16
ROGUE TRADERS: Bisnis Hitam Penyelundupan Kayu Merbau Di Indonesia

EIA report 0208 - eia-international.org · 4 menugaskan satgas pemberantasan mafia hukum untuk menyelesaikan masalah ini, mengurangi dan mengakhiri aktifitas-aktifitas ini.I(8) Masih

  • Upload
    voliem

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EIA report 0208 - eia-international.org · 4 menugaskan satgas pemberantasan mafia hukum untuk menyelesaikan masalah ini, mengurangi dan mengakhiri aktifitas-aktifitas ini.I(8) Masih

ROGUE TRADERS:Bisnis HitamPenyelundupan Kayu MerbauDi Indonesia

Page 2: EIA report 0208 - eia-international.org · 4 menugaskan satgas pemberantasan mafia hukum untuk menyelesaikan masalah ini, mengurangi dan mengakhiri aktifitas-aktifitas ini.I(8) Masih

UcAPAN TERIMA kASIHDokumen ini dihasilkan melalui dukungan dana dariUni eropa. Isi laporan ini merupakan tanggung jawabsepenuhnya dari telapak/eIa dan dalam kondisi apapun tidak dapat dianggap sebagai cerminan posisiUni eropa.

telapak/eIa mengucapkan terima kasih kepadaProgram Perdagangan dan tata Kelola Hutan,Departemen Pembangunan Internasional, KerajaanInggris atas dukungannya pada kegiatan kami.

laporan ini menggunakan software khusus dari i2Group. www.i2group.com

Desain laporan oleh:www.designsolutions.me.uk

agustus 2010

IsBn: 0-9540768-9-3

PenDaHUlUan

UPaya MelaWan PeMBalaKan lIar DI InDonesIa

KasUs MaKassar

sInDIKat KayU sUraBaya

Pasar KayU MerBaU

reKoMenDasI

1

2

6

9

11

13

DAFTAR ISI

ENvIRONMENTAL INvESTIGATION AGENcy (EIA)

62/63 Upper street, london n1 0ny, UKtel: +44 (0) 20 7354 7960 Fax: +44 (0) 20 7354 7961email: [email protected]

www.eia-international.org 

SAMPUL DEPAN:

Desain oleh www.designsolutions.me.uk

TELAPAk

Gedung alumni IPB,jl. Pajajaran no. 54, Bogor 16143, InDonesIatel: +62 251 8393 245Fax: +62 251 8393 246

www.telapak.org 

PERISTILAHAN

Istilah Papua dalam laporan ini dipergunakan untuk men-jelaskan wilayah Indonesia yang berada di Pulau Nugini.Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat mengacu padadua provinsi yang membentuk Papua.

SurabayaJakarta

I n D o n e s I aM a l a y s I aBrUneI

KalIMantan

sUMatra

PaPUa

jaWa

Makassar

Page 3: EIA report 0208 - eia-international.org · 4 menugaskan satgas pemberantasan mafia hukum untuk menyelesaikan masalah ini, mengurangi dan mengakhiri aktifitas-aktifitas ini.I(8) Masih

Lima tahun yang lalu, Telapak/EIA telahmeluncurkan sebuah laporan berjudul The LastFrontier yang mengungkap penyelundupanbesar-besaran kayu bulat merbau dari Papua(Indonesia) ke China. Skala penyelundupannyaamat mencengangkan, dengan kapal-kapalkargo mengangkut sekitar 300.000 meterkubik kayu bulat merbau per bulannya untukmemenuhi permintaan industri pengolahankayu di China. Presiden Indonesia SusiloBambang Yudhoyono merespon laporantersebut dengan meluncurkan operasi besar-besaran untuk memberantas pembalakan liaryang belum pernah terjadi sebelumnya.

Aksi tegas ini menjadi sebuah titik balik atasupaya Indonesia dalam melawan pembalakanliar. Sejak itu tingkat pembalakan liar diIndonesia menurun tajam dan aliranpenyelundupan kayu ilegal ke luar negerimenjadi berkurang. Selain meningkatkan upayapenegakan hukum, pemerintah Indonesia jugasemakin giat pada tataran kebijakan;pemerintah memandatkan sebuah sistem baruverifikasi kayu legal dan menegosiasikansebuah kesepakatan perdagangan kayu legaldengan Uni Eropa. Masyarakat internasionaljuga telah bergerak untuk mengurangiperdagangan kayu curian, yang diperkirakantelah merugikan negara berkembang sebesar15 milyar dolar AS per tahunnya. Pada tahun2008, pemerintah Amerika Serikat telah meng-amandemen peraturan Lacey Act, yang dapatmempidanakan kegiatan impor ataupunmemperdagangkan kayu ilegal. Sedangkanpada bulan Juni 2010, Uni Eropa menyepakatiregulasi baru tentang pelarangan impor kayucurian.

Meskipun telah terjadi kemajuan yangsubstansial, namun pembalakan liar diIndonesia masih berlanjut dan mengancamhutan-hutan Indonesia yang amat berharga.Pada bulan April 2010 Presiden SusiloBambang Yudhoyono mengekspresikankekecewaannya terhadap minimnyaperkembangan dalam proses pidana kasuspembalakan liar dan menginstruksikan SatgasPemberantasan Mafia Peradilan untukmelakukan penyelidikan.

Seruan perpanjangan upaya melawanpembalakan liar dari Presiden ini sudah tepat.Investigasi Telapak/EIA terhadap

penyelundupan kayu merbau yang tertuangdalam laporan ini menunjukkan kehebatansebuah sindikat kriminal yang mampumenghindari pemeriksaan dengan dukunganpejabat pemerintah yang korup.

Sepanjang tahun 2009 dan 2010 Telapak/EIAmelaksanakan investigasi rahasia terhadapperdagangan ilegal kayu merbau di China danSingapura, serta di Surabaya, Makassar danPapua (Indonesia). Kegiatan-kegiataninvestigasi ini telah mengungkapkan betapasignifikannya jumlah merbau ilegal, dalambentuk kayu balok dan kayu gergajian kasar,yang terus diselundupkan keluar Indonesia,sebagian besar dikirim ke China. Parainvestigator juga mengungkapkan aktifitasilegal dari dua pedagang gelap kayu, yaituHengki Gosal, orang dibalik pengiriman 23kontainer kayu bulat merbau yang berhasildigagalkan, dan Ricky Gunawan, lelaki asalSurabaya yang sering menyelundupkan kayu.

Telapak/EIA mengakui kemajuan dalam upayapemberantasan pembalakan liar di Indonesia,namun tetap meyakini dibutuhkannya tindakanyang lebih keras untuk mengatasi parapenjahat kayu. Hingga tahun 2005 pemerintahIndonesia memperkirakan bahwa pembalakanliar telah merugikan negara sebesar 2 milyardolar per tahun – sebuah kejahatan lingkunganyang sangat besar. Namun, sangat disayangkanproses peradilan terhadap kasus pembalakanliar tersebut masih belum memadai.

Telapak/EIA menyerukan kepada pemerintahIndonesia untuk menyelidiki kasus-kasus yangsecara detil disebutkan dalam laporan ini, danmenghambat perdagangan ilegal kayu merbaudengan memasukkannya ke dalam daftarCITES (Convention on International Trade inEndangered Species). Pemerintah Indonesiajuga perlu memastikan bahwa sistem legalitaskayu yang baru telah cukup kuat untukmenjamin pemantauan yang efektif. Sekarangadalah saatnya meningkatkan kampanyemelawan pembalakan liar.

Telapak/EIA, Agustus 2010

1

© e

Ia/t

elap

akPENDAHULUAN

ATAS:

Pengapalan kayu bulat merbau

dari raja ampat, Provinsi

Papua Barat, april 2003.

Page 4: EIA report 0208 - eia-international.org · 4 menugaskan satgas pemberantasan mafia hukum untuk menyelesaikan masalah ini, mengurangi dan mengakhiri aktifitas-aktifitas ini.I(8) Masih

2

Pada pertengahan bulan Oktober 2009petugas bea cukai di pelabuhan TanjungPriok, sebelah utara ibukota Indonesia DKIJakarta, membuat penemuan yangmencengangkan. Saat sedang menjalankanpemeriksaan rutin pada kontainer-kontaineryang disebut “truck flooring”, seorangpetugas menaruh kecurigaan pada beratsebuah kontainer yang tidak wajar. Dalampemeriksaan lebih dekat, ditemukansejumlah kayu bulat merbau, jenis kayu yangberharga, di dalam kontainer tersebut.Penemuan tersebut mendorong dilakukannyapemeriksaan menyeluruh dengan Sinar Xterhadap 23 kontainer yang tiba dalam satupengiriman dari pelabuhan Makassar,Sulawesi Selatan. Tujuan ekspor pengirimanini adalah China, India dan Korea Selatan. Didalam kontainer-kontainer itu secara totalditemukan 120 kayu bulat merbau seberat400 ton.

