23
Muhammad Izzdin Idrus: Dinamika Pertumbuhan dan Kandungan Nutrisi Jagung (Zea Mays L.) Cacah DINAMIKA PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN NUTRISI JAGUNG (Zea mays L.) CACAH UNTUK PAKAN TERNAK PADA BERBAGAI VARIETAS DAN KOMPOSISI PUPUK. Muhammad Izzdin Idrus Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) YAPIM MAROS ABSTRACT The aim of this study is to assess the dynamic growth, quality and quantity of three mayze varieties and fertilizer contents as a combination for livestock feed. Field research was conducted in Village Belapunranga, Parangloe Subdistrict, Gowa Regency from January to March 2005 and continued with laboratory observation at the Faculty of Animal Husbandry, Hasanuddin University. This study was carried out using factorial experiment in the randomized block design. First factor is variety and second factor is fertilizer combination. Observation on growth analysis including : plant height, number and width of leaves, biomass dry weight, leaf area index, net assimilation rate, ratio of leaves width and crop growth rate. Parameter under laboratory condition including : crude of protein, fat, fiber as well as nitrogen free ekstract (NFE) and ash contents. The result show that variety of Srikandi Putih gave the best response to growth and its nutrient content. The composition of (250 urea + 75 SP-36 + 75 KCl) + 4000 of compost kg h -1 gave the best response on the growth and the both quantity and quality of nutrition. There is an Interaction between the variety of Srikandi Putih and combination of (250 urea + 75 SP-36 + 75 KCl) + 4000 of compost kg h -1 having a best performance of the growth and nutrition content of corn. Key Words: Mayze, variety, fertilizer ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika tumbuh serta kualitas dan kuantitas terhadap tiga varietas tanaman jagung dan beberapa komposisi pupuk sebagai nutrisi pakan ternak. Penelitian lapangan dilaksanakan di Desa Belanpuranga, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa pada bulan Januari hingga Maret 2005 dan dilanjutkan pengamatan uji laboratorium di Fakultas Peternakan, niversitas Hasanuddin. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah percobaan factorial dua factor, disusun berdasarkan rancangan acak kelompok yang diulang tiga kali. Faktor pertama adalah varietas dan factor kedua adalah kombinasi pupuk. Pengamatan analisa tumbuh meliputi : tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat kering tanaman, indeks luas daun, laju assimilasi netto, nisbah luas daun dan laju tumbuh pertanaman. Sedangkan pengamatan uji kandungan nutrisi di laboratorium meliputi : protein kasar, lemak kasar, serat kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BRTN) dan abu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas Srikandi Putih memberikan respon terbaik terhadap pertumbuhan dan kandungan nutrisi. Komposisi pupuk 250 urea + 75 SP36 + 75 KCl + 4.000 pupuk kandang ayam dalam kg ha -1 memberikan respon terbaik terhadap pertumbuhan dan kandungan nutrisi. Terdapat interaksi antara varietas Srikandi Putih dan komposisi pupuk 250 urea + 75 SP36 + 75 KCl + 4.000 pupuk kandang ayam dalam kg ha -1 terhadap pertumbuhan tanaman dan kandungan nutrisi. 34

Dinamika Pertumbuhan dan Kandungan Nutrisi Jagung (Zea mays L.) Cacah Untuk Pakan Ternak Pada Berbagai Varietas dan Komposisi Pupuk Oleh Muhammad Izzdin Idrus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

JURNAL VEGETA merupakan media yang memuat hasil-hasil penelitian pertanian dalam arti luas yang dilaksanakan oleh Dosen, Peneliti, Widyaiswara, maupun Penyuluh Pertanian. Terbit 2 kali dalam setahun pada bulan Juni dan Desember.

Citation preview

Page 1: Dinamika Pertumbuhan dan Kandungan Nutrisi Jagung (Zea mays L.) Cacah Untuk Pakan Ternak Pada Berbagai Varietas dan Komposisi Pupuk Oleh Muhammad Izzdin Idrus

Muhammad Izzdin Idrus: Dinamika Pertumbuhan dan Kandungan Nutrisi Jagung (Zea Mays L.) Cacah

DINAMIKA PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN NUTRISI JAGUNG (Zea mays L.) CACAH UNTUK PAKAN TERNAK PADA BERBAGAI VARIETAS DAN KOMPOSISI PUPUK.

Muhammad Izzdin IdrusSekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) YAPIM MAROS

ABSTRACT

The aim of this study is to assess the dynamic growth, quality and quantity of three mayze varieties and fertilizer contents as a combination for livestock feed. Field research was conducted in Village Belapunranga, Parangloe Subdistrict, Gowa Regency from January to March 2005 and continued with laboratory observation at the Faculty of Animal Husbandry, Hasanuddin University. This study was carried out using factorial experiment in the randomized block design. First factor is variety and second factor is fertilizer combination. Observation on growth analysis including : plant height, number and width of leaves, biomass dry weight, leaf area index, net assimilation rate, ratio of leaves width and crop growth rate. Parameter under laboratory condition including : crude of protein, fat, fiber as well as nitrogen free ekstract (NFE) and ash contents. The result show that variety of Srikandi Putih gave the best response to growth and its nutrient content. The composition of (250 urea + 75 SP-36 + 75 KCl) + 4000 of compost kg h -1 gave the best response on the growth and the both quantity and quality of nutrition. There is an Interaction between the variety of Srikandi Putih and combination of (250 urea + 75 SP-36 + 75 KCl) + 4000 of compost kg h-1 having a best performance of the growth and nutrition content of corn.

Key Words: Mayze, variety, fertilizer

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika tumbuh serta kualitas dan kuantitas terhadap tiga varietas tanaman jagung dan beberapa komposisi pupuk sebagai nutrisi pakan ternak. Penelitian lapangan dilaksanakan di Desa Belanpuranga, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa pada bulan Januari hingga Maret 2005 dan dilanjutkan pengamatan uji laboratorium di Fakultas Peternakan, niversitas Hasanuddin. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah percobaan factorial dua factor, disusun berdasarkan rancangan acak kelompok yang diulang tiga kali. Faktor pertama adalah varietas dan factor kedua adalah kombinasi pupuk. Pengamatan analisa tumbuh meliputi : tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat kering tanaman, indeks luas daun, laju assimilasi netto, nisbah luas daun dan laju tumbuh pertanaman. Sedangkan pengamatan uji kandungan nutrisi di laboratorium meliputi : protein kasar, lemak kasar, serat kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BRTN) dan abu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas Srikandi Putih memberikan respon terbaik terhadap pertumbuhan dan kandungan nutrisi. Komposisi pupuk 250 urea + 75 SP36 + 75 KCl + 4.000 pupuk kandang ayam dalam kg ha-1 memberikan respon terbaik terhadap pertumbuhan dan kandungan nutrisi. Terdapat interaksi antara varietas Srikandi Putih dan komposisi pupuk 250 urea + 75 SP36 + 75 KCl + 4.000 pupuk kandang ayam dalam kg ha-1 terhadap pertumbuhan tanaman dan kandungan nutrisi.

Kata kunci : Jagung, varietas, pupuk

PENDAHULUAN

Jagung merupakan bahan pangan penting, sumber karbohidrat kedua setelah beras. Disamping itu, jagungpun digunakan sebagai bahan makanan ternak (pakan) dan bahan baku industri. Proyeksi kebutuhan jagung untuk pakan pada periode 10 tahun mendatang masih cukup tinggi, yaitu lebih dari 3 juta ton/tahun (Tangendjaja et al., 2002).

Kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat dalam hal bahan pangan dan kebutuhan akan daging dan susu menyebabkan tuntutan peningkatan produksi pada sektor pertanian dan peternakan. Hal ini dapat dilakukan dengan kegiatan ekstensifikasi dan intensifikasi.

Pengembangan pertanian dan peternakan pada lahan-lahan marjinal menuntut upaya

ekstensifikasi harus dibarengi dengan kegiatan intensifikasi seperti mengusahakan kegiatan secara terintegrasi atau terpadu antara tanaman dan ternak.

Produksi jagung cacah juga perlu didukung dengan ketersediaan benih jagung unggul dalam jumlah yang cukup besar dan berkesinambungan. Kebutuhan benih bermutu dari varietas unggul dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan dengan meningkatnya luas dan mutu intensifikasi dan produksi jagung cacah.

Mutu pakan ternak selama ini lebih diarahkan pada kuantitas hijauan dan belum mengarah pada kualitas hijauan. Sebagai bahan pangan dan pakan, jenis jagung yang ada di Indonesia masih mempunyai kelemahan dilihat dari nilai nutrisinya. Kandungan protein biji jagung normal umumnya 8 – 11 % (Mertz, 1992: Cordova, 2001).

34

Page 2: Dinamika Pertumbuhan dan Kandungan Nutrisi Jagung (Zea mays L.) Cacah Untuk Pakan Ternak Pada Berbagai Varietas dan Komposisi Pupuk Oleh Muhammad Izzdin Idrus

Muhammad Izzdin Idrus: Dinamika Pertumbuhan dan Kandungan Nutrisi Jagung (Zea Mays L.) Cacah

Jagung protein mutu tinggi (Promunggi) dikenal sebagai jagung QPM (Quality Protein Maize), yakni jenis Srikandi Putih dan Srikandi Kuning. Kedua jenis jagung QPM tersebut berasal dari CIMMYT Mexico yang dimuliakan dan diperbanyak di Balitsereal Maros, tergolong varietas besari bebas sehingga mudah dan murah untuk diperbanyak.

Rekomendasi pemupukan pada tanaman jagung di Sulawesi Selatan untuk varietas bersari bebas adalah 200 – 250 kg urea, 75 – 100 kg SP-36 dan 0 – 50 kg KCl per hektar dan untuk varietas hibrida adalah 200 – 300 kg urea, 100 – 150 kg SP-36 dan 50 – 100 kg KCl per hektar (Tim Teknis Bimas, 1996). Selanjutnya Sania Saenong et al.,(1998) menyatakan, beragamnya jenis tanah dan bervariasinya tingkat kesuburan tanah untuk pengembangan jagung di Sulawesi Selatan memerlukan rekomendasi pemupukan spesifik lokasi untuk meningkatkan efisiensi pemupukan.

Pemilihan kombinasi perlakuan varietas dan komposisi pupuk yang dilaksanakan dalam penelitian ini, agar dapat diperoleh varietas tanaman jagung untuk hijauan yang tertinggi, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Belapunranga, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa yang berada pada ketinggian 380 m dpl, topografi relatif datar, temperatur rata-rata harian 270 C – 310 C dan jenis tanah Alluvial. Lahan percobaan merupakan bekas pengelolaan tanaman kehutanan (kerjasama pabrik kertas dan Inhutani)terakhir ditanami tanaman tebu kerjasama pabrik gula. Sebelumnya bero ditumbuhi alang-alang dan sebagian ditanami kacang-kacangan dan ubi kayu. Kegiatan penelitian berlangsung awal Januari sampai Maret 2005.

Bahan yang digunakan ini adalah sebagai berikut : benih jagung varietas srikandi putih, srikandi kuning dan lamuru, pupuk urea, SP-36, KCL dan pupuk kandang ayam ras, saromil, pestisida dan bahan-bahan yang digunakan dalam analisis di laboratorium.

Penelitian dilaksanakan dalam bentuk percobaan faktorial dua faktor yang disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) diulang tiga kali. Faktor pertama varietas, yaitu : Lamuru (V1), Srikandi Putih (V2), dan Srikandi Kuning (V3).

Faktor kedua adalah kombinasi pupuk urea + SP-36 + KCL + pupuk kandang ayam, yaitu : 250 urea + 75 SP-36 + 75 KCl (P1), 250 urea + 75 SP-36 + 75 KCl + PK (P2), 225 urea + 50 SP-36 + 25 KCl + PK (P3), 200 urea + 75 SP-36 + 25 KCl + PK (P4) dan 200 urea : 50 SP-36 + 50 KCl+ PK (P5).

Setiap perlakuan dikombinasikan, sehingga diperoleh lima belas kombinasi perlakuan, yaitu :

V1 P1V2P1V3P1

V1P2V2P2V3P2

V1P3V2P3V3P3

V1P4V2P4V3P4

V1P5V2P5V3P5

Setiap kombinasi perlakuan terdiri dari satu petak percobaan yang diulang tiga kali sebagai kelompok, sehingga terdapat 45 petak perlakuan. Setiap petak terdiri dari 4 baris tanaman, setiap baris terdiri dari 18 lubang dan setiap lubang berisi 2 tanaman, sehingga populasi per petak adalah 144 tanaman. Total seluruhnya berjumlah 6.480 tanaman.

Komponen pengamatan yang diukur terdiri dari : a). pertumbuhan dan dinamika pertumbuhan. b). kandungan nutrisi. Pengamatan terhadap kandungan nutrisi dilakukan pada akhir percobaan. Analisa data dilakukan dengan bantuan perangkat statistik dengan analisis varians dan dilanjutkan dengan pengujian BNT 0,05.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil percobaan penggunaan berbagai kombinasi pupuk organik dan anorganik pada tiga varietas jagung yang ditanam di areal percobaan memperlihatkan respon pertumbuhan yang berbeda.

Tinggi Tanaman Analisis sidik ragam tinggi tanaman

menunjukkan bahwa varietas dan interaksinya dengan kombinasi pemupukan berpengaruh tidak nyata, sedang perlakuan kombinasi pemupukan berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman setiap kali pengamatan. Tabel 1 menunjukkan bahwa kombinasi pupuk 250 urea + 75 SP-36 + 75 KCl + pupuk kandang (P2), menghasilkan pertumbuhan tanaman tertinggi setiap kali pengamatan sampai akhir percobaan dan berbeda nyata dibanding dengan kombinasi pupuk 250 urea + 75 SP-36 + 75 KCl (P1), tetapi berbeda tidak nyata dibanding dengan kombinasi pupuk lainnya.

Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman (cm) pada berbagai komposisi pupuk pada umur 2 – 12 MST.

35

Page 3: Dinamika Pertumbuhan dan Kandungan Nutrisi Jagung (Zea mays L.) Cacah Untuk Pakan Ternak Pada Berbagai Varietas dan Komposisi Pupuk Oleh Muhammad Izzdin Idrus

0

50

100

150

200

250

0 2 4 6 8 10 12 14

Minggu Setelah Tanam

Tin

gg

i T

an

am

an

(cm

)

P1 P2 P3 P4 P5

0

50

100

150

200

250

0 2 4 6 8 10 12 14

Minggu Setelah Tanam

Tin

gg

i T

an

am

an

(cm

)

P1 P2 P3 P4 P5

0

50

100

150

200

250

0 2 4 6 8 10 12 14

Minggu Setelah Tanam

Tin

gg

i T

an

am

an

(cm

)

P1 P2 P3 P4 P5

Jurnal Vegeta Vol. 1 No.2, Desember 2007

Pengamatan P1 P2 P3 P4 P5 NP.BNT 0,05Minggu 2 33.16 b 105.756 a 99.066 a 84.806 ab 85.71 a 42.18Minggu 4 57.22 b 147.89 a 132.26 a 115.61 a 116.95 a 41,02Minggu 6 87.75 b 189.31 a 159.75 a 149.90 a 154.18 a 44.09Minggu 8 94.72 b 196.31 a 166.72 a 156.84 a 161.38 a 44.12

Minggu 10 101.77 b 200.33 a 170.77 a 160.88 a 162.03 a 45.10Minggu 12 102.57 b 200.85 a 171.28 a 161.24 a 165.70a 44.78

Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris (a da b) berarti berbeda nyata pada taraf uji BNT = 0.05

Pada Gambar 1, varietas Srikandi Putih (V2) memperlihatkan Pola perkembangan tinggi tanaman dari pengamatan pertama sampai akhir dari ketiga varietas cenderung relatif sama. Sejak penanaman hingga munculnya kecambah yang diikuti oleh calon batang (plumule), peningkatan pertambahan laju tinggi berlangsung dengan cepat hingga minggu ke enam.

