Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
EFEK ANALGESIK INFUSA BUNGA SRIGADING
(Nyctanthes arbor-tritis L.) PADA MENCIT PUTIH BETINA
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Eunike Sandjaja NIM : 038114030
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EFEK ANALGESIK INFUSA BUNGA SRIGADING
(Nyctanthes arbor-tritis L.) PADA MENCIT PUTIH BETINA
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh : Eunike Sandjaja
NIM : 038114030
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Aku tidak mendapat sesuatu pun yang aku minta
Tetapi mendapat semua yang aku butuhkan.
Bertentangan dengan keinginanku, doa-doaku yang tak terucapkan terjawab
Banyak perkara yang tak dapat kumengerti...
mengapakah harus terjadi di dalam dunia ini.
Satu perkara yang kusimpan dalam hati...
tiada sesuatu akan terjadi tanpa Allah perduli.
Allah mengerti..Allah perduli..
segala persoalan yang Nike hadapi..
Tak akan pernah dibiarkanNya kubergumul sendiri s’bab allah
mengerti..
DibukaNya jalanku.. s’bab Allah mengerti...
Segala perkara dapat Nike tanggung di dalam Yesus
yang memberi kekuatan kepada Eunike Rebecca Sandjaja
Filipi 4:13
Kupersembahkan skripsi ini kepada
Bapa di Sorga yang selalu mengasihiku...
Tuhan Yesus yang selalu memberi segalanya indah pada waktuNya…
Roh Kudus... penghiburku yang selalu setia menyertaiku…
Keluargaku yang kucintai...
Gi dan Ndari yang kusayangi…
Almamaterku....
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
oleh karena kasih setiaNya lah, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Efek Analgesik Infusa Bunga Srigading (Nyctanthes arbor-tritis L.) pada Mencit
Putih Betina“ ini dengan baik.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan dari berbagai
pihak baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Oleh karena itu penulis
hendak mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
2. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt selaku pembimbing akademik dan pembimbing
utama skripsi ini atas segala dukungan, bimbingan, kritik dan masukkan
kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.
3. Drs. Mulyono, Apt., selaku penguji skripsi atas bantuan dan masukkan kepada
penulis demi kemajuan skripsi ini.
4. Erna Tri Wulandari, M.Si., Apt. selaku penguji skripsi atas bantuan dan
masukkan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.
5. Ign. Kristio Budiasmoro, M.Si., Mas Sigit, dan Mas Andre, atas bantuan
determinasi dan pembuatan herbarium tanaman srigading.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Mas Parjiman, Mas Heru dan Mas Kayat selaku laboran bagian Farmakologi-
Toksikologi, serta Mas Wagiran selaku laboran bagian Farmakognosi-
Fitokimia atas segala bantuan dan dinamika selama di laboratorium.
7. Papa, Mama dan Ciciku yang selalu mendukung terutama dukungan moral,
biaya, semangat dan kasih sayang selama ini.
8. Gi yang selalu memberi kepercayaan, semangat dan bantuan selama ini, Nesz
dan Ndari yang membantu selama penyusunan skripsi ini, serta Jenny atas
persahabatan yang indah.
9. Teman-teman Amakusa Family : Ayu, Tyas beru, Nova, Linda tomat,
C’monchan, Cendutz, Dechi, Chipino, Inchan, Hennotz, Mira, Tata, Ita, Yemi,
Dewi, Uut, Dian, dan Putri atas persahabatan dan kehebohan yang
menyenangkan.
10. Tokol Family dan seluruh PMK Apostolos Family atas persaudaraan dan
persahabatan yang indah dalam Tuhan Yesus Kristus.
11. Fen-Fen, Mike, Kezia, Fery, Owen, Ping, Shiang, dan Ricky atas dukungan
moril, doa dan persahabatan yang luar biasa.
12. Teman-teman seperjuangan di Laboratorium Farmakologi atas kebersamaan
dan keceriaan bersama selama ini.
13. Kelas kuliah A, terlebih kelompok Praktikum B angkatan 2003 atas
kebersamaan, suka, dan duka selama ini.
14. Pihak-pihak yang turut membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini dan
tidak dapat disebutkan satu-persatu.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh sebab
itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kemajuan di masa yang akan
datang. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Penulis
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Srigading (Nyctanthes arbor-tritis L.) merupakan salah satu tanaman yang dikembangkan sebagai obat tradisional. Srigading sering digunakan masyarakat untuk mengobati batuk, wasir, encok, eksema, demam, demam nifas (demam sehabis bersalin), perawatan setelah bersalin, haid tidak lancar, rematik, ruam kulit, kusta, dan cacingan pada anak. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui efek analgesik dari infusa bunga srigading terhadap mencit putih betina.
Penelitian ini dilakukan secara eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Subyek penelitian sejumlah 36 ekor mencit putih betina dikelompokkan dalam 6 kelompok. Kelompok I adalah kontrol negatif menggunakan akuades. Kelompok II adalah kontrol positif menggunakan suspensi asetosal dalam natrium carboksimetilselulose 1% dengan dosis 91 mg/KgBB. Kelompok III-VI adalah subyek infusa bunga srigading dengan dosis 1333,33 mg/KgBB; 2000 mg/KgBB; 2666,67 mg/KgBB; and 3333,33 mg/KgBB. Senyawa uji dan kontrol diberikan secara peroral. Setelah 10 menit, subyek diberi rangsang asam asetat sebesar 1%v/v secara intraperitonial, kemudian respon geliat mencit diamati dan dicatat setiap 5 menit selama 1 jam. Jumlah respon geliat dianalisis menggunakan Anova satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan uji Schefe.
Hasil studi ini menunjukkan bahwa infusa bunga srigading memiliki efek analgesik terhadap mencit putih betina. Efek analgesik yang dihasilkan infusa bunga srigading dosis 1333,33 mg/KgBB; 2000 mg/KgBB; 2666,67 mg/KgBB; and 3333,33 mg/KgBB adalah 45,033%; 49,413%; 65,158%; dan 60,642%.
Kata kunci : efek analgesik, infusa bunga srigading, rangsang kimia, mencit putih
betina.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Coral jasmine (Nyctanthes arbor-tritis L.) is one of plants that used to be developed as a traditional medicine. Coral jasmine is often used by people to cure cough, haemorrhoids, eczema, fever, unfluent menstruation, and rheumatic. the purpose of this study was to know the analgesic effect of coral jasmine infusion forward white female mice.
The research was done including research on pure experiment with complete randomize one divided one way statistic. The subject of the research were 36 white female mices divided into 6 groups. Group I was the negative control used aquadest. Group II was the positif control used asetosal suspension in 1% natrium carboksimetilselulose with dose of 91 mg/KgBW. Group III-VI were the the subjects of the coral jasmine flower infusion with dose of 1333,33 mg/KgBW; 2000 mg/KgBW; 2666,67 mg/KgBW; and 3333,33 mg/KgBW. The testing substances and the control’s were given peroral. After 10 minutes, the subject were given acetic acid stimulation about 1% v/v in a intraperitonial way, then the mice’s writhing responses were observed and recorded every 5 minutes in 1 hour. The quantity of writhing responses were analyzed using one way Anova with 95% significance level and were continued with Schefe method.
The result of the study shown that the coral jasmine flower infusion have an analgesic effect on white female mice. The analgesic effect produced by 1333,33 mg/KgBW; 2000 mg/KgBW; 2666,67 mg/KgBW; and 3333,33 mg/KgBW of coral jasmine flower infusion were 45,033%; 49,413%; 65,158%; dan 60,642%.
Keyword : analgesic effect, coral jasmine infusion, chemical stimulation, female white mice.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
PRAKATA.................................................................................................... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... ix
INTISARI...................................................................................................... x
ABSTRACT .................................................................................................... xi
DAFTAR ISI................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xx
BAB I. PENGANTAR.................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Permasalahan .......................................................................................... 3
C. Keaslian Penelitian.................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 3
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA........................................................... 5
A. Tanaman Srigading ................................................................................. 5
B. Infusa....................................................................................................... 6
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Nyeri........................................................................................................ 8
D. Analgetika ............................................................................................... 17
E. Asetosal ................................................................................................... 18
F. Metode Pengujian Efek Analgesik.......................................................... 19
G. Keterangan Empiris................................................................................. 25
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 26
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................................. 26
B. Metode Penelitian ................................................................................... 26
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ......................................... 27
1. Variabel Penelitian ............................................................................ 27
2. Definisi Operasional ......................................................................... 28
D. Bahan dan Alat Penelitian....................................................................... 28
1. Bahan Penelitian................................................................................ 28
2. Alat Penelitian................................................................................... 29
E. Tata Cara Penelitian ................................................................................ 30
1. Determinasi Tanaman ....................................................................... 30
2. Pengumpulan Bahan ......................................................................... 30
3. Pembuatan simplisia bunga srigading............................................... 30
4. Penyiapan Hewan Uji........................................................................ 31
5. Pembuatan Sediaan ........................................................................... 31
6. Penentuan Kriteria Geliat Mencit...................................................... 32
7. Penentuan Dosis Infusa Bunga Srigading......................................... 32
8. Penentuan Dosis Asam Asetat .......................................................... 33
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Penentuan Selang Waktu Pemberian Asam Asetat........................... 33
10. Penentuan Dosis Asetosal ................................................................. 34
11. Penentuan Kontrol Negatif................................................................ 34
12. Perlakuan Hewan Uji ........................................................................ 35
13. Pengujian Efek Analgesik ................................................................. 35
14. Tatacara Analisis Hasil ..................................................................... 36
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN............................. 37
A. Determinasi Tanaman ............................................................................. 37
B. Uji Pendahuluan...................................................................................... 38
1. Penentuan Dosis Asam Asetat .......................................................... 38
2. Penentuan Selang Waktu Pemberian Asam Asetat........................... 41
3. Penentuan Dosis Asetosal ................................................................. 44
4. Penentuan Kontrol Negatif................................................................ 47
C. Pengujian Efek Analgesik ....................................................................... 49
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 59
A. Kesimpulan ............................................................................................. 59
B. Saran........................................................................................................ 59
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 60
LAMPIRAN.................................................................................................. 62
BIOGRAFI PENULIS .................................................................................. 87
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit pada penentuan
dosis asam asetat ................................................................... 38
Tabel II. Hasil analisis variansi satu arah rata-rata jumlah kumulatif
geliat penentuan dosis asam asetat........................................ 39
Tabel III. Hasil uji Scheffe rata-rata jumlah kumulatif geliat
penentuan dosis asam asetat.................................................. 40
Tabel IV. Rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit pada penentuan
selang waktu pemberian asam asetat dengan dosis 50
mg/kgBB ............................................................................... 41
Tabel V. Hasil analisis variansi satu arah rata-rata jumlah kumulatif
geliat pada penentuan selang waktu pemberian asam asetat. 42
Tabel VI. Hasil uji Scheffe rata-rata jumlah kumulatif geliat
penentuan selang waktu pemberian asam asetat ................... 43
Tabel VII. Rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit dan persen
proteksi pada penentuan dosis asetosal ................................. 45
Tabel VIII. Hasil analisis variansi satu arah persen proteksi pada
penentuan dosis asetosal ....................................................... 46
Tabel IX. Hasil uji Scheffe persen proteksi pada penentuan dosis
asetosal .................................................................................. 46
Tabel X. Rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit pada penentuan
kontrol negatif ....................................................................... 48
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel XI. Data rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit dan persen
proteksi pada pengujian efek analgesik seluruh kelompok... 49
Tabel XII. Analisis variansi satu arah persen proteksi pada pengujian
efek analgesik seluruh kelompok .......................................... 51
Tabel XIII. Hasil uji Scheffe persen persen proteksi pada pengujian
efek analgesik seluruh kelompok .......................................... 51
Tabel XIV. Data rata-rata persen perubahan efek analgesik kelompok
perlakuan terhadap kontrol positif (asetosal 91 mg/KgBB)
pada pengujian efek analgesik seluruh kelompok................. 54
Tabel XV. Ringkasan analisis variansi satu arah rata-rata persen
perubahan efek analgesik terhadap kontrol positif (asetosal
dosis 91 mg/kgBB) pada pengujian efek analgesik seluruh
kelompok............................................................................... 55
Tabel XVI. Hasil uji Scheffe persen perubahan efek analgesik terhadap
kontrol positif (asetosal dosis 91 mg/kgBB) pada pengujian
efek analgesik seluruh kelompok .......................................... 56
Tabel XVII. Data jumlah geliat mencit pada penentuan dosis asam asetat 65
Tabel XVIII. Data jumlah geliat mencit pada penentuan selang waktu
pemberian asam asetat........................................................... 67
Tabel XIX. Data jumlah geliat mencit pada penentuan dosis asetosal .... 69
Tabel XX. Data persen proteksi pada penentuan dosis asetosal ............. 71
Tabel XXI. Data jumlah geliat mencit pada penentuan kontrol negatif... 73
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel XXII. Data jumlah geliat mencit pada pengujian efek analgesik
seluruh kelompok.................................................................. 74
Tabel XXIII. Data rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit dan persen
proteksi pada pengujian efek analgesik seluruh kelompok... 75
Tabel XXIV. Data persen proteksi pada pengujian efek analgesik seluruh
kelompok............................................................................... 79
Tabel XXV. Data rata-rata persen perubahan efek analgesik kelompok
perlakuan terhadap kontrol positif (asetosal 91 mg/KgBB)
pada pengujian efek analgesik seluruh kelompok................. 83
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Pembentukkan mediator-mediator nyeri ............................... 10
Gambar 2. Tempat berakhirnya serabut aferen pada 6 lapisan dari
sumsum tulang belakang....................................................... 12
Gambar 3. Mekanisme Nyeri .................................................................. 14
Gambar 4. Skema diagram dari gate control system .............................. 15
Gambar 5. Struktur molekul Asetosal..................................................... 18
Gambar 6. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat pada
penentuan dosis asam asetat................................................. 39
Gambar 7. Grafik rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit selama 1
jam pada penentuan selang waktu pemberian asam asetat.... 42
Gambar 8. (a) Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat........ 45
(b) Diagram batang rata-rata persen proteksi pada
penentuan dosis asetosal ....................................................... 45
Gambar 9. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit
pada penentuan kontrol negatif ............................................. 48
Gambar 10. (a) Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat pada
pengujian efek analgesik ...................................................... 50
(b) Diagram batang rata-rata persen proteksi pada
pengujian efek analgesik ...................................................... 50
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 11 Diagram batang rata-rata persen perubahan efek analgesik
terhadap kontrol positif (asetosal dosis 91 mg/kgBB) pada
pengujian efek analgesik seluruh kelompok ......................... 55
Gambar 12. Foto Tanaman Srigading....................................................... 63
Gambar 13. Foto Bunga Srigading ........................................................... 63
Gambar 14. Foto Serbuk Simplisia ........................................................... 64
Gambar 15. Foto Infusa Bunga Srigading ................................................ 64
Gambar 16. Foto Geliat mencit................................................................. 64
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Pengesahan Determinasi.............................................. 62
Lampiran 2. Foto Tanaman Srigading, Bunga Srigading, Serbuk
Simplisia, Infusa Bunga Srigading, dan Geliat mencit ......... 62
Lampiran 3. Data jumlah kumulatif geliat mencit dan hasil analisis
statistik pada penentuan dosis asam asetat............................ 65
Lampiran 4. Data jumlah kumulatif geliat mencit dan hasil analisis
statistik pada penentuan selang waktu pemberian asam
asetat...................................................................................... 67
Lampiran 5. Data jumlah kumulatif geliat mencit dan hasil analisis
statistik pada penentuan dosis asetosal ................................. 69
Lampiran 6. Data persen proteksi dan hasil analisis statistik pada
penentuan dosis asetosal ....................................................... 71
Lampiran 7. Data jumlah kumulatif geliat mencit dan hasil analisis
statistik pada penentuan kontrol negatif................................ 73
Lampiran 8. Data rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit dan hasil
analisis statistik pada pengujian efek analgesik seluruh
kelompok............................................................................... 74
Lampiran 9. Data persen proteksi dan hasil analisis statistik pada
pengujian efek analgesik seluruh kelompok ......................... 79
Lampiran 10. Data persen proteksi dan hasil analisis statistik pada
pengujian efek analgesik seluruh kelompok ......................... 83
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Masyarakat Indonesia telah mengenal dan menggunakan obat tradisional
sejak dahulu kala. Obat tradisional digunakan sebagai sarana perawatan kesehatan
dan untuk menanggulangi berbagai macam penyakit. Budaya bangsa Indonesia
yang berkaitan dengan pemanfaatan alam, khususnya untuk pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan penyakit dilaksanakan berdasarkan pengalaman secara
turun-temurun. Dari pengalaman tersebut ternyata banyak tumbuhan di alam
sekitar memberi manfaat kesehatan bagi penggunanya. Pengalaman tersebut
secara turun-temurun dikembangkan dan diwariskan, sehingga obat tradisional
dapat dimanfaatkan sampai sekarang sebagai salah satu sarana perawatan
kesehatan masyarakat (Soedibyo, 1998).
Nyeri merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih perlu
ditanggulangi karena nyeri merupakan gejala dari hampir semua penyakit yang
keberadaannya kadang-kadang sangat menyiksa. Hal ini menyebabkan
penderitanya berusaha untuk bebas dari rasa nyeri tersebut. Walaupun kadang-
kadang sangat menyiksa, nyeri sangat berharga sebagai petunjuk dan peringatan
tentang adanya sesuatu yang tidak beres dalam tubuh. Salah satu solusi untuk
mengatasi rasa nyeri tersebut dengan mengembangkan berbagai upaya
pengobatan. (Soedibyo, 1998).
