2

Click here to load reader

Fitzzpattrick

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tutor

Citation preview

Page 1: Fitzzpattrick

INFEKSI KULIT PITYROSPORUM : PAPULOSQUAMOUS TINEA VERSICOLOR, PITYROSPORUM FOLLICULITIS, DAN INVERSE TINEA VERSICOLOR

Saat ini yang termasuk 9 spesies dari lipophilic basidiomycotes yeast, Genus Malassezia adalah : M. Furfur, M Pachydermatis, M. Sypodialis, M glybosa, M. Restrica, M slooffiae, M. Obtusa, M. Dermatis, and M. Sympodialis dimana hanya anggota dari genus. Tahun 1996, klasifikasi baru taksonomi berdasarkan morfologi, ultrastruktur, dan molekular biologi diusulkan untuk ditambah 4 spesies baru. Akhir-akhir ini, diproyeksikan identifikasi spesies baru M. Japonica, M. Nana, dan M yamatoensis mungkinsampai 12. Ragi-ragi ini menyebabkan spektrum lebar dari superfisial cutaneous disease, termasuk tinea (pityriasis) versicolor, Pityrosporum folliculitis, dan seborrheic dermatitis, ketika kontribusi untuk atopic dermatitis dan psoriasis.

ETIOLOGI DAN PATOGENESIS

M. Furfur dapat dikultur dari penyakit dan kulit normal dan dianggap bagian dari flora normal, terutama dalam sebumrich area dari kulit. M. Furfur itu dimorfik, organisme lipofilik yang tumbuh in vitro hanya dengan tambahan C12 hingga C14 asam lemak seperti olive oil dan lanolin. Sesuai kondisi, ini dirubah dari ragi saprofitik jadi bentuk predominantly parasitik miselial berhubungan dengan penyakit klinis. Faktor yang bertanggung jawab untuk transisi miselial adalah kelembapan, lingkungan manusia, penggunaan kontrasepsi oral, hereditas, penggunaan kortikosteroid sistemik, immunosuppresi, hiperhidrosis, dan malnutrisi.

Spesies dari Malassezia bisa dibedakan oleh kebutuhan nutrisi, morfologi, dan molekular biologi. M. Pachydermatis adalah salah satu anggota genus Malassezia tanpa syarat absolut untuk exogenous lipids. Ini seharusnyauntuk kemampuan produksi fosfolipase, yang mana langsung berkorelasi dengan infeksi kulit. Walau sebelumnya dikenal sebagai organisme zoophilic, akhir-akhir ini telah di identifikasi hanya oleh patogen manusia. Dalam salah satu studi, M pachydermatis disebabkan beberapa infeksi dalam perawatan neonatal, dimana ini mungkin menyebar ke pasien dari perawatan kesehatan seekor anjing yang mana dikolonisasasi oleh fungus. Ini kemudian dibuktikan bahwa mayoritas pemilik anjing positif M. Pachydermatis di tangannya. Genus yang lainnya, termasuk M sympodialis dan M. Slooffiae, adalah bagian dari flora normal kulit. Beberapa studi juga menghubungkan M sympodialis dengan neonatal cephalic pustulosis, penyakit kulit yang juga dikenal sebagai neonatal acne.

M. furfur sudah lama diidentifikasi sebagai fungus penyebab tinea versicolor. Namun studi-studi sekarang mengindikasi bahwa M. globosa mungkin terlibat dalam patogenesis penyakit ini. Pada pasien tinea versicolor, ketika organisme dikenal, mayoritas lesi dihubungkan dengan M. Globosa.

Tinea versicolor adalah infeksi opportunistik kulit. Percobaan inokulasi dari Malassezia dibawah oklusi bisa menyebabkan infeksi. Hasilnya peningkatkan kelembapan, suhu, dan muncul tensi CO2 menjadi faktor penting untuk membuat kulit rentan untuk infeksi. Ketika oklusi dihentikan, terjadi penyembuhan. Walau organisme tidak dieradikasi dari kulit dan bisa dikultur dari area yang tak terlibat klinis. Ini juga mungkin akibat kolonisasi struktur folikuler, dan tingginya tingkat rekurensi yang diharapkan.

Ragi mungkin menyaring dan menghalangi sinar matahari. Membahas komponen yang disintesis oleh Malassezia yang dikenal pityriacitrin dimana menyerap sinar ultraviolet. Metabolit lain dari M. Furfur seperti azaleic acid, dicarboxylic acid, bisa menyebabkan hypopigmentasi dengan cara menghambat tyrosinase dan menghancurkan melanosit. Kerusakan yang lama dari produk-produk melanosit ini merupakan alasan mengapa lesi sering terjadi hypopigmentasi sampai sebulan bahkan sampai bertahun-tahun.

Page 2: Fitzzpattrick