27
FLAME 2nd Edition on July 2013 FMIPA Label Magazine FLAME 2nd Edition 68th Independence Day Republic of Indonesia PRESTASI BEM FMIPA ITS 12/13 ON MIPA 2013 SOSMAS BEM FMIPA ITS

Flame edisi 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

FLAME2nd Editionon July 2013

FMIPA Label Magazine

FLAME

2n

d E

dition

68th Independence Day Republic of Indonesia

PRESTASI BEM FMIPA ITS 12/13

ON MIPA 2013

SOSMAS BEM FMIPA ITS

SALAM REDAKSI

Assalamu’alaikum,,Apa kabar teman-teman semua??!!Setelah kemarin terbit secara perdana, kini majalah FLAME (FMIPA Label Magazine muncul kembali. Disini, FLAME had-ir dengan tampilan baru lho.. Lebih “News” dan lebih in-spiratif. Dengan mengangkat tema “PRETASI” ini, FLAME akan memperlihatkan prestasi-prestasi mahasiswa FMIPA. Profil dari para Juara FMIPA dengan menunjukan perjala-nan mereka untuk meraih prestasi-prestasi gemilang terse-but. Hal ini diharapkan, teman-teman semua dapat terin-spirasi oleh mereka semua.

Tak lupa juga kita hadirkan beberapa berita terhangat men-genai FMIPA, khususnya mengenai BEM FMIPA. Demi sarana media pencitraan dari MIPA pastinya. Dalam FLAME edisi kedua ini, kami juga menyajikan beberapa karya dari warga FMIPA sendiri yang terangkum dalam rubrik hiburan. Hal ini bermaksud untuk menunjukkan sisi lain dari FMIPA yang terkenal kaku dan serius.

Demikianlah sekilas mengenai FLAME edisi kedua ini..Selamat Membaca!!

Redaksi

FLAME 1

Sambutan KABEM FMIPA 2012/2013

Assalamualaikum Wr. Wb.Syukur kami panjatkan atas nikmat allah SWT sehingga kita masih bisa berkomunikasi melalui media majalah ini. sholawat serta salam tak lupa se-lalu kita panjatkan kepa nabi Muham-mad SAW.

Salam semangat untuk pembaca.yang saya banggakan fungsionaris dan anggota FMIPA, BEM FMIPA se-bagai organisasi kemahasiswaan di FMIPA diharuskan untuk selalu mampu menyikapi sebuah permasalahan dan dinami-ka kampus. Salah satu elemen dan solusi terpenting dalam penyikapan tersebut adalah melalui komunikasi. komunikasi yang kami anggap cukup menarik adalah melalui majalah. Di-mana disini seluruh maasiswa FMIPA bisa menuliskan apap-un. Di masa-masa akhir kepengurusan ini, BEM FMIPA mem-persembahkan sebuah karya lagi yaitu Majalah FLAME edisi ke 2.

Majalah FLAME edisi 1 telah terbit ke seluruh stakeholder BEM FMIPA ITS bulan Februari lalu dengan cetakan 50 Ek-semplar dan Alhamdulillah ada banyak tanggapan positif dan masukan terkait terbitnya majalah edisi 1 yang sangat men-dorong kami sehingga kami bersemangat untuk

PROFIL

menelurkan sebuah karya majalah yang kedua kami. Pada edisi kedua ini sebuah tema yang spesifik yang kami angkat, sebuah tema yang menjadi kebanggaan atas karya-karya kita untuk mahasiswa, masyarakat dan untukk Indonesia yaitu prestasi.

Dalam visi-misi BEM FMIPA ITS tersirat sebuah mim-pi, yaitu prestatif. Dan didalam sinilah sebagian dari mimpi besar kami tersebut kami tuliskan. Harapan besar kami melalui majalah ini kita semua bisa saling mengerti, belajar dan menginspirasi untuk terus men-gibarkan bendera-bendera prestasi arek-arek FMIPA ITS. untuk mengibarkan panji-panji hijau FMIPA di ITS dan Indonesia.

Terimakasih dan sekian,selamat membaca.

Vivat MIPAHidup MIPA, Hidup ITSJaya MIPA, jaya ITS,Bubar MIPA, Bubar ITS.

