Upload
suhadi
View
434
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
format
Citation preview
CATATAN KOREKSI PEMBIMBING
KOREKSI I
(…………………………………………………………)
KOREKSI II
(………………………..……...………………………….)
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
Nama Mahasiswa
SUHADI
Cedera KepalaJenisKasus : TraumaKasuske : 1
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN SERANGPROGRAM STUDI PROFESI NERS
Jl. Raya Cilegon KM 06 PelamunanKramatwatuSerangBantenTlp/Fax.0254.232729
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
LAPORAN PENDAHULUANKEPERAWATAN GAWAT DARURATSTIKes FALETEHAN
1. DefinisiPenyakit
Cedera kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala tulang
tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak
langsung pada kepala, (Suriadi & Yuliani 2001), sedangkan menurut Black & Jacobs,
(1993) cedera kepala adalah trauma pada otak yang diakibatkan kekuatan fisik
eksternal yang menyebabkan gangguan kesadaran tanpa terputusnya kontinuitas otak
2. Etiologi
Menurut Mansjoer, (2000) cedera kepala dapat diklasifikasikan berdasarkan
mekanisme, keparahan dan morfologi cedera :
a. Berdasarkan mekanisme cedera
1) Trauma tumpul
Kecepatan tinggi (tabrakan otomobil)
Kecepatan rendah (terjatuh, dipukul)
2) Trauma tembus
Luka tembus peluru dan cedera tembus lainnya
b. Berdasarkan keparahan cedera
1) Cedera kepala ringan
a) Skor skala koma Glasgow (GCS) 15 (sadar penuh, atentif, dan orientatif)
b) Tidak ada kehilangan kesadaran (misalnya konkusi)
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
c) Tidak ada intoksikasi alkohol atau obat terlarang
d) Pasien dapat mengeluh nyeri kepala dan pusing
e) Pasien dapat menderita abrasi, laserasi, atau hematoma kulit kepala
f) Tidak ada kriteria cedera sedang-berat.
2) Cedera kepala sedang (kelompok resiko sedang)
a) Skor skala koma Glasgow (GCS) 9-14 ( konfusi, letargi, atau stupor)
b) Konkusi
c) Amnesia pasca trauma
d) Muntah
e) Tanda kemungkinan fraktur kranium (mata rabun)
f) Kejang
3) Cedera kepala berat (kelompok resiko berat)
a) Skor skala koma Glasgow (GCS) 3-8 (koma)
b) Penurunan derajat kesadaran secara progresif
c) Tanda neurologi fokal
d) Cedera kepala penetrasi atau teraba fraktur depresi kranium.
e. Berdasarkan morfologi
a) Fraktur tengkorak
Kranium : linear/ stelatum ; depresi/ nondepresi ; terbuka/ tertutup
Basis : dengan/ tanpa kebocoran cairan serebrospinal dengan tanpa
kelumpuhan nervus VII
b) Lesi intrakranial
Fokal : epidural, subdural, intracerebral
Difus : konkusi ringan, konkusi klasik, cedera aksonal difus.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
3. Anatomi Fisisologi
a. Anatomi kepala
Tengkorak terbagi atas
1) Tengkorak Otak
Tengkorak otak menyelubingi otak dan alat pendengar. Tengkorak otak terdiri dari
a) Kubah tengkorak
kubah tengkorak yang berbentuk cembung menyelubungi rongga tengkorak
dari atas dan dari sisi. Kubah tengkorak terdiri atas beberapa tulang ceper yang
dihubungkan oleh sutura tengkorak. Dari depan ke belakang terdapat berturut-
turut sebuah tulang dahi, sepasang tulang ubun-ubun dan sebuah tulang
belakang kepala. Pada dinding sisi kubah tengkorak terdapat sepasang tulang
pelipis. Tulang dahi, tulang belakang kepala turut pula membentuk dasar
tengkorak
b) Dasar Tengkorak
bagian dasar tengkorak dapat dibedakan 3 bagian, yaitu lekuk tengkorak
depan, lekuk tengkorak tengah dan lekuk tengkorak belakang. Bagian tengah
dasar lekuk tengkorak depan dibentuk oleh tulang lapisan yang mempunyai
banyak lubang halus untuk memberi jalan kepada serabut-serabut saraf
penghidu, oleh karena itu bagian tulang lapisan tersebut dinamakan lempeng
ayakan yang merupakan atap bagi rongga hidung.
