27
Modul 6 EE 3253a Sistem Antena Pengukuran Antena Oleh : Nachwan Mufti Adriansyah, ST Revisi April 2004 Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 2 Modul 6 Pengukuran Antena A. Pendahuluan page 3 B. Persyaratan Umum Pengukuran Antena page 8 C. Teknik-Teknik Pengukuran Antena page 10 D. Pengukuran Diagram Arah dan Diagram Fasa page 20 E. Pengukuran Gain, Direktifitas, dan Efisiensi page 24 F. Pengukuran Impedansi, SWR, Bandwidth, dan Distribusi Arus page 38 G. Pengukuran Polarisasi Antena page 47 H. Pengukuran Temperatur Antena page 52 Organisasi

EE3253a 6 PengukuranAntena 2004 Final

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pengukuran antena

Citation preview

  • Modul 6EE 3253a Sistem Antena

    Pengukuran AntenaOleh :

    Nachwan Mufti Adriansyah, ST

    Revisi April 2004

    Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 2

    Modul 6 Pengukuran Antena A. Pendahuluan page 3 B. Persyaratan Umum Pengukuran Antena page 8 C. Teknik-Teknik Pengukuran Antena page 10 D. Pengukuran Diagram Arah dan Diagram Fasa page 20 E. Pengukuran Gain, Direktifitas, dan Efisiensi page 24 F. Pengukuran Impedansi, SWR, Bandwidth,

    dan Distribusi Arus page 38 G. Pengukuran Polarisasi Antena page 47 H. Pengukuran Temperatur Antena page 52

    Organisasi

  • Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 3

    A. PendahuluanSekapur Sirih ...

    Pada bagian sebelumnya, telah menganalisa, mensintesa, dan menghitungkarakteristik dari antena. Ada beberapa macam sebenarnya metoda analisa antena. Namun demikian, ada banyak juga antena yang tidak dapat diteliti secara analitisdisebabkan karena struktur dan metoda pencatuannya yang sangat rumit. Dalam beberapa tahun belakangan ini, dikembangkan metoda-metoda analisa yang khusus seperti Teori Difraksi Geometris dan Metoda Momen, tetapi tetap saja adabanyak antena yang tidak dapat dianalisis dengan cara itu. Karena itulah, kemudian diperlukan Pengukuran Antena, yang hasil-hasilnyadipakai untuk menguji data teoritisTerdapat beberapa kesulitan, ketika kita akan melakukan pengukuran, yaitu : Untuk antena besar, diperlukan pengukuran diagram arah yang

    terlalu jauh. Persoalannya adalah bahwa pantulan dengan berbagaibenda-benda di sekitar daerah pengukuran akan sulit dihindari >

    2L2r

    Sering tidak praktis untuk memindahkan antena dari tempat operasi ke tempatpengukuran

    Untuk antena tertentu seperti Phased Array ( Susunan dengan pengaturan fasa ), mengukur karakteristik antena memerlukan waktu yang cukup lama

    Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 4

    Untuk sistem pengukuran outdoor, umumnya akan bergantung pada cuaca saatpengukuran

    Teknik pengukuran membutuhkan peralatan dan biaya yang sangat mahal

    Sebagian dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi tersebut dapat dipecahkandengan :

    Karakteristik antena yang diukur adalah , :

    Pemakaian teknik tertentu, seperti pengukuran medan dekat untuk prediksi medanjauh

    Pengukuran dengan model diskalakan Pemakaian peralatan khusus, misalnya : Otomatisasi dan komputerisasi, serta

    pemakaian ruang tanpa gema ( Anechoic Chamber )

    Diagram arah dan diagram fasa Gain dan directivitas Efisiensi Impedansi, SWR, dan Bandwidth Distribusi arus Polarisasi Temperatur antena

    A. Pendahuluan

  • Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 5

    B. Persyaratan Umum Pengukuran AntenaKebanyakan antena diukur sebagai penerima, sehinggadiperlukan persyaratan ideal pengukuran , yaitu : Medan gelombangdatar uniform ( Uniform Plane Wave ), beda fasa dan amplitudo

    I. Beda fasa dari medan yang diterima di tiap titik elemen antena diinginkan = 0,

    +rr D

    P

    D = dimensi fisik antenaP = titik observatorr = jarak travelling gelombang dari tengah

    antenar + = jarak travelling gelombang dari tepi

    antena

    =

    = o3602fasaBeda Dari Phytagoras, didapatkan :( )

    4arr

    222 +=+ 8

    Dr2

    ar

  • Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 7

    II. Amplitudo dari kuat medan yang diterima di tiap titik elemen antenadiinginkan uniform

    Lengkung (taper) amplitudo haruscukup kecil

    Ripple amplitudo harus cukup kecil

    Polarisasi silang harus High Purity

    Pada range pengukuran outdoor, variasikuat medan dapat disebabkan olehinterferensi gelombang langsung dangelombang pantul dari tanah atau objeklain

