24
Disentri Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas (Dialihkan dari Disentri Amuba ) Langsung ke: navigasi , cari Disentri berasal dari bahasa Yunani , yaitu dys (=gangguan) dan enteron (=usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir bercampur darah [1] . Gejala-gejala disentri antara lain adalah: Buang air besar dengan tinja berdarah Diare encer dengan volume sedikit Buang air besar dengan tinja bercampur lender(mucus) Nyeri saat buang air besar (tenesmus) Daftar isi [sembunyikan ] 1 Etiologi 2 Patogenesis o 2.1 Disentri basiler 2.1.1 Shigella dan EIEC 2.1.2 Salmonella 2.1.3 Campylobacter jejuni o 2.2 Disentri amoeba 3 Manifestasi Klinis o 3.1 Disentri basiler o 3.2 Disentri amoeba 4 Diagnosis 5 Komplikasi 6 Penatalaksanaan 7 Referensi

disentri

  • Upload
    yanzhe

  • View
    20

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: disentri

DisentriDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

(Dialihkan dari Disentri Amuba)Langsung ke: navigasi, cari

Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (=gangguan) dan enteron (=usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir bercampur darah [1]. Gejala-gejala disentri antara lain adalah:

Buang air besar dengan tinja berdarah Diare encer dengan volume sedikit Buang air besar dengan tinja bercampur lender(mucus) Nyeri saat buang air besar (tenesmus)

Daftar isi

[sembunyikan] 1 Etiologi 2 Patogenesis

o 2.1 Disentri basiler 2.1.1 Shigella dan EIEC 2.1.2 Salmonella 2.1.3 Campylobacter jejuni

o 2.2 Disentri amoeba 3 Manifestasi Klinis

o 3.1 Disentri basiler o 3.2 Disentri amoeba

4 Diagnosis 5 Komplikasi 6 Penatalaksanaan 7 Referensi

8 Pranala Luar

[sunting] Etiologi

1. Bakteri (Disentri basiler) o Shigella, penyebab disentri yang terpenting dan tersering (± 60% kasus

disentri yang dirujuk serta hampir semua kasus disentri yang berat dan mengancam jiwa disebabkan oleh Shigella [2].

o Escherichia coli enteroinvasif (EIEC)o Salmonella

Page 2: disentri

o Campylobacter jejuni, terutama pada bayi2. Amoeba (Disentri amoeba), disebabkan Entamoeba hystolitica, lebih sering pada

anak usia > 5 tahun

[sunting] Patogenesis

Referensi:[3][4][5][6]

Transmisi : fecal-oral, melalui : makanan / air yang terkontaminasi, person-to-person contact.

[sunting] Disentri basiler

[sunting] Shigella dan EIEC

MO --> kolonisasi di ileum terminalis/kolon, terutama kolon invasi ke sel epitel mukosa usus --distal > multiplikasi --> penyebaran intrasel dan intersel --> produksi enterotoksin --> ↑ cAMP --> hipersekresi usus (diare cair, diare sekresi). --> produksi eksotoksin (Shiga toxin) --> sitotoksik --> infiltrasi sel radang --> nekrosis sel epitel mukosa --> ulkus-ulkus kecil --> eritrosit dan plasma keluar ke lumen usus --> tinja bercampur darah. --> invasi ke lamina propia ? --> bakteremia (terutama pada infeksi S.dysenteriae serotype 1)

[sunting] Salmonella

MO --> kolonisasi di jejunum/ileum/kolon --> invasi ke sel epitel mukosa usus --> invasi ke lamina propia --> infiltrasi sel-sel radang --> sintesis Prostaglandin --> produksi heat-labile cholera-like enterotoksin --> invasi ke Plak Peyeri --> penyebaran ke KGB mesenterium -->hipertrofi --> penurunan aliran darah ke mukosa --> nekrosis mukosa --> ulkus menggaung --> eritrosit dan plasma keluar ke lumen --> tinja bercampur darah.

[sunting] Campylobacter jejuni

MO --> kolonisasi di jejunum/ileum/kolon --> invasi ke sel epitel mukosa usus --> invasi ke lamina propia --> infiltrasi sel-sel radang --> Prostaglandin --> produksi heat-stabile cholera-like enterotoksin --> produksi sitotoksin ?? --> nekrosis mukosa --> ulkus --> eritrosit dan plasma keluar ke lumen --> tinja bercampur darah. --> masuk ke sirkulasi (bakteremia).

[sunting] Disentri amoeba

Bentuk histolitika (trofozoit) --> invasi ke sel epitel mukosa usus --> nekrosis jaringan mukosa ususproduksi enzim histolisin --> invasi ke jaringan submukosa --> ulkus amoeba --> ulkus melebar dan saling berhubungan membentuk sinus-sinus submukosa --> malabsorpsi --kerusakan permukaan absorpsi > ↑ massa intraluminal --> tekanan osmotik intraluminal --> diare osmotik.

Page 3: disentri

[sunting] Manifestasi Klinis

[sunting] Disentri basiler

Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada disentri shigellosis, pada permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah dalam 6-24 jam pertama, dan setelah 12-72 jam sesudah permulaan sakit, didapatkan darah dan lendir dalam tinja.

Panas tinggi (39,50 - 400 C), appear toxic. Muntah-muntah. Anoreksia. Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB. Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang,

sakit kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi).

