36

Fistan1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Uploaded from Google Docs

Citation preview

Page 1: Fistan1
Page 2: Fistan1
Page 3: Fistan1

carita_tep.unsoed.2009 2011

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA TANAH

PENGAMBILAN CONTOH TANAH

oleh: Siska Dwi Carita A1H009055

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2011

Page 4: Fistan1
Page 5: Fistan1
Page 6: Fistan1

carita_tep.unsoed.2009 2011

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam bidang pertanian, tanah memiliki arti yang sangat penting, terutama

sebagai media tumbuh tanaman darat. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan

bercampur dengan sisa bahan organik dari organisme (vegetasi atau hewan) yang

hidup di atasnya atau di dalamnya. Untuk dapat menentukan jenis tanaman yang

cocok untuk ditanam pada suatu daerah, diperlukan analisis tanah.

Analisis tanah dilakukan terhadap contoh tanah yang diambil di lapangan

dengan metode tertentu sesuai tujuan yang diharapkan. Analisa tanah di

laboratorium dilakukan terhadap variabel-variabel kimia dan fisik tanah. Kadar

unsur hara tanah yang diperoleh dari data analisis tanah bila dibandingkan dengan

kebutuhan unsur hara bagi masing-masing jenis tanaman, maka dapat diketahui

apakah status/kadar unsur hara dalam tanah tersebut sangat rendah (kurang),

rendah, sedang, cukup ataukah tinggi.

Untuk dapat menganalisis tanah, dibutuhkan sample yang baik dan benar

agar mencitrakan keadaan sebenarnya dari tanah yang akan dianalisa. Dalam

praktikum kali ini akan diketahui bagaimana cara mengambil contoh tanah.

Contoh tanah yang akan diambil adalah contoh tanah utuh, tidak utuh dan agregat

utuh.

B. Tujuan

Mengetahui cara-cara pengambilan tanah utuh (undisturbed soil sample),

tanah tidak utuh atau terganggu (disturbed soil sample) dan tanah dengan agregat

utuh (undisturbed soil agregate).

Page 7: Fistan1
Page 8: Fistan1
Page 9: Fistan1

carita_tep.unsoed.2009 2011

II. LANDASAN TEORI

Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan

organik. Menurut Johe (1949) dan Yustus Van Liebig (1940), tanah adalah

laboratorium kimia di alam yang menyediakan hara tanaman. Sedangkan menurut

Bremmer (1959), tanah merupakan bagian permukaan kulit bumi akibat

pelapukan fisika, kimia, dan kegiatan berbagai tumbuhan dan hewan. Secara garis

besar, tanah merupakan akumulasi tubuh alam yang menduduki sebagian besar

permukaan bumi yang terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air,

udara, dan merupakan media untuk tumbuhnya tanaman.

Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah

mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus

sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat

yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh.

Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai

ilmu tanah. Ilmu tanah sendiri dibagi menjadi pedologi dan edhapologi. Pedologi

adalah ilmu tanah yang mempelajari tentang hubungan tanah dengan faktor-faktor

pembentuk tanah, sedangkan edhapologi adalah ilmu tanah yang erat kaitannya

dengan produksi pertanian.

Fisika tanah adalah sebuah disiplin ilmu yang mendalami sifat fisik tanah

serta proses fisika yang terjadi di dalamnya, termasuk di dalamnya mengenai

pergerakan material dan perpindahan maupun perubahan energi dalam tanah.

Tujuan fisika tanah dapat dilihat dari 2 sisi yaitu yang pertama kajian fisika tanah

adalah untuk memberikan pemahaman dasar tentang mekanisme pengaturan

perilaku (fisika dan kimiawi) tanah, serta perannya dalam biosfer, termasuk proses

saling hubungan dalam pertukaran energi di dalam tanah, serta siklus air dan

material yang dapat diangkutnya. Pada sisi lainnya, pemahaman fisika tanah dapat

digunakan sebagai asas untuk manajemen sumberdaya tanah dan air, termasuk

Page 10: Fistan1
Page 11: Fistan1
Page 12: Fistan1

carita_tep.unsoed.2009 2011

kegiatan irigasi, drainasi, konservasi tanah dan air, pengolahan tanah dan

konstruksi.

