Upload
vuongnhu
View
250
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
MODUL
TUGAS, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA
KEMENTERIAN KEUANGAN
OLEH: TIM PUSDIKLAT PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSDIKLAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
JAKARTA 2014
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2014
i
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
KATA PENGANTAR KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER
DAYA MANUSIA
Berdasarkan Surat Tugas Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pengembangan SDM, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan,
Kementerian Keuangan Nomor: ST-032/PP.2/2013 tanggal 9 Januari 2013
tentang Penyusunan Kembali Modul Ujian Dinas Tingkat Tk. I, Sdr. Budi Susilo
ditunjuk untuk menyusun kembali/memutakhirkan modul Tugas, Fungsi,
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan yang sebelumnya
disusun oleh Sdr. Rakhmi Khalidya.
Penunjukan ini sangat beralasan karena penyusun memiliki pengalaman
mengajar cukup lama yang memungkinkan penyusun memilih materi yang
diharapkan memenuhi kebutuhan belajar bagi peserta Diklat Ujian Dinas Tk. I.
Hasil penyusunan modul ini telah dipresentasikan di hadapan para
widyaiswara serta pejabat struktural terkait di lingkungan Pusdiklat
Pengembangan SDM, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan.
Kami menyetujui modul ini digunakan sebagai bahan ajar bagi peserta
Diklat Ujian Dinas Tk. I. Namun, mengingat Tugas, Fungsi, Struktur Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Keuangan sebagai bahan studi senantiasa
berkembang, penyempurnaan modul perlu selalu diupayakan agar tetap
memenuhi kriteria kemuktahiran dan kualitas.
Pada kesempatan ini, kami mengharapkan saran dan kritik dari semua
pihak (terutama peserta UD Tk.I) untuk penyempurnaan modul ini. Setiap saran
dan kritik yang membangun akan sangat dihargai.
Atas perhatian dan peran semua pihak, kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, Februari 2012
Kepala Pusat
ttd
Safuadi
NIP 196909051996031001
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2014
ii
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................ ii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ................................................ iv
PETA KONSEP TUGAS, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN
TATA KERJA KEMENTERIAN KEUANGAN ................................... vi
PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1. Deskripsi Singkat .......................................................................... 1
2. Standar Kompetensi ..................................................................... 2
3. Kompetensi Dasar ....................................................................... 2
4. Relevansi Modul ......................................................................... 4
KB 1: PENGERTIAN, STRUKTUR ORGANISASI, DAN POKOK-
POKOK ORGANISASI KEMENTERIAN ............................................. 5
1. Uraian dan Contoh ...................................................................... 5
A. Organisasi dan Sistem Pemerintahan Negara RI .................. 5
B. Kedudukan, Tugas, Fungsi, Struktur OrganisasiKementerian 11
C. Pengangkatan ....................................................................... 20
D. Ketentuan Khusus Kementerian Tertentu ............................. 20
E. Instansi Vertikal .................................................................... 21
F. Unit Pelaksana Teknis .......................................................... 21
G. Jabatan Fungsional .............................................................. 21
H. Tata Kerja Kementerian ......................................................... 23
2. Latihan KB 1 ................................................................................ 26
3. Rangkuman ................................................................................. 27
4. Tes Formatif ................................................................................ 28
5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................... 32
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2014
iii
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
KB 2: TUGAS, FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI
KEMENTERIAN KEUANGAN TINGKAT PUSAT .............................. 33
1. Uraian dan Contoh ...................................................................... 33
A. Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi Wakil Menteri,
Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal. Dan Inspeltora
Jendral .................................................................................. 37
B. Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi Badan-Badan dan
Pusat di Lingkungan Kementerian Keuangan Dan Staf Ahli
Menteri Keuangan ................................................................. 45
2. Latihan KB 2 ................................................................................ 54
3. Rangkuman ................................................................................. 54
4. Tes Formatif ................................................................................ 57
5. Umpan Balik dan TIndak Lanjut ................................................... 59
KB 3: TUGAS, FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI INSTANSI
VERTIKAL DANUNIT PELAKSANA TEKNIS KEMENTERIAN
KEUANGAN........................................................................................ 60
1. Uraian dan Contoh .................................................................. 60
A. Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak .......................... 61
B. Instansi Verikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ............ 65
C. Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan ........ 70
D. Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara ...... 72
E. Unit Pelaksana Teknis Kementerian Keuangan .................. 74
F. Balai Pengujian dan Identifikasi Barang .............................. 75
G. Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan ......................... 75
2. Latihan KB 3 ........................................................................... 76
3. Rangkuman ............................................................................ 76
4. Tes Formatif ............................................................................ 79
5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................................. 82
TES SUMATIF ................................................................................... 84
KUNCI JAWABAN .............................................................................. 92
UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT ............................................ 93
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 94
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2014
iv
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Langkah-langkah mempelajari modul ini:
1. Carilah tempat yang cukup kondusif untuk belajar!
2. Berdoalah sebelum memulai belajar!
3. Pelajarilah seluruh kegiatan belajar yang ada!
Perlengkapan yang harus dipersiapkan:
1. Siapkan modul yang akan dibaca!
2. Siapkan referensi lain seperti yang terdapat pada Daftar Pustaka!
3. Siapkan alat tulis seperti bolpen, pensil, dan spidol/highlighter!
4. Siapkan buku catatan untuk mencatat hal-hal penting dan memahami
materi yang terdapat dalam modul!
Target waktu dan pencapaian dalam pembelajaran:
Usahakan membuat target waktu untuk setiap materi yang akan
dipelajari!
Hasil evaluasi self assessment:
1. Cobalah mengerjakan latihan yang terdapat pada masing-masing
kegiatan belajar untuk mengetahui hasil belajar/tingkat pemahaman
Anda!
2. Cocokkan hasil pengerjaan Anda dengan kunci jawaban yang
terdapat pada modul bagian belakang!
Prosedur peningkatan kompetensi materi:
Untuk pendalaman materi, silahkan Anda baca referensi yang
terdapat pada Daftar Pustaka.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2014
v
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Peran Widyaiswara/pengajar dalam proses pembelajaran:
Widyaiswara dalam Diklat Ujian Dinas berfungsi sebagai fasilitator
bagi peserta untuk memahami materi Tugas, Fungsi, Struktur
Organisasi, Dan Tata Kerja Kementerian Keuangan. Jangan terlalu
mengharapkan pada Widyaiswara/pengajar karena terbatasnya waktu
yang disediakan untuk penyelenggaraan tutorial.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2014
vi
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 1
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Sebagai organisasi, negara Republik Indonesia mempunyai tujuan
bernegara dan susunan organisasi kelembagaan negara sebagaimana
tercantum dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945. Menurut Peraturan
Presiden Nomor 47 Tahun 2009, Kementerian sebagai bagian Pemerintahan
Negara Republik Indonesia merupakan unsur pelaksana pemerintah, bertugas
melaksanakan sebagian tugas-tugas pemerintahan dibidang masing-masing,
dipimpin oleh seorang Menteri Negara yang berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Presiden.
Dalam organisasi Kementerian, Sekretariat Jenderal selain melakukan
pembinaan serta pelaksanaan tugas dan administrasi juga berperan sebagai
unsur pembantu Menteri dalam mengkoordinasikan pelaksanaan tugas unit-unit
organisasi di lingkungan Kementerian. Sedangkan Direktorat Jenderal
merupakan unsur pelaksana yang mempunyai tugas merumuskan dan
melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidangnya berdasarkan
kebijakan yang ditetapkan Menteri. Sementara itu, Badan/Pusat merupakan
pelaksana tugas-tugas tertentu yang karena sifatnya tidak tercakup dalam
tugas Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal dan/atau Inspektorat Jenderal.
Adapun Inspektorat Jenderal melaksanakan tugas pengawasan fungsional
dalam lingkungan Kementerian terhadap pelaksanaan tugas semua unsur
Kementerian agar supaya dapat berjalan sesuai dengan rencana dan peraturan
yang berlaku.
Selain itu, tugas-tugas Kementerian di daerah dilaksanakan oleh Instansi
Vertikal yang dapat berupa Kantor Wilayah Kementerian atau Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal. Kementerian apabila diperlukan dapat pula membentuk
Unit-unit Pelaksana Teknis untuk melaksanakan tugas-tugas teknis operasional
dan/atau tugas teknis penunjang.
Selain unit-unit organisasi yang sudah disebutkan tadi, Menteri dalam
melaksanakan tugasnya dapat juga dibantu oleh beberapa orang Staf Ahli
untuk memberikan telaahan mengenai masalah-masalah tertentu.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 2
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Dalam modul ini akan dijelaskan mengenai organisasi pemerintah yang
mencakup beberapa pengertian organisasi, dan pokok-pokok organisasi
kementerian yang meliputi kedudukan, tugas, fungsi dan pola susunan
organisasi kementerian, beserta rentang kendali (span of control) masing-
masing unit organisasi.
Selanjutnya dalam Kegiatan Belajar 2 akan dijelaskan tugas, fungsi, dan
susunan organisasi Kementerian Keuangan di tingkat Pusat yang meliputi
Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal-Direktorat Jenderal, Inspektorat
Jenderal, Badan, Pusat dan Staf Ahli Menteri Keuangan.
Sedangkan dalam Kegiatan Belajar 3 akan diuraikan tugas, fungsi, dan
susunan organisasi Instansi Vertikal Kementerian Keuangan yang merupakan
penyelenggara tugas Kementerian Keuangan di daerah/wilayah serta Unit-unit
Pelaksana Teknis (UPT) yang ada di lingkungan Kementerian Keuangan.
Dengan mengetahui gambaran umum organisasi pemerintah, kedudukan,
tugas, fungsi dan susunan organisasi kementerian serta tugas, fungsi, dan
susunan unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan baik di
tingkat Pusat maupun organisasi instansi vertikal di daerah dan UPT, Anda
akan mudah memahami seluk beluk dan karakteristik organisasi Kementerian
Keuangan secara keseluruhan dalam rangka memperlancar pelaksanaan tugas
pekerjaan masing-masing.
2. Standar Kompetensi
Setelah mempelajari modul ini, peserta diklat diharapkan mampu
memahami tujuan dan sistem Pemerintahan Negara RI, pengertian organisasi,
kedudukan, tugas, fungsi, susunan, dan tata kerja Kementerian, tugas, fungsi,
susunan unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan, Staf Ahli
Menteri, Instansi Vertikal di daerah dan UPT.
3. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari modul ini, peserta diklat diharapkan mampu:
a. menjelaskan kembali mengenai tujuan negara
b. menjelaskan kembali mengenai sistem pemerintahan negara
c. menjelaskan kedudukan Menteri dalam sistem pemerintahan negara
d. menerangkan mengenai pengertian organisasi dan struktur organisasi
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 3
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
e. menjelaskan asas-asas pengorganisasian
f. mengenal dan menjelaskan kembali mengenai kedudukan, tugas, fungsi,
dan pola susunan organisasi kementerian berikut rentang kendali masing-
masing unit kementerian
g. memahami ketentuan khusus rentang kendali untuk Kementerian
Keuangan
h. membedakan pengertian instansi vertikal dan unit pelaksana teknis
i. menerangkan pengertian, jenis, dan manfaat jabatan fungsional
j. menjelaskan pengertian dan pedoman umum tata kementerian
k. membedakan antara tugas, fungsi Kementerian Keuangan
l. menerangkan pengertian keuangan negara
m. menerangkan tugas, fungsi, dan susunan organisasi:
Sekretariat Jenderal,
Direktorat Jenderal Anggaran,
Direktorat Jenderal Pajak,
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,
Direktorat Jenderal Perbendaharaan,
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara,
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan,
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang,
Inspektorat Jenderal,
Badan Kebijakan Fiskal,
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK),
Staf Ahli Menteri Keuangan,
Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan (Pusintek),
Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai(PPAJP),
Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan (Pushaka),
Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik (Pusat LPSE), dan
Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai.
n. menjelaskan tugas, fungsi dan susunan organisasi instansi vertikal di
lingkungan:
Ditjen Pajak,
Ditjen Bea dan Cukai,
Ditjen Perbendaharaan, dan
Ditjen Kekayaan Negara
o. menjelaskan tugas, fungsi dan susunan organisasi:
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 4
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai,
Balai Pengujian dan Identifikasi Barang, dan
Balai Diklat Keuangan
sebagai Unit-unit Pelaksana Teknis
p. memahami tata kerja Kementerian Keuangan
4. Relevansi Modul
Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat dituntut untuk memiliki
wawasan yang komprehensif atas seluruh tugas, fungsi dan struktur organisasi
dan tata kerja Kementerian Keuangan
Dengan memahami materi modul ini, diharapkan peserta diklat dapat
manfaat:
1. Memperoleh tambahan pemahaman tentang konsep-konsep organisasi
secara umum, budaya organisasi, dan pokok-pokok reformasi birokrasi
dilingkungan Kementerian Keuangan.
2. Dapat memahami lebih jauh tentang visi, misi Kementerian Keuangan, latar
belakang dan pedoman pengusulan organisasi serta tugas pokok, fungsi
dan susunan organisasi Kementerian Keuangan.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 5
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Kegiatan Belajar 1
PENGERTIAN, STRUKTUR ORGANISASI, DAN POKOK-POKOK
ORGANISASI KEMENTERIAN
Indikator:
a. memahami organisasi dan sistem pemerintahan NKRI;
b. memahami kedudukan, tugas, fungsi dan susunan organisasi kementerian;
c. memahami instansi vertikal, unit pelaksana teknis serta jabatan fungsional
di lingkungan kementerian.
1. Uraian dan contoh
A. Organisasi dan Sistem Pemerintahan Negara RI
Negara Republik Indonesia sebagai organisasi mempunyai susunan dan
tujuan sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Susunan Negara
Republik Indonesia dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945 " ….., maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan itu dalam suatu UUD negara
Indonesia yang terbentuk dalam susunan negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada …… .“
Sedangkan tujuan negara Republik Indonesia adalah:
- melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia,
- memajukan kesejahteraan umum,
- mencerdaskan kehidupan bangsa dan
- ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian dan keadilan sosial.
Untuk mencapai tujuan negara tersebut, Sistem Pemerintahan Negara
Republik Indonesia yang menurut Penjelasan UUD 1945 merupakan pedoman
dasar dalam penyelenggaraan sistem administrasi negara, menentukan bahwa:
a. Indonesia adalah negara hukum;
b. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD;
c. Presiden memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 6
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
d. Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara;
e. Menteri-menteri negara diangkat dan diberhentikan oleh Presiden;
f. Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan;
g. Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara
diatur dalam undang-undang.
Dari uraian diatas tadi, dapat diketahui bahwa untuk mencapai tujuan
negara, Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan negara dalam
menjalankan pemerintahannya dibantu Menteri-menteri Negara. Menteri-
menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Yang dimaksudkan
dengan Menteri-menteri Negara ialah Menteri yang memimpin suatu
kementerian pemerintahan maupun Menteri yang tidak memimpin kementerian
pemerintahan.
Dari penjelasan UUD 1945 dapat kita ketahui bahwa meskipun
kedudukan Menteri Negara tergantung pada Presiden, akan tetapi para Menteri
bukan pegawai tinggi biasa karena menteri-menterilah yang terutama
menjalankan kekuasaan pemerintah. Sebagai pimpinankementerian, Menteri
mengetahui seluk-beluk mengenai lingkungan pekerjaannya. Itulah sebabnya
Menteri mempunyai pengaruh besar terhadap Presiden dalam menentukan
politik negara yang berkaitan dengan kementeriannya.
Pembagian aktivitas penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan negara
dalam kementerian-kementerian pemerintahan tersebut adalah merupakan
perwujudan pola kementerianisasi. Dengan demikian negara beserta
pemerintahannya yang merupakan suatu organisasi, membagi habis aktivitas-
aktivitas penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan negara dalam
kementerian-kementerian pemerintahan.
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai organisasi pemerintah,
terlebih dahulu perlu dijelaskan mengenai pengertian organisasi. Para pakar
memberikan perumusan tentang organisasi antara lain sebagai berikut:
Organisasi adalah entitas sosial yang secara sengaja dikoordinasikan,
dengan batas-batas yang relatif jelas, yang berfungsi dalam waktu yang
relatif berkelanjutan, untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan
bersama (Robbins dan Barnwell, 2002).
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 7
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Organisasi adalah hubungan-hubungan yang terpolakan diantara orang-
orang, yang berkaitan dengan aktivitas-aktivitas yang saling berhubungan,
yang diarahkan untuk suatu tujuan tertentu (Wexley dan Yuki, 2003).
Dari perumusan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi
hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan
secara efisien. Sebagai alat, organisasi harus senantiasa menyesuaikan diri
dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu bentuk dan susunan
organisasi seharusnya selalu mengikuti peran atau fungsinya.
Definisi organisasi mensyaratkan perlunya hubungan antar anggota
organisasi, di mana hubungan koordinasi tersebut diformalkan. Formalisasi
tersebut dikenal dengan istilah struktur organisasi (Robbins dan Barnwell,
2002). Struktur organisasi adalah cara bagaimana tugas pekerjaan dibagi,
dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal (Robbins, 2003). Atau
dalam definisi Wexley dan Yuki (2003), struktur organisasi adalah rumusan
peran dan hubungan peran, pengalokasian aktivitas guna memisahkan sub
unit-sub unit, distribusi kekuasaan diantara jabatan-jabatan administratif serta
jaringan kerja komunikasi formal. Jadi sebenarnya, struktur adalah
perencanaan formal guna mencapai pembagian tenaga yang efisien serta
efektifitas koordinasi aktivitas-aktivitas para anggotanya.
Untuk menghadapi tuntutan perkembangan global, profil organisasi
pemerintah masa depan hendaknya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Organisasi flat/datar
Dengan organisasi yang berbentuk flat atau datar berarti struktur
organisasi pemerintah tidak perlu terdiri dari banyak tingkatan atau hirarki.
