodelan tingkah

laku untuk mendorong kinerja dan pemodelan kognitif untuk

mendorong proses kognisi. Modelling difokuskan pada kinerja

ekspert sebagai model. Coaching dipakai untuk mengembangkan

kinerja (performance) siswa yang sifatnya sangat kompleks dan

tidak jelas (unclear). Coaching mencakup kegiatan pemberian

motivasi, memonitor dan meregulasi kinerja siswa dan mendorong

refleksi. Scaffolding merupakan suatu pendekatan sistematis

dibandingkan modelling atau coaching yang difoksukan pada tugas,

lingkungan belajar, guru dan siswa. Scaffolding memberikan

dukungan secara temporal yang mengikuti kapasitas dan kemampuan

siswa. Scaffolding mencakup penentuan tingkat kesulitan tugas,

restrukturisasi tugas dan penilaian alternatif.

c. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

Fogarty (1987) menyatakan bahwa proses pembelajaran

dengan pendekatan problem based-learning dijalankan dengan 8

langkah, yaitu: (1) menemukan masalah; (2) mendefinisikan

masalah; (3) mengumpulkan fakta-fakta; menyusun dugaan

sementara (hipotesis); (5) menyelidiki; (6) menyempurnakan

permasalahan yang telah didefinisikan; (7) menyimpulkan alternatif-

alternatif pemecahan secara kolaboratif; (8) menguji solusi

permasalahan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

31

1) Menemukan masalah

Siswa diberikan masalah berstruktur ill-defined yang

diangkat dari konteks kehidupan sehari-hari. Pernyataan

permasalahan diungkapkan dengan kalimat-kalimat yang pendek

dan memberikan sedikit fakta-fakta di seputar konteks

permasalahan. Pernyataan permasalahan diupayakan

memberikan peluang pada siswa untuk melakukan penyelidikan.

Siswa menggunakan kecerdasan inter dan intra-personal untuk

saling memahami dan saling berbagi pengetahuan antar anggota

kelompok terkait dengan masalah yang dikaji. Berdasarkan

strukturnya, masalah dalam pembelajaran dapat digolongkan

menjadi dua jenis yaitu, masalah yang terdefinisikan secara jelas

(well-defined) dan masalah yang tidak terdefinisikan secara jelas

(ill defined) Hudoyo (2002).

2) Mendefinisikan masalah

Siswa mendefinisikan masalah menggunakan kalimatnya

sendiri. Permasalahan dinyatakan dengan parameter yang jelas.

Siswa membuat beberapa definisi sebagai informasi awal yang

perlu disediakan. Pada langkah ini, siswa melibatkan kecerdasan

intra-personal dan kemampuan awal dalam memahami dan

mendefinisikan masalah.

3) Mengumpulkan fakta-fakta

Siswa membuka kembali pengalamannya yang sudah

diperoleh dan pengetahuan awal untuk mengumpulkan fakta-

fakta. Siswa melibatkan kecerdasan majemuk yang dimiliki

untuk mencari informasi yang berhubungan dengan

permasalahan. Pada tahap ini, siswa mengorganisasikan

informasiinformasi dengan menggunakan istilah apa yang

diketahui apa yang dibutuhkan dan apa yang dilakukan untuk

menganalisis permasalahan dan fakta-fakta yang berhubungan

dengan permasalahan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

32

4) Menyusun dugaan sementara (hipotesis)

Siswa menyusun jawaban-jawaban sementara terhadap

permasalahan dengan melibatkan kecerdasan logic-

mathematical. Siswa juga melibatkan kecerdasan interpersonal

yang dimilikinya untuk mengungkapkan apa yang dipikirkan,

membuat hubungan-hubungan, jawaban dugaannya, dan

penalaran mereka dengan langkah-langkah yang logis.

5) Menyelidiki

Siswa melakukan penyelidikan terhadap data-data dan

informasi yang diperolehnya berorientasi pada permasalahan.

Siswa melibatkan kecerdasan majemuk yang dimilikinya dalam

memahami dan memaknai informasi dan fakta-fakta yang

ditemukannya. Guru membuat struktur belajar yang

memungkinkan siswa dapat menggunakan berbagai cara untuk

mengetahui dan memahami (multiple ways of knowing and

understanding) dunia mereka.

6) Menyempurnakan permasalahan yang telah terdefinisikan

Siswa menyempurnakan kembali perumusan masalah

dengan merefleksikan melalui gambaran nyata yang mereka

pahami. Siswa melibatkan kecerdasan verballinguistik

memperbaiki pernyataan rumusan masalah sedapat mungkin

menggunakan kata yang lebih tepat.Perumusan ulang lebih

memfokuskan penyelidikan, dan menunjukkan secara jelas

fakta-fakta dan informasi yang perlu dicari, serta memberikan

tujuan yang jelas dalam menganalisis data.

7) Menyimpulkan alternatif-alternatif pemecahan secara

kolaboratif.

Siswa berkolaborasi mendiskusikan data dan informasi

yang relevan dengan permasalahan. Setiap anggota kelompok

secara kolaboratif mulai bergelut untuk mendiskusikan

permasalahan dari berbagai sudut pandang. Pada tahap ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

33

proses pemecahan masalah berada pada tahap menyimpulkan

alternatifalternatif pemecahan yang dihasilkan dengan

berkolaborasil. Kolaborasi menjadi mediasi untuk menghimpun

sejumlah alternatif pemecahan masalah yang menghasilkan

alternatif yang lebih baiuk ketimbang dilakukan secara

individual.

8) Menguji solusi permasalahan.

Siswa menguji alternatif pemecahan yang sesuai dengan

permasalahan actual melalui diskusi secara komprehensif antar

anggota kelompok untuk memperoleh hasil pemecahan terbaik.

Siswa menggunakan kecerdasan majemuk untuk menguji

alternatif pemecahan masalah dengan membuat sketsa, menulis,

debat, membuat plot untuk mengungkapkan ide-ide yang dalam

menguji alternatif pemecahan.

4. Pendekatan Ilmiah (ScientificApproach )

Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi,

menguatkan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana metode

pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu. Oleh karena itu

banyak pandangan yang menyatakan bahwa pendekatan sama artinya

dengan metode.

Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu

atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau

mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat

disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada

bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur

dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Karena itu, metode

ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data

melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data,

menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis

(Kemendikbud: 2013).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

34

Proses pembelajaran dengan berbasis pendekatan ilmiah harus

dipandu dengan kaida-kaidah pendekatan ilmiah. Pendekatan ini

bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan,

pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian,

proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai,

prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah. Proses pembelajaran disebut ilmiah

jika memenuhi kriteria seperti berikut ini.

a. Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau

fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran

tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng

semata.

b. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-

peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran

subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

c. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis,

analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan

masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.

d. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir

hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu

dengan yang lain dari substansi atau materi pembelajaran.

e. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami,

menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan

objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran.

f. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat

dipertanggung-jawabkan.

g. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan

menarik sistem penyajiannya. (Kemendikbud, 2013)

Berdasarkan paparan di atas, maka dapat dikatakan bahwa

Pendekatan ilmiah atau metode ilmiah merupakan serangkaian proses

ilmiah yang diawali dengan suatu pertanyaan, diikuti pengajuan hipotesis

sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang muncul, lalu dilakukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

35

proses pengujian hipotesis melalui eksperimen, dan pada akhirnya

disusun kesimpulan sebagai jawaban yang lebih sahih atas pertanyaan

pada bagian awal. Bagi para saintis, Pendekatan ilmiah atau metode

ilmiah dapat digunakan sebagai alat bantu agar mereka tetap fokus pada

pertanyaan proyek, mengkonstruksi hipotesis, mendesain dan

mengevaluasi eksperimen.

5. Indikator Pembelajaran Berbasis masalah (Problem Based lerning)

dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach)

Adapaun indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu sebagai berikut.

Tabel 2.2 Indikator Pembelajaran Berbasis Masalah dengan

Pendekatan Ilmiah

Langkah Indikator

1. Orientasi pada masalah danmengamati

(a) Guru bersama seluruh siswa Menyimak atau melihat fenomena dalam lingkungan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan objek matematika.

(b) Guru bersama seluruh siswa membaca atau mendengar objek matematika yang abstrak.

2. Mengorganisasikan dan menanya (a)Guru bersama siswa membentuk kelompok belajar

(b)Guru memberikan atau memunculkan permasalahan autentik

(c)Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya ke guru atau teman terkait dengan apa yang telah diamati.

(d)Menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

36

Langkah Indikator

3. Membimbing penyelidikan dan Mengumpulkan informasi serta menganalisis

(a) Mengajak siswa untuk melakukan eksperimen

(b) Mengajak siswa membaca sumber lain selain buku teks dan melakukan analisa

4. Mengembangkan dan menghasilkan hasil karya dan Mengasosiasi dan mensintesis

Mengajak siswa untuk mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dan mengkomunikasikan

Mengajak seluruh siswa menyampaikan hasil pengama tan,kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan atau tertulis.

6. Kendala Dalam Pembelajaran Matematika

Kaitannya dengan konsep ketuntasan dalam belajar, tingkat

penguasaan bahan pelajaran biasanya ditetapkan antara 75% - 90%. Bila

peserta didik belum mampu menguasai bahan pelajaran seperti yang telah

ditetapkan, maka peserta didik tersebut harus dibantu sampai mencapai

penguasaan bahan pelajaran seperti yang telah ditetapkan. John (1986)

mengatakan: apabila peserta didik diberi kesempatan menggunakan

waktu yang dibutuhkan untuk belajar, dan mereka menggunakan dengan

sebaik-baiknya maka mereka akan mencapai tingkat hasil belajar seperti

yang diharapkan. Jadi setiap peserta didik yang memiliki kecakapan

normal, apabila diberi kecukupan waktu cukup untuk belajar, mereka

akan mampu menyelesaikan tugas-tugas belajarnya selama kondisi yang

tersedia menguntungkan. Lebih lanjut Caroll mengatakan bahwa hasil

belajar peserta didik dipengaruhi oleh :

a. Waktu yang tersedia untuk mempelajari bahan pelajaran yang telah

ditentukan

b. Usaha yang dilakukan peserta didik untuk menguasai bahan

pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

37

c. Bakat yang dimiliki peserta didik

d. Kualitas pengajaran atau tingkat kejelasan pengajarannya.

e. Kemampuan peserta didik untuk mendapat manfaat yang optimal

dari keseluruhan proses pembelajaran yang sedang dihadapi.

Menurut Mrinal and Ahmed (2013) menyatakan matematika,

satu-satunya subjek, yang digunakan dalam setiap bidang kehidupan kita.

Namun, tidak bisa dipelajari dalam semalam. Memahami dan berlatih

matematika secara teratur membantu untuk membuat basis yang kuat.

Meskipun itu adalah subjek yang menarik, tetapi sangat sebagian besar

dari siswa menemukan subjek menyeramkan. Masalah tersebut dapat

muncul sebagai hasil dari bimbingan yang tidak benar dalam tahap awal

mereka. Terkait dengan hal di atas dalam proses pembelajaran ada

kemungkinan adanya beberapa kendala dalam pemebelajaran, sehingga

dalam konteks ini guru yang profesional dan kreatif sangat dibutuhkan.

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar

anak dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Kedua

faktor tersebutlah yang mempengaruhi hasil belajar anak. Berikut akan

diuraikan tentang kedua faktor penghambat belajar.

1. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri

individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor internal

meliputi faktor fisiologis dan biologis serta faktor psikologis.

Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi

fisik individu. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis

pada anak sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indera.

Panca indera yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas

belajar. Anak yang memiliki kecacatan fisik (panca indera atau fisik)

tidak akan dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Meskipun juga

ada anak yang memiliki kecacatan fisik namun nilai akademiknya

memuaskan. Kecacatan yang diderita anak akan mempengaruhi

psikologisnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

38

Faktor psikologis adalah faktor yang berasal dari keadaan

psikologis anak yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa

faktor psikologis utama yang mempengaruhi proses belajar anak adalah

kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap dan bakat

a). Kecerdasan/ intelegensi siswa

Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-

fisik dalam mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan

lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan

hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ tubuh

lainnya. Namun bila dikaitan dengan kecerdasan, tentunya otak

merupakan organ yang penting dibandingkan dengan organ lain, karena

fungsi otak itu sebagai organ pengendali tertinggi dari seluruh aktivitas

manusia.

Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting

dalam proses belajar anak, karena menentukan kualitas belajar siswa.

Semakin tinggi intelegensi seorang individu, semakin besar peluang

individu untuk meraih sukses dalam belajar. Oleh karena itu, perlu

bimbingan belajar dari orang lain seperti orang tua, guru, dan sebagainya.

Sebagai faktor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan

belajar, maka pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu

dimiliki oleh setiap calon guru professional, sehingga mereka dapat

memahami tingkat kecerdasannya.

b). Motivasi

Motivasi adalah salah satu factor yang mempengaruhi keefektifan

kegiatan belajar siswa. Motivasi yang mendorong siswa ingin melakukan

kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefisikan motivasi sebagai

proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah,

dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi diartikan

sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas

dan perilaku seseorang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

39

Keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri anak yang

menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan

memberi arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai motivasi belajar.

Dari sumbernya motivasi dibedakan menjadi: motivasi ekstrinsik dan

motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik adalah semua factor yang berasal

dari dalam individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu.

Dalam proses belajar, motivasi intrinsik relatif lebih lama dan tidak

tergantung pada motivasi dari luar (ekstrinsik).

Menurut Arden frandsen (Hayinah, 1992), yang termasuk dalam

motivasi intrinsik untuk belajar antara lain: (1) Dorongan ingin tahu dan

ingin menyelidiki dunia yang lebih luas, (2) Adanya sifat positif dan

kreatif yang ada pada manusia dan kegiatan untuk maju, (3) Adanya

keinginan untuk mancapai prestasi sehingga mendapat dukungan dari

orang-orang penting. Misalnya: orang tua, saudara, guru, teman, dan

sebagainya, (4) Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau

pengetahuan yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain.

Motivasi ekstrinsik adalah anak memulai dan meneruskan kegiatan

belajar berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak

berkaian dengan kegiatan belajar itu sendiri. Yang tergolong bentuk

motivasi belajar ekstrinsik antara lain: (a) Balajar demi memenuhi

kewajiban, (b) Menghindari hukuman, (c) Memperoleh hadiah material

yang telah dijanjikan oleh orang tua, (d) Meningkatkan gengsi dari orang

lain, (e) Memperoleh pujian dari orang lain, (f) Tuntutan jabatan yang

diinginkan.

d) Minat

Secara sederhana minat merupakan kecenderungan kegairahan yang

tinggi atau besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003) minat

bukanlah istilah yang populer dalam psikologi karena disebabkan

ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal lainnya, seperti

pemusatan perhatian, keinginan, motivasi, dan kebutuhan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

40

Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan

kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas

belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh

karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik

perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran

yang akan disampaikan dengan cara.

Materi bisa dibuat menarik melalui bentuk buku materi, desain

pembelajaran, melibatkan seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif,

psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif, dan guru juga harus

memperhatikan performansi saat mengajar. Pemilihan sebaiknya

diserahkan pada siswa, sesuai dengan minatnya.

e) Sikap

Dalam proses belajar sikap dapat mempengaruhi keberhasilan proses

belajar. Sikap adalah gejala internal yang mendimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif

tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif

maupun negatif (Syah, 2003).

Sikap siswa dalam belajar dipengaruhi oleh perasaan senang atau

tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya.

Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negatif dalam belajar,

guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang profesional dan

bertanggungjawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan

profesionalitas seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik

bagi siswanya, berusaha mengembang kepribadian sebagai seorang guru

yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya, berusaha untuk

menyajikan pelajaran yang diampunya dengan baik dan menarik

sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan

tidak menjemukan, meyakinkan siswa bahwa bidang studi yang

dipelajarinya bermanfaat bagi siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

41

f) Bakat

Faktor psikologis lain yang mempengaruhi proses belajar adalah

bakat. Secara umum bakat didefisikan sebagai kemampuan potensial

yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang

akan datang (Syah, 2003). Berkaian dengan belajar, Slavin (1994)

mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimiliki

seseorang siswa untuk belajar. Dengan demikian bakat adalah

kemampuan seseorang menjadi salah satu komponen yang diperlukan

dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan

bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung

proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.

Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk

mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

Karena itu bakat juga diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk

melakuakan tugas tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan dan

latihan. Individu yang telah mempunyai bakat tertentu, akan lebih mudah

menyerap informasi yang berhubungan dengan bakat yang dimilikinya.

Misalnya siswa yang berbakat dibidang bahasa akan lebih mudah

mempelajari bahasa-bahasa yang lain selain bahasanya sendiri.

Selain itu yang menjadi faktor psikologis lainnya adalah disiplin.

Disiplin diri adalah kemampuan diri yang kuat untuk mempertahankan

diri dari bermacam-macam gangguan dalam belajar. Misal, seorang anak

akan tetap belajar walaupun ada acara televisi yang menarik.

2. Faktor eksternal

Selain faktor internal, faktor eksternal juga dapat mempengaruhi

proses belajar anak. Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat

digolongkan menjadi faktor lingkungan sosial dan non-sosial (Syah,

2003).

a) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial anak dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar.

Linkungan sosial dibagi manjadi tiga yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

42

b) Lingkungan sosial sekolah

Pendidikan di sekolah bukan sekedar bertujuan untuk melatih siswa

supaya “siap pakai” untuk kerja atau mampu meneruskan ke jenjang

pendidikan berikutnya atau mencapai angka rapor, melainkan untuk

membentuk peserta didik manjadi manusia sejati. Proses pembentukan

manusia sejati sudah mulai sejak anak hidup dalam keluarga, kemudian

dilanjutkan di sekolah, di masyarakat, di dunia kerja dan di lingkungan

sekitar.

Di sekolah, untuk membentuk manusia sejati ada salah satu harapan

dari pendidik yaitu Self Regulated Learner (SRL). SLR adalah murid-

murid yang memiliki kemampuan belajar tinggi dan disiplin sehingga

mereka membuat belajar itu lebih mudah dan menyenangkan. Namun

harapan itu tidak akan terwujud jika lingkungan sekolah seperti guru,

administrasi, dan teman-teman sekelas tidak mendukung. Faktor-faktor

yang dapat menghambat anak belajar di sekolah adalah:

1. Metode mengajar

Dalam mengajar guru memerlukan metode yang cocok.

Metode ini dimaksudkan agar materi yang disampaikan oleh guru

terasa menarik dan siswa mudah menyerapnya.

2. Kurikulum

Kurikulum yang kurang tepat dapat menjadi salah satu faktor

yang dapat menimbulkan kesukaran belajar. Kurikulum sangat

penting dan selalu ada dalam sebuah instansi pendidikan. Kurikulum

pendidikan harus disesuaikan dengan perkembangan psikologi anak.

3. Penerapan disiplin

Disiplin dalam sebuah sekolah sangat diperlukan untuk

meengontrol kegiatan siswa di sekolah. Namun kedisiplinan yang

terlalu ketat akan membuat siswa merasa terkekang dan merasa

ruang geraknya dibatasi.

4. Hubungan siswa dengan guru maupun teman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

43

Suasana sebuah kelas didukung oleh peran guru dan anggota

kelas. Jika suasana kelas tidak mendukung, maka dapat menghambat

proses belajar anak. Hubungan siswa dengan guru, siswa dengan

teman juga perlu dibangun sedemikian rupa sehingga tercipta

suasana ynag baik dan nyaman bagi siswa, sehingga mereka betah

menjadi bagian dari kelas.

5. Tugas rumah yang terlalu banyak

Guru memberikan tugas untuk siswa merupakan hal yang

wajar. Tetapi siswa akan merasa jenuh dengan tugas yang terlalu

banyak. Bagi sebagian siswa tugas merupakan beban. Hal seperti

inilah yang akan menghambat proses belajar anak.

6. Sarana dan prasarana

Keberhasilan belajar anak juga didukung oleh sarana dan

prasarana yang ada. Sarana dan prasarana yang memadai juga

membantu tercapainya hasil belajar yang maksimal.

c) Lingkungan sosial masyarakat

Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa juga

mempengaruhi proses belajar anak. Lingkungan siswa yang kumuh,

banyak pengangguran, dan banyak teman sebaya di lingkungan yang

tidak sekolah dapat menjadi faktor yang menimbulkan kesukaran

belajar bagi siswa. Misalnya siswa tidak memiliki teman belajar dan

diskusi maka akan merasa kesulitan saat akan meminjam buku atau

alat belajar yang lain.

d) Lingkungan keluarga

Keluarga merupakan tempat pertama kali anak belajar. Oleh

karena itu, lingkungan keluarga sangat mempengaruhi proses belajar

anak. Faktor dari keluarga yang dapat menimbulkan permasalahan

belajar anak diantaranya pola asuh orang tua, hubungan orang tua

dan anak, keadaan ekonomi, keharmonisan keluarga.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

44

B. Penelitian yang relevan

Rakhshanda (2013) dalam penelitian tentang kegunaan Problem

Based Learning dengan jenis penelitian kualitatif menyatakan bahwa

Problem Based Learning (PBL) bila digunakan sebagai metode pembelajaran

tidak secara signifikan mendorong berpikir kritis dan pemecahan masalah

keterampilan, sedangkan itu tidak begitu mempengaruhi pengetahuan. Di sisi

lain, mengajar melalui pendekatan tradisional lebih meningkatkan

pengetahuan tetapi tidak meningkatkan pemikiran kritis dan masalah

keterampilan pemecahan masalah. PBL merupakan alat pembelajaran yang

efektif untuk mendorong pemikiran kritis dan keterampilan pemecahan

masalah. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah

sama-sama membahas mengenai model pembelajaran berbasis masalah.

Sedangkan perbedaannya, dalam penelitian sebelumnya penelitian mengenai

model pembelajaran berbasis masalah dan pendekatan ilmiah dilakukan

sendiri-sendiri. Pada penelitian ini penulis menganalisis proses pembelajaran

matematika berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1

Jogorogo apakah sudah sesuai dengan Kurikulum 2013. Setting penelitian ini

secara nyata berbeda dengan penelitian lainnya.

Sharifah and Lee (2005) dalam penelitiannya tentang Problem Based

Learning dengan jenis penelitian kualitatif menyatakan bahwa dalam era

inovasi teknologi yang cepat, perguruan tinggi termasuk Universitas Malaya

dihadapkan dengan tantangan untuk mengembangkan lulusan yang

berkualitas dan terlatih. Karena inovasi saat untuk kompetensi baru,

keterampilan dan pengetahuan dari lulusan kami, pendekatan alternatif untuk

mengajar di lembaga-lembaga pendidikan tinggi tidak bisa dihindari. Dalam

hal ini, masalah - Based Learning (PBL) telah muncul sebagai pendekatan

yang menjanjikan untuk mencapai tujuan tersebut. Peserta penelitian ini

adalah 63 siswa yang terdaftar dalam kursus metode matematika sarjana.

Hasil penilaian menunjukkan bahwa metode PBL memiliki dampak positif

secara keseluruhan pada sikap siswa. Persamaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya adalah sama-sama membahas mengenai model

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

45

pembelajaran berbasis masalah. Sedangkan perbedaannya, dalam penelitian

sebelumnya penelitian mengenai model pembelajaran berbasis masalah dan

pendekatan ilmiah dilakukan sendiri-sendiri. Pada penelitian ini penulis

menganalisis proses pembelajaran matematika berbasis masalah dengan

pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo apakah sudah sesuai dengan

Kurikulum 2013. Setting penelitian ini secara nyata berbeda dengan

penelitian lainnya.

John (2006) tentang pendekatan pembelajaran dengan jenis penelitian

kualitatif menyatakan sebuah pendekatan pembelajaran yang telah digunakan

dengan berhasil selama lebih dari 30 tahun dan terus mendapatkan perubahan

dalam berbagai aspek. Sekarang berpusat pada peserta didik, pendekatan

yang mengutamakan peserta didik untuk melakukan penelitian,

mengitegrasikan teori dan praktik serta menerapkan pengetahuan dan

keterampilan untuk mengembangkan solusi yang layak untuk mendefinisikan

sebuah masalah. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

adalah sama-sama membahas mengenai model pembelajaran berbasis

masalah. Sedangkan perbedaannya, dalam penelitian sebelumnya penelitian

mengenai model pembelajaran berbasis masalah dan pendekatan ilmiah

dilakukan sendiri-sendiri. Pada penelitian ini penulis menganalisis proses

pembelajaran matematika berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di

SMA Negeri 1 Jogorogo apakah sudah sesuai dengan Kurikulum 2013.

Setting penelitian ini secara nyata berbeda dengan penelitian lainnya.

Frank (2011) tentang pendekatan pembelajaran dengan jenis

penelitian kualitatif menyatakan bahwa fokus dalam penelitian ini adalah

pendekatan pembelajaran matematika langsung pada individu. Pendekatan ini

adalah pendekatan ilmiah (scientific) dalam arti mengembangkan pengamatan

skala mikro. Tujuan proyek ini dalam jangka panjang untuk kemampuan dan

keterampilan karena ini merupakan kendala kuat pada pendidikan dasr.

Tujuan akhirnya adalah untuk menghasilkan warga Negara yang kompeten,

dan ilmuan serta insinyur. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah

pendekatan pada abad ketiga akan menjadi tidak relevan, pada kenyataannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

46

pendekatan ilmiah (scientific) merupakan pendekatan yang kompetebel

dengan matematika modern, dan relevan dengan ajaran yang didasarkan pada

pendekatan ini. Selain itu, siswa dilatih dengan cara tidak menemukan

matematika modern dan kalkulus jadi benar-benar asing. Persamaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama membahas

mengenai model pembelajaran berbasis masalah. Sedangkan perbedaannya,

dalam penelitian sebelumnya penelitian mengenai model pembelajaran

berbasis masalah dan pendekatan ilmiah dilakukan sendiri-sendiri. Pada

penelitian ini penulis menganalisis proses pembelajaran matematika berbasis

masalah dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo apakah sudah

sesuai dengan Kurikulum 2013. Setting penelitian ini secara nyata berbeda

dengan penelitian lainnya.

Ahmed (2013) tentang pembelajaran berbasis masalah dengan jenis

penelitian kualitatif menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah (PBL)

telah merevolusi bidang pendidikan kedokteran, sejak diperkenalkan hampir

40 tahun yang lalu. Namun, ada banyak pertanyaan tentang manfaat dan

efektivitas PBL. Bukti yang disajikan dalam tinjauan ini menunjukkan bahwa

PBL tidak mempengaruhi perolehan pengetahuan, tetapi dampak penerapan

pengetahuan. Tidak ada bukti tegas mendukung PBL yang meningkatkan

pembelajaran. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah

sama-sama membahas mengenai model pembelajaran berbasis masalah.

Sedangkan perbedaannya, dalam penelitian sebelumnya penelitian mengenai

model pembelajaran berbasis masalah dan pendekatan ilmiah dilakukan

sendiri-sendiri. Pada penelitian ini penulis menganalisis proses pembelajaran

matematika berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1

Jogorogo apakah sudah sesuai dengan Kurikulum 2013. Setting penelitian ini

secara nyata berbeda dengan penelitian lainnya.

C. Kerangka Berpikir

Data proses penyusunan RPP dalam penelitian ini berupa dokumentasi

dokumen pendukung yaitu RPP kelas X semester I pada materi pokok Relasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

47

dan Fungsi. Dijelaskan langkah-langkah penyusunan meliputi: (1)

menentukan tujuan, (2) mengembangkan kegiatan pembelajaran, (3)

penjabaran jenis penilaian, (4) menetukan alokasi waktu, (5) menetukan

sumber belajar.

Proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan memcapai tujuan

pendidikan jika dilakukan melalui tahap-tahap tertentu dan sistematis. Dalam

hal ini mengacu pada kurikulum 2013 yang telah dibuat beserta perangkat

serta strategi dari sebuah pemebelajaran. Salah satunya dengan menggunakan

strategi pemebelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah.