Oleh karena itu fisika tanah dapat dipandang sebagai ilmu dasar sekaligus

terapan dengan melibatkan berbagai cabang ilmu yang lain termasuk ilmu tanah,

hidrologi, klimatolologi, ekologi, geologi, sedimentologi, botani dan agronomi.

Fisika tanah juga erat kaitannya dengan mekanika tanah, dinamika tanah dan

teknik sipil. Area penelitian fisika tanah dapat mencakup pengukuran dan

kuantifikasi sifat fisik tanah di lapangan, transportasi materi dan energi (berupa

air, udara, panas) di dalam tanah dan manajemen air untuk irigasi.

Komponen Fisika tanah adalah tekstur, struktur dan konsistensi, kerapatan

isi dan kerapatan jenis, porositas, warna, dan temperatur. Tekstur tanah adalah

perbandingan partikel-partikel (pasir, debu, liat) dalam tanah yang dinyatakan

dalam %. Menurut Hardjowigeno (1992) tekstur tanah menunjukkan kasar

halusnya tanah. Tekstur tanah merupakan perbandingan antara butir-butir pasir,

debu dan liat. Tekstur tanah dikelompokkan dalam 12 klas tekstur. Kedua belas

klas tekstur dibedakan berdasarkan prosentase kandungan pasir, debu dan liat.

Warna tanah terjadi karena campuran berbagi faktor, antara lain bahan

organik, mineral dan senyawa kimia. Warna tanah sangat ditentukan oleh luas

permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing

terhadap tanah. Makin luas permukaan spesifik menyebabkan makin dominan

menentukan warna tanah, sehingga warna butir koloid tanah (koloid anorganik

dan koloid organik) yang memiliki luas permukaan spesifik yang sangat luas,

sehingga sangat mempengaruhi warna tanah.

Struktur tanah adalah penggabungan butir-butir primer tanah (pasir, debu,

liat) oleh bahan penyemen atau koloid tanah dan humus membentuk agregat

dengan ruang pori diantaranya yang terjadi secara alami. Tanah yang terbentuk di

daerah dengan curah hujan tinggi umumnya ditemukan struktur remah atau

granular di tanah lapisan atas (top soil) yaitu di horison A dan struktur gumpal di

horison B atau tanah lapisan bawah (sub soil). Akan tetapi, pada tanah yang

terbentuk di daerah.

Page 13: Fistan1
Page 14: Fistan1
Page 15: Fistan1

carita_tep.unsoed.2009 2011

Konsistensi tanah dipengaruhi oleh gaya adhesi dan kohesi. Konsistensi

tanah merupakan daya tahan tanah terhadap pengaruh luar yang akan mengubah

keadaanya. Keadaan tersebut ditunjukkan dari daya tahan tanah terhadap gaya

yang akan mengubah bentuk. Gaya yang akan mengubah bentuk tersebut

misalnya pencangkulan, pembajakan, dan penggaruan. Menurut Hardjowigeno

(1992) bahwa tanah-tanah yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah

diolah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah.

Porositas adalah istilah umum yang digunakan untuk menunjukkan

kekosongan atau ruang pori dalam tanah. Porositas mempengaruhi ketersediaan

air dan O2 bagi tanaman, dan permeabilitas tanah. Berpengaruh pada proses

pelapukan dan penguraian bahan induk, reaksi-reaksi kimia dan berpengaruh

langsung pada pertumbuhan tanaman.

Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun

dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat. Tanah pasir adalah tanah yang

bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan

sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil. Tanah aluvial adalah tanah yang

dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki

sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian. Tanah podzolit adalah

tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi

dan bersuhu rendah / dingin.

Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan

gunung berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik

dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi. Tanah laterit adalah tanah tidak

subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut

hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Tanah mediteran adalah

tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang kapur.

Tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang

merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa.