Organisasi pemeritah cukup memiliki dua atau tiga tingkatan jabatan struktural
dibawah pucuk pimpinan.
b. Organisasi ramping atau tidak banyak pembidangan
Dengan orgainisasi yang berbentuk ramping maka jumlah pembidangan
pada setiap organisasi dapat ditekan seminimum mungkin sesuai dengan
beban tugasnya.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 8
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
c. Organisasi pemerintah banyak diisi jabatan-jabatan fungsional
Sejalan dengan bentuk organisasi yang flat, maka jabatan struktural
hanya ada pada pucuk pimpinan, strata pertama dan strata kedua saja,
selebihnya diisi oleh pejabat-pejabat fungsional.
d. Organisasi berbentuk piramida
Organisasi pemerintah secara nasional akan berbentuk piramida, yaitu
organisasi pemerintah pusat kecil dan organisasi di daerah lebih besar dari
pada pusat.
e. Organisasi di lingkungan pemerintah daerah bervariasi
Sesuai dengan karakteristik daerah, maka organisasi di lingkungan
pemerintah daerah dimungkinkan untuk bervariasi, terutama organisasi yang
tugas pokoknya berkaitan langsung dengan keunggulan komparatif yang
dimiliki masing-masing daerah.
Guna mewujudkan organisasi pemerintahan seperti tersebut di atas, perlu
dilakukan upaya-upaya agar dapat diciptakan postur organisasi pemerintahan
yang lebih proprosional sesuai dengan visi dan misi yang diembannya. Upaya-
upaya tersebut dapat dilakukan antara lain dengan menerapkan dasar
pertimbangan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip
pengorganisasian dalam proses pembentukan organisasi pemerintah.
Agar tugas pokok aparatur pemerintah dapat terlaksana dengan baik,
maka dalam penyusunan kelembagaan perlu didasarkan pada asas-asas
pengorganisasian yang tepat, antara lain adalah (LAN, 1997-a):
a. Asas pembagian tugas
Dalam pengorganisasian Aparatur Pemerintah tugas-tugas pemerintah
perlu dibagi habis kedalam tugas-tugas kementerian, Lembaga Pemerintah non
Kementerian, dan Aparatur Pemerintah lainnya sehingga dapat dijamin selalu
adanya instansi yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan tugas
pemerintah. Sesuai dengan asas ini maka perlu adanya perumusan tugas yang
jelas sehingga dapat dicegah duplikasi, benturan, dan kekaburan.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 9
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
b. Asas fungsionalisasi
Asas fungsionalisasi menentukan bahwa dalam penyelenggaraan tugas
dan fungsi pemerintah harus ada satu instansi yang secara fungsional paling
bertanggungjawab atas suatu bidang substanstif Pemerintahan dan
pembangunan. Asas ini menentukan bahwa dalam penanganan suatu masalah
dan dalam rangka mewujudkan koordinasi yang mantap antar kegiatan aparatur
pemerintahan maka instansi yang secara fungsional bertanggung jawab
berkewajiban memprakarsainya.
c. Asas koordinasi
Asas ini menekankan agar dalam penyusunan organisasi pemerintah
harus memungkinkan setiap instansi pemerintah menyerasikan, memadukan
dan menyeleraskan baik dalam kegiatan, waktu maupun perumusan
kebijaksanaan, perencanaan, pemrograman dan penganggaran, pengendalian
sera pengawasan tugas dan fungsi yang diembannya. Hal ini disebabkan
karena pada dasarnya pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan terutama
tugas-tugas pembangunan harus ditangani secara multi fungsional.
d. Asas Kesinambungan
Asas kesinambungan mengharuskan adanya institusialisasi dalam
pelaksanaan dalam arti bahwa tugas-tugas umum pemerintahan dan
pembangunan harus berjalan secara terus-menerus sesuai dengan
kebijaksanaan dan program yang telah ditetapkan tanpa tergantung pada diri
pejabat/pegawai tertentu.
e. Asas Akordion
Asas akordion menentukan bahwa organisasi dapat berkembang atau
mengecil sesuai dengan tuntutan tugas dan beban kerjanya, namun tidak boleh
menghilangkan fungsi yang harus dilaksanakan.
f. Asas Pendelegasian Wewenang
Asas ini mengharuskan setiap pimpinan untuk melimpahkan sebagian
tugas dan wewenang kepada pejabat bawahannya (menentukan tugas-tugas
apa yang perlu didelegasikan dan tugas-tugas apa yang masih harus dipegang
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 10
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
pimpinan). Sebagai konsekwensi dari asas ini, maka setiap unit yang menerima
pelimpahan harus mampu melaksanakan tugas-tugas dan wewenang yang
dilimpahkan.
g. Asas Keluwesan
Asas keluwesan menghendaki agar organisasi selalu mengikuti dan
menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan keadaan sehingga
dapat dihindarkan kekakuan dalam pelaksanaan tugasnya.
h. Asas Rentang Kendali
Asas rentang kendali ini dimaksudkan agar dalam menentukan jumlah
satuan organisasi atau orang yang dibawahi oleh seorang pejabat pimpinan,
diperhitungkan secara rasional mengingat terbatasnya kemampuan seorang
pimpinan/atasan dalam mengadakan pengendalian terhadap bawahannya.
i. Asas Jalur dan Staf
Asas jalur dan staf adalah asas yang menentukan bahwa dalam
penyusunan organisasi pemerintah perlu dibedakan antara satuan-satuan
organisasi yang melaksanakan tugas-tugas pokok instansi dengan satuan-
satuan organisasi yang melaksanakan tugas-tugas pemunjang. Misalnya unit
yang melakukan tugas pokok kementerian adalah Direktorat Jenderal
sedangkan unit yang melaksanakan tugas penunjang adalah Sekretariat
Jenderal.
j. Asas Kejelasan dalam Pembaganan
Asas pembaganan mengharuskan setiap organisasi pemerintah
menggambarkan susunan organisasinya dalam bentu bagan agar setiap pihak
yang berkepentingan dapat segera memahami kedudukan dan hubungan dari
setiap satuan organisasi yang ada.
k. Asas Pengembangan Jabatan Fungsional
Penyusunan organisasi aparatur pemerintah hendaknya tidak hanya
berorientasi pada pengembangan jabatan struktural saja, melainkan juga
kepada jabatan fungsional.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 11
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Setiap asas tersebut tadi diterapkan dalam pengorganisasian aparatur
pemerintah baik ditingkat Pusat maupun ditingkat Daerah. Artinya penerapan
asas yang satu harus memperhatikan asas yang lain karena satu sama lain
saling menunjang.
Selain asas/prinsip tersebut di atas peraturan-peraturan yang melandasi
pembentukan organisasi kementerian harus selalu disempurnakan sesuai
dengan perkembangan/perubahan keadaan. Misalnya, susunan organisasi dan
pembagian tugas kementerian pada awalnya ditetapkan dengan Keputusan
Presiden (Keppres) Nomor 44 Tahun 1974 tentang Pokok–Pokok Organisasi
Departemen dan Keppres Nomor 45 Tahun 1974 tentang Susunan Organisasi
Departemen. Kedua Keppres tersebut telah beberapa kali disempurnakan,
terakhir dengan Perpres Nomor 9 Tahun 2005 jo Nomor 94 Tahun 2006 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian
Negara RI, dan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 jo Nomor 91 Tahun
2006 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Departemen serta Peraturan
Presiden Nomor 95 Tahun 2006 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Instansi Vertikal di Lingkungan Departemen
Keuangan.
B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi
Kementerian
Seperti telah dijelaskan diatas, menurut UUD 1945, Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan dibantu menteri-menteri. Menteri-menteri itu
diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Setiap menteri membidangi urusan
tertentu dalam pemerintahan. Sebagai tindak lanjut dari pembidangan dalam
urusan-urusan pemerintahan tersebut maka dibentuklah kementerian-
kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian, misalnya
Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, Kementerian Keuangan,
dan lain-lain.
Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan tugas penyelenggaraan
pemerintahan maka Presiden menganggap perlu untuk mengatur mengenai
tugas, susunan organisasi, dan tata kerja dari kementerian-kementerian yang
berada di bawahnya. Peraturan dimaksud ditetapkan dalam Peraturan Presiden
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 12
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Nomor 47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian
Negara.
1) Kementerian Koordinator
Kementerian Koordinator terdiri dari:
1. Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
2. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;
3. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.
a) Kedudukan
Kementerian Koordinator dalam pemerintahan Negara Republik Indonesia
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
b) Tugas
Kementerian Koordinator mempunyai tugas membantu Presiden dalam
menyinkronkan dan mengkoordinasikan perencanaan, penyusunan, dan
pelaksanaan kebijakan di bidangnya.
c) Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut Kementerian Koordinator
menyelenggarakan fungsi:
1. sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidangnya;
2. koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidangnya;
3. pengendalian penyelenggaraan urusan kementerian sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b;
4. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawabnya;
5. pengawasan atas pelaksanaan tugasnya; dan
6. pelaksanaan tugas tertentu yang diberikan oleh Presiden.
d) Susunan Organisasi
Pola susunan organisasi Kementerian Koordinator, terdiri atas:
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 13
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
1. Menteri Koordinator;
2. Sekretariat Kementerian Koordinator;
3. Deputi Kementerian Koordinator;
4. Inspektorat.
2) Kementerian yang menangani Urusan Pemerintahan yang Nomenklatur
Kementeriannya secara tegas disebutkan dalam UUD 1945 dan yang
ruang lingkupnya disebutkan dalam UUD 1945
Kementerian yang dimaksud terdiri dari:
1. Kementerian Dalam Negeri;
2. Kementerian Luar Negeri;
3. Kementerian Pertahanan;
4. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
5. Kementerian Keuangan;
6. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;
7. Kementerian Perindustrian;
8. Kementerian Perdagangan;
9. Kementerian Pertanian;
10. Kementerian Kehutanan;
11. Kementerian Perhubungan;
12. Kementerian Kelautan dan Perikanan;
13. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
14. Kementerian Pekerjaan Umum;
15. Kementerian Kesehatan;
16. Kementerian Pendidikan Nasional;
17. Kementerian Sosial;
18. Kementerian Agama;
19. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata; dan
20. Kementerian Komunikasi dan Informatika.
a) Kedudukan
Kementerian dalam pemerintahan Negara Republik Indonesia berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 14
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
b) Tugas
Kementerian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan tertentu
dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara.
c) Fungsi
Dalam melaksanakan tugas, Kementerian sebagaimana dimaksud dalam
angka 1 sampai dengan angka 3, menyelenggarakan fungsi :
1. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidangnya;
2. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawabnya;
3. pengawasan atas pelaksanaan tugas dibidangnya; dan
4. pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah.
Dalam melaksanakan tugas,,Kementerian sebagaimana dimaksud dalam
angka 4 sampai dengan angka 20, menyelenggarakan fungsi :
1. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan dibidangnya;
2. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawabnya;
3. pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya;
4. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan
kementerian di daerah; dan
5. pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional.
d) Susunan Organisasi
Susunan organisasi Kementerian sebagaimana dimaksud dalam angka 1
sampai dengan angka 3, terdiri atas :
1. pemimpin, yaitu Menteri;
2. pembantu pemimpin, yaitu sekretariat jenderal;
3. pelaksana, yaitu direktorat jenderal;
4. pengawas, yaitu inspektorat jenderal;
5. pendukung, yaitu badan dan/atau pusat; dan
6. pelaksana tugas pokok di daerah dan/atau perwakilan luar negeri
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 15
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Susunan organisasi Kementerian sebagaimana dimaksud dalam angka 4
sampai dengan angka 20, terdiri atas unsur :
1. pemimpin, yaitu Menteri;
2. pembantu pemimpin, yaitu sekretariat jenderal;
3. pelaksana, yaitu direktorat jenderal;
4. pengawas, yaitu inspektorat jenderal; dan
5. pendukung, yaitu badan dan/atau pusat.
Sebagai kementerian yang melaksanakan urusan pemerintah pusat,
Kementerian Agama, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia,dan
Kementerian Keuangan, selain memiliki unsur-unsur diatas, juga memiliki
unsur pelaksana tugas pokok di daerah.
Adapun tugas dan fungsi masing-masing unsur di atas adalah sebagai
berikut:
Menteri
Menteri mempunyai tugas memimpin Kementerian sesuai dengan bidang
tugas Kementerian.
Wakil Menteri
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara, dalam hal terdapat beban kerja yang membutuhkan
penanganan khusus, Presiden dapat membentuk wakil menteri yang mempunyai
tugas membantu Menteri dalam memimpin pelaksanaan tugas Kementerian.
Ruang lingkup bidang tugas Wakil Menteri meliputi:
a. membantu Menteri dalam perumusan dan/atau pelaksanaan kebijakan
Kementerian; dan
b. membantu Menteri dalam mengoordinasikan pencapaian kebijakan strategis
lintas unit organisasi eselon I di lingkungan Kementerian.
Sekretariat Jenderal
Sekretariat Jenderal dipimpin oleh Sekretaris Jenderal berada di bawah
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 16
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
dan bertanggung jawab kepada Menteri.
Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada
seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian.
Dalam melaksanakan tugas, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan
fungsi:
1. koordinasi kegiatan Kementerian;
2. koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian;
3. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsipdan
dokumentasi Kementerian;
4. pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerjasama,
dan hubungan masyarakat;
5. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan
hukum;
6. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan
7. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri.
Rentang kendali (span of control) Sekretariat Jenderal terdiri atas paling
banyak 5 (lima) Biro. Masing-masing Biro terdiri atas paling banyak 4 (empat)
Bagian.Masing-masing Bagian terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian.
Direktorat Jenderal
Direktorat Jenderal dipimpin oleh Direktur Jenderal berada di bawah dan
bertanggung jawabkepada Menteri.
Direktorat Jenderal mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan
kebijakan dan standardisasi teknis di bidangnya. Dalam melaksanakan tugas,
Direktorat Jenderal menyelenggarakan fungsi:
1. perumusan kebijakan Kementerian di bidangnya;
2. pelaksanaan kebijakan Kementerian di bidangnya;
3. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidangnya;
4. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi; dan
5. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 17
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Rentang kendali (span of control) jumlah Direktorat Jenderal ditentukan
sesuai dengan kebutuhan dan beban kerja. Direktorat Jenderal terdiri atas
Sekretariat Direktorat Jenderal dan paling banyak 5 (lima) Direktorat. Sekretariat
Direktorat Jenderal terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bagian, dan Bagian
terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian. Direktorat terdiri atas paling
banyak 5 (lima) Subdirektorat dan 1 (satu) Subbagian Tata Usaha.
Subdirektorat terdiri atas 2 (dua) Seksi.
Inspektorat Jenderal
Inspektorat Jenderal dipimpin oleh Inspektur Jenderal berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Menteri.
Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di
lingkungan Kementerian.Dalam melaksanakan tugas, Inspektorat Jenderal
menyelenggarakan fungsi :
1. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern;
2. pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui
audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatanpengawasan lainnya;
3. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasanMenteri;
4. penyusunan laporan hasil pengawasan; dan
5. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal.
Rentang kendali (span of control) Inspektorat Jenderal terdiri atas
Sekretariat Inspektorat Jenderal dan paling banyak 5 (lima) Inspektorat.
Sekretariat Inspektorat Jenderal terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bagian,
dan Bagian terdiri atas 2 (dua) Subbagian. Inspektorat terdiri atas 1 (satu)
Subbagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional Auditor.
Badan dan/atau Pusat
Badan dipimpin oleh Kepala Badan berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Menteri. Rentang kendali (span of control) Badan terdiri atas
Sekretariat Badan dan paling banyak 4 (empat) Pusat/Biro. Sekretariat Badan
terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bagian, dan Bagian terdiri atas paling
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 18
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
banyak 3 (tiga) Subbagian. Pusat/Biro terdiri atas kelompok jabatan fungsional
dan/atau dapat terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Bidang/Bagian, dan masing-
masing Bidang/Bagian terdiri atas2 (dua) Subbidang/Subbagian. Pusat yang
tempat kedudukannya tidak satu lokasi dengan tempat kedudukan Sekretariat
Badan terdiri atas 1 (satu) Subbagian Tata Usaha atau Bagian Tata Usaha yang
terdiri atas 2 (dua) Subbagian, dan Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau
dapat terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Bidang yang masing-masing Bidang
terdiri atas 2 (dua) Subbidang.
Sedangkan Pusat yang dipimpin oleh Kepala Pusat berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal. Rentang
kendali (span of control) Pusat terdiri atas Bagian Tata Usaha dan Kelompok
Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri atas paling banyak 3 (tiga)
Bidang.Bagian Tata Usaha terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian. Bidang
terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbidang.
Staf Ahli
Menteri dibantu oleh Staf Ahli, yang merupakan satu kesatuan dalam
susunan organisasi Kementerian. Menteri dibantu oleh paling banyak 5 (lima)
Staf Ahli. Staf Ahli berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri dan
secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Jenderal.Staf Ahli
mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri mengenai masalah
tertentu sesuai bidang keahliannya.
3) Kementerian yang Menangani Urusan Pemerintahan Dalam Rangka
Penajaman, Koordinasi, dan Sinkronisasi Program Pemerintah
Kementerian yang dimaksud terdiri dari:
1. Kementerian Sekretariat Negara;
2. Kementerian Riset dan Teknologi;
3. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah;
4. Kementerian Lingkungan Hidup;
5. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
6. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 19
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
7. Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal;
8. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional;
9. Kementerian Badan Usaha Milik Negara;
10. Kementerian Perumahan Rakyat; dan
11. Kementerian Pemuda dan Olah Raga.
Ketentuan mengenai Kementerian Sekretariat Negara diatur tersendiri
dengan Peraturan Presiden.
a) Kedudukan
Berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
b) Tugas
mempunyai tugas menyelenggarakan urusan tertentu dalam pemerintahan
untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
negara.
c) Fungsi
Dalam melaksanakan tugas, Kementerian yang dimaksud
menyelenggarakan fungsi :
1. perumusan dan penetapan kebijakan di bidangnya;
2. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidangnya;
3. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawabnya; dan
4. pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya.
d) Susunan Organisasi
Susunan organisasi Kementerian yang dimaksud terdiri atas unsur :
1. pemimpin, yaitu Menteri;
2. pembantu pemimpin, yaitu sekretariat kementerian;
3. pelaksana, yaitu deputi kementerian; dan
4. pengawas, yaitu inspektorat kementerian.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 20
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
C. Pengangkatan
Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, Inspektur Jenderal, Kepala Badan
dan Staf Ahli diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Menteri yang
bersangkutan. Kepala Biro, Direktur, Inspektur, Kepala Pusat diangkat dan
diberhentikan oleh Menteri. Sedangkan pejabat eselon III ke bawah dapat
diangkat dan diberhentikan oleh Pejabat yang diberi pelimpahan wewenang
oleh Menteri.
