164
ANALISIS PENGARUH FAKTOR MOTIVASI GURU TERHADAP MUTU PELAYANAN SEKOLAH DASAR Siti Bariroh Abstract: The study of need theory factors should be conducted periodically, so that it can bee seen how large the contribution of motivation enabling a teacher lo get achievement. This study was executed in Kecamatan Waru and Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, suggesting that (he physiological need: (clothes, foods, and houses) is the main factors making teacher to get achievement, in another time, then can be observed its progress through the other motivation. Keywords: motivation, teacher. Pada waktu yang lampau pada umumnya tugas kewajiban guru hampir seluruhnya mengenai pekerjaan mengajar melulu, dalam arti menyampaikan keterangan- keterangan dan fakta-takta dari buku kepada murid, memberi tugas-tugas dan memeriksanya. Waktu dan keadaan demikian seolah-olah berubah secara cepat, sehingga kini guru harus juga memperhatikan kepentingan-kepentingan sekolah, ikut serta menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi sekolah, yang kadang-kadang sangat kompleks sifatnya. Dalam banyak hal pekerjaannya berhubungan erat sekali dengan pekerjaan seorang pengawas; kepala sekolah; pegawai tata usaha sekolah, dan berbagai pejabat inspeksi lainnya. Kegiatan partisipasi guru dalam administrasi sekolah itu antara lain, seperti sumbangan-sumbangan guru terhadap perbaikan kesejahteraan guru dan murid, penyempurnaan kurikulum, perbaikan alat- alat pelajaran dan sebagainya. Sekarang sudah ada PGRI dan makin berkembangnya kesadaran dan pengertian akan perlunya demokrasi dalam pendidikan Siti Bariroh Adalah Dosen Tetap FKIP Universitas Gresik 1

· Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

ANALISIS PENGARUH FAKTOR MOTIVASI GURU TERHADAPMUTU PELAYANAN SEKOLAH DASAR

Siti Bariroh

Abstract: The study of need theory factors should be conducted periodically, so that it can bee seen how large the contribution of motivation enabling a teacher lo get achievement. This study was executed in Kecamatan Waru and Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, suggesting that (he physiological need: (clothes, foods, and houses) is the main factors making teacher to get achievement, in another time, then can be observed its progress through the other motivation.Keywords: motivation, teacher.

Pada waktu yang lampau pada umumnya tugas kewajiban guru hampir seluruhnya mengenai pekerjaan mengajar melulu, dalam arti menyampaikan keterangan-keterangan dan fakta-takta dari buku kepada murid, memberi tugas-tugas dan memeriksanya. Waktu dan keadaan demikian seolah-olah berubah secara cepat, sehingga kini guru harus juga memperhatikan kepentingan-kepentingan sekolah, ikut serta menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi sekolah, yang kadang-kadang sangat kompleks sifatnya.

Dalam banyak hal pekerjaannya berhubungan erat sekali dengan pekerjaan seorang pengawas; kepala sekolah; pegawai tata usaha sekolah, dan berbagai pejabat inspeksi lainnya. Kegiatan partisipasi guru dalam administrasi sekolah itu antara lain, seperti sumbangan-sumbangan guru terhadap perbaikan kesejahteraan guru dan murid, penyempurnaan kurikulum, perbaikan alat-alat pelajaran dan sebagainya. Sekarang sudah ada PGRI dan makin berkembangnya kesadaran dan pengertian akan perlunya demokrasi dalam pendidikan pada pemimpin-pemimpin

pendidikan dan guru pada umumnya, kebijakan-kebijakan kepegawaian makin berubah ke arah pelaksanaan yang demokratis. Pada dasarnya Manajemen Personalia adalah Manajemen yang mengkhususkan diri dalam bidang personalia atau dalam bidang kepegawaian. Kemudian, personalia mempunyai hubungan erat dengan yang lain. Misalnya, ada hal yang ternyata dalam bidang manajemen telah dijelaskan, tetapi dimasukkan pula dalam Manajemen Personalia seperti pendelegasian wewenang; kepemimpinan; motivasi dan sebagainya(Nitisemito, 1986:9).

Sementara perihal motivasi yang memberikan dorongan terhadap prestasi kerja akan tampak bilamana ditelaah lebih lanjut. Adapun prestasi kerja perlupenilaian. Selanjutnya, penilaian prestasi kerja (performance appraisal) adalah proses melalui organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan(Handoko, 1993:135).

Untuk menjawab dari pertanyaan tentang apa yang mendorong tingkah laku manusia dalam organisasi adalah tidaklah sederhana dan mudah. Paling tidak

Siti Bariroh Adalah Dosen Tetap FKIP Universitas Gresik 1

Page 2: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

2 Bariroh, Analisis Pengaruh Faktor Motivasi Guru Terhadap Mutu Pelayanan Sekolah Dasar

pemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti.

Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna sebagai perbaikan mutu, baik mutu manajemen, mutu pelayanan, mutu prosedur, hasil, masukan, karyawan, kerjasama, daya guna, sikap kerja, lingkungan pekerjaan, infoirnasi, kemampuan pemecahan masalah, tata krama, penggunaan sumber-sumber maupun mutu pelaksanaan dan penampilan.

Suatu gugus kendali mutu (GKM) adalah sekelompok pegawai dari satu satuan organisasi tertentu yang mengadakan perternuan secara teratur. Maksud dan perternuan itu antara lain: menemukan masalah, mengkaji masalah serta melakukan perbaikan.

Banyak organisasi yang sering menghadapi masalah-masalah yang menyangkul semangat kerja; tingkat produktivitas rendah; mutu pelayanan yang rendah; masalah sikap kerja; masalah kelalaian dan kelengahan serta masalah manusia yang acuh terhadap pekerjaan (Zainun, 1989:117). Tujuan diadakannya GKM (gugus kendali mutu) adalah:Memuaskan berbagai kebutuhan sosial dan kejiwaan berupa: Keberhasilan Pengakuan Penghargaan Kebanggan alas pekerjaan Reran yang berguna Kemantapan Kerj a yang bertanggung jawab, dan Perasaan memiliki

Dari uraian di atas, maka tentunya dapat diambiI berbagai faktor yang dikaitkan dengan mutu pelaya nan guru.

Guru sebagai karyawan negara yang tentunya juga mempunyai kebutuhan yang sama dengan karyawan lainnya. Guru butuh motivasi. Sedangitan motivasi yang dijabarkan searah dengan kebutuhan manusia pada umumnya. Kebutuhan akan membuat prestasi; pengakuan akan keberhasilan; pekerjaan yang menantang, tingkat untuk memenuhi tanggungjawab dan aktualisasi diri (pengembangan prestasi).

Pada setiap organisasi senantiasa erat kaitannya dengan manajemen sumber daya manusia. Patut disadari hal ini, di mana fungsi dari manajemen terdiri atas: planning; organizing; actuating dan controlling (Handoko, 1992).

Dalam manajemen sumber daya manusia pun membahas berbagai sudut pandang tentang prestasi kerja sebagai tujuan, dimana salah satunya adalah dipandang dari faktor motivasi (rangsangan/dorongan).

Motivasi dapat ditafsirkan dan diartikan berbeda oleh setiap orang sesuai tempat dan keadaan daripada masing-masing orang itu (Zainun, 1994; 17). Motivasi menyangkut perilaku manusia dan merupakan sebuah unsur vital dalam manajemen. Dalam hal ini dapat didefinisikan sebagai membuat seseorang menyelesaikan pekerjaan dengan semangat, karena orang itu ingin melakukannya (Me. Kenna & Nic Beech, 2000: 168).

Menurut Gibson (1996:185) motivasi merupakan konsep yang dipergunakan untuk menggambarkan dorongan-dorongan yang timbul di dalam seorang individu yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku.

Page 3: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

3 Bariroh, Analisis Pengaruh Faktor Motivasi Guru Terhadap Mutu Pelayanan Sekolah Dasar

Oleh Prawirosentono (1999:4) dijelaskan bahwa pendaiaman dan perluasan dan teori motivasi banyak mengisi lembaran berbagai lileratur ataupun Jurnal-jurnal ilmiah. Namun, secara praktis hubungan terjadi antara upaya kerja; kinerja dan hasil kinerja itu sendiri. Motivasi menyangkut perilaku manusia dan merupakan sebuah unsur vital dalam manajemen. Hal tersebut dapat didefenisikan sebagai membuat seseorang menyelesaikan pekerjaan dengan semangat, karena orang itu ingin melakukannya. Tugas manajer adalah menciptakan kondisi-kondisi kerja yang akan membangkitkan dan memelihara keinginan yang bersemangat ini. Untuk melakukan hal ini pengeta-huan mengenai manusia dan kecakapan dalam berurusan dengan perilaku mereka adaiah penting.

Seorang manajer yang tidak bermotivasi untuk kemajuan dan berhasil akan mendapatkan hal yang sangat sulit untuk memotivasikan orang-orang lain. Pemikiran-pemikiran positif dan ketaatan kepada jalannya kegiatan yang dinyatakan juga merupakan faktor-faktor motivasi.Pendekatan dasar terhadap motivasi berbeda-beda dalam kalangan manajer. Tiga buah pendekatan- pendekatan umum di pilih, yaitu: Pendekatan lingkungan; Pendekatan produktivitas; dan Pendekatan pernuasan kebutuhan-

kebutuhan.Untuk mudahnya pendekatan

lingkungan adalah diasumsikan jika lingkungan dibuat dengan suasana menyenangkan, maka pelaksanaan kerjanya akan baik pula. Produktivitas memberikan penekanan terhadap tingkat upah; penugasan yang terperinci dan jelas.

Dalam “Wants Satisfaction Approach” dilakukan usaha untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan manusia dan memuaskannya melalui situasi pekerjaan. Perhatian tidak hanya pada kebutuhan-kebutuhan itu sendiri, tetapi akan pernuasan-pernuasan bagi orang-orang yang benar-benar akan berjuang untuk itu. Secara umum orang selalu mempunyai kebutuhan, segera sesudah keinginan dipuaskan, maka yang lainnya muncul menggantikannya. Teori motivasi terbagi ke dalam dua kategori, yaitu:• Teori Kepuasan• Teori Proses

Teori kepuasan memusatkan perhatian pada faktor-faktor di dalam individu yang mendorong, mengarahkan; mempertahankan; dan menghentikan perilaku. Teori tersebut mencoba untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan spesifik yang memotivasi orang. Di lain pihak teori proses rnenerangkan dan menganalisa bagaimana perilaku di dorong; di arahkan; dipertahankan dan dihentikan.

Tingkat kebutuhan yang akan dipuaskan berbeda di antara perorangan, karena saling memberikan penilaian yang berbeda-beda pula bagi berbagai jenis keberhasilan. Barangkali klasifikasi-klasifikasi yang paling umum dan kebutuhan- kebutuhan dikemukakan dalam bentuk sebuah "hierarchy" (jenjang-jenjang) oleh Abraham Maslow. Dan dalam Gibson (1996:189) Teori Maslow yang menganggap bahwa kebutuhan orang bergantung kepada apa yang telah mereka miliki. Dalam pengertian suatu kebutuhan yang telah terpenuhi bukan faktor motivator. Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hierarki kepentingan yaitu:

Page 4: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

4 Bariroh, Analisis Pengaruh Faktor Motivasi Guru Terhadap Mutu Pelayanan Sekolah Dasar

• Fisiologis: makanan; minuman; tempat tinggal dan sembuh dari rasa sakit (sehat).

• Keamanan dan keselamalan: kebutuhan akan kemerdekaan dari ancaman; dipindahkan dari pekerjaan tetap/kontinu dan lain dan sebagainya.

• Rasa merniliki; sosial dan kasih sayang; kebutuhan atau persahabatan; kebutuhan akan berkelompok interaksi serta kasih sayang.

• Penghargaan (esteem): kebutuhan atas harga diri (self-esteem) dan penghargaaan dari pihak lain.

• Aktualisasi diri: kebutuhan untuk memenuhi diri seseorang melalui memaksimumkan penggunaan kemampuan; keahlian dan potensi.

Di lain pihak ada teori motivasi oleh ERG-Adelfer dalam Gibson (1996:194) mengemukakan teorinya tentang hierarki kebutuhan sebagai berikut:• Eksistensi : kebutuhan-kebutuhan

terpuaskan oleh laktor-taktor seperti: makanan; udara, air, gaji dan kondisi pekerjaan.

• Keterkaitan : kebutuhan-kebutuhan terpuaskan dengan adanya hubungan sosial dan interpersonal yang berarti.

• Pertumbuhan; kebutuhan-kebutuhan yang terpuaskan oleh seorang individu menciptakan kontribusi yang kreatifatau produktif.

Dari kedua teori antara Maslow dan ERG persamaannya adalah adanya hierarki (jenjang-jenjang), tetapi perbedaannya adalah para manajer atau pimpinan dapat menggunakan secara bebas antara kedua teori tersebut untuk dipergunakan sebagai landasan penelitian terhadap kepuasan kerja yang akhirnya secara tidak langsung

akan berakibat pada prestasi kerja karyawan/pegawai.Dari uraian teori motivasi yang telah diuraikan menurut pendapat Maslow, maka yang terpenting terdapat jenjang kebutuhan:• Kebutuhan fisiologi• Kebutuhan keselamatan dan keamanan• Kebutuhan sosial• Kebutuhan penghargaan• Kebutuhartaktuatisasidiri

Yang dimaksudkan dengan jasa/pelayanan adalah merupakan suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, serta pelanggan lebih cepat dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. (Supranto, 1997:227). Pada hakekatnya dalam strategi pemasaran definisi jasa harus diamati dengan baik, karena pengertiannya sangat berbeda dengan produk berupa barang. Kondisi dan cepat lambatnya pertumbuhan sektor jasa akan sangat bergantung pada penilaian pelanggan. Terhadap kinerja (penampilan) yang ditawarkan oleh pihak produsen.Menurut Kotler dalam Supranto (1997:227) mengenai karakteristik jasa dapat diuraikan sebagai benkut:• Intangible (tidak berwujud)

Suatu jasa mempunyai sifat tidak berwujud; tidak dapat dirasakan dan dmikmati sebelum dibeli oleh konsumen.

• Inseparibility (tidak dapat dipisahkan) Pada umumnya jasa yang diproduksi (dihasilkan) dan dirasakan pada waktu bersamaan dan apabila dikehendaki oleh seseorang untuk diserahkan kepada pihak lainnya, makadia akan

Page 5: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

5 Bariroh, Analisis Pengaruh Faktor Motivasi Guru Terhadap Mutu Pelayanan Sekolah Dasar

tetap merupakan bagian dari jasa tersebut.

Jasa senantiasa mengalami perubahan, bergantung dari siapa penyedia jasa, penerima jasa dan kondisi di mana jasa tersebut diberikan. Daya tahan suatu jasa tergantung suatu situasi yang diciptakan oleh berbagai taktor. Jasa (service) adalah aktivitas atau manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikkan apapun.

Produksinya mungkin terikat atau tidak pada produk fisik (Kotler, 1996:467). Pekerjaan di bidang jasa mencakup industri hotel; perusahaan penerbangan; bank; telekomunikasi dan lain-lainnya. Juga industri produk seperti: pengacara; staf kesehatan dan pelatih penjualan (Nasution, 2001:64). Sebagai akibat dari naiknya tingkat kemakmuran lebih banyak waktu untuk bersenang-senang dan makin rumitnya produk yang memerlukan perawatan, maka hal ini pada gilirannya menyebabkan semakin tingginya minat dalam masalah bisnis jasa.Sernentara itu, bauran pemasaran yang ada tersebut lebih mengarah kepada produk berupa barang. Sedangkan pada pemasaran jasa lebih menekankan pada rantai pemasaran, yaitu:• Pelayanan yang mernuaskan

mendatangkan laba dan pertumbuhan perusahaan dari kinerja superior perusahaan jasa yang merupakan hasil dari..........

• Pelanggan yang puas dan loyal - pelanggan puas yang tetap setia, membeli ulang dan merekomendasikan kepada pelanggan lain, merupakan hasil dari...........

• Nilai pelayanan lebih besar - penciptaan nilai bagi pelanggan yang lebih efektif dan efisien serta memberikan pelayanan, merupakan hasil dari……….

• Karyawan jasa yang puas dan produktif- karyawan yang lebih puas; setia dan pekerja keras, mempakan hasil dari..........

• Mutu pelayanan internal-seleksi dan pelatihan karyawan yang superior, lingkungan kerja yang bermutu dan dukungan bagi mereka yang berhadapan dengan pelanggan.

Di lain pihak perusahaan jasa dapat mengambil 3 (tiga) langkah ke arah pengendalian kualitas, yaitu:• Yang pertama adalah investasi dalam

seleksi dan pelatihan karyawan dalam menyediakan jasa yang baik.

• Kedua adaIah menstandardisasi proses pelaksanaan jasa di seluruh organisasi.

• Ketiga adalah: memanlau kepuasan pelanggan lewat sistem saran dan keluhan; survei pelanggan; perbandingan, sehingga pelayanan yang kurang dapat dideteksi dan diperbaiki.

Untuk menilai persepsi dan sikap pelanggan (isu:reliabilitas dan validitas) dapat dilakukan dengan kuesioner. Adapun istilah kepuasan pelanggan dan persepsi mutu merupakan label yang dipergunakan untuk meringkas himpunan aksi/lindakan yang terlihat, terkait dengan produk dan atau jasa. (Supranto,1997:44). Untuk itu keandalan/reliabilitas didefinisikan sebagai seberapa jauh pengukuran bebas dari varian kesalahan acak. Validitas menunjukkan besarnya tingkat/derajat

Page 6: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

6 Bariroh, Analisis Pengaruh Faktor Motivasi Guru Terhadap Mutu Pelayanan Sekolah Dasar

kesimpulan yang ditarik melalui skor/skala yang pengukuran.

Sejauh ini pemasaran jasa sampai kepada penentuan kebutuhan pelanggan. Maksud dari menentukan kebutuhan pelanggan adalah untuk rnembentuk suatu daftar semua dimensi mutu yang penting dalam menguraikan barang dan jasa. Dimensi mutu berlaku untuk berbagai jenis organisasi penghasil jasa, meliputi: Keberadaan (availability) Ketanggapan (responsiveness) Menyenangkan (convinience) Tepat waktu (time lines) (Kennedy and

Young Dalam Supranto 1997:11).Hal di atas, amat penting untuk mengidentifikasi dimensi mutu dengan berbagai pendekatan yang dianggap amat relevan.

Persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli itu diseleksi; diorganisasi dan diinterpretasikan (Pawitra, 2001:62). Dengan demikian, maka secara sederhana dapat dipahami bahwa persepsi merupakan tanggapan seseorang dalam menerima stimuli (rangsangan); yang kemudian dikumpulkan sehingga dapat dinterpretasikan (ditentukan/diputuskan).

Tujuan pemasar mengiklankan produknya untuk mendapat perhatian konsumen. Prinsip lain adalah menunjukkan penampilan (performance) yang menyakinkan. Bila sekolah jelas selain faktor: fisik (berupa gedung) juga mutu hasil anak didiknya dapat diterima di sekolah negeri yang dianggap favorit bagi siswa maupun orang tuanya.

Citra merek merepresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merk. Kotler (1995) mendefinisikan citra sebagai jumlah dari gambaran-gambaran; kesan-kesan; dan keyakinan-keyakinan yang

dimiliki oleh seseorang terhadap suatu objek. Misalnya, merk yang sudah terkenal jauh iebih menguntungkan daripada merk-merk yang masih merangkak untuk bersaing terhadap persepsi konsumen.

Sekolah pun sebagai penjuaijasa dapat membuat suatu citra merk. Sementara ini pada Peran Tinggi Negeri hampir semua mempunyai merk, sehingga terkadang membingungkan bagi calon pengguna pendidikan yang dibutuhkan. Image adalah realitas (Prawita. 2001:85). Jika diketahui citranya positif, maka konsumen akan berbondong-bondong untuk membelinya.

Persaingan bisnis pada era globalisasi menjadi sangat tajam. Oleh karenanya, untuk memenangkan persaingan, maka perusahaan atau organisasi harus mampu memberikan kepuasan kepada para pelanggannya. Dengan demikian, maka pokok masalah: kepuasan menjadi suatu yang menarik untuk dikaji lebih lanjut.

Menurut Supranto (1997:2) pelanggan memang harus dipuaskan. Di mana tingkat kepuasan pelanggan sangat bergantung pada mutu suatu produk. Produk yang dimaksud adalah barang atau jasa.Jadi, suatu produk dikatakan bermutu bagi seseorang kalau produk tersebut dapat memenuhi kebutuhannya. Pengukuran aspek mutu yang bermanfaat bagi pebisnis, yaitu: Mengetahui dengan baik bagaimana

jalannya atau bekerjanya proses bisnis. Mengetahui di mana harus melakukan

perubahan dalam upaya melakukan perbaikan secara terus-menerus untuk mernuaskan pelanggan, terutama untuk

Page 7: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

7 Bariroh, Analisis Pengaruh Faktor Motivasi Guru Terhadap Mutu Pelayanan Sekolah Dasar

hal-hal yang dianggap penting oleh para pelanggan.

Menentukan apakah perubahan yang dilakukan mengarah ke perbaikan (improvement). (Supranto, 1997:3).

Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja/hasil yang dirasakannya dengan harapannya (Oliver dalam Supranto, 1997:233). Jadi, tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja di bawah harapan, maka pelanggan akan kecewa. Bila sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas. Sedangkan bilamana kinerja melebihi harapan pelanggan maka pelanggan akan merasa sangat puas.

Harapan pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi pemasardan saingannya. Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga dan memberi komentar yang baik tentang perusahaan/organisasi itu. Untuk menciptakan kepuasan pelanggan, maka perusahaan harus menciptakan dan mengelola suatu sistem untuk memperoleh pelanggan yang lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan pelanggannya.

Oleh Sutarto ( 1984:21 ) dijelaskan bahwa organisasi adalah suatu sistem tentang aktivitas-aktivitas kerjasama dari dua orang atau lebih sesuatu yang tak berujut dan tak bersifat pribadi, sebagian besar mengenai hal-hal hubungan-hubungan.Oleh Thoha, Miftah ( 1983:79) diterangkan bahwa organisasi dijabarkan sebagaimana berikut ini.

Organisasi senantiasa mempunyai tujuan. Organisasi mempunyai kerangka atau struktur.

Organisasi mempunyai cara memberikan kecakapan bagi anggota untuk melaksanakan kerja tersebut.

Organisasi di dalamnya terdapat proses interaksi hubungan kerja antara orang-orang yang bekerja sama mencapai tujuan tersebut.

Organisasi mempunyai pola kebudayaan sebagai dasar cara hidupnya.

Organisasi mempunyai hasil-hasil yang ingin dicapainya.

Kemudian, perilaku organisasi masih merupakan bidang yang terus berkembang guna membantu manajer memahami manusia secara lebih baik, sehingga dapat dicapai peningkatan produktivitas, kepuasan pelanggan, dan posisi kompetisi yang lebih baik melalui penerapan manajemen yang lebih baik. Diawali dari perilaku organisasi yang multidisiplin menggambarkan sejumlah hal. Pertama, perilaku organisasi adalah cara berpikir. Perilaku berada pada diri individu, kelompok dan organisasi. Kedua, perilaku organisasi adalah multidisiplin yang menggunakan prinsip; model; teori dan metode-metode dari disiplin lain.

Ketiga, terdapat suatu orientasi kemanusiaan yang jelas dalam perilaku organisasi. Manusia dalam berperilaku, persepsi, kapasitas pembelajaran, perasaan, dan sasaran merupakan hal penting bagi perusahaan. Keempat, PO (perilaku organisasi) berorientasi pada kinerja. Bagaimana cara meningkatkan kinerja? Hal ini harus terjawab. Kelima, lingkungan eksternal terlihat memberikan dampak yang signifikan terhadap perilaku

Page 8: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

8 Bariroh, Analisis Pengaruh Faktor Motivasi Guru Terhadap Mutu Pelayanan Sekolah Dasar

organisasi. Keenam, karena bidang PO sangat bergantung dari disiplin yang dikenal, metode ilmiah menjadi penting dalam mempelajari variabel dan keterkaitan (Gibson, 1996:7).

Selanjutnya, efektivitas setiap organisasi sangat dipengaruhi oleh perilaku manusia. Adapun perilaku manusia tidak lepas dari kebutuhan yang diinginkan. Dengan demikian, maka motivasi diharapkan berhubungan dengan mutu layananjasa seperti yangdiuraikan di atas.

Seorang manajer yang tidak bennotivasi untuk kemajuan dan berhasil akan mendapatkan hal yang sangat sulit untuk memotivasikan orang-orang lain. Pemikiran-pemikiran positif dan ketaatan

kepada jalannya kegiatan yang dinyatakan juga merupakan faktor-faktor motivasi.

Kerangka pikir penelitian yang dimaksud ada merupakan paduan antara rumusan masalah yang dikemukakan, dengan dukungan teori sehingga secara konseptual akan terlihat hubungan atau pengaruh antara variabel independen (variabel bebas) (variabel dependen (variabel terikat/tidak bebas) (ABI,2003).Dalam pada itu di bawah ini kiranya dapat dituangkan ke dalam Gambar 1.Dari Gambar I terlihat hubungan antara faktor motivasi terhadap mutu pelayanan sekolah.

Gambar 1 : Hubungan antara Faktor Motivasi terhadap Mutu Pelayanan Sekolah

Prestasi(X1)

Pengakuan akan keberhasilan(X2)

Pekerjaan yang menantang(X3)

Tingkat tangggung jawab(X4)

Aktualisasi diri(X5)

Mutu Pelayanan Sekolah(Y)

Page 9: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

9 Bariroh, Analisis Pengaruh Faktor Motivasi Guru Terhadap Mutu Pelayanan Sekolah Dasar

Konsep yang dapat diambil adalah setiap usaha manajemen untuk meningkatkan mutu pelayanan sekolah dapat dipandang dari motivasi.

Sebagai hasil dari fakta bahwa motivasi memberi perhatian pada perilaku atau secara lebih spesifik perilaku yang diarahkan pada tujuan. Adapun alasan utama mengapa perilaku karyawan (dalam hal ini adalah: guru), sebab motivasi terhadapnya juga bervariasi (bermacam-macam).Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah serta kerangka pikir, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut: Di duga bahwa faktor dari variabel

prestasi; pengakuan akan keberhasilan; pekerjaan yang menantang; tingkat tanggung jawab; aktualisasi diri secara bersama-sama atau parsial berpengaruh terhadap mutu pelayanan sekolah SDN, di Kecamatan waru, Kabupaten Sidoarjo.

Diduga bahwa varibel pengakuan akan keberhasilan dominan dalan mempengaruhi mutu pelayanan sekolah, di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.

METODEDesain PenelitianDalam penelitian ini peneliti menjabarkan arah pemahaman penelitian dengan memebuat desain penelitian.Di mana, desain penelitian pada motivasi guru tersebut mencakup beberapa aspek, yaitu: Tujuan studi. Tipe hubungan antar variabel. Lingkungan (setting) studi. Unit analisis.

Pengukuran serta analisisnya.Dengan menunjukkan beberapa

aspek tersebut, peneliti dapat mempermudah penjabaran penelitian ini, sehingga dapat dipahami oleh siapa saja dalam melakukan kajian ilmiah. Yang jelas menggunakan metode survei (Survey Methods).

Populasi dan SampelTipe data penelitian yang urnum dikelompokkan menjadi dua, yakni: Data kuantitatif Data kualitatif

Dimana data kuantitatif menunjukkan jumlah ataupun banyaknya "sesuatu". Seperti, jumlah produksi; jumlah persediaan bahan; gaji karyawan dan lain-lainnya. Kemudian, yang dimaksudkan dengan kualitatif adalah menunjukkan kategori kualitas, misalnya: pegawai negeri dan pegawai swasta atau pengusaha serta proporsi (bagian) terhadap total responden.

Populasi (population) menjelaskan sekelompok orang atau sejumlah unit kejadian yang dijadikan objek penelitian. Unit analisis berbeda dengan populasi, sebab unit analisis dapat melalui individu; kelompok atau tingkat organisasional (departemen; divisi dan sebagainya). Jika yang diteliti individu guru, maka semua guru merupakan populasi. Oleh karena, unit analisisnya sudah jelas di Kecamatan Waru, maka populasi yang dimaksudkan adalah guru di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.

Secara umum kendala/batasan yang mempengaruhi peneliti untuk melakukan sebagian dari elemen-elemen dari populasi. Yang lebih dikenal dengan sebutan: sampel. Oleh Indriantoro (2002:116)

Page 10: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

10 Bariroh, Analisis Pengaruh Faktor Motivasi Guru Terhadap Mutu Pelayanan Sekolah Dasar

dikatakan bahwa anggota sampel disebut dengan subjek(subject).

Untuk itu, peneliti menggunakan sampel sebagai subjek penelitian atas dasar keterbatasan waktu, tenaga dan dana yang tersedia. Di samping itu, juga dirasakan penelitian dengan sampel memungkinkan selesainya lebih cepat serta relatif lebih teliti.

Oleh karena, jumlah guru SD di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo ada 489 orang, maka dengan mengacu pada teori "Metodologi Research" nya Surakhmad (1985), bahwa penentuan sampel antara jumlah populasi 100-1000 orang dapat diambil 15-50%, maka peneliti mengikutinya dengan menentukan jumlah sampel secara acak dengan penentuan jumlah sampel sebesar 1% dan 489 orang. Jadi jumlah sampelnya ada 73 orang.

Definisi Konsep dan Operasional VariabelDefinisi Konsep

Konsep dapat dijabarkan dasar/kerangka pemikiran peneliti yang selanjutnya dapat dijelaskan kepada orang lain. Arti kata lainnya konsep perlu dibuat, sehingga membuat orang lain tersebut mengerti.

Misalnya saja dapatxlibuat: prestasi kerja. Yang dimaksudkan adalah seberapa besar seorang dapat berprestasi, misalkan: disiplin; mengajar dengan sepenuh hati dan sebagainya. Agar lebih jelas lagi, maka konsep pada penelitian guru ini dapat dijelaskan dengan operasional variabel.

Operasional VariabelVariabel adalah segala sesuatu

yang dapat diberi nilai. Di mana teori mengekspresikan

fenomena-fenomena/masalah-masalah secara sistematis melalui pernyataan hubungan antar variabel.

Contoh variabel, misalnya: sikap; motivasi; prestasi dan lain-lainnya. Variabel yang dapat diukur secara fisik, memungkinkan bantuan alat ukur yang relatip lebih mudah. Sebaliknya, untuk variabel yang dibahas dalam masalah bisnis akan berkaitan dengan persepsi, sikap, perilaku yang bersifat subjektif.

Operasional variabel tersebut merupakan suatu cara agar variabel yang khas sifatnya dapat diukur. Tentu saja pengukuran yang umum adalah dengan menggunakan skor. Secara detail, maka operasional variabel pada penelitian ini terdiri atas:Variabel mutu pelayanan sekolah (Y)Yang dimaksudkan dengan mutu pelayanan sekolah adalah seberapa besar pihak organisasi sekolah dapat memberikan pelayanan terhadap pengguna jasa pendidikan. Indikator dari variabel mutu pelayanan meliputi: Pelayanan terhadap belajar siswa. Pelayanan terhadap administrasi siswa. Pelayanan terhadap saran orang tua

siswa. Memiliki pelayanan sesama guru.Dari empat ukuran di atas, maka patut dinilai mutu pelayanan sekolah yang bersangkutan. Untuk variabel bebas (X) nya adalah:XI: Kebutuhan akan prestasi.Yangdimaksudkan dengan kebutuhan akan prestasi adalah seberapa besar dukungan organisasi dalam membuat seorang guru berprestasi. Adapun indikatornya adalah: Kepuasan sarana pendukung prestasi

guru.

Page 11: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

11 Bariroh, Analisis Pengaruh Faktor Motivasi Guru Terhadap Mutu Pelayanan Sekolah Dasar

Kepuasan atas bantuan pribadi kepala sekolah.

Kepuasan atas bantuan guru lain.Dari tiga ukuran penunjang kebutuhan untuk berprestasi, maka hal ini dapat dianalisis.X2: Kebutuhan akan pengakuan akan keberhasilan.

Yang dimaksudkan dengan kebutuhan akan pengakuan akan keberhasilan adalah seberapa besar organisasi sekolah itu memberi dukungan akan pengakuan keberhasilan seorang guru. Adapun indikatornya adalah:• Kepuasan terhadap motivasi dari siswa

akan keberhasilan guru tersebut.• Kepuasan terhadap motivasi dari guru

lain akan keberhasilan guru tersebut.• Kepuasan terhadap motivasi dari

kepala sekolah akan keberhasilan guru tersebut.

Dari tiga ukuran kebutuhan akan pengakuan keberhasilan seorang guru, dapat dipergunakan dalam menilai sesuai atau tidaknya motivasi itu dirasakan kepuasannya.X3: Pekerjaan yang menantang

Yang dimaksudkan dengan pekerjaan yang menantang adalah seberapa besar organisasi yang bersangkutan dapat memberikan tingkat dukungan akan kebutuhan seseorang terhadap pekerjaan yang penuh tantangan.

Adapun indikatornya adalah: Kepuasan terhadap pekerjaan yang

menantangdari siswa. Kepuasan terhadap pekerjaan yang

menantang dari guru lainnya. Kepuasan terhadap pekerjaan yang

menantang dari kepala sekolah.