[sunting] Disentri amoeba

Diare disertai darah dan lendir dalam tinja. Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit daripada disentri basiler (≤10x/hari) Sakit perut hebat (kolik) Gejala konstitusional biasanya tidak ada (panas hanya ditemukan pada 1/3 kasus).

[sunting] Diagnosis

Referensi:[2][3][4][7][6]

Diagnosis klinis dapat ditegakkan semata-mata dengan menemukan tinja bercampur darah. Diagnosis etiologi biasanya sukar ditegakkan. Penegakan diagnosis etiologi melalui gambaran klinis semata sukar, sedangkan pemeriksaan biakan tinja untuk mengetahui agen penyebab seringkali tidak perlu dilakukan karena memakan waktu lama (minimal 2 hari) dan umumnya gejala membaik dengan terapi antibiotika empiris.

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan :

Pemeriksaan tinja o Makroskopis : suatu disentri amoeba dapat ditegakkan bila ditemukan

bentuk trofozoit dalam tinjao Benzidin testo Mikroskopis : fecal leukosit (petanda adanya kolitis), fecal blood.

Biakan tinja : o Media : agar MacConkey, xylose-lysine deoxycholate (XLD), agar SS.

Pemeriksaan darah rutin : leukositosis (5.000 – 15.000 sel/mm3), terkadang dapat ditemukan leucopenia.

Page 4: disentri

[sunting] Komplikasi

Referensi:[2][3][4][7]

1. Dehidrasi2. Gangguan elektrolit, terutama hiponatremia3. Kejang4. Protein loosing enteropathy5. Sepsis dan DIC6. Sindoma Hemolitik Uremik7. Malnutrisi/malabsorpsi8. Hipoglikemia9. Prolapsus rektum10. Reactive arthritis11. Sindroma Guillain-Barre12. Ameboma13. Toxic megacolon14. Perforasi local15. Peritonitis

[sunting] Penatalaksanaan

Referensi:[2][3][4][7][8]

[9] [10] [6]

1. Perhatikan keadaan umum anak, bila anak appear toxic, status gizi kurang, lakukan pemeriksaan darah (bila memungkinkan disertai dengan biakan darah) untuk mendeteksi adanya bakteremia. Bila dicurigai adanya sepsis, berikan terapi sesuai penatalaksanaan sepsis pada anak. Waspadai adanya syok sepsis. 2. Komponen terapi disentri : a. Koreksi dan maintenance cairan dan elektrolit. b. Diet c. Antibiotika d. Sanitasi

Ad. a. Koreksi dan maintenance cairan dan elektrolit

Seperti pada kasus diare akut secara umum, hal pertama yang harus diperhatikan dalam penatalaksanaan disentri setelah keadaan stabil adalah penilaian dan koreksi terhadap status hidrasi dan keseimbangan elektrolit.

Ad. b. Diet

Anak dengan disentri harus diteruskan pemberian makanannya. Berikan diet lunak tinggi kalori dan protein untuk mencegah malnutrisi. Dosis tunggal tinggi vitamin A (200.000 IU) dapat diberikan untuk menurunkan tingkat keparahan disentri, terutama pada anak yang diduga mengalami defisiensi. Untuk mempersingkat perjalanan penyakit, dapat diberikan sinbiotik dan preparat seng oral8,9. Dalam pemberian obat-obatan, harus

Page 5: disentri

diperhatikan bahwa obat-obat yang memperlambat motilitas usus sebaiknya tidak diberikan karena adanya resiko untuk memperpanjang masa sakit.

Ad. c. Antibiotika

• Anak dengan disentri harus dicurigai menderita shigellosis dan mendapatkan terapi yang sesuai. Pengobatan dengan antibiotika yang tepat akan mengurangi masa sakit dan menurunkan resiko komplikasi dan kematian. • Pilihan utama untuk Shigelosis (menurut anjuran WHO) : Kotrimokasazol (trimetoprim 10mg/kbBB/hari dan sulfametoksazol 50mg/kgBB/hari) dibagi dalam 2 dosis, selama 5 hari. • Dari hasil penelitian, tidak didapatkan perbedaan manfaat pemberian kotrimoksazol dibandingkan placebo10. • Alternatif yang dapat diberikan : o Ampisilin 100mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis o Cefixime 8mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis o Ceftriaxone 50mg/kgBB/hari, dosis tunggal IV atau IM o Asam nalidiksat 55mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis. • Perbaikan seharusnya tampak dalam 2 hari, misalnya panas turun, sakit dan darah dalam tinja berkurang, frekuensi BAB berkurang, dll. Bila dalam 2 hari tidak terjadi perbaikan, antibiotik harus dihentikan dan diganti dengan alternatif lain. • Terapi antiamubik diberikan dengan indikasi : o Ditemukan trofozoit Entamoeba hystolistica dalam pemeriksaan mikroskopis tinja. o Tinja berdarah menetap setelah terapi dengan 2 antibiotika berturut-turut (masing-masing diberikan untuk 2 hari), yang biasanya efektif untuk disentri basiler. • Terapi yang dipilih sebagai antiamubik intestinal pada anak adalah Metronidazol 30-50mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari. Bila disentri memang disebabkan oleh E. hystolistica, keadaan akan membaik dalam 2-3 hari terapi.

Ad. d. Sanitasi

Beritahukan kepada orang tua anak untuk selalu mencuci tangan dengan bersih sehabis membersihkan tinja anak untuk mencegah autoinfeksi.