Usaha yang berani untuk menghindarilarangan ekspor kayu bulat dari Indonesia initelah mengindikasikan bahwa perlawananterhadap pembalakan liar danpenyelundupan kayu masih harus terusdiperjuangkan. Hal ini juga menunjukkankelemahan serius dalam implementasiregulasi kehutanan dan aturan lisensi kayutetap terjadi, dengan korupsi sebagai salahsatu faktor kuncinya.

Kayu merbau ditebang di Papua, Indonesiabagian timur dan dikapalkan ke Makassar;ijin pengangkutan seharusnyamemungkinkan penelusuran asal-usul kayutersebut sejak dari hutan sampai ke pabrik.Begitu dimuat dalam kontainer, “truckflooring” ini seharusnya secara fisik sudahdiperiksa oleh surveyor independen yangditunjuk pemerintah, setelah itu baru ijinekspor diberikan. Ke-23 kontainer berisikayu bulat merbau ilegal tersebut telahmendapatkan dokumen ekspor yangdibutuhkan dari Makassar. Jika bukankarena kejelian petugas bea cukai di Jakarta,maka kayu-kayu tersebut pasti sudahdikapalkan ke luar negeri. Jelas, telah terjadisebuah kegagalan dalam sistempemberantasan penyelundupan kayu.

Investigasi yang dilakukan Telapak/EIApada kasus Makassar serta kasuspenangkapan merbau lainnya selamabeberapa tahun terakhir ini memperjelaskegiatan-kegiatan sekelompok penyelundupkayu yang memanfaatkan berbagai carauntuk menghindari pemeriksaan, dan seringkali melalui bantuan oknum pegawaipemerintah.

Lima tahun telah berlalu sejakpengungkapan pembalakan liar danpenyelundupan kayu merbau besar-besarandi Papua yang mendorong dilakukannyasebuah operasi melawan pembalakan liaroleh Presiden Indonesia SBY. Pada bulanFebruari 2005, Telapak/EIA telahmeluncurkan laporan “The Last Frontier”,yang menunjukkan bagaimanapenyelundupan kayu bulat merbau keluardari Papua menuju China sebesar 300.000meter kubik setiap bulannya.(1) Sebulankemudian sebuah satuan tugasberanggotakan lebih dari 1.500 penegakhukum diberangkatkan ke Papua dalamOperasi Hutan Lestari II (OHL II), dan aliranmerbau ilegal berhasil dibendung.

Menjelang akhir operasi pada bulan Mei2005, lebih dari 400.000 meter kubik kayutelah berhasil ditahan, dan kapal, tongkangdan kendaraan pengangkut kayu disita. Efekoperasi ini segera terasa dalam perdagangankayu global dengan harga kayu bulat merbaunaik dua kali lipat di pasar Shanghai.Keseluruhannya, sejumlah 186 tersangkatelah diidentifikasi oleh polisi.(2)

Operasi ini menandakan titik balik yangtegas bagi perjuangan Indonesia untukmelawan pembalakan liar. Dalampertengahan pertama dekade sebelumnya,hutan negara telah dirampok oleh pembalakliar, dengan tingkat pembalakan liar sebesar80 persen, salah satu yang terburuk di dunia.Saat ini pembalakan liar telah merugikannegara sebesar 2 milyar dolar per tahun darihilangnya sumber daya alam dan sebaliknyamenguntungkan para bos kayu yangmenguasai sindikat kejahatan yang berada dibalik pembalakan liar.(3)

ATAS:

Kayu-kayu bulat yang telah disita

pada tahun 2005 di daerah dekat

jayapura. Kayu sitaan tersebut

dijaga oleh tentara sebelum dika-

palkan ke surabaya, juni 2007.

© e

Ia/t

elap

ak

UPAyA MELAWANPEMBALAkAN LIAR DI INDONESIA 

Page 5: EIA report 0208 - eia-international.org · 4 menugaskan satgas pemberantasan mafia hukum untuk menyelesaikan masalah ini, mengurangi dan mengakhiri aktifitas-aktifitas ini.I(8) Masih

3

Menjelang tahun 2009, tingkat pembalakanliar di Indonesia diperkirakan turunsetengahnya menjadi 40 persen.(4) Investigasilapangan Telapak/EIA menemukanpenurunan yang signifikan pada volume kayuillegal dari Indonesia menuju China danMalaysia, sementara pada pedagang kayu dinegara-negara tersebut menyesalkanmeningkatnya penegakan hukum diIndonesia. Tindakan tegas pemerintah inijuga telah mendorong beralihnya usaha parabos kayu ke jenis usaha yang beresiko lebihkecil. Abdul Rasyid, orang di balik praktekpembalakan liar di Taman Nasional TanjungPuting, Kalimantan Tengah telah beralih keusaha kelapa sawit. Sementara itu Heng IjatHong yang terlibat dalam penyelundupanmerbau di Papua, beralih ke penambanganbatu bara di Kalimantan.

Indonesia juga telah secara aktif membangundukungan di tingkat internasional untukmemberantas pembalakan liar. Indonesiajuga telah memasuki tahap akhir negosiasidengan Uni Eropa tentang KesepakatanKemitraan Sukarela (Voluntary PartnershipAgreement atau VPA), dimana hanya kayuyang telah diverifikasi legal dari Indonesiayang diijinkan masuk ke pasar Uni Eropa.Salah satu elemen kunci dari VPA adalahsistem jaminan legalitas kayu, dan padatahun 2009 Kementerian Kehutanan telahmengeluarkan sebuah peraturan SistemVerifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Regulasitersebut belum sepenuhnyadimplementasikan. Pada tahun 2007pemerintah Indonesia terlibat dalammenghasilkan sebuah resolusi dalam KomisiPBB untuk Pencegahan dan Peradilanterhadap Tindak Kejahatan yang mendorongkerjasama internasional pemberantasanperdagangan lintas-batas atas hasil hutan.Pada tahun 2010 Indonesia dan Norwegiamenandatangani sebuah kesepakatan senilaisatu milyar dolar untuk penurunan emisi gasrumah kaca dari deforestasi dan degradasihutan. Dalam kesepakatan ini, Indonesiaakan membentuk unit khusus untukmemberantas pembalakan liar.(5)

Pembalakan liar di negara ini masih sajabelum bisa diberantas. Penegakan hukum dilapangan yang lebih efektif telah gagalditerjemahkan dalam tindakan yang nyatauntuk melawan para pelanggar hukum,terutama para bos kayu, penyokong dana danpegawai pemerintah yang korup. Dari 186tersangka pembalakan liar berdasarkan hasilOHL II, hanya 8 kasus yang akhirnyadiputuskan oleh pengadilan. Analisis dari205 kasus pembalakan liar antara tahun2005-2008 menunjukkan bahwa 137tersangka telah dibebaskan oleh pengadilan,dan hanya 10 kasus yang menghasilkanhukuman penjara selama 2 tahun atau lebih.Angka-angka ini juga menggambarkankegagalan pemerintah untuk membekukpelaku papan atas. Dari 205 kasus hanya 49orang yang teridentifikasi sebagai bos kayu,penyokong dana, dan pegawai korup,sementara sisanya mentargetkan pihak-pihakdengan posisi yang lebih rendah dalam rantaipembalakan, seperti operator chainsaw, dansopir truk.(6)

Kegagalan membongkar sindikat kuatpembalakan liar ini mendapat kritikan dariPresiden SBY. Pada bulan April 2010,Presiden menyerukan dilakukannya usahayang lebih besar untuk melawan pembalakanliar dengan mengatakan: “Sayamengingatkan kembali, pemberantasanillegal logging jangan kendor. Jangan kendor.Segera turun kembali, kepolisian, penegakhukum, TNI, para Gubernur, Bupati, danWalikota harus sangat serius untukmelanjutkan pemberantasan illegal loggingini. Jangan berkompromi, jangan lunak,jangan permisif terhadap kejahatan illegallogging ini.”(7)

Presiden juga menyoroti kinerja buruksistem peradilan dalam menangani kasuspembalakan liar dan menugaskan SatgasPemberantasan Mafia Hukum, yang dibentukawal tahun 2010, untuk memeriksakeputusan pengadilan yang mencurigakandalam kasus pembalakan liar. Presidenmengumumkan: “Saya percaya mafia beradadi belakang aktifitas pembalakan liar. Saya

BELOW:

Pembalak liar mengumpulkan

balok-balok merbau untuk diangkut

ke penggergajian, dekat jayapura,

Provinsi Papua, september 2009.