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Salah satu bahan alam yang berguna sebagai obat tradisional dan
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengobati rasa nyeri adalah srigading
(Soedibyo, 1998). Bagian yang sering dimanfaatkan adalah bunga, daun, kulit
kayu, dan bijinya. Bunga srigading biasanya digunakan untuk demam habis
bersalin, haid tidak teratur, rematik, radang kulit bernanah, dan tonik (Soedibyo,
1998). Masyarakat di daerah Cirebon ternyata juga biasa memanfaatkan bunga
srigading untuk mengobati nyeri haid dimana bunga srigading segar atau yang
telah dikeringkan tersebut diseduh dengan air panas seperti halnya pada
pembuatan teh. Akan tetapi, efek analgesik bunga srigading belum diteliti
sehingga melalui penelitian ini diharapkan dapat diperoleh informasi tentang efek
analgesik bunga srigading.
Pengujian efek analgesik yang dilakukan terhadap bunga srigading ini
menggunakan metode uji rangsang kimia. Hal ini dikarenakan metode rangsang
kimia dapat digunakan sebagai langkah pengujian awal untuk mengetahui apakah
suatu senyawa memiliki efek analgesik atau tidak, selain itu metode ini sederhana
dan mudah dilakukan. Hewan uji yang digunakan dalam metode uji rangsang
kimia adalah mencit sebagaimana tercantum dalam acuan (Turner, 1965). Mencit
yang dapat digunakan adalah Swiss Webster dan BAPSI. Pada penelitian ini
digunakan mencit dengan galur Swiss Webster karena karakternya yang lebih
mudah beradaptasi dan tidak mudah stress dibandingkan dengan BAPSI. Selain
itu dipilih jenis kelamin betina dengan asumsi lebih peka terhadap rangsang nyeri
dibandingkan jenis kelamin jantan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan yang timbul
antara lain adalah sebagai berikut :
a. Apakah infusa bunga srigading memiliki efek analgesik terhadap mencit putih
betina melalui metode rangsang kimia?
b. Berapa besar efek analgesik infusa bunga srigading terhadap mencit putih
betina melalui metode rangsang kimia?
C. Keaslian
Penelitian yang pernah dilakukan terhadap tanaman srigading
diantaranya adalah penelitian Saikhu Akhmad Husen (1987) tentang pengaruh
infus daun srigading 5% dan 10% serta infus bunga srigading 0,5% dan 1%
terhadap amplitudo kontraksi otot rahim kelinci terpisah. Akan tetapi sejauh
pengetahuan penulis, penelitian efek analgesik infusa bunga srigading belum
pernah dilakukan.
D. Manfaat penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, yaitu sebagai berikut :
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang obat tradisional dalam hal
obat analgesik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
b. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat
tentang manfaat bunga srigading sebagai obat analgesik.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, yaitu sebagai berikut :
1. Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menambah khasanah ilmu
pengetahuan tentang tanaman obat yang dapat dimanfaatkan sebagai obat
analgesik.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui kemampuan bunga srigading sebagai analgetika
terhadap mencit putih betina.
b. Untuk mengetahui besar efek analgesik bunga srigading terhadap mencit
putih betina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Tanaman Srigading
1. Sistematika
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledonae
Ordo : Contortae
Familia : Oleaceae
Subfamilia : Oleoideae
Genus : Nyctanthes
Spesies : Nyctanthes arbor-tritis L. (Backer dan Bakhuizen, 1965)
(Lawrence, 1951)
2. Sinonim : Nyctanthes arbodica-charantia L.; Nyctanthes dentate, BI.
(Anonim, 2006)
3. Nama daerah
Srigading, suruh gading, sarigading, sirih gading, kembang pengantin,
daun karangan (Jawa); coral jasmine, sorrowful tree (Inggris); harsinghar,
patijataka (India/Pakistan) (Anonim, 2006 ).
4. Morfologi
Perdu atau pohon kecil, tinggi ± 9 m. Batang berkayu, bulat,
bercabang, berambut, kasap, putih kotor. Daun tunggal, bulat telur, pangkal
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
membulat, ujung runcing, tepi rata, permukaan kasap, tulang menyirip,
panjang 4-11cm, lebar 2-8 cm, duduk berhadapan, hijau. Bunga majemuk
bentuk malai, harum, kelopak bentuk corong, berambut, panjang ± 7mm,
tabung mahkota silindris, jingga, mahkota 3-5, putih, mekar waktu malam hari
dan berjatuhan pada pagi hari. Buah kotak, bulat telur, pipih, panjang ± 1,5m,
cokelat. Biji keras, cokelat (Anonim, 2006)
5. Kandungan kimia
Bunga srigading mengandung minyak atsiri, dan alkaloid niktantina
(Anonim, 2006). Selain itu, bunga srigading juga memiliki kandungan
sterol/terpen, dan flavonoid (Anonim, 1995a).
6. Kegunaan
Bunga srigading berguna untuk mengatasi demam, demam nifas
(demam sehabis bersalin), haid tidak lancar, rematik, dan cacingan pada anak
(Anonim, 2006). Selain itu, bunga srigading juga berguna untuk mengobati
batuk, wasir, dan eksema (Anonim, 1995a).
B. Infusa
Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia
nabati dengan air pada suhu 90˚C selama 15 menit. Penyarian dengan cara
infundasi menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman
dan kapang. Oleh sebab itu sari yang diperoleh tidak bisa disimpan lebih dari 24
jam (Anonim, 1995b).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Pembuatan infusa sebagai berikut :
1. Simplisia dengan derajat halus yang sesuai (diayak menggunakan ayakan
dengan jumlah lubang tiap inchi adalah 35) dicampur dengan air secukupnya,
panaskan diatas tangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai
90˚C, sambil sesekali diaduk.
2. Pada saat masih panas campuran tersebut diserkai melalui kain katun.
Selanjutnya ditambahkan air panas secukupnya melalui ampas sampai
diperoleh volume infus yang dikehendaki. Apabila simplisia mengandung
minyak atsiri maka campuran tersebut diserkai dalam keadaan dingin
(Anonim, 1995b).
3. Kecuali dinyatakan lain, dan kecuali untuk simplisia yang tertera dibawah,
infus yang mengandung bukan bahan berkhasiat keras dibuat dengan
menggunakan 10% simplisia. Untuk pembuatan 100 bagian infus berikut
digunakan sejumlah yang tertera :
a. Kulit kina : 6 bagian.
b. Daun digitalis : ½ bagian.
c. Akar ipeka : ½ bagian.
d. Daun kumis kucing : ½ bagian.
e. Sekale kornutum : 3 bagian.
f. Daun sena : 4 bagian.
g. Rimpang temulawak : 4 bagian.
(Anonim, 1995b).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
C. Nyeri
Nyeri merupakan respon langsung terhadap kejadian/peristiwa yang
tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan, seperti, luka,
inflamasi, atau kanker (Rang, Dale, Ritter, dan Moore, 2003).
Nyeri dapat dibedakan berdasarkan waktu timbulnya nyeri yaitu: nyeri
akut dan nyeri kronik (Anonim, 2001). Nyeri akut dengan kecepatan penjalaran
antara 6-30 meter per detik biasanya memiliki sebuah penyebab yang dapat
ditegaskan dan sering kali berfungsi sebagai perlindungan yang bertindak sebagai
peringatan dari ancaman luar atau kegagalan dalam tubuh. Nyeri kronik dengan
kecepatan penjalaran antara 0,5-2 meter per detik sering kali tidak menandakan
bahaya yang segera menimbulkan pencegahan dan pasien mungkin tidak
mengartikan nyeri tersebut sebagai penyakit serius (Greene dan Harris, 2000).
Nyeri berdasarkan sumbernya dapat dikategorikan menjadi nyeri somatik
dan nyeri viseral. Jika nyeri somatik muncul dari kulit, dinamakan nyeri
superfisial. Jika nyeri itu berasal dari otot, sendi, atau jaringan connective, disebut
nyeri dalam. Nyeri viseral muncul dari organ dalam dan berbeda bermakna
dengan nyeri somatik (Anonim, 2001).
Dalam kondisi normal, nyeri berkaitan dengan aktivitas listrik pada
serabut saraf aferen utama dengan diameter kecil sari saraf perifer. Ujung saraf
sensoris pada jaringan perifer diaktifkan oleh berbagai macam rangsangan
(mekanik, suhu, kimia). Berdasarkan rekaman aktivitas pada serabut aferen
menun jukkan bahwa rangsang yang cukup untuk merangsang serabut aferen
tersebut menumbulkan sensasi nyeri. Banyak dari serabut ini adalah serabut C tak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
bemielin dengan kecepatan konduksi yang rendah dimana grup ini dikenal sebagai
nosiseptor C-polimodal. Lainnya adalah serabut bermielin (Aδ) yang
mengonduksi lebih cepat tetapi merespon rangsang perifer yang hampir sama.
Nosiseptor polimodal (PMN) merupakan saraf sensorik utama di perifer yang
memberikan respon terhadap rangsang bahaya. Sebagian besar adalah serabut C
tak bermielin dengan ujung-ujungnya yang merespon terhadap rangsang suhu,
mekanik, dan kimia. Zat-zat kimia yang memiliki aksi di PMN dan menimbulkan
nyeri meliputi bradikinin, proton, adenosin tripfosfat (ATP) dan vanilloid.
Polimoidal nosiseptor (PMN) sendiri disensitisasi oleh prostaglandin, dimana hal
ini dapat menjelaskan mengenai aktivitas analgesik dari obat-obat mirip aspirin
(Rang dkk, 2003).
Berbagai metabolit dan senyawa dilepaskan dari sel-sel yang terluka, atau
terinflamasi, termasuk 5-HT, histamin, asam laktat, ATP dan K+ dimana banyak
yang mempengaruhi terminal-terminal saraf nosiseptik. Eikosanoid merupakan
hasil pembentukkan dari fosfolipid. Mereka termasuk dalam kontrol dari berbagai
proses fisiologis serta merupakan mediator dan modulator utama dari reaksi
inflamasi. Asam arakidonat ditemukan teresterifikasi dalam fosfolipid. Eikosanoid
yang terpenting adalah prostaglandin, tromboksan, dan leukotrien, walau derivat
lain seperti lipoksin juga dihasilkan (Rang dkk., 2003). Pembentukkan mediator
derivat fosfolipid dapat dilihat pada Gambar 1.
Prostaglandin merupakan mediator yang dihasilkan dari perombakan asam
arakidonat melalui jalur siklooksigenase. Prostaglandin tidak menyebabkan nyeri
secara langsung tetapi meningkatkan efek penyebab nyeri dari agen lain secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
kuat seperti bradikinin atau 5-HT. Bradikinin merupakan senyawa penyebab nyeri
yang poten, beraksi sebagian dikarenakan lepasnya prostaglandin yang sangat
kuat meningkatkan aksi langsung bradikinin pada terminal-terminal saraf (Rang
dkk., 2003).
Gangguan membran sel
Fosfolipida
Asam arakhidonat
Lyso-glyseril fosforilkolin
PAF
leukotrien prostaglandin tromboksan prostasiklin
Vasodilatasi, kemotaksis Penghambat
lipoksigenase Contoh: zileutin
NSAID
Rangsangan
Antagonis PAF
Contoh: lexipafant
Glukokortikoid (menginduksi terbentuknya
lipocortin)
Gambar 1. Pembentukkan mediator-mediator nyeri (Rang dkk, 2003)
Keterangan : = menghambat = membentuk NSAID = Non Steroid Anti Inflammatory Drug PAF = Platelet Activating Factor
Badan sel dari serabut aferen nosiseptik berada di belakang serabut
ganglia. Serabut ini memasuki sumsum tulang belakang melalui serabut ganglia
dan berakhir di daerah abu-abu pada dorsal horn. Kebanyakan dari serabut aferen
Lipooksigenase
siklooksigenase
Fosfolipase A2
mediator nyeri
nyeri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
nosiseptik berakhir pada permukaan dari tulang belakang. Serabut C dan beberapa
serabut A masuk ke dalam badan sel pada lamina I dan II. Sementara serabut A
lainnya masuk lebih dalam ke dalam tulang (lamina V). Serabut saraf aferen tak
bermielin mengandung beberapa neuropeptida terutama substansi P dan
Calcitonin gene-related peptide (CGRP). Zat-zat ini dilepaskan sebagai mediator
di pusat dan perifer dan berperan penting dalam mekanisme nyeri (Rang dkk.,
2003).
Tiga kelompok utama reseptor kulit yang telah diidentifikasi adalah :
1. Mekanoreseptor (mendeteksi sentuhan ringan)
2. Termoreseptor (mendeteksi panas)
3. Nosiseptor (mendeteksi luka dan rangsang bahaya) (Greene dan Harris, 2000).
Sebagian besar reseptor pada kulit memiliki struktur khusus yang
merupakan ujung saraf bebas yang sederhana di perifer. Tiga tipe serabut saraf
yang terlibat dalam transmisi nyeri :
1. Serabut A-β : berukuran besar, bermielin, cepat dalam menyalurkan impuls
(30-100 m/detik), memiliki ambang nyeri yang rendah dan merespon terhadap
sentuhan ringan.
2. Serabut A-δ : berukuran kecil, bermielin tipis, dan memiliki kecapatan
konduksi yang lebih rendah (6-30 m/detik). Serabut ini merespon terhadap
tekanan, panas, zat kimia, dan memberi reaksi terhadap nyeri yang tajam, serta
menimbulkan refleks penarikan diri atau gerakan cepat lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
3. Serabut C : berukuran kecil, tidak bermielin, dan memiliki kecepatan konduksi
yang lambat (1-1,25 m/detik). Serabut ini merespon terhadap seluruh jenis
rangsang bahaya dan mentransmisikan nyeri yang lambat dan tumpul (Greene
dan Harris, 2000).
Mechanoreceptor
Mechanoreceptor
Nociceptor
Nociceptor Thermoreceptor
Mechanoreceptor
Gambar 2. Tempat berakhirnya serabut aferen pada 6 lapisan dari sumsum tulang belakang (Rang dkk, 2003)
Langkah pertama untuk mencapai sensasi nyeri adalah rangsangan pada
ujung-ujung saraf bebas yang dikenal sebagai nosiseptor. Mekanisme rangsang
tersebut melepaskan bradikinin, K+, prostaglandin, histamin, leukotrien, serotonin,
dan substansi P (diantara yang lainnya) yang mensensitisasi/mengaktivasi
nosiseptor. Aktivasi reseptor menimbulkan aksi potensial yang ditransmisikan
sepanjang serabut saraf aferen menuju sumsum tulang belakang. Transmisi
nociceptive terjadi pada serabut saraf Aδ dan C aferen. Rangsangan pada serabut
Aδ yang bermielin dan berdiameter luas membawa nyeri yang tajam dan
terlokalisasi, sebagaimana rangsang pada serabut yang tidak bermielin dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
berdiameter kecil menghasilkan nyeri yang lemah dan tidak terlokalisasi (Dipiro,
Tabert, Yee, Matzke, Wells, and Posey, 2005).
Pada inflamasi yang akut, sebagai respon terhadap terjadinya kerusakan
jaringan maka terjadi proteksi terhadap jaringan yang luka dan meningkatkan
penyembuhannya. Sejumlah mediator inflamasi dilepaskan, seperti bradikinin,
prostaglandin, serotonin, histamin, sitokin, eikosanoid, neuropeptida dan proton.
Bradikinin di percaya sebagai mediator pertama yang menyebabkan aktivasi
second messenger, menghasilkan peningkatan konduktansi dan sensitisasi channel
natrium. Prostaglandin meningkatkan aktivitas bradikinin; oleh sebab itu
keduanya berpengaruh besar pada proses inflamasi dan perlu waktu lama sebagai
target pada penggunaan terapi farmakologis (Galler, Bradley, Gammaitoni,
Arnold, dan Alvarez, 2003).
Noksius atau rangsang bahaya yang melewati ambang batas nyeri
menimbulkan aktivasi dalam serabut nosiseptor. Nosiseptor banyak terdapat
dalam serabut C. Aktivitas yang berupa impuls diteruskan menuju sistem saraf
pusat dan menyebabkan eksitasi neuron sehingga menimbulkan nyeri. Aktivasi
serabut C memicu pelepasan Calcitonin gene-related peptide (CGRP). Pada
jaringan inflamasi akan dilepaskan Neuron Growth Factor (NGF) dan mediator
lain seperti bradikinin, serotonin, prostaglandin, dan lain-lain. Penghambatan pada
tahap eksitasi oleh analgetika opioid, enkefalin, GABA, aktivasi jalur
penghambatan menurun menyebabkan aktivitas analgesik pusat. Analgetika
perifer dan NSAID bekerja menghambat pada pelepasan mediator (Rang dkk.,
2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Faktor pertumbuhan neuron atau neuron growth factor (NGF) merupakan
mediator mirip sitokinin yang dihasilkan oleh jaringan di perifer terutama pada
jaringan yang mengalami peradangan dan beraksi secara spesifik pada serabut
saraf aferen serta meningkatkan kemosensitifitas dan kandungan senyawa peptida.
Senyawa peptida dilepaskan di pusat dan di perifer sebagai mediator yang
berperan penting dalam terjadinya nyeri (Rang dkk, 2003).
Gambar 3. Mekanisme Nyeri (Rang dkk, 2003)
Keterangan : = menginduksi
= menghambat BK = Bradikinin
+__
5-HT = 5-Hidroksi triptamin (serotonin) SP = Substansi P PG = Prostaglandin NGF = Neuron Growth Factor (faktor pertumbuhan neuron) CGRP = Calcitonin gene-related peptide NA = Nor Adrenalin GABA = asam γ-aminobutirat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Serabut aferen yang disebut serabut nyeri nosiseptik membentuk sinapsis
dalam dorsal horn dari sumsum tulang belakang bersama banyak neuron non-pain
transmitting atau neuron non-nociceptive. Sinapsis terjadi pada pain transmission
neurons (PTN) atau interconnecting neurons (ICN) yang mengeksitasi PTN.