DISENTRI BASILER

Disentri basiler biasanya menyerang secara tiba – tiba sekitar dua hari setelah kemasukan kuman/bakteri Shigella. Gejalanya yaitu demam, mual dan muntah-muntah, diare dan tidak napsu makan. Bila tidak segera diatasi, dua atau tiga hari kemudian keluar darah, lendir atau nanah dalam feses penderita. Pada disentri basiler, penderita mengalami diare yang hebat yaitu mengeluarkan feses yang encer hingga 20-30 kali sehari sehingga menjadi lemas, kurus dan mata cekung karena kekurangan cairan tubuh (dehidrasi). Hal tersebut tidak bisa dianggap remeh, karena bila tidak segera diatasi dehidrasi dapat mengakibatkan kematian. Gejala lainnya yaitu perut terasa nyeri dan mengejang.

Penyakit ini umumnya lebih cepat menyerang anak-anak. Kuman – kuman masuk ke dalam organ pencernaan yang mengakibatkan pembengkakan dan pemborokan sehingga timbul peradangan pada usus besar. Penderita disentri harus segera mendapat perawatan dan yang perlu dihindari adalah mencegah terjadinya dehidrasi karena dapat berakibat fatal. Dalam keadaan darurat, dehidrasi yang ringan dapat diatasi dengan pemberian

Page 6: disentri

cairan elektrolit (oralit) untuk mengganti cairan yang hilang akibat diare dan muntah-muntah. Oralit dilarutkan dalam 200 cc air matang, diaduk dan diberikan sedikit demi sedikit dengan sendok kepada penderita. Apabila oralit tidak tersedia, dapat membuat larutan campuran gula dan garam (1 sendok teh gula + ¼ sendok teh garam, dilarutkan dengan 200 cc air hangat) atau bisa juga dengan meminum air kelapa. Apabila dehidrasi cukup berat, setelah diberi oralit atau larutan campuran gula dan garam sebagai pertolongan pertama, sebaiknya penderita di bawa ke rumah sakit untuk diberikan perawatan.

Langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi penyakit disentri yaitu dengan memperhatikan pola hidup sehat dan bersih, seperti selalu menjaga kebersihan makanan dan minuman dari kontaminasi kotoran dan serangga pembawa kuman, menjaga kebersihan lingkungan, membersihkan tangan secara baik sesudah buang air besar atau menjelang makan atau ketika memegang makanan yang akan dimakan.

JUST KIDDING ABOUT DISENTRI BASILER

Disentri basiler punya ciri khas; sakit perut yang menggila (aku nggak tau se-menggila apa, tapi mungkin PMS bisa kalah sakitnya), sering ada hasrat mau buang air besar tapi nggak keluar-keluar (wah, ni jelas nyiksa banget…), dan kalo keluar mesti sedikit dan sakit banget plus ada darah / lendir / nanahnya. Penyakit ini populernya di kalangan anak-anak, terbukti dari survey yang mengatakan kalo sebagian besar pasien dari disentri basiler ini adalah anak-anak usia 1-10 tahun. Malahan di Amerika sana penyakit disentri pada anak-anak 15%-nya adalah disentri basiler. Jadi tau kan betapa pentingnya kita harus belajar tentang Shige (terutama yang di keluarganya ada anak kecilnya).Sekarang kita bahas tentang wujud si Shige ini. Kalo diperiksa secara genetik, sebenarnya Shige ini nggak ada bedanya dengan E.coli. Trus kenapa dipisahin jadi dua spesies yang beda? Ternyata gara-gara Shige ini bisa menyebabkan disentri basiler, sedangkan E.coli nggak. Trus Shige ini dibagi jadi 4 serogrup berdasarkan antigen O-nya, yaitu:

-          serogrup A : S. dysentriae-          serogrup B : S. flexneri-          serogrup C : S. boydii-          serogrup D : S. sonnei

Serogrup D ini yang agak nyeleneh dibanding serogrup lainnya karena serogrup D (S. sonnei) bisa memfermentasikan laktosa walaupun lambat (18-24 jam) padahal serogrup lain nggak bisa.

Page 7: disentri

Secara umum  Shige ini ternyata serba nggak bisa (kebalikan banget ya sama Shige-nya NewS yang terkenal jenius ^0^). *ngelirik