Dari ketiga indikator di atas, maka variabel tersebut dinilai.X4: Tingkat tanggungjawabYang dimaksudkan dengan tingkat tanggung jawab adalah seberapa besar organisasi mendukung agar guru itu bertanggungiawab dalam bekerja. Adapun indikatornya adalah: Kepuasan terhadap tanggung jawab

dari siswa. Kepuasan terhadap tanggung jawab

dari guru lainnya. Kepuasan terhadap tanggung jawab

dari kepala sekolah.Dari ketiga indikator ini dapat diberikan penilaian.X5: Aktualisasi diri

Yang dimaksudkan dengan aktualisasi diri adalah seberapa besar organisasi yang bersangkutan dapat memberikan seseorang agar aktualisasi diri orang tersebut dapat terpenuhi. Adapun indikatornya adalah: Diberikan kebebasan untuk

meningkatkan pendidikan formal kejenjang yang lebih tinggi.

Diberikan keleluasaan untuk mengikuti DIKLAT (pendidikan dan latihan dalam PNS).

Memperoleh promosi dari pimpinan.Dari ketiga butir indikator tersebut, maka aktualisasi diri guru dapat dinilai. Kemudian untuk penilaian pada masing-masing butir pertanyaan dilakukan dengan skor skala Likert (1-5).

Jenis dan Sumber dataJenis data serta sumber data hampir

serupa, yaitu merupakan data primer, yaitu data yang langsung diperoleh melalui wawancara serta jawaban yang diperoleh dari kuesioner. Selanjutnya, data sekunder

Page 12: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

12 Bariroh, Analisis Pengaruh Faktor Motivasi Guru Terhadap Mutu Pelayanan Sekolah Dasar

merupakan data yang sudah ada sebagai kelengkapan untuk studi deskriptif.

Teknik Pengumpulan DataBerbagai cara/metode untuk

mengumpulkan data dalam kaitannya dengan penelitian/riset. Sementara ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: Melalui daftar pertanyaan/kuesioner. Melalui wawancara. Melalui dokumentasi.Yang jelas dari ketiga metode pengumpulan data tersebut dilakukan editing sebelum dilakukan pemrosesan/analisis data untuk menguji hipotesis.

TeknikAnalisa Data dan Uji HipotesisTeknik Analisa Data

Teknik analisis data tidak lain adalah tentang pemrosesan data. Dalam hal ini untuk gambaran umum dianalisis secara deskriptif (uraian), kemudian untuk data yang sudah diskor dengan Skala Likert dimasukkan ke dalam satuan variabel masing-masing.

Pada penelitian apa saja pada akhirnya menggunakan bantuan teknologi komputer. Di dalam aplikasinya mempergunakan statistika. Untuk penelitian yang bersangkutan peneliti mempergunakan analisis regresi berganda dengan aplikasi SPSS (Statistical Package for The Social Sciences). Proses data dengan SPSS tentu saja lebih cepat dan hasilnya dapat dikategorikan lebih akurat. Secara langsung aplikasi statistika dengan model regresi berganda menjelaskan tentang berbagai uji, baik yang bersama-sama/ serentak/simultan maupun yang parsial. Uji itu adalah sebagai berikut.

Uji Serempak (Uji F)Uji serempak menggunakan uji F.

Pada uji ini menjelaskan bahwa: Jika Ftabel

> Fhitung (dengan derajat kesalahan =α = 0,05), maka hipotesis yang dikernukakan adalah diterima. Jadi, dianggap bahwa terdapat pengaruh secara simultan dari seluruh variabel X terhadap variabel Y.Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial atau setiap variabel X (variabel bebasnya) terhadap variabel tergantungnya (Y). menggunakan uji t. Pada uji ini menjelaskan bahwa: Jika thitung> ttabel (dengan derajat kesalahan = α= 0,05), maka hipotesis yang dikernukakan adalah diterima. Jadi dianggap bahwa terdapat pengaruh secara parsial dari variabel X terhadap variabel Y, yang thitung -nya lebih besar dibandingkan dengan ttabel-nya.Uji Asumsi Klasik

Pada dasarnya pada setiap model yang ada pada aplikasi statistika mempunyai kelemahan atau penyimpangan. Untuk itu, menurut teori regresi berganda dimana kelemahan yang terdapat pada model regresi berganda yang dipakai terdapat penyimpangan. Penyimpangan itu terkondisikan ke dalam asumsi klasik. Yang dimaksudkan dengan penyimpangan itu berupa: Autokorelasi; Heteroskedastisitas; Multikolineritas; dan Normalitas.

Dengan demikian, maka peneliti sudah sepantasnya untuk mendeteksi adanya penyimpangan- penyimpangan itu pada model regresi yang dipakai.Autokorelasi

Autokorelasi merupakan penyimpangan yang menunjukkan adanya keterkaitan korelasi antar variabel

Page 13: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

13 Bariroh, Analisis Pengaruh Faktor Motivasi Guru Terhadap Mutu Pelayanan Sekolah Dasar

sepanjang waktu ataupun saat data itu diambil. Uji ada dan tidaknya autokorelasi dengan mempergunakan uji DW (Durbin Watson). Data yang baik, jika dari hasil analisisnya tidak terjadi autokorelasi.Heteroskedasitas

Heteroskedasitas pun juga merupakan penyimpangan data yang dianalisis. Sebaiknya data itu terjadi dengan homokedastisitas (varians nya ajeg = tetap). Untuk menguji ada dan tidaknya heterkedastisitas ini dengan menggunakan rumus: korelasi product moment. Kemudian dari hasil perhitungan dengan uji korelasi tersebut dilihat besarnya thitung

dibandingkan dengan ttabel.Mutikolinieritas

Bentuk penyimpangan yang lainnya adalah: Multikolinieritas. Adapun ada atau tidaknya multikolinieritas pada model regresi tersebut ditandai dengan adanya hasil uji statistik F dan koefisien determinasi (r2) yang signifikan, narnun sebaliknya statistik t tidak signifikan. Dengan demikian, jika dari hasil perhitungan aplikasi SPSS terjadi multikolinieritas, maka sebaiknya salah satu variabelnya dapat dihilangkan.Pengujian Validitas dan Realibilitas

Untukuji kualitasdatadipergunakan uji: validitas L dan reliabilitas. Pada buku "Metodologi Penelitian Bisnis" yang dibuat oleh Indriantoro dan Supomo (2002:181 ) dijelaskan bahwa:Untuk realibilitas ada tiga macam alat ukur, yaitu: Split half reliability coefficient Kuder-Richardson Cronbach's Alpha

Dari ketiga rumus tersebut dipakai salah satu saja untuk pembuktian reliabelnya data yang dikumpulkan.

Kemudian untuk pengujian validitas dengan ukuran korelasinya (antara X terhadap Y). Sementara ini pengujian validitas menggunakan alat ukur korelasi product moment sebagai berikut.r = n .¿¿

HASILGambaran Umum SDN di Kecamatan WaruKecamatan Waru tergolong salah satu wilayah Kecamatan dari 18 Kecamatan yang berada di wilayah daerah tingkat II, Kabupaten Sidoarjo.Adapun Kecamatan yang ada terdiri dari:1. Sidoarjo2. Buduran3. Candi4. Porong5. Krembung6. Tulangan7. Tanggulangin8. Jabon9. Krian10. Balongbendo11. Wonoayu12. Tank13. Prambon14. Taman15. Waru16. Gedangan17. Sedati18. Sukodono

Dari data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik tertera bahwa jumlah SDN yang terpadat adalah pada wilayah Kecamatan Waru, yaitu : sebanyak 37 SDN serta 4 SD Swasta.

Dengan demikian, secara nyata peneliti berkesempatan untuk menganalisis permasalahan pendidikan pada SDN yangjumlahnya amat cukup untuk

Page 14: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

14 Bariroh, Analisis Pengaruh Faktor Motivasi Guru Terhadap Mutu Pelayanan Sekolah Dasar

mewakili daerah Tingkat II Kabupaten Sidoarjo. Pada Tabel I data sekunder yang peneliti dapat tuliskan posisi SDN dalam lingkungan wilayah Kecamatan Waru secara keseluruhan. Data tersebut adalah sebagaimana tertera pada Tabel 1.

Dengan menelusuri berbagai SDN sebanyak 37 inilah dapat diketahui posisi alamat yang ada, sehingga memudahkan para murid/siswa maupun para orang tua serta masyarakat untuk menjelaskan keberadaan SDN di wilayah Kecamatan Waru tersebut.

Tabel 1 Nama Sekolah danAlamatnva di Kecamatan Waru 1 SDN WARU2 SDN WARU 113 SDN WARU III4 SDNKEDUNGREJOI5 SDN KEDUNGREJO II6 SDN KEDUNGREJO III7 SDN JANTI I8 SDN JANTI II9 SDN BUNGURASIHI10 SDN BUNGURASIH III I SDN MEDAENG I12 SDN MEDAENG II13 SDN TAMBAK REJO I14 SDN TAMBAK REJO II15 SDNTROPODOI16 SDNTROPODO II17 SDN PEPELEGI I18 SDN KUREKSARI19 SDN WADUNG ASRI I20 SDN BERBEK21 SDN TAMBAK SAWAH22 SDN KEDUNGREJO IV23 SDN JANTI III24 SDN WEDOROI25 SDN KEPUH KIRIMAN I26 SDN NGINGAS27 SDN TAMBAK OSO28 SDN TAMBAK SUMUR29 SDN TROPODO III30 SDN WARU IV31 SDN PEPELECI II32 SDN WADUNG ASRI II33 SDN KEPUH KIRIMAN II34 SDN KEDUNG REJO V35 SDN WEDORO II36 SDN TROPODO IV37 SDN MADAENG III

JL.JEND.S. PARMANV/1.10JL LETJEN S PARMAN 23JL. LETJEN S PARMAN 23JL RAYA WARU 39JL RAYA WARU 39JL RAYA WARU 39JL BRIGJEN KATAMSO 227 AJL. BRIGJEN KATAMSO 227 AJL BUNGURASIH BARAT 159JL BUNCURASIH BARAT 159JL JOYORONO 49 MEDAENGJL NUGROHO Gg MEDAENGDESA TAMBAKREJODESA TAMBAKREJOJL. TROPODO 1. No. 201JL. TROPODO I No 201JL. ANJASMORO No 8JL. ANGGREKJL BLIMBINGPONDOKCANDRAJL.KENARI REWINDJL. JABON No 1-2JL RAYA WARU No 39JL. BRIGJEN KATAMSO Vl-234JL. PPWEDORO No 100JL KENARI REWINDDESA NGINGASJL. PASAK33JL KH. ZAINAL ABIDIN 66JL. ANGCREK I WISMA TROPODOJL JEND. S. PARMAN V/130JL. JATISARI PERMAIJL. BLIMBING II PONDOK CANDRAJL.KENARI REWINDJL RAYA WARU 39JL. PP WEDORO 100JL. ANOGREK WISMA TROPODOJL. JOYORONO 49

Sumber : Data Sekunder dari Dinas Pendidikan Kecamatan Waru 2004

Page 15: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

15

Bagian Tata Usaha

Sub Bagian UmumUmum

Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Kepegawaian

Sub bagian Perencanaan

dan Pengendalian

Sub Dinas Pra Sekolah dan Dasar

Sub Dinas Pendidikan Menengah

Umum

Sub Dinas Pendidikan Menengah Kejuruan

Sub Dinas Tenaga

Kependidikan

Sud Dinas Pendidikan

dan Perguruan

Agama

Sub Dinas Pendidikan

Luar Sekolah

Kepala DinasWakil Kepala Dinas

Kelompok Jabatan Fungsonal

Bariroh, Analisis Pengaruh Faktor Motivasi Guru Terhadap Mutu Pelayanan Sekolah Dasar

Selanjutnya, sebagai data sekunder pelengkap adalah dikernukakan struktur organisasi SDN, yaitu:Struktur organisasi Dinas Pendidikan, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.

PEMBAHASANPembahasan dimulai dari berbagai

penjelasan yang disesuaikan dengan proposal (usulan penelitian), sehinggaterdapat kesinambungan antara isi proposal itu dengan penelitian yang bersangkutan. Peneliti membahas dengan

mengetengahkan variabel bebas dan terikat, yaitu:Variabel bebas (X), yaitu: Prestasi; Pengakuan akan keberhasilan; Pekerjaan yang menantang; Tingkattanggungjawab;dan Aktualisasi diri.Variabel terikat/tidak bebas (Y), yaitu:Mutu pelayanan Sekolah DasarNegeri di wilayah Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.

Gambar2 Struktur Organisasi Dinas Pendidikan, Kecamatan Waru Sumber: Dinas Pendidikan, Kecamatan Waru, Sidoarjo

Uji Validitas dan ReliabilitasMengenai valid dan tidaknya data,

seharusnya ada uji coba tentang instrumen yang dipergunakan. Tetapi oleh karena

instrumen yang dipakai sudah mendapat persetujuan dari Dosen Pembimbing dan perlu diuji ke valid-an datanya. Dari hasil SPSS diketahui bahwa hasil signifikan harus < 0,05 (persyaratan), sebab tingkat

Page 16: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

16 Bariroh, Analisis Pengaruh Faktor Motivasi Guru Terhadap Mutu Pelayanan Sekolah Dasar

kesalahan terendah adalah 5°/o. Hasil sig XI = 0,000 < 0,05 ; kemudian sig X2 = 0,000 < 0,05; sig X3 = 0,000 < 0,05; sig X4 = 0,000 < 0,05 dan sig X5 = 0,000 < 0,05. Jadi, data ini adalah valid menurut teori.Untuk mengetahui reliabilitasnya dapat membanding nilai α dengan alpah Cronbach atau membandingkan α hitung > 0,7. Menurut hasil dari SPSS diperoleh hasil α = 0,91 > 0,7. Untuk itu data yang didapat adalah dapat dikatakan reliabel.Uji HipotesisHipotesis sudah barang tentu dilaksanakan, agar hipotesis yang dikemukakan dapat dibuktikan secara ilmiah. Kriteria hipotesis :Hi diterima apabila Fhitung > Ftabel atau thitung > ttabel

Ho diterima apabila Fhitung < Ftabel atau thitung

< ttabel

Adapun hipotesis yang diajukan adalah: Diduga bahwa faktor dari variabel

prestasi; pengakuan akan keberhasilan; pekerjaan yang menantang; tingkat tanggungjawab; aktualisasi diri secara bersama-sama atau parsial berpengaruh

terhadap mutu pelayanan sekolah SDN, di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.

Diduga bahwa variabel prestasi dominan dalam mempengaruhi mutu pelayanan sekolah, di Kecamatan Waru, Kahupaten Sidoarjo.

Selanjutnya, bila diamati secara lebih cermat pada Hipotesis I yang dikernukakan oleh peneliti sengaja ditentukan dengan dua dugaan, yaitu membuktikan pengaruh variabel secara simultan serta ada dengan cara menguji dengan cara parsial. Untuk lebih mudahnya adanya analisis SPSS yang digunakan oleh peneliti dalam mengolah datanya, maka langsung dapat dilihat hasil perhitungan pada Tabel 3.Dengan melihat angka-angka yang tertera pada Tabel 3 tersebut daoat dituliskan persamaan regresi sebagaimana :Y = bo + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5x5Y = 2,4 + 0,72X1 + 0,686X2 + 0,307X3 + 0,456X4 + 0,192X5

Tabel 3 HasilAnalisis VarialVariabel B Thitung Ttabel KeteranganX1 0.728 33.2 1.64 PengaruhX2 0.686 9.78 1.64 PengaruhX3 0.307 3.16 1.64 PengaruhX4 0.456 3.9 1.64 PengaruhX5 0.192 2.55 1.64 PengaruhR square = 0.992 α = 0.05Fhitung = 1667.15Sumber Data Primer dengan analisis SPSS Persamaan ini bisa disebut dengan model statistik regresi berganda (multiple regression).

Untuk menguji maupun membuktikan adanya pengaruh dari variabel-variabel: XI; X2; X3; X4; X5 terhadap/pada faktor/variabel (Y) mutu

Page 17: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

17 Bariroh, Analisis Pengaruh Faktor Motivasi Guru Terhadap Mutu Pelayanan Sekolah Dasar

pelayanan sekolah (SDN) di wilayah Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo secara bersama-sama/simultan dapat diketahui dari hasil hitungan dengan SPSS yang dihasilkan.Adapun kriteria uji atau analisisnya adalah:Bila Fhitung > Ftabel (0,05); terima Hi dan tolak Ho Kemudian dengan mengacu pada tabel yang sudah ada yaitu Tabel 2, tertulis bahwa:Fhitung = 5438.2 > Ftabel maka Hi diterima.

Berarti terima Hi. Jika Hi diterima, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap mutu pelayanan sekolah (Y).Untuk menguji maupun membuktikan adanya pengaruh dari variabel-variabel:XI; X2; X3; X4; X5 terhadap/pada faktor/variabel (Y) mutu pelayanan sekolah (SDN) di wilayah Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo secara parsial dapat diketahui dari hasil hitungan dengan SPSS yang dihasilkan.Adapun kriteria uji atau analisisnya adalah:

Bila thitung > ttabel (0,05); terima Hi dan tolak Ho Yang mana thitung > ttabel (0,05) dilakukan satu per satu. t X1 dengan ttabel; t X2 dengan ttabel ; t X3 dengan ttabel; t X4 dengan ttabel sampai kepada t X5 dengan ttabel.

Dari tabel terlihat bahwa:t XI = 33,2 > 1,64 (terima Hi tolak Ho)t X2 = 9,78 > 1,64 (terima Hi tolak Ho)t X3 = 3,l6> 1,64 (terima Hi tolak Ho)tX4 =3,91>l,64(terimaHitolakHo)t X5 = 2,55 > 1,64 (terima Hi tolak Ho)

Untuk uji parsial inipun dapat diperoleh bahwa masing-masing thitung yang ada > dari ttabel-nya, sehingga keadaan tersebut menunjukkan adanya pengaruh terhadap mutu pelayanan sekolah (SDN) di Kecamatan Waru.

Uji Asumsi KlasikMultikolinieritas

Multikolinieritas adalah korelasi berganda yang sangat tinggi. Dapat pula bahwa Multikolinieritas diartikan sebagai adanya korelasi yang bermacam-macam, sehingga mengganggu alat analisis. Untuk itu alat untuk menguj i adanya multikolinieritas adalah bila nilai VIF > 1.Menurut hasil perhitungan nilai VIF yang didapat adalah sebesar 4-10. Jadi, dengan demikian pada analisis ini tidak terjadi multikolinieritas.Autokorelasi

Autokorelasi adalah terjadinya korelasi di antara, data pengamatan atau munculnya suatu data yang dipengaruhi oleh data sebelumnya. Selain itu, Autoko-relasi diartikan dengan adanya korelasi secara terkait satu variabel X dari bagian data, sehingga dianggap mengganggu perhitungan yang dihasilkan. Untuk menguj i ada dan tidaknya autokorelasi adalah dengan melalui Durbin Watson (DW) < 2.Menurut hasil pada SPSS, yaitu nilai DW hitung = 0,772. Jadi, betui < dari 2, sehingga model regresi dianggap tidak terganggu, karena gejala ini tidak dijumpai.

Heterokedastisitas Heterokedastisitas dapat terjadi atas

adanya ketidaksamaan data, atau terlalu besarnya variasi data. Apabila p > 0,05, maka data itu terjadi heterokedastisitas. Sebaliknya, apabila hasil data p < 0,05, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Artinya, data itu homogen.

Uji Validitas dan Reliabilitas

Page 18: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

18 Bariroh, Analisis Pengaruh Faktor Motivasi Guru Terhadap Mutu Pelayanan Sekolah Dasar

Validitas konsep instrumen penelitian dengan mengkorelasikan skor-skor dengan total skornya. Hal ini dapat dilihat melalui korelasi bivariate ( ada tanda bintang ** pada program SPSS ). Dengan hasil banyak tanda bintang pada masing-masing variabel, maka data itu termasukdata yang sudah valid.

Dalam penelitian ini untuk mengetahui reliabilitas setiap variabel diukur dengan metode Alpha Cron-bach dengan ketentuan bahwa korelasi α lebih besar(>) dari 0,7 dinyatakan bahwa instrumen itu reliabel.Dari hasil perhitungan didapat α = 0,91 > 0,7, jadi reliabel data yang dikumpulkan tersebut.

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan

Dengan hasil analisis yang telah dilakukan dan telah dilakukan pembahasan, maka dalam bab ini peneliti menyampaikan kesimpulan yang berkaitan dengan penelitian, yaitu:

Hipotesis I yang pertama, yang menyatakan terdapat/ada pengaruh secara bersama-sama/ sirnul- tan antara variabel bebas (X I; X2; X3; X4; X5) pada variabel tidak bebasnya ( Y ). Hal ini didasarkan pada hasil uji F yangdiketahui bahwa Fhitung

= 1667,15 temyata lebih besar Ftabel = 2,53. Dengan demikian, hipotesis ini dapat peneliti buktikan. Koefisien determinasinya = 0,991 (99,1%). Artinya, data itu dapat dijelaskan sebesar 99% mewakili populasi.

Hipotesis I yang kedua, yang menyatakan terdapat/ada pengaruh secara parsial antara variabel bebas (XI; X2; X3; X4; X5) pada variabel tidak bebasnya (Y) dapat dibuktikan lewat besarnya nilai thitung

yang dianalisis. Sesuai kenyataan dari hasil perhitungan:thitung XI = 332 > 1,64; thitung, X2 = 9,7 > 1,64; thitung, X3 = 3,16 > 1,64; thitung X4 = 3,91 > 1,64; thitung X5 = 2,55 > 1,64. Jadi, secara parsial dapat peneliti buktikan.

Hipotesis 2, yang menjelaskan bahwa terdapat variabel yang dominan (pengaruhnya terbesar) adalah terletak pada t X1, yaitu variabel prestasi guru. Masalah ini dapat dimengerti bahwa dengan menjadikan guru berprestasi inilah, maka mutu pelayanan sekolah (SDN) dapat lebih baik. Sesuai hasil yang didapat maka pada model analisis itu tidak terdapat multikolinieritas; autokorelasi serta heterokedastisitas.Data yang dipakai itupun valid (nilai sig = 0.000 < 0.05); dan juga reliabel (shahih) dimana α = 0.91 > 0,7.

SaranPeneliti dapat memberikan saran

kaitannya dalam hal mutu pelayanan SDN di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo bahwa perlunya memotivasi kepada para guru untuk berprestasi. Maksudnya dengan guru berprestasi inilah yang akan mengangkat mutu pelayanan SDN sesuai dengan profesionalisme pendidikan dasar.

Page 19: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

19 Bariroh, Analisis Pengaruh Faktor Motivasi Guru Terhadap Mutu Pelayanan Sekolah Dasar

DAFTAR RUJUKAN

Alex, S.N. 1986. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Aihusin. 2002. Aplikasi Statistik Praklis dengan SPSS for Windows. Yogyakarta: J & J Learning.

Dajan, A. Pengantar Metode Statistik, Jilid 1. Jakarta: LP3ES.

Djarwanto. 1985. Statistik Induktif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Gibson, et al. 1996. Organisasi Jilid I, Edisi Kedelapan. Jakarta: Binarupa Aksara.

Gibson, et at. 1996. Organisasi Jilid II, (Peritaku-Struktur—Proses), Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Handoko, T.H. 1996. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.

Heidjrachman, dan Husnan, S. Manajemen Personalia, Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.

Keena dan Beech. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Kuncoro,M. 2001. Metode Kuantitatif (Teori dan Aplikasi Uniuk Bisnis dan Ekonomi). Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Miftah, T. 1983. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Hlm.79. Jakarta: CV Rajawali Pers.

Nazir, M. 1998. Metode Penelitian, Edisi Pertama, Jakarta.

Prawirosentono. Manajemen Sumberdaya Manusia: Kebijakan Kinerja Karyawan, Kiat Membangun Organisasi Kompetitif menjelang Perdagangan Bebas Dunia, Edisi Pertama Yogyakarta : BPFE.

Ridliwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-variabel penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Singarimbun, dan Effendi, 1985. Metode Survai. Jakarta: LP3ES.

Soerjono, S. 1999. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindoPersada.

Soetrisno, H. 1982. Metodologi Reserach. Penerbit Psikologi UGM,-5.

Sudjana, 1996. Metoda Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito.

Sumodiningrat,G 1996. Ekonometrika. Yogyakarta: BPFE.

Sutarto. 1984. Dasar-dasarOrganisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Terry, G 2003. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Penerbit Penelitian. Bumi Aksara.

Page 20: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

20 Bariroh, Analisis Pengaruh Faktor Motivasi Guru Terhadap Mutu Pelayanan Sekolah Dasar

Umar, H. 1999. Studi Kelayakan Bisnis, (Manajemen Metode& Kasus). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Winamo, S. 1985. Metode Penelitian, Jakarta.

Wursanto. 1989. Manajemen Kepegawaian. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Zainun, B. 1994. Manajemen dan Motivasi. Jakarta: Penerbit Balai Aksara, Ghalia Indonesia.

Zainun, B. 1995. Administrasi dan Manajemen Kepegawaian Pemerintah Negara Indonesia. Jakarta: Penerbit PT Toko Gunung Agung.

Page 21: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

21 Subawadi, Penerapan Metode konstektual Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar

PENERAPAN METODE KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKANPRESTASI BELAJAR SISWA SISWA SEKOLAH DASAR

Subawadi

Abstrak, Sejalan dengan judul penelitian, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan metode kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar Qur'an Hadist siswa SD Putra Darul Islam Gresik. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh kegiatan peningkatan kemampuan berpidato dalam bidang studi bahasa Indonesia.

Strategi kontekstual (contextual teaching and learning) adalah satu strategi pengajaran yang dilihat dari karakteristiknya memenuhi harapan semua pihak. Sekarang konsep pembelajaran dan pengajaran dalam “menghidupkan” kelas secara maksimal, kelas yang hidup diharapkan dapat mengimbangi perubahan yang terjadi di luar sekolah.

Penelitian ini mengungkapkan hubungan dua variabel, yaitu penerapan metode kontekstual sebagai variabel bebas, sedangkan prestasi belajar siswa sebagai variabel terikat. Dalam penelitian ini digunakan tes sebagai instrument pengumpul data, hal ini digunakan untuk memperoleh data prestasi belajar siswa.

Dalam penelitian ini diungkapkan bahwasanya sebagai populasi adalah seluruh siswa SD Putra Darul Islam Gresik sebanyak 234 siswa dan sebagai sampel adalah siswa SD Putra Darul Islam Gresik.

Berdasarkan hasil uji hipotesis I ternyata terdapat hubungan penerapan metode kontekstual dengan prestasi belajar mata pelajaran Qur'an hadist siswa SD Putra Darul Islam Gresik. Hipotesis II terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada bidang studi Qur'an Hadist antara yang diajar menggunakan metode kontekstual dengan yang diajar menggunakan metode konvensional siswa SD Putra Darul Islam Gresik. Hipotesis III terdapat pengaruh yang signifikan penerapan metode kontekstual terhadap prestasi belajar siswa SD Putra Darul Islam Gresik.

Dengan demikian penerapan metode kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar Qur'an Hadist siswa SD Putra Darul Islam Gresik

Latar Belakang MasalahUsaha peningkatan mutu pendidikan

terus dilakukan oleh pemerintah melalui menteri pendidikan nasional, praktisi pendidikan dan para pemerhati pendidikan. Namun segala upaya itu sampai saat ini hasilnya belum bisa dinikmati. Bahkan, dengan biaya yang sangat besar segala upaya yang telah dilakukannya hanya merupakan suatu yang hambar atau abstrak. Meskipun begitu semua pihak

tetap gigih dalam berjuang untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Salah satu upaya yang telah mereka lakukan dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan adalah pengembangan sekolah secara profesional dan menyeluruh. Melalui pengembangan ini diharapkan dapat mendongkrak kebobrokan mutu pendidikan nasional, sehingga bangsa Indonesia mampu bersaing dengan bangsa-

Page 22: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

22 Subawadi, Penerapan Metode konstektual Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar

SISWA PROSES LULUSAN

bangsa lain terutama dibidang llmu pengetahuan dan teknologi.

Pengembangan sekolah secara profesional sejalan dengan pemberian kewenangan sekolah dalam mengambil keputusan untuk orientasi pada standar nasional. Standar ini dapat dicapai melalui cara yang dipilih oleh sekolah secara mandiri, khususnya dalam penyediaan sarana atau media pembelajaran.

Dengan tersedianya sarana atau media yang memadai di sekolah diharapkan dapat mendorong guru untuk menggunakan dalam kegiatan pembelajaran. Dan penerapan itu diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal itu pulalah yang selalu ditunggu-tunggu oleh semua insan pendidikan. Hal itulah yang harus segera direalisasikan sehingga upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan segera tercapai.

Kegiatan belajar mengajar di kelas dilakukan oleh seorang guru sesuai dengan gaya mengajarnya. Sebagian guru yang kurang memperhatikan profesinya sebagai tenaga edukatif, biasanya ia kurang respon terhadap pengaruh kinerjanya, sehingga keinginan dan kebutuhan peserta didik diabaikan. Akibatnya peserta didik kehilangan semangat belajarnya, pada gilirannya prestasi belajar siswa menurun.

Sehubungan dengan hal di atas dan seiring dengan program pemerintah, yakni meningkatkan kualitas pendidikan nasional dan sekolah dasar sampai perguruan tinggi, guru harus profesional. Salah satu ciri guru yang protesional adalah pandai dalam memilih strategi pembelajaran. Karena menurut Marinis Yamin (2007: 59) strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru sangat mempengaruhi tercapainya sasaran

belajar, oleh sebab itu guru perlu memilih strategi yang tepat dan sekian banyak strategi pembelajaran, jangan strategi itu dipergunakan berdasarkan kebiasaan, akan tetapi berdasarkan materi dan sasaran yang akan dicapai.

Disamping itu, dalam proses belajar mengajar, guru harus pandai dalam mendesain strategi atau model pembelajaran. Hal ini penting, sebab proses belajar mengajar yang sistematik, artinya proses yang dilakukan oleh guru dan siswa di tempat belajar dengan melibatkan sub-sub bagian, komponen-komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Keterkaitan masing-masing itu yang selanjutnya menjadi suatu proses, kerja proses tidak dapat diketahul oleh manusia ibarat kotak hitam, bagian mana proses itu berjalan apa yang terjadi. Tujuan adalah jelas, yakni transformasi dalam bobot. Bagaimana proses terjadinya informasi itu tidak begitu penting. Contohnya membungkus air untuk dijadikan es batu di freezer kulkas, yang mana tujuan kita jelas membuat es batu dan prosesnya didalam freezer tidak penting kita ketahui akan tetapi bagaimana hasilnya (es batu yang perlu kita control). Oleh Martinis Yamin (2007:59) digambarkan seperti di bawah ini :

Memperhatikan kondisi objektif hasil belajar Qur'an Hadis siswa di SD Putera Darul Islam Gresik yang selama ini atau dalam semester ganjil tahun pelajaran 2008/2009 masih belum memenuhi standar ketuntasan belajar mengajar (SKBM) dan memperhatikan uraian diatas, kiranya

Page 23: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

23 Subawadi, Penerapan Metode konstektual Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar

sangat perlu diadakan penelitian di SD Putera Darul islam, terutama pada aspek kegiatan pembelajaran. Mengingat selama ini dalam kegiatan pembelajaran Qur’an hadist di SD Putera Darul Islam. Cenderung guru menggunakan metode pembelajaran konvensional. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengamati pengaruh penggunaan metode konstektual dalam pembelajaran Qur’an Hadist.

Dengan begitu, semua akan tahu perbandingan hasil pembelajaran yang dihasilkan siswa pada bidang studi Qur’an Hadist yang sebelumnya diajar dengan metode konvesional, yakni ceramah atau tanya jawab dengan yang diajar menggunakan metode kontekstual.

Batasan Masalah Dalam penelitian ini, peneliti batasi

sebagai berikut :1. Penelitian tertumpu pada penerapan

metode kontekstual.2. Prestasi belajar siswa SD Putera Darul

Islam Gresik pada bidang studi Qur’an hadist dalam semester genap tahun pelajaran 2008/2009

3. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen terbatas.

Rumusan MasalahBerdasarkan uraian di atas, peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut:1. Adakah hubungan penerapan metode

kontekstual dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi Qur'an Hadist siswa SD Putera Darul Islam Gresik.

2. Adakah perbedaan hasil belajar siswa pada bidang studi Qur'an Hadist antara yang diajar menggunakan metode kontekstual dengan yang diajar

menggunakan metode konvensional siswa SD Putera Darul Islam Gresik.

Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui hubungan penerapan metode kontekstual dengan prestasi belajar pada bidang studi Qur'an Hadist siswa SD Putera Darul Islam Gresik.

2. Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada bidang studi Qur'an Hadist antara yang diajar menggunakan metode kontekstual dengan yang diajar menggunakan metode konvensional siswa SD Putera Darul Islam Gresik.

3. Mengetahui pengaruh yang signifikan penerapan metode konstektual terhadap prestasi belajar siswa SD Putera Darul Islam Gresik.