Rata-rata perkembangan tinggi tanaman mulai memasuki fase linier sampai umur 6 MST dan selanjutnya laju perkembangannya mulai menurun sampai laju pertambahan tinggi tanaman tidak meningkat lagi pada umur 10 MST. Pola perkembangan tinggi tanaman ke tiga varietas relatif sama.

Varietas Lamuru (V1) Varietas Srikandi Putih (V2)

Varietas Srikandi Kuning (V3)

Gambar 1. Pola perkembangan tinggi tanaman (cm) pada varietas Lamuru, Srikandi Putih dan Srikandi Kuning dengan komposisi pupuk.

Jumlah daun Analisis sidik ragam jumlah daun

menunjukkan bahwa varietas dan interaksinya dengan kombinasi pemupukan berpengaruh tidak

nyata, sedangkan perlakuan kombinasi pemupukan berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun setiap kali pengamatan.

Tabel 2. Rata-rata jumlah daun (helai) pada berbagai komposisi pupuk pada umur 2 – 12 MST .

36

Page 4: Dinamika Pertumbuhan dan Kandungan Nutrisi Jagung (Zea mays L.) Cacah Untuk Pakan Ternak Pada Berbagai Varietas dan Komposisi Pupuk Oleh Muhammad Izzdin Idrus

Muhammad Izzdin Idrus: Dinamika Pertumbuhan dan Kandungan Nutrisi Jagung (Zea Mays L.) Cacah

Pengamatan P1 P2 P3 P4 P5 NP.BNT 0,05Minggu 2 5.03 b 9.90 a 9.72 a 8.73 a 9.19 a 2.67Minggu 4 6.68 b 13.36 a 11.59 a 11.00 a 11.23 a 4.50Minggu 6 9.809 b 15.795 a 14.789 a 13.132 a 13.758 a 2.66Minggu 8 10.776 b 16.729 a 15.790 a 14.732 a 14.675 a 2.64

Minggu 10 11.776 b 17.695 a 16.689 a 15.499 a 15.658 a 2.64Minggu 12 11.823 b 17.742 a 16.736 a 15.546 a 15.705 a 2.66

Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris (a dan b) berarti berbeda nyata pada taraf uji BNT = 0.05

Tabel 2, menunjukkan bahwa kombinasi pupuk 250 urea + 75 SP-36 + 75 KCl + pupuk kandang (P2), menghasilkan pertumbuhan tanaman tertinggi setiap kali pengamatan sampai akhir percobaan dan

berbeda nyata dibanding dengan kombinasi pupuk 250 urea + 75 SP-36 + 75 KCl (P1), tetapi berbeda tidak nyata dibanding dengan kombinasi pupuk lainnya.

Varietas Lamuru (V1) Varietas Srikandi Putih (V2)

Varietas Srikandi Kuning (V3)

Gambar 2. Pola perkembangan jumlah daun (helai) pada jagung varietas Lamuru, Srikandi Putih dan Srikandi Kuning dengan berbagai komposisi pupuk.

Gambar 2, untuk jumlah daun terbanyak, varietas Srikandi Putih (V2) memperlihatkan pola perkembangan jumlah daun yang lebih baik dibanding dengan varietas Lamuru (V1) dan varietas Srikandi Kuning (V3), namun laju perkembangannya relatif sama dari ke tiga varietas.

Rata-rata perkembangan jumlah daun meningkat secara linier sampai umur 6 MST, dan selanjutnya laju perkembangannya mulai menurun sampai umur 10 MST.

Luas DaunAnalisis sidik ragam jumlah daun

menunjukkan bahwa varietas dan interaksinya dengan kombinasi pemupukan berpengaruh tidak nyata, sedang perlakuan kombinasi pemupukan berpengaruh sangat nyata terhadap Jumlah daun setiap kali pengamatan.

Tabel 3. Rata-rata luas daun tanaman (cm2) pada berbagai komposisi pupuk pada umur 2 – 12 MST .

37

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

18.0

20.0

0 1 2 3 4 5 6 7

Minggu Setelah Tanam

Jum

lah D

aun

P1 P2 P3 P4 P5

0 2 4 6 8 10 12 14 14

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

18.0

20.0

0 1 2 3 4 5 6 7

Minggu Setelah Tanam

Jum

lah D

aun

P1 P2 P3 P4 P5

2 4 6 8 10 12 14

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

18.0

20.0

0 1 2 3 4 5 6 7

Minggu Setelah Tanam

Jum

lah D

aun

P1 P2 P3 P4 P5

2 4 6 8 10 12 14

Page 5: Dinamika Pertumbuhan dan Kandungan Nutrisi Jagung (Zea mays L.) Cacah Untuk Pakan Ternak Pada Berbagai Varietas dan Komposisi Pupuk Oleh Muhammad Izzdin Idrus

0

25

50

75

100

125

150

0 2 4 6 8 10 12 14

Minggu Setelah Tanam

Lu

as D

aun

(cm

2)

P1 P2 P3 P4 P5

0

25

50

75

100

125

150

0 2 4 6 8 10 12 14

Minggu Setelah Tanam

Luas

Dau

n (c

m2)

P1 P2 P3 P4 P5

0

25

50

75

100

125

150

0 2 4 6 8 10 12 14

Minggu Setelah Tanam

Lu

as D

aun

(cm

2)

P1 P2 P3 P4 P5

Jurnal Vegeta Vol. 1 No.2, Desember 2007

Pengamatan P1 P2 P3 P4 P5 NP.BNT 0,05Minggu 2 5.005 d 27.249 a 21.035 b 16.478 bc 15.308 c 5.48Minggu 4 26.249 c 55.762 a 51.260 a 45.639 ab 32.436 b 13.69Minggu 6 41.023 c 74.883 a 70.132 ab 62.050 ab 57.766 b 13.63Minggu 8 45.081 c 108.163 a 95.601 ab 81.475 b 83.281 ab 15.06

Minggu 10 41.643 c 118.516 a 102.880 ab 94.460 ab 87.034 b 18,06Minggu 12 51.015 d 123.671 a 102.880 b 94.460 c 87.034 cd 16.74

Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris (a,b,c,d) berarti berbeda nyata pada taraf uji BNT = 0.05

Tabel 3, menunjukkan bahwa kombinasi pupuk 250 urea + 75 SP-36 + 75 KCl + pupuk kandang (P2) menghasilkan pertumbuhan luas daun terlebar sejak umur 2 MST dan pada umur 4 MST sampai pada umur 10 MST, setiap perkembangan luas daunnya tidak berbeda nyata dengan 225 urea + 50 SP-36 + 25 KCl + pupuk kandang (P3), tapi masih

berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Pada pengamatan akhir percobaan P2 berbeda nyata dibanding dengan kombinasi pupuk 250 urea + 75 SP-36 + 75 KCl + pupuk kandang (P1), 200 urea + 75 SP-36 + 25 KCl + pupuk kandang (P4) dan 200 urea + 50 SP-36 + 50 KCl + pupuk kandang (P5).