Shige dan dijawab ‘Jelas donk beda!’* Dia nggak bisa memfermentasikan laktosa (kecuali yang satu tadi), nggak bisa gerak (nonmotil—soalnya nggak punya antigen H), nggak bisa produksi H2S, nggak bisa produksi gas (eh, tapi S. flexneri serotype 6 bisa lho!), nggak bisa produksi lysine decarboxylase sehingga otomatis nggak bisa menggunakan asetat sebagai sumber karbon.  Udah serba nggak bisa, ternyata Shige ini juga lemah. Dia kurang tahan sama agen fisik dan kimia dibandingkan bakteri usus lain. Dia juga gampang dibunuh sama disinfektan dalam dosis yang lazim. Dia juga nggak tahan asam. Tapi dia bisa hidup lama dalam air pada suhu kamar. Ini dia nih yang berbahaya. >_<Trus apa sih yang menentukan patogenisitasnya Shige ini? Shige ini sukanya hidup di saluran pencernaan manusia dan primata. Dia melekat di usus besar trus masuk ke sel epitelnya. Setelah dia masuk dia langsung memperbanyak diri trus nyebar ke epitel-epitel lain di sekitarnya. Gara-gara memperbanyak diri ini tadi terjadilah pembengkakan (inflamasi), kematian sel, ulserasi, dan gangguan absorbsi cairan pada usus besar (ingat kalo usus besar adalah tempat absorbsi cairan). Karena itulah tinja yang dikeluarin ada darah, lendir, dan nanahnya karena sel leukositnya ikut rusak. Pada 24-48 jam pertama biasanya penderita mengalami diare yang cair dan juga mengalami demam.Tadi kita sempat ngomongin pembagian Shige berdasarkan antigen O-nya. Nah sekarang kita bahas kepentingan antigen O ini. Di dalam tubuh kita sudah ada pertahanan untuk melawan bakteri yang masuk. Untuk bisa melawan pertahanan tubuh manusia, Shige butuh antigen O ini tadi. Antigen O ini tersusun dari senyawa Lipopolisakarida (LPS) yang keberadaannya pada Shige ini ternyata sangat penting. Dengan adanya LPS menyebabkan koloninya Shige ini halus (disebut tipe koloni fase I) dan ini dimiliki oleh S. sonnei dan S. flexneri. Keduanya punya plasmid besar (120-140 kb) yang bisa menyandi O-spesific side chains. Kalo plasmid ini hilang maka dia jadi tipe koloni fase II (koloninya kasar) dan dia nggak virulen lagi. Shige yang virulen bisa mengadakan penetrasi ke dalam mukosa dan sel epitel tapi jarang bisa nembus sampai lamina propria. Untuk bisa melekat pada sel epitel, Shige butuh kalsium. Pada awalnya Shige ada dalam fagosom, tapi kalo dia virulen bisa merusak fagosom tadi dan

Page 8: disentri

berkembang biak di sitoplasma. Ini beda banget sama Salmonella yang tetap nurut diem di dalam vakuola sel fagosit. Setelah Shige berhasil ngerusak tadi dia memperbanyak diri dan nyerang sel-sel lainnya. Selanjutnya apa yang akan terjadi sama seperti yang sudah dijelaskan di atas. Shige ini juga bisa menghasilkan sitotoksin yang punya nama keren Shigatoksin dan kemungkinan besar kematian sel tu gara-gara shigatoksin ini tadi yang bisa mengganggu proses sintesis protein. Racun ini tadi disimpen Shige di kromosomnya. Shige yang punya racun paling banyak bakal menyebabkan penyakit yang lebih berat (ya jelas lah!). Shigatoksin ini efeknya bisa ke saraf (neurotoksik), sel (sitotoksik), dan usus (enterotoksik). Shigatoksin punya 1 subunit A dan 5 subunit B. Shigatoksin melekat di glycolpid globotryosil-ceramide dan galbiosyl-ceramide dengan subunit B sebagai lemnya (binding factor). Toksin kemudian masuk sel secara endositosis dengan dibantu reseptor tadi trus fragmen toksin A mengadakan translokasi ke badan golgi dan sitosol.Bingung ya tentang Shigatoksin? Sama! ^__^ *garuk-garuk kepala* Kalo gitu langsung aja ke diare basilernya aja ya. Penyakit ini ada dua tahap yang melibatkan baik usus kecil maupun usus besar. Pada tahap awal penyakit kebanyakan penderita mengalami diare cair, ternyata itu adalah tanda dari sifat enterotoksiknya shigatoksin. Trus tahap keduanya udah melibatkan usus besar dan invasi jaringan. Aksi dari shigatoksin ini bakal memperparah gejalanya. Efek enterotoksik dari shigatoksin ini ditujukan untuk menghambat absorpsi elektrolit, glukosa, dan asam amino pada usus (jahat banget ya, kita jadi kurang gizi donk!).Sekarang kita bahas tentang bagaimana kita bisa kena penyakit disentri basiler. Kenapa kok anak-anak yang lebih sering? Ternyata penyebabnya adalah anak-anak kurang bisa menjaga kebersihannya terutama urusan mencuci tangan sebelum makan! Anak-anak yang habis pegang daerah anus trus nggak cuci tangan dan langsung makan bisa dengan mudahnya kena penyakit ini. Jadi ingatlah untuk selalu cuci tangan sebelum makan. Penyakit ini bisa jadi wabah pada lingkungan yang tertutup seperti keluarga, RSJ, penjara, atau kapal pesiar. Anak-anak umur <1 tahun lebih rentan kena lho (+ 60 %). Tingginya penularan dari penyakit ini disebabkan oleh dosis infektifnya yang sangat rendah. Kita cuma butuh 200 Shige aja untuk ‘menghasilkan’ seorang penderita disentri basiler (kok bahasaku aneh ya?). *Hoshi dijitak ma Shige*

Ada keanehan nih. Di negara maju macam Amerika, kasus penyakit karena Shige terutama disebabkan oleh Shige yang virulen. Tapi