D. Ketentuan Khusus Kementerian Tertentu
Khusus bagi kementerian-kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi,
moneter dan fiskal nasional, serta agama susunan dan jumlah unit
organisasinya diatur secara tersendiri dalam Peraturan Presiden Nomor 47
Tahun 2009.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009, susunan dan
jumlah unit organisasi Kementerian Keuangan ditetapkan sebagai berikut:
a. Sekretariat Jenderal, terdiri atas paling banyak 8 (delapan) Biro,
masing-masing Biro terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian,
dan masing-masing Bagian terdiri atas paling banyak 4 (empat)
Subbagian.
b. Inspektorat Jenderal, terdiri dari Sekretariat Itjen dan Inspektorat-
inspektorat:
Sekretariat Itjen, terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian, dan
masing-masing Bagian terdiri atas paling banyak 4 (empat) Subbagian.
Inspektorat, paling banyak 8 (delapan),dan masing-masing
Inspektorat terdiri atas Subbagian Tata Usaha dan Kelompok
Jabatan Fungsional Auditor.
c. Direktorat Jenderal, terdiri dari Sekretariat Ditjen dan Direktorat-direktorat:
Sekretariat Ditjen, terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian, dan
masing-masing Bagian terdiri atas paling banyak 4 (empat) Subbagian.
Direktorat, paling banyak 8 (delapan), masing-masing Direktorat terdiri
atas paling banyak 6 (enam) Subdirektorat dan Subbagian Tata Usaha,
dan masing-masing Subdirektorat terdiri atas paling banyak 4 (empat)
Seksi.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 21
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Khusus Direktorat Jenderal Pajak terdiri atas paling banyak 12 (dua
belas) Direktorat.
d. Badan, terdiri dari Sekretariat Badan dan Pusat-pusat atau Biro-biro
(khusus Bapepam):
Sekretariat Badan terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian,
dan masing-masing Bagian terdiri atas paling banyak
4 (empat) Subbagian.
Pusat paling banyak 7 (tujuh), masing-masing Pusat terdiri atas
kelompok jabatan fungsional dan/atau dapat terdiri atas
paling banyak 5 (lima) Bidang, dan masing-masing Bidang
terdiri atas paling banyak 4 (empat) Subbidang.
Khusus Bapepam-LK, paling banyak 12 (dua belas) Biro, masing-
masing Biro terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bagian dan masing-
masing Bagian terdiri atas paling banyak 4 (empat) Subbagian.
e. Pusat yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
terdiri atas Bagian Tata Usaha yang terdiri atas paling banyak 3 (tiga)
Subbagian, dan Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri atas
paling banyak 4 (empat) Bidang, masing-masing Bidang terdiri atas
paling banyak 4 (empat) Subbidang.
E. Instansi Vertikal
Kewenangan Pemerintah Pusat dalam kedudukannya sebagai perumus
dan pelaksana kebijakan, dilakukan oleh kementerian-kementerian. Bagi
kementerian yang kewenangannya tidak diserahkan kepada daerah sesuai
peraturan perundangan yang berlaku seperti telah dijelaskan diatas dapat
dibentuk Instansi Vertikal yang merupakan perangkat kementerian yang berada
di daerah. Pembentukan, susunan organisasi, formasi dan tata laksana instansi
vertikal di lingkungan kementerian ditetapkan dengan Peraturan Presiden.
F. Unit Pelaksana Teknis
Selain Unit-unit organisasi yang telah disebutkan diatas tadi, Kementerian
secara selektif dapat membentuk Unit Pelaksana Teknis sebagai pelaksana
tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang. Pedoman Organisasi
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 22
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Unit Pelaksana Teknis ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab di
bidang pendayagunaan aparatur Negara.
G. Jabatan Fungsional
Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dalam struktur
organisasi seperti Sekretaris Jenderal, Direktur, Kepala Seksi dan sebagainya.
Jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau dari sudut fungsinya sangat
diperlukan oleh suatu organisasi agar dapat menjalankan tugas-tugas pokoknya
dengan lancar dan mandiri.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994, jabatan fungsional
adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang
danhak seseorang pegawai negeri sipil dalam satu satuan organisasi yang
dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan
tertentu serta bersifat mandiri.
Jabatan fungsional terdiri dari:
a. Jabatan fungsional keahlian, yaitu kedudukan yang menunjukan tugas
yang dilandasi oleh pengetahuan, metodologi dan teknis analisis yang
didasarkan atas disiplin ilmu atau berdasarkan sertifikat yang setara
dengan keahlian;
b. Jabatan fungsional keterampilan, yaitu kedudukan yang menunjukan tugas
yang mempergunakan prosedur dan teknik kerja tertentu serta dilandasi
c. kewenangan penanganan berdasarkan sertifikat yang ditentukan.
Manfaat jabatan fungsional adalah:
a. Penyusunan jabatan fungsional dimaksudkan untuk menciptakan jabatan-
jabatan profesional dan mengurangi pendekatan yang beorientasi pada
jabatan struktural;
b. Pengembangan jabatan fungsional bertujuan membina dan meningkatkan
mutu, dedikasi dan keterampilan/keahlian pegawai kearah yang lebih
profesional, sehingga mampu menjalankan tugas secara efektif dan
efesien.
c. Melalui jabatan fungsional pembinaan pegawai berdasarkan sistem karier
dan sistem prestasi kerja lebih dapat diwujudkan, karena didalam menilai
kenaikan pangkat seorang pegawai disamping pengabdian dan kesetiaan
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 23
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
kepada UUD 1945, Pemerintah dan Negara, diperhatikan pula kecakapan
dan prestasi kerjanya yang dengan mudah dapat dinilai secara objektif.
d. Jabatan fungsional pada hakekatnya merupakan wadah pengembangan
karier bagi pegawai-pegawai yangmemiliki keahlian teknis. Dengan jabatan
fungsional pengembangan spesialisasi/keahlian pegawai dapat
ditingkatkan karena karier pegawai tidak akan terbentur pada jenjang
jabatan struktural yang jumlahnya terbatas, namun akan terus meningkat
sesuai dengan tingkat keterampilan dan keahlian masing-masing.
Pembentukan jabatan-jabatan fungsional di lingkungan Kementerian
adalah sejalan dengan kebijaksanaan Pemerintah di bidang organisasi yang
menjalankan prinsip “Hemat Struktural Kaya Fungsional”.
H. Tata Kerja Kementerian
Dalam rangka penyelenggaran tugas-tugas pemerintahan, tujuan atau
sasaran yang harus dicapai oleh pemerintah selalu memerlukan kegiatan-
kegiatan yang menyangkut tugas atau fungsi lebih dari satu kementerian.
Dengan perkataan lain setiap tujuan atau sasaran yang harus dicapai oleh
pemerintah, perlu diperlukan dengan pendekatan multifungsional. Artinya
bahwa setiap permasalahan harus dipandang dari fungsi berbagai kementerian
yang terlibat di dalamnya. Ini berarti bahwa setiap pelaksanaan tugas-tugas
pemerintahan dan pembangunan wajib mengikutsertakan berbagai kementerian
yang terlibat didalamnya.
Tata kerja adalah cara-cara pelaksanaan kerja yang seefisien mungkin
atas sesuatu tugas dengan mempertimbangkan segi-segi tujuan, peralatan,
fasilitas, tenaga kerja, waktu, ruang dan biaya yang tersedia (LAN, 1997-b).
Secara umum, pengaturan di bidang tata kerja, prosedur kerja, adalah sebagai
berikut:
a. Setiap pimpinan instansi pemerintah wajib menerapkan prinsip koordinasi,
integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan instansi masing-masing
maupun instansi lain.
b. Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan
mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan membimbing serta
memberikan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 24
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
c. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti petunjuk-petunjuk dan
bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dengan menyampaikan
laporan berkala tepat pada waktunya.
d. Setiap pimpinan organisasi wajib mengolah dan memanfaatkan laporan-
laporan lebih lanjut untuk bahan pengambilan keputusan penyusunan
laporan lebih lanjut dan memberikan petunjuk-petunjuk kepada bawahan.
e. Dalam menyampaikan suatu laporan, setiap satuan organisasi wajib
memberikan tembusan kepada satuan organisasi lainnya yang secara
fungsional mempunyai hubungan kerja.
Sehubungan dengan itu dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas
pemerintahan maupun dalam rangka menggerakkan pelaksanaan tugas-tugas
pembangunan, kegiatan berbagai kementerian perlu dipadukan, diserasikan
dan diselaraskan. Hal ini penting untuk mencegah timbulnya tumpang tindih,
kekakuan dan kesimpangsiuran atau adanya tugas-tugas yang tidak tertangani.
Oleh karena itu dalam melaksanakan tugas, fungsi dan kewenangannya,
Menteri yang memimpin kementerian harus berkoordinasi dan saling
berkonsultasi sesama Menteri Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non
Kementerian, dan Pimpinan Lembaga terkait.
Demikian pula pimpinan satuan organisasi dalam melakukan tugasnya
wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi (KIS) serta
bekerja sama baik intern maupun ekstern kementerian dan wajib melaksanakan
pengawasan melekat.
Dengan demikian koordinasi dalam pemerintahan dapat diartikan sebagai
fungsi untuk memadukan (mengintegrasikan) serta menyerasikan dan
menyelaraskan (menyinkronkan) berbagai kepentingan dan kegiatan yang yang
saling berkaitan beserta segenap gerak, langkah dan waktunya dalam rangka
pencapaikan tujuan dan sasaran bersama yang akan dicapai.
Koordinasi harus diterapkan mulai dari proses perumusan kebijaksanaan,
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasannya. Koordinasi
dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pengembangan dapat
dibedakan dalam:
a. Koordinasi hirarkis (vertikal) merupakan koordinasi yang dilakukan oleh
seseorang pejabat pimpinan dalam suatu instansi pemerintah terhadap
pejabat (pegawai) atau instansi bawahannya. Misalnya Kepala Biro
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 25
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
terhadap Kepala Bagian dalam lingkungannya, atau Kantor Wilayah
terhadap kantor operasional di bawahnya.
b. Koordinasi fungsional adalah koordinasi yang dilakukan oleh seorang
pejabat pimpinan atau suatu instansi terhadap pejabat atau instansi lainnya
yang bidang tugasnya saling berkaitan berdasarkan asas fungsionalisasi.
Koordinasi fungsional dibedakan atas:
(1) Koordinasi fungsional horizontal adalah koordinasi yang dilakukan oleh
seorang pejabat pimpinan atau suatu instansi terhadap pejabat atau
instansi lain yang setingkat baik dalam suatu instansi maupun dengan
instansi lain.
Misalnya: Sekretaris Jenderal mengkoordinasi para Direktur Jenderal,
Inspektur Jenderal dan Kepala Badan dalam lingkungan
kementeriannya dalam bidang kesekretariatan.
Contoh lain, Kementerian Keuangan mengkoordinasikan kegiatan
Kementerian/Instansi lain yang mempunyai kaitan tugas dengan
pelaksana kegiatan di bidang keuangan atau pelaksanaan APBN.
(2) Koordinasi fungsional diagonal adalah koordinasi yang dilakukan oleh
seorang pejabat Pimpinan atau suatu instansi terhadap pejabat atau
instansi lain yang lebih rendah tingkatannya tetapi bukan bawahannya.
Misalnya: Biro Keuangan pada Sekretariat Jenderal mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan Bagian Keuangan dari Sekretariat Direktorat Jenderal
dalam lingkungan kementerian yang bersangkutan, Badan
Kepegawaian Negara mengkoordinasikan Biro-Biro Kepegawaian pada
Kementerian atau Instansi pemerintah lainnya.
(3) Koordinasi fungsional teritorial (authority type) adalah koordinasi yang
dilakukan oleh seorang pejabat pimpinan atau suatu instansi terhadap
pejabat atau instansi lainnnya yang berada dalam suatu wilayah
(teritorial) tertentu dimana semua urusan yang ada dalam wilayah
(teritorial) tersebut menjadi wewenang atau tanggungjawabnya selaku
penguasa atau penanggung jawab tunggal.
Misalnya: koordinasi yang dilakukan oleh Administrasi Pelabuhan
terhadap Kantor Pelayanan Bea Cukai.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 26
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
2. Latihan KB 1
Kerjakanlah latihan di bawah ini. Kemudian sesuaikan jawaban Anda
dengan materi yang terdapat dalam Kegiatan Belajar 1 ini.
1. Apakah yang dimaksud dengan organisasi? Jelaskan!
2. Sebagai sesuatu organisasi, Negara Republik Indonesia mempunyai
tujuan. Sebutkann tujuan tersebut!
3. Untuk mencapai tujuan negara tersebut, Sistem Pemerintahan Negara
Republik Indonesia telah menetapkan beberapa ketentuan sebagai
pedoman. Sebutkan!
4. Dalam proses pembentukan organisasi kementerian dikenal beberapa
asas/prinsip organisasi. Sebutkan dan jelaskan!
5. Jelaskan ciri-ciri organisasi pemerintah yang diharapkan dapat memenuhi
tuntutan perkembangan masa depan!
6. Uraikan kedudukan Kementerian dalam pemerintahan negara berdasarkan
Perpres Nomor 47 Tahun 2009!
7. Apakah tugas Kementerian menurut Keppres Nomor 47 Tahun 2009?
8. Sebutkan pola susunan organisasi Kementerian!
9. Jelaskan kedudukan Instansi Vertikal Kementerian dalam kerangka
hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah!
10. Gambarkan bagan organisasi Direktorar Jenderal dan uraikan rentang
kendalinya!
11. Gambarkan bagan organisasi Sekretariat Jenderal dan uraikan rentang
kendalinya!
12. Sebutkan susunan organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan!
13. Dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan perlu
diterapkan prinsip koordinasi. Jelaskan!
14. Dalam suatu organisasi, dikenal adanya jabatan struktural dan jabatan
fungsional. Jelaskan apa yang saudara ketahui mengenai jabatan
fungsional!
15. Apa yang saudara ketahui mengenai persamaan dan perbedaan antara
Direktorat Jenderal dan Badan dalam lingkungan kementerian?
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 27
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
3. Rangkuman
Setiap organisasi mempunyai tujuan tertentu yang ditentukan.
Organisasi hanyalah merupakan alat untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan secara efisien. Negara beserta pemerintahannya merupakan bentuk
organisasi paling besar dan kompleks serta mempunyai ciri universal dalam
rangka usaha manusia memenuhi kebutuhannya. Sebagai organisasi, Negara
Indonesia mempunyai tujuan, seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945,
alinea keempat. Untuk mencapai tujuan negara tersebut, dalam Sistem
Pemerintahan Negara Republik Indonesia, Presiden memegang kekuasaan
pemerintahan menurut UUD. Dalam penyelenggaraan kekuasaan
pemerintahan tersebut Presiden dibantu oleh Menteri-Menteri Negara yang
diangkat dan diberhentikan Presiden. Menteri-menteri tersebut memimpin
kementerian pemerintahan. Organisasi pemerintah akan menghadapi berbagai
tantangan dalam menyongsong era globalisasi. Kemajuan disegala bidang
akan menjadikan masyarakat semakin menuntut peningkatan kualitas
pelayanan. Oleh sebab itu organisasi pemerintah perlu ditata secara
menyeluruh agar tercipta postur organisasi yang lebih proporsional sesuai visi
dan misi yang diembannya. Sesuai dengan tuntutan perkembangan global,
bahwa profil organisasi pemerintah kedepan hendaknya mempunyai ciri-ciri
organisasi yang flat, ramping, berbentuk piramida serta organisasi yang banyak
diisi oleh jabatan-jabatan fungsional. Dalam hal ini penyempurnaan organisasi
pemerintah harus tetap berpedoman pada prinsip serta asas-asas
pengorganisasian antara lain : asas pembagian tugas, asas fungsionalisasi,
asas koordinasi, asas kesinambungan, asas akordian, asas pendelegasian
wewenang serta asas rentang kendali.
Dalam Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Kedudukan,
Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan
Fungsi Eselon I Kementerian Negara diatur bahwa kementerian merupakan
unsur pelaksana pemerintah, Kementerian dipimpin oleh Menteri yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Setiap Kementerian
mempunyai tugas membantu Presiden dalam melaksanakan sebagian tugas
pemerintahan di bidang masing-masing. Pola susunan organisasi kementerian
terdiri dari Menteri, Sekretariat Jendral, Direktorat Jenderal, Inspektorat
Jenderal, Badan dan/atau Pusat dan Staf Ahli.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 28
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Sedangkan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Kementerian di
daerah khusus bagi Kementerian-kementerian yang kewenangannya tidak
diserahkan kedaerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku,
dilaksanakan oleh instansi vertikal.
Selain itu dalam rangka mencapai tujuan nasional, dimana tugas
pemerintahan dan pembangunan sebagian besar merupakan tugas-tugas
teknis (fungsional) pengembangan jabatan-jabatan fungsional dalam suatu unit
organisasi sangat diperlukan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, semua unsur dalam Kementerian
harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi (KIS) serta
bekerja sama, baik kedalam maupun keluar Kementerian, dan setiap pimpinan
satuan organisasi wajib melaksanakan pengawasan melekat.
4. Tes Formatif
1. Asas yang menekankan perlunya setiap instansi pemerintah memadukan,
menyerasikan dan menyelaraskan kegiatan, waktu maupun perumusan
kebijaksanaan, perencanaan, penganggaran, pengendalian serta
pengawasan tugas dan fungsi yang diembannya, adalah asas:
a. Fungsionalisasi
b. Pembagian tugas
c. Koordinasi
d. Kesinambungan.