Dalam analisis tanah pengambilan contoh tanah merupakan hal penting.

Contoh tanah yang diambil harus mewakili suatu areal tertentu. Contoh tanah

Page 16: Fistan1

yang dianalisis untuk suatu jenis hara hanya memerlukan beberapa gram saja.

Page 17: Fistan1
Page 18: Fistan1
Page 19: Fistan1

carita_tep.unsoed.2009 2011

Oleh karena itu kesalahan dalam pengambilan contoh tanah tanah menyebabkan

kesalahan dalam evaluasi dan interpretasi. Pengambilan contoh tanah untuk

mengetahui status hara (kesuburan tanah) digunakan sistem composite sample

yaitu percampuran contoh (susunan contoh) yang diambil dari areal yang

dikehendaki. Contoh itu mewakili areal yang relatif agak seragam dalam hal jenis

tanah, tofografi, kemiringan dan bahan induk.

Pengambilan contoh tanah umumnya dengan berjalan sambil mengambil

contoh tanah dengan mengiris tipis sedalam sekitar 25 cm (daerah perakaran).

Suatu areal diambil sebanyak 10 – sampai 20 contoh (umumnya diambil dengan

jumlah ganjil) misalnya sebanyak 15 lokasi. Tanah dari 15 lokasi tersebut

dikumpulkan dan dicampur sehomogen mungkin. Alat yang digunakan untuk

mengambil contoh tanah adalah tabung kuningan (copper ring) berbentuk silindris

yang pada umumnya mempunyai ukuran tinggi 4 cm, diameter luar 7,93 cm dan

diameter dalam 7,63 cm. Untuk mencegah terjadinya kerusakan agregat tanah,

tebal tabung harus mrmrnuhi syarat areal ratio lebih kecil dari 0,1. Untuk

mengitung area ratio digunakan persamaan :

Dimana adalah diameter luar dan adalah diameter dalam dengan satuan

cm2.

Ada tiga macam pengambilan contoh tanah yang diperlukan untuk untuk

analisa tanah, yaitu :

1. Contoh tanah utuh (undistrubed soil sample) : digunakan untuk penetapan

berat jenis isi (bulk density), berat jenis partikel (particle density),

porositas tanah, kurva pF dan permeabilitas tanah.

2. Contoh tanah tidak utuh atau terganggu (disturbed soil sample) :

digunakan untuk penetapan kadar air tanah, tekstur tanah, konsistensi

tanah, warna tanah, dan analisa kimia tanah.

3. Contoh tanah dengan agregat utuh (undisturbed soil agregate) : digunakan

untuk penetapan kemantapan agregat tanah, potensi mengembang dan

mengkerut yang dinyatakan dengan nilai nilai COLE (coeffisient of linear

Page 20: Fistan1
Page 21: Fistan1
Page 22: Fistan1

carita_tep.unsoed.2009 2011

extensibility). Nilai COLE adalah rasio perbedaan panjang basah dan

panjang kering dari tanah. Nilai COLE menyatakan derajat kerut tanah

yaitu kemampuan tanah untuk mengembang dan mengerut.

III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

1. Tabung kuningan

2. Cangkul atau sekop

3. Papan kayu atau keramik

4. Pisau tipis yang tajam

5. Spidol

6. Label

7. Plastik

B. Cara Kerja

Pengambilan Contoh Tanah Utuh

1. Meratakan dan membersihkan lapisan tanah yang akan diambil, kemudian

meletakkan tabung kuningan tegak lurus di atas tanah tersebut.

2. Memasukkan tabung dengan ditumpu papan kayu sampai masuk

setengahnya kemudian mengambil tabung kedua untuk melanjutkan

sampai tabung pertama masuk ke dalam seluruhnya.

3. Menggali tanah di sekeliling tabung dengan cangkul atau sekop,

membersihkan tanah disekitar tabung.

Page 23: Fistan1
Page 24: Fistan1
Page 25: Fistan1

carita_tep.unsoed.2009 2011

4. Mengerat tanah dengan pisau baik yang di atas maupun yang di bawah

tabung.

5. Menutup tabung dengan tutup plastik, kemudian memberi label dengan

spidol baik mengenai waktu pengambilan, kedalaman lapisan tanah dan

lokasinya.

Pengambilan Contoh Tanah Terganggu dan Agregat Utuh

1. Menggali tanah sampai kedalaman yang diinginkan, biasanya yang

diambil hanya lapisan atas.

2. Mengambil gumpalan-gumpalan tanah yang masih utuh, memasukkan ke

dalam kotak kayu yang sudah disiapkan dan mencatat waktu pengambilan,

jenis tanah, lokasi yang ditulis di atas kertas label dan ditempelkan pada

kotak kayu tersebut.

3. Untuk pengambilan contoh tanah terganggu, mengambil saja tanah dengan

cangkul, langsung memasukkan kedalam kantong plastik, dan diberi

keterangan seperti di atas.

Page 26: Fistan1
Page 27: Fistan1
Page 28: Fistan1

carita_tep.unsoed.2009 2011

V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

1. Tanah utuh merupakan tanah yang masih alami dan belum mengalami

kerusakan yang digunakan untuk menetapkan sifat fisik tanah.

2. Tanah terganggu merupakan tanah yang diambil secara acak dengan tidak

memperhatikan keutuhan tanah tersebut.

3. Tanah dengan agregat utuh merupakan contoh tanah yang diambil secara

vertikal menggunakan suatu alat sedemikian rupa sehingga tidak merusak

agregat tanah.

4. Nilai COLE adalah nilai rasio perbedaan panjang basah dan panjang

kering dari tanah. Nilai COLE menyatakan derajat kerut tanah yaitu

kemampuan tanah untuk mengembang dan mengerut.

5. Jenis tanah yang diambil pada saat praktikum adalah jenis tanah liat.

6. Karakteristik dari contoh tanah adalah warnanya yang cokelat kehitaman

atau cokelat gelap, mempunyai tekstur liat, daya konsistensi tinggi dan

temperatur dingin dan lembab.

B. Saran

Sebaiknya dalam praktikum contoh tanah diamati dan dianalisa secara

lebih teliti dan tidak terburu-buru meninggalkan tempat pengambilan contoh

tanah.

Page 29: Fistan1
Page 30: Fistan1
Page 31: Fistan1

carita_tep.unsoed.2009 2011

DAFTAR PUSTAKA

Broms, Bengt B. and Mark T. Bowers. 2007. Principles and Practices of Soil Mechanics and Foundation Engineering. Nanyang Technical University : Singapore. Hardjowigero, Sarwono. 2000. Ilmu Tanah. PT. Meddiyatama Sarana Perkasa. :

Jakarta Hariwidjaja. 1980. Pengantar Fisika Tanah. Departemen Ilmu Tanah Institut

Pertanian Bogor : Bogor. Lal, Rattan and Manoj K.Shukla. 2004. Principles Of Soil Physic. The Ohio

University : Columbus, Ohio. Ng, Charles, and Bruce Menzies. 2007. Advanced Unsaturated Soil Mechanics and Engineering. Taylor & Francis Group : Madison Ave. Sarief Saifuddin.1998. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana : Jakarta Sukartono, Inkorena G.S. 2008. Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah.

Fakultas Pertanian Universitas Nasional : Jakarta Anonim.COLE.http://www.pedosphere.com/resources/sg_usa/glossary/COLE.cfm

.Diakses pada 20 Maret 2011. Anonim. Fisika Tanah. http://wikipedia.co.id/Fisika_Tanah. Diakses pada 17

Maret 2011. Anonim. Ilmu Tanah. http://en.wikipedia.org/wiki/Ilmu_Tanah. Diakses pada 20

Maret 2011. Anonim. Soil. http://en.wikipedia.org/wiki/Soil. Diakses pada 20 Maret 2011. Anonim. Tanah. http://wikipedia.co.id/Tanah. Diakses pada 17 Maret 2011. Madjid, Abdul. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/.

Diakses pada 17 Maret 2011.