Page 9: disentri

entah kenapa kok di negara yang sedang berkembang (higien dan sanitasinya jelek) malah kebalikannya; yang nonvirulen lebih banyak ditemukan daripada yang virulen. Ternyata Shige yang berbahaya tu justru clean addict ya. ^__^ Oya, pada orang dewasa yang sebelumnya sehat, penyembuhan spontan terhadap penyakit ini bisa terjadi pada hari kedua sampai ketujuh. Tapi kalo pada anak-anak, orang tua, dan orang yang malnutrisi bisa lebih lama penyakitnya bahkan bisa sampai mati karena dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit. Kematian banyak terjadi kalo disebabin oleh S. dysenteriae dan pada populasi anak-anak. So beware!!! *ngomongnya berapi-api*Trus gimana mengobatinya? Seperti pengobatan disentri pada umumnya, hal yang perlu diatasi pertama kali adalah dehidrasi! Kalo terjadi dehidrasi berat harus cepat dikasih infus (cairan isotonik 20-30 ml/kg berat badan dalam waktu 1 jam). Tapi kalo dehidrasinya ringan sampai sedang cukup kasih rehidrasi oral aja. Untungnya Shige ini merespon terhadap antibiotik (nggak kayak Salmonella yang adem ayem aja kalo dikasih antibiotik), jadi penderita bisa diobati dengan siprofloksasin, ampisilin, tetrasiklin, ko-trimoksazol, dan kloramfenikol (khusus yang ini mohon diingat efek sampingnya ya). Obat-obat tadi akan segera menurunkan panas, mengurangi diare, dan mempercepat durasi stadium karier. Tapi nggak menutup kemungkinan terjadinya resistensi seperti bakteri usus lainnya.Untuk menghindari terkena Shige (yang bakteri—tapi kalo Shige yang itu *ngomong sambil nunjuk Shige-nya NewS* nggak usah dihindari ^__^) diperlukan sanitasi yang baik, lalu deteksi dan pengobatan pada karier biar nggak nyebarin Shige. Kalo bisa sih penderita harus diisolir dulu sampai kultur Shige dianggap negatif. Untuk si karier harus diobati dan nggak boleh diijinin mengurusi makanan dulu. Sanitasi yang baik dengan pembuangan limbah yang layak serta klorinasi air juga penting untuk mencegah pembiakan Shige dan teman-temannya sesama bakteri Gram negatif. Oya, pemberian ASI sampai umur 2 tahun juga bisa mengurangi risiko anak-anak terkena Shige lho. Ini penting soalnya sampai sekarang belum ada vaksin yang efektif buat mencegah penyakitnya Shige ini.Sekian pembahasan tentang Shige-ku tercinta. Buat yang punya adik kecil di rumah mohon adiknya diajari sejak dini tentang kebersihan ya. Biasakan cuci tangan sebelum makan, oke! *ngomong ‘oke’nya sambil ngelirik Shige*

Page 10: disentri

DISENTRI BASILER

Disentri basiler adalah infeksi usus besar oleh bakteri pathogen genus Shigella. Infeksi hanya menimbulkan kelainan setempat yaitu di dalam usus dan tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya. Penyakit ditandai dengan colitis dengan demam dan diare berdarah yang berat. Penyakit yang berjalan akut ini, bila diikuti dengan terserapnya toksin akan menimbulkan berbagai komplikasi yang dapat meningkatkan angka kematian.

Genus Shigella terdiri dari berbagai macam spesies dan varian, yang berbeda sifat-sifat antigen maupun keganasannya. Diantaranya yang terpenting adalah Shigella shigae, berbagai tipe Shigella flexeneri, Shigella boydii, Shigella schmitzii dan Shigella sonnei. Shigella shigae, disebut juga Shigella dysenteriae atau Bacillus shiga, merupakan penyebab penyakit yang paling ganas dan menimbulkan epidemic hebat di daerah-daerah tropis dan subtropics. Hal ini disebabkan oleh kemampuannya membentuk endodoxin.

PENYEBAB

Shigella sonnei adalah spesies yang menyebabkan gejala paling ringan sedangkan spesies-spesies lainnya terletak di antara spesies ini dengan Shigella shigae.

PATOLOGI

Sesudah masuk melalui mulut dan mencapai usus, di dalam usus besar mereka memperbanyak diri dengan cepat. Toksin yang dikeluarkannya akan menimbulkan peradangan mukosa usus dan pada spesies yang ganas bahkan menimbulkan nekrosis dan ulserasi. Jarang terjadi prforasi usus.

Penyerapan toksin dari usus akan menimbulkan berbagai peradangan di tempat-tempat lainnya, misalnya di mata, sendi-sendi dan saraf perifer. Konjungtifits, irido-siklitas, poliartritis dan neuritis perifer yang terjadi secara bakteriologik adalah steril dan tidak pernah membentuk nanah.

Masa inkubasi

Pada umumnya masa inkubasi shigellosis adalah pendek, antara 24 jam dan 1 minggu.

Tipe klinik shigellosis

Berdasarkan atas beratnya penyakit maka shigellosis dibagi dalam beberapa tipe yaitu :

1. Catarrhal dysentery yang ringan2. Acute dysentery3. Fulminant dysentery4. Relapsing dysentery5. Chronic dysentery

Page 11: disentri

Pada umumnya penderita shigellosis dengan mendadak akan mengalami panas badan sampai 42° C dan mengeluh gangguan perut, kadang –kadang mual dan muntah. Dalam beberapa jam akan terjadi diare yang dapat mencapai 20-40 kali dalam waktu 24 jam. Mula-mula tinja berbentuk dengan sedikit darah dan lendir, kemudian pada keadaan lanjut hanya terdiri dari lendir berdarah yang mengandung eksudat seluler dan banyak kuman. Nyeri perut juga makin hebat.

Pada fulminant type yang berat, penderita dapat mengalami kolaps dan mendadak diikuti dengan menggigil, demam tinggi dan muntah-muntah di susul dengan penurunan temperatur, toksemia yang berat dan di akhiri dengan kematian penderita.