Sebagai tambahan, serabut non-nosiseptik berdiameter besar pada perifer atau
neuron yang menurun dari sumsum tulang belakang dapat menghambat baik PTN
maupun ICN dalam dorsal horn. Ketika serabut bermielin berdiameter besar
terangsang maka mereka memiliki efek menghambat transmisi nyeri. Secara
fungsional, pentingnya peristiwa antara serabut-serabut yang berbeda tersebut
merupakan suatu bukti respon analgesik yang dihasilkan oleh pengobatan yang
merangsang neuron non-nosiseptik berdiameter besar, sebagai contoh, iritasi
topikal, dan akupuntur. Teori ini disebut sebagai gate control theory dari transmisi
nyeri (Dipiro, Tabert, Yee, Matzke, Wells, and Posey, 1997).
Small-diameter afferents
Pain transmission neurons
Descending inhibitory systems Interconnecting neurons
Gambar 4. Skema diagram dari gate control system (Dipiro dkk, 1997)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Penghilangan rasa nyeri dapat berpengaruh dimana saja sepanjang jalur
nyeri, yaitu pad jalur yang melibatkan persepsi atau reaksi terhadap nyeri.
Persepsi merupakan kesadaran terhadap adanya nyeri. Hal ini tidak tergantung
pada kondisi kesadaran tetapi tergantung pada jalur aferen yang sempurna pada
reseptor, saraf sensori yang menghantarkan impuls ke otak dan talamus dimana
persepsi terjadi. Jika sebuah obat bertindak pada poin manapun sepanjang jalur ini
dan menghambat tranfer informasi ke otak maka nyeri tidak teramati. Reaksi
terhadap nyeri merupakan pengalaman nyeri dan merupakan fenomena yang lebih
kompleks yang membutuhkan kesadaran dan kejadian tingkat tinggi pada otak
yaitu korteks. Obat dapat menghilangkan nyeri dengan mengubah respon terhadap
nyeri. Penggunaan agen-agen penghilang kegelisahan, disebut obat penenang,
dapat menurunkan tingkat reaksi terhadap nyeri (Levine, 1978).
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan rasa nyeri,
diantaranya :
1. Menghilangkan penyebabnya : perbaikan atau pencabutan gigi yang sakit,
netralisasi asam lambung pada peptic ulcer.
2. Menggunakan pengukuran fisik : penggunaan panas, dingin, atau tekanan
pada bagian yang sakit.
3. Mengalihkan perhatian dari rangsangan nyeri : penggunaan rangsang
audiovisual seperti musik, suara aliran air terjun pada proses operasi gigi.
4. Hipnotis.
5. Menggunakan obat-obatan termasuk senyawa farmakologi inaktif seperti
plasebo (Levine, 1978).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
D. Analgetika
Analgetika adalah obat atau senyawa yang bertujuan untuk mengurangi
atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Secara umum
analgetika dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu analgetika opioid (narkotik) dan
analgetika non-opioid (non-narkotik) (Anonim, 2000).
Obat-obat non-opioid seperti parasetamol dan asetosal (dan NSAID
lainnya), khususnya cocok untuk nyeri musculoskeletal, sedangkan analgetika
opioid lebih cocok untuk nyeri visceral yang berat (Anonim, 2000). Efek
analgesik dari NSAID merupakan hasil penghambatan dari sintesis prostaglandin
(Rang dkk., 2003).
Analgetika narkotik
Efek farmakologi analgetika narkotik relatif selektif, dan pada konsentrasi
terapi yang normal, agen-agen ini tidak mempengaruhi indera sensori seperti
sensitifitas sentuhan, penglihatan dan pendengaran: tetapi seiring bertambahnya
dosis maka meningkat pula efek sampingnya (Dipiro dkk, 2005).
Analgetika non narkotika
Obat ini merupakan analgetika yang paling efektif dengan efek samping
paling sedikit. Asetaminofen dan NSAID sering dipilih untuk mengobati nyeri
akut yang ringan sampai sedang. Obat-obat ini (kecuali asetaminofen) mencegah
pembentukkan prostaglandin yang muncul akibat rangsang nyeri, sehingga
mengurangi jumlah impuls nyeri yang diterima oleh SSP (Dipiro dkk, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
E. Asetosal (Asam Asetilsalisilat)
COOH
OCOCH3
Gambar 5. Struktur molekul Asetosal (Asam Asetilsalisilat)
Asam asetilsalisilat memiliki pemerian hablur putih, umumnya seperti
jarum atau lempengan tersusun, atau serbuk hablur putih, tidak berbau atau berbau
lemah. Asam asetilsalisilat stabil di udara kering, di dalam udara lembab secara
bertahap terhidrolisa menjadi asam salisilat dan asam asetat. Asam asetilsalisilat
sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, larut dalam kloroform dan eter,
agak sukar larut dalam eter mutlak (Anonim, 1995b). Kerja obat ini adalah
menghambat prostaglandin G/H synthase secara ireversibel dan merupakan salah
satu dari obat-obat yang paling sering dipakai untuk meredakan nyeri ringan
sampai sedang yang sebabnya beragam, tetapi tidak efektif untuk nyeri organ
dalam (viceral pain) (Katzung, 2002).
Asam asetilsalisilat tersedia dalam bentuk tablet 100 mg dan 500 mg.
Dosis 300-900 mg tiap 4-6 jam bila diperlukan dengan dosis maksimum 4 gram
per hari, sedangkan untuk anak tidak dianjurkan (Anonim, 2000). Pada dosis yang
biasa, asam asetilsalisilat dapat menyebabkan gangguan lambung. Dosis yang
lebih tinggi menyebabkan pasien dapat mengalami muntah-muntah, tinitus,
pendengaran yang berkurang. Dosis lebih tinggi lagi menyebabkan hyperpnea
melalui efek langsung pada batang otak (Katzung, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Indikasi lain dari asam asetilsalisilat adalah sebagai :
a. Antipiretika : asam asetilsalisilat menurunkan suhu yang meningkat,
sedangkan suhu badan normal hanya terpengaruh sedikit. Turunnya suhu
dikaitkan dengan meningkatnya panas yang hilang karena vasodilatasi dari
pembuluh darah permukaan dan disertai keluarnya keringat yang banyak.
b. Efek antitrombosit : asam asetilsalisilat mempengaruhi hemostasis. Dosis
rendah tunggal asam asetilsalisilat (kira-kira 80 mg sehari) menyebabkan
sedikit perpanjangan waktu pendarahan, yang menjadi dua kali lipat bila
pemberiannya dilanjutkan selama seminggu.
c. Efek antiinflamasi : asam asetilsalisilat menghambat siklooksigenase secara
irreversibel dan bahkan dosis rendah dapat efektif dalam keadaan tertentu,
misalnya penghambatan agregasi platelet (Katzung, 2002).
F. Metode Pengujian Efek Analgesik
Pengujian analgetika dapat dilakukan secara in vivo maupun secara in
vitro. Pengujian analgetika secara in vitro secara umum dikaitkan dengan ikatan
senyawa dengan reseptor yang berhubungan dengan rangsang nyeri sedangkan
pengujian secara in vivo berkaitan dengan kemampuan suatu senyawa dalam
menurunkan reaksi hewan uji terhadap rangsang nyeri.
Metode-metode pengujian aktivitas analgetika secara in vivo dilakukan
dengan menilai kemampuan zat uji untuk menekan atau menghilangkan rasa nyeri
yang diinduksi pada hewan uji (mencit, tikus, marmot), yang meliputi induksi
secara mekanik, termik, elektrik dan secara kimia (Anonim, 1991).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Turner (1965) membagi metode pengujian daya analgesik menjadi dua,
yaitu berdasarkan jenis analgesiknya. Masing-masing metode tersebut antara lain :
1. Golongan analgetika narkotika
Analgetika narkotika adalah analgetika dengan mekanisme kerja
sentral. Metode penapisan aktivitas analgesik untuk analgetika narkotika
anatara lain sebagai berikut:
a. Metode jepitan ekor
Sekelompok mencit disuntik dengan senyawa uji dengan dosis
tertentu secara subkutan (s.c.) atau intravena (i.v.). tiga puluh menit
kemudian, jepitan dipasang pada pangkal ekor mencit selama 30 detik.
Mencit yang tidak diberi senyawa uji akan berusaha melepaskan diri dari
kekangan tersebut, tetapi mencit yang diberi analgetika akan mengabaikan
kekangan tersebut. Dalam rentang waktu tertentu jepitan dipasang
kembali. Respon positif yang menunjukkan adanya efek analgesik apabila
tidak ada usaha untuk melepaskan jepitan selama 15 detik pada tiga kali
pengamatan.
b. Metode rangsang panas
Hewan percobaan ditempatkan diatas lempeng panas dengan suhu
50oC sampai 55oC sebagai rangsang nyeri. Alat untuk uji ini dilengkapi
dengan penangas yang berisi campuran sama banyak aseton dan etil
format yang mendidih. Mencit yang sudah diberi senyawa uji secara
subkutan atau peroral, diletakkan pada hot plate yang sudah dipersiapkan.
Reaksi mencit adalah menjilat kaki depan, kaki belakang lalu meloncat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Selang waktu antara pemberian rangsang nyeri dan terjadinya respon,
disebut waktu reaksi. Waktu reaksi dapat diperpanjang oleh obat-obat
analgetika. Perpanjangan waktu reaksi selanjutnya dapat dijadikan sebagai
ukuran dalam mengevaluasi aktivitas analgesik.
c. Metode pengukuran tekanan
Metode ini menggunakan suatu alat untuk mengukur tekanan yang
diberikan pada ekor tikus secara seragam. Alat tersebut terdiri dari 2
syringe yang dihubungkan ujung dengan ujungnya yang bersifat elastis,
fleksibel, dan pipa plastik yang diisi dengan cairan. Sisa pipa dihubungkan
dengan manometer. Syringe yang pertama diletakkan secara vertikal
dengan ujung menghadap ke atas. Ekor tikus diletakkan di bawah
penghisap syringe. Ketika tekanan diberikan pada penghisap dari syringe
yang kedua, tekanan ini akan berhubungan dengan sistem hidrolik pada
syringe yang pertama kemudian dengan ekor tikus. Tekanan yang sama
pada syringe yang kedua akan meningkatkan tekanan pada ekor tikus.
Manometer akan membaca ketika tikus memberikan respon. Respon tikus
yang pertama adalah meronta kemudian akan mengeluarkan suara
(mencicit) tanda kesakitan.
d. Metode potensi petidin
Metode ini kurang baik, karena dibutuhkan hewan uji dalam
jumlah besar, tetapi dapat digunakan untuk uji sedatif. Tiap kelompok
tikus terdiri dari 20 ekor, setengah kelompok dibagi menjadi 3 kelompok
kecil dan diberi petidin dengan dosis berturut-turut yaitu 2, 4, dan 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
mg/kg. Setengah kelompok dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok
petidin dan senyawa uji dengan dosis 25% dari LD50. Persen proteksi
dihitung dengan bantuan metode rangsang panas.
e. Metode antagonis nalorfin
Uji analgesik dengan metode ini bertujuan untuk menunjukkan aksi
obat-obat seperti morfin. Nalorfin memiliki kemampuan untuk
meniadakan aksi dari morfin. Hewan uji yang biasa digunakan dalam
metode ini adalah tikus, mencit, dan anjing. Hewan uji diberi obat dengan
dosis toksik kemudian segera diikuti pemberian nalorfin (0,5-10,0
mg/KgBB) secara intravena. Sebuah obat yaitu piritramid dapat
menyebabkan respon seperti hilangnya refleks korneal dan refleks
bradipnea. Efek tersebut dapat dilawan setelah 1 menit pemberian nalorfin
1,25 mg/KgBB yang disuntikkan secara intravena. Teori menyebutkan
bahwa nalorfin dapat menggantikan ikatan morfin dengan reseptornya.
f. Metode kejang oksitosin.
Oksitosin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari
posterior, dapat menyebabkan kontraksi uterus sehingga menimbulkan
kejang pada tikus. Respon kejang meliputi kontraksi abdominal sehingga
menarik pinggang dan kaki belakang. Respon kejang dapat diatasi dengan
pemberian morfin atau turunannya. Tikus betina diberi estrogen dengan
menanam atau memasukkan 15 mg pelet dietilstilbestrol secara subkutan
pada paha tikus. Setelah 10 minggu hewan uji siap diuji analgesik.
Senyawa yang akan diuji diberikan 15 menit secara subkutan sebelum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
diberi oksitosin secara intraperitoneal. Penurunan kejang dapat teramati
dan ED50 dapat diperkirakan. Selain morfin senyawa analgetika yang bisa
diuji dengan metode ini adalah heroin, metadon, kodein, meperidin.
g. Metode pencelupan air panas.
Sepuluh tikus disuntik intraperitoneal dengan senyawa uji,
kemudian ekor tikus dicelupkan dalam air panas (suhu 58oC). respon tikus
dilihat dari hentakan ekornya dari air panas.
2. Golongan analgetika nonnarkotika
Analgetika nonnarkotika yang mekanisme kerjanya secara perifer.
Metode penapisan analgesik untuk anagetika nonnarkotika antara lain sebagai
berikut :
a. Metode rangsang kimia.
Didalam metode ini, rasa nyeri yang timbul berasal dari rangsang
kimia yang disebabkan oleh zat kimia yaitu fenilbenzokuinon dan asam
asetat yang disuntikkan pada hewan uji secara peritoneal. Metode ini
cukup peka untuk pengujian senyawa-senyawa analgetika yang
mempunyai efek analgesik lemah. Selain peka metode ini juga sederhana,
dan reprodusibel. Akan tetapi metode ini memiliki kekurangan yaitu
hasilnya tidak spesifik karena senyawa-senyawa selain analgesik seperti
obat antihistamin juga memberikan reaksi positif. Pemberian analgetika
akan mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri sehingga jumlah geliat
yang terjadi berkurang sampai tidak terjadi geliat sama sekali. Hal ini
tergantung pada efek analgesik dari senyawa yang digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Untuk uji efek analgesik jenis ini senyawa pembanding yang
digunakan biasanya adalah analgetika nonnarkotika seperti asetosal,
parasetamol, dan sebagainya. Perhitungan persen proteksi mengikuti
persamaan sebagai berikut:
% Proteksi = 100 – [(P/K) x 100%]
Keterangan: P = jumlah geliat kumulatif mencit setelah perlakuan
K = jumlah rata-rata geliat mencit kelompok kontrol negatif.
Jumlah mencit yang digunakan untuk satu kelompok adalah 6 ekor.
Penentuan efek analgesik dengan metode geliat dapat dilakukan dengan
bermacam-macam hewan uji antara lain: anjing, marmot, tikus, merpati,
dan mencit. Hewan uji mencit yang lebih sering digunakan ialah mencit
betina, karena betina lebih peka terhadap rangsang dari pada mencit
jantan. Respon mencit yang biasa diamati adalah lompatan dan kontraksi
perut dengan disertai tarikan kaki belakang (rentangan) yang disebut geliat
(Dewi, 2002).
b. Metode pedodolometer
Metode ini menggunakan aliran listrik untuk mengukur besarnya
efek analgesik. Alas kandang tikus terbuat dari kepingan metal yang bisa
mengalirkan listrik. Tikus diletakkan pada kandang tersebut kemudian
dialiri listrik. Respon ditandai dengan teriakan dari tikus tersebut.
Pengukuran dilakukan setiap 10 menit selama 1 jam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
c. Metode rektodolometer.
Tikus diletakkan dalam kandang yang dibuat khusus dengan alas
tembaga yang dihubungkan dengan sebuah penginduksi yang berupa
gulungan. Ujung lain dari gulungan tersebut kemudian dihubung dengan
silinder elektroda tembaga. Sebuah voltmeter yang sensitif untuk
mengubah 0,1 volt dihubungkan dengan konduktor yang berada di atas
gulungan. Tegangan yang sering digunakan untuk menimbulkan teriakan
mencit adalah 1 sampai 2 volt.
G. Keterangan Empiris
Penelitian ini bersifat eksploratif untuk mengetahui dan membuktikan
apakah infusa bunga srigading memiliki efek analgesik bila diuji dengan metode
induksi nyeri dengan rangsang kimia pada mencit putih betina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian efek analgesik infusa bunga srigading pada mencit putih betina
termasuk penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola
searah.
B. Metode penelitian
Metode pengujian efek analgesik yang digunakan pada penelitian ini
adalah metode rangsang kimia. Pada metode ini rasa nyeri yang timbul berasal
dari rangsang kimia yang disebabkan oleh zat kimia yaitu fenilbenzokuinon dan
asam asetat yang disuntikkan pada hewan uji secara peritoneal.
Penelitian ini menggunakan asam asetat sebagai rangsang kimia yang
diberikan secara intraperitoneal pada mencit yang telah dipuasakan 18-24 jam
sebelumnya dan diberi senyawa uji secara per oral pada 10 menit sebelumnya.
Respon nyeri pada mencit yang diamati adalah geliat berupa kontraksi perut
disertai tarikan kedua kaki belakang dan perut menempel pada lantai. Geliat
diamati dan dihitung setiap 5 menit selama 1 jam. Pemberian senyawa analgesik
akan mengurangi rasa nyeri sehingga jumlah geliat yang terjadi berkurang. Efek
analgesik dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Handershot dan
Forsaith, yaitu:
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
% Proteksi = 100 – [(P/K) x 100%]
Keterangan: P = jumlah geliat kumulatif mencit setelah perlakuan
K = jumlah rata-rata geliat mencit kelompok kontrol negatif.
