Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Dinas Kesehatan Kota Pagaralam
Sub. Bagian perencanaan dan Pelaporan
Jl. AIS Nasution no. 1 Kota Pagaralam (0730-622516)
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penyusunan Buku “ Profil Kesehatan Kota Pagar Alam Tahun
2014 “ ini telah dapat diselesaikan. Profil Kesehatan merupakan salah satu sarana
yang dapat digunakan untuk mengevaluasi dan melaporkan pemantauan pencapaian
hasil pembangunan kesehatan yang menampilkan situasi kesehatan di Kota Pagar
Alam terkait indikator-indikator program, Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan
Millenium Development Goals (MDGs)
Data yang digunakan dalam proses penyusunan Buku Profil Kesehatan ini
bersumber dari berbagai unit kerja baik di dalam maupun di luar lingkungan sektor
kesehatan. Profil kesehatan memiliki kedudukan yang sangat strategis, data dan
informasi yang terdapat dalam buku ini dapat dijadikan sebagai acuan penyusunan
program atau kegiatan Pembangunan Kesehatan lebih lanjut di Kota Pagar Alam.
Dengan tersusunnya buku profil kesehatan Kota Pagar Alam tahun 2014 diharapkan
dapat bermanfaat bagi semua pihak dan untuk penyempurnaan dimasa yang akan
datang dibutuhkan saran dan kritik agar Buku Profil Kesehatan Kota Pagar Alam
Tahun 2014 akan lebih baik dan berkualitas.
ii
Dalam meningkatkan mutu Profil Kesehatan Kota Pagar Alam berikutnya
diharapkan saran dan kritik yang membangun, serta partisipasi dari semua pihak
khususnya dalam upaya mendapatkan data/ informasi yang relevan, akurat, tepat
waktu dan sesuai dengan kebutuhan. Kepada semua pihak yang telah
menyumbangkan pikiran dan tenaganya dalam penyusunan Profil Kesehatan Kota
Pagar Alam, kami sampaikan ucapan terima kasih.
Pagar Alam, Oktober 2015
KEPALA DINAS KESEHATAN
KOTA PAGAR ALAM
Drs. ROSHAN YM, M.Kes
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi iii
Daftar Gambar vi
Daftar Tabel ix
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II GAMBARAN UMUM
2.1. Keadaan Penduduk 5
2.2. Letak Geografis dan Luas Wilayah 6
2.3. Keadaan Pemerintahan 8
Bab III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 9
3.1. MORTALITAS 9
3.1.1. Angka Kematian Bayi (AKB) 9
3.1.2. Angka Kematian Balita (AKABA) 12
3.1.3. Angka Kematian Ibu (AKI) 12
3.1.4. Umur Harapan Hidup (UHH) 14
3.2. ANGKA KESAKITAN 15
3.2.1. Penyakit Menular 16
3.2.1.1 Malaria 16
3.2.1.2 TB Paru 17
3.2.1.3 Pneumonia 21
3.2.1.4 HIV / AIDS 22
3.2.1.5 Kusta
3.2.1.6 Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan
Imunisasi (PD3I) 24
3.2.1.7 Penyakit Potensi Wabah / KLB 26
iv
3.3. STATUS GIZI MASYARAKAT 28
3.3.1. Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 28
3.3.2. Gizi Balita 29
3.3.3. Status Gizi Wanita Usia Subur Kurang Energi Kronik
(KEK) 29
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 31
4.1. PELAYANAN KESEHATAN DASAR 31
4.1.1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi 31
4.1.1.1. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4) 32
4.1.1.2. Pertolongan Persalinan oleh Nakes
dengan Kompetensi Kebidanan 35
4.1.1.3. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas 37
4.1.1.4. Kunjungan Neonatal 39
4.1.1.5. Kunjungan Bayi 40
4.1.2. Pelayanan Keluarga Berencana 42
4.1.3. Pelayanan Imunisasi 44
4.1.3.1. Desa/Kelurahan UCI 44
4.1.3.2. Imunisasi Bayi 46
4.1.2. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut 49
4.2. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG 50
4.2.1. Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit 50
4.2.3 Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat 56
4.3. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 58
4.4. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN
SANITASI DASAR 60
4.4.1. Pembinaan Kesehatan Lingkungan 60
4.4.2. Pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan 61
4.4.3. Keadaan Lingkungan 62
4.4.4. Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat 65
v
BAB V. SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 66
5.1. SARANA KESEHATAN 66
5.1.1. Puskesmas 66
5.1.2 Rumah Sakit 70
5.1.3. Sarana Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat 71
5.2. TENAGA KESEHATAN 73
5.2.1. Tenaga Medis 73
5.2.2 Tenaga Paramedis 75
5.2.3. Tenaga Kesehatan Lainnya 76 5.3. ANGGARAN KESEHATAN 79
BAB VI PENUTUP 81
6.1. KESIMPULAN 81
6.2. SARAN 85
Lampiran
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin Kota Pagar Alam Tahun 2014
1
Gambar 2.2 Peta Wilayah Kota Pagar Alam Tahun 2014 7
Gambar 2.3 Komplek Perkantoran Gunung Gare Pemerintah Kota Pagar Alam 8
Gambar 3.1 Penyebab Kematian Bayi di Kota Pagar Alam Tahun 2010-2014 11
Gambar 3.2 Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Kota Pagar Alam Tahun 2014 16
Gambar 3.3 Angka Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif (CDR) di Kota Pagar
Alam Tahun 2010 - 2014
18
Gambar 3.4 Angka kesembuhan (Cure Rate) di Kota Pagar Alam Tahun
2010-2014
19
Gambar 3.5 Angka kesembuhan (Cure Rate) Menurut Fasyankes ( Puskesmas &
RS) Kota Pagar Alam Tahun 2014
20
Gambar 3.6 Jumlah Kasus Campak Kota Pagar Alam Tahun 2010-2014 25
Gambar 3.7 Jumlah Kasus Diare Kota Pagar Alam Tahun 2010 - 2014 27
Gambar 3.8 Jumlah Kasus Diare Berdasarkan Fasyankes (Puskesmas dan RS)
Tahun 2014
28
Gambar 4.1 Persentase Cakupan Pelayanan K1 dan K4 Menurut PuskesmaS
Kota Pagar Alam Tahun 2014
33
Gambar 4.2 Persentase Cakupan Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil di Kota Pagar
Alam Tahun 2010 – 2014
30
Gambar 4.3 Persentase Persentase Cakupan Fe1 dan Fe3 pada Ibu Hamil di
Kota Pagar Alam Tahun 2014
35
Gambar 4.4 Persentase Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Menurut
Puskesmas di Kota Pagar Alam Tahun 2014
36
Gambar 4.5 Persentase Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Tahun 2010-2014
36
Gambar 4.6 Persentase Pelayanan Nifas Kota Pagar Alam Tahun 2010-2014 38
Gambar 4.7 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Mendapat Vitamin A
Tahun 2010-2014
38
vii
Gambar 4.8 Cakupan KN1 dan KN Lengkap di Kota Pagar Alam Tahun 2010
2014
39
Gambar 4.9 Cakupan Neonatus Komplikasi Ditangani Menurut Wilayah Kerja
Puskesmas di Kota Pagar Alam Tahun 2014
40
Gambar 4.10 Persentase Kunjungan Bayi di Kota Pagar Alam Tahun 2010-2014
Tahun 2010-2014
41
Gambar 4.11 Cakupan Bayi Mendapat Vitamin A di Kota Pagar Alam Tahun 2014 41
Gambar 4.12 Persentase KB Aktif di kota Pagar Alam Tahun 2014 43
Gambar 4.13 Cakupan Desa/Kelurahan UCI di Kota Pagar Alam Tahun 2012-2014 45
Gambar 4.14 Persentase Cakupan Pelayanan Imunisasi Hepatitis B < 7 hari pada
Bayi Menurut Puskesmas di Kota Pagar Alam Tahun 2014
46
Gambar 4.15 Persentase Cakupan Pelayanan Imunisasi BCG pada Bayi
Menurut Puskesmas di Kota Pagar Alam Tahun 2014
47
Gambar 4.16 Persentase Cakupan Pelayanan Imunisasi Polio 4 pada Bayi
Menurut Puskesmas di kota Pagar Alam Tahun 2014
47
Gambar 4.17 Persentase Cakupan Pelayanan Imunisasi Polio 4 pada Bayi
Menurut Puskesmas di kota Pagar Alam Tahun 2014
48
Gambar 4.18 Persentase Cakupan Pelayanan Imunisasi Campak pada Bayi
Menurut Puskesmas di kota Pagar Alam Tahun 2014
48
Gambar 4.19 Persentase cakupan Pelayanan kesehatan Usia lanjut berdasarkan
wilayah kerja puskesmas di kota Pagar Alam Tahun 2014
50
Gambar 4.20 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan di kota Pagar Alam
Tahun 2014
57
Gambar 4.21 Cakupan Pemberian ASI Eksklusif di kota Pagar Alam
Tahun 2010 – 2014
58
Gambar 4.22 Persentase TPM Menurut Status Higiene Sanitasi berdasarkan
wilayah kerja puskesmas di kota Pagar Alam Tahun 2014
61
Gambar 4.23 Persentase Persentase Rumah Sehat Menurut Puskesmas di kota
Pagar Alam Tahun 2014
63
Gambar 4.24 Persentase Rumah Sehat Menurut Puskesmas di kota Pagar Alam
Tahun 2014
64
viii
Gambar 4.25 Persentase Persentase Jamban Sehat Berdasarkan Wilayah Kerja
Puskesmas di kota Pagar Alam Tahun 2014
65
Gambar 4.26 Persentase Persentase Rumah Tangga ber PHBS Berdasarkan
Wilayah Kerja Puskesmas di kota Pagar Alam
66
Gambar 5.1 Puskesmas di Kota Pagar Alam 69
Gambar 5.2 Rumah Sakit Daerah Besemah Kota Pagar Alam 70
Gambar 5.3 Jumlah Posyandu Menurut Strata berdasarkan wilayah kerja
Puskesmas di kota Pagar Alam Tahun 2014
73
Gambar 5.4 Jumlah Poskeskel dan Kelurahan Berdasarkan wilayah kerja
Puskesmas di kota Pagar Alam Tahun 2014
73
ix
DAFTAR TABEL
hal
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk menurut Kecamatan Kota Pagar Alam tahun 2014 6
Tabel 3.1 Jumlah Kematian Bayi (Termasuk Neonatal) di Kota Pagar Alam tahun
2010-2014
10
Tabel 3.2 Jumlah Kematian Ibu di Kota Pagar Alam Tahun 2010 - 2014 13
Tabel 3.3 Angka Harapan Hidup Kota Pagar Alam Tahun 2010 - 2014 14
Tabel 3.4 AFP Rate Kota Pagar Alam Tahun 2010 - 2014 24
Tabel 4.1 Indikator Pelayanan RSD Besemah Kota Pagar Alam Tahun 2014 51
Tabel 5.1 Jumlah Pustu Berdasarkan Puskesmas di Kota Pagar Alam Tahun
2014
68
Tabel 5.2 Distribusi tenaga medis menurut unit kerja di kota Pagar AlamTahun
2014
74
Tabel 5.3 Distribusi tenaga paramedis menurut unit kerja di kota Pagar Alam
Tahun 2014
75
Tabel 5.4 Distribusi tenaga Kefarmasian menurut unit kerja di Kota Pagar Alam
Tahun 2014
76
Tabel 5.5 Distribusi tenaga gizi menurut unit kerja di Kota Pagar Alam Tahun2014 77
Tabel 5.6 Distribusi Tenaga Kesmas dan Kesling Menurut Unit Kerja
di Kota Pagar Alam Tahun 2014
78
Tabel 5.7 Anggaran Kesehatan Kota Pagar Alam Tahun 2014 79
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan adalah suatu keadaan yang sempurna dari fisik, mental, dan
tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan (WHO, 1948). Kesehatan
seharusnya dipandang oleh para “policy maker” sebagai hak azazi manusia,
berarti peranan pemerintah yang kuat untuk mengatasi masalah tercapainya
kesehatan seperti kemiskinan, kegiatan pembangunan yang merusak kesehatan,
mempromosikan pemerataan pelayanan kesehatan dan menjamin ketersediaan
pelayanan kesehatan yang bermutu.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan tersebut,
penyelenggaraan pembangunan kesehatan mestilah dilaksanakan dengan
perencanaan program pembangunan kesehatan yang baik sesuai dengan
kebutuhan, terarah, menyeluruh dan berkesinambungan oleh segenap bangsa
Indonesia; baik oleh pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/ kota, maupun
oleh sektor swasta dan masyarakat. Visi Kementerian Kesehatan adalah:
”Masyarakat Sehat yang mandiri dan berkeadilan” sedang Misi Kementerian
Kesehatan untuk mencapai visi tersebut adalah: meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan
masyarakat madani, Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin
tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan,
menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan dan
menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
2
Untuk mewujudkan cita-cita pembangunan kesehatan nasional tersebut,
salah satu upaya yang dikembangkan adalah Sistem Informasi Kesehatan.
Sistem Informasi Kesehatan bukanlah suatu sistem yang berdiri sendiri,
melainkan bagian fungsional dari Sistem Kesehatan yang dibangun dari
himpunan atau jaringan sistem-sistem informasi kesehatan, baik yang telah lama
ada maupun yang baru diadakan, baik manual maupun elektronik.
Salah satu keluaran dari penyelenggaraan sistem informasi kesehatan
nasional adalah Profil kesehatan, yang merupakan salah satu paket penyajian
data/ informasi kesehatan, berisi data/ informasi derajat kesehatan, Upaya
kesehatan, Sumber Daya Kesehatan dan informasi terkait lainnya.
Profil Kesehatan Kota Pagar Alam Tahun 2014 memuat berbagai data
tentang kesehatan, yang meliputi situasi derajat kesehatan, situasi upaya
kesehatan, dan situasi sumber daya kesehatan di Kota Pagar Alam selama tahun
2014. Profil kesehatan ini juga menyajikan data pendukung lain yang
berhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan, dan data
lingkungan.
Tujuan utama diterbitkannya Profil Kesehatan Kota Pagar Alam Tahun 2014 ini
adalah:
1. Diperolehnya gambaran keadaan kesehatan masyarakat di Kota Pagar
Alam Tahun 2014
2. Sebagai salah satu sarana evaluasi terhadap tingkat pencapaian kinerja
penyelenggaraan program kesehatan di Kota Pagar Alam, khususnya
selama tahun 2014, yang diukur Indikator Kinerja SPM (Standar Pelayanan
Minimal) bidang Kesehatan.
Profil ini juga merupakan salah satu sarana pemantau pencapaian visi
Kota Pagar Alam “Terwujudnya Keseimbangan Masyarakat Pagar Alam Yang
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
3
Sehat, Cerdas, Berakhlaq Mulia, Dan Didukung Oleh Ekonomi Kerakyatan Yang
Tangguh Dalam Lingkungan Yang Alami”. Hasil evaluasi akan sangat bermanfaat
untuk perencanaan dan perbaikan penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
masa mendatang.