Pada infeksi ringan, tinja tetap berbentuk dengan banyak darah dan lendir sehingga sukar dibedakan dengan amebiasis.

Dasar untuk menentukan diagnosis disenteri basiler adalah dengan memperhatikan gejala-gejala klinik dan pemeriksaan mikroskopis ats tinja untuk membedakannya dari amebiasis.

Biakan tinja, sebaiknya berasal dari hapusan rektum, akan dapat menentukan dengan pasti kuman penyakit.

Pada infeksi akut, pemeriksaanproctoscopy menunjukkan radang mukosa usus yang difus, membengkak dan sebagian besar tertutup eksudat. Ulkus-ulkus dapat pula dijumpai, dangkal, bentuk dan ukurannya tak teratur dan tertutup oleh eksudat yang purulen.

Pada infeksi kronis, terlihat parut ppada kolon, proses ulserasi tidak aktif, sedangkan gejala-gejala klinikberganti-ganti antara stadium remisi dan eksaserbasi. Pada waktu kambuh, penderita mengalami demam, diare dengan darah dan lendir serta eksudat seluler dalam tinja.

Penderita dengan infeksi kronis, seringkali mengalami kepekaan yang berlebihan terhadap beberapa macam makanan misalnya susu, sehingga menimbulkan defisiensi nutrisi.

PENGOBATAN

Pada disenteri basiler yangh akut pengobatan dapat dilaksanakan dengan menggunakan antibiotik dan sulfonamida dengan cepat pada awal infeksi, memperbaiki dan mencegah dehidrasi dan mengendalikan toksemia.

Antibiotika

Kloramfenikol dan tetrasiklin merupakan pilihan yang paling efektif untuk berbagai species Shigella meskipun streptomisin yang diberikan melalui mulut juga berhasil baik.

Page 12: disentri

Bila terjadi kekebalan terhadap kloramfenikol atau tetrasiklin maka dapat dipakai obat yang lain misalnya neomisin atau polimiksin B.

Kloramfenikol pada orang dewasa dapat diberikan sampai 4 gr sehari selama 5 hari, sedangkan untuk anak diberikan dengan dosis 25-50 mg per kg BB selama 5 hari. Selain dapat menimbulkan alergi kulit, kloramfenikol bisa menghambat fungsi sumsum tulang belakang.

Tetrasiklin untuk orang dewasa diberikan sampai 2 gm sehari sampai 5 hari lamanya. Untuk anak-anak dibawah umur 6 bulan dosis harian adalah 25-50 mg; sampai 1 tahun, 100 mg dan dari umur 2-5 tahun, 150-200 mg. Semua dibagi dalam empat kali pemberian.

Streptomisin bila diberikn melalui mulut tidak diserap oleh usus. Oleh karena itu dapat diberikan 2 kali sehari, sebanyak 0,5 gr setiap kali pemberian.

Sulfonamida

Pada umumnya sulfonamida yang larut yaitu sulfladiazin dan sulfa thiazol lebih efektif dibandingkan dengan sulfaguanidin yang tidak larut.

Sulfadiazin diberikan sampai 8 gm sehari dalam 6 kali pemberian. Mengingat ia dapat menimbulkan obstruksi ginjal, maka diberikan dengan sejumlah besar air. Bila terjadi oliguria atau anuria maka pemberian sulfadiazine harus segera dihenrikan.

Pemberian sufathiazol juga sesuai dengan cara pemberian sulfadiazin.

Sulfaguanidin diberikan sebanyak 5 gm setiap jam sehingga dosis seluruhnya adalah 20 gram sehari. Obat ini tidak boleh diberikan lebih dari 10 hari. Pada waktu ini succinylsulfathiazol dan phthalylsulfathiazol yang ternyata lebih efektif daripada sulfaguanidin, semakin banyak digunakan.

Memperbaiki dehidrasi

Pada anak-anak yang menderita shigellosis akut, dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit terjadi dengan cepat. Apalagi di daerah tropis yang panas. Sejumlah besar air harus diberikan untuk menjaga agar produksi urine tidak kurang dari 1500 ml. Pada kasus-kasus yang berat diperlukan pengobatan dengan elektrolit pengganti.

Kehilangan cairan sebanyak 5% pada anak menimbulkan dehidrasi sedang, dehidrasi berat kehilangan 10% dan dehidrasi sangat berat, anak kehilangan cairan sebanyak 20% dari berat badannya.

Pada anak dan bayi cairan yang diberikan secara parenteral adalah setara dengan seperlima sampai separo kekuatan larutan garam fisiologis.

Page 13: disentri

Pengendalian toksemia

Dengan pemberian cairan yang cukup memadai, maka pada umumnya toksemia sudah dapat dikendalikan. Pemberian antisera ternyata tidak memberikan hsil yang memuaskan.

Pengobatan umum

Penderita shigellosis harus mendapatkan istirahat penuh di tempat tidur dan makanan yang kaya protein dan vitamin serta mudah dicerna. Obat penenang hanya diberikan jika diperlukan saja.

EPIDEMIOLOGI

Disenteri basiler terutama didapatkan di daerah di mana keadaan kesehatan lingkungan adalah buruk, sehingga terjadi pencemaran makanan dan air minum dengan tinja penderita. Carrier tidak jarang juga dijumpai, terutama di daerah di mana banyak terdapat penderita. Penyebaran dan penularan penyakit terutama terjadi akibat pencemran makanan oleh pembuat makanan, penularan kuman oleh lalat rumah dan pencemaran air minum dengan tinja penderita.