Pembelajaran dengan berbasis masalah (Problem Based Learning)

menyediakan pembelajaran dalam situasi problem yang nyata bagi siswa

sehingga dapat melahirkan pengetahuan yang bersifat permanen. Sedangkan

pendekatan pembelajaran ilmiah secara teori merupakan pendekatan

pembelajaran yang tepat untuk semua tipe gaya belajar siswa. Pelaksanaan

proses pembelajaran matematika ini meliputi: 1) kegiatan pendahuluan, 2)

kegiatan inti mencakup kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan

informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan hasil, 3) kegiatan penutup.

Maka data dalam bentuk transkrip pada observasi pertama dan ketiga

direduksi dengan cara mengkategorikan kegiatan pelaksanaan pembelajaran

pada kegiatan inti kedalam lima kategori. Kategori tersebut diantaranya

adalah kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,

mengasosiasi, dan mengkomunikasikan hasil. Masing-masing dijelaskan

sebagai berikut

Dalam sebuah proses pembelajaran kemungkinan tidak selalu dapat

berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tahapan-tahapan. Kendala-kendala

yang ada dalam sebuah proses pembelajaran akan sedikit banyak memberikan

pengaruh pada pencapaian tujuan pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

48

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Jogorogo Kabupaten Ngawi.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014

pada bulan Januari 2014 – Juni 2014. Penyusunan proposal dan persiapan

instrumen dilakukan pada bulan Januari sampai Februari 2014. Sedangkan

observasi dan pengambilan data dilakukan pada bulan Maret – April 2014.

Penyusunan laporan dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2014.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Menurut Nasution

(Sugiyono, 2008 : 205) penelitian diskriptif kualitatif pada hakikatnya adalah

mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka,

berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitar.

Dalam penelitian ini yang akan diamati yakni proses pembelajaran

berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah. Dengan

digunakannya penelitian kualitatif, maka data yang didapatkanakan lebih

lengkap, lebih mendalam dan bermakna sehingga tujuan dari penelitian ini

dapat tercapai.

C. Subjek Penelitian

Teknik pengambilan subjek penelitian ini adalah Purposive sampling.

Purposive sampling adalah teknik pengambilan sumber data dengan

pertimbangan maksud tertentu sesuai dengan tujuan penelitian ini

dilaksanakan. Pengambilan subjek tersebut berdasarkan pertimbangan, guru

tersebut telah mengikuti pelatihan kurikulum 2013. Sekolah yang dipilh

dalam penelitian ini sekolah yang telah menerapkan kurikulum 2013 dalam

proses pembelajaran matematika yaitu SMA Negeri 1 Jogorogo. Sedangkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

49

sumber informan penelitian adalah orang yang dianggap dapat memberikan

informasi yang dibutuhkan peneliti.

D. Data dan Sumber Data

Data utama penelitian ini berupa informasi tentang informasi tentang

proses pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan kendala

yang dialami pada proses pembelajaran. Informasi tentang perencanaan

proses pembelajaran diperoleh melalui dokumentasi dokumen-dokumen

pendukung dan wawancara guru X IPA1dan X IPS1. Informasi tentang

pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan kendala pembelajaran diperoleh

melalui observasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan wawancara

terhadap guru matematika kelas X IPA1.

Ada tiga sumber data dalam penelitian ini, yaitu informan kunci (key

informan), tempat dan peristiwa serta dokumen.

1. Informan kunci (key informan), informan awal dipilih secara purposif.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2006:102) “kekuatan dari sampel

purposif adalah dari sedikit kasus yang diteliti secara mendalam

memberikan banyak pemahaman tentang topik”.

2. Tempat dan peristiwa, yang meliputi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

beserta kelengkapan administrasi KBM di SMA Negeri 1 jogorogo.

3. Dokumen, antara lain rencana pengajaran guru, Proses Belajar Mengajar

(PBM) yang meliputi kegiatan belajar mengajar, perangkat mengajar

serta fasilitas pendukung. Data ini dipergunakan untuk melengkapi hasil

wawancara dan observasi terhadap tempat dan peristiwa.

E. Metode Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui metode wawancara,

observasi, dan dokumentasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

50

1. Wawancara

Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi-informasi

tentang proses pembelajaran berbasis masalah matematika dengan

pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo kabupaten Ngawi.

2. Observasi

Dalam hal ini observasi yang dilakukan adalah turut mengawasi

berlangsungnya proses belajar mengajar. Pada waktu observasi

dilakukan, peneliti mengamati tingkahlaku dan proses yang dilakukan

pada saat itu.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data melalui pengumpulan

dokumen yang diperlukan yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti untuk ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan

menambah kepercayaan dan sebagai bukti kegiatan. Dokumen dalam

penilitian berupa rekaman video proses pembelajaran dari awal kegiatan

KBM hingga selesai.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Adapun instrumen pada penelitian ini adalah peneliti sebagai

instrumen utama dibantu dengan instrumen bantu pertama yaitu

dokumentasi guru, instrumen bantu kedua berupa lembar observasi dan

instrumen bantu ketiga berupa pedoman wawancara.

a. Instrumen Utama

Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri

yang bertujuan untuk mencari dan mengumpulkan data langsung dari

sumber data. Karena peneliti sebagai instrumen, maka peneliti harus

sanggup menyesuaikan diri dan berinteraksi secara langsung dan

tuntas dengan fenomena yang sedang dipelajari.

b. Instrumen Bantu Pertama

Instrumen bantu pertama ini berupa dokumentasi Guru, yaitu

RPP semester genap untuk materi konsep dasar sudut dan trigonometri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

51

yang dimiliki guru. Instrumen ini digunakan untuk melihat metode

pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah yang

digunakan dalam pembelajaran dan yang akan dikembangkan guru

dalam kegiatan pembelajarannya dikelas.

c. Instrumen Bantu Kedua

Instrumen bantu kedua berupa lembar observasi yang memuat

indikator penerapan pembelajaran berbasis masalah dengan

pendekatan ilmiah. Instrumen ini dibuat untuk mengumpulkan data

berdasarkan pengamatan langsung mengenai proses pembelajaran

berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah berdasarkan indikator

yang dikembangkan.

d. Instrumen Bantu Ketiga

Instrumen bantu ketiga ini berupa pedoman wawancara yang

dibuat oleh penelitisebagai alat bantu dalam pengambilan data

lapangan. Pedoman wawancara dibuat sebagai acuan dalam

melakukan wawancara kepada subjek penelitian, yaitu guru

matematika kelas XIPA1. Instrumen ini dibuat berdasarkan indikator

metode pembelajaran berbasis maslah dengan pendekatan ilmiah yang

telah dikembangkan dan mengacu pada Kurikulum 2013. Pedoman

wawancara ini bersifat tak terstruktur yang bertujuan untuk

menemukan permasalahan secara terbuka, artinya penelitian diajak

mengemukakan pendapat-pendaoat berkaitan dengan kegiatan yang

dilakukan.

G. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya yaitu menganalisis

data, teknik analisis data digunakan untuk menganalisis data yang telah

diperoleh untuk ditarik kesimpulan. Metode analisis yang digunakan

adalah analisis data kualitatif yang mengikuti konsep Miles dan

Huberman.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

52

Miles dan Huberman (Ikandar,2009: 138) menyatakan aktivitas dalam

analisis data berlangsung mulai dari awal penelitian sampai penelitian

berakhir yang digunakan dalam laporan penelitian dilakukan secara

simultan dan terus menerus.

Aktivitas dalam analisis data penelitian adalah penggunaan model alur

yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang berlangsung secara bersamaan

yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

1. Pengumpulan Data

Data-data yang diperoleh dilapangan dicatat atau direkam dalam

bentuk naratif, yaitu data yang diperoleh dari lapangan apa adanya tanpa

adanya komentar peneliti yang berbentuk catatan kecil. Dari catatan

deskriptif ini, pendapat atau penafsiran peneliti/fenomena yang ditemui di

lapangan.

2. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dalam hal ini penulis

membuat catatan lapangan kemudian apabila catatan lapangan sudah

terkumpul, maka penulis memilih di antara catatan-catatan itu, tentang

bagian data mana yang dipakai, dan mana yang dibuang. Reduksi data

merupakan suatu analisis yang menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data

dengan sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan

diverifikasi.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari sebagian sumber, peneliti

mengambil kesimpulan yang masih tetaif. Akan tetapi, dengan

bertambahnya data melalui proses verifikasi, maka akan diperoleh

kesimpulan yang bersifat grounded. Dengan kata lain, tetap kesimpulan

senantiasa terus menerus dilakukan verifikasi selama penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

53

berlangsung. Kesimpulan yang diperoleh melalui analisis data tersebut

dijadikan pedoman untuk menyusun rekomendasi dan implikasi.

H. Validitas Data

Validitas data dalam penelitian ini ditentukan melalui teknik

trianggulasi. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluat data tersebut bagi keperluan

pengecekan atau sebagai bahan pembanding terhadap data tersebut (Moleong,

2011: 327-332). Hal itu dapat dicapai denagan jalan:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa

yang dikatakan secara pribadi.

c. Membandingkan apa yang dilakukan orang-orang tentang situasi peneliti

dengan apa yang dikatakanya sepanjang waktu.

d. Membandingakan keadaan dan pespektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang seperti rakyat, orang berpendidikan

menengah atau tinggi, orang berada, dan orang pemerintah.

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

Triangulasi dilakukan dengan cara trianggulasi sumber dan

trianggulasi waktu.

a. Triangulasi sumber data yaitu dimana peneliti berupaya untuk mengecek

keabsahan data yang diperoleh dari salah satu sumber dendan sumber

yang lain. Misalnya peneliti menggali data tentang fokus pertama, yaitu

proses pembelajaran berbasis masalah matematika dengan pendekatan

ilmiah di kelas X. Selanjutnya, data tersebut dicek keabsahannya kepada

wakasek kurikulum dan dokumen, sehingga sampai ditemukan tingkat

akurasi data. Dengan demikian juga dilakukan terhadap sub fokus

penenelitian yang lain, atau untuk mencocokkan perolehan data tersebut,

peneliti melakukan langkah-langkah sebagai beriku.

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil data wawancara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

54

2) Membandingkan hasil wawancara dengan dokumentasi terkait.

3) Membandingkan pespektif seseorang dengan pendapat dan pandangan

orang lain.

b. Triangulasi waktu digunakan untuk pengecekan data pada waktu yang

berbeda sehingga dapat melengkapi kekurangan data yang telah diperoleh

sebelumnya.

I. Tahap-tahap Penelitian

Penelitian lapangan dilakukan dalam dua tahapan, yaitu tahapan

pertama, kajian pusaka dengan mengkaji berbagi toeri dan implikasi

mengenai proses pembelajaran berbasis masalah matematika dengan

pendekatan ilmiah di kelas X. Pada tahapan kedua, mengumpulkan data

sesuai dengan metode-metode yang telah diharapkan.

Adapun langkah-langkah penelitian yang akan diambil adalah sebagai

berikut.

1. Menyampaikan pemberitahuan sekaligus permohonan ijin kepada Kepala

Sekolah SMA Negeri 1 Jogorogo untuk dapat melakukan penelitian d

SMA tersebut.

2. Memperkenalkan diri kepada kepala sekolah, guru, siswa kelas X yang

akan menjadi sasaran penelitian bahwa peneliti adalah mahasiswa Program

Pasca Sarjana Pendidikan Matematika UNS, yang bermaksud melakukan

penelitian tentang proses pembelajaran berbasis masalah matematika

dengan pendekatan ilmiah di SMA tersebut.

3. Menjelaskan tentang tujuan serta manfaat yang akan dihasilkan dari

penelitian tersebut, tanpa menyembunyikan maksud penelitian sehingga

akan menghilangkan kecurigaan mereka yang menganggap penelitian itu

bertujuan memata-matai dan mencari kesalahan dalam pelaksanaan tugas.

4. Menetapkan informasi kunci yang dapat memandu dan membantu peneliti

dalam mengumpulkan data.

5. Melakukan pemotretan terhadap gambaran umum proses pembelajaran

matematika dengan aktivitasnya untuk bahan dokumentasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

55

6. Membuat rekaman wawancara dengan informan.

7. Membuat catatan hasil pengamatan yang dituangkan ke dalam catatan dari

hasil pengamatan.

8. Melakukan analisis data yang dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaan

pengumpulan data.

9. Membuat laporan tesis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

SMA Negeri 1 Jogorogo terletak di jalan Raya Jogorogo-Ngawi

RT 02 RW 01 Kecamatan Jogorogo Kabupaten Ngawi. SMA Negeri 1,

ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang guru, ruang kelas,

laboratorium IPA, laboratorium komputer, ruang musik, perpustakaan,

UKS, mushola, dan ruang Tata Usaha.

Kelas X di SMA Negeri 1 Jogorogo terdiri dari 9 kelas dimana 5

kelas dengan minat IPA dan 4 kelas untuk minat IPS. Guru matematika

seluruhnya di SMA Negeri 1 Jogorogo 4 guru, matematika untuk kelas X

dibagi menjadi dua. Matematika wajib dan matematika minat. SMA

Negeri 1 Jogorogo merupakan salah satu dari sekolah yang ditunjuk oleh

pemerintah kabupaten Ngawi sebagai sekolah yang menerapkan

Kurikulum 2013.

B. Hasil Penelitian

1. Pengembangan Instrumen Penelitian

a. Instrumen Bantu Pertama

Instrumen bantu pertama ini berupa dokumentasi Guru, yaitu

RPP semester genap untuk materi konsep dasar sudut dan trigonometri

yang dimiliki guru. Instrumen ini digunakan untuk melihat metode

pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah yang

digunakan dalam pembelajaran dan yang akan dikembangkan guru

dalam kegiatan pembelajarannya dikelas.

b. Instrumen Bantu Kedua

Instrumen bantu kedua berupa lembar observasi yang memuat

indikator penerapan pembelajaran berbasis masalah dengan

pendekatan ilmiah. Instrumen ini dibuat untuk mengumpulkan data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

57

berdasarkan pengamatan langsung mengenai proses pembelajaran

berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah berdasarkan indikator

yang dikembangkan. Selanjutnya dilakukan validasi, validasi

diarahkan pada kesesuaian aspek materi, konstruksi dan bahasa. Nama

Validator instrumen bantu kedua dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Nama Validator Instrumen Bantu Kedua

No Nama Jabatan1

2

3

Dr. Budi Usodo, M.Pd

Bambang Dwi Kurniawan, M.Pd

Puguh Susilo, M.Pd

Dosen Program Studi Pendidikan Matematika UNS SurakartaDosen Bahasa Indonesia STAIFA Pacitan

Guru Mata Pelajaran Matematika SMP Negeri 3 Ngrambe

Hasil validitas menunjukkan bahwa ketiga orang validator

menyatakan bahwa pedoman wawancara valid atau layak digunakan.

Lembar validasi oleh validator dapat dilhat pada Lampiran 1

kemudian instrumen lembar observasi pada Lampiran 2 , dan

instrumen pedoman wawancara pada Lampiran 3.

c. Instrumen Bantu Ketiga

Instrumen bantu ketiga ini berupa pedoman wawancara yang

dibuat oleh peneliti sebagai alat bantu dalam pengambilan data

lapangan. Pedoman wawancara dibuat sebagai acuan dalam

melakukan wawancara kepada subjek penelitian, yaitu guru

matematika kelas XIPA1. Instrumen ini dibuat berdasarkan indikator

metode pembelajaran berbasis maslah dengan pendekatan ilmiah yang

telah dikembangkan dan mengacu pada Kurikulum 2013. Pedoman

wawancara ini bersifat tak terstruktur yang bertujuan untuk

menemukan permasalahan secara terbuka, artinya penelitian diajak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

58

mengemukakan pendapat-pendaoat berkaitan dengan kegiatan yang

dilakukan.

2. Penentuan Subjek Penelitian

Penentuan subjek penelitian ini berdasarkan pada rekomendasi

dari Kepala sekolah. Kepala sekolah SMA Negeri 1 Jogorogo

merekomendasikan guru matematika kelas XIPA1 Bapak R. Hobro

Pranasmorohadi S.Pd (HP) sebagai subjek penelitian pelaksanaan

pembelajaran matematika. Wawancara dengan guru matematika kelas

XIPS1 Ibu Tatik S.Pd (TK) dilakukan untuk memperoleh informasi

perencanaan pembelajaran saja karena informasi dari Ibu Tatik

digunakan untuk analisis data perencanaan pembelajaran dalam hal ini

RPP.

3. Hasil Analisis Data

Sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk

mendiskripsikan proses pembelajaran berbasis masalah matematika

dengan pendekatan ilmiah dan kendala dalam proses pembelajaran

yang masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut.

1) Analisis Data Perencanaan Proses Pembelajaran Berbasis Masalah

Matematika dengan Pendekatan Ilmiah di kelas X

Data perencanaan proses pembelajaran berbasis masalah

matematika dengan pendekatan ilmiah dijelaskan dalam BAB II

meliputi data tentang proses penyusunan RPP mata pelajaran

matematika. Data hasil dokumentasi dokumen-dokumen pendukung

dan data dalam bentuk transkrip wawancara subjek HP dengan subjek

TK.

Data proses penyusunan RPP dalam penelitian ini berupa

dokumentasi dokumen pendukung yaitu RPP kelas X semester I pada

materi pokok Relasi dan Fungsi. Dalam BAB II dijelaskan langkah-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

59

langkah penyusunan meliputi: (1) menentukan tujuan, (2)

mengembangkan kegiatan pembelajaran, (3) penjabaran jenis

penilaian, (4) menentukan alokasi waktu, (5) menentukan sumber

belajar.

Hasil wawancara pada nomor-nomor tertentut akan dikategorikan

kedalam 5 kategori yaitu proses menentukan tujuan, mengembangkan

kegiatan pembelajaran, penjabaran jenis penilaian, menetukan alokasi

waktu dan menentukan sumber belajar yang masing-masing akan

dijelaskan sebagai berikut.

a) Menetukan Tujuan Pembelajaran

Kategori ini berisi tentang ucapan guru dalam merumuskan

tujuan pembelajaran pada RPP kelas X. Data perumusan tujuan

pembelajaran hasil wawancara dengan subjek HP dan subjek TK

masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Data Perumusan Tujuan Pembelajaran oleh Subjek HP

Pada penyusunan RPP kelas XIPA1 guru harus

mengembangkan sendiri indikator dalam pembelajaran karena

didalam silabus dari pusat belum terdapat indikator. Dari indikator

tersebut digunakan guru untuk merumuskan tujuan pembelajaran.

Namun guru terkadang hanya cukup melihat contoh dari RPP yang

digunakan dalam Kurikulum 2013. Sebagaimana hasil wawancara

dengan subjek HP nomor 6, 8 dan 9

6. Peneliti : kalo panduan khusus untuk penyusunan RPP ini, ada panduan khusus untuk penyusunan RPP seperti ini, ada tidak pak ?

HP : tidak ada, hanya mengacu pada K-13 kemudian dikembangkan sendiri sesuai contoh baik dari pelatihan Kurikulum 2013 atau contoh RPP dari sekolah yang ditunjuk menggunakan Kurikulum 2013 juga

8. Peneliti : kalau untuk menyusun RPP ini bagaimana caramenentukan indikatornya pak?

HP : merumuskan indikator kalau di K-13 kan disilabus belum ada, jadi kita kembangkan sendiri di RPP. Itu juga bisa dilihat dari materinya juga, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

60

pengembangan materi itu masing-masing guru ini merumuskan tergantung kreatifitas guru.

9. Peneliti : kalau menetukan tujuan pembelajarannya?HP : yha ini mengacu pada indikator

2. Data Perumusan Tujuan Pembelajaran Oleh Subjek TK

Pada penyususnan RPP kelas XIPS1 guru menyesuaiakan

dengan acuan Kurikulum 2013 dari pusat dan dibuat sesuai contoh.

Dan untuk penetuan indikator karena di silabus tidak ada maka

guru membuat sendiri dengan melihat Kompetensi dasar. Indikator

tersebut digunakan untuk acuan merumuskan tujuan

pemebelajaran. Sebagaimana hasil wawancara dengan TK nomor 5

dan 8 pada Lampiran 5 sebagai berikut.

5. Peneliti : untuk penyusunan silabus dan RPP gimana bu?TK : untuk silabus kita mengguanakan yang ada pada

Kurikulum 2013. Sedangkan RPP juga kita sesuaikan dan mengacu pada Kurikulum 2013, biasanya sesuai contoh yang ada. Kalo saya bingung yha tanya ke guru yang lain.

8. Peneliti : kalau untuk menyusun RPP ini bagaimana cara menentukan indikatornya bu?

TK : merumuskan indikator kalau di Kurikulum 2013 kan disilabus belum ada, jadi kita kembangkan sendiri di RPP. Kalau tidak kita lihat materinya dan Kompetensi Dasarnya. Dan biasanya mengguanakan RPP yang sudah ada.

Menurut pembahasan dalam menetukan tujuan guru

mengembangkan sendiri indikator dan kemudian indikator tesebut

dijadikan acuan untuk merumuskan tujuan pembelajaran dan

paling tidak mengandung dua aspek peserta dan aspek

kemampuan.

Berdasarkan analisis data tentang perumusan tujuan

pembelajaran dapat disimpulkan disimpulkan bahwa penyusunan

RPP kelas sepuluh kategori perumusan tujuan pembelajaran adalah

sebagai berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

61

Tabel 4.2 Hasil analisis data perumusan tujuan pembelajaran dan

hasil triangulasi sumber

Perumusan Tujuan Pembelajaran

Subjek HP Subjek TK

Dalam penyusunan RPP kelas XIPA1

guru guru tidak merumuskan tujuan

pembelajaran. RPP dibuat dengan

melihat contoh RPP yang dari sekolah

lain atau contoh RPP yang mengacu

pada K-13

Dalam penyusunan RPP kelas XIPS1

guru tidak merumuskan sendiri tujuan

pembelajaran. Guru tidak menyususn

RPP sendiri untuk pembelajaran dengan

mengguanakan PBL dengan pendekatan

ilmiah namun hanya melihat contoh yang

ada.

Hasil triangulasi sumber dari data perumusan tujuan pembelajaran:

Dalam penyusunan RPP kelas X guru tidak mengembangkan sendiri tujuan

pembelajaran melainkan menggunakan berdasarkan contoh tujuan pembelajaran

yang sudah ada. Guru tidak menyususn RPP sendiri melainkan mengguanakan RPP

yang sudah ada yaitu RPP dari sekolah lain atau contoh dari pelatihan K-13

b) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kategori ini berisi tentang ucapan guru dalam merencanakan

kegiatan pembelajaran pada RPP kelas X. Data mengembangkan kegiatan

pembelajaran hasil wawancara dengan subjek HP dan TK masing-masing

akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Data Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran oleh subjek HP

HP menjelaskan dalam mengembangkan kegiatan

pembelajaran disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai. Dimulai dari pendahuluan, inti dan penutup, dimana dalam

kegiatan inti dijabarkan lebih lanjut menjadi rincian dari kegiatan

eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yakni: mengamati, menanya,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

62

mengumpulkan informasi, mengasosiasikan dan mengkomunikasikan,

yang masing-masing urutannya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran

yang telah ditentukan. Sebagaimana hasil wawancara dengan HP nomor

12, 13 dan 14 pada Lampiran 4 sebagai berikut.

12. Peneliti : kalau untuk menyusun kegiatan pembelajaran bagaimana pak?

HP : ya ketika kita menggunakan PBL dengan pendekatan ilmiah ya kita sesuaikan dengan langkah-langkahnya. Ya..kalo untuk pendahuluan apersepsi tetap saya lakukan menanyakan PR, motivasi pentingnya materi yang akan dipelajari, kemudian kegitan inti, dan penutup, tadi apa saja yang kita sampaikan. Kan di silabus kegiatan pembelajaran juga sudah ada

13. Peneliti : menetukan kegiatan intinya ini bagaimana pak?HP : menetukannya ya dilihat dari tujuannya tadi....

14. Peneliti : apakah bapak sudah mengintegrasikan 5M (mengamati, menanya, memgumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan dalam RPP dan dlam pembelajaran?

HP : bisa dilihat kegiatan pembelajaran di RPP yang menggunakan metode PBL dengan pendekatan ilmiah ada kegiatan 5M yang masing-masing terdapat kegiatan yang dilaksanakan.kalau untuk di proses pembelajran saya selalu berusaha mengintegrasikan dan melaksanakan semampu saya

Meskipun guru dapat mendiskripsikan perencanaan kegiatan

pembelajaran, akan tetapi dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran

pada RPP guru tidak mengembangkannya. Sebagaimana sesuai dengan

pembahasan tentang pengembangan kegiatan pembelajaran melainkan

hanya mencoba mengintegrasikan kegiatan mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi, mengasosiasikann dan mengkomunikasikan.

2. Data Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Oleh Subjek TK

TK dalam merencanakan kegiatan pembelajaran dimulai dari

merencanakan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup

sebagaimana yang sudah ada di silabus. Hasil wawancara dengan TK

nomor 12 dan 13 Lampiran 5 sebagai berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

63

12. Peneliti : kalau untuk menyusun kegiatan pembelajaran bagaimana bu?

TK : ya ketika kita menggunakan PBL dengan pendekatan ilmiah ya kita sesuaikan dengan langkah-langkahnya. Ya..kalo untuk pendahuluan apersepsi tetap saya lakukan menanyakan PR, motivasi pentingnya materi yang akan dipelajari, kemudian kegitan inti, dan penutup, tadi apa saja yang kita sampaikan.

13. Peneliti : kalau dalam silabus kan sudah ada kegiatan pembelajaran, apakah itu nanti dikembangkan sendiri? Atau memang cukup pakai itu saja.

TK : biasanya pakai itu mbak..., kalo dikembangkan paling pas kegiatan berlangsung tidak ditulis rinci di RPP

Berdasarkan analisis data tentang pengembangan kegiatan

pembelajaran dapat disimpulkan sebagai berikut.

Tabel 4.3 Hasil analisis data pengembangan kegiatan pembelajaran

hasil triangulasi sumber

Pengembangan Kegiatan Pembelajaran

Subjek HP Subjek TK

Dalam RPP guru tidak

mengembangkan kegiatan

pembelajaran secara langsung. Guru

menggunakan tahapan kegiatan

pembelajaran yang sudah ada dalam

silabus. Pada kegiatan mengamati,

menanya, mengumpulkan informasi,

mengasosiasi, dan

mengkomunikasikan, guru hanya

menyalin dari yang sudah ada

disilabus.

Dalam RPP guru tidak

mengembangkan kegiatan

pembelajaran. Karena di dalam silabus

sudah terdapat kegiatan pembelajaran

terkait dengan mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi,

mengasosiasi, dan

mengkomunikasikan. Jika ada

pengembangan tidak ditulis rinci pada

RPP, namun dilaksanakan ketika

pembelajaran berlangsung.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

64

Lanjutan

Hasil Triangulasi Sumber Analisis Pengembangan Kegiatan

Pembelajaran: Dalam RPP guru tidak mengembangkan kegiatan

pembelajaran sendiri. Kegiatan 5M yaitu mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan tersebut

disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang ada pada silabus dari pusat

terkait dengan K-13.

c) Penjabaran Jenis Penilaian

Kategori ini berisi tentang ucapan guru dalam menetukan penilaian

dalam RPP. Dari hasil analisi dokumen penilaian pembelajaran sudah

tercantum dalam silabus.

Sedangkan data penetuan penilaian pembelajaran hasil wawancara

dengan subjek HP dan TK masing-masing akan dijeaskan sebagai

berikut.

1. Data Penentuan Penilaian Oleh Subjek HP

Dalam penyusunan RPP HP tidak menentukan penilaian sendiri.

HP mengguanakan acuan dari silabus yang diberikan pemerintah.

Sebagaimana sesuai dengan kutipan wawancara dengan HP nomor 15

Lampiran 4 sebagai berikut.

15. Peneliti : kalau untuk penilaian pembelajaran pak?bagaimana?

HP : itu masing-masing guru, kalo saya sama yang ditulis disilabus.