    Variasi medan hendaknya 0,25 dB

    B. Persyaratan Umum Pengukuran Antena

    Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 8

    III. Hal berikutnya yang harus diperhatikan, untuk menghindari kesalahan ukur : Keinginan untuk

    mencapai : Frekuensi sistem stabil Kriteria medan jauh dipenuhi Lingkungan bebas pantulan / refleksi Lingkungan bebas noise dan interferensi benda sekeliling Impedansi dan polarisasi yang sesuai Antena diarahkan sesuai/berimpit dgn sumbu utama

    Namun kondisi ideal di atas sangat sulit dicapai karena kondisi-kondisiyang melekat saat pengukuran, yaitu :

    Pengukuran antena sering selalu dipengaruhi pantulan gelombang yang tidakdiinginkan

    Pengukuran ideal akan memerlukan jarak ukur yang terlalu besar Sangat kompleks jika melibatkan sistem antena keseluruhan (Misal : pengukuran

    antena pada pesawat ) Pengukuran Outdoor memberikan kondisi lingkungan EM yang tidak terkontrol Pengukuran Indoor tidak mengakomodasikan pengukuran antena-antena besar Secara umum teknologi pengukuran antena sangat mahal

    B. Persyaratan Umum Pengukuran Antena

  • Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 9

    Absorber

    MenaraFiber

    h1 h2

    Untuk mengurangi pengaruh refleksi, terutama yang berasaldari pantulan tanah :

    Menara dibuat sangat tinggi Penggunaan absorber pada menara Bahan menara terbuat dari fiber glass Pada antena dengan gain sangat tinggi beam ke tanah lemah

    B. Persyaratan Umum Pengukuran Antena

    Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 10

    C. Teknik-Teknik Pengukuran AntenaBerkaitan dengan lingkungan saat pengukuran, terdapat 2 macamMedan ukur ( pada referensi yang lain disebut Antenna Range ), yaitu :

    (1) Medan Refleksi ( Reflection Ranges ) Medan langsung dan pantul membentuk penurunan yang kecil

    simetris ke tepi

    Desain medan ukur refleksi cukup kompleks dan tergantung padakoefisien refleksi tanah. Parameter desain utamanya adalahmenentukan ketinggian AUT ( Antenna Under Test )

    (2) Medan Ruang Bebas ( Free Space Ranges ) Outdoor Free Space Ranges

    a. Medan ditinggikan ( Elevated Range ) b. Medan dimiringkan ( Slant Range )

    a. Anechoic Chamberb. Compact Antenna Test Range (CATR)

    Indoor Free Space Ranges

    Near Field - Far Field Method

    Terdiri dari

  • Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 11

    Medan Refleksi ( Reflection Ranges )...

    L.H. Hemming and R.A. Heaton, Antenna gain calibration on a ground reflection range, IEEE Trans. on Antennas and Propagation, vol. AP-21, pp. 532-537, July 1977.

    Medan refleksi didesainsedemikian hingga gelombangpantul menjadi interferensi yang bersifat konstruktif, dan daerahtes AUT adalah daerah gelombangdatar serbasama (uniform plane wave)

    Desain medan ukur refleksi cukupkompleks dan tergantung padakoefisien refleksi tanah. Parameter desain utamanya adalahmenentukan ketinggian AUT( Antenna Under Test ), sedangkan ketinggian antenasumber biasanya diketahuiDetail pengukuran dengan medan refleksi

    dapat dilihat pada paper berikut :

    C. Teknik-Teknik Pengukuran Antena

    Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 12

    Medan Ditinggikan ( Elevated Ranges )...

    h2h1

    Tx

    RxD

    Antena umumnya ditempatkan

    pada menara atau bangunan yang tinggi

    Kondisi Line Of Sight tercapai

    Antena sumber memiliki gain yang tinggi / side lobe rendah , sehingga energi gelombang tidakada yang diarahkan ke permukaanbumi

    Diasumsikan bumi datar (smooth earth)

    Kriteria danpersyaratan umum :

    C. Teknik-Teknik Pengukuran Antena

  • Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 13

    Medan Dimiringkan ( Slant Ranges ) ...

    AUT ( Antenna Under Test ) ditempatkan pada ketinggian tetapdiatas non conducting tower ( Misal : terbuat dari fiberglass )

    Antena sumber harus memiliki null ke arah tanah ( atau sidelobe cukupkecil )

    Memerlukan situasi daerah terbukauntuk meminimisasi pantulan daribangunan-bangunan

    Kriteria danpersyaratan umum :

    C. Teknik-Teknik Pengukuran Antena

    Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 14

    Anechoic Chamber ... Anechoic Chamber adalah ruang tanpa gema

    yang populer untuk pengukuran terutama untukantena gelombang mikro.

    Anechoic chamber memberikan ketepatanpengukuran dan lingkungan elektromagnetikayang terkontrol, serta berfungsi sebagai suatusangkar Faraday sehingga mencegah interferensiEM dari dalam dan/ke luar ruangan.

    C. Teknik-Teknik Pengukuran Antena

  • Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 15

    Anechoic Chamber ... Anechoic chamber pertamakalidikembangkan selama Perang Dunia II oleh Jerman dan Amerika Serikat. Pembuatan anechoic chamber menjadimungkin setelah materi penyerapgelombang RF ditemukan dan tersediasecara komersial

    2 macam tipe anechoic chamber adalah :

    a. Tapered chamber (menyempit)b. Rectangular chamber (persegi)

    Tapered chamber

    TestZone

    Ripple

    Rectangular chamber

    C. Teknik-Teknik Pengukuran Antena

    Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 16

    Compact Antenna Test Range (CATR) ...Batasan yang dimiliki anechoic chamber adalah jarak untuk memenuhi syaratmedan jauh. Hal ini diatasi oleh 2 pendekatan : Pembuatan CATR yang

    memungkinkan pembangkitan uniform plane wave pada jarak yang sangatdekat menggunakan pemantul parabola

    Transformasi medan dekat ke medanjauh ( near field - far field method )

    Paraboloidal sebagai pemantul gelombang harus dibuat sepresisi mungkin dengandimensi 3 atau 4 kali dimensi antena yang diukur untuk memberikan karakteristikuniform plane wave yang baik.Daerah pengukuran antena (disebut quite zone ) yang dicapai CATR umumnyaantara 50-60 % dari ukuran reflektor. Sedangkan phase error kurang dari 10%, dandeviasi ripple dan amplitudo tapper kurang dari 1 dB

    C. Teknik-Teknik Pengukuran Antena

  • Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 17

    Near Field - Far Field (NF/FF) Method ...

    R.C. Johnson, H.A. Ecker, and J.S. Hollis, Determination of far-field antenna patterns from near-field measurements, Proc. IEEE, vol. 61, No. 12, pp. 1668-1694, Dec. 1973.

    D.T. Paris, W.M. Leach, Jr., and E.B. Joy, Basic theory of probe compensated near-field measurements, IEEE Trans. on Antennas and Propagation, vol. AP-26, No. 3, pp. 373-379, May 1978.

    E.B. Joy, W.M. Leach, Jr., G.P. Rodrigue, and D.T. Paris, Applications of probe compensated near-field measurements, IEEE Trans. on Antennas and Propagation, vol. AP-26, No. 3, pp. 379 - 389, May 1978.

    A.D. Yaghjian, An overview of near-field antenna measurements, IEEE Trans. on Antennas and Propagation, vol. AP-34, pp. 30-45, January 1986.

    Antenna Under Test pada Mode Radiasi.

    Amplituda medan, fasa, dan polarisasi diukur pada medan dekat, selanjutnya data medan dekat tersebut ditransformasikan ke pola medan jauh dengan teknik analisismatematis yang diimplementasikan pada software komputer

    Pada metoda ini, probe ukur bergerak pada bidang datar, silinder atau bidang bola. Pola medan jauh akan didapatkan dengan Fast Fourier Transform

    Lihat paper-paper berikut untuk mempelajari metoda NF/FF :

    C. Teknik-Teknik Pengukuran Antena

    Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 18

    Pengukuran model diskalakan Pada pemakaian di kapal laut, kapal terbang, pesawat ruang angkasa yang besar

    dan sebagainya, jika dilakukan pengukuran sesungguhnya maka struktur bisasangat besar sehingga antena tidak bisa dipindahkan ke medan ukur untuk diukur.

    Selain itu pemindahan akan menghilangkan atau mengganti keadaanlingkungan yang berlainan dengan kondisi sebenarnya. Untuk memenuhi syaratteknis, maka biasanya dilakukan pengukuran setempat.

    Suatu teknik yang dapat dilakukan untuk melaksanakan pengukuran antenayang berhubungan dengan struktur yang sangat besar adalah dengan modellingskala geometris. Pemakaian modelling ini bertujuan untuk :

    (1) Dengan medan ukur yang kecil, dapat diakomodasikan pengukuranyang dapat direlasikan dengan struktur yang sangat besar

    (2) Memungkinkan dilakukannya kontrol eksperimental terhadappengukuran,

    (3) Minimisasi biaya yang berhubungan dengan struktur yang sangat besar, dan studi parameter-parameter eksperimental yang sesuai

    C. Teknik-Teknik Pengukuran Antena

  • Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 19

    Modelling skala geometris dengan suatu faktor p, yaitu p > 1 atau p < 1

    Parameter yg diskalakan Parameter yg tetap

    panjang L = L p

    waktu t = t / p

    panjang glb = / pkapasitansi C = C / p

    daerah gema Ac = Ac / p

    frekuensi f = f p

    konduktivitas = p

    permitivitas permeabilitas kecepatan gelombang v

    impedansi z

    gain G

    Dalam praktek, sering dipakai p > 1 tetap

    memerlukan skala berikut :

    C. Teknik-Teknik Pengukuran Antena

    Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 20

    D. Pengukuran Diagram Arah Medan dan Diagram Arah FasaPengukuran diagram arah dilakukan pada suatu permukaan bola dengan radius konstan. Sedemikian, bahwa diagram arah dapat kita dugaadalah 3 dimensi. Namun akuisisi pola 3D adalah tidak praktis, sehinggapotongan orthogonal diagram arah 2D lebih sering ditampilkan.

    Pemancar : Frekuensi stabil dan dapatdikontrol, spektrum murni(spurious dan harmonisakecil)

    Antena sumber / antena referensi :f < 1 GHz : Log periodik / dipole /2 f > 400 MHz : Parabola / Horn dengan bandwidth lebar

    Sistem perekam dan pencatat, ada2 macam : (1) Linear / orthogonal (dpt di-spread) , (2) Polar

    Sistem Pemroses Data berfungsiuntuk komputasi

    Sistem penerima : bisa sederhana berupadetektor langsung, ataucukup kompleks(heterodyne+PLL, dsb)

    Sistem penempatan danpengarahan : berupa suatu penyanggayang dapat diputar(azimuth dan elevasi), dikontrol, denganindikator posisi

    Sistem pengukurandiagram arah medan

  • Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 21

    D. Pengukuran Diagram Arah Medan dan Diagram Arah Fasa

    Pada pengukuran diagram arah, tiap titik ukur diidentifikasi sebagai ( , ) dalam koordinat bola dengan R dibuat konstan, sedangkan antena ditempatkan padakoordinat ( 0,0,0 )

    Pengukuran lengkap diagram arah meliputi pengukuran diagram arah medan listrikdan medan magnet , serta masing-masing diagram fasanya.

    ( )( )( )( )=

    ===

    ,fH,fH,fE,fE

    4

    3

    2

    1 ( )( )( )( )=

    ===

    ,g,g,g,g

    4

    3

    2

    1

    Diagram arah medan Diagram arah fasa

    Diagram arah sesungguhnya 3D, tetapi ditampilkan potongan 2D. Biasanyaakan dipilih 2 bidang saja yang mewakili untuk menyatakan E dan H dominan.Misal : Pada konstan ( 0 2 ) , dengan variabel ( 0 s/d )

    Pada konstan ( 0 ) , dengan variabel ( 0 s/d

    Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 22

    Pada pengukuran diagram fasa, ada 2 macam sistem dasar yaitu : (1) sistem dengan sinyal referensi yang didapat dari sumber melalui salurantransmisi, (2) sistem yang memakai referensi berupa sinyal yang diterima dariantena yang tetap dan didekatkan antena yang diukur.

    Pada sistem pertama, dipakai untuk pengukuran medan dekat atau medan yang berjarak tidak jauh dari sumber. Sedangkan sistem kedua dipakai untuk pengukuranmedan jauh. Diagram kedua sistem ini dapat dilihat pada halaman berikutnya.

    Pengukuran diagram fasa dilakukan dengan memutar antena yang diukur, sedangkan antena yang tetap bertindak sebagai referensi. Rangkaian pengukur fasadapat berbentuk sistem heterodyne 2 kanal.

    Pengukurandiagram fasa

    D. Pengukuran Diagram Arah Medan dan Diagram Arah Fasa

  • Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 23

    Rangkaianpengukur fasa

    sumber

    referensiyang diukur

    probe gerak

    antena yang diukur

    kabel fleksibel

    Rangkaianpengukur

    fasasumber jauh

    referensi

    antena yang diukur

    antena tetap

    alat putar

    (a) Medandekat

    (b) MedanJauh

    Diagram Sistem Pengukuran Fasa

    D. Pengukuran Diagram Arah Medan dan Diagram Arah Fasa

    Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 24

    E. Pengukuran Gain, Direktivitas, dan Efisiensi

    Pengukuran gain, secara esensial membutuhkan persyaratan yang sama sepertipada pengukuran diagram arah, namun tidak terlalu sensitif terhadap pantulan daninterferensi EM

    Untuk frekuensi di atas 1 GHz digunakan medan ukur ruang bebas ( free space range ), sedangkan untuk frekuensi antara 0,1 sampai 1 GHz digunakan medan ukurrefleksi ( ground reflection range )

    Pada frekuensi di bawah 0,1 GHz, dimensi antena menjadi sangat besar danumumnya gain langsung diukur pada tempat operasinya. Sedangkan untuk frekuensidi bawah 1 MHz (umumnya untuk groundwave), gain tidak biasa diukur dan yang diukur adalah medan listrik yang dihasilkannya.

    Gain, direktivitas, dan efisiensi memiliki hubungan rumus yang sudah kita kenal :

    asDirektivitGain eff =

    I. Pengukuran Gain

  • Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 25

    Metoda Pengukuran GainMetoda yang dipakai untuk mengukur gain antena ada beberapa macam, yaitu :

    Metodapengukuran

    gain

    A. Pengukuran absolut

    B. Pengukuran banding / relatif

    Cara 2 antena Cara 3 antena Ekstrapolasi medan dekat Medan refleksi tanah

    Dibandingkan terhadapantena isotropis

    Digunakan untuk kalibrasistandar

    Perlu antena pembanding / referensi Estimasi gain untuk antena referensi :

    Dipole /2 G = 2,1 dB ( Polarisasi linear, kecuali jika ada pantulanmenyebabkan polarisasi eliptik)

    Horn piramid 12 dB G 25 dB ( Polarisasieliptik dengan axial ratio ARantara ( 40 dB AR )

    E. Pengukuran Gain, Direktivitas, dan Efisiensi

    26

    Coupler

    Sumber Counter

    Attenuator

    Tuner

    Adaptor

    Tuner TunerTuner

    Peralatanyang dites A

    Rangkaian kopling terkalibrasi

    Titik ukur pancaran

    Adaptor

    Tuner

    Peralatanyang dites B

    Titik ukurpenerimaan

    R

    Sinyalfrekuensi

    sapuCoupler Coupler

    Peredamvariabel

    Peredampresisi

    variabel

    Sinyal pengatur

    Sinyal pancarreferensi

    Sinyal terima

    Antenapemancar

    Antenapenerima

    Sistempenerima

    PerekamX - Y

    Referensi frekuensi

    (a) Pengukuran gain absolut frekuensitunggalJika BW >

    E. Pengukuran Gain, Direktivitas, dan Efisiensi

  • Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 27

    Metoda 2 Antena ( Two-Antenna Method )

    =

    ==

    =

    r4WWG

    GGGr4

    GGWW

    T

    R

    RT

    2

    RTTR

    Sering juga disebut sebagai metodaresiprositas ( reciprocity method )

    Prinsip dasar :Membandingkan daya yang masuk keantena Tx dengan daya yang diterimaantena Rx dengan konsep TransmisiFriis, setelah jarak antara kedua antenadiketahui

    Antena yang digunakan adalah 2 buahantena identik, satu digunakan sebagaiantena pemancar dan satu digunakansebagai antena penerima

    +=

    T

    R)dBi( W

    Wlog10R4log2021G

    E. Pengukuran Gain, Direktivitas, dan Efisiensi

    Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 28

    Metoda 3 Antena ( Three-Antenna Method ) Digunakan jika antena yang diukur

    tidak identik

    Prinsip dasar :Membandingkan 3 kombinasi dayayang masuk ke antena Tx dengandaya yang diterima antena Rx dengankonsep Transmisi Friis, setelah jarakantara kedua antena diketahui

    Diukur 3 kombinasi antena (1-2), (1-3), dan (2-3)

    Yang diukur adalah : jarak R, , danperbandingan antara daya terimadengan daya kirim

    +=+

    1T

    2R21 W

    Wlog10R4log20GG

    +=+

    1T

    3R31 W

    Wlog10R4log20GG

    +=+

    2T

    3R32 W

    Wlog10R4log20GG

    Antena#1 ke Antena#2

    Antena#1 ke Antena#3

    Antena#2 ke Antena#3

    E. Pengukuran Gain, Direktivitas, dan Efisiensi

  • Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 29

    Metoda 3 Antena ( Three-Antenna Method ) Sehingga kita akan dapatkan

    kombinasi persamaan berikut :

    )dBi(32

    )dBi(31

    )dBi(21

    CGG

    BGGAGG

    =+=+=+ 3 persamaan dengan 3 variabel

    yang tidak diketahui, dapat mudahdiselesaikan :

    ( )( )( )dBi

    2CBAG

    dBi2

    CBAG

    dBi2

    CBAG

    3

    2

    1

    ++=

    +=

    +=

    E. Pengukuran Gain, Direktivitas, dan Efisiensi

    Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 30

    Metoda Medan Refleksi Tanah ( Ground Reflection Method ) Adalah teknik pengukuran yg

    dipakai untuk antena frekuensi< 1 GHz dengan berkas agak lebar

    Memperhitungkan pengaruhrefleksi bumi

    Dapat dipakai metoda 2 antenaatau 3 antena

    Syarat :Polarisasi horisontal, karenarefleksi pada polarisasi horisontalsangat bervariasi. Sehingga, antena vertikal akandiukur secara horisontal

    Da Db

    E. Pengukuran Gain, Direktivitas, dan Efisiensi

  • Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 31

    Metoda medan refleksi tanah hanya dipakai pada antena dengan polarisasi linierdan untuk antena loop harus dilakukan modifikasi

    Pada medan refleksi tanah : diukur parameter-parameter daya derima, daya kirim, dan jarak untuk 2 keadaan, yaitu saat medan maksimum dan minimum, sehingga gain akan dapat dihitung.

    ++

    =+R

    Dba

    t

    rDba R

    rRDDlog20WWlog10R4log20GG

    ( )

    +

    =

    'R'WWR

    DD'R'D'D'WWR

    'RR'RRr

    Rr

    rR

    baDbar

    rD

    DD

    RR

    max minhr hrht ht

    Medanmaksimum

    Medanminimum

    E. Pengukuran Gain, Direktivitas, dan Efisiensi

    Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 32

    Metoda Ekstrapolasi Medan DekatMetoda ekstrapolasi adalah metoda pengukuran gain absolut yang dapat dilaksanakandengan metoda 3 antena dan dikembangkan untuk mereduksi kesalahan-kesalahankarena medan antena, lintasan ganda, dan karena ketidak-identikan antena. Metoda ini dapat pula mengukur polarisasi asal paling banyak hanya satu antena yang berpolarisasi sirkular.

    Pada cara ekstrapolasi medan dekat : Antenna Under Test (AUT) berlaku sebagaipemancar dan probe ukur penerima ditempatkan sangat dekat dengan apertur antenapemancar (AUT).

    Cara ini meng-asumsikan bahwa semua daya yang terpancar melalui apertur Ap. Sedangkan hasil ukur E(x,y) dapat diekstrapolasi untuk mneliti karakteristik medanjauhnya

    Pada metoda ini, diperlukan pengukuran amplitudo dan fasa jika diinginkan gain danpolarisasi. Sedangkan jika hanya gain, maka cukup hanya amplitudo saja yang diukur.

    E. Pengukuran Gain, Direktivitas, dan Efisiensi

  • Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 33

    ( ) ( )

    =

    Ap avav

    2

    dxdyE

    y,xEE

    y,xEAp1

    1Ap4G *

    Gain absolut thd isotropik diperoleh dari relasi BRACEWELL :

    Metoda Ekstrapolasi Medan Dekat...

    E(x,y) = medan listrik di koordinat (x,y) pada aperturAp = apertur fisik AUT* = konjugat kompleks

    ( )=Ap

    av dxdyy,xEAp1E

    dengan,

    E. Pengukuran Gain, Direktivitas, dan Efisiensi

    Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 34

    Metoda Perbandingan Gain ( Gain-comparison Method ) Sering juga disebut sebagai Gain Transfer Method

    Prinsip dasar :Memerlukan antena referensi yang nilai gainnya sudah pasti diketahui

    Prosedur ini memerlukan 2 kali pengukuran. Pertama antena yang diukurditempatkan sebagai penerima dengan polarisasi yang sesuai dan daya yang diterima dicatat. Kemudian antena referensi diukur juga dengan cara yang sama (polarisasi, orientasi, dan posisi)

    Maka gain absolut terhadap isotropik :

    [ ] [ ] [ ]dBreffWWlog10dBiGdBiG

    REF

    RXREFAUT

    +=

    WREF = daya terima antena referensiWRX = daya terima AUTGREF = gain antena referensi absolut terhadap isotropik (diketahui)

    E. Pengukuran Gain, Direktivitas, dan Efisiensi

  • 35

    II. Pengukuran Direktivitas Direktivitas biasanya diperoleh dari perhitungan jika fungsi diagram arah diketahui

    dan fungsi itu didekati dengan membuat kurva diagram arah atas dasar pengukuran. Dengan menghitung lebar berkas misalnya dengan komputer, maka pengarahan D dapat dihitung dari :

    B4D = ( )( )

    = ddsin,f

    ,fB

    max

    Dari definisi,

    dengan

    ( )( )max,f

    ,f

    = fungsi intensitas radiasi ternormalisasi terhadap sudut ruang dan ( daya per radian persegi )

    maka, dapat diperoleh dari kuat medan listrik

    ( ) = ddsin,PB n ( )max

    22

    22

    n EEEE

    P

    ++=

    Pn (,) adalah normalized power pattern

    E. Pengukuran Gain, Direktivitas, dan Efisiensi

    Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 36

    Pengukuran Direktivitas...

    Untuk diingat kembali, jika f (,) diketahui, maka lebar berkas B akan dapatdihitung.

    Sedangkan untuk antena unidirectional dan D > 10, lebar berkas dapat didekatidari rumus :

    21

    21B

    Untuk polarisasi sirkular dan elliptis, maka pengukuran dilakukan 2 kali, sehingga :

    += DDD dengan syarat pada polarisasiliniernya terdapat polarisasi silang< - 4 dB

    E. Pengukuran Gain, Direktivitas, dan Efisiensi

  • Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 37

    III. Pengukuran Efisiensi Efisiensi biasanya dihitung setelah gain G dan direktivitas D didapat dari hasil

    pengukuran yang sudah dilakukan. Efisiensi dinyatakan oleh rumus berikut :

    DG

    eff = Untuk antena sederhana, efisiensi didapat dari perhitungan :

    A

    reff R

    R= Rr tahanan pancar (dari perhitungan) RA impedansi antena / terminasi (dari pengukuran)

    Untuk antena terpasang, rugi-rugi termasuk rugi-rugi oleh keadaansekeliling

    E. Pengukuran Gain, Direktivitas, dan Efisiensi

    Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 38

    F. Pengukuran Impedansi, SWR, Bandwidth, & Distribusi Arus

    I. Pengukuran Impedansi ( dan SWR )

    Impedansi dapatdiukur dengan 2 macamcara, yaitu :

    (1) Dari pengukuran SWR / Koefisien Refleksiserta jarak minimum pertama

    (2) Pengukuran langsung dengan menggunakanjembatan atau dengan Network Analyzer ( Umumnnya akan lebih presisi )

    Pengukuran Impedansi dapat harus tetap memenuhi syarat bahwa antenabebas dari pengaruh sekitarnya (ingat konsep impedansi gandeng) sedemikian, alatukur pada pengukuran langsung akan memiliki jarak terhadap antena yang diukur.

  • Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 39

    F. Pengukuran Impedansi, SWR, Bandwidth, & Distribusi Arus(1) Pengukuran Impedansi ( Melalui Pengukuran SWR / Koefisien Refleksi )

    Impedansi antena dihitung dari koefisien refleksi yang terukur pada terminal antena. Di bawah ini adalah kaitan beberapa pengukuran dengan pengukuran impedansi

    1SWR1SWR

    +=

    = 41d720 vm0

    min

    max

    VV

    SWR =Ukur : Vmax Vmin Fasa koefisien pantul

    =+=

    11ZZ 0A

    PengukuranStanding Wave Ratio

    Koefisien PantulImpedansi Antena

    40

    Sensor koefisien refleksi dapat berupa Slotted Coax Line atau berupa Directional Coupler. Sedangkan pengukuran koefisien refleksi dihitung dari distribusi tegangan yang diukur sepanjang perangkat tersebut(1) Slotted Coax Line

    Instrumen sederhana dan murah Ada bocoran medan pada celah Tidak praktis untuk frekuensi sapu

    (2) Directional Coupler Praktis untuk frekuensi sapu Tidak ada bocoran medan pada celah Perlu instrumen yang rumit dan mahal

    air

    groundplane

    monopole

    coaxial line to voltage probe

    sliding carriage

    )short(Vmin 2

    )short(Vmin

    minVx

    )antena(Vmin

    Slotted coax line Directional Coupler

    inner conductor

    R1

    R1

    outputconnector

    outputconnector

    L

    L

    sumber

    output utk VR(wave to right)

    output utk VL(wave to left)

    F. Pengukuran Impedansi, SWR, Bandwidth, & Distribusi Arus

  • Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 41

    Pada slotted coax line, pengukuran dilakukan 2 kali : Ketika antena dilepas, dibuat short circuit pada terminal beban sehingga

    dapat dicari 2 posisi tegangan minimum ( Vmin (short) )yang berurutan. Jarak antara kedua posisi tegangan minimum yang berurutan adalah

    Ketika antena dipasang, dapat dicari posisi tegangan minimum Vmin(ant) didalam slotted line , maka :

    xvm = Selisih jarak antara Vmin(ant) I dgn Vmin(short) Idan

    = 41x720 vm0 = panjang gelombang di dalam slotted line

    fck

    fv == dengan k = velocity factor

    F. Pengukuran Impedansi, SWR, Bandwidth, & Distribusi Arus

    Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 42

    Pengukuran impedansi antena bersama-sama dengan saluran transmisi, ZA+K Pengukuran saluran transmisi saja yang dihubung singkat , ZKS

    Pengukuran Impedansi harus tetap memenuhi syarat bahwa antena bebas daripengaruh sekitarnya, sehingga pengukuran impedansi harus dua kali , yaitu

    (2) Pengukuran Impedansi ( Cara Langsung )

    Harus diperhatikan juga panjang gelombang dalam saluran transmisi. Umumnyakecepatan gelombang dalam saluran transmisi , v c. Sehingga,

    fck

    fv ==

    k = velocity factor

    F. Pengukuran Impedansi, SWR, Bandwidth, & Distribusi Arus

  • 43

    Zin = ZKS Z = 0

    L(1)

    Zin = ZA+K ZA

    L(2)

    Dengan memutarinpedansi ZA+K padalingkaran SWR yang tetap melalui sudut danarah yang sama denganpemutaran ZKS, makaakan didapat impedansiantena, ZA

    L

    L

    SWR = KZA ZA+K

    Z = 0

    ZKS

    Pengukuran ImpedansiCara Langsung

    Pengukuran ImpedansiCara Langsung

    44L

    L

    SWR = KZA ZA+K

    Z = 0

    ZKS

    Pengukuran LangsungUntuk Saluran MeredamPengukuran Langsung

    Untuk Saluran Meredam

    l1

    r1

    l2

    r2

    SWR = K

    Untuk saluranmeredam, impedansiantena didapat denganmemperhatikan bahwa :

    2

    2

    1

    1

    rl

    rl =

    Sedangkan konstantaredaman dapat puladicari dari hubungan :

    1'K1'K

    0 +=

    L20

    L20

    e1e1

    K

    +=

  • Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 45

    II. Pengukuran Bandwidth Pengukuran bandwidth

    dilakukan dengan sebelumnyamelakukan pengukuran SWR pada range frekuensi tertentudengan menggunakan Sweep Generator dan OsiloskopLissajous

    Bandwidth ditentukanberdasarkan batas maksimumVSWR yang sudah terdefinisi ( 1,1 ; 1,2 ; 1,35 ; atau 1,5 )

    sweep generator x

    y

    osiloskop

    DC

    f

    VSWR

    1,1 BW

    fL fH

    F. Pengukuran Impedansi, SWR, Bandwidth, & Distribusi Arus

    Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 46

    III. Pengukuran Distribusi Arus Pengukuran distribusi arus kadang-

    kadang dilakukan untuk meramalkan / menghitung E, H, diagram arah, distribusipada medan jauh maupun medan dekat

    Untuk antena tertentu, kadang-kadangdistribusi arusnya sulit diperkirakan, sehingga harus diukur.

