Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Dr. Ir. Musyawaroh, MT.
Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc.
Tim Dosen KWU FT. UNS
KEPEMIMPINAN
DEFINISI KEPEMIMPINAN
• Kepemimpinan adalah sebuah proses bagaimana seorang
pemimpin memengaruhi pengikutnya untuk mencapai
tujuan organisasi
• Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua
hal pokok yaitu: pemimpin sebagai subjek dan yang
dipimpin sebagai objek.
DEFINISI KEPEMIMPINAN MENURUT PARA AHLI
• Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24)
• Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
• Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).
• Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).
TEORI SEBAB MUNCULNYA PEMIMPIN
TEORI GENETIS TEORI SOSIAL TEORI EKOLOGIS TEORI SITUASI
leaders are borned not built leaders are built not borned leaders are borned and built
Leaders are for some situation
karena ia dilahirkan untuk
menjadi pemimpin karena
mempunyai bakat dan
pembawaan untuk menjadi
pemimpin
menjadi pemimpin kalau
lingkungan, waktu atau
keadaan memungkinkan ia
menjadi pemimpin
seorang pemimpin perlu bakat
dan bakat itu perlu dibina
supaya berkembang namun
tergantung kepada lingkungan,
waktu dan keadaan
setiap orang bisa menjadi
pemimpin, tetapi dalam situasi
tertentu saja, karena ia
mepunyai kelibihan-kelebihan
yang diperlukan dalam situasi
itu
tidak setiap orang bisa menjadi
pemimpin
Setiap orang bisa memimpin
asal diberi kesempatan dan
diberi pembinaan
Orang yang mempunyai bakat
pemimpin harus dibina agar
kepemimpinannya bisa berhasil
tidak setiap orang bisa menjadi
pemimpin
Contoh : Raja, kaisar Contoh : presiden, walikota Contoh : raja, kaisar Contoh : komandan perang
SIFAT KEPEMIMPINAN George R. Terry (1992: 156)
1. Penuh energi
2. Memiliki stabilitas emosi
3. Memiliki pengetahuan tentang manusia.
4. Motivasi pribadi
5. Kemahiran komunikasi
6. Kecakapan mengajar
7. Kecakapan social
8. Kemampuan teknis
• Penuh energy = Untuk tercapainya kepemimpinan yang baik maka diperlukan energi yang
baik pula, jasmani maupun rohani.
• Memiliki stabilitas emosi = Seorang pemimpin yang efektifitas harus melepaskan diri dari
berburuk sangka
• Memiliki pengetahuan tentang manusia = pemimpin harus dapat mengetahui berbagai sifat
manusia agar dapat bertindak di setiap keadaan dengan tepat
• Motivasi pribadi = keinginan untuk memimpin datang dari batin diri sendiri
• Kemahiran komunikasi = cakap dalam mengungkapkan gagasannya baik secara lisan maupun
tulisan
• Kecakapan mengajar = pemimpin harus dapat memberi petunjuk, mengoreksi kesalahan,
meberi dan menerima saran
• Kecakapan social = Seorang pemimpin harus mengetahui benar tentang manusia dan
masyarakat, kemampuan-kemampuannya maupun kelemahan-kelemahannya
• Kemampuan teknis = Dengan memiliki kemampuan teknis yang tinggi dari seorang pemimpin
akan lebih mudah mengadakan kkoreksi bila terjadi suatu kesalahan pelaksanaan tugas dari
bawahannya
Konsep Kepemimpinan menurut Ralph M. Stogdill
1. Kepemimpinan sebagai suatu seni untuk menciptakan kesesuaian paham. Para pemimpin memberikan dorongan terhadap anggotanya untuk mengerjakan apa yang
dikehendaki pemimpin tersebut.
2. Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasi dan inspirasi. bentuk kemampuan mempengaruhi orang lain bukan melalui pemaksaan melainkan himbauan
dan persuasi.
3. Kepemimpinan adalah suatu kepribadian yang memiliki pengaruh.
Sifat-sifat dan watak yang dimiliki oleh pemimpin yang menunjukkan keunggulan sehingga
menyebabkan pemimpin tersebut memiliki pengaruh yang baik terhadap anggotanya.