2. Sesuai asas pembagian tugas, tugas-tugas pemerintah perlu dibagi habis
ke dalam tugas-tugas kementerian, lembaga non kementerian dan aparatur
pemerintah lainya sehingga:
a. Dapat dijamin selalu adanya instansi yang bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan tugas pemerintah;
b. Dapat dijamin selalu adanya koordinasi sesuai asas fungsionalisasi;
c. Dapat dijamin alokasi dana sesuai tugasnya;
d. Menjadi jelas mana tugas pemerintah dan yang mana tugas lembaga
non pemerintah.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 29
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
3. Asas jalur dan staf adalah :
a. Mengharuskan setiap pimpinan melimpahkan sebagian tugas
wewenang kepada pejabat bawahannya;
b. Menekankan perlunya setiap instansi pemerintah menyerasikan,
memadukan, dan menyelaraskan kegiatan, waktu perumusan
kebijaksanaan;
c. Yang menentukan bahwa dalam penyusunan organisasi perlu
dibedakan antara satuan organisasi yang melaksanakan tugas-tugas
bantuan dan tugas pokok;
d. Mengharuskan setiap organisasi pemerintah menggambarkan susunan
organisasinya agar setiap pihak yang berkepentingan dapat segera
memahami kedudukan dan hubungan setiap satuan organisasi yang
ada.
4. Asas yang menghendaki agar organisasi selalu mengikuti dan
menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan keadaan
sehingga dapat dihindarkan kekakuan dalam pelaksanaan fungsinya,
disebut:
a. Asas akordion
b. Asas koordinasi
c. Asas rentang kendali
d. Asas keluwesan
5. Prinsip yang menjamin bahwa tugas pokok dan fungsi suatu instansi
adalah sedemikian rupa dan jelasnya, sehingga kemungkinan terjadinya
duplikasi dapat ditiadakan/dikurangi, adalah:
a. Asas linin dan staf
b. Asas kesederhanaan
c. Asas fungsionalisasi
d. Asas pembagian tugas
6. Dalam rangka penyempurnaan organisasi, ada 10 asas pengorganisasian
aparatur pemerintahan. Tiga diantaranya adalah:
a. Asas pembagian tugas, asas fungsionalisasi, dan asas koordinasi
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 30
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
b. Asas kemampuan, asas akordion, dan asas manfaat
c. Asas pembagian tugas, asas manfaat, dan asas hierarkhis
d. Asas fungsionalisasi, asas keluwesan, asas hierarhis
7. Asas yang menentukan bahwa organisasi dapat berkembang atau
mengecil sesuai dengan tuntutan tugas dan beban kerjanya, namun tidak
boleh menghilangkan fungsi yang harus dilaksanakan adalah:
a. Asas kesinambungan
b. Asas koordinasi
c. Asas rentang kendali
d. Asas akordion
8. Kementerian sebagai bagian pemerintah negara berkedudukan:
a. Sebagai perumus dan pelaksana Pemerintah Pusat
b. Membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas umum
pemerintah dan pembangunan
c. Melaksanakan pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas
kementerian
d. Di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden
9. Jabatan Sekretaris Jenderal setingkat dengan jabatan:
a. Direktur
b. Kepala Badan
c. Kepala Biro
d. Kepala Pusat
10. Rentang kendali Inspektorat Jenderal terdiri dari sebanyak-banyaknya:
a. 5 Inspektorat dan Sekretaris Inspektorat Jenderal
b. Jumlah Inspektorat berdasarkan kebutuhan
c. 7 Inspektorat dan Sekretaris Inspektorat Jenderal
d. 3 Inspektorat dan Sekretaris Inspektorat Jenderal
11. Badan di lingkungan Kementerian adalah unsur:
a. Pembantu Pimpinan Kementerian
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 31
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
b. Pengawasan tugas Kementerian
c. Pendukung tugas Kementerian
d. Pelaksana tugas Kementerian
12. Di lingkungan Kementerian yang kewenangannya tidak diserahkan kepada
daerah, perangkatnya di daerah adalah:
a. Instansi Vertikal
b. Dinas Daerah
c. Kepala Daerah
d. Kepala Wilayah
13. Koordinasi yang dilakukan oleh seorang pejabat/instansi terhadap
pejabat/instansi lain yang dalam tugasnya saling berkaitan berdasarkan
asas fungsionalisasi, disebut koordinasi:
a. Vertikal
b. Fungsional
c. Fungsional horizontal
d. Fungsional diagonal
14. Manfaat/tujuan pengembangan jabatan fungsional dalam suatu organisasi
adalah, kecuali:
a. Memperlancar pelaksanaan tugas
b. Mengurangi kecenderungan bertambahnya jabatan struktural
c. Memperjelas pembinaan pegawai berdasarkan sistem karier dan
prestasi kerja
d. Meningkatkan mutu, dedikasi, ketrampilan pegawaike arah yang lebih
profesional
15. Unit organisasi di lingkungan Kementerian yang melaksanakan tugas-tugas
teknis penunjang disebut:
a. Instansi Vertikal
b. Pusat
c. Unit Pelaksana Teknis
d. Staf Ahli
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 32
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
5. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut
Cocokan jawaban Anda dengan kunci jawaban. Kemudian gunakan
rumus berikut unruk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi
kegiatan belajar ini.
Nilai =
Nilai 91 – 100 : Baik sekali
Nilai 81 – 90 : Baik
Nilai 71 – 80 : Cukup
Nilai 61 – 70 : Kurang
Nilai 0 – 60 : Sangat Kurang
Bila nilai Anda mencapai 81 atau lebih, berarti Anda telah memahami kegiatan
belajar pada modul ini. Bila nilai Anda kurang dari 81, berarti Anda harus
mempelajari kembali setiap kegiatan belajar pada modul ini.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 33
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Kegiatan Belajar 2
TUGAS, FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI KEMENTERIAN
KEUANGAN TINGKAT PUSAT
Indikator:
a. memahami tugas, fungsi, dan susunan organisasi Sekretariat Jenderal,
Direktorat Jenderal, dan Inspektorat Jenderal;
b. memahami tugas, fungsi, dan susunan organisasi Badan dan Pusat di
Kementerian Keuangan serta Staf Ahli Menteri Keuangan.
1. Uraian dan Contoh
Kementerian adalah bagian dari pemerintahan negara Republik
Indonesia. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan
Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, Kementerian
Keuangan merupakan unsur pelaksana Pemerintah dipimpin oleh seorang
Menteri Keuangan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden. Selanjutnya, Kementerian Keuangan mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan di bidang keuangan dan kekayaan negara dalam
pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara.
Dalam melaksanakan tugas pemerintah tersebut Kementerian
Keuangan menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang keuangan
dan kekayaan negara;
b. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Keuangan;
c. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian
Keuangan;
d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan
Kementerian Keuangan di daerah;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 34
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
e. pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional; dan
f. pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah.
Seperti telah dijelaskan di atas, tugas Kementerian Keuangan adalah
membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan
dibidang keuangan dan kekayaan negara. Timbul pertanyaan, apakah yang
diartikan dengan bidang keuangan tersebut. Sebagian ilustrasi berikut ini
dikemukakan pendapat beberapa pakar antara lain:
a. Menurut Musgrave dalam bukunya A Theory of Public Finance, Ilmu
Keuangan Negara adalah ilmu yang mempelajari tentang masalah-masalah
kompleks yang berkaitan dengan pemasukan dan pengeluaran-
pengeluaran pemerintah.
b. Menurut M Suparmoko (2000), "Ilmu Keuangan Negara adalah bagian dari
Ilmu Ekonomi yang mempelajari tentang kegiatan–kegiatan pemerintah
dalam bidang ekonomi terutama mengenai penerimaan dan
pengeluarannya beserta pengaruh-pengaruhnya di dalam perekonomian
tersebut." Yang dimaksud “pengaruh-pengaruh” tersebut yaitu pengaruh
APBN terhadap pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, distribusi
penghasilan yang lebih merata, peningkatan efisiensi, dan penciptaan
kesempatan kerja.
c. Di dalam UUD 1945 Bab VIII pasal 23 – 23 D tentang Hal Keuangan
berbunyi sebagai berikut:
(1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari
pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-
undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
(2) RAPBN diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama DPR dengan
memperhatikan pertimbangan DPR.
(3) Apabila DPR tidak menyetujui RAPBN yang diusulkan Presiden,
Pemerintah menjalankan APBN tahun yang lalu.
(4) Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara
diatur dengan undang-undang.
(5) Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang
(6) Hal-hal lain mengenai keuangan negara diatur dengan undang-undang
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 35
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
(7) Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan,
kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan
undang-undang.
d. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
pasal 1:
Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat
dinilai dengan uang serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa
barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan
hak dan kewajiban tersebut.
Apabila diperhatikan dalam pengertian-pengertian keuangan negara
tersebut di atas terkandung inti pengertian yang sama yaitu keuangan negara
pada dasarnya berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran negara.
Penerimaan dan pengeluaran negara ini dituangkan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dimulai dari tahap
persiapan/perencanaan, tahap penyampaian RAPBN kepada Dewan
Perwakilan Rakyat untuk mendapatkan pengesahan, tahap pelaksanaan
anggaran oleh pemerintah, tahap pengawasan anggaran, tahap pengajuan
perhitungan pelaksanaan anggaran kepada Badan Pemeriksa Keuangan.
Dalam pelaksanaan anggaran tersebut Menteri Keuangan sebagai pimpinan
tertinggi Kementerian Keuangan juga bertindak sebagai Bendahara Umum
Negara.
Dalam menghimpun dana, Kementerian Keuangan melaksanakan
kegiatan yang berkaitan dengan usaha menghimpun penerimaan negara yang
berasal dari penerimaan minyak dan gas alam, pajak penghasilan, pajak
pertambahan nilai, pajak bumi dan bangunan, bea masuk, cukai, pungutan
ekspor, pajak-pajak lainnya dan penerimaan bukan pajak. Selain itu juga
melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan dana bantuan luar negeri serta
pengurusan piutang negara macet dan lelang.
Sedangkan dalam mengalokasikan dana, Kementerian Keuangan
melakukan pula perencanaan kegiatan yang berhubungan dengan
pengalokasian bagi pengeluaran-pengeluaran untuk pembiayaan
penyelenggaraan seluruh tugas umum pemerintahan dan pembangunan seperti
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 36
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, pembayaran bunga utang dan
lain-lain
Di samping kegiatan tersebut, Kementerian Keuangan juga
melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan pengarahan dan pengerahan
dana melalui kebijaksanaan di bidang lembaga keuangan bukan bank,
perasuransian dan pasar modal.
Di dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut termasuk pula kegiatan yang
berhubungan dengan penyusunan perimbangan keuangan Pusat dan Daerah.
Selain itu setiap tahun Kementerian Keuangan mewakili Pemerintah
melakukan penyusunan Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (RAPBN) serta pelaksanaan APBN.
Selanjutnya memberikan jawaban pemerintah atas pemandangan umum
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tentang Nota Keuangan dan RAPBN, serta
melaksanakan rapat kerja dengan DPR dalam rangka perubahan APBN dan
pembicaraan pendahuluan mengenai APBN serta menyusun laporan
pertanggungjawaban dalam bentuk Laporan Keuangan.
Pengertian keuangan yang dilihat dari geraknya inilah yang dijabarkan
dalam susunan organisasi Kementerian Keuangan. Kementerian Keuangan
bersifat holding company karena direktorat jenderal-direktorat jenderalnya
mempunyai tugas dengan ruang lingkup dan sifat yang berbeda-beda.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, Kementerian
Keuangan terdiri dari:
a. Wakil Menteri Keuangan;
b. Sekretariat Jenderal;
c. Direktorat Jenderal Anggaran;
d. Direktorat Jenderal Pajak;
e. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
f. Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
g. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;
h. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan;
i. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang;
j. Inspektorat Jenderal;
k. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 37
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
l. Badan Kebijakan Fiskal;
m. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan;
n. Staf Ahli Bidang Penerimaan Negara;
o. Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara;
p. Staf Ahli Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Internasional;
q. Staf Ahli Bidang Kebijakan dan Regulasi Jasa Keuangan dan Pasar Modal;
r. Staf Ahli Bidang Organisasi, Birokrasi, dan Teknologi Informasi;
s. Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan;
t. Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai;
u. Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan;
v. Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik; dan
w. Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai.
Pada kegiatan belajar 2 ini, akan diuraikan satu persatu Tugas, Fungsi,
dan Susunan Organisasi Unit-unit organisasi tersebut berdasarkan ketentuan
yang ada pada Peraturan Kementerian Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan
A. Tugas, Fungsi, dan Susunan Organisasi Wakil Menteri, Sekretariat
Jenderal, Direktorat Jenderal, dan Inspektorat Jenderal
1. Wakil Menteri
Wakil Menteri Keuangan mempunyai tugas membantu Menteri Keuangan
dalam memimpin pelaksanaan tugas Kementerian Keuangan.
2. Sekretariat Jenderal
Tugas Sekretariat Jenderal adalah melaksanakan koordinasi pelaksanaan
tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh
unit organisasi di lingkunganKementerian Keuangan.
Dalam melaksanakan tugas, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan
fungsi:
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 38
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
a. koordinasi kegiatan Kementerian Keuangan;
b. koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian
Keuangan;
c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip,
dan dokumentasi Kementerian Keuangan;
d. pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerja
sama, dan hubungan masyarakat;
e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan
bantuan hukum;
f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan.
Adapun susunan organisasi Sekretariat Jenderal terdiri dari :
a. Biro Perencanaan dan Keuangan;
b. Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan;
c. Biro Hukum;
d. Biro Bantuan Hukum;
e. Biro Sumber Daya Manusia
f. Biro Komunikasi dan Layanan Informasi;
g. Biro Perlengkapan;
h. Biro Umum.
Selain berdasar PMK Nomor 184/PMK.01/2010 terdapat pula unit-unit
yang bertanggung jawab kepada menteri keuangan melalui Sekretariat
Jenderal unit tersebut adalah sebagai berikut :
a. Sekretariat Pengadilan Pajak, berdasarkan Undang-undang Nomor 14
Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, Kementerian Keuangan diberi
tugas untuk membina organisasi, administrasi dan keuangan bagi
Pengadilan Pajak yang dilaksanakan oleh Sekretariat Pengadilan Pajak.
Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 63/PMK.
01/2009, di lingkungan Sekretariat Jenderal telah ditunjuk Tenaga Pengkaji
yang dalam pelaksaan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan. Tenaga
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 39
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Pengkaji ini secara administratif berada dalam lingkungan Biro
Perencanaan dan Keuangan dan bertugas menelaah dan mengkaji hal-hal
yang menyangkut sumber daya aparatur, perencanaan strategik, dan
pengelolaan kekayaan Negara Kementerian Keuangan dan menyusun
rekomendasi tentang strategi pengembangan dan penanganannya. Tenaga
Pengkaji adalah jabatan setingkat eselon IIb.
b. Pusat Investasi Pemerintah berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2008
c. Komite Pengawas Perpajakan adalah unit non struktural yang dibentuk
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 54/PMK.9/2008. Dalam
operasionalnya berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
133/PMK.01/2010 dibantu oleh Sekretariat Komite Pengawas perpajakan
3. Direktorat Jenderal Anggaran
Direktorat Jenderal (Ditjen) Anggaran Kementerian Keuangan
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010
mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan
standardisasi teknis di bidang penganggaran.
Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Jenderal Anggaran
menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan di bidang penganggaran;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang penganggaran;
c. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
penganggaran;
d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penganggaran; dan
e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Anggaran.
Direktorat Jenderal Anggaran terdiri dari :
a. Sekretariat Direktorat Jenderal;
b. Direktorat Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
c. Direktorat Anggaran I;
d. Direktorat Anggaran II;
e. Direktorat Anggaran III;
f. Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajak;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 40
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
g. Direktorat Sistem Penganggaran;
h. Direktorat Harmonisasi Peraturan Penganggaran.
4. Direktorat Jenderal Pajak
Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas
merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang
perpajakan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut DJP menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan di bidang perpajakan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang perpajakan;
c. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang perpajakan;
d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perpajakan; dan
e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pajak.
Direktorat Jenderal Pajak terdiri dari :
a. Sekretariat Direktorat Jenderal;
b. Direktorat Peraturan Perpajakan I;
c. Direktorat Peraturan Perpajakan II;
d. Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan;
e. Direktorat Intelijen dan Penyidikan
f. Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian
g. Direktorat Keberatan dan Banding
h. Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan.
i. Direktorat Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat;
j. Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan
k. Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur;
l. Direktorat Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi
m. Direktorat Transformasi Proses Bisnis.
5. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas merumuskan
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 41
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kepabeanan
dan cukai.
Dalam melaksanakan tugas tersebut DJBC menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan di bidang kepabeanan dan cukai;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang kepabeanan dan cukai;
c. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang kepabeanan
dan cukai;
d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kepabeanan dan cukai;
dan
e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terdiri dari:
a. Sekretariat Direktorat Jenderal;
b. Direktorat Teknis Kepabeanan;
c. Direktorat Fasilitas Kepabeanan;
d. Direktorat Cukai;
e. Direktorat Penindakan dan Penyidikan;
f. Direktorat Audit;
g. Direktorat Kepabeanan Internasional;
h. Direktorat Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai;
i. Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai.
6. Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Direktorat Jenderal Perbendaharaan berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas merumuskan serta
melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perbendaharaan
negara.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Ditjen Perbendaharaan
menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan di bidang perbendaharaan negara;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang perbendaharaan negara;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
perbendaharaan negara;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 42
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbendaharaan
negara; dan
e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan terdiri dari:
a. Sekretariat Direktorat Jenderal;
b. Direktorat Pelaksanaan Anggaran;
c. Direktorat Pengelolaan Kas Negara;
d. Direktorat Sistem Manajemen Investasi;
e. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
f. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan;
g. Direktorat Sistem Perbendaharaan;
h. Direktorat Transformasi Perbendaharaan.
7. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas merumuskan serta
melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kekayaan negara,
piutang negara, dan lelang.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang negara,dan
lelang;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan
lelang;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kekayaan
negara, piutang negara, dan lelang;
d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kekayaan negara,
piutang negara, dan lelang; dan
e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara terdiri dari:
a. Sekretariat Direktorat Jenderal;
b. Direktorat Barang Milik Negara;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 43
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
c. Direktorat Kekayaan Negara Dipisahkan;
d. Direktorat Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-lain;
e. Direktorat Pengelolaan Kekayaan Negara dan Sistem Informasi;
f. Direktorat Penilaian;
g. Direktorat Lelang; dan
h. Direktorat Hukum dan Hubungan Masyarakat.
8. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas merumuskan
serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perimbangan
keuangan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Perimbangan
Keuangan menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan di bidang perimbangan keuangan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang perimbangan keuangan;
c. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang perimbangan
keuangan;
d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perimbangan
keuangan; dan
e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan.