Lekuk tengkorak tengah terdiri dari atas bagian tengah dan dua bagian sisi,
bagian tengah adalah pelana turki. Dasar lekuk tengkorak belakang letaknya
lebih rendah daripada dasar lekuk tengkorak depan. Lekuk tengkorak belakang
letaknya lebih rendah lagi daripada lekuk tengkorak tengah.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
2) Tengkorak Wajah
Tengkorak wajah letaknya di depan dan di bawah tengkorak otak. Lubang-lubang
lekuk mata dibatasi oleh lubang dahi, tulang pipi dan tulang rahang atas. Dinding
belakang lekuk mata juga dibentuk oleh tulang baji (sayap besar dan kecil).
Dinding dalamnya dibentuk oleh tulang langitan, tulang lapisan dan tulang air
mata. Selain oleh toreh lekuk mata atas dan oleh lubang untuk saraf penglihat
maka dinding lekuk mata itu tembus oleh toreh lekuk mata bawah yang terletak
antara tulang baji, tulang pipi dan tulang rawan atas. Toreh itu mangarah ke lekuk
wajah pelipis. Tulang air mata mempunyai sebuah lekuk yang jeluk, yaitu lekuk
kelenjar air mata yang disambung ke arah bawah oleh tetesan air mata yang
bermuara di dalam rongga hidung
b. Kulit Kepala
Kulit kepala terdiri dari 5 lapisan sebagai scalp, yaitu :
1) Kulit
2) jaringan penyambung (connective tissue)
3) galae aponeurotika yaitu jaringan ikat yang berhubungan langsung dengan
tengkorak.
4) Perikranium.
Kulit kepala banyak memiliki pembuluh darah sehingga terjadi perdarahan akibat
laserasi kulit kepala akan mengakibatkan banyak kehilangan darah, (American
College of Surgeons 1997)
c. Tulang Tengkorak
Tulang tengkorak terdiri dari kalvakrium dan basis kranii. Rongga tengkorak dasar
adalah tempat lobus frontalis, fosa medis adalah tempat lobus temporalis dan fosa
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
posterior adalah ruang bagi batang otak bawah dan serebelum, (American College
of Surgeons 1997)
d. Meningen
Selaput meningen menutupi seluruh permukaan otak yang terdiri dari 3 lapisan,
yaitu dura meter, arakhnoid dan pia meter. Dura meter adalah selaput keras terdiri
atas jaringan ikat fibrosa yang melekat erat dan tabula interna atau bagian dalam
kranium. Di bawah dura meter terdapat lapisan kedua yang tipis dan tembus
pandang di sebut selaput arakhnoid. Lapisan ketiga adalah pia mater yang melekat
pada permukaan kortek serebri, (American College of Surgeons 1997)
e. Sistem Saraf Pusat (SSP)
Yang disebut sistem saraf pusat di sini adalah otak dan medula spinalis yang
tertutup di dalam tulang dan terbungkus dalam selapu-selaput (meningen)
pelindung, serta rongga yang berisi cairan
1) Otak dan pembagiannya
Otak secara garis besar dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu : serebrum,
batang otak, dan serebelum.
a) Serebrum
Setiap hemisfer dibagi atas empat lobus yaitu : lobus frontalis, parietal,
oksipital, temporalis. Fungsi dari setiap lobus berbeda-beda.