© e

Ia/t

elap

ak

Page 6: EIA report 0208 - eia-international.org · 4 menugaskan satgas pemberantasan mafia hukum untuk menyelesaikan masalah ini, mengurangi dan mengakhiri aktifitas-aktifitas ini.I(8) Masih

4

menugaskan satgas pemberantasan mafiahukum untuk menyelesaikan masalah ini,mengurangi dan mengakhiri aktifitas-aktifitas ini.”(8)

Masih harus dilihat seberapa efektifpemeriksaan sistem peradilan akan berjalan.Korupsi sistematis masih terjadi dalam tubuhkepolisian, kejaksaan dan pengadilan.Tindakan yang efektif melawan pembalakanliar juga terhambat oleh kurangnyakerjasama antar berbagai instansi penegakhukum, meskipun telah ada InstruksiPresiden tahun 2005 yang memastikankerjasama antar 18 instansi pemerintahuntuk melawan kejahatan hutan.(9)

TEkANAN ATAS HUTAN PAPUA

Situasi di dua provinsi paling timurIndonesia, Papua Barat dan Papua, telahmenjadi tantangan tersendiri dalampemberantasan pembalakan liar di Indonesia.Hutan Papua yang unik membentuk wilayahterakhir dari hutan tropis di seluruhkawasan Asia-Pasifik, dan merupakan hutantropis terluas ketiga di dunia, setelahAmazon dan Kongo. Dengan demikian,keberadaan hutan Papua menjadi signifikanbagi dunia.

Hutan Papua menjadi wilayah penyebaranyang luar biasa bagi keunikankeanekaragaman hayati, sekitar 60 persendari jenis yang ditemukan di Indonesia;dalam tahun-tahun terakhir hutan Papuatelah disebut sebagai ”taman surga (Gardenof Eden)” setelah tim eksplorasiinternasional menemukan sejumlah spesiesbaru bagi ilmu pengetahuan dan dunia.(10)

Hutan ini juga didiami oleh lebih dari 250suku-suku yang berbeda, yang merupakanmasyarakat paling beragam dari segi budayadan bahasa di dunia. Kelompok masyarakatini telah mengelola hutan-hutan Papuasecara turun temurun, terutama karenakehidupan sehari-harinya tidak dapatdipisahkan dari sumberdaya hutan. Hutan-

hutan Papua juga menyimpan ratusan jutaton karbon.

Fakta bahwa Papua memiliki seluruh pohonmerbau yang ada di Indonesiamenjadikannya sebagai target utama operasipembalakan liar. Menteri Kehutanan ZulkifliHasan belum lama ini membenarkan bahwapembalakan liar skala besar di Indonesiaterkonsentrasi di Papua.(11) Seorang pegawaisenior di Kementerian Kehutanan mengakuiterjadinya kerusakan parah pada hutanPapua karena pembalakan liar daneksploitasi hutan untuk perkebunan. Iamenyatakan bahwa seperempat dari hutanPapua telah hilang sejak akhir 1990-an,dengan penurunan luas hutan dari 32 jutahektar menjadi 23 juta hektar.(12)

Pengelolaan hutan Papua sangatlah kacaudan tidak transparan. Dari hasil OHL II,banyak wilayah HPH dilaporkan tidak aktiflagi. Namun, dalam beberapa tahun dijumpaiadanya indikasi kegiatan pembalakan mulaimeningkat lagi, seiring dengan terjadinyakonsolidasi beberapa pemegang konsesiterbesar dan datangnya investor baru.

Sebagai contoh, pada bulan Agustus 2008CCT Resources Holdings Limited (CCT),sebuah perusahaan yang terdaftar di PulauCayman tetapi beroperasi di luar Hongkong,telah membeli 313.500 hektar konsesi hutandi pedalaman Mimika, kabupaten di wilayahpesisir selatan provinsi Papua. Harga yangdibayarkan setara dengan hanya 320 dolarper hektar, dengan stok kayu di dalamnyaseharga sekitar 148 juta dolar.(13)

Investor lain adalah Robert Joppy Kardinal,seorang anggota DPR. Dia dilaporkanmemiliki saham pada perusahaan HPH WanaIrian Perkasa di provinsi Papua Barat.Tahun 2005 Kardinal disebut dalam suratkabar karena terkait dengan pembalakanliar, namun tidak pernah diselidiki.(14)

Investigasi lapangan terakhir menemukankeluhan masyarakat lokal terhadap Wana

ATAS:

Konversi hutan ilegal, Papua Barat,

april 2009. 25 persen hutan Papua

telah musnah sejak akhir tahun

1990-an.

© e

Ia/t

elap

ak

Page 7: EIA report 0208 - eia-international.org · 4 menugaskan satgas pemberantasan mafia hukum untuk menyelesaikan masalah ini, mengurangi dan mengakhiri aktifitas-aktifitas ini.I(8) Masih

5

Irian Perkasa karena mengabaikan hak-hakatas tanah mereka dan beroperasi tanpa ijinresmi.(15)

Sebuah HPH dengan wilayah konsesi utuhterbesar di Papua seluas 670.000 hektar,dijalankan oleh Mamberamo Alasmandiri.Operasi HPH ini telah mendapat verifikasilegalitas dari perusahaan auditor dari Swiss,yaitu SGS. Pada bulan Nopember 2009 YorrisRaweyai, seorang angota DPR, menyerukandilakukannya investigasi terhadap tuduhanpembalakan liar dan penyelundupan kayuyang melibatkan konsensi MamberamoAlasmandiri.(16) Masyarakat lokal jugamengeluhkan terjadinya pembalakan liarsecara luas oleh perusahaan Sinar WijayaPlywood Industry (SWPI), termasukpembalakan di luar area konsesi.(17) SWPIadalah perusahaan penghasil plywood yangmemiliki 10 persen saham MamberamoAlasmandiri dan memperoleh bahan bakukayu dari konsesi tersebut. Pada bulan Juni2010 polisi Papua telah menahan 4.500meter kubik kayu bulat di areal SWPI. Pihakkepolisian mengatakan bahwa kayu-kayubulat tersebut tidak memiliki ijin, danmenambahkan bahwa SWPI telah melakukanpembalakan liar di wilayah Mamberamosejak lama.(18)

Bukti lebih lanjut tentang meluasnyailegalitas pada sektor pembalakan di Papuaditunjukkan oleh serangkaian penahanankayu belum lama ini. Pada bulan Mei 2010,Kepolisian Sorong, Papua Barat menyita4.200 meter kubik kayu bulat merbau dariperusahaan HPH Hasrat Wira Mandiri. PadaJuni 2010 lebih dari 5.000 meter kubik kayubulat disita oleh kepolisian di daerahBintuni, Papua Barat, termasuk 2.000 meterkubik kayu bulat merbau. Dalam keduakasus tersebut kayu yang disita tidakmemiliki ijin resmi.(19)

Pengelolaan hutan dan usaha melawanpembalakan liar di Papua dipersulit denganketidakjelasan kerangka hukum. Pada bulanSeptember 2007 gubernur provinsi PapuaBarat dan Papua mengeluarkan instruksipengawasan pengangkutan kayu dari daerahtersebut ke wilayah lain di Indonesia dalamupaya memberantas pembalakan liar danmengundang investasi ke sektor pengolahankayu. Dalam instruksi dinyatakan bahwasejak awal 2008 tidak ada pengangkutankayu bulat dari Papua yang akan diijinkan,sementara pengawasan bertahap akandilakukan di provinsi Papua Barat, dengan50 persen kayu bulat masih diijinkan untukdikapalkan pada tahun 2009 dan pelarangantotal di tahun 2012.(20)

Namun, riset dari Telapak/EIAmengindikasikan bahwa pengawasan inisering kali diabaikan, dengan banyaknyapengangkutan kayu bulat dari Papua menujuprovinsi Papua Barat dan kemudian menujuporos pengolahan utama di Pulau Jawa danSulawesi. Dokumen resmi menunjukkanbahwa pejabat kehutanan telahmengeluarkan ijin untuk mengangkut164.500 meter kubik kayu bulat dari Papua

menuju Papua Barat diantara bulan Juni2009 dan Juni 2010, dimana 101.000 meterkubik di antaranya terdiri atas kayu bulatmerbau.(21)

Tidaklah mengejutkan bahwa pengawasanpengangkutan kayu bulat ini tidakditerapkan, karena industri kayu di daerahlain di Indonesia amat mengandalkan hutanPapua sebagai sumber bahan baku, terutamajenis merbau. Hal ini ditunjukkan olehdokumen RPPBI (Rencana PemenuhanBahan Baku Industri), dimana seluruhsawmill dengan kapasitas di atas 6.000meter kubik per tahun harus menunjukkandarimana asal bahan baku kayunya kepadaKementerian Kehutanan. Pada tahun 2008sawmill di luar Papua berencanamemperoleh 311.000 meter kubik kayu bulatdari provinsi Papua dan Papua Barat,meskipun pengawasan pengangkutan kayubulat telah diberlakukan.