Varietas Lamuru (V1) Varietas Srikandi Putih (V2)

Varietas Srikandi Kuning (V3)

Gambar 3. Pola perkembangan luas daun (cm2) pada jagung varietas Lamuru, Srikandi Putih dan Srikandi Kuning dengan Berbagai Komposisi Pupuk.

38

Page 6: Dinamika Pertumbuhan dan Kandungan Nutrisi Jagung (Zea mays L.) Cacah Untuk Pakan Ternak Pada Berbagai Varietas dan Komposisi Pupuk Oleh Muhammad Izzdin Idrus

Muhammad Izzdin Idrus: Dinamika Pertumbuhan dan Kandungan Nutrisi Jagung (Zea Mays L.) Cacah

Berat Kering Tanaman Analisis sidik ragam berat kering tanaman

menunjukkan bahwa varietas dan interaksinya dengan kombinasi pemupukan berpengaruh tidak nyata, sedangkan perlakuan kombinasi pemupukan berpengaruh sangat nyata terhadap berat kering tanaman. Pada Tabel 4, interaksi varietas dan pemupukan pada pengamatan pertama dan kedua tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, selanjutnya

pada pengamatan ke tiga (minggu ke enam) mulai menunjukkan rata-rata perkembangan berat kering secara linier sampai akhir percobaan. Kombinasi perlakuan 250 urea + 75 SP-36 + 75 KCl + pupuk kandang (P2) menghasilkan pertambahan berat kering tertinggi untuk setiap pengamatan dan pada akhir pengamatan berbeda sangat nyata dengan perlakuan pemupukan 250 urea + 75 SP-36 + 75 KCl (P1).

Tabel 4. Rata-rata berat kering tanaman (g) dari beberapa varietas dan komposisi pupuk pada umur 2 – 12 MST.

Pengamatan 1 s/d 6

P1 P2 P3 P4 P5 RataanNP BNT

0,051. V1 1.46 11.13 10.49 9.10 9.61 8.36

V2 1.96 15.92 11.91 10.58 9.82 10.04V3 1.53 11.98 11.92 9.78 8.33 8.71

Rataan 1.65 b 13.01 a 11.44 a 9.82 a 9.25 a

NP BNT (0.05) 4.202. V1 3.95 20.29 17.62 16.34 15.51 14.74

V2 4.46 29.68 24.89 22.32 20.86 20.44V3 3.79 26.07 25.35 20.10 17.58 18.58

Rataan 4.07 c 25.35 a 22.62 a 19.59 b 17.98 b

NP BNT (0.05) 5.043. V1 13.42 d

x 99.59 ay 83.89 a

y 62.98 bz 47.48 c

z 61.47 17.29V2 13.16 d

x 121.52 ax 109.61 a

x 103.50 bx 88.11 c

x 87.18V3 10.71 d

x 109.99 axy 109.08 a

x 96.44 axy 75.06 b

xy 80.26Rataan 12.43 110.37 100.86 87.64 70.21

NP BNT (0.05) 16.24 4. V1 24.14 c

x 149.97 ax 114.72 b

y 90.93 by 67.85 b

y 89.52 43.00V2 24.51 c

x 192.11 ax 178.47 a

x 133.05 bx 103.81 b

x 126.39V3 25.06 d

x 175.98 ax 176.52 a

x 151.56 ax 95.54 c

x 124.93Rataan 24.57 172.69 156.57 125.18 89.06

NP BNT (0.05) 25.62 5. V1 27.93 c

x 185.41 ay 165.78 a

y 152.42 ax 79.23 b

y 122.16 33.87V2 29.23 d

x 236.73 ax 217.30 a

x 174.38 bx 127.91 c

x 157.11V3 29.94 c

x 197.41 ay 187.74 a

xy 167.51 ax 123.58 b

x 141.24Rataan 29.03 206.52 190.27 164.77 110.24

NP BNT (0.05) 22.746. V1 29.86 e

x 226.89 ay 200.10 by 169.47 c

x 116.03 dy 148.47 23.31

V2 34.26 ex 268.95 a

x 235.17 bx 181.14 c

x 139.49 dxy 171.80

V3 31.17 dx 235.90 a

xy 225.54 ax 189.59 b

x 150.10 cx 166.46

Rataan 31.76 243.91 220.27 180.07NP BNT (0.05) 18.86

Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris (a,b,c,d,e) dan kolom (x,y,z) berarti berbeda nyata pada taraf uji BNT = 0.05

39

Page 7: Dinamika Pertumbuhan dan Kandungan Nutrisi Jagung (Zea mays L.) Cacah Untuk Pakan Ternak Pada Berbagai Varietas dan Komposisi Pupuk Oleh Muhammad Izzdin Idrus

0

50

100

150

200

250

300

0 2 4 6 8 10 12 14

Mingg Setelah Tanam

Ber

at K

erin

g T

anq

aman

(g

)

P1 P2 P3 P4 P5

0

50

100

150

200

250

300

0 2 4 6 8 10 12 14

Mingg Setelah Tanam

Be

rat

Ke

rin

g T

an

qa

ma

n (

g)

P1 P2 P3 P4 P5

0

50

100

150

200

250

300

0 2 4 6 8 10 12 14

Mingg Setelah Tanam

Be

rat

Ke

rin

g T

an

qa

ma

n (

g)

P1 P2 P3 P4 P5

Jurnal Vegeta Vol. 1 No.2, Desember 2007

Selanjutnya pada Gambar 4, varietas Srikandi Putih (V2) memperlihatkan pola perkembangan berat kering yang lebih baik dibanding dengan varietas Lamuru (V1) dan varietas Srikandi Kuning

(V3). Perkembangan berat kering menunjukkan peningkatan secara linier relatif sama untuk ketiga varietas.

Varietas Lamuru (V1) Variets Srikandi Putih (V2)

Varietas Srikandi Kuning (V3)

Gambar 4. Pola Perkembangan Berat Kering Tanaman (g) pada Jagung Varietas Lamuru, Srikandi Putih dan Srikandi Kuning dengan Berbagai Komposisi Pupuk.

Indeks Luas Daun Analisis Sidik ragam indeks luas daun menunjukkan bahwa varietas dan interaksinya dengan kombinasi pemupukan berpengaruh nyata,

sedangkan perlakuan kombinasi pemupukan berpengaruh sangat nyata terhadap indeks luas daun tanaman.

40

Page 8: Dinamika Pertumbuhan dan Kandungan Nutrisi Jagung (Zea mays L.) Cacah Untuk Pakan Ternak Pada Berbagai Varietas dan Komposisi Pupuk Oleh Muhammad Izzdin Idrus

Muhammad Izzdin Idrus: Dinamika Pertumbuhan dan Kandungan Nutrisi Jagung (Zea Mays L.) Cacah

Tabel 5 Rata–rata Indeks Luas Daun pada berbagai varietas dan komposis pupuk.