Manfaat PenelitianPenelitian ini memiliki manfaat

sebagai berikut:1. Guru-guru dapat mengambil hasil

positif dan penelitian ini untuk dijadikan pedoman dalam melaksanakan pembelajaran

2. Guru Qur'an Hadist khususnya akan selalu berupaya meningkatkan profesionalisme dalam mengajar dengan menggunakan strategi kontekstual sehingga bisa meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Siswa tersebut semangat dalam belajar, karena rasa jenuh yang selama ini, hilang berkat guru mengajar menggunakan strategi yang baru.

4. Penelitian yang lain, bisa menjadikannya pedoman hasil penelitian lanjutan dengan disertai komponen - komponen dan instrumen yang lebih lengkap.

Page 24: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

24 Subawadi, Penerapan Metode konstektual Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar

METODE PENELITIANWaktu dan Tampat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Putra Darul Islam Kabupaten Gresik pada bulan Januari dengan jumlah siswa 40 anak.

Metode PenelitianMetode penelitian merupakan

rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh waktu penelitian, sumber data dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah.

Banyak metode penelitian atau model rancangan penelitian yang biasa digunakan dalam penelitian. McMillan dan Schumacher (2001) mulai dengan membedakannya antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Dalam pendekatan kuantitatif dibedakan pula antara metode-metode penetitian eksperimental dan non eksperimental. Dalam penelitian kualitatif dibedakan antara kualitatif interaktif dengan non interaktif.

Berdasarkan uraian di atas peneliti menggunakan penelitian eksperimen yang ditandai oleh :a. Adanya variabel bebas. Dalam hal ini

adalah penggunaan metode kontekstualb. Adanya variabel terikat. Dalam hal ini

adalah prestasi belajar siswa dalam bidang studi Qur’an Hadist.

Penelitian eksperimental bersifat menguji (krathwchl, 1997:7) yaitu menguji pengaruh satu atau lebih variabel terhadap variabel lain. Variabel yang memberi pengaruh dikelompokkan sebagai variabel bebas dan variabel yang dipengaruhi dikelompokkan sebagai variabel terikat.

Metode Pengumpulan Data Berdasarkan teori diatas, untuk

membuktikan kebenaran dalam penelitian ini, maka peneliti memerlukan beberapa metode penelitian yang dapat digunakan untuk menguji kebenaran penelitian. Hal ini dilakukan karena berhasil tidaknya dalam memilih metode tersebut. Hal ini juga sesuai dengan pendapat bahwa : “Metode penelitian diartikan sebagai suatu cara atau teknik yang dilakukan dalam proses penelitian dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk membuktikan fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematika untuk membuktikan kebenaran". (Mardalis, 1989:24)

Dalam pengumpulan data juga menggunakan beberapa metode, hal ini sesuai dengan pendapat Winamo Surakhmad (198:29) yang menyatakan “Dalam jumlah dan jenis metode penyelidikan adalah sebanyak jenis masalah yang dihadapi, sebab metode penyelidikan yang disebut wajar dalam kriteria tertentu, terutama menurut sifat suatu masalah”.

Sejalan dengan permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah tes prestasi belajar.

Tes adalah serentetan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, sikap

Page 25: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

25 Subawadi, Penerapan Metode konstektual Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Yatim Riyanto, 2001:103). Sedangkan menurut Umaidi (2000:11) tes adalah himpunan pertanyaan-pertanyaan yang harus dipilih dengan tujuan mengukur suatu aspek.

Untuk mengukur perolehan belajar digunakan 20 butir tes subjektif dan 5 butir tes objektif. Penggunaan tes dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar Qur'an Hadist. Metode tes ini untuk memperoleh data tentang prestasi belajar siswa SD Putera Darul Islam Gresik.

Sampel PenelitianDalam setiap penelitian apapun,

tidak mungkin seorang peneliti dapat meneliti dan mengobservasi seluruh jumlah dari objek yang diteliti. Keseluruhan objek yang akan diteliti disebut populasi. Sedangkan sebagian dari objek penelitian disebut sampel.

Sampel adalah bagian kecil dari populasi sebagai data empiric penelitian (Suhardjono dan Rufi'i, 2006:44) Menurut Sudjana (1992:6) sampel adalah bagian yang diambil dari populasi, hal senada juga disampaikan oleh Suharsini Arikunto (1998:116) sampel adalah sebagian dari populasi.

Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD Putra Darul Islam Gresik sebanyak 234 Siswa. Dari 234 siswa secara acak peneliti mengambil 40 SiswaI SD Putra Darul Islam sebagai sampel penelitian

Teknik Analisa Data Sesuai dengan perumusan masalah

yang telah diterapkan sebelumnya, maka data dan penelitian akan dianalisis dengan menggunakan statistik. Berdasarkan pengertian di atas, maka analisis kuantitatif, yaitu data diukur dengan angka, analisis ini digunakan untuk menjawab semua rumusan pertanyaan peneliti. Untuk mengetahui dan mencari ada tidaknya peningkatan prestasi belajar Qur'an Hadist, maka teknik yang digunakan untuk menganalisis adalah teknik presentasi, dengan rumus sebagai berikut:NR = fn : f

Dengan keterangan:NR : Nilai rata-rata keseluruhan

ketuntasan belajar NR : Nilai rata-rata keseluruhan

ketuntasan belajar fn : Jumlah rata-rata ketuntasan belajar

siswa yang terbaik dan rata-rata keseluruhan ketuntasan belajar

f : Jumlah siswa

Prosedur PenelitianPelaksanaan penelitian ini

memerlukan prosedur kegiatan : pemberian pre-test, perlakuan (pembelajaran strategi kontekstual dan pembelajaran konvensional) dan diakhiri post-test.

Berdasarkan prosedur penelitian di atas, peneliti mengatur jadwal penelitian seperti dalam tabel berikut:

Page 26: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

26 Subawadi, Penerapan Metode konstektual Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar

Tabel 3.1 Jadwal PenelitianNo Kegiatan Des Jan Feb Maret12

Mengajukan judulMengajukan Proposala. Bab Ib. Bab IIc. Bab III

*

******

3 Penyelesaian Proposal *4 Penyusunan tes **5 Penerapan instrument pengumpulan data

pengolahan data**

6 Pengajuan bab IV dan V ***7 Penyelesaian Penelitian *8 Ujian Penelitian **

Prosedur penelitian yang dilakukan oleh penelitian adalah sebagai berikut :1. Penelitian dimulai dengan telaah

teoritik, menguraikan tentang pemahaman teori yang dikembangkan menjadi pembelajaran strategi kontekstual dan konvensional, prestasi belajar, kerangka berpikir.

2. Pengembangan instrument, instrument yang dikembangkan adalah tes formatif. Pengembangan instrument dilakukan dengan menyusun tes formatif tentang penerapan prinsip pembelajaran metode kontekstual, konevensional dan mengadakan uji validitas serta rehabilitas sebagai alat yang digunakan untuk mengetahui kevalitan tes menyusun tes formatif tentang penerapan prinsip pembelajaran metode kontekstual, konevensional dan mengadakan uji validitas serta rehabilitas sebagai alat yang digunakan untuk mengetahui kevalitan tes.

3. Menentukan jumlah sampel penelitian 4. Menentukan subjek penelitian secara

acak (random sampling).

5. Memberikan pre-test pada subjek penelitian yang mengukur kemampuan belajar baik dalam bentuk perlakuan maupun control.

6. Melaksanakan proses pembelajaran dengan pendekatan prinsip-prinsip pembelajaran metode kontekstual pada subjek yang diteliti.

7. Memberikan post-test untuk mengukur prestasi belajar pada subjek yang diteliti

8. Menggunakan statistic presentasi untuk menganalisa data penelitian.

HASIL PENELITIANVaribel PenelitianDalam penelitian ini terdiri dan 2 (dua) variabel, yaitu :1. Variabel Bebas

Dinamakan variabel bebas karena nilai variabelnya tidak tergantung dengan variabel yang lain (Arikunto, 2002:99). Variabel dalam bahasa penelitian ini adalah metode kontekstual.

Page 27: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

27 Subawadi, Penerapan Metode konstektual Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar

2. Variabel TerikatDinamakan variabel terikat karena variabelnya tergantung dari veriabel yang lain (Arikunto, 2002 : 99) variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar Qur'an Hadist pada siswa SD Putra Darul Islam Gresik.

Analisa Data PenelitianUntuk mengetahui prestasi belajar

siswa terhadap mata pelajaran Qur’an Hadist melalui metode kontekstual maka digunakan analisa tes hasil belajar dengan menggunakan pendekatan uji presentasi yang datanya dapat diperoleh melalui nilai belajar siswa secara menyeluruh sesudah diterapkannya metode kontekstual. Tabel Nilai Qur’an Hadist siswa I SD Putera Darul Islam

No Nama Siswa

Data Nilai Metode

Konven-sional

Konteks-tual

1 Ahmad Jumadi 68 802 Rizal B 65 703 Syafrizal 75 854 Nowo Kisworo 70 755 Candra 70 806 Khusnul Khuluq 60 907 Achmad Yasin 65 658 M. Yusuf B. 82 659 Manual Khalbi 65 8010 Achmad

Chambali60 80

11 Yulian 75 7012 Achmad Rizal C 75 8013 Achmad Satrio 65 8214 Achmad Satya 75 8215 M. Rio Antoni 80 7016 Angga 80 8517 Risky 68 7518 Bayu 80 75

No Nama Siswa

Data Nilai Metode

Konven-sional

Konteks-tual

19 M. Irfan 65 6820 Dion 75 6521 M. Syaiful Rizal 65 7522 Willy 60 6523 M. Fathoni 75 7024 Anugrah 60 9025 Achmad

Bachtiar70 90

26 Rachmad Romadoni

80 75

27 M. Yusuf C. 85 7528 Ainul Yakin 68 8029 Bambang 70 7530 Zul 80 8031 Agus 68 8032 David 65 7033 Irwan 75 8534 Rizal 70 7535 Eko 70 8036 Iwan Yanto 60 9037 Slamet 65 6538 Noor 82 6539 Zakriyah 65 8040 Saat 60 80

Jumlah 2801 3067Rata-rata 70,02 76,67

Berdasarkan data melalui daftar nilai selama proses penelitian di atas, dengan menggunakan teori uji presentasi, dapat diperoleh hasil presentasi belajar dan kedua penerapan metode pembelajaran yakni : metode pembelajaran konvensional dan kontekstual. Sebelum menentukan hasil uji presentasi, sebelumnya terlebih dahulu peneliti mengambil rata - rata keseluruhan ketuntasan belajar dan kedua penerapan metode pembelajaran yakni : metode pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran kontekstual dalam

Page 28: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

28 Subawadi, Penerapan Metode konstektual Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar

satu kelas yang datanya diperoleh dan hasil akhir yang menunjukkan ketuntasan belajar yang paling baik dengan acuan rumus sebagai berikut:NR = fn : f

Dengan keterangan:NR : Nilai rata - rata keseluruhan ketuntasan belajar NR : Nilai rata-rata keseluruhan

ketuntasan belajar fn : Jumlah rata - rata ketuntasan

belajar siswa yang terbaik dan rata - rata keseluruhan ketuntasan belajar

f : Jumlah siswa Maka diperoleh data sebagai berikut:- Nilai rata - rata kelas keseluruhan

ketuntasan belajar sebelum diterapkan metode 2801 : 40 = 70.02 Apabila standart ketuntasan belajar 75 maka hasil tersebut disimpulkan belum berhasil.

- Nilai rata - rata kelas keseluruhan ketuntasan belajar setelah diterapkan metode 3067 : 40 = 70.67 Apabila standart ketuntasan belajar 75 maka hasil tersebut disimpulkan berhasil.

Setelah menentukan nilai rata - rata kelas kemudian peneliti menganilisa data untuk mengetahui hasil prestasi belajar siswa dengan membandingkan nilai sebelum diterapkannya metode dan sesudah diterapkannya metode untuk menguji data tersebut digunakan rumus sebagai berikut:

Nfn = ∑ x

∑ y x 100%

Dengan keterangan:NR : Nilai rata-rata keseluruhan

ketuntasan belajar Nfn : Nilai prestasi standar ketuntasan

belajar siswa perkelas

x : Jumlah nilai siswa persiklus yang mendapatkan nilai minimal 75

Y : Jumlah siswa dalam satu kelasBertitik tumpu di atas maka

dijabarkan data sebagai berikut sebagai acuan uji korelasi standar presentasi ketuntasan belajar diperoleh data Soal Post-test yaitu:1. Metode Konvensional

Nfn = ∑ x

∑ y x 100 %

Nfn = 2440 x 100 %

Nfn = 37,5 %Pada penerapan metode konvensional standar ketuntasan belajar siswa menunjukkan tanda belum tuntas, hal ini dibuktikan dengan presentasi ketuntasan belajar 37.5% dilihat dan sebanyak 15 Siswa dan 40 Siswa yang mendapat nilai di atas minimal 75.

2. Metode Kontekstual

Nfn = ∑ x

∑ y x 100 %

Nfn = 2840 x 100 %

Nfn = 70 %Setetah diterapkan metode kontekstual, belajar siswa menunjukkan tanda peningkatan keberhasilan dalam belajar. Hal ini dibuktikan dengan presentasi ketuntasan belajar 70 % dilihat dan sebanyak 29 Siswa dan 40 Siswa mendapat nilai minimal 75.

Uji HipotesisDepenelitian hasil analisa data yang

telah dikemukakan di atas pada dasarnya berupa penyajian hasil analisa data yang diperoleh dan diperhitungkan. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah disampaikan

Page 29: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

29 Subawadi, Penerapan Metode konstektual Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar

di atas dan dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut:- Dan data nilai rata-rata Qur'an Hadist

melalui metode kontekstual ternyata prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Qur'an Hadist meningkat hal ini membuktikan bahwa terdapat hubungan penerapan metode kontekstual dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Qur'an Hadist.

- Nilai rata-rata keseluruhan sebelum diterapkan metode kontekstual adalah 70.02, sedangkan nilai rata-rata kelas keseluruhan siswa setelah diterapkan metode kontekstual adalah 76.67. Dengan demikian terdapat perbedaan hasil belajar antara sebelum diterapkan metode kontekstual dan sesudah diterapkan metode kontekstual.

- Dari data perolehan nilai rata-rata Qur'an Hadist seluruh siswa melalui metode kontekstual ternyata prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Qur'an Hadist meningkat, hal ini membuktikan bahwa terdapat prestasi belajar siswa mata pelajaran Qur'an Hadist.

Pembahasan1. Hasil rata-rata yang diperoleh siswa

dengan menggunakan metode konvensional adalah70,32

2. Hasil rata-rata yang diperoleh siswa dengan menggunakan metode kontekstual adalah 76,67

3. Dengan diterapkannya metode kontekstual prestasi belajar siswa semakin meningkat.

4. Suasana belajar dalam kelas lebih menarik dan menyenangkan.

PENUTUPSesuai dengan pembahasan

masalah dalam bab IV, maka dalam bab ini penulis mengetengahkan simpulan dan saran.

SimpulanDan uraian di atas dapat penulis simpulkan sebagai berikut:1. Terdapat hubungan penerapan

metode kontekstual dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi Qur'an Hadist. Jadi, metode pembelajaran kontekstual mempunyai hubungan positif terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi Qur'an Hadist.

2. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada bidang studi Qur'an Hadist antara yang diajar menggunakan metode kontekstual dengan yang diajar menggunakan metode konvensional. Jadi, prestasi belajar siswa pada bidang Qur'an Hadist lebih baik yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran kontekstual daripada yang diajar menggunakan metode konvensional.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan metode kontekstual terhadap prestasi belajar Qur'an Hadist siswa.

SaranBerdasarkan hasil penelitian,

kesimpulan dan pembahasan hasil penelitian yang dikemukakan, berikut ini dikemukakan beberapa saran yang mengacu pada upaya peningkatan prestasi belajar.

Page 30: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

30 Subawadi, Penerapan Metode konstektual Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar

1. Saran untuk siswaa. Meningkatkan kemampuan dan

pemahaman dalam pengajaran serta memanfaatkan fasilitas dan sarana pengajaran yang tersedia dengan sebaik-baiknya, perlu motivasi dan kemauan keras.

b. 1ebih disiplin dan tekun serta ikut serta dalam meningkatkan kualitas kegiatan instruksional untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

2. Saran untuk gurua. Seorang guru harus pandai

memilih metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan harus dapat merespon nilai belajar siswa khususnya yang mempunyai nilai rendah dan mengkomunikasikan dengan orang tua siswa atau sebaliknya

b. Menghormati bentuk proses penelitian sehingga kehadiran peneliti dalam bentuk apapun sebagai intropeksi lembaga atau kemajuan serta pengembangan perlu ditingkatkan, sehingga tidak terkesan kehadiran peneliti merupakan orang asing.

c. Agar guru-guru lebih berusaha keras dalam menumbuhkan motivasi dan minat siswa dalam kegiatan instruksional perlu kesabaran, kejujuran, kedisiplinan, oleh karenanya perlu diciptakan kondisi yang kondusif

d. Agar guru lebih bervariasi dalam menerapkan pendekatan dan metode pengajarannya, sehingga siswa tak merasa jenuh dan

kesulitan dengan materi yang diajarkan karena dengan metode yang monoton cenderung siswa merasa jenuh dan bosan.

e. Agar guru lebih mengintensifkan kegiatan pembelajaran baik yang bersifat formal atau penambahan pengetahuan yang aktual dan baru.

f. Agar guru mampu dan tak segan-segan mengggunakan media yang tersedia dalam mendukung pengajarannya diperlukan keterampilan penggunaan media yang professional.

3. Saran untuk Orang Tuaa. Mengingat sangat erat korelasi

antara motivasi orang tua dengan prestasi belajar siswa, maka bagaimanapun sibuknya kedua orang tua harus bisa meluangkan waktunya untuk memberikan motivasi kepada putra-putrinya.

b. Perlu menjalin komunikasi yang erat antara pihak sekolah dengan orang tua demi peningkatan hasil belajar putra-putrinya.

Kegiatan semacam ini dapat dilaksanakan melalui :1) Pertemuan antara pengurus komite

sekolah dengan orang tua siswa 2) Pada waktu pelaksanaan pengambilan

raport 4. Saran Untuk Lembaga

a. Memberikan pelatihan pendidikan, penataran bagi guru dalam mengajar tidak terkesan sewenang-wenang tanpa memperhatikan prinsip, sistem, strategi, pendekatan, metode, dan media dalam kegiatan instruksional.

b. Menambah kelas program khusus bila dinilai program ini besar

Page 31: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

31 Subawadi, Penerapan Metode konstektual Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar

hasilnya dengan memperhatikan jumlah siswa per kelas dengan standar 20 - 30 siswa agar hasil pembelajarannya lebih optimal dan maksimal.

c. Menyediakan media / sarana bagi materi-materi tertentu yang terbaru sehingga terkesan medianya yang sudah lama (kuno) tak selalu terpakai.

d. Memperhatikan kualitas tidak hanya sekedar kuantitas.

DAFTAR PUSTAKAAlwasilah, A Chaedar. 2007 Contextual

Teaching and Leaming-Jakarta MLC

Arikunto, Suharsini. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta Rineka Cipta.

Brataq, Soerya. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali.

__________Dan Sumadi. 1983 Metodologi Penelitian. Jakarta : PT.Grafindo Persada

Degeng. IN. S. 1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel. Jakarta : Depdikbud Dikti P2LTPK

__________. 2001. Teori Belajar dan Pembelaran. Malang : Universitas Negeri Malang.

Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

__________2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Nur, Muhammad. 1999. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Konruktivis dalam

Pangajaran. Surabaya : Universitas Negeri

Silberman, Melvin. 2004. Active Learning. Bandung : Nusa Media dengan Nuansa.

Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung ; Sinar baru Algesindo

Suhardjono dan Rufi'l 2006 Metodologi Penelitian. Surabaya PPS TEP Universitas Adi Buana Sudjarwo. 1998. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta Mediyatama Sarana Prakarsa.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Berorientasi Kontruktivitive. Jakarta ; Prestasi Pustaka

Zainul, A dan Nasoetion, N 1993. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta. PAU Dirjen Dikti Depdikbud

Page 32: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

32 Subawadi, Penerapan Metode konstektual Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar

Page 33: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

DAMPAK SIARAN TELEVISI TERHADAP KEGIATAN BELAJAR ANAK DI RUMAH BAGI SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH

Abdul Faliq

Abstrak, Televisi merupakan suatu alat komunikasi yang disampaikan melalui layar kaca sesuai dengan aslinya, dan merupakan alat komunikasi yang paling utama bagi masyarakat saat ini untuk mencari/memperoleh informasi dari dalam negeri maupun luar negeri. Informasi tersebut banyak menyajikan hal yang bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi kita. Disamping itu kita dapat menyaksikan hiburan yang menyegarkan baik yang ditayangkan oleh TVRI maupun TV swasta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah para siswa yang sering menonton siaran televisi itu melakukan kegiatan belajar di rumah dan apakah perlu bagi siswa untuk menonton siaran televisi itu serta sejauh mana dampak siaran televisi terhadap kegiatan belajar di rumah.

Populasi penelitian ini adalah MI Poemusgri sampelnya 36 siswa. Pengumpulan data dengan menggunakan angket dan dokumentasi dengan analisa datanya menggunakan teknik statistik korelasi product moment.

Laporan empiris dan analisa data dari hasil penelitian diperoleh rxy- 0.0176. Hal ini dilihat dari nilai rxy menurut taraf signifikansi jika rxy > 0 = (0.0176 > 0) maka terdapat hubungan linier positif antara x dan y. Dengan demikian bahwa siaran televisi itu berdampak positif terhadap kegiatan belajar anak di rumah. Bagi semua wali murid agar dapat menentukan jam belajar anak (membagi waktu anatara jam belajar dan menonton TV) serta orang tua dapat mengupayakan anak memiliki filter sehingga anak mempunyai daya tahan dari berbagai macam tayangan televisi tersebut.

PENDAHULUAN

Latar Belakang MasalahTelevisi merupakan suatu alat

komunikasi yang disampaikan melalui layar kaca sesuai dengan aslinya, dan merupakan alat komunikasi yang paling utama bagi masyarakat, disamping media komunikasi pers lainnya baik itu masyarakat perkotaan maupun pedesaan. Oleh karena itu penting bagi kita untuk selalu mencari informasi yang ada di majalah, radio, maupun di televisi. Sekarang ini banyak bermunculan televisi swasta, seperti ANTV, RCTI, SCTV, TPI, INDOSIAR, TRANS TV, TV GLOBAL,

TV TRANS 7, dan sebagainya. Dengan bermunculannya televisi swasta itu menandakan bahwa bangsa Indonesia lebih maju dari sebelumnya. Dengan demikian informasi sangat mudah bisa kita dapatkan, baik itu informasi yang datang dan luar negeri atau dari negeri sendiri. Informasi tersebut banyak menyajikan hal yang bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi kita seperti tayangan Seputar lndonesia, Berita Mancanegara, Ceramah Agama, Sinetron, Mengenal Flora dan Fauna, Kuis-kuis yang berisikan pengetahuan dan sebagainya. Dengan tayangan televisi itu disamping

Abdul Faliq Adalah Dosen Tetap FKIP Universitas Gresik 33

Page 34: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

34 Faliq, Dampak Siaran Televisi Terhadap Kegiatan Belajar Di Rumah Bagi Siswa MI Poemusgri Gresik

memperoleh pengetahuan juga mendapat hiburan yang menyegarkan.

Dalam pembukaan UUD 1945 alenia 4 terdapat kalimat : "Mencerdaskan kehidupan bangsa", bahwa pemerintah dalam mencerdaskan bangsa tidak hanya melalui lembaga formal saja tetapi juga dapat melalui lembaga non formal (kursus, pelatihan, dan sebagainya) serta dapat melalui media cetak atau elektronik. Akan tetapi pendidikan yang diserap dari media cetak atau elektronik tersebut, disamping berdampak positif juga dapat berdampak negatif, terutama bagi siswa MI Poemusgri yang penulis teliti ini.

Rumusan MasalahBertitik tolak dari uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :1. Apakah para siswa yang sering

menonton siaran televisi melakukan kegiatan belajar di rumah?

2. Apakah perlu bagi siswa untuk menonton siaran televisi?

3. Sejauh mana dampak siaran televisi terhadap kegiatan belajar di rumah bagi siswa MI Poemusgri Gresik.

Penegasan JudulUntuk menghindari kesalahpahaman dalam menginterpretasikan judul penelitian "Dampak Siaran Televisi Terhadap Kegiatan Belajar di Rumah Bagi Siswa MI Poemusgri Gresik", perlu penulis tegaskan maksud judul atau istilah yang berkaitan dengan judul penelitian tersebut :1. Dampak berarti pengaruh yang

mendatangkan akibat (Kamus Bahasa Indonesia, WJS Purwodarminto)

2. Siaran televisi berarti acara yang telah tersusun dengan rapi yang akan

ditayangkan oleh stasiun TV sesuai dengan hari dan waktu yang ditentukan. (Kamus Bahasa Indonesia, WJS Purwodarminto)

3. Kegiatan belajar anak berarti suatu kegiatan atau aktifitas yang dilakukan anak untuk memperoleh perubahan tingkah laku. (Dra. Ny. Siti Partini Suardiman, SU, Psikologi Pendidikan, Studing, hal:54).

Berdasarkan pengertian diatas, maka yang dimaksud oleh penulis dengan judul penelitian ini adalah suatu penelitian ilmiah untuk meneliti dampak siaran televisi terhadap kegiatan belajar anak di rumah bagi siswa MI Poemusgri Gresik.

Alasan Pemilihan JudulDalam keseluruhan proses pendidikan

di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya proses belajar yang dilakukan siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya tidak lepas dari banyak faktor yang mempengaruhinya, baik itu faktor intern maupun ekstern.

Oleh karena itu bagaimana seorang anak dapat mengatur serta mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajarnya, sehingga dapat terjadi proses belajar yang baik. Dalam hal ini penulis memilih judul : Dampak Siaran Televisi terhadap Kegiatan Belajar Anak di Rumah Bagi Siswa MI Poemusgri Gresik. Penulis memilih judul tersebut karena kebanyakan orang tua menganggap bahwa siaran televisi itu berpengaruh negatif terhadap belajar anaknya di rumah. Dalam hal ini penulis ingin memaparkan bahwa tayangan/siaran televisi itu tidak hanya berpengaruh negatif melainkan juga dapat penunjang dalam menambah wawasan

Page 35: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

35 Faliq, Dampak Siaran Televisi Terhadap Kegiatan Belajar Di Rumah Bagi Siswa MI Poemusgri Gresik

ilmu pengetahuan (pengaruh positif). Baik wawasan pengetahuan / informasi dalam negeri maupun luar negeri, untuk mencapai cita-cita yang diinginkan oleh anak-anak (siswa).

Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut :a. Ingin mengetahui apakah para siswa

yang sering menonton siaran televisi melalaikan kegiatan belajar di rumah.

b. Ingin mengetahui seberapa perlunya siaran televisi itu pada siswa MI Poemusgri Gresik.

c. Untuk mengetahui sejauh mana dampak siaran televisi terhadap kegiatan belajar anak di rumah bagi siswa MI Poemusgri Gresik.

Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah a. Diharapkan setelah penelitian ini, dapat

meningkatkan dan memupuk diri bagi anak-anak usia SD/MI dalam kegiatan belajarnya.

b. Bagi sekolah diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam kegiatan belajar siswa di rumah.

c. Sebagai sumbangan pikiran untuk bahan masukan bagi orang tua, agar lebih memperhatikan anaknya dalam kegiatan belajarnya, terutama kepedulian orang tua terhadap pendidikan anak

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat Penelitian dan WaktuYang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa MI Poemusgri, waktu penelitian dengan penyebaran angket dilaksanakan pada hari Senin 12 Januari 2009.

Populasi dan SampelPopulasi adalah semua elemen yang ada dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa MI.Poemusgri yang berjumlah 36 siswa. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti atau obyek yang diambil dan populasi yang dapat mewakili populasi (Suharsimi Ankunto, 1998:104). Untuk acuan, apabila jumlah variable kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua. Sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah variable lebih dari 100 maka dapat diambil sample antara 20% - 25% (Suharsimi Arikunto, 1998:107).

Variabel dan Definisi Operasional VariabelVariabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti, variabel yang menjadi obyek pengamatan pada penelitian ini ada dua variable yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Yang menjadi variabel bebas di sini adalah siaran televisi, dan yang menjadi variable terikat di sini adalah prestasi belajar siswa.

Page 36: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

36 Faliq, Dampak Siaran Televisi Terhadap Kegiatan Belajar Di Rumah Bagi Siswa MI Poemusgri Gresik

Prosedur Pengumpulan DataJenis DataData yang diperlukan dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok data yaitu :a. Data Kualitatif

Yaitu data yang digambarkan dengan kata-kata / kalimat dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan data tentang anak-anak yang suka kegiatan belajar, anak yang suka menonton film, dan suka tayangan pendidikan urnum.

b. Data KuantitatifYaitu data yang berwujud angka- angka, hasil perhitungan atau pengukuran. Misalnya data dari hasil nilai semester satu. Hasil dari analisis statistic inferensial yang menggunakan analisis korelasi product moment. (Suharsimi Arikunto, 1998:195).

Sumber DataDalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data responden yaitu orang yang merespon atau yang menjawab pertanyaan penelitian, baik pertanyaan tertulis (angket) maupun lesan.

Teknik Pengumpulan DataUntuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penyusunan penelitian ini penulis menggunakan teknik :a. Fiel research (riset lapangan) yaitu

mengadakan penelitian lapangan untuk mendapatkan data terhadap objek yang akan diteliti. Dalam hal ini penulis menggunakan metode sebagai berikut:1) Interview, metode interview adalah

metode pengumpulan data dengan proses tanya jawab secara langsung (wawancara) (Sutrisno Hadi, MA,

Jogyakarta. Halaman : 192). Dalam hal ini ada beberapa jenis interview, diantaranya sebagai berikut:a) Interview tak terpimpin adalah

wawancara yang dilakukan tanpa ada kesengajaan pada pihak yang diwawancarai untuk mengarahkan tanya jawab pokok-pokok persoalan yang menjadi fokus dari kegiatan penyelidikan (Sutrisno Hadi, Metodologi Research jilid 2, Jogyakarta. Halaman : 204).

b) Interview terpimpin adalah wawancara dimana penginterview terikat oleh suatu fungsi terhadap maksud-maksud penyelidikan yang telah dipersiapkan dengan matang sebelum kegiatan wawancara dilaksanakan.

c) Interview bebas terpimpin adalah wawancara yang dilakukan dengan menggabungkan 2 jenis wawancara di atas (Interview secara bebas tetapi terpimpin) (Prof. Drs. Sutrisno Hadi, MA, Metodologi Research jilid 2, Jogyakarta. Halaman : 160).

Dalam hal ini penulis menggunakan interview bebas terpimpin, yaitu dalam memperoleh data atau informasi dengan melalui wawancara tanpa meninggalkan point-point yang menjadi permasalahan yang dipersiapkan terlebih dahulu sebelum penulis mengadakan interview. Adapun data yang diharapkan dan hasil interview antara lain :

Page 37: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

37 Faliq, Dampak Siaran Televisi Terhadap Kegiatan Belajar Di Rumah Bagi Siswa MI Poemusgri Gresik

a) Untuk mengetahui informasi tentang acara-acara televisi mana yang disukai anak-anak di MI Poemusgri Gresik.

b) Untuk memperoleh informasi tentang tanggapan atau minat anak pada siaran / tayangan telivisi.

2) Angket; metode angket adalah cara yang dipakai untuk memperoleh data dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada objek atau responden secara tertulis. Menurut jenisnya angket ada dua yaitu : (1) Angket tipe isian yaitu berupa bentuk pertanyaan atau permintaan komentar, (2) Angket tipe pilihan yaitu responden hanya memilih salah satu jawaban yang sudah disediakan. Dalam metode angket ini penulis mengguaakan tipe pilihan dalam bentuk force choice (bentuk pilihan hanya dua jawaban alternatif ya atau tidak.

3) Dokumentasi; metode dokumentasi adalah suatu metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dan laporan-laporan, catatan-catatan, transkrip, buku atau agenda yang dimiliki oleh sekolah atau tempat penelitian.

Metode Analisa DataData penilaian dapat dianalisis dengan menggunakan statistik dan non statistik. Statistik adalah suatu bilangan real yang menyatakan karakteristik dan sebuah sampel. Statistik dengan menggunakan klasifikasi penelitian kuantitatif (penelitian dengan menggunakan data-data numerik) sedangkan non-statistic berarti dengan menggunakan penelitian kualitatif

(penelitian berdasarkan kata-kata tanpa data-data numerik).Dalam penelitian ini yang digunakan adalah variabel presentil. Dan untuk uji signifikansinya menggunakan Koefisien Korelasi Product Moment Pearson, untuk mencari ada tidaknya dampak siaran televisi terhadap kegiatan belajar anak dengan rumus sebagai berikut:

rxy = N Σ XY−( Σ X )(ΣY )

√( N Σ X2− (Σ X )2 )¿¿¿rxy = Koefisien korclasi produck momentN = Jumlah respondenx = Jumlah skor variabel xy = Jumlah skor variabel y x2 = Jumlah variabel x2

y2 = Jumlah Varibel y2

xy = Jumlah kali skor variabel x dan varibel y

LAPORAN HASIL PENELITIANPenyajian Data1. Siaran TelevisiPenyajian data tentang siaran televisi dari jawaban angket, bisa dilihat tabel sebagai berikut:

Soal No. 1 Item Jml %Menonton siaran televisi bisa meningkatkan wawasan pengetahuan kita.