FLAME 2

PROFIL

FLAME 3

PROFIL

SEMUA BERAWAL DARI MIMPI

Semua orang pasti punya mimpi termasuk mahasiswa yang satu ini, Achmad Choir-uddin. Mahasiswa ITS mana yang tak mengenal nama ini. Dia adalah mahasiswa terbaik dikalangan S1 FMIPA bahkan ITS. Mimpilah yang mengan-tarkannya menjadi Juara 3 Mawapres (Mahasiswa Ber-prestasi) ITS. Dari mimpilah semua bermula, sehingga dia dapat menggapai puncak tertinggi seperti sekarang ini.Sejak menginjak tahun per-tama menjadi seorang ma-hasiswa, Achmad Choiruddin yang dikenal dengan nama

Didin ini memiliki 5 mimpi besar yang ingin beliau capai selama mengeyam bangku perkuliahan. Passion dan kon-sistensinya dalam menulis di bidang ilmiah menuntunnya dalam merealisasikan semua impiannya itu dan menjadi Mawapres merupakan salah satu dari kelima impiannya tersebut. Mahasiswa kelahiran Sidoarjo ini memang telah menore-hkan prestasinya sejak ber-peran sebagai mahasiswa. Bagaimana tidak..? Dia selalu mendapatkan peringkat IPK 3 besar di jurusannya hingga sekarang. Bahkan dia men-dapatkan nilai IPK sempurna setelah menjalani semester 7 kemarin. Mimpi beliau yang paling awal terwujudkan adalah mandapatkan juara dalam ol-impiade nasional. Pada tahun 2011, tepat saat menjalani semester kedua mahasiswa

FLAME 4

statistika 2009 ini berhasil memperoleh posisi kedua dalam olimpiade statistika tingkat nasional yang di-adakan oleh Universitas Gajah Mada (UGM). Selain itu, mimpi lain beliau yang pastinya merupakan mimpi dari semua mahasiswa yakni pernah menjajaki dunia di luar Indonesia. Akibat dari hobinya dalam penulisan il-miah, mahasiswa yang ber-cita-cita menjadi dosen ini mendapatkan kesempatan terbang ke negeri gingseng dalam Conference of Indo-nesian Students Associa-tion in Korea (CISAK) 2013 di Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST).“Setelah mendapatkan apa yang telah diinginkan, yang paling penting adalah apa yang yang selanjutnya akan dilakukan.” Kata itulah yang selalu berada pada benak le-laki kelahiran 10 Desember ini. Dia selalu ingin menjadi

seseorang yang bermanfaat, terutama bagi orang-orang di sekitarnya. Oleh karena itu, dia berperan sebagai mentor dan pendamping dalam komunitas PENA BANGSA (Peduli Anak Bangsa) dari Personal Leader-ship Project dalam Program Young Leader for Indonesia (YLI). Dari sinilah, dia dapat berbagi pengalamaa dan ilmu, serta memberikan motivasi pada orang lain, terutama un-tuk adil-adik binaannya. Dan dari sini pula, dia dapat menca-pai impiannya yang lain, yakni dapat naik pesawat secara gra-tis. Begitulah, pengalaman dari seorang Achmad Choiruddin. Berangkat dari mimpi dan Pas-sion, semua dapat diwujudkan. Sebuah mimpi sederhana, yang membuatnya tertanam dalam hati banyak orang. Dalam akh-ir wawancara dia berpesan, “ Setiap orang punya keunikan, setiap orang punya passion. Maka kembangkanlah passion kalian dan bermanfaatlah den-gan passionmu!!” (mi)

PROFIL

FLAME 5

PROFIL

“untuk bekerja lebih keras, melakukan sesuatu leb-ih keras dan lebih lama, berkonsentrasi lebih tinggi dan fokus lebih dari biasan-ya”Setelah memperoleh medali perunggu pada ON MIPA tahun sebelumnya, Muham-mad Taufiqi kembali men-gantongi medali pada ajang yang sama tahun ini. Ma-hasiswa fisika 2010 ini, mer-ebut medali emas dari ajang ON MIPA 2013. Medali emas ini merupakan medali emas satu-satunya yang didapat-kan oleh ITS. Dari ajang ON MIPA, ITS memperoleh 5 medali sekaligus (akan kem-bali dipaparkan pada rubrik berikutnya).Memperoleh peningkatan dalam satu tahun yakni dari medali perunggu ke meda-li emas bukanlah hal yang mudah. Di tahun ketiganya, mahasiswa Fisika angkatan

2010 ini, harus memacu dirin-ya untuk lebih bekerja keras demi menggapai prestasinya seperti sekarang. “Saya harus memacu diri saya sendiri, me-maksa diri saya sendiri, untuk bekerja lebih keras, melaku-kan sesuatu lebih keras dan lebih lama, berkonsentrasi lebih tinggi dan fokus lebih dari biasanya,” Ujar Fiqi. Cita-cita mendapatkan me-dali emas dalam sebuah olim-piade memang sudah terpen-dam dalam diri lelaki berusia 20 tahun ini sejak kelas 5 SD. Bahkan mengikuti olimpiade telah menjadi kegemarannya

Medali Emas Impian Sang Atlit Olimpiade

sejak saat itu. “ Dengan mengi-kuti olimpiade, saya merasa tertantang, menguji kemamp-uan saya dan membuat darah saya terpicu sehingga membuat saya senang sekaligus tegang,” ungkapnya. Oleh karena itu, lelaki asal Pasuruan ini selalu menyatakan diri sebagai “Atlit Olimpiade.”Selain itu, Fiqi juga sudah men-dapatkan prestasi dalam olim-piade-olimpiade lain selama mengenyam bangku perkulia-han. Mahasiswa kelahiran 14 Nopember ini perrnah mengi-kuti OSTN (Olimpiade Sains Terapan Nasional) di Jogjakarta dan menggandoli peringkat empat pada tahun 2011 dan per-ingkat tiga pada tahun 2012.ON MIPA 2013 ini termasuk ol-impiade terakhir yang dapat dia ikuti. Hal ini dikarenakan, ang-gota LaFTiFa (Laboratorium Fisika Teori dan Filsafat) ini be-rencana lulus dalam 3,5 tahun. Namun, perjuangannya tak pu-tus hanya karena hal tersebut.