Umur/VarietasPemupukan NP BNT

0,05P1 P2 P3 P4 P52 – 4 mg V1 0.2146 dx 1.4572 axy 1.0241 bx 0.8568 cx 1.0512 bx 0,10

V2 0.2338 ex 1.6811 ax 1.2911 bx 0.9236 cx 0.6749 dxy V3 0.2421 ex 1.2327 ay 1.3005 bx 0.7884 cx 0.9920 dx

NP BNT 0,354 – 6 mg V1 0.6970 d

x 2.5821 ay 2.2503 bz 1.6802 cy 1.6665 cz 0,24V2 0.7236 dx 3.3309 ax 3.0190 bx 2.2893 cx 2.5035 cx

V3 0.5288 cx 2.7129 ay 2.6292 ay 2.0280 bx 2.0887 by

NP BNT 0,05 = 0,306 – 8 mg V1 1.0689 bx 3.1480 ay 3.0006 ay 2.3110 ay 2.78110 ay 0,98

V2 1.1207 cx 4.4088 ax 4.2318 ax 3.1710 bx 3.9037 ax

V3 0.7653 bx 3.5878 ax 3.4295 ay 2.7875 axy 2.9699 ay

NP BNT 0,05 = 0,458 – 10 mg V1 1.1685 bx 3.5279 ay 3.0380 ay 2.8392 ay 2.9045 ay 1,25

V2 1.2305 cx 4.6958 ax 4.4853 ax 3.9394 bx 4.0006bx

V3 0.9039 bx 4.2090 ax 3.7614 ax 3.0893 ay 2.9733 ay

NP BNT 0,05 = 0,5010 – 12 mg V1 1.1950 bx 3.5112 ay 3.0288 ay 2.8325 ay 2.8311 ay 1,44

V2 1.2355 bx 4.6912 ax 4.5114 ax 4.4165 ax 3.2784 ax

V3 0.8940 cx 4.6029 ax 3.7288 ay 3.1761 ay 2.4543 by

NP BNT 0,05 =0,71Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris (a,b,c,d,e) dan kolom (x,y,z) berarti berbeda nyata padataraf uji BNT = 0.05

Tabel 5, menunjukkan bahwa varietas Srikandi Putih (V2) dan kombinasi perlakuan pemupukan 250 urea + 75 SP-36 + 75 KCl + pupuk kandang (P2) menghasilkan pertumbuhan tanaman tertinggi setiap kali pengamatan sampai akhir percobaan. Peningkatan indeks luas daun secara signifikan terlihat pada umur ke 2 – 4 sampai umur 6 - 8 MST dan selanjutnya laju perkembangan indeks luas daun mulai menurun pada umur 8 – 10 MST, dimana pada umur tersebut perkembangan indeks luas daun tidak mengalami peningkatan pada semua varietas.

Gambar 5, pola perkembangan indeks luas daun pada varietas Srikandi Putih (V2) dengan kombinasi pemupukan P2, P3 dan P4 memperlihatkan peningkatan yang relatif sama dalam jumlah dan luas daun total dan lebih baik dibanding varietas Lamuru (V1) dan varietas Srikandi Kuning (V3) pada setiap pengamatan. Perlakuan pemupukan 250 urea + 75 SP-36 + 75 KCl + pupuk kandang (P2) menunjukkan perbedaan yang sangat nyata terhadap 250 urea + 75 SP-36 +75 KCl (P1) dari ke tiga varietas tersebut.

41

Page 9: Dinamika Pertumbuhan dan Kandungan Nutrisi Jagung (Zea mays L.) Cacah Untuk Pakan Ternak Pada Berbagai Varietas dan Komposisi Pupuk Oleh Muhammad Izzdin Idrus

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

0 1 2 3 4 5 6

ILD

P1 P2 P3 P4 P5

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

0 1 2 3 4 5 6

ILD

P1 P2 P3 P4 P5

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

0 1 2 3 4 5 6

ILD

P1 P2 P3 P4 P5

0 2- 4 4- 6 6 - 8 8 - 10 10 - 12

Minggu Setelah Tanam Varietas Lamru (V1)

0 2- 4 4- 6 6 - 8 8 - 10 10 - 12

Minggu Setelah Tanam

0 2- 4 4- 6 6 - 8 8 - 10 10 - 12

Minggu Setelah Tanam

Jurnal Vegeta Vol. 1 No.2, Desember 2007

Varietas Lamuru (V1) Varietas Srikandi Putih ( V2)

Varietas Srikandi Kuning (V3)

Gambar 5. Pola Perkembangan Ilndeks Luas Daun pada Jagung Varietas Lamuru, Srikandi Putih dan Srikandi Kuning dengan Berbagai KomposisiPpupuk.

Nibah Luas Daun (NLD)Analisis sidik ragam nisbah luas daun

menunjukkan bahwa varietas dan interaksinya dengan kombinasi pemupukan berpengaruh tidak nyata terhadap nisbah luas daun.

Tabel 6, menunjukkan bahwa kombinasi 250 urea + 75 SP-37 + 75 KCl + pupuk kandang (P2) menghasilkan nisbah luas daun yang tertinggi pada awal pengamatan sampai pada pengamatan ke enam

dan berbeda nyata dengan kombinasi pemupukan lainnya.

Gambar 6, varietas Srikandi Putih (V2) memperlihatkan pola perkembangan nisbah luas daun yang lebih baik dibanding varietas lamuru (V1) dan varietas Srikandi Kuning (V2). Rata-rata perkembangan nisbah luas daun mulai menurun pada umur 4 – 6 MST dan pola perkembangan nisbah luas daun ke tiga varietas relatif sama.

Tabel 6. Rata-rata Nisbah Luas Daun (cm2-1 g-1) dengan berbagai kombinasi pupuk pada umur 2 – 12 MST.

Minggu Pengamatan P1 P2 P3 P4 P5 NP.BNT 0,052 – 4 1.19 b 1.59 a 1.32 ab 1.14 b 1.14 b 0.33 4 – 6 1.03 b 1.65 a 1.18 b 1.16 b 1.11 b 0.30 6 – 8 0.50 b 1.06 a 0.72 b 0.63 b 0.59 b 0.29

8 – 10 0.50 b 1.04 a 0.73 b 0.65 b 0.58 b 0.2910 – 12 0.38 b 0.90 a 0.56 b 0.47 b 0.44 b 0.27

Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris (a dan b) berarti berbeda nyata pada taraf uji BNT = 0.05

42

Page 10: Dinamika Pertumbuhan dan Kandungan Nutrisi Jagung (Zea mays L.) Cacah Untuk Pakan Ternak Pada Berbagai Varietas dan Komposisi Pupuk Oleh Muhammad Izzdin Idrus

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

1.6

1.8

0 2 4 6 8 10 12

Minggu Setelah Tanam

NLD

P1 P2 P3 P4 P5

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

1.6

1.8

0 2 4 6 8 10 12

Minggu Setelah Tanam

NL

D

P1 P2 P3 P4 P5

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

1.6

1.8

0 2 4 6 8 10 12

Minggu Setelah Tanam

NL

D

P1 P2 P3 P4 P5

Muhammad Izzdin Idrus: Dinamika Pertumbuhan dan Kandungan Nutrisi Jagung (Zea Mays L.) Cacah

Varietas Lamuru (V1) Varietas Srikandi Putih ( V2)

Varietas Srikandi Kuning (V3)

Gambar 6. Pola Perkembangan Nisbah Luas Daun (cm2/g) pada Varietas Lamuru, Srikandi Putih dan Srikandi Kuning dengan Berbagai Kkomposisi Pupuk .

Laju Asimilasi Bersih (LAB)Analisis sidik ragam laju asimilasi netto

menunjukkan bahwa varietas dan interaksinya dengan kombinasi perlakuan pemupukan berpengaruh tidak nyata, sedang perlakuan kombinasi pemupukan berpengaruh sangat nyata pada umur 4 – 12 MST.

Tabel 7, menunjukkan bahwa kombinasi pupuk 250 urea + 75 SP-36 + 75 KCl + pupuk kandang (P2) menghasilkan pertumbuhan terbesar pada umur 4 – 6 MST dan pada umur 6 – 8 MST terjadi penurunan, setiap perkembangan laju

asimilasi bersihnya berbeda nyata terhadap kombinasi lainnya.

Gambar 7, varietas Srikandi Putih (V2) memperlihatkan pola perkembangan laju asimilasi netto lebih baik dibanding verietas Lamuru (V1) dan varietas Srikandi Kuning (V3). Rata-rata perkembangan laju asimilasi netto tertinggi pada umur 2 – 6 MST dan pada umur 4 – 8 MST terjadi penurunan, kemudian pada umur 8 – 12 MST cenderung stabil terhadap laju asimilasi netto. Pada pengamatan terakhir, kombinasi 250 urea + 75 SP-36 + 75 KCl + pupuk kandang (V2) berbeda nyata dibanding dengan kombinasi pemupukan lainnya.

43

0 2- 4 4- 6 6 - 8 8 - 10 10 - 12

2- 4 4- 6 6 - 8 8 - 10 10 - 12

0 2- 4 4- 6 6 - 8 8 - 10 10 - 12

Page 11: Dinamika Pertumbuhan dan Kandungan Nutrisi Jagung (Zea mays L.) Cacah Untuk Pakan Ternak Pada Berbagai Varietas dan Komposisi Pupuk Oleh Muhammad Izzdin Idrus

0

0.02

0.04

0.06

0.08

0.1

0.12

0.14

0.16

0 1 2 3 4 5 6

LAN

(m

g/m

2/h

ari)

P1 P2 P3 P4 P5

0

0.02

0.04

0.06

0.08

0.1

0.12

0.14

0.16

0.18

0 1 2 3 4 5 6

LAN

(m

g/m

2/h

ari)

P1 P2 P3 P4 P5

0

0.02

0.04

0.06

0.08

0.1

0.12

0.14

0.16

0.18

0 1 2 3 4 5 6

LAN

(m

g/m

2/h

ari)

P1 P2 P3 P4 P5

Jurnal Vegeta Vol. 1 No.2, Desember 2007

Tabel 7. Rata-rata laju asimilasi bersih (mg m2-1 hr-1) dengan berbagai kombinasi pupuk pada umur 2 – 12 mst .

Minggu Pengamatan P1 P2 P3 P4 P5 NP.BNT 0,052 – 4 0.0355 c 0.0726 a 0.0600 a 0.0569 a 0.0489 bc 0.0154 – 6 0.0661 d 0.1537 a 0.1114 b 0.1032 c 0.0886 cd 0.0336 – 8 0.0185 b 0.0464 a 0.0433 a 0.0378 a 0.0336 ab 0.017

8 – 10 0.0138 c 0.0390 a 0.0339 a 0.0306a 0.0273 b 0.01110 – 12 0.0146 c 0.0465 a 0.0395 a 0.0352 b 0.0340 b 0.012

Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris (a,b,c,d) berarti berbeda nyata pada taraf uji BNT = 0.05

Varietas Lamuru (V1) Varietas Srikandi Putih (V2)

Varietas Srikandi Kuning (V3)

Gambar 7. Pola Perkembangan Laju Assimilasi Bersih (mg/m2/hr) pada Varietas Lamuru, Srikandi Putih dan Srikandi Kuning dengan berbagai komposisi pupuk.

Laju Tumbuh PertanamanAnalisis sidik ragam laju tumbuh

pertanaman menunjukkan bahwa varietas dan interaksinya dengan kombinasi pemupukan berpengaruh tidak nyata, sedangkan perlakuan kombinasi pemupukan berpengaruh sangat nyata terhadap laju tumbuh pertanaman setiap kali pengamatan.

Tabel 8, menunjukkan bahwa kombinasi pemupukan 250 urea + 75 SP-36 + 75 KCl + pupuk kandang (P2) menghasilkan laju tumbuh pertanaman tertinggi sejak umur 2 – 4 MST dan pada umur 4 – 6 MST terjadi penurunan laju tumbuh. Setiap perkembangan laju tumbuhnya berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Tabel 8. Rata-rata Laju Tumbuh Pertanaman (mg m2-1 hr-1 ) dengan Berbagai Kombinasi Pupuk pada Umur 2 – 12 MST .

44

0 2- 4 4- 6 6 - 8 8 - 10 10 - 12 Minggu Setelah Tanam

0 2- 4 4- 6 6 - 8 8 - 10 10 - 12 Minggu Setelah Tanam

0 2- 4 4- 6 6 - 8 8 - 10 10 - 12 Minggu Setelah Tanam

Page 12: Dinamika Pertumbuhan dan Kandungan Nutrisi Jagung (Zea mays L.) Cacah Untuk Pakan Ternak Pada Berbagai Varietas dan Komposisi Pupuk Oleh Muhammad Izzdin Idrus

0.000.501.001.502.002.50

3.003.504.004.505.00

0 2 4 6 8 10 12

Minggu Setelah Tanam Varietas Lamuru (V1)

NLD

(m

g/m2/h

ari)

P1 P2 P3 P4 P5

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

4.50

0 2 4 6 8 10 12

Minggu Setelah Tanam Varietas`Srikandi Putih (V2)

NLD

(m

g/m2/h

ari)

P1 P2 P3 P4 P5

0.000.501.001.502.002.503.003.504.004.505.00

0 2 4 6 8 10 12

Minggu Setelah TanamVarietas Srikandi Kuning (V3)

NLD

(m

g/m

2/h

ari)

P1 P2 P3 P4 P5

Muhammad Izzdin Idrus: Dinamika Pertumbuhan dan Kandungan Nutrisi Jagung (Zea Mays L.) Cacah

Minggu Pengamatan P1 P2 P3 P4 P5 NP.BNT 0,052 – 4 0.5152 b 0.8772 a 0.7341ab 0.6619 b 0.6244 b 0,334 – 6 0.7119 b 1.3975 a 0.9579 b 0.8918 b 0.8099 b 0.696 – 8 2.7102 b 3.2524 a 2.9285 b 2.8415 b 2.8009 b 0.29

8 – 10 3.2020 b 4.0468 a 3.6452 b 3.4905 b 3.4509 b 0,5010 – 12 3.4320 b 4.2768 a 3.8752 b 3.7205 b 3.7809 b 0,51

Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris (a dan b) berarti berbeda nyata pada taraf uji BNT = 0.05

Gambar 8, memperlihatkan Pola perkembangan laju tumbuh dari ke tiga varietas relatif sama, namun perlakuan pemupukan terhadap ke tiga varietas pada semua waktu pemupukan menunjukkan perbedaan yang nyata antara kombinasi pupuk 250 urea + 75 SP-36 + 75 KCl +

pupuk kandang (P2) dengan pupuk 250 urea + 75 SP-36 + 75 KCl (P1). Peningkatan laju tumbuh, secara signifikan terjadi antara minggu ke empat sampai minggu ke delapan, setelah itu terjadi penurunan laju tumbuh sampai akhir pengamatan.

Gambar 8. Pola perkembangan laju tumbuh pertanaman(gm hr ) pada varietas Lamuru, Srikandi Putih dan Srikandi Kuning dengan Berbagai Komposisi Pupuk .

Kandungan Protein KasarKandungan protein kasar dan sidik ragam

menunjukkan bahwa berbagai varietas, kombinasi

pupuk serta interaksi keduanya, berpengaruh sangat nyata terhadap kandungan protein kasar.

Tabel 9. Rata-rata Kandungan Protein Kasar (%).

