Upload
yeni-pongtuluran-manibuy
View
255
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
asdada
Citation preview
Farmakokinetik
Absorpsi :
Acarbose sulit diserap dan memiliki bioavailabilitas sistemik yang rendah. Setelah
pemberian oral, < 2 % penyerapan obat tidak berubah dan masuk sirkulasi, dengan
sebagian besar yang tersisa dalam lumen saluran pencernaan. Resorpsinya dari usus
buruk, hanya ca 2% dan naik kurang lebih 35 % setelah di rombak secara enzimatis
dalam kuman usus.
Acarbose dipecah di usus besar oleh enzim bakteri menjadi beberapa metabolit
(glukosa, maltosa, acarviosine), sekitar 35% di antaranya akan diserap, tergantung pada
flora mikroba dalam usus. Bahan yang diserap muncul dalam urin sebagai metabolit,
sebagian besar glukosa, dalam waktu 14 sampai 24 jam.
Distribusi :
Obat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim alpha - glukosidase
di dalam saluran cerna sehingga dengan demikian dapat menurunkan penyerapan glukosa
dan glikemia postprandial. Obat ini bekerja di lumen usus dan tidak menyebabkan
hipoglikemia dan juga tidak berpengaruh pada kadar insulin. ( Soegondo, 2009, hal 126 ).
Enzim alpha - glukosidase berada di usus halus, setelah pancreatic alpha -
amylase melakukan penguraian terhadap gula yang di cerna menjadi oligosakarida di
lumen usus halus. Enzim alpha – glukosidase kemudian mengubah oligosakarida menjadi
glukosa dan monosakarida lainnya. Acarbose sendiri merupakan oligosakarida buatan
manusia yang bersifat kompetitif inhibitor yang menghambat kerja enzim alpha –
glukosidase. Penghambatan enzim ini menyebabkan perlambatan perncernaan senyawa
karbohidrat. Oleh karena senyawa karbohidrat hanya sedikit yang terurai menjadi
glukosa, sehingga mengurangi penyerapan glukosa oleh usus halus.
Metabolisme :
Mekanisme obat ini terbatas pada sisi luminal usus. Menghambat enzim alfa – glukosidase yang
terletak pada dinding usus halus dan menghambat enzim alfa – amylase pankreas, sehingga
secara keseluruhan menghambat pencernaan dan absorpsi karbohidrat. Acarbose tidak
merangsang sekresi insulin oleh sel sel – sel langerhans kelenjar pankreas. Enzim alpha –
glukosidase adalah enzim yang berperan dalam konversi karbohidrat menjadi glukosa.
Karbohidrat akan di cerna oleh enzim di dalam mulut dan usus, yang akan menjadi gula lebih
sederhana kemudian di serap ke dalam tubuh dan meningkatkan kadar gula darah. Proses
pencernaan karbohidrat tersebut menyebebkan pankreas melepaskan enzim alpha – glukosidase
ke dalam usus yang akan mencerna karbohidrat menjadi oligosakarida yang kemudian akan di
ubah lagi menjadi glukosa olen enzim alpha – glukosidase yang di keluarkan oleh sel – sel usus
halus yang kemudian di serap ke dalam tubuh. Dengan di hambatnya kerja enzim alpha –
glukosidase, kadar glukosa dalam darah dapat di kembalikan dalam batas normal. ( Bosenberg,
2008 ).
Ekskresi
Ekskresinya berlangsung cepat lewat kemih. Ekskresi didominasi oleh ginjal. Jumlah kecil obat
yang mencapai sirkulasi sistemik dapat masuk aparatus lisosom – vacuolar oleh endositosis dan
dapat menimbulkan sedikit penekanan glukosa dan merangsang pelepasan insulin. Setelah
makan karbohidrat tinggi, acarbose menurunkan peningkatan postprandial glukosa darah sekitar
20%, atau 2,75 – 3,30 mmol/L, tergantung pada dosis, tingkat hiperglikemia dan jenis
karbohidrat yang tertelan. (Mescape)..
Waktu Paruh :
Waktu paruh eliminasi plasma kira – kira 2 jam pada orang sehat.
Bioavailabilitas.:
Bioavaibilitas sangat rendah (1%), sehingga dalam sirkulasi sistemik hampir tidak
bisa ditemukan, sebagian besar obat dieliminasi melalui feces. Waktu paruh eliminasi
sekitar enam sampai delapan jam. Farmakokinetik acarbose tidak dipengaruhi oleh umur
(Dealberto et al., 1997; Morley, 1998).
DAFTAR PUSTAKA
Soegoondo, dkk. 2009. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu . Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Bösenberg LH, van Zyl DG: 2008. The mechanism of action of oral antidiabetic drugs: A review
of recent literature. Journal of Endocrinology, Metabolism and Diabetes of South Africa
(JEMDSA), 13 (3) / Dec, pp 80-88.
Dealberto MJ, Seeman T, McAvay GJ, Berkman L. 1997. Factors Related to Current and Subsequent Psychotropic Drug Use in An Elderly Cohort. J Clin Epidemiol. 50: 357-364.