MERBAU

Merbau adalah jenis kayu keras berwarna gelap dan bernilai tinggi. Kayuini digunakan untuk produk-produk lantai kayu, dek, mebel luar ruangan,pintu dan kusen jendela. Kayu bulat merbau di Papua dijual dengan hargaantara $250 dan $300 per meter kubik. Merbau merupakan target utamapara pembalak liar dan penyelundup kayu karena tingginya permintaanbahan baku kayu dari China dan India, serta produk-produk dari kayumerbau di Australia, Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Permintaan ini juga mendorong eksploitasi merbau yang berlebihan diPapua. Analisis terhadap data resmi menunjukkan bahwa jumlah ekspormerbau di tahun 2008 mencapai 192.000 meter kubik dari total eksporproduk-produk kayu yang sebesar 725.000 meter kubik. Secara keseluruhanekspor produk merbau mencapai lebih dari 30 persen ekspor produk kayugergajian dari Indonesia (tidak termasuk panel, veneers, pulp dan kertas).Antara tahun 2003-2007 volume ekspor merbau yang tercatat meningkattiga kali lipat.(22)

Di tahun 2005 Kementerian Kehutanan Indonesia mulai menyiapkanlangkah-langkah untuk mencantumkan merbau ke dalam Apendiks IIICITES. Langkah seperti itu akan memaksa negara lain untuk menahanpengiriman merbau ilegal asal Indonesia. Sayangnya kementeriankehutanan kemudian gagal mencantumkan hal tersebut.

Di luar Papua, poros pengolahan merbau yang utama adalah Surabaya (JawaTimur) dan Makassar (Sulawesi Selatan).

BELOW:

Kayu bulat merbau ilegal di

seremuk, sorong selatan, Papua

Barat, 2003

© e

Ia/t

elap

ak

Page 8: EIA report 0208 - eia-international.org · 4 menugaskan satgas pemberantasan mafia hukum untuk menyelesaikan masalah ini, mengurangi dan mengakhiri aktifitas-aktifitas ini.I(8) Masih

Kota pelabuhan Makassar adalah pusatutama perdagangan dan pengolahan kayumerbau. Dalam sejarahnya, banyakkonstruksi rumah di Makassar menggunakankayu merbau, yang dahulu mudah dijumpaidi hutan Sulawesi. Dewasa ini, nyaris tidakada lagi merbau yang tersisa di Sulawesi,namun industri pengolahan merbau yangberorientasi ekspor tumbuh secara signifikandan mengandalkan pasokan dari Papua.

Peran Makassar dalam perdagangan ilegalkayu merbau mulai terlihat jelas denganditangkapnya 23 kontainer berisi kayu bulatmerbau di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakartapada bulan Oktober 2009. Pengirimantersebut ditangkap oleh petugas bea cukaikarena melanggar aturan tentang laranganekspor kayu bulat dari Indonesia.Pengiriman ilegal tersebut terdiri atas 10kontainer berukuran 40 kaki dan 13kontainer berukuran 20 kaki. Di dalamkontainer tersebut ditemukan 120 potongkayu bulat merbau dengan total volume 350meter kubik. Kayu-kayu ilegal ini bernilai100.000 dolar, berdasarkan harga merbau diPapua. Jika didasarkan pada harga di pasarinternasional, maka nilainya bisa mencapailebih dari dua kali lipatnya.

Dokumen pengiriman menunjukkan bahwakontainer-kontainer tersebut dikirim dariMakassar pada tanggal 29 September,dengan tujuan 3 perusahaan di 3 negarayang berbeda yaitu Jiangsu SkyrunInternational Group di China, Sri Balaji LogsProducts di India, dan Vary Timber di KoreaSelatan. Pengiriman ini dilakukan melaluiJakarta agar terhubung dengan ruteinternasional. Isi dari kontainerdideskripsikan sebagai “truck flooringtongue and groove”. Menurut aturanpelarangan ekspor kayu gergajian dariIndonesia, produk kayu setengah jadi masih

diperbolehkan untuk diekspor, tetapi harusmelalui pemeriksaan fisik dari surveyorindependen yang ditunjuk oleh KementerianPerdagangan.(23) Perusahaan surveyortersebut adalah Sucofindo, 95 persensahamnya dimiliki oleh pemerintahIndonesia. Sucofindo memiliki kontrakeksklusif untuk melakukan pekerjaan ini.

Selanjutnya perusahaan pengekspor harusterdaftar di Kementerian Perdagangan sesuaiskema ETPIK (Eksportir Terdaftar ProdukIndustri Kehutanan), dan memiliki suratpengesahan untuk setiap pengiriman yangdikeluarkan oleh Badan Revitalisasi IndustriKayu (BRIK). Dalam kasus ini, sangeksportir, yaitu perusahaan Menara Mas dariMakassar, telah mengantongi ijin yangdibutuhkan.(24)

Setelah menerima surat-surat yangdiperlukan, kontainer-kontainer tersebutmeninggalkan Makassar menuju Jakarta.Para penyelundup merasa percaya diri bahwatransit ke tujuan akhir akan berjalan muluskarena surat pengesahan dari Sucofindo danBRIK telah didapat. Namun, intervensi daripetugas bea cukai yang waspada di Jakartaberhasil menggagalkan rencana ini danmendorong penyelidikan selama enam bulanatas upaya penipuan.

Penyelidikan awal difokuskan padapelanggaran peraturan kepabeanan, dandilakukan oleh petugas bea cukai baik dariJakarta maupun dari Makassar. Dalampenyelidikan, terungkap bahwa kayu bulatmerbau dibeli oleh eksportir Menara Masdari perusahaan Rajawali Makmur Sejahtera,sebuah perusahaan besar pengolahan kayumerbau di Makassar. Pegawai Menara Masmenyuap karyawan Sucofindo untukmemalsukan laporan surveyor danmemberikan segel untuk ke-23 kontainer,

6

ATAS:

Kayu bulat merbau di rajawali

Makmur sejahtera, Makassar,

sulawesi selatan, Mei 2010.

© e

Ia/t

elap

ak kASUS MAkASSAR

Page 9: EIA report 0208 - eia-international.org · 4 menugaskan satgas pemberantasan mafia hukum untuk menyelesaikan masalah ini, mengurangi dan mengakhiri aktifitas-aktifitas ini.I(8) Masih

sebagai bukti pemeriksaan telah dilakukan.Lalu BRIK mengeluarkan dokumen eksporuntuk “truck flooring”.

Dalam investigasi Telapak/EIA ditemukanbahwa Menara Mas memiliki pelanggan diChina, India, Korea Selatan, Australia danSingapura; nama perusahaan terakhir adalahSoh Timbers Binders. Tiga tersangka telahteridentifikasi ; Abdul Hakim, seorangsurveyor di Sucofindo Makasssar dan HalimPerdana Kusuma dan M. Arsyad, keduanyaadalah karyawan divisi ekspor Menara Mas.Direktur Menara Mas, Hengky Gosal,menyatakan tidak mengetahui tentangpengiriman tersebut karena sedang berada diSingapura saat itu.

Pada bulan Februari sebuah media lokalmelaporkan bahwa sidang pengadilan ke-3terdakwa telah dimulai di Pengadilan NegeriMakassar. Selama persidangan, Arsyad telahdituduh membayar Abdul Hakim sejumlah 20dolar untuk memalsukan hasil pemeriksaan,dengan janji pembayaran lebih setelahnya.(25)

Sementara itu pada bulan Juni 2010 telahdilaporkan bahwa Halim Perdana Kusumadivonis hukuman penjara selama 2 tahun.(26)

Namun, investigasi Telapak/EIA selanjutnyadi Makassar menunjukkan adanya konspirasiyang jauh lebih luas, dengan Hengky Gosalsebagai pemain utama.

Pada bulan Mei 2010 investigatorTelapak/EIA yang menyamar sebagaipedagang kayu mengunjungi pabrik RajawaliMakmur Sejahtera (RMS) dan bertemudengan Alex Tungadi, direktur perusahaantersebut. Fasilitas pengolahan kayu danpenggergajian terpadu yang besar tersebutberada di sebuah daerah industri di pinggirankota Makassar. Jenis kayu utama yangdiolah adalah merbau. Selama pertemuansatu jam, Tungadi menyatakan padainvestigator bahwa perusahaannyamendapatkan sebagian besar kayu bulat dariMamberamo Alasmandiri di Papua. MenurutTungadi, perusahaan HPH ini adalah satu-satunya konsesi HPH yang bersertifikat diPapua. Dia membayar Rp 3 juta (300 dolar)untuk setiap meter kubik kayu bulat. Diajuga mengatakan bahwa RMS sedang dalamproses untuk memperoleh sertifikasi lacakbalak.

Tungadi selanjutnya menjelaskan bagaimanadia kadang membeli kayu bulat merbausitaan dari pelelangan di Papua. Pada tahun2007 dia memenangkan lelang diManokwari, Papua Barat, dan membayarpolisi lokal Rp 3 juta per hari untuk menjagakayu tersebut dari pesaingnya dari Surabayaselama pengangkutan. Selain kayu bulat,Tungadi juga membeli kayu gergajianmerbau dari “sumber lokal” di Papua, danmemproses kayu ini menjadi produk lantaikayu untuk pasar China. Selain mengeksporke China, RMS juga memasok deckingmerbau ke Australia dan Eropa.

