Upload
nguyenkiet
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP MENGENAL LEMBAGA-
LEMBAGA NEGARA DALAM SUSUNAN PEMERINTAHAN PUSAT
MELALUI METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK
PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II
SD NEGERI I DOLOGAN
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
ROKHANI MARTI ASTUTI
K7108218
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
SEPTEMBER 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Rokhani Marti Astuti
NIM : K7108218
Jurusan/Program Studi : IP/PGSD
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENINGKATAN PENGUASAAN
KONSEP MENGENAL LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA DALAM
SUSUNAN PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE
PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS IV
SEMESTER II SD NEGERI I DOLOGAN TAHUN AJARAN 2011/2012” ini
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi
yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, September 2012
Yang membuat pernyataan
Rokhani Marti Astuti
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP MENGENAL LEMBAGA-
LEMBAGA NEGARA DALAM SUSUNAN PEMERINTAHAN PUSAT
MELALUI METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK
PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II
SD NEGERI I DOLOGAN
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh:
ROKHANI MARTI ASTUTI
K7108218
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan
Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
SEPTEMBER 2012
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, September 2012
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Suharno, M.Pd Drs. Hasan Mahfud, M.Pd
NIP. 1952112980031001 NIP. 195905151987031002
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tanda Tangan
___
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Selasa
Tangggal : 18 September 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang
Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd
Sekertaris : Drs. Chumdari, M.Pd
Anggota I : Dr. Suharno, M.Pd.
Anggota II : Drs. Hasan mahfud, M.Pd
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Rokhani Marti Astuti. PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEPMENGENAL LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA DALAM SUSUNANPEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE TALKING STICK PADASISWA KELAS IV SD NEGERI 1 DOLOGAN KARANGGEDEBOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. September 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan konsepsiswa melalui metode pembelajaran talking stick pada siswa kelas IV semesterII SD Negeri Dologan dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran PKn padasiswa kelas IV semester II SD Negeri Dologan.
Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri 1 Dologan.Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah metode observasi,wawancara dan tes. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif yang terdiridari reduksi data, penyajian data, dan penerikan kesimpulan.
Hasil penelitian tindakan kelas ini adalah : (1) Siswa yang tuntas padasiklus I terdapat 8 siswa (47%),siklus II terdapat 15 siswa (89%) dan siklusIII 16 siswa (94%). (2). Siswa yang memperoleh nilai sempurna (100) padasiklus I sebanyak 0 siswa (0%), siklus II terdapat 2 siswa (12%) dansiklus III meningkat menjadi seluruh siswa yaitu 4 siswa (24%). (3). Siswayang tekun dalam menghadapi tugas pada siklus I ada 8 siswa (47%), siklusII terdapat 12 siswa (70%), dan siklus III meningkat lagi menjadi 15 siswa(88%). (4). Penguasaan konsep pada siklus I ada 7 siswa (41%) yang bisamenjawab soal, siklus II terdapat 11 siswa (64%), siklus III meningkat 14siswa (82%) siswa yang berhasil menjawab dengan benar. Dari penelitian inidapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran talking stick dapatmeningkatkan penguasaan konsep siswa pada mata pelajaran PKn terutama materimengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintrahan pusat.
Kata Kunci : penguasaan konsep, talking stick
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Rokhani Marti Astuti. IMPROVING DOMINATION OF CONCEPTRECOGNIZE INSTITUTES STATE IN FORMATION GOVERNANCECENTER THROUGH TALKING STICK METHOD FOR THE 4TH
STUDENTS OF SDN 1 DOLOGAN KARANGGEDE BOYOLALI YEAR2011 / 2012. Research paper. Departement and science education. Sebelas Maretuniversity. Surakarta. September 2012.
Target of the research is to improve dominated of student in conceptthrough study of talking stick method of SDN I Dologan and to improve qualityprocess of study PKn of SDN I Dologan..
The subject of the research is teacher and student of 4th in SDN I Dologan.Method of collecting data that used by researcher is observation method,interview and test. Analyzing of the data is qualitative descriptive which consist ofdata discount, presentation of data, and taking conclusion.
The result of this action class cover of : (1) Student that complete the testat first treatment there are 8 students (47%), second treatment there are 15students (89%) and third treatment there are 16 students (94%). (2). Student thatobtain perfect score (100) at first treatment is 0 student (0%), at second treatmentthere are 2 students (12%) and at third treatment there are 4 students (24%). ( 3).Student who active finished the duty at first treatment there are 8 students (47%),at second treatment there are 12 students (70%), and at third treatment increaseagain become 15 students ( 88%). (4). The understanding of the concept at firsttreatment there are 7 students (41%) which can replying question, at secondtreatment there are 11 students (64%), at third treatment increase again become 14students (82%) that can answer the question correctly. From this research can beconcluded that usage of stick talking method can improve the understanding ofstudent concept at subject of PKn especially items recognize institutes state information governance center.
Keyword: domination of concept, talking stick
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
“Allah meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”
(Depag RI, 1989 : 421)
“ Berangkat dengan penuh keyakinan, berjalan dengan penuh keikhlasan,
istiqomah dalam menghadapi cobaan”.
(Penulis)
“Kesabaran adalah pengertian dari hatimu dan keputusan dari pikiranmu untuk
mempercayai bahwa upaya-upaya yang baik akan dihadiahi dengan baik”.
(Mario Teguh)
“Berdoalah jika menemui kesulitan karena doa mengubah segala sesuatu, jangan
pernah menyerah melainkan berserahlah pada Tuhan karena rencana Tuhan akan
indah pada waktunya”.
(Penulis)
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya sederhana ini untuk:
“Bapak dan Ibuku tercinta (Bapak Rokhmad dan Ibu Ani Yulikah K)”
Terima kasih atas doa, kasih sayang serta pengorbanan tulus yang tak
terbatas yang telah kalian beri. Tiada kasih sayang yang seindah dan setulus kasih
sayang kalian berdua.
“Suamiku tercinta”
Terima kasih atas doa, cinta, dan dukunganmu. Terima kasih karena selalu
menemaniku dan mendorong setiap langkahku serta memberikan pelangi dalam
hidupku.
“Adikku tersayang (Ifah,Rani)”
Terima kasih karena senantiasa memberikan semangat dan perhatiannya untukku
“Sahabat-sahabatku (Dian, Septian, Haning, Mb.Nita, Mb ayun, dek bety, dek
umi, upik, klara, ika, ayumey)”
Terima kasih banyak karena kalian senantiasa memberikan semangat dan
perhatian saat aku lemah, menolong saat aku jatuh dan menemani saat aku
sendiri
“Teman-teman seperjuangan PGSD 08”
Terima kasih atas semua dukungan dan motivasinya.
Almamaterku tercinta yang telah memberikan ilmu yang berguna bagi
masa depanku.
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Pengasih dan Rahim, yang memberi
rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP MENGENAL LEMBAGA-
LEMBAGA NEGARA DALAM SUSUNAN PEMERINTAHAN PUSAT
MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS IV SD N 1
DOLOGAN KARANGGEDE BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini
tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Maka
dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bentuannya. Untuk itu,
penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas sebelas Maret Surakarta.
5. Dr. Suharno, M. Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan arahan,
dorongan, dan bimbingan dalam menyelesaiakan skripsi ini.
6. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah memberikan
arahan, dorongan, dan bimbingan dalam menyelesaiakan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu dosen program studi PGSD FKIP UNS yang telah
memberikan motivasi dan pengarahan kepada penulis.
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8. Ibu Sri Sugiyatmi, S.Pd selaku Kepala SD Negeri Dologan 1 Karanggede
Boyolali, yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
9. Sri Wahyuni, S.Pd.sd selaku guru kelas IV SD Negeri SD Negeri Dologan 1
Karanggede Boyolali, yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam
penelitian.
10. Guru-guru SD Negeri Dologan 1 Karanggede Boyolali yang telah
memberikan motivasi.
11. Para siswa SD Negeri Dologan 1 Karanggede Boyolali yang telah bersedia
untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.
12. Keluarga besar penulis yang telah memberikan semangat, doa, dan
dukungannya.
13. Teman-teman mahasiswa S1 PGSD angkatan 2008 FKIP UNS yang telah
memberikan dukungan, semangat, dan kerjasama selama ini. Terimakasih
atas kebersamaan yang tak terlupakan.
14. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, September 2012
Penulis
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
ABSTRACT ................................................................................................... vii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG .................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH .............................................................. 3
C. TUJUAN PENELITIAN .............................................................. 3
D. MANFAAT HASIL PENELITIAN ............................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 5
A. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 5
B. PENELITIAN YANG RELEVAN ................................................ 17
C. KERANGKA BERPIKIR .............................................................. 18
D. HIPOTESIS TINDAKAN.............................................................. 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 21
A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN...................................... 21
B. BENTUK DAN STRATEGI PENELITIAN ................................. 21
C. SUBJEK PENELITIAN................................................................. 22
D. SUMBER DATA .......................................................................... 22
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ............................................ 23
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
F. VALIDITAS DATA ...................................................................... 25
G. TEKNIK ANALISIS DATA ......................................................... 26
H. INDIKATOR KINERJA................................................................ 28
I. PROSEDUR PENELITIAN .......................................................... 28
J. JADWAL PENELITIAN............................................................... 32
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 33
A. KONDISI AWAL DI SD N 1 DOLOGAN .................................. 33
B. DESKRIPSI PERMASALAHAN PENELITIAN ......................... 36
C. PEMBAHASAN .......................................................................... 72
D. HASIL TINDAKAN ...................................................................... 84
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN .............................................. 87
A. SIMPULAN .................................................................................. 87
B. IMPLIKASI ................................................................................... 87
C. SARAN ......................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 91
LAMPIRAN ................................................................................................... 93
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Nilai Tes Pra Siklus ................................................................................. 33
2 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Pra Siklus....................................... 34
3 Nilai Ulangan Pra Siklus ......................................................................... 35
4 Nilai Hasil Tes Siklus 1 Pertemuan pertama ........................................... 39
5 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus 1 Pertemuan Pertama.......... 40
6 Nilai Ulangan Harian siklus 1 Pertemuan Pertama ................................. 41
7 Nilai Hasil Tes Siklus 1 Pertemuan Kedua.............................................. 41
8 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus 1 Pertemuan Kedua ............ 42
9 Nilai Ulangan Harian siklus 1 Pertemuan Kedua .................................... 43
10 Keaktifan Siswa pada Siklus 1 ................................................................ 44
11 Perbandingan Hasil Nilai Tes Pra Siklus dan Siklus I............................. 46
12 Perbandingan Perolehan Nilai Siswa....................................................... 47
13 Perbandingan Ketuntasan Belajar Kondisi Awal dan Siklus 1................ 48
14 Nilai Hasil Tes Siklus 2 Pertemuan Pertama........................................... 51
15 Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus 2 Pertemuan Pertama ................. 52
16 Nilai Ulangan Harian siklus 2 Pertemuan Pertama ................................. 53
17 Nilai Hasil Tes Siklus 2 Pertemuan Kedua.............................................. 53
18 Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus 2 Pertemuan Kedua.................... 54
19 Nilai Ulangan Harian siklus 2 Pertemuan Kedua .................................... 55
20 Keaktifan Siswa pada Siklus 2 ................................................................ 56
21 Perbandingan Hasil Nilai Tes Siklus 1 dan Siklus 2 ............................... 57
22 Perbandingan Perolehan Nilai Siswa....................................................... 58
23 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siklus 1 dan Siklus 2 ......................... 59
24 Nilai Hasil Tes Siklus 3 Pertemuan Pertama........................................... 63
25 Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus 3 Pertemuan Pertama ................. 64
26 Nilai Ulangan Harian siklus 3 Pertemuan Pertama ................................. 65
27 Nilai Hasil Tes Siklus 3 Pertemuan Kedua.............................................. 65
28 Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus 3 Pertemuan Kedua.................... 66
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29 Nilai Ulangan Harian siklus 3 Pertemuan Pertama ................................. 67
30 Keaktifan Siswa pada Siklus 3 ................................................................ 68
31 Perbandingan Hasil Nilai Tes Siklus 2 dan Siklus 3 ............................... 69
32 Perbandingan Perolehan Nilai Siswa siklus 2 dan siklus 3 ..................... 70
33 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siklus 2 dan Siklus 3 ......................... 71
34 Perbandingan Kegiatan dan Prestasi Belajar Kondisi Awal dan Siklus 1 78
35 Perbandingan Kegiatan dan Prestasi Belajar pada Siklus 1 dan Siklus 2 80
36 Perbandingan Kegiatan dan Prestasi Belajar pada Siklus 2 dan Siklus 3 83
37 Prestasi Belajar Siswa Pada Kondisi Awal Siklus 1, Siklus 2 dan Siklus
3 ............................................................................................................... 85
38 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dari Kondisi Awal sampai Kondisi
Akhir ........................................................................................................ 85
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Diagram Tes Hasil Pra Siklus ................................................................... 33
2 Diagram Ketuntasan Belajar Pra Siklus.................................................... 34
3 Diagram Nilai Ulangan Pra Siklus............................................................ 35
4 Suasana Kegiatan Pembelajaran Pra Siklus .............................................. 36
5 Diagram Hasil Tes Siklus 1 pertemuan pertama....................................... 39
6 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus 1 Pertemuan
Pertama ..................................................................................................... 40
7 Nilai Ulangan Harian siklus 1 Pertemuan Pertama................................... 41
8 Diagram Hasil Tes Siklus 1 pertemuan kedua .......................................... 42
9 Diagram ketuntasan siklus 1 pertemuan kedua......................................... 43
10 Diagram Nilai Ulangan Harian siklus 1 Pertemuan Kedua ...................... 44
11 Diagram Keaktifan Siswa pada Siklus 1................................................... 45
12 Kegiatan Siswa pada Siklus ...................................................................... 45
13 Grafik Perbandingan Hasil Tes Pra Siklus dan Siklus 1........................... 46
14 Diagram Perbandingan Nilai Kondisi Awal dan Siklus 1 ........................ 47
15 Diagram Perbandingan Ketuntasan Belajar Kondisi Awal dan Siklus 1 .. 48
16 Diagram Hasil Tes Siklus 2 Pertemuan Pertama ...................................... 51
17 Diagram Ketuntasan Belajar Siklus 2 Pertemuan Pertama....................... 52
18 Diagram Nilai Ulangan Harian Siklus 2 Peretemuan Pertama ................. 53
19 Diagram Hasil Tes Siklus 2 Pertemuan Kedua......................................... 54
20 Diagram Ketuntasan Belajar Siklus 2 Pertemuan Kedua ......................... 55
21 Diagram Nilai Ulangan Harian Siklus 2 Pertemuan Kedua...................... 55
22 Diagram Keaktifan Siswa pada Siklus 2................................................... 56
23 Keaktifan Siswa pada Siklus 2.................................................................. 57
24 Diagram Perbandingan Hasil Tes Siklus 1 dan Siklus 2........................... 58
25 Diagram Perbandingan Nilai Siklus 1 dan Siklus 2.................................. 59
26 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siklus 1 dan Siklus 2 .......................... 60
27 Diagram Hasil Tes Siklus 3 Pertemuan pertama ...................................... 63
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28 Diagram Ketuntasan Belajar Siklus 3 Pertemuan Pertama....................... 64
29 Diagram Nilai Ulangan Harian Siklus 3 Pertemuan Pertama ................... 65
30 Diagram Hasil Tes Siklus 3 Pertemuan Kedua......................................... 66
31 Diagram Ketuntasan Belajar Siklus 3 Pertemuan Kedua ......................... 67
32 Diagram Nilai Ulangan Harian Siklus 3 Pertemuan Kedua...................... 67
33 Diagram Keaktifan siswa pada Siklus 3 ................................................... 68
34 Perbandingan Hasil Nilai Tes Siklus 2 dan Siklus 3................................. 69
35 Diagram Perbandingan Nilai Siklus 1 dan Siklus 2.................................. 70
36 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siklus 2 dan Siklus 3 .......................... 71
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Foto-Foto Penelitian ............................................................ 93
Lampiran 2 : Daftar Jumlah Siswa ........................................................... 96
Lampiran 3 : RPP Siklus 1 ....................................................................... 98
Lampiran 4 : RPP Siklus 2 ........................................................................ 108
Lampiran 5 : RPP Siklus 3 ........................................................................ 118
Lampiran 6 : Pedoman Observasi Siklus I ................................................ 152
Lampiran 7 : Pedoman Observasi Siklus II............................................... 156
Lampiran 8 : Pedoman Observasi Siklus III ............................................ 161
Lampiran 9 : Pedoman Wawancara........................................................... 165
Lampiran 10 : Soal-soal test siklus I ........................................................... 167
Lampiran 11 : Soal-soal test siklus II.......................................................... 169
Lampiran 12 : Soal-soal test siklus III......................................................... 171
Lampiran 13 : Data Hasil Observasi ........................................................... 173
Lampiran 15 : Surat Ijin Riset ..................................................................... 175
xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah pelajaran yang kurang diminati
oleh banyak siswa. Kebanyakan dari siswa terutama siswa SD menganggap bahwa
PKn adalah pelajaran yang kurang menyenangkan dan tidak terlalu penting
dibandingkan mata pelajaran lain seperti matematika dan bahasa Indonesia,
sehingga mereka sering jenuh dan bosan ketika mengikuti pelajaran PKn. Bahkan
banyak dari mereka kurang bersemangat ketika mengikuti pelajaran PKn.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis di SD Negeri 1 Dologan
kecamatan Karanggede kabupaten Boyolali, perolehan hasil belajar mata pelajaran
PKn pada siswa kelas IV masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari 17 orang siswa
yang duduk di kelas IV hanya 5 siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yaitu 70 (dapat dilihat pada lampiran 6). Ini menunjukkan bahwa
sebagaian besar siswa belum menguasai konsep materi yang sudah disampaikan
oleh guru.
Salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa dalam pelajaran
PKn adalah guru yang masih memakai metode konvensional dalam melaksanakan
pembelajaran seperti ceramah, mencatat, dan penugasan. Jika pembelajaran
dengan menggunakan model lama (konvensional) ini digunakan terus menerus
maka akan membuat siswa malas belajar dan semakin tidak berminat terhadap
pelajaran PKn.
Tujuan diberikannya mata pelajaran PKn kepada siswa adalah untuk
menanamkan konsep hubungan antarmanusia, dan sikap nasionalisme terhadap
bangsa dan negara, termasuk di dalamnya adalah konsep Mengenal Lembaga-
lembaga Negara dalam Susunan Pemerintahan Pusat, seperti DPR, MPR, MA dll.