4. Kepemimpinan adalah tindakan dan perilaku. Perilaku : menilai anggota kelompok, menentukan hubungan kerjasama, mampu memperhatikan
kepentingan anggotanya dan lain-lain.
5. Kepemimpinan merupakan titik sentral proses kegiatan kelompok. Artinya dalam sebuah kehidupan organisasi dari kelompok, diharapkan lahir berbagai gagasan baru yang
melahirkan berbagai perubahan, kegiatan, dan seluruh proses kegiatan kelompok
6. Kepemimpinan merupakan hubungan kekuatan dan kekuasaan. Hubungan seseorang atau sekelompok orang berperilaku karena akibat adanya kewibawaan atau
kekuasaan yang ada pada orang yang memimpin, orang yang memimpin lebih banyak mempengaruhi dari
pada dipengaruhi.
7. Kepemimpinan sebagai sarana pencapaian tujuan. Kepemimpinan mempunyai peranan sebagai kekuatan dinamik yang mendorong, memotivasi dan
mengkoordinasikan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
8. Kepemimpinan merupakan hasil dari interaksi.
Artinya suatu proses sosial yang merupakan hubungan antar pribadi dimana pihak lain
mengadakan penyesuaian, suatu proses saling mendorong dalam mencapai tujuan
bersama.
9. Kepemimpinan adalah peranan yang dibedakan.
Artinya dalam kehidupan organisasi masing-masing anggota kelompok mempunyai
peranan yang berbeda, dalam mencapai tujuan anggota kelompok mempunyai
sumbangan yang berbeda-beda. Demikian pula kepemimpinan yang muncul sebagai
akibat interaksi dalam kehidupan organisasi, karena kebaikan-kebaikan dan sumbangan-
sumbangannya sebagai pemimpin.
10. Kepemimpinan sebagai inisiasi struktur.
Artinya kepemimpinan bukan dipandang sebagai jabatan pasif melainkan harus
berperan sebagai suatu jabatan yang terlibat dalam suatu tindakan memenuhi
pembentukan struktur dalam interaksi sosial sebagai bagian suatu proses pemecahan
masalah bersama.
GAYA KEPEMIMPINAN
suatu cara yang
digunakan
pemimpin dalam
berinteraksi
dengan
bawahannya
Tjiptono
(2006:161)
MACAM MACAM GAYA KEPEMIMPINAN (Hartono, 2016) 1. Otokratis terpusat pada diri pemimpin tanpa peran anak buah dlm
mengambil keputusan
2. Demokratis mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama.
Keputusan diambil bersama
3. Delegatif pembuat keputusan diserahkan pada anak buah. Pemimpin
jarang memberikan arahan
4. Birokratis segala kegiatan terpusat pada pimpinan, berdasarkan
peraturan yg berlaku
5. Laissez Faire pemimpin sedikit sekali menggunakan kekuasaannya,
bawahan diberi kelonggaran dlm menjalankan tugasnya
6. Karismatis menarik orang lain dengan gaya bicaranya
7. Diplomatis dapat menempatkan posisi dirinya diantara kompetitornya
8. Moralis mempunyai empati yg tinggi
9. Administratif konservatif dan mencari aman, kurang berani mengambil
resiko
10. Analitis berorientasi pada hasil, menekankan pada rencana jangka
panjang
11. Asertif lebih terbuka terhadap konflik dan kritik
12. Entrepreneur mencari pesaing dalam mentargetkan standar capaian
13. Visioner ditujukan untuk bias memberi arti pada kerja dan usaha,
dijalankan bersama anggota
CONTOH PEMIMPIN YG DIKENAL DIDUNIA
MOTIVASI
BERPRESTASI *David McClelland
YG TERKAIT DG
KEPEMIMPINAN
Need for Achievement
Need for power
Need for Affiliation
Kebutuhan berprestasi merupakan dorongan untuk
melebihi, mencapai standar-standar, dan berjuang
untuk berhasil.
Kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku
seperti yang “ia” kehendaki. (mengendalikan
orang lain).
Kebutuhan untuk selalu berhubungan dengan
orang lain secara akrab, ramah, saling
menyenangkan.
Bagaimana
Kebutuhan-
kebutuhan ini
mempengaruhi
Perilaku?
nAch (Dorongan Berprestasi)
nPow (Kebutuhan Kekuatan)
Dorongan ini mengarahkan individu untuk berjuang
lebih keras untuk memperoleh pencapaian pribadi
ketimbang memperoleh penghargaan. Hal ini kemudian
menyebabkan ia melakukan sesuatu yang lebih efisien
dibandingkan sebelumnya.
Kebutuhan atas kekuasaan dan otonomi. Individu
dengan nPow tinggi, lebih suka bertanggung
jawab, berjuang untuk mempengaruhi individu
lain, senang ditempatkan dalam situasi
kompetitif, dan berorientasi pada status, dan
lebih cenderung lebih khawatir dengan wibawa
dan pengaruh yang didapatkan dibandingkan
dengan kinerja yang efektif.
Bagaimana
Kebutuhan-
kebutuhan ini
mempengaruhi
Perilaku?
nAff (Kebutuhan Hubungan)
Kebutuhan untuk memperoleh hubungan sosial yang
baik dalam lingkungan kerja, kekerabatan maupun
lingkungan sosial lainnya. Memiliki motif yang tinggi
untuk persahabatan, lebih menyukai situasi kooperatif
(dibandingkan kompetitif), dan menginginkan
hubungan-hubungan yang melibatkan tingkat
pengertian mutual yang tinggi.
Individu dengan
nAch
Orang yang memiliki kebutuhan yang tinggi untuk
pencapaian tidak selalu membuat seseorang menjadi
manajer yang baik, terutama pada organisasi-organisasi
besar. Hal ini dikarenakan orang yang memiliki n-Ach
yang tinggi cenderung tertarik dengan bagaimana
mereka bekerja secara pribadi, dan tidak akan
mempengaruhi pekerja lain untuk bekerja dengan baik.
Dengan kata lain, n-Ach yang tinggi lebih cocok bekerja
sebagai wirausaha, atau mengatur unit bebas dalam
sebuah organisasi yang besar.
Individu dengan
nPow
Termotivasi oleh kekuasaan memiliki keinginan kuat
untuk menjadi berpengaruh dan mengendalikan.
Mereka ingin pandangan dan ide-ide mereka harus
mendominasi dan dengan demikian, mereka ingin
memimpin. Individu tersebut termotivasi oleh
kebutuhan untuk reputasi dan harga diri. Individu
dengan kekuasaan dan kewenangan yang lebih besar
akan lebih baik dibanding mereka yang memiliki daya
yang lebih kecil. Umumnya, manajer dengan kebutuhan
tinggi untuk daya berubah menjadi manajer yang lebih
efisien dan sukses. Mereka lebih tekun dan setia kepada
organisasi tempat mereka bekerja. Perlu untuk
kekuasaan tidak harus selalu diambil negatif. Hal ini
dapat dipandang sebagai kebutuhan untuk memiliki
efek positif pada organisasi dan untuk mendukung
organisasi dalam mencapai tujuan itu.
Individu dengan
nAff
Memiliki dorongan untuk lingkungan yang ramah dan
mendukung. Individu tersebut yang berkinerja efektif
dalam tim. Orang-orang ingin disukai oleh orang lain.
Kemampuan manajer untuk membuat keputusan
terhambat jika mereka memiliki kebutuhan afiliasi tinggi
karena mereka lebih memilih untuk diterima dan disukai
oleh orang lain, dan hal ini melemahkan objektivitas
mereka. Individu yang memiliki kebutuhan afiliasi yang
tinggi lebih memilih bekerja di lingkungan yang
menyediakan interaksi pribadi yang lebih besar. Orang-
orang semacam ini memiliki kebutuhan yang baik.
Mereka umumnya tidak bisa menjadi pemimpin yang
baik.
nPow + nAff (keterkaitan dengan
keberhasilan
manajerial yang baik)
nPow = nAff manajer yang berhasil.
Jika nAff terlalu rendah dapat merusak objektivitas
seorang manajer dan berpengaruuh dalam pengambilan
keputusan.
Jika nPow terlalu kuat tertarik dengan peran
kepemimpinan dan memiliki kemungkinan untuk tidak
fleksibel pada kebutuhan bawahan
n-Ach yang tinggi yaitu motivasi pada pencapaian lebih
berfokus pada prestasi atau hasil.
FAKTOR-FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
KEPEMIMPINAN
1. Faktor Kemampuan Personal
kemampuan adalah kombinasi antara potensi sejak
pemimpin dilahirkan ke dunia sebagai manusia dan
faktor pendidikan yang ia dapatkan. Jika seseorang lahir
dengan kemampuan dasar kepemimpinan, ia akan lebih
hebat jika mendapatkan perlakuan edukatif dari
lingkungan, jika tidak, ia hanya akan menjadi pemimpin
yang biasa dan standar. Sebaliknya jika manusia lahir
tidak dengan potensi kepemimpinan namun
mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkunganya akan
menjadi pemimpin dengan kemampuan yang standar
pula. Dengan demikian antara potensi bawaan dan
perlakuan edukatif lingkungan adalah dua hal tidak
terpisahkan yang sangat menentukan hebatnya seorang
pemimpin.
FAKTOR-FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
KEPEMIMPINAN
2. Faktor Jabatan
jabatan adalah struktur kekuasaan yang pemimpin
duduki. Jabatan tidak dapat dihindari terlebih dalam
kehidupan modern saat ini, semuanya seakan terstruktur.
Dua orang mempunyai kemampuan kepemimpinan yang
sama tetapi satu mempunyai jabatan dan yang lain tidak
maka akan kalah pengaruh. Samasama mempunyai
jabatan tetapi tingkatannya tidak sama maka akan
mempunyai pengarauh yang berbeda.
FAKTOR-FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
KEPEMIMPINAN
3. Faktor Situasi dan Kondisi
situasi adalah kondisi yang melingkupi perilaku
kepemimpinan. Di saat situasi tidak menentu dan kacau
akan lebih efektif jika hadir seorang pemimpin yang
karismatik. Jika kebutuhan organisasi adalah sulit untuk
maju karena anggota organisasi yang tidak
berkepribadian progresif maka perlu pemimpin
transformasional. Jika identitas yang akan dicitrakan
organisasi adalah religiusitas maka kehadiran pemimpin
yang mempunyai kemampuan kepemimpinan spritual
adalah hal yang sangat signifikan. Begitulah situasi
berbicara, ia juga memilah dan memilih kemampuan
para pemimpin, apakah kehadirannya di saat yang tepat
atau tidak.
KOMUNIKASI
KOMUNIKASI komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberitahu
ataupun mengubah sikap, pendapat, maupun perilaku,
baik langsung secara lisan maupun melalui
perantara/media.
JENIS KOMUNIKASI
1. Komunikasi formal dan informal
Komunikasi formal ialah komunikasi resmi yang
menempuh jaringan organisasi struktur formal. Pesan-
pesan yang disampaikan melalui komunikasi formal
memiliki legalitas yang cukup memadai karena
disampaikan melalui media komunikasi yang diakui oleh
organisasi.
2. Komunikasi informal
Komunikasi informal ialah komunikasi yang menempuh
saluran yang sering disebut “selentingan”, yaitu suatu
jaringan yang biasanya jauh lebih cepat dibandingkan
dengan saluran-saluran resmi.
JENIS KOMUNIKASI
komunikasi horizontal merupakan komunikasi antar
pejabat yang memiliki jabatan pada tingkat yang sama
dalam satu organisasi. Tujuannya adalah untuk
mengkoordinasikan dan menyelaraskan kegiatannya agar
tujuan organisasi dapat tercapai dengan lebih efektif.
komunikasi silang merupakan penyampaian informasi
rekan sejawat yang melewati batas-batas fungsional
dengan individu yang tidak menduduki posisi atasan
maupun bawahannya. Mereka melintasi jalur fungsional
dan berkomunikasi dengan orang-orang yang diawasi dan
yang mengawasi, tetapi bukan atasan ataupun
bawahannya.