b) Batang Otak
Batang otak terdiri dari otak tengah, pons dan medula oblongata. Masing-
masing struktur mempunyai tanggung jawab yang unik dan fungsi
ketiganya sebagai unit untuk menjalankan saluran impuls yang disampaikan
ke serebri dan lajur spinal
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
c) Serebelum
Serebelum terletak di dalam fosa kranii posterior dan ditutupi oleh
durameter yang menyerupai atap tenda, yaitu tentorium yang menisahkan
dari bagian posterior serebrum. Serebelum terdiri dari bagian tengah, vermis
dan dura hemisfer lateral. Serebelum dihubungkan dengan batang otak oleh
tiga berkas serabut yang dinamakan pedunkulus. Pendukulus serebeli
superior berhubungan dengan mesensefalon ; pendukulus serebeli media
menghubungkan kedua hemisfer otak ; sedangkan pendukulus serebeli
inferior berisi serabut-serabut traktus spinosere belaris dorsalis dan
berhubungan dengan medula oblongata. Semua aktivitas serebelum berada
di bawah kesadaran. Fungsi utama serebelum adalah sebagai pusat refleks
yang mengkoordinasi dan memperluas gerakan otot, serta mengubah tonus
dan kekuatan kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan dan sikap
tubuh.
2) Medula Spinalis
Medula spinalis terletak di dalam kanalis neural dari kolumna vertebra, berjalan ke
bawah dan memenuhi kanalis neural sampai setinggi vertebra lumbalis kedua.
Sepasang saraf spinalis berada diantara pembatas vertebra sepanjang kolumna
vertebra. Di bawah ujung tempat medula spinalis berakhir. Di dalam ujung tempat
medula spinalis terletak interneuron, serabut sensori, asenden, serabut motorik
desenden dan badan sel saraf dan dendrit somatik sekunder (volunter) dan motor
neurons otonom utama. Area sentral medula spinalis merupakan massa abu-abu
yang mengandung badan sel saraf dan neuron internunsial
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
f. Sistem Saraf Tepi (SST)
Menurut Price & Wilson, (1995) susunan saraf tepi terdiri dari saraf kranial bervariasi,
yaitu sensori motorik dan gabungan dari kedua saraf. Saraf motorik dipersarafi oleh
beberapa percabangan saraf kranial, 12 pasang saraf krania
g. Sistem Saraf Otonom (SSO)
Sistem Saraf Otonom merupakan sistem saraf campuram. Serabut-serabut aferennya
membawa masukan dari organ-organ viseral (menangani pengaturan denyut jantung,
diameter pembuluh darah, pernafasan, percernaan makanan, rasa lapar, mual,
pembuangan dan sebagainya). Saraf aferen motorik SSO mempersarafi otot polos,
otot jantung dan kelenjar-kelenjar viseral-SSO terutama menangani pengaturan fungsi
viseral dan interaksinya dengan lingkungan dalam.
Sistem Saraf Otonom dibagi menjadi dua bagian : Bagian Pertama adalah Sistem
Saraf Otonom parasimpatis (SSOp) dan Sistem Saraf Otonom simpatis (SSOs),
bagian simpatis meninggalkan sistem saraf pusat dari daerah thorakal dan lumbal
(torakolumbal) medula spinalis. Bagian parasimpatis ke luar otak (melalui komponen-
komponen saraf karanial) dan bagian sakral medula spinalis (kraniosakral).
Fungsi simpatis adalah peningkatan kecepatan denyut jantung dan pernapasan, serta
menurunkan aktivitas saluran cerna.tujuan utama fungsinya adalah mempersiapkan
tubuh agar siap menghadapi stress atau apa yang dinamakan respon bertempur/ lari.
Fungsi parasimpatis adalah menurunkan kecepatan denyut jantung dan pernapasan
dan meningkatkan pergerakan saluran cerna sesuai dengan kebutuhan pencernaan dan
pembuangan. Jadi saraf parasimpatis membantu konservasi dan hemostatis fungsi-
fungsi tubuh.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
3. ManifestasiKlinis
a. Fase emergensi
1. Memar
2. Hematom
3. Pendarahan telinga
4. Penurunan kesadaran
5. Penurunan reflek batuk dan menelan
b. Cedera kepala ringan GCS (13-15)
1. Kehilangan kesadaran < 30 menit
2. Tidak ada contunision cerebral hematom
3. Pusing dapat diadaptasi
c. Cidera ringan sedang GCS (9-12)
1. Disorientasi ringan
2. Amnesia post trauma
3. Sakit kepala
4. Mual dan muntah
5. Verfigo
6. Gangguan pendengaran
d. Cidera berat (GCS 3-8)
1. Tidak sadar 24 jam
2. fleksi dan ektensi
3. Abnormal ekstrermitas
4. Edema otak
5. Hemiparase
6. Kejang
4. Deskripsipatofisiologi ( BerdasarkanKasuskegawatdaruratan )
Kranium merupakan struktur kuat yang berisi darah,jaringan otak dan jaringan
serebrospinal. Fungsi cerebral tergantung pada adekuatnya nutrisi seperti oksigen,
glukosa. Berat ringannya cedera kepala tergantung pada trauma kranium atau otak.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
Cedera yang dialami dapat gegar otak, memar otak atau laserasi, fraktur dan atau
hematoma (injury vaskuler, epudural ; epidural atau subdural hematoma).