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan terdiri atas:
a. Sekretariat Direktorat Jenderal;
b. Direktorat Dana Perimbangan;
c. Direktorat Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
d. Direktorat Pembiayaan dan Kapasitas Daerah; dan
e. Direktorat Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan Daerah.
9. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas merumuskan serta
melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pengelolaan utang.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 44
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Pengelolaan
Utang menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan di bidang pengelolaan utang;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan utang;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengelolaan
utang;
d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan utang; dan
e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang terdiri dari:
a. Sekretariat Direktorat Jenderal;
b. Direktorat Pinjaman dan Hibah;
c. Direktorat Surat Utang Negara;
d. Direktorat Pembiayaan Syariah;
e. Direktorat Strategi dan Portofolio Utang;
f. Direktorat Evaluasi, Akuntansi, dan Setelmen.
10. Inspektorat Jenderal
Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Keuangan berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas
melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Keuangan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Inspektorat Jenderal
menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern di lingkungan
Kementerian Keuangan;
b. pelaksanaan dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan
kegiatan pengawasan lainnya;
c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri
Keuangan;
d. penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian
Keuangan; dan
e. pengawasan intern di lingkungan Kementerian Keuangan terhadap kinerja
f. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 45
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Inspektorat Jenderal terdiri dari:
a. Sekretariat Inspektorat Jenderal;
b. Inspektorat I;
c. Inspektorat II;
d. Inspektorat III;
e. Inspektorat IV;
f. Inspektorat V;
g. Inspektorat VI;
h. Inspektorat VII;
i. Inspektorat Bidang Investigasi;
B. TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN-BADAN DAN
PUSAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN DAN STAF AHLI
MENTERI KEUANGAN
Tugas, fungsi dan susunan organisasi Badan-Badan dan Pusat
dilingkungan Kementerian Keuangan berdasar pada ketentuan yang ada pada
Peraturan Kementerian Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, namun untuk Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) berdasarkan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
(OJK), pasal Pasal 55 ayat (1) menyebutkan .. Sejak tanggal tanggal 31
Desember 2012 fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan
kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun,
Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya beralih dari
Menteri Keuangan dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
ke OJK. Untuk itu pada modul ini tidak dibahas lagi tentang tugas, fungsi dan
susunan organisasi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(BAPEPAM-LK)
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 46
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
1. Badan Kebijaksanaan Fiskal (BKF)
Badan Kebijakan Fiskal, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas melaksanakan analisis di bidang
kebijakan fiskal.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Badan Kebijakan Fiskal
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program analisis di bidang
kebijakan fiskal;
b. pelaksanaan analisis dan pemberian rekomendasi di bidang kebijakan
fiskal;
c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan analisis di bidang
kebijakan fiskal; dan
d. pelaksanaan administrasi Badan Kebijakan Fiskal.
Badan Kebijakan Fiskal terdiri dari :
a. Sekretariat Badan;
b. Pusat Kebijakan Pendapatan Negara;
c. Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
d. Pusat Kebijakan Ekonomi Makro;
e. Pusat Pengelolaan Risiko Fiskal;
f. Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral;
g. Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral.
2. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK)
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas melaksanakan
pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan negara.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPPK menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program pendidikan dan
pelatihan di bidang keuangan negara;
b. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan negara;
c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan di bidang keuangan negara; dan
d. pelaksanaan administrasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 47
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
BPPK terdiri dari:
a. Sekretariat Badan;
b. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia;
c. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Anggaran dan Perbendaharaan;
d. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pajak;
e. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bea dan Cukai;
f. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kekayaan Negara dan Perimbangan
Keuangan;
g. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Umum
3. Staf Ahli
Staf Ahli Menteri adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian
Keuangan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
Keuangan.
Staf Ahli dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari didukung oleh
Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan.
Staf Ahli berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
184/PMK.01/2010 mempunyai tugas memberikan telaahan mengenai masalah-
masalah di bidang penerimaan negara, pengeluaran negara, makro ekonomi
dan keuangan internasional, kebijakan dan regulasi jasa keuangan dan pasar
modal, dan organisasi, birokrasi, dan teknologi informasi secara keahlian, dan
memberikan penalaran pemecahan konsepsional atas petunjuk Menteri.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Staf Ahli menyelenggarakan fungsi:
a. pengolahan dan penelaahan masalah-masalah di bidang penerimaan
negara, pengeluaran negara, makro ekonomi dan keuangan internasional,
kebijakan dan regulasi jasa keuangan dan pasar modal, dan organisasi,
birokrasi, dan teknologi informasi, serta penyiapan penalaran secara
konsepsional;
b. penalaran konsepsional suatu masalah di bidang keahliannya atas inisiatif
sendiri dan pemecahan persoalan secara mendasar dan terpadu untuk
bahan kebijakan Menteri sebagai penelaahan Staf;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 48
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
c. pemberian bantuan kepada Menteri dalam penyiapan bahan untuk
keperluan rapat, seminar, dan lain-lain yang dihadiri oleh Menteri;
d. pelaksanaan tugas-tugas lain atas petunjuk Menteri.
Susunan Staf Ahli terdiri dari :
a. Staf Ahli Bidang Penerimaan Negara mempunyai tugas memberikan
telaahan kepada Menteri Keuangan mengenai masalah penerimaan
negara.
b. Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara mempunyai tugas memberikan
telaahan kepada Menteri Keuangan mengenai masalah pengeluaran
negara.
c. Staf Ahli Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Internasional mempunyai
tugas memberikan telaahan kepada Menteri Keuangan mengenai masalah
makro ekonomi dan keuangan internasional.
d. Staf Ahli Bidang Kebijakan dan Regulasi Jasa Keuangan dan Pasar Modal
mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Keuangan
mengenai masalah kebijakan dan regulasi jasa keuangan dan pasar modal.
e. Staf Ahli Bidang Organisasi, Birokrasi, dan Teknologi Informasi mempunyai
tugas memberikan telaahan kepada Menteri Keuangan mengenai masalah
organisasi, birokrasi, dan teknologi informasi.
Dalam melaksanakan tugas, Menteri dapat menunjuk seorang Staf Ahli
sebagai Koordinator Staf Ahli.
4. Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan
Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas melaksanakan
pengkoordinasian penyusunan rencana strategis, kebijakan, dan standarisasi
teknologi informasi dan komunikasi, pengembangan sistem informasi dan
teknologi keuangan, pengelolaan operasional layanan teknologi informasi dan
komunikasi, dan pengelolaan Jabatan Fungsional Pranata Komputer.
Dalam melaksanakan tugasnya Pusat Sistem Informasi dan Teknologi
Keuangan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan
melalui Sekretaris Jenderal, menyelenggarakan fungsi :
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 49
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
a. koordinasi penyusunan rencana strategis teknologi informasi dan
komunikasi;
b. koordinasi dan pembinaan pengembangan arsitektur teknologi informasi
dan komunikasi;
c. koordinasi penyusunan kebijakan dan standarisasi tata kelola teknologi
informasi dan komunikasi;
d. koordinasi pelaksanaan manajemen program;
e. pembinaan pelaksanaan kebijakan dan standarisasi tata kelola teknologi
informasi dan komunikasi dan manajemen risiko teknologi informasi dan
komunikasi;
f. pelayanan pengembangan sistem informasi;
g. koordinasi pertukaran data dan pengelolaan basis data;
h. pengelolaan operasional layanan teknologi informasi dan komunikasi ;
i. pembinaan Jabatan Fungsional Pranata Komputer; dan
j. pelaksanaan administrasi pusat.
Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan terdiri dari :
a. Bagian Tata Usaha;
b. Bidang Perencanaan dan Kebijakan Teknologi Informasi dan Komunikasi;
c. Bidang Pengembangan Sistem Informasi;
d. Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi;
e. Bidang Operasional Teknologi Informasi dan Komunikasi; dan
f. Kelompok Jabatan Fungsional Pranata Komputer.
5. Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP)
Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilaiberdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas menyiapkan
rumusan kebijakan di bidang pembinaan profesi akuntan publik dan penilai
publik, pengembangan dan pengawasan jasa akuntan publik dan jasa penilai
publik, serta penyajian informasi akuntan dan penilai publik.Dalam
melaksanakan tugasnya PPAJP berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Menteri Keuangan melalui Sekretaris Jenderal.
Dalam melaksanakan tugas PPAJP menyelenggarakan fungsi :
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 50
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan profesi akuntan publik
dan penilai publik, register akuntan, perizinan, dan pengembangan jasa
akuntan dan jasa penilai;
b. penyiapan dan pelaksanaan program pemantauan kegiatan serta
pemeriksaan akuntan publik dan penilai publik;
c. penyajian informasi akuntan dan penilai publik.
Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai terdiri atas:
a. Bagian Tata Usaha;
b. Bidang Pembinaan Usaha dan Akuntan Publik;
c. Bidang Pembinaan Usaha dan Penilai Publik;
d. Bidang Pemeriksaan Usaha dan Akuntan Publik;
e. Bidang Pemeriksaan Usaha dan Penilai Publik;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
6. Pusat Analisis Dan Harmonisasi Kebijakan (Pushaka)
Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakanberdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 mempunyai tugas melaksanakan analisis,
harmonisasi dan sinergi kebijakan atas pelaksanaan program dan kegiatan
Menteri Keuangan, pengelolaan program dan kegiatan Menteri Keuangan, dan
pengelolaan indikator kinerja utama Kementerian.
Dalam melaksanakan tugasnya, Pushaka berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan melalui Sekretaris Jenderal.
Dalam melaksanakan tugas Pushaka menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan analisis, harmonisasi, dan sinergi kebijakan, program dan
kegiatan Menteri Keuangan di bidang pendapatan negara, pembiayaan
negara, pasar modal dan lembaga keuangan serta program dan kegiatan
pendukung lainnya;
b. pelaksanaan analisis, harmonisasi, dan sinergi kebijakan, program dan
kegiatan Menteri Keuangan di bidang belanja negara dan kekayaan
negara;
c. pelaksanaan pengelolaan program dan kegiatan Menteri Keuangan dan
Wakil Menteri Keuangan;
d. pelaksanaan pengelolaan indikator kinerja utama Kementerian Keuangan;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 51
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
e. pelaksanaan administrasi pusat.
Pushaka terdiri atas :
f. Bagian Tata Usaha;
g. Bidang Program dan Kegiatan I;
h. Bidang Program dan Kegiatan II;
i. Bidang Program dan Kegiatan III;
j. Kelompok Jabatan Fungsional.
7. Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik
BerdasarkanPeraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010,
Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik atau disebut Pusat LPSE
mempunyai tugas menyiapkan rumusan kebijakan di bidang pengadaan
barang/jasa pemerintah secara elektronik, pembinaan dan pengawasan
pelaksanaan pengadaan secara elektronik Kementerian Keuangan,
pengelolaan sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik serta memberikan
pelayanan pengadaan secara elektronik Kementerian/Lembaga. Dalam
melaksanakan tugasnya Pusat LPSE berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal.
Dalam melakasanakan tugas tersebut, Pusat LPSE menyelenggarakan
fungsi:
a. penyiapan regulasi di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah secara
elektronik di lingkungan Kementerian Keuangan;
b. pelayanan pengadaan secara elektronik kepada Panitia Pengadaan/Unit
Layanan Pengadaan Kementerian Keuangan serta
Kementerian/Lembaga/Komisi;
c. pembinaan dan pengawasan pelaksanaan pengadaan secara elektronik di
lingkungan Kementerian Keuangan; dan
d. pelaksanaan administrasi pusat.
Pusat LPSE terdiri dari:
a. Bagian Tata Usaha;
b. Bidang Registrasi dan Verifikasi;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 52
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
c. Bidang Layanan Teknis Pengguna;
d. Bidang Kebijakan dan Pengelolaan Sistem;
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
8. Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010,
Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai mempunyai tugas
menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, dan
evaluasi pelaksanaan kepatuhan pelaksanaan tugas, evaluasi kinerja, analisis
dan tindak lanjut kepatuhan internal, serta pelaksanaan pengawasan kepatuhan
internal, pemberian rekomendasi peningkatan pelaksanaan tugas dan
penyusunan rencana kerja, rencana strategik, dan laporan akuntabilitas kinerja
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Dalam melaksanakan tugasnya Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan
dan Cukai berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri yang
karena sifat tugasnya secara teknis operasional dan administratif
bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pusat Kepatuhan Internal
Kepabeanan dan Cukai menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, dan evaluasi
pelaksanaan kepatuhan pelaksanaan tugas;
b. perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, dan evaluasi
pelaksanaan evaluasi kinerja;
c. perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, dan evaluasi
pelaksanaan analisis dan tindak lanjut kepatuhan internal;
d. pengawasan kepatuhan pelaksanaan tugas seluruh unsur di lingkungan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
e. evaluasi kinerja seluruh unsur di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai;
f. penelitian, pemeriksaan, serta penyiapan bahan tanggapan dan tindak
lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional dan masyarakat;
g. investigasi internal atas pelanggaran kode etik dan pelanggaran disiplin
pegawai;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 53
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
h. pemberian rekomendasi peningkatan pelaksanaan tugas;
i. koordinasi penyusunan rencana kerja, rencana strategik, dan laporan
akuntabilitas kinerja Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; dan
j. pelaksanaan urusan tata usaha Pusat.
Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai terdiri dari:
a. Bidang Penegakan Kepatuhan Pelaksanaan Tugas;
b. Bidang Evaluasi Kinerja;
c. Bidang Analisis dan Tindak Lanjut Kepatuhan Internal;
d. Subbagian Tata Usaha;
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
Selain berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010,
terdapat juga unit struktural maupun non struktural dibawah kementerian
Keuangan yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden, Peraturan
Pemerintah, dan Peraturan Menteri Keuangan lainya, antara lain :
a. Sekretariat Pengadilan Pajak berdasarkan Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 83 Tahun 2003
b. Pusat Investasi Pemerintah berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2008
c. Komite Pengawas Perpajakan adalah unit non struktural yang dibentuk
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 54/PMK.9/2008. Dalam
operasionalnya berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
133/PMK.01/2010 dibantu oleh Sekretariat Komite Pengawas perpajakan
Dan sejak tanggal 31 Desember 2012 berdasarkan berlakunya Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otaritas Jasa Keuangan,
maka salah satu unit dalam Kementerian Keuangan yaitu Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, tugas dan fungsinya sepenuhnya
dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 54
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
2. Latihan KB 2
Kerjakanlah latihan di bawah ini. Kemudian sesuaikan jawaban Anda
dengan materi yang terdapat dalam Kegiatan Belajar 2 ini !
1. Untuk menyelenggarakan tugasnya, Inspektorat Jenderal Kementerian
Keuangan mempunyai fungsi-fungsi, jelaskan!
2. Sebutkan Badan atau Pusat dalam lingkungan Kementerian Keuangan,
beserta tugasnya!
3. Sebutkan unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan yang
mempunyai fungsi pengkajian kebijakan ekonomi, keuangan dan fiskal!
4. Menteri Keuangan dalam menjalankan tugasnya dapat dibantu oleh Staf
Ahli. Sebutkan Staf Ahli yang ada di Kementerian Keuangan!
5. Apakah tugas seorang Staf Ahli Menteri?
3. Rangkuman
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan merupakan perubahan dari
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Keuangan, yang merupakan perubahan dari Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 131/KMK.01/2006 dalam rangka meningkatkan
efektivitas dan kinerja organisasi Kementerian Keuangan, sehingga diperlukan
adanya penyempurnaan organisasi dan tata kerja Kementerian Keuangan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan yang terbaru, Kementerian
Keuangan terdiri dari: Wakil Menteri, Sekretariat Jenderal; Direktorat Jenderal
Anggaran; Direktorat Jenderal Pajak; Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
Direktorat Jenderal Perbendaharaan; Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan; Direktorat Jenderal Pengelolaan
Utang; Inspektorat Jenderal; Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan; Badan Kebijakan Fiskal; Badan Pendidikan dan Pelatihan
Keuangan; Staf Ahli Bidang Penerimaan Negara; Staf Ahli Bidang Pengeluaran
Negara; Staf Ahli Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Internasional; Staf Ahli
Bidang Kebijakan dan Regulasi Jasa Keuangan dan Pasar Modal; Staf Ahli
Bidang Organisasi, Birokrasi, dan Teknologi Informasi; Pusat Sistem Informasi
dan Teknologi Keuangan; Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai; Pusat
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 55
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Analisis dan Harmonisasi Kebijakan; Pusat Layanan Pengadaan Secara
Elektronik, dan Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai.
Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan sebagai unsur pembantu
pimpinan bertugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta
pembinaaan dan pemberian dukungan administratif kepada semua unsur di
lingkungan Kementerian Keuangan, baik kepada Menteri, Inspektorat Jenderal,
Direktorat Jenderal dan unit organisasi lainnya.
Sebagai unsur pengawasan di lingkungan Kementerian Keuangan,
Inspektorat Jenderal bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
tugas semua unsur agar dapat berjalan sesuai dengan rencana dan peraturan
yang berlaku.
Di bidang anggaran pendapatan dan belanja negara, sebagai unsur
pelaksana Kementerian Keuangan ialah Direktorat Jenderal Anggaran serta
Ditjen Perbendaharaan. Sedangkan di bidang penerimaan negara yang berasal
dari pajak, unsur pelaksana Kementerian Keuangan ialah Direktorat Jenderal
Pajak. Adapun Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagai unsur pelaksana
Kementerian Keuangan bertugas di bidang penerimaan Negara yang berasal
dari kepabeanan dan cukai serta mengamankan kebijaksanaan pemerintah
yang berkaitan dengan lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah
pabean dan pemungutan bea masuk serta pungutan negara lainnya.
Direktorat Jenderal lainnya di lingkungan Kementerian Keuangan ialah
Ditjen Kekayaan Negara serta Ditjen Perimbangan Keuangan dan Pengelolaan
Utang.
Terhitung sejak tanggal 31 Desember 2012 sesuai dengan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan
kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun,
Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya beralih dari
Menteri Keuangan dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
ke OJK.
Unit organisasi yang bertugas melaksanakan analisis di bidang fiskal
dan kerjasama internasional adalah Badan Kebijakan Fiskal.
