290
i EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP COMEDY DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 SEWON TAHUN AJARAN 2017/2018 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh: Aji Aprilius Z. NIM: 141224046 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

  • Upload
    lekhanh

  • View
    228

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

i

EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP COMEDY

DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT

SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 SEWON

TAHUN AJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh:

Aji Aprilius Z.

NIM: 141224046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

iv

MOTTO

Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru

dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku

bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.

(2 Korintus 12:9)

Sebab Aku ini, TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata

kepadamu: “Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau.”

(Yesaya 41:13)

Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya,

lalu Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambilah

cawan ini daripada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-

Mulah yang terjadi.”

(Lukas 22:41-42)

“Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen, tetapi mereka tidak melihat

99% kegagalan saya.”

(Soichiro Honda)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

-Dalam nama Bapa, Putra, dan Roh kudus, Amin.-

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus

yang telah memberikan nyawa-Nya dengan rela mati di kayu salib untuk menebus

segala dosa dan kesalahan yang saya perbuat, sehingga saya layak untuk

menerima kasih karunia-Nya dalam menjalani setiap perkara dalam hidup ini.

Bunda Maria

yang selalu mengasihi dan mendoakan saya setiap saat.

Ayahanda dan Almarhumah Ibunda

yang selalu mencintai, mengasihi, dan menerima setiap langkah yang saya ambil

dalam hidup ini, serta selalu medoakan saya.

Kakak dan Adikku

yang selalu mencintai, mengasihi, dan mendukungku dalam setiap perkara hidup

ini, serta selalu sabar menghadapiku.

Empat Sahabat Terbaikku

Karna Terjaga, Parta Wijaya, Pebrian, dan Fran Setiyo Herdianto yang selalu

menjadi penyemangat dan pengingat akan kasih setia Tuhan dalam hidup ini.

Almematerku yang Tercinta

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

viii

ABSTRAK

Aprilius Z., Aji. 2018. Efektivitas Media Karikatur dan Video Stand Up

Comedy dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Anekdot Siswa

Kelas X di SMA Negeri 1 Sewon Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi.

Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas penggunaan media

karikatur dan media video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

menulis anekdot siswa kelas X di SMA Negeri 1 Sewon tahun ajaran 2017/2018.

Selain itu, penelitian ini juga bertujuan menguji sebarapa tinggi tingkat

keterampilan menulis anekdot siswa dengan menggunakan media karikatur dan

media video stand up comedy.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan desain

kelompok kontrol prates-pascates tidak ekuivalen (pretest-postest nonequivalent

control group design). Variabel penelitiannya yaitu (1) variabel bebas berupa

penggunaan media karikatur dan media video stand up comedy; dan (2) variabel

terikat berupa tingkat keterampilan menulis anekdot. Populasi dalam penelitian ini

adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Sewon. Sampel pada penelitian ini adalah

kelas X IPS 1 sebagai kelompok media karikatur dan kelas X MIPA 4 sebagai

kelompok media video stand up comedy yang telah ditentukan dengan teknik

simple random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan tes tertulis.

Validitas instrumen penelitian menggunakan validitas isi (expert judgement). Data

pada penelitian ini adalah skor prates dan pascates keterampilan menulis anekdot.

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji homogenitas,

uji t, dan uji gain ternormalisasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) keterampilan menulis anekdot

dengan menggunakan media karikatur memiliki nilai rata-rata sebesar 85,26

dengan peningkatan skor prates dan pascates sebesar 0,541; (2) keterampilan

menulis anekdot dengan menggunakan media video stand up comedy memiliki

nilai rata-rata sebesar 84,25 dengan peningkatan skor prates dan pascates sebesar

0,534; dan (3) media karikatur dan media video stand up comedy memiliki

efektivitas yang sama untuk digunakan dalam pembelajaran keterampilan menulis

anekdot karena nilai sig.(2-tailed) sebesar 0.529 lebih besar dari taraf signifikansi

0,05 (5%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan tingkat keterampilan menulis anekdot antara siswa yang menggunakan

media karikatur dan siswa yang menggunakan media video stand up comedy.

Dengan demikian, media karikatur dan media video stand up comedy dapat

digunakan dalam pembelajaran keterampilan menulis anekdot pada siswa kelas X

karena dapat meningkatkan keterampilan menulis anekdot dengan signifikan.

Kata kunci : efektivitas, media karikatur, media video stand up comedy,

keterampilan menulis anekdot.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

ix

ABSTRACT

Aprilius Z., Aji. 2018. The Effectiveness of Caricature and Stand Up Comedy

Video as Media in Learning Anecdotes’ Writing Skills for Class X

Students in SMA Negeri 1 Sewon Academic Year 2017/2018. Thesis.

Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD.

This research aims to measure the effectiveness of using caricature and

stand up comedy videos as media in learning anecdotes’ writing skills for class X

students in SMA Negeri 1 Sewon academic year 2017/2018. Besides that, the

researcher also measures how high the level of students anecdotes’ writing skills

by using caricature and stand up comedy video as the media.

This research uses experimental research method with pretest-posttest

non-equivalent control group design. The variables of the research are (1) free

variable in form of using caricature and stand up comedy video as the medias;

and (2) dependent variable in the form of anecdotes’ writing skill level. The

population for this research is class X students of SMA Negeri 1 Sewon. The

samples for this research are students from class X Social 1 as the caricature

media group and students from class X Science 4 as the stand up comedy video

media group which have been selected using simple random sampling. The data

gathering technique used is writing test. The validation instrument used for this

research is expert judgment. The data for this research is the pre-test and post-

test score of anecdotes’ writing skill. The data analysis technique for this research

uses normality test, homogeneity test, t-test, normalized gain test.

The research result shows that (1) students anecdote writing skills using

caricature as the media has an average score about 85.26% with an increase in

pre-test and post-test score of 0.541; (2) students anecdote writing skills using

stand up comedy video as the media has an average score about 84.25% with an

increase in pre-test and post-test score of 0.534; and (3) caricature and stand up

comedy video medias have the same effectiveness to be used in learning

anecdotes’ writing skills because the sig.(2-tailed) value of 0.529 is greater than

the significant level 0.05 (5%). The result indicates no significant differences in

the level of anecdotes’ writing skills among the students who use caricatures and

students who use stand-up comedy videos as media. As a result, medias like

caricature and stand-up comedy videos can be used in learning writing

anecdotes’ for class X students as it improves their writing skills significantly.

Keywords: effectiveness, caricature media, stand up comedy video media,

anecdotes’ writing skill.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih dan

karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tujuan

pembuatan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dari Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Dalam kesempatan ini, saya menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi

ini tentu tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah menyumbangkan

waktu, tenaga, pikiran, bimbingan, dan doa kepada saya secara langsung maupun

tidak langsung. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih secara khusus

kepada:

1. Ibu Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan selaku validator instrumen

penelitian saya berupa Rencana Pelaksanaan Penelitian (RPP), media, dan

bahan ajar.

2. Ibu Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan saran kepada saya

dari awal pembuatan skripsi hingga selesai.

3. Bapak Dr. B. Widharyanto, M.Pd. selaku validator instrumen penelitian saya

berupa Rencana Pelaksanaan Penelitian (RPP), media, dan bahan ajar.

4. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI)

Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing saya selama perkuliahan

maupun di luar jam perkuliahan, sehingga saya dapat menjadi pribadi yang

terus bertumbuh dan berkembang.

5. Bapak Drs. Marsudiyana selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sewon yang

telah berkenan menerima saya untuk melaksanakan penelitian ini.

6. Ibu Purwanti, S.Pd. selaku Guru Bahasa Indonesia kelas X di SMA Negeri 1

Sewon yang telah banyak membantu saya dalam melakasanakan penelitian

ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

MOTTO .......................................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ........................................... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACT ..................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv

DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii

DAFTAR DIAGRAM .................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xx

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah .............................................................................. 6

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 8

1.5 Batasan Istilah .................................................................................... 9

1.6 Sistematika Penyajian ........................................................................ 10

BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 11

2.1 Studi Penelitian yang Relevan ........................................................... 11

2.2 Landasan Teori................................................................................... 19

2.2.1 Media Pembelajaran ............................................................... 20

2.2.1.1 Pengertian ................................................................ 20

2.2.1.2 Fungsi ....................................................................... 22

2.2.1.3 Manfaat .................................................................... 25

2.2.1.4 Jenis-jenis media pembelajaran ............................... 27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

xiii

2.2.2 Karikatur sebagai Media Pembelajaran keterampilan menulis

anekdot ................................................................................... 30

2.2.3 Video Stand Up Comedy sebagai Media Pembelajaran

Menulis Anekdot .................................................................... 39

2.2.4 Keterampilan Menulis ............................................................ 48

2.2.5 Teks Anekdot ......................................................................... 50

2.2.5.1 Pengertian ................................................................ 50

2.2.5.2 Ciri-ciri ..................................................................... 51

2.2.5.3 Struktur .................................................................... 53

2.2.5.4 Kaidah Kebahasaan .................................................. 54

2.2.6 Pembelajaran Keterampilan Menulis Anekdot

dalam Kurikulum 2013 ......................................................... 55

2.3 Kerangka Berpikir .............................................................................. 59

2.4 Pengajuan Hipotesis ........................................................................... 63

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 64

3.1 Jenis Penelitian................................................................................... 64

3.2 Setting Penelitian ............................................................................... 67

3.2.1 Tempat Penelitian .................................................................. 67

3.2.2 Waktu Penelitian .................................................................... 68

3.3 Variabel Penelitian ............................................................................. 68

3.4 Populasi dan Sampel .......................................................................... 69

3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 70

3.6 Instrumen Penelitian .......................................................................... 74

3.6.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................... 74

3.6.2 Media Pembelajaran............................................................... 74

3.6.3 Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Anekdot ............. 75

3.7 Validitas Instrumen ............................................................................ 77

3.8 Teknik Analisis Data.......................................................................... 79

3.8.1 Uji Normalitas Sebaran Data ................................................. 80

3.8.2 Uji Homogenitas Varian ........................................................ 80

3.8.3 Uji t-test ................................................................................. 81

3.8.4 Uji Gain Ternormalisasi ......................................................... 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 84

4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian ......................................................... 84

4.1.1 Tingkat Keterampilan Menulis Anekdot Siswa Kelompok

Media Karikatur .................................................................... 84

4.1.1.1 Uji Normalitas Sebaran Data ................................... 85

4.1.1.2 Uji Homegenitas Varian Data Prates-Pascates ........ 87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

xiv

4.1.1.3 Uji t Prates-Pascates ................................................. 87

4.1.1.4 Tingkat Keterampilan Menulis Anekdot Prates dan

Pascates .................................................................... 88

4.1.2 Tingkat Keterampilan Menulis Anekdot Siswa Kelompok

Media Video Stand Up Comedy ........................................... 90

4.1.2.1 Uji Normalitas Sebaran Data ................................... 91

4.1.2.2 Uji Homogenitas Varian Data Prates-Pascates ........ 92

4.1.2.3 Uji t Prates-Pascates ................................................. 93

4.1.2.4 Tingkat Keterampilan Menulis Anekdot Prates

dan Pascates ............................................................. 94

4.1.3 Efektivitas antara Media Karikatur

dan Video Stand Up Comedy ................................................. 95

4.1.3.1 Uji Homogenitas Varian Data .................................. 95

4.1.3.2 Hasil Uji t Data Prates .............................................. 97

4.1.3.3 Hasil Uji t Data Pascates .......................................... 98

4.1.3.4 Uji Gain Ternormalisasi ........................................... 99

4.1.4 Uji Hipotesis .......................................................................... 101

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 103

4.2.1 Prates Keterampilan Menulis Anekdot Kelompok Media

Karikatur dan Kelompok Media Video Stand Up Comedy ... 103

4.2.2 Pascates Keterampilan Menulis Anekdot Kelompok Media

Karikatur dan Kelompok Media Video Stand Up Comedy ... 113

4.2.3 Efektivitas Media Karikatur

dan Media Video Stand Up Comedy dalam Pembelajaran

Keterampilan Menulis Anekdot ............................................. 121

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 123

5.1 Simpulan ............................................................................................ 123

5.2 Saran .................................................................................................. 124

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 127

LAMPIRAN .................................................................................................... 132

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... 270

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan

Penelitian Peneliti ....................................................................... 18

Tabel 2.2 Kompetensi Dasar Menulis Anekdot .......................................... 56

Tabel 3.1 Desain Penelitian ........................................................................ 65

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ........................................................................ 68

Tabel 3.3 Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Anekdot .................. 75

Tabel 3.4 Interpretasi Gain Ternormalisasi ................................................ 83

Tabel 4.1 Data Statistik Kelompok Media Karikatur ................................. 85

Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Prates Kelompok Media Karikatur ............ 86

Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Pascates Kelompok Media Karikatur ........ 86

Tabel 4.4 Homogenitas Varian Data Kelompok Media Karikatur ............. 87

Tabel 4.5 Uji t Prates-Pascates Kelompok Media Karikatur ...................... 88

Tabel 4.6 Data Statistik Kelompok Media Video Stand Up Comedy ......... 90

Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Prates Kelompok Media Video

Stand Up Comedy ....................................................................... 91

Tabel 4.8 Uji Normalitas Data Pascates Kelompok Media

Video Stand Up Comedy ............................................................. 91

Tabel 4.9 Homogenitas Varian Data Kelompok Media Video

Stand Up Comedy ....................................................................... 92

Tabel 4.10 Uji t Prates-Pascates Kelompok Video Stand Up Comedy ......... 93

Tabel 4.11 Homogenitas Varian Data Prates antara Dua Kelompok

Eksperimen ................................................................................. 96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

xvi

Tabel 4.12 Homogenitas Varian Data Pascates antara Dua Kelompok

Eksperimen ................................................................................. 96

Tabel 4.13 Hasil Uji t Data Prates ................................................................ 97

Tabel 4.14 Hasil Uji t Data Pascates ............................................................. 98

Tabel 4.15 Uji t Pascates Kelompok Media Karikatur

dan Kelompok Media Video Stand Up Comedy ......................... 102

Tabel 4.16 Data Statistik Prates Kelompok Media Karikatur

dan Media Video Stand Up Comedy ........................................... 104

Tabel 4.17 Hasil Uji t Data Prates Kelompok Media Karikatur

dan Media Video Stand Up Comedy ........................................... 105

Tabel 4.18 Data Statistik Pascates Kelompok Media Karikatur

dan Media Video Stand Up Comedy ........................................... 114

Tabel 4.19 Hasil Uji t Data Pascates Kelompok Media Karikatur

dan Media Video Stand Up Comedy ........................................... 115

Tabel 4.20 Hasil Uji t Prates-Pascates Kelompok Media Karikatur

dan Kelompok Media Video Stand Up Comedy ......................... 122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

xvii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir .................................................................... 62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Karikatur Orang-Pribadi ............................................ 32

Gambar 2.2 Contoh Karikatur Sosial ......................................................... 32

Gambar 2.3 Contoh Karikatur Politik ........................................................ 33

Gambar 4.1 Hasil Teks Anekdot Prates Kelompok Media Karikatur........ 108

Gambar 4.2 Hasil Teks Anekdot Prates Kelompok Media Video

Stand Up Comedy ................................................................... 111

Gambar 4.3 Hasil Teks Anekdot Pascates Kelompok Media Karikatur .... 118

Gambar 4.4 Hasil Teks Anekdot Pascates Kelompok Media Video

Stand Up Comedy .................................................................. 120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

xix

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Persentase Tingkat Keterampilan Menulis Anekdot

Kelompok Media Karikatur ................................................... 89

Diagram 4.2 Persentase Tingkat Keterampilan Menulis Anekdot

Kelompok Media Video Stand Up Comedy .......................... 94

Diagram 4.3 Tingkat Keterampilan Menulis Anekdot Prates

dan Pascates ........................................................................... 100

Diagram 4.4 Skor Rata-Rata Prates Setiap Aspek Penilian

Teks Anekdot Kelompok Media Karikatur ............................ 106

Diagram 4.5 Skor Rata-Rata Prates Setiap Aspek Penilian Teks Anekdot

Kelompok Media Video Stand Up Comedy ........................... 107

Diagram 4.6 Skor Rata-Rata Prates dan Pascates Setiap Aspek Penilaian

Teks Anekdot Kelompok Media Karikatur ........................... 116

Diagram 4.7 Skor Rata-Rata Prates dan Pascates Setiap Aspek Penilaian

Teks Anekdot Kelompok Media Video Stand Up Comedy .. 117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Awal Hasil Observasi Aktivitas Guru di Kelas ............. 133

Lampiran 2 Data Awal Hasil Wawancara dengan Siswa .......................... 136

Lampiran 3 Data Awal Hasil Wawancara dengan Guru ........................... 144

Lampiran 4 Hasil Uji Validasi Instrumen .................................................. 146

Lampiran 5 Daftar Nilai Keterampilan Menulis Anekdot Kelompok Media

Karikatur ............................................................................... 155

Lampiran 6 Daftar Nilai Keterampilan Menulis Anekdot

Kelompok Media Video Stand Up Comedy .......................... 157

Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok

Media Karikatur .................................................................... 159

Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok Media

Video Stand Up Comedy ........................................................ 202

Lampiran 9 Media Karikatur ..................................................................... 246

Lampiran 10 Tampilan Media Video Stand Up Comedy ............................ 248

Lampiran 11 Contoh Teks Anekdot Kelompok Media Karikatur

pada Prates dan Pascates ........................................................ 249

Lampiran 12 Contoh Teks Anekdot Kelompok Media Video

Stand Up Comedy pada Prates dan Pascates .......................... 255

Lampiran 13 Dokumentasi Penelitian ......................................................... 261

Lampiran 14 Surat Pengantar Validasi ....................................................... 263

Lampiran 15 Surat Telah Melaksanakan Penelitian .................................... 265

Lampiran 16 Surat Izin Penelitian ............................................................... 266

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab satu dalam skripsi ini berisi paparan mengenai: (1) latar belakang, (2)

rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) batasan istilah,

dan (6) sistematika penyejian. Penjelasan selengkapnya sebagai berikut.

1.1 Latar Belakang

Keterampilan menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa

yang harus dikuasai oleh siswa di sekolah. Keterampilan menulis sudah diajarkan

dan dilatih sejak siswa duduk di bangku sekolah dasar. Namum, banyak siswa

yang masih memiliki pandangan bahwa keterampilan menulis merupakan

keterampilan berbahasa yang paling sulit dikuasai, jika dibandingkan dengan tiga

keterampilan berbahasa lainnya, yaitu mendengarkan, berbicara, dan membaca.

Hal tersebut selaras dengan pendapat Nurgiyantoro (2013:422) berikut.

Dibanding tiga kompetensi berbahasa yang lain, kompetensi

menulis secara umum boleh dikatakan lebih sulit dikuasai bahkan oleh

penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal itu disebabkan

kompetansi menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur

kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang menjadi isi

karangan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi pesan harus terjalin

sedemikian rupa sehingga menghasilkan karangangan yang runtut,

padu, dan berisi.

Pandangan di atas mangakibatkan banyak para siswa enggan menggeluti

kegiatan menulis secara serius. Hal tersebut berdampak pada kompetansi menulis

siswa yang masih tergolong rendah dan jauh dari kata memuaskan. Para siswa

lupa bahwa keterampilan menulis tidak dapat dikuasai oleh seseorang secara

praktis, tidak semudah membalikan telapak tangan, karena butuh proses belajar

dan latihan secara intensif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

2

Keterampilan menulis merupakan kemampuan seseorang dalam

menyampaikan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui

bahasa tulis (Abbas,2006:125). Kemampuan tersebut menjadi hal yang penting

untuk dimiliki dan dikuasai oleh para siswa di era modern sekarang ini. Di era

modern, keterampilan menulis menjadi hal penting karena selain dapat menunjang

aktivitas sehari-hari, keterampilan menulis juga dapat menunjang kesuksesan

hidup seseorang, seperti yang diungkapkan oleh Kusmana (2014:15) bahwa:

Dalam aktivitas sehari-hari masyarakat modern memerlukan

kegiatan berkomunikasi tertulis. kegiatan ini sering dilakukan untuk

mendukung keperluan hidup, mulai dari menulis hal-hal sederhana,

misalnya menulis pesan pendek dalam telepon genggam hingga

menulis gagasan-gagasan yang pajang untuk disampaikan kepada

pihak lain. Seseorang perlu menuliskan hasil pekerjaan agar menjadi

pengingat atau menjadikan orang lain mengetahuinya.

Dengan memiliki keterampilan menulis tersebut, para siswa mampu

menyampaikan gagasan, pandangan, dan perasaannya terhadap sesuatu melalui

bahasa tulis. Tulisan yang dihasilkan siswa tersebut kemudian dapat dibaca oleh

banyak orang dengan memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini, seperti

media cetak maupun media dalam jaringan (daring). Hal tersebut dapat

memberikan kontribusi untuk kemajuan bangsa, seperti yang kemudian

diungkapakan lagi oleh Kusmana (2014:16) sebagai berikut:

Masyarakat modern merupakan masyarakat yang literat.

Artinya suatu masyarakat dikatakan maju apabila melek menulis,

yang dapat mencerminkan masyarakat cerdas dan memiliki

pandangan ke depan dalam memajukan bangsa. Kegiatan tulis-

menulis dapat menunjukkan masyarakat yang punya angan-angan dan

pemikiran untuk memberikan kontribusi kepada pihak lain, baik pada

masa kini maupun untuk masa yang akan datang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

3

Secara khusus, keterampilan menulis diajarkan kepada siswa melalui

pembelajaran bahasa di sekolah. Mengacu pada Kurikulum 2013 mata pelajaran

bahasa Indonesia, prinsip pembelajaran yang diterapkan adalah pembelajaran

berbasis teks. Artinya bahwa, dalam pembelajaran, siswa tidak hanya diajarkan

berbagai jenis teks secara teori (ranah pengetahuan), tetapi juga mampu

memproduksinya (ranah keterampilan). Untuk dapat memproduksi sebuah teks

tersebut, siswa membutuhkan keterampilan menulis yang baik.

Salah satu keterampilan menulis yang harus dikuasai oleh siswa adalah

keterampilan menulis anekdot. Anekdot merupakan salah satu jenis teks, bergenre

sastra, yang baru muncul dalam pembelajaran bahasa Indonesia sejak

diterapkannya Kurikulum 2013 (K.13) sebagai kurikulum pendidikan nasional.

Dalam artikelnya, Fatimah (2013:217) menuliskan bahwa:

Dalam dunia pembelajaran bahasa, istilah anekdot telah muncul

dalam pembelajaran bahasa Inggris kurikulum 2004. Sementara itu,

munculnya teks anekdot sebagai teks yang diajarkan dalam mata

pelajaran bahasa Indonesia baru disampaikan secara tersurat dalam

Kurikulum 2013. Sesuai dengan prinsip pembelajaran bahasa

Indonesia dalam kurikulum tersebut yakni berbasis teks, maka teks

anekdot menjadi salah satu teks yang wajib dipelajari siswa. Hanya

saja teks anekdot tidak diperkenalkan sejak SMP, tetapi baru

diperkenalkan mulai SMA/MA.

Sebagai jenis teks yang tergolong baru, peneliti tertarik untuk

mengujicobakan sebuah media dalam pembelajaran keterampilan menulis

anekdot, karena menurut Sudjana dan Ahmad (2011:1) “Dalam metodologi

pengajaran, selain motede mengajar, media pengajaran pun memiliki peran yang

penting sebagai alat bantu mengajar.” Hal tersebut dilakukan agar guru dapat

memanfaatkan/menggunakan media pembelajaran yang terbukti efektif, sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

4

keterampialan menulis anekdot siswa dapat mencapaian kompetensi menulis yang

diharapkan, dalam hal ini kompentasi menulis anekdot.

Penelitian ini diperkuat dengan bukti di lapangan. Hasil observasi terhadap

aktivitas pembelajaran keterampilan menulis anekdot siswa kelas X di SMAN 1

Sewon menunjukkan bahwa media pembelajaran yang digunakan guru hanya dua,

yaitu buku teks dan power point. Berdasarkan hasil wawancara dengan sepuluh

siswa kelas X di SMAN 1 Sewon, media pembelajaran yang digunakan guru

tersebut membuat siswa bosan karena hampir semua materi pembelajaran

menggunakan media serupa. Selain itu, menurut rangkuman hasil wawancara

dengan siswa, media yang digunakan guru dalam pembelajaran keterampilan

menulis anekdot kurang efektif dalam merangsang ide, gagasan, dan imajinasi

siswa ketika harus menulis anekdot. Dampak dari penggunaan media yang tidak

efektif tersebut, menurut hasil wawancara dengan Ibu Purwanti, S.Pd.,

“Keterampilan menulis anekdot siswa belum mendapat hasil yang memuaskan

karena sekitar 65% nilai siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) sebesar 75.” Berdasarkan bukti lapangan di atas, dapat disimpulkan

bahwa, dalam pembelajaran keterampilan menulis anekdot, peran media

pembelajaran sangat penting untuk menunjang keterampilan menulis anekdot

siswa.

Penggunaan media sebagai alat bantu pembelajaran di kelas dapat

mempertinggi proses belajar siswa, dan pada gilirannya diharapkan dapat

mempertinggi hasil belajar yang ingin dicapai (Sudjana dan Ahmad,2012:2).

Selain itu, media pembelajaran dewasa ini merupakan bagian yang tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

5

terpisahkan dari proses belajar mengajar di kelas, dan tidak heran tuntutan para

guru tidak hanya dapat menguasai metode dan teknik pengajaran, tetapi juga dapat

secara kreatif menghadirkan media dalam aktivitas pembelajaran secara kreatif

dan inovatif. Hal tersebut demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan

tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya (Arsyad,2014:2-3). Oleh karena

itu, pada penelitian ini, media pembelajaran diujicobakan dalam pembelajaran

keterampilan menulis anekdot untuk melihat apakah dengan menggunakan media

yang tepat dapat meningkatkan keterampilan menulis anekdot.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua media pembelajaran yaitu

media karikatur dan media video stand up comedy untuk diuji efektivitasnya

dalam pembelajaran keterampilan menulis anekdot. Media karikatur merupakan

media grafis berbentuk gambar yang sifatnya klise, sindiran, dan lucu untuk

mengungkapkan ide atau sikap serta pandangan terhadap seseorang, kondisi,

kejadian atau situasi tertentu (Sanjaya,2012:163), sedangkan media video stand up

comedy merupakan media proyeksi (audio-visual), berupa rekaman video, yang

menampilkan seorang komedian (komikal) sedang bermonolog membawakan

cerita lucu di depan khalayak pemirsa dengan mengangkat berbagai topik seperti

sosial, politik, budaya, agama, ras, hingga jenis kelamin (gender). Oleh karena itu,

cerita lucu yang disampaikan sering kali mengandung unsur sindiran, kritikan,

atau pelajaran terhadap sesuatu atau seseorang (Papana,2016:5).

Dua media di atas memiliki kesamaan dengan anekdot. Menurut Suherli,

dkk. (2017:110) “Anekdot merupakan sebuah cerita pendek yang berisi sebuah

sindiran terhadap sesuatu atau seseorang yang dilengkapi dengan humor.” Dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

6

pengertian tersebut, terlihat bahwa baik media karikatur maupun media video

stand up comedy memiliki kesamaan dengan anekdot dalam segi isi, yaitu sama-

sama mengandung unsur humor dan unsur sindiran, kritikan atau pelajaran di

dalamnya. Hanya saja disajikan dalam bentuk yang berbeda karena karikatur

disajikan dalam bentuk gambar, video stand up comedy disajikan dalam bentuk

rekaman video, dan anekdot disajikan dalam bentuk teks. Dengan kesamaan

tersebut, dua media pembelajaran ini cocok diujicobakan dalam pembelajaran

keterampilan menulis anekdot.

Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

penelitian eksperimen untuk mengetahui tingkat keterampilan menulis anekdot

antara siswa yang menggunakan media karikatur dan siswa yang menggunakan

media video stand up comedy, serta menguji efektivitas dua media tersebut dalam

pembelajaran keterampilan menulis anekdot. Oleh kerena itu, penelitian ini diberi

judul “Efektivitas Media Karikatur dan Video Stand Up Comedy dalam

Pembelajaran Keterampilan Menulis Anekdot Siswa Kelas X di SMA Negeri 1

Sewon Tahun Ajaran 2017/2018.”

1.2 Rumusan Masalah

Permasalah dalam penelitian ini mengenai tingkat keterampilan menulis

anekdot dan efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam

pembelajaran keterampilan menulis anekdot siswa kelas X di SMAN 1 Sewon.

Oleh kerena itu, peneliti merumuskan tiga rumusan masalah sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

7

a. Seberapa tinggi tingkat keterampilan menulis anekdot dalam aspek isi dan

kebahasaan pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Sewon dengan

menggunakan media karikatur?

b. Seberapa tinggi tingkat keterampilan menulis anekdot dalam aspek isi dan

kebahasaan pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Sewon dengan

menggunakan media video stand up comedy?

c. Bagaimana efektivitas penggunaan media karikatur dan media video stand

up comedy dalam aspek isi dan kebahasaan dalam pembelajaran

keterampilan menulis anekdot siswa kelas X di SMA Negeri 1 Sewon?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarakan tiga rumusan masalah yang diajukan oleh peneliti. Berikut

adalah tujuan dari penelitian ini, yang sesuai dengan tiga rumusan masalah di atas,

yaitu mengenai tingkat keterampilan menulis anekdot dan efektivitas media

karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan menulis

anekdot siswa kelas X di SMAN 1 Sewon.

a. Mengetahui tingkat keterampilan menulis anekdot dalam aspek isi dan

kebahasaan pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 dengan menggunakan

media karikatur.

b. Mengetahui tingkat keterampilan menulis anekdot dalam aspek isi dan

kebahasaan pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Sewon dengan

menggunakan media video stand up comedy.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

8

c. Mengetahui efektivitas penggunaan media karikatur dan media video stand

up comedy dalam aspek isi dan kebahasaan dalam pembelajaran

keterampilan menulis anekdot siswa kelas X di SMA Negeri 1 Sewon.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis kepada

guru bahasa Indonesia, siswa, dan peneliti yang lain. Penjabaran manfaat praktis

untuk ketiga pihak tersebut adalah sebagai berikut.

a. Bagi Guru Bahasa Indonesia

Hasil penelitian ini memberikan kontribusi terhadap keterampilan para guru

dalam memanfaatkan media pembelajaran yang efektif, efesien, dan inovatif

dalam proses mencipta teks anekdot yang memiliki kualitas tinggi. Dengan

demikian, tujuan pembelajaran yang hendak dicapai oleh guru dapat

berjalan sesuai dengan harapan.

b. Bagi Siswa

Dengan diterapkannya media pembelajaran yang terbukti efektif, para siswa

mendapat pengalaman dan suasana belajar yang baru dalam pembelajaran

keterampilan menulis anekdot. Hal tersebut berimbas pada meningkatnya

motivasi, minat, dan keterampilan menulis anekdot sehingga terciptalah teks

anekdot yang memiliki kualitas tinggi.

c. Bagi Peneliti Lainnya

Hasil penelitian ini menjadi acuan bagi peneliti lainnya untuk melakukan

penelitian yang sejenis. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat

memperkuat hasil penelitian lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

9

1.5 Batasan Istilah

Pembaca seringkali memiliki pemahaman yang berbeda mengenai istilah-

istilah yang dipakai oleh peneliti. Oleh karena itu, peneliti membatasi istilah-

istilah yang ada di dalam penelitian ini agar pembaca memiliki pemahaman yang

sama tentang istilah-istilah tersebut. Berikut adalah definisi istilah yang dipakai

oleh peneliti.

a. Efektivitas adalah peningkatan skor rerata keterampilan menulis anekdot

sebelum dan sesudah dikenai perlakuan menggunakan media karikatur dan

media video stand up comedy (Prihastuti,2011:7).

b. Karikatur adalah media grafis berbentuk gambar yang sifatnya klise,

sindiran, dan lucu untuk mengungkapkan ide atau sikap serta pandangan

terhadap seseorang, kondisi, kejadian atau situasi tertentu

(Sanjaya,2012:163).

c. Video stand up comedy adalah media proyeksi (audio-visual), berupa

rekaman video, yang menampilkan seorang komedian (komikal) sedang

bermonolog membawakan cerita lucu di depan khalayak pemirsa

(Papana,2016:5).

d. Keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan,

pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis

(Abbas,2006:125).

e. Teks anekdot adalah sebuah cerita pendek yang berisi sebuah

sindiran/kritikan/pelajaran tertentu terhadap sesuatu atau seseorang yang

dilengkapai dengan humor (Suherli, dkk.,2017:110).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

10

1.6 Sistematika Penyajian

Skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu (1) pendahuluan, 2) kajian teori, (3)

metodologi penelitian, (4) hasil penelitian dan pembahasan, dan (5) penutup.

Penjelasan dari masing-masing bab, yaitu bab I berisi latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah dan sistematika

penelitian. Bab II berisi studi penelitian yang relevan, landasan teori, kerangka

berpikir, dan hipotesis. Bab III berkaitan dengan metodologi penelitian yang

berisikan jenis dan desain penelitian, setting penelitian, variabel penelitian,

populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian

data, validitas instrumen, dan teknik analisis data. Bab IV berisi hasil penelitian

dan pembahasan mengenai data yang sudah didapat dan pengujian hipotesis. Bab

V berisikan simpulan hasil penelitian dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab dua dalam skripsi ini berisi paparan mengenai: (1) studi penelitian yang

relevan, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan (4) hipotesis penelitian.

Penjelasan selengkapnya sebagai berikut.

2.1 Studi Penelitian yang Relevan

Studi penelitian yang relevan terkait dengan penggunaan media karikatur

dan media video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan menulis

anekdot dapat ditemukan di berbagai jurnal penelitian yang dipublikasikan di situs

web. Peneliti pun menemukan tujuh studi penelitian yang relevan dengan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini. Adapun empat studi penelitian tersebut

dijabarkan sebagai berikut.

Pertama, skripsi milik Amalina (2014) dari Universitas Pendidikan

Indonesia yang berjudul “Keefektifan Media Tayang Stand Up Comedy dalam

Pembelajaran Mengonversi Teks Anekdot.” Penelitian ini didasari dari

permasalahan yang dialami peneliti ketika melangsungkan kegiatan Program

Pengalaman Lapangan (PPL) di SMAN 13 Bandung. Menurut Amalina, pada

pembelajaran mengonversi teks anekdot, media yang digunakan guru belum dapat

memudahkan siswa mengerjakan tugasnya. Hal tersebut menjadikan siswa belum

familiar dengan unsur-unsur, struktur, dan ciri-ciri kebahasaan teks anekdot, siswa

merasa jenuh dan kurang bersemangat dalam pembelajaran menulis, kurang

terampil menuangkan ide, dan siswa terkadang bingung untuk memulai

mengonversi teks anekdot yang mengadung nilai pelajaran. Untuk memecahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

12

permasalahan tersebut, Amalina telah menguji keefektifan media tayang stand up

comedy dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot ke pola drama (dialog)

menggunakan penelitian eksperimen kuasi. Berdasarkan hasil penelitian, Amalina

membuktikan bahwa media tayang stand up comedy efektif digunakan untuk

kegiatan mengonversi teks anekdot ke dalam bentuk teks drama (dialog). Hal

tersebut dilihat dari hasil belajar siswa kelompok eksperimen yang menggunakan

media tayang stand up comedy memiliki nilai lebih tinggi dibanding siswa yang

tanpa menggunakan media serupa.

Kedua, artikel penelitian yang dilakukan Ariantini, dkk. (2015) yang

berjudul “Penerapan Metode Pelatihan Terbimbing dengan Penggunaan Narasi

Stand Up Comedy Show di Metro TV untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis

Teks Anekdot Siswa Kelas X-IBB2 SMA Negeri 3 Singaraja. Penelitian ini

berawal dari masalah rendahnya persentase siswa yang memiliki nilai di atas

KKM pada kemampuan menulis teks anekdot. Pada latar belakang penelitian ini

dijelaskan bahwa hanya 39,39% siswa yang mendapat nilai di atas KKM 70.

Sedangkan 60,61% siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Maka, dari 33

siswa hanya 13 siswa yang mencapai nilai tuntas. Selain itu, siswa mengalami

kesulitan ketika mencari topik permasalahan, menentukan sub-topik,

mengembangkan teks hingga kesulitan ketika menentukan struktur teks pada

kegiatan pembelajaran keterampilan menulis anekdot. Ariantini, dkk. kemudian

melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) menggunakan metode pelatihan

terbimbing dengan penggunaan narasi stand up comedy untuk mengatasi

permasalahan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

13

skor rata-rata pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I, hasil yang diperoleh siswa

kurang memuaskan, yaitu 69,58 dengan 18 orang siswa sudah tuntas atau 54,55%

dan 15 orang siswa atau 45,45% siswa mendapatkan nilai di bawah KKM.

Sedangkan pada siklus II, nilai siswa mengalami peningkatan sebesar 3,23, yaitu

dari rata-rata nilai kelas sebesar 69,58 pada siklus I menjadi 72,81 pada siklus II.

Jadi, penerapan metode pelatihan terbimbing dengan penggunaan narasi stand up

comedy mampu meningkatkan kemampuan menulis teks anekdot siswa kelas X-

IBB2 SMA Negeri 3 Singaraja.

Ketiga, skripsi milik Utami (2017) dari Universitas Negeri Medan yang

berjudul “Pengaruh Media Karikatur terhadap Kemampuan Menulis Teks

Anekdot Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017.”

Dalam latar belakang masalah, peneliti mengungkapkan bahwa hasil pembelajaran

keterampilan menulis anekdot dirasa masih jauh dari kata memuaskan. Hal

tersebut terjadi pada siswa kelas X di SMA Negeri 11 Medan. Hasil observasi dan

wawancara yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa kompetensi

mengenai teks anekdot belum sepenuhnya dikuasai oleh peserta didik, sehingga

kemampuan menulis anekdot siswa masih banyak yang di bawah Kriterian

Ketuntasan Minimal (KKM) 71. Ada lima hal yang mengakibatkan rendahnya

kemampuan menulis anekdot tersebut, yaitu 1) kebanyakan siswa malas dalam

menulis anekdot, 2) jenuh terhadap pelajaran 3) model pembelajaran yang

digunakan kurang tepat dan tidak bervariasi, 4) guru hanya menugaskan siswa

untuk menulis teks anekdot dengan memenuhi struktur teks tersebut tanpa

menunjukkan bagaimana teks anekdot yang baik dan benar, 5) guru hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

14

menggunakan buku pegangan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan

permasalah tersebut, Utami kemudian melakukan sebuah penelitian eksperimen

menggunakan media karikatur dalam pembelajaran keterampilan menulis anekdot.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media karikatur

terhadap kemampuan menulis teks anekdot siswa kelas X SMA Negeri 11 Medan.

Data yang diperoleh menunjukkan bahwa kemampuan menulis teks anekdot siswa

tanpa menggunakan media karikatur tergolong dalam kategori cukup dengan nilai

rata-rata (mean) yang diporeleh siswa sebesar 66,04, sedangkan kamampuan

menulis teks anekdot siswa dengan menggunakan media karikatur tergolong baik

dengan rata-rata (mean)sebesar 76,6. Dengan demikian, hasil penelitian

membuktikan bahwa hasil pembelajaran menulis teks anekdot menggunakan

media karikatur berpengaruh positif terhadap kemampuan siswa dalam menulis

anekdot.

Keempat, artikel penelitian milik Warni, dkk. (2017) yang berjudul

“Peningkatan Keterampilan Memproduksi Teks Anekdot Menggunakan Media

Karikatur dan Pendekatan Saintifik pada Siswa.” Penelitian ini dilakukan pada

siswa kelas X Akuntansi 1 SMKN I Mampawah Hilir tahun pelajaran 2016/2017.

Dalam latar belakang masalah, Warni, dkk. menuliskan lima permasalahan yang

dialami oleh siswa terkait keterampilan siswa dalam menulis/memproduksi

anekdot, yaitu 1) hasil memproduksi/menulis tulisan teks anekdot sebagian besar

siswa kelas X Akuntansi 1 masih rendah. Nilai ketuntasan 73 hanya mampu

dicapai 8 orang siswa dari 38 siswa, jadi hanya 21% siswa yang tuntas, 2) siswa

kurang memiliki ide atau bahan untuk menulis teks anekdot, 3) siswa mengalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

15

kesulitan menulis/memproduksi tulisan sesuai dengan struktur isi teks anekdot, 4)

belum ditemukannya media pembelajaran yang tepat, 5) guru belum

menggunakan pendekatan saintifik cecara sistematis dalam pembelajaran

memproduksi tulisan teks anekdot. Berdasarkan permasalahan tersebut, Warni

dkk. kemudian melakukan sebuah penelitian tindakan kelas (PTK) menggunakan

media karikatur dan pendekatan saintifik untuk meningkatkan kualitas proses

(khususnya sikap) dan hasil keterampilan menulis anekdot. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa media karikatur dan pendekatan saintifik dapat

meningkatkan kualitas proses dan hasil keterampilan menulis teks anekdot pada

siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan sikap siswa pada aspek jujur, disiplin,

tanggung jawab, santun, dan responsif di siklus I, II, dan III. Kualitas

keterampilan memproduksi tulisan siswa pun meningkat, siklus I rata-rata nilai

62,76 dengan tingkat ketuntasan 42%. Siklus II rata-rata nilai 74,11 dengan

tingkat ketuntasan 61%. Siklus III rata-rata nilai 86,78 dengan tingkat ketuntasan

89%.

Kelima, skripsi milik Padmala (2016) dari Universitas Maritim Raja Ali

Haji yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Karikatur dan Video Stand Up

Comedy terhadap Kemahiran Menulis Teks Anekdot Siswa Kelas X Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 3 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2015/2016.”

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh media

karikatur dan video stand up comedy terhadap kemahiran menulis teks anekdot

siswa kelas X. Untuk mencapai tujuan tersebut, Padmala menggunakan metode

pra-eksperimen dengan desain penelitian one-group pretest-postest design. Hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

16

penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan menggunakan media karikatur

terlihat berpengaruh baik terhadap nilai siswa dengan rata-rata nilai sebesar 79,7.

Sedangkan pada hasil tes menulis teks anekdot dengan menggunakan media video

stand up comedy juga terlihat berpengaruh baik terhadap nilai siswa dengan rata-

rata nilai sebesar 86. Dengan demikian, media karikatur dan video stand up

comedy memiliki pengaruh terhadap kemahiran menulis teks anekdot siswa kelas

X.

Keenam, jurnal penelitian milik Hasriandi (2016) yang berjudul “Pengaruh

Media Pembelajaran Visual dan Audio Visual terhadap Hasil belajar Servis

Pendek Backhand Murid Kelas X Madrasah Aliyah Madani Paopao Kabupaten

Gowa.” Penelitian ini menguji dua media pembelajaran untuk diuji efektivitasnya

terhadap hasil belajar siswa kelas X. Untuk melakukan pengujian, Hasriadi

menggunakan penelitian eksperimen dengan desain prates dan pascates kelompok

kontrol. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) media

pembelajaran visual memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas X

secara signifikan, (2) media pembelajaran audio visual memiliki pengaruh

terhadap hasil belajar siswa kelas X secara signifikan, (3) media pembelajaran

audio visual lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas X. Dengan

hasil tersebut, media visual dan audio visual dapat memiliki pengaruh terhadap

hasil belajar siswa.

Ketujuh, skripsi milik Karisa (2018) dari Universitas Sanata Dharma yang

berjudul “Keefektifan Media Komik Strip dan Mind Map dengan Strategi 3 M

(Meniru-Mengolah-Mengembangkan) untuk Meningkatkan Kreativitas Menulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

17

Cerpen Siswa Kelas XII SMA Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran

2017/2018”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji penggunaan dua media

pembelajaran, yaitu komik strip dan mind map dalam meningkatkan kreativitas

menulis cerpen siswa kelas XII. Dalam melakukan penelitiannya, Karisa

menggunakan penelitian eksperimen dengan desain noneququivalent control

group design dengan prates dan pascates. Teknik analisis data yang digunakan

yaitu uji t dan uji gain ternormalisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)

kreativitas menulis cerpen siswa dengan menggunakan media komik strip

memiliki rata-rata 76,15 dengan peningkatan sebesar 0,439; (2) kreativitas

menulis cerpen dengan menggunakan media mind map memiliki rata-rata sebesar

0,309; dan (3) penggunaan media komik strip lebih efektif dibandingkan

penggunaan media mind map dalam meningkatkan kreativitas menulis cerpen.

Berdasarkan hasil penelitian dari ketujuh penelitian terdahulu di atas,

pemanfaatan media pembelajaran terbukti memiliki pengaruh yang besar terhadap

kualitas hasil belajar siswa. Lima penelitian terdahulu meneliti tentang efektivitas

media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

menulis anekdot. Berdasarkan hasil penelitian dari lima penelitian tersebut, media

karikatur dan video stand up comedy terbukti memiliki pengaruh terhadap hasil

menulis anekdot secara signifikan. Dua penelitian berikutnya memperkuat hasil

temuan mengenai penggunaan dua media pembelajaran terhadap hasil belajar

siswa serta mendukung penelitian ini dalam menguji efektivitas dua media

pembelajaran. Dua hasil temuan ini membuktikan pula bahwa penggunaan media

pembelajaran memiliki pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa. Dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

18

demikian, ketujuh studi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat

dijadikan acuan dan mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Ketujuh studi penelitian terdahulu yang relevan di atas dapat menjadi acuan

dan mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti karena memiliki

persamaan dan perbedaan. Adapun persamaan dan perbedaan tersebut dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian

Peneliti

Penelitian Terdahulu Persamaan Perbedaan

Amalina (2014) 1. Mengujicobakan

media tayangan stand

up comedy.

2. Sampel penelitian

kelas X MIA 1 (media

tayang stand up

comedy), Kelas X IIS

2 (metode guru/ media

teks).

3. Menggunakan metode

eksperimen kuasi.

Variabel terikat:

kemampuan

mengonversi teks

anekdot ke pola drama

(dialog).

Ariantini, dkk. (2015) Objek penelitian

bersumber dari tayangan

stand up comedy untuk

pembelajaran

keterampilan menulis

anekdot.

1. Mengujicobakan

satu media

pembelajaran.

2. Menggunakan

media teks narasi

stand up comedy.

3. Menggunakan

penelitian tindakan

kelas (PTK).

Utami (2017) 1. Mengujicobakan

media karikatur dalam

pembelajaran

keterampilan menulis

anekdot.