JENIS KOMUNIKASI
3. Komunikasi verbal dan non verbal
verbal dapat berupa tulisan maupun lisan. Untuk
komunikasi tertulis dapat berupa catatan, ataupun
dokumen lain yang memiliki makna. Sedangkan untuk
komunikasi lisan biasanya merupakan komunikasi
langsung yang segera mendapatkan feedback dari
penerima pesan.
non verbal merupakan komunikasi yang menggunakan
ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan, gaya berjalan,
mimik muka, ataupun isyarat lainnya yang telah memiliki
pemaknaan/arti khusus. Bahasa non verbal biasanya
diperlukan untuk memperkuat bahasa verbal dalam
komunikasi langsung.
JENIS KOMUNIKASI Agar komunikasi bisnis berjalan sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai, seorang wirausaha harus menerapkan
kaidah-kaidah berkomunikasi dengan baik. Kaidah
komunikasi efektif dikenal dengan istilah REACH
(Respect, Empathy, Audible, Clarity, dan Humble).
KERJASAMA
Sopiah (2008) mengungkapkan bahwa tim kerja
merupakan kelompok yang upaya–upaya individualnya
menghasilkan suatu kinerja yang lebih besar daripada
jumlah dari masukan individu–individu. Suatu tim kerja
membangkitkan sinergi positif lewat upaya yang
terkoordinasi.
Robbins dan Judge (2008) mengungkapkan tim kerja
adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya
menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah
masukan individual. Hal ini memiliki pengertian bahwa
kinerja yang dicapai oleh sebuah tim lebih baik daripada
kinerja perindividu disuatu organisasi ataupun suatu
perusahaan.
Allen (2004) pekerja tim atau tim kerja adalah orang yang
sportif, sensitif dan senang bergaul, serta mampu
mengenali aliran emosi yang terpendam dalam tim
sangat jelas.
KERJASAMA
KERJASAMA
kerja sama tim adalah sebuah kumpulan individu yang
terdiri dari 2 orang atau lebih yang hasil kinerja nya lebih
baik dibandingkan dengan masukan individual.
Tahap Dalam
Membangun Kerja
Tim
1. Membentuk Struktur Tim
2. Mengumpulkan Informasi
3. Membicarakan Kebutuhan
4. Merencanakan Sasaran dan Menetapkan Cara
Pencapaiannya
5. Mengembangkan Keterampilan
Tahap Dalam
Membangun Kerja
Tim
1. Membentuk Struktur Tim
Setiap tim harus bekerja dengan suatu struktur yang
memadai agar berdaya menangani isu-isu berat dan
memecahkan persoalan-persoalan yang rumit. Walau
struktur bisa berbeda antara perusahaan satu dengan
lainnya, namun komponen yang umumnya ada meliputi:
Tim Pengarah, Perancang Tim, Pemimpin, Rapat-rapat
dan Proses konsultasi.
Tahap Dalam
Membangun Kerja
Tim
2. Mengumpulkan Informasi
Pengembangan tim dapat ditetapkan berdasarkan data
yang diperoleh dari survai tentang sikap, wawancara
dengan anggota tim, dan pengamatan atas diskusi-diskusi
kelompok. Cara-cara tersebut bermanfaat untuk menilai
sejumlah hal, antara lain iklim komunikasi, rasa saling
percaya, motivasi, kemampuan memimpin, pencapaian
konsensus, dan nilai kelompok.
Tahap Dalam
Membangun Kerja
Tim
3. Membicarakan Kebutuhan
Tim harus mendiskusikannya secara terbuka, dan
mencoba menginterpretasikannya. Melalui proses ini
akan ditemukan sejumlah kebutuhan; kekuatan yang ada
harus dicoba dipertahankan dan dikembangkan
sedangkan kelemahan harus segera diatasi. Proses ini
bisa berlangsung dalam beberapa kali pertemuan guna
menemukan hal-hal yang memang sangat dibutuhkan.