Selama percakapan, Tungadimengungkapkan bahwa dulu dia mengirimkayu balok merbau ilegal ke China, tetapitelah berhenti tahun lalu karena rencananyauntuk mendapatkan sertifikasi bagi RMS.Selama perjalanan di tempat penimbunankayu perusahaan tersebut, Telapak/EIAmenyaksikan sekitar 3.000 meter kubik kayubulat merbau. Tungadi menjelaskan bahwakayu-kayu tersebut adalah sisa dari

pengiriman 8.000 meter kubik yang didapatdari Mamberamo Alasmandiri pada bulanAgustus 2009. Tungadi mengatakan sudahmenjadi kebiasaan di Makassar untukmembayar “uang pelicin” sekitar 15.000dolar kepada petugas Kepolisian, DinasKehutanan, dan petugas Bea Cukai setempatuntuk setiap tongkang berisi kayu bulat yangdiangkut dari Papua., meski telah memilkidokumen yang benar. Tungadi mengatakanbahwa asal kayu bulat yang digunakan RMSbertentangan dengan asal kayu dalamdokumen RPPBI perusahaan, yangmenyatakan bahwa pada tahun 2009 kayubulat dipasok dari konsesi HPH WanakayuHasilindo di Kaimana, Papua Barat.

Menyusul kunjungan ke RMS, investigatorTelapak/EIA berusaha menemui HengkyGosal, direktur Menara Mas. Setelahsejumlah percakapan melalui telepon,sekretarisnya mengatakan bahwa MenaraMas berganti nama menjadi Nessa GoldenWood, dan menambahkan bahwa Gosalsering berganti nomer HP dan sulit untukdihubungi. Akhirnya tercapai sebuah rencanapertemuan di sebuah hotel di pusat kotaMakassar.

Di hotel, Gosal menunjukkan kartu namanyaatas nama Nessa Golden Wood danmemberitahu investigator Telapak/EIAbahwa pabriknya sedang direnovasi. Saat iniia menyimpan pasokan kayu bulatmerbaunya di pabrik RMS. Ia jugamengungkapkan bahwa Tungadi adalahadiknya. Gosal membuat pernyataan yangbertentangan dengan adiknya tentang kayubulat yang dilihat investigator Telapak/EIAdi RMS. Kayu bulat tersebut adalahmiliknya dan dibeli dari seorang pemasok diBiak, Papua 2 bulan sebelumnya. Dia jugamengatakan mendapatkan merbau darisejumlah konsesi di Sorong, sertaMamberamo Alasmandiri. Ia bepergian kePapua setiap 3 bulan untuk membeli kayubulat merbau, dan membayar tentara lokalsebagai pengawalnya selama perjalanan.Gosal menceritakan bagaimana dia dulupernah menjadi pedagang kayu bulat diPapua.

Gosal mengatakan bahwa bisnis utamanyaadalah pengiriman lantai kayu merbau ke

7

© e

Ia/t

elap

ak©

eIa

/tel

apak

, May

201

0

BAWAH:

Hengky Gosal, Direktur UD Menara

Mas, mengaku mengirimkan 40-50

kontainer berisi balok kayu merbau

ke China setiap bulannya.

PALING BAWAH:

Kantor sucofindo di Makassar,

sulawesi selatan. auditor sucofindo

tidak melakukan inspeksi atas kon-

tainer berisi kayu ilegal setelah

menerima suap dari pegawai Hengky

Gosal.

Page 10: EIA report 0208 - eia-international.org · 4 menugaskan satgas pemberantasan mafia hukum untuk menyelesaikan masalah ini, mengurangi dan mengakhiri aktifitas-aktifitas ini.I(8) Masih

China. Ia mengirimkan sekitar 25 kontainersetiap bulannya, dengan harga 1.250 dolarper meter kubik (termasuk pengapalannya).Dia juga mengungkapkan bagaimana diadulunya biasa mengirim sejumlah besarbalok kayu merbau ilegal ke China. Sekitar50 kontainer dikirim ke Shanghai tiap bulandengan harga 850 dolar per meter kubik.Gosal mengatakan bahwa dia menghentikanbisnis ini 6 bulan lalu (waktu yang serupadengan saat penangkapan 23 kontainer diJakarta), karena pergantian pimpinan beacukai di Makassar dan tidak mungkin lagiuntuk menyelundupkan kayu merbau ilegalke China. Dia menambahkan bahwapimpinan bea cukai tersebut akan diganti 6bulan lagi, dan dia berharap untuk dapatmelanjutkan bisnisnya pada saat itu.Menurut Gosal, kontak-kontak dagangnyamengatakan bahwa pengiriman balok kayumerbau saat ini masih dimungkinkan melaluiSurabaya.

Gosal mengatakan: “Dalam ukuran besarkayu merbau dikirim ke China, pernahdilakukan sebelumnya, seperti 6 bulan lalu.Tetapi sekarang, semuanya berhenti. Karenagaris merah dari bea cukai. Tidak bisakeluar. Sebelumnya, kita bisa memberikanuang, Anda juga bisa. Ketika pimpinan beacukai berganti, kemudian orang baru datang,peraturan baru juga akan datang.Sebelumnya, bisa mengirim banyak kayumerbau ke China, 40-50 kontainer perbulan.”

Telapak/EIA juga mengunjungi areal industriuntuk memastikan alamat resmi kantorMenara Mas dan Nessa Golden Wood, tetapi

tidak menemukan tanda-tanda keberadaankedua perusahaan tersebut.

Investigasi Telapak/EIA di Makassarmenunjukkan bagaimana Hengky Gosalterlibat dalam penyelundupan skala besarbalok kayu merbau ilegal ke China. Iasecara jelas berada di balik upayapengiriman 23 kontainer kayu bulat merbau.Dalam investigasi juga terungkap hubunganantara Gosal dan RMS, yang dijalankanadiknya Tungadi. Hubungan ini terlihatdalam dalam dokumen RPBBI milik RMS;penjualan kayu bulat oleh perusahaankepada perusahaan pengolah kayu lainmelibatkan pembayaran kepada rekeningNessa Golden Wood. Saudara ketiga, FendyGosal, terdaftar sebagai kontak di MenaraMas dalam lisensi perusahaan ETPIK.

Kasus 23 kontainer menunjukkan sejumlahkelemahan dalam penegakan hukum. Suapmemastikan bahwa pemeriksaan fisik olehsurveyor Sucofindo dan persyaratan BRIKuntuk lisensi ETPIK dapat dengan mudahdihindari. Kurangnya kerjasama antaraberbagai instansi masih terjadi. Pada bulanNovember 2009 Kementerian Kehutananmenyurati bea cukai di Jakarta, memintauntuk bergabung dalam investigasi kasus 23kontainer. Balasan belum diterima sampaibulan Mei 2010, yang berarti bahwa aspekperaturan bea cukai terkait kasus ini danpelanggaran peraturan kehutanan belumdigabungkan. Akhirnya, pejahatsesungguhnya, Hengky Gosal, belumditindak sementara staff bawahan di MenaraMas dan Sucofindo dengan mudah menjadikambing hitam.

8

anon

ymou

s

BAWAH:

Kantor Bea Cukai pelabuhan

tanjung Priok menunjukkan

kayu bulat merbau kepada

media menyusul penangkapan

23 kontainer UD Menara Mas

milik Hengky Gosal, 19 oktober

2009.

Page 11: EIA report 0208 - eia-international.org · 4 menugaskan satgas pemberantasan mafia hukum untuk menyelesaikan masalah ini, mengurangi dan mengakhiri aktifitas-aktifitas ini.I(8) Masih

Kota Surabaya di Jawa Timur merupakanpusat utama pengolahan kayu di Indonesia,termasuk kayu merbau. Surabaya juga lokasipelabuhan Indonesia yang paling sibuk, yaituTanjung Perak. Dikarenakan faktor-faktorini, Surabaya telah menjadi poros utamaperdagangan dan penyelundupan kayumerbau.

Sebagian besar pabrik pengolahan kayu diSurabaya bertempat di daerah industriGresik. Di sini, kayu bulat merbau dariPapua diproses menjadi berbagai produk jadidan setengah jadi untuk diekspor, terutamabahan untuk lantai kayu dan decking.Meskipun sebagian besar operasi ini legaldan telah mematuhi peraturan pengawasanekspor kayu bulat dan kayu gergajianIndonesia, namun masih dijumpai aktivitasperdagangan yang menjual kayu merbauilegal ke pasar internasional, terutama keChina.

Di bulan Juni 2010 saja, petugas dipelabuhan Tanjung Perak berhasil menahandua pengiriman kayu ilegal, termasukmerbau, untuk tujuan ekspor. Dalam kasuspertama, delapan kontainer berisi merbau,eboni dan meranti ditangkap dalamperjalanan ke Singapura, Taiwan danChina.(27) Kasus kedua melibatkan penahanantujuh kontainer berisi kayu merbau dan jeniskayu lainnya.(28)

Investigasi Telapak/EIA telahmengungkapkan aktifitas kejahatan yangsedang dilakukan pengusaha Surabayabernama Ricky Gunawan, salah satupenyelundup kayu merbau yang paling aktifdi Surabaya. Bukti-bukti yang dikumpulkandi Surabaya, Singapura, dan Guangzhouserta Xiamen di China sejak 2006 semuanyamenunjuk pada peran utama Gunawan dalamperdagangan kayu merbau ilegal.Telapak/EIA telah menyerahkan beberapalaporan tentang Gunawan kepada pihakberwewenang Indonesia, namun belum adapenyelidikan atas dirinya. Sampai bulanDesember 2009 dia masih mengirimkanbalok-balok merbau ilegal ke China selatan.