2. Menggunakan metode

eksperimen.

1. Mengujicobakan

satu media

pembelajaran.

2. Menggunakan

penelitian tindakan

kelas (PTK).

Warni, dkk. (2017) 1. Mengujicobakan

media karikatur dalam

pembelajaran

1. Mengujicobakan

satu media

pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

19

keterampilan menulis

anekdot.

2. Menggunakan

penelitian tindakan

kelas (PTK).

Padmala (2016) 1. Mengujicobakan

media karikatur dan

video stand up comedy

dalam pembelajaran

keterampilan menulis

anekdot.

2. Menggunakan metode

penelitian eksperimen.

Menggunakan metode

penelitian pra-

eksperimen dengan

desain one-group

pretest-postest design.

Hasriandi (2016) 1. Mengujicobakan dua

media pembelajaran

yaitu media visual dan

audio visual.

2. Menggunakan metode

penelitian eksperimen.

Variabel terikat:

kemampuan servis

pendek dalam

permainan bulutangkis.

Karisa (2018) 1. Mengujicobakan dua

media pembelajaran.

2. Menggunakan metode

penelitian eksperimen

kuasi.

3. Menggunakan desain

kelompok kontrol

prates-pascates tidak

ekuivalen.

Varibel terikat:

kreativitas menulis

cerpen.

2.2 Landasan Teori

Landasan teori merupakan dasar pijakan dari peneliti untuk melakukan

penelitian. Landasan teori memuat teori-teori yang dikemukakan para ahli dalam

bidangnya. Landasan teori dalam penelitian ini yaitu, (1) media pembelajaran, (2)

karikatur sebagai media pembelajaran keterampilan menulis anekdot, (3) video

stand up comedy sebagai media pembelajaran keterampilan menulis anekdot, (4)

keterampilan menulis, (5) teks anekdot, dan (6) pembelajaran keterampilan

menulis anekdot dalam kurikulum 2013. Paparan dari landasan teori tesebut

sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

20

2.2.1 Media Pembelajaran

Pada landasan teori tentang media pembelajaran, ada empat hal yang

dibahas, yaitu (1) pengertian, (2) fungsi, (3) manfaat, dan (4) jenis-jenis media

pembelajaran. Penjelasan dari empat hal tersebut sebagai berikut.

2.2.1.1 Pengertian

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harafiah berarti

‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Dalam konteks pembahasan ini, media

diartikan sebagai alat bantu mengajar yang digunakan oleh guru dalam proses

pembelajaran kerena peran dan istilah media tidak akan lepas dari konteks

pemakaian oleh guru di kelas. Perbedaan yang mendasar antara media dan media

pembelajaran terletak pada pesan atau isi yang ingin disampaikan. Artinya alat

apa pun itu asal berisi tentang pesan-pesan pendidikan termasuk ke dalam media

pendidikan atau media pembelajaran (Sanjaya,2012:58). Oleh kerena itu,

Association of Education and Communication Techology (AECT) sebuah

organisasi yang bergerak dalam teknologi pendidikan dan komunikasi memberi

batasan tentang media sebagai segala bentuk saluran yang digunakan untuk

menyampaikan pesan atau informasi.

Media pembelajaran dapat diartikan secara garis besar maupun secara lebih

khusus. Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2014:3) menuliskan bahwa apabila

dipahami secara garis besar maka media adalah manusia, materi atau kejadian

yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan

sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

21

belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau

elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual

atau verbal (Arsyad,2014:3).

Menurut Munadi (2010:7), media pembelajaran dapat dipahami sebagai

segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber

secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana

penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Pendapat

serupa dikemukakan oleh Sukiman (2012:29) yang mengartikan media

pembelajaran sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses

belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.

Selaras dengan pendapat para ahli di atas, Heinich, dkk. (dalam

Pribadi,2017:15) mengartikan media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang

memuat informasi dan pengetahuan yang dapat digunakan untuk mendukung

aktivitas pempelajaran. Media pembelajaran, yang memuat informasi dan

pengetahuan, pada umumnya digunkan untuk membuat proses belajar menjadi

lebih menarik sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Dalam proses

belajar dan pembelajaran, media pembelajaran berperan dalam menjebatani proses

penyampaian pesan antara guru dan siswa dapat berlangsung dengan efektif dan

efesien (Pribadi,2017:15). Selain itu, Sanaky (2013:3-4), menambahkan bahwa

dalam proses pembelajaran terjadi komunikasi antara pembelajar, pengajar dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

22

bahan ajar. Oleh kerena itu, bentuk komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan

media untuk menyampaikan pesan.

Bentuk-bentuk stimulus dapat digunakan sebagai media pembelajaran, di

antaranya adalah hubungan atau interaksi manusia, realitas, gambar bergerak atau

tidak, tulisan dan suara yang direkam. Dengan kelima bentuk stimulus ini, akan

membantu pembelajar mempelajari bahan ajar, atau dapat disimpulkan bahwa

bentuk-bentuk stimulus dapat dipergunakan sebagai media adalah suara, lihat, dan

gerakan (Sanaky, 2013: 3-4).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

murupakan alat bantu mengajar yang digunakan oleh guru di kelas. Media

pembelajaran dapat berupa apa pun selama isi atau pesan yang terkandung dalam

media itu berisi pesan-pesan pendidikan. Media pembelajaran digunakan oleh

guru dalam menyalurkan isi materi pembelajaran ke penerimanya yaitu siswa

secara terencana. Oleh karena itu, media pembelajaran dipercaya dapat membantu

siswa dalam proses pembelajaran secara lebih menarik, efektif dan efesien,

sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

2.2.1.2 Fungsi

Ada berbagai pandangan mengenai fungsi media dalam pembelajaran.

Sanjaya (2012: 73-74) mengemukakan lima fungsi media pembelajaran, yaitu (1)

fungsi komunikatif, motivasi, kebermaknaan, penyamaan persepsi, dan

individualitas. Berikut penjelasan lima fungsi tersebut.

a. Fungsi komunikatif. Media pembelajaran digunakan untuk memudahkan

komunikasi antara penyampai pesan dan penerima pesan. Terkadang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

23

penyampai pesan mengalami kesulitan manakala harus menyampaikan

pesan dengan hanya mengandalkan bahasa verbal saja. Demikian juga

penerima pesan, sering mengalami kesulitan dalam menangkap materi yang

disampaikan, khususnya materi yang bersifat abstrak. Oleh karena itu

pemanfaatan media pembelajaran dapat membantu guru dalam

menyampaikan pesan kepada siswa dengan lebih efektif dan efesien

(Sanjaya, 2012: 73-74).

b. Fungsi motivasi. Pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di kelas pada

umum hanya sebatas penyampaian materi dengan mengandalakan suara

melalui metode ceramah tanpa melibatkan siswa secara optimal. Hal

tersebut bukan hanya dapat menimbulkan kebosanan pada diri siswa sebagai

penerima pesan, akan tetapi juga dapat mengganggu suasana belajar.

Dengan menggunakan media pembelajaran, diharapakan siswa akan lebih

termotivasi dalam belajar. Dengan demikian pengembangan media

pembelajaran tidak hanya mengandung unsur artistik saja akan tetapi juga

memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran sehingga dapat lebih

meningkatkan gairah siswa untuk belajar (Sanjaya, 2012: 74).

c. Fungsi kebermaknaan. Melalui penggunaan media, pembelajaran dapat

lebih bermakna, yakni pembelajaran bukan hanya dapat meningkatkan

penambahan informasi berupa data dan fakta sebagai pengembangan aspek

kognitif tahap rendah, akan tetapi dapat meningkatkan kemampuan siswa

untuk menganalisis dan mencipta sebagai aspek kognitif tahap tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

24

Bahkan lebih dari itu dapat meningkatkan aspek sikap dan keterampilan

(Sanjaya, 2012: 74).

d. Fungsi penyamaan persepsi. Walaupun pembelajaran di-setting secara

klasikal, namun pada kenyataannya proses belajar terjadi secara individual.

Kalau satu kelas memiliki 40 siswa yang belajar, mungkin ada 40 macam

pemikiran atau ada 40 jenis persepsi yang datang dari masing-masing

pemikiran siswa. Artinya, bisa terjadi setiap siswa akan menginterpertasi

materi pelajaran secara berbeda. Melalui pemanfaatan media pembelajaran,

diharapkan dapat menyamakan persepsi setiap siswa, sehingga setiap siswa

memiliki pandangan yang sama terhadap informasi yang disuguhkan

(Sanjaya, 2012: 75).

e. Fungsi individualitas. Siswa datang dari latar belakang yang berbeda baik

dilihat dari status sosial, ekonomi maupun dari latar belakang

pengalamannya, sehingga memungkinkan gaya dan kemampuan belajarnya

pun tidak sama. Demikian juga halnya mengenai bakat dan minat siswa

tidak mungkin sama, walaupun secara fisik sama. Pemanfaatan media

pembelajaran berfungsi untuk dapat melayani minat dan gaya belajar yang

berbeda (Sanjaya, 2012: 75).

Selain lima fungsi media pembelajaran yang dikemukakan oleh Sanjaya di

atas, Sanaky (2013:7) mengemukakan bahwa media pembelajaran berfungsi untuk

merangsang pembelajaran dengan: (a) menghadirkan objek sebenarnya dan objek

yang langka, b) membuat duplikasi dari objek yang sebenarnya, c) membuat

konsep abstrak ke konsep kongkret, d) memberikan kesamaan persepsi, e)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

25

mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak, f) menyajikan ulang

informasi secara konsisten, dan g) memberikan suasana belajar yang

menyenangkan, tidak tertekan, santai, dan menarik, sehingga dapat mencapai

tujuan pembelajaran dengan lebih baik.

Berdasarkan fungsi media pembelajaran yang dikemukakan oleh dua ahli di

atas dapat simpulkan bahwa media pembelajaran dapat membantu proses

pembelajaran secara lebih menarik, efektif dan efesien kerena memiliki fungsi

komunikatif, motivasi, kebermaknaan, penyamaan persepsi, dan dapat digunakan

oleh siswa dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi, dan pengalamannya.

Selain itu, media pembelajaran dapat menghadirkan atau menduplikasikan objek

yang sebenarnya atau yang tidak memungkinkan untuk dihadirkan dalam proses

pembelajaran karena keterbatasan waktu, ruang, jumlah, dan jarak. Media

pembelajaran juga sangat efektif untuk membuat konsep abstrak ke konsep

konkret dan dapat menyajikan ulang informasi secara lebih konsisten. Oleh karena

itu, media pembelajaran dapat memberikan suasana belajar yang lebih

menyenangkan.

2.2.1.3 Manfaat

Berbagai manfaat penggunaan media pembelajaran sudah banyak

dirasakan oleh para pendidik/pengajar yaitu sebagai alat bantu dalam mencapai

tujuan pembelajaran secara lebih efektif dan efesien. Sudjana dan Rivai (2013:3)

bahkan menuliskan secara eksplisit bahwa media pembelajaran dapat

mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya dapat

mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Ada beberapa alasan, mengapa media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

26

pembelajaran dapat mempertinggi proses pembelajaran siswa. Alasan yang paling

mendasar adalah terkait dengan manfaatnya sebagai media dalam proses

pembelajajaran, oleh karena itu Sudjana dan Rivai (2013:3) mengungkapkan

empat manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa sebagai berikut.

a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar;

b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami

oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran

lebih baik;

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan

dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap

mata pelajaran;

d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lainnya seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.

Berdasarkan manfaat media pembelajaran di atas dapat disimpulkan

bahwa media pembelajaran dapat mempertinggi proses pembelajaran dan hasil

belajar siswa. Adapun hal tersebut dapat terjadi karena media pembelajaran

memiliki manfaat seperti dapat menarik perhatian siswa, bahan pengajaran dapat

dipahami dengan lebih jelas, suasana kelas akan lebih bervariasi, dan siswa dapat

lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

27

2.2.1.4 Jenis-jenis Media Pembelajaran

Rudy Bertz dalam Munadi (2010: 52) melihat media berdasarkan indra yang

terlibat. Klasifikasi media berdasarkan indra ini lebih disebabkan pada

pemahaman bahwa pancaindra merupakan pintu gerbang ilmu pengetahuan (five

sense are the golden gate of knowledge). Dalam usahanya ini, ia mencoba

membagi media berdasarkan indra yang terlibat sehingga ia memilih dua unsur

pokok sebagai dasar dari setiap media, yaitu suara dan visual. Unsur suara adalah

unsur yang melibatkan indra pendengaran dan visual adalah unsur yang

melibatkan indra penglihatan. Bentuk visual dibaginya menjadi gambar, garis, dan

simbol verbal yang dapat ditangkap oleh indra penglihatan. Berdasarkan

pemahaman tersebutlah kemudian menghasilkan pengelompokan media

pembelajaran menjadi empat kelompok besar, yakni media audio, media visual,

media audio-visual, dan multimedia (Munadi, 2010:53-54). Adapun penjelasan

dari empat kelompok besar media pembelajaran tersebut sebagai berikut.

a. Media audio

Media yang hanya melibatkan indra pendengaran dan hanya mampu

memanipulasi kemampuan suara semata. Dilihat dari sifat pesan yang

diterimnya media audio ini menerima pesan verbal dan nonverbal. Pesan

verbal audio yakni bahasa lisan atau kata-kata, dan pesan nonverbal audio

adalah seperti bunyi-bunyian dan vokalisasi, seperti gerutuan, gumaman,

musik, dan lain-lain. Jenis-jenis media yang termasuk media ini adalah

program radio dan program media rekam (software), yang disalurkan

melalui hardwere seperti radio dan alat-alat perekam seperti phonograph

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

28

record (disc recording), audio tape (tape recorder) yang menggunakan pita

magnetis (cassette), dan compact disk. Program radio sangat sesuai untuk

sasaran dalam jangkauan yang luas; dan dalam dunia pendidikan ia telah

digunakan untuk pendidikan jarak jauh. Sedangkan program media rekam

sangat mungkin untuk sasaran dalam jangkuan terbatas, seperti dalam

proses pembelajaran di kelas kecil maupun di kelas besar (Munadi,

2010:55).

b. Media visual

Media yang hanya melibatkan indra penglihatan. Termasuk dalam

jenis media ini adalah media cetak-verbal, media cetak-grafis, dan media

visual non-cetak. Pertama, media visual-verbal adalah media visual yang

memuat pesan-pesan verbal (pesan linguistic berbentuk tulisan). Kedua,

media visual-nonverbal-grafis adalah media visual yang memuat pesan

nonverbal yakni berupa simbol-simbol visual atau unsure-unsur grafis,

seperti gambar (sketasa, lukisan, dan foto), grafik, diagram, bagan, dan peta.

Ketiga, media visual nonverbal-tiga dimensi adalah media visual yang

memiliki tiga dimensi, berupa model, seperti miniatur, mock up, specimen,

dan diorama (Munadi, 2010:56).

Jenis media visual yang pertama dan kedua bisa dibuat dalam bentuk

media cetak seperti buku, majalah, koran, modul, komik, poster, dan atlas;

bisa juga dibuat di atas papan visual seperti tulis dan papan pamer (display

board); dan bisa dibuat dalam bentuk tayangan, yakni melalui projectable

aids atau alat-alat yang mampu memproyeksikan pesan-pesan visual, seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

29

opaque projector, OHP (overhead projector), digital projector (bisa disebut

sebagai LCD atau infocus) (Munadi, 2010:56).

c. Media audio-visual

Media yang melibatkan indra pendengaran dan penglihatan sekaligus

dalam satu proses. Sifat pesan yang dapat disalurkan melalui media dapat

berupa pesan verbal dan nonverbal yang terdengar layaknya media audio di

atas. Pesan visual yang terdengar dan terlihat itu dapat disajikan melalui

program audio-visual seperti film documenter, film drama, dan lain-lain.

Semua program tersebut dapat disalurkan melalui peralatan seperti film,

video, dan juga televisi dan dapat disambungkan pada alat proyeksi

(projectable aids) (Munadi, 2010:56-57).

d. Multimedia

Media yang melibatkan berbagai indra dalam sebuah proses

pembelajaran. Termasuk dalam media ini adalah segala sesuatu yang

memberikan pengalaman secara langsung bisa melalui komputer dan

internet, bisa juga melalui pengalaman berbuat dan pengalaman terlibat.

Termasuk dalam pengalaman berbuat adalah lingkungan nyata dan

karyawisata; sedangkan termasuk dalam pengalaman terlibat adalah

permainan dan simulasi, bermain peran dan forum teater (Munadi, 2010:57).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengklasifikasian

jenis-jenis media pembelajaran didasakan pada indra yang terlibat. Ada dua unsur

pokok sebagai dasar dari setiap media, yaitu unsur suara dan visual. Unsur suara

melibatkan indra pendengaran, sedangkan visual melibatkan indra penglihatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

30

Oleh karena itu, pengelompokan media pembelajaran menjadi empat kelompok

besar, yakni media audio, media visual, media audio-visual, dan multimedia.

2.2.2 Karikatur sebagai Media Pembelajaran Keterampilan Menulis

Anekdot

Menurut Wijana (dalam Suyitno, 2010:15) karikatur (caricature) berasal

dari bahasa Italia caricare yang artinya memberi muatan atau beban tambahan.

Yang direka adalah tokoh-tokoh politik atau orang-orang yang kerena peristiwa

menjadi pusat perhatian. Distorsi jasmani tokoh-tokohnya itu tidak selamanya

dimaksudkan sebagai sindiran, melainkan dapat juga hanya untuk

menampilkannya secara humoris. Poeradarminta (dalam Suyinto,2010:15)

mengartikan secara singkat pengertian karikatur sebagai gambar yang bersifat

lelucon yang mengandung sindirian. Pendapat serupa dikemukakan oleh Rohani

(dalam Munadi, 2010: 87-88) yang mengartikan karikatur sebagai bentuk gambar

yang sifatnya klise, sindiran, dan lucu. Karikatur merupakan ungkapan seseorang

yang biasanya diekspresikan berdasarkan masalah-masalah politik dan sosial.

Kariaktur sebagai media komunikasi mengandung pesan kritik atau sindiran

dengan tanpa banyak komentar, tetapi cukup dengan rekaan gambar yang sifatnya

lucu sekaligus mengandung makna yang dalam (Munadi, 2010:87-88).

Pendapat lainnya dikemukakan oleh Anitah (2010:11-12) yang

mengartikan karikatur sebagai gambar yang disederhanakan bentuknya dan

biasanya berisi sindiran. Gambar Karikatur dapat digunakan sebagai media

komunikasi untuk semua tingkatan sosial, mulai dari orang-orang yang tidak

bersekolah sampai pada orang yang berpendidikan tinggi. Karikatur juga dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

31

berbicara dalam bahasa yang universal tanpa memerlukan penjelasan. Bentuknya

selain menarik, juga dapat mengikat perhatian orang dan memperjelas ide serta

informasi yang dikemukakan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulakan

bahwa karikatur adalah gambar yeng memiliki sifat klise, lucu dan mengandung

unsur sindiran di dalamnya. Masalah yang sering dimunculkan dalam karikatur

adalah masalah politik dan sosial yang menyangkut tokoh-tokoh politik atau

orang-orang yang kerena peristiwa menjadi pusat perhatian.

Karikatur pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni

karikatur verbal dan nonverbal. Karikatur verbal yaitu karikatur yang dalam visual

gambarnya memanfaatkan unsur-unsur verbal seperti kata, frasa, dan kalimat, di

samping gambar tokoh yang didistorsikan itu, sedangkan karikatur nonverbal

cenderung memanfaatkan gambar sebagai bahasa bertutur agar maksud yang

termaksud dalam gambar tersampaikan kepada pembaca (Suyitno,2010:16).

Selain itu, Parendra, dkk. (2013:4-5) dalam penelitannya menambahkan tiga

macam karikatur berdasarkan topik/isinya, yaitu karikatur orang-pribadi, karikatur

sosial, dan karikatur politik.

a. Katikatur Orang-Pribadi

Karikatur orang-pribadi menggambarkan seseorang (biasanya tokoh

yang dikenal) dengan mengekspose ciri-cirinya dalam bentuk wajah ataupun

kebiasaanya secara karikatural. Berikut adalah contoh karikatur orang-

pribadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

32

Gambar 2.1 Contoh Karikatur Orang-Pribadi

(Sumber: kompasiana.com)

b. Karikatur Sosial

Karikatur sosial mengemukakan dan menggambarkan persoalan-

persoalan masyarakat yang menyinggung rasa keadilan sosial. Berikut adalah

contoh karikatur sosial.

Gambar 2.2 Contoh Karikatur Sosial

(Sumber: kokang.com)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

33

c. Karikatur Politik

Karikatur politik menggambarkan suatu situasi politik sedemikian

rupa agar kita dapat melihatnya dari segi humor dengan menampilkan para

tokoh politik di atas panggung dan mementaskannya dengan lucu. Berikut

adalah contoh karikatur politik.

Gambar 2.3 Contoh Karikatur Politik

(Sumber: beritagar.id)

Karikatur dilihat dari jenis media pembejarannya termasuk dalam jenis

media visual/grafis. Menurut Arsyad (2014:89) media berbasis visual memegang

peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar

pemahaman dan memperkuat ingakatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat

siswa dan memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.

Oleh karena itu, sebagai bagian dari media visual/grafis, karikatur digunakan

untuk mengungkapkan ide, dan menyatakan sikap, serta pandangan terhadap

seseorang, kondisi, kejadian atau situasi tertentu. Gambar yang disajikan biasanya

berbentuk sederhana dan terkesan lucu. Sebuah karikatur yang baik bukan hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

34

dapat menyampaikan pesan tertentu melainkan juga dapat mempengaruhi sikap

dan tingkah laku orang yang melihatnya (Sanjaya, 2012:163).

Media karikatur dapat digunakan dalam pembelajaran keterampilan

menulis anekdot karena sama-sama memiliki sifat lucu dan mengandung unsur

sindiran/kritikan. Hanya saja karikatur disajikan dalam bentuk gambar dan

anekdot disajikan dalam bentuk teks. Menurut Warni, dkk. (2017:3) persamaan

lucu, mengandung pesan, dan kritikan inilah yang dapat menjadikan teks anekdot

dan media karikatur adalah pasangan yang saling mendukung. Dengan

memanfaatkan media karikatur, siswa dapat dilatih untuk berpikir kritis dan

memiliki kepekaan atau kepedulian sosial, serta dapat lebih mempertajam daya

tarik dan imajinasi siswa (Rohani, dalam Munandi, 2010:87-88).

Karikatur sebagai media pembelajaran berbentuk gambar (visual/grafis)

tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Parendra, dkk. (2013:4-5) dalam

penelitiannya mengemukakan keunggulan media karikatur dalam pembelajaran

keterampilan menulis anekdot, yaitu:

a. Memudahkan siswa dalam membuat kerangka karangan, karena adanya

rangsangan dari karikatur,

b. Pembelajaran keterampilan menulis anekdot akan menjadi lebih menarik dan

tidak membosankan,

c. Media karikatur dapat merangsang ide dan imajinasi siswa dalam membuat

anekdot,

d. Media karikatur memberikan contoh lelucon dan kritikan secara lebih konkret

dalam bentuk gambar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

35

Selain itu, sebagai media gambar, Sanaky (2013:83) mengemukakan tiga

kelemahan media gambar dalam pembelajaran. Tiga kelamahan tersebut, yaitu:

a. Lebih menekankan persepsi indra mata,

b. Diinterpretasikan secara personal dan subjektif,

c. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

Pemilihan media karikatur untuk pembelajaran keterampilan menulis

anekdot ini didasarkan pada kriteria pemilihan media menurut Sudjaja dan Rivai

(2011:4). Adapun enam kriteria tersebut, yaitu:

a. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran. Sudjaja dan Rivai (2011:4)

menyatakan bahwa, “Media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan

instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang

berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis lebih memungkinkan

digunakan media pengajaran.” Berdasarkan pernyataan tersebut, media

karikatur dapat dimanfaatkan dalam aktivitas pembelajaran keterampilan

menulis anekdot sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan instruksional

karena selain memiliki kesamaan sifat, media karikatur juga dapat

merangsang kemampuan berpikir kritis, kepekaan/kepedulian sosial, serta

dapat lebih mempertajam daya tarik dan imajinasi siswa. Hal tersebut

diperlukan guru dan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran menulis

anekdot.

b. Dukungan terhadap isi bahan pengajaran. Sudjaja dan Rivai (2011:5)

menyatakan bahwa, “Bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan

generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

36

siswa.” Berdasarkan pernyataan tersebut, media karikatur dapat digunakan

untuk mendukung isi bahan pembelajaran keterampilan menulis anekdot

karena materi pembelajaran anekdot yang bersifat fakta, konsep, prinsip, dan

generalisasi memiliki kesamaan dengan karikatur. Kesamaan tersebut

terbentuk karena baik anekdot maupun karikatur sama-sama dijadikan

sebagai sarana oleh seseorang untuk mengungkapkan pendapat/perasaan

terhadap masalah-masalah politik dan sosial yang sedang berkembang di

masyarakat. Masalah-masalah tersebut dijadikan sebagai dasar pembuatan

anekdot dan karikatur yang bersifat lucu dan mengandung unsur sindiran

serta menyangkut tokoh-tokoh politik atau tokoh yang karena peristiwa

tersebut menjadi pusat perhatian. Hanya saja anekdot disajikan dalam bentuk

teks narasi atau percakapan dan karikatur disajikan dalam bentuk gambar.

c. Kemudahan memperoleh media; artinya media yang diperlukan mudah

diperoleh (Sudjaja dan Rivai, 2011:5). Media karikatur dapat diperoleh

dengan mudah oleh guru karena karikatur dapat ditemui di berbagai sumber,

seperti majalah, koran, atau di media dalam jaringan (online). Karikatur sudah

bukan barang asing lagi bagi guru dan siswa. Dengan banyaknya media yang

menyajikan berbagai karikatur, guru dengan mudah dapat memperolehnya

untuk dijadikan sebagai media pembelajaran keterampilan menulis anekdot.

d. Keterampilan guru dalam menggunakanya; apa pun jenis media yang

diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses

pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi

dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

37

siswa dengan lingkungannya (Sudjaja dan Rivai, 2011:5). Media karikatur

sangat mudah digunakan oleh guru dalam pembelajaran, tidak ada

keterampilan khusus untuk menggunakanya, karena guru dapat menggunakan

media karikatur dengan mencetaknya atau dengan menampilkannya di depan

layar LCD proyektor yang telah tersedia di kelas. Guru hanya membutuhkan

keterampilan untuk mengefektifkan media tersebut dalam pembelajaran agar

terjadi interkasi antara siswa dan media yang digunakan.

e. Tersedia waktu untuk menggunakannya; sehingga media tersebut dapat

bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung (Sudjaja dan Rivai,

2011:5). Media karikatur sangat efektif digunakan, tidak membutuhkan

banyak waktu untuk menyiapkan media karikatur, karena guru cukup

mencetaknya atau menampilkannya di depan layar LCD proyektor, kemudian

siswa sudah dapat menggunakannya sebagai media pembelajaran.

f. Sesuai dengan taraf berpikir siswa; memilih media untuk pendidikan dan

pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang

terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa (Sudjaja dan Rivai,

2011:5). Menurut Anitah (2010:11-12) gambar karikatur dapat digunakan

sebagai media komunikasi untuk semua tingkatan sosial, mulai dari orang-

orang yang tidak bersekolah sampai pada orang yang berpendidikan tinggi.

Karikatur juga dapat berbicara dalam bahasa yang universal tanpa

memerlukan penjelasan. Dengan demikian, media karikatur sangat cocok

digunakan dalam pembelajaran keterampilan menulis anekdot siswa kelas X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

38

karena dapat melatih kemampuan berpikir kritis dan kepekaan siswa terhadap

permasalahan-permasalah yang terjadi di masyarakat.

Karikatur yang digunakan dalam penelitian ini adalah karikatur tentang

politik, hukum, korupsi, kemiskinan, dan pengaruh media sosisal (Medsos).

Karikatur diambil dari berbagai media dalam jaringan (daring). Langkah-langkah

penerapan media karikatur dalam pembelajaran keterampilan menulis anekdot

sebagai berikut.

a. Persiapan

Sebelum memulai pembelajaran hendaknya mengikuti langkah-langkah

sebagai berikut.

1) Guru mengecek media yang akan digunakan.

2) Guru menampilkan media karikatur di depan kelas dengan menggunakan

LCD proyektor. Jika di kelas tidak terdapat LCD proyektor, maka guru

dapat mencetak karikatur yang digunakan dan membagikannya kepada

siswa dalam kelompok.

b. Pelaksanaan

Hal yang perlu diperhatikan pada saat penyajian media karikatur sebagai

berikut.

1) Siswa mengamati media karikatur yang ditampilkan atau dibagikan oleh

guru.

2) Siswa harus mengkritisi dan menemukan inti-inti yang terkandung di

dalam media karikatur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

39

3) Siswa kemudian membuat kerangka karangan anekdot berdasarkan inti-

inti yang sudah diperoleh dari media karikatur sebagai dasar untuk

menulis anekdot.

4) Siswa mengembangkan kerangka karangan menjadi teks anekdot yang

utuh. Siswa boleh mengembangkan isi anekdot sesuai dengan kejadian

yang lebih aktual, tetapi tidak keluar dari topik dalam karikatur.

c. Langkah akhir

Setelah selesai mempelajari media karikatur yang ditampilkan dan siswa

sudah selesai membuat anekdot, dilanjutkan dengan menyunting hasil

karangan anekdot siswa.

2.2.3 Video Stand Up Comedy sebagai Media Pembelajaran Keterampilan

Menulis Anekdot

Stand up comedy adalah sebuah genre komedi yang menampilkan pelawak

tunggal di atas panggung dengan cara bermonolog. Hal tersebut selaras dengan

pendapat Papana (2016:5) yang mengartikan “Stand up comedy sebagai bentuk

pertunjukan seni komedi yang dibawakan secara monolog oleh seorang comic.”

Comic adalah sebutan untuk pelaku stand up comedy. Seni komedi jenis ini sudah

ada sekitar tahun 1800-an di Amerika, dan baru masuk ke Indonesia sejak tahun

1997 yang diperkenalkan oleh Ramon Papana (Papana,2016:1). Pada awal masuk

ke Indonesia, stand up comedy belum mendapatkan perhatian khusus dari

masyarakat Indonesia. Namun, pada September 2011, saat stasiun televisi swasta

Mentro TV mengangkat stand up comedy sebagai salah satu program acara

hiburan yang berisi kritikan terhadap isu-isu yang sedang hangat diperbincangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

40

oleh masyarakat, jenis komedi ini kemudian menjadi perhatian banyak masyarakat

Indonesia (Melik,2016:483).

Stand up comedy dapat dikatakan sebagai jenis komedi yang mampu

mempertunjukkan sebuah lelucon yang cerdas, karena menyajikan humor dengan

mengamati fenomena-fenomena sosial yang sedang berkembang di masyarakat.

Humor yang disampaikan cenderung berisi tentang kritikan terhadap masalah

yang terjadi saat itu (Melik,2016:483). Pada saat mempertunjukan sebuah lelucon,

beberapa comic ada yang menggunakan properti (alat bantu), musik, suara perut

dan boneka atau trik sulap untuk melancarkan aksi pertunjukan mereka, tetapi itu

merupakan “perkembangan” dari stand up comedy, karena pada umumnya tanpa

peralatan, bahkan penampilan kostum/make up biasa atau normal

(Papana,2016:5). Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa

stand up comedy adalah seni komedi yang dibawakan oleh seorang comic secara

monolog dan langsung menampilkannya di depan khalayak umum/pemirsa. Stand

up comedy menjadi jenis komedi yang cerdas karena humor yang disampaikan

mengandung kritikan terhadap fenomena-fenomena sosial yang sedang

berkembang di masyarakat.

Stand up comedy dilihat dari jenis media pembelajaran termasuk dalam

jenis media audio-visual/video. Penampilan para comic direkam menggunakan

format video yang kemudian dirilis dalam bentuk video/DVD, via internet

ataupun televisi, tapi suasana utamanya ditemukan di live show (penampilan

hidup/langsung) (Papana,2016:5). Media video menjadi alat komunikasi yang

sangat membantu dalam proses pembelajaran karena apa yang terpandang oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

41

mata dan terdengar oleh telinga, lebih cepat dan lebih mudah diingat daripada apa

yang hanya dapat dibaca saja atau hanya didengar saja. hal tersebut membuat

pembelajaran lebih efektif dan efesien (Munadi:2013:116).

Media video stand up comedy dapat digunakan sebagai media dalam

pembelajaran keterampilan menulis anekdot karena sama-sama menyajikan cerita

lucu yang sarat dengan kritikan/sindirian atau pelajaran tertentu pada suatu hal

atau pada seseorang yang terkenal, penting atau seseorang yang kerena peristiwa

itu menjadi bahan perbincangan. Aspek humor menjadi jembatan antara keduanya

karena baik anekdot maupun stand up comedy dihidupkan oleh roh yang sama

yaitu humor. Oleh karena itu, tidak ada kesulitan yang berarti dalam menjadikan

video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan menulis anekdot. Para

siswa sudah tidak asing dengan komedi jenis ini. Namun, tidak banyak guru yang

menggunakan media ini dalam pembelajaran keterampilan menulis anekdot

(Cahyawati,2015:48).

Media video stand up comedy sebagai sarana pembelajaran dapat

digunakan untuk meningkatkan kemampuan pada aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Aspek kognitif terkait dengan aspek wawasan dan pengetahuan

siswa terhadap masalah-masalah sosial yang sedang terjadi di masyarakat melalui

humor-humor cerdas dalam stand up comedy yang mengandung pelajaran,

kritikan/sindiran atau refleksi. Aspek afektif terkait dengan nilai dan norma yang

terdapat dalam suatu masyarakat. Video stand up comedy dapat mempengaruhi

sikap/perilaku dan kepekaan sosial siswa dalam menanggapi isu-isu yang sedang

berkembang di masyakat dalam bentuk humor. Aspek psikomotorik, dalam hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

42

ini, terkait dengan keterampilan menulis anekdot. Program video stand up comedy

dapat memberikan rangsangan humor, imajinasi, dan kepekaan sosial siswa,

sehingga keterampilan menulis siswa dapat diasah dan dikembangkan

(Pribadi,2017:146).

Stand up comedy sebagai media pembelajaran berjenis audio-visual/video

tentu memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan penggunaan media video

dalam pembelajaran menurut Munadi (2013:116) yaitu:

a. Mengatasi keterbatasan ruang, jarak, dan waktu,

b. Video dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan,

c. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat,

d. Mengembangkan pikiran dan pendapat siswa,

e. Mengembangkan imajinasi siswa,

f. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih

realistik,

g. Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang,

h. Semua siswa dapat belajar dari video, baik yang pandai maupun yang kurang

pandai,

i. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.

Di samping memiliki kelebihan, media video juga memiliki beberapa

keterbatasan. Menurut Heinich, dkk. (dalam Pribadi,2017:147) keterbatasan

tersebut, meliputi:

a. Kecepatan penayangan informasi dan pengetahuan secara konstan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

43

b. Kadang-kadang menimbulkan persepsi yang berbeda terhadap informasi dan

pengetahuan yang ditayangkan,

c. Pengeluaran untuk biaya produksi program video sangat mahal.

Pemilihan media video stand up comedy untuk pembelajaran keterampilan

menulis anekdot ini didasarkan pada kriteria pemilihan media menurut Sudjaja

dan Rivai (2011:4). Adapun enam kriteria tersebut, yaitu:

a. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran. Sudjaja dan Rivai (2011:4)

menyatakan bahwa, “Media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan

instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang

berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis lebih memungkinkan

digunakan media pengajaran.” Berdasarkan pernyataan tersebut, media video

stand up comedy dapat dimanfaatkan dalam aktivitas pembelajaran

keterampilan menulis anekdot sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan

instruksional, karena media video stand up comedy dapat memberikan

rangsangan humor, imajinasi, dan kepekaan sosial siswa, sehingga

keterampilan menulis siswa dapat diasah dan dikembangkan. Hal tersebut

diperlukan guru dan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran menulis

anekdot.

b. Dukungan terhadap isi bahan pengajaran. Sudjaja dan Rivai (2011:5)

menyatakan bahwa, “Bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan

generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami

siswa.” Berdasarkan pernyataan tersebut, media video stand up comedy dapat

digunakan untuk mendukung isi bahan pembelajaran keterampilan menulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

44

anekdot karena materi pembelajaran anekdot yang bersifat fakta, konsep,

prinsip, dan generalisasi memiliki kesamaan dengan isi materi lawakan para

comic dalam stand up comedy. Kesamaan tersebut terbentuk karena baik

anekdot maupun stand up comedy sama-sama dijadikan sebagai sarana oleh

seseorang untuk mengungkapkan pendapat/perasaan terhadap masalah-

masalah politik dan sosial yang sedang berkembang di masyarakat. Masalah-

masalah tersebut dijadikan sebagai dasar pembuatan anekdot dan materi

lawakan para comic yang bersifat lucu dan mengandung unsur sindiran serta

menyangkut tokoh-tokoh politik atau tokoh yang karena peristiwa tersebut

menjadi pusat perhatian. Hanya saja anekdot disajikan dalam bentuk teks

narasi atau percakapan dan stand up comedy disajikan dalam bentuk seni

lawak.

c. Kemudahan memperoleh media; artinya media yang diperlukan mudah

diperoleh (Sudjaja dan Rivai, 2011:5). Media video stand up comedy dapat

diperoleh dengan mudah oleh guru melalui situs web berbagi video, yaitu

YouTube. Ada banyak video stand up comedy yang dapat diunduh oleh guru

melalui YouTube. Tugas guru tinggal mencari, memilih dan menganalisis

video stand up comedy yang cocok digunakan dalam pembelajaran

keterampilan menulis anekdot.

d. Keterampilan guru dalam menggunakanya; apa pun jenis media yang

diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses

pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi

dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

45

siswa dengan lingkungannya (Sudjaja dan Rivai, 2011:5). Untuk

mengoprasikan media video stand up comedy, guru hanya perlu

menggunakan laptop, pengeras suara, dan LCD Proyektor di depan kelas,

tidak ada keterampilan khusus untuk mengoprasikan media video stand up

comedy. Guru tinggal menayangkan video stand up comedy dalam

pembelajaran. Guru hanya membutuhkan keterampialan untuk

mengefektifkan media tersebut dalam pembelajaran agar terjadi interkasi

antara siswa dan media yang digunakan.

e. Tersedia waktu untuk menggunakannya; sehingga media tersebut dapat

bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung (Sudjaja dan Rivai,

2011:5). Media video stand up comedy sangat efektif digunakan, tidak

membutuhkan banyak waktu untuk menyiapkan media terebut, karena guru

cukup menayangkan di depan layar LCD proyektor atau membagi video ke

beberapa laptop siswa untuk didiskusikan, kemudian siswa sudah dapat

menggunakannya sebagai media pembelajaran.

f. Sesuai dengan taraf berpikir siswa; memilih media untuk pendidikan dan

pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang

terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa (Sudjaja dan Rivai,

2011:5). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Melik (2016:494)

tentang dampak tayangan stand up comedy terhadap usia muda, penonton usia

muda mendapatkan wawasan baru setelah menonton stand up comedy, karena

tidak hanya menonton sebuah tayangan yang sifatnya menghibur, tetapi juga

mendapatkan manfaat edukasi bagi penonton. Hasil penelitian tersebut, secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

46

implisit menyatakan bahwa video stand up comedy dapat dipahami dan

dimaknai oleh para siswa (kaum muda) sesuai dengan taraf berpikirnya,

karena dengan menyampaikan bahan ajar melalui humor, maka dapat lebih

efektif untuk dipahami dan dicerna oleh siswa. Selain itu, menurut Cahyati

(2015:48) “Pada dasarnya tidak ada kesulitan yang berarti dalam menjadikan

video stand up comedy sebagai sarana dalam pembelajaran. masyarakat telah

familiar dengan komedi jenis ini…” Dengan demikian, media video stand up

comedy sangat cocok digunakan dalam pembelajaran keterampilan menulis

anekdot siswa kelas X, karena dapat melatih kemampuan berpikir kritis dan

kepekaan siswa terhadap permasalahan-permasalah yang terjadi di

masyarakat melalui humor yang disampaikan oleh para comic dalam stand up

comedy.

Video stand up comedy yang digunakan dalam penelitian ini adalah video

stand up comedy yang diambil dari YouTube. Ada lima video yang digunakan

dalam penelitian, yaitu “Kesehatan Kampung Sikor” oleh Yewen, “Si Anak

Papua” oleh Mamat, “Ibu-Ibu Zaman Sekarang” oleh Karyn, “Pidato Politik” oleh

Cak Lontong, dan “Nama di Facebook” oleh Mamat. Kelima video tersebut

berisikan permasalahan-permasalah sosial, diantaranya tentang politik, hukum,

korupsi, kemiskinan, dan pengaruh media sosisal (Medsos). Langkah-langkah

penerapan media video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

menulis anekdot sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

47

a. Persiapan

Sebelum memulai pembelajaran hendaknya mengikuti langkah-langkah

sebagai berikut.

1) Guru menyiapkan alat bantu untuk menayangkan media video stand up

comedy, seperti laptop, alat pengeras suara (speaker), dan LCD Proyektor.

2) Guru menayangkan media video stand up comedy di depan kelas dengan

menggunakan LCD proyektor. Jika di kelas tidak terdapat LCD proyektor,

maka guru dapat meminta beberapa siswa membawa laptop dan membagikan

soft file video stand up comedy kepada siswa dalam kelompok.

b. Pelaksanaan

Hal yang perlu diperhatikan pada saat penyajian media video stand up

comedy sebagai berikut.

1) Siswa mengamati isi materi lelucon yang dibawakan oleh para comic dalam

video stand up comedy.

2) Siswa mecatat isi materi lelucon yang dibawakan oleh para comic, seperti

masalah sosial yang dibawakan, tokoh yang terlibat, unsur lelucon dan

sindiran, kritikan atau pelajaran yang terkandung dalam materi lawakan oleh

comic.

3) Siswa kemudian membuat kerangka karangan anekdot berdasarkan catatan isi

materi yang terkandung dalam video stand up comedy sebagai dasar untuk

menulis anekdot.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

48

4) Siswa mengembangkan kerangka karangan menjadi teks anekdot yang utuh.

Siswa boleh mengembangkan isi anekdot sesuai dengan kejadian yang lebih

aktual, tetapi tidak keluar dari topik dalam video stand up comedy.

c. Langkah akhir

Setelah selesai mempelajari media video stand up comedy yang

ditampilkan dan siswa sudah selesai membuat anekdot, dilanjutkan dengan

menyunting hasil karangan anekdot siswa.

2.2.4 Keterampilan Menulis

Menulis merupakan keterampilan berbahasa paling akhir dikuasai oleh

pembelajar bahasa setelah keterampilan mendengarkan, berbicara dan membaca

(Nurgiyantoro,2013:422). Empat keterampilan berbahasa tersebut seperti sebuah

siklus, artinya setiap keterampilan sangat erat hubungannya antara satu dengan

yang lain. Hal yang membedakan terletak pada ranah keterampilan berbahasa

pada masing-masing keterampilan. Keterampilan mendengarakan dan membaca

masuk dalam ranah reseptif, sedangkan berbicara dan menulis masuk dalam ranah

produktif.

Ada berbagai pandangan dari para ahli mengenai definisi keterampilan

menulis. Menurut Abbas (2006:125) keterampilan menulis adalah kemampuan

mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan

melalui bahasa tulis. Pernyataan tersebut selaras dengan pendapat Rofi’uddin dan

Darmiyati (1999:159) yang menyatakan keterampilan menulis merupakan proses

menuangkan pikiran, ide, gagasan tentang suatu pernyataan keinginan, atau

pengungkapan perasaan dengan menggunakan bahasa secara tertulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

49

Menurut Tarigan (2008:3) “Menulis sebagai suatu kegiatan yang produktif

dan ekspresif.” Ada dua kata kunci yang dikemukakan oleh Tarigan dalam

pendapatnya tersebut yaitu produktif dan ekspresif. Produktif dapat diartikan

sebagai suatu kemampuan yang dimiliki oleh penulis dalam mengasilkan sebuah

bahasa tulis secara teratur dan terus menerus. Ekspresif dapat diartikan sebagai

kemampuan seorang penulis dalam mamanfaatkan grafeologi, struktur bahasa,

dan kosakata dengan terampil untuk menyampaikan perasaan, gagasan dan

pendapatnya secara efektif dan efesien.

Keterampilan menulis juga diartikan sebagai sebuah proses kreatif dalam

menghasilkan bahasa tulis. Pengertian tersebut dikemukakan oleh Dalman

(2016:3) yang menyatakan “Menulis sebagai sebuah proses kreatif untuk

menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan, misalnya

memberitahu, meyakinkan, atau menghibur.” Seorang penulis juga harus memiliki

pengetahuan dan pengalaman yang tidak sedikit untuk dapat menghasilkan sebuah

tulisan yang baik. Banyak orang yang mengalami kesulitan ketika diminta untuk

menulis. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pengalaman dalam menulis dan

rendahnya budaya baca sehingga pengetahuan yang dimiliki untuk menulis tidak

cukup. Pernyataan ini dapat ditemukan dalam Marwoto (dalam Dalman,2008:4)

yang menjelaskan bahwa:

Menulis adalah kegiatan mengungkapkan ide atau gagasannya

dalam bentuk tulisan secara leluasa. Dalam hal ini, menulis itu

membutuhkan skemata yang luas sehingga si penulis mampu

menuangkan ide, gagasan, pendapatnya dengan mudah dan lancar.

Skemata itu sendiri adalah pengetahuan dan pengalaman yang

dimiliki. Jadi semakin luas skemata seseorang, semakin mudahlah ia

menulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

50

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis

adalah kemampuan seseorang menuangkan gagasan, pendapat dan perasaan

melalui bahasa tulis kepada pihak lain. Selain itu, keterampilan menulis

merupakan aktivitas produktif, ekspresif, dan kreatif dalam menghasilkan bahasa

tulis.

2.2.5 Teks Anekdot

Pada landasan teori tentang teks anekdot, ada empat hal yang dibahas,

yaitu (1) pengertian, (2) ciri-ciri, (3) struktur, dan (4) kaidah kebahasaan.

Penjelasan dari empat hal tersebut sebagai berikut.