Dalam hal tugas membina, mengkoordinasikan dan menyelenggarakan
kegiatan pendidikan, pelatihan dan penataran keuangan negara dalam rangka
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 56
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
pembinaan sumber daya manusia Kementerian Keuangan, dilaksanakan oleh
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan.
Sedangkan Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan mempunyai
tugas melaksanakan pembinaan, pelaksanaan, pengkoordinasian, dan
pelayanan serta pengembangan sistem informasi dan teknologi keuangan.
Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai bertugas menyiapkan rumusan
kebijakan di bidang pembinaan profesi akuntan publik dan penilai publik,
pengembangan dan pengawasan jasa akuntan publik dan jasa penilai publik,
serta penyajian informasi akuntan dan penilai publik. Pusat Analisis dan
Harmonisasi Kebijakan bertugas melaksanakan analisis dan harmonisasi serta
megnsinergikan kebijakan atas pelaksanaan program dan kegiatan Menteri
Keuangan.Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik bertugas merumuskan
kebijakan di bidang pegadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik,
pembinaan dan pengawasan pelaksanaan pengadaan Kementerian Keuangan,
pengelolaan sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik serta memberikan
pelayanan pengadaan secara elektronik Kementrian/Lembaga, sesuai dengan
kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan Pusat Kepatuhan Internal
Kepabeanan dan Cukai mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan,
standardisasi dan bimbingan teknis, dan evaluasi pelaksanaan kepatuhan
pelaksanaan tugas, evaluasi kinerja, analisis dan tindak lanjut kepatuhan
internal, serta pelaksanaan pengawasan kepatuhan internal, pemberian
rekomendasi peningkatan pelaksanaan tugas dan penyusunan rencana kerja,
rencana strategik, dan laporan akuntabilitas kinerja Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai, sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Tes Formatif
1. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011
tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mulai 31 Desember 2012 salah
satu fungsi kementerian Keuangan yag dialihkan ke OJK adalah fungsi yag
sebelumnya dijalankan oleh ...
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 57
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
a. Badan Kebijakan Fiskal
b. Badan Pengawas Pasar Modal – Lembaga Keuangan
c. Ditjen Pengelolaan Utang
d. Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan.
2. Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajak merupakan salah satu
Direktorat pada unit:
a. Ditjen Perbendaharaan
b. Badan Kebijakan Fiskal
c. Ditjen Anggaran
d. Ditjen Pajak.
3. Melaksanakan pengkoordinasian penyusunan rencana strategis, kebijakan,
dan standarisasi teknologi informasi dan komunikasi, pengembangan
sistem informasi dan teknologi keuangan, pengelolaan operasional layanan
teknologi informasi dan komunikasi, dan pengelolaan Jabatan Fungsional
Pranata Komputer, merupakan tugas dari:
a. Bapeksta Keuangan
b. Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan
c. Badan Informasi dan Teknologi Keuangan
d. Badan Akuntansi Keuangan Negara.
4. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pajak merupakan salah satu organisasi
yang berada dalam lingkungan:
a. Direktorat Jenderal Pajak
b. Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan
c. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
d. Badan Kebijakan Fiskal.
5. Pembinaan Jabatan Fungsional Pranata Komputer merupakan salah satu
fungsi dari unit organisasi dalam lingkungan:
a. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
b. Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai
c. Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan
d. Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 58
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
6. Direktorat Pengelolaan Kas Negara merupakan salah satu Direktorat pada
unit :
a. Ditjen Anggaran
b. Ditjen Perbendaharaan
c. Ditjen Pengelolaan Utang
d. Ditjen Kekayaan Negara
7. Unit di bawah ini merupakan unit yang berada dalam lingkungan Ditjen
Pengelolaan Utang, kecuali:
a. Direktorat Lelang Negara Perbankan
b. Direktorat Pinjaman dan Hibah
c. Direktorat Surat Utang Negara
d. Direktorat Strategi dan Portofolio Utang.
8. Staf Ahli Menteri Keuangan berkedudukan di bawah:
a. Koordinator Staf Ahli
b. Sekretariat Jenderal
c. Menteri Keuangan
d. Badan Kebijakan Fiskal.
9. Berikut adalah unit yang berada di bawah DJPK, kecuali:
a. Direktorat Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
b. Direktorat Pembiayaan dan Kapasitas Daerah
c. Direktorat Pembiayaan Syariah
d. Direktorat Dana Perimbangan
10. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan berada di bawah:
a. Ditjen Anggaran
b. Badan Kebijakan Fiskal
c. Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan
d. Ditjen Perbendaharaan.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 59
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokan jawaban Anda dengan kunci jawaban. Kemudian gunakan
rumus berikut unruk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi
kegiatan belajar ini.
Nilai =
Nilai 91 – 100 : Baik sekali
Nilai 81 – 90 : Baik
Nilai 71 – 80 : Cukup
Nilai 61 – 70 : Kurang
Nilai 0 – 60 : Sangat Kurang
Bila nilai Anda mencapai 81 atau lebih, berarti Anda telah memahami kegiatan
belajar ini. Bila nilai Anda kurang dari 81, berarti Anda harus mempelajari
kembali kegiatan belajar ini.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 60
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Kegiatan Belajar 3:
TUGAS, FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL DAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS KEMENTERIAN KEUANGAN
Indikator:
a. Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
b. Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
c. Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
d. Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;
e. Unit Pelaksana Teknis Kementerian Keuangan.
Tata Kerja Kementerian Keuangan
Semua unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan dalam
melaksanakan tugasnya selalu melakukan kegiatan-kegiatan yang menyangkut
tugas atau fungsi lebih dari satu pendekatan dari beberapa fungsi atau multi
fungsional. Artinya bahwa setiap permasalahan pelaksanaan tugas harus
dipandang dari berbagai fungsi yang terlibat di dalamnya, ini berarti bahwa
setiap pelaksanaan sebagian tugas umum pemerintah dan pembangunan di
bidang keuangan harus mengikutsertakan berbagai unit organisasi yang terlibat
di dalamnya, oleh sebab itu perlu adanya tata kerja.
Tata kerja adalah cara-cara pelaksanaan kerja yang seefisien mungkin
atas suatu tugas dengan mengikat segi-segi tujuan, peralatan, fasilitas, tenaga
kerja, waktu, ruang, dan biaya yang tersedia (LAN, 1997). Berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 kemudian diubah terakhir menjadi
Peraturan Presiden Nomor 47 tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi
Kementerian Negara dan Peraturan Presiden Nomor 95 tahun 2006
sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 22 tahun 2007 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal di lingkungan Departemen
Keuangan yang lebih lanjut diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan dalam
setiap pembentukan masing-masing unit organisasi, tata kerja bagi semua unit
organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan dalam melaksanakan
tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik
dalam lingkungan Kementerian, maupun dalam hubungan antara
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 61
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Kementerian/Instansi untuk kesatuan gerak yang serasi sesuai dengan tugas
pokoknya masing-masing.
Untuk hal tersebut, setiap pimpinan unit organisasi wajib mengawasi
pelaksanaan tugas bawahannya dan apabila terjadi penyimpangan agar
mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Oleh karena itu bagi setiap pimpinan unit organisasi diberi tanggung
jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya dan memberikan
bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. Selanjutnya
setiap pimpinan unit organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk,
bertanggungjawab kepada atasannya masing-masing dan menyampaikan
laporan pada waktunya. Dari setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan
unit organisasi yang lebih tinggi, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan
untuk menyusun laporan lebih lanjut dan memberikan petunjuk bagi bawahan.
Dalam menyampaikan laporan, tembusan laporan wajib disampaikan
juga kepada pimpinan unit organisasi lain yang secara fungsional mempunyai
hubungan kerja.
1. Uraian dan Contoh
Instansi vertikal adalah penyelenggara tugas dan fungsi Kementerian di
daerah. Instansi vertikal kementerian dapat dibedakan dalam 2 (dua) macam:
a. Bagi kementerian-kementerian yang masing-masing Direktorat Jenderalnya
dalam melakukan tugas dan fungsinya secara keseluruhan mempunyai
sifat yang sejenis (Integrated Type Department), penyelenggara tugas dan
fungsi kementerian di daerah dilaksanakan oleh Kantor Wilayah
Kementerian. Misalnya adalah Kementerian Agama.
b. Bagi kementerian-kementerian yang masing-masing Direktorat Jenderal
dalam melakukan tugas dan fungsinya mempunyai sifat dan jenis yang
berbeda-beda satu dengan lainnya (Holding Company Type Department),
penyelenggara tugas dan fungsi Kementerian di daerah dilaksanakan oleh
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal. Misalnya adalah Kementerian
Keuangan.
Guna tercapainya kesatuan gerak yang serasi di antara unit-unit instansi
vertikal di daerah, sesuai tugas dan fungsi, maka pada Kementerian yang
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 62
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
bertipe holding company unit-unit instansi vertikalnya dikoordinasikan oleh
salah seorang dari Kepala Instansi Vertikal. Misalnya dalam lingkungan
Kementerian Keuangan di Propinsi Jawa Timur terdapat Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan serta Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara, maka Kantor-kantor Wilayah Direktorat Jenderal tersebut
dikoordinir oleh Kepala Instansi Vertikal yang akan ditetapkan ditunjuk oleh
Menteri Keuangan.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 tahun
2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal dilingkungan
Departemen Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden
Nomor 22 tahun 2007, Instansi Vertikal di lingkungan Kementerian Keuangan
terdiri dari:
a. Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak,
b. Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,
c. Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan,
d. Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Karena Kementerian Keuangan mempunyai sifat holding company type
department, maka masing-masing Direktorat Jenderal mempunyai struktur
organisasi vertikal yang berbeda-beda. Berikut ini akan diuraikan satu persatu
struktur organisasi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal di lingkungan
Kementerian Keuangan.
A. Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak
Instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak terdiri dari :
1. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak;
2. Kantor Pelayanan Pajak;
3. Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil Ditjen Pajak) adalah
instansi vertikal Ditjen Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Direktur Jenderal Pajak. Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
adalah instansi vertikal Ditjen Pajak yang berada di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada Kepala Kanwil Ditjen Pajak. Sedangkan Kantor
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 63
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala KPP.
1. Tugas, Fungsi dan Tipologi Organisasi Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.01/2009
tentang organisasi dan tata kerja instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak,
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 167/PMK.01/2012, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
(Kanwil Ditjen Pajak) mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, bimbingan
teknis, pengendalian, analisis, evaluasi, penjabaran kebijakan serta
pelaksanaan tugas di bidang perpajakan berdasarkan peratuan perundang-
undangan yang berlaku.
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak terdiri dari :
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar dan Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus;
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Selain Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Pajak Jakarta Khusus
a. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar dan
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kanwil Ditjen Pajak Wajib Pajak
Besar dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus
menyelenggarakan fungsi:
1. Pemberian bimbingan dan evaluasi pelaksanaan tugas Direktorat Jenderal
Pajak;
2. Pengamanan rencana kerja dan rencana penerimaan di bidang perpajakan;
3. Bimbingan konsultasi dan penggalian potensi perpajakan serta pemberian
dukungan teknis komputer;
4. Pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data serta penyajian informasi
perpajakan;
5. Penyiapan dan pelaksanaan pemberian bantuan hukum;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 64
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
6. Bimbingan teknis pemeriksaan dan penagihan, serta pelaksanaan dan
administrasi penyidikan;
7. Bimbingan pelayanan dan penyuluhan, serta pelaksanaan hubungan
masyarakat;
8. Bimbingan dan urusan penyelesaian keberatan, pengurangan atau
penghapusan sanksi administrasi, dan pengurangan atau pembatalan
ketetapan pajak yang tidak benar, serta pelaksanaan urusan banding dan
gugatan;
9. Bimbingan dan penyelesaian pembetulan keputusan keberatan, keputusan
pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi, dan keputusan
pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar;
10. Pelaksanaan administrasi kantor.
Kanwil Ditjen Pajak Wajib Pajak Besar dan Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak Jakarta Khusus terdiri dari:
a. Bagian Umum;
b. Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi;
c. Bidang Pemeriksaan, Penyidikan, dan Penagihan Pajak;
d. Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat;
e. Bidang Keberatan dan Banding;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
b. Kantor Wilayah Direktorat Pajak Selain Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Wajib Pajak Besar dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Pajak Jakarta Khusus.
Dalam melaksanakan tugasnya, Kanwil Ditjen Pajak selain Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar dan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus menyelenggarakan fungsi:
1. Pemberian bimbingan dan evaluasi pelaksanaan tugas Direktorat Jenderal
Pajak;
2. Pengamanan rencana kerja dan rencana penerimaan di bidang
perpajakan;
3. Bimbingan konsultasi dan penggalian potensi perpajakan serta pemberian
dukungan teknis komputer;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 65
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
4. Pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data serta penyajian informasi
perpajakan;
5. Penyiapan dan pelaksanaan kerjasama perpajakan, pemberian bantuan
hukum serta bimbingan pendataan dan penilaian;
6. Bimbingan teknis pemeriksaan dan penagihan, serta pelaksanaan dan
administrasi penyidikan;
7. Bimbingan pelayanan dan penyuluhan, serta pelaksanaan hubungan
masyarakat;
8. Bimbingan dan penyelesaian keberatan, pengurangan atau penghapusan
sanksi administrasi, dan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak
yang tidak benar, serta pelaksanaan urusan banding dan gugatan;
9. Bimbingan dan penyelesaian pembetulan keputusan keberatan, keputusan
pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi, dan keputusan
pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar;
10. Bimbingan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan/atau bangunan.
11. Pelaksanaan administrasi kantor.
Kanwil Ditjen Pajak selain Kanwil Wajib Pajak Besar dan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus terdiri dari:
a. Bagian Umum;
b. Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi;
c. Bidang Kerjasama, Ekstensifikasi, dan Penilaian
d. Bidang Pemeriksaan, Penyidikan, dan Penagihan Pajak;
e. Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat;
f. Bidang Pengurangan, Keberatan dan Banding;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak membawahi Kantor Pelayanan
Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak Madya, Kantor Pelayanan
Pajak Pratama, dan Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan.
Kepala Kanwil Ditjen Pajak adalah jabatan eselon II a, Kepala KPP adalah
jabatan eselon III a, sedangkan Kepala KP2KP adalah jabatan eselon IV a.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 66
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
2. Tugas, Fungsi dan Tipologi Organisasi Kantor Pelayanan Pajak
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal
Pajak berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor
Wilayah. Sedangkan KPP terdiri dari : KPP Wajib Pajak Besar; KPP Madya dan
KPP Pratama.
a. Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar dan KPP Madya.
KPP Wajib Pajak Besar dan KPP Madya mempunyai tugas melaksanakan
penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah,
dan Pajak Tidak Langsung Lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan
perundang-undangan yang berlaku.
b. Kantor Pelayanan Pajak Pratama
KPP Pratama mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan,
dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan
Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya,
Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
dalam wilayah wewenangnya berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
c. Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan adalah
instansi vetikal Ditjen Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala KPP Pratama.
KP2KP mempunyai tugas melakukan urusan pelayanan, penyuluhan, dan
konsultasi perpajakan kepada masyarakat serta membantu KPP Pratama
dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat.
B. Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Sesuai Perpres Nomor 95 tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan
Perpres Nomor 22/2007 tentang instansi vertikal Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai terdiri dari :
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 67
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
a. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
b. Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai
c. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.1/2012
tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai, instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terdiri dari:
a. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; dan Kantor Wilayah
Direktorat Jederal Bea dan Cukai Khusus Kepulauan Riau (Kanwil
Khusus);
b. Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai;
c. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai.
1. Tugas, Fungsi dan Tipologi Organisasi Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.01/2012
tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (Kanwil DJBC)
mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, bimbingan teknis, pengendalian,
evaluasi dan pelaksanaan tugas di bidang kepabeanan dan cukai dalam
wilayah kerjanya berdasarkan peratuan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kanwil Ditjen Bea dan Cukai
menyelenggarakan fungsi:
a. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan
kepabeanan dan cukai;
b. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis, pengawasan teknis, dan
penyelesaian masalah di bidang kepabeanan dan cukai atas unit-unit
operasional didaerah wewenangnya;
c. Pengendalian, evaluasi dan pelaksanaan pemberian perijinan dan fasilitas
di bidang kepabeanan dan cukai;
d. Pelaksanaan penelitian atas keberatan terhadap penetapan di bidang
kepabeanan dan cukai;
e. Pengendalian, evaluasi, pengkoordinasian, dan pelaksanaan intelijen di
bidang kepabeanan dan cukai;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 68
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
f. Pengendalian, evaluasi, pengkoordinasian, dan pelaksanaan patroli dan
operasi pencegahan pelanggaran peraturan perundang-undangan,
penindakan, dan penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai;
g. Pengendalian dan pemantauan tindak lanjut hasil penindakan dan
penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai;
h. Perencanaan dan pelaksanaan audit serta evaluasi hasil audit di bidang
kepabeanan dan cukai;
i. Pengkoordinasian dan pelaksanaan pengolahan data, penyajian informasi
dan laporan di bidang kepabeanan dan cukai;
j. Pengendalian, pengelolaan, dan pemeliharaan sarana operasi dan senjata
api Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
k. Pengkoordinasian dan pelaksanaan pengawasan pelaksanaan tugas, dan
evaluasi kinerja;
l. Pelaksanaan administrasi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai.
Susunan organisasi Kanwil DJBC terdiri dari:
a. Bagian Umum;
b. Bidang Kepabeanan dan Cukai;
c. Bidang Fasilitas Kepabeanan;
d. Bidang Penindakan dan Penyidikan;
e. Bidang Kepatuhan Internal dan Audit;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pembentukan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Khusus
Kepulauan Riau didasarkan pada karakteristik yang spesifik yaitu pemisahan
pelaksanaan fungsi penindakan dan fungsi penyidikan.Kepala Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah jabatan struktural eselon II.a.