Organisme penyebab disenteri basiler ini mudah terbunuh oleh bahan kimia dan sinar matahari langsung. Meskipun demikian ia dapat tetap bertahan hidup untuk beberapa waktu lamanya bila berada di dalam air, es dan cairan lendir tinja penderita.

PENCEGAHAN

Dalam usaha mencegah penyakit ini, isolasi penderita penting sekali. Selain itu sterilisasi alat tidur, pakaian dan benda-benda lain yang telah dipergunakan oleh penderita harus dilakukan. Juga desinfeksi tionja penderita tidak boleh dilupakan.

Pengawasan terhadap pembuat makanan terutama dalam hal pembuatan es yang menggunakan air yang tidak dimasak atau diobati lebih dahulu harus dilakukan dengan ketat.

Di daerah-daerah di mana air minum atau sumber air diragukan keamanannya, maka air minum dimasak lebih dahulu.

Sulfadiazin dan antibiotika untuk pencegahan dapat diberikan jika berada di daerah endemik tinggi atau jika terjadi epidemi. Pemberian obat-obatan untuk pencegahan ini tidak boleh terlalu lama, dengan memperhatikan kemungkinan terdapatnya kekenalan terhadap obat-obata pencegahan yang digunakan. Untuk pencegahan biasanya dipakai sulfadiazin atau sulfaguanidin 0,5 gm setiap 12 jam sekali.

Page 14: disentri

Sigelosis (*Disentri Basiler*) adalah infeksi usus yang menyebabkan diare hebat.Infeksi menyebar melalui tinja orang yang terinfeksi.Infeksi juga bisa ditularkan melalui kontak mulut-ke-dubur atau dari makanan, air, benda-benda atau lalat yang terkontaminasi.Wabah sering terjadi di pemukiman yang padat dengan tingkat kebersihan yang kurang. Anak-anak biasanya memiliki gejala-gejala yang lebih berat.*PENYEBAB*Bakteri *Shigella*.*GEJALA*Bakteri menyebabkan penyakit dengan menyusup ke dalam lapisan usus, menyebabkan pembengkakan dan kadang kadang luka dangkal. Gejala dimulai dalam 1-4 hari setelah terinfeksi.Pada anak-anak yang lebih muda, gejala dimulai secara tiba-tiba dengan demam, rewel, perasaan mengantuk, hilangnya nafsumakan, mual dan muntah, diare, nyeri perut dan kembung dan nyeri pada saat buang air besar.Setelah 3 hari, tinja akan mengandung nanah, darah dan lendir. Buang air besar menjadi lebih sering, sampai lebih dari 20 kali/hari.Bisa terjadi penurunan berat badan dan dehidrasi berat.

Pada orang dewasa tidak terjadi demam dan pada mulanya tinja sering tidak berdarah dan tidak berlendir.Gejalanya dimulai dengan nyeri perut, rasa ingin buang air besar danpengeluaran tinja yang padat, yang kadang mengurangi rasa nyeri. Episode ini berulang, lebih sering dan lebih berat.Terjadi diare hebat dan tinja menjadi lunak atau cair disertai lendir, nanah dan darah.Kadang penyakit dimulai secara tiba-tiba dengan tinja yang jernih atau putih, kadang dimulai dengan tinja berdarah. Sering disertai muntah-muntah dan bisa menyebabkan dehidrasi.*KOMPLIKASI*Sigelosis bisa menyebabkan penurunan kesadaran, kejang dan koma dengan sedikit bahkan tanpa diare. Infeksi ini akan berakibatfatal dalam 12-24 jam.Infeksi bakteri lain bisa menyertai sigelosis,terutama pada penderita yang mengalami dehidrasi dan kelemahan. Terbentuknya luka di usus karena sigelosis bisa menyebabkan kehilangan darah yang berat.Komplikasi yang jarang terjadi adalah kerusakan saraf, persendian atau jantung, dan kadang-kadang usus yang berlubang.Dorongan yang kuat selama proses buang air besar,menyebabkan sebagian selaput lendir usus keluar melalui lubang dubur (*prolapsus rekti*).*DIAGNOSA*Diagnosis ditegakkan berdasarkan atas gejala-gejala pada seseorang yang tinggal di daerah dimana *Shigella* sering ditemukan.Untuk memperkuat diagnosis, dibuat pembiakan bakteri pada contoh tinja segar.*PENGOBATAN*Pada kebanyakan kasus, penyakit akan berakhir dalam 4-8 hari.

Page 15: disentri

Pada kasus yang berat, bisa berlangsung sampai 3-6 minggu.Pengobatan terutama berupa penggantian kehilangan cairan dan garam sebagai akibat dari diare.Antibiotik diberikan jika penderita sangat muda, penyakitnya sangat berat atau jika cenderung terjadi penularan ke orang lain.Beratnya gejala dan lamanya *Shigella* berada dalam tinja, bisa dikurangi dengan antibiotik seperti trimetroprim-sulfametoksazol, norfloksasin, siprofloksasin dan furazolidon.