2.2.5.1 Pengertian

Teks anekdot merupakan jenis teks yang tergolong baru dalam pembelajaran

bahasa Indonesia di kelas X SMA/SMK/MA, karena baru muncul sejak

kurikulum 2013 diberlakukan sebagai kurikulum pendidikan nasional. Ada

berbagai pandangan mengenai teks anekdot, dan dari berbagai pandangan

tersebut, ada kesamaan asumsi dalam mengartikan anekdot, yaitu sebagai sebuah

cerita singkat dalam bentuk narasi atau percakapan yang bersifat lucu dan

mengandung unsur sindirian, kritikan atau pelajaran tertentu di dalamnya.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), edisi kelima, mengartikan anekdot

sebagai cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya

mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.

Graham (dalam Fatimah,2013:218) menyatakan bahwa “Kata anekdot digunakan

untuk memaknai kata joke dari bahasa Inggris yang bermakna suatu narasi atau

percakapan yang lucu.” Dalam narasi atau percakapan lucu tersebut, terkandung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

51

unsur sindiran dan kritikan secara tidak langsung terhadap segala macam

kepincangan atau ketidakberesan yang tengah terjadi di masyarakat penciptanya

(Wijana, dalam Fatimah,2013:218-119).

Suherli, dkk. (2017:110) memberi batasan anekdot sebagai cerita pendek

yang berisi sebuah sindirian terhadap sesuatu atau seseorang yang dilengkapi

dengan humor. Selaras dengan pendapat Suherli, dkk., Kosasih (2016:84-85)

menambahkan bahwa:

Teks anekdot sebagai sebuah cerita lucu atau menggelitik yang

bertujuan memberikan suatu pelajaran tertentu. Kisahnya biasanya

melibatkan tokoh tertentu yang bersifat faktual ataupun terkenal.

Dengan demikian, anekdot tidak semata-mata menyajikan hal-hal

yang lucu, guyonan, dan humor. Akan tetapi, terdapat pula tujuan lain

di balik cerita lucunya itu, yakni berupa pesan yang diharapkan bisa

memberikan kritik pada pihak tertentu atau pelajaran kepada khalayak.

Definisi lainnya dikemukakan oleh Pujawan, dkk. (2014) yang menuliskan

teks anekdot sebagai cerita singkat yang menarik, lucu, dan mengesankan karena

isinya berupa kritik atau sindirian terhadap kebijakan, layanan publik, perilaku

penguasaan, atau suatu fenomena sehingga pelaku di dalam cerita bisa orang

penting atau terkenal. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teks

anekdot merupakan sebuah cerita singkat yang menarik karena lucu dan

mengesankan. Dalam cerita lucu tersebut terkandung unsur sindiran, kritikan

ataupun pelajaran tertentu terhadap segala sesuatu atau seseorang.

2.2.5.2 Ciri-ciri

Sebagai sebuah teks, anekdot memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan teks

lain. Kita dapat mengenali dan membedakan jenis teks berdasakan ciri-ciri yang

dimiliki teks tersebut. Kosasih (2016:85-86) menyebutkan bahwa:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

52

Secara umum teks anekdot memiliki dua ciri yaitu (1) Anekdot

merupakan cerita narasi/percakapan secara singkat. Di dalamnya

mengandung unsur tokoh, alur, dan latar, (2) berbentuk lelucon dan

mengandung kritik yang bisa menjadi bahan pelajaran bagi khalayak.

Dari pendapat Kosasih tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa unsur

tokoh yang dimaksud adalah tokoh yang bersifat faktual dan biasanya orang-orang

terkenal atau penting seperti artis maupun pemerintah yang berkuasa. Alur dalam

cerita anekdot berupa rangkaian peristiwa baik yang benar-benar terjadi, maupun

sudah mendapat polesan dan tambahan-tambahan dari pembuat anekdot itu

sendiri. Latar dalam anekdot berupa waktu, tempat, dan suasana. Latar cerita

dalam anekdot menggunakan latar yang bersifat faktual, artinya benar-benar ada

di dalam kenyataan yang sesungguhnya (Kosasih,2016:86).

Teks anekdot memiliki dua pola penyajian, yaitu pola narasi dan dialog.

Pada pola narasi, teks anekdot disajikan dalam bentuk paragraf yang menjelaskan

atau menguraikan peristiwa ataupun kejadian dalam anekdot berdasarkan urutan

waktu. Pada pola dialog, teks anekdot disajikan dalam bentuk percakapan, seperti

pada teks drama. Salah satu ciri pola dialog adalah menggunakan kalimat

langsung. Kalimat langsung adalah sebuah kalimat yang merupakan hasil kutipan

langsung dari pembicaraan seseorang yang sama persis seperti apa yang

dikatakannya (Suherli, dkk.,2017:121).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anekdot dapat dikenali

berdasarkan ciri-cirinya, yaitu sebagai cerita berbentuk narasi/dialog secara

singkat. Cerita dalam anekdot bersifat lelucon, dan mengandung unsur sindiran,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

53

kritikan ataupun pelajaran bagi khalayak, serta di dalamnya terkandung unsur

tokoh, alur, dan latar.

2.2.5.3 Struktur

Selain unsur lelucon dan sindirian yang menjadi daya pembeda antara teks

anekdot dan teks lainnya, struktur teks pun menjadi ikhtiar untuk membedakan

anekdot dengan teks cerita lain. Menurut Gerot dan Wignell (dalam

Fatimah,2013:218) “Teks anekdot pada umumnya terdiri atas lima bagian atau

struktur generik. Lima bagian tersebut adalah abstract, orientation, crisis,

reaction, dan coda.” Hal tersebut selaras dengan pendapat Suherli (2017:119-120)

yang menyatakan bahwa “Anekdot memiliki struktur yang membedakannya

dengan teks lainnya. Teks anekdot memiliki struktur abstraksi, orientasi, krisis,

reaksi, dan koda.”

Pendapat lainnya dikemukakan oleh Kosasih (2016:95-96) yang

menyatakan bahwa:

Anekdot merupakan teks yang berupa cerita, kisah, atau

percakapan singkat. Di dalamnya terkandung tokoh, latar dan

rangkaian peristiwa. Adapun rangkaian atau alurnya itu sendiri adalah

dibentuk oleh bagian-bagian seperti abstraksi, orientasi, krisis, reaksi

dan koda.

Julianto (2016:81) dalam penelitiannya menuliskan hal yang sama tentang

struktur teks anekdot. Ia menuliskan bahwa struktur teks anekdot kerangka

utamanya dibagi menjadi tiga komponen, yaitu tokoh, latar, dan alur. Selanjutnya

alur atau cerita teks anekdot ini dikembangkan menjadi lima komponen penting,

yaitu abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

54

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa struktur teks ankedot

mencakup lima komponen yaitu 1) Abstarksi yang berperan sebagai pendahuluan

untuk menyatakan latar belakang atau gambaran umum tentang isi suatu teks, 2)

orientasi yang diartikan sebagai bagian cerita yang mengarah pada terjadinya

suatu krisis, konflik, atau peristiwa utama. Bagian inilah yang menjadi penyebab

timbulnya krisis, 3) krisis atau komplikasi yaitu bagian dari inti peristiwa suatu

anekdot. Pada bagian ini terkandung unsur humor dan kritikan ataupun sindirian,

4) Reaksi merupakan tanggapan atau respons atas krisis yang dinyatakan

sebelumnya, dan 5) koda bagian dari penutup atau kesimpulan.

2.2.5.4 Kaidah Kebahasaan

Seperti halnya dengan teks lain, anekdot memiliki kaidah-kaidah

kebahasaan tersendiri. Namun, sebagai teks bergenre cerita, teks tersebut memiliki

persamaan dengan teks sejenisnya, seperti cerita pendek, novel, dan cerita ulang.

Suherli, dkk. (2017:124) menyatakan bahwa:

Kaidah kebahasaan anekdot secara umum mencakup enam fitur

kebahasaan, yaitu 1) Menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa

masa lalu, 2) menggunakan kalimat retoris, kalimat pertanyaan yang

tidak membutuhkan jawaban, 3) menggunakan konjungsi (kata

penghubung) yang menyatakan hubungan waktu seperti kemudian, dan

lalu, 4) menggunakan kata kerja aksi diantaranya seperti menulis,

membaca, dan berjalan, 5) menggunakan imperative sentence (kalimat

perintah), dan 6) menggunakan kalimat seru.

Pendapat lain mengenai kaidah kebahasaan anekdot dikemukakan oleh

Kosasih (2016:99-100) yang menyatakan secara spesifik enam fitur kebahasaan

dalam teks anekdot, yaitu 1) banyak menggunakan kalimat langsung yang

bervariasi dengan kalimat-kalimat tidak langsung, 2) menggunakan nama tokoh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

55

utama orang ketiga tunggal, baik dengan menyebutkan langsung nama tokoh

faktual maupun yang disamarkan, 3) banyak menggunakan keterangan waktu, 4)

banyak menggunakan konjungsi penjelas, seperti bahwa, 5) banyak menggunakan

kata kerja material, yakni kata yang menunjukkan suatu aktivitas. Banyak

menggunakan kata kerja mental, yakni kata kerja yang menyatakan sesuatu yang

dipikirakan atau dirasakan seorang tokoh. 6) banyak menggunakan kata

penghubung (konjungsi) yang bermakna kronologis (temporal).

Berdasarkan pernyataan dua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kaidah

kebahasaan yang terkandung dalam teks anekdot sama halnya dengan kaidah

kebahasaan pada genre cerita umumnya. Kaidah kebahasaan tersebut pada intinya

digunakan sebagai cara menceritakan dan menghidupkan kisah si tokoh dalam

cerita.

2.2.6 Pembelajaran Keterampilan Menulis Anekdot dalam Kurikulum 2013

Kurikulum pendidikan yang digunakan di Indonesia sekarang ini, dari

tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, adalah kurikulum 2013 (K.13).

Dalam silabus bahasa Indonesia untuk SMA/MA (Kemendikbud,2017) dituliskan

bahwa “Pendekatan pengembangan kurikulum bahasa di berbagai negara maju

saat ini menjadi dasar pengembangan Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa

Indonesia.” Secara singkat, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

berbasis genre. Pendakatan berbasis genre sering disebut berbasis teks.

Pengembangan kompetensi lulusan bahasa Indoensia ditekankan pada

kemampuan mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis. Pengembangan

kemampuan tersebut dilakukan melalui media teks. Dalam hal ini, teks merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

56

perwujudan kegiatan sosial dan memiliki tujuan sosial. Ada tujuh jenis teks yang

memiliki tujuan sosial, yaitu: laporan (report), rekon (recount), eksplanasi

(explanation), eksposisi (exposition: discussion, response or review), deskripsi

(description), prosedur (procedure), dan narasi (narrative).

Teks anekdot merupakan satu dari sepuluh jenis teks yang diajarkan di kelas

X. Berdasarkan jenis teks sebagai aktivitas sosial, teks anekdot termasuk dalam

jenis teks cerita. Pada jenis teks ini, unsur utamanya berupa peristiwa yang di

dalamnya menyangkut siapa, mengalami apa, dan terjadi pada waktu lampau.

Pembelajaran keterampilan menulis anekdot memang tergolong baru, karena

pada KTSP meteri teks anekdot masih belum ada. Keterampilan menulis anekdot

diajarkan pada siswa kelas X dengan alokasi waktu 2 x 45 menit untuk satu kali

pertemuan. Berikut adalah kompetensi dasar untuk pembelajaran keterampilan

menulis anekdot yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 2.2 Kompetensi Dasar Menulis Anekdot

Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar

3.6 menganalisis struktur dan

kebahsaan teks anekdot.

4.6 mencipta kembali teks anekdot

dengan memperhatikan struktur, dan

kebahasaan baik lisan maupun tulisan.

Pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran keterampilan

menulis anekdot disesuaikan dengan salah satu pendekatan yang diterapkan pada

K.13 yaitu pendekatan ilmiah (saintifik). Pendekatan ilmiah mencakup lima

tahapan dalam proses pembelajaran, mulai dari proses mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi, mengasosiasi/mengolah informasi, hingga proses

mengkomunikasikan. Oleh karena itu, sebelum pada tahap pelaksanaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

57

pembelajaran, guru telebih dahulu merancang proses pembelajaran ke dalam

rencana pelaksanaan pembelajaan (RPP) dengan mempertimbangkan seluruh

aspek yang terdapat dalam K.13.

K.13 mengalami revisi pada tahun 2017. Pada K.13 revisi 2017, khususnya

tentang penyusunan RPP, ada empat hal yang harus dimuat dalam penyusunan

RPP, yaitu diintegrasikannya Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), literasi, 4C

(creative, critical thinking, Communicative, dan Collaborative) dan HOTS

(Higher Order Tinking Skill) dalam kegiatan pembelajaran. Empat hal tersebut

sudah termuat dalam penyusunan RPP K.13 revisi 2016, namun pada RPP revisi

2017, empat hal tersebut lebih ditegaskan. Berikut dipaparkan empat hal tersebut

(diakses melalui www.infokemendikbud.com pada 27 Februari 2018 pukul 09.08

WIB).

a. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

Para pendidik dituntut untuk memasukan aspek PPK dalam kegiatan

pembelajaran. Ada empat karakter yang diperkuat dalam pembelajaran, yaitu

religius, nasionalis, gotong royong, dan integritas. Aspek PPK juga harus

diselaraskan dengan program dan kegiatan pendidikan karakter yang sudah

dilaksanakan oleh sekolah tersebut.

b. Literasi

Kegiatan literasi mencakup kemampuan mengakses, memahami, dan

menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas antara lain

membaca, melihat, menyimak, menulis, dan berbicara. Kegiatan literasi telah

diprogramkan di setiap sekolah dengan nama Gerakan Literasi Sekolah (GLS).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

58

GLS dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan zaman abad 21 yang menuntut para

siswa menjadi pribadi yang memiliki kemampuan literasi tinggi agar mampu

bertahan dan mengikuti arus perkembangan zaman yang begitu cepat dan dinamis,

serta menjadikan pribadi siswa yang literat sepanjang hayat melalui pelibatan

publik.

Kegiatan literasi tidak sebatas membaca dan menulis, tetapi juga mencakup

keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk

cetak, visual, digital, dan auditori, sehingga literasi dapat dijabarkan menjadi

literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi media, literasi teknologi, dan literasi

visual.

c. Keterampilan 4C (Creative, Critical thinking, Communicative, dan

Collaborative)

4C adalah istilah untuk keterampilan abad 21. 4C adalah jenis softskill yang

pada implementasi keseharian, jauh lebih bermanfaat ketimbang sekadar

penguasaan hardskill. Keterampilan ini menjadikan pembelajaran lebih bermakna,

karena melibatkan sepenuhnya peran aktif siswa dalam mencapai tujuan

pembelajaran, sehingga tidak terjadi lagi pembelajaran yang hanya sebatas

transfer ilmu dari guru ke siswa.

d. Higher Order of Thinking Skill (HOTS)

HOTS adalah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan

berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Ada tiga

ranah dalam HOTS, yaitu 1) analisisi yang merupakan kemampuan berpikir dalam

menspesifikasi aspek-aspek/elemen dari sebuah konteks tertentu, 2) evaluasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

59

merupakan kemampuan berpikir dalam mengambil keputusan berdasarkan

fakta/informasi, 3) mengkreasi merupakan kemampuan berikir dalam membangun

gagasan/ide-ide.

2.3 Kerangka Berpikir

Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

penting untuk dimiliki oleh para siswa yang hidup di era modern sekarang ini. Di

era modern sekarang ini, keterampilan menulis dapat menunjang aktivitas sehari-

hari dan dapat menunjang kesuksesan hidup para siswa. menurut Abbas

(2006:125) “Keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan,

pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis.” Dengan

memiliki kemampuan tersebut, para siswa dapat bersikap kritis dengan

menyampaikan gagasan, pandangan, dan perasaannya terhadap sesuatu melalui

bahasa tulis. Tulisan yang dihasilkan kemudian dapat dibaca oleh orang lain. Hal

tersebut dapat memberikan kontribusi untuk kemajuan bangsa ini dan membuat

siswa mampu bersaing di era globalisasi saat ini.

Keterampilan menulis sudah diajarkan sejak siswa duduk di sekolah dasar

hingga sekolah menengah atas, bahkan pada tingkat perguruan tinggi pun

keterampilan menulis terus dipelajari dan diasah. Namun, fakta menunjukkan

bahwa keterampilan menulis masih dipandang sebagai keterampilan berbahasa

yang paling sulit dikuasai. Hal tersebut terjadi karena keterampilan menulis

membutuhkan penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu

sendiri yang menjadi isi karangan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi pesan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

60

harus terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan karangan yang runtut,

padu, dan berisi (Nurgiyantoro,2013:422).

Keterampilan menulis secara khusus diajarkan kepada para siswa melalui

mata pelajaran bahasa Indonesia. Salah satu tolok ukur untuk mengetahui tingkat

keterampilan menulis siswa adalah melalui keterampilan menulis anekdot.

Keterampilan menulis anekdot adalah jenis keterampilan menulis yang baru dalam

pembelajaran bahasa Indonesia. Keterampilan jenis ini dipelajari oleh siswa kelas

X di SMA/SMK/MA sebagai salah satu jenis teks bergenre sastra. Keterampilan

menulis anekdot bukanlah perkara yang mudah untuk dikuasai karena siswa

dituntut mampu merefleksikan permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi di

masyarakat dan menuangkan gagasan, pendapat dan perasaannya tersebut melalui

anekdot yang memiliki sifat lelucon dan mengandung unsur sindiran, kritikan

maupun pelajaran tertentu kepada khalayak.

Sebagai salah satu jenis keterampilan menulis yang tergolong baru dalam

pembelajaran bahasa Indonesia dan sebagai keterampilan menulis yang tidak

mudah untuk dikuasai, peneliti kemudian tertarik untuk mengujicobakan sebuah

media dalam pemebelajaran menulis anekdot, karena menurut Sudjana dan

Ahmad (2011:1) “Dalam metodologi pengajaran, selain motede mengajar, media

pengajaran pun memiliki peran yang penting sebagai alat bantu mengajar.” Hal

tersebut dilakukan agar dalam pembelajaran keterampilan menulis anekdot

terdapat media pembelajaran yang terbukti efektif sehingga guru dapat

memanfaatkannya dengan baik. Hal ini pun diperkuat dengan bukti di

lapangangan, kelas X SMA Negeri 1 Sewon, yang membuktikan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

61

keterampilan menulis anekdot siswa masih belum memuaskan. Salah satu faktor

yang menyebabkannya adalah dari media pembelajaran yang digunakan oleh

guru. Menurut siswa media pembelajaran yang digunakan guru membuat bosan

dan tidak efektif dalam pembelajaran keterampilan menulis anekdot. Oleh karena

itu, peneliti mengujicobakan dua media pembelajaran, yaitu media karikatur dan

media video stand up comedy.

Media karikatur merupakan media grafis berbentuk gambar yang sifatnya

klise, sindiran, dan lucu untuk mengungkapkan ide atau sikap serta pandangan

terhadap seseorang, kondisi, kejadian atau situasi tertentu (Sanjaya,2012:163),

sedangkan media video stand up comedy merupakan media proyeksi (audio-

visual), berupa rekaman video, yang menampilkan seorang komedian (komikal)

sedang bermonolog membawakan cerita lucu di depan khalayak pemirsa dengan

mengangkat berbagai topik seperti sosial, politik, budaya, agama, ras, hingga jenis

kelamin (gender). Oleh karena itu, cerita lucu yang disampaikan sering kali

mengandung unsur sindiran, kritikan, atau pelajaran terhadap sesuatu atau

seseorang (Papana,2016:5).

Dua media di atas diyakini dapat mengefektikan pembelajaran keterampilan

menulis anekdot karena baik media karikatur maupun media video stand up

comedy memiliki kesamaan dengan teks anekdot dalam segi isi, yaitu sama-sama

mengandung unsur humor dan unsur sindiran, kritikan atau pelajaran kepada

khalayak di dalamnya. Hanya saja disajikan dalam bentuk berbeda. Karikatur

disajikan dalam bentuk gambar, stand up comedy disajikan dalam bentuk rekaman

video yang memperlihatkan para pelawak tunggal sedang melawak, dan anekdot

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

62

disajikan dalam bentuk teks narasi maupun percakapan. Oleh karena itu, dua

media ini diyakini dapat memberi rangsangan humor, imajinasi, dan kepekaan

sosial siswa, sehingga keterampilan menulis siswa dapat diasah dan

dikembangkan (Pribadi,2017:146). Tujuan penelitian ini adalah menguji media

karikatur dan media video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

menulis anekdot dan mengetahui tingkat keterampilan menulis anekdot siswa

sebelum dan sesudah dikenai media pembelajaran tersebut. Adapun kerangka

berpikir penelitian ini sebagai berikut.

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir

Keterampilan Menulis Anekdot

oleh Setiap Siswa

Pembelajaran Menulis

Anekdot

Hasil

Penggunaan Media

Pembelajaran

Media Video

Stand Up

Comedy

Media

Karikatur

Keterampilan Menulis

Anekdot Kelompok

Video Stand Up

Comedy

Keterampilan Menulis

Anekdot Kelompok

Karikatur

Perbedaan Tingkat

Keterampilan Menulis

Anekdot antara Kedua

Kelompok Media

Diuji efektivitasnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

63

2.4 Pengajuan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian (Sugiyono, 2012:96). Jawaban/dugaan yang berifat sementara tersebut

akan dibuktikan kebenarannya melalui suatu penelitian. Pada penelitian ini,

peneliti mengajukan dua hipotesis yaitu hipotesis nol (H0) dan hipotesis

alternatif/kerja (Ha). Hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis yang menyatakan

ketidakadanya hubungan antar variabel, sedangkan hipotesis alternatif/kerja (Ha)

adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antar variabel (Arikunto,

2009:47). Rumus yang digunakan untuk kedua hipotesisi tersebut adalah H0 = µ1

µ2 dan Ha = µ1 µ2. Berikut adalah hipotesis yang diajukan oleh peneliti.

H0 = Tidak terdapat perbedaan keterampilan menulis anekdot yang signifikan

antara kelompok yang diberikan perlakuan menggunakan media karikatur

dan kelompok yang diberikan perlakuan menggunakan media video stand

up comedy.

Ha = Terdapat perbedaan keterampilan menulis anekdot yang signifikan antara

kelompok yang diberikan perlakuan menggunakan media karikatur dan

kelompok yang diberikan perlakuan menggunakan media video stand up

comedy.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

64

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab tiga dalam skripsi ini berisi paparan mengenai: (1) jenis penelitian, (2)

setting penelitian, (3) variabel penelitian, (4) populasi dan sampel, (5) teknik

pengumpulan data, (6) instrumen penelitian, (7) validitas instrumen, dan (8)

teknik analisis data. Penjelasan selengkapnya sebagai berikut.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat

dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain, peneliti

eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab dan akibat

(Arikunto,2009:207). Dalam penelitian ini, hubungan sebab dan akibat adalah

antara penggunaan media karikatur dan media video stand up comedy dalam

pembelajaran keterampilan menulis anekdot pada dua kelempok eksperimen.

Jenis eksperimen yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-

esperimental) dengan desain kelompok kontrol prates-pascates tidak ekuivalen

(pretest-postest nonequivalent control group design). Desain ini digunakan karena

menggunakan kelas-kelas yang sudah ada sebagai kelompoknya. Kelas-kelas yang

dipilih merupakan kelas yang diperkiran sama kondisinya. Jadi, desain penelitian

ini tidak menggunakan randomisasi karena untuk memperoleh izin menggunakan

murid sekolah pada suatu penyelidik peneliti sering harus menerima apa adanya

kelompok/kelas yang sudah ada. Adapun desain penelitian digambarkan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

65

tabel berikut yang telah diadaptasi ulang oleh peneliti menurut Prastowo

(2014:158).

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Prates Perlakuan Pascates

Karikatur O1 X O2

Video Stand up Comedy O3 X O4

Keterangan:

O1 : Tes menulis anekdot berdasarkan pengetahuan/pengalaman siswa

O2 : Tes menulis anekdot dengan menggunakan media karikatur

O3 : Tes menulis anekdot berdasarkan pengetahuan/pengalaman siswa

O4 : Tes menulis anekdot dengan menggunakan media video stand up comedy

Tabel desain penelitian di atas menjelaskan bahwa ada dua kelompok

eksperimen dalam penelitian ini. Kedua kelompok eksperimen dikenai tes awal

(prates) (O1 dan O3) yang sama, yaitu menulis anekdot berdasarkan

pengetahuan/pengalaman siswa. Setelah mendapatkan tes awal (prates), kelompok

eksperimen pertama dikenai perlakuan dengan media karikatur dan kelompok

eksperimen kedua dikenai perlakuan dengan media video stand up comedy. Di

akhir pembelajaran, kedua kelompok eksperimen dikenai tes akhir (O2 dan O4)

untuk mengetahui tingkat keterampilan menulis anekdot antara kelompok media

karikatur dan kelompok media video stand up comedy.

Adapun prosedur penelitian ini dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu tahap pra-

eksperimen, tahap eksperimen, dan tahap pasca-eksperimen. Tiga prosedur

penelitian tersebut dijelaskan sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

66

a. Tahap Pra-Eksperimen

Pada tahap ini, peneliti memberikan tes awal (prates) kepada siswa. Siswa

diberikan lembar prates yang berisikan tiga soal, yaitu (1) menganalisis struktur

teks anekdot, (2) menganalisis kaidah kebahasaan teks anekdot, dan (3) menulis

teks anekdot. Namun, pada penelitian ini, fokus penelitian adalah pada

keterampilan menulis anekdot. Siswa diminta menulis anekdot berdasarkan lima

topik yang telah ditetapkan oleh peneliti, yaitu topik politik, hukum, korupsi,

kemiskinan, dan pengaruh media sosial (Medsos). Setelah menentukan topik,

siswa diminta menulis sebuah anekdot dengan memilih salah satu pola penyajian

teks anekdot, yaitu pola narasi atau dialog. Prates diberikan kepada kedua

kelompok eksperimen dengan soal yang sama. Hasil prates ini berupa skor

keterampilan menulis anekdot setiap siswa berdasarkan pedoman penskoran

keterampilan menulis anekdot. Setelah mendapatkan skor prates kedua kelompok

eksperimen, peneliti membandingkannya dengan skor menulis anekdot pada tahap

pascates.

b. Tahap Eksperimen

Pada tahap ini, kedua kelompok eksperimen diberi perlakuan

menggunakan media pembelajaran. Kelompok eksperimen pertama diberikan

perlakuan menggunakan media karikatur sebanyak dua pertemuan, dan kelompok

eksperimen kedua juga diberi perlakuan menggunakan media video stand up

comedy sebanyak dua pertemuan. Proses pemberian perlakuan diantaranya diisi

dengan materi tantang isi sebuah anekdot, pola-pola penyajian anekdot, dan

langkah-langkah membuat anekdot. Dalam proses pemberian perlakuan, para

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

67

siswa belajar menulis anekdot melalui media pembelajaran yang diterapkan. Oleh

karena itu, peneliti membuat contoh teks anekdot hasil pengembangan dari kedua

media yang dieksperimen untuk didiskusikan dan dikritisi oleh para siswa,

sehingga siswa benar-benar memahami cara menulis anekdot yang baik

berdasarkan rangsangan media pembelajaran yang diterapkan. Kegiatan

eksperimen dapat dilihat secara lengkap dalam rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) kedua kelompok eksperimen di bagian lampiran.

c. Tahap Pasca-Eksperimen

Pada tahap ini, para siswa diberi tes akhir (pascates) untuk mengetahui

tingkat keterampilan menulis anekdot setelah diberi perlakuan menggunakan

media yang dieksperimenkan pada masing-masing kelompok. Kelompok

eksperimen pertama menulis anekdot dengan rangsangan media karikatur, dan

kelompok eksperimen kedua menulis anekdot dengan rangsangan media video

stand up comedy.

3.2 Setting Penelitian

Setting peneilitan dalam penelitian ini mencakup tempat penelitian ini

dilakukan dan waktu penelitian ini dilaksanakan. Adapun penjabaran dari setting

dalam penelitian ini sebagai berikut.

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Sewon dengan alamat Jl.

Parangtritis KM.5, Tarudan, Bangunharjo, Sewon, Kota Yogyakarta, Daerah

Istimewa Yogyakarta, 55188.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

68

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada jam pelajaran bahasa Indonesia kelas X

semester dua di SMAN 1 Sewon. Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian

Hari/Tanggal Waktu Kelas Keterangan

Rabu, 18 April

2018 08.45-10.30 X IPS 1

Prates kelompok media

karikatur

Kamis, 19 April

2018 09.45-11.45 X IPS 1

Perlakuan dengan media

karikatur

Kamis, 19 April

2018 12.45-14.15 X MIPA 4

Prates kelompok media video

stand up comedy

Jumat, 20 April

2018 08.45-10.30 X MIPA 4

Perlakuan dengan media video

stand up comedy

Rabu, 25 April

2018 08.45-10.30 X IPS 1

Perlakuan dengan media

karikatur

Kamis, 26 April

2018 19.45-11.45 X IPS 1

Pascates kelompok media

karikatur

Kamis, 26 April

2018 12.45-14.15 X MIPA 4

Perlakuan dengan media video

stand up comedy

Jumat, 27 April

2018 08.45-10.30 X MIPA 4

Pascates kelompok media

video stand up comedy

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Kerlinger dalam

Sugiyono,2013:62). Ada dua macam variabel menurut hubungan antara satu

variebel dengan variabel yang lain. Dua variabel tersebut adalah variabel

independen dan variabel dependen. Variabel independen sering disebut sebagai

variabel stimulus, predicator, antecendent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

69

sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

(terikat). Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya varibel bebas (Sugiyono,2012:61). Berikut ini variabel penelitian

yang ditetapkan oleh peneliti dalam penelitian ini.

a) Variabel bebeas (X) : penggunaan media karikatur dan video stand up

comedy.

b) Variabel terikat (Y) : tingkat keterampilan menulis anekdot siswa.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2012:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakterstik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sejalan dengan pendapat tesebut, Nurgiyantoro, dkk. (2015: 18) menjelaskan

populasi sebagai keseluruhan subjek penelitian yang menjadi perhatian

pengamatan dan penyedia data. Dari pengertian populasi tersebut, populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X di SMA Negeri 1 Sewon yang berjumlah 327

dengan sepuluh kelas. Alasan populasi diambil hanya dari kelas X adalah karena

pembelajaran keterampilan menulis anekdot hanya tercantum dalam materi kelas

X.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

70

3.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2013: 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti

tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel

yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,

kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Dalam penelitian ini,

peneliti membutuhkan dua kelas sebagai sampel penelitian. Untuk menentukan

sampel penelitian, peneliti menggunakan teknik simple random sampling.

Menurut Sugiyono (2013:120) dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan

anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata

yang ada dalam populasi itu.

Peneliti melakukan pengundian untuk mendapatkan sampel. Berdasarkan

hasil pengundian tersebut, peneliti mendapatkan kelas X MIPA 4 dan X IPS 1

sebagai sampel penelitian. Setelah memperoleh dua sampel penelitian, peneliti

mengundi lagi untuk menentukan kelas eksperimen dengan dua media yang

berbeda. Hasil pengundian menunjukkan kelas X MIPA 4 sebagai kelompok

media video stand up comedy dan kelas X IPS 1 sebagai kelompok karikatur.

Pemilihan kedua kelas tersebut didasari oleh karakterisitik subjek yang berasal

dari tingkatan kelas yang sama, yaitu kelas X.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

71

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono,2012). Dalam penelitian

ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis. Jenis tes tertulis

yang digunakan yaitu tes uraian.

Tes tertulis yang digunakan adalah tes menulis anekdot. Para siswa diberi

tes sebanyak dua kali, yaitu di awal (prates) sebelum dikenai perlakuan, dan di

akhir (pascates) setelah dikenai perlakuan dengan media yang dieksperimenkan.

Pada prates, siswa kedua kelompok eksperimen mendapat soal tes yang sama,

yaitu menulis anekdot berdasarkan pengetahuan/pengalamannya. Ada lima topik

yang harus dipilih salah satunya oleh siswa dalam membuat anekdot, yaitu topik

politik, hukum, korupsi, kemiskinan, dan pengaruh media sosial (Medsos).

Berikut adalah lembar soal pada kegiatan prates.

LEMBAR SOAL

1. Buatlah sebuah teks anekdot dengan ketentuan sebagai berikut. a. Pilihlah salah satu topik di bawah ini!

1) Politik

2) Hukum

3) Korupsi

4) Kemiskinan

5) Pengaruh media sosial (Medsos)

b. Isi cerita mengadung lelucon dan kritikan/sindiran/pelajaran hidup.

c. Gunakanlah struktur teks anekdot di bawah ini!

1) Abstaksi

2) Orientasi

3) Krisis

4) Reaksi

5) Koda

d. Menggunakan pola dialog atau narasi dengan tepat

e. Menggunakan ejaan dan tanda baca dengan tepat (sesuaikan

dengan PUEBI).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

72

Pada pascates, kedua kelompok eksperimen mendapat tes menulis anekdot

menggunakan media yang berbeda. Kelompok eksperimen satu mendapat tes

menulis anekdot menggunakan media karikatur. Ada lima karikatur yang harus

dipilih salah satunya oleh siswa dalam menulis anekdot, yaitu karikatur politik,

hukum, korupsi, kemiskinan, dan pengaruh media sosial. Adapun kegiatan

pascates kelompok eksperimen satu dapat dilihat dari lembar soal di bawah ini.

LEMBAR SOAL

1. Buatlah sebuah teks anekdot dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Pilihlah salah satu topik berdasarkan karikatur di bawah ini!

1) Politik 2) Hukum 3) Korupsi

4) Kemiskinan 5) Pengaruh Media Sosial (Medsos)

b. Isi cerita mengandung lelucon dan kritikan/sindiran/pelajaran hidup.

c. Gunakanlah struktur teks anekdot di bawah ini

1) Abstaksi

2) Orientasi

3) Krisis

4) Reaksi

5) Koda

d. Menggunakan pola dialog atau narasi dengan tepat

e. Menggunakan ejaan dan tanda baca dengan tepat (sesuaikan dengan

PEUBI).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

73

Pada kelompok eksperimen dua mendapat tes menulis anekdot

menggunakan media video stand up comedy. Ada dua video stand up comedy

yang ditayangkan oleh peneliti, yaitu “Pidato Politik” oleh Cak Lontong dan

“Nama di Facebook” oleh Mamat. Dari dua video tersebut, terkandung lima topik

yang harus dipilih salah satunya oleh siswa dalam menulis anekdot, yaitu topik

politik, hukum, korupsi, kemiskinan, dan pengaruh media sosial. Adapun kegiatan

pascates kelompok eksperimen dua dapat dilihat dari lembar soal di bawah ini.

LEMBAR SOAL

1. Buatlah sebuah teks anekdot dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Kembangkanlah topik yang terkandung dalam video stand up

comedy yang berjudul “Pidato Politik” oleh Cak Lontong dan

“Nama di Facebook” oleh Mamat!

b. Pilihlah salah satu topik di bawah ini!

1) Politik

2) Hukum

3) Korupsi

4) Kemiskinan

5) Pengaruh media sosial (Medsos)

c. Isi cerita mengadung lelucon dan kritikan/sindiran/pelajaran hidup.

d. Gunakanlah struktur teks anekdot di bawah ini!

1) Abstaksi

2) Orientasi

3) Krisis

4) Reaksi

5) Koda

e. Menggunakan pola dialog atau narasi dengan tepat.

f. Menggunakan ejaan dan tanda baca dengan tepat (sesuaikan dengan

PUEBI).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

74

3.6 Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2006:101) “Instrumen pengumpulan data adalah alat

bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan

data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.” Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan tiga instrumen penelitian, yaitu Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran, media pembelajaran, dan pedoman penilaian

keterampilan menulis anekdot. Adapun penjelasan mengenai ketiga instrumen

tersebut sebagai berkut.

3.6.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksaanan pembelajaran digunakan sebagai pedoman peneliti

dalam melakukan penelitian di kelas. RPP mencakup komponen-komponen yang

diterapkan dalam kurikulum 2013, yaitu identitas sekolah, kompetensi inti (KI),

kompetansi dasar (KD, tujuan pembelajaran, materi pelajaran, pendekatan

(saintifik), metode (diskusi, tanya jawab, dan penugasan), model pembelajaran

(discovery learning), media dan alat pembelajaran, sumber belajar, langkah-

langkah kegiatan pembelajaran, lembar refleksi, penilaian hasil belajar, dan

lembar instrumen/lembar kerja siswa.

3.6.2 Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu media

karikatur dan media video stand up comedy. Media karikatur yang digunakan ada

lima yaitu, katikatur politik, hukum, korupsi, kemiskinan, dan pengaruh media

sosial, sedangkan media video stand up comedy yang digunakan ada lima yaitu

“Kesehatan Kampung Sikor” oleh Yahwen, “Si Anak Papua” oleh Mamat, “Ibu-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

75

Ibu Zaman Sekarang” oleh Karyn, “Pidato Politik” oleh Cak Lontong, dan “Nama

di Facebook” oleh Mamat. Kelima video tersebut berisikan permasalahan-

permasalah sosial, diantaranya tentang politik, hukum, korupsi, kemiskinan, dan

pengaruh media sosisal (Medsos).

3.6.3 Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Anekdot

Pedoman penilaian keterampilan menulis anekdot digunakan untuk

mengumpulkan data utama dalam penelitian ini yaitu skor keterampilan menulis

anekdot. Pedoman penilaian diadaptasi oleh peneliti menurut Nurgiyantoro

(2010:439-442) dan Kosasih (2016:94-104). Ada delapan aspek penilaian dalam

pedoman penilaian keterampilan menulis anekdot, yaitu (1) kesesuain isi dengan

topik, (2) tokoh dalam anekdot, (3) unsur lelucon dan sindiran, (4) struktur teks

anekdot, (5) kaidah kebahasaan, (6) ketepatan diksi, (7) ketepatan kalimat, dan (8)

ejaan bahasa Indonesia. Skala penilaian yang digunakan peneliti adalah skala 1-4.

Adapun penjelasan setiap aspek penilaian dapat dilihat pada tabel pedoman

penilaian keterampilan menulis anekdot di bawah ini.

Tabel 3.3 Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Anekdot

No Aspek yang dinilai Indikator Skor

1 Kesesuaian isi dengan

topik

Isi teks anekdot sangat sesuai/relevan

dengan topik yang dipilih/dibahas. 4

Isi teks anekdot sesuai/relevan dengan topik

yang dipilih/dibahas. 3

Isi teks anekdot cukup sesuai/relevan

dengan topik yang dipilih/dibahas. 2

Isi teks anekdot tidak sesuai/relevan dengan

topik yang dipilih/dibahas. 1

2 Tokoh dalam anekdot

Tokoh dalam anekdot menyangkut orang

yang penting/terkenal serta menyebutkan

nama tokoh secara langsung. 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

76

Tokoh dalam anekdot menyangkut orang

yang penting/terkenal, tetapi menyebutkan

nama tokoh dengan disamarkan. 3

Tokoh dalam anekdot kurang menyangkut

orang yang penting/terkenal tapi faktual. 2

Tokoh dalam anekdot tidak menyangkut

orang yang penting/terkenal tapi faktual

(buatan dari penulis belaka). 1

3 Unsur lelucon dan

sindiran

Teks anekdot lucu/menarik dan terdapat

unsur sindiran/kritikan/pelajaran terhadap

pihak tertentu atau kepada khalayak. 4

Teks anekdot cukup lucu/menarik dan

unsur sindiran/kritikan/pelajaran terhadap

pihak tertentu atau kepada khalayak masih

termuat.

3

Teks anekdot kurang lucu/menarik, tetapi

unsur sindiran/kritikan/pelajaran terhadap

pihak tertentu atau kepada khalayak masih

termuat.

2

Teks anekdot tidak lucu/menarik dan tidak

mengandung unsur

sindiran/kritikan/pelajaran terhadap pihak

tertentu atau kepada khalayak.

1

4 Struktur teks anekdot

Struktur teks anekdot lengkap (abstraksi,

orientasi, krisis, reaksi, koda), diurutkan

secara logis, dan gagasan diungkapkan

dengan jelas.

4

Struktur teks anekdot cukup lengkap (satu

komponen yang tidak ada) 3

Struktur teks anekdot kurang lengkap (dua

komponen tidak ada) 2

Struktur teks anekdot tidak lengkap (tiga

komponen tidak ada) 1

5 Kaidah kebahasaan

Kaidah kebahasaan anekdot dimanfaatkan

dengan baik dan benar, menarik, dan dapat

dipahami.

4

Kaidah kebahasaan anekdot cukup

dimanfaatkan dengan baik dan cukup

menarik. 3

Kaidah kebahasaan anekdot kurang

dimanfaatkan dengan baik, kurang menarik

tapi masih dapat dipahami. 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

77

Kaidah kebahasaan anekdot tidak

dimanfaatkan dengan baik, tidak manarik,

dan sulit dipahami. 1

6

Ketepatan diksi

Pilihan kata sangat tepat dan sudah

menggambarkan suatu hal/keadaan yang

berkaitan dengan topik yang dipilih, serta

kreatif.

4

Pilihan kata tepat dan cukup

menggambarkan suatu hal/keadaan yang

berkaitan dengan topik yang dipilih, dan

cukup kreatif.

3

Pilihan kata cukup tepat dan cukup

menggambarkan suatu hal/keadaan yang

berkaitan dengan topik yang dipilih.

2

Pilihan kata banyak tidak tepat dan kurang

menggambarkan suatu hal/keadaan yang

berkaitan dengan topik yang dipilih.

1

7 Ketepatan kalimat

Penyusunan kalimat sudah efektif 4

Penyusunan kalimat cukup efektif 3

Penyusunan kalimat yang efektif dan tidak

efektif sebanding 2

Penyusunan kalimat banyak yang tidak

efektif 1

8 Ejaan bahasa Indonesia

Penggunakan tanda baca, konjungsi, dan

Imbuhan dengan benar dan sesuai dengan

PUEBI.

4

Beberapa penggunaan tanda baca,

konjungsi, dan imbuhan benar dan sesuai

dengan PUEBI.

3

Penggunaan tanda baca, konjungsi, dan

imbuhan sebanding antara yang salah dan

benar.

2

Penggunaan tanda baca, konjungsi, dan

imbuhan banyak yang salah. 1

Total 32

3.7 Validitas Instrumen

Menurut Sugiyono (2013:173) “Instrumen yang valid berarti alat ukur

yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

78

diukur.” Sugiyono mengemukakan ada tiga cara pengujian valitidas instrumen

yaitu validitas konstruksi (construck validity), validitas isi (content validity) dan

pengujian validitas eksternal.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan validitas isi untuk menentukan

valid tidaknya instrumen yang digunakan dalam penelitian. Validitas isi adalah

validitas yang dilihat dari segi isi instrumen sebagai alat pengukur hasil belajar

yaitu sejauh mana instrumen sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik,

isinya telah dapat mewakili secara representatif terhadap keseluruhan materi atau

bahan pelajaran yang seharusnya diteskan (Sudaryono dan Wardani,2013:105).

Validitas instrumen penelitian ini melibatkan pendapat dari para ahli (expert

judgment). Ada dua dosen ahli yang berperan sebagai expert judgment dalam

peneleitian ini, yaitu Bapak Dr. B. Widharyonto, M.Pd. selaku dosen ahli media

dan perencanaan pembelajaran pada kelompok media karikatur, dan Ibu Rishe

Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum. selaku dosen ahli media dan perencanaan

pembelajaran pada kelompok media video stand up comedy.

Hasil validasi isi media dan perencanaan pembelajaran pada kelompok

karikatur menunjukkan bahwa instrumen penelitian telah memenuhi kriteria layak

uji untuk digunakan dalam penelitian dengan revisi sesuai saran, sedangkan hasil

validasi isi media dan perencanaan pembelajaran pada kelompok video stand up

comedy menunjukkan bahwa instrumen penelitian telah memenuhi kriteria layak

uji tanpa revisi. Pada kelompok media karikatur, terdapat 47 indikator penilaian

validasi isi yang mencakup penilaian RPP, bahan ajar, dan media pembelajaran,

sedangkan pada kelompok media video stand up comedy ada 40 indikator

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

79

penilaian validasi isi yang mencakup hal serupa. Penilian validitas pada kelompok

karikatur memuat 38 indikator valid dan sembilan butir indikator yang cukup

valid. Rata-rata hasil penilaian instrumen kelompok media karikatur yaitu 4,2.

Pada kelompok media video stand up comedy, indikator yang valid sebanyak 37,

dan indikator yang cukup valid sebanyak tiga butir. Rata-rata hasil peniliain

instrumen kelompok media video stand up comedy yaitu 3,87. Berdasarkan hasil

validasi expert judgment terhadap instrumen penelitian dapat disimpulkan bahwa

instrumen dinyatakan valid dan layak diujicobakan dengan revisi sesuai saran.

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah peneliti memiliki data dari sumber

penelitian, yaitu data skor keterampilan menulis anekdot kedua kelompok

eksperimen pada kegitan prates dan pascates. Teknik yang digunakan untuk

menganalisis data pada penelitian deskriptif kuantitatif ini yaitu uji t dan uji gain

ternormalisasi. Uji t digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata hitung

keterampilan menulis anekdot, prates dan pascates, kedua kelompok eksperimen,

dan uji gain ternormalisisi digunakan untuk mengetahui besarnya peningkatan

keterampilan menulis anekdot sebelum dan sesudah dikenai media pembelajaran

pada kedua kelompok eksperimen. Oleh karena itu, sebelum data dapat diuji

menggunakan uji t dan gain ternomalisasi, data terlebih dahulu harus memenuhi

syarat uji normalitas sebaran data dan uji homegenitas varian data. Berikut ini

dijelaskan mengenai uji normalitas sebaran data, uji homeginitas varian data, uji t

dan uji gain ternormalisasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

80

3.8.1 Uji Normalitas Sebaran Data

Uji normalitas sebaran data digunakan untuk mengetahui apakah data

prates dan pascates kedua kelompok eksperimen memiliki distribusi yang normal

atau tidak. Data yang berdistribusi normal merupakan sebuah persyaratan yang

harus terpenuhi apabila peneliti menggunakan teknik statistik dalam penelitiannya

(Nurgiyantoto, dkk,2015:115). Uji normalitas dalam penelitian ini dibantu dengan

Program SPSS versi 22.0 dengan teknik analisis yang digunakan yaitu teknik

Kolmogrov-Smirnov (Uji K-S). Dalam uji K-S, interpretasi hasil uji normalitas

dapat dilihat dari nilai Asymp.Sig.(2-tailed) yang terdapat dalam hasil hitung

program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut.

a) Jika nilai Asymp.Sig.(2-tailed) lebih besar dari tingkat alpha 0,05 (5%),

maka data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b) Jika nilai Asymp.Sig.(2-tailed) lebih kecil dari tingkat alpha 0,05 (5%),

maka data berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.