Profil Kesehatan Kota Pagar Alam Tahun 2014 ini disajikan dalam bentuk
narasi, tabel dan gambar yang terbagi dalam enam bab dengan sistematika
sebagai berikut :
Bab I - Pendahuluan.
Bab ini berisikan penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan
dan sistematika dari penyajian nya
Bab II - Gambaran Umum.
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum dalam hal Keadaan
Geografi, Keadaan Demografi, Keadaan Lingkungan dan Masyarakat di
Kota Pagar Alam
Bab III - Situasi Derajat Kesehatan.
Bab ini berisi uraian tentang indikator keberhasilan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan tahun 2014 yang mencakup tentang angka
kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi
Bab IV- Situasi Upaya Kesehatan.
Bab ini merupakan penggambaran dari upaya Pelayanan Kesehatan
Dasar, Pelayanan Kesehatan Rujukan, Pemberantasan Penyakit
Menular, Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar,
Perbaikan Gizi Masyarakat dan Pelayanan Kefarmasian
Bab V –Situasi Sumber Daya Kesehatan.
Bab ini menguraikan tentang Keadaan Sarana Kesehatan, Tenaga
Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan dan Sarana Informasi Kesehatan
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
4
Bab VI –Kesimpulan
Bab ini memuat hal-hal yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut,
berkaitan dengan keberhasilan-keberhasilan dan hal-hal yang masih
dianggap kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan
kesehatan di Kota Pagar Alam
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
5
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1. KEADAAN PENDUDUK
Penduduk Kota Pagar Alam pada tahun 2014 berjumlah 132.498 jiwa
dengan tingkat kepadatan penduduk sekitar 209 jiwa per km2. Dari 5 kecamatan
yang ada di Kota Pagar Alam, Kecamatan Pagar Alam Selatan mempunyai
kepadatan penduduk yang tertinggi sebesar 750.42 orang per km2, sedangkan
kepadatan penduduk yang terendah adalah kecamatan Dempo Selatan yaitu
sebesar 53.75 orang per km2 karena sebagian wilayah kecamatan banyak terdapat
perkebunan dan sawah milik masyarakat. Penduduk menurut kelompok umur
menunjukkan bahwa 27,33% penduduk Kota Pagar Alam berusia muda ( 0-14
tahun), 65,01% berusia produktif (umur 15-59 tahun), dan hanya 7,66% yang
berumur 60 tahun lebih.
Gambar 2.1 Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Kota Pagar Alam Tahun 2014
Sumber: BPS Kota Pagar Alam Tahun 2014
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
6
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk berdasarkan Kecamatan
Kota Pagar Alam tahun 2014
No Kecamatan Kepadatan
(Km)2
Jumlah penduduk
1 Dempo Selatan 53.75 11.714
2 Dempo Tengah 74.05 12.818
3 Dempo Utara 164.50 20.395
4 Pagar Alam Selatan 750.42 47.404
5 Pagar Alam Utara 724.12 40.167
Total 132.498
Sumber: BPS Kota Pagar Alam Tahun 2013
2.2. LETAK GEOGRAFIS DAN LUAS WILAYAH
Kota Pagar Alam adalah salah satu Kota dalam Propinsi Sumatera Selatan
yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2001 (lembaran
Negara RI Tahun 2001 nomor 88, tambahan lembaran Negara RI nomor 4115)
sebelumnya Kota administratif dalam lingkungan Kabupaten Lahat.
Kota Pagar Alam secara geografis berada pada posisi 40 lintang selatan
(LS) dan 103,150 bujur timur (BT) dengan luas wilayah 633,66 Km sebelah barat
daya dari ibu Kota Kabupaten Lahat. Letak Kota Pagar Alam berbatasan dengan
kecamatan yang ada dalam Kabupaten Lahat propinsi Sumatera Selatan, yaitu
sebagai berikut:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Jarai dan Kecamatan Pajar
Bulan Kabupaten Lahat.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Bengkulu
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Sakti, Kabupaten
Lahat.
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kota Agung Kabupaten Lahat.
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
7
Sebagai atap daerah Propinsi Sumatera Selatan Kota Pagar Alam berada
pada ketinggian 100-3159 meter dpl (dari permukaan laut) dari luas wilayah
dataran tinggi di daerah ini berada di bawah kaki Gunung Dempo kurang lebih
3159 meter. Suhu di Kota Pagar Alam berkisar antara 140C sampai dengan 340C
Jarak terjauh ibukota Kecamatan dan Pusat Kota Pagar Alam sekitar ± 20
km dengan waktu tempuh perjalanan kurang lebih 30 menit dengan transportasi
darat. Sedangkan jarak antara Kota Pagar Alam dengan ibukota Propinsi
(Palembang) adalah ± 291 km yang dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 6-
7 jam dengan menggunakan kendaraan roda empat (mobil).
Kota Pagar Alam mempunyai sungai diantaranya: Sungai Lematang,
Sungai Selangis Besar, Sungai Selangis Kecil, Sungai Kundur, Sungai Betung,
Sungai Air Perikan, sedangkan Sungai Endikat merupakan sungai yang
membatasi Kota Pagar Alam dengan Kecamatan Kota Agung Kabupaten Lahat.
Gambar 2.2. Peta Wilayah Kota Pagar Alam
Sumber: Bappeda Kota Pagar Alam tahun 2014
Kota Pagar Alam memiliki Luas Wilayah ±633,66 Km2, yang terbagi
menjadi 5 (lima) Kecamatan yaitu Kecamatan Dempo Selatan, Dempo Tengah,
Dempo Utara, Pagar Alam Selatan dan Pagar Alam Utara.
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
8
2.3. KEADAAN PEMERINTAHAN
Kota Pagar Alam adalah salah satu Kota dalam Propinsi Sumatera Selatan
yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2001 (lembaran
Negara RI Tahun 2001 nomor 88, tambahan lembaran Negara RI nomor 4115)
sebelumnya Kota administratif dalam lingkungan Kabupaten Lahat. Kota Pagar
Alam dalam penyelenggaraan roda pemerintahan dan pelayanan umum kepada
masyarakat dipimpin oleh seorang Walikota. Pemerintah Kota Pagar Alam terdiri
dari 5 (lima) Kecamatan yang membawahi 35 kelurahan.
Kecamatan Dempo Selatan terdiri dari 5 (lima) Kelurahan, Kecamatan
Dempo Tengah terdiri dari 5 (lima) kelurahan, Kecamatan Dempo Utara terdiri
dari 7 (tujuh) Kelurahan, Kecamatan Pagar Alam Utara terdiri dari 10 (sepuluh)
Kelurahan, dan Kecamatan Pagar Alam Selatan terdiri dari 8 (delapan)
Kelurahan. Dalam mendukung jalannya roda pemerintahan, Pemerintah Kota di
bantu oleh 2 (dua) orang Sekretariat yaitu Sekretariat Daerah Kota yang terdiri
dari 10 (sepuluh) dinas/ instansi otonom, 3 (tiga) badan dan 7 (tujuh) kantor.
Gambar 2.3 Komplek Perkantoran Gunung Gare
Pemerintah Kota Pagar Alam
Sumber: www.Pagar Alam.go.id
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
9
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Gambaran situasi derajat kesehatan masyarakat digambarkan melalui 3
aspek yaitu Mortalitas (Angka Kematian) , Morbiditas (Angka Kesakitan) dan
Status Gizi.
3.1. MORTALITAS
Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari
kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu,
kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian
keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan
lainnya.
3.1.1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Data kematian yang terdapat pada komunitas dapat diperoleh melalui
survei, karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data
kematian pada fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus
rujukan.
Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
indikator yang lazim digunakan menentukan derajat kesehatan masyarakat.
Selain itu program-program kesehatan banyak yang menitikberatkan pada upaya
penurunan AKB. Angka kematian bayi merujuk kepada jumlah bayi yang
meninggal pada fase antara kelahiran hingga bayi belum mencapai umur 1 tahun
per 1000 kelahiran hidup.
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
10
Perkembangan jumlah kasus kematian bayi di Kota Pagar Alam dapat
dilihat pada table berikut :
Tabel 3.1 Jumlah Kasus Kematian Bayi (Termasuk Neonatal)
Kota Pagar Alam Tahun 2010 – 2014
Tahun Jumlah Kematian Konversi
2010 22/3193 KH 6.89/ 1000 KH
2011 12/3027 KH 3.96/ 1000 KH
2012 15/3590 KH 4.17/ 1000 KH
2013 13/2221 KH 5.85/ 1000 KH
2014 11/2954 KH 3.72/ 1000 KH
Sumber : Seksi Kesga, Reproduksi, KB & USILA Dinkes Kota Pagar Alam
Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa jumlah kematian bayi di Kota
Pagar Alam tahun 2014 mengalami penurunan dibandingkan jumlah kematian bayi
yang tercatat pada tahun sebelumnya. Jumlah kematian bayi pada tabel diatas
merupakan jumlah kematian yang terjadi pada bayi usia 0 – 11 bulan (termasuk
neonatal). Jumlah kematian bayi pada tahun 2014 adalah 11 orang dari 2954
kelahiran hidup atau 3,72 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan untuk tahun 2013
adalah 13 orang dan tahun 2012 sebanyak 15 orang. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi tingkat angka kematian bayi tetapi tidak mudah untuk menemukan
fakkor yang paling dominan. Sistem monitoring dan revitalisasi serta pelacakan,
tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan
dengan tenaga medis yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah
kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
11
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap tingkat angka kematian bayi.
Penurunan jumlah kematian bayi tersebut diantaranya dimungkinkan oleh
peningkatan pelayanan kesehatan sehingga faktor resiko pada ibu melahirkan
dapat diatasi dan dapat menurunkan kasus kematian bayi
Penyebab kematian bayi tahun 2014 adalah 3 orang karena BBLR (Bayi
Berat Lahir Rendah), 3 orang disebabkan karena asfiksia dan 5 orang karenan
penyebab lainnya. Penyebab kasus kematian bayi pada tahun 2013 paling banyak
disebabkan karena adanya kongenital yaitu kelainan bawaan dan kelainan
pencernaan. Untuk tahun 2010,2011 dan 2012 dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 3.1 Penyebab Kematian Bayi di Kota Pagar Alam
Tahun 2010 – 2014
Sumber : Seksi Kesga, Reproduksi, KB & USILA Dinkes Kota Pagar Alam
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
12
3.1.2. Angka Kematian Balita (AKABA)
Pada tahun 2014 di Kota Pagar Alam terjadi kasus kematian balita
sebanyak 3 kasus masing-masing terjadi di wilayah kerja Puskesmas
Pengandonan, Puskesmas Sidorejo dengan dan Puskesmas Gunung Dempo.
Kasus kematian balita disebabkan karena penyakit muntaber dan karena
tenggelam. Kasus kematian balita di Kota Pagar Alam berdasarkan dari laporan
bulanan KIA Puskesmas dan RSUD Besemah pada tahun 2010, 2011 dan 2013
tidak terdapat kasus kematian balita. Namun, pada tahu 2012 terdapat 3 kasus
kematian balita yaitu dengan penyebab karena penyakit anemia, sepsis dan
tenggelam.
3.1.3. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka kematian ibu (AKI) adalah kematian perempuan pada saat hamil
atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa
memandang lamanya kehamilan, yakni kematian yang disebabkan karena
kehamilannya atau penanganannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain
seperti kecelakaan dan terjatuh. Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan ibu hamil antara lain tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi
dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan
terutama untuk ibu hamil, ibu waktu melahirkan dan masa nifas.
Jumlah kasus kematian ibu maternal (ibu hamil & ibu bersalin) Kota Pagar
Alam tahun 2010 – 2014 dapat dilihat pada gambar berikut :
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
13
Tabel 3.2
Jumlah Kasus Kematian Ibu Kota Pagar Alam Tahun 2010 – 2014
Tahun Jumlah Kematian Konversi
2010 1/3193 KH 31,32/ 100.000 KH
2011 2/3027 KH 66,07/ 100.000 KH
2012 2/3590 KH 55,71/ 100.000 KH
2013 3/2221 KH 135,07/ 100.000 KH
2014 4/2954 KH 135,41/ 100.000 KH
Sumber : Seksi Kesga, Reproduksi, KB & USILA Dinkes Kota Pagar Alam
Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa jumlah kematian ibu di Kota
Pagar Alam tahun 2014 adalah 4 orang dari 2954 kelahiran hidup atau 135,41 per
100.000 kelahiran hidup, dengan penyebab kematian 1 orang meninggal karena
perdarahan di wilayah kerja Puskesmas Sidorejo, 2 orang meninggal akibat
Prolapsus uteri di wilayah kerja Puskesmas Pengaringan dan Bandar, 1 orang
meninggal karena decomp post SC di wilayah kerja Puskesmas Gunung Dempo.
Pada tahun 2013 terdapat 3 kematian ibu dari 2.221 kelahiran hidup, dengan
penyebab kematian 2 orang meninggal akibat kelainan jantung wilayah kerja
Puskesmas Pengaringan, dan 1 orang meninggal decomp di wilayah kerja
Puskesmas Sandar Angin. Sementara pada tahun 2012 juga terdapat 2 kematian
ibu dari 3.605 kelahiran hidup. Dengan penyebab kematian 1 orang meninggal
akibat alergi anastesi spinal di wilayah kerja Puskesmas Sandar Angin, dan 1
orang meninggal akibat perdarahan di wilayah kerja Puskesmas Gunung Dempo.
Pada tahun 2010, jumlah kematian ibu di Kota Pagar Alam ditemukan 1
kasus dari 3193 kelahiran hidup dengan peyebab kematian karena hypertensi,
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
14
sementara pada tahun 2011 terdapat 2 kematian ibu dari 3027 kelahiran hidup,
dengan penyebab kematiannya adalah 1 orang ibu meninggal karena penyakit
lupus yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sandar Angin, dan 1 orang
meninggal akibat penyakit leukimia di Puskesmas bandar.
Jumlah kasus kematian tahun 2010 hingga tahun 2014 cenderung
meningkat, sehingga perlu dilakukan optimalisasi upaya pelayanan kesehatan
baik pada aspek promotif maupun preventif tanpa mengesampingkan kualitas
pelayanan kuratif. Angka kematian ibu juga disebabkan oleh faktor kesadaran ibu
untuk memeriksakan kehamilan secara rutin, melakukan persalinan dengan
tenaga kesehatan yang berkompeten dan melakukan perawatan nifas secara
teratur. Tetapi revitalisasi dengan melakukan monitoring, survey masih perlu di
lakukan untuk mencari kemungkinan kasus yang tidak terlaporkan.
3.1.4. Umur Harapan Hidup (UHH)
Angka harapan hidup adalah suatu tingkat usia rata-rata yang dicapai
suatu penduduk dalam periode tertentu. Angka harapan hidup yang tinggi
mencerminkan kesehatan penduduk meningkat & kualitas medis serta
pengobatan yang baik, yang biasanya ditandai dengan menurunnya tingkat
kematian bayi.
Data angka harapan hidup berguna untuk mengevaluasi kinerja
pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk dan meningkatkan
derajat kesehatan. Berikut data angka harapan hidup Kota Pagar Alam tahun
2010-2014 yang cendrung meningkat setiap tahunnya.