45

0 2 – 4 4 – 6 6 – 8 8 –10 10-12

0 2 – 4 4 – 6 6 – 8 8 –10 10-12 0 2 – 4 4 – 6 6 – 8 8 –10 10-12

Page 13: Dinamika Pertumbuhan dan Kandungan Nutrisi Jagung (Zea mays L.) Cacah Untuk Pakan Ternak Pada Berbagai Varietas dan Komposisi Pupuk Oleh Muhammad Izzdin Idrus

Jurnal Vegeta Vol. 1 No.2, Desember 2007

Perlakuan P1 P2 P3 P4 P5 NP BNT (0,05)

V1 7,20 9,69 8,54 8,43 7,15 0,534

V2 7,60 10,87 10,67 10,60 9,60

V3 7,57 10,83 8,78 7,50 6,83

NP BNT (0,05) 0,600         Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris (a, b, c, d) dan kolom (x, y, z) berarti berbeda nyata pada taraf uji BNT = 0,05α

Uji BNT pada Tabel 9, menunjukkan bahwa varietas Srikandi Putih dan kombinasi pupuk 250 urea + 75 SP-36 + 75 KCL + pupuk kandang (V2P2) menghasilkan kandungan protein kasar tertinggi (10,87), tetapi tidak berbeda nyata dengan kombinasi varietas Srikandi Kuning dan pupuk 225 urea + 50 SP 36 + 25 KCL + pupuk kandang (V3P2), yaitu 10,83 dan berbeda nyata dengan kombinasi varietas

Lamuru dan pupuk 200 urea + 50 SP-36 + 50 KCl + pupuk kandang (V3P5), yaitu 6,83.

Kandungan Lemak KasarKandungan lemak kasar dan sidik ragam

menunjukkan bahwa berbagai varietas dan kombinasi pupuk sangat berpengaruh nyata sedangkan interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap kandungan lemak kasar.

Tabel 10. Rata-rata Kandungan Lemak Kasar (%)

Perlakuan P1 P2 P3 P4 P5 NP BNT (0,05)

V1 3,20 5,55 4,50 4,32 4,12 0,348

V2 4,35 5,70 5,65 4,55 4,52  

V3 4,44 4,72 4,69 3,60 3,57  NP BNT (0,05) 0,318          

Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris (a, b, c) dan kolom (x, y, z) berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji BNT = 0,05α

Uji BNT pada Tabel 10, menunjukkan bahwa kombinasi varietas Srikandi Putih dan pupuk 250 urea + 75 SP 36 + 75 KCL + pupuk kandang (V2P2) menghasilkan kandungan lemak kasar tertinggi (5,70), tapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan kombinasi varietas Srikandi Putih dan pupuk 225 urea + 50 SP-36 + 25 KCl + pupuk kandang (V2P3), yaitu 5,65 namun berbeda nyata dengan kombinasi varietas Lamuru dan pupuk 250 urea + 75 SP-36 + 75 KCl (V1P1), yaitu 3,20.

Kandungan Serat KasarKandungan serat kasar dan sidik ragam

menunjukkan bahwa berbagai varietas, kombinasi

pupuk serta interaksi keduanya sangat berpengaruh nyata terhadap kandungan serat kasar.

Uji BNT pada Tabel 11, menunjukkan bahwa kombinasi varietas Srikandi Putih dan pupuk 200 urea + 50 SP-36 + 50 KCl + pupuk kandang (V3P5) menghasilkan kandungan serat kasar tertinggi (25,80), tapi tidak berbeda nyata dengan kombinasi varietas Lamuru dan pupuk 200 urea + 50 SP-36 +50 KCl + pupuk kandang (V1P5), yaitu 25,72 namun berbeda nyata dengan kombinasi varietas Srikandi Putih dan pupuk 250 urea + 75 SP-36 + 75 KCl + pupuk kandang (V2P2), yaitu 18,00.

Tabel 11. Rata-rata Kandungan Serat Kasar (%).

46

Page 14: Dinamika Pertumbuhan dan Kandungan Nutrisi Jagung (Zea mays L.) Cacah Untuk Pakan Ternak Pada Berbagai Varietas dan Komposisi Pupuk Oleh Muhammad Izzdin Idrus

Muhammad Izzdin Idrus: Dinamika Pertumbuhan dan Kandungan Nutrisi Jagung (Zea Mays L.) Cacah

Perlakuan P1 P2 P3 P4 P5 NP BNT (0,05)

V1 25,43 20,16 23,13 23,49 25,72 0,494

V2 23,75 18,00 18,43 19,78 21,21  

V3 23,83 19,12 21,51 23,51 25,80  NP BNT (0,05) 0,563          

Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris (a, b, c, d, e) dan kolom (x, y, z) berarti berbeda nyata pada taraf uji BNT = 0,05α

Kandungan BETN Kandungan karbohidrat (bahan ekstrak

tanpa N) dan sidik ragam menunjukkan bahwa

berbagai varietas, kombinasi pupuk serta interaksi keduanya sangat berpengaruh nyata terhadap kandungan karbohidrat.

Tabel 12. Rata-rata Kandungan BETN (%).

Perlakuan P1 P2 P3 P4 P5 NP BNT (0,05)

V1 60,00 59,66 59,60 60,00 60,00 0,587

V2 60,08 61,04 60,97 60,75 60,19  

V3 60,00 60,46 60,40 60,40 60,35  NP BNT (0,05) 0,581          

Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris (a dan b) dan kolom (x, y, z) berarti berbeda nyata pada taraf uji BNT = 0,05α

Uji BNT pada Tabel 12, menunjukkan bahwa kombinasi varietas Srikandi Putih dan pupuk 250 urea + 75 SP-36 + 75 KCL + pupuk kandang (V2P2) menghasilkan kandungan BETN tertinggi (61,04), tapi tidak berbeda nyata dengan kombinasi varietas Srikandi Ptih dan pupuk 225 urea + 50 SP-36 + 25 KCl + pupuk kandang (V2P3), yaitu 60,97 namun berbeda nyata dengan kombinasi varietas Lamuru

dan pupuk 225 urea + 50 SP-36 + 25 KCl + pupuk kandang (V1P3), yaitu 59,60.

Kandungan AbuKandungan abu dan sidik ragam

menunjukkan bahwa berbagaii varietas, kombinasi pupuk serta interaksi keduanya sangat berpengaruh nyata terhadap kandungan abu.

Tabel 13. Rata-rata Kandungan Abu (%).

Perlakuan P1 P2 P3 P4 P5 NP BNT (0,05)

V1 4,17 4,94 4,23 3,76 3,01 0,557

V2 4,22 4,39 4,28 4,32 4,48  

V3 4,16 4,87 4,62 4,99 3,45  NP BNT (0,05) 0,532          Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris (a, b, c) dan kolom (x, y) berarti berbeda nyata pada taraf uji BNT = 0,05α

Uji BNT pada Tabel 13, menunjukkan bahwa kombinasi varietas Srikandi Kuning dan pupuk 200 urea + 75 SP 36 + 25 KCL + pupuk kandang (V3P4) menghasilkan kandungan abu tertinggi (4,99) tapi tidak berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan varietas Srikandi Kuning dan pupuk 250 urea + 75 SP-36 + 75 KCL + pupuk kandang (V3P2), yaitu 6,87 namun berbeda nyata dengan perlakuan

kombinasi varietas Lamuru dan pupuk 200 urea + 50 SP-36 + 50 KCl + pupuk kandang (V1P5), yaitu 3,01.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :1. Terdapat interaksi antara varietas Srikandi

Putih dan komposisi pupuk 250 urea + 75 SP-36

47

Page 15: Dinamika Pertumbuhan dan Kandungan Nutrisi Jagung (Zea mays L.) Cacah Untuk Pakan Ternak Pada Berbagai Varietas dan Komposisi Pupuk Oleh Muhammad Izzdin Idrus

Jurnal Vegeta Vol. 1 No.2, Desember 2007

+ 75 KCL + 4000 pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan tanaman serta kuantitas dan kualitas kandungan nutrisi.

2. Varietas Srikandi Putih memberikan respon terbaik terhadap pertumbuhan serta kuantitas dan kualitas kandungan nutrisi.

3. Komposisi pupuk 250 urea + 75 SP-36 + 75 KCL + 4000 pupuk kandang ayam memberikan respon dan hasil yang terbaik terhadap pertumbuhan serta kuantitas dan kualitas kandungan nutrisi.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari., Sjarkani Musa dan Endang Syamsuddin. 1974. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Departemen Agronomi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ahmad, D.S., 1996. Ilmu Gizi Jilid I. Penerbit Dian Rakyat. Jakarta.

Anonim, 1981. Tanah dan Pertanian. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

_______ 1983. Hijauan Makanan Ternak. Penerbit Kabisius. Yogyakarta.

_______1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

_______ 2003. Varietas Unggul (http:/tool. Search.yahoo.com). Diakses pada 21/10/2004

_______ 2004. Usulan Pelepasan Varietas Unggul Jagung Bermutu Protein Tinggi S99TLYQ – AB S98TLWQ (F/D). Puslitbang Tanaman Pangan. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Maros.

Azrai, M., 2004. Pedoman Teknis Produksi Jagung Cacah Untuk Pakan Ternak. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Puslitbangtanpang. Bogor.

Benyamin, L. 2000. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Penerbit PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Cordova, H., 2001. Quality Protein Maize. Improved Nutrition and Livelihood for the Poor. Maize Research Highlights. 1999-2000. CIMMYT. p.27-31.

Dahlan, M., 1993. Pembentukan dan Produksi Benih Varietas Bersari Bebas. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Prosiding. Bogor.

Dwijoseputro, D., 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT. Gramedia. Jakarta.

Gardner, F.P., Pearce, R.B., dan Mitchell, R.L., 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI-Press. Jakarta.

Goldsworthy, P. R., N. M. Fisher. 1992. The Physiology Of Tropical Field Crops (Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik, Terjemahan Tohari). Penerbit Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Hari Suseno, 1981. Fisiologi Tumbuhan. Metabolisme Dasar dan Beberapa Aspeknya. Departemen Botani. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Harjadi, S. S. 1991. Pengantar Agromomi. Gramedia. Jakarta.

Heinrich, G. M., C. A. Francis and J. D. Eastin. 1983. Stability of Grain Shorgum Yield Components Across Divers Environments. Crops Sci. 23:209-212.

Jagung. 2005. http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung. Diakses 6/2/2006.

Jumin, H. B., 1989. Ekologi Tanaman, Suatu Pendekatan Fisiologis. CV. Rajawali. Jjakarta.

Koswara, J. 1992. The Effect of Nitrogen and Plant Population on Corn Production, and a Study of Grain Maturation Period of Five Varieties in Indonesia. Thesis. University of Wisconsin, Madison. 161 p.

Lingga. P. 1991. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.

Lubis, D. A., 1992. Ilmu Makanan Ternak. PT. Pembangunan Jakarta. Bogor.

Manglayang. 2005. Quick (& Dirti) Proximate. Manglayang @qmail.com. Diakses tanggal 6/2/06.

Marsum, D., 1998. Pembentukan dan Produksi Benih Varietas Bersari-Bebas. Buletin Balai Penelitian Tanaman Pangan. Bogor.

Martin, J.H., W.H.Leonard and Stam. 1976. Principles of Field Crop Production. Macmillan Publishing Company.

48

Page 16: Dinamika Pertumbuhan dan Kandungan Nutrisi Jagung (Zea mays L.) Cacah Untuk Pakan Ternak Pada Berbagai Varietas dan Komposisi Pupuk Oleh Muhammad Izzdin Idrus

Muhammad Izzdin Idrus: Dinamika Pertumbuhan dan Kandungan Nutrisi Jagung (Zea Mays L.) Cacah

Mertz, E.T., 1992. Discovery of High Lysine. High Tryptophane Cereals Quality Protein Maize. Purdue University West Lafayette, Indiana.

Mulyani, M., 1999. Pupuk dan Cara Pemupukan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Nasaruddin, 2004. Fotosintesis, Respirasi, Metabolisme Hara dan Analisis Pertumbuhan (bahan kuliah dan belum diterbitkan). Makassar.

Purwowidodo, M. 1992. Telaah Kesuburan Tanah. Angkasa. Bandung.

Rahman, S. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Pemasyarakatan dan Pengembangannya. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Reksohadiprodjo, S. 1988. Pakan Ternak Gembala. APFE. Yogyakarta.

Salisbury B. F., C. W. Ross. 1995. Plants Physiology (Fisiologi Tumbuhan : Terjemahan Diah R. Lukman dan Sumaryono). Jilid II. Penerbit ITB. Bandung.

Sania Saenong, Syafruddin, Fadhly, A.F., 1988. Keragaman Pemupukan N, P, K dan S pada Tanaman Jagung di Sul-sel. Balai Penelitian Jagung dan Serealia, Maros.

Santoso, R.D. dan Kusnadi,MH., 1996. Kamus Istilah Pertanian. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Sarief, S. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.

Setyamidjaja, D. 1986. Pupuk dan Pemupukan. CV. Simplex. Jakarta.

Sitompul, S.M., Bambang, G., 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. UGM Gadjah Mada University Press. Malang.

Soekadji. 1991. Pengembangan Peternakan Di Wilayah Indonesia Bagian Timur Ditinjau Dari Kesesuaian Lahan. Materi Simposium Meteorologi Pertanian. Malang. Hal. 17 – 18.

Subronto dan Muluk, H. 1991. Kajian Fisiologis Dalam Rangka Mencari Tanaman Kelapa Sawit yang Produktif. Bull. PPM Vol. 22 No.1.

Sudaryono, 1998. Teknologi Produksi Jagung. Balai Penelitian Jagung dan Serealia. Maros.

Suhardjono, H., Moegijanto. 1998. Kajian Sistem Panen Tanaman Jagung dalam Menunjang Pakan Ternak. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Jagung. Maros, hal. 439 – 442.

Suprapto, H.S. dan Marzuki, R., 2004. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sutopo, L., 1998. Teknologi Benih. RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Tangendjaja, B., Gunawan. 1988. Jagung dan Limbahnya untuk Makanan Ternak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Tillman, A.D., Hartadi, S.R., Prawirokusomo dan Lebdosoekodjo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada. Gajah Mada University Press. Yogyakarta,

Tim Teknis Bimas. 1996. Paket Teknologi Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Sul-sel MT 1996/1997. Bimas Propinsi Sul-sel. Makassar.

Warisno, 1998. Budidaya Jagung Hibrida. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Widyastuti, Y.E. dan Adisarwanto, T., 2004. Meningkatkan Produksi Jagung. Penebar Swadaya. Jakarta.

Yasin, HG., Kasim, F., Mejaya, MJ., Subandi, 2004. Menyongsong Pengembangan Jagung Protein Mutu Tinggi. Balitsereal. Maros.

Yasin, HG., Made, JM., Firdaus K., 2004. Pembentukan Populasi Jagung Sintetik Berprotein Mutu Tinggi. Balitsereal. Maros.

Zainal, A., 2002. Penggemukan Sapi Potong. Agro Media Pustaka. Jakarta.

49