DISENTRI dan DIARE PADA BALITA Dari NAKITABila sikecil tampak lemas karena bolak balik buang air besar disertai suhu tubuh yang tinggi dan nyeri tiap mengeluarkan kotorandan feses dibarengin darah dan lendir , kalau iya maka ini merupakan gejala disentri. Menurut dr.Hadjat S. darah dan lendir adalah gejala disentri yang paling utama.Sindroma disentri dapat disebabkan oleh semua mikroba, bakteri atau parasit.Bisa juga karena intoleransi laktosa . Sindroma disentri umumnya disebabkan karena adanya kuman shigella dan parasit entamoebahistolityca, walau kuman penyebabnya berbeda namun kedua infeksi itu menunjukkan adanya feses berdarah dan berlendir. Sindroma disentri merupakan salah satu jenis diare akut.

Sindroma disentri dapat menular melalui berbagai cara dan media, sindrome ini banyak dialami dimasa balita, namun jarang menimpaanak usia dibawah satu tahun karena pada usia ini pengawasan orang tua sangatlah ketat.

Komplikasi Disentrikomplikasi disentri biasa terjadi akibat adanya faktor resiko pada anak yang tidak mendapat ASI, berstatus gizi buruk atau sedangmenderita campak.Komplikasi berawal dari melunaknya dinding usus sehingga bakteri shigella dapat menginvasi jauh kedalam, luka yang terjadi didindingusus menjadi semakin parah karena tercemar racun yang dihasilkan bakteri tadi,sehingga memicu terjadinya perforasi usus atau usus pecah yang ditandai dengan feses bercampur darah.

PengobatanDokter akan memberikan antibiotik sesuai dengan gambaran klinis diare, tes laboratorium diperlukan untuk mengetahui tanda2ketahanan kuman dan jenis disentri. Namun biasanya dokter akan memberikan antibiotik selama 5-7 hari.

Pemberian makanan untuk penderita disentri haruslah yang lunak dan tidak memiliki rasa yang tajam, serta harus berproteintinggi karena diperlukan untuk proses penyembuhan, pemberian air minum yang banyak sangat dianjurkan agar tidak terjadi dehidrasi.

Page 16: disentri

Kondisi bertambah parahApabila kondisi si sakit makin lemah, tidur terus menerus, perut kembung, demam tak kunjung turun, diare yang makin sering disertai darah yang banyak segeralah bawa anak ke rumah sakit mungkin telah terjadi komplikasi, dalam hal ini maka pasien perlu penangan lebih jauh dan perawatan intensif di rumah sakit.

DIAREDiare merupakan keadaan dimana seseorang menderita mencret-mencret, tinjanya encer dan kadang muntah-muntah. Diare juga disebut dengan muntaber ( muntah berak), muntah mencret atau muntah bocor, kadang tinja penderita mengandung darah dan lendir dan diare juga menyebabkan cairan tubuh terkuras keluar melalui tinja.Bila penderita diare banyak sekali kehilangan cairan tubuh maka hal ini dapat menyebabkan kematian terutama pada bayi dan anak-anakusia dibawah lima tahun.Penyebab diarepenyebab diare yang terpenting adalah:-karena adanya peradangan usus: karena kolera,disentri, bakteri-bakteri lain, virus dsb.-karena kekurangan gizi: kelaparan, kekurangan zat putih telur-karena keracunan makanan-karena tak tahan makanan tertentu: karena bayi/anak tak tahan meminum susu yang mengandung lemak atau laktosa.

Terjadinya diareDiare dapat ditularkan melalui tinja yang mengandung kuman diare. Air sumur atau air tanah yang telah tercemar kuman diare, ataumakanan dan minuman yang telah terkontaminasi kuman diare, atau tidak mencuci tangan sebelum memberikan makan/minum pada bayi/anak, memasak dll yang tanpa disadari sebenarnya tangantelah terkontaminasi kuman diare yang tak tampak oleh mata telanjang.

Cara menolong penderita diareMinumlah garam oralit untuk mencegah terjadinya kekurangan cairan tubuh karena diare, minumlah cairan oralit sebanyak mungkinpenderita mau. Berikan minuman/ jus buah yang disukai anak, tetap susui bayi yang menderita diare karen asi terbukti memberikan perlindungan dan ketahanan bagi anak.

Bila diare tidak kunjung berhenti segeralah bawa anak ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.Cara mencegah diare-Buang airlah ditempatnya dan tidak disembarang tempat, latih anak untuk buang air dikakus-Cuci tangan sebelum makan dan sesudah makan.-Cuci tangan sebelum memasak makanan dan pastikan tangan anda selalu bersih ketika memberikan makan pada bayi atau balita.Pastikan peralatan makan dan minum anak bersih dan tidak terkontaminasi kuman apapun juga. Untuk bayi usahakan

Page 17: disentri

-Selalu memasak/merebus peralatan makan dan minumnyaterlebih dahulu.-Minum dan makanlah makanan yang sudah dimasak.Hindari memberikan makanan setengah masak/setengah matang pada anak.-Pastikan air yang dimasak benar-benar mendidih.-Berikanlah ASI selama mungkin kepada anak, disamping pemberian makanan lainnya.-Bayi yang minum susu botol lebih mudah terserang diare dari pada bayi yang disusui ibunya.-Tetap menyusui anak walaupun anak terserang diare.-Pastikan tangan sipengasuh tetap bersih ketika mengasuh anak atau memberikan makan dan minum pada anak.-Jaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan tempat tinggal.

http://ummuauliya.multiply.com/journal/item/44/DISENTRI_N_DIARE_PADA_BALITAhttp://www.mail-archive.com/[email protected]/msg134930.htmlhttp://info.medicastore.com/index.php?mod=penyakit&id=213http://agesh.wordpress.com/2008/11/10/diare-dan-disentri-pada-bayi/