41
6 LKTI Engineering Physics Week 5 th Edition PERANCANGAN SUSTAINABLE ECO-MOSQUE BERBASIS PHOTOVOLTAIC HELIO SOLAR WORKS 315W MONOCRYSTALLINE SOLAR PANEL, 7T2 SERIES, 7T2 315 Disusun Oleh: Aris Maulana 10/301116/TK/36816 Angkatan 2010 Atika Nurul Hidayah 10/302407/TK/37350 Angkatan 2010 Ressy Jaya Yanti 10/300984/TK/36743 Angkatan 2010

energy building

Embed Size (px)

DESCRIPTION

building

Citation preview

Page 1: energy building

6

LKTI Engineering Physics Week 5th Edition

PERANCANGAN SUSTAINABLE ECO-MOSQUE BERBASIS

PHOTOVOLTAIC HELIO SOLAR WORKS 315W MONOCRYSTALLINE

SOLAR PANEL, 7T2 SERIES, 7T2 315

Disusun Oleh:

Aris Maulana 10/301116/TK/36816 Angkatan 2010

Atika Nurul Hidayah 10/302407/TK/37350 Angkatan 2010

Ressy Jaya Yanti 10/300984/TK/36743 Angkatan 2010

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2014

Page 2: energy building

7

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Karya Tulis : Perancangan Sustainable Eco-Mosque

Berbasis Photovoltaic Helio Solar Works 315w Monocrystalline Solar

Panel, 7t2 Series, 7t2 315

2. Bidang Lomba :Eco-Building

3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap :Aris Maulana

b. NIM :10/301116/TK/36816

c. Jurusan : Teknik Fisika

d. Universitas : Universita Gadjah Mada

e. Alamat Rumah : JL Wakhid hasim no.17-19

f. Alamat E-mail : [email protected]

4. Anggota Penulis : 1. Atika Nurul Hidayah

2. Ressy Jaya Yanti

5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap : Sentagi Sesotya Utami, S.T., M.Sc., Ph.D

b. NIDN : 0026027501

c. Alamat Rumah : Karangtengah 62A, Nogotirto, Yogyakarta

Yogyakarta, 2 Januari 2014

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Ketua Pelaksana Kegiatan

Sentagi Sesotya Utami, S.T., M.Sc., Ph.D Aris Maulana

NIDN. 0026027501 NIM. 10/301116/TK/36816

Menyetujui,

Direktur Kemahasiswaan Wakil Dekan Bidang Akademik dan

Universitas Gadjah Mada Kemahasiswaan

Fakultas Teknik UGM

Dr.Drs. Senawi, M.P Ir. Muhammad Waziz Wildan, M.Sc.,Ph.D.

NIP. 19640310 199003 1 001 NIP. 19680512 199403 1 003

Page 3: energy building

7

LEMBAR ORISINALITAS KARYA TULIS ILMIAH INOVASI 2013

Judul karya tulis :Perancangan Sustainable Eco-Mosque Berbasis

Photovoltaic Helio Solar Works 315w

Monocrystalline Solar Panel, 7t2 Series, 7t2 315

Nama Ketua : Aris Maulana

Nama Anggota : Atika Nurul Hidayah

Ressy Jaya Yanti

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwakarya tulis dengan

judul tersebut di atas memang benar merupaka karya orisinil yang dibuat oleh

penulis dan belum pernah dipublikasikan dan atau dilombakan di luar kegiatan

“LKTI Engineering Physics Week 5th Edition” yang dselenggaraka oleh Teknik

Fisika Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya. Demikian pernyataan ini

kami buat dengan sebenarnya, dan apabila terbukti terdapat pelanggaran di

dalamnya, maka kami siap untuk didiskualifikasi dari kompetisi ini sebagai

bentuk pertanggungjawaban kami.

Yogyakarta, 2 Januari 2014

Aris Maulana

Page 4: energy building

7

Abstrak:.

Indonesia terletak di daerah khatulistiwa yang menyebabkan matahari di Indonesia mampu bersinar hingga 2.000 jam pertahun. Sinar matahari yang jatuh di permukaan panel surya pada kondisi puncak, akan mampu mencapai 900-1000 Watt/m2. Di wilayah Yogyakarta, radiasi matahari mencapai 4.85 kWh/m2. Hal ini mendukung untuk pemanfaatan photovoltaic (PV) sebagai sustainable energy for Eco-Building. Objek perancangan dari Eco-Building ini adalah Masjid Kampus UGM yang merupakan Masjid Kampus terbesar se-Asia Tenggara dengan konsumsi energi listriknya mencapai 6000 kWh per bulan. Dengan demikian, rata-rata konsumsi energi listrik per harinya sekitar 200 kWh. Untuk mendukung terwujudnya Eco-Mosque diperlukan sumber energi listrik yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Sumber energi tersebut salah satunya ialah solar sel jenis “Helios Solar Works 315W Monocrystalline Solar Panel, 7T2 Series, 7T2 315” dengan spesifikasi daya 300 Wp (watt peak) dan efisiensi mencapai 16.1% jika menggunakan perancangan Hybrid Photovoltaic Power System yang dilengkapi dengan baterai dan inventer. Jika kebutuhan energi rata-rata 200 kWh per hari, dan asumsi dalam sehari sinar matahari efektif 8 jam maka jumlah PV yang dibutuhkan 493 buah dengan luas bangunan atap mencapai 3.142 m2. Perancangan Eco-Mosque akan disimulasikan dengan menggunakan sofware HOMER. Software ini dapat memprediksi jumlah energi yang bisa dihasilkan oleh PV sehingga dapat diketahui berapa jumlah PV yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan energi Eco-Mosque. Pemasangan photovoltaic sebagai sumber energi listrik di Masjid Kampus UGM memberi keuntungan dari segi lingkungan yaitu pemasangan photovoltaic sebagai sumber energi listrik menghasilkan lebih sedikit emisi CO2 yaitu sebesar 6,00x10-3 kgCO2/kWh dibandingkan emisi CO2 yang dihasilkan pembangkit listrik PLN yang terdiri dari PLTU, PLT Panas Bumi, dan PLT Air sebesar 7,19x10-3 kgCO2/kWh. Dengan demikian, dalam sebulan penggunaan photovoltaic dapat mengurangi emisi CO2

sebesar 7,00 kgCO2 sehinggan PV lebih ramah lingkungan dan dapat mendukung terwujudnya Masjid kampus berbasis Eco-Building. Selain aspek sumber energi, aspek lain yang dapat mendukung kegiatan Eco-Mosque adalah desain bangunan dengan tata cahaya yang baik. Untuk dapat mengatur cahaya yang masuk ke dalam dapat menggunakan bahan bangunan dengan konduktivitas kalor yang rendah seperti kaca (±1050 w/mK) agar dapat membatasi jumlah cahaya yang masuk sehingga suhu dalam ruangan tetap terjaga dan tidak akan mengalami fluktuasi yang signifikan.

Kata Kunci:Eco-Mosque, Photovoltics, Sustainable.

Page 5: energy building

7

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang teramat tak mungkin kami lupa haturkan kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan banyak kemudahan sehingga karya tulis Kompetisi

“LKTI Engineering Physics Week 5th Edition” dengan judul “Perancangan

Sustainable Eco-Mosque Berbasis Photovoltaic Helio Solar Works 315w

Monocrystalline Solar Panel, 7t2 Series, 7t2 315” ini bisa kami selesaikan dalam

rangka Lomba Karya Tulis Ilmiah EPW 2014 Institut Teknologi Sepulh

November Surabaya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi

Muhammad SAW.

Terselasaikannya penulisan karya tulis ini adalah berkat dukungan dari

semua pihak, untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu Sentagi Sesotya Utami, S.T., M.Sc., Ph.D selaku dosen

pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan

mengoreksi karya tulis ini menjadi lebih layak diajukan dalam Lomba

Karya Tulis Ilmiah.

2. Orang tua kami yang selalu memberikan dukungan dan do’anya.

3. Sahabat-sahabat kami yang telah mendukung sehingga karya tulis ini

bisa diselesaikan tepat pada waktunya.

4. Segenap pihak yang telah ikut andil dalam proses penyelasaian karya

tulis ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

Tiada gading yang tak retak, mungkin itu sebuah peribahasa yang tepat

untuk menggambarkan karya tulis kami, jauh dari sempurna dan banyak

perbaikan di sana-sini, akan tetapi dengan kemantapan dan keyakinan hati kami

berani mengusulkannya dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah EPW 2014 ini. Semoga

Allah selalu meridhai segala langkah dan aktivitas kami. Amin.

Yogyakarta, 2 Januari 2014

Penyusun

Page 6: energy building

7

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

LEMBAR ORISINALITAS................................................................................ iii

ABSTRAK ......................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .........................................................................................v

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan .......................................................................... ...2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... ..4

BAB III METODE ............................................................................................. .8

BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................11

BAB V PENUTUP ............................................................................ .............. 16

5.1 Kesimpulan ......................................................................................16

5.2 Saran ................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................17

LAMPIRAN .......................................................................................................18

Page 7: energy building

7

DAFTAR GAMBAR

Page 8: energy building

7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia terletak di daerah Khatulistiwa dan memiliki iklim tropis yang

menyebabkan matahari di Indonesia mampu bersinar hingga 2.000 jam

pertahunnya. Dalam kondisi puncak atau posisi matahari tegak lurus, sinar

matahari yang jatuh di permukaan panel surya di Indonesia seluas satu meter

persegi akan mampu mencapai 900 hingga 1000 Watt. Lebih jauh, total intensitas

penyinaran perharinya di Indonesia mampu mencapai 4.5 kWh/m2. yang membuat

Indonesia tergolong kaya sumber energi matahari ini. Potensi ini didukung juga

dengan semakin canggihnya teknologi yang menyebabkan biaya investasi

pemanfaatan solar cell yang relatif semakin menurun tiap tahunnya sehingga

pemanfaatan panel surya dapat menjadi salah satu ladang energi terbarukan skala

besar dan sangat bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Namun

pada kenyataannya daya atau energi surya terpasang hanya sekitar 12,1MW,

sehingga masih banyak sumber yang belum dimanfaatkan. Banyak pihak

berpendapat bahwa intensitas matahari Indonesia masih tidak stabil dan “kurang

terang”. Selain itu Life cycle sistem pembangkit energi surya dianggap masih

rendah sehingga belum banyak pihak yang tertarik dengan investasi atau

pemanfaatan energi surya.

Di wilayah Yogyakarta, dimana radiasi matahari mencapai 4.85 kWh/m2,

sangat memungkinkan apabila teknologi panel surya dimanfaatkan sebagai

sumber energi alternatif ditengah menipisnya energi fosil yang selama ini

digunakan sebagai sumber energi utama untuk memenuhi kebutuhan energi

sehari-hari. Termasuk salah satunya konsumsi listrik di tempat umum seperti di

masjid yang membutuhkan pasokan listrik yang cukup besar untuk memenuhi

kebutuhan para jamaahnya. Masjid Kampus UGM sebagai masjid kampus

terbesar se-Asia Tenggara, yang memiliki jamaah ratusan per harinya tercatat

mengkonsumsi listrik sebesar 200 kWh. . Dengan keadaan seperti ini, maka

pemanfaatan panel surya sebagai sustainable eco-mosque sangat memungkinkan.

Untuk mendukung terwujudnya Eco-Mosque diperlukan sumber energi listrik

Page 9: energy building

7

yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Sumber energi tersebut salah satunya

ialah solar sel jenis “Helios Solar Works 315W Monocrystalline Solar Panel, 7T2

Series, 7T2 315” dengan spesifikasi daya 300 Wp (watt peak) dan efisiensi

mencapai 16.1% jika menggunakan perancangan Hybrid Photovoltaic Power

System yang dilengkapi dengan baterai dan inventer.

1.2 Rumusan Masalah

Di tengah menipisnya persediaan energi fosil di Indonesia, ketergantungan

atas pemenuhan kebutuhan energi dari sektor ini masih sangat tinggi. Hal ini

menimbulkan kekhawatiran apabila energi fosil nantinya tidak bisa lagi memenuhi

kebutuhan energi manusia yang semakin lama semakin meningkat. Sehingga

dibutuhkan sumber energi alternatif untuk mengatasi krisis energi ini. Energi

surya merupakan salah satu solusi terbaik yang bisa diterapkan khususnya di

wilayah Indonesia yang memiliki potensi besar. Fakta ini juga diperkuat oleh

makin berkembangnya teknologi panel surya untuk mendukung terwujudnya

sustainable energy system.

1.3 Tujuan Penulisan

1. Memberikan solusi untuk mengantisipasi menipisnya energi fosil dengan

teknologi panel suryaa

2. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi besar energi terbarukan

yang dimiliki Indonesia.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Menjadikan Masjid Kampus UGM yang merupakan Masjid terbesar se-

Asia Tenggara sebagai Eco-Mosque guna mengkampanyekan Go Green.

2. Terjaminnya pasokan energi listrik untuk Masjid Kampus UGM tanpa

harus bergantung pada PLN.

3. Menerapkan teknologi energi terbarukan yang ramah lingkungan dalam

bentuk panel surya.

Page 10: energy building

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mengenal lebih dalam tentang teknologi panel surya

Teknologi sel surya ditemukan pada tahun 1883 oleh Charles Fritts. Pada

masa itu sel surya menggunakan emas sebagai pelasis semikonduktor selenium

dan memiliki tingkat efesiensi sel surya sebesar 1%. Dengan berkembangnya

IPTEK dunia para ilmuwan berusaha mengembangakan sel surya, adapun

penelitian-penelitian dilakukan melalui mempertimbangkan tingkat efesiensi yang

lebih besar dan harga produksi yang relative murah. Cara kerja sel surya

mengikuti Prinsip Photoelectric. Prinsip ini berhubungan dengan energi dalam

bentuk foton yang terdapat di dalam cahaya matahari. Sel surya terbuat dari

material semikonduktor yang mengandung unsur silikon (Si). Unsur silikon ini

terdiri dari dua jenis lapisan yang sensitif yakni, lapisan positif (+) dan lapisan

negatif (-). Ketika foton mengenai permukaan sel surya, yang juga mengandung

unsur silikon, elektron-elektronnya akan tereksitasi dan menimbulkan aliran

listrik.

Di antara sumber energi alternatif yang saat ini banyak dikembangkan

seperti turbin angin, pembangkit listrik tenaga air (hydro power) dan lain-lain, sel

surya atau solar cell merupakan salah satu sumber yang cukup menjanjikan di

Indonesia. Energi yang dikeluarkan oleh sinar matahari sebenarnya hanya

diterima oleh permukaan bumi sebesar 69% dari total energi sinar matahari yang

dipancarkan. Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh

permukaan bumi sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai 3 x 1024 joule

pertahun, energi ini setara dengan 2 x 1017 Watt. Jumlah energi sebesar itu setara

dengan 10.000 kali konsumsi energi di seluruh dunia saat ini. Dengan kata lain,

dengan menutup 0,1 persen saja permukaan bumi dengan peralatan sel surya yang

memiliki efisiensi 10% maka melalui penggunaan sel surya ini sudah mampu

untuk menutupi kebutuhan energi di seluruh dunia saat ini.

Adapun kendala dari proses penggunaan tenaga surya di Indonesia adalah

besarnya dana produksi yang dibutuhkan, kurangnya minat masyarakat untuk

mengolah informasi yang ada sehingga pada akhirnya mengakibatkan rendahnya

Page 11: energy building

7

tingkat pengetahuan tentang aplikasi dan perkembangan teknologi sel surya, serta

rendahnya keinginan masyarakat untuk beralih dari jenis sumber energi fosil ke

jenis sumber energi terbarukan.

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari penggunaan sumber energi

matahari di Indonesia melalui aktivasi sel surya:

1. Bebas polusi udara, suara, dan tidak memiliki efek radiasi yang berbahaya.

2. Sebagai alternatif bahan bakar fosil yang bersih.

3. Matahari memiliki persediaan sumber energi tak terbatas.

4. Energinya dapat disimpan.

5. Tidak meningkatkan efek Global Warming.

6. Dapat menjangkau hingga ke pelosok daerah, karena tidak memerlukan

transmisi dan transportasi energi.

7. Biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi dapat diperkecil dengan

pemanfaatan bahan baku silikon yang banyak terdapat di sekitar perairan

Jawa.

8. Mendukung kebijakan pemerintah terkait dengan Kyoto Protocol to the

United Nations Framework Convention on Climate Change (Kyoto, Japan.

16 Februari 2005) dan Perjanjian Climate Change di Nusa Dua, Bali pada

tahun 2007 lalu.

9. Melalui perawatan yang teliti, umur peggunaan sel surya ini dapat mencapai

20 tahun.

10. Dapat dibuat secara sederhana dengan system transmisi yang tidak terlalu

rumit (SHS/ Solar Home System).

Mengingat bahwa energi matahari merupakan jenis energi terbarukan

dengan potensi besar, maka diharapkan aktivasi sel surya sebagai sumber

energi sampingan dapat dimaksimalkan berkaitan dengan peningkatan devisa

negara dan perbaikan sumber daya alam yang kian lama kian kritis

kondisinya.

Page 12: energy building

7

2.2 Pemanfaatan teknologi panel surya pada Eco-Mosque

Apabila tuntutan desain harus memenuhi 100% kebutuhan listrik di Masjid

Kampus UGM, maka total daya yang harus dihasilkan solar sel adalah sekitar 200

kWh. Dalam desain ini solar sel yang digunakan adalah jenis “Helios Solar Works

300W Monocrystalline Solar Panel, 7T2 Series, 7T2 300” dengan spesifikasi daya

300 Wp dan efisiensi 16.1%. Tipe ini dipilih karena dapat menghemat

penggunaan ruang di Masjid Kampus UGM. Dengan asumsi dalam sehari sinar

matahari efektif di sekitar Masjid Kampus UGM adalah 8 jam, maka total daya

yang mampu dihasilkan oleh 1 panel surya adalah :

300 Wp X 8 hour X 16.1% = 386.4 Wh

Untuk memenuhi kebutuhan minimal 200 kWh, maka jumlah minimal panel

surya yang dibutuhkan adalah :

200 kWh / 386.4Wh = 518 panel minimal

Energi listrik yang dihasilkan oleh panel surya tidak langsung digunakan,

tetapi disimpan dalam baterai terlebih tahulu. Tujuan penggunaan aki disini selain

untuk menyimpan energi di malam hari juga digunakan untuk menstabilkan

tegangan keluaran.

Rata-rata daya total yang dapat digunakan baterai adalah 40% dari daya

simpan maksimumnya, maka daya simpan total baterai adalah :

40% = 200 kWh

100% = 100/40 X 200 kWh

Daya simpan total baterai = 500 kWh

Baterai yang digunakan adalah tipe SPG12445W dengan spesifikasi 12Volt

120Ah, baterai disusun secara seri sebanyak 20 buah kemudian diparalel sebanyak

N kali.

Page 13: energy building

7

(12 Volt X 20) X (120 Ah X N) > 500 kWh

(12 Volt X 20) X (120 Ah X N) > 500 kWh

28,8N kWh > 500 kWh

N > 17,36

Total minimal baterai yang dibutuhkan = 18 X 20 = 360 buah

Tegangan keluaran dari baterai bersifat DC sedangkan mayoritas beban

bersifat AC, karena itu diperlukan inverter. Nilai inverter DC ke AC amannya

besarnya 5 kali dari total daya yang diperlukan per jam.

Inverter = 5 X 200 / 24 kWh

Inverter = 42 kWh

Page 14: energy building

7

BAB III

METODE

1. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan data sekunder yang akan

mendukung kegiatan penelitian di lapangan. Data sekunder didapatkan dari

pengumpulan isu-isu dan fakta-fakta terkait yang didasarkan pada pengalaman

empiris para polisi hutan, serta sumber bacaan berupa buku dan website.

2. Peninjauan Awal Lapangan

Sebelum melakukan penelitian, akan dilakukan peninjauan lapangan

terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menentukan strategi yang tepat sasaran

pada saat pengambilan sampel data, pembuatan serta instalasi alat. Peninjauan

lapangan dilakukan di beberapa hutan dimana Polisi hutan, PERHUTANI

(Perusahaan Hutan Indonesia), maupun Dinas Kehutanan meyakini bahwa lokasi

tersebut merupakan titik rawan yang berpotensi terjadinya penebangan liar.

Sedangkan peninjauan kedua dilakukan di salah satu wilayah hutan yang ada di

Kalimantan. Lokasi kedua ini akan dijadikan tempat instalasi alat setelah data

selesai diolah untuk mengamati respon sensor getaran terhadap variasi getara

yang diakibatkan oleh gergaji.

3. Pengambilan Sampel Data

Variabel yang akan diambil sebagai sampel data adalah rekaman getaran

yang dihasilkan oleh gergaji. Data getaran ini akan digunakan juga sebagai

pemicu supaya kamera bisa memotret secara otomatis. Data foto yang ada di

kamera akan terhubung dengan antenna ntuk kemudian dikirimkan ke antenna

penerima yang ada di pos polisi hutan. Sampel data diambil dengan

menempatkan sebuah sensor piezoelektrik dan kamera digital di pepohonan yang

ada di wilayah perhutanan. Selain sampel data langsung, Database foto penebang

legal juga akan digunakan. Hal ini bertujuan untuk membuktikan apakah foto

yang sudah ada di database Polisihutan benar-benar sesuai dengan data yang

dikirim oleh kamera yang dipasang di wilayah hutan.

4. Pengolahan Sinyal Audio

Page 15: energy building

8

Setelah data didapatkan, dilakukan pengolahan sinyal dari variable data

tersebut menggunakan software akustik. Beberapa software yang digunakan

dalam gagasan ini adalah ADOBE AUDITION dan RTA (Real Time Analyzer).

Hasil dari pengolahan sinyal audio berupa beberapa sampel Y frekuensi. Hasil

pengolahan sinyal ini akan digunakan sebagai set point dalam menentukan nilai

frekuensi yang tepat untuk kamera supaya bisa memotret secara otomatis.

Gambar. 3.1 Pengolahan Audio Menggunakan Software Adobe Audition

5. Perancangan Kit Pemantauan Sederhana

Kit pemantauan yang dirancang ini cukup sederhana di mana hanya

memberikan keluaran atau actuator berupa data foto yang akan dikirim

menggunakan antenna UHF (Ultrasonic High Frequensi) dan pengirimannya

diatur menggunakan sistem pewaktu untuk terus mengirim data pada rentang

waktu tertentu.

6. Instalasi Alat

Instalasi alat dilakukan pada wilayah hutan rawan penebangan liar.

Instalasi dilakukan dengan memasang beberapa kit pemantauan (sesuai

kebutuhan) yang berisi sensor piezoelektrik, kamera, antenna penerima/antenna

receiver (Rx), antenna pengirim/antenna transmitter Tx, dan PC dengan software

Adobe Audition. . Fungsi alat ini dimaksudkan untuk menyimpan dan

mengirimkan data sehingga kasus penebangan liar dapat diminimalisir.

7. Pemantauan Penebangan liar Berbasis Kamera dan Sensor Piezoelektrik

Untuk mendapatkan data frekuensi kegiatan penebangan, maka dilakukan

pemantauan visual menggunakan kamera dan sensor piezoelektrik yang dipasang

di beberapa pohon yang ada di hutan. kamera diinstall dan dihubungkan dengan

sensor dan antena yang telah disinkronkan ke dalam perangkat komputer sehingga

Page 16: energy building

9

dapat dilakukan perekaman gambar/foto selama rentang waktu tertentu. Foto ini

akan disimpan secara otomatis sehingga bisa dibandingkan dengan database foto

penebang ilegal.

Flow chart pelaksanaan

Page 17: energy building

10

BAB IV

PEMBAHASAN

Luasnya hutan di Indonesia yang tidak diimbangi dengan jumlah sumber

daya manusia penjaga atau polisi hutan yang kurang menyebabkan pengawasan

hutan tidak maksimal. Dari pengawasan yang tidak maksimal tersebut

menyebabkan banyak terjadi kerusakan dan penurunan hasil hutan. Salah satu

masalah utma akibat terjadinya kerusakan hutan adalah adanya aktfitas

penebangaan liar yang terjadi secara berlebihan. Solusi yang dilakukan

pemerintah untuk mengawasi hutan dari penebangan liar sudah banyak dilakukan

tetapi hasilnya kurang optimal dan masih saja terjadi penebangan liar setiap

tahunnya. Untuk memberikan solusi yang tepat dalam menangani penebangan liar

maka diperlukan solusi dari segi teknologinya. Maka dari itu perlu adanya suatu

sistem yang dapat mengawasi keadaan hutan yang datanya secara otomatis dapat

dikirimkan ke pos polisi hutan. Dari masalah penebangan liar yang terjadi dan

belum adanya solusi yang tepat dalam mengatasinya penulis ingin memberikan

solusi suatu sistem yang dapat mengawasi keadaan hutan yaitu dengan sensor

Peizoelectric berbasis gelombang akustik. Gambar berikut ini merupakan blok

diagram yang akan diterapkan dalam memantau terjadinya illegal logging :

Gambar. 4.1 Blok diagram remote station (stasiun pemantauan lapangan)

Fenomena getaran yang diakibatkan oleh gergaji atau alat penebang

pohon akan dirasakan oleh sensor. Output dari sensor tersebut berupa tegangan

yang akan masuk ke pre-amplifier dan amplifier (untuk proses penguatan sinyal

atau daya) sehingga output yang dihasilkan oleh sensor akan lebih besar. Setelah

itu sinyal akan diproses pada sinyal conditioning, hal ini bertujuan untuk

Modem

Aktuator

Page 18: energy building

11

memanipulasi suatu sinyal agar sinyal tersebut memiliki karakteristik yang sesuai

dengan kebutuhan proses selanjutnya. Kemudian setelah sinyal diproses akan

masuk ke mikro prosesor yang terhubung dengan HT dan antena. Informasi yang

dihasilkan oleh sensor akan menjadi inputan aktuator (kamera) sehingga kamera

akan secara otomatis mengambil gambar yan tertangkap.

Gambar. 4.2 Blok diagram Base station (stasiun penerimaan data)

Data yang diterima oleh antena akan diproses oleh modem (modulasi

demodulasi/TCM3105). Modem berfungsi untuk melakukan proses pengalihan

sinyal gelombang menjadi sinyal digital. Sinyal digital tersebut akan masuk ke

mikro prosesor supaya diolah dan bisa dibaca oleh komputer dengan bantuan

interface (RS232).

Sensor merupakan perangkat yang menerima dan menanggapi sinyal

dimana inputan dari sensor merupakan fenomena alam seperti cahaya, suara,

gerakan dan getaran. Sensor Piezoelectric mengandung bahan yang mengeluarkan

muatan listrik ketika mendeteksi perubahan tekanan. Dari obyek ke sensor rentan

adanya sinyal noise (suatu sinyal gangguan yang bersifat akustik, elektris maupun

elektonik yang ada dalam suatu sistem dan bukan merupakan sinyal yang

diinginkan), sehingga dalam sistem ini menggunakan sangkar faraday (cara untuk

mengisolasi gelombang elektromagnetik) supaya dapat mengisolasi sinyal yang

dianggap noise. Sensor ini memiliki cara kerja yang sebanding dengan inputnya

atau sebanding dengan seberapa besar sensor ini terdeformasi, cara kerja sensor

ini dapat di lihat pada gambar 4 di bawah ini :

Page 19: energy building

12

Gambar. 4.3 Cara Kerja Vibration Sensor

Semakin besar tekanan atau deformasi yang diterima sensor

tersebut, dapat menghasilkan output tegangan yang berubah-ubah.

Remote station dipasang pada pohon yang masih muda, agar perubahan

getaran yang diakibatkan oleh gergaji benar-benar dapat terbaca oleh sensor

vibration. Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi suara tebangan atau gergajian

dan dihubungkan langsung ke kamera dengan menggunakan censhaw maka alat

ini akan langsung memotret secara otomatis sesuai sumber suara yang dapat

dideteksi alat ini. Foto yang ada dikamera akan akan mengalami proses

pengolahan sinyal yang terhubung dengan antenna transmitter (antenna

pengirim/Tx). Pengiriman data menggunakan gelombang radio pada frekuensi

tertentu (tergantung wilayah dan izin ORARI-Organisasi Amatir Radio Indonesia

daerah setempat) dan akan di terima oleh antenna receiver yang ada di base

station. Antena penerima (Rx) akan terhubung dengan computer yang akan

menampilkan data foto dan getaran. Anatara Tx dan Rx harus mempunyai

frekuensi yang sama. Data foto yang diterima dapat dilihat dengan menggunakan

software mix-W dengan mode SSTV (SLOW-SCAN TELEVISION), data foto

yang diterima akan dicocokan dengan database foto penebang yang resmi

sehingga dapat diketahui siapa yang melakukan penebangan (ARRL, 2011).

Sementara untuk data getaran dapat menggunakan software Adobe Audition dan

dapat diolah sehingga dapat bermanfaat untuk penelitian selanjutnya. Karena

remote station jauh dari sumber listrik, maka sumber energi sistem menggunakan

solar panel yang ditempatkan di atas pohon. Karena data getaran harus

diinformasikan secara aktual, maka sumber energi harus 24 jam. Untuk itu,

digunakan baterai sebagai penampungan energi listrik berlebih dari panel surya

saat siang hari.

Page 20: energy building

13

Gambar. 4.4 Tampilan data foto yang akan diterima di Base station

Gambar. 4.5 Tampilan data getaran yang akan diterima di Base station

KomputerHTAntena TCM 3105 RS 232

KameraRangkaian sensor

PiezoelectricHT

Gambar. 4.6 Alat Transmiter

Antena

Gambar. 4.7 Alat Receiver

Page 21: energy building

14

Data getaran yang kita peroleh dari remote station dapat kita olah menjadi data

exel yang kemudian dapat diolah untuk mengetahui karakteristik dari kegiatan

penebangan secara illegal dan legal.

Page 22: energy building

15

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Early warning system berbasis gelombang akustik dan sensor

piezoelectric dapat meminimalisir kegiatan illegal logging. Sehingga produktifitas

hasil hutan tidak mengalami penurunan dan ekosistem di hutan akan terjaga.

Selain meminimalisir illegal logging penjaga atau polisi hutan akan terbantu

pekerjaannya karena dapat memantau keadaan hutan hanya dengan melihat data di

base station tanpa harus berkeliling kawasan hutan setiap harinya. Sistem ini

sekaligus dapat mengatasi pembohongana apabila ada oknum penebang liar yang

bekerja sama dengan penjaga hutan agar dapat diberikan izin dalam menebang

pohon. Pengaplikasian sistem early warning berbasis gelombang akustik dan

sensor piezoelectric menjadi solusi untuk menjaga kawasan hutan sehingga hutan

dapat dikelola dengan baik dan optimal.

5.2 Saran

1. Keberlangsungan penerapan sistem ini dibutuhkan dukungan dari

pemerintah daerah, pemerintah pusat khususnya PERHUTANI, polisi

hutan dan ORARI supaya kawasan hutan di Indonesia yang tersebar di

berbagai daerah dapat terlindungi dan lestari serta terbebas dari kegiatan

illegal logging.

2. Sistem ini merupakan tahap awal untuk meminimalisir adanya illegal

logging di darat. Perkembangan selanjutnya dari sistem ini yaitu dapat

membedakan frekuensi getaran antara legal logging dan illegal logging

sehingga diharapkan nantinya dapat tercipta sistem baru yang dapat

mendeteksi illegal logging yang berbasis frekuensi getaran tidak hanya di

darat tetapi juga di perairan.

3. Diperlukan adanya perawatan terhadap sistem ini supaya dapat terhindar

dari kerusakan dan dapat digunakan dalam waktu yang lama.

Page 23: energy building

DAFTAR PUSTAKA

Albest, Paul Malvino. 2003. Prinsip-Prinsip Elektronika. Jakarta: Salemba Teknika.

Alqadrie, I.S., Ngusmanto, Budiarto, T. dan Erdi. 2002. Decentraliztaion policy of forestry sector and their impacts on sustainable forests and local livelihoods in district Kapuas Hulu, West Kalimantan. Cifor, Bogor, Indonesia dan Universitas Tanjung Pura, Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia.

Anonim. 2011. The ARRL Handbook for Radio Communications. USA: ARRLFraden, Jacob. 2010. Hanbook of Modem Sensors fourh edition. London: Spinger

New York Heidelberg Dordreeht.http://www.id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2287292-pengertian-sensor/http://www.arifapek.blogspot.com/2011/12/v-behaviorurldefaultvmlo.htmlhttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=rumus+piezoelektrik&source=web&cd=5&cad=rja&ved=0CEUQFjAE&url=http%3A%2F%2Ffisikainstrumentasiukm.files.wordpress.com%2F2011%2F10%2Fksk-

viii

Page 24: energy building

LAMPIRAN

Biodata Ketua

Nama Lengkap : Aris Maulana

Tempat, tanggal lahir : Balikpapan, 25 September 1992

NIM : 10/301116/TK/36816

Jurusan/Universitas : Teknik Fisika/ Universita Gadjah Mada

Alamat Rumah : JL Wakhid hasim no.17-19

Pengalaman Organisasi :

1. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik UGM

2. Keluarga Pelajar Mahasiswa Balikpapan

3. Keluarga Mahasiswa Teknik Fisika (KMTF)

Karya Ilmiah yangpernah ditulis :

Prestasi yang pernah diraih :

Biodata Anggota 1

Nama Lengkap : Atika Nurul Hidayah

Tempat, tanggal lahir : Sleman, 1 Desember 1992

NIM : 10/302407/TK/37350

Jurusan/Universitas : Teknik Fisika/ Universita Gadjah Mada

Alamat Rumah : Godean

Pengalaman Organisasi :

1. Keluarga Mahasiswa Sentra Energi UGM

2. Cendikia Teknika Fakultas Teknik UGM

3. Keluarga Mahasiswa Teknik Fisika (KMTF)

Karya Ilmiah yangpernah ditulis :

1. Evaluasi solar water pumping system di Panggang,

Gunungkidul.

Prestasi yang pernah diraih :

1. PKM Dikti didanai 2012

2. PKM Dikti didanai 2013

3. Finalis Mandiri Young Technopreneurship 2013

ix

Page 25: energy building

Biodata Anggota 2

Nama : Ressy Jaya Yanti

Tempat, tanggal lahir : Pandeglang, 26 Januari 1993

NIM : 10/300984/TK/36743

Jurusan/Universitas : Teknik Fisika/Universitas Gadjah Mada

Alamat : Pogung Dalangan Sinduadi Mlati Sleman

Pengalaman Organisasi :

1. Keluarga Mahasiswa Bidik Misi UGM

2. Lembaga Penelitian dan Kajian Teknik Aplikatif (LPKTA)

Fakultas Teknik UGM

3. Keluarga Mahasiswa Teknik Fisika (KMTF)

4. Ikatan Mahasiswa Teknologi Instrumentasi Teknik Fisika

Karya Ilmiah yang pernah ditulis :

1. Karakterisasi perilaku dan irama bunyi burung walet

Menggunakan variasi frekuensi untuk perancangan Elektronik

kit pemanggil burung walet berbasis pengontrol audio otomatis

(Finalis Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian).

2. BEP (Bio Energi Pedesaan) : Upaya Pemenuhan Energi

Alternatif secara SwadayaMasyarakat Desa Pangpajung

melalui Produksi Biogas dan Pupuk Organik dari Kotoran

Hewan Ternak (Finalis Program Kreativitas Mahasiswa

Bidang Pengabdian Masyarakat).

3. Pembuatan Sistem Elektronik Kit Pemanggil Burung Walet

Untuk Rumah Walet Di Daerah Kabupaten Kulonprogo.

4. Telemonitoring Kondisi Jembatan Untuk Deteksi Dini

Kerusakan Struktur Berbasis Sensor LVDT Dan

Thermocouple.

5. Getah Batang sirsak sebagai Obat Sakit pada Gigi Berlubang.

6. Early Warning System Untuk Mendeteksi IllegaL Logging

Berbasis Gelombang Akustik dan Sensor Piezoelectric.

ix

Page 26: energy building

Prestasi yang pernah diraih :

1. PKM-M Dikti didanai 2013

2. PKM-P Dikti didanai 2013

3. Surveyor Road Map PLN DIY Jateng 2012-2-13

4. Juara II Lomba Karya Tulis Mahasiswa Tingkat Nasional (INOVASI

UNHAS 2013)

ix

Page 27: energy building

x

Page 28: energy building

SCAN KTM

xi