Materi ini penting bagi peserta didik karena dengan mempelajari materi ini peserta
didik akan mengetahui lembaga-lembaga yang ada dalam pemerintahan, serta
mengetahui fungsi dan peranan lembaga pemerintahan ini dalam masyarakat.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Untuk menanamkan penguasaan konsep Mengenal Lembaga-lembaga
Negara dalam Susunan Pemerintahan Pusat pada peserta didik, perlu digunakan
metode pembelajaran yang inovatif, sehingga pembelajaran yang akan dilakukan
lebih aktif, menyenangkan dan bermakna. Disini metode pembelajaran yang
dimaksud adalah metode pembelajaran talking stick.
Talking stick termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif. Model
pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang
tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru, dilakukan setelah siswa
mempelajari materi pokoknya. Stick atau tongkat diputar seecara estafet dari satu
siswa ke siswa lain dalam satu kelas, cara memutarnya dapat dilakukan dengan
cara menyanyi lagu-lagu kesukaan siswa. Dengan mengkolaborasikan lagu
dengan materi yang akan disampaikan diharapkan dapat menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan dan aktif, sehingga siswa dapat menguasai konsep
materi yang disampaikan. Sehingga pelajaran PKn yang dianggap membosankan
akan menjadi lebih menyenangkan dan diminati bagi siswa.
Alasan utama pemilihan metode talking stick untuk diterapkan dalam
pembelajaran karena pembelajaran dengan metode talking stick murni berorientasi
pada aktivitas individu siswa yang dilakukan dalam bentuk permainan yang mana
siswa akan semakin berminat untuk belajar. Pelajaran PKn yang awalnya
dianggap membosankan, akan menjadi pelajaran yang menarik dan siswa pun
akan dengan mudah memahami materi yang diajarkan oleh guru. Proses
pembelajaran yang kondusif, siswa aktif dan paham akan materi yang
disampaikan oleh guru akan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) tentang “Mengenal
Lembaga-lembaga Negara dalam Susunan Pemerintahan Pusat Melalui Metode
Pembelajaran talking stick pada Siswa Kelas IV semester II SD Negeri 1 Dologan,
Karanggede, Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan
di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut.
1. Apakah penerapan metode Talking Stick dapat meningkatkan Penguasaan
konsep Mengenal Lembaga-lembaga Negara dalam Susunan Pemerintahan
Pusat pada Siswa Kelas IV semester II SD Negeri 1 Dologan, Karanggede,
Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Meningkatkan Penguasaan konsep Mengenal Lembaga-lembaga Negara dalam
Susunan Pemerintahan Pusat pada Siswa Kelas IV semester II SD Negeri 1
Dologan, Karanggede, Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran PKn pada siswa Kelas IV semester
II SD Negeri 1 Dologan, Karanggede, Boyolali Tahun Pelajaran
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengharapkan agar hasil dari penelitian ini
dapat bermanfaat :
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Memberikan masukan guru ataupun calon guru dalam meningkatkan
penguasaan konsep Mengenal Lembaga-lembaga Negara dalam
Susunan Pemerintahan Pusat.
2) Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi guru pada umumnya
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar PKn siswa.
b. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghilangkan rasa ketidak
tertarikan siswa terhadap pelajaran PKn sehingga setelah dilakukan
penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan minat dan prestasi belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
peserta didik dalam pelajaran PKn
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi sekolah untuk meningkatkan
kinerja guru, profesionalisme guru, serta menambah wawasan,
pengetahuan, dan penguasaan dalam proses belajar mengajar khusunya
pelajaran PKn. Sehingga tercipta pembelajaran yang efektif.
2. Manfaat Teoritis
Diharapkan Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk
penelitian lebih lanjut mengenai penerapan metode inovatif dalam kegiatan
pembelajaran. Sehingga bermanfaat untuk bahan reverensi penelitian
selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Penguasaan Konsep Mengenal lembaga-lembaga negara dalam
susunan pemerintahan pusat
a. Penguasaan konsep
1) Pengertian penguasaan
Pengertian penguasaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1993:468)
diartikan sebagai pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan
pengetahuan, kepandaian dan sebagainya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat
dinyatakan bahwa penguasaan adalah pemahaman. Pemahaman menurut
Purwanto (2007: 45) adalah tingkat kemampuan yang menuntut siswa mampu
memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini
siswa tidak hanya hafal secara verbalistik tetapi mengerti atau paham terhadap
konsep atau fakta yang ditanyakan. Jadi Pemahaman bukan saja berarti
mengetahui yang sifatnya mengingat (hafalan) saja, tetapi mampu
mengungkapkan kembali dalam bentuk lain atau dengan kata-kata sendiri
sehingga mudah mengerti makna bahan yang dipelajari, tetapi tidak mengubah arti
yang ada didalamnya.
Menurut WJS poerwadarminta mengatakan bahwa penguasaan
mengandung arti : “pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan
pengetahuan atau kepandaian”.
Kata penguasaan tersusun dari kata dasar kuasa yang berarti mampu,
mengerti benar dan mempelajari bolak-balik supaya paham. Maka kata
penguasaan secara operasional dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk
mempelajari dengan sungguh-sungguh sesuatu hal agar benar-benar dipahami,
sedangkan penguasaan menurut ahli pendidikan merupakan salah satu bentuk
perubahan tingkah laku yang di dapat dari hasil belajar, seperti yang dikemukakan
oleh A. Thabrani R. (1989:13), menyatakan bahwa:
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Belajar dalam arti luas ialah proses perubahan tingkah laku yang
dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian terhadap
atau mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan kecakapan dasar yang
terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam berbagai
aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi.
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
penguasaan adalah pemahaman atau kemampuan untuk menggunakan
kepandaian atau pengetahuan yang di dapat dari hasil belajar yang dapat
mengubah perilaku seseorang.
2) Pengertian Konsep
Menurut Oemar Hamalik (2010:161), konsep adalah suatu kelas
stimuli yang memiliki sifat-sifat (atribut-atribut) umum. Misalnya konsep
demokrasi, konsep kuda, konsep bangunan, konsep mobil, dan sebagainya.
John W. Santrock (2009: 3) menyatakan bahwa konsep adalah
kategori yang mengelompokkan objek, kejadian, dan karakteristik
berdasarkan bentuk-bentuk yang sama. Konsep membantu proses
mengingat menjadi lebih efisien. Ketika peserta didik mengelompokkan
objek untuk membentuk sebuah konsep, mereka dapat mengingat konsep
tersebut.
Oemar Hamalik (2010:162) mengemukakan kembali bahwa konsep
adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum.
Stimuli adalah objek-objek atau orang (person). Konsep adalah sesuatu
yang luas. Konsep-konsep tidak terlalu kongruen dengan pengalaman
pribadi kita, tetapi menyajikan usaha-usaha manusia untuk
mengklasifikasikan pengalaman kita.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
konsep adalah suatu kelas stimuli yang memiliki ciri-ciri dan sifat umum,
yang membantu proses mengingat menjadi lebih efisien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
b. Jenis-jenis Konsep
Jenis-jenis konsep menurut Oemar Hamalik (2010: 163):
1) Konsep konjungtif, jenis konsep ini, nilai-nilai tertentu (yang penting) dari
berbagai atribut disajikan bersama-sama. Nilai-nilai dan atribut
ditambahkan bersama untuk menghasilkan suatu konsep konjungtif.
2) Konsep disjungtif, konsep ini merupakan sesuatu yang dapat dirumuskan
dalam sejumlah cara yang berbeda-beda. Antara atribut-atribut dan nilai-
nilai dapat disubstitusikan antara yang satu dengan yang lainnya.
3) Konsep hubungan, yakni suatu konsep yang mempunyai hubungan-
hubungan khusus antaratribut.
c. Kegunaan Konsep
Oemar Hamalik (2010: 164) menguraikan bahwa kegunaan konsep ada
enam, yaitu:
1) Konsep-konsep mengurangi kerumitan lingkungan,
2) Konsep-konsep membantu kita untuk mengidentifikasi objek-objek yang
ada di sekitar kita. Konsep berguna untuk mengidentifikasi objek-objek
yang ada di sekitar kita dengan cara mengenali ciri-ciri masing-masing
objek.
3) Konsep membantu kita untuk mempelajari sesuatu yang baru, lebih luas,
dan lebih maju. Siswa tidak harus belajar secara konstan, tetapi dapat
menggunakan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang telah dimilikinya
untuk mempelajari sesuatu yang baru.
4) Konsep mengarahkan kegiatan instrumental. Berdasarkan konsep yang
telah diketahui, maka seseorang dapat menentukan tindakan-tindakan apa
yang selanjutnya peru dikerjakan/dilakukan.
5) Konsep memungkinkan pelaksanaan pengajaran. Konsep-konsep yang
telah dimilikinya itu pada dasarnya berfungsi sebagai entry behavior yang
dapat dijadikan dasar untuk meningkatkan proses pengajaran berikutnya.
6) Konsep dapat digunakan untuk mempelajari dua hal yang berbeda dalam
kelas yang sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
d. Materi Mengenal Lembaga-Lembaga Negara Dalam Susunan
Pemerintah Pusat
Setiap negara mempunyai bentuk dan sistem pemerintahan
sendirisendiri. Ada yang berbentuk kerajaan dan ada pula yang berbentuk
republik. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.
Kedaulatan ada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang
Dasar.
Sedangkan sistem pemerintahan suatu negara disesuaikan dengan kondisi
negara masing-masing, Untuk menyelenggarakannya, dibentuklah lembaga
negara di Indonesia
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) (1997:979-58), kata
”lembaga” antara lain diartikan sebagai 1) ’asal mula (yang akan menjadi
sesuatu); bakal (binatang, manusia, tumbuhan)’; (2) ’bentuk (rupa, wujud)
yang asli’; (3) ’acuan; ikatan (tentang mata cincin dsb)’; (4) ’badan (oganisasi)
yang tujuannya melakukan penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu
usaha’; dan (5) ’pola perilaku manusia yang mapan, terdiri atas interaksi sosial
berstruktur di suatu kerangka nilai yang relevan’. Kamus tersebut juga
memberi contoh frasa menggunakan kata lembaga, yaitu lembaga pemerintah
yang diartikan ’badan-badan pemerintahan dalam lingkungan eksekutif. Kalau
kata pemerintahan diganti dengan kata negara, diartikan ’badan-badan negara
di semua lingkungan pemerintahan negara (khususnya di lingkungan
eksekutif, yudikatif, dan legislatif)’.
Menurut Kelsen (2006) dalam parlemen yang menetapkan undang-undang
dan warga negara yang memilih para wakilnya melalui pemilihan umum
sama-sama merupakan lembaga negara dalam arti luas. Demikian pula hakim
yang mengadili dan menghukum penjahat dan terpidana yang menjalankan
hukuman tersebut di lembaga pemasyarakatan adalah juga merupakan
lembaga negara. Pendek kata dalam pengertian yang luas ini lembaga negara
itu identik dengan individu yang menjalankan fungsi atau jabatan tertentu
dalam konteks kegiatan bernegara. Inilah yang disebut sebagai jabatan publik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
atau jabatan umum (public offices) dan pejabat publik atau pejabat umum
(public officials).
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa lembaga
negara adalah badan (organisasi) yang dimiliki pemerintah yang menjalankan
fungsi atau jabatan tertentu dalam konteks kegiatan bernegara guna untuk
mencapai tujuan tertentu.
Berikut ini adalah ringkasan materi yang peneliti ambil dari beberapa
sumber yaitu BSE (Buku Sekolah Elektronik) karangan Ressi Kartika Dewi,dkk
(2007) penerbit Depdiknas :
Lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan pusat antara
lain:
1) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) adalah lembaga negara dalam
sistem ketatanegaraan Republik Indonesia yang terdiri atas anggota Dewan
Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah. Jumlah anggota
MPR saat ini adalah 692 orang, terdiri atas 560 anggota DPR dan 132 anggota
DPD. Masa jabatan anggota MPR adalah 5 tahun dan berakhir bersamaan
pada saat anggota MPR yang baru mengucapkan sumpah/janji. MPR
bersidang sedikitnya sekali dalam 5 tahun. Tugas dan wewenang MPR antara
lain:
a) Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar.
b) Melantik presiden dan wakil presiden berdasarkan hasil pemilihan umum.
c) Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi untuk
memberhentikan presiden/wakil presiden dalam masa jabatannya.
d) Memilih presiden dan wakil presiden apabila keduanya berhenti secara
bersamaan dalam masa jabatannya.
Perubahan (amandemen) UUD 1945 membawa perubahan terhadap
kedudukan, tugas, dan wewenang MPR. MPR yang dahulu berkedudukan
sebagai lembaga tertinggi negara, pemegang, dan pelaksana sepenuhnya
kedaulatan rakyat, kini MPR berkedudukan sebagai lembaga negara yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
setara dengan lembaga negara lainnya seperti presiden, DPR, DPD, BPK, MA,
MK, dan KY.
2) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) adalah lembaga negara dalam sistem
ketatanegaraan Republik Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan
rakyat dan memegang kekuasaan membentuk undangundang. DPR memiliki
fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. DPR terdiri atas anggota partai
politik peserta pemilihan umum yang dipilih berdasarkan hasil pemilihan
Umum. Anggota DPR berjumlah 560 orang. Masa jabatan anggota DPR
adalah 5 tahun dan berakhir bersamaan pada saat anggota DPR yang baru
mengucapkan sumpah/ janji.
Tugas dan wewenang DPR antara lain:
a) Membentuk undang-undang yang dibahas bersama presiden untuk
mendapat persetujuan bersama.
b) Memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan dengan memerhatikan
pertimbangan DPD.
c) Memberikan persetujuan kepada presiden atas pengangkatan dan
pemberhentian anggota Komisi Yudisial.
d) Memberikan pertimbangan kepada presiden untuk mengangkat duta,
menerima penempatan duta negara lain, dan memberikan pertimbangan
dalam pemberian amnesti dan abolisi.
e) Memberikan persetujuan kepada presiden untuk menyatakan perang,
membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain.
2. Presiden
Presiden Republik Indonesia adalah kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan Republik Indonesia. Presiden dan wakil presiden dipilih dalam
satu pasangan secara langsung oleh rakyat. Pasangan calon presiden dan wakil
presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta
pemilihan umum sebelum pelaksanaan pemilihan umum. Sebelumnya,
presiden dan wakil presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Dengan adanya perubahan (amandemen) UUD 1945, presiden tidak lagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
bertanggung jawab kepada MPR, dan kedudukan antara presiden dan MPR
adalah setara. Presiden dan wakil presiden menjabat selama 5 tahun, dan
sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama untuk 1 kali masa
jabatan.
Wewenang, kewajiban, dan hak presiden antara lain:
a) Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD.
b) Memegang kekuasaan yang tertinggi atas angkatan darat, angkatan laut,
dan angkatan udara.
c) Mengajukan rancangan undang-undang (RUU) kepada DPR.
d) Menetapkan peraturan pemerintah.
e) Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.
f) Menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara
lain dengan persetujuan DPR. Sebagai kepala negara, presiden adalah
simbol resmi negara
Indonesia di dunia. Sebagai kepala pemerintahan, presiden dibantu
oleh menteri-menteri dalam kabinet, memegang kekuasaan eksekutif untuk
melaksanakan tugas-tugas pemerintahan sehari-hari.
Sedangkan wakil presiden mempunyai tugas khusus antara lain
menampung dan mengusahakan pemecahan masalah-masalah yang
menyangkut kesejahteraan rakyat dan melakukan pengawasan pelaksanaan
pembangunan dengan bantuan departemen-departemen yang bersangkutan.
3) Mahkamah Agung (MA)
Mahkamah Agung merupakan badan yang melaksanakan kekuasaa
kehakiman di Indonesia. Susunan Mahkamah Agung terdiri atas pimpinan,
hakim anggota, panitera, dan seorang sekretaris.
Kewenangan Mahkamah Agung antara lain:
a) Mengajukan peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang.
b) Mengadili pada tingkat kasasi.
c) Wewenang lain yang diberikan oleh undang-undang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
4) Mahkamah Konstitusi (MK)
Mahkamah Konstitusi adalah salah satu kekuasaan kehakiman di
Indonesia. Kewajiban dan wewenang Mahkamah Konstitusi antara lain:
a) Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya
bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang
Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh UUD 1945, memutus pembubaran partai
politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
5) Komisi Yudisial (KY)
Komisi Yudisial dipimpin oleh seorang ketua Komisi Yudisial. Komisi
Yudisial mempunyai 7 orang anggota. Kewenangan Komisi Yudisial antara
lain:
a) Mengusulkan pengangkatan calon hakim agung kepada DPR untuk
mendapat persetujuan.
b) Kewenangan lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan,
keluhuran martabat, serta perilaku hakim.
6) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Badan Pemeriksa Keuangan adalah lembaga negara yang bertugas
untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. BPK
berkedudukan di ibukota negara, yaitu di Jakarta. BPK mempunyai 9 orang
anggota. Susunan BPK terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, seorang
wakil ketua merangkap anggota, 7 orang anggota. Anggota BPK memegang
jabatan selama 5 tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali untuk 1 kali
masa jabatan. Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memerhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
7) Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
Menurut UUD 1945 anggota Dewan Perwakilan Daerah dipilih dari
setiap provinsi melalui pemilihan umum. Anggota Dewan Perwakilan Daerah
dari setiap provinsi jumlahnya sama yaitu 4. Dewan Perwakilan Daerah
bersidang sedikitnya sekali dalam setahun. Susunan dan kedudukan Dewan
Perwakilan Daerah diatur dengan undang-undang. Anggota Dewan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Perwakilan Daerah dapat diberhentikan dari jabatannya yang syarat-syarat dan
tata caranya diatur dalam undang-undang.
3. Hakikat Metode Talking Stick
a. Metode Pembelajaran
1) Pengertian Metode
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1980), metode adalah
cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam
ilmu pengetahuan), cara kerja konsisten untuk memudahkan pelaksanaan
suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Menurut I. L. Pasaribu dan B. Simandjuntak (1983: 13) metode
adalah cara yang sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Sementara itu Winarno Surachmad (dalam Hidayati, Mujinem dan Anwar
Senen, 2008: 7-20) juga menegaskan bahwa metode adalah cara yang di
dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut T. Raka Joni (dalam Soli Abimanyu, 2008: 2-5)
menyatakan bahwa metode adalah cara kerja yang bersifat relatif umum
yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode
adalah cara atau alat yang digunakan untuk menyajikan suatu kegiatan
guna untuk mencapai maksud atau tujuan yang diinginkan.