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
15
Tabel 4.2
Angka Harapan Hidup Kota Pagar Alam Tahun 2010 - 2014
Tahun Angka Harapan Hidup
2010 65,28
2011 65,35
2012 65,41
2013 65,47
2014 65,50
Sumber : BPS Kota Pagar Alam
3.2. ANGKA KESAKITAN
Data angka kesakitan penduduk yang berasa dari masyarakat (sommunity
based data) yang diperoleh melalui studi morbiditas, dan hasil pengumpulan data
dari bidang-bidang Dinas Kesehatan Kota Pagar Alam serta sarana pelayanan
kesehatan (facility based data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan
pelaporan.
Tingkat kesakitan Kota Pagar Alam mencerminkan situasi derajat
kesehatan masyarakat yang ada di dalamnya. Bahkan tingkat morbiditas penyakit
menular tertentu senantiasa menjadi sorotan dalam membandingkan kondisi
kesehatan. Pada bab ini disajikan gambaran morbiditas penyakit–penyakit
menular dan tidak menular yang dapat menjelaskan keadaan derajat kesehatan
masyarakat di Kota Pagar Alam sepanjang tahun 2014.
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
16
Pola penyakit penderita rawat jalan berdasarkan 10 penyakit terbesar di
puskesmas tahun 2014 dapat kita lihat pada grafik di bawah ini.
Gambar 3.2 Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Kota Pagar Alam
Tahun 2014
Sumber: Seksi Yankes Dinkes kota Pagar Alam tahun 2014
3.2.1 Penyakit Menular
Penyakit menular yang disajikan dalam bagian ini antara lain Malaria, TB
Paru, HIV/AIDS, Kusta, Penyakit menular yang dapat dicegah dengan Imuniasi
(PD3I), Penyakit potensial wabah.
3.2.1.1. Malaria
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya penurunan
kasusnya terkait dengan komitmen internasioanal dalam MDGs. Pada tatanan
Provinsi, Kota, maupun nasional malaria masih menjadi permasalahan kesehatan
masyarakat yang berarti.
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
17
Angka kesakitan malaria dalam kurun waktu 2010 – 2014 menunjukkan
kecenderungan fluktuatif. Pada tahun 2010 angka kesakitan malaria adalah
sebesar 209 kasus atau 1,67 per 1000 penduduk. Capaian angka kesakitan
malaria pada tahun 2010 di Kota Pagar Alam sudah jauh dibawah target yang
ditetapkan secara nasional, dimana Target Indonesia menetapkan angka
kesakitan malaria sebesar 5 per 1000 penduduk. Sementara pada tahun 2011
ditemukan 10 kasus malaria tanpa pemeriksaan darah (klinis) dengan jumlah 0.08
per 1000 penduduk. Pada tahun 2012 ditemukan 12 kasus malaria tanpa
pemeriksaan darah (Klinis) dengan jumlah 0.09 per 1000 penduduk. Pada tahun
2013 tidak ditemuka kasus penyakit malaria namun pada tahun 2014 ditemukan 7
kasus malaria dengan jumlah 0.05 per 1000 penduduk. Angka kejadian malaria
cendrung menurun karena Kota Pagar Alam bukan merupakan daerah endemis
malaria, adanya angka kesakitan malaria di Kota Pagar Alam disebabkan karena
adanya akibat dari perpindahan penduduk dan arus transportasi yang cepat,
sehingga penderita malaria bisa dijumpai di daerah yang tidak ada penularan.
3.2.1.2. TB Paru
Milenieum Development Goals (MDGs) menjadikan penyakit TB Paru
sebagai salah satu penyakit yang menjadi target untuk diturunkan, selain malaraia
dan HIV/ AIDS. Pada level nasional berbagai upaya telah dilakukan untuk
mengendalikan penyakit ini diantaranya melalui program Directly Observerd
Treatment Shortcourse Chemotherapy (DOTs), di Kota Pagar Alam juga
melakukan Program tersebut untuk mengendalikan penyakit TB Paru ini.
Tujuan dari program pemberantasan TB Paru adalah menurunkan angka
kesakitan dan angka kematian TB, memutuskan rantai penularan. Targetnya
adalah tercapainya penemuan pasien baru TB BTA positif paling sedikit 70% dari
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
18
perkiraan dan menyembukan 85% dari semua pasien tersebut serta
mempertahankannya.
Pada tahun 2012 prevalensi TB paru di Kota Pagar Alam adalah 38/100.000
penduduk atau sebanyak 47 kasus. Proporsi jumlah kasus TB yang terdeteksi
adalah 34,56%. pada tahun 2013 prevalensi TB paru di Kota Pagar Alam adalah
20/100.000 penduduk atau sebanyak 25 kasus. Proporsi jumlah kasus TB yang
terdeteksi adalah 20%. Pada tahun 2014 prevalensi TB paru adalah 100/100.000
penduduk atau sebanyak 134 kasus. Proporsi jumlah kasus TB yang terdeteksi
adalah 91,78 %, sedangkan proporsi kasus TB yang diobati dan sembuh dalam
program DOTS adalah 82,09%.
Angka penemuan pasien baru TB BTA positif (Case Detection Rate) di
Kota Pagar Alam dari tahun 2010 s/d 2014 berfluktuatif, sedangkan target dari
tahun 2005 sebesar 70%, dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 3.3 Angka Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif(CDR)
Tahun 2010-2014
Sumber : Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Pagar Alam Tahun 2014
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
19
Case Detection Rate adalah persentase pasien baru TB Paru BTA positif
yang ditemukan dibanding jumlah pasien baru TB Paru BTA positif yang
diperkirakan ada dalam suatu wilayah. Berdasarkan gambar diatas, proporsi
jumlah kasus TB yang terdeteksi pada tahun 2014 mengalami kenaikan yang
cukup tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yaitu mencapai 91,78 %
yang didapatkan dari 134 kasus TB Paru BTA Positif yang ditemukan
dibandingkan dengan 146 kasus yang diperkirakan pada tahun 2014.
Angka kesembuhan (Cure Rate) merupakan angka pasien baru TB BTA
positif yang sembuh setelah masa pengobatan. Berikut angka kesembuhan TB
BTA positif tahun 2010 s/d 2014 :
Gambar 3.4
Angka kesembuhan (Cure Rate) di Kota Pagar Alam Tahun 2010-2014
Sumber : Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Pagar Alam Tahun 2014
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
20
Dari gambar tersebut terlihat bahwa angka kesembuhan TB BTA positif
pada dua tahun terakhir yaitu tahun 2013 dan tahun 2014 cenderung meningkat
jika dibanding tahun-tahun sebelumnya, namun belum mencapai target yang
ditetapkan yaitu 85%. Pada tahun 2014 angka kesembuhan TB BTA positif
menurun yaitu sebesar 82,09 % dari 84,00 % pada tahun 2013.
Gambar 3.5 Angka kesembuhan (Cure Rate) Menurut Fasyankes (Puskesmas & RS)
Kota Pagar Alam Tahun 2014
Sumber : Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Pagar Alam Tahun 2014
Angka kesembuhan TB Paru BTA positif Tahun 2014 di tingkat puskesmas
menunjukkan bahwa sebagian besar Puskesmas di Kota Pagar Alam sudah
mencapai angka kesembuhan yang diharapkan yaitu lebih dari target 85%.
Namun masih ada beberapa fasilitas pelayanan kesehatan dalam hal ini
puskesmas dan RS yang belum mencapai angka kesembuhan yang diharapkan
yaitu puskesmas Bumi Agung (60%), puskesmas Sidorejo (76,47%) dan RSUD
Besemah (81,52%). Faktor penyebab rendahnya angka kesembuhan bisa
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
21
disebabkan dari dua pihak yaitu antara penyedia pelayanan dan pengguna
pelayanan (pasien). Sejumlah faktor penghambat yang dapat mempengaruhi
angka kesembuhan yaitu : putus berobat karena merasa sudah enak, pengobatan
tidak teratur karena berpindah-pindah tempat tinggal atau tempat kerja,
kebosanan minum obat, pasien kurang motivasi,. Untuk itu program pengobatan
TB paru di kota Pagar Alam 2014 khususnya program Pengawasan Makan Obat
(PMO) TB Paru harus terus ditingkatkan dan senantiasa meberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu kepada masyarakat.
3.2.1.3. Pneumonia
Pneumonia adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan adanya infeksi
dari satu atau kedua paru-paru, yang biasanya disebabkan oleh bakteri dan virus,
menimbulkan gejala yang menyerupai gejala pilek yang dimulai dengan demam
dan batuk, diikuti oleh gejala lain, seperti pernafasan yang pendek, berkeringat,
nyeri dada, rusty sputum (dahak seperti berkarat) dan menggigil.
Persentase penderita pneumonia balita yang ditangani di Kota Pagar Alam
Tahun 2014 adalah sebesar 6,65% yang didapatkan dari 88 penderita pneumonia
balita yang ditangani dibandingkan dengan 1.323 jumlah perkiraan penderita
pneumonia balita di Tahun 2014. Kasus pneumonia balita pada tahun 2014 tidak
ditemukan di tingkat puskesmas, semua kasus pneumonia balita ditemukan dan
ditangi di RSUD Besemah. Kasus pneumonia pada balita di Kota Pagar Alam
dapat ditangani dengan baik sehingga tidak menyebabkan kematian balita.
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
22
3.2.1.4. HIV/AIDS
Secara nasional, perkembangan penyakit HIV/AIDS terus menunjukkan
peningkatan, meskipun berbagai upaya penanggulangan terus dilakukan.
Semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, menyebarnya sentra-sentra
pembangunan ekonomi di Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yang tidak
aman dan meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan, secara
simultan telah memperbesar tingkat risiko penyebaran HIV/AIDS.
Infeksi HIV dan AIDS dalam 10 tahun terakhir semakin nyata menjadi
masalah kesehatan masyarakat di Sumatera Selatan yang dibuktikan dengan
terus meningkatnya kasus yang ditemukan melalui klinik VCT dan laporan
surveilans AIDS dsri RS. Infeksi HIV dan AIDS sudah menyebar hampir di seluruh
Kabupaten/Kota di wilayah Sumatera Selatan, dan di Indonesia sendiri telah
mengalami perubahan dari epidemi rendah menjadi epidemi terkonsentrasi, hal ini
karena hasil survei pada sub populasi tertentu menunjukkan prevalensi HIV di
beberapa provinsi telah melebihi 5% secara konsisten, tetapi di Sumatera Selatan
masih pada epidemi rendah karena prevalensi HIV 0,6%.
Pada tahun 2012 ditemukan kasus HIV sebanyak 2 orang, 1 laki-laki dan 1
orang perempuan di wilayah kerja puskesmas Sidorejo. Sementara AIDS di
temukan 1 orang perempuan di wilayah kerja puskesmas Sidorejo. Pada tahun
2013 tidak ditemukan kasus HIV/AIDS. Namun pada tahun 2014 ditemukan kasus
HIV sebanyak 5 kasus dengan jenis kelamin laki-laki.
Program pencegahan HIV/AIDS hanya dapat efektif bila dilakukan dengan
komitmen masyarakat dan komitmen politik yang tinggi untuk mencegah dan atau
mengurangi perilaku risiko tinggi terhadap penularan HIV. Salah satunya adalah
dengan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) HIV-AIDS dan NAPZA pada
kelompok beresiko tinggi, petugas kesehatan, anak sekolah serta semua lapisan
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
23
masyarakat melalui pemberian penyuluhan kesehatan disekolah dan masyarakat.
Pelajar juga harus dibekali pengetahuan bagaimana untuk menghindari atau
mengurangi kebiasaan yang mendatangkan risiko terkena infeksi HIV. Program
untuk anak sekolah harus dikembangkan sedemikian rupa sesuai dengan
perkembangan mental serta kebutuhan mereka.
3.2.1.5. Kusta
Penyakit kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman yang dimakan
sebagai microbakterium, dimana microbacterium ini adalah kuman aerob, tidak
membentuk spora, berbentuk batang yang tidak mudah diwarnai namun jika
diwarnai akan tahan terhadap dekolorisasi oleh asam atau alkohol sehingga oleh
karena itu dinamakan sebagai basil “tahan asam”. Selain banyak membentuk
safrifit, terdapat juga golongan organism patogen (misalnya Microbacterium
tubercolose, mycrobakterium leprae) yang menyebabkan penyakit menahun
dengan menimbulkan lesi jenis granuloma infeksion.
Provinsi Sumatera Selatan termasuk daerah ”Low Endemik” Kusta, Kota
Pagar Alam Tahun 2011 ditemukan 1 kasus penderita kusta Multi basiler dengan
cacat tingkat 2, di wilayah kerja Puskesmas Sidorejo. Dengan angka penemuan
kasus kusta 1 per 100.000 penduduk. Dan angka prevalensi kusta sebesar 0.08
per 10.000 penduduk. Sementara pada tahun 2012 hingga tahun 2013 tidak
terdapat penderita kusta di kota Pagar Alam. Namun pada tahun 2014 ditemukan
1 kasus penderita kusta Multi Basiler (MB) / Kusta Basah di wilayah kerja
Puskesmas Bumi Agung.
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
24
3.2.1.6. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
a. AFP Rate (Non Polio) < 15 Tahun
Acute Flacid Paralysis (AFP) adalah kelumpuhan pada anak berusia
kurang dari 15 tahun yang bersifat layuh (Flaccid) terjadi secara akut,
mendadak dan bukan disebabkan ruda paksa. AFP Rate dihitung per
100.000 penduduk berusia kurang dari 15 tahun di wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu. Berikut AFP Rate Kota Pagar Alam tahun 2010 -
2014
Tabel 3.4 AFP Rate Kota Pagar Alam
Tahun 2010 – 2014
Tahun Jumlah Kasus
AFP
Jumlah
Penduduk < 15
Tahun
AFP Rate per
100.000
penduduk
2010 5 27.356 18,27
2011 7 29.366 23,83
2012 8 34.841 22,96
2013 7 19.881 35,21
2014 0 36.208 Tidak ada kasus
Sumber : Seksi Pencegahan, Surveilans Epidemologi Dinkes Kota Pagar Alam Tahun 2014
b. Campak
Seorang anak dikatakan mendapat imunisasi lengkap bila telah
menerima imunisasi Hb-0, BCG, DPT/HB 1-2-3, Polio 1-2-3-4 dan
campak. Angka dop out (DO) dinilai dari selisih dari anak yang mendapat
imunisasi DPT/HB1 dan imunisasi campak sebagai imunisasi terkahir.
Angka yang ditolerir pada indikator DO ini adalah <10% artinya makin
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
25
tinggi angka DO makin banyak anak yang tidak mendapat imunisasi
lengkap.
Program imunisasi yang dijalankan adalah untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi, salah satunya adalah penyakit campak. Penyakit campak
setiap tahunnya cenderung menurun. Kasus penyakit campak pada
tahun 2010 adalah sebanyak 17 kasus, tahun 2011 sebanyak 5 kasus,
tahun 2012 sebanyak 9 kasus, tahun 2013 sebanyak 3 kasus dan di
tahun 2014 tidak ada kasus. Hal ini membuktikan bahwa adanya upaya
Dinas Kesehatan dalam menurunkan jumlah kasus campak dengan
menggalakkan imunisasi yang lengkap kepada masyarakat.
