75
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI KABUPATEN SUKOHARJO TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika OLEH : LUKMAN HARUN NIM. S 850209110 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

  • Upload
    vuxuyen

  • View
    241

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS VII SMP

NEGERI KABUPATEN SUKOHARJO

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Matematika

OLEH :

LUKMAN HARUN

NIM. S 850209110

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

2

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu

semakin pesat dan canggih, didukung pula oleh arus globalisasi yang semakin

hebat. Fenomena tersebut memunculkan adanya persaingan dalam berbagai

bidang kehidupan, diantaranya adalah bidang pendidikan.

Untuk mencapai keberhasilan pendidikan, guru dan siswa memegang

peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Di dalam mengajar

pasti ada subjek yang belajar. Guru mempunyai tugas dan tanggung jawab yang

luas. Selain sebagai pengajar, guru juga dituntut berlaku sebagai pembimbing dan

pendidik.

Dalam proses belajar mengajar yang berlangsung di kelas sebaiknya sudah

banyak melibatkan aktivitas siswa dalam belajar. Para siswa dituntut aktivitasnya

tidak hanya untuk mendengarkan, memperhatikan dan mencerna pelajaran yang

diberikan guru. Akan tetapi, juga sangat dimungkinkan para siswa aktif bertanya

kepada guru pada saat guru memberikan pertanyaan, sehingga menuntut siswa

untuk menjawabnya.

Salah satu hambatan dalam pembelajaran matematika adalah bahwa siswa

kurang tertarik pada matematika karena banyak siswa yang mengalami kesulitan

dan merasa menderita bila menghadapi soal-soal matematika, sehingga dapat

mengakibatkan prestasi belajar matematika sangat rendah bila dibandingkan

dengan mata pelajaran yang lain. Hal itu dapat dilihat pada hasil nilai Latihan

Ujian Akhir Nasional di SMP Negeri Kabupaten Sukoharjo. Nilai rata-rata

Latihan UAN pada tahun ajaran 2009/2010 untuk mata pelajaran Matematika

adalah 4,73 nilai rata-rata mata pelajaran Bahasa Inggris adalah 8,89 dan nilai

rata-rata mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 8,42. Dari data nilai tersebut

dapat diketahui bahwa nilai rata-rata mata pelajaran matematika lebih rendah

dibandingkan dengan rata-rata nilai mata pelajaran yang lain.

Page 3: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

3

Pendidikan matematika mencakup proses mengajar, proses belajar dan

proses berpikir kreatif. Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki

strategi agar siswa dapat bekerja secara efektif dan efisien.

Penggunaan pendekatan pembelajaran dalam menyajikan pelajaran sangat

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Penggunaan pendekatan

pembelajaran yang bervariasi akan mengatasi kejenuhan siswa dalam menerima

pelajaran. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendekatan pembelajaran dalam

menyajikan materi pelajaran berpengaruh pada tingkat pemahaman siswa.

Dalam melakukan proses belajar mengajar guru dapat memilih dan

menggunakan beberapa pendekatan pembelajaran. Masing-masing pendekatan

mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kekurangan suatu pendekatan

pembelajaran dapat ditutup oleh pendekatan pembelajaran yang lain sehingga

guru dapat menggunakan beberapa pendekatan pembelajaran sekaligus. Pemilihan

suatu pendekatan perlu memperhatikan beberapa hal seperti materi yang

disampaikan, tujuan pembelajaran, waktu yang tersedia dan banyaknya siswa,

serta hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar.

Namun demikian dalam prakteknya sering dijumpai bahwa guru dalam

mengajar hanya menggunakan satu pendekatan atau satu metode saja. Metode

konvensional saat ini masih mendominasi dunia pendidikan dan pengajaran

termasuk pengajaran matematika. Metode ini banyak menghambat proses belajar

itu sendiri karena secara teoritis suatu metode mungkin cocok untuk suatu pokok

bahasan tertentu tetapi belum tentu cocok untuk pokok bahasan yang lain.

Salah satu pendekatan yang diharapkan dapat membuat siswa lebih

bermakna adalah pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).

Pendekatan CTL mengaitkan materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata,

sehinga siswa dapat membuat hubungan antara pengetahuan yang diperolehnya

dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, anggota keluarga dan

masyarakat.

Penggunaan pendekatan pembelajaran yang kurang tepat mungkin dapat

menghambat tercapainya tujuan pengajaran. Tidak semua pendekatan

pembelajaran bisa digunakan pada suatu pokok bahasan tertentu. Oleh karena itu

Page 4: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

4

sebelum memilih dan melaksanakan suatu pendekatan pembelajaran, guru harus

memperhatikan beberapa hal seperti: materi, tujuan pembelajaran, waktu yang

tersedia, fasilitas yang tersedia, kemampuan guru, dan lain-lain yang berkaitan

dengan proses belajar mengajar sehingga dapat memilih pendekatan pembelajaran

yang tepat yang harus diterapkan pada kelas tertentu dan pokok bahasan tertentu.

Karena dalam belajar matematika memerlukan pemahaman sungguh-sungguh,

pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat mempunyai andil yang besar di

dalam meningkatkan prestasi belajar matematika. Penggunaan pendekatan

pembelajaran yang tepat membuat pemahaman siswa terhadap materi atau konsep

yang disampaikan akan baik. Dengan demikian hasil belajar atau prestasi belajar

siswa sesuai dengan yang diharapkan.

Salah satu masalah dalam pengajaran matematika yaitu masih rendahnya

pretasi belajar siswa. Rendahnya prestasi belajar siswa ini mungkin disebabkan

kurang tepatnya pemilihan pendekatan pembelajaran yang digunakan guru dalam

menyampaikan suatu pokok bahasan. Selain itu belum digunakannya fasilitas

belajar dalam setiap kegiatan belajar mengajar kemungkinan dapat mempengaruhi

prestasi belajar matematika siswa. Oleh karena itu, dengan penerapan CTL

diharapkan siswa menemukan banyak hal yang menarik dalam mempelajari

matematika, sehingga bisa meningkatkan prestasi belajar matematika.

Rendahnya hasil belajar matematika siswa juga sering dikaitkan dengan

asal sekolah dasar yang sangat beragam. Artinya dapat diduga bahwa kemampuan

awal siswa tinggi, kemampuan awal sedang dan kemampuan awal rendah dapat

mempengaruhi hasil prestasi belajar matematika .

Pembelajaran matematika pada materi segi empat membutuhkan

kemampuan siswa untuk mengaitkan dengan materi sebelumnya yaitu garis dan

sudut. Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran CTL, proses pembelajaran

menjadi lebih bermakna karena siswa akan lebih aktif dalam memahami konsep

dengan mengaitkan materi yang dipelajari dengan materi yang sudah dipelajari.

Kemampuan awal siswa memiliki peranan yang sangat penting dalam

belajar matematika, karena terdapat keterkaitan antara materi yang satu dengan

materi yang lainnya. Sehingga cepat lambatnya siswa dalam menguasai materi

Page 5: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

5

dipengaruhi oleh tingkat kemampuan awal. Siswa yang memiliki kemampuan

awal tinggi dan sedang mungkin tidak mengalami kesulitan dalam memahami

materi sehingga memiliki prestasi belajar matematika yang lebih baik. Tetapi bagi

siswa yang memiliki kemampuan awal rendah mungkin mengalami banyak

kesulitan dalam memahami materi sehingga mengakibatkan rendahnya prestasi

belajar matematika siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1 Sebagian besar guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan

pendekatan pembelajaran satu arah yaitu guru aktif sedangkan peserta didik

pasif, padahal ada beberapa topik bahasan dimana pendekatan tersebut kurang

tepat untuk diterapkan sehingga dimungkinkan rendahnya prestasi belajar

matematika peserta didik disebabkan karena kurang tepatnya pemilihan

pendekatan pembelajaran yang sesuai. Oleh karena itu akan diteliti apakah

penggunaan pendekatan pembelajaran berpengaruh dalam peningkatan

prestasi belajar matematika peserta didik.

2 Pada umumnya prestasi belajar matematika peserta didik masih rendah. Hal

ini dimungkinkan karena belum optimalnya pemanfaatan kondisi internal

peserta didik khususnya kemampuan awal peserta didik untuk mempelajari

materi berikutnya.

3 Banyak peserta didik dalam belajar matematika kurang aktif dalam mengikuti

proses pembelajaran dan hanya mengorganisir sendiri apa yang diperolehnya

tanpa mengkomunikasikan dengan peserta didik lain sehingga dimungkinkan

rendahnya prestasi belajar matematika peserta didik disebabkan karena

kurangnya pemahaman terhadap topik bahasan yang dipelajarinya.

4 Kurangnya kebermaknaan dalam belajar matematika dimungkinkan

disebabkan karena kurangnya kemampuan peserta didik dalam membentuk

hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan aplikasi atau penerapan

pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Page 6: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

6

C. Pemilihan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti hanya ingin

melakukan penelitian yang terkait dengan membandingkan prestasi belajar

matematika siswa pada pokok bahasan segi empat yang diberi pembelajaran

menggunakan pendekatan CTL dan dengan pendekatan ekspositori. Selain itu

peneliti juga ingin membandingkan prestasi belajar matematika siswa yang

mempunyai tingkat kemampuan awal tinggi, sedang dan rendah.

Alasan dipilihnya permasalahan tersebut adalah karena sesuai dengan

paradigma baru pendidikan yang menekankan bahwa proses pendidikan formal

sekolah harus memiliki ciri-ciri yaitu pembelajaran lebih menekankan pada proses

pembelajaran (learning) daripada mengajar (teaching).

D. Pembatasan Masalah

Agar dalam mengadakan penelitian dapat seefektif dan seefisien mungkin,

maka perlu diadakan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang

dikaji dalam penelitian ini adalah:

1 Prestasi belajar dalam penelitian ini dibatasi pada prestasi belajar bangun datar

segi empat (Persegi panjang, persegi, jajar genjang dan layang-layang) kelas

VII SMP ditinjau dari kemampuan awal siswa.

2 Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan CTL

untuk kelas eksperimen dan pendekatan ekspositori untuk kelas kontrol.

E. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah penelitian

sebagai berikut:

1 Apakah peserta didik yang diberi pembelajaran matematika dengan

menggunakan pendekatan CTL mempunyai prestasi belajar yang lebih baik

daripada peserta didik yang diberi pembelajaran matematika dengan

ekspositori?

Page 7: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

7

2 Apakah peserta didik yang kemampuan awalnya tinggi lebih baik prestasi

belajarnya daripada peserta didik yang kemampuan awalnya sedang atau

rendah, dan peserta didik yang kemampuan awalnya sedang lebih baik prestasi

belajarnya daripada peserta didik yang kemampuan awalnya rendah?

3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan

ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan apakah siswa dengan

kemampuan awal tinggi mempunyai prestasi yang lebih baik dibandingkan

siswa dengan kemampuan awal sedang maupun rendah dan siswa dengan

kemampuan awal sedang mempunyai prestasi yang lebih baik dibanding siswa

dengan kemampuan awal rendah pada masing-masing pendekatan

pembelajaran (CTL dan ekspositori)?

F. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui peserta didik yang diberi pembelajaran matematika dengan

menggunakan pendekatan CTL mempunyai prestasi belajar yang lebih baik

daripada peserta didik yang diberi pembelajaran matematika dengan

ekspositori.

2. Untuk mengetahui peserta didik yang kemampuan awalnya tinggi lebih baik

prestasi belajarnya daripada peserta didik yang kemampuan awalnya sedang

atau rendah, dan peserta didik yang kemampuan awalnya sedang lebih baik

prestasi belajarnya daripada peserta didik yang kemampuan awalnya rendah.

3 Untuk mengetahui apakah pada masing-masing tingkat kemampuan awal

tinggi, sedang dan rendah, pendekatan pembelajaran CTL akan menghasilkan

prestasi belajar matematika siswa yang lebih tinggi dibandingkan dengan

pendekatan ekspositori dan mengetahui apakah pada masing-masing

pendekatan tersebut tingkat kemampuan awal siswa akan berpengaruh pada

prestasi belajar siswa.

Page 8: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

8

G. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini peneliti berharap semoga hasilnya dapat berguna

untuk:

1. Memberi masukan kepada guru atau calon guru matematika dalam

menentukan metode mengajar yang tepat, yang dapat menjadi alternatif lain

selain metode yang biasa digunakan guru (metode konvensional) dalam

pelajaran matematika.

2. Memberikan informasi kepada guru atau calon guru untuk lebih menekankan

siswa pada kebermaknaan proses belajar mengajar.

3. Bahan pertimbangan dan masukan atau referensi ilmiah dan menumbuhkan

motivasi untuk meneliti pada mata pelajaran lain atau permasalahan yang

prosedur penelitiannya hampir sama.

Page 9: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

9

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Prestasi Belajar Matematika

Dalam bidang pendidikan sering dijumpai kata-kata prestasi, belajar,

prestasi belajar, prestasi belajar matematika. Berikut ini akan diuraikan

pengertian dari kata-kata tersebut.

a. Prestasi

Pada akhir proses belajar mengajar siswa selalu dituntut untuk

memberikan prestasi-prestasi tertentu yang menampakkan hasil belajar

secara nyata dan relevan bagi tujuan yang diharapkan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:787) disebutkan

bahawa “Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah

dilakukan, dikerjakan dan sebagainya)”.

Sutartinah Tirtonegoro (1984:43) mengemukakan bahwa “Prestasi

adalah hasil pengukuran serta penilaian usaha belajar. Prestasi belajar ini

dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, maupun simbol pada tiap periode

tertentu.”

Sedangkan Zaenal Arifin (1990:3) mengemukakan bahwa “Prestasi

adalah hasil dari kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam

menyelesaikan suatu hal.”

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi

adalah hasil yang telah dicapai dari kemampuan, keterampilan dan sikap

sesorang dalam menyelesaikan suatu hal dalam bentuk huruf atau angka.

b. Belajar

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, belajar

merupakan kegiatan yang paling pokok. Berhasil tidaknya pencapaian

tujuan pendidikan bayak tergantung kepada bagaimana proses belajar

mengajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.

Page 10: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

10

Menurut Winkel (1996:53) bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas

mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,

yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan ini bersifat secara

relatif konstan dan berbekas”.

Sumadi Suryabrata (1990: 249) mengatakan bawa belajar itu

sebagai berikut:

1) Belajar itu membawa perubahan

2) Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru

3) Perubahan itu terjadi karena usaha yang disengaja.

Dari pendapat tersebut dapat disimpukan bahwa belajar adalah

suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif

dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan.

Menurut cara pandang teori konstruktivisme (dalam M. Saekhan

Muchith, 2008: 71) bahwa “Belajar adalah proses untuk membangun

pengetahuan melalui pengalaman nyata di lapangan. Artinya siswa akan

cepat memiliki pengetahuan jika pengetahuan itu dibangun atas dasar

realitas yang ada di dalam masyarakat”.

Sedangkan Ormond dalam Correiro, Griffin, Hart (2008: 457)

mendefinisikan sebagai berikut:

Learning is an active process emphasizing purposeful interaction and the

use of knowledge in a meaningful environment. Scientific experiments are,

by nature, inquiry-based activities; developing scientists must learn to

propose hypotheses, design experiments, and select appropriate materials.

Many cognitive psychologists have portrayed learning as a process of

creating individual meaning and understanding from personal

experiences, a perspective referred to as constructivism.

Berdasarkan pengertian belajar menurut teori konstruktivisme di

atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang

dilakukan oleh seseorang untuk mengkonstruksi atau membangun

pemahaman baru sedikit demi sedikit berdasarkan pemahaman yang sudah

dipunyai melalui pengalaman nyata yang ada di lingkungannya.

Page 11: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

11

c. Prestasi Belajar

Suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila tujuan

instruksional khusus dapat tercapai. Tujuan instruksional khusus tersebut

merupakan hasil belajar yang telah ditetapkan, baik menurut aspek isi

maupun aspek perilaku.

Proses belajar mengajar menghasilkan perubahan dipihak siswa,

dimana perubahan tersebut berupa kemampuan diberbagai bidang yang

sebelumnya tidak dimiliki siswa. Menurut Gagne dalam (Winkel;

1996:482), “Kemampuan-kemampuan itu digolongkan atas kemampuan

dalam hal informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan

kognitif, kemampuan internal yang harus dinyatakan dalam suatu prestasi.

Menurut Winkel (1996:482), “Prestasi belajar yang diberikan oleh siswa,

berdasarkan kemampuan internal yang diperolehnya dengan tujuan

instruksional, menampakkan hasil belajar”.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:787), “Prestasi

belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya dengan nilai tes atau angka

nilai yang diberikan guru”.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002:120) yang

menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil

adalah hal-hal berikut:

1) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai

prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok.

2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus

telah dicapi oleh siswa, baik secara individu maupun kelompok.

d. Pengertian Matematika

Matematika sebagai wahana pendidikan tidak hanya dapat

digunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya mencerdaskan

kehidupan bangsa, tetapi dapat pula membentuk kepribadian siswa serta

Page 12: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

12

mengembangkan keterampilan tertentu. Hal ini mengarah kepada

pembelajaran nilai-nilai dalam kehidupan melalui matematika.

Ada beberapa definisi mengenai matematika, diantaranya adalah

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999: 637), “Matematika adalah

ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur

operasional yang digunakan dalam menyelesaikan masalah mengenai

bilangan”. Sedangkan Ruseffendi (1998:260) mengemukakan bahwa

“Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan

dengan ide, proses, dan penalaran”.

Simbolisasi dalam matematika menjamin adanya komunikasi dan

mampu memberikan keterangan untuk membentuk suatu konsep baru.

Konsep baru terbentuk karena adanya pemahaman terhadap konsep

sebelumnya sehingga matematika itu konsep-konsepnya tersusun secara

hierarkis (Herman Hudoyo, 1988:3).

Matematika adalah sebagai sarana berpikir deduktif yang hemat

akan kata-kata dan cermat dalam menentukan sesuatu dalam derajat

kepastian yang tinggi. Tanpa matematika, pengetahuan akan berhenti pada

tahap kuantitatif yang tidak memungkinkan untuk meningkatkan

penalarannya lebih jauh (Herman J. Waluyo, 2007: 36).

Jadi, Matematika adalah sarana berpikir deduktif yang hemat akan

kata-kata, cermat dalam menentukan sesuatu, yang timbul karena pikiran

manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran.

e. Pengertian Prestasi Belajar Matematika

Telah diuraikan di atas bahwa belajar adalah suatu proses

perubahan tingkah laku yang baru dalam berinteraksi dengan lingkungan

yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Berhasil dengan baik atau

tidaknya belajar tergantung kepada bermacam-macam faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar.

Page 13: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

13

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut

Ngalim Purwanto (1990:102) dibedakan menjadi dua golongan yaitu:

1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor

individual atau faktor internal, seperti kondisi psikologis, minat,

kemampuan awal, kecerdasan (intelegensi), bakat dan faktor pribadi

lainnya.

2) Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial atau faktor

eksternal, yaitu keluarga, guru, metode mengajar, serta faktor luar yang

lain.

Selain faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar di atas,

prestasi belajar matematika akan baik jika proses belajar mengajar

matematika juga berlangsung dengan baik, yaitu proses belajar-mengajar

yang melibatkan intelektual dan emosional peserta didik secara optimal.

Hal ini dapat tercapai bila faktor-faktor ini dkelola dengan baik. Faktor-

faktor tersebut menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002:

48) adalah sebagai berikut:

1) Tujuan

Tujuan adalah cita-cita yang ingin dicapai dari suatu

pelaksanaan kegiatan.

2) Bahan Pelajaran

Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam

proses belajar mengajar.

3) Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar inti kegiatan dalam pendidikan.

Dalam kegiatan belajar mengajar ini akan melibatkan seluruh

komponen pengajaran.

4) Metode

Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

Page 14: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

14

5) Alat

Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka

mencapai tujuan pengajaran.

6) Sumber Pengajaran

Sumber dan bahan belajar adalah segala sesuatu yang dapat

dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran sebagai bahan

untuk belajar seseorang.

7) Penilaian

Penilaian dipergunakan untuk melihat bagaimana terjadinya

interaksi, dengan demikian kita dapat melihat berlangsungnya proses

belajar mengajar.

Dalam penelitian ini akan dilihat dua faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar matematika yaitu faktor dari peserta didik (siswa) yang

berkaitan dengan kemampuan awal dan pendekatan pembelajaran yang akan

digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran.

2. Pendekatan Pembelajaran

Menurut Syaiful Sagala (2006:68): pendekatan pembelajaran

merupakan aktivitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran apakah guru

akan menjelaskan suatu pengajaran dengan materi bidang studi yang sudah

tersusun dalam urutan tertentu ataukah dengan menggunakan materi yang

terkait satu dengan yang lainnya dalam tingkat kedalaman yang berbeda atau

bahkan merupakan materi yang terintegrasi dalam suatu kesatuan multi

disiplin ilmu.

a. Pendekatan Ekspositori

Istilah Ekspositori berasal dari konsep eksposisi yang berarti memberi

penjelasan. Ekspositori adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan

kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seseorang guru

kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai

materi pembelajaran secara optimal.

Page 15: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

15

Pendekatan ini bertolak dari pandangan bahwa tingkah laku kelas

dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru atau

pengajar. Hakekat mengajar menurut pandangan ini adalah menyampaikan

ilmu pengetahuan kepada siswa. Siswa dipandang sebagai objek yang

menerima apa yang diberikan guru (Syaiful Sagala, 2006:79).

Dalam pendekatan ini menunjukkan bahwa guru berperan lebih

aktif dibandingkan siswanya karena guru telah mengelola dan

mempersiapkan bahan ajaran secara tuntas sedangkan siswanya berperan

lebih pasif tanpa banyak melakukan pengolahan bahan karena hanya

menerima bahan ajaran yang disampaikan oleh guru.

Langkah-langkah Penerapan Ekspositori:

1) Persiapan (Preparation)

Dalam pendekatan ekspositori langkah persiapan sangat

penting, keberhasilan pembelajaran sangat tergantung dari langkah

persiapan.

2) Penyajian (Presentation)

Langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan

persiapan yang dilakukan. Dalam penyajian, bagaimana agar materi

yang disampaikan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa.

3) Korelasi (Correlation)

Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi

pelajaran dengan pengalaman siswa dengan hal-hal lain yang

memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitan dengan struktur

pengetahuan yang dimiliki. Langkah korelasi dilakukan untuk

memberi makna terhadap materi pelajaran. Sering terjadi dalam suatu

pembelajaran dari guru dimana ia tidak dapat menangkap makna

materi yang ia ajarkan.

4) Menyimpulkan (Generalitation)

Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti dari

materi pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan dalam

pendekatan ekspositori yaitu mengambil inti sari dari proses penyajian.

Page 16: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

16

Menyimpulkan berarti memberikan keyakinan kepada siswa tentang

kebenaran suatu paparan sehingga siswa tidak ragu.

5) Mengaplikasikan (Application)

Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa

setelah mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini sangat penting

sebab melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi

tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran.

Kelebihan metode ekspositori:

1) Dapat menampung kelas besar, karena setiap siswa mempunyai

kesempatan yang sama untuk mendengarkan.

2) Bahan pelajaran atau keterangan dapat diberikan secara lebih urut oleh

guru.

3) Guru dapat memberi tekanan pada hal-hal yang penting sehingga

waktu dapat digunakan sebaik mungkin.

4) Isi silabus dapat diselesaikan dengan mudah karena guru tidak harus

menyesuaikan dengan kecepatan belajar siswa.

5) Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran

tidak menghambat dilaksanakannya pelajaran.

Kekurangan metode ekspositori:

1) Pelajaran berjalan membosankan dan siswa pasif karena hanya

menerima bahan ajaran yang disampaikan oleh guru.

2) Kepadatan konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat siswa tidak

mampu menguasai materi yang diajarkan.

3) Pengetahuan yang didapatkan melalui pendekatan ini lebih cepat

terlupakan.

4) Ceramah menyebabkan siswa menjadi belajar menghafal sehingga

siswa kurang mengerti dan memahami materi yang disampaikan.

Page 17: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

17

b. Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching And Learning

1). Definisi pendekatan kontekstual

CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru

mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia

nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan

mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Hal ini menurut

Syaiful Sagala (2006) dilakukan dengan melibatkan beberapa

komponen utama pembelajaran yang efektif.

Pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem yang

merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna.

Otak terus menerus mencari makna dan menyimpan hal-hal bermakna.

Pembelajaran kontekstual mengajak para siswa membuat hubungan-

hubungan yang mengungkapkan makna, sehingga pembelajaran

kontekstual memiliki potensi untuk membuat para siswa berminat

belajar. (Johnson 2009: 35).

Menurut Shamsid (2006: 26) pembelajaran kontekstual

didefinisikan sebagai konsep mengajar dan belajar yang membantu

guru menghubungkan isi pelajaran dengan situasi dunia nyata.

Pembelajaran kontekstual merupakan proses pembelajaran inovatif

yang membantu siswa menghubungkan isi pelajaran dengan konteks

kehidupan. Pembelajaran kontekstual menantang siswa untuk

menghubungkan konsep akademik dengan kehidupan sehari-hari dan

merangsang murid untuk berpikir kritis yang membuat pelajaran

menjadi efektif dan bertahan lama. (Shamsid & Smith, 2006)

Blanchard, Bern dan Erickson (dalam Kokom Komalasari 2009:

262) mengemukakan:

“Contextual learning is a teaching and learning concept that helps

teachers to relate the materials taught with the real world situation

and encourages the students to make correlation between their existing

knowledge and its application in their lives as the members of family,

society and the nation. Therefore, contextual learning enables the

Page 18: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

18

students to relate the material content with daily life context to

discover the meaning”.

2). Komponen Pendekatan Kontekstual

Menurut Syaiful Sagala (2006), komponen-komponen utama

pembelajaran yang efektif yakni:

a) Konstruktivisme (constructivism)

Konstruktivisme (contructivism) merupakan landasan

berpikir (filosofi) pendekatan kontekstual, yaitu pengetahuan

dibangun sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui

konteks yang terbatas, sempit dan tidak dengan tiba-tiba.

Burns, Heath, dan Dimock (1998: 1) mengemukakan

bahwa

”Constructivism is both a philosophy and a theory of learning. The

key concept of constructivism is that learning is an active process

of creating, rather than acquiring knowledge”. Sedangakan

menurut Tobin dan Tippins (dalam Jones dan Laura, 2002: 5)

“Constructivism is a form of realism where reality can only be

known in a personal and subjective way”.

Dalam pandangan konstruktivisme, strategi memperoleh

lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa

memperoleh dan mengingat pengetahuan. Untuk itu tugas guru

adalah memfasilitasi proses tersebut dengan cara:

(1). Menjadikan pengetahuan lebih bermakna bagi siswa.

(2). Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan

idenya sendiri.

(3). Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri

dalam belajar.

Menurut Marlow dan Page (dalam Huang, 2006: 2)

contrasted constructivist learning with traditional learning in four

key ways.

1. Constructivist learning is about constructing knowledge, not

receiving it.

Page 19: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

19

2. Constructivist learning is about understanding and applying,

not recall.

3. Constructivist learning is about thinking and analyzing, not

accumulating and memorizing.

4. Constructivist learning is about being active, not passive.

Sedangkan Mayer dan Hendry (dalam Karagiorgi &

Symeou, 2005: 18) “According to the constructivist theory,

knowledge is being actively constructed by the individual and

knowing is an adaptive process, which organises the individual’s

experiential world”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konstruktivisme

merupakan suatu proses pembelajaran dimana siswa membangun

pemahaman terhadap suatu materi berdasarkan pemahaman yang

sudah ada dan mengembangkannya dengan mengaplikasikan pada

dunia nyata sehingga pada akhirnya diperoleh suatu pembelajaran

yang bermakna.

b) Bertanya (questioning)

Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari

bertanya karena bertanya merupakan strategi utama pembelajaran

yang berbasis pendekatan kontekstual. Dalam sebuah pembelajaran

yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk:

(1). Menggali informasi baik administrasi maupun akademis.

(2). Mengecek pemahaman siswa.

(3). Membangkitkan respon pada siswa.

(4). Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa.

(5). Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa.

(6). Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang

dikehendaki guru.

(7). Untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari

siswa.

(8). Untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa.

Page 20: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

20

c) Menemukan (inquiry)

Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan

pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual. Pengetahuan

dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hanya

hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi juga hasil dari

menemukan sendiri. Siklus inquiry adalah:

(1). Observasi (observation).

(2). Bertanya (questioning).

(3). Mengajukan dugaan (hipotesis).

(4). Pengumpulan data (data gathering).

(5). Penyimpulan (conclusion)

d) Masyarakat belajar (learning community)

Konsep learning community menyarankan agar hasil

pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil

belajar diperoleh dari sharing antar teman, antar kelompok, dan

antara yang tahu ke yang belum tahu.

e) Pemodelan (modeling)

Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau

pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Model itu

memberi peluang yang besar bagi guru untuk memberi contoh cara

mengerjakan sesuatu dengan begitu guru memberi model tentang

bagaimana cara belajar.

Dalam pendekatan kontekstual guru bukan satu satunya

model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa, seorang

siswa dapat ditunjuk untuk memberi contoh temannya.

f) Refleksi (reflection)

Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru

dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah

kita lakukan dalam hal belajar dimasa yang lalu. Refleksi

merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan

yang baru diterima.

Page 21: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

21

Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses belajar.

Pengetahuan yang dimiliki siswa diperluas melalui konteks

pembelajaran, yang kemudian diperluas sedikit demi sedikit

sehingga semakin berkembang. Guru atau orang dewasa membantu

siswa membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan yang

dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang baru. Dengan

refleksi itu siswa merasa memperoleh sesuatu yang berguna bagi

dirinya tentang apa yang baru dipelajarinya.

g) Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)

Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang

bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa.

Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru

agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses

pembelajaran dengan benar.

Karakteristik Authentic Assessment adalah:

(1). Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran

berlangsung.

(2). Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif.

(3). Yang diukur keterampilan dan performansi bukan hanya

mengingat fakta.

(4). Berkesinambungan.

(5). Terintegrasi.

(6). Dapat digunakan sebagai feed back.

Berdasarkan tujuh unsur CTL diatas dapat disimpulkan bahwa

CTL dapat dikatakan sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang

mengakui dan menunjukkan kondisi alamiah dari pengetahuan.

Melalui hubungan di dalam dan di luar kelas, CTL menjadikan

pengalaman lebih relevan dan berarti bagi siswa dalam membangun

pengetahuan yang akan mereka terapkan dalam kehidupannya. CTL

menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi pelajaran yang

dipelajari siswa dengan konteks dimana materi tersebut digunakan,

Page 22: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

22

serta berhubungan dengan bagaimana seseorang belajar atau cara siswa

belajar.

Jadi, dengan pendekatan kontekstual para siswa akan lebih

bermakna dan bertanggung jawab terhadap belajarnya. Pendekatan ini

membantu guru menghubungkan materi pelajaran dengan dunia nyata

dan memotivasi siswa untuk menghubungkan antara pengetahuan dan

aplikasinya dengan kehidupan mereka.

3. Kemampuan Awal

Setiap individu mempunyai kemampuan belajar yang berlainan. Hal

ini perlu mendapatkan perhatian guru sebelum melaksanakan pembelajaran,

karena proses pembelajaran sedikit banyak akan dipengaruhi oleh kemampuan

belajarnya.

Menurut Atwi Suparman (2001:120) kemampuan awal adalah

pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki siswa sehingga mereka

dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Sedangkan Toeti Soekamto (1997:38)

mengatakan kemampuan awal siswa adalah kemampuan awal yang telah

dimiliki oleh siswa sebelum melaksanakan pembelajaran.

Menurut Dick dan Carey (1990:85) mengatakan kemampuan awal

adalah kemampuan-kemampuan yang sudah dikuasai sebelum proses

pembelajaran pokok bahasan tertentu dimulai. Driscoll (1994:144) mengutip

pendapat Ausubel yang menyatakan bahwa dengan mengaktifkan kemampuan

awal yang relevan merupakan hal yang sangat penting untuk menghasilkan

belajar yang bermakna, karena dengan adanya kemampuan awal akan

merupakan penyediaan landasan dalam belajar hal-hal yang baru.

Hasil belajar matematika yang berupa keterampilan-keterampilan

matematika yang memiliki struktur perilaku yang bersifat hirarkikal atau

keterampilan yang satu merupakan prasyarat untuk dapat belajar keterampilan

berikutnya. Kemampuan awal ini penting untuk diketahui guru sebelum

memulai pembelajaran pokok bahasan tertentu, karena dengan demikian dapat

diketahui: (a) apakah siswa telah mempunyai pengetahuan dan keterampilan

Page 23: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

23

yang merupakan prasyarat untuk mengikuti pembelajaran dengan optimal. (b)

sejauh mana siswa telah mengetahui materi yang akan dipelajari. Kemampuan

awal siswa dapat diukur melalui tes awal, interview, atau dengan tanya jawab.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Sebagai perbandingan, dalam penelitian ini peneliti akan menguraikan

hasil penelitian terdahulu antara lain:

1. Penelitian Diana Indriastuti Kusuma Wijaya (2009) yang berjudul Efektifitas

Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kontekstual ditinjau dari

Lingkungan Belajar pada Pokok Bahasan Aritmetika Sosial Siswa Kelas VII

SMP Kota Surakarta, dengan hasil penelitian prestasi belajar siswa pada

pokok bahasan aritmetika sosial dengan pendekatan kontekstual lebih baik

dari pada prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif.

Persamaan antara hasil penelitian di atas dengan penelitian ini terletak pada

pendekatan pembelajaran, adapun perbedaanya adalah tinjauan lingkungan

belajar, materi pembelajaran dan tingkat sekolah.

2. Yusak Sugiarto (2009) dengan judul tesis “Efektivitas Pendekatan

Matematika Realistik Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika

Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa SMK” dengan hasil:

a. Secara umum prestasi belajar matematika dalam pembelajaran dengan

pendekatan matematika realistik lebih baik daripada prestasi belajar

matematika dalam pembelajaran konvensional.

b. Siswa yang berkemampuan awal tinggi mempunyai prestasi belajar sama

dengan berkemampuan sedang, tetapi siswa berkemampuan awal tinggi

lebih baik daripada berkemampuan awal rendah dan siswa berkemampuan

awal sedang prestasi belajarnya sama dengan siswa yang berkemampuan

awal rendah.

c. Perbedaan prestasi belajar dari masing-masing pendekatan pembelajaran

konsisten pada masing-masing kemampuan awal dan perbedaan prestasi

belajar dari masing-masing kemampuan awal pada masing-masing

pendekatan pembelajaran.

Page 24: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

24

Persamaan antara hasil penelitian di atas dengan penelitian ini terletak

pada tinjauan kemampuan awal, adapun perbedaanya adalah pendekatan

pembelajaran dan tingkat sekolah.

3. Mochtar Sanusi (2008) dengan judul tesis “Pengaruh Pembelajaran

Penyelesaian Masalah Terhadap Prestasi Belajar Bilangan Berpangkat

Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa SMK Negeri Magetan” dengan hasil:

a. Terdapat perbedaan pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaran

penyelesaian masalah dan pendekatan pembelajaran konvensional

terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan Operasi Bilangan

Berpangkat. Rataan hasil belajar matematika pada pokok bahasan Operasi

Bilangan Berpangkat siswa dengan pendekatan penyelesaian masalah lebih

baik dibandingkan dengan rataan hasil belajar matematika dengan

pendekatan pembelajaran konvensional.

b. Terdapat perbedaan pengaruh kemampuan awal tinggi, sedang dan rendah

terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan Operasi Bilangan

Berpangkat. Dengan kata lain terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada

pokok bahasan Operasi Bilangan Berpangkat antara siswa berkemampuan

awal tinggi, sedang dan rendah. Hal ini ditunjukkan bahwa rataan hasil

belajar dari siswa berkemampuan awal tinggi lebih baik daripada siswa

berkemampuan awal sedang dan rendah, demikian pula rataan hasil belajar

siswa berkemampuan awal sedang lebih baik dibandingkan rataan hasil

belajar siswa berkemampuan awal rendah.

c. Tidak ada interaksi antara penggunaan pendekatan pembelajaran dan

kemampuan awal siswa. Artinya untuk pendekatan pembelajaran

penyelesaian masalah, rataan prestasi belajar siswa yang berkemampuan

awal tinggi lebih baik dibandingkan dengan rataan prestasi belajar siswa

yang berkemampuan awal tinggi dengan pendekatan pembelajaran

konvensional. Demikian juga untuk rataan prestasi belajar siswa yang

berkemampuan awal sedang dan rendah.

Page 25: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

25

Persamaan antara hasil penelitian di atas dengan penelitian ini terletak

pada tinjauan kemampuan awal siswa, adapun perbedaanya adalah: Pendekatan

pembelajaran, topik bahasan dan tingkat sekolah.

C. Kerangka Berpikir

Prestasi belajar matematika siswa merupakan salah satu bentuk hasil

belajar siswa dalam belajar matematika dari segi kognitifnya. Banyak faktor yang

mempengaruhi keberhasilan siswa dalam pelajaran matematika, diantaranya

adalah pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan

belajar mengajar matematika.

1. Penggunaan pendekatan pembelajaran cukup besar pengaruhnya terhadap

keberhasilan guru dalam mengajar. Pemilihan pendekatan pembelajaran yang

tidak tepat justru dapat menghambat tercapainya tujuan mengajar. Pendekatan

pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan salah

satu pembelajaran yang efektif. Dengan pendekatan kontekstual pembelajaran

berpusat pada siswa, dimana siswa belajar secara aktif untuk mengembangkan

pengetahuan mereka sendiri. Di dalam pembelajaran kontekstual mereka akan

lebih mudah untuk memahami suatu konsep apabila mereka dapat berdiskusi

dan mengkomunikasikan masalah tersebut dengan temannya. Pendekatan

pembelajaran kontekstual adalah suatu cara pembelajaran yang berorientasi

pada proses, sehingga pembelajaran tersebut akan lebih bermakna dan dapat

meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu materi serta menghasilkan

prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan pendekatan

pembelajaran ekspositori. Dalam pembelajaran ekspositori siswa kurang aktif

dalam belajar karena siswa hanya memperoleh pengetahuan dari apa yang

disampaikan oleh guru.

2. Pada dasarnya untuk menyampaikan pokok bahasan segi empat, diperlukan

keaktifan siswa agar dapat lebih memahami materi yang disampaikan oleh

guru. Dalam proses pembelajaran guru dihadapkan pada siswa yang berbeda-

beda. Di dalam pelajaran matematika ada keterkaitan antara materi satu

Page 26: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

26

dengan materi yang lainnya. Kemampuan awal merupakan prasyarat yang

diperlukan untuk mengikuti pembelajaran materi berikutnya, sehingga cepat

lambatnya siswa dalam menguasai materi pelajaran matematika dipengaruhi

oleh tingkat kemampuan awal siswa. Siswa yang mempunyai kemampuan

awal tinggi atau sedang mungkin tidak mengalami kesulitan dalam memahami

materi pelajaran matematika sehingga mempunyai prestasi belajar yang lebih

baik. Tetapi untuk siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah mungkin

akan mengalami banyak kesulitan dalam memahami materi pelajaran

matematika yang akan mengakibatkan rendahnya prestasi belajar matematika

siswa. Sehingga siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi

dimungkinkan prestasi belajar matematika lebih baik daripada siswa yang

mempunyai kemampuan awal sedang dan rendah serta siswa yang mempunyai

kemampuan awal sedang prestasi belajar matematika lebih baik daripada

siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah.

3. Pendekatan pembelajaran dan kemampuan awal merupakan faktor

keberhasilan dalam proses pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan.

Penggunaan pendekatan pembelajaran tidak selalu efektif di setiap situasi

karena adanya perbedaan kemampuan awal siswa. Siswa yang mempunyai

kemampuan awal tinggi atau sedang akan lebih cocok dengan pendekatan

pembelajaran CTL namun tidak untuk siswa yang mempunyai kemampuan

awal rendah. Karena dalam pembelajaran CTL diperlukan peran aktif siswa

dalam mempelajari materi secara mandiri, sehingga siswa yang memiliki

kemampuan awal tinggi dan sedang akan menemukan sendiri konsep

pengetahuan sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Kemampuan awal

merupakan modal bagi siswa dalam membangun konsep matematika yang

dimiliki. Dengan demikian pendekatan pembelajaran CTL dimungkinkan

menghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik dibandingkan pendekatan

pembelajaran ekspositori pada siswa yang mempunyai kemampuan awal

tinggi dan sedang, sedangkan pada siswa yang mempunyai kemampuan awal

rendah tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika baik pembelajaran

CTL maupun pembelajaran dengan pendekatan ekspositori.

Page 27: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

27

Dari pemikiran di atas, dapat digambarkan pola pemikiran dalam

penelitian sebagai berikut:

Gambar.2.1 Paradigma penelitian

Keterangan:

a : pendekatan pembelajaran

b : kemampuan awal siswa

ab : prestasi belajar

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut di atas, maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

1. Prestasi belajar matematika siswa yang diberi pembelajaran dengan

pendekatan CTL akan lebih baik jika dibandingkan dengan prestasi belajar

matematika siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan ekspositori.

2. Peserta didik yang kemampuan awalnya tinggi lebih baik prestasi belajarnya

daripada peserta didik yang kemampuan awalnya sedang atau rendah, dan

peserta didik yang kemampuan awalnya sedang lebih baik prestasi belajarnya

daripada peserta didik yang kemampuan awalnya rendah.

3. a. Pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning

(CTL) menghasilkan prestasi belajar matematika siswa yang lebih baik

dibandingkan pembelajaran yang menggunakan pendekatan ekspositori

hanya pada siswa dengan kemampuan awal tinggi dan sedang. Pada siswa

dengan kemampuan awal rendah, tidak ada perbedaan antara pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan CTL maupun dengan pendekatan

ekspositori.

a

b

ab

Page 28: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

28

b. Pada masing-masing pembelajaran dengan pendekatan CTL dan

pendekatan ekspositori, siswa dengan kemampuan awal tinggi mempunyai

prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan kemampuan awal

sedang maupun rendah dan siswa dengan kemampuan awal sedang

mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan siswa dengan

kemampuan awal rendah.

Page 29: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

29

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Sukoharjo pada siswa kelas

VII Tahun Pelajaran 2009/2010 semester genap.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran

2009/2010, dengan tahapan sebagai berikut:

a. Tahap persiapan

Tahap persiapan meliputi pengajuan judul penelitian, penyusunan proposal

penelitian, penyusunan instrumen, penyusunan rencana pembelajaran serta

konsultasi dan pengajuan ijin tempat penelitian.

b. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan meliputi uji coba instrumen, pelaksanaan eksperimen

dengan menerapkan pendekatan pembelajan Contextual Teaching and

Learning (CTL) dan pendekatan pembelajaran ekspositori, dan pengambilan

data dengan instrumen yang telah diuji validitas, analisis butir soal dan

reliabilitasnya.

c. Tahap penyelesaian

Tahap penyelesaian meliputi mengolah data dan membuat laporan

penelitian.

B. Metode Penelitian

Penelitian dalam tesis ini merupakan penelitian eksperimen semu. Karena

pada pelaksanaan penelitian ini peneliti tidak mungkin mengontrol semua

variabel. Budiyono (2003: 82) mengemukakan bahwa “Tujuan penelitian

eksperimen semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan

bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam

keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasi

semua variabel yang relevan”.

Page 30: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

30

Dalam penelitian ini ditentukan variabel yang dapat dikontrol adalah

variabel bebas yaitu pendekatan pembelajaran CTL sebagai kelas eksperimen dan

pendekatan pembelajaran ekspositori sebagai kelas kontrol. Kedua kelas

diasumsikan sama dalam semua segi dan hanya berbeda dalam pemberian

pendekatan pembelajaran. Variabel bebas lain yang dapat dikontrol dan mungkin

ikut mempengaruhi variabel terikat adalah kemampuan awal siswa. Sedangkan

variabel bebas yang tidak dapat dikontrol pada saat penelitian misalnya tingkat

ekonomi orang tua, tingkat gizi, fasilitas belajar di rumah dan lain sebagainya.

Sebelum memulai perlakuan, terlebih dahulu dilakukan uji keseimbangan

dengan menggunakan uji t. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bahwa siswa yang

akan dikenai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai

kemampuan matematika yang sama. Data yang akan digunakan untuk uji

keseimbangan adalah nilai hasil ujian semester ganjil mata pelajaran matematika.

Sedangkan pada akhir penelitian, kedua kelompok tersebut diberikan tes yang

sama, yaitu tes prestasi belajar matematika pada materi segi empat dan hasilnya

akan digunakan untuk analisis dengan uji statistik.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2003: 115) “Populasi adalah keseluruhan

subyek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri

Kabupaten Sukoharjo kelas VII semester genap tahun pelajaran 2009/2010 yang

berjumlah 41 SMP Negeri, yaitu:

Tabel 3.1. Data SMP Negeri di Sukoharjo

No Nama Sekolah Kategori No Nama Sekolah Kategori

1. SMP N 1 Sukoharjo Tinggi 22. SMP N 4 Sukoharjo Sedang

Page 31: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

31

2. SMP N 1 Mojolaban Tinggi 23. SMP N 1 Weru Sedang

3. SMP N 1 Tawangsari Tinggi 24. SMP N 3 Nguter Sedang

4. SMP N 1 Kartasura Tinggi 25. SMP N 2 Bendosari Sedang

5. SMP N 2 Sukoharjo Tinggi 26. SMP N 2 Gatak Sedang

6. SMP N 5 Sukoharjo Tinggi 27. SMP N 7 Sukoharjo Sedang

7. SMP N 1 Polokarto Tinggi 28. SMP N 3 Weru Sedang

8. SMP N 3 Sukoharjo Tinggi 29. SMP N 1 Nguter Rendah

9. SMP N 3 Kartasura Tinggi 30. SMP N 3 Tawangsari Rendah

10. SMP N 1 Bulu Tinggi 31. SMP N 4 Tawangsari Rendah

11. SMP N 1 Gatak Tinggi 32. SMP N 3 Polokarto Rendah

12. SMP N 2 Tawangsari Tinggi 33. SMP N 3 Bendosari Rendah

13. SMP N 1 Grogol Tinggi 34. SMP N 3 Grogol Rendah

14. SMP N 2 Nguter Sedang 35. SMP N 2 Grogol Rendah

15. SMP N 2 Mojolaban Sedang 36. SMP N 6 Sukoharjo Rendah

16. SMP N 2 Kartasura Sedang 37. SMP N 2 Bulu Rendah

17. SMP N 1 Baki Sedang 38. SMP N 2 Baki Rendah

18. SMP N 2 Weru Sedang 39. SMP N 2 Polokarto Rendah

19. SMP N 4 Polokarto Sedang 40. SMP N 4 Nguter Rendah

20. SMP N 3 Mojolaban Sedang 41. SMP N 3 Bulu Rendah

21. SMP N 1 Bendosari Sedang

(Sumber: Rekapitulasi Hasil Latihan Ujian Nasional MKKS SMP Negeri

Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010)

2. Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2003: 115) “Sampel adalah sebagai atau

wakil dari populasi yang akan diteliti”. Dalam penelitian, tidak perlu untuk

meneliti semua subyek dalam populasi, karena selain membutuhkan biaya yang

besar juga memerlukan waktu yang lama. Untuk itu dengan mengambil sebagian

subyek suatu populasi atau sering disebut dengan teknik pengambilan sampel

diharapkan hasil penelitian yang diperoleh dapat menggambarkan populasi yang

bersangkutan.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Page 32: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

32

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Stratified Cluster

Random Sampling, dimana populasi siswa SMP Negeri Kabupaten Sukoharjo

terdiri dari 41 SMP Negeri yang terbagi dalam 3 kelompok berdasarkan peringkat

sekolah, yaitu tinggi, sedang dan rendah. Kemudian secara acak dipilih 1 sekolah

yang mewakili masing-masing kelompok dan diperoleh SMP Negeri 1 Gatak dari

kelompok tinggi, SMP Negeri 1 Baki dari kelompok sedang dan SMP Negeri 2

Baki dari kelompok rendah. Setelah terpilih 1 sekolah untuk setiap kelompok

kemudian dipilih 2 kelas yang akan dipergunakan sebagai kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol dengan teknik Random Sampling. Sehingga diperoleh

sampel yang tediri 2 kelompok yang terdiri dari 6 kelas, yaitu 3 kelas sebagai

kelompok eksperimen dan 3 kelas sebagai kelompok kontrol.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas, yaitu pendekatan

pembelajaran dan kemampuan awal siswa pada mata pelajaran matematika serta

satu variabel terikat yaitu prestasi belajar matematika siswa.

1. Variabel Bebas: Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan Awal Siswa

1) Pendekatan Pembelajaran

a. Definisi Operasional

Pendekatan pembelajaran adalah cara menyampaikan bahan pelajaran

kepada siswa guna mecapai tujuan pembelajaran, yaitu pendekatan

pembelajaran CTL pada kelas eksperimen dan pendekatan

pembelajaran Ekspositori pada kelas kontrol.

b. Indikator

Memberikan pendekatan pembelajaran dengan pendekatan

pembelajaran CTL dan pendekatan pembelajaran ekspositori.

c. Skala Pengukuran

Skala nominal dengan dua kategori yaitu pendekatan pembelajaran

CTL dan pendekatan pembelajaran ekspositori.

d. Simbol : a1 = Pendekatan pembelajaran CTL dan a2 = Pendekatan

pembelajaran ekspositori.

Page 33: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

33

2) Kemampuan Awal

a. Definisi Operasional

Kemampuan awal dalam penelitian ini adalah kemampuan yang

dimiliki oleh siswa yang diperlukan untuk memperoleh kemampuan

baru yang lebih tinggi tingkatannya.

b. Indikator

Nilai tes kemampuan awal siswa pada mata pelajaran matematika

materi garis dan sudut.

c. Skala Pengukuran

Skala pengukuran interval ke ordinal dengan kategori tinggi, sedang,

rendah.

Kemampuan awal tinggi:

Kemampuan awal sedang:

Kemampuan awal rendah:

Keterangan:

: rata-rata skor kemampuan awal

X : skor kemampuan awal

s : standar deviasi skor kemampuan awal

d. Simbol : b1 = tinggi, b2 = sedang dan b3 = rendah

2. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar matematika

siswa.

a. Definisi Operasional

Prestasi belajar matematika adalah hasil usaha yang diperoleh siswa

setelah melakukan proses pembelajaran matematika, prestasi belajar

Page 34: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

34

ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru matematika. Metode

tes untuk mengumpulkan data mengenai prestasi belajar matematika siswa

pada materi segi empat.

b. Indikator

Nilai tes prestasi belajar matematika pada materi segi empat.

c. Skala Pengukuran

Skala interval

Tata letak data:

Kemampuan Awal

Pendekatan Pembelajaran

Tinggi

(b1)

Sedang

(b2)

Rendah

(b3)

CTL (a1) ab11 ab12 ab13

Ekspositori (a2) ab21 ab22 ab23

Keterangan:

a1 : pendekatan pembelajaran CTL

a2 : pendekatan pembelajaran ekspositori

b1 : kemampuan awal tinggi

b2 : kemampuan awal sedang

b3 : kemampuan awal rendah

ab11 : kelompok nilai pendekatan pembelajaran CTL dengan kemampuan awal

tinggi

ab12 : kelompok nilai pendekatan pembelajaran CTL dengan kemampuan awal

sedang

ab13 : kelompok nilai pendekatan pembelajaran CTL dengan kemampuan awal

rendah

ab21 : kelompok nilai pendekatan pembelajaran ekspositori dengan kemampuan

awal tinggi

ab22 : kelompok nilai pendekatan pembelajaran ekspositori dengan kemampuan

awal sedang

Page 35: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

35

ab23 : kelompok nilai pendekatan pembelajaran ekspositori dengan kemampuan

awal rendah

E. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

ada dua cara, yaitu metode dokumentasi dan metode tes.

1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan dalam penelitian ini berupa nilai ujian

akhir semester ganjil matematika siswa yang akan digunakan untuk mengetahui

keseimbangan keadaan prestasi belajar dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Selain itu metode dokumentasi juga digunakan untuk mengetahui daftar nama dan

nomor absen siswa.

2. Metode Tes

Menurut Budiyono (2003: 54) “Metode tes adalah cara pengumpulan data

yang mengharapkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan atau suruhan-suruhan

kepada subyek penelitian”. Metode tes digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai kemampuan awal siswa dan prestasi belajar matematika kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Untuk memperoleh data tentang kemampuan awal

siswa dan prestasi belajar matematika dalam penelitian ini disusun instrumen tes

kemampuan awal siswa dan prestasi belajar matematika. Dalam tes kemampuan

awal siswa dan tes prestasi belajar matematika ini digunakan tes dalam bentuk

pilihan ganda. Sebelum instrumen tes digunakan untuk mengambil data terlebih

dahulu tes diuji cobakan untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, daya

beda dan tingkat kesukaran. Butir soal yang memenuhi syarat tersebut digunakan

sebagai instrumen penelitian, sedangkan yang tidak memenuhi syarat dihilangkan.

Penyusunan tes perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Menyusun kisi-kisi instrumen

Kisi-kisi yang akan dibuat meliputi kisi-kisi pada materi garis dan sudut untuk

instrumen tes kemampuan awal siswa dan kisi-kisi pada materi segi empat

untuk instrumen tes prestasi belajar matematika.

2. Menyusun butir-butir soal instrumen

Page 36: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

36

Butir-butir soal tes untuk instrumen kemampuan awal siswa dan butir soal tes

prestasi belajar matematika akan disusun berupa soal pilihan ganda dengan

masing-masing terdiri dari empat alternatif jawaban.

3. Mengadakan uji coba instrumen

Setelah penyusunan instrumen penelitian selesai dilaksanakan, langkah

selanjutnya adalah mengujicobakan instrumen yang telah tersusun sebelum

dikenakan pada sampel penelitian. Uji coba ini dilakukan pada siswa di luar

sampel tetapi masih dalam populasi. Tujuan uji coba adalah untuk melihat

apakah instrumen yang telah disusun benar-benar reliabel dan konsisten atau

tidak. Atau dengan kata lain tujuan uji coba adalah untuk mengetahui apakah

instrumen yang disusun telah memenuhi syarat-syarat instrumen yang baik

atau belum. Syarat-syarat tersebut antara lain:

1) Analisis Instrumen

a. Validitas isi

“Suatu instrumen valid menurut validitas isi apabila isi instrumen

tersebut telah merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi

hal yang diukur” (Budiyono, 2003: 58). Sedangkan menurut Saifudin

Azwar (1997: 45) “Validitas isi adalah validitas yang diestimasi lewat

pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional

judgement”. Adapun langkah-langkah dalam melakukan validitas isi

menurut Budiyono (2003: 59) adalah “penilai menilai apakah kisi-kisi

yang dibuat pengembang tes telah menunjukkan bahwa klasifikasi kisi-kisi

telah mewakili isi yang akan diukur. Langkah berikutnya, para penilai

menilai apakah masing-masing butir tes yang telah disusun cocok dengan

klasifikasi kisi-kisi yang ditentukan”. Dalam penelitian ini instrumen tes

untuk tes kemampuan awal dan tes prestasi belajar matematika dikatakan

valid jika masing-masing butir tes sudah sesuai dengan semua ktireria

dalam lembar validitas tes yang diisi oleh validator.

b. Reliabilitas

Suatu instrumen disebut reliabel, menurut Budiyono (2003: 65),

“Jika seseorang melakukan pengukuran dengan instrumen yang sama pada

Page 37: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

37

waktu yang berbeda maka hasil pengukurannya adalah sama. Atau jika

dilakukan oleh orang yang berbeda tetapi dengan kondisi yang sama, maka

pengukuran dengan instrumen yang sama akan memberikan hasil yang

sama pula”.

Tes kemampuan awal dan tes prestasi belajar dalam penelitian ini

menggunakan tes pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban, dengan

setiap jawaban benar akan diberi skor 1 dan setiap jawaban yang salah

akan diberi skor 0. Sehingga untuk mengukur reliabel dari tes prestasi

belajar menggunakan teknik Kuder-Richardson atau biasa disebut dengan

KR-20, (Budiyono, 2003: 69) yaitu:

Dengan :

= indeks reliabilitas instrumen

= banyaknya butir instrumen

= proporsi banyaknya subyek yang menjawab benar pada butir ke-i

= 1 – pi

= variansi total

Instrumen dengan indeks reliabilitasnya lebih dari 0,7 saja yang

dapat dianggap baik atau dapat digunakan dalam kaitannya dengan uji

reliabilitas, (Budiyono, 2003: 72).

2) Analisis Butir Instrumen

a. Daya beda

Daya beda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan

siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan

rendah. Suatu butir soal dikatakan baik jika siswa yang berkemampuan

tinggi (kelompok atas) mempunyai peluang yang lebih besar untuk

menjawab benar daripada siswa dengan kemampuan rendah (kelompok

bawah). Suharsimi Arikunto (2005:212) membedakan kelompok atas

dan kelompok bawah dengan cara sebagai berikut:

Page 38: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

38

a. Untuk kelompok kecil (N ≤ 100)

Skor dari seluruh siswa dideretkan mulai dari skor teratas

sampai terbawah kemudian dibagi dua sama besar, 50%

kelompok atas dan 50% kelompok bawah.

b. Untuk kelompok besar (N > 100)

Mengingat biaya dan waktu untuk menganalisis, maka

untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya

saja, yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok atas dan 27% skor

terbawah sebagai kelompok bawah.

Pada penelitian ini digunakan cara pertama untuk membedakan

kelompok atas dan kelompok bawah karena sampel uji coba hanya 32

siswa.Dilihat dari daya bedanya, butir soal dikatakan baik jika d ≥ 0,30

(Mohamad Nur, 1987). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan :

na = banyak siswa yang menjawab benar pada kelompok atas

Na = banyak siswa pada kelompok atas

nb = banyak siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah

Nb = banyak siswa pada kelompok bawah

b. Tingkat kesukaran

Butir soal dikatakan baik apabila soal yang mempunyai indeks

kesukaran yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk

menentukan indeks kesukaran tiap-tiap butir soal digunakan rumus:

Keterangan:

= indeks kesukaran

= banyaknya siswa yang menjawab dengan benar

= jumlah seluruh siswa peserta tes

Page 39: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

39

Seteleh diperoleh nilai tiap butir soal, kemudian diinterpretasikan

dalam klasifikasi tingkat kesukaran sebagai berikut:

Soal sukar jika 0,00 ≤ P < 0,30

Soal sedang jika 0,30 ≤ P ≤ 0,70

Soal mudah jika 0,70 < P ≤ 1,00

(Suharsimi Arikunto, 2003: 208 – 210)

Dalam peneltitian ini butir soal dianggap baik jika 0,30 < P < 0,70.

F. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan digunakan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan kemampuan matematika antara kelas dengan pendekatan pembelajaran

CTL dengan kelas dengan pendekatan pembelajaran ekspositori, uji keseimbangan

ini dilakukan sebelum eksperimen dilaksanakan. Uji keseimbangan dengan

menggunakan data nilai ulangan umum siswa kelas VII mata pelajaran

matematika pada semester gasal. Uji keseimbangan dilakukan dengan metode uji

beda mean t sebagai berikut:

1) Hipotesis

(Kedua kelompok berasal dari populasi yang memiliki

kemampuan awal sama)

(Kedua kelompok berasal dari populasi yang memiliki

kemampuan awal berbeda)

2) Statistik Uji

Keterangan:

= Harga statistik yang diuji; t~

= Variansi gabungan

Page 40: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

40

= Rata-rata nilai ulangan umum matematika semester gasal kelompok

eksperimen

= Rata-rata nilai ulangan umum matematika semester gasal kelompok

kontrol

= Variansi nilai ulangan umum matematika semester gasal kelompok

eksperimen

= Variansi nilai ulangan umum matematika semester gasal kelompok

kontrol

= Banyaknya siswa kelompok eksperimen

= Banyaknya siswa kelompok kontrol

3) Taraf Signifikansi: α = 0,05

4) Daerah Kritik

5) Keputusan Uji

Ho ditolak jika harga statistik uji t berada di daerah kritik

6) Kesimpulan

1. Kedua kelompok berasal dari populasi yang memiliki kemampuan awal

sama jika Ho diterima.

2. Kedua kelompok berasal dari populasi yang memiliki kemampuan awal

berbeda jika Ho ditolak

(Budiyono, 2004: 151)

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

variansi dua jalan sel tak sama. Sebelum melakukan analisis akan dilakukan uji

prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Page 41: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

41

Prosedur uji normalitas perlu dilakukan karena akan dilakukan uji beda

rataan. Prosedur uji normalitas populasi dengan menggunakan metode

Lilliefors sebagai berikut:

1) Hipotesis

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2) Statistik Uji

L = Maks

Dengan:

= proporsi cacah terhadap seluruh zi.

3) Taraf Signifikansi

α = 0,05

4) Daerah Kritik

Harga dapat diperoleh dari tabel Liliefors pada tingkat signifikansi

α dan derajat bebas n (ukuran sampel)

5) Keputusan Uji

H0 ditolak jika harga statistik uji berada di daerah kritik

6) Kesimpulan

a. Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika Ho

diterima.

b. Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika

Ho ditolak.

(Budiyono, 2004: 170)

b. Uji Homogenitas

Tujuan uji homogenitas adalah untuk menguji apakah sampel dalam

penelitian ini berasal dari populasi yang homogen atau mempunyai

Page 42: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

42

variansi yang sama atau tidak. Metode yang digunakan adalah metode

Bartlett dengan prosedur sebagai berikut:

1) Hipotesis

H0 : (populasi-populasi homogen)

H1 : paling sedikit ada satu variansi yang berbeda (bukan populasi-

populasi yang homogen).

2) Statistik Uji

dengan:

= banyaknya sampel

= N – = = derajat kebebasan untuk RKG

N = banyaknya seluruh nilai (ukuran)

= = derajat kebebasan untuk ; = 1, 2, ...., k

= banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j

j

i

f

SSRKG

j

j

jf

SSs

2

2

2

21 jj

j

j

jj snn

XXSS

ffkc

j

11

13

11

3) Taraf Signifikansi

α = 0,05

4) Daerah Kritik

5) Keputusan Uji

H0 ditolak jika harga statistik uji t berada di daerah kritik.

6) Kesimpulan

Page 43: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

43

a. Populasi-populasi homogen jika H0 diterima.

b. Populasi-populasi tidak homogen jika H0 ditolak.

(Budiyono, 2004: 176)

2. Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama

Tujuan melaksanakan analisis variansi dua jalan ini adalah untuk menguji

perbedaan efek baris, kolom dan kombinasi efek baris dan kolom terhadap

variabel terikat. Analisis variansi dua jalan yang digunakan adalah analisis

variansi dengan sel tak sama.

a. Model

Dengan :

= data (nilai) ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j

= rerata dari seluruh data (rerata besar, grand mean)

= = efek baris ke-i pada variabel terikat.

= = efek kolom ke-j pada variabel terikat.

=

= kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat.

= deviasi data terhadap rataan populasinya ( ) yang

berdistibusi normal dengan rataan 0.

1 : pembelajaran dengan pendekatan CTL.

2 : pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran ekspositori.

1 : kemampuan awal tinggi

2 : kemampuan awal sedang

3 : kemampuan awal rendah

1, 2, ..., n; n = banyaknya data amatan pada setiap sel.

b. Prosedur

1) Hipotesis

untuk setiap i = 1, 2.

paling sedikit ada satu yang tidak nol.

Page 44: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

44

untuk setiap j = 1, 2, 3.

: paling sedikit ada satu yang tidak nol.

untuk setiap i = 1, 2 dan j = 1, 2, 3.

paling sedikit ada satu yang tidak nol.

2) Komputasi

a) Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama didefinisikan

notasi-notasi sebagai berikut:

= banyaknya data amatan pada sel ij

= rataan harmonik frekuensi seluruh sel

N = = banyaknya seluruh data amatan

= jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij

= rataan pada sel ij

= = jumlah rataan pada baris ke-i

= = jumlah rataan pada baris ke-j

= : jumlah rataan semua sel

Didefinisikan:

(1)

(2)

(3) ;

(4) ;

(5)

b) Jumlah kudrat

Page 45: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

45

c) Derajat kebebasan

= p – 1

= q – 1

= (p-1)(q-1)

= N – pq

= N – 1

d) Rataan kuadrat

3) Statistik Uji

4) Taraf Signifikansi

α = 0,05

5) Daerah Kritik

Daerah kritik untuk Fa adalah

Daerah kritik untuk Fb adalah

Daerah kritik untuk Fab adalah

6) Keputusan Uji

H0 ditolak jika terletak di daerah kritik

Page 46: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

46

7) Rangkuman Analisis

Sumber Variasi JK dk RK Fhitung Ftabel

Baris (A)

Kolom (B)

Interaksi (AB)

Galat

JKA

JKB

JKAB

JKG

p – 1

q – 1

(p – 1)(q – 1)

N – pq

RKA

RKB

RKAB

RKG

Fa

Fb

Fab

-

Ftabel

Ftabel

Ftabel

Total JKT N – 1 - - -

(Budiyono, 2004: 207 – 230)

3. Uji Komparasi Ganda

Jika hasil analisis variansi menunjukkan hipotesis nolnya ditolak, maka

dilakukan uji komparasi ganda dengan menggunakan uji Scheffe’ karena metode

tersebut akan menghasilkan beda rerata dengan tingkat signifikansi yang kecil.

Tujuan dari komparasi ganda adalah untuk mengetahui perbedaan rerata. Adapun

prosedur uji komparasi ganda dengan metode Sceffe’ yaitu:

a. Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rerata.

b. Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut.

c. Mencari harga statistik uji F dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

1) Komparasi rataan antar baris

Karena dalam penelitian ini hanya terdapat 2 kategori pendekatan

pembelajaran maka jika HoA ditolak tidak perlu dilakukan komparasi

ganda pasca anava antar baris. Untuk mengetahui pendekatan

pembelajaran manakah yang lebih baik cukup dengan membandingkan

besarnya rataan marginal dari masing-masing pendekatan pembelajaran.

Jika rataan marginal untuk pendekatan pembelajaran CTL lebih besar dari

rataan marginal untuk pendekatan pembelajaran ekspositori berarti

Page 47: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

47

pendekatan pembelajaran CTL dikatakan lebih baik dibandingkan

pendekatan pembelajaran ekspositori atau sebaliknya.

2) Komparasi rataan antar kolom:

Keterangan:

= nilai Fhit pada perbandingan kolom ke-i dan kolom ke-j

= rataan pada kolom ke- i

= rataan pada kolom ke- j

RKG = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis

variansi

= ukuran sampel kolom ke-i

= ukuran sampel kolom ke-j

Daerah kritik untuk uji adalah DK =

3) Komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama;

Keterangan:

= nilai Fhit pada perbandingan rataan pada sel ke-ij dan rataan pada sel

ke-kj

= rataan pada sel ij

= rataan pada sel kj

RKG = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis

variansi

nij = ukuran sel ij

Page 48: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

48

nkj = ukuran sel kj

Daerah kritik untuk uji adalah: FF > pqNpqFpq ,1;1

4) Komparasi rataan antar sel pada baris yang sama

Keterangan:

= nilai Fhit pada perbandingan rataan pada sel ke-ij dan rataan pada

sel ke-ik.

= rataan pada sel ij

= rataan pada sel ik.

= rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis

variansi

ij = ukuran sel ij

ik = ukuran sel ik

Daerah kritik untuk uji adalah:

d. Menentukan keputusan uji (beda rataan) untuk setiap pasang komparasi rataan

H0 ditolak jika

e. Menentukan kesimpulan dari uji yang sudah ada.

(Budiyono, 2004: 215)

Page 49: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

49

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan dilakukan antara kelas dengan pendekatan pembelajaran

CTL dan kelas dengan pendekatan pembelajaran ekspositori yang bertujuan untuk

melihat apakah kemampuan awal kedua kelas dalam keadaan seimbang sebelum

dilakukan eksperimen. Sebelum diuji kesetimbangan dengan menggunakan uji t,

masing-masing sampel terlebih dahulu diuji apakah berdistribusi normal atau

tidak serta variansi homogen atau tidak. Data kemampuan awal siswa yaitu nilai

ujian akhir semester ganjil kelas VII tahun pelajaran 2009/2010 untuk masing-

masing kelas sampel dapat dilihat pada Lampiran 3. Statistik deskriptif data

kemampuan awal siswa (dalam skala nilai 0 – 100) untuk masing-masing

kelompok dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Data Kemampuan Awal Siswa

Pendekatan

Pembelajaran

N

Nilai

terendah

Nilai

tertinggi

Rerata

Std.

Deviasi

CTL 115 40 92 58,93

10,768

Ekspositori 114 38 90 57,921

10,697

Perhitungan uji normalitas dan uji homogenitas selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 4, sedangkan dari hasil uji normalitas data kemampuan awal siswa

seperti terangkum dalam Tabel 4.2 berikut:

Page 50: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

50

Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Awal

No Pendekatan Pembelajaran Lmaks L0,05;n Keputusan Uji

1 CTL 0,0823 0,0826 H0 diterima

2 Ekspositori 0,07251 0,08298 H0 diterima

Dari tabel di atas tampak bahwa nilai Lmaks untuk setiap pendekatan

pembelajaran kurang dari L0,05;n berarti pada taraf signigikansi 5% hipotesis nol

untuk setiap pendekatan pembelajaran diterima. Dengan demikian disimpulkan

bahwa data pada setiap pendekatan pembelajaran berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

Hasil uji homogenitas kemampuan awal kelas dengan pendekatan

pembelajaran CTL dan kelas dengan pendekatan pembelajaran ekspositori dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Awal

Sampel K Keputusan Kesimpulan

Kelas 2 0,01605 3,841 H0 diterima Homogen

Berdasarkan tabel di atas, nilai < , sehingga H0 diterima.

Hal ini berarti bahwa variansi homogen.

Hasil perhitungan uji keseimbangan yang menggunakan uji t diperoleh

nilai thit = 0,7084 dan α = 0,05 yang berarti pada taraf signigikansi 5% hipotesis

nol diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara kelas dengan pendekatan

pembelajaran CTL dan kelas dengan pendekatan pembelajaran ekspositori

memiliki kemampuan awal yang sama atau dengan kata lain ditinjau dari

kemampuan awal kedua kelas dalam keadaan seimbang. Hasil perhitungan uji t

untuk kedua kelas selengkapnya pada Lampiran 4.

B. Analisis Hasil Ujicoba Instrumen

Page 51: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

51

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan

awal siswa pada materi segiempat dan prestasi belajar matematika pada materi

garis dan sudut dan perlu diujicobakan terlebih dahulu yang bertujuan untuk

mengetahui validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran. (Instrumen dapat

dilihat pada Lampiran 8).

1. Uji coba Tes Kemampuan Awal

Untuk memperoleh butir soal tes kemampuan awal siswa, dilakukan

ujicoba tes kemampuan awal siswa yang terdiri dari 25 butir soal pada sekolah di

luar sampel penelitian tetapi masih dalam populasi. Ujicoba tes dilakukan pada

siswa kelas VII D SMP N 2 Gatak dengan jumlah 36 orang siswa. Data hasil

ujicoba tes dapat dilihat pada Lampiran 8.

a. Analisis Instrumen

1) Validitas

Validitas instrumen tes penelitian ini menggunakan validitas isi.

Penilaian terhadap kesesuaian isi tes dengan isi kurikulum yang hendak

diukur (kisi-kisi tes) dan kesesuaian bahasa yang digunakan dalam tes

dengan kemampuan bahasa siswa dilakukan dengan menggunakan daftar

cek lis oleh guru tempat penelitian. Tes kemampuan awal pada materi

garis dan sudut yang terdiri dari 25 butir soal. Melalui dua orang validator,

yaitu Ibu Nita Dwi Risnawati, S.Pd yaitu guru SMP N 1 Gatak dan Ibu

Nur Rokhmah, S.Pd yaitu guru SMP N 2 Baki menunjukkan bahwa butir

tes yang akan digunakan untuk mengambil data telah memenuhi kriteria

validitas isi. Pemilihan kedua validator tersebut berdasarkan pertimbangan

bahwa kedua guru tersebut telah cukup lama mengajar matematika di

SMP. Data hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada Lampiran 8.

2) Reliabilitas

Perhitungan indeks reliabilitas tes untuk tes prestasi belajar

matematika dilakukan terhadap 20 butir soal yang akan digunakan untuk

mengambil data, yaitu dengan membuang butir soal 1, 8, 19, 21 dan 25

dari 25 butir soal yang diujicobakan. Hasil perhitungan menunjukkan

bahwa tes tersebut memiliki indeks reliabilitas sebesar 0,884771. Dengan

Page 52: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

52

demikian instrumen tes dikatakan reliabel. Perhitungan selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran 8.

b. Analisis Butir Soal

1) Daya Beda Butir

Hasil perhitungan daya beda butir soal menunjukkan bahwa

terdapat 4 butir soal yaitu butir 1, 19, 21 dan 25 yang mempunyai daya

beda kurang dari 0,3. Sedangkan ke 21 butir soal tes ujicoba memiliki

daya beda lebih dari 0,3. Berdasarkan kriteria butir tes yang akan

digunakan untuk mengambil data maka 21 butir soal tes ujicoba memenuhi

kriteria sebagai butir yang layak digunakan untuk mengambil data.

Perhitungan selengkapnya dapat dililhat pada Lampiran 8.

2) Tingkat Kesukaran Butir

Hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal tes terhadap 25 butir

soal yang diujicobakan menunjukkan terdapat satu butir soal yang

tergolong terlalu mudah (tingkat kesukaran > 0,70) yaitu butir 8.

Sedangkan terdapat satu butir soal yang tergolong sukar (tingkat kesukaran

< 0,30) yaitu butir 21. Selebihnya butir soal tergolong sedang dengan

kisaran tingkat kesukaran dari 0,30 s.d 0,70. Berdasarkan kriteria tingkat

kesukaran butir soal tes yang akan digunakan untuk mengambil data maka

butir nomor 8 dan 21 dibuang.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa dari ujicoba tes

diperoleh lima butir tidak dapat digunakan yaitu butir soal nomor 1, 8, 19, 21

dan 25. Sehingga dalam panelitian ini digunakan 20 butir soal yang memenuhi

kriteria tes yang diharapkan yaitu dengan membuang butir soal nomor 1, 8,

19, 21 dan 25.

2. Ujicoba Tes Prestasi Belajar Matematika

Untuk memperoleh butir soal tes prestasi belajar matematika siswa,

dilakukan ujicoba tes prestasi belajar matematika yang terdiri dari 35 butir soal

pada sekolah di luar sampel penelitian tetapi masih dalam populasi. Ujicoba tes

dilakukan pada siswa kelas VII F SMP N 2 Gatak dengan jumlah 32 orang siswa.

Data hasil ujicoba tes dapat dilihat pada Lampiran 8.

Page 53: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

53

a. Analisis Instrumen

1) Validitas

Validitas instrumen tes penelitian ini menggunakan validitas isi.

Penilaian terhadap kesesuaian isi tes dengan isi kurikulum yang hendak

diukur (kisi-kisi tes) dan kesesuaian bahasa yang digunakan dalam tes

dengan kemampuan bahasa siswa dilakukan dengan menggunakan daftar

cek lis oleh guru tempat penelitian. Tes prestasi belajar matematika pada

materi kubus dan balok yang terdiri dari 35 butir soal. Melalui dua orang

validator, yaitu Ibu Nita Dwi Risnawati, S.Pd yaitu guru SMP N 1 Gatak

dan Ibu Nur Rokhmah, S.Pd yaitu guru SMP N 2 Baki menunjukkan

bahwa butir tes yang akan digunakan untuk mengambil data telah

memenuhi kriteria validitas isi. Pemilihan kedua validator tersebut

berdasarkan pertimbangan bahwa kedua guru tersebut telah cukup lama

mengajar matematika di SMP dan telah tersertifikasi.

2) Reliabilitas

Perhitungan indeks reliabilitas tes untuk tes prestasi belajar

matematika dilakukan terhadap 30 butir soal yang akan digunakan untuk

mengambil data, yaitu dengan membuang butir soal 8, 19, 20, 28 dan 32

dari 35 butir soal yang diujicobakan. Hasil perhitungan menunjukkan

bahwa tes tersebut memiliki indeks reliabilitas sebesar 0,918894. Dengan

demikian instrumen tes dikatakan reliabel. Perhitungan selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran 8.

b. Analisis Butir Soal

1) Daya Beda Butir

Hasil perhitungan daya beda butir soal menunjukkan bahwa

terdapat 3 butir soal yaitu butir 9,20 dan 28 yang mempunyai daya beda

kurang dari 0,3. Sedangkan ke 32 butir soal tes ujicoba memiliki daya

beda lebih dari 0,3. Berdasarkan kriteria butir tes yang akan digunakan

untuk mengambil data maka 32 butir soal tes ujicoba memenuhi kriteria

Page 54: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

54

sebagai butir yang layak digunakan untuk mengambil data. Perhitungan

selengkapnya dapat dililhat pada Lampiran 8.

2) Tingkat Kesukaran Butir

Hasil uji coba instrumen tes matematika menunjukkan bahwa dari

35 butir soal uji coba ada 3 butir soal yang tingkat kesukarannya di luar

yaitu nomor 8, 28 dan 32 (lihat Lampiran 8), sehingga

selain ketiga butir soal tersebut tingkat kesukarannya tidak terlalu mudah

ataupun terlalu sukar.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa dari ujicoba tes

diperoleh empat butir tidak dapat digunakan yaitu butir soal nomor 8, 19, 20,

28 dan 32. Sehingga dalam penelitian ini digunakan 30 butir soal yang

memenuhi kriteria tes yang diharapkan yaitu dengan membuang butir soal

nomor 8, 19, 20, 28 dan 32.

C. Deskripsi Data Amatan

Pengambilan data prestasi belajar matematika dilakukan setelah proses

pembelajaran pada materi segi empat selesai. Setelah data dari setiap variabel

diperoleh yaitu data tentang pendekatan pembelajaran (a) dan data tentang

kemampuan awal (b), selanjutnya digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

Berikut uraian tentang data yang diperoleh:

1. Data Skor Kemampuan Awal Siswa

Data tentang kemampuan awal siswa diperoleh dari tes yang diberikan

kepada siswa. Selanjutnya data tersebut dikelompokkan ke dalam tiga kategori.

Dari hasil perhitungan, untuk kelas dengan pendekatan pembelajaran CTL dan

pendekatan pembelajaran ekspositori diperoleh nilai rata-rata adalah 66,37555 dan

simpangan baku 10,3432. Jadi untuk skor > 71,5471 kategori tinggi, 61,2040 <

skor < 71,5471 kategori sedang dan skor < 61,2040 kategori rendah.

Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah siswa yang termasuk ke dalam

kategori kemampuan awal tinggi, sedang dan rendah untuk kelas dengan

pendekatan pembelajaran CTL dan pendekatan pembelajaran ekspositori dapat

dilihat pada tabel berikut. (Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5).

Page 55: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

55

Tabel 4. 4. Banyaknya Siswa Ditinjau dari Pendekatan Pembelajaran dan

Kemampuan Awal

Pendekatan

Pembelajaran

Kemampuan Awal Jumlah

Tinggi Sedang Rendah

CTL 33 39 43 115

Ekspositori 40 39 35 114

Jumlah 73 78 78

2. Data Skor Kemampuan Awal Siswa Pada Materi Garis dan Sudut

Data tentang kemapuan awal siswa pada materi garis dan sudut telah

diperoleh, selanjutnya dapat dicari nilai tertinggi (Xmaks) dan nilai terendah

(Xmin) pada kelas dengan pendekatan pembelajaran CTL maupun pendekatan

pembelajaran ekspositori. Kemudian dicari ukuran tendensi sentralnya yang

meliputi rataan ( ), median (Me), modus (Mo), dan ukuran dispersi meliputi

jangkauan (R) dan simpangan baku (s) yang dapat dirangkum dalam tabel

berikut ini. (Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 5).

Tabel 4. 5. Deskripsi Data Skor Kemampuan Awal Siswa.

Pendekatan

Pembelajaran Xmaks Xmin

Ukuran Tendensi Sentral Ukuran

Dispersi

Mo Me R s

CTL 90 50 66,5217 65 65 40 10,3698

Ekspositori 90 45 66,228 75 65 45 10,3599

3. Data Skor Prestasi Belajar Matematika Siswa Pada Materi Segiempat

Data tentang prestasi belajar matematika siswa telah diperoleh, selanjutnya

dapat dicari nilai tertinggi (Xmaks) dan nilai terendah (Xmin) pada kelas dengan

pendekatan pembelajaran CTL maupun pendekatan pembelajaran ekspositori.

Kemudian dicari ukuran tendensi sentralnya yang meliputi rataan ( ), median

(Me), modus (Mo), dan ukuran dispersi meliputi jangkauan (R) dan simpangan

Page 56: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

56

baku (s) yang dapat dirangkum dalam tabel berikut ini. (Perhitungan dapat dilihat

pada Lampiran 5).

Tabel 4. 6. Deskripsi Data Skor Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan

Pendekatan Pembelajaran.

Pendekatan

Pembelajaran Xmaks Xmin

Ukuran Tendensi Sentral Ukuran

Dispersi

Mo Me R s

CTL 93 43 68,9652 67 70 50 11,3121

Ekspositori 90 43 64,3772 63 63 47 12,6431

Tabel 4. 7. Deskripsi Data Skor Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan Tingkat

Kemampuan Awal.

Kemampuan

Awal Xmaks Xmin

Ukuran Tendensi Sentral Ukuran

Dispersi

Mo Me R s

Tinggi 93 63 77,3973 77 77 30 8,39599

Sedang 80 43 66,8205 67 67 37 8,6756

Rendah 83 43 56,5128 57 57 40 9,21284

D. Uji Normalitas Data Amatan

Uji normalitas dilakukan pada data variabel terikat yaitu prestasi belajar

matematika. Uji normalitas data amatan ini menggunakan metode Lilliefors. Uji

normalitas data prestasi belajar matematika siswa dilakukan terhadap masing-

masing kelompok data yaitu kelompok pendekatan pembelajaran CTL (kelompok

baris a1), kelompok pendekatan pembelajaran ekspositori (kelompok baris a2),

kelompok kemampuan awal tinggi (kelompok kolom b1), kelompok kemampuan

awal sedang (kelompok kolom b2), kelompok kemampuan awal rendah (kelompok

baris b3).

Page 57: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

57

Perhitungan uji normalitas kelompok data prestasi belajar matematika

dapat dilihat pada Lampiran 9. Rangkuman hasil uji normalitas kelompok data

tersebut disajikan pada tabel berikut:

Tebel 4. 8. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Matematika

No Kelompok Lmaks L0,05;n Keputusan Uji

1. Pembelajaran CTL 0,0662 0,0826 H0 diterima

2. Pembelajaran Ekspositori 0,0828 0,0829 H0 diterima

3. Kemampuan Awal Tinggi 0,0977 0,1037 H0 diterima

4. Kemampuan Awal Sedang 0,0947 0,1003 H0 diterima

5. Kemampuan Awal Rendah 0,0996 0,1003 H0 diterima

Berdasarkan hasil uji normalitas data prestasi belajar matematika yang

terangkum pada tabel di atas, tampak bahwa nilai Lmaks untuk setiap kelompok

kurang dari L0,05;n yang berarti bahwa pada taraf signifikansi 5% hipotesis nol

untuk setiap kelompok diterima. Dapat disimpulkan bahwa data pada setiap

kelompok berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

E. Uji Homogenitas Data Amatan

Uji homogenitas variansi dilakukan pada data variabel terikat yaitu

prestasi belajar matematika siswa. Uji homogenitas variansi data penelitian ini

dengan menggunakan metode Bartlett. Hasil pengujian uji homogenitas telah

terangkum pada tabel berikut:

Tabel 4. 9. Hasil Uji Homogenitas

No Kelompok Kesimpulan

1. a1 dan a2 1,3961 3,841 Homogen

2. b1, b2 dan b3 0,6659 5,991 Homogen

Berdasarkan hasil uji homogenitas data prestasi belajar matematika pada

masing-masing kelompok yang terangkum pada tabel di atas, tampak bahwa nilai

untuk setiap kelompok kurang dari yang berarti bahwa pada taraf

Page 58: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

58

signifikansi 5% hipotesis nol untuk setiap kelompok diterima atau sampel berasal

dari populasi yang homogen. (Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 10).

F. Hasil Pengujian Hipotesis

1. Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama

Hasil perhitungan anava dua jalan sel tak sama disajikan pada tabel

berikut. (Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 11)

Tabel 4. 10. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama

Sumber JK dk RK Fhit Ftabel

Pendekatan

Pembelajaran (A) 2060,63 1 2060,63 30,8048 3,84

Kemampuan awal (B) 17786,2 2 8893,11 132,945 3

Interaksi (AB) 436,474 2

218,237 3,26247 3

Galat (G) 14917,2 223

66,8933 - -

Total 35200,5 228

- - -

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa H0A ditolak, H0B ditolak dan

H0AB ditolak. Dapat disimpulkan bahwa:

a) Terdapat perbedaan efek antara pendekatan pembelajaran matematika

terhadap prestasi belajar matematika.

b) Terdapat perbedaan efek antara kemampuan awal siswa terhadap prestasi

belajar matematika.

c) Terdapat efek interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan

awal terhadap prestasi belajar matematika.

2. Uji Komparasi Ganda (Scheffe’)

Dari hasil rangkuman analisis variansi di atas telah ditunjukkan bahwa:

Page 59: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

59

1. H0A ditolak, maka perlu dilakukan komparasi pasca anava. Akan tetapi

karena variabel pendekatan pembelajaran hanya mempunyai 2 nilai yaitu

pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori, maka komparasi ganda

antar baris tidak perlu dilakukan, karena kalaupun dilakukan uji

komparasi ganda dapat dipastikan bahwa hipotesis nolnya juga akan

ditolak. Maka uji komparasi tersebut menjadi tidak berguna, karena anava

telah menunjukkan bahwa H0A ditolak. Sehingga untuk melihat metode

manakah yang lebih efektif dapat dilihat dari rataan marginalnya.

Tabel 4.11 Rataan Masing-Masing Sel

Pendekatan

Pembelajaran

kemampuan awal Rataan

marginal Tinggi Sedang Rendah

CTL 81,1212 67,9744 60,5349 68,9652

Ekspositori 74,325 65,6667 51,5714 64,3772

Rataan

marginal 77,3973 66,8205 56,5128

(lihat Lampiran 12)

Berdasarkan rataan marginal dapat disimpulkan bahwa pendekatan

pembelajaran CTL menghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik

dibandingkan pendekatan pembelajaran ekspositori.

2. H0B ditolak, maka perlu dilakukan komparasi pasca anava. Rangkuman

komparasi ganda antar kolom dengan menggunakan metode Scheffe’

disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.12 Rangkuman Komparasi Ganda Antar Kolom

Page 60: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

60

H0 Fhitung Ftabel Kesimpulan

63,0612 6 Ditolak

245,869 6 Ditolak

61,9448 6 Ditolak

(lihat Lampiran 12)

Dari uji komparasi ganda antar kolom di atas diperoleh bahwa

terdapat perbedaan pengaruh antara kemampuan awal tinggi dan sedang

terhadap prestasi belajar matematika siswa, terdapat perbedaan pengaruh

antara kemampuan awal tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar

matematika siswa dan terdapat perbedaan pengaruh antara kemampuan

awal sedang dan rendah terhadap prestasi belajar matematika siswa. Dari

rataan marginalnya ( = 77,3973 > 66,8205= ), menunjukkan bahwa

siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi prestasi belajar

matematikanya lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan awal

sedang. Untuk ( = 77,3973 > 56,5128 = ), menunjukkan bahwa

siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi prestasi belajar

matematikanya lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan awal

rendah. Sedangkan untuk ( = 66,8205 > 56,5128 = ), menunjukkan

bahwa siswa yang memiliki kemampuan awal sedang prestasi belajar

matematikanya lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan awal

rendah.

3. H0AB ditolak, maka perlu dilakukan komparasi pasca anava. Rangkuman

komparasi ganda antar sel pada baris atau kolom yang sama disajikan

pada tabel berikut:

Tabel 4.13 Rangkuman Komparasi Ganda Antar Sel

Page 61: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

61

H0 Fobs 5F0,05;5,211 P

12,4854

1,55242

23,1745

(5)(2,21) = 11,05

(5)(2,21) = 11,05

(5)(2,21) = 11,05

< 0,05

> 0,05

< 0,05

46,1857

16,9208

118,289

(5)(2,21) = 11,05

(5)(2,21) = 11,05

(5)(2,21) = 11,05

< 0,05

< 0,05

< 0,05

22,1301

54,7852

144,472

(5)(2,21) = 11,05

(5)(2,21) = 11,05

(5)(2,21) = 11,05

< 0,05

< 0,05

< 0,05

(lihat Lampiran 12)

G. Pembahasan Hasil Analisis Data

Berdasarkan hasil uji hipotesis statistik yang telah diuraikan di atas dapat

dijelaskan ketiga hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Hipotesis Pertama

Dari hasil analisis variansi diperoleh Fa = 30,8048 > 3,84 = F0,05;1;222.

Nilai Fa terletak di daerah kritik maka HoA ditolak berarti pendekatan

pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar pada materi segi empat.

Dari rataan marginalnya ( = 68.9652 > 64.3772 = ) menunjukkan bahwa

pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL menghasilkan prestasi

belajar matematika yang lebih baik dibandingkan pendekatan pembelajaran

ekspositori pada materi segi empat.

Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil sesuai dengan hipotesis

pertama bahwa pendekatan pembelajaran CTL menghasilkan prestasi belajar

matematika lebih baik dibandingkan pendekatan pembelajaran ekspositori.

Hasil penelitian sesuai dengan teori Syaiful Sagala (2009: 88) bahwa

“Konstruktivisme (constructivisme) merupakan landasan berpikir (filosofis)

pendekatan konstektual, yaitu pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit,

yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak

Page 62: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

62

dengan tiba-tiba. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau

kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Tetapi manusia harus

mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman

nyata”.

Hasil penelitian juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Diana Indriastuti Kusuma Wijaya (2009) yang berjudul Efektifitas

Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kontekstual ditinjau dari

Lingkungan Belajar pada Pokok Bahasan Aritmetika Sosial Siswa Kelas VII

SMP Kota Surakarta, dengan hasil penelitian prestasi belajar siswa pada

pokok bahasan aritmetika sosial dengan pendekatan kontekstual lebih baik

dari pada prestasi belajar siswa dengan pembelajaran langsung.

2. Hipotesis Kedua

Berdasarkan hasil analisis variansi diperoleh Fb = 132,945 lebih besar

dari Ftabel = 3,00 maka H0B ditolak. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa

terdapat perbedaan prestasi belajar siswa dengan kemampauan awal tinggi,

sedang, dan rendah pada pokok bahasan segi empat.

Karena H0B ditolak maka harus dilanjutkan dengan uji komparasi ganda

dengan metode Scheffe. Dilihat dari perhitungan pada Tabel 4.12 diperoleh

keputusan uji bahwa F.1 - .2 > Ftabel , F.2 - .3 > Ftabel , F.1 - .3 > Ftabel. Dari hasil ini

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Terdapat perbedaan prestasi belajar kelompok siswa yang mempunyai

kemampuan awal tinggi dengan kelompok siswa yang mempunyai

kemampuan awal sedang.

Dari rataan marginal pada Tabel 4.11, menunjukkan bahwa rata-rata

nilai tes prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal tinggi =

77,3973 lebih besar dari rata-rata nilai tes prestasi belajar siswa dengan

kemampuan awal sedang = 66,8205. Ini berarti prestasi belajar siswa

yang mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik daripada prestasi

belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang.

Page 63: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

63

b. Terdapat perbedaan prestasi belajar kelompok siswa yang mempunyai

kemampuan awal sedang dengan kelompok siswa yang mempunyai

kemampuan awal rendah.

Dari rataan marginal pada Tabel 4.11, menunjukkan bahwa rata-rata

nilai tes prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal sedang =

66,8205 lebih besar dari rata-rata nilai tes prestasi belajar siswa dengan

kemampuan awal rendah = 56,5128. Ini berarti prestasi belajar siswa

yang mempunyai kemampuan awal sedang lebih baik daripada prestasi

belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah.

c. Terdapat perbedaan prestasi belajar kelompok siswa yang mempunyai

kemampuan awal tinggi dengan kelompok siswa yang mempunyai

kemampuan awal rendah.

Dari rataan marginal pada Tabel 4.11, menunjukkan bahwa rata-rata

nilai tes prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal tinggi =

77,3973 lebih besar dari rata-rata nilai tes prestasi belajar siswa dengan

kemampuan awal rendah = 56,5128. Ini berarti prestasi belajar siswa

yang mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik daripada prestasi

belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah.

Hasil ini sesuai dengan hipotesis penelitian kedua bahwa siswa dengan

kemampuan awal tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada

siswa dengan kemampuan awal sedang maupun rendah dan siswa dengan

kemampuan awal sedang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada

siswa dengan kemampuan awal rendah.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Atwi Suparman (dalam

Sumardi, 2006: 28) menyatakan bahwa “Kemampuan awal adalah

pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki siswa sehingga mereka

dapat mengikuti pelajaran dengan baik” Sedangkan menurut Driscoll (dalam

Yusak Sugiarto, 2009: 27) “Kemampuan awal adalah kemampuan-

kemampuan yang sudah dikuasai sebelum proses pembelajaran pokok tertentu

dimulai, mengaktifkan kemampuan awal yang relevan merupakan hal yang

sangat penting untuk menghasilkan belajar yang bermakna, dengan adanya

Page 64: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

64

kemampuan awal akan merupakan penyediaan landasan dalam belajar hal-hal

baru”.

Hasil penelitian juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Mochtar Sanusi (2008) dengan judul tesis “Pengaruh Pembelajaran

Penyelesaian Masalah Terhadap Prestasi Belajar Bilangan Berpangkat

Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa SMK Negeri Magetan” yang

mempunyai hasil bahwa terdapat perbedaan pengaruh kemampuan awal

tinggi, sedang dan rendah terhadap hasil belajar matematika pada pokok

bahasan Operasi Bilangan Berpangkat. Dengan kata lain terdapat perbedaan

hasil belajar siswa pada pokok bahasan Operasi Bilangan Berpangkat antara

siswa berkemampuan awal tinggi, sedang dan rendah. Hal ini ditunjukkan

bahwa rataan hasil belajar dari siswa berkemampuan awal tinggi lebih baik

daripada siswa berkemampuan awal sedang dan rendah, demikian pula rataan

hasil belajar siswa berkemampuan awal sedang lebih baik dibandingkan rataan

hasil belajar siswa berkemampuan awal rendah.

3. Hipotesis Ketiga

Berdasarkan hasil analisis variansi diperoleh Fab = 3,26247 lebih besar

dari Ftabel = 3,00 maka H0AB ditolak. Hal ini berarti terdapat interaksi antara

penggunaan pendekatan pembelajaran dengan kategori kemampuan awal

terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan segi empat.

Karena H0AB ditolak maka perlu dilakukan uji komparasi ganda antar sel

pada kolom maupun pada baris yang sama dengan metode Scheffe’.

a. komparasi ganda pada kolom yang sama

Dilihat dari perhitungan pada Tabel 4.13 diperoleh keputusan uji

bahwa F11-21 > Ftabel, F12-22 < Ftabel, F13-23 > Ftabel. Dari hasil ini maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1) Pada siswa dengan kemampuan awal tinggi, terdapat perbedaan

antara prestasi belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan

pendekatan pembelajaran CTL dengan siswa yang diberi

pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran ekspositori.

Page 65: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

65

Dilihat dari rataan masing-masing sel pada Tabel 4.11, maka

dapat diambil kesimpulan bahwa pada siswa dengan kemampuan

awal tinggi, pendekatan pembelajaran CTL lebih efektif daripada

pendekatan pembelajaran ekspositori.

2) Pada siswa dengan kemampuan awal sedang, tidak terdapat

perbedaan antara prestasi belajar siswa yang diberi pembelajaran

dengan pendekatan pembelajaran CTL maupun dengan siswa

yang diberi pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran

ekspositori. Ini berarti bahwa pada siswa dengan kemampuan

awal sedang, pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori sama

efektifnya.

3) Pada siswa dengan kemampuan awal rendah, terdapat perbedaan

antara prestasi belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan

pendekatan pembelajaran CTL dengan siswa yang diberi

pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran ekspositori.

Dilihat dari rataan masing-masing sel pada Tabel 4.11, maka

dapat diambil kesimpulan bahwa pada siswa dengan kemampuan

awal rendah, pendekatan pembelajaran CTL lebih efektif daripada

pendekatan pembelajaran ekspositori.

Hasil ini kurang sesuai dengan hipotesis penelitian 3.a bahwa

penggunaan pendekatan pembelajaran CTL menghasilkan prestasi belajar

matematika siswa yang lebih baik dibandingkan pembelajaran yang

menggunakan pendekatan pembelajaran ekspositori hanya pada siswa

dengan kemampuan awal tinggi dan sedang. Sedangkan pada siswa

dengan kemampuan awal rendah tidak ada perbedaan antara

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran CTL

maupun dengan pendekatan pembelajaran ekspositori.

Menurut teori Driscoll (1994:144) mengutip pendapat Ausubel

yang menyatakan bahwa dengan mengaktifkan kemampuan awal yang

relevan merupakan hal yang sangat penting untuk menghasilkan belajar

yang bermakna, karena dengan adanya kemampuan awal akan

Page 66: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

66

merupakan penyediaan landasan dalam belajar hal-hal yang baru.

Sehingga siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah, pendekatan

pembelajaran yang digunakan tidak akan memberikan prestasi belajar

yang lebih baik karena sejak awal mereka tidak mempunyai motivasi

untuk mencoba berpikir kreatif dan aktif dalam pembelajaran CTL. Akan

tetapi siswa dengan kemampuan awal tinggi dan sedang akan

memanfaatkan kesempatan tersebut untuk lebih aktif dalam berinisiatif

dalam pembelajaran CTL. Sehingga penelitian ini kurang sesuai dengan

hipotesis penelitian bahwa penggunaan pendekatan CTL seharunya

menghasilkan prestasi belajar matematika siswa yang lebih baik

dibandingkan pembelajaran yang menggunakan pendekatan ekspositori

hanya pada siswa dengan kemampuan awal tinggi dan sedang.