2) Pengertian Pembelajaran
Dalam UUSPN No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono dalam TIM UNS
(2007:8) adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain
instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan
pada penyediaan sumber belajar. Pembelajaran merupakan suatu proses
yang dibangun guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Dari dua pengertian mengenai pembelajaran di atas, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dan
siswa serta sumber belajar dalam suatu lingkungan dimana guru berperan
untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa.
3) Pengertian Metode Pembelajaran
Menurut Martinis Yamin (2009:132) metode pembelajaran
merupakan bagian dari strategi instruksional, metode pembelajaran
berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh,
dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu.
Winarno Surachmad (dalam Hidayati, dkk, 2008: 7-21)
menyatakan bahwa metode pembelajaran adalah cara-cara pelaksanaan
dalam proses belajar mengajar, atau bagaimana teknisnya suatu bahan
pelajaran diberikan kepada siswa di sekolah. Demikian pula oleh
Akhmad Sudrajat (2008) yang mengatakan metode pembelajaran
sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Dari uraian mengenai metode pembelajaran di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa metode pembelajaran adalah strategi instruksional atau
cara yang digunakan oleh guru dalam mengimplementasikan rencana yang
telah disusun dalam kegiatan nyata dan praktis yang diberikan kepada
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran
4) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penentuan Metode Pembelajaran
Menurut Martinis Yamin (2009:133) ada beberapa pertimbangan
yang harus dilakukan oleh pengajar dalam memilih metode pengajaran
secara tepat dan akurat, pertimbangan tersebut berdasarkan pada
penetapan: a) tujuan pembelajaran, b) pengetahuan awal siswa, c) bidang
studi/pokok bahasan/aspek, d) alokasi waktu dan sarana penunjang, e)
jumlah siswa, dan f) pengalaman dan kewibawaan pengajar.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor pemilihan dan penentuan
metode pembelajaran tersebut, guru dapat memilih dan menentukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
metode yang tepat saat menyampaikan materi pembelajaran sehingga
tujuan pembelajaran yang telah direncanakan dapat tercapai secara
optimal.
5) Macam-macam Metode Pembelajaran
Soli Abimanyu (2008) mengemukakan bahwa metode
pembelajaran ada yang berpusat pada guru dan ada juga yang berpusat
pada siswa. Metode pembelajaran yang berpusat pada guru meliputi
metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi, diskusi, simulasi, dan
pemberian tugas. Sedangkan metode pembelajaran yang berpusat pada
siswa yaitu metode kerja kelompok, karya wisata, penemuan, eksperimen,
pembelajaran unit, dan pembelajaran dengan modul.
Selain metode yang dikemukakan oleh Soli Abimanyu, masih
banyak metode-metode lain yang dapat diterapkan dalam pembelajaran.
Setiap model pembelajaran, memiliki metode-metode tertentu yang sesuai
dengan karakteristik model pembelajaran tersebut.
Semua metode pembelajaran memiliki kekhasan sendiri-sendiri
dan relevan dengan tujuan pembelajaran tertentu namun tidak cocok untuk
tujuan dan keadaan yang lain. Dengan kata lain, semua metode
pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing.
6) Metode Talking Stick
a) Pengertian Metode Talking Stick
Menurut Kimberley Fujioka (2005: 1), Talking Stick adalah metode
mendengar dan berbicara, yang demokratis dan mendorong saling
pengertian antara siswa dari latar budaya yang beragam.
Agus Suprijono (2011: 109) juga mengemukakan bahwa metode
Talking Stick merupakan metode pembelajaran yang mendorong
peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat. Guru
memberikan tongkat kepada peserta didik kemudian peserta didik
menggulirkan tongkat/stick ke peserta didik lainnya dengan iringan
musik. Peserta yang menerima tongkat wajib menjawab pertanyaan
dari guru. Demikian seterusnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Dari dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode talking
stick adalah suatu metode pembelajaran inovatif yang berpusat pada
siswa dengan menggunakan bantuan tongkat dan iringan musik,
selanjutnya siswa yang memegang tongkat, wajib menjawab
pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi sebelumnya.
b) Langkah-langkah Metode Talking Stick
Menurut Agus Suprijono (2011: 109), pembelajaran dengan
metode Talking Stick diawali oleh penjelasan guru mengenai materi
pokok yang akan dipelajari. Peserta didik diberi kesempatan membaca
dan mempelajari materi tersebut (dengan waktu yang cukup). Guru
selanjutnya meminta kepada peserta didik menutup bukunya. Guru
mengambil tongkat yang telah dipersiapkan sebelumnya. Tongkat
tersebut diberikan kepada salah satu peserta didik. Peserta didik yang
menerima tongkat tersebut diwajibkan menjawab pertanyaan dari guru,
demikian seterusnya. Ketika stick bergulir dari peserta didik ke peserta
didik lainnya, seyogyanya diiringi musik. Langkah akhir adalah guru
memberikan kesempatan kepada peserta didik melakukan refleksi
terhadap materi yang telah dipelajarinya. Guru memberi ulasan
terhadap seluruh jawaban yang diberikan peserta didik. Selanjutnya
bersama-sama peserta didik merumuskan kesimpulan.
c) Kelebihan dan kelemahan Metode Talking Stick
Menurut Amiroh dalam artikelnya (2009), menyatakan bahwa
metode talking stick yang merupakan salah satu pengembangan dari
metode cooperative learning (pembelajaran kooperatif) memiliki
beberapa kelebihan, yaitu :
(1) Siswa dapat mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan
keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka
dan demokratis. Siswa bukan lagi sebagai objek pembelajaran,
namun bisa juga sebagai tutor bagi temannya,
(2) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi,
(3) Meningkatkan kemajuan belajar (pencapaian akademik)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
(4) Menguji kesiapan siswa,
(5) Melatih siswa memahami dengan cepat,
(6) Meningkatkan keaktifan siswa dan sikap yang lebih positif,
(7) Menambah rasa senang berada di sekolah serta menyenangi
teman-teman sekelasnya,
(8) Siswa lebih giat belajar,
(9) Akan menimbulkan persahabatan yang akrab dikalangan siswa
karena siswa bersama-sama bekerja dalam kelompok,
(10) Mudah diterapkan dan tidak mahal
Di samping kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh metode
talking stick, terdapat kekurangan-kekurangan, yaitu:
(1) Guru khawatir akan terjadi kekacauan di kelas, karena di sini siswa
berkelompok sehingga akan timbul suasana yang terlalu ribut di
kelas,
(2) Banyak siswa yang tidak senang apabila disuruh bekerja sama
dengan yang lain. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi
siswa yang lain dalam grup mereka, sedangkan siswa yang kurang
mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa
yang pandai,
(3) Siswa selalu merasa tegang karena taku mendapat stick (tongkat)
dari guru,
(4) Kesempatan untuk menjawab pertanyaan sedikit karena yang dapat
menjawab pertanyaan hanya siswa yang mendapat stick (tongkat)
dari guru.
yaitu:
B. Penelitian yang Relevan
Ada beberapa penelitian yang dipandang relevan dengan penelitian ini,
Sri widati (2010) dalam penelitiannya yang berjudul upaya meningkatkan
motivasi belajar matematika melalui metode pembelajaran Talking stick kelas V
semester II SD N Pohijo 02 Margoyoso menyimpulkan bahwa metode Talking
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
stick dapat meningkatkan motivasi belajar matematika. Hal ini terlihat dari siswa
yang bersemangat 18 siswa (100%), yang berminat 18 siswa (100%), yang tekun
menghadapi tugas 15 siswa (83%), ulet menghadapi kesulitan 15 siswa (83%).
Nani Fajar Wati (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan
Model Pembelajaran Pemaduan Cooperatif Learning Tipe Teams Games
Tournament (TGT) dan Talking Stick untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas XI AK 2 pada Mata Pelajaran Akuntansi Keuangan di SMK Negeri 1
Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 menyimpulkan bahwa Penerapan pemaduan
model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dan
Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Akuntansi 2 SMK
Negeri 1 Surakarta.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran dalam Penelitian Tindakan Kelas merupakan asumsi-
asumsi untuk menyusun atau mengorganisir masalah atau variabel penelitian,
penyelesaian masalah, kriteria pembuktiannya. Melalui kerangka penelitian
peneliti dapat menjelaskan devinisi variabel-variabel yang diteliti, kerangka
pemecahan masalah sesuai dengan penjelasan para ahli-ahli di bidang yang
relevan dengan penelitian yang dijalankan (Iskandar 2009: 59).
Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa
dan guru dengan berbagai fasilitas dan materi untuk mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan.
Kondisi awal di SD Negeri 1 Dologan pada waktu guru belum menggunakan
model pembelajaran talking stick nilai mata pelajaran PKn masih rendah. Bahakan
siswa terlihat tidak ada semangat untuk mengikuti pelajaran. Siswa sering
bercakap-cakap dengan temannya dan percakapan itu tidak membahas materi
pelajaran. Minat untuk mengikuti pelajaran juga sangat kurang. Salah satu faktor
yang mempengaruhi kurangnya minat belajar siswa adalah metode mengajar guru
yang masih konvensional sehingga membuat siswa merasa bosan dan jenuh yang
berakibat kurangnya penguasaan konsep siswa dalam pelajaran PKn.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Salah satu upaya untuk meningkatkan penguasaan siswa dalam pelajaran PKn
adalah dengan menggunakan model pembelajaran talking stick. Dengan model
ini diharapkan siswa dapat termotivasi dalam belajar PKn sehingga tidak ada
siswa yang bercakap-cakap lagi dengan temannya selama proses belajar mengajar
di kelas, sehingga nilai mata pelajaran PKn khususnya materi Mengenal
Lembaga-lembaga Negara dalam Susunan Pemerintahan Pusat meningkat.
Dalam Model pembelajaran talking stick ini dapat diterapkan dengan
menambah lagu-lagu yang disukai oleh siswa dan memberikan reward dan
reinforcement pada siswa. Contohnya reward adalah memberikan hadiah dan
reinforcement adalah pujian (bagus, pinter, pandai, ok, dan lain-lain) pada siswa
yang berhasil menjawab soal dengan benar. Sehingga dengan menggunakan
model Talking stick ini diduga dapat meningkatkan penguasaan konsep materi
Mengenal Lembaga-lembaga Negara dalam Susunan Pemerintahan Pusat. Dari
uraian diatas dapat digambarkan skema kerangka berpikir seperti pada gambar 1
K o n d is i A w al Guru menggunakanmetode
Penguasaan konsepmengenal lembaga-
lembaga negara dalamsusuan pemerintahan
pusat rendah
Tindakan Guru menggunakanmetode talking stick
Siklus I: penguasaankonsep siswa pada materi
mengenal lembaga-lembaga negara dalamsusuan pemerintahan
pusat meningkat
Kondisi akhir
Dengan menggunakanmetode talking stickpenguasaan konsep siswamengenai lembaga-lembaga negara dalamsusunan pemerintahanpusat meningkat
Siklus II: target 90%siswa meningkat
penguasaan konsepmengenal lembaga-
lembaga negara dalamsusuan pemerintahan
pusat
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Tentang Penguasaan Konsep Mengenal lembaga-
lembaga dalam susunan pemerintahan pusat pada pelajaran PKn.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Penerapan metode Talking Stick dapat meningkatkan Penguasaan konsep
Mengenal Lembaga-lembaga Negara dalam Susunan Pemerintahan Pusat pada
Siswa Kelas IV semester II SD Negeri 1 Dologan, Karanggede, Boyolali
Tahun Pelajaran 2011/2012?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Dologan yang beralamatkan di
Desa Dologan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa
Tengah. Tempat penelitian dipilih dengan beberapa pertimbangan, antara lain
adalah sebagai berikut:
a. Sekolah tersebut belum pernah menjadi tempat penelitian, sehingga
diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar
sekolah tersebut.
b. Sekolah tersebut merupakan alumni sekolah peneliti, dan lokasinya dekat
dengan rumah peneliti.
c. Peneliti sudah cukup mengenal dan memiliki hubungan baik dengan pihak
sekolah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester Genap Tahun Pelajaran
2011/2012 selama 3 bulan yaitu bulan februari 2011 sampai april tahun 2012.
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di dalam kelas
(Suharsimi Arikunto, 2008: 2).
Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian yang reflektif. Kegiatan
penelitian dimulai dari permasalahan riil yang dihadapi oleh guru kelas IV SD
Negeri I Dologan dalam proses pembelajaran, kemudian direfleksikan alternatif
pemecahan masalah tersebut. Dalam hal ini, alternatif pemecahan masalah dari
permasalahan yang dihadapi guru, yaitu dengan penerapan metode Talking Stick.
Setelah itu, pemecahan masalah tersebut ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan
terencana dan terukur. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas membutuhkan
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
kerjasama antara peneliti, guru kelas IV, dan peserta didik kelas IV agar tercipta
suatu kinerja yang lebih baik.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dari penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah peserta
didik kelas IV SD Negeri I Dologan Kecamatan Karanggede Boyolali Tahun
Pelajaran 2011/2012, berjumlah 19 peserta didik.
D. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Suharsimi
Arikunto, 2007 : 107). Sumber data atau informasi yang paling penting untuk
dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini diperoleh dari data kualitatif. Data
penelitian yang akan dikumpulkan berasal dari berbagai sumber. Sumber data atau
informasi tersebut antara lain:
1. Informasi data yang diperoleh berasal dari narasumber yang terdiri atas
peserta didik kelas IV Semester II SD Negeri 1 Dologan Karanggede Boyolali
Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 19 peserta didik dan guru kelas IV
SD Negeri I Dologan Karanggede Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012
2. Arsip berupa kurikulum tingkat satuan pendidikan dan dokumen berupa data
nilai mata pelajaran PKn, khususnya tentang materi Mengenal Lembaga-
lembaga Negara dalam Susunan Pemerintahan Pusat yang digunakan untuk
mendapatkan data nilai peserta didik kelas IV SD Negeri I Dologan
Karanggede Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012 sebelum dilakukan tindakan.
3. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran PKn materi Mengenal Lembaga-
lembaga Negara dalam Susunan Pemerintahan Pusat dengan menerapkan
model pembelajaran Talking Stick pada peserta didik kelas IV SD Negeri I
Dologan Karanggede Boyolali.
4. Informasi lain tentang kondisi SD Negeri 1 Dologan Karanggede Boyolali
Tahun Pelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
E. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk penelitian tindakan kelas dan juga jenis sumber data
yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah :
1. Dokumentasi
Data dokumentasi meliputi Silabus PKn kelas IV, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), foto kegiatan pembelajaran, hasil observasi
selama proses pembelajaran, serta hasil tes peserta didik kelas IV SD Negeri 1
Dologan Karanggede Boyolali sebelum dan sesudah penerapan metode
pembelajaran Talking Stick.
2. Observasi
Menurut Nana Sudjana (2009: 84), observasi digunakan untuk
mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang
dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi
buatan. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur atau
menilai aktivitas guru dan peserta didik kelas IV SD Negeri 1 Dologan
Karanggede Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012 serta penerapan metode
pembelajaran Talking Stick saat pembelajaran berlangsung.
Observasi yang peneliti lakukan adalah observasi partisipasi. Peneliti
bertindak sebagai guru atau pengajar dan berperan penuh melakukan tindakan
yang dapat mempengaruhi peristiwa yang sedang berlangsung. Observer yang
membantu adalah rekan sejawat dan guru kelas IV SD Negeri I Dologan
Karanggede Boyolali.
Observasi terhadap guru difokuskan pada kemampuan guru dalam
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakan
pembelajaran konsep Mengenal Lembaga-lembaga Negara dalam Susunan
Pemerintahan Pusat dengan menerapkan metode pembelajaran Talking Stick.
Alat penilaian yang digunakan untuk mengobservasi guru, yaitu dengan
menggunakan Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Sementara itu,
observasi terhadap peserta didik kelas IV Negeri I Dologan Karanggede
Boyolali difokuskan pada pengamatan aspek afektif (pengamatan perilaku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
berkarakter dan keterampilan sosial) dan aspek psikomotor. Selain mengamati
kegiatan guru dan aktivitas peserta didik, observer juga mengamati penerapan
metode pembelajaran Talking Stick untuk mengetahui keefektifan metode
tersebut dalam pembelajaran.
3. Wawancara
Menurut Masri Singarimbun (1989:192) wawancara yaitu
mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung pada responden.
Menurut Esterberg (2002) dalam Sugiono (2008:231) wawancara adalah
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topic
tertentu. Jadi wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi
untuk bertukar informasi melalui Tanya jawab langsung pada responden.
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan terhadap guru kelas IV SD
Negeri I Dologan Karanggede Boyolali yang bertujuan menggali informasi
untuk memperoleh data yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran dan
kemampuan menguasai konsep materi Mengenal Lembaga-lembaga Negara
dalam Susunan Pemerintahan Pusat pada peserta didik kelas IV Negeri 1
Dologan Karanggede Boyolali sebelum dan sesudah penerapan metode
pembelajaran Talking Stick.
4. Tes
Tes menurut Sarwiji Suwandi (2009:59) dimaksudkan untuk mengukur
seberapa jauh hasil yang diperoleh peserta didik setelah kegiatan pemberian
tindakan. Tes dilakukan untuk mengetahui perkembangan atau keberhasilan
pelaksanaan tindakan. Dalam penelitian ini tes dilaksanakan pada saat
sebelum tindakan atau tes awal dan di setiap akhir pertemuan. Pemberian tes
pada setiap akhir pertemuan dimaksudkan untuk mengukur tingkat
penguasaan konsep materi Mengenal Lembaga-lembaga Negara dalam
Susunan Pemerintahan Pusat yang dikuasai peserta didik kelas IV Negeri 1
Dologan Karanggede Boyolali setelah kegiatan pemberian tindakan. Tes yang
diberikan berbentuk tes tertulis.
Suharsimi Arikunto (2009:53)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
(sebelum adanya ejaan yang disempurnakan dalam bahasa Indonesia
ditulis dengan test), adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-
aturan yang sudah ditentukan. Tes dilakukan untuk mengetahui perkembangan
atau keberhasilan pelaksanaan tindakan.
F. Validitas Data
Menurut Singarimbun (1989:124) validitas menunjukan sejauh mana suatu
alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan validitas konstruk (construct validity). Konstruk adalah kerangka
dari suatu konsep, sehingga pengukuran suatu konsep dengan validitas konstruk
dilakukan dengan penyusunan kerangka dari konsep yang ingin diukur tersebut.
Dalam penelitian ini peneliti ingin mengukur penguasaan konsep siswa, hal yang
harus dilakukan peneliti adalah mencari apa saja yang merupakan kerangka dari
penguasaan konsep. Dengan diketahuinya kerangka tersebut, seorang peneliti
dapat menyusun tolok ukur penguasaan konsep. Berdasarkan Singarimbun
(1989:125), ada 3 cara untuk mencari kerangka konsep yang akan diukur dalam
penelitian, yaitu :
1. Mencari definisi-definisi konsep yang dikemukakan para ahli yang
tertulis di dalam literature-literatur.