Gambar 3.6 Jumlah Kasus Campak Kota Pagar Alam Tahun 2010-2014
Sumber : Seksi Pencegahan, Surveilans Epidemologi Dinkes Kota Pagar Alam Tahun 2014
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
26
3.2.1.7. Penyakit Potensi KLB / Wabah
a. Demam Berdarah Dengue
Demam Berdarah (DB) adalah penyakit yang terutama terdapat pada
anak, remaja, dan orang dewasa. Tanda yang paling sering berupa
demam,nyeri pada otot dan nyeri sendi, yang disebabkan oleh virus dengue
yang dibawa oleh nyamuk yang namanya nyamuk aedes aegypti.
Pada tahun 2012 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang
terlaporkan adalah 97 kasus, dengan Incident Rate (IR) 79/100.000
penduduk dan 1 angka kematian pada wilayah kerja Puskesmas
Pengandonan (CFR ;3,1). Pada tahun 2013 kasus Demam Berdarah
Dengue (DBD) adalah sebanyak 69 kasus dengan Incident Rate (IR) 56,2
/100.000 penduduk. Pada tahun 2014 Demam Berdarah Dengue (DBD)
yang terlaporkan adalah 43 kasus dengan Incident Rate (IR) 32,5/100.000
penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2014 telah terjadi
penurunan kasus DBD dari tahun-tahun sebelumnya.
Penurunan kasus DBD dimungkinkan karena motivasi dan kesadaran
masyarakat terhadap pentingnya pencegahan DBD (Pemberantasan Sarang
Nyamuk) mulai meningkat. Upaya pencegahan dan pemberantasan DBD
dititik-beratkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan
serta dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gerakan 3 M), pemantauan
Angka Bebas Jentik (ABJ) serta pengenalan gejala DBD dan
penanganannya di rumah tangga.
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
27
b. Diare
Penyakit diare masih menjadi masalah global dengan derajat
kesakitan dan kematian yang tinggi di berbagai negara terutama di negara
berkembang, dan juga sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka
kesakitan dan kematian anak di dunia. Secara klinis penyebab diare dapat
dikelompokkan dalam golongan 6 besar yaitu ; infeksi, malabsorpsi, alergi,
keracunan, imunodefisiensi dan sebab-sebab lainnya. Tetapi yang sering
ditemukan di lapangan ataupun klinis adalah diare yang disebabkan infeksi
dan keracunan. Distribusi penderita diare pada tahun 2010 – 2014 di Kota
Pagar Alam dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 3.7 Jumlah Kasus Diare Kota Pagar Alam
Tahun 2010 - 2014
Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kota Pagar Alam Th.2014
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
28
Gambar 3.8
Jumlah Kasus Diare Berdasarkan Fasyankes (Puskesmas dan RS)
Tahun 2014
Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kota Pagar Alam Th.2014
3.3. STATUS GIZI MASYARAKAT
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indikator, antara lain
bayi dengan Berat Badan Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi wanita
usia subur, Kurang Energi Protein (KEK), dan gangguan akibat kekurangan
yodium (GAKY)
3.3.1. Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu
faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR
dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR karena prematur atau BBLR karena
intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi
berat badannya kurang. Jumlah bayi dengan BBLR setiap tahunnya cenderung
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
29
menurun. Pada tahun 2012 Jumlah BBLR yang dilaporkan di Kota Pagar Alam
adalah sebanyak 4 orang dari 3.605 bayi lahir hidup yang berada pada wilayah
kerja Puskesmas Sidorejo sebanyak 3 orang dan 1 orang di wilayah kerja
Puskesmas Gunung Dempo. Pada tahun 2013 jumlah BBLR semakin menurun
yaitu sebanyak 1 orang dari 2.221 bayi lahir hidup pada wilayah kerja Sidorejo.
Pada tahun 2014 tidak ditemukan adanya kasus bayi dengan BBLR.
3.3.2. Gizi Balita
Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan
tingkat status gizi masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah
dengan melakukan pengukuran anthropometri, antara lain menggunakan indeks
Berat Badan menurut Umur (BB/U). Kategori yang digunakan adalah : gizi lebih
(z-score > +2 SD); gizi baik (z-score -2 SD sampai + 2SD; gizi kurang (z-score < -
2 SD sampai -3 SD); gizi buruk (z-score < -3 SD). Pada tahun 2014 tidak
ditemukan balita dengan status gizi buruk. Deteksi dalam gangguan gizi pada
Balita dilakukan dengan penimbangan setiap bulannya. Indikasi yang
menunjukan adanya gangguan gizi bisa dilihat pada balita bawah garis merah
(BGM) yang tercatat pada KMS (Kartu Menuju Sehat). Dari 14.165 balita yang
ditimbang ada 77 balita dengan berat badan bawah garis merah (BGM)
3.3.3. Status Gizi Wanita Usia Subur Kurang Energi Kronik (KEK)
Salah satu masalah gizi yang perlu mendapat perhatian adalah gangguan
akibat kekurangan Yodium (GAKY). GAKY dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan fisik dan keterbelakangan mental. Gangguan pertumbuhan fisik
meliputi pembesaran kelenjar tiroid (gondok), bisu, tuli, kretin, gangguan motorik,
dan lainnya. Pemberian kapsul yodium dimaksudkan untuk mencegah lahirnya
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
30
bayi kretin, karena itu sasaran pemberian kapsul yodium adalah Wanita Usia
Subur (WUS) termasuk ibu hamil dan ibu nifas.
Program ini hanya dilaksanakan di daerah endemis GAKY. Kota Pagar
Alam bukan merupakan daerah Endemis GAKY, oleh karena itu tidak dilakukan
pemberian kapsul Yodium kepada WUS. Sehubungan dengan kewaspadaan
terhadap GAKY, selain adanya penyuluhan tentang konsumsi gizi seimbang,
maka secara rutin setiap tahun dilakukan terus survei pemantauan konsumsi
garam beryodium di seluruh wilayah Kota Pagar Alam. Dari laporan yang ada,
100% Kelurahan dilaporkan dengan garam beryodium baik.
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
31
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
Sesuai dengan tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan yaitu
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagi
upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Berikut ini akan
diuraikan beberapa upaya pelayanan kesehatan selama tahun 2014.
4.1. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
hh Pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) merupakan langkah awal
yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Dengan
pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan
sebagian besar masalah kesehatan masyarakat telah dapat diatasi. Pelayanan
kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan terdiri dari
beberapa kegiatan, yaitu :
4.1.1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
nbn Pelayanan kesehatan ibu meliputi pelayanan antenatal, pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan, pelayanan
terhadap ibu hamil risiko tinggi yang dirujuk, kunjungan neonatus, dan kunjungan
bayi.
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
32
4.1.1.1. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)
Masa kehamilan merupakan masa rawan kesehatan, baik kesehatan ibu
yang mengandung maupun janin yang dikandungnya, sehingga dalam masa
kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur. Hal ini dilakukan guna
menghindari gangguan sedini mungkin dari segala sesuatu yang membahayakan
terhadap kesehatan ibu dan janin. Pelayanan kesehatan antenatal merupakan
pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional kepada
ibu hamil selama masa kehamilannya sesuai dengan pedoman pelayanan
antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil
pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan K1 dan K4.
Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan
gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke
fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal.
Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan
pelayanan ibu hamil sesuai standar serta paling sedikit empat kali kunjungan,
dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan
dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat
kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Gambaran cakupan K1 dan K4
Kota Pagar Alam tahun dapat dilihat pada gambar berikut ini :
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
33
Gambar 4.1
Persentase Cakupan Pelayanan K1 dan K4 Menurut Puskesmas Kota Pagar Alam Tahun 2014
Sumber : Seksi Kesga, Reproduksi, KB & USILA Dinkes Kota Pagar Alam Th.2014
Gambar 4.2 Persentase Cakupan Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil di Kota Pagar Alam
Tahun 2010 – 2014
Sumber : Seksi Kesga, Reproduksi, KB & USILA Dinkes Kota Pagar Alam Th.2014
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
34
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa cakupan kunjungan K1 dan K4
setiap tahunnya cenderung meningkat, yang menunjukkan bahwa semakin
banyak ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama pelayanan antenatal
diteruskan hingga kunjungan keempat pada trimester 3 sehingga kehamilannya
dapat terus dipantau oleh petugas kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan.
Cakupan kunjungan K1 di Kota Pagar Alam tahun 2014 adalah 96,88 %
atau 3.230 ibu hamil dari 3.334 sasaran ibu hami di Kota Pagar Alam. Persentase
pencapaian cakupan kunjungan K1 tertinggi adalah pada wilayah kerja
puskesmas Bumi Agung yaitu sebesar 99,4%, Angka ini dapat dimanfaatkan
untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Cakupan
kunjungan K4 di Kota Pagar Alam pada tahun 2014 sebesar 93,4% atau 3.111
ibu hamil. Pencapaian cakupan kunjungan K4 tertinggi adalah pada wilayah kerja
puskesmas Gunung Dempo yaitu sebesar 98,2%.
Secara umum cakupan K1 dan K4 setiap tahunnya cenderung meningkat,
ini menunjukkan bahwa semakin baiknya akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan ibu hamil yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Selain
mengupayakan pengingkatan cakupan K1 dan K4 , harus diupayakan pula
peningkatan kualitas K4 yang sesuai standar. Salah satu pelayanan yang
diberikan saat pelayanan antenatal yang menjadi standa kualitas adalah
imunisasi TT (TT2) dan pemberian zat besi (Fe1) dan (Fe3).
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
35
Gambar 4.3 Persentase Cakupan Fe1 dan Fe3 pada Ibu Hamil di Kota Pagar Alam
Tahun 2014
Sumber : Seksi Kesga, Reproduksi, KB & USILA Dinkes Kota Pagar Alam Th.2014
4.1.1.2. Pertolongan Persalinan oleh Nakes dengan Kompetensi Kebidanan
Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar
terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan
tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan.
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Kota Pagar Alam Tahun
2014 adalah sebesar 92,3 % yang didapatkan dengan membandingkan jumlah
ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan (2.960 ibu bersalin) dengan
jumlah sasaran ibu bersalin (3.208 bulin). Cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang tertinggi adalah di wilayah kerja Puskesmas Gunung
Dempo yaitu sebesar 98,3 % atau 727 ibu bersalin dan cakupan yang terendah
adalah di wilayah kerja Puskesmas Sandar Angin yaitu sebesar 71,71 %.
Berikut persentase cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan berdasarkan
wilayah kerja puskesmas di Kota Pagar Alam :
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
36
Gambar 4.4 Persentase Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Menurut Puskesmas di Kota Pagar Alam Tahun 2014
Sumber : Seksi Kesga, Reproduksi, KB & USILA Dinkes Kota Pagar Alam Th.2014
Gambar 4.5 Persentase Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Tahun 2010-2014
Sumber : Seksi Kesga, Reproduksi, KB & USILA Dinkes Kota Pagar Alam Th.2014
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
37
Perkembangan cakupan persalinan tenaga kesehatan dari tahun 2013
hingga tahun 2014 meningkat, hal ini disebabkan karena tersedianya tenaga
kesehatan terlatih yang siap membantu persalinan. Utamanya adalah adanya
bidan di setiap desa (bidan desa).
4.1.1.3. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Pelayanan nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu
mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk
deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan
terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali
dengan waktu: 1). Kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan
sampai 7 hari; 2). Kunjungan nifas kedua (KF2) dilakukan pada minggu ke-2
setelah persalinan; dan 3). Kunjungan nifas ketiga (KF3) dilakukan minggu ke-6
setelah persalinan.
Pelayanan yang diberikan meliputi: 1). Pemeriksaan tekanan darah, nadi,
respirasi dan suhu; 2). Pemeriksaan tinggi fundus uteri; 3). Pemeriksaan lokhia
dan per vaginam lainnya; 4). Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6
bulan, 5). Pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU sebanyak 2x (2x24 jam), dan
6). Pelayanan KB pasca persalinan. Cakupan pelayanan nifas didapatkan dengan
membandingkan jumlah ibu nifas yang telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas
sesuai standar oleh tenaga kesehatan dengan jumlah seluruh ibu nifas. Berikut
persentase pelayanan nifas Kota Pagar Alam tahun 2010 – 2014 ;
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
38
Gambar 4.6 Persentase Pelayanan Nifas Kota Pagar Alam
Tahun 2010-2014
Sumber : Seksi Kesga, Reproduksi, KB & USILA Dinkes Kota Pagar Alam Th.2014
Berdasarkan gambar diatas, cakupan pelayanan ibu nifas di Kota Pagar
Alam tahun 2014 adalah 89,6 %. Salah satu pelayanan yang diberikan saat
pelayanan ibu nifas adalah pemberian Vitamin A. Gambar berikut memperlihatkan
persentase ibu nifas yang mendapat kapsul Vitamin A ;
Gambar 4.7 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Mendapat Vitamin A
Tahun 2010-2014
Sumber : Seksi Kesga, Reproduksi, KB & USILA Dinkes Kota Pagar Alam Th.2014
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
39
4.1.1.4. Kunjungan Neonatal
Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang
memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang
dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada
neonatus (0 - 28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0-7 hari dan satu kali
pada umur 8 - 28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas
kesehatan disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan
konseling perawatan bayi kepada ibu.
Gambar 4.8 Cakupan KN1 dan KN Lengkap di Kota Pagar Alam
Tahun 2010-2014
Sumber : Seksi Kesga, Reproduksi, KB & USILA Dinkes Kota Pagar Alam Th.2014
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
40
Gambar 4.9
Cakupan Neonatus Komplikasi Ditangani Menurut Wilayah Kerja Puskesmas di Kota Pagar Alam
Tahun 2014
Sumber : Seksi Kesga, Reproduksi, KB & USILA Dinkes Kota Pagar Alam Th.2014
4.1.1.5. Kunjungan Bayi
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi yang berumur 29
hari sampai 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu,
puskesmas, dan rumah sakit) maupun dirumah, posyandu, tempat penitipan
anak, panti asuhan, dan sebagainya melalui kunjungan petugas. Setiap bayi
memperoleh pelayanan kesehatan minimal empat kali yaitu satu kali pada umur
29 hari sampai 3 bulan, satu kali pada umur 3 sampai 6 bulan, satu kali pada
umur 6 sampai 9 bulan, dan satu kali pada umur 9 bulan sampai 11 bulan.
Pelayanan kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar, stimulasi
deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi dan penyuluhan perawatan
kesehatan bayi. Penyuluhan perawatan kesehatan bayi meliputi konseling ASI
eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan, perawatan
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
41
dan tanda bahaya bayi sakit, pemantauan dan pemberian vitamin A kapsul biru
pada usia 6 sampai 11 bulan.