Sedangkan pada siswa dengan kemampuan awal rendah, tidak ada

perbedaan antara pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL

maupun dengan pendekatan ekspositori.

b. komparasi ganda pada baris yang sama

Dilihat dari perhitungan pada Tabel 4.13 diperoleh keputusan

uji bahwa F11-12 > Ftabel, F12-13 > Ftabel, F11-13 > Ftabel, F21-22 > Ftabel,

F22-23 > Ftabel, F21-23 > Ftabel. Dari hasil ini maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1) Terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang

mempunyai kemampuan awal tinggi dengan siswa yang

mempunyai kemampuan awal sedang pada pembelajaran

dengan pendekatan pembelajaran CTL. Dilihat dari rataan

masing-masing sel pada Tabel 4.11, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa pada pembelajaran dengan pendekatan

pembelajaran CTL siswa dengan kemampuan awal tinggi

mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa

dengan kemampuan awal sedang.

Page 67: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

67

2) Terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang

mempunyai kemampuan awal sedang dengan siswa yang

mempunyai kemampuan awal rendah pada pembelajaran

dengan pendekatan pembelajaran CTL. Dilihat dari rataan

masing-masing sel pada Tabel 4.11, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa pada pembelajaran dengan pendekatan

CTL, siswa dengan kemampuan awal sedang mempunyai

prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan

kemampuan awal rendah.

3) Terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang

mempunyai kemampuan awal tinggi dengan siswa yang

mempunyai kemampuan rendah pada pembelajaran dengan

pendekatan CTL. Dilihat dari rataan masing-masing sel pada

Tabel 4.11, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pada

pembelajaran dengan pendekatan CTL, siswa dengan

kemampuan awal tinggi mempunyai prestasi belajar yang

lebih baik daripada siswa dengan kemampuan awal rendah.

4) Terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang

mempunyai kemampuan awal tinggi dengan siswa yang

mempunyai kemampuan awal sedang pada pembelajaran

dengan pendekatan ekspositori. Dilihat dari rataan masing-

masing sel pada Tabel 4.11, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa pada pembelajaran dengan pendekatan ekspositori,

siswa dengan kemampuan awal tinggi mempunyai prestasi

belajar yang lebih baik daripada siswa dengan kemampuan

awal sedang.

5) Terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang

mempunyai kemampuan awal sedang dengan siswa yang

mempunyai kemampuan awal rendah pada pembelajaran

dengan pendekatan ekspositori. Dilihat dari rataan masing-

masing sel pada Tabel 4.11, maka dapat diambil kesimpulan

Page 68: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

68

bahwa pada pembelajaran dengan pendekatan ekspositori,

siswa dengan kemampuan awal sedang mempunyai prestasi

belajar yang lebih baik daripada siswa dengan kemampuan

awal rendah.

6) Terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang

mempunyai kemampuan awal tinggi dengan siswa yang

mempunyai kemampuan awal rendah pada pembelajaran

dengan pendekatan ekspositori. Dilihat dari rataan masing-

masing sel pada Tabel 4.11, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa pada pembelajaran dengan pendekatan ekspositori,

siswa dengan kemampuan awal tinggi mempunyai prestasi

belajar yang lebih baik daripada siswa dengan kemampuan

awal rendah.

Hasil ini sesuai dengan hipotesis penelitian 3.b bahwa pada

masing-masing pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL

maupun dengan pendekatan ekspositori siswa dengan kemampuan awal

tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan

kemampuan awal sedang ataupun rendah dan siswa dengan kemampuan

awal sedang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa

dengan kemampuan awal rendah.

Menurut teori Marlow dan Page (dalam Huang, 2006: 2)

contrasted constructivist learning with traditional learning in four key

ways.

5. Constructivist learning is about constructing knowledge, not

receiving it.

6. Constructivist learning is about understanding and applying,

not recall.

7. Constructivist learning is about thinking and analyzing, not

accumulating and memorizing.

8. Constructivist learning is about being active, not passive

Siswa dengan kemampuan awal yang baik maka dalam pembelajaran

CTL akan lebih mudah dalam mengembangkan kemampuan awal yang

Page 69: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

69

telah dimiliki. Sehingga teori ini sesuai dengan penelitian bahwa dalam

pendekatan CTL, siswa dengan kemampuan awal tinggi seharusnya

mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan

kemampuan awal sedang ataupun rendah dan siswa dengan kemampuan

awal sedang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa

dengan kemampuan awal rendah.

Menurut Syaiful Sagala (2006:79) Siswa dipandang sebagai

objek yang menerima apa yang diberikan guru, sehingga siswa dengan

kemampuan awal yang baik maka dapat menerima dengan baik pula apa

yang disampaikan oleh guru. Sehingga teori ini sesuai dengan penelitian

bahwa dalam pendekatan ekspositori, siswa dengan kemampuan awal

tinggi seharusnya mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada

siswa dengan kemampuan awal sedang ataupun rendah dan siswa dengan

kemampuan awal sedang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik

daripada siswa dengan kemampuan awal rendah.

Page 70: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

70

70

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian teori dan analisis yang mengacu pada perumusan

masalah yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

menghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik dibandingkan pendekatan

pembelajaran ekspositori pada materi segi empat.

2. Prestasi belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi

lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa yang memiliki

kemampuan awal sedang dan rendah serta prestasi belajar matematika siswa

yang memiliki kemampuan awal sedang lebih baik daripada prestasi belajar

matematika siswa yang memiliki kemampuan awal rendah pada materi segi

empat.

3. a. Perbedaan pendekatan pembelajaran tergantung pada kemampuan awal

siswa. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Pada siswa dengan kemampuan awal tinggi, prestasi belajar siswa yang

diberi pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL lebih baik

daripada prestasi belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan

pendekatan ekspositori.

2) Pada siswa dengan kemampuan awal sedang, tidak terdapat perbedaan

antara prestasi belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan

pendekatan CTL maupun dengan siswa yang diberi pembelajaran

dengan pendekatan ekspositori.

3) Pada siswa dengan kemampuan awal rendah, prestasi belajar siswa

yang diberi pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL lebih

baik daripada prestasi belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan

pendekatan ekspositori.

b. Pada pembelajaran dengan pendekatan CTL maupun ekspositori, siswa

dengan kemampuan awal tinggi mempunyai prestasi belajar matematika

lebih baik dibandingkan siswa dengan kemampuan awal sedang dan

Page 71: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

71

rendah, siswa dengan kemampuan awal sedang mempunyai prestasi belajar

matematika lebih baik dibandingkan siswa dengan kemampuan awal

rendah.

B. Implikasi

Berdasarkan pada kajian teori dan hasil penelitian ini, maka penulis akan

menyampaikan implikasi yang berguna baik secara teoritis maupun secara praktis

dalam upaya meningkatkan prestasi belajar matematika.

1. Implikasi Teoritis

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika

dengan menggunakan pendekatan pembelajaran CTL menghasilkan prestasi yang

lebih baik dibandingkan pendekatan pembelajaran ekspositori. Penggunaan

pendekatan pembelajaran CTL mengarahkan siswa untuk lebih memaknai materi

yang dipelajari. Karena pada pendekatan pembelajaran CTL ini mengarahkan

siswa untuk mengaitkan materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata,

sehingga siswa dapat membuat hubungan antara pengetahuan yang diperolehnya

dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kemampuan awal merupakan kemampuan yang dimiliki oleh siswa yang

diperlukan untuk memperoleh pemahaman baru sehingga diperoleh pemahaman

yang lebih baik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar matematika. Prestasi belajar

matematika siswa yang memiliki kemampun awal tinggi lebih baik daripada

prestasi belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan sedang dan rendah

serta prestasi belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan awal sedang

lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan

awal rendah.

2. Implikasi Praktis

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan kepada guru

dan calon guru untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Prestasi

belajar siswa dapat ditingkatkan dengan memperhatikan pendekatan pembelajaran

yang sesuai dan kemampuan awal siswa. Pendekatan pembelajaran CTL dapat

Page 72: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

72

dijadikan sebagai sebuah alternatif apabila guru dan calon guru matematika ingin

melaksanakan proses pembelajaran matematika.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, ada beberapa hal yang perlu

peneliti sarankan, yaitu:

1. Bagi Kepala Sekolah

Seorang Kepala Sekolah perlu mendorong guru agar senantiasa kreatif dan

inovatif dalam pembelajaran. Dalam hal ini Kepala Sekolah perlu memberikan

apresiasi dan dukungan dalam pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan

materi dan kondisi siswa dan menyediakan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan

supaya pembelajaran yang kreatif dan inovatif bisa dilaksanakan.

2. Bagi para guru

a. Seorang guru matematika diharapkan dapat melakukan kegiatan

pembelajaran secara baik dengan menyediakan waktu yang cukup dalam

mempersiapkan pembelajaran sehingga bisa mengkaitkan materi pelajaran

dengan kehidupan sehari-hari dalam pembelajaran sehingga materi lebih

mudah diterima siswa.

b. Seorang guru hendaknya mengenal kondisi siswa sehingga bisa

memotivasi dan memberikan dukungan yang tepat kepada setiap siswa.

Seorang guru hendaknya mengenal tingkat kemampuan siswanya sehingga

bisa memberikan dukungan yang optimal sesuai dengan kondisi siswa.

3. Bagi para peneliti/ calon peneliti

Diharapkan dapat mengembangkan hasil penelitian ini dalam lingkup yang

lebih luas. Penulis berharap, para peneliti/ calon peneliti dapat meneruskan

atau mengembangkan penelitian ini untuk variabel-variabel lain yang sejenis

atau pendekatan pembelajaran lain yang lebih inovatif, sehingga dapat

menambah wawasan dan dapat lebih meningkatkan kualitas pembelajaran

khususnya dan pendidikan pada umumnya.

Page 73: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

73

73

DAFTAR PUSTAKA

Atwi Suparman. 2001. Desain Instruksional. Jakarta: Depdikbud.

Budiyono. 2003.Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: UNS Press.

________. 2004. Statistik Untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press.

Burns, M., Heath, M dan Dimock, V. 1998. Constructivism and Technology On

the Road to Student-Centered Learning. TAP into Learning. Volume 1, Issue

5, No 1; p 1 – 8.

Correiro, Elizabeth E., Griffin, Leanne R dan Hart, Peter E. 2008. A

Constructivist Approach to Inquiry-Based Learning: A TUNEL Assay for

the Detection of Apoptosis in Cheek Cells. The American Biology Teacher.

Reston: Vol. 70, Issue. 8; p. 457 – 460.

Depdikbud. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Diana Indriastuti Kusuma Wijaya. 2009. Efektifitas Pembelajaran Matematika

Dengan Pendekatan Kontekstual Ditinjau Dari Lingkungan Belajar pada

Pokok Bahasan Aritmetika Sosial Siswa Kelas VII SMP Kota Surakarta.

Tesis: Surakarta.

Dick dan Carey. 1990. The Systematic Design of Instruction.3rd. Ed. [t,t] Harper

Collins publishers.

Driscoll, Marcy P. 1994. Psychology of Learning for Instruction. Boston: Allyn

and Bacon

Herman Hudoyo. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Depdikbud. Jakarta:

P2LPTK

Herman J. Waluyo. 2007. Filsafat Ilmu, Edisi Revisi II. Salatiga: Widya Sari Press

Huang, Grace Hui-Chen. 2006. Fostering Active Learning in a Teacher

Preparation Program. Journal of Educational Research. Vol. 127, Issue 3,

No. 1; p 1 – 8.

Johnson B. Elaine. 2008. Contextual Teaching & Learning. Bandung : MLC.

Jones, Gail M., Laura, Brader-Areje. (2002). The Impact of Constructivism on

Education: Language, Discourse, and Meaning. Artikel.University of North

Carolina at Chapel Hill.

Page 74: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

74

Karagiorgi, Y., & Symeou, L. (2005). Translating Constructivism into

Instructional Design: Potential and Limitations. Educational Technology &

Society, Vol. 8 (1), No 1; p 17 – 27.

Kokom Komalasari. 2009. The Effect of Contextual Learning in Civic Education

on Students Civic Competence. Journal of Social Science 5(4): 261-207.

www. Akademik unsri .ac.id / download/ Journal/ Files/ Scipub/ JSS 54

261-270.

M. Saekhan Muchith. 2008. Pembelajaran Kontekstual. Sematang: Rasail Media

Group.

Mochtar Sanusi. (2008). Pengaruh Pembelajaran Penyelesian Masalah Terhadap

Prestasi Belajar Bilangan Berpangkat Ditinjau Dari Kemampuan Awal

Siswa SMK Negeri Magetan. Tesis: Surakarta.

Mohamad Nur. 1987. Pengantar Teori Tes. Proyek Pengembangan Lembaga

Pendidikan Tenaga Kependidikan. Surabaya: IKIP.

Ngalim Purwanto. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Ruseffendi. 1998. Membantu Guru Dalam Mengembangkan Pengajaran

Matematika. Bandung: Tarsito.

Saifudin Azwar. 1997. Reliabilitas & Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Shamsid-Deen,I & Smith,B.P. 2006. Contextual Teaching and Learning Praktices

In The Family and Consumer Sciences Curiculum. Journal of Family and

Consumer Sciences Education, Vol 24. No.1; p 14 – 28.

Suharsimi Arikunto. 2003. Prosedur Penelitian. Jakarta: CV. Rineka Cipta.

________________. 2005. Manajemen Penelitian, Edisi Revisi VII. Jakarta:

CV.Rineka Cipta.

Sumadi Suryabrata. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.

Sutartinah Tirtonegoro. 1984. Anak Supernormal dan Program Pendidikan.

Jakarta: CV. Rineka Cipta.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.

Bandung: CV. Rineka Cipta.

Syaiful Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfa Beta.

Page 75: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …... · 3 Apakah perbedaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran CTL dan ekspositori tergantung pada kemampuan awal siswa dan

75

Toeti Soekamto, 1997. Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran. Jakarta:

Depdikbud

Winkel, WS. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.

Yusak Sugiharto. 2009. Efektifitas Pendekatan Matematika Realistik Dalam

Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemampuan

Awal Siswa SMK. Tesis: Surakarta.

Zainal Arifin. 1990. Evaluasi Instruksional. Bandung: CV. Rineka Cipta.