Metode ini dipilih karena metode ini sederhana, mudah dilakukan, serta
peka untuk pengujian senyawa-senyawa yang memiliki daya analgesik lemah.
Akan tetapi metode ini tidak spesifik dimana senyawa-senyawa selain analgesik
juga memberikan reaksi positif seperti obat antihistamin. Kriteria yang
menentukan senyawa tersebut memiliki efek analgesik atau tidak adalah apabila
senyawa tersebut mampu menurunkan jumlah geliat ≥50% dari jumlah geliat pada
kontrol negatif (Anonim, 1991).
C. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
a. Variabel utama
1) Variabel bebas : infusa bunga srigading.
2) Variabel tergantung : efek analgesik pada mencit putih betina dengan
tolok ukur jumlah geliat mencit yang terjadi selama 60 menit.
b. Variabel pengacau terkendali : umur mencit 2-3 bulan, berat badan mencit
20-30 gram, galur Swiss, jenis kelamin putih betina, tempat
tumbuh/pemanenan bunga srigading, umur bunga srigading, dan waktu
pemanenan bunga srigading.
c. Variabel pengacau tak terkendali : keadaan patofisiologi dan ketahanan
mencit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2. Definisi operasional
a. Bunga srigading adalah bunga yang diambil dari tanaman srigading,
memiliki kelopak berwarna putih dengan tube agak panjang dan berwarna
orange. Bunga ini mekar pada malam hari dan gugur pada pagi hari.
b. Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari 10 gram serbuk
bunga srigading dengan 100 ml air pada suhu 90˚C selama 15 menit
kemudian diserkai setelah dingin, bila siperoleh volume kurang dari 100
ml maka ditambahkan akuades melalui ampas sampai diperoleh volume
100 ml.
c. Efek analgesik adalah kemampuan suatu zat untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri dengan/tanpa menghilangkan kesadaran.
d. Metode induksi secara rangsang kimia adalah metode yang digunakan
untuk mengukur efek analgesik zat uji terhadap subyek uji dengan cara
memberi rangsang nyeri dengan pemberian zat kimia tertentu.
D. Bahan dan Alat Penelitian
1. Bahan penelitian
a. Hewan uji, yaitu mencit putih betina, galur Swiss Webster, usia 2-3 bulan,
dan memiliki berat badan 20-30 gram yang diperoleh dari Laboratorium
Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
b. Bahan senyawa uji, yaitu bunga dari tanaman srigading yang diperoleh
dari Kebun Obat Fakultas Farmasi, Universitas Sanata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Dharma, Yogyakarta. Bunga yang dikumpulkan adalah bunga yang telah
gugur dan keadaannya masih segar.
c. Asam asetat glasial diproduksi oleh Merck dan diperoleh dari
Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
d. Akuades diperoleh dari Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
e. Asetosal (diperoleh dari Brataco Chemika) diperoleh dari Laboratorium
Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
f. CMCNa (diperoleh dari Brataco Chemika) diperoleh dari Laboratorium
Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
2. Alat penelitian
a. Oven (Memmert).
b. Mesin penyerbuk (Retsch).
c. Ayakan.
d. Panci infusa dan kain mori.
e. Penangas air (Thermolyne).
f. Spuit injeksi ukuran 1 ml (Terumo).
g. Spuit injeksi peroral ukuran 1 ml (Terumo).
h. Seperangkat alat gelas (labu ukur, beker glass, pengaduk, pipet tetes, pipet
ukur) (Iwaki/Pyrex).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
i. Kotak kaca tempat pengamatan mencit.
j. Stopwatch dengan (Alba).
k. Neraca gram/milligram balance (Mettler PM 600).
l. Neraca analitik (Mettler Toledo).
m. Kamera digital (Ennyah tech).
E. Tatacara Penelitian
1. Determinasi Tanaman.
Determinasi tanaman srigading dilakukan dengan menggunakan
bagian cabang, daun, biji dan bunga menggunakan acuan (Backer and van den
Brink, 1965).
2. Pengumpulan Bahan.
Bunga srigading yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari
tanaman srigading yang diperoleh dari Kebun Obat Fakultas Farmasi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Bunga yang dikumpulkan adalah
bunga yang tepat mekar dan gugur di pagi hari dengan keadaan masih segar.
Pengumpulan bunga srigading dilakukan pada pagi hari selama bulan Mei-
Juni 2006.
3. Pembuatan simplisia bunga srigading.
Bunga srigading yang telah terkumpul kemudian dikeringkan
menggunakan oven pada suhu 40°- 45°C dan diserbuk menggunakan mesin
penyerbuk di Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia. Serbuk simplisia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
kemudian diayak menggunakan ayakan dengan jumlah lubang tiap inchi
adalah 35 lubang.
4. Penyiapan Hewan Uji.
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit putih
betina galur Swiss-Webster, usia 2-3 bulan, dan memiliki berat badan 20-30
gram. Mencit yang digunakan sebanyak 36 mencit yang terbagi dalam 6
kelompok. Kelompok I adalah kontrol negatif akuades, Kelompok II adalah
kontrol positif asetosal, dan kelompok III-VI adalah kelompok perlakuan
infusa bunga srigading yang diberikan secara peroral dengan peringkat dosis
tertentu. Sebelum digunakan, mencit dipuasakan dulu selama 20-24 jam
dengan tetap diberi minum.
5. Pembuatan Sediaan
a. Larutan asam asetat 1% v/v sebanyak 50 ml
Larutan asam asetat 1% v/v sebanyak 50 ml dibuat dengan menambahkan
0,476 ml asam asetat glasial dalam akuades sampai 50 ml.
b. Larutan CMCNa 1% sebanyak 100 ml
Larutan CMCNa 1% dibuat dengan melarutkan 1 gram CMCNa dalam
akuades sampai 100 ml.
c. Suspensi asetosal 1%, 25 ml dalam CMCNa 1%
Suspensi asetosal 1% dibuat dengan mensuspensikan 250 mg asetosal
dalam CMCNa 1% sampai 25 ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
d. Infusa bunga srigading 10%
Infusa bunga srigading dibuat dengan memanaskan 10 gram serbuk
simplisia yang telah dicampur akuades 100 ml dalam panci infusa diatas
penangas air pada suhu 90˚C selama 15 menit kemudian diserkai setelah
dingin sampai 100 ml menggunakan kain katun yang terdapat pada
Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia. Penyerkaian infusa dilakukan
dalam keadaan dingin dikarenakan bunga srigading mengandung minyak
atsiri.
6. Penentuan Kriteria Geliat Mencit
Respon hewan uji dalam pengujian efek analgesik sangat bervariasi.
Respon mencit pada metode uji efek analgesik dengan rangsang kimia adalah
berupa geliat. Kriteria geliat mencit yang diamati dan dihitung adalah gerakan
menggeliat dengan menarik kedua kaki ke belakang serta menempelkan perut
ke lantai.
7. Penentuan Dosis Infusa Bunga Srigading
Dasar penetapan peringkat :
a. Bobot tertinggi Mencit
b. Pemberian cairan secara per oral maksimal yaitu 1 ml.
c. Konsentrasi infusa bunga srigading mengikuti ketentuan konsentrasi
infusa menurut Farmakope Indonesia IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Penetapan dosis tertinggi infusa bunga srigading:
V x C = BB x D
Volume Pemberian x Konsentrasi = Berat Badan x Dosis
1ml x 100 mg/ml = 0,03 kgBB x Dosis
Dosis = KgBB
mlxmlmg
03,01/100 = 3333,33 mg/kgBB
Tiga dosis lainnya diperoleh dengan menurunkan dosis 1/5 kali; 2/5 kali;
dan 3/5 kali sehingga didapatkan dosis 2666,67 mg/kgBB; 2000 mg/kgBB; dan
1333,33 mg/kgBB.
Peringkat dosis infusa bunga srigading yang digunakan adalah 1333,33
mg/KgBB; 2000 mg/KgBB; 2666,67 mg/KgBB; dan 3333,33 mg/KgBB.
8. Penentuan Dosis Asam Asetat 1%
Larutan asam asetat 1% digunakan sebagai senyawa penginduksi rasa
nyeri pada mencit. Larutan asam asetat glasial 1% diberikan pada 3 kelompok
mencit dengan 3 dosis yang berbeda yaitu 25 mg/KgBB, 50 mg/KgBB, dan
100 mg/KgBB. Dari ketiga dosis tersebut dicari dosis yang dapat
menimbulkan respon nyeri berupa geliat yang tidak terlalu banyak dan tidak
terlalu sedikit.
9. Penentuan Selang Waktu Pemberian Asam Asetat
Selang waktu pemberian asam asetat ditentukan untuk mengetahui
waktu dimana senyawa uji telah terabsorbsi dengan optimal sehingga dapat
segera menimbulkan efek. Penentuan selang waktu pemberian asam asetat ini
dilakukan dengan menggunakan asetosal dosis 500 mg yang merupakan dosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
yang paling banyak digunakan pada obat-obat bebas dengan variasi selang
waktu yang dilakukan adalah 5 menit, 10 menit, dan 15 menit. Dosis tersebut
kemudian dikonversikan pada mencit putih betina dan diperoleh dosis 91
mg/KgBB. Dari ketiga selang waktu tersebut dicari selang waktu yang dapat
menimbulkan respon nyeri berupa geliat yang tidak terlalu banyak dan tidak
terlalu sedikit.
10. Penentuan Dosis Asetosal 1%
Dalam penelitian ini, asetosal digunakan sebagai kontrol positif. Dosis
yang lazim digunakan adalah 500 mg. Jika dikonversikan ke manusia dengan
berat badan 70 kg : 5005070
× mg = 700 mg
Konversi dosis ke mencit dengan berat badan 20 gram dengan faktor
konversi manusia dengan berat badan 70 kg ke mencit 20 gram adalah 0,0026
(Tim Lab. Farmakologi USD, 2005)
Dosis = 700 mg x 0,0026
= 1,82 mg / 20 gramBB
= 91 mg/KgBB
Dosis asetosal yang akan diujikan yaitu 68,25 mg/KgBB, 91
mg/KgBB, dan 113,75 mg/KgBB.
11. Penentuan Kontrol Negatif
Kontrol negatif adalah zat yang tidak memiliki efek analgesik sehingga
dapat digunakan sebagai pembanding terhadap kontrol positif (asetosal) dan
zat yang diuji (infusa bunga srigading). Kontrol negatif yang diuji dalam
penelitian ini adalah akuades dan CMC Na 1%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
12. Perlakuan Hewan Uji
Sebelum perlakuan dilakukan, mencit terlebih dahulu dipuasakan
selama 20-24 jam dengan tetap diberi minum. Hal ini bertujuan untuk
mengurangi pengaruh makanan terhadap hasil uji. Mencit sebanyak 36 ekor
dikelompokkan menjadi 6 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri
dari 6 ekor yang dipilih secara acak. Kelompok I adalah kontrol negatif hasil
orientasi, Kelompok II adalah kontrol positif dengan pemberian suspensi
asetosal 1% dalam CMC Na 1% dengan dosis hasil orientasi, dan kelompok
III-VI adalah kelompok perlakuan dengan pemberian infusa bunga srigading
secara peroral dengan dosis 1333,33 mg/KgBB; 2000 mg/KgBB; 2666,67
mg/KgBB; dan 3333,33 mg/KgBB
Mencit diberikan senyawa uji (kontol negatif,kontrol positif, dan
infusa bunga srigading) secara peroral. Setelah selang waktu tertentu, mencit
diberikan rangsang kimia berupa asam asetat 1% secara intraperitonial dengan
dosis hasil orientasi kemudian respon geliat diamati dam dicatat tiap selang
waktu 5 menit selama 1 jam.
13. Penentuan Efek Analgesik
Efek analgesik dihitung dengan menggunakan persamaan Handershot
dan Forsaith, yaitu:
% Proteksi = 100 – [(P/K) x 100%]
Keterangan: P = jumlah geliat kumulatif mencit setelah perlakuan
K = jumlah rata-rata geliat mencit kelompok kontrol negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Untuk melihat perbedaan persen proteksi masing-masing perlakuan
terhadap asetosal (kontrol positif) dapat dihitung dengan persamaan:
Perubahan persen proteksi = [(A –B) / B] x 100%
Keterangan: A = persen efek analgesik setiap kelompok perlakuan.
B = persen efek analgesik rata-rata kontrol positif.
14. Tatacara Analisis Hasil
Data pengamatan geliat selama 1 jam pada masing-masing kelompok
dianalisis dengan Kolmogorov–Smirnov untuk melihat distribusi data.
Analisis dilanjutkan dengan analisis variansi satu arah dengan taraf
kepercayaan 95% untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antar
kelompok. Selanjutnya dilakukan uji Scheffe untuk mengetahui perbedaan
tersebut bermakna atau tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Tanaman
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah bunga dari tanaman
srigading. Oleh karena itu, determinasi tanaman dilakukan untuk memastikan
bahwa tanaman yang digunakan adalah benar-benar merupakan tanaman srigading
dengan nama ilmiah Nyctanthes arbor tritis L.. Bagian tanaman yang digunakan
dalam determinasi adalah bagian cabang, daun, biji, dan bunga. Determinasi
dilakukan dengan mengunakan acuan (Backer and Bakhuizen, 1965).
Kunci determinasi tanaman srigading adalah sebagai berikut:
1b-2b-3b-4b-12b-13b-14b-17b-18b-19b-20b-21b-22b-23b-24b-25b-26b-27a-28b-
29b-30b-31a-32a-33a-34a-35a-36d-37b-38b-39b-41b-42b-44b-45b-46e-50b-51b-
53b-54b-56b-57b-58b-59d-72b-73b-74a-75b-76a-77a-78b-103c-104b-106b-107a-
108b-109a-110b-115b-119a-120a-121a- (159…………………………...Oleaceae)
1a-2a-3a- (7...................................... ……………………………….….Nyctanthes)
(1.......................................................…………………...Nyctanthes arbor tritis L.)
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
B. Uji Pendahuluan
1. Penentuan Dosis Asam Asetat
Penentuan dosis asam asetat dilakukan untuk mencari dosis asam
asetat yang dapat menimbulkan geliat yang tidak terlalu sedikit dan tidak
terlalu banyak. Dalam penelitian ini diberikan 3 variasi dosis asam asetat pada
3 kelompok yang masing-masing terdiri dari 3 ekor mencit putih betina, yaitu
dosis 25 mg/KgBB, 50 mg/KgBB, dan 100 mg/KgBB. Pemberian asam asetat
dilakukan secara intra peritoneal (i.p) kemudian respon geliat mencit diamati
setiap 5 menit dan dicatat jumlahnya selama 1 jam. Rata-rata jumlah kumulatif
geliat mencit selama 1 jam pada penentuan dosis asam asetat dapat dilihat
pada Tabel I.
Tabel I. Rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit pada penentuan dosis asam asetat
Kelompok perlakuan
asam asetat Subyek Uji Rata–rata jumlah kumulatif geliat
(X ± SE) Dosis 25 mg/KgBB 3 71,00 ± 4,933 Dosis 50 mg/KgBB 3 108,00 ± 5,292 Dosis 100 mg/KgBB 3 113,67 ± 2,186
Keterangan : X = Mean (Rata–rata) SE = standard error (SD/√n)
Rata-rata jumlah kumulatif geliat yang muncul pada penentuan dosis
asam asetat dapat pula disajikan dalam bentuk diagram batang pada gambar 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
71
1 08 1 1 3.67
0
20
40
60
80
100
120
25 50 100
dosis asam asetat (mg/KgBB)
Gambar 6. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat pada penentuan
dosis asam asetat
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa semakin bertambah dosis asam
asetat maka geliat yang terjadi juga semakin bertambah banyak. Untuk
melihat adanya perbedaan pada ketiga kelompok tersebut dilakukan analisis
variansi satu arah. Hasil analisis variansi satu arah rata-rata jumlah kumulatif
geliat penentuan dosis asam asetat dapat dilihat pada Tabel II.
Tabel II. Hasil analisis variansi satu arah rata-rata jumlah kumulatif geliat penentuan dosis asam asetat
Sumber Variansi
Jumlah kuadrat
Derajat bebas
Rata–rata kuadrat
F hitung Probabilitas
Antar kelompok
3221,556 2 1610,778 41,899 0,000
Dalam kelompok
230,667 6 38,444
Berdasarkan hasil analisis variansi satu arah diperoleh probabilitasnya
adalah 0,000 (<0,05), hal ini menunjukkan bahwa pada ketiga kelompok dosis
tersebut terdapat perbedaan. Kemudian dilakukan uji Scheffe untuk
mengetahui perbedaan tersebut bermakna atau tidak. Hasil uji Scheffe rata-rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
jumlah kumulatif geliat penentuan dosis asam asetat dapat dilihat pada Tabel
III.