3.8.2 Uji Homogenitas Varian

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui dan memastikan bahwa

data penelitian memiliki varians yang tidak berbeda (homogen). Untuk itu, data-

data yang akan diuji terlebih dahulu harus memenuhi persyaratan homogenitas

(Nurgiyantoro, 2015:199). Uji homogenitas dalam penelitian ini dibantu dengan

Program SPSS versi 22.0 dengan teknik uji homogenitas dua varian terhadap hasil

prates dan pascates kedua kelompok eksperimen. Dalam uji homogenitas dua

varian, interpretasi hasil uji homogenitas dapat dilihat dari nilai Sig. yang terdapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

81

dalam hasil hitung program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah

sebagai berikut.

a) Jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 (Sig. > α), maka distribusi data

adalah homogen.

b) Jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (Sig. < α), maka distribusi data

adalah tidak homogen.

3.8.3 Uji t-test

Uji t digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata hitung yang ingin

diuji, berbeda secara signifikan atau tidak (Nurgiyantoro, 2015:192). Syarat untuk

dapat melakukan uji t yaitu data harus berdistribusi normal dan memiliki varian

yang homogen. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis uji t yaitu

uji t-tes sampel berhubungan (paired-samples t-test) dan uji t-tes sampel yang

tidak berhubungan (independent-sample t-test). Uji paired-samples t-test

digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang

berpasangan. Dua sampel yang dimaksud adalah sampel yang sama namun

mempunyai dua data. Dalam hal ini, uji t digunakan untuk menguji data antara

prates dan pascates dalam satu kelompok eksperimen untuk mengetahui apakah

terdapat perbedaan yang signifikan mengenai keterampilan menulis anekdot siswa

sebelum dan sesudah dikenai media pembelajaran. Uji paired-samples t-test

dalam penelitian ini dibantu dengan program SPSS versi 22.0. Dasar pengambilan

keputusannya adalah sebagi berikut.

a) Jika nilai Sig.(2-tailed) < 0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan

antara keterampilan menulis anekdot siswa pada data prates dan pascates.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

82

b) Jika nilai Sig.(2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara keterampilan menulis anekdot siswa pada data prates dan

pascates.

Uji independent-sample t-test digunakan untuk mengetahui apakah

terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang tidak berpasangan, yaitu antara data

pascates kelompok media karikatur dan data pasctes kelompok media video stand

up comedy. Uji ini digunakan untuk menguji efektivitas antara media karikatur

dan media video stand up comedy. Uji independent-sample t-test dalam penelitian

ini dibantu dengan program SPSS versi 22.0. Dasar pengambilan keputusannya

adalah sebagai berikut.

a) Jika nilai Sig.(2-tailed) < 0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan

antara keterampilan menulis anekdot antara siswa yang menggunakan media

pembelajaran karikatur dan siswa yang menggunakan media video stand up

comedy.

b) Jika nilai Sig.(2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara keterampilan menulis anekdot antara siswa yang

menggunakan media pembelajaran karikatur dan siswa yang menggunakan

media video stand up comedy.

3.8.4 Uji Gain Ternormalisasi

Uji gain ternormalisasi adalah sebuah uji yang bisa memberikan gambaran

umum peningkatan hasil belajar antara sebelum dan sesudah diterapkannya media

pembelajaran. Besarnya peningkatan skor sebelum dan sesudah pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

83

dihitung dengan rumus gain ternormalisasi (g) yang dikembangkan oleh Hake

(1999, dalam Sundayana,2015:152) sebagai berikut:

Gain ternormalisasi (g) =

Skor ideal untuk penilaian keterampilan menulis anekdot pada penelitian

ini adalah 100. Nilai gain ternormalisasi yang diperoleh selanjutnya

diinterpretasikan untuk mengetahui kategori peningkatan hasil belajar siswa

apakah tergolong rendah, sedang, atau tinggi. Hake (1999, dalam

Sundayana,2015:152) memberikan kategori interpretasi nilai gain ternormalisasi

(g) melalui tabel di bawah ini.

Tabel 3.4 Interpretasi Gain Ternormalisasi

Nilai Gain Ternormalisasi Interpretasi

-1.00 < g < 0.00 terjadi penurunan

g = 0.00 tetap

0.00 < g < 0.30 rendah

0.30 < g < 0.0.70 sedang

0.070 < g < 1.00 tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

84

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV dalam skripsi ini berisi paparan mengenai: (1) deskripsi data hasil

penelitian, dan (2) pembahasan hasil penelitian. Penjelasan selengkapnya sebagai

berikut.

4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian

Data hasil penelitian berupa skor keterampilan menulis anekdot, prates dan

pascates, dari dua kelompok eksperimen, yaitu kelompok media karikatur dan

video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan menulis anekdot siswa

kelas X di SMA Negeri 1 Sewon diuji dengan uji normalitas sebaran data, uji

homogenitas varian, uji t prates-pascates, uji t prates kedua kelompok eksperimen,

dan uji t pascates kedua kelompok eksperimen. Berikut dijabarkan deskripsi data

hasil penelitian mengenai keterampilan menulis anekdot kedua kelompok

eksperimen tersebut.

4.1.1 Tingkat Keterampilan Menulis Anekdot Siswa Kelompok Media

Karikatur

Pembelajaran keterampilan menulis anekdot menggunakan media karikatur

diterapkan di kelas X IPS 1. Subjek penelitian dalam kelas ini berjumlah 34 siswa.

Tingkat keterampilan menulis anekdot siswa dilihat dari nilai prates dan pascates.

Prates dilaksanakan pada Rabu, 18 April 2018, dan pascates dilaksanakan pada

Kamis, 26 April 2018. Hasil analisis data prates dan pascates kelompok media

karikatur dengan dibantu program SPSS versi 22.0 adalah sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

85

Tabel 4.1 Data Statistik Kelompok Media Karikatur

Statistics

Prates Pascates

N Valid 34 34

Missing 0 0

Mean 67.8235 85.2647

Median 69.0000 84.0000

Mode 63.00 94.00

Std. Deviation 7.39562 6.55193

Variance 54.695 42.928

Range 28.00 19.00

Minimum 53.00 75.00

Maximum 81.00 94.00

Data statistik di atas menunjukkan bahwa pada kegiatan prates dan

pascates subjek penelitian berjumlah 34 siswa. Nilai rata-rata (mean) pada prates

sebesar 67,82 dan pascates sebesar 85,26. Nilai median pada prates yaitu 69,

sedangkan pada pascates yaitu 84. Nilai yang sering muncul (mode/modus) pada

prates yaitu 63, sedangkan pada pascates yaitu 94. Nilai terendah pada prates yaitu

53, dan tertinggi yaitu 81, sedangkan pada pascates nilai terendah yaitu 75 dan

tertinggi yaitu 94.

4.1.1.1 Uji Normalitas Sebaran Data

Syarat data penelitian layak diuji dengan teknik statistik adalah apabila

data tersebut memenuhi uji normalitas data. Dengan kata lain, keadaan data

berdistribusi normal merupakan sebuah persyaratan yang harus terpenuhi

(Nurgiyantoto, dkk,2015:115). Uji normalitas sebaran data dilakukan pada nilai

prates dan pascates. Uji normalitas data dibantu dengan program SPSS versi 22.0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

86

dengan teknik Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S). Adapun hasil uji normalitas pada

data prates sebagai berikut.

Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Prates Kelompok Media Karikatur

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

Kelompok Karikatur .139 34 .092

Hasil uji normalitas data prates pada tabel di atas menunjukkan bahwa

nilai Asymp.Sig.(2 tailed) dengan uji K-S sebesar 0,092. Hal tersebut

menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena memiliki taraf nilai

Signifinaksi > 0,05 (5%). Adapun uji normalitas pada data pascates sebagai

berikut.

Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Pascates Kelompok Media Karikatur

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

Kelompok Karikatur .133 34 .136

Hasil analisis data pascates pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai

Asymp.Sig.(2 tailed) dengan uji K-S sebesar 0,136. Hal tersebut menunjukkan

bahwa data berdistribusi noramal karena memiliki taraf signifikansi > 0,05 (5%).

Berdasarkan hasil uji normalitas sebaran data di atas, data prates dan pascates

kelompok media karikatur dinyatakan berdistribusi normal, dan layak diuji

dengan teknik statistik berikutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

87

4.1.1.2 Uji Homegenitas Varian Data Prates-Pascates

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui dan memastikan bahwa

data penelitian memiliki varians yang tidak berbeda. Untuk itu, data-data yang

akan diuji terlebih dahulu harus memenuhi persyaratan homogenitas

(Nurgiyantoro, 2015:199). Uji homogenitas data penelitian antara prates dengan

pascates menggunakan program SPSS versi 22.0. Berikut hasil uji homogenitas

data prates-pascates.

Tabel 4.4 Homogenitas Varian Data Kelompok Media Karikatur

Test of Homogeneity of Variances

Prates-Pascates

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.029 1 66 .866

Hasil uji homogenitas data prates-pascates pada tabel di atas menunjukkan

bahwa taraf signifikansi sebesar 0,866. Hal tersebut memperlihatkan bahwa data

memiliki varians data yang tidak berbeda (homogen), karena taraf signifikannya

lebih besar dari signifikansi >0,05 (5%). Oleh karena itu, data prates-pascates

memenuhi syarat uji t.

4.1.1.3 Uji t Prates-Pascates

Uji t digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata hitung yang ingin

diuji, berbeda secara signifikan atau tidak (Nurgiyantoro, 2015:192). Untuk

menguji rata-rata hitung data prates-pascates, uji t yang digunakan adalah T-Tes

Sampel Berhubungan (Paired-Samples T-Test) karena sampel/subjek penelitian

sama tetapi memiliki dua data (prates-pascates). Hasil analisis data di atas

menunjukkan bahwa data prates dan pascates berdistribusi normal serta memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

88

varian yang homogen. Hal tersebut menyatakan bahwa data memenuhi syarat uji t.

Uji t dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 22.0. Berikut hasil uji t data

prates-pascates.

Tabel 4.5 Uji t Prates-Pascates Kelompok Media Karikatur

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Prates -

Pascates -17.44118 7.99315 1.37081 -20.23012 -14.65224 -12.723 33 .000

Dasar pengambilan keputusan untuk menyatakan data memiliki perbedaan

yang signifikan atau tidak adalah jika nilai Sig.(2-tailed) <0,05, maka dapat

dikatakan terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika nilai Sig.(2-tailed) >0,05,

maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata prates dan

pascates. Berdasarkan hasil uji t pada tabel di atas, nilai rata-rata prates-pascates

pada kelompok media karikatur dinyatakan memiliki perbedaan yang signifikan,

karena nilai Sig.(2-tailed) 0,000 < 0,05 (5%). Hasil tersebut dapat diartikan bahwa

terjadi peningkatan yang signifikan antara tingkat keterampilan menulis anekdot

pada data prates dan pascates.

4.1.1.4 Tingkat Keterampilan Menulis Anekdot Prates dan Pascates

Hasil analisis terhadap data prates dan pascates, antara sebelum dan

sesudah dikenai pembelajaran menulis anakdot menggunakan media pembelajaran

karikatur, menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal tersebut dapat dilihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

89

dari rata-rata skor menulis anekdot prates sebesar 67,82 dan pada pascates 85,26.

Berikut persentase nilai keterampilan menulis anekdot prates dan pascates yang

disajikan dalam diagram pie.

Diaram 4.1 Persentase Tingkat Keterampilan Menulis Anekdot Kelompok

Media Karikatur

Diagram pie prates dan pascates di atas menunjukkan persentase nilai

keterampilan menulis anekdot siswa kelompok media karikatur. Pada data prates,

nilai terendah terletak di rentang 53-57 dengan persentase 12%, dan nilai tertinggi

terletak di rentang 78-82 dengan persentase 9%, sedangkan pada pascates, nilai

terendah terletak di rentang 75-78 dengan persentase 26%, dan nilai tertinggi

terletak di rentang 91-94 dengan persentase 32%. Pada data prates, nilai menulis

anekdot yang paling banyak diperoleh siswa terletak di rentang 63-67, dan 68-72

dengan persentase masing-masing sebesar 32%, sedangkan pada data pascates,

nilai menulis anekdot yang paling banyak diperoleh siswa terletak di rentang 91-

94 dengan persentase 32%. Berdasarkan hasil analisis data nilai menulis anekdot

prates dan pascates di atas, keterampilan menulis anekdot siswa menggunakan

media pembelajaran karikatur mengalami peningkatan yang signifikan.

9% 15%

32%

32%

12%

Prates

78-82

73-77

68-72

63-67

53-57

32%

15% 15%

12%

26%

Pascates

91-94

87-90

83-86

79-82

75-78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

90

4.1.2 Tingkat Keterampilan Menulis Anekdot Siswa Kelompok Media Video

Stand Up Comedy

Pembelajaran keterampilan menulis anekdot menggunakan media video

stand up comedy diterapkan di kelas X MIPA 4. Subjek penelitian dalam kelas ini

berjumlah 35 siswa. Tingkat keterampilan menulis anekdot siswa dilihat dari nilai

prates dan pascates. Prates dilaksanakan pada Kamis, 19 April 2018, dan pascates

dilaksanakan pada Jumat, 27 April 2018. Hasil analisis data prates dan pascates

kelompok media video stand up comedy dengan dibantu program SPSS versi 22.0

adalah sebagai berikut.

Tabel 4.6 Data Statistik Kelompok Media Video Stand Up Comedy

Statistics

Parates Pascates

N Valid 35 35

Missing 0 0

Mean 66.1429 84.2571

Median 66.0000 84.0000

Mode 66.00 81.00a

Std. Deviation 7.84835 6.68335

Variance 61.597 44.667

Range 25.00 22.00

Minimum 53.00 72.00

Maximum 78.00 94.00

Sum 2315.00 2949.00

Data statistik di atas menunjukkan bahwa pada kegiatan prates dan

pascates subjek penelitian berjumlah 35 siswa. Nilai rata-rata (mean) pada prates

sebesar 66,14 dan pascates sebesar 84,25. Nilai median pada prates yaitu 66,

sedangkan pada pascates yaitu 84. Nilai yang sering muncul (mode/modus) pada

prates yaitu 66, sedangkan pada pascates yaitu 81. Nilai terendah pada prates yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

91

53, dan tertinggi yaitu 78, sedangkan pada pascates nilai terendah yaitu 72 dan

tertinggi yaitu 94.

4.1.2.1 Uji Normalitas Sebaran Data

Data penelitian kelompok media video stand up comedy harus memenuhui

normalitas data agar layak diuji dengan teknik statistik. Uji normalitas sebaran

data dilakukan pada nilai prates dan pascates. Uji normalitas data dibantu dengan

program SPSS versi 22.0 dengan teknik Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S). Adapun

hasil uji normalitas pada data prates sebagai berikut.

Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Prates Kelompok Media Video Stand Up

Comedy

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

Media Video Stand Up

Comedy .144 35 .065

Hasil uji normalitas data prates pada tabel di atas menunjukkan bahwa

nilai Asymp.Sig.(2 tailed) dengan uji K-S sebesar 0,065. Hal tersebut

menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena memiliki taraf nilai

Signifinaksi > 0,05 (5%). Adapun uji normalitas pada data pascates sebagai

berikut.

Tabel 4.8 Uji Normalitas Data Pascates Kelompok Media Video Stand Up

Comedy

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

Kelompok Video Stand Up

Comedy .141 35 .076

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

92

Hasil analisis data pascates pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai

Asymp.Sig.(2 tailed) dengan uji K-S sebesar 0,076. Hal tersebut menunjukkan

bahwa data berdistribusi noramal karena memiliki taraf signifikansi > 0,05 (5%).

Berdasarkan hasil uji normalitas sebaran data di atas, maka data prates dan

pascates kelompok media video stand up comedy dinyatakan memiliki distribusi

data yang normal, dan layak diuji dengan teknik statistik berikutnya.

4.1.2.2 Uji Homogenitas Varian Data Prates-Pascates

Uji homogenitas varian data prates-pascates dilakukan untuk mengetahui

dan memastikan bahwa data penelitian memiliki varians yang tidak berbeda

(homegen) agar data layak di uji dengan uji t. Uji homogenitas data prates-

pascates dibantu dengan program SPSS versi 22.0. Berikut hasil uji homogenitas

data prates-pascates.

Tabel 4.9 Homogenitas Varian Data Kelompok Media Video Stand Up

Comedy

Test of Homogeneity of Variances

Prates-Pascates

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.709 1 68 .403

Hasil uji homogenitas data prates-pascates pada tabel di atas menunjukkan

bahwa taraf signifikansi sebesar 0,403. Hal tersebut memperlihatkan bahwa data

memiliki varians data yang tidak berbeda (homogen), karena taraf signifikannya

lebih besar dari signifikansi >0,05 (5%). Oleh karena itu, data prates-pascates

memenuhi syarat uji t.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

93

4.1.2.3 Uji t Prates-Pascates

Uji t digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata hitung yang ingin

diuji, berbeda secara signifikan atau tidak (Nurgiyantoro, 2015:192). Untuk

menguji rata-rata hitung data prates-pascates, uji t yang digunakan adalah T-Tes

Sampel Berhubungan (Paired-Samples T-Test) karena sampel/subjek penelitian

sama tetapi memiliki dua data (prates-pascates). Hasil analisis data di atas

menunjukkan bahwa data prates dan pascates berdistribusi normal serta memiliki

varian yang homogen. Hal tersebut menyatakan bahwa data memenuhi syarat uji t.

Uji t dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 22.0. Berikut hasil uji t data

prates-pascates.

Tabel 4.10 Uji t Prates-Pascates Kelompok Video Stand Up Comedy

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

Prates -

Pascates -18.11429 7.49420 1.26675 -20.68863 -15.53994 -14.300 34 .000

Dasar pengambilan keputusan untuk menyatakan data memiliki perbedaan

yang signifikan atau tidak adalah jika nilai Sig.(2-tailed) <0,05, maka dapat

dikatakan terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika nilai Sig.(2-tailed) >0,05,

maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata prates dan

pascates. Berdasarkan hasil uji t pada tabel di atas, nilai rata-rata prates-pascates

pada kelompok video stand up comedy dinyatakan memiliki perbedaan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

94

signifikan, karena nilai Sig.(2-tailed) 0,000 < 0,05 (5%). Hasil tersebut dapat

diartikan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan antara tingkat keterampilan

menulis anekdot pada data prates dan pascates.

4.1.2.4 Tingkat Keterampilan Menulis Anekdot Prates dan Pascates

Hasil analisis terhadap data prates dan pascates, antara sebelum dan

sesudah dikenai pembelajaran menulis anakdot menggunakan media pembelajaran

video stand up comedy, menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal tersebut

dapat dilihat dari rata-rata skor menulis anekdot prates sebesar 66,14 dan pada

pascates 84,25. Berikut persentase nilai keterampilan menulis anekdot prates dan

pascates yang disajikan dalam diagram pie.

Diaram 4.2 Persentase Tingkat Keterampilan Menulis Anekdot

Kelompok Media Video Stand Up Comedy

Diagram pie prates dan pascates di atas menunjukkan persentase nilai

keterampilan menulis anekdot siswa kelompok media video stand up comedy.

Pada data prates, nilai terendah terletak di rentang 53-57 dengan persentase 17%,

dan nilai tertinggi terletak di rentang 78-82 dengan persentase 12%, sedangkan

12%

12%

14%

34%

17%

11% 78-82

73-77

68-72

63-67

58-62

53-57

Prates

14%

29%

14%

17%

12%

14%

Pascates

92-95

88-91

84-87

80-83

76-79

72-75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

95

pada pascates, nilai terendah terletak di rentang 72-75 dengan persentase 14%,

dan nilai tertinggi terletak di rentang 92-95 dengan persentase 14%. Pada data

prates, nilai menulis anekdot yang paling banyak diperoleh siswa terletak di

rentang 63-67 dengan persentase 34%, sedangkan pada data pascates, nilai

menulis anekdot yang paling banyak diperoleh siswa terletak di rentang 88-91

dengan persentase 29%. Berdasarkan hasil analisis data nilai menulis anekdot

prates dan pascates di atas, keterampilan menulis anekdot siswa menggunakan

media pembelajaran video stand up comedy mengalami peningkatan yang

signifikan.

4.1.3 Efektivitas antara Media Karikatur dan Video Stand Up Comedy

Penelitian ini dilakukan untuk menguji efektivitas antara media karikatur

dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan menulis anekdot.

Untuk menguji efektivitas antara dua media tersebut, teknik statistik yang

digunakan adalah uji t. Uji t yang digunakan adalah uji t untuk sampel bebas

(independent samples test). Uji t tersebut digunakan untuk menguji perbedaan

rata-rata hitung dari dua kelompok sampel/ dari dua kelompok sampel yang

berbeda (Nurgiyantoro, dkk.2015:193).

4.1.3.1 Uji Homogenitas Varian Data

Uji homogenitas dilakukan pada data prates antara dua kelompok

eksperimen, dan data pascates antara dua kelompok eksperimen. Hal tersebut

untuk memastikan bahwa data memiliki varians yang tidak berbeda (homogen)

agar layak di uji t. Pada data prates kelompok karikatur, subjek penelitian yang

terlibat sebanyak 34 siswa, sedangkan pada kelompok video stand up comedy

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

96

sebanyak 35 siswa. Berikut hasil uji homogenitas data prates antara dua kelompok

eksperimen yang dibantu dengan program SPSS versi 22.0.

Tabel 4.11 Homogenitas Varian Data Prates antara Dua Kelompok

Eksperimen

Test of Homogeneity of Variances

Prates

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.231 1 67 .633

Hasil uji homogenitas data prates antara dua kelompok eksperimen pada

tabel di atas menunjukkan bahwa data memiliki varians yang homogen karena

nilai sig. sebesar 0,633 (>0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa data prates

memenuhui syarat uji t. Uji homegenitas selanjutnya adalah data pascates antara

dua kelompok eksperimen. Pada data pascates kelompok karikatur, subjek

penelitian yang telibat sebanyak 34 siswa, sedangkan pada kelompok video stand

up comedy sebanyak 35 siswa. Berikut hasil uji homegenitas varian data pascates

antara dua kelompok eksperimen yang dibantu dengan program SPSS versi 22.0.

Tabel 4.12 Homogenitas Varian Data Pascates antara Dua Kelompok

Eksperimen

Test of Homogeneity of Variances

Pascates

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.033 1 67 .856

Hasil uji homogenitas data pascates antara dua kelompok eksperimen pada

tabel di atas menunjukkan bahwa data memiliki varians yang homogen karena

nilai sig. sebesar 0,856 (>0,05). Berdasarkan hasil uji homogenitas data prates dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

97

pascates antara dua kelompok eksperimen di atas, data dinyatakan memenuhi

syarat untuk uji t.

4.1.3.2 Hasil Uji t Data Prates

Sebelum data dapat diuji t, ada persyaratan analisis yang harus terpenuhi

terhadap data hasil pengukuran yang diperoleh. Uji persyaratan yang dimaksud

adalah uji normalitas dan uji homogenitas (Nurgiyantoro, dkk.,2015: 198-199).

Hasil uji normalitas dan uji homogenitas data prates antara kedua kelompok

eksperimen menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan homegen serta

layak diuji t. Uji t data prates dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata

hitung keterampilan menulis anekdot, sebelum dikenai media pembelajaran,

antara kelompok karikatur dan kelompok video stand up comedy. Berikut adalah

hasil uji t data prates kedua kelompok eksperimen yang dibantu dengan program

SPSS versi 22.0.

Tabel 4.13 Hasil Uji t Data Prates

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Equal variances

assumed .231 .633 .915 67 .364 1.68067 1.83697 -1.98594 5.34729

Equal variances not

assumed .916 66.940 .363 1.68067 1.83537 -1.98280 5.34415

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

98

Hasil uji t pada tabel di atas menunjukkan nilai Sig.(2-tailed) sebesar

0.364. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata hitung prates antara kedua

kelompok eksperimen tidak memiliki perbedaan yang signifikan karena nilai

Sig.(2-tailed) 0.364 > 0,05 (5%). Hasil tersebut dapat diartikan bahwa tingkat

keterampilan menulis anekdot kedua kelompok eksperimen pada data prates

memiliki tingkat keterampilan yang sama.

4.1.3.3 Hasil Uji t Data Pascates

Uji t data pascates dilakukan untuk menguji apakah terdapat perbedaan

rata-rata hitung keterampilan menulis anekdot antara kelompok yang dikenai

media pembelajaran karikatur dan kelompok yang dikenai media video stand up

comedy. Hasil uji normalitas dan uji homogenitas data pascates antara kedua

kelompok eksperimen menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan

homegen serta layak diuji t. Berikut adalah hasil uji t data pascates kedua

kelompok eksperimen yang dibantu dengan program SPSS versi 22.0.

Tabel 4.14 Hasil Uji t Data Pascates

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Equal variances assumed .033 .856 .632 67 .529 1.00756 1.59382 -2.17372 4.18885

Equal variances not

assumed .632 66.994 .529 1.00756 1.59336 -2.17280 4.18792

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

99

Hasil uji t pada tabel di atas menunjukkan nilai Sig.(2-tailed) sebesar

0.529. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata hitung pascates antara

kedua kelompok eksperimen tidak memiliki perbedaan yang signifikan karena

nilai Sig.(2-tailed) 0.529 > 0,05 (5%). Hasil tersebut dapat diartikan bahwa tingkat

keterampilan menulis anekdot kedua kelompok eksperimen pada data pascates

memiliki tingkat keterampilan yang sama. Jadi, media karikatur dan media video

stand up comedy memiliki efektivitas yang sama untuk digunakan dalam

pembelajaran keterampilan menulis anekdot.

4.1.3.4 Uji Gain Ternormalisasi

Menurut Sundayana (2015:151) “Uji gain ternormalisasi digunakan untuk

mengetahui bagaimana peningkatan antara sebelum dan sesudah pembelajaran.”

Dalam penelitian ini, data antara prates dan pascates diuji dengan teknik gain

ternormalisasi untuk melihat besarnya peningkatan keterampilan menulis anekdot

sebelum dan sesudah dikenai media pembelajaran. Pada kelompok media

karikatur, subjek penelitian berjumlah 34 siswa dengan nilai rata-rata prates

sebesar 67,82 dan pascates sebesar 85,26. Pada kelompok media video stand up

comedy, subjek penelitian berjumlah 35 siswa dengan nilai rata-rata prates sebesar

66,14 dan pascates 84,25. Berikut tingkat keterampilan menulis prates dan

pascates antara kedua kelompok eksperimen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

100

Digram 4.3 Tingkat Keterampilan Menulis Anekdot Prates dan Pascates

a. Uji Gain Ternormalisasi Kelompok Media Kerikatur

Skor rata-rata prates kelompok media karikatur sebesar 67,82 dan rata-rata

pascates sebasar 85,26. Skor ideal dalam peniliaian keterampilan menulis anekdot

yaitu 100. Berikut adalah rumus uji gain ternormalisasi beserta penghitungannya

(Sundayana, 2015:151).

Gain ternormalisasi (g) =

Gein ternormalisasi (g) =

Gein ternormalisasi (g) =

Gein ternormalisasi (g) = 0,541

Hasil uji gain ternormalisasi di atas menunjukkan bahwa besarnya

peningkatan keterampilan menulis anekdot siswa sebelum dan sesudah dikenai

media pembelajaran karikatur sebesar 0,541. Jika nilai (g) yang diperoleh

diinterpretasikan dengan indeks gain ternormalisasi menurut Hake (1999 dalam

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Karikatur Video Stand Up Comedy

Prates

Pascates

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

101

Sundayana,2015:152), maka peningkatan keterampilan menulis anekdot

kelompok karikatur berada di kategori sedang (0.30 < g <0.70).

b. Uji Gein Ternormalisasi Kelompok Media Video Stand Up Comedy

Skor rata-rata prates kelompok media video stand up comedy sebesar

66,14 dan rata-rata pascates sebasar 84,25. Skor ideal dalam peniliaian

keterampilan menulis anekdot yaitu 100. Berikut adalah rumus uji gain

ternormalisasi beserta penghitungannya (Sundayana, 2015:152).

Gain ternormalisasi (g) =

Gein ternormalisasi (g) =

Gein ternormalisasi (g) =

Gein ternormalisasi (g) = 0,534

Hasil uji gain ternormalisasi di atas menunjukkan bahwa besarnya

peningkatan keterampilan menulis anekdot siswa sebelum dan sesudah dikenai

media pembelajaran video stand up comedy sebesar 0,534. Jika nilai (g) yang

diperoleh diinterpretasikan dengan indeks gain ternormalisasi menurut Hake

(1999 dalam Sundayana,2015:152), maka peningkatan keterampilan menulis

anekdot kelompok video stand up comedy berada di kategori sedang (0.30 < g

<0.70).

4.1.4 Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Terdapat perbedaan keterampilan

menulis anekdot yang signifikan antara kelompok yang diberikan perlakuan

menggunakan media karikatur dan kelompok yang diberikan perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

102

menggunakan media video stand up comedy.” Hipotesis alternatif (Ha) tersebut

akan diterima apabila rumus Ha = µ1 µ2 terbukti benar. Jika tidak terdapat

perbedaan keterampilan menulis anekdot yang signifikan antara kedua kelompok

eksperimen, maka hipotesis nol (H0) yang berubunyi “Tidak terdapat perbedaan

keterampilan menulis anekdot yang signifikan antara kelompok yang diberikan

perlakuan menggunakan media karikatur dan kelompok yang diberikan perlakuan

menggunakan media video stand up comedy” dengan rumus H0 = µ1 µ2

diterima.

Dasar pengambilan keputusan adalah Ha diterima apabila nilai Sig < 0,05

(5%), dan H0 diterima apabila Sig > 0,05 (5%). Berikut hasil uji t terhadap data

pascates kedua kelompok eksperimen yang dibantu program SPSS versi 22.0.

Tabel 4.15 Uji t Pascates Kelompok Media Karikatur dan Kelompok Media

Video Stand Up Comedy

Kelompok Mean Th Tt (5%) Df Sig.(2-tailed)

Media Karikatur 85,26

0,632 2.000 67 0,529 Media Video Stand

Up Comedy 84,25

Berdasarkan hasil uji t pada tabel di atas, keterampilan menulis anekdot

antara kedua kelompok eksperimen tidak memiliki perbedaan yang signifikan

karena nilai Sig.(2-tailed) sebesar 0,529 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05

(P>0,05). Jadi, kesimpulan hasil uji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

H0 = Tidak terdapat perbedaan keterampilan menulis anekdot yang signifikan

antara kelompok yang diberikan perlakuan menggunakan media karikatur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

103

dan kelompok yang diberikan perlakuan menggunakan media video stand

up comedy. H0 diterima (µ1 µ2).

Ha = Terdapat perbedaan keterampilan menulis anekdot yang signifikan antara

kelompok yang diberikan perlakuan menggunakan media karikatur dan

kelompok yang diberikan perlakuan menggunakan media video stand up

comedy. Ha ditolak (µ1 µ2).

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini berupa data prates dan pascates kedua kelompok

eksperimen. Hasil tersebut digunakan untuk mengetahui perbedaan keterampilan

menulis anekdot antara kelompok media karikatur dan kelompok media video

stand up comedy, serta efektivitas media tersebut dalam pembelajaran

keterampilan menulis anekdot siswa kelas X di SMAN Negeri 1 Sewon.

4.2.1 Prates Keterampilan Menulis Anekdot Kelompok Media Karikatur dan

Media Video Stand Up Comedy

Kegiatan prates dilakukan untuk mengetahui keterampilan menulis

anekdot para siswa kedua kelompok eksperimen sebelum dikenai perlakuan

dengan media pembelajaran. Pada kegiatan prates, para siswa, kelompok karikatur

dan kelompok video stand up comedy, menerima tes yang sama yaitu menulis

anekdot berdasarkan kemampuan atau pengetahuan awalnya. Peneliti

menyediakan lima topik yaitu politik, hukum, korupsi, kemiskinan, dan pengaruh

media sosial (Medsos). Para siswa diberi kebebasan memilih salah satu topik

tersebut untuk dijadikan sebuah teks anekdot. Berikut adalah data statistik prates

kedua kelompok eksperimen yang dibantu dengan program SPSS versi 22.0.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

104

Tabel 4.16 Data Statistik Prates Kelompok Media Karikatur

dan Media Video Stand Up Comedy

Statistics

Prates

(Karikatur)

Prates (Video

SUC)

N Valid 34 35

Missing 1 0

Mean 67.8235 66.1429

Median 69.0000 66.0000

Mode 63.00 66.00

Std. Deviation 7.39562 7.84835

Variance 54.695 61.597

Range 28.00 25.00

Minimum 53.00 53.00

Maximum 81.00 78.00

Sum 2306.00 2315.00

Hasil analisis data prates di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata (mean)

pada kelompok media karikatur sebesar 67,82 dengan subjek penelitian sebanyak

34 siswa dan pada kelompok media video stand up comedy sebesar 66,14 dengan

subjek penelitian sebanyak 35 siswa. Nilai yang sering muncul (mode) pada

kelompok media karikatur yaitu 63 dan pada kelompok media stand up comedy

yaitu 66. Nilai terendah pada kelompok media karikatur yaitu 53 dan nilai

tertinggi yaitu 81, sedangkan nilai terendah pada kelompok media video stand up

comedy yaitu 53 dan nilai tertinggi yaitu 78. Data prates kedua kelompok

eksperimen kemudian di uji dengan uji t untuk melihat apakah terdapat perbedaan

rata-rata keterampilan menulis anekdot. Berikut adalah hasil uji t data prates

kedua kelompok eksperimen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

105

Tabel 4.17 Hasil Uji t Data Prates Kelompok Media Karikatur dan Media

Video Stand Up Comedy

Kelompok N Mean Th Tt

(5%)

Df Sig. (2-

tailed)

Karikatur 34 67,82

0.915 2.000 67 0, 364 Video

stand up

comedy

35 66,14

Hasil uji t pada tabel di atas menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan

yang signifikan antara keterampilan menulis anekdot kelompok media karikatur

dan kelompok media video stand up comedy karena nilai Sig. (2-Tailed) sebesar

0,364 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 (5%). Oleh karena itu, pada tahap

prates, para siswa dari kedua kelompok eksperimen memiliki tingkat keterampilan

menulis anekdot yang sama.

Teks anekdot siswa dinilai berdasarkan pedoman penilaian keterampilan

menulis anekdot yang dikembangkan oleh peneliti menurut Nurgiyantoro

(2010:439-442) dan Kosasih (2016:94-104). Ada delapan aspek penilaian yang

digunakan peneliti untuk menilai teks anekdot siswa, yaitu (1) kesesuain isi

dengan topik, (2) tokoh dalam anekdot, (3) unsur lelucon dan sindiran, (4) struktur

teks anekdot, (5) kaidah kebahasaan, (6) ketepatan diksi, (7) ketepatan kalimat,

dan (8) ejaan bahasa Indonesia. Skala penilaian yang digunakan peneliti adalah

skala 1-4. Hasil prates kelompok media karikatur pada setiap aspek penilaian teks

anekdot di atas dapat dilihat pada diagram column di bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

106

Diagram 4.4 Skor Rata-Rata Prates Setiap Aspek Penilaian Teks Anekdot

Kelompok Media Karikatur

Diagram di atas menunjukkan skor rata-rata prates kelompok media

karikatur pada setiap aspek penilaian anekdot. Tingkat keterampilan menulis

anekdot siswa pada setiap aspek penilaian di atas memiliki rata-rata 2,44 (aspek

isi), 2,70 (aspek tokoh), 2,38 (aspek lelucon dan sindiran), 3,02 (aspek struktur),

2,79 (aspek kaidah kebahasaan), 2,88 (aspek diksi), 3.00 (aspek kalimat), dan 2,41

(aspek EYD). Pada kelompok media video stand up comedy, hasil prates pada

setiap aspek penilaian dapat dilihat pada diagram column di bawah ini.

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

PRATES KELOMPOK MEDIA KARIKATUR

Skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

107

Diagram 4.5 Skor Rata-Rata Prates Setiap Aspek Penilaian Teks Anekdot

Kelompok Media Video Stand Up Comedy

Diagram di atas menunjukkan skor rata-rata prates kelompok media video

stand up comedy pada setiap aspek penilaian anekdot. Tingkat keterampilan

menulis anekdot siswa pada setiap aspek penilaian di atas memiliki rata-rata 2,37

(aspek isi), 2,45 (aspek tokoh), 2,37 (aspek lelucon dan sindiran), 3,14 (aspek

struktur), 2,71 (aspek kaidah kebahasaan), 2,74 (aspek diksi), 3.00 (aspek

kalimat), dan 2,34 (aspek EYD). Nilai keterampilan menulis anekdot siswa

diperoleh dari hasil penjumlahan setiap aspek penilaian di atas. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa keterampilan menulis anekdot kedua kelompok eksperimen

pada kegiatan prates masih tergolong rendah. Pada kelompok media karikatur,

nilai keterampilan menulis anekdot siswa yang mencapai kriteria ketuntasan

minimal (KKM) 75 hanya didapat oleh delapan siswa dengan persentase 24%,

sedangkan 26 siswa lainnya mendapat nilai dibawah KKM dengan persentase

76%. Sama halnya dengan kelompok media video stand up comedy, siswa yang

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

PRATES KELOMPOK MEDIA VIDEO STAND UP COMEDY

Prates Skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

108

mendapat nilai keterampilan menulis anekdot yang mencapai KKM hanya

sebanyak delapan siswa dengan persentase 23%, sedangkan 27 siswa lainnya

mendapat nilai di bawah KKM dengan persentase 77%. Berdasarkan uraian di

atas dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata prates kedua kelompok eksperimen

pada setiap aspek penilaian anekdot masih tergolong rendah karena nilai

keterampilan menulis anekdot siswa masih banyak yang di bawah KKM 75.

Kendala utama yang dialami siswa pada kegiatan prates adalah

mengembangkan topik yang dipilih menjadi sebuah teks anekdot. Kendala

tersebut disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, pengalaman, dan kreativitas

siswa dalam membuat sebuah cerita yang mengandung unsur lelucon dan sindiran

pada suatu hal atau pada seseorang. Hal tersebut dapat dilihat pada contoh anekdot

berikut (nomor presensi 1).

Gambar 4.1 Hasil Teks Anekdot Prates Kelompok Media Karikatur

Dalam teks anekdot tersebut, penulis mengembangkan topik “korupsi”

menjadi sebuah anekdot yang diberi judul “Semboyan Kartini Dan Perjuangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

109

Korupsi”. Penulis bercerita tentang semboyan Ibu Kartini yang berbunyi “Habis

Gelap Terbitlah Terang”, dan mengaitkannya dengan kasus korupsi di Indonesia

yang dianggap tidak dilakukan secara diam-diam lagi, tetapi sudah dilakukan

secara terang-terangan.

Penulis tampak kesulitan dalam mengembangkan topik “korupsi” menjadi

sebuah teks anekdot. Hal tersebut dapat dilihat dari aspek isi dan kebahasaan

anekdot. Isi teks anekdot tersebut kurang lucu/menarik karena hanya menonjolkan

unsur sindiran. Cerita yang disajikan pun tidak tuntas karena struktur dan kaidah

kebahasaan anekdot kurang lengkap dan kurang dimanfaatkan dengan baik. Selain

itu, terdapat cukup banyak kesalahan dalam penulisan kalimat, ejaan, dan tanda

baca.

Kalimat pada paragraf pertama, yang berfungsi sebagai abstraksi, berbunyi,

“Suatu hari Ibu Dewi mengatakan bahwa semboyan Kartini “Habis Gelap

terbitlah terang” maling diperjuangkan hingga sekarang. Ibu” lain bingun &

berbikir.” Struktur kalimat tersebut tidak benar dan tidak efektif karena terdapat

frasa keterangan waktu di awal kalimat, tanpa memberikan tanda baca (,) untuk

memisahkan subjek kalimat yaitu Ibu Dewi. Selain itu, pada kalimat pertama dan

kedua perlu kata/frasa tambahan agar kalimat tersebut dapat dipahami lebih

jelas/efektif. Perbaikan kalimat tersebut adalah, “Pada suatu hari, Ibu Dewi

mengatakan bahwa semboyan kartini “Habis Gelap Terbitlah Terang” memiliki

arti ‘Maling diperjuangkan hingga sekarang.’ Ibu-ibu yang mendengar

pernyataan tersebut menjadi bingung dan berpikir. Ketidakefektifan penggunaan

kalimat juga terjadi pada kalimat dialog Bu Dewi dan Bu Wiwik. “Begini ibu-ibu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

110

Pada masa kartini korupsi dilakukan secara sembunyi-sembunyi atau dalam

keadaan gelap sedangkan zaman sekarang dilakukan secara terang terangan

Sama persis seperti semboyan ibu kita Kartini Habis gelap terbitlah terang.”, dan,

“Oh jadi, jika masa lalu Kartini berjuang untuk wanita. Masa sekarang

perjuangan utk terang-terangan korupsi.” Hal utama, selain struktur kalimat,

yang menjadikan kalimat tersebut tidak efektif adalah penggunaan ejaan bahasa

Indonesia yang masih banyak terdapat kesalahan. Perbaikan kaliamat dialog

tersebut adalah, “Begini ibu-ibu, pada masa Ibu Kartini, korupsi dilakukan secara

sembunyi-sembunyi atau dalam keadaan gelap, sedangkan zaman sekarang

dilakukan secara terang-terangan. Hal tersebut menjadi sama persis dengan

semboyan Ibu Kartini yang berbunyi “Habis Gelap Terbitlah Terang.”, dan, “Oh!

Jadi, pada masa lalu, Ibu Kartini berjuang untuk para wanita, sedangkan sekarang

banyak orang yang berjuang untuk terang-terangan korupsi.”

Contoh teks anekdot pada kegiatan prates di atas juga banyak yang tidak

sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Kesalahan

banyak terjadi pada penggunaan huruf kapital, tanda baca, dan penulisan kata.

Contoh kesalahan penggunaan huruf kapital, seperti pada kata “Dan”, “Habis

Gelap terbitlah terang”, “bu”, “kartini”, “ibu”. Contoh kesalahan penggunaan

tanda baca seperti pada kalimat, “Apa contohnya bu kalau semboyan Kartini maah

diperjuangkan”. Kalimat tersebut merupakan kalimat tanya, tetapi pada akhir

kalimat tidak diberikan tanda baca tanya (?). Contoh kesalahan penulisan kata

seperti pada kata “bingun”, “berbikir”, “maah”, “berjuan”, “utk”. Kendala siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

111

dalam mengembangkan topik menjadi sebuah teks anekdot juga dialami oleh

siswa lain, seperti pada contoh teks anekdot berikut (nomor presensi 13).

Gambar 4.2 Hasil Teks Anekdot Prates Kelompok Media Video Stand Up

Comedy

Teks anekdot tanpa judul di atas membuktikan bahwa keterampilan

menulis anekdot pada kegiatan prates masih tergolong rendah. Dalam teks

anekdot tersebut, penulis mengembangkan topik “Pengaruh Media Sosial”

menjadi sebuah anekdot. Namun, isi cerita tersebut tidak sesuai dengan topik yang

dipilih karena isi cerita tidak mengandung unsur lelucon dan sindiran terkait

pengaruh media sosial. Seharusnya, isi cerita mengandung unsur lelucon dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

112

sindiran atau pelajaran tertentu mengenai pengaruh media sosial. Isi cerita anekdot

tersebut juga tidak melibatkan tokoh yang berpengaruh atau terkenal. Hal tersebut

menyebabakan kualitas isi anekdot tergolong rendah.

Selain terjadi kesalahan dalam aspek isi, pada aspek kebahasaan pun

banyak terjadi kesalahan, seperti pada penggunaan diksi yang tidak tepat, kalimat

yang tidak efektif, dan kesalahan penggunaan ejaan bahasa Indonesia. Contoh

kesalahan dapat dilihat pada kalimat yang terdapat dalam paragraf pertama teks

anekdot berikut.

“Pada suatu hari ada seorang yg berjalan di taman, dan orang

tersebut berjalan sambil menyanyi-nyanyi dengan suaranya yang

seadanya. Orang tersebut mampir ke rumah nakan yng terkenal di

kota tersebut. Orang tersebut mencari tempat duduk dengan tengok

kanan, tengok kiri. Setelah menemukan tempat duduk ia pun duduk.

Orang tersebut membaca tulisan “Bebas Asap Rokok”. lalu orang

tersebut merokok dengan santai. Ada seorang pegawai yang

menghampirinya dan bertanya.”

Kalimat-kalimat dalam paragraf tersebut banyak terjadi kesalahan seperti

pada penggunaan diksi yang tidak tepat, kalimat yang tidak efektif, dan kesalahan

penggunaan ejaan bahasa Indonesia. Agar kalimat dalam paragraf tersebut efektif

dan padu serta menarik, kalimat tersebut harus diperbaiki. Berikut adalah

perbaikan kalimat dalam paragraf terebut.

“Pada suatu hari, seseorang yang tidak dikenal terlihat sedang

berjalan-jalan di sebuah taman. Orang tersebut berjalan sambil

bernyanyi dengan suara yang seadanya. Setalah puas berada di taman,

orang tersebut singgah di sebuah rumah makan yang terkenal di kota

tersebut. Orang tersebut lantas mencari tempat duduk. Saat sedang

duduk, ia membaca sebuah tulisan “Bebas Asap Rokok”. Tulisan

tersebut membuat ia berani mengeluarkan sebatang rokok dan

menikmatinya. Tidak selang berapa lama, seorang pegawai rumah

makan tersebut menghampiri dan bertanya.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

113

Pada kalimat dialog antar tokoh pun masih banyak terjadi kesalahan,

seperti kesalahan penggunaan kalimat efektif, pemilihan diksi, ejaan bahasa

Indonesia, dan penggunaan kata baku, seperti yang terlihat dalam coretan-coretan

berwarna merah. Deskripsi kondisi awal dan hasil prates kedua kelompok

eksperimen di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis anekdot siswa

masih sangat rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari kualitas isi dan kebahasaan

teks anekdot yang dibuat oleh siswa masih banyak kekurangan.