    Ada beberapa teknik pengukuran yang dapat dipakai : salah satu cara yang sederhana adalah dipakai loop kecil untukmencuplik arus dengan menempatkan loop tersebut didekat radiator (antena)

    Syarat :- Jarak sensor / loop ke konduktor harus tetap- Kadang-kadang perlu choke untuk isolasi

    Antena

    F. Pengukuran Impedansi, SWR, Bandwidth, & Distribusi Arus

  • Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 47

    G. Pengukuran Polarisasi Antena Polarisasi didefinisikan sebagai

    Kurva yang dijejaki oleh kuat medanlistrik sesaat yang dipancarkan olehantena pada frekuensi tertentu padabidang tegak lurus arah radial , seperti ditunjukkan gambar di samping !

    Polarisasi biasanya berbentuk ellips danpada sistem koordinat bola dibentuk olehkomponen medan listrik di arah dan ( E dan E)

    Umumnya karakteristik polarisasi antenaditentukan oleh : (1) Perbandingansumbu (axial ratio : AR), (2) Arah putar( CW atau CCW ) , (3) Right Hand (RH) atau Left Hand (LH), dan (4) Sudutcondong (tilt angle = )

    lokasiantena

    = 90o= 90o

    = 90o= 0o

    ra

    aa

    = 0o

    Right hand / putar kanan

    Left hand / putar kiri

    Arah propagasi

    Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 48

    Harus diperhatikan, bahwa umumnya polarisasi antena akan tidaksama untuk arah yang berbeda. Sedemikian, polarisasi akan tergantungpada sudut pengamatan.

    Metode pengukuran polarisasi dikategorikan atas 3 macam metode :

    - Metode parsial :

    - Metode perbandingan:

    - Metode absolut:

    Sederhana, tetapi tidak memberikan informasilengkap dan peralatan yang dibutuhkan cukupkonvensional

    Memberikan informasi lengkap dan membutuhkanstandar polarisasi

    Memberikan informasi lengkap dan tidakmembutuhkan standar polarisasi

    Metode yang dipilih dalam mengukur polarisasi tergantung kepada: macam antena yang diukur, ketelitian yang disyaratkan, waktu , dan dana yang tersedia.

    G. Pengukuran Polarisasi Antena

  • Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 49

    Salah satu metoda parsial yang cukuppopuler adalah Polarization-Pattern Method yang menghasilkan parameter polarisasi ellips ( axial ratio dan tilt angle )

    Pada metode ini, AUT dapat berada padareceiving mode atau transmitting mode. Sedangkan probe harus terpolarisasi linear (misalnya : dipole) dan pola pancarnyasudah diketahui dengan baik.

    Arah radiasi dispesifikasikan oleh sudut( dan )

    Sinyal pada output probe tergantung dari 2 faktor, yaitu : (1) Polarisasi antena , dan(2) Sudut rotasi probe.

    Level sinyal diukur dan direkam, versussudut rotasi. Sehingga pola polarisasididapatkan dengan memperhatikan arahradiasi.

    ( Polarization pattern method )

    ( Axial ratio pattern method )

    Axial ratio pattern method termasuksalahsatu dari metoda parsial.

    G. Pengukuran Polarisasi Antena

    Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 50

    Misalkan probe terpolarisasi linear sepanjangsumbu-z, dan radiasi antena diasumsikan padasumbu-z, maka hasil pengukuran padagambar disamping ini memperlihatkan bahwaAUT terpolarisasi linear

    Polarisasi Linear

    Polarization-pattern methodtidak memberikan informasi

    mengenai arah rotasi

    G. Pengukuran Polarisasi Antena

  • 51

    Polarisasi Sirkular

    Polarisasi Elliptik

    Contoh hasil pengukuran polarisasi. Gambar menunjukkan polarisasi

    mendekati polarisasi sirkular

    G. Pengukuran Polarisasi Antena

    Nachwan Mufti A Modul VIa Pengukuran Antena 52

    H. Pengukuran Temperatur Antena Temperatur antena menyatakan daya derau yang diterima antena, yaitu :

    N

    nA Bk

    WT =Dimana, TA Temperatur antena , ( oK )Wn Daya derau yg diperoleh dari terminal antena penerimak Konstanta Boltzman, ( 1,38.10-23 Joule / oK )B Lebar bidang frekuensi sistem

    Karena derau yang diterima antena bergantung kepada arah antena, maka padapengukuran temperatur antena lobe utama diarahkan kepada arah / zenith yang kosong atau sumber derau yang besar (mis. matahari, pusat galaksi, dll ) tidakterletak pada lobe utama antena

  • 53

    Adjustable Noise Generator

    Antena

    Generator derau

    Penerimaderau

    rendah

    Indikatordaya derau

    1

    2adjustable

    Treff

    Metoda pengukuran dapat dilihat sebagai berikut. Disini digunakangenerator derau sebagai pembanding. Pembacaan indikator dibuat sama, dalam keadaanpenerima terhubung ke antena dan ke generator derau. Yaitu saklar S pada posisi 1 dan 2, sehingga : Temperatur antena = Temperatur generator derau

    Beban PeredamL variabel

    +=L11T

    LTT 0sreff Nreffreff BTkN =

    Jika, 1 < L < , maka 0reffs TTT