Tabel III. Hasil uji Scheffe rata-rata jumlah kumulatif geliat penentuan dosis asam asetat
Kelompok Dosis
asam asetat 25 mg/KgBB 50 mg/KgBB 100 mg/KgBB
25 mg/KgBB - B B 50 mg/KgBB B - TB 100 mg/KgBB B TB -
Keterangan : B = Berbeda bermakna (p≤0,05) TB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05)
Hasil uji Scheffe menunjukkan bahwa pemberian asam asetat dosis 25
mg/KgBB berbeda bermakna dengan dosis 50 mg/KgBB maupun dosis 100
mg/KgBB. Dosis 50 mg/KgBB berbeda bermakna dengan dosis 25 mg/KgBB
dan berbeda tidak bermakna dengan dosis 100 mg/KgBB, sedangkan untuk
dosis 100 mg/KgBB berbeda bermakna dengan dosis 25 mg/KgBB dan
berbeda tidak bermakna dengan dosis 50 mg/KgBB. Pada dosis 50 mg/KgBB
dan dosis 100 mg/KgBB terdapat perbedaan jumlah geliat yang tidak
bermakna sehingga dapat dikatakan bahwa dosis 50 mg/KgBB dan dosis 100
mg/KgBB memberikan hasil yang sama. Penelitian ini menggunakan asam
asetat dosis 50 mg/KgBB karena telah dapat memberikan geliat yang tidak
terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
2. Penentuan Selang Waktu Pemberian Asam Asetat
Penentuan selang waktu pemberian asam asetat dilakukan untuk
mengetahui waktu yang tepat agar asetosal (kontrol positif) dan infusa bunga
srigading (senyawa uji) dapat memberikan efek yang optimal. Aksi kerja
senyawa tersebut ditunjukkan dengan adanya penurunan pada jumlah geliat
yang diamati.
Pada penentuan selang waktu pemberian asam asetat ini digunakan
asetosal dosis 500 mg yaitu dosis yang lazim digunakan. Dosis ini kemudian
dikonversikan pada mencit menjadi sebesar 91 mg/KgBB. Asam asetat yang
digunakan adalah dosis hasil orientasi yaitu 50 mg/KgBB. Variasi selang
waktu yang diuji adalah 5 menit, 10 menit, dan 15 menit. Rata-rata jumlah
kumulatif geliat mencit selama 1 jam pada penentuan selang waktu pemberian
asam asetat dapat dilihat pada Tabel IV.
Tabel IV. Rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit pada penentuan selang waktu pemberian asam asetat dengan dosis 50 mg/KgBB.
Kelompok perlakuan
selang waktu pemberian Subyek Uji Rata–rata jumlah kumulatif
geliat (X ± SE) 5 menit 3 119,67 ± 8,452 10 menit 3 62,00 ± 2,082 15 menit 3 42,67 ± 3,844
Keterangan : X = Mean (Rata–rata) SE = standard error (SD/√n)
Rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit selama 1 jam pada penentuan
selang waktu pemberian asam asetat dapat pula disajikan dalam grafik pada
gambar 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
020406080
100120140
5 10 15selang waktu p emb erian rangsang nyeri (menit)
Gambar 7. Grafik rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit selama 1 jam pada
penentuan selang waktu pemberian asam asetat.
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa semakin lama selang waktu
pemberian asam asetat dari saat pemberian asetosal maka jumlah geliat yang
terjadi juga semakin berkurang. Untuk melihat adanya perbedaan pada ketiga
kelompok tersebut dilakukan analisis variansi satu arah. Hasil analisis variansi
satu arah rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit selama 1 jam pada
penentuan selang waktu pemberian asam asetat dapat dilihat pada Tabel V.
Tabel V. Hasil analisis variansi satu arah rata-rata jumlah kumulatif geliat pada penentuan selang waktu pemberian asam asetat.
Sumber Variansi
Jumlah kuadrat
Derajat bebas
Rata–rata kuadrat
F hitung Probabilitas
Antar kelompok
9628,222 2 4814,111 53,162 0,000
Dalam kelompok
543,333 6 90,556
Berdasarkan hasil analisis variansi satu arah diperoleh probabilitasnya
adalah 0,000 (<0,05), hal ini menunjukkan bahwa pada ketiga kelompok dosis
tersebut terdapat perbedaan. Kemudian dilakukan uji Scheffe untuk
mengetahui perbedaan tersebut bermakna atau tidak. Hasil uji Scheffe rata-rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
jumlah kumulatif geliat penentuan selang waktu pemberian dosis asam asetat
dapat dilihat pada Tabel VI.
Tabel VI. Hasil uji Scheffe rata-rata jumlah kumulatif geliat penentuan selang waktu pemberian asam asetat.
Kelompok perlakuan selang
waktu pemberian
5 menit
10 menit
15 menit 5 menit - B B 10 menit B - TB 15 menit B TB -
Keterangan : B = Berbeda bermakna (p≤0,05) TB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05)
Hasil uji Scheffe menunjukkan bahwa kelompok selang waktu
pemberian 5 menit berbeda bermakna dengan selang waktu pemberian 10
menit dan 15 menit. Kelompok selang waktu pemberian 10 menit berbeda
bermakna dengan selang waktu pemberian 5 menit dan berbeda tidak
bermakna dengan selang waktu pemberian 15 menit. Kelompok selang waktu
pemberian 15 menit berbeda bermakna dengan selang waktu pemberian 5
menit dan berbeda tidak bermakna dengan selang waktu pemberian 10 menit.
Jumlah geliat pada selang waktu 5 menit masih terlalu banyak, hal ini
mungkin disebabkan asetosal belum bekerja secara optimal. Sedangkan pada
selang waktu 10 menit dan 15 menit, terdapat perbedaan jumlah geliat yang
tidak bermakna sehingga dapat dikatakan bahwa selang waktu 10 menit dan
selang waktu 15 menit memberikan hasil yang sama. Oleh karena itu dipilih
selang waktu pemberian asam asetat 10 menit untuk efisiensi waktu
pengamatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Pemilihan selang waktu 10 menit berarti asam asetat diberikan pada 10
menit setelah pemberian asetosal. Selang waktu pemberian asam asetat untuk
kelompok kontrol negatif dan kelompok infusa bunga srigading mengikuti
selang waktu pemberian dengan senyawa asetosal yaitu 10 menit.
3. Penentuan Dosis Asetosal
Pada penelitian ini, asetosal berfungsi sebagai kontrol positif yang
digunakan sebagai pembanding terhadap infusa bunga srigading maupun
akuades. Kontrol positif artinya senyawa tersebut telah terbukti dapat
mengurangi secara signifikan jumlah geliat dibandingkan kontrol negatif
tetapi masih memberikan sedikit geliat untuk dibandingkan dengan senyawa
uji (infusa bunga srigading). Penentuan dosis asetosal dilakukan untuk
mendapatkan dosis yang optimal, yaitu memberikan penurunan geliat yang
tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit.
Dosis asetosal yang diujikan pada penelitian ini adalah 68,25
mg/KgBB, 91 mg/KgBB, dan 113,75 mg/KgBB yang diberikan secara
peroral. Rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit selama 1 jam dan persen
proteksi pada penentuan dosis asetosal dapat dilihat pada Tabel VII.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel VII. Rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit dan persen proteksi pada penentuan dosis asetosal
Keterangan :
Kelompok perlakuan asetosal
Subyek Uji
Rata–rata jumlah kumulatif geliat (X ±
SE)
Rata-rata % proteksi (X ± SE)
Dosis 68,25 mg/KgBB
3
76,67 ± 5,364 32,940 ± 4,692
Dosis 91 mg/KgBB
3
52,00 ± 1,000 54,483 ± 0,857
Dosis 113,75 mg/KgBB
3
50,00 ± 4,933 56,250 ± 4,317
X = Mean (Rata–rata) SE = standard error (SD/√n)
Rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit dan persen proteksi pada
penentuan dosis asetosal dapat pula disajikan dalam bentuk diagram batang
seperti pada gambar 8.
76.67
5250
0
10
20
30
40
50
60
70
80
68.25 91 113.8
dosis asetosal (mg/KgBB)
33
54 56
0
10
20
30
40
50
60
68.25 91 113.8
dosis asetosal (mg/KgBB)
(a) (b)
Gambar 8. (a) Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat, (b) Diagram batang rata-rata persen proteksi pada penentuan dosis
asetosal.
Data diatas menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis asetosal maka
geliat yang muncul semakin sedikit dan semakin besar persen proteksi yang
dihasilkan. Selanjutnya dilakukan analisis variansi satu arah terhadap data
persen proteksi untuk melihat perbedaan pada ketiga kelompok tersebut. Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
analisis variansi satu arah persen proteksi penentuan dosis asetosal dapat
dilihat pada Tabell VIII.
Tabel VIII. Hasil analisis variansi satu arah persen proteksi pada penentuan dosis asetosal
Sumber Variansi
Jumlah kuadrat
Derajat bebas
Rata–rata kuadrat
Fhit Probabilitas
Antar kelompok
1323,556 2 661,778 12,230 0,008
Dalam kelompok
324,667 6 54,111
Hasil analisis variansi satu arah menunjukkan probabilitasnya adalah
0,008 (<0,05), hal ini berarti pada ketiga kelompok dosis tersebut terdapat
perbedaan. Kemudian dilakukan uji Scheffe untuk mengetahui perbedaan
tersebut bermakna atau tidak. Hasil uji Scheffe persen proteksi pada penentuan
dosis asetosal dapat dilihat pada Tabel IX.
Tabel IX. Hasil uji Scheffe persen proteksi pada penentuan dosis asetosal
Kelompok perlakuan asetosal
68,25 mg/KgBB 91 mg/KgBB 113,75 mg/KgBB
68,25 mg/KgBB - B B
91 mg/KgBB B - TB
113,75 mg/KgBB B TB -
Keterangan : B = Berbeda bermakna (p≤0,05) TB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05)
Hasil uji Scheffe menunjukkan bahwa pemberian asetosal dosis 68,25
mg/KgBB berbeda bermakna dengan dosis 91 mg/KgBB maupun dosis 113,75
mg/KgBB. Dosis 91 mg/KgBB berbeda bermakna dengan dosis 68,25
mg/KgBB dan berbeda tidak bermakna dengan dosis 113,75 mg/KgBB,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
sedangkan untuk dosis 113,75 mg/KgBB berbeda bermakna dengan dosis
68,25 mg/KgBB dan berbeda tidak bermakna dengan dosis 91 mg/KgBB.
Pada dosis 91 mg/KgBB dan dosis 113,75 mg/KgBB terdapat
perbedaan jumlah geliat dan persen proteksi yang tidak bermakna sehingga
dapat dikatakan bahwa dosis 91 mg/KgBB dan dosis 113,75 mg/KgBB
memberikan hasil yang sama. Penelitian ini menggunakan asetosal dosis 91
mg/KgBB yang sudah dapat menurunkan jumlah geliat yang tidak terlalu
banyak dan tidak terlalu sedikit dengan persen proteksi sebesar 54,483 %.
Persen proteksi pada dosis ini juga memenuhi syarat aktivitas analgesik
menurut Anonim (1991) yaitu adanya aktivitas analgesik dinyatakan oleh
jumlah terjadinya geliat pada hewan uji lebih sedikitnya ≥ 50% dari kelompok
kontrol negatif.
4. Penentuan Kontrol Negatif
Pada penelitian ini terdapat dua kontrol negatif yaitu akuades dan
CMCNa dimana dari keduanya akan dipilih salah satu untuk digunakan dalam
perhitungan persen proteksi dari asetosal sebagai kontrol positif dan infusa
bunga srigading sebagai senyawa uji yang diteliti.
Analisis dilakukan menggunakan T-test dengan taraf kepercayaan 95%
untuk melihat signifikansi diantara keduanya. Rata-rata jumlah kumulatif
geliat mencit pada penentuan kontrol negatif dapat dilihat pada Tabel X.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel X. Rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit pada penentuan kontrol negatif
Kelompok Kontrol Negatif
Subyek Uji
Rata–rata jumlah geliat (X ± SE)
Fhit Probabilitas
Akuades 3 119,67 ± 1,202 CMCNa 3 117,33 ± 9,838
3,779 0,124
Rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit pada penentuan kontrol
negatif dapat pula disajikan dalam bentuk diagram batang pada gambar 9.
1 1 9.67
54
116
116.5
117
117.5
118
118.5
119
119.5
120
akuades CMC-Na
dosis asetosal (mg/KgBB)
Gambar 9. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit pada
penentuan kontrol negatif Dari analisis didapat bahwa probabilitasnya sebesar 0.124 dimana
lebih besar dari 0.05 yang menunjukkan keduanya berbeda tidak bermakna.
Pada penelitian ini dipilih akuades sebagai kontrol negatif dikarenakan
akuades digunakan dalam pembuatan senyawa uji yang diteliti yaitu infusa
bunga srigading.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
C. Pengujian Efek Analgesik
Pengujian efek analgesik dilakukan setelah seluruh uji pendahuluan selesai
dilakukan. Pengujian ini menggunakan asam asetat dosis 50 mg/KgBB, infusa
bunga srigading sebagai senyawa uji dengan empat peringkat dosis, asetosal dosis
91 mg/KgBB sebagai kontrol positif, dan akuades sebagai kontrol negatif. Data-
data tersebut kemudian dianalisis secara statistik dan akan diperoleh persen
proteksi senyawa uji terhadap nyeri yang dibandingkan dengan kontrol negatif
dan diperoleh juga perubahan persen proteksi senyawa uji terhadap kontrol
positif. Data rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit dan persen proteksi pada
pengujian efek analgesik seluruh kelompok dapat dilihat pada Tabel XI.
Tabel XI. Data rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit dan persen proteksi pada pengujian efek analgesik seluruh kelompok.
Kelompok Uji Subyek
Uji Rata-rata jumlah kumulatif geliat
(X ± SE)
Rata-rata % proteksi (X ± SE)
Akuades 6 114,33 ± 5,103 0,000 ± 0,000
Asetosal 91 mg/KgBB 6 56,33 ± 2,140 50,710 ± 1,863
Infusa bunga srigading dosis 1333,33 mg/KgBB
6 62,83 ± 3,719 45,033 ± 3,246
Infusa bunga srigading dosis 2000 mg/KgBB
6 57,83 ± 4,700 49,413 ± 4,111
Infusa bunga srigading dosis 2666,67 mg/KgBB
6 39,83 ± 3,005 65,158 ± 2,629
Infusa bunga srigading dosis 3333,33 mg/KgBB
6 45,17 ± 3,061 60,642 ± 1,059
Keterangan : X = Mean (Rata–rata) SE = Standard Error (SD/√n)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Data rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit dan persen proteksi pada
pengujian efek analgesik seluruh kelompok dapat pula disajikan dalam bentuk
diagram batang pada gambar 10.
114.33
56.33 62.8357.83
39.83 45.17
0
20
40
60
80
100
120
I II III IV V VI
kelo mpo k perlakuan
0
50.71
45.03349.413
65.15860.642
0
10
20
30
40
50
60
70
I II III IV V VI
kelo mpo k perlakuan
(a) (b)
Gambar 10. (a) Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat pada pengujian efek analgesik
(b) Diagram batang rata-rata persen proteksi pada pengujian efek analgesik
Keterangan : I = Kontrol negatif (akuades) II = Kontrol positif (asetosal 91 mg/KgBB) III = Infusa bunga srigading dosis 1333,33 mg/KgBB IV = Infusa bunga srigading dosis 2000 mg/KgBB V = Infusa bunga srigading dosis 2666,67 mg/KgBB VI = Infusa bunga srigading dosis 3333,33 mg/KgBB
Persen proteksi kelompok perlakuan kemudian dianalisis menggunakan
analisis variansi satu arah dengan taraf kepercayaan 95% untuk melihat apakah
diantara kelompok perlakuan mempunyai perbedaan atau tidak. Analisis variansi
satu arah persen proteksi pada pengujian efek analgesik seluruh kelompok dapat
dilihat pada Tabel XII.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel XII. Analisis variansi satu arah persen proteksi pada pengujian efek analgesik seluruh kelompok.
Sumber variansi
Jumlah kuadrat
Derajat bebas
Rata–rata kuadrat
Fhit Probabilitas
Antar kelompok
16367,702 5 3273,540 84,068 0,000
Dalam kelompok
1168,172 30 38,939
Hasil analisis variansi satu arah menunjukkan probabilitasnya adalah
0,000 (<0,05), hal ini berarti pada ketiga kelompok dosis tersebut terdapat
perbedaan. Kemudian dilakukan uji Scheffe untuk mengetahui perbedaan tersebut
bermakna atau tidak. Hasil uji Scheffe persen persen proteksi pada pengujian efek
analgesik seluruh kelompok dapat dilihat pada Tabel XIII.
Tabel XIII. Hasil uji Scheffe persen persen proteksi pada pengujian efek analgesik seluruh kelompok.
Kelompok I II III IV V VI
I - B B B B B
II B - TB TB B TB
III B TB - TB B B
IV B TB TB - B TB
V B B B B - TB
VI B TB B TB TB -
Keterangan : B = Berbeda bermakna (p≤0,05) TB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05) I = Kontrol negatif (akuades) II = Kontrol positif (asetosal 91 mg/KgBB) III = Infusa bunga srigading dosis 1333,33 mg/KgBB IV = Infusa bunga srigading dosis 2000 mg/KgBB V = Infusa bunga srigading dosis 2666,67 mg/KgBB VI = Infusa bunga srigading dosis 3333,33 mg/KgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Besar persen proteksi kelompok infusa bunga srigading dengan peringkat
dosis terendah sampai dosis tertinggi berturut-turut adalah 45,033%; 49,413%;
65,158%; dan 60,642%. Hasil uji Scheffe menunjukkan bahwa kelompok kontrol
negatif (akuades) memiliki perbedaan persen proteksi yang bermakna dengan
kelompok kontrol positif (asetosal dosis 91 mg/KgBB) dan keempat kelompok
senyawa uji (infusa bunga srigading). Hal ini menunjukkan bahwa akuades tidak
mempunyai efek analgesik yang ditunjukkan dengan rata–rata jumlah geliat yang
paling besar dibandingkan dengan kelompok lain (114,33 ± 5,103) dan persen
proteksi yang paling kecil (0,000 ± 0,000).
Pada kelompok kontrol positif asetosal dan keempat kelompok perlakuan
infusa bunga srigading terjadi proteksi terhadap nyeri yang ditunjukkan dengan
berkurangnya respon geliat dari mencit.