4.2.2 Pascates Keterampilan Menulis Anekdot Kelompok Media Karikatur

dan Media Video Stand Up Comedy

Kegiatan pascates dilakukan untuk mengetahui kondisi akhir keterampilan

menulis anekdot antara kelompok yang dikenai perlakuan dengan media

pembelajaran karikatur dan kelompok yang dikenai perlakuan dengan media

pembelajaran video stand up comedy. Pada kegiatan pascates, kedua kelompok

eksperimen diberikan tes yang sama, tetapi dengan media yang berbeda.

Kelompok media karikatur diberikan tes menulis anekdot berdasarkan media

karikatur. Ada lima karikatur yang harus dipilih salah satunya oleh para siswa,

yaitu karikatur politik, hukum, korupsi, kemiskinan, dan pengaruh media sosial

(Medsos). Kelompok media video stand up comedy diberikan tes menulis anekdot

berdasarkan video stand up comedy yang ditayangkan oleh peneliti. Ada dua

video stand up comedy yang ditayangkan, yaitu “Pidato Politik” oleh Cak

Lontong dan “Nama di Facebook” oleh Mamat. Dua video tersebut memuat lima

topik yaitu politik, hukum, korupsi, kemiskinan, dan pengaruh media sosial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

114

(Medsos). Berikut adalah data statistik pascates kedua kelompok eksperimen yang

dibantu dengan program SPSS versi 22.0.

Tabel 4.18 Data Statistik Pascates Kelompok Media Karikatur

dan Media Video Stand Up Comedy

Statistics

Pascates

(Karikatur)

Pascates (Video

SUC)

N Valid 34 35

Missing 1 0

Mean 85.2647 84.2571

Median 84.0000 84.0000

Mode 94.00 81.00a

Std. Deviation 6.55193 6.68335

Variance 42.928 44.667

Range 19.00 22.00

Minimum 75.00 72.00

Maximum 94.00 94.00

Sum 2899.00 2949.00

Hasil analisis data pascates di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata

(mean) pada kelompok media karikatur sebesar 85,26 dengan subjek penelitian

sebanyak 34 siswa dan pada kelompok media video stand up comedy sebesar

84,25 dengan subjek penelitian sebanyak 35 siswa. Nilai yang sering muncul

(mode) pada kelompok media karikatur yaitu 94 dan pada kelompok media stand

up comedy yaitu 81. Nilai terendah pada kelompok media karikatur yaitu 75 dan

nilai tertinggi yaitu 94, sedangkan nilai terendah pada kelompok media video

stand up comedy yaitu 72 dan nilai tertinggi yaitu 94. Data pascates kedua

kelompok eksperimen kemudian di uji dengan uji t untuk melihat apakah terdapat

perbedaan rata-rata keterampilan menulis anekdot setelah diberikan perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

115

dengan media pembelajaran. Berikut adalah hasil uji t data pascates kedua

kelompok eksperimen.

Tabel 4.19 Hasil Uji t Data Pascates Kelompok Media Karikatur dan Media

Video Stand Up Comedy

Kelompok N Mean Th Tt (5%) Df Sig. (2-

tailed)

Karikatur 34 85,26

0.632 2.000 67 0.529 Video stand

up comedy

35 84,25

Hasil uji t pada tabel di atas menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan

rata-rata yang signifikan antara keterampilan menulis anekdot kelompok yang

dikenai media pembelajaran karikatur dan kelompok yang dikenai media

pembelajaran media video stand up comedy. Hal tersebut dibuktikan dari nilai Sig.

(2-Tailed) sebesar 0,529 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 (5%). Oleh karena

itu, pada tahap pascates, para siswa dari kedua kelompok eksperimen memiliki

tingkat keterampilan menulis anekdot yang sama.

Hasil uji t data prates-pascates kedua kelompok eksperimen membuktikan

bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata keterampilan menulis anekdot secara

signifikan (hasil uji t dapat dilihat pada tabel 4.5 dan 4.10). Pada kelompok media

karikatur terjadi peningkatan sebesar 0,541, sedangkan pada kelompok media

video stand up comedy terjadi peningkatan sebesar 0,534. Hasil peningkatan juga

dapat dilihat dari skor rata-rata pascates kedua kelompok eskperimen pada setiap

aspek penilaian. Hal tersebut dapat dilihat pada diagram column di bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

116

Diagram 4.6 Skor Rata-Rata Prates dan Pascates Setiap Aspek Penilaian

Teks Anekdot Kelompok Media Karikatur

Diagram di atas menunjukkan peningkatan skor rata-rata antara prates dan

pascates kelompok media kariaktur pada setiap aspek penilian teks anekdot. Dari

diagram tersebut, terlihat bahwa peningkatan terjadi pada setiap aspek penilaian.

Tingkat keterampilan menulis anekdot siswa pada setiap aspek penilaian di atas

memiliki rata-rata 3,67 (aspek isi), 3,02 (aspek tokoh), 3,32 (aspek lelucon dan

sindiran), 3,73 (aspek struktur), 3,52 (aspek kaidah kebahasaan), 3,52 (aspek

diksi), 3.47 (aspek kalimat), dan 2,97 (aspek EYD). Selain itu, pada kelompok

media video stand up comedy juga megalami peningkatan skor rata-rata pada

setiap aspek penilaian teks anekdot. Hal tersebut dapat dilihat pada diagram

column di bawah ini.

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

Prates

Pascates

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

117

Diagram 4.7 Skor Rata-Rata Prates dan Pascates Setiap Aspek Penilaian

Teks Anekdot Kelompok Media Video Stand Up Comedy

Diagram di atas menunjukkan peningkatan skor rata-rata antara prates dan

pascates kelompok media video stand up comedy pada setiap aspek penilaian teks

anekdot. Sama halnya dengan kelompok media karikatur, pada kelompok media

video stand up comedy juga mengalami peningkatan pada setiap aspek penilaian.

Tingkat keterampilan menulis anekdot siswa pada setiap aspek penilaian di atas

memiliki rata-rata 3,57 (aspek isi), 3,08 (aspek tokoh), 3,37 (aspek lelucon dan

sindiran), 3,68 (aspek struktur), 3,42 (aspek kaidah kebahasaan), 3,54 (aspek

diksi), 3.28 (aspek kalimat), dan 3 (aspek EYD). Hasil peningkatan skor rata-rata

antara parates dan pascates kedua kelompok eksperimen pada setiap aspek

penilaian di atas membuat nilai keterampilan menulis anekdot siswa kedua

kelompok eksperimen mengalami peningkatan. Pada kelompok media karikatur,

siswa yang mendapat nilai keterampilan menulis anekdot yang mencapai KKM

meningkat dari hanya delapan siswa menjadi 34 siswa dengan persentase 100%,

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

Prates

Pascates

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

118

sedangkan pada kelompok media video stand up comedy siswa yang mendapat

nilai mencapai KKM meningkat dari delapan siswa menjadi 33 siswa dengan

persentase 94%. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan

media karikatur dan media video stand up comedy dalam pembelajaran

keterampilan menulis anekdot dapat meningkatkan skor setiap aspek penilaian

teks anekdot siswa, sehingga tingkat keterampilan menulis anekdot siswa dapat

dikatakan memuaskan. Adapun peningkatan keterampilan menulis anekdot dapat

dilihat dari contoh teks anekdot di bawah ini (nomor presensi 5).

Gambar 4.3 Hasil Teks Anekdot Pascates Kelompok Media Karikatur

Dalam teks anekdot di atas, terdapat peningkatan aspek isi dan kebahasaan

pada kelompok media karikatur. Penulis mampu mengolah informasi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

119

termuat dalam karikatur “korupsi” menjadi sebuah anekdot secara kreatif. Hal

tersebut dapat dilihat dari isi cerita anekdot. Penulis bercerita tentang prilaku

tokoh politk di Indonesia yang seringkali tidak sesuai dengan apa yang diucapkan

tokoh tersebut. Tokoh yang disindir dalam anekdot tersebut menyangkut orang

penting, yaitu mantan ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Indonesia, Setya

Novanto, yang terjerat kasus korupsi E-KTP, tetapi penulis tidak menyubutkan

secara langsung nama tokoh terebut dan menggantinya dengan inisial SN. Cerita

tersebut juga mengandung unsur lelucon dan sindirian. Hal tersebut dapat dilihat

ketika singkatan DPR diartikan menjadi ‘Diam-diam Punya Rencana’, dan dalam

lelucon tersebut terkandung sindiran terhadap tokoh SN. Aspek struktur

(abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda) dan kaidah kebahasaan dalam

anekdot pun disajikan secara lengkap dan terorganisir serta dimanfaatkan dengan

baik oleh penulis.

Selain terjadi peningkatan pada aspek isi, pada aspek kebahasaan pun

terjadi peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat pada penggunaan kalimat dalam

cerita tersebut sudah efektif dan padu. Pemilihan diksi pun sudah sangat tepat dan

sudah menggambarkan suatu hal/keadaan yang berkaitan dengan karikatur

“korupsi”, serta terdapat diksi yang kreatif seperti pada frasa “buah bibir” yang

memiliki arti ‘bahan perbincangan banyak orang’. Pada aspek ejaan bahasa

Indonesia hanya terdapat sedikit kesalahan, seperti kesalahan penggunaan huruf

kapital dan tanda baca.

Selain terjadi peningkatan hasil menulis anekdot pada kelompok media

karikatur, hasil menulis anekdot pada kelompok media video stand up comedy

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

120

pun terjadi peningkatan yang signifikan. Berikut adalah contoh hasil pascates

kelompok media video stand up comedy (nomor presensi 4).

Gambar 4.4 Hasil Teks Anekdot Pascates Kelompok Media Video Stand Up

Comedy

Dalam teks anekdot berjudul “Koruptor dan Korupsi” di atas, penulis

mampu membuat anekdot berdasarkan topik yang terdapat dalam video stand up

comedy berjudul “Pidato Politik” oleh Cak Lontong. Teks anekdot tersebut juga

mengalami peningkatan pada aspek isi dan kebahasaan. Isi cerita dalam anekdot

sudah sangat sesuai/relevan dengan topik politik yang terkandung dalam video

stand up comedy. Tokoh yang disindir dalam anekdot pun sudah menyangkut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

121

orang yang penting, tetapi tidak disebutkan secara langsung oleh penulis. Penulis

menuliskan suatu cerita tentang para koruptor yang banyak merugikan rakyat dan

stabilitas ekonomi di Indonesia. Unsur lelucon dan sindiran dalam teks tersebut

muncul ketika tokoh Rani mengatakan, “Iya, karena koruptor itu adalah orang

yang tertangkap korupsi. Selama belum tertangkap, mungkin orang tersebut masih

pejabat.” Pada aspek struktur dan kaidah pun sudah disajikan secara lengkap dan

terorganisir serta dimanfaatkan dengan baik oleh penulis.

Pada aspek kebahasaan, teks anekdot sudah hampir tidak mengalami

kesalahan yang berarti. Penggunaan kalimat dalam cerita sudah efektif dan padu.

Pemilihan diksi pun sudah sangat tepat dan sudah menggambarkan suatu

hal/keadaan yang berkaitan dengan topik dalam video stand up comedy, serta

terdapat diksi yang kreatif seperti pada frasa “sampah masyarakat” yang memiliki

arti ‘orang-orang yang dipinggirkan’. Namun, pada aspek ejaan bahasa Indonesia

terdapat sedikit kesalahan pada tanda baca dan penulisan huruf kapital seperti

pada kata “lia”.

4.2.3 Efektivitas Media Karikatur dan Media Video Stand Up Comedy dalam

Pembelajaran Keterampilan Menulis Anekdot

Data prates dan pascates kedua kelompok eksperimen telah diuji dengan

teknik statistik t-tes sampel berhubungan (paired-samples t-test). Hal tersebut

dilakukan untuk mengetahui efektivitas media karikatur dan media video stand up

comedy dalam pembelajaran keterampilan menulis anekdot. Beikut adalah hasil

uji t data prates-pascates kedua kelompok eksperimen dengan dibantu program

SPSS versi 22.0 (hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.5 dan 4.10).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

122

Tabel 4.20 Hasil Uji t Prates-Pascates Kelompok Media Karikatur dan

Kelompok Media Video Stand Up Comedy

Kelompok N

Mean

t df Sig. (2-tailed)

Prates Pascates

Karikatur 34 67,82 86,26 -12,723 33 0,000

Video stand up

comedy

35 66,14 84,25 -14,300 34 0,000

Berdasarkan hasil uji t pada tabel di atas, skor rerata prates dan pascates

kelompok media karikatur dan kelompok media video stand up comedy masing-

masing terdapat perbedaan yang signifikan karena nilai Sig.(2-tailed) kedua

kelompok sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikan 0,05 (5%). Hasil tersebut

menunjukkan bahwa kedua media pembelajaran memiliki efektivitas yang sama

dalam meningkatkan keterampilan menulis anekdot.

Peneliti menggunakan uji gain ternormalisasi untuk mengetahui besarnya

peningkatan skor keterampilan menulis anekdot sebelum dan sesudah diterapkan

media pembelajaran karikatur dan media video stand up comedy pada masing-

masing kelompok eksperimen. Berdasarkan hasil uji gain ternormalisasi, pada

kelompok media karikatur terjadi peningkatan keterampilan menulis anekdot

sebesar 0,541, sedangkan pada kelompok media video stand up comedy terjadi

peningkatan sebesar 0,534. Jika dua hasil tersebut dibandingkan, maka

peningkatan lebih besar terjadi pada kelompok media karikatur dengan selisih

0,007.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

123

BAB V

PENUTUP

Bab V dalam skripsi ini berisi dua hal, yaitu: (1) simpulan, dan (2) saran.

Penjelasan selengkapnya sebagai berikut.

A. Simpulan

Pada bab IV, peneliti telah membahas secara detail tentang data hasil

penelitian. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tersebut, berikut adalah

kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian yang berjudul “Efektivitas Media

Karikatur dan Video Stand Up Comedy dalam Pembelajaran Keterampilan

Menulis Anekdot Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Sewon Tahun Ajaran

2017/2018”.

1. Tingkat keterampilan menulis anekdot, setelah diberikan perlakuan dengan

media pembelajaran karikatur, memiliki nilai rata-rata sebesar 85,26 dengan

peningkatan skor sebesar 0,541. Hasil uji t (paired-samples t-test), yang

dibantu dengan program SPSS versi 22.0, terhadap nilai rata-rata prates

sebesar 67,82 dan rata-rata pascates sebesar 85,26 menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan karena nilai Sig.(2-tailed) sebesar 0,000

lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 (5%). Dengan demikian, media

karikatur efektif digunakan dalam pembelajaran keterampilan menulis

anekdot siswa kelas X di SMAN 1 Sewon.

2. Tingkat keterampilan menulis anekdot, setelah diberikan perlakuan dengan

media pembelajaran video stand up comedy, memiliki nilai rata-rata sebesar

84,25 dengan peningkatan skor sebesar 0,534. Hasil uji t (paired-samples t-

test), yang dibantu dengan program SPSS versi 22.0, terhadap nilai rata-rata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

124

prates sebesar 66,14 dan rata-rata pascates sebesar 84,25 menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan karena nilai Sig.(2-tailed) sebesar

0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 (5%). Dengan demikian, media

video stand up comedy efektif digunakan dalam pembelajaran keterampilan

menulis anekdot siswa kelas X di SMAN 1 Sewon.

3. Hasil uji t (independent samples test), yang dibantu dengan program SPSS

versi 22.0, terhadap data pascates antara kelompok media karikatur dan

kelompok media video stand up comedy menunjukkan nilai Sig.(2-tailed)

sebesar 0.529. Hasil tersebut dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata pascates

antara kedua kelompok eksperimen tidak memiliki perbedaan yang

signifikan karena nilai Sig.(2-tailed) 0.364 lebih besar dari taraf signifikansi

0,05 (5%). Dengan demikian, media karikatur dan media video stand up

comedy memiliki efektivitas yang sama dan dapat digunakan dalam

pembelajaran keterampilan menulis anekdot siswa kelas X di SMAN 1

Sewon.

B. Saran

Berdasakan hasil temuan dalam penelitian ini tentang efektivitas media

karikatur dan media video stand comedy dalam pembelajaran keterampilan

menulis anekdot pada siswa kelas X di SMAN 1 Sewon, peneliti memberikan

saran kepada empat pihak, yaitu pihak sekolah, guru bahasa Indonesia, siswa, dan

peneliti lain. Berikut adalah saran dari peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

125

1. Bagi Pihak Sekolah

Penerapan media karikatur dan media video stand up comedy di kelas

membutuhkan perlengkapan media pembelajaran yang memadai, agar penerapan

media tersebut dapat lebih efektif digunakan oleh guru dan siswa. Oleh karena itu,

pihak sekolah harus dapat memperbaiki/menyediakan fasilitas seperti LCD

proyektor dan alat pengeras audio yang memiliki kualitas tinggi agar

pembelajaran keterampilan menulis anekdot dapat mencapai tujuan pembelajaran.

2. Bagi Guru Bahasa Indonesia

Media karikatur dan media video stand up comedy telah terbukti efektif

digunakan dalam pembelajaran keterampilan menulis anekdot. Oleh karena itu,

guru bahasa Indonesia dapat menggunakan atau mengembangkan kedua media

tersebut, sesuai kebutuhan, dalam proses pembelajaran keterampilan menulis

anekdot agar tujuan pembelajaran sesuai dengan target yang ingin dicapai. Saran

tambahan dari peneliti yaitu agar pedoman penskoran teks anekdot menggunakan

pembobotan pada setiap aspek yang dianggap paling diutamakan/ dianggap paling

substansial.

3. Bagi siswa

Dengan diterapkannya media karikatur dan media video stand up comedy,

suasana pembelajaran di kelas menjadi lebih bervariasi dan menyenangkan. Media

tersebut sangat kreatif, efektif dan efesien dalam merangsang gagasan, pendapat,

perasaan, humor, dan kekritisan siswa dalam menyikapi fenomena-fenomena

sosial yang sedang terjadi. Oleh karena itu, siswa harus mampu mencipta sebuah

teks anekdot dengan kualitas tinggi dengan bantuan media tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

126

4. Bagi Peneliti Lainnya

Hasil penelitian ini menjadi acuan bagi peneliti lainnya untuk melakukan

penelitian terhadap penggunaan media karikatur dan media video stand up

comedy dalam pembelajaran keterampilan menulis anekdot. Peneliti menyarankan

agar sampel diambil dari kelas yang memiliki karakterisik siswa yang sama atau

dari kelas yang sama. Saran tambahan dari peneliti lainnya yaitu agar pedoman

penskoran teks anekdot menggunakan pembobotan pada setiap aspek yang

dianggap paling diutamakan/ dianggap paling substansial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

127

Daftar Pustaka

Abbas, Saleh. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif Di Sekolah

Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi Direktorat ketenagaan.

Abidin, Yunus, dkk. (2017). Kemahiran Berbahasa Indonesia untuk Perguruan

Tinggi: Buku Pegangan Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU) Bahasa

Indonesia Kurikulum 2013 di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Akhadiah, Sabarti dkk. (1996). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa

Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Alam, Syamsul. (2016). Stand Up Comedy Indonesia Sebagai Media Kritik Sosial

(AnalisisWacana Stand Up Comedy Indonesia Season 4 di Kompas TV).

Skripsi pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar:

tidak diterbitkan.

Amalina, Nur Riska. (2014). Keefektifan Media Tayang Stand Up Comedy dalam

Pembelajaran Mengonversi teks Anekdot: Kuasi Eksperimen Pada Siswa

kelas X SMA Negeri 13 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015). Skripsi pada

FKIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Angkowo, Robertus, dan A. Kosasih. (2007). Optimalisasi Media Pembelajaran:

Mempengaruhi Motivasi, Hasil Belajar, dan Kepribadian. Jakarta: PT

Grasindo.

Anitah, Sri. (2010). Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.

Ariantini, Susi, dkk. (2015). Penerapan Metode Pelatihan Terbimbing dengan

Penggunaan Narasi Stand Up Comedy Show di Metro TV untuk

Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Anekdot Siswa Kelas X-Ibb2

SMA Negeri 3 Singaraja [Online], Vol. 3 No. 1,

(http://download.portalgaruda.org/article.php, diakses pada 5 Februari

2018).

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Azhar, Arsyad. (2014). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Cahyawati, Rina Susi. 2015. Stand Up Comedy Sebagai Sarana Pengembangan

Ide dalam Produksi Teks Anekdot Pada Siswa SMA; Sebuah Desain

Pembelajaran. Dalam Jurnal Seminar Nasional Pendidikan Bahasa

Indonesia [Online].

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

128

Tersedia: https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/6364 [12 Maret

2017].

Dalman. (2016). Keterampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Pers.

Fatimah, Nuraini. (2013). Teks Anekdot Sebagai Sarana Pengembangan

Kompetensi Bahasa dan Karakter Siswa. Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra

Indonesia, dan Daerah FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Surakarta: tidak diterbitkan.

Hasriandi, Andi. (2016). Pengaruh Media Pembelajaran Visual dan Audio Visual

terhadap Hasil Belajar Kemampuan Servis Pendek dalam Permainan

Bulutangkis Murid Kelas X Madrasah Aliyah Madani Alauddin Paopao

Kabupaten Gowa. Jurnal penelitian pada Program Pascasarjana

Universitas Negeri Makassar: tidak diterbitkan.

Julianto. (2016). Pembelajaran Menulis Teks Anekdot Melalui Metode NLP

(Pemograman Neurolinguistik) Dengan Teknik Vakot (Visual, Audio,

Kinestetik, Olfaktori, Dan Rasa) Pada Peserta Didik SMA Negeri 6

Bandung. Dalam Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar [Online], vol II

(2) halaman 6.

Tersedia:http://jurnalstkipsubang.ac.id/index.php/jurnal/article/download/4

9/pdf. [19 Okteber 2017).

Julinus, Nizwardi, & Ambiyar. (2016). Media dan Sumber Pembelajaran.

Jakarta: Kencana.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Ed.5. (2016). Jakarta: Kemendikbud.

Karisa, Rosalina Ninda. (2018). Keefektifan Media Komik Strip dan Mind Map

dengan Strategi 3M (Meniru-Mengolah-Mengembangkan) untuk

Meningkatkan Kreativitas Menulis Cerpen Siswa Kelas XII SMA Stella

Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi pada Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma: tidak

diterbitkan.

Kemendikbud. (2014a). Bahasa Indonesia: Ekspresi Diri dan Akademik.

Jakarta: Kemdikbud.

Kemendikbud. (2017). Buku Guru: Bahasa Indonesia. Jakarta: Kemendikbud.

Kosasih, Engkos. (2016). Cerdas Berbahasa Indonesia: untuk SMA/MA Kelas X.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kusma, Suherli. (2014). Kreativitas Menulis. Yogyakrta: Penerbit Ombak.

Kustandi, Cecep, & Bambang Sutjipto. (2013). Media Pembelajaran: Manual dan

Digital, Edisi Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

129

Mahsun. (2014). Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia: Kurikulum 2013.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Melik, Sayuti. (2016). Efek Tayangan Stand Up Comedy Metro TV Terhadap

Prilaku Penonton Usia Muda di Loa Janan Kutai Kartanegara. Dalam

eJurnal Ilmu Komunikasi. [Online], Vol 4 (3), 482-495. Tersedia:

ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id [15 Juli 2018].

Mulyadi,Y. & Danaira, F. (2013). Bahasa Indonesia untuk SMA-MA/SMK kelas

X. Bandung: YramaWidya.

Munadi, Yudhi. (2010). Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:

Gaung Persada Press.

Munadi, Yudhi. (2013). Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru.

Jakarta: Referensi.

Nurgiyantoro, Burhan. (2004). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta: BPFE.

Nurgiyantoro, Burhan. (2013). Peniliaian Pembelajaran Bahasa: Bebasis

Kompetensi. Yogyakarta: BPFE.

Nurgiyantoro, Burhan, dkk. (2015). Statistik Terapan: untuk Penelitian Ilmu

Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Padmala, Lasmi Atisara. (2016). Pengaruh Media Karikatur dan Video Stand Up

Comedy terhadap Kemahiran Menulis Teks Anekdot Siswa Kelas X

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Tanjungpinang Tahun Pelajaran

2015/2016. Skripsi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Maritim Raja Ali Haji: tidak diterbitkan.

Papana, Ramon. (2016). Buku Besar: Stand-Up Comedy Indonesia. Jakarta: PT

Elex Media Komputindo.

Parendra, I Md. Dendy Dwi, dkk. (2013). Pemanfaatan Media Karikatur untuk

Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD. [Online]. Tersedia:

ejounal.undiksha.ac.id [13 Juli 2018].

Prastowo, Andi. (2016). Memahami Metode-metode Penelitian. Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media.

Pribadi, Benny A. (2017). Media dan Teknologi dalam Pembelajaran. Jakarta:

Kencana.

Prihastuti, Erlin Noviyanti. (2011). Keefektifan Penggunaan Media Wall Chart

(bagan dinding) dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

130

Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Seyegan Sleman. Skripsi pada

Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta: tidak

diterbitkan.

Pujawan, S.P.M. dkk. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Teks Anekdot

dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Peserta didik Kelas X SMA

Negeri 2 Semarapura. [Online] Tersedia: http://pasca.undiksha.ac.id/e-

journal/index.php/jurnal_bahasa/article/download/1413/1087. [19 Oktober

2017].

Rofi’uddin, Ahmad & Darmiyati Zuhdi. (1999). Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.

Saadie, Ma’mur. (2007). Strategi Pambelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Sadiman, S, Arif, dkk. (1984). Media Pendidikan. Jakarta. PT Raja Grafindo

Persada.

Sanaky, Hujair AH. (2013). Media Pembelajaran Interaktif-Inofatif. Yogyakarta:

Kaukaba Dipantara.

Sanjaya, Wina. (2012). Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sanjaya, Wina. (2013). Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur.

Jakarta: Kencana.

Soeparno. (1988). Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: PT. Intan Pariwara.

Sholekah, L.A.N, Agus Nuryanti. (2016). Peningkatan Keterampilan Menulis

Teks Pembelajaran Berbasis Masalah (problem based learning) Pada

Siswa Kelas X Mia-4 SMA Negeri 1 Grobogan Tahun Ajaran 2013/2014.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. [Online],

(http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi, diakses 6 Oktober 2017).

Sudaryanto. (2000). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Bahasa

Jilid I. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Sudaryono, Gaguk Margono dan Wardani Rahayu. (2013). Pengembangan

Instrumen Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. (2011). Media Pengajaran. Bandung: Sinar

Baru Algesindo.

Sugiyono.(2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Penerbit Alfabeta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

131

Suhandang, Kustadi. (2004). Pengantar Jurnalistik; Seputar Organisasi, Produk,

& Kode Etik. Bandung: Nuansa.

Suharto, G. (1988). Metodologi Penelitian dalam Pendidikan Bahasa: Suatu

Pengantar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Suherli, dkk. (2017). Buku Guru: Bahasa Indonesia. Jakarta: Kemendikbud.

Sukiman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: PT Pustaka

Insan Madani.

Sundayana, Rostina. (2015). Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sutama, I Made. (2016). Pembelajaran Menulis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suyitno. (2010). Apresiasi Puisi dan Prosa. Surakarta: UNS Press.

Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Penerbit Angkasa Bandung.

Utami, Alvina Rizky. (2017). Pengaruh Media Karikatur Terhadap Kemampuan

Menulis Teks Anekdot Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun

Pembelajaran 2016/2017. Skripsi pada FBS Universitas Negeri Medan:

tidak diterbitkan.

Yani, Ahmad. (2014). Mindset Kurikulum 2013. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Warni, Setia, dkk. (2017). Peningkatan Keterampilan Memproduksi Teks Anekdot

Menggunakan Media Kariaktur dan Pendekatan Saintifik Pada Siswa.

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Untan [Online]. Tersedia:

jurnal.untan.ac.id [13 Juli 2018].

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

132

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

133

Lampiran 1 ─ Data Awal Hasil Observasi Aktivitas Guru di Kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

136

Lampiran 2 ─ Data Awal Hasil Wawancara dengan Siswa

DATA AWAL HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA

A. Identitas Siswa Pertama:

1. Nama : Kailifah Nurul A.

2. Kelas : X MIPA 4

3. Jenis Kelamin : Perempuan

Hasil wawancara:

1. Apakah sudah pernah menulis anekdot dengan hasil karya sendiri?

Jawab : “Belum, Kak, biasanya ngambil di internet.”

2. Apakah menulis anekdot mudah?

Jawab : “Menurutku sih susah, Kak.”

3. Kesulitan apa yang Anda alami ketika menulis anekdot?

Jawab : “Ya susahnya itu waktu nyari (mencari) topik yang cocok untuk

ditulis, Kak.”

4. Media pembelajaran apa yang digunakan guru dalam pembelajaran?

Jawab : “Biasanya pake (menggunakan) Ppt (PowerPoint), Kak.”

5. Apakah media tersebut dapat memudahkan Anda ketika menulis anekdot,

seperti dalam merangsang ide, gagasanan, dan imajinasi?

Jawab “Enggak, Kak, biasa aja.”

6. Apakah media tersebut dapat menarik minat dan motivasi Anda dalam

pembelajaran?

Jawab : “Gak juga, Kak, biasa aja.”

7. Media seperti apa yang membuat Anda tertarik untuk belajar di dalam kelas?

Jawab : “Aduh Kak kurang tahu tentang media, tapi kalau disuruh milih, ya

pasti milih media video.”

B. Identitas Siswa Kedua:

1. Nama : Hashifa Umi P.

2. Kelas : X MIPA 4

3. Jenis Kelamin : Perempuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

137

Hasil wawancara:

1. Apakah sudah pernah menulis anekdot hasil karya sendiri?

Jawab : “Belum pernah, Mas, biasanya cuma copy-paste dari internet.”

2. Apakah menulis anekdot mudah?

Jawab: “Cukup sulit, Mas, ne (ya) kalo (kalau) menurut aku loh.”

3. Kesulitan apa yang Anda alami ketika menulis anekdot?

Jawab: “Kesulitannya itu waktu nulis anekdot harus sesuai dengan alur

ceritanya, terus nyari (mencari) topik, humor, sama (dan) sindiriannya itu,

Mas, susahnya.”

4. Media pembelajaran apa yang digunakan guru dalam pembelajaran?

Jawab : “Ya seringnya cuma (hanya) menjelaskan aja di depan kelas, sama

ngasih teks materi kadang-kadang, ehh pake (memakai) Ppt (PowerPoint)

juga deng.”

5. Apakah media tersebut dapat memudahkan Anda ketika menulis anekdot,

seperti dalam merangsang ide, gagasanan, dan imajinasi?

Jawab: “Ya tetap aja sih Mas susah gak (tidak) ngaruh.”

6. Apakah media tersebut dapat menarik minat dan motivasi Anda dalam

pembelajaran?

Jawab : “Gak Mas, bosen kadang di kelas tuh.”

7. Media seperti apa yang membuat Anda tertarik untuk belajar di dalam kelas?

Jawab : “Ya kaya nonton video gitu Mas bagus.”

C. Identitas Siswa Ketiga:

1. Nama : Berline Nevia R.

2. Kelas : X MIPA 4

3. Jenis Kelamin : Perempuan

Hasil wawancara:

1. Apakah sudah pernah menulis anekdot dengan hasil karya sendiri?

Jawab : “Belum pernah kalau benar-benar karya sendiri.”

2. Apakah menulis anekdot mudah?

Jawab : “Wah susah peka banget ee, Mas.”

3. Kesulitan apa yang Anda alami ketika menulis anekdot?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

138

Jawab : “Menentukan isi cerita yang mau ditulis tu lumayan susah.”

4. Media pembelajaran apa yang digunakan guru dalam pembelajaran?

Jawab: “Biasanya ya Ppt aja, sambil dijelaskan.”

5. Apakah media tersebut dapat memudahkan Anda ketika menulis anekdot,

seperti dalam merangsang ide, gagasanan, dan imajinasi?

Jawab: “Enggak (tidak), buktinya aku masih susah buat nulis.”

6. Apakah media tersebut dapat menarik minat dan motivasi Anda dalam

pembelajaran?

Jawab: “Gak minat dan gak termotivasi.”

7. Media seperti apa yang membuat Anda tertarik untuk belajar di dalam kelas?

Jawab : “Nonton film, Mas.”

D. Identitas Siswa Keempat:

1. Nama : Dyah Rahma W.

2. Kelas : X MIPA 4

3. Jenis Kelamin : Perempuan

Hasil wawancara:

1. Apakah sudah pernah menulis anekdot dengan hasil karya sendiri?

Jawab : “Sudah, Kak.”

2. Apakah menulis anekdot mudah?

Jawab : “Gak (tidak), susah, Kak.”

3. Kesulitan apa yang Anda alami ketika menulis anekdot?

Jawab : “Sulit mikir cerita yang lucu-lucu.”

4. Media pembelajaran apa yang digunakan guru dalam pembelajaran?

Jawab: “Biasanya disuruh ambil buku paket diperpustakanan untuk dibaca.”

5. Apakah media tersebut dapat memudahkan Anda ketika menulis anekdot,

seperti dalam merangsang ide, gagasanan, dan imajinasi?

Jawab: “Cukup mudah.”

6. Apakah media tersebut dapat menarik minat dan motivasi Anda dalam

pembelajaran?

Jawab: “Kurang dapat, soalnya kami sering dikasih tugas, terus cara

ngajarnya juga belum cocok sama aku.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

139

7. Media seperti apa yang membuat Anda tertarik untuk belajar di dalam kelas?

Jawab : “Media apa aja (saja) yang penting cara ngajarnya bisa menarik

perhatian siswa.”

E. Identitas Siswa Kelima:

1. Nama : Abdul Ghani

2. Kelas : X MIPA 4

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

Hasil wawancara:

1. Apakah sudah pernah menulis anekdot dengan hasil karya sendiri?

Jawab: “Sudah, tapi bukan murni hasil karya sendiri.”

2. Apakah menulis anekdot mudah?

Jawab: “Menurut saya cukup susah ya.”

3. Kesulitan apa yang Anda alami ketika menulis anekdot?

Jawab: “Kesulitannya di unsur lucunya, terus harus ada kritikannya, susah,

Mas.”

4. Media pembelajaran apa yang digunakan guru dalam pembelajaran?

Jawab: “PowerPoint, pakai hendphone juga dibolehin.”

5. Apakah media tersebut dapat memudahkan Anda ketika menulis anekdot,

seperti dalam merangsang ide, gagasanan, dan imajinasi?

Jawab: “Lumayan, karena bisa browsing internet buat cari ide.”

6. Apakah media tersebut dapat menarik minat dan motivasi Anda dalam

pembelajaran?

Jawab: “Lumayanlah.”

7. Media seperti apa yang membuat Anda tertarik untuk belajar di dalam kelas?

Jawab : “Mungkin media video”

F. Identitas Siswa Keenam:

1. Nama : M. Kafal Faaid

2. Kelas : X IPS 1

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

Hasil wawancara:

1. Apakah sudah pernah menulis anekdot dengan hasil karya sendiri?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

140

Jawab: “Alhhamudilah sudah meskipun hasilnya jelek.”

2. Apakah menulis anekdot mudah?

Jawab: “Awal-awalnya susah, tapi kalau terbiasa ya mungkin mudah.”

3. Kesulitan apa yang Anda alami ketika menulis anekdot?

Jawab: “Sulitnya itu ketika menulis anekdot sesuai dengan strukturnya dan

harus lucu.”

4. Media pembelajaran apa yang digunakan guru dalam pembelajaran?

Jawab: “Pake Ppt (PowerPoint) aja biasanya.”

5. Apakah media tersebut dapat memudahkan Anda ketika menulis anekdot,

seperti dalam merangsang ide, gagasanan, dan imajinasi?

Jawab: “Kurang, Mas. Soalnya medianya itu-itu aja, guru lain juga setiap hari

pake (pakai) Ppt ngajarnya.”

6. Apakah media tersebut dapat menarik minat dan motivasi Anda dalam

pembelajaran?

Jawab : “Belum Mas, kalau di kelas, guru sering kami dicuekin, gara-gara

kami bosan.”

7. Media seperti apa yang membuat Anda tertarik untuk belajar di dalam kelas?

Jawab : “Media video belum pernah, Mas.”

G. Identitas Siswa Ketujuh:

1. Nama : Firhad F. A.

2. Kelas : X IPS 1

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

Hasil wawancara:

1. Apakah sudah pernah menulis anekdot dengan hasil karya sendiri?

Jawab: “Sudah, Kak, tapi sedikit nyontek di internet.”

2. Apakah menulis anekdot mudah?

Jawab: “Susah, Kak, sebelumnya waktu SMP belum pernah nulis anekdot,

pas di SMA disuruh nulis jadi bingung.”

3. Kesulitan apa yang Anda alami ketika menulis anekdot?

Jawab: “Menentukan unsur humor dan topik, menurut saya susah.”

4. Media pembelajaran apa yang digunakan guru dalam pembelajaran?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

141

Jawab: “Media yang digunakan biasanya PowerPoint, fotokopian materi

juga.”

5. Apakah media tersebut dapat memudahkan Anda ketika menulis anekdot,

seperti dalam merangsang ide, gagasanan, dan imajinasi?

Jawab: “Masih sulit, Kak..”

6. Apakah media tersebut dapat menarik minat dan motivasi Anda dalam

pembelajaran?

Jawab: “Semua materi pelajaran pake Ppt, jadi bikin boring (bosan) di kelas.”

7. Media seperti apa yang membuat Anda tertarik untuk belajar di dalam kelas?

Jawab : “Bingung, Kak, gambar aja deh.”

H. Identitas Siswa Kedelapan:

1. Nama : Chicin Haryanti

2. Kelas : X IPS 1

3. Jenis Kelamin : Perempuan

Hasil wawancara:

1. Apakah sudah pernah menulis anekdot dengan hasil karya sendiri?

Jawab: “Belum, kemarin cuman (hanya) nyari (mencari) contoh di google.”

2. Apakah menulis anekdot mudah?

Jawab: “Ya ada gampangnya, ada susahnya, tergantung Kak, tapi lebih

banyak susahnya.”

3. Kesulitan apa yang Anda alami ketika menulis anekdot?

Jawab: “Semuanya sulit, Kak.”

4. Media pembelajaran apa yang digunakan guru dalam pembelajaran?

Jawab: “Ppt, fotokopian materi, buku paket, terus apa lagi ya, itu aja kayanya

(sepertinya).”

5. Apakah media tersebut dapat memudahkan Anda ketika menulis anekdot,

seperti dalam merangsang ide, gagasanan, dan imajinasi?

Jawab: “Kurang, Kak, medianya monoton dan kurang inovatif.”

6. Apakah media tersebut dapat menarik minat dan motivasi Anda dalam

pembelajaran?

Jawab: “Bikin ngantuk di kelas.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

142

7. Media seperti apa yang membuat Anda tertarik untuk belajar di dalam kelas?

Jawab : “Media yang ada musiknya, biar rileks.”

I. Identitas Siswa Kesembilan:

1. Nama : Hafizh Arkan J.

2. Kelas : X IPS 1

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

Hasil wawancara:

1. Apakah sudah pernah menulis anekdot dengan hasil karya sendiri?

Jawab: “Pernah, tapi ya masih ada jiblak-jiblaknya sedikit.”

2. Apakah menulis anekdot mudah?

Jawab: “Mudah, kalau mau diseriusin.”

3. Kesulitan apa yang Anda alami ketika menulis anekdot?

Jawab: “Kesulitannya yang dialami itu waktu mengembangkan topik menjadi

tulisan anekdot, langkah-langkah menulisnya juga masih bingung, kaidah

kebahasaannya juga gak tau (tahu).”

4. Media pembelajaran apa yang digunakan guru dalam pembelajaran?

Jawab: “ Media yang digunakan biasanya laptop, LCD proyektor, buku paket

dari perpustakaan.”

5. Apakah media tersebut dapat memudahkan Anda ketika menulis anekdot,

seperti dalam merangsang ide, gagasanan, dan imajinasi?

Jawab: “Kurang mudah, aku masih susah kalau disuruh nulis anekdot.”

6. Apakah media tersebut dapat menarik minat dan motivasi Anda dalam

pembelajaran?

Jawab: “Kalau aku tergantung mood belajar, kalau lagi mood semangat, tapi

kalau gak (tidak) jadi malas.”

7. Media seperti apa yang membuat Anda tertarik untuk belajar di dalam kelas?

Jawab : “Media yang bisa digunakan buat praktek (praktik) nulis langsung.”

J. Identitas Siswa Kesepuluh:

1. Nama : Khairul Rizal Heryanto

2. Kelas : X MIPA 4

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

143

Hasil wawancara:

1. Apakah sudah pernah menulis anekdot dengan hasil karya sendiri?

Jawab: “Hasil karya sendiri belum, biasanya ambil contoh dari internet.”

2. Apakah menulis anekdot mudah?

Jawab: “Kalau disuruh nulis pasti susah.”

3. Kesulitan apa yang Anda alami ketika menulis anekdot?

Jawab: “Sulit buat cerita lucu yang ada unsur kritiknya, kalau sudah nulis

sering kehabisan ide, saya juga belum terlalu menguasai struktur dan kaidah

kebahasaannya, jadinya ya susah.”

4. Media pembelajaran apa yang digunakan guru dalam pembelajaran?

Jawab: “Media papan tulis, buku paket, tapi seringnya nampilin

(menamampilkan) materi lewat layar di depan.”

5. Apakah media tersebut dapat memudahkan Anda ketika menulis anekdot,

seperti dalam merangsang ide, gagasanan, dan imajinasi?

Jawab: “Kalau aku sih belum, gak tau (tidak tahu) yang lainnya, Kak.”

6. Apakah media tersebut dapat menarik minat dan motivasi Anda dalam

pembelajaran?

Jawab: “Kalau dapat menarik minat dan motivasi masih belum, Kak.”

7. Media seperti apa yang membuat Anda tertarik untuk belajar di dalam kelas?

Jawab : “Mungkin media video, Kak, karena belum pernah, jadi kayaknya

(sepertinya) media video bisa tuh biar gak (tidak) bosan di kelas.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

144

Lampiran 3 ─ Data Awal Hasil Wawancara dengan Guru

DATA AWAL HASIL WAWANCARA DENGAN GURU

Nama Guru : Ibu Purwanti, S.Pd.

1. Media pembelajaran apa yang diterapkan oleh Ibu dalam pembelajaran

keterampilan menulis anekdot selama ini?

Jawab: “Untuk pembelajaran keterampilan menulis anekdot, saya selama ini

menggunakan media Ms. PowerPoint untuk menampilkan materi-materi

anekdot dan contoh anekdot, saya juga memanfaatkan buku teks pelajaran

yang difasilitasi sekolah, kemudian siswa juga saya perbolehkan untuk

membuka telepon pintarnya untuk membaca materi, mecari ide untuk menulis

anekdot, dan informasi lainnya yang dapat menunjang mereka agar bisa

menulis anekdot.”

2. Bagaimana kondisi siswa dengan diterapkannya media tersebut?

Jawab: “Ya ada siswa yang antusias, tetapi tidak sedikit juga siswa yang

terlihat loyo, tidak bersemangat.”

3. Bagaimana tingkat keterampilan menulis anekdot siswa dengan

diterapkannya media tersebut?

Jawab: “Untuk tingkat keterampilan menulis anekdot, saya ambil contoh di

kelas X IPS 1 hasil akhirnya ya belum terlalu memuaskan, karena siswa untuk

mencapai KKM 75 itu sepertinya cukup kesulitan, apa lagi sekarang sekolah

mau menerapkan KKM untuk setiap mata pelajaran jadi 78, dan saya tidak

menutupi fakta bahwa hasil teks anekdot yang dibuat siswa masih banyak

yang menjiplak dari internet, karena diberikan kebebasan menggunakan

internet tadi.”

4. Berapa persentase untuk tingkat keterampilan menulis anekdot siswa yang

tidak mencapai KKM?

Jawab: “Ya kira-kira masih sekitar 65%-an lah.”