Investigator Telapak/EIA pertama kalibertemu dengan Gunawan di bulan Nopember2006. Dengan menyamar sebagai pembelikayu, tim investigator bertemu dengan RikiSumandi, direktur perusahaan Lido diSurabaya, yang sebelumnya mengiklankan

balok merbau untuk dijual ke pasar luarnegeri.

Sumandi mengajak tim investigator keGresik, dimana akhirnya mereka dikenalkandengan Ricky Gunawan, mitra bisnisSumandi yang juga direktur SurabayaTrading.

Gunawan langsung menyombongkankemampuannya untuk melanggar hukum danmemasok kayu merbau ilegal dengan risikominim karena koneksi yang dimilikinya. Iamengklaim mengapalkan sampai 3.000 meterkubik merbau gergajian kering (oleh udarapanas) ke China setiap bulannya. Setelahmemotong kayu bulat di Gresik, iamenjelaskan bagaimana kayu tersebutdimuat ke dalam kontainer di lima gudangterpisah di daerah tersebut dan dikapalkanke pelabuhan-pelabuhan China sepertiShanghai, Huangpu, Shenzhen, Guangzhoudan Shantou. Sekitar 50 kontainer dikirimsetiap bulannya. Gunawan menangani duapembeli besar – satu dari Singapura dansatunya lagi dari Hong Kong.

Dalam pertemuan tersebut, Gunawanmengatakan: “Ekspor ini tidak legal. Hari inimungkin tidak ada masalah. Minggu depan,saya tidak tahu. Saat kargo tiba di China,jangan dibuka di pelabuhan”. Iamenambahkan bahwa kadang-kadang iaharus menghentikan pengiriman, ketikakoneksinya di bea cukai Tanjung Perakmemperingatkannya jika ada pengawasanyang ketat.

Rincian investigasi telah disampaikankepada Kementerian Kehutanan namun tidakada tindakan apa-apa.

Nama Gunawan muncul kembali di tahun2008. Di bulan April tahun 2008Kementerian Perdagangan Indonesiamemberikan “dispensasi” khusus ataslarangan ekspor kayu gergajian kepada tigaperusahaan di Surabaya. Dispensasi inimengijinkan ketiga perusahaan untukmengekspor “komponen rumah” dari kayumerbau ke China. Ketiga perusahaan ini,yaitu Surabaya Trading, Grafity Merindo danTrias Hasil Alam Lestari, seluruhnya terkaitdengan Gunawan dan mendapatkan ijinuntuk mengekspor 70.000 meter kubikmerbau atas dasar bahwa “komponen rumah”tersebut ditujukan untuk sebuah proyek

9

anon

ymou

sSINDIkAT kAyU SURABAyA

PALING ATAS:

Petugas bea cukai surabaya sedang

memeriksa kayu merbau dalam

sembilan kontainer milik surabaya

trading menyusul penangkapannya di

bulan april 2009.

ATAS:

ricky Gunawan, seorang penyelundup

besar kayu merbau asal surabaya.

© e

Ia/t

elap

ak

Page 12: EIA report 0208 - eia-international.org · 4 menugaskan satgas pemberantasan mafia hukum untuk menyelesaikan masalah ini, mengurangi dan mengakhiri aktifitas-aktifitas ini.I(8) Masih

10

pembangunan di Mongolia. Dikatakan jugabahwa komponen tersebut adalah bagian dariupaya rekonstruksi menyusul gempa bumiyang terjadi di Sichuan.

Sumber di Surabaya menyatakan bahwapengiriman “komponen rumah” olehGunawan tersebut sesungguhnya adalahkayu gergajian kasar merbau, serupa denganyang dia selundupkan di tahun 2006.Informasi yang berhasil didapat olehTelapak/EIA di China menunjukkan bahwapengapalan tersebut tidak ditujukan untukproyek pembangunan rumah di Mongolia,namun untuk dijual kepada pabrik lantaikayu dan mebel di China.(29)

Salah satu penadah terbesar merbau yangdikirim Surabaya Trading di tahun 2008adalah perusahaan Fujian Pan-ChineseTrading, yang berlokasi di propinsi Fujian,China bagian selatan. Selama bulan Mei2008 Gunawan mengirimkan 40 kontainerberisi “komponen rumah dari kayu merbau”ke perusahaan Fujian Pan-Chinese Trading.Di bulan Juli 2008 investigator dariTelapak/EIA yang menyamar sebagaipembeli kayu menghubungi perusahantersebut dan diberitahu bahwa perusahaantersebut menerima sekitar 200 kontainerkayu merbau per bulannya dari Surabaya,dengan harga 1.100 dolar per meter kubik.Kayu tersebut dijual kepada pabrik-pabrikpenghasil lantai kayu, pintu dan tangga kayudi China.

Gunawan muncul kembali di bulan April2009, ketika petugas bea cukai pelabuhanTanjung Perak menahan sembilan kontainerberisi kayu merbau yang ditujukan untukekspor ke China. Pemilik pengirimantersebut adalah perusahaan SurabayaTrading milik Gunawan. Pengirimantersebut diloloskan untuk ekspor olehperusahan inspeksi pihak ketiga yaituSucofindo karena ditujukan untukpembangunan jembatan, Dengan demikianmaka kayu tersebut dibebaskan darilarangan ekspor kayu gergajian. Namun,dalam pemeriksaannya petugas bea cukaimendapati adanya perbedaan antarapenjelasan yang tertera pada dokumenpengiriman dengan kondisi fisik kayu didalam kontainer yang mengindikasikanketidaksesuaian dengan deskripsi komponenjembatan.

Investigasi Telapak/EIA mengungkapkanbahwa merbau tersebut tidak pernahditujukan untuk pembangunan jembatan. Dibulan Mei 2009 investigator Telapak/EIAbertemu dengan Zheng Jianyang, manajerperusahaan Xiamen Sanstar Trading, dikantornya di kota Xiamen, Fujian, China.Dokumen pengiriman menunjukkan bahwaXiamen Sanstar Trading adalah calonpenerima dari kesembilan kontainer yangditahan di pelabuhan Tanjung Perak.

Dalam pertemuan selama satu jam, Zhengmengklaim bahwa perusahaannya adalahsalah satu importir terbesar merbau asalIndonesia di China, termasuk balok kayu

yang dilarang untuk diekspor menurutperundang-undangan Indonesia. Zhengmenyatakan bahwa sumber kayunya berasaldari Surabaya dan Sulawesi, dan ia menjualkayu merbau tersebut ke pabrik penghasilpintu, tangga kayu, jendela dan lantai kayudi seluruh China. Tidak sekali pun iamenyebut-nyebut tentang proyek jembatan,meskipun dia menceritakan bagaimana cetakbiru proyek pembangunan palsu digunakanuntuk mendapatkan ijin ekspor.

Setelah adanya intervensi dari beberapapejabat pemerintah dan anggota DPRD yangmewakili Gunawan, dinas bea cukai harusmelepaskan kontainer yang ditahan tersebut.Sekali lagi Gunawan berhasil lolos dariinvestigasi petugas.(30)

Aktifitas Gunawan dikenal baik oleh parapenyelundup. Salah satunya adalah Ng YitFooi dari Singapura, pemimpin perusahaanSoh Timber Binders. Telapak/EIA pertamakali bertemu dengan Ng di tahun 2003 ketikasedang melakukan investigasi atasperdagangan kayu ramin yang amatmenguntungkan. Dalam pertemuannyadengan investigator Telapak/EIA, Ngmemberi tahu bahwa bagaimana iamengapalkan kayu ramin yang dilindungidari pulau Sumatra ke China denganmenggunakan surat-surat palsu. Ia jugamengklaim bahwa bisnis utamanya adalahberdagang kayu merbau dari Papua keChina.

Telapak/EIA secara tidak sengajamenemukan nama Ng pada saat mengamatiperdagangan kayu merbau di Makassartahun 2010, di mana terungkap bahwa SohTimber Binders adalah salah satu pelangganMenara Mas. Di bulan Mei 2010 investigatorTelapak/EIA menemui Ng kembali dipabriknya di Singapura. Ng menjelaskanbahwa bisnis utamanya kini adalah kayu besi(ironwood/belian) dari Malaysia, namun iamasih memperjualbelikan kayu merbau dariMakassar dan Surabaya melalui jaringanagennya. Ia menunjukkan kepadainvestigator Telapak/EIA sebuah lembarpenagihan pengiriman balok merbau ilegalyang ia beli dari Surabaya Trading di bulanDesember 2009 dengan harga 1.150 dolarper meter kubik untuk dikapalkan keGuangzhou di China. Ketika ditanya tentangSurabaya Trading, Ng langsung menyebutnama Gunawan, seorang “teman” yangdigambarkannya sebagai “penyelundup”. Iamengatakan bahwa alasan ia membeli dariGunawan adalah karena “Gunawan memilikijalur untuk lolos dari bea cukai”. Di gudangmilik Ng, Telapak/EIA melihat sebagianbalok kayu yang dikirim Gunawan.

Selama lima tahun Gunawan telah berhasilmenyelundupkan balok-balok kayu merbaukeluar dari Surabaya ke China denganmenggunakan berbagai siasat. Bahkanketika salah satu pengirimannya ditahan,akhirnya dibebaskan juga, yangmenunjukkan kekuatan pengaruhkoneksinya dan menjelaskan mengapasampai sekarang ia belum juga ditindak.©

tel

apak

/eIa

, May

201

eIa

/tel

apak

BAWAH:

Balok-balok kayu di gudang

perusahaan soh timber Binders’,

singapura, Mei 2010.

PALING BAWAH:

ng yit Fooi dari perusahaan soh

timber Binders’, singapura, Mei

2010. ng mengimpor balok kayu

merbau ilegal dari ricky Gunawan.

Page 13: EIA report 0208 - eia-international.org · 4 menugaskan satgas pemberantasan mafia hukum untuk menyelesaikan masalah ini, mengurangi dan mengakhiri aktifitas-aktifitas ini.I(8) Masih

Pasar internasional merbau telah berubahbelakangan ini dikarenakan faktor-faktorseperti resesi ekonomi, trend konsumen,peraturan perpajakan di China, peraturanekspor kayu di Indonesia dan ketersediaanpasokan kayu. Meskipun adanya perubahan-perubahan ini, investigasi Telapak/EIA ditahun 2009 dan 2010 mengungkapkanbahwa di pasar-pasar kunci seperti China,India, AS dan Eropa, perdagangan masihterus tumbuh subur. Baik Amerika Serikatmaupun Eropa memiliki kebijakanpelarangan impor kayu ilegal; amandemenperaturan Lacey Act di Amerika Serikatdiberlakukan tahun 2008, sementaraperaturan kayu Uni Eropa akan diberlakukanmulai tahun 2012. China terus mengimpordalam jumlah besar kayu ilegal.

cHINA

Bulan Mei dan Juni 2009, investigator dariTelapak/EIA mengunjungi pasar kayu Furendi Shanghai, yang merupakan pusatperdagangan kayu utama China. Meskipunterjadi penurunan dalam keseluruhanketersediaan kayu asal Indonesia (akibatmeningkatnya harga bahan baku,menurunnya pasokan dan penegakan hukumyang lebih tegas di Indonesia), kayu merbautetap merupakan komoditas perdaganganutama asal Indonesia di pasar tersebut.

Telapak/EIA melihat antrian kontainermerbau asal Indonesia sedang dibongkar digudang. Sebagian besar tampak sepertibahan lantai kayu setengah jadi, yang masihdiijinkan untuk diekspor menurut perundang-undangan di Indonesia, namun terdapatsejumlah besar kayu gergajian dan balokkayu merbau yang diselundupkan keluarIndonesia. Salah seorang pedagang di sanamemperkirakan lebih dari 80 persen merbauasal Indonesia yang tiba di Furen dalambentuk kayu gergajian dan balok, sertakurang dari 20 persen merupakan “flooringblank”. Sebagian besar bahan-bahan inidipasok ke pabrik-pabrik di sekitar Shanghaidan Nanxun, pusat penghasil lantai kayuutama yang terletak di provinsi tetangga,yaitu Zhejiang.

Sebelumnya, di tahun 2005 sejumlah besarlantai kayu merbau buatan China diekspor keEropa dan AS. Menjelang tahun 2009 lantaikayu merbau banyak dijual ke pasardomestik karena meningkatnyakesejahteraan konsumen China dan resesiekonomi yang melanda Eropa dan AS. Hal inijuga merupakan konsekuensi dari penerapanpajak ekspor sebesar 10 persen atas eksporlantai kayu solid yang diperkenalkan tahun2006.

Meskipun bahan lantai kayu yang teramati dipabrik-pabrik yang dikunjungi Telapak/EIAtahun 2009 umumnya sudah memenuhipersyaratan ekspor Indonesia, adaperusahaan-perusahaan yang terang-terangan mengambil bahan dari sumber yangilegal. Salah satu dari perusahaan-perusahaan ini adalah Cheerson Flooring diNanxun. Manajer bagian ekspor perusahaantersebut menyatakan bahwa merekamengimpor secara teratur kayu merbau dankempas gergajian kasar yang telahdikeringkan langsung dari Indonesia. Digudang perusahaan, investigatorTelapak/EIA ditunjukkan tumpukan kayugergajian kasar yang sedang menunggupemrosesan. Ekspor seperti itu adalah ilegalberdasarkan aturan di Indonesia.

Selama kunjungan ke Haoweifu Wood,sebuah pabrik yang utamanya menghasilkanlantai kayu merbau dan kempas, pemilikpabrik mengungkapkan kepada investigatorTelapak/EIA bahwa ia mengambil merbaulewat seorang agen asal China di Papua,yang mendapatkan kayu dari sumber yang“tidak sah”. Ia mengatakan: “Merekamenebang dan menjualnya ke orang Cina.Lalu, orang-orang Cina ini mencari jalanuntuk mengirimkannya ke China. Begitusampai di China, kayu-kayu ini menjadi legal.Padahal, sebelumnya seluruhnya adalahilegal.” Ia juga mengungkapkan bahwadokumen legalitas kayu yang ia dapatkan“dibeli dari dari pejabat pemerintah yangkorup.” Ia menekankan bahwa memilikikontak yang tepat sangat penting untukmengamankan kayu dan dokumen.

Seperti halnya lantai kayu, terdapat sebuahpasar besar kayu gergajian dan balok kayu

11

© e

Ia/t

elap

akPASAR kAyU MERBAU

PALING ATAS:

Balok kayu merbau asal Indonesia

seperti terlihat di Pasar Kayu Furen,

shanghai, bulan Mei 2009, merupakan

pemandangan biasa dan bukti terus

berlangsungnya penyelundupan dari

Indonesia.

ATAS:

Pasar Furen, dekat shanghai, pasar

kayu terbesar China.

© e

Ia/t

elap

ak

Page 14: EIA report 0208 - eia-international.org · 4 menugaskan satgas pemberantasan mafia hukum untuk menyelesaikan masalah ini, mengurangi dan mengakhiri aktifitas-aktifitas ini.I(8) Masih

merbau di China. Kayu-kayu ini utamanyadigunakan untuk pintu, tiang pintu, kusenjendela, tangga dan komponen furnitur.Sebagian besar produk dijual di dalamnegeri. Sebagian besar kayu gergajian danbalok kayu asal Indonesia yang teramati dipasar Furen melanggar aturan ekspor diIndonesia.

Ketika investigator dari Telapak/EIAmengunjungi Senao Timber, balok-balokbesar merbau dipajang secara terbuka. Sangpemilik mengatakan ia membeli daripedagang Singapura namun mengakui bahwakayu-kayu tersebut digergaji dan dikemasdalam kontainer di Surabaya, Indonesia,sebelum diekspor ke China. ShanghaiFenghua Wood adalah salah satu perusahaanyang mengimpor kayu gergajian dan balokkayu asal Indonesia, termasuk merbau dankempas. Pemilik perusahaan mengatakanbahwa ia mengambil kayu merbau daripemasok di Malaysia Timur. Iamenambahkan bahwa kayu tersebut “berasaldari Indonesia…namun karena Indonesiatidak boleh mengekspor balok kayu, kayutersebut dibawa dari Indonesia keMalaysia…kayu bulat tersebut digergaji diMalaysia, setelah itu baru diekspor keChina.”

Perusahaan perdagangan dan pengolahankayu swasta bukanlah satu-satunya yangmengimpor merbau ilegal dari Indonesia –salah satu tujuan pengiriman kayu bulatmerbau yang ditahan di Jakarta bulanOktober 2009 adalah konglomerasi BUMNChina bernama Jiangsu Skyrun InternationalGroup.

INDIA

Salah satu pasar merbau asal Indonesia yangterus berkembang adalah India. Tahun 2006,EIA bertemu dengan Pangeran Elavarasandari perusahaan Singapura bernama SPBCons Marine Import-Export yang mengeksorsejumlah besar balok dan kayu bulat merbaudan bengkirai ke India. Ia mengungkapkanbahwa kayu bulat merbau tersebutdiselundupkan secara sistematis dengantongkang dari Papua ke Kuantan di Malaysialewat Kalimantan. Di India, merbau

digunakan terutama untuk pintu dan kusenjendela, sementara bengkirai digunakanuntuk truck flooring.

Sebagian dari pengiriman 23 kontainer kayubulat merbau yang ditahan tahun 2009ditujukan untuk perusahaan di kota Kolkatayang bernama Sri Balaji Logs Products.Informasi yang tidak valid dari pedagang-pedagang lain mengatakan bahwa Indiahanya mengambil bahan baku dalam bentukkayu bulat dan balok kayu, dan bukanproduk setengah jadi atau produk jadi.

EROPA DAN AMERIkA SERIkAT

Uni Eropa dan Amerika Serikat dari dulutelah menjadi pembeli utama produk-produkkayu merbau, terutama untuk keperluanlantai kayu dan decking, yang dihasilkanIndonesia dan China. Sejak resesi ekonomitahun 2007, pabrik-pabrik telah mengalamipenurunan ekspor yang drastis ke pasar-pasar ini.

Tahun 2009 Telapak/EIA menemui pemasokbesar dari Singapura, yang memiliki pabrikpenghasil produk decking merbau danbengkirai di Surabaya. Ia mengatakan bahwaekspor ke negara-negara Eropa sepertiBelgia, Belanda dan Jerman mengalamipenurunan sebesar 70 persen akibat resesi.

Situasi serupa juga terjadi di China di manapabrik-pabrik mengalami penurunan pesanandari Eropa dan Amerika Serikat. Karenanyabanyak perusahaan mengalihkan perhatianmereka pada penjualan domestik atau samasekali meninggalkan kayu merbau sebagaibahan baku.

Meskipun terjadi penurunan ekonomi, namunbeberapa perusahaan manufaktur Chinaterus mengekspor lantai kayu dari merbauasal Indonesia kepada pengecer dandistributor di Eropa dan Amerika Serikat.Perusahaan-perusahaan tersebut termasukShanghai Lingge Flooring, melakukan eksporke Amerika Serikat, dan Haoweifu Wood,yang menghasilkan sekitar 10.000 meterpersegi lantai kayu merbau per bulannya danmengekspor produknya terutama ke AmerikaSerikat dan Perancis.

12

kIRI BAWAH:

Para pekerja di Cheerson Flooring,

nanxun, Mei 2010.

kANAN BAWAH:

sebagian besar balok kayu asal

Indonesia yang dijual di Furen

digunakan untuk membuat tangga

kayu dan pintu

© e

Ia/t

elap

ak

© e

Ia/t

elap

ak

Page 15: EIA report 0208 - eia-international.org · 4 menugaskan satgas pemberantasan mafia hukum untuk menyelesaikan masalah ini, mengurangi dan mengakhiri aktifitas-aktifitas ini.I(8) Masih

© e

Ia/t

elap

ak

1. telapak/eIa, the last Frontier, 20052. telapak/eIa, the thousand-Headed snake, 20073. Human rights Watch, Wild Money, 20094. lawson et al, Illegal logging and related trade,

Chatham House 20105. letter of Intent between norway and Indonesia,

Cooperation on reducing Greenhouse Gasemissions from Deforestation and ForestDegradation, Mei 2010

6. Indonesia Corruption Watch, Corruption withinillegal logging eradication, 2009

7. sekretariat negara republik Indonesia,sambutan Presiden rI pada sidang KabinetParipurna, 5 april 2010.,http://www.setneg.go.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=4434

8. antara, President: Mafia Behind Illegal loggingCases, 7 april 2010

9. Intruksi Presiden republik Indonesia no. 4tahun 2005

10. telapak/eIa, Up for Grabs, 200911. jakarta Globe, sBy Calls for Developed

Countries to Help Indonesia in Battle againstGlobal Warming

12. suara Pembaruan, Penebangan liar Marakselama reformasi, 25% Hutan Papua Hilang, 29april 2010

13. telapak/eIa, Up for Grabs, 200914. Kompas, Military Police Personnel suspected

Involved in Illegal logging, 18 Maret 200515. telapak, Bencana dan harapan, Maret 201016. suara Pembaruan, stop log exports from

Mamberamo, 16 nopember 200917. tabloid jubi, ribuan log Ilegal Ditemukan di

Mamberamo, 8 juni 201018. tempo, Pengiriman ribuan Kubik Kayu Ilegal

Dari Papua ke jawa Digagalkan, 21 juni 201019. tempo, 9 juni 201020. Peraturan Bersama Gubernur Provinsi Papua

dan Gubernur Provinsi Papua Barat, 18september 2007

21. www.bpphp17.web.id/database22. www.dephut.go.id/files/datarelease_

bpk08_0.pdf23. Keputusan Menteri Perdagangan no. 20/M-

DaG/Per/5/200824. agro Indonesia, laporan surveyor sang

Penentu, 27 oktober 2009

25. tempo, Kasus Penyelundupan Kayu 23Kontainer Mulai Disidangkan, 8 Februari 2010

26. Berita Kota Makassar, jual 23 Kontainer Kayu,Divonis Dua tahun, 25 juni

27. tanjung Perak customs office press release, 11juni 2010

28. surabaya Post, 21 juni 201029. telapak/eIa, a Backwards step, 200930. surabaya Pagi, Dua Pejabat Bea Cukai Perak

Berseberangan, 23 Februari 2010

REFERENSI

REkOMENDASIPemerintah Indonesia telah membuatkemajuan yang signifikan dalampemberantasan pembalakan liar sejak tahun2005. Meskipun jumlah kayu ilegal yangmengalir keluar dari Indonesia selama paruhpertama dekade ini telah menurun, namunpenegakan hukum yang efektif atas pihakyang bertanggung jawab, yaitu pihakpemberi dana, pemimpin perusahaan danpejabat korup, masih amat memprihatinkan.Tidaklah mengherankan jika PresidenIndonesia telah memerintahkan SatgasPemberantasan Mafia Hukum untuk menelitikasus-kasus pembalakan liar. Satgastersebut perlu memfokuskan perhatian padadua nama penyelundup merbau yangdisebutkan dalam laporan ini, yaitu RickyGunawan dan Hengky Gosal.

Pembalakan liar dan perdagangan ilegalkayu merbau di Indonesia adalah tanda-tanda kegagalan yang meluas dalampenegakan hukum dan tata kelola di sektorkehutanan secara keseluruhan. Dari carut-marut pengelolaan hutan alam yang amatberharga di Papua sampai kegagalanlembaga-lembaga seperti badan inspeksimilik negara Sucofindo dan BadanRevitalisasi Industri Kehutanan (BRIK)untuk mencegah pelanggaran laranganpembalakan dan kayu gergajian, jelasterlihat adanya kebutuhan akan sistempengawasan yang lebih efektif jika tindakanpemberantasan pembalakan liar hendakditingkatkan.

Untungnya, peluang untuk menyusun sistem-sistem yang sesuai untuk mencapai tujuanini sudah tersedia dalam Sistem VerifikasiLegalitas Kayu (SVLK) yang baru. PeraturanKementerian Kehutanan memiliki potensi –jika diimplementasikan secara penuh –untuk mewujudkan transparansi dan regulasiyang selayaknya pada sektor kehutananIndonesia yang korup dan penuhketidakjelasan.

PEMERINTAH INDONESIA PERLU:

l Mencantumkan merbau dalam ApendiksIII Konvensi Perdagangan InternasionalSpesies yang Terancam (CITES) dengansebuah kuota pedagangan yangberkelanjutan.

l Melakukan penyelidikan formal terhadapaktifitas ilegal Ricky Gunawan danHengky Gosal.

l Menjelaskan status hukum danimplementasi pengawasan terhadappengiriman kayu dari Papua.

l Memastikan bahwa Sistem VerifikasiLegalitas Kayu (SVLK) diterapkan secarapenuh, termasuk penerapan sanksi padalembaga sertifikasi yang gagal melakukanfungsinya dengan efektif.

l Memastikan bahwa Sistem VerifikasiLegalitas Kayu (SVLK) mensyaratkanpenelusuran asal-usul kayu secaralengkap hingga ke sumber legalnya.

l Meninjau kembali posisi Sucofindosebagai satu-satunya badan inspeksiekspor kayu yang resmi.

l Meninjau kembali efektifitas InstruksiPresiden No. 4 tahun 2005 mengingatadanya bukti-bukti bahwa lembaga-lembaga penegakan hukum gagal menjalinkerja sama secara efektif untukmemberantas pembalakan liar.

l Memberdayakan satgas yang bertanggungjawab langsung ke Presiden untuk upayapemberantasan pembalakan liar.

13

Page 16: EIA report 0208 - eia-international.org · 4 menugaskan satgas pemberantasan mafia hukum untuk menyelesaikan masalah ini, mengurangi dan mengakhiri aktifitas-aktifitas ini.I(8) Masih

ENvIRONMENTAL INvESTIGATION AGENcy (EIA)

62/63 Upper Street

London  N1 0Ny, Uk

Tel: +44 (0) 20 7354 7960 

Fax: +44 (0) 20 7354 7961

email: [email protected]  

www.eia-international.org 

EIA US

P.O.Box  53343

Washington Dc 20009 USA

Tel: +1 202 483 6621

Fax: +202 986 8626

email: [email protected]

TELAPAk

Gedung Alumni IPB,

Jl. Pajajaran No. 54, Bogor 16143, 

INDONESIA

Tel: +62 251 8393 245

Fax: +62 251 8393 246

www.telapak.org