2. Bila konsep yang ingin diukur tersebut tidak ada di literature, peneliti
harus mendefinisikan sendiri konsep tersebut.
3. Menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon
responden, atau orang-orang yang memiliki karakteristik yang sama
dengan responden
Untuk memeriksa validitas data peneliti menggunakan teknik triangulasi.
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap suatu data. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
triangulasi metode, teknik Triangulasi metode yaitu mengumpulkan data dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
metode pengumpulan data yang berbeda tetapi mengarah pada sumber data yang
sama. Dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan tes diharapkan
didapat hasil yang seakurat dan sebanyak mungkin mengenai penguasaan konsep
peserta didik.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis yang menggunakan model analisis interaktif. Model analisis interaktif
mempunyai tiga komponen yaitu: (1) reduksi data (data reduction), (2) penyajian
data (data display), (3) penarikan kesimpulan (verification).
Miles dan Huberman (2009: 19) mengemukakan bahwa tiga komponen
tersebut sebagai sesuatu yang jalin menjalin pada saat sebelum, selama, dan
sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun
wawasan umum yang disebut analisis. Reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai
rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul. Secara singkat, tiga
komponen tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Data-data penelitian yang telah
dikumpulkan selanjutnya direduksi. Reduksi dalam penelitian ini dilakukan
dengan pemilihan dan penyederhanaan data kasar yang didapat oleh peneliti.
Dalam penelitian ini, reduksi yang dilakukan dengan pemilihan dan
penyederhanaan data kondisi SD Negeri1 Dologan Karanggede Boyolali, data
nilai penguasaan konsep peserta didik, data hasil observasi guru dan peserta
didik kelas IV SD Negeri 1 Dologan Karanggede Boyolali, serta data hasil
pengamatan penerapan metode pembelajaran Talking Stick.
2. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
dari data-data penelitian selanjutnya digabungkan dan disimpulkan. Penyajian
data yang telah direduksi, kemudian disusun dan didisplay dalam bentuk tabel,
grafik, dan dinarasikan dalam pembahasan penelitian. Data yang disajikan
dalam penelitian ini meliputi data kondisi SD Negeri1 Dologan Karanggede
Boyolali, data nilai penguasaan konsep peserta didik, data hasil observasi guru
dan peserta didik kelas IV SD Negeri 1 Dologan Karanggede Boyolali, data
hasil pengamatan penerapan metode pembelajaran Talking Stick, serta data
hasil wawancara guru sebelum dan sesudah tindakan penerapan penerapan
metode pembelajaran Talking Stick dalam pembelajaran.
3. Penarikan Kesimpulan (Verification)
Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan kesimpulan dari tampilan
data agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Seluruh hasil analisis
yang terdapat dalam reduksi data maupun penyajian data diambil suatu
kesimpulan. Penarikan kesimpulan tentang peningkatan yang terjadi
dilaksanakan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara, kesimpulan
yang ditarik pada akhir siklus I, dan kesimpulan terakhir pada akhir siklus II.
Kesimpulan yang pertama sampai dengan yang terakhir harus terkait. Setiap
kesimpulan yang ditarik pada akhir siklus dilakukan refleksi untuk
menentukan atau menyusun rencana tindakan berikutnya. Setelah semua data
disajikan dalam laporan, peneliti menarik kesimpulan yang merupakan
jawaban dari hipotesis penelitian.
Secara diagramatik, hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja
analisis tersebut dapat divisualisasikan seperti gambar berikut.
Gambar. Komponen-komponen Analisis Data(Sumber : Miles & Huberman,
2009: 20)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
H. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang dijadikan acuan atau
tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian (Sarwiji
Suwandi, 2008: 70). Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah meningkatnya penguasaan konsep Mengenal Lembaga-
lembaga Negara dalam Susunan Pemerintahan Pusat pada peserta didik kelas IV
SD Negeri 1 Dologan Karanggede Boyolali dengan menerapkan metode
pembelajaran Talking Stick. Indikator penelitian ini bersumber dari kurikulum dan
silabus KTSP PKn kelas IV serta Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 70.
Indikator pembelajaran untuk aspek penguasaan konsep meliputi
kompetensi produk dan kompetensi proses. Pada siklus I pembelajaran dikatakan
berhasil apabila pemahaman konsep pesera didik secara klasikal memperoleh nilai
≥70 mencapai 60%. Pada siklus II pembelajaran dikatakan berhasil apabila
pemahaman konsep peserta didik secara klasikal memperoleh nilai ≥70 mencapai
80%.
I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal
hingga akhir. Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
meningkatnya penguasaan konsep Mengenal Lembaga-lembaga Negara dalam
Susunan Pemerintahan Pusat pada peserta didik kelas IV SD Negeri 1 Dologan
Karanggede Boyolali melalui penerapan metode pembelajaran Talking Stick.
Untuk memperoleh indikator yang ingin dicapai, prosedur penelitian ini
mencakup beberapa tindakan. Setiap tindakan tersebut dirancang dalam satu unit
sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap sebagai berikut: 1)
perencanaan (planning); 2) pelaksanaan tindakan (action); 3) observasi dan
evaluasi tindakan (observation and evaluation); dan 4) refleksi tindakan
(reflecting). Menurut Suharsimi Arikunto, dkk (2006:16), prosedur penelitian di
atas dapat divisualisasikan pada gambar berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Gambar. Model PTK (Suharsimi Arikunto, dkk, 2006: 16)
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan 2 kali pertemuan di
setiap siklusnya. Secara rinci, setiap siklus dipaparkan sebagai berikut:
a. Siklus Pertama
a. Perencanaan
Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Menentukan pokok bahasan, yaitu Mengenal Lembaga-lembaga
Negara dalam Susunan Pemerintahan Pusat
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menerapkan metode Talking Stick.
3) Menyusun lembar observasi guru dan peserta didik, serta penerapan
metode Talking Stick.
4) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.
5) Menetapkan indikator ketercapaian yang dilaksanakan dalam proses
pembelajaran.
b. Tindakan
Tindakan pada siklus I ini dilaksanakan dalam 2 x pertemuan,
yakni pertemuan pertama mempelajari tentang pengertian Lembaga negara
pemerintah, lembaga negara yang ada di pemerintahan pusat. dan
pertemuan kedua mempelajari tentang tugas dan wewenang masing-
masing lembaga negara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
c. Pengamatan / Observasi
Melakukan pengamatan/observasi terhadap guru, peserta didik,
dan penerapan metode pembelajaran Talking Stick. Pengamatan aktivitas
peserta didik meliputi pengamatan afektif (perilaku berkarakter dan
keterampilan sosial) dan psikomotor peserta didik. Selain itu, guru juga
melakukan pengamatan atau observasi terhadap hasil tes penguasaan
konsep peserta didik di setiap akhir pembelajaran.
Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang
disiapkan peneliti.
d. Refleksi
Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi
data kaitannya dengan indikator kinerja siklus I. Peneliti menganalisis
penguasaan konsep peserta didik sesuai dengan nilai saat evaluasi saat
pembelajaran. Jika peserta didik yang berhasil saat evaluasi sebanyak 10
anak atau mencapai indikator ketercapaian kinerja sebesar 70%, maka
dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran Talking Stick
tersebut telah berhasil. Namun, jika peserta didik yang mengalami
peningkatan pemahaman konsep secara klasikal belum mencapai indikator
ketercapaian kinerja sebesar 70%, maka proses pembelajaran dengan
penerapan metode pembelajaran Talking Stick tersebut perlu diperbaiki
lagi dan disempurnakan pada siklus II.
b. Siklus Kedua
a) Perencanaan
Perencanaan pada siklus II meliputi rencana perbaikan
pembelajaran dan penyempurnaan penerapan metode pembelajaran
Talking Stick yang didasarkan pada hasil refleksi pada siklus I. Rencana
perbaikan pada siklus II ini dilaksanakan untuk memperoleh hasil yang
lebih baik.
Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:
i. Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternative
pemecahan masalah atau perbaikan pada Siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
ii. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menerapkan metode pembelajaran Talking Stick.
iii. Menyusun lembar observasi guru dan peserta didik, serta menerapkan
metode pembelajaran Talking Stick.
iv. Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.
v. Menetapkan indikator ketercapaian yang dilaksanakan dalam proses
pembelajaran.
b) Tindakan
Pada dasarnya tindakan yang dilaksanakan pada siklus II ini
hampir sama dengan siklus I, yakni pembelajaran dengan menerapkan
metode pembelajaran Talking Stick.
Perbedaannya hanya pada proses pembelajaran dan soal
instrumennya. Pelaksanaan tindakan siklus II ini terbagi dalam 2 x
pertemuan dengan materi yang sama, yakni pertemuan pertama
mempelajari tentang pengertian Lembaga negara pemerintah dan
pertemuan kedua mempelajari tentang tugas dan wewenang masing-
masing lembaga negara.
c) Pengamatan / Observasi
Melakukan pengamatan/observasi terhadap guru, peserta didik,
dan penerapan metode pembelajaran Talking Stick. Pengamatan aktivitas
peserta didik meliputi pengamatan afektif (perilaku berkarakter dan
keterampilan sosial) dan psikomotor peserta didik. Selain itu, guru juga
melakukan pengamatan atau observasi terhadap pemahaman konsep
peserta didik di setiap akhir pembelajaran. Observasi diarahkan pada
poin-poin dalam pedoman yang disiapkan peneliti.
d) Tahap Refleksi
Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap semua hasil
evaluasi data kaitannya dengan indikator kinerja siklus I. Peneliti
menganalisis penguasaan konsep peserta didik sesuai dengan nilai saat
evaluasi dan hasil observasi saat pembelajaran. Jika 16 peserta didik
mengalami peningkatan penguasaan konsep secara klasikal atau mencapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
indikator ketercapaian kinerja sebesar 90%, maka dapat disimpulkan
bahwa penerapan metode pembelajaran Talking Stick tersebut telah berhasil
meningkatkan penguasaan konsep Mengenal Lembaga-lembaga Negara
dalam Susunan Pemerintahan Pusat pada peserta didik Kelas IV SD Negeri
1 Dologan Karanggede Boyolali.
J. Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan
Maret
2012
April
2012
Mei
2012
Juni
2012
Juli
2012
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan dan pengajuan
proposal
X X X
2. Mengurus Perijinan X X
3. Memberi perlakuan X X
4. mengadakan Posttest X
5. Analisis data X X X
6. Penyelesaian penyusunan hasil
Bab I sampai Bab V
X X X X X X X X X
7. Sidang skripsi, revisi, dan
penjilidan
X
Tabel 1: Rincian Waktu Kegiatan Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan laporan guru kelas IV SD Negeri Dologan 1 Karanggede
Boyolali pada rapat akhir tahun pembelajaran 2011/2012, banyak siswa yang
kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya mata pelajaran
PKn. Hal tersebut berdampak pada perolehan nilai tes siswa baik tes formatif
maupun tes sumatif. Setiap tes formatif banyak siswa yang perolehan nilainya
di bawah KKM yang ditetapkan sebesar 70, sehingga banyak siswa yang
mengikuti program remedial. Hasil tes formatif pada mata pelajaran PKn
khususnya materi Mengenal lembaga-lembaga negara pada system
pemerintahan pusat pada siswa kelas IV semester II dapat dilihat pada tabel 1 :
Tabel 1Nilai Tes Pra Siklus
No Nilai Frekwensi Prosentase1 71 – 79 3 18%2 62 – 70 4 23%3 53 – 61 6 35%4 44 – 52 3 18%5 35 – 43 1 6%
jumlah 17 100%
Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 1 dibuat diagram seperti
tampak pada gambar 1
71 – 79 62 – 70 53 – 61
6%
18%
35%
18%
23%
Gambar 1Diagram Tes Hasil Pra Siklus
33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Bedasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk diagram
terlihat jelas perbandingannya bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 71 ke
atas sebanyak 18% atau 3 siswa, dan yang mendapat nilai 62-70 sebanyak
23% atau 4 siswa, dan yang mendapat nilai 53-61 sebanyak 35% atau 6 siswa,
dan yang mendapat nilai 44-52 sebanyak 18% atau 3 siswa, dan yang
mendapat nilai 35-43 sebanyak 6% atau 1 siswa.
Berdasarkan data hasil tes sebagian besar siswa belum mencapai
ketuntasan belajar. Data ketuntasan belajar pada kondisi awal dapat dilihat
pada tabel 2
Tabel 2
Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Pra Siklus
No Ketuntasan BelajarJumlah siswa
jumlah prosentase1 Tuntas 5 29%2 Tidak tuntas 12 71%jumlah 17 100%
Tabel 2 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Pra Siklus dapat diketahui
bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM 70 sebanyak 12 anak.
Dengan demikian ada 12 anak yang belum mencapai ketuntasan belajar
minimal.
Sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal ada 5 anak.
Perbandingan antara yang sudah tuntas dan yang belum tuntas dapat dilihat
pada diagram lingkaran seperti gambar 2.
TUNTAS29%
TIDAKTUNTAS71%
Gambar 2
Diagram Ketuntasan Belajar Pra Siklus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Apabila hasil nilai pra siklus dianalisa berdasarkan nilai tertinggi, nilai
terendah, dan nilai rata-rata akan tampak seperti pada tabel 3.
Tabel 3Nilai Ulangan Pra Siklus
No Uraian Nilai1 Nilai tertinggi 752 Nilai terendah 353 Nilai rata-rata 59,6
Untuk memperjelas hasil tertinggi, terendah maupun nilai rata-rata
pada tabel 3 dapat digambarkan dengan diagram batang seperti pada gambar 3
berikut ini.
80706050403020100
Nilai tertinggi Nilaiterendah
Nilai rata-rata
Column3
Column2
Column1
Gambar 3Diagram Nilai Ulangan Pra Siklus
Hasil tes yang ditunjukkan pada gambar 3 kemungkinan besar
disebabkan karena cara guru dalam mengajar masih menggunakan model
konvensional, dimana metode ceramah masih mendominasi proses kegiatan
pembelajaran. Juga karena kurangnya memanfaatkan media pembelajaran
dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga pembelajaran menjadi
kurang menarik yang berakibat siswa kurang aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran. Keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dapat
ditunjukkan pada gambar 3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Gambar 4Suasana Kegiatan Pembelajaran Pra Siklus
B. Diskripsi Permasalahan Penelitian
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Siklus 1 terdiri dari 4 pertemuan, setiap pertemuan berlangsung
selama 70 menit (dua jam pelajaran) yang dilaksanakan tanggal 10, 12,
17,19, 24 dan 26 April 2012.
Persiapan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus 1 adalah:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2) Melakukan koordinasi dengan teman sejawat sehubungan dengan
penelitian yang akan dilaksanakan.
3) Menyiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa.
4) Menyusun lembar kerja/lembar tugas yang meliputi menyusun tes
dan menyiapkan soal-soal yang akan dibagikan kepada siswa.
5) Membuat media pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu :
1) Membuka pelajaran
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam,
mengabsen siswa, mengatur tempat duduk siswa, mengatur
suasana kelas, dan menanyakan keadaan siswa.
2) Apersepsi
Tahap apersepsi ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran
yang akan dilaksanakan, dan mengingat pelajaran yang
sebelumnya.
3) Tanya jawab
Tahap ini guru memberikan pertanyaan kepada siswa
seputar apa yang mereka ketahui tentang lembaga negara dan
tujuan didirikannya lembaga-lembaga negara itu di dirikan.
Pertanyaan ini bertujuan untuk merangsang daya pikir kritis siswa.
pada tahap ini guru juga menjelaskan sedikit tentang materi
pelajaran yaitu “mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan
pemerintahan pusat”
4) Pembentukan kelompok
Setelah guru bertanya jawab dengan siswa dilanjutkan
dengan pembentukan kelompok yang masing-masing kelompok
terdiri dari 2 sampai 3 siswa. Kelompok ini yang nantinya akan
bertugas memainkan peran sebagai anggota lembaga-lembaga
negara yang ada dalam pemerintahan pusat. Disini siswa diberi
kesempatan yang luas untuk mempelajari pengertian masing-
masing lembaga negara serta fungsi dan peran masing-masing
lembaga negara melalui permainan yang menyenangkan.
5) Talking Stick
setelah tadi siswa mempelajari materi lewat sebuah
permainan kelompok, sekarang disini siswa kembali diajak
bermain dengan metode talking stick, cara permainannya adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
dengan menggunakan tongkat yang di putar dari satu siswa ke
siswa lain dengan diiringi sebuah lagu. Bagi siswa yang memegang
tongkat wajib menjawab pertanyaan yang sudah disiapkan oleh
guru, untuk siswa yang dapat menjawab maka akan diberi
penghargaan berupa sebuah pujian dan bintang dari guru,
sedangkan untuk siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan
maka diakhir pelajaran akan diberikan sebuah punishmen atau
hukuman.
6) Siswa mengerjakan soal-soal tes.
Proses kegiatan tindakan siklus 1 diakhiri dengan tes
formatif, dimana setiap siswa secara individu mengerjakan soal-
soal tes yang disiapkan oleh guru berdasarkan kegiatan yang telah
dilakukan oleh siswa. Hasil ulangan/tes siswa dikoreksi sendiri
oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti.
Sekilas gambaran proses pembelajaran pada siklus 1, guru
tidak lagi mendominasi dengan metode ceramah, tapi siswa secara
aktif bekerja sama dalam kelompok. Siswa tampak aktif dan
bergairah dalam pembelajaran serta berkom- petisi dengan
kelompok lain. Suasana pembelajaran jadi lebih menyenangkan
c. Hasil Pengamatan
Pengamatan terhadap tindakan siklus 1 dilakukan selama
proses kegiatan berlangsung. Observer, yaitu teman sejawat yang
mengajar di kelas IV SD Negeri Dologan I Kecamatan Karanggede
Kabupaten Boyolali mengikuti keseluruhan proses tindakan yang
dilaksanakan di kelas IV. Pengamatan kami bedakan menjadi dua,
yaitu pengamatan terhadap hasil belajar berupa data kuantitatif yang
diperoleh dari hasil ulangan siswa pada akhir tindakan siklus 1 dan
pengamatan terhadap proses belajar yang diperoleh dari hasil
pengamatan selama kegiatan siklus 1. Pengamatan terhadap hasil
belajar ini dilakukan sendiri oleh peneliti, sedangkan pengamatan
terhadap proses belajar dilakukan oleh teman sejawat yaitu Ibu Sri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
wahyuni, S.pd, SD. yang kesehariannya mengajar di kelas IV SD
Negeri Dologan I. Berdasarkan pengamatan terhadap hasil belajar
berupa ulangan siswa diperoleh data nila siswa. Selanjutnya hasil
ulangan/tes tersebut dianalisa dalam bentuk tabel 4.