Ya Tidak

342

94,75,3

Jumlah 36 100Gambaran item nomor satu di atas bahwa anak-anak itu lebih senang menonton siaran berita televisi.

Soal No. 2 Item Jml %Menonton acara Laptop Si Unyil di Trans 7 dapat memotivasi semangat belajar.

Ya Tidak

2016

55,644,4

Jumlah 36 100

Page 38: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

38 Faliq, Dampak Siaran Televisi Terhadap Kegiatan Belajar Di Rumah Bagi Siswa MI Poemusgri Gresik

Dari jawaban di atas menunjukkan bahwa anak-anak lebih banyak yang setuju menonton Laptop Si Unyil karena dapat memotivasi semangat belajar mereka.

Soal No. 3 Item Jml %Membosankan sekali belajar setiap hari, agar tidak bosan perlu menonton televisi untuk menghilangkan kejenuhan.

Ya Tidak

342

94,75,3

Jumlah 36 100Tabel di atas memperlihatkan bahwa 34 anak atau 94,7% setuju sekali kalau belajar itu perlu ada selingan menonton televisi untuk menghilangkan kejenuhan belajar.

Soal No. 4 Item Jml %Telivisi penting sebagai penunjang belajar saya.

Ya Tidak

1719

47,552,5

Jumlah 36 100Soal nomor empat di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju kalau televisi itu dikatakan sebagai penunjang belajarnya.

Soal No. 5 Item Jml %Siaran mimbar agama Islam di televisi bisa menambah wawasan pelajaran agama di sekolah.

Ya Tidak

324

89,110,9

Jumlah 36 100Dari jawaban soal di atas menunjukkan bahwa anak-anak setuju sekali kalau siaran mimbar agama Islam itu dapat menambah wawasan pelajaran agama di sekolah.

Soal No. 6 Item Jml %Saya senang dengan tayangan drama/ sinetron di televisi, karena berhubungan dengan pelajaran teater (ekstrakurikuler).

Ya Tidak

2115

58,541,5

Jumlah 36 100Dari sini dapat dilihat bahwa sebagian besar anak-anak setuju jika di televisi

ditayangkap drama / sinetron karena ada hubungannya dengan pelajaran ekstra-kurikuler (teater).

Soal No. 7 Item Jml %Konsentrasi saya tidak terganggu ketika belajar, meskipun di televisi ada acara menarik

Ya Tidak

2115

58,541,5

Jumlah 36 100Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak terganggu konsentrasi belajarnya meskipun di televisi ada acara yang menarik.

Soal No. 8 Item Jml %Meskipun sering nonton televisi saya tidak pernah menyontek pada waktu ujian.

Ya Tidak

1917

5347

Jumlah 36 100Dan jawaban tersebut, dapat dikatakan sebagian besar anak tidak menyontek pada waktu ulangan/ujian meskipun sering menonton televisi.

Soal No. 9 Item Jml %Meskipun di televisi ditayangkan film kartun Spongebob saya tetap belajar dan tidak ingin menontonnya.

Ya Tidak

1224

33,366,7

Jumlah 36 100Gambaran item nomor sembilan ini menunjukkan bahwa sebagian besar konsentrasi belajar siswa terganggu ketika ada tayangan film tersebut di atas.

Soal No. 10 Item Jml %Saya tidak malas belajar meskipun habis menonton televisi

Ya Tidak

297

80,519,5

Jumlah 36 100Dari jawaban tersebut di atas menunjukkan bahwa 29 anak atau 80,5% ternyata anak-anak tidak malas belajar meskipun habis menonton televisi.

Page 39: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

39 Faliq, Dampak Siaran Televisi Terhadap Kegiatan Belajar Di Rumah Bagi Siswa MI Poemusgri Gresik

Soal No. 11 Item Jml %Sebagai pelajar saya harus pandai-pandai mengatur waktu antara belajar dan menonton TV

Ya Tidak

333

91,68,4

Jumlah 36 100Item nomor sebelas ini ternyata 33 anak (siswa) dapat mengatur waktu belajar dan menonton TV, berarti lebih banyak yang dapat mengatur waktu belajarnya.

Soal No. 12 Item Jml %Di kelas saya tidak pernah mengantuk ketika Bapak/Ibu Guru sedang menerangkan pelajaran, meskipun malamnya menonton televisi.

Ya Tidak

297

80,519,5

Jumlah 36 100Dan jawaban di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak mengantuk di kelas ketika pelajaran sedang berlangsung, meskipun malamnya habis menonton televisi.

Soal No. 13 Item Jml %Saya lebih senang mengerjakan tugas sekolah (PR) daripada menonton TV

Ya Tidak

2610

7228

Jumlah 36 100Ternyata dan jawaban di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa lebih mengutamakan mengerjakan tugas sekolah dan pada menonton televisi.

Soal No. 14 Item Jml %Saya tetap konsentrasi belajar di sekolah, meskipun TV di rumah ada acara yang menarik dan tidak ingin cepat pulang

Ya Tidak

297

80,519,5

Jumlah 36 100Dari jawaban tersebut diatas, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa berkonsentrasi belajar di sekolah tidak terganggu dengan acara televisi yang ada di rumah, meskipun acara TV tersebut sangat menarik.

Soal No. 15 Item Jml %Sekarang banyak stasiun TV menayangkan acara menarik, tetapi saya tetap tidak mengurangi waktu belajar di rumah

Ya Tidak

288

7822

Jumlah 36 100Tabel di atas menunjukkan sebagian besar siswa tetap disiplin dalam belajar meskipun sekarang banyak stasiun TV yang menayangkan acara-acara menarik.

Analisa Data Skor Jawaban Angket dan Prestasi Hasil Belajar

No Resp.

Jawaban Angket (X)

Prestasi Belajar (Y)

1 63 68,602 65 67,263 63 64,534 67 66,735 59 59,666 63 66,137 60 67,338 51 61,609 67 65,2010 73 86,7311 55 62,2612 75 87,1313 64 67,2614 76 80,4015 47 58,5316 60 62,2017 67 69,7318 75 84,3319 59 66,6620 63 67,1321 67 76,1322 71 78,2623 67 76,624 50 59,4625 60 69,4626 64 64,8627 73 81,428 65 74,6629 68 75,830 50 6931 63 71,0632 54 64,7333 65 70,8

Page 40: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

40 Faliq, Dampak Siaran Televisi Terhadap Kegiatan Belajar Di Rumah Bagi Siswa MI Poemusgri Gresik

No Resp.

Jawaban Angket (X)

Prestasi Belajar (Y)

34 49 55,9335 60 64,6636 66 71

Jumlah 2264 2503,21

Berdasar tabel diatas dampak siaran televisi terhadap kegiatan belajar di rumah bagi siswa di MI Poemusgri Gresik adalah:

Mx = ΣXN

= 226436

= 62,89Rata-rata sebesar 62,89

Berdasarkan rata-rata tersebut sebanyak 13 anak saja yang nilainya di bawah rata-rata dan 23 anak di atas rata-rata, hal ini menunjukkan lebih dari 50% anak memberi tanggapan positif keberadaan televisi, sehingga dapat dikatakan tanggapan siswa MI Poemusgri Gresik terhadap siaran televisi adalah positif sebatas tidak mengganggu kegiatan belajar.

Sedangkan rata rata prestasi belajar :

My = ΣYN

= 2503,2136

= 65,53Rata-rata nilai sebesar 65,53Nilai sebesar 65,53 dalam kategori baik berdasarkan kaidah jika di bawah 65 termasuk kategori kurang dan di atas 65 termasuk baik.

Untuk mengetahui ada tidaknya dampak siaran televisi terhadap kegiatan belajar anak di rumah bagi siswa MI Poemusgri

Gresik digunakan rumus korelasi product moment dengan tahapan sebagai berikut : Tabel Penolong Penghitungan Product Moment

No. Resp. X Y X2 Y2 XY

1 63 68,6 3969 4705,96 4321,80

2 65 67,26 4225 4523,91 4371,90

3 63 64,53 3969 4164,12 4065,39

4 67 66,73 4489 4452,89 4470,91

5 59 59,66 3481 3559,32 3519,94

6 63 66,13 3969 4373,18 4166,19

7 60 67,33 3600 4533,33 4039,80

8 51 61,6 2601 3794,56 3141,60

9 67 65,2 4489 4251,04 4368,40

10 73 86,73 5329 7522,09 6331,29

11 55 62,26 3025 3876,31 3424,30

12 75 87,13 5625 7591,64 6534,75

13 64 67,26 4096 4523,91 4304,64

14 76 80,4 5776 6464,16 6110,40

15 47 58,53 2209 3425,76 2750,91

16 60 62,2 3600 3868,84 3732,00

17 67 69,73 4489 4862,27 4671,91

18 75 84,33 5625 7111,55 6324,75

19 59 66,66 3481 4443,56 3932,94

20 63 67,13 3969 4506,44 4229,19

21 67 76,13 4489 5795,78 5100,71

22 71 78,26 5041 6124,63 5556,46

23 67 76,6 4489 5867,56 5132,20

24 50 59,46 2500 3535,49 2973,00

25 60 69,46 3600 4824,69 4167,60

26 64 64,86 4096 4206,82 4151,04

27 73 81,4 5329 6625,96 5942,20

28 65 74,66 4225 5574,12 4852,90

29 68 75,8 4624 5745,64 5154,40

30 50 69 2500 4761,00 3450,00

31 63 71,06 3969 5049,52 4476,78

32 54 64,73 2916 4189,97 3495,42

33 65 70,8 4225 5012,64 4602,00

34 49 55,93 2401 3128,16 2740,57

35 60 64,66 3600 4180,92 3879,60

36 66 71 4356 5041,00 4686,00

Page 41: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

41 Faliq, Dampak Siaran Televisi Terhadap Kegiatan Belajar Di Rumah Bagi Siswa MI Poemusgri Gresik

No. Resp. X Y X2 Y2 XY

Jml 2264 2503,21 144376 176218,7 159173,9

Selanjutnya dimasukkan rumus sebagai berikut : rxy =

N Σ XY−( Σ X )(Σ Y )

√( N Σ X2− (Σ X )2 ) (N Σ Y 2−(Σ Y ¿¿¿2)¿)¿rxy =

36 . 159173,89−(2264 )(2503)

√(36 .144376 – (144376 )2 )(36 . 176218,74−(176218,74 ¿2)¿)¿

rxy = 5749700,04−5667267,44√ (5053160 )(6167655,9)¿

¿

rxy = 82423,6

√31166152090000

rxy = 82423,6

5582665,321rxy = 0,0176

Hasil perhitungan menunjukkan rxy = 0,0176 berarti nilai keeratan dua faktor (X dan Y) cukup erat artinya kedua variabel saling berkaitan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan1. Ternyata kegiatan belajar anak di rumah

berjalan dengan baik, artinya sebagian besar siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar di rumah. Meskipun anak tersebut sering menonton televisi.

2. Siaran televisi itu penting bagi anak, untuk memperluas wawasan pengetahuan dan menunjang prestasinya di sekolah. Ini terlihat dan hasil tanggapan yang diberikan oleh responden terhadap beberapa pertanyaan angket yang telah dijawab.

3. Dan analisis data yang menggunakan nimus korelasi Product Moment didapat rxy sebesar 0,0176 ( artinya rxy > 0). Ini

bisa disimpulkan bahwa siaran televisi itu berdampak positif terhadap kegiatan belajar anak di rumah bagi siswa MI Poemusgri Gresik.

Saran-saran 1. Bagi semua orang tua (wali murid)

agar dapat menentukan waktu belajar yang disukai anak, jangan memaksakan anak belajar pada jam-jam tertentu dimana televisi sedang menayangkan film-film kesukaannya karena ini dapat mengganggu kosentrasi belajarnya.

2. Ketika anak melihat siaran televisi (acara kesukaannya) orang tua harus ikut mendampingi, serta mendisku-sikan tentang baik buruknya tayangan tersebut dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan.

3. Bila anak menonton tayangan televisi yang tidak sesuai dengan umurnya maka kewajiban orang tua untuk memberikan pengertian anak, tayangan mana yang baik dan yang buruk untuk ditonton.

4. Di sini peran orang tua sangat penting terhadap perkembangan pendidikan anak dengan adanya tayangan-tayangan yang ada di televisi. Usahakan anak memiliki filter dan mempunyai daya tahan dan berbagai macam tayangan televisi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. Jumal 5 & 6 lkatan Komimikasi Indonesia. PT Gramedia Pustaka. Jakarta 1993.

Page 42: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

42 Faliq, Dampak Siaran Televisi Terhadap Kegiatan Belajar Di Rumah Bagi Siswa MI Poemusgri Gresik

Arikunto Suharsimi , DR. , Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Bina Aksara, Jakarta.

Efendi Onang Uchjana, Prof, Drs, MA. , Spektrum Komunikasi , CV. Mandar Maju.

Hadi Sutrisno, Prof, Drs, MA., Metodologi Research , jilid 2 , Cetakan ke XIX, Andi Offset, Yogyakarta, 1990.

H . Zuhairini , Dra. dkk, Metodologi Pendidikan Agama, Ramadhani , Surabaya, 1993.

M . Mudhofar, M.Pd. Pengetahuan Bahasa dan Sastra Indonesia, Penerbit CV. Gema Wacana Alief.

Patricia Mark Greenfiel , Pengaruh TV, Video dan Komputer Terhadap Pendidikan Anak. Shalahuddin Machfudh, Drs. Media Pendidikan Agama, PT. Bina Ilmu, 1986.

Slameto, Drs., Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, 1987.

Suhardiman Siti Partini, Dra., Psikologi Pendidikan, Studing, Yogyakarta 1986.

WJS Purwodarminto, Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka.

____________, llmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, PT. Citra Aditya Bakti , Bandung, 1993.

____________, MPA No. 101 / Ramadhan / Pebruari 1995 .

Pembukaan UUD 1995, Penerbit Karya Utama, Surabaya.

Page 43: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

PERMAINAN PUTAR KATA SEBAGAI UPAYAMENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA

SISWA TUNARUNGU DI SDLB

Mudhofar

Abstrak, Media merupakan salah satu komponen pembelajaran yang tidak bisa luput dari pembahasan sistem pembelajaran secara menyeluruh. Penggunaan media adalah bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa. Media Pembelajaran Putar Kala dapat membuat pembelajaran aktif kreatif efisien dan menyenangkan. Salah satu mata pelajaran yang menggunakan media pembelajaran berupa peraga putar kata adalah pembelajaran Bahasa Indonesia.

Dalam keadaan demikian salah satu alternatif guru yang mempergunakan alat bantu mengajar yang berupa kata-kata yang dapat diputar sehingga membentuk kalimat, sehingga siswa tidak bosan dalam pembelajaran. Siswa diajak belajar sambil bermain alat peraga

Tersedianya media pembelajaran bagi SDLB Cerme Gresik, merangsang minat belajar yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Rumusan masalahnya adalah : Apakah penggunaan metode bermain putar kata dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa tunarungu SDLB Cerme Gresik ?

Rumusan masalah tersebut dapat menimbulkan hipotesis yang berbunyi : Permainan Putar Kata dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia anak tunarungu di SDLBN Cerme ,Gresik. Adapun penelitian dilakukan di SDLB Negeri Cerme Gresik dengan populasi siswa tunarungu sedang sample sebanyak 6 siswa. Dalam mengumpulkan data digunakan metode observasi dan metode test untuk mengetahui hasil prestasi belajar siswa dan dam metode analisis data digunakan analisis secara statistik dengan rumus uji Tanda.

Dari hasil analisis data, peneliti peroleh data yang menunjukkan adanya pengaruh signifikan dalam penggunaan media pembelajaran Putar Kata terhadap prestasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa Permainan Putar Kata meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa tunarungu.

PENDAHULUANLatar Belakang Masalah

Anak tunarungu sebagaimana halnya anak normal disamping makluk individu juga sebagai makluk sosial. Oleh karena itu sesuai dengan kodratnya, mereka senantiasa mengadakan interaksi dengan lingkungannya.

Pembelajaran bahasa mencakup aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Pembelajaran ini banyak

mengalami hambatan bagi anak tunarungu. Diperlukan beberapa metode, media, maupun strategi guna menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.

Perbendaharaan kata yang terbatas juga menjadi hambatan dalam pembelajaran membaca dan menulis. Untuk itu penulis sengaja menggunakan PAKEM dalam pembelajaran. PAKEM adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Pakem membuat

Mudhofar Adalah Dosen Tetap FKIP Universitas Gresik 43

Page 44: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

44Mudhofar, Permainan Putar Kata Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu di SDLB

pembelajaran lebih bermakna. Mereka belajar mengenali konsep dengan berbuat dan bermain tentunya dengan lingkungan yang menyenangkan. Tetapi tak lepas dan tingkah laku yang santun dalam berpendapat.

Secara garis besar, gambaran PAKEM adalah sebagai berikut :a. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan

yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan belajar melalui berbuat.

b. Guru menggunakan berbagai alat bantu dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran itu menarik, menyenangkan dan cocok bagi siswa.

c. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan ajar yang menarik.

d. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif.

e. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

Kurikulum sekarang adalah student centered curriculum. Kurikulum yang berbasis kompetensi. Dimana guru dituntut berkretivitas dan berinovasi dalam teknik didaktik dan metodik. Prof. Dr. Indra Djati Sidi dalam sambutan acara pembukaan lomba keberhasilan guru Tingkat Nasional Tahun 2002 mengatakan : "Buatlah murid itu senang. Bila mereka sudah enjoy mereka akan mudah menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi."

Bermain putar kata dapat membuat siswa senang untuk belajar Bahasa Indonesia. Alat peraga ini dapat dengan mudah diadakan, karena bahan baku dapat diperoleh dari lingkungan. Kaleng-kaleng bekas, atau pipa pvc yang tidak berguna dapat kita manfaatkan untuk membuat alat peraga ini.

Bermain selain berfungsi penting bagi perkembangan pribadi juga memiliki fungsi sosial dan emosional. Melalui bermain anak merasakan berbagai pengalaman emosi, senang; sedih; bergaireh; kecewa; bangga; marah, dsb.Melalui bermain pula anak memahami kaitan antara dirinya dan lingkungan sosialnya, belajar bergaul dan memahami aturan ataupun tata cara pergaulan. Selain itu, kegiatan bermain berkaitan erat dengan perkembangan kognitif anak. (Mayke.S Tedjasaputra, 2001:20) Fuad Hasan dalam bukti Pengantar Bermain, Mainan dan Permainan mengatakan: ".... Tepat sekali bahwa dalam konvensi hak anak yang dicanangkan Perserikalan Bangsa-bangsa (PBB) bermain dinyatakan sebagai salah satu hak anak yang asasi, dan orang dewasa tidak dibenarkan merampasnya" (Mayke.S Tedjasaputra, 2001 : xiii)

Bermain putar kata, mencocokkan kata dengan gambar kemudian latihan pengucapan dan menulis, demikian penyampaian pembelajaran yang penulis sajikan.

Perumusan MasalahMetode Permainan dan prestasi

belajar mempunyai hubungan yang erat dalam proses pembelajaran dan sangat mendukung terhadap tercapainya tujuan pengajaran.

Page 45: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

45Mudhofar, Permainan Putar Kata Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu di SDLB

Rumusan masalah tersebut dapat diperinci sebagai berikut"Apakah penggunaan metode bermain putar kata dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa Tunarungu SDLB Cerme Gresik ?"

Variabel, Definisi, Asumsi dan KeterbatasanVariabel"Variabel berasal dari Bahasa Inggris "Variable" dengan arti ubahan, atau gejalah yang diubah-ubah" (Anas Sudijono, 1996 : 33). "Variabel adalah faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti” (Sumadi Suryabarata, 199 ) Pendapat lain mengatakan : "Variabel adalah sebuah konsep yang mempunyai nilai ". (Hasan Usman dan Pumomo , 1995 : 9)

Dari ketiga pendapat tersebut penulis simpulkan bahwa variabel merupakan suatu gejala, konsep, peristiwa yang menjadi obyek penelitian jika diukur mempunyai nilai arti yang berbeda.Menurut fungsinya variabel terdiri atas :1. Variabel bebas (Independent Variabel)

Variabel bebas adalah ubahan yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel dependent.

2. Variabel terikat (Dependent Variabel)Variabel terikat adalah ubahan terikat yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari adanya pengaruh variabel independent.

3. Variabel moderatorVariabel moderator ialah ubahan yang memperkuat atau memperlemah hubungan atau perbedaan antara variabel independen dan dependen.

4. Variabel intervening

Variabel intervening ialah ubahan yang secara teoritis mempengaruhi hubungan variabel independen dengan variabel dependen.

5. Variabel kendaliVariabel kendali ialah ubahan yang ditentukan peneliti jika akan melakukan penelitian yang bersifat komparatif. (Husaini Usman dan Purnomo, 1998:9)

Sesuai dengan judul yang penulis teliti maka yang penulisjadikan variabel bebas adalah permainan Putar Kata, sedangkan yang dijadikan variabel terikatnya adalah Prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa anak tunarungu di SDLBN Cerme, Gresik.

Definisia. Permainan putar kata

"Permainan adalah alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya, dari yang tidak ia kenali sampai pada yang ia ketahui, dan dari yang tidak dapat diperbuatnya, sampai melakukannya" (Conny R Semiaawan, 2003 : 17)."Putar kata adalah alat yang berisi 2 bagian yang dapat diputar berisi gambar dan kata yang dapat saling dicocokan.

Jadi Bermain Putar Kata adalah metode bermain untuk mencocokkan gambar dan kata dalam kegiatan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia

b. Prestasi belajar"Prestasi adalah : kesanggupan, kecakapan, kekuatan, kita berusaha" (Depdikbud, 1988 : 553)."Belajar adalah berusaha memperoleh kepanduan atau ilmu" (Depdikbud 1988:14).

Page 46: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

46Mudhofar, Permainan Putar Kata Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu di SDLB

Dan uraian di atas dapat disimpulkan prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan terhadap penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang ditunjukkan oleh nilai tes atau angka. Untuk mengetahui prestasi belajar anak yang akan dikumpulkan datanya dalam penelitian ini adalah melalui tes yaitu pretes dan post tes.

c. Bidang studi Bahasa IndonesiaDalam kurikulum PLB mata pelajaran Bahasa Indonesia menyebutkan :

Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan (komu-nikasi) saling belajar dari yang lain, dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan kesusastraan meru-pakan salah satu sarana untuk menuju pemahaman tersebut. Mata pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi pada Pendidikan Luar Biasa adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap Bahasa Indonesia. (Depdiknas KBK, 2004 : 3)Materi tes yang penulis buat yaitu materi pelajaran Bahasa Indonesia anak tunarungu pada semester II

d. Anak tunarungu adalah : "anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengarannya sehingga ia mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya". (Mufti Salim 1984 : 8)

e. SDLBN

SDLB adalah sekolah dasar luar biasa dimana tempat penulis mengumpulkan data.

Asumsia. Permainan Putar Kata dapat

membangkitkan motivasi belajar anak sehingga kemampuan anak dalam belajar Bahasa Indonesia akan meningkat.

b. Dalam pengajaran Bahasa Anak Tunarungu perlu adanya suatu pengajaran dengan situasi yang aman dan menyenangkan Permainan putar kata dalam pengajaran Bahasa akan dapat menimbulkan suasana belajar anak yang menyenangkan sehingga anak tidak bosan atau jenuh dalam belajar.

c. Agar Bahasa Indonesia tidak dianggap sulit bagi anak tunarungu, perlu diciptakan suatu metode, media dan situasi yang cocok dengan kemampuan anak tunarungu.

KeterbatasanPenelitian yang akan dilaksanakan

penulis supaya arah dan tujuannya tercapai dengan tepat pada sasaran, perlu adanya keterbatasan ruang lingkup yang akan diteliti antara lain sebagai berikut :

Penelitian ini membahas tentang mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa Tunarungu, semester II. Perlunya pembatasan pada karya tulis ini bertujuan untuk memperjelas dan mempertegas masalah sehingga tidak menyimpang topik.

Bahasan Penelitian ini meliputi kegiatan merancang, menyajikan dan kegiatan evaluasi pembelajaran. 1. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Page 47: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

47Mudhofar, Permainan Putar Kata Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu di SDLB

2. Kelas : D I Tunarungu SDLB 3. Semester : II (dua) 4. Tema : Kegemaran5. Kompetensi Dasar :

- Menjelaskan isi gambar (berbicara).- Memperhatikan dan membedakan

bunyi bahasa dengan tema kegemaran

- Membaca nyaring- Menulis beberapa kalimat dengan

huruf tegak bersambung- Melakukan percakapan sederhana

Silabus PembelajaranNama Sekolah : SDLB Negeri Cerme, GresikMata Pelajaran : Bahasa IndonesiaKelas : I TunarunguSemester : II

Standar Kompetensi :

Berbicara : Mampu mengungkapkan pikiran, penda-pat, gagasan, dan perasaan secara lisan melalui memperkenalkan diri; menyapa; menjelaskan; menyebutkan nama warna, nama dan fungsi anggota tubuh dan benda-benda sekitar; menceritakan pengalaman; mendeskipsikan benda-benda di sekitar berdasarkan cirinya; melakukan percakapan; dan menyampaikan rasa suka dan tidak suka. Membaca : Mampu membaca dan memahami teks pendek dengan cara membaca lancar (bersuara) beberapa kalimat sederhana.Menulis : Mampu menulis beberapa kalimat yang dibuat sendiri dengan huruf lepas dan huruf sambung, menulis kalimat yang didektekan guru, dan menulis rapi menggunakan huruf sambung. Tema : Kegemaran

KOMPETENSI DASAR

HASIL BELAJAR INDIKATOR MATERI POKOK

Menjelaskan isi gambar

Bermain, dan menjelaskan isi gambar tunggal sesuai dengan penafsiran siswa

- Menjelaskan isi gambar dengan mencocokkan gambar dan kalimat.

- Bertanya jawab dengan teman tentang gambar tersebut

- Bermain putar kata mencockkan kalimat dengan gambar

- Gambar tunggal tentang kegemaran

Membaca nyaring Membaca nyaring kata / kalimat tentang kegemaran

- Membaca kata-kata kegemaran; saya suka main sepak bola osa suka membaca buku

- Pengucapan koata / kal Ani suka menonton dora Ade suka bermain sepak bola

Melakukan percakapan sederhana

Melakukan percakapan sederhana tentang kegemaran diri menggunakan kalimat / kota kata yang dikuasai

- Melakukan percakapan/dialog sederhana secara berpasangan atau kelompok dengan bimbingan guru

- Menyampaikan hal-hal kegemaran/kesukaannya

- Informasi tentang kegemaran / kesukaan dirinya

Menulis dengan huruf tegak bersambung

- Menuliskan huruf kata dan kalimat sederhana

- Menyalin atau mencontohkan kalimat tema kegemaran

- Menyalin kalimat tegak bersambung :Ade suka bermain sepak bola

- Osa suka memancing ikan

Page 48: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

48Mudhofar, Permainan Putar Kata Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu di SDLB

Tujuan PenelitianTujuan penulisan Penelitian ini

adalah sebagai berikut :1. Memberi gambaran tentang

kegiatan merancang pembelajaran dengan kompetensi dasar.

2. Memberi gambaran tentang kegiatan PAKEM sambil bermain putar kata.

3. Memberi gambaran tentang pengadaan alat peraga putar kata atau kosa kata, berikut penggunaan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Anak Tunarungu

4. Memberi gambaran tentang penilaian proses dan penilaian hasil belajar

Manfaat PenelitianPenelitian dengan judul:

"Permainan Putar Kata sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia anak Tunarungu di SDLB N Cerme, Kab. Gresik "perlu diteliti dengan alasan dan segi manfaat teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut :1. Manfaat teoritis

a. Permainan Putar Kata dapat menciptakan suasana yang aman, menyenangkan agar anak tidak cepat bosan dalam belajar.

b. Permainan Putar Kata dapat menumbuhkan motivasi dalam belajar anak.

c. Permainan Putar Kata dapat meningkatkan proses kegiatan belajar mengajar.

2. Manfaat praktisa. Hasil penelitian dapat membantu

anak dalam belajar Bahasa Indonesia.

b. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh guru dalam pengajaran Bahasa Indonesia Anak tunarungu.

METODE PENELITIANMetode penelitian seperti yang

dijelaskan oleh Sumadi Suryabrata (1998 : 3) adalah sebagai berikut : "Pendekatan ilmiah menuntut dilakukannya cara-cara atau langkah-langkah tertentu dengan pereturan tertentu agar dapat dicapai pengetahuan yang benar itu".

Menurut Husaini Usman dan Pumomo Setiady A (1998 : 42) : "Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah yang sistematis".

L.R Gay (dalam Sumanto ,1995 : 3) menjelaskan : "Penelitian adalah penggunaan metode ilmiah secara formal dan sistematis untuk menjawab atau menjelaskan masalah".

Dari uraian pendapat yang telah dikemukakan, penulis berkesimpulan sebagai berikut : Dalam melakukan penelitian dituntut untuk menggunakan cara-cara atau langkah-langkah tertentu secara formal dan sistematis untuk menyelesaikan masalah agar dapat tercapai pengetahuan yang benar.

Menurut Sumanto : "Jenis penelitian adalah sebagai berikut : penelitian sejarah, penelitian deskriptif, penelitian korelasi, penelitian kausal - komparatif, penelitian eksperimen." (Sumanto, 1995 : 7)1. Penelitian sejarah

Page 49: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

49Mudhofar, Permainan Putar Kata Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu di SDLB

Penelitian sejarah berkaitan dengan penyelidikan, pemahaman, penjelasan, rekontruksi kejadian-kejadian masa lampau.

2. Penelitian deskriptifPenelitian deskiptif berkaitan dengan pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala. Juga menjawab pertanyaan sehubungan dengan status subyek penelitian pada saat ini.

3. Penelitian korelasiPenelitian korelasi bertujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan dan seberapa jauh suatu hubungan ada antara dua variabel atau lebih.

4. Penelitian kausal-komparatifPenelitian kausal-komparatif berupaya untuk menciptakan hubungan sebab akibat dengan cara berdasarkan atas pengamatan terhadap akibat yang ada.

5. Penelitian eksperimenPenelitian eksperimen yang dipercaya membuat suatu perbedaan adalah penyebab atau kegiatan atau tindakan disebut variabel bebas, sedang variabel yang dipengaruhi disebut variabel tergantung.

Menurut Sumadi S, ada 9 macam penelitian yaitu:1. Penelitian historis

Penelitian historis bertujuan untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan obyektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasikan, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.

2. Penelitian deskriptifPenelitian ini bertujuan untuk membuat pecandraan secara sistematis, faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.

3. Penelitian perkembanganPenelitian ini bertujuan iuittik menyelidiki pola dan perurutan pertumbuhan dan atau penibahan sebagai fungsi waktu.

4. Penelitian kasus dan penelitian lapanganPenelitian ini bertujuan mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan sesuatu untuk sosial.

5. Penelitian korelasionalPenelitian ini bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.

6. Penelitian kausal-komparatifPenelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada mencari kembali, faktor yang menjadi penyebab melalui data tertentu.

7. Penelitian eksperimental sungguhanPenelitian ini bertujuan untuk menyelidiki, kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental satu atau lebih kondisi perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.

8. Penelitian ekiperimantal semuPenelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan

Page 50: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

50Mudhofar, Permainan Putar Kata Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu di SDLB

ekperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel yang relevan.

9. Penelitian tindakanPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual lainnya.(Sumadi S, 1998 : )

(Sumanto, 1995 : 11) :"juga membedakan penelitian menjadi dua yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif"1. Penelitian kualitatif

Penelitian kualitatif lebih tertarik untuk melakukan pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah dari pada melihat permasalahan untuk kepentingan generalisasi. Metodologi kualitatif terbih suka menggunakan teknik analisa mendalam yaitu mengkaji masalah secara kasus-perkasus karena metodologi kualitatif yalan bahwa sifat dan suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya dan menghasilkan pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah.

2. Penelitian kuantitatifPenelitian kuantitatif tertarik dengan pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial, yang dijabarkan dalam beberapa komponen masalah, variabel dan indikator. Setiap variabel (yang ditentukan) diukur dengan memberikan simbol-simbol angka yang berbeda-beda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan dengan variabel tersebut.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan eksperimen.

Langkah-langkah yang akan penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:A. Metode Penentuan ObyekB. Metode Pengumpulan DataC. Jenis dan Sumber DataD. Metode Analisa DataE. Teknik Analisis DataA. Metode Penentuan Obyek

Rancangan penelitian atau dengan istilah desain penelitian sangat penting dalam suatu penelitian. Desain penelitian merupakan suatu petunjuk yang perlu diikuti oleh pelaksanaan penelitian." Rancangan penelitian merupakan petunjuk dalam melaksanakan penelitian" (Sumanto, 1995 : 30).

Rancangan penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, pra eksperimen dengan bentuk desain "the one group pre test post test design". Dengan alasan peneliti ingin menyelidiki peningkatan kemampuan belajar Bahasa Indonesia melalui permainan Putar Kata pada anak tunarungu di SDLB N Cerme.

Dalam rancangan ini digunakan suatu kelompok subyek, pertama dilakukan pengukuran (pretest) lalu dikenakan perlakuan untuk jangka panjang waktu tertentu. Kemudian pengukuran selanjutnya (post test).

Desain penelitian: "One group pretest, Post test design”

Tl X T2Penjelasan :

Page 51: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

51Mudhofar, Permainan Putar Kata Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu di SDLB

T1 = pretestX = perlakuanT2 = post test. (Sumadi Suryabrata, 1998 : 41)

Populasi"Penelitian yang bersifat penelitian populasi artinya seluruh subyek didalam wilayah penelitian dijadikan subyek penelitian "(Sumanto, 1995 : 39) "Populasi adalah keseluruhan nilai yang mungkin, hasil pengukuran atau perhitungan, kwalitatif ataupun kwantitatif mengenai karakteristik tertentu dan semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya" (M. Iqbal Hasan, 1999 : 12)."Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian" (Suharsimi Arikunto, 1992 : 102).

Dari ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa : Populasi adalah keseluruhan subyek yang akan diteliti sebagai sumber data. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa anak tunarungu di SDLBN Cerme sejumlah 6 anak.

Sampel"Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti dan jika hanya akan meneliti sebagian dan populasi, maka penelitian tersebut dinamakan penelitian sampel" (Suharsimi Arikunto, 1992 : 104)

"Sampel ialah bagian dan sebuah populasi yang dianggap dapat mewakili populasi tersebut" (lqbal Hasan, 1999 : 12). Pendapat lain mengatakan : "Penelitian sampel hanya sebagian dan subyek penelitian dipilih dan dianggap mewakili keseluruhan" (Sumanto, 1995 : 39)

Dari ketiga pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti, yang mempunyai sifat yang sama dengan populasi.

Pada penelitian ini karena jumlah anggota populasinya terbatas, maka seluruh anggota populasi dijadikan sebagai obyek penelitian. Atau dengan kata lain semua siswa anak tunarungu di SDLBN Cerme menjadi subyek penelitian (subyek population). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel penegasan populasi dibawah ini.

TABEL 1 PENEGASAN POPULASI

Metode Pengumpulan DataPengumpulan data merupakan

aspek yang sangat penting dalam suatu penelitian karena dapat menentukan kwalitas hasil penelitian. Untuk itu perlu adanya metode-metode untuk mengumpulkan / memperoleh data.

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah metode tes sebagai metode pokok dan metode observasi sebagai alat bantu atau penunjang.

No.No.

IndukNama Siswa

Jenis Kelamin

Tanggal Lahir

1 129 Ade Wahyu Anggapratama

L Srby, 8 Juli 1996

2 138 Dwi Prasetyo L Grs, 20 April 1997

3 135 Farida Dwi Hardiyanti

P Grs, 27 Maret 1998

4 137 Hafizh Abdillah L Grs, 24 Juli 19965 133 Moch. Miftakhur

RozakL Grs, 22 April

19986 132 Yesie Dwi

AndriyaniP Grs, 25Mei 1998

Page 52: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

52Mudhofar, Permainan Putar Kata Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu di SDLB

Metode tesa. Pengertian tes.

"Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan alau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok" (Suharsini Arikunto, 1997 : 29)

Sedangkan menurut Depdikbud, Direktort Pendidikan Dasar dan Menengah dalam buku Petunjuk Pelaksanaan Penilaian di Sekolah Dasar menjelaskan : "Tes merupakan tehnik yang digunakan melaksanakan tes berupa pertanyaan yang harus dijawab, pertanyaan yang harus ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang di tes" (Depdikbud, Dikdasmen, 1996 : 7)

Pendapat lain yakni dan Tim Kampus IKIP Ketintang Surabaya mengatakan : "Tes adalah suatu tehnik atau cara dalam rangkah melaksanakan kegiatan evaluasi, yang didalamnya terdapat berbagai item atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh anak didik. Kemudian pekerjaan dan jawaban itu menghasilkan tentang perilaku anak didik tersebut." (IKIP Ketintang Surabaya, 1997 : 391)

Dari uraian pendapat yang telah dikemukakan diatas penulis simpulkan bahwa tes adalah suatu tehnik atau cara yang berupa serentetan pertanyaan dalam rangka melaksanakan kegiatan evaluasi yang harus dijawab oleh orang yang di tes atau anak didik yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Berdasarkan cara pelaksanaannya secara garis besar alat penilaian dengan tehnik tes dapat dikelompokan sebagai berikut :1) Tes tertulis

Merupakan alat penilaian yang penyajian maupun pengerjaannya dalam bentuk tertulis. Pengerjaan oleh siswa dapat berupa jawaban atas pertanyaan maupun tanggapan atau atas pertanyaan atau tugas yang diberikan.

2) Tes lisanMerupakan alat penilaian yang penyajiannya maupun pengerjaannya dalam bentuk lisan.

3) Tes perbuatanMerupakan alat penilaian yang penugasannya dapat disampaikan secara tertulis maupun lisan dan pengerjaannya dalam bentuk penampilan atau perbuatan.Metode tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes lisan Yaitu untuk mengetahui kemampuan belajar matematika secara lisan, melalui pretes dan post tes.

b. Alasan penggunaan tes1) Data bersifat obyektif karena

laligsung dan siswa.2) Pelaksanaan tes sederhana.3) Data mudah diperoleh.Menggunakan tes lisan karena anak tunarungu masih belum lancar dalam menulis.

c. Prosedur penggunaan tes1) Menyusun soal-soal tes.2) Membuat kunci jawaban.

Page 53: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

53Mudhofar, Permainan Putar Kata Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu di SDLB

3) Menennikan waktu tes yang tepat.4) Menilai hasil tes.5) Membuat label hasil tes.

d. Keuntungan metode tes lisan.1) Dapat melatih komunikasi secara

lisan.2) Memungkinkan memberikan

pertanyaan tambahan bila perlu.3) Data lebih cepat diperoleh.4) Mudah untuk memberikan

penilaian.5) Prosedur pelaksanaan sederhana.

e. Kelemahan metode tes lisan.1) Memakan banyak waktu, sebagai

alat untuk mengumpulkan data.2) Kurang efisien.3) Timbul sifat subyektif.

f. Pelaksanaan metode tes.1) Tes dilakukan sebelum dan sesudah

treatment. Tes sebelum treatment (perlakuan), digunakan untuk mengetahui Prestasi belajar Bahasa Indonesia sebelum diadakan permainan dan tes yang dilakukan sesudah treatment (perlakuan) untuk mengetahui prestasi belajar Bahasa Indonesia setelah diadakan permainan Putar Kata

2) Alat tes / instrumen tes.Memberikan soal sebanyak 10 soal isian

3) Cara menghitung skor.a) Jumlah benar isian diberi skor 100.

4) Cara memberikan nilai.

NA = Jumlah Skor Penilaian

Skor total x 100

Metode observasia. Pengertian

"Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan

pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis " (Suharsini Arikunto, 1997:27)." Observasi adalah suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya" (Slamet, 1999 : 93) Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa observasi adalah suatu tehnik yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap tingkah laku siswa secara teliti dan sistematis. Suharsini A membedakan observasi menunit cara dan tujuannya menjadi :1) Observasi partisipan

Yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi dalam pada itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati.

2) Observasi sistematikYaitu observasi dimana faktor-faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis, dan sudah diatur menurut kategorinya. Dalam observasi sistematik ini pengamat berada diluar kelompok.

3) Observasi eksperimentalYaitu observasi yang terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok. Dalam hal ini dapat mengendalikan unsur-unsur penting dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi dapat diatur sesuai dengan tujuan evaluasi. (Siiharsini A, 1997 : 28)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi partisipan, yaitu mengobservasi sikap dan kemampuan anak dalam belajar Bahasa Indonesia

Page 54: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

54Mudhofar, Permainan Putar Kata Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu di SDLB

b. Alasan penggunaan observasi.Alasan penulis menggunakan observasi adalah untuk mengetahui sikap responden dalam kegiatan belajar matematika.

c. Prosedtir penggunaan observasi.1) Menyusun instrumen observasi.2) Membuat perhitungan observasi.3) Menenlukan pelaksanaan observasi4) Memberi nilai.5) Membuat tabel hasil observasi.

d. Keuntungan metode observasi 1) Sebagai alat langsung yang dapat

memilih gejala, berbagai macam gejala

2) Data langsung diperoleh.3) Tidak memerlukan banyak biaya.

e. Kelemahan metode observasi.1) Banyak kejadian langsung yang

tidak dapat diobservasi, misalnya rahasia pribadi.

2) Dapat menimbulkan kesan yang menyenangkan atau sebaliknya.

3) Hasil observasi kadang dibuat-buat jika responden mengetahui bila diobservasi.

4) Tugas observer akan terganggu jika terjadi peristiwa takter duga.

f. Pelaksanaan metode observasi1) Sikap yang diobservasi.

a) kegiatan dalam permainan putar kata.

b) pengamatan proses membaca..c) pengamatan proses pereakapand) pengamatan nilai tugas

Skala penilaian :Sangat baik (A) = 8,5 sampai dengan 10Baik (B) = 7,0 sampai dengan 8,4Cukup (C) = 5,5 sampai dengan 6,9Klirang (D) = 4,0 sampai dengan 5,4Kurang sekali (E) = lebih kecil dan 4,0(Depdikbud, Ditjend Dikdasmen, 1996 : 10)

Tehnik Analisis Data1. Pengertian analisis data

"Menganalisis data merupakan suatu langkah yang sangat kritis dalam penelitian. Penelitian harus memastikan pola analisis mana yang akan digunakan apakah analisis statistik ataukah alisis non statistik " (Sumadi Suiyabrata ,1998 : 85)

Tehnik analisis data adalah : "Pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada, sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil " (Suharsini Arikunto, 1992 : 206)

Dari dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tehnik analisis data adalah suatu langkah yang akan digunakan dalam penelitian, apakah analisis statistik atau analisis non statistik sesuai dengan pendekatan atau disain yang diambil.

Dalam penelitian ini digunakan tehnik analisis data statistik non parametik dengan alasan jumlah sampel sedikit.

Dalam menganalisis data diawali dengan mengubah hipotesis kerja menjadi hipotesis nihil. Hipotesis nihil yang diajukan adalah :"Permainan Putar kata tidak dapat meningkatkan kemampuan belajar Bahasa Indonesia anak tunarungu di SDLBN Cerme"

2. Rumus yang digunakanDalam penelitian ini penulis menggunakan uji tanda (The sign test). Untuk pengujian hipotesis menggunakan rumus :

Z H = X− ¿❑¿

Page 55: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

55Mudhofar, Permainan Putar Kata Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu di SDLB

keterangan:X = tanda plus - 0,5(mean) = n.pp = propabilitas untuk memperoleh tanda ( + ), atau ( - ) = 0,5n = jumlah sampelStandartdeviasi = V n.p.qQ = 0,5Nilai kritis ( T- tabel ) untuk = 5%

Ho diterima bila Z H ,< (T. tabel )Ho ditolak bila Z H > (T. tabel )(Sansubar Saleh 1986 : 5)

ObservasiDalam penelitian menggunakan observasi partisipan tentang sikap dan kemampuan anak dalam belajar matematika.

a. Pengamatan bemiain alat peraga "putar kata'"Tabel 2

Pengamatan Bermain Mencocokan Gambar

No NamaAspek

Skor Keterangan1 2 3 4

123456

Ade Ani Amin Hafid IdaOsa

……...……...……...……...……...……...

……...……...……...……...……...……...

……...……...……...……...……...……...

……...……...……...……...……...……...

……...……...……...……...……...……...

Aspek : 1. Dapat memutar gambar2. Dapat memutar kata 3. dapat mencocokan kata dan gambar4. Dapat mengucapkannya

Berilahtanda (v) pada aspek yang muncul.Nilai 1 Tidak ada aspek yang muncul.

2 Bila 1 aspek muncul3 Bila 2 aspek muncul.4 Bila 3 aspek muncul.5 Bila 4 aspek muncul.

b. Pengamatan proses percakapanTabel 3

Pengamatan Proses Percakapan

No NamaAspek

Score Keterangan1 2 3 4

123456

Ade Ani Amin Hafid IdaOsa

……

……

……

……

……

……

…………

Aspek 1. Bercakap-cakap menggunakan 1 kalimat

sederhana2. Dapat menggunakan kalimat tanya siapa ?3. Menggunakan isyando4. Dapat didengar / bersuaraBerilah tanda (v) pada aspek yang muncul

Berilah tanda ( V ) pada aspek yang tampakPedoman penskoran:Score 1 Bila tidak dapat bercakap-cakap.

Page 56: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

56Mudhofar, Permainan Putar Kata Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu di SDLB

2 Bila 1 aspek muncul.3 Bila 2 aspek muncul4 Bila 3 aspek muncul5 Bila semua aspek muncul

c. Pengamatan proses membacaLembar penilaian tes lisan Bahasa Indonesia Kelas : D I Tunarungu Hari / Tanggal :

Tabel 4Pengamatan Proses Membaca

No Soal Ade Ani Amin Hafid Ida Osa12345678910

… suka bermain sepak bola… suka membaca buku… suka belajar berhitung… suka memancing ikan … suka menonton dora… suka naik dokarKakak suka menabung … suka naik sepeda… suka bermain layang-layang … suka berenang

Pedoman penilaian V diucapkan dengan benar nilai 10X diucapkam salah nilai 0

d. Penilaian Tugas / PerformanceTugas :Tempelkan gambar pada kolom tersedia !Tuliskan 2 jenis kegemaran yang kamu sukai pada kolom yang disediakan !Tanyakan pada orang tuamu !

Tabel 5Pengamatan Tugas

No NamaAspek

Score Keterangan1 2 3 4

123456

Ade Ani Amin Hafid IdaOsa

……

……

……

……

……

……

…………

Aspek 1. Menempel gambar2. Dapat menuliskan kalimat3. Gambar dan kata sesuai4. Rampang Berilah tanda (v) pada aspek yang muncul

JumlahScore 1 Bila tidak ada aspek yang muncul.

2 Bila 1 aspek muncul.3 Bila 2 aspek tampak4 Bila 3 aspek tampak

Page 57: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

57Mudhofar, Permainan Putar Kata Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu di SDLB

5 Bila 4 aspek tampaka. Penilaian Formulir

1) Bentuk penilaian adalah isian singkat

2) Jumlah soal 103) Nilai maksimal 100

1 soal dijawab benar nilai 10, bila salah 0

4) Kunci jawaban :No Jawaban12345678910

Ade suka bermain sepak bolaAni suka membaca bukuIda suka belajar berhitungOsa suka memancing ikan Ani suka menonton doraIdasuka naik dokarKakak suka menabung Ade suka naik sepedaHafid suka bermain layang-layang Amin suka berenang

b. Penilaian harian 1) Menulis tegak bersambung

Penilaian Menulis Tegak Bersambung

No NamaAspek

Score Nilai 1 2 3 4

123456

Ade Ani Amin Hafid IdaOsa

(v) berilah tanda cek pada kolom aspek yang muncul / tampak skala score 1 Bila aspek tidak ada yang tampak2 Bila 1 aspek muncul.3 Bila 2 aspek tampak4 Bila 3 aspek tampak5 Bila semua aspek tampak

Aspek 1. Menulis rapi sesuai garis 2. Menulis dengan bersih tidak banyak dihapus3. Tulisan dapat dibaca

4. Menulis rampung atau selesai

Laporan Empiris dan AnalisisPenelitian merupakan kegiatan

sistematis, berencana dan ilmiah. Sistematis yang artinya bahwa kegialan ini dilaksanakan menurut pola tertentu dan hal yang paling sederhana sampai hal yang paling sulit demi tercapainya tujuan secara efektif dan efisien. Berencana memberi pengertian bahwa sengaja dilakukan dan sudah dipikirkan langkah-langkah pelaksanaannya. Sedangkan iimiah artinya kegiatan ini mulai awal sampai akhir harus mengikuti cara-cara yang sudah ditentukan sesuai dengan prinsip-prinsip memperoleh ilmu pengetahuan.

Setiap kegiatan yang dilakukan selalu berkaitan antara satu dengan lainnya dan saling mendukung. Kesalahan yang dilakukan di satu tahap kegiatan akan mengakibatkan salah pada keseluruhan kegiatan penelitian. Untuk itu diperlukan suatu perencanaan yang matang dan pelaksanaannya yang tepat, serta berupaya menghindari kesalahan yang kecil.

Beberapa hal yang akan penulis kemukakan pada bab ini adalah sebagai berikut:A. Tahap Persiapan.B. Tahap Pelaksanaan.C. Tahap Pengelolaan Data.D. Tahap Analisis Data

Tahap PersiapanYang dimaksud persiapan penelitian

adalah persiapan yang dilakukan sebelum penulis terjun mengadakan penelitian. Tujuan dan persiapan ini adalah agar dalam melaksanakan penclitian tidak banyak mengalami kesulitan, bahkan

Page 58: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

58Mudhofar, Permainan Putar Kata Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu di SDLB

mempermudah sehingga memperoleh kesuksesan.Persiapan-persipan tersebut adalah:1. Persiapan administratife

Hal-hal yang diperlukan adalah :a. Memenuhi persyaratan mengikuti

penelitian.b. Mengikuti persyaratan bimbingan.c. Setelah memenuhi persyaratan

penulis mendaftarkan din mengikuti bimbingan proposal.

d. Mendapatkan surat ijin dan kartu bimbingan proposal serta dosen pembimbing.

2. Persiapan Teknik Edukatifa. Mengidentifikasi masalah dan judul

penelitian dengan bimbingan dosen pembimbing.

b. Membuat Matrik penelitian c. Membuat proposal penelitian d. Membuat instrument penelitian/

alat observasi. e. Mendapatkan surat tugas praktek

mengajar dan sural ijin mengadakan penelitian.

Tahap Pelaksanaan1. Pengujian Instrumen penelitian

Seijin Kepala sekolah penulis melakukan uji coba instrumen penelitian baik observasi maupun test. Uji coba ini dijadikan dasar untuk penyempurnaan instrument.

2. Pelaksanaan pengumpulan data / penerapan instrument.a. Penulis mengumpulkan data

tentang nilai test bahasa Indonesia.b. Melaksanakan observasi tentang

proses belajar mengajar dengan permainan.

c. Mengumpulkan instrument dan hasil test.

d. Memasukkan nilai lest maupun nilai observasi kedalam table.

3. Tabulasi dataData yang terkumpul digunakan

untuk mengetahui hasil selama pelaksanaan

penelitian berlangsung. Daftar nama siswa disajikan dalam bentuk tabulasi sebagai berikut:

TABEL 6Daftar Nama Siswa Tunarungu

SDLB Negeri Cerme GresikNo Nama Jenis

Kelamin Inisial

1 Ade Wahyu Anggapratama L Ade2 Dwi Prasetyo L Ani3 Farida Dwi Hardiyanti P Ida 4 Hafizh Abdillah L Hafid5 Moch. Miftakhur Rozak L Osa 6 Yesie Dwi Andriyani P Ani

Jumlah 4 2

Penilaian Poroses Belajar Mengajar Pengamatan Bermain “putar kata”

TABEL 7HASIL PENGAMATAN BERMAIN

PUTAR KATA

No NamaAspek

Skor Nilai 1 2 3 4

123456

Ade Ani Amin Hafid IdaOsa

xx

554455

1001008080

100100

Pengamatan Proses Membaca TABEL 8

HASIL PENGAMATAN PROSES MEMBACA

No Soal Ade Ani Amin Hafid Ida Osa123456789

… suka bermain sepak bola… suka membaca buku… suka belajar berhitung… suka memancing ikan … suka menonton dora… suka naik dokarKakak suka menabung … suka naik sepeda… suka bermain layang-

xxx

x

x

Page 59: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

59Mudhofar, Permainan Putar Kata Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu di SDLB

10 layang … suka berenang

Nilai 100 100 70 90 100 90

Penilaian tugas di rumah

Tabel 9Hasil Pengamatan Tugas

No NamaAspek Scor

e% Keterangan

1 2 3 4123456

AdeAni

AminHafidIdaOsa

555555

100100100100100100

Aspek 1. Menempel gambar2. Dapat menuliskan kalimat3. Gambar dan kata sesuai4. Rampang Berilah tanda (v) pada aspek yang muncul

Tabel 10Penilaian Proses KBM

No NamaAspek

Tugas Jml Rata-rata 1 2 3

123456

Ade Ani Amin Hafid IdaOsa

1001008080100100

100100709010090

1001008080

100100

100100100100100100

400400330350400390

10010082,587,510097,5

Keterangan Aspek 1 = Proses bermain putar kata / kalimat Aspek 2 = Proses membacaAspek 3 = Proses percakapan sederhana

Penilaian Hasil BelajarTABEL 11

PENILAIAN HASIL

No NamaTest

menulis

Test Formatif

Rata-rata

123456

Ade Ani Amin Hafid IdaOsa

80801008010080

1009510080100100

8087,501008010090

Prestasi Belajar siswa TABEL 12

PRESTASI BELAJAR SISWA

No NamaNilai

JmlRata-rataProses Hasil

123456

Ade Ani Amin Hafid IdaOsa

10010082.587.510097.5

8087.501008010090

180187.5

0182,5167,5200

187,50

9093,7591,2583,75100

93,75

Tabel 13Penyajian Data Dan Hasil Penelitian

Dengan Mengadakan Pretest dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

No NamaPre-test

Prestasi Belajar

Kete-rangan

123456

Ade Ani Amin Hafid IdaOsa

607060708070

9093,7591,2583,75100

93,75

Tahap Pengelolaan DataPengelolaan data merupakan

pekerjaan penelitian yang memerlukan ketelitian dan kecermatan karena sedikit saja kekeliruan akan merubah hasil penelitian sehingga salah dalam menarik kesimpulan nantinya. Teknik analisis data berkaitan dengan variabel penelitian, metode dan tujuan yang diinginkan.

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis data statistik non parametrik. Hal ini dikarenakan subyek penelitian tidak dapat memenuhi azas kenormalan dan distribusi bebas dan populasi tidak terpenuhi yaitu

Page 60: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

60Mudhofar, Permainan Putar Kata Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu di SDLB

jumlah siswa 6. Untuk itu dipilih menggunakan statistik non parametrik.

Rumus yang digunakan adalah uji Tanda (The sign test). Menurut Sansubar saleh (1986 : 5).Rumus uji Tanda :

Zh = X− ¿❑¿

Dalam menganalisis data ini diawali dengan mengubah hipotesis kerja menjadi hipotesis nihil. Hipotesis nihil yang diajukan adalah : "Permainan Pular Kata tidak dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa tunarungu di SDLB Negeri Cerme Gresik".

Setelah menyusun data-data dalam bentuk tabel, kemudian memasukkan data kedalam rumusLangkah-langkah penerapan rumus1. Mempersiapkan tabel kerja nilai pretest

dan post test mata pelajaran matematikaTABEL 14HASIL PRETEST DAN POST TEST MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 2005 / 2006

No NamaNilai

Perubahan TandaPre-

test Post test

123456

Ade Ani Amin Hafid IdaOsa

607060708070

9093,7591,2583,75100

93,75

++++++

2. Mencari XHasil perhitungan diperoleh perubahan Tanda ( + ) berjumlah 6, maka besarnya x adalah X = Tanda plus – 0,5

= 6 – 0,5= 5,5

3. Mencari dan = mean = n.pn = jumlah popualasi p = propabilitas untuk memperoleh (+) dan ( - ) = n.p

= 6 x 0,5= 3

= Standart deviasi = V n.p.q q = 1-0,5 = V n.p.q

= V 6 x 0,5 x 0,5= V 1,5

= 1,224. Memasukkan kedalam rumus uji tanda

(teha sign test)

Zh = X− ¿❑¿

= 5,5−31,22

= 2,551,22

= 2,055. Dengan nilai kritis 5 % untuk sample 6

maka nilai kritis z tabel - 1,64 Hal ini berarti bahwa Ho diterima jika Zh lebih kecil atau = 1,64 dan Ho ditolak jika Zh lebih besar dari pada 1,64. Hasil perhitungan yang diperoleh dengan menggiinakan rumus uji Tanda adalah Zh = 2,05. Dengan demikian dapal dikatakan bahwa Zh lebih besar daripada Zh tabel atau 2,05 > 1,64

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka berdasarkan hasil analisis Zh lebih besar daripada Z kritis (tabel), maka hipotesis mhil (Ho) ditolak dan hipotesis kerja (Ha) diterima.

Analisis DataDalam suatu penelitian diadakan

pengujian hipotesis, sebab hipotesis hanya

Page 61: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

61Mudhofar, Permainan Putar Kata Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu di SDLB

bersifat dugaan yang belum dapat dipastikan. Kebenarannya perlu diuji terlebih dahulu apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak.

Dengan mengambil taraf signifikan 5 % dari 6 (enam) responden penelitian didapat nilai kritis atau z tabel 1,64. Dari hasil analisis data didapat Z hitung (Z H) sebesar 2,05. Dengan Demikian maka dapat dikatakan bahwa hipotesis nihil (Ho) ditolak dan Hipotesis kerja (Ha) diterima.

Dengan penolakan hipotesis nihil, maa berarti hipotesis kerja yang berbunyi : “Permainan Putar Kata dapat meningkatkan prestasi belajar bahasa Indonesia siswa tunarungu di SDLB Negeri Cerme Gresik” diterima.

Tabel 15Data Nilai Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Tunarungu Sdlb Negeri Cerme Gresik

Tahun Pelajaran 2005 / 2006

No NamaPrestasi Belajar

Siswa Kete-

rangan 123456

Ade Ani Amin Hafid IdaOsa

9093,7591,2583,75100

93,75Dengan kreteria penilaian sebagai berikut :10 : Istimewa 9 : Baik sekali 8 : Baik 7 : Lebih dari cukup6 : Cukup 5 : hampir cukup4 : kurang 3 : Kurang sekali 2 : Buruk 1 : Buruk sekaliMaka akan didapatkan :

1. Siswa yang tergolong kategori istimewu dengun nilai 10 adalah :

16x 100% = 16,67%

2. Siswa yang tergolong kategori Baik sekali dengan nilai 90 adalah :146 x 100% = 66,67%

3. Siswa yang tergolong kategori Baik dengan nilai 8 adalah :16x 100% = 16,66%

Kriteria yang terpenuhi untuk kategori :- Istimewa ada 1 siswa.- Baik Sekali ada 4 siswa.- Baik ada 1 siswa.

Diskusi / PembahasanMetode Pennaianan akan

memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih jelas lebih dimengerti dan dipahami siswa, yang biasanya disajikan dengan mempergunakan peralatan. Yang mana peralatan itu dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lebih konkrit, memotivasi serta mempertinggi daya serap dan daya ingat siswa dalam belajar.

Bagi anak tunarungu yang mempunyai keterbatasan dalam segi perbendaharaan Kata serta taraf berpikir yang terbatas penggunaan metode permainan perlu diberikan. Seperti yang dikemukakan oleh Azhar Arsyad dalam buku. Media Pembelajaran adalah bahwa :Urut-urutan media penyampaian dan yang konkrit sampai abstrak itu tidak berarti proses belajar dan interaksi mengajar belajar harus selalu dimulai dan pengalaman langsung (konkrit), tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang

Page 62: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

62Mudhofar, Permainan Putar Kata Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu di SDLB

paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajarnya.(A .Arsyad ,2003 : 10)

Begitu juga dalam pengajaran Bahasa Indonesia agar anak tunarungu dapat menerima pelajaran dengan jelas perlu diberikan media pembelajaran yang bersifat konkret. Seperti yang dinyatakan dalam salah satu prinsip pengajaran yaitu :"Siswa dapat memahami konsep-konsep dengan baik jika pengajaran mulai dari yang konkret ke abstrak". (M. Abdurrahman, 1998 : 238).

Berdasarkan penelitian yang penulis laksanakan dan teori-teori yang mendukung jelaslah bahwa penggunaan permainan mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar Bahasa Indonesia.

SIMPULAN DAN SARANSimpulan

Berdasarkan hasil penelitian sampai pada analisa data menunjukkan bahwa : 1. Pada SDLB Negeri Cerme Gresik

bentuk metode pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaian Bahasa Indonesia adalah permainan.

2. Dari data yang diperoleh dalam penelitian dan hasil tes temyata prestasi belajar Bahasa Indonesia anak tunarungu SDLB Negeri Cerme, sesudah dipengaruhi metode permainan adalah baik.

3. Penggunaan metode permainan putar kata temyata berpengaruh terhadap pengetahuan dan keterampilan utamanya prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa tunarungu di SDLB Negeri Cerme, Gresik.

Dalam hal ini peneliti menghitung dengan menggunakan statistik dengan metode tes dengan memakai rumus uji tanda dan dapat ditarik kesimpulan :"Permainan putar kata dapat meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia siswa D I Tunarungu"Dengan demikian dapat diketahui bahwa penggunaan metode permainan Putar kata akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dan analisa data dapat dibuktikan bahwa nilai ZH lebih besar dari 1,64, berarti dinyatakan bahwa terdapat pengaruh antara metode permainan terhadap prestasi Belajar Bahasa Indonesia siswa tunarungu di SDLB Negeri Cerme Kab. Gresik.

SaranDari hasil penelitian yang telah

dilaksanakan bahwa ada pengaruh penggunaan metode pembelajaran bermain putar kata terhadap prestasi belajar bahasa Indonesia siswa tunarungu di SDLB Negeri Cerme, maka penulis menyarankan sebagai berikut:1. Guru

a. Guru hendaknya memberi dukungan dan motivasi yang baik agar siswa senang dalam belajar.

b. Guru hendaknya selalu menggunakan metode pembelajaran yang tepat untuk memudahkan pemahaman materi pelajaran.

c. Guru hendaknya dapat menggunakan metode pembelajaran yang membuat Pengajaran Aktif Kreatif Efisien dan Menyenangkan.

Page 63: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

63Mudhofar, Permainan Putar Kata Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu di SDLB

d. Guru hendaknya memberikan bimbingan untuk meningkatkan Prestasi Belajar siswa

2. Orang tua.a. Orang tua hendaknya ikut

melalukan bimbingan belajar Bahasa pada anak di rumah.

b. Orang tua hendaknya memotivasi anak dan melaksanakan saran guru dalam meningkatkan prestasi belajar anak.

c. Orang tua hendaknya ikut memberikan pengalaman dan latihan-latihan pembelajaran dengan benda nyata daiam kegiatan sehari-hari

d. Siswa hendaknya selalu disiplin dan aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

e. Siswa hendaknya selalu memperhatikan dan melaksanakan bimbingan yang diberikan guru dan orang tua.

DAFTAR PUSTAKAArbi, Sultan Zanti dan Syaniar Syahrun.

1992/1993. Dasar-dasar Kependidikan : Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktur Jendral Pendidikan Tinggi.

Arikurnto. Suharsini. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakleic :

Jakarta, Rineka Cipta-

Arikunto, Suharsini. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek : Jakarta, Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran : Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Rl 1985. Kamus Besar Bahasa Indonesia: Jakarta, Bumi Aksara

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Rl 1997. Kurikulum Pendidikan l.uar Biasa, GBPP Bahasa Indonesia SDLB Tunarungu : Jakarta.

Harjanto. 1996. Perencanaan Pengajaran : Jakarta, Rineka Cipta.

lbnu, Hajar. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan: Jakarta. Grafindo Persada.

lbrahim, R dan Nana Syaodih. 1991/1992. Perencanaan Pengajaran : Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Jahya Umar, (2002) Pengantar Penilaian Pendidikan, Depdiknas, Jakarta

Mayke,S. Tedjasaputra (2001) Bermain, Mainan dan Permainan untuk Pendidikan Usia Dini, Jakarta, Grasindo.

Mufti Salim, Pendidikan Anak Tunarungu, 1985 Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Mulyono. Abdurrahman.1996. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Nazir, Moll. 1988. Metode Penelilian. Jakarta, Ghalia Indonesia.

Poerwodanninto. WJS. 2002. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta. PN Balai Pustaka.

Page 64: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

64Mudhofar, Permainan Putar Kata Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu di SDLB

Purwanto. Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan: Bandung, Psikologi Pendidikan: Bandung, Remaja Rusda Karya.

Saleh, Sansubar. 1986. Statistik Non Paramedik : Yogyakarta, BPFE.

Sudjana. 1992. Metode Statistik : Bandung. Tarsito.

Sunarto. 1997. Masalah Hipotesis dan Variabel : Surabaya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Suryabrata, Slimadi. 1998. Metodologi Penelitian : Jakarta. PT Raja Grafindo Persada

Page 65: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

PENGARUH LINGKUNGAN MASYARAKAT TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI MADARASAH IBTIDAIYAH

Sri Sundari

Abstrak, Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku siswa, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat, termasuk didalamnya adalah belajar. Terhadap faktor lingkungan ini ada pula yang menyebutnya sebagai empirik yang berarti pengalaman, karena dengan lingkungan itu siswa mulai mengalami dan mengecap alam sekitarnya. Manusia tidak bisa melepaskan diri secara mutlak dari pengaruh lingkungan itu, karena lingkungan itu senantiasa tersedia di sekitarnya.

Sejauh mana Pengaruh lingkungan itu bagi diri siswa, dapat kita ikuti pada uraian di bawah ini:

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan inti, yaitu yang terdiri dari dua orang tua atau lebih yang mempunyai ikatan darah. Lingkungan masyarakat adalah orang yang berada di lingkungan sekitar sekolah, atau lingkungan pergaulan anak, biasanya adalah teman sebaya atau orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses dan hasil belajar

Selama ini masyarakat menganggap bahwa tanggung jawab pendidikan sepenuhnya ditangan lembaga pendidikan yang bersangkutan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa: Pengaruh lingkungan manyarakat terhadap prestasi belajar sangat besar dalam membentuk dan menentukan perilaku siswa.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Lingkungan Masyarakat Terhadap Prestasi Belajar Siswa di MI AI-Khoiriyah I Dalegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode angkat dan dokumentasi. Sedangkan analisis datanya menggunakan metode analisis statistik korelasi produck moment.

Hasil penelitian menunjukan bahwa lingkungan mempunyai pengaruh sangat besar terhadap prestasi siswa. Dengan demikian dapat disarankan, pertama keluarga dalam hal ini kedua orang tua adalah meyakinkan fungsi keluarga mereka benar-benar aman nyaman bagi anak-anak mereka. Kedua tugas masyarakat adalah bagaimana menjadikan dirinya bagian dari lembaga pendidikan sehingga aman bagi generasi mereka sendiri.

PENDAHULUANLatar Belakang Masalah

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-undang Rl No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab I Pasal 1 No. 1, yang berbunyi :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Sri Sundari Adalah Dosen Tetap FKIP Universitas Gresik 65

Page 66: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

66 Sri Sundari,Pengaruh Lingkungan Masyarakat Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sebegitu jauh tujuan pendidikan tersebut, maka secara umum siswa dilatih untuk terampil mengembangkan penalaran, terutama dalam ilmu pengetahuan.

Lingkungan mempunyai pengaruh sangat besar dalam membentuk dan menentukan perubahan sikap dan perilaku seseorang , terutama pada generasi muda pada umumnya dan siswa kususnya. Anak merupakan anugerah, karunia dan nikmat Allah yang terbesar yang harus di pelihara sehingga tidak terpengaruh dengan lingkungan. Oleh karena itu, sebagai orang tua, wajib untuk membimbing dan mendidik sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasulnya, dan menjauhkan anak-anak dan pengaruh buruk lingkungan dan pergaulan. Wajib mencarikan lingkungan yang bagus untuk kegiatan belajar.

Keluarga adalah lingkungan pertama dan mempunyai peranan penting dan pengaruh yang besar dalam pendidikan anak, karena keluarga merupakan tempat pertama kali bagi tumbuh kembangnya anak, baik jasmani maupun rohani, keluarga sangat berpengaruh dalam membentuk aqidah, mental spiritual dan kepribadian serta pola pikir anak. Yang kita tanamkan pada masa-masa tersebut akan terus membekas pada jiwa anak dan tidak mudah hilang atau berubah sesudahnya.

Lingkungan Masyarakat adalah adalah orang yang berada di lingkungan sekitar sekolah, atau lingkungan pergaulan anak, biasanya adalah teman sebaya atau

orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.

Hubungan antara sekolah orang tua, dan masyarakat merupakan satu faktor dalam mewujudkan sekolah efektif, upaya ini terlaksana apabila mendapat dukungan secara intensif dan orang tua, sekolah, masyarakat. Untuk mencapai kondisi semacam ini sekolah perlu menata hubungan antara sekolah, orang tua dan masyarakat sekitar sekolah. Tata hubungan sekolah dengan orang tua dan masyarakat pada dasarnya diarahkan untuk mendukung terciptanya suasana yang kondusif bagi pembelajaran siswa, dan mengembangkan kepribadian dan budi pekerti siswa baik disekolah, dirumah maupun di lingkungan masyarakat.

Prestasi belajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum kita yang diukur oleh IQ, IQ yang tinggi meramalkan sukses terhadap prestasi belajar. Namun IQ yang tinggi ternyata tidak menjamin sukses di masyarakat. Winkel : 1987 menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa. Penilaian yang dimaksud adalah penilaian yang dilakukan untuk menentukan seberapa jauh proses belajar dan hasil belajar siswa telah sesuai dengan tujuan instruksional yang sudah di tetapkan.

Rumusan MasalahBerpijak dari latar belakang

masalah di atas, selanjutnya dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut;1. Adakah hubungan lingkungan dapat

mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa di MI Al Khoiriyah I Dalegan Panceng Gresik?

Page 67: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

67 Sri Sundari,Pengaruh Lingkungan Masyarakat Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah

2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa?

Tujuan PenelitianAdapun tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh lingkungan terhadap prestasi belajar siswa di MI Al Khoiriyah I Dalegan Panceng Gresik.

Manfaat PenelitianPenelitian ini dilakukan dengan harapan agar bermanfaat:1. Untuk peneliti adalah dapat menambah

pengalaman dan pengetahuan. 2. Untuk pengembangan ilmu pendidikan,

khususnya pengembangan wawasan tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar.

3. Untuk lembaga, sebagai saran atau masukan untuk memecahkan masalah dalam upaya peningkatan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan yang sesuai dengan managemen berbasis sekolah.

Definisi Operasional1. Lingkungan keluarga adalah :

merupakan lingkungan inti, yaitu yang terdiri dan dua orang tua atau lebih yang mempunyai ikatan darah.

2. Lingkungan masyarakat adalah : orang yang berada di lingkungan sekitar sekolah, atau lingkungan pergaulan anak, biasanya adalah teman sebaya atau orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.

3. Prestasi menurut Muray dalam Beck (1990 : 290) mendefinisikan prestasi sebagai berikut:"To overcome obstacle, to exercise power, to strive to do something

difficult as well and as quickly as possible ""Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin".

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Subarsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.

4. Belajar adalah : Ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi tentang belajar. Cronbach, Harold Spears dan Geoch dalam Sardiman A.M (2005:20) sebagai berikut:1) Cronbach memberikan definisi :

"Learning is shown by a change in behavior as a result of experience". Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman".

2) Harold Spears memberikan batasan:"Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction".

Page 68: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

68 Sri Sundari,Pengaruh Lingkungan Masyarakat Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah

Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan.

3) Geoch, mengatakan:"Learning is a change in performance as a result of practice". Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek. Dari ketiga definisi diatas dapat

disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan. Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang dilakukan oleh seorang individu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu dan lingkungan.

Fontana seperti yang dikutip oleh Udin S. Winataputra (1995:2) dikemukakan bahwa learning (belajar) mengandung pengertian proses perubahan yang relative tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Slameto (2003:2) yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Selaras dengan pendapat-pendapat di atas, Thursan Hakim (2000:1)

mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dll. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar.

Fontana seperti yang dikutip oleh Udin S. Winataputra (1995:2) dikemukakan bahwa learning (belajar) mengandung pengertian proses perubahan yang relative tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dan pengalaman. Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Slameto (2003:2) yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal dalam kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan,

Page 69: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

69 Sri Sundari,Pengaruh Lingkungan Masyarakat Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah

keterampilan, kemapuan dan sebaginya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang memadai.

Adapaun Prestasi Belajar dapat diartikan, hasil penilian pendidik terhadap proses hasil anak didiknya.

HipotesisHipotesis adalah pemyataan yang

masih lemah tingkat kebenarannya sehingga masih harus diuji dengan teknik tertentu. (Prof .Dr. Murdilarto, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta)

Hipotesis sebenarnya sudah dapat dibaca, dari rumusan masalah, tujuan penelitian maka berdasarkan rumusan masalah maka dalam penelitian ini hipotesis yang di ajukan adalah ;

Hipotesis Nihil/nol (Ho)Yaitu hipotesi yang menyatakan

tidak adanya hubungan antara dua variabel, (lingkungan masyarakat dengan prestasi belajar siswa di MI Al Khoiriyah I Dalegan Panceng Gresik)

Hipotesis kerja/alternatif (Ha/Hi)Yaitu hipotesis yang menyatakan

adanya hubungan antara dua variabel, (lingkungan masyarakat dengan prestasi belajar siswa di MI Al Khoiriyah I Dalegan Panceng Gresik)

METODOLOGI PENELITIANPendekatan Metodologi

Menurut J.C. Alamack, metode ilmiah adalah cara-cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran atau cara-cara ilmiah untuk mencapai

kebenaran ilmiah guna memecahkan suatu masalah. Penggunaan metodologi yang tepat menghindari pemecahan masalah yang spektakulatif, trial dan eror dan dapat meningkatkan obyektivitas dalam menggali kebenaran ilmu.

Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif.

Dalam penelitian penulis menggunakan pendekatan metodologi korelasi, yaitu untuk menemukan hubungan antar variabel (Widodo dan Mukhtar, 2005: 17).

Jenis dan SumberJenis Data

Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif.

Sumber DataData yang diperlukan dalam

penelitian ini adalah data yang bersumber dari internal lembaga yang menjadi obyek penelitian. Dalam kaitannya hal ini adalah MI Al Khoiriyah I Dalegan Panceng Gresik.

Populasi dan Sampel Populasi

Yang dimaksud dengan populasi adalah sejumlah obyek yang akan diperlukan dalam penelitian a. Besarnya Populasi

Besarnya populasi dalam penelitian ini adalah seluruh individu yang menjadi pusat penelitian, yaitu semua unsur yang terdapat dalam MI Al Khoiriyah I Delegan, termasuk kepala sekolah, guru, karyawan dan siswa yang berjumlah 92 dan tersebar di 6 kelas.

Page 70: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

70 Sri Sundari,Pengaruh Lingkungan Masyarakat Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah

Tabel 3.1Tabulasi Jumlah Guru, Staf, Karyawan, dan Siswa Mi Al Khoiriyah I Dalegan

No Sub Populasi Jumlah 1 Kepala sekolah 12 Guru 10

Staf / karyawan -Kelas a. Kelas I b. Kelas IIc. Kelas IIId. Kelas IVe. Kelas Vf. Kelas VI

131513121315

Jumlah 92

b. Sifat Populasi Sifat populasi dalam penelitian ini adalah homogen karena yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah murid dan seluruh guru.

SampelJika kita meneliti sebagian dari

populasi, maka penelitian tersebut dinamakan penelitian sampel. Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dan dapat dipakai sebagai obyek penelitian. (Suharsimi Arikunto, 1996: 104). Dengan demikian maka penentuan subyek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:a. Dari populasi MI Al Khoiriyah I

Dalegan Panceng yang berjumlah 92, dengan subyek tiap-tiap sub populasi sebesar 81 siswa, 1 kepala sekolah dan 10 orang guru.

b. Dalam penelitian ini yang dijadikan subyek adalah 10 siswa dan 10 guru MI Al Khoiriyah I Dalegan Panceng Kabupaten Gresik.

Teknik Pengumpulan DataUntuk mempermudah dalam

pelaksanaan pengumpulan data kami menggunakan metode angket sebagai metode utama, observasi dan dokumen sebagai data pelengkap yang bersifat primer dan sekunder. Metode angket dipergunakan dengan maksud untuk memperoleh data tentang fakta atau kenyataan yang berkenan dengan masalah yang diteliti.

Adapun indikator variabelnya yaitu:1. Variabel independent Lingkungan

Masyarakat (X) indikatornya:a. Mematuhi tata tertib b. Kemampuan bertanggungjawab c. Kemampuan menyesuaikan diri

dengan lingkungan d. Kemampuan menghadapi pengaruh

dari lingkungan e. Kemampuan melaksanakan tugas-

tugas dalam lingkungan masyarakat.

2. Variabel dependent Prestasi Belajar Siswa (Y) indikatornya:a. Kedisiplinan siswab. Nilai belajar yang peroleh siswac. Keaktifan dalam mengikuti

kegiatan belajard. Kemandirian siswa

Dalam perkembangannya, metode ini digunakan sebagai pengumpulan data yang berhubungan dengan masalah penelitian, yaitu efektivitas pembiayaan pendidikan dan prestasi belajar. Berkaitan dengan hal itu, maka dalam pernyataan dan daftar angket dibagi menjadi 2 (dua) variabel yaitu:a. Variabel X, yaitu Lingkungan

Masyarakat

Page 71: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

71 Sri Sundari,Pengaruh Lingkungan Masyarakat Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah

b. Variabel Y, yaitu Prestasi Belajar Siswa.

Dari kedua variabel tersebut, ditentukan setiap variabel mencakup 10 pertanyaan, terdiri dari 4 (empat) pilihan dengan bentuk multiple choice atau dengan kata lain responden memilih salah satu jawaban yang telah ditentukan. Sedangkan kriteria penelitian angket yang telah dijawab responden berdasarkan ketentuan sebagai berikut:a. Untuk responden yang menjawab a,

diberi nilai 4b. Untuk responden yang menjawab b,

diberi nilai 3c. Untuk responden yang menjawab c,

diberi nilai 2d. Untuk responden yang menjawab d,

diberi nilai 1

Teknik Analisa DataAnalisa ini menggunakan metode

penelitian korelasi, yaitu untuk mengetahui hubungan antar variabel. Sedangkan pendekatan analisa menggunakan pendekatan kuantitatif yang dipadukan dengan kajian kualitatif secara mendalam, dengan menggunakan teknik statistik "Product Moment" dengan rumus:

rxy = ∑ xy√¿¿¿

Keterangan:r : koefisiensi korelasi variabel X dengan variabel Y.XY : perkalian variabel X dengan variabel Y.X2 : nilai kuadrat variabel XY2 : nilai kuadrat variabel Y.

(Sutrisno Hadi, 1978:260)

HASIL PENELITIANPenyajian Data

Pada penyajian data ini penulis akan mengajukan beberapa data umum tentang keadaan sekolah baik jumlah siswa, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana maupun data-data lain yang mendukung hasil penelitian. Agar tidak mengurangi makna dan isi penelitian, maka data-data tersebut di atas dapat dilihat pada tabel-tabel selanjutnya.

Sedangkan untuk data-data khusus yang berhubungan dengan data yang akan dianalisis secara statistik, akan penulis paparkan satu per satu beserta teknik perhitungannya.

Pengolahan DataDalam pengolahan data ini,

sebelumnya penulis akan menyajikan data-data dalam bentuk tabel antara variabel X (Lingkungan masyarakat) dan variabel Y (Prestasi Belajar Siswa).

Berikut kami sajikan data tentang hasil angket, baik variabel X maupun variabel Y.

Tabulasi Hasil Angket Variabel X(Lingkungan Masyarakat)

No Resp

Option Item Jumlah

JmlA B C D

01 12 12 4 - 10 28

02 20 12 - 5 10 37

03 8 15 2 1 10 26

04 16 12 4 - 10 32

05 12 9 8 4 10 33

06 12 12 - 2 10 26

07 16 15 6 - 10 38

08 8 12 4 7 10 31

09 12 18 2 - 10 32

Page 72: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

72 Sri Sundari,Pengaruh Lingkungan Masyarakat Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah

No Resp

Option Item Jumlah

JmlA B C D

10 12 9 4 5 10 30

Tabulasi Hasil Angket Variabel(Prestasi Belajar Siswa)

No Resp

Option Item Jumlah

JmlA B C D

01 16 9 4 - 10 29

02 12 12 2 2 10 28

03 12 12 6 - 10 30

04 8 6 8 12 10 34

05 20 9 6 3 10 37

06 12 9 8 4 10 33

07 16 9 6 6 10 37

08 4 6 10 9 10 29

09 16 12 4 - 10 32

10 8 12 4 7 10 31

Tabulasi Hasil Angket Antara Variabel X dan Variavel Y

No Resp.

X Y X2 Y2 XY

01 28 29 784 841 812

02 37 28 1369 784 1036

03 26 30 676 900 780

04 32 34 1024 1156 1088

05 33 37 1089 1369 1221

06 26 33 676 1089 858

07 38 37 1444 1369 1406

08 31 29 961 841 899

09 32 32 1024 1024 1024

10 30 31 900 961 930

Jml 313 320 9947 10334 10054

Analisa Data Dari hasil angket masing-masing

variabel penulis masukkan ke dalam rumus teknik analisa datanya, yaitu dengan menggunakan rumus teknik analisa data korelasi product moment.

rxy = ∑ xy√¿¿¿

rxy = 10054

√( 9947 )(10334)

rxy = 10054

√102792298

rxy = 0,992

Tabel koefisien KorelasiInterval Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat kecil0,20 – 0,339 Kecil0,40 – 0,599 Sedang0,60 – 0,799 Besar0,80 – 1,00 Sangat besar

Apakah koefisien korelasi hasil perhitungan r hitung tersebut signifikan atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan r tabel dengan tabel kesalahan tertentu.

Jika r hitung dibandingkan dengan r tabel dengan taraf kesalahan 1 % atau tingkat kepercayaannya 90 % dengan N = 10, maka harga r tabel adalah sebesar 0,401. Dengan demikian bahwa r hitung (0,992) > dari r tabel (0,401), ini berarti bahwa hipotesa kerja (Hi/Ha) yang diajukan yaitu : “Ada Pengaruh Lingkungan Masyarakat Terhadap Prestasi Belajar Siswa MI Al Khoiriyah I Dalegan Panceng Gresik”, dinyatakan diterima, dan dipotesis nihil (Ho) yang berbunyi : “Tidak Ada Pengaruh Lingkungan Masyarakat Terhadap Prestasi Belajar Siswa Mi Al Khoiriyah I Delegan Panceng Gresik”, dinyatakan ditolak. Hal ini berdasarkan pada kriteria uji hipotesis dimana : “Apabila r hitung < r tabel, maka Ho diterima dan Ha/Hi ditolak.

Page 73: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

73 Sri Sundari,Pengaruh Lingkungan Masyarakat Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah

Berdasarkan hasil komputasi analisa korelasi product moment sebagaimana diungkapkan pada sub bab hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa ada korelasi positif yang sangat signifikan antara lingkungan masyarakat dengan prestasi belajar siswa. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa hubungan atau korelasi antara lingkungan masyarakat dengan prestasi belajar siswa dapat diterima. Artinya semakin baik lingkungan masyarakat maka semakin baik prestasi belajar siswa, demikian sebaliknya semakin buruk lingkungan masyarakat maka akan buruk juga prestasi belajar siswa.

Dengan demikian berarti teori yang disajikan pada kajian pustaka yang telah diangkat dalam penelitian ini sesuai dan berlaku pada lapangan penelitian, sehingga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara variabel-variabel yang menjadi penelitian.

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan

Dari hasil analisa data pembahasan dalam penelitian ini disimpulkan bahwa:1. Ada korelasi positif yang signifikan

antara lingkungan masyarakat dengan prestasi belajar siswa di MI Al Khoiriyah I Dalegan Panceng

2. Makin baik lingkungan masyarakat maka makin baik prestasi belajar siswa demikian sebaliknya makin buruk lingkungan masyarakat maka prestasi belajar siswa juga akan buruk.

Saran

Sebagai tindak lanjut hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran yang kiranya dapat dikemukakan sebagaimana tersebut di bawah ini:1. Untuk guru, agar mendorong orang

tua untuk menempatkan anaknya di lingkungan masyarakat yang baik karena peneliti telah membuktikan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara lingkungan masyarakat dengan prestasi belajar siswa.

2. Untuk siswa, hendaknya selalu meningkatkan aktivitas belajarnya baik belajar di sekolah maupun di rumah, sekalipun tidak mendapatkan bimbingan guru, karena aktivitas belajar merupakan kewajiban bagi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar, berhasil atau tidaknya prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa adalah tergantung pada aktivitas belajar siswa itu sendiri, guru hanya bersifat membimbing, memberikan dorongan dan memberikan arahan, sedangkan yang menentukan hasil prestasi adalah siswa.

3. Untuk peneliti, selanjutnya yang tertarik pada bidang pendidikan disarankan untuk melakukan penelitian dengan menambah variabel-variabel yang mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian, misalnya factor motivasi, stimulasi, metode dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

Page 74: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

74 Sri Sundari,Pengaruh Lingkungan Masyarakat Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah

Ahmad, Abu. 1991. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Azwar, Saifudin. 1995. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, Saifudin. 1998. Metode Penelitian. Jakarta : Pustaka Pelajar.

Hadi, Sutrisno. 1992. Metodologi Research Jilid 1. Yogyakarta: Andi Offset.

Hadi, Sutrisno. 1992. Statistik Jilid II. Yogyakarta : Andi Offset.

Qohar. Tanpa Tahun. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta : IKIP Jakarta.

Purwanto, Ngalim. 1994. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Erlangga.

Sirnanjuntak, 1975. Latar Belakang Kenakalan Anak. Bandung : Tarsito.

Singgih, Gunarsa. 1991. Psikologi Untuk Keluarga. Jakarta : Mulia Gunung.

Soedjadi. 2000. Pedoman Penulisan dan Ujian Penelitian. Surabaya : University Press UNESA.

Sukardi. 1983. Pengantar Teori Konseling. Jakarta : Indonesia Chalis.

Supratiknya, A. 1993. Teori-teori Sifat dan Behavioristik. Yogyakarta : Kanisius.

Surakhmad, Winamo. 1986. Behaviorisme Sebagai Psikologi Perilaku Modern. Bandung : Tarsito.

Suryabrata, Sumadi. 1994. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Rajawali.

Vebrianto, 1977. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta : Pranita

Winataputra, Udin. 1995. Dasar-Dasar Pembelajaran. Jakarta : Erlangga.

Page 75: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIDATO DENGAN MENGGUNAKAN RANGKUMAN BACAAN PADA SISWA

Etiyasningsih

Abstrak, Dalam bidang studi bahasa Indonesia, kemampuan menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk komunikasi menjadi acuan utama tolok ukur keberhasilan kegiatan pembelajaran di berbagai jenjang pendidikan, termasuk tingkat dasar.

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian yang bersandar pada kaidah-kaidah prosedural penelitian tindakan kelas (PTK) secara sistematis.Penelitian dilaksanakan di MI An-Nasiriah Ngembeh Ds. Ngumpul Kec. Jogoroto Kab. Jombang. Langkah-langkah analisis data adalah (i) mengkaji data yang terkumpul secara keseluruhan dari semua instrument, (ii) mereduksi data, dan (iii) menyimpulkan serta (iv) memverifikasinya kembali.

Hasil penelitian meunjukkan melalui penggunaan rangkuman bacaan sebagai salah satu d/an sekian banyak ragam dan bentuk altematif media pembelajaran bidang studi bahasa Indonesia yang dapat meningkatkan ketrampilan berbahasa khususnya kemampuan berpidato berimplementasi langsung pada hasil prestasi belajar siswa MI An-Nasiriah Ngembeh Ds. Ngumpul Kec. Jogoroto Kab. Jombang dan telah menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan kepala sekolah dan jajaran pengelola kebijakan sekolah, disarankan agar memberikan fasilitas dalam sosialisasi implementasi metode pembelajaran rangkuman bacaan demikian juga dengan guru hendaknya menggunakan secara baik metode rangkuman bacaan. Kepada siswa itu sendiri agar senantiasa tidak berhenti sampai tahapan pembelajaran ini apabila menginginkan kemampuan dan ketrampilannya senantiasa terasah dengan baik.

PENDAHULUANLatar Belakang

Berpidato merupakan sebuah kegiatan aktif berbahasa dalam bentuk ragam bahasa lisan dalam aktifitas berpidato, tercakup banyak sekali unsur yang mempengaruhi dan memberikan "warna" dalam aktifitas berpidato. Bagi siswa di Madrasah Ibtida'iyah, ada anggapan masyarakat yang sangat kuat melekat bahwa seorang anak pada usia pembelajaran di Madrasah lbtida'iyah "tabu" jika harus menguasai ketrampilan berpidato. Kegiatan berpidato seakan

menjadi wilayah yang suci, yang tidak boleh sembarang dirambah oleh orang padahal, kegiatan berpidato, merupakan sebuah aktifitas bahasa yang sudah sangat tua, bahkan telah dipalajari lebih dan 5000 tahun yang lain di Yunani.

Tak ada yang begitu istimewa pada kegiatan berpidato, selain karakteristiknya sendiri yang menekankan kegiatan pada elemen bahasa lisan sebagai medianya dan merupakan sebuah wahana aktualisasi dan pada siswa di Madrasah lbtida'iyah. Jadi, bukan suatu yang aneh dan langka apabila siswa di Madrasah Ibtida'iyah sudah diberi

Etiyasningsih Adalah Dosen Tetap FKIP Universitas Gresik 75

Page 76: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

76Etiyasningsih, Peningkatan Kemampuan Berpidato Dengan Menggunakan Rangkuman Bacaan Pada Siswa

pelajaran dan pengenalan dasar-dasar ilmu retorika yang merupakan disiplin ilmu bahasa yang khusus mempelajari tentang aktifitas teori dan praktis kegiatan berpidato.

Pada pendidikan di Madrasah Ibtida'iyah, proses pembelajaran mempunyai fungsi dan pengaruh yang sangat besar dalam membangun konstruksi kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Semua kegiatan pembelajaran di jenjang pendidikan Madrasah lbtida'iyah hendaknya dikelola dengan baik, berdaya guna, dan berhasil guna dengan bimbingan yang cermat, pendekatan yang tepat dan pemahaman yang memadai kondisi psikologis siswa di Madrasah lbtida'iyah; yang memang pada dasarnya memerlukan perhatian dan wawasan yang cukup.

Pada pendidikan dasar enam tahun di Madrasah lbtida'iyah secara prinsipil menempatkan banyak elemen yang diperlukan, karena pada jenjang ini merupakan jenjang peletakan pondasi dasar dalam proses pendidikan jenjang yang lebih tinggi. Pondasi yang kokoh akan membuat proses pembelajaran di jenjang selanjutnya relatif lebih ringan karena tinggal melanjutkan dan meneruskan proses pembelajaran yang telah ada. Seringkali para guru di jenjang pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan di Madrasah lbtida'iyah; seperti di tingkat Madarasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) bahkan di perguruan tinggi juga mengeluh, karena siswanya lemah dalam penguasaan dan ketrampilan yang berhubungan secara langsung bentuk-bentuk kemampuan-kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh siswa secara mutlak.

Dalam bidang studi bahasa Indonesia, kemampuan menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk komunikasi menjadi acuan utama tolok ukur keberhasilan kegiatan pembelajaran di berbagai jenjang pendidikan, termasuk tingkat dasar. Bentuk komunikasi lisan seperti berbicara dan mendengarkan serta bentuk komunikasi tulisan seperti menulis dan membaca merupakan format tampilan nyata yang bisa digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan penguasaan materi bidang studi bahasa Indonesia pada siswa. Dapat di bayangkan, betapa susahnya guru ketika mendapati siswanya ternyata masih lemah dalam kegiatan menulis, membaca, ataupun berbicara dan menyimak. Otomatis, siswa yang bersangkutan akan memenuhi kesulitan dan tertinggal dalam mengikuti materi yang disampaikan oleh guru. Karena alat komunikasi utama adalah bahasa, maka bahasa mutlak harus di pelajari, dipahami dan dikuasai oleh siswa di Madrasah lbtida'iyah.

Dalam pelajaran bahasa Indonesia, kemampuan menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk komunikasi menjadi acuan utama tolak ukur keberhasilan kegiatan pembelajaran di tingkat dasar. bentuk komunikasi lisan seperti berbicara dan mendengarkan serta bentuk komunikasi tulisan seperti menulis dan membaca merupakan format tampilan nyata yang bisa di gunakan untuk mengukur tingkat kemampuan penguasaan materi bidang studi bahasa Indonesia pada siswa. Dapat dibayangkan, betapa susahnya seorang guru ketika mendapati siswanya masih lemah dalam kegiatan menulis, membaca, ataupun berbicara dan menyimak. Otomatis, siswa yang

Page 77: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

77Etiyasningsih, Peningkatan Kemampuan Berpidato Dengan Menggunakan Rangkuman Bacaan Pada Siswa

bersangkutan akan memenuhi kesulitan dan tertinggal dalam mengikuti materi yang di sampaikan oleh guru. karena alat komunikasi utama adalah bahasa, maka bahasa mutlak harus dipelajari, dipahami, dan dikuasai oleh siswa di Madrasah lbtida'iyah.

Ketrampilan berbahasa Indonesia, mencakup ketiampilan (i) membaca (ii) menulis (iii) menyimak; dan (iv) berbicara. Empat ketrampilan tersebut satu sama lain saling berhubungan dengan erat karena berhubungan dengan pengguasan materi yang lama dalam bahasa yaitu pengguasaan kosakata dan struktur gramatikal kalimat. Berbicara merupakan salah satu bentuk kegiatan aktif dalam ketrampilan bahasa pada ketrampilan berbicara, bahasa dikemas dalam format lisan, ketrampilan bicara menitik beratkan pada kemampuan aktif dari individu yang tenggah rnengglinakan bahasa sebagai media komunikasi dan ekspresi tersebut. Tentu saja, aktivitas tersebut jelas memerlukan bimbingan dan memerlukan motivasi dari guru-guru pengajar atau guru kelas yang bersangkutan. bimbingan dan pemberian motivasi pada pengembangan ketrampilan berbicara yang di berikan oleh guru dapat di lakukan dengan berbagai cara dan pendekatan.

Salah satu bentuk ketrampilan berbicara yang di ajar-latihkan di jenjang pendidikan Madrasah lbtida'iyah adalah ketrampilan berpidato. Ketrampilan berpidato merupakan salah satu bentuk ketrampilan menggunakan ragam bahasa lisan dengan tujuan komunikatif menyampaikan suatu runtutan rangkaian pendapat yang dan pengetahuan serta informasi dalam sebuah tuturan yang menarik, dapat dipahami, dan

menyampaikan pesan-pesan tertentu kepada pendengarnya agar pendengar yang bersangkutan dapat memetik suatu hikmah atau pelajaran dari materi pidato yang di butuhkan (Danuwendo, 1995:36).

Pada aktifitas berpidato, subyek yang berperan adalah si penyampai pidato. Elemen ini berperan besar dan aktif untuk mengolah kegiatan berpidato hingga maksud dan tujuan kegiatan berpidato itu sendiri dapat tercapai dalam proses kegiatan berpidato secara global, ada beberapa faktor yang memiliki pengaruh yang besar dalam menunjang lancar dan tidaknya atau berhasil dan tidaknya kegiatan berpidato, meliputi :(i) Penguasaan materi pidato;(ii) Kemampuan menggolah bahasa;(iii) Pengguasaan teknik retorika;(iv) Pemahaman latar belakang psikologis

dan sosio-kultural audiens;(v) Situasi dan kondisi lingkungan saat

aktifitas berpidato tersebut berlangsung; dan lain-lain.

Dalam pembelajaran bidang studi bahasa Indonesia dilingkungan pendidikan ditingkat dasar, ketrampilan berpidato acap kali hanya ditekankan pada ketrampilan bercerita dalam bentuk naratif. Penekanan ini berhubungan dengan tingkat kemampuan dan pengguasaan bahasa siswa di Madrasah lbtida'iyah itu sendiri yang relatif belum maksimal di kamakan faktor (i) usia; (ii) keterbatasan wacana dan (iii) kurikulum pembelajaran bahasa di Madrasah lbtida'iyah.

Mengingat akan pentingnya pemahaman dan penguasaan bidang studi bahasa Indonesia sebagai modal utama dalam komunikasi dan kegiatan pembelajaran, maka di rasa sangat Renting iuituk segera menuntaskan kendala dan

Page 78: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

78Etiyasningsih, Peningkatan Kemampuan Berpidato Dengan Menggunakan Rangkuman Bacaan Pada Siswa

hambatan yang muncul dalam proses pembelajaran bahasa guna memenuhi target kurikulum dan harapan semua pihak yang berkompeten dengan dunia pendididkan, khususnya dalam pendidikan berbahasa yang baik dan benar pada siswa. Berbagai masalah yang muncul dalam kegiatan pembelajaran bidang studi bahasa Indonesia perlu segera diupayakan pemecahannya. Permasalahan itu diantaranya adalah rendahnya ketrampilan dan penguasaan siswa dalam menggunakan kalimat, baik dalam bentuk tulisan atau lisan. Rendahnya tingkat ketrampilan dan penguasaan ini pada umumya di latar belakangi oleh : (1) Rendahnya motivasi siswa dalam

menyerap infonnasi dan berbagai sumber, termasuk didalamnya guru dan media;

(2) Rendahnya perhatian guru dalam proses pembelajaran yang mengkondisikan pengunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar;

(3) Model pendekatan pembelajaran yang kurang di minati oleh siswa; dan

(4) Belum lengkapnya fasilitas yang mendukung kegiatan pembelajaran berbahasa, kalaupun sudah ada maka pada urnumnya penggunaanya belum atau kurang optimal.

Berangkat pada realitas dan asumsi akan pentingnya untuk mengembangkan ketrampilan berbicara. Khususnya pidato pada siswa. Dalam proses pembelajaran bidang studi bahasa Indonesia maka perlu kiranya bagi guru sebagai intitusi yang bertanggung jawab penuh pada proses dan hasil pembelajaran mengupayakan sebuah langkah pembelajaran guna mengatasi permasalahan tersebut diatas. Salah satu

upaya guna meningkatkan tingkat pemahaman dan penguasaan serta prestasi belajar siswa pada materi bidang studi bahasa Indonesia yang biasa di tempuh oleh guru adalah peningkatan kemampuan berpidato dengan menggunakan rangkuman bacaan pada siswa MI An-Nasiriah Ngembeh Ds. Ngumpul Kec. Jogoroto Kab. Jombang.

Rumusan MasalahPermasalahan yang ada dalam

penelitian meningkatkan kemampuan berpidato dengan menggunakan rangkuman bacaan pada siswa MI An- Nasiriah Ngembeh Ds. Ngumpul Kec. Jogoroto Kab. Jombang. ini dinimuskan sebagai benkut:(1) Bagaimanakah meningkatkan

kemampuan berpidato siswa pada bidang studi bahasa Indonesia di MI An-Nasiriah Ngembeh Ds. Ngumpul Kec. Jogoroto Kab. Jombang dengan menggunakan rangkuman bacaan ?

(2) Apakah usaha peningkatan kemampuan berpidato siswa pada bidang studi bahasa Indonesia di MI An-Nasiriah Ngembeh Ds. Ngumpul Kec. Jogoroto Kab. Jombang dengan menggunakan rangkuman bacaan menunjukkan hasil yang memuaskan?

Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini secara umum

adalah untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh kegiatan peningkatan kemampuan berpidato dalam bidang studi bahasa Indonesia siswa di MI An-Nasiriah Ngembeh Ds. Ngumpul Kec. Jogoroto Kab. Jombang dengan menggunakan rangkuman bacaan pada tahun pelajaran 2008/2009.

Page 79: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

79Etiyasningsih, Peningkatan Kemampuan Berpidato Dengan Menggunakan Rangkuman Bacaan Pada Siswa

Adapun tujuan khususnya adalah untuk mendapatkan dcpenelitian tentang :(1) Peningkatan pemahaman dan

penguasaan siswa pada materi pembelajaran bidang studi bahasa Indonesia khususnya dalam materi pembelajaran berpidato dengan baik.

(2) Peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar (KBM) pada bidang studi bahasa Indonesia.

(3) Peningkatan profesionalisme guru dalam menggunakan rangkuman bacaan guna pengelolaan proses pembelajaran bidang studi bahasa Indonesia dengan baik.

Manfaat PenelitianAdapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini meliput:1. Manfaat praktis

a. Bagi PenelitiMeningkatkan kemampuan dalam

menyusun rancangan penelitian dan pengajaran (Rp) dengan menggunakan rangkuman bacaan pada kegiatan belajar mengajar (KBM) bidang studi bahasa Indonesia.b. Bagi Siswa

Meningkatkan kemampuan berpidato siswa sebagai salah satu tolak ukur tingkat keberhasilan kegiatan belajar mengajar (KBM) bidang studi bahasa Indonesia yang telah dilakukan bersama antara guru dan siswanya. Meningkatkan prestasi serta pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran dengan menggunakan rangkuman bacaan sebagai bentuk kegiatan belajar mengajar (KBM) bidang studi bahasa Indonesia siswa.

c. Bagi Rekan SeprofesiSebagai salah satu model

pendekatan dan strategi dalam meningkatkan prestasi belajar bidang studi bahasa Indonesia siswa yang dapat diamplikasikan secara berdaya guna dan berhasil guna di sekolah masing-masing.

2. Manfaat teoritisSebagai salah satu model

pendekatan dan strategi pembelajaran guna meningkatkan kemampuan berpidato siswa pada bidang studi bahasa Indonesia yang bisa diterapkan pada siswa di Madrasah lbtida'iyah.

Ruang Lingkup Kegiatan PenelitianKegiatan penelitian tindakan kelas

(PTK) meningkatkan kemampuan berpidato dengan menggunakan rangkuman bacaan pada siswa MI An- Nasiriah Ngembeh Ds. Ngumpul Kec. Jogoroto Kab. Jombang ini dibatasi dalam sebuah niang lingkup seperti benkut ini:(1) Penelitian ini di laksanakan di MI An-

Nasiriah Ngembeh Ds. Ngumpul Kec. Jogoroto Kab. Jombang semester Dua tahun Pelajaran 2008/2009.

(2) Pembelajan difokuskan pada upaya meningkatkan kemampuan berpidato siswa dalam bidang studi bahasa Indonesia dengan menggunakan rangkuman bacaan. Di sisi lain juga meningkatkan pemahaman, pengguasaan, dan prestasi pembelajaran kegiatan dengan materi pembelajaran yang diberikan pada siswa Madrasah lbtida'iyah

(3) Kegiatan belajar mengajar (KBM) bidang studi bahasa Indonesia khususnya dalam meningkatkan kemampuan berpidato difokuskan

Page 80: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

80Etiyasningsih, Peningkatan Kemampuan Berpidato Dengan Menggunakan Rangkuman Bacaan Pada Siswa

pada iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan bagi siswa dan guru.

Asumsi DasarPenelitian Tindakan Kelas (PTK)

meningkatkan kemampuan berpidato dengan menggunakan bacaan pada siswa di MI An-Nasiriah Ngembeh Ds. Ngumpul Kec. Jogoroto Kab. Jombang ini berjalan dalam sebuah kerangka asumsi penelitian yang mendasar seperti berikut ini :(1) Siswa MI An-Nasiriah Ngembeh Ds.

Ngumpul Kec. Jogoroto Kab. Jombang cendening mempunyai kemampuan berbicara khususnya berpidato menggunakan bahasa Indonesia yang rendah.

(2) Guru pengajar dan guni relatif kurang memiliki aktivitas dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran khususnya dalam meningkatkan prestasi belajar bidang studi bahasa Indonesia dan menggunakan beragam sumber sebagai media pembelajaran dan teknik pendekatan atau strategi pembelajaran yang inovatif dalam mengelola kegiatan belajar mengajar (KBM).

(3) Pengembangan kemampuan pembelajaran bidang studi bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan berbicara dan menyusun rangkuman bacaan pada siswa merupakan sebuah upaya yang tepat sasaran guna membantu dan membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar (KBM).

(4) Orang tua murid dan lingkungan disekitar siswa cenderung kurang memperhatikan dan apatis terhadap proses pembelajaran anak-anaknya,

semua dibebankan pada guru dan pengelola institusi pendidikan di sekolah. Padahal kualitas dan kuantitas waktu serta kemampuan dalam wawasan dan bimbingan ada lebih banyak pada orang tua dan lingkungan pendukungnya.

Batasan IstilahPenafsiran yang tidak tepat dalam penelitian tindakan kelas (PTK.) menigkatkan kemampuan berpidato dengan menggunakan rangkuman bacaan pada siswa MI An-Nasiriah Ngembeh Ds. Ngumpul Kec. Jogoroto Kab. Jombang ini dapat dihindari dan diminimalisasi dengan menyajikan batasan terhadap istilah-istilah yang menjadi kata kunci dalam penelitian ini.Istilah-istilah yang dimaksud dalam penelitian tindakan kelas (PTK.) ini adalah meliputi:(1) Peningkatan kemampuan berpidato

merupakan suatu bentuk yang dilakukan oleh guru pengajar bidang studi bahasa Indonesia untuk meningkatkan secara lebih kemampuan dan ketrampilan menyampaikan suatu opini atau pendapat dalam sebuah rangkaian tuturan lisan dengan menggunakan ragam bahasa yang menarik, dapat dipahami dan didalamnya terselit pesan-pesan tertentu bagi pendengar.

(2) Rangkuman bacaan; menipakan suatu bentuk rangkuman atau ihtisar dari bacaan atau wacana dengan mencanturnkan ide pokok atau hal-hal yang dianggap penting dalam bacaan lersebut secara lebih ringkas tanpa mengurangi materi dan isi bacaan atau wacana tersebut.

Page 81: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

81Etiyasningsih, Peningkatan Kemampuan Berpidato Dengan Menggunakan Rangkuman Bacaan Pada Siswa

(3) Penelitian tindakan kelas (PTK), merupakan suatu pendekatan untuk memperbaiki proses dan basil pendidikan melalui perubahan dengan motivasi guru agar mencermati kegiatan belajar mengajar (KBM) yang menjadi tanggung jawabnya masing-masing, agar bersedia mengkritisi praktek mengajarnya itu dan merubahnya.

METODE PENELITIANKegiatan penelitian ini secara

prosedural mempergunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Penggunaan prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) dalam penelitian meningkatkan kemampuan dan ketrampilan berpidato pada bidang studi bahasa Indonesia pada siswa di MI An-Nasiriah Ngembeh Ds. Ngumpul Kec. Jogoroto Kab. Jombang dengan menggunakan rangkuman bacaan ini didasari oleh rialitas bahwa guru sebagai lembaga profesi yang dituntut untuk selalu mempunyai kemampuan untuk mengikuti perkembangan zaman, karena perubahan struktural social masyarakat berdampak langsung pada perilaku siswa disekolah dan keaktifannya dalam menggikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) bidang studi bahasa Indonesia.

Rancangan PenelitianRancangan penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian yang bersandar pada kaidah-kaidah prosedural penelitian tindakan kelas (PTK) secara sistematis, penggunaan kaidah-kaidah prosedural penelitian tindakan kelas (PTK) ini menunjukkan bahwa guru sebagai institusi

yang bertanggung jawab penuh pada kelancaran dan prestasi siswa pra maupun pasca kegiatan belajar mengajar (KBM) mempunyai tanggung jawab penuh untuk pada profesinya sehingga senantiasa dituntut untuk mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tiknologi, serta informasi. Secara prinsipil, penelitian tindakan kelas (PTK) mempunyai tujuan yakni memgembangkan format ketrampilan-ketrampilan baru atau suatu metode pendekatan yang baru guna memecahkan berbagai permasalahan (problem solving) yang ada dan berkembang dikelas selama kegiatan belajar mengajar (KBM); yang berpengaruh pada hasil prestasi belajar siswa melalui aplikasi secara prosedural penelitian dan evaluasi secara langsung dilingkungan profesi pendidikan.

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebuah pengkajian yang dilakukan terhadap permasalahan yang relatif sederhana dalam ruang lingkup yang sempit; yang memiliki hubungan dan keterkaitan dengan perilaku individu atau kelompok orang (group) disuatu lingkungan tertentu secara kausalitas. Penelitian peningkatan kemampuan dan ketrampilan berpidato siswa dengan menggunakan rangkuman bacaan, pada prinsipnya, juga secara jelas mempergunakan aturan- aturan prosedural dan sistematis rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Pada urnumnya, penelitian tindakan kelas (PTK) ini juga diikuti dengan aktifitas-aktifitas pengkajian yang cermat dan teliti terhadap suatu strategi pendekatan tertentu dan mengkaji hingga sejauh mana dampak yang ditimbulkan oleh strategi pendekatan tersebut terhadap pola prilaku objek yang

Page 82: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

82Etiyasningsih, Peningkatan Kemampuan Berpidato Dengan Menggunakan Rangkuman Bacaan Pada Siswa

sedang di teliti secara terperinci dan holistik (Joyohadikusumo,2001:20)

Tingkat perubahan yang terjadi secara menyeluruh pada objek penelitian ini akan menjadi masukan data tersendiri yang pada proses selanjutnya akan dihubungkan dengan variabel penelitian yang berupa strategi penelitian tindakan kelas (PTK) memberi upaya Kritis peneliti terhadap objek penelitian; termasuk diri peneliti sendiri. Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) guru juga berperan sebagi praktisi, merupakan sebuah elemen bagian dan instrumen penelitian.

Secara prinsipil, penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki proses dan hasil pendidikan melalui perubahan, dengan memotivasi guru agar mencermati kegiatan belajar mengajar (KBM) yang menjadi tanggung jawabnya masing- masing, agar bersedia mengkritisi praktek mengajarnya itu dan merubahnya. Wibawa (2003:56) menggatakan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) mempunyai makna sadar atau refleksif dan kritis terhadap kegiatan belajar mengajar (KBM), dan menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap perubahan dan perbaikan mutu serta kualitas proses pembelajaran, baik yang bersifat evolusi maupun revolusi.

Pada awalnya, penelitian tindakan kelas (PTK) digunakan untuk mencari pemecahan dari masalah-masalah sosial, seperti pengangguran, kenakalan remaja maupun anak jalan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Penelitian tindakan kelas (PTK) diawali dengan suatu kajian terhadap permasalahan tersebut secara sistematis. Hasil kajian dijadikan

suatu formula untuk mengatasi permasalahan tersebut (Suriah;2003:43).

Dalam proses realisasi dari perencanaan, dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang hasilnya digunakan sebagai materi refleksi atas apa yang telah terjadi dilapangan. Hasil dari refleksi kemudian menjadi landasan upaya perbaikan dan penyempurnaan rencana tindakan berikutnya. Tahapan-tahapan ini dilakukan berulang-ulang, dan berkesinambungan sampai kualitas suatu tingkatan keberhasilan tertentu dapat diwujudkan. Dalam proses realisasi dari perencanaan atau rancangan yang telah disusun, institusi guru yang berperan ganda dalam penelitian ini yakni sebagai praktisi dan peneliti dituntut untuk mampu bersikap objektif dalam setiap tindakan penelitian agar hasil penelitian yang didapatkannya pasca penelitian benar-benar dapat ditanggungjawabkan validitas kebenarannya.

Penelitian tindakan kelas (PTK) Menigkatkan kemampuan bercerita pada bidang studi bahasa Indonesia di siswa MI An-Nasiriah Ngembeh Ds. Ngumpul Kec. Jogoroto Kab. Jombang dengan menggunakan rangkuman bacaan ini tercakup dalam dua siklus dan terdiri dari dua kali perternuan. Siklus pertama dilaksanakan pada perternuan pertama, sedangkan siklus kedua pada perternuan kedua. Secara rinci, tahapan-tahapan kegiatan belajar mengajar (KBM) masing- masing dapat dicerminkan dibawah ini, yang meliputi :(1) Siklus Pertama

(i) Penyampaian sosialisasi awal. (ii) Guru memberikan uraian materi

tentang teknik dan cara berpidato

Page 83: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

83Etiyasningsih, Peningkatan Kemampuan Berpidato Dengan Menggunakan Rangkuman Bacaan Pada Siswa

yang baik dengan jelas dan menarik

(iii) Guru memberikan penugasan berupa menyusun rangkuman isi sebuah bacaan

(iv) Evaluasi pertama(2) Siklus kedua;

(i) Guru memberikan penugasan kedua berupa penyampaian kembali isi bacaan merujuk bantuan rangkuman bacaan yang telah disusunnya menggunakan kaidah teknik berpidato yang telah dipelajarinya pada sikius pertama.

(ii) Evaluasi kedua (iii) Simpulan

Tempat PenelitianPenelitian tindakan kelas (PTK)

meningkatkan ketrampilan berpidato dengan menggunakan rangkuman bacaan ini dilaksanakan di MI An- Nasiriah Ngembeh Ds. Ngumpul Kec. Jogoroto Kab. Jombang.tempat penelitian ini dipilih oleh peneliti berdasarkan pada pertimbangan bahwa :(a) Siswa dikelas tersebut tingkat

kemampuan dan penguasaan bahasa Indonesia khususnya ragam bahasa lisan relatif rendah;

(b) Kondisi prestasi belajarnya dalam mata pelajaran bidang studi bahasa Indonesia juga relatif rendah sehingga perlu diambil tindakan yang nyata.

(c) Peneliti merupakan salah seorang pengajar dan bertanggung jawab penuh sebagai pemimpin pada sekolah tersebut sehingga merasa mempunyai tanggung jawab secara moral.

Instrumen Penelitian Dalam sebuah penelitian kegiatan,

instrumen penelitian menempati posisi yang sangat penting dalam menunjang kelancaran proses penelitian dan memberikan konstribusi yang besar dalam menunjang vidilitas dari penelitian itu sendiri.data yang valid (dapat dibuktikan kebenarannya) akan menjamin prosentase yang benar dalam vaaliditas hasil penelitian.

Instrumen utama dalam penelitian tindakan kelas (PTK) adalah peneliti itu sendiri, peneliti dan penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah guru merupakan orang atau elemen yang memiliki pengetahuan yang lebih dibandingkan pihak-pihak yang lain karena data kondisi dari objek penelitian yakni siswa dan guru. Seluruh realitas data dan bagaimana upaya-upaya menyikapi dan menganalisisnya. Untuk mendukung dan melengkapi instrumen utama digunakan instrumen penunjang. Instrumen penunjang tersebut meliputi (i) pedoman observasi; (ii) catatan lapangan; (iii) dukumentasi; dan (iv) foto.

Pada penggunaan instrumen penunjang, presentasenya dalam penelitian tindakan kelas (PTK) relatif kecil dibandingkan dengan instrumen utama. Tetapi, penggunaan instrumen penunjang akan lebih mendukung validitas data yang ditampilkan oleh instrumen utama yaitu peneliti. Jadi, kehadiran instrumen penunjang tidak bisa dianggap tidak penting begitu saja. Instrumen penunjang pada dasarnya relatif membantu memberikan pemahaman yang konkrit terhadap proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dalam hal ini adalah guru karena peneliti ini adalah peneliti tindakan

Page 84: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

84Etiyasningsih, Peningkatan Kemampuan Berpidato Dengan Menggunakan Rangkuman Bacaan Pada Siswa

kelas (PTK) dengan guru sebagai pelaku kegiatan pengajaran dan penelitian. Mulai data yang diberikan dalam instrumen penunjang. Validitas hasil penelitian relatif dapat diterima oleh banyak pihak.

Proses Analisis DataData yang diperoleh dari

pengamatan dan penelitian selama proses pembelajaran dan hasil pembelajaran diklasifikasikan berdasarkan kelompok siswa dalam kelas yang selanjutnya dianalisis dengan teknik analisis data kualitatif. Rofiudin dalam sukoco (2002;12) mengatakan bahwa data utama yang dianalisis adalah data verbal dari peneliti sendiri, yang berupa gambaran terperinci proses dan hasil pembelajaran siswa, sedangkan, data penunjang meliputi data dari hasil observasi, dan catatan lapangan. Langkah-langkah analisis data adalah (i) mengkaji data yang terkumpul secara keseluruhan dari semua instrument, (ii) mereduksi data, dan (iii) menyimpulkan serta (iv) memverifikasinya kembali. Tindakan verifikasi mutlak diperlukan untuk melakukan pemeriksaan terakhir pada data

yang telah ada mulai dari sumber-sumber yang dapat dipertanggung jawabkan, misalnya buku penunjang teori data siswa, dan informasi serta tanggapan dari teman sejawat yang berkolaburasi mendukung kegiatan penelitian ini.

Analisis data penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan beberapa pedoman yang dapat dijadikan sebagai indikator dalam pengganalisisan data hasil proses belajar siswa. Lebih lanjut tentang hal-hal yang bisa dan dapat digunakan sebagai indikator dan mengindikasi suatu keberhasilan suatu kegiatan belajar menggajar (KBM) bidang studi bahasa Indonesia dengan menggunakan rangkuman bacaan pada siswa MI An-Nasiriah Ngembeh Ds. Ngumpul Kec. Jogoroto Kab. Jombang. Proses penganalisisan data dilakukan dengan berpedoman pada beberapa kriteria keberhasilan proses pembelajaran. Pedoman anailisis proses pembelajaran bidang studi bahasa Indonesia dengan sasaran peningkatan ketrampilan siswa dalam mengarang dilakukan dengan menggunkan table 3.1 berikut ini:

Tabel Pedoman Analisis Proses Belajar SiswaNama :…………………………Kelas :…………………………

No Kriteria Penelitian Peran aktif siswa dalam KBM

Kreatifitas siswa dalam %

1 Siklus Pertama1. Penyampaian sosialisasi siswa2. Penyampaian materi yakni teknik mudah memahami isi suatau

bacaan3. Penugasan pertama yakni membaca sebuah bacaan dan

menjawab dari guru secara kelompok2 Siklus Kedua

1. Pengajaran remedial2. Penugasan kedua yakni membaca sebuah bacaan dan menjawab

pertanyaan dari guru secara individu3. Evaluasi Kedua4. Simpulan

Page 85: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

85Etiyasningsih, Peningkatan Kemampuan Berpidato Dengan Menggunakan Rangkuman Bacaan Pada Siswa

Kegiatan penganalisian data dan penyimpulan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) meningkatkan ketrampilan siswa dalam berpidato dengan menggunakan rangkuman bacaan ini ditentukan dengan standar prosentase keberhasilan penelitian sebagai berikut :1. Prestasi belajar siswa secara individual

yang dinilai dari produk kegiatan berpidato pada siklus kedua dan pengamatan selama kegiatan pembelajaran sepanjang siklus berlangsung adalah sekurang-kurangnya mendapat nilai 65 atau pencapaian nilai dari siswa rata-rata sekurangnya 85 atau presentase pencapai rata-rata 85%.

2. Presentase keterlibatan aktif siswa dalam prosedur pembelajaran secara individual yang berlagsung sepanjang siklus, baik siklus pertama, kedua dan ketiga adalah sekurang-kurang 65% atau presentase keberhasilan pencapaian dari masing-masing siswa rata-rata sekurang-kurangnya 85%.

3. Presentase kemampuan siswa dalam mengarang yang diberikan secara individual sekurang-kurangnya 65% atau presentase keberhasilan pencapaian dari masing-masing siswa rata-rata sekurang-kurangnya 85%.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil PenelitianSetelah melalui serangkaian tahapan

proses penelitian, didapatkan seperangkat data yang dapat dianalisis untuk mengetahui tingkat keberhasilan penelitian tindakan kelas (PTK) meningkatkan ketrampilan siswa dalam berpidato dengan

menggunakan rangkuman bacaan pada materi pembelajaran bidang studi bahasa Indonesia pada siswa MI An-Nasiriah Ngembeh Ds. Ngumpul Kec. Jogoroto Kab. Jombang. Berdasarkan pada kurikulum 2004 maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang nyata tentang usaha- usaha yang dilakukan oleh guru pengajar bidang studi bahasa Indonesia untuk meningkatkan ketrampilan siswa dalam berpidato dengan menggunakan rangkuman bacaan secara optimal MI An-Nasiriah Ngembeh Ds. Ngumpul Kec. Jogoroto Kab. Jombang. sedangkan secara kusus, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :(a) meningkatkan ketrampilan siswa dalam

berpidato pada materi pembelajaran dalam bidang studi bahasa Indonesia;

(b) meningkatkan prestasi belajar siswa pada bidang studi bahasa Indonesia; dan

(c) meningkatkan profesionalisme guru dalam membimbing dan meningkatkan ketrampilan siswa dalam berpidato dengan menggunkan rangkuman bacaan.

Secara rinci, kegiatan belajar mengajar (KBM) bidang studi bahasa Indonesia dengan target pembelajaran peningkatan kemampuan dan ketrampilan berpidato dengan menggunakan bacaan sebagai pendukung kegiatan pada tiap sikius dapat dilihatdalam uraian berikut ini.(1) Siklus Pertama

Pada siklus pertama, pertemuan pertama, pada tahapan awal, guru membimbing siswa; dengan menyampaikan cara dan teknik berpidato yang baik dan benar secara sekilas, serta mensosialisasilkan proses pembelajaran

Page 86: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

86Etiyasningsih, Peningkatan Kemampuan Berpidato Dengan Menggunakan Rangkuman Bacaan Pada Siswa

yang akan dilakukan siswa dalam kegiatan belajar mengajar bidang studi bahasa Indonesia 2 jam pelajaran ke depan. pada tahapan awal ini, kegiatan pembelajaran di fokuskan pada upaya pemberian motivasi kepada siswa agar terstimulan untuk melakukan kegiatan dan mengasah kemampuan dan berbahasa dalam aktifitas berpidato.

Pada tahapan kedua, guru memberikan teknik dan cara berpidato: dasar-dasar teknik berpidato dengan pedoman cara ilmu retorika dasar yang telah dikuasai guru dengan baik melalui proses pembelajaran dan pengalaman selama ini dalam pengolahan kegiatan belajar mengajar (KBM). uraian tentang teknik dasar berpidato yang disampaikan oleh guru diharapkan dapat dipahami betui oleh siswa. oleh karena itu, hendaknya dalam penyampaian materi ini guru berpedoman pada aspek-aspek, yang meliputi : kejelasan, terperinci, sistematis, dan disertai dengan contoh- contoh dan peragaan sehingga semakin memahami materi yang disampaikan oleh guru pengajar bidang studi bahasa Indonesia.

Pada tahapan ketiga, guru memberikan penugasan untuk menyusun rangkuman dari sebuah bacaan yang ditentukan oleh guru. Penentuan bacaan hendaknya berpihak pada realitas dan karakteritik siswa dikelas yang bersangkutan. hal ini akan memudahkan siswa dalam menyusun ringkasan dan mempergunakan ringkasan atau rangkuman tersebut sebagai pedoman materi pidato dalam siklus selanjutnya.

Pada tahapan keempat, guru melakukan kegiatan evaluasi dengan melakukan penilaian pada hasil pekerjaan siswa dalam bentuk tertulis yakni

rangkuman isi bacaan. selanjutnya, guru menyerahkan kembali kepada siswa hasil pekerjaannya tersebut untuk dipelajari sebagai pedoman siswa, yang bersangkutan dalam kegiatan bercerita disikius selanjutnya. Kreteria penilaian mencakup, (i) kesesuaian dengan isi buku; (ii) pemahaman dan penguasaan materi dalam buku; (iii) sistematika.

Lebih lanjut tentang tahapan-tahapan pembelajaran pada siklus pertama dapat dicermati dari uraian benkut ini :(a) Tahapan Pertama

Gum membimbing siswa; dengan menyampaikan cara dan teknik berpidato yang baik dan benar secara sekilas, serta mensosialisasikan proses pembelajaran yang akan dilakukan siswa dalam kegiatan belajar mengajar bidang studi bahasa Indonesia 2 jam pelajaran ke depan. pada tahapan awal ini kegiatan pembelajaran difokuskan pada upaya pemberian motivasi kepada siswa agar terstimulan untuk melakukan kegiatan dan mengasah kemampuan berbahasanya adalah aktifitas berpidato.(b) Tahapan Kedua

Guru memberikan teknik dan cara berpidato; dasar-dasar teknik berpidato dengan berpedoman pada ilmu retorika dasar yang telah dikuasai guru dengan baik melalui proses pembelajaran dan pengalaman selama ini dalam pengolahan kegiatan belajar mengajar (KBM). Uraian materi tentang teknik dasar berpidato yang disampaikan oleh guru diharapkan diambil betul oleh siswa. Oleh karena itu, hendaknya dalam penyampaian materi ini guru berpedoman pada aspek-aspek, yang meliputi: kejelasan, terperinci, sistematis, dan disertai dengan contoh-contoh dan peragaan sehingga semakin

Page 87: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

87Etiyasningsih, Peningkatan Kemampuan Berpidato Dengan Menggunakan Rangkuman Bacaan Pada Siswa

memahami materi yang di sampaikan oleh guru pengajar bidang studi bahasa Indonesia.(c) Tahapan Ketiga

Guru memberikan pengumuman untuk menyusun rangkuman dari sebuah bacaan yang ditentukan oleh guru. Penentuan bacaan hendaknya berpihak pada realitas dan kerakteristik siswa dikelas yang bersangkutan. Hal ini akan memudahkan siswa dalam menyusun ringkasan atau rangkuman tersebut sebagai pedoman materi pidato dan siklus selanjutnya.(d) Tahapan Keempat

Guru melakukan kegiatan evaluatif dengan melakukan penilaian pada hasil. Pekerjaan siswa dalam bentuk tertulis yakni rangkuman isi bacaan. Selanjutnya, guru menyerahkan kembali pada siswa hasil pekerjaan tersebut untuk dipelajari sebagai pedoman siswa yang bersangkutan dalam kegiatan bercerita disiklus berikutnya. Kriteria penilaian mencakup, (i) kesesuaian dengan isi buku; (ii) pemahaman dan penguasaan materi dalam buku; dan (iii) sistematika.(2) Siklus Kedua

Pada siklus kedua, perternuan kedua, pada tahapan awal, guru memberikan penugasan kepada siswa untuk satu per satu maju kedepan kelas; untuk berpidato secara singkat dengan menggunakan teknik dan dasar-dasar retorika dengan beipedoman pada rangkuman yang telah di susun dengan baik dan benar; tanpa merubah, menggeser atau mengurangi substansi materi dalam bacaan yang telah dibacanya tersebut.

Pada tahapan kedua, guru melakukan evaluasi penilaian terhadap penampilan siswa saat berpidato dengan

pedoman pada rangkuman isi bacaan yang telah dibacanya dan telah disusunnya pada siklus pertama tersebut. Kegiatan evaluatif atau penilaian ini menggunakan metode observasi dengan dukungan rekan sejawat yang beikolaborasi memberikan support dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar (KBM) ini. Kriteria penilaian yang digunakan oleh guru pengajar sebagai standar penilaian mencakup aspek-aspek sebagai berikut (i) bahasa; (ii) kesesuaian dengan rangkuman buku; (iii) teknik berbicara (v) penjiwaan.

Pada tahapan ketiga siklus kedua ini, guru membuat kesimpualan bersama yang bersifat menyeluruh pada semua siswa selama kegiatan belajar mengajar (KBM) sejak sikius pelama hingga siklus kedua ini kegiatan membuat simpulan akan membantu siswa secaia reflektif untuk mencermati dirinya sendiri, apa yang mesti dipelajarinya lagi agar kemampuan dan keterampilan berbahasanya khususnya kemampuan berpidato dapat semakin meningkat.

Lebih lanjut tentang tahapan-tahapan pembelajaran pada siklus kedua ini dapat dilihat dengan cermat pada uraian di bawah ini:(a) Tahapan Pertama

Guru memberikan penugasan kepada siswa untuk satu persatu maju kedepan kelas; untuk berpidato secara singkat dengan menggunakan teknik dan dasar-dasar retorika dan berpedoman pada rangkuman yang telah disusunnya dengan baik dan benar; tanpa merubah, menggeser atau mengurangi subtansi materi dalam bacaan yang telah dibacanya tersebut.(b) Tahapan Kedua

Guru melakukan evaluasi atau penelitian terhadap penampilan siswa saat

Page 88: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

88Etiyasningsih, Peningkatan Kemampuan Berpidato Dengan Menggunakan Rangkuman Bacaan Pada Siswa

berpidato dengan berpedoman pada rangkuman isi bacaan yang telah dibacanya dan telah disusunnya pada siklus pertama tersebut. kegiatan evaluatif atau penilaian ini menggunakan metode observasi dengan dukungan dari rekan sejawat yang berkolaborasi. Memberikan support dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar (KBM) ini. Kriteria penelitian yang digunakan oleh guru pengajar sebagai standart penelitian mencakup aspek-aspek sebagai berikut: (i) bahasa (ii) kesesuaian dengan rangkuman buku; (iii) teknik bercerita (iv) penjiwaan

(c) Tahapan Ketiga

Guru membuat simpulan bersama yang bersifat menyeluruh pada semua siswa selama kegiatan belajar mengajar (KBM) sejak siklus pertama hingga siklus kedua ini. Kegiatan membuat simpulan ini akan membuat siswa secara refleksif untuk mencermati dirinya sendiri, apa yamg mesti dipelajari lagi agar kemampuan dan ketrampilan berbahasanya khususnya kemampuan berpidato dapat semakin meningkat.

Berikut ini data yang menunjukkan peningkatan ketrampilan berpidato siswa. Peningkatan tersebut terlihat pada data analisis proses belajar siswa yang dapat di cennati dalam table berikut ini.

Tabel Data Analisis Proses Belajar Siswa (Siklus Pertama)

No NamaKreteria Penilaian Berdasarkan Pengamatan

Menyimak Uraian Materi

Membaca Bacaan

Menjawab Pertanyaan

Evaluasi Diri

1 Desi Fatimatul Zahro C B B A2 A. Qomaruddin C C K C3 Adi Sugeng A C B B4 Ainul Yaqin K K C C5 Ali Makhrus B B A A6 Indra Gumilang B B B B7 Mudzakir B C A A8 Istianah K C B B9 Ifatul Fatimah C C C B10 M. Abd. Haris B A A A11 Ainur Rofiq C C C B12 Munadhifah C C B B13 Nur Lailiyah K K C C

Keterangan :Penilaian diberikan dengan skor K = 0, C = 1, B = 2, A = 3

Page 89: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

89Etiyasningsih, Peningkatan Kemampuan Berpidato Dengan Menggunakan Rangkuman Bacaan Pada Siswa

Tabel Data Analisis Proses Belajar Siswa (Siklus Kedua)

No NamaKreteria Penilaian Berdasarkan Pengamatan

Menyimak Uraian Materi Membaca Bacaan Menjawab

Pertanyaan1 Desi Fatimatul Zahro A B B2 A. Qomaruddin A C B3 Adi Sugeng A C B4 Ainul Yaqin C K C5 Ali Makhrus B B A6 Indra Gumilang B B B7 Mudzakir B C A8 Istianah B C B9 Ifatul Fatimah A C C10 M. Abd. Haris B A A11 Ainur Rofiq B C C12 Munadhifah B C B13 Nur Lailiyah A B C

Keterangan :Penilaian diberikan dengan skor K = 0, C = 1, B = 2, A = 3

Tabel Data Analisis Proses Belajar Siswa (Siklus Pertama)

No Nama

Kreteria Penilaian Berdasarkan PengamatanPemahaman isi Bacaan

tersurat

Pemahaman isi Bacaan

tersirat

Peran Serta Dalam

Kelompok

Pemahaman Kosakata

1 Desi Fatimatul Zahro C B B A2 A. Qomaruddin C C K C3 Adi Sugeng A C B B4 Ainul Yaqin K K C C5 Ali Makhrus B B A A6 Indra Gumilang B B B B7 Mudzakir B C A A8 Istianah K C B B9 Ifatul Fatimah C C C B10 M. Abd. Haris B A A A11 Ainur Rofiq C C C B12 Munadhifah C C B B13 Nur Lailiyah K K C C

Keterangan :Penilaian diberikan dengan skor K = 0, C = 1, B = 2, A = 3

Page 90: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

90Etiyasningsih, Peningkatan Kemampuan Berpidato Dengan Menggunakan Rangkuman Bacaan Pada Siswa

Tabel Data Analisis Siswa Secara Individu (Evaluasi Kedua)

No NamaKreteria Penilaian Berdasarkan Pengamatan

Pemahaman isi Bacaan tersurat

Pemahaman isi Bacaan tersirat

Pemahaman Kosakata

1 Desi Fatimatul Zahro A B B2 A. Qomaruddin A C B3 Adi Sugeng A C B4 Ainul Yaqin C K C5 Ali Makhrus B B A6 Indra Gumilang B B B7 Mudzakir B C A8 Istianah B C B9 Ifatul Fatimah A C C10 M. Abd. Haris B A A11 Ainur Rofiq B C C12 Munadhifah B C B13 Nur Lailiyah A B C

Keterangan :Penilaian diberikan dengan skor K = 0.1 = 1, B = 2, A = 3

PEMBAHASANKeberhasilan proses penelitian

pembelajaran peningkatan ketrampilan siswa pada kemampuan berpidato pada bidang studi bahasa Indonesia dengan menggunakan rangkuman bacaan siswa pada MI An-Nasiriah Ngembeh Ds. Ngumpul Kec. Jogoroto Kab. Jombang menurut hemat penelitian telah tepat menggenai sasaran.

Pada siklus pertama, kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru sedikit banyak lebih mampu meningkatkan dan menggarahkan pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan baik. Siswa dengan penuh perhatian mendengarkan uraian penjelasan materi pembelajaran bidang studi bahasa Indonesia. Ada motivasi yang tinggi dari dalam diri siswa untuk lebih memperhatikan uraian penjelasan dari guru pengajar bidang studi bahasa Indonesia karena rasa keingintahuan yang lebih untuk memahami lebih jauh tentang materi

yang diuraikan oleh guru pengajar bidang studi bahasa Indonesia.

Keaktifan dan kesungguhan siswa ini memiliki implementasi secara langsung pada kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa pada penugasan kedua. Siswa di MI An-Nasiriah Ngembeh Ds. Ngumpul Kec. Jogoroto Kab. Jombang secara garis besar telah mampu dan terampil dalam berpidato mempergunakan media rangkuman bacaan.

Kemampuan dan ketrampilan siswa MI An-Nasiriah Ngembeh Ds. Ngumpul Kec. Jogoroto Kab. Jombang untuk memahami dan menguasai dengan benar materi pembelajaran yang disampaikan dengan kegiatan belajar mengajar (KBM) bidang studi bahasa Indonesia ini mengisyaratkan bahwa secara umum siswa dikelas dan disekolah tersebut telah menunjukkan peningkatan ketrampilan berpidato dengan hasil yang cukup baik.

Bertolak pada realitas selama kegiatan belajar mengajar (KBM) bidang studi bahasa Indonesia dengan, menggunakan

Page 91: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

91Etiyasningsih, Peningkatan Kemampuan Berpidato Dengan Menggunakan Rangkuman Bacaan Pada Siswa

rangkuman bacaan di MI An-Nasiriah Ngembeh Ds. Ngumpul Kec. Jogoroto K.ab. Jombang maka dapat di simpulkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti telah mencapai tujuan seperti yang di harapkan.

PENUTUPSimpulan

Sesuai dan sejalan dcngan materi dalam rumusan masalah dan tujuan penelitian, secara umum telah melakukan kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK.) dengan obyek siswa MI An-Nasiriah Ngembeh Ds. Ngumpul Kec. Jogoroto K.ab. Jombang peneliti sampai pada suatu simpulan bahwa melalui penggunaan rangkuman bacaan sebagai salah satu dan sekian banyak ragam dan bentuk altematif media pembelajaran bidang studi bahasa Indonesia yang dapat meningkatkan ketrampilan berbahasa khususnya kemampuan berpidato berimplementasi langsung pada hasil prestasi belajar siswa MI An-Nasiriah Ngembeh Ds. Ngumpul Kec. Jogoroto Kab. Jombang dan telah menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.

Secara khusus hasil penelitian tindakan kelas (PTK) meningkatkan ketrampilan berpidato dalam bidang studi bahasa Indonesia pada siswa MI An-Nasiriah Ngembeh Ds. Ngumpul Kec. Jogoroto Kab. Jombang dengan mengoptimalkan penggunaan rangkuman bacaan sebagai salah satu alternatif media pembelajaran dapat disimpulkan.1. Peningkatan prestasi belajar siswa

tampak pada peran serta aktif siswa pada tahapan-tahapan siklus pembelajaran. Aktivitas-aktivitas siswa seperti (1) mendengarkan dengan

sungguh-sungguh uraian materi pelajaran dari guru;

2. Mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh untuk kegiatan berpidato;

3. Membaca bacaan dan menyusun rangkuman dan bacaan tersebut; dan

4. Melakukan evaluasi bersama untuk: mendapatkan simpulan yang tepat dari kegiatan yang baru saja di lakukan merupakan suatu bentuk peran serta aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar (KBM)

5. Peningkatan prestasi belajar siswa pada bidang studi bahasa Indonesia juga terimplemantasikan secara lengkap pada hasil yang nyata seperti kemampuan dan ketrampialan berpidato dengan baik dan benar.

SaranBerpihak pada pengalaman singkat

peneliti menggunakan rangkuman bacaan sebagai salah, satu altematif media pembelajaran pada bidang studi bahasa Indonesia di siswa MI An-Nasiriah Ngembeh Ds. Ngumpul Kec. Jogoroto Kab. Jombang, peneliti memiliki sedikit sumbangan saran pada beberapa pihak meliputi:1. Kepada rekan-rekan sejawat yang

ingin meningkatkan prestasi belajar siswanya, apabila situasi dan kondisi yang berkembang di sekolah atau lingkungan pendidikan relatif mempunyai kesamaan dengan apa yang ada di sekolah peneliti, maka disarankan untuk menggunakan media ini sebagai strategi pembelajaran.

2. Kepada Kepala Sekolah dan jajaran pengelola kebijakan sekolah, disarankan agar memberikan fasilitas dalam sosialisasi implementasi

Page 92: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

92Etiyasningsih, Peningkatan Kemampuan Berpidato Dengan Menggunakan Rangkuman Bacaan Pada Siswa

metode pembelajaran ini, sejajar dengan signifikansi hasil penelitian yang telah peneliti lakukan.

3. Kepada orang tua dan wali murid diharapkan mempunyai kepedulian yang tinggi dan proaktif dengan proses pembelajaran yang sedang dilakukan di sekolah.

4. Kepada siswa itu sendiri agar senantiasa tidak berhenti sampai tahapan pembelajaran ini apabila menginginkan kemampuan dan ketrampilannya senantiasa terasah dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Reni dan Hawadi. 2001. Psikologis Perkembangan Anak, Jakarta : Grasindo. Bahari, abduloh dkk, 2000. Metode Pembelajaran anak Kreatif. Bandung : Dwi Pasha Press.

Danuwerdo, Andrianus Joseph, 1995, Teknik Berpidato. Cara Mudah Mempelajari Teknik Berpidato Bagi Pemula, Surakarta : Paleban.

Depdiknas 2003, Kurikulum 2004; Standarkopetinsimata Pelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Madrasah Ibtida’iyah, Jakarta : Puskur, Balitbang, Depdiknas.

Nuriah, N, 2003. Penelitian Tindakan, Malang : Bayu Media Publishing

Pasaribu, Edwart, 1996. Bahasa Indonesia, Tinjauan Structural Dan Penerapan Komunikasi, Yogyakarta : Yayasan Indonesia Baru.

Purwandaru, Setyawan, dan Esther Wahyudi Salim. Belajar Reaktif, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Rahman, Arief, 2000. Sistem Pendidikan Indonesia : Potret Realitas Menejemen Yang Mengambang, Yogyakarta : Lentera.

Sukmini, Adi, 1990. Metode Sederhana Wawancara, Buku Saku Bagi Jurnalis Dan Wartawan. Jakarta : Grasindo.

Sukoco, Padmo,2002. Penelitian Kualitatif, Metodologi, Aplikasi, dan Evaluasi. Jakarta : Gunung Agung.

Surakhmad, lwanurrif, l990. Mengembangkan Pendidikan di Lingkungan Keluarga. Yogyakarta : Yayasan Obor.

Suryaman, Maman, l990. Kerangka Acuan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa. Bandung : Angkasa.

Wibawa, B, 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :Dirjen Dikdasmen Direktorat Tenaga Kependidikan.

Page 93: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

KORELASI ANTARA MINAT BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DI

SEKOLAH DASAR

Adrijanti

Abtraksi, Motivasi menurut Roestiyah (1994) adalah dorongan yang kita berikan kepada anak, sehingga anak berbuat sesuatu uuntuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut M. Ngalim Purwanto (2006) "motivasi adalah suatu usaha yang didasari untuk menggerakan, menggrahakan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia dapat terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan akhir".

Dari kedua pernyataan dua ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang guru harus mampu untuk membangun minat belajar siswa secara terus menerus agar siswa tersebut berprestasi.

Minat belajar adalah dorongan dan din siswa yang terbangun atas motivasi guru, orang tua atau faktor internal dan dirinya sendiri.

Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan di SDN Sidokumpul I Gresik mendapatkan hasil sebagai mana berikut :

Dari hasil perhitungan dan pengolahan data pada bab sebelumnya diperoleh Hipotesis hitung 1,554 denganjumlah N = 32. berdasarkan tabel nilai produck moment, taraf signifikan 5% dengan N = 32 adalah 0,349, sedangkan taraf signifikan 1% terdapat nilai 0,449. Jadi nilai hitung lebih besar dan nilai tabel baik signifikan 5% atau 1%.1,554 > 0,349 > 0,449

Dengan demikian hipotesis nol ditolak. Artinya baik taraf signifikan 5% ataupun 1% hipotesis nol ditolak. Dengan kata lain bahwa ada hubungan antara siswa yang berminat terhadap mata pelajaran bahasa inggris dengan siswa yang tidak berminat terhadap mata pelajaran bahasa Inggris di sekolah.

PENDAHULUANLatar Belakang

Dilihat dan fimgsinya, bahasa tentu sesuatu yang tidak jauh dari kehidupan manusia sehari-hari. Saat seorang manusia sedang sendiri, ia tidak dapat absen dari penggunaan bahasa. Memang, bahasa dapat dipandang hanya sebagai alat. Namun, sebagai alat berpikir, di samping sebagai alat berkomunikasi, bahasa tidak seperti pena untuk menulis, seperti baju untuk menutupi badan, seperti kacamata untuk melihat, yang semuanya dapat dilepaskan, dibuang, dan dilupakan. Lebih

tepat jika bahasa diibaratkan sebagai alat pacu jantung yang kalau dilepas, pemakainya juga harus "beristirahat".

Sekalipun fimgsinya demikian penting, tidak setiap orang menaruh perhatian pada bahasa, apalagi menyediakan waktu setiap hari untuk memikirkannya. Berbeda dengan masalah politik, ekonomi, atau teknologi, misalnya, setiap pagi kita dapat menemukan pembicaraannya di surat-surat kabar atau media lain. Sementara itu, rubrik bahasa di surat kabar-kalau ada mungkin muncul hanya sekali seminggu.

Adrijanti Adalah Dosen Tetap FKIP Universitas Gresik 93

Page 94: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

94 Adrijanti, Korelasi Antara Minat Belajar Siswa Dengan Prestasi Mata Peljaran Bahasa Inggris Di SDN Sidokumpul I Gresik

Seiring dengan adanya kesadaran-kesadaran baru tentang apa yang diperlukan oleh bangsa Indonesia dalam menghadapi globalisasi yang mengharuskan warga negara ini untuk berkomunikasi dengan warga dunia lainya. Perlu usaha untuk meninjau dan menata kembali kurikulum mata pelajaran di semua jenjang pendidikan di Indonesia. Disadari bahwa untuk menyiapkan sumber daya manusia yang dapat bertahan dalam era global maka pendidikan, termasuk Bahasa Asing dalam hal ini bahasa Inggris, harus mampu memberi bekal yang memadai agar lulusan sekolah dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan akademik, sosial, ekonomi dan sebagainya yang pada dasarnya merupakan realisasi dan gaya hidup modern. Pembelajaran bahasa Inggris bertujuan untuk memberi kemampuan kepada lulusan agar dapat berpartisipasi dan beradaptasi dalam dunia yang senantiasa berubah.

Di samping nilai fisik motorik yang dapat dibangun melalui proses pembelajaran bahasa Inggris (asing), nilai-nilai psiko-sosial yang saat ini menjadi budaya dalam pergaulan masyarakat dunia, seperti menghargai orang lain dan mentaati peraturan, kerja keras, jujur, pantang menyerah dan kerja sama merupakan nilai-nilai yang menjadi bagian dan proses transformasi dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

Aktivitas fisik dalam bahasa asing (Inggris), tidak semata-mata menjadi media yang dapat menjadi media penyaluran kelebihan energi, minat dan hasrat bergerak, melainkan ia menjadi media untuk membangun diri fisik-motorik, psiko-sosial yang terintegrasi

dalam budaya dan etika masa kini dan masa depan. Keunikan yang terdapat dalam pembelajaran bahasa asing merupakan satu-satunya proses pembelajaran yang dapat melengkapi proses pendidikan keselunihan anak didik. Oleh karenanya tidak ada pendidikan yang tidak memiliki sasaran paedogogis dan tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa bahasa asing (Ateng : 2001)

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Bahasa Asing (Inggris) dibangun atas pemetaan karakteristik kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak yang diorientasikan pada seperangkat kompetensi yang kelak dicapai oleh anak harus dipandang secara keseluruhan. Kurikulum Bahasa asing bukan hanya memuat subtansi standar kompetensi, materi, indikator, strategis pembelajaran dan rancangan evaluasi yang diorientasikan pada upaya pengembangan kompetensi fisik motorik, melainkan juga secara multilateral diorientasikan pada upaya pengembangan siswa secara utuh. (KBK Bahas Asing 2004)

Memberikan bekal bahasa Inggris pada peserta didik mulai tingkat dasar menjadi sangat penting untuk masa sekarang. Akan tetapi sebagus apapun kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah tidak akan berhasil, jika peranan komponen pendidikan yang lain tidak berjalan. Peranan guru, orang tua dan siswa itu sendiri sangatlah menentukan dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris.

Tenaga pengajar/guru merupakan komponen yang sangat penting dalam proses pembelajaran disekolah, karena gurulah yang akan mentransfer ilmu dan mengadakan perubahan pada diri siswa.Diantara peran tersebut adalah :

Page 95: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

95 Adrijanti, Korelasi Antara Minat Belajar Siswa Dengan Prestasi Mata Peljaran Bahasa Inggris Di SDN Sidokumpul I Gresik

1. Memantau kegiatan belajar siswa2. Memberikan motivasi/membangun

minat belajar siswa3. Menata dan memantauperilaku siswa4. Menyediakan dan menciptakan model-

model pembelajaran yang akurat5. Membimbing dan menjadi "teman"

diskusi6. Menganalisis kebutuhan7. Mengembangkan bahan atau materi

pembelajaranDiantara dan peran guru diatas

yang menarik bagi penulis untuk di teliti adalah minat belajar siswa. Sejauhmana pengaruhnya minat belajar siswa terhadap prestasi mata pelajaran bahasa Inggris. Karena motivasi dan minat siswa memiliki peranan yang sangat penting dalam belajar, hal ini sesuai dengan pernyataan Prof. DR. Nana Syaodih S. dalam bukunya,

"Keberhasilan siswa dalam belajar bukan hanya ditentukan oleh kemampuan intelektual, tetapi juga oleh segi-segi afektif terutama motivasi." (Nana 2003).

Motivasi boleh dikata merupakan faktor yang menentukan dalam belajar, menentukan berhasil atau tidaknya usaha belajar. Pendidik harus berusaha untuk menggunakan hal ini sebagai dasar dalam mengajar, minat belajar anak haruslah selalu di tumbuhkan dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hal tersebut diatas penulis ingin meneliti dengan judul "Pengaruh Minat Belajar Siswa Terhadap Prestasi Mata Pelajaran Bahasa Inggris Di Sdn Sidokumpul I Gresik."

Rumusan MasalahBerdasarkan uraian di atas penulis

merumuskan permasalahannya yaitu "Korelasi Antara Minat Belajar Siswa

Dengan Prestasi Mata Pelajaran Bahasa Inggris Di SDN Sidokumpul I Gresik"

Variabel, Asumsi dan DevinisiVariabel

Variabel merupakan gejala yang menunjukan variasi yang akan diteliti. Variabel dalam penelitian selalu mempunyai sifat sebab akibat atau saling mempengaruhi antara variabel bebas dan variabel terikat. Yang dimaksud dengan variabel bebas adalah yang memberikan pengaruh kepada variabel lainya. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang mempengaruhi oleh variabel bebas. (Sutresno Hadi,1987).

Variabel dalam penelitian ini adalah :1. Variabel pertama (X)

Yaitu hasil belajar siswa yang memiliki minat belajar tinggi

2. Variabel kedua (Y)Yaitu hasil belajar siswa yang kurang memiliki minat belajar

AsumsiDalam penelitian ini penulis berasumsi bahwa:1. Minat belajar siswa mempengaruhi

nilai prestasi belajar siswa 2. Perbandingan nilai prestasi siswa mata

pelajaran bahasa Inggris yang memiliki minat tinggi dengan siswa yang kurang berminat.

DefinisiUntuk menghindari terjadinya perbedaan dan meluasnya pembahasan, maka penulis perlu mendifinisikan hal-hal tersebut :1. Mengklasifikasikan siswa

berdasarkan minat belajar siswa

Page 96: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

96 Adrijanti, Korelasi Antara Minat Belajar Siswa Dengan Prestasi Mata Peljaran Bahasa Inggris Di SDN Sidokumpul I Gresik

terhadap mata pelajaran bahasa Inggris di sekolah

2. Nilai prestasi siswa berdasarkan minat belajar siswa.

Tujuan PenulisanSesuai dengan rumusan masalah

diatas penulis bertujuan: Mendeskripsikan pengaruh minat belajar siswa terhadap prestasi belajar mata pelajaran bahasa Inggris di SDN Sidokumpul I Gresik

Manfaat PenulisanSesuai rumusan masalah diatas manfaat penelitian adalah 1. Sebagai upaya untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran bahasa Inggris.

2. Sebagai pertimbangan bagi sesama guru dalam mengajar bahasa Inggris di SD.

METODE PENELITIANMetode Penentuan Objek

Pengertian sampel menurut Riyanto (2001) "sampel adalah bagian dari populasi, maksudnya sembarang himpunan yang merupakan bagian dari suatu populasi". Sedangkan Populasi menurut Arikunto (1998), "populasi adalah keseluruhan objek penelitian".

Metode penentuan objek adalah cara bagaimana peneliti mengambil atau menentukan objek yang akan di teliti untuk memperoleh data yang akurat. Kesalahan dalam pemilihan sampel akan berakibat fatal pada penelitian yang dilakukan.

Dengan demikian peneliti menentukan dan menetapkan objek dari penelitian ini adalah siswa SDN Sidokumpul I Gresik.

Dengan alamat JL. Jaksa Agung Suprapto No. 5 Gresik.

Sedangkan waktu pelaksanaannya pada awal semester genap tahun pelajaran 2012-2013.

Prosedur Pengumpulan DataSalah satu hal terpenting dalam

penelitian karya ilmiah adalah metode pengumpulan data. Hal ini diperkuat oleh pendapat Sutrisno Hadi bahwa "Baik buruknya research sebagian tergantung dari teknik-teknik pengumpulan datanya. Maksud dari pengumpulan data dalam penelitian ilmiah adalah untuk memperoleh bahan yang relevan, akurat dan reliable”. (Sutrisno Hadi, 1987).

Dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan sistem angket terbuka, untuk mengetahui siswa yang memiliki minat belajar mata pelajaran bahasa Inggris dan siswa yang tidak berminat terhadap mata pelajaran bahasa Inggris di sekolah.

Untuk mengetahui prestasi siswa di sekolah peneliti menginfentarisasi/ mendokumentasikan nilai hasil ujian akhir semester ganjil, selanjutnya dinyatakan dalam bentuk tabel prestasi siswa.

Jenis dan Sumber Data Jenis penelitian ini adalah penelitian

komparasi yaitu membandingkan siswa yang berminat dan tidak berminat belajar anak mata pelajaran bahasa Inggris terhadap prestasinya di sekolah.

Sedangkan penelitian komparatif menurut Van Dalen yang dikutip Arikunto; “Penelitian komparatif yaitu ingin membandingkan dua atau tiga kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya”.

Page 97: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

97 Adrijanti, Korelasi Antara Minat Belajar Siswa Dengan Prestasi Mata Peljaran Bahasa Inggris Di SDN Sidokumpul I Gresik

Dalam penelitian ini sumber datanya adalah siswa SDN Sidokumpul I Gresik Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik.

Metode Analisa DataSetelah data terkumpul dalam

bentuk angka-angka atau nilai, maka proses selanjutnya adalah menganalisa data. Menganalisa data adalah suatu proses pengolahan data yang diperlukan dan diperoleh dari penelitian sehingga didapat suatu kesimpulan dari hasil penelitian.

Sesuai dengan tujuan penelitian dan data yang diperoleh langka-langka yang akan dilakukan penulis dalam mengolah data adalah sebagai berikut :1. Menentukan variabel x dan y,

dengan cara mendokumentasi dan menginfertarisir nilai evaluasi belajar semester ganjil tahun ajaran 2006-2007 masing-masing kelompok.

2. Menghitung jumlah sampel 3. Menganalisa data yang telah didapat

dengan menggunakan rumus

rxy = ∑ xy−

(∑ x ) (∑ y )N

√{∑ x2−[∑ x

N ]2}{∑ y2−[

∑ yN ]

2}rxy = Koefisien korelasi produck momentxy = Jumlah variabel x dikalikan yN = Jumlah respondenx = Jumlah skor variabel xy = Jumlah skor variabel y x2 = Jumlah variabel x2

y2 = Jumlah Varibel y2

xy = Jumlah kali skor variabel x dan varibel yLAPORAN EMPIRIS DAN ANALISIS DATAPersiapanPenelitian ini dilakukan untuk melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi. Maka hal-hal yang dilakukan peneliti adalah :1. Mengajukan judul penelitian ke LPPM2. Pembuatan proposal penelitian3. Pembuatan instrumen penelitian4. Persiapan administratif5. Pengumpulan data6. Pengolahan data7. Menganalisa data8. Pembuatan laporan penelitian

PelaksanaanBerdasarkan pernyataan diatas

peneliti melakukan langka-langka penelitian sebagai berikut:1. Membagikan instrumen penelitian /

angket kepada siswa SDN Sidokumpul I Gresik.

2. Merekapitulasi instrumen penelitian / angket untuk mengetahui tingkat pendidikan orang siswa SDN Sidokumpul I Gresik

3. Mengklasifikasikan siswa berdasarkan tingkat pendidikan orang tua, dan membaginya menjadi dua kelompok.

Tabel 1. Rekapitulasi AngketKeterangan F Total

Sampel

1. Berminat 18 362. Tidak berminat 184. Menginventarisir nilai ujian siswa mata

pelajaran matematika semester ganjil tahun pelajaran 2012-2013

Dari hasil inventarisir dan setelah diklasifikasikan menurut tingkat pendidikan orang tua, peneliti

Page 98: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

98 Adrijanti, Korelasi Antara Minat Belajar Siswa Dengan Prestasi Mata Peljaran Bahasa Inggris Di SDN Sidokumpul I Gresik

mendapatkan nilai bahasa Inggris siswa SDN Sidokumpul I Gresik pada Ulangan Akhir Semester (UAS), semester ganjil tahun pelajaran 2012-2013 adalah sebagai berikut :

Tabel Rekapitulasi nilai siswa SDN Sidokumpul 1 Gresik

No. Berminat Tidak Berminat1 95 912 93 803 88 904 91 935 95 826 94 817 93 818 83 859 97 9010 88 8511 94 7512 80 7313 92 7514 90 7515 85 7516 90 8017 91 8518 93 75Rt. 90.67 81.72

Pengolahan DataDari data-data yang diperoleh, tahap

selanjutnya yang dilakukan penulis adalah mengolah data tersebut dalam bentuk tabel-tabel/tabulasi dan menentukan variabel x dan y, variabel-varibel tersebut adalah:

Variabel xadalah siswa yang berminat terhadap mata pelajaran bahasa Inggris di sekolah

Variabel yadalah siswa yang tidak berminat terhadap mata pelajaran bahasa Inggris di sekolah.Berdasarkan tabel 1, jumlah respoden yang kami teliti sejumlah 36, dan berdasarkan

tabel 3 dapat disusun tabel koefisien variabel x dan y.

Tabel Koefisien Variabel x dan yNo. x Y x2 y2 xy

1 95 91 9025 8281 8645

2 93 80 8649 6400 7440

3 88 90 7744 8100 7920

4 91 93 8281 8649 8463

5 95 82 9025 6724 7790

6 94 81 8836 6561 7614

7 93 81 8649 6561 7533

8 83 85 6889 7225 7055

9 97 90 9409 8100 8730

10 88 85 7744 7225 7480

11 94 75 8836 5625 7050

12 80 73 6400 5329 5840

13 92 75 8464 5625 6900

14 90 75 8100 5625 6750

15 85 75 7225 5625 6375

16 90 80 8100 6400 7200

17 91 85 8281 7225 7735

18 93 75 8649 5625 6975

Rt. 1632 1471 148306 120905 133495

Analisa DataDari data-data diatas tahap selanjutnya adalah menganalisa data menggunakan Rumus Produck Moment.

rxy = ∑ xy−

(∑ x ) (∑ y )N

√{∑ x2−[∑ x

N ]2}{∑ y2−[

∑ yN ]

2}rxy = Koefisien korclasi produck momentxy = Jumlah variabel x dikalikan yN = Jumlah respondenx = Jumlah skor variabel xy = Jumlah skor variabel y

Page 99: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

99 Adrijanti, Korelasi Antara Minat Belajar Siswa Dengan Prestasi Mata Peljaran Bahasa Inggris Di SDN Sidokumpul I Gresik

x2 = Jumlah variabel x2

y2 = Jumlah Varibel y2

xy = Jumlah kali skor variabel x dan varibel y

rxy =

133495- (1632 x 1471 )36

√{148306- (163236 )

2} {120905- (147136 )

2}rxy =

133495−240067236

√ {148306−(45,333)2 } {120905−(40,861)2 }

rxy =

133495−66685,33√ {148306 – 2055,081 } {120905−1669,621 }

rxy = 66809,7

√ {146250,919 }{119235,379 }

rxy = 1,559

Selanjutnya peneliti menguji nilai r dengan tabel nilai produck moment. Dari hasil perhitungan tersebut, maka nilai r adalah 1,599 dengan jumlah N = 36. berdasarkan tabel nilai produck moment, taraf signifikan 5% dengan N = 36 adalah 0,329, sedangkan taraf signifikan 1% terdapat nilai 0,424

Dengan demikian nilai hitung lebih besar dari nilai tabel baik signifikan 5% atau 1%.1,599 > 0,329 > 0,424

Maka kesimpulannya adalah nilai hitung signifikan, dengan demikian hipotesis nol ditolak. Artinya baik taraf signifikan 5% ataupun 1% hipotesis nol ditolak. Dengan kata lain bahwa ada hubungan antara minat belajar siswa terhadap mata pelajaran bahasa Inggris dengan prestasi siswa mata pelajaran bahasa Inggris.

Tabel Nilai-nilai Product Moment

N Taraf Signifikan N Taraf Signifikan N Taraf Signifikan5% 1% 5% 1% 5% 1%

3 0,997 0,999 26 0,388 0,496 55 0,266 0,3454 0,950 0,990 27 0,381 0,487 60 0,254 0,3305 0,878 0,959 28 0,374 0,478 62 0,244 0,317

29 0,367 0,470 70 0,235 0,3066 0,811 0,917 30 0,361 0,463 75 0,227 0,2967 0,754 0,8748 0,701 0,834 31 0,355 0,456 80 0,220 0,2869 0,666 0,798 32 0,349 0,449 85 0,213 0,27810 0,632 0,765 33 0,344 0,442 90 0,207 0,270

34 0,339 0,436 95 0,202 0,26311 0,602 0,735 35 0,334 0,430 100 0,195 0,25612 0,576 0,70813 0,553 0,684 36 0,329 0,424 125 0,176 0,23014 0,532 0,661 37 0,325 0,418 150 0,159 0,21015 0,514 0,641 38 0,320 0,413 175 0,148 0,194

39 0,316 0,408 200 0,138 0,18116 0,497 0,623 40 0,312 0,403 300 0,113 0,14817 0,482 0,606

Page 100: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

100 Adrijanti, Korelasi Antara Minat Belajar Siswa Dengan Prestasi Mata Peljaran Bahasa Inggris Di SDN Sidokumpul I Gresik

N Taraf Signifikan N Taraf Signifikan N Taraf Signifikan5% 1% 5% 1% 5% 1%

18 0,468 0,590 41 0,308 0,398 400 0,098 0,12819 0,456 0,575 42 0,304 0,393 500 0,088 0,11520 0,444 0,561 43 0,301 0,389

44 0,297 0,384 600 0,080 0,10521 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,074 0,09722 0,423 0,53723 0,413 0,526 46 0,291 0,376 800 0,070 0,09124 0,404 0,515 47 0,288 0,372 900 0,065 0,08625 0,396 0,505 48 0,284 0,368

49 0,281 0,364 1000 0,062 0,08150 0,279 0,361

PENUTUPKesimpulan

Dari hasil perhitungan analisa data pada bab sebelumnya didapat nilai y adalah 1,599 dengan jumlah N = 36. Berdasarkan label nilai produck moment, taraf signifikan 5% dengan N = 36 adalah 0,329, sedangkan taraf signifikan 1% terdapat nilai 0,424

Dengan demikian nilai hitung lebih besar dari nilai label baik signifikan 5% atau 1%.1,599 > 0,329 > 0,424

Maka kesimpulannya adalah nilai hitung signifikan, dengan demikian hipotesis nol ditolak. Artinya baik taraf signifikan 5% ataupun 1% hipotesis nol ditolak. Dengan kata lain bahwa ada hubungan antara minat belajar siswa terhadap mata pelajaran bahasa Inggris dengan prestasi siswa mata pelajaran bahasa Inggris di sekolah.

Berdasarkan hal diatas dapat di disimpulkan bahwa minat belajar siswa mempengaruhi prestasi belajar mata pelajaran bahasa Inggris pada siswa C SDN Sidokumpul I Gresik.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran-saran yang peneliti berikan adalah:1. Guru dalam proses pembelajaran

harus senantiasa mengembangkan metode pengajarannya, dalam menggunakan media pembelajaran agar menarik minat belajar siswa terhadap materi yang di bahas terutama mata pelajaran bahas Inggris.

2. Guru harus mampu menciptakan suasana yang kondusif di kelas, agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan tenang.

3. Guru dan sekolah harus senantiasa membuat siswa nyaman, tenang dan damai disekolah agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik dan menumbuhkan minat belajar siswa disekolah.

Daftar PustakaArikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Hudoyo, Herman. 1979. Pengembangan Kurikulum Matematika dan

Page 101: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

101 Adrijanti, Korelasi Antara Minat Belajar Siswa Dengan Prestasi Mata Peljaran Bahasa Inggris Di SDN Sidokumpul I Gresik

Pelaksanaannya di Depan Kelas. Surabaya: Usaha Nasional

Suparno, Paul. 2001 Teori Perkembangan Kofintif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius

Purwanto, Ngalim. 2006 Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Nana, Syaodih Sukmadinata. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan: PT Remaja Rosdakarya

Burhan Bungin, 2001 . Penelitian Sosial: Airlangga University Press

Sudjana. 1996. Metode Statistik. Bandung; Tarsito

http://www.pppe.co.id , Matematika dan Perkembangannya

http://www.pendidikannetwork.co.id,

http://www.ganeca-exact.com.

http://www.alambahasa.com

Page 102: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

102 Adrijanti, Korelasi Antara Minat Belajar Siswa Dengan Prestasi Mata Peljaran Bahasa Inggris Di SDN Sidokumpul I Gresik

Page 103: · Web viewpemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti. Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna

103 Adrijanti, Korelasi Antara Minat Belajar Siswa Dengan Prestasi Mata Peljaran Bahasa Inggris Di SDN Sidokumpul I Gresik