Cedera kepala yang terjadi dapat berupa percepatan (aselerasi) atau perlambatan
(deselerasi). Trauma dapat primer atau sekunder.
Trauma primer adalah trauma yang langsung mengenai kepala saat kejadian.
Sedangkan trauma sekunder merupakan kelanjutan dari trauma primer. Trauma
sekunder dapat terjadi meningkatnya tekanan intrakranial, kerusakan otak, infeksi dan
edema cerebral.
Epidural hematoma merupakan injury pada kepala dengan adanya fraktur pada tulang
tengkorak dan terdapat lesi antara tulang tengkorak dan dura. Perdarahan ini dapat
meluas hingga menekan cerebral oleh karena adanya tekanan arteri yang tinggi.
Gejalanya akan tampak seperti kebingungan atau kesadaran delirium, letargi, sukar
untuk dibangunkan dan akhirnya bisa koma. Nadi dan nafas menjadi lambat, pupil
dilatasi dan adanya hemiparese.
Subdural hematoma adalah cedera kepala dimana adanya ruptur pembuluh vena dan
perdarahan terjadi antara dura dan serebrum atau antara duramater dan lapisan
arakhnoid. Terdapat dua tipe yaitu subdural hematoma akut dan kronik. Bila akut dapat
dikaitkan dengan kontusio atau laserasi yang berkembang beberapa menit atau jam.
Manifestasi tergantung pada besarnya kerusakan pada otak dan usia anak, dapat berupa
kejang, sakit kepala, muntah, meningkatnya lingkar kepala, iritabel dan perasaan
mengantuk.
Cerebral hematoma adalah merupakan perdarahan yang terjadi akibat adanya memar
dan robekan pada cerebral yang akan berdampak pada perubahan vaskularisasi, anoxia
dan dilatasi dan edema. Kemudian proses tersebut akan terjadilah herniasi otak yang
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
mendesak ruang disekitarnya dan menyebabkan meningkatnya tekanan intrakranial.
Dalam jangka waktu 24 – 72 jam akan tampak perubahan status neurologi.
Fraktur yang terjadi pada cedera kepala dapat berupa fraktur linear, farktur depresi,
fraktur basiler, fraktur compound (laserasi kulit dan fraktur tulang). Perubahan
oksigenisasi akibat trauma otak
5. Komplikasi
Menurut Mansjoer, (2000) komplikasi yang dapat terjadi pada cedera kepala adalah :
a. Kebocoran cairan serebrospinal dapat disebabkan oleh rusaknya leptomeningen dan
terjadi pada 2 – 6% pasien dengan cedera kepala tertutup.
b. Fistel karotis-kavernosus ditandai oleh trias gejala : eksolelamos, kemosis,dan bruit
orbita, dapat timbul segera atau beberapa hari setelah cedera.
c. Diabetes insipidus dapat disebabkan oleh kerusakan traumatik pada tangkai
hipofisis, menyebabkan penghentian sekresi hormon antidiuretik
d. Edema pulmonal, komplikasi paru-paru yang serius pada pasien cedera kepala
adalah edema paru. Ini mungkin terutama berasal dari gangguan neurologis atau akibat
dari sindrom distres pernapasan dewasa.
e. Kejang pasca trauma dapat terjadi segera (dalam 24 jam), dan (minggu pertama)
atau lanjut (setelah satu minggu).
6. PemeriksaanDiagnostik
a. Pemeriksaan kimia atau elektrolit darah
b. Gas Darah : mengetahui adanya masalah Ventilasi atau oksigenisasi yang akan
meningkatkan TIK.