Uji Scheffe menunjukkan bahwa diantara kelompok kontrol positif
(asetosal) dengan kelompok infusa dosis 1333,33 mg/KgBB, dosis 2000
mg/KgBB, dan dosis 3333,33 mg/KgBB terdapat perbedaan persen proteksi yang
tidak bermakna. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa ketiga peringkat dosis
infusa bunga srigading memberikan efek yang sebanding dengan asetosal.
Infusa bunga srigading dosis 2666,67 mg/KgBB menunjukkan perbedaan
yang bermakna terhadap asetosal, infusa dosis 1333,33 mg/KgBB, dan dosis 2000
mg/KgBB sedangkan terhadap infusa dosis 3333,33 mg/KgBB menunjukkan
perbedaan yang tidak bermakna. Hal ini dikarenakan infusa dosis 2666,67
mg/KgBB memiliki persen proteksi (65,158 ± 2,629) yang jauh diatas persen
proteksi asetosal sebagai kontrol positif (50,710 ± 1,863), infusa dosis 1333,33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
mg/KgBB (45,033 ± 3,246), dan dosis 2000 mg/KgBB (49,413 ± 4,111) tetapi
tidak berbeda jauh dengan persen proteksi infusa dosis 3333,33 mg/KgBB (60,642
± 1,059).
Kelompok infusa bunga srigading dosis tertinggi yaitu 3333,33 mg/KgBB
menunjukkan perbedaan bermakna terhadap akuades dan infusa dosis 1333,33
mg/KgBB. Hal ini dikarenakan perbedaan persen proteksi yang jauh diantara
kedua dosis tersebut. Pada kelompok dosis tertinggi ini terjadi penurunan persen
proteksi dibandingkan dengan dosis 2666,67 mg/KgBB. Hal ini menunjukkan
bahwa dosis 3333,33 mg/KgBB kurang dapat menghambat nyeri dibandingkan
dosis 2666,67 mg/KgBB. Penurunan persen proteksi ini mungkin dikarenakan
dosis optimum penghambatan nyeri oleh infusa bunga srigading berada pada
kisaran dosis 2666,67 mg/KgBB dan dosis 3333,33 mg/KgBB.
Suatu senyawa uji dikatakan memiliki efek analgesik jika mampu
mengurangi ≥50% dari jumlah geliat pada kelompok kontrol negatif (Anonim,
1991). Oleh karena itu walau keempat dosis infusa bunga srigading menunjukkan
efek, tetapi hanya dosis 2666,67 mg/KgBB dan dosis 3333,33 mg/KgBB yang
memenuhi syarat untuk dapat dikatakan memiliki efek analgesik karena memiliki
persen analgesik lebih dari 50%.
Berdasarkan hasil perhitungan persen proteksi kemudian dihitung persen
perubahan efek analgesik infusa bunga srigading terhadap kontrol positif (asetosal
dosis 91 mg/KgBB). Data rata-rata persen perubahan efek analgesik kelompok
kontrol negatif, dan kelompok infusa bunga srigading terhadap kontrol positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
(asetosal 91 mg/KgBB) pada pengujian efek analgesik seluruh kelompok dapat
dilihat pada Tabel XIV.
Tabel XIV. Data rata-rata persen perubahan efek analgesik kelompok perlakuan terhadap kontrol positif (asetosal 91 mg/KgBB) pada pengujian efek analgesik seluruh kelompok.
Keterangan :
Kelompok Perlakuan Rata-rata % Perubahan efek analgesik (X ± SE)
Akuades -100,258 ± 8,851 Asetosal dosis 91 mg/KgBB 0,000 ± 0,000 Infusa bunga srigading dosis
1333,33 mg/KgBB -11,195 ± 6,40
Infusa bunga srigading dosis 2000 mg/KgBB
-2,557 ± 8,107
Infusa bunga srigading dosis 2666,67 mg/KgBB
+28,492 ± 5,183
Infusa bunga srigading dosis 3333,33 mg/KgBB
+19,587 ± 2,087
X = Mean (Rata–rata) SE = Standard Error (SD/√n)
Data rata-rata persen perubahan efek analgesik terhadap kontrol positif
(asetosal dosis 91 mg/KgBB) pada pengujian efek analgesik seluruh kelompok
dapat pula disajikan dalam bentuk diagram batang seperti pada gambar 11.
Persen perubahan efek analgesik kelompok perlakuan kemudian dianalisis
menggunakan analisis variansi satu arah untuk melihat apakah diantara kelompok
uji memiliki perbedaan. Analisis variansi satu arah rata-rata persen perubahan
efek analgesik terhadap kontrol positif (asetosal dosis 91 mg/KgBB) pada
pengujian efek analgesik seluruh kelompok. dapat dilihat pada Tabel XV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
-100.258
0
-11.195
-2.557
28.49219.587
-120-100-80-60-40-20
02040
% p
erub
ahan
efe
k an
alge
sik
I II III IV V VI
kelompok perlakuan
Gambar 11. Diagram batang rata-rata persen perubahan efek analgesik terhadap
kontrol positif (asetosal dosis 91 mg/KgBB) pada pengujian efek analgesik seluruh kelompok.
Keterangan : I = Infusa bunga srigading dosis 1333,33 mg/KgBB II = Infusa bunga srigading dosis 2000 mg/KgBB III = Infusa bunga srigading dosis 2666,67 mg/KgBB IV = Infusa bunga srigading dosis 3333,33 mg/KgBB
Tabel XV. Ringkasan analisis variansi satu arah rata-rata persen perubahan efek analgesik terhadap kontrol positif (asetosal dosis 91 mg/KgBB) pada pengujian efek analgesik seluruh kelompok.
Sumber variansi Jumlah
kuadrat Derajat bebas
Rata-rata kuadrat
F hitung
Probabilitas
Antar perlakuan 63927,079 5 12785,416Error percobaan
(dalam kelompok) 6488,208 30 216,274
59,117 0,000
Hasil analisis variansi satu arah menunjukkan besar probabilitasnya adalah
0,000 (<0,05), hal ini berarti pada ketiga kelompok dosis tersebut terdapat
perbedaan. Kemudian dilakukan uji Scheffe untuk mengetahui perbedaan tersebut
bermakna atau tidak. Hasil uji Scheffe persen perubahan efek analgesik terhadap
kontrol positif (asetosal dosis 91 mg/KgBB) pada pengujian efek analgesik
seluruh kelompok dapat dilihat pada Tabel XVI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel XVI. Hasil uji Scheffe persen perubahan efek analgesik terhadap kontrol positif (asetosal dosis 91 mg/KgBB) pada pengujian efek analgesik seluruh kelompok.
Kelompok I II III IV V VI
I - B B B B B
II B - TB TB TB TB
III B TB - TB B B
IV B TB TB - B TB
V B TB B B - TB
VI B TB B TB TB -
Keterangan : B = Berbeda bermakna (p≤0,05) TB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05) I = Infusa bunga srigading dosis 1333,33 mg/KgBB II = Infusa bunga srigading dosis 2000 mg/KgBB III = Infusa bunga srigading dosis 2666,67 mg/KgBB IV = Infusa bunga srigading dosis 3333,33 mg/KgBB
Akuades sebagai kontrol negatif menunjukkan penurunan persen proteksi
sebesar 100,258% dibandingkan asetosal. Penurunan ini ditunjukkan dengan nilai
negatif yang berarti akuades nyata tidak memiliki efek analgesik.
Besar persen perubahan efek analgesik keempat peringkat dosis infusa
bunga srigading dari dosis terendah sampai dosis tertinggi terhadap kontrol positif
adalah -11,195%, -2,557%, +28,492%, dan +19,587%.
Nilai negatif yang terjadi pada kelompok infusa dosis 1333,33 mg/KgBB
dan 2000 mg/KgBB menunjukkan penurunan persen proteksi dibandingkan
asetosal (pada kelompok dosis 1333,33 mg/KgBB terjadi penurunan persen
proteksi sebesar 11,195% dari asetosal, sedangkan pada kelompok dosis 2000
mg/KgBB terjadi penurunan persen proteksi sebesar 2,557% dari asetosal). Akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
tetapi, pada kelompok dosis 2666,67 mg/KgBB dan 3333,33 mg/KgBB justru
memberikan persen perubahan efek analgesik yang bernilai positif yang berarti
kedua kelompok dosis tersebut menunjukkan kenaikkan persen proteksi
dibandingkan asetosal (pada kelompok dosis 2666,67 mg/KgBB terjadi kenaikan
persen proteksi sebesar 28,492% dari asetosal, sedangkan pada kelompok dosis
3333,33mg/KgBB terjadi kenaikan persen proteksi sebesar 19,587% dari asetosal)
Hasil uji Scheffe menunjukkan keempat peringkat dosis infusa bunga
srigading memiliki perbedaan persen perubahan efek analgesik yang tidak
bermakna dengan asetosal. Hal ini berarti penurunan dan kenaikan persen proteksi
dibandingkan asetosal yang terjadi dapat dikatakan tidak memberi pengaruh yang
besar. Akan tetapi, walaupun menunjukkan perbedaan persen perubahan efek
analgesik yang tidak bermakna, tetap dapat dikatakan bahwa infusa dosis 2666,67
mg/KgBB dan 3333,33 mg/KgBB memberikan efek analgesik yang lebih tinggi
dibandingkan asetosal.
Selain itu, dosis 2666,67 mg/KgBB ternyata memiliki perbedaan persen
proteksi yang berbeda bermakna dengan asetosal tetapi memiliki persen
perubahan yang berbeda tidak bermakna. Perbedaan hasil uji ini mungkin
dikarenakan perbedaan persen proteksi keduanya yang cukup besar sedangkan
perbedaan persen perubahan efek analgesik keduanya tidak terlalu besar.
Hasil pengujian efek analgesik dari infusa bunga srigading menunjukkan
bahwa keempat peringkat dosis infusa tersebut memberikan efek analgesik dan
pada dosis 2666,67 mg/KgBB dan 3333,33 mg/KgBB, keduanya terbukti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
memiliki efek analgesik dengan persen proteksi >50% yaitu sebesar 65,158% dan
60,642%.
Efek analgesik yang diberikan diduga karena kandungan flavonoid yang
dimiliki oleh bunga srigading. Hal ini dikarenakan sifat infusa yang polar
sehingga senyawa-senyawa yang dapat tersari di dalamnya adalah senyawa-
senyawa yang bersifat polar. Flavonoid bersifat larut dalam air (polar) sedangkan
sebagian besar sterol dan terpen cenderung bersifat non polar. Akan tetapi perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan senyawa aktif yang
bertanggungjawab dalam efek analgesik tersebut. Hal ini dikarenakan belum
adanya informasi yang mencantumkan tentang efek analgesik dari tanaman
srigading khususnya bagian bunganya sehingga senyawa aktif yang
bertanggungjawab atas efek analgesiknya juga belum dapat dipastikan.
Penelitian efek analgesik infusa bunga srigading ini menunjukkan bahwa
seduhan bunga srigading yang selama ini digunakan untuk meringankan nyeri
pada saat haid memang sesuai dengan efek yang dimilikinya yaitu efek analgesik.
Hal ini memberikan bukti bahwa bunga srigading berpotensi untuk dijadikan
sebagai salah satu alternatif obat tradisional yang dapat digunakan sebagai obat
analgesik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini maka diperoleh beberapa kesimpulan,
yaitu sebagai berikut :
1. Infusa bunga srigading memiliki efek analgesik terhadap mencit putih betina.
2. Besar efek analgesik infusa bunga srigading dosis 1333,33 mg/KgBB, 2000
mg/KgBB, 2666,67 mg/KgBB, dan 3333,33 mg/KgBB adalah 45,033%;
49,413%; 65,158%; dan 60,642%.
B. Saran
Dari hasil penelitian tersebut diatas dapat disarankan serbagai berikut :
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai senyawa yang bertanggung
jawab terhadap efek analgesik dari infusa bunga srigading ini.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dosis efektif tengah
(ED50) analgesik infusa bunga srigading.
3. Perlu dilakukan penelitian efek analgesik infusa bunga srigading dengan
metode lain.
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1991, Pedoman Pengujian dan Pengembangan Fitofarmaka: Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik, 3-5, Yayasan Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam Phyto Medica, Jakarta.
Anonim, 1995a, Materia Medika Indonesia, Jilid VI, 177-181, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1995b, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 15, 31, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2000, Infomatorium Obat Nasional Indonesia, 183-191, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2001, Professional’s Handbook of Drug Therapy for Pain, 21-24, Springouse Corporation, PA.
Anonim, 2006, Tanaman Obat Indonesia, http//www.google.co.id.search.portal/cakrawala iptek/tanaman obat Indonesia.html. Diakses pada 24 Januari 2006.
Backer, C.A. and van den Brink. R.C. Bakhuizen, 1965, Flora of Java, Vol I, 3-12 N.V.P.Noordhoff, Groningen.
Backer, C.A. and van den Brink. R.C. Bakhuizen, 1965, Flora of Java, Vol II, 212-213, N.V.P.Noordhoff, Groningen.
Dewi P., V.I., 2002, Daya Analgesik Infus Buah Adas (Foeniculum vulgare Mill.) terhadap Mencit Putih Betina, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Dipiro, J.T., Tabert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., and Posey, M., 1997, Pharmacotheraphy: A Patiphysiologic Approach, 1259-1262, Appleton and Lange, USA.
Dipiro, J.T., Tabert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., and Posey, M., 2005, Pharmacotheraphy: A Patiphysiologic Approach, 1089-1091, Mc Graw Hill, Medical Publishing Division, USA.
Galler, Bradley, Gammaitoni, Arnold and Alvarez, 2003, Pain, in Dale, David C., et al, Scientific American Medicine, Volume 2, 2056, Web MD Inc., New York.
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Greene, R.J., and Harris, N.D., 2000, Pathology and Therapeutics for Pharmacist: A Basic for Clinical Pharmacy Practise, second edition, 572-576, Pharmaceutical Press, London.
Husen, S.A., 1987, Pengaruh Infus Daun dan Bunga Sri Gading terhadap Kontraksi Otot Terpisah, Skripsi, Jurusan Biologi Fakultas MIPA UNAIR, Surabaya.
Katzung, B.G., 2002, Farmakologi Dasar dan Klinik, Buku 2, Edisi 8, 449-460, diterjemahkan oleh Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Salemba Medika, Jakarta.
Lawrence, G.H.M., 1951, Taxonomy of Vascular Plants, 438-441, Macmillan Publishing co., INC, New York.
Levine, R.R., 1978, Pharmacology : Drug Actions and Reactions, second edition, 454-456, Little, Brown and Company (Inc.), USA.
Rang, H.P., Dale M.M., Ritter J.M., and Moore P.K., 2003, Pharmacology, 5th edition, 231-233, 562-570, Churchill Livingstone, London.
Soedibyo, M., 1998, Alam Sumber Kesehatan Manfaat dan Kegunaan, 352, Balai Pustaka, Jakarta.
Tim Lab. Farmakologi USD, 2005, Petunjuk Praktikum Farmakologi, 7, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Turner, R.A., 1965, Screening Methods in Pharmacology, 100-117, academic Press, New York.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Lampiran 1. Surat Pengesahan Determinasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran 2. Foto Tanaman Srigading, Bunga Srigading, Serbuk Simplisia, Infusa
Bunga Srigading, dan Geliat mencit.
Gambar 12. Tanaman Srigading.
Gambar 13. Bunga Srigading.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Gambar 14. Serbuk Simplisia. Gambar 15. Infusa Bunga Srigading
Gambar 16. Foto Geliat mencit
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Lampiran 3. Data jumlah kumulatif geliat mencit dan hasil analisis statistik pada
penentuan dosis asam asetat.
Tabel XVII. Data jumlah geliat mencit pada penentuan dosis asam asetat.
Data jumlah geliat pada penentuan dosis Asam Asetat Dosis
25 mg/KgBB Dosis
50 mg/KgBB Dosis
100 mg/KgBB Menit S1 S2 S3 S1 S2 S3 S1 S2 S3
5 0 0 0 0 1 6 0 1 5 10 1 15 9 19 17 10 15 6 14 15 9 11 15 10 13 18 32 27 11 20 24 8 12 18 17 10 17 14 13 25 9 10 9 18 17 19 18 9 14 30 6 7 8 8 5 10 15 7 8 35 5 4 9 12 4 12 22 8 2 40 3 4 5 5 6 9 19 5 9 45 2 3 3 5 2 6 15 7 9 50 2 1 5 6 7 5 17 6 9 55 2 2 4 3 7 5 7 10 7 60 0 5 1 6 6 2 11 11 11
Total 63 70 80 110 102 112 118 111 112
NPar Tests Descriptive Statistics
9 97.56 20.773 63 118geliatN Mean Std. Deviation Minimum Maximum
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
997.56
20.773.281.163
-.281.843.476
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
geliat
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Oneway Descriptives
geliat
3 71.00 8.544 4.933 49.78 92.22 63 803 108.00 5.292 3.055 94.86 121.14 102 1123 113.67 3.786 2.186 104.26 123.07 111 1189 97.56 20.773 6.924 81.59 113.52 63 118
dosis 25mg/kgBBdosis 50mg/kgBBdosis 100mg/kgBBTotal
N MeanStd.