2. Data Penentuan Penialaian Oleh Subjek TK

Penetuan penilaian yang dilakukan guru mengacu pada silabus,

berarti guru tidak menentukan sendiri penilaian yang digunakan.

Sellain didukung hasil dokumentasi, hal tersebut juga sesuai dengan

kutipan wawancara dengan TK nomor 15 dan 16 Lampiran 5 sebagai

berikut.

15. Peneliti : kalau untuk penilaian bu?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

65

TK : disilabus kan sudah ada, di Kurikulum 2013 ini kan silabus sudah dibuatkan pusat kita tinggal menggakan itu untuk acuan membuat RPP

16. Peneliti : berarti sama yang disilabus bu?TK : iya sama..

Berdasarkan analisis data tentang penentuan penilaian dapat

disimpulkan bahwa proses penyusunan RPP kategori penetuan penilaian

adalah sebagai berikut.

Tabel. 4.4 Hasil Analisis Data Penetuan Penilaian Dan Hasil Triangulasi

Sumber

Pentuan Penilaian

Subjek HP Subjek TK

Guru tidak menentukan sendiri jenis penilaian melainkan mengguanakan penialaian yang dicantumkan didalam silabus. Terkait dengan tiga penilaian yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap, guru untuk penilaian pengetahuan menggunakan ulangan harian dan penilaian langsung dikelas, untuk keterampilan dan sikap menggunakan pengamatan. Guru dalam RPP menggunakan rubrik namun hal tersebut tidak digunakan.

Guru mengacu pada penilaian yang ada pada silabus yang diberikan pemerintah. Guru dalam RPP mencantumkan rubrik namun hal tersebut tidak digunakan ketika pembelajaran berlangsung.

Hasil Triangulasi sumber data penentuan penilaian:

Dalam RPP guru tidak menentukan sendiri penialaian pembelajaran karena didalam silabus yang diberikan dari pemerintah sudah ada penilaian yang digunakan,dalam RPP rubrik dicantumkan namun tidak digunakan guru dalam pemebelajaran dan guru menggunakan penilaian dalam silabus itu didalam membuat RPP.

d) Menentukan Alokasi Waktu

Data dari hasil wawancara dengan subjek HP dan TK sama-sama

mengguanakan acuan yang terdapat dalam silabus. Sesuai dengan

dokumentasi dan wawancara sebagai berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

66

1. Data penetuan Alokasi waktu oleh subjek HP

Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah

minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan

mempertimbangkan jumlah KD, keluasan, kedalaman, tingkat

kesulitan, dan tingkat kepentingan KD. Hasil wawancara dengan HP

nomor 17 Lampiran 4 sebagai berikut.

17. Peneliti : penentuan alokasi waktu bagaimana Pak?HP : gunakan acuan silabus yang sudah ada.

2. Data Penentuan Alokasi waktu oleh subjek TK

Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan

perkiraan waktu rerata untuk menguasai KD yang dibutuhkan oleh

peserta didik yang beragam. Sebagaiman hasil wawancara dengan TK

nomor 17 Lampiran 5 sebagai berikut.

17. Peneliti : kalau untuk alokasi waktu ini ditentukan dengan apa bu?

TK : ini mbak dengan mengacu pada silabus jan juga sudah ada.

Berdasarkan analisis data tentang alokasi waktu dapat

disimpulkan bahwa proses penyusunan RPP kategori penetuan

penilaian adalah sebagai berikut.

Tabel 4.5 Hasil analisi data penentuan alokasi waktu dan hasil

triangulasi sumber

Penetuan Alokasi WaktuSubjek HP Subjek TK

Penentuan Alokasi waktu pembelajaran melihat yang ada pada silabus.

Gunakan alokasi yang sudah ada pada silabus.

Hasil Triangulasi sumber data penentuan alokasi waktu:Guru hanya melihat alokasi waktu yang ada pada silabus yang diberikan pemerintah.

e) Menentukan Sumber Belajar

Data penentuan sumber belajar hasil wawancara dengan

subjek HP dan TK masing-masing akan dijelaskansebagai berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

67

1. Data penentuan sumber belajar oleh subjek HP

Dalam silabus yang diberikan pemerntah sudah terdapat

sumber belajar yang digunakan. Guru tidak menguanakan semua

yang tercantum dalam silabus, guru hanya menggunakan buku

matematika kelas X dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Sesuai dengan

wawancara dengan HP nomor 18 Lampiran 4 sebagai berikut.

18. Peneliti : kalau sumber belajarnya pak?HP : kalau penetuan sumber belajarnya satu kita buku

paket dari negara dan LKS. Klao anak punya refrensi buku yang lain saya juga tidak melarang. Tapi yang saya gunakan dalam mengajar dua itu.

2. Data penentuan sumber belajar oleh subjek TK

Tidak berbeda dengan subjek HP, subjek TK juga tidak

menggunakan semua sumber belajar yang tercantum didalam

silabus. Sesuai dengan kutipan wawancara dengan subjek TK

nomor 18 Lampiran 5 sebagai berikut.

Peneliti : untuk sumber belajarnya bagaimana bu?TK : sumber belajarnya kita tetap mengacu pada buku

yang ditetapkan negara, yang pasti kan kurikulum 2013 to mbak... sini juga ada LKS yang digunakan siswa.

Berdasarkan analisis data tentang penentuan sumber belajar

dapat disimpulkan bahwa penyusunan RPP kategori penentuan

sumber belajar sebagai berikut.

Tabel 4.6 Hasil analisis data penentuan sumber belajar dan hasil

triangulasi sumber

Penentuan Sumber BelajarSubjek HP Subjek TK

Sumber belajar yang terdapat didalam silabus yang dari pemerintah tidak digunakan semua dalam RPP. Guru hanya menggunakan buku matematika kelas X dan LKS sebagai sumber belajar.

Guru mengguanakan dua sumber belajar yaitu buku matematika kelas X dan LKS.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

68

Lanjutan Hasil triangulasi Sumber data Sumber belajar:Sumber belajar yang didalam silabus yang diberikan pemerintah yaitu buku matematika kelas X, artikel yang sesuai, internet tidak semua guru gunakan. Guru hanya menggunakan dua sumber belajar yaitu buku matematika kelas X dan LKS.

2) Analisis Data Pelaksanaan Proses Pembelajaran Berbasis Masalah

matematika dengan pendekatan Ilmiah dikelas X

Data pelaksanaan proses pembelajaran matematika ini

dijelaskan dalam BAB II meliputi: 1) kegiatan pendahuluan, 2)

kegiatan inti mencakup kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan

informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan hasil, 3) kegiatan

penutup.

a. Data Kegiatan Pendahuluan Pembelajaran Matematika Berbasis

Masalah dengan Pendekatan Ilmiah

Pada kegiatan pendahuluan guru diantaranya menyiapkan

peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran, mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi

yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari,

mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas

yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan

menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai; dan

menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang

kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan

permasalahan atau tugas.

a) Data kegiatan pendahuluan pada observasi pertama

pada kegiatan pendahuluan pembelajaran guru mengawali

pembelajaran dengan melihat kesiapan siswa dalam mengikuti

pelajaran matematika, dengan mengawalinya menggunakan salam,

dan dilanjutkan bertanya tentang tugas yang diberikan pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

69

pertemuan sebelumnya. Dalam kegiatan ini dari lima kegiatan,

kegiatan mengmati, menanya, mengumpulkan informasi,

mengasosiasi, dan mengkomunikasikan, yang nampak hanya

kegiatan mengkomunkasikan terlihat dari siswa yang menunjukkan

hasil pekerjaannya. Sesuai dengan hasil wawancara dengan HP

sebagai berikut.

Peneliti : biasanya bapak setelah salam bertanya adakah tugas pada pertemuan sebelumnya, tujuannya untuk apa pak?

HP : ya selain untuk mengecek pemahaman siswa, itu saya gunakan untuk melihat kesiapan mereka. Dan sedikit membimbing atau memberi batu loncatan terkait kegiatan 5M mbak..tapi ya bisa anda lihat hanya kegiatan menyampaikan hasil saja yang muncul.

b) Data kegiatan pendahuluan pada observasi ketiga

Pada observasi ketiga diperoleh data pada kegiatan

pendahuluan guru mengawali pembelajaran dengan salam dan

bertanya sampai mana materi dan adakah tugas pada pertemuan

sebelumnya. pada kegiatan tersebut kegiatan 5M belum nampak

karena ketika guru bertanya adakah kesulitan siswa hanya diam.

Sesuai dengan hasil wawancara dengan HP ebagai berikut.

Peneliti : ucapan salam dan pertanyaan adakah tugas itu bapak gunakan bertujuan untuk apa pak?

HP : itu saya gunakan pada kegiatan pendahuluan, maunya saya itu siswa ada yang mungkin masih kesulitan materi, kemudian berani bertanya. Tapi ya siswa hanya diam.

Dari analisis kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran

berbasis maslah matematika dengan pendekatan ilmiah di kelas X

pada observasi pertama dan ketiga tersebut dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

70

Tabel 4.7 Kesimpulan Analisis kegiatan pendahuluan dalam

pelaksanaan pembelajaran di kelas X pada observasi

pertama dan ketiga serta hasil triangulasi waktu.

Kegiatan Pendahuluan

Observasi pertama Observasi ketiga

Guru membuka pelajaran dengan salam dan bertanya terkait tugas yang diberikan sebelumnya.tujuannya siswa bisa mulai mengaplikasikan kegiatan 5M, namun yang nampak hanya kegiatan menyampaikan hasil.

Guru membuka dengan salam dan bertnya adakah kesulitan terkait tugas seblumnya. Hal tersebut digunakan supaya dapat sedikit mengplikasikan kegiatan 5M sebagai awal dari kegiatan inti pembelajaran. Namun, siswa hanya diam.

Hasil triangulasi waktu data kegiatan pendahuluan dalam PBL dengan pendekatan ilmiah di kelas X:

Guru membuka dengan salam dan bertanya terkait tugas dipertemuan sebelumnya, namun jika dikaitkan dengan kegiatan 5M pada kegiatan pendahuluan belum nampak terlihat dari siswa yang masih kurang aktif.

b. Data Kegiatan Inti Pembelajaran Matematika Berbasis

Masalah dengan Pendekatan Ilmiah

Data dalam bentuk transkrip pada observasi pertama dan

ketiga direduksi dengan cara mengkategorikan kegiatan

pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan inti kedalam lima

kategori. Kategori tersebut diantaranya adalah kegiatan

mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi,

dan menmgkomunikasikan hasil. Masing-masing dijelaskan

sebagai berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

71

a) Data kegiatan mengamati dalam pelaksanaan proses

pembelajaran berbasis masalah matematika dengan

pendekatan ilmiah di kelas X

Kategori ini berisi kumpulan aktivitas guru dalam kegiatan

mengamati pada saat pelaksanaan PBL dengan pendekatan ilmiah

di kelas X. Pada kategori ini data kegiatan mengamati pada

observasi pertama dan ketiga dijelaskan sebagai berikut.

a. Data kegiatan mengamati pada observasi pertama

Kegiatan mengamati dalam proses pembelajaran berbasis

masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X diharapkan guru

membuaka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik

untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat,

menyimak, mendengar dan membaca. Guru memfasilitasi peserta

didik untuk melakukan pengamatan.

Berdasarkan Lampiran 10 dalam kegiatan siswa mengamati,

siswa melakukan kegiatan membaca setelah guru memberikan

perintah kepada siswa untuk membaca. Hal tersebut diawali dengan

guru memberikan batu loncatan tentang materi yang akan dipelajari

yang dihubungkan dengan situasi kehidupan nyata siswa dengan

menerangkan contoh gambaran materi yang dipelajari dalam

kehidupan sehari-hari siswa. Cara tersebut bertujuan supaya siswa

mengetahui contoh pemeblajatran matematika di kehidupan sehari-

hari. Sebagaimana hasil wawancara dengan guru nomor 1 dan 2

pada Lampiran 10 sebagai berikut.

1. Peneliti : awal pembelajaran setelah diberikan permasalahan pada aspek mengamati guru memberi batu loncatan terkait materi yang akan dipelajari, maksud bapak itu fungsinya untuk apa pak?

HP : Untuk memantapkan kalau pembelajaran itu dikehidupan sehari-hari dan siswa mau mencobamengamati permasalahan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

72

b. Data kegiatan mengamati pada observasi ketiga

Guru dalam kegiatan ini setelah siswa diberikan

permasalahan, guru menerangkan atau memberikan sedikit batu

loncatan tentang materi yang akan dipelajari dengan cara

membahas tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya,

kemudian mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari. Cara

tersebut dipilh karena tugas yang diberikan masih ada kaitanya

dengan materi yang akan dipelajari agar siswa dalam kegiatan

mengamati juga lebuh mudah. Sebagaimana hasil wawancara

dengan PN nomor 1,2, dan 3 pada Lampiran 11 sebagai berikut.

1. Peneliti : pada awal pembelajaran guru memberikan batu loncatan terkait materi yang akan dipelajari, maksud bapak digunakan untuk apa?kenapa tidak langsung siswa mengamati permasalahan yang diberikan?

HP : untuk membantu siswa juga agar lebuh mudah melakukan kegiatan mengamati

2. Peneliti : kemarin batu loncatan yang digunakan apakah PR itu pak?

HP : iya mbak,3. Peneliti : kenapa menggunakan itu?

HP : ya karena materi itu kan masih ada hubungannya dengan materi selanjutnya dan bisa membantu siswa mempelajari materi yang akan dipalajari.

Dari analisis kegiatan mengamati dalam pembelajaran

berbasis maslah matematika dengan pendekatan ilmiah di kelas X

pada observasi pertama dan ketiga tersebut dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

73

Tabel 4.8 Kesimpulan Analisis kegiatan mengamati dalam

pelaksanaan pembelajaran di kelas X pada observasi

pertama dan ketiga serta hasil triangulasi waktu.

Kegiatan Mengamati

Observasi pertama Observasi ketiga

Guru memberikan sedikit

penjelasan setelah permasalahan

diberikan kepada siswa, supaya

lebih mudah mengamati.

Kemudian siswa diminta untuk

membaca sumber belajar.

Guru memberikan batu loncatan

berupa PR yang diberikan pada

pertemuan sebelumnya. PR

digunakan untuk membantu siswa

ketika diberikan permasalahan.

Hasil triangulasi waktu data kegiatan mengamati dalam PBL

dengan pendekatan ilmiah di kelas X:

Guru memberikan sedikit materi pengantar setelah memberikan

permasalahan. Guru meminta siswa membaca sumber belajar yang

dimiliki.

b) Data kegiatan menanya dalam pemebelajaran berbasis

masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X

Dalam ketegori ini diperoleh data dari hasil observasi

pertama dan ketiga yaitu sebagai berikut.

a. Data kegiatan menanya pada observasi pertama

Dalam kegiatan sebelumnya yaitu mengamati, guru

membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk

bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau

dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat

mengajukan pertanyaan. Pertanyaan tentang yang hasil pengamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

74

objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan

fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak.

Pembentukan kelompok juga diperlukan, untuk lebih

mengembangkan sosial siswa dan diharapkan siswa juga lebih bisa

mengembangkan rasa ingin tahu dan bertanya. Namun hal tersebut

belum dilaksanakan secara maksimal didalam pembelajaran

berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah. Sebagaimana hasil

wawancara dengan guru nomor 4,5 dan 6 Lampiran 10 sebagai

berikut.

4. Peneliti : didalam PBL dengan pendekatan ilmiah kan ada kegiatan membentuk kelompok pak, itu bagaimana pak?

HP : iya itu biasanya saya gunakan untuk lebih memancing sosial siswa dan meberikan kesempatan siswa supaya berdiskusi sehingga ketika diminta untuk bertanya mereka mempunyai gambaran dari apa yang diketahui

5. Peneliti : ooo, lalu bagaimana cara bapak menginspirasi siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan apa yang telah diamati?

HP : memberikan peta pemikiran siswa terkait yang telah diamati dengan yang ada dalam kehidupan nyata, sehingga siswa mampu terpancing untuk mengajukan pertanyaan

6. Peneliti : kalau untuk menciptakan susana kelas yang mengundang rasa ingin tahu bagaimana pak?

HP : kalau siswa masih belum bisa aktif saya biasanya memanggil salah satu nama untuk bertanya.

b. Data kegiatan menanya pada observasi ketiga

Berdasarkan Lampiran hasil observasi ketiga ini kegiatan

menanya dilakukan guru dan siswa. Dari kegiatan itu peserta

didik dilatih mengajukan pertanyaan, namun pada kenyataan

siswa masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan

pertanyaan dan siswa belum mampu mengajukan pertanyaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

75

secara mandiri. Hal tersebut juga sesuai dengan wawancara

dengan PN nomor 7,8 dan 9 pada lamapiran 11 sebagai berikut.

7. Peneliti : ketika masuk ke tahap menanya, usaha seperti apa yang dilakukan supaya siswa mau bertanya pak?

HP : yha biasanya anak itu sulit kalau diminta mengajukan pertanyaan, jadi ya saya siasati dengan menunjuk salah satu siswa untuk bertanya. Dengan begitu siswa lain terpancing untuk mengelurkan ide atau bertanya mbak.

8. Peneliti : oow, jadi siswa belum bisa secara mandiri mengajukan pertanyaan ya pak?

HP : iya, belum mampu sepenuhnya meski terkadang juga bisa mandiri

9. Peneliti : untuk kelompok pak kenapa tidak dibuat?HP : ya kelompok digunakan supaya siswa lebih

mudah mengajukan pertanyaan ketika bertukar pikir dengan temannya. Tapi tidak saya bentuk secara khusus hanya meminta siswa berdiskusi dengan teman sebangku.

Dari analisis kegiatan menanya dalam pembelajaran

berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah di kelas X

pada observasi pertama dan ketiga tersebut dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut.

Tabel 4.9 Kesimpulan Analisis kegiatan menanya dalam

pelaksanaan pembelajaran di kelas X pada observasi

pertama dan ketiga serta hasil triangulasi waktu.

Kegiatan Menanya

Observasi Pertama Observasi Ketiga

Guru memberikan peta pemikiran untuk siswa terkait yang telah diamati dengan yang ada dalam kehidupan nyata, sehingga siswa mampu terpancing untuk mengajukan pertanyaan. Guru juga menunjuk salah satu siswa untuk bertanya dan meminta siswa bediskusi dengan teman

Guru menunjuk salah satu siswa untuk memancing siswa lain untuk bertanya. Karena siswa belum mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

76

Lanjutan

Hasil triangulasi waktu data kegiatan menanya dalam pembelajaran

berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah dikelas X:

Guru membantu siswa dalam mengajukan pertanyaan, karena siswa

belum bisa mengajukan pertanyaan secara mandiri. Hal tersebut

dilakukan dengan menunjuk salah satu siswa untuk mengajukan

pertanyaan atau sekedar menjawab pertanyaan dari guru.

c) Data kegiatan mengumpulkan informasi dalam pemebelajaran

berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X

Data pada kategori ini diperoleh dari observasi pertama dan

ketiga yaitu sebagai berikut.

a. Data kegiatan mengumpulkan informasi pada observasi

pertama

Tindak lanjut dari kegiatan bertanya adalah menggali dan

mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui

berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku

yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang

lebih teliti atau bahkan melakukan eksperimen

Pada lampiran observasi pertama pada kegiatan

mengumpulkan informasi, siswa kebanyakan hanya memiliki

sumber belajar yang diberikan sekolah yaitu buku matematika

kelas X dan LKS. Sesuai dengan lampiran hasil wawancara

dengan guru nomor 10 dan 11 pada Lampiran 10 sebagai

berikut.

10. Peneliti : untuk kegiatan mengumpulkan informasi, dilakukan dengan cara seperti apa pak?

HP : dengan membaca buku pegangan, buku yang dari sekolah untuk siswa dan LKS.

11. Peneliti : adakah sumber yang lain atau cara yang lain?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

77

HP : tidak mbak, karena biasanya siswa menggunakan itu saja.

b. Data kegiatan mengumpulkan informasi pada observasi

ketiga

Pada observasi ketiga diperoleh informasi dalam kegiatan

mengumpulkan informasi siswa hanya membaca buku yang

diberikan sekolah dan LKS. Sesuai dengan wawancara yang

dengan guru nomor 17 pada Lampiran 11 sebagai berikut.

17. Peneliti : siswa dalam kegiatan mengumpulkan informasi dibantu atau dengan cara seperti apa pak?

HP : biasanya membaca buku, terutama buku dan LKS yang diberikan sekolah.

Dari analisis kegiatan mengumpulkan informasi dalam

pembelajaran berbasis masalah matematika dengan pendekatan

ilmiah di kelas X pada observasi pertama dan ketiga tersebut

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

Tabel 4.10 Kesimpulan Analisis kegiatan mengumpulkan

informasi dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas X pada

observasi pertama dan ketiga serta hasil triangulasi waktu.

Kegiatan Mengumpulkan Informasi

Observasi pertama Observasi ketiga

Dalam kegiatan mengumpulakn informasi siswa membaca sumber belajar yaitu buku matematika kelas X dan LKS yang diberikan sekolah.

Usaha yang dilakukan siswa ketika mengumpulkan informasi salah satunya dengan membaca buku yang diberikan sekolah. Dan ada siswa yang terkadang membawa buku panduan yg belum menggunakan K-13.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

78

LanjutanHasil triangulasi waktu data kegiatan mengumpulkan informasi dalam pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X:

Pada kegiatan mengumpulkan informasi siswa hanya membaca buku dan LKS sebagai sumber belajar yang diberikan sekolah.

d) Data kegiatan mengasosiasi dalam pemebelajaran berbasis

masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X

Dalam ketegori ini diperoleh data dari hasil observasi

pertama dan ketiga yaitu sebagai berikut.

a. Data kegiatan mengasosiasi pada observasi pertama

Dari kegiatan mengumpulkan informasi terkumpul

sejumlah informasi. Informasi tesebut menjadi dasar bagi

kegiatan berikutnya yaitu mengolah informasi untuk

menemukan pola. Pada kegiatan mengasosiasikan ini kegiatan

yang diperoleh dari observasi pertama yaitu guru menjadi

fasilitator dengan cara menjawab pertanyaan dan membantu

siswa mengolah informasi-informasi yang diperoleh.

Sebagaimana didukung dengan hasil wawancara dengan guru

nomor 18 Lampiran 10 sebagai berikut.

18. Peneliti : siswa berdiskusi dan guru sebagai fasilitator, maksudnya bagaimana pak?

HP : ya terkadang siswa masih kesulitan dalam mengumpulkan informasi dan mengolahnya.Jadi ketika ada siswa yang berani bertanyasaya akan menjawab atau terkadang saya berikan pertanyaan supaya siswa mulai menemukan pola untuk penyelesaian masalah.

b. Data kegiatan mengasosiasi pada observasi ketiga

Pada observasi ketiga diperoleh data tentang kegiatan

mengasosiasi, pada kegiatan ini siswa bersama guru mengolah

informasi yang telah diperoleh. Guru bertindak sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

79

fasilitator, ketika siswa menemukan informasi atau masih ragu

dengan informasi atau dugaan yang mereka peroleh. Guru

menjawab dan mengarahkan siswa untuk mendekati pola atas

penyelesaian permaslahan yang diberikan. Sebagaimana hasil

wawancara dengan guru nomor 17 Lampiran 11 sebagai

berikut.

17. Peneliti : dalam kegiatan mengasosiasi dan mengolah informasi, bapak menjawab pertanyaan siswa. Itu bertujuan untuk apa?

HP : ya sebenarnya dalam kegiatan mengasosiasi ini kan siswa berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpul apa yang telah dipelajari. Jadi saya hanya menfasilitasi supaya dugaan mereka mengarah ke penyelesaian.

Dari analisis kegiatan mengasosiasi dalam pembelajaran

berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah di

kelas X pada observasi pertama dan ketiga tersebut dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut.

Tabel 4.11 Kesimpulan Analisis kegiatan mengasosiasi dalam

pelaksanaan pembelajaran di kelas X pada observasi

pertama dan ketiga serta hasil triangulasi waktu.

Kegiatan mengasosiasi

Observasi pertama Observasi ketiga

Dalam kegiatan mengasosias,

menglah informasi siswa masih

kesulitan. Ketika siswa masih

ragu guru mengarahkan dengan

menjawab pertanyaan siswa

sampai siswa mendekati pola

penyelesaian yang dikehendaki.

Guru sebagai fasilitator yaitu

dengan menjawab dan

mengarahkan siswa supaya

mampu mengolah informasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

80

Lanjutan

Hasil triangulasi waktu data kegiatan mengasosiasi dalam

pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di

kelas X:

Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan mengasosiasi, ketika siswa

masih kesulitan mengolah informasi guru memberikan pertanyaan

ataupun menjawab pertanyaan dari siswa kemudian mengarahkan

jawaban ke pola penyelesaian dari permasalahan yang diberikan.

e) Data kegiatan mengkomunikasikan dalam pembelajaran

berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X

Data dalam ketegori ini diperoleh dari hasil observasi

pertama dan ketiga yaitu sebagai berikut.

a. Data kegiatan mengkomunikasikan pada observasi pertama

Kegiatan mengkomunikasikan yaitu menuliskan atau

menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan-kegiatan

sebelumnya. Dalam observasi pertama diperoleh hasil siswa yang

sudah menemukan jawaban menampilkan jawaban yang ditemukan

di depan kelas dan menyampaikannya kepada teman-teman satu

kelas. Sebagaimana hasil wawancara dengan guru nomor 16

sebagai berikut.

16. peneliti : siswa diminta maju menuliskan jawaban apakah bentuk dari mengkomunkasikan pak?

HP : iya mbak, itu biasanya setelah saya minta menuliskan jawabannya siswa saya minta menjelaskan bagaimana pemecahan itu ditemukan.

b. Data kegiatan mengkomunikasikan pada observasi ketiga

pada observasi ketiga ini diperoleh data yaitu dalam

kegiatan mengkomunkasikan hasil, siswa masih belum mempunyai

keberanian pada kegiatan meyampaikan hasil pekerjaannya di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

81

depan kelas. Guru harus memanggil salah satu siswa untuk

mempresentasikan hasil.sebagaimana hasil wawancara dengan guru

nomor 25 sebagai berikut.

25. Peneliti : kenapa ketika kegiatan mengkomunikasikan atau mempresentasikan hasil bapak memanggil nama salah satu siswa?

HP : iya mbak, itu karena terkadang siswa tidak langsung mau menampilkan hasil yang diperoleh. Jadi ya harus ditunjuk dulu. Supaya tetap jalan kegiatannya.

Dari analisis kegiatan mengkomunikasikan dalam

pembelajaran berbasis masalah matematika dengan pendekatan

ilmiah di kelas X pada observasi pertama dan ketiga tersebut dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut.

Tabel 4.12 Kesimpulan Analisis kegiatan mengkomunikasikan

dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas X pada

observasi pertama dan ketiga serta hasil triangulasi

waktu.

Kegiatan mengkomunikasikan

Observasi pertama Observasi ketiga

Siswa mempresentasikan hasil

yang diperoleh dan menjelaskan di

depan kelas. Siswa yang lain

memberikan tanggapan dari apa

yang dijelaskan.

Siswa mempresentasikan hasil

pekerjaan dan menjelaskan hasil

yang diperoleh tetapi guru harus

menunjuk salah satu siswa.

Hasil triangulasi waktu data kegiatan mengkomunikasikan dalam pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X:Keberanian siswa masih belum maksimal karena terkadang guru harus memanggil salah satu siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Untuk respon ketika ada teman yang menjelaskan didepan kelas siswa yang lain cukup baik yaitu terihat dengan menanggapi atau sekedar bertanya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

82

c. Data Kegiatan Penutup Pembelajaran Matematika Berbasis

Masalah Dengan Pendekatan Ilmiah

Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan

peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan

pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap

kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan

terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam

bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan

konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual

maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan

menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya. Namun dalam kegiatan penutup baik dalam

observasi pertama dan ketiga pada proses pembelajaran

berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1

Jogorogo ini guru hanya melakukan kegiatan menyimpulkan

bersama-sama dengan siswa tentang apa yang telah dipelajari

dan memberikan PR dan menutup dengan salam. Sesuai dengan

hasil wawancara dengan HP sebagai berikut.

Peneliti : untuk kegiatan penutup bapak menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari dan memberikan PR, tujuannya untuk apa pak?

HP : karena di RPP juga sudah ada kegiatan penutup kan guru bersama dengan siswa menyimpulkan tentang apa yang telah dipelajari kemudian saya memberikan PR untuk siswa tetap belajar dan mengulang kembali terkait apa yang telah dipelajari.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

83

3. Analisis Data Faktor Kendala Dalam Proses Pembelajaran

Berbasis Masalah Dengan Pendekatan Ilmiah.

Dalam proses pembelajaran matematika di kelas X SMA

Negeri 1 Jogorogo tidak terlepas dari adanya faktor kendala

ataupun kesulitan yang dialami.

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses

belajar anak dibedakan menjadi faktor internal dan faktor

eksternal. Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan HP guru

matematika kelas X SMA Negeri 1 Jogorogo, diperoleh data

bahwa secara umum yaitu mengubah pandangan guru maupun

siswa terkait Kurikulum 2013. Dalam Kurikulum 2013 guru hanya

sebagai pembimbing dan anak yang lebih aktif. Penerapan model

Pembelajaran Berbasis Masalah dengan pendekatan ilmiah masih

belum maksimal karena kendala dari siswa yang memiliki daya

imajinasi yang masih kurang dan kurangnya motivasi dalam diri

siswa untuk lebih aktif dan berani mengemukakan gagasan dan

pendapat. Sesuai hasil wawancara dengan HP nomor 15 Lampiran

10 sebagai berikut.

15. Peneliti : ada anak maju kedepan dan berani menjelaskan, nah itu bagaiman pak?untuk kegiatan mengasosiasi informasi?

HP : he em..iya he em.. ya itu kan menjadi.. ya materi matematika itu kan tidak semuanya siswa mempunyai kemampuan yang sama. Siswa kan tidak semua punya daya abstraksi, matematika kan abstrak. Kan daya abstraksi kan bernacam-macam..untuk membangkitkannya ya salah satunya dengan menjawab pertanyaan dan mengarahkannya supaya siswa yang mempunyai daya abstraksi dibwah yang lain ikut mau mengemukakan pendapatnya. Tapi ya paling 30% dari 100% kegiatan bisa berjalan.

Kendala yang lain juga berupa kendala waktu yakni

minimnya waktu ketika matematika berada di jam terakhir

pelajaran, hal tersebut membuat kegiatan-kegiatan didalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

84

Pemebelajaran Berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah tidak

bisa dilakukan dengan maksimal. Khususnya dalam pembentukan

kelompok diskusi, terkadang tanpa pembentukan kelompok dan

hanya diminta berdiskusi dengan teman sebangku untuk

mempersingkat waktu.

Motivasi dan minat siswa dalam hal ini juga menjadi

kendala tersendiri dalam proses pembelajaran berbasis masalah

dengan pendekatan ilmiah karena terkadang siswa kurang berminat

dengan pembelajaran matematika jika materinya cukup dirasa sulit.

Terkait pula dengan motivasi siswa cenderung mengeluh ketika

baru diberikan permasalahan matematika dan diminta mencoba

membuat dugaan pemecahan dari permasalahan tersebut.

Sebagaimana hasil wawancara dengan PN nomor 6 dan 9

Lampiran 10 sebagai berikut.

6. Peneliti : kalau untuk menciptakan susana kelas yang mengundang rasa ingin tahu bagaimana pak?

HP : kalau siswa masih belum bisa aktif saya biasanya memanggil salah satu nama untuk bertanya lagi..

9. Peneliti : nah itu kan kelas dijam terakhir, suasana kelas juga ya....begitu, trik bapak yang bapak gunakn itu tujuan untuk apa?

HP : ya karena terkenal matemtaika itu menjadi momok (menakutkan dan sulit) maka saya itu saya ajak bukan kog saya tekan mereka dengan apa yang saya pelajari, tapi dengan saya senggol-senggolkan ( dikaitkan) dengan hal yang membuat mereka tersenyum. Kan ini jam terakhir jadi kalau mereka senyum kan jadi ndak ngantuk..kan tujuan gitu.

Untuk mengatasi kendala tersebut biasanya guru disetiap tahap

kegiatan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan pendekatan ilmiah

guru selalu menyelipkan motivasi-motivasi yang membuat siswa tetap

berusaha menemukan solusi dari permaslahan yang dibeikan. Selain

itu, jika dirasa siswa masih belum mau mengemukakan gagasan atau

pendapat yang mereka miliki, guru menunjuk salah satu siswa untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

85

mengemukakan gagasannya, dengan begitu biasanya baru siswa yang

lain terpacu untuk mengutarakan pendapat mereka masing-masing.

C. Pembahasan Proses Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah

dengan Pendekatan Ilmiah

1. Perencanaan Proses Pembelajaran Berbasis Masalah matematika

dengan Pendekatan Ilmiah di kelas X

Hasil penelitian berkaitan dengan proses Pembelajaran Berbasis

Masalah dengan pendekatan ilmiah khususnya matematika terutama di

kelas XIPA1, kesiapan guru dan siswa sangat diperlukan sebelum

dimualinya pembelajaran. Di kelas XIPA1 SMA Negeri 1 Jogorogo,

sebelum pembelajaran dimulai guru matematika kelas Xipa-1 menyiapkan

media dan sumber belajar yang diperlukan untuk membantu selama proses

pembelajaran. Untuk siswa juga mempersiapkan tugas dan sumber belajar

yang digunakan selama proses pembelajaran matematika.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan guru

dalam proses pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah

pada dasarnya sama atau sesuai dengan Kurikulum 2013 yakni dalam

kegiatan inti memuat kegiatan mengamati, menanya, mengkomunikasikan,

mengasosiasi, dan mengeksplorasi. Dalam kegiatan inti tersebut pada

setiap kegiatan/tahap terdapat indikator-indikator yang guru dan siswa

lakukan.

Hasil penelitian berkaitan dengan kegiatan dalam proses

Pemebelajaran Berbasis Masalah dengan pendekatan ilmiah menunjukkan

bahwa guru sudah berusaha melaksanakan semua tahapan atau kegiatan

yang ada dalam model pembelajaran tersebut.

Berdasarkan analisis data hasil dokumentasi dan wawancara

dengan guru kelas X SMA Negeri 1 Jogorogo terdapat kesamaan bahwa

guru tidak menyusun RPP sendiri dan mengembangkannya. Karena RPP

dibuat mengacu pada silabus namun dibuat berdasarkan contoh atau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

86

berdasar silabus yang dibuat dari sekolah yang lain. Alasan guru tidak

menyusun dan mengembangkan RPP sendiri pada Kurikulum 2013 ini

karena guru masih kesulitan mengubah pola pikir yang masih terbiasa

menggunakan kurikulum KTSP. Hal tersebut tidak sejalan dengan

Permendikbud (Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik

Indonesia) nomor 70 tahun 2013. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003

tentang Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia

Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga

negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu

berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan

peradaban dunia. Oleh karenanya seharusnya guru dituntut lebih kreatif

dan inovatif, tujuannya supaya pembelajaran berlangsung secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah matematika dengan

Pendekatan Ilmiah di kelas X

Tahap kedua dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu

pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan

inti, dan kegiatan penutup.

Kegiatan pendahuluan guru membuka dengan salam dan bertanya

terkait tugas dipertemuan sebelumnya, namun jika dikaitkan dengan

kegiatan 5M pada kegiatan pendahuluan belum nampak terlihat dari siswa

yang masih kurang aktif.

Pada kegiatan inti pembelajaran berbasis masalah dengan

pendekatan ilmiah dikategorikan menjadi lima pengalaman belajar yaitu:

a) mengamati, b) menanya, c) mengumpulkan informasi, d) mengasosiasi,

dan e) mengkomunkasikan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

87

a. Kegiatan Mengamati

Dimulai dari kegiatan orientasi pada masalah dan mengamati, guru

memberikan sebuah permasalahan yang kemudian siswa diminta mencari

pemecahannya dan siswa juga diminta membaca sumber belajar yang

digunakan dalam pemebalajaran. Guru juga memberikan sedikit materi

pengantar setelah memberikan permasalahan.

b. Kegiatan Menanya

Dalam kegiatan mengorganisasikan dan menanya, pada kegiatan

ini pembentukan kelompok tidak begitu maksimal karena terbatasnya

waktu, untuk memudahkan dalam pembuatan kelompok guru meminta

siswa berdiskusi dengan teman satu meja.

Guru membantu siswa dalam mengajukan pertanyaan, karena

siswa belum bisa mengajukan pertanyaan secara mandiri. Hal tersebut

dilakukan dengan manunjuk salah satu siswa untuk mengajukan

pertanyaan atau sekedar menjawab pertanyaan dari guru.

Namun dalam kegiatan ini cenderung siswa kurang aktif karena

kurangnya motivasi dan keberanian bertanya atau mengemukakan gagasan

atau pendapat. Usaha yang dilakukan guru yakni memberikan motivasi

dan kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk bertanya atau sekedar

mengemukakan gagasan dan pendapatnya, pancingan seperti itu dapat

membuat siswa yang lain akhirnya berani dan mampu mengeluarkan

pendapat yang mereka tentang pemecahan masalah yang diberikan.

Dengan itu pula komunikasi antar guru dengan siswa maupun siswa

dengan siswa dapat berjalan lebih baik sehingga dapat pula menciptakan

suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu. Pada tahap ini siswa

belum mampu mandiri atau pembelajaran belum berpusat pada peserta

didik.

Hasil di atas berbeda dengan oleh John (2006) menyatakan sebuah

pendekatan pembelajaran yang telah digunakan dengan berhasil selama

lebih dari 30 tahun dan terus mendapatkan penerimaan dalam berbagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

88

disiplin ilmu. Sekarang instruksional berpusat pada peserta didik,

pendekatan yang memberdayakan peserta didik untuk melakukan

penelitian, mengitegrasikan teori dan praktik serta menerapkan

pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan solusi yang layak

untuk mendefinisikan sebuah masalah.

b. Kegiatan Mengumpulkan informasi

Pada tahap berikutnya yakni membimbing penyelidikan dan

mengumpulkan informasi serta menganalisis. Dalam tahap ini siswa

cenderung kesulitan karena minimnya sumber belajar yang dimiliki jadi

siswa hanya sebatas bertanya kepada guru atau siswa yang lebih tahu.

Siswa hanya membaca buku matematika kelas X dan LKS sebagai sumber

belajar.

c. Kegiatan Mengasosiasi

Tahap berikutnya yakni mengembangkan hasil karya dan

mengasosiasi, pada kegiatan tersebut siswa cukup aktif ketika memang

siswa sudah mulai mengetahui perkiraan pemecahan masalah yang

diberikan. Namun, ketika materi dirasa sulit guru harus memberikan clue

atau memberikan bantuan agar siswa mampu mengolah informasi-

informasi yang telah ditemukan. Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan

mengasosiasi, ketika siswa masih kesulitan mengolah informasi guru

memberikan pertanyaan ataupun menjawab pertanyaan dari siswa

kemudian mengarahkan jawaban ke pola penyelesaian dari permaslahan

yang diberikan.

d. Kegiatan Mengkomunikasikan

Kemudian pada tahap menganalisis, mengevaluasi dan

mengkomunikasikan, pada materi seperti trigonometri guru harus

menunjuk salah satu untuk menunjukan pemecahan dari permasalahan

yang diberikan dan memintanya untuk menjelaskan alasannya. Dengan

seperti itu siswa yang lain menjadi lebih berani bertanya dan

menyampaikan hasil pemngamatan dan analisis mereka terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

89

permasalahan matematika yang diberikan. Secara tidak langsung sikap

dalam belajar telah ditanamkan guru dalam Pembelajaran Berbasis

Masalah dengan pendekatan ilmiah, hal tersebut juga menjadi salah satu

alasan mengapa Pembelajaran Berbasis Masalah dengan pendekatan

ilmiah dipilih yakni karena dapat mengembangkan sikap belajar yag baik.

Sejalan dengan Rakhshanda Tayyeb (2013) menyatakan meskipun

keterbatasan yang disebutkan di atas, hasil menunjukkan bahwa Problem

Based Learning bila digunakan sebagai alat pembelajaran tidak secara

signifikan mendorong berpikir kritis dan pemecahan masalah

keterampilan, sedangkan itu tidak lumayan mempengaruhi akuisisi

pengetahuan konten. Di sisi lain, mengajar melalui pendekatan tradisional

jauh meningkatkan pengetahuan konten tetapi tidak terutama

meningkatkan akuisisi berpikir kritis dan masalah keterampilan

pemecahan. Problem Based Learning merupakan alat pembelajaran yang

efektif untuk mendorong pemikiran kritis dan keterampilan pemecahan

masalah. Sejalan dengan penelitian Sharifah Norul Akmar bt Syed Zamri,

Lee Siew Eng (2005) menyatakan Hasil penilaian menunjukkan bahwa

metode Problem Based Learning memiliki dampak positif secara

keseluruhan pada sikap siswa.

Dalam penilaian yang dilakukan guru matematika kelas X SMA

Negeri 1 Jogorogo yakni memantau kemajuan siswa selama pembelajaran

berlangsung, memberikan apresiasi terhadap apa yang sudah dikerjakan

baik berupa pujian ataupun nilai. Kemudian diakhir pembelajaran selalu

meberikan tugas ataupun pekerjaan rumah untuk siswa dan meminta siswa

memepelajari materi yang akan dipelajari dipertemuan berikutnya.

Kegiatan penutup dalam pembelajaran baik dalam observasi

pertama dan ketiga pada proses pembelajaran berbasis masalah dengan

pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo ini guru hanya melakukan

kegiatan menyimpulkan bersama-sama dengan siswa tentang apa yang

telah dipelajari dan memberikan PR dan menutup dengan salam.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

90

3. Faktor Kendala dalam Pembelajaran Berbasis Masalah dengan

Pendekatan ilmiah di kelas X

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar

siswa dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Kedua

faktor tersebutlah yang mempengaruhi hasil belajar anak. Berikut akan

diuraikan tentang kedua faktor penghambat belajar. Faktor kendala yang

dialami oleh guru matematika kelas X SMA Negeri 1 Jogorogo masih

pada penerapan kurikulum baru yakni Kurikulum 2013, karena sebagian

guru masih mengacu pada KTSP dan managemen waktu dalam

pembelajaran karena kurangnya managemen waktu sehingga tahapan

yang ada dalam Pembelajaran Berbasis Masalah dengan pendekatan

ilmiah terkadang kurang maksimal.

Kendala yang dialami siswa yakni kurangnya motivasi dan minat

dalam mengikuti pembelajaran matematika terlihat pada kegiatan

menanya masih banyak siswa cenderung diam dan kesulitan membuat

pertanyaan dan mengumpulkan informasi kemudian mengolah informasi

tersebut sehingga sampai ada hasil yang diharapkan, hal tersebut juga

terlihat dari kurangnya respon aktif siswa selama pembelajaran

berlangsung karena matematika berada pada jam terkhir. Kendala pada

materi, ketika siswa materi mudah siswa cenderung lebih aktif dan

kegiatan pada Pembelajaran Berbasis Masalah dengan pendekatan

ilmiah berjalan cukup baik, hal tersebut terlihat ketika materi

mempelajari konsep dasar sudut. Namun, untuk materi yang dirasa sulit

oleh siswa hal yang terjadi pada tahap mengasosiasi ke tahap selanjutnya

siswa cenderung kesulitan.

Hasil di atas sejalan dengan paparan John (1986) yang

menyatakan bahwa hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh, waktu

yang tersedia untuk mempelajari bahan pelajaran yang telah ditentukan,

usaha yang dilakukan peserta didik untuk menguasai bahan pelajaran,

bakat yang dimiliki peserta didik, kualitas pengajaran atau tingkat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

91

kejelasan pengajarannya, kemampuan peserta didik untuk mendapat

manfaat yang optimal dari keseluruhan proses pembelajaran yang sedang

dihadapi.

Berdasarkan pembahasan diatas pelaksanaan pembelajaran

berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah sesuai Kurikulum 2013 di

kelas XIPA1 masih belum bisa dilaksanakan dengan baik hal ini terlihat

pada tahapan atau indikator yang terdapat dalam kegiatan 5M yaitu

Mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan

mengkomunikasikan belum bisa dicapai. Pada tahap kedua yaitu

menanya siswa masih kesulitan melaksanakan indikator-indikator

didalammnya. Hal tersebut terjadi karena kendala dari siswa sendiri yang

masih kesulitan merumuskan atau membuat pertanyaan terkait dengan

permasalahan yang diberikan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

92

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai

berikut.

1. Perencanaan pembelajaran berbasis masalah matematika dengan

pendekatan ilmiah dilihat dari penyusunan RPP. Guru matematika belum

mengembangkan sepenuhnya terlihat dari penyusunan RPP yang masih

hanya melihat RPP dari sekolah lain dan melihat silabus.

2. Proses pelaksanaan pembelajaran matematika berbasis masalah dengan

pendekatan ilmiah di kelas X SMA Negeri 1 jogorogo belum berjalan

maksimal, terlihat pada indikator-indikator pada setiap tahapan kegiatan

inti dalam Pembelajaran Berbasis Masalah dengan pendekatan ilmiah

belum semua tercapai jadi guru dan siswa belum mampu melaksanakan

PBL dengan pendekatan ilmiah sesuai Kurikulum 2013. Pelaksanaan

Pembelajaran Berbasis Masalah dengan pendekatan ilmiah melalui tiga

tahap pendahuluan, inti, dan penutup. Pada tahap pendahuluan dan

penutup guru cukup lancar. Sedangkan pada tahap inti kegiatan

pembelajaran guru dan siswa masih belum maksimal. Hal tersebut terlihat

dari indikator yang terdapat pada kegiatan inti Pembelajaran Berbasis

Masalah belum terpenuhi semua. Pada tahap pertama lancar, masuk ke

tahap berikutnya siswa mulai kesulitan. Misalnya pada kegiatan organisasi

dan proses tanya-jawab, pembuatan kelompok dilakukan oleh guru

dengan meminta siswa berdiskusi dengan teman satu meja. Guru

memberikan rangsangan kepada siswanya dengan jalan menunjuk salah

satu siswa untuk mengajukan pertanyaan atau sekedar memberikan ide.

Hal tersebut terbukti dapat membantu siswa dalam melatih sikap percaya

diri dan berani mengeluarkan pendapat, hal tersebut terlihat ketika ada

salah satu siswa bertanya terkait permasalahan trigonometri. Tahap

membimbing dan mengumpulkan informasi, siswa masih kesulitan karena

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

93

terbatasnya sumber belajar. Pada tahap mengasosiasi dan mensintesis,

guru memberikan rangsangan berupa pertanyaan atau sedikit penjelasan

karena siswa kesulitan membuat dugaan dan mengolah informasi. Tahap

yang terakhir mengkomunikasikan, siswa cenderung pasif karena kurang

memilki sikap percaya diri. Namun, ketika guru meminta salah satu siswa

untuk menyampaikan hasilnya di depan kelas, keaktifan siswa yang lain

cukup bagus.

3. Faktor kendala yang dialami oleh guru matematika kelas X SMA Negeri 1

Jogorogo yaitu sulitnya mengubah pandangan guru yang masih sedikit

terbawa dengan kurikulum sebelum Kurikulum 2013. Sedangkan kendala

dari siswa, pada kegiatan mengamati kurangnya referensi sumber belajar

yang dipergunakan siswa dalam pembelajaran, pada kegiatan menanya,

mengumpulkan informasi serta mengasosiasi masih kurangnya motivasi

belajar matematika, siswa cenderung diam dan kesulitan membuat

pertanyaan setelah kegiatan mengamati dilaksanakan dan kurangnya sikap

percaya diri dalam mengeluarkan pendapat pada kegiatan

mengkomunikasikan hasil.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Dalam proses Pembelajaran berbasis Masalah matematika dengan

pendekatan ilmiah di kelas X SMA Negeri 1 Jogorogo, secara teoritis hasil

ini dapat digunakan sebagai inspirasi dan dasar pengetahuan tentang

kurikulum 2013 serta penggunaan metode yang efektif dan efisien bagi

penelitian selanjutnya dengan sudut peninjauan atau jenjang pendidikan

yang mungkin saja berbeda.

2. Implikasi Praktis

Berdasarkan kesimpulan penelitian ini, dapat menambah

pengetahuan dan wawasan tentang metode Pembelajaran Berbasis Masalah

Matematika dengan pendekatan ilmiah dan cara menyikapi kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

94

dalam memberikan pembelajaran matematika. Perencanaan yang baik dan

penyususnan rencana pembelajaran yang baik dan rutin mampu membantu

kelancaran pelaksanaan pembelajaran matematika. Berdasarkan

kesimpulan dalam penelitian ini, dapat memberikan masukan kepada guru

pentingnya persiapan dan pemahamanan metode yang tepat untuk

menunjang sebuah pelaksanaan pembelajaran yang baik sehingga

mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian diatas, dapat disampaikan saran

sebagai berikut.

1. Bagi guru

Guru perlu terus meningkatkan profesionalisme, kreativitas, dan

kompetensinya dalam mendesain pembelajaran matematika dan

mengembangkan perangkat pembelajaran sendiri sesuai Kurikulum

2013. Guru juga perlu mengguanakan model pembelajaran yang

dikembangkan dalam Kurikulum 2013 serta mampu memanfaatkan

media yang mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran matematika.

Guru harus mampu memberikan motivasi yang baik, sehingga minat

siswa meningkat dalam belajar matematika dan memiliki sikap belajar

yang baik, serta menumbuhkan rasa ingin tahu.

2. Bagi siswa

Siswa hendaknya lebih berusaha menggali potensi yang dimiliki

dengan memanfaatkan kegiatan/tahapan yang ada pada setiap proses

pembelajaran matematika.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 112: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

96

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Zainuddin. 2007. Peningkatan Penguasaan Matematika Siswa Melalui Kombinasi Proses Pembelajaran Klasikal, Kelompok dan Perseorangan.

Ahmed ,Y. 2013. “Problem Based Learning as an Instructional Method”. Journal of the college of Physicians and Surgeons Pakistan. 23. (1). 83-85.

Bambang Wiranto. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Daniel, T. 1975.Curiculum Development. New York : Macmillan Publishing Co., Inc.

Depdiknas (a). 2012. Bahan Uji Publik Kurikulum 2013. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas (a). 2012. Dokumen Kurikulum 2013. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas (b). 2013. Majalah DIKBUD Edisi 01 januari 2013. Jakarta: Depdiknas.

Duch, J. B. (1995). Problems: A Key Factor in PBL. University of Delaware.12 Januari 2014

Frank, Q. 2011. “A Science of Learning Approach to Mathematics Education”.Notices of The AMS, Vol. 58, no. 9, hal. 1264-1275.

Fogarty, R. 1997. “Problem-based Learning and other Curiculum Models for the Multiple Intelligences Classroom”. 7-12.

Gagne & Briggs. 1978. Principles of Instructional Design. Second edition. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Graff, E.D. & Kolmos, A. 2003. “Caracteristic of Problem-Based Learning”. Int.J. Engng. Ed. 2003. Volume 19, no. 5, hal : 657-662.

Hida, T. 1962. Curiculum Development. New york: Harcourt, Brace & World, Inc.

John, M. and Mehmet, F. O. 2004. “procendings of the 28th Conference of the International Group for the Psycology of mathematics Education”. 33. 353-360.

John, R. S. 2006. “Overview of Problem-based Learning: Definitions and Distinctions”. Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning. 1 (1).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 113: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

97

Karim S. (2007). Penerapan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika serta Mengembangkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dan Kecakapan Ilmiah. Proposal Hibah Kompetitif UPI 2007. Bandung: Tidak diterbitkan

Kemendikbud. 2013. Modul Pelatihan Kurikulum 2013. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Kembikbud.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Kemdikbud.

Kusmini. 2005 . Model Pembelajaran berbasis Masalah Untuk Mengembangkan Kecakapan Matematika Siswa SD kelas V Sebagai Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.University perss, Semarang.

Monanghan, J. & Ozmantar, M.F. (2004). Abstraction and consolidation. In M. J. Hoines & A. B. Flugestad (Eds.), “Proceedings of the 28th Internation Conference for the Psychology of Matematics Education”, Vol. 3 (pp.353-360). Bergen, Norway: Bergen University College

Mrinal, S. & Majidul, A. 2013. “ A Study on the Difficulty of Teaching and Learning Mathematics in Under Graduate Level with Special Reference to Guwahati City“. International Journal of Soft Computing and Engineering (IJSCE). 3 (1).

Muslimatun. 2006. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Penekanan Representasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Kerjasama Dalam kelompok Pokok Bahasan Dalil Phytaguras Siswa SMP N 1Semarang Kelas VIII Tahun pelajaran 2005/2006. University Press, Semarang.

Oemar Hamalik. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Prayudi. (2007), Adversity Quotient (AQ), (ONLINE), http://prayudi.wordpress.com /2007/05/10/adversity-quotient-aq/, 12 Januari 2014.

Rakhshanda, T. 2013. “Effectiveness of problem based learning for acquition of knowledge and critical thinking”. Journal of the college of Physicians and Surgeons Pakistan. 23 (1). 42-46.

Sharifah, N. A. S. Z. & Lee, S.E. 2005. ”Integrating Problem-Based Learning (PBL) in Mathematics Method Course”. Vol . 3, Issue 1.

Shelagh, A. G & James J. G. 2013. “Using Problem-based Learning to Explore Unseen Academic Potential”. Interdiscrplinary Journal of Problem-based Leraning. 7 (1). 112-131.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 114: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

98

Hamzah, B. Uno. 2007. Model PembelajaranMenciptakan Proses BelajarMengajar yang KreatifdanEfektif.

Yatim Riyanto. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 115: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 116: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 117: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 118: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

102

Lampiran 2.LEMBAR OBSERVASI

Fase Kegiatan GuruHasil Kinerja

Kegiatan SiswaHasil Kinerja

Ya Tidak Ya Tidak

Fase 1

Orientasi pada

masalah

1. Membuka pelajaran dan

menyampaikan tujuan

pembelajaran

2. Menyampaikan model

pembelajaran yang akan

diterapkan

3. Dengan tanya jawab

siswa diingatkan kembali

tentang materi konsep

dasar sudut sebagai

materi prasyarat pada

materi .

4. Memberikan motivasi

siswa tentang pentingnya

1. Mempersiapkan kondisi kelas

2. Memperhatikan

3. Mengingat kembali

pengetahuan tentang konsep

dasar sudut

4. Memperhatikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 119: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

103

Fase Kegiatan GuruHasil Kerja

Kegiatan SiswaHasil Kerja

Ya Tidak Ya Tudak

materi dalam kehidupan

sehari-hari.

5. Meminta beberapa siswa

untuk menyebutkan

beberapa benda di

lingkungannya yang

mempunyai sudut

5. Menyebutkan beberapa

benda di lingkungannya yang

mempunyai sudut

Fase 2

Mengorganisasikan

siswa untuk belajar

1. Membentuk kelompok

belajar yang terdiri dari

4-5 orang siswa

2. Memunculkan

permasalahan autentik

dalam bentuk LKS untuk

dipecahkan tiap

kelompok

1. Membentuk kelompok

belajar

2. Melakukan diskusi dengan

masing-masing kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 120: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

104

Fase Kegiatan GuruHasil Kerja

Kegiatan SiswaHasil Kerja

Ya Tidak Ya Tidak

Fase 3

Membimbing

penyelidikan

individu atau

kelompok

1. Membimbing siswa

untuk mendapatkan

penjelasan dan

menyelesaikan soal

pemecahan masalah

2. Membantu siswa yang

mengalami kesulitan

1. Memperhatikan bimbingan

dari guru

2. Bertanya kepada guru apabila

mengalami kesulitan

Fase 4

Mengembangkan

dan menghasilkan

hasil karya

1. Membimbing kelompok

belajar untuk

menyimpulkan hasil

pemecahan masalah

yang akan

dipresentasikan

2. Meminta siswa

mempresentasikan

1. Bersama kelompoknya

menyimpulkan masalah

2. Kelompok mempresentasikan

hasil pemecahan di papan

tulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 121: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

105

Fase Kegiatan GuruHsil Kerja

Kegiatan SiswaHasil Kerja

Ya Tidak Ya Tidak

Fase 5

Menganalisis dan

mengevaluasi

proses pemecahan

masalah

1. Meminta siswa memberi

tanggapan terhadap hasil

presenatasi dari

kelompok penyaji

2. Guru bersama siswa

membuat kesimpulan

3. Memberikan perluasan

latihan mandiri yaitu

pekerjaan rumah

1. Memberi tanggapan terhadap

hasil presentasi dalam

mengkaji langkah-langkah

dalam menyelesaikan

masalah

2. Membuat kesimpulan materi

yang materi yang telah

dipelajari

3. Memperhatikan

Catatan :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 122: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 123: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 124: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 125: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

109

Lampiran 4.

LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA

Materi : ……………….……...………..

Hari/Tanggal : …………….….………………

Langkah Indikator Pertanyaan

1. Orientasi pada masalah danmengamati

(a) Guru bersama seluruhsiswa Menyimak ataumelihat fenomena dalamlingkungan kehidupansehari-hari yang berkaitandengan objek matematika.

(b) Guru bersama seluruhsiswa membaca ataumendengar objekmatematika yang abstrak.

a.Upaya apa yang saudaralakukan supaya siswa mudahmelaksanakan pengamatanpada obyek matematika yang abstrak?

2. Mengorganisasikan dan menanya

(a)Guru bersama siswa membentuk kelompok belajar

(b)Guru memberikan atau memunculkan permasalahan autentik

(c)Memberikan kesempatankepada siswa untukbertanya ke guru atauteman terkait dengan apa yang telah diamati.

(d)Menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu.

a.Bagaimana cara saudaramenginspirasi siswa untukmengajukan pertanyaan terkaitdengan apa yang telah diamati?

b.Bagaimana cara saudaramenciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingintahu seluruh siswa?

c.Kendala seperti apa yang saudara alami ketika berupaya menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu siswa?

3. Membimbing penyelidikan dan Mengumpulkaninformasi serta menganalisis

(a) Mengajak siswa untukmelakukan eksperimen

a.Apa yang saudara lakukansupaya siswa ketika sudah memilki rasa ingin tahu membimbing siswa untuk menemukan dugaan ?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 126: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

110

(b) Mengajak siswa membacasumber lain selain bukuteks dan melakukan analisa

b.Bagaimana strategi membimbing siswa untukmemperoleh informasi darisumber lain selain buku teksdan sumber apa yang suadaragunakan?

4. Mengembangkan dan menghasilkan hasil karya dan Mengasosiasi dan mensintesis

Mengajak siswa untukmengolah informasi yang sudah dikumpulkan baikterbatas dari hasil kegiatanmengumpulkan/eksperimenmaupun hasil dari kegiatanmengamati dan kegiatanmengumpulkan informasi.

Bagaimana upaya saudarasupaya siswa mampumenerapkan prosedur dankemampuan berpikir induktifserta deduktif dalammenyimpulkan apa yang telahdipelajari?

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dan mengkomunikasikan

Mengajak seluruh siswamenyampaikan hasil pengama tan,kesimpulan berdasarkanhasil analisis secara lisan, tertulis atau media lainnya

Upaya apa yang saudaralakukan untuk membuat siswamengungkapkan pendapat, danmengembangkan kemampuanberbahasa mereka dengan baikdan benar?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 127: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

111

Lampiran 5SILABUS SMA/MA

Mata Pelajaran : Matematika Peminatan MIPAKelas : X

Kompetensi IntiKI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnyaKI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, procedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora

dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran PenilaianAlokasi Waktu

Sumber Belajar

2.1 Menunjukkan sikap senang, percaya diri, motivasi internal, sikap kritis, bekerjasama, jujurdan percaya diri serta responsif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan nyata.

2.2 Memiliki rasa ingin tahu yang terbentuk dari pengalaman belajar dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial dan alam

2.3 Berperilaku peduli, bersikap terbuka dan toleransi terhadap berbagai perbedaan di dalam masyarakat .

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 128: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

112

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran PenilaianAlokasi Waktu

Sumber Belajar

3.1. Mendeskripsikan dan menganalisis berbagai konsepdan prinsip fungsi eksponensial dan logaritma serta menggunakannya dalam menyelesaikan masalah

3.2. Menganalisis data sifat- sifat grafik fungsi eksponensial dan logaritma dari suatu permasalahan dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.

Fungsi Eksponensial dan Logaritma

MengamatiMembaca mengenai pengertian fungsi, mengamati grafik fungsi, sifat-sifat grafik fungsi eksponensial dan fungsi logaritma, dan penerapannya pada masalah nyata dari berbagai sumber belajar.

MenanyaMembuat pertanyaan mengenai pengertian fungsi,grafik fungsi eksponen dan logaritma, dan penerapannya pada masalah nyata.

MengeksplorasikanMenentukan unsu-unsur yang terdapat pada pengertian fungsi, grafik fungsi eksponen dan logaritma, dan penerapannya pada masalah nyata.

MengasosiasikanMenganalisis dan membuat kategori dari unsur-

unsur yang terdapat pada pengertian fungsi,grafik fungsi eksponen dan logaritma, dan penerapannya pada masalah nyata.

Menghubungkan unsur-unsur yang sudah dikategorikan sehingga dapat dibuat kesimpulan mengenai pengertian fungsi, grafik fungsi eksponen dan logaritma, dan penerapannya pada masalah nyata.

MengomunikasikanMenyampaikan pengertian fungsi, grafik fungsi eksponen dan logaritma, dan penerapannya pada masalah nyata dengan lisan, tulisan, dan grafik/diagram.

Tugas Membaca dan mencermati

mengenai pengertian fungsi,grafik fungsi, sifat-sifat grafik fungsi eksponensial dan fungsi logaritma, dan penerapannya pada masalah nyata minimal dari 3 sumber belajar (buku atau artikel cetak atau elektronik).

Mengerjakan latihan soal-soal mengenai pengertian fungsi,grafik fungsi eksponen dan logaritma, dan penerapannya pada masalah nyata.

Portofolio Menyusun dan membuat rangkuman dari tugas-tugas yang ada.

TesTes tertulis bentuk uraian mengenai pengertian fungsi,grafik fungsi eksponen dan logaritma, dan penerapannya pada masalah nyata.

9 x 3 jam pelajaran

Buku Matematika kelas X

Buku referensi dan artikel yang sesuai

Internet

4.1. Menyajikan grafik fungsi eksponensial dan logaritma dalam memecahkan masalah nyata terkait pertumbuhan dan peluruhan.

4.2. Mengolah data dan menganalisis menggunakan variabel dan menemukan relasi berupa fungsi eksponensial dan logaritma dari situasi masalah nyata serta menyelesaikannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 129: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

113

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran PenilaianAlokasi Waktu

Sumber Belajar

2.1 Menunjukkan sikap senang, percaya diri, motivasi internal, sikap kritis, bekerjasama, jujurdan percaya diri serta responsif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan nyata.

2.2 Memiliki rasa ingin tahu yang terbentuk dari pengalaman belajar dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial dan alam

2.3 Berperilaku peduli, bersikap terbuka dan toleransi terhadap berbagai perbedaan di dalam masyarakat .

Sisten Persamaan Linier dan Kuadrat Dua Variabel

MengamatiMembaca dan mencermati mengenai pengertian, metode penyelesaian SPLKDV, diskriminan, dan penerapannya pada masalah nyata dari berbagai sumber belajar.

MenanyaMembuat pertanyaan mengenai pengertian, metode penyelesaian SPLKDV, diskriminan, dan penerapannya pada masalah nyata.

MengeksplorasikanMenentukan unsu-unsur yang terdapat pada pengertian, metode penyelesaian SPLKDV, diskriminan, dan penerapannya pada masalah nyata.

Mengasosiasikan

Tugas Membaca dan mencermati

mengenai pengertian, metode penyelesaian SPLKDV, diskriminan, dan penerapannya pada masalah nyata minimal dari 3 sumber belajar (buku atau artikel cetak atau elektronik).

Mengerjakan latihan soal-soal mengenai pengertian, metode penyelesaian SPLKDV, diskriminan, dan penerapannya pada masalah nyata.

Portofolio Menyusun dan membuat

6 x 3 jam pelajaran

Buku Matematika kelas X

Buku referensi dan artikel yang sesuai

Internet

3.3 Mendeskripsikan dan menerapkan konsep sistem persamaan linierdan kuadrat dua variabel (SPLKDV) dan memilih metodeyang efektif untuk menentukan himpunan penyelesaiaanya

3.4 Menganalisis nilai diskriminan persamaan linier dan kuadrat dua variabel dan menerapkannya untuk menentukan himpunan penyelesaian sistem persamaanyang diberikan.

4.3 Memecahkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah nyata sebagai terapan konsep dan aturan penyelesaian sistem persamaan linier dan kuadrat dua variabel.

4.4 Mengolah dan menganalisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 130: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

114

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran PenilaianAlokasi Waktu

Sumber Belajar

informasi dari suatu permasalahan nyata dengan memilih variabel dan membuat model matematika berupa sistem persamaan linier dan kuadrat dua variabel dan mengiterpretasikan hasil penyelesaian sistem tersebut.

Menganalisis dan membuat kategori dari unsur-unsur yang terdapat pada pengertian, metode penyelesaian SPLKDV, diskriminan, dan penerapannya pada masalah nyata.

Menghubungkan unsur-unsur yang sudah dikategorikan sehingga dapat dibuat kesimpulan mengenai pengertian, metode penyelesaian SPLKDV, diskriminan, dan penerapannya pada masalah nyata.

MengomunikasikanMenyampaikan pengertian, metode penyelesaian SPLKDV, diskriminan, dan penerapannya pada masalah nyata dengan lisan, tulisan, dan bagan.

rangkuman dari tugas-tugas yang ada.

TesTes tertulis bentuk uraian mengenai pengertian, metode penyelesaian SPLKDV, diskriminan, dan penerapannya pada masalah nyata.

2.1 Menunjukkan sikap senang, percaya diri, motivasi internal, sikap kritis, bekerjasama, jujur dan percaya diri serta responsif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan nyata.

2.2 Memiliki rasa ingin tahu yang terbentuk dari pengalaman belajar dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial dan alam

2.3 Berperilaku peduli , bersikap terbuka dan toleransi terhadap berbagai perbedaan di dalam masyarakat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 131: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

115

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran PenilaianAlokasi Waktu

Sumber Belajar

3.5 Mendeskripsikan konsep sistem pertidaksamaan kuadrat dua variabel (SPtdKDV) danmenerapkannya untuk menentukan himpunan penyelesaiannya..

3.6 Menganalisis kurva pertidaksamaan kuadrat dua variabel pada sistem yangdiberikan dan mengarsir daerah sebagai himpunan penyelesaiaanya.

Sistem Pertidaksamaan Kuadrat Dua Variabel

MengamatiMembaca dan mencermati mengenai pengertian, metode penyelesaian, kurva SPtdKDV, dan penerapannya pada masalah nyata dari berbagai sumber belajar.

MenanyaMembuat pertanyaan pengertian, metode penyelesaian, kurva SPtdKDV, dan penerapannya pada masalah nyata.

MengeksplorasikanMenentukan unsu-unsur yang terdapat pada pengertian, metode penyelesaian, kurva SPtdKDV, dan penerapannya pada masalah nyata.

Mengasosiasikan Menganalisis dan membuat kategori dari unsur-

unsur yang terdapat pada pengertian, metodepenyelesaian, kurva SPtdKDV, dan penerapannya pada masalah nyata.

Menghubungkan unsur-unsur yang sudah dikategorikan sehingga dapat dibuat kesimpulan mengenai pengertian, metode penyelesaian, kurva SPtdKDV, dan penerapannya pada masalah nyata.

MengomunikasikanMenyampaikan pengertian, metode penyelesaian, kurva SPtdKDV, dan penerapannya pada masalah nyata dengan lisan, tulisan, dan grafik/ diagram.

Tugas Membaca dan mencermati mengenai pengertian, metode penyelesaian, kurva SPtdKDV, dan penerapannya pada masalah nyata minimal dari 3 sumber belajar (buku atau artikel cetak atau elektronik).

Portofolio Menyusun dan membuat rangkuman dari tugas-tugas yang ada.

TesTes tertulis bentuk uraian mengenai pengertian, metode penyelesaian, kurva SPtdKDV, dan penerapannya pada masalah nyata.

6 x 3 jam pelajaran

Buku Matematika kelas X

Buku referensi dan artikel yang sesuai

Internet

4.5 Memecahkan masalah dengan membuat model matematikaberupa sistem pertidaksamaan kuadrat dua variabel serta menyajikan pemecahannyadengan berbagai cara.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 132: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

116

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran PenilaianAlokasi Waktu

Sumber Belajar

2.1 Menunjukkan sikap senang, percaya diri, motivasi internal, sikap kritis, bekerjasama, jujurdan percaya diri serta responsif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan nyata.

2.2 Memiliki rasa ingin tahu yang terbentuk dari pengalaman belajar dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial dan alam

2.3 Berperilaku peduli, bersikap terbuka dan toleransi terhadap berbagai perbedaan di dalam masyarakat .

Pertidaksamaanmutlak, pecahan, dan

irrasional

MengamatiMembaca dan mencermati mengenai pengertian, metode penyelesaian pertidaksamaan dan nilai mutlak, pertidaksamaan pecahan, irrasional dan mutlak, dan penerapannya pada masalah nyata dariberbagai sumber belajar.

MenanyaMembuat pertanyaan mengenai pengertian, metode penyelesaian pertidaksamaan dan nilai mutlak, pertidaksamaan pecahan, irrasional dan mutlak, dan penerapannya pada masalah nyata.

MengeksplorasikanMenentukan unsu-unsur yang terdapat pada pengertian, metode penyelesaian pertidaksamaan dan nilai mutlak, pertidaksamaan pecahan,

Tugas Membaca dan mencermati

mengenai pengertian, metode penyelesaian pertidaksamaan dan nilai mutlak, pertidaksamaan pecahan,irrasional dan mutlak, dan penerapannya pada masalah nyata minimal dari 3 sumber belajar (buku atau artikel cetak atau elektronik).

Mengerjakan latihan soal-soal mengenai pengertian, metode penyelesaian pertidaksamaan dan nilai mutlak, pertidaksamaan

6 x 3 jam pelajaran

Buku Matematika kelas X

Buku referensi dan artikel yang sesuai

Internet

3.7 Mendeskripsikan dan menerapkan konsep pertidaksamaan dan nilai mutlak dalam menentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan pecahan, irrasional dan mutlak.

3.8 Mendeskripsikan dan menerapkan konsep pertidaksamaan pecahan,irasional, dan mutlak dalam menyelesaikan masalah matematika.

3.9 Mendeskripsikan dan menerapkan konsep dan sifat-sifat pertidaksamaan pecahan, irrasional dan mutlak dengan melakukan manipulasi aljabar dalam menyelesaikan masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 133: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

117

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran PenilaianAlokasi Waktu

Sumber Belajar

matematika.3.10 Menganalisis daerah

penyelesaian pertidaksamaan pecahan, irrasional dan mutlak.

irrasional dan mutlak, dan penerapannya pada masalah nyata.

Mengasosiasikan Menganalisis dan membuat kategori dari unsur-

unsur yang terdapat pada pengertian, metode penyelesaian pertidaksamaan dan nilai mutlak, pertidaksamaan pecahan, irrasional dan mutlak, dan penerapannya pada masalah nyata.

Menghubungkan unsur-unsur yang sudah dikategorikan sehingga dapat dibuat kesimpulan mengenai pengertian, metode penyelesaian pertidaksamaan dan nilai mutlak, pertidaksamaan pecahan, irrasional dan mutlak, dan penerapannya pada masalah nyata

MengomunikasikanMenyampaikan pengertian, metode penyelesaian pertidaksamaan dan nilai mutlak, pertidaksamaan pecahan, irrasional dan mutlak, dan penerapannya pada masalah nyata dengan lisan, tulisan, dan bagan.

pecahan, irrasional dan mutlak, dan penerapannya pada masalah nyata.

Portofolio Menyusun dan membuat rangkuman dari tugas-tugas yang ada.

TesTes tertulis bentuk uraian mengenai pengertian, metode penyelesaian pertidaksamaan dan nilai mutlak, pertidaksamaan pecahan,irrasional dan mutlak, dan penerapannya pada masalah nyata.

4.6 Memecahkan masalah pertidaksamaan pecahan,irrasional dan mutlak dalam penyelesaian masalah nyata.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 134: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

118

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran PenilaianAlokasi Waktu

Sumber Belajar

2.1 Menunjukkan sikap senang, percaya diri, motivasi internal, sikap kritis, bekerjasama, jujurdan percaya diri serta responsif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan nyata.

2.2 Memiliki rasa ingin tahu yang terbentuk dari pengalaman belajar dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial dan alam

2.3 Berperilaku peduli , bersikap terbuka dan toleransi terhadap berbagai perbedaan di dalam masyarakat .

Geometri Bidang Datar

MengamatiMembaca dan mencermati mengenai pengertian titik, garis, sudut, bidang dan sifat-sifat pada titik,garis, sudut, dan bidang dalam geometri bidang datar, dan penerapannya pada masalah nyata dari berbagai sumber belajar.

MenanyaMembuat pertanyaan mengenai pengertian titik,garis, sudut, bidang dan sifat-sifat pada titik,garis, sudut, dan bidang dalam geometri bidang datar, dan penerapannya pada masalah nyata.

MengeksplorasikanMenentukan unsu-unsur yang terdapat pada

Tugas Membaca dan mencermati

mengenai pengertian titik,garis, sudut, bidang dan sifat-sifat pada titik,garis, sudut,dan bidang dalam geometri bidang datar, dan penerapannya pada masalah nyata minimal dari 3 sumber belajar (buku atau artikel cetak atau elektronik).

Mengerjakan latihan soal-soal mengenai pengertian titik, garis, sudut, bidang dansifat-sifat pada titik,garis, sudut, dan bidang dalam

8 x 3 jam pelajaran

Buku Matematika kelas X

Buku referensi dan artikel yang sesuai

Internet

-

3.11 Mendekripsikan konsep danaturan pada bidang datar sertamenerapkannya dalam pembuktian sifat-sifat (simetris, sudut, dalil titik tengah segitiga, dalil intersep, dalil segmen garis, dll) dalam geometri bidang.

4.7 Menyajikan data terkait objek nyata dan mengajukan masalah serta mengidentifikasi sifat-sifat (kesimetrian, sudut, dalil titiktengah segitiga, dalil intersep, dalil segmen garis, dll) geometri bidang datar yang bermanfaat dalam pemecahan masalah nyatatersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 135: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

119

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran PenilaianAlokasi Waktu

Sumber Belajar

pengertian titik, garis, sudut, bidang dan sifat –sifat pada titik,garis, sudut, dan bidang dalam geometri bidang datar, dan penerapannya pada masalah nyata.

Mengasosiasikan Menganalisis dan membuat kategori dari unsur-

unsur yang terdapat pada pengertian titik, garis,sudut, bidang dan sifat-sifat pada titik,garis, sudut, dan bidang dalam geometri bidang datar, dan penerapannya pada masalah nyata.

Menghubungkan unsur-unsur yang sudah dikategorikan sehingga dapat dibuat kesimpulan pengertian titik, garis, sudut, bidang dan sifat-sifat pada titik,garis, sudut, dan bidang dalam geometri bidang datar, dan penerapannya pada masalah nyata.

MengomunikasikanMenyampaikan pengertian titik, garis, sudut, bidang dan sifat-sifat pada titik,garis, sudut, dan bidang dalam geometri bidang datar, dan penerapannya pada masalah nyata dengan lisan, tulisan, dan bagan.

geometri bidang datar, dan penerapannya pada masalah nyata.

Portofolio Menyusun dan membuat rangkuman dari tugas-tugas yang ada.

TesTes tertulis bentuk uraian mengenai pengertian titik, garis,sudut, bidang dan sifat –sifat pada titik,garis, sudut, dan bidang dalam geometri bidang datar, dan penerapannya pada masalah nyata.

2.1 Menunjukkan sikap senang, percaya diri, motivasi internal, sikap kritis, bekerjasama, jujurdan percaya diri serta responsif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan nyata.

2.2 Memiliki rasa ingin tahu yang terbentuk dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 136: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

120

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran PenilaianAlokasi Waktu

Sumber Belajar

pengalaman belajar dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial dan alam

2.3 Berperilaku peduli , bersikap terbuka dan toleransi terhadap berbagai perbedaan di dalam masyarakat .

Persamaan Trigonometri

MengamatiMembaca dan mencermati mengenai pengertian, teknik penyelesaian persamaan dan identitas trigonometri, dan penerapannya pada masalah nyata dari berbagai sumber belajar.

MenanyaMembuat pertanyaan mengenai pengertian, teknik penyelesaian persamaan dan identitas trigonometri, dan penerapannya pada masalah nyata.

MengeksplorasikanMenentukan unsu-unsur yang terdapat pada pengertian, teknik penyelesaian persamaan dan identitas trigonometri, dan penerapannya pada masalah nyata.

Mengasosiasikan Menganalisis dan membuat kategori dari unsur-

unsur yang terdapat pada pengertian, teknik penyelesaian persamaan dan identitas trigonometri, dan penerapannya pada masalah nyata.

Tugas Membaca dan mencermati mengenai pengertian, teknik penyelesaian persamaan dan identitas trigonometri, dan penerapannya pada masalah nyata.minimal dari 3 sumber belajar (buku atau artikel cetak atau elektronik). Mengerjakan latihan soal-soal mengenai pengertian, teknik penyelesaian persamaan dan identitas trigonometri, dan penerapannya pada masalah nyata.

Portofolio Menyusun dan membuat rangkuman dari tugas-tugas yang ada.

TesTes tertulis bentuk uraian mengenai pengertian, teknik

6 x 3 jam pelajaran

Buku Matematika kelas X

Buku referensi dan artikel yang sesuai

Internet

3.12 Mendeskripsikan konseppersamaan Trigonometri dan menganalisis untuk membuktikan sifat-sifat persamaan Trigonometri sederhana dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.

4.8 Mengolah dan menganalisis informasi dari suatu permasalahan nyata dengan membuat model berupa fungsi dan persamaan Trigonometri serta menggunakannya dalammenyelesaikan masalah.

4.9 Merencanakan dan melaksanakan strategi dengan melakukan manipulasi aljabar dalam persamaan Trigonometri untuk membuktikan kebenaran identitas Trigonometri sertamenerapkannya dalam pemecahan masalah kontekstual.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 137: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

121

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran PenilaianAlokasi Waktu

Sumber Belajar

Menghubungkan unsur-unsur yang sudah dikategorikan sehingga dapat dibuat kesimpulan pengertian, teknik penyelesaian persamaan dan identitas trigonometri, dan penerapannya pada masalah nyata.

MengomunikasikanMenyampaikan pengertian, teknik penyelesaian persamaan dan identitas trigonometri, dan penerapannya pada masalah nyata dengan lisan, dan tulisan.

penyelesaian persamaan dan identitas trigonometri, dan penerapannya pada masalah nyata.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 138: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

122

Lampiran 6RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 JogorogoKelas/Semester : X/2Mata Pelajaran : Matematika-WajibTopik : TrigonometriWaktu : 2 × 45 menit

A. Kompetensi Inti SMA kelas X: 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

3. Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar 1. 2.1. Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerja sama, konsisten, sikap disiplin,

rasa percayadiri dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi berpikir dalam memilih dan menerapkan strategi penyelesaian masalah.

2. 2.3. Menunjukkan sikap bertanggung jawab, rasa ingin tahu, jujur dan perilaku peduli lingkungan.

3. 3.14 Mendeskripsikan konsep perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku melalui penyelidikan dan diskusi tentang hubungan perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian dalam beberapa segitiga siku-siku sebangun.

4. 4.14 Menerapkan perbandingan trigonometri dalam penyelesaian masalah.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Terlibat aktif dalam pembelajaran trigonometri.2. Bekerjasama dalam kegiatan kelompok.3. Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.4. Menjelaskan pengertian perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku.5. Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan

yang berkaitan dengan perbandingan trigonometri.

D. Tujuan Pembelajaran1. Dengan kegiatan diskusi dan pembelajaran kelompok dalam pembelajaran

trigonometri inii diharapkan siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta dapat

2. Menjelaskan pengertian perbandingan trigonometri sinus, cosinus dan tangen pada segitiga siku-siku dengan menggunakan sisi-sisi segitiga siku-siku secara tepat, sistematis, dan menggunakan simbol yang benar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 139: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

123

3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku secara tepat dan kreatif.

E. Materi Pembelajaran Memperkenalkan siswa tentang ukuran sudut dalam derajat dan radian.Konsep kesebangunan pada segitiga siku-siku.Perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku.

Pada segitiga ABC siku-siku di C didefinisikan

Sin A = miringsisi

sudutAdidepansisi =

c

a

AB

BC

Cos A = miringsisi

sudutAdisampingsisi=

c

b

AB

AC

Tan A = sudutAdisampingsisi

sudutAdidepansisi

=

b

a

AC

BC

Disamping itu ada relasi berkebalikan

Sec A = Acos

1

Cosec A = Asin

1

Cotan A = Atan

1

Contoh Pada segitiga ABC siku-siku di B, dengan AB = 4, BC = 3 Tentukan nilai sin A, cos A dan tan A!Jawab: :

AC = 22 BCAB

AC = 22 34

AC = 916

AC = 5

A C

B

c

b

a

C

BA

3

4

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 140: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

124

sin A = AC

BC=

5

3

cos A = AC

AB=

5

4

tan A = AB

BC =

4

3

F. Model/Metode Pembelajaran Pendekatan pembelajaran adalah pendekatan saintifik (scientific). Pembelajaran koperatif (cooperative learning)Model pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning).

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Siswa memimpin doa (Seorang siswa untuk memimpin doa )2. Guru mengecek kehadiran dan menanyakan kesehatan siswa.P13. Guru memberikan gambaran tentang pentingnya memahami

Trigonometri 4. Guru Memberikan gambaran tentang aplikasi Trigonometri

dalam kehidupan sehari-hari..P2 :5. Guru melakukan pengecekan hasil kerja siswa pada waktu P16,Guru memperkenalkan satuan ukuran sudut yaitu radian &derajat

10 menit

Inti P11. Guru memberikan informasi tentang KBM yang akan

menggunakan model project based learning.2. Guru membentuk kelompok dengan masing-masing

beranggotakan 4-5 siswa.3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai yaitu menentukan perbandingan trigonometri dalam segitiga siku-siku

4. Untuk mendorong rasa ingin tahu dan berpikir kritis, siswa diajak memecahkan masalah / soal :

5. Pak Yahya adalah seorang penjaga sekolah. Tinggi pak Yahya adalah 1,6m. Dia mempunyai seorang anak, namanya Dani. Dani masih kelas II Sekolah Dasar. Tinggi badannya 1,2m. Dani adalah anak yang baik dan suka bertanya. Dia pernah bertanya kepada ayahnya tentang tinggi tiang bendera di lapangan itu. Dengan senyum, Ayahnya menjawab 8m. Suatu sore, disaat dia menemani ayahnya membersihkan rumput liar di lapangan, Dani melihat bayangan setiap benda ditanah. Dia mengambil tali meteran dan mengukur panjang bayangan ayahnya dan panjang bayangan tiang bendera, yaitu 6,4m dan 32m.Tetapi dia tidak dapat mengukur panjang bayangannya sendiri karena bayangannya mengikuti pergerakannya.

6. Guru bertanya kepada siswa bagaimana jika mereka

70 menit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 141: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

125

berperan sebagai Dani, apakah siswa dapat mengukurbayangannya sendiri?

