Upload
atin-arh
View
393
Download
40
Embed Size (px)
Citation preview
Pengaturan dosis ganda
• Tujuan : Memperpanjang efek terapi obat, kadar obat dalam
plasma diupayakan tetap berada di daerah yg sempit, sehingga diperoleh efektivitas klinik yang maksimal.
Contoh Obat :- Obat Anti Bakteri- Kardiotonik- Obat anti Kejang- Hormon
Hasil yang diharapkan1. Menghasilkan Kadar obat dalam plasma yang tepat (berada dalam
jendela terpeutik), tanpa fluktuasi dan akumulasi yang berlebihan2. Untuk antibiotik: melampaui kadar efektif minimum yang
diinginkan3. Untuk obat-obat yang memiliki Indeks terapi kecil, Cp diusahakan
berada dalam jendela terapeutik: antara MTC dan MEC Contoh obatnya: digoksin, fenitoin, dam theophyllin
Parameter yang digunakan:4. Ukuran dosis obat (Do)5. Jarak waktu antar dosis (Ƭ)
Pemberian Dosis Ganda1. Syarat Pada pemberian dosis ganda, dosis berikutnya tidak mempengaruhi
FARMAKOKINETIK dosis sebelumnya
PRINSIP PUPERPOSISI Terjadi overlay pada Cp, atau superimpose dosis ke -2, ke -3, ke -4, dst
2. FAKTOR YANG BERPENGARUHa. Adanya perubahan pathofisiologis penderitab. Terjadi penjenuhan carrier obat/enzimc. Ada Induksi Enzimd. Ada Inhibisi Enzim
AKUMULASI OBAT1.Untuk Perkiraan Cp pada pemberian dosis ganda, Parameter farmakokinetik
yang diperoleh dari percobaan dosis tunggal dapat digunakan.2. Faktor yang berpengaruh: a. Takaran/Dosis ( Do) b. Jarak Pemberian (Ƭ) c. T ½ el atau Ke3. Jika berlaku overlay maka Cp dari dosis ke -2, ke -3, dan ke –n akan terjadi
superimpose kadar obat dalam plasma, dengan dasar: Obat dieliminasi melaui kinetika orde ke -1 dan farmakokinetika obat tidak berubah pada pemberian berikutnya.
4.Cp = Kadar total obat hasil penjumlahan kadar residual obat dari tiap pemberian, Cp akan naik kemudian Plateu
5. Bila Ƭ levih Pendekdari waktu eliminasi, akan terjadi akumulasi sebaliknya jika panjang akumulasi tidak akan terjadi.
Besarnya Akumulasi Obat
Dari segi Klinik pada pemberian dosis ganda Intravena :
t 90% akumulasi = 3,3 X t ½ el
t99%akumulasi = 6,6 X t ½ el
KADAR OBAT DALAM PLASMA DARAH SETELAH KONDISI TUNAK (STEADY STATE)
1. Bila takaran dosis sama, diberikan ulang dengan jarak yang sama/konstan, akan dicapai kondisi tunak
2. Setelah kondisi tunak, Cp akan berfluktuasi antara Css,Maks dan Css,Min dengan kadar rata2 Css,av
3. Besarnya Css,av = [AUC]t1t2/τ4. Dalam kondisi tunak, Css,maks dan Css,min konstan dan tidak
berubah dari dosis ke dosis5. Css,maks harus < MTC dan Css,min harus > MEC6. Css,maks juga dapat menunjukkan adanya akumulasi obat
dalam tubuh7. Indeks Akumulasi (R) = Css,maks / C(n=1),maks
INJEKSI INTRA VENA GANDA
1. Setelah Pemberian Inj IV secara bolus, jumlah obat dalam tubuh saat to = Do
2. Untuk model kompartemen satu terbuka, obat di eliminasi mengikuti orde satu, dengan persamaan : D = Do e ⁻ke t
3. Jika dalam pemberian = τ , jumlah obat yang tinggal dalam tubuh: D = Do e ⁻ke τ
Sehingga pada setiap pemberian dosis harga f hanya tergantung pada ke dan τ
Contoh :
Seorang pasien laki-laki dengan BB 50 kg, tiap 6 jam diberi injeksi antibiotik 1000 mg secara intra vena. Obat tersebut mengikuti model kompartemen satu dengan t ½ el 3 jam dan memiliki volume distribusi 400 ml/kgBB
Tentukan besarnya C ss,maks dan Css,min?
JawabFraksi Obat yang tinggal :
f = D/ Do = e ⁻ke tLn f = - ke 0,693 = τ / t1/2 X 6 = - 1,356 f = 0,25007 f = 0,25, jadi fraksi obat yang tinggal dalam tubuh = 0,25
C ss, maks = D ss,maks / Vd = 1333 mg/ 20 L = 66,65 mg/L = 66,65 μg/ml
Css,min = Dss,min/Vd = 333 mg/20L = 16,65 mg/L = 16,65 μg/ml