DeviationStd.Error
LowerBound
UpperBound
95% ConfidenceInterval for Mean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
geliat
.901 2 6 .455
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
ANOVA
geliat
3221.556 2 1610.778 41.899 .000230.667 6 38.444
3452.222 8
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: geliatScheffe
-37.000* 5.063 .001 -53.24 -20.76-42.667* 5.063 .000 -58.90 -26.4337.000* 5.063 .001 20.76 53.24-5.667 5.063 .566 -21.90 10.5742.667* 5.063 .000 26.43 58.905.667 5.063 .566 -10.57 21.90
(J) dosisdosis 50mg/kgBBdosis 100mg/kgBBdosis 25mg/kgBBdosis 100mg/kgBBdosis 25mg/kgBBdosis 50mg/kgBB
(I) dosisdosis 25mg/kgBB
dosis 50mg/kgBB
dosis 100mg/kgBB
MeanDifference
(I-J)Std.Error Sig.
LowerBound
UpperBound
95% ConfidenceInterval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
Homogeneous Subsets
geliat
Scheffe a
3 71.003 108.003 113.67
1.000 .566
dosisdosis 25mg/kgBBdosis 50mg/kgBBdosis 100mg/kgBBSig.
N 1 2Subset for alpha = .05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.a.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lampiran 4. Data jumlah kumulatif geliat mencit dan hasil analisis statistik pada
penentuan selang waktu pemberian asam asetat.
Tabel XVIII. Data jumlah geliat mencit pada penentuan selang waktu pemberian
asam asetat.
Data jumlah geliat pada penentuan selang waktu pemberian Waktu Pemberian
5 menit Waktu Pemberian
10 menit Waktu Pemberian
15 menit Menit S1 S2 S3 S1 S2 S3 S1 S2 S3
5 0 5 0 3 5 4 0 2 3 10 4 12 11 7 10 9 4 5 5 15 12 22 27 9 7 10 6 7 2 20 12 15 15 5 8 10 4 7 8 25 8 10 12 7 5 7 2 6 4 30 13 13 19 3 4 3 1 4 5 35 7 6 12 6 3 7 5 3 3 40 13 12 9 5 6 4 3 4 2 45 9 9 10 7 4 2 3 2 6 50 5 7 7 5 3 5 5 2 3 55 10 5 5 3 2 2 2 3 3 60 11 6 6 3 1 2 0 2 1
Total 104 122 133 63 58 65 35 47 46
NPar Tests Descriptive Statistics
9 74.78 35.657 35 133geliatN Mean Std. Deviation Minimum Maximum
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
974.78
35.657.275.275
-.132.824.505
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
geliat
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Oneway Descriptives
geliat
3 119.7 14.640 8.452 83.30 156.03 104 1333 62.00 3.606 2.082 53.04 70.96 58 653 42.67 6.658 3.844 26.13 59.21 35 479 74.78 35.657 11.89 47.37 102.19 35 133
selang waktu 5 menitselang waktu 10 menitselang waktu 15 menitTotal
N MeanStd.
DeviationStd.Error
LowerBound
UpperBound
95% ConfidenceInterval for Mean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
geliat
2.447 2 6 .167
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
ANOVA
geliat
9628.222 2 4814.111 53.162 .000543.333 6 90.556
10171.556 8
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: geliatScheffe
57.667* 7.770 .001 32.75 82.5977.000* 7.770 .000 52.08 101.92
-57.667* 7.770 .001 -82.59 -32.7519.333 7.770 .119 -5.59 44.25
-77.000* 7.770 .000 -101.92 -52.08-19.333 7.770 .119 -44.25 5.59
(J) waktuselang waktu 10 menitselang waktu 15 menitselang waktu 5 menitselang waktu 15 menitselang waktu 5 menitselang waktu 10 menit
(I) waktuselang waktu 5 menit
selang waktu 10 menit
selang waktu 15 menit
MeanDifference
(I-J)Std.Error Sig.
LowerBound
UpperBound
95% ConfidenceInterval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
Homogeneous Subsets
geliat
Scheffea
3 42.673 62.003 119.67
.119 1.000
waktuselang waktu 15 menitselang waktu 10 menitselang waktu 5 menitSig.
N 1 2Subset for alpha = .05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.a.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 5. Data jumlah kumulatif geliat mencit dan hasil analisis statistik pada
penentuan dosis asetosal.
Tabel XIX. Data jumlah geliat mencit pada penentuan dosis asetosal.
Data jumlah geliat pada penentuan dosis asetosal Dosis
68,25 mg/KgBB Dosis
91mg/KgBB Dosis
113,75mg/KgBB Menit S1 S2 S3 S1 S2 S3 S1 S2 S3
5 5 6 0 2 2 0 0 2 0 10 12 10 2 7 8 5 7 8 7 15 7 7 7 9 7 7 7 7 9 20 9 7 10 7 7 8 5 4 7 25 4 10 4 5 6 6 5 6 5 30 6 5 6 5 4 4 2 6 6 35 8 4 4 4 6 5 3 8 6 40 10 1 10 3 4 3 3 4 3 45 6 3 12 3 5 4 1 5 3 50 4 3 11 1 3 4 0 2 3 55 6 4 12 3 2 3 4 3 0 60 4 6 9 2 0 2 4 0 2
Total 81 66 83 51 54 51 41 58 51 NPar Tests
Descriptive Statistics
9 59.56 14.354 41 83geliatN Mean Std. Deviation Minimum Maximum
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
959.56
14.354.210.210
-.164.629.823
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
geliat
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Oneway Descriptives
geliat
3 76.67 9.292 5.364 53.59 99.75 66 833 52.00 1.732 1.000 47.70 56.30 51 54
3 50.00 8.544 4.933 28.78 71.22 41 58
9 59.56 14.354 4.785 48.52 70.59 41 83
dosis 68,25mg/kgBBdosis 91mg/kgBBdosis 113,75mg/kgBB
Total
N MeanStd.
DeviationStd.Error
LowerBound
UpperBound
95% ConfidenceInterval for Mean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
geliat
2.837 2 6 .136
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
ANOVA
geliat
1323.556 2 661.778 12.230 .008324.667 6 54.111
1648.222 8
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: geliatScheffe
24.667* 6.006 .018 5.40 43.93
26.667* 6.006 .013 7.40 45.93
-24.667* 6.006 .018 -43.93 -5.40
2.000 6.006 .947 -17.26 21.26
-26.667* 6.006 .013 -45.93 -7.40
-2.000 6.006 .947 -21.26 17.26
(J) dosisdosis 91mg/kgBBdosis113,75mg/kgBBdosis68,25mg/kgBBdosis113,75mg/kgBBdosis68,25mg/kgBBdosis 91mg/kgBB
(I) dosisdosis 68,25mg/kgBB
dosis 91mg/kgBB
dosis 113,75mg/kgBB
MeanDifference
(I-J)Std.Error Sig.
LowerBound
UpperBound
95% ConfidenceInterval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
Homogeneous Subsets geliat
Scheffea
3 50.003 52.003 76.67
.947 1.000
dosisdosis 113,75mg/kgBBdosis 91mg/kgBBdosis 68,25mg/kgBBSig.
N 1 2Subset for alpha = .05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.a.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 6. Data persen proteksi dan hasil analisis statistik pada penentuan dosis
asetosal.
Tabel XX. Data persen proteksi pada penentuan dosis asetosal
Sampel Dosis 68,25
mg/KgBB
Dosis 91mg/KgBB
Dosis 113,75mg/KgBB
1 29,15 55,34 64,14
2 42,27 52,77 55,34
3 27,40 55,34 49,27
Rata-rata % proteksi (X ± SE)
32,940 ± 4,692 54,483 ± 0,857 56,250 ± 4,317
NPar Tests Descriptive Statistics
9 47.8911 12.54443 27.40 64.14% proteksiN Mean Std. Deviation Minimum Maximum
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
947.8911
12.54443.210.165
-.210.631.820
NMeanStd. Deviation
Normal Parameters a,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
% proteksi
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Oneway
Descriptives
% proteksi
3 32.9400 8.12726 4.692 12.7508 53.1292 27.40 42.27
3 54.4833 1.48379 .85667 50.7974 58.1693 52.77 55.34
3 56.2500 7.47665 4.317 37.6770 74.8230 49.27 64.14
9 47.8911 12.54443 4.181 38.2486 57.5336 27.40 64.14
asetosal62,25mg/kgBBasetosal91mg/KgBBasetosal 113,75mg/KgBBTotal
N MeanStd.
DeviationStd.Error
LowerBound
UpperBound
95% ConfidenceInterval for Mean
Minimum Maximum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Test of Homogeneity of Variances
% proteksi
2.890 2 6 .132
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
ANOVA
% proteksi
1010.592 2 505.296 12.210 .008248.308 6 41.385
1258.901 8
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: % proteksiScheffe
-21.54333* 5.253 .018 -38.390 -4.6969
-23.31000* 5.253 .013 -40.156 -6.4635
21.54333* 5.253 .018 4.6969 38.3898
-1.76667 5.253 .946 -18.613 15.0798
23.31000* 5.253 .013 6.4635 40.1565
1.76667 5.253 .946 -15.080 18.6131
(J) perlakuanasetosal91mg/KgBBasetosal 113,75mg/KgBBasetosal62,25mg/kgBBasetosal 113,75mg/KgBBasetosal62,25mg/kgBBasetosal91mg/KgBB
(I) perlakuanasetosal 62,25mg/kgBB
asetosal 91mg/KgBB
asetosal 113,75mg/KgBB
MeanDifference
(I-J)Std.Error Sig.
LowerBound
UpperBound
95% ConfidenceInterval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
Homogeneous Subsets
% proteksi
Scheffea
3 32.94003 54.4833
3 56.2500
1.000 .946
perlakuanasetosal 62,25mg/kgBBasetosal 91mg/KgBBasetosal 113,75mg/KgBBSig.
N 1 2Subset for alpha = .05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.a.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 7. Data jumlah kumulatif geliat mencit dan hasil analisis statistik pada
penentuan kontrol negatif.
Tabel XXI. Data jumlah geliat mencit pada penentuan kontrol negatif.
Data jumlah geliat pada penentuan kontrol negatif Akuades CMCNa 1%
Menit S1 S2 S3 S1 S2 S3 5 5 4 4 5 7 3 10 12 15 15 19 12 14 15 25 18 18 22 19 6 20 15 18 20 13 9 12 25 9 12 11 16 14 24 30 12 9 9 10 7 9 35 8 10 12 9 10 12 40 10 6 8 10 6 8 45 9 5 8 9 12 6 50 6 10 6 9 9 4 55 3 6 7 7 6 4 60 5 5 4 5 5 3
Total 119 118 122 135 116 101 T-Test
Group Statistics
3 119.67 2.082 1.2023 117.33 17.039 9.838
kontrolaquadestCMC Na
geliatN Mean Std. Deviation
Std. ErrorMean
Independent Samples Test
3.779 .124 .235 4 .825 2.333 9.911 -25.183 29.850
.235 2.060 .835 2.333 9.911 -39.146 43.813
EqualvariancesassumedEqualvariancesnot assumed
geliatF Sig.
Levene'sTest for
Equality ofVariances
t dfSig.
(2-tailed)Mean
DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper
95% ConfidenceInterval of the
Difference
t-test for Equality of Means
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 8. Data rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit dan hasil analisis
statistik pada pengujian efek analgesik seluruh kelompok
Tabel XXII. Data jumlah geliat mencit pada pengujian efek analgesik seluruh
kelompok
Data jumlah geliat pada berbagai kelompok uji efek analgesik Kontrol Negatif
(akuades) Kontrol Positif
(Asetosal 91 mg/KgBB) Menit S1 S2 S3 S4 S5 S6 S1 S2 S3 S4 S5 S6
5 5 4 4 2 10 8 0 1 0 2 0 1 10 12 15 15 13 24 16 10 10 8 12 9 13 15 25 18 18 13 13 13 7 6 11 11 10 7 20 15 18 20 7 9 9 5 4 6 6 7 8 25 9 12 11 10 7 14 7 5 7 8 5 6 30 12 9 9 7 10 8 6 7 4 5 4 5 35 8 10 12 9 7 8 4 6 6 4 4 6 40 10 6 8 10 9 12 5 2 4 5 3 3 45 9 5 8 6 8 9 3 4 5 3 4 4 50 6 10 6 7 11 10 3 2 3 2 2 2 55 3 6 7 4 9 8 2 3 4 2 1 2 60 5 5 4 3 7 7 2 1 2 0 2 1
Total 119 118 113 90 124 122 54 51 60 64 51 58
Data jumlah geliat pada berbagai kelompok uji efek analgesik Dosis 1333,33 mg/KgBB Dosis 2000 mg/KgBB
Menit S1 S2 S3 S4 S5 S6 S1 S2 S3 S4 S5 S6 5 2 0 0 0 3 0 0 1 10 5 0 2 10 11 8 11 10 18 7 13 11 10 11 13 4 15 7 15 7 14 13 9 6 8 7 10 15 5 20 8 10 9 8 2 13 5 6 7 6 8 6 25 9 10 7 8 6 10 5 3 6 3 7 9 30 6 8 12 5 8 8 9 5 8 5 8 4 35 1 5 6 7 1 7 4 4 2 3 7 4 40 0 5 0 1 0 3 5 1 6 2 3 0 45 1 3 2 2 0 1 4 0 6 5 4 6 50 1 0 0 2 5 2 4 1 6 1 3 4 55 2 3 0 8 1 3 2 1 3 2 3 1 60 3 3 0 3 0 7 0 1 1 5 2 4
Total 51 67 58 68 57 76 57 42 68 58 73 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Data jumlah geliat pada berbagai kelompok uji efek analgesik Dosis 2666,67 mg/KgBB Dosis 3333,33 mg/KgBB
Menit S1 S2 S3 S4 S5 S6 S1 S2 S3 S4 S5 S6 5 3 2 1 0 4 1 0 0 4 0 0 4 10 10 11 16 1 12 10 11 0 13 7 7 10 15 8 10 10 4 2 7 5 5 7 4 6 11 20 3 6 8 0 5 0 4 9 3 7 8 6 25 6 2 4 2 0 0 5 4 8 6 5 7 30 3 0 2 5 4 3 6 3 2 3 6 4 35 3 2 2 4 1 0 1 4 2 3 5 2 40 1 1 2 3 0 4 5 8 0 9 5 0 45 3 4 3 6 2 2 4 5 2 4 0 1 50 0 3 1 6 2 2 1 3 0 1 2 0 55 1 1 4 3 0 3 1 0 0 2 2 0 60 0 0 0 0 3 2 3 1 0 1 0 2
Total 41 42 53 34 35 34 46 42 41 49 46 47
Tabel XXIII. Data rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit pada pengujian efek analgesik seluruh kelompok.
Kelompok Uji Subyek
Uji Rata-rata jumlah kumulatif geliat
(X ± SE) Akuades 6 114,33 ± 5,103
Asetosal 91 mg/KgBB 6 56,33 ± 2,140 Infusa bunga srigading dosis
1333,33mg/KgBB 6 62,83 ± 3,719
Infusa bunga srigading dosis 2000mg/KgBB
6 57,83 ± 4,700
Infusa bunga srigading dosis 2666,67mg/KgBB
6 39,83 ± 3,005
Infusa bunga srigading dosis 3333,33mg/KgBB
6 45,17 ± 1,249
NPar Tests
Descriptive Statistics
36 62.72 26.009 34 124geliatN Mean Std. Deviation Minimum Maximum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
3662.72
26.009.211.211
-.1351.266
.081
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
geliat
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Oneway
Descriptives
geliat
6 114.3 12.501 5.103 101.21 127.45 90 124
6 56.33 5.241 2.140 50.83 61.83 51 64
6 62.83 9.109 3.719 53.27 72.39 51 76
6 57.83 11.514 4.700 45.75 69.92 42 73
6 39.83 7.360 3.005 32.11 47.56 34 53
6 45.17 3.061 1.249 41.95 48.38 41 49
36 62.72 26.009 4.335 53.92 71.52 34 124
aquadestasetosal dosis 91mg/kgBBinfusa dosis1333,33 mg/kgBBinfusa dosis 2000mg/kgBBinfusa dosis2667,67 mg/kgBBinfusa dosis3333,33 mg/kgBBTotal
N MeanStd.
DeviationStd.Error
LowerBound
UpperBound
95% ConfidenceInterval for Mean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
geliat
1.423 5 30 .245
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
ANOVA
geliat
21363.222 5 4272.644 55.393 .0002314.000 30 77.133
23677.222 35
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Post Hoc Tests Multiple Comparisons
Dependent Variable: geliatScheffe
58.000* 5.071 .000 39.95 76.05
51.500* 5.071 .000 33.45 69.55
56.500* 5.071 .000 38.45 74.55
74.500* 5.071 .000 56.45 92.55
69.167* 5.071 .000 51.12 87.21
-58.000* 5.071 .000 -76.05 -39.95
-6.500 5.071 .892 -24.55 11.55
-1.500 5.071 1.0 -19.55 16.55
16.500 5.071 .091 -1.55 34.55
11.167 5.071 .452 -6.88 29.21
-51.500* 5.071 .000 -69.55 -33.45
6.500 5.071 .892 -11.55 24.55
5.000 5.071 .962 -13.05 23.05
23.000* 5.071 .006 4.95 41.05
17.667 5.071 .058 -.38 35.71
-56.500* 5.071 .000 -74.55 -38.45
1.500 5.071 1.0 -16.55 19.55
-5.000 5.071 .962 -23.05 13.05
18.000 5.071 .051 -.05 36.05
12.667 5.071 .312 -5.38 30.71
-74.500* 5.071 .000 -92.55 -56.45
-16.500 5.071 .091 -34.55 1.55
-23.000* 5.071 .006 -41.05 -4.95
-18.000 5.071 .051 -36.05 .05
-5.333 5.071 .951 -23.38 12.71
-69.167* 5.071 .000 -87.21 -51.12
-11.167 5.071 .452 -29.21 6.88
-17.667 5.071 .058 -35.71 .38
-12.667 5.071 .312 -30.71 5.38
5.333 5.071 .951 -12.71 23.38
(J) kpasetosal dosis 91mg/kgBBinfusa dosis 1333,33mg/kgBBinfusa dosis 2000mg/kgBBinfusa dosis 2667,67mg/kgBBinfusa dosis 3333,33mg/kgBBaquadestinfusa dosis 1333,33mg/kgBBinfusa dosis 2000mg/kgBBinfusa dosis 2667,67mg/kgBBinfusa dosis 3333,33mg/kgBBaquadestasetosal dosis 91mg/kgBBinfusa dosis 2000mg/kgBBinfusa dosis 2667,67mg/kgBBinfusa dosis 3333,33mg/kgBBaquadestasetosal dosis 91mg/kgBBinfusa dosis 1333,33mg/kgBBinfusa dosis 2667,67mg/kgBBinfusa dosis 3333,33mg/kgBBaquadestasetosal dosis 91mg/kgBBinfusa dosis 1333,33mg/kgBBinfusa dosis 2000mg/kgBBinfusa dosis 3333,33mg/kgBBaquadestasetosal dosis 91mg/kgBBinfusa dosis 1333,33mg/kgBBinfusa dosis 2000mg/kgBBinfusa dosis 2667,67mg/kgBB
(I) kpaquadest
asetosal dosis 91mg/kgBB
infusa dosis 1333,33mg/kgBB
infusa dosis 2000mg/kgBB
infusa dosis 2667,67mg/kgBB
infusa dosis3333,33 mg/kgBB
MeanDifference
(I-J)Std.