Gambar 4.10 Persentase Kunjungan Bayi di Kota Pagar Alam
Tahun 2010-2014
Sumber : Seksi Kesga, Reproduksi, KB & USILA Dinkes Kota Pagar Alam Th.2014
Gambar 4.11 Cakupan Bayi Mendapat Vitamin A di Kota Pagar Alam
Tahun 2010-2014
Sumber : Seksi Kesga, Reproduksi, KB & USILA Dinkes Kota Pagar Alam Th.2014
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
42
Vitamin A merupakan zat gizi yang sangat diperlukan bagi manusia,
karena zat gizi ini sangat penting agar proses-proses fisiologis dalam tubuh
berlangsung secara normal, termasuk pertumbuhan sel, meningkatkan fungsi
penglihatan, meningkatkan imunologis dan pertumbuhan badan. Pemberian
kapsul vitamin A dilakukan terhadap bayi (6-11 bulan) dengan dosis 100.000 SI,
anak balita (12-59 bulan) dengan dosis 200.000 SI, Pemberian Kapsul Vitamin A
diberikan secara serentak setiap bulan Februari dan Agustus.
Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi usia 6-11 bulan di Kota
Pagar Alam tahun 2014 adalah sebesar 90,9 % dan balita usia 6-59 mencapai
93,3%. Capaian ini sedikit lebih rendah dibandingkan tahun 2013 maka masih
diperlukan upaya untuk meningkatkan cakupan pemberian kapsul vitamin A.
Upaya tersebut antara lain melalui peningkatan integrasi pelayanan kesehatan
bayi dan balita, sweeping pada daerah yang cakupannya masih rendah dan
penyuluhan kesehatan tentang manfaat kapsul vitamin A pada masyarakat.
4.1.2. Pelayanan Kelurga Berencana
Program keluarga berencana adalah suatu usaha yang mengatur
banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya
dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan
menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut.
Sedangkan peserta keluarga berencana (akseptor KB) adalah pasangan usia
subur dimana salah seorang dari padanya menggunakan salah satu cara atau
alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan, baik melalui program
maupun non program.
Peserta KB aktif adalah pasangan usia subur yang pada saat pendataan
masih menggunakan salah satu cara atau alat kontrasepsi. Pasangan Usia subur
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
43
(PUS) merupakan pasangan suami istri yang pada saat ini hidup bersama, baik
bertempat tinggal resmi dalam satu rumah ataupun tidak, dimana umur istrinya
antara 15 tahun sampai 44 tahun. Kegiatan pelayanan keluarga berencana yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak harus terus
dilaksanakan oleh pemerintah ataupun swasta dan bekerjasama dengan lintas
sektor. Peran serta masyarakat juga sangat penting dalam upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak ini. Untuk itu kegiatan pelayanan
keluarga berencana harus dilaksanakan secara terpadu dan merata sampai ke
pelosok pedesaan.
Cakupan peserta KB Aktif Kota Pagar Alam tahun 2014 adalah 78,57 %
artinya dari seluruh pasangan usia subur 21.910 PUS terdapat 17.214 Pasangan
Usia Subur (PUS) yang menggunakan kontrasepsi. Berikut cakupan peserta KB
Aktif tahun 2010 – 2014 :
Gambar 4.12 Persentase KB Aktif di kota Pagar Alam
Tahun 2014
Sumber : Seksi Kesga, Reproduksi, KB & USILA Dinkes Kota Pagar Alam Th.2014
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
44
4.1.3. Pelayanan Imunisasi
4.1.3.1. Desa/Kelurahan UCI
Desa/Kelurahan UCI (Universal Child Immunization) merupakan indikator
penting dalam program imunisasi. Pencapaian Universal Child Immunization
(UCI) pada dasarnya merupakan proyeksi terhadap cakupan atas imunisasi
secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan
batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan
besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap
penularan penyakit yang dapat dicegah dengan Immunisasi (PD3I).
Desa/Kelurahan UCI adalah desa/kelurahan dimana lebih besar atau sama
dengan 80% dari jumlah bayi yang ada di desa/kelurahan tersebut sudah
mencapai imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun.
Pada tahun 2014 Kota Pagar Alam mencapai 35 kelurahan UCI ( 100% )
dari 35 kelurahan yang ada, jika dibandingkan dari tahun 2013 yaitu sebesar
94,2% atau 33 kelurahan dari 35 kelurahan. Terjadinya peningkatan capaian
kelurahan UCI disebabkan karena semakin tingginya kesadaran ibu dalam
membawa anaknya untuk di imunisasi.
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
45
Gambar 4.13 Cakupan Desa/Kelurahan UCI di Kota Pagar Alam
Tahun 2012-2014
Sumber : Seksi Pencegahan, Surveilans Epidomologi Dinkes Kota Pagar Alam
4.1.3.2. Imunisasi Bayi
Imunisasi merupakan investasi kesehatan masa depan karena
pencegahan penyakit melalui imunisasi merupakan cara perlindungan terhadap
infeksi yang paling efektif dan jauh lebih murah dibanding mengobati seseorang
apabila telah jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Dengan imunisasi,
anak akan terhindar dari penyakit infeksi berbahaya, maka mereka memiliki
kesempatan beraktifitas, bermain, belajar tanpa terganggu masalah kesehatan.
Namun demikian, sampai saat ini masih terdapat masalah-masalah dalam
pemberian imunisasi, antara lain pemahaman orang tua yang masih kurang pada
sebagian masyarakat, mitos salah tentang imunisasi, sampai jadwal imunisasi
yang terlambat.
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
46
Pelayanan Imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT (3 kali), Polio
(4 kali), Hepatitis B (3 kali) dan Campak (1 kali) yang dilakukan melalui pelayanan
rutin di posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Program imunisasi
pada bayi mengharapkan agar setiap bayi mendapatkan kelima jenis imunisasi
dasar lengkap. Keberhasilan seorang bayi dalam mendapatkan 5 jenis imunisasi
dasar tersebut diukur melalui indicator imunisasi dasar lengkap. Cakupan
imunisasi dasar lengkap pada tahun 2014 adalah mencapai 100%, ini
menunjukkan peningkatan jika dibandingkan cakupan pada tahun 2013 yaitu
82%. Berikut persentase cakupan pelayanan imunisasi berdasarkan wilayah kerja
Puskesmas Kota Pagar Alam Tahun 2014 :
Gambar 4.14 Persentase Cakupan Pelayanan Imunisasi Hepatitis B < 7 hari pada Bayi
Menurut Puskesmas di Kota Pagar Alam Tahun 2014
85.15
85.9786.13
85.8485.86
87.2287.81
83
84
85
86
87
88
IMUNISASI Hb<7 hari
gunung dempo sidorejo pengandonan bumi agung sandar angin pengaringanbandar
Sumber: Seksi Pencegahan, Surveilans Epidomologi Dinkes Kota Pagar Alam
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
47
Gambar 4.15 Persentase Cakupan Pelayanan Imunisasi BCG pada Bayi
Menurut Puskesmas di Kota Pagar Alam Tahun 2014
98.87
97.17
97.8 98.7198.4898.33
98.92
96
96.5
97
97.5
98
98.5
99
IMUNISASI BGC
gunung dempo sidorejo pengandonan bumi agung sandar angin pengaringanbandar
Sumber: Seksi Pencegahan, Surveilans Epidomologi Dinkes Kota Pagar Alam
Gambar 4.16 Persentase cakupan Pelayanan Imunisasi DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 pada Bayi
Menurut Puskesmas di Kota Pagar Alam Tahun 2014
92
93
96
9393
93
94
90
92
94
96
DPT-HB3/DPT-HB-Hib3
gunung dempo sidorejo pengandonan bumi agung sandar angin pengaringanbandar
Sumber: Seksi Pencegahan, Surveilans Epidomologi Dinkes Kota Pagar Alam
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
48
Gambar 4.17 Persentase Cakupan Pelayanan Imunisasi Polio 4 pada Bayi
Menurut Puskesmas di kota Pagar Alam Tahun 2014
95.5
94.7
96.8
94.2 94.4
95.5
94.2
92
93
94
95
96
97
IMUNISASI POLIO
gunung dempo sidorejo pengandonan bumi agung sandar angin pengaringanbandar
Sumber: Seksi Pencegahan, Surveilans Epidomologi Dinkes Kota Pagar Alam
Gambar 4.18 Persentase Cakupan Pelayanan Imunisasi Campak pada Bayi
Menurut Puskesmas di kota Pagar Alam Tahun 2014
98.6
97
98.2 98.7 98.4 98.8 98.9
96
96.5
97
97.5
98
98.5
99
IMUNISASI CAMPAK
gunung dempo sidorejo pengandonan bumi agung
sandar angin pengaringan bandar
Sumber: Seksi Pencegahan, Surveilans Epidomologi Dinkes Kota Pagar Alam
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
49
4.1.4. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
Upaya kesehatan usia lanjut adalah upaya kesehatan paripurna dasar dan
menyeluruh dibidang kesehatan usia lanjut yang meliputi peningkatan kesehatan,
pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Peran serta masyarakat dalam upaya
kesehatan usia lanjut adalah peran serta masyarakat baik sebagai pemberi
pelayanan kesehatan maupun penerima pelayanan yang berkaitan dengan
mobilisasi sumber daya dalam pemecahan masalah usia lanjut setempat dan
dalam bentuk pelaksanan pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan usia
lanjut setempat.
Cakupan pelayanan kesehatan Usila (60 th+) Kota Pagar Alam tahun 2014
adalah sebanyak 6.742 usila (57,5%) dari 11.716 usila di Kota Pagar Alam.
Cakupan pelayanan kesehatan usila tahun 2014 lebih tinggi jika dibandingkan
dari tahun 2013 yaitu sebesar 24,78%. Cakupan pelayanan kesehatan usila tahun
2014 berdasarkan wilayah kerja puskesmas yang tertinggi berada di wilayah kerja
puskesmas Bumi Agung yaitu sebesar 90,5% dan cakupan terendah berada di
puskesmas Pengandonan yaitu 20,4%. Berikut persentase cakupan pelayanan
kesehatan usia lanjut berdasarkan wilayah kerja puskesmas di kota Pagar Alam
tahun 2014;
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
50
Grafik 4.19 Persentase cakupan Pelayanan kesehatan Usia lanjut
berdasarkan wilayah kerja puskesmas di kota Pagar Alam Tahun 2014
46.9
77.420.4
90.5 83.4
59.1
31.8
0
20
40
60
80
100
PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT
gunung dempo sidorejo pengandonan bumi agung sandar angin pengaringanbandar
Sumber: Seksi Kesga, Reproduksi, KB dan Usila Dinkes Kota Pagar Alam Tahun 2014
4.2. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG
Upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan secara rawat
jalan bagi masyarakat yang mendapat gangguan kesehatan ringan dan
pelayanan rawat inap baik secara langsung maupun melalui rujukan pasien bagi
masyarakat yang mendapatkan gangguan kesehatan sedang hingga berat.
Sebagian besar sarana pelayanan Puskesmas dipersiapkan untuk memberikan
pelayanan kesehatan dasar bagi kunjungan rawat jalan sedangan RS yang
dilengkapi berbagai fasilitas di samping memberikan pelayanan pada kasus
rujukan untuk rawat inap juga melayani untuk kunjungan rawat jalan.
4.2.1. Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
Dalam menilai tingkat keberhasilan atau memberikan gambaran tentang
pelayanan di rumah sakit yang dapat dilihat dari segi tingkat pemanfaatan tempat
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
51
tidur, mutu pelayanan dan tingkat efisiensi pelayanan diperlukan berbagai
indikator. Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit yang dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur (BOR), rata-rata
lama hari perawatan (LOS), rata-rata tempat tidur dipakai (BTO), rata-rata selang
waktu pemakaian tempat tidur (BTO), persentase pasien keluar yang meninggal
(GDR) dan persentase pasien keluar yang meninggal , < 24 jam perawatan
(NDR).
Jumlah RS Umum di Kota Pagar Alam pada tahun 2014 adalah 1 buah,
yaitu RSD Besemah dengan 175 TT (tempat tidur) .
Pencapaian Indikator RS pada Tahun 2014 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Indikator Pelayanan RSD Besemah Kota Pagar Alam
Tahun 2014
No Jenis Pelayanan
Nilai
1. Bed Occupancy Rate (BOR) 62,47 %
2. Bed Turn Over (BTO) 57 kali
3. Average Length of Stay (AV LOS) 3 Hari
4. Turn Over Interval (TOI) 2 Hari
5. Net Death Rate (NDR) 19 Orang
6. Gross Death Rate (GDR) 45 Orang
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
52
1. BOR : 62,47 %
Yaitu persentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu.
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan dari
tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter dari BOR ini ideal antara 60 – 85 %.
Berikut keterangan pemakaian tempat tidur rumah sakit tahun 2014
Data Bed Occupancy Rate ( BOR ) RSD Besemah Kota Pagar Alam Tahun 2014
Jumlah Hari Perawatan Rumah Sakit BOR = X 100 %
Jumlah TT X Jumlah Hari dlm 1 Periode
39.906 BOR = X 100 %
175 X 365
39.906 BOR = X 100 % = 62,47 %
63.875 Keterangan : 1. Jumlah TT (tempat tidur) : 175 TT 2. Jumlah Hari Perawatan : 39.906 Hari 3. Jumlah Pasien Keluar ( hidup + mati ) : 10.068 Orang 4. Jumlah Periode : 365 Hari
Berdasarkan data BOR Tahun 2008 sebesar 84.74% dengan kapasitas
Tempat Tidur 100 TT, Tahun 2009 sebesar 75.35% dengan kapasitas Tempat
Tidur 115 TT, Tahun 2010 sebesar 76 % dengan kapasitas Tempat Tidur 115 TT,
Tahun 2011 sebesar 70,29% penurunan angka BOR ini bukan disebabkan oleh
kurangnya pemakaian Tempat Tidur (TT) tetapi disebabkan penambahan Tempat
Tidur (TT) sebanyak 11 Tempat Tidur, sedangkan Tahun 2012 terjadi kenaikan
pemanfaatan dari tempat tidur rumah sakit sebesar 84% dengan kapasitas tempat
tidur 155 TT. Tahun 2013 terjadi penurunan sebesar 64,01% dengan kapasitas
tempat tidur 155 TT. Untuk tahun 2014 ini BOR menurun menjadi 62,47%.
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
53
2. Bed Turn Over (BTO) : 57 kali
Yaitu frequensi pemakaian tempat tidur, berapa kali dalam satu satuan waktu
tertentu biasanya 1 tahun tempat tidur rumah sakit dipakai. Indikator ini
memberikan gambaran dari pada pemakaian tempat tidur idealnya selama satu
tahun, 1 tempat tidur dipakai 40-50 kali.
Adapun data BTO Rumah Sakit Daerah Besemah Kota Pagar Alam adalah
sbb:
Data Bed Turn Over (BTO)
RSD Besemah Kota Pagar Alam Tahun 2014
Jumlah Pasien Keluar ( hidup + mati ) BTO =
Jumlah TT 10.068 BTO = = 57 kali
175 Keterangan : 1. Jumlah Pasien Keluar ( hidup + mati ) : 10.068 Orang 2. Jumlah Tempat Tidur ( TT ) : 155 TT
Dari data BTO diatas menunjukkan frekuensi pemakaian tempat tidur
mencapai 55 kali dalam 1 tahun, dengan nilai ini belum bisa dikatakan sangat
ideal karena melebihi kapasitas yang ada. Idealnya dalam satu tahun 1 (satu)
tempat tidur rata – rata dipakai 40 – 50 kali.
3. Average Length of Stay (AV LOS) : 3 Hari
Yaitu mutu pelayanan / rata-rata lama perawatan seorang dirumah sakit.
Indikator ini disamping memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila
diterapkan pada diagnosis tertentu perlu pengamatan lebih lanjut. Nilai LOS yang
ideal antara 6-9 hari.
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
54
Data Average Length of Stay (AV LOS)
RSD Besemah Kota Pagar Alam Tahun 2014
Jumlah Lama Dirawat LOS = X 100 %
Jumlah Pasien Keluar ( hidup + mati )
31.241 LOS = X 100 % = 3,10 hari = 3 hari
10.068 Keterangan : 1. Jumlah Lama Dirawat : 31.241 hari 2. Jumlah Pasien Keluar ( hidup + mati ) : 10.068 orang
Berdasarkan dari data diatas rata – rata perawatan pasien sebanyak 3 (tiga)
hari, dimana data AV LOS rumah sakit berada dibawah nilai AVLOS yang ideal.
4. Turn Over Internal (TOI) : 2 Hari
Yaitu rata-rata hari tempat tidur ditempati dari saat terisi kesaat terisi
berikutnya. Indikator ini juga memberikan gambaran tingkat efisiensi dari pada
penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong hanya dalam waktu 1-3
hari.
Data Turn Over Interval (TOI)
RSD Besemah Kota Pagar Alam Tahun 2014
( Jumlah TT X Periode ) – Hari Perawatan TOI =
Jumlah Pasien Keluar ( hidup + mati ) ( 175 X 365 ) – 39.906 TOI =
10.068
23.969 TOI = = 2 Hari
10.068
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
55
Keterangan : 1. Jumlah Hari Perawatan : 39.906 Hari 2. Jumlah Pasien Keluar ( hidup + mati ) : 10.068 Orang 3. Jumlah Periode : 365 Hari 4. Jumlah Tempat Tidur ( TT ) : 175 TT
Dari tabel diatas rata-rata jangka waktu pemakaian tempat tidur hingga terisi
kembali sudah mencapai standar yaitu sebanyak 2 (dua) hari.
5. Net Death Rate (NDR) : 19 orang
Yaitu angka kematian ≥ 48 Jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000
penderita keluar. Indikator ini dapat memberikan gambaran mutu pelayanan di
Rumah Sakit. Nilai NDR masih ditolerir adalah kurang dari 25 per 1000 penderita
keluar.
Data Net Death Rate (NDR) RSD Besemah Kota Pagar Alam Tahun 2014
Jumlah Pasien Mati > 48 jam NDR = X 1000 0/00
Jumlah Pasien Keluar ( hidup + mati ) 194 NDR = X 1000 0/00 = 19 orang
10.068
Keterangan : 1. Jumlah Pasien Mati > 48 jam : 194 Orang 2. Jumlah Pasien Keluar ( hidup + mati ) : 10.068 Orang
Dari data diatas menunjukan bahwa angka kematian ≥ 48 Jam setelah dirawat
untuk tiap - tiap 1000 pasien keluar adalah 19 orang.
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
56
6. Gross Death Rate (GDR) : 45 orang
Yaitu angka kematian ≤ 48 Jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000
penderita keluar. Indicator ini dapat memberikan gambaran di Rumah Sakit. Nilai
GDR yang masih ditolerir adalah kurang dari 45 per 1000 penderita keluar.
Data Gross Death Rate (GDR) RSD Besemah Kota Pagar Alam Tahun 2014
Jumlah Pasien Mati Seluruhnya GDR = X 1000 0/00
Jumlah Pasien Keluar ( hidup + mati )
458 GDR = X 1000 0/00 = 45 orang
10.068
Keterangan : 1. Jumlah Pasien Keluar ( hidup + mati ) : 10.068 Orang 2. Jumlah Pasien Mati > 48 jam : 264 Orang 3. Jumlah Pasien Mati < 48 jam : 194 Orang
Dari data GDR diatas menunjukkan bahwa angka kematian < 48 jam dari
1000 penderita keluar adalah 45 orang per 1000 penderita.
4.2.2. Pelayanan Kesehatan Jaminan Kesehatan Masyarakat
Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan
bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara
nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan
kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. Pada hakekatnya
pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin menjadi tanggung jawab dan
dilaksanakan bersama oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Pemerintah Kota berkewajiban memberikan kontribusi sehingga menghasilkan
pelayanan yang optimal. Tujuan penyelenggaraan Jamkesmas yaitu untuk
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
57
meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh
masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat
yang optimal secara efektif dan efisien. Jumlah masyarakat yang mendapat
jaminan pelayanan kesehatan jamkesmas di kota Pagar Alam pada tahun 2014
adalah sebanyak 31.442 jiwa. Adapun jenis jaminan kesehatan yang termasuk
dalam Jaminan Kesehatan Nasional yaitu Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN,
PBI APBD, Pekerja Penerima Upah (PPU) dan Pekerja Bukan Penerima Upah
(PBPU) / Mandiri. Berikut adalah gambaran jaminan pemliharaan kesehatan bagi
penduduk di Kota Pagar Alam tahun 2014 yaitu :
Gambar 4.20 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan di kota Pagar Alam
Tahun 2014
Sumber: Seksi JPKM Dinas Kesehatan Kota Pagar Alam Tahun 2014
Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan Kota Pagar Alam Tahun 2014
adalah sebesar 87, 26%, artinya dari jumlah penduduk Kota Pagar Alam tahun
2014 yaitu 132.498 penduduk yang memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan
adalah sebanyak 115.621 penduduk.
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
58
4.3. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakikatnya dimaksudkan untuk
menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyrakat. Berdasarkan
pemantauan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan gizi yang
sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah kekurangan kalori protein,
kekurangan vitamin A, Gangguan Akibat Kekuran Yodium (GAKY) dan anemia
gizi besi.
Cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Kota Pagar Alam tahun
2010 – 2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 4.21 Cakupan Pemberian ASI Eksklusif di kota Pagar Alam
Tahun 2010 – 2014
Sumber : Seksi Pembinaan Gizi Masyrakat Dinkes Kota Pagar Alam
ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh
bayi hingga berusia enam bulan (ASI Eksklusif). Riset medis mengatakan bahwa
ASI Eksklusif membuat bayi berkembang dengan baik pada 6 bulan pertama
bahkwan pada usia lebih dari 6 bulan. Walaupun demikian masih terdapat
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
59
kendala dalam pemantauan pemberian ASI Ekslusif karena belum ada sistem
yang dapat diandalkan. Selama ini pemantauan tingkat pencapaian ASI Ekslusif
dilakukan melalui laporan puskesmas yang diperoleh dari hasil wawancara pada
waktu kunjungan bayi di Puskesmas.
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa persentase jumlah bayi yang
diberi ASI Eksklusif setiap tahunnya cenderung meningkat. Pada tahun 2010
pemberian ASI Eksklusif adalah sebesar 25 % dan terdapat peningkatan pada
tahun 2011 yaitu sebesar 43% dan tahun 2012 sebesar 53%. Sedangkan pada
tahun 2013 terjadi peningkatan dengan jumlah 1.189 bayi dengan persentase
sebesar 65,3% dari total seluruh bayi 1.820. sementara itu persentase bayi yang
diberi ASI Eksklusif pada tahun 2014 terjadi penurunan yaitu sebesar 63%.
Terdapat beberapa hal yang menghambat pemberian ASI Ekslusif
diantaranya adalah: rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga lainnya mengenai
manfaat dan cara menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi
dan dukungan dari petugas kesehatan, faktor sosial budaya, kondisi yang kurang
memadai bagi para ibu yang bekerja dan gencarnya pemasaran susu formula.
Untuk itu tingkat pencapaian dalam program ASI Ekslusif ini harus mendapatkan
perhatian khusus dan memerlukan pemikiran dalam mencari upaya-upaya
terobosan serta tindakan nyata yang harus dilakukan oleh provider di bidang
kesehatan dan semua komponen masyarakat dalam rangka penyampaian
informasi maupun sosialisasi guna meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat.
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
60
4.4. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR
Faktor lingkungan mempunyai peran yang sangat besar dalam proses
timbulnya gangguan kesehatan baik secara individual maupun masyarakat
umum. Upaya pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar pada
prinsipnya dimaksudkan untuk memperkecil atau meniadakan faktor resiko
terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan akibat dari lingkungan yang kurang
sehat. Bentuk upaya yang dilakukan dalam peningkatan kualitas lingkungan,
antara lain melakukan pembinaan kesehatan lingkungan pada masyarakat dan
institusi, surveilans vektor dan pengawasan Tempat Tempat Umum (TTU).
4.4.1. Pembinaan Kesehatan Lingkungan
Usaha dalam memperkecil resiko terjadinya penyakit atau gangguan
kesehatan sebagai akibat dari lingkungan yang kurang sehat, dilakukan berbagai
upaya peningkatan kualitas lingkungan, antara lain dengan pembinaan kesehatan
lingkungan pada institusi yang dilakukan secara berkala. Upaya yang dilakukan
mencakup pemantauan dan pemberian rekomendasi terhadap aspek penyediaan
fasililtas sanitasi dasar.
Institusi yang berhubungan langsung dengan masyarakat antara lain :
Sarana Kesehatan, Sarana Pendidikan, Sarana Ibadah, Perkantoran, dan Sarana
lain. Untuk itu Dinas Kesehatan Kota Pagar Alam pada tahun 2014 melakukan
pembinaan kesehatan lingkungan yang mencakup sarana-sarana masyarakat.
Adapun data yang diperoleh :
1. Sarana Kesehatan yang ada sebanyak 8 yang memenuhi syarat kesehatan
sebanyak 8 (100%).
2. Sarana Pendidikan yang ada sebanyak 130 yang memenuhi syarat
kesehatan sebanyak 130 (100%).
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
61
3. Hotel yang ada sebanyak 18 yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak
18 (100%).
Secara keseluruhan di Kota Pagar Alam jumlah tempat-tempat umum
yang ada 156 (100%) telah memenuhi persyaratan kesehatan.
4.4.2. Pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan
Tempat pengelolaan Makanan (TPM) merupakan usaha pengelolaan
makanan yang meliputi jasa boga atau katering, rumah makan dan restoran,
depot air minum, kantin dan makanan jajanan. Jumlah Tempat Pengelolaan
Makanan (TPM) di Kota Pagar Alam tahun 2014 sejumlah 569 pengelolaan
makanan (TPM) yang meliputi jasa boga, restoran/rumah makan, depot air minum
dan makanan jajanan. Berikut persentase TPM sehat di kota Pagar Alam tahun
2014;
Gambar 4.22 Persentase TPM Menurut Status Higiene Sanitasi
berdasarkan wilayah kerja puskesmas di kota Pagar Alam Tahun 2014
62.5
89 65.5
35.2
60
2551.35
0
20
40
60
80
100
TPM Sehat
gunung dempo sidorejo pengandonan bumi agung sandar angin pengaringanbandar
Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Kota Pagar Alam
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
62
4.4.3. Keadaan Lingkungan
Pembangunan Nasional merupakan rangkaian pembangunan yang
berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan
Negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional. Pengelolaan
sumber daya Alam dan lingkungan hidup yang tidak dilakukan sesuai dengan
daya dukungnya dapat menimbulkan adanya krisis pangan, krisis air, krisis energi
dan lingkungan. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dilakukan penataan dan
perlindungan terhadap lingkungan.
1. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih,
tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah
yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai, dan lantai rumah tidak terbuat
dari tanah. Rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan
berisiko menjadi sumber penularan berbagai jenis penyakit (Depkes RI, 2007).
Jumlah seluruh rumah di Kota Pagar Alam tahun 2013 adalah sebanyak
47.419 unit. Persentase rumah sehat tahun 2013 adalah sebesar 57,7 % atau
terdapat 27.384 rumah yang memenuhi syarat rumah sehat, artinya masih ada
20.035 rumah yang belum memenuhi syarat rumah sehat. Namun pada tahun
2014 rumah yang masih belum memenuhi syarat rumah sehat mulai dilakukan
pembinaan untuk menjadi rumah sehat melalui pemantauan dan evaluasi.
Persentase rumah rumah dibina yang memenuhi syarat adalah sebesar 34,2 %
atau sebanyak 6.868 unit sehingga didapatkan persentase rumah sehat tahun
2014 sebesar 72,2 % atau mencapai 34.252 rumah sehat dari 47.419 rumah di
Kota Pagar Alam. Berikut persentase rumah sehat berdasarkan wilayah kerja
Puskesmas di Kota Pagar Alam tahun 2014.
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
63
Gambar 4.23 Persentase Rumah Sehat Menurut Puskesmas di kota Pagar Alam
Tahun 2014
83.2 93.1 49.4 75.1 76.8 98.7
46.5
0
20
40
60
80
100
RUMAH SEHAT
gunung dempo sidorejo pengandonan bumi agung
sandar angin pengaringan bandar
Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Kota Pagar Alam
2. Akses Sarana Air Bersih (layak)
Air minum yang berkualitas (layak) adalah air minum yang terlindung
meliputi air ledeng(keran), keran umum, hydrant umum, terminal air,
penampungan air hujan (PAH) atau mata air dan sumur terlindung, sumur bor
atau sumur pompa yang jarkanya minimal 10 meter dari pembuangan kotorann
penampungan limbah dan pembuangan sampah. Tidak termasuk air kemasan, air
dari penjual keliling, air yang dijual melalui tanki, air sumur dan mata air
terlindung.
Dari jumlah penduduk 133.862 jiwa di kota Pagar Alam tahun 2014
didapatkan persentase penduduk yang memiliki akses berkelanjutan terhadap air
minum berkualitas (layak) yaitu sebesar 37,6% atau 50.400 penduduk.
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
64
Berikut persentase penduduk yang memiliki askes berkelanjutan terhadap
air minum berkualitas berdasarkan wilayah kerja Puskesmas Kota Pagar Alam
tahun 2014 ;
Gambar 4.24 Persentase Rumah Sehat Menurut Puskesmas di kota Pagar Alam
Tahun 2014
Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Kota Pagar Alam Th.2014
3. Sarana Sanitasi Dasar
Kepemilikian sarana sanitasi dasar meliputi persediaan air bersih,
kepemilikan jamban, tempat sampah, dan pengelolaan air limbah. Fasilitas
sanitasi yang layak (jamban sehat) adalah fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat
kesehatan antara lain dilengkapi dengan leher angsa, tanki septik/Sistem
Pengolahan Air Limbah (SPAL), yang digunakan sendiri atau bersama.
Persentase penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak
(jamban sehat) Kota Pagar Alam tahun 2014 adalah sebesar 36,5 %, artinya
terdapat 48.878 penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak
(jamban sehat).