Tabel 4Nilai Hasil Tes Siklus 1 Pertemuan pertama
No Nilai Frekwensi Prosentase1 20 – 34 1 6%2 35 – 49 3 18%3 50 – 64 5 29%4 65 – 79 5 29%5 80 – 94 3 18%Jumlah 17 100%
Dari analisa nilai hasil tes pada tabel 4 dapat dibuat diagram
lingkaran seperti pada gambar 5.
20-34 35-49 50-64 65-79 80-94
29%
18%
6%
18%
29%
Gambar 5Diagram Hasil Tes Siklus 1 pertemuan pertama
Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk
grafik terlihat jelas perbandingannya bahwa jumlah siswa yang
mendapat nilai 80 ke atas seba- nyak 18% atau 3 siswa, yang mendapat
nilai 65 sampai 79 sebanyak 29% atau sebanyak 5 siswa, yang
mendapat nilai 50 sampai 64 sebanyak 29% atau 5 siswa , yang
mendapat nilai 35 sampai 49 sebanyak 18% atau 3 siswa, sedangkan
untuk nilai 20 sampai 34 sebanyak 6% atau 1 siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Hasil tes pada siklus 1 tersebut apabila dianalisa berdasarkan
ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk tabel 5 berikut ini.
Tabel 5Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus 1 Pertemuan Pertama
No Ketuntasan Belajar Jumlah siswajumlah Prosentase
1 Tuntas 8 47%2 Tidak tuntas 9 53%jumlah 17 100%
Tabel 5 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus pertama
pertemuan pertama dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai
kurang dari KKM 70 sebanyak 9 anak. Dengan demikian ada 9 anak
yang belum mencapai ketuntasan belajar minimal. Sedangkan yang
sudah mencapai ketuntasan minimal ada 8 anak. Perbandingan antara
yang sudah tuntas dan yang belum tuntas dapat dilihat pada diagram
lingkaran seperti gambar 6.
tidaktuntas53%
tuntas47%
Gambar 6Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus 1 Pertemuan
Pertama
Berdasarkan analisa tentang ketuntasan belajar tersebut dapat
diketahui dari jumlah siswa kelas IV sebanyak 18 anak, yang sudah
tuntas sebanyak 47% atau 8 siswa dan yang belum tuntas sebanyak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
53% atau 9 siswa. Adapun bila dianalisa berdasarkan perolehan nilai
anak dapat disajikan pada tabel 6.
Tabel 6Nilai Ulangan Harian siklus 1 Pertemuan Pertama
No Uraian Nilai1 Nilai tertinggi 902 Nilai terendah 203 Nilai rata-rata 60,6
Berdasarkan tabel 8 dapat digambarkan dalam bentuk diagram
seperti gambar 7 di bawah ini.
9080706050403020100
nilaitertinggi
nilaiterendah
nilai rata-rata
Series 1
Series 2
Series 3
Gambar 7Nilai Ulangan Harian siklus 1 Pertemuan Pertama
Tabel 7Nilai Hasil Tes Siklus 1 Pertemuan Kedua
No Nilai Frekwensi Prosentase1 40 – 48 4 24%2 49 – 57 0 0%3 58 – 64 7 41%4 65 – 73 2 11%5 74 – 82 4 24%jumlah 17 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Dari analisa nilai hasil tes pada tabel 5 dapat dibuat diagram
lingkaran seperti pada gambar 8.
40-48 49-57 58-64 65-73 74-82
24% 23%0%
12%
41%
Gambar 8Diagram Hasil Tes Siklus 1 pertemuan kedua
Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk
grafik terlihat jelas perbandingannya bahwa jumlah siswa yang
mendapat nilai 80 ke atas sebanyak 24% atau 4 siswa, yang mendapat
nilai 65 sampai 73 sebanyak 12% atau sebanyak 2 siswa, yang
mendapat nilai 58 sampai 64 sebanyak 41% atau 7 siswa , yang
mendapat nilai 49 sampai 57 sebanyak 0% atau 0 siswa, sedangkan
untuk nilai 40 sampai 48 sebanyak 24% atau 4 siswa.
Tabel 8
Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus 1 Pertemuan Kedua
No Ketuntasan belajarJumlah siswa
jumlah Prosentase
1 Tuntas 8 47%
2 Tidak tuntas 9 53%
jumlah 17 100%
Tabel 5 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus pertama
pertemuan kedua dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
kurang dari KKM 70 sebanyak 9 anak. Dengan demikian ada 9 anak
yang belum mencapai ketuntasan belajar minimal. Sedangkan yang
sudah mencapai ketuntasan minimal ada 8 anak. Perbandingan antara
yang sudah tuntas dan yang belum tuntas dapat dilihat pada diagram
lingkaran seperti gambar 9.
tuntas
53%47%
Gambar 9Diagram ketuntasan siklus 1 pertemuan kedua
Berdasarkan analisa tentang ketuntasan belajar tersebut dapat
diketahui dari jumlah siswa kelas IV sebanyak 18 anak, yang sudah
tuntas sebanyak 47% atau 8 siswa dan yang belum tuntas sebanyak
53% atau 9 siswa. Adapun bila dianalisa berdasarkan perolehan nilai
anak dapat disajikan pada tabel 9.
Tabel 9Nilai Ulangan Harian siklus 1 Pertemuan Kedua
No Uraian Nilai1 Nilai tertinggi 802 Nilai terendah 403 Nilai rata-rata 62,4
Berdasarkan tabel 9 dapat digambarkan dalam bentuk diagram
seperti gambar 10 di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
80706050403020100
nilaitertinggi
nilaiterendah
nilai rata-rata
Series 1
Series 2
Series 3
Gambar 10Diagram Nilai Ulangan Harian siklus 1 Pertemuan Kedua
Pengamatan selama proses tindakan yaitu pelaksanaan
pembelajaran dilakukan oleh teman sejawat yaitu Ibu Sri wahyuni,
S.Pd. Sd yang mengajar di kelas IV SD Negeri 1 Dologan Kecamatan
Karanggede Kabupaten Boyolali Adapun hasil pengamatan terhadap
keaktifan siswa selama proses pembelajaran dapat ditunjukkan pada
tabel 10.
Tabel 10Keaktifan Siswa pada Siklus 1
No Aspek keterlibatan siswa Jumlah Prosentase1 Sangat aktif 4 23%2 Aktif 8 47%3 Kurang aktif 3 18%4 Bingung 2 12%5 diam 0 0%
Data keaktifan siswa pada tabel 9 dapat disajikan dalam bentuk
diagram seperti gambar 11.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
8
7
6
5
4
3
2
1
0
sangat aktif aktif kurangaktif bingung diam
Gambar 11Diagram Keaktifan Siswa pada Siklus 1
Keaktifan dan antusias siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran dapat ditunjukkan pada gambar 1
Gambar 12Kegiatan Siswa pada Siklus
Pengamatan terhadap kinerja guru dalam proses pembelajaran
dengan mmenerapkan streategi pengajaran Talking stick menunjukkan
hasil sangat tinggi. Hasil pengamatan terhadap kinerja guru terlampir.
Pengamatan terhadap siswa dilaksanakan untuk mengetahui secara
detail Penguasaan konsep siswa, keaktifan siswa, dan kerjasama siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
dalam kelompok. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi dan
untuk merencanakan rencana tindakan pada siklus 2.
d. Evaluasi dan Refleksi
Berdasarkan hasil evaluasi tes kemampuan awal dan hasil tes
siklus 1 dapat dilihat adanya peningkatan perolehan nilai anak dari
sebelum tindakan dan sesudah tindakan siklus 1. Perbandingan hasil
ulangan pra siklus dan siklus 1 dapat disajikan dalam tabel 11 berikut
ini.
Tabel 11Perbandingan Hasil Nilai Tes Pra Siklus dan Siklus I
No Nilai Pra siklus Siklus 11 75 – 84 2 52 65 – 74 5 53 55 – 64 5 44 45 – 54 3 05 35 – 44 2 3Jumlah 17 17
Peningkatan hasil ulangan siswa antara sebelum siklus dan
sesudah siklus 1 dapat dilihat pada grafik seperti tampak pada gambar
13.
54,54
3,53
2,52
1,51
0,50
75-84 65-74 55-64 45-54 35-44
prasiklus
siklus 1
Gambar 13Grafik Perbandingan Hasil Tes Pra Siklus dan Siklus 1Berdasarkan data perolehan nilai ulangan pada gambar 13 ada
peningkatan hasil belajar siswa sebelum tindakan dan sesudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
tindakan. Sebelum siklus 1 siswa yang mendapat nilai 75 ke atas
sebanyak 2 siswa, setelah siklus 1 naik menjadi 5 siswa. Yang
mendapat nilai antara 65 sampai 74 sebelum siklus 1 sebanyak 5 siswa
dan sesudah siklus 1 sebanyak 5 siswa. Yang mendapat nilai 55 sampai
64 sebelum siklus 1 sebanyak 5 siswa, dan sesudah siklus 1 berkurang
menjadi 4 siswa. Yang mendapat nilai 45 sampai 54 sebelum siklus 1
sebanyak 3 siswa, dan sesudah siklus 1 sudah tidak ada lagi.
Adapun perbandingan perolehan nilai ulangan siswa antara
kondisi awal sebelum siklus 1 dan sesudah siklus 1 dapat dilihat pada
tabel 12.
Tabel 12Perbandingan Perolehan Nilai Siswa
No Uraian Kondisi awal Siklus 11 Nilai tertinggi 75 802 Nilai terendah 35 403 Nilai rata-rata 59,5 62,3
Perolehan nilai siswa dari tabel 11 dapat disajikan dam bentuk
grafik silinder seperti gambar 14 di bawah ini.
7580
kondisi awal siklus 1
3540
59 62
nilai tertinggi nilai terendah nilai rata-rata
Gambar 14
Diagram Perbandingan Nilai Kondisi Awal dan Siklus 1
Terlihat pada gambar 14 nilai tertinggi naik dari 75 menjadi 80,
nilai terendah naik dari 35 menjadi 40, dan nilai rata-rata naik dari 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
menjadi 62. Hubungannya dengan ketuntasan belajar dapat
ditunjukkan perbandingannya pada tabel 13.
Tabel 13Perbandingan Ketuntasan Belajar Kondisi Awal dan Siklus 1
No ketuntasan Jumlah siswaKondisi awal Siklus 1
jumlah prosentase jumlah Prosentase1 Tuntas 5 29% 8 47%2 Tidak tuntas 12 71% 9 53%jumlah 17 100% 17 100%
Data perbandingan ketuntasan belajar pada tabel 13 dapat
diperjelas pada diagram seperti tampak pada gambar 15.
kondisi awal siklus 1
12
98
5
tuntas tidak tuntas
Gambar 15
Diagram Perbandingan Ketuntasan Belajar Kondisi Awal dan
Siklus 1
Terlihat dari tabel 12 dan gambar 15 bahwa siswa yang tuntas
belajar mengalami kenaikan dari 29 persen siswa tuntas pada kondisi
awal menjadi 47 persen siswa tuntas pada siklus 1, sehingga ada
kenaikan sebesar 18 persen. Berdasarkan data-data di atas, terlihat
bahwa pembelajaran dengan mene-rapkan pendekatan talking stick
mampu meningkatkan prestasi belajar, khususnya pada pelajaran PKn
tentang materi mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan
system pemerintahan pusat. Oleh karena itu, rata-rata kelaspun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
mengalami kenaikan dari 59 menjadi 62. Walaupun sudah terjadi
kenaikan seperti tersebut di atas, namun hasil tersebut belum optimal.
Hal ini dapat terlihat dari hasil ulangan nilai terendah pada kondisi
awal 35, sedangkan pada siklus 1 menjadi 40. Juga terlihat dari hasil
observasi bahwa dalam kegiatan pembelajaran masih terdapat beberapa
siswa yang kurang aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran,
karena ada sebagian siswa beranggapan bahwa kegiatan secara
kelompok akan mendapat prestasi yang sama. Oleh karena itu,
diperlukan upaya perbaikan pembelajaran pada siklus 2.
2. Siklus 2
a. Perencanaan Tindakan
Siklus 2 terdiri dari 2 pertemuan, setiap pertemuan berlangsung
selama 70 menit (dua jam pelajaran) yang dilaksanakan tanggal 17
dan 19 april 2012. Pada siklus 2 persiapan yang dilakukan oleh
peneliti adalah:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2) Melakukan koordinasi dengan teman sejawat sehubungan dengan
penelitian yang akan dilaksanakan.
3) Menyiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa.
4) Menyusun lembar kerja/lembar tugas yang meliputi menyusun tes
dan menyi-apkan soal-soal yang akan dibagikan kepada siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu :
1) Membuka pelajaran
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam,
mengabsen siswa, mengatur tempat duduk siswa, mengatur
suasana kelas, dan menanyakan keadaan siswa.
2) Apersepsi
Tahap apersepsi ini guru berdialog dengan siswa tentang
lembaga-lembaga negara dalam susunan system pemerintahan
pusat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
3) Tanya jawab
Tahap ini guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang
tugas dan wewenang masing-masing lembaga negara. Pertanyaan ini
bertujuan agar siswa dapat menemukan sendiri apa maksud dari
pertanyaan yang diajukan oleh guru tersebut
4) Pembentukan kelompok
Setelah guru bertanya jawab dengan siswa dilanjutkan dengan
pembentukan kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 2
sampai 3 siswa. Kelompok ini yang nantinya akan mempelajari
materi dan mengerjakan soal yang sudah disiapkan guru.
5) Talking stick
Setelah tadi siswa mempelajari materi lewat sebuah
permainan kelompok, sekarang disini siswa kembali diajak bermain
dengan metode talking stick, cara permainannya adalah dengan
menggunakan tongkat yang di putar dari satu siswa ke siswa lain
dengan diiringi sebuah lagu. Bagi siswa yang memegang tongkat
wajib menjawab pertanyaan yang sudah disiapkan oleh guru, untuk
siswa yang dapat menjawab maka akan diberi penghargaan berupa
sebuah pujian dan bintang dari guru, sedangkan untuk siswa yang
tidak dapat menjawab pertanyaan maka diakhir pelajaran akan
diberikan sebuah punishmen atau hukuman.
6) Siswa mengerjakan soal-soal tes.
Proses kegiatan tindakan siklus 2 diakhiri dengan tes formatif,
dimana setiap siswa secara individu mengerjakan soal-soal tes yang
disiapkan oleh guru berda-sarkan pengamatan yang telah dilakukan
oleh siswa. Hasil ulangan/tes siswa dikoreksi sendiri oleh guru yang
sekaligus sebagai peneliti. Suasana pembelajaran jadi lebih
menyenangkan nampak semua siswa bergairah dalam mengikuti
pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
c. Hasil Pengamatan
Kegiatan observasi/pengamatan dilaksanakan selama proses
pembelajaran berlangsung. Observer, yaitu teman sejawat yang mengajar
di kelas IV SD N Dologan 1 Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali
mengikuti keseluruhan proses tindakan yang dilaksanakan di kelas IV.
Observasi dilaksanakan untuk mengeta-hui secara detail keaktifan siswa,
peran siswa dalam Mengikuti proses pembelajaran, peran guru dalam
proses pembelajaran, serta kecepatan dan ketepatan siswa dalam
memahami materi Lembaga-lembaga negara dalam system pemerintahan
pusat. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi dan simpulan
penelitian. Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 diakhiri dengan ulangan/tes
yang hasil-nya seperti pada tabel 14.
Tabel 14Nilai Hasil Tes Siklus 2 Pertemuan Pertama
No Nilai Frekwensi Prosentase1 92 – 100 3 17%2 79 – 91 3 17%3 66 – 78 5 30%4 53 – 65 4 24%5 40 – 52 2 12%jumlah 17 100%
Dari analisa nilai hasil tes pada tabel 13 dapat dibuat diagram
seperti pada gambar 16.
92-100 79-91 66-78 53-65 40-52
23%
12% 18%
18%
29%
Gambar 16Diagram Hasil Tes Siklus 2 Pertemuan Pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk
diagram terlihat jelas perbandingannya bahwa jumlah siswa yang
mendapat nilai 90 ke atas sebanyak 17% atau 3 siswa, yang mendapat
nilai 79 sampai 91 sebanyak 17% atau sebanyak 3 siswa, yang
mendapat nilai 66 sampai 78 sebanyak 30% atau 5 siswa, yang
mendapat nilai 53 sampai 65 sebanyak 24% atau 4 siswa, dan yang
mendapat nilai 40 sampai 52 sebanyak 12% atau 2 siswa.
Hasil tes pada siklus 2 tersebut apabila dianalisa berdasarkan
ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk tabel 15.
Tabel 15Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus 2 Pertemuan Pertama
No Ketuntasan belajar Jumlah siswaJumlah Prosentase
1 Tuntas 10 59%2 Tidak tuntas 7 41%jumlah 17 100%
Data ketuntasan belajar siswa pada tabel 15 dapat disajikan
dalam bentuk diagram seperti gambar 17.
41%
59%tuntas
tidak tuntas
Gambar 17
Diagram Ketuntasan Belajar Siklus 2 Pertemuan Pertama
Berdasarkan analisa tentang ketuntasan belajar tersebut dapat
diketahui dari jumlah siswa kelas IV sebanyak 17 siswa, yang sudah
tuntas sebanyak 59% atau 10 siswa dan yang belum tuntas sebanyak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
41% atau 7 siswa. Adapun bila dianalisa berdasarkan perolehan nilai
anak dapat disajikan pada tabel 16.
Tabel 16Nilai Ulangan Harian siklus 2 Pertemuan Pertama
No Uraian Nilai1 Nilai tertinggi 1002 Nilai terendah 403 Nilai rata-rata 70,5
Data nilai pada tabel 15 dapat digambarkan dalam bentuk
diagram seperti gambar 18.
1009080706050403020100
100
70
40
nilai tertinggi nilai terendah nilai rata-rata
Gambar 18
Diagram Nilai Ulangan Harian Siklus 2 Peretemuan Pertama
Tabel 17Nilai Hasil Tes Siklus 2 Pertemuan Kedua
No Nilai Frekwensi Prosentase1 100 1 6%2 90 – 99 4 23%3 80 – 89 7 42%4 70 – 79 4 23%5 60 – 69 1 6%jumlah 17 100%
Data keaktifan siswa pada tabel 17 dapat disajikan dalam
bentuk diagram seperti gambar 19.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
100 90-99 80-89 70-79 60-69
24%6% 6%
23%
41%
Gambar 19
Diagram Hasil Tes Siklus 2 Pertemuan Kedua
Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk
diagram terlihat jelas perbandingannya bahwa jumlah siswa yang
mendapat nilai 100 sebanyak 6% atau 1 siswa, yang mendapat nilai
90 sampai 99 sebanyak 23% atau sebanyak 4 siswa, yang mendapat
nilai 80 sampai 89 sebanyak 42% atau 6 siswa, yang mendapat nilai
70 sampai 79 sebanyak 23% atau 4 siswa, dan yang mendapat nilai 60
sampai 69 sebanyak 6% atau 2 siswa. Hasil tes pada siklus 2 tersebut
apabila dianalisa berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan
dalam bentuk tabel 18.
Tabel 18Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus 2 Pertemuan Kedua
No Ketuntasan belajar Jumlah siswaJumlah Prosentase
1 Tuntas 15 89%2 Tidak tuntas 2 11%jumlah 17 100%
Data ketuntasan belajar siswa pada tabel 18 dapat disajikan
dalam bentuk diagram seperti gambar 20.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
tuntas tidak tuntas
11%
89%
Gambar 20
Diagram Ketuntasan Belajar Siklus 2 Pertemuan Kedua
Berdasarkan analisa tentang ketuntasan belajar tersebut dapat
diketahui dari jumlah siswa kelas IV sebanyak 17 siswa, yang sudah
tuntas sebanyak 89% atau 15 siswa dan yang belum tuntas sebanyak
11% atau 2 siswa. Adapun bila dianalisa berdasarkan perolehan nilai
anak dapat disajikan pada tabel 19.
Tabel 19Nilai Ulangan Harian siklus 2 Pertemuan Kedua
No Uraian Nilai1 Nilai tertinggi 1002 Nilai terendah 603 Nilai rata-rata 78
Data nilai pada tabel 19 dapat digambarkan dalam bentuk
diagram seperti gambar 21.
100
80
60
40
20
0
100
78
60
nilai tertinggi nilai terendah nilai rata-rata
Gambar 21
Diagram Nilai Ulangan Harian Siklus 2 Pertemuan Kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Pengamatan selama proses tindakan yaitu pelaksanaan proses
pembelajaran dilakukan oleh teman sejawat yaitu Ibu Sri wahyuni,
S.Pd. sd. yang mengajar di kelas IV SD Negeri Dologan 1 Kecamatan
Karanggede Kabupaten Boyolali.
Adapun hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa selama
proses pemBelajaran pada siklus 2 dapat ditunjukkan pada tabel 20
Tabel 20Keaktifan Siswa pada Siklus 2
No Aspek keaktifansiswa
Jumlah siswa prosentase
1 Sangat aktif 5 29%2 Aktif 10 59%3 Kurang aktif 2 12%4 Bingung 0 0%5 diam 0 0%
1010
8
6 5
4
2 29%
0
2
59% 12% 0 0% 0 0%
sangat aktif aktif kurangaktif bingung diam
jumlahsiswa prosentase
Gambar 22
Diagram Keaktifan Siswa pada Siklus 2
Keaktifan dan kerjasama saling membantu antar siswa dalam
menyelesaikan tugas dapat ditunjukkan pada gambar 23 berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Gambar 23Keaktifan Siswa pada Siklus 2
Pengamatan terhadap kinerja guru dalam proses pembelajaran
dengan menerapkan metode pembelajaran talking stick menunjukkan
hasil yang memuaskan. Hasil pengamatan terhadap kinerja guru
terlampir.
d. Evaluasi dan Refleksi
Berdasarkan hasil evaluasi tes siklus 1 dan hasil tes siklus 2 dapat
dilihat adanya peningkatan perolehan nilai siswa. Juga ada pengurangan
jumlah siswa yang nilainya masih di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal. Perbandingan hasil ulangan siswa pada siklus 1 dan siklus 2
dapat disajikan dalam tabel 21 berikut ini.
Tabel 21Perbandingan Hasil Nilai Tes Siklus 1 dan Siklus 2
No Nilai Siklus 1 Siklus 21 92 – 100 0 42 79 – 91 4 73 66 – 78 4 44 53 – 65 5 25 40 – 52 4 0jumlah 17 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Peningkatan hasil ulangan siswa antara siklus 1 dan siklus 2 dapat
dilihat pada grafik seperti gambar 24.
776 55 4 4 4 4 443 221 0 00
92-100 79-91 66-78 53-65 40-52
siklus 1 siklus 2
Gambar 24Diagram Perbandingan Hasil Tes Siklus 1 dan Siklus 2
Berdasarkan data perolehan nilai ulangan di atas terlihat ada
peningkatan hasil belajar siswa pada siklus 1 dan sesudah tindakan siklus
2. Pada siklus 1 siswa yang mendapat nilai 90 ke atas sebanyak 0 siswa
pada siklus 1, setelah siklus 2 terdapat 4 siswa. Yang mendapat nilai
antara 79 sampai 91 pada siklus 1 sebanyak 4 siswa dan sesudah siklus 2
naik menjadi 7 siswa. Yang mendapat nilai 66 sampai 78 pada siklus 1
sebanyak 4 siswa, dan sesudah siklus 2 masih terdapat 4 siswa. Yang
mendapat nilai 53 sampai 65 pada siklus 1 sebanyak 5 siswa, dan
sesudah siklus 2 berkurang menjadi 2 siswa. Yang mendapat nilai 40
sampai 52 pada siklus 1 sebanyak 4 siswa, dan pada siklus 2 sudah tidak
terdapat siswa yang mendapat nilai kurang dari 50.
Adapun perbandingan perolehan nilai ulangan siswa pada siklus 1
dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel 22.
Tabel 22Perbandingan Perolehan Nilai Siswa
No Uraian Siklus 1 Siklus 21 Nilai tertinggi 80 1002 Nilai terendah 40 603 Nilai rata-rata 62,35 78,8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Dari data perolehan nilai siswa tersebut dapat disajikan dalam
bentuk grafik silinder seperti gambar 25.
100
80
60
40
20
0
nilai tertinggi nilai terendah nilai rata-rata
Gambar 25Diagram Perbandingan Nilai Siklus 1 dan Siklus 2
Berdasarkan data di atas terlihat nilai tertinggi naik dari 80
menjadi 100, nilai terendah naik dari 40 menjadi 60, Nilai rerata naik
dari 62,35 menjadi 80. Perolehan nilai antara siklus 1 dan siklus 2 ada
kenaikan yang cukup banyak. Hubungannya dengan ketuntasan belajar
dapat ditunjukkan perbandingan- nya pada tabel 23 tentang ketuntasan
belajar.
Tabel 23Perbandingan Ketuntasan Belajar Siklus 1 dan Siklus 2
No Ketuntasan Jumlah siswaSiklus 1 Siklus 2
Jumlah prosentase Jumlah prosentase1 Tuntas 5 29% 15 88%2 Tidak tuntas 12 71% 2 12%Jumlah 17 100% 17 100%
Data perbandingan ketuntasan belajar pada tabel 23 dapat
diperjelas pada diagram seperti gambar 26.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
151614 1212108
564 220
tuntas tidak tuntas
siklus 1 siklus 2
Gambar 26
Perbandingan Ketuntasan Belajar Siklus 1 dan Siklus 2
Tabel dan diagram ketuntasan belajar di atas terlihat siswa yang
tuntas belajar mengalami kenaikan dari 29 persen siswa tuntas pada
siklus 1 menjadi 88 persen siswa tuntas pada siklus 2, sehingga ada
kenaikan sebesar 59 persen. Berdasarkan data-data di atas, terlihat bahwa
pembelajaran dengan mene- rapkan metode talking stick mampu
meningkatkan prestasi belajar, khusus- nya pada mata pelajaran PKn
materi mengenal Lembaga-Lembaga negara dalam susunan pemerintahan
pusat. Oleh karena itu, rata-rata kelas pun mengalami kenaikan dari 62,35
menjadi 80.
Walaupun sudah terjadi Kenaikan seperti tersebut di atas, namun
hasil tersebut belum optimal dan belum memenuhi target yang sudah
ditetapkan oleh peneliti yaitu 90% siswa lulus atau 16 dari 17 siswa lulus.
Dalam siklus 2 masih terdapat 2 siswa yang tidak lulus atau belum
memenuhi nilai ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70.
Juga terlihat dari hasil observasi bahwa dalam kegiatan
pembelajaran masih terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dalam
melakukan kegiatan pembelajaran, karena ada sebagian siswa
beranggapan bahwa kegiatan secara kelompok akan mendapat prestasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
yang sama. Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan pembelajaran
pada siklus 3.
a. Perencanaan Tindakan
3. Siklus 3
Siklus 3 terdiri dari 2 pertemuan, setiap pertemuan berlangsung
selama 70 menit (dua jam pelajaran) yang dilaksanakan tanggal 24 dan
26 april 2012.
Pada siklus 2 persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2) Melakukan koordinasi dengan teman sejawat sehubungan dengan
penelitian yang akan dilaksanakan.
3) Menyiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa.
4) Menyusun lembar kerja/lembar tugas yang meliputi menyusun tes
dan menyiapkan soal-soal yang akan dibagikan kepada siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu :
1) Membuka pelajaran
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam,
mengabsen siswa, mengatur tempat duduk siswa, mengatur suasana
kelas, dan menanyakan keadaan siswa.
2) Apersepsi
Tahap apersepsi ini guru berdialog dengan siswa tentang
lembaga-lembaga negara dalam susunan system pemerintahan
pusat.
3) Tanya jawab
Tahap ini guru memberikan pertanyaan kepada siswa
seputar tugas, wewenang lembaga negara serta menteri-menteri
yang membantu kinerja pemerintahan. Pertanyaan ini bertujuan agar
siswa dapat menemukan sendiri apa maksud dari pertanyaan yang
diajukan oleh guru tersebut .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
4). Pembentukan kelompok
Setelah guru bertanya jawab dengan siswa dilanjutkan
dengan pembentukan kelompok yang masing-masing kelompok
terdiri dari 4 sampai 5 siswa. berbeda dengan siklus 1 dan 2 pada
kesempatan ini masing-masing kelompok diajak belajar diluar
ruangan dan masing-masing kelompok kembali diajak bermain
peran kali ini mereka akan berperan sebagai menteri yang ada
dalam susunan pemerintahan pusat, ada menteri coordinator dan
menteri-menteri yang ada di bawah naungan departemen. Dan
masing-masing siswa harus bisa menghafal tugas dan fungsinya
dalam pemerintahan.
5) Talking stick
seperti pada siklus 1 dan 2 disini setelah tadi siswa
mempelajari materi lewat sebuah permainan kelompok, sekarang
disini siswa kembali diajak bermain dengan metode talking stick,
cara permainannya adalah dengan menggunakan tongkat yang di
putar dari satu siswa ke siswa lain dengan diiringi sebuah lagu. Bagi
siswa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan yang
sudah disiapkan oleh guru, untuk siswa yang dapat menjawab maka
akan diberi penghargaan berupa sebuah pujian dan bintang dari
guru, sedangkan untuk siswa yang tidak dapat menjawab
pertanyaan maka diakhir pelajaran akan diberikan sebuah
punishmen atau hukuman.
6) Siswa mengerjakan soal-soal tes.
Proses kegiatan tindakan siklus 2 diakhiri dengan tes
formatif, dimana setiap siswa secara individu mengerjakan soal-soal
tes yang disiapkan oleh guru berdasarkan pengamatan yang telah
dilakukan oleh siswa. Hasil ulangan/tes siswa dikoreksi sendiri oleh
guru yang sekaligus sebagai peneliti. Suasana pembelajaran jadi
lebih menyenangkan nampak semua siswa bergairah dalam
mengikuti pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
c. Hasil Pengamatan
Kegiatan observasi/pengamatan dilaksanakan selama proses
pembelajaran berlangsung. Observer, yaitu teman sejawat yang
mengajar di kelas IV SD N Dologan 1 Kecamatan Karanggede
Kabupaten Boyolali mengikuti keseluruhan proses tindakan yang
dilaksanakan di kelas IV. Observasi dilaksanakan untuk mengeta- hui
secara detail keaktifan siswa, peran siswa dalam Mengikuti proses
pembelajaran, peran guru dalam proses pembelajaran, serta kecepatan
dan ketepatan siswa dalam memahami materi Lembaga-lembaga
negara dalam system pemerintahan pusat. Hasil observasi digunakan
sebagai bahan refleksi dan simpulan penelitian. Pelaksanaan tindakan
pada siklus 3 diakhiri dengan ulangan/tes yang hasil-nya seperti pada
tabel 24.
Tabel 24Nilai Hasil Tes Siklus 3 Pertemuan Pertama
No Nilai Frekwensi Prosentase1 96 – 100 2 12%2 87 – 95 2 12%3 78 – 86 7 41%4 69 – 77 2 12%5 60 – 68 4 23%jumlah 17 100%
Dari analisa nilai hasil tes pada tabel 24 dapat dibuat diagram
seperti pada gambar 27.
60-6823%
96-10012% 87-95
12%
69-7712%
78-8641%
Gambar 27Diagram Hasil Tes Siklus 3 Pertemuan pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk
diagram terlihat jelas perbandingannya bahwa jumlah siswa yang
mendapat nilai 100 sebanyak 12% atau 2 siswa, yang mendapat nilai
87 sampai 95 sebanyak 12% atau sebanyak 2 siswa, yang mendapat
nilai 78 sampai 86 sebanyak 41% atau 7 siswa, yang mendapat nilai 69
sampai 77 sebanyak 12% atau 2 siswa, dan yang mendapat nilai 60
sampai 68 sebanyak 23% atau 4 siswa.
Hasil tes pada siklus 3 pertemuan Pertama tersebut apabila
dianalisa berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk
tabel 25.
Tabel 25Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus 3 Pertemuan Pertama
No Ketuntasan belajarJumlah siswa
jumlah Prosentase1 Tuntas 13 76%2 Tidak tuntas 4 24%jumlah 17 100%
Data ketuntasan belajar siswa pada tabel 25 dapat disajikan dalam
bentuk diagram seperti gambar 28.
tidak tuntas24%
tuntas76%
Gambar 28Diagram Ketuntasan Belajar Siklus 3 Pertemuan Pertama
Berdasarkan analisa tentang ketuntasan belajar tersebut dapat
diketahui dari jumlah siswa kelas IV sebanyak 17 siswa, yang sudah
tuntas sebanyak 76% atau 13 siswa dan yang belum tuntas sebanyak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
24% atau 4 siswa. Adapun bila dianalisa berdasarkan perolehan nilai
anak dapat disajikan pada tabel 25.
Tabel 26Nilai Ulangan Harian siklus 3 Pertemuan Pertama
No Uraian Nilai1 Nilai tertinggi 1002 Nilai terendah 603 Nilai rata-rata 77,64
Data nilai pada tabel 26 dapat digambarkan dalam bentuk diagram
seperti gambar 29.
100
80
60
100
77
60
40
20
0
nilai tertinggi nilai terendah nilai rata-rata
Gambar 29Diagram Nilai Ulangan Harian Siklus 3 Pertemuan Pertama
Tabel 27Nilai Hasil Tes Siklus 3 Pertemuan Kedua
No Nilai Frekwensi Prosentase1 96 – 100 5 29%2 87 – 95 1 6%3 78 – 86 6 35%4 69 – 77 4 24%5 60 – 68 1 6%jumlah 17 100%
Dari analisa nilai hasil tes pada tabel 27 dapat dibuat diagram
seperti pada gambar 30.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
60-686%
69-7724%
96-10029%
78-8635%
87-956%
Gambar 30Diagram Hasil Tes Siklus 3 Pertemuan Kedua
Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk
diagram terlihat jelas perbandingannya bahwa jumlah siswa yang
mendapat nilai 100 sebanyak 29% atau 5 siswa, yang mendapat nilai
87 sampai 95 sebanyak 6% atau sebanyak 1 siswa, yang mendapat nilai
78 sampai 86 sebanyak 35% atau 6 siswa, yang mendapat nilai 69
sampai 77 sebanyak 24% atau 4 siswa, dan yang mendapat nilai 60
sampai 68 sebanyak 6% atau 1 siswa. Hasil tes pada siklus 3
pertemuan kedua tersebut apabila dianalisa berdasarkan ketuntasan
belajar dapat disajikan dalam bentuk tabel 28.
Tabel 28Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus 3 Pertemuan Kedua
No Ketuntasan belajar Jumlah siswajumlah prosentase
1 Tuntas 16 94%2 Tidak tuntas 1 6%jumlah 17 100%
Data ketuntasan belajar siswa pada tabel 28 dapat disajikan dalam
bentuk diagram seperti gambar 31.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
tidak tuntas17%
tuntas83%
Gambar 31Diagram Ketuntasan Belajar Siklus 3 Pertemuan Kedua
Berdasarkan analisa tentang ketuntasan belajar tersebut dapat
diketahui dari jumlah siswa kelas IV sebanyak 17 siswa, yang sudah
tuntas sebanyak 94% atau 16 siswa dan yang belum tuntas sebanyak
6% atau 1 siswa. Adapun bila dianalisa berdasarkan perolehan nilai
anak dapat disajikan pada tabel 29.
Tabel 29Nilai Ulangan Harian siklus 3 Pertemuan Pertama
No Uraian Nilai1 Nilai tertinggi 1002 Nilai terendah 603 Nilai rata-rata 82,94
Data nilai pada tabel 15 dapat digambarkan dalam bentuk diagram
seperti gambar 32.
100
80
60
40
20
0
nilai tertinggi nilaiterendah
nilai rata-rata
Gambar 32Diagram Nilai Ulangan Harian Siklus 3 Pertemuan Kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Pengamatan selama proses tindakan yaitu pelaksanaan proses
pembelajaran dilakukan oleh teman sejawat yaitu Ibu Sri wahyuni,
S.Pd. sd. yang mengajar di kelas IV SD Negeri Dologan 1 Kecamatan
Karanggede Kabupaten Boyolali. Adapun hasil pengamatan terhadap
keaktifan siswa selama proses pemBelajaran pada siklus 3 dapat
ditunjukkan pada tabel 30.
Tabel 30Keaktifan Siswa pada Siklus 3
No Aspek keaktifansiswa
Jumlah siswa prosentase
1 Sangat aktif 6 35%2 Aktif 9 53%3 Kurang aktif 2 12%4 Bingung 0 0%5 diam 0 0%
Data keaktifan siswa pada tabel 30 dapat digambarkan dalam
bentuk diagram seperti gambar 33.
99
8
7 66
5
4
3 22
1 0 00
sangat aktif aktif kurangaktif
bingung diam
Gambar 33Diagram Keaktifan siswa pada Siklus 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Pengamatan terhadap kinerja guru dalam proses pembelajaran
dengan menerapkan metode pembelajaran talking stick menunjukkan
hasil sangat tinggi. Hasil pengamatan terhadap kinerja guru terlampir.
d. Evaluasi dan Refleksi
Berdasarkan hasil evaluasi tes siklus 2 dan hasil tes siklus 3 dapat
dilihat adanya peningkatan perolehan nilai siswa. Juga ada
pengurangan jumlah siswa yang nilainya masih di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal. Perbandingan hasil ulangan siswa pada siklus 2
dan siklus 3 dapat disajikan dalam tabel 31 berikut ini.
Tabel 31Perbandingan Hasil Nilai Tes Siklus 2 dan Siklus 3
No Nilai Siklus 2 Siklus 31 96 – 100 1 42 87 – 95 4 23 78– 86 5 64 69 – 77 5 45 60 – 68 2 1jumlah 17 17
Peningkatan hasil ulangan siswa antara siklus 2 dan siklus 3 dapat
dilihat pada grafik seperti gambar 34
66 5 55 4 4 44
3 2 22 1 11
0
96-100 87-95 78-86 69-77 60-68
siklus 2 siklus 3.
Gambar 34Perbandingan Hasil Nilai Tes Siklus 2 dan Siklus 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Berdasarkan data perolehan nilai ulangan di atas terlihat ada
peningkatan hasil belajar siswa pada siklus 2 dan sesudah tindakan
siklus 3. Pada siklus 2 siswa yang mendapat nilai 100 sebanyak 1 siswa
dan pada siklus 3 meningkat menjadi 4 siswa. dan Yang mendapat nilai
antara 87 sampai 95 pada siklus 2 sebanyak 4 siswa dan pada siklus 3
menjadi 2 siswa. Yang mendapat nilai 78 sampai 86 pada siklus 2
sebanyak 5 siswa, dan sesudah siklus 3 meningkat menjadi 6 siswa.
Yang mendapat nilai 69 sampai 77 pada siklus 2 sebanyak 5 siswa, dan
sesudah siklus 2 berkurang menjadi 4 siswa. Yang mendapat nilai 60
sampai 68 pada siklus 2 sebanyak 2 siswa, dan pada siklus 3 berkurang
menjadi 1 siswa. Adapun perbandingan perolehan nilai ulangan siswa
pada siklus 2 dan siklus 3 dapat dilihat pada tabel 32.
Tabel 32Perbandingan Perolehan Nilai Siswa siklus 2 dan siklus 3
No Uraian Siklus 2 Siklus 31 Nilai tertinggi 100 1002 Nilai terendah 60 603 Nilai rata-rata 78 83
Dari data perolehan nilai siswa tersebut dapat disajikan dalam
bentuk grafik silinder seperti gambar 35.
100
80
60siklus 2
40siklus 3
20
0
nilaitertinggi
nilaiterendah
nilai rata-rata
Gambar 35Diagram Perbandingan Nilai Siklus 1 dan Siklus 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Berdasarkan data di atas terlihat nilai tertinggi dari siklus 2 dan
siklus 3 sudah mencapai nilai 100, nilai terendah dari kedua siklus
masih sama yaitu 60, Nilai rerata naik dari 78 menjadi 83. Perolehan
nilai antara siklus 2 dan siklus 3 ada kenaikan yang cukup memuaskan.
Hubungannya dengan ketuntasan belajar dapat ditunjukkan
perbandingannya pada tabel 33 tentang ketuntasan belajar.
Tabel 33Perbandingan Ketuntasan Belajar Siklus 2 dan Siklus 3
No ketuntasanJumlah siswa
Siklus 2 Siklus 3jumlah prosentase jumlah prosentase
1 Tuntas 15 88% 16 94%2 Tidak tuntas 2 12% 1 6%jumlah 17 100% 17 100%
Data perbandingan ketuntasan belajar pada tabel 33 dapat
diperjelas pada diagram seperti gambar 36.
2015 16
15
10
5 2 1
0
tuntas tidak tuntas
siklus 2 siklus 3
Gambar 36Perbandingan Ketuntasan Belajar Siklus 2 dan Siklus 3
Tabel dan diagram ketuntasan belajar di atas terlihat siswa yang
tuntas belajar mengalami kenaikan dari 88 persen siswa tuntas pada
siklus 2 menjadi 94 persen siswa tuntas pada siklus 3, sehingga ada
kenaikan sebesar 6 persen. Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa
pembelajaran dengan mene- rapkan metode pembelajaran talking stick
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
mampu meningkatkan prestasi belajar, khusus- nya pada mata pelajaran
PKn materi mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan system
pemerintahan pusat. Oleh karena itu, rata-rata kelas pun mengalami
kenaikan dari 78 menjadi 83.
C. Pembahasan/Diskusi
Pendidikan bertolak dari kenyataan empiris tersebut merupakan
proses pemberdayaan, yang diharapkan mampu memberdayakan peserta
didik menjadi manusia yang cerdas, manusia berilmu dan berpengetahuan,
serta manusia terdidik. Pemberdayaan siswa, misalnya dilakukan melalui
proses belajar, proses latihan, proses memperoleh pengalaman, atau
melalui kegiatan lain. Melalui proses belajar mereka memperoleh
pengalaman memecah masalah, pengalaman etos kerja, dan ketuntasan
bekerja dengan hasil yang baik. Melalui proses belajar, mereka juga
diharapkan memperoleh pengalaman mengembangkan potensi mereka
serta melakukan pekerjaan dengan baik, dan mampu bekerja sama dalam
kemandirian (Uno, 2007). Hal tersebut diungkapkan pula oleh
Sadiman dkk (2002) bahwa belajar merupakan suatu proses yang
kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup,
sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda
bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah
laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik
perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan
(psikomotorik) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).
Dalam proses pembelajaran di dalam kelas, guru memiliki peran
yang sangat besar. Mengajar dimanifestasikan dalam berbagai tindakan
yang dilakukan sesuai dengan yang dilaksanakan guru pada tingkat prinsip
dan profesional tertentu. Mengajar juga akan meliputi deskripsi tindakan-
tindakan yang ditunjukkan guru sebagai gambaran dari komitmen mereka
terhadap filsafat pendidikan tertentu, yang beberapa diantaranya telah
diterangkan oleh para ahli dari berbagai sudut pandang. Selain itu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
mengajar merupakan komunikasi antara dua orang atau lebih dimana
antara keduannya terdapat saling mempengaruhi melalui pemikiran-
pemikiran mereka dan belajar sesuatu dari interaksi itu (Wahab, 2007).
Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut guru untuk
mengembangkan profesionalitas diri sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar dan melatih anak didik
adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai pendidik
berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak
didik. Tugas guru sebagai pengajar adalah meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik.
Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan keterampilan dan
menerapkannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik (Djamarah,
2000).
Oleh karena itu Untuk meningkatkan kualitas belajar siswa dalam
pembelajaran, perlu adanya variasi penerapan strategi pembelajaran yang
dilakukan oleh guru, dimana penerapan strategi tersebut melibatkan siswa
untuk aktif. Salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran
di /’Sekolah Dasar Negeri 1 Dologan adalah strategi pembelajaran metode
Talking Stick. Agus Suprijono (2011: 109) juga mengemukakan bahwa
metode Talking Stick merupakan metode pembelajaran yang mendorong
peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat. Guru memberikan
tongkat kepada peserta didik kemudian peserta didik menggulirkan
tongkat/stick ke peserta didik lainnya dengan iringan musik. Peserta yang
menerima tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru. Demikian
seterusnya.
Strategi ini dianggap sesuai diterapkan karena penguasaan konsep
siswa yang relatif rendah dan kondisi kelas IV dalam pembelajaran PKn.
Dikatakan metode tepat karena metode Talking Stick itu menyenangkan
dan dapat menggugah minat serta keaktifan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran. Hal ini dapat membuat siswa mempunyai minat dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
motivasi belajar yang tinggi dalam proses belajar, sehingga dapat
meningkatkan penguasaan konsep siswa pada mata pelajaran PKn.
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan penerapan metode
pembelajaran Talking Stick perlu adaya kerjasama antara guru PKn dengan
peneliti yaitu melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Proses PTK ini
memberikan kesempatan kepada peneliti dan guru PKn untuk
mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran di sekolah. Sehingga
masalah-masalah pembelajaran di sekolah dapat dikaji dan dituntaskan.
Dengan demikian proses pembelajaran PKn di sekolah dengan penerapan
variasi metode pembelajaran berbasis Talking Stick diharapkan dapat
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar PKn siswa.
Pada tindakan siklus I, siswa masih beradaptasi dengan strategi yang
diterapkan guru, terlihat masih banyak siswa yang diam dan kurang
merespon pertanyaan yang diajukan oleh guru, serta masih sedikit siswa
yang mengajukan pertanyaan, akan tetapi siswa terlihat lebih
memperhatikan pembelajaran dibanding dengan saat observasi awal.
Dengan strategi yang diterapkan, siswa dituntut untuk mencari pemecahan
masalah yang timbul dalam pembelajaran, jadi bukan guru yang
memecahkannya.
Ditinjau dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada siklus I
terjadi penaikan jumlah siswa yang mendapatkan nilai melebihi KKM ≥
70. Sebelum tindakan, siswa yang dapat melebihi nilai KKM ≥ 70, yaitu
sebanyak 5 siswa Sedang pada tindakan siklus I sebanyak 8 siswa yang
melebihi KKM ≥ 70. Hasil ini terjadi karena sebelum tindakan guru hanya
menggunakan 1 metode mengajar yaitu ceramah sehingga siswa sudah
terbiasa. Namun dengan hanya menggunakan metode ceramah, siswa tidak
dilibatkan secara aktif. Siswa hanya mendengarkan guru dan hanya
menjawab pertanyaan jika guru mengajukan pertanyaan sehingga tidak
terlihat siswa yang sudah faham ataupun yang belum.
Dengan tidak dilibatkannya siswa secara aktif, akan berdampak
pada rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil ini ditunjukkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
kebanyakan dari siswa mendapatkan nilai yang rendah yaitu kurang dari
KKM sebelum tindakan . Sedang dengan penggunaan Strategi
Pembelajaran model Talking Stick sudah ada peningkatan siswa yang
melebihi minimal KKM ≥ 70.
Ditinjau dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada siklus II
terjadi peningkatan jumlah siswa yang mendapatkan nilai melebihi KKM
≥ 70 yaitu berjumlah 15 siswa Hasil ini meningkat 7 siswa jika
dibandingkan dengan hasil tindakan siklus I yang berjumlah siswa Dari
hasil ini menunjukkan bahwa siswa sudah dapat menerima strategi yang
diterapkan oleh guru.
Pada siklus III terjadi penurunan jumlah siswa yang melebihi KKM
≥ 70 Dari 17 siswa yang melebihi KKM ≥ 70 menjadi 16 siswa,hal ini
disebabkan kurangnya kaektifan siswa terhadap penerapan setrategi
pembelajaran metode Talking Stick dengan pokok bahasan system gerak
pada manusia.
Berikut ini hasil penelitian proses pembelajaran dengan penerapan
penerapan setrategi pembelajaran metode talking stick selama 3 siklus.
1. Pembahasan Pra Siklus
a) Prestasi Belajar
Pada awalnya siswa kelas IV, nilai rata-rata pelajaran PKn
rendah khususnya pada materi mengenal lembaga-lembaga negara
dalam susunan pemerintahan pusat. Hal ini disebabkan karena
siswa diberikan pemahaman tentang materi tersebut hanya melalui
ceramah guru saja sehingga anak hanya berangan-angan belaka.
Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 17 siswa baru
5 siswa atau 29% yang mencapai ketuntasan belajar dengan skor
standar Kriteria Ketuntasan Minimal. Sedangkan 12 siswa atau
71% belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah
ditentukan yaitu sebesar 70. Sedangkan nilai tertinggi pra siklus
adalah 75, nilai terendah 35, dengan rata-rata kelas sebesar 59,5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
b) Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran pada pra siklus menunjukkan bahwa
siswa masih pasif, karena tidak diberi respon yang menantang.
Siswa masih bekerja secara individual, tidak tampak kreatifitas
siswa maupun gagasan yang muncul. Siswa terlihat jenuh dan
bosan tanpa gairah karena pembelajaran selalu monoton.
2. Pembahasan Siklus 1
Hasil Tindakan pembelajaran pada siklus 1, berupa hasil tes dan
non tes. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan terhadap
pelaksanaan siklus 1 diperoleh keterangan sebagai berikut:
a) Prestasi Belajar
Hasil tes dari siklus 1, menunjukkan hasil siswa yang
mencapai nilai 80 ke atas sebanyak 24% atau 4 siswa, yang
mendapat nilai 65 sampai 73 sebanyak 12% atau sebanyak 2
siswa, yang mendapat nilai 58 sampai 64 sebanyak 41% atau 7
siswa , yang mendapat nilai 49 sampai 57 sebanyak 0% atau 0
siswa, sedangkan untuk nilai 40 sampai 48 sebanyak 24% atau 4
siswa.
Berdasarkan data dari siklus I diatas ketuntasan belajar dari
sejumlah 17 siswa terdapat 8 siswa atau 47% yang sudah mencapai
ketuntasan belajar. Sedangkan 9 siswa atau 53% belum mencapai
ketuntasan. Adapun dari Hasil nilai siklus 1 dapat dijelaskan
bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 80, nilai terendah 40,
dengan nilai rata-rata kelas sebesar 62,35. Hasil ini menunjukkan
peningkatan hasil belajar siswa dari nilai pra siklus sebelumnya
dimana hanya terdapat 5 siswa yang mencapai nilai ketuntasan
minimal meningkat menjadi 8 siswa.
Dan terhadap 9 siswa yang nilai ulangannya belum mencapai
kriteria ketuntasan minimal diberikan program remedial, dengan
cara memberikan soal yang sama dengan soal tes formatif untuk
dikerjakan di rumah. Disarankan dalam mengerjakan soal di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
rumah untuk minta bimbingan orang tua, teman, ataupun orang
yang dianggap mampu memberikan bimbingan. Nilai dari tugas
yang dikerjakan di rumah tersebut digunakan untuk memperbaiki
nilai tes formatif setara dengan standar nilai kriteria ketuntasan
minimal.
Hasil diatas dikuatkan oleh pendapat Oemar Hamalik (2010 :
32) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi
perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak
tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
b) Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran pada siklus 1 sudah menunjukkan
adanya perubahan, meskipun belum semua siswa terlibat aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan kegiatan yang
bersifat kelompok ada anggapan bahwa prestasi maupun nilai yang
di dapat secara kelompok pasti sama. Dari hasil pengamatan telah
terjadi peningkatan semangat dan keaktifan siswa dalam belajar,
karena ada persaingan untuk menjadi yang terbaik. Ada
interaksi/komunikasi antar siswa dalam kelompok. Masing-masing
siswa ada peningkatan berani bertanya dan minta penjelasan
kepada guru maupun temannyasendiri,
sehingga terlatih ketrampilan bertanya jawab.
Terjalin kerjasama antar siswa. Ada persainganpositif antar
kelompok mereka saling berkompetisi untuk memperoleh
penghar- gaan dan menunjukkan untuk jati diri pada siswa.
Hasil antara kondisi awal dengan siklus 1 menunjukkan
adanya perubahan walau belum bisa optimal. Perbandingan antara
kondisi awal dan siklus 1 dapat disajikan pada tabel 34.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Tabel 34Perbandingan Kegiatan dan Prestasi Belajar
Kondisi Awal dan Siklus 1
No Pra siklus Siklus 11 Tindakan Tindakan
Pembelajaran konvensional,mengutamakan metodeceramah.
Pembelajaran denganpenerapanMetode pembelajaran talkingstick
2 Prestasi belajar Prestasi belajarketutasan- Tuntas : 5 (29%)- Belum tuntas : 12(71%)
- Nilai tertinggi : 75- Nilai terendah : 35- Nilai rata-rata : 59,5
Ketuntasan- Tuntas : 8 (47%)- Belum tuntas : 9(53%)RefleksiKetuntasan belajar meningkat18%47% - 29% = 18%
- Nilai tertinggi : 80- Nilai terendah :40- Nilai rata-rata : 62,3RefleksiNilai rata-rata meningkat 33/100 x 100% = 3%
3 Proses belajar Proses belajar- Proses pembelajaran pasif- Siswa tidak berani
bertanya kesulitannya- Siswa hanya
mendengarkan, dan diammeskipun tidak bisa
- Belum memanfaatkanmedia pembelajaran yangtepat
- Belum tumbuh kreatifitasdan kerjasama antarteman
- Sebagian kecil inderayang aktif
- Proses pembelajaran adaperubahan, siswa mulaiaktif
- Siswa berani bertanya danminta penjelasan
- Siswa mendengarkan,berta nya, berdiskusi
- Sudah memanfaatkanmedia pembelajaransesuai materi
- Kreatifitas, kerjasama,tang gung jawab mulaitampak
- Sebagian besar alat inderaaktif
Hasil refleksi dari siklus 1 dapat disimpulkan bahwa melalui
penerapan Metode pembelajaran talking stick siswa mengalami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
peningkatan dalam mencapai ketuntasan belajar sebesar 29%.
Sedangkan nilai rata-rata kelas ada kenaikan 7%. Pada siklus 1 ini
belum semua siswa mencapai ketuntasan karena masih ada
sebagian siswa yang masih belum jelas tentang penerapan Metode
pembelajaran talking stick.
2. Pembahasan Siklus 2
Hasil tindakan pembelajaran pada siklus 2 berupa hasil tes dan
non tes, Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh peneliti
terhadap pelaksanaan siklus 2 diperoleh keterangan sebagai berikut:
a) Prestasi Belajar
Hasil tes dari siklus 2, menunjukkan hasil siswa yang
mencapai nilai 100 sebanyak 6% atau 1 siswa, yang mendapat
nilai 90 sampai 99 sebanyak 23% atau sebanyak 4 siswa, yang
mendapat nilai 80 sampai 89 sebanyak 42% atau 6 siswa, yang
mendapat nilai 70 sampai 79 sebanyak 23% atau 4 siswa, dan yang
mendapat nilai 60 sampai 69 sebanyak 6% atau 2 siswa.
Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 17 siswa
terdapat 15 siswa atau 89 % yang sudah mencapai ketuntasan
belajar. Sedangkan 2 siswa atau 11 % belum mencapai ketuntasan.
Adapun dari Hasil nilai siklus 2 dapat dijelas- kan bahwa perolehan
nilai tertinggi adalah 100, nilai terendah 60, dengan nilai rata-rata
kelas sebesar 78.