Error Sig.LowerBound
UpperBound
95%Confidence
Interval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Homogeneous Subsets geliat
Scheffea
6 39.83
6 45.17 45.17
6 56.33 56.33
6 57.83 57.83
6 62.83
6 114.33.051 .058 1.000
kpinfusa dosis2667,67 mg/kgBBinfusa dosis3333,33 mg/kgBBasetosal dosis 91mg/kgBBinfusa dosis 2000mg/kgBBinfusa dosis1333,33 mg/kgBBaquadestSig.
N 1 2 3Subset for alpha = .05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000.a.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 9. Data persen proteksi dan hasil analisis statistik pada pengujian efek
analgesik seluruh kelompok
Tabel XXIV. Data persen proteksi pada pengujian efek analgesik seluruh
kelompok.
Subyek Uji S1 S2 S3 S4 S5 S6 Rata-rata % proteksi (X ± SE)
Akuades 0 0 0 0 0 0 0,000 ± 0,000
Asetosal 91 mg/KgBB
52,77 55,34 47,52 44,02 55,34 49,27 50,710 ± 1,863
Infusa 1333,33mg/KgBB
55,34 41,40 49,27 40,52 50,14 33,53 45,033 ± 3,246
Infusa 2000mg/KgBB
50,14 63,26 40,52 49,27 36,15 57,14 49,413 ± 4,111
Infusa 2666,67mg/KgBB
64,14 63,26 53,64 70,26 69,39 70,26 65,158 ± 2,629
Infusa 3333,33mg/KgBB
59,77 63,26 64,14 57,14 59,77 59,77 60,642 ± 1,059
NPar Tests
Descriptive Statistics
36 45.1375 22.81091 -8.46 70.26% proteksiN Mean Std. Deviation Minimum Maximum
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
3645.1375
22.81091.211.135
-.2111.265
.082
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
% proteksi
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Oneway Descriptives
% proteksi
6 -.1317 10.99547 4.489 -11.6707 11.4074 -8.46 21.286 50.7100 4.56340 1.863 45.9210 55.4990 44.02 55.34
6 45.0333 7.95176 3.246 36.6885 53.3782 33.53 55.34
6 49.4133 10.06963 4.111 38.8459 59.9808 36.15 63.26
6 65.1583 6.43854 2.629 58.4015 71.9152 53.64 70.26
6 60.6417 2.59365 1.059 57.9198 63.3635 57.14 64.14
* 45.1375 22.81091 3.802 37.4194 52.8556 -8.46 70.26
aquadestasetosal 91mg/kgBBdosis infusa bungasrigading 1333.33mg/kgBBdosis infusa bungasrigading 2000mg/kgdosis infusa bungasrigading 2666.67mg/kgBBdosis infusa bungasrigading 3333.33mg/kgBBTotal
N MeanStd.
DeviationStd.Error
LowerBound
UpperBound
95% ConfidenceInterval for Mean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
% proteksi
1.489 5 30 .223
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
ANOVA
% proteksi
16439.141 5 3287.828 55.642 .0001772.675 30 59.089
18211.815 35
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Post Hoc Tests Multiple Comparisons
Dependent Variable: % proteksiScheffe
-50.84167* 4.43806 .000 -66.6375 -35.0458
-45.16500* 4.43806 .000 -60.9609 -29.3691
-49.54500* 4.43806 .000 -65.3409 -33.7491
-65.29000* 4.43806 .000 -81.0859 -49.4941
-60.77333* 4.43806 .000 -76.5692 -44.9775
50.84167* 4.43806 .000 35.0458 66.6375
5.67667 4.43806 .893 -10.1192 21.4725
1.29667 4.43806 1.000 -14.4992 17.0925
-14.44833 4.43806 .090 -30.2442 1.3475
-9.93167 4.43806 .434 -25.7275 5.8642
45.16500* 4.43806 .000 29.3691 60.9609-5.67667 4.43806 .893 -21.4725 10.1192
-4.38000 4.43806 .962 -20.1759 11.4159
-20.12500* 4.43806 .006 -35.9209 -4.3291
-15.60833 4.43806 .054 -31.4042 .1875
49.54500* 4.43806 .000 33.7491 65.3409-1.29667 4.43806 1.000 -17.0925 14.4992
4.38000 4.43806 .962 -11.4159 20.1759
-15.74500 4.43806 .051 -31.5409 .0509
-11.22833 4.43806 .298 -27.0242 4.5675
65.29000* 4.43806 .000 49.4941 81.085914.44833 4.43806 .090 -1.3475 30.2442
20.12500* 4.43806 .006 4.3291 35.9209
15.74500 4.43806 .051 -.0509 31.5409
4.51667 4.43806 .957 -11.2792 20.3125
60.77333* 4.43806 .000 44.9775 76.56929.93167 4.43806 .434 -5.8642 25.7275
15.60833 4.43806 .054 -.1875 31.4042
11.22833 4.43806 .298 -4.5675 27.0242
-4.51667 4.43806 .957 -20.3125 11.2792
(J) perlakuanasetosal 91mg/kgBBdosis infusa bunga srigading1333.33mg/kgBBdosis infusa bunga srigading2000mg/kgBBdosis infusa bunga srigading2666.67mg/kgBBdosis infusa bunga srigading3333.33mg/kgBBaquadestdosis infusa bunga srigading1333.33mg/kgBBdosis infusa bunga srigading2000mg/kgBBdosis infusa bunga srigading2666.67mg/kgBBdosis infusa bunga srigading3333.33mg/kgBBaquadestasetosal 91mg/kgBBdosis infusa bunga srigading2000mg/kgBBdosis infusa bunga srigading2666.67mg/kgBBdosis infusa bunga srigading3333.33mg/kgBBaquadestasetosal 91mg/kgBBdosis infusa bunga srigading1333.33mg/kgBBdosis infusa bunga srigading2666.67mg/kgBBdosis infusa bunga srigading3333.33mg/kgBBaquadestasetosal 91mg/kgBBdosis infusa bunga srigading1333.33mg/kgBBdosis infusa bunga srigading2000mg/kgBBdosis infusa bunga srigading3333.33mg/kgBB
aquadestasetosal 91mg/kgBBdosis infusa bunga srigading1333.33mg/kgBBdosis infusa bunga srigading2000mg/kgBBdosis infusa bunga srigading2666.67mg/kgBB
(I) perlakuanaquadest
asetosal 91mg/kgBB
dosis infusa bungasrigading 1333.33mg/kgBB
dosis infusa bungasrigading2000mg/kgBB
dosis infusa bungasrigading 2666.67mg/kgBB
dosis infusa bungasrigading 3333.33mg/kgBB
MeanDifference
(I-J)Std.
Error Sig.LowerBound
UpperBound
95% ConfidenceInterval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Homogeneous Subsets
% proteksi
Scheffea
6 -.1317
6 45.0333
6 49.4133 49.4133
6 50.7100 50.7100
6 60.6417 60.6417
6 65.1583
1.000 .054 .051
perlakuanaquadestdosis infusa bungasrigading 1333.33mg/kgBBdosis infusa bungasrigading 2000mg/kgBBasetosal 91mg/kgBBdosis infusa bungasrigading 3333.33mg/kgBBdosis infusa bungasrigading 2666.67mg/kgBBSig.
N 1 2 3Subset for alpha = .05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000.a.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 10. Data perubahan persen proteksi dan hasil analisis statistik pada
pengujian efek analgesik seluruh kelompok
Tabel XXV. Data rata-rata persen perubahan efek analgesik kelompok perlakuan terhadap kontrol positif (asetosal 91 mg/KgBB) pada pengujian efek analgesik seluruh kelompok.
Subyek Uji Akuades Asetosal
91 mg/KgBB
Infusa 1333,33
mg/KgBB
Infusa 2000
mg/KgBB
Infusa 2666,67
mg/KgBB
Infusa 3333,33
mg/KgBB S1 -109,56 0,00 9,13 1,12 26,48 17,87 S2 -106,33 0,00 -18,36 24,75 24,75 24,75
S3 -97,71 0,00 -2,84 -20,10 5,78 26,48 S4 -58,04 0,00 -20,10 -2,84 38,55 12,68 S5 -116,68 0,00 -1,12 -28,71 36,84 17,87 S6 -113,23 0,00 -33,88 12,68 38,55 17,87
Rata-rata % Perubahan
efek analgesik (X ± SE)
-100,258 ± 8,851
0,000 ± 0,000
-11,195 ± 6,402
-2,557 ± 8,107
28,492± 5,183
19,587 ± 2,087
NPar Tests
Descriptive Statistics
36 -10.9886 44.85382 -116.68 38.55perubhan % proteksiN Mean Std. Deviation Minimum Maximum
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
36-10.988644.85382
.267
.135-.2671.599
.012
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
perubhan% proteksi
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Oneway Descriptives
perubhan % proteksi
6 -100.2583 21.68042 8.85099 -123.0105 -77.5061 -116.68 -58.04
6 .0000 .00000 .00000 .0000 .0000 .00 .00
6 -11.1950 15.68224 6.40225 -27.6525 5.2625 -33.88 9.13
6 -2.5567 19.85810 8.10703 -23.3965 18.2831 -28.71 24.75
6 28.4917 12.69568 5.18299 15.1684 41.8150 5.78 38.55
6 19.5867 5.11314 2.08743 14.2208 24.9526 12.68 26.48
36 -10.9886 44.85382 7.47564 -26.1650 4.1877 -116.68 38.55
aquadestasetosal 91mg/kgBBinfusa bunga srigadingdosis 1333,33mg/kgBBinfusa bunga srigadingdosis 2000mg/kgBBinfusa bunga srigadingdosis 2666,67mg/kgBBinfusa bunga srigadingdosis 3333,33mg/kgBBTotal
N MeanStd.
DeviationStd.
ErrorLowerBound
UpperBound
95% ConfidenceInterval for Mean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
perubhan % proteksi
3.040 5 30 .025
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
ANOVA
perubhan % proteksi
63927.079 5 12785.416 59.117 .0006488.208 30 216.274
70415.287 35
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Post Hoc Tests Multiple Comparisons
Dependent Variable: perubhan % proteksiScheffe
-100.25833* 8.49065 .000 -130.4781 -70.0386
-89.06333* 8.49065 .000 -119.2831 -58.8436
-97.70167* 8.49065 .000 -127.9214 -67.4819
-128.75000* 8.49065 .000 -158.9698 -98.5302
-119.84500* 8.49065 .000 -150.0648 -89.6252
100.25833* 8.49065 .000 70.0386 130.4781
11.19500 8.49065 .880 -19.0248 41.4148
2.55667 8.49065 1.000 -27.6631 32.7764
-28.49167 8.49065 .075 -58.7114 1.7281
-19.58667 8.49065 .400 -49.8064 10.6331
89.06333* 8.49065 .000 58.8436 119.2831-11.19500 8.49065 .880 -41.4148 19.0248
-8.63833 8.49065 .957 -38.8581 21.5814
-39.68667* 8.49065 .004 -69.9064 -9.4669
-30.78167* 8.49065 .044 -61.0014 -.5619
97.70167* 8.49065 .000 67.4819 127.9214-2.55667 8.49065 1.000 -32.7764 27.6631
8.63833 8.49065 .957 -21.5814 38.8581
-31.04833* 8.49065 .041 -61.2681 -.8286
-22.14333 8.49065 .267 -52.3631 8.0764
128.75000* 8.49065 .000 98.5302 158.969828.49167 8.49065 .075 -1.7281 58.7114
39.68667* 8.49065 .004 9.4669 69.9064
31.04833* 8.49065 .041 .8286 61.2681
8.90500 8.49065 .951 -21.3148 39.1248
119.84500* 8.49065 .000 89.6252 150.064819.58667 8.49065 .400 -10.6331 49.8064
30.78167* 8.49065 .044 .5619 61.0014
22.14333 8.49065 .267 -8.0764 52.3631
-8.90500 8.49065 .951 -39.1248 21.3148
(J) perlakuanasetosal 91mg/kgBBinfusa bunga srigading dosis1333,33mg/kgBBinfusa bunga srigading dosis2000mg/kgBBinfusa bunga srigading dosis2666,67mg/kgBBinfusa bunga srigading dosis3333,33mg/kgBBaquadestinfusa bunga srigading dosis1333,33mg/kgBBinfusa bunga srigading dosis2000mg/kgBBinfusa bunga srigading dosis2666,67mg/kgBBinfusa bunga srigading dosis3333,33mg/kgBBaquadestasetosal 91mg/kgBBinfusa bunga srigading dosis2000mg/kgBBinfusa bunga srigading dosis2666,67mg/kgBBinfusa bunga srigading dosis3333,33mg/kgBBaquadestasetosal 91mg/kgBBinfusa bunga srigading dosis1333,33mg/kgBBinfusa bunga srigading dosis2666,67mg/kgBBinfusa bunga srigading dosis3333,33mg/kgBBaquadestasetosal 91mg/kgBBinfusa bunga srigading dosis1333,33mg/kgBBinfusa bunga srigading dosis2000mg/kgBBinfusa bunga srigading dosis3333,33mg/kgBB
aquadestasetosal 91mg/kgBBinfusa bunga srigading dosis1333,33mg/kgBBinfusa bunga srigading dosis2000mg/kgBBinfusa bunga srigading dosis2666,67mg/kgBB
(I) perlakuanaquadest
asetosal 91mg/kgBB
infusa bunga srigadingdosis1333,33mg/kgBB
infusa bunga srigadingdosis 2000mg/kgBB
infusa bunga srigadingdosis2666,67mg/kgBB
infusa bunga srigadingdosis3333,33mg/kgBB
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig.LowerBound
UpperBound
95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Homogeneous Subsets
perubhan % proteksi
Scheffea
6 -100.2583
6 -11.1950
6 -2.5567 -2.5567
6 .0000 .0000 .0000
6 19.5867 19.5867
6 28.4917
1.000 .880 .267 .075
perlakuanaquadestinfusa bunga srigadingdosis 1333,33mg/kgBBinfusa bunga srigadingdosis 2000mg/kgBBasetosal 91mg/kgBBinfusa bunga srigadingdosis 3333,33mg/kgBBinfusa bunga srigadingdosis 2666,67mg/kgBBSig.
N 1 2 3 4Subset for alpha = .05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000.a.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
BIOGRAFI PENULIS
Penulis yang bernama Eunike Sandjaja, lahir di
Cirebon pada tanggal 26 Januari 1985. Penulis
merupakan anak kedua dari dua bersaudara, lahir dari
pasangan Lauw Moey Tjing dan Gouw Kim San.
Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-
Kanak di TK Kristen I pada tahun 1991. Kemudian
penulis melanjutkan ke Sekolah Dasar di SD Kristen I
sampai tahun 1997. Setelah tamat SD, penulis melanjutkan pendidikan ke
Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Kristen I sampai tahun 2000. Setelah itu,
penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di SLTA
Kristen I sampai tahun 2003. tamat SLTA, penulis melanjutkan pendidikan ke
jenjang S-1 Farmasi di Unirvesitas Sanata Darma pada tahun 2003. Selama
menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kegiatan kemahasiswaan PMK Apostolos
berbagai kegiatan kepanitiaan seperti Ketua Panitia Natal PMK Apostolos tahun
2003, Sekretaris Pengurus PMK Apostolos periode tahun 2004-2005, Ketua
Retreat PMK Apostolos tahun 2004, Panitia Pelepasan Wisuda Fakultas Farmasi
tahun 2004, Panitia TITRASI tahun 2005 sebagai Koordinator bidang
PubDekDok (Publikasi, Dekorasi, dan Dokumentasi), Panitia Pengobatan Gratis
tahun 2005 sebagai Koordinator bidang PubDekDok (Publikasi, Dekorasi, dan
Dokumentasi), Panitia Pekan Ilmiah Mahasiswa Farmasi Indonesia ISMAFARSI
seluruh Indonesia tahun 2005 sebagai anggota bidang P3K, Panitia Sadhar
Bermazmur tahun 2005 sebagai anggota bidang PubDekDok (Publikasi, Dekorasi,
dan Dokumentasi), dan Sekretaris Pengurus PMK Apostolos periode tahun 2005-
2006.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI