18
EVALUASI KLINIS PERSALINAN DAN SONOGRAFI INTRAPARTUM 1.1. Pendahuluan Pemeriksaan klinis merupakan kriteria standart dan masih merupakan gold standart untuk management persalinan. Selama periode intrapartum, pemeriksaan klinis (Pemeriksaan Digital) Vagina / Vaginal Toucher menuntun kita untuk mengetahui dilatasi cervix dan penurunan kepala. Beberapa penelitian telah membuktikan bagaimana akurasi pemeriksaan fisik. Pada bab ini kita akan membahas lebih lanjut mengenai topic ini. 1.2. Evaluasi Dilatasi Cervix Akurasi dan variabilitas hasil pemeriksaan klinis dilatasi servix telah diteliti oleh Phelps dkk, dengan menggunakan pipa polivinil klorida dengan diameter 1-10 cm dengan menggunakan kotak box untuk simulasi pemeriksaan dilatasi servix. Pada pemeriksaan 1574 pengukuran dilatasi servix, yang diteliti oleh 102 pemeriksa yang berbeda, akurasi pemeriksaan diameter sesungguhnya adalah 56,3%., meningkat

Evaluasi Klinis Persalinan Dan Sonografi Intrapartum Dj

  • Upload
    fahlevy

  • View
    38

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

EVALUASI KLINIS PERSALINAN DAN SONOGRAFI INTRAPARTUM

1.1. Pendahuluan

Pemeriksaan klinis merupakan kriteria standart dan masih merupakan gold standart untuk management persalinan. Selama periode intrapartum, pemeriksaan klinis (Pemeriksaan Digital) Vagina / Vaginal Toucher menuntun kita untuk mengetahui dilatasi cervix dan penurunan kepala. Beberapa penelitian telah membuktikan bagaimana akurasi pemeriksaan fisik. Pada bab ini kita akan membahas lebih lanjut mengenai topic ini. 1.2. Evaluasi Dilatasi Cervix

Akurasi dan variabilitas hasil pemeriksaan klinis dilatasi servix telah diteliti oleh Phelps dkk, dengan menggunakan pipa polivinil klorida dengan diameter 1-10 cm dengan menggunakan kotak box untuk simulasi pemeriksaan dilatasi servix. Pada pemeriksaan 1574 pengukuran dilatasi servix, yang diteliti oleh 102 pemeriksa yang berbeda, akurasi pemeriksaan diameter sesungguhnya adalah 56,3%., meningkat sebesar 89,5 % untuk 1cm. variabilitas selama pengamatan sangat penting dalam penilaian partus macet. Pada pencarian electronic dengan menggunakan PubMed (1996-Desember 2011) dengan keyword Dilatasi Servix, Pemeriksaan Digital , dan Akurasi, hanya ditemukan 1 artikel yang membahas mengenai Akurasi Pemeriksaan Ultrasonografi dan Pemeriksaan vaginal untuk menilai dilatasi servix selama persalinan. Pada tahun 2009, Zimerman dkk, menilai akurasi dan ketepatan pemeriksaan klinis vagina dan USG 3D traslabial selama periode intrapartum.

Mereka mengumpulkan data pemeriksaan 3D dari 52 pasien selama persalinan dan menyimpannya, lalu menghubungkan pemeriksaan digital vagina / VT oleh petugas dikamar bersalin interobserver dan intraobserver. Telah disepakati bahwa USG 3D translabial, mengukur nilai rata-rata diameter dilatasi servix maximal dan innercervical area, dihubungkan denga pemeriksaan VT. (P 900 , tingkat kesalahan ini tidak berhubungan dengan paritas, Body Mass Index, dan berat janin. Chou dkk juga membandingkan akurasi pemeriksaan USG TV pada posisi belakang kepala, terlihat pada (gb. 1.7 dan 1.8) selama kala II persalinan.

Secara keseluruhan, 88 wanita pada kala II persalinan, yang dilakukan pembandingan pemeriksaan VT dan USG transperineal untuk menilai posisi kepala dan hal ini akan dibandingkan dengan posisi kepala janin sesungguhnya saat lahir yang dilakukan oleh peneliti yang berbeda. Akurasi pemeriksaan VT adalah 71,6% dan USG 92 % (P=0,018). Dua penelitian ini menggunakan metode yang sama lalu dikonfirmasi untuk hasil dan publikasi dengan pemerikssaan USG, sebagai kriteria standart untuk menilai akurasi pemeriksaan VT dalam menilai posisi kepala janin. Jika mereka ingin menunjukkan bahwa pemeriksaan USG lebih akurat dari pemeriksaan VT untuk menentukan diagnosis,maka mereka harus memiliki standart untuk kriteria ini. Akhirnya, USG transabdominal tidak jauh lebih baik dari pada pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan digital vagina (VT) untuk mengetahui posisi kepala janin dan dirasa lebih mudah untuk dilakukan. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh mahasiswa kebidanan, dimana mereka tidak pernah melakukan pemeriksaan janin sebelumnya, dan sekitar 50% pemeriksaan VT dilakukan secara konstan. Pada 50 pemeriksaan pertama, hal ini menurun secara bermakna, dan stabil pada level bawah. 82 pasien memiliki derajat kesalahan 1800 . Kurva pembelajaran gambaran ultrasonografi distabilkan lebih dini, dari pasien ke-23. Lalu hasilnya dikonfirmasi pada pemeriksaan pasien ke-32 dengan LC-CUSUM test. Kesalahan tersering yang dilakukan dalam pemeriksaan ultrasonografi ini adalah ketidakmampuan untuk menyimpulkan diagnosis , terutama bagi pemula. Diikuti dengan kesalahan 450 dan dengan pemeriksaan USG, tingkat kesalahan, salah satunya (6/7)yaitu pada 450 sedangkan pada pemeriksaan VT tingkat keterbatasan kesalahan pemeriksaannya adalah 8/25. Terlihat pada tabel 1.3

Metode pemeriksaan ultasonografi transabdominal dikembangkan untuk menunjang pemeriksaan VT. Terutama untuk posisi asinklitismus. (gb. 1.9,1.10,1.11, 1.12, 1.13, 1.14). pada kala I , kesulitan diagnosis dikarenakan oleh kecilnya diameter dilatasi cervix. Dan pada kala II kesulitan diagnosis dalam penilaian sutura sagitalis dikarenakan oleh adanya caput succedaneum. Pada posisi kepala occiput posterior dan transverse position. Asinklitismus dapat didiagnosa hanya dengan 1 fetal orbit disebut oleh Malvasi dengan istilah Squint sing tanda juling. Tanda ini merupakan marker untuk asinklitismus.

Kesimpulannya, dari literature ini, dianjurkan bagi setiap ahli obstetric untuk dapat menggunakan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan USG dalam nenentukan dan memperkuat interpretasi posisi kepala janin.