Kantor Wilayah Khusus terdiri dari:
a. Bagian Umum;
b. Bidang Kepabeanan dan Cukai;
c. Bidang Penindakan dan Sarana Operasi;
d. Bidang Penyidikan dan Barang Hasil Penindakan;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 69
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
e. Bidang Kepatuhan Internal Audit;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
2. Tugas, Fungsi dan Tipologi Organisasi Kantor Pelayanan Utama
Bea dan Cukai
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.01/2012
tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai, Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai (KPU) mempunyai tugas
melaksanakan pelayanan dan pengawasan, penelitian atas keberatan serta
audit di bidang kepabeanan dan cukai dalam daerah wewenangnya
berdasarkan peratuan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, KPU menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan pelayanan teknis di bidang Kepabeanan dan cukai;
b. Pelaksanaan pelayanan perijinan dan fasilitas di bidang kepabeanan dan
cukai;
c. Pelaksanaan pemberian bimbingan kepatuhan, konsultasi dan layanan
informasi di bidang kepabeanan dan cukai;
d. Pelaksanaan pemungutan dan pengadministrasian bea masuk, cukai dan
pungutan negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal;
e. Pelaksanaan intelijen, patroli, penindakan, dan penyidikan di bidang
kepabeanan dan cukai;
f. Pelaksanaan penelitian atas keberatan terhadap penetapan di bidang
kepaeanan dan cukai dan penyiapan administrasi urusan banding;
g. Perencanaan dan pelaksanaan audit serta evaluasi hasil audit di bidang
kepabeanan dan cukai;
h. Penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan dan pendistribusian dokumen
kepabeanan dan cukai;
i. Pelaksanaan pengolahan data, penyajian informasi dan laporan
kepabeanan dan cukai;
j. Pengelolaan dan pemeliharaan sarana operasi, sarana komunikasi, dan
senjata api;
k. Pengawasan pelaksanaan tugas dan evaluasi kinerja;
l. Pelaksanaan administrasi Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 70
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai terdiri dari 2 (dua) tipe yaitu KPU
Tipe A (Tanjung Priok) dan KPU Tipe B (Batam).Kepala Kantor Pelayanan
Utama Bea dan Cukai Tipe A adalah jabatan eselon II.a. Sedangkan Kepala
Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B adalah jabatan eselon II.b.
Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Kantor Pelayanan Utama Bea
dan Cukai Tipe A dan Tipe B dapat membawahi Kantor Bantu Pelayanan Bea
dan Cukai dan/atau Pos Pengawasan Bea dan Cukai.
3. Tugas, Fungsi dan Tipologi Organisasi Kantor Pengawasan dan
Pelayanan Bea dan Cukai
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.01/2012
tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai, Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (Kantor
Pengawasan dan Pelayanan) mempunyai tugas melaksanakan pengawasan
dan pelayanan kepabaeanan dan cukai dalam daerah wewenangnya
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kantor Pengawasan dan Pelayanan
menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan intelijen, patroli, penindakan, dan penyidikan di bidang
kepabeanan dan cukai;
b. Pengelolaan dan pemeliharaan sarana operasi, sarana komunikasi, dan
senjata api.
c. Pelaksanaan pelayanan teknis di bidang kepabeanan dan cukai;
d. Pelaksanaan pemberian perijinan dan fasilitas di bidang kepabeanan dan
cukai;
e. Pelaksanaan pemungutan dan pengadministrasian bea masuk, cukai, dan
pungutan negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal;
f. Penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan dan pendistribusian dokumen
kepabeanan dan cukai;
g. Pelaksanaan pengolahan data, penyajian informasi dan laporan
kepabeanan dan cukai;
h. Pengawasan pelaksanaan tugas dan evaluasi kinerja;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 71
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
i. Pelaksanaan administrasi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan
Cukai.
Kantor Pengawasan dan Pelayanan terdiri dari 6 (enam) tipe yaitu :
a. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean;
b. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Cukai;
c. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean A;
d. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B;
e. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C;
f. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Pratama.
Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Pabean,
Tipe Cukai, Tipe Madya Pabean A dan Tipe Madya Pabean B adalah jabatan
struktural eselon III.a. Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan
Cukai Tipe Pabean C adalah jabatan struktural eselon III.b. Sedangkan Kepala
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Pratama adalah
jabatan struktural eselon IV.a. Seperti Kantor Pelayanan Utama, Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean, Madya
Cukai, Tipe Madya Pabean A, Tipe Madya Pabean B, Tipe madya Pabean C,
dan Tipe Pratama dapat membawahi Kantor Bantu Pelayanan Bea dan Cukai
dan/atau Pos Pengawasan Bea dan Cukai.
C. Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 169/PMK.01/2012 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan, Instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan terdiri
dari :
1. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
2. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan adalah instansi
vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada dibawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 72
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
1. Tugas, Fungsi dan Tipologi Organisasi Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 169/PMK.01/2012
Tentang organisasi dan tata kerja instansi vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan, Kanwil Ditjen Perbendaharaan mempunyai tugas
melaksanakan koordinasi, pembinaan, penyuluhan, bimbingan teknis,
penelaahan, monitoring, evaluasi, penyusunan laporan, verifikasi dan
pertanggungjawaban di bidang perbendaharaan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugas tersebut Kantor Wilayah Ditjen
Perbendaharaan menyelenggarakan fungsi:
a. penelaahan, pengesahan, dan revisi dokumen pelaksanaan anggaran, serta
penyampaian pelaksanaannya kepada instansi yang telah ditentukan;
b. penelaahan dan penilaian keserasian antara dokumen pelaksanaan
anggaran dengan pelaksanaan di daerah;
c. pemberian bimbingan teknis pelaksanaan dan penatausahaan anggaran;
d. pemantauan realisasi pelaksanaan anggaran;
e. pembinaan teknis sistem akuntansi;
f. pelaksanaan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan pemerintah;
g. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penyaluran dana perimbangan;
h. pembinaan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU)
i. pembinaan pengelolaan penerimaan negara bukan pajak (PNBP);
j. pelaksanaan pengelolaan dana investasi dan pemberian pinjaman kepada
daerah;
k. pengawasan kewenangan dan pelaksanaan teknis perbendaharaan dan
bendahara umum negara;
l. pelaksanaan verifikasi atas pertanggungjawaban belanja program pensiun;
m. verifikasi dan penatausahaan pertanggungjawaban dana Perhitungan Fihak
Ketiga (PFK);
n. pelaksanaan kehumasan;
o. pelaksanaan administrasi Kantor Wilayah.
Susunan organisasi Kanwil Ditjen Perbendaharaan terdiri dari:
b. Bagian Umum;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 73
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
c. Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran I;
d. Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II;
e. Bidang Pembinaan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan;
f. Bidang Supervisi KPPN dan Kepatuhan Internal;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Kepala Kantor Wilayah adalah jabatan struktural eselon II.a.
2. Tugas, Fungsi dan Tipologi Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 169/PMK.01/2012,
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) terdiri dari 5 tipe sebagai
berikut :
a. KPPN Tipe A1;
b. KPPN Tipe A2;
c. KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah;
d. KPPN Khusus Penerimaan; dan
e. KPPN Khusus Investasi
KPPN tipe A1 dan A2 mempunyai tugas melaksanakan kewenangan
perbendaharaan dan bendahara umum, penyaluran pembiayaan atas beban
anggaran, serta penatausahaan penerimaan dan pengeluaran anggaran
melalui dan dari kas negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tipe A1 dan A2
adalah instansi vertikal yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Kantor Wilayah.
KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah mempunyai tugas melaksanakan
penyaluran pembiayaan atas beban anggaran untuk dana yang berasal dari
luar dan dalam negeri secara lancar, transparan, dan akuntabel serta
melaksanakan kewenangan perbendaharaan dan bendahara umum negara,
penyaluran pembiayaan atas beban anggaran, serta penatausahaan
penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui dan dari kas negara
berdasarkan peraturan perundang-undangan. KPPN Khusus Pinjaman dan
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 74
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Hibah adalah instansi vertikal yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Pengelolaan Kas Negara.
KPPN Khusus Penerimaan mempunyai tugas melaksanakan penerimaan,
pengelolaan, pelaporan, dan rekonsiliasi transaksi data penerimaan serta
penatausahaan penerimaan negara melalui dan dari kas negara berdasarkan
peraturan perundang-undangan. KPPN Khusus Penerimaan adalah instansi
vertikal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
Pengelolaan Kas Negara.
KPPN Khusus Investasi mempunyai tugas melaksanakan penatausahaan
naskah perjanjian investasi, penyaluran dana investasi pemerintah,
penghitungan, penagihan, dan penerbitan perintah membayar investasi
pemerintah, penerusan pinjaman, kredit program, dan investasi lainnya. KPPN
Khusus Investasi adalah instansi vertikal yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur Sistem Manajemen Investasi.
D. Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Sesuai Perpres Nomor 95 tahun 2006 instansi vertikal Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara terdiri dari :
a. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;
b. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang.
Kanwil Ditjen Kekayaan Negara adalah instansi vertikal Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara yang berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara.
1. Tugas, Fungsi dan Tipologi Organisasi Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 170/PMK.01/2012,
Kanwil Ditjen Kekayaan Negara mempunyai tugas melaksanakan koordinasi,
bimbingan teknis, pengendalian, evaluasi, dan pelaksanaan tugas di bidang
kekayaan negara, piutang negara dan lelang.
Dalam melaksanakan tugas tersebut Kantor Wilayah Ditjen Kekayaan
Negara menyelenggarakan fungsi:
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 75
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
a. pemberian bimbingan teknis, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan di
bidang kekayaan negara;
b. pemberian bimbingan teknis, supervisi, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan di bidang penilaian;
c. pemberian bimbingan teknis, penggalian potensi, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan pengurusan piutang negara;
d. pemberian bahan pertimbangan atas usul penghapusan, keringanan
hutang, pencegahan, paksa badan atau penyelesaian piutang negara;
e. pemberian bimbingan teknis pengelolaan barang jaminan dan pemeriksaan
harta kekayaan atau barang jaminan yang tidak diketemukan milik
penanggung hutang atau penjamin hutang;
f. pemberian bimbingan teknis, penggalian potensi, pemantauan, evaluasi
dan verifikasi lelang serta pengembangan lelang;
g. pemberian pelayanan bantuan hukum di bidang kekayaan negara,
penilaian, piutang negara dan lelang;
h. pemberian bimbingan teknis pemantauan, evaluasi, dan pelaksanaan
pelayanan informasi serta pelaksanaan verifikasi pengurusan piutang
negara dan lelang;
i. pembinaan terhadap Penilai, Usaha Jasa Lelang, dan Profesi Pejabat
Lelang;
j. pelaksanaan dan pengawasan teknis pengelolaan kekayaan negara,
penilaian, pengurusan penilaian dan pengurusan piutang negara dan
lelang;
k. pelaksanaan penilaian dan pengurusan piutang negara;
l. pelaksanaan administrasi Kantor Wilayah.
Kantor Wilayah DJKN terdiri dari :
a. Bagian Umum;
b. Bidang Pengelolaan Kekayaan Negara;
c. Bidang Penilaian;
d. Bidang Piutang Negara;
e. Bidang Lelang;
f. Bidang Kepatuhan Internal, Hukum, Hukum dan Informasi;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 76
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
2. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) mempunyai
tugas melaksanakan pelayanan di bidang kekayaan Negara, penilaian, piutang
Negara, dan lelang.
Seperti halnya Kantor Wilayah Ditjen-ditjen yang lain, Kepala Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara adalah jabatan eselon II.a,
Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang eselon III.a.
Dalam pelaksanaan tugasnya, Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan
Negara dan Lelang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Kantor Wilayah Ditjen Kekayaan Negara setempat.
E. Unit Pelaksana Teknis Kementerian Keuangan
Sesuai kebutuhan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibentuk sebagai pelaksana tugas teknis penunjang Direktorat Jenderal/Badan/Pusat. UPT Kementerian Keuangan terdiri dari sebagai berikut :
1. Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan
Adalah unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Pajak di bidang
pengolahan data dan dokumen perpajakan, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pajak. Pusat
Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan dipimpin oleh seorang Kepala
dan dalam pelaksanaan tugasnya secara teknis fungsional dibina oleh
Direktur Teknologi Informasi Perpajakan.
Tugas Utama Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan
melaksanakan penerimaan, pemindaian, perekaman, dan penyimpanan
dokumen perpajakan dengan memanfaatkan teknologi informasi
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pusat Pengolahan Data dan
Dokumen Perpajakan berlokasi di Jakarta dan dipimpin oleh seorang
kepala dengan jabatan struktural eselon II.b., Sedangkan untuk wilayah
kerja diluar Jakarta dibentuk Kantor Pengolahan Data dan Dokumen
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 77
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Perpajakan (KPDDP) yang dipimpin pejabat struktural eselon III.b,
berdasar Peraturan Kementerian Keuangan Nomor 172/PMK.01/2012 ada
2 KPDDP yaitu Makassar dan Jambi.
2. Kantor Pengolahan Data Eksternal
Adalah unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Pajak di bidang
pengolahan data dan dokumen yang berkaitan dengan perpajakan yang
diberikan oleh instansi pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak lain, yang
berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur
Jenderal Pajak, dan secara teknis fungsional dibina oleh Direktur Teknologi
Informasi Perpajakan. Berlokasi di Jakarta dan dipimpin oleh seorang
kepala dengan jabatan struktural eselon III.a.
3. Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan Direktorat Jenderal Pajak
Adalah unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Pajak di bidang layanan
pemberian informasi perpajakan, penanganan pengaduan, dan pemberian
himbauan kepada Wajib Pajak dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Direktur Jenderal Pajak. Berlokasi di Jakarta dan dipimpin oleh
seorang kepala dengan jabatan struktural eselon III.a.
4. Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai
Berbeda dengan Direktorat Jenderal yang lain, Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai dalam melaksanakan tugas-tugasnya terutama dalam rangka
penyidikan dan penegakan serta pengawasan dan pengamanan terhadap
kemungkinan adanya penyalahgunaan di bidang impor/ekspor yang merugikan
negara, dilengkapi dengan sarana operasi.
Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai adalah Unit Pelaksana Teknis
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di bidang pengelolaan sarana patroli dan
operasi yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai
secara teknis fungsional dibina oleh Direktur Penindakan dan Penyidikan.
Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai menurut Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 448/KMK.01/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 175/PMK.01/2012
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 78
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan pengoperasian sarana
operasi Bea dan Cukai dalam rangka menunjang patroli dan operasi
pencegahan dan penindakan di bidang kepabeanan dan cukai berdasarkan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai terdiri dari 2 (dua) tipe yaitu
Tipe A dan Tipe B.
Kepala Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe A adalah jabatan
eselon III a sedang Kepala Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai tipe B
adalah jabatan eselon III b. Terdapat 4 (empat) Pangkalan Sarana Operasi Bea
dan Cukai yang berlokasi di Tanjung Balai Karimun (Tipe A), Batam (Tipe B),
Tanjung Priok (Tipe B), dan Pantoloan (Tipe B).
5. Balai Pengujian dan Identifikasi Barang
Adalah Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di
bidang pengujian dan identifikasi barang yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Balai
Pengujian dan Identifikasi Barang secara teknis fungsional dibina oleh Direktur
Teknis Kepabeanan.
Balai Pengujian dan Identifikasi Barang menurut Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 449/KMK.01/2001 yang diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 176/PMK.01/2012 mempunyai tugas melaksanakan
pengujian laboratoris dan identifikasi barang berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Balai Pengujian dan Identifikasi Barang terdiri dari dua tipe yaitu Tipe A
dan Tipe B. Kepala Balai Pengujian dan Identifikasi Barang Tipe A adalah
jabatan eselon IIIa sedangkan Kepala Balai Pengujian Tipe B adalah eselon
IIIb. Terdapat 3 (tiga) Balai Pengujian dan Identifikasi Barang yang berlokasi di
Jakarta (Tipe A), Medan dan Surabaya (Tipe B).
6. Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (Balai Diklat) adalah Unit
Pelaksana Teknis Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan yang berada di
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 79
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan Pendidikan dan
Pelatihan Keuangan.
Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan menurut Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 66/PMK.02/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.01/2012 mempunyai tugas
melaksanakan penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan penataran
keuangan Negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan adalah jabatan eselon
III a. Saat ini terdapat 11 (sebelas) Balai Diklat yang berlokasi di Medan, Pekan
Baru, Palembang, Cimahi, Yogyakarta, Malang, Denpasar, Pontianak,
Balikpapan, Makassar, dan Manado.
7. Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan
Adalah unit pelaksana teknis Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 52/PMK.01/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan, Badan Pendidikan dan
Pelatihan Keuangan berada di bawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Sumber
Daya Manusia. Berlokasi di Magelang dan dipimpin oleh seorang kepala
dengan jabatan struktural eselon III.a.
8. Kantor Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Barang Milik
Negara
adalah Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada Kepala Pusat Sistem Informasi dan Teknologi
Keuangan. Kantor Pengelolaan TIK dan BMN mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi dan barang
milik negara. Kantor Pengelolaan TIK dan BMN adalah jabatan struktural
eselon III a.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 80
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
2. Latihan KB 3
Kerjakanlah latihan di bawah ini. Kemudian sesuaikan jawaban Anda
dengan materi yang terdapat dalam Kegiatan Belajar 1 ini.
1. Sebagai penyelenggara tugas dan fungsi di daerah instansi vertikal suatu
kementerian dapat dibedakan menjadi dua macam. Sebutkan dan jelaskan!
2. Sebutkan Direktorat Jenderal di lingkungan Kementerian Keuangan yang
tidak mempunyai Kantor Wilayah!
3. Selain kantor operasional yang berada di bawah Kantor Wilayah,
Kementerian Keuangan mempunyai juga kantor-kantor operasional lain
yang tidak berada di bawah Kanwil. Sebutkan!
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Unit Pelaksana Teknis!
5. Apakah tugas Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan?
6. Sebutkan Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
beserta tugas masing-masing UPT!
3. Rangkuman
Instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak di daerah yaitu Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal Pajak. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajakterdiri
dari Kanwil Ditjen Pajak Wajib Pajak Besar dan Kanwil Ditjen Pajak Jakarta
Khusus serta Kanwil Ditjen Pajak selain Kanwil Ditjen Pajak Wajib Pajak Besar
dan Kanwil Ditjen Pajak Jakarta Khusus. Sedangkan Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) terdiri dari KPP Wajib Pajak Besar, KPP Madya, dan KPP Pratama serta
KP2KP.
