Upload
mitha-kumala-sari
View
213
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
TUGAS
Citation preview
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menampilkan hasil penelitian dan pembahasan tentang
penelitian kami yang berjudul Perbedaan Perkembangan Sosial Emosional Anak
Usia 3-6 Tahun pada Ibu Bekerja dengan Ibu yang tidak Bekerja. Peneilitian ini
dilakukan pada bulan Maret 2016 dengan jumlah responden sebesar 114 anak usia
usia 3-6 tahun yang terdiri dari 57 anak dari ibu yang bekerja dan 57 anak dari ibu
yang tidak bekerja. Hasil penelitian (data) akan disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi dan dinarasikan. Data akan dibagi menjadi dua bagian yang
terdiri dari data umum dan data khusus. Data umum yang berisi tentang beberapa
karakteristik responden yaitu berdasarkan usia anak, usia orang tua, jenis kelamin,
dan pendidikan terakhir. Sedangkan data khusus berisi tentang tingkat
perkembangan sosial emosional anak usia 3-6 tahun.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Proses Penelitian
Rencana awal peneliti ingin mengumpulkan wali murid untuk
meminta ijin anak mereka dijadikan responden, namun dikarenakan
terbatasnya waktu yang dimilki oleh ibu, peneliti tidak dapat mengumpulkan
wali siswa. Penelitian ini dimulai pada tanggal 29 Februari 2016, peneliti
mendatangi RA Qurrota A’yun Panggungrejo Kepanjen dan melakukan
perkenalan dengan siswa RA Qurrota A’yun dan menjelaskan maksud dan
tujuan datang ke tempat tersebut. Setelah itu, peneliti masuk ke masing-
48
49
masing kelas dan meminta bantuan guru-guru untuk membagikan lembar
persetujuan responden dan lembar identitas ke masing-masing siswa untuk
diisi oleh orang tua mereka dan dikumpulkan kembali besok hari. Keesokan
harinya, semua siswa mengembalikan lembar persetujuan responden dan
lembar identitas yang telah diisi orang tua. Pada hari itu, ada beberapa siswa
yang belum mengumpulkan, sehingga harus mengumpulkan esok harinya.
Setelah terkumpul, esok harinya peneliti datang kembali ke tempat penelitian.
Setelah selesai senam, peneliti meminta bantuan guru pengajar untuk
membagi siswa tersebut ke dalam 2 kelompok, yaitu dengan ibu bekerja dan
ibu tidak bekerja. Setelah terbagi, peneliti memberi lottery ke semua siswa di
masing-masing kelompok dimana di dalam lottery tersebut ada 57 gambar
“bintang” di masing-masing kelompok. Dan siapa saja yang mendapat
“bintang” akan dijadikan responden. Kemudian peneliti menulis nama-nama
siapa saja yang mendapat “bintang”. Dan untuk memudahkan dalam
menghafal, peneliti memberi stiker bintang di masing-masing baju responden.
Tepat pukul 07.30 peneliti memulai melakukan observasi dengan 2 observer,
dimana observasi dilakukan sampai pukul 09.30, dimana masing-masing
responden ±15 menit observasi. Keesokan harinya ada 3 responden yang
tidak masuk karena sakit, sehingga 3 responden tersebut dilakukan observasi
saat mereka sudah masuk. Setiap selesai dilakukan observasi, observer
mengumpulkan hasil observasi mereka ke peneliti untuk di rekapitulasi.
4.1.2 Gambaran Lokasi Penelitian
Seiring dengan perkembangan zaman, peran dari seorang ibu bukan
hanya sebagai istri, mengurus rumah tangga, dan juga mengasuh anak-
50
anaknya yang telah dilahirkannya, akan tetapi ada beberapa orang ibu yang
juga memiliki peran tambahan yaitu bekerja. Di RA Qurrota A’yun Desa
Panggungrejo yang berada di Kabupaten Malang yang tepatnya berada di
Kecamatan Kepanjen, disana terdapat ibu yang tidak bekerja dan juga ada
beberapa ibu yang mempenyai peran tambahan yaitu bekerja. Pekerjaan ibu
tersebut juga bermacam-macam ada yang sebagai guru, pedagang, dan juga
tenaga kesehatan. Dari beberapa ibu yang mempunyai pekerjaan tersebut ada
ibu yang juga mempunyai anak usia prasekolah. Dimana seorang ibu tersebut
harus bisa mengatur waktu, disamping untuk mengurus anak ibu juga harus
mengurus pekerjaannya.
Dari berbagai macam pekerjaan ibu tersebut seperti sebagai pedagang,
guru, dan juga tenaga kesehatan akan memungkinkan muncul beberapa
stressor pada seorang ibu bekerja. Misalnya saja seorang ibu yang bekerja
sebagai pedagang, apabila ibu mempunyai masalah ketika pendapatan yang
dihasilkan dari bekerja lebih kecil dari pengeluarannya, ibu akan mengalami
stressor dari pekerjaan tersebut.
Selain itu di Desa Panggungrejo juga ada ibu yang tidak bekerja. Ibu
yang tidak bekerja akan cenderung mempunyai banyak waktu luang. Ibu yang
tida bekerja akan mempunyai waktu lebih banyak untuk bersama anaknya.
Bahkan ada juga seorang ibu yang setiap hari harus menemani anaknya untuk
bersekolah sampai pulang. Atau bisa dikatakan ibu akan lebih memanjakan
anaknya, dan anak akan tidak bisa untuk lebih mandiri.
51
4.1.3 Data Umum
Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah berdasarkan usia,
jenis kelamin responden, pekerjaan ibu pada ibu yang bekerja, dan
berdasarkan pendidikan ibu.
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.1 Tabel Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Anak dari Ibu yang Bekerja di RA Qurrota A’yun Desa Panggungrejo Kecamatan Kepanjen Tahun 2016.
usia anak
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 3 tahun 6 10.5 10.5 10.5
4 tahun 10 17.5 17.5 28.15 tahun 18 31.6 31.6 59.66 tahun 23 40.4 40.4 100.0Total 57 100.0 100.0
(Sumber: Data primer lembar persetujuan responden, Maret 2015)
Berdasarkan data dari tabel 4.1 diatas karakteristik responden
berdasarkan usia, kurang dari 50% atau sebanyak 40.40% (23 responden)
berusia 6 tahun
Tabel 4.2 Tabel Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Anak dari Ibu yang tidak Bekerja di RA Qurrota A’yun Panggungrejo Kecamatan Kepanjen Tahun 2016.
(Sumber: Data primer lembar persetujuan responden, Maret 2015)
Usia anak
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 3 tahun 5 8.8 8.8 8.8
4 tahun 11 19.3 19.3 28.15 tahun 24 42.1 42.1 70.26 tahun 17 29.8 29.8 100.0Total 57 100.0 100.0
52
Berdasarkan data dari tabel 4.2 diatas karakteristik responden
berdasarkan usia, kurang dari 50% atau sebanyak 42.10% (24 responden)
berusia 5 tahun
2. Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.3 Tabel Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Anak dari Ibu yang Bekerja di RA Qurrota A’yun Desa Panggungrejo Kecamatan Kepanjen Tahun 2016.
jenis kelamin anak
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid laki-laki 22 38.6 38.6 38.6
Perempuan 35 61.4 61.4 100.0
Total 57 100.0 100.0
(Sumber: Data primer lembar persetujuan responden, Maret 2016)
Berdasarkan data dari tabel 4.3 diatas karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin, lebih dari 50% atau 61.40% (35 responden)
berjenis kelamin perempuan.
Tabel 4.4 Tabel Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Anak dari Ibu yang tidak Bekerja di RA Qurrota A’yun Desa Panggungrejo Kecamatan Kepanjen Tahun 2016.
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid
laki-laki 32 56.1 56.1 56.1
perempuan 25 43.9 43.9 100.0
Total 57 100.0 100.0
53
(Sumber: Data primer lembar persetujuan responden, Maret 2016)
Berdasarkan data dari tabel 4.4 diatas karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin, lebih dari 50% atau 56.10% (32 responden)
berjenis kelamin laki-laki
3. Karakteristik responden Berdasarkan Pendidikan Ibu
Tabel 4.5 Tabel Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu pada Ibu yang Bekerja di RA Qurrota A’yun Desa Panggungrejo Kecamatan Kepanjen Tahun 2016.
(Sumber: Data primer lembar persetujuan responden, Februari 2016
Berdasarkan data dari tabel 4.5 diatas karakteristik responden
berdasarkan pendidikan ibu, kurang dari 50% atau 47.40% (27 responden)
berpendidikan SMA.
Tabel 4.6 Tabel Distribusi Karakteristik Responden BerdasarkanPendidikan Ibu pada Ibu yang tidak Bekerja di RA Qurrota A’yun Desa Panggungrejo Kecamatan Kepanjen Tahun 2016.
(Sumber: Data primer lembar persetujuan responden, Maret 2016)
Berdasarkan data dari tabel 4.6 diatas karakteristik responden
berdasarkan pendidikan ibu, lebih dari 50% atau 50,9% (29 responden)
berpendidikan SMA.
pendidikan ibu
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid SMP 10 17.5 17.5 17.5
SMA 27 47.4 47.4 64.9Sarjana 20 35.1 35.1 100.0Total 57 100.0 100.0
Pendidikan Ibu
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid SMP 26 45.6 45.6 45.6
SMA 29 50.9 50.9 96.5Sarjana 2 3.5 3.5 100.0Total 57 100.0 100.0
54
4. Karakteristik responden berdasarkan usia ibu
Tabel 4.7 Tabel Distribusi Karakteristik Responden BerdasarkanUsia Ibu pada Ibu yang Bekerja di RA QurrotaA’yun Desa Panggungrejo Kecamatan Kepanjen Tahun 2016
(Sumber: Data primer lembar persetujuan responden, Maret 2016)
Berdasarkan data dari tabel 4.7 diatas karakteristik responden
berdasarkan usia ibu, kurang dari 50% atau 31.60% (18 responden) berusia
36-40 tahun
Tabel 4.8 Tabel Distribusi Karakteristik Responden BerdasarkanUsia Ibu pada Ibu yang tidak Bekerja di RA QurrotaA’yun Desa Panggungrejo Kecamatan Kepanjen Tahun
Usia ibu
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid < 25 tahun 7 12.3 12.3 12.3
31 - 35 tahun 19 33.3 33.3 45.636 - 40 tahun 20 35.1 35.1 80.7> 40 tahun 11 19.3 19.3 100.0Total 57 100.0 100.0
(Sumber: Data primer lembar persetujuan responden, Maret 2016)
Berdasarkan data dari tabel 4.7 diatas karakteristik responden
berdasarkan usia ibu, kurang dari 50% atau 35.10% (20 responden) berusia
36-40 tahun.
usia_ibu
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid < 25 tahun 6 10.5 10.5 10.5
25 - 30 tahun 10 17.5 17.5 28.131 - 35 tahun 17 29.8 29.8 57.936 - 40 tahun 18 31.6 31.6 89.5> 40 tahun 6 10.5 10.5 100.0Total 57 100.0 100.0
55
4.1.4 Data Khusus
1. Tingkat Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia 3-6
Tahun pada Ibu Bekerja.
Tabel 4.9 Distribudi frekuensi tingkat perkembangan sosial emosional anak usia 3-6 tahun pada ibu bekerja di RA Qurrota A’yun desa Panggungrejo Kec. Kepanjen
(Sumber: Data pengukuran lembar observasi milik SKB Sleman, Maret 2016)
Berdasarkan tabel 4.9 diatas tingkat perkembangan sosial
emosional anak usia 3-6 tahun pada ibu bekerja, lebih dari 50%
atau 63.20% (36 responden) dengan katagori tingkat perkembangan
sosial emosional baik, dan kurang dari 50% atau 36.80% (21
responden) mempunyai tingkat perkembangan sosial emosional
cukup
2. Tingkat Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia 3-6
Tahun pada Ibu yang tidak Bekerja.
Tabel 4.10 Distribudi frekuensi tingkat perkembangan sosial emosional anak usia 3-6 tahun pada ibu yang tidak bekerja di RA Qurrota A’yun desa Panggungrejo kec. Kepanjen
Perkembangan Sosial Emosional Anak
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid Baik 36 63.2 63.2 63.2
Cukup 21 36.8 36.8 100.0Total 57 100.0 100.0
Perkembangan Sosial Emosional Anak
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid baik 12 21.1 21.1 21.1
cukup 45 78.9 78.9 100.0Total 57 100.0 100.0
56
(Sumber: Data pengukuran lembar observasi milik SKB Sleman, Maret 2016)
Berdasarkan tabel 4.10 diatas tingkat perkembangan sosial
emosional anak pada ibu yang tidak bekerja, sebagian besar dalam
katagori tingkat perkembangan sosial emosional cukup dengan
jumlah 45 responden atau 78,90%, tingkat perkembangan sosial
emosional baik dengan jumlah 12 responden atau (21,10%).
3. Perbedaan Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia 3-6 tahun
pada Ibu Bekerja dengan yang tidak Bekerja
Sebelum dilakukan analisis untuk mengetahui perbedaan kedua
variabel, perlu dilakukan uji asumsi yaitu uji normalitas menggunakan uji
One Sample Kolmogorov Smirnov Test dengan taraf signifikasi (α) 0,05.
Tabel 4.11 Uji Normalitas
Dari tabel 4.11 didapatkan bahwa probabilitas sebesar 0,000 yang
berarti data berdistribusi tidak normal. Sehingga pada penelitian ini
menggunakan uji alternatif Mann Whitney.
Tabel 4.12 tabel mean out part SPSS
Tests of Normality
Status Pekerjaan
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Perkembangan Sosial Emosional Anak
Ibu Bekerja .182 57 .000 .940 57 .007Ibu Tidak Bekerja .258 57 .000 .885 57 .000
a. Lilliefors Significance Correction
57
Statistics
Ibu BekerjaIbu Tidak Bekerja
N Valid 57 57Missing 0 0
Mean 33.4737 29.9649
Dari tabel 4.12 di atas terlihat rata-rata perkembangan sosial
emosional anak usia 3-6 tahun pada ibu bekerja sebesar 33.47 sedangkan
sosial emosional anak usia 3-6 tahun pada ibu yang tidak bekerja sebesar
29.96 dari rata-rata point tingkat perkembangan sosial emosional tersebut
terdapat perbedaan rata-rata sebesar 3.51 point. Selanjutnya untuk melihat
signifikasi perbedaan kedua variabel,
Jika probabilitas ≤ 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima
Tabel 4.13 Hasil Hitung Uji StatistikTest Statisticsa
Perkembangan Sosial Emosional AnakMann-Whitney U 494.500Wilcoxon W 2147.500Z -6.445Asymp. Sig. (2-tailed) .000a. Grouping Variable: Status Pekerjaan
Hasil hitung uji SPSS dari tabel 4.13 menunjukkan probabilitas sebesar
0,000 dengan demikian Ho ditolak atau Ha diterima dengan kata lain ada
perbedaan tingkat perkembangan sosial emosional anak usia 3-6 tahun pada ibu
yang bekerja dengan yang tidak bekerja.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Tingkat Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia 3-6 tahun
pada Ibu Bekerja
58
Dari hasil penelitian diperoleh data seperti pada tabel 4.9 tentang
tingkat perkembangan sosial emosional anak usia 3-6 tahun pada ibu
bekerja, lebih dari 50% atau 63.20% (36 responden) dengan katagori
tingkat perkembangan sosial emosional baik, dan kurang ari 50% atau
36.80% (21 responden) memiliki tingkat perkembangan sosial emosional
cukup. Dampak seorang ibu untuk bekerja, ibu lebih bisa untuk
memandirikan anak.
Dari segi pendidikan ibu, lebih dari 50% responden dengan
perkembangan sosial emosional baik memiliki ibu dengan jumlah 19
responden atau dengan presentase 52.78% berpendidikan SMA dan
sejumlah 15 atau dengan presentase 41.67% berpendidikan Sarjana dan
sejumlah 2 responden atau dengan prosentase 5.56% berpendidikan SMP.
Semakin tinggi pendidikan ibu, semakin tinggi pula pengetahuan ibu,
antara lain pengetahuan ibu akan perkembangan anak. Ibu akan lebih
memperhatikan setiap perkembangan anak.
Menurut Lois Hoffman (1989) dalam Santrock (2007) telah
menjelaskan ada beberapa kemungkinan dari pengaruh anak dari ibu
bekerja pada perkembangan anak. Menurut pendapatnya, ketika sebuah
aktifitas dalam rumah tangga yang lebih efisien dan juga jumlah anggota
keluarga yang telah mengalami penurunan di Amerika, belum tentu anak
mempunyai perhatian lebih sedikit dari orang tuanya yang bekerja diluar
rumah dibandingkan dengan seorang anak yang ketika ibunya tidak
bekerja. Tidak bisa diasumsikan bahwa anak akan mendapat manfaat dari
perhatian dan waktu ekstra dari orang tuanya yang tinggal dirumah.
59
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hafizoh (2011) tentang Perbedaan
Pola Asuh Ibu Bekerja dengan yang tidak Bekerja pada Suku Jawa, ibu
bekerja cenderung lebih demokratis dalam mengasuh anak. Hal tersebut
dikarenakan selain untuk mengasuh anak ibu juga dituntut dalam
pekerjaannya. Pola asuh demokratis akan memberikan efek yang positif
dalam perkembangan anak.
Dengan pola asuh demokratis, anak lebih dilatih untuk mandiri,
tetapi ibu juga masih memberikan batasan aturan dan selalu ,mengontrol
setiap perilaku anak dimanapun ia berada. Namun, ada kalanya ibu tidak
bisa meneapkan pola asuh tersebut dengan sepenuhnya sesuai dengan
kondisi yang ada.
4.2.2 Tingkat Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia 3-6 tahun
pada Ibu yang tidak Bekerja.
Dari hasil penelitian diperoleh data seperti pada tabel 4.10 tentang
tingkat perkembangan sosial emosional anak usia 3-6 tahun pada ibu yang
tidak bekerja, sebagian besar dalam katagori tingkat perkembangan sosial
emosional cukup dengan jumlah 45 responden atau (78,90%), tingkat
perkembangan sosial emosional baik dengan jumlah 12 responden atau
(21,10%).
Dari segi pendidikan ibu sebagian besar responden dengan
perkembangan sosial emosional cukup memiliki ibu lebih dari 50%
dengan jumlah 25 responden atau dengan presentase 55.56% adalah SMA,
dan sejumlah 18 responden atau dengan prosentase 40% berpendidikan
SMP dan hanya 2 responden atau dengan prosentase 4.44% berpendidikan
60
Sarjana. Menurut Supartini (2004) salah satu faktor yang mempengeruhu
pola asuh ibu terhadap anak adalah pendidikan ibu, pendidikan dan
pengalaman yang di miliki oleh seorang ibu dalam merawat dan mengasuh
anak sangat mempengaruhi seberapa besar kesiapan mereka dalam
menjalankan pengasuhan kepada anak.
Dampak dari perkembangan sosial emosional anak usia 3-6 tahun
pada ibu yang tidak bekerja dikarenakan ibu yang tidak bekerja cenderung
lebih permesif dalam mengasuh anak (Hafizoh, 2011). Pola asuh permesif
merupakan gaya pengasuhan yang terlalu memanjakan anak sehingga anak
tidak bisa untuk lebih mandiri.
4.2.3 Perbedaan Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia 3-6
tahun pada Ibu Bekerja dengan yang tidak Bekerja.
Dari hasil penelitian diperoleh data seperti pada tabel 4.9 tentang
tingkat perkembangan sosial emosional anak usia 3-6 tahun pada ibu
bekerja, lebih dari 50% dengan katagori tingkat perkembangan sosial
emosional baik dengan jumlah 36 responden atau dengan presentase
63.20%, tingkat perkembangan sosial emosional cukup dengan jumlah 21
responden atau dengan presentase 36.80%.
Dari hasil penelitian diperoleh data seperti pada tabel 4.10 tentang
tingkat perkembangan sosial emosional anak usia 3-6 tahun pada ibu yang
tidak bekerja, sebagian besar dalam katagori tingkat perkembangan sosial
emosional cukup dengan jumlah 45 responden atau (78,90%), tingkat
perkembangan sosial emosional baik dengan jumlah 12 responden atau
(21,10%).
61
Dari tabel 4.12 di atas terlihat rata-rata perkembangan sosial
emosional anak usia 3-6 tahun pada ibu bekerja sebesar 33.47 sedangkan
sosial emosional anak usia 3-6 tahun pada ibu yang tidak bekerja sebesar
29.96 dari rata-rata point tingkat perkembangan sosial emosional tersebut
terdapat perbedaan rata-rata sebesar 3.51 point.
Ibu bekerja adalah seorang ibu yang mempunyai kegiatan diluar
rumah dengan tujuan untuk mencari nafkah. Ibu adalah seorang wanita
yang melahirkan anak. Peran ibu sangatlah banyak disamping ia sebagai
istri ia juga berperan sebagai ibu dari anak-anak yang telah dilahirkannya,
ibu harus mengurus rumah tangga, mengasuh dan juga mendidik anak-
anaknya dan sebagai salah satu kelompok dari berbagai macam peran
sosialnya dan juga sebagai anggota masyarakat di lingkunga sosialnya.
Disamping itu ada juga seorang ibu yang berperan sebagai pencari nafkah
tambahan untuk kehidupan rumah tangga sehari-harinya (Santrock. 2007)
Penghasilan dari seorang ibu yang bekerja memungkinkan ibu
untuk memenuhi berbagai kebutuhan keluarga, dan hal ini secara tidak
langsung menjadi pembelajaran bagi seorang anak bahwa semuanya bisa
diperoleh jika bekerja keras (Susan, 2005). Sehingga anak akan lebih
berhati-hati terhadap permintaan mereka, dan lebih menghargai apa yang
mereka miliki.
Dari segi pendidikan ibu kurang dari 50% dengan jumlah 27
responden atau dengan presentase 47.40% berpendidikan SMA dan
sejumlah 11 atau dengan presentase 19.30% berpendidikan Sarjana.
Semakin tinggi pendidikan ibu, semakin tinggi pula pengetahuan ibu,
62
antara lain pengetahuan ibu akan perkembangan anak. Ibu akan lebih
memperhatikan setiap perkembangan anak.
Menurut penelitian sebelumnya, anak-anak dari ibu yang bekerja
lebih baik dalam mengelola sesuatu, lebih mandiri, mereka berani untuk
pergi ke sekolah sendiri tanpa ditunggu, dan memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan tugas dengan baik. Selain itu, anak lebih teratur dalam
melakukan kegiatannya sendiri tanpa bantuan. Anak belajar mandiri dalam
melakukan aktivitas di rumah tanpa bantuan atau ditemani ibu, anak
belajar mengembangkan kedekatan atau bersosialisasi dengan orang lain,
anak menantikan dan menghargai kebersamaan dengan ibu, anak belajar
tentang nilai peran orang dewasa bagaimana ibu juga bertanggung jawab
atas kehidupan keluarga.
Menurut Hafizoh (2011), Ibu bekerja cenderung lebih demokratis
dalam mengasuh anak. Pola asuh demokratis lebih bisa bersikap hangat,
responsive, dan mempunyai harapan-harapan yang bersifat realistik
terhadap anak. Demikian juga sebaliknya Ibu yang tidak bekerja
cenderung lebih permesif dalam mengasuh anak. Hal tersebut ibu
cenderung bersifat perfeksionis, suka mengkritik anak, terlalu mengontrol
dan melindungi anak, terlalu memanjakan apa yang di inginkan anak,
mengabaikan, serta tidak memberi batasan-batasan dan juga aturan-aturan
yang jelas.
63
4.3 Keterbatasan Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti memiliki beberapa
keterbatasan, yaitu : penelitian ini hanya dilakukan pada satu TK saja,
tidak dilakukan pada beberapa TK lainnya khususnya di Kecamatan
Kepanjen untuk dilakukan perbandingan.