7. PemeriksaanPenunjang
a. CT_Scan: Untuk mengidentifikasi luasnya lesi, pendarahan, deferminan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
pentrikular, dan perubahan jaringan otak .
b. MRI (Magnetik Resonance Imaging) : mendeteksi kondisi patologi otak dan
medula spinalis dengan menggunakan teknik scanning dengna kekuatan magnet
untuk membuat bayangan struktur tubuh
c. Angiograficerebral menunjukan kelainan sirkulasi, pergeseran jaringan otak akibat
edema pendarahan dan trauma.
d. EEG (Eletcro Encephalogram) : memperlihatkan kesadaran oleh gerakan
gelombang patologi.
e. Sinar X : mendeteksi adanya perubahan struktur tulang (fraktur)
8. Penatalaksanaan Medis/Operatif
a. Pada semua pasien denga cedera kepala, lakukan foto tulang belakang cervikal
( Proyeksi antara posturior, lateral, dan adontoid), cural cervikal baru dilepas
setelah depastikan tulang cervikal C1-C7 normal.
b. Pasang jalur IV dengan larutan calin normal (NaCl 0,9%), RL cairan isotonis lebih
efektif dari pada Hipotonis karena tidak menambah edema cerebri.
c. Pasien koma (6<5<8) dengan tanda-tanda herniasi, lakukan :
1) Elevasi kepala
2) Hiper Ventilasi : Intubasi mandatonik intermitan dengan kecepatan 16-20
kali/menit dengan volume tidal 10-12 RL/Kg. Atur tekanan CO2 sampai 28-32
mmHg.
3) Berikan manitol 20% intiavena dalam 20-30 menit. Dosis ulangan dapat
diberikan 4-6 jam, kemudian sebesar ¼ dosis semula setiap 6 jam sampai
maksimal 48 jam pertama
4) Pasang kateter Foley.
5) Konsul bedah saraf bila terdapat indikasi operasi (Hematoma epidural yang
besar, subdural.
9. Terapi Farmakologis
a. Dexamethason/kalmethason sebagai pengobatan anti edema serebral, dosis
sesuai dengan berat ringannya trauma.
b. Therapi hiperventilasi (trauma kepala berat). Untuk mengurangi vasodilatasi.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
c. Pemberian analgetika
d. Pengobatan anti oedema dengan larutan hipertonis yaitu manitol 20% atau
glukosa 40 % atau gliserol 10 %.
e. Antibiotika yang mengandung barrier darah otak (penisilin).
10. Pemeriksaanfisik ( Berdasarkan ABCD / KasusKegwatdaruratan)
1. Pengkajian Primer :
a. Air way : gangguan jalan nafas (sekret)
b. Breathing : - pernafasan cepat
- sesak nafas
- nafas > 24 X /menit
- ronchi
- retraksi dinding dada
c. Circulation : -sianosis
- hipotensi TD < 100/80 mmHg
- bradikardi N < 60 X/m enit
d. Disability : - Penurunan kesadaran GCS < 9
- pupil anisokor
- gelisah
- perubahan sensorik, motorik, dan emosi
2. Pengkajian Sekunder
a. Pemeriksaan head to too
b. Monitor vital sign
c. BTLS ( Bentuk, Tumor, Luka, Sakit)
d. Pemeriksaan Radiologi
e. Pemerisaan Lab
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
12. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Cedera kepala
Cedera otak primer
Cedera otak sekunder
Kerusakan sel otak meningkat
Meningkatkan rangsang simpatis
Meningkatkan vaskular sistemik dan TD meningkat
Penurunan tekanan pembuluh darah pulmonal
Peningkatan tekanan hidrostatik