Di bidang kepabeanan dan cukai instansi vertikal di daerah ialah Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai membawahi Kantor Pengawasan dan
Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) yang terdiri dari 6 (enam) tipe, yaitu: Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean, Tipe Madya
Cukai, Tipe Madya Pabean A, Tipe Madya Pabean B, Tipe Madya Pabean, dan
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Pratama.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 81
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan adalah instansi
vertikal dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan, yang berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan. Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan membawahi Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara yang terdiri dari 5 tipe yaitu KPPN Tipe A1, Tipe A2,
Khusus Pinjaman dan Hibah, Khusus Penerimaan, dan KPPN Khusus Investasi
Adapun di bidang kekayaan negara, instansi vertikal di daerah ialah
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang berada di bawah
dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara.
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara membawahi Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL).
Walaupun Kementerian Keuangan merupakan holding company type
department, tetapi tidak semua Direktorat Jenderalnya mempunyai Kantor
Wilayah. Direktorat Jenderal Anggaran, Direktorat Jenderal Perimbangan
Keuangan, dan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang tidak mempunyai
instansi vertikal di daerah, karena tugas pekerjaan Direktorat Jenderal tersebut
lebih bersifat pembinaan, pemberian bimbingan, pengarahan, dan pemantauan.
Unit Pelaksana Teknis merupakan pelaksana tugas-tugas teknis
penunjang Direktorat Jenderal ataupun Badan yang dibentuk secara selektif
sesuai kebutuhan dan ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.
4. Tes Formatif
1. Tipe Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai ada 6 tipe, diantara adalah :
a. Tipe Madya Pabean
b. Tipe Cukai
c. Tipe A khusus;
d. Tidak ada tipe.
2. Tipe Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ada 5 tipe, diantaranya
adalah tipe:
a. Tipe A1
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 82
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
b. Tipe Madya;
c. Pratama;
d. Tidak ada tipe.
3. Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai secara teknis fungsional dibina:
a. Direktur Jenderal Bea dan Cukai;
b. Direktur Penindakan dan Penyidikan;
c. Kepala Kantor Wilayah Ditjen Bea dan Cukai;
d. Sekretaris Ditjen Bea dan Cukai.
4. Instansi vertikal di lingkungan Kementerian Keuangan terdiri dari:
a. Instansi Vertikal DJP
b. Instansi Vertikal DJBC
c. Instansi Vertikal DJPB
d. Instansi Vertikal DJPK
5. Instansi Vertikal DJP terdiri dari, kecuali:
a. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
b. Kantor Pelayanan Pajak
c. Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan
d. Pangkalan Sarana Operasi
6. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara adalah unit organisasi yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada:
a. Direktur Jenderal Kekayaan Negara;
b. Ketua Panitia Kekayaan Negara;
c. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;
d. Menteri Keuangan melalui Direktur Jenderal Kekayaan Negara.
7. Balai Pengujian dan Identifikasi Barang secara teknis fungsional dibina
oleh:
a. Direktur Jenderal Bea dan Cukai;
b. Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai;
c. Direktur Teknis Kepabeanan;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 83
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
d. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
8. Kantor operasional di bawah Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai adalah:
a. Kantor Inspeksi Bea dan Cukai;
b. Kantor Cabang Inspeksi Bea dan Cukai;
c. Kantor Pemeriksaan Bea dan Cukai;
d. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai.
9. Kanwil Ditjen Pajak Wajib Pajak Besar dan Kanwil Ditjen Pajak Jakarta
Khusus terdiri dari, kecuali:
a. Bidang Kerjasama, Ekstensifikasi, dan Penilaian
b. Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi
c. Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Penagihan Pajak
d. Bagian Umum
10. Kepala KPKNL adalah pejabat setingkat :
a. eselon II a;
b. eselon III a;
c. eselon III b ;
d. eselon IV a .
11. Susunan organisasi Kanwil Ditjen Perbendaharaan terdiri dari, kecuali:
a. Bidang Pelaksanaan Anggaran
b. Bidang Pembinaan Perbendaharaan I
c. Bidang Akuntansi dan Pelaporan
d. Bidang Audit.
12. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
adalah:
a. Sekolah Tinggi Akuntansi Keuangan Negara (STAN);
b. Balai Diklat Keuangan;
c. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai;
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 84
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
d. Balai Program Diploma Keuangan.
13. Instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak terdiri dari antara lain:
a. Kantor Pelayanan dan Pengamatan Potensi Perpajakan;
b. Kantor Pemeriksaan PBB;
c. Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Kosultasi Perpajakan;
d. Kantor Inspeksi Pajak.
14. UPT di lingkungan Kementerian Keuangan antara lain:
a. Kantor Pelayanan Pajak;
b. Sekolah Tinggi Akuntansi Negara;
c. Balai Pengujian dan Identifikasi Barang;
d. Kantor Bantu Pelayanan Bea dan Cukai.
15. Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan tugasnya
bertanggung jawab kepada:
a. Kantor Wilayah Ditjen Pajak;
b. Kantor Pelayanan Pajak Madya;
c. Kantor Pelayanan Pajak Pratama;
d. Direktur Jenderal Pajak.
16. Balai Pengujian dan Identifikasi Barang berada di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada:
a. Direktur Jenderal Bea dan Cukai;
b. Direktur Teknis Kepabeanan;
c. Direktur Pencegahan dan Penyidikan;
d. Kepala Kantor Wilayah Ditjen Bea dan Cukai.
5. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban. Kemudian gunakan
rumus berikut unruk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi
kegiatan belajar ini.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 85
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Nilai =
Nilai 91 – 100 : Baik sekali
Nilai 81 – 90 : Baik
Nilai 71 – 80 : Cukup
Nilai 61 – 70 : Kurang
Nilai 0 – 60 : Sangat Kurang
Bila nilai Anda mencapai 81 atau lebih, berarti Anda telah memahami kegiatan
belajar pada modul ini. Bila nilai Anda kurang dari 81, berarti Anda harus
mempelajari kembali setiap kegiatan belajar pada modul ini.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 86
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
TES SUMATIF
I. Pilihlah B bila pernyataan BENAR, dan A bila pernyataan SALAH
1. B – S Direktorat Jenderal merupakan unsur pelaksana yang
mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan
dan standardisasi teknis di bidangnya
2. B – S Staf Ahli dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari didukung oleh
Sekretariat Jenderal.
3. B – S Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, Inspektur Jenderal,
Kepala Badan dan Staf Ahli diangkat dan diberhentikan oleh
Menteri yang bersangkutan
4. B – S Direktorat Jenderal mempunyai tugas merumuskan dan
melaksanakan tugas tertentu di bidangnya yang tidak
dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal.
5. B – S Kementerian di pimpin oleh Menteri Negara yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
6. B – S Koordinasi fungsional diagonal adalah koordinasi yang
dilakukan oleh seorang pejabat Pimpinan atau suatu instansi
terhadap pejabat atau instansi lain yang sederajat tingkatannya.
7. B – S Sekretariat Jenderal berkedudukan sebagai unsur pembantu
pimpinan yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
8. B – S Pusat Investasi Pemerintah (PIP) tidak diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010
9. B – S Kepala Balai Pengujian dan Identifikasi Barang Tipe B adalah
jabatan eselon III/b
10. B – S KPP Pratama mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan,
pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang PPh, PPN,
PPnBM, dan pajak tidak langsung lainnya.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 87
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
II. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerjasama,
dan hubungan masyarakat adalah ….
a. fungsi Direktorat Jenderal
b. fungsi Inspektorat Jenderal
c. fungsi Sekretariat Jenderal
d. fungsi Badan dan/atau Pusat
2. Organisasi pemerintah pusat yang lebih kecil dan organisasi di daerah
lebih besar dari pada pusat, merupakan ciri dari ….
a. organisasi flat
b. organisasi ramping
c. organisasi berbentuk piramida
d. organisasi terstruktur
3. Menteri dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Staf Ahli. Staf Ahli ….
a. berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
b. berada di bawah Sekretariat Jenderal dan bertanggung jawab kepada
Menteri
c. berada di bawah dan bertanggun jawab kepada Sekretariat Jenderal
d. berada di bawah dan bertanggun jawab kepada Direktorat Jenderal
yang menjadi bidang tugasnya.
4. Jabatan fungsional yang kedudukannya menunjukkan tugas yang dilandasi
oleh pengetahuan, metodologi dan teknis analisis yang didasarkan atas
disiplin ilmu atau berdasarkan sertifikat yang setara dengan keahlian,
disebut ….
a. Jabatan Fungsional Keahlian
b. Jabatan Fungsional Keterampilan
c. Jabatan Fungsional Peneliti
d. Jabatan Fungsional Pengkaji
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 88
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
5. Koordinasi yang dilakukan oleh seorang pejabat pimpinan atau suatu
instansi terhadap pejabat atau instansi lainnya yang berada dalam suatu
wilayah tertentu disebut ….
a. koordinasi fungsional horizontal
b. koordinasi fungsional diagonal
c. koordinasi fungsional internal
d. koordinasi fungsional territorial
6. Salah satu fungsi Sekretariat Jenderal Kementerian antara lain ….
a. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang keuangan dan
kekayaan negara
b. merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di
bidang keuangan sesuai dengan kebijakn yang ditetapkan oleh Menteri
c. penyusunan standar, norma, pedoman, criteria, dan prosedur di bidang
kelembagaan
d. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsipdan
dokumentasi Kementerian
7. Prinsip-prinsip pengorganisasian antara lain ….
a. asas harmonisasi tugas
b. asas fungsionalisasi
c. asas pembagian wilayah
d. asas desentralisasi
8. Pola fungsi Inspektorat Jenderal setiap Kementerian adalah ….
a. penyiapan perumusan kebijakan teknis
b. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawabnya
c. penyelenggaraan pengelolaan administrasi umum untuk mendukung
transparansi pelaksanaan tugas
d. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 89
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
9. Tugas Staf Ahli Menteri adalah….
a. tugas staf ahli yaitu merumuskan kebijakan masalah tertentu sesuai
dengan bidang keahliannya
b. tugas Staf Ahli yaitu merumuskan kebijakan umum tertentu sesuai
bidang keahliannya
c. Staf Ahli mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri
mengenai masalah tertentu sesuai bidang keahliannya
d. Staf Ahli mempunyai tugas memberikan dukungan keahlian dan
perumusan kebijakan mengenai masalah tertentu sesuai bidang
keahliannya
10. Kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan dan susunan organisasi
Kementerian Negara diatur dalam....
a. Peraturan Pemerintah
b. Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang
c. Penetapan Presiden
d. Peraturan Presiden
11. Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan diatur dalam …
a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2006
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 54/PMK.01/2007
c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010
d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/ PMK.01/2008
12. Di bawah ini yang tidak masuk dalam Direktorat Jenderal Pajak adalah ….
a. Direktorat Intelijen dan Penyidikan
b. Direktorat Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan
c. Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan
d. Direktorat Pajak Daerah
13. Tugas Direktorat Jenderal Perbendaharaan adalah …
a. merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di
bidang kepabeanan dan cukai
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 90
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
b. merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di
bidang penganggaran
c. merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di
bidang perbendaharaan negara
d. merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di
bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang
14. Fungsi perumusan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di
bidang lembaga keuangan diselenggarakan oleh ….
a. Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
b. Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)
c. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-
LK)
d. Badan Kebijakan Fiskal
15. Direktorat Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat berada di
bawah ….
a. Direktorat Jenderal Anggaran
b. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
c. Direktorat Jenderal Pajak
d. Direktorat Jenderal Perbendaharaan
16. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
penganggaran, merupakan salah satu fungsi dari ….
a. Direktorat Jenderal Anggaran
b. Direktorat Jenderal Perbendaharaan
c. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
d. Direktorat Jenderal Pajak
17. Pusat di lingkungan Kementerian Keuangan yang dalam melaksanakan
tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
Keuangan ….
a. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keuangan
b. Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 91
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
c. Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
d. Pusat Pengolahan Data dan Informasi Keuangan
18. Fungsi Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan adalah ….
a. penilaian kelaikan, manajemen resiko, divestasi, pengembangan
instrumen, pengendalian pembiayaan, dan masalah hokum
Pemerintah Pusat
b. pelaksanaan analisis, harmonisasi dan sinergi kebijakan, program dan
kegiatan Menteri Keuangan di bidang pendapatan negara, pembiayaan
negara, pasar modal dan lembaga keuangan serta program dan
kegiatan pendukung lainnya
c. memberikan telaahan mengenai masalah di bidang pembinaan umum
pengelolaan kekayaan negara
d. pembinaan organisasi dan kepegawaian kementerian
19. Kedudukan Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai adalah ….
a. berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal
Pajak
b. langsung koordinasi dengan Menteri Keuangan
c. bertanggung jawab kepada Sekrerataris Jenderal Kementerian
Keuangan
d. bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan melalui Sekretaris
Jenderal Kementerian Keuangan
20. Direktorat Sistem Manajemen Investasi, merupakan salah satu direktorat
pada ….
a. Direktorat Jenderal Anggaran
b, Direktorat Jenderal Perbendaharaan
c, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
d. Pusat Investasi Pemerintah (PIP)
21. Susunan organisasi Direktorat Jenderal Pajak antara lain ….
a. Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan; Direktorat Ekstensifikasi dan
Penilaian; Direktorat Keberatan dan Banding
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 92
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
b. Direktorat Pajak Penghasilan; Direktorat Pajak Pertambahan Nilai;
Direktorat Pajak Bumi dan Bangunan
c. Pusat Penyuluhan Perpajakan; Direktorat Pengolahan Data dan
Informasi Perpajakan; Direktorat Pemeriksanaan Pajak
d. Direktorat Kepatuhan Internal dan Trasnformasi Sumber Daya
Aparatur; Direktorat Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasil
Direktorat Reformasi Birokrasi
22. Susunan organisasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai antara lain ….
a Direktorat Fasilitas Kepabeanan; Direktorat Cukai; Direktorat
Penindakan dan Penyidikan; Direktorat Sarana Perhubungan
b. Direktorat Teknis Kepabeanan; Direktorat Fasilitas Kepabeanan;
Direktorat Cukai; Direktorat Pemberantasan Penyelundupan
c. Direktorat Fasilitas Kepabeanan; Direktorat Cukai; Direktorat
Penindakan dan Penyidikan; Direktorat Audit
d. Sekretariat Direktorat Jenderal; Direktorat Pengolahan Data dan
Informasi Kepabeanan; Direktorat Penindakan dan Penyidikan;
Direktorat Sarana Perhubungan
23. Direktorat Jenderal yang tidak mempunyai instansi vertikal di daerah
adalah ….
a. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
b. Direktorat Jenderal Anggaran
c. Direktorat Jenderal Pajak
d. Direktorat Jenderal Perbendaharaan
24. Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe A dipimpin oleh pejabat ….
a. Eselon III/b
b. Eselon III/a
c. Eselon II/b
d. Eselon II/a
25. Balai Diklat Keuangan adaah unit pelaksanan teknis BPPK yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada ….
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 93
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
a. Kepala BPPK
b. Sekretaris BPPK
c. Kepala Pusdiklat Pengembangan SDM
d. Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 94
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
KUNCI JAWABAN
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
KB 1 KB 2 KB 3
KUNCI JAWABAN TES SUMATIF
Bagian I Bagian II
1. C
2. A
3. C
4. D
5. D
6. A
7. D
8. D
9. B
10. A
11. C
12. A
13. B
14. A
15. C
1. B
2. C
3. B
4. C
5. D
6. B
7. A
8. C
9. C
10. D
1. A
2. A
3. B
4. D
5. D
6. C
7. C
8. D
9. A
10. B
11. D
12. B
13. C
14. C
15. C
16. A
1. B
2. B
3. S
4. B
5. B
6. S
7. B
8. B
9. B
10. B
1. C
2. C
3. A
4. A
5. D
6. C
7. B
8. D
9. C
10. D
11. C
12. D
13. C
14. C
15. B
16. A
17. B
18. B
19. D
20. B
21. A
22. C
23. B
24. D
25. A
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 95
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
8. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Cocokan jawaban Anda dengan kunci jawaban. Kemudian gunakan
rumus berikut unruk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi
kegiatan belajar ini.
Nilai =
Nilai 91 – 100 : Baik sekali
Nilai 81 – 90 : Baik
Nilai 71 – 80 : Cukup
Nilai 61 – 70 : Kurang
Nilai 0 – 60 : Sangat Kurang
Bila nilai Anda mencapai 81 atau lebih, berarti Anda telah memahami kegiatan
belajar pada modul ini. Bila nilai Anda kurang dari 81, berarti Anda harus
mempelajari kembali setiap kegiatan belajar pada modul ini.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 96
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
DAFTAR PUSTAKA
Kantor Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Perampingan Organisasi,
Jakarta, 1997.
Kantor Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Visi, Misi, dan Profil Organsiasi Birokrasi Pemerintah pada Abad ke-21, Jakarta, 1997
Lembaga Administrasi Negara (LAN). Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia, Jilid 1, Edisi Ketiga. Toko Gunung Agung: Jakarta, 1997
Lembaga Administrasi Negara (LAN). Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia, Jilid 2, Edisi Ketiga. Toko Gunung Agung: Jakarta, 1997
Lembaga Administrasi Negara. Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia. Jilid 2. Edisi Ketiga. Toko Gunung Agung: Jakarta, 1997
Robbins, Stephen P dan Neil Barnwell. Organization Theory: Concept and Cases, 4th edition. Pearson/Prentice Hall Education: NSW, 2002
Robbins, Stephen P. dan Tim Indeks (Penterjemah). Perilaku Organisasi [Organizational Behavior]. Indeks Kelompok Gramedia: Jakarta, 2003
Suparmoko, M. Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek, Edisi 5. BPFE: Yogyakarta, 2000.
Wexley, Kenneth N; Gary A. Yuki; dan Muh. Shobaruddin (Penterjemah). Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia [Organizational Behavior and Personnel Psychology], Rineka Cipta: Jakarta, 2003
Undang-Undang Dasar 1945 (Amandemen Keempat)
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional PNS
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006.
Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia – 2013 97
DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2006.
Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara
Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 54/PMK.01/2007 Tentang Penataan Organisasi Biro Kepegawaian pada Sekretariat Jenderal Departemen Keuangan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 65/PMK.01/2009 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 448/KMK.01/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai., tanggal 23 Juli 2001
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 66/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.01/2009 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 449/KMK.01/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengujian dan Identifikasi Barang, tanggal 23 Juli 2001.
Keputusan MENPAN Nomor 106/1994 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis, Unit Pelaksana Teknis di Daerah, dan Unit Pelaksana Teknis Dinas