PROFIL

FLAME 6

Dia berencana akan menerus-kannya dengan membantu pembinaan Tim Olimpiade Fisika ITS yang telah diben-tuknya dan teman-temannya yang lain. Dia tetap berharap aka n ada yang melanjutkan perjuan-gannya, yakni dengan menjadi juara dengan membawa nama ITS. Melanjutkan tradisi ITS untuk menjadi pemenang ter-utama pada ajang ON MIPA berikutnya. (mi)

FLAME 7

PROFIL

“Semua orang bisa mengajar dan pen-didikan adalah senja-ta yang paling ampuh untuk mengubah Ne-gara Indonesia”

Mahasiswa ITS mengajar?!! Itu sudah hal yang biasa. Tel-ah banyak mahasiswa yang menghabiskan waktu luangn-ya dengan mengajar di luar kampus untuk menambah uang saku. Namun bagaimana jika mengajar tanpa dibayar? Bahkan di beberapa tempat? Hal itulah yang telah dilaku-

kan oleh salah satu mahasiswa FMIPA, Sos Edwin Vidiyoga. BEM FMIPA ITS beberapa waktu yang lalu telah mem-berikan penghargaan sebagai Pengajar Inspiratif kepadanya.Mahasiswa Fisika angkatan 2011 ini telah berpengalaman mengajar di beberapa lemba-ga sosial kampus dari tingkat jurusan hingga tingkat Insti-tut. Sebagai staf ahli Depar-temen SOSMAS (Sosial Ke-masyarakatan) BEM FMIPA ITS, dia hampir secara rutin mengikuti program pengaja-ran VILDEV (Village Develop-ment) setiap minggunya. Se-lain itu, mahasiswa kelahiran Mojokerto ini juga menjadi staf Departemen Perekono-mian HIMASIKA di jurusan-nya dan juga selalu mengikuti kegiatan pengajaran di desa binaan dalam himpunannya tersebut. Mahasiswa yang dikenal den-gan nama SOS ini juga pernah mengikuti program pengaja-

Inspirasi dari Seorang Pengajar

FLAME 8

PROFIL

ran yang diadakan oleh BSO (Badan Semi Otonom) BEM ITS, IECC for Indonesia. Disini dia mendapatkan pengalaman sebagai pengajar di sebuah daerah terpencil di Gunung Sari Mojokerto. Meski berasal dari kota ini, dia menyatakan baru mengetahui akan desa tersebut saat mengikuti pro-gram ini.Semua pengabdiannya terse-but, didasari akan simpatinya terhadap pendidikan di Indo-nesia. Mahasiswa yang me-miliki mimpi menjadi Calon Presiden RI 2049 ini, berpe-doman bahwa “Semua orang bisa mengajar dan pendidikan adalah senjata yang paling am-puh untuk mengubah Negara Indonesia” dalam setiap men-jalankan aktivitasnya sebagai pengajar. Dari sini dapat dili-hat dengan jelas akan simpat-inya akan pendidikan di In-donesia. Dengan background sebagai anak seorang guru, dia bertekat untuk memajukan pendidikan di Indonesia demi

mewujudkan salah satu tujuan Indoseia dalam pembukaan UUD 1945 yakni mencerdas-kan bangsa.“Semoga dengan adanya peng-hargaan untuk para pengajar dalam rangka pengabdiaanya masyarakat ini, dapat memacu teman-teman ITS khususnya di FMIPA dalam mengem-bangkan masyarakat di bidang pengabdian masyarakat ter-hadap pendidikan,” pesannya saat menerima penghargaan sebagai pengajar terinspiratif dari BEM FMIPA ITS. (mi)