Kebocoran cairan kapiler
Udem paru
Penurunan cardiac output
Gangguan perfusi jaringan
Gangguan perfusi jaringan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
Data Etiologi Masalah
Cedera kepala
Cedera otak primer
Cedera otak sekunder
Kerusakan sel otak meningkat
Meningkatkan rangsang simpatis
Meningkatkan vaskular sistemik dan TD meningkat
Penurunan tekanan pembuluh darah pulmonal
Peningkatan tekanan hidrostatik
Kebocoran cairan kapiler
Udem paru
Difusi O2 terhambat
Gangguan pola napas
Gangguan pola napas
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
Data Etiologi Masalah
Cedera kepala
Cedera otak primer
Cedera otak sekunder
Kerusakan sel otak meningkat
stress
peningkatan katekolamin peningkatan sekresi asam
lambung
mual, muntah
Nutrisi Kurang Dari kebutuhan tubuh
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
Data Etiologi Masalah
Cedera kepala
Cedera otak primer
Cedera otak sekunder
Kerusakan sel otak meningkat
Gangguan autoregulasi
aliran darah ke otak menurun
O2 Menurun
Asam laktat meningkat
Oedem Otak
Gangguan Perfusi jaringan serebral
Gangguan Perfusi jaringan serebral
13. DiagnosaKeperawatan yang mungkinmuncul dan Prioritas Diagnosa
a. Gangguan perfusi jaringan kardiopulmonal
b. Gangguan perfusi jaringan serebral
c. Gangguan npola napas
d. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No DiagnosaKeperawata
n
Perencanaan
TujuandanKriteriaHasil
(NOC)
Intervensi
(NIC DOMAIN)
Aktivitas
(NIC)
1 Perfusi jaringan kardiopulmonal tidak efektif b/d gangguan afinitas Hb oksigen, penurunan konsentrasi Hb, Hipervolemia, Hipoventilasi, gangguan transport O2, gangguan aliran arteri dan vena
DS:- Nyeri dada- Sesak nafasDO- AGD abnormal- Aritmia- Bronko spasme- Kapilare refill > 3
dtk- Retraksi dadaPenggunaan otot-otot
tambahan
NOC : Cardiac pump Effectiveness Circulation status Tissue Prefusion : cardiac, periferal Vital Sign Status
Setelah dilakukan asuhan selama………ketidakefektifan perfusi jaringan kardiopulmonal teratasi dengan kriteria hasil: Tekanan systole dan diastole dalam
rentang yang diharapkan CVP dalam batas normal Nadi perifer kuat dan simetris Tidak ada oedem perifer dan asites Denyut jantung, AGD, ejeksi fraksi
dalam batas normal Bunyi jantung abnormal tidak ada Nyeri dada tidak ada Kelelahan yang ekstrim tidak ada Tidak ada ortostatikhipertensi
Peripheral Sensation Management (Manajemen sensasi perifer)
a) Monitor nyeri dada (durasi, intensitas dan faktor-faktor presipitasi)
b) Observasi perubahan ECGc) Auskultasi suara jantung dan parud) Monitor irama dan jumlah denyut
jantunge) Monitor angka PT, PTT dan ATf) Monitor elektrolit (potassium dan
magnesium)g) Monitor status cairanh) Evaluasi oedem perifer dan denyut nadii) Monitor peningkatan kelelahan dan
kecemasanj) Instruksikan pada pasien untuk tidak
mengejan selama BABk) Jelaskan pembatasan intake kafein,
sodium, kolesterol dan lemakl) Kelola pemberian obat-obat: analgesik,
anti koagulan, nitrogliserin, vasodilator dan diuretik.