Terhadap 3 siswa yang nilai ulangannya belum mencapai
kriteria ketuntasan minimal diberikan program remedial, dengan
cara memberikan soal yang sama dengan soal tes formatif untuk
dikerjakan di rumah. Disarankan dalam menger- jakan soal di
rumah untuk minta bimbingan orang tua, teman, ataupun orang
yang dianggap mampu memberikan bimbingan. Nilai dari tugas
yang dikerjakan di rumah tersebut digunakan untuk memperbaiki
nilai tes formatif setara dengan standar nilai kriteria ketuntasan
minimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
b) Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran pada siklus 2 sudah menunjukkan
adanya perubahan, Sebagian besar siswa terlibat aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan ketertarikan siswa
untuk menemukan sesuatu hal yang baru. Dari hasil pengamat- an
telah terjadi peningkatan semangat dan keaktifan siswa dalam
belajar. Ada interaksi/komunikasi antar siswa. Masing-masing
siswa ada peningkatan berani bertanya dan minta penjelasan
kepada guru maupun temannya.Siswa yang telah menguasai
materi yang diberikan, mereka berusaha membimbing temannya
sampai bisa sehingga terlatih ketrampilan bertanya jawab. Terjalin
kerjasama antar siswa. Ada persaingan positif antar siswa.
Mereka saling berkompetisi untuk memperoleh penghargaan dan
menunjukkan kemampuannya.
Hasil antara siklus 1 dengan siklus 2 ada perubahan secara
signifikan, hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah siswa yang
mencapai ketuntasan belajar. Dari hasil tes akhir siklus 2 ternyata
lebih baik dibandingkan dengan tingkat ketuntasan belajar siswa
pada siklus 1. Peningkatan hasil belajar maupun ketuntasan
tersebut dapat disajikan pada tabel 35.
Tabel 35Perbandingan Kegiatan dan Prestasi Belajar
pada Siklus 1 dan Siklus 2
No Siklus 1 Siklus 21 Tindakan Tindakan
- Pembelajaran menerapkanmetode pembelajarantalking stick
- Pembelajaran menerapkanmetode pembelajarantalking stick
2 Ketuntasan- Tuntas : 8 ( 47 % )- Belum tuntas : 9 ( 53 % )
Ketuntasan- Tuntas : 15 ( 89 %)- Belum tuntas : 2 ( 11%) Refleksi
Ketuntasan belajar siswameningkat 42 %( 89% - 47% = 42% )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Nilai Tertinggi : 80Nilai terendah : 40Nilai rata- rata : 62,35
Nilai tertinggi : 100Nilai terendah : 60Nilai rata-rata : 77,6RefleksiNilai rata- rata meningkat 1515/100x100 % = 15 %
3 Proses belajar Proses belajar- Proses pembelajaran ada
perubahan, siswa mulaiaktif.
- Siswa terlibat langsungdalam
- Kreatifitas, kerjasama,tanggung jawab mulaitampak.
- Proses pembelajaransiswa aktif dan kreatifserta cekatan.
- Siswa terlibat langsungdalam prosespembelajaran, danberkompetisi.
Perbandingan hasil tes siklus 1 dan siklus 2 terlihat ada
peningkatan yang cukup signifikan, baik dilihat dari ketuntasan
belajar maupun hasil perolehan nilai rata-rata kelas. Dari sejumlah
17 siswa masih ada 2 siswa yang belum mencapai ketuntasan.
Sedangkan ketuntasan belajar ada peningkatan sebesar 42%
dibandingkan pada siklus 1.
Nilai rata-rata pada siklus 2 sudah ada peningkatan 15 %
dibandingkan nilai rata- rata kelas pada siklus 1.
Walaupun pada siklus 2 sudah mengalami peningkatan yang
cukup signifikan namun sesuai dengan target yang telah ditetapkan
oleh peniliti yaitu 90% dari jumlah siswa atau 16 dari 17 siswa
harus mencapai ketuntasan minimal yaitu 70 maka peneliti
melanjutkan penelitian pada siklus 3.
3. Pembahasan Siklus 3
Hasil tindakan pembelajaran pada siklus 3 tetap berupa hasil tes dan
non tes, Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh peneliti
terhadap pelaksanaan siklus 3 diperoleh keterangan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
a) Prestasi Belajar
Hasil tes dari siklus 3, menunjukkan hasil siswa yang mencapai
nilai 100 sebanyak 29% atau 5 siswa, yang mendapat nilai 87 sampai
95 sebanyak 6% atau sebanyak 1 siswa, yang mendapat nilai 78
sampai 86 sebanyak 35% atau 6 siswa, yang mendapat nilai 69
sampai 77 sebanyak 24% atau 4 siswa, dan yang mendapat nilai 60
sampai 68 sebanyak 6% atau 1 siswa.
Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 17 siswa
terdapat 16 siswa atau 94 % yang sudah mencapai ketuntasan belajar.
Sedangkan 1 siswa atau 6% belum mencapai ketuntasan. Adapun dari
Hasil nilai siklus 3 dapat dijelas- kan bahwa perolehan nilai tertinggi
adalah 100, nilai terendah 60, dengan nilai rata-rata kelas sebesar 83.
Terhadap 1 siswa yang nilai ulangannya belum mencapai
kriteria ketuntasan minimal selain diberikan program remedial
peneliti juga memberikan bimbingan khusus, dan menganalisis
sehingga bisa di ketahui penyebab siswa ini tidak dapat mencapai
kriteria ketuntasan minimal.
b) Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran pada siklus 3 semakin menunjukkan
adanya perubahan, semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Hal ini dikarenakan ketertarikan siswa untuk
menemukan sesuatu hal yang baru. Dari hasil pengamat- an telah
terjadi peningkatan semangat dan keaktifan siswa dalam belajar. Ada
interaksi/komunikasi antar siswa. Masing-masing siswa ada
peningkatan berani menjawab pertanyaan, bertanya dan minta
penjelasan kepada guru maupun temannya.Siswa yang telah
menguasai materi yang diberikan, mereka berusaha membimbing
temannya sampai bisa sehingga terlatih ketrampilan bertanya jawab.
Terjalin kerjasama antar siswa. Ada persaingan positif antar siswa.
Mereka saling berkompetisi untuk memperoleh penghargaan dan
menunjukkan kemampuannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Hasil antara siklus 2 dengan siklus 3 ada perubahan secara
signifikan, hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah siswa yang
mencapai ketuntasan belajar.
Dari hasil tes akhir siklus 3 ternyata lebih baik dibandingkan
dengan tingkat ketuntasan belajar siswa pada siklus 2.
Peningkatan hasil belajar maupun ketuntasan tersebut dapat
disajikan pada tabel 36.
Tabel 36Perbandingan Kegiatan dan Prestasi Belajar
pada Siklus 2 dan Siklus 3No Siklus 2 Siklus 31 Tindakan Tindakan
- Pembelajaranmenerapkan metodepembelajaran talkingstick
- Pembelajaran menerapkanmetode pembelajaran talkingstick
2 Ketuntasan- Tuntas : 15 ( 89 % )- Belum tuntas : 2 ( 11 %)
Nilai tertinggi : 100Nilai terendah : 60Nilai rata-rata : 77,6
Ketuntasan- Tuntas : 16 ( 94 % )- Belum tuntas : 1 ( 5% )Refleksi
Ketuntasan belajar siswameningkat 5 %( 94% - 89% = 5% )
Nilai tertinggi : 100Nilai terendah : 60Nilai rata-rata : 83RefleksiNilai rata- rata meningkat 55/100x100 % = 5 %
3 Proses belajar Proses belajar- Kreatifitas, kerjasama,
tanggung jawab mulaitampak.
- Proses pembelajaransiswa aktif dankreatif serta cekatan.
- Siswa terlibat langsungdalam prosespembelajaran, danberkompetisi.
- Masing-masing siswa sudahdapat bertanggungjawabdengan apa yangdikerjakannya
- Keberanian siswa dalammengungkapkan penapat,pmengajukan pertanyaansangat menonjol
- Interaksi antara siswa dengansiswa dan siswa dengan gurumeningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Perbandingan hasil tes siklus 2 dan siklus 3 terlihat ada peningkatan
yang diharapkan, baik dilihat dari ketuntasan belajar maupun hasil
perolehan nilai rata-rata kelas. Dari sejumlah 17 siswa masih ada 1
siswa yang belum mencapai ketuntasan, hal ini memang siswa tersebut
harus mendapatkan pelayanan khusus, namun sekalipun siswa ini belum
mencapai ketuntasan, di sisi lain tetap bergairah dalam belajar.
Sedangkan ketuntasan belajar ada peningkatan sebesar 5% dibandingkan
pada siklus 2.
Nilai rata-rata pada siklus 3 sudah ada peningkatan 5%
dibandingkan nilai rata- rata kelas pada siklus 2. Pada siklus 2 siswa
yang mendapat nilai 100 seba- nyak 4 siswa, hal ini karena kedua anak
tersebut disamping mempunyai kemam- puan yang baik , didukung rasa
senang belajar, sehingga mereka dapat nilai yang optimal. Secara umum
dari hasil pengamatan dan tes kondisi awal hingga siklus 3, dapat
disimpulkan bahwa melalui penerapan metode pembelajaran taling stick
dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada mata pelajaran PKn
materi mengenal lembaga-lembaga negara dalam susuan sitem
pemerintahan pusat pada siswa kelas IV SD Negeri I Dologan Kecamatan
Karanggede Kabupaten Boyolali semester II Tahun Ajaran 2011/2012
yaitu rata-rata kelas sebesar 24%, dan ketuntasan belajar siswa sebesar
65%.
D. Hasil Tindakan
Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui telah terjadi
peningkatan penguasaan konsep siswa pada mata pelajaran PKn
khususnya materi mengenal lembaga-lembaga negara dalam susuan sitem
pemerintahan pusat. bagi siswa kelas IV SD Negeri I Dologan
Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali semester II Tahun Ajaran
2011/2012 melalui penerapan metode pembelajaran taling stick.
. Peningkatan nilai rata-rata yaitu 59 pada kondisi awal menjadi 62
pada siklus 1 dan menjadi 78 pada siklus 2 dan meningkat menjadi 83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
pada silus 3. Nilai rata-rata siklus 1 meningkat 3% dari kondisi awal, dan
nilai rata-rata siklus 2 meningkat 16% dari siklus 1, dan nilai rata-rata
silus 3 meningkat 5% dari siklus 2. Secara keseluruhan dari kondisi awal
sampai akhir tindakan siklus 2 terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas
sebesar 24%. Sedangkan ketuntasan belajar pada siklus 1 ada
peningkatan sebesar 18% dari kondisi awal, dan siklus 2 meningkat 42%
dari siklus 1, dan siklus 3 meningkat 5% dari siklus 2.Secara keseluruhan
dari kondisi awal sampai akhir siklus 3 ketuntasan belajar meningkat
sebesar 65% dari kondisi awal.
Prestasi belajar siswa dari kondisi awal sampai dengan siklus 3
dapat ditunjukkan pada tabel 37 berikut ini.
Tabel 37Prestasi Belajar Siswa
Pada Kondisi Awal Siklus 1, Siklus 2 dan Siklus 3
No Uraian Kondisiawal
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
1 Nilai tertinggi 75 80 100 1002 Nilai terendah 35 40 60 603 Nilai rata-rata 59,5 62,35 78,8 82,94 Ketuntasan
belajar29% 47% 89% 94%
Peningkatan prestasi belajar siswa dari kondisi awal sampai dengan
siklus 3 dapat ditunjukkan pada tabel 38 berikut ini.
Tabel 38Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Dari Kondisi Awal sampai Kondisi Akhir
No Prestasi belajarsiswa
Peningkatan prestasi belajar siswaDari kondisiawal kesiklus 1
Dari siklus1 ke siklus2
Dari silus 2ke siklus 3
Dari kondisiawal kesiklus 3
1 Nilai rata-rata 3% 16% 5% 24%2 Ketuntasan
belajar18% 42% 5% 65%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Menurut Rohman hipni (2011) Prestasi belajar adalah sesuatu yang
didapat atau dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar yang
dinyatakan dengan berubahnya pengetahuan, tingkah laku, dan
ketrampilan.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses
pembelajaran terdapat perubahan positif pada
siswa terutama keaktifan dalam mengikuti pembelajaran
dan keberanian menyampaikan pendapat. Berdasarkan
pengamatan terhadap penguasaan konsep dan pengamatan terhadap
proses pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dengan penerapan metode pembelajaran talking stick dapat
meningkatkan penguasaan konsep PKn tentang mengenal lembaga-
lembaga negara dalam susuan sitem pemerintahan pusat pada siswa kelas
IV SD Negeri I Dologan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali
semester II Tahun Ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan
dalam 3 siklus dengan menggunakan metode pembelajaran talking stick untuk
meningkatkan penguasaan konsep mengenal lembaga-lembaga negara dalam
system pemerintahan pusat pada siswa kelas IV SD Negeri Dologan I Karanggede
Boyolali Tahun Pelajaran 2011/ 2012, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
Penggunaan metode pembelajaran talking stick dapat meningkatkan
penguasaan konsep siswa pada mata pelajaran PKn terutama materi mengenal
lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintrahan pusat. Hal ini dapat dilihat
dari (1) Siswa yang tuntas pada siklus I terdapat 8 siswa (47%), siklus II
terdapat 15 siswa (89%) dan siklus III 16 siswa (94%). (2) Siswa yang
memperoleh nilai sempurna (100) pada siklus I sebanyak 0 siswa (0%),
siklus II terdapat 2 siswa (12%) dan siklus III meningkat menjadi 4 siswa
(24%).
B. Implikasi
Penerapan pembelajaran metode talking stick dan prosedur dalam
penelitian ini didasarkan pada penggunaan pada pembelajaran PKn. Model yang
digunakan terdiri dari dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 10-12 april
2012, siklus II dilaksanakan pada tanggal 17-19 april 2012 dan siklus III 24-26
april 2012. Dalam setiap pelaksanaan siklus terdapat empat langkah kegiatan,
yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Kegiatan ini
dilaksanakan berdaur ulang, sebelum melaksanakan tindakan dalam setiap siklus
perlu adanya perencanaan dengan memperhatikan keberhasilan siklus
sebelumnya. Tindakan dalam setiap siklus dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran. Hal ini berdasar pada analisis perkembangan dari pertemuan satu
87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
ke pertemuan berikutnya dalam satu siklus dan dari analisis perkembangan
peningkatan proses dalam siklus I sampai siklus III.
Berdasarkan hasil penelitian di atas terbukti bahwa penggunaan metode
talking stick dapat meningkatkan penguasaan konsep mengenal lembaga-lembaga
negara dalam system pemerintahan pusat pada siswa kelas IV SD Negeri Dologan
I Karanggede Boyolali Tahun Pelajaran 2011/ 2012Sehubungan dengan penelitian
ini maka dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut :
1. Implikasi Teoritis
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan metode talking stick dapat meningkatkan penguasaan konsep
mengenal lembaga-lembaga negara dalam system pemerintahan pusat pada siswa
kelas IV hal itu dapat ditinjau dari hal-hal berikut :
Dalam menyajikan materi pelajaran, guru harus dapat memilih media
pembelajaran yang tepat agar siswa mampu menguasai konsep-konsep dalam
pembelajaran dengan baik. Pembelajaran dengan menggunakan multimedia
interaktif dapat meningkatkan meningkatkan penguasaan konsep mengenal
lembaga-lembaga negara dalam system pemerintahan pusat siswa kelas IV karena
penggunaan metode talking stick dalam pembelajaran PKn memungkinkan
terjadinya interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa, proses
pembelajaran lebih menarik, dan sikap belajar siswa dapat ditingkatkan.
Di dalam proses pembelajaran, pemberian motivasi pada siswa juga
sangat penting. Motivasi diberikan agar siswa dapat belajar dengan baik sehingga
siswa mempunyai keinginan untuk berpikir, memusatkan perhatian, dan
melaksanakan kegiatan yang menunjang dalam proses pembelajaran. Motivasi
dapat ditanamkan pada diri siswa dengan memberikan latihan-latihan,
memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan
memberikan penghargaan terhadap keberhasilan siswa dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Pentinganya metode talking stick dalam pembelajaran
PKn terbukti dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga
terjalin hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru. Selain
itu, metode talking stick juga dapat meningkatkan kreativitas dan kerja sama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
kelompok. Presentase peningkatkan penguasaan konsep mengenal lembaga-
lembaga negara dalam system pemerintahan pusat setelah menggunakan metode
talking stick . Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan nilai rata-rata tiap siklus
pada aspek kognitif siswa. Dengan adanya peningkatan ini kondisi kelas menjadi
lebih kondusif dan pada akhirnya peningkatan hasil belajar kemampuan
menghitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri Dologan I Karanggede
Boyolali Tahun Pelajaran 2011/ 2012.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk menentukan media
dan strategi pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar sehubungan dengan tujuan yang akan dicapai oleh pada siswa
kelas IV SD Negeri Dologan I Karanggede Boyolali Tahun Pelajaran 2011/ 2012
Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah
dijelaskan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan dan dikembangkan
oleh guru yang menghadapi masalah yang sejenis yang pada umumnya dimiliki
oleh sebagian besar siswa. Adanya kendala yang dihadapi dalam pembelajaran
menghitung bilangan bulat melalui metode talking stick harus diatasi semaksimal
mungkin. Oleh karena itu aspek peningkatan kemampuan belajar harus
diperhatikan sehingga mendukung keberhasilan pembelajaran khususnya dalam
peningkatkan penguasaan konsep mengenal lembaga-lembaga negara dalam
system pemerintahan pusat.
C. Saran
Berdasarkan simpulan hasil penelitian tindakan kelas di atas maka
disarankan kepada SD Negeri 1 Dologan Karanggede Boyolali :
1. Bagi Guru
Guru selalu mencari dan menerapkan pendekatan, model, dan metode
pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran agar siswa selalu aktif
belajar. Salah satunya dengan penerapan metode pembelajaran talking stick.
Dengan belajar sambil bermain maka anak-anak lebih antusias dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
mengikuti proses pembelajarn serta sehingga dapat meningkatkan
kemampuannya.
2. Bagi Siswa
Siswa selalu aktif mengikuti proses pembelajaran, berani menjawab
dan berkomunikasi dengan guru, berani menanyakan masalah dan
kesulitannya, dan mau membantu dan membimbing temannya yang kesulitan.
3. Bagi Sekolah
Sebagai masukan untuk memotivasi guru agar dapat menggunakan
berbagai macam metode pembelajaran guna meningkatkan kualitas proses
dan prestasi belajar, salah satunya menggunakan metode talking stick.