Tahap Dalam
Membangun Kerja
Tim
4. Merencanakan Sasaran dan Menetapkan Cara
Pencapaiannya
Tim harus menetapkan tujuan dan misinya, serta
menetapkan prioritas kegiatan. Konsultan akan sangat
membantu dengan cara memberikan saran-saran
tentang teknik atau kegiatan yang mungkin dilakukan
dalam upaya mencapai tujuan.
Tahap Dalam
Membangun Kerja
Tim
5. Mengembangkan Keterampilan
Sebagian besar proses pembangunan tim akan
memusatkan kegiatannya pada pengembangan
ketrampilan yang diperlukan untuk menciptakan tim
yang berkinerja tinggi.
Karateristik Tim yang
Sukses
1. Mempunyai Komitmen Terhadap Tujuan Bersama
2. Menegakkan Tujuan Spesifik
3. Kepemimpinan dan Struktur
4. Menghindari Kemalasan Sosial dan Tanggung Jawab
5. Mengembangkan Kepercayaan Timbal-Balik yang
Tinggi
Karateristik Tim yang
Sukses
1. Mempunyai Komitmen Terhadap Tujuan Bersama
Anggota tim yang sukses menuangkan waktu dan upaya
yang sangat banyak ke dalam pembahasan,
pembentukan dan persetujuan mengenai suatu maksud
yang menjadi milik mereka baik secara kolektif maupun
individual.
Karateristik Tim yang
Sukses
2. Menegakkan Tujuan Spesifik
Tim yang sukses menerjemahkan maksud bersama
mereka sebagai tujuan–tujuan kerja yang realistis, yang
dapat diukur dan bersifat spesifik.Tujuan yang spesifik
mempermudah mereka dalam berkomunikasi.Tujuan itu
juga membantu memelihara fokus mereka pada
perolehan hasil.
Karateristik Tim yang
Sukses
3. Kepemimpinan dan Struktur
Tujuannya adalah mendefinisikan target akhir dari tim. Di
samping itu tim berkinerja tinggi juga memerlukan
kepemimpinan dan struktur untuk memberikan fokus
dan pengarahan. Mendefinisikan dan menyepakati suatu
pendekatan bersama, misalnya, memastikan bahwa tim
itu dipersatukan pada cara untuk mencapai tujuan.
Karateristik Tim yang
Sukses
4. Menghindari Kemalasan Sosial dan Tanggung Jawab
Individu–individu dapat bersembunyi dalam suatu
kelompok. Mereka dapat menyibukkan diri dalam
“kemalasan sosial” dan meluncur bersama upaya
kelompok 31 karena sumbangan individual mereka tidak
dapat dikenali. Tim yang berkinerja tinggi mengurangi
kecenderungan ini dengan membuat diri mereka dapat
dimintai pertanggungjawaban baik secara individual
maupun pada tingkat tim. Evaluasi Kinerja dan Sistem
Ganjaran yang benar
Karateristik Tim yang
Sukses
5. Mengembangkan Kepercayaan Timbal-Balik yang
Tinggi
Tim kinerja tinggi dicirikan oleh kepercayaan (trust)
timbal balik yang tinggi di antara anggota-anggotanya.
Artinya, para anggota meyakini akan integritas, karakter
dan kemampuan setiap anggota yang lain.
Hari, Widijo. 2013. Optimalkan The Leader in You. Jakarta. PT Elex Media Komputindo
http://ekoif.weebly.com/teori-kepemimpinan.html
http://roisahmabruroh.blogspot.co.id/p/sifat-sifat-kepemimpinan.html
http://www.asikbelajar.com/2014/02/sifat-sifat-kepemimpinan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan
Hartono, 2016. Tipe dan Gaya Kepemimpinan Menurut Para Ahli Terlengkap,
http://gomarketingstrategic.com