m) Tingkatkan istirahat (batasi pengunjung, kontrol stimulasi lingkungan)
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
No DiagnosaKeperawata
n
Perencanaan
TujuandanKriteriaHasil
(NOC)
Intervensi
(NIC DOMAIN)
Aktivitas
(NIC)
2 Perfusi jaringan cerebral tidak efektif b/d gangguan afinitas Hb oksigen, penurunan konsentrasi Hb, Hipervolemia, Hipoventilasi, gangguan transport O2, gangguan aliran arteri dan vena
DO- Gangguan status
mental- Perubahan perilaku- Perubahan respon
motorik- Perubahan reaksi
pupil- Kesulitan menelan- Kelemahan atau
paralisis ekstrermitas
Abnormalitas bicara
NOC : Circulation status Neurologic status Tissue Prefusion : cerebral
Setelah dilakukan asuhan selama………ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral teratasi dengan kriteria hasil: Tekanan systole dan diastole dalam
rentang yang diharapkan Tidak ada ortostatikhipertensi Komunikasi jelas Menunjukkan konsentrasi dan
orientasi Pupil seimbang dan reaktif Bebas dari aktivitas kejang Tidak mengalami nyeri kepala
Intrakranial Pressure (ICP) Monitoring (Monitor tekanan intrakranial)
a) Monitor TTVb) Monitor AGD, ukuran pupil, ketajaman,
kesimetrisan dan reaksic) Monitor adanya diplopia, pandangan
kabur, nyeri kepalad) Monitor level kebingungan dan orientasie) Monitor tonus otot pergerakanf) Monitor tekanan intrkranial dan respon
nerologisg) Catat perubahan pasien dalam merespon
stimulush) Monitor status cairani) Pertahankan parameter hemodinamikj) Tinggikan kepala 0-45o tergantung pada
konsisi pasien dan order medis
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
No DiagnosaKeperawatan Perencanaan
TujuandanKriteriaHasil
(NOC)
Intervensi
(NIC DOMAIN)
Aktivitas
(NIC)
3
Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan :- Hiperventilasi- Penurunan
energi/kelelahan- Perusakan/pelemahan
muskulo-skeletal- Kelelahan otot pernafasan- Hipoventilasi sindrom- Nyeri- Kecemasan- Disfungsi Neuromuskuler- Obesitas- Injuri tulang belakang
DS:- Dyspnea- Nafas pendekDO:- Penurunan tekanan
inspirasi/ekspirasi- Penurunan pertukaran
udara per menit- Menggunakan otot
pernafasan tambahan- Orthopnea- Pernafasan pursed-lip
NOC: Respiratory
status : Ventilation Respiratory status : Airway
patency Vital sign Status
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ………..pasien menunjukkan keefektifan pola nafas, dibuktikan dengan kriteria hasil: Mendemonstrasikan batuk efektif
dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dg mudah, tidakada pursed lips)
Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)
Airway Management a) Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
b) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
c) Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
d) Pasang mayo bila perlue) Lakukan fisioterapi dada jika perluf) Keluarkan sekret dengan batuk atau
suctiong) Auskultasi suara nafas, catat adanya
suara tambahanh) Lakukan suction pada mayoi) Berikan bronkodilator bila perluj) Berikan pelembab udara Kassa basah
NaCl Lembabk) Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan.l) Monitor respirasi dan status O2
Terapi Oksigena) Bersihkan mulut, hidung dan secret
trakeab) Pertahankan jalan nafas yang patenc) Atur peralatan oksigenasid) Monitor aliran oksigen
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
No DiagnosaKeperawata
n
Perencanaan
TujuandanKriteriaHasil
(NOC)
Intervensi
(NIC DOMAIN)
Aktivitas
(NIC)
4 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhBerhubungan dengan :Ketidakmampuan untuk memasukkan atau mencerna nutrisi oleh karena faktor biologis, psikologis atau ekonomi.DS:- Nyeri abdomen- Muntah- Kejang perut- Rasa penuh tiba-
tiba setelah makanDO:- Diare- Rontok rambut
yang berlebih- Kurang nafsu
makan- Bising usus
berlebih- Konjungtiva pucat
NOC:a. Nutritional status: Adequacy of
nutrientb. Nutritional Status : food and Fluid
Intakec. Weight Control
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama….nutrisi kurang teratasi dengan indikator:
Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
Tidak ada tanda tanda malnutrisiMenunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
Nutrition Management
a) Kaji adanya alergi makananb) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
c) Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
d) Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
e) Berikan substansi gulaf) Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
g) Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
h) Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
i) Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
j) Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
k) Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
- Denyut nadi lemah Nutrition Monitoring a) BB pasien dalam batas normalb) Monitor adanya penurunan berat badanc) Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang
biasa dilakukand) Monitor interaksi anak atau orangtua
selama makane) Monitor lingkungan selama makanf) Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak
selama jam makang) Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasih) Monitor turgor kuliti) Monitor kekeringan, rambut kusam, dan
mudah patahj) Monitor mual dan muntahk) Monitor kadar albumin, total protein, Hb,
dan kadar Htl) Monitor makanan kesukaanm)Monitor pertumbuhan dan perkembangann) Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtivao) Monitor kalori dan intake nuntrisip) Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas oral.Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet