Faktor Penyebab Dermatitis

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    1/37

    faktor-faktor yang berhubungan dengan

    kejadian dermatitis di puskesmas X

    Posted onJuli 8, 2010

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. A. Latar BelakangEkzema berasal dari bahasa Yunani. Artinya air mendidih. Penggunaan kata ini merupakanrefleksi kelainan kulit yang tampak berbintil, menggelembung pada permukaan kulit sperti buih

    air mendidih. Di Eropa, ekzema merupakan nama penyakit yang mempunyai ciri khas gatal. Di

    Amerika ekzema ini dinamakan Dermatitis. Ciri khasnya terutama keluhan gatal. Rasa gatalmerupakan perwujudan rasa nyeri yang berada dibawah nilai ambang. Rangsangan dapatberbentuk trauma fisik, kimiawi, dan mekanisme alergi. (Banjarmasin post, 2005)

    Ekzema mempunyai banyak bentuk gambaran klinis, sehingga sulit dibuat defenisi untuk kata

    Ekzema. Disarankan istilah tersebut tidak dipakai lagi dan digantikan dengan istilah dermatitis.

    Sebenarnya istilah dermatitis sudah banyak dipakai untuk ekzema karena kontak, ekzema padaatopik, dan pada dermatitis seboroik. Pengarang lainnya beranggapan istilah ekzema dan

    dermatitis ini tidak sama. Ada yang lebih senang menggunakan istilah dermatitis. Karena

    pengertian dermatitis dan ekzema sampai saat ini masih juga diperdebatkan, penulis masih

    mengangap kedua istilah itu mempunyai pengertian yang sama. Jadi dermatitis adalah suatu

    reaksi peradangan kulit yang karakteristik terhadap berbagai rangsangan endogen ataupuneksogen. Penyakit ini sangat sering dijumpai. (Marwali, 2000)

    Prevalensi dari semua bentuk dermatitis adalah 4,66%, termasuk dermatitis atopik 0.69%,

    dermatitis numuler 0,17%, dan dermatitis seboroik 2,82%. (Marwali, 2000)

    Di Amerika Serikat, 90% klaim kesehatan akibat kelainan kulit pada pekerja diakibatkan oleh

    dermatitis kontak. Antigen penyebab utamanya adalah nikel, potassium dikromat dan

    parafenilendiamin. Konsultasi ke dokter kulit sebesar 4-7% diakibatkan oleh dermatitis kontak.Dermatitis tangan mengenai 2% dari populasi dan 20% wanita akan terkena setidaknya sekali

    seumur hidupnya. Anak-anak dengan dermatitis kontak 60% akan positif hasil uji tempelnya. Di

    Skandinavia yang telah lama memakai uji tempel sebagai standar, maka insiden dermatitiskontaknya lebih tinggi dari pada Amerika. Dermatitis kontak alergik yang terjadi akibat kontakdengan bahan-bahan di tempat pekerjaan disebut dermatitis kontak alergik akibat kerja

    (DKAAK) yang mencapai 25% dari seluruh dermatitis kontak akibat kerja (DKAK). Dermatitis

    kontak akibat kerja mencapai 90% dari dermatitis akibat kerja (DAK) prevalensi DKAAKberbeda-beda di tiap Negara tergantung macam serta derajat industrialisasi Negara tersebut. Di

    Eropa insiden juga tinggi seperti Swedia dermatitis kontak dijumpai pada 48% dari populasinya.

    Di belanda 6% di Stockholm 8% dan Bergen 12%. (Iwan Trihapsoro, 2003)

    http://antholeo.wordpress.com/2010/07/08/faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-kejadian-dermatitis-di-puskesmas-x/http://antholeo.wordpress.com/2010/07/08/faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-kejadian-dermatitis-di-puskesmas-x/http://antholeo.wordpress.com/2010/07/08/faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-kejadian-dermatitis-di-puskesmas-x/http://antholeo.wordpress.com/2010/07/08/faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-kejadian-dermatitis-di-puskesmas-x/
  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    2/37

    Menurut Survei Rumah Tangga dari beberapa Negara menunjukkan penyakit alergi adalah satu

    dari tiga penyebab yang paling sering kenapa pasien berobat ke dokter keluarga. Penyakit

    pernapasan dijumpai sekitar 25% dari semua kunjungan ke dokter umum dan sekitar 80%dantaranya menunjukkan gangguan berulang yang menjurus pada kelainan alergi. Penderita

    alergi di Eropa ada kecenderungan meningkat pesat. Angka kejadian alergi meningkat tajam

    dalam 20 tahun terakhir. Setiap saat 30% orang berkembang menjadi alergi. Anak usia sekolahlebih 40% mempunyai 1 gejala alergi, 20% mempunyai asma, 6 juta orang mempunyaiDermatitis (alergi kulit). (Widodo Judarwanto, 2000)

    Di Indonesia laporan dari bagian penyakit kulit dan kelamin FK Unsrat Manado dari

    tahun 1988-1991 dijumpai insiden dermatitis kontak sebesar 4,45%. Di RSUD Dr. Abdul

    Aziz Singkawang Kalimantan Barat pada tahun 1991-1992 dijumpai insiden dermatitis

    kontak sebanyak 17,76%. Sedangkan di RS Dr. Pirngadi Medan insiden dermatitis kontak

    pada tahun 1992 sebanyak 37,54% tahun 1993 sebanyak 34,74% dan tahun 1994 sebanyak

    40,05%. Dari data kunjungan pasien baru di RS Dr. Pirngadi Medan, selama tahun 2000

    terdapat 3897 pasien baru di poliklinik alergi dengan 1193 pasien (30,61%) dengan

    diagnosis dermatitis kontak dari bulan Januari hingga Juni 2001 terdapat 2122 pasienalergi dengan 645 pasien (30,40%) menderita dermatitis kontak. Di RSUP H. Adam Malik

    Medan, selama tahun 2000 terdapat 731 pasien baru dipoliklinik alergi dimana 201 pasien

    (27,50%) menderita dermatitis kontak. Dari bulan januari hingga juni 2001 terdapat 270

    pasien dengan 64 pasien (23,70%) menderita dermatitis kontak. (Widodo Judarwanto,

    2000)

    Berdasarkan data yang diperoleh dari puskesmas tawanga bahwa jumlah kasus dermatitis pada

    tahun 2007 pasien yang berobat sebanyak 26 orang pasien. Kemudian pada tahun 2008 pasien

    sebanyak 31 orang sedangkan. Pada periode januarijuni 2009 jumlah pasien sebanyak 38orang. (sumber data sekunder buku registrasi jumlah kunjungan pasien puskesmas tawanga)

    Penyebab dermatitis tidak diketahui, namun jika salah satu atau lebih anggota keluargamengalami dermatitis, asma, atau rinitas alergika maka anak anda memiliki kemungkinan lebih

    besar untuk mengalami ekzema dibanding populasi umum. Sebagian anak dengan ekzema juga

    mengalami asma atau rinitas alergika. Ekzema dapat dipicu oleh berbagai hal, antara lain : 1)keringnya kulit 2) iritasi oleh sabun detergen, pelembut pakaian, dan bahan kimia lain 3)

    menciptakan kondisi yang terlalu hangat untuk anak, misalnya membungkus anak dengan

    pakaian berlapis-lapis 4) alergi atau intoleransi terhadap makanan tertentu 5) alergi terhadap

    tungau debu, serbuk sari makanan, atau bulu hewan 6) virus dan infeksi lain 7) perjalanan keNegara dengan iklim berbeda.

    1. B. Batasan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui faktor apa saja

    yang berhubungan dengan penyakit dermatitis dalam upaya pencegahan dan penanggulangandermatitis di masyarakat di puskesmas tawanga kec. Konawe Kabupaten Konawe tahun 2009

    1. C. Rumusan Masalah

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    3/37

    Dari latar belakang tersebut diatas adapun rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian

    yaitu : Faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan kejadian Dermatitis di Puskesmas

    Tawanga Kecamatan Konawe kabupaten Konawe Tahun 2009.

    1. D. Tujuan penelitian1.

    1. Tujuan Umum

    Untuk diketahui beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian dermatitis di Puskesmas

    Tawanga Kecamatan Konawe Kabupaten Konawe Tahun 2009

    1. 2. Tujuan Khususa) Untuk mengetahui hubungan alergi makanan dengan kejadian Dermatitisdi Puskesmas

    Tawanga Kecamatan Konawe Kabupaten Konawe Tahun 2009

    b) Untuk mengetahui hubungan Lingkungan dengan kejadian Dermatitis di Puskesmas

    Tawanga Kecamatan Konawe Kabupaten Konawe Tahun 2009

    c) Untuk mengetahui hubungan Genetik dengan kejadian Dermatitis di Puskesmas Tawanga

    Kecamatan Konawe Kabupaten Konawe Tahun 2009

    1. E. Manfaat Penelitian1. a. Manfaat Parktis

    1. sebagai masukan bagi peneliti-peneliti selanjutnya khususnya merekayang berminat untuk meneliti lebih lanjut mengenai Dermatitis.

    2. sebagai masukan untuk dapat menambah khasanah ilmu pengetahuankhususnya mengenai fator yang berhubungan dengan Dermatitis.

    3.

    b. Manfaat Teoritis1. Bagi masyarakat merupakan suatu informasi yang sangat pentingdi dapatkan yang berguna untuk kesehatan seluruh anggotakeluarganyamasing-masing.

    2. sebagai aplikasi ilmu yang telah di dapatkanuntuk menambahwawasan ilmiah khususnya mengenai kejadian Dermatitis.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    1.

    A. Tinjauan Umum Tentang Dermatitis

    1. Pengerti an

    Dermatitis merupakan epidermo-dermitis dengan gejala subyektif pruritus. Obyektif tampak

    inflamasi eritema, vesikulasi, eksudasi, dan pembentukan fisik. Tanda-tanda polimorf tersebuttidak selalu timbul pada saat yang sama. Penyakit bertendensi residif dan menjadi kronis.

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    4/37

    Sinonim :

    1. Unitaris: eczema dan dermatitis dianggap sinonim. Anggapan ini, yang berasal darikontinen eropa, tidak dianut lagi.

    2. Dualistis: Ekzema dan dermatitis merupakan nama yang tidak sinonim. Anggapandualistis sekarang dianut disemua negeri. Semua kelainan dianggap dermatitis dandengan demiklian dicari factor-faktor penyebab. Yang dulu disebut eczema ialah salah

    satu bentuk dermatitis, yakni yang dinamakan dermatitis atopik. (Arif Mansjoer dkk,

    2000)

    Dermatitis adalah peradangan epidermis dan dermis yang memberikan gejala subjektif gatal dan

    dalam perkembangannya memberikan efloresensi yang polimorf. Peradangan tersebutmerupakan reaksi kulit terhadap zat endogen maupun eksogen misalnya zat kimia, bakteri,

    fungus. (Purnawan Junadi dkk, 1992)

    2. Etiologi

    Penyebab dermatitis kadang-kadang tidak diketahui. Sebagian besar merupakan respon kulitterhadap agen-agen, misalnya zat kimia, protein, bakteri, dan fungus. Respon tersebut dapat

    berhubungan dengan alergi. Alergi ialah perubahan kemampuan tubuh yang didapat dan spesifik

    untuk bereaksi.

    Reaksi alergi terjadi atas dasar interaksi antara antigen dan antibody. Karena banyaknya agen

    penyebab, ada anggapan bahwa nama dermatitis digunakan sebagai nama sampah (catch basketterm). Banyak penyakit alergi yang disertai tanda-tanda polimorf disebut dermatitis. (Arif

    Mansjoer dkk, 2000)

    3. Klasifikasi

    Klasifikasi dermatitis didasarkan atas kriteria patogenik, walaupun kebanyakan bentuk penyakittidak diketahui. Dermatitis dibagi atas 2 tipe: endogen (konstitusional) dan eksogen. Ada lagi

    yang membaginya tiga: endogen, eksogen, dan penyebabnya yang tidak diketahui. Contoh

    dermatitis endogen adalah dermatitis atopik, dermatitis seboroik, liken simplek kronis, dermatitisnonspesifik (pompoliks, dermatitis numuler, dermatitis xerotik, dermatitis otosensitasi), dan

    dermatitis karena obat. Sedangkan contoh dermatitis eksogen adalah dermatitis kontak iritan,

    dermatitis kontak alergik, dermatitis fotoalergik, dermatitis infektif, dan dermatofitid. Beberapa

    buku memasukkan dermatitis atopik, dermatitis seboroik, liken simplek kronik, dermatitis stasis,pompoliks, dan dermatitis numularis pada dermatitis yang tidak diketahui penyebabnya.

    (Marwali Harahap, 2000)

    Menurut perjalanan penyakitnya, dermatitis dibagi menjadi stadium :

    1. Akut : ditandai dengan gambaran klinik eritema, edema, vesikel dan eksudasi.2. Subakut : eritema tidak begitu menonjol, terdapat krusta, erosi, ekskoriasi. Pada

    penyembuahan tampak krusta mulai melepas, terdapat skuama dan mulai mengering.

    3. Kronik ditandai likenifikasi, hiperpigmentasi, atau hipopigmentasi.

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    5/37

    (Purnawan Junadi dkk, 1992)

    Dermatitis Endogen:

    a. Dermatitis Atopik

    1) Defenisi

    Dermatitis atopik (DA) adalah dermatitis yang terjadi pada orang yang mempunyai riwayat

    atopi. Atopi ini diperkenalkan pertama sekali oleh Coca dan Cooke tahun 1923. atopi berasal dari

    bahasa yunani, yang berarti penyakit aneh ataupun hipersensivitas abnormal untuk melawanfakor-faktor lingkungan, dijumpai pada penderita ataupun keluarganya, tanpa sensitasi yang jelas

    sebelumnya. (Marwali Harahap, 2000)

    Dermatitis endogen sering disertai dengan riwayat penyakit alergi pada keluarga atau perorangan

    seperti asma, hay fever, dan rhinitis. Dermatitis atopik mengenai 3% dari semua anak. (David

    Ovedoff, 2002)

    2) Etiologi

    Terdapat stigma atopi (herediter) pada pasien/anggota keluarga berupa :

    a). Rhinitis alergik, asma bronchial, hay fever.

    b). Alergi terhadap berbagai alergin protein (polivalen).

    c). Pada kulit : dermatitis atopi, dermatografisme putih, dan kecenderungan timbul urtikaria

    d). Reaksi abnormal terhadap perubahan suhu (hawa udara panas dingin) dan ketegangan

    (stress).

    e). Resistensi menurun terhadap infeksi virus dan bakteri.

    f). Lebih sensitive terhadap serum dan obat.

    g). Kadang-kadang terdapat katarak juvenilis.

    (Arif Mansjoer dkk, 2000)

    3) Manifestasi klinik

    Subyektif selalu terdapat pruritus. Terdiri atas tiga bentuk, yaitu:

    a). Bentuk infantil (2 bulan-2 tahun). Karena letaknya didaerah pipi yang berkontak dengan

    payudara, secara salah sering di sebut ekzema susu. Terdapat eritema berbatas tegas, dapat

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    6/37

    disertai papul-papul dan vesikel-vesikel miliar, yang menjadi erosif, eksudatif dan berkrusta.

    Tempat predileksi kedua pipi, ekstremitas bagian fleksor dan ekstensor.

    b). Bentuk anak (3-10 tahun). Pada anamnesis dapat di dahului bentuk infantir. Lesi tidak

    eksudatif lagi, sering disertai hyperkeratosis, hiperpigmentasi dan hipogmentasi. Tempat

    predileksi tengkuk, fleksor kubita dan fleksor popliteal.

    c). Bentuk dewasa (13-30 tahun). Pada anamnesis terdapat bentuk infantil dan bentuk anak.

    Lesi selalu kering dan dapat disertai likenifikasi dan hiperpigmentasi. Tempat predileksi tenkukserta daerah fleksor kubital dan popliteal.

    Manifestasi lain berupa kulit kering dan sukar berkeringat, gatal-gatal terutama jika berkeringat.

    Berbagai kelainan yang dapat menyertainya ialah xerosis kutis, iktiosis, pomfoliks, pitiriasis

    alba, keratosis pilaris (berupa papul-papul miliar, di tengahnya terdapat lekukan), dll. (Arif

    Mansjoer dkk, 2000)

    4) Penatalaksanaan

    Semua rangsang yang dapat memperhebat penyakit harus di hindarkan, misalnya pada kelainan

    kulit, tidak boleh memakai cita kasar/wool, kamar harus bebas debu, juga perubahan suhu yang

    mendadak harus dihindarkan. Makanan tidak mempengaruhi penyembuhan penyakit, tetapi dapatmempengaruhi terjadinya residif. Oleh karena itu makanan yang menyebabkan residif harus di

    hindari. Dilakukan perbaikan keadaan umum yang buruk. (Purnawan Junadi dkk, 1992)

    Pengobatan lokal (lebih penting dari pada pengobatan umum). Obat pilihan ialah obat yang

    mengandung kortison, seperti hidrokortison 1% atau 2% (untuk bentuk infantil) sedangkan

    untuk bentuk dewasa obat lain yang efektif ialah prefara ter, misalnya liantral 2-5%. (Punawan

    Junadi dkk, 1992)

    1. Dermatitis seboroik1) Pengertian

    Dermatitis seboroik ialah istilah yang dipakai secara luas untuk melukiskan erupsi kulit kronik

    residif yang mengenai daerah-daerah seborea. Nama dermatitis sebenarnya tidak tepat karenatidak tergolong dalam dermatitis atau eksim. Secara umum kelainan ini meliputi bermacam-

    macam kelainan kulit berupa eritema, skuama yang kering atau berlemak dengan krusta.

    (Purnawan Junadi dkk, 1992)

    Dermatitis seboroik biasanya menyerang kulit kepala, alis, lipatan nasolabial, telinga dan anterior

    dada. Timbul bercak-bercak eritematosa dan berskuama yang intermiten. Keadaan ini dapat

    timbul setiap saat sejak masa bayi sampai masa tua dan dapat terasa gatal. (Sylvia A.Price dkk,2005)

    2) Etiologi

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    7/37

    Penyebab belum diketahui pasti. Hanya didapati aktivitas kelenjar sebasea berlebihan. Dermatitis

    seboroik dijumpai pada bayi dan pada usia setelah pubertas. Kemungkinan ada pengaruh

    hormon. Pada bayi dijumpai hormone transplasenta meninggi beberapa bulan setelah lahir danpenyakitnya akan membaik bila kadar hormon ini menurun.. (Marwali Harahap, 2000)

    3) Gambaran klinik

    Ada 3 gambaran klinik dari penyakit ini menurut letak lesinya :

    a). Dandruf, sarak :

    Terdapat terutama pada bayi dan anak umur 6-10 tahun. Lokasinya adalah pada daerah

    berambut/scalp, dapat meluas sampai ke dahi dan di daerah retroaurikularis. Efloresensinya

    berupa skuama yang berminyak (Greasy) warnanya kuning-kuningan disebut pitiriasis okosa.

    Kadang-kadang ditemukan skuama yang kering disebut pitriasi sika (ketombe). Bila meluassampai ke dahi disebut korona seborea. Bila yang terkena daerah retro aurikularis sering

    dijumpai selain skuama juga krusta warna kekuning-kuningan dan fisura. Sering disertai infeksisekunder.

    b). Facial Seborrhoica

    Lokasinya selalu pada lipatan naso-labial. Efloresensi berupa macula eritematosa dan diatasnya

    ada skuama berminyak berwaran kekuning-kuningan. Pada wanita sering disertai blefaritis(radang dari palpebra) pada laki-laki sering disertai folikulitis pada Shave area (daerah yang

    berambut dan sering dicukur missal jenggot, kumis dsb). Bila timbul pada daerah jenggot disebut

    Sycosis barbae (harus dibedakan dengan Tinea Barbae).

    c). Scorporis

    Lokasinya tersering adalah pada daerah presternal dan interskapula. Efloresensinya berupa

    eritema dengan diatasnya ada skuama yang berminyak dan berwarna kekuning-kuningan kadang-

    kadang dapat berbentuk cincin dengan penyembuhan di sentral (central healing). Hampir

    selalu disertai folikulitis. Kalau berat, badan dapat terkena semua dan bisa meluas sampai kelengan dan paha bagian atas. Sinter Triginalis, lokasi pada aksila, infra mama, umbilicus,

    efloresensi macula eritematosa dan di atasnya ada skuama yang berminyak dan berwarna

    kekuning-kuningan. Kemudian timbul fissura dan sering disertai dengan infeksi sekunder.Kadang-kadang dapat menjadi generalisata dan bila ini terjadi maka sering sekali disertai dengan

    adanya pompholi (vesikel-vesikel milier yang ternyata lebih dalam jika dibandingkan dengan

    vesikel biasa), pada daerah telapak tangan, telapak kaki dan disela-sela jarinya. (PurnawanJunadi dkk, 1992)

    4) Pengobatan

    Tindakan umum

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    8/37

    Penderita harus diberi tahu bahwa penyakit ini berlangsung kronik dan sering kambuh. Harus

    dihindari faktor pencetus, seperti stress emosional, makanan berlemak, dan sebagainya. (Marwali

    Harahap, 2000)

    1. Liken Simplek Kronis1) Pengertian

    Liken simplek kronik aalah suatu dermatitis dengan penebalan kulit dari jaringan tanduk

    (likenifikasi) karena garukan atau gosokan yang berulang-ulang. Kebanyakan lesi hanya dari satu

    tempat, namun dapat juga dijumpai atau beberapa tempat. (Marwali Harahap, 2000)

    2) Manifestasi Klinik

    Liken simplek kronik ini berupa likenifikasi, papel, skuama, dan hiperpigmentasi. Pada lesi yang

    sudah lama, kulit menebal dan mengalami hipopigmentasi. Lesi berbatas tegas. Secara klinis,

    selain likenifikasi, bentuk-bentuknya dapat juga berupa papula besar yang disebut PrurigoNodularis. Lesi yang sudah lama akan mengalami hiperpigmentasi dan ditengahnya akanmengalami hipopigmentasi. (Marwali Harahap, 2000)

    3) Pengobatan

    Terutama hindari garukan. Harus diyakini oleh pasien bahwa bila tidak digaruk lesi akan hilang.Sebaiknya diberikan salep kortikosteroid yang dibungkus polictilen (plastic) diganti tiap 24 jam,

    ataupun dapat diberikan suntikan intralesi, misalnya suspensi triamsinolon. (Marwali Harahap,2000)

    1.

    Dermatitis stasis

    1) Pengertian

    Dermatitis statis adalah dermatitis yang terjadi akibat adanya gangguan aliran darah vena

    ditungkai bawah. (Marwali Harahap, 2000)

    2) Etiologi

    Suatu keadaan yang meyebabkan stasis peredaran darah di tungkai bawah. (Arif Mansjoer dkk,

    2000)

    3) Gambaran klinik

    Keluhan subjektif berupa rasa gatal. Efloresensi akibat garukan berupa skuama, hiperpigmentasi

    dan erosi. Apabila penderita mengobati sendiri dapat terjadi dermatitis kontak, dan lesibertambah tergantung pada iritannya.

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    9/37

    Kelainan lebih lanjut akan timbul infeksi sekunder dan terjadi kerusakan jaringan (nekrosis),

    timbul daerah iskemik yang dapat memacu ulkus yang disebut ulkus varikosum. Insidens pada

    wanita lebih banyak menderita dari pada pria. Dijumpai pada orang dewasa dan orang tua, tidakpada anak-anak. Banyak terjadi pada orang gemuk, banyak berdiri dan banyak melahirkan.

    (Purnawan Junadi dkk, 1992)

    4) Pengobatan

    Prinsip pengobatannya adalah menghindarkan gangguan aliran vena dan edema. Harus dihindaribanyak berdiri lama, kalau pasien gemuk, berat badannya harus diturunkan.

    Pada dermatitis yang akut, dapat diberikan salep yang tidak menimbulkan iritasi dan sensitasi

    kulit, misalnya salep iktiol 2% dalam salep seng oksida. (Marwali Harahap, 2000)

    1. Dermatitis (Ekzema) Nonspesifik1) Pengertian

    Dermatitis Nonspesifik adalah suatu erupsi epidermal yang dapat berlangsung akut, kronik,

    terlokalisir atau generalis. (Marwali Harahap, 2000)

    2) Manifestasi klinik

    Rasa gatal merupakan gejala yang sangat dikeluhkan penderita, sehingga dapat mengganggu

    kegiatan sehari-hari maupun tidur. Gatalnya dapat konstan ataupun episodic. Dermatitis

    nonspesifik biasanya mengenai penderita yang selalu mengeluh bahwa kulitnya sensitif, sepertiselalu tidak cocok dengan kosmetik, pelembab, sabun dan detergen. (Marwali Harahap, 2000)

    1. Dermatitis PomfoliksDermatitis pofoliks adalah dermatitis yang ditandai dengan adanya vesikula yang dalam,mengenai telapak tangan, kaki, dan sisi jari-jari. Biasanya jenis dermatitis ini simetris dan

    bilateral. (Marwali Harahap, 2000)

    1. Dermatitis OtosensitasiDermatitis otosensitasi merupakan perluasan yang cepat dari reaksi ekzematus atau vesikuler.

    Lesi primer mengeluarkan suatu bahan yang dapat berdifusi melalui epidermis atau melalui

    peredaran darah yang dapat menurunkan tingkat ambang kulit terhadap bahan iritan.Hipersensivitas tipe lambat juga ada pengaruhnya pada keadaan hiperiritabilitas ini. Bagaimanamekanisme terjadinya masih belum jelas. Kemungkinan terjadi karena adanya penyebaran bahan

    kimia atau sel, atau mungkin karena adanya pengaruh mekanisme neurologik.

    Whitfield adalah orang pertama yang menjelaskan bahwa penyebaran dermatitis kemungkinan

    disebabkan oleh adanya proses otosensitisasi terhadap antigen dikulit normal. (Marwali Harahap,

    2000)

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    10/37

    1. Dermatitis numuler1) Pengertian

    Dermatitis numuler adalah dermatitis yang bentuk lesinya yang bulat seperti uang logam.

    (Marwali Harahap, 2000)

    2) Gambaran klinik

    Gejala subjektif adalah gatal. Terdapat efloresensi berukuran numuler bulat, vesikel, erosi,

    eritema dan eksudasi. Akibat garukan terdapat ekskoriasi, bila kering meninggalkan krustaberwarna hitam. Lokalisasinya adalah di ekstremitas bagian ekstensor, punggung dan bokong.

    Sisa penyembuhan sering berupa bercak hiperpigmentasi. Kadang-kadang penyebuhan tidak

    sempurna yaitu terdapat hiperpigmentasi dan skuama, tapi tidak gatal. Apabila penderita

    menggunakan obat, timbul sensitasi dan penyakit meluas. ( Purnawan Junadi dkk, 1992)

    3) Pengobatan

    Prinsip pengobatannya sama dengan pengobatan eczema. Pada prinsipnya, harus dijaga

    kelembaban kulit; harus sering mandi dengan bahan yang mengandung minyak, kemudian lesidioles vaselin; preparat tar; hindari minuman alcohol. Kelembaban ruangan harus dipertahankan

    supaya kulit jangan kering. (Marwali Harahap, 2000)

    1. Dermatitis Xerotik1) Pengertian

    Dermatitis xerotik atau xerosis adalah gangguan peradangan yang sering terjadi dan ditandai olehkekeringan kulit hebat dan rasa gatal. Kekeringan diduga berkaitan dengan pengurangan lemakpermukaan kulit, walaupun penyebab yang tepat tidak diketahui. Dermatitis xerotik paling sering

    terjadi pada orang lanjut usia. (Beth G. Goldstein dkk, 1998)

    2) Manifestasi klinik

    Dijumpai skuama yang kering dan halus, kulit kelihatan pecah-pecah. Kulit kelihatan seperti

    susunan genteng (crazy paving). Fisura-fisura tersebut dapat menjadi merah dan meradang.

    Lokalisasi yang sering adalah daerah tulang kering, yang dapat meluas ke paha, tubuh, dan

    lengan. Muka dan bagian lipatan yang lembab jangan terkena. (Marwali Harahap, 2000)

    3) Pengobatan

    Preparat emoien dibutuhkan pada kebanyakan kasus. Dianjurkan pasien mandi dengan minyak

    atau emolien daripada menggunakan sabun. Kortokosteroid yang ringan dapat digunakan.(Marwali Harahap, 2000)

    1. Pomfoliks

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    11/37

    1) Pengertian

    Pomfoliks adalah suatu dermatitis endogen yang ditandai dengan erupsi vesikula menonjol ditelapak tangan atau telapak kaki. Karena lokalisasinya ditempat yang banyak berkeringat

    (hiperhidrosis), diduga keringat sebagai penyebabnya (dihidrotik), secara histologik dijumpai

    vesikula yang penuh berisi cairan, di epidermis. (Marwali Harahap, 2000)

    2) Manifestasi klinik

    Pada stadium akut dijumpai banyak vesikula, yang berisi cairan. Munculnya tiba-tiba. Vesikula

    tersebut kadang-kadang dapat berkelompok dan kemudian membentuk bula yang besar.

    Pada stadium subakut atau kronis, kulit kering dan berskuama. Pada 80% penderita, mengenai

    telapak tangan, bagian lateral jari-jari, hanya 12% yang mengenai telapak kaki. Erupsinya

    simetris dan sering rekuren. (Marwali Harahap, 2000)

    3) Pengobatan

    1) Astrigen untuk mengeringkan kulit

    2) Emolien pada lesi kulit yang kering

    3) Steroid topical

    4) Kortokosteroid sistemik hanya perlu pada kasus yang berat

    (Marwali Harahap, 2000)

    1. MedikamentosaDermatitis medikamentosa merupakan penyakit yang manifestasinya pada kulit dan selaput

    lendir sebagai akibat obat-obatan. Obat tersebut dapat masuk ke dalam tubuh baik secara oral,

    injeksi maupun perinhalasi, sehingga menimbulkan erupsi. Absorbsi obat dapat melalui kulityang utuh atau yang luka, melalui selaput lender seperti kandung kencing, konjungtiva, vagina,

    oral, dan nasal. Secara tiba-tiba penyakit ini timbul dengan kelainan pada kulit yang sering

    tampak simetris dan biasanya tersebar luas diseluruh badan. Morfologi klinik yang sering tampakpada erupsi akibat obat, yaitu: makulo-papula (morbiliforn), urtikaria, vesikobulosa dan purpura.

    Disamping kelainan kulit itu, beberapa jenis obat dapat pula menyebabkan kelainan bentuk lain

    seperti eritema multiforme oleh penisilin, eritema nodusun oleh sulfonamide dan yodida,dermatitis eksfoliativa. (Purnawan Junadi dkk, 1992)

    Dermatitis eksogen :

    1. Dermatitis kontak

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    12/37

    Dermatitis kontak adalah peradangan kulit yang akut atau kronik akibat terpajan keiritan

    (dermatitis iritan) atau allergen (dermatitis alergik). Lokasi dermatitis dikulit sesuai dengan

    tempat pajanan. Dermatitis kontak alergik terjadi karena sel langerhans mengolah danmenyajikan suatu allergen ke sel-sel T didekatnya. Sel-sel T menanggapinya dengan respon

    hipersensitivitas tipe IV terhadap allergen. Respon tersebut bersifat lambat yaitu memerlukan

    waktu beberapa jam atau beberapa hari untuk muncul. Dermatitis iritan tidak melibatkan systemimun, hanya respon peradangan. (Elizabeth J. Corwin, 2000).

    Berdasrkan penyebabnya, dermatitis kontak dibagi atas :

    a). Dermatitis kontak toksik

    b). Dermatitis kontak alergik

    Pembagian lainnya adalah:

    a). Dermatitis kontak iritan

    Dermatitis iritan akut Dermatitis iritan kronik (kumulatip)

    b). Dermatitis kontak alergik

    c). Dermatitis fotokontrak

    d). Dermatitis fotokontrak toksik

    e). Dermatitis fotokontrak alergik

    Dermatitis kontak iritan merupakan 80% dari seluruh dermatitis kontak. (Marwali Harahap,

    2000)

    1. Dermatitis InfektifDermatitis infekti adalah suatu ekzema yang disebabkan oleh suatu mikroorganisme ataupun

    produknya, dan menyembuh bila organismenya sudah di obati. Jadi bentuk dermatitis ini harusdibedakan dengan dermatitis yang mengalami infeksi sekunder oleh bakteri ataupun virus karena

    kulit terluka. Kadang-kadang dalam praktek kedua penyakit ini susah dibedakan. Istilah ini

    masih kontroversial, sehingga banyak ahli kulit tidak pernah membuat diagnosis ini. (MarwaliHarahap, 2000)

    1. DermatofitidReaksi dermatitis dapat terjadi sebagai reaksi alergi terhadap infeksi dermatofites. Harus ada

    kriteria dibawah ini untuk menegaskan diagnosis.

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    13/37

    1) Ada focus infeksi dermatofites.

    2) Hasil tes kulit terhadap grup antigen trikofitin.

    3) Tidak dijumpai jamur pada lesi dermatofitid.

    4) Dermatofitid sembuh setelah jamurnya di obati.

    Jadi dermatofitid terjadi secara sekunder, jauh dari lesi infeksi, analog dengan tuberkulid kulit

    pada tuberculosis. Keadaan ini jarang dijumpai. (Marwali Harahap, 2000)

    1. Dermatitis Ekssfoliatifa GeneralisataDermatitis eksfoliata generalisata adalah suatu kelainan peradangan yang ditandai dengan

    eritema dan skuama yang hampir mengenai seluruh tubuh. Prosesnya dapat primer ataupun

    idiopatik, tanpa didahului penyakit kulit ataupun sistemik sebelumnya.Empat puluh persen kasus

    didahului oleh dermatosis, seperti psoriasis, obat-obatan, tinea, kelainan limforetikuler.

    Laki-laki 2-3 kali lebih banyak daripada perempuan. (Marwali Harahap, 2000)

    1. B. Tinjauan Umum Tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan KejadianDermatitis

    Penyebab ekzema atau dermatitis tidak diketahui, namun jika salah satu atau lebih anggota

    keluarga mengalami ekzema, asma, atau rinitas alergika maka anak anda memiliki kemungkinanlebih besar untuk mengalami ekzema dibanding populasi umum. Sebagian anak dengan ekzema

    juga mengalami asma atau rinitas alergika. Ekzema dapat dipicu oleh berbagai hal, antara lain :

    1) keringnya kulit 2) iritasi oleh sabun detergen, pelembut pakaian, dan bahan kimia lain 3)menciptakan kondisi yang terlalu hangat untuk anak, misalnya membungkus anak denganpakaian berlapis-lapis 4) alergi atau intoleransi terhadap makanan tertentu 5) alergi terhadap

    tungau debu, serbuk sari makanan, atau bulu hewan 6) virus dan infeksi lain 7) perjalanan ke

    Negara dengan iklim berbeda.

    Dari penjabaran penyebab dermatitis diatas, dapat disimpulkan bahwa dermatitis secara umum

    disebabkan oleh faktor keturunan, alergi makanan, dan lingkungan. (Nurul Itqiyah, 2007)

    1. 1. Tinjauan Khusus Tentang Alergi MakananAlergi makanan adalah suatu kumpulan gejala yang mengenal banyak organ dan system tubuhyang ditimbulkan oleh alergi terhadap makanan. Tidak semua reaksi yang tidak diinginkanterhadap makanan merupakan reaksi alergi murni, tetapi banyak dokter atau masyarakat awam

    menggunakan istilah alergi makanan untuk semua reaksi yang tidak diinginkan dari makanan,

    baik yang imunologik atau non imunologik. (Judarwanto, 2000)

    Alergi makanan didefenisikan sebagai respon abnormal tehadap makanan. Insiden alergi

    makanan jumlahnnya tidak diketahui dengan pasti, tetapi diperkirakan alergi ini dialami oleh

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    14/37

    0,3-50% populasi penduduk dunia. Gejala-gejala alergi adalah timbulnya gangguan saluran

    pencernaan, saluran pernapasan, dan kulit. Dan umumnya gangguan akibat alergi ini bersifat

    ringan, tetapi dapat bersifat parah yang mengakibatkan terjadinya shock, kegagalan pernapasandan kematian. Beberapa jenis makanan yang menimbulkan alergi misalnya : susu sapi, telur,

    kedele, kacang tanah, ikan, kerang, tomat, jeruk, coklat dan sebagainya. Makanan penyebab

    alergi ini kadang-kadang dapat dikurangi sensivitasnya melalui proses pemasakan, sebagaicontoh susu yang tidak dimasak lebih sering menyebabkan alergi dibandingkan susu yangdimasak. Zat penyebab alergi seringkali adiptif. Artinya, seseorang mungkin tidak mengalami

    gangguan alergi bila dia mengkonsumsi makanan tertentu dalam jumlah sedikit. Tetapi bila

    makanan tersebut dikonsumsi dalam jumlah banyak/sering, maka timbullah gejala-gejala alergi.(Ali Khomsan, 2004)

    Alergi makanan (alergi terhadap allergen ingestan) umumnya disebabkan oleh mekanismeimunologis, sedangkan itoleransi makanan tidak. Intoleransi makanan umum terjadi beberapa zat

    kimia dalam makanan dapat memperburuk dermatitis, misalnya tetrazine atau pewarna makanan.

    Meskipun demikian, mekanismenya masih belum jelas. Alergi makanan sifatnya bergantung

    usia. Alergi jenis ini bisa sangat parah terjadi pada bayi dan makin lama makin ringan. Alergipada beberapa jenis makanan (seperti telur dan susu sapi) biasanya sementara, sedangkan alergi

    terhadap kacang atau ikan biasanya menetap seumur hidup. Hubungan antara dermatitis atopikdan alergi makanan cukup kompleks meskipun biasanya anak yang alergi makanan yangmenderita dermatitis alergi berat. Kemungkinan kurang dari 10% dari semua anak dengan

    dermatitis atopik memiliki alergi makanan termediasi IgE dengan angioedema dan urtikaria

    (biduran). (Banjarmasin post, 2005)

    Kacang-kacangan seperti kacang tanah, kacang mete dan sejenisnya dapat menyebabkan reaksi

    akan tetapi biasanya bersifat ringan. Gejalanya biasanya berupa gatal di tenggorokan. Walaupundemikian, di Amerika serikat alergi terhadap kacang dilaporkan sebagai penyebab kematian

    tersering karena reaksi anafilaksis. Protein kacang-kacangan terdiri dari albumin (yang larut

    dalam air) dan globulin (yang tidak larut dalam air) yang terdiri dari fraksi arachin dan

    conarachin. Ikan merupakan alergen yang kuat terutama ikan laut. Bentuk reaksi alergi yangsering berupa urtikaria, atau asma. Pada anak yang sangat sensitif. Dengan hanya mencium bau

    ikan yang sedang dimasak dapat juga menimbulkan sesak napas atau bersin. Jenis hidangan laut

    lain (sea food) yang sering menimbulkan alergi adalah udang kecil, udang besar (lobster) sertakepiting, gejala yang sering timbul adalah urtikaria serta angioedema. Alergi terhadap ikan laut.

    Dengan proses pemasakan (pemanasan) sebagian besar dapat menghancurkan alergen utama

    yang ada dalam hidangan laut ini. (Zakiudin Munasir, 2006)

    1. 2. Tinjauan Khusus Tentang LingkunganLingkungan sangat mempengaruhi kejadian suatu penyakit. Interaksi antara penjamu, agen, dan

    lingkungan sangat erat kaitannya dengan kondisi penyakit seseorang tetapi ada beberapa

    penyakit yang hanya disebabkan oleh kesalahan letak kode atau informasi genetik yang

    dinamakan oleh penyakit keturunan. Akan tetapi, hampir semua penyakit pada manusia berada diantara kedua ujung spectrum ini dan kedua faktor baik intrinsik maupun ekstrinsik saling

    mempengaruhi secara bermakna.

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    15/37

    Faktor-faktor di lingkungan yang memicu atau memperparah ekzema, misalnya :

    1) Bahan seperti wol atau pelapis car seat

    2) Detergen, sabun, bubble baths, antiseptic

    3) Kontak dengan bulu hewan

    4) Menggunakan krim pelembab (moisturizer)

    (Nurul Itqiyah, 2007)

    Alergen penyebab serangan asma/pilek pada penderita atopi/alergi, antara 70-80% adalah debuyang terdapat di dalam rumah. Sebetulnya penyebabnya adalah tungau yang berukuran 0,3 x 1,2

    mm yang hidup dan berkembang biak di dalam debu rumah. Kutu/tungau ini di sebut

    Dermatophagoides pteronyssinus dan banyak dijumpai kasur, bantal, guling berisi kapuk, selimut

    karpet, mainan anak yang berisi kapuk, atau berbulu, perabotan rumah tangga dll. Pada sekitar12% orang yang mempunyai tendensi alergi, paparan debu akan menimbulkan rasa gatal yang

    amat sangat pada hidung dan tenggorokan, mata membengkak merah dan gatal, hidung

    mengeluarkan cairan dan pilek, seringkali kesulitan bernafas atau asma. Di samping debu rumahpenyebabnya dapat pula serpihan kulit manusia. Kulit manusia, terutama kulit kepala, setiap hari

    melepaskan serpihan kulit, umpamanya saat menggaruk atau menggosok kulit. Jika jatuh ke

    sarung bantal untuk orang yang peka menimbulkan asma, atau pilek atau bersin. Begitu puladengan serpihan kulit binatang (anjing, kucing, kuda, lembu, dan ternak bersayap) juga spora

    bermacam-macam jamur (jamur tempe, oncom, jamur pada Air Conditioner), tepung sari

    tumbuh-tumbuhan. (Eliss, 2008)

    Dermatitis kontak alergika timbul pada individu yang telah tersensitasi bahan tersebut, reaksihipersensivitas immun. Bahan penyebab ini meliputi bahan kosmetika, asesoris, pakaian, sepatu,

    obat topikal, semen, sabun pestisida, cat dll. Dan bahan penunjang yang menimbulkan dermatitiskontak alergika adalah suhu udara, kelembaban/gesekan. Macam-macam bahan iritan :

    1) Air : Melarutkan bahan pengikat air dalam lapisan permukaan kulit sehinggamengakibatkan kekeringan (Ca, Mg, Fe, Khlor, Brom)

    2) Pembersih kulit : Sabun detergen meningkatkan PH melarutkan lemak, pewangi,

    pembersih iritan

    3) Alkalis : Soda, Amonia, semen, Kapur

    4) Asam : asam asetat, oksalat, nitrat

    5) Tumbuh-tumbuhan : Kulit jeruk, bawang putih, rempah, padi, dll

    6) Iklim : panas, dingin, lembab. (Sapto Harnowo, 2001)

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    16/37

    Jika dermatitis terjadi setelah menyentuh zat tertentu lalu terkena sinar matahari, maka

    keadaannya disebut dermatitis kontak fotoalergika atau dermatitis kontak fototoksik. Zat-zat

    tersebut antara lain tabir surya, loysen setelah bercukur, parfum tertentu, antibotik dan minyak.Penyebab dari dernatitis kontak alergika :

    1) Kosmetika : cat kuku, penghapus cat kuku, deodoran, pelembab, loysen sehabis bercukur,parfum, tabir surya

    2) Senyawa kimia (dalam perhiasan) : nikel

    3) Tanaman : racun ivy, (tanaman merambat), sejenis rumput liar.

    4) Obat-obat yang terkandung dalam krim kulit : antibiotik (penisilin, sulfonamid, neomisin),

    antihistamin (difenhidramin, prometasin). Anestesi (benzokain), antiseptik (timeosal)

    (Medicastore, 2004)

    Bahan yang dapat mencetuskan terjadinya dermatitis adalah bahan yang tergolong sebagai iritan.

    Bahan wool yang kontak langsung dengan kulit merupakan iritan utama. Bahan nilon yang

    mengkilat dan beberapa akrilik mungkin dapat mengiritasi kulit, tetapi campuran katun danpoliester biasanya tidak. Sabun dan busa yang berlebihan akan membuat kulit kering dan banyak

    produk yang berparfum atau mengandung obat yang dipakai di kulit dapat menyebabkan iritasi.

    Beberapa preparat ekstrak tanaman yang digunakan oleh pengobat alternatif bisa menjadi iritanatau alergen dan karenanya riwayat penggunaan zat ini harus dicari pada saat anamnesis.

    (Barnetson, 2002)

    1. 3. Tinjauan Umum Tentang GenetikMemang saat ini kasus dermatitis makin meningkat dibanding dulu. Jika di keluarga ada yangmengalami alergi atau asma maka resiko alergi meningkat. Biasanya yang menjadi penyebab

    alergi adalah protein susu sapi dan jika memang ada alergi atau asma di keluarga maka

    pemberian ASI eksklusif atau susu hipoalergi sangat membantu mengurangi resiko terkena alergi

    (dermatitis, asma, termasuk penyakit alergi). Dengan pengobatan dan diet maka dermatitis inidapat dihilangkan gejalanya tetapi dapat muncul kembali bila terkena faktor pencetus dan untuk

    penyembuhannya diperlukan waktu. (Rudi Hartono, 2003)

    Alergi dapat diturunkan dari orang tua atau kakek/nenek pada penderita. Bila ada orang tua

    menderita alergi kita harus mewaspadai terhadap alergi pada anak sejak dini. Bila ada salah satu

    orang tua yang menderita gejala alergi maka dapat menurunkan resiko pada annak sekitar 20-40%, kedua orang tua alergi resiko meningkat menjadi 40-80%. Sedangkan bila tidak ada

    riwayat alergi pada kedua orang tua maka resikonya adalah 5-15%. Pada kasus terakhir ini bisa

    saja terjadi bila nenek, kakek atau saudara dekat orang tuanya mengalami alergi. Bisa saja alergipada saat anak timbul, setelah menginjak usia dewasa akan banyak berkurang. (Widodo

    Judarwanto, 2000)

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    17/37

    Dalam kehidupan sehari-hari, dermatitis atopik merupakan peradangan menahun pada lapisan

    atas kulit yang menyebabkan rasa gatal; seringkali terjadi pada penderita rhinitis alergika atau

    penderita asma dan pada orang-orang yang anggota keluarganya ada yang menderita rhinitisalergika atau asma. Meski penyebabnya genetic (keturunan), sepanjang tidak ada faktor

    pencetusnya, eksema ini tidak akan timbul. Jadi kalau gejalannya masih sedikit gatal atau merah,

    lebih baik langsung diingat-ingat apa yang sudah dimakan dan dikenakan, lalu cepat hindari agartidak berkepanjangan. (Ayu, 2000)

    Jelas bahwa faktor-faktor keturunan ikut memegang peranan. Jika kedua orangtua memilikidermatitis atopik, sekitar 80% anak-anaknya mengalami perubahan yang sama pada keadaan

    kulitnya. (Sylvia A. Price dkk, 2005)

    BAB III

    KERANGKA KERJA PENELITIAN

    1.

    A. Kerangka Konsep

    Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang dan tinjauan pustaka serta landasan

    teori, maka dikembangkan kerangka konsep yang merupakan perpaduan dari teori tersebut.

    Pada penelitian ini akan menganalisis mengenai faktor yang berhubungan dengan kejadian

    Dermatitis dengan variabel bebas adalah alergi makanan, genetik (keturunan), dan lingkungansedangkan variabel terikat ialah Dermatitis.

    SKEMA KERANGKA KONSEP PENELITIAN

    Variabel Independent Variabel Dependen

    Keterangan :

    Variable Independent

    Variable Dependen

    1. B. Hipotesa1) Hipotesa Alternatif (Ha)

    1. Ada hubungan antara Alergi Makanan dengan kejadian penyakit Dermatitis2. Ada hubungan antara kebersihan Lingkungan dengan kejadian penyakit Dermatitis3. Ada hubungan antara Genetik (keturunan) dengan kejadian penyakit Dermatitis

    2) Hipotesa Nol (H0)

    1. Tidak ada hubungan antara Alergi Makanan dengan kejadian penyakit Dermatitis

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    18/37

    2. Tidak ada hubungan antara Kebersihan Lingkungan dengan kejadian penyakit Dermatitis3. Tidak ada hubungan antara Alergi Makanan dengan kejadian penyakit Dermatitis1. C. Defenisi Operasional

    Variablel DefenisiOperasional

    Kriteria Obyektif Alat ukur skala

    Variablel

    Dependen

    Kejadian

    Dermatitis

    Suatu peradangan

    pada lapisan ataskulit yang

    menyebabkan rasa

    gatal. Pada

    umumnya dermatitisuga disertai dengan

    tanda-tanda seperti

    terbentuknya bintil

    yang berisi cairan(bening/nanah) dan

    bersisik.

    Menderita : Apabila

    dokter mendiagnosabahwa pasien

    menderita dermatitis.

    Tidak menderita :Apabila dokter

    mendiagnosa bahwa

    pasien tidak

    menderita dermatitis.

    Kuesioner Ordinal

    Variable

    Independen

    1. AlergiMakanan

    Reaksi imunologis

    (kekebalan tubuh)yang menyimpang

    karena masuknya

    bahan penyebab

    alergi dalam tubuh

    Dikatakan beresiko:Apabila timbul gejaladermatitis setelah

    makan.

    Dikatakan tidakberisiko : Apabila

    tidak timbul gejala

    dermatitis setelahmakan.

    Kuesioner Ordinal

    2. KebersihanLingkungan

    Segala sesuatu yangada disekitarnya baik

    berupa benda hidup,

    benda mati, bendanyata/abstrak.

    Seperti debu, bahan

    wool, air, suhu,cuaca dll

    Dikatakan Berisiko :Apabila tidak terdapat

    faktor-faktor yang

    memicu dermatitis.

    Dikatakan tidakberisiko : Apabilaterdapat faktor-faktor

    yang memicu

    dermatitis.

    Kuesioner Ordinal

    3. Genetik Adanya riwayat

    dermatitis dalam

    keluarga di masa laluyang didapatkan dari

    keluarga, yakni

    bapak, ibu, saudarakandung, kakek dan

    Dikatakan berisiko :Apabila bapak/ibu

    atau kedua-duanyamempunyai riwayat

    dermatitis.

    Dikatakan tidak

    Kuesioner Ordinal

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    19/37

    nenek. berisiko : Apabilabapak/ibu atau kedua-duanya tidak

    mempunyai riwayat

    dermatitis.

    BAB IV

    METODOLOGI PENELITIAN

    1. A. Desain PenelitianDesain penelitian yang digunakan adalah survey dengan pendekatan Cross Sectional Study,

    merupakan rencana penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat

    bersamaan (sekali waktu) dengan maksud untuk mengetahui hubungan dengan varibel. Dimanadata-data yang berkaitan dengan variabel independen maupun dependen dikumpulkan secara

    bersamaan untuk mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengankejadian dermatitis.

    1. B. Populasi dan Sampel1. 1. Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang datang berobat di puskesmas tawanga

    dengan diagnosa dermatitis periode JanuariJuni 2009 sebanyak 38 orang.

    1. 2. SampelSampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien datang berobat di puskesmas tawanga. Teknikpengambilan sampel yang di gunakan adalah Total Sampling.

    1. C. Waktu dan Tempat Penelitian1. Waktu

    Penelitian ini dilakukan dimulai pada Tanggal 26 Oktober07 November 2009

    1. TempatPenelitian ini dilaksanakan di puskesmas Tawanga Kec. Konawe

    1. D. Cara Pengumpulan Data Data Primer

    Pengumpulan data dilakukan melalui pembagian kuesioner langsung kepada responden pada saat

    penelitian yang berkaitan dengan variabel yang akan diteliti.

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    20/37

    Data SekunderDiperoleh melalui pencatatan dan pelaporan atau dokumentasi yang ada di puskesmas tawanga

    1. E. Pengolahan DataProsedur pengolahan data yang dilakukan sebagai berikut :

    1. EditingEditing dilakukan untuk memeriksa ulang jumlah responden dan meneliti kelengkapan jawaban

    1. KodingUntuk memudahkan pengelolaan data, semua jawaban perlu disederhanakan dengan cara

    memberikan simbol tertentu pada setiap jawaban

    1. TabulasiSetelah data terkumpul dan tersusun, selanjutnya data dikelompokkan dalam satu tabel menurut

    sifat-sifat pengelompokannya/sesuai penelitian.

    1. F. Analisa dataSetelah data terkumpul maka data tersebut dianalisa dengan menggunakan jasa komputer

    program SPSS Versi 14.0 yang meliputi :

    1.

    Analisa univariat

    Dilakukan terhadap tiap-tiap variabel-variabel penelitian untuk melihat tampilan distribusi

    frekuensi dan persentase dari tiap-tiap variabel independen.

    1. Analisa BivariatUntuk melihat hubungan tiap-tiap variabel independen dengan kejadian penyakit dermatitissebagai variabel dependen maka digunakan uji statistik chi-squre. Dengan tingkat kemaknaan

    = 0,05 hasil perhitungan manual akan diperiksa ulang dengan menggunakan program komputer

    SPSS versi 14.0.

    Rumus chi- square (kai kuadrat) sebagai berikut : (Sugiyono,2004 Hal 244)

    Dengan menggunakan table kontingensi 22(dua baris x dua kolom) sebagai

    berikut :

    Sampel Frekwensi pada Jumlah sampel

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    21/37

    Obyek I Obyek II

    Sampel A a b a+b

    Sampel B c d c+d

    Jumlah a+c b+d n

    n = jumlah sampel

    dengan menggunakan rumus uji hipotesis sebagai berikut :

    X = n([adbc]n)

    (a+b)(a+c)(b+d)(c+d)

    (Sugiyono, 2004 : 244)

    Untuk menguji keeratan hubungan antara variabel yang diteliti adalah dengan menggunakan

    rumus :

    C = X hitung C maks = m- 1

    X hitung + n m

    Keterangan :

    X = nilai Chi kuadrat

    n = total sampel

    m = nilai minimum baris/kolom

    dengan syarat penggunaan jika Ha diterima, dengan ketentuan sebagai berikut:

    0,0 C/Cmaks 0,20 : hubungan sangat rendah

    0,20 C/Cmaks 0,40 : hubungan rendah

    0,40 C/Cmaks 0,60 : hubungan sedang

    0,60 C/Cmaks 0,80 : hubungan tinggi

    0,80 C/Cmaks 1,00 : hubungan sangat tinggi (sugiarto,2002)

    1. G. Etika PenelitianMenurut Azis Alimul Hidayat (2003), etika penelitian meliputi :

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    22/37

    1. Informed ConsentLembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti yang memenuhi kriteriainklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian, bila subjek menolak maka peneliti

    tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak subjek.

    1. Anonimity (tanpa nama)Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama responden tetapi lembar

    tersebut diberi kode.

    1. Kerahasiaan (Cofidentiality)Menjelaskan masalah-masalah responden yang harus dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaaninformasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya data tertentu yang

    akan dilaporkan pada hasil riset.

    BAB V

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    1. A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN1. 1. Letak Geografis

    Puskesmas tawanga terletak dikelurahan tawanga kecamatan Konawe akb. Konawe dengan 68km dari ibu kota Propinsi sulawesi tenggara dan 10 km dari ibu kota kabupaten konawe (unaaha)

    dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

    1. Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Unaaha2. Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Wawotobi3. Sebalah Selatan berbatasan dengan kecamatan Wonggeduku4. Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Uepai

    Wilayah kerja puskesmas tawanga terdiri dari 9 desa dan pada umumnya adalah daratan rendah,dan potensial untuk area persawahan. Kecamatan konawe mempunyai 2 musim yaitu musim

    kemarau dan hujan

    Jumlah penduduk diwilayah kerja puskesmas unaaha pada tahun 2009 tercatat 7.641 jiwa dengan

    jumlah kepala keluarga 1.931 KK.

    1. 2. Sosial EkonomiMasyarakat kecamatan konawe bermata pencaharian sebagai PNS, wiraswasta, TNI, tani, Polri,secara umum pendapatan atau penghasilan rata-rata sudah mencukupi kebutuhan keluarga

    1. 3. Agama

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    23/37

    penduduk dalam wilayah kerja puskesmas tawanga 90 % penduduknya memeluk agama islam

    selabihnya Kristen protestan dan katolik.

    1. 4. BudayaPenduduk wilayah kerja puskesmas tawanga terdiri dari berbagai macam suku, dimana sukutolaki adalah suku yang mayoritas dan hanya sebagian kecil suku lain yang ada di kecamatan

    konawe, seperti bugis, makassar, muna, dan buton jawa.

    1. 5. Sarana KesehatanSarana Kesehatan kesehatan yang terdapat dikecamatan tawanga adalah sebagai berikut :

    1. fisik ( bangunan)1) puskesmas induk 1 buah

    2) pustu 1 buah

    3) polindes 1 buah

    4) posyandu 9 buah

    1. Tenaga Medis1) dokter umum 1 Orang

    2) SKM 3 Orang

    3) Bidan 5 Orang

    4) Perawat 10 Orang

    5) Gizi 6 Orang

    6) Perawat gigi 1 Orang

    7) SMU/ Umum 6 Orang

    1. B. HASIL PENELITIANHasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel yang disertai narasi dengan uraian sebagai

    berikut : (1) karakteristik responden dan (2) variabel penelitian .

    1. 1. Karakteristik Responden1. Jenis Kelamin

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    24/37

    Tabel. 5.1

    Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tentang Kejadian Dermatitis DiPuskesmas Tawanga Kec. Konawe

    Kab. Konawe Tahun 2009

    Jensi kelamin Frekwensi Persentase

    Laki-laki

    perempuan

    11

    27

    28,9%

    71,1%

    Jumlah 38 100 %

    Sumber : data primer

    Berdasarkan tabel 5.1 diatas dari 38 responden lebih besar yang berjenis kelamin perempuan

    yaitu 27 orang (71,1%) dan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 11 orang (28,9%).

    1. UmurTabel 5.2

    Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Umur Tentang Tentang Kejadian Dermatitis Di

    Puskesmas Tawanga Kec. Konawe

    Kab. Konawe Tahun 2009

    Umur Frekwensi Persentase15- 20

    21-25

    26-30

    31- 35

    36-40

    41-45

    46>

    6

    8

    7

    6

    2

    4

    5

    15,8 %

    21,1%

    18,4%

    15,8%

    5,3%

    10,5%

    13,2%

    Jumlah 38 100%

    Sumber : Data primer

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    25/37

    Berdasarkan tabel 5.2 diatas menunjukkan bahwa dari 38 orang responden yang paling banyak

    pada kelompok umur 21-25 tahun yaitu sebesar 8 (21,1%) dan paling sedikit responden pada usia

    36-40 2 (5,3%)

    1. Tingkat PendidikanTabel 5.3

    Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tentang Tentang Kejadian

    Dermatitis Di Puskesmas Tawanga

    Kec. Konawe Kab. Konawe Tahun 2009

    Pendidikan Frekwensi Persentase

    SD

    SMP

    SMA

    Perguruan tinggi

    9

    16

    9

    4

    23,7%

    42,1%

    23,7%

    10,5%

    Jumlah 38 100%

    Sumber : data primer

    Berdasarkan tabel 5.3 diatas menunjukkan bahwa responden yang berpendidikan SD 9 Orang

    (23,7%), responden yang berpendidikan SMP 16 orang (42,1%), responnden yang berpendidikan

    SMA 9 orang (23,7%) dan responden yang bependidikan perguruan tinggi 4 orang (10,5%).

    1. kejadian dermatitisTabel 5.4

    Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan kejadian Dematitis

    Di Puskesmas Tawanga Kec. Konawe Kab. Konawe

    Tahun 2009

    Kejadian dermatitis Frekwensi Persentase

    Menderita

    Tidak menderita

    19

    19

    50,0%

    50,0%

    Jumlah 38 100%

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    26/37

    Sumber : Data Primer

    Berdasarkan tabel 5.4 diatas menunjukkan bahwa dari 38 responden yang menderita dermatitissebanyak 19 orang (50,0%) dan responden yang tidak menderita dermatitis sebanyak 19 orang

    (50,0%)

    1. Faktor Alergi MakananTabel 5.5

    Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Faktor Alergi Makanan

    Di Puskesmas Tawanga Kec. Konawe Kab. Konawe

    Tahun 2009

    Alergi Makanan Frekwensi PersentaseBeresiko

    Tidak Beresiko

    27

    11

    71,1%

    28,9%

    Jumlah 38 100%

    Sumber : data primer

    Berdasarkan tabel 5.5 diatas menunjukkan bahwa dari 38 responden yang bersiko menderitadermatitis sebanyak 27 orang (71,1%) dan responden yang tidak beresiko menderita dermatitis

    sebanyak 11orang (28,9%)

    1. Faktor Kebersihan lingkunganTabel 5.6

    Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Faktor kebersihan Lingkungan Di Puskesmas

    Tawanga Kec. Konawe

    Kab. Konawe Tahun 2009

    Kebersihan lingkungan Frekwensi Persentase

    Beresiko

    Tidak Beresiko

    19

    19

    50,0%

    50,0%

    Jumlah 38 100%

    Sumber : data primer

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    27/37

    Berdasarkan tabel 5.6 diatas menunjukkan bahwa dari 38 responden yang bersiko menderita

    dermatitis sebanyak 19 orang (50,0%) dan responden yang tidak beresiko menderita dermatitis

    sebanyak 19 orang (50,0%)

    1. Faktor GenetikTabel 5.7

    Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Faktor Genetik

    Di Puskesmas Tawanga Kec. Konawe Kab. Konawe

    Tahun 2009

    Genetik Frekwensi Persentase

    Beresiko

    Tidak beresiko

    21

    17

    55,3%

    44,7%

    Jumlah 38 100%

    Sumber : data Primer

    Berdasarkan tabel 5.7 diatas menunjukkan bahwa dari 38 responden yang beresiko menderita

    dermatitis sebanyak 21 orang (55,3%) dan responden yang tidak beresiko dermatitis sebanyak 17

    orang (44,7%)

    1. 2. Variabel Penelitian1. a. Analisis hubungan antara variabel alergi makanan dengan kejadian

    dermatitis

    Tabel. 5.8

    Hubungan Antara dermatitis Dengan faktor alergi Makanan

    Di Puskesmas Tawanga Kec. Konawe Kab. Konawe

    Tahun 2009

    Alergi

    Makanan

    Kejadian Dermatitis TotalMenderita Tidak Menderita

    n % n % n %

    Beresiko 10 26,32 17 44,74 25 71,06

    Tidak Beresiko 9 23,68 2 5,26 10 28,94

    Jumlah 18 50 17 50 38 100

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    28/37

    Sumber : data primer

    Berdasarakan Tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 38 responden yang menderita dermatitis danberesiko terhadap faktor alergi makanan sebesar 10 (26,32%) dan responden yang tidak

    menderita dermatitis dan beresiko terhadap faktor alergi makanan sebesar 17 (44,74%).

    Sedangkan responden yang menderita dermatitis dan tidak beresiko terhadap faktor alergimakanan sebesar 9 (23,68%) dan yang tidak menderita dermatitis dan tidak beresiko terhadap

    faktor alergi makanan sebesar 2 (5,26%).

    Hipotesis yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara faktor

    alergi makanan dengan kejadian dermatitis di puskesmas tawanga kec konawe kab. Konawe .

    Untuk maksud tersebut, penulis menggunakan analisis Chi Square,pengambilan keputusandidasarkan pada kriteria X hitung lebih besar dari X tabel, maka hipotesis penelitian (Ha)

    Diterima atau ada hubungan antara faktor alergi makanan dengan kejadian dermatitis,

    sebaliknya jika X hitung lebih kecil dari X tabel maka hipotesis (Ha) ditolak atau tidak ada

    hubungan antara faktor alergi makanan dengan kejadian dermatitis.

    Hasil uji analisis menunjukkan bahwa nilai X hitung lebih besar 8,188552dan X tabel

    3,841 sehingga didapat X hitung lebih besar X tabel (8,188552>3,841) maka hipotesispenelitian Ha diterima dan H0 Ditolak atau ada hubungan yang bermakana antara faktor alergi

    makanan dengan kejadian dermatitis hasil perhitungan dapat dilihat seperti berikut :

    Xhit = n ([a.db.c] n)

    (a+b)(a+c)(b+d)(c+d)

    = 38 ([10.2-17.9]- .38)

    (10+17).(10+9).(17+2).(9+2)

    = 38([20-153]- .38)

    (27).(19).(19).(11)

    = 38([-133]-19)

    107217

    = 38 . 23104

    107217

    = 877952

    107217

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    29/37

    = 8,188552

    Jadi X = 8,188552

    Keterangan : Dk = 1

    Xtabel = 3,841

    X hit = 8,188552

    Kesimpulan : karena X hitung > X tabel maka Ha diterima, Ho ditolak artinya ada hubungan

    yang bermakna antara dermatitis dengan alergi makanan

    Derajat hubungan dermatitis dengan alergi makanan

    Dik = X hit = 8,188552

    Xtabel = 3,841

    N = 38

    M = 2

    Rumus = C = X hit

    X hit+n

    = 8,188552

    8,188552+38

    = 8,188552

    46,188552

    = 0,1772853

    = 0,4210526

    C maks = m -1

    m

    = 2-1

    2

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    30/37

    = 0,5

    = 0,7071

    C/C maks = 0,4210526

    0,7071

    = 0,595464

    Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sedang antara dermatitis dengan alergi

    makanan

    1. b. Analisis Hubungan Antara Variabel Kebersihan Lingkungan Dengan KejadianDermatitis

    Tabel. 5.9

    Hubungan Antara dermatitis Dengan faktor kebersihan lingkungan

    Di Puskesmas Tawanga Kec. Konawe Kab. Konawe

    Tahun 2009

    KebersihanLingkungan

    Kejadian Dermatitis Total

    Menderita Tidak Menderita

    n % n % n %

    Beresiko 6 15,78 13 34,22 19 50Tidak Beresiko 13 34,22 6 15,78 19 50

    Jumlah 18 50 17 50 38 100

    Sumber : data primer

    Berdasarakan Tabel 5.9 menunjukkan bahwa dari 38 responden yang menderita dermatitis dan

    beresiko terhadap faktor kebersihan lingkungan sebesar 6 (15,78%) dan responden yang tidak

    menderita dermatitis dan beresiko terhadap faktor kebersihan lingkungan sebesar 13 (34,22%).Sedangkan responden yang menderita dermatitis dan tidak beresiko terhadap faktor kebersihan

    lingkungan sebesar 13 (34,22%) dan yang tidak menderita dermatitis dan tidak beresiko terhadap

    faktor kebersihan lingkungan sebesar 6 (15,78%).

    Hipotesis yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara faktor

    kebersihan lingkungan dengan kejadian dermatitis di puskesmas tawanga kec konawe kab.Konawe . Untuk maksud tersebut, penulis menggunakan analisis Chi Square,pengambilan

    keputusan didasarkan pada kriteria X hitung lebih besar dari X tabel, maka hipotesis penelitian

    (Ha) Diterima atau ada hubungan antara faktor kebersihan lingkungan dengan kejadian

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    31/37

    dermatitis, sebaliknya jika X hitung lebih kecil dari X tabel maka hipotesis (Ha) ditolak atau

    tidak ada hubungan antara faktor kebersihan lingkungan makanan dengan kejadian dermatitis.

    Hasil uji analisis menunjukkan bahwa nilai X hitung lebih besar 10,666 dan X tabel 3,841

    sehingga didapat X hitung lebih besar X tabel (10,666>3,841) maka hipotesis penelitian Ha

    diterima dan H0 Ditolak atau ada hubungan yang bermakana antara faktor kebersihanlingkungan dengan kejadian dermatitis hasil perhitungan dapat dilihat sebagai berikut:

    Xhit = n ([a.db.c] n)

    (a+b)(a+c)(b+d)(c+d)

    = 38 ([6.6-13.13]- .38)

    (6+13).(6+6).(13+6).(13+6)

    = 38([36-169]- .38)

    (19).(12).(19).(19)

    = 38([-133]-19)

    82308

    = 35 . 23104

    82308

    = 877952

    82308

    = 10,666

    Jadi X = 10,666

    Keterangan : Dk = 1

    Xtabel = 3,841

    X hit = 10,666

    Kesimpulan : karena X hitung > X tabel maka Ha diterima, Ho ditolak artinya ada hubunganyang bermakna antara dermatitis dengan kebersihan lingkungan

    Derajat hubungan dermatitis dengan kebersihan lingkungan

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    32/37

    Dik = X hit = 10,666

    Xtabel = 3,841

    N = 38

    M = 2

    Rumus = C = X hit

    X hit+n

    = 10,666

    10,666+35

    = 10,666

    48,666

    = 0,2191673

    = 0,468153

    C maks = m -1

    m

    = 2-1

    2

    = 0,5

    = 0,7071

    C/C maks = 00,468153= 0,6620746

    0,7071

    Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tinggi antara dermatitis dengan kebersihan

    lingkungan

    1. c. Analisis hubungan variabel genetik dengan kejadian dermatitis

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    33/37

    Analisis hubungan antara variabel genetik dengan kejadian dermatitis akan ditampilkan dalam

    tabel berikut :

    Tabel. 5.10

    Hubungan Antara Genetik Dengan kejadian dermatitis Di Puskesmas Tawanga Kec. KonaweKab. Konawe

    Tahun 2009

    Genetik

    Kejadian Dermatitis Total

    Menderita Tidak Menderita

    n % n % n %

    Beresiko 13 34,21 8 21,05 27 55,26

    Tidak Beresiko 6 15,79 11 28,95 11 44,74

    Jumlah 18 50 17 50 38 100

    Sumber : data primer

    Berdasarakan Tabel 5.10 menunjukkan bahwa dari 38 responden yang menderita dermatitis danberesiko terhadap faktor genetik sebesar 13 (34,21%) dan responden yang tidak menderita

    dermatitis dan beresiko terhadap faktor genetik sebesar 8 (21,05%). Sedangkan responden yang

    menderita dermatitis dan tidak beresiko terhadap faktor genetik sebesar 6 (15,79%) dan yangtidak menderita dermatitis dan tidak beresiko terhadap faktor genetik sebesar 17 (28,95%).

    Hipotesis yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara faktorgenetik dengan kejadian dermatitis di puskesmas tawanga kec konawe kab. Konawe . Untuk

    maksud tersebut, penulis menggunakan analisis Chi Square,pengambilan keputusan didasarkan

    pada kriteria X hitung lebih besar dari X tabel, maka hipotesis penelitian (Ha) Diterima atauada hubungan antara faktor genetik dengan dengan kejadian dermatitis, sebaliknya jika X hitung

    lebih kecil dari X tabel maka hipotesis (Ha) ditolak atau tidak ada hubungan antara faktor

    genetik dengan kejadian dermatitis.

    Hasil uji analisis menunjukkan bahwa nilai X hitung lebih kecil 1,7030812 dan X tabel

    3,841 sehingga didapat X hitung lebih kecil X tabel (1,7030812

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    34/37

    = 38 ([143-48]- .38)

    (21).(19).(19).(17)

    = 38 ([95]-19)

    128877

    = 35 . 5766

    128877

    = 129488

    128877

    = 1,7030812

    Jadi X = 1,7030812

    Keterangan : Dk = 1

    Xtabel = 3,841

    X hit = 1,7030812

    Kesimpulan : karena X hitung < X tabel maka Ha dittolak, Ho diterima artinya tidak ada

    hubungan yang bermakna antara dermatitis dengan genetik

    1. C. PembahasanPembahasan analisis data tentang hubungan antara dermatitis dengan faktor genetik, alergi

    makanan dan kebersihan lingkungan dapat dikemukakan sebagai berikut :

    1. Hubungan Alergi Makanan Dengan Kejadian DermatitisBerdasarakan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Tawanga kec. Konawe kab. Konawe,menunjukkan bahwa dermatitis mempunyai hubungan dengan faktor alergi makanan atau

    hipotesis penelitian (Ha) yang menyatakan ada hubungan antara dermatitis dengan faktor alergimakanan diterima, hal ini didasarkan pada nilai X hitung 8,188552 lebih besar dari X tabel

    3,841 (8,188552> 3,841).

    Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Dwiana Safitri dalamCermin Dunia Kedokteran yang menyatakan bahwa Alergi terhadap makanan, atau biasa kita

    sebut sebagai alergi makanan,merupakan sistem kekebalan tubuh (reaksi imun) terhadap

    makanan atau unsure makanan pada seseorang yang mempunyai bakat alergi. Selain reaksi

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    35/37

    alergi, reaksi terhadap makanan dapat juga terjadi bukan karena reaksi imun. Reaksi terhadap

    makanan yang bukan merupakan reaksi alergi disebut sebagai intoleransi makanan, artinya

    tubuh.tidak memberi toleransi atas kehadiran benda atau zat tersebut. Seperti telah disebutkansemula maka intoleransi makanan dapat terjadi melalui efek farmakologi, toksik, metabolik atau

    neuropsikologis,secara umum reaksi terhadap makanan yang terdiri dari alergi makanan dan

    intoleransi makanan disebut sebagai reaksi simpang terhadap makanan (adverse foodreactions).Dalam kehidupan sehari-hari kedua ha1tersebut sering dikacaukan dan menjadi rancun sehinggasemua kelainan yang berhubungan atau diduga disebabkan oleh makanan, secara salah dengan

    mudah dikatakan sebagai alergi makanam Beberapa jenis makanan yang menimbulkan alergi

    misalnya : susu sapi, telur, kedele, kacang tanah, ikan, kerang, tomat, jeruk, coklat dansebagainya. Makanan penyebab alergi ini kadang-kadang dapat dikurangi sensivitasnya melalui

    proses pemasakan, sebagai contoh susu yang tidak dimasak lebih sering menyebabkan alergi

    dibandingkan susu yang dimasak. Zat penyebab alergi seringkali adiptif. Artinya, seseorang

    mungkin tidak mengalami gangguan alergi bila dia mengkonsumsi makanan tertentu dalamjumlah sedikit. Tetapi bila makanan tersebut dikonsumsi dalam jumlah banyak/sering, maka

    timbulah gejala-gejala alergi. (Dwiana Safitri, 2008)

    Alergi makanan (alergi terhadap allergen ingestan) umumnya disebabkan oleh mekanisme

    imunologis, sedangkan itoleransi makanan tidak. Intoleransi makanan umum terjadi beberapa zatkimia dalam makanan dapat memperburuk dermatitis, misalnya tetrazine atau pewarna makanan.Meskipun demikian, mekanismenya masih belum jelas. Alergi makanan sifatnya bergantung

    usia. Alergi jenis ini bisa sangat parah terjadi pada bayi dan makin lama makin ringan. Alergi

    pada beberapa jenis makanan (seperti telur dan susu sapi) biasanya sementara, sedangkan alergiterhadap kacang atau ikan biasanya menetap seumur hidup. Hubungan antara dermatitis atopik

    dan alergi makanan cukup kompleks meskipun biasanya anak yang alergi makanan yang

    menderita dermatitis alergi berat. Kemungkinan kurang dari 10% dari semua anak dengan

    dermatitis atopik memiliki alergi makanan termediasi IgE dengan angioedema danurtikaria.(Zakiudin Munasir, 2006)

    Kacang-kacangan seperti kacang tanah, kacang mete dan sejenisnya dapat menyebabkan reaksiakan tetapi biasanya bersifat ringan. Gejalanya biasanya berupa gatal di tenggorokan. Walaupun

    demikian, di Amerika serikat alergi terhadap kacang dilaporkan sebagai penyebab kematian

    tersering karena reaksi anafilaksis. Protein kacang-kacangan terdiri dari albumin (yang larutdalam air) dan globulin (yang tidak larut dalam air) yang terdiri dari fraksi arachin dan

    conarachin. Ikan merupakan alergen yang kuat terutama ikan laut. Bentuk reaksi alergi yang

    sering berupa urtikaria, atau asma. Pada anak yang sangat sensitif. Dengan hanya mencium bauikan yang sedang dimasak dapat juga menimbulkan sesak napas atau bersin. Jenis hidangan laut

    lain (sea food) yang sering menimbulkan alergi adalah udang kecil, udang besar (lobster) serta

    kepiting, gejala yang sering timbul adalah urtikaria serta angioedema. Alergi terhadap ikan laut.

    Dengan proses pemasakan (pemanasan) sebagian besar dapat menghancurkan alergen utamayang ada dalam hidangan laut ini. (Zakiudin Munasir, 2006)

    Dengan demikian dari hasil penelitian diperoleh bahwa ada hubungan antara alergi makanandengan kejadian dermatitis, hal tersebut disebabkan karena pada orang yang sistem imunnya

    reaktif terhadap salah satu jenis makanan akan mudah terkena reaksi alergi yang ditimbulkan

    berupa dermatitis.

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    36/37

    1. Hubungan Kebersihan Lingkungan Dengan Kejadian DermatitisBerdasarakan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Tawanga kec. Konawe kab. Konawe,menunjukkan bahwa dermatitis mempunyai hubungan dengan faktor kebersihan lingkungan atau

    hipotesis penelitian (Ha) yang menyatakan ada hubungan antara dermatitis dengan faktor

    kebersihan lingkungan diterima, hal ini didasarkan pada nilai X hitung 10,666 lebih besar dariX tabel 3,841 (10,666> 3,841).

    Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh (Nurul Itqiyah, 2007) yangmenyatakan bahwa Lingkungan sangat mempengaruhi kejadian suatu penyakit. Interaksi antara

    penjamu, agen, dan lingkungan sangat erat kaitannya dengan kondisi penyakit seseorang tetapi

    ada beberapa penyakit yang hanya disebabkan oleh kesalahan letak kode atau informasi genetikyang dinamakan oleh penyakit keturunan. Akan tetapi, hampir semua penyakit pada manusia

    berada di antara kedua ujung spectrum ini dan kedua faktor baik intrinsik maupun ekstrinsik

    saling mempengaruhi secara bermakna. Faktor-faktor di lingkungan yang memicu atau

    memperparah ekzema, misalnya :Bahan seperti wol atau pelapis car seat, Detergen, sabun,

    bubble baths, antiseptic, Kontak dengan bulu hewan Menggunakan krim pelembab (moisturizer),serta bahan-bahan kosmetik (Nurul Itqiyah, 2007).

    Hal ini berarti bahwa faktor lingkungan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

    timbulnya penyakit dermatitis ini, terutama faktor cuaca yang panas ini akan memicu timbulnya

    dermatitis terutama dermatitis atopik, dan kemungkinan juga di picu oleh faktor debu yangberada dilingkunagn sekitar yang dapat dapat menyebabkan iritasi pada kulit berupa dermatitis.

    1. Hubungan Genetik Dengan Kejadian DermatitisBerdasarakan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Tawanga kec. Konawe kab. Konawe,

    menunjukkan bahwa dermatitis tidak mempunyai hubungan dengan faktor genetik atau hipotesispenelitian (H0) yang menyatakan tidak ada hubungan antara dermatitis dengan faktor genetik

    diterima, hal ini didasarkan pada nilai X hitung 1,7030812 lebih kecil dari X tabel 3,841

    (1,7030812

  • 7/29/2019 Faktor Penyebab Dermatitis

    37/37

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    1. A. KESIMPULAN DAN SARANBerdasarkan hasil penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dermatitis pada

    pasien di puskesmas tawanga kecamatan konawe kabupaten konawe dapat disimpulkan sebagaiberikut :

    1. Ada hubungan yang bermakna antara alergi makanan dengan kejadian dermatitis padapasien di puskesmas tawangan Kec. Konawe Kab. Konawe Tahun 2009 dimana dari hasil

    uji statistik didapatkan nilai didapatkan nilai X hitung (8, 188552) lebih besar dari X

    tabel (3,841)

    2. Ada hubungan yang bermakna antara kebersihan lingkungan dengan kejadian dermatitispada pasien di puskesmas tawangan Kec. Konawe Kab. Konawe Tahun 2009 dimana dari

    hasil uji statistik didapatkan nilai didapatkan nilai X hitung (10,666) lebih besar dari Xtabel (3,841)3. Tidak ada hubungan yang bermakna antara genetik dengan kejadian dermatitis pada

    pasien di puskesmas tawangan Kec, Konawe Kab. Konawe Tahun 2009 dimana dari hasil

    uji statistik didapatkan nilai didapatkan nilai X hitung (1,7030812) lebih lebih kecil daridari X tabel (3,841)

    4. B. SaranMerujuk pada pada hasil pembahasan dan kesimpulan dalam penelitian ini maka dapat

    dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :

    1.

    Peneliti selanjutnya agar dapat lebih memahami tentang penyebab penyakit dermatitis2. Masyarakat agar lebih memahami tentang faktor-faktor penyebab dari penyakit dermatitissehingga dapat mencegah terjadinya penyakit dermatitis

    3. Kepada pihak institusi Akper Pemda Konawe agar dapat memperbanyak literatur tentangpenyekit dermatitis guna mempermudah jalannya penyusunan penelitian bagi peneliti

    selanjutnya, sehingga lebih baik dan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu

    keperawatan khusunya pada penyakit- penyakit tertentu.

    http://antholeo.wordpress.com/2010/07/08/faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-kejadian-

    dermatitis-di-puskesmas-x/

    http://antholeo.wordpress.com/2010/07/08/faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-kejadian-dermatitis-di-puskesmas-x/http://antholeo.wordpress.com/2010/07/08/faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-kejadian-dermatitis-di-puskesmas-x/http://antholeo.wordpress.com/2010/07/08/faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-kejadian-dermatitis-di-puskesmas-x/http://antholeo.wordpress.com/2010/07/08/faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-kejadian-dermatitis-di-puskesmas-x/http://antholeo.wordpress.com/2010/07/08/faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-kejadian-dermatitis-di-puskesmas-x/