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
65
Berikut persentase penduduk dengan akses sanitasi layak (jamban sehat)
berdasarkan wilayah kerja Puskesmas Kota Pagar Alam tahun 2014 ;
Gambar 4.25 Persentase Jamban Sehat
Berdasarkan Wilayah Kerja Puskesmas di kota Pagar Alam Tahun 2014
Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Kota Pagar Alam Th.2014
4.4.4. Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Menurut teori HL Blum salah satu faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat adalah faktor perilaku. Dengan mewujudkan perilaku yang
sehat diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan suatu penyakit dan angka
kematian ibu dan anak akibat terlambatnya/ kurangnya kesadaran dalam
mengunjungi sarana pelayanan kesehatan. Dalam rangka merubah perilaku
masyarakat kepada perilaku yang sehat, maka telah dilaksanakan kegiatan
pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Dalam kegiatan PHBS terdiri dari
beberapa sasaran kegiatan yaitu PHBS tatanan institusi, tempat-tempat umum
dan rumah tangga, dimana tatanan rumah tangga dianggap merupakan tatanan
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
66
yang mempunyai daya ungkit paling besar terhadap perubahan perilaku
masyarakat secara umum.
Rumah tangga ber PHBS(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah rumah
tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat, yang
meliputi 10 indikaor, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi
diberi ASI eksklusif, balita ditimbang setiap bulan, menggunakan air bersih,
mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat,
memberantas jentik dirumah sekali seminggu, makan sayur dan buah setiap hari,
melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah.
Pada tahun 2014 jumlah rumah tangga di Kota Pagar Alam adalah 31.007
rumah tangga, dari jumlah rumah tangga tersebut terdapat 1.110 rumah tangga
yang dipantau/disurvei dalam penentuan rumah tangga ber PHBS (Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat). Persentase rumah tangga ber PHBS tahun 2014 adalah
66,7% yaitu terdapat 763 rumah tangga yang ber PHBS dari 1.110 rumah tangga
yang dipantau. Berikut persentase rumah tangga ber PHBS berdasarkan wilayah
kerja Puskesmas di Kota Pagar Alam tahun 2014;
Gambar 4.26 Persentase Rumah Tangga ber PHBS
Berdasarkan Wilayah Kerja Puskesmas di kota Pagar Alam Tahun 2014
Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Kota Pagar Alam Th.2014
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
67
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokkan
menjadi sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan yang
dapat dilihat pada bab ini sebagai berikut :
5.1. SARANA KESEHATAN
Pada bab ini diuraikan tentang sarana kesehatan di antaranya puskesmas,
rumah sakit, sara Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM .
5.1.1. Puskesmas
Dalam Permenkes No. 75 Tahun 2014 Pusat Kesehatan Masyarakat yang
selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya wilayah
kerjanya. Kota Pagar Alam saat ini memiliki 7 unit puskesmas terdiri dari
Puskesmas Perawatan 3 unit, Puskesmas non Perawatan 4 unit yang tersebar di
5 kecamatan sehingga akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan melalui
puskesmas sudah tersedia. Pelayanan kesehatan terhadap masyarakat
dilaksanakan melalui puskesmas, puskesmas pembantu, dan Poskesdes (Pos
Kesehatan Desa).
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
68
Jumlah Puskesmas Pembantu yang ada di Kota Pagar Alam adalah 18
buah. Puskesmas Pembantu memiliki fungsi sebagai perpanjangan tangan
Puskesmas guna meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan terhadap seluruh
penduduk Kota Pagar Alam. Pustu memiliki peranan penting meningkatkan
cakupan kunjungan penduduk Kota Pagar Alam yang membutuhkan pelayanan
kesehatan. Berikut jumlah puskesmas pembantu (pustu) berdasarkan wilayah
kerja puskesmas di Kota Pagar Alam :
Table 5.1 Jumlah Pustu Berdasarkan Puskesmas di Kota Pagar Alam
Tahun 2014
No Puskesmas
Pustu
1. BANDAR 6
2. PENGARINGAN 2
3. SANDAR ANGIN 1
4. BUMI AGUNG 5
5. SIDOREJO 1
6. GUNUNG DEMPO 2
7. PENGANDONAN 1
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Pagar Alam Th. 2014
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
69
Gambar 5.1 Puskesmas di Kota Pagar Alam
Ket : PKM Bandar
Ket : PKM Bumi Agung
Ket : PKM Pengandonan Ket : PKM Sandar Angin
Ket : PKM Gunung Dempo Ket : PKM Pengaringan
Ket : PKM Sidorejo
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
70
Sumber: Pusat data Dinas Kesehatan Kota Pagar Alam tahun 2014
5.1.2. Rumah Sakit
Kota pagar alam memiliki satu rumah sakit yaitu Rumah Sakit Umum
Daerah Besemah Kota Pagar Alam yang merupakan Rumah Sakit kelas D yang
telah terakreditasi penuh tingkat dasar 5 ( lima ) Pelayanan dasar yaitu :
1. Pelayanan Administrasi
2. Pelayanan Rekam Medis
3. Pelayanan Medik
4. Pelayanan Keperawatan
5. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat
Rumah Sakit Daerah Besemah Kota Pagar Alam sejak bulan Januari
2012 sudah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (PPK – BLUD).
Gambar 5.2 Rumah Sakit Daerah Besemah Kota Pagar Alam
Sumber: Dokumentasi Tim Penyusun Profil kesehatan Kota Pagar Alam Tahun 2014
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
71
5.1.3. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
Salah satu Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang turut
mendukung pelaksanaan program kesehatan di masyarakat adalah pos
pelayanan terpadu (Posyandu) yang dilaksanakan oleh para kader yang berasal
dari masyarakat dengan pembinaan dari tenaga kesehatan di puskesmas.
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal di
masyarakat. Posyandu minimal memiliki 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu
dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan
diare. Untuk memantau perkembangannya, Posyandu dikelompokkan ke dalam 4
strata yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama dan
Posyandu Mandiri.
Dalam perkembangannya ternyata posyandu mendapat tanggapan positif
dari masyarakat. Namun demikian tanggapan positif dari masyarakat belum
disertai dengan meningkatnya mutu pelayanan karena masih banyak faktor yang
menyebabkan mutu pelayanan posyandu masih rendah antara lain : Sumber
Daya Manusia (SDM) yang dimiliki masih rendah, banyak kader posyandu yang
droup out, sarana dan prasarana yang belum memadai. Persentase posyandu
aktif di Kota Pagar Alam tahun 2014 adalah sebesar 60,16% yaitu sebanyak 74
posyandu aktif. Berikut jumlah posyandu berdasarkan wilayah kerja puskesmas
dan posyandu berdasarkan klasifikasi posyandu di kota Pagar Alam tahun 2014.
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
72
Gambar 5.3 Jumlah Posyandu Menurut Strata
berdasarkan wilayah kerja puskesmas di kota Pagar Alam Tahun 2014
0
39.84
60.16
0
0
20
40
60
80
Jumlah Posyandu Tahun 2014
pratama madya purnama mandiri
Sumber: Seksi UKBM Dinkes Kota Pagar Alam Tahun 2014
Gambar 5.4 Jumlah Poskeskel dan Kelurahan
Berdasarkan wilayah kerja puskesmas di kota Pagar Alam Tahun 2014
Sumber: Seksi UKBM Dinkes Kota Pagar Alam Tahun 2014
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
73
5.2. TENAGA KESEHATAN
Penyelenggaraan upaya kesehatan tidak akan berjalan dengan baik jika
tidak didukung oleh ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh
karena itu diperlukan peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia
(SDM) dibidang kesehatan, yang diharapkan mampu bekerja secara profesional
dan selalu berusaha untuk mengembangkan kemampuannya dalam rangka
mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal pada masyarakat. Informasi
tenaga kesehatan diperlukan bagi perencanaan dan pengadaan tenaga serta
pengelolaan kepegawaian. Kesulitan memperoleh data ketenagaan yang
mutakhir disebabkan antara lain karena sifat data ketenagaan yang selalu
berubah terus-menerus sehingga sistem pencatatan dan pelaporan belum dapat
ditampilkan secara lengkap, akurat dan sistematis. Jumlah tenaga kesehatan
yang terdata sampai dengan Desember 2014 di Kota Pagar Alam dihitung
berdasarkan klasifikasi Tenaga Medis, Tenaga Paramedis dan Tenaga
Kesehatan lainnya. Berikut sebaran tenaga kesehatan di sarana pelayanan
kesehatan, Rumah Sakit, dan Dinas Kesehatan ;
5.2.1. Tenaga Medis
Tenaga Medis terdiri dari Dokter Spesialis, Dokter umum dan Dokter Gigi.
Pada Tabel dibawah ini terlihat bahwa jumlah Dokter Spesialis di Kota Pagar
Alam sebanyak 9 orang, Dokter Umum 27 orang dan dokter gigi 7 orang yang
tersebar di Puskesmas dan Rumah Sakit Besemah Di Kota Pagar Alam. Berikut
distribusi tenaga medis di Kota Pagar Alam tahun 2014;
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
74
Tabel 5.2
Distribusi Tenaga Medis Menurut Unit Kerja di Kota Pagar AlamTahun 2014
No
Medis
Unit Kerja Dokter
Spesialis
Dokter
Umum
Dokter
Gigi Total
1 Dinas Kesehatan 0 5 0 5
2 PKM Sidorejo 0 1 1 2
3 PKM Pengandonan 0 1 1 2
4 PKM Sandar Angin 0 1 1 2
5 PKM Gunung Dempo 0 1 0 1
6 PKM Bumi Agung 0 1 1 2
7 PKM Bandar 0 2 1 3
8 PKM Pengaringan 0 1 0 1
9 RSD Besemah 9 14 2 25
Jumlah 9 27 7 43
Rasio per 100.000
penduduk
6,79 16,64 5,28 5,28
Sumber: Dinas Kesehatan dan RSD Besemah Kota Pagar Alam tahun 2014 *jumlah penduduk : 132.498 penduduk
Berdasarkan tabel diatas, jumlah dokter spesialis di Kota Pagar
Alam tahun 2014 adalah sebanyak 9 orang, yang terdiri dari 2 orang dokter
spesialis penyakit dalam (SpD), 1 orang dokter spesialis anak (Sp.A), 2
orang spesialis bedah (Sp.B), 2 orang dokter spesialis kebidanan dan
kandungan(Sp.OG), 1 orang dokter spesialis jantung dan 1 orang dokter
spesialis kulit dan kelamin. Sedangkan dokter umum berjumlah 27 orang,
dokter umum yang terbanyak adalah di RSD Besemah sebanyak 14 orang,
penyebaran dokter umum di Puskesmas sudah cukup Merata dengan rata-
rata 1 dokter di masing-masing Puskesmas. Jumlah Dokter Gigi di Kota
Pagar Alam adalah sebanyak 7 Orang dengan pembagian 2 di RSD
Besemah dan 5 Orang di Puskesmas, masih ada dua puskesmas yang
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
75
belum mempunyai dokter gigi yaitu Puskesmas Pengaringan dan
Puskesmas Gunung Dempo.
Indikator rasio dokter per jumlah penduduk menunjukkan tingkat
pelayanan yang dapat diberikan secara langsung oleh dokter yang
memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit, dan
sarana pelayanan kesehatan lainnya dibandingkan jumlah penduduk.
Rasio dokter per 100.000 penduduk Kota Pagar Alam tahun 2014 adalah
5,28/100.000 penduduk.
5.2.2. Tenaga Paramedis
Tenaga Paramedis dikategorikan menjadi perawat dan bidan. Berikut
jumlah tenaga paramedis menurut wilayah kerja di Kota Pagar Alam tahun 2014 :
Tabel 5.3 Distribusi tenaga paramedis menurut unit kerja di kota Pagar Alam
Tahun 2014
No
Param6edis
Unit Kerja Bidan Perawat Total
1 Dinas Kesehatan 10 8 18
2 PKM Sidorejo 16 14 30
3 PKM Pengandonan 6 13 19
4 PKM Sandar Angin 6 7 13
5 PKM Gunung Dempo 13 6 19
6 PKM Bumi Agung 7 12 19
7 PKM Bandar 4 15 19
8 PKM Pengaringan 7 5 12
9 RSD Besemah 33 81 114
Jumlah (Kota Pagar Alam) 102 161 263
Rasio per 100.000 penduduk 69,4 115,4
Sumber:
1. Dinas Kesehatan Kota Pagar Alam tahun 2014
2. RSD Besemah Kota Pagar Alam Tahun 2014
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
76
5.2.3. Tenaga Kesehatan Lainnya
1. Tenaga Farmasi
Tenaga Kefarmasian terdiri dari Apoteker dan teknis kefarmasian yaitu
analis farmasi, asisten apoteker, dan sarjana farmasi. Kondisi ketenagaan
Farmasi di Kota Pagar Alam pada Tahun 2014 berjumlah 48 orang, terdiri
dari Teknis Kefarmasian sebanyak 38 orang, dan Apoteker berjumlah 10
Orang.
Tabel 5.4 Distribusi tenaga Kefarmasian menurut unit kerja
di Kota Pagar AlamTahun 2014
No
Kefarmasian
Unit Kerja Apoteker Teknis
Kefarmasian Total
1 Dinas Kesehatan 3 6 9
2 PKM Sidorejo 0 4 4
3 PKM Pengandonan 1 2 3
4 PKM Sandar Angin 0 4 4
5 PKM Gunung Dempo 1 2 3
6 PKM Bumi Agung 0 2 2
7 PKM Bandar 0 3 3
8 PKM Pengaringan 0 1 1
9 RSD Besemah 5 14 19
Jumlah (Kota Pagar Alam) 10 38 48
Sumber:
1. Dinas Kesehatan Kota Pagar Alam tahun 2014 2. RSD Besemah Kota Pagar Alam Tahun 2014
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
77
2. Tenaga Gizi
Keadaan tenaga ahli Gizi di Kota Pagar Alam pada tahun 2014 berjumlah
21 orang yang tersebar di puskesmas, RSD Besemah dan Dinas Kesehatan.