FLAME 9

NEWS

Sudah menjadi tradi-si bagi ITS untuk mengikuti ajang bergengsi ON MIPA (Ol-impiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam), terutama bagi warga FMIPA tentunya. Namun untuk tahun ini, ITS harus sedikit berke-cil hati. Prestasi kita di ajang tersebut, tahun ini telah men-galami sedikit penurunan. Di-mana pada tahun sebelumnya kita telah memborong 7 me-dali sekaligus, kini kita harus berpuas diri dengan hanya 5 medali saja. Dari Seleksi tingkat nasional yang diadakan di Yogyakarta ini, kita menggandoli 5 meda-li dari 3 bidang, yakni fisika, matematika, dan kimia. Say-angnya untuk bidang biologi, ITS hanya bisa menembus sampai tingkat propinsi saja.Meski hanya membawa 5 me-dali, kita harus sedikit bangga karena pada tahun ini kita bisa merebut satu medali emas. Medali emas tersebut didapat-kan oleh Muhammad Taufiqi

dari Fisika FMIPA ITS yang se-belumnya telah mendapatkan medali perunggu di ajang yang sama. Sedangkan keempat yang lain, mendapatkan perunggu.Satu perunggu didapatkan oleh Syaiful Arifin dari jurusan yang sama dengan Taufiqi. Dua pe-runggu dari bidang matemati-ka, masing-masing oleh Kistosil Fahim dari jurusan Matematika 2009 dan Vincent Kusuma an-gkatan 2010 dari jurusan yang sama. Yang paling mencen-gangkan, satu perunggu di bi-dang Kimia didapatkan oleh mahasiswa di luar FMIPA. Me-dali tersebut didapatkan oleh Muhammad Rasyid Salam yang tepatnya dari jurusan Teknik Kimia FTI. Drs Bandung Arry Sanjoyo Mlkomp menyatakan bahwa ITS memang tidak memper-masalahkan jurusan dalam

ON MIPA 2013 : ITS Rebut Medali Emas

FLAME 10

ajang olimpiade ini. Pendaf-taran terbuka untuk siapa pun yang ingin mengikutinya, sete-lah itu dilakukan pembinaan. ‘’Lalu diseleksi hingga menda-patkan tujuh orang pada tiap bidang,’’ jelasnya.Olimpiade yang diikuti oleh 26 perguruan tinggi negeri ini merupakan olimpiade yang cukup bergengsi di antara ol-impiade lainnnya. Bagaimana Tidak? Seluruh soal yang disu-guhkan kepada peserta mulai dari seleksi institut hingga na-sional merupakan soal essai. Oleh karena itu, persaingan antar peserta pun cukup ketat. (mi)

NEWS

SUASANA PADA SAAT UJIAN

FLAME 11

NEWS

Sebagai organisasi ke-mahasiswaan yang bergerak di bidang sosial kemasyaraka-tan, BEM FMIPA dapat men-jalankan kewajibannya den-gan sangat baik. Bagaimana tidak.. Dua tahun terakhir ini, BEM FMIPA khususnya De-partemen Sosial Masyarakat (SOSMAS) berhasil meraih penghargaan sebagai SOSMAS terbaik secara berturut-turut di ajang Keluarga Mahasiswa (KM) ITS Award. Seperti banyak orang bi-lang bahwa mempertahankan prestasi lebih sulit daripada saat mulai menggapainya. Hal

inilah yang juga dirasakan oleh SOSMAS BEM FMIPA ITS dalam mempertahankan pr-estasinya tersebut. Salah satu-nya dengan menjaga konsist-ensinya dalam menjalankan tugasnya sebagai media peng-abdian mahasiswa terhadap masyarakat. “Adapaun beberapa hal yang menyebabkan kita tetap mempertahankan prestasi ini, diantara dengan menjaga komitmen dan selalu berpar-tisipasi aktif dalam kegiatan sosial yang dilakukan oleh KM ITS,” papar Zahidatul selaku ketua departemen SOSMAS BEM FMIPA. Selain itu, dalam men-jalankan tugasnya terdapat hal yang membedakan SOSMAS FMIPA dengan SOSMAS lain-nya. Hal tersebut adalah den-gan adanya komunitas FICC (FMIPA ITS Care Commu-nity). Komunitas inilah yang

Prestasi BEM FMIPA : SOSMAS Terbaik

FLAME 12

mendukung segala kegiatan yang dijalankan oleh SOSMAS FMIPA. Komunitas yang beranggotakan kurang lebih 30 mahasiswa dari se-luruh jurusan di FMIPA ini, juga ikut terjun langsung dalam selu-ruh program kerja SOSMAS BEM FMIPA seperti VILDEV (Village Development), pewacanaan isu lingkungan dan FRS (Fmipa Resik Sedoyo). “Dalam komunitas FICC ini diharapkan dapat memperban-yak virus-virus sosial masyarakat dan mengembangkannya pada Himpunan masing-masing,” ungkap Sos, salah satu anggota FICC sekaligus staf ahli departemen SOSMAS BEM FMIPA. (mi/vha)