7. Siswa menganalisis/menalar Tiap kelompok mendapat tugas untuk menyelesaikan masalah/soal diatas.

8. Selama siswa bekerja didalam kelompok, guru memperhatikan dan mendorong semua siswa untuk terlibat diskusi dan mengarahkan bila ada kelompok yang melenceng jauh jawabannya.

9. Siswa mempresentasikanSalah satu dari kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas.

10. Guru meminta siswa mengumpulkan hasil diskusi tiap kelompok.

11. Mengevaluasi proses pemecahan masalahBerdasarkan hasil revie terhadap presentasi salah satu kelompok, dengan tanya jawab guru mengarahkan semua siswa pada penyelesaian masalah/soal dengan menggunakan perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku yang sebangun ,sehingga diperoleh konsep perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku.Guru memberikan dua (2) soal untuk dikerjakan tiap siswa dan dikumpulkan.

P212. Guru memberikan informasi tentang KBM yang akan

menggunakan model Problem-Based Learning (PBL)13. Untuk mendorong rasa ingin tahu dan berpikir kritis, siswa

diajak memecahkan masalah / soal yang diberikan oleh guruDi daerah pedesaan yang jauh dari bandar udara kebiasaan anak-anak jika nendengar pesawat udara sedang melintasi perkampungan mereka.bolang mengamati sebuah pesawat udara yang terbang dengan ketinggian 20 km.dengan sudut elevasi pengamat (bolang) terhadap pesawat adalah sebesar tentukan jarak pengamat ke pesawat jika besar sudutnya 30 derajat, 90 derajat dan 120 derajat

14. Semua kelompok menampilkan hasil kerjanya.15. Semua siswa mengamati dan membandingkan hasil kerja

kelompokknya dengan kelompok lain.16. Guru menanya tentang perbedaan nilai jika sudutnya

berbeda.17. Siswa menganalisis dari masing-masing besar sudutnya 30

derajat, 90 derajat dan 120 derajat .yang ditampilkan.18. Siswa mencoba menalar untuk berbagai macam besar

sudutnya 30 derajat, 90 derajat dan 120 derajat secara umum.19. Siswa menyimpulkan ciri-ciri besar sudutnya 30 derajat, 90

derajat dan 120 derajat secara umum.Penutup P 1.

1. Guru dan siswa menyimpulkan konsep perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku.

2. Guru memberikan PR soal uji kompetensi 8.2 buku siswa matematika halaman 268.

3. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap belajar

P 1.1. Siswa diminta menyimpulkan hasil yang diperoleh

10 menit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 142: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

126

selama kegiatan pembelajaran.

2. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap belajar.

H. Alat/Media/Sumber Pembelajaran Penggaris, busur,Lembar penilaian

I. Penilaian Hasil Belajar Teknik Penilaian: pengamatan, tes tertulisProsedur Penilaian:

PERTEMUAN KE 1

No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian1. Sikap

Terlibat aktif dalam pembelajaran trigonometri.Bekerjasama dalam kegiatan kelompok.Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.

Pengamatan Selama pembelajaran dan saat diskusi dalam kelompok

2. PengetahuanMenjelaskan kembali pengertian perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku secara tepat, sistematis, dan menggunakan simbol yang benar.

Pengamatan dan tes

Penyelesaian tugas individu dan kelompok

3. KeterampilanTerampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan perbandingan trigonometri.

Pengamatan Penyelesaian tugas (baik individu maupun kelompok) dan saat diskusi

PERTEMUAN KE 2

No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian1. Sikap

Terlibat aktif dalam pembelajaran trigonometri.Bekerjasama dalam kegiatan kelompok.Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.

Pengamatan Selama pembelajaran dan saat diskusi dalam kelompok

2. PengetahuanMenentukan besar sudut di beberapa kuadran

Pengamatan dan tes

Penyelesaian tugas individu dan kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 143: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

127

B

3

1

C

No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian3. Keterampilan

Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan perbandingan trigonometri.

Pengamatan Penyelesaian tugas (baik individu maupun kelompok) dan saat diskusi

Instrumen Penilaian Hasil belajar

Tes tertulis uraianKisi-kisi Soal Ulangan Harian

Indikattor Pencapaian Kompetensi Tehnik Penilai

an

Bentuk Penilaian

Instrumen

1. Menentukan besr sudut dalam sebuah segitiga sikusiku

2. Menentukan panjang sisi sebuah segitiga

Tes tertulis

Tes tertulis

UH

UH

Diketahui suatu segitiga siku-siku, dengan nilai

sinus salah satu sudut lancipnya adalah 2

3.

Tentukan nilai cosinus, tangen sudut tersebut!

Pada sebuah segitiga KLM, dengan siku-siku di L,

berlaku sin M = 3

2dan panjang sisi KL = 10

cm, tentukan panjang sisi segitiga yang lain

Kunci jawaban tes tertulisDiketahui :

Sin B = 2

3

SKOR

AB2 + AC2 = BC2

………………………………………………………………………………………………………………..……………2

AB2 = BC2 – AC2

22 ACBCAB

22 )3(2

………………………………………………….……………………………..2

2

A

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 144: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

128

34

= 1

=1………………………………………………………………………….……………………….2

miringsisi

sudutBdisampingsisiBcos

cos B = ½

…………………………………………………………………….………………..2

sudutBdisampingsisi

sudutBdidepansisiB

tan

2

3tan B

...................................................................................................................2

JUMLAH 10

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 145: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

129

K

LM

10

Diketahui :.

KM

KLM tan

................................................................................................................2

KM

10

102

3KM

..............................................................................................................................2

LM2 = KM2 – KL222 KLKMLM ................................................................................................................2

22

10102

3

10104

9

4

40

4

90

4

50LM

...........................................................................................................2

2

2

5

.............................................................................................................2

Jumlah skor 10

Mengetahui Jogorogo, Agustus 2013Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Jogorogo Guru Mata Pelajaran

Dra Yayuk Sri Rahayu M.Pd R. Hobro Pranasmoro Hadi S.PdPembina Utama Muda NIP. 19651213 198901 1 002NIP. 19640701 198711 2001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 146: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

130

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran : MatematikaKelas/Semester : X/2Tahun Pelajaran : 2013/2014Waktu Pengamatan : Pada saat kegiatan pembelajaran.

Indikator sikap aktif dalam pembelajaran Perbandingan Trigonometri Pada Segitiga Siku-siku.Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaranBaik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum ajeg/konsisten Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten

Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok.Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi masih belum ajeg/konsisten.Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten.

Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yangberbeda dan kreatif.Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten.Sangat baik jika menunjukkansudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten.Bubuhkan tanda √pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.

No Nama Siswa SikapAktif Bekerjasama Toleran

KB B SB KB B SB KB B SB123456789101112131415

Keterangan:KB : Kurang baikB : BaikSB : Sangat baik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 147: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

131

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN

Mata Pelajaran : MatematikaKelas/Semester : X/2Tahun Pelajaran : 2013/2014Waktu Pengamatan :Pada saat kegiatan pembelajaran.

Indikator terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan Perbandingan Trigonometri Pada Segitiga Siku-siku.

Kurangterampiljika sama sekali tidak dapat menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadranTerampiljika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadrantetapi belum tepat.Sangat terampill,jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadran dan sudah tepat.

Bubuhkan tanda √pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.

No Nama Siswa KeterampilanMenerapkan konsep/prinsip dan

strategi pemecahan masalahKT T ST

1234567891011121314151617181920

Keterangan:KT : Kurang terampilT : TerampilST : Sangat terampil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 148: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

132

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 149: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

133

LAMPIRAN 1

KUNCI JAWABAN PERMASALAHANKonsep kesebangunan pada segitiga terdapat pada cerita tersebut. Mari kita gambarkan segitiga sesuai cerita di atas.

Dimana: AB = tinggi tiang bendera (8 m) BC = panjang bayangan tiang (32 m) DE = tinggi pak Yahya (1,6 m)EC = panjang bayangan pak Yahya (6,4 m)

FG = tinggi Dani (1,2 m) GC = panjang bayangan Dani Berdasarkan gambar segitiga di atas terdapat tiga buah segitiga, yaitu ΔABC, ΔDEC, dan ΔFGC sebagai berikut.

Karena ∆ABC, ∆DEC dan ∆FGC adalah sebangun maka berlaku

DE

FG =

EC

GC=

6,1

2,1 =

4,6

f

Berdasarkan ∆ABC, ∆DEC dan ∆FGC diperoleh perbandingan sebagai berikut:

sudutmiringsisi

sudutdidepan .

sisi

AC

AB

DC

DE

FC

FGa

Perbandingani ini disebut sinus dari sudut C.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 150: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

134

sudutmiringsisi

sudutsampingdi .

sisi

AC

BC

DC

EC

FC

GCb

Perbandingani ini disebut cosinus dari sudut C.

sudutsampingdisisi

sudutdepan di.

sisi

BC

AB

EC

DE

GC

FGc

Perbandingani ini disebut tangen dari sudut C.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 151: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

135

Lampiran 7RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 jogorogoKelas/Semester : X/2Mata Pelajaran : Matematika-Wajib Topik : Limit Fungsi AljabarWaktu : 2 x pertemuan (1 pertenuan = 2 x 45 menit)

A. Kompetensi Inti SMA kelas X: 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar 1.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.2.1 Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerjasama, konsisten, sikap disiplin, rasa

percaya diri, dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi berpikir dalam memilih dan menerapkan strategi menyelesaikan masalah

2.2 Mampu mentrasformasi diri dalam berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah, kritis dan disiplin dalam melakukan tugas belajar matematika

2.3 Menunjukkan sikap bertanggung jawab, rasa ingin tahu, jujur dan perilaku peduli lingkungan

3.18 Mendeskripsikan konsep limit fungsi aljabar dengan menggunakan konteks nyata dan menerapkannya.

3.19 Merumuskan aturan dan sifat limit fungsi aljabar melalui pengamatan contoh-contoh4.16 Memilih strategi yang efektif dan menyajikan model matematika dalam

memecahkan masalah nyata tentang limit fungsi aljabar.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Terlibat aktif dalam pembelajaran limit.2. Bekerjasama dalam kegiatan kelompok.3. Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.4. Menjelaskan kembali nilai suatu fungsi dengan metode subtitusi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 152: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

136

5. Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan limit fungsi aljabar

D. Tujuan PembelajaranDengan kegiatan diskusi dan pembelajaran kelompok dalam pembelajaran limit fungsi ini diharapkan siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta dapat1. Menjelaskan konsep limit fungsi aljabar secara tepat, dan sistematis.2. Menerapkan/menyelesaikan masalah yang relevan yang berkaitan dengan limit

E. Materi Matematika

1. Menemukan Konsep Limit Fungsi Kita akan mencoba mencari pengertian atau konsep pendekatan suatu titik ke titik yang lain dengan mengamati dan memecahkan masalah.Masalah 10.1

Perhatikan masalah berikut. Seekor lebah diamati sedang hinggap di tanah pada sebuah lapangan. Pada suatu saat, lebah tersebut diamati terbang membentuk sebuah lintasan parabola. Setelah terbang selama 1 menit, lebah tersebut telah mencapai ketinggian maksimum sehingga ia terbang datar setinggi 5 meter selama 1 menit. Pada menit berikutnya, lebah tersebut terbang menukik lurus ke tanah sampai mendarat kembali pada akhir menit ketiga.

Gambar 10.2 Lebah ♦ Coba kamu modelkan fungsi lintasan lebah tersebut!

Petunjuk: – Model umum kurva parabola adalah f(t) = at2 + bt + c, dengan a, b, c bilangan real. – Model umum kurva linear adalah f(t) = mt + n dengan m, n bilangan real.

♦ Amatilah model yang kamu peroleh. Tunjukkanlah pola lintasan terbang lebah tersebut? Petunjuk: Pilihlah strategi numerik untuk menunjukkan pendekatan, kemudian bandingkan kembali jawaban kamu dengan strategi yang lain.

♦ Cobalah kamu tunjukkan grafik lintasan terbang lebah tersebut.

Alternatif Penyelesaian Perhatikan gambar dari ilustrasi Masalah 10.2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 153: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

137

Jadi, model fungsi lintasan lebah tersebut berdasarkan gambar di atas adalah:

32

215

10

)(

2

tjikanmt

tjika

tjikacbtat

tf

dengan a, b, c, m, n bilangan real. Dari ilustrasi, diperoleh data sebagai berikut. F• Misalkan posisi awal lebah pada saat hinggap di tanah adalah posisi pada waktu t = 0

dengan ketinggian 0, disebut titik awal O(0,0), • Kemudian lebah terbang mencapai ketinggian maksimum 5 meter pada waktu t = 1 sampai t

= 2, di titik A(1,5) dan B(2,5). • Pada akhir waktu t = 2, lebah kembali terbang menukik sampai hinggap kembali di tanah

dengan ketinggian 0, di titik C(3,0). Berdasarkan data tersebut, kita akan menentukan fungsi lintasan lebah, dengan langkah-langkah berikut. 1. Substitusi titik O(0,0) ke fungsi kuadrat f(t)= at2 + bt + c diperoleh c = 0. 2. Substitusi titik A(1,5) ke fungsi kuadrat f(t)= at2 + bt + c diperoleh a + b + c = 5, karena c

= 0, maka a + b = 5. 3. Karena fungsi kuadrat mencapai maksimum pada saat t = 1 maka –b/2a = 1 atau b = –2a. 4. Dengan mensubstitusi b = –2a ke a + b = 5 maka diperoleh a = –5 dan b = 10. 5. Jadi, fungsi kuadrat tersebut adalah f(t) = –5t2 + 10t. 6. Lebah tersebut terbang konstan pada ketinggian 5 maka fungsi lintasan tersebut adalah f(t)

= 5. 7. Substitusi titik B(2,5) ke fungsi linear f(t) = mt + n, diperoleh 5 = 2m + n. 8 Substitusi titik C(3,0) ke fungsi linear f(t) = mt + n, diperoleh 0 = 3m + n atau n = 3m. 9. Dengan mensubstitusi ke n = –3m maka diperoleh m = – 5 dan n = 15. 10. Fungsi linear yang dimaksud adalah f(t) = –5t + 15.

Dengan demikian, model fungsi lintasan lebah tersebut adalah:

32155

215

10105

)(

2

tjikat

tjika

tjikatt

tf

Selanjutnya limit fungsi pada saat t = 1 dan t = 2 dapat dicermati pada tabel berikut

Nilai pendekatan y = f(t) pada saat t mendekati 1 T 0,7 0,8 0,9 0,99 0,999 1 1,001 1,01 1,1 1,2 1,3f(t) 4,55 4,80 4,95 4,9995 5 5 5 5 5 5 5

Nilai pendekatan y = f(t) pada saat t mendekati 2T 1,7 1,8 1,9 1,99 1,999 2 2,001 2,01 2,1 2,2 2,3f(t) 5 5 5 5 5 5 4,995 4,95 4,5 4 3,5

Dari pengamatan pada tabel, dapat kita lihat bahwa y akan mendekati 5 pada saat t mendekati 1 dan y akan mendekati 5 pada saat t mendekati 2. Perhatikan strategi lainnya. Mari perhatikan nilai fungsi pada t mendekati 1 dari kiri dan kanan, sebagai berikut: I. Untuk t mendekati 1

5155lim1

tt

(makna t → 1– adalah nilai t yang didekati dari kiri)

55lim1

t

(makna t → 1+ adalah nilai t yang didekati dari kanan)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 154: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

138

Ternyata saat t mendekati 1 dari kiri , nilai fungsi y = f(t) = –5t2 + 10t mendekati 5. Demikian saat t mendekati 1 dari kanan, nilai fungsi f(t) = 5 mendekati 5. Kita menulisnya

5lim5105lim1

2

1

tttt . Dengan demikian fungsi lintasan lebah mempunyai limit

sebesar 5 pada saat t mendekati 1. II. Untuk t mendekati 2

55lim2

t

(makna t → 2– adalah nilai t yang didekati dari kiri)

5155lim2

tt

(makna t → 2+ adalah nilai t yang didekati dari kanan)

Ternyata saat t mendekati 2 dari kiri, nilai fungsi f(t) = 5 mendekati 5. Demikian juga saat t mendekati 2 dari kanan, nilai fungsi y = f(t) = –5t + 15 mendekati 5. Hal ini dapat dinyatakan

5105lim5lim 2

22

tt

tt. Dengan demikian fungsi lintasan lebah mempunyai limit

sebesar 5 pada saat t mendekati 2.

Masalah 10.2Tiga anak (sebut nama mereka: Ani, Budi dan Candra) sedang bermain tebak angka. Ani memberikan pertanyaan dan kedua temannya akan berlomba memberikan jawaban yang terbaik. Perhatikanlah percakapan mereka berikut. Ani : Sebutkanlah bilangan real yang paling dekat ke 3? Budi : 2 Candra : 4 Budi : 2,5Candra : 3,5Budi : 2,9 Candra : 3,1 Budi : 2,99 Candra : 3,01 Budi : 2,999 Candra : 3,001 Budi : 2,9999 Candra : 3,0001

Gambar 10.4 Ilustrasi limit sebagai pendekatan nilai Alternatif Penyelesaian Kedua teman Ani berlomba memberikan jawaban bilangan terdekat ke 3, seperti pada Gambar 10.4. Pada awalnya Budi dan Candra mengambil bilangan yang terdekat ke 3 dari kiri dan kanan sehingga mereka menjawab 2 dan 4. Ternyata masih ada bilangan real lain yang terdekat ke 3, sehingga Budi harus memberi bilangan yang lebih dekat lagi ke 3 dari kiri, maka Budi menyebut 2,5. Hal ini membuat Candra ikut bersaing untuk mencari bilangan lain, sehingga ia menjawab 3,5. Demikianlah mereka terus-menerus memberikan jawaban sebanyak mungkin sampai akhirnya mereka menyerah untuk mendapatkan bilangan-bilangan terdekat ke-3. Berdasarkan pemahaman kasus ini, ternyata ketidakmampuan teman-teman Ani untuk menyebutkan semua bilangan tersebut telah membuktikan bahwa begitu banyak bilangan real di antara bilangan real lainnya. Jika dimisalkan x sebagai variabel yang dapat menggantikan jawaban-jawaban Budi dan Candra maka x akan disebut bilangan yang mendekati 3 (secara matematika, dituliskan x → 3)

Berdasarkan masalah dan contoh di atas, kita tetapkan pengertian limit fungsi, sebagai berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 155: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

139

Misalkan f sebuah fungsi f : R → R dan misalkan L dan c bilangan real. Lxfcx

)(lim jika

dan hanya jika f(x) mendekati L untuk semua x mendekati c.Catatan:

Lxfcx

)(lim dibaca limit fungsi f(x) untuk x mendekati c sama dengan L.

Kita menyatakan bahwa f mendekati L ketika x mendekati c yang terdefinisi pada selang/interval yang memuat c kecuali mungkin di c sendiri. Seperti yang telah dijelaskan di awal bab ini, sebuah pengamatan pada permasalahan akan melahirkan pengertian dan konsep umum. Tetapi ada baiknya kita harus menguji kembali konsep tersebut. Mari kita amati kembali konsep limit fungsi tersebut dengan mengambil strategi numerik, dengan langkah-langkah pengamatan sebagai berikut. 1. Tentukanlah titik-titik x yang mendekati c dari kiri dan kanan! 2. Hitung nilai f(x) untuk setiap nilai x yang diberikan? 3. Kemudian amatilah nilai-nilai f(x) dari kiri dan kanan. 4. Ada atau tidakkah suatu nilai pendekatan f(x) pada saat x mendekati c tersebut?

F. Model/Metode Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran adalah pendekatan saintifik (scientific). Pembelajaran koperatif (cooperative learning) menggunakan kelompok diskusi yang berbasis masalah (problem-based learning).

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi KegiatanAlokasi Waktu

Pendahuluan 1. Siswa memimpin doa (Seorang siswa untuk memimpin doa )2. Guru mengecek kehadiran dan menanyakan kesehatan siswa.3. P1 : Guru memberikan informasi tentang pentingnya

memahami konsep limit fungsi aljabar dalam kehidupan sehari-hari..

P2 : Guru melakukan pengecekan hasil kerja siswa pada waktu P1

10 menit

Inti P11. Guru memberikan informasi tentang KBM yang akan

menggunakan model project based learning.2. Guru membentuk kelompok dengan masing-masing

beranggotakan 4-5 siswa.3. Guru memberikan masalah untuk di diskusikan4. Guru membimbing kelompok dalam menelaah, mengamati

dan memberikan scaffolding untuk menemukan konsep limit suatu fungsi aljabar di buku paket hal. 316 – 338.

5. Guru membimbing kelompok merumuskan pertanyaan(questioning), bagaimana cara menentukan nilai dari limit fungsi aljabar

6. Guru membimbing kelompok untuk menganalisis/menalar syarat apa yg harus dipenuhi supaya limit tersebut mempunyai nilai..

7. Satu kelompok diminta untuk memprentasikan hasil diskusinya ke depan kelas. Sementara kelompok lain,

70 menit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 156: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

140

menanggapi dan menyempurnakan apa yang dipresentasikan.8. Dengan tanya jawab, guru mengarahkan siswa untuk membuat

suatu kesimpulan.

P29. Guru memberikan informasi tentang KBM yang akan

menggunakan model Problem-Based Learning (PBL)10. Guru memberikan masalah untuk di diskusikan11. Guru membimbing kelompok dalam menelaah, mengamati

dan memberikan scaffolding untuk menemukan konsep limit suatu fungsi aljabar di buku paket hal. 339 – 348.

12. Semua kelompok menampilkan hasil kerjanya.13. Semua siswa mengamati dan membandingkan hasil kerja

kelompokknya dengan kelompok lain.14. Guru membimbing kelompok merumuskan pertanyaan

(questioning), bagaimana cara menentukan nilai dari limit fungsi aljabar

15. Guru membimbing kelompok untuk menganalisis syarat apa yg harus dipenuhi supaya limit tersebut mempunyai nilai.

16. Satu kelompok diminta untuk memprentasikan hasil diskusinya ke depan kelas. Sementara kelompok lain, menanggapi dan menyempurnakan apa yang dipresentasikan.

17. Dengan tanya jawab, guru mengarahkan siswa untuk membuat suatu kesimpulan.

18. Guru memberikan soal-soalPenutup P 1.

1. Siswa diminta menyimpulkan hasil yang diperoleh selama kegiatan pembelajaran.

2. Guru memberikan tugas / pekerjaan rumah mengenaipenerapan limit suatu fungsi aljabar

3. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap belajar.

P 2.1. Siswa diminta menyimpulkan hasil yang diperoleh

selama kegiatan pembelajaran.

2. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap belajar.

10 menit

H. ALAT/MEDIA/SUMBER PEMBELAJARAN1. Buku Guru dan referensi buku lain2. Lembar Kerja3. Lembar penilaian

I. PENILAIAN HASIL BELAJAR1. Teknik Penilaian: pengamatan, tes tertulis (Tes otentik)

2. Prosedur Penilaian:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 157: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

141

PERTEMUAN KE 1

No Aspek yang dinilaiTeknik

PenilaianWaktu Penilaian

1. Sikap

a. Terlibat aktif dalam pembelajaran limit.b. Bekerjasama dalam kegiatan kelompok dan

melakukan percobaan.c. Toleran terhadap proses dan selesaian

pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.

Pengamatan Selama pembelajaran dan saat diskusi dan melakukan percobaan

2. Pengetahuan

a. Menjelaskan kembali pengertian limit fungsi aljabar

b. Menentukan nilai limit sederhana

Pengamatan dan tes

Penyelesaian kelompok

3. Keterampilan

Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan limit fungsi yang mungkin muncul dari suatu fenomena dan menentukan banyak dari semua kemungkinan tersebut.

Pengamatan Penyelesaian tugas (kelompok) dan saat diskusi

PERTEMUAN KE 2

No Aspek yang dinilaiTeknik

PenilaianWaktu Penilaian

1. Sikap

d. Terlibat aktif dalam pembelajaran limit.

e. Bekerjasama dalam kegiatan kelompok dan melakukan percobaan.

f. Toleran terhadap proses dan selesaian pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.

Pengamatan Selama pembelajaran dan saat diskusi dan melakukan percobaan

2. Pengetahuan

Menentukan/menerapkan nilai limit Pengamatan dan tes

Penyelesaian kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 158: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

142

No Aspek yang dinilaiTeknik

PenilaianWaktu Penilaian

3. Keterampilan

Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan limit

Pengamatan Penyelesaian tugas (kelompok) dan saat diskusi

H. Instrumen Penilaian Hasil belajar Tes tertulis

1. ...5lim3

tt

2.34

22lim

2

2

1

xx

xxx

= …

3.6

8lim

2

3

2

xx

xx

= …

Catatan: Penyekoran bersifat holistik dan komprehensif, tidak saja memberi skor untuk jawaban akhir, tetapi juga proses pemecahan yang terutama meliputi pemahaman, komunikasi matematis (ketepatan penggunaan simbol dan istilah), penalaran (logis), serta ketepatan strategi memecahkan masalah.

Pedoman penskoran1. 8 .................................................. 202. – 1 .................................................. 353. 1 .................................................. 45Jumlah skor 100

Mengetahui Jogorogo, Agustus 2013

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Jogorogo Guru Mata Pelajaran

Dra YAYUK SRI RAHAYU Mpd Tatik sriyati Spd

Pembina Utama Muda NIP: 19650901 199601 2001

NIP. 19640701 198711 2001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 159: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

143

Lampiran 1:

LEMBAR AKTIVITAS SISWA 1

(LAS 1)

1. Nilai dari lim → 3 + 5 =.

2. Nilai lim →~1582

9643345

235

xxxx

xxxx

3. Nilai lim →1

432

x

xx adalah

4. Nilai lim →~ 382 xx - 522 xx adalah

5. Nilai lim →1

13

x

xadalah

LEMBAR AKTIVITAS SISWA 2

(LAS 2)

1. Nilai dari lim → 3 + 5 =.

2. Nilai lim →~1582

9643345

235

xxxx

xxxxadalah

3. Nilai lim →1

432

x

xx adalah

4. Nilai lim →~ 382 xx - 522 xx adalah

5. Nilai lim →1

13

x

xadalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 160: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

144

LEMBAR PENGAMATAN SIKAP

Mata Pelajaran : Matematika - WajinKelas/Semester : X IPA / GenapTahun Pelajaran : 2013 / 2014.Waktu Pengamatan : Saat Pelajaran Berlangsung.

Indikator perkembangan sikap: religius, jujur, disiplin, mandiri, rasa ingin tahu, dan tanggung jawab 1. BT (belum tampak) jika sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam

menyelesaikan tugas.

2. MT (mulai tampak) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas tetapi masih sedikit dan belum ajeg/ konsisten.

3. MB (mulai berkembang) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas yang cukup sering dan mulai ajeg/ konsisten.

4. MK (membudaya) jika menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas secara terus-menerus dan ajeg/ konsisten.

Bubuhkan tanda V pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan

Nama Ketelitian Jujur Disiplin MandiriRasa Ingin

Tahu

BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK

Keterangan

1 = Kurang

2 = Sedang

3 = Baik4 = Sangat Baik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 161: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

145

Lampiran 3 :

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : X/1

Tahun Pelajaran : 2013/2014

Waktu Pengamatan :Pada saat proses pembelajaran

Indikator terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan limit.

1. Kurang terampil, jika sama sekali tidak dapat menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadran

2. Terampil, jika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadrantetapi belum tepat.

3. Sangat terampill, jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadran dan sudah tepat.

Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.

No Nama Siswa

Keterampilan

Menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah

KT T ST

1

2

Keterangan :

KT : Kurang terampil

T : Terampil

ST : Sangat terampil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 162: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

146

Lampiran 8

Catatan Lapangan Wawancara Perencanaan Proses Pembelajaran

Matematika Terhadap Guru Matematika Kelas X

Hari/Tanggal : Senin, 21 april 2014

Inisial Subjek : HP

Tempat : Ruang tunggu tamu SMA Negeri 1 Jogorogo

Pukul : 13.00 – 13.30

Tujuan : Untuk memperoleh informasi tentang perencanaan proses pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 1 Jogorogo

A. Catatan Diskriptif

Pada hari itu menunggu kehadiran guru HP di ruang tunggu tamu.

Sebelumnya peneliti sudah membuat janji dengan HP untuk mengadakan

wawancara. HP pada waktu itu sudah berada dikantor, akan tetapi HP masih

menyelasaikan pekerjaan terkait beliau sebagai panitia Ujian Akhir Nasional.

Wawancara dilakukan di ruang tunggu tamu, berikut hasil transkrip wawancara

dengan HP.

1.

2.

Peneliti

HP

Peneliti

HP

:

:

:

:

Menurut pandangan bapak Kurikulum 2013 seperti apa?

kurikulum yang dibuat untuk bisa mengasah kemampuan

potensi peserta didik dalam memecahkan suatu masalah

dalam pembelajarn, sehingga siswa menjadi aktif, kreatif,

inovatif dan mandiri berdasarkan kompetensi inti yang

diimbangi dengan sikap dan perilaku sesuai ajaran agama

yang dianutnya.

iya pak, lalu terkait dengan K-13, menurut bapak

pembelajaran berbasis masalah itu seperti apa?

yaa, sebuah pembelajaran yang mengenalkan siswa pada

pokok suatu masalah yang nyata atau data real sehingga

siswa dapat terlibat langsung terhadap masalah yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 163: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

147

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Peneliti

HP

Peneliti

HP

Peneliti

HP

Peneliti

HP

Peneliti

HP

Peneliti

HP

Peneliti

HP

Peneliti

HP

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

ada tersebut, dan bisa dipecahkan secara bersama-sama.

untuk pendekatan dalam pembelajarannya pak?

ya di K-13 kan dimintanya pendekatan ilmiah mbak.

naah, kalo PBL dengan pendekatan ilmiah itu menurut

bapak seperti apa?

PBL dengan pendekatan ilmiah yaitu proses pembelajaran

yang mengenalkan siswa terhadap masalah yang nyata

sehingga timbul rasa ingin tahu berdasarkan pengetahuan

siswa untuk mencoba menyelesaikan masalah tersebut

untuk penyusunan silabus dan RPP gimana pak?

untuk silabus kita mengguanakan yang ada pada

Kurikulum 2013. Sedangkan RPP juga kita sesuaikan dan

mengacu pada Kurikulum 2013, biasanya sesuai contoh

yang ada

kalo panduan khusus untuk penyusunan RPP ini, ada

panduan khusus untuk penyusunan RPP seperti ini, ada

tidak pak ?

tidak ada, hanya mengacu pada K-13 kemudian

dikembangkan sendiri sesuai contoh baik dari pelatihan K-

13 atau contoh RPP dari sekolah yang ditunjuk

menggunakan K-13 juga

untuk penentuan sumber belajarnya bagaimana pak?

sumber belajarnya kita tetap mengacu pada buku yang

ditetapkan dari negara terkait dengan K-13 dan LKS yang

kalo kita liat mengacu pada K-13 baru kita ambil

kalau untuk menyusun RPP ini bagaimana cara

menentukan indikatornya pak?

merumuskan indikator kalau di K-13 kan disilabus belum

ada, jadi kita kembangkan sendiri di RPP. Itu juga bisa

dilihat dari materinya juga, maka pengembangan materi itu

masing-masing guru ini merumuskan tergantung kreatifitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 164: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

148

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

Peneliti

HP

Peneliti

HP

Peneliti

HP

Peneliti

HP

Peneliti

HP

Peneliti

HP

Peneliti

HP

Peneliti

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

guru.

kalau menetukan tujuan pembelajarannya?

yha ini mengacu pada indikator

Untuk pengembangan materinya?

materi ya sesuai

kalau untuk metode PBL dengan pendekatan ilmiah

bagaimana pak merencanakannya

ya sebenarnya kita lihat materinya dulu, materinya itu bisa

tidak menggunakan metode itu

kalau untuk menyusun kegiatan pembelajaran bagaimana

pak?

ya ketika kita menggunakan PBL dengan pendekatan

ilmiah ya kita sesuaikan dengan langkah-langkahnya.

Ya..kalo untuk pendahuluan apersepsi tetap saya lakukan

menanyakan PR, motivasi pentingnya materi yang akan

dipelajari, kemudian kegitan inti, dan penutup, tadi apa

saja yang kita sampaikan.

menetukan kegiatan intinya ini bagaimana pak?

menetukannya ya dilihat dari tujuannya tadi....

apakah bapak sudah mengintegrasikan 5M (mengamati,

menanya, memgumpulkan informasi, mengasosiasi, dan

mengkomunikasikan dalam RPP dan dlam pembelajaran?

bisa dilihat kegiatan pembelajaran di RPP yang

menggunakan metode PBL dengan pendekatan ilmiah ada

kegiatan 5M yang masing-masing terdapat kegiatan yang

dilaksanakan.

kalau untuk di proses pembelajran saya selalu berusaha

mengintegrasikan dan melaksanakan semampu saya.

kalau untuk penilaian pak?

itu masing-masing guru, kalo saya sama disilabus

adakah panduan khusus untuk penilaian pak?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 165: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

149

19.

20.

HP

Peneliti

HP

Peneliti

HP

:

:

:

:

:

tidak.

ooo, untuk penentuan alokasi waktunya seperti apa?

ya disilabus ada, gunakan acuan yang ada di silabus.

o seperti itu pak, kalo untuk sumber belajarnya pak?

klo penentuan sumber belajarnya satu kita pake buku paket

dari negara dan LKS. Kalau anak-anak punya refrensi

buku yang lain saya juga tidak melarang. Tapi yang saya

gunakan dalam mengajar dua itu.

B. Catatan reflektif

Dalam wawancara, guru memahami bahwa dalam K-13 silabus

sudah diberikan dari pusat, hanya belum ada indikatornya. Hal tersebut

menjadi tuntututan bagi guru untuk mengembangkan sendiri indikatornya

dalam RPP. Dalam menerangkan proses penyusunan RPP, jawaban guru

belum begitu maksimal dalam penyusunan RPP ternyata guru tersebut hanya

menggunakan contoh dari pelatihan dan RPP dari sekolah yang telah ditunjuk

menggunakan K-13.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 166: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

150

Lampiran 9

Catatan Lapangan Wawancara Perencanaan Proses Pembelajaran

Matematika Terhadap Guru Matematika Kelas X

Hari/Tanggal : Senin, 26 Mei 2014

Inisial Subjek : TK

Tempat : Ruang Guru SMA Negeri 1 Jogorogo

Pukul : 10.15 – 10.45

Tujuan : Untuk memperoleh informasi tentang perencanaan proses pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 1 Jogorogo

A. Catatan Diskriptif

Pada hari itu menunggu kehadiran guru TK di ruang tunggu tamu.

Sebelumnya peneliti sudah membuat janji dengan TK untuk mengadakan

wawancara. TK pada waktu itu sudah berada disekolah, akan tetapi TK masih

mengajar dikelas Xips-1. Wawancara dilakukan di ruang guru, berikut hasil

transkrip wawancara dengan TK.

1.

2.

3.

Peneliti

TK

Peneliti

TK

Peneliti

TK

:

:

:

:

:

:

Menurut pandangan ibu Kurikulum 2013 seperti apa?

kurikulum yang setahu saya kurikulum yang cukup simple

sebab peran guru lebih condong hanya sebagai fasilitator saja

ooo bgtu bu, lalu terkait dengan K-13, menurut ibu

pembelajaran berbasis masalah itu seperti apa?

apa ya mbak.., sebuah pembelajaran yang melibatkan siswa

dalam pemecahan suatu masalah yang biasanya dihubungkan

degan kegiatan sehari-hari.

untuk pendekatan dalam pembelajarannya bu?

pendekatan ilmiah...

naah, kalo PBL dengan pendekatan ilmiah itu menurut ibu

seperti apa?

pendekatan ilmiah?..eemmmm..

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 167: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

151

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

Peneliti

TK

Peneliti

TK

Peneliti

TK

Peneliti

TK

Peneliti

TK

Peneliti

TK

Peneliti

TK

Peneliti

TK

Peneliti

TK

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

Dalam pembelajaran PBL juga harus ada langkah-langkah

yang sistematis sepeti identifikasi masalah, mengumpulkan

data, menganlisisnya, memecahkan masalahnya,dan tindakan

apa yang akan kita lakukan apa..gitu

untuk penyusunan silabus dan RPP gimana bu?

untuk silabus kita mengguanakan yang ada pada Kurikulum

2013. Sedangkan RPP juga kita sesuaikan dan mengacu pada

Kurikulum 2013, biasanya sesuai contoh yang ada. Kalo saya

bingung yha tanya ke guru yang lain.

kalo panduan khusus untuk penyusunan RPP ini, ada

panduan khusus untuk penyusunan RPP seperti ini, ada tidak

bu ?

tidak ada, hanya mengacu pada K-13 kemudian

dikembangkan sendiri sesuai contoh RPP dari sekolah yang

ditunjuk menggunakan K-13 juga

untuk penetuan sumber belajarnya bagaimana bu?

kita pake buku paket dan LKS saja

kalau untuk menyusun RPP ini bagaimana cara menentukan

indikatornya bu?

merumuskan indikator kalau di K-13 kan disilabus belum

ada, jadi kita kembangkan sendiri di RPP. Kalau tidak kita

lihat materinya dan Kompetensi Dasarnya. Kalau saya

bingung lagi-lagi tanya ke guru yang lain.

kalau menetukan tujuan pembelajarannya?

tujuan kan ya mengacu pada indikator

Untuk pengembangan materinya?

materi masih sama

kalau untuk metode PBL dengan pendekatan ilmiah

bagaimana bu merencanakannya?

ya sebenarnya kita lihat materinya dulu, materinya itu bisa

tidak menggunakan metode itu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 168: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

152

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

Peneliti

TK

Peneliti

TK

Peneliti

TK

Peneliti

TK

Peneliti

TK

Peneliti

TK

Peneliti

TK

Peneliti

TK

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

ooo begitu bu,

iya..

kalau untuk menyusun kegiatan pembelajaran bagaimana bu?

ya ketika kita menggunakan PBL dengan pendekatan ilmiah

ya kita sesuaikan dengan langkah-langkahnya. Ya..kalo

untuk pendahuluan apersepsi tetap saya lakukan menanyakan

PR, motivasi pentingnya materi yang akan dipelajari,

kemudian kegitan inti, dan penutup, tadi apa saja yang kita

sampaikan.

apakah ibu sudah mengintegrasikan 5M (mengamati,

menanya, memgumpulkan informasi, mengasosiasi, dan

mengkomunikasikan dalam RPP dan dalam pembelajaran?

bisa dilihat kegiatan pembelajaran di RPP yang

menggunakan metode PBL dengan pendekatan ilmiah ada

kegiatan 5M yang masing-masing terdapat kegiatan yang

dilaksanakan.

kalau untuk di proses pembelajran saya selalu berusaha

mengintegrasikan dan melaksanakan semampu saya.

apakah dalam tahapan pembelajaran sudah bisa terlaksana

semua dengan baik?

kalau pendahuluan bisa berjalan baik, kalau kegiatan inti

masih sulit dilaksanakan secara maksimal mbak..., anak-anak

masih kurang memilki sikap mandiri.

kalau untuk penilaian bu?

itu masing-masing guru, kalo saya sama yang ditulis

disilabus.

adakah panduan khusus untuk penilaian bu?

tidak.

kalau untuk alokasi waktu ini ditentukan dengan apa bu?

ini mbak dengan mengacu pada silabus jan juga sudah ada.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 169: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

153

B. Catatan reflektif

Dalam wawancara, guru memahami bahwa dalam K-13 silabus

sudah diberikan dari pusat, hanya belum ada indikatornya. Hal tersebut

menjadi tuntututan bagi guru untuk mengembangkan sendiri indikatornya

dalam RPP. Dalam menerangkan proses penyusunan RPP, jawaban guru

belum begitu maksimal dalam penyusunan RPP ternyata guru tersebut hanya

menggunakan contoh dari pelatihan dan RPP dari sekolah yg telah ditunjuk

menggunakan K-13.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 170: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

154

Lampiran 10

Catatan Lapangan Kegiatan Pembelajaran Berbasis Masalah matematika dengan Pendekatan ilmiah Hasil Observasi Pertama

Hari/tanggal : Senin, 07 April 2014Pukul : 12.00 – 13.30Tujuan : Memperoleh informasi tentang pelaksanaan proses pembelajaran

matematika di kelas X khusunya Xipa-1 SMA Negeri 1 JogorogoTempat : Ruang kelas Xipa-1

A. Catatan DeskriptifR. Hobro Pranasmoro Hadi, S.Pd (HP) adalah guru laki-laki. Observasi

dilakukan pada hari senin, 07 April 2014 di kelas Xipa-1 SMAN 1 jogorogo. Pada hari itu, mata pelajaran matematika akan dimulai pada pukul 12.00 sampai 13.30. Beberapa menit sebelum bel mulai pembelajaran, peneliti menemui guru HP terlebih dahulu di ruang waka kurikulum. Kemudian, HP mengajak peneliti segera menuju kelas Xipa- 1. Sesampai di kelas terlihat siswa masih bergerombol dengan temannya, HP meminta siswa untuk cepat menyelesaikan istirahatnya. Di sisi lain pada saat itu peneliti mempersiapkan peralatan pengamatan. Pertama peneliti memilih berdiri di belakang kelas, karena hasil gambar yang didapat tidak jelas peneliti pindah ke pojok depan.

Ruang kelas Xipa-1 sebelah barat, ruangannya luas dan tertata rapi, berukuran sekitar 8x9 m menghadap ke timur. Pada sisi timur ruangan berderet jendela kaca yang bersih, di bagian depan atas terlihat gambar burung garuda. Gambar Presiden dan wakil Presiden terletak agak kebawah disisi kanan dan kiri gambar burung garuda dan di tengah-tengahnya terdapat jam dinding. Di bawah jam dinding terdapat whiteboard di sebelah kiri whiteboard terdapat papan Visi Misi dan kalender.

Sebelum pembelajaran HP meminta peneliti untuk memperkenalkan diri. Peneliti memperkenalkan nama dan maksud mengikuti HP kepada siswa. Di awal kegiatan pembelajaran,

HP : bertanya kepada siswa dan mengucapkan salam, “sudah siap?Assalamualaikum...... Mari kita mulai, kita sudah sampai mana?”

Siswa : terakhir ukran sudut drajat dan radian pak, tapi sudah selesaiHP : ada tugas tidak?Siswa : ada pak,...HP : bisa mengerjakan, coba tunjukkan kedepanSiswa : bisa pak..

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 171: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

155

HP meminta beberapa siswa untuk menuliskan jawabannya dipapan tulis dan meminta sekalian untuk menjelaskan hasil pekerjaannya. Ada tiga siswa yang menuliskan jawaban didepan kelas, dua perem[uan dan satu laki-laki. Untuk siswa

laki-laki mengerjakan soal putaran diubah ke derajat dan radian.

putaran = 360 = 60.HP : kenapa 360?Siswa : karena satu putaran pak...HP mengulang kata-kata cahyo, “ kalau menurut cahyo kenapa dikalikan

360 karena satu putaran.” Tapi ternyata cahyo masih belum mengubahnya ke radian. Untuk dua siswa perempuan mengerjakan sudah benar dan dalam menjelaskan cukup baik. Namun ketika ditanya komplemen dan suplemen siswa terlihat masi sedikit kesulitan

HP : yang berlawanan arah dengan jarum jam itu... sudut positif. Kalo yang negatif bagaimana? Kalo searahkan cepet ta...seperti yang kamu harapkan to... setengah dua... siswa tertawa..

Kalau komplemen itu sudut berapa kalo dijumlahkan jadi 90 gtu ta..nah kalo dari 105 itu berapa biar jadi 90. Kan begitu kamu kan mengatakan -15 arahnya negatif untuk itu bagaimana untuk 105?Bagus ada yang membantu pakai gambar pakai lingkaran.

Terlihat ada siswa laki-laki yang membantu siswa perempuan memecahkan komplemen dari 105.

HP : buat lingkaran dulu...Biasane laki-laki itu pinter gawe bunderan (siswa tertawa)

HP mengarahkan sudut 105 nya mana dulu gambaren dulu.. terlihat dua siswa yang berdidri didean berdiskusi untuk menentukan sudut 105. Ada pertanyaan dari siswa lain 105 itu apa tidak di kuadran II ta? Siswa yang didepan menjawab..iyo ya..he..

HP : sekarang kamu liat 105 itu kalo pake putaran ..komplemennya -15 apakah bisa jadi 90 derajat?

HP : apakah setiap sudut punya supemen dan komplemenSiswa : tidakHP : nah kembalikan ke pengertian komplemen dan

suplemen...jadi 105 punya komplemen tidak?Siswa : tidak..HP : ada yang masih kesulitan, kalau tidak ada kita lanjutkan

dengan materi selanjutnya. Konsep dasar sudut (guru menulis dipapan tulis)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 172: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

156

HP mereview materi dengan menuliskan satu permasalahan yang pernahdihadapi siswa ketika mereka masih duduk di bangku SMP. HP memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membuat siswa mengingat informasi yang sudah ada. HP memberikan berbagai macam pemasalahan dan terlihat beberapa siswamenjawabnya. Setelah permasalahan sudah terselesaikan, HP diawal pembelajaran memberikan batu loncatan terkait materi mengingatkan tentang kuadran I, II, III, dan IV. Hal tersebut diberikan setelah guru memberikan permasalahan kepada siswa pada kegiatan mengamati. Siswa diminta membaca materi kurang lebih diberikan waktu untuk membaca contoh-contoh yang ada di buku paket.

HP : Pak Yahya adalah seorang penjaga sekolah. Tinggi pak Yahya adalah 1,6m. Dia mempunyai seorang anak, namanya Dani. Dani masih kelas II Sekolah Dasar. Tinggi badannya 1,2m. Dani adalah anak yang baik dan suka bertanya. Dia pernah bertanya kepada ayahnya tentang tinggi tiang bendera di lapangan itu. Dengan senyum, Ayahnya menjawab 8m. Suatu sore, disaat dia menemani ayahnya membersihkan rumput liar di lapangan, Dani melihat bayangan setiap benda ditanah. Dia mengambil tali meteran dan mengukur panjang bayangan ayahnya dan panjang bayangan tiang bendera, yaitu 6,4m dan 32m.Tetapi dia tidak dapat mengukur panjang bayangannya sendiri karena bayangannya mengikuti pergerakannya. Jika kamu sebagai Dani, dapatkah kamu mengukur bayangan dirimu sendiri?

Siswa : dengan menggunakan konsep kesebangunan pak...HP : kenapa segitiga bisa dikatan sebangun?Siswa : kalo punya sudut sama..

HP : dari segitiga ABC, DEC, FGC jadi diperoleh perbandingan =dengan FG tinggi dani (1,2m), DE tinggi pak yahya (1,6m)...

HP selanjutnya meminta siswa untuk menemukan pola dengan memberi pertanyaan-pertanyaan pancingan, dengan mengaitkan contoh-contoh soal yang sudah diberikan. Siswa terlihat berdiskusi dengan teman disampingnya sambil sesekali bertanya pada HP. Setelah menemukan pola, HP memberi contoh soal terkait dengan fenomena yang sedang hangat di sekitar siswa, ketika itu HPmemberi contoh tentang tiang bendera. Beberapa siswa terlihat sedikit bingung dan menjawab “ menghitungnya bagaimana pak?” ada nyang menjawab “susah pak”. Kemudian HP menjawab “itulah gunanya belajar matematika, hal yang difikirkan saja sulit tapi bisa diselesaikan, tidak ada ruginya belajar matematika”. Saat itu siswa terlihat bersemangat lagi dan mencoba menghitungnya.

Dari 1 permasalahan selanjutnya HP meminta siswa untuk membuat pertanyaan-pertanyaan lain yang mungkin dari permasalahan tersebut. Siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 173: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

157

terlihat mengeluarkan pendapatnya dan HP terlihat menanggapi seluruh pendapat siswa dan meminta siswa lain untuk berkomentar.

Sambil menunggu siswa selesai mengerjakan HP terlihat berkeliling dan melihat cara siswa mengerjakan. Selang beberapa menit terlihat banyak siswa yang sudah selesai, HP meminta salah satu dari mereka untuk menulis jawabannya. Terlihat salah satu siswa menulis jawaban. Kemudian HP bekatapada siswa lain “kira-kira ada jawaban lain tidak, kalau ada coba tuliskan di depan’. HP mencoba menyemangati siswa tersebut “coba kamu selesaikan dulu” kemudian HP terlihat berdiskusi di samping siswa, peneliti tidak mendengar percakapan mereka, karena pada saat itu peneliti berdiri di belakang kelas. kemudian HP meminta siswa untuk duduk kembali, HP bertanya kepada siswa lain kira-kira jawabannya bagaimana. Setelah itu ada siswi yang bertanya kalo sudutnya itu apa ndak kebalik boleh apa tidak? Siswa yang mengerjakan didepan menjawab dengan membacakan soal dan apa yang telah diketahui.

Pada pukul 13.30 tepat, bel pergantian jam berbunyi, HP mengakhiri pembelajaran dengan menyimpulkan dan meminta siswa di rumah untuk membaca materi dan mengerjakan soal-soal terkait dengan konsep dasar sudut. Di sisi lain peneliti sedang membereskan peralatan pengamatan sambil berbincang-bincang dengan 2 orang siswa yang kebetulan saat itu duduk di dekat peneliti. Selesai pembelajaran HP mengajak peneliti menuju ruang guru, di sela-sela perjalanan peneliti bertanya kepada HP apakah peneliti boleh ikut di kelas beliau lagi apa tidak? Dengan senang hati dan terlihat tersenyum HP menjawab “boleh, silahkan tapi kasih kabar dahulu takutnya saya tidak bisa mengisi pelajaran”. Karena HP terlihat buru-buru ingin pulang, peneliti izin pulang terlebih dahulu.

B. Catatan ReflektifKegiatan pembelajaran dimulai dengan guru memberikan batu loncatan

terkait materi yang akan dipelajari. Dalam kegiatan ini guru membahas PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya, dalam kegiatan ini, guru sudah mulai meminta siswa untuk berpartisipasi aktif dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Masuk pada kegiatan inti, dimuali dari kegiatan mengamati siswa diminta membaca buku pelajaran setelah guru memberikan permaslahan. Berikutnya dalam kegiatan menanya terlihat siswa masih kesulitan merangkai pertanyaan yang mengarah pada pemecahan masalah, guru memberikan arahan dengan memanggil salah satu siswa untuk bertanya. Karena pada tahap kedua siswa sudah kesulitan pada kegiatan mengumpulkan informasi siswa juga mengalami kesulitan karena juga minimnya sumber belajar yang dimiliki. Tidak jauh berbeda dengan kegiatan mengasosiasi siswa juga belum maksimal dalam mengolah informasi terlihat siswa masih ada yang belum paham terkait arah penyelesaian dari permasalahan. Namun, dengan bguru menjadi fasilitator dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 174: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

158

tetap memberikan motivasi siswa menjadi sedikit berusaha memahami materi. Untuk kegiatan terakhir mengkomunikasikan kemandirian dan keberanian siswa dalam menyampaikan hasil belum begitu maksimal karena terkadang guru harus memanggil salah satu siswa terlebih dahulu untuk mengerjakan didepan kelas baru siswa yang lain termotivasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 175: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

159

Lampiran 11

Catatan Lapangan Kegiatan Pembelajaran Berbasis Masalah matematika dengan Pendekatan ilmiah Hasil Observasi Ketiga

Hari/tanggal : Selasa, 15 April 2014Pukul : 12.00 – 13.30Tujuan : Memperoleh informasi tentang pelaksanaan proses pembelajaran

matematika di kelas X khusunya Xipa-1 SMA Negeri 1 JogorogoTempat : Ruang kelas Xipa-1

A. Catatan DeskriptifR. Hobro Pranasmoro Hadi, S.Pd (HP) adalah guru laki-laki. Observasi

dilakukan pada hari senin, 07 April 2014 di kelas Xipa-1 SMAN 1 jogorogo. Pada hari itu, mata pelajaran matematika akan dimulai pada pukul 12.00 sampai 13.30. Beberapa menit sebelum bel mulai pembelajaran, peneliti menemui guru HP terlebih dahulu di ruang waka kurikulum. Kemudian, HP mengajak peneliti segera menuju kelas Xipa- 1. Sesampai di kelas terlihat siswa masih bergerombol dengan temannya, HP meminta siswa untuk cepat menyelesaikan istirahatnya. Di sisi lain pada saat itu peneliti mempersiapkan peralatan pengamatan.

Sebelum pembelajaran HP meminta peneliti untuk memperkenalkan diri. Peneliti memperkenalkan nama dan maksud mengikuti HP kepada siswa. Di awal kegiatan pembelajaran,

HP : bertanya kepada siswa dan mengucapkan salam, “sudah siap?Assalamualaikum...... Mari kita mulai, kita sudah sampai mana?”

Siswa : walaikumsalam.......HP : ada yang masih kesulitan materi kemarin,? kalau tidak ada kita

lanjutkan dengan materi selanjutnya. trigonometri (guru menulis dipapan tulis)

HP memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membuat siswa mengingat informasi yang sudah ada. HP memberikan berbagai macam pemasalahan dan terlihat beberapa siswa menjawabnya. Setelah permasalahan sudah terselesaikan,HP diawal pembelajaran memberikan batu loncatan terkait materi mengingatkan tentang kuadran I, II, III, dan IV. Hal tersebut diberikan setelah guru memberikan permasalahan kepada siswa pada kegiatan mengamati. Siswa diminta membaca materi kurang lebih diberikan waktu untuk membaca contoh-contoh yang ada di buku paket. Guru menulis dipapan tulis dan menggambar sumbu koordianat untuk grafik fungsi sinus, “sekarang saya kembalikan kepada kalian untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 176: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

160

menyampaikan pertanyaan terkait materi”. Guru memberikan motivasi kepada siswa.

Siswa : mengapa pakai [0,2π] pak?HP : baik...kenapa bisa [0,2π]?,.... (sambil menulis dipapan tulis)HP melempar pertanyaan tersebut kepada siswa mungkin jika ada siswa

yang bisa membantu menjawabnya. Awalnya siswa hanya diam. Tidak ada yang menjawab. Selang beberapa saat siswa ada yang menjawab “berarti ukuranya ini dari 0 sampai 360 derajat”. Guru menjawab berarti apitanya itu dari 0 sampai 360 derajat. Kemudian guru menjelaskan terkiat interval yang digunakan. HP memberikan penjelasan terkait grafik fungsi sinus dan cara menggambarnya. Dengan melibatkan siswa untuk aktif dalam menetukan titik-titik. Dengan mensubtitusikan nilai dari x kedalam fungsi yang diketahui.

HP : ini akan memtotong di sumbu x dititik berapa koma berapa?Siswa : HP : apa hanya satu?Siswa : tidak...HP : (0,0), (180,0), dan.....Nah itu kan bukitnya....bagaiman untuk lembahnya...Terlihat disela pembelajaran HP memberikan sedikit gurauan “ayo siapa

yang berani menunjukna lembahnya?” siapa yang jadi pasukan berani..., “tapi jangan berani mati...” siswapun tertawa dan ada slah satu siswa yang maju kedepan dan melukiskan titik-titik sehingga dapat menunjukkan lembah dari grafik fungsi sinus.

HP : nah kalo f(x)= k sin x, apakah koefisen k ini nanti positif atau negatif? Misal ini f(x)= -2 sin x

Siswa terlihat bingung, namun tak lama kemudian ada slah satu siswa bertanya kepada HP “ bolehkah kurva dimulai dari lembah dulu pak?”. HP menjawab dengan sedikit gurauan “ ya boleh-boleh saja yang penting kan kalo ada lembah ya ada bukit”.

HP memberikan permaslahan terkait fungsi sinus dan meminta siswa menggambarkan grafiknya. Terlihat siswa berdiskusi dengan teman satu mejanya.

HP selanjutnya meminta siswa untuk menemukan pola dengan memberi pertanyaan-pertanyaan pancingan, dengan mengaitkan contoh-contoh soal yang sudah diberikan. Siswa terlihat berdiskusi dengan teman disampingnya sambil sesekali bertanya pada HP.

Sambil menunggu siswa selesai mengerjakan HP terlihat berkeliling dan melihat cara siswa mengerjakan. Selang beberapa menit terlihat banyak siswa yang sudah selesai, HP meminta salah satu dari mereka untuk menulis jawabannya. Terlihat salah satu siswa menulis jawaban. Kemudian HP mencoba menyemangati siswa tersebut “coba kamu selesaikan dulu” kemudian HP terlihat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 177: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

161

berdiskusi di samping siswa, peneliti tidak mendengar percakapan mereka, karena pada saat itu peneliti berdiri di belakang kelas. kemudian HP meminta siswa untuk duduk kembali.

HP bersama siswa mebuat kesimpulan diantaranya yaitu panjang gelombang itu 360=2π, nilai maksimal fungsi = |k| dan nilai min = -|k|, koefisien k mempengaruhi tinggi rendahnya kurva, dan f(x)=-2 sin x berasal dari refleksi f(x) = 2 sin x (dengan melihat kurva).

Pada pukul 13.30 tepat, bel pergantian jam berbunyi, HP mengakhiri pembelajaran dengan menyimpulkan dan meminta siswa di rumah untuk membaca materi dan mengerjakan soal-soal terkait dengan fungsi trigonometri fungsi cosinus dan tangen dan meminta siswa menggambarnya. Di sisi lain peneliti sedang membereskan peralatan pengamatan sambil berbincang-bincang dengan 2 orang siswa yang kebetulan saat itu duduk di dekat peneliti. Selesai pembelajaran HP mengajak peneliti menuju ruang guru, di sela-sela perjalanan peneliti bertanya kepada HP apakah peneliti boleh ikut di kelas beliau lagi apa tidak? Dengan senang hati dan terlihat tersenyum HP menjawab “boleh, silahkan tapi kasih kabar dahulu takutnya saya tidak bisa mengisi pelajaran”. Karena HPterlihat buru-buru ingin pulang, peneliti izin pulang terlebih dahulu.

B. Catatan ReflektifKegiatan pembelajaran dimulai dengan guru memberikan batu loncatan

beupa PR terkait materi sebelumnya. Masuk pada kegiatan inti, dimuali dari kegiatan mengamati siswa diminta membaca buku pelajaran setelah guru memberikan permasalahan. Berikutnya dalam kegiatan menanya terlihat siswa masih kesulitan merangkai pertanyaan yang mengarah pada pemecahan masalah, namun ada beberapa siswa yang mau mencoba bertanya, guru memberikan arahan dengan memanggil salah satu siswa untuk bertanya. Karena pada tahap kedua siswa sudah kesulitan pada kegiatan mengumpulkan informasi siswa juga mengalami kesulitan karena juga minimnya sumber belajar yang dimiliki. Tidak jauh berbeda dengan kegiatan mengasosiasi siswa juga belum maksimal dalam mengolah informasi terlihat siswa masih ada yang belum paham terkait arah penyelesaian dari permasalahan. Namun, dengan bguru menjadi fasilitator dan tetap memberikan motivasi siswa menjadi sedikit berusaha memahami materi. Untuk kegiatan terakhir mengkomunikasikan kemandirian dan keberanian siswa dalam menyampaikan hasil cukup bagus meski terkadang guru harus memanggil salah satu siswa terlebih dahulu untuk mengerjakan didepan kelas baru siswa yang lain termotivasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 178: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

162

Lampiran 12

Hasil Kegiatan Pelaksanaan Proses Pembelajaran Matematika Berbasis

Masalah Matematika dengan pendekatan Ilmiah di Kelas X SMA Negeri 1

Jogorogo Pada Observasi Pertama

Hari, tanggal : Senin, 7 April 2013

Pukul : 12.00 – 13.30

Aspek yang Damati

Kegiatan Inti

1. Langkah Mengamati:

a. Guru tidak memberikan informasi tentang KBM yang akan menggunakan

model PBL.

b. Guru tidak membentuk keompok secara pasti.

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

d. Diawal pembelajaran setelah diberikan permasalahan pada aspek mengamati

guru memberi batu loncatan terkait materi yang akan dipelajari, Untuk

memantapkan kalau pembelajaran itu dikehidupan sehari-hari dan siswa mau

mencoba mengamati permasalahan.

e. Pak Yahya adalah seorang penjaga sekolah. Tinggi pak Yahya adalah 1,6m.

Dia mempunyai seorang anak, namanya Dani. Dani masih kelas II Sekolah

Dasar. Tinggi badannya 1,2m. Dani adalah anak yang baik dan suka

bertanya. Dia pernah bertanya kepada ayahnya tentang tinggi tiang bendera

di lapangan itu. Dengan senyum, Ayahnya menjawab 8m. Suatu sore, disaat

dia menemani ayahnya membersihkan rumput liar di lapangan, Dani melihat

bayangan setiap benda ditanah. Dia mengambil tali meteran dan mengukur

panjang bayangan ayahnya dan panjang bayangan tiang bendera, yaitu 6,4m

dan 32m.Tetapi dia tidak dapat mengukur panjang bayangannya sendiri

karena bayangannya mengikuti pergerakannya.

f. Di daerah pedesaan yang jauh dari bandar udara kebiasaan anak-anak jika

mendengar pesawat udara sedang melintasi perkampungan mereka.bolang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 179: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

163

mengamati sebuah pesawat udara yang terbang dengan ketinggian 20

km.dengan sudut elevasi pengamat (bolang) terhadap pesawat adalah

sebesar tentukan jarak pengamat ke pesawat jika besar sudutnya 30

derajat, 90 derajat dan 120 derajat

2. Langkah Menanya:

a. Siswa masih kesulitan mengajukan pertanyaan

b. Guru bertanya kepada siswa bagaiman jika mereka berperan sebagai dani,

apakah siswa dapat mengukur bayangannya sendiri, pertanyaan itu

digunakan sebagai pertanyaan pancingan supaya siswa lebih mencoba

melakukan pengamatan.

c. Guru memberikan kesempatan siswa bertanya tentang tentang perbedaan nilai jika sudutnya berbeda.

3. Langkah Mengumpulkan Informasi

a. Siswa membaca sumber belajar yang diberikan sekolah yaitu buku

matematika SMA kelas X dan LKS

b. masing-masing besar sudutnya 30 derajat, 90 derajat dan 120 derajat .yang

ditampilkan.

4. Langkah Mengasosiasi

a. Selama siswa bekerja, guru memperhatikan dan mendorong semua siswa

untuk terlibat diskusi dan mengarahkan bila ada kelompok yang melenceng

jauh dari jawabannya.

b. Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan mengasosiasi, ketika siswa masih

kesulitan mengolah informasi guru memberikan pertanyaan ataupun

menjawab pertanyaan dari siswa kemudian mengarahkan

5. Langkah Mengkomunikasikan

a. Salah siswa dari kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi ke

depan kelas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 180: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

164

b. Guru menujuk salah satu sisa, karena ketika diminta untuk

mempresentasikan tidak ada yang langsung bersedia maju ke depan kelas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 181: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

165

Lampiran 13

Hasil Kegiatan Pelaksanaan Proses Pembelajaran Matematika Berbasis

Masalah Matematika dengan pendekatan Ilmiah di Kelas X SMA Negeri 1

Jogorogo Pada Observasi Ketiga

Hari, tanggal : Selasa, 15 April 2013

Pukul : 12.00 – 13.30

Aspek yang Damati

Kegiatan Inti

1. Langkah Mengamati:

a. Guru tidak memberikan informasi tentang KBM yang akan menggunakan

model PBL.

b. Guru tidak membentuk keompok secara pasti, hanya dengan meminta siswa

berdisusi dengan teman satu meja. Untuk mempersingkat waktu.

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan sedikit

mengingatkan materi sebelumnya, dan membahas PR yang diberikan pada

pertemuan sebelumnya.

d. Diawal pembelajaran setelah diberikan permasalahan pada aspek mengamati

guru memberi batu loncatan terkait materi yang akan dipelajari, Untuk

memantapkan kalau pembelajaran itu dikehidupan sehari-hari dan siswa mau

mencoba mengamati permasalahan.

e. diberikan tugas mengamati dan menggambar kuva materi trigonometri.

2. Langkah Menanya:

a. Siswa masih kesulitan mengajukan pertanyaan

b. Guru memberikan pancingan dan motivasi kepada siswa untuk bertanya

c. Tiga orang siswa bertanya kenapa memakai 0,2π?

d. Dua orang mencoba memberikan jawaban

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 182: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

166

3. Langkah Mengumpulkan Informasi

a. Siswa membaca sumber belajar yang diberikan sekolah yaitu buku

matematika SMA kelas X dan LKS

b.Guru memberikan pertanyaan koefisien dari f(x)=k sin x apakah koefisien

tersebut positif atau negatif?

4. Langkah Mengasosiasi

a. Selama siswa bekerja, guru memperhatikan dan mendorong semua siswa

untuk terlibat diskusi dan mengarahkan bila ada kelompok yang melenceng

jauh dari jawabannya.

b. Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan mengasosiasi, ketika siswa masih

kesulitan mengolah informasi guru memberikan pertanyaan ataupun

menjawab pertanyaan dari siswa kemudian mengarahkan

d. Jawaban siswa cukup kreatif terkait pertanyaan sebelumnya, dimulai dari

pertanyaan “ bolehkah kurva dimulai dari lembah dulu?” misalnya f(x)=-2

sin x

5. Langkah Mengkomunikasikan

a. Salah siswa dari kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi ke

depan kelas.

b. Guru menujuk salah satu sisa, karena ketika diminta untuk

mempresentasikan tidak ada yang langsung bersedia maju ke depan kelas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 183: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

167

Lampiran 14

Transkrip Wawancara Pelaksanaan Proses pembelajaran Berbasis Masalah Matematika dengan pendekatan Ilmiah Pada Observasi Pertama

Insial Subjek : HP

Temapat : Ruang tunggu tamu SMA Negeri 1 Jogorogo

Hari/Yanggal : Selasa, 8 April 2014

Pukul : 11.00-11.45

1. Peneliti : awal pembelajaran setelah diberikan permasalahan pada aspek

mengamati guru memberi batu loncatan terkait materi yang akan

dipelajari, maksud bapak itu fungsinya untuk apa pak?

HP : Untuk memantapkan kalau pembelajaran itu dikehidupan sehari-

hari dan siswa mau mencoba mengamati permaslahan.

2. Peneliti : persiapan seperti apa pak yang dilakukan sebelum pelajaran

berlangsung?

HP : ya...dan mengingatkan materi sebelumnya dan diminta baca buku,

kalau materi kan sudah ada.

3. Peneliti : ini pak untuk kegiatan mengamati kan dengan memberikan batu

loncatan dan membaca, nah siswa itu dilbatkan secara aktif dalam

kegiatan pembelajaran?

HP : ya...ya.. ya.. tidak semua siswa bisa manafsirkan dalam kegiatan

kan mengamati jadi yha tidak semua anak bisa merangkai suatu

pertanyaan...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 184: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

168

Karena apa,,,kan karena setiap anak berbeda-beda macamnya.

Makanya beberapa anak saya tunjuk saja karena itu kan sya tahu

yang biasanya kreatif. Itu saya lakukan supaya yang lain itu

termotivasi dan terpancing. Dan sebenarnya banyak yang

terpacing dari paparan temannya.

4. Peneliti : didalam PBL dengan pendekatan ilmiah kan ada kegiatan membentuk kelompok pak, itu bagaimana pak?

HP : iya itu biasanya saya gunakan untuk lebih memancing sosial siswa dan meberikan kesempatan siswa supaya berdiskusi sehingga ketika diminta untuk bertanya mereka mempunyai gambaran dari apa yang diketahui. Tapi ya kondisinya seperti itu.....

5. Peneliti : ooo, lalu bagaimana cara bapak menginspirasi siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan apa yang telah diamati?

HP : memberikan peta pemikiran siswa terkait yang telah diamati dengan yang ada dalam kehidupan nyata, sehingga siswa mampu terpancing untuk mengajukan pertanyaan

6. Peneliti : kalau untuk menciptakan susana kelas yang mengundang rasa ingin tahu bagaimana pak?

HP : kalau siswa masih belum bisa aktif saya biasanya memanggil salah satu nama untuk bertanya lagi..

7. Peneliti : biasanya motivasi digunakan untuk apa?HP : ya biasanya dengan motivasi, salah satu keguanaan materi itu apa....

8. Peneliti : jadi dengan memberitahukan manfaat atau guna dari materi itu apa gitu ya pak...?

HP : he em.... walaupun prosentasenya tidak terlalu berhasil.

9. Peneliti : nah itu kan kelas dijam terakhir, suasana kelas juga ya....begitu, trik bapak yang bapak gunakn itu tujuan untuk apa?

HP : ya karena terkenal matemtaika itu menjadi momok (menakutkan dan sulit) maka saya itu saya ajak bukan kog saya tekan mereka dengan apa yang saya pelajari, tapi dengan saya senggol-senggolkan ( dikaitkan) dengan hal yang membuat mereka tersenyum. Kan ini jam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 185: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

169

terakhir jadi kalau mereka senyum kan jadi ndak ngantuk..kan tujuan gitu.

10. Peneliti : untuk kegiatan mengumpulkan informasi, dilakukan dengan cara seperti apa pak?

HP : dengan membaca buku pegangan, buku yang dari sekolah untuk siswa dan LKS.

11. Peneliti : adakah sumber yang lain atau cara yang lain?HP : tidak mbak, karena biasanya siswa menggunakan itu saja.

12. Peneliti : siswa berdiskusi dan guru sebagai fasilitator, maksudnya bagaimana pak?

HP : ya terkadang siswa masih kesulitan dalam mengumpulkan informasi dan mengolahnya.Jadi ketika ada siswa yang berani bertanyasaya akan menjawab atau terkadang saya berikan pertanyaan supaya siswa mulai menemukan pola untuk penyelesaian masalah.

13. Peneliti : siswa diminta maju menuliskan jawaban apakah bentuk dari mengkomunkasikan pak?

HP : iya mbak, itu biasanya setelah saya minta menuliskan jawabannya siswa saya minta menjelaskan bagaimana pemecahan itu ditemukan.

14. Peneliti : nah dari kegiatan 5M itu apakah sudah bisa dikatakan berjalan?HP : belum mbak belum..tapikan di K-13 ini kan model pembelajarannya

ada langkah-langkahnya ada, masalahnya ada banyak buku sebagai refrensi walaupun banyak siswa yang menggunakan buku yang lalu-lalu. Tapikan materinya kan materi yang teoritis dalam arti tidak sespesifik dengan masalah.

15. Peneliti : ada anak maju kedepan dan berani menjelaskan, nah itu bagaiman pak?untuk kegiatan mengasosiasi informasi?

HP : he em..iya he em.. ya itu kan menjadi.. ya materi matematika itu kan tidak semuanya siswa mempunyai kemampuan yang sama. Siswa kan tidak semua punya daya abstraksi, matematika kan abstrak. Kan daya abstraksi kan bernacam-macam..untuk membangkitkannya ya salah satunya dengan menjawab pertanyaan dan mengarahkannya supaya siswa yang mempunyai daya abstraksi dibwah yang lain ikut mau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 186: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

170

mengemukakan pendapatnya. Tapi ya paling 30% dari 100% kegiatan bisa berjalan.

16. Peneliti : siswa diminta maju menuliskan jawaban apakah bentuk dari mengkomunkasikan pak?

HP : iya mbak, itu biasanya setelah saya minta menuliskan jawabannya siswa saya minta menjelaskan bagaimana pemecahan itu ditemukan.

17. Peneliti : dalam kegiatan mengasosiasi dan mengolah informasi, bapak menjawab pertanyaan siswa. Itu bertujuan untuk apa?

HP : ya sebenarnya dalam kegiatan mengasosiasi ini kan siswa berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpul apa yang telah dipelajari. Jadi saya hanya menfasilitasi supaya dugaan mereka mengarah ke penyelesaian.

18. Peneliti : ketika ada siswa ya menyampaikan pendapat, respon siswa tidak terlalu antusias, itu bagaimana pak?

HP : nah itu yang sulit.. ya anak-anak kan kalo soal toeri itu cukup baik, tapi kalo sudah dihadapkan kasu-kasus biasanya masih kesulitan.

19. Peneliti : untuk mencoba dari siswa bagaimana pak?HP : untuk mencoba, ya anak mau mencoba walapun banyak macetnya...

20. Peneliti : untuk evaluasi?sikap?kendalanyaHP : ya ini jujur saja kita ini kan hanya pelaksana, itu banyak

kendala. Salah satu kendalanya adalah kitakan tidak mungkin hafal satu persatu siswa karakter siswa.

21. Peneliti : ini pak kalau dari kelima indikator ini atau kegiatan belajar ini, apakah sudah semua bisa dijalankan?

HP : yang point satu masih mudah..laaa untuk poin selanjutnya yang jadi malasah...kan poin berikutnya itu sbenarnya dasarnya di point kedua menanya, nah kemarin kan anak-anak sudah saya coba suruh saya buat pertanyaan tapi kan kenyataanya ndak bisa semua anak menyampaikan pertanyaan. Mungkin yha metode yang perlu saya evaluasi lagi, supaya anak-anak bisa menyampaikan pertanyaan. Dan waktunya kan ndak bisa untuk melihat semuanya kan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 187: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

171

semuanya punya ide-ide..timbulnya langkah-langkah ke3 ke-4 itu kan dari menanya td. Nek kui jalan 3,4,5 kan jalan to (kalau itu jalan 3,4,dan 5 juga bisa berjalan). Gitu lo..., makanya diperlukan teknik untuk mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan jadi tidak hanya tiga anak seperti kemarin. Saya pernah menggunakan teknik dulu bukan sekarang pake teknik shooping itu bagus. Artinya ide-ide dari anak bisa terlihat, anak-anak kan bisa berkeliling dan melihat pertanyaan yang ditempel ditembok dalam hal ini juga ngirit waktu karena dengan adanya kelompok jadi idenya bisa ditampung..

22. Peneliti : apakah sudah dicoba lagi?HP : belum belum saya coba

23s. Peneliti : kenapa?

HP : kalau itu saya lakukan, karena ada kendala-kendala. Pertama terbatas waktu, saya bilang terbatas waktu kenapa?,karena itu untuk menyusun pertanyaan saja sulit. Mungkin nanti saya akan menyederhanakan lagi misalnya dengan satu kelompok dua orang saja jadi idenya bisa lebih terlihat. Sulitnya melangkah kegiatan ketiga dan selanjutnya kan karena pintu yang kedua belum terbuka. Sebenarnya kemarin itu jalan kan sebenarnya berjalan tapi pertanyaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 188: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

172

Lampiran 15

Transkrip Wawancara Pelaksanaan Proses pembelajaran Berbasis Masalah Matematika dengan pendekatan Ilmiah Pada Observasi Ketiga

Insial Subjek : HP

Temapat : Ruang tunggu tamu SMA Negeri 1 Jogorogo

Hari/Yanggal : Selasa, 15 April 2014

Pukul : 10.15-10.45

1. Peneliti : diawal pembelajaran setelah diberikan permasalahan pada aspek

mengamati guru memberi batu loncatan terkait materi yang akan

dipelajari, maksud bapak itu fungsinya untuk apa pak?

HP : ya biasanya itu saya gunakan untuk memantapkan kalau

pembelajaran itu dikehidupan sehari-hari, kemudian materi yang

sebelumnya juga ada kaitannya dimateri selanjutnya dan siswa mau

mencoba mengamati permasalahan.

2. Peneliti : persiapan seperti apa pak yang dilakukan sebelum pelajaran

berlangsung?

HP : dingatkan materi sebelumnya dan diminta baca buku, kalau materi

kan sudah ada

3. Peneliti : ini pak untuk kegiatan mengamati kan dengan meberikan batu

loncatan dan membaca, nah siswa itu dilbatkan secara aktif dalam

kegiatan pembelajaran?

HP : memang tidak semua siswa bisa manafsirkan dalam kegiatan kan

mengamati jadi yha tidak semua anak bisa merangkai suatu

pertanyaan. Masih sulit..

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 189: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

173

Karena apa,,,kan karena setiap anak berbeda-beda macamnya.

Makanya beberapa anak saya tunjuk saja karena itu kan sya tahu

yang biasanya kreatif. Itu saya lakukan supaya yang lain itu

termotivasi dan terpancing. Dan sebenarnya banyak yang

terpacing dari paparan temannya.

4. Peneliti : didalam PBL dengan pendekatan ilmiah kan ada kegiatan membentuk kelompok pak, itu bagaimana pak?

HP : saya gunakan untuk lebih memancing interaksi siswa dan memberikan kesempatan siswa supaya berdiskusi sehingga ketika diminta untuk bertanya mereka mempunyai gambaran dari apa yang diketahui.

5. Peneliti : ooo, lalu bagaimana cara bapak menginspirasi siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan apa yang telah diamati?

HP : saya berusaha memberikan pancingan sehingga siswa mampu terpancing untuk mengajukan pertanyaan

6. Peneliti : kalau untuk menciptakan susana kelas yang mengundang rasa ingin tahu bagaimana pak?

HP : kalau siswa masih belum bisa aktif saya biasanya memanggil salah satu nama untuk bertanya lagi..

7. Peneliti : biasanya motivasi digunakan untuk apa?HP : ya biasanya dengan motivasi, salah satu keguanaan materi itu apa

dalam kehidupan sehari-hari mbak..

8. Peneliti : jadi dengan memberitahukan manfaat atau guna dari materi itu apa gitu ya pak...?

HP : he em.... walaupun prosentasenya tidak terlalu berhasil.

9. Peneliti : kelas dijam terakhir, suasana kelas juga ya....begitu, trik bapak yang bapak gunakn itu tujuan untuk apa?

HP : ya karena terkenal matemtaika itu menjadi momok (menakutkan dan sulit) maka saya itu saya ajak bukan kog saya tekan mereka dengan apa yang saya pelajari, tapi dengan saya senggol-senggolkan ( dikaitkan) dengan hal yang membuat mereka tersenyum. Kan ini jam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 190: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

174

terakhir jadi kalau mereka senyum kan jadi ndak ngantuk..kan tujuan gitu.

10. Peneliti : untuk kegiatan mengumpulkan informasi, dilakukan dengan cara seperti apa pak?

HP : dengan membaca buku pegangan, buku yang dari sekolah untuk siswa dan LKS.

11. Peneliti : adakah sumber yang lain atau cara yang lain?HP : tidak mbak, karena biasanya siswa menggunakan itu saja.

12. Peneliti : siswa berdiskusi dan guru sebagai fasilitator, maksudnya bagaimana pak?

HP : ya terkadang siswa masih kesulitan dalam mengumpulkan informasi dan mengolahnya.Jadi ketika ada siswa yang berani bertanyasaya akan menjawab atau terkadang saya berikan pertanyaan supaya siswa mulai menemukan pola untuk penyelesaian masalah.

13. Peneliti : siswa diminta maju menuliskan jawaban apakah bentuk dari mengkomunkasikan pak?

HP : iya mbak, itu biasanya setelah saya minta menuliskan jawabannya siswa saya minta menjelaskan bagaimana pemecahan itu ditemukan.

14. Peneliti : nah dari kegiatan 5M itu apakah sudah bisa dikatakan berjalan?HP : belum mbak belum..tapikan di K-13 ini kan model pembelajarannya

ada langkah-langkahnya ada, masalahnya ada banyak buku sebagai refrensi walaupun banyak siswa yang menggunakan buku yang lalu-lalu. Tapikan materinya kan materi yang teoritis dalam arti tidak sespesifik dengan masalah.

15. Peneliti : ada anak maju kedepan dan berai menjelaskan, nah itu bagaiman pak?untuk kegiatan mengasosiasi informasi?

HP : he em..iya he em.. ya itu kan menjadi.. ya materi matematika itu kan tidak semuanya siswa mempunyai kemampuan yang sama. Siswa kan tidak semua punya daya abstraksi, matematika kan abstrak. Kan daya abstraksi kan bernacam-macam..untuk membangkitkannya ya salah satunya dengan menjawab pertanyaan dan mengarahkannya supaya siswa yang mempunyai daya abstraksi dibwah yang lain ikut mau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 191: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

175

mengemukakan pendapatnya. Tapi ya paling 30% dari 100% kegiatan bisa berjalan.

16. Peneliti : siswa diminta maju menuliskan jawaban apakah bentuk dari mengkomunkasikan pak?

HP : iya mbak, itu biasanya setelah saya minta menuliskan jawabannya siswa saya minta menjelaskan bagaimana pemecahan itu ditemukan.

17. Peneliti : ketika ada siswa ya menyampaikan pendapat, respon siswa tidak terlalu antusia, itu bagaimana pak? Dan pujian yang bapak berikan itu tujuannya apa pak?

HP : nah itu yang sulit.. ya anak-anak kan kalo soal toeri itu cukup baik, tapi kalo sudah dihadapkan kasu-kasus biasanya masih kesulitan.pujian dan motivasi saya gunakan agar siswa merasa hasil karyanya diterima dan dihargai kalau motivasi itu supaya anak tidak mudah menyerah dan mau berusaha belajar.

18. Peneliti : untuk mencoba dari siswa bagaimana pak?HP : untuk mencoba, ya anak mau mencoba walapun banyak macetnya...

19. Peneliti : untuk evaluasi?kendalanyaHP : ya ini jujur saja kita ini kan hanya pelaksana, itu banyak

kendala. Salah satu kendalanya adalah kitakan tidak mungkin hafal satu persatu siswa karakter siswa.

20. Peneliti : ini pak kalau dari kelima indikator ini atau kegiatan belajar ini, apakah sudah semua bisa dijalankan?

HP : yang point satu masi mudah..laaa untuk poin selanjutnya yang jadi malasah...kan poin berikutnya itu sbenarnya dasarnya di point kedua menanya, nah kemarin kan anak-anak sudah saya coba suruh saya buat pertanyaan tapi kan kenyataanya ndak bisa semua anak menyampaikan pertanyaan. Mungkin yha metode yang perlu saya evaluasi lagi, supaya anak-anak bisa menyampaikan pertanyaan. Dan waktunya kan ndak bisa untuk melihat semuanya kan semuanya punya ide-ide..timbulnya langkah-langkah ke3 ke-4 itu kan dari menanya td. Nek kui jalan 3,4,5 kan jalan to (kalau itu jalan 3,4,dan 5 juga bisa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 192: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

176

berjalan). Gitu lo..., makanya diperlukan teknik untuk mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan jadi tidak hanya tiga anak seperti kemarin. Saya pernah menggunakan teknik dulu bukan sekarang pake teknik shooping itu bagus. Artinya ide-ide dari anak bisa terlihat, anak-anak kan bisa berkeliling dan melihat pertanyaan yang ditempel ditembok dalam hal ini juga ngirit waktu karena dengan adanya kelompok jadi idenya bisa ditampung..

21. Peneliti : apakah sudah dicoba lagi? kenapa?HP : belum belum saya coba, kalau itu saya lakukan, karena ada

kendala-kendala. Pertama terbatas waktu, saya bilang terbatas waktu kenapa?,karena itu untuk menyusun pertanyaan saja sulit. Mungkin nanti saya akan menyederhanakan lagi misalnya dengan satu kelompok dua orang saja jadi idenya bisa lebih terlihat. Sulitnya melangkah kegiatan ketiga dan selanjutnya kan karena pintu yang kedua belum terbuka. Sebenarnya kemarin itu jalan kan sebenarnya berjalan tapi pertanyaan.namun kan anak-anak itu saja...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 193: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

177

Lampiran 16

Proses pembelajaran observasi pertama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 194: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

178

Lampiran 17

Proses pembelajaran pada observasi ketiga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 195: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result

179

Lampiran 18

Dokumentasi Wawancara

Foto ketika wawancara dengan subjek HP

Foto ketika wawancara dengan subjek TK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user