Yang termasuk dalam tenaga gizi adalah nutrisionis dan dietisien. Nutrisionis
merupakan tenaga kesehatan lulusan SPAG, diploma III, diploma IV dan strata I
bidang gizi sedangkan dietisien merupakan tenaga kesehatan lulusan diploma IV
dan strata I bidang gizi yang telah mengikuti program intenship gizi. Berikut
distribusi tenaga gizi menurut unit kerja di Kota Pagar Alam tahun 2014;
Tabel 5.5 Distribusi tenaga gizi menurut unit kerja
di Kota Pagar Alam Tahun 2014
No
Tenaga Gizi
Unit Kerja Nutrisionis Dietisien
Total
1 Dinas Kesehatan 7 0 7
2 PKM Sidorejo 1 0 1
3 PKM Pengandonan 1 0 1
4 PKM Sandar Angin 1 0 1
5 PKM Gunung Dempo 1 0 1
6 PKM Bumi Agung 0 0 0
7 PKM Bandar 1 0 1
8 PKM Pengaringan 1 0 1
9 RSD Besemah 6 2 8
Jumlah (Kota Pagar Alam) 19 2 21
Sumber: 1. Dinas Kesehatan Kota Pagar Alam tahun 2014 2. RSD Besemah Kota Pagar Alam Tahun 2014
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
78
3. Tenaga Kesehatan Masyarakat
Tenaga Kesehatan masyarakat di Kota Pagar Alam tahun 2014
berjumlah 48 orang yang terdiri dari lulusan SKM sebanyak 10 orang yang
tersebar di puskesmas, 10 orang di RSD Besemah dan jumlah tenaga kesehatan
masyarat yang paling banyak berada di unit kerja Dinas Kesehatan Kota Pagar
Alam yaitu sebanyak 27 orang. Sedangkan jumlah tenaga kesehatan lingkungan
Kota Pagar Alam tahun 2014 adalah sebanyak 33 orang yang tersebar di
pelayanan kesehatan dan Dinas Kesehatan. Berikut distribusi tenaga kesehatan
masyarakat dan kesehatan lingkungan di Kota Pagar Alam tahun 2014;
Tabel 5.6 Distribusi Tenaga Kesmas dan Kesling Menurut Unit Kerja
di Kota Pagar Alam Tahun 2014
No
Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan
Unit Kerja Kesmas Kesling
Total
1 Dinas Kesehatan 27 7 34
2 PKM Sidorejo 3 6 9
3 PKM Pengandonan 1 3 4
4 PKM Sandar Angin 1 2 3
5 PKM Gunung Dempo 3 2 5
6 PKM Bumi Agung 1 3 4
7 PKM Bandar 1 3 4
8 PKM Pengaringan 1 2 3
9 RSD Besemah 10 5 15
Jumlah (Kota Pagar Alam) 48 33 81
Sumber:
1. Dinas Kesehatan Kota Pagar Alam tahun 2014 2. RSD Besemah Kota Pagar Alam Tahun 2014
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
79
5.3. ANGGARAN KESEHATAN
Anggaran kesehatan sangat diperlukan dalam mendukung terlaksananya
setiap program pembangunan kesehatan, maka perlu dijelaskan tentang
gambaran sumber dana atau anggaran kesehatan di Kota Pagar Alam untuk
mendukung program – program pembangunan kesehatan. Anggaran kesehatan
yang dimaksud dalam bab ini adalah akumulasi dari anggaran RSD Besemah dan
Dinas Kesehatan Kota Pagar Alam Tahun 2014. Persentase anggaran kesehatan
pada tahun 2014 dari total APBD Kota Pagar Alam dialokasikan untuk kesehatan
dengan total belanja langsung sebesar Rp. 24,593,333,350,- dan belanja tidak
langsung sebesar Rp. 30,414,908,000,- dengan besaran persentase dari APBD
Kota mencapai 6.10%, dengan anggaran kesehatan perkapita sebesar Rp.
491,572.,-.
Tabel 5.7 Anggaran Kesehatan Kota Pagar Alam
Tahun 2014
NO SUMBER BIAYA
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
(Rupiah)
%
1 2 3 4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA
55,008,241,350 84.46
a. Belanja Langsung
24,593,333,350
-Dinas Kesehatan
14,490,963,800
-RSD Besemah
10,102,369,550
b. Belanja Tidak Langsung
30,414,908,000
-Dinas Kesehatan
16,028,385,000
-RSD Besemah
14,386,523,000
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
80
2 APBD PROVINSI
3,327,414,320 5.11
- Dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi
3,327,414,320
3 APBN :
7,500,551,000 10.44
- Dana Alokasi Umum (DAU)
- 0.00
- Dana Alokasi Khusus (DAK)
5,046,701,000 5.23
a. DINAS KESEHATAN
3,403,290,000 0.00
b. RSD BESEMAH
1,643,411,000 0.00
- Dana Dekonsentrasi
- 0.00
- Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota
- 2.69
- Dana Tugas Pembantuan BUK
1,750,000,000 1.08
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
- 0.00
(sebutkan project dan sumber dananya)
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN
- 0.00
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
65,132,356,670
TOTAL APBD KAB/KOTA
902,092,250,708
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
6.10
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA
491,572.38 Sumber :
1. Dinas Kesehatan Kota Pagar Alam tahun 2014 2. RSD Besemah Kota Pagar Alam Tahun 2014
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
81
BAB VI
PENUTUP
6.1. KESIMPULAN
Berbagai upaya yang telah dilaksanakan dalam pembangunan kesehatan,
antara lain upaya peningkatan dan perbaikan terhadap derajat kesehatan
masyarakat, upaya pelayanan kesehatan, sarana kesehatan dan sumber daya
kesehatan. Hasil-hasil kegiatan pembangunan kesehatan di 5 kecamatan di Kota
Pagar Alam selama periode 1 (satu) tahun tergambar dalam Profil Kesehatan
Kota Pagar Alam tahun 2014.
Secara umum upaya-upaya yang telah dilakukan dalam pembangunan
kesehatan telah menunjukkan hasil yang cukup baik, namun masih ada beberapa
program kesehatan yang belum mencapai hasil yang optimal. Keberhasilan
maupun kekurangan dalam pencapaian upaya-upaya pembangunan kesehatan di
Kota Pagar Alam selama tahun 2014 adalah sebagai berikut :
1. Pada tahun 2014 terdapat 11 kematian bayi (termasuk neonatal) atau
sebesar 3.72/ 1000 KH
2. Pada tahun 2014 terdapat 3 jumlah kematian balita di kota Pagar Alam.
3. Terdapat 4 kematian ibu dari 2.954 kelahiran hidup atau sebesar 135,41/
100.000 KH dengan penyebab kematian 1 orang karena perdarahan, 2
orang meninggal akibat Prolapsus uteri, dan 1 orang meninggal karena
decomp post SC.
4. Angka Harapan Hidup Kota Pagar Alam Tahun 2014 adalah 65,50
5. Jumlah kasus malaria Kota Pagar Alam Tahun 2014 adalah sebanyak 7
kasus atau 0.05 per 1000 penduduk
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
82
6. Angka penemuan pasien baru TB BTA positif (Case Detection Rate) di
Kota Pagar Alam dari tahun 2014 adalah 91,78% dengan angka
kesembuhan TB BTA positif sebesar 82,09 %
7. Persentase penderita pneumonia balita yang ditangani di Kota Pagar Alam
Tahun 2014 adalah sebesar 6,65% atau 88 kasus.
8. Pada tahun 2014 ditemukan kasus HIV sebanyak 5 kasus dengan jenis
kelamin laki-laki.
9. Pada tahun 2014 ditemukan 1 kasus penderita kusta Multi Basiler (MB) /
Kusta Basah
10. Pada tahun 2014 Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terlaporkan
adalah 43 kasus dengan Incident Rate (IR) 32,5/100.000 penduduk
11. Jumlah penderita diare yang ditangani Kota Pagar Alam tahun 2014 adalah
3.980 kasus diare
12. Jumlah balita dengan BBLR di Kota Pagar Alam tahun 2014 adalah 77 dari
14.165 balita yang ditimbang.
13. Kunjungan antenatal di Kota Pagar Alam pada tahun 2014 adalah K1
sebesar 96,88% dan K4 sebesar 93,31%
14. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2014
adalah 92,27% atau 2.960 ibu bersalin dari sasaran 3.208 jumlah bulin.
15. Persentase Cakupan Fe1 dan Fe3 pada Ibu Hamil di Kota Pagar Alam
tahun 2014 adalah Fe1 sebesar 96,8% dan Fe3 sebesar 93,3%
16. Cakupan pelayanan ibu nifas di Kota Pagar Alam tahun 2014 adalah 89,6
% atau 2.877 ibu nifas yang mendapat pelayanan kesehatan dari 3.208 ibu
nifas
17. Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Mendapat Vitamin A adalah sebesar 92,2%
dengan jumlah 2.959 ibu yang mendapat vitamin A dari 3.208 ibu nifas.
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
83
18. Cakupan kujungan neonatal Kota Pagar Alam tahun 2014 adalah sebesar
86,2% dengan jumlah 2.701 kunjungan neonatal dari 3.133 jumlah bayi.
19. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang di tangani di kota Pagar Alam
pada tahun 2014 adalah sebesar 57,7% atau 271 penanganan komplikasi
neonatal yang ditangani dari 470 neonatal dengan resiko tinggi.
20. Cakupan kunjungan bayi di Kota Pagar Alam tahun 2014 adalah sebesar
89,7% atau terdapat 2.811 bayi yang mendapat pelayanan kesehatan dari
3.133 jumlah sasaran bayi di tahun 2014.
21. Cakupan pemberian Vitamin A pada bayi di kota Pagar Alam pada tahun
2014 sebesar 90,9%.
22. Cakupan pemberian Vitamin A pada balita di kota Pagar Alam adalah
sebesar 93,3%.
23. Cakupan peserta KB Aktif Kota Pagar Alam tahun 2014 adalah 78,57 %
artinya dari seluruh pasangan usia subur 21.910 PUS terdapat 17.214
Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan kontrasepsi
24. Cakupan UCI Kelurahan tahun 2014 kota Pagar Alam saat ini adalah 100
% dari 35 kelurahan
25. Cakupan imunisasi dasar lengkap pada tahun 2014 adalah mencapai
100%,
26. Cakupan pelayanan kesehatan Usila (60 th+) Kota Pagar Alam tahun 2014
adalah sebanyak 6.742 usila (57,5%) dari 11.716 usila di Kota Pagar Alam
27. Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang dipantau antara lain
pemanfaatan tempat tidur (BOR) 62,47%, rata-rata lama hari perawatan
(LOS) 3 hari, rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (BTO) 57,
persentase pasien keluar yang meninggal (GDR) 45 orang, dan persentase
pasien keluar yang meninggal , < 24 jam perawatan (NDR) 19 orang.
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
84
28. Jumlah masyarakat yang mendapat jaminan pelayanan kesehatan
jamkesmas di kota Pagar Alam pada tahun 2013 sebanyak 32.671 jiwa
29. Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan Kota Pagar Alam Tahun 2014
adalah sebesar 87, 26%, artinya dari jumlah penduduk Kota Pagar Alam
tahun 2014 yaitu 132.498 penduduk yang memiliki jaminan pemeliharaan
kesehatan adalah sebanyak 115.621 penduduk
30. Jumlah masyarakat yang mendapat jaminan pelayanan kesehatan
jamkesmas di kota Pagar Alam pada tahun 2014 adalah sebanyak 31.442
jiwa.
31. Cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Kota Pagar Alam tahun
2014 adalah sebesar 63%
32. Secara keseluruhan di Kota Pagar Alam jumlah tempat-tempat umum
yang ada adalah 156 (100%) telah memenuhi persyaratan kesehatan.
33. Persentase rumah sehat tahun 2014 sebesar 72,2 % atau mencapai
34.252 rumah sehat dari 47.419 rumah di Kota Pagar Alam.
34. Dari jumlah penduduk 133.862 jiwa di kota Pagar Alam tahun 2014
didapatkan persentase penduduk yang memiliki akses berkelanjutan
terhadap air minum berkualitas (layak) yaitu sebesar 37,6% atau 50.400
penduduk.
35. Persentase penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak
(jamban sehat) Kota Pagar Alam tahun 2014 adalah sebesar 36,5 %,
artinya terdapat 48.878 penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi
yang layak (jamban sehat).
36. Persentase rumah tangga ber PHBS tahun 2014 adalah 66,7% yaitu
terdapat 763 rumah tangga yang ber PHBS dari 1.110 rumah tangga yang
dipantau.
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
85
37. Kota Pagar Alam terdiri dari berbagai sarana kesehatan, yaitu terdiri dari
Rumah Sakit 1 unit, Puskesmas Perawatan 3 unit, Puskesmas non
Perawatan 4 unit, Puskesmas Pembantu 18 unit, Puskesmas Keliling 8
unit, Balai pengobatan 7 unit, Praktek Dokter Perorangan 10 unit,
Poskeskel 53 unit, Posyandu 123 unit dan Apotek 15 unit, dan toko obat 6
unit.
38. Jumlah tenaga medis di Kota Pagar Alam tahun 2014 adalah sebanyak 43
orang, yang terdiri dari 9 dokter spesialis, 27 Dokter Umum dan 7 dokter
gigi tersebar di Puskesmas, Rumah Sakit Besemah dan Dinas Kesehatan
Kota Pagar Alam.
39. Jumlah tenaga paramedis di Kota Pagar Alam adalah 263 orang, yang
terdiri dari 102 orang tenaga bidan dan 161 orang tenaga perawat.
6.2. SARAN
Untuk kelancaran dalam pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan kesehatan di Kota Pagar Alam, perlu dilakukan peningkatan
kualitas sumber daya manusia (tenaga kesehatan) dan perlu adanya bimbingan
dan pengawasan terhadap petugas pelaksana program dan petugas dilapangan
(tenaga di puskesmas). Selain itu perlu peningkatan kerja sama lintas sektor dan
instansi terkait, sehingga tercapai kemajuan dan hasil yang lebih baik sesuai
dengan target yang ditetapkan.
Pencapaian kegiatan selama satu tahun yang telah digambarkan didalam
profil kesehatan ini, hendaknya dijadikan ukuran dan dimanfaatkan sebagai
bahan untuk mengevaluasi/ memantau keberhasilan program kesehatan secara
menyeluruh, kemudian hendaknya dijadikan bahan dalam perencanaan
pembangunan kesehatan selanjutnya. Mengingat proses pengumpulan data profil
PR
OF
IL
K
ES
EH
AT
AN
K
OT
A
PA
GA
R
AL
AM
T
AH
UN
2
01
4
86
ini sangat sulit dan membutuhkan waktu yang cukup lama serta melibatkan
berbagai unsur dan sektor terkait, hendaknya kelemahan dan keterlambatan
dalam penyusunan profil ini dapat diterima dan dijadikan masukan dalam
pelaksanaan penyusunan profil yang akan datang, sehingga profil kesehatan
akan lebih baik dan dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Dalam rangka peningkatan capaian program-program pembangunan
kesehatan, yang dapat dilihat dari pencapaian indikator standar pelayanan
minimal (SPM), perlu dilakukan beberapa upaya antara lain:
1. Perencanaan kegiatan pembangunan kesehatan harus berdasarkan fakta
dilapangan (planning by evidence based) termasuk pencapaian indikator
SPM minimal 3 tahun sebelumnya dan diupayakan mempunyai daya ungkit
terhadap penurunan AKI, AKB dan peningkatan status gizi masyarakat
serta memperhatikan kebijakan-kebijakan Pemerintah.
2. Meningkatkan monitoring dan evaluasi pencapaian program kesehatan
dengan melakukan supervisi-supervisi ke Puskesmas secara berkala
(setiap triwulan).
3. Meningkatkan pertemuan-pertemuan dengan penanggung jawab program
di puskesmas dan Dinas Kesehatan dalam rangka memberikan feedback
terhadap pelaksanaan program yang sedang berjalan.
4. Meningkatkan kemampuan petugas pengelolah data dan informasi di
Puskesmas melalui pelatihan atau bimbingan teknis.
5. Meningkatkan kemampuan pengelola program kesehatan dalam
menyusun perencanaan kesehatan berbasis kinerja.
6. Mengoptimalkan Jaringan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (Siknas
Online).