NEWS

FLAME 13

HIBURAN

Cinta adalah sebuah persa-maan. Ya, persamaan. Be-lum paham juga? Persamaan yang biasa kau jumpai dalam kalkulus. Belum paham juga? Persamaan yang biasa kau jumpai dalam matematika, sewaktu masih SMA ataupun SMP dulu, yang mengandung x, y, c, b, m, atau variable atau konstanta. Aku tahu, itu se-mua menyebalkan, karena itu kau mencoba melupakannya kan? Tapi, aku akan mengajak-mu kembali berpikir tentang statement yang baru saja aku berikan: cinta adalah sebuah persamaan. Persamaan men-gandung variable dan kon-stanta yang saling mengikat bukan? Sama seperti cinta.Persamaan seringkali mem-buat jengkel. Ketika sebuah kalimat bertanda seru: Sele-saikan persamaan di bawah ini seakan-akan membuat otak menjadi panas, dan mendidih. Mendidih matang, atau men-didih gosong. Mendidih itu

CERPEN ANALOGI PERSAMAAN

banyak jenisnya!Dilihat dari tipe yang menda-patkan persamaan juga banyak jenisnya. Pertama jenis peser-ta ujian yang sudah siap lahir batin menghadapi ujian, yang akan tersenyum melihat persa-maan. Apalagi persamaan yang mudah dan sudah pernah dik-erjakan. Sama seperti seseorang yang sudah siap jatuh cinta, apalagi dengan orang yang be-nar dan tepat, pasti senang dan berbunga rasanya. Tak ada rasa sakit, tak ada rasa perih atau perasaan bersalah dan terkh-ianati. Berbeda dengan peserta ujian yang tidak siap. Melihat perintahnya saja sudah ingin merobek-robek kertas soal ke-mudian disiram aseton berkon-sentrasi tinggi, lalu dibakar, dan abunya dibuang ke laut pasifik: mual dan gerah! Rasanya pasti ingin sekali meninggalkan ru-ang ujian yang semakin lama terasa semakin sesak dan pa-nas, atau semakin sendiri dan dingin. Sama seperti seseorang

FLAME 14

yang belum siap menerima cinta, tiba-tiba data-ng di tempat yang salah, pada orang yang salah, dan tumbuh menjadi perasaan perih dan sakit, membuat rasa khawatir dan terkhianati berkecamuk jadi satu. Atau, bisa juga ketika dalam ruangan ujian kita meli-hat teman-teman lain mampu mengerjakan ujian, menulis jawaban dengan lancar, men-gutak-atik dan memainkan persamaan dengan indahnya, lalu mereka mengumpulkan lembar jawaban dengan penuh senyuman berarti “I did it well, of course,” dan meninggalkan peserta ujian yang masih men-ganga melihat persamaan ajaib dengan lembar jawaban masih kosong seperti langit malam kelam. Seperti seseorang yang ketika melihat teman atau sa-habatnya sudah mulai men-emukan cinta masing-masing, namun dia masih terdiam, sendiri, dan belum menemu-kan cintanya. Well, not good at all. Sebuah persamaan terkadang

mengandung syarat tertentu. Seperti persamaan yang ber-bentuk pecahan, dengan pe-nyebut berupa variable yang tidak boleh sama dengan nol, atau penyebut berupa apapun yang nanti bila diganti oleh suatu angka yang menghasil-kan penyebut persamaan sama dengan nol. Ingat? Bila belum, coba ingat-ingat lagi soal paling menyebalkan (untuk pemben-ci matematika saja, buat yang menyukai pasti sangat menger-ti tentang ini) berupa persa-maan yang berada di dekat soal tersebut (biasanya terletak di sebelah kanan) ada sebuah ka-limat rinci dengan awalan kata ‘dimana’ atau ‘if ’ atau ‘untuk’. Ya, syarat itu sama seperti cin-ta. Cinta terkadang membu-tuhkan sebuah syarat. Syarat yang mengikat, bahkan bila kau mencoba mengabaikan, cinta tersebut menjadi lepas, hilang, dan pudar. Mungkin semua orang pernah menden-gar sebuah kalimat ‘cinta tidak butuh syarat’, tapi terlepas dari semua kalimat indah dan hi-perbolik, cinta terkadang me-

FLAME 15

miliki syarat. Seperti saat kita memilih pasangan idaman. Yang ini lah, yang itu lah. Itu semua sebuah syarat, bukan? Atau bila masih tak terima ga-gasan ini, ketika kita sudah pu-nya pasangan, kita selalu (dan masih) menuntut pasangan kita untuk begini, dan begitu. Itu syarat, bukan?Cinta adalah sebuah persa-maan. Ya, sebuah pernyataan ketika aku menghadapi persamaan kalkulusku lalu tiba-tiba dia muncul begitu saja. Aku ingin sekali menyelesaikan persa-maan itu. Mengerjakan den-gan hati-hati, mencoba teknik-teknik dan metode-metode persamaan, dan menemukan hasilnya lalu tersenyum puas. Ya, ingin sekali mencari tahu tentang dia, men-stalking me-dia sosial tentang dia, mencari tahu nomor handphone nya, pin BBnya, dan semua detail tentang orang itu. Senyuman-nya yang dingin (pada teman-nya, bukan padaku), alisnya yang tebal dan simetris, matan-

ya yang lebar namun tampak sipit karena ditutupi bingkai dan lensa kacamata hitam ko-taknya, hidungnya yang man-cung, tubuhnya yang tinggi, rambutnya yang acak-acakan, akh, semuanya! Semua ban-yangan itu menggangguku! Membuatku kini memikirkan sebuah analogi persamaan. Baik, kembali ke analogi itu.Cinta adalah sebuah persa-maan. Persamaan bisa di-diferensialkan, bukan? Masih amnesia dengan kata ‘difer-ensial’? Baiklah, diturunkan. Sebuah metode ilmu kalkulus yang pada intinya atau bahasa kasarnya menghilangkan satu variable. Yang biasanya terk-enal dengan simbol tanda pe-tik satu (‘) atau dy/dx. Sebuah persamaan bila diturunkan bisa menghilangkan satu vari-able atau kontanta, dan bila hasilnya di sama dengankan nol, bisa menjadi sebuah titik maksimum atau minimum dari persamaan tersebut. Sama sep-erti cinta. Ketika kita berusaha menghilangkan seseorang yang kita cintai, atau melepasnya se-

FLAME 16

cara paksa ataupun berdasar-kan keinginan kita, tetap saja seperti ada yang hilang. Ada yang pergi. Variabel atau kon-stanta dalam sebuah persa-maan tersebut hilang. Dan saat itu, kita akan merasakan, betapa berharganya orang itu untuk kita. Atau betapa me-nyebalkankannya orang itu untuk kita. Itulah titik maksi-mum ataupun titik minimum sebuah persamaan. Ya, rasa hilang. Rasa hilang itu telah sama terjadi, dan juga telah lama hilang, na-mun kenapa saat itu datang kembali. Apa ini karena ke-jadian tadi siang di depan ruang himpunan? Ah, sia-lan! Aku sama sekali tak ber-harap dialah konstanta yang akan mengisi persamaan itu! Tapi, benarkan itu dia? Seny-umnya, tingginya, pandan-gannya. Benarkah dia? Tapi tadi aku melihat namanya dengan jelas di name tag yang bertengger miring pada jas al-mamater biru kehijauan den-gan tulisan dan lambang per-

guruan tinggi negeri yang bila dibaca namanya akan terbay-ang passing grade yang san-gat tinggi dan mencekik le-her itu. Benarkah dia menjadi mahasiswa di sana? Ah, aku semakin tercekik! Itu berarti dia melanggar janji yang lain. Tak apalah, akupun juga mel-anggar janji itu. Tapi, itu janji kesekian. Aku ingin sekali, in-gin sekali menagih janji yang ia sebutkan saat itu! Tapi, bila ia memang mahasiswa di sana, berarti ekspektasinya juga tinggi sekali. Tapi, lagi-lagi tapi, sialan! Senyumpun tidak. Oh holy crap! Extreme-ly damn awkward moment to feel! Ugh! Kalau begini, ini sudah menjadi sebuah persa-maan amburadul! Tiba-tiba persamaan ini mengembalikanku pada ke-jadian tadi siang, tepat di depan ruang himpunan. Aku baru saja selesai rapat dengan presiden BEM kampus. Sebe-narnya bukan rapat sih, Cuma obrolan sebentar di kantin. Aku harus meluangkan waktu untuk makan siang seben-

FLAME 17

tar sambil membahas sebuah program kerja besar kampus dengannya. Ya, makan siang dengan seorang presiden BEM. Istimewa? Tidak sama sekali, karena yang kami ba-has adalah program kerja itu, seandainya bukan, seandain-ya hal yang lain, seandainya…. Ah, seandainya saja. Mung-kin berbeda. Mungkin me-nyenangkan, istimewa atau malah menjadi nightmare? You can’t praise or press for something you’ve never felt before. Beberapa saat kemu-dian, seseorang menelponku. “Zeilebayunleboyong, ke him-punan sekarang! Gua butuh lo!,”Ibad tiba-tiba membuat suara begitu menggelegar. 6000 desibel mungkin. “Ibadinggilagilo! Gua lagi ama presbem! Lu nyebelin banget sih. Gua lagi bahas buat pro-ker dua hari lagi. Ini tahun kita buat jadi tuan rumah. Segala sesuatunya harus per-fecto! Ngerti gak sih!?,”aku membalas dengan intensitas yang tak kalah tinggi.

“Heh zeiduding! Ini yang mun-cul presbem dari Institut ber-jaket biru kehijauan ibukota jabar woooi. Buruan!.”“Hah? Ko presbem kita ga tau sih?.”“Ye mana gua tau. Ini lo buruan ke sini, ajak banyak personil an-gkatan buat beresin dokumen di sini. Gokil gila ini ruang!.”“Lu pikir gua desainer ruangan? Gua desainer grafis.”“Egepe pegeel lepelo losini ni-now!.” Dan Ibad memutus sam-bungan telepon di akhir bahasa alay dan gilanya itu. Ugh, di saat seperti ini? Dan kenapa kak Rega tidak tahu? Ya, Rega. Rega adalah nama presiden BEM kampusku.“Kak Rega, tahu kalau presbem institut lain mau kunjungan ke himpunan-himpunan juru-san?.”“Loh? Ko aku gak tahu? Kema-rin bilangnya ke Teknik Kimia, aku sendiri yang nganterin. Lah, itu, sekertarisnya aja di sana sama kadep risetnya juga lagi makan siang di sana kan?.” Kak Rega menunjuk seorang perempuan dan laki-laki yang

FLAME 18

sedang duduk bercengkrama sambil menikmati makanan. “Kemarin bilangnya mau nikmatin udara dan suasana Surabaya. Tapi aku gak tau kalo mau kunjungan. Emangnya kenapa Zei?.”“Presbem-nya lagi ada di him-punanku, Kak,”kataku pasrah. Entah apa yang terjadi di sana. Apalagi ada Ibad. Ah! Kekasih perempuan paling cantik se-fakultas itu benar-benar bikin orang ikut stres seperti dia. Ya, perempuan paling cantik se-fakultas, namanya cantik secantik orangnya: Ayu. Dewi Kusumaning Ayu. Lain kali kuceritakan tentang dia.“Ayo kita ke sana.” Kak Rega meninggalkan soto ayamnya. Aku pun harus meninggalkan punch jelly orange juice ku di meja yang sama. It was a de-light taste of orange but okay, an emergency situation is call-ing me. Aku segera menyusul kak Rega yang sudah berjalan setengah berlari. Sepertinya ia agak ta-kut. Mungkin karena masih belum tahu kondisi ruang him-

punan jurusanku seperti apa. Mungkin kalau tahu akan leb-ih takut dan gawat lagi. Sepuluh menit kemudian, kami berada di depan ruang himpunan jurusanku. Ibad yang memang menjabat ketua himpunan, sedang berceloteh ria dengan laki-laki jangkung dan tegap itu. Samar-samar aku mendengar logat mereka yang sama. Mungkin sama-sama asal Bekasi? Atau dari Jakarta. “Nah, ini dia nih, yang kita tunggu-tunggu. Sekretaris kemetrian hublu sama pres-bem. Lu udah ketemu Kak Rega kan yah?.” Sosok jang-kung nan tegap itu berbalik arah menunjukkan wajahnya. Ia tersenyum akrab, menatap Kak Rega dan aku. “Iya, gua udah ketemu sama Rega. Tapi…” kalimatnya ter-putus. Dalam waktu yang singkat itu aku melihat lesung dalam di kedua pipinya. Tam-pan. Choi Siwon made in In-donesia? Ah, lebih tampan dia sepertinya. Presiden BEM pula! Sepertinya lebih cocok

FLAME 19

jadi boyband.“Loh, katanya kamu mau istira-hat Za?.” Kak Rega bertanya.“Oh, ini kunjungan biasa aja. Cuma pengen keliling sini aja. Bukan kunjungan resmi kok. Kebetulan ketemu si Ibad. Obrolan nyambung, ya makin asik deh.” Ia dan kak Rega terus membicarakan sesuatu sam-pai aku sadar kak Rega menye-but satu kata. Itu… itu adalah nama seseorang yang … sese-orang… seseorang yang per-nah ada dalam masalalu yang terkadang kenangannya masih mengintip di sela-sela kesem-patan kini. Bagaimana orang itu… presbem itu… bisa punya nama yang sama dengan orang itu? Aku mengamati laki-laki itu dari atas sampai bawah, dan mataku terpaku pada sebuah name tag yang menggantung miring di jas almamater hijau sian tuanya (biru kehijauan). Oh rightful damn thing!“Ini Zei…”“Kak Reg!.” aku sengaja memu-tus. “Aku harus pergi. Darurat. Aku lupa sesuatu! Ah, maaf ya.” Aku lalu menoleh pada Ibad,

dan laki-laki presiden BEM in-stitut di Jawa Barat itu, namun tanpa menatap wajahnya. Wa-jah Ibad berkerut. Mulutnya mulai komat-kamit tidak jelas tanpa suara. Pasti ia bertanya-tanya tapi aku tidak mau leb-ih lama lagi di sini dan terus membuka luka lama! Mengin-gatkanku pada sebuah persa-maan terdiferensial! Ah, damn!Aku lalu turun dari tangga. Ruang himpunan jurusanku memang berada di lantai dua. Aku meninggalkan Ibad den-gan wajah heran dan mulutnya yang masih komat-kamit, Kak Rega yang berekspresi heran, dan presbem itu dengan mata mulai membelalak serta mu-lut yang ingin membuka untuk menahanku pergi. Dan sekarang kembali pada yang ada di depan mataku: persamaan. Baiklah, lanjut ke analogi persamaan. Bila persa-maan bisa di-diferensialkan, ia bisa pula di integralkan. In sim-ply sentence, integral is oppo-site of differential. If differential reduce the variable or constant value, an integral will add new

FLAME 20

of them. Ya, persamaan yang di-integralkan akan menghasilkan variable atau konstanta baru. Persamaan yang diintegralkan dilambangkan dengan lambang seperti cacing kurus (∫). Integral secara bahasa berar-ti menyatukan yang berbeda menjadi satu kesatuan dengan tanpa menghilangkan ke-khas-an atau karakter dari masing-masing yang disatukan. Karena itu, integral berupa luasan ban-gun dari yang kecil-kecil men-jadi besar. Seperti luasan kur-va gelombang sinus misalnya. Tanpa integral, kita akan ke-susahan untuk menghitungn-ya. Tapi, dengan integral, kita menghitung luasnya dari satu per satu luasan kecil menjadi luasan besar, dengan karak-ter atau batas yang tetap tidak hilang dalam luasan itu, jadi kurva yang berkelok-kelok ben-tuknya tidak terhitung menjadi persegi, dan tiap kelokan itu lu-asnya berbeda. Yah, itulah pen-jelasan dan penggambaran se-derhananya saja. So, how about the analogize?

Cinta yang diintegralkan akan membentuk persatuan dari dua insan (seperti batas bawah dan batas atas inte-gral) yang membentuk satu interaksi (seperti luasan hasil integral) yang tetap memi-liki karakter masing-masing, tanpa adanya paksaan untuk sama. Itulah cinta. The right-ful feeling of love is seemed to be like that, properly. Masih meragukan analogi cinta sama dengan persa-maan?

Shatila Jihadiyah Fitri (1412100099)

FLAME 21

HIBURAN

Aku di Antara MerekaOleh: Arida Wahyu B (1512100047)

Ku pandang biasa semua ituTiap langkah kecil merekaPagi menyongsong dan itulah merekaSampah demi sampah mereka cariDemi sekeping receh di tangan Guratan letih tak urungkan diri merekaBerjalan dan mencariAku hanya mampu memandangTak ku tahu sampai kapan seperti ituHanya mampu berharap semua usaiTapi kapan...

Pengais rezeki dengan tubuh ringkihBerjalan menyusuri tiap kolong sampah

Demi recehan uang...Tak kupikir betapa berat recehan itu dicari

Haruskah tetap seperti ituInginku mampu mengubah

Tak hanya ingin memandang dan menghindar

Aku disini tidak untuk diamTak bisa sepenuhnya aku mengubahTapi keyakinanku semua pasti terjadiBerusaha sekuat tenagaHidupku bukan untuk dirikuHidupku adalah untuk mereka Di sekitarku bagi Indonesia

FLAME 22

HIBURAN

To be a HeroBy: Arida Wahyu B.(1512100047)

You are here for whatJust find out your title, popularity

Just for waiting your time be a successYou only live with your book everyday

Look at around youOpen your eyes for themFeel your heart for them

Give your hand for themTake your ways for them

Now,they are still waiting youWaiting and waiting but you never understand

Stop your time just for youGive your time for them

To be a Hero...

Contribute your action, mind, and your heartThis time for you and take action in hereBe a useful someone is more for youOur God will stay with us foreverNever stop to do itWe can do it guysWe can do it...Believe with yourself to be a heroTo be a Hero...

SATU NUSASATU BANGSA

SATU BAHASA KITATANAH AIR PASTI JAYA

UNTUK SELAMA-LAMANYA

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA17 AGUSTUS 1945 - 17 AGUSTUS 2013

Mari Kita Jaga Stabilitas Politik Dan Pertumbuhan Ekonomi Kita Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

TIM REDAKSIPelindung : Prof.Dr.Drs. R.Y. Perry Burhan MScPenanggung Jawab : Pebrian TunggalPemimpin Umum : M. Ikhyaul IbadPimpinan Redaksi : Muhimmatul KhoiroRedaktur : Ratna Pratiwi Christina DewiReporter : Nova Kusuma Nely Hidayatullah Febrian Kristianda Mentari Sonya M. AzisLayouter : Sandra Yuni Ika Restu Juniarto Setyo N.

Ba

da

n E

ksek

uti

f M

aha

sisw

aF

aku

lta

s M

ate

ma

tika

da

n I

lmu

Pen

geta

hu

an

Ala

mG

edu

ng

F L

t.1

Ka

mpu

s IT

S Su

koli

lo S

ura

bay

aw

ww

.bem

.fm

ipa

.its

.ac.

id

Pelindung : Prof.Dr.Drs. R.Y. Perry Burhan MScPenanggung Jawab : Pebrian TunggalPemimpin Umum : M. Ikhyaul IbadPimpinan Redaksi : Muhimmatul KhoiroRedaktur : Ratna Pratiwi Christina DewiReporter : Nova Kusuma Nely Hidayatullah Febrian Kristianda Mentari Sonya M. AzisLayouter : Sandra Yuni Ika Restu Juniarto Setyo N.