5. Apakah media yang diterapkan dalam pembelajaran keterampilan menulis

anekdot sudah tepat?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

145

Jawab: “Ya, sebenarnya cukup susah ya Mas untuk menetapkan media yang

tepat, karena kan materi ini tergolong baru, jadi untuk media pembelajaran

yang digunakan ya sama halnya dengan materi lainnya, hanya saja siswa

diajak menggunakan telepon pintarnya untuk membantu kegiatan

pembelajaran. Kalau menggunakan video juga terbatas ya, karena untuk video

yang sesuai dengan materi menulis anekdot kan masih sangat jarang.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

146

Lampiran 4 ─ Hasil Uji Validasi Instrumen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

150

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

152

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

153

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

154

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

155

Lampiran 5 ─ Daftar Nilai Keterampilan Menulis Anekot Kelompok Media Karikatur

Daftar Nilai Keterampilan Menulis Anekdot Siswa

Prates Kelompok Media Karikatur (X IPS 1)

No Nama Siswa Nilai Item

Jumlah Nilai

akhir 1 2 3 4 5 6 7 8

1 Annas Sholihul Huda 2 4 2 2 2 2 2 1 17 53

2 Chicin Hatyanti 2 3 2 4 3 3 4 3 24 75

3 Dasielfa Asda Titan Mikola 2 2 2 3 3 2 3 3 20 63

4 Deans Noverina Tahta A. 2 3 2 4 3 3 3 3 23 72

5 Deya Reni Aprilla 2 2 2 4 3 3 3 3 22 69

6 Diah Sriwahyuni Putri 2 3 2 4 3 3 3 3 23 72

7 Dini Fajarwati 3 3 3 3 3 3 3 3 24 75

8 Diyah Islamiyati 3 3 3 3 3 3 3 2 23 72

9 Febbyana Ary Rahmawati 3 3 2 3 3 3 3 2 22 69

10 Firhad F. R. Jaya 2 3 2 3 3 3 3 2 21 66

11 Fitria Dwi Astuti 2 3 1 3 3 3 3 2 20 63

12 Faud Ali Khafidh 1 1 2 3 2 3 4 4 20 63

13 Hafizh Arkan Juliandi 3 2 3 2 2 3 3 3 21 66

14 Hanif Mahdi Razan 2 3 3 1 2 2 3 1 17 53

15 Ilham Galih Surya Aji 3 3 2 3 3 3 3 2 22 69

16 Irmawati 2 3 2 4 3 3 3 3 23 72

17 Khairul Rizal Heryanto 4 4 3 4 3 3 2 2 25 78

18 Listiana Aisyah Damayanti 4 3 4 2 3 4 4 2 26 81

19 Marlina Roro Sae 2 3 2 3 3 3 3 3 22 69

20 M. Kafal Faaid 4 2 2 4 3 3 3 2 23 72

21 M. Naufal Fikriansyah 3 3 2 3 2 3 2 2 20 63

22 M. Oriza Antasena 2 3 3 2 2 2 2 1 17 53

23 Nafiisah Mahfuuzhoh 2 3 3 2 3 2 3 2 20 63

24 Najla Aprilia Di Jogjana 1 1 1 4 3 2 3 2 17 53

25 Oktavia Dwi Kusrini 3 3 3 3 3 3 3 3 24 75

26 Pinta Maulana 3 3 2 3 2 3 3 3 22 69

27 Rafiqa Choirotunissa 3 2 3 3 4 3 3 3 24 75

28 Rahajeng Maulaya A. S.P. 3 3 4 3 3 4 3 2 25 78

29 Rika Nur Afifah 2 3 2 3 3 3 3 2 21 66

30 Riris Aulia Putri 3 3 3 3 3 3 3 3 24 75

31 Sarismia Dwi Qurniawati 2 3 3 2 2 3 3 2 20 63

32 Susi Indah Ratnasari 1 1 1 4 3 3 4 3 20 63

33 Tika Herawati 2 3 2 4 3 3 3 3 23 72

34 Vica Auzi Nurellia 3 2 3 2 3 3 3 2 21 66

Jumlah 83 92 81 103 95 98 102 82 736 2306

Rata-rata 2,44 2,70 2,38 3,02 2,79 2,88 3 2,41

67.82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

156

Daftar Nilai Keterampilan Menulis Anekdot Siswa

Pascates Kelompok Media Karikatur (X IPS 1)

No Nama Nilai Item

Jumlah Nilai

akhir 1 2 3 4 5 6 7 8

1 Annas Sholihul Huda 4 3 4 4 3 4 3 3 28 88

2 Chicin Hatyanti 4 4 4 3 3 4 4 3 29 91

3 Dasielfa Asda Titan Mikola 4 3 4 4 4 4 4 3 30 94

4 Deans Noverina Tahta A. 3 3 3 4 3 3 4 3 26 81

5 Deya Reni Aprilla 4 3 4 4 4 4 4 3 30 94

6 Diah Sriwahyuni Putri 4 2 2 4 3 4 4 4 27 84

7 Dini Fajarwati 4 3 4 4 4 4 4 2 29 91

8 Diyah Islamiyati 4 3 3 3 3 3 3 3 25 78

9 Febbyana Ary Rahmawati 4 3 2 4 3 3 3 3 25 78

10 Firhad F. R. J. 4 4 3 4 4 4 4 3 30 94

11 Fitria Dwi Astuti 4 3 4 4 4 4 4 3 30 94

12 Faud Ali Khafidh 4 3 3 4 4 4 3 3 28 88

13 Hafizh Arkan Juliandi 3 3 4 3 3 3 3 3 25 78

14 Hanif Mahdi Razan 3 3 4 3 3 3 3 3 25 78

15 Ilham Galih Surya Aji 4 2 3 4 3 3 3 3 25 78

16 Irmawati 4 3 3 4 4 3 4 3 28 88

17 Khairul Rizal Heryanto 4 4 4 4 3 4 3 2 28 88

18 Listiana Aisyah Damayanti 3 3 3 4 4 3 3 4 27 84

19 Marlina Roro Sae 4 3 3 4 3 4 3 3 27 84

20 M. Kafal Faaid 3 3 4 4 4 3 2 2 25 78

21 M. Naufal Fikriansyah 3 3 3 3 3 3 3 3 24 75

22 M. Oriza Antasena 3 3 3 3 3 3 3 3 24 75

23 Nafiisah Mahfuuzhoh 3 3 3 4 4 3 3 3 26 81

24 Najla Aprilia Di Jogjana 4 2 3 3 4 4 4 3 27 84

25 Oktavia Dwi Kusrini 4 3 4 4 4 4 4 3 30 94

26 Pinta Maulana 4 4 3 4 4 4 4 2 29 91

27 Rafiqa Choirotunissa 4 3 4 4 4 4 4 3 30 94

28 Rahajeng Maulaya A. S.P. 4 3 3 4 4 4 4 3 29 91

29 Rika Nur Afifah 3 2 3 4 4 3 4 3 26 81

30 Riris Aulia Putri 4 3 3 4 4 4 4 4 30 94

31 Sarismia Dwi Qurniawati 3 3 3 4 3 4 4 3 27 84

32 Susi Indah Ratnasari 3 3 3 3 3 3 3 3 24 75

33 Tika Herawati 4 4 3 4 4 3 3 3 28 88

34 Vica Auzi Nurellia 4 3 4 3 3 3 3 3 26 81

Jumlah 125 103 113 127 120 120 118 101 927 2899

Rata-rata 3,67 3,02 3,32 3,73 3,52 3,52 3,47 2,97

85,26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

157

Lampiran 6 ─ Daftar Nilai Keterampilan Menulis Anekot Kelompok Media Video Stand Up

Comedy

Daftar Nilai Keterampilan Menulis Anekdot Siswa

Prates Kelompok Media Video Stand Up Comedy (X MIPA 4)

No Nama Nilai Item

Jumlah Nilai

akhir 1 2 3 4 5 6 7 8

1 Abdul Ghani 3 1 2 3 3 3 3 1 19 59

2 Ahmad Kholid Fahmi 1 1 4 3 3 3 3 2 20 63

3 Alfiyan Hidayat 2 2 2 3 2 2 2 2 17 53

4 Andha Firly Saputri 3 3 2 4 4 3 4 2 25 78

5 Annisa Syaifaul H. 4 3 3 3 3 2 4 2 24 75

6 Berline Nevia R. 3 3 3 3 3 3 3 2 23 72

7 Davina Queenta C. 3 3 3 3 3 3 3 2 23 72

8 Dhimas Ardi Purnama 2 3 2 3 3 3 3 2 21 66

9 Dhiyah Syafitri Setyarini 3 3 3 3 3 3 3 3 24 75

10 Dhony Ikhwanudin Kahti 2 2 2 1 2 3 3 2 17 53

11 Dyah Rahma W. 2 2 2 4 3 2 3 2 20 63

12 Endinsya Nauval Y. 3 3 2 3 3 2 2 2 20 63

13 Fariz Firmansyah 1 1 3 3 3 2 2 2 17 53

14 Fathan Hidayatullah 3 3 2 3 2 2 3 2 20 63

15 Febrina H. 3 3 3 3 3 4 3 2 24 75

16 Firzana Malwa Hanun 2 3 2 3 3 3 3 2 21 66

17 Fortuna Adwitiya V. 4 3 3 2 3 3 2 3 23 72

18 Hashifa Umi P 3 4 3 2 2 3 3 1 21 66

19 Jasmine Amelia P. 3 3 3 4 3 3 3 3 25 78

20 Kailifah Nurul A 3 3 3 4 3 3 3 2 24 75

21 Marcellino Pratama 2 2 2 4 2 2 3 2 19 59

22 M. Pandu Saputra 1 2 2 3 2 3 3 3 19 59

23 M. Ali Darmawan 2 3 3 4 3 3 3 2 23 72

24 M. Ilham Ramadhan 1 1 1 4 3 2 4 3 19 59

25 M. Nurudin 3 3 3 4 2 3 2 3 23 72

26 Musyarrof 1 2 2 4 3 3 3 3 21 66

27 Mutia Aulia Cahyani 2 1 1 4 3 3 3 4 21 66

28 Prima Mutiara Aprilia 3 3 3 3 3 3 4 3 25 78

29 Putri Nawang Wulan 2 1 2 3 2 2 4 3 19 59

30 Ratri Nur Mutiah 2 3 2 3 3 3 3 2 21 66

31 Rehan Saputra 2 3 2 3 2 3 3 2 20 63

32 Rifka Farras Nadhifa 2 2 2 2 2 3 3 3 19 59

33 Rizky Octavya 2 2 2 2 2 2 3 2 17 53

34 Yona P 3 3 2 3 2 3 2 3 21 66

35 Yurika Fadilla R. 2 3 2 4 4 3 4 3 25 78

Jumlah 83 86 83 110 95 96 105 82 2315

Rata-rata 2,37 2,45 2,37 3,14 2,71 2,74 3 2,34 66,14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

158

Daftar Nilai Keterampilan Menulis Anekdot Siswa

Pascates Kelompok Media Video Stand Up Comedy (X MIPA 4)

No Nama Nilai Item

Jumlah Nilai

akhir 1 2 3 4 5 6 7 8

1 Abdul Ghani 4 3 3 3 3 4 3 3 26 81

2 Ahmad Kholid Fahmi 4 4 4 3 4 4 3 4 30 94

3 Alfiyan Hidayat 3 3 3 3 3 3 3 3 24 75

4 Andha Firly Saputri 4 3 4 4 4 4 4 3 30 94

5 Annisa Syaifaul H. 3 3 4 4 3 4 4 3 28 88

6 Berline Nevia R. 3 3 3 3 3 3 3 4 25 78

7 Davina Queenta C. 4 3 3 4 3 4 3 3 27 84

8 Dhimas Ardi Purnama 4 4 4 4 4 3 3 3 29 91

9 Dhiyah Syafitri Setyarini 4 3 4 4 4 4 3 4 30 94

10 Dhony Ikhwanudin Kahti 4 3 4 4 4 4 3 3 29 91

11 Dyah Rahma W. 3 3 3 4 3 3 3 3 25 78

12 Endinsya Nauval Y. 3 3 3 3 3 3 3 3 24 75

13 Fariz Firmansyah 3 4 3 4 3 4 3 2 26 81

14 Fathan Hidayatullah 3 3 4 4 3 3 4 3 27 84

15 Febrina H. 4 3 4 4 4 4 4 3 30 94

16 Firzana Malwa Hanun 4 4 3 4 3 3 4 4 29 91

17 Fortuna Adwitiya V. 3 3 3 4 3 3 4 3 26 81

18 Hashifa Umi P 3 3 2 4 4 4 3 3 26 81

19 Jasmine Amelia P. 4 3 3 4 4 4 3 3 28 88

20 Kailifah Nurul A 4 3 4 4 3 3 3 2 26 81

21 Marcellino Pratama 3 2 3 3 3 3 3 3 23 72

22 M. Pandu Saputra 3 3 4 3 2 3 4 3 25 78

23 M. Ali Darmawan 3 2 3 4 3 3 4 3 25 78

24 M. Ilham Ramadhan 3 3 3 4 4 3 3 3 26 81

25 M. Nurudin 4 3 4 4 4 4 3 3 29 91

26 Musyarrof 3 3 3 2 3 3 4 4 25 75

27 Mutia Aulia Cahyani 4 3 3 4 4 4 3 3 28 88

28 Prima Mutiara Aprilia 4 4 3 4 4 4 4 3 30 94

29 Putri Nawang Wulan 4 3 3 3 4 4 3 3 27 84

30 Ratri Nur Mutiah 4 3 3 4 4 4 3 3 28 88

31 Rehan Saputra 4 3 4 4 3 4 3 2 27 84

32 Rifka Farras Nadhifa 4 3 4 4 4 3 3 3 28 88

33 Rizky Octavya 3 3 3 3 3 3 3 2 23 72

34 Yona P 4 3 3 4 3 4 3 3 27 84

35 Yurika Fadilla R 4 3 4 4 4 4 3 2 28 88

Jumlah 125 108 118 129 120 124 115 105 944 2949

Rata-rata 3,57 3,08 3,37 3,68 3,42 3,54 3,28 3 84,25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

159

Lampiran 7 ─ Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok Media

Karikatur

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS MEDIA KARIKATUR

Sekolah : SMA Negeri 1 Sewon

Mata pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : X IPS 1/ 2

Materi Pokok : Menganalisis dan mencipta teks anekdot

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2x pertemuan)

Tahun Ajaran : 2017/2018

A. Kompetensi Inti

KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI-2 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan

bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena

dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

KI-4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

160

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

No. Kompetensi Dasar IPK

1 3.6 Menganalisis struktur dan

kebahasaan teks anekdot.

3.6.1 Mengidentifikasi struktur dan

kaidah kebahasaan teks anekdot

3.6.2 Menjelaskan struktur dan kaidah

kebahasaan teks anekdot

3.6.3 Menganalisis struktur dan kaidah

kebahasaan teks anekdot

2 4.6 Mencipta kembali teks

anekdot dengan memperhatikan

struktur, dan kaidah

kebahasaan.

4.6.1 Membuat kerangka teks anekdot

4.6.2 Mencipta teks anekdot

C. Tujuan Pembelajaran

1. Pertemuan pertama (2x45 menit)

1) Setelah mengamati karikatur dan membaca teks anekdot hasil

pengembangannya serta melalui diskusi kelompok, siswa mampu

mengidentifikasi struktur dan kaidah kebahasaan teks anekdot dengan

tepat.

2) Setelah membaca teks anekdot hasil pengembangan dari karikatur dan

melalui diskusi kelompok, siswa mampu menjelaskan struktur dan

kaidah kebahasaan teks anekdot dengan benar.

2. Pertemuan kedua (2x45 menit)

3) Setelah mengamati karikatur dan membaca teks anekdot hasil

pengembangannya serta melalui diskusi kelompok, siswa mampu

menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks anekdot dengan

tepat.

4) Setelah mengamati karikatur, siswa mampu menafsirkan, mengkritisi

dan menemukan inti-inti yang terkandung dalam karikatur untuk

dikembangkan menjadi sebuah teks anekdot melalui kerangka

karangan teks anekdot dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

161

5) Setelah membuat kerangka teks anekdot, siswa mampu membuat

(mencipta) teks anekdot dengan memperhatikan struktur dan kaidah

kebahasaan teks anekdot dengan tepat.

D. Materi Pembelajaran

1. Fakta : Isi anekdot dan katrikatur (terlmampir).

2. Konsep : Definisi teks anekdot dan karikatur (terlampir), struktur

teks anekdot (terlampir), kaidah kebahasaan teks anekdot

(terlampir).

3. Prinsip : Pola-pola penyajian teks anekdot (narasi dan dialog)

(terlampir), langkah-langkah menyusun teks anekdot/

kerangka karangan (terlampir).

4. Generalisasi : Teks anekdot (isi, struktur, dan kaidah kebahasaan) dan isi

karikatur (terlampir).

E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Metode : Diskusi, tanya jawab, ceramah, dan penugasan.

Model Pembelajaran : Discovery Learning

F. Media dan Alat Pembelajaran

1. Karikatur (terlampir)

2. Teks anekdot hasil pengembangan dari media karikatur (terlampir)

3. Internet

4. Laptop

5. LCD/infocus

6. Power point

G. Sumber Belajar

1. Gambar Karikatur:

a. Karikatur Aksi Suap di Pengadilan (Sumber: forumviral.com)

b. Karikatur Setya Novanto (Sumber: dunia.inilah.com)

c. Karikatur BBM Naik (Sumber: wartanerws.com)

d. Karikatur SBY VS Jokowi (Sumber: inilah.com)

e. Karikatur Full Day School (Sumber: rakyatjakarta.id)

f. Karikatur politik (Sumber: beritagar.id)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

162

g. Karikatur Hukum (Sumber: beritagar.id)

h. Karikatur Korupsi (Sumber: matanews.com

i. Karikatur Kemiskinan (Sumber: kemiskinanwebqomar.com)

j. Karikatur pengaruh media sosial (Sumber: makkanewspaper.com)

2. Kosasih, Engkos. 2016. Cerdas Berbahasa Indonesia: Untuk SMA/MA

Kelas X. Jakarta: PENERBIT ERLANGGA.

3. Munandi, Yudhi. (2013). Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan

Baru. Jakarta: Referensi.

4. Pujawan, S.P.M, dkk. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Teks

Anekdot dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Peserta

Didik Kelas X SMA Negeri 2 Samarapura. [Online] Tersedia:

http://pasca.undiksha.ac.id/e-

journal/index.php/jurnal_bahasa/article/download/1413/1087.

5. Rahardi, Kunjana. (2009). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

6. (E-Book) Suherli, Maman Suryaman, dkk. (2017). Buku Guru: Bahasa

Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

7. Suyitno. (2010). Apresiasi Puisi dan Prosa. Surakarta: UNS Press.

8. Warni, Setia, dkk. (2017). Peningkatan Keterampilan Memproduksi

Teks Anekdot Menggunakan Media Kariaktur dan Pendekatan

Saintifik Pada Siswa. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Untan

[Online]. Tersedia: jurnal.untan.ac.id [13 Juli 2018].

H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan pertaman (2x45 menit)

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI

WAKTU

Pendahuluan Orientasi

1. Siswa merespon salam dari peneliti dengan penuh

semangat.

2. Siswa bersama peneliti mengawali pembelajaran

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

163

dengan berdoa (PPK [religius]).

3. Siswa menyampaikan kondisi dan kesiapannya

untuk memulai pembelajaran.

4. Siswa dipresensi oleh peneliti.

Apersepsi

5. Siswa ditanyai tentang teks anekdot untuk

mengetahui sejauh mana pengetahuannya tentang

teks anekdot.

Motivasi

6. Siswa menerima informasi mengenai fungsi dan

manfaat mempelajari teks anekdot serta

mengaitkannya dengan konteks kehidupan.

Pemberian acuan

7. Siswa menerima informasi kompetensi, tujuan, dan

langkah-langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

Inti Stimulus

1. Siswa mengamati lima gambar karikatur: (1) “Aksi

Suap di Pengadilan”, (2) “Setya Novanto”, (3)

“BBM Naik”, (4) “SBY VS Jokowi” dan (5) “Full

Day School” (mengamati, PPK [rasa ingin tahu],

literasi).

2. Siswa diminta memahami maksud dari karikatur

yang diamatinya (mengamati, PPK [rasa ingin

tahu], literasi).

3. Siswa membaca teks anekdot berjudul “Kisah

Pengadilan Tindak Korupsi” hasil pengembangan

dari karikatur “Aksi Suap di Pengadilan”.

(mengamati, PPK [rasa ingin tahu dan gemar

membaca], literasi).

70 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

164

Mengidentifikasi masalah

4. Secara berkelompok, siswa, didampingi peneliti,

melakukan diskusi tentang lima karikatur yang

telah diamati untuk dapat menafsirkan, mengkritisi

dan menemukan inti-inti yang terkandung dalam

karikatur serta mengaitkannya dengan konteks

kehidupan yang terjadi sekarang ini (menanya,

PPK [rasa ingin tahu, kerja sama dan tanggung

jawab], literasi, critical thinking, collaboration,

communication, HOTS).

5. Secara berkelompok, siswa, didampingi peneliti,

melakukan diskusi terhadap isi teks anekdot

berjudul “Kisah Pengadilan Tindak Korupsi” hasil

pengembangan dari karikatur “Aksi Suap di

Pengadilan” untuk mendata kata-kata yang

menunjukkan struktur dan kaidah kebahasaan teks

anekdot serta mengaitkannya dengan karikatur

yang dikembangkan (menanya, PPK [rasa ingin

tahu, kerja sama dan tanggung jawab], literasi,

collaboration, communication, HOTS).

Mengumpulkan data

6. Dalam kelompok diskusi, siswa didampingi

peneliti untuk membaca materi tentang isi anekdot

dan karikatur, dan mendiskusikannya, serta

mengaitkannya dengan pengetahuan, pengalaman

maupun dengan sumber referensi lainnya

(mengumpulkan informasi, PPK [rasa ingin

tahu, kerja sama, gemar membaca, dan tanggung

jawab], literasi, collaboration, communication).

7. Dalam kelompok diskusi, siswa didampingi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

165

peneliti untuk membaca materi tentang struktur

dan kaidah kebahasaan taks anekdot dan

mendiskusikannya serta dapat menggunakan

sumber referensi lainnya (mengumpulkan

informasi, PPK [rasa ingin tahu, kerjas sama,

gemar membaca, dan tanggung jawab], literasi,

collaboration, communication).

8. Dalam kelompok diskusi, siswa didampingi

peneliti untuk membaca materi tentang hubungan

teks anekdot dengan karikatur dan

mendiskuikannya, serta mengaitkannya dengan

pengetahuan, pengalaman maupun dengan sumber

referensi lainnya. (mengumpulkan informasi,

PPK [rasa ingin tahu, kerjas sama, gemar

membaca dan tanggung jawab], literasi,

collaboration, communication).

9. Setelah bekerja dalam kelompok, setiap perwakilan

kelompok diminta melaporkan/menjelaskan hasil

diskusinya tentang: (1) isi anekdot dan karikatur,

(2) struktur dan kaidah kebahasaan anekdot, dan

(3) hubungan teks anekdot dengan karikatur

(mengkomunikasikani, PPK [percaya diri dan

tanggung jawab], literasi, collaboration,

communication).

10. Dalam kelompok diskusi, siswa didampingi

peneliti untuk membaca materi tentang pola-pola

penyajian teks anekdot (dialog/narasi) dan

mendiskusikannya (mengumpulkan informasi,

PPK [rasa ingin tahu, kerjas sama, dan gemar

membaca], literasi, collaboration,

communication).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

166

11. Dalam kelompok diskusi, siswa didampingi

peneliti untuk membaca materi tentang cara

membuat kerangka karangan teks anekdot

berdasarkan karikatur dan mendiskusikannya

(mengumpulkan informasi, PPK [rasa ingin

tahu, kerjas sama, dan gemar membaca], literasi,

collaboration, communication).

Penutup 1. Siswa bersama peneliti menyimpulkan materi

pembelajaran.

2. Siswa menjawab pertanyaan dari peneliti terkait

materi yang sudah dipelajari untuk mengukur

ketercapain indikator.

3. Siswa bersama peneliti melakukan refleksi

terhadap proses pembelajaran untuk menemukan

kebermaknaan dan hambatan-hambatan yang

dialami selama pembelajaran.

4. Siswa menyimak informasi mengenai rencana

tindak lanjut pembelajaran.

5. Peneliti menutup pelajaran dengan berdoa bersama

dan mengucapkan salam penutup.

10 menit

2. Pertemuan kedua (2x45 menit)

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI

WAKTU

Pendahuluan Orientasi

1. Siswa merespon salam dari peneliti dengan penuh

semangat.

2. Siswa bersama peneliti mengawali pembelajaran

dengan berdoa (PPK [religius]).

3. Siswa menyampaikan kondisi dan kesiapannya

untuk memulai pembelajaran.

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

167

4. Siswa dipresensi oleh peneliti.

Apersepsi

5. Siswa ditanyai tentang materi pembelajaran teks

anekdot yang dipelajari terakhir kali.

Motivasi

6. Siswa menerima informasi mengenai fungsi dan

manfaat menganalisis struktur dan kaidah

kebahasaan teks anekdot serta membuat teks

anekdot.

Pemberian acuan

7. Siswa menerima informasi kompetensi, tujuan, dan

langkah-langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

Inti Mengolah data

1. Dalam kelompok diskusi, siswa menganalisis

struktur dan kaidah kebahasaan anekdot yang

terkandung dalam teks anekdot berjudul “Aksi

Suap di Pengadilan” berdasarkan pemahamannnya

pada pertemuan pertama (mengolah informasi,

PPK [kerja sama dan tanggung jawab], literasi,

communication, collaboration, HOTS).

2. Dalam kelompok diskusi, siswa memilih salah satu

karikatur yang telah diamati dan diskusikan pada

pertemuan pertama untuk dijadikan sebuah anekdot

(mengolah informasi, PPK [kerja sama dan

tanggung jawab], communication, collaboration).

3. Secara berkelompok, siswa menggembangkan

karikatur yang dipilih untuk dijadikan teks anekdot

ke dalam kerangka karangan (mengolah informasi,

PPK [kerja sama dan tanggung jawab], literasi,

70 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

168

creative, critical thingking, communication,

collaboration, HOTS).

4. Secara berkelompok, siswa membuat sebuah

anekdot berdasarkan kerangka karangan yang telah

dibuat (mengolah informasi, PPK [kerja sama

dan tanggung jawab], literasi, creative, critical

thingking, communication, collaboration,

HOTS).

Memverifikasi

5. Masing-masing kelompok mengecek ulang

ketepatan isi, struktur, dan kaidah kebahasaan

anekdot yang dibuat berdasarkan teori yang telah

dipelajari dan didiskusikkan pada pertemuan

pertama (mengolah informasi, PPK [kerja sama

dan tanggung jawab], literasi, collaboration,

HOTS).

6. Perwakilan setiap kelompok membacakan teks

anekdot yang telah dibuat berdasarkan hasil

pengembangan dari media karikatur

(mengkomunikasikan, PPK [percaya diri dan

tanggung jawab], literasi, communication,

HOTS).

7. Setiap kelompok memberikan tanggapan baik

berupa pertanyaan, sanggahan, atau dukungan

secara santun terhadap anekdot teman-temannya

(mengkomunikasikan, PPK [percaya diri dan

tanggung jawab], literasi, critical thinking,

communication, HOTS).

8. Peneliti memberikan penguatan, dan meminta

setiap kelompok untuk merevisi anekdot yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

169

dibuatnya berdasarkan tanggapan dan penguatan

dari siswa lain maupun dari peneliti (mengolah

informasi, PPK [kerja sama dan tanggung

jawab], collaboration).

Generalisasi

9. Para siswa didampingi peneliti untuk menarik

kesimpulan mengenai isi teks anekdot dan

karikatur agar terjadi persamaan persepsi dan

konsepsi antara peneliti dan para sisiwa

(mengkomunikasikan, PPK [percaya diri dan

tanggung jawab], literasi, communication,

HOTS).

10. Para siswa didampingi peneliti untuk manarik

kesimpulan mengenai struktur dan kaidah

kebahasaan teks anekdot agar terjadi persamaan

persepsi dan konsepsi antara peneliti dan para

siswa (mengkomunikasikan, PPK [percaya diri

dan tanggung jawab], literasi, communication,

HOTS).

11. Para siswa didampingi peneliti untuk menarik

kesimpulan mengenai hubungan antara teks

anekdot dan karikatur agar terjadi persamaan

persepsi dan konsepsi antara peneliti dan para

siswa (mengkomunikasikan, PPK [percaya diri

dan tanggung jawab], literasi, communication,

HOTS).

Penutup 1. Siswa memberikan tanggapan dan masukan

terhadap proses pembelajaran (critical thinking,

communication).

2. Siswa mengisi lembar refleksi (terlampir) (PPK

[integritas]).

3. Siswa bersama peneliti mengakhiri pembelajaran

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

170

dengan berdoa (PPK [religius]).

I. Lembar Refleksi

1. Setelah mengikuti proses pembelajaran, kutuliskan tiga manfaat menulis

anekdot untuk kehidupan dan masa depanku.

a. …………..

b. …………..

c. …………..

2. Ada tiga hal yang membuatku senang ketika menulis anekdot dengan

karyaku sendiri. Berikut kutuliskan tiga hal tersebut.

a. …………...

b. ……………

c. ……………

3. Selama proses pembelajaran berlangsung, aku pun tidak luput dari berbagai

kendala yang dapat menghambatku untuk belajar. Berikut kutuliskan tiga

kendala yang kualami tersebut.

a. …………….

b. …………….

c. …………….

4. Berikut kutuliskan caraku mengatasi kendala tersebut.

5. Kutuliskan kata-kata mutiara yang selama ini dapat membangkitkan

semangatku untuk terus belajar.

“…………………….…………………………….…..”

J. Penilaian Hasil Belajar

1. Teknik Penilaian:

a. Aspek sikap : Lembar observasi

b. Aspek pengetahuan : Tes awal (prates) & tes akhir (pascates)

c. Aspek keterampilan : Tes awal (prates) & tes akhir (pascates)

2. Bentuk instrumen : Soal uraian

3. Pedoman penilaian :

a. Sikap

Lembar observasi:

No. Aspek yang dinilai 1 2 3 4

1 Siswa mengawali dan mengakhiri pembelajaran dengan v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

171

berdoa secara serius.

2 Siswa saling menghargai dan menghormati temannya yang

memiliki latar belakang, pandangan, dan keyakinan yang

berbeda.

v

3 Siswa mampu saling bekerja sama dengan temannya yang

memiliki latar belakang, pandangan, dan keyakinan yang

berbeda.

v

4 Siswa menghargai dan menghormati keberadaan peneliti di

kelas.

v

5 Siswa bersikap jujur dalam mengerjakan setiap tugas yang

diberikan.

v

6 Siswa mengikuti pembelajaran dengan tertib. v

7 Siswa mengikuti pembelajaran dengan serius. v

8 Siswa mengikuti pembelajaran dengan antusias. v

9 Siswa dapat terlibat aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran.

v

10 Siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. v

11 Siswa memiliki kepekaan terhadap temannya yang sedang

mengalami kesulitan.

v

12 Siswa berani berpendapat, bertanya, dan menjawab

pertanyaan dengan penuh percaya diri.

v

13 Siswa tidak mudah mengeluh, menyerah, dan putus asa

dalam menghadapi setiap tantangan.

v

14 Siswa menggunakan bahasa yang santun di kelas. v

15 Siswa mengerjakan dan mengumpulkan tugas sesuai

dengan waktu yang ditentukan.

v

Catatan:

Situasi kelas menyenangkan, ramai, efektif dan kondusif. Siswa mudah

diarahkan dan antusias, tetapi ada beberapa siswa yang masih kurang aktif (malu).

Pembelajaran diawali dan diakhiri dengan berdoa, tetapi siswa tidak serius dalam

melaksanakannya. Beberapa langkah pembelarajaran tidak dapat terpenuhi karena

keterbatasan waktu. Secara keseluruahan pembelajaran berjalan dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

172

Keterangan:

1 kurang

2 cukup

3 baik

4 sangat baik

Petunjuk Penskoran:

Pedoman skor dan kriteria aspek sikap:

Skor Kriteria

3,33 < skor < 4,00 A (Sangat baik)

2,33 < skor < 3,33 B (Baik

1,33 < skor < 2,33 C (cukup)

< 1,33 D (kurang)

Sumber: Permendikbud No 81A Tahun 2013

b. Pengetahuan

No Aspek yang dinilai Indikator Skor

1

Analisis struktur teks anekdot

Analisis terhadap struktur teks

anekdot (abstraksi, orientasi,

krisis, reaksi, dan koda) sudah

tepat dan lengkap serta tidak

terjadi kesalahan.

4

Analisis terhadap struktur teks

anekdot masih terdapat satu atau

dua kesalahan.

3

Analisis terhadap struktur teks

anekdot terdapat tiga kesalahan. 2

Analisis terhadap struktur teks

anekdot terjadi kesalahan lebih

dari tiga struktur.

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

173

2

Analisis kaidah kebahasaan

Analisis terhadap kaidah

kebahasaan anekdot sudah tepat,

lengkap dan tidak terjadi

kesalahan (benar sembilan).

4

Terjadi kesalahan analisis

kaidah kebahasaan anekdot

sebanyak dua kaidah.

3

Terjadi kesalahan analisis

kaidah kebahasaan sebanyak

tiga kaidah.

2

Terjadi kesalahan analisis

kaidah kebahasaan lebih dari

tiga kaidah.

1

Total 8

Petunjuk penskoran:

Nilai =

X 100 = ……….(hasil akhir)

c. Keterampilan

No Aspek yang dinilai Indikator Skor

1 Kesesuaian isi dengan

topik

Isi teks anekdot sangat sesuai/relevan

dengan topik yang dipilih/dibahas. 4

Isi teks anekdot sesuai/relevan dengan topik

yang dipilih/dibahas. 3

Isi teks anekdot cukup sesuai/relevan

dengan topik yang dipilih/dibahas. 2

Isi teks anekdot tidak sesuai/relevan dengan

topik yang dipilih/dibahas. 1

2 Tokoh dalam anekdot

Tokoh dalam anekdot menyangkut orang

yang penting/terkenal serta menyebutkan

nama tokoh secara langsung. 4

Tokoh dalam anekdot menyangkut orang

yang penting/terkenal, tetapi menyebutkan

nama tokoh dengan disamarkan. 3

Tokoh dalam anekdot kurang menyangkut

orang yang penting/terkenal tapi faktual. 2

Tokoh dalam anekdot tidak menyangkut

orang yang penting/terkenal tapi faktual

(buatan dari penulis belaka). 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

174

3 Unsur lelucon dan

sindiran

Teks anekdot lucu/menarik dan terdapat

unsur sindiran/kritikan/pelajaran terhadap

pihak tertentu atau kepada khalayak. 4

Teks anekdot cukup lucu/menarik dan

unsur sindiran/kritikan/pelajaran terhadap

pihak tertentu atau kepada khalayak masih

termuat.

3

Teks anekdot kurang lucu/menarik, tetapi

unsur sindiran/kritikan/pelajaran terhadap

pihak tertentu atau kepada khalayak masih

termuat.

2

Teks anekdot tidak lucu/menarik dan tidak

mengandung unsur

sindiran/kritikan/pelajaran terhadap pihak

tertentu atau kepada khalayak.

1

4 Struktur teks anekdot

Struktur teks anekdot lengkap (abstraksi,

orientasi, krisis, reaksi, koda), diurutkan

secara logis, dan gagasan diungkapkan

dengan jelas.

4

Struktur teks anekdot cukup lengkap (satu

komponen yang tidak ada) 3

Struktur teks anekdot kurang lengkap (dua

komponen tidak ada) 2

Struktur teks anekdot tidak lengkap (tiga

komponen tidak ada) 1

5 Kaidah kebahasaan

Kaidah kebahasaan anekdot dimanfaatkan

dengan baik dan benar, menarik, dan dapat

dipahami.

4

Kaidah kebahasaan anekdot cukup

dimanfaatkan dengan baik dan cukup

menarik. 3

Kaidah kebahasaan anekdot kurang

dimanfaatkan dengan baik, kurang menarik

tapi masih dapat dipahami. 2

Kaidah kebahasaan anekdot tidak

dimanfaatkan dengan baik, tidak manarik,

dan sulit dipahami. 1

6

Ketepatan diksi

Pilihan kata sangat tepat dan sudah

menggambarkan suatu hal/keadaan yang

berkaitan dengan topik yang dipilih, serta

kreatif.

4

Pilihan kata tepat dan cukup

menggambarkan suatu hal/keadaan yang

berkaitan dengan topik yang dipilih, dan

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

175

cukup kreatif.

Pilihan kata cukup tepat dan cukup

menggambarkan suatu hal/keadaan yang

berkaitan dengan topik yang dipilih.

2

Pilihan kata banyak tidak tepat dan kurang

menggambarkan suatu hal/keadaan yang

berkaitan dengan topik yang dipilih.

1

7 Ketepatan kalimat

Penyusunan kalimat sudah efektif 4

Penyusunan kalimat cukup efektif 3

Penyusunan kalimat yang efektif dan tidak

efektif sebanding 2

Penyusunan kalimat banyak yang tidak

efektif 1

8 Ejaan bahasa Indonesia

Penggunakan tanda baca, konjungsi, dan

Imbuhan dengan benar dan sesuai dengan

PUEBI.

4

Beberapa penggunaan tanda baca,

konjungsi, dan imbuhan benar dan sesuai

dengan PUEBI.

3

Penggunaan tanda baca, konjungsi, dan

imbuhan sebanding antara yang salah dan

benar.

2

Penggunaan tanda baca, konjungsi, dan

imbuhan banyak yang salah. 1

Total 32

Petunjuk penskoran:

Nilai =

……. (nilai akhir)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

176

K. Lembar Instrumen

1. Tes awal (prates)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Materi Pokok : Teks Anekdot

Kelas/Semester : X/2

1. Bacalah teks anekdot berpola dialog di bawah ini!

Kaya dan Miskin

Siang itu, dua pelajar Smase, Firhad dan Kafal, sedang berbicang-bincang di

kantin sekolah.

Firhad : “Fal, tuh berita tewasnya Joghyun (Shinee) artis Korea lagi heboh

banget.”

Kafal : “Lah iya, kalau gak heboh, Chicin dan Vica gak perlu ikut-ikutan nangis

tuh di kelas.”

Firhad : “Hemmm, gue bingung! Padahal saudara kita di Asmat juga lagi kena

musibah gizi buruk, ya?”

Kafal : (langsung berseru) “Iya, tapi beritanya kalah viral tuh, Fir.”

Firhad : “Seharusnya, yang lebih perlu ditangisi itu saudara-saudara kita yang

miskin di Asmat, kalau Joghyun mah orang berduit.”

Kafal : “Lahh, kenapa, Fir?”

Firhad : “Lahh, iya. Coba kamu lihat aja waktu di rumah sakit! Orang kaya dan

orang miskin kalau nangis aja beda tempat.”

Kafal : “Beda gimana?” (mulai penasaran)

Firhad : “Ya, beda. Orang kaya menangis di kamar mayat, kalau yang miskin baru

di loket pembayaran aja udah nangis.”

Kafal : “???” (bingung dan tiba-tiba ingin pingsan)

Akhirnya, Firhad dan Kafal segera beranjak dari kantin karena melihat

Chicin dan Vica sedang menuju kantin dengan mata lebam seperti habis

menangis.

Nama :

No. Abs :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

177

2. Tentukanlah struktur teks anekdot di atas menggunakan tabel di bawah ini!

No. Struktur Kutipan kalimat/dialog

1 Abstraksi

2 Orientasi

3 Krisis

4 Reaksi

5 Koda

3. Kategorikanlah kaidah kebahasaan anekdot yang digunakan pada teks

anekdot di atas menggunakan tebel di bawah ini!

No. Kaidah kebahasaan teks

anekdot

Kutipan kalimat/dialog

1 Keterangan waktu

2 Variasi kalimat langsung

dan tidak langsung

Kalimat langsung:

Kalimat tidak langsung:

3 Nama tokoh orang ketiga

tunggal

4 Kata kerja aksi (material)

5 Kata kerja mental

6 Konjungsi temporal

7 Kata/kalimat seru

8 Kalimat retoris

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

178

9 Kalimat perintah

4. Buatlah sebuah teks anekdot dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Pilihlah salah satu topik di bawah ini!

1) Politik

2) Hukum

3) Korupsi

4) Kemiskinan

5) Pengaruh media sosisal (Medsos)

b. Isi cerita mengandung lelucon dan kritikan/sindiran/pelajaran hidup.

c. Gunakanlah struktur teks anekdot di bawah ini!

1) Abstraksi

2) Orientasi

3) Krisis

4) Reaksi

5) Koda

d. Menggunakan pola dialog atau narasi dengan tepat.

e. Menggunakan ejaan dan tanda baca dengan tepat (sesuaikan dengan

PUEBI).

2. Tes akhir (pascates)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Materi Pokok : Teks Anekdot

Kelas/Semester : X/2

1. Bacalah teks anekdot berpola dialog di bawah ini!

“Hukum Newton”

Suatu ketika di siang bolong, ada dua pemuda bernama Hanif dan Arkan

sedang berbincang-bincang mengenai negara asing yang selalu ikut campur

permasalahan dalam negeri Indonesia.

Hanif : (memulai perbincangan) “Kan, Indonesia nampaknya harus lebih

bersikap tegas lagi deh dalam menjaga kedaulatannya!”

Arkan : (kaget dan bingung) “Lah kenapa?”

Nama :

No. Abs :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

179

Hanif : “Kalau gak tegas, takutnya Papua bisa lepas juga dari Indonesia, macam

kasus Timor Timur dulu.”

Arkan : (langsung berseru) “Ahh, itu mah karena Indonesia selalu mendapat

tekanan demi tekanan dari negara asing. Ya, prinsipnya hampir sama

kayak hukum Newton, Han.”

Hanif : “Hukum Newton?”

Arkan : (berusaha menjelaskan) “Yups! Hukum Newton mengatakan, ‘Tekanan,

dapat menimbulkan gaya,’ Kenapa negara kita banyak mendapat

tekanan?”

Hanif : “Kenapa?”

Arkan : “Karena negara asing terlalu banyak gaya.”

Hanif : “???” (bingung dan tiba-tiba ingin pingsan)

Akhirnya, tak lama setelah perbincangan tersebut, mereka pun beranjak

pergi membeli es kelapa untuk menyegarkan tenggoran meraka yang kering di

siang bolong.

2. Tentukanlah struktur teks anekdot di atas menggunakan tabel di bawah ini!

No. Struktur Kutipan kalimat/dialog

1 Abstraksi

2 Orientasi

3 Krisis

4 Reaksi

5 Koda

3. Kategorikanlah kaidah kebahasaan anekdot yang digunakan pada teks

anekdot di atas menggunakan tebel di bawah ini!

No. Kaidah kebahasaan teks

anekdot

Kutipan kalimat/dialog

1 Keterangan waktu

2 Variasi kalimat langsung

dan tidak langsung

Kalimat langsung:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

180

Kalimat tidak langsung:

3 Nama tokoh orang ketiga

tunggal

4 Kata kerja aksi (material)

5 Kata kerja mental

6 Konjungsi temporal

7 Kata/kalimat seru

8 Kalimat retoris

9 Kalimat perintah

4. Buatlah sebuah teks anekdot dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Pilihlah salah satu topik berdasarkan karikatur di bawah ini!

1) Politik

(Sumber: beritagar.id)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

181

2) Hukum

(Sumber: inilah.com)

3) Korupsi

(Sumber: matanews.com)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

182

4) Kemiskinan

(Sumber: kemiskinanwebqomar.com)

5) Pengaruh media sosial (Medsos)

(Sumber: makkanewspaper.com)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

183

b. Isi cerita mengandung lelucon dan kritikan/sindiran/pelajaran hidup.

c. Gunakanlah struktur teks anekdot di bawah ini!

1) Abstraksi

2) Orientasi

3) Krisis

4) Reaksi

5) Koda

d. Menggunakan pola dialog atau narasi dengan tepat.

e. Menggunakan ejaan dan tanda baca dengan tepat (sesuaikan dengan

PEUBI).

Kunci jawaban:

A. Soal prates

1. Mengidentifikasi struktur teks anekdot

Kaya dan Miskin

No. Struktur Kutipan kalimat/dialog

1 Abstraksi Siang itu, dua pelajar Smase, Firhad dan Kafal,

sedang berbicang-bincang di kantin sekolah.

2 Orientasi Firhad : “Fal, tuh berita tewasnya Joghyun

(Shinee) artis Korea lagi heboh banget.”

Kafal : “Lah iya, kalau gak heboh, Chicin dan

Vica gak perlu ikut-ikutan nangis tuh di

kelas.”

Firhad : “Hemmm, gue bingung! Padahal saudara

kita di Asmat juga lagi kena musibah gizi

buruk, ya?”

Kafal : (langsung berseru) “Iya, tapi beritanya

kalah viral tuh, Fir.”

3 Krisis Firhad : “Seharusnya, yang lebih perlu ditangisi

itu saudara-saudara kita yang miskin di

Asmat, kalau Joghyun mah orang

berduit.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

184

Kafal : “Lahh, kenapa, Fir?”

Firhad : “Lahh, iya. Coba kamu lihat aja waktu di

rumah sakit! Orang kaya dan orang miskin

kalau nangis aja beda tempat.”

Kafal : “Beda gimana?” (mulai penasaran)

Firhad : “Ya, beda. Orang kaya menangis di

kamar mayat, kalau yang miskin baru di

loket pembayaran aja udah nangis.”

4 Reaksi Kafal : “???” (bingung dan tiba-tiba ingin

pingsan)

5 Koda Akhirnya, Firhad dan Kafal segera beranjak dari

kantin karena melihat Chicin dan Vica sedang

menuju kantin dengan mata lebam seperti habis

menangis.

2. Mengidentifikasi kaidah kebahasaan teks anekdot

No. Kaidah kebahasaan teks

anekdot

Kutipan kalimat/dialog

1 Keterangan waktu Siang itu, dua pelajar Smase, Firhad dan

Kafal, sedang berbicang-bincang di kantin

sekolah.

2 Variasi kalimat langsung

dan tidak langsung

Kalimat langsung: Semua percakapan

dalam dialog adalah kalimat langsung.

Kalimat tidak langsung:

1. Siang itu, dua pelajar Smase, Firhad

dan Kafal, sedang berbicang-bincang di

kantin sekolah.

2. Akhirnya, Firhad dan Kafal segera

beranjak dari kantin karena melihat

Chicin dan Vica sedang menuju kantin

dengan mata lebam seperti habis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

185

menangis.

3 Nama tokoh orang ketiga

tunggal

Joghyun (Shinee), orang Asmat, orang

miskin, orang kaya.

4 Kata kerja aksi (material) 1. Siang itu, dua pelajar Smase, Firhad dan

Kafal, sedang berbicang-bincang di

kantin sekolah.

2. (langsung berseru) “Iya, tapi beritanya

kalah viral tuh, Fir.”

3. “Ya, beda. Orang kaya menangis di

kamar mayat, kalau yang miskin baru di

loket pembayaran aja udah nangis.”

4. Akhirnya, Firhad dan Kafal segera

beranjak dari kantin karena melihat

Chicin dan Vica sedang menuju kantin

dengan mata lebam seperti habis

menangis.

5 Kata kerja mental 1. “Hemmm, gue bingung! Padahal saudara

kita di Asmat juga lagi kena musibah

gizi buruk, ya?”

2. “Beda gimana?” (mulai penasaran)

6 Konjungsi temporal 1. Kafal : “???” (bingung dan tiba-

tiba ingin pingsan)

2. Akhirnya, Firhad dan Kafal segera

beranjak dari kantin karena melihat

Chicin dan Vica sedang menuju kantin

dengan mata lebam seperti habis

menangis.

7 Kata/kalimat seru

1. “Hemmm, gue bingung!

2. (langsung berseru) “Iya, tapi beritanya

kalah viral tuh, Fir.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

186

3. “???” (tiba-tiba ingin pingsan)

8 Kalimat retoris Padahal saudara kita di Asmat juga lagi

kena musibah gizi buruk, ya?”

9 Kalimat perintah

“Lahh, iya. Coba kamu lihat aja waktu di

rumah sakit! Orang kaya dan orang miskin

kalau nangis aja beda tempat.”

B. Soal pascates

1. Analisis struktur teks anekdot

Hukum Newton

No. Struktur Kutipan kalimat/dialog

1 Abstraksi Suatu ketika di siang bolong, ada dua pemuda

bernama Hanif dan Arkan sedang berbincang-bincang

mengenai negara asing yang selalu ikut campur

permasalahan dalam negeri Indonesia.

2 Orientasi Hanif : (memulai perbincangan) “Kan, Indonesia

nampaknya harus lebih bersikap tegas lagi deh

dalam menjaga kedaulatannya!”

Arkan : (kaget dan bingung) “Lah kenapa?”

Hanif : “Kalau gak tegas, takutnya Papua bisa lepas juga

dari Indonesia, macam kasus Timor Timur dulu.”

3 Krisis Arkan : (langsung berseru) “Ahh, itu mah karena

Indonesia selalu mendapat tekanan demi tekanan

dari negara asing. Ya, prinsipnya hampir sama

kayak hukum Newton, Han.”

Hanif : “Hukum Newton?”

Arkan : (berusaha menjelaskan) “Yups! Hukum Newton

mengatakan, ‘Tekanan, dapat menimbulkan

gaya,’ Kenapa negara kita banyak mendapat

tekanan?”

Hanif : “Kenapa?”

Arkan : “Karena negara asing terlalu banyak gaya.”

4 Reaksi Hanif : “???” (bingung dan tiba-tiba ingin pingsan)

5 Koda Akhirnya, tak lama setelah perbincangan tersebut,

mereka pun beranjak pergi membeli es kelapa untuk

menyegarkan tenggoran meraka yang kering di siang

bolong.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

187

2. Analisis kaidah kebahasaan anekdot

No. Kaidah Kebahasaan

Teks Anekdot

Kutipan Kalimat/Dialog

1 Keterangan waktu 1. Suatu ketika di siang bolong, ada dua

pemuda bernama Hanif dan Arkan sedang

berbincang-bincang mengenai negara asing

yang selalu ikut campur permasalahan

dalam negeri Indonesia.

2. Akhirnya, tak lama setelah perbincangan

tersebut, mereka pun beranjak pergi

membeli es kelapa untuk menyegarkan

tenggoran meraka yang kering di siang

bolong.

2 Variasi kalimat langsung

dan tidak langsung

Kalimat langsung:

Semua kutipan dialog adalah kalimat langsung

(apabila menuliskan salah satu dari kalimat

percakapan dianggap benar).

Kalimat tidak langsung:

1. Suatu ketika di siang bolong, ada dua

pemuda bernama Hanif dan Arkan sedang

berbincang-bincang mengenai negara asing

yang selalu ikut campur permasalahan

dalam negeri Indonesia.

2. Akhirnya, tak lama setelah perbincangan

tersebut, mereka pun beranjak pergi

membeli es kelapa untuk menyegarkan

tenggoran meraka yang kering di siang

bolong.

3 Nama tokoh orang ketiga

tunggal

Newton, negara asing.

4 Kata kerja aksi (material) 1. Suatu ketika di siang bolong, ada dua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

188

pemuda bernama Hanif dan Arkan sedang

berbincang-bincang mengenai negara asing

yang selalu ikut campur permasalahan

dalam negeri Indonesia.

2. (memulai perbincangan) “Kan, Indonesia

nampaknya harus lebih bersikap tegas lagi

deh dalam menjaga kedaulatannya!”

3. (langsung berseru) “Ahh, itu mah karena

Indonesia selalu mendapat tekanan demi

tekanan dari negara asing. Ya, prinsipnya

hampir sama kayak hukum Newton, Han.

4. (berusaha menjelaskan) “Yups! Hukum

Newton mengatakan, ‘Tekanan, dapat

menimbulkan gaya,’ Kenapa negara kita

banyak mendapat tekanan?”

5. Akhirnya, tak lama setelah perbincangan

tersebut, mereka pun beranjak pergi

membeli es kelapa untuk menyegarkan

tenggoran meraka yang kering di siang

bolong.

5 Kata kerja mental 1. (kaget dan bingung) “Lah kenapa?”

2. “Kalau gak tegas, takutnya Papua bisa

lepas juga dari Indonesia, macam kasus

Timor Timur dulu.”

3. (langsung berseru) “Ahh, itu mah karena

Indonesia selalu mendapat tekanan demi

tekanan dari negara asing. Ya, prinsipnya

hampir sama kayak hukum Newton, Han.”

4. “Yups! Hukum Newton mengatakan,

‘Tekanan, dapat menimbulkan gaya,’

Kenapa negara kita banyak mendapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

189

tekanan?”

5. “???” (bingung dan tiba-tiba ingin pingsan)

6 Konjungsi temporal Akhirnya, tak lama setelah perbincangan

tersebut, mereka pun beranjak pergi membeli es

kelapa untuk menyegarkan tenggoran meraka

yang kering di siang bolong.

7 Kata/kalimat seru

1. (langsung berseru) “Ahh, itu mah karena

Indonesia selalu mendapat tekanan demi

tekanan dari negara asing. Ya, prinsipnya

hampir sama kayak hukum Newton, Han.”

2. “Yups! Hukum Newton mengatakan,

‘Tekanan, dapat menimbulkan gaya,’

Kenapa negara kita banyak mendapat

tekanan?”

3. “???” (bingung dan tiba-tiba ingin pingsan)

8 Kalimat retoris -

9 Kalimat perintah -

Yogyakarta, 18 April 2018

Peneliti,

Aji Aprilius Z.

NIM. 141224046

Menyetujui,

Guru Mata Pelajaran, Dosen Pembimbing,

Purwanti, S.Pd. Dr. Yuliana Setyaningsih, M. Pd.

NPP.P.1410

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

190

MATERI

1. Pengertian Teks Anekdot

a. Teks anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan

mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan

berdasarkan kejadian yang sebenarnya (KBBI, Ed. 5: 2016).

b. Teks anekdot adalah sebuah cerita lucu atau menggelitik yang bertujuan

memberikan suatu pelajaran tertentu. Kisahnya biasanya melibatkan tokoh

tertentu yang bersifat faktual ataupun terkenal. Dengan demikian, anekdot

tidak semata-mata menyajikan hal-hal yang lucu, guyonan, dan humor.

Akan tetapi, terdapat pula tujuan lain di balik cerita lucunya itu, yakni

berupa pesan yang diharapkan bisa memberikan kritik pada pihak tertentu

atau pelajaran kepada khalayak (Kosasih, 2016:84-85).

c. Teks anekdot adalah sebuah cerita pendek yang berisi sebuah sindiran

terhadap sesuatu atau seseorang yang dilengkapi dengan humor (Suherli,

dkk. 2017:110).

d. Teks anekdot merupakan cerita singkat yang menarik, lucu, dan

mengesankan karena isinya berupa kritik atau sindiran terhadap kebujakan,

layanan publik, perilaku penguasa, atau suatu fenomena sehingga pelaku

di dalam cerita bisa orang penting atau terkenal (Pujawan, dkk.,2014:11-

12).

2. Pengertian Karikatur

a. Karikatur merupakan gambar olok-olok yang mengandung pesan, sindiran,

dan sebagainya (KBBI, Ed. 5:2016).

b. Karikatur adalah kata yang berasal dari bahasa Italia Caricature (caricare)

yang artinya memberi muatan atau beban tambahan. Para pembuat

karikatur disebut dengan istilah karikaturis. Para karikaturis memberi

muatan berlebih-lebihanan pada perawakan tokoh-tokoh politik atau

orang-orang yang karena peristiwa tersebut menjadi pusat perhatian

(Wijana dalam Suyitno,2010:15).

c. Karikatur adalah gambar yang bersifat lelucon yang mengandung sindiran

(Poeradarminta dalam Suyitno,2010:15).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

191

d. Karikatur merupakan gambar yang sifatnya klise, sindirian, dan lucu.

Karikatur digunakan sebagai media seseorang dalam mengeksperisekan

pendapat dan persaannya mengenai masalah-masalah sosial (Rohani dalam

Munadi,2010:87-88).

3. Jenis-jenis Karikatur

Karikatur pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni

karikatur verbal dan nonverbal. Adapun penjelasan dari dua jenis tersebut

sebagai berikut.

a. Karikatur verbal

Karikatur verbal adalah karikatur yang dalam visual gambarnya

memanfaatkan unsur-unsur verbal seperti kata frasa, dan kalimat, di

samping gambar yang didistorsikan itu Jadi, unsur-unsur tersebut dimuat

agar dapat mudah dipahami oleh pembaca dan menambah keunikan dari

karikatur (Suyitno,2010:16).

b. Karikatur nonverbal

Karikatur verbal adalah karikatur yang dalam visualnya tidak memuat

unsur-unsur verbal. Jadi karikatur verbal cenderung memanfaatkan gambar

sebagai bahasa bertutur agar maksud yang termasud dalam gambar

tersampaikan kepada pembaca (Suyitno,2010:16).

4. Persamaan antara Teks Anekdot dan Karikatur

Teks anekdot memiliki persamaan dengan karikatur. Persamaan tersebut

dapat dilihat dari sifat yang ada pada taks anekdot dan karikatur, yaitu bersifat

lucu dan mengandung unsur sindiran di dalamnya. Isi anakdot dan karikatur

sama-sama menyajikan hal yang lucu tetapi juga mengandung unsur sindiran,

kritikan atau pelajaran terhadap sesuatu atau seseorang di dalamnya. Teks

anekdot dan karikatur berisikan cerita tentang tokoh-tokoh yang terkenal atau

memiliki pengaruh besar pada masyarakat, tetapi juga tidak jarang, tokoh-

tokoh yang tidak terkenal dan berpengaruh pun menjadi isi anekdot dan

karikatur, karena tokoh tersebut, pada suatu peristiwa, menjadi pusat

perhatian. Topik yang diangkat dalam teks anekdot dan karikatur pun sama-

sama mengangkat topik tetang permasalahan yang sedang berkembang di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

192

masyarakat, seperti masalah sosial, politik, hukum, kemiskinan, layanan

publik, korupsi, agama dan ras. Perbedaan antara anekdot dan karikatur

terletak pada bentuk penyajiannya, yaitu anekdot disajikan dalam bentuk teks

cerita/percakapan, dan karikatur disajikan dalam bentuk gambar (Warni,

dkk.,2017:3).

5. Media Karikur

(Sumber: forumviral.com) (Sumber: dunia.inilah.com)

(Sumber: wartanerws.com) (Sumber: inilah.com)

Aksi Suap di Pengadilan Setya Novanto

BBM Naik SBY VS Jokowi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

193

(Sumber: rakyatjakarta.id)

6. Teks Anekdot Hasil Pengembangan dari Media Karikatur

Kisah Pengadilan Tindak Korupsi

Pada suatu ketika, seorang hakim sedang memimpin sidang kasus dugaan

korupsi. Sidang itu dihadiri oleh seorang jaksa dan saksi. Suasana sidang begitu

menegangkan dan hanya dihadiri oleh beberapa orang saja. Saat itu, sidang

dilanjutkan dengan sesi pernyataan dari saksi yang dihadirkan. Singkat cerita,

Jaksa pun mulai meminta pernyataan dari saksi.

“Apakah benar, bahwa Anda menerima lima ratus juta rupiah untuk

berkompromi dalam kasus ini?” Ujar jaksa kepada saksi dengan raut wajah yang

sangat serius.

Medengar hal tersebut, saksi tidak bergeming dan hanya menatap keluar

jendela. Jaksa sempat tersinggug karena tingkah dari saksi tersebut, tetapi

kemudian bertanya lagi, “Bukankah benar bahwa Anda menerima lima ribu dolar

untuk berkompromi dalam kasus ini?”

Untuk kedua kalinya, saksi tidak bergeming dan hanya duduk diam di

kursinya. Hakim yang melihat kejadian tersebut pun menjadi bingung dan sedikit

Full Day School

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

194

terganggu kesabarannya. Akhrinya, Hakim membuka suara dengan berkata, “Pak,

tolong jawab pertanyaan Jaksa!”

Mendengar perkataan Hakim, Saksi sontak terkejut dan berkata,“Oh,

maaf! Saya pikir dia tadi bertanya pada Anda.”

Jaksa dan Hakim saling beradu pandang dan hanya diam seribu bahasa.

Akhirnya, pengadilan pun dilanjutkan dengan suasana penuh kecurigaan terhadap

Jaksa dan Hakim.

7. Struktur Teks Anekdot

Anekdot memiliki struktur teks yang membedakannya dengan teks

lainnya. Menurut Suherli, dkk (2017:119-120) teks anekdot memiliki lima

struktur yaitu abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. Adapun lima struktur

teks anekdot dijabarakan sebagai berikut.

a. Abstraksi merupakan pendahuluan yang menyatakan latar belakang atau

gambaran umum tentang isi suatu teks.

b. Orientasi merupakan bagian cerita yang mengarah pada terjadinya suatu

krisis, konflik, atau peristiwa utama. Bagian inilah yang menjadi penyebab

timbulnya krisis.

c. Krisis atau komplikasi merupakan bagian dari inti peristiwa suatu anekdot.

Pada bagian krisis itulah terdapat kekonyolan yang menggelitik dan

mengundang tawa.

d. Reaksi merupakan tanggapan atau respons atas krisis yang dinyatakan

sebelumnya. Reaksi yang dimaksud dapat berupa sikap mencela atau

menertawakan.

e. Koda merupakan penutup atau simpulan sebagai pertanda berakhirnya cerita.

Di dalamnya dapat berupa persetujuan, komentar, ataupun penjelasan atas

maksud dari cerita yang dipaparkan sebelumnya. Bagian ini biasanya ditandai

oleh kata-kata, seperti itulah,akhirnya, demikianlah. Keberadaan koda bersifat

opsional; bisa ada ataupun tidak ada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

195

Gambar 2.1 Struktur (alur) teks anekdot

8. Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot

Seperti halnya teks yang lain, anekdot memiliki kaidah-kaidah kebahasaan

tersendiri. Namun, sebagai teks bergenre cerita, teks tersebut memiliki kesamaan

dengan teks sejenisnya seperti cerpen, novel, dan cerita ulang. Secara spesifik,

kaidah kebahasaan teks anekdot adalah sebagai berikut.

a. Menggunakan kalimat/frasa yang menyatakan peristiwa masa lalu

(keterangan waktu) (Suherli, dkk. 2017: 119-120)

Contoh:

1) Siang itu, Firhad dan Kafal sedang berbicang-bincang di kantin sekolah.

2) Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut umum

menyerang saksi.

b. Banyak menggunakan kalimat langsung yang bervariasi dengan kalimat-

kalimat tidak langsung, khususnya pada teks berpola narasi. Kalimat-

kalimat langsung merupakan petikan dari dialog para tokohnya, sedangkan

kalimat tidak langsung merupakan bentuk penceritaan kembali dialog seorang

tokoh (Kosasih, 2016: 98-100).

Contoh:

1) “Apakah benar,” teriak Jaksa, “bahwa Anda menerima lima ribu dolar

untuk berkompromi dalam kasus ini?”

2) Akhirnya, hakim berkata, “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa!”

Abstraksi

Orientasi

Krisis

Reaksi Koda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

196

c. Pada umumnya menggunakan nama tokoh utama orang ketiga tunggal,

baik dengan menyebutkan langsung nama tokoh faktual maupun yang

disamarkan (Kosasih, 2016:98-100).

Contoh: Joghyun, Orang Asmat, Chicin, Vica, Saksi, Jaksa, Pak Jokowi, Ibu

penjual kue.

d. Menggunakan kata kerja aksi, yakni kata yang menunjukkan suatu aktivitas,

diantaranya seperti menulis, membaca, berjalan, dan berbicara. Hal ini terkait

dengan tindakan tokohnya (Suherli, dkk. 2017: 119-120).

Contoh:

1) Siang itu, Firhad dan Kafal sedang berbicang-bincang di kantin sekolah.

2) Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut umum

menyerang saksi.

e. Menggunakan kata kerja mental. Kata kerja mental adalah kata yang

menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan seorang tokoh (Kosasih,

2016:98-100).

Contoh:

1) “Fal, kenapa ya status Chicin dan Vica di whatsapp dari kemarin galau

terus?”

2) “Oh, maaf. Saya pikir dia tadi berbicara dengan Anda.”

f. Menggunakan kata penghubung (konjungsi) yang menyatakan hubungan

waktu diantaranya seperti kemudian, lalu, dan akhirnya yang bermakna

kronologis/temporal (Suherli, dkk. 2017: 119-120).

Contoh:

1) Akhirnya, Firhad dan Kafal mendadak diam, karena melihat Chicin dan

Vica sedang menuju kantin dengan mata lebam seperti habis menangis.

2) Akhirnya, pengadilan pun dilanjutkan dengan suasana penuh kecurigaan

terhadap Jaksa dan Hakim.

g. Pada umumnya banyak mengandung kata/frasa/kalimat seru. Hal tersebut

juga sering disebut interjeksi. Kata ini bertugas untuk mengungkapkan rasa

hati seseorang, seperti senang, sedih, gembira, marah, terkejut, kesal, bingung

dan sebagainya (Suherli, dkk. 2017: 119-120).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

197

Contoh:

1) “Betul! Padahal yang lebih perlu ditangisi itu saudara-saudara kita yang

miskin di Asmat, kalau Joghyun mah orang berduit.”

2) “Oh, maaf. Saya pikir dia tadi berbicara dengan Anda.”

h. Menggunanakan kalimat retoris, kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan

jawaban karena antara si penanya dan yang ditanya sesungguhnya sudah

mengetahui jawabannya (Suherli, dkk. 2017: 119-120).

Contoh:

1) “Hemmm, padahal Indonesia juga lagi kena musibah gizi buruk di Asmat,

ya?”

2) “Terus anak Ibu mana? Kenapa tidak ada yang bantu?”

i. Menggunakan kalimat perintah, kalimat perintah digunakan untuk membuat

tokoh lain melakukan suatu tindakan (Suherli, dkk. 2017: 119-120).

Contoh:

1) “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa!”

2) “Coba tunjukan SIM Anda, Pak!”

Gambar 3.1 Kaidah kebahasaan teks anekdot

Ket.waktu

Kal. langsung

Tokoh orang ketiga

tunggal

Kata kerja aksi

Kata kerja

mental

Konjungsi temporal

Kata seru

/interjeksi

Kalimat retoris

Kalimat Perintah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

198

9. Pola Penyajian Anekdot

Anekdot dapat disajikan dalam bentuk dialog maupun narasi. Dialog bisa

terjadi antara dua orang atau lebih. Bentuk narasi dapat kita temukan pada cerita

pendek dan novel, sedangkan bentuk dialog bisa ditemukan pada teks drama, dan

teks negosiasi. Salah satu ciri dialog adalah menggunakan kalimat langsung.

Kalimat langsung adalah sebuah kalimat yang merupakan hasil kutipan langsung

dari pembicaraan seseorang yang sama persis seperti apa yang dikatakannya

(Suherli, dkk, 2017: 121).

Contoh:

Kisah Pengadilan Tindak Korupsi

Dialog Narasi

Pada suatu ketika, seorang hakim

sedang memimpin sidang kasus dugaan

korupsi. Sidang itu dihadiri oleh

seorang jaksa dan saksi. Suasana sidang

begitu menegangkan dan hanya dihadiri

oleh beberapa orang saja. Saat itu,

sidang dilanjutkan dengan sesi

pernyataan dari saksi yang dihadirkan.

Singkat cerita, Jaksa pun mulai

meminta pernyataan dari saksi.

Jaksa : “Apakah benar, bahwa Anda

menerima lima ribu dolar untuk

berkompromi dalam kasus

ini?” (Ujar jaksa kepada

saksi dengan raut wajah

yang sangat serius).

Saksi : (tidak bergeming dan hanya

menatap keluar jendela)

Jaksa : “Bukankah benar bahwa

Anda menerima lima ratus

juta rupiah untuk

berkompromi dalam kasus

ini?” (Jaksa mulai geram

karena tersinggung dengan

tingkah Saksi)

Saksi : (tidak bergeming dan hanya

Pada suatu ketika, seorang hakim

sedang memimpin sidang kasus

dugaan korupsi. Sidang itu dihadiri

oleh seorang jaksa dan saksi. Suasana

sidang begitu menegangkan dan

hanya dihadiri oleh beberapa orang

saja. Saat itu, sidang dilanjutkan

dengan sesi pernyataan dari saksi

yang dihadirkan. Singkat cerita, Jaksa

pun mulai meminta pernyataan dari

saksi.

“Apakah benar, bahwa Anda

menerima lima ratus juta rupiah untuk

berkompromi dalam kasus ini?” Ujar

jaksa kepada saksi dengan raut wajah

yang sangat serius.

Medengar hal tersebut, saksi

tidak bergeming dan hanya menatap

keluar jendela. Jaksa sempat

tersinggug karena tingkah dari saksi

tersebut, tetapi kemudian bertanya

lagi, “Bukankah benar bahwa Anda

menerima lima ribu dolar untuk

berkompromi dalam kasus ini?”

Untuk kedua kalinya, saksi

tidak bergeming dan hanya duduk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

199

duduk diam di kursinya)

Hakim : “Pak, tolong jawab

pertanyaan Jaksa!” (Hakim

ikut membatu agar saksi

mau berbicara)

Saksi : (terkejut) “Oh, maaf! Saya

pikir dia tadi bertanya pada

Anda.”

Hakim : “???” (bunging)

Jaksa dan Hakim saling beradu

pandang dan hanya diam seribu bahasa.

Akhirnya, pengadilan pun dilanjutkan

dengan suasana penuh kecurigaan

terhadap Jaksa dan Hakim.

diam di kursinya. Hakim yang melihat

kejadian tersebut pun menjadi

bingung dan sedikit terganggu

kesabarannya. Akhrinya, Hakim

membuka suara dengan berkata, “Pak,

tolong jawab pertanyaan Jaksa!”

Mendengar perkataan Hakim,

Saksi sontak terkejut dan berkata,“Oh,

maaf! Saya pikir dia tadi bertanya

pada Anda.”

Jaksa dan Hakim saling beradu

pandang dan hanya diam seribu

bahasa. Akhirnya, pengadilan pun

dilanjutkan dengan suasana penuh

kecurigaan terhadap Jaksa dan Hakim.

10. Langkah-langkah Menulis Teks Anekdot

Sebelum dapat menyusun teks anekdot, ada beberapa langkah yang harus

diperhatikan agar dapat memudahkan saat menulis anekdot. Kosasih (2016: 102)

memberikan enam langkah penyusunan teks anekdot sebagai berikut.

a. Menentukan topik yang dianggap sebagai suatu masalah yang hendak disorot:

dikritik, disindir, digugat.

b. Menentukan tokoh yang terkait, sesuai dengan masalahnya. Tokoh yang

dimaksud pada umumnya bersifat faktual.

c. Menentukan peristiwa yang menjadi latar utama cerita.

d. Memerinci peristiwa ke dalam alur atau struktur anekdot yang meliputi

abstraksi, orientasi, krisis, rekasi, dan koda.

e. Mengembangkan kerangka anekdot menjadi sebuah cerita utuh dengan

memperhatikan kaidah-kaidah kebahasaannya.

f. Melakukan penyuntingan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

200

Gambar 5.1 Alur penyusunan teks anekdot

Berikut contoh penyusunan teks anekdot:

No Aspek Isi

1 Tema/topik Hukum/korupsi

2 Kritik Hakim yang tidak jujur dalam mengambil keputusan

kerena kerap kali menerima uang suap.

3 Humor/lelucon Hakim pengedalian disindir karena sering kali menerima

uang suap.

4 Tokoh Hakim, Jaksa, dan Saksi.

5 Latar Ruang pengadilan tindak pidana korupsi (Tipikor)

6 Struktur Abstraksi Seorang hakim, jaksa dan saksi sedang

berada di ruang sidang kasus dugaan

korupsi.

Orientasi

Seorang Jaksa memberikan pertanyaan

kepada Saksi tentang uang kompromi yang

diduga diterima oleh Saksi.

Krisis

Saksi tidak menjawab pertanyaan dari

Hakim, hingga pada akhirnya Hakim mulai

bersuara untuk meminta Saksi menjawab

pertanyaan dari Jaksa. Saksi terkejut

karena ia pikir pertanyaan dari Jaksa

ditujukan kepada Hakim.

Penentuan topik

Penentuan tokoh

penentuan latar

peristiwa

Penyusunan kerangka Pengembang

an kisah

penyuntingan

Kerangka karangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

201

Reaksi Jaksa dan Hakim hanya bisa dia seribu

bahasa

Koda

Pengadilan kasus dugaan korupsi

dilanjutkan dengan suasana penuh

kecurigaan.

8 Pola Narasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

202

Lampiran 8 ─ Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok Media Video

Stand Up Comedy

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS MEDIA VIDEO STAND UP COMEDY

Sekolah : SMA Negeri 1 Sewon

Mata pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : X MIPA 4/2

Materi Pokok : Menganalisis dan mencipta teks anekdot

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2x pertemuan)

Tahun Ajaran : 2018/2019

A. Kompetensi Inti

KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI-2 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena

dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah

KI-4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

203

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

No. Kompetensi Dasar IPK

1 3.6 Menganalisis struktur dan

kebahasaan teks anekdot.

3.6.4 Mengidentifikasi struktur dan

kaidah kebahasaan teks anekdot

3.6.5 Menjelaskan struktur dan kaidah

kebahasaan teks anedot

3.6.6 Menganalisis struktur dan kaidah

kebahasaan teks anekdot

2 4.6 Mencipta kembali teks

anekdot dengan memperhatikan

struktur, dan kaidah kebahasaan.

4.6.3 Membuat kerangka teks anekdot

4.6.4 Mencipta teks anekdot

C. Tujuan Pembelajaran

1. Pertemuan pertama (2x45 menit)

1) Setelah menyaksikan video stand up comedy dan membaca teks

anekdot hasil pengembangan dari materi lelucon dalam video stand

up comedy serta melalui diskusi kelompok, siswa mampu

mengidentifikasi struktur dan kaidah kebahasaan teks anekdot

dengan tepat.

2) Setelah membaca teks anekdot hasil pengembangan dari materi

lelucon dalam video stand up comedy dan melalui diskusi kelompok,

siswa mampu menjelaskan struktur dan kaidah kebahasaan teks

anekdot dengan benar.

2. Pertemuan kedua (2x45 menit)

3) Setelah menyaksikan video stand up comedy dan membaca teks

anekdot hasil pengembangan dari materi lelucon dalam video stand

up comedy, serta melalui diskusi kelompok, siswa mampu

menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks anekdot dengan

tepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

204

4) Setelah menyaksikan video stand up comedy, siswa mampu

mengembangkan topik yang terkandung dalam materi lelucon stand

up comedy ke dalam kerangka karangan teks anekdot dengan baik.

5) Setelah membuat kerangka teks anekdot, siswa mampu membuat

(mencipta) teks anekdot dengan memperhatikan struktur dan kaidah

kebahasaan teks anekdot dengan tepat.

D. Materi Pembelajaran

1. Fakta : Isi teks anekdot dan video stand up comedy (terlampir)

2. Konsep : Definisi teks anekdot dan stand up comedy (terlampir),

struktur teks anekdot dan wacana materi stand up comedy

(terlampir), kaidah kebahasaan teks anekdot (terlampir).

3. Prinsip : Pola-pola penyajian teks anekdot (narasi dan dialog)

(terlampir), langkah-langkah menyusun tesk

anekdot/kerangka karangan (terlampir).

4. Generalisasi`: Teks anekdot (isi, struktur, dan kaidah kebahasaan) dan

isi video stand up comedy (terlampir).

E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Metode : Diskusi, tanya jawab, dan penugasan.

Model pembelajaran : Discovery learning

F. Media dan Alat Pembelajaran

1. Tayangan video stand up comedy

2. Teks anekdot hasil pengembangan dari materi lelucon dalam video stand

up comedy (terlampir)

3. Internet

4. Laptop

5. Pengeras suara (speaker)

6. LCD/Infocus

7. Power point

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

205

G. Sumber Belajar

1. Cahyawati, Rina Susi. 2015. Stand Up Comedy Sebagai Sarana

Pengembangan Ide dalam Produksi Teks Anekdot Pada Siswa

SMA; Sebuah Desain Pembelajaran. Dalam Jurnal Seminar

Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia [Online] Tersedia:

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/6364 [12 Maret

2017].

2. Kamus Besar Bahasa Indonesia Ed.5. (2016). Jakarta: Kemendikbud.

3. Kosasih, Engkos. 2016. Cerdas Berbahasa Indonesia: Untuk SMA/MA

Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

4. Melik, Sayuti. (2016). Efek Tayangan Stand Up Comedy Metro TV

Terhadap Prilaku Penonton Usia Muda di Loa Janan Kutai

Kartanegara. Dalam eJurnal Ilmu Komunikasi. [Online], Vol

4(3), 482-495. Tersedia: ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id [15 Juli

2018].

5. Papana, Ramon. (2016). Buku Besar: Stand-Up Comedy Indonesia.

Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

6. Pujawan, S.P.M, dkk. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Teks

Anekdot dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Peserta

Didik Kelas X SMA Negeri 2 Samarapura. [Online] Tersedia:

https://www.neliti.com/id/publications/206792/pengembangan-

bahan-ajar-berbasis-teks-anekdot dalam-pembelajaran-bahasa-

indonesi [19 Oktober 2017].

7. (E-Book) Suherli, dkk. 2017. Buku Peneliti: Bahasa Indonesia. Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

8. Video stand up comedy:

a. “Kesehatan Kampung Sikor” oleh Yewen:

(https://www.youtube.com/watch?v=n9JUKr1agPY)

b. “Si Anak Papua” oleh Mamat

(https://www.youtube.com/watch?v=K5TEigHDbJk)

c. “Ibu-Ibu Zaman Sekarang” oleh Karyn

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

206

(https://www.youtube.com/watch?v=i9I3XsVk-SM)

d. “Si Anak Papua” oleh Mamat

(https://www.youtube.com/watch?v=K5TEigHDbJk)

e. “Pidato Politik” oleh Cak Lontong

(https://www.youtube.com/watch?v=Fy_7KpjZ8UM)

H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan pertama (2x45 menit)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan Orientasi

1. Siswa merespon salam dari peneliti dengan penuh

semangat.

2. Siswa bersama peneliti mengawali pembelajaran

dengan berdoa (PPK [religius]).

3. Siswa menyampaikan kondisi dan kesiapannya untuk

memulai pelajaran.

4. Siswa dipresensi oleh peneliti.

Apersepsi

5. Siswa ditanyai tentang teks anekdot untuk

mengetahui sejauh mana pengetahuannya tentang

teks anekdot.

Motivasi

6. Siswa menerima informasi mengenai fungsi dan

manfaat mempelajari teks anekdot serta

mengaitkannya dengan konteks kehidupan.

Pemberian acuan

7. Siswa menerima informasi kompetensi, tujuan, dan

langkah-langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

10 menit

Inti Stimulus 70 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

207

1. Siswa menyaksikan tiga video stand up comedy: (1)

“Kesehatan Kampung Sikor” oleh Yewen (2) “Si

Anak Papua” oleh Mamat, dan (3) “Ibu-Ibu Zaman

Sekarang” oleh Karyn (mengamati, PPK [rasa ingin

tahu/integritas], literasi).

2. Selama menyaksikan video, siswa mencatat isi materi

lelucon yang dibawakan oleh comic, seperti masalah

sosial yang dibawakan, tokoh yang terlibat, unsur

lelucon dan sindirian, kritikan atau pelajaran yang

terkandung dalam materi lawakan pada tiga video

stand up comedy (mengamati, PPK [rasa ingin tahu

dan tanggung jawab], literasi).

3. Siswa membaca teks anekdot berjudul “Tunggu Pak

Jokowi Jadi Hokage ke-8” hasil pengembangan dari

materi lelucon dalam video stand up comedy berjudul

“Si Anak Papua Oleh Mamat” (mengamati, PPK

[gemar membaca/rasa ingin tahu], literasi).

Mengidentifikasi masalah

4. Secara berkelompok, siswa didampingi peneliti,

melakukan diskusi tantang isi tiga video stand up

comedy dan hasil catatannya tentang isi materi

lelucon yang terkandung dalam video, serta

mengaitkannya dengan konteks kehidupan yang

terjadi sekarang ini (menanya, PPK [rasa ingin tahu,

kerja sama dan tanggung jawab], literasi, critical

thinking, collaboration, communication, HOTS).

5. Secara berkelompok, siswa didampingi peneliti

melakukan diskusi terhadap isi teks anekdot berjudul

“Tunggu Pak Jokowi Jadi Hokage ke-8” untuk

mendata kata-kata yang menunjukkan struktur dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 228: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

208

kaidah kebahasaan teks anekdot serta mengaitkannya

dengan materi lelucon dalam video stand up comedy

yang dikembangkan (menanya, PPK [rasa ingin

tahu, kerja sama dan tanggung jawab], literasi,

collaboration, communication, HOTS).

Mengumpulkan data

6. Dalam kelompok diskusi, siswa didampingi peneliti

untuk membaca materi tentang isi anekdot dan isi

materi lelucon dalam video stand up comedy, dan

mendiskusikannya, serta mengaitkannya dengan

pengetahuan, pengalaman, maupun sumber referensi

lainnya (mengumpulkan informasi, PPK [rasa ingin

tahu, kerja sama, gemar membaca, dan tanggung

jawab], literasi, collaboration, communication).

7. Dalam kelompok diskusi, siswa didampingi peneliti

untuk membaca materi tentang struktur dan kaidah

kebahasaan teks anekdot dan mendiskusikannya serta

dapat menggunakan sumber referensi lainnya

(mengumpulkan informasi, PPK [rasa ingin tahu,

kerjas sama, gemar membaca, dan tanggung

jawab], literasi, collaboration, communication).

8. Dalam kelompok diskusi, siswa didampingi peneliti

untuk membaca materi tentang hubungan teks

anekdot dengan isi materi lelucon dalam video stand

up comedy dan mendiskusikannya, serta

mengaitkannya dengan pengetahuan, pengalaman

maupun dengan sumber referensi lainnya

(mengumpulkan informasi, PPK [rasa ingin tahu,

kerjas sama, gemar membaca dan tanggung jawab],

literasi, collaboration, communication).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 229: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

209

9. Setelah bekerja dalam kelompok, setiap perwakilan

kelompok diminta melaporkan/menjelaskan hasil

diskusinya tentang: (1) isi anekdot dan materi lelucon

dalam video stand up comedy, (2) struktur dan kaidah

kebahasaan anekdot, dan (3) hubungan teks anekdot

dengan isi materi lelucon dalam video stand up

comedy (mengkomunikasikani, PPK [percaya diri

dan tanggung jawab], literasi, collaboration,

communication).

10. Dalam kelompok diskusi, siswa didampingi peneliti

untuk membaca materi tentang pola-pola penyajian

teks anekdot (dialog/narasi) dan mendiskusikannya

(mengumpulkan informasi, PPK [rasa ingin tahu,

kerjas sama, dan gemar membaca], literasi,

collaboration, communication).

11. Dalam kelompok diskusi, siswa didampingi peneliti

untuk membaca materi tentang cara membuat

kerangka karangan teks anekdot berdasarkan topik

dalam video stand up comedy dan mendiskusikannya

(mengumpulkan informasi, PPK [rasa ingin tahu,

kerjas sama, dan gemar membaca], literasi,

collaboration, communication).

Penutup 1. Siswa bersama peneliti menyimpulkan materi

pembelajaran.

2. Siswa menjawab pertanyaan dari peneliti terkait

materi yang sudah dipelajari untuk mengukur

ketercapain indikator.

3. Siswa bersama peneliti melakukan refleksi terhadap

proses pembelajaran untuk menemukan

kebermaknaan dan hambatan-hambatan yang dialami

selama pembelajaran.

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 230: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

210

4. Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak

lanjut pembelajaran.

5. Peneliti menutup pelajaran dengan berdoa bersama

dan mengucapkan salam penutup.

2. Pertemuan kedua (2x45 menit)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan Orientasi

1. Siswa merespon salam dari peneliti dengan penuh

semangat.

2. Siswa bersama peneliti mengawali pembelajaran

dengan berdoa (PPK [religius]).

3. Siswa menyampaikan kondisi dan kesiapannya untuk

memulai pelajaran.

4. Siswa dipresensi oleh peneliti.

Apersepsi

5. Siswa ditanyai tentang materi pembelajaran teks

anekdot yang dipelajari terakhir kali.

Motivasi

6. Siswa menerima informasi mengenai fungsi dan

manfaat menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan

teks anekdot serta membuat teks anekdot.

Pemberian acuan

7. Siswa menerima informasi kompetensi, tujuan, dan

langkah-langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

10 menit

Inti Mengolah data

1. Dalam kelompok diskusi, siswa menganalisis struktur

dan kaidah kebahasaan anekdot yang terkandung

70 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 231: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

211

dalam teks anekdot berjudul “Tunggu Pak Jokowi

Jadi Hokage ke-8” berdasarkan pemahamannya pada

pertemuan pertama (mengolah informasi, PPK [kerja

sama dan tanggung jawab], literasi, communication,

collaboration, HOTS).

2. Dalam kelompok diskusi, siswa memilih salah satu

topik lelucon yang terkandung dalam tiga video stand

up comedy untuk dijadikan sebuah anekdot

(mengolah informasi, PPK [kerja sama dan

tanggung jawab], communication, collaboration).

3. Secara berkelompok, siswa mengembangkan topik

lelucon yang dipilih untuk dijadikan teks anekdot ke

dalam kerangka karangan (mengolah informasi, PPK

[kerja sama dan tanggung jawab], literasi, creative,

critical thingking, communication, collaboration,

HOTS).

4. Secara berkelompok, siswa membuat sebuah anekdot

berdasarkan kerangka karangan yang telah dibuat

(mengolah informasi, PPK [kerja sama dan

tanggung jawab], literasi, creative, critical

thingking, communication, collaboration, HOTS).

Memverifikasi

5. Masing-masing kelompok mengecek ulang ketepatan

isi, struktur, dan kaidah kebahasaan anekdot yang

dibuat berdasarkan teori yang telah dipelajari dan

didiskusikan pada pertemuan pertama (mengolah

informasi, PPK [kerja sama dan tanggung jawab],

literasi, collaboration, HOTS).

6. Perwakilan setiap kelompok membacakan teks

anekdot yang telah dibuat berdasarkan hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 232: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

212

pengembangan dari topik lelucon dalam video stand

up comedy (mengkomunikasikan, PPK [percaya diri

dan tanggung jawab], literasi, communication,

HOTS).

7. Setiap kelompok memberikan tanggapan baik berupa

pertanyaan, sanggahan, atau dukungan secara santun

terhadap anakdot teman-temannya

(mengkomunikasikan, PPK [percaya diri dan

tanggung jawab], literasi, critical thinking,

communication, HOTS).

8. Peneliti memberikan penguatan, dan meminta setiap

kelompok untuk merevisi anekdot yang dibuatnya

berdasarkan tanggapan dan penguatan dari siswa lain

maupun dari peneliti Peneliti memberikan penguatan,

dan meminta setiap kelompok untuk merevisi anekdot

yang dibuatnya berdasarkan tanggapan dan penguatan

dari siswa lain maupun dari peneliti (mengolah

informasi, PPK [kerja sama dan tanggung jawab],

collaboration).

Generalisasi

9. Para siswa didampingi peneliti untuk menarik

kesimpulan mengenai isi teks anekdot dan isi materi

lelucoan dalam video stand up comedy agar terjadi

persamaan persepsi dan konsepsi antara peneliti dan

para siswa (mengkomunikasikan, PPK [percaya diri

dan tanggung jawab], literasi, communication,

HOTS).

10. Para siswa didampingi peneliti untuk menarik

kesimpulan menganai struktur dan kaidah kebahasaan

teks anekdot agar terjadi persamaan persepsi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 233: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

213

konsepsi antara peneliti dan para siswa

(mengkomunikasikan, PPK [percaya diri dan

tanggung jawab], literasi, communication, HOTS).

11. Para siswa didampingi peneliti untuk menarik

kesimpulan mengenai hubungan antara teks anekdot

dan dan isi materi lelucon dalam video stand up

comedy agar terjadi persamaan persepsi dan konsepsi

antara peneliti dan para siswa (mengkomunikasikan,

PPK [percaya diri dan tanggung jawab], literasi,

communication, HOTS).

Penutup 1. Siswa memberikan tanggapan dan masukan terhadap

proses pembelajaran (communication, critical

thinking).

2. Siswa mengisi lembar refleksi (terlampir) (PPK

[integritas]) .

3. Siswa bersama peneliti mengakhiri pembelajaran

dengan berdoa (PPK [religius]).

10 menit

I. Lembar Refleksi

1. Setelah mengikuti proses pembelajaran, kutuliskan tiga manfaat menulis

anekdot untuk kehidupan dan masa depanku.

a. …………..

b. …………..

c. …………..

2. Ada tiga hal yang membuatku senang ketika menulis anekdot dengan

karyaku sendiri. Berikut kutuliskan tiga hal tersebut.

a. …………...

b. ……………

c. ……………

3. Selama proses pembelajaran berlangsung, aku pun tidak luput dari

berbagai kendala yang dapat menghambatku untuk belajar. Berikut

kutuliskan tiga kendala yang kualami tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 234: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

214

a. …………….

b. …………….

c. …………….

4. Berikut kutuliskan caraku mengatasi kendala tersebut.

5. Kutuliskan kata-kata mutiara yang selama ini kupercaya dapat

membangkitkan semangatku untuk terus belajar.

“…………………….…………………………….…..”

J. Penilian Hasil Belajar

1. Teknik Peniliain:

a. Aspek sikap : Lembar observasi

b. Aspek pengetahuan : Tes awal (prates) & tes akhir (pascates)

c. Aspek keterampilan : Tes awal (prates) & tes akhir (pascates)

2. Bentuk instrumen : Soal uraian

3. Pedoman Penilaian :

a. Sikap

Lembar observasi:

No. Aspek yang dinilai 1 2 3 4

1 Siswa mengawali dan mengakhiri pembelajaran dengan

berdoa secara serius.

v

2 Siswa saling menghargai dan menghormati temannya yang

memiliki latar belakang, pandangan, dan keyakinan yang

berbeda.

v

3 Siswa mampu saling bekerja sama dengan temannya yang

memiliki latar belakang, pandangan, dan keyakinan yang

berbeda.

v

4 Siswa menghargai dan menghormati keberadaan peneliti di

kelas.

v

5 Siswa bersikap jujur dalam mengerjakan setiap tugas yang

diberikan.

v

6 Siswa mengikuti pembelajaran dengan tertib. v

7 Siswa mengikuti pembelajaran dengan serius. v

8 Siswa mengikuti pembelajaran dengan antusias. v

9 Siswa dapat terlibat aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran.

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 235: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

215

10 Siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. v

11 Siswa memiliki kepekaan terhadap temannya yang sedang

mengalami kesulitan.

v

12 Siswa berani berpendapat, bertanya, dan menjawab

pertanyaan dengan penuh percaya diri.

v

13 Siswa tidak mudah mengeluh, menyerah, dan putus asa

dalam menghadapi setiap tantangan.

v

14 Siswa menggunakan bahasa yang santun di kelas. v

15 Siswa mengerjakan dan mengumpulkan tugas sesuai dengan

waktu yang ditentukan.

v

Catatan:

Situasi kelas menyenangkan dan efektif, tetapi sedikit tidak kondusif. Siswa

mudah diarahkan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Ada beberapa

siswa yang kurang aktif (malu). Beberapa langkah pembelajaran tidak terpenuhi

karena keterabatasan waktu. Secara keseluruhan pembelajaran berjalan dengan

baik.

Keterangan:

1 kurang

2 cukup

3 baik

4 sangat baik

Petunjuk penskoran:

Pedoman skor dan kriteria aspek sikap:

Skor Kriteria

3,33 < skor < 4,00 A (Sangat baik)

2,33 < skor < 3,33 B (Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 236: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

216

1,33 < skor < 2,33 C (cukup)

< 1,33 D (kurang)

Sumber: Permendikbud No 81 A Tahun 2013

b. Pengetahuan

No Aspek yang dinilai Indikator Skor

1

Analisis struktur teks anekdot

Analisis terhadap struktur teks

anekdot (abstraksi, orientasi,

krisis, reaksi, dan koda) sudah

tepat dan lengkap serta tidak

terjadi kesalahan.

4

Analisis terhadap struktur teks

anekdot masih terdapat satu atau

dua kesalahan.

3

Analisis terhadap struktur teks

anekdot terdapat tiga kesalahan. 2

Analisis terhadap struktur teks

anekdot terjadi kesalahan lebih

dari tiga struktur.

1

2

Analisis kaidah kebahasaan

Analisis terhadap kaidah

kebahasaan anekdot sudah tepat,

lengkap dan tidak terjadi

kesalahan (benar sembilan).

4

Terjadi kesalahan analisis kaidah

kebahasaan anekdot sebanyak

dua kaidah.

3

Terjadi kesalahan analisis kaidah

kebahasaan sebanyak tiga kaidah. 2

Terjadi kesalahan analisis kaidah

kebahasaan lebih dari tiga kaidah. 1

Total 8

Petunjuk penskoran:

Nilai =

X 100 = ……….(hasil akhir)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 237: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

217

c. Keterampilan

No Aspek yang dinilai Indikator Skor

1 Kesesuaian isi dengan

topik

Isi teks anekdot sangat sesuai/relevan

dengan topik yang dipilih/dibahas. 4

Isi teks anekdot sesuai/relevan dengan topik

yang dipilih/dibahas. 3

Isi teks anekdot cukup sesuai/relevan

dengan topik yang dipilih/dibahas. 2

Isi teks anekdot tidak sesuai/relevan dengan

topik yang dipilih/dibahas. 1

2 Tokoh dalam anekdot

Tokoh dalam anekdot menyangkut orang

yang penting/terkenal serta menyebutkan

nama tokoh secara langsung. 4

Tokoh dalam anekdot menyangkut orang

yang penting/terkenal, tetapi menyebutkan

nama tokoh dengan disamarkan. 3

Tokoh dalam anekdot kurang menyangkut

orang yang penting/terkenal tapi faktual. 2

Tokoh dalam anekdot tidak menyangkut

orang yang penting/terkenal tapi faktual

(buatan dari penulis belaka). 1

3 Unsur lelucon dan

sindiran

Teks anekdot lucu/menarik dan terdapat

unsur sindiran/kritikan/pelajaran terhadap

pihak tertentu atau kepada khalayak. 4

Teks anekdot cukup lucu/menarik dan

unsur sindiran/kritikan/pelajaran terhadap

pihak tertentu atau kepada khalayak masih

termuat.

3

Teks anekdot kurang lucu/menarik, tetapi

unsur sindiran/kritikan/pelajaran terhadap

pihak tertentu atau kepada khalayak masih

termuat.

2

Teks anekdot tidak lucu/menarik dan tidak

mengandung unsur

sindiran/kritikan/pelajaran terhadap pihak

tertentu atau kepada khalayak.

1

4 Struktur teks anekdot

Struktur teks anekdot lengkap (abstraksi,

orientasi, krisis, reaksi, koda), diurutkan

secara logis, dan gagasan diungkapkan

dengan jelas.

4

Struktur teks anekdot cukup lengkap (satu

komponen yang tidak ada) 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 238: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

218

Struktur teks anekdot kurang lengkap (dua

komponen tidak ada) 2

Struktur teks anekdot tidak lengkap (tiga

komponen tidak ada) 1

5 Kaidah kebahasaan

Kaidah kebahasaan anekdot dimanfaatkan

dengan baik dan benar, menarik, dan dapat

dipahami.

4

Kaidah kebahasaan anekdot cukup

dimanfaatkan dengan baik dan cukup

menarik. 3

Kaidah kebahasaan anekdot kurang

dimanfaatkan dengan baik, kurang menarik

tapi masih dapat dipahami. 2

Kaidah kebahasaan anekdot tidak

dimanfaatkan dengan baik, tidak manarik,

dan sulit dipahami. 1

6

Ketepatan diksi

Pilihan kata sangat tepat dan sudah

menggambarkan suatu hal/keadaan yang

berkaitan dengan topik yang dipilih, serta

kreatif.

4

Pilihan kata tepat dan cukup

menggambarkan suatu hal/keadaan yang

berkaitan dengan topik yang dipilih, dan

cukup kreatif.

3

Pilihan kata cukup tepat dan cukup

menggambarkan suatu hal/keadaan yang

berkaitan dengan topik yang dipilih.

2

Pilihan kata banyak tidak tepat dan kurang

menggambarkan suatu hal/keadaan yang

berkaitan dengan topik yang dipilih.

1

7 Ketepatan kalimat

Penyusunan kalimat sudah efektif 4

Penyusunan kalimat cukup efektif 3

Penyusunan kalimat yang efektif dan tidak

efektif sebanding 2

Penyusunan kalimat banyak yang tidak

efektif 1

8 Ejaan bahasa Indonesia

Penggunakan tanda baca, konjungsi, dan

Imbuhan dengan benar dan sesuai dengan

PUEBI.

4

Beberapa penggunaan tanda baca,

konjungsi, dan imbuhan benar dan sesuai

dengan PUEBI.

3

Penggunaan tanda baca, konjungsi, dan 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 239: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

219

imbuhan sebanding antara yang salah dan

benar.

Penggunaan tanda baca, konjungsi, dan

imbuhan banyak yang salah. 1

Total 32

Petunjuk penskoran:

Nilai =

……. (nilai akhir)

K. Lembar Instrumen

1. Tes awal/prates

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Materi Pokok : Teks Anekdot

Kelas/Semester : X/2

1. Bacalah teks anekdot berpola dialog di bawah ini!

Kaya dan Miskin

Siang itu, dua pelajar Smase, Firhad dan Kafal, sedang berbicang-bincang di

kantin sekolah.

Firhad : “Fal, tuh berita tewasnya Joghyun (Shinee) artis Korea lagi heboh

banget.”

Kafal : “Lah iya, kalau gak heboh, Chicin dan Vica gak perlu ikut-ikutan nangis

tuh di kelas.”

Firhad : “Hemmm, gue bingung! Padahal saudara kita di Asmat juga lagi kena

musibah gizi buruk, ya?”

Kafal : (langsung berseru) “Iya, tapi beritanya kalah viral tuh, Fir.”

Firhad : “Seharusnya, yang lebih perlu ditangisi itu saudara-saudara kita yang

miskin di Asmat, kalau Joghyun mah orang berduit.”

Kafal : “Lahh, kenapa, Fir?”

Nama :

No. Abs :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 240: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

220

Firhad : “Lahh, iya. Coba kamu lihat aja waktu di rumah sakit! Orang kaya dan

orang miskin kalau nangis aja beda tempat.”

Kafal : “Beda gimana?” (mulai penasaran)

Firhad : “Ya, beda. Orang kaya menangis di kamar mayat, kalau yang miskin baru

di loket pembayaran aja udah nangis.”

Kafal : “???” (bingung dan tiba-tiba ingin pingsan)

Akhirnya, Firhad dan Kafal segera beranjak dari kantin karena melihat

Chicin dan Vica sedang menuju kantin dengan mata lebam seperti habis

menangis.

2. Tentukanlah struktur teks anekdot di atas menggunakan tabel di bawah ini!

No. Struktur Kutipan kalimat/dialog

1 Abstraksi

2 Orientasi

3 Krisis

4 Reaksi

5 Koda

3. Kategorikanlah kaidah kebahasaan anekdot yang digunakan pada teks

anekdot di atas menggunakan tebel di bawah ini!

No. Kaidah kebahasaan teks

anekdot

Kutipan kalimat/dialog

1 Keterangan waktu

2 Variasi kalimat

langsung dan tidak

langsung

Kalimat langsung:

Kalimat tidak lagsung:

3 Nama tokoh orang

ketiga tunggal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 241: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

221

4 Kata kerja aksi

(material)

5 Kata kerja mental

6 Konjungsi temporal

7 Kata/kalimat seru

8 Kalimat retoris

9 Kalimat perintah

4. Buatlah sebuah teks anekdot dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Pilihlah salah satu topik di bawah ini!

1) Politik

2) Hukum

3) Korupsi

4) Kemiskinan

5) Pengaruh media sosial (Medsos)

b. Isi cerita mengandung lelucon dan kritikan/sindiran/pelajaran hidup.

c. Gunakanlah struktur teks anekdot di bawah ini!

1) Abstraksi

2) Orientasi

3) Krisis

4) Reaksi

5) Koda

d. Menggunakan pola dialog atau narasi dengan tepat.

e. Menggunakan ejaan dan tanda baca dengan tepat (sesuaikan dengan

PUEBI).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 242: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

222

2. Tes akhir/pascates

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Materi Pokok : Teks Anekdot

Kelas/Semester : X MIPA 4/2

1. Simaklah video stand up comedy yang berjudul “Pidato Politik” oleh Cak

Lontong dan “Nama di Facebook” oleh Mamat!

2. Bacalah teks anekdot di bawah ini!

“Hukum Newton”

Suatu ketika di siang bolong, ada dua pemuda bernama Hanif dan Arkan

sedang berbincang-bincang mengenai negara asing yang selalu ikut campur

permasalahan dalam negeri Indonesia.

Hanif : (memulai perbincangan) “Kan, Indonesia nampaknya harus lebih

bersikap tegas lagi deh dalam menjaga kedaulatannya!”

Arkan : (kaget dan bingung) “Lah kenapa?”

Hanif : “Kalau gak tegas, takutnya Papua bisa lepas juga dari Indonesia, macam

kasus Timor Timur dulu.”

Arkan : (langsung berseru) “Ahh, itu mah karena Indonesia selalu mendapat

tekanan demi tekanan dari negara asing. Ya, prinsipnya hampir sama

kayak hukum Newton, Han.”

Hanif : “Hukum Newton?”

Arkan : (berusaha menjelaskan) “Yups! Hukum Newton mengatakan, ‘Tekanan,

dapat menimbulkan gaya,’ Kenapa negara kita banyak mendapat

tekanan?”

Hanif : “Kenapa?”

Arkan : “Karena negara asing terlalu banyak gaya.”

Nama :

No. Abs :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 243: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

223

Hanif : “???” (bingung dan tiba-tiba ingin pingsan)

Akhirnya, tak lama setelah perbincangan tersebut, mereka pun beranjak

pergi membeli es kelapa untuk menyegarkan tenggoran meraka yang kering di

siang bolong.

3. Tentukanlah stuktur teks anekdot di atas menggunakan tabel di bawah ini!

No. Struktur Kutipan kalimat/dialog

1 Abstraksi

2 Orientasi

3 Krisis

4 Reaksi

5 Koda

4. Kategorikanlah kaidah kebahasaan anekdot yang digunakan pada teks

anekdot di atas menggunakan tebel di bawah ini!

No. Kaidah kebahasaan teks

anekdot

Kutipan kalimat/dialog

1 Keterangan waktu

2 Variasi kalimat langsung

dan tidak langsung

Kalimat langsung:

Kalimat tidak langsung:

3 Nama tokoh orang ketiga

tunggal

4 Kata kerja aksi (material)

5 Kata kerja mental

6 Konjungsi temporal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 244: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

224

7 Kata/kalimat seru

8 Kalimat retoris

9 Kalimat perintah

5. Buatlah sebuah teks anekdot dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Kembangkanlah topik yang terkandung dalam video stand up comedy

yang berjudul “Pidato Politik” oleh Cak Lontong dan “Nama di Facebook”

oleh Mamat!

b. Pilihlah salah satu topik di bawah ini!

1) Politik

2) Hukum

3) Korupsi

4) Kemiskinan

5) Pengaruh media sosial (Medsos)

c. Isi cerita mengandung lelucon dan kritikan/sindiran/pelajaran hidup.

d. Gunakanlah struktur teks anekdot di bawah ini!

1) Abstraksi

2) Orientasi

3) Krisis

4) Reaksi

5) Koda

e. Menggunakan pola dialog atau narasi dengan tepat.

f. Menggunakan ejaan dan tanda baca dengan tepat (sesuaikan dengan

PUEBI).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 245: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

225

Kunci jawaban:

A. Soal prates

1. Analisis struktur teks anekdot

Kaya dan Miskin

No. Struktur Kutipan kalimat/dialog

1 Abstraksi Siang itu, dua pelajar Smase, Firhad dan Kafal,

sedang berbicang-bincang di kantin sekolah.

2 Orientasi Firhad : “Fal, tuh berita tewasnya Joghyun

(Shinee) artis Korea lagi heboh banget.”

Kafal : “Lah iya, kalau gak heboh, Chicin dan

Vica gak perlu ikut-ikutan nangis tuh di

kelas.”

Firhad : “Hemmm, gue bingung! Padahal saudara

kita di Asmat juga lagi kena musibah gizi

buruk, ya?”

Kafal : (langsung berseru) “Iya, tapi beritanya

kalah viral tuh, Fir.”

3 Krisis Firhad : “Seharusnya, yang lebih perlu ditangisi

itu saudara-saudara kita yang miskin di

Asmat, kalau Joghyun mah orang

berduit.”

Kafal : “Lahh, kenapa, Fir?”

Firhad : “Lahh, iya. Coba kamu lihat aja waktu di

rumah sakit! Orang kaya dan orang miskin

kalau nangis aja beda tempat.”

Kafal : “Beda gimana?” (mulai penasaran)

Firhad : “Ya, beda. Orang kaya menangis di

kamar mayat, kalau yang miskin baru di

loket pembayaran aja udah nangis.”

4 Reaksi Kafal : “???” (bingung dan tiba-tiba ingin

pingsan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 246: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

226

5 Koda Akhirnya, Firhad dan Kafal segera beranjak dari

kantin karena melihat Chicin dan Vica sedang

menuju kantin dengan mata lebam seperti habis

menangis.

2. Analisis kaidah kebahasaan anekdot

No. Kaidah kebahasaan teks

anekdot

Kutipan kalimat/dialog

1 Keterangan waktu Siang itu, dua pelajar Smase, Firhad dan

Kafal, sedang berbicang-bincang di kantin

sekolah.

2 Variasi kalimat langsung

dan tidak langsung

Kalimat langsung: Semua percakapan

dalam dialog adalah kalimat langsung.

Kalimat tidak langsung:

1. Siang itu, dua pelajar Smase, Firhad dan

Kafal, sedang berbicang-bincang di

kantin sekolah.

2. Akhirnya, Firhad dan Kafal segera

beranjak dari kantin karena melihat

Chicin dan Vica sedang menuju kantin

dengan mata lebam seperti habis

menangis.

3 Nama tokoh orang ketiga

tunggal

Joghyun (Shinee), orang Asmat, orang

miskin, orang kaya.

4 Kata kerja aksi (material) 1. Siang itu, dua pelajar Smase, Firhad dan

Kafal, sedang berbicang-bincang di

kantin sekolah.

2. (langsung berseru) “Iya, tapi beritanya

kalah viral tuh, Fir.”

3. “Ya, beda. Orang kaya menangis di

kamar mayat, kalau yang miskin baru di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 247: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

227

loket pembayaran aja udah nangis.”

4. Akhirnya, Firhad dan Kafal segera

beranjak dari kantin karena melihat

Chicin dan Vica sedang menuju kantin

dengan mata lebam seperti habis

menangis.

5 Kata kerja mental 1. “Hemmm, gue bingung! Padahal

saudara kita di Asmat juga lagi kena

musibah gizi buruk, ya?”

2. “Beda gimana?” (mulai penasaran)

6 Konjungsi temporal 1. Kafal : “???” (bingung dan tiba-

tiba ingin pingsan)

2. Akhirnya, Firhad dan Kafal segera

beranjak dari kantin karena melihat

Chicin dan Vica sedang menuju kantin

dengan mata lebam seperti habis

menangis.

7 Kata/kalimat seru

1. “Hemmm, gue bingung!

2. (langsung berseru) “Iya, tapi beritanya

kalah viral tuh, Fir.”

3. “???” (tiba-tiba ingin pingsan)

8 Kalimat retoris Padahal saudara kita di Asmat juga lagi

kena musibah gizi buruk, ya?”

9 Kalimat perintah

“Lahh, iya. Coba kamu lihat aja waktu di

rumah sakit! Orang kaya dan orang miskin

kalau nangis aja beda tempat.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 248: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

228

B. Soal pascates

1. Analisis struktur teks anekdot

“Hukum Newton”

No. Struktur Kutipan kalimat/dialog

1 Abstraksi Suatu ketika di siang bolong, ada dua pemuda

bernama Hanif dan Arkan sedang berbincang-bincang

mengenai negara asing yang selalu ikut campur

permasalahan dalam negeri Indonesia.

2 Orientasi Hanif : (memulai perbincangan) “Kan, Indonesia

nampaknya harus lebih bersikap tegas lagi deh

dalam menjaga kedaulatannya!”

Arkan : (kaget dan bingung) “Lah kenapa?”

Hanif : “Kalau gak tegas, takutnya Papua bisa lepas juga

dari Indonesia, macam kasus Timor Timur dulu.”

3 Krisis Arkan : (langsung berseru) “Ahh, itu mah karena

Indonesia selalu mendapat tekanan demi

tekanan dari negara asing. Ya, prinsipnya

hampir sama kayak hukum Newton, Han.”

Hanif : “Hukum Newton?”

Arkan : (berusaha menjelaskan) “Yups! Hukum Newton

mengatakan, ‘Tekanan, dapat menimbulkan

gaya,’ Kenapa negara kita banyak mendapat

tekanan?”

Hanif : “Kenapa?”

Arkan : “Karena negara asing terlalu banyak gaya.”

4 Reaksi Hanif : “???” (bingung dan tiba-tiba ingin pingsan)

5 Koda Akhirnya, tak lama setelah perbincangan tersebut,

mereka pun beranjak pergi membeli es kelapa untuk

menyegarkan tenggoran meraka yang kering di siang

bolong.

2. Analisis kaidah kebahasaan anekdot

No. Kaidah Kebahasaan

Teks Anekdot

Kutipan Kalimat/Dialog

1 Keterangan waktu 1. Suatu ketika di siang bolong, ada dua

pemuda bernama Hanif dan Arkan sedang

berbincang-bincang mengenai negara asing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 249: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

229

yang selalu ikut campur permasalahan

dalam negeri Indonesia.

2. Akhirnya, tak lama setelah perbincangan

tersebut, mereka pun beranjak pergi

membeli es kelapa untuk menyegarkan

tenggoran meraka yang kering di siang

bolong.

2 Variasi kalimat langsung

dan tidak langsung

Kalimat langsung:

Semua kutipan dialog adalah kalimat langsung

(apabila menuliskan salah satu dari kalimat

percakapan dianggap benar).

Kalimat tidak langsung:

1. Suatu ketika di siang bolong, ada dua

pemuda bernama Hanif dan Arkan sedang

berbincang-bincang mengenai negara asing

yang selalu ikut campur permasalahan

dalam negeri Indonesia.

2. Akhirnya, tak lama setelah perbincangan

tersebut, mereka pun beranjak pergi

membeli es kelapa untuk menyegarkan

tenggoran meraka yang kering di siang

bolong.

3 Nama tokoh orang ketiga

tunggal

Newton, negara asing.

4 Kata kerja aksi (material) 1. Suatu ketika di siang bolong, ada dua

pemuda bernama Hanif dan Arkan sedang

berbincang-bincang mengenai negara asing

yang selalu ikut campur permasalahan

dalam negeri Indonesia.

2. (memulai perbincangan) “Kan, Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 250: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

230

nampaknya harus lebih bersikap tegas lagi

deh dalam menjaga kedaulatannya!”

3. (langsung berseru) “Ahh, itu mah karena

Indonesia selalu mendapat tekanan demi

tekanan dari negara asing. Ya, prinsipnya

hampir sama kayak hukum Newton, Han.

4. (berusaha menjelaskan) “Yups! Hukum

Newton mengatakan, ‘Tekanan, dapat

menimbulkan gaya,’ Kenapa negara kita

banyak mendapat tekanan?”

5. Akhirnya, tak lama setelah perbincangan

tersebut, mereka pun beranjak pergi

membeli es kelapa untuk menyegarkan

tenggoran meraka yang kering di siang

bolong.

5 Kata kerja mental 1. (kaget dan bingung) “Lah kenapa?”

2. “Kalau gak tegas, takutnya Papua bisa

lepas juga dari Indonesia, macam kasus

Timor Timur dulu.”

3. (langsung berseru) “Ahh, itu mah karena

Indonesia selalu mendapat tekanan demi

tekanan dari negara asing. Ya, prinsipnya

hampir sama kayak hukum Newton, Han.”

4. “Yups! Hukum Newton mengatakan,

‘Tekanan, dapat menimbulkan gaya,’

Kenapa negara kita banyak mendapat

tekanan?”

5. “???” (bingung dan tiba-tiba ingin pingsan)

6 Konjungsi temporal Akhirnya, tak lama setelah perbincangan

tersebut, mereka pun beranjak pergi membeli es

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 251: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

231

kelapa untuk menyegarkan tenggoran meraka

yang kering di siang bolong.

7 Kata/kalimat seru

1. (langsung berseru) “Ahh, itu mah karena

Indonesia selalu mendapat tekanan demi

tekanan dari negara asing. Ya, prinsipnya

hampir sama kayak hukum Newton, Han.”

2. “Yups! Hukum Newton mengatakan,

‘Tekanan, dapat menimbulkan gaya,’

Kenapa negara kita banyak mendapat

tekanan?”

3. “???” (bingung dan tiba-tiba ingin pingsan)

8 Kalimat retoris -

9 Kalimat perintah -

Yogyakarta, 18 April 2018

Peneliti,

Aji Aprilius Z.

NIM. 141224046

Menyetujui,

Peneliti Mata Pelajaran, Dosen Pembimbing,

Purwanti, S.Pd. Dr. Yuliana Setyaningsih, M. Pd.

NPP.P. 1410

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 252: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

232

MATERI

1. Pengertian Teks Anekdot

a. Teks anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan

mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan

berdasarkan kejadian yang sebenarnya (KBBI, Ed. 5: 2016).

b. Teks anekdot adalah sebuah cerita lucu atau menggelitik yang bertujuan

memberikan suatu pelajaran tertentu. Kisahnya biasanya melibatkan tokoh

tertentu yang bersifat faktual ataupun terkenal. Dengan demikian, anekdot

tidak semata-mata menyajikan hal-hal yang lucu, guyonan, dan humor.

Akan tetapi, terdapat pula tujuan lain di balik cerita lucunya itu, yakni

berupa pesan yang diharapkan bisa memberikan kritik pada pihak tertentu

atau pelajaran kepada khalayak (Kosasih, 2016:84-85).

c. Teks anekdot adalah sebuah cerita pendek yang berisi sebuah sindiran

terhadap sesuatu atau seseorang yang dilengkapi dengan humor (Suherli,

dkk. 2017:110).

d. Teks anekdot merupakan cerita singkat yang menarik, lucu, dan

mengesankan karena isinya berupa kritik atau sindiran terhadap kebujakan,

layanan public, perilaku penguasa, atau suatu fenomena sehingga pelaku di

dalam cerita bisa orang penting atau terkenal (Pujawan, dkk.,2014:11-12).

2. Pengertian Stand Up Comedy

a. Stand up comedy merupakan frasa dari bahasa Inggris yang jika diartikan

secara harfiah berarti ‘komedi berdiri’. Ada beberapa sebutan untuk pelaku

komedian ini, seperti stand up comedy-an, pelawak tunggal, komikal, dan

comic. Namun, sebutan yang paling populer digunakan adalah comic.

Meskipun disebut stand up comedy, para comic tidak selalu berdiri dalam

menyampaikan materi lawakananya. Ada beberapa comic yang

melakukannya dengan duduk di kursi, persis seperti orang yang sedang

bercerita (https://id.wikipedia.org/wiki/Pelawak_tunggal).

b. Stand up comedy adalah sebuah genre komedi yang menampilkan pelawak

tunggal di atas panggung dengan cara bermonolog (Papana,2016:1).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 253: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

233

c. Stand up comedy dapat dikatakan sebagai jenis komedi yang cerdas karena

menyajikan humor dengan mengamati fenomena-fenomena sosial yang

sedang berkembang di masyarakat. Humor yang disajikan cenderung berisi

tentang kritikan terhadap masalah yang terjadi saat itu (Melik, 2016:483).

d. Pada saat mempertunjukan sebuah lelucon, beberapa comic ada yang

menggunakan properti (alat bantu), musik, suara perut, dan boneka atau trik

sulap untuk memmelancarkan aksi pertunjukan mereka, tetapi itu

merupakan “perkembangan” dari stand up comedy, karena pada umumnya

tanpa peralatan, bahkan penampilan kostum/make up biasa atau normal

(Papana,2016:5).

3. Persamaan antara Teks anekdot dan Isi Materi Lelucon dalam Video

Stand Up Comedy

Teks anekdot memiliki persamaan dengan isi materi lelucon dalam video

stand up comedy. Persamaan tersebut dapat dilihat dari isi anekdot dan isi

materi lelucon yang sama-sama menyajikan cerita lucu tetapi sarat akan

kritikan dan sindiran. Unsur kritikan dan sindiran ditujukan kepada tokoh

yang dianggap terkenal dan berpengaruh besar pada masyarakat, atau

seseorang yang karena peristiwa itu menjadi bahan perbincangan. Selain itu,

topik yang diangkat dalam anekdot dan stand up comedy adalah topik tetang

permasalahan yang sedang terjadi di masyarakat, seperti masalah sosial,

politik, hukum, kemiskinan, layanan publik, korupsi, agama dan ras

(Melik,2016:483). Aspek humor menjadi jembatan antara keduanya karena

baik anekdot maupun stand up comedy dihidupkan oleh roh yang sama yaitu

humor. Namun, perbedaan antara anekdot dan stand up comedy terletak pada

bentuk penyajiannya, yaitu anekdot disajikan dalam bentuk teks

cerita/percakapan, dan stand up comedy dalam bentuk penampilan verbal oleh

seorang comic dalam menyampaikan materi leluconnya (Cahyati,2015:48).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 254: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

234

4. Tampilan Media Video Stand Up Comedy

“Kesehatan Kampung Sikor”

oleh Yewen

“Si Anak Papua” oleh

Yewen

“Ibu-Ibu Zaman

Sekarang” oleh Karyn

“Pidato Politik” oleh Cak

Lontong

“Nama di Facebook” oleh Mamat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 255: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

235

5. Teks Anekdot Hasil Pengembangan dari Materi/Topik Lelucon dalam

Video stand Up comedy

Tunggu Pak Jokowi Jadi Hokage Ke-8

Pada suatu sore, dua pelajar Smase bernama Musyarrof dan Alfiyan

sedang berada di pinggiran Pantai Parangtritis. Mereka sedang duduk santai

menikmati suasana senja sambil memeninum dua buah es kelapa. Saat itu,

Musyarrof tampak sedang bersedih karena sedang mengalami patah hati. Hal

tersebut dapat dilihat dari raut muka dan tingkah lakunya yang akhir-akhir ini

berbeda dari hari-hari biasanya. Melihat hal tersebut, Alfiyan pun mencoba

bertanya kepada Musyarrof.

“Rof, aku dengar cintamu ditolak Milea, ya?” Ujar Alfiyan memulai

percakapan dengan sebuah pertanyaan, yang sebenarnya sudah ia ketahui

jawabannya.

Dengan memasang raut wajah sedih, Musyarrof menjawab, “Iya, Milea

lebih memilih Dilan ketimbang aku.”

“Inalillah Wainailahi Rojiun.” Sontak terucap dari mulut Alfiyan.

Sambil mengeluh, Musyarrof kembali berujar, “Hemmm, wajarlah! Dilan

lebih populer dan lebih tajir daripada aku!”

Mendengar hal tersebut, Alfiyan pun ikut mengeluh dan berseru, “Huhhh!

Sekarang, asalkan punya banyak uang, populer, dan punya penampilan yang

meyakinkan saja, bisa mendapatkan apa pun, Rof.”

…(hening beberapa saat)…

Perkataan Alfiyan, membuat Musyarrof teringat dengan kondisi yang

terjadi di Indonesia belakangan ini. Dalam pikirannya, iya membenarkan

perkataan temannya tersebut, bahwa memang benar kalau uang dan ketenaran

dapat mengalahkan segalanya, termasuk orang yang baik dan jujur sekalipun.

Lantas, ia pun berkata kepada Alfiyan, “Iya, lihat aja sekarang! Banyak selebritas

dan artis yang berhasil jadi pejabat kalau menilainya seperti itu.”

“Hemmm, tapi mau sampai kapan masyarakat Indonesia menilai

seseorang hanya berdasarkan uang, popularitas dan dari penampilannya saja?

Hanya tampak meyakinkan dari luarnya saja.” Ujar Alfiyan menanggapi

pernyataan Musyarrof.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 256: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

236

Mendengar pertanyaan tersebut, Musyarof langsung berseru, “Sampai Pak

Jokowi jadi Hokage ke-8 menggantikan Naruto di Konoha!”

Sontak Alfiyan membalas dengan berkata, “Cukup! Itu berat. Pak Jokowi

tak akan sanggup, biar Naruto saja.”

“???” Medengar balasan dari temannya tersebut, Musyarrof langsung

merasa bingung dan terlihat ingin pura-pura pingsan di hadapan temannya.

Setelah perbincangan tersebut, mereka pun bergegas pulang karena

suasana Pantai Parangtritis semakin gelap. Keesokan harinya mereka bertemu

kembali di sekolah sambil mengingat percakapan yang terjadi kemarin sore di

pinggiran Pantai Parangtritis yang mengagumkan.

6. Struktur teks anekdot Anekdot memiliki struktur teks yang membedakannya dengan teks

lainnya. Menurut Suherli, dkk. 2017: 119-120) teks anekdot memiliki lima

struktur yaitu abstraksi,orientasi, krisis, reaksi, dan koda. Adapun lima

struktur teks anekdot dijabarakan sebagai berikut.

a. Abstraksi merupakan pendahuluan yang menyatakan latar belakang atau

gambaran umum tentang isi suatu teks.

b. Orientasi merupakan bagian cerita yang mengarah pada terjadinya suatu

krisis, konflik, atau peristiwa utama. Bagian inilah yang menjadi penyebab

timbulnya krisis.

c. Krisis atau komplikasi merupakan bagian dari inti peristiwa suatu anekdot.

Pada bagian krisis itulah terdapat kekonyolan yang menggelitik dan

mengundang tawa.

d. Reaksi merupakan tanggapan atau respons atas krisis yang dinyatakan

sebelumnya. Reaksi yang dimaksud dapat berupa sikap mencela atau

menertawakan.

e. Koda merupakan penutup atau simpulan sebagai pertanda berakhirnya

cerita. Di dalamnya dapat berupa persetujuan, komentar, ataupun

penjelasan atas maksud dari cerita yang dipaparkan sebelumnya. Bagian

ini biasanya ditandai oleh kata-kata, seperti itulah,akhirnya, demikianlah.

Keberadaan koda bersifat opsional; bisa ada ataupun tidak ada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 257: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

237

Gambar 2.1 Struktur (alur) teks anekdot

7. Struktur Wacana Stand Up Comedy

Dalam wacana stand up comedy, terdapat dua bagian/struktur yang

membangunnya, yaitu set up dan punchline. Set up hadir di bagian pertama

sebuah beat. Fungsi dari set up adalah menyiapakan orang untuk tertawa. Bagian

ini berisi cerita dengan target seorang penonton mengharapkan sesuatu

(berekspektasi). Pada bagian ini belum ada unsur lelucon yang diungkapakan.

Punchline adalah bagian kedua dari sebuah beat. Pada bagian inilah sesuatu

yang janggal diungkapkan oleh komika sebagai cara komika membelokkan

ekspektasi dari penonton. Tawa tercipta dari pembelokkan ini. Berikut contoh

beat yang dibawakan oleh Komikal bernama Raditya Dika.

“Waktu itu gua bikin video tutorial stand up comedy,

tapi gak banyak yang nonton. Yang menjadi tranding

nomor satu, tau gak apa? Cewe-cewe Bigo live lagi

joget-joget tiga orang. Pertanyaan gua, kok bisa?

Orang Indonesia lebih senang dibuat nafsu daripada

dibikin pintar. Terus gua nonton dan emang nafsuin.

Akhirnya gua download-kan Bigo live.

Set up dari kutipan beat di atas adalah “Waktu itu gua bikin video tutorial

stand up comedy, tapi gak banyak yang nonton. Yang menjadi tranding nomor

satu, tau gak apa? Cewe-cewe Bigo live lagi joget-joget tiga orang. Pertanyaan

gua, kok bisa? Orang Indonesia lebih senang dibuat nafsu daripada dibikin

pintar?” Punchline-nya adalah bagian selanjutnya, “Terus gua nonton dan emang

nafsuin. Akhirnya gua download-kan Bigo live.”

Abstraksi

Orientasi

Krisis

Reaksi Koda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 258: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

238

8. Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot

Seperti halnya teks yang lain, anekdot memiliki kaidah-kaidah kebahasaan

tersendiri. Namun, sebagai teks bergenre cerita, teks tersebut memiliki

kesamaan dengan teks sejenisnya seperti cerpen, novel, dan cerita ulang.

Secara spesifik, kaidah kebahasaan teks anekdot adalah sebagai berikut.

a. Menggunakan kalimat/frasa yang menyatakan peristiwa masa lalu

(keterangan waktu) (Suherli, dkk. 2017: 119-120)

Contoh:

1) Siang itu, Ghani dan Kholid sedang berbicang-bincang di kantin

sekolah.

2) Suatu ketika, Musyarof dan Alfiyan sedang menikmati senja di

pinggiran Pantai Parangtritis.

b. Banyak menggunakan kalimat langsung yang bervariasi dengan kalimat-

kalimat tidak langsung, khususnya pada teks berpola narasi. Kalimat-

kalimat langsung merupakan petikan dari dialog para tokohnya, sedangkan

kalimat tidak langsung merupakan bentuk penceritaan kembali dialog

seorang tokoh (Kosasih, 2016: 98-100).

Contoh:

1) “Rof, aku dengar cintamu ditolak Milea, ya?” tanya Alfiyan dengan

penasaran.

2) Mendengar hal tersebut, Alfiyan sontak berseru, “Cukup! Itu berat.

Pak Jokowi tak akan sanggup. Biar Naruto saja.” katanya sambil

menirukan ungkapan andalan Dilan yang mampu meracuni pikiran

Milea.

c. Pada umumnya menggunakan nama tokoh utama orang ketiga tunggal,

baik dengan menyebutkan langsung nama tokoh faktual maupun yang

disamarkan (Kosasih, 2016:98-100).

Contoh: Joghyun, orang Asmat, Dilan, Milea, Pak Jokowi, si Kaya. Si

Botak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 259: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

239

d. Menggunakan kata kerja aksi, yakni kata yang menunjukkan suatu

aktivitas, diantaranya seperti menulis, membaca, berjalan, dan berbicara.

Hal ini terkait dengan tindakan tokohnya (Suherli, dkk. 2017: 119-120).

Contoh:

1) Siang itu, Ghani dan Kholid sedang berbicang-bincang di kantin

sekolah.

2) Saat sedang bersantai sambil menikmati es kelapa segar, Alfiyan

mengajukan pertanyaan kepada Musyarof.

e. Menggunakan kata kerja mental, khususnya pada teks berpola narasi.

Kata kerja mental adalah kata yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan

atau dirasakan seorang tokoh (Kosasih, 2016:98-100).

Contoh:

1) “Iya, bagaimanapun menderitanya orang kaya, tetap saja lebih

menderita orang miskin, dan itu salah satunya dapat kita lihat waktu di

rumah sakit, Khol.”

2) Masih dibalut rasa penasaran, Alfiyan kembali bertanya, “Tapi kenapa

Rof? Padahal kamukan salah satu anak yang disegani di kelas karena

sikap jujurmu.”

f. Menggunakan kata penghubung (konjungsi) yang menyatakan hubungan

waktu diantaranya seperti kemudian, lalu, dan akhirnya yang bermakna

kronologis/temporal (Suherli, dkk. 2017: 119-120).

Contoh:

1) Akhirnya, Musyarof dan Alfiyan pun bergegas pulang karena suasana

Pantai Parangtritis mulai semakin gelap.

2) Akhirnya, Musyarof dan Alfiyan pun bergegas pulang karena suasana

Pantai Parangtritis mulai semakin gelap.

g. Pada umumnya banyak mengandung kata/frasa/kalimat seru. Hal tersebut

juga sering disebut interjeksi. Kata ini bertugas untuk mengungkapkan rasa

hati seseorang, seperti senang, sedih, gembira, marah, terkejut, kesal,

bingung dan sebagainya (Suherli, dkk. 2017: 119-120).

Contoh:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 260: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

240

1) “Betul! Padahal yang lebih perlu ditangisi itu saudara-saudara kita

yang miskin di Asmat, kalau Joghyun mah orang berduit.”

2) “Inalillah Wainailahi Rojiun. Tapi kenapa Rof? Padahal kamukan

salah satu anak yang disegani di kelas karena sikap jujurmu.”

h. Menggunanakan kalimat retoris, kalimat pertanyaan yang tidak

membutuhkan jawaban karena antara si penanya dan yang ditanya

sesungguhnya sudah mengetahui jawabannya (Suherli, dkk. 2017: 119-

120).

Contoh:

1) “Hemmm, padahal Indonesia juga lagi kena musibah gizi buruk di

Asmat, ya?”

2) “Wahh! Pantas saja sekarang banyak berita tentang selebritas dan artis

yang berhasil jadi pejabat, ya?”

i. Menggunakan kalimat perintah, kalimat perintah digunakan untuk

membuat tokoh lain melakukan suatu tindakan (Suherli, dkk. 2017: 119-

120).

Contoh:

1) “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa!”

2) “Cepat tunjukan SIM Anda, Pak!”

9. Pola Penyajian Anekdot

Anekdot dapat disajikan dalam bentuk dialog maupun narasi. Dialog

bisa terjadi antara dua orang atau lebih. Bentuk narasi dapat kita temukan

pada cerita pendek dan novel, sedangkan bentuk dialog bisa ditemukan pada

teks drama, dan teks negosiasi. Salah satu ciri dialog adalah menggunakan

kalimat langsung. Kalimat langsung adalah sebuah kalimat yang merupakan

hasil kutipan langsung dari pembicaraan seseorang yang sama persis seperti

apa yang dikatakannya (Suherli, dkk, 2017: 121).

Contoh:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 261: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

241

Tunggu Pak Jokowi Jadi Hokage Ke-8

Pada suatu sore, dua pelajar Smase bernama Musyarrof dan Alfiyan

sedang berada di pinggiran Pantai Parangtritis. Mereka sedang duduk santai

menikmati suasana senja sambil memeninum dua buah es kelapa. Saat itu,

Musyarrof tampak sedang bersedih karena sedang mengalami patah hati. Hal

tersebut dapat dilihat dari raut muka dan tingkah lakunya yang akhir-akhir ini

berbeda dari hari-hari biasanya. Melihat hal tersebut, Alfiyan pun mencoba

bertanya kepada Musyarrof.

Alfiyan : “Rof, aku dengar cintamu ditolak Milea, ya?” (Alfiyan memulai

percakapan dengan sebuah pertanyaan, yang sebenarnya sudah ia

ketahui jawabannya)

Musyarrof : (memasang raut wajah sedih) “Iya, Milea lebih memilih Dilan

ketimbang aku.”

Alfiyan : (pura-pura terkejut) “Inalillah Wainailahi Rojiun.”

Musyarrof : “Hemmm, wajarlah! Dilan lebih populer dan lebih tajir daripada

aku!” (Musyarof mengatakan dengan nada mengeluh)

Alfiyan : (Ikut mengeluh dan berseru) “Huhhh! Sekarang, asalkan punya

banyak uang, populer, dan punya penampilan yang meyakinkan

saja, bisa mendapatkan apa pun, Rof.”

…(hening beberapa saat)…

Musyarrof : “Iya, lihat aja sekarang! Banyak selebritas dan artis yang berhasil

jadi pejabat kalau menilainya seperti itu.”

Alfiyan : “Hemmm, tapi mau sampai kapan masyarakat Indonesia menilai

seseorang hanya berdasarkan uang, popularitas dan dari

penampilannya saja? Hanya tampak meyakinkan dari luarnya

saja.”

Musyarrof : (langsung berseru) “Sampai Pak Jokowi jadi Hokage ke-8

menggantikan Naruto di Konoha!”

Alfiyan : “Cukup! Itu berat. Pak Jokowi tak akan sanggup, biar Naruto

saja.” (Ujar Alfiyan menirukan gaya bahasa dari film yang sedang

tenar saat itu)

Pola dialog

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 262: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

242

Musyarrof : “???” (bingung dan terlihat ingin pura-pura pingsan)

Setelah perbincangan tersebut, mereka pun bergegas pulang karena

suasana Pantai Parangtritis semakin gelap. Keesokan harinya mereka bertemu

kembali di sekolah sambil mengingat percakapan yang terjadi kemarin sore di

pinggiran Pantai Parangtritis yang mengagumkan.

Tunggu Pak Jokowi Jadi Hokage Ke-8

Pada suatu sore, dua pelajar Smase bernama Musyarrof dan Alfiyan

sedang berada di pinggiran Pantai Parangtritis. Mereka sedang duduk santai

menikmati suasana senja sambil memeninum dua buah es kelapa. Saat itu,

Musyarrof tampak sedang bersedih karena sedang mengalami patah hati. Hal

tersebut dapat dilihat dari raut muka dan tingkah lakunya yang akhir-akhir ini

berbeda dari hari-hari biasanya. Melihat hal tersebut, Alfiyan pun mencoba

bertanya kepada Musyarrof.

“Rof, aku dengar cintamu ditolak Milea, ya?” Ujar Alfiyan memulai

percakapan dengan sebuah pertanyaan, yang sebenarnya sudah ia ketahui

jawabannya.

Dengan memasang raut wajah sedih, Musyarrof menjawab, “Iya, Milea

lebih memilih Dilan ketimbang aku.”

“Inalillah Wainailahi Rojiun.” Sontak terucap dari mulut Alfiyan.

Sambil mengeluh, Musyarrof kembali berujar, “Hemmm, wajarlah Dilan

lebih populer dan lebih tajir daripada aku!”

Mendengar hal tersebut, Alfiyan pun ikut mengeluh dan berseru, “Huhhh!

Sekarang, asalkan punya banyak uang, populer, dan punya penampilan yang

meyakinkan saja, bisa dapetin apa pun, Rof.”

…(hening beberapa saat)…

Perkataan Alfiyan, membuat Musyarrof teringat dengan kondisi yang

terjadi di Indonesia belakangan ini. Dalam pikirannya, iya membenarkan

perkataan temannya tersebut, bahwa memang benar kalau uang dan ketenaran

dapat mengalahkan segalanya, termasuk orang yang baik dan jujur sekalipun.

Lantas, ia pun berkata kepada Alfiyan, “Iya, lihat aja sekarang! Banyak selebritas

dan artis yang berhasil jadi pejabat kalau menilainya seperti itu.”

Pola narasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 263: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

243

“Hemmm, tapi mau sampai kapan masyarakat Indonesia menilai

seseorang hanya berdasarkan uang, popularitas dan dari penampilannya saja?

Hanya tampak meyakinkan dari luarnya saja.” Ujar Alfiyan menanggapi

pernyataan Musyarrof.

Mendengar pertanyaan tersebut, Musyarof langsung berseru, “Sampai Pak

Jokowi jadi Hokage ke-8 menggantikan Naruto di Konoha!”

Sontak Alfiyan membalas dengan berkata, “Cukup! Itu berat. Pak Jokowi

tak akan sanggup, biar Naruto saja.”

“???” Medengar balasan dari temannya tersebut, Musyarrof langsung

merasa bingung dan terlihat ingin pura-pura pingsan di hadapan temannya.

Setelah perbincangan tersebut, mereka pun bergegas pulang karena

suasana Pantai Parangtritis semakin gelap. Keesokan harinya mereka bertemu

kembali di sekolah sambil mengingat percakapan yang terjadi kemarin sore di

pinggiran Pantai Parangtritis yang mengagumkan.

10. Langkah-langkah Penulisan Teks Anekdot

Sebelum dapat menyusun teks anekdot, ada beberapa langkah yang

harus diperhatikan agar dapat memudahkan saat menulis anekdot. Kosasih

(2016: 102) memberikan enam langkah penyusunan teks anekdot sebagai

berikut.

a. Menentukan topik yang dianggap sebagai suatu masalah yang hendak

disorot: dikritik, disindir, digugat.

b. Menentukan tokoh yang terkait, sesuai dengan masalahnya. Tokoh yang

dimaksud pada umumnya bersifat faktual.

c. Menentukan peristiwa yang menjadi latar utama cerita.

d. Memerinci peristiwa ke dalam alur atau struktur anekdot yang meliputi

abstraksi, orientasi, krisis, rekasi, dan koda.

e. Mengembangkan kerangka anekdot menjadi sebuah cerita utuh dengan

memperhatikan kaidah-kaidah kebahasaannya.

f. Melakukan penyuntingan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 264: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

244

Gambar 5.1 Alur penyusunan teks anekdot

Berikut contoh penyusunan teks anekdot:

No Aspek Isi

1 Tema/topik Permasalahan sosial

2 Kritik Banyak orang Indonesia yang masih menilai

seseorang hanya berdasarkan uang, popularitas, dan

dari penampilannya saja.

3 Humor Sampai Pak Jokowi jadi Hokage ke-8 pun, orang

Indonesia akan tetap memadang seseorang

berdasarkan uang, popularitas, dan dari

penampilannya saja.

4 Tokoh Musyarrof, Alfiyan, Dilan, Milea, Selebritas, Artis,

Pak Jokowi, Naruto.

5 Latar Sore hari di pinggiran Pantai Parangtritis

6 Struktur Abstraksi Musyarrof dan Alfiyan sedang

berbincang-bincang di pinggiran Pantai

Parangtritis di waktu senja.

Orientasi

Alfiyan menanyakan tentang cinta

Musyarrof yang ditolok oleh Milea,

karena Milea lebih memilih Dilan yang

lebih Populer dan Tajir.

Penentuan topik

Penentuan tokoh

penentuan latar

peristiwa

Penyusunan kerangka Pengemban

gan kisah

penyuntingan

Kerangka karangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 265: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

245

Krisis

Musyarrof dan Alfiyan mengaitkan

masalah tersebut dengan realitas yang

ada sekarang ini bahwa asalkan memiliki

uang, populer dan bermodalkan

penampilan saja bisa

mendapatkan apa pun. Sehingga, sampai

Pak Jokowi jadi Hokage ke-8 pun

pandangan tersebut akan selalu ada.

Reaksi

Alfiyan menanggapinya dengan

menirukan gaya bahasa Film Dilan yang

sekarang lagi populer di kalangan anak

remaja.

Koda

Musyarrof dan Alfiyan mengakhiri

percakapan dengan beranjak pergi dari

Pantai Parangtritis.

8 Pola Narasi/Dialog

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 266: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

246

Lampiran 9 – Media Karikatur

Aksi Suap di Pengadilan Setya Novanto

BBM Naik SBY VS Jokowi

Full Day School

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 267: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

247

Karikatur Kemiskinan

Karikatur Politik Karikatur Hukum

Karikatur Pengaruh Medsos Karikatur Korupsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 268: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

248

Lampiran 10 – Tampilan Media Video Stand Up Comedy

“Kesehatan Kampung Sikor”

oleh Yewen

“Si Anak Papua” oleh Yewen

“Ibu-Ibu Zaman Sekarang”

oleh Karyn

“Pidato Politik” oleh Cak

Lontong

“Nama di Facebook” oleh Mamat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 269: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

249

Lampiran 11 ─ Contoh Teks Anekdot Kelompok Media Kariaktur pada Prates dan

Pascates

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 270: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

250

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 271: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

251

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 272: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

252

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 273: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

253

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 274: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

254

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 275: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

255

Lampiran 12 ─Contoh Teks Anekdot Kelompok Media Video Stand Up Comedy

pada Prates dan Pascates

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 276: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

256

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 277: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

257

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 278: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

258

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 279: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

259

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 280: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

260

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 281: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

261

Lampiran 13 –Dokumentasi Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 282: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

262

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 283: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

263

Lampiran 14 ─ Surat Pengantar Validasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 284: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

264

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 285: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

265

Lampiran 15 –Surat Telah Melaksanakan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 286: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

266

Lampiran 16 – Surat Izin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 287: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

267

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 288: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

268

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 289: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

269

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 290: EFEKTIVITAS MEDIA KARIKATUR DAN VIDEO STAND UP …repository.usd.ac.id/31642/2/141224046_full.pdf · i efektivitas media karikatur dan video stand up comedy dalam pembelajaran keterampilan

270

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Aji Aprilius Z. lahir di Tanta pada 27 April 1996. Pendidikan

dasar ditempuh di SDN 1 Tanta dan lulus pada 2008.

Pendidikan menengah pertama ditempuh di SMPN 1 Tanta,

namun saat kelas VIII pindah ke SMPN 2 Tanta dan lulus pada

tahun 2011. Sekolah menengah atas ditempuh di SMAN 2

Tanjung dan lulus pada tahun 2014. Pada tahun 2014 terdaftar sebagai mahasiswa

Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program

Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan lulus pada tahun 2018.

Penyelesaian tugas akhir ditempuh dengan skripsi berjudul “Efektivitas Media

Karikatur dan Video Stand Up Comedy dalam Pembelajaran Keterampilan

Menulis Anekdot Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Sewon Tahun Ajaran

2017/2018. Skripsi ini disusun sebagai syarat yang harus ditempuh untuk